SI1514490156

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM

KARYAWAN SEBAGAI PENUNJANG TERTIB

ADMINISTRASI PADA KOPERASI

UBERSIG PT. SULINDAFIN


SKRIPSI

Disusun Oleh :

NIM
: 1514490156
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

(2018/2019)


UNIVERSITAS RAHARJA

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM

KARYAWAN SEBAGAI PENUNJANG TERTIB

ADMINISTRASI PADA KOPERASI

UBERSIG PT. SULINDAFIN

Disusun Oleh :

NIM
: 1514490156
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata Satu
Program Studi
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Rektor
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Sistem Informasi
           
           
           
           
Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si
       
Euis Sitinur Aisyah, M.Kom
NIP : 000603
       
NIP : 060003

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM

KARYAWAN SEBAGAI PENUNJANG TERTIB

ADMINISTRASI PADA KOPERASI

UBERSIG PT. SULINDAFIN

Dibuat Oleh :

NIM
: 1514490156
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensi

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 05062
   
NID : 16020

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM

KARYAWAN SEBAGAI PENUNJANG TERTIB

ADMINISTRASI PADA KOPERASI

UBERSIG PT. SULINDAFIN

Disusun Oleh :

NIM
: 1514490156
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2018/2019

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juli 2019

Ketua Penguji
 
Anggota Penguji I
 
Anggota Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM

KARYAWAN SEBAGAI PENUNJANG TERTIB

ADMINISTRASI PADA KOPERASI

UBERSIG PT. SULINDAFIN


Disusun Oleh :

NIM
: 1514490156
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi


 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juli 2019
Erika Yolanda
NIM. 1514490156

 

*Tandatangan dibubuhi materai 6.000


ABSTRAKSI

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang berazaskan kekeluargaan. Peranan koperasi sangat penting di Indonesia, karena koperasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Koperasi memerlukan sistem informasi yang dapat memudahkan semua proses yang berkaitan dengan keuangan, salah satunya ialah sistem pengajuan pinjaman. Sistem informasi pengajuan pinjaman pada koperasi Ubersig PT. Sulindafin dinilai belum efektif, karena pengisian form permohonan pinjaman masih menggunakan sistem manual sehingga data mudah hilang dan sulit dicari serta pembuatan laporannya memakan waktu lama. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuat perancangan sistem dengan melakukan analisis dan pengujian sistem serta untuk melakukan implementasi sistem informasi pengajuan pinjaman. Pada penelitian ini dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan studi pustaka. Dan metode yang digunakan dalam menganalisis sistem yaitu analisis PISCES. Sedangkan dalam proses perancangan sistem peneliti menggunakan Notepad++ sebagai proses penulisan bahasa pemograman PHP dan Framework Codelgniter, serta XAMPP sebagai localhost dan MySQL sebagai database. Dengan adanya penelitian ini, maka dapat menghasilkan suatu sistem informasi pengajuan pinjaman berbasis web yang dapat memudahkan anggota dan staf koperasi dalam proses pengajuan pinjaman tersebut. Sehingga proses pengajuan pinjaman pada Koperasi Ubersig PT. Sulindafin menjadi lebih efektif dan efisien.

Kata Kunci: Koperasi, pengajuan pinjaman, sistem informasi, efektif dan efisien.


ABSTRACT

Cooperatives are business entities consisting of people or legal entities based on kinship. The role of cooperatives is very important in Indonesia, because cooperatives can increase the economic growth of the Indonesian people. Cooperatives need an information system that can facilitate all processes related to finance, one of which is a loan application system. Information system for applying for loans at the cooperative Ubersig PT. Sulindafin is considered to be ineffective, because filling out the loan application form still uses a manual system so that the data is easily lost and difficult to find and the making of the report takes a long time. The purpose of this study is to make a system design by analyzing and testing the system and to implement a loan application information system. In this study in the process of collecting data researchers used the method of observation, interviews and literature. And the method used in analyzing the system is PISCES analysis. While in the system design process researchers use Notepad ++ as the writing process for the PHP programming language and Codelgniter Framework, and XAMPP as localhost and MySQL as the database. With this research, it can produce a web-based loan application information system that can facilitate cooperative members and staff in the process of submitting the loan. So that the loan application process at PT Ubersig Cooperative. Sulindafin becomes more effective and efficient.

Keywords: Cooperatives, loan applications, information systems, effective and efficient.



KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul "PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KARYAWAN SEBAGAI PENUNJANG TERTIB ADMINISTRASI PADA KOPERASI UBERSIG PT. SULINDAFIN".

Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1, Program Studi Sistem Informasi pada Universitas Raharja.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom selaku selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Bapak Padeli, M.Kom selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Euis Sitinur Aisyah, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
  5. Bapak Junaidi, S.Kom.,M.Kom sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Ibu Herva Emilda Sari, S.Kom., M.T.I. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  7. Bapak Andri Kurniawan, S.E dan Irwan Syahbudin selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitian skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Ayah, Ibu, Uda, Uni, dan Adik tercinta yang selalu memberikan perhatian penuh yang begitu besar kepada penulis untuk selalu bersemangat dan dukungan moril maupun materil sehingga Skripsi ini terselesaikan dengan baik.
  10. Adit, Mba Indah, Ninik, yang selalu memberikan perhatian penuh yang begitu besar kepada penulis untuk selalu bersemangat dan dukungan sehingga Skripsi ini.
  11. Serta teman-teman seperjuangan Endah, Cece, Ka Ashfi, Ipid, Nisa, Nia, Diah, yang selalu ada dan memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, Juli 2019
Erika Yolanda
NIM. 1514490156

Daftar isi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Metode Analisa PIECES

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5 Final Draf Elisitasi

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Sistem Yang Berjalan dan Sistem Usulan

Tabel 4.2 Bukti Terima Barang

Tabel 4.3 Daftar Beli Barang

Tabel 4.4 Nota Barang

Tabel 4.5 Kesepakatan Pembayaran Cicilanr

Tabel 4.6 Daftar Pinjaman

Tabel 4.7 Daftar Pinjaman Tunai

Tabel 4.8 Bukti Terima Pinjaman

Tabel 4.9 Bagian

Tabel 4.10 Anggota

Tabel 4.11 Simpanan

Tabel 4.12 User

Tabel 4.13 Black Box Testing

Tabel 4.14 Time Schedule

Tabel 4.15 Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasasi Koperasi

Gambar 3.2 Use Case Diagram Yang Berjalan

Gambar 3.3 Activity Diagram Yang Berjalan

Gambar 3.4 Sequence Diagram Yang Berjalan

Gambar 4.1 Use Case Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.2 Activity Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.3 Sequnce Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.4 Class Diagram

Gambar 4.5 Tampilan Menu Login

Gambar 4.6 Tampilan Menu Dashboard

Gambar 4.7 Tampilan Menu Data Master

Gambar 4.8 Tampilan Menu Data Transaksi

Gambar 4.9 Tampilan Menu Data Laporan



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan akan suatu sistem komputerisasi pada zaman sekarang ini mencangkup segala bidang. Perkembangan teknologi informasi pada saat ini sudah sangat pesat sekali terutama di dunia pendidikan, bisnis, pemerintahan dan di segala bidang yang lain. Dalam perkembangan dan kemajuan teknologi, kegiatan dunia usaha sangat membutuhkan perkembangan dan terobosan dalam segi informasi, salah satunya adalah pemakaian komputer dalam segala aspek operasional yang saling terintegrasi. Dengan kemajuan teknologi komputer saat ini, sekarang semua orang berusaha untuk membuat suatu sistem informasi yang baik dan mudah digunakan untuk membantu pekerjaan manusia. Adanya jaringan yang luas dan mudah diakses juga merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan informasi yang mudah dan cepat. Dengan adanya pengembangan inilah, maka setiap perusahaan ingin mengubah sistem yang lama ke sistem yang baru agar tidak tertinggal dari yang lain.

Tujuan koperasi berdasarkan undang-undang no. 25 tahun 1992 adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggotanya dengan cara yang mudah, cepat dan tepat untuk tujuan produktivitas. Pada koperasi Ubersig di PT. Sulindafin yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol No.133 Km2, Karawaci, Kota Tangerang memiliki anggota koperasi yang masih aktif kurang lebih 900 orang.

Pengolahan data keuangan di Koperasi Ubersig yang berjalan saat ini masih manual, dan kurang efektif. Sistem informasi dan pengolahan data yang diterapkan di Koperasi saat ini menggunakan perangkat lunak microsoft excel sebagai penginputan data karyawan serta data simpan / pinjaman, ini dirasa masih belum maksimal, karena begitu banyak file yang pasti menyita waktu bagi petugas. Maka dari itu dibutuhkan suatu perangkat lunak atau software yang merangkum banyaknya data tersebut menjadi mudah diakses demi menunjang kinerja koperasi terkait. Maka untuk mengatasi permasalahan atau kesulitan dibutuhkan aplikasi yang bisa memuat dan mengontrol semua transaksi yang dilakukan.

Oleh sebab itu aplikasi sistem informasi simpan pinjam merupakan salah satu hal penting yang dibutuhkan oleh Koperasi Ubersig di PT. Sulindafin untuk memudahkan dalam mengontrol dan mengendalikan keuangan dan mampu menunjang tertib administrasi yang terdapat dalam koperasi tersebut.

Sehubungan dengan penjelasan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul “ Perancangan Sistem Informasi Simpan Pinjam Karyawan Sebagai Penunjang Tertib Administrasi pada Koperasi Ubersig PT. Sulindafin “ yang diharapkan agar membantu mutu dan kinerja perusahaan meningkat.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka yang menjadi permasalahan pada departemen Littell antara lain :

  1. Bagaimana proses Simpan Pinjam Karyawan yang berjalan saat ini pada Koperasi Ubersig PT. Sulindafin?
  2. Apakah proses Simpan Pinjam Karyawan yang berjalan saat ini sudah efektif dan efisien pada Koperasi Ubersig PT. Sulindafin ?
  3. Apakah proses Simpan Pinjam Karyawan yang berjalan saat ini sudah mampu menciptakan laporan dengan cepat dan akurat pada Koperasi Ubersig PT. Sulindafin?

Ruang Lingkup Penelitian

Agar dalam pembahasan masalah menjadi lebih terarah dan berjalan dengan baik maka perlu adanya ruang lingkup penelitian yang dibahas dalam masalah ini. Permasalahan yang akan penulis bahas mengenai tentang proses pengelolaan data Anggota, Simpanan, Pinjaman, Pembayaran Angsuran serta pembuatan laporan data Anggota, Simpanan, Pinjaman, serta sistem pengolah data berbasis web untuk memperoleh informasi yang tepat dan akurat serta penyajian informasi yang lebih baik.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka yang menjadi permasalahan pada departemen Littell antara lain :

  1. Mengetahui proses Simpan Pinjam Karyawan yang berjalan saat ini pada Koperasi Ubersig PT. Sulindafin.
  2. Menciptakan sistem Simpan Pinjam Karyawan yang mampu berjalan secara efektif dan efisien pada Koperasi Ubersig PT. Sulindafin.
  3. Menciptakan sistem Simpan Pinjam Karyawan yang membuat laporan dengan cepat dan akurat pada Koperasi Ubersig PT. Sulindafin.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Adanya sistem informasi Simpan Pinjam Karyawan pada Koperasi Ubersig PT. Sulindafin.
  2. Terciptanya sistem informasi Simpan Pinjam Karyawan yang mampu berjalan secara efektif dan efisien pada Koperasi Ubersig PT. Sulindafin.
  3. Terciptanya sistem informasi Simpan Pinjam Karyawan yang dapat membuat laporan dengan cepat dan akurat pada Koperasi Ubersig PT. Sulindafin.

Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam rangka penyusunan penelitian laporan skripsi, penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode pengumpulan data menggunakan 3 (tiga) pendekatan yaitu :

  1. Observasi (Pengamatan)
    Melakukan tinjauan langsung ke Koperasi Ubersig di PT. Sulindafin yang beralamat di Jalan Imam Bonjol Karawaci Kota Tangerang, untuk mendapatkan data dan informasi mengenai mekanisme penjualan proses transaksi dan mengenali seputar informasi apa saja kegiatan di koperasi tersebut.
  2. Wawancara
    Selain observasi, penulis melakukan wawancara kepada stakeholder yaitu Karyawan Koperasi Ubersig bernama Bapak Andri Kurniawan dan Bapak Irwan Syahbudin, dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada stakeholder mengenai sistem transaksi yang berjalan saat ini.
  3. Studi Pustaka
    Selain melakukan observasi penulis juga melakukan pengumpulan data dengan cara studi pustaka. Dalam metode ini penulis melengkapi data-data yang diperoleh dengan membaca dan mempelajari beberapa buku dan sumber-sumber dari kepustakaan dan internet yang berhubungan dengan teori yang dibahas dalam pelaporan ini.

