SI1511490411

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN

PADA KOPERASI KARYAWAN GMF

AEROASIA SEJAHTERA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1511490411
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN

PADA KOPERASI KARYAWAN GMF

AEROASIA SEJAHTERA

Disusun Oleh :

NIM
: 1511490411
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM)
       
(Nur Azizah, M.Akt, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN

PADA KOPERASI KARYAWAN GMF

AEROASIA SEJAHTERA

Disusun Oleh :

NIM
: 1511490411
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017 / 2018

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Hani Dewi Ariessanty,M.Kom)
   
(Endang Suryana, S.Sos., M.M)
NID :12003
   
NID :07142

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN

PADA KOPERASI KARYAWAN GMF

AEROASIA SEJAHTERA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1511490411
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

Dewan Penguji,

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
: 1511490411
Nama
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
 
NIM :1511490411

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA KOPERASI KARYAWAN GMF AEROASIA SEJAHTERA”.

Pembuatan Skripsi ini dilakukan penulis dengan Kerja Praktek langsung dan Riset ke perusahaan tersebut.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah selain sebagai salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan Strata 1 (SI) jurusan Sistem Informasi di Sekolah Tinggi manajemen dan Ilmu Komputer, juga berguna untuk memperdalam kemampuan penulis dalam merancang suatu sistem yang baik.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM. selaku Ketua STMIK Raharja.

2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur AMIK Raharja Informatika

3. Nur Azizah, M.Akt, M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi Program Strata satu (S-1)

4. Hani Dewi Ariessanty,M.Kom selaku dosen pembimbing I

5. Endang Suryana, S.Sos., M.M selaku dosen pembimbing II

6. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung saya secara materil maupun moril, Serta teman-teman yang selalu memberi semangat saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Sebagai insan yang penuh dengan kesalahan saya menyadari bahwa laporan Skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca, sehingga dimasa yang akan mendatang dapat memperbaikinya.

Akhir kata, saya berharap semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi saya dan bagi semuanya.

Wassalamu alaikum wr,wb

Tangerang, Januari 2018
Nama. Putri Nury Islamia
NIM. 1511490411

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat memicu pertumbuhan sistem informasi dalam segala bidang. Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi dalam kegiatan perusahaannya. Dengan mengimplementasikan sistem informasi akan menghemat waktu dalam bekerja. Alur data di dalam sebuah sistem informasi yang sudah terintegrasi akan lebih cepat untuk diperoleh, sehingga hal ini akan meningkatkan efisiensi waktu yang dibutuhkan dalam bekerja. Setiap perusahaan akan selalu berupaya untuk menerapkan suatu sistem informasi yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera yang kini mengembangkan bisnisnya sebagai penyedia tenaga kerja pihak ketiga dan bisnis ini turut mendukung kegiatan operasional di PT. GMF AeroAsia, baik di dalam maupun di luar daerah, saat ini kegiatan administasi kepegawaian yang berjalan sudah terkomputerisasi tetapi masih menggunakan sistem yang manual yaitu Microsoft excel, hal ini pula menjadi kendala bagi pegawai yang berada di luar daerah, sehingga diperlukan suatu Sistem Informasi yang mampu menampung semua data karyawan dan mampu diakses dimanapun baik di dalam maupun diluar daerah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh judul yaitu “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA KOPERASI KARYAWAN GMF AEROASIA SEJAHTERA TANGERANG"


Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan pada bahasan sebelumnya, dalam rumusan masalah ini memuat uraian secara rinci dari permasalahan yang di identifikasi pada latar belakang diatas.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah yang menjadi permasalahan pada proses laporan kepegawaian?

  2. Bagaimanakah proses informasi kepegawaian pada Koperasi Karyawan GMF AeroaAsia Sejahtera agar menghasilkan informasi yang cepat, tepat dam akurat?

  3. Bagaimana merancang sistem informasi kepegawaian pada Koperasi Karyawan PT. GMF AeroaAsia Sejahtera?

    Ruang Lingkup Penelitian

    Adapun penelitian ini terarah serta permasalahan yang dihadapi tidak terlalu luas, sesuai dengan tujuan penelitian maka peneliti mengambil beberapa pokok permasalahan yaitu: Melakukan pendataan, pencarian, membuat laporan, mengubah, menghapus, mengupdate serta pengarsipan data karyawan.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut

    1. Mempelajari dan mengetahui permasalahan kepegawaian pada Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera

    2. Melakukan identifikasi terhadap kendala yang ada dalam sistem kepegawaian pada Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera agar menghasilkan informasi dan laporan yang efisien.

    3. Merancang dan membangun suatu sistem informasi kepegawaian yang terkomputerisasi dan terintegrasi dalam satu sistem agar memudahkan dalam pembuatan laporan dan memudahkan akses data bagi setiap pegawai baik di dalam maupun di luar daerah.

    Manfaat Penelitian

    1. Bagi Perusahaan
    2. a) Mengidentifikasi kendala atau masalah yang ada pada sistem informasi kepegawaian agar dapat dijadikan dasar untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.

      b) Terciptanya sebuah sistem informasi kepegawaian yang dapat membantu dalam pembuatan laporan dan memudahkan setiap pegawai untuk dapat mengakses datanya baik pegawai yang berada di dalam maupun diluar daerah.


    3. Bagi Peneliti
    4. a) Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis mengenai program kepegawaian yang lebih efektif dan efisien.

      b) Dapat memberikan informasi guna melakukan perubahan dan perbaikan dalam mengolah data kepegawaian dimasa yang akan datang.

      c) Dapat dipergunakan sebagai acuan dan perbandingan untuk melakukan penelitian sejenis dalam rangka mendapatkan hasil yang lebih baik.

      Menambah pengetahuan peneliti yang tidak didapatkan dalam perkuliahan.

    Metode Penelitian

    Dalam rangka menghasikan karya yang sesuai dengan teori ilmiah dan tepat, maka dalam penyusunan penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan antara lain

    Metode Pengumpulan Data

    1. Observasi (Pengamatan)

      Penulis melakukan pengamatan langsung dari objek penilaian, Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat mengenai Kepegawaian.

    2. Wawancara

      Penulis melakukan wawancara kepada Ibu Maulan Sugiyanti selaku Stakeholder yang berkompeten dalam bidangnya yang menyangkut objek bahasan yang diambil oleh penulis.

    3. Studi Pustaka

      Selain melakukan Observasi penulis juga melakukan data dengan cara studi pustaka dalam metode ini penulis berusaha untuk melengkapi data-data yang diperoleh dengan membaca dan mempelajari dari buku-buku dan data-data yang relevan dalam pemilihan judul yang penulis ajukan. Buku dan data tersebut digunakan penulis untuk membantu penganalisaan dan perancangan yang dilakukan.

    Metode Analisa

    Pada penelitian ini, metode analisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Melakukan pengamatan terhadap sistem yang berjalan saat ini.

    2. Melakukan analisa terhadap sistem kontrol pada setiap masing-masing system secara daily.

    3. Menentukan UML (Unified Modeling Language): Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram.

    Metode Perancangan

    Dalam Skripsi ini metode perancangan yang diguanakan adalah metode perancangan terstruktur melalui tahapan pembuatan Unified Modelling Language (UML) yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram dan Class Diagram. Selain itu penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP, Dreamweaver CS6 untuk mendesain, database server MySQL, dan koneksi menggunakan Xampp.

    Metode Testing

    Dalam hal ini proses pengujian penelitian menggunkan metode Blackbox Testing System sehingga dapat diketahui apakah system sesuai dengan apa yang diharapkan oleh stakeholder. Blackbox Testing System adalah metedologi yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak. Pengujian blackbox berusaha menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database ekternal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi.

    Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah dalam hal penyusunan dan dapat dipahami lebih jelas, laporan ini dibagi atas beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci. Dengan susunan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini menjelaskan mengenai konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi dan teknologi informasi, definisi perbaikan, konsep dasar internet, konsep dasar analisa CSF, konsep dasar elisitasi, serta literatur lain yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini.

    BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat Koperasi Karyawan GMF Aeroasia Sejahtera, struktur organisasi, tugas dan fungsi organisasi, analisa sistem yang sedang berjalan seperti use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan penggambaran sistem dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML).

