SI1512489983: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(Lantai)
(Atap)
Baris 961: Baris 961:
 
</ol>
 
</ol>
  
=Atap=
+
'''Atap'''
<p style="line-height: 2"> <br>Secara umum konstruksi atap harus didasarkan kepada perhitungan yang teliti dan dapat dipertanggung jawabkan kecuali untuk atap yang sederhana tidak disyaratkan adanya perhitungan-perhitungan. Maksud utama dari pemasangan atap adalah untuk melindungi bagian-bagian dalam bangunan serta penghuninya terhadap panas dan hujan, oleh karena itu harus dipilih penutup atap yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:</p></div>
+
<p style="line-height: 2"> <br>Secara umum konstruksi atap harus didasarkan kepada perhitungan yang teliti dan dapat dipertanggung jawabkan kecuali untuk atap yang sederhana tidak disyaratkan adanya perhitungan-perhitungan. Maksud utama dari pemasangan atap adalah untuk melindungi bagian-bagian dalam bangunan serta penghuninya terhadap panas dan hujan, oleh karena itu harus dipilih penutup atap yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:</p>
  
 
<ol>
 
<ol>
Baris 975: Baris 975:
 
</ol>
 
</ol>
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
 
=Pembagian Ruangan= <br>
+
'''Pembagian Ruangan'''
<p style="line-height: 2"> Telah dikemukakan dalam persyaratan rumah sehat, bahwa rumah sehat harus mmpunyai cukup banyak ruangan-ruangan seperti : ruang duduk/ruang makan, kamar tidur, kamar mandi, jamban, dapur, tempat cuci pakaian, tempat berekreasi dan tempat beristirahat, dengan tujuan agar setiap penghuninya merasa nikmat dan merasa betah tinggal di rumah tersebut. Adapun syarat-syarat pembagian ruangan yang baik adalah sebagai berikut :
+
 
 +
<p style="line-height: 2"> Telah dikemukakan dalam persyaratan rumah sehat, bahwa rumah sehat harus mmpunyai cukup banyak ruangan-ruangan seperti : ruang duduk/ruang makan, kamar tidur, kamar mandi, jamban, dapur, tempat cuci pakaian, tempat berekreasi dan tempat beristirahat, dengan tujuan agar setiap penghuninya merasa nikmat dan merasa betah tinggal di rumah tersebut. Adapun syarat-syarat pembagian ruangan yang baik adalah sebagai berikut :</p>
  
 
<ol>
 
<ol>
Baris 1.002: Baris 1.003:
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Pada setiap kamar mandi harus bersih untuk mandi yang cukup jumlahnya.</li>
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Pada setiap kamar mandi harus bersih untuk mandi yang cukup jumlahnya.</li>
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Jamban harus berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dari 7 orang bila jamban tersebut terpisah dari kamar mandi.</li>
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Jamban harus berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dari 7 orang bila jamban tersebut terpisah dari kamar mandi.</li>
</ol></p>
+
</ol>
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
 
=Ventilasi= <br>
+
'''Ventilasi'''
<p style="line-height: 2">
+
  
 
<ol>
 
<ol>
Baris 1.024: Baris 1.024:
 
</li>
 
</li>
 
</ol>
 
</ol>
         </p>
+
          
 
   
 
   
 
+
<p style="line-height: 2">Dengan adanya ventilasi silang (cross ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah dengan memasukkan kedalam ruangan udara yang bersih dan segar melalaui jendela atau lubang angin di dinding, sedangkan udara kotor dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di dinding yang berhadapan.</p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Dengan adanya ventilasi silang (cross ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah dengan memasukkan kedalam ruangan udara yang bersih dan segar melalaui jendela atau lubang angin di dinding, sedangkan udara kotor dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di dinding yang berhadapan.</p></div>
+
  
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
Baris 1.040: Baris 1.038:
  
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
<p style="line-height: 2">Jika ventilasi alamiah untuk pertukaran udara dalam ruangan kurang memenuhi syarat, sehingga udara dalam ruangan akan berbau pengap, maka diperlukan suatu sistem pembaharuan udara mekanis. Untuk memperbaiki keadaan udara dalam ruangan, sistem mekanis ini harus bekerja terus menerus selama ruangan yang dimaksud digunakan. Alat mekanis yang biasa digunakan/dipakai untuk sistem pembaharuan udara mekanis adalah kipas angin (ventilating, fan atau exhauster), atau air conditioning.</p></div></div>
+
<p style="line-height: 2">Jika ventilasi alamiah untuk pertukaran udara dalam ruangan kurang memenuhi syarat, sehingga udara dalam ruangan akan berbau pengap, maka diperlukan suatu sistem pembaharuan udara mekanis. Untuk memperbaiki keadaan udara dalam ruangan, sistem mekanis ini harus bekerja terus menerus selama ruangan yang dimaksud digunakan. Alat mekanis yang biasa digunakan/dipakai untuk sistem pembaharuan udara mekanis adalah kipas angin (ventilating, fan atau exhauster), atau air conditioning.</p></div>
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
 
=Pencahayaan= <br>
+
'''Pencahayaan'''
 
<p style="line-height: 2">Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan cahaya alam.</p>
 
<p style="line-height: 2">Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan cahaya alam.</p>
  
Baris 1.061: Baris 1.059:
 
<p style="line-height: 2">Untuk penerangan malam hari alam ruangan terutama untuk ruang baca dan ruang kerja, penerangan minimum adalah 150 lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau 40 watt dengan lampu pijar.</p>
 
<p style="line-height: 2">Untuk penerangan malam hari alam ruangan terutama untuk ruang baca dan ruang kerja, penerangan minimum adalah 150 lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau 40 watt dengan lampu pijar.</p>
 
</li>
 
</li>
</ol></div>
+
</ol>
  
<ol style="list-style-type: upper-alpha;" >
 
 
=Komponen Sanitasi=
 
=Komponen Sanitasi=
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">

Revisi per 23 Februari 2018 16.10


RANCANG BANGUN DATA MINING RUMAH SEHAT

KOTA TANGERANG OLEH DINAS KOMINFO


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1512489983
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

Business Intelligence

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


RANCANG BANGUN DATA MINING RUMAH SEHAT

KOTA TANGERANG OLEH DINAS KOMINFO

Disusun Oleh :

NIM
:1512489983
Nama
: Swandana Aris
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM)
       
(Nur Azizah, M.Akt., M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

 


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


RANCANG BANGUN DATA MINING RUMAH SEHAT

KOTA TANGERANG OLEH DINAS KOMINFO

Dibuat Oleh :

NIM
: 1512489983
Nama
: Swandana Aris

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Manajemen Sistem Informasi

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
(Aris MartonoS.Kom.,M.MSi)
NID : 15029
   
NID : 08197

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


RANCANG BANGUN DATA MINING RUMAH SEHAT

KOTA TANGERANG OLEH DINAS KOMINFO

Dibuat Oleh :

NIM
: 1512489983
Nama
: Swandana Aris

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Februari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


RANCANG BANGUN DATA MINING RUMAH SEHAT

KOTA TANGERANG OLEH DINAS KOMINFO

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

NIM
: 1512489983
Nama
: Swandana Aris
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: MBusiness Intelligence

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar sarjana baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di perguruan tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan ini tidak benar.

Tangerang,Januari 2018

 
 
 
 
 
(Swandana Aris)
NIM : 1512489983

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAK

Dinas Komunikasi dan Informatika merupakan salah satu Dinas yang berada di daerah Pemerintahan Kota Tangerang yang memiliki tugas dalam pengembangan aplikasi bagi pemerintah maupun untuk masyarakat. Salah satu Dinas yang dibantu dalam pembuatan aplikasi tersebut adalah Dinas Kesehatan yang saat ini memiliki program rumah sehat yang pendataan nya masih bersifat manual sehingga sering terjadi kesulitan dan kesalahan dalam pendataan rumah sehat. Hal ini menyebabkan kurang keefisienya dalam hal waktu yang ditempuh dalam pendataan dan kurang akuratnya data yang dihasilkan. Selain itu, proses pembuatan laporan dari data rumah sehat masih terdapat kesalahan akibat dari sistem pendataan yang belum tepat. Untuk mengatasi masalah yang ada di Dinas Kesehatan, maka diperlukan suatu sistem pendataan rumah sehat yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat mengatasi permasalahan pendataan rumah sehat yang terjadi. Dari hasil analisa yang didapat peneliti mencoba membangun sistem pendataan rumah sehat Kota Tangerang dimana Dinas Kesehatan dapat secara langsung mendata rumah penduduk dan melihat hasil pendataan yang dapat diakses secara realtime melalui website sehingga dapat memudahkan dalam melihat hasil pendataan rumah sehat pada Kota Tangerang.

Kata Kunci : Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Kesehatan, Pendataan Rumah Sehat

ABSTRACT

Department Communication and informatic is one of the departments who was in the area of city government Tangerang has a duty in the development of the application for the government and for the community. One of the departments that assisted in making the application is the office of health now have a program of of a healthy house who data collection his is still in manual hence often happened difficulty and errors on data collection of a healthy house.This has led to less keefisienya in respect to time traveled in the data collection and the inaccuracy of the data that is produced .In addition , the process of making the report from the data of a healthy house there are still a mistake resulting from of the data collection system who have not yet right .To overcome issues in health agency , then required a data collection system of a healthy house to suit the needs of , so that it can be to overcome problems related to data collection of a healthy house that occurs . Of the results of the analysis which were found the researchers trying to build the data collection system of a healthy house tangerang where health agency can directly did the census housing and see the survey that can be accessed in may 21 disallow module loading so to facilitate in looking at the data collection of a healthy house to the city of tangerang .

Keywords: Departement of Comunucation and Informatic, Departement of Healty, Data Collection of Healty House.






DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel Analisis SWOT

Tabel 3.2. Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3. Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5. Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1. Perbedaan Prosedur

Tabel 4.2. Basis Data Data KK

Tabel 4.3. Basis Data SKL

Tabel 4.4.Basis Data PAB

Tabel 4.5.Basis Data Keadaan Rumah

Tabel 4.6. Basis Data Pekarangan r

Tabel 4.7. Basis Data Detail Binatang Penular Penyakit

Tabel 4.8. Basis Data Kandang

Tabel 4.9. Basis Data Kecamatan

Tabel 4.10. Basi Data Kelurahan

Tabel 4.11. Basis Data Login

Tabel 4.12. Basis Data user

Tabel 4.13. Basis Data Data Rumah Sehat

Tabel 4.14. Daftar Pengujian

Tabel 4.15. Pengujian Black Box

Tabel 4.16. Schedule Implementasi

Tabel 4.17.Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Karakteristik Dari Suatu Sistem

Gambar 2.2. Blok Sistem Informasi Yang Saling Berinteraksi

Gambar 3.1. Peta Lokasi

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika

Gambar 3.3. Use Case Diagram Sistem yang Berjalan

Gambar 3.4. Activity Diagram Sistem yang Berjalan

Gambar 4.1. Use Case Diagram Prosedur Sistem Pendataan Rumah Sehat

Gambar 4.2. Activity Diagram Yang Diusulkan Pada Pegawi Dinkes

Gambar 4.3. Activity Diagram Yang Diusulkan Pengunjung Web

Gambar 4.4. Sequence Diagram Sistem Pendataan Yang Dilakukan Pegawai Dinkes

Gambar 4.5. Sequence Diagram Prosedur yang dilakukan Pengunjung Web

Gambar 4.6. Class Diagram Diagram yang diusulkan

Gambar 4.7. Tampilan Login

Gambar 4.8. Tampilan Dashboard Data KK dan Data Rumah Sehat

Gambar 4.9.Tampilan Dashboard Data Puskesmas

Gambar 4.10. Tampilan Dashboard Kontak

Gambar 4.11. Tampilan Home

Gambar 4.12. Tampilan Data KK admin

Gambar 4.13. Tampilan Input Data KK

Gambar 4.14. Tampilan Data rumah Sehat Admin

Gambar 4.15. Tampilan Input Data Rumah Sehat 1

Gambar 4.16. Tampilan Input Data Rumah Sehat 2



DAFTAR SIMBOL

Gambar 1. Simbol Diagram Use Case
Gambar 2. Simbol Class Diagram
Gambar 3. Simbol Sequence Diagram
Gambar 4. Simbol State Diagram
Gambar 5. Simbol Activity Diagram


Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan ilmu sistem informasi saat ini sangatlah pesat. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya aplikasi dan sistem informasi yang digunakan oleh setiap instansi ataupun perusahaan, oleh sebab itu perusahaan maupun instansi saling berkompetisi dalam meningkatkan sistem informasi yang lebih kompleks.

Sistem informasi sangat dibutuhkan pada instansi, khususnya di pemerintahan. Hal tersebut dikarenakan sistem informasi dapat membantu dalam mengerjakan hal yang kompleks selain itu data yang diberikan lebih akurat dan efisien. Sehingga instansi mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dalam membantu masyarakat agar menjadi lebih baik. Salah satu contohnya adalah pendaataan rumah sehat.

Program rumah sehat merupakan salah satu program yang sedang dijalankan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Dinas Kesehatan Kota Tangerang melakukan pendataan terhadap rumah masyarakat yang didata melalui puskesmas dan posyandu yang berada di Kota Tangerang lalu data akan dimonitoring oleh Dinas Kesehatan. Apabila rumah tidak layak untuk dihuni maka pemerintah akan melakukan bedah rumah.

Dinas Komunikasi dan Informatika merupakan salah satu instansi yang berada pada Pemerintah Pusat Kota Tangerang yang memiliki misi dalam mengembangkan teknologi informatika dan komunikasi, oleh sebab itu Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang membantu Dinas Kesehatan Kota Tangerang dalam merancang sebuah sistem informasi pendataan rumah sehat agar program rumah sehat yang sedang dijalankan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang dapat berjalan dengan semestinya.

Saat ini data yang diperoleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang masih menggunakan laporan berbentuk sebuah form dengan menggunakan kertas . Sehingga data yang diolah belum optimal dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Jika data yang diperoleh menggunakan cara tersebut maka informasi akan menjadi kurang akurat dalam pengumpulan data seperti dapat terjadimya kehilangan data dan kurang efisiennya waktu yang di perlukan dalam pengumpulan data, oleh sebab itu Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang membantu Dinas Kesehatan Kota Tangerang untuk merancangan sebuah sistem informasi pendataan rumah sehat yang lebih baik. Hal ini dapat menjadi sebuah pertimbangan bagi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang dalam merancangan sebuah sistem informasi yang dapat memperoleh data dengan cepat dan akurat . rancang bangun data mining tersebut dapat menjadi solusi untuk keefisienan waktu dan keakuratan informasi bagi Dinas Kesehatan Kota Tangerang dalam melakukan pendataan rumah sehat pada Kota Tangerang. Guna membantu dalam membangun sistem informasi pendataan rumah sehat yang terdapat di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang penulis tertarik untuk meneliti dan memilih judul “RANCANG BANGUN DATA MINING RUMAH SEHAT KOTA TANGERANG OLEH DINAS KOMINFO”.

Penulis berharap penelitian yang akan dilakukakan dapat dijadikan sebuah pertimbangan bagi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang dalam merancang sebuah sistem informasi pendataan ruamah sehat bagi Dinas Kesehata Kota Tangerang.

Rumusan Masalah

  1. Sistem pendataan rumah sehat seperti apa yang saat ini sedang diterapkan oleh Dinas Kesehatan ?
  2. Kendala apa yang terjadi pada sistem pendataan rumah sehat yang saat ini sedang diterapkan ?
  3. Bagaimana membuat rancang bangun data mining rumah sehat agar dapat mempercepat pendataan rumah sehat dan mendapatkan data yang akurat ?

Ruang Lingkup Penelitian

Dari permasalahan yang ada mengenai pendataan rumah sehat oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang. maka penulis memberikan batasan hanya membahas masalah pendataan rumah sehat dan khususnya dalam masalah penginputan data rumah sehat saat ini.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mendefinisikan bagian-bagian yang hendak didapatkan dalam melakukan penelitian, sehingga dapat diimplementasikan sesuai dengan rumusan masalah yang ada. Dengan adanya tujuan penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan informasi dan jawaban dari rumusan masalah yang ada. Dalam laporan penelitian skripsi ini, peneliti memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. Mengetahui sistem pendataan rumah sehat Kota Tangerang yang saat ini sedang diterapkan.
  2. Menganalisa kendala yang terjadi pada pendataan rumah sehat Kota Tangerang yang saat ini diterapkan.
  3. Membuat rancang bangun data mining rumah sehat agar pendataan yang dilakukan dapat menjadi lebih efisien dan akurat.

  4. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian menggambarkan pengaruh dari tercapainya suatu tujuan sehingga terjawabnya rumusan masalah secara lebih akurat.