Metode Analisis Sistem

  1. Analisis merupakan sebuah proses berkelanjutan dalam penelitian, dengan analisis awal menginformasikan data yang kemudian dikumpulkan. Ketika peneliti sudah selesai dalam mengumpulkan data,maka langkah berikutnya ialah menganalisis data yang telah diperoleh.
  2. Disini penulis menggunakan teknik analisis metode Analisa PIECES ( Performance, Information/Data, Economic, Control/Security, Efficiency, dan Service ) pada penelitian di Koperasi Ubersig PT Sulindafin agar dapat mengumpulkan informasi yang akurat.

Metode Rancangan

  1. Rancangan analisis data adalah bagian integral dari proses penelitian yang dituangkan baik dalam bentuk tulisan atau tidak. Rancangan ini telah terformat sebelum kegiatan pengumpulan data dan pada saat merumuskan hipotesis. Artinya, rancangan analisis data hasil penelitian telah dipersiapkan mulai dari penentuan jenis data yang akan dikumpulkan, sumber data yang ditemui, dan rumusan hipotesis yang akan diuji telah dibuat.
  2. Dalam tahap ini penulis menentukan proses data yang diperlukan oleh sistem baru dengan tujuan memenuhi kebutuhan user dengan alat bantu UML dengan software visual paradigm Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, dan Activity Diagram. Proses perancangan akan menerjemah syarat kebutuhan sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada : struktur data dengan menggunakan MySQL, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dengan menggunakan Framework Yii, dan text editor menggunakan notepad++. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk melakukan pembuatan sistemnya. Langkah – langkah yang dilakukan adalah : menyiapkan rancangan sistem yang rinci, mengidentifikasi alternatif konfigurasi sistem dan menyiapkan usulan implementasi.

Metode Testing

Metode pengujian adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan. Disini penulis menggunakan Black Box Testing,yaitu pengujian aspek fundamental system tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak berfungsi dengan benar.

Metode Prototype

Metode Prototype merupakan satu metode dalam pengembangan perangkat lunak, metode ini merupakan suatu paradigma baru dalam pembuatan / pengembangan perangkat lunak. Dalam metode prototype/prototyping, perangkat lunak yang dihasilkan kemudian dipresentasikan kepada klien, dan klien tersebut diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan kritikan, sehingga perangkat lunak / software yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Perubahan perangkat lunak dapat dilakukan berkali-kali hingga dicapai kesepakatan bentuk dari software yang akan dikembangkan. Pada metode ini, penulis menggunakan bentuk pendekatan Evolutionary Prototype yaitu, prototype yang secara terus menerus dikembangkan hingga prototype tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan oleh system.

Metode Analisa

Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa tahap, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisa agar mendapatkan suatu akhir yang bermanfaat bagi penelitian.Disini penulis menggunakan teknik analisis metode Analisa PIECES ( Performance, Information/Data, Economic, Control/Security, Efficiency, dan Service ) pada penelitian di koperasi karyawan Sulindafin agar dapat mengumpulkan informasi yang akurat.


Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas Laporan Skripsi, maka penulis mengelompokkan laporan ini menjadi beberapa sub-sub dengan sistem penyampaian laporan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian. Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori dan definisi yang berhubungan dengan penulisan Laporan Skripsi yaitu gambaran umum tinjauan organisasi, sejarah organisasi, struktur organisasi dan fungsi-fungsinya, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, UML yang digunakan seperti Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram yang menggambarkan analisa sistem yang berjalan dan permasalahan pokoknya dengan menggunakan analisis PIECES, serta alternatif pemecahan masalah, elisitasi tahap 1,2,3, dan draft final.

BAB IV RANCANGAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI

Bab ini menjelaskan analisa sistem yang diusulkan, serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II
LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Anesia di dalam jurnalnya (2017), “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.” [1]

Menurut Oleh Soleh dkk (2018:128), “Sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dimana sistem biasanya terbagi dalam sub sistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”. [2]

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah prosedur yang saling berhubungan yang terintegrasi antara satu komponen dengan komponen lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Jeperson Hutahaean (2014:3). Supaya Sistem itu dikatakan sistem yang baik memiliki karakteristik yaitu: [3]

  1. Komponen Sistem (Components System)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
  2. Batas sistem (Boundary System)
    Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
  3. Lingkungan sistem (Environments System)
    Lingkungan Luar Sistem adalah diluar batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap di jaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.
  4. Penghubung (Interface System)
    Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.
  5. Masukan Sistem (Input System)
    Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem, yang dapat berupa perawatan (Maintenance Input), dan masukkan sinyal (Signal Input). Maintance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam sistem computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran sistem (Output)
    Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
  7. Pengolah Sistem (Process)
    Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, system akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.
  8. Sasaran Sistem
    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangant menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Klasifikasi Sistem

Menurut Jeperson Hutahaean (2014:6). Sistem dapat iklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang [3]. :

  • Klasifikasi sistem sebagai :
    1. Sistem abstrak (abstract system)
      sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran-pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.
    2. Sistem Fisik (physical system)
      Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.
    3. Sistem diklasifikasikan sebagai  :
      1. Sistem alamiah (natural system)
        Sistem alamiyah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. misalnya sistem perputaran bumi.
      2. Sistem buatan manusia (human made system) (natural system)
        Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin (human machine system).
      3. sebagai keluaran sistem dapat diramalkan.
      4. Sistem diklasifikasikan sebagai :
        1. Sistem tertentu (determimisticl system)
          sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diperidiksi, tak tentu (probalistic system)
          sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.
        2. Sistem diklasifikasikan sebagai :
          1. sistem tertutup (close system)
            sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak beruhubungan dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada , kenyatannya tidak ada hanya relatively closed system.
          2. Sistem terbuka (open system)
            Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendalian yang baik.
          3. Komponen Sistem informasi

            C. Jenis – Jenis Informasi

            Jeperson Hutahaean (2015)[4]  sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu : :

            1. Blok Masukan (Input Block)
              Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.
            2. Blok Model (Model Block)
              Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan metode matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.
            3. Blok Keluaran (Output Block)
              Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
            4. Blok Teknologi (Block Technology)
              Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian diri secara keseluruhan. Teknologi ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
            5. Blok Basis Data (Database Block)
              Basis Data (Database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak (software).
            6. Blok kendali (control block)
              Banyak faktor yang dapat merusakan sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperatur tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisiensinan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.


            Konsep Dasar Sistem

            Definisi Sistem

            Muslihudin & Oktafianto pada buku yang diupload pada deepublish (2016:2)[5]   mengatakan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen atau jaringan dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan saling berkerja sama membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu

            Sedangkan menurut Tyoso (2016:1), [6]   “sistem adalah suatu kumpulan dari komponen-komponen yang membentuk suatu kesatuan berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah satu kesatuan elemen yang saling berhubungan untuk dapat mencapai tujuan tertentu.

            Berdasarkan definisi – definisi tersebut dapat diartikan bahwa system adalah sekumpulan elemen – elemen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu

            Karakteristik Sistem

            Hutahaen (2015) [4]  mengatakan bahwa Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik memiliki karakteristik yaitu :

            1. Komponen Sistem (Components System)
              Komponen sistem merupakan sekumpulan komponen – komponen yang saling terintegrasi membentuk satu kesatuan dalam proses mencapai suatu sasaran tertentu. Komponen sistem memiliki berbagai komponen yang disebut dengan subsistem.
            2. Batas sistem (Boundary System)
              Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi sistem yang satu dengan sistem lainnya, Batasan sistem ini merupakan suatu batas kesatuan sistem sehingga dapat menunjukan ruang lingkup sistem (scope) dari sistem tersebut.
            3. Lingkungan sistem (Environments System)
              Lingkungan sistem adalah segala hal yang berada diluar sistem yang bersifat dapat menguntungkan maupun merugikan sistem. Pada umumnya, sesuatu yang menguntungkan akan dimanfaatkan dan yang merugikan harus tetap dikendalikan untuk tidak mengganggu kelangsungan hidup sistem.
            4. Penghubung/antarmuka Sistem (Interface System)
              Penghubung/antarmuka merupakan sarana penghubung antar subsistem yang satu dengan yang subsistem lainnya. Sebagai alat komunikasi dimana keluaran output dari satu subsitem dapat menjadi ouput subsistem lainnya.
            5. Masukan Sistem (Input System)
              Masukan sistem merupakan sebuah data yang dimasukkan kedalam sistem untuk dapat diolah menjadi sebuah informasi.
            6. Pengolahan (Process System)
              Pengolahan merupakan komponen sistem yang memiliki tugas untuk mengolah data yang telah dimasukkan untuk dapat dikeluarkan menjadi sebuah informasi yang beguna bagi pemakainya.
            7. Keluaran Sistem (Output System)
              Keluaran sistem merupakan komponen hasil akhir dari data yang telah dimasukkan untuk dapat diolah dan menjadi hasil akhir yang dapat diklasifikasikan menjadi keluaran yang beguna.
            8. Sasaran (Objectives) dan Tujuan (Goal)
              Setiap komponen sistem harus tetap dijaga untuk tetap saling terintegrasi guna mencapai sasaran dan tujuan tertentu.

            Konsep Dasar Informasi

            Definisi Informasi

            Pada buku “Rekayasa Perangkat Lunak (2018:55)”[7] yang ditulis oleh Falahah Suprapto pada sistem informasi kita mengolah data menjadi informasi, informasi ini dapat menjadi sumber pengetahuan (knowledge) bagi pengguna sistem. Informasi adalah kumpulan fakta yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi.

            Kualitas Informasi

            Pada buku “Rekayasa Perangkat Lunak (2018:55)”[7] yang ditulis oleh Falahah Suprapto, bahwa parameter kualitas informasi dapat dijelaskan melalui sepuluh karakteristik sebagai berikut:

            1. Accessible, informasi harus mudah diakses oleh pengguna yang berhak sehingga pengguna dapat memperoleh informasi dalam format yang tepat, pada waktu yang tepat dan sesuai kebutuhan
            2. Accurate, informasi harus bebas dari ketidakakuratan sehingga tidak menghasilkan kekeliruan dalam menganilisis informasi.
            3. Complete, informasi harus memuat semua fakta – fakta yang penting.
            4. Flexible, informasi harus dapat digunakan untuk berbagai kepentingan.
            5. Relevant, informasi harus relevan bagi pengguna dan pengambil keputusan.
            6. Reliable, informasi dapat dipeercaya oleh pengguna.
            7. Secure, informasi harus aman dan hanya dapat diakses oleh pengguna yang berhak.
            8. Simple, informasi harus sederhana, tidak terlalu rumit, mudah dibaca, dan dipahami.
            9. Timely, informasi harus sedia saat dibutuhkan.
            10. Verifiable, informasi harus dapat diverifikasi, artinya dapat diperiksa apakah informasi tersebut benar atau tidak.

            Konsep Dasar Data

            Kris H. Timotius (2017:63),[8] menerangkan bahwa “data adalah nilai dari fakta keberadaan sesuatu atau keadaan yang dapat diamati, diukur, dan dihitung. Data tidak otomatis memberikan informasi yang bermanfaat. Data perlu dianalisis, diklasidikasikan, disleksi, dipilah-pilah sehingga menjadi bermakna”. Adapun Menurut Adyanata Lubis (2016:1), [9] “data adalah fakta – fakta yang menggambarkan suatu kejadian yang sebenarnya pada waktu tertentu”.

            Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa data merupakan sekumpulan fakta yang dapat diamati, diukur, dan digambarkan untuk menghasilkan informasi.

            Konsep Dasar Elisitasi

            Tahapan – Tahapan Elisitasi menurut Hidayati (2007) dalam penelitian Abas S, dkk yang berjudul Requirement Elicitation dan Pembuatan Program Dalam Penelitian Teknologi Informasi (2015:3), Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

            1. Elisitasi Tahap I, Pada tahap ini elisitasi berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
            2. Elisitasi Tahap II, Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi.Berikut penjelasan mengenai Metode MDI (Mandatory Desirable Inessential):
              1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksud nya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
              2. “D” pada MDI itu artinya Desirable Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
              3. “I” pada MDI itu artinya Inessential Maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
            3. Elisitasi Tahap III, Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :
              1. “T” Techinical Maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
              2. “O” artinya Operational Maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
              3. E” artinya Economy Maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

              Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

              1. (H) yaitu sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit
              2. (M) yaitu mampu untuk dikerjakan
              3. (L) yaitu mudah untuk dikerjakan.
            4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

            Teori Khusus

            Konsep Dasar Bahan Baku

            Definisi Bahan Baku

            Dalam Jurnal Tri Hernawati Pekan Ilmiah Periode XXI FT.UISU (2017:12),[10], bahan baku merupakan salah satu aspek yang penting guna kelancaran produksi. Kesalahan dalam merencanakan kebutuhan bahan baku berakibat pada perolehan laba yang tidak maksimal. Adapula definisi bahan baku dikutip dari Jurnal yang di tulis oleh Indah Lanastriani, dkk (2016)[11] dalam jurnal Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada UMKM Pempek Dan Kerupuk Beringin yang dikutip dari Margaretha (2014:47) pengertian persediaan bahan baku adalah persediaan bahan baku merupakan bahan baku atau bahan tambahan yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam aktivitas proses produksi persediaan material menjadi komponen utama dari suatu produk.”