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    Bab ini membahas mengenai analisa sistem dengan menggunakan metode analisa CSF dan analisa berdasarkan sistem berjalan, user requirement, strategi, prosedur sistem usulan dengan menggunakan rancangan program HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) dan rancangan prototype, testing dengan menggunakan blackbox, evaluasi, konfigurasi sistem usulan, serta estimasi biaya.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil analisa dan perancangan sistem yang dilakukan penulis serta saran-saran yang diberikan sebagai tindak lanjut yang diperlukan untuk melakukan generalisasi perbaikan dimasa yang akan datang.

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR LAMPIRAN


    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Sistem

    A. Definisi Sistem

    Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau instansi karena sistem sangat menunjang kinerja perusahaan atau instansi, baik yang berskala kecil maupun besar. Agar dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama di antara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut. Menurut Gordon B. Davis dalam Tata Sutabri (2012: 9) menyatakan “ System bisa seperti abstract atau fisik, sistem yang abstract adalah susunan gagasan-gagasan atau konsep yang teratur yang saling bergantung, sedangkan sistem yang bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerja sama untuk mencapai tujuan” .

    Sementara itu, L Enger dalam Tata Sutabri (2012: 9) mengatakan bahwa “System dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi “. Selanjutnya S. Prajudi Atmosudirdjo dalam Tata Sutabri (2012: 10) menyatakan bahwa “suatu sistem terdiri atas object-object atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain nya sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu”.

    Dengan demikian pengertian system dapat disimpulkan sebagai suatu prosedur yang saling berhubungan satu sama lain di mana dalam sebuah sistem terdapat suatu masukan, proses dan keluaran, untuk mencapai tujuan yang diharapkan.


    B. Karakteristik Sistem

    Tata Sutabri (2012: 13) menyatakan bahwa sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud sebagai berikut :

    1. Komponen Sistem (Components) Suatu Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Setiap sub system memiliki sifat-sifat yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi system secara keseluruhan.

    2. Batasan Sistem (Boundary) Ruang lingkup system merupakan daerah yang membatasi antara system dengan yang lainnya atau system dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

    3. Lingkugan Luar Sistem (Environtment) Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut dengan lingkungan luar system. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara. Sementara, lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

    4. Penghubung Sistem (Interface) Media yang menghubungkan sistem dengan sub system yang lain disebut dengan penghubung system atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsystem yang lain. Keluaran suatu subsystem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian, terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.

    5. Masukkan Sistem (Input) Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang berupa pemeliharaan (Maintenance Input) dan sinyal (Signal Input). Sebagai contoh, di masukan suatu unit sistem komputer “program“ adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoprasikan komputer. Sementara “data“ adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi.

    6. Keluaran Sistem (Output) Hasil dari energy yang diolah dan di kalsifikasi menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain, sedangkan contoh informasi keluaran yang dihasilkan adalah informasi ini adalah informasi, di mana informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal yang merupakan input bagi subsitem lainnya.

    7. Pengolahan Sistem (Proses) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh, sistem akuntansi sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

    8. Sasaran Sistem (Objective) Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik, suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem yang tidak ada gunanya.Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

    C. Klasifikasi Sistem

    Menurut Tata Sutabri (2012:22) sistem merupakan bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya:

    1. Sistem Alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

    2. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu adalah Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertandingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depan nya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

    3. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Sistem abstrak adalah Merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem tekhnologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem persediaan barang Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System).

    4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka adalah Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

    D. Definisi Perancangan Sistem

    Perancangan sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisis sistem, dan mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada tahap analisis sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut Mohamad Subhan (2012:109) dalam bukunya yang berjudul Analisa Perancangan Sistem mengungkapkan: “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem”, sedangkan menurut Aisyah dan kawan kawan di dalam Jurnal CCIT Vol. 4 no 2 (2012:203), “Perancangan sistem yaitu tahap untuk melakukan perancangan aplikasi, yang terdapat tiga tahapan perancangan, seperti perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program”, sedangkan menurut Kristanto (2013:61) “Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem, yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru.

    Design sistem merupakan tahap yang dilakukan setelah melakukan tahap analisis sistem, dan mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang harus dilakukan, atau tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat design sistem. Menurut Whitten dalam Pujadi yang dikutip dari jurnal CCIT Vol.4 no 2 (2012:189), mengatakan bahwa “Desain sistem adalah proses seseorang untuk mendapatkan fokus pada detail dari solusi yang mendasarkan sistem informasi, hal itu juga dapat dikatakan sebagai desain fisik. Untuk efek utama dari desain sistem tunduk untuk memenuhi kebutuhan pengguna sistem dan memberikan capture jelas dan desain yang jelas untuk programmer”. Urutan fase dalam desain sistem adalah :

    1. Desain Kontrol, tujuannya bahwa penerapan sistem setelah dapat mencegah kesalahan yang terjadi, kerusakan, sistem yang gagal atau ancaman bahkan sistem keamanan.

    2. Desain Output, pada fase ini pelaporan dihasilkan harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan oleh aplikasi pengguna.

    3. Desain Input, pada fase ini skema GUI’S (Graphic User Interface) dibuat untuk efisiensi input data dan keakuratan data.

    4. Desain Database adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan sebagian besar interrelates data satu dengan yang lain.

    5. Desain Konfigurasi komputer untuk menerapkan sistem.

    E. Tahapan Perancangan Sistem

    Menurut Mulyanto (2013:78) perancangan suatu sistem, merupakan dasar dari pembuatan suatu sistem yang handal dan kuat memerlukan suatu proses atau tahap – tahapan, adapun tahap – tahapan dalam perencanaan sistem dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

    1. Tahap Analisis, bertujuan untuk memahami pemecahan masalah.

    2. Tahap Desain, bertujuan untuk memahami pemecahan masalah yang didapat pada tahap analisis melalui suatu pemodelan.

    3. Tahap Implementasi, untuk menerapkan pemodelan yang telah dibuat menjadi sistem aplikasi sesungguhnya.

    F. Tujuan Perancangan Sistem

    Menurut Mulyanto (2012:89), tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user).

    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.

    G. Manfaat Perancangan Sistem

    Menurut Jogiyanto (2012:90), manfaat perancangan sistem adalah:

    1. Memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan berbagai proses yang akan mengolah informasi tersebut secara otomatis.

    2. Meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan sistem informasi yang akan berguna untuk pengambilan keputusan dalam suatu organisai atau perusahaan.

    3. Memperbaiki daya saing atau untuk meningkatkan keunggulan kompetitif yang ada di dalam organisasi atau di dalam perusahaan.

    Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah teknik pemecahan masalah dengan cara mengurai dan mempelajari sistem dan proses kerja agar dapat mengidentifikasi kekuatan, kelemahan dan peluang untuk dilakukan perbaikan dengan cara mendefinisikan masalah, mengidentifikasikan masalah, mengidentifikasikan penyebabnya, menentukan solusi, dan mengidentifikasikan kebutuhan informasi yang diperlukan.

    Konsep Dasar Informasi

    A. Definisi Informasi

    Informasi pada dasarnya adalah himpunan data yang telah diolah menjadi sesuatu yang memiliki arti dan kegunaan lebih luas. Lippeveld, Sauerborn, dan Bodart dalam Bambang Hartono (2013:15) mendefinisikan informasi sebagai kumpulan fakta atau data yang memiliki makna.


    Gambar 2.1.
    Siklus Informasi


    Henry C. Lucas dalam bukunya Bambang Hartono (2013: 15) “Informasi sebagai data yang telah di tafsirkan agar memberikan makna tertentu bagi seseorang. Sedangkan menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Bambang Hartono (2013: 15) mengartikan “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berguna bagi penerimannya dan memiliki nilai bagi pengambilan keputusan saat ini di masa yang akan datang.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah fakta yang telah diolah dengan cara tertentu dan mempunyai arti berguna bagi penerimanya atau menggambarkan suatu kejadian nyata yang dapat dipahami dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan sekarang maupun untuk masa depan.

