SI1414480866: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(2.1.2 Konsep Dasar Sistem)
(2.1.2 Konsep Dasar Sistem)
Baris 350: Baris 350:
 
<p style="font-family: 'times new roman'text-align: justify;line-height: 2;text-indent: 0.5in">
 
<p style="font-family: 'times new roman'text-align: justify;line-height: 2;text-indent: 0.5in">
 
Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.</p></li>
 
Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.</p></li>
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">
 
 
<p style="font-family: 'times new roman'text-align: justify;line-height: 2;text-indent: 0.5in">
 
<p style="font-family: 'times new roman'text-align: justify;line-height: 2;text-indent: 0.5in">
 
Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem computer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.</p></li>
 
Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem computer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.</p></li>
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">
 
 
<p style="font-family: 'times new roman'text-align: justify;line-height: 2;text-indent: 0.5in">
 
<p style="font-family: 'times new roman'text-align: justify;line-height: 2;text-indent: 0.5in">
 
Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.</p></li>
 
Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.</p></li>

Revisi per 10 Desember 2017 21.01


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG

PADA PT. MITRA TOYOTAKA INDONESIA



SKRIPSI



Logo stmik raharja.jpg




Disusun Oleh :


NIM
: 1414480866
NAMA



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2017/2018)


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada dasarnya dalam suatu kegiatan usaha, tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Laba yang maksimal diperoleh dari hasil tingginya tingkat penjualan. Semakin tinggi tingkat volume penjualan, maka semakin besar laba yang akan diperoleh.

Kegiatan penjualan sendiri tidak hanya sekedar aktivitas menjual barang yang diproduksi saja, tetapi juga terdiri dari kegiatan pemesanan, pencatatan yang baik, dan penerimaan pembayaran dari pembeli. Penjualan berdasarkan cara pembayarannya dapat dibedakan menajadi dua, yakni penjualan tunai dan penjualan kredit. Pada penjualan kredit biasanya dilakukan oleh perusahan manufaktur.

Dalam perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, fokus utama perusahaan dalam melakukan penjualan dilakukan adalah secara kredit. Penjualan kredit tidak akan segera menghasilkan penerimaan kas tetapi akan menimbulkan piutang kepada konsumen kemudian pada saat hari jatuh temponya, terjadi aliran kas masuk (cash flow) yang didapat dari pengumpulan piutang usaha tersebut.

Piutang usaha suatu perusahaan pada umumnya merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar serta bagian terbesar dari total aktiva perusahaan. Oleh karena itu pengendalian internal terhadap pengendalian piutang usaha sangat penting diterapkan agar tidak terjadi kecurangan dalam siklus kerja yang dapat merugikan perusahaan. Kecurangan yang mungkin dapat terjadi pada bagian piutang usaha adalah menunda pencatatan piutang dengan melakukan cash lapping, melakukan pembukuan yang palsu atas mutasi piutang dan lain sebagainya. Pengendalian internal piutang adalah salah satu cara untuk mengantisipasi dan meminimalisir adanya penyimpangan kecurangan dalam siklus kerja.

PT. Mitra Toyotaka Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing dengan menggunakan bahan baku steel. adanya permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan belum terdapat pengawasan internal yang maksimal, sehingga terjadi banyaknya kredit yang bermasalah yang menimbulkan piutang tak tertagih sehingga menyebabkan ketidaksesuaian cadangan piutang tak tertagih.

Menyadari akan pentingnya sebuah inovasi informasi untuk memudahkan dalam proses pengendalian internal piutang pada perusahaan tersebut, maka penulis menjadikan permasalahan ini sebagai objek penelitian Skripsi dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Internal Piutang Pada PT. Mitra Toyotaka Indonesia”. Dimana dengan sistem tersebut bisa dengan mudah mengelola data piutang dan mengurangi tingkat kesalahan yang akan terjadi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka yang menjadi permasalahan antara lain adalah :

  1. Bagaimana sistem pengelolaan pengendalian internal piutang yang berjalan saat ini pada PT. Mitra Toyotaka Indonesia ?

  2. Apa saja yang menjadi kendala dalam sistem pengendalian internal piutang selama ini?

  3. Bagaimana rancangan sistem informasi pengendalian internal piutang agar menghasilkan laporan yang cepat dan akurat pada PT. Mitra Toyotaka Indonesia?

