SI1431482890: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Baris 386: Baris 386:
  
 
<div style="text-align: justify;line-height: 1">
 
<div style="text-align: justify;line-height: 1">
<p>Akuaponik merupakan teknik bercocok tanam dengan menggabungkan tanaman dan ikan, dan teknik ini cocok untuk masyarakat daerah perkotaan yang di daerahnya terdapat banyak pabrik industri serta jarang ada nya lahan terbuka hijau, teknik ini bisa di lalukan di pekarangan rumah yang lahan nya tidak luas. Teknik akuaponik hanya mengandalkan air tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam nya, sehingga daerah yang mempunyai sumber air melimpah lebih disarankan menggunakan teknik ini dibandingkan teknik bercocok tanam pada umumnya. Penelitian ini di lakukan dengan metode pengumpulan data, analisa, studi pustaka, prototype, dan juga pengujian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian tentang alat rancang bangun sistem kontrol dan pemantauan akuaponik berbasis iot dengan sebuah sensor ultrasonik dan dht22 yang bisa membaca ketinggian air dan suhu serta kelembaban di sekitar akuaponik. Sensor tersebut akan memberi informasi ke mikrokontroller arduino uno , kemudian mikrokontroler akan memerintahkan pompa air, lampu, dan kipas untuk hidup atau mati, akuaponik pun dapat di pantau melalui smartphone android, sehingga memudahkan pengguna akuaponik.</div>
+
<p>Akuaponik merupakan teknik bercocok tanam dengan menggabungkan tanaman dan ikan, dan teknik ini cocok untuk masyarakat daerah perkotaan yang di daerahnya terdapat banyak pabrik industri serta jarang ada nya lahan terbuka hijau, teknik ini bisa di lalukan di pekarangan rumah yang lahan nya tidak luas. Teknik akuaponik hanya mengandalkan air tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam nya, sehingga daerah yang mempunyai sumber air melimpah lebih disarankan menggunakan teknik ini dibandingkan teknik bercocok tanam pada umumnya. Penelitian ini di lakukan dengan metode pengumpulan data, analisa, studi pustaka, prototype, dan juga pengujian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian tentang alat rancang bangun sistem kontrol dan pemantauan akuaponik berbasis iot dengan sebuah sensor ultrasonik dan dht22 yang bisa membaca ketinggian air dan suhu serta kelembaban di sekitar akuaponik. Sensor tersebut akan memberi informasi ke mikrokontroller arduino uno , kemudian mikrokontroler akan memerintahkan pompa air, lampu, dan kipas untuk hidup atau mati, akuaponik pun dapat di pantau melalui smartphone android, sehingga memudahkan pengguna akuaponik.</p>
 +
</div>
  
<div style="text-align: justify"><p style="line-height: 1">''Kata Kunci: Akuaponik, Arduino Uno, Dht22, Ultrasonik.''</p></div>
+
<div style="text-align: justify"><p style="line-height: 1">''Akuaponik, Arduino Uno, Dht22, Ultrasonik''</p></div>
  
  
Baris 395: Baris 396:
  
 
<div style="text-align: justify;line-height: 1">
 
<div style="text-align: justify;line-height: 1">
<p>''Aquaponic is a cultivation technique that combines plants and fish, and this technique is suitable for urban communities where there are many industrial plants and rarely green open land, this technique can be done in the yard of the house whose land is not wide. The aquaponic technique relies only on water without the use of soil as its planting medium, so that areas with abundant water sources are more advisable to use this technique than planting techniques in general. This research is done by data collection method, analysis, literature study, prototype, and also testing. In this study the researchers conducted research on iotonic-based control and iotonic control system design with an ultrasonic sensor and dht22 which can read the water level and temperature and humidity around the Iaponik. The sensor will inform the arduino uno microcontroller, then the microcontroller will command the water pump, lamp, and fan to turn on or off, aquaponic can monitor from smartphone android, making it easier for the iaponic users.''</p>
+
<p>'Aquaponic is a cultivation technique that combines plants and fish, and this technique is suitable for urban communities where there are many industrial plants and rarely green open land, this technique can be done in the yard of the house whose land is not wide. The aquaponic technique relies only on water without the use of soil as its planting medium, so that areas with abundant water sources are more advisable to use this technique than planting techniques in general. This research is done by data collection method, analysis, literature study, prototype, and also testing. In this study the researchers conducted research on iotonic-based control and iotonic control system design with an ultrasonic sensor and dht22 which can read the water level and temperature and humidity around the Iaponik. The sensor will inform the arduino uno microcontroller, then the microcontroller will command the water pump, lamp, and fan to turn on or off, aquaponic can monitor from smartphone android, making it easier for the iaponic users.'</p>
 
</div>
 
</div>
  
<div style="text-align: justify"><p style="line-height: 1">''Keywords : Aquaponic , Arduino Uno, Dht22, Ultrasonic.''</p></div>
+
<div style="text-align: justify"><p style="line-height: 1">''Keywords : Aquaponic , Arduino Uno, Dht22, Ultrasonic''</p></div>
  
 
<!-- ***************************************** -->{{pagebreak}}<!-- ***************************************** -->
 
<!-- ***************************************** -->{{pagebreak}}<!-- ***************************************** -->

Revisi per 26 Juli 2018 14.13

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL DAN PEMANTAUAN

AQUAPONIC BERBASIS IoT


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1431482890
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL DAN PEMANTAUAN

AQUAPONIC BERBASIS IoT


Disusun Oleh :

NIM
: 1431482890
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 10 Juli 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Raharja, M.T.I.,M.M)
       
(Ferry sudarto, S.Kom,M.Pd.,M.T.I)
NIP : 000594
       
NIP : 079010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL DAN PEMANTAUAN

AQUAPONIC BERBASIS IoT


Dibuat Oleh :

NIM
: 1431482890
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 10 Juli 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Indrianto, M.T.)
   
(Nina Rahayu, S.Kom., MM)
NID : 05061
   
NID : 16010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL DAN PEMANTAUAN

AQUAPONIC BERBASIS IoT

Dibuat Oleh :

NIM
: 1431482890
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, 08 Juli 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL DAN PEMANTAUAN

AQUAPONIC BERBASIS IoT

Disusun Oleh :


NIM
: 1431482890
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System


 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 10 Juli 2018

 
 
 
 
NIM : 1431482890

 

*Tandatangan dibubuhi materai 6.000


ABSTRAKSI

Akuaponik merupakan teknik bercocok tanam dengan menggabungkan tanaman dan ikan, dan teknik ini cocok untuk masyarakat daerah perkotaan yang di daerahnya terdapat banyak pabrik industri serta jarang ada nya lahan terbuka hijau, teknik ini bisa di lalukan di pekarangan rumah yang lahan nya tidak luas. Teknik akuaponik hanya mengandalkan air tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam nya, sehingga daerah yang mempunyai sumber air melimpah lebih disarankan menggunakan teknik ini dibandingkan teknik bercocok tanam pada umumnya. Penelitian ini di lakukan dengan metode pengumpulan data, analisa, studi pustaka, prototype, dan juga pengujian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian tentang alat rancang bangun sistem kontrol dan pemantauan akuaponik berbasis iot dengan sebuah sensor ultrasonik dan dht22 yang bisa membaca ketinggian air dan suhu serta kelembaban di sekitar akuaponik. Sensor tersebut akan memberi informasi ke mikrokontroller arduino uno , kemudian mikrokontroler akan memerintahkan pompa air, lampu, dan kipas untuk hidup atau mati, akuaponik pun dapat di pantau melalui smartphone android, sehingga memudahkan pengguna akuaponik.

Akuaponik, Arduino Uno, Dht22, Ultrasonik


ABSTRACT

'Aquaponic is a cultivation technique that combines plants and fish, and this technique is suitable for urban communities where there are many industrial plants and rarely green open land, this technique can be done in the yard of the house whose land is not wide. The aquaponic technique relies only on water without the use of soil as its planting medium, so that areas with abundant water sources are more advisable to use this technique than planting techniques in general. This research is done by data collection method, analysis, literature study, prototype, and also testing. In this study the researchers conducted research on iotonic-based control and iotonic control system design with an ultrasonic sensor and dht22 which can read the water level and temperature and humidity around the Iaponik. The sensor will inform the arduino uno microcontroller, then the microcontroller will command the water pump, lamp, and fan to turn on or off, aquaponic can monitor from smartphone android, making it easier for the iaponic users.'

Keywords : Aquaponic , Arduino Uno, Dht22, Ultrasonic


KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan iman serta senantiasa melimpahkan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penulisan Skripsi dengan judul “RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL DAN PEMANTAUAN AQUAPONIC BERBASIS IoT”. Mengenai penulisan laporan ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan tidak lepas dari kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu,dengan segala kerendahan hati peneliti selaku peneliti mengharapkan saran dan kritik dari pembaca dengan melengkapi dan menyempurnakan penulisan dalam laporan penulisan skripsi ini.”

Peneliti menyadari bahwa tersusunnya laporan skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha peneliti semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM. selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd., M.T.I selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.
  4. Bapak Indrianto, M.T. selaku Dosen pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dan ilmu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada peneliti dalam menempuh penulisan laporan skripsi ini.
  5. Ibu Nina Rahayu, S.Kom.,MM selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan ilmu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada peneliti dalam menempuh penulisan laporan skripsi ini
  6. Bapak Sutarman selaku stakeholder yang telah memberikan banyak arahan, masukan, dan bimbingan kepada penulis.
  7. Para Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti.
  8. Semua staff Kelurahan Kutajaya, Kabupaten Tangerang yang telah membantu peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan selama melakukan skripsi.
  9. Orangtua serta keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan peneliti.
  10. Teman-teman, para sahabat, tiara dita dan rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberi motivasi kepada peneliti dalam penyusunan Skripsi ini.
  11. Serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Tangerang, 10 Juli 2018
MUHAMAD MISBACH RAZABI
NIM. 1431482890

Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I
  2. Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II
  3. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III
  4. Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi
  5. Tabel 4.1 Perbedaan Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan
  6. Tabel 4.2 Hasil Kegiatan
  7. Tabel 4.3 Kelompok Donor
  8. Tabel 4.4 Pendonor
  9. Tabel 4.5 Pengajuan Piagam Penghargaan
  10. Tabel 4.6 Piagam Cetak
  11. Tabel 4.7 Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  12. Tabel 4.8 Stok Darah
  13. Tabel 4.9 User
  14. Tabel 4.10 Pesan
  15. Tabel 4.11 Daftar Pengujian
  16. Tabel 4.12 Pengujuan Login
  17. Tabel 4.13 Pengujian Registrasi Account Pendonor
  18. Tabel 4.14 Pengujian Penambahan Account Administrasi dan Kordinator
  19. Tabel 4.15 Pengujian Inputan data pengajuan kegiatan donor darah
  20. Tabel 4.16 Pengujian Input Data Pengajuan Piagam Penghargaan
  21. Tabel 4.17 Pengujian Pembuatan Laporan
  22. Tabel 4.18 Time Schedule
  23. Tabel 4.19 Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Karateristik Sistem
  2. Gambar 2.2 Siklus Informasi
  3. Gambar 2.3 Rantai Nilai
  4. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Unit Transfusi Darah
  5. Gambar 3.2 Gedung Unit Transfusi Darah
  6. Gambar 3.3 Laboratorium Pengolahan Komponen Darah
  7. Gambar 3.4 Laboratorium IMLTD
  8. Gambar 3.5 Ruang Pengambilan Darah
  9. Gambar 3.6 Ruang Service Donor
  10. Gambar 3.7 Tempat Penyimpanan Darah
  11. Gambar 3.8 Transportasi Mobil Unit
  12. Gambar 3.9 Usecase Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  13. Gambar 3.10 Usecase Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
  14. Gambar 3.11 Activity Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  15. Gambar 3.12 Activity Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
  16. Gambar 3.13 Sequence Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  17. Gambar 3.14 Sequence Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
  18. Gambar 3.15. Analisa Value Chain Pelayanan
  19. Gambar 4.1 Usecase Diagram Sistem donorKU
  20. Gambar 4.2 Usecase Diagram Usulan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  21. Gambar 4.3 Usecase Diagram Usulan Pengajuan Piagam Penghargaan
  22. Gambar 4.4 Activity Diagram Usulan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  23. Gambar 4.5 Activity Diagram Usulan Pengajuan Piagam Penghargaan
  24. Gambar 4.6 Sequence Diagram Usulan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  25. Gambar 4.7 Sequence Diagram Usulan Pengajuan Piagam Penghargaan
  26. Gambar 4.8 Class Diagram
  27. Gambar 4.9 Prototype Tampilan Awal
  28. Gambar 4.10 Prototype Tampilan Login
  29. Gambar 4.11 Prototype Tampilan Dashboard
  30. Gambar 4.12 Prototype Tampilan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  31. Gambar 4.13 Prototype Tampilan Jadwal Kegiatan Donor Darah
  32. Gambar 4.14 Prototype Tampilan Pengajuan Piagam Penghargaan
  33. Gambar 4.15 Tampilan Awal
  34. Gambar 4.16 Tampilan Halaman Login
  35. Gambar 4.17 Tampilan Halaman Register pendonor
  36. Gambar 4.18 Tampilan Halaman Dashboard Utama Pendonor
  37. Gambar 4.19 Tampilan Halaman Dashboard Utama Administrator
  38. Gambar 4.20 Tampilan Halaman Alur Donor Darah
  39. Gambar 4.21 Tampilan Halaman Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  40. Gambar 4.22 Tampilan Halaman Konfirmasi Kegiatan Donor Darah
  41. Gambar 4.23 Tampilan Halaman Jadwal Kegiatan Donor Darah
  42. Gambar 4.24 Tampilan Halaman Pengajuan Kegiatan Saya
  43. Gambar 4.25 Tampilan Halaman Input Hasil Kegiatan
  44. Gambar 4.26 Tampilan Halaman Data Hasil Kegiatan
  45. Gambar 4.27 Tampilan Halaman Pengajuan Piagam Penghargaan
  46. Gambar 4.28 Tampilan Halaman Data Pengajuan Piagam Penghargaan
  47. Gambar 4.29 Tampilan Halaman Pengajuan Piagam Saya
  48. Gambar 4.30 Tampilan Halaman Stok Darah
  49. Gambar 4.31 Tampilan Halaman Tampilan Halaman Tambah User
  50. Gambar 4.32 Tampilan Laporan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  51. Gambar 4.32 Tampilan Laporan Pengajuan Piagam Penghargaan

DAFTAR SIMBOL

  1. Daftar Simbol Flowchart
  2. Daftar_Simbol_Jpg.jpg

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Balakang Masalah

Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat menyebabkan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Tidak hanya itu, infrastruktur yang ada juga mengalami perkembangan sehingga sudah sedikit lahan penghijauan di daerah perkotaan, maka kota hanya maju secara ekonomi namun mundur secara ekologi. Dengan kemunduran ekologi, masyarakat sebaiknya ikut serta dalam memajukan kembali ekologi dengan cara bercocok tanam, salah satunya adalah dengan teknik bercocok tanam aquaponic yang bisa dilakukan di halaman rumah.

Aquaponic memberikan alternatif bercocok tanam dilahan terbatas dengan menggabungkan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang simbiotik. Nutrisi akuaponik bisa didapat dengan mudah, yaitu diperoleh dari kotoran ikan. Umumnya pada akuakultur eksresi dari ikan yang dipelihara akan terakumulasi di air dan meningkatkan toksisitas jika tidak dibuang, dalam akuaponik, kotoran ikan akan dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami dan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai sumber nutrisi. Dalam kegiatan ini sistem hidroponik berperan sebagai filter bagi lingkungan ikan (Menurut Hasbullah, dkk., dalam jurnal Rakhman, dkk., 2015).

Metode monitoring dan pengontrolan aquaponic otomatis ini yang peneliti teliti diharapkan dapat memberikan dampak nyata kepada masyarakat yang ingin bercocok tanam dengan teknik aquaponic, sehingga tidak perlu datang melihat secara langsung aquaponic karna sistem ini dapat memantau suhu, kelembaban dan mengukur ketinggian air pada kolam melalui smartphone.

Dari hasil analisa peneliti bahwa di kelurahan yang berada di Kabupaten Tangerang, tepatnya berada di Kelurahan Kutajaya, membutuhkan suatu inovasi baru dalam penghijauan dan pemanfaatan lahan yang ada agar lebih berguna dan efisien sebab sistem kebun yang ada di Kelurahan Kutajaya masis menggunakan sistem berkebun pada umumnya belum menggunakan sistem aquaponic. Peneliti berkerja sama dengan Kelurahan Kutajaya di Kabupaten Tangerang agar kedepannya dapat memberikan sosialisasi sistem ini kepada masyarakat sekitar.

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL DAN PEMANTAUAN AQUAPONIC BERBASIS IoT”.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas peneliti menyimpulkan rumusan masalah dari penelitian tersebut. Berikut rumusan masalah :

  1. Bagaimana merancang aquaponic dengan menggunakan mikrokontroler Arduino Uno?
  2. Bagaimana sistem aquaponic dapat membaca suhu, kelembaban, dan ketinggian air?
  3. Bagaimana sistem aquaponic dapat dikontrol dan di awasi secara realtime dengan smartphone?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang telah di analisa oleh peneliti adalah :

  1. Membuat sebuah rancang bangun sistem aquaponic yang dapat mengukur ketinggian air pada kolam ikan secara otomatis menggunakan mikrokontroler arduino.
  2. Membuat sebuah rancang bangun sistem aquaponic yang dapat mengukur suhu pada aquaponic secara otomatis.
  3. Membuat sebuah rancang bangun sistem aquaponic yang dapat mengukur kelembaban pada aquaponic secara otomatis.
  4. Membuat sebuah rancang bangun sistem aquaponic yang dapat dikontrol langsung menggunakan smartphone.
  5. Mewujudkan sistem aquaponic yang lebih efisien dan terotomatisasi menggunakan mikrokontroler arudino.
  6. Sebagai syarat bagi peneliti untuk lulus dan memperoleh gelar Sarjana Komputer.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini berdasarkan latar belakang laporan yang telah dianalisa oleh peneliti adalah :

  1. Dapat memantau ketinggian air pada kolam ikan aquaponic secara otomatis.
  2. Dapat memantau suhu aquaponic secara otomatis.
  3. Dapat memantau kelemababan aquaponic secara otomatis.
  4. Dapat mengontrol aquaponic menggunakan smartphone.
  5. Menerapkan ilmu yang telah didapat selama belajar di perguruan tinggi raharja dengan membuat laporan secara sistematis.

Ruang Lingkup

Untuk membatasi penelitian agar lebih terarah dan fokus maka peneliti membatasi ruang lingkup, permasalahan dalam penulisan yaitu sistem kontrol dan pemantauan aquaponic yang meliputi suhu, kelembaban, tinggi air kolam sebagai media monitoringnya dan mengontrol lampu, kipas, dan keran otomatis sebagai media kontrolnya, dengan berlokasi di Kelurahan Kutajaya ,Kabupaten Tangerang. Peneliti memakai arduino sebagai mikrokontroler, sensor DHT22 sebagai pengukur suhu dan kelembaban, sensor ultrasonik sebagai pengukur ketinggian air, dan modul wifi EPS8266 sebagai model IoT.

Metode Penelitian

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa metode dalam melakukan penelitian, sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

  • Pengamatan (Observation)
  • Peneliti mendatangi Kelurahan Kutajaya, Kabupaten Tangerang untuk mendokumentasikan serta mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam membuat laporan hasil penelitian.

  • Wawancara (Interview)
  • Peneliti melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait untuk memenuhi data yang diperlukan dalam pembuatan laporan hasil penelitian.

  • Studi Pustaka
  • Selain dari metode diatas peneliti juga mengumpulkan data dari berbagai referensi seperti internet, buku, dan perpustakaan untuk melengkapi data yang diperlukan.

    Metode Analisa

    Pada metode ini, penulis menganalisa menggunakan metode Flowchart yang menggambarkan urutan proses mendetail dan hubungan antara suatu proses (intruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program melalui simbol-simbol tertentu.

    Metode Prototype

    Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototipe bisa digunakan untuk menyampaikan berbagai macam informasi gambaran produk itu.