            Pengendalian Bahan Baku

            Pada jurnal yang ditulis oleh Witdya Pangestika yang berjudul 5 metode pengendalian biaya bahan baku (2018), [12], bahwa bahan baku dapat dikendalikan dengan metode sebagai berikut :

            1. Metode Order Cycling
              merupakan metode pengendalian bahan baku dengan cara melakukan review secara periodik. Misalnya satu bulan sekali, atau tiga bulan sekali. Jangka waktu untuk me-review sebaiknya disesuaikan dengan jenis bahan baku. Bahan baku yang penting atau mungkin cepat busuk sebaiknya dilakukan review dengan sering (jangka waktu pendek) dibanding bahan baku yang kurang penting atau yang bertahan lama.
            2. Metode The Mix – Max
              Metode pengendalian bahan baku ini didasarkan pada asumsi bahwa persediaan bahan baku berada pada dua tingkat, yaitu tingkat maksimum dan tingkat minimum. Metode ini memastikan bahwa persediaan bahan baku selalu mencukupi, agar penjualan dapat berjalan dengan lancar.
            3. Metode The Two – bin
              Metode ini diterapkan pada jenis bahan baku yang harganya murah (relatif tidak mahal). Metode ini membagi/memisahkan bahan baku menjadi dua bagian. Pertama, bahan baku yang akan digunakan selama periode saat bahan baku diterima dan saat pemesanan dilakukan. Kedua, bahan baku yang digunakan pada periode saat pemesanan dan pengiriman. Pemesanan bahan baku dilakukan pada saat bahan baku bagian pertama sudah digunakan. Sehingga biaya bahan baku menjadi efisien dan efektif.
            4. Metode The Automatic Order System
              metode pemesanan otomatis adalah metode pengendalian bahan baku yang secara otomatis akan melakukan pemesanan bahan baku jika persediaan berada sampai jumlah tingkat pemesanan kembali. Metode ini akan bekerja dengan optimal jika menggunakan bantuan komputer untuk melakukan administrasi persediaan bahan bakunya.
            5. Metode The ABC ( The ABC Plan )
              Metode ABC sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan skala besar yang memiliki jumlah persediaan banyak dan dengan nilai yang berbeda-beda. Pengendalian bahan baku yang nilainya tinggi berbeda dengan persediaan yang nilainya rendah.

            Konsep Dasar BMDTP

            Definisi BMDTP

            Menurut Sayri dalam Skripsi yang ditulis dengan judul Konsep Pengelolaan Pajak yang Adil Perspektif Ibnu Kaldun (2016: 87)[13], kebijakan-kebijakan Proteksi Terhadap Produsen Dalam Negeri diantaranya Bea Masuk ditanggung Pemerintah (BMDTP) yaitu untuk memajukan produksi dalam negeri agar dapat lebih bersaing dan ekspor meningkat dengan cara meringankan bea masuk untuk bahan baku produksi.

            Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) yaitu untuk meminimalisir praktek dumping, Bea Masuk Imbalan yaitu tambahan bea masuk yang dikenakan terhadap barang yang mengandung subsidi yang menyebabkan industri dalam negeri yang memproduksi barang sejenis mengalami kerugian

            BMDTP dapat diberikan kepada industri sektor tertentu. Industri sektor tertentu adalah industri yang layak untuk diberikan BMDTP sesuai dengan kebijakan pengembangan industri nasional. Pemberian BMDTP berdasarkan kriteria penilaian:

            1. memenuhi penyediaan barang atau jasa untuk kepentingan umum, dikonsumsi oleh masyarakat luas dan melindungi kepentingan konsumen
            2. meningkatkan daya saing
            3. meningkatkan penyerapan tenaga kerja
            4. meningkatkan pendapatan negara.

            BMDTP diberikan terhadap impor barang dan bahan untuk memproduksi barang atau jasa guna kepentingan umum dan peningkatan daya saing industri sektor tertentu dengan Kuasa Pengguna Anggaran Belanja Subsidi Bea Masuk ditanggung Pemerintah (“KPABMDTP”) dan alokasi pagu anggaran sebagaimana ditetapkan pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur ketentuan bea masuk ditanggung pemerintah sektor industri tertentu tahun anggaran berjalan.

            Jenis – Jenis Industri Memperoleh BMDTP

            Jenis-jenis barang dan bahan untuk memproduksi barang atau jasa guna kepentingan umum dan peningkatan daya saing industri sektor tertentu lebih rinci diatur dalam lampiran huruf B Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12/PMK.010/2018 Tahun 2018 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Sektor Industri Tertentu Tahun Anggaran 2018 (“Permenkeu 12/2018”) di antaranya:

            1. Barang dan bahan yang diimpor oleh perusahaan pada sektor industri pembuatan kemasan plastik, plastik lembaran, biaxially oriented poly propylene film, karung plastik, palet plastik, botol dan jerigen plastik, terpal plastik, geotekstil, barang atau perabot rumah tangga dari plastik. Beberapa diantaranya adalah (Polypropylene Homopolymer dan Selofan (cellophane))
            2. Barang dan bahan yang diimpor oleh perusahaan pada sektor industri pembuatan kosmetik di antaranya: Eural BT, Grape Seed Extrac, dan Guar Gum.

            Menurut informasi yang kami dapatkan dalam artikel Empat Sektor Industri Terima Fasilitas BMDTP yang kami akses melalui laman Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, dimana pemerintah memberikan fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) kepada empat sektor industri baru, yakni industri pembuatan lead ingot, telepon seluler, kacamata, dan kacang almond. Pemberian insentif fiskal tersebut diharapkan dapat memacu produktivitas dan daya saing industri, terlebih bagi yang akan melakukan investasi baru maupun perluasan usaha atau ekspansi.

            Persyaratan Memperoleh BMDTP

            Masih dalam sumber yang sama, menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ngakan Timur Antara, Hingga saat ini, jumlah sektor industri yang telah memanfaatkan fasilitas BMDTP sebanyak 41 sektor industri yang terdiri dari 217 perusahaan. Stimulus fiskal berupa pemberian fasilitas BMDTP ini telah dilakukan oleh oleh pemerintah sejak tahun 2008.

            Untuk memperoleh BMDTP, Perusahaan harus memenuhi ketentuan/syarat sebagai berikut:

            1. Tidak pernah melakukan kesalahan dalam memberitahukan jumlah atau jenis barang pada Pemberitahuan Pabean Impor dengan fasilitas BMDTP yang menyebabkan kekurangan pembayaran bea masuk selama 1 (satu) tahun terakhir. Pemberitahuan pabean impor yang dimaksud adalah Pemberitahuan Impor Barang (BC 2.0), Pemberitahuan impor barang dari tempat penimbunan berikat untuk diimpor untuk dipakai (BC 2.5), dan pemberitahuan impor barang dari pusat logistik berikat (BC 2.8).
            2. Tidak mempunyai utang bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor yang telah lewat jatuh tempo pembayaran.
            3. Mempunyai rencana impor barang yang telah disetujui dan ditandasahkan oleh pembina sektor industri
            4. Mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Jenderal Bea dan Cukai sesuai format surat permohonan sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dan Peraturan Direktur Jenderal ini.

            Prosedur Pengajuan BMDTP

            Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12/PMK.010/2018 Tahun 2018 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Sektor Industri Tertentu Tahun Anggaran 2018 (“Permenkeu 12/2018”) Prosedur mengajukan permohonan untuk memperoleh bea masuk ditanggung pemerintah, berikut prosedurnya:

            1. Perusahaan mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Bea dan cukai.
            2. Permohonan yang diajukan tersebut dilengkapi dengan dokumen :
              1. asli rencana impor barang yang telah disetujui dan ditandasahkan oleh pembina sektor industri sesuai format sebagaimana tercantum dalam lampiran II disertai data dalam bentuk softcopy
              2. dalam hal perusahaan yang mengajukan permohonan untuk memperoleh BMDTP merupakan penerima fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (“KITE”), selain harus melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf (a), Perusahaan dimaksud harus melampirkan surat keterangan penerapan sistem informasi persediaan berbasis komputer (IT Inventory) yang diterbitkan pada tahun anggaran berjalan atau satu tahun sebelumnya oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atau Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai penerbit keputusan pemberian fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) Pembebasan atau Pengembalian, sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini
            3. Kemudian permohonan disampaikan secara elektronik melalui ortal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atau Portal Indonesia National Single Window.
            4. Jika permohonan disampaikan secara elektronik melalui Portal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atau Portal Indonesia National Single Window, Direktur Jenderal Bea Dan Cukai memberikan persetujuan atau penolakan dalam jangka waktu paling lama lima jam kerja terhitung setelah permohonan diterima secara lengkap dan sesuai.
            5. Dalam hal Portal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atau Portal Indonesia National Single Window belum dapat dioperasikan atau mengalami gangguan operasional, Perusahaan mengajukan permohonan secara manual dalam bentuk hardcopy.
            6. Permohonan disampaikan secara manual dalam bentuk hardcopy, Direktur Jenderal Bea Dan Cukai memberikan persetujuan atau penolakan dalam jangka waktu paling lama tiga hari kerja terhitung setelah permohonan diterima secara lengkap dan sesuai.
            7. Dalam hal permohonan disetujui sebagian atau seluruhnya, Direktur Jenderal Bea Dan Cukai atas nama Menteri Keuangan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pemberian BMDTP atas Impor Barang dan Bahan untuk memproduksi barang atau jasa guna kepentingan umum dan peningkatan daya saing industri sektor tertentu tahun anggaran berjalan.
            8. Tetapi, jika permohonan ditolak sebagian atau seluruhnya, Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama menteri keuangan menerbitkan surat penolakan dengan menyebutkan alasan penolakan.

            Dasar Hukum BMDTP

            Wibowo, dkk (2017:64) [14], menjelaskan bahwa tahap konsep produksi media terbagi menjadi 3, yaitu:

            1. Pra Produksi (Pre Production)

              Merupakan step atau langkah dimana dimulainya perencanaan dan persiapan dari konsep produksi seperti pengumpulan data, melakukan observasi, menemukan ide, times schedule, budget, peralatan yang digunakan serta penentuan crew dan talent.

            2. Produksi (Production)

              Merupakan bentuk kerjasama antara pemain dan crew untuk mewujudkan secara nyata bentuk sinopsis, storyboard dan tepatnya time schedule yang telah dibuat.

            3. Pasca Produksi (Post Production)

              Merupakan tahap finishing sebuah karya menjadi sebuah video yang utuh guna mencapai sebuah cerita kepada audience.

            Konsep Dasar Analisis Pieces

            Junaidi, Novi Cholisoh, Nurhasanah pada jurnal (2018)[15], “metode analisis pieces mengandung hal – hal penting dalam pengevaluasian sistem , seperti :

            1. Performance, keandalan suatu sistem merupakan variabel pertama dari pieces yang memiliki peranan penting untuk melihat sejauh mana dan seberapa handal suatu sistem informasi dalam memproses atau mengolah data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Variabel ini dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam mengevalusasi sistem dengan memperhatikan 2 komponen berikut:
              1. Kemampuan suatu sistem dalam mengerjakan sejumlah perintah dalan periode waktu yang telah ditentukan, dengan baik dan tanpa hambatan (error).
              2. Cepat atau lambatnya kemampuan sistem dalam merenspon suatu perintah/program pembatasan ataupun permintaan terhadap suatu transaksi.
            2. 2. Information, informasi atau data yang disajikan ataupun dibutuhkan oleh perusahaan harus benar–benar memiliki nilai yang berguna untuk pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan.
            3. 3. Economics, ekonomi menjadi suatu parameter apakah dengan pengorbanan suatu perusahaan untuk mengapilikasikan sistem informasi yang saat ini digunakan sepadan dengan hasil yang diperoleh perusahaan.
            4. 4. Control & security , suatu sistem jika tidak disertai dengan pengendalian dan pengamanan yang baik, akan menjadi sistem yang sangat lemah sehingga pihak dari luar sistem sangat mudah untuk masuk dan megacaukan sistem tersebut.
            5. 5. Efficiency, sistem infromasi yang digunakan secara mutlak harus memiliki nilai keunggulan jika dibandingkan dengan penggunaan sistem secara manual. Keunggulan tersebut terletak pada keefisienan saat sistem infromasi tersebut beroperasi. Efisiensi menyangkut bagiamana menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input yang sekecil mungkin. Adapun indikasi suatu sistem dapat dikatakan efisien sebagai berikut :
              1. aBanyak waktu yang terbuang pada aktivitas sumber daya manusia, mesin, atau komputer.
              2. Data dimasukan atau disalin secara berlebihan
              3. Informasi dihasilkan secara berlebihan
              4. Data diproses secara berlebihan
              5. Usaha yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.
              6. Material yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.

