SI1511490411: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Baris 950: Baris 950:
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. (Agus Mulyanto, 2012 : 247).</p></div>
 
<p style="line-height: 2">Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. (Agus Mulyanto, 2012 : 247).</p></div>
 +
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 +
 +
<p style="line-height: 2">'''G. Kualitas Informasi  ''' </p></div>
 +
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 +
<p style="line-height: 2">Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal  pokok, di antaranya yaitu (Agus Mulyanto, 2012 : 247) :</p></div>
 +
 +
<ol>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">
 +
<p style="line-height: 2">Akurat (Accuracy) adalah Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah data-data asli tersebut.</p>
 +
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 +
<p style="line-height: 2">Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:</p></div>
 +
<p style="line-height: 2">a). Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.</p>
 +
<p style="line-height: 2">b). Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut.</p>
 +
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">
 +
<p style="line-height: 2">
 +
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">
 +
<p style="line-height: 2">
 +
</ol>
  
 
===Konsep Dasar Rokok===
 
===Konsep Dasar Rokok===

Revisi per 23 Desember 2017 15.15

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA KOPERASI

KARYAWAN GMF AEROASIA SEJAHTERA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1511490411
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA KOPERASI

KARYAWAN GMF AEROASIA SEJAHTERA

Disusun Oleh :

NIM
: 1511490411
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA KOPERASI

KARYAWAN GMF AEROASIA SEJAHTERA

Disusun Oleh :

NIM
: 1511490411
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017 / 2018

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Hani Dewi Ariessanty,M.Kom)
   
(Maimunah, M.Kom)
NID :12003
   
NID :02012

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA KOPERASI

KARYAWAN GMF AEROASIA SEJAHTERA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1511490411
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

Dewan Penguji,

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
: 1511490411
Nama
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
 
NIM :1511490411

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA KOPERASI KARYAWAN GMF AEROASIA SEJAHTERA”.

Pembuatan Skripsi ini dilakukan penulis dengan Kerja Praktek langsung dan Riset ke perusahaan tersebut.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah selain sebagai salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan Strata 1 (SI) jurusan Sistem Informasi di Sekolah Tinggi manajemen dan Ilmu Komputer, juga berguna untuk memperdalam kemampuan penulis dalam merancang suatu sistem yang baik.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM. selaku Ketua STMIK Raharja.

2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur AMIK Raharja Informatika

3. Nur Azizah, M.Akt, M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi Program Strata satu (S-1)

4. Hani Dewi Ariessanty,M.Kom selaku dosen pembimbing I

5. Maimunah, M.Kom selaku dosen pembimbing II

6. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung saya secara materil maupun moril, Serta teman-teman yang selalu memberi semangat saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Sebagai insan yang penuh dengan kesalahan saya menyadari bahwa laporan Skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca, sehingga dimasa yang akan mendatang dapat memperbaikinya.

Akhir kata, saya berharap semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi saya dan bagi semuanya.

Wassalamu alaikum wr,wb

Tangerang, Januari 2018
Nama. Putri Nury Islamia
NIM. 1511490411

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat memicu pertumbuhan sistem informasi dalam segala bidang. Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi dalam kegiatan perusahaannya. Dengan mengimplementasikan sistem informasi akan menghemat waktu dalam bekerja. Alur data di dalam sebuah sistem informasi yang sudah terintegrasi akan lebih cepat untuk diperoleh, sehingga hal ini akan meningkatkan efisiensi waktu yang dibutuhkan dalam bekerja. Setiap perusahaan akan selalu berupaya untuk menerapkan suatu sistem informasi yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera yang kini mengembangkan bisnisnya sebagai penyedia tenaga kerja pihak ketiga dan bisnis ini turut mendukung kegiatan operasional di PT. GMF AeroAsia, baik di dalam maupun di luar daerah, saat ini kegiatan administasi kepegawaian yang berjalan sudah terkomputerisasi tetapi masih menggunakan sistem yang manual yaitu Microsoft excel, hal ini pula menjadi kendala bagi pegawai yang berada di luar daerah, sehingga diperlukan suatu Sistem Informasi yang mampu menampung semua data karyawan dan mampu diakses dimanapun baik di dalam maupun diluar daerah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh judul yaitu “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA KOPERASI KARYAWAN GMF AEROASIA SEJAHTERA TANGERANG"


Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan pada bahasan sebelumnya, dalam rumusan masalah ini memuat uraian secara rinci dari permasalahan yang di identifikasi pada latar belakang diatas.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah yang menjadi permasalahan pada proses laporan kepegawaian?

  2. Bagaimanakah proses informasi kepegawaian pada Koperasi Karyawan GMF AeroaAsia Sejahtera agar menghasilkan informasi yang cepat, tepat dam akurat?

  3. Bagaimana merancang sistem informasi kepegawaian pada Koperasi Karyawan PT. GMF AeroaAsia Sejahtera?

    Ruang Lingkup Penelitian

    Adapun penelitian ini terarah serta permasalahan yang dihadapi tidak terlalu luas, sesuai dengan tujuan penelitian maka peneliti mengambil beberapa pokok permasalahan yaitu: Melakukan pendataan, pencarian, membuat laporan, mengubah, menghapus, mengupdate serta pengarsipan data karyawan.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut

    1. Mempelajari dan mengetahui permasalahan kepegawaian pada Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera

    2. Melakukan identifikasi terhadap kendala yang ada dalam sistem kepegawaian pada Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera agar menghasilkan informasi dan laporan yang efisien.

    3. Merancang dan membangun suatu sistem informasi kepegawaian yang terkomputerisasi dan terintegrasi dalam satu sistem agar memudahkan dalam pembuatan laporan dan memudahkan akses data bagi setiap pegawai baik di dalam maupun di luar daerah.

    Manfaat Penelitian

    1. Bagi Perusahaan
    2. a) Mengidentifikasi kendala atau masalah yang ada pada sistem informasi kepegawaian agar dapat dijadikan dasar untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.

      b) Terciptanya sebuah sistem informasi kepegawaian yang dapat membantu dalam pembuatan laporan dan memudahkan setiap pegawai untuk dapat mengakses datanya baik pegawai yang berada di dalam maupun diluar daerah.


    3. Bagi Peneliti
    4. a) Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis mengenai program kepegawaian yang lebih efektif dan efisien.

      b) Dapat memberikan informasi guna melakukan perubahan dan perbaikan dalam mengolah data kepegawaian dimasa yang akan datang.

      c) Dapat dipergunakan sebagai acuan dan perbandingan untuk melakukan penelitian sejenis dalam rangka mendapatkan hasil yang lebih baik.

      Menambah pengetahuan peneliti yang tidak didapatkan dalam perkuliahan.

    Metode Penelitian

    Dalam rangka menghasikan karya yang sesuai dengan teori ilmiah dan tepat, maka dalam penyusunan penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan antara lain

    Metode Pengumpulan Data

    1. Observasi (Pengamatan)

      Penulis melakukan pengamatan langsung dari objek penilaian, Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat mengenai Kepegawaian.