    Peneliti di sini menerapkan prototype yang digunakan yaitu metode prototype evolutionary karena metode prototype ini secara terus meneurs dikembangkan hingga prototype tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan oleh sistem.

    Metode Pengujian

    Pada metode pengujian ini yang saya pakai adalah metode pengujian black box karena berfokus pada proses kerja sistem. Metode pengujian ini berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data.

    Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah dalam hal penyusunan dan dapat dipahami lebih jelas, laporan ini dibagi atas beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci. Dengan susunan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini menjelaskan pendahuluan dimana menguraikan latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup masalah, metode penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika Penelitian dalam laporan ini.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi tentang teori dan literature review yang sesuai, sehingga bisa mendukung penelitian dalam penulisan sehingga menghasilkan karya tulis yang bernilai ilmiah.

    BAB III PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini memuat analisa dan perancangan “RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL DAN PEMANTAUAN AQUAPONIC BERBASIS IoT”. yang dijelaskan secara terperinci.

    BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Dalam bab ini membahas tentang sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur sistem berjalan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, konfigurasi sistem, pengujian, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil karya sebagai upaya untuk perbaikan dan pengembangan kedepannya.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Literature Review

    Konsep Dasar Literature Review

    Definisi Literature Review

    Menurut Dewi, dkk (2014:125)[1] “Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan”.

    Menurut Rafika (2015:138)[2], “Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal”.

    Menurut Ramdhani (2014:1) [3]“literature review is used to conduct a formulation of the research problem, which is then used as the basis of research in making research logical framework in the form of a conceptual model and research paradigm”.

    “Tinjauan pustaka digunakan untuk melakukan rumusan masalah penelitian, yang kemudian dijadikan dasar penelitian dalam pembuatan kerangka kerja penelitian logis berupa model konseptual dan paradigma penelitian”.

    Dari beberapa pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa Literature review adalah metode yang digunakan untuk menunjang hasil wawancara serta observasi sebelumnya sebagai referensi

    Manfaat Literature Review

    Menurut Dewi, dkk (2014:125)[1], Manfaat dari literature review ini antara lain:

    1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
    3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
    4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

    Literature Review (Studi Pustaka)

    Metode studi pustaka (literature review) dilakukan guna menunjang dari metode observasi dan wawancara yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi sangat dibutuhkan dalam menggali referensi-referensi yang berkaitan sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Sebelumnya banyak peneliti-peneliti yang melakukan penelitian perihal dengan sistem penerbitan jurnal elektronik dan penelitian lainnya. Adanya studi pustaka (literature review) ini untuk mengidentifikasi kesenjangan, meneruskan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan menghindari pembuatan ulang.

      Berikut ini ada 10 (sepuluh) referensi studi pustaka (literature review), diantaranya yaitu :

    1. Penelitian ini dilakukan oleh Zulheman, Haidar Afkar Ausha dan Rachma Maharani Ulfa pada tahun (2016)[4]yang berjudul “Pengembangan Sistem Smart Akuaponik”. Penelitian ini membahas tentang sebuah sistem embedded aquaponic pintar (smart aquaponic) yang sudah dikembangkan yang dapat me-monitoring kadar ph air, ketinggian air, dan pakan ikan yang terintegrasi dengan mobile application dan jaringan internet secara real-time. Sehingga, mobilitas pengguna aquaponik dapat lebih mudah dan efisien.
    2. Penelitian ini dilakukan oleh Murad, Harun, Mohyar, Sapawi dan Ten pada tahun (2017)[5] yang berjudul “Design of Aquaponics Water Monitoring System Using Arduino Microcontroller”. Penelitian ini membahas tentang sistem pemantauan air aquaponik menggunakan mikrokontroler arduino, sirkuit sensor pH, sensor suhu, servo, sensor air, LCD, pompa peristaltik, tenaga surya dan GSM. Sistem ini didukung oleh baterai yang dapat diisi ulang menggunakan energi matahari ketika hasil pH, suhu dan sensor air berada di luar jangkauan, pompa peristaltik otomatis menyala untuk mengembalikan nilai pH air, servo digunakan untuk memberi makan ikan secara otomatis setiap 12 jam, sementara LCD digunakan untuk menampilkan nilai pH, suhu, aliran air ,dan sisa waktu untuk siklus pakan ikan berikutnya.
    3. Penelitian ini dilakukan oleh Al Qalit, Fardian, dan Aulia Rahman pada tahun (2017)[6] yang berjudul “Rancang Bangun Prototipe Pemantauan Kadar pH dan Kontrol Suhu Serta Pemberian Pakan Otomatis pada Budidaya Ikan Lele Sangkuriang Berbasis IoT”. Penelitian ini membahas tentang pemberian pakan otomatis terhadap ikan lele dengan memanfaatkan sistem mikrokontroler yang dihubungkan pada sensor suhu, pH meter, sensor water level ,maka pemantauan dan kontrol kondisi air dan pemberian pakan sesuai kebutuhan bisa secara otomatis, data pengecekan kondisi kolam dan pemberian pakan dapat dipantau melalui layanan Ubidots IoT Cloud.
    4. Penelitian ini dilakukan oleh Jose Guerrero, Carrollton, Fern Edwards dan Frisco pada tahun (2013)[7] yang berjudul “Using Wireless Sensor Network Controls to monitor an indoor aquaponics system”. Penelitian ini membahas tentang penggunaan wireless sensor network (WSN) untuk memantau dan mengontorl secara remote berbagai parameter air dalam sistem aquaponik. Sistem kontrol aquaponik menggunakan arduino sebagi mikroprossesor dan pemancar dan Xbee shield radio transmitter dan receiver respectively.
    5. Penelitian ini dilakukan oleh Amanda Fahmi Ma’arif , Ikhlal Aldhi Wijaya, Nurulli Abdul Ghani dan Aldhyth Sugiharto Wijaya pada tahun (2016)[8] yang berjudul “Sistem Monitoring Dan Controlling Air Nutrisi Aquaponik Menggunakan Arduino Uno Berbasis Web Server”. Penelitian ini membahas tentang sebuah alat mampu memonitoring dalam bentuk web server sekaligus melakukan otomatisasi dalam mengontrol kadar PH dan EC akuaponik. Berdasarkan hasil pengujian sistem diperoleh hasil sensor Analog PH Meter Kit dan Analog Electrical Conductivity Meter mampu memonitoring air aquarium sesuai standar alat ukur yang digunakan yaitu PH meter dan EC Solution. Sistem juga mampu mengontrol perubahan yang terjadi pada air aquarium sesuai dengan standar PH dan EC.
    6. Penelitian ini dilakukan oleh Saaid, Fadhil, Megat Ali, dan Noor pada tahun (2013)[9] yang berjudul “Automated Indoor Aquaponic Cultivation Technique”. Penelitian ini membahas tentang sistem untuk memepertahakan pertumbuhan dan tingkat ketahanan hidup ikan dan tanaman, dengan memantau tingkat air yang diinginkan, suhu yang dipantau dalam tangki ikan, suhu yang dipantau di area tanaman dan jumlah makanan yang diinginkan. Sedangkan arduino bergungsi sebagai otak yang digunakan untuk menerima informasi dari sensor dan memberikan respon sebagai umpan balik.
    7. Penelitian ini dilakukan oleh Shafeena pada tahun (2016)[10] yang berjudul “Smart Aquaponics System: Challenges and Opportunities”. Penelitian ini membahas tentang sistem kontrol yang diperlukan aquaponik untuk pemantauan dan kontrol sistem yang dinamis dengan menggunakan mikrokontroler arduino uno agar aquaponik dapat dimaksimalkan kinerjanya.
    8. Penelitian ini dilakukan oleh Dan Wang, Jinling Zhao, Linsheng Huang, dan Deheng Xu pada tahun (2015)[11] yang berjudul “Design of A Smart Monitoring and Control System for Aquaponics Based on OpenWrt”. Penelitian ini membahas tentang perangkat pemantauan dan kontrol cerdas untuk aquaponik, yang merupkana sistem ramah lingkungan untuk ikan dan tanaman hidroponik, sistem yang dibuat terdiri dari tiga bagian, akuisisi data, transfer seluler dan aplikasi interaktif yang cerdas. Pengguna pun dapat menggunakan ponsel juga terminal untuk memantau dan mengontrol aquaponik cerdas dari jarak jauh.
    9. Penelitian ini dilakukan oleh Wahyu Adi Prayitno, Adharul Muttaqin, dan Dahnial Syauqy pada tahun (2015)[12] yang berjudul “Sistem Monitoring Suhu, Kelembaban, dan Pengendali Penyiraman Tanaman Hidroponik menggunakan Blynk Android”. Penelitian ini membahas aquaponik yang dapat di-monitoring dengan menggabungkan kemampuan arduino mega sebagai sistem akuisisi data yang dilengkapi ethernet shiel untuk pengiriman data melalui jaringan internet, sensor DHT22 untuk pewaktuan secara real time. Arduino mega juga dihubungkan dengan relay untuk mengatur penyalahan pompa penyiram atau sirkulator air.
    10. Penelitian ini dilakukan oleh Ageng Al Hilal Gajahyana Yosi pada tahun (2017)[13] yang berjudul “Prototype hydroponic greenhouse smart controller berbasis Atmega328p dengan bluetooth”. Penelitian ini membahas tentang prototype hydroponic greenhouse’s smart controller berbasis Atmega328p dengan bluetooth ini bekerja seperti dari rangkaian yg ada dan catu daya yang stabil, kedua sensor dapat membaca keadaan tanaman, heater dapat melakukan tindakan langsung, dan pengiriman data melalui aplikasi (APK) dengan akses bluetooth dapat bekerja dengan baik.

    Teori Khusus

    Konsep Dasar Aquaponic

    Definisi Aquaponic

    Menurut Riawan (2016:4) [14]“Akuaponik merupakan kombinasi sistem akuakultur dan hidroponik yang saling menguntungkan. Akuakultur merupakan budidaya ikan, sedangkan hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa tanah mengandalkan air sebagai media dan penyedia nutrisi”.

    Akuaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Dalam akuakultur yang normal, ekskresi dari hewan yang dipelihara akan terakumulasi di air dan meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang. Dalam akuaponik, ekskresi hewan diberikan kepada tanaman agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami, dan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi. Air kemudian bersirkulasi kembali ke sistem akuakultur[15].

    Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa akuaponik adalah sebuah teknik bercocok tanam yang mengkombinasikan antara akuakultur dan hidroponik yang hanya menggunakan air sebagai media nya.

    Jenis-Jenis Aquaponic

    Menurut Riawan (2016:8) [14]Ada beberapa sistem akuaponik yang sering digunakan oleh para urban farming. Setiap sistem akuaponik memiliki perbedaan prinsip yang mendasar pada teknik hidroponik yang digunakan untuk menanam.

    Tipe_Aqua.jpg
    Tipe_Aqua2.jpg
    Gambar 2.1 Jenis-Jenis Aquaponic
    Riawan (2016:8)[14]

    Dari Keempat Jenis atau teknik sistem akuaponik digambar 2.1 peneliti menggunakan sistem pasang surut. Beberapa keunggulan sistem pasang surut ini diantaranya tanaman yang tidak mudah mati karena aliran air yang diatur oleh sifon sehingga akar bias bernafas ketika air surut dan ketika pasang akan memberikan nutrisi kepada tanaman.


    Konsep Dasar Mikrokontroler

    Definisi Mikrokontroler

    Menurut Indrianto (2015:4)[16]“mikrokontroler merupakan system komputer yang di dalamnya terdiri atas CPU, memori, clock, bus (jalur), serta sarana I/O yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik”.

    Menurut Arifianto dalam Githa (2014:11)[17]“mikrokontroler adalah salah satu bagian dari sebuah sistem komputer yang berfungsi sebagi control rangkaian”.

    Menurut Sidauruk (2017:391)[18]“Mikrokontroler adalah suatu keping IC dimana terdapat mikroprosesor dan memori program (disebut: ROM) serta memori serba-guna (disebut: RAM), bahkan ada beberapa jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, PLL, EEPROM dalam satu kemasan”.

    Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah Kepingan IC yang didalamnya terdapat mikroprosesor dan memori program yang berfungsi sebagai control rangkaian. Walaupun mempunyai bentuk yang lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan computer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama.

    Karakteristik Mikrokontroler

    Menurut Sumardi dalam Hermawan (2015:64)[19]Mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

    1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multi fungsi karena mudahnya memasukan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.
    2. Konsumsi daya kecil.
    3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.
    4. Harganya murah, karena komponennya sedikit.
    5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, sensor.
    6. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperatur tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

    Klasifikasi Mikrokontroler

    Menurut Syahrul dalam Hermawan (2015:64)[19]Mikrokontroler memiliki klasifikasi sebagai berikut :

    1. ROM (Flash memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
    2. RAM berkapasitas 68 byte.
    3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.
    4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
    5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
    6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programming).

    Konsep Dasar Mikrokontroler

    Definisi ATmega328

    ATMega328.jpg
    Gambar 2.2 : Mikrokontroler ATMega328
    Oroh (2014:4)[20]

    Menurut Nebath, dkk (2014:68)[21] “ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer)”.

    Menurut Hendrik, dkk (2015:2)[22] “ATMega328 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8 bit. Beberapa mikrokontroler yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega32, ATMega328 yang membedakan antara mikrokontroler antar lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (Pin input/output), peripherial (USART, timer, counter, dll)”.

    Menurut Oroh, dkk (2014:4)[20] “ATMega328 adalah mikrokontroler 8-bit CMOS berdaya-rendah yang berbasis pada arsitektur AVR RISC”.

    Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa ATMega328 adalah mikrokontroler 8-bit CMOS keluaran dari atmel yang mempunyai RISC yang tiap proses eksekusi data lebih cepat dari CISC.

    Konfigurasi Kaki (Pin) Atmega328

    Kaki_Pin_ATMega328.jpg
    Gambar 2.3 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega328
    Hendrik (2015:3)[22]

    Menurut Hendrik (2015:3)[22] ATMega328 memiliki 3 buah Port utama yaitu PortB, PortC, dan PortD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. Port tersebut dapat difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperal lainnya.

    1. Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu Port B juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini.
    2. a. ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.

      b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation).

      c. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi SPI.

      d. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).

      e. TOSC1 (PB6) dan TOSC2 (PB7) dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk timer.

      f. XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama mikrokontroler.

    3. Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output digital. Fungsi alternatif PORTC antara lain sebagai berikut.
    4. a. ADC6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data digital.

      b. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck.

    5. Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga memiliki fungsi alternatif dibawah ini.
    6. a. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.

      b. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai

      selaan dari program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi.

      c. XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan external clock.

      d. T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer 0.

      e. AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.

    Fitur Atmega328

    Menurut Nusa, dkk (2015:20)<p style="text-indent: 0.5in;">Nusa, Temy, Sherwin R.U.A Sompie, dan Eng Meita Rumbayan. 2015. “Sistem Monitoring Konsumsi Energi Listrik Secara Real Time Berbasis Mikrokontroler.” E-journal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.4 No.5 19-26.

    Mikrokontroler ini memiliki beberapa fitur antara lain:</p>
    1. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1 KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanen karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
    2. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2 KB.
    3. Memiliki pin I/O digital sebanyak 23 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output.
    4. 32 x 8-bit register serba guna.
    5. Dengan clock 16 MHz kecepatan mencapai 16 MIPS.
    6. 32 KB Flash Memory.
    7. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.

    Konsep Dasar Arduino

    Definsi Arduino

    Arduino.jpg

    Menurut Sudarto (2017:246)[23] Arduino Uno sebenarnya adalah salah satu kit mikrokontroler yang berbasis pada Atmega328.

    Menurut Kadir (2016:2)[24] Arduino merupakan perangkat keras sekaligus perangkat lunak yang memungkinkan siapa saja melakukan pembuatan prototipe suatu rangkaian elektronika yang berbasis mikrokontroler dengan mudah dan cepat.

    Menurut Prasetya (2017:50)[25] Arduino merupakan kit elektronik atau papan rangkaian elektronik yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel serta software pemrograman yang berlisensi open source.

    Dari beberapa pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa Arduino adalah sebuah kit mikrokontroler yang berlisensi open source dan dapat digunakan untuk pembuatan prototipe rangkaian elektronika.

    Spesifikasi Arduino

    Pada perancangan dan pembuatan skripsi ini digunakan jenis papan arduino Uno. Seperti pada gambar 2.2 diatas, Berikut spesifikasi Arduino uno menurut Sokop, dkk (2016:14)[26] :

    1. Mikrokontroler : ATmega328
    2. Tegangan pengoperasian : 5V
    3. Tegangan input yang disarankan: 7-12V
    4. Batas tegangan input : 6-20V
    5. Jumlah pin I/O digital : 14
    6. Jumlah pin input analog : 6
    7. Arus DC tiap pin I/O : 40 mA
    8. Arus DC untuk pin 3.3V : 50 mA
    9. Memori :32 KB (ATmega328), sekitar 0.5 KB digunaka oleh bootloader
    10. SRAM : 2 KB (ATmega328)
    11. EEPROM : 1 KB (ATmega328)
    12. Clock Speed : 16 MHz

    Karakteristik Arduino

    Menurut Sokop (2016:14) [26] Karakteristik arduino terbagi menjadi tujuh, yaitu :

    1. Daya (Power) Arduino UNO dapat disuplai melalui koneksi USB atau dengan sebuah power suplai eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Suplai eksternal (non-USB) dapat diperoleh dari sebuah adaptor AC ke DC atau battery. Adaptor dapat dihubungkan dengan mencolokkan sebuah center-positive plug yang panjangnya 2,1 mm ke power jack dari board. Kabel lead dari sebuah battery dapat dimasukkan dalam header/kepala pin Ground (Gnd) dan pin Vin dari konektor POWER. Board Arduino UNO dapat beroperasi pada sebuah suplai eksternal 6 sampai 20 Volt. Jika disuplai dengan yang lebih kecil dari 7 V, kiranya pin 5 Volt mungkin mensuplai kecil dari 5 Volt dan board Arduino UNO bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan suplai yang lebih dari besar 12 Volt, voltage regulator bias kelebihan panas dan membahayakan board Arduino UNO. Range yang direkomendasikan adalah 7 sampai 12 Volt.
    2. Memori Memori yang digunakan pada Aduino Uno R3 adalah ATmega328 yang mempunyai 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk bootloader). ATmega 328 juga mempunyai 2 KB SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis (RW/read and written) dengan EEPROM library).
    3. Input dan Output Setiap 14 pin digital pada Arduino Uno dapat digunakan sebagai input dan output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Fungsi-fungsi tersebut beroperasi di tegangan 5 Volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima suatu arus maksimum 40 mA dan mempunyai sebuah resistor pull-up (terputus secara default) 20-50 kΩ.
    4. Komunikasi Arduino UNO mempunyai sejumlah fasilitas untuk komunikasi dengan sebuah komputer, Arduino atau mikrokontroler lainnya. Atmega 328 menyediakan serial komunikasi UART TTL (5V), yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah Atmega 16U2 pada channel board serial komunikasinya melalui USB dan muncul sebagai sebuah port virtual ke software pada komputer. Firmware 16U2 menggunakan driver USB COM standar, dan tidak ada driver eksternal yang dibutuhkan. LED RX dan TX pada board akan menyala ketika data sedang ditransmit melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB pada komputer (tapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1). Atmega328 juga mensupport komunikasi I2C (TWI) dan SPI.
    5. Riset Otomatis Dari pada mengharuskan sebuah penekanan fisik dari tombol reset sebelum sebuah penguploadan, Arduino Uno didesain pada sebuah cara yang memungkinkannya untuk direset dengan software yang sedang berjalan pada pada komputer yang sedang terhubung.
    6. Proteksi Arus Lebih USB Arduino UNO mempunyai sebuah sebuah sekring reset yang memproteksi port USB komputer dari hubungan pendek dan arus lebih. Jika lebih dari 500 mA diterima port USB, sekring secara otomatis akan memutuskan koneksi sampai hubungan pendek atau kelebihan beban hilang.
    7. Karakteristik Fisik Arduino Uno Panjang dan lebar maksimum dari PCB Arduino UNO masing-masingnya adalah 2.7 dan 2.1 inci, dengan konektor USB dan power jack yang memperluas dimensinya. Empat lubang sekrup memungkinkan board untuk dipasangkan ke sebuah permukaan atau kotak. Sebagai catatan, bahwa jarak antara pin digital 7 dan 8 adalah 160 mil. (0.16"), bukan sebuah kelipatan genap dari jarak 100 mil dari pin lainnya.