    Adapun manfaat dari laporan penelitian ini, maka penulis dapat mengemukakan manfaat-manfaat yang ada sebagai berikut :

    1. Manfaat untuk Peneliti
      Untuk mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat selama menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Raharja yaitu dengan cara membuat laporan penelitian yang disusun secara ilmiah dan sistematis serta menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis mengenai perancangan sistem informasi.
    2. Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi Dinas Komuikasi dan Informatika Kota Tangerang dalam perancangan sistem informasi dimasa yang akan datang serta dapat dipergunakan sebagai landasan dan perbandingan dalam melakukan penelitian yang sama dengan maskud untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

    Metode Penelitian

    Jenis Penelitian

    Dalam menyusun penelitian ini menggunakan metode deskripsi, yaitu metode penelitian yang menganalisa, membahas dan mengumpulkan serta menyajikan data yang memberikan gambaran cukup jelas mengenai permasalahan yang dibahas.

    Metode Pengumpulan Data

    1. Metode Observasi
    2. Penulis melakukan pengamatan langsung pada Dinas Komunikasi dan Informatika untuk memperoleh data dan informasi, mencatat berbagai unsur penelitian dan menganalisa pendataan rumah sehat sehingga peneliti dapat mengetahui berbagai unsur penting sebagai bahan untuk memenuhi laporan penelitian ini.

    3. Metode Wawancara
    4. Penulis melakukan sebuah kegiatan wawancara atau sesi tanya jawab yang diajukan kepada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang dengan Bapak Adhi Zulkifli S.T.,M.T. sebagai Kepala Bidang Pengembangan Aplikasi Manajemen Pemerintahan guna memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai program pendataan rumah sehat yang saat ini telah berjalan. Adapun penulis menggunakan elisitasi dalam melakukan wawancara yaitu elisitasi yang terdiri dari 4 (empat) tahap elisitasi meliputi elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, dan final draft, elisitasi final draft merupakan elisitasi yang diusulkan.

    5. Studi Pustaka

    Metode pustaka merupakan suatu upaya yang ditempuh oleh penulis untuk mengumpulkan segala informasi yang diperlukan oleh penulis dalam penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan mengenai masalah yang sedang diteliti. Pada metode pustaka ini penulis memperoleh dan menghimpun segala bentuk informasi yang tertulis mulai dari buku-buku, karangan ilmiah, thesis, ensiklopedia, serta searching melalui internet yang erat hubungannya mengenai sistem informasi.

    Metode Analisa Sistem

    Setelah proses pengumpulan data dilakukan, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisis agar memberikan hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian ini. Adapun alat bantu (tools) yang penulis gunakan yaitu UML (Unified Modeling Languange), yang dibuat menggunakan Microsoft Visual Paradigm.

    Metode Perancangan

    Aplikasi perancangan sistem adalah metode atau tata-cara yang digunakan Peneliti dalam merancang sistem yang ditelitinya, dimana pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode perancangan berorientasi objek dengan menggunakan Visual Paradigm for UML 14.0 CE. Community Edition dalam pembuatan 4 (empat) macam diagram UML yang terdiri dari use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dengan menggunakan framework yaitu Codeigniter Framework dan menggunakan database MySQL. Rancangan basis data digambarkan dengan menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram) melalui MySQL Workbench. Sedangkan pembuatan program disesuaikan berdasarkan kebutuhan stakeholder yang terangkum pada elisitasi.

    Metode Pengujian

    Aplikasi perancangan sistem adalah metode atau tata-cara yang digunakan Peneliti dalam merancang sistem yang ditelitinya, dimana pada penelitian ini metode perancangan sistem yang digunakan adalah metode perancangan menggunakan blackbox testing.

    Sistematika Penulisan

    Untuk memahami lebih jelas dalam membaca laporan Skripsi ini, maka penulis mengikuti aturan penulisan yang telah ditetapkan yaitu dengan mengelompokkan beberapa sub bab secara sistematis antara lain :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, dan sistematik penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berhubungan dengan sebuah analisa serta permasalahan yang telah dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literature review, dan semua literature akan dimasukkan ke dalam daftar pustaka.

    BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN

    Bab ini berisikan gambaran umum instansi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, user requirement yang terdiri dari 4 (empat) tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi yang merupakan final draft elisitasi yang diusulkan, tata laksana sistem yang diusulkan, rancangan basis data, flowchart, rancangan program, rancangan prototype, konfigurasi sistem, testing, evaluasi, implementasi, estimasi biaya.

    BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Dalam bab ini peneliti menguraikan rancangan sistem yang diusulkan meliputi prosedur sistem yang diusulkan, use case diagram, activity diagram, sequence diagram, perbedaan prosedur antara sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan, rancangan basis data meliputi ERD (Entity Relationship Diagram), spesifikasi basis data,flowchart sistem yang diusulkan, prototype meliputi halaman sistem, konfigurasi sistem yang diusulkan meliputi spesifikasi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) yang digunakan, hak akses (brainware), testing dengan menggunakan metode black box testing, evaluasi, serta implementasi meliputi implementasi sistem yang diusulkan berupa tampilan layar, schedule dan estimasi biaya.

    BAB V PENUTUP

    Berisikan tentang kesimpulan, saran dan kesan yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil laporan Skripsi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Daftar pustaka ini berisi studi pustaka yang digunakan sebagai referensi untuk menyusun laporan ini.

    LAMPIRAN




    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Jogiyanto dalam Muharto dan Arisandy Ambarita (2015:103), Perancangan sistem sebagai penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

    Menurut Susanto dalam Muharto dan Arisandy Ambarita (2015:103), Perancangan Sistem adalah proses menyusun atau mengembangkan sistem infromasi yang baru. Dalam tahap ini harus dapat dipastikan bahwa semua prasyaratan untuk menghasilkan sistem infromasi dapat dipenuhi. Hasil sistem yang dirancang harus sesuai dengan kebutuhan pemakai untuk mendapatkan informasi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa sistem yang disusun harus dapat dikembangkan lagi.

    Menurut Kristanto dalam Muharto dan Arisandy Ambarita (2015:103), Perancangan Sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru.

    Berdasarkan dari 3 (tiga) definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah penggambaran dan pembuatan sketsa yang direncanakan dengan kebutuhan pemakai untuk mendapatkan suatu informasi dari beberapa elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru.

    Konsep Dasar Sistem

    Definisi Sistem

    Menurut Mantala, dkk (2015 : 57)[1], “Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.”

    Menurut Fat dalam Hutahean (2014:1)[2],”Sistem adalah suatu himpunan suatu “benda” nyata atau abstrak (a set of thing) yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (Unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.

    Menurut Maniah, dkk. (2017: 1)[3], Sistem dapat didefinikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen berupa data, jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinteraksi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu yang sama.

    Menurut Romney dan Steinbart dalam Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak.,CA. (2016:2)[4], Mengatakan sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan berhubungan mencapai tujuan tertentu.

    Menurut Kamus Teknologi dan Informasi dalam Prof. Dr. Sri Mulyani, (2016:2)[4], Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

    Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berketergantungan dan saling mendukung yang biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (Unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.

    Karakteristik Sistem

    Menurut Jeperson Hutahaean (2014:3-5), Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik harus memiliki beberapa karakteristik berikut ini, yaitu:

    1. Komponen.
      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
    2. Batasan Sistem (Boundary).
      Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan suatu istem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
    3. Lingkungan Luar Sistem (environment).
      Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
    4. Penghubung Sistem (interface).
      Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsitem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.
    5. Masukkan Sistem (input).
      Masukkan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem yang dapat berupa perawatan (maintenace input) dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
    6. Keluaran Sistem (output).
      Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
    7. Pengolah Sistem.
      Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, system akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.
    8. Sasaran Sistem.
      Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

    Gambar 2.1. Karakteristik dari suatu sistem

    Sumber: Jeperson Hutahaean (2014:5)

    Definisi Informasi

    Menurut Prof. Dr. Sri Muyani, Ak., CA. (2016:12)[4], Informasi merupakan data yang sudah diolah yang ditujukan untuk seseorang, organisasi ataupun siapa saja yang membutuhkan.

    Menurut Barry E.Cushing dalam Dra. Hj. Yulia Djahir, M.M., dan Dewi Pratita, S.Pd.,M.Pd., (2015:9)[5], Informasi merupakan sesuatu yang menunjukan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya.

    Menurut Dra. Hj. Yulia Djahir, M.M., dan Dewi Pratita, S.Pd.,M.Pd., (2015:10)[5], Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang mennggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.

    Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan data yang telah diorganisasi menjadi bentuk yang lebih berguna lagi dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.

    Definisi Data

    Menurut Gordon B. Davis dalam Hutahaean (2015:8)[2], “Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai sekelompok lambang-lambang tidak acak menunjukkan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya.” Sumber informasi adalah data. Data adalah fakta atau apa pun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi. (Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi, 2013:1)[6].

    Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan data adalah bahan mentah dari fakta-fakta yang dioleh kembali sebagai input dalam menghasilkan suatu informasi.

    Konsep Dasar Sistem Informasi

    Definisi Sistem Informasi

    Menurut Jeperson Hutahean (2015:13)[2], Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan.

    Menurut Dra. Hj. Yulia Djahir, M.M., dan Dewi Pratita, S.Pd.,M.Pd. (2014:40)[5], Sistem Informasi didefinisikan sebagai kumpulan dari sub-sistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna.

    Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan yaitu sistem informasi ialah kumpulan dari sub-sistem yang saling terkait yang satu dengan yang lainnya bersifat manajerial dan bekerja sama untuk mencapai satu tujuan yaitu menyediakan laporan yang dibutuhkan.

    Komponen Sistem Infromasi

    Menurut Jeperson Hutahaean (2015:13-14)[2], Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu :

    1. Blok masukkan (input block)
      Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.
    2. Blok model (model block)
      Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan metode matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.
    3. Blok keluaran (output block)
      Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
    4. Blok teknologi (technology block)
      Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian din secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari unsur utama :
      1. Teknisi (humanware atau brainware)
      2. Perangkat lunak (software)
      3. Perangkat keras (hardware)
    5. Blok basis data (database block)
      Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasi nya.
    6. Blok kendali (control block)
      Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperatur tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidak efisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian pedu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.

    Gambar. 2.2. Blok Sistem Informasi yang Saling berinteraksi

    Sumber : Jeperson Hutahean (2014:15)

    Definisi Analisa Sistem

    Menurut Sutrisno, Dkk. (2013:6)[7], Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan serta hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulan perbaikan.

    Dikutip dari Jurnal Ilmiah Teknik Informatika Ilmu Komputer.],Dikutip dari jurnal Aris Martono dkk (2016:185)[8] Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan memalui beberapa teknik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisis agar mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi peneliti. Dalam metode analisis sistem dilakukan melalui 4 tahap, yaitu :

    1. Survey terhadap sistem yang berjalan.
    2. Analisis terhadap sistem yang berjalan.
    3. Identifikasi kebutuhan sistem.
  5. Identifikasi persyaratan sistem.

Konsep Dasar Basis Data (Database)

Menurut Aris, Dkk. (2015:2)[8], ”Basis data (database) adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.”

Menurut Prasetio (2012:181)[9], “Database adalah sebuah struktur yang umumnya dikategorikan dalam 2 (dua) hal, sebuah database flat dan sebuah database relasional. Database relasional lebih disukai karena lebih masuk akal dibandungkan database flat”.

”Menurut Untung Raharja dalam jurnal CCIT(2011:238)[19], dalam Nurhidayatullah (2015) berpendapat bahwa ”Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang salingberhubungan dan mempunyai arti tertentu..”

Bagian-bagian Basis Data (Database)

Dikutip dari kajian pustaka (2012)[10], Membangun basis data adalah langkah awal dari pembuatan sebuah aplikasi. Keberhasilan dalam membangun basis data akan menyebabkan program lebih mudah dibaca, mudah dikembangkan dan mudah mengikuti perkembangan perangkat lunak. Berikut ini diuraikan mengenai komponen-komponen yang terdapat dalam basis data.

  1. Tabel
    Tabel adalah kumpulan dari suatu field dan record. Dalam hal ini biasanya field ditunjukan dalam bentuk kolom dan record ditunjukan dalam bentuk baris.
  2. Field
    Field adalah sebutan untuk mewakili suatu record. Misalnya seorang pegawai dapat dilihat datanya melalui field yang diberikan padanya seperti nip, nama, alamat, dan lain-lain.
  3. Record
    Record adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan menginformasikan tentang suatu isi data secara lengkap. Satu record mewakili satu data atau informasi tentang seseorang misalnya, nomor daftar, nama pendaftar, alamat, tanggal masuk.
  4. Primary Key
    Primary key adalah suatu kolom (field) yang menjadi titik acuan pada sebuah tabel, bersifat unik dalam artian tidak ada satu nilai pun yang sama atau kembar dalam tabel tersebut, dan dalam satu tabel hanya boleh ada satu primary key.
  5. Foreign Key
    Foreign key atau disebut juga kunci relasi adalah suatu kolom dalam tabel yang digunakan sebagai “kaitan” untuk melengkapi satu hubungan yang didapati dari tabel induk, dan biasanya hubungan yang terjalin antar tabel adalah satu ke banyak (one to many).
  6. Index.
    Index adalah struktur basis data secara fisik, yang digunakan untuk optimalisasi pemrosesan data dan mempercepat proses pencarian data.

Definsi Data Mining

Menurut Turban,dkk dalam Dicky Nofriansyah (2014) Data Mining adalah suatau istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan pengetahuan di dalam databasw. Data mining adalah proses yang menggunakan tekni statistic, metematika,kecerdasaan buatan, dan machine learning untuk mengekstraksi dan mengidentifikasi informasi yang bermanfaat dan pengetahuan yang terkait dari berbagia database besar.

Teori Khusus

Konsep Dasar Pendataan Rumah Sehat

Definisi Pendataan

[11]Pendataan adalah kenyataan mengambarkan suatu kejadian kejadian nyata. Yaitu mengumpulkan semua data yang diperlukan, mengolah dan menyajikan data sesui yang diharapkan. Sedangkan hasil dari pendataan adalah data, yaitu catatan atas kumpulan fakta. Data yang baik harus obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Data dipergunakan dalam dpengambilan keputusan sehingga kevalidan data akan meningkatkan ketepat sasaran dam mengambil keputusan.(Jurnal LPKIA, Vol.1 No.1,”Perangkat Lunak Pendataan Mobil di Mandiri Jaya Motor”, Oktober 2014)

Definisi Rumah

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman BAB 1 Pasal 1 No.7 (2016:3)[12], Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, Sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Sedangan menurut Pasal 1 No.6 (2016:3)[12], Perumahan adalah kumpulan Rumah sebagai bagian dari Permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum sebagai hasil upaya pemenuhan Rumah yang layak huni.

Menurut Undang-undang RI Nomor 4 Tahun 1992 [13] menjelaskan bahwa rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempa ttinggal dan sarana pembinaan keluarga.

Menurut Keputusan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2013 Pada Jurnal Pada Jurnal E-Journal UNESA Vol 5, No 5, (2017) [14] tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya disebutkan bahwa rumah sehat adalah rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi ketetapan atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah dari bahaya atau gangguan kesehatan, sehingga memungkinkan penghuni memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.829/Menkes/SK/VII/1999 [15] tentang persyaratan kesehatan perumahan. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.829/Menkes/SK/VII/1999[15] tentang persyaratan kesehatan perumahan. Kesehatan perumahaan adalah lokasi fisik, kimia dan biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal

Standar Rumah Sehat

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014),Tentang Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2010. [16]Pada peta kesehatan indonesia Kriteria rumah sehat yang digunakan bila memenuhi tujuh kriteria, yaitu atap berplafon, dinding permanen (tembok/papan), jenis lantai bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup, pencahayaan alami cukup, dan tidak padat huni (lebih besar atau sama dengan 8 m2 /orang

Menurut Depkes RI (2002), [17]ada beberapa prinsip standar rumah sehat. Prinsip ini dapat dibedakan atas dua bagian :

  1. Yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan, terdiri atas :
    1. Perlindungan terhadap penyakit menular, melalui pengadaan air minum, sistem sanitasi, pembuangan sampah, saluran air, kebersihan personal dan domestik, penyiapan makanan yang aman dengan struktur rumah yang aman dengan memberi perlindungan.
    2. Perlindungan terhadap trauma/benturan, keracunan dan penyakit kronis dengan memberikan perhatian pada struktur rumah, polusi udara rumah, polusi udara dalam rumah, keamanan dari bahaya kimia dan perhatian pada penggunaan rumah sebagai tempat bekerja.
    3. Stress psikologi dan sosial melalui ruang yang adekuat, mengurangi privasi, nyaman, memberi rasa aman pada individu, keluarga dan akses pada rekreasi dan sarana komunitas pada perlindungan terhadap bunyi.
  2. Berkaitan dengan kegiatan melindungi dan meningkatkan kesehatan terdiri atas
    1. Informasi dan nasehat tentang rumah sehat dilakukan oleh petugas kesehatan umumnya dan kelompok masyarakat melalui berbagai saluran media dan kampanye.
    2. Kebijakan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan harus mendukung penggunaan tanah dan sumber daya perumahan untuk memaksimalkan aspek fisik, mental dan sosial.
    3. P Pembangunan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan dan hunian harus didasarkan pada proses perencanaan, formulasi dan pelaksanaan kebijakan publik dan pemberian pelayanan dengan kerjasama intersektoral dalam manajemn dan perencanaan pembangunan, perencanaan perkotaan dan penggunaan tanah, standar rumah, disain, dan konstruksi rumah, pengadaan pelayanan bagi masyarakat dan monitoring serta analisis situasi secara terus menerus.
    4. Pendidikan pada masyarakat profesional, petugas kesehatan, perencanaan dan penentuan kebijakan akan pengadaan dan penggunaan rumah sebagai sarana peningkatan kesehatan.
    5. Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tingkat melalui kgiatan mandiri diantara keluarga dan perkampungan.

    Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan. Parameter rumah yang dinilai melingkupi 3 kelompok komponen penilaian:

  3. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan;
  4. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, saluran pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah;
  5. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamar tidur, membuka jendela ruang keluarga, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan balita ke jamban, membuang sampah pada tempatnya.

Komponen Rumah

Langit – langit

Dibawah kerangka atap/ kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang disebut langit-langit yang tujuannya antara lain:

  1. Untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga agar tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih.
  2. Untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan tetesan air hujan yang menembus melalui celah-celah atap.

  3. Untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat sehingga panas atas tidak mudah menjalar kedalam ruangan dibawahnya.

    Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah:

    1. Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap.
    2. Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga dengan konstruksi bebas tikus.
    3. Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan lantai
    4. Langit-langit kasaunya miring sekurang-kurangnya mempunyai tinggi rumah 2,40 m,dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah titik kurang dari 1,75m
    5. Ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan sekurang kurangnya sampai 2,40 m.

    Dinding

    Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain:

    1. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin, dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya.
    2. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air sekurang-kurangnya 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga dinding tembok terhindar dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut.
    3. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat diberi susunan batu tersusun tegak diatas batu,batu tersusun tegak diatas lubang harus dipasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet.
    4. Untuk memperkuat berdirinya tembok ½ bata digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12 meter.

    Lantai


    Lantai harus cukup kuat untuk manahan beban di atasnya. Bahan untuk lantai biasanya digunakan ubin,kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan, yang terdiri dari:

    1. Lantai tanah stabilitas
      Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah,pasir, semen, dan kapur, seperti tanah tercampur kapur dan semen, dan untuk mencegah masuknya air kedalam rumah sebaiknya lantai dinaikkan 20 cm dari permukaan tanah.
    2. Lantai papan Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasanan lantai adalah :
      1. Sekurang-kurangnya 60 cm diatas tanah dan ruang bawah tanah harus ada aliran air yang baik.
      2. Lantai harus disusun dengan rapi dan rapat satu sama lain,sehingga tidak ada lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai seperti ini dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga berfungsi sebagai penahan kelembaban yang naik dari dikolong rumah.
      3. c. Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap serta untuk konstruksi diatasnya agar digunakan lantai kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan.
    3. Lantai ubin
      Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan perumahan karena : Lantai ubin murah/tahan lama,dapat mudah dibersihkan dan tidak dapat mudah dirusak rayap.

    Atap


    Secara umum konstruksi atap harus didasarkan kepada perhitungan yang teliti dan dapat dipertanggung jawabkan kecuali untuk atap yang sederhana tidak disyaratkan adanya perhitungan-perhitungan. Maksud utama dari pemasangan atap adalah untuk melindungi bagian-bagian dalam bangunan serta penghuninya terhadap panas dan hujan, oleh karena itu harus dipilih penutup atap yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

    1. Rapat air serta padat dan Letaknya tidak mudah bergeser.
    2. Tidak mudah terbakar dan bobotnya ringan dan tahan lama.
    3. Bentuk atap yang biasa digunakan ialah bentuk atap datar dari konstruksi beton bertulang dan bidang atap miring dari genteng, sirap, seng gelombang atau asbes semen gelombang. Pada bidang atap miring mendaki paling banyak digunakan penutup/atap genteng karena harga rumah dan cukup awet.


    Pembagian Ruangan

    Telah dikemukakan dalam persyaratan rumah sehat, bahwa rumah sehat harus mmpunyai cukup banyak ruangan-ruangan seperti : ruang duduk/ruang makan, kamar tidur, kamar mandi, jamban, dapur, tempat cuci pakaian, tempat berekreasi dan tempat beristirahat, dengan tujuan agar setiap penghuninya merasa nikmat dan merasa betah tinggal di rumah tersebut. Adapun syarat-syarat pembagian ruangan yang baik adalah sebagai berikut :

    1. Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur kepala keluarga (suami istri) dengan kamar tidur anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, terutama anak-anak yang sudah dewasa.
    2. Memilih tata ruangan yang baik, agar memudahkan komunikasi dan perhubungan antara ruangan didalam rumah dan juga menjamin kebebasan dan kerahasiaan pribadi masing-masing terpenuhi.
    3. Tersedianya jumlah kamar/ruangan kediaman yang cukup dengan luas lantai sekurang-kurangnya 6 m2 agar dapat memenuhi kebutuhan penghuninya untuk melakukan kgiatan kehidupan.
    4. Bila ruang duduk digabung dengan ruang tidur, maka luas lantai tidak boleh kurang dari 11 m2 untuk 1 orang, 14 m2 bila digunakan 2 orang, dalam hal ini harus dipisah.
    5. Dapur Luas dapur minimal 14 m2 dan lebar minimal 1,5 m2, Bila penghuni tersebut lebih dari 2 orang, luas dapur tidak boleh kurang dari 3 m2, Di dapur harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat masak, tempat cuci peralatan dan air bersih, Didapur harus tersedia tempat penyimpanan bahan makanan. Atau makanan yang siap disajikan yang dapat mencegah pengotoran makanan oleh lalat, debu dan lain-lain dan mencegah sinar matahari langsung.
    6. Kamar Mandi dan jamban keluarga
    1. Setiap kamar mandi dan jamban paling sedikit salah satu dari dindingnya yang berlubang ventilasi berhubungan dengan udara luar. Bila tidak harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis untuk mengeluarkan udara dari kamar mandi dan jamban tersebut, sehingga tidak mengotori ruangan lain..
    2. Pada setiap kamar mandi harus bersih untuk mandi yang cukup jumlahnya.
    3. Jamban harus berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dari 7 orang bila jamban tersebut terpisah dari kamar mandi.


    Ventilasi

    1. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman.
    2. Bertambahnya kadar asam karbon (CO2) dari pernafasan manusia.
    3. Suhu udara dalam ruangan naik karena panas yang dikeluarkan oleh badan manusia.
    4. kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan kulit pernafasan manusia.


    Dengan adanya ventilasi silang (cross ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah dengan memasukkan kedalam ruangan udara yang bersih dan segar melalaui jendela atau lubang angin di dinding, sedangkan udara kotor dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di dinding yang berhadapan.

    Tetapi gerak udara ini harus dijaga jangan sampai terlalu besar dan keras, karena gerak angin atau udara angin yang berlebihan meniup badan seseorang, akan mengakibatkan penurunan suhu badan secara mendadak dan menyebabkan jaringan selaput lendir akan berkurang sehingga mengurangi daya tahan pada jaringan dan memberikan kesempatan kepada bakteri-bakteri penyakit berkembang biak, dan selanjutnya menyebabkan gangguan kesehatan, yang antara lain : masuk angin, pilek atau kompilasi radang saluran pernafasan. Gejala ini terutama terjai pada orang yang peka terhadap udara dingin. Untuk menghindari akibat buruk ini , maka jendela atau lubang ventilasi jangan terlalu besar/banyak, tetapi jangan pula terlalu sedikit.

    Agar dalam ruang kediaman, sekurang-kurangnya terdapat satu atau lebih banyak jendela/lubang yang langsung berhubungan dengan udara dan bebas dari rintangan-rintangan, jumlah luas bersih jendela/lubang itu harus sekurang-kurangnya sama 1/10 dari luas lantai ruangan, dan setengah dari jumlah luas jendela/lubang itu harus dapat dibuka. Jendela/lubang angin itu harus meluas kearah atas sampai setinggi minimal 1,95 diatas permukaan lantai. Diberi lubang hawa atau saluran angin pada ban atau dekat permukaan langit-langit (ceiling) yang luas bersihnya sekurang-kurangnya 5% dari luas lantai yang bersangkutan. Pemberian lubang hawa/saluran angin dekat dengan langit-langit bergua sekali untuk mengluarkan udara panas dibagian atas dalam ruangan tersebut.

    Ketentuan luas jendela/lubang angin tersebut hanya sebagai pedoman yang umum dan untuk daerah tertentu, harus disesuaikan dengan keadaan iklim daerah tersebut. Untuk daerah pengunungan yang berhawa dingin dan banyak angin, maka luas jendela/lubang angin dapat dikurangi sampai dengan 1/20 dari luas ruangan. Sedangkan untuk daerah pantai laut dan daerah rendah yang berhawa panas dan basah, maka jumlah luas bersih jendela, lubang angin harus diperbesar dan dapat mncapai 1/5 dari luas lantai ruangan.

    Jika ventilasi alamiah untuk pertukaran udara dalam ruangan kurang memenuhi syarat, sehingga udara dalam ruangan akan berbau pengap, maka diperlukan suatu sistem pembaharuan udara mekanis. Untuk memperbaiki keadaan udara dalam ruangan, sistem mekanis ini harus bekerja terus menerus selama ruangan yang dimaksud digunakan. Alat mekanis yang biasa digunakan/dipakai untuk sistem pembaharuan udara mekanis adalah kipas angin (ventilating, fan atau exhauster), atau air conditioning.


    Pencahayaan

    Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan cahaya alam.

    1. Pencahayaan alam

      Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalaui jendela, celah-celah atau bagian ruangan yang terbuka. Sinar sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Kebutuhan standar cahaya alam yang memenuhi syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan kamar tidur mnurut WHO 60-120 Lux. Suatu cara untuk menilai baik atau tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam rumah, adalah sebagai berikut :

      1. Baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil.
      2. Cukup, bila samar-samar membaca huruf kecil.
      3. Kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca.
      4. Buruk, bila sukar membaca huruf besar.
    2. Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat ditentukan oleh letak dan lebar jendela. Untuk memperoleh jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ke timur. Luas jendela yang baik paling sedikit mempunyai luas 10-20 % dari luas lantai. Apabila luas jendela melebihi 20 % dapat menimbulkan kesilauan dan panas, sedangkan sebaliknya kalau terlalu kecil dapat menimbulkan suasana gelap dan pengap.

    3. Pencahayaan buatan

      Penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih sistem penerangan dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan tersebut dapat menumbuhkan suasana rumah yang lebih menyenangkan. Lampu Flouresen (neon) sebagai sumber cahaya dapat memenuhi kebutuhan penerangan karena pada penerangan yang relatif rendah mampu menghasilkan cahaya yang baik bila dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar. Bila ingin menggunakan lampu pijar sebaiknya dipilih yang warna putih dengan dikombinasikan beberapa lampu neon.

      Untuk penerangan malam hari alam ruangan terutama untuk ruang baca dan ruang kerja, penerangan minimum adalah 150 lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau 40 watt dengan lampu pijar.

    Komponen Sanitasi

    =Penyedia Air Bersih=

    Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang syaratnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum yang berasal dari penyediaan air minum (Dep Kes RI,2002).

    Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bagi penghuni rumah untuk digunakan bagi penghuni rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Yang perlu diperhatikan antara lain:

    1. Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik tank, tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter.
    2. Pada sumur gali sedalam 3 meter dari permukaan tanah dibuat kedap air,yaitu dilengkapi dengan cincin dan bibir sumur
    3. Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal air atau perpipaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin.

    Jumlah air untuk keperluan rumah tangga per hari per kapita tidaklah samapada tiap negara. Pada umumnya dapat dikatakan dinegara-negara yang sudah maju,jumlah pemakaian air per hari per kapita lebih besar dari pada negara-negara yang sedang berkembang.

    Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990, Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Air bersih didapat dari sumber mata air yaitu air tanah, sumur, air tanah dangkal, sumur artetis atau air tanah dalam. Air bersih ini termasuk golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.

    Kualitas air bersih apabila ditinjau berdasarkan kandungan bakterinya menurut SK. Dirjen PPM dan PLP No. 1/PO.03.04.PA.91 dan SK JUKLAK Pedoman Kualitas Air Tahun 2000/2001, dapat dibedakan ke dalam 5 kategori sebagai berikut:

    1. Air bersih kelas A ketegori baik mengandung total koliform kurang dari 50
    2. Air bersih kelas B kategori kurang baik mengandung koliform 51-100
    3. Air bersih kelas C kategori jelek mengandung koliform 101-1000
    4. Air bersih kelas D kategori amat jelek mengandung koliform 1001-2400
    5. Air bersih kelas E kategori sangat amat jelek mengandung koliform lebih 2400

    =Penggunaan Jamban=

    Pembuangan tinja manusia yang terinfeksi yang dilaksanakan secara tidak layak tanpa memenuhi persyaratan sanitasi dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah dan sumber-sumber penyediaan air. Disamping itu, juga akan dapat memberi kesempatan bagi lalat-lalat dari species tertentu untuk bertelur, bersarang, makan bahan tersebut, serta membawa infeksi, menarik hewan ternak, tikus serta serangga lain yang dapat menyebarkan tinja dan kadang-kadang menimbulkan bau yang tidak dapat ditolerir.

    Atas dasar hal tersebut, maka perlu dilakukan penanganan pembungan tinja yang memenuhi persyaratan sanitasi. Tujuan dilakukannya pembuangan tinja secara saniter adalah untuk menampung serta mengisolir tinja sedemikian rupa sehingga dapat tercegah terjadinya hubungan langsung maupun tidak langsung antara tinja dengan manusia, dan dapat dicegah terjadinya penularan faecal borne diseases dari penderita kepada orang yang sehat, maupun pencemaran lingkungan pada umumnya.

    Adapun persyaratan sarana pembuangan tinja yang baik dan memenuhi syarat kesehatan adalah:

    1. Tidak terjadi kontaminasi pada tanah permukaan.
    2. Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin masuk ke mata air atau sumur.
    3. Tidak terjadi kontaminasi pada air permukaan.
    4. Excreta tidak dapat dijangkau oleh lalat atau kuman.
    5. Tidak terjadi penanganan Excreta segar. Apabila tidak dapat dihindarkan, harus ditekan seminimal mungkin.
    6. Harus bebas dari bau serta kondisi yang tidak sedap.
    7. Metode yang digunakan harus sederhana serta murah dalam pembangunan dan penyelenggaraannya.

    Cara pembuangan tinja yang dianjurkan dari aspek kesehatan lingkungan, antara lain:

    1. Kakus Cubluk (pit privy).
    2. Kakus cair (agua privy).
    3. Kakus leher angsa atau angsa trine.

    Ada tiga kelompok teknik pembuangan tinja dengan sistem jamban, yaitu: (Suparmin, 2002).

    1. Tehnik yang menggunakan jamban tipe utama
      1. Jamban cubluk (pit privy) ialah jamban yang terdiri dari lubang tanah yang digali dengan tangan, dilengkapi dengan lantai tempat jongkok, dan dibuat rumah jamban di atasnya. Lubang berfungsi untuk mengisolasi dan menyimpan tinja manusia sedemikian rupa sehingga bakteri yang berbahaya tidak dapat berpindah ke inang yang baru.
      2. Jamban air (agua privy) ialah jamban yang terdiri dari sebuah tangki berisi air, di dalamnya terdapat pipa pemasukan tinja yang tergantung pada lantai jamban. Tinja dan air seni jatuh melalui pipa pemasukan ke dalam tangki dan mengalami dekomposisi anaerobik.
      3. Jamban leher angsa (angsa trine) atau jamban tuang siram yang menggunakan sekat air ialah Jamban yang terdiri dari lantai beton yang dilengkapi leher angsa, dan dapat langsung dipasang diatas lubang galian, lubang hasil pengeboran, atau tangki pembusukan. Dengan adanya sekat air pada leher angsa, lalat tidak dapat mencapai bahan yang terdapat pada lubang jamban, dan bau tidak dapat keluar dari lubang itu.
    2. Tehnik yang menggunakan jamban tipe yang kurang dianjurkan
      1. Jamban bor (bored-hole latrin) merupakan variasi dari jamban cubluk yang lubangnya dibuat dengan cara dibor. Lubangnya mempunyai penampang melintang yang lebih kecil, dengan diameter sama dengan diameter mata bor yang digunakan dan lebih dalam.
      2. Jamban keranjang (bucket latrine), atau jamban kotak, atau kaleng yaitu tinja ditampung sementara kemudian dibuang ketempat pembuangan. Penggunaan jamban keranjang memungkinkan penanganan tinja segar, akibatnya menarik lalat dalam jumlah besar, selalu ada bahaya terjadinya pencemaran tanah, air permukaan, air tanah, menimbulkan bau dan pemandangan yang tidak sedap.
      3. Jamban parit (trench latrine) yaitu Jamban dengan lubang diatas tanah, biasanya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 30 x 30 cm dan kedalaman 40 cm. Tanah galian ditumpuk disekitar lubang dan dimanfaatkan untuk menutup tinja yang telah dibuang.
      4. Jamban gantung (overhung privy) ialah jamban yang dipasang diatas kedalam air sedemikian rupa sehingga dasarnya tidak akan pernah kelihatan pada musim kering atau pasang surut.
    3. Tehnik yang menggunakan jamban untuk situasi khusus.
      1. Jamban kompos (compost privy) yaitu jamban tempat penampunggan tinja yang memiliki dua atau lebih lubang penampungan, dan dicampur dengansampah organik (jerami, limbah dapur, potongan rumput dan sebagainya), yang produk akhirnya dapat digunakan untuk pupuk.
      2. Jamban kimia (chemical toilet) yaitu jamban yang terdiri dari sebuah tangki logam yang berisi larutan soda kaustik. Tempat duduk atau tempat jongkok dengan penutupnya ditempatkan langsung diatas tangki. Tangki dilengkapi dengan pipa ventilasi yang ujungnya menjorok sampai ke atas atap rumah.
      3. Jamban kolam yaitu bentuk jamban dengan memanfaatkan tinja yang dibuang secara langsung ke air untuk makanan ikan yang dipelihara.
      4. Jamban gas bio yaitu jamban yang terdiri dari rumah jamban, tangki pencerna, penampung gas dan sistem perpipaan untuk menyalurkan gas bio dari tangki pencernaan ke penampungan gas dan dari penampungan gas ke tempat pemakaian gas (kompor, alat penerangan, dan sebagainya). Jamban gas bio ini selain dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar juga menghasilkan kompos untuk menyuburkan tanaman

    Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : (Depkes RI, 2002).