    2. Wawancara

      Penulis melakukan wawancara kepada Ibu Maulan Sugiyanti selaku Stakeholder yang berkompeten dalam bidangnya yang menyangkut objek bahasan yang diambil oleh penulis.

    3. Studi Pustaka

      Selain melakukan Observasi penulis juga melakukan data dengan cara studi pustaka dalam metode ini penulis berusaha untuk melengkapi data-data yang diperoleh dengan membaca dan mempelajari dari buku-buku dan data-data yang relevan dalam pemilihan judul yang penulis ajukan. Buku dan data tersebut digunakan penulis untuk membantu penganalisaan dan perancangan yang dilakukan.

    Metode Analisa

    Pada penelitian ini, metode analisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Melakukan pengamatan terhadap sistem yang berjalan saat ini.

    2. Melakukan analisa terhadap sistem kontrol pada setiap masing-masing system secara daily.

    3. Menentukan UML (Unified Modeling Language): Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram.

    Metode Perancangan

    Dalam Skripsi ini metode perancangan yang diguanakan adalah metode perancangan terstruktur melalui tahapan pembuatan Unified Modelling Language (UML) yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram dan Class Diagram. Selain itu penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP, Dreamweaver CS6 untuk mendesain, database server MySQL, dan koneksi menggunakan Xampp.

    Metode Testing

    Dalam hal ini proses pengujian penelitian menggunkan metode Blackbox Testing System sehingga dapat diketahui apakah system sesuai dengan apa yang diharapkan oleh stakeholder. Blackbox Testing System adalah metedologi yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak. Pengujian blackbox berusaha menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database ekternal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi.

    Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah dalam hal penyusunan dan dapat dipahami lebih jelas, laporan ini dibagi atas beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci. Dengan susunan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini menjelaskan mengenai konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi dan teknologi informasi, definisi perbaikan, konsep dasar internet, konsep dasar analisa CSF, konsep dasar elisitasi, serta literatur lain yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini.

    BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat Koperasi Karyawan GMF Aeroasia Sejahtera, struktur organisasi, tugas dan fungsi organisasi, analisa sistem yang sedang berjalan seperti use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan penggambaran sistem dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML).

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    Bab ini membahas mengenai analisa sistem dengan menggunakan metode analisa CSF dan analisa berdasarkan sistem berjalan, user requirement, strategi, prosedur sistem usulan dengan menggunakan rancangan program HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) dan rancangan prototype, testing dengan menggunakan blackbox, evaluasi, konfigurasi sistem usulan, serta estimasi biaya.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil analisa dan perancangan sistem yang dilakukan penulis serta saran-saran yang diberikan sebagai tindak lanjut yang diperlukan untuk melakukan generalisasi perbaikan dimasa yang akan datang.

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR LAMPIRAN


    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Sistem

    A. Definisi Sistem

    Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau instansi karena sistem sangat menunjang kinerja perusahaan atau instansi, baik yang berskala kecil maupun besar. Agar dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama di antara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut. Menurut Gordon B. Davis dalam Tata Sutabri (2012: 9) menyatakan “ System bisa seperti abstract atau fisik, sistem yang abstract adalah susunan gagasan-gagasan atau konsep yang teratur yang saling bergantung, sedangkan sistem yang bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerja sama untuk mencapai tujuan” .

    Sementara itu, L Enger dalam Tata Sutabri (2012: 9) mengatakan bahwa “System dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi “. Selanjutnya S. Prajudi Atmosudirdjo dalam Tata Sutabri (2012: 10) menyatakan bahwa “suatu sistem terdiri atas object-object atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain nya sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu”.

    Dengan demikian pengertian system dapat disimpulkan sebagai suatu prosedur yang saling berhubungan satu sama lain di mana dalam sebuah sistem terdapat suatu masukan, proses dan keluaran, untuk mencapai tujuan yang diharapkan.


    B. Karakteristik Sistem

    Tata Sutabri (2012: 13) menyatakan bahwa sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud sebagai berikut :

    1. Komponen Sistem (Components) Suatu Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Setiap sub system memiliki sifat-sifat yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi system secara keseluruhan.

    2. Batasan Sistem (Boundary) Ruang lingkup system merupakan daerah yang membatasi antara system dengan yang lainnya atau system dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

    3. Lingkugan Luar Sistem (Environtment) Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut dengan lingkungan luar system. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara. Sementara, lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

    4. Penghubung Sistem (Interface) Media yang menghubungkan sistem dengan sub system yang lain disebut dengan penghubung system atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsystem yang lain. Keluaran suatu subsystem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian, terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.

    5. Masukkan Sistem (Input) Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang berupa pemeliharaan (Maintenance Input) dan sinyal (Signal Input). Sebagai contoh, di masukan suatu unit sistem komputer “program“ adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoprasikan komputer. Sementara “data“ adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi.

    6. Keluaran Sistem (Output) Hasil dari energy yang diolah dan di kalsifikasi menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain, sedangkan contoh informasi keluaran yang dihasilkan adalah informasi ini adalah informasi, di mana informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal yang merupakan input bagi subsitem lainnya.

    7. Pengolahan Sistem (Proses) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh, sistem akuntansi sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

    8. Sasaran Sistem (Objective) Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik, suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem yang tidak ada gunanya.Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

    C. Klasifikasi Sistem

    Menurut Tata Sutabri (2012:22) sistem merupakan bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya:

    1. Sistem Alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

    2. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu adalah Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertandingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depan nya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

    3. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Sistem abstrak adalah Merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem tekhnologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem persediaan barang Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System).

    4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka adalah Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

    D. Definisi Perancangan Sistem

    Perancangan sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisis sistem, dan mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada tahap analisis sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut Mohamad Subhan (2012:109) dalam bukunya yang berjudul Analisa Perancangan Sistem mengungkapkan: “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem”, sedangkan menurut Aisyah dan kawan kawan di dalam Jurnal CCIT Vol. 4 no 2 (2012:203), “Perancangan sistem yaitu tahap untuk melakukan perancangan aplikasi, yang terdapat tiga tahapan perancangan, seperti perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program”, sedangkan menurut Kristanto (2013:61) “Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem, yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru.

    Design sistem merupakan tahap yang dilakukan setelah melakukan tahap analisis sistem, dan mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang harus dilakukan, atau tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat design sistem. Menurut Whitten dalam Pujadi yang dikutip dari jurnal CCIT Vol.4 no 2 (2012:189), mengatakan bahwa “Desain sistem adalah proses seseorang untuk mendapatkan fokus pada detail dari solusi yang mendasarkan sistem informasi, hal itu juga dapat dikatakan sebagai desain fisik. Untuk efek utama dari desain sistem tunduk untuk memenuhi kebutuhan pengguna sistem dan memberikan capture jelas dan desain yang jelas untuk programmer”. Urutan fase dalam desain sistem adalah :

    1. Desain Kontrol, tujuannya bahwa penerapan sistem setelah dapat mencegah kesalahan yang terjadi, kerusakan, sistem yang gagal atau ancaman bahkan sistem keamanan.