    Konsep Dasar Internet Of Things (IoT)

    Definisi Internet Of Things (IoT)

    Menurut Sulistyanto (2015:20)[27] “IoT didefinisikan sebagai interkoneksi dari perangkat komputasi tertanam (embedded computing devices) yang teridentifikasi secara unik dalam keberadaan infrastruktur internet”

    Menurut Susanti dan Joko (2016:401)[28] “IoT (internet of things) merupakan teknologi yang dapat mengkoneksikan suatu peralatan dengan internet untuk menjalankan berbagai fungsi”.

    Menurut Chandrakanth, dkk (2014:1)[29] “Internet of things is a network of things each embedded with sensors which are connected to the internet.”.

    “Internet of Things adalah suatu jaringan di dalam sensor yang terhubung dengan internet”.

    Dari beberapa pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa Internet of Things (IoT) adalah teknologi jaringan yang bisa mengkoneksikan perangkat dengan internet.

    Konsep Dasar Sensor Ultrasonik

    Definisi Sensor Ultrasonik

    Sensor_Ultrasonik.jpg
    Gambar 2.4. Sensor Ultrasonik
    Sumber: Monisha (2015:19))

    Menurut Kadir (2016:207)[24] Sensor jarak ultrasonik adalah sensor yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi suatu objek yang berada di depannya dan dapat dimanfaatkan untuk mengukur jarak dari sensor ke objek tersebut.

    Menurut Santoso (2015:93)[30] sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya.

    Menurut Kumar (2015:538)[31] Ultrasonic sensors are devices that use electrical – mechanical energy transformation to measure distance from the sensor to the target object.

    “Sensor ultrasonik adalah perangkat yang menggunakan transformasi energi elektrik mekanik untuk mengukur jarak antara sensor dan objek benda.”

    Dari beberapa pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa sensor ultrasonik adalah sensor yang dapat mengukur jarak yang berada didepan nya dengan cara memantulkan gelombang yang dipancarkan dari sensor ke benda didepan nya.

    Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik

    Menurut Sidauruk (2017:390) Prinsip kerja dari sensor ultrasonik dapat ditunjukan dalam gambar dibawah ini :

    Prinsip_Kerja_Ultrasonik.jpg
    Gambar 2.5. Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik
    Sumber: Sidauruk (2017:390)

    Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut :

    1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik.
    2. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal/ gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 340 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.
    3. Setelah sinyal tersebut sampai di penerimaultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya.

    Konsep Dasar Sensor DHT22

    Definisi Sensor DHT22

    Menurut Utama (2016:147) DHT22 merupakan salah satu sensor suhu dan kelembaban yang juga dikenal sebagai sensor AM2302.

    DHT22.jpg
    Gambar 2.6. Sensor DHT22
    Sumber: Utama (2016:147)

    Pada Gambar 2.6, memperlihatkan empat kaki sensor DHT22 yaitu kaki Vs, Data, NC dan Ground. Tegangan sumber disambungkan ke kaki Vs dimana tegangan sumber yang digunakan pada umumnya adalah sebesar 5V karena mengikuti tegangan kerja mikrokontroler yaitu sebesar 5V juga. Kemudian kaki Data disambungkan dengan sebuah mikrokontroler yang digunakan untuk mengambil data suhu dan kelembaban udara yang telah diukur. Kaki NC yaitu kaki Not Connected, merupakan kaki yang tidak disambungkan ke manapun. Jadi dalam pengujian, kaki ini tidak boleh dihubungkan dengan apa-apa. Sedangkan kaki Ground disambung dengan Ground tegangan sumber.

    Sensor DHT22 ini memiliki beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut:

    1. Data hasil pengukuran sensor sudah berupa sinyal digital dengan konversi dan perhitungan dilakukan oleh MCU 8-bit.
    2. Sensor terkalibrasi secara akurat dengan kompensasi suhu di ruang penyesuaian dengan nilai koefisien kalibrasi tersimpan dalam memori OTP terpadu.
    3. Rentang hasil pengukuran suhu dan kelembaban sensor DHT22 lebih lebar.
    4. Sensor mampu mentransmisikan sinyal hasil pengukuran melewati kabel yang panjang hingga 20 meter, sehingga cocok untuk ditempatkan di mana saja. Jika menggunakan kabel yang panjang di atas 2 meter, sesnor memerlukan buffer kapasitor 0,33μF antara kaki tegangan sumber (Vs) dengan kaki ground(Ground).

    Konsep Dasar Flowchart

    Definisi Flowchart

    Menurut Lestari, dkk (2016:44) “Flowchart adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval dan sebagainya untuk mempresentasikan langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah”.

    Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa flowchart adalah diagram diagram alir yang menyatakan aliran proses dari suatu program dalam menyelesaikan masalah.

    </P>

    Konsep Dasar Pengujian

    Menurut Mansyur dan Ichroman (2017:200)[32] Pengujian adalah sebuah proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan.

    Perbedaan Black Box Testing dan White Box Testing :

    Perbedaan_Black_Box_dan_White_Box.jpg
    Tabel 2.1. Perbedaan Black Box dan White Box
    Sumber : http://Reqtest.com/

    Definisi Black Box

    Menurut Eriksson (2015)[33]“Black-box testing focuses solely on the functionality of the software interfaces, ensuring that valid inputs are accepted, invalid inputs rejected, and that at all times a correct output is returned”.

    “Pengujian kotak hitam hanya berfokus pada fungsionalitas antarmuka perangkat lunak, memastikan bahwa input yang valid diterima, dan input yang tidak valid ditolak, dan setiap output yang benar dikembalikan.”

    Menurut Desmira dan Rizal (2015:40)[34] “Black Box Testing yaitu menuji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”.

    Menurut Kumar, dkk (2015:33)[31] “Black Box Testing is testing without knowledge of the internal working of the application under test (AUT). Also known as functional testing or input output driven testing”.

    “Black Box Testing adalah test tanpa mengetahui apa yang bekerja di dalam aplikasi yang sedang di tes. Dikenal sebagai pengujian fungsional atau pengujian berbasis input output”.

    Di lihat dari pendapat di atas bisa di simpulkan bahwa pengujian Blackbox adalah pengujian yang hanya mengetahui apa yang ada diluar sistem tanpa mengetahui apa yang ada di dalam sistem.

    blackbox.jpg
    Gambar 2.16. Ilustrasi Pengujian Black Box
    Sumber : http://reqtest.com//

    Metode Pengujian dalam Black Box

    Saat ini terdapat banyak metoda atau teknik untuk melaksanakan Black Box Testing Menurut Mustaqbal, dkk (2015:34)[35] , antara lain :

    1. Equivalence Partitioning
    2. Boundary Value Analysis/Limit Testing
    3. Comparison Testing
    4. Sample Testing
    5. Robustness Testing
    6. Behavior Testing
    7. Requirement Testing
    8. Performance Testing
    9. Uji Ketahanan (Endurance Testing)
    10. Uji Sebab-Akibat (Cause-Effect Relationship Testing)

    Kelebihan dan Kekurangan Black Box

    Menurut Eriksson (2015)[33], kelebihan dan kekurangan pada pengujian Black Box:

    1. Kelebihan
      1. Lebih mudah dilakukan karena akses kode dan pengetahuan program yang lebih spesifik tidak diperlukan.
      2. Menyederhanakan proses pengujian dengan berfokus hanya pada input dan output.
      3. Memungkinkan pengembangan kasus uji lebih cepat karena penguji hanya memeriksa pada GUI (tampilan) yang biasa digunakan.
    1. Kekurangan
      1. Pemeliharaan Script sulit dilakukan jika antarmuka pengguna terus berubah, karena berubahnya metode input.
      2. Tingkat kerapuhan yang tinggi karena kemungkinan tidak ditampilkan secara konsisten pada berbagai platform atau perangkat, menyebabkan skrip pengujian gagal dalam eksekusi mereka.
      3. Tidak ada introspeksi, karena penguji memiliki pengetahuan yang terbatas tentang sistem dan cara kerjanya.
      4. Cakupan terbatas karena hanya sebagian kecil percobaan yang dilakukan.

    Definisi White Box

    Menurut Nidhra dan dondetti dalam Mustaqbal (2015:33)[35] “White Box Testing adalah salah satu cara untuk menguji suatu aplikasi atau software dengan cara melihat modul untuk dapat meneliti dan menganalisa kode dari program yang di buat ada yang salah atau tidak. Kalau modul yang telah dan sudah di hasilkan berupa output yang tidak sesuai dengan yang di harapkan maka akan dikompilasi ulang dan di cek kembali kode-kode tersebut hingga sesuai dengan yang diharapkan”

    Kelebihan dan kekurangan White Box

    Menurut Eriksson (2015), kelebihan dan kekurangan pada pengujian White Box:

    1. Kelebihan
      1. Melihat kesalahan dan masalah lebih cepat.
      2. Bisa di introspeksi, atau kemampuan untuk melihat ke dalam proses perangkat lunak dan memeriksanya secara lebih teliti.
      3. Menemukan bug tersembunyi lebih efisien dan stabilitas yang terjamin.
      4. Kode yang optimal. Disebabkan pengetahuan kode yang sesuai
      5. Mendapatkan hasil yang maksimal dengan berbagai jalur pengujian berbeda
    1. Kekurangan
      1. Tingkat kerumitan yang lebih tinggi terlibat karena dibutuhkan pengetahuan tentang kode yang luas.
      2. Pemeliharaan Script yang lebih banyak. Karena metode input yang bisa berubah, sehingga memungkinkan rusaknya Script pengujian
      3. Memerlukan alat yang memiliki integrasi yang lebih ketat dengan sistem yang sedang diuji, yang menimbulkan resiko kinerja sistem kemudian dipengaruhi oleh alat yang sama, sehingga bisa mengganggu hasil.

    Konsep Dasar Elisitasi

    Definisi Elisitasi

    Menurut Tarigan dalam Prastomo (2014)[36] “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak. Menurut Sommerville, Elisitasi adalah sekumpulan aktifitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem baru melalui komunikasi dengan pelanggan dan pihak yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

    Menurut Saputra dalam Amrullah (2016)[37] “Elitisasi merupakan rancangan dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”

    Menurut Siahaan dalam Dzulhaq (2017:1)[38] “elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (reqruitments engineering). Sebelum kebutuhan dapat dianalisis, dimodelkan, atau di tetapkan, kebutuhan harus dikumpulkan melalui proses elisitasi”.

    Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa elisitasi adalah suatu metode analisa yang dibuat tergantung kebutuhan pengguna atau pihak terkait dan disanggupi oleh peneliti.

    Tahapan - Tahapan Elisitasi

    Menurut Hidayati dalam Sunarya (2015:3)[39], Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

    1. Elisitasi Tahap I. Pada tahap ini elisitasi berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
    2. Elisitasi Tahap II. Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.Berikut penjelasan mengenai Metode MDI (Mandatory Desirable Inessential):
      1. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.
      3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
    3. Elisitasi Tahap III. Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :
      1. T artinya Tehnikal, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?
      2. O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?
      3. E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem? Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu: a) High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi. b) Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan c) Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
    4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

    Teori Umum

    Konsep Dasar Sistem

    Definisi Sistem

    Menurut Hutahaean (2014:2)[40]“sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu”.

    Menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:2[41] “Sistem adalah sekumpulan komponen atau jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan saling bekerja sama membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu”.

    Menurut Anggraeni dan Irviani (2017 :1)[42], “Sistem adalah kumpulan orang yang saling bekerja sama dengan ketentuan-ketentuan aturan yang sistematis dan terstruktur untuk membentuk satu kesatuan yang melaksanakan suatu fungsi untuk mencapai tujuan."

    Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sesuatu yang berjalan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan guna mencapai suatu tujuan tertentu.

    Karakteristik Sistem

    Menurut Hutahaean (2014:3-5)[40], Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik harus memiliki beberapa karakteristik berikut ini, yaitu:

    1. Komponen Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
    2. Batasan Sistem (Boundary) Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan suatu istem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
    3. Lingkungan Luar Sistem (Environment) Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
    4. Penghubung Sistem (Interface) Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsitem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.
    5. Masukan Sistem (Input) Masukkan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem yang dapat berupa perawatan (maintenace input) dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
    6. Keluaran Sistem (Output) Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
    7. Pengolah Sistem Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
    8. Sasaran Sistem Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
    karakteristik_sistem.jpg
    Gambar 2.6. Karakteristik suatu sistem
    Sumber: Hutahaean (2014:5)

    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Rianti dan Pratama (2016:52)[43] “Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem”.

    Menurut Ekawati, dkk (2015:58)[44] “Perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem”.

    Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah rancangan dan desain yang dibuat untuk menggambarkan suatu sistem yang berisi alur sistem tersebut.

    Tujuan Perancangan Sistem

    Menurut Yunita dan Devitra (2017:281)[45]. Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :

    1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
    2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap untuk program dan ahli – ahli teknik terlibat.

    Konsep Dasar Prototipe

    Definisi Prototipe

    Menurut Fajarianto (2016:55)[46], “Prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping”.

    Menurut Rifa’atunnisa, dkk (2014:2)[47], “Prototype yaitu metode yang menggunakan pendekatan untuk membangun suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai, dengan tahapan yang digunakan yaitu pengumpulan kebutuhan dan perbaikan, perancangan cepat, membentuk prototype, evaluasi pelanggan terhadap prototype, perbaikan prototype dan produk rekayasa”.

    Menurut Rumini, dkk (2014:9)[48] "Prototipe adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila disusun dalam bentuk yang lengkap”.

    Dari ketiga pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa prototipe adalah suatu gambaran atau rancangan dari suatu sistem yang memberikan data bagi para pemakai dalam bentuk yang dapat dikembangkan kembali sebelum direalisasikan.

    Jenis-Jenis Prototipe

    Menurut Darmawan dan Fauzi dalam Pradana (2016:22)[49], Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu :

    1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary) Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.
    2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype) Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.
    3. Empat langkah dalam pembuatan suatu Prototype Evolutionary, yaitu:

      1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
      2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe.
      3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah keempat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.
      4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.
      5. tahapan_prototipe.jpg
        Gambar 2.7. Tahapan Prototipe
        Sumber : Nurajizah (2015:A-215)

    Konsep Dasar Rancang Bangun

    Definisi Rancang Bangun

    Menurut Zulfiandri, dkk (2014:474)[50] “Rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan hasil analisa ke dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan sistem tersebut ataupun memperbaiki sisem yang sudah ada”.

    Menurut Utami dan Ricco (2015:47)[51] “Rancang bangun merupakan tahapan-tahapan untuk menghasilkan sebuah hasil yang diinginkan dengan cara membuat dan mendesain objek yang diinginkan yang melalui beberapa proses”.

    Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa rancang bangun adalah suatu tahapan yang bertujuan menghasilkan ataupun menerjemahkan hasil analisa yang dibuat dengan cara mendesain dan memperbaiki sistem yang ada.

    Konsep Dasar Monitoring

    Definisi Monitoring

    Menurut Ardimansyah dan Santi (2015:454)[52] “Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input / masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan”.

    Menurut Dewayani dan Fitri (2016:11)[53] “Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input/masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan”.

    Menurut Mariana, dkk (2017:365)[54] “Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu”.

    Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah proses analisa dan pengumpulan data yang di lakukan untuk mengambil suatu tindakan untuk penyempurnaan program / kegiatan selanjutnya.


    Konsep Dasar Controlling

    Definisi Controlling

    Menurut Riyadi (2015:76)[55] “Controlling adalah upaya agar tindakan yang dilaksanakan terkendalikan dan sesuai dengan instruksi, rencana, petunjuk, pedoman serta ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama”.

    Menurut Strong dalam Ritonga (2014:2)[56] “controlling is the process of regulating the various factors in an enterprise according to the requirement of its plans”

    “proses pengukuran berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan - ketetapan dalam rencaana”.

    Menurut Janis, dkk (2014:1)[57] “Sistem kontrol adalah suatu proses pengaturan/pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam rangkuman harga (Range) tertentu.

    Menurut Sulistio dan Andi (2016:4)[58] “Controlling adalah sebuah action yang berdasarkan pada monitoring yang dilakukan selama proyek berlangsung”.

    Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa controlling adalah aksi atau tindakan yang dilakukan pada saat dibutuhkan.

    Jenis – Jenis Controlling

    Menurut Ogata dalam Putro (2014:49)[59] Ada dua sistem kontrol pada sistem kendali/kontrol otomatis yaitu :

    1. Open Loop (Loop Terbuka)
    2. Suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan balikkan ke parameter pengendalian.

      Loop_Terbuka.jpg
      Gambar 2.8. Sistem Kendali Loop Terbuka
      Sumber : Janis (2014:2)
    3. Close Loop (Loop Tertutup)
    4. Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.

      Loop_Tertutup.jpg
      Gambar 2.9. Sistem Kendali Loop Tertutup
      Sumber : Janis (2014:2)


    BAB III

    PEMBAHASAN

    Gambaran Umum Kelurahan Kutajaya

    Kondisi Kelurahan Kutajaya pada umumnya sama dengan kelurahan-kelurahan yang lain yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kelurahan Kutajaya termasuk kategori Kelurahan daerah berkembang.

    Secara umum Kelurahan Kutajaya mengalami beberapa kemajuan-kemajuan baik dibidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang keamanan ketertiban, bidang sosial budaya dan kedaulatan politik masyarakat. Dari hasil analis perkembangan Kelurahan Kutajaya menunjukan perkiraan rata-rata 5-7% pertahun sehingga status perkembangan Kelurahan Kutajaya adalah Kelurahan “Swadaya” dengan kategori perkembangan “MULA” seperti Kelurahan yang masih membutuhkan prioritas penanganan masalah pemenuhan kebutuhan dasar seperti ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.

    Sejarah Singkat Kelurahan Kutajaya

    Kelurahan Kutajaya merupakan hasil pemekaran dari Desa Kuta Bumi pada tahun 1980 dengan dipimpin oleh seorang Kepala Desa yaitu Bapak Nursin dengan masa jabatan s/d tahun 1986. Setelah terjadi beberapa kali pergantian kepala Pemerintahan Desa. Maka berdasarkan Perda Nomor 03 Tahun 2005, Desa Kutajaya pada tahun 2005 ditetapkan statusnya menjadi pemerintahan Kelurahan depinitif yang dipimpin oleh seorang Lurah (sebagai pejabat sementara) yaitu Bapak Drs. Surmadi dengan masa jabatan s/d tahun 2009, kemudian Kepala Pemerintahan kedua dipimpin oleh seorang Lurah (sebagai pejabat depinitif) yaitu Bapak H. Mukhamil Best M, S.IP dengan masa jabatan s/d tahun 2011. Kepala pemerintahan ke tiga yaitu bapak Wawan Ruslan, SE dengan masa jabatan s/d tahun 2012. Kepala pemerintahan ke empat yaitu Bapak E. Ru’yat, SP.,M.Si dengan masa jabatan sementara s/d tahun 2013 dan pejabat depinitif dengan masa jabatan lurah s/d tahun 2014, dan kepala pemerintahan ke lima yaitu Bapak Muchtar yang mulai menjabat dari bulan Oktober 2014 sampai saat ini, kurang lebih sudah menjabat selama 3 tahun.