    B. Tujuan Informasi

    Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi (Information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. (Mustakini 2010:13).Tujuan sistem informasi terdiri dari :

    1. Kegunaan (Usefulness) adalah Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam organisasi.

    2. Ekonomi (Economic) adalah Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.

    3. Keandalan (Realibility) adalah Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.

    4. Pelayanan Langganan (Customer Service) adalah Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.

    5. Kesederhanaan (Simplicity) adalah Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.

    6. Fleksibilitas (Fleksibility) adalah Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

    C. Informasi Berdasarkan Persyaratan

    Tata Sutabri (2012: 63) menguraikan bahwa suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang diperlukan manajer dalam pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan hal tersebut maka informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Informasi yang tepat.

    2. Informasi yang relevan.

    3. Informasi yang bernilai.

    4. Informasi yang dapat dipercaya.

    D. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu

    Tata Sutabri (2012: 63) mengkalsifikasikan Informasi berdasarkan dimensi waktu diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Informasi masa lalu.

    2. Informasi masa kini.

    E. Informasi Berdasarkan Sasaran

    Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang di tunjukan kepada seseorang atau sekelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Tata Sutabri (2012:63) Informasi jenis ini di klasifikasikan sebagai berikut :

    1. Informasi Individual.

    2. Informasi Komunitas.

    F. Nilai Informasi

    Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Namun, dalam kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkan nya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula.


    Gambar 2.2.
    Data Informasi


    Menurut Sutarman (2013:14), nilai dari informasi ditentukan oleh lima hal yaitu :

    1. Memperoleh pemahaman dan manfaat.

    2. Mendapatkan pengalaman.

    3. Mengakumulasi proses pembelajaran sehingga dapat diduplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.

    4. Mengekstrak implikasi kritis dan merefleksikan pengalamn masa lampau yang menyediakan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seseorang manajer dari membuat kesalahan yang sama dilakukan oleh manajer lain.

    Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. (Agus Mulyanto, 2012 : 247).

    G. Kualitas Informasi

    Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok, di antaranya yaitu (Agus Mulyanto, 2012 : 247) :

    1. Akurat (Accuracy) adalah Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah data-data asli tersebut.

      Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:

      a). Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.

      b). Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut.

      c). Informasi harus aman dari segala gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak akurasi informasi tersebut dengan tujuan utama.

    2. Tepat Waktu (Timeliness) adalah Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Kesalahan dalam mengambil keputusan akan berakibat fatal bagi perusahaan. Mahalnya informasi disebabkan harus cepat dan tepat informasi tersebut didapat. Hal itu disebabkan oleh kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi tersebut memerlukan bantuan teknologi-teknologi terbaru. Dengan demikian diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan informasi tersebut.

    3. Relevansi (Relevancy) adalah Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya, informasi mengenai kerusakan infrastruktur laboratorium komputer ditujukan kepada rektor universitas. Tetapi akan lebih relevan apabila ditujukan kepada penanggung jawab laboratorium.

    Konsep Dasar Sistem Informasi

    A. Definisi Sistem Informasi

    Tata Sutabri (2012: 49) mengatakan “Sistem informasi adalah suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manejerial dengan kegiatan dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan aporan laporan yang diperlukan oleh pihak tertentu”.

    Sutarman (2012: 13) mendefinisikan bahwa, "Sistem informasi adalah sistem yang dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi)".

    Sementara, menurut Agus Mulyanto (2012: 29), “Sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan”, sedangkan Bambang (2013: 15) menguraikan “Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang bekerja untuk mengumpulkan dan menyimpan data serta mengolahnya menjadi informasi untuk di gunakan.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan penerapan sistem di dalam organisasi untuk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat manajemen.

    B. Komponen Sistem Informasi

    Tata Sutabri (2012: 47) mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (Building Block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok bangunan tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. Blok bangunan itu terdiri dari:

    1. Blok Masukan (Input Block) adalah Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

    2. Blok Model (Model Block) adalah Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

    3. Blok Keluaran (Output Block) adalah Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

    4. Blok Teknologi (Technology Block) adalah Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Blok teknologi terdiri dari teknisi (Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).

    5. Blok Basis Data (Database Block) adalah Basis data (Database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems).

    6. Blok Kendali (Controls Block) adalah Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

    C. Klasifikasi Sistem Informasi

    TMenurut Tata Sutabri (2012:22), Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

    1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System) adalah Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem persediaan barang.

    2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System) adalah Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

    3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System) adalah Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertadingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

    4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System) adalah Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak diuarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

    D. Tujuan Sistem Informasi

    Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi (Information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. (Jogiyanto, 2012: 13).

    1. Kegunaan (Usefulness) adalah Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam organisasi.

    2. Ekonomi (Economic) adalah Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.

    3. Keandalan (Realibility) adalah Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.

    4. Pelayanan Langganan (Customer Service) adalah Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.

    5. Kesederhanaan (Simplicity) adalah Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.

    6. Fleksibilitas (Fleksibility) adalah Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

    Konsep Dasar Analisa Sistem Informasi

    A. Definisi Analisa Sistem Informasi

    Mulyanto (2012: 125) mendefinisikan“Analisa sistem adalah teori sistem umum yang sebagai sebuah landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi didalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien”, sedangkan Yakub (2012: 142) menyatakan, analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas.

    Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses analisa sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi.


    B. Tahap-Tahap Analisa Sistem Informasi

    Mulyanto (2012: 126) mengatakan, tahap analisa sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya, sedangkan menurut Henderi dalam Jurnal CCIT (2012: 322) mengatakan tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, Mulyanto (2012: 129), mengemukakan bahwa dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem, diantaranya adalah :

    1. Identify adalah Yaitu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah.

    2. Understand adalah Yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

    3. Analysis adalah Yaitu melakukan analisa terhadap sistem.

    4. Report adalah Yaitu membuat laporan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

    Tahap analisis merupakan tahap yang paling kritis dan sangat penting, karena kesalahan di tahapan ini akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.

    C. Fungsi Analisis Sistem Informasi

    Adapun fungsi analisis sistem menurut Mulyanto (2012: 129), adalah sebagai berikut :

    1. Mengidentifikasi masalah–masalah kebutuhan pemakai (user).

    2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai.

    3. Memilih alternatif–alternatif metode pemecahan masalah yang tepat.

    4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dari analisis sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

    D. Teknologi Informasi

    Pengertian teknologi informasi menurut beberapa ahli teknologi informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar (Kamus Oxford, 2012: 567).

    1. William dan Swayer (2012: 77) menyatakan bahwa, “Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan sistem komputasi atau komputer dengan jalur komunikasi high speed yang membawa data, suara dan juga dalam bentuk video”.

    2. Menurut Daryanto (2012: 3), "Teknologi informasi adalah sub- sistem atau sistem bagian dari sistem informasi", sedangkan Haang den Keen menguraikan dari jurnal Sistem Informasi dan Bisnis (2012: 77), “Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.”

    3. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep dasar teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

    Teori Khusus

    Konsep Dasar Penerimaan Karyawan

    A. Definisi Penerimaan

    Menurut Henry Simamora (2012:212) Penerimaan adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian, sedangkan menurut Schermerhorn, (2012:115) Penerimaan adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi pekerjaan.

    B. Definisi Karyawan

    Menurut Subri (dalam Manulang, 2012), Karyawan adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduuk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadaptenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut, sedangkan menurut Hasibuan (2012:112), pengertian karyawan adalah setiap orang yang menyediakan jasa (baik dalam bentuk pikiran maupun dalam bentuk tenaga) dan mendapatkan balas jasa ataupun kompensasi yang besarannya telah ditentukan terlebih dahulu.

    C. Koperasi

    Koperasi mengandung makna kerja sama. Kooperasi (cooperative) bersumber dari kata Coopere (latin) co-operation yang berarti kerja sama. Ada juga yang mendefinisikan koperasi dala makna lain. Menurut Enriques, pengertian koperasi adalah menolong satu sama lain (to help one another) atau saling bergandengan tangan (hand it hand). DI indonesia disebut kerja sama atau menurut Notoatmojo disebut gotong royong yang telah dikenal oleh Indonesia sejak tahun 2000 SM. Istilah gotong royong diberbagai daerah seperti tapanuli disebut Marsiurupan, di Minahasa disebut mapalus kobeng, di Sumba "Pawonda", di Ambon "Masohi", di Jawa barat "Liliuran" dan Madura "Long tinolong" dan di Sumatera Barat "Julojulo" dan di Bali "Subak".

    Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang - seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

    Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai susunan dan hubungan antarkomponen dan antarposisi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi menunjukkan hirarki organisasi dan struktur wewenang, serta memperlihatkan aliran pelaporannya. Selain, itu struktur organisasi memberikan stabilitas dan kelanjutan hidup organisasi, walaupun sumber daya manusia di dalamnya silih berganti.

    Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asa kekeluargaan yang anggotanya terdiri dari orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi biasa disebut sisa hasil usaha atau SHU biasanya dihitung berdasarkan andil.

    D. Fungsi dan peran koperasi

    Menurut Undang-Undang No . 25 tahun 1992 pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut :

    1. membangun daan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi angggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraaan ekonomi dan social.

    2. berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

    3. memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi.

    4. berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas-asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

    E. Pengertian dan Definisi Koperasi Menurut Para Ahli.

    Menurut Bapak James A.F Stoner pengertian organisasi adalah sebagai alat (tools) untuk mencapai tujuan. Pekerjaan untuk mengkoordinasikan sumber daya manusia dan sumber daya modal yang dimiliki oleh organisasi tersebut pengorganisasian (organizing), dan dilakukan oleh seorang manajer (Koperas, teori dan praktek Oleh Sitio, A.,dkk).

    F. Pengertian Koperasi Menurut ILO.

    Menurut ILO atau Organisasi buruh Internasional bahwa pengertian koperasi adalah:"Cooperative define (pengertian koperasi) as an association of persons (kumpulan orang) usually of limited means (dalam tujuan tertentu), who have voluntary joined together (yang bergabung secara sukarela) to achieve a common economic end (untuk memperoleh peningkatan kualitas ekonomi) through the formation of a democratically controlled business organization (melalui pembentukan sebuah organisasi bisnis yang dikendalikan secara demokratis), making equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking (membuat kontribusi yang adil terhadap modal yang diperlukan dan menerima bagian yang adil dari risiko dan manfaat dari usaha tersebut)".

    Pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum. Setiap koperasi yang ada harus melandaskan seluruh kegiatannya pada prinsip koperasi serta asas kekeluargaan untuk meningkatkan gerakan ekonomi rakyat.

    G. Pengertian Organisasi koperasi menurut Hanel.

    Pengertian Koperasi Menurut Hanel, pengertian organisasi koperasi sebagai suatu sistem sosial ekonomi atau sosial teknik (a socio-economic system or social engineering), yang terbuka dan berorientasi pada tujuan (open and goal-oriented).Dengan demikian, suatu organisasi koperasi dapat ditinjau dari beberapa kriteria yaitu:

    1. Pengertian Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pengguna barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan pembelian bersama. Contoh koperasi konsumen adalah koperasi yang kegiatan utamanya mengelola warung serba ada atau supermarket.

    2. Pengertian Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau perusahaan sendiri sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa, dan kegiatan utamanya menyediakan, mengoperasikan, atau mengelola sarana produksi bersama. Contoh koperasi produsen adalah koperasi jasa konsultasi.

    3. Pengertian Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya.

    4. Pengertian Koperasi pemasaran adalah koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau penyeda jasa dan kegiatan atau jasa utamanya melakukan pemasaran bersama.

    5. Pengertian Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota koperasi . Simpanan pokok koperasi tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan menjadi anggota koperasi.

    6. Pengertian Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus yang wajib dibayar oleh angggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib koperasi tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan menjadi anggota koperasi.

      Melihat dari kriteria dan pengertian organisasi koperasi yang ada, bagian bagian dari koperasi sebagai subsistem koperasi adalah:

      a). Anggota koperasi sebagai individu yang bertndak sebagai pemilik dan konsumen akhir.

      b). Anggota koperasi sebagai pengusaha perorangan maupun kelompok yang memanfaatkan koperasi sebagai pemasok (supplier).

      c). Koperasi sebagai badan usaha yang melayani anggota koperasi dan masyarakat.

      d). Pengertian Organisasi koperasi menurut Ropke.

      e). Dalam membahas koperasi, Ropke berusaha menggambarkan ciri-ciri dari sebuah organisasi koperasi sebagai berikut.

      f). Adanya beberapa atau sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok, atas dasar sekurang kurangnya satu kepentingan atau tujuan yang sama, yang disebut sebagai kelompok koperasi.

      g). Adanya anggota anggota koperasi yang bergabung dalam kelompok usaha untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi mereka sendiri, yang disebut sebagai swadaya atau kerja kolektif dari kelompok koperasi.

      h). Adanya anggota koperasi yang bergabung dalam koperasi mendayagunakan serta memanfaatkan koperasi secara bersama, yang disebut sebagai perusahaan koperasi.

      i). Koperasi sebagai perusahaan mempunyai tugas untuk menunjang kepentingan para anggota kelompok koperasi, dengan cara menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh anggota dalam kegiatan ekonominya.

    H. Pengertian Organisasi koperasi menurut Ropke.

    Berdasarkan ciri ciri organisasi koperasi menurut Ropke dan kriteria koperasi yang ada diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan tentang koperasi bahwa :

    1. Dalam suatu koperasi, anggota koperasi dapat menjadi sebagai konsumen akhir maupun sebagai pengusaha. Anggota koperasi dalam status yang dimilikinybaik sebagai konsumen akhir maupun sebagai pengusaha yang memanfaatkan dapat memanfaatkan koperasi dalam aktivitas sosial ekonomi yang dilakukannya.

    2. Dalam suatu Badan usaha koperasi, sebagai satu kesatuan dari anggota, pengelola dan pengawas koperasi yang berusaha meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya melalui perusahaan koperasi.

    3. Dalam organisasi koperasi, sebagai perusahaan melayani anggota serta non anggota dikarenakan bertindak sebagai badan usaha.

    Konsep Dasar Analisa SWOT

    A. Definisi Analisa SWOT

    Menurut Rangkuti (2011:199), penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

    1. Kuadran 1 Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

    2. Kuadran 2 Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

    3. Kuadran 3 Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada BCG matriks.

    4. Kuadran 4 Ini merupakan situasai yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

    B. Tujuan Analisa SWOT

    Menurut Dewi (2011:61), Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari bisnis yang dilakukan oleh organisasi.

    C. Definisi UML (Unified Modeling Language)

    Widodo (2012:6) mengatakan bahwa UML adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik, sedangkan menurut Nugroho (2012: 6) UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma atau berorientasi objek. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami, sementara itu menurut Henderi (2012: 5) UML adalah sebuah bahasa pemodelan yang telah menjadi standar dalam industri software untuk visualisasi, merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa UML adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis OOP (Object Oriented Programming).

    D. Konsep Permodelan Menggunakan UML.

    Sebenarnya tidak ada batasan yang kuat diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view ( Nugroho 2012: 10).

    Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan.

    Pada peringkat paling atas view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management).

    E. Bangunan Dasar Metodologi Unified Modelling Language (UML)

    Menurut Nugroho (2012: 117), bangunan dasar metodologi UML menggunakan bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:

    1. Sesuatu (things) Ada empat things dalam UML, yaitu:
    2. a). Structural Things Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

      b). Behavioral Things Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

      c). Grouping Things Bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

      d). Annotational Things Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).

    3. Relasi (Relationship) Ada empat macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:
    4. a). Ketergantungan (Dependention) Merupakan hubungan di mana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (independent).

      b). Asosiasi (Association) Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.

      c). Generalisasi (Generalization) Merupakan hubungan di mana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.

      d). Realisasi (Realization) Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

    F. Diagram-diagram Unified Modelling Language (UML)

    Berikut ini adalah diagram UML menurut Henderi (2011: 6) yaitu:

    1. (Use Case Diagram) secara grafis menggambarkan, interaksi secara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu. Use case secara naratif digunakan untuk secara tekstual menggambarkan sekuensi langkah-langkah dari tiap interaksi.

    2. (Class Diagram) Menggambarkan struktur object sistem. Diagram ini menunjukan class diagram yang menyusun sistem dan hubungan antara class object tersebut.

    3. (Sequence Diagram) Secara grafis menggambarkan bagaimana object berinteraksi satu sama lain melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi.

    4. (State Chart Diagram) Digunakan untuk memodelkan behaviour objek khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek dari satu state ke state yang lain.