Ruang Lingkup

Agar mempermudah penulisan laporan skripsi dan memperoleh penelitian yang maksimal serta terfokus, maka perlu dibuat suatu batasan masalah. Untuk menghindari kekeliruan atau kesalahpahaman dan sekaligus untuk memudahkan pembaca dalam memahami penelitian ini, maka perlu kiranya dibuat batasan masalah dalam penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan ketidakjelasan dalam pembahasan selanjutnya. Adapun dibatasi ruang lingkup penelitian skripsi ini, dibatasi pada proses analisis sistem pengendalian piutang yang meliputi kegiatan pencatatan piutang, penagihan piutang, pelunasan piutang yang melakukan kerjasama, umur piutang, pencatatan pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan dan pembuatan bukti pembayaran, serta pembuatan laporan.



Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mendapatkan informasi dan menganalisa kendala serta permasalahan dari sistem pengendalian internal piutang yang sedang berjalan saat ini pada PT. Mitra Toyotaka Indonesia.

  2. Untuk merancang sistem informasi pengendalian internal piutang pada PT. Mitra Toyotaka Indonesia agar laporan yang dihasilkan cepat dan akurat.

  3. Untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan di STMIK Raharja.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Dapat terciptanya efektifitas dan efesiensi waktu kerja dalam sistem pengolaan pengendalian internal piutang pada PT. Mitra Toyotaka Indonesia.

  2. Dapat teridentifikasinya tingkat akurasi laporan piutang serta laporan apa saja yang dihasilkan dari sistem pengendalian internal piutang pada PT. Mitra Toyotaka Indonesia.

  3. Untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan di STMIK RaharjaMemberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas wawasan pengetahuan dan penerapan teori yang berhubungan dengan sistem pengendalian piutang.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan 3 (tiga) pendekatan yaitu sebagai berikut :

  1. Metode Observasi (Observasi Research)

    Pada metode ini penulis melakukan analisa terhadap masalah yang ada dengan cara mengamati sumber dan pengolahan data serta mengumpulkan data dari bagian-bagian yang berhubungan dengan sistem informasi , baik berupa dokumen formulir, catatan-catatan, maupun laporan.

  2. Metode Wawancara (Interview Research)

    Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung pada staff bagian Finance pada PT. Mitra Toyotaka Indonesia yang berhubungan dengan sistem pengendalian piutang dan memahami hal yang akan diteliti sesuai dengan tujuan penelitian.

  3. Metode Study Pustaka (Library Research)

    Metode study kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Untuk mendapatkan data dengan cara mengambil intisari dari sumber literature-literatur berupa buku, jurnal, artikel, majalah dan sebagainya yang berhubungan dengan penelitian untuk merangkum dan mengutip data sebagai acuan dalam menyusun laporan ini.

Metode Analisa

Setelah melakukan proses pengumpulan data selanjutnya data yang sudah diperoleh diolah dan dianalisa. Dalam melakukan analisa sistem pengendalian piutang pada PT. Mitra Toyotaka Indonesia. Disini penulis menggunakan beberapa metode analisa sistem, yaitu menggunakan anlisis PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Eficiency, Services) untuk mengidentifikasi masalah pengendalian piutang pada PT Mitra Toyotaka Indonesia, maka harus dilakukan analisis terhadap kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi dan pelayanan. Dari analisis ini biasanya didapatkan beberapa masalah utama, hal ini penting karena biasanya yang muncul dipermukaan bukan masalah utama, tetapi hanya gejala dari masalah utama.

Untuk menganalisa prosedur sistem pengendalian piutang pada PT. Mitra Toyotaka Indonesia yang berjalan, penulis menggambarkannya dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML) sebagai salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemograman yang berorientasi objek.

Kemudian penulis menggunakan metode Elisitasi untuk mengumpulkan dan menyeleksi kebutuhan sistem yang diharapkan stakeholder. Elisitasi merupakan rancangan sistem yang diusulkan yang sesuai dengan keinginan atau yang dibutuhkan user. Elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu Elisitasi Tahap I, Elisitasi Tahap II, Elisitasi Tahap III dan Final Draft Elisitasi.

Metode Perancangan

Dalam Skripsi ini metode perancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah UML ( Unified Modeling Language ). UML merupakan salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemrograman yang berorientasi objek, bahasa yang telah menjadi standar untuk visualisasi, menetapkan, membangun dan memdokumentasikan arti suatu sistem perangkat lunak. Lalu digunakan Visual Paradigm yang merupakan sistem arsitektur yang bekerja dalam OOAD (Object Oriented Analysis and Design). Visual Paradigm merupakan sebuah perangkat lunak model dengan sistem visualisasi yang memungkinkan model yang telah dibuat dapat digunakan sebagai representasi proyek-proyek lain, dilengkapi dengan beberapa fitur yang ada didalamnya sampai pada menganalisa sebuah proyek yang akan dikerjakan. Selain itu juga digunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan database MySQL, serta tools lainnya seperti XAMPP, Adobe Dreamweaver CS untuk mendesign web yang akan dibuat, serta Notepad++.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memperjelas pembaca dalam memahami lebih tentang penelitian ini, maka penulis mengelompokkan materi penulisan menjadi lima bab yang masing-masing saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga tulisan ini menjadi satu kesatuan yang utuh, kelima bab tersebut yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian yang dipergunakan serta sistematika penulisan .