            Menurut pegertian diatas maka dapat disimpulkan analisis SWOT adalah cara mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis, ada empat faktor dalam analisis SWOT diantaranya faktor eksternal Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman) dengan faktor internal Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan)

            Konsep Dasar Xampp

            Betha Sidik (2018:6)[16], XAMPP kependekan dari X Apache MySQL PHP and Perl, X mewakili sistem operasi, A untuk Apache adalah server web, M untuk MySQL atau MariDB adalah server database, P yang pertama untuk PHP adalah bahasa pemrograman untuk pembuatan aplikasi, dan P yang kedua untuk Perl adalah bahasa pemrograman untuk pembuatan aplikasi juga. X menyatakan bahwa paket ini bisa untuk Windows ataupun Linux. Sedangkan pendapat lain dari Bani Fahlevi, dkk (2018:74) [17], “XAMPP adalah kompilasi software yang membangun Apache HTTP server, MySQL, PHP dan Perl. Dengan meggunakan XAMPP, instalasi Package software yang dibutuhkan untuk proses pengembangan web dapat dilakukan dengan mudah, tanpa harus dilakukan secara terpisah”.

            XAMPP adalah sebuah perangkat lunak yang menyediakan sebuah paket PHP berbasis open source sehingga pengguna tidak dibingungkan untuk menginstal program satu-satu secara terpisah, XAMPP sebagai alat penghubung sebuah program/sistem agar dapat berkerja.

            Konsep Dasar PHP

            Betha Sidik (2018:4) [16], Dalam Buku Framework Codeigniter 3: Membangun Pemrograman Berbasis Web dengan Berbagai Kemudahan dan Fasilitas Codeigniter. PHP merupakan singkatan dari “Hypertext Processor”, yang merupakan sebuah bahasa scripting tingkat tinggi yang dipasang pada dokumen HTML. Sebagian besar sintaks dalam PHP mirip dengan bahasa C, Java dan Perl, namun pada PHP ada beberapa fungsi yang lebih spesifik. sedangkan tujuan utama dari penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancangan web yang dinamis dan dapat bekerja secara otomatis.

            Cara kerja aplikasi web yang ditulis dengan PHP berdasarkan modul yang ditulis oleh Budi raharjo (2016:39) di Bandung, yaitu :

            1. User menulis www.abcd.com/catalog.php ke dalam address bar dari web browser (IE, Mozila Firefox, Opera, dll).
            2. Web browser mengirimkan pesan diatas kekomputer server (www.abcd.com) melalui internet, meminta halaman catalog.php.
            3. Web server (misalnya Apache), program yang berjalan dikomputer server, akan menangkap pesan tersebut, lalu meminta interpreter PHP (program lain yang juga berjalan dikomputer server) untuk mencari file catalog.php dalam disk drive.
            4. Interpreter PHP membaca File catalog.php dari disk drive.
            5. Interpreter PHP akan menjalankan perintah-perintah atau kode PHP yang ada dalam file catalog.PHP. Jika kode dalam file catalog.php melibatkan akses terhadap database (misalnya MySQL) maka interpreter PHP juga akan berhubungan dengan MySQL untuk melaksanakan perintah-perintah yang berkaitan dengan database.
            6. Interpreter PHP mengirimkan halaman yang diperoleh dari interpreter PHP ke komputer user sebagai respon atas permintaan yang diberikan.
            7. Melalui internet, Apache mengirimkan halaman yang diperoleh dari interpreter PHP ke komputer user sebagai respon atas permintaan yang di berikan.
            8. Web browser dalam komputer user akan menampilkan halaman yang dikirim oleh Apache.

            Konsep Dasar Black Box

            Menurut Arif, dkk dalam jurnal Proceedings of Applied Science (2017),[18], black box merupakan dasar strategi pengujian yang sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi. Pengujian black box tidak harus memiliki pengetahuan tentang alur internal program, struktur atau implementasi dari software yang di tes. Pada pengujian black box kita melakukan pengecekan keseluruhan fungsi dari program yang telah dibuat.

            Konsep Dasar Dasar UML (Unified Model Language)

            Definisi UML (Unified Model Language)

            Menurut Rosa dan M.Shalahuddin (2015) yang dikutip oleh Rachmat, dkk dalam Jurnal yang berjudul Sistem Pakar Identifikasi Tipe Kepribadian Karyawan Menggunakan Metode Certainty Factor (2017:22), [19], black box merupakan dasar strategi pengujian yang sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi. Pengujian black box tidak harus memiliki pengetahuan tentang alur internal program, struktur atau implementasi dari software yang di tes. Pada pengujian black box kita melakukan pengecekan keseluruhan fungsi dari program yang telah dibuat.

            Dari pengertian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah rancangan atau alur sistem dengan meggunakan bahasa visual dengan teknik pemodelan berorientasi objek serta seperangkat tool dalam pengembangan sistem tersebut.

            Jenis - jenis UML (Unified Model Language)

            Diagram uml (unified modelling language) dibagi menjadi beberapa diagram yang masing – masing memiliki karakteristik yang berbeda dalam menggambarkan, memodelkan dan menjelaskan suatu sistem. Pembagian diagram tersebut dapat dilihat di bawah ini :

            1. Use Case Diagram

              Menurut Carina Titus dalam International Journal of Computer Application Vol. 145 No. 9 (2016:20) [20]“Use case modeling is the way of showing how the system stakeholders will interact with the system,delepoing use case helps to understand system requirements in details. (Pemodelan Use Case adalah cara menunjukkan cangkul, stakeholder sistem akan berinteraksi dengan sistem, mengembangkan use case membantu untuk memahami persyaratan siste, secara terperinci)

            2. Activity Diagram

              Menurut Lila Setiyani pada Jurnal Interkom (2018:20), [21]activity diagram merupakan diagram yang menggambarkan alur sequential dari aktivitas sebuah proses bisnis atau use case.

            3. Sequence Diagram

              Menurut Carina Titus dalam International Journal of Computer Application Vol. 145 No. 9 dengan judul A Proposed Prototype on using Online Social Networks as Learning Platfroms (2016:20), [22] “ A Sequence Diagram shows object interactions arranged in time sequence. It depicts the objects and classes involved in the scenario and the sequence of massages exchanged between the objects needed to carry the functionality of the scenario”.(Sequence Diagram menunjukkan interaksi objek yang diatur dalam urutan waktu, ini menggambarkan objek dan kelas yang terlibat dalam skenario dan urutan pijat yang dipertukarkan antara objek yang dibutuhkan untuk membawa fungsionalitas skenario).

            4. Class Diagram

              Menurut Carina Titus dalam International Journal of Computer Application Vol. 145 No. 9 dalam Judul A Proposed Prototype on using Online Social Networks as Learning Platfroms (2016:20),[22] “The is static structure diagram that describe the structure of a system by showing the system’s classes, their atributes, operations (or method), and the relationships among the classes. Figure 2 shows the main classes of the system how tey interact with each other”. (Diagram struktur statis yang menggambarkan struktur sistem dengan menunjukkan kelas sistem, atribut, operasi (metode), dan hubungan di antara kelas. Gambar 2 menunjukkan kelas-kelas utama dari sistem bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain).

            Literature Review

            Menurut Pohan dalam Fitri (2016:15), [23] “Penyusunan kajian pustaka adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi ilmiah. Berupa teori-teori, metode atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah didokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain. Berikut secara luas dalam pembahasan dibawah ini”.

            Menurut Dewi, Zara Rizq, Azzindani Trisna, Candra Ahmadi dan I Gede Suardika (2015:2), [24] “studi literature merupakan pengumpulan data dan informasi dengan cara menggali pengetahuan atau ilmu dari sumber-sumber seperti buku, karya tulis, diktat catatan kuliah, serta beberapa sumber lainnyayang ada hubungannya dengan objek penelitian”.

            Jadi, literature review studi pustaka adalah metode pengumpulan data ilmiah dari berbagai macam sumber terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dibuat.

            Sumber Literature Review

            Terdapat 10 (sepuluh) penelitian yang sebelumnya memiliki suatu korelasi dengan penelitian yang ingin dibahas dalam laporan skripsi ini, yaitu :

            1. Penelitian yang dilakukan oleh Aris Martono, Solehudin dan Fajar Januar Eka Putra dalam Jurnal CERITA (2017) [25] yang berjudul “Project Application Untuk Sistem Pemesanan Dan Pengiriman Barang Berbasis Web Pada Pt. Arai Rubber Seal Indonesia ”tentang Untuk mendukung industri otomotif Perusahaan ini berkembang cukup pesat, dapat dilihat dari pesanan barang yang masuk cukup banyak. Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas produk-produknya juga meningkatkan sistem informasi pemesanan dan pengiriman barang. Pada sistem ini penulis melakukan metode perancangan menggunakan metode UML (Unified Modeling Language) karena dengan menggunakan metode UML, rekayasa dan pengembangan perangkat dapat dilakukan dengan fokus pengembangan dan desain perangkat lunak.
            2. Penelitian yang dilakukan oleh Dedeh Supriyanti, Yudo Bangun Romadhon dan Dedy Iskandar dalam Jurnal CERITA (2015) [26] yang berjudul “Sistem Informasi Persediaan Barang Pada Pt.Hankook Ceramic Indonesia”, menjelaskan tentang masalah yang dihadapi pada sistem informasi persediaan barang di PT. Hankook Ceramic Indonesia adalah kurang adanya sistem informasi yang akurat, cepat, dan tepat walaupun sistem persediaan barang yang ada pada PT. Hankook Ceramic Indonesia masih menggunakan microsoft office, penelitian yang dilakukan penulis adalah melakukan analisa terhadap sistem informasi yang berjalan pada PT. Hankook Ceramic Indonesia. Metodologi yang digunakan yaitu dengan pendekatan siklus hidup pengembangan sistem mulai dari menganalisa sistem yang berjalan melalui UML (Unified Modeling Languange).
            3. Penelitian yang dilakukan oleh Erna Astriyani, Rahmadi Ahmad dan Ricky Alfariz dalam Jurnal CERITA (2017) [27] yang berjudul “Rancangan Sistem Pengadaan Stok Barang Pada Pt. Laju Karunia Jaya”, tentang Bagian pengadaan barang berperan sangat penting dalam menunjang terlaksananya pekerjaan proyek, Terdapat kekurangan dan kendala pada sistem yang berjalan yaitu penerapannya masih menggunakan semi komputerisasi dan manual dimana barang yang masuk digudang diinput dari nota pembelian kedalam Microsoft excel serta barang yang akan keluar dari gudang masih menerapkan pencatatan manual dengan memo pada kertas, Hal ini menyebabkan lemahnya pengontrolan stok barang yang ada digudang yang berdampak kepada kekurangan stok barang maupun kelebihan stok barang serta sering terjadi ketidaksesuaian pelaporan barang, Dimana menyulitkan dalam proses mengadakan barang kembali pada gudang.
            4. Penelitian oleh Gunawan Putrodjojo, Sugesti, dan Helen Tan dalam Jurnal CERITA (2016) [28]dengan judul “Aplikasi Sistem Pembelian Pada Pt. Hings Subur Makmur”, tentang Aplikasi Sistem yang dibuat adalah aplikasi sistem pembelian yang berguna untuk mengurangi tingkat kesalahan yang selama ini terjadi pada proses pembelian dan memudahkan dalam melakukan proses pembelian yang efektif dan efisien. Pada aplikasi sistem ini terdapat beberapa laporan yang berkaitan dengan sistem pembelian. Metode yang digunakan pada sistem pembelian ini menggunakan Unifiel Modelling Language (UML), yang akan dibuat menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.Net dan menggunakan SQL Server 2008 sebagai basis data.
            5. Penelitian oleh Junaidi, Retno Setianingsih, dan Khusnul Khotimah dalam Jurnal Konferensi Nasional Sistem & Informatika (2015)[29]dengan judul “Rancang Bangun Sistem Penerimaan Dan Pengeluaran Barang Menggunakan Java Aplikasi”, Perancangan sistem ini dikembangkan dengan menggunakan Visual Paradigm, dan pembuatan program menggunakan Netbeans dan DBMS MySql. Sehingga aplikasi yang diusulkan diharapkan dapat memberikan informasi stok persediaan barang untuk membandingkan stok barang yang di input' dengan stok fisik barang sebenarnya. Selain itu juga diharapkan dapat membantu pembuatan laporan sesuai dengan kebutuhan, sehingga keunggulan sistem ini terletak pada proses input dan output. Selain itu sistem ini bisa memudahkan pencarian data transaksi serta pembuatan laporan dengan cepat dan akurat.
            6. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu, Tuti Nurhaeni dan Malidah Rohmah Jurnal CCIT (2015) [30] dengan judul “Sistem Persediaan Alat Tulis Kantor Sebagai Penunjang Pengambilan Keputusan Bagian Logistik Di Perguruan Tinggi Raharja”, yang menjelaskan masalah yang dihadapi user pada sistem persediaan alat tulis kantor (ATK) di Perguruan Tinggi Raharja adalah kurangnya dukungan sistem yang mampu mempermudah dalam mengambil keputusan untuk persediaan alat tulis kantor. Sistem persediaan alat tulis kantor yang ada masih menggunakan sistem semi komputerisasi, masih banyak berkas yang digunakan yang dinilai kurang efisien dan belum optimal dalam mendukung user untuk mengambil keputusan. Hal ini membuat proses pengelolaan data menjadi lambat, begitu pula saat penyediaan informasi saat dibutuhkan.
            7. Penelitian yang dilakukan Zahruddin dkk Jurnal CCIT (2018) [31] “Merancang sistem pengolahan ATK berbasis web pada PT. Arthaasia Finance” PT. Arthasia Finance merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, dan memiliki permasalahan dalam melakukan pendataan seperti pembuatan permintaan alat tulis kantor maupun dalam pembuatan laporan setiap bulannya masih menggunakan Microsoft word dan Microsoft Excel. Kebutuhan sistem pengelolaan ATK ini sangat diperlukan. Karena luasnya sistem manajemen yang dijalankan, Sehingga kebutuhan manajemen ATK menjadi sangat penting. Metode pengembangan sistem ini mengacu pada perancangan yang digunakan berupa SDLC (Software Development Lift Cycle) berupa waterfall. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Arthaasia Finance dapat disimpulkan bahwa Perancangan Aplikasi Pengolahan ATK Pada PT. Arthaasia Finance dirancang dengan mudah dalam proses pengoperasiannya, sehingga memudahkan pemakai dalam mengakses informasi, mempermudah karyawan dalam melakukan pekerjaan dengan cepat dan efisien, serta memudahkan staff Department General Affairs dalam melihat data ATK, data permintaan dan memudahkan dalam membuat laporan dan untuk mengurangi kesalahan dalam pencatatan yang dilakukan secara manual.
            8. Penelitian dilakukan oleh Euis Siti Nur Aisyah, Ninis Khoirunisa dan Sara Devi dalam Jurnal Konferensi Nasional Sistem & Informatik (2015)[32]dengan judul “Rancang Bangun Sistem Persediaan Bahan Baku Pada PT. Victory Chingluh Indonesia”. Pada bagian gudang proses pengolahan datanya saat ini masih menggunakan kartu stock barang, catatan buku besar dalam penulisan barang keluar masuk gudang, stock keseluruhan barang yang tersedia di gudang, ketersediaan barang jika barang sudah menipis dan menyebabkan keterlambatan pembuatan laporan. Persediaan bahan baku serta penerimaan dan pengeluaran barang, kurang rapihnya data-data, proses pencarian barang lama mendapatkan informasi. Sistem persediaan bahan baku dirancang dengan pemodelan Unified Modeling Language (UML), menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.Net dan database SQL Server.
            9. Penelitian oleh Michael Essig dalam Internasioan Journal Of Enterprise Information Management (2015) [33]berjudul “Procurement of a supply information system: Lessons learned from the purchase of an inventory management system for C-parts””, tentang Mengingat pentingnya sistem informasi untuk pengadaan, secara mengejutkan ada sedikit upaya untuk menganalisis proses dan alasan yang relevan untuk keputusan pengadaan sistem tersebut dari perspektif yang penting. Tujuan makalah ini adalah untuk mengeksplorasi aspek-aspek ini dalam konteks data pembelian kebutuhan barang.
            10. Penelitian yang di lakukan oleh Kojo Mensah Sedzro,Godfred Amewu ,Joseph Darko,Ezekiel Nii Noye Nortey & Julius B. Dasah dalam International Journal of Transnational Management Vol. 19, No. 4, (2014) [34]yang berjudul “Determinants of Automobile Purchase and Brand Choice in Ghana: Multinomial Logit Approach” studies by examining the purchasers’ criteria choice of automobile in the Ghanaian market and establishing the factors that influence the purchase and estimating the choice of brand”. (Studi dengan memeriksa kriteria pembeli pilihan mobil di pasar Ghana dan menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian dan perkiraan pilihan merek.