    5. (Activity Diagram) Secara grafis untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity Diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.

    6. (Package Diagram) Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, yang merupakan dari diagram komponen.

    7. (Communication Diagram) Bersifat dinamis. Diagram ini sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan oganisasi struktrural dari objek-objek yang meneriman serta mengirim pesan.

    8. (Component Diagram) Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta ketergantungan perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

    9. (Deployment Diagram) Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (runtime), membuat simpul-simpul serta komponen-komponen.

    Kesimpulan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuaya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML memungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flowdiagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.

    G. Langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML)

    Menurut Henderi (2011: 6), langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

    1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

    2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints, dan catatan-catatan lain.

    3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

    4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

    5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activitydiagram.

    6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.

    7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

    8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

    9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen bereaksi dengan baik.

    10. Deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

    11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan :

      a). Pendekatan use case dengan meng-assign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.

      b). Pendekatan komponen yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

    Konsep Dasar Sistem Database

    A. Definisi Sistem Database

    Menrut Henry Simamora (2012:76). Database merupakan salah satu komponen yang penting di dalam sistem informasi, karena berfungsi sebagai basis penyedia informasi bagi para penggunanya. Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan sistem database.

    Secara umum sebuah sistem database adalah suatu sistem informasi yang mengintegritaskan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam didalam suatu organisasi.

    Database dibentuk dari kumpulan file. File merupakan kumpulan dari item data yang diatur dalam satu record dimana item-item data tersebut dimanipulasi untuk memproses. File dapat juga diartikan sebagai kumpulan record-record yang sejenis yang mempunyai panjang elemen yang sama, atribut yang sama namun berbeda-beda nilai data valuenya.

    1. (Table). Table adalah kumpulan data yang terdiri dari record-record yang disatukan untuk suatu tujuan tertentu.

    2. (Field). Field adalah jenis atau tipe data dari suatu item data beserta batasan nilainya.

    3. (Record). Record adalah kumpulan field-field yang disatukan dalam satu baris.

    Untuk dapat mengolah data di dalam database, diperlukan bahasa yang dimengerti oleh pengguna dan database yang dikelola. SQL (Structure Query Language), merupakan bahasa yang telah distandarisasi dan digunakan dalam pengolahan semua database yang ada. Di dalam SQL terdapat tiga sub bahasa yaitu :

    1. DDL (Data Definition Language) yang digunakan untuk membangun objek-objek dalam database seperti table dan index.

    2. DML (Data Manipulation Language) yang digunakan untuk menambah, mencari, mengubah dan menghapus baris dan teble.

    3. DCL (Data Control Language) yang digunakan untuk menangani masalah security dalam database.

    Konsep Dasar PHP (Hypertext Preprocessor)

    A. Definisi PHP (Hypertext Preprocessor)

    Menurut Sibero (2012:49) definisi PHP adalah proses penerjemahan baris kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung, pada saat baris kode dijalankan disebut suatu bahasa dengan hak cipta terbuka, disebut juga dengan istilah Open Source yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhannya, sedangkan menurut Saputra (2012:2), mengatakan bahwa PHP merupakan suatau bahasa pemrograman yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis.

    Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan skrip yang bertempat dan diproses pada suatu server dengan keluaran yang dihasilkan dapat dilihat melalui browser, PHP juga merupakan salah satu bahasa pemrograman open source yang dapat digunakan pada berbagai sistem operasi seperti linux, unix, macintosh, maupun windows, pada dasarnya PHP dirancang untuk pembuatan jenis web dinamis, yaitu web yang dalam pembuatannya dapat aplikasikan sesuai keinginan penggunanya. Salah satu kelebihan lain yang dimiliki PHP antara lain dapat terkoneksi pada beberapa database antara lain MySql.

    B. Tipe Data Dalam PHP

    Adapun tipe-tipe dalam PHP sebagai berikut :

    1. (Boolean). Tipe data boolean digunakan untuk mencari nilai kebenaran.nilai kebenarannya adalah true atau false. Dalam penulisannya tidak terpengaruh antara huruf besar dan kecil.

    2. (Integer). Tipe data integer merupakan berfungsi dalam penyimpanan bilangan bulat baik positif maupun negatif dan bukan desimal, secara umum dapat disebut tipe data berupa angka.

    3. (Floating point). Tipe data floating point atau kata lain dari tipe data double merupakan tipe data yang berfungsi menyimpan bilangan desimal.

    4. (String). Tipe data string merupakan gabungan dari beberapa karakter, dapat berupa kata tunggal maupun kalimat. Penulisannya memerlukan tanda kutip satu (‘ ‘) atau kutip (“ “).

    5. (Array). Tipe data array merupakan kumpulan data atau karakter pada satu variable.

    6. (Objek). Tipe data objek dapat berupa bilangan, variabel maupun fungsi. Tipe data objek memiliki tujuan memudahkan para programmer dalam Object Oriented Program (OOP), yang merupakan pendukung daripada PHP.

    7. (Resource). Tipe data resource merupakan tipe data yang baru diperkenalkan pada PHP. Tipe ini memiliki nilai yang dihasilkan dari pemanggilan fungsi-fungsi yang menggunakan resource sistem, seperti mysql_connect, mysql_query dan semacamnya. Variabelnya secara otomatis akan menggunakan tipe data resource ini.

    8. (Null). Tipe data null merupakan tipe data yang tidak memuat apapun, menjadikan variabel tidak memiliki nilai apapun.

    Konsep Dasar MySQL

    A. Definisi MySQL

    Menurut Alexander F.K Sibero (2012:97), mengatakan bahwa MySQL adalah aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data, sedangkan menurut Budi Raharjo MySql adalah server database yang mengelola dengan cepat, menampung database dalam jumlah sangat besar, dan dapat diakses oleh banyak pengguna.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL adalah suatu software atau program yang bersifat open source yang digunakan untuk membuat sebuah database.

    B. Kelebihan dan Kekurangan MySQL

    Berikut adalah kelebihan dan kekurangan MySQL antara lain sebagai berikut :


    Tabel 2.1.
    Kelebihan dan Kekurangan MySQL

    C. Perintah Dasar Database MySQL

    Menurut Budi Raharjo (2012:22), dalam menjalankan MySQL diperlukan berbagai perintah untuk membuat suatu database, berikut ini disebutkan beberapa perintah dasar dalam menggunakan MySQL. Untuk menjalankan MySQL pertama kali cukup dengan mengetikkan MySQL pada Command Prompt. Perintah-perintahnya adalah sebagai berikut :

    1. Menampilkan database : show database.

    2. Membuat database baru : create database database.

    3. Memilih database yang akan digunakan : use database.

    4. Menampilkan tabel : show table.

    5. Membuat table baru create table (field spesifikasi_field).

    6. Menampilkan struktur tabel : show columns from tabel atau describe tabel.

    7. Mengubah struktur tabel : alter table tabel Jenis_Pengubahan.

    8. Mengisikan data : insert into table (kolom1, ) values („data_kolom1,); atau insert into table set kolom1 = „data_kolom1.

    9. Menampilkan data : select kolom from tabel where kriteria order by kolom atau select * from tabel.

    10. Mengubah data: update tabel set kolom = pengubahan_data where.

    11. Menampilkan data dengan kriteria tertentu: select kolom 1,... from table where kriteria.

    12. Menghapus data : delete from tabel where kriteria.

    13. Menghapus tabel : drop tabel.

    14. Menghapus database : drop database.

    15. Keluar dari MySql: quit; atau exit.

    Konsep Dasar XAMPP

    Definisi XAMPP

    Menurut Puspitasari (2012:1), mengatakan bahwa XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah tersedia database server MySQL dan support php programming. XAMPP merupakan software yang mudah digunakan gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows.

    Konsep Dasar Adobe Dreamweaver

    A. Definisi Adobe Dreamweaver

    Menurut Alexander F.K Sibero (2012:384), mengatakan bahwa dreamweaver adalah sebuah produk web developer yang dikembangkan oleh Adobe Sistem Inc, sebelumnya produk dreamweaver dikembangkan oleh Macromedia Inc, kemudian perkembangannya dilanjutkan oleh Adobe System Inc, dan dirilis dengan kode nama Creative Suite (CS), sementara itu menurut Milician (2012:5), mengatakan bahwa dreamweaver CS3 adalah Hypertext Markup Language (HTML) editor yang digunakan oleh professional serta pemula.

    Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk membangun atau membuat sebuah web oleh kalangan professional atau pemula.

    B. Ruang Kerja Adobe Dreamweaver

    Ruang kerja atau workspace adalah bagian keseluruhan tampilan adobe dreamweaver. Ruang kerja dreamweaver terdiri dari welcome screen, menu, insert bar, document window, css panel, aplication panel, tag inspector, property inspector, result panel, dan files panel. Masing-masing dari komponen tersebut memiliki fungsi dan aturan. Berikut di bawah ini penjelasannya:


    Gambar 2.3.
    Ruang Kerja Adobe Dreamweaver CS3
    Sumber : Sibero (2012:384)

    Keterangan Gambar 2.3 :

    1. Document Window berfungsi menampilkan dokumen yang sedang dikerjakan.

    2. Insert Bar mengandung tombol-tombol untuk menyisipkan berbagai macam objek seperti image, table dan layar ke dalam dokumen.

    3. Document Toolbar berisikan tombol-tombol dan menu pop-up yang menyediakan tampilan berbeda dari Document Window.

    4. Panel Groups adalah kumpulan panel yang saling berkaitan satu sama lainnya yang dikelompokkan dibawah satu judul.

    5. Tag Selector berfungsi menampilkan hirarki tag disekitar pilihan yang aktif pada Design View.

    6. Property Inspector digunakan untuk melihat dan mengubah berbagai properti objek atau teks.

    7. Files Panel digunakan untuk mengatur file-file dan folder-folder yang membentuk situs.

    Konsep Dasar Elisitasi

    A. Definisi Elisitasi

    Menurut Suryo Guritno (2012:302), mengatakan bahwa elisitasi adalah usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi, sedangkan menurut Adi Nugroho (2012:10), mengatakan bahwa akuisisi informasi dari seseorang atau kelompok dengan cara tidak melakukan wawancara, melainkan menggunakan teknik pengumpulan intelijen sumber manusia, dan umumnya terbuka.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa elisitasi adalah usulan rancangan sistem baru yang diinginkan dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    B. Jenis – Jenis Elisitasi

    Menurut Guritno (2012:302), elisitasi dapat dilakukan menggunakan metode wawancara dan melalui tiga tahap, yaitu :

    1. (Elisitasi Tahap I). Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
    2. (Elisitasi Tahap II). Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.
    3. a). M pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

      b). D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.

      c). I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

    4. (Elisitasi Tahap III). Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.
    5. a). T artinya technical, maksudnya bagaimana tata cara atau tekhnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

      b). O artinya operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

      c). E artinya ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut:

      a). High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

      b). Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.

      c). Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

    6. (Final Draft Elicitation). Menurut Suryo Guritno (2010:304), berpendapat bahwa final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

    Konsep Dasar Corona Discharge

    1. Definisi Corona Discharge

    Korona merupakan proses pembangkitan arus di dalam fluida netral diantara dua elektroda bertegangan tinggi dengan mengionisasi fluida tersebut sehingga membentuk plasma di sekitar salah satu elektroda dan menggunakan ion yang dihasilkan dalam proses tersebut sebagai pembawa muatan menuju elektroda lainnya seperti tampak pada Gambar 2. Proses terjadinya lucutan pijar korona dalam medan listrik diawali dengan lucutan townsend kemudian diikuti oleh lucutan pijar (glow discharge) atau korona (corona discharge) dan berakhir dengan arc discharge (Reizer, 1997).


    Gambar 2.16.
    Corona Discharge

    2. Pengaplikasian Corona Discharge

    Aplikasi corona discharge untuk menghancurkan senyawa beracun dan polusi serta pengendalian bau pada umum nya telah banyak menarik perhatian. Banyaknya senyawa organik yang berbahaya seperti sisa-sisa pembakaran, polusi dapat di kendalikan dengan spesies tereksitasi, senyawa radikal bebas, elektron, ionisasi serta sinar UV ataupun rekayasa serupa yang di hasilkan oleh corona discharge. Prinsip pengaplikasian corona discharge untuk mengendalikan gas polusi sederhana yaitu lucutan dari corona discharge sebagai sumber electron yang akan bereaksi terhadap senyawa polutan. O3 (ozon) hasil dari reaksi penguraian CO2 (karbondioksida) dan CO (karbon monoksida) dapat menanggulangi pencemaran polusi serta bau yang tak sedap pada ruangan. Berikut gambaran yang terjadi pada lucutan corona discharge.


    Gambar 2.17.
    Penggambaran Teori Penguraian Carbon dengan Corona Discharge

    Literature Review

    Menurut Meta Amalya Dewi dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:125) Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain :
    1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
    3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
    4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada. Adapun Literature Review sebagai landasan dalam mendukung penelitian adalah sebagai berikut:

    1. Penelitian M. Aldiki Febriantono dari Universitas Brawijaya yang berjudul “PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGURAI ASAP ROKOK PADA SMOKING ROOM MENGGUNAKAN KONTROLER PID” Tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun alat pengurai asap rokok pada smoking room dengan menggunakan corona discharge sebagai media pengurai, serta menggunakan kontrol PID sebagai pengaturan putaran kipas DC. Peneliti menggunakan mikrokontroler ATmega 8535 sebagai pengendali system.

    2. Penelitian Muhamad Taupik Hidayatullah dari Politeknik Negeri Bandung yang berjudul “RANCANG BANGUN ALAT PENGURAI ASAP ROKOK MENGGUNAKAN METODE ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BERBASIS ARDUINO UNO” tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk membuat prototype alat yang dapat mengurai asap rokok dengan menggunakan metode Electrostatic precipitator. Serta menggunakan sensor MQ-7 dan mikrokontroler Arduino uno sebagai pengendali utama.

    3. Penelitian Radhitya Pujosakti dari Universitas Diponegoro yang berjudul “PERANCANGAN KONTROLER PID BERBASIS ATMEGA 8535 UNTUK PENGENDALIAN KADAR ASAP GAS CO PADA RUANGAN KONTAMINASI ASAP” Tahun 2013. Penelitian ini bertujuan memaksimalkan proses penguraian asap rokok melalui metode corona discharge dan mengkontrol putaran kipas DC dengan metode PID agar kipas dapat bekerja lebih responsif terhadap gas CO. Menggunakan sensor MQ-7 sebagai pendeteksi asap rokok dan menggunakan mikrokontroler ATmega 8535 sebagai pengontrolan kerja system.
    4. Penelitian Agung Budi Handoko, Yudha Rohman, Tri Satya P dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang berjudul “PENETRALISIR CO PADA RUANG SMOKING AREA MENGGUNAKAN CORONA DISCHARGE)” tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat penetralisir CO pada ruang merokok dengan corona dischare sebagai media penguraiannya. Lalu peneliti menggunakan sensor PIR untuk mendeteksi keberadaan perokok dalam ruangan dam DC-DC converter guna menghasilkan corona discharge.

    5. Penelitian Slachsa Dikman dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya yang berjudul “ PROTOTYPE PEMBERSIH DAN MONITORING ASAP ROKOK PADA RUANG TERTUTUP MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER” tahun 2016. Penelitian ini bertujuan membersihkan asap rokok dengan menggunakan proses ionisasi untuk mengendapkan asap rokok serta memonitoring asap rokok dengan fuzzy logic controller. Peneliti menggunakan sensor AF 30 dan TGS 2442 untuk mendeteksi asap rokok.