    1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampungan berjarak 10 – 15 meter dari sumber air minum
    2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamak oleh serangga maupun tikus.
    3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok agar tidak mencemari tanah disekitarnya.
    4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaanya.
    5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang.
    6. Cukup penerangan.
    7. Lantai kedap air.
    8. Ventilasi cukup baik
    9. 9Tersedia air dan alat pembersih
      Komponen Sanitasi

      Komponen Perilaku Penghuni

      Pembuangan sampah adalah kegiatan menyingkirkan sampah dengan metode tertentu dengan tujuan agar sampah tidak lagi mengganggu kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat. Ada dua istilah yang harus dibedakan dalam lingkup pembuangan sampah solid waste (pembuangan sampah saja) dan final disposal (pembuangan akhir). (Sarudji. D,2006)

      Pembuangan sampah yang berada di tingkat pemukiman yang perlu diperhatikan adalah:

      1. Penyimpanan setempat (onsite storage)

        Penyimpanan sampah setempat harus menjamin tidak bersarangnya tikus, lalat dan binatang pengganggu lainnya serta tidak menimbulkan bau. Oleh karena itu persyaratan kontainer sampah harus mendapatkan perhatian.

      2. Pengumpulan sampah

        Terjaminnya kebersihan lingkungan pemukiman dari sampah juga tergantung pada pengumpulan sampah yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah atau oleh pengurus kampung atau pihak pengelola apabila dikelola oleh suatu real estate misalnya. Keberlanjutan dan keteraturan pengambilan sampah ke tempat pengumpulan merupakan jaminan bagi kebersihan lingkungan pemukiman.

      Pembuangan Air Limbah

      Air limbah adalah air yang tidak bersih mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia ataupun hewan, dan lazimnya karena hasil perbuatan manusia. sumber air limbah yang lazim dikenal adalah :

      1. Berasal dari rumah tangga misalnya air, dari kamar mandi, dapur
      2. Berasal dari perusahaan misalnya dari hotel, restoran, kolam renang
      3. Berasal dari industri seperti dari pabrik baja, pabrik tinta dan pabrik cat
      4. Berasal dari sumber lainnya seperti air tinja yang tercampur air comberan, dan lain sebagainya.

      Penerapan Rumah Sehat

      Penerapan rumah sehat dapat dilihat dari keadaan rumah tersebut. Menurut American Public Health Association (APHA) Rumah yang sehat menurut harus memenuhi empat persyaratan yang dianggap pokok. Empat syarat tersebut adalah (Depkes RI,2002)

      1. Memenuhi kebutuhan fisiologis
        1. Memepertahankan temperatur lingkungan untuk menjaga keseimbangan pengeluaran panas tubuh dan kelembaban ruangan.
        2. Membuat ketentuan tentang kadar pengotoran udara yang diperkenankan oleh bahan-bahan kimia.
        3. Tentang illuminasi cahaya siang yang cukup.
        4. Ketentuan tentang direct sunlight yang diperkenankan.
        5. Ketentuan tentang cahaya buatan yang cukup baik.
        6. Perlindungan terhadap gangguan suara/keributan yang berlebihan.
        7. Adapun lapangan terbuka untuk olah raga, rekreasi dan tempat anak-anak bermain.
      2. Memenuhi Kebutuhan Pisikologis
        1. FKetentuan-ketentuan tentang privacy yang cukup bagi setiap individu.
        2. Kebebasan dan kesempatan bagi setiap keluarga yang normal.
        3. Kebebasan dan kesempurnaan hidup bermasyarakat.
        4. Fasilitas yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan tanpa menyebabkan kelelahan fisik dan mental
        5. Fasilitas-fasilitas untuk mempertahankan kebersihan rumah dan lingkungan.
        6. Ketentuan tentang kenyamanan dirumah dan sekitarnya.
        7. Membuata indeks standar standar sosial dari masyarakat yang secara lokal.
      3. Perlindungan terhadap penularan penyakit
        1. Penyediaan air sehat bagi setiap penduduk
        2. Ketentuan tentang perlindungan air minum dari pencemaran.
        3. Ketentuan tentang fasilitas pembuangan kotoran ( Jamban)
        4. Melindungi interior rumah terhadap sewage contamination
        5. Menghindarkan insanitary condition sekitar rumah.
        6. Ketentuan tentang “Space” dikamar tidur
        7. Menghindarkan adanya sarangan tikus dan kutu busuk dalam rumah.
      4. Terhindar dari kecelakaan
        1. Membuat kontruksi rumah yang kokoh untuk menghindarkan ambruk.
        2. Menghindarkan bahaya kebakaran
        3. Mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan jatuh dan kecelakaan lainnya
        4. Perlindungan terhadap Electrical shock
        5. Perlindungan terhadap bahaya keracunan oleh gas
        6. Menghindarkan bahaya-bahaya lalulintas kendaraan

      Menurut Depkes RI (2002), suatu rumah dikatakan sehat apabila :

      1. 1Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
      2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota dan penghuni rumah.
      3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, penglolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas dari tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindunginya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
      4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan jalan, komponen yang tidak roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

      Tujuan Pendataan Rumah Sehat

      Pendataan rumah sehat adalah program yang saat ini sedang berjalan pada Dinas Kesehatan Kota Tangerang bertujuan mendata rumah masyarakat terutama di Daerah Kota Tangerang, Dinas Kesehatan Kota Tangerang melakukan pendataan terhadap rumah masyarakat yang didata melalui puskesmas dan posyandu yang berada di Kota Tangerang dengan beberapa kriteria yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia lalu hasil pendataan akan diolah oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Apabila ditemukan rumah yang tidak layak untuk dihuni maka pemerintah Kota Tangerang akan melakukan bedah rumah.

      Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

      Menurut Ary Budi Warsito, Muh. Yusup dan Moh Iqbal Awi Makaram (2015:29)[18], “Unified Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk permodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut”.

      Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd dalam buku System Analysis and Design in a Changing World 6th edition (2012:46)[19], “Unified Modeling Language (UML) is the standard set of model construct and notations defined by the Object Management Group (OMG), a standart organization for system development”. Yang terjemahannya adalah Unified Modeling Language (UML) merupakan kumpulan model standar kontruksi dan notasi yang didefinisikan oleh Object Management Group (OMG), yang adalah sebuah organisasi standart untuk pengembangan sistem.

      Diagram-Diagram UML (Unified Modeling Language)

      Berikut adalah definisi diagram-diagram yang terdapat di dalam UML yang akan digunakan, yaitu:

      1. Use Case Diagram
        Menurut Carina Titus dalam International Journal of Computer Application Vol. 145 No. 9 dengan judul A Proposed Prototype on using Online Social Networks as Learning Platforms (2016:20)[20], “Use case modeling is the way of showing how the system stakeholders will interact with the system”. Yang terjemahannya adalah cara untuk menunjukkan bagaimana pemangku kepentingan sistem akan berinteraksi dengan sistem. Sedangkan menurut Untung Rahardja, Meta Amalya Dewi dan Winarti Prastiwi dengan judul Implementasi Widuri Sebagai Media Penyimpanan Laporan Dari Referensi Digital Karya Ilmiah (2014:491), “Use case pada dasarnya merupakan gambaran dari proses sistem secara keseluruhan yang melibatkan actor dalam hal penggunaan”.
      2. Activity Diagram
        Menurut Satzinger, Jackson dan Burd dalam buku System Analysis and Design in a Changing World 6th edition (2012:57)[19], “an Activity Diagram describes user (or system) activities, the person who does each activity, and the sequential flow of these activities”. Yang terjemahannya adalah Activity Diagram yang menggambarkan beberapa aktivitas pengguna (atau sistem), orang yang melakukan setiap aktivitas dan arus yang berurutan dari aktivitas.
      3. Sequence Diagram
        Menurut Carina Titus dalam International Journal of Computer Application Vol. 145 No. 9 dengan judul A Proposed Prototype on using Online Social Networks as Learning Platforms (2016:20)[20], “A Sequence Diagram shows object interactions arranged in time sequence. It depicts the objects and classes involved in the scenario and the sequence of messages exchanged between the objects needed to carry out the functionality of the scenario”. yang terjemahannya adalah menunjukkan interaksi objek yang diatur dalam urutan waktu. Ini menggambarkan objek dan kelas yang terlibat dalam skenario dan urutan pesan dipertukarkan antara objek yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi skenario ".
      4. Class Diagram
        Menurut Carina Titus dalam International Journal of Computer Application Vol. 145 No. 9 dengan judul A Proposed Prototype on using Online Social Networks as Learning Platforms (2016:20)[20], “This is static structure diagram that describes the structure of a system by showing the system's classes, their attributes, operations (or methods), and the relationships among the classes. Figure 2 shows the main classes of the system and how they interact with each other”. Yang terjemahannya adalah menunjukkan interaksi objek yang diatur dalam urutan waktu. Ini menggambarkan objek dan kelas yang terlibat dalam skenario dan urutan pesan dipertukarkan antara objek yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi skenario ".

      Definisi SWOT

      Menurut Ifediora Christian Osita, Idoko Onyebuchi R. dan Nzekwe Justina dalam International Journal of Innovative and Applied Research Vol. 2 Issues 9 dengan judul Organization’s stability and productivity: the role of SWOT analysis an acronym for strength, weakness, opportunities and threat (2014:23)[21], “The SWOT analysis is one of several strategic planning tools that are used by businesses and other organizations to ensure that there is a clear objective defined for the project or venture, and that all factors related to the effort, both positive and negative, are identified and addressed. In order to accomplish this task, the process involves four areas of consideration: strengths, weaknesses, opportunities, and threats. It should be noted that, when identifying and classifying relevant factors, the focus is not just on internal matters, but also external components that could impact the success of the project”. Yang terjemahannya Analisis SWOT adalah salah satu beberapa alat perencanaan strategis yang digunakan oleh perusahaan dan organisasi lain untuk memastikan bahwa ada sebuah tujuan yang jelas didefinisikan untuk proyek atau usaha, dan bahwa semua faktor-faktor yang berhubungan dengan usaha, baik positif maupun negatif, diidentifikasi dan ditangani. Untuk menyelesaikan tugas ini, proses melibatkan empat bidang pertimbangan: kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Perlu dicatat bahwa, ketika mengidentifikasi dan mengklasifikasikan faktor relevan, fokus bukanlah hal-hal yang hanya pada internal, tetapi juga komponen eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan proyek.

      Definisi Website

      Menurut Murad (2013:49)[22], “Web adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

      Menurut Stefan Frits Pangalila, Dkk. (2014:4)[23], “ WEB (World Wide Web) adalah suatu layanan sajian informasi yang menggunakan konsep hyper link (tautan), media memudahkan surfer (sebutan parapemakai komputer yang melakukan browsing atau penelusuran informasi melalui internet).”

      Dari kedua definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa website adalah suatu layanan sajian informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang menggunakan konsep hyperlink (tautan) dan tersimpan dalam sebuah server web internet.

      Definisi Prototype

      Definisi Prototype

      Menurut Wiyancoko dalam Saefullah, Dkk. (2015:64)[24], “Prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi sebenarnya”. Faktor keberhasilan model prototype adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pengembang dan calon pengguna harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.

      Menurut Rizkidiniah, Muh. Yamin dan Nur Fajriah (2016:195)[25], Prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, model ini harus bersifat representatif dari produk akhirnya.

      Tahapan-Tahapan Prototyping

      Ada beberapa tahapan-tahapan dalam prototyping menurut Vega, Muh. Yamin dan Fid Aksara (2016:198), yaitu sebagai berikut :

      1. Requiments Gathering
        Pelanggan dan pengembang bersamasama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak dan keras, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
      2. Quick Design
        Desain cepat ini memfokuskan pada representasi aspek-aspek software yang dapat dilihat oleh user, misalnya format input dan output, selanjutanya dari desain cepat diteruskan pada pembentukan prototype.
      3. Build Prototype
        Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
      4. Evaluated and Refinements Prototyping
        Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah selanjutnya akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangi langkah pertama. Memperhalus analisis kebutuhan calon pengguna dengan melakukan pembuatan sebenarnya termasuk design, coding, dan testing.

      Konsep Dasar PHP (PHP Hypertext Preprocessor)

      Definisi PHP (PHP Hypertext Preprocessor)

      Menurut Kamus Komputer dalam Ary Budi Warsito, Muhammad Yusuo, Yulianto. (2014:27)[26], “PHP adalah bahasa pemrograman untuk dijalankan melalui halaman web, umumnya digunakan untuk mengolah informasi di internet.”

      Keunggulan menggunakan PHP (PHP Hypertext Preprocessor)

      Menurut Anggaeni dan Sujatmiko (2013 : 40)[27], PHP memiliki kelebihan yaitu sebagai berikut :

      1. PHP mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi.
      2. PHP dapat berjalan dalam web server yang berbeda pula.
      3. PHP dapat berjalan disistem operasi Unix, Windows 98 dan NT, Machintosh.
      4. PHP diedarkan secara gratis.
      5. PHP juga dapat berjalan pada web server Microsoft Personal Web Server, Apache, IIS, Xitami dan sebagainya.
      6. PHP termasuk bahasa yang embeded (bisa diletakkan atau ditempel di HTML).
      7. PHP termasuk server-side programming.

      Konsep Dasar MySQL

      Definisi MySQL

      Menurut Anggaeni, Puspita Aritias dan Bambang Sujatmiko, (2013:39)[27], MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia.

      Keunggulan Menggunakan MySQL

      Menurut M. Rudyanto Arief dalam Puspita Aritias Anggaeni dan Bambang Sujatmiko (2013:39-40)[27], MySQL memiliki keunggulan dalam penggunaannya yaitu sebagai berikut :

      Struktur Direktori MySQL. Software MySQL secara default akan diletakkan pada direktori C:\MySQL jika diinstall pada system operasi windows. Apabila Koneksi PHP Dengan MySQL dapat dilakukan dengan menghubungkan bahasa pemrograman PHP dengan MySQL di butuhkan beberapa perintah-perintah khusus, yang terdiri dari :

      1. Pembuatan koneksi antara server dari MySQL dengan webserver tempat menyimpan halaman web.
      2. Setelah terbentuk koneksi maka selanjutnya dilakukan pemilihan database yang akan digunakan. Jika belum pernah di bentuk suatu database maka dapat dibuat sebuah database.
      3. Kemudian dapat dilakukan perintah-perintah SQL yang lain seperti select, update, delete, insert, dan perintah-perintah lainnya.

      Definisi FrameWork

      Menurut Badiyanto (2014:23), “Framework adalah suatu kerangka kerja dalam aplikasi web yang terdiri atas susunan potongan-potongan program (modul), sehingga programmer tidak perlu membuat kode atau not, karena framework telah menyediakannya.” Terdapat beberapa macam framework seperti Yii, Code Igniter (CI), Zend, CakePHP, Symphony, dll. Ada beberapa alasan mengapa menggunakan framework :

      1. Mempercepat dan mempermudah dalam pembuatan aplikasi.
      2. Relatif memudahkan dalam proses maintenance karena sudah Ada pola tertentu dalam sebuah framework (dengan syarat programmer mengikuti pola standar yang ada).
      3. Umumnya framework menyediakan fasilitas-fasilitas yang umum dipakai sehingga kita tidak perlu membangun dari awal (misalnya validasi, ORM, pagination, multiple basisdata, scaffolding, pengaturan session, error handling, dll). Lebih bebas dalam pengembangan jika dibandingkan Customer Management System (CMS).