    Visi dan Misi

    1. Visi : Terwujudnya Masyarakat Kelurahan Kutajaya Kecamatan Pasar Kemis yang berdaya, hidup rukun dan damai di lingkungan yang layak.
    2. Misi :
      1. Terbangunnya Infrastruktur untuk kelancaran transportasi dan arus ekonomi masyarakat.
      2. Memelihara lingkungan hidup yang sehat, lestari dan berkelanjutan.
      3. Pengembangan dunia usaha melalui kemudahan dan kelancaran pemberian izin usaha dan tempat usaha dengan memperhatikan lingkungan.
      4. Meningkatkan pendapatan asli kelurahan yang bersumber dari pajak maupun pendapatan non pajak.
      5. Membantu kelompok ekonomi lemah, pedagang kecil, pengguna, buruh tani serta peternak agar perlahan tumbuh dan berkembang secara kompetitif dalam upaya meningkatkan pendapatannya.
      6. Memanfaatkan dan mengintensifkan lahan-lahan tidur utnuk pertanian dan peternakan dalam upaya peningkatkan produktivitas.
      7. Menumbuh kembangkan kreativitas generasi muda melalui kegiatan Balai Latihan Kerja (BLK) bersama mitra dan dinas terkait.
      8. Meningkatkan pelayanan dan tertib administrasi vital terutama administrasi kependudukan dan hak-hak kepemilikan serta perizinan.
      9. Mengembangkan sarana peribadatan dalam upaya peningkatan silaturahmi masyarakat menuju masyarakat yang madani dan agamis.
      10. Membudayakan hidup bersih, sehat dalam setiap keluarga dan lingkungan;
      11. Terbinanya rasa aman masyarakat dari berbagai bentuk kejahatan dan perilaku yang terpuji

    Struktur Organisasi Kelurahan Kutajaya

    Struktur Organisasi merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antar bagian yang terkait dalan suatu organisasi seperti pembagian kerja ke dalam kelompok-kelompok tugas dan tanggung jawab

    Struktur organisasi akan tergantung pada tujuan tahap perkembangan organisasi dan kemampuan sumber-sumbernya yang mendukung pada bidang-bidang pekerjaan masing-masing dalam kesatuan fungsional. Dalam suatu organisasi struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting karena dengan memiliki struktur organisasi yang baik, fungsi-fungsi managemen akan dapat dijalankan dengan baik dan lancar. Organisasi merupakan kesatuan aktifitas dimana para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengkoordinasikan kegiatan dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi.

    Dengan organisasi yang efektif, maka setiap bagian organisasi mengetahui wewenang dan tugas yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing. Dengan demikian hubungan kerja dalam organisasi akan dapat dikoordinasikan dengan baik. Struktur organisasi tercermin dalam suatu bagan organisasi yang menunjukkan adanya pembagian tugas dan wewenang serta aturan dan prosedur yang ada termasuk komunikasi dan arus kerja.

    Susunan dan struktur Kelurahan Kutajaya dapat dilihat pada gambar di halaman berikut ini :

    STRUKTUR ORGANISASI KELURAHAN KUTAJAYA

    Struktur_Organisasi_Kelurahan.jpg
    Gambar 3.1 Stuktur Organisasi Kelurahan Kutajaya

    Tugas Dan Tanggung Jawab

    Dari struktur organisasi di atas maka dapat kita lihat tugas maupun fungsi dari masing-masing bagian jabatan Kelurahan Kutajaya :

    1. LURAH
    2. Orang yang berwenang merumuskan dan menetapkan suatu kebijaksanaan dan program umum perusahaan, atau organisasi sesuai dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan yang serupa seperti dewan komisaris. dan bertanggung jawan terhadap apapun yang terjadi pada masing-masing area yang di pimpin olehnya serta menerima laporan dari para bawahnya. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang mempunyai tugas pokok membantu Camat menyelenggarakan kewenangan bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, pembangunan masyarakat, perekonomian, kesejahteraan rakyat, pemberdayaan masyarakat serta pelayanan masyarakat sesuai dengan kewenangannya berdasarkan prinsip otonomi dan tugas pembantuan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan/ atau berdasarkan ketentuan yang berlaku;

      Dalam menyelenggarakan tugas pokok Lurah mempunyai fungsi membantu mengkoordinir, mengarahkan, membimbing, membina dan memberdayakan unsur manajemen satuan kerja perangkat daerah bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, pembangunan masyarakat, perekonomian, kesejahteraan rakyat, pemberdayaan masyarakat dan pelayanan masyarakat sesuai dengan kewenangannya, meliputi :

      1. Pembinaan, pengkoordinasian dan penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang pemerintahan ketentraman dan ketertiban;
      2. Pembinaan, pengkoordinasian dan penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat;
      3. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya;
      4. Pembinaan dan pengarahan aparat Kelurahan dalam melaksanakan tugasnya serta melaksanakan waskat;
      5. Pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan rumah tangga, administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan (aset), dan keuangan Kelurahan;
      6. Pembinaan terhadap kedisiplinan dan peningkatan kualitas aparat Kelurahan;
      7. Penyelenggaraan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait;
      8. Pelaksanaan monitoring, evaluasi hasil pelaksanaan tugas;
      9. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas dan pemberian saran pertimbangan kepada atasan sesuai bidang tugasnya;
      10. Pelaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

    Sejarah Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

    Sebagai salah satu wilayah penyangga ibukota negara, perkembangan Kabupaten Tangerang menyeluruh ke berbagai faktor, diantaranya meningkatkan status RSUD Kabupaten Tangerang dari rumah sakit tipe D menjadi tipe C. Atas dasar perkembangan dan kebutuhan akan tersedianya darah untuk transfusi yang berdekatan dengan tempat pasien dirawat, maka pengurus cabang PMI Kabupaten Tangerang bersama dengan direktur RSUD dan direktur RSK Sitanala sepakat bahwa di PMI Cabang Kabupaten Tangerang perlu didirikan Dinas Transfusi.

    Pada tanggal 17 September 1973 terbentuklah Dinas Dermawan Darah (DDD) PMI Cabang Kabupaten Tangerang dengan susunan pengurus yang juga merupakan pendiri dari DDD. Dinas Dermawan Darah (DDD) PMI Cabang Kabupaten Tangerang berlokasi di Poliklinik RSUD Kabupaten Tangerang dengan seorang tenaga Asisten Transfusi Darah yang diperbantukan oleh DDD Pusat dan seorang pembantu umum dari RSUD Kabupaten Tangerang serta peralatannya didapat dari sumbangan DDD Pusat, RSUD Kabupaten Tangerang dan RSK Sitanala.

    Pada 4 Maret 1974, nama DDD Cabang diganti menjadi Dinas Transfusi Darah (DTD) Cabang. Lalu beberapa tahun kemudian pada tanggal 22 Februari 1986, DDD berpindah lokasi ke kantor Markas Cabang PMI Kabupaten Tangerang di Jalan Catur No. 8. Perpindahan tersebut bersamaan dengan pergantian nama menjadi Usaha Transfusi Darah (Unit Transfusi Darah) hingga 1989.

    Setelah itu berganti nama menjadi Pelayanan Usaha Transfusi Darah (PUTD) Cabang Kabupaten Tangerang. Pada tanggal 8 Mei 1993 kantor PUTD berpindah menempati kantor Markas PMI Cabang milik Pemerintahan Daerah Kabupaten Tangerang dengan status hak guna pakai yang ditempati selama 12 tahun yang berlokasi tepat di Jalan Windu Karya No. 1 A.

    Pada 17 September 1993, nama Pelayanan Usaha Transfusi Darah diganti kembali menjadi Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) PMI Kabupaten Tangerang dan seling beberapa tahun ke depan tepatnya pada tanggal 17 September 2005 berpindah lokasi di Jalan Mayjen Sutoyo No.1 Tangerang. Tidak lama kemudian berganti nama kembali menjadi Unit Donor Darah PMI Kabupaten Tangerang dengan lokasi yang sama.

    Berhubung dengan adanya pembenahan secara totalitas, penempatan lokasi dan juga nama instansi harus disesuaikan dengan keberadaanya berdasarkan peraturan dari Unit Transfusi Darah Pusat. Maka pada tanggal 17 September 2015 terdapat penggantian nama menjadi Unit Transfusi Darah (Unit Transfusi Darah) PMI Kabupaten Tangerang serta pemindahan lokasi di Jalan Raya Curug Km.02 No.20 Desa Kadu Jaya Bitung Kabupaten Tangerang yang diresmikan pada tanggal 16 Desember 2015 oleh Bapak H. Ahmed Zaki Iskandar selaku Bupati Tangerang. Wilayah atau lokasi tersebut dimaksudkan sebagai perwakilan unit pelayanan penyedia kebutuhan darah untuk transfusi dalam suatu wilayah pertingkat daerah seperti Kabupaten Tangerang.

    Pada hakikatnya usaha pelayanan transfusi merupakan bagian penting dari tugas pemerintah dibidang pelayanan kesehatan masyarakat yang juga merupakan suatu bentuk pertolongan sesama manusia. Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1980 tentang transfusi darah, bahwa PMI sebagai pihak yang dipercaya oleh pemerintah untuk menyelenggarakan usaha kesehatan dibidang transfusi darah yang meliputi pengambilan, pemeriksaan, pengelolaan, dan pendistribusian darah. Dengan mengemban tugas-tugasnya dibidang pelayanan kesehatan masyarakat dan kemanusiaan, maka Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang berkeinginann untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya di wilayah Tangerang dan diluar wilayah Tangerang pada umumnya sekaligus menjadi Unit Transfusi Darah Pembina bagi Provinsi Banten.

    Dimasa sekarang kebutuhan darah untuk transfusi terus meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah institusi penyelenggara pelayanan kesehatan atau Rumah Sakit dan Rumah Bersalin di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Transfusi darah merupakan pengobatan efisien sehingga diperlukan persediaan yang mencakupi. Sampai saat ini kebutuhan darah untuk transfusi tiap bulannya mencapai rata-rata 2.800 kantong atau mencapai 30.000 kantong pertahunnya. Sedangkan darah yang didapat dari para dermawan darah (Donor Darah Sukarela) di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang hanya mampu mencapai 2.800 kantong/bulan atau mencapai kurang lebih 30.000 kantong pertahun. Oleh karena itu Unit Transfusi Darah PMI Kab. Tangerang menargetkan dapat mengumpulkan 36.000 kantong pada tahun 2017.

    Visi dan Misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

    Sebagai landasan untuk melaksanakan tugasnya, Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang memiliki visi, misi dan filosofi. Visi adalah tujuan tentang suatu bentuk ideal yang hendak dicapai oleh Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Sedangkan misi adalah tugas pokok, motivasi atau alasan pendirian Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang untuk mewujudkan visi. Misi diperlukan landasan mental yang berbentuk filosofi. Visi, misi dan filosofi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ini merupakan pedoman dan landasan kerja untuk setiap petugas dalam melaksanakan pengabdiannya sehari-hari di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

    1. Visi
    2. Adapun visi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang :

      1. Unit Transfusi Darah Pembina Bagi Provinsi Banten
      2. Meningkatkan cakupan dari segi kualitas di dalam pelayanan, baik bagi dermawan darah maupun bagi pengguna darah.
    3. Misi
    4. Adapun misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yaitu

        Memasyarakatkan Donor Darah Sukarela (DDS), sehingga donor darah menjadi suatu kebutuhan bukan suatu hal yang perlu ditakutkan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pelayanan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang memiliki :
      1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, terlatih, berdedikasi tinggi, loyal, santun, dan menjaga kode etik sebagai tenaga kesehatan.
      2. Sarana pelayanan dan penunjang pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang mengacu kepada standar nasional yang ditetapkan.
      3. Sarana pelayanan unggulan yang dapat dijadikan rujukan bagi Unit Transfusi Darah lain, khususnya Provinsi Banten.

    Struktur Organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

    Struktur organisasi merupakan susunan atau tingkatan manajemen yang berada pada organisasi mulai dari top sampai dengan lower manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Maka dari itu diperlukan pengorganisasian yang jelas terhadap jabatan, tanggung jawab, dan orang-orang yang menjalani tugasnya.

    gambar : Sturuktur Organisasi UTD PMI Kabupaten Tangeang

    Tugas dan Tanggung Jawab

    Pada pola struktur Organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ini banyak berbagai tugas dan tanggung jawab di masing-masing divisi berdasarkan dari struktur yang penulis teliti ini yaitu:

    1. Kepala Unit Transfusi Darah
    2. Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sepenuhnya untuk mengelola, dalam hal organisasi, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan manajemen kualitas serta yan lainnya, sesuai dengan ketentuan dibawah kepengawasan pengurus PMI.

    3. Kabid Teknis Pelayanan
    4. Menyiapkan kegiatan berkala dan umum di bidang pelayanan darah dan pengkoordinasian unit kerja Uji Saring IMLTD, Pengolahan Komponen Darah, Penyimpanan Darah dan Permintaan Darah. Tugas dan tanggung jawab :

      1. Memberikan masukan yang konstruktif berdasarkan hasil kegiatan yang telah berjalan kepada Kabag Pelayanan untuk kepentingan pengambilan kebijakan
      2. Melakukan monitoring, pembinaan dan evaluasi kepada kasie dibawahnya
      3. Berkoordinasi dengan kasie dibawahnya untuk kepentingan peningkatan kualitas
      4. Berkoordinasi dengan kasie dibawahnya untuk kepentingan penyelesaian masalah.
    5. Kasubid Pelayanan Donor
    6. Membantu tugas Kabid Teknis Pelayanan menyiapkan kegiatan berkala dan umum di bidang pelayanan donor dan mengkoordinasikan unit kerja P2DDS dan Pengambilan darah. Tugas dan tanggung jawab :

      1. Memberikan masukan yang konstruktif berdasarkan hasil kegiatan yang telah berjalan kepada Kabid teknis Pelayanan untuk kepentingan pengambilan kebijakan.
      2. Melakukan monitoring, pembinaan dan evaluasi kepada kasie dibawahnya
      3. Pelaksanaan kegiatan umum dan berkala untuk kasie yang menjadi tanggung jawabnya.
      4. Berkoordinasi dengan kasie dibawahnya untuk kepentingan peningkatan kualitas.
    7. Kasie P2DDS
    8. Membantu tugas Kasubid Pelayanan Donor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan di bagian perekrutan, pembinaan, pemeliharaan donor darah sukarela (P2DDS) dan koordniasi antar bagian/unit kerja lain. Tugas dan Tanggung jawab :

      1. Membuat program kerja tahunan untuk bagian P2DDS.
      2. Membuat rencana jadwal rutin staf pelaksana di bagian P2DDS.
      3. Membuat perencanaan dan pengajuan kebutuhan logistik untuk kegiatan P2DDS.
      4. Mengatasi permasalahan yang timbul akibat kegiatan P2DDS, baik secara eksternal maupun internal.
      5. Mendorong peningkatan kualitas SDM di bagian P2DDS.
      6. Membuat pelaporan berkala bulanan, triwulanan dan tahunan.
    9. Kasie Pengambilan Darah
    10. Membantu kasubid pelayanan donor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi kegiatan di bagian aftap dan koordinasi antar bagian/unit kerja lain Tugas dan tanggung jawab :

      1. Membuat program kerja untuk bagian pengambilan darah.
      2. Membuat jadwal rutin staf pelaksana di bagian pengambilan darah.
      3. Membuat perencanaan dan pengajuan kebutuhan logistik untuk kegiatan pengambilan darah.
      4. Mengatasi permasalahan yang timbul akibat kegiatan pengambilan darah baik secara eksternal maupun internal.
      5. Mendorong peningkatan kualitas SDM di bagian pengambilan darah.
      6. Melaksanakan fungsi koordinasi dengan unit kerja lain.
      7. Menjalankan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan.
      8. Membuat pelaporan berkala bulanan, triwulanan dan tahunan.
    11. Kasubid Pelayanan Darah
    12. Membantu tugas Kabid Teknis Pelayanan menyiapkan kegiatan berkala dan umum di bidang pelayanan darah dan pengkoordinasian unit kerja Uji Saring IMLTD, Pengolahan Komponen Darah, Penyimpanan Darah dan Permintaan Darah. Tugas dan tanggung jawab :

      1. Memberikan masukan yang konstruktif berdasarkan hasil kegiatan yang telah berjalan kepada Kabid teknis Pelayanan untuk kepentingan pengambilan kebijakan.
      2. Melakukan monitoring pembinaan, dan evaluasi kepada kasie dibawahnya
      3. Pelaksanaan kegiatan umum dan berkala untuk kasie yang menjadi tanggung jawabnya.
      4. Berkoordinasi dengan kasie dibawahnya untuk kepentingan peningkatan kualitas dan penyelesaian masalah
    13. Kasie Uji Saring IMLTD
    14. Mengamankan darah dari infeksi yang dapat ditularkan melalui transfusi darah melalui pemeriksaan terhadap 4 (empat) parameter penyakit Tugas dan tanggung jawab :

      1. Melakukan pemeriksaan terhadap sampel darah meliputi kondisi sampel dan kelengkapan dokumentasi sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
      2. Melakukan pemeriksaan terhadap 4 (empat) parameter IMLTD yaitu Hepatitis-B, Hepatitis-C, HIV dan Sifilis.
      3. Bekerja sama dengan bagian Laboratorium Penyimpanan Darah untuk menyeleksi dan mencekal darah yang terindikasi reaktif.
      4. Bekerja sama dengan bagian P2DDS sub pengolahan data donor darah untuk penyediaan data dengan indikasi reaktif terhadap empat parameter IMLTD dan data rujukan darah dengan indikasi reaktif terhadap HIV.
      5. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap darah kembali dari RS dengan indikasi reaktif.
      6. Bekerja sama dengan bagian kesekretariatan untuk penanganan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal mengenai hasil-hasil pemeriksaan dengan tetap mengacu kepada aturan baku tentang tata cara penyampaian informasi terkait hasil pemeriksaan laboratorium
      7. Membuat dokumentasi terhadap seluruh kegiatan berdasarkan catatan dan laporan kegiatan harian.
    15. Kasie Distribusi Karantina dan KGD
    16. Melakukan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan penyimpanan, perawatan, pencekalan dan pendistribusian darah. Tugas dan tanggung jawab :

      1. Menerima dan memeriksa kelengkapan penyerahan darah dan sampel darah.
      2. Sebagai tempat karantina terhadap darah yang belum melalui pemeriksaan golongan darah lanjutan dan uji saring IMLTD.
      3. Melakukan pemeriksaan golongan darah lanjutan.
      4. Bekerja sama dengan laboratorium uji saring IMLTD untuk menyeleksi darah yang terindikasi 4 (empat) parameter IMLTD.
      5. Melakukan distribusi darah yang telah lolos seleksi ke bagian laboratorium Pasien Service.
      6. Membuat dokumentasi terhadap seluruh kegiatan di laboratorium penyimpanan darah
    17. Kasie Pengolahaan Komponen Darah
    18. Melakukan pemisahan darah dari darah lengkap menjadi komponen-komponen darah yang lebih spesifik untuk kebutuhan transfusi. Tugas dan tanggung jawab :

      1. Melakukan kegiatan pemisahan komponen darah sehingga didapatkan komponen darah yang lebih spesifik sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang berlaku.
      2. Menyerahkan komponen darah hasil produksi ke bagian Laboratorium Penyimpanan Darah.
      3. Membuat dokumentasi terhadap seluruh kegiatan berdasarkan catatan dan laporan kegiatan harian.
    19. Kasie Permintaan Darah
    20. Melakukan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan darah ke Rumah Sakit atau Bank Darah Rumah Sakit (BDRS). Tugas dan tanggung jawab :

      1. Mengatur stock darah yang masuk ke Laboratorium Permintaan Darah
      2. Melayani permintaan darah baik dari RS maupun BDRS.
      3. Melakukan proses-proses yang berkaitan dengan kepentingan pelayanan darah
      4. Menerima darah kembali dengan indikasi reaktif atau mendekati kadaluarsa dari Bank Darah Rumah Sakit dan mengkoordinasikannya dengan bagian terkait.
      5. Berkoordinasi dengan pihak RS/BDRS mengenai hal-hal yang menyangkut pelayanan darah.
      6. Membuat dokumentasi terhadap seluruh kegiatan berdasarkan catatan dan laporan kegiatan harian.
    21. Bidang Mutu
    22. Membantu tugas manajemen kualitas untuk memastikan berjalannya prosedur dan metode yang telah didesign, melalui tool Quality Control sehingga tercapainya tiga output utama berupa pengambilan keputusan untuk menentukan batasan-batasan kualitas produk yang dapat diterima, melakukan percobaan dan pengerjaan ulang terhadap sebuah proses dan perbaikan prosedur yang sedang berjalan. Tugas dan tanggug jawab :

      1. Membuat program kerja untuk bagian Quality Control/Assurance
      2. Membuat perencanaan dan pengajuan kebutuhan logistik untuk kegiatan Quality Control/Assurance
      3. Melaksanakan analisis terhadap proses teknis melalui kegiatan pengecekan (Inspecting), percobaan (Testing) dan pemisahan hasil (Grading)
      4. Membuat statistical sampling sebagai bahan analisis.
      5. Membuat quality control chart sebagai hasil analisis.
      6. Membuat bencmarking peningkatan kualitas sebagai input untuk Kabag. Manajemen Kualitas dan Kabag Pelayanan.
      7. Mendorong berjalannya peningkatan kualitas secara berkesinambungan.
      8. Bekerja sama dengan Kabag. Manajemen Kualitas melakukan perubahan prosedur dan metode untuk memenuhi standar kualitas yang relevan.
      9. Membuat pelaporan berkala bulanan, triwulanan dan tahunan.
    23. Kabid Administrasi
    24. Membantu Direktur Keuangan & Umum dalam mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan kepegawaian, pengembangan SDM serta pengelolaan rumah tangga kantor, pemeliharaan / perbaikan peralatan sarana dan kebersihan di lingkungan Kantor Pusat.