    6. G Horv´ath, J D Skaln´y and N J Mason from Open University, UK 2017. “FTIR study of decomposition of carbon dioxide in dc corona discharges”. This study discusses the carbon dioxide decomposition using corona discharge method through FTIR (Fourier-transform infrared spectroscopy). The decomposition rate of carbon dioxide and the generation of ozone and carbon monoxide in coaxial corona discharges fed by pure CO2 has been investigated in a dc corona discharge operated in both positive and negative polarities using FTIR spectroscopy. The degree of CO2 decomposition is found to be dependent on the voltage, U, with a maximum CO2 decomposition of nearly 10% found in a negative corona discharge for U = 7.5 kV. In all cases the amount of CO2 decomposition was lower in positive polarity discharges than in negative polarity discharges operated under same conditions. CO and ozone were found to be the main products observed in the discharges. “Penelitian yang dilakukan oleh G Horvath, J D Skalny and N J Mason dari Universitas Open, UK 2017. “FTIR study of decomposition of carbon dioxide in dc corona discharges”. Pada penelitian ini membahas tentang melihat penguraian carbon dioksida menggunakan metode corona discharge melalui FTIR (Fourier-transform infrared spectroscopy). Tingkat dekomposisi karbon dioksida dan pembangkitan ozon dan karbon monoksida dalam pelepasan korona koaksial yang diberi makan oleh CO2 murni telah diteliti dalam debit korona dc yang dioperasikan pada polaritas positif dan negatif menggunakan spektroskopi FTIR. Derajat dekomposisi CO2 ditemukan bergantung pada voltase, U, dengan dekomposisi CO2 maksimum hampir 10% yang ditemukan pada pelepasan korona negatif untuk U = 7.5 kV. Dalam semua kasus, jumlah dekomposisi CO2 lebih rendah pada pelepasan polaritas positif daripada pelepasan polaritas negatif yang dioperasikan pada kondisi yang sama. CO dan ozon ditemukan sebagai produk utama yang diamati dalam pembuangan.

    7. F. Pontiga, K. Hadji, M. Guemou,K. Yanallah, A. Fernandez-Rueda and H. Moreno from Universidad de Sevilla, Spain 2014. “Ozon Production by corona discharge using a hollow needle-plat electrode system”. In this study discusses about producing ozone (O3) using corona discharge method which is produced from two electrode that is needle and plate . Ozone generation using a hollow needle-to-plate corona reactor has been investigated using both positive and negative polarities and various flow rates. Oxygen could be introduced in the reactor either through the needle electrode or through a port on the lateral wall. This configuration al-lowed studying the effect of the flow direction on ozone production.. “Penelitian yang dilakukan oleh F. Pontiga, K. Hadji, M. Guemou,K. Yanallah, A. Fernandez-Rueda and H. Moreno dari univesitas sevilla, spain 2014. “Ozon Production by corona discharge using a hollow needle-plat electrode system”. Pada penelitian ini membahas tentang menghasilkan ozon (O3) menggunakan metode corona discharge yang di hasilkan dari dua elektroda yaitu jarum dan papan besi. Generasi ozon menggunakan reaktor korona jarum-ke-piring berongga telah diteliti dengan menggunakan polaritas positif dan negatif dan berbagai laju alir. Oksigen bisa diperkenalkan di reaktor baik melalui elektroda jarum atau melalui port pada dinding lateral. Konfigurasi ini al-lowed mempelajari pengaruh arah aliran pada produksi ozon”.

    8. Marcela Marvova from institute of physics Comenius University , Slovak republic 1998“Dc corona discharges in CO2–air and CO–air mixtures for various electrode materials”. Positive and negative dc corona discharges in CO–air and CO2–air mixtures were applied. Natural humid air was used. The step by step development with time of the formation of gas products after the action of the corona discharge was measured in situ . The discharge tube was situated in an IR gas cell. The IR absorption spectra were scanned from the area of the inter-electrode distance in successive time steps of the action of the discharge (about 1 min). Measurements were performed for three combinations of electrode materials, namely Mo–stainless steel, Mo–brass and Cu–brass. Reflection IR absorption spectra from the surfaces of the electrodes used were scanned after the action of the discharge. The influence of the electrode material on the development with time of the reaction products was observed. Polymer–metal complexes with possible catalytic activity are formed on the surfaces of electrodes. From measurements it resulted that the discharge processes consist of simultaneously acting volume processes of plasmochemical nature (probably initiated by electrons) and electrocatalytic surface processes on electrodes (probably initiated by photons). “Penelitian yang dilakukan oleh Marcela Marvova dari institute fisika Universitas Comenius, republic Slovakia 1998 “Dc corona discharges in CO2–air and CO–air mixtures for various electrode materials”. Pada penelitian ini membahas tentang dc corona discharge dalam pencampuran CO2 dan udara melalui material elektroda yang bervariasi. Cairan korona positif dan negatif dc di udara CO-udara dan CO2 campuran yang diterapkan. Udara lembab alami yang digunakan. Perkembangan selangkah demi selangkah dengan waktu pembentukan produk gas setelah aksi pelepasan korona diukur secara in situ Tabung pelepasannya terletak di sel gas infra merah. IR spektrum serapan dipindai dari daerah jarak antar elektroda di Langkah waktu berurutan dari tindakan pelepasan (sekitar 1 menit). Pengukuran dilakukan untuk tiga kombinasi bahan elektroda, yaitu baja Mo-stainless, Mo-kuningan dan Cu-kuningan. Refleksi penyerapan IR spektra dari permukaan elektroda yang digunakan dipindai setelah aksi debit. Pengaruh bahan elektroda terhadap perkembangan dengan waktu dari produk reaksi diamati. Kompleks polimer logam dengan kemungkinan Aktivitas katalitik terbentuk pada permukaan elektroda. Dari pengukuran itu. mengakibatkan proses pelepasan terdiri dari volume akseptor secara bersamaan proses sifat plasmokimia (mungkin diprakarsai oleh elektron) dan Proses permukaan elektrokatalitik pada elektroda (mungkin diprakarsai oleh foton).

    9. Irma Aleknaviciute,from Brunel University,London 2013 “plasma assisted decomposition of methane and propane and cracking of liquid hexadecane” In this project she performed a parametric study for methane and propane decomposition under a corona discharge for COx free hydrogen generation. For methane and propane a series of experiments were performed for a positive corona discharge at a fixed inter-electrode distance (15 mm) to study the effects of discharge power (range of 14 - 20 W and 19 – 35 W respectively) and residence time (60 - 240 s and 60 – 303 s respectively). A second series of experiments studied the effect of inter-electrode distance on hydrogen production, with distances of 15, 20, 25, 30 and 35 mm tested. The analysis of the results shows that both discharge power and residence time, have a positive influence on gaseous hydrocarbon conversion, hydrogen selectivity and energy conversion efficiency for methane and propane decomposition. Longer discharge gaps favour hydrogen production for methane and propane decomposition. A final series of experiments on corona polarity showed that a positive discharge was preferable for methane decomposition. “penelitian yang di lakukan Irma Aleknaviciute dari Universitas Brunel, London 2013 “plasma assisted decomposition of methane and propane and cracking of liquid hexadecane “ Dalam proyek ini dia melakukan studi parametrik untuk metana dan propana dekomposisi di bawah pelepasan korona untuk pembangkitan hidrogen bebas COx. Untuk metana dan propana serangkaian percobaan dilakukan untuk korona positif debit pada jarak antar elektroda tetap (15 mm) untuk mempelajari efek dari debit daya (masing-masing berkisar antara 14 - 20 W dan 19 - 35 W) dan tempat tinggal waktu (60 - 240 s dan 60 - 303 s). Percobaan kedua mempelajari pengaruh jarak antar elektroda pada produksi hidrogen, dengan jarak 15, 20, 25, 30 dan 35 mm diuji. Hasil analisis menunjukkan bahwa baik debit daya dan waktu tinggal, memiliki pengaruh positif pada gas konversi hidrokarbon, selektifitas hidrogen dan efisiensi konversi energi dekomposisi metana dan propana. Kelongsong yang lebih panjang disukai hidrogen produksi untuk dekomposisi metana dan propana. Seri terakhir eksperimen Pada polaritas korona menunjukkan bahwa pelepasan positif lebih disukai untuk dekomposisi metana”.

    10. Stuart Greig,in his research from corona supplies Ltd, UK “CORONA GENERATED OZONE-IN-HOUSE DESTRUCTION”. In this study discuss about the effective management of ozone generated during corona discharge treatment has long since been a major concern to the industry. As Health and Safety and Environmental pressures grow, the necessity to contain and destroy ozone close to source intensifies. This paper discusses the dangers of ozone and how it can be successfully prevented from polluting the workplace and the local environmental atmosphere by using a catalytic decomposition unit. "Penelitian yang di lakukan oleh Stuart Greig, di corona supplies Ltd, UK “CORONA GENERATED OZONE-IN-HOUSE DESTRUCTION”. Dalam studi ini membahas tentang pengelolaan ozon yang efektif yang dihasilkan selama perawatan debit corona telah lama menjadi perhatian utama industri ini. Seiring tekanan Kesehatan dan Keselamatan dan Lingkungan, kebutuhan untuk mengandung dan menghancurkan ozon yang dekat dengan sumber meningkat. Makalah ini membahas bahaya ozon dan bagaimana hal itu dapat berhasil dicegah untuk mencemari lingkungan kerja dan lingkungan lokal dengan menggunakan unit dekomposisi katalitik.”