      Definisi Elisitasi

      Menurut Shadab Khan dalam International Journal of Information and Computation Technology (2014:134)[28], “Requirements elicitation is one of the first activities that tries to define the project scope and elicit user requirements. This activity relies in communication and cooperation between stakeholders which makes collaboration crucial for the success of this activity, especially in global software development projects with distributed teams and stakeholders.” Yang terjemahannya adalah Persyaratan elisitasi adalah salah satu kegiatan pertama yang mencoba untuk menentukan cakupan proyek dan mendapatkan persyaratan pengguna. Kegiatan ini bergantung pada komunikasi dan kerjasama antara pemangku kepentingan yang membuat kolaborasi sangat penting bagi keberhasilan kegiatan ini, terutama dalam proyek pengembangan perangkat lunak global dengan tim dan pemangku kepentingan terdistribusi."

      Konsep Dasar Pengujian (Testing)

      Definisi Testing

      Menurut Trivedi dalam International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering (IJARCSSE) (2012:433)[29], “Software testing is more than just error detection; Testing software is operating the software under controlled conditions, to (1) verify that it behaves “as specified”; (2) to detect errors and (3) to validate that what has been specified is what the user actually wanted”. Yang terjemahannya ialah Pengujian perangkat lunak lebih dari sekadar deteksi kesalahan; Perangkat lunak pengujian mengoperasikan perangkat lunak dalam kondisi terkendali, untuk (1) memverifikasi bahwa ia berperilaku "sebagaimana ditentukan"; (2) untuk mendeteksi kesalahan dan (3) memvalidasi bahwa apa yang telah ditentukan adalah apa yang sebenarnya diinginkan pengguna ".

      Tahapan Pengujian Sistem

      Menurut Nidhra dalam International Journal of Embedded Systems and Applications (IJESA) (2012:29)[30], tahapan pengujian sistem adalah :

      1. Unit Testing is a code based testing which is performed by developers, this testing is mainly done to test each and individual units separately. This unit testing can be done for small units of code or generally no larger than a class.
      2. 2Integration Testing validates that two or more units or other integrations work together properly, and inclines to focus on the interfaces specified in low-level design.
      3. System Testing reveals that the system works end-to-end in a production-like location to provide the business functions specified in the high-level design.
      4. Acceptance Testing is conducted by business owners, the purpose of acceptance testing is to test whether the system does in fact, meet their business requirements.
      5. Regression Testing is the testing of software after changes has been made; this testing is done to make sure that the reliability of each software release, testing after changes has been made to ensure that changes did not introduce any new errors into the system.
      6. Alpha Testing, usually in the existence of the developer at the developer’s site will be done.
      7. Beta Testing is done at the customer’s site with no developer in site.
      8. Functional Testing is done for a finished application; this testing is to verify that it provides all of the behaviors required of it.

      Yang diterjemahkan yaitu :

      • Pengujian Unit adalah pengujian berbasis kode yang dilakukan oleh pengembang, pengujian ini terutama dilakukan untuk menguji masing-masing unit individual secara terpisah. Pengujian unit ini bisa dilakukan untuk unit kode kecil atau umumnya tidak lebih besar dari kelas.
      • Integration Testing memvalidasi bahwa dua atau lebih unit atau integrasi lainnya bekerja sama dengan baik, dan condong untuk fokus pada antarmuka yang ditentukan dalam desain tingkat rendah.
      • Pengujian Sistem menunjukkan bahwa sistem bekerja end-to-end di lokasi seperti produksi untuk menyediakan fungsi bisnis yang ditentukan dalam desain tingkat tinggi.
      • Pengujian Penerimaan dilakukan oleh pemilik usaha, tujuan pengujian penerimaan adalah untuk menguji apakah sistem tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan bisnis mereka.
      • Pengujian Regresi adalah pengujian perangkat lunak setelah dilakukan perubahan; Pengujian ini dilakukan untuk memastikan keandalan setiap rilis perangkat lunak, pengujian setelah perubahan telah dilakukan untuk memastikan bahwa perubahan tidak memperkenalkan kesalahan baru ke dalam sistem.
      • Pengujian Alfa, biasanya dalam keberadaan pengembang di situs pengembang akan dilakukan.
      • Pengujian Beta dilakukan di situs pelanggan tanpa pengembang di situs.
      • Pengujian Fungsional dilakukan untuk aplikasi jadi; Pengujian ini adalah untuk memverifikasi bahwa ia menyediakan semua perilaku yang dibutuhkannya.

      Literature Review

      Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan serta peninjauan kembali penelitian yang sebelumnya telah dilakukan mengenai pengadaan barang yang dan yang saling berkaitan dengan penelitian ini, maka perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang dilakukan, diantaranya sebagai berikut :

      1. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Afriliayanti dan Sri Winiarti[31] yang berjudul “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Rumah Sehat” dari penelitain tersebut dapat disimpulkan telah dilakukan analisis kebutuhan sistem unutk mendukung keputusan dalam menetukan rumah sehat dan telah dirancang sebuah sistem yang dapat membantu memberikan saran, masukan atau pertimbangan dalm pengambilan keputusan untuk menetukan kelayakan rumah sehat.
      2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Priyanti dan Siska Iriani[32] yang berjudul “Sistem Informasi Data Penduduk Pada Desa Bogoharjo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan” dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi data penduduk berguna bagi kelancaran di desa Bogoharjo, petugas meras terbantu dalam mencari dan mengelola data data penduduk dan pelayanan didesa Bogoharjo lebih mundah menggunakan sistem informasi data penduduk di bandingkan dengan sistem sebelumnya.
      3. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ayu Mustikowati[33] yang berjudul “Pembangunan Sistem Informasi Pendataan Rumah Tangga Miskin Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan” dari penelitain tersebut dapat disimpulkan, Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan belum memanfaatkan komputer secara efektif dalam melaksakan kerjanya khususnya kepala seksi kesejahteraan sosial, contohnya dalam pencatatan data rumah tangga miskin masih dilakukan secara manual, untuk membatu penanganan beban kerja yang dibutuhkan sistem yang terkomputerisasi, dalam hal ini dengan menggunakan sistem informasi rumah tangga miskin, dengan adanya sistem informasi rumah tangga miskin Kecamatan Tulakan maka permasalahan yang sering timbul dapat dikurangi semasimal mungkin. Contoh permasalahanya antara lain data rumah tangga miskin salah satu desa ada yang hilang, pencarian data yang membutuhkan waktu yang lama.
      4. Penelitian yang dilakukan oleh Enny Nuraini[34] yang berjudul “Aplikasi Monitoring Pencatatan Data Penjualan Alat Industri Berbasis Mobile Android Pada PT.Phosphatindo Perkasa”. Penelitian ini membahas mengenai pemantauan data penjualan secara realtime dari pengguna atau marketing kepada manager sehingga dapat mempermudah manager dalam mengevaluasi dan mengambil keputusan. Metode yang digunakan untuk merancang aplikasi ini diantaranya metode pengumpulan data, analisa, perancangan serta metode pengujian blackbox testing.
      5. Penelitian yang dilakukan oleh Dahlan Abdullah dan Cut Ita Erliana [35] yang berjudul “Sistem Informasi Pendataan Kendaraan Hilang Berbasis Web Pada Polres Binjai”. Dari penelitian tersenut dapat disimpulkan sistem informasi yang telah dibangun berfungsi mengolah data para pelapor yang kehilangan kendaraan sesuai yang dibutuhkan Polres Binjai. Sistem informasi yang telah dibangun dapat memberikan statistic jumlah kendaraan yang hilang bedasarkan jenis kendaraan sesuai dengan undang-undangyang telah disahkan oleh pemerintahan. Sistem informasi yang telah dibangun memberikan kemudahan dalam membaut surat tanda lapor kehilangan.Sistem Informasi yang telah dibangun dapat menentukan persentase dari curanmor yang hilang.Sistem Informasi dapat memberikan laporan sesuai dengan keinginan pihak kepolisian.
      6. Penelitian yang dilakukan oleh Mujib Ridwan, Hadi Suyono, dan M. Sarosa [36]yang berjudul penerapan data mining pada “Penerapan Data Mining Untuk Evaluasi Kinerja Akademik Mahasiswa Menggunakan Algoritma Naive Bayes Classifier” dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengujian pada data mahasiswa angkatan 2005-2009 mining NBC menghasilkan nilai precision, recall, dan accuracy masing-masing 83%, 50%, dan 70%.Penentuan data training dapat mempengaruhi hasil pengujian, karena pola data training tersebut akan dijadikan sebagai rule untuk menentukan kelas pada data testing. Sehingga besar atau kecilnya prosentase tingkat precision, recall, dan accuracy dipengaruhi juga oleh penentuan data training. Hasil mining NBC dapat digunakan untuk mengklasifikasikan kinerja akademik mahasiswa tahun ke-2 yang dalam penelitian ini dijadikan data target.
      7. Mohammed M. Abu Tair, Alaa M. El-Halees [37] , “Mining Educational Data to Improve Students’ Performance: A Case Study”, In this paper, we gave a case study in the educational data mining. It showed how useful data mining can be used in higher education particularly to improve graduate students’ performance. We used graduate students data collected from the college of Science and Technology in Khanyounis. The data include fifteen years period [1993-2007]. We applied data mining techniques to discover knowledge. Particularly we discovered association rules and we sorted the rules using lift metric. Then we used two classification methods which are Rule Induction and Naïve Bayesian classifier to predict the Grade of the graduate student. Also we clustered the students into groups using K-Means clustering algorithm. Finally, we used outlier detection to detect all outliers in the data, two outlier methods are used which are Distance-based Approach and Density-Based Approach. Each one of these tasks can be used to improve the performance of graduate student. Our future work include applying data mining techniques on an expanded data set with more distinctive attributes to get more accurate results. Also, experiments could be done using more data mining techniques such as neural nets, genetic algorithms, k-nearest Neighbor, and others. Finally, the used preprocess and data mining algorithms could be embedded into the college system so that any one using the system can benefited from the data mining techniques.

      8. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Wahyuniardi[38], Erwin M. Pribadi, Bram Priyanto, Sidik Nurjaman, Muhammad Yunus yang berjudul “Penyusunan Sistem Informasi Berbasis Web untuk Monitoring dan Evaluasi Sentra IKM Alas Kaki di Cibaduyut – Jawa Barat.” Penelitian ini membahas mengenai sistem informasi ini dapat menjadi alat dalam melakukan monitoring terhadap sentra binaan yang ada di daerahnya. Hasil monitoring ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi instansi pemerintah dalam menyusun program/kegiatan dalam rangka peningkatan kinerja sentra di masa yang akan datang. Metode yang digunakan iaah object oriented dengan pendekatan analisis SWOT

      BAB III

      ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

      Gambaran Umum Instansi

      Sejarah Singkat Dinas Komunikasi dan Informatika

      Dinas Komunikasi dan Informastika Kota Tangerang merupakan salah satu dari banyaknya Dinas yang terdapat pada Pemerintahan Kota Tangerang yang beralamat di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Jl. Satria Sudirman No. 1 Gedung Pusat Pemerintahan Lt.IV Kota Tangerang 15111.

      Visi dan Misi Dinas Komunikasi dan Informatika

      Visi Dinas Komunikasi dan Informatika

      Mengacu pada garis arah kebijakan yang tercantum dalam Rancangan RPJMD Kota Tangerang 2014-2018 tersebut maka visi dan misi Dinas Komunikasi dan Informatika adalah: Pelopor pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang maju dalam tata laksana pemerintahan dan komunikasi publik yang baik. Pengertian dari visi tersebut adalah sebagai berikut:

      1. Pelopor pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang maju; maksudnya adalah Dinas Komunikasi dan Informatika diharapkan mampu menjadi institusi yang mempelopori penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang maju bagi pemerintah daerah kota Tangerang.
      2. Tata laksana pemerintahan; maksudnya adalah Dinas Komunikasi dan Informatika diharapkan mampu memfasilitasi terselenggaranya kegiatan administrasi yang efektif dan efisien melalui penerapan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung aktivitas administrasi pemerintah daerah dan mampu menjadi institusi yang dapat membuat jejaring koordinasi lintas dinas dalam lingkup pemerintah daerah Kota Tangerang menjadi lebih baik, optimal dan mudah, melalui penerapan sistem koordinasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
      3. Komunikasi publik yang baik; maksudnya adalah Dinas Komunikasi dan Informatika diharapkan mampu menjadi institusi yang dapat memfasilitasi komunikasi dan tukar pikiran antara pemerintah daerah dengan masyarakat. Menginformasikan dan mensosialisasikan berbagai aktivitas pemerintah berikut kebijakan dan programnya, sekaligus menampung dan menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap kinerja pemerintahnya.

      Misi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang

      1. Mewujudkan sumber daya manusia yang handal guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi dinas
      2. Mewujudkan sarana dan prasarana yang memadai baik perangkat keras maupun lunak dalam mencapai kinerja yang tinggi
      3. Mendorong terwujudnya sistem kinerja administrasi dan koordinasi pemerintahan yang optimal melalui dukungan teknologi informasi dan komunikasi
      4. Mengembangkan dan mengelola database dan informasi daerah secara optimal untuk Kota Tangerang yang informatif
      5. Mengembangkan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi bagi peningkatan pelayanan publik.

      Struktur Organisasi

      Tugas dan Tanggung Jawab

      Berikut tugas dan tanggung jawab struktur organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang menurut Peraturan Walikota Nomor 71 Tahun 2016.

      Kepala Dinas

      • Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

      Sekretariat
      Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian, dan perencanaan. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi:

      • Penatausahaan urusan umum;
      • Penatausahaan urusan keuangan;
      • Penatausahaan urusan kepegawaian; dan
      • Pengoordinasian dalam penyusunan perencanaan Dinas; dan
      • Pengoordinasian pelaksanaan tugas Bidang-Bidang dan UPT-UPT di lingkungan Dinas.

      Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
      Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang administrasi umum dan administrasi kepegawaian. Uraian tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah:

      • melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
      • melakukan pengelolaan urusan surat-menyurat/tata naskah Dinas;
      • melakukan pengelolaan urusan rumah tangga, perpustakaan, kearsipan, keprotokolan, dan kehumasan Dinas;
      • melakukan pembinaan dan pengembangan pegawai Dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
      • melakukan pelayanan administrasi kepegawaian Dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
      • melakukan fasilitasi penilaian prestasi kerja pegawai Dinas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
      • melakukan fasilitasi pemrosesan penetapan angka kredit jabatan fungsional di lingkungan Dinas;
      • melakukan penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Dinas;
      • melaksanakan pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah yang dalam penguasaan SKPD;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

      Sub Bagian Keuangan
      Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang administrasi keuangan. Uraian tugas Sub Bagian Keuangan adalah:

      • melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan Sub Bagian Keuangan;
      • melakukan pembinaan penatausahaan keuangan Dinas;
      • melakukan penatausahaan anggaran Dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
      • melakukan pengelolaan kas Dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
      • melakukan penatausahaan pendapatan yang berasal dari retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
      • melakukan pelayanan lainnya di bidang keuangan Dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
      • menyimpan bukti-bukti transaksi keuangan sebagai bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan Dinas;
      • melakukan penyusunan laporan keuangan Dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian Keuangan; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

      Sub Bagian Perencanaan
      Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang perencanaan program, evaluasi, dan pelaporan. Uraian tugas Sub Bagian Perencanaan adalah:

      • melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan Sub Bagian Perencanaan;
      • melakukan pengoordinasian penyusunan rencana program dan kegiatan Dinas; meliputi Rencana Strategis (Renstra); Rencana Kerja (Renja); Indikator Kinerja Utama (IKU); Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), dan Penetapan Kinerja (PK);
      • melakukan pengumpulan dan pengadministrasian usulan RKA/RKPA dari unit-unit kerja di lingkungan Dinas;
      • melakukan penyusunan RKA/RKPA dan DPA/DPPA Dinas berdasarkan usulan unit-unit kerja dan hasil pembahasan internal Dinas;
      • melakukan pembinaan administrasi perencanaan di lingkungan Dinas;
      • melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap realisasi atau pelaksanaan program dan kegiatan Dinas;
      • melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan Dinas dalam rangka penyiapan bahan-bahan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah lingkup Dinas dan laporan kedinasan lainnya;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian Perencanaan; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

      Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
      Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Dinas dalam lingkup fasilitasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Untuk menyelenggarakan tugas, Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai fungsi:

      • Penyelenggaraan infrastruktur internet dan data center;
      • Penyelenggaraan tata kelola dan ekosistem teknologi informasi dan komunikasi; dan
      • Penyelenggaraan keamanan informasi dan persandian.