            Berdasarkan literatur review diatas yang membedakan dengan peneliti yang paling menonjol adalah secara metodologi yaitu PIECES, yang dimana P adalah performance peneliti memfokuskan pada periode tertentu dalam pemakaian bahan baku, I adalah Infromations peneliti memfokuskan pada mendalami informasi yang didapat guna untuk memecahkan masalah yang terjadi, E adalah Economic yang dimana peneliti akan memikirkan suatu cara untuk meminimalisir pemakaian bahan baku yang berlebihan, C adalah Control yang dimana dengan adanya aplikasi ini semua pemakaian bahan baku akan terkontrol dengan baik, E selanjutnya adalah Effisiency dalam sistem dan aplikasi yang dibuat oleh peneliti akan membuat dimana seluruh karyawan dapat berperan dalam kegiatan ini guna untuk mendapat data yang akurat dan baik, dan yang terakhir adalah S (Service) dengan adanya sistem ini akan menghasilkan laporan pemakaian bahan baku yang akurat, konsisten dan dapat dipercaya.

            BAB III
            GAMBARAN UMUM OBYEK YANG DITELITI

            Gambaran Umum Perusahaan

            Sejarah Singkat PT UNITED CAN

            PT United Can pertama kali didirikan di Shanghai, Tiongkok, oleh Mr. Shang Kong Yuen pada tahun 1923. Perusahaan diperluas ke Indonesia pada tahun 1952 di Jl. Jembatan Lima No. 11 Jakarta dengan nama perusahaan kaleng China Can Company. Kemudian pada tahun 1958 China Can Company berganti nama menjadi Perkalin, singkatan dari Perusahaan Kaleng Indonesia Indah. Kemudian pada tahun 1969 melakukan joint venture dengan perusahaan kemasan kaleng terbesar di Jepang yaitu Toyo Seikan Kaisha (TSK) dan Continental Can Company (CCC) dari Amerika Serikat dan Devlin Steel Corporation dari Hongkong. Perkalin bersama sama dengan 3 perusahaan asing tadi pada tahun 1968 membentuk sebuah badan usaha dengan status PMA yang diberi nama PT United Can Company Limited yang berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 1975 pabrik PT United Can Company dipindahkan ke lokasi baru yang lebih luas di Jl. Daan Mogot Km.17, tepatnya di kampung Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Sementara itu kantor pusat masih tetap bertahan di Jembatan Lima, dan pada awal tahun 1985 dipindahkan juga ke tempat yang dianggap lebih strategis, di Jl. Abdul Muis No.12 yang hanya berjarak sekitar 200 m dari Istana Merdeka Jakarta.

            Struktur Organisasi

            Struktur organisasi dibentuk untuk memperoleh susunan atau hubungan antara bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan suatu sistem yang dapat mengatur organisasi tersebut.

            orgnasisi
            Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT United Can Departemen Littell

            Tugas dan Wewenang

            1. Manager Departemen
              Merupakan pimpinan tertinggi pada departemen littell di pt united can, Perincian tugas nya sebagai berikut :
              1. Memenuhi permintaan barang yang akan di produksi sesuai dengan schedule yang dikeluarkan oleh departemen planning.
              2. Memastikan bahwa bahan baku yang dimiliki tersedia untuk proses pemotongan pada departemen littell untuk segera diproduksi.
              3. Memantau semua proses kerja untuk tidak terjadinya kendala, baik dalam produksi mesin, atau pun administrasi.
              4. Memantau semua kinerja pegawai departemen littell.
              5. Mengambil keputusan ketika terjadi kendala pada mesin sehingga terjadi kehambatan dalam pengiriman proses barang untuk diproduksi pada departemen selanjutnya.
            2. Asisten Manager & admin support
              1. Memantau apakah stock coil yang dimiliki sudah mencukupi permintaan.
              2. Mengelola schedule dari planning untuk menjadi laporan sehingga dapat mengetahui jenis dan jumlah coil yang dibutuhkan.
              3. Memproses administrasi coil yang datang ke perusahaan dari supplier, sehingga barang/coil tersebut dapat diproses oleh staff porduksi.
              4. Membuat permintaan coil yang dibutuhkan sesuai dengan laporan schedule yang telah dikerjakan.
              5. Mengelola laporan yang telah dikerjakan oleh karyawan mesin sebelumnya menjadi sebuah data
              6. Pengambilan keputusan untuk penyediaan bahan baku.
              7. Membuat laporan complaint jika terjadi kecacatan bahan baku dari supplier.
            3. Staff Produksi & Admin produksi
              1. membuat schedule potong dan urutan coil untuk karyawan mesin.
              2. Membuat urutan pengambilan coil untuk dikerjakan oleh karyawan mesin yang akan diserahkan oleh driver forklift coil.
              3. Memastikan bahwa schedule potong yang akan diproduksi oleh karyawan mesin sudah benar dan mencukupi permintaan planning.
              4. Menyediakan dan mengirim barang yang telah dipotong dari coil menjadi sebuah sheet ke departemen lainnya.
              5. Memastikan barang yang telah diproduksi departemen littell sudah oke berdasarkan keputusan Qc yang akan dikirimkan sehingga tidak terjadi kesalahan atau kecacatan barang.
            4. Spv Mesin
              1. Membuat mesin dapat berproduksi dengan baik.
              2. Mengerti mesin dan memperbaiki dengan tim ketika terjadi kerusakan pada mesin.
              3. Mengambil keputusan ketika terjadi masalah besar yang terjadi pada mesin ataupun pada barang yang diproduksi.
              4. Membuat laporan maintenance yang akan dilaporakan kepada manager departemen.
              5. Mengontrol tim mesin yang bekerja satu tim untuk dapat bekerja dengan baik.


            Hasil Produksi Secara Umum

            PT United Can bergerak dibidang Metal Packaging Manufacture menyediakan kemasan kaleng dengan beranekaragam hasil produk dan segmentasi pasar. Oleh karena itu, Pt united can selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan para produsen makanan dan minuman yang menggunakan kemasan kaleng, baik dalam hal kualitas dan kuantitasnya demi kepuasan pelanggan. Berikut ini adalah jenis - jenis produk kemasan kaleng yang dihasilkan oleh Pt united can lain :

            1. Dry Product and Non-Processed Food Can

              PT United Can membuat beberapa kaleng untuk produk kering dan makanan tanpa proses. Kemasan ini tersedia dalam beberapa bentuk penutup dengan sistem tertentu untuk memenuhi kriteria kemasan seperti tahan panas, anti bocor, dan tahan terhadap tekanan udara. Contoh kaleng ini seperti kaleng untuk kemasan mushroom (jamur), kaleng milk powder (susu bubuk), kaleng candy


              Gambar 3.2 Contoh Kaleng Dry & Non Processed Food Can

            2. Processed Food Can

              Dilihat dari segi kemampuan tahan lama, kekuatan, fungsi promosi, maka kaleng tinplate merupakan alternative pilihan dan menjadi pertimbangan untuk kemasan sebuah produk Pt united can merupakan supplier terbesar untuk kaleng tinplate untuk produsen jus, minuman non carbonat, minuman berenergi, ikan sardine.


              Gambar 3.3 Contoh Kaleng Processed Food Can

            3. Beer and Beverage

              Untuk produk seperti bir, minuman ringan berkarbonat, minuman diretort, dan minuman lainya, kaleng aluminium menawarkan keuntungan yang perlu dicatat dalam hal berat, biaya, dan kesatuan produk, anti karat, cepat dingin, dan mudah didaur-ulang. Oleh karena itu, konsumen kaleng ini kebanyakan produsen minuman yang berasal dari luar negeri. Berikut contoh beberapa kaleng bir dan minuman softdrink yang dibuat di PT United Can  :


              Gambar 3.4 Contoh Kaleng beer & beverage

            4. Aerosol Can

              Kaleng aerosol digunakan untuk deodorant, lubrikasi, cat, dan produk hasil dari konsumen lainnya yang berbentuk cairan (liquid). Kaleng aerosol diproduksi dengan toleransi ketat untuk meyakinkan tekanan yang ada dalam aerosol can selalu terjaga. Produsen produk ini meletakan reputasinya pada kemasannya untuk menjaga kesatuan produk dan keamanan ketika pengiriman, penyimpanan dan digunakan. Berikut contoh kaleng aerosol tersebut antara lain :


              Gambar 3.5 Contoh Kaleng aerosol

            5. Specialty Can

              PT United Can menawarkan kaleng cetakan dan emboss dengan ukuran dan bentuk yang cukup banyak. Kaleng dengan cetakan dapat berupa “kaleng unik” atau bentuk yang tertentu sesuai dengan keinginan konsumen. Berikut ini adalah contoh kaleng spesial yang telah diproduksi PT United Can, seperti : kaleng kue berbentuk segi empat, kaleng dengan diameter besar, dan kaleng semir sepatu.


              Gambar 3.6 Contoh Kaleng specialty

            6. Closures and Component

              PT United Can menawarakan beragam kaleng penutup dan komponen. Ini termasuk Easy Open End (EOE), Flaten Can, Bottle Crown Cap,Pilfer Proof Aluminium Cap (PP Cap) untuk produk farmasi dan aerosol cone dan dome.


              Gambar 3.7 Contoh Kaleng closure & component

            7. Tennis Ball Can

              PT United Can menyediakan easy pull vacuum untuk kaleng bola tenis. Dengan kemasan kaleng jenis ini memungkinkan produk bola tenis sampai ke pembeli dengan kondisi terbaik, karena pengemasannya dengan cara vacuum prosess.