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Gambaran Umum Perusahaan

    Sejarah Singkat Perusahaan

    Sejarah PJB bermula sejak tahun 1945, dimana didirikan Perusahaan Listrik dan Gas. Tahun 1965, perusahaan tersebut dibagi menjadi 2: Perusahaan Listrik Negara dan Perusahaan Gas Negara. Tahun 1972, status PLN menjadi Perusahaan umum (Perum). Tahun 1982, PLN dipecah lagi menjadi dua: Unit Divisi dan Unit Pembangkitan Tenaga Listrik dan Transmisi. Tahun 1994, status PLN menjadi Persero. Setahun kemudian, dilakukan restrukturisasi atas PT PLN (Persero) dengan pendirian subsider pembangkitan. Restrukturisasi ini dilakukan untuk memisahkan misi perusahaan atas sosial dan komersial.

    Pada tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk 2 (dua) anak perusahaan untuk mengelola pembangkit listrik yang memasok energi listrik di Pulau Jawa dan Bali. Kedua anak perusahaan PLN tersebut adalah PT PLN Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I) yang berkantor pusat di Jakarta dan PT PLN Pembangkitan Jawa Bali II (PT PLN PJB II) yang berkantor pusat di Surabaya. Pada tahun 2000, PT PLN PJB II diubah nama menjadi PT Pembangkitan Jawa-Bali atau singkatnya PT PJB. Sedangkan PT PLN Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I) berubah nama menjadi PT Indonesia Power.


    Gambar 3.1
    PT.PJB

    Struktur Organisasi PT.PJB


    Gambar 3.1
    PT.PJB

    Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

    Prosedur Sistem Yang Berjalan

    Prosedur sistem ruang rokok pada sistem yang berjalan pada saat ini terdiri dari beberapa alur, yakni sebagai berikut :
    1. Perokok merokok pada ruang rokok.
    2. Perokok mengaktifkan kipas pembuangan dan sirkulasi udara



    Gambar 3.3
    Flowchart sistem yang berjalan

    Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

    Rancangan prosedur sistem ruang rokok pada sistem yang berjalan pada saat ini terdiri dari beberapa alur, yakni sebagai berikut :
    1. Perokok merokok pada ruang rokok.
    2. Sensor mendeteksi adanya asap rokok
    3. sistem pengurai akan aktif jika sensor mendeteksi asap rokok >1800ppm



    Gambar 3.4
    Flowchart rancangan sistem yang di usulkan

    Diagram Blok

    Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras (Hardware), maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.5 bawah ini :



    Gambar 3.5
    Diagram Blok

    Pada Gambar 3.5 merupakan diagram blok dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan. Keterangan :
    1. MQ2 merupakan komponen I/O berupa sensor yang digunakan untuk mendeteksi asap rokok.
    2. Relay merupakan komponen yang digunakan sebagai pemutus dan penyambung tegangan listrik yang masuk ke sistem dimmer dan sistem kontrol.
    3. Wemos D1mini merupakan mikrokontroler yang digunakan untuk memproses data yang akan dikirim kedalam database online melalui jaringan Wi-Fi yang terdapat pada Wemos d1mini tersebut.
    4. Database Online berfungsi sebagai data untuk memonitoring kondisi kadar CO2 pada asap rokok.
    5. LCD sebagai media informasi kadar CO2 asap rokok yang di monitoring setiap saat.
    6. Fan DC sebagai kipas sirkulasi udara yang di teruskan ke sistem penguraian lalu di keluarkan kembalik ke dalam ruang rokok.

    Cara Kerja Alat

    Pada sistem ini di jelaskan cara kerja alat yaitu peneliti menggunakan mikrokontroller sebagai media pemrosesan data I/O yang telah di program sehingga ketikan sensor MQ2 mendeteksi kadar CO2 pada asap rokok maka ia akan menampilkan informasi melalui LCD. Jika kadar asap rokok lebih dari 1800 ppm maka mikrokontroller akan mengaktifkan rangkaian dimmer dan kontrol yang akan di teruskan ke trafo step up guna menghasilkan corona discharge.

    Perancangan Alat

    Pada perancangan saat ini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software). Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram blok pada gambar 3.5. Alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem “PROTOTYPE ALAT PENGURAI ASAP ROKOK PADA SMOKING ROOM PADA PT.PJB”. Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan, berikut deskripsi alat dan bahan :

    A. Alat yang digunakan meliputi :
    1. Personal Computer (PC)
    2. Wemos D1mini
    3. Arduino Uno
    4. Software Arduino IDE
    5. Relay
    6. Fan DC
    7. LCD
    8. Trafo Flyback
    9. Rangkaian dimmer
    10. Rangkaian kontrol
    11. Rangkaian daya halfbridge

    B. Bahan-bahan pendukung yang digunakan:
    1. Akrilik
    2. Tabung Reaksi
    3. Kawat tembaga
    4. Almuniom Foil
    5. Timah Solder

    Metode Analisa Sistem

    Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

    Konfigurasi Sistem Berjalan

    Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    Elisitasi Tahap II

    Elisitasi Tahap III

    Final Draft Elisitasi

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    Rancangan Sistem Usulan

    Prosedur Sistem Usulan

    Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

    Activity Diagram Yang Diusulkan

    Sequence Diagram Yang Diusulkan

    Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

    Rancangan Basis Data

    Normalisasi

    Spesifikasi Basis Data

    Flowchart System yang diusulkan

    Rancangan Program

    Rancangan Prototipe

    Konfigurasi Sistem Usulan

    Spesifikasi Hardware

    Aplikasi Yang Digunakan

    Hak Akses

    Testing

    Evaluasi

    Implementasi

    Schedule

    Penerapan

    Estimasi Biaya

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan analisa yang di lakukan di SMA Negeri 3 Pandeglang dapat disimpulkan bahwa :

    Prosedur komplain siswa di SMA Negeri 3 Pandeglang ditangani oleh Guru BP/BK dan masih dilakukan secara konvensional dengan proses pencatatannya masih menggunakan buku, sehingga sering terjadi kehilangan data keluhan atau komplain siswa dan proses pengolahan data belum berjalan maksimal dikarenakan belum terkomputerisasi. Dampak lain adalah memakan waktu lama informasi keluhan.

    Kendala sistem yang berjalan saat ini adalah sistem yang berjalan saat ini masih manual, sehingga siswa yang ingin komplain harus ke ruangan guru ada di sekolah secara langsung sehingga tidak efektif dan efesien.

    3. Untuk membuat sistem dibutuhkan suatu sistem berbasis web. SMA Negeri 3 Pandeglang membutuhkan sistem yang lebih efektif dan efisien dalam hal penyampaian keluhan siswa tersampaikan dan dibutuhkan juga media penyimpanan data hasil keluhan siswa, sehingga lebih akurat dan mampu mengatasi permasalahan yang ada.

    Saran

    memberikan kesimpulan mengenai sistem electronic complaint siswa yang sedang berjalan dan sistem yang dibangun, maka agar mencapai hasil optimal untuk mengatasi permasalahan yang ada, maka saran dan pendapat penulis adalah sebagai berikut:

    Apabila sistem baru sudah berjalan, maka perlu diperhatikan dan dilakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem, untuk selanjutnya diadakan perbaikan sesuai dengan perubahan dan pengembangan.

    Sistem diharapkan dapat dikembangkan lebih baik lagi, mengingat masih minimnya fitur yang disediakan pada sistem yang di usulkan

    kedepannya diharapkan bagi mahasiswa atau peneliti yang mengambil judul penelitian yang sama untuk dapat mengembangkan sistem ini menjadi aplikasi yang lebih canggih dan yang lebih baik dari sebelumnya.

    DAFTAR PUSTAKA