      Seksi Infrstruktur Internet dan Data Center
      Seksi Infrastruktur Internet dan Data Center mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkenaan dengan infrastruktur internet dan data center. Uraian tugas Seksi Infrastruktur Internet dan Data Center adalah:

      • melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Infrastruktur Internet dan Data Center berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
      • melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai infrastruktur internet dan data center;
      • melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan infrastruktur internet dan data center;
      • melakukan pendaftaran nama domain dan sub domain instansi penyelenggara negara bagi kepentingan kelembagaan, pelayanan publik dan kegiatan pemerintahan;
      • pengelolaan domain dan sub domain Pemerintah Daerah;
      • melakukan pengembangan dan penyelenggaraan Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC);
      • melakukan fasilitasi Government Cloud Computing;
      • melakukan koordinasi kerjasama lintas OPD, lintas Pemerintah Daerah dan lintas Pemerintah Pusat serta non pemerintah dalam hal infrastruktur Data Center;
      • melakukan fasilitasi interkoneksi Jaringan Intra Pemerintah;
      • melakukan penyediaan prasarana dan sarana telekomunikasi pemerintah;
      • melakukan penyediaan sarana infrastruktur jaringan internet;
      • melakukan pengelolaan akses internet pemerintah dan publik;
      • melakukan penyelenggaraan internet sehat, kreatif, inovatif dan produktif;
      • melakukan penetapan alokasi Internet Protokol dan Numbering serta konfigurasi jaringan internet di lingkungan Pemerintah Daerah;
      • melakukan fasilitasi penyediaan sarana internet di ruang-ruang publik;
      • melakukan penyediaan prasarana dan sarana telekomunikasi pemerintah;
      • melakukan koordinasi perancangan dan standarisasi infrastruktur Internet dan Data Center yang diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Infrastruktur Internet dan Data Center; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

      Seksi Tata Kelola dan Ekosistem Teknologi Informasi dan Komunikasi
      Seksi Tata Kelola dan Ekosistem Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkenaan dengan tata kelola dan ekosistem TIK. Uraian tugas Tata Kelola dan Ekosistem Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:

      • melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Tata Kelola dan Ekosistem Teknologi Informasi dan Komunikasi berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
      • melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan tata kelola dan ekosistem TIK;
      • melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan tata kelola dan ekosistem TIK;
      • melakukan perancangan terhadap pengembangan dan inovasi TIK dalam implementasi eGovernment;
      • melakukan penetapan standar format data dan informasi, walidata dan kebijakan;
      • melakukan peningkatan kapasitas aparatur dalam pengelolaan domain, Portal dan website;
      • melakukan penetapan sub domain terhadap domain yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat;
      • melakukan penetapan dan perubahan nama Pejabat Domain;
      • melakukan penetapan dan perubahan nama domain dan sub domain;
      • melakukan penetapan tata kelola nama domain, sub domain;
      • melakukan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia di bidang tata kelola dan ekosistem TIK;
      • melakukan penyusunan dan/atau riviu dokumen tata kelola TIK di lingkup Pemerintah Daerah;
      • melakukan pelaksanaan audit TIK dalam rangka penyusunan dan/atau riviu dokumen tata kelola TIK;
      • melakukan penetapan dan sosialiasasi regulasi dan kebijakan terpadu implementasi eGovernment Pemerintah Daerah;
      • melakukan pembinaan terhadap tata kelola dan ekosistem TIK di lingkungan Pemerintah Daerah;
      • melakukan koordinasi kerjasama lintas OPD, lintas Pemerintah Daerah dan lintas Pemerintah Pusat serta non pemerintah dalam hal tata kelola dan pengembangan ekosistem TIK;
      • melakukan koordinasi yang diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Tata Kelola dan Ekosistem Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

      Seksi Keamanan Informasi dan Persandian
      Seksi Keamanan Informasi dan Persandian mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkenaan dengan keamanan informasi dan persandian. Uraian tugas Keamanan Informasi dan Persandian adalah :

      • melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Keamanan Informasi dan Persandian berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
      • melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan Keamanan Informasi dan Persandian;
      • melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan keamanan informasi dan persandian;
      • melakukan penanganan insiden keamanan informasi;
      • melakukan monitoring trafik elektronik;
      • melakukan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia di bidang keamanan informasi;
      • melakukan fasilitasi keamanan informasi pada Sistem Elektronik Pemerintah Daerah;
      • melakukan pelaksanaan audit sistem keamanan informasi TIK;
      • melakukan penyusunan, implementasi dan evaluasi dokumen manajeman resiko TIK;
      • melakukan penetapan dan sosialiasasi regulasi dan kebijakan terpadu implementasi sistem keamanan informasi Pemerintah Daerah;
      • melakukan pengadaaan sarana dan prasarana sistem pengamanan informasi di lingkup Pemerintah Daerah;
      • melakukan pembinaan terhadap tata kelola, keamanan informasi dan persandian di lingkungan Pemerintah Daerah;
      • melakukan koordinasi yang diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Keamanan informasi dan Persandian; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

      Bidang Pengembangan Aplikasi Layanan Publik
      Bidang Pengembangan Aplikasi Layanan Publik mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas Dinas dalam lingkup fasilitasi di bidang pengembangan aplikasi layanan publik. Untuk menyelenggarakan tugas, Bidang Pengembangan Aplikasi Layanan Publik mempunyai fungsi:

      • penyelenggaraan statistik dan pengolahan data layanan publik;
      • penyelenggaraan pengembangan dan integrasi aplikasi layanan publik; dan
      • penyelenggaraan pemeliharaan dan implementasi aplikasi layanan publik.

      Seksi Statistik dan Pengolahan Data Layanan Publik
      Seksi Statistik dan Pengolahan Data Layanan Publik mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pengembangan Aplikasi Layanan Publik yang berkenaan dengan statistik dan pengolahan data layanan publik. Uraian tugas Seksi Statistik dan Pengolahan Data Layanan Publik adalah :

      • melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Statistik dan Pengolahan Data Layanan Publik berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
      • melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai statistik dan pengolahan data layanan publik;
      • melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan statistik dan pengolahan data layanan publik;
      • melakukan perancangan pengembangan Business Process Re-engineering pelayanan di lingkungan pemerintahan dan non pemerintah (Stakeholder smart city);
      • melakukan koordinasi kerjasama lintas OPD, lintas Pemerintah Daerah dan lintas Pemerintah Pusat serta non pemerintah dalam hal statistik dan pengolahan data layanan publik;
      • melakukan analisis data penyediaan sarana bagi situs Perangkat Daerah;
      • melakukan perancangan modul-modul yang diperlukan dalam rangka perluasan fitur;
      • melakukan pengumpulan data pendapat umum melalui mekanisme survei dan jajak pendapat;
      • melakukan analisis dan pengujian terhadap validitas data pengumpulan pendapat umum melalui mekanisme survei dan jajak pendapat;
      • melakukan analisa data aduan masyarakat;
      • melakukan pemantauan tema komunikasi publik lintas sektoral lingkup nasional dan pemerintah daerah;
      • melakukan pengolahan dan analisis data informasi untuk mendukung komunikasi publik lintas sektoral lingkup nasional dan daerah;
      • melakukan pengumpulan data sektoral dari seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah;
      • melakukan analisis dan pengujian terhadap validitas data sektoral yang diperoleh dari seluruh Perangkat Daerah;
      • melakukan pengumpulan data sektoral secara mandiri dalam hal data sektoral tersebut tidak dapat diperoleh dari Satuan Kerja Perangkat Daerah atau diragukan validitasnya;
      • melakukan pengolahan data sektoral untuk dijadikan Data Tervalidasi Daerah;
      • melakukan updating Data Tervalidasi;
      • melakukan koordinasi statistik dan pengolahan data layanan publik yang diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
      • melakukan pembinaan terhadap statistik dan pengolahan data layanan publik dilingkungan Pemerintah Daerah;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Statistik Dan Pengolahan Data Layanan Publik; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

      Seksi Pengembangan Dan Integrasi Aplikasi Layanan Publik
      Seksi Pengembangan Dan Integrasi Aplikasi Layanan Publik mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pengembangan Aplikasi Layanan Publik yang berkenaan dengan pengembangan dan integrasi aplikasi layanan publik. Uraian tugas Seksi Pengembangan Dan Integrasi Aplikasi Layanan Publik adalah :

      • melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengembangan Dan Integrasi Aplikasi Layanan Publik berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
      • melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pengembangan dan integrasi aplikasi layanan publik;
      • melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan pengembangan dan integrasi aplikasi layanan publik;
      • melakukan pengembangan dan inovasi TIK dalam implementasi eGovernment di bidang layanan publik;
      • melakukan pengembangan dan intergasi Business Process Re-engineering pelayanan publik di lingkungan pemerintahan dan non pemerintah;
      • melakukan koordinasi kerjasama lintas OPD, lintas Pemerintah Daerah dan lintas Pemerintah Pusat serta non pemerintah dalam hal pengembangan dan integrasi aplikasi layanan publik;
      • melakukan pengembangan aplikasi pelayanan publik yang terintegrasi;
      • melakukan fasilitasi interoperabilitas dan interkonektivitas layanan publik Application Programm Interface (API) daerah;
      • melakukan pengembangan dan integrasi sistem informasi layanan publik kota daerah;
      • melakukan fasilitas integrasi pengelolaan TIK layanan publik Pemerintah Daerah;
      • melakukan pembinaan terhadap pengembangan dan integrasi aplikasi layanan publik di lingkungan Pemerintah Daerah;
      • melakukan koordinasi yang diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Pengembangan dan Integrasi Aplikasi Layanan Publik; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

      Seksi Pemeliharaan dan Implementasi Aplikasi Layanan Publik
      Seksi Pemeliharaan dan Implementasi Aplikasi Layanan Publik mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Bidang Pengembangan Aplikasi Layanan Publik yang berkenaan dengan pemeliharaan dan Implementasi aplikasi layanan publik. Uraian tugas Seksi Pemeliharaan dan Implementasi Aplikasi Layanan Publik adalah :

      • melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pemeliharaan dan Implementasi Aplikasi Layanan Publik berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
      • melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan pemeliharaan dan implementasi aplikasi layanan publik;
      • melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan pemeliharaan dan Implementasi aplikasi layanan publik;
      • melakukan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan aplikasi layanan publik;
      • melakukan fasilitasi bimbingan teknis dalam pemanfaatan sistem komunikasi oleh aparatur pemerintahan dalam implementasi aplikasi layanan publik ;
      • melakukan fasilitasi recovery data dan informasi pada aplikasi layanan publik;
      • melakukan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia dalam pemanfaatan Sistem Informasi Layanan Publik;
      • melakukan pemeliharaan aplikasi layanan publik;
      • melakukan peningkatan kapasitas aparatur dan sertifikasi teknis bidang TIK;
      • melakukan fasilitasi implementasi kota cerdas;
      • melakukan sosialisasi situs informasi layanan publik kepada Perangkat Daerah;
      • melakukan pembinaan terhadap pemeliharaan dan implementasi aplikasi layanan publik di lingkungan Pemerintah Daerah;
      • melakukan koordinasi yang diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Pemeliharaan Dan Implementasi Aplikasi Layanan Publik; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
      Seksi Pemeliharaan Dan Implementasi Aplikasi Layanan Publik dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bidang Pengembangan Aplikasi Layanan Publik


      Bidang Pengembangan Aplikasi Manajemen Pemerintahan
      Bidang Pengembangan Aplikasi Manajemen Pemerintahan mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas Dinas dalam lingkup fasilitasi di bidang pengembangan aplikasi manajemen pemerintahan. Untuk menyelenggarakan tugas, Bidang Layanan eGovernment mempunyai fungsi:

      • penyelenggaraan statistik dan pengolahan data manajemen pemerintahan;
      • penyelenggaraan pengembangan dan integrasi aplikasi manajemen pemerintahan; dan
      • penyelenggaraan pemeliharaan dan implementasi aplikasi manajemen pemerintahan.
      Bidang Pengembangan Aplikasi Manajemen Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

      Seksi Statistik dan Pengolahan Data Manajemen Pemerintahan
      Seksi Statistik dan Pengolahan Data Manajemen Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pengembangan Aplikasi Manajemen Pemerintahan yang berkenaan dengan statistik dan pengolahan data manajemen pemerintahan. Uraian tugas Seksi Statistik dan Pengolahan Data Manajemen Pemerintahan adalah :

      • melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Statistik dan Pengolahan Data Manajemen Pemerintahan berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
      • melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai statistik dan pengolahan data manajemen pemerintahan;
      • melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan statistik dan pengolahan data manajemen pemerintahan;
      • melakukan perancangan pengembangan Business Process Re-engineering layanan manajemen pemerintahan di lingkungan pemerintahan dan non pemerintah (Stakeholder smart city);
      • melakukan koordinasi kerjasama lintas OPD, lintas Pemerintah Daerah dan lintas Pemerintah Pusat serta non pemerintah dalam hal statistik dan pengolahan data manajemen pemerintahan;
      • melakukan analisis data penyediaan sarana bagi aplikasi manajemen pemerintahan;
      • melakukan perancangan modul-modul yang diperlukan dalam rangka perluasan fitur;
      • melakukan penyusunan Statisik Daerah;
      • melakukan updating Statistik Daerah;
      • melakukan penyajian Statistik Daerah dalam bentuk jurnal atau terbitan berkala;
      • melakukan pelayanan permintaan jurnal atau terbitan berkala Statistik Daerah;
      • melakukan penyusunan konsep, updating dan diseminasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Daerah;
      • melakukan melakukan penyusunan konsep, updating dan diseminasi Indeks Kemiskinan Masyarakat (IKM) Daerah;
      • melakukan kerjasama dengan instansi vertikal di bidang data dan statistik;
      • melakukan fasilitasi dalam penyelenggaraan sensus nasional;
      • melakukan pemutakhiran secara rutin dan berkelanjutan terhadap seluruh data hasil perekaman dan Bank Data dari aplikasi-aplikasi SIMDA;
      • melakukan pengelolaan data elektronik pemerintahan dan non pemerintahan;
      • melakukan pembinaan terhadap statistik dan pengolahan data di lingkungan Pemerintah Daerah;
      • melakukan koordinasi statistik dan pengolahan data manajemen pemerintahan yang diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Statistik Dan Pengolahan Data Manajemen Pemerintahan; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
      Seksi Statistik Dan Pengolahan Data Manajemen Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Aplikasi Manajemen Pemerintahan.


      Seksi Pengembangan Dan Integrasi Aplikasi Manajemen Pemerintahan
      Seksi Pengembangan Dan Integrasi Aplikasi Manajemen Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pengembangan Aplikasi Manajemen Pemerintahan yang berkenaan dengan pengembangan dan integrasi aplikasi. Uraian tugas Seksi Pengembangan Dan Integrasi Aplikasi Manajemen Pemerintahan adalah :

      • melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengembangan Dan Integrasi Aplikasi Manajemen Pemerintahan berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
      • melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pengembangan dan integrasi aplikasi manajemen pemerintahan;
      • melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan pengembangan dan integrasi aplikasi manajemen pemerintahan;
      • melakukan pengembangan dan inovasi TIK dalam implementasi eGovernment di bidang manajemen pemerintahan;
      melakukan pengembangan dan intergasi Business Process Re-engineering pelayanan manajemen pemerintahan di lingkungan pemerintahan dan non pemerintah;
      • melakukan koordinasi kerjasama lintas OPD, lintas Pemerintah Daerah dan lintas Pemerintah Pusat serta non pemerintah dalam hal pengembangan dan integrasi aplikasi manajemen pemerintahan;
      • melakukan pengembangan aplikasi manajemen pemerintahan yang terintegrasi;
      • melakukan fasilitasi interoperabilitas dan interkonektivitas manajemen pemerintahan Application Programm Interface (API) daerah;
      • melakukan koordinasi penyiapan dan pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA);
      • melakukan pengembangan dan integrasi sistem informasi manajemen pemerintahan daerah;
      • melakukan fasilitas integrasi pengelolaan TIK manajemen pemerintahan Pemerintah Daerah;
      • melakukan pembinaan terhadap pengembangan dan integrasi aplikasi manajemen pemerintahan di lingkungan Pemerintah Daerah;
      • melakukan koordinasi yang diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Pengembangan dan Integrasi Aplikasi Manajemen Pemerintahan; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
      Seksi Pengembangan dan Integrasi Aplikasi Manajemen Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Aplikasi Manajemen Pemerintahan.


      Seksi Pemeliharaan dan Implementasi Aplikasi Manajemen Pemerintahan
      Seksi Pemeliharaan dan Implementasi Aplikasi Manajemen Pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pengembangan Aplikasi Manajemen Pemerintahan yang berkenaan dengan pemeliharaan dan Implementasi aplikasi manajemen pemerintahan. Uraian tugas Seksi Pemeliharaan dan Implementasi Aplikasi Manajemen Pemerintahan adalah :

      • melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pemeliharaan dan Implementasi Aplikasi Manajemen Pemerintahan berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
      • melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan pemeliharaan dan Implementasi aplikasi manajemen pemerintahan;
      • melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan pemeliharaan dan Implementasi aplikasi manajemen pemerintahan;
      • melakukan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan aplikasi manajemen pemerintahan;
      • melakukan fasilitasi bimbingan teknis dalam pemanfaatan sistem komunikasi oleh aparatur pemerintahan dalam implementasi aplikasi manajemen pemerintahan;
      • melakukan fasilitasi recovery data dan informasi pada aplikasi manajemen pemerintahan;
      • melakukan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia dalam pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan;
      • melakukan pemeliharaan aplikasi manajemen pemerintahan;
      • melakukan peningkatan kapasitas aparatur dan sertifikasi teknis bidang TIK;
      • melakukan fasilitasi implementasi kota cerdas;
      • melakukan sosialisasi situs informasi manajemen pemerintahan kepada Perangkat Daerah;
      • melakukan pembinaan terhadap pemeliharaan dan implementasi aplikasi manajemen pemerintahan di lingkungan Pemerintah Daerah;
      • melakukan koordinasi yang diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Pemeliharaan Dan Implementasi Aplikasi Manajemen Pemerintahan; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
      Seksi Pemeliharaan Dan Implementasi Aplikasi Manajemen Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pengembangan Aplikasi Manajemen Pemerintahan.