      1. Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai kebutuhan Perusahaan.
      2. Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan dan pengembangan pegawai.
      3. Bersama Manajemen merumuskan pola pengembangan organisasi Perusahaan.
      4. Penyelenggarakan Sistem Informasi SDM dalam suatu data base Kepegawaian.
      5. Mengkoordinasikan perumusan Kebijakan perencanaan, pengorganisasian dan administrasi program Pendidikan dan Latihan(Diklat).
      6. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap efektifitas program dan kontribusi peraturan bagi perkembangan Perusahaan.
      7. Mengevaluasi Hasil penilaian kinerja seluruh Pegawai yang telah dilaksanakan bersama para atasan langsung.
      8. Menyelenggarakan administrasi, penempatan, penyimpanan dan penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas kantor.
      9. Menyelenggarakan pemantauan keberadaan barang-barang inventaris, peralatan kantor dengan catatan akuntansi untuk keperluan audit secara berkala.
      10. Menyelenggarakan kegiatan rapat kerja, kunjungan kerja / perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan.
      11. Merumuskan Sasaran Mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Mutu, dan Sasaran Mutu Perusahaan yang telah ditetapkan.
      12. Menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu.

    Fasilitas Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

    Fasilitas yang terdapat di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut :

    1. Gedung Unit Transfusi Darah.
    2. Gambar 3.2 : Gedung Unit Transfusi Darah

      Gedung Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang milik sendiri, bukan lagi gedung pemerintah daerah, gedung ini diresmikan pada tanggal 16 Desember 2015 oleh bupati Tangerang yaitu Bpk. Zaki Ismet Iskandar, gedung Unit Transfusi Darah seluas 1060 H.

    3. Laboratorium Pengolahan Komponen Darah.
      Gambar 3.3 : Laboratorium Pengolahan Komponen Darah

      Laboratorium Pengolahan komponen darah merupakan ruang pengolahan komponen darah yang telah diambil di olah kembali untuk mengambil komonen darah sepert pack red cel.

    4. Laboratorium IMLTD.
    5. Gambar 3.4 : Laboratorium IMLTD

      Ruang IMLTD merupakan ruang Inseidensi Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah. Diruang ini merupakan pengecekan 4 parameter diantaranya Skrining HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan sifilis dari pengambilan sample darah pendonor.

    6. Ruang Pengambilan Darah.
    7. Gambar 3.5 : Ruang Pengambilan Darah

      Ruang pengambilan darah adalah ruang dimana pendonor melakukan pengambilan darah atau disebut donor darah, Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang meiliki 4 Bet tempat tidur yang nyaman, dilengkapi dengan Tv 32in agar pendonor merasakan rileks pada saat pengambilan.

    8. Ruang Service Donor.
    9. Gambar 3.6 : Ruang Service Donor

      Ruang service donor merupakan ruang untuk pendonor beriistirahat setelah melakukan pengambilan darah, Unit Transfusi Darah memberikan konsumsi sebagai ucapan terimakasih kepada penodonor, yang telah menyumbangkan darahnya.

    10. Tempat Penyimpanan Darah
    11. Gambar 3.7 : Tempat penyimpanan Darah

      Gambar diatas merupakan alat penyimpanan darah atau disebut dengan blood bank dengan suhu tertentu. Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang memiliki 6 Blood Bank, sebagai penunjang penyimpanan bank darah.

    12. Mobil Unit
    13. Gambar 3.8 : Tranportasi Mobil Unit

      Mobil Unit Merupakan mobil operasional yang digunakan untuk transportasi setiap hari pada saat kegiatan pengambilan darah diluar, mobil unit yang dimiliki oleh Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang terdapat 3 mobil, 2 mobil minibus dan 1 bus.

    Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

    Prosedur Sistem Yang Berjalan

    Analisa prosedur sistem yang berjalan pada saat ini, kebanyakan pada sistem pelayananan yang ada masih menggunakan sistem semi komputerisasi yang menggunakannya Microsoft Excel sebagai pencatatan buku. Pada prosedur sistem yang berjalan ada beberapa prosedur dalam pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, adapun prosedur nya yaitu : Pengajuan Kegiatan Donor Darah, dan Pengajuan Piagam Penghargaan.

    1. Prosedur Pengajuan Kegiatan Donor Darah.
    2. Dalam prosedur pengajuan kegiatan donor darah ada beberpa persyaratan yang harus dilalui yaitu sebagai berikut :

      1. Calon pendonor (instansi, pemerintahan, organisasi) mengajukan kegiatan melalui via telepon, email, surat atau datang langsung ke Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
      2. Admin penerima jadwal akan melihat jadwal kegiatan donor darah, dan mengecek tanggal yang diminta oleh calon pendonor masih tersedia atau sudah terisi, jika masih tersedia maka akan diinputkan tanggal permintaan jadwal kegiatan donor darah tersebut, dengan menulis nama kelompok donor yang mengajukan tersebut, apabila jadwal kegiatan telah terisi (full) maka petugas/admin akan merekomendasikan tanggal lain untuk kegiatan donor.
      3. Selanjutnya, admin akan memberikan syarat-syarat pengajuan kegiatan donor darah kepada calon pendonor. Syarat-syarat tersebut berisikan, calon pendonor harus berjumlah minimun 75 Orang, karena dari 75 Orang tersebut tidak semua akan lolos mendonorkan darahnya dikarenakan ada beberapa tahap yang harus dilewati.
      4. Admin melakukan konfirmasi ulang kembali untuk memastikan kegiatan donor darah telah siap atau belum, jika telah siap lanjut pada tahap berikutnya.
      5. Petugas dan staff penunjang teknis pengambilan darah melakukan pelaksanaan kegiatan pengambilan darah di tempat calon donor.
      6. Tahap selanjutnya yaitu laporan kegiatan Mobil Unit yang dibuat oleh petugas/admin kepada calon pendonor, berisikan tentang jumlah pendapatan kantong darah yang berhasil dan pendonor yang gagal melakukan tes kesehatan.
      7. Tahap terakhir merupakan laporan dari kegiatan donor darah selama 1 bulan yang dibuat oleh admin kepada kordinator pelayanan.
    3. Prosedur Piagam Penghargaan
    4. Pendonor yang telah mendonorkan darahnya secara sukarela akan mendapatkan penghargaan (Award) dari Unit Tansfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Adapun proses pengajuan Piagam Penghargaan sebagai berikut :

      1. Proses pertama yang akan dilalui yaitu pendonor yang telah mendonorkan lebih dari 10, 25, 50, 75, dan 100 mengajukan piagam ke Admin pelayanan atau administrasi umum yang ada di Unit Transfusi Darah.
      2. Tahap ke dua, Admin akan mengecek data pendonor dengan melihat riwayat donor darah, jika sesuai dengan data yang ada di komputer.
      3. Selanjutnya pendonor melakukan pengisian formulir pengajuan piagam penghargaan yang akan di serahkan kepada petugas.
      4. Jika piagam yang diajukan, piagam ke 25, 50, 75, dan 100, maka Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang mengajukan piagam sesuai dengan jenis piagam ke berapa. Adapun untuk Piagam Penghargaan yang ke 25 akan di tanda tangani oleh Ketua Palang Merah Indonesia Kabupaten Tangerang atas nama Bpk Drs H. Soma Atdmaja. Selanjutnya untuk Piagam Penghargaan ke 50 akan di tanda tangani oleh Ketua PMI propinsi Banten yaitu Ratu Tatu Chasanah piagam yang ke 75 akan di tanda tangani oleh Bpk Drs H. Muhammad Jusuf Kalla. Selaku ketua umum pusat Palang Merah Indonesia. Dan yang terakhir yaitu piagam penghargaan ke 100 yang akan ditanda tangani oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Bpk Drs H. Joko Widodo
      5. Adapun untuk piagam ke 10 yang mencetak adalah Unit Transfusi Darah Kabupaten Tangerang di tanda tangani oleh direktur Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang atas nama dr. Kusmoro Yudho sp. THT
      6. Tahap selanjutnya petugas akan memberikan sertifikat penghargaan kepada pendonor, setiap pengambilan penghargaan pendonor akan melakukan tanda tangan sebagai bukti bahwa penghargaan telah diterima.
      7. Admin membuat laporan penerimaan penghargaan dalam satu bulan sekali yang akan diserahkan kepada koordinator pelayanan.

      Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

      Untuk mengetahui rancangan sistem yang berjalan pada sistem pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, peneliti menggunakan Unified Modeling Languange (UML) sebagai bahan untuk menjelaskan alur sistem yang berjalan saat ini dengan berorientasikan objek

      Usecase Diagram Yang Berjalan

      Diagram Usecase yang berjalan pada sistem pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut :

      1. Usecase Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
      2. Gambar 3.9 : Usecase Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah

        Berdasarkan gambar Usecase Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah yang berjalan saat ini terdapat :

        1. 1 Sistem yang mencakup seluruh kegiatan sistem pengajuan kegiatan donor darah pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
        2. 7 Actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Calon donor yang berisikan (Perusahaan, Instansi dan Organisasi), admin , tim mobil unit, dan kordinator pelayanan.
        3. 15 Usecase yang biasa dilakukan oleh actor tersebut, antara lain : Pengajuan kegiatan, email, surat, telepon, datang langsung, cek jadwal donor darah, jadwal kosong, jadwal penuh, saran tanggal lain, input jadwal, syarat-syarat, konfirmasi ulang, konfirmasi ulang, pelaksanaan kegiatan, laporan kegiatan, laporan bulanan.
        4. 2 Extends yang merupakan pilihan dari usecase, adapun extends yang pertama yaitu pengajuan kegiatan dengan pilihannya terdiri dari (email, surat, telepon, dan datang langsung). Kedua yaitu Extends cek jadwal kegiatan dengan pilihan (Jadwal penuh, jadwal kosong, saran tanggal lain ).
        5. 2 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit dari usecase sebelumnya.
      3. Usecase Diagram Piagam Penghargaan
      4. Gambar 3.10 : Usecase Diagram Piagam Penghargaan

        Berdasarkan gambar Usecase Diagram Piagam Penghargaan yang berjalan saat ini terdapat :

        1. 1 Sistem yang mencakup pengajuan piagam penghargaan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
        2. 3 Actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Pendonor, admin atau petugas, kordinator pelayanan.
        3. 23 Usecase yang biasa dilakukan oleh actor tersebut, antara lain : Isi formulir pengajuan piagam, riwayat donor, donor ke 10, donor ke 25, donor ke 50, donor ke 75, input piagam, informasi awal, penyetujuan piagam, piagam 10, ditektur UTD kab. Tangerang, piagam 25, ketua PMI Kab Tangerang, piagam 50, ketua PMI banten, piagam 75, ketua PMI Pusat, piagam 100, Presiden RI 1, pembuatan piagam, pemberian piagam, laporan penerimaan piagam.
        4. 2 Extends yang merupakan pilihan dari usecase, untuk extends pertama yaitu riwayat donor adapun pilihannya terdiri dari (donor ke 10, donor ke 25, donor ke 50, donor ke 75, donor ke 100). Dan yang kedua yaitu extends untuk penyetujuan piagam pilihannya antara lain ( piagam 10, piagam 25, piagam 50 Piagam 75, dan Piagam 100 )
        5. 5 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit dari usecase sebelumnya.

      Activity DIagram Yang Berjalan

      Activity diagram ini menggambarkan alur aktifitas dari kegiatan-kegitan yang berjalan saat ini

      1. Activity Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
      2. Gambar 3.11 : Activity Diagram pengajuan kegiatan donor darah

        Berdasarkan gambar Activity Diagram pengajuan kegiatan donor darah saat ini terdapat :

        1. 1 initial Node, objek yang diawali
        2. Terdapat 4 swinline yaitu calon donor, Admin, tim mobil unit, dan Kordinator
        3. 19 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
        4. 2 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak
        5. 3 Forknode yang merupakan pilihan dari action tersebut.
        6. 2 Flow Final Node yang merupakan pemberhentian sistem.
        7. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.
      3. Activity Diagram Piagam Penghargaan
      4. Gambar 3.12 : Activity Diagram piagam penghargaan

        Berdasarkan gambar Activity Diagram pengajuan piagam penghargaan saat ini terdapat :

        1. 1 initial Node, objek yang diawali
        2. Terdapat 3 swinline yaitu pendonor dan Admin, dan Kordinator
        3. 25 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
        4. 4 Forknode yang merupakan pilihan dari action sebelumnya
        5. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

      Sequence Diagram Yang Berjalan

      Diagram sekuen merupakan gambaran dari kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan diterima antar objek. Adapun sekuen yang berjalan pada sistem saat ini adalah sebagai berikut.

      1. Sequence Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
      2. Gambar 3.13 : Sequence Diagram pengajuan kegiatan donor darah

        Berdasarkan gambar diatas Sequence Diagram sistem yang berjalan saat ini, terdapat :

        1. 5 Life Line antarmuka yaitu form pengajuan kegiatan, jadwal kegiatan, syarat-syarat, tempat kegiatan, dan laporan kegiatan
        2. 4 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya calon donor, Admin, tim Mobil Unit, dan Kordinator.
        3. 19 Message yang biasa dilakukan aktor ialah diantaranya datang langsung ke kantor, menelepon ke kantor, mengirimkan surat, mengirimkan email ke UTD, menerima pengajuan, mengecek jadwal, jadwal kosong, menginput jadwal kegiatan, jadwal penuh, saran tanggal lain, memberi syara-syarat kegiatan, menerima syarat-syarat kegiatan, melakukan survei tempat, tempat sesuai, tempat tidak sesuai, saran tempat lain, pelaksanakan kegiatan, membuat laporan kegiatan Mobil Unit, menerima laporan kegiatan, membuat laporan bulanan, menerima laporan bulanan.
      3. Sequence Diagram Piagam Penghargaan
      4. Gambar 3.14 : Sequence Diagram pengajuan piagam penghargaan

        Berdasarkan gambar diatas Sequence Diagram sistem yang berjalan saat ini, terdapat :

        1. 10 Life Line antarmuka yaitu formulir pengajuan, riwayat donor, piagam, informasi, piagam 10, piagam 25,piagam 50, piagam 75, piagam 100, laporan piagam.
        2. 3 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya pendonor, Admin, dan Kordinator.
        3. 19 Message yang biasa dilakukan aktor ialah diantaranya penodonor melakukan pengajuan piagam, cek riwayat donor, donor yang ke 10, donor yang ke 25, donor yang ke 50, donor yang ke75, donor yang ke100, input piagam penghargaan, memberikan informasi awal, menerima informasi, penyetujuan piagam 10 kepada direktur Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, penyetujuan piagam 25 kepada Ketua PMI Kabupaten Tangerang, penyetujuan piagam kepada ketua PMI provinsi Banten, penyetujuan piagam ke 75 kepada ketua PMI Pusat, penyetujuan piagam presiden RI 1, pembuatan piagam, pemberian piagam, membuat laporan penerimaan piagam.

      Analisa Sistem Yang Berjalan

      Metode Batasan Sistem

      Setiap sistem mempunyai batasan yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Melihat dari permasalahan yang di ambil oleh peneliti, bahwa hal yang dibahas adalah mengenai permasalahaan sistem pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Permasalahan permasalahan yang diambil mengenai tentang :

      1. Pengajuan Kegiatan Donor Darah
      2. Piagam Penghargaan
      3. Stok Darah

      Metode Analisa value Chain

      Metode analisa sistem peneliti menggunakan metode Value Chain. Rantai nilai merupakan metode yang menggambarkan seluruh aktifitas didalam perusahaan menjadi sebuah nilai. Aktifitas yang didalamnya menjadikan suatu nilai berharga bagi pelanggan untuk dapat memahami keunggulan kompetitatif terhadap keunggulan dari perusahaan lain, dengan Metode Value Chain dapat membantu mengidentifikasi dan menganalisa aktifitas yang ada dalam rantai pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yang dapat meminimalisir kesalahan dalam aktifitas pelayanan.

      Metode rantai nilai dalam pelaksanaannya terbagi menjadi 3 langkah yaitu Analisis Aktifitas (Activity Analysis), Analisis Nilai (Value Analysis), Evaluasi dan Perencanaan (Evaluation & Planning).

      Analisis Aktivitas (Activity Analysis)

      Analisis aktivitas ini menggambarkan sebuah aktifitas di dalam sebuah perusahaan untuk menidentifikasi aktifitas tersebut, aktifitas terbagi menjadi dua kategori yaitu Aktifitas Primer dan Aktivitas Pendukung.

      1. Aktivitas Primer (Primary Activities) Aktivitas ini berkaitan dengan pelayanan yang ada di Unit Tranfusi Darah seperti pengajuan Piagam Penghargaan, Pengajuan Kegiatan Donor Darah, Pengajuan Sosialisasi Donor Darah, Permintaan Darah, Pengambilan Darah, serta service donor yang lainnya.
      2. Aktivitas Pendukung (Support Activities) Membantu perusahaan secara keseluruhan dengan menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktifitas-aktifitas primer dilakukan secara berkelanjutan. Berikut ini merupakan gambar grafik penjelasan mengenai aktifitas yang dilakukan, yaitu
      Gambar 3.15 : Analisa Value Chain Pelayanan
      1. Primary Activities, (line functions)
      2. Primary activities merupakan aktifitas utama dari sebuah organisasi yang melibatkan aktifitas-aktifitas didalamnya seperti dibawah ini :

        1. Inbound Inbound merupakan aktifitas-aktifitas yang menyangkut proses input sebagai data masukan yang meliputi formulir pendaftaran pendonor untuk melakukan kegiatan donor darah, formulir pengajuan piagam penghargaan, dan formulir permintaan darah
        2. Operation Operation merupakan aktifitas-aktifitas yang menyangkut proses pengolahan data yang meliputi Proses penjadwalan, Proses pengecekan keserasian darah, Proses pembuatan piagam,
        3. Outbound Outbound merupakan aktifitas-aktifitas yang menyangkut proses output sebagai hasil pengolahan data yang meliputi Laporan kegiatan Mobil Unit, laporan penerimaan Piagam Penghargaan, laporan pengeluaran darah.
        4. Sales And Marketing Kegiatan sales and marketing merupakan kegiatan melakukan kerjasama antara rumah sakit dan Unit Transfusi Darah, pendistribusian darah, dan melakukan sosialisasi donor darah kepada masyarakat atau lingkungan luar dari perusahaan.
        5. Service Service (pelayanan) merupakan kegiatan pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah, seperti pelayanan petugas kepada pendonor, pelayanan permintaan darah, pelayanaan pemeriksaan hasil cek darah. Jika pelayanan tidak memuaskan, pendonor dapat melakukan complain kepada bagian pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
      3. Support Activities, (Staff atau fungsi Overhead)
      4. Merupakan aktifitas pendukung yang membantu aktifitas utama. Secondary aktivities melibatkan beberpa bagian/fungsi, antara lain :

        1. Firm Infrastucture Segala bagian yang terkait untul mendukungnya kinerja pegawai agar memberikan pelayanan yang baik kepada para costumer. - Sekretaris - Administrasi Pelayanan - Keuangan - Logistik - Laboratorium - Teknis Pengambilan Darah (Aftap)
        2. Human Resources Management Sumber daya yang terlibat didalamnya, yaitu antara lain : - Calon Pendonor - Customers Service - Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
        3. Research, Technology and System Development - Sistem Informasi Manajemen Donor Darah, merupakan aplikasi dalam manajemen yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang - Ms Excel, Ms Word sebagai aplikasi untuk sekretariat, Corel Draw sebagai design pembuatan piagam Penghargaan
        4. Procurement Fungsi suport pembayaran, pengadaan alat-alat dan ketersediannya stok darah untuk pendistribusian ke rumah sakit. - Kasir - Purchasing - Supply Chain

      Evaluasi dan Perencanaan (Evaluation & Planning)

      Analisa evalusai dan perencanaan merupakan analisa terakhir yang merupakan evaluasi dari analisa nilai, setalah melakukan perencanaan dan tindakan yang harus dirubah maka banyak ide-ide baik yang dapat meningkatkan faktor nilai pelayanan. Ide-ide tersebut dapat disalurkan melalui :

      1. Tindakan pelatihan setiap karyawan mengenai bagaimana cara melayani pelanggan dengan baik.
      2. Bersosialisasi dengan masyarakat sekitar agar timbulnya kerja sama yang baik.
      3. Meningkatkannya sistem yang ada menjadi sistem terkomputerisasi yang dapat melakukan pelayanan melalui suatu sistem berbasis web.