    2. Desain Output, pada fase ini pelaporan dihasilkan harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan oleh aplikasi pengguna.

    3. Desain Input, pada fase ini skema GUI’S (Graphic User Interface) dibuat untuk efisiensi input data dan keakuratan data.

    4. Desain Database adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan sebagian besar interrelates data satu dengan yang lain.

    5. Desain Konfigurasi komputer untuk menerapkan sistem.

    E. Tahapan Perancangan Sistem

    Menurut Mulyanto (2013:78) perancangan suatu sistem, merupakan dasar dari pembuatan suatu sistem yang handal dan kuat memerlukan suatu proses atau tahap – tahapan, adapun tahap – tahapan dalam perencanaan sistem dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

    1. Tahap Analisis, bertujuan untuk memahami pemecahan masalah.

    2. Tahap Desain, bertujuan untuk memahami pemecahan masalah yang didapat pada tahap analisis melalui suatu pemodelan.

    3. Tahap Implementasi, untuk menerapkan pemodelan yang telah dibuat menjadi sistem aplikasi sesungguhnya.

    F. Tujuan Perancangan Sistem

    Menurut Mulyanto (2012:89), tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user).

    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.

    G. Manfaat Perancangan Sistem

    Menurut Jogiyanto (2012:90), manfaat perancangan sistem adalah:

    1. Memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan berbagai proses yang akan mengolah informasi tersebut secara otomatis.

    2. Meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan sistem informasi yang akan berguna untuk pengambilan keputusan dalam suatu organisai atau perusahaan.

    3. Memperbaiki daya saing atau untuk meningkatkan keunggulan kompetitif yang ada di dalam organisasi atau di dalam perusahaan.

    Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah teknik pemecahan masalah dengan cara mengurai dan mempelajari sistem dan proses kerja agar dapat mengidentifikasi kekuatan, kelemahan dan peluang untuk dilakukan perbaikan dengan cara mendefinisikan masalah, mengidentifikasikan masalah, mengidentifikasikan penyebabnya, menentukan solusi, dan mengidentifikasikan kebutuhan informasi yang diperlukan.

    Konsep Dasar Informasi

    A. Definisi Informasi

    Informasi pada dasarnya adalah himpunan data yang telah diolah menjadi sesuatu yang memiliki arti dan kegunaan lebih luas. Lippeveld, Sauerborn, dan Bodart dalam Bambang Hartono (2013:15) mendefinisikan informasi sebagai kumpulan fakta atau data yang memiliki makna.

    Henry C. Lucas dalam bukunya Bambang Hartono (2013: 15) “Informasi sebagai data yang telah di tafsirkan agar memberikan makna tertentu bagi seseorang. Sedangkan menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Bambang Hartono (2013: 15) mengartikan “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berguna bagi penerimannya dan memiliki nilai bagi pengambilan keputusan saat ini di masa yang akan datang.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah fakta yang telah diolah dengan cara tertentu dan mempunyai arti berguna bagi penerimanya atau menggambarkan suatu kejadian nyata yang dapat dipahami dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan sekarang maupun untuk masa depan.

    B. Tujuan Informasi

    Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi (Information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. (Mustakini 2010:13).Tujuan sistem informasi terdiri dari :

    1. Kegunaan (Usefulness) adalah Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam organisasi.

    2. Ekonomi (Economic) adalah Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.

    3. Keandalan (Realibility) adalah Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.

    4. Pelayanan Langganan (Customer Service) adalah Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.

    5. Kesederhanaan (Simplicity) adalah Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.

    6. Fleksibilitas (Fleksibility) adalah Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

    C. Informasi Berdasarkan Persyaratan

    Tata Sutabri (2012: 63) menguraikan bahwa suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang diperlukan manajer dalam pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan hal tersebut maka informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Informasi yang tepat.

    2. Informasi yang relevan.

    3. Informasi yang bernilai.

    4. Informasi yang dapat dipercaya.

    D. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu

    Tata Sutabri (2012: 63) mengkalsifikasikan Informasi berdasarkan dimensi waktu diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Informasi masa lalu.

    2. Informasi masa kini.

    E. Informasi Berdasarkan Sasaran

    Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang di tunjukan kepada seseorang atau sekelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Tata Sutabri (2012:63) Informasi jenis ini di klasifikasikan sebagai berikut :

    1. Informasi Individual.

    2. Informasi Komunitas.

    F. Nilai Informasi

    Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Namun, dalam kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkan nya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula.

    Menurut Sutarman (2013:14), nilai dari informasi ditentukan oleh lima hal yaitu :

    1. Memperoleh pemahaman dan manfaat.

    2. Mendapatkan pengalaman.

    3. Mengakumulasi proses pembelajaran sehingga dapat diduplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.

    4. Mengekstrak implikasi kritis dan merefleksikan pengalamn masa lampau yang menyediakan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seseorang manajer dari membuat kesalahan yang sama dilakukan oleh manajer lain.

    Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. (Agus Mulyanto, 2012 : 247).

    G. Kualitas Informasi

    Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok, di antaranya yaitu (Agus Mulyanto, 2012 : 247) :

    1. Akurat (Accuracy) adalah Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah data-data asli tersebut.

      Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:

      a). Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.

      b). Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut.

    2. <p style="line-height: 2"> </ol>

      Konsep Dasar Rokok

      1. Definisi Merokok

      Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut beberapa ahli yang dijabarkan dibawah ini.

      menurut (Istiqomah, 2013)[1], “Merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temparatur sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar, dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok” .

      Sedangkan menurut Sitepoe (2013)[2], “merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya. Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke yang mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif”.


      Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa merokok adalah suatu kegiatan membakar tembakau kemudian menghisap asap rokok sebagai bentuk kepuasan individu yang berdampak negatif bagi lingkungan sekitar.

      2. Komposisi Asap Rokok

      Asap rokok merupakan polusi udara yang sangat memegang peranan yang cukup besar. Efek negatife yang di timbulkan dari asap rokok yang terhisap dari segi perokok aktif maupun perokok pasif sangatlah berbahaya bagi kesehatan. Hampir 80% Karbon monoksida dan karbon dioksida berperan aktif pada asap rokok. Unsur ini di hasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Zat ini sangat beracun. Jika zat ini terbawa dalam hemoglobin akan mengganggu kondisi.oksigen dalam darah. Berikut tabel rincian dari komposisi asap.


      Tabel 2.2.
      Komposisi Asap Rokok


      Konsep Dasar Elisitasi

      1. Definisi Elisitasi

      Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut beberapa ahli yang dijabarkan dibawah ini.

      Menurut Amrullah (2016:1.4-27), [1], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang di inginkan oleh pihak manajemen terkait dan di sanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

      Sedangkan menurut Prastomo (2014:166), [2], “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak”.

      Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah simulasi dari suatu sitem yang memberikan gambaran terhadap ide peneliti bagi para user atau calon pengguna dalam bentuk sebenarnya yang dapat disempurnakan untuk di realisasikan.

      2. Tahapan Elisitasi

      Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:


      1. Tahap I ,Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.


      2. Tahap II, Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.


      3. Tahap III, Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu: a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan. b. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan. c. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu: a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi. b. Middle (M) : Mampu dikerjakan. c. Low (L) : Mudah dikerjakan.


      Teori Khusus

      Konsep Dasar Mikrokontroler

      1. Definisi Mikrokontroler

      Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut beberapa ahli yang dijabarkan dibawah ini.

      Menurut Prayudha, dkk (2014:174) [1],“Mikrokontroler adalah sebuah chip yang didalamnya terdapat mikroprosesor yang telah di kombinasikan I/O dan memori RAM/ROM.”.

      Sedangkan Menurut Timotius, dkk (2014:125) [2],“Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, I/O, clock, dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan ter-organisasi dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai”.


      Dari definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa mikrokontroler adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip yang pempunyai prosesor, memori dan perlengkapan input dan output yang menjadi kendali dari sebuah program yang ditulis

      2. Karakteristik Mikrokontroler

      Menurut Saefullah, dkk (2013:2) mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut:


      1) Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.
      2) Konsumsi daya kecil.
      3) Rangkaiannya sederhana dan kompak.
      4) Harganya murah, karena komponennya sedikit.
      5) Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.
      6) Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.


      Konsep Dasar Relay

      1. Definisi Relay

      Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.


      Gambar 2.1.
      Relay

      2. Prinsip Kerja Relay

      Setelah mengetahui pengertian dan fungsi relay, berikut adalah cara kerja atau prinsip kerja relay yang juga harus anda ketahui. Namun sebelumnya anda perlu tahu bahwa dalam sebuah relay terdapat 4 buah bagian penting yakni Electromagnet (Coil), Armature, Switch Contact Point (Saklar), dan Spring. Untuk info lebih jelasnya silahkan lihat gambar di bawah ini.


      Gambar 2.2.
      Prinsip Kerja Relay

      Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh kumparan Coil, berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil dialiri arus listrik, maka akan muncul gaya elektromagnetik yang dapat menarik Armature sehingga dapat berpindah dari posisi sebelumnya tertutup (NC) menjadi posisi baru yakni terbuka (NO). Dalam posisi (NO) saklar dapat menghantarkan arus listrik. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali ke posisi awal (NC). Sedangkan Coil yang digunakan oleh relay untuk menarik Contact Poin ke posisi close hanya membutuhkan arus listrik yang relatif cukup kecil. Oh iya, buat anda yang belum tahu apa itu NO dan NC, berikut penjelasannya.
       NC atau Normally Close adalah kondisi awal relay sebelum diaktifkan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup).
       NO atau Normally Open adalah kondisi awal relay sebelum diaktifkanselalu berada di posisi OPEN (terbuka).

      Konsep Dasar Sensor MQ2

      1. Definisi Sensor MQ2

      MQ-2 adalah komponen elektronika untuk mendeteksi kadar gas hidrokarbon seperti iso butana (C4H10 / isobutane), propana (C3H8 / propane), metana (CH4 / methane), etanol (ethanol alcohol, CH3CH2OH), hidrogen (H2 / hydrogen), asap rokok (smoke), dan LPG (liquid petroleum gas). Gas sensor ini dapat digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas di rumah / pabrik, misalnya untuk membuat rangkaian elektronika pendeteksi kebocoran elpiji.


      Gambar 2.3.
      Sensor MQ2

      2. Spesifikasi Sensor MQ2

      Tingkat sensitivitas sensor MQ-2 bervariasi untuk masing-masing tipe gas hidrokarbon yang dapat dideteksi sesuai tabel berikut ini:  LPG & propana: 200 - 5000 ppm  i-butana: 300 - 5.000 ppm  metana: 5.000 - 20.000 ppm (untuk sensor yang lebih sensitif terhadap methane, gunakan gas sensor MQ-4)  hidrogen: 300 - 5.000 ppm  etanol / alkohol: 100 - 2.000 ppm (bila diperlukan sensor yang spesifik untuk alkohol, gunakan MQ-3 Alcohol Detector Sensor)



      Gambar 2.4.
      Spesifikasi Mq2


      Konsep Dasar Fan DC

      1. Definisi Fan DC

      DC Brushless Fan Motor adalah motor DC yang menggunakan Hall Sensor untuk menggantikan kerja komutator dalam system motor DC. DC Brushless Fan Motor yang sedang kita pelajari ini, adalah DC fan motor yang banyak dipakai untuk peralatan elektronik sehari-hari, dengan input tegangan (voltage 5 Volt DC, 12 Volt DC, 24 Volt DC dan 48 Volt DC.


      Gambar 2.5.
      Fan DC

      2. Prinsip Kerja Fan DC

      Cara kerja pada motor BLDC cukup sederhana, yaitu magnet yang berada pada poros motor akan tertarik dan terdorong oleh gaya elektromagnetik yang diatur oleh driver pada motor BLDC. Hal ini membedakakn motor BLDC dengan motor DC yang menggunakan sikat mekanis yang berada pada komutator untuk mengatur waktu dan memberikan medan magnet pada lilitan. Motor BLDC ini juga berbeda dengan motor AC yang pada umumnya menggunakan siklus tenaga sendiri untuk mengatur waktu dan memberi daya pada lilitan. BLDC dapat memberikan rasio daya dan beban yang lebih tinggi secara signifikan dan memberikan efisiensi yang lebih baik dibandingkan motor tanpa sikat tradisional.


      Gambar 2.6.
      Prinsip Kerja Fan DC

      Konsep Dasar Trafo Flyback

      1. Definisi Trafo flyback

      Monitor televisi dan monitor yang di dalamnya terdapat tabung sinar katoda bekerja dengan tegangan tinggi, yaitu antara 24 kilovolt sampai 30 kilovolt tergantung dari ukuran layarnya. Tegangan tinggi digunakan untuk mempercepat berkas elektron, pembelokan berkas cahaya horisontal dan untuk memfokuskan berkas pada layar.Tegangan tinggi ini dihasilkan oleh transformator khusus yang dikenal dengan transformator flyback. Skema transformator flyback dapat dilihat pada gambar 2.7. berikut ini :