              Gambar 3.8 Contoh Kaleng tennis ball

            VISI dan MISI PT United Can

            1. Visi
              PT United Can bertujuan untuk menjadi pemimpin pasar dalam industri pembuatan kaleng kemasan untuk 2 piece dan 3 piece di Indonesia dan industri pembuatan kaleng yang termuka di Asia Tenggara.
            2. Misi
              Menyediakan kaleng 2 piece dan 3 piece, tutup dan jenis tutup lainnya, batre jaket dan lembaran sheet untuk pelanggan kami yang memenuhi semua persyaratan dalam hal kualitas, jumlah, dan waktu pengiriman. Mempunyai komitmen penuh untuk memenuhi semua persyaratan Sistem Manajemen Mutu, keamanan pangan termasuk terhadap gangguan dan pemalsuan keamanan pangan, kesehatan dan keamanan kerja, Akuntabilitas Sosial serta perlindungan lingkungan.

            Sistem Ketenagakerjaan dan Jam Kerja Perusahaan

            Sistem personalia di PT United Can berdasarkan status kepegawaiannya terbagi menjadi dua golongan yaitu :

            1. Karyawan Staff.
            2. Karyawan Non Staff.

            Selain karyawan-karyawan di atas, untuk memenuhi kebutuhan akan karyawan PT United Can juga mempekerjakan karyawan kontrak.

            Karena banyak sekali kendala dan kekurangan dengan sistem jam kerja sebelumnya,maka pada awal tahun 2007 PT United Can Company menggunakan sebuah sistem baru yaitu sistem 4-2 dengan rincian sebagai berikut :

            1. Jam kerja karyawan maksimal 40 jam dalam 1 minggu.
            2. Karyawan masuk 4 hari dalam 1 minggu dan libur 2 hari.
            3. Karyawan masuk pagi dalam 4 hari dan 4 hari berikutnya masuk malam.

            Tata Laksana Sistem yang Berjalan

            Prosedur Sistem yang Berjalan

            1. Penerimaan Coil BMDTP
              Bahan baku yang digunakan oleh Pt United Can berupa coil/gulungan baja, coil yang datang dari supplier diterima pihak departemen, dalam jenis, jumlah dan supplier yang berbeda-beda. Untuk spesifikasian coil BMDTP tersebut maka admin memberi marking pada sistem sehingga tidak terjadinya kesalahan ketika coil tersebut ingin diproduksi.
            2. Pembuatan Laporan coil shearing
              Laporan ini rutin dilakukan setiap hari, setiap ada aktivitas produksi. Laporan ini dilakukan secara manual yang dilakukan oleh operator mesin, laporan ini berisikan, supplier, ukuran, design, down time, nama operator, leader dan supervisor, ada baris dan kolom untuk no lot, no coil, berat coil (kg) lalu hasil potong dengan status yang berbeda. Dalam laporan ini tidak ada perbedaan antara coil BMDTP dan non BMDTP, laporan perlembarnya hanya dibedakan dengan ukuran dan supplier saja. Sehingga tugas admin yang memisahkan antara laporan coil BMDTP dan non BMDTP.
            3. Pembuatan Laporan coil BMDTP
              Selama ini dalam pengerjaan laporan penggunaan coil BMDTP masih berjalan secara semi komputerisasi (excel) sehingga dalam pengerjaan laporan ini tidak berjalan efektif dan rentan terjadi kesalahan. laporan penggunaan coil BMDTP ini berdasarkan coil shearing yang dikerjakan oleh karyawan produksi yang kemudian akan dispesifikasikan laporan khusus BMDTP oleh pegawai administrasi produksi. Berikut langkah pengerjaan coil Bmdtp pada departemen littell :
              1. Pembuatan laporan menggunakan Ms. Excel dengan pemisahan coil bmdtp dengan non bmdtp berdasarkan coil shearing tersebut.
              2. Memasukan laporan coil shearing berdasarkan lot ucc dengan jumlah hasil potong produksi.
              3. Menghapus stock coil Bmdtp yang telah digunakan dalam file stock dilakukan dengan cara manualisasi yaitu dengan menghapus satu-satu coil yang digunakan tersebut.
              4. Output nya masih menggunakan ms. excel berupa report, berapa jumlah dan jenis col yang digunakan.

            Rancangan Prosedur Sistem yang Berjalan

            Untuk menganalisa sistem berjalan, penelitian ini menggunakan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

            Use Case Diagram Sistem yang Berjalan


            Gambar 3.9 Use Case Diagram Sistem Pengelolaan Coil BMDTP

            Berdasarkan gambar 3.9 Use Case Diagram yaitu :

            1. Terdapat 1 sistem mencakup proses kegiatan yang berjalan.
            2. Terdapat 4 actor dalam proses kegiatan yang berjalan, yaitu, spv mesin, manager dept, asisten manager dan admin produksi
            3. lima use case kegiatan oleh actor, yaitu : penerimaan barang, stock coil, cutting order, form coil shearing, laporan hasil potong bmdtp.

            Activity Diagram Sistem yang Berjalan

            Activity diagram ini menggambarkan alur aktifitas dari kegiatan-kegitan yang berjalan saat ini.


            Gambar 3.10 Activity Diagram Report Stock BMDTP

            Berdasarkan gambar 3.10 Acitivity Diagram target yaitu :

            1. Terdapat 1 Initial node merupakan awal proses kegiatan.
            2. Terdapat 4 Swimline yaitu asisten manager, admin produksi, spv mesin, manager.
            3. Terdapat 8 Action dari sistem yang mencerminkan eksekusi suatu aksi.
            4. 1 final node yang merupakan akhir proses kegiatan

            Sequence Diagram Sistem yang Berjalan

            Diagram sequence merupakan gambaran dari kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan diterima antar objek.


            Gambar 3.11 Sequance Diagram Target

            Berdasarkan gambar 3.11 Sequance Diagram diatas yaitu :

            1. Terdapat 4 Actor terdiri dari asisten manager, admin, spv mesin, dan manager.
            2. Terdapat 5 Lifeline terdiri dari penerimaan barang, stock coil, form cutting order, form coil shearing, laporan bmdtp.
            3. Terdapat 10 message memberikan informasi– informasi tentang gambaran aktifitas yang berlangsung pada proses kegiatan yang dilakukan oleh actor diantaranya adalah menyusun, memberi menerima.

            Analisa Sistem yang Berjalan

            AnalisaBatasan Sistem

            Suatu sistem pasti memiliki batasan untuk memisahkan antara sistem dengan lingkungan luarnya. Sesuai dengan permasalahan yang dia ambil yaitu proses pembuatan form cutting order, proses pembuatan form coil shearing, proses pembuatan laporan hasil potong dan stock bmdtp.

            Metode Analisa Sistem PIECES

            Analisis PIECES dilakukan untuk menilai sistem yang berjalan pada perusahaan berdasarkan Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, serta Service. Berikut adalah hasil analisis PIECES yang telah dilakukan:

            1. Performance
              Pengolahan input data belum efektif dan efisien, terdapat kesalahan input kategori barang, penginputan hasil produksi potong coil yang kurang diperhatikan sehingga membuat transaksi yang berjalan tidak sesuai dengan akun transaksi tersebut.
            2. Information
              Akurat : Penyajian informasi masih sering terjadi kesalahan karena pengolahan data yang kurang akurat (masih besar kemungkinan terjadinya human error), oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang terkomputerisasi.
            3. Economy
              Biaya : Mengeluarkan biaya ekonomis, tenaga dan waktu dalam proses pencatatan hingga pengolahan laporan keuangan karena masih menggunakan MS. Excell.
            4. Control
              Kegiatan copy paste yang menyebabkan kurang efektif dan efisien dalam kegiatan review laporan yang telah dikerjakan.
            5. Effisiency
              Sumber Daya Biaya : Kertas yang digunakan untuk mencetak laporan yang tidak akurat/terjadi kesalahan.
              Sumber Daya Tenaga : Pengerjaan yang dilakukan oleh satu admin yang proses pengerjaannya belum menggunakan sistem yang terkomputerisasi, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan membutuhkan waktu yang cukup lama.
            6. Service
              Proses pelayanan sistem yang berjalan saat ini belum mempermudah admin produksi untuk membuat laporan dalam pengelolaan coil bmdtp, sehingga mengakibatkan kurang efektif dan efisien menghasilkan laporan yang akurat. Hasil analisis PIECES ini menyatakan bahwa sistem yang saat ini berlangsung tidak optimal.

            Konfigurasi Sistem Berjalan

            Spesifikasi Hardware

            1. Processor : Intel (R) Pentium (R) CPU G2030T
            2. Monitor : BenQ G615HDPL
            3. Mouse : USB Optical Mouse
            4. Keyboard : QWERTY
            5. RAM : 2 GB
            6. Harddisk : 250 GB
            7. Printer : Laserjet

            Spesifikasi Software

            1. Microsoft Office 2007
            2. Google Chrome dan Mozilla Firefox
            3. Acrobat Reader DC

            Hak Akses (Brainware)

            1. Manager
            2. Asisten Manager
            3. Spv. Mesin
            4. Admin

            Permasalahan yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

            Permasalahan yang Dihadapi

            Permasalahan yang dihadapi, pemakaian coil BMDTP saat ini masih belum teridenfikasi dikarenakan sering terjadinya human error diketahui ketika pembuatan laporan hasil pemotongan dan ketika dibuat laporan stock coil BMDTP, sistem yang diusulkan khusus dirancang untuk membantu kinerja dalam proses penyusunan laporan stock BMDTP. Perancangan yang secara custom tersebut dapat dikatakan salah satu kelebihan dari sistem yang diusulkan, karena telah disesuaikan dengan kebutuhan dan kegiatan yang berlangsung. Sistem yang diinginkan adalah sistem yang dapat mengontrol pemakaian bahan coil BMDTP sehingga dapat menghasil suatu laporan hasil potong dan stock BMDTP secara otomatis dan dapat menghasilkan laporan yang lebih baik dari sebelumnya.

            Alternatif Pemecahan Masalah

            setelah mengamati dan menganalisis dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem pelayanan yang berjalan saat ini, peneliti mengusulkan beberapa alternatif pemecahan dari permasalahaan yang dihadapi, yaitu antara lain :

            1. Membuat aplikasi sistem berbasis website yang terintegrasi secara komputerisasi sehingga data dapat diakses oleh komputer lain dengan terhubung dengan database yang sama tanpa perlu copy paste file laporan untuk melihat informasi hasil potong dan laporan stock tentunya mempermudah manager dalam proses pemeriksaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap laporan pengelolaan bahan baku bmdtp.
            2. Sistem yang dibuat harus terintegrasi semua proses yang berkaitan dengan laporan seperti laporan hasil potong dan laporan stock BMDTP yang akurat dan cepat.
            3. Sistem harus dapat menyimpan data setiap transaksi yang ada dengan baik dan aman, karena database sangat penting untuk memiliki tight security untuk menghindari terjadinya peretasan database ataupun miss database.
            4. Sistem yang dibuat harus mempunyai level untuk mengakses sistem tersebut dengan hak akses yang berbeda untuk setiap levelnya, seperti Admin dan Manager, serta sistem yang dibuat bersifat Open Source agar dapat meminimalisir pengeluaran pada kantor.

            User Requirement

            Untuk menanyakan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem yang dapat menjadikan suatu kegiatan menjadi mudah diperlukannya suatu metode yang berisi tentang rancangan dari kebutuhan suatu sistem baru yang akan dibuat yaitu dengan metode elisitasi.

            Elisitasi Tahap I

            Elisitasi tahap 1 yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisis pada bagian dan pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem yang akan dikembangkan. Berikut ini lampiran Elisitasi tahap I yang telah dibuat:

            Tabel 3.1 : Tabel Elisitasi Tahap I

            Elisitasi Tahap II

            Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement yang diberi opsi inessential (I) harus dieliminasi :

            Tabel 3.2 : Tabel Elisitasi Tahap II

            Elisitasi Tahap III

            Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Requirements yang opsinya High (H) di kolom TOE harus dieliminasi.

            Tabel 3.3 : Tabel Elisitasi tahap III

            Final Draft Elisitasi

            Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikerjakan.

            Tabel 3.4: Tabel Final Draft Elisitasi

            BAB IV
            RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

            Rancangan Sistem Usulan

            Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan dalam suatu sistem berjalan pada Pt united can departemen littell, maka tahap selanjutnya akan membahas sistem yang diusulkan. sistem yang diusulkan akan merubah proses pengerjaan laporan pada bahan baku material non BMDTP. Dalam pembuatan laporan bmdtp dapat dilakukan secara mudah cukup dengan menginput lot ucc, maka akan muncul jumlah kg, hasil potong dan supplier, sehingga dalam stock sudah akan menghilang secara otomatis, tidak perlu dihapuskan satu persatu seperti sistem yang berjalan, sehingga untuk mendapatkan laporan hasil potong material non bmdtp dapat diterima dengan cepat oleh manager departemen.

            Dalam proses usulan ini, mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pegawai, baik dari karyawan mesin ataupun dari administrator (human error), sehingga laporan yang dihasilkan menjadi lebih akurat. sistem dibuat untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, baik dari sistem maupun dari manusia itu sendiri. Maka diharapkan pula sistem usulan ini dapat memecahkan masalah pada pt united can departemen littell, dan membantu memudahkan pekerjaan pegawai untuk menciptakan laporan yang cepat, tepat dan akurat.