      Metode PIECES

      Metode PIECES dilakukan untuk menilai sistem pada perusahaan berdasarkan Performance, Information, Economi, Control, Efficiency, dan Service,

      1. Performance
      2. Analisis Performance atau kinerja sistem merupakan kemampuan yang dimiliki oleh sistem lama untuk menyelesaikan tugas dengan cepat sesuai dengan sasaran. Kinerja sistem dapat diukur dari hasil pelayanan yang diberikan oleh petugas kepada pendonor. Kinerja sistem lama dapat dilihat dari respons time mengalami kendala. Pada saat pengajuan pelayanan, petugas tidak selalu rile time. Karena petugas pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sering keluar dinas.

      3. Information
      4. Informasi merupakan hal penting dalam proses pelayanan, apabila kemampuan sistem dalam memberikan informasi bagus maka customer yang terlibat akan mendapat informasi yang akurat, tepat waktu serta sesuai dengan harapan. Informasi yang berjalan masih face to face dan menggunakan catatan, sehingga mengakibatkan miss comunication antara Pendonor dan petugas.

      5. Economy
      6. Analisis economy merupakan pemanfaatan biaya yang digunakan dari pemanfaatan informasi. Informasi yang dihasilkan sebaiknya bersifat paperless atau meminimalkan penggunaan kertas untuk menghemat biaya yang dikeluarkan. Pelayanan yang berjalan masih menggunakannya formulir untuk setiap pengajuan pelayanan. Penggunaan berkas ini memungkinkan biaya operasional lebih tinggi, sehingga mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pembuatan laporannya. Harapannya dengan sistem baru yang diusulkan dapat menghemat ekonomi perusahaan

      7. Control
      8. Analisis kontrol digunakan untuk mengetahui kinerja sistem berdasarkan pada kemudahan dan ketelitian data yang diproses. Pada proses ini lebih dikeutamakan pengajuan pelayanan pendonor kepada PMI. Pada sistem yang berjalan selama ini terdapat permasalahaan yaitu kerangkapan data dari pengajuan-pengajuan pelayanan, seperti pengajuan piagam penghargaan yang mengakibatkan terjadinya pencetakan piagam berulang.

      9. Effisiency
      10. Analisis Efisien berhubungan dengan bagaimana sistem dapat digunakan secara optimal. Sistem yang lama masih menggunakan form-form untuk setiap pengajuan pelayanan, sehingga kurang efisien apabila dibutuhkannya suatu laporan pengajuan pelayanan tersebut. selain itu beresiko data pengajuan tersebut hilang

      11. Service
      12. Analisis pelayanan ditunjukan dengan kualitas pelayanan pada sistem yang memproses informasi tersebut. masalah didalam sistem yang berjalan yaitu terjadinya miss communication antara pendonor dengan petugas mengenai pelayanan yang ada. Seperti pendonor telah mengajukan pelayanan pencetakan piagam, tetapi petugas lupa bahwa pendonor telah melakukan pengajuan pelayanan.

      Konfigurasi Sistem Berjalan

      Spesifikasi Hardware

      1. Processor  : Intel Core i 3
      2. Monitor  : LED
      3. Mouse  : Wirelles
      4. RAM  : 2 GB
      5. Harddisk : 250 GB
      6. Printer  : Epson L805

      Spesifikasi Software

      1. Microsoft Office 2010
      2. Corel Draw X5
      3. Google Chrome dan Mozilla Firefox.

      Hak Akses (Brainware)

      1. Calon Pendonor yang merupakan dari instansi, organisasi ataupun perusahaan.
      2. Pendonor yang melakukan pelayanan.
      3. Admin Unit Transfusi Darah yang berwenang.
      4. Kordinator pelayanan yang memastikan hasil dari pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah.

      Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

      Permasalahan Yang Dihadapi

      Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, permasalahaan yang timbul pada sistem yang berjalan saat ini yaitu :

      1. Sistem yang berjalan masih menggunakannya sistem semi komputerisasi, seperti halnya pengajuan-pengajuan pelayanan, yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
      2. Sering terjadi kerangkapan data pada saat pengajuan pelayanan.
      3. Terjadinya miss communication antar pendonor dengan petugas atau pegawai Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang mengenai tentang jadwal kegiatan donor darah, piagam penghargaan dan lainnya.

      Alternatif Pemecahan Masalah

      Setelah mengamati dan menganalisa dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem pelayanan yang berjalan saat ini, peneliti mengusulkan beberapa alternatif pemecahan dari permasalahaan yang dihadapi, yaitu antara lain :

      1. Membuat aplikasi Sistem Informasi Pelayanan berbasis Web dan Mobile apps yang mendukung jalannya sistem pada pelayanan donor darah di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
      2. Aplikasi yang dibuat harus menganut semua pelayanan yang ada, seperti pengajuan kegiatan donor darah, pengajuan piagam penghargaan, serta informasi mengenai pelayanan yang ada di Unit transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
      3. Sistem yang dibuat harus mempunyai database yang dapat menyimpan data-data pendonor dengan baik, serta keamanan datannya, karena pengamanan database sangatlah penting.
      4. Sistem aplikasi yang dibuat bersifat Open Source dengan kata lain gratis untuk semua kalangan dapat memakai sistem pelayanan tersebut seperti pimpinan, pegawai, serta para pendonor.
      5. Sistem yang dibuat harus mempunyai level untuk mengakses sistem tersebut, dengan kata lain sistem tersebut harus mempunyai batasan pengguna untuk melakukan aktifitas yang ada di sistem tersebut. Hak akses yang dibutuhkan minimal 3 yaitu pendonor, administrator dan kordinator.
      6. Selalu meningkatkan pelayanan kepada para pendonor mengenai tentang hal-hal informasi baru yang harus di update pada sistem yang berbasis website dan Mobile apps. Pelayanan informasi tersebut dapat dilakukan melalui web serta dengan bersosialisasi kepada pendonor ataupun masyarakat sekitar agar terciptanya kerjasama dan hubungan komunikasi yang baik antar kedua pihak.
      7. Laporan yang disusun oleh petugas hendaknya telah terintegrasi dengan sistem berbasis web supaya dapat di akses di berbagai perangkat komputer maupun perangkat mobile dan dapat menghasilkan laporan dengan cepat dan akurat. Laporan tersebut dapat diberikan kepada pimpinan agar dapat mengetahui kondisi pelayanan yang ada. Adapun format yang harus ada di sistem tersebut dapat mengexport ke excel maupun pdf.

      User Requirement

      Untuk menanyakan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem yang dapat menjadikan suatu kegiatan menjadi mudah diperlukannya suatu metode yang berisi tentang rancangan dari kebutuhan suatu sistem baru yang akan dibuat yaitu dengan metode elisitasi.

      Elisitasi Tahap I

      Elisitasi Tahap 1 yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada bagian dan pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem yang akan dikembangkan. Dalam hal ini wawancara dilakukan terhadap Kordinator P2DDS mengenai sistem yang diusulkan. Berikut ini lampiran Elisitasi tahap I yang telah dibuat:

      Functional

      Analisa Kebutuhan

      Saya ingin sistem dapat :

      1.

      Menampilkan logo pada halaman utama

      2.

      Menampilkan slide tentang kegiatan Unit Transfusi Darah pada dashboard

      3.

      Menampilkan tentang Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

      4.

      Terdapat sejarah Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

      5.

      Terdapat visi misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

      6.

      Terdapat pelayanan apa saja di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

      7.

      Menampilkan menu utama

      8.

      Terdapat menu register pada layar utama

      9.

      Menampilkan informasi stok darah pada layar dashboard

      10.

      Menampilkan peresentase darah pada layar dashboard

      11.

      Menampilkan Menu FAQ pada layar dashboard

      12.

      Menampilkan menu feedback pada layar dashboard

      13.

      Menampilkan menu term and condition pada layar dashboard

      14.

      Menampilkan galeri foto dari Unit Transfusi Darah pada layar dashboard

      15.

      Menampilkan kalender di layar dashboard

      16.

      Menampilkan waktu, tanggal, hari

      17.

      Menampilkan menu media sosial pada layar utama

      18.

      Menampilkan lokasi Unit Transfusi Darah menggunakan Google Map

      19.

      Terdapat Menu Login untuk Admin, Pimpinan, dan Pendonor,

      20.

      Terdapat fasilitas upload foto, profile pendonor di menu register

      21.

      Menampilkan verifikasi registrasi

      22.

      Terdapat menu logout untuk admin, pimpinan, dan pendonor

      23.

      Menampilkan kata sambutan selamat datang di website pelayanan unit transfusi darah

      24.

      Menampilkan dashboard setalah login sistem

      25.

      Menampilkan fasilitas view profile pribadi halaman pendonor

      26.

      Menampilkan status penerimaan atau penolakan pengajuan di menu profile pribadi pendonor

      27.

      Menampilkan list of participant setelah login admin dan pimpinan.

      28.

      Terdapat menu informasi

      29.

      Terdapat submenu cara permintaan darah pada menu informasi

      30.

      Terdapat informasi mengapa darah itu bayar ? di menu Informasi

      31.

      Terdapat menu kegiatan donor darah

      32.

      Terdapat submenu jadwal kegiatan pada menu kegiatan donor darah

      33.

      Menampilkan informasi jadwal kegiatan pada menu jadwal kegiatan

      34.

      Menampilkan icon download untuk jadwal kegiatan donor darah

      35.

      Terdapat submenu pengajuan jadwal kegiatan pada menu kegiatan donor darah

      36.

      Menampilkan form pengisian pengajuan kegiatan donor darah pada menu pengajuan jadwal kegiatan

      37.

      Menampilkan verifikasi pengajuan kegiatan

      38.

      Mengirim pengajuan kegiatan kepada email unit transfusi darah secara otomatis

      39.

      Menampilkan syarat pengajuan kegiatan donor darah pada menu kegiatan donor

      40.

      Menampilkan icon download untuk syarat pengajuan kegiatan donor darah

      41.

      Terdapat menu data piagam penghargaan

      42.

      Terdapat submenu pengajuan piagam penghargaan pada menu data piagam

      43.

      Menampilkan form pengisian pengajuan piagam penghargaan pada menu pengajuan piagam penghargaan

      44.

      Menampilkan verifikasi pengajuan piagam penghargaan

      45.

      Mengirim pengajuan piagam penghargaan kepada email unit transfusi darah secara otomatis

      46.

      Terdapat Menu Stok Darah

      47.

      Terdapat submenu input stok darah pada menu stok darah

      48.

      Terdapat submenu data stok darah pada menu stok darah

      49.

      Terdapat menu Data Master

      50.

      Terdapat Submenu data pendonor pada menu data master

      51.

      Terdapat submenu data kelompok donor pada menu data master

      52.

      Terdapat submenu data pengajuan kegiatan pada menu data master

      53.

      Terdapat submenu pengajuan piagam pada menu data master

      54.

      Terdapat submenu data hasil kegiatan pada menu data master

      55.

      Terdapat submenu data user pada menu data master

      56.

      Terdapat menu Laporan

      57.

      Terdapat submenu laporan piagam penghargaan pada menu laporan

      58.

      Terdapat submenu laporan kegiatan donor darah pada menu laporan

      59.

      Terdapat submenu laporan stokdarah pada menu laporan

      60.

      Terdapat menu Profile

      61.

      Terdapat submenu profile pada menu profile

      62.

      Terdapat submenu pengajuan anda pada menu profile

      Tabel 3.6 Diagaram Elisitasi Tahap I

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement yang diberi opsi inessential (I) harus dieliminasi :

      Tabel 3.7 Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap III

      Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Requirements yang opsinya High (H) dikolom TOE harus dieliminasi.

      Tabel 3.8 Elisitasi Tahap III

      Final Draft Elisitasi

      Tabel 3.9 Elisitasi Final Draft

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    Rancangan Sistem Usulan

    Berdasarkan analisa serta penelitian yang telah dilakukan dalam sistem yang berjalan di bidang pelayanan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, maka tahap selanjutnya yaitu membahas sistem yang akan diusulkan. Adapun sistem yang diusulkan akan merubah proses berjalannya pelaksanaan pengajuan pelayanan yang berjalan saat ini, dimana pendonor yang sebelumnya harus mengajukan pelayanan bertatap muka, maka dengan sistem usulan ini pendonor dapat mengajukan pelayanan menggunakan aplikasi donorKU secara cepat dan efektif.

    Adanya usulan sistem dibutuhkannya metode untuk merancang sistem yang bertujuan untuk menyempurnakan sistem lama. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru peneliti menggunakan UML sebagai penggambaran Usecase Diagram, Activity Diagram, Squence Diagram dan Class Diagram.

    Prosedur Sistem Usulan

    1. Pendonor
    2. Pendonor dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain :

      1. Pendonor dapat melakukan login
      2. Pendonor dapat melakukan registrrasi
      3. Manampilkan menu utama sebelum memasuki dashboard aplikasi
      4. Menampilkan menu dashbord untuk pendonor
      5. Menampilkan menu informasi, kegiatan donor darah, piagam penghargaan, stok darah dan profile pendonor
      6. Dapat melakukan pengajuan pelayanan kegiatan donor darah, dan pengajuan piagam penghargaan
      7. Pendonor dapat melakukan tambah data, lihat data, ubah data, cari data.
      8. Pendonor dapat mendownload jadwal kegiatan donor darah, syarat pengajuan kegiatan donor darah, syarat pengajuan piagam penghargaan, data piagam yang telah dicetak.
      9. Dapat melakukan logout
    3. Admin P2DDS
    4. Admin P2DDS dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain

      1. Admin dapat melakukan login
      2. Admin dapat melakukan penambahan user baru
      3. Manampilkan menu utama.
      4. Menampilkan menu dashboard untuk Admin
      5. Menampilkan seluruh menu yang ada di aplikasi, yaitu menu informasi, kegiatan donor darah, piagam penghargaan, stok darah, data master, laporan dan profile admin.
      6. Dapat mencetak laporan-laporan yang ada di Aplikasi tersebut.
      7. Admin dapat melakukan tambah data, lihat data, ubah data, cari data, hapus data.
      8. Admin dapat melakukan import data dari excel ke database.
      9. Dapat melakukan logout
    5. Kordinator
    6. Kordinator pelayanan dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain :

      1. Kordinator dapat melakukan login
      2. Manampilkan menu utama
      3. Menampilkan menu dashboard untuk kordinator
      4. Menampilkan menu informasi, kegiatan donor darah, piagam penghargaan, stok darah, laporan, dan profile kordinator
      5. Dapat melakukan logout

    Use Case Diagram Yang Diusulkan

      Diagram usecase yang diusulkan pada sistem pelayanan donor darah berbasiskan online adalah sebagai berikut :
    1. Usecase Diagram Sistem donorKU
    2. Gambar 4.1 : Usecase diagram sistem donorKU

      Berdasarkan gambar 4.1 dapat dijelaskan : Sistem donorku terbagi menjadi 3 Level yaitu : Pendonor, Admin dan Kordinator

      1. Pendonor :

      Diagram usecase diatas menunjukan pendonor sebagai aktor yang mengajukan pelayanan-pelayanan didalam sistem tersebut seperti pengajuan piagam penghargaaan, dan pengajuan kegiatan donor darah. Aktor pendonor diatas tidak dapat mengakses halaman admin yang berwarna merah.

      1. Admin :

      Dalam diagram usecase diatas bahwa admin adalah aktor yang bertugas untuk melakukan pengolahan data proses pengajuan pelayanan yang menyangkut tentang pengajuan piagam dan pengajuan kegiatan donor darah. Dari mulai inputan pelayanan, proses pelayanan sampai dengan laporan pelayanan tersebut.

      1. Kordinator :

      Diagram usecase diatas menunjukan untuk aktor kordinator sebagai pengawasan laporan yang berjalan pada sistem tersebut. kordinator tidak diberikan akses untuk inputan dan proses, karena tugas tersebut hanya diberikan kepada admin.

    3. Usecase Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
    4. Gambar 4.2 : Usecase diagram usulan pengajuan kegiatan donor darah

      Berdasarkan gambar 4.2 dapat dijelaskan :

      Pendonor melakukan pengajuan kegiatan donor darah melalui aplikasi donorKU, yang pertama dilakukan yaitu login, setelah login sistem akan menampilkan hak ases dashboard pendonor, kemudian pendonor memilih menu kegiatan donor darah dan memilih submenu pengajuan kegiatan donor darah, selanjutnya mengisi e-form dengan benar, ada beberapa isian yang harus diperhatikan seperti pada saat tanggal pengajuan kegiatan, karena sebelum mengajukan jadwal, pendonor terebih dahulu melihat jadwal kegiatan yang telah terisi sebelumnya. Setelah terisi semua, klik tombol kirim dan pengajuan tersebut tersimpan dalam sistem donorku, selanjutnya admin akan mengecek jadwal kegiatan, jika kosong maka akan di inputkan kepada jadwal kegiatan, kemudian admin mengkonfirmasi jadwal donor darah. Setalah selesai kegiatan donor darah, admin akan membuat laporan kegiatan donor darah yang telah dilakukan, laporan tersebut berisikan jumlah hasil pengambilan darah.

    5. Usecase Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
    6. Gambar 4.3 : Usecase diagram usulan pengajuan piagam penghargaan

      Berdasarkan gambar 4.3 dapat dijelaskan : Pendonor melakukan pengajuan piagam penghargaan melalui aplikasi donorKU, yang pertama dilakukan yaitu login kemudian pendonor memilih menu piagam penghargaan dan memilih submenu pengajuan piagam penghargaan, kemudian isi e-form dengan benar jika telah selesai klik kirim, tahap berikutnya admin akan melakukan pengecekan history donor pada sistem SIMDONDAR (Sistem Manajemen Donor Darah). Jika telah dicek history donor tersebut maka admin akan menginput piagam penghargaan yang telah dicetak dan melakukan pembuatan laporan pengambilan piagam penghargaan selama 1 bulan. </ol>

      Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

      Activity Diagram ini menggambarkan alur aktifitas dari kegiatan-kegitan yang berjalan pada sistem usulan

      1. Activity Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
      2. Gambar 4.4 : Activity Diagram usulan pengajuan kegiatan donor darah

        Berdasarkan gambar Activity Diagram pengajuan kegiatan donor darah saat ini terdapat :

        1. 1 initial Node, objek yang diawali
        2. Terdapat 3 swinline yaitu Pendonor, Admin, dan Kordinator
        3. 15 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
        4. 1 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak
        5. 1 Forknode yang merupakan pilihan dari action tersebut.
        6. 1 Flow Final Node yang merupakan pemberhentian sistem.
        7. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.
      3. Activity Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
      4. Gambar 4.5 : Activity Diagram usulan pengajuan piagam penghargaan

        Berdasarkan gambar 4.5 Activity Diagram pengajuan piagam penghargaan saat ini terdapat :

        1. 1 initial Node, objek yang diawali
        2. Terdapat 3 swinline yaitu pendonor dan Admin, dan Kordinator
        3. 14 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
        4. 1 Forknode yang merupakan pilihan dari action sebelumnya
        5. 1 Flow Final Node yang merupakan pemberhentian sistem.
        6. 1 Package system yang merupakan bukan dari dalam sistem (sistem luar)
        7. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

      Sequence Diagram Yang Diusulkan

      Sequence Diagram merupakan gambaran dari kelakuan objek pada usecase dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan diterima antar objek. Adapun sekuen yang berjalan pada sistem saat ini adalah sebagai berikut.