      Gambar 2.8.
      Trafo Flyback

      2. Fungsi Kaki Kaki Trafo


      Gambar 2.9.
      Kaki trafo flyback

      Tabel 2.3.
      Fungsi Kaki Trafo

      Konsep Dasar LCD

      1. Definisi LCD

      Liquid Crystal Display atau disingkat LCD adalah sebuah media yang tipis dan datar yang menggunakan media cair sebagai penghasil warna. LCD sendiri tidak mengeluarkan cahaya, karena itu LCD memerlukan cahaya aktif atau pasif. Hampir semua alat elektronik pada jaman ini menggunakan LCD sebagai media informasinya, dari kalkulator sampai dengan komputer notebook. LCD berfungsi untuk menampilkan data yang telah diolah sebelumnya. elemen penampil data. LCD dibagi menjadi dua jenis, yaitu LCD karakter dan LCD grafik. Pada proyek akhir ini digunakan LCD karakter 2x16. LCD karakter adalah LCD yang dapat menampilkan karakter ASCII dengan format dot matrix. Untuk dapat mengirimkan sebuah karakter ke LCD, dapat dilakukan dengan dua cara pengiriman, yaitu pengiriman data 4 bit dan pengiriman data 8 bit. Berikut pada Gambar 2.11 adalah contoh dari LCD 2x16


      Gambar 2.10.
      LCD

      2. Prinsip Protokol I2C

      Untuk mengatasi terbatasnya jumlah PIN pada arduino, beberapa perusahaan IC mengembangkan teknik transfer data secara seri untuk menghubungkan IC prosesor ke IC pendukungnya, Sebuah IC memori dengan kapasitas 2 KiloByte yang dibentuk dengan teknik transfer data secara pararel paling tidak mempunyai 24 kaki, yaitu : ➢ 8 kaki untuk jalur data, ➢ 11 kaki untuk jalur penomoran memori (jalur alamat), ➢ kaki untuk jalur kontrol, ➢ 2 kaki untuk catu daya. Komunikasi data secara I2C dilakukan melalui dua saluran, masing-masing adalah saluran data secara seri (SDA) = Serial Data dan saluran clock (SCL) = Serial Clock, kedua saluran ini dikenal sebagai I2C Bus yang dipakai menghubungkan banyak IC I2C untuk berbagai macam keperluan. IC-IC I2C itu dibedakan menjadi induk (master) dan anak buah (slave), yang dimaksud dengan induk adalah peralatan I2C yang memulai transfer data dan yang membangkitkan clock (SCK). Gambar 2.12 merupakan contoh penggunaan protokol I2C


      Gambar 2.11.
      Prinsip Kerja I2c Pada LCD

      Konsep Dasar Rangkaian Driver dan Isolator

      1. Definisi Rangkaian Driver dan Isolator

      Rangkaian driver dan trafo isolator pulsa berfungsi untuk mengendalikan MOSFET pada rangkaian daya inverter. Rangkaian driver sendiri berfungsi untuk menguatkan pulsa keluaran dari IC 4047. Rangkaian driver yang digunakan terdiri dari sebuah kapasitor yang terhubung seri dengan keluaran rangkaian kontrol dan terdapat sebuah resistor yang terpasang paralel antara gate dan source pada MOSFET. Berikut adalah gambar rangkaian driver yang digunakan


      Gambar 2.12.
      Pulse Signal Kotak

      2. Prinsip Kerja Rangkaian Driver dan Isolator

      Trafo pulsa pada rangkaian driver ini juga dapat dipandang sebagai pelindung (isolasi) antara rangkaian kontrol dengan rangkaian daya karena memiliki kumparan primer dan sekunder yang terpisah secara elektrik dan terhubung secara magnetik. Rancangan trafo pulsa pada tugas akhir ini yaitu trafo dengan center tap pada sisi primernya dan pada sisi sekunder terdapat dua buah lilitan yang akan terhubung ke MOSFET pada rangkaian daya. Trafo pulsa yang digunakan memiliki perbandingan lilitan 1 : 1. Prinsip kerja dari rangkaian driver dan trafo pulsa cukup sederhana, kumparan primer pada trafo pulsa yang merupakan trafo dengan center tap diberi masukan tegangan 12 Volt DC. Saat MOSFET 1 on karena dipicu oleh rangkaian 4047 maka arus akan mengalir ke arah MOSFET 1 menuju ground kemudian saat MOSFET 2 terpicu maka arus akan mengalir ke arah MOSFET 2 menuju ground. Perubahan arah arus ini mengakibatkan perubahan fluksi dan menimbulkan ggl pada kumparan sekunder[9] Inti trafo terbuat dari bahan ferit karena memiliki resistifitas yang lebih besar daripada inti trafo frekuensi rendah sehingga rugi akubat arus eddy dapat ditekan. Trafo isolator pulsa ini bekerja pada frekuensi tinggi maka inti ferit sangat cocok digunakan untuk inti pada trafo pengisolasi karena rugi rugi inti yang dihasilkan cukup rendah.


      Gambar 2.13.
      Prinsip Kerja Rangkaian Driver dan Isolator


      Konsep Dasar Rangkaian Daya

      1. Definisi Rangkaian Daya

      Blok rangkaian daya pada tugas akhir yang dibuat berfungsi untuk mengubah tegangan bolak balik dengan frekuensi 50 Hz dari suplai jala – jala menjadi tegangan bolak – balik AC dengan frekuensi tinggi. Berikut adalah gambar blok diagram dari rangkaian daya yang dibuat :


      Gambar 2.14.
      Skematik Rangkaian Daya

      Konsep Dasar Rangkaian Dimmer

      1. Definisi Rangkaian Dimmer

      Rangkaian Dimmer merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai input tegangan terhadap rangkaian daya. Tegangan yang dibutuhkan dimmer ialah 220 VAC akan di control besaran tegangan yang di butuhkan rangkaian daya menggunakan potensio. Maksimal output voltage pada rangkaian dimmer adalah 210 VDC


      Gambar 2.15.
      Skematik Rangkaian Dimmer

      Konsep Dasar Corona Discharge

      1. Definisi Corona Discharge

      Korona merupakan proses pembangkitan arus di dalam fluida netral diantara dua elektroda bertegangan tinggi dengan mengionisasi fluida tersebut sehingga membentuk plasma di sekitar salah satu elektroda dan menggunakan ion yang dihasilkan dalam proses tersebut sebagai pembawa muatan menuju elektroda lainnya seperti tampak pada Gambar 2. Proses terjadinya lucutan pijar korona dalam medan listrik diawali dengan lucutan townsend kemudian diikuti oleh lucutan pijar (glow discharge) atau korona (corona discharge) dan berakhir dengan arc discharge (Reizer, 1997).


      Gambar 2.16.
      Corona Discharge

      2. Pengaplikasian Corona Discharge

      Aplikasi corona discharge untuk menghancurkan senyawa beracun dan polusi serta pengendalian bau pada umum nya telah banyak menarik perhatian. Banyaknya senyawa organik yang berbahaya seperti sisa-sisa pembakaran, polusi dapat di kendalikan dengan spesies tereksitasi, senyawa radikal bebas, elektron, ionisasi serta sinar UV ataupun rekayasa serupa yang di hasilkan oleh corona discharge. Prinsip pengaplikasian corona discharge untuk mengendalikan gas polusi sederhana yaitu lucutan dari corona discharge sebagai sumber electron yang akan bereaksi terhadap senyawa polutan. O3 (ozon) hasil dari reaksi penguraian CO2 (karbondioksida) dan CO (karbon monoksida) dapat menanggulangi pencemaran polusi serta bau yang tak sedap pada ruangan. Berikut gambaran yang terjadi pada lucutan corona discharge.