            Prosedur Sistem Usulan

            1. Asisten Manager
              Dalam rancangan usulan ini, asisten manager bertugas yaitu antara lain:
              1. Dapat melakukan login pada menu dashboard.
              2. Menerima bahan baku/coil datang dari supplier.
              3. Memasukkan barang datang kedalam sistem pada menu receive, data tersebut meliputi:
                1. Tanggal terima
                2. Lot ucc
                3. Supplier
                4. Ukuran coil
                5. No coil
                6. Berat coil (kg)
                7. Jumlah coil
                8. Nomor PO
                9. Note
              4. Dapat melakukan print out untuk hasil laporan penerimaan barang.
              5. Dapat mengambil seluruh data, baik stock coil, ataupun stock hasil potongan coil yang berada dalam menu inventory.
              6. Dapat melakukan logout
            2. Admin Produksi
              admin produksi dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain:
              1. admin produksi dapat melakukan login
              2. Menampilkan menu utama atau dashboard.
              3. Membuat perintah kerja untuk spv mesin berupa form cutting order.
              4. Dapat mengambil data stock coil yang telah diterima oleh asisten manager.
              5. Memasukan urutan jumlah coil perukuran yang akan dieksekusi oleh spv mesin, dan jumlah permintaan yang harus disiapkan untuk langsung dikirim pada departemen selanjutnya.
              6. Dapat melakukan edit, menambah atau mengurangi jumlah coil yang digunakan jika terjadi error pada mesin sehingga coil tidak dieksekusi.
              7. Mengapprove hasil potong coil.
              8. Dapat mengambil seluruh data, baik stock coil, ataupun stock hasil potongan coil yang berada dalam menu inventory.
              9. Dapat melakukan print out
              10. admin produksi ini yang melakukan transaksi pengiriman barang hasil potong yang berupa lembaran perskid kepada departemen lain untuk dilakukan produksi selanjutnya, sesuai dengan permintaan planning sebelumnya pada menu transaksi
              11. Dapat melakukan logout.
            3. Spv mesin
              Spv mesin dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi yaitu :
              1. Spv mesin dapat melakukan login
              2. Menampilkan menu utama atau dashboard.
              3. Spv mesin & tim dapat menginput coil yang akan dieksekusi satu persatu. Dengan memasukan lot ucc yang akan secara sistemastis akan muncul ukuran, supplier. lalu memasukkan ukuran coil yang akan dimasukkan menjadi ukuran lembarannya dan design kaleng terebut.
              4. Dapat melakukan hasil potong dan status hasil potong. Berupa : baik, R2. R1.
              5. Spv & tim melakukan pengisian downtime.
              6. Dapat melakukan print label skid.
              7. Dapat melakukan logout.
            4. Manager
              Manager dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi yaitu :
              1. Manager dapat melakukan login
              2. Menampilkan menu utama atau dashboard.
              3. Dapat melihat laporan stock dan laporan hasil potong
              4. Dapat melakukan logout.

            Usecase Diagram yang diusulkan

            Diagram usecase yang diusulkan pada sistem pengelolaan coil bmdtp adalah sebagai berikut :

            1. Usecase Sistem BMDTP


            Gambar 4.1 : Usecase diagram Sistem BMDTP

            Berdasarkan gambar 4.1 dapat dijelaskan :

            1. Terdapat 4 aktor yaitu manager, asisten manager, admin produksi dan spv mesin .
            2. Terdapat 16 usecase.
            3. Terdapat 10 message memberikan informasi– informasi tentang gambaran aktifitas yang berlangsung pada proses kegiatan yang dilakukan oleh actor diantaranya adalah menyusun, memberi menerima.

            Activity Diagram yang diusulkan

            1. Activity Diagram Barang Masuk


            Gambar 4.2 : Activity diagram Barang Masuk

            Berdasarkan gambar 4.2 Activity Diagram Barang Masuk diatas terdapat:

            1. 1 initial Node, objek yang diawali.
            2. 7 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
            3. 1 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak.
            4. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

            2. Activity Diagram Coil Shearing


            Gambar 4.3 : Activity diagram Coil Shearing

            Berdasarkan gambar 4.3 Activity Diagram Coil Shearing diatas terdapat:

            1. 1 initial Node, objek yang diawali
            2. 8 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
            3. 1 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak.
            4. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

            3. Activity Diagram Cutting Order


            Gambar 4.4 : Activity diagram Cutting Order

            Berdasarkan gambar 4.4 Activity Diagram Cutting Order diatas terdapat:

            1. 1 initial Node, objek yang diawali
            2. 7 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
            3. 1 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak.
            4. 1 Activity Final Node, objek yang diakhir

            Sequence Diagram yang diusulkan

            1. Sequence Diagram Spv. Mesin


            Gambar 4.5 : Sequence diagram Spv. Mesin

            Berdasarkan gambar 4.5 Activity Di Spv. Mesin terdapat :

            1. 1 actor, yang melakukan kegiatan.
            2. 4 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
            3. 5 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi

            2. Sequence Diagram Manager


            Gambar 4.6 : Sequence diagram Manager

            Berdasarkan gambar 4.6 Activity Diagram Manager terdapat :

            1. 1 actor, yang melakukan kegiatan.
            2. 5 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
            3. 6 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.

            3. Sequence Diagram Asisten Manager


            Gambar 4.7 : Sequence diagram Asisten Manager

            Berdasarkan gambar 4.7 Activity Diagram Asisten Manager terdapat :

            1. 1 actor, yang melakukan kegiatan.
            2. 8 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
            3. 9 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.


            4. Sequence Diagram Admin Produksi


            Gambar 4.8: Sequence diagram Admin Produksi

            Berdasarkan gambar 4.8 Activity Diagram Admin Produksi terdapat :

            1. 1 actor, yang melakukan kegiatan.
            2. 6 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
            3. 7 mesagge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.

            Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

            Berikut ini merupakan perbedaan antara sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan dalam sistem pengelolaan coil Bmdtp, adapun perbedaannya sebagai berikut :

            Tabel 4.1 : Perbedaan Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan

            Rancangan Basis Data

            Class Diagram

            Class diagram digunakan untuk membantu memvisualisasikan kelas dari suatu sistem, karena suatu class diagram memiliki kelompok objek dengan atribut dan relasi yang sama.


            Gambar 4.9 : Class diagram

            Spesifikasi Basis Database

            Rancangan basis data digunakan untuk mempermudah dalam menggambarkan tabel-tabel yang ada di dalam database, serta dapat membantu pemrograman dalam mengambil atau menampilkan data. Salah satunya untuk menggambarkan spesifikasi tabel-tabel yang ada di dalam database, berikut ini merupakan spesifikasi tabel pada sistem yang diusulkan.

            1. Tabel Master Data Kategori

            Tabel 4.2 : Master Data Kategori

            2. Tabel Master Data Suplier

            Tabel 4.3 : Master Data Suplier

            3. Tabel Master Data Menu

            Tabel 4.4 : Master Data Menu

            4. Tabel Master Data Role

            Tabel 4.5 : Master Data Role

            5. Tabel Master Data User

            Tabel 4.6 : Master Data User

            6. Tabel Transaksi Barang Masuk

            Tabel 4.7 : Transaksi Barang Masuk

            7. Tabel Transaksi Cutting

            Tabel 4.8 : Master Transaksi Cutting

            Rancangan Program

            1. Tampilan halaman login


            Gambar 4.10: Tampilan Halaman Login

            Tampilan diatas merupakan tampilan awal sebelum masuk kedalam sistem, setiap user harus melakukan login dengan memasukan username dan password yang benar agar dapat masuk kedalam sistem.

            2. Tampilan Untuk Master Data Kategori Barang


            Gambar 4.11: Tampilan Halaman Master Data Kategori Barang

            Tampilan diatas merupakan tampilan menampilkan data kategori barang.

            3. Tampilan Halaman Untuk Menambahkan Data Kategori Barang


            Gambar 4.12: Tampilan Halaman Menambahkan Master Data Kategori Barang.

            Tampilan diatas merupakan tampilan menambahkan data kategori barang.

            4. Tampilan Halaman Untuk Edit Data Kategori Barang


            Gambar 4.16: Tampilan Halaman Edit Master Data Kategori Barang

            Tampilan diatas merupakan tampilan edit data kategori barang.

            5. Tampilan Halaman Untuk Menghapus Data


            Gambar 4.13: Tampilan Halaman Menghapus Data

            Tampilan diatas merupakan tampilan Menghapus Data.

            6. Tampilan Halaman Suplier


            Gambar 4.14: Tampilan Halaman Suplier

            Tampilan diatas merupakan tampilan untuk menampilkan data suplier.

            7. Tampilan Halaman Menambah Data Suplier


            Gambar 4.15: Tampilan Halaman Menambah Data Suplier

            Tampilan diatas merupakan tampilan untuk menambah data suplier.

            8. Tampilan Halaman Edit Data Suplier


            Gambar 4.16: Tampilan Halaman Edit Data Suplier

            Tampilan diatas merupakan tampilan untuk edit data suplier.

            9. Tampilan Halaman Data Barang Masuk


            Gambar 4.17: Tampilan Halaman Data Barang Masuk

            Tampilan diatas merupakan tampilan untuk menampilkan data barang masuk.

            10. Tampilan Halaman Tambah Menambah Data Barang Masuk


            Gambar 4.18: Tampilan Halaman Menambah Data Barang Masuk

            Tampilan diatas merupakan tampilan untuk menambahkan data barang masuk.

            Konfigurasi Sistem Usulan

            Spesifikasi Hardware

            Perangkat keras merupakan salah satu bagian peting di dalam berjalannya sebuah sistem. Perangkat keras memiliki banyak jenis yang dapat digunakan seperti, PC, Laptop, iPad, Tablet, Handphone, dll semua jenis perangkat lunak tersebut dapat bekerja membantu brainware dalam menggunakan sistem yang dirancang ini. Berikut ini konfigurasi sistem perangkat keras yang dibutuhkan:

            1. Processor : Minimal 2,1 GHz
            2. Monitor : Minimal VGA
            3. RAM : Minimal 2 GB
            4. Modem USB : Minimal Kecepatan 14,4 Mbps
            5. Harddisk : 250 GB

            Spesifikasi Software

            Selain itu hal yang menjadi pendukung berjalannya sebuah sistem adalah Perangkat lunak merupakan penghubung antara instruksi-instruksi yang dibutuhkan oleh brainware untuk menjalankan hardware sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Berikut adalah spesifikasi yang dibutuhkan:

            1. Sistem operasi yang dapat digunakan bisa berupa Windows.
            2. Browser yang dapat digunakan antara lain Google Chrome, Safari, dan Mozila Firefox.

            Hak Akses (Brainware)

            Dalam sistem yang dikembangkan yaitu pada sistem pengelolaan coil bmdtp harus memiliki user untuk menjalankan sistem tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa user yang dapat mengakses, diantaranya:

            1. Admin Produksi
            2. Manager
            3. Asisten Manager
            4. Spv.Mesin

            Testing

            Metode Testing

            a. Blackbox Testing

            Pengajuan terhadap sistem ini menggunakan balckbox testing yang dimana memiliki tugas pokok dalam perencanaan prosedur jaminan kualiatas suatu software, mengembangkan, merekomendasikan, dan memantau tindakan perbaikan dan pencegahan. Adapun beberapa pengujian yang dilakukan dengan Blackbox Testing sebagai berikut :

            Tabel 4.9 Daftar Pengujian

            1. Login

            Pengujian pada login ini berfungsi sebagai apakah login yang digunakan pada aplikasi pengeolaan bahan baku dapat beroperasi sebagaimana yang diharapkan dimana inputan username dan password harus benar dan telah terdaftar sebelumnya di aplikasi. berikut ini merupakan hasil pengujian pada login pemantauan penjualan :

            Tabel 4.10 : Pengujian Login

            2. Menambah Master Data Kategori Barang

            Dalam pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah form penambahan master data ketagori barang berjalan dengan baik atau tidak, yang memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Form ini hanya dapat dilakukan oleh admin :

            Tabel 4.12 : Pengujian Logout Sistem

            3. Logout

            Dalam pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah fungsi logout dapat berjalan dengan baik atau tidak, yang memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pengujiannya sebagai berikut :

            Tabel 4.10 : Pengujian Login

            Evaluasi

            Setelah dilakukan pengujian pada sistem dengan menggunakan black box testing seperti yang telah diuraikan pada sub bab testing sebelumnya bahwa aspek yang diuji bekerja sesuai dengan yang diharapkan, sebagai contoh form login, form menambah data prospect, export laporan dan logout dapat berjalan dengan baik.

            Implementasi

            Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya.

            Time Schedule

            Dalam melakukan penelitian ini tentu memerlukan proses dan kegiatan yang banyak memakan waktu dalam penyelesaiannya, dibawah ini merupakan jadwal dari kegiatan yang dilakukan selama penelitian berlangsung:

            Tabel 4.13: Time Schedule

            Estimasi Biaya

            Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “Perancangan sistem informasi pengelolaan coil BMDTP berbasis website pada pt united can departemen littell”.