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, yang berupa pengertian dan definisi. Bab ini juga menjelaskan teori umum (konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar system informasi, konsep dasar analisis sistem,), teori khusus konsep dasar UML, konsep dasar elisitasi, piutang, pengendalian internal dan definisi lainnya yang berkaitan dengan analisis sistem yang dibahas dan literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III : ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Pada bab ini berisikan gambaran tentang sejarah PT. Mitra Toyotaka Indonesia, struktur organisasi, penjelesan tentang wewenang dan tanggung jawab, prosedur sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, serta user requirement yang meliputi Elisitasi tahap I, tahap II, tahap III dan final draft elisitasi.

BAB IV : RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini penulis menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur yang baru, diagram rancangan sistem, rancangan basis data yang terdiri dari normalisasi dan spesifikasi basis data. Flowchart sistem yang diusulkan, konfigurasi sistem, testing, evaluasi, schedule implementasi dan estimasi biaya.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisis sistem informasi pengendalian internal piutang pada PT. Mitra Toyotaka Indonesia berdasarkan data-data yang telah diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

2.1.1 Konsep Dasar Perancangan

2.1.1.1 Defenisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam bukunya Darmawan (2013:227), “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Kausar, dkk. Dalam jurnal PROSISKO (2015:22), “Perancangan merupakan pengembangan sistem dari sistem yang sudah ada atau sistem yang baru, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem yang lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru”.

Susanto berpendapat dalam bukunya Sri Mulyani (2016:103), “Perancangan Sistem adalah proses menyusun atau mengembangkan sistem informasi yang baru”.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah tahap lanjutan dari proses menganalisa data dan kebutuhan sistem untuk mengembangkan sistem yang sudah ada atau menghasilkan sistem yang baru.


2.1.1.2 Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228), Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 (dua) tujuan utama, yaitu :

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

2.1.2 Konsep Dasar Sistem

2.1.2.1 Defenisi Sistem

Menurut Bambang Hartono (2013:9), ”Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

Romey dan Steinbart berpendapat dalam bukunya Sri Mulyani (2016:2), “Sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu”.

Susanto berpendapat dalam bukunya Sri Mulyani (2016:103),Rohmat Taufiq (2013:2) mengatakan, “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Dari ketiga pengertian tersebut di atas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan sistem adalah suatu kumpulan sub sistem, komponen atau elemen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan berdasarkan fungsinya masing-masing.


2.1.2.2 Karakteristik Sistem

Menurut Bambang Hartono (2013:14), bahwa sebuah sistem memiliki paling sedikit sepuluh karakteristik sebagai berikut:

  1. Komponen (component) bagian-bagian atau elemen-elemen yang dapat berupa benda atau manusia, berbentuk nyata atau abstrak, dan disebut subsistem.

  2. Penghubung antarbagian (interface), sesuatu yang bertugas menjembatani satu bagian dengan bagian lain, dan memungkinkan terjadinya interaksi/komunikasi antar bagian.

  3. Batas (boundary). Sesuatu yang membedakan antara satu sistem dengan sistem atau dengan sistem-sistem lain.

  4. Lingkungan (environment). Segala sesuatu yang berada diluar sistem dan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan sistem yang bersangkutan.

  5. Masukan (Input). Sesuatu yang merupakan bahan untuk diolah atau diproses oleh sistem.

  6. Mekanisme pengolahan (processing). Perangkat dan prosedur untuk mengubah masukan menjadi keluaran dan menampilkannya.

  7. Keluaran (ouput). Berbagai macam bentuk hasil atau produk yang dikeluarkan dari pengolahan.

  8. Tujuan (goal/Objective). Sesuatu atau keadaan yang ingin dicapai oleh sistem, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

  9. Sensor dan kendali (sensor and Control). Sesuatu yang bertugas untuk memantau dan menginformasikan perubahan-perubahan di dalam lingkungan dan dalam diri sistem kepada sistem.

  10. Umpan balik (feedback). Informasi tentang perubahan-perubahan lingkungan dan perubahan-perubahan (penyimpangan) dalam diri sistem.


2.1.2.3 Klasifikasi Sistem

Dikatakan oleh Rohmat Taufiq (2013:8), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

    Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.

  2. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem computer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.

    Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

  3. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan

    Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

  4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

    Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.