      Gambar 2.17.
      Penggambaran Teori Penguraian Carbon dengan Corona Discharge

      Literature Review

      Menurut Meta Amalya Dewi dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:125) Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain :
      1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
      2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
      3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
      4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada. Adapun Literature Review sebagai landasan dalam mendukung penelitian adalah sebagai berikut:

      1. Penelitian M. Aldiki Febriantono dari Universitas Brawijaya yang berjudul “PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGURAI ASAP ROKOK PADA SMOKING ROOM MENGGUNAKAN KONTROLER PID” Tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun alat pengurai asap rokok pada smoking room dengan menggunakan corona discharge sebagai media pengurai, serta menggunakan kontrol PID sebagai pengaturan putaran kipas DC. Peneliti menggunakan mikrokontroler ATmega 8535 sebagai pengendali system.

      2. Penelitian Muhamad Taupik Hidayatullah dari Politeknik Negeri Bandung yang berjudul “RANCANG BANGUN ALAT PENGURAI ASAP ROKOK MENGGUNAKAN METODE ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BERBASIS ARDUINO UNO” tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk membuat prototype alat yang dapat mengurai asap rokok dengan menggunakan metode Electrostatic precipitator. Serta menggunakan sensor MQ-7 dan mikrokontroler Arduino uno sebagai pengendali utama.

      3. Penelitian Radhitya Pujosakti dari Universitas Diponegoro yang berjudul “PERANCANGAN KONTROLER PID BERBASIS ATMEGA 8535 UNTUK PENGENDALIAN KADAR ASAP GAS CO PADA RUANGAN KONTAMINASI ASAP” Tahun 2013. Penelitian ini bertujuan memaksimalkan proses penguraian asap rokok melalui metode corona discharge dan mengkontrol putaran kipas DC dengan metode PID agar kipas dapat bekerja lebih responsif terhadap gas CO. Menggunakan sensor MQ-7 sebagai pendeteksi asap rokok dan menggunakan mikrokontroler ATmega 8535 sebagai pengontrolan kerja system.
      4. Penelitian Agung Budi Handoko, Yudha Rohman, Tri Satya P dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang berjudul “PENETRALISIR CO PADA RUANG SMOKING AREA MENGGUNAKAN CORONA DISCHARGE)” tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat penetralisir CO pada ruang merokok dengan corona dischare sebagai media penguraiannya. Lalu peneliti menggunakan sensor PIR untuk mendeteksi keberadaan perokok dalam ruangan dam DC-DC converter guna menghasilkan corona discharge.

      5. Penelitian Slachsa Dikman dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya yang berjudul “ PROTOTYPE PEMBERSIH DAN MONITORING ASAP ROKOK PADA RUANG TERTUTUP MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER” tahun 2016. Penelitian ini bertujuan membersihkan asap rokok dengan menggunakan proses ionisasi untuk mengendapkan asap rokok serta memonitoring asap rokok dengan fuzzy logic controller. Peneliti menggunakan sensor AF 30 dan TGS 2442 untuk mendeteksi asap rokok.

      6. G Horv´ath, J D Skaln´y and N J Mason from Open University, UK 2017. “FTIR study of decomposition of carbon dioxide in dc corona discharges”. This study discusses the carbon dioxide decomposition using corona discharge method through FTIR (Fourier-transform infrared spectroscopy). The decomposition rate of carbon dioxide and the generation of ozone and carbon monoxide in coaxial corona discharges fed by pure CO2 has been investigated in a dc corona discharge operated in both positive and negative polarities using FTIR spectroscopy. The degree of CO2 decomposition is found to be dependent on the voltage, U, with a maximum CO2 decomposition of nearly 10% found in a negative corona discharge for U = 7.5 kV. In all cases the amount of CO2 decomposition was lower in positive polarity discharges than in negative polarity discharges operated under same conditions. CO and ozone were found to be the main products observed in the discharges. “Penelitian yang dilakukan oleh G Horvath, J D Skalny and N J Mason dari Universitas Open, UK 2017. “FTIR study of decomposition of carbon dioxide in dc corona discharges”. Pada penelitian ini membahas tentang melihat penguraian carbon dioksida menggunakan metode corona discharge melalui FTIR (Fourier-transform infrared spectroscopy). Tingkat dekomposisi karbon dioksida dan pembangkitan ozon dan karbon monoksida dalam pelepasan korona koaksial yang diberi makan oleh CO2 murni telah diteliti dalam debit korona dc yang dioperasikan pada polaritas positif dan negatif menggunakan spektroskopi FTIR. Derajat dekomposisi CO2 ditemukan bergantung pada voltase, U, dengan dekomposisi CO2 maksimum hampir 10% yang ditemukan pada pelepasan korona negatif untuk U = 7.5 kV. Dalam semua kasus, jumlah dekomposisi CO2 lebih rendah pada pelepasan polaritas positif daripada pelepasan polaritas negatif yang dioperasikan pada kondisi yang sama. CO dan ozon ditemukan sebagai produk utama yang diamati dalam pembuangan.

      7. F. Pontiga, K. Hadji, M. Guemou,K. Yanallah, A. Fernandez-Rueda and H. Moreno from Universidad de Sevilla, Spain 2014. “Ozon Production by corona discharge using a hollow needle-plat electrode system”. In this study discusses about producing ozone (O3) using corona discharge method which is produced from two electrode that is needle and plate . Ozone generation using a hollow needle-to-plate corona reactor has been investigated using both positive and negative polarities and various flow rates. Oxygen could be introduced in the reactor either through the needle electrode or through a port on the lateral wall. This configuration al-lowed studying the effect of the flow direction on ozone production.. “Penelitian yang dilakukan oleh F. Pontiga, K. Hadji, M. Guemou,K. Yanallah, A. Fernandez-Rueda and H. Moreno dari univesitas sevilla, spain 2014. “Ozon Production by corona discharge using a hollow needle-plat electrode system”. Pada penelitian ini membahas tentang menghasilkan ozon (O3) menggunakan metode corona discharge yang di hasilkan dari dua elektroda yaitu jarum dan papan besi. Generasi ozon menggunakan reaktor korona jarum-ke-piring berongga telah diteliti dengan menggunakan polaritas positif dan negatif dan berbagai laju alir. Oksigen bisa diperkenalkan di reaktor baik melalui elektroda jarum atau melalui port pada dinding lateral. Konfigurasi ini al-lowed mempelajari pengaruh arah aliran pada produksi ozon”.