            Tabel 4.14: Estimasi biaya

            BAB V
            PENUTUP

            Kesimpulan

            Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

            Untuk menjawab rumusan masalah 1.2 yang telah dijabarkan pada BAB I, maka peneliti mendapatkan hasil:

            1. Belum, Pengidentifikasian dalam pemakaian material coil BMDTP masih banyak kendala sehingga keterlambatan memperoleh laporan terjadi dengan sistem yang berjalan. Alur kerja belum terintegrasi satu sama lain, belum ada pemisahan pemakaian antar bmdtp dan non bmdtp. Terutama dalam pengerjaan stock coil, coil yang sudah digunakan di produksi harus dihilangkan satu persatu.
            2. Pembuatan laporan masih menggunakan ms excel dengan pemisahan coil bmdtp dengan non bmdtp berdasarkan coil shearing secara manual, kemudian dalam proses pembuatan laporannya dengan memasukan laporan coil shearing berdasarkan lot ucc dengan jumlah hasil potong produksi, pada bagian data stock menghapus stock coil bmdtp yang telah digunakan dalam file stock dilakukan dengan cara manualisasi yaitu dengan menghapus satu-satu coil yang digunakan tersebut, Outpun nya masih menggunakan ms. excel berupa report, berapa jumlah dan jenis col yang digunakan.
            3. Aplikasi sistem informasi pengolahan coil bmdtp berbasis website, sistem yang terigerasi dalam pembuatan laporan bmdtp dapat dilakukan secara mudah cukup dengan menginput lot ucc, maka akan muncul jumlah kg, hasil potong dan supplier, sehingga dalam stock sudah akan menghilang secara otomatis, tidak perlu dihapuskan satu persatu seperti sistem yang berjalan, sehingga untuk mendapatkan laporan hasil potong material bmdtp dapat diterima dengan cepat oleh manager departemen.

            Dalam proses usulan ini, mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pegawai, baik dari karyawan mesin ataupun dari administrator (human error), sehingga laporan yang dihasilkan menjadi lebih akurat. sistem dibuat untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, baik dari sistem maupun dari manusia itu sendiri.

            Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

            1. Kesimpulan Terhadap Tujuan Penelitian
              Untuk menjawab tujuan penelitian pada Tujuan Penelitian 1.4.1 yang telah dijabarkan pada BAB I, maka Penulis mendapatkan hasil:
              1. Pengindentifikasian penggunaan bahan baku material bmdtp dapat diketahui dengan cepat dengan perubahan status material yang tersistematis tidak perlu dilakukan dengan cara manual pemberian marking ketika barang diterima digudang.
              2. Masalah yang ada pada PT United Can departemen Littell yaitu kurang nya fasilitas yang memadai dalam pengolahan data penggunaan material coil bmdtp, sehingga terjadi kendala dalam penyediaan laporan penggunaan coil bmdtp tersebut. Sehingga diharapkan mampu adanya sistem yang terintegrasi sehingga dapat memudahkan pekerjaan karyawan untuk mengolah data dan menghasilkan laporan dengan cepat dan akurat.
              3. Dalam tujuan ini juga peneliti mengharapkan dapat membantu kerja sama antar Universitas Raharja dengan Pt United Can.
            2. Kesimpulan Terhadap Manfaat Penelitian
              Untuk menjawab tujuan penelitian pada Manfaat Penelitian 1.4.2 yang telah dijabarkan pada BAB I, maka Penulis mendapatkan hasil:
              1. Pt united can dapat mengetahui permasalahan yang selama ini terjadi dalam proses pengelohan data pemakaian coil bmdtp.
              2. Dapat mempermudah dalam memperoleh laporan penggunaan coil bmdtp.
              3. Mendapatkan kepuasan ketika peneliti mampu untuk menghasilkan suatu karya dan dapat bermanfaat bagi suatu organisasi.
            3. Kesimpulan Terhadap Metodologi Penelitian
              Untuk menjawab metode penelitian pada Metode Penelitian 1.5 yang telah dijabarkan pada BAB I, maka Peneliti mendapatkan hasil:
              1. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode obsevasi, metode wawancara dan metode studi pustaka, hal ini sangat berguna untuk mengetahu hal apa saja yang menjadi permasalahan pada pt united can departemen littell.
              2. Setelah mendapat data yang berkaitan dengan permasalah tersebut, peneliti menganilisa setiap orang dengan jobdesk mereka yang terlibat dalam memperoleh laporan bmdtp tersebut.
              3. Peneliti menggunakan metode analisa pieces, metode ini sangat tepat karena dapat mengetahui permasalaha yang selama ini terjadi pada pembuatan laporan penggunaan material bmdtp, setelah menganilisis nya diharapkan mampu meningkatkan dari segi performa karyawan, informasi dalam penggunaan material tersebut dapat langsung teridentifikasi, segi ekonomi dan biaya lebih hemat, dan pengamanan terhadap sistem menjadi lebih baik sehingga pihak luar tidak dapat mengacaukannya.
              4. Peneliti juga menggunakan Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan sistem berjalan dan sistem usulan sehingga pada bahasan selanjutnya dapat menemukan usulan sistem berjalan lebih baik dari sebelumnya

            Saran

            Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan, penulis mengemukakan saran yaitu sebagai berikut :

            1. Pengembangan sistem sangat dibutuhkan untuk menghasilkan laporan penggunaan coil bmdtp dengan cepat dan akurat.
            2. Meminimalisir kesalahan yang terjadi baik dari pengolahan data nya maupun human error dengan terciptanya sistem yang terintegrasi.
            3. Dikembangkan dalam hal pembagian pekerjaan agar lebih jelas dan lebih baik lagi.
            4. Perlu diadakan sosialisasi dari manager departemen dan para pegawai sebagai user dalam sistem usulan ini.

            DAFTAR PUSTAKA

            1. Kinanti Nela Anesia. 2017. “Implementasi Sms Gateway Dalam Pengolahan Informasi Akademik Siswa Menggunakan Bahasa Pemograman Php Dan Database Mysql.” Padang : Universitas Putra Indoenesia YPTK.
            2. Soleh, Oleh dkk. 2018. Aplikasi Monitoring Jumlah Bibit Tanaman Menggunakan Analisa Balance Score Card pada UPTD TPA Rawa Kucing Kota Tangerang. Jurnal Semnasteknomedia Vol.6 No.1 Hal: 128-132.
            3. 3,0 3,1 Hutahaean, Jeperson.2014.Konsep Sistem Informasi.Yogyakarta: Deepublish.
            4. 4,0 4,1 Hutahaean,Jeperson (2015) konsep Sistem Informasi. Yogyakarta :Deepublish.
            5. Muslihudin Muhamad & Oktafiani 2016.Analisia dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta : deepublish.
            6. Tyoso,Jaluanto sunu punjul 2016. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta :Deepublisah. Universitas Gadjah Mada.
            7. 7,0 7,1 Falahah Suprapto, 2018. Buku yang berjudul “Rekayasa Perangkat Lunak” : Jakarta
            8. H. Timotius, Kris. 2017. Pengantar Metodologi Penelitian :Pendekatan Manajemen Pengetahuan untuk Perkembangan Pengetahuan. Yogyakarta: Andi
            9. Lubis, Adyanata. 2016. Basis Data Dasar. Yogyakarta: Deepublish
            10. Hernawati, T. (2017). Aplikasi Program Linier Dalam Pembelian Bahan Baku.
            11. Lanastriani, I., Kharlina Ekawati, R., & Yunita, W. (2016). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada UMKM Pempek Dan Kerupuk Beringin
            12. Pangestika, W. (2018). 5 Meteode Pengendalian Bahan Baku.
            13. Sayri (2016:87). Konsep Pengelolaan Pajak Yang Adil Perspektif Ibnu Khaldun.
            14. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama wibowo
            15. Junaidi, J., Cholisoh, N., & Hasanah, N. (2018). Rancang Bangun Sistem Aset IT Untuk Pencatatan History Maintenance Sebagai Pendukung Keputusan . 220-231.
            16. 16,0 16,1 Bertha Sidik. 2018. Framework Codeigniter Membangun Pemrograman Berbasis Web dengan Berbagai Kemudahan & Fasilitas Codeigniter 3. Bandung: Informatika.
            17. Fahlevi, Bani, PramukoAji, Wawa Wikusna. 2018. “Aplikasi Media Interaksi Desa Jenggala Kecamatan Tanjung Lombok Utara Berbasis Android”. E-Proceeding of Applied Science Vol 4 No 1.
            18. Arif, A. M., Hernawati, E., & Tridalestari, F. A. (2017). Aplikasi Montoring Proses Belajar Mengajar Berbasis Web Studi Kasus: SMK Telkom Bandung. eProceedings of Applied Science, 3(3).
            19. Agusli, R., Sutarman, & Suhendri. (2017). Sistem Pakar Identifikasi Tipe Kepribadian Karyawan Menggunakan Metode Certainty Factor. Jurnal SISFOTEK GLOBAL, 7. Retrieved December 1, 2018,
            20. Titus, Carina. 2016. A Proposed Prototype on using Online Social Networks as Learning Platforms. International Journal of Computer Application Vol.145 No.9 July 2016. ISSN: 0975:8887.
            21. Setiyani, Lila. 2018. “Perancangan Sistem Informasi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto”. Karawang: Jurnal Interkom Vol. 13 No. 1.
            22. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Carina
            23. Fazrin, Fitri Febryani. 2016. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Integritas Auditor Terhadap Kualitas Audit. Bandung: Univ Pasundan.
            24. Dewi, Z. R. A. T., Ahmadi, C., & Suardika, I. G. (2015). Dashboard Executive Information System Pada Banjar Berbasis Web. JOSINFO: Jurnal Online Sistem Informasi, 1(1).
            25. artono, Aris, Solehudin, Fajar Januar Eka Putra. 2017. Project Application Untuk Sistem Pemesanan Dan Pengiriman Barang Berbasis Web Pada Pt. Arai Rubber Seal Indonesia. Jurnal CERITA. Tangerang : STMIK Raharja. ISSN : 2461-1417 Vol 3 No 2 – Agustus 2017.
            26. Supriyanti, Dedeh, Yudo Bangun Romadhon, Dedy Iskandar. 2015. Sistem Informasi Persediaan Barang Pada Pt. Hankook Ceramic Indonesia. Jurnal CERITA. Tangerang : STMIK Raharja. ISSN : 2461-1417 Vol.1 No.1 – Agustus 2015.
            27. Astriyani, Erna, Rahmadi, Ahmad Ricky Alfariz. 2017. Rancangan Sistem Pengadaan Stok Barang Pada Pt. Laju Karunia Jaya. Jurnal CERITA. Tangerang : STMIK Raharja. ISSN : 2461-1417 Vol 3 No 1 – Februari 2017.
            28. Putrodjojo, Gunawan, Sugesti, Helen Tan. 2016. Aplikasi Sistem Pembelian Pada Pt. Hings Subur Makmur. Jurnal CERITA. Tangerang : STMIK Raharja. ISSN : 2461-1417 Vol 2 No 2 – Agustus 2016.
            29. Junaidi, Retno Setianingsih, Khusnul Khotimah. 2015. Rancang Bangun Sistem Penerimaan Dan Pengeluaran Barang Menggunakan Java Aplikasi. Jurnal Konferensi Nasional Sistem & Informatika. Bali. STMIK STIKOM. 10 Oktober 2015.
            30. Rahayu, Sri, Tuti Nurhaeni, Malidah Rohmah. 2015. Sistem Persediaan Alat Tulis Kantor Sebagai Penunjang Pengambilan Keputusan Bagian Logistik Di Perguruan Tinggi Raharja. Jurnal CCIT. Tangerang ; STMIK Raharja. ISSN : 1978 – 8282 Vol.8 No.2 – Januari 2015.
            31. Zahruddin, Muhamad, Indri Handayani dan Nini Santika. 2018. Merancang sistem pengolahan ATK berbasis web pada PT. Arthaasia Finance. CCIT Jurnal. Tangerang : STMIK Raharja. ISSN : 1978 -8282 Vol.11 No. 2.
            32. Siti Nur Aisyah, Euis, Ninis Khoirunisa dan Sara Devi. 2015. Rancang Bangun Sistem Persediaan Bahan Baku Pada PT. Victory Chingluh Indonesia. Jurnal Konferensi Nasional Sistem & Informatika. Bali. STMIK STIKOM. 10 Oktober 2015.
            33. Essig, Michael. 2015. Procurement of a supply information system: Lessons learned from the purchase of an inventory management system for C-part. International Journal of Enterprise Information Management . Volume28,Issue
            34. Sedzro, Kojo Mensah, Godfred Amewu ,Joseph Darko,Ezekiel Nii Noye Nortey & Julius B. Determinants of Automobile Purchase and Brand Choice in Ghana: Multinomial Logit Approach. Internatioanal Journal Of Transnational Management. 2014. https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/15475778.2014.948791 Diakses pada tanggal 25 Oktober 2018.
  • Contributors

    Admin, Erika Yolanda