      1. equence Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
      2. Gambar 4.6 : Sequence Diagram usulan pengajuan kegiatan donor darah

        Berdasarkan gambar 4.6 Sequence Diagram usulan pengolahan data pegawai diatas, dapat dilihat bahwa pada gambar diats terdiri dari:

        1. 3 actor, yang melakukan kegiatan yaitu Pendonor, Admin dan Kordinator
        2. 11 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
        3. 16 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi
      3. Sequence Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
      4. Gambar 4.7 : Sequence Diagram usulan pengajuan piagam penghargaan

        Berdasarkan gambar 4.7 Sequence Diagram usulan pengolahan data pegawai diatas, dapat dilihat bahwa pada gambar diats terdiri dari:

        1. 3 actor, yang melakukan kegiatan yaitu Pendonor, Admin dan Kordinator
        2. 12 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
        3. 17 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi

      Perbedaan Prosedur Antara Sistem Yang Berjalan dan Sistem Usulan

      Berikut ini merupakan perbedaan antara sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan dalam sistem pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, adapun perbedaannya sebagai berikut :

      Tabel 4.1
      Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan
      No.
      Sistem Berjalan
      Sistem Usulan
      1.

      Setiap melakukan pelayanan pendonor ataupun calon pendonor harus melakukan pengisian form secara manual, serta harus datang ke kantor UTD PMI Kabupaten Tangerang

      Adanya aplikasi donorKU.id menjadikan pelayanan lebih mudah karena dapat diakses oleh publik, sehingga pendonor dapat melakukan pelayanan dimana saja dan kapan saja asalkan terhubung dengan internet.

      2.

      Keamanan data tidak terjamin karena disimpan dalam bentuk kertas, baik dari kerusakan fisik dan juga ancaman dari pihak luar yang tidak bertanggung jawab.

      Keamanan data lebih terjamin karena data tersimpan didalam database yang berada didalam komputer, dan juga tidak mudah mengakses oleh pihak yang tidak berkepentingan.

      3.

      Pembuatan laporan membutuhkan waktu yang cukup lama dan data yang dihasilkan masih terjadinya kerangkapan data

      Pembuatan laporan lebih cepat dan efektif, data yang dihasilkan secara otomatisasi.

      Rancangan Basis Data

      Class Diagram dapat membantu untuk memvisualisasikan kelas dari suatu sistem, karena class digram memiliki kelompok objek dengan atribut (property) dan relasi yang sama. Adapun untuk class diagram aplikasi donorku adalah sebagai berikut :

      Gambar 4.8 Gambar Class Diagram

      Spesifikasi Basis Data

      Rancangan basis data digunakan untuk mempermudah dalam menggambarkan tabel-tabel yang ada di dalam database, serta dapat membantu pemrograman dalam mengambil atau menampilkan data. Salah satunya merupakan untuk menggambarkan spesifikasi tabel-tabel yang ada di dalam database, berikut ini merupakan spesifikasi tabel pada sistem yang diusulkan, adapun spesifikasi basis data sebagai berikut :

      1. Nama File : hsl_kegiatan
      2. Media : Cloud Computing

        Primary key : id_hasil

        Panjang record : 32

        Tabel 4.2 Tabel Hasil Kegiatan


      3. Nama File : kelompok_donor
      4. Media : Cloud Computing

        Primary key : id_kelompok

        Panjang record : 212

        Tabel 4.3 Tabel Kelompok_donor


      5. Nama File : pendonor
      6. Media : Cloud Computing

        Primary key : id_pendonor

        Panjang record : 110


        Tabel 4.4 Tabel Pendonor
      7. Nama File : pengajuan_piagam
      8. Media : cloud computing

        Primary key : pengajuan_no

        Panjang record : 95

        Tabel 4.5 Tabel Pengajuan Piagam
      9. Nama File : piagam_cetak
      10. Media : Cloud Computing

        Primary key : id_pendonor

        Panjang record : 111


        Tabel 4.6 Tabel Piagam Cetak
      11. Nama File : p_kegiatan
      12. Media : Cloud Computing

        Primary key : id_p_kegiatan

        Panjang record : 78


        Tabel 4.7 Tabel Kegiatan donor darah
      13. Nama File : stok_darah
      14. Media : Cloud Computing

        Primary key : id

        Panjang record : 85


        Tabel 4.8 Tabel Stok Darah
      15. Nama File : users
      16. Media : Cloud Computing

        Primary key : id_user

        Panjang record : 170

        Tabel 4.9 Tabel User
      17. Nama File : pesan
      18. Media : Cloud Computing

        Primary key : id_pesan

        Panjang record : 170


        Panjang record : 170

        Tabel 4.10 Tabel Pesan

      Rancangan Prototype

      Rancangan prototype merupakan gambaran sketsa dari rancangan sistem yang akan diusulkan dalam sistem pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, adapun rancangan sistem pelayanan sebagai berikut :

      Rancangan Prototype Tampilan awal  :

      Gambar 4.9 : Prototype Tampilan Awal

      Tampilan prototype awal ini merupakan tampilan sebelum masuk kedalam sistem donorKU, disini terdapat informasi sekitar pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

      Rancangan Prototype Tampilan Login

      Gambar 4.10 : Prototype Tampilan Login

      Tampilan prototype halaman login adalah halaman yang harus dilalui sebelum masuk keda;am sistem, user harus mengisi username dan password yang telah daftar sebelumnya, akses login ini terdapat textbox dan passwordbox yang harus di isi dengan benar.

      Rancangan Prototype Tampilan Dashboard Utama

      Gambar 4.11 : Prototype Tampilan dashboard utama

      Tampilan prototype dashboard utama ini merupakan halaman menu home setalah memasuki halaman login, pada menu ini terdapat fitur grafik stok darah, kemudian total user, total pengajuan, piagam cetak serta tombol pelayanan lainnya.

      Rancangan Prototype Tampilan Menu Pengajuan Kegiatan Donor Darah

      Gambar 4.12 : Prototype Tampilan Pengajuan kegiatan donor darah

      Tampilan prototype diatas merupakan tampilan untuk mengajukan kegiatan donor darah, textarea diatas harus diisi dengan komplate pada saat melakukan pengajuan, jika telah selesai maka klik tombol kirim.

      Rancangan Prototype Tampilan Menu Jadwal Kegiatan Donor Darah

      Gambar 4.13 : Prototype Tampilan Jadwal kegiatan donor darah

      Tampilan prototype jadwal kegiatan donor darah merupakan tampilan yang menampikkan jadwal yang berlangsung di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

      Rancangan Prototype Tampilan Menu Pengajuan Piagam Penghargaan

      Gambar 4.14 : Prototype Tampilan Pengajuan Piagam penghargaan/center>

      Tampilan prototype diatas merupakan tampilan untuk mengajukan piagam penghargaan bagi pendonor yang telah melakukan donor darah lebih dari 10X, tampilan diatas harus telah terisi dengan lengkap agar dapat diproses oleh admin.

      Rancangan Program

      Tampilan halaman awal

      Tampilan ini merupakan tampilan awal pada saat sebelum memasuki halaman sistem pelayanan donorKU. Dalam tampilan ini terdapat informasi mengenai aplikasi donorKU, dimulai dari about UTD Kabupaten Tangerang, Service, Menu Login dan Contact.

      <center>
      Gambar 4.15 : Tampilan awal

      Tampilan halaman login

      Tampilan login merupakan tampilan yang harus di lalui sebelum masuk kedalam sistem donorKU, ditampilan ini ada textarea yang harus diisi yaitu Username dan Password yang telah terdaftar sebelumnya di aplikasi tersebut, jika username dan password salah, maka belum terdaftar pada sistem.

      Gambar 4.16 : Tampilan halaman Login

      Tampilan halaman register pendonor

      Tampilan registrasi merupakan tampilan untuk mendaftarkan diri untuk dapat masuk kedalam sitem pelayanan aplikasi donorKU, pada tampilan registasi terdapat textarea yang harus diisikan diantaranya Nama , Username, Email, dan Password. Adpun jika username tersebut telah dipakai sebelumnya oleh pendonor lainnya, maka sistem akan memberikan informasi bahwa username telah terpakai, apabila telah terisi dengan lengkap maka klik daftar dan kemuduan masuk kedalam menu Login.

      Gambar 4.17 : Tampilan halaman register Pendonor

      Tampilan halaman dashboard utama Pendonor

      Tampilan dashboard pendonor terdapat jumlah pengajuan kegiatan donor darah, jumlah piagam di cetak serta jumlah stok darah, adpun yang membedakannya adalah menu yang terdapat di pendonor lebih sedikit dibandingkan dengan menu Administrator.

      Gambar 4.18 : tampilan halaman dashboard pendonor

      Tampilan halaman dashboard utama Administrator

      Halaman dashboard admin sama seperti dashboard pendonor, yang membedakan hanyalah menu admin yang lebih lengkap daripada menu pendonor.

      Gambar 4.18 : tampilan halaman dashboard Adminstrator

      Tampilan halaman alur donor darah

      Tampilan alur donor darah ialah tampilan yang menampilkan dokumen pdf alur donor darah yang dapat di download oleh pendonor.

      Gambar 4.20 : Tampilan halaman alur donor darah

      Tampilan halaman pengajuan kegiatan donor darah

      Tampilan pengajuan kegiatan donor darah merupakan tampilan untuk mengajukan kegiatan donor darah, ada textarea yang harus diisi oleh pendonor yang ingin mengajukan kegiatan donor darah, dari mulai nama kelompok kegiatan, alamat kegiatan, tanggal kegiatan, waktu, dan masih banyak lagi, setelah semua terisi dengan lengkap maka form tersebut akan tersimpan dalam database.

      Gambar 4.21 : Tampilan halaman pengajuan kegiatan donor darah

      Tampilan halaman konfirmasi pengajuan kegiatan donor darah level Administrator

      Tampilan konfirmasi kegiatan donor darah merupakan tampilan untuk mengkonfirmasi pendonor yang telah melakukan pengajuan kegiatan donor darah pada sistem donorKU. Dalam konfirmasi ini terdapat 5 pilihan yaitu Pengajuan, Proses, Diterima, Ditolak, dan Saran tanggal lain yang akan di kirimkan pada pengajuan pendonor.


      Gambar 4.22 : Tampilan halaman konfirmasi kegiatan donor darah

      Tampilan halaman jadwal kegiatan donor darah

      Halaman jadwal kegiatan donor darah merupakan halaman jadwal kegiatan yang telah fix akan di laksanakan, pada tampilan ini terdapat informasi mengenai jadwalkegiatan mulai dari nama kelompok kegiatan, alamat, serta waktu yang kegiatan tersebut.

      Gambar 4.23 : Tampilan halaman jadwal kegiatan donor darah

      Tampilan halaman pengajuan kegiatan saya

      Halaman ini merupakan halaman pengajuan yang telah dilakukan sebelumnya, halaman ini dapat melihat status pengajuan pendonor, status ini hanya dapat dirubah oleh administrator.

      Gambar 4.24 : Tampilan halaman Pengajuan kegiatan saya

      Tampilan Halaman Input Hasil Kegiatan

      Halaman input kegiatan merupakan halaman untuk menginput data hasil dari kegiatan donor darah yang telah berlangsung di luar kantor Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

      Gambar 4.25 : Tampilan halaman input hasil kegiatan

      Tampilan Halaman Data Hasil Kegiatan

      Halaman data hasil kegiatan merupakan tabel data dari hasil kegiatan yang berlangsung dalam dinas luar di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangeramg.

      Gambar 4.26 : Tampilan halaman data hasil kegiatan

      Tampilan halaman pengajuan Piagam penghargaan

      Halaman ini merupakan halaman pengajuan piagam penghargaan, didalamnya terdapat textarea yang harus di isi oleh pendonor jika ingin mengajukan piagam penghargaan, didalamnya terdapat pilihan untuk jenis piagam yang akan diajukan seperti piagam penghargaan 10, 25, 50, 75 dan 100. Jika telah terisi dengan lengkap maka pengajuan ini akan secara otomatis tersimpan di database dan terdapat di pengajuan piagam anda.

      Gambar 4.27 : Tampilan halaman Pengajuan piagam penghargaan

      Tampilan halaman data pengajuan piagam penghargaan

      Halaman ini merupakan data pengajuan piagam penghargaan yang telah dilakukan oleh pendonor, halaman ini hanya dapat diakses oleh administrator, dan hanya administrator yang dapat mengedit data atupun dellete data.

      Gambar 4.28 : Tampilan halaman data pengajuan piagam penghargaan

      Tampilan halaman pengajuan piagam saya

      Halaman pengajuan piagam penghargaan saya merupakan halaman yang menampilkan data pengajuan penghargaan yang sebelumnya telah dilakukan oleh pendonor, pendonor dapat melihat status pengajuan tersebut di halaman ini.

      Gambar 4.29 : Tampilan halaman pengajuan piagam penghargaan saya

      Tampilan halaman stok darah

      Halaman ini merupakan tampilan untuk menampilkan data stok donor yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Data stok darah ini hanya dapat di input oleh admin pada aplikasi donorKU.

      Gambar 4.30 : Tampilan halaman stok darah

      Tampilan halaman tambah user untuk level administrator

      Halaman tambah user ini merupakan halaman untuk menambahkan user yang hanya dapat di lakukan oleh Administrator, pada halaman ini terdapat textarea yang harus diisi oleh Admin terkait dengan biodata user yang akan di tambahkan, dan terdapat pilihan level yaitu Pendonor, Kordinator dan Administrator.

      Gambar 4.31 : Tampilan halaman tambah user

      Tampilan Halaman Menu Laporan

      Tampilan laporan pengajuan piagam penghargaan ini merupakan hasil dari pengajuan-pengajuan yang telah dilakukan oleh pendonor sehingga menghasilkan laporan pengajuan piagam penghargaan ini, dalam laporan ini terdapat pilihan jenis piagam yang akan dipilih dari piagam 10, 25, 50, 75 dan 100. Laporan ini dapat di download dengan extensi file pdf.

      Gambar 4.21 Tampilan Program Menu Laporan

      Tampilan Halaman Menu View Laporan

      Halaman Menu View Laporan ini adalah halaman yang menunjukkan tampilan view pengecekan dan penjadwalan outstanding yang akan ditagih oleh kolekor kepada customer.

      Gambar 4.33 : Tampilan laporan pengajuan piagam penghargaan

      Konfigurasi Sistem Usulan

      Spesifikasi Hardware

      Perangkat keras merupakan salah satu bagian peting di dalam berjalannya sebuah sistem. Perangkat keras memiliki banyak jenis yang dapat digunakan seperti, PC, Laptop, iPad, Tablet, Handphone, dll semua jenis perangkat lunak tersebut dapat bekerja membantu brainware dalam menggunakan sistem yang dirancang ini. Berikut ini konfigurasi sistem perangkat keras yang dibutuhkan:

      1. Spesifikasi komputer
        1. Processor : Minimal 2,1 GHz
        2. Monitor : Minimal VGA
        3. RAM : Minimal 1 GB
        4. Modem USB : Minimal Kecepatan 14,4 Mbps
        5. Harddisk : 250 GB
      2. Spesifikasi Handphone
        1. CPU : CPU Snapdragon 400
        2. Jaringan : 3G – HSDPA – 4G
        3. RAM : Minimal 1 GB
        4. Sistem Operasi : Android
        5. Layar : minimal 4.7 inci IPS Capacitive, 720 X 1280 pixels

      Spesifikasi Software

      Selain itu hal yang menjadi pendukung berjalannya sebuah sistem adalah Perangkat lunak merupakan penghubung antara instruksi-instruksi yang dibutuhkan oleh brainware untuk menjalankan hardware sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Berikut ini adalah konfigurasi sistem perangkat lunak yang dibutuhkan:

      1. Sistem operasi yang dapat digunakan bisa berupa Windows, Linux, MacOS, iOS, dan Android
      2. Browser yang dapat digunakan antara lain Google Chrome, Safari, dan Mozila Firefox

      Hak Akses (Brainware)

      Dalam sistem yang dikembangkan yaitu pada sistem iDu harus memiliki user untuk menjalankan sistem tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa user yang dapat mengakses iDu, diantaranya:

      1. Admin
      2. Kordinator
      3. Pendonor

      Testing

      Black box Testing

      Pengujian yang dilakukan terhadap sistem pelayanan donorKU.id ini menggunakan black box testing yang biasa disebut dengan pengujian fungsional. Pengujian ini berfokus kepada persyaratan fungsionalitas perangkat lunak. Adapun beberapa pengujian yang dilakukan dengan kotak hitam (black box) sebagai berikut :

      Tabel 4.11 Daftar Pengujian
      1. Login donorKU.id
      2. Pengujian pada login ini berfungsi sebagai apakah login yang digunakan pada aplikasi donorKU.id dapat beroperasi sebagaimana yang diharapkan dimana inputan username dan password harus benar dan telah terdaptar sebelumnya di aplikasi donorKU.id. berikut ini merupakan hasil pengujian pada login donorKU.id :

        Tabel 4.12 Pengujian login
      3. Registrasi akun Pendonor
      4. Dalam pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah form registrasi berjalan dengan baik atau tidak, yang memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Form registrasi ini hanya berlaku untuk hak akses pendonor saja, adapun pengujiannya sebagai berikut :

        Tabel 4.11 Pengujian Registrasi Account Pendonor
      5. Menambah user admin dan kordinator
      6. Pengujian penambahan account administrator dan kordinator ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang telah teriisi dapat disimpan kedalam database dan dapat digunakan sebagai mestinya sesuai dengan hak akses yang diberikan. Adapun pengujiannya sebagai berikut :

        Tabel 4.14 Pengujian penambahan account Administrator dan Kordinator
      7. Tambah data pengajuan kegiatan donor darah dengan mengisi e-form
      8. Pengujian pengajuan kegiatan donor darah memastikan bahwa inputan yang telah diisi oleh pendonor bahwa telah tersimpan didalam database dan dapat menampilkan pengajuan tersebut. pengujian yang dilakukan dengan skenario sebagai berikut :

        Tabel 4.15 Pengujian Inputan data pengajuan kegiatan donor darah
      9. Tambah data pengajuan piagam penghargaan dengan mengisi e-form
      10. Pengujian pengajuan Piagam penghargaan memastikan bahwa inputan yang telah diisi oleh pendonor bahwa telah tersimpan didalam database dan dapat menampilkan pengajuan tersebut. pengujian yang dilakukan dengan skenario sebagai berikut :

        Tabel 4.16 Pengujian Input data Pengajuan Piagam penghargaan
      11. Laporan
      12. Pengujian pengajuan Piagam penghargaan memastikan bahwa inputan yang telah diisi oleh pendonor bahwa telah tersimpan didalam database dan dapat menampilkan pengajuan tersebut. pengujian yang dilakukan dengan skenario sebagai berikut :

        Tabel 4.16 Laporan

        Evaluasi

        Setelah dilakukan pengujian pada sistem dengan metode black box testing seperti yang telah diuraikan pada sub bab testing sebelumnya didapati hasil bahwa setiap aspek yang diuji dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan, sebagai contoh pada pengujian form login, form dapat bekerja dengan baik dan hanya meloloskan user dengan username dan password yang benar.