      8. Marcela Marvova from institute of physics Comenius University , Slovak republic 1998“Dc corona discharges in CO2–air and CO–air mixtures for various electrode materials”. Positive and negative dc corona discharges in CO–air and CO2–air mixtures were applied. Natural humid air was used. The step by step development with time of the formation of gas products after the action of the corona discharge was measured in situ . The discharge tube was situated in an IR gas cell. The IR absorption spectra were scanned from the area of the inter-electrode distance in successive time steps of the action of the discharge (about 1 min). Measurements were performed for three combinations of electrode materials, namely Mo–stainless steel, Mo–brass and Cu–brass. Reflection IR absorption spectra from the surfaces of the electrodes used were scanned after the action of the discharge. The influence of the electrode material on the development with time of the reaction products was observed. Polymer–metal complexes with possible catalytic activity are formed on the surfaces of electrodes. From measurements it resulted that the discharge processes consist of simultaneously acting volume processes of plasmochemical nature (probably initiated by electrons) and electrocatalytic surface processes on electrodes (probably initiated by photons). “Penelitian yang dilakukan oleh Marcela Marvova dari institute fisika Universitas Comenius, republic Slovakia 1998 “Dc corona discharges in CO2–air and CO–air mixtures for various electrode materials”. Pada penelitian ini membahas tentang dc corona discharge dalam pencampuran CO2 dan udara melalui material elektroda yang bervariasi. Cairan korona positif dan negatif dc di udara CO-udara dan CO2 campuran yang diterapkan. Udara lembab alami yang digunakan. Perkembangan selangkah demi selangkah dengan waktu pembentukan produk gas setelah aksi pelepasan korona diukur secara in situ Tabung pelepasannya terletak di sel gas infra merah. IR spektrum serapan dipindai dari daerah jarak antar elektroda di Langkah waktu berurutan dari tindakan pelepasan (sekitar 1 menit). Pengukuran dilakukan untuk tiga kombinasi bahan elektroda, yaitu baja Mo-stainless, Mo-kuningan dan Cu-kuningan. Refleksi penyerapan IR spektra dari permukaan elektroda yang digunakan dipindai setelah aksi debit. Pengaruh bahan elektroda terhadap perkembangan dengan waktu dari produk reaksi diamati. Kompleks polimer logam dengan kemungkinan Aktivitas katalitik terbentuk pada permukaan elektroda. Dari pengukuran itu. mengakibatkan proses pelepasan terdiri dari volume akseptor secara bersamaan proses sifat plasmokimia (mungkin diprakarsai oleh elektron) dan Proses permukaan elektrokatalitik pada elektroda (mungkin diprakarsai oleh foton).

      9. Irma Aleknaviciute,from Brunel University,London 2013 “plasma assisted decomposition of methane and propane and cracking of liquid hexadecane” In this project she performed a parametric study for methane and propane decomposition under a corona discharge for COx free hydrogen generation. For methane and propane a series of experiments were performed for a positive corona discharge at a fixed inter-electrode distance (15 mm) to study the effects of discharge power (range of 14 - 20 W and 19 – 35 W respectively) and residence time (60 - 240 s and 60 – 303 s respectively). A second series of experiments studied the effect of inter-electrode distance on hydrogen production, with distances of 15, 20, 25, 30 and 35 mm tested. The analysis of the results shows that both discharge power and residence time, have a positive influence on gaseous hydrocarbon conversion, hydrogen selectivity and energy conversion efficiency for methane and propane decomposition. Longer discharge gaps favour hydrogen production for methane and propane decomposition. A final series of experiments on corona polarity showed that a positive discharge was preferable for methane decomposition. “penelitian yang di lakukan Irma Aleknaviciute dari Universitas Brunel, London 2013 “plasma assisted decomposition of methane and propane and cracking of liquid hexadecane “ Dalam proyek ini dia melakukan studi parametrik untuk metana dan propana dekomposisi di bawah pelepasan korona untuk pembangkitan hidrogen bebas COx. Untuk metana dan propana serangkaian percobaan dilakukan untuk korona positif debit pada jarak antar elektroda tetap (15 mm) untuk mempelajari efek dari debit daya (masing-masing berkisar antara 14 - 20 W dan 19 - 35 W) dan tempat tinggal waktu (60 - 240 s dan 60 - 303 s). Percobaan kedua mempelajari pengaruh jarak antar elektroda pada produksi hidrogen, dengan jarak 15, 20, 25, 30 dan 35 mm diuji. Hasil analisis menunjukkan bahwa baik debit daya dan waktu tinggal, memiliki pengaruh positif pada gas konversi hidrokarbon, selektifitas hidrogen dan efisiensi konversi energi dekomposisi metana dan propana. Kelongsong yang lebih panjang disukai hidrogen produksi untuk dekomposisi metana dan propana. Seri terakhir eksperimen Pada polaritas korona menunjukkan bahwa pelepasan positif lebih disukai untuk dekomposisi metana”.

      10. Stuart Greig,in his research from corona supplies Ltd, UK “CORONA GENERATED OZONE-IN-HOUSE DESTRUCTION”. In this study discuss about the effective management of ozone generated during corona discharge treatment has long since been a major concern to the industry. As Health and Safety and Environmental pressures grow, the necessity to contain and destroy ozone close to source intensifies. This paper discusses the dangers of ozone and how it can be successfully prevented from polluting the workplace and the local environmental atmosphere by using a catalytic decomposition unit. "Penelitian yang di lakukan oleh Stuart Greig, di corona supplies Ltd, UK “CORONA GENERATED OZONE-IN-HOUSE DESTRUCTION”. Dalam studi ini membahas tentang pengelolaan ozon yang efektif yang dihasilkan selama perawatan debit corona telah lama menjadi perhatian utama industri ini. Seiring tekanan Kesehatan dan Keselamatan dan Lingkungan, kebutuhan untuk mengandung dan menghancurkan ozon yang dekat dengan sumber meningkat. Makalah ini membahas bahaya ozon dan bagaimana hal itu dapat berhasil dicegah untuk mencemari lingkungan kerja dan lingkungan lokal dengan menggunakan unit dekomposisi katalitik.”

      BAB III

      PEMBAHASAN

      Gambaran Umum Perusahaan

      Sejarah Singkat Perusahaan

      Sejarah PJB bermula sejak tahun 1945, dimana didirikan Perusahaan Listrik dan Gas. Tahun 1965, perusahaan tersebut dibagi menjadi 2: Perusahaan Listrik Negara dan Perusahaan Gas Negara. Tahun 1972, status PLN menjadi Perusahaan umum (Perum). Tahun 1982, PLN dipecah lagi menjadi dua: Unit Divisi dan Unit Pembangkitan Tenaga Listrik dan Transmisi. Tahun 1994, status PLN menjadi Persero. Setahun kemudian, dilakukan restrukturisasi atas PT PLN (Persero) dengan pendirian subsider pembangkitan. Restrukturisasi ini dilakukan untuk memisahkan misi perusahaan atas sosial dan komersial.