      Bidang Diseminasi Informasi dan Komunikasi Publik
      Bidang Diseminasi Informasi dan Komunikasi Publik mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas Dinas dalam lingkup fasilitasi di bidang diseminasi informasi dan komunikasi publik. Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Diseminasi Informasi dan Komunikasi Publik mempunyai fungsi:

      • penyelenggaraan diseminasi informasi media elektronik;
      • penyelenggaraan diseminasi informasi media cetak; dan
      • penyelenggaraan pengembangan dan kemitraan komunikasi publik.
      Bidang Diseminasi Informasi dan Komunikasi Publik dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

      Seksi Diseminasi Informasi Media Elektronik
      Seksi Diseminasi Informasi Media Elektronik mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Diseminasi Informasi dan Komunikasi Publik yang berkenaan dengan disemininasi informasi media elektronik. Uraian tugas Seksi Diseminasi Informasi Media Elektronik adalah :

      • melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Diseminasi Informasi Media Elektronik berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
      • melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai diseminasi informasi media elektronik;
      • melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan diseminasi informasi media elektronik;
      • melakukan koordinasi penyiapan peliputan informasi media elektronik terhadap kegiatan Pemerintah Daerah serta event-event dan aspek-aspek kehidupan masyarakat yang berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaankemasyarakatan di Daerah;
      • melakukan kegiatan peliputan informasi media elektronik terhadap kegiatan Pemerintah Daerah serta event-event dan aspek-aspek kehidupan masyarakat yang berkenaan denganpenyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan di Daerah;
      • melakukan koordinasi penyiapan pembuatan dokumentasi audio, visual, dan audio visual kegiatan Pemerintah Daerah serta event- event dan aspek-aspek kehidupan masyarakat yang berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan di Daerah untuk dipublikasikan melalui media elektronik;
      • melakukan pembuatan dokumentasi audio, visual, dan audio visual kegiatan Pemerintah Daerah serta event-event dan aspek-aspek kehidupan masyarakat yang berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan di Daerah untuk dipublikasikan melalui media elektronik;
      • melakukan koordinasi dengan Perangkat Daerah dan stakeholders yang menjadi kontributor informasi/berita media elektronik;
      • melakukan fungsi editor pada penayangan informasi di media elektronik resmi Pemerintah Daerah;
      • melakukan pengelolaan media elektronik resmi Pemerintah Daerah, antara lain website resmi Pemerintah Daerah;
      • melakukan pemantauan updating website resmi Perangkat Daerah;
      • melakukan sosialisasi situs informasi kepada masyarakat;
      • melakukan pembinaan terhadap disemininasi informasi media elektronik dilingkungan Pemerintah Daerah;
      • melakukan koordinasi disemininasi informasi media elektronik yang diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Diseminasi Informasi Media Elektronik; dan
      melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya. Seksi Diseminasi Informasi Media Elektronik dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Diseminasi Informasi dan Komunikasi Publik.

      Seksi Diseminasi Informasi Media Cetak
      Seksi Diseminasi Informasi Media Cetak mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Diseminasi Informasi dan Komunikasi Publik yang berkenaan dengan diseminasi informasi media cetak. Uraian tugas Seksi Diseminasi Informasi Media Cetak adalah :

      • melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Diseminasi Informasi Media Cetak berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
      • melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan diseminasi informasi media cetak;
      • melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan diseminasi informasi media cetak;
      • melakukan koordinasi diseminasi informasi terhadap kegiatan Pemerintah Daerah serta event-event dan aspek-aspek kehidupan masyarakat yang berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan di Daerah;
      • melakukan koordinasi penyiapan penyebarluasan informasi mengenai program, kegiatan, serta hasil-hasil penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan di Daerah melalui media luar ruang, media cetak, media tradisional, dan media tatap muka;
      • melakukan pelaksanaan penyebarluasan informasi mengenai program, kegiatan, serta hasil-hasil penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan di Daerah melalui media luar ruang, media cetak, media tradisional, dan media tatap muka;
      • melakukan pengemasan ulang konten nasional menjadi konten Daerah;
      • melakukan koordinasi dengan Perangkat Daerah dan stakeholders yang menjadi kontributor informasi/berita media cetak;
      • melakukan fungsi editor pada penayangan informasi di media cetak resmi Pemerintah Daerah;
      • melakukan pengelolaan media massa resmi Pemerintah Daerah;
      • melakukan pembinaan terhadap diseminasi informasi dilingkungan Pemerintah Daerah;
      • melakukan koordinasi yang diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Diseminasi Informasi Media Cetak; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
      Seksi Diseminasi Informasi Media Cetak dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Diseminasi Informasi dan Komunikasi Publik.


      Seksi Pengembangan Dan Kemitraan Komunikasi Publik
      Seksi Pengembangan Dan Kemitraan Komunikasi Publik mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Diseminasi Informasi dan Komunikasi Publik yang berkenaan dengan pengembangan dan kemitraan komunikasi publik. Uraian tugas Seksi Pengembangan Dan Kemitraan Komunikasi Publik adalah:

      • melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengembangan Dan Kemitraan Komunikasi Publik berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas
      • melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan pengembangan dan kemitraan komunikasi publik;
      • melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan pengembangan dan kemitraan komunikasi publik;
      • melakukan pemberdayaan dan penyediaan akses informasi bagi media dan lembaga komunikasi publik;
      • melakukan pengembangan sumber daya komunikasi publik;
      • melakukan peningkatan kapasitas masyarakat dalam implementasi eGovernment dan kota cerdas;
      • melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok komunikasi;
      • melakukan pembinaan terhadap pengembangan dan kemitraan komunikasi publik dilingkungan Pemerintah Daerah;
      • melakukan koordinasi pengembangan dan kemitraan komunikasi publikyang diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
      • melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Pengembangan Dan Kemitraan Komunikasi Publik; dan
      • melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
      Seksi Pengembangan Dan Kemitraan Komunikasi Publik dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Diseminasi Informasi dan Komunikasi Publik.


      Kelompok Jabatan Fungsional
      Jabatan Fungsional ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

      • Pemegang Jabatan Fungsional melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
      • Dalam hal Pemegang Jabatan Fungsional lebih dari seorang dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional.
      • Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Pemegang Jabatan Fungsional yang paling senior.
      • Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang memangku setiap jenis Jabatan Fungsional ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan.

      Tata Laksana Sistem yang Berjalan

      Prosedur Sistem yang Berjalan

      Prosedur pendataan rumah sehat yang sedang berjalan saat ini sebagai berikut:

      1. Dinas Kesehatan Kota Tangerang memberikan form pendataan rumah sehat berupa kertas kepada puskesmas di Kota Tangerang
      2. Kepala Puskesmas memberikan form pendataan rumah sehat kapada petugas posyandu.
      3. Petugas posyandu melakukan pendataan pada rumah masyarakat di posyandu
      4. Petugas posyandu memberikan hasil pendatan rumah masyarakat kepada kepala puskesmas
      5. Kepala puskesmas menunjuk stafnya untuk melakukan rekap hasil pendataan dan memberikan hasil rekap kepada Dinas Kota Tangerang.

      Rancangan Sistem yang Berjalan

      Use Case Diagram Sistem yang Berjalan

      Berdasarkan gambar Use Case Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

      1. 3 (Tiga) Actor yang melakukan kegiatan diantaranya : Dinas Kesahatan, Puskesmas, dan Kader Posyandu
      2. 5 (Lima) Use Case yang diakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya : Dinas keshatan memberikan form Pendataan rumah sehat kepada Puskesmas Untuk dibagikan keapada Kader posyandu, setelah menerima form pendataan rumah sehat kader posyandu melakukan pendataan pada rumah masyarakat kemudian hasil pendataan diberikan kepada puskesmas, lalu puskesmas membuat rekap dan menyerahkan laporan hasil pendataan pada Dinas Kesehatan untuk dikaji kembali guna menentukan seberapa banyak rumah sehat dan rumah kurang sehat pada daerah yang telah didata yang kemudian akan dilakukan bedah rumah apabila ditemukan rumah yang tidak sehat.

      Activity Diagram Sistem yang Berjalan


      Berdasarkan gambar Activity Diagram saat ini terdapat :

      1. 1 (Satu) Initial Node, Obyek yang diawali.
      2. 6 (Enam) Action State dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
      3. 1 (satu) final state, obyek yang diakhiri.

      Sequence Diagram Sistem yang Berjalan

      Berdasarkan gambar Sequence Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

      1. a. 3 (Tiga) Actor yang melakukan kegiatan diantaranya :Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan Kader Posyandu.
      2. b. 6 (Enam) Massage Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi mengenai aktifitas yang terjadi.

      Analisis Sistem yang Berjalan

      Metode Analisis Sistem

      Pada Penelitian ini peneliti menggunakan analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang bernilai positif yang berasal dari Strengths, faktor-faktor kelemahan dari Weakness, Peluang atau kesempatan dan keuntungan dari faktor eksternal Opportunities serta ancaman atau resiko yang dipengaruhi oleh faktor eksternal Treath.

      Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

      1. Permasalahan yang dihadapi
      2. Berdasarkan analisa yang dilakukan peneliti permasalahan pada pendataan rumah sehat oleh Dinas Komunikasi dan Informatika yaitu sebagai berikut :

        1. Dinas Kesehatan harus memberikan form pada puskesmas lalu diserahkan kepada kader posyandu yang akan mendata rumah sehat lalu setelah kader posyandu selesai mendata rumah sehat form akan diserahkan kembali ke puskesmas hal ini menyebakan kurang efisienya waktu dalam pendataan rumah sehat .
        2. Kurang akuratnya informasi hasil pendataan dan laporan yang dihasilkan oleh kader posyandu dikarenakan form yang diberikan oleh Dinas Kesehatan masih berupa kertas, hal ini dapat menyebabkan terjadinya penumpukan berkas di puskesmas yang bedampak hilang dan rusaknya form pendataan rumah sehat yang telah terkumpul di puskesmas.
      3. Alternatif pemecahan masalah
      1. Dari penjabaran permasalahan yang dihadapi pada Dinas Kesehatan maka untuk memecahkan hal tersebut diperlukan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :
      2. Membuat suatu sistem informasi pendataan rumah sehat yang terkomputerisasi secara kesuluruhan sehingga informasi pendataan rumah sehat dapat dilakukan secara cepat.
      3. Mengganti form rumah sehat dengan suatu sistem informasi pendataan rumah sehat yang dapat disajikan secara komputerisasi sehingga puskesmas dan Dinas Kesehatan mendapatkan informasi yang lebih akurat.

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Elisitasi tahap I yaitu berisi mengenai rancangan sistem yang akan diusulkan melalui proses wawancara.

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi tahap II yaitu hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berupa penyisihan berdasarkan metode MDI (Mandatory, Desirable, Innesentia).

      Keterangan :

      • M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting.
      • D (Desirable)  : Diinginkan atau tidak terlalu penting.
      • I (Innessential)  : Di luar sistem atau di eliminasi.

      Elisitasi Tahap III

      Elisitasi tahap III merupakan hasil penyisihan dari elisitasi tahap II yaitu dengan cara mengeliminasi semua requirement yang pilihannya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE (Technical, Operational, Economic).

      • T : Technical
      • O : Operational
      • E : Economic
      • L : Low
      • M : Middle
      • H : High

      Final Draft Elisitasi

      Final Draft Elisitasi merupakan acuan yang dijadikan dasar Perancangan Sistem Pendataan Rumah Sehat Pada Dinas Komunikasi dan Informatika.




      BAB IV

      RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

      Rancangan Sistem Usulan

      Prosedur Sistem Usulan

      Setelah melakukan penelitian mengenai prosedur sistem pendataan yang saat ini digunkan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Selanjutnya akan dibahas rancangan prosedur sistem yang diusulkan. ada beberapa prosedur sistem yang diusulkan dengan merancang sistem yang lebih baik dengan tujuan untuk mempercepat dan menambah keakuratan data dalam proses pendataan rumah sehat yaitu sebagai berikut :

      Prosedur Sistem yang diusulkan pada Pendataan Rumah Sehat

      1. Prosedur Yang Dilakukan Oleh Pegawai Dinkes.
        1. Pegawai Dinkes dapat menampilkan menu dashboard diantaranya yaitu data rumah sehat, Data Kartu Keluarga, Data Puskesmas pada Kota Tangerang dan Kontak.
        2. Pegawai Dinkes melakukan login.
        3. Pegawai Dinkes dapat menampilkan home
        4. Pegawai Dinkes melakukan pendataan rumah sehat.
        5. Pegawai Dinkes menginput data kk.
        6. Pegawai Dinkes menginput foto rumah.
        7. Pegawai Dinkes dapat mencetak Data Kartu Keluarga dalam bentuk file excel.
        8. Pegawai Dinkes dapat mecetak Data Rumah Sehat dalam bentuk file excel.
      2. Prosedur Yang Dilakukan Oleh Pengunjung Web
        1. Pengunjung Web dapat menampilkan dashboard diantaranya yaitu data kepala keluarga, data rumah sehat, Data Puskesmas pada Kota Tangerang dan Kontak.

        Use Case Diagram yang diusulkan

        Prosedur Sistem Pendataan Rumah Sehat

        Berdasarkan gambar use case diagram prosedur sistem pendataan rumah sehat yang diusulkan diatas yaitu terdapat :

        1. 1 (satu) Sistem yang mencakup kegiatan sistem pendataan rumah sehat pada Kota Tangerang.
        2. 2 (dua) Actor yang melakukan kegiatan, yaitu: Pegawai Dinkes dan Pengunjun Web.
        3. 10 (sepuluh) Use case diantaranya: Dashboard, View Data KK dan View Data Rumah Sehat, View Data Puskesmas, View Kontak, Login, Home, Manipulasi Data KK, Cetak Data KK, Manipulasi Data Rumah Sehat, Cetak Data Rumah Sehat.

        Activity Diagram Yang Diusulkan

        Activity Diagram Pada Pegawai Dinkes

        Berdasarkan gambar activity diagram yang diusulka pada Pegawai Dinkes diatas, yaitu terdapat :

        1. 1 (satu) Initial node, objek diawali.
        2. 17 (tujuh belas) Action state, yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
        3. 1 (satu) Decision node, aliran yang menentukan pilihan eksekusi dari suatu aksi.
        4. 3 (tiga) Fork node, menunjukan adanya beberapa percabangan dari suatu aksi.
        5. 4 (empat) Join node, mencerminkan penggabungan beberapa proses aksi menjadi satu.
        6. 1 (satu) Final state, objek yang diakhiri.


        Activity Diagram Pada Pengunjung Web

        Berdasarkan gambar activity diagram yang diusulkan pada PEngunjung Web diatas, yaitu terdapat :

        1. 1 (satu) Initial node, objek diawali.
        2. 4 (empat ) Action state, yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
        3. 1 (satu) Fork node, menunjukan adanya beberapa percabangan dari suatu aksi.
        4. 1 (satu) Join node, mencerminkan penggabungan beberapa proses aksi menjadi satu.
        5. 1 (satu) Final state, objek yang diakhiri.

        Sequence Diagram Yang Diusulkan

        Prosedur Sistem Pendataan Rumah Sehat Pada Pegawai Dinkes

        Berdasarkan sequence diagram yang diusulkan sistem pendataan yang dilakukan pegawai Dinkes diatas yaitu terdapat :

        1. 1 (satu) Actor yang melakukan kegiatan yaitu : Pegawai Dinkes.
        2. 8 (delapan) Lifeline, yaitu : dashboard, Data Puskesmas, kontak, login, home Data KK, Data Rumah Sehat, dan Logout.
        3. 16 (Enam belas) Massage spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

        Prosedur Pengunjung Web Pendataan Rumah Sehat

        Berdasarkan sequence diagram yang diusulkan pada sistem pendataan rumag sehat diatas yaitu terdapat :

        1. a. 1 (satu) Actor yang melakukan kegiatan yaitu : Pengunjung Web.
        2. b. 3 (tiga) Lifeline, yaitu :dashboard, Data Puskesmas, Kontak.
        3. c. 3 (tiga) Massage spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

        Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

        No Sistem yang berjalan Sistem yang diusulkan
        1 Pengolahan data rumah sehat dilakukan secara terpisah dengan menggunakan media yang berbeda-beda tiap prosesnya. PPada sistem yang diusulkan semua proses pendataan rumah sehat akan dilakukan secara terpusat pada Sistem.
        2 Saat melakukan pendataan rumah sehat masih manula dengan menggunkan form kertas. Pada sistem yang diusulkan semua pendataan rumah sehat dilakukan melalui sistem.
        3 Dalam penginputan masih menggunakan microsoft excel, dimana data mudah sekali rentan hilang maupun terkena virus. Pada sistem yang diusulkan segala penginputan akan memakai sistem dan tidak memakan waktu lama dalam prosesnya.
        4 Proses pengumpulan data memakan waktu yang cukup lama. Pada sistem yang diusulkan setelah melakukan pendataan Dinas Kesehatan dapat langsung mencetak data yang diinginkan.

        Tabel 4.1. Perbedaan Prosedur

        Rancangan Basis Data

        Class Diagram

        Spesifikasi Database

        1. Nama File : data_kk
          Media : Harddsik
          Isi : (id_kk + nama_kk + alamat + id_kec + id_kel + keterangan)
          Primary Key : id_kk
        2. Nama File : tb_kec
          Media : Harddisk
          Isi : (id_kec + nama_kec)
          Primary Key : : id_kec
        3. Nama File : : tb_kel
          Media : Harddisk
          Isi : (id_kec+nama_kec+id_kel + nama_kel+kode_pos)
          Primary Key : id_kel

        4. Nama File : : tb_login
          Media : Harddisk
          Isi : (id_user+nama_user+nama + level +status+password)
          Primary Key : id_user


        5. Nama File : : tb_datarumahsehat
          Media : Harddisk
          Isi : (id_form + nama_pendata + id_kk + nama_kk + id_kel + id_kec + question1 + sub_question1_1 + sub_question1_2 + sub_question1_3 + filefoto_question1 + question2 + sub_question2_1 + sub_question2_2 + sub_question2_3 + filefoto_question2 + question3 + sub_question3_1 + sub_question3_2 + sub_question3_3 + filefoto_question3 + question4 + sub_question4_1 + sub_question4_2 + sub_question4_3 + filefoto_question4 + question5 + sub_question5_1 + sub_question5_2 + sub_question5_3 + filefoto_question5 + question6 + sub_question6_1 + sub_question6_2 + sub_question6_3 + filefoto_question6 + question7 + filefoto_question7 + remarks_question7 + question8 + filefoto_question8 + remarks_question8 + question9 + filefoto_question9 + remarks_question9 + question10 + filefoto_question10 + remarks_question10 + question11 + filefoto_question11 + remarks_question11 + question12 + filefoto_question12 + remarks_question12 + question13 + filefoto_question13 + remarks_question13 + question14 + filefoto_question14 +remarks_question14 + question15 + filefoto_question15 + remarks_question15 + question16 + filefoto_question16 + remarks_question16)
          Primary Key :: id_form
        6. Rancangan Program

          1. Tampilan Login
          2. Tampilan Dashboard Data KK dan Data rumah Sehat
          3. Tampilan Daftar Puskesmas Pada Kota Tangerang
          4. Tampilan Kontak
          5. Tampilan Home Admin
          6. Tampilan Data KK Admin

          7. Tampilan Input Data KK
        7. Tampilan Data Rumah Sehat Admin

        8. Tampilan Input Data Rumah Sehat
      3. Tampilan Input Data Rumah Sehat 2

      Pengujian (Testing)

      Black Box Testing

      Pengujian yang dilakukan terhadap sistem pendataan rumah sehat menggunakan metode pengujian Black Box atau yang biasa disebut dengan pengujian fungsional. Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsionalitas perangkat lunak. Berikut ini merupakan beberapa pengujian yang dilakukan yaitu terdapat 5 (lima) pengujian sistem yang dilakukan dengan menggunakan black box testing meliputi :

      Tabel 4.14 Daftar pengujian

      No Pengujian
      1 Login
      2 Input data kk
      3 Edit Data KK
      4 Download file
      5 Delete data KK


      Konfigurasi Sistem Usulan

      Spesifikasi Hardware

      Spesifikasi hardware yang direkomendasikan peneliti untuk mengakses sistem ini agar lebih optimal dalam dalam segi pengaksesan sistem ini adalah sebagai berikut :

      1. SISTEM OPERASI: Windows® 10 Profesional
      2. PROCESSOR: Intel® Core™ i3-2328M (2.20 GHz, 3MB L3 cache)
      3. VGA : Intel® HD Graphics 3000
      4. RAM : 4 GB, DDR3 Memory
      5. HDD : 500 GB

      Aplikasi Yang Digunakan

      Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

      1. Microsoft Windows 10 Profesional.
      2. Web browser yaitu Google Chrome, Mozilla Firefox, Internet Explore.
      3. Visual Paradigm 14.0 CE.
      4. Xampp.
      5. Sublime Text 3.
      6. Navi.cat


      Jadwal

      Schedule merupakan suatu landasan tahapan kegiatan yang direncanakan dalam mengembangkan maupun membangun sebuah sistem yang dilakukan peneliti, yaitu sebagai berikut  :

      Estimasi Biaya

      Estimasi biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian ini, mengacu pada penjadwalan yang telah dilakukan, maka perkiraan estimasi biaya yang diperlukan adalah sebagai berikut.



      BAB V

      KESIMPULAN

      Kesimpulan

      Berdasarkan hasil analisa dan penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

      Kesimpulan

      1. Sistem pendataan rumah sehat yang diterapkan oleh Dinas Kesehatan saat ini masih semi manual. Pendataan dilakukan menggunakan form kertas lalu hasil dari pendataan diinput kedalam Miscrosoft Excel.
      2. Kendala yang saat ini terjadi terhadap sistem pendataa rumah sehat saat ini adalah kurang efisienya waktu yang ditempuh untuk melakukan pendataan dan kurang akuratnya data yang dihasilkan yang disebabkan oleh hilangnya form kertas hasil pendataan.
      3. Untuk mempercepat dan menambah akuratnya data yang dihasilkan dalam pendataan rumah sehat peneliti merancang sebuah sistem pendataan rumh sehat yang berbasis website, dalam penggunaanya pegawai Dinas Kesehatan yang bertugas dalam melakukan pendataan akan diberrikan akses pada website. Pegawai Dinas KEsehatan dapat secara langsung melakukan pendataan dan mencetak hasil pendataan yang telah dilakukan, selain itu peneliti menambkan beberapa fitur yaitu website dapat dikunjungi oleh masyarakat dengan bertujuan memberikan informasi mengenai hasil pendataan yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan tanpa perlu login terlebih dahulu.

      Saran

      Setelah peneliti merancang suatu sistem informasi yang digunakan untuk melakukan pendataan rumah sehat pada Kota Tangerang, dimana untuk mengatasi ataupun mereferensikan dari pemecahan masalah mengenai pendataan rumah sehat Kota Tangerang, maka dari itu peneliti ingin menyampaikan beberapa saran agar dalam pengembangan penelitian berikutnya bisa dikembangakan lebih baik lagi yaitu sebagai berikut :

      1. - Melakukan pengembangan sistem pendataan dengan penambahan hak akses kepada masyarakat Kota Tangerang.
      2. - Terdapat grafik dimana yang mengambarkan seberapa banyak rumah sehat pada suatu daerah.

      3. DAFTAR PUSTAKA

        1. Mantala, Ronny. Muhammad Al Majid dan Said Fahmi Syahab. 2015. Pengembangan Sistem Informasi Inventaris Bahan Praktik Dan Tools Pada Ruang Training Aids Dan Tools Store Prodi Alat Berat Menggunakan Java Dan MySQL. Politeknik Negeri Banjarmasin: Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi. Vol.1, No.1 : 56-60.
        2. 2,0 2,1 2,2 2,3 Hutahaean, Jeperson. 2015.Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
        3. Maniah dan Dini Hamidin. 2017.Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pembahasan Secara Praktis Dengan Contoh Kasus. Yogyakarta : Deepublish.
        4. 4,0 4,1 4,2 Mulyani Sri. 2016.Metode Analisis Dan Perancangan Sistem. Bandung : Abdi Sistematika : Deepublish.
        5. 5,0 5,1 5,2 Djahir Yulia dan Dewi Pratita. 2015. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen : Yogyakarta
        6. Badiyanto, S. M.(2013) Buku Pintar Framework Yii. Yogyakarta: Mediakom. Darmawan, Deni dan Kunkun Nur Fauzi. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
        7. Sutrisno, Afriyudi, Widiyanto. 2013. Data Mining Pada Penjualan Menggunakan Metode Clustering Study Kasus PT. Indomarco Palembang.Dikutip dari Jurnal Ilmiah Teknik Informatika Ilmu Komputer.
        8. Aris , Nugroho adi prasetyo, Roslany Bazari Achmad, Yurnelis Defiyan, Daly Sonjaya. 2015. Perancangan Media Pemasaran Berbasis Website Pada PT. Cahaya Terang Mandiri. Yogyakarta : STMIK AMIKOM.
        9. Prasetio, Adhi. 2014.Buku Sakti Webmaster. Jakarta : Mediakita. Deepublish.
        10. Kajian Pustaka. 2012. Teori basis data database. Diambil dari : https://www.kajianpustaka.com/2012/10/teori-basis- data-database.html (20 Januari 2017)
        11. Sonty Lena., S.KOM,.MM dan Raffi Fernando, 2014. ”Perangkat Lunak Pendataan Mobil di Mandiri Jaya Motor”. Jurnal LPKIA Vol.1 No.1 Oktober 2014.Diambil dari: http://e-journal.lpkia.ac.id/files/students/essays/journals/333.pdf
        12. 12,0 12,1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Diambil dari : https://peraturan.go.id/pp/nomor-14-tahun-2016.html (21 Juni 2017)
        13. Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman. Diambil dari : http://www.bphn.go.id/data/documents/92uu004.pdf (25 Maret 2017)
        14. Al-Rosyidn ,Eryan ulana dan Indah Prabawati 2017, Implementasi Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Mondokan Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban. Jurnal E-Journal Unesa Vol 5, No 5.Diambil dari : http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/21048
        15. 15,0 15,1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Diambil dari : https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/KEPMENKES_829_1999.pdf (27 April 2017)
        16. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Tentang Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Diambil dari:http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/peta-kesehatan/peta-kesehatan-2010.pdf (26 April 2017)
        17. Depkes RI, 2002, Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Direktorat Jenderal PPM & PL, Jakarta.
        18. Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup, and Iqbal Makaram. "Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja." CCIT Journal 2015. Diambil dari : http://ccitjournal.ilearning.me (20 Juni 2017)
        19. 19,0 19,1 Satzinger, John W., Robert B. Jackson dan Stephen D. Burd. 2012. System Analysis and Design in a Changing World 6th edition. United State of America: Course Technology. ISBN-13: 978-1- 111-53415- 8. ISBN-10: 1111534152.Diambil dari : http://www.monmouthcountyparks.com (20 juni 2017)
        20. 20,0 20,1 20,2 Titus, Carina. 2016. A Proposed Prototype on using Online Social Networks as Learning Platforms. International Journal of Computer Application Vol.145 No.9 July 2016. ISSN: 0975:8887 Diambil dari : .http://www.ijcaonline.org/archives/volume145/number9/25307-25307- 2016910760 (15 juni 2017)
        21. Osita, Ifediora Christian, Idoko Onyebuchi R. dan Nzekwe Justina. 2014. Organization’s stability and productivity: the role of SWOT analysis an acronym for strength, weakness, opportunities and threat. International Journal of Innovative and Applied Research Vol. 2 Issues 9 (2014) ISSN: 2348-0319. Diambil dari : http://www.journalijiar.com (23 Juni 2017)
        22. Murad., Dina Fitria., Nia Kusniawati., Agus Asyanto. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.Diambil dari http://ccitjournal.ilearning.me (20 Juni 2017)
        23. Pangalila Stefan Frits, Arie S.M. Lumenta dan Nancy J. Tuturoong. 2014. E-Tourism Kota Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Vol 3, No 1 (2014). Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. Diambil dari : https://ejournal.unsrat.ac.id (25 juni 2017)
        24. Saefullah, Asep; Nur Azizah, Andri Ansyah. 2015. “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja, Vol. 9 No. 1. ISSN : 1978 – 8282. Diambil dari : http://ccitjournal.ilearning.me (20 juni 2017)
        25. Rizkidiniah Fatmah, Muh. Yamin, Nur Fajriah Muchlis. 2016. Perancangan dan Implementasi Prototype Sistem GPS (Global Positioning System) dan SMS Gateway pada Pencarian Kendaraan Bermotor berbasis Arduino Uno. semanTIK, Vol.2, No.2, Jul-Des 2016, pp. 87-92 ISSN : 2502-8928. Diambil Dari : http://ojs.uho.ac.id/index.php/semantik/article/view/1655/1148 (15 Juni 2017)
        26. Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup, Yulianto. 2014. “Kajian YII Framework Dalam Pengembangan Website Perguruan Tinggi”. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Jurnal CCIT (Vol. 7 No.3-Mei 2014). http://ccitjournal.ilearning.me (25 Juni 2017)
        27. 27,0 27,1 27,2 Anggaeni, Puspita Aritias dan Bambang Sujatmiko. 2013. Sistem Informasi Tugas Akhir Berbasis Web (Studi Kasus D3 Manajemen Informatika Te Ft UNESA). Jurnal Manajemen Informatika. Vol.2, No.2 : 37-45. Diambil : http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-manajemen-informatika/article/view/7383/10028 (15 Juni 2017)
        28. Khan, Shadab, Aruna B Dulloo and Meghna Verma. 2014. “Systematic Review of Requirement Elicitation Techniques”. International Journal of Information and Computation Technology, Vol. 4, No. 2. ISSN : 0974-2239. Diambil : https://www.semanticscholar.org (17 Juni2017)
        29. Trivedi, Shivkumar Hasmukhrai. 2012. “Software Testing Techniques”. International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering (IJARCSSE), Vol. 2 No. 10. Diambil dari : https://www.ijarcsse.com/ (20 Juni 2017)
        30. Nidhra, Srinivas, Jagruthi Dondeti. 2012. “Black Box And White Box Testing Techniques-A Literature Review”. International Journal of Embedded Systems and Applications (IJESA), Vol. 2 No.2. Diambil dari : www.semanticscholar.org (17 Juni 2017)
        31. Afriliyanti, Tri , Sri Winiarti. 2013 “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Rumah Sehat” Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: 2338-5197 Volume 1 Nomor 2, Oktober 2013 Diambil dari : http://journal.uad.ac.id/index.php/JSTIF/article/viewFile/2582/1537 (30 November 2017)
        32. Priyanti, Dwi. Siska Iriani. 2013 “Sistem Informasi Data Penduduk Pada Desa Bogoharjo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan” Jurnal IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - ISSN: 2302-5700 Volume 2 No 4 - Oktober 2013 Diambil dari : http://ijns.org/journal/index.php/ijns/article/download/181/176 ( 1 Desember 2017)
        33. Mustikowati , Dyah Ayu 2013 “Pembangunan Sistem Informasi Pendataan Rumah Tangga Miskin Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan” Journal Speed Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Volume 5 No 3 – 2013 ISSN : 1979‐9330 (Print) ‐ 2088‐0154 (Online) Diambil dari : http://www.ijns.org/journal/index.php/speed/article/view/936 (1 Desember 2017)
        34. Nuraini, Enny. 2017. Aplikasi Monitoring Pencatatan Data Penjualan Alat Industri Berbasis Mobile Android Pada PT.Phosphatindo Perkasa. STMIK Raharja Tangerang.
        35. Abdullah Dahlan, Cut Ita Erliana 2016 “Sistem Informasi Pendataan Kendaraan Hilang Berbasis Web Pada Polres Binjai” SNIKOM. pp. 39-46. ISSN 978-602-60010-0-9 Diambil dari : http://repository.unimal.ac.id/1872/ ( 1 Desember 2017)
        36. Mujib Ridwan, Hadi Suyono, dan M. Sarosa 2013 “Penerapan Data Mining Untuk Evaluasi Kinerja Akademik Mahasiswa Menggunakan Algoritma Naive Bayes Classifier” Jurnal EECCIS Vol. 7, No. 1, Juni 2013 Diambil dari : http://jurnaleeccis.ub.ac.id/index.php/eeccis/article/download/204/176 ( 2 Desember 2017)
        37. Tair, Mohammed M. Abu, Alaa M. El-Halees , 2012 “Mining Educational Data to Improve Students’ Performance: A Case Study” International Journal of Information and Communication Technology Research, Volume 2 No. 2, February 2012 ISSN 2223-4985 Diambil dari : https://www.researchgate.net/profile/Mohammed_Abuteir2/publication/258501044_Mining_Educational_Data_to_Improve_Students'_Performance_A_Case_Study/links/0c9605285aecc8e2ff000000/Mining-Educational-Data-to-Improve-Students-Performance-A-Case-Study.pdf (30 November 2017)
        38. Wahyuniardi Rizki, Erwin M. Pribadi, Bram Andriyanto, Sidik Nurjaman dan Muhammad Yunus. 2014. Penyusunan Sistem Informasi Berbasis Web untuk Monitoring dan Evaluasi Sentra IKM Alas Kaki di Cibaduyut – Jawa Barat. seminar nasional teknik industri BKSTI 2014. Diambil dari : https://www.researchgate.net (23 Juni 2017)

Contributors

Swandana