        Implementasi

        Time Schedule

        Dalam melakukan penelitian ini tentu memerplukan banyak proses dan kegiatan yang banyak memakan waktu dalam penyelesaiannya, dibawah ini merupakan jadwal dari kegiatan yang dilakukan selama penelitian ini :

        Tabel 4.7 Schedule

        Estimasi Biaya

        Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “donorKU.id sebagai Aplikasi Costumer Relationship Management untuk loyalitas Pendonor Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang”

        Estimasi Biaya

        Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “donorKU.id sebagai Aplikasi Costumer Relationship Management untuk loyalitas Pendonor Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang”

        Tabel 4.18 Estimasi Biaya

        |}

        BAB V

        PENUTUP

        Kesimpulan

        Dari uraian BAB I dalam rumusan masalah terhadap sistem yang berjalan saat ini pada pelayanan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten maka dapat di simpulkan bahwa :

        1. Sistem pelayanan yang berjalan saat ini di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dalam hal pengajuan pelayanannya masih menggunakan lembaran form untuk setiap pengajuan serta dalam pengolahan datanya masih semi komputerisasi yang menggunakannya Microsoft Excel, sehigga dalam pengolahan datanya masih adanya kelemahan dan kekurangan yang mengakibatkan terjadinya kesalahan serta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pembuatan laporan menyangkut tentang pelayanan. Ada beberapa kelemahan dari sistem tersebut yaitu, terjadinya kerangkapan data yang mengakibatkan tercetaknya piagam penghargaan pendonor yang telah mengajukan piagam sebelumnya, jadwal kegiatan donor darah yang berlangsung tidak diketahui oleh khalayak luas, serta informasi informasi pelayanan yang dibutuhkan oleh pendonor tidak terpublish..
        2. Aplikasi donorKU memberikan pelayanan yang lebih mudah dan praktis kepada pendonor tanpa harus bertatap muka untuk mengajukan pelayanan. Aplikasi donorKU merupakan aplikasi pelayanan yang berbasis Web dan Mobile phone dalam memberikan informasi pelayanan yang dibutuhkan oleh pendonor secara cepat dan akurat, aplikasi ini juga selain memberikan informasi pelayanan dapat melakukan pengajuan pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang antara lain : Pengajuan kegiatan donor darah, dan pengajuan piagam penghargaan serta pengecekan stok darah yang tersedia. Pendonor ataupun customer dapat melakukan pengajuan dengan mendaftar kemudian melakukan login, maka akan masuk kedalam sistem tesebut dan memilah menu pengajuan pelayanan, selanjutnya isi form pengajuan pelayanan tersebut dan klik kirim, maka akan secara otomatis pengajuan tersebut tersimpan di dalam database, adapun untuk melihat status pengajuan tersebut, dapat memilih menu pengajuan saya yang akan menampilkan status pengajuan anda.
        3. Aplikasi donorKU merupakan aplikasi yang di usulkan untuk memberikan kemudahan kepada pendonor dan staff P2DDS Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dalam memberikan pelayanan yang akurat dan lebih cepat pada saat pengajuan pelayanan. Aplikasi ini terdapat banyak informasi yang akan di dapatkan oleh pendonor seperti halnya syarat-syarat pengajuan kegiatan donor darah, mengapa darah itu bayar, jadwal kegiatan donor darah, syarat mendonorkan darahnya dan sebagainya. Aplikasi donorKU memiliki 3 Level diantaranya Pendonor yang memiliki hak untuk mengajukan pelayanan, melihat informasi informasi seputar pelayanan, Administrator yang memiliki hak penuh atas aplikasi donorKU, dan kordinator yang dapat mengakses laporan laporan dari kegiatan berlangsung. Aplikasi ini juga dapat pendonor dapatkan di google playstore dengan kata kunci donorKU.id.

        Saran

        Tentu di dalam sebuah penelitian yang baik tidak hanya memberikan kesimpulan atas sebuah sistem yang dibuat, namun memberikan saran yang dapat memajukan sistem yang dapat dijadikan referensi demi kemajuan sistem tersebut diantaranya sebagai berikut :

        1. Adanya sebuah apresiasi bagi pendonor yang telah melakukan pengajuan pelayanan serta admin yang mengelola aktifitas yang dilakukan di aplikasi donorKU sehingga aplikasi dapat berjalan dengan baik,
        2. Adanya penambahan fitur chat online yang dapat memudahkan customer agar lebih cepat mendapatkan informasi yang lebih akurat dalam hal pertanyaan yang diajukan oleh customer kepada admin.
        3. Peningkatan pelayanan yang lebih baik lagi, mengingat pelayanan merupakan kegiatan yang paling utama yang harus dikembangkan agar perusahaan mendapat apresiasi positif dari para customer.


        DAFTAR PUSTAKA

        1. 1,0 1,1 Dewi, Meta Amalya, Dede Cahyadi, dan Yunita Wulansari. 2014. “SISTEM UJIAN ONLINE CALON MAHASISWA BARU BERBASIS ILEARNING EDUCATION MARKETING PADA PERGURUAN TINGGI.” Journal CCIT Vol 8 No 1 116-136.
        2. Rafika, Ageng Setiani, Mutki Budiarto, dan Wahyu Budianto. 2015. “APLIKASI MONITORING SISTEM ABSENSI SIDIK JARI SEBAGAI PENDUKUNG PEMBAYARAN BIAYA PEGAWAI TERPUSAT DENGAN SAP .” Journal CCIT Vol 8 No 3 134-146.
        3. Ramdhani, Muhammad Ali, dan Abdullah Ramdhani. 2014. “Verification of Research Logical Framework Based on Literature Review.” International Journal of Basic and Applied Science Vol 3 No 2: 1-9.
        4. Zulhelman, Haidar Afkar Ausha, dan Rachma Maharani Ulfa. 2016. “Pengembangan Sistem Smart Aquaponik.” POLITEKNOLOGI VOL. 15 181-186.
        5. Murad, S.A.Z, A Harun, S.N Mohyar, R Sapawi, dan S.Y Ten. 2017. “Design of aquaponics water monitoring system using Arduino microcontroller.” AIP Conference Proceedings (Vol. 1885, No. 1, p. 020248 1-7.
        6. Qalit, Al, Fardian, dan Aulia Rahman. 2017. “Rancang Bangun Prototipe Pemantauan Kadar pH dan Kontrol Suhu Serta Pemberian Pakan Otomatis pada Budidaya Ikan Lele Sangkuriang Berbasis IoT.” KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro 8-15
        7. Guerrero, Jose, Carrollton, Fern Edwards, dan Frisco . 2013. “Using Wireless Sensor Network Controls to monitor an indoor aquaponics system.” RET: Research Experiences for Teachers on Sensor Networks 1-35.
        8. Ma’arif, Amanda Fahmi , Ikhlal Aldhi Wijaya, Nurulli Abdul Ghani, dan Aldhyth Sugiharto Wijaya. 2016. “Sistem Monitoring Dan Controlling Air Nutrisi Aquaponik Menggunakan Arduino Uno Berbasis Web Server.” KINETIK, Vol.1, No.1 39-46.
        9. Saaid, Fadhil, Megat Ali, dan Noor. 2013. “Automated Indoor Aquaponic Cultivation Technique.” IEEE 3rd International Conference on System Engineering and Technology 285-289.
        10. Shafeena. 2016. “Smart Aquaponics System: Challenges and Opportunities.” European Journal of Advances in Engineering and Technology 52-55.
        11. Wang, Dan, Jinling Zhao, dan Linsheng Huang. 2015. “Design of A Smart Monitoring and Control System for Aquaponics Based on OpenWrt.” International Conference on Information Engineering for Mechanics and Materials (ICIMM 2015) 937-942.
        12. Prayitno, Wahyu Adi, Adharul Muttaqin, dan Dahnial Syauqy. 2017. “Sistem Monitoring Suhu, Kelembaban, dan Pengendali Penyiraman Tanaman Hidroponik menggunakan Blynk Android.” Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 292-297.
        13. Yosi , Ageng Al Hilal Gajahyana . 2017. “PROTOTYPE HYDROPONIC GREENHOUSE’S SMART CONTROLLER BERBASIS ATMEGA328P DENGAN BLUETOOTH.” E-Jurnal Prodi Teknik Elektronika 1-10.
        14. 14,0 14,1 14,2 Riawan, Nofiandi. 2016. Step by Step Komplet Membuat Instalasi Akuaponik Portable Hingga Memanen. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.
        15. Kontributor Wikipedia. 2017. Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. . 23 November. Diakses Maret 11, 2018. https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akuaponik&oldid=13339678.
        16. Indrianto. 2015. “Pembuatan sistem antrian menggunakan visual basic 6.0 berbasis sensor infra merah.” Jurnal Teknik Informatika 1-14.
        17. Githa, Dwi Putra, dan Wayan Eddy Swastawan. 2014. “Sistem Pengaman Parkir dengan Visualisasi Jarak Menggunakan Sensor PING dan LCD.” Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) 10-14.
        18. Sidauruk, Ricky Ardi Yosua, Simamora, dan Marlindia Ike Sari. 2017. “Implementasi Mikrokontroler Atmega8535 Berbasis Sensor Ultrasonik Untuk Proteksi Keamanan Terpadu.” Konferensi Nasional ICT-M Politeknik Telkom 389-395.
        19. 19,0 19,1 Hermawan, Elfan Lutfi. 2015. Perancangan Prototype Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis Mikrokontroller ATMega 328 pada SMPN 2 Rajeg [Skripsi]. Tangerang (ID): Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Raharja.
        20. 20,0 20,1 Oroh, Joyner R., Elia Kandekallo, Sherwin R.U.A Sompie, dan Janny O Wuwung. 2014. “Rancang Bangun Sistem Keamanan Motor Dengan Pengenalan Sidik Jari.” e-Journal Teknik Elektro dan Komputer (2014) 1-7.
        21. Nebath, Evert, David Pang, dan Janny O. Wuwung. 2014. “Rancang Bangun Alat Pengukur Gas Berbahaya CO Dan CO2 di Lingkungan Industri.” E-Journal Teknik Elektro dan Komputer (2014) 65-72.
        22. 22,0 22,1 22,2 Hendrik, Billy, Mardhiah Masril, dan Alexyusandria Moenir. 2015. “Pemanfaatan Mit App Inventor 2 Dalam Membangun Aplikasi Pengontrolan Kecepatan Putaran Motor Listrik.” Journal Teknologi Informasi vol 8, 2 1-11.
        23. Sudarto, Ferry, Gustasari, dan Arwan. 2017. “PERANCANGAN SISTEM SMARTCARD SEBAGAI PENGAMAN PINTU MENGGUNAKAN RFID BERBASIS ARDUINO.” CCIT Journal 10.2 239-254.
        24. 24,0 24,1 Kadir, Abdul. 2016. Simulasi Arduino. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
        25. Prasetya, Eka Budhy. 2017. “Pemantau Kebocoran Ac Menggunakan Sensor Yl83 Dan Lm35dz Berbasis Mikrokontroler Arduino Melalui Webserver.” Jurnal Elektum Vol. 14 No. 2: 49-56.
        26. 26,0 26,1 Sokop, Steven Jendri, Dringhuzen J Mahamit, dan Sherwin R.U.A Sompie. 2016. “Trainer Periferal Antarmuka Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno.” E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol.5 no.3: 13-23.
        27. Sulistyanto, Muhammad Priyono Tri, Danang Aditya Nugraha, Nurfatika Sari, Novita Karima, dan Wahid Asrori. 2015. “Implementasi IoT (Internet of Things) dalam pembelajaran di Universitas Kanjuruhan Malang.” SMARTICS Journal Vol. 1, No. 1: 20-23.
        28. Susanti, Erma, dan Joko Triyono. 2016. “Prototype Alat IoT (Internet Of Things) untuk Pengendali dan Pemantau Kendaraan Secara Realtime.” Simposium Nasional RAPI XV 402-407.
        29. Chandrakanth, S, K Venkatesh, J Uma Mahesh, dan K.V Naganjaneyulu. 2014. “Internet of things.” International Journal of Innovations & Advancement in Computer Science 3: 1-20.
        30. Santoso, Hari. 2015. Panduan Praktis Arduino Untuk Pemula. Elangsakti.com.
        31. 31,0 31,1 Kumar, Sandeep, dan Raja P. 2015. “Ultrasonic Sensor with Accelerometer Based Smart Wheel Chair Using Microcontroller.” International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET) Volume: 02 Issue: 09: 537-541.
        32. Mansyur, Hajrah, dan Ichroman Raditya Duwila. 2017. “PERANCANGAN APLIKASI MONITORING PC BERBASIS DESKTOP PADA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UMI.” ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 9 Nomor 2 196-202.
        33. 33,0 33,1 Eriksson, Ulf. 2015. Reqtest. 8 Juni. Diakses Maret 27 , 2018 Jam 20.45 Wib. https://reqtest.com/testing-blog/test-design-techniques-explained-1-black-box-vs-white-box-testing/.
        34. Desmira, dan Rizal Fauzi. 2015. “Perancangan Aplikasi Pengenalan Pendidikan Islam Berbasis Android Untuk Pendidikan Anak Usia Dini.” Jurnal Sistem Informasi Vol 2 39-46.
        35. 35,0 35,1 Mustaqbal, M. Sidi, Roeri Fajri Firdaus, dan Hendra Rahmadi. 2015. “PENGUJIAN APLIKASI MENGGUNAKAN BLACK BOX TESTING BOUNDARY VALUE ANALYSIS (Studi Kasus : Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN).” Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Volume I, No 3 31-36.
        36. Prastomo, Andi. 2015. “PROTOTIPE SISTEM E-LEARNING DENGAN PENDEKATAN ELISITASI DAN FRAMEWORK CODEIGNITER: STUDI KASUS SMP YAMAD BEKASI.” Faktor Exacta 165-175.
        37. Amrullah, Agit, Rifda Faticha Alfa, Danang Sutedjo, Renna Yanwastika Ariyana, Hendi, dan Eri Sasmita Susanto. 2016. “KAJIAN KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK SISTEM INFORMASI PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.” Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 25-30.
        38. Dzulhaq, M. Iqbal, Rahmat Tullah, dan Putra Satia Nugraha. 2017. “Sistem Informasi Akademik Sekolah Berbasis Kurikulum 2013.” JURNAL SISFOTEK GLOBAL 1-5.
        39. Sunarya, Abas, Sudaryono, dan Santoso Sugeng. 2015. “Requirement Elicitation dan Pembuatan Program Dalam Penelitian Teknologi Informasi.” sccit2015 1-17
        40. 40,0 40,1 Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Dasar Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
        41. Muslihudin, Muhamad , dan Oktafianto. 2016. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
        42. Anggraeni, Elisabet Yunaeti, dan Rita Irviani. 2017. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
        43. Rianti, Eva, dan Robby Noval Pratama. 2016. “Perancangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Peserta Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten Smpn 7 Sijunjung Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process.” RISTEKDIKTI 49-60.
        44. Ekawati, Henny, Bebas Widada, dan Tri Irawati. 2015. “Sistem Informasi Pengagendaan Surat Keluar Masuk Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kecamatan Polanharjo Dengan Aplikasi Multi User.” Jurnal Ilmiah SINUS 55-64.
        45. Yunita, Irma, dan Joni Devitra. 2017. “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset Pada SMK Negeri 4 Kota Jambi.” Jurnal Manajemen Sistem Informasi Vol 2 No.1: 278-294.
        46. Fajarianto, Otto. 2016. "Prototype Pelayanan Akademik Terhadap Komplain Mahasiswa Berbasis Mobile." Jurnal Lentera ICT Vol 3 No.1 Mei 2016: 54-60.
        47. Rifa'atunnisa, Eri Satria, dan Rinda Cahyana. 2014. “Pengembangan Aplikasi Zakat Berbasis Android Menggunakan Metode Prototype.” Jurnal STT garut Vol 11 No.1 2014: 1-7.
        48. Rumini, Abidarin Rosidi, dan Sudarwaman. 2014. “Perancangan E-learning Di MTI STMIK Amikom Yogyakarta.” Jurnal Teknologi Informasi Vol IX Nomor 26 Juli 2014.
        49. Pradana, Fadhel Ringga. 2016. Program Bantu Monitoring Penjualan Tiket Museum Ranggawarsita Semarang [Skripsi]. Semarang (ID): Universitas Dian Nuswantoro.
        50. Zulfiandri, Sarip Hidayatuloh, dan Mochammad Anas. 2014. “RANCANG BANGUN APLIKASI POLIKLINIK GIGI (STUDI KASUS : POLIKLINIK GIGI KEJAKSAAN AGUNG RI).” Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014) Vol. 8 oktober 2014: 473-482.
        51. Utami, Ardhini Warih, dan Ricco Shehelmiaji Putra. 2015. “SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH MENGGUNAKAN METODE TEOREMA BAYES.” Jurnal Manajemen Informatika Vol. 4 No. 1: 46-50.
        52. Ardimansyah, dan Santi. 2015. “Perancangan Aplikasi Monitoring Rental Scooter Dan Mobil Elektrik Berbasis Android Pada Ababil Panakukang Makasar.” Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 454-459.
        53. Dewayani, Julitta, dan Fitri Wahyuningsih. 2016. “SISTEM INFORMASI MONITORING PERSEDIAAN SPAREPARTS MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIFO PADA TOKO ADIL JAYA MOTOR SEMARANG.” Kompak 9-18.
        54. Mariana, Novita, Rara Sri Artati Rejeki, dan Jeffri Alfa Razaq. 2017. “RANCANGAN SISTEM EVALUASI dan MONITORING PROSES PEMBELAJARAN PADA PROGRAM STUDI.” Prosiding SINTAK 2017 365-371.
        55. Riyadi, Fuad. 2015. “Urgensi Manajemen Dalam Bisnis Islam.” Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam 65-84.
        56. Ritonga, Idris. 2014. “KOPNSEP DASAR PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN DIKLAT WIDYSAISWARA BDK MEDAN.” http://sumut.kemenag.go.id/ 1-10.
        57. Janis, Daisy A.N, David Pang, dan J.O Wuwung. 2014. “Rancang Bangun Robot Pengantar Makanan Line follower.” e-journal Teknik Elektro dan Komputer (2014) 1-10.
        58. Sulistio, Wenly , dan Andi. 2016. “Perbandingan Penjadwalan Proyek Menggunakan Kurva “S” dan CPM Network pada Proyek “X” di Surabaya.” JURNAL DIMENSI UTAMA TEKNIK SIPIL 1-8.
        59. Putro, M.Dwisnanto . 2014. “Perancangan Shading Device Pada Smart Home.” E-journal Teknik Elektro dan Komputer 49-54.

        DAFTAR LAMPIRAN

        UNTUK MELIHAT LAMPIRAN
        Lampiran A
        A.1. Surat Pengantar Observasi Skripsi
        A.2. Kartu Bimbingan Skripsi
        A.3. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
        A.4. Form Validasi Skripsi
        A.5. Kwitansi Pembayaran Skripsi
        A.6. Kwitansi Pembayaran Raharja Career dan Sidang
        A.7. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Di Ambil
        A.8. Daftar Nilai
        A.9. Formulir Seminar Proposal Skripsi
        A.10. Formulir Pertemuan Stakeholder
        A.11. Form Validasi Cek List Sidang Skripsi
        A.12. Formulir Pendaftaran Sidang Skripsi
        A.13. Sertifikat TOEFL
        A.14. Sertifikat PROSPEK
        A.15. Sertifikat Seminar IT Internasional
        A.16. Sertifikat Seminar IT Nasional
        A.17. Curriculum Vitae (CV)

        Lampiran B :
        B.1. Surat Keterangan Observasi
        B.2. Surat Keterangan Implementasi Program
        B.3. Surat Tanda Terima Hibah
        B.4. Wawancara Analisa Sistem
        B.5. Wawancara Implementasi
        B.6. Kuisoner Implementasi program kepada pendonor
        B.7. Absensi Kehadiran Implementasi Program
        B.8. Katalog Produk Promosi
        B.9. Slide Presentasi
        Lampiran C :
        C.1. Formulir Pengajuan Piagam Penghargaan


    Contributors

    Muhamadmisbachrazabi