      Pada tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk 2 (dua) anak perusahaan untuk mengelola pembangkit listrik yang memasok energi listrik di Pulau Jawa dan Bali. Kedua anak perusahaan PLN tersebut adalah PT PLN Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I) yang berkantor pusat di Jakarta dan PT PLN Pembangkitan Jawa Bali II (PT PLN PJB II) yang berkantor pusat di Surabaya. Pada tahun 2000, PT PLN PJB II diubah nama menjadi PT Pembangkitan Jawa-Bali atau singkatnya PT PJB. Sedangkan PT PLN Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I) berubah nama menjadi PT Indonesia Power.


      Gambar 3.1
      PT.PJB

      Struktur Organisasi PT.PJB


      Gambar 3.1
      PT.PJB

      Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

      Prosedur Sistem Yang Berjalan

      Prosedur sistem ruang rokok pada sistem yang berjalan pada saat ini terdiri dari beberapa alur, yakni sebagai berikut :
      1. Perokok merokok pada ruang rokok.
      2. Perokok mengaktifkan kipas pembuangan dan sirkulasi udara



      Gambar 3.3
      Flowchart sistem yang berjalan

      Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

      Rancangan prosedur sistem ruang rokok pada sistem yang berjalan pada saat ini terdiri dari beberapa alur, yakni sebagai berikut :
      1. Perokok merokok pada ruang rokok.
      2. Sensor mendeteksi adanya asap rokok
      3. sistem pengurai akan aktif jika sensor mendeteksi asap rokok >1800ppm



      Gambar 3.4
      Flowchart rancangan sistem yang di usulkan

      Diagram Blok

      Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras (Hardware), maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.5 bawah ini :



      Gambar 3.5
      Diagram Blok

      Pada Gambar 3.5 merupakan diagram blok dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan. Keterangan :
      1. MQ2 merupakan komponen I/O berupa sensor yang digunakan untuk mendeteksi asap rokok.
      2. Relay merupakan komponen yang digunakan sebagai pemutus dan penyambung tegangan listrik yang masuk ke sistem dimmer dan sistem kontrol.
      3. Wemos D1mini merupakan mikrokontroler yang digunakan untuk memproses data yang akan dikirim kedalam database online melalui jaringan Wi-Fi yang terdapat pada Wemos d1mini tersebut.
      4. Database Online berfungsi sebagai data untuk memonitoring kondisi kadar CO2 pada asap rokok.
      5. LCD sebagai media informasi kadar CO2 asap rokok yang di monitoring setiap saat.
      6. Fan DC sebagai kipas sirkulasi udara yang di teruskan ke sistem penguraian lalu di keluarkan kembalik ke dalam ruang rokok.

      Cara Kerja Alat

      Pada sistem ini di jelaskan cara kerja alat yaitu peneliti menggunakan mikrokontroller sebagai media pemrosesan data I/O yang telah di program sehingga ketikan sensor MQ2 mendeteksi kadar CO2 pada asap rokok maka ia akan menampilkan informasi melalui LCD. Jika kadar asap rokok lebih dari 1800 ppm maka mikrokontroller akan mengaktifkan rangkaian dimmer dan kontrol yang akan di teruskan ke trafo step up guna menghasilkan corona discharge.

      Perancangan Alat

      Pada perancangan saat ini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software). Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram blok pada gambar 3.5. Alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem “PROTOTYPE ALAT PENGURAI ASAP ROKOK PADA SMOKING ROOM PADA PT.PJB”. Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan, berikut deskripsi alat dan bahan :

      A. Alat yang digunakan meliputi :
      1. Personal Computer (PC)
      2. Wemos D1mini
      3. Arduino Uno
      4. Software Arduino IDE
      5. Relay
      6. Fan DC
      7. LCD
      8. Trafo Flyback
      9. Rangkaian dimmer
      10. Rangkaian kontrol
      11. Rangkaian daya halfbridge

      B. Bahan-bahan pendukung yang digunakan:
      1. Akrilik
      2. Tabung Reaksi
      3. Kawat tembaga
      4. Almuniom Foil
      5. Timah Solder

      Metode Analisa Sistem

      Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

      Konfigurasi Sistem Berjalan

      Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap III

      Final Draft Elisitasi

      BAB IV

      HASIL PENELITIAN

      Rancangan Sistem Usulan

      Prosedur Sistem Usulan

      Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

      Activity Diagram Yang Diusulkan

      Sequence Diagram Yang Diusulkan

      Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

      Rancangan Basis Data

      Normalisasi

      Spesifikasi Basis Data

      Flowchart System yang diusulkan

      Rancangan Program

      Rancangan Prototipe

      Konfigurasi Sistem Usulan

      Spesifikasi Hardware

      Aplikasi Yang Digunakan

      Hak Akses

      Testing

      Evaluasi

      Implementasi

      Schedule

      Penerapan

      Estimasi Biaya

      BAB V

      PENUTUP

      Kesimpulan

      Berdasarkan analisa yang di lakukan di SMA Negeri 3 Pandeglang dapat disimpulkan bahwa :

      Prosedur komplain siswa di SMA Negeri 3 Pandeglang ditangani oleh Guru BP/BK dan masih dilakukan secara konvensional dengan proses pencatatannya masih menggunakan buku, sehingga sering terjadi kehilangan data keluhan atau komplain siswa dan proses pengolahan data belum berjalan maksimal dikarenakan belum terkomputerisasi. Dampak lain adalah memakan waktu lama informasi keluhan.

      Kendala sistem yang berjalan saat ini adalah sistem yang berjalan saat ini masih manual, sehingga siswa yang ingin komplain harus ke ruangan guru ada di sekolah secara langsung sehingga tidak efektif dan efesien.

      3. Untuk membuat sistem dibutuhkan suatu sistem berbasis web. SMA Negeri 3 Pandeglang membutuhkan sistem yang lebih efektif dan efisien dalam hal penyampaian keluhan siswa tersampaikan dan dibutuhkan juga media penyimpanan data hasil keluhan siswa, sehingga lebih akurat dan mampu mengatasi permasalahan yang ada.

      Saran

      memberikan kesimpulan mengenai sistem electronic complaint siswa yang sedang berjalan dan sistem yang dibangun, maka agar mencapai hasil optimal untuk mengatasi permasalahan yang ada, maka saran dan pendapat penulis adalah sebagai berikut:

      Apabila sistem baru sudah berjalan, maka perlu diperhatikan dan dilakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem, untuk selanjutnya diadakan perbaikan sesuai dengan perubahan dan pengembangan.

      Sistem diharapkan dapat dikembangkan lebih baik lagi, mengingat masih minimnya fitur yang disediakan pada sistem yang di usulkan

      kedepannya diharapkan bagi mahasiswa atau peneliti yang mengambil judul penelitian yang sama untuk dapat mengembangkan sistem ini menjadi aplikasi yang lebih canggih dan yang lebih baik dari sebelumnya.

      DAFTAR PUSTAKA


Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan