SI1414480749: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Baris 786: Baris 786:
 
{{pagebreak}}
 
{{pagebreak}}
  
=<div style="font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''BAB II'''</div>=
+
<div style="font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''BAB II'''</div>
 
<div style="font-size: 14pt;font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''LANDASAN TEORI'''</div>
 
<div style="font-size: 14pt;font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''LANDASAN TEORI'''</div>
  

Revisi per 9 Desember 2017 03.38

                     APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL

DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

UNIT TRANSFUSI DARAH PMI KABUPATEN TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1414480749
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018





SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL

DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

UNIT TRANSFUSI DARAH PMI KABUPATEN TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1414480749
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 23 Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah,M.Akt., M.Kom)
NIP : 00594
       
NIP : 078010





SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL

DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

UNIT TRANSFUSI DARAH PMI KABUPATEN TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1414480749
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Oleh :

Tangerang, 23 Januari 2018

Pembimbing I
       
Pembimbing II
       
       
       
       
(Oleh Soleh, S.Kom., M.MSI)
       
(Padeli, M.Kom)
NID : 04043
       
NID : 03002





SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL

DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

UNIT TRANSFUSI DARAH PMI KABUPATEN TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1414480749
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, 23 Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :





SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL

DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

UNIT TRANFUSI DARAH PMI KABUPATEN TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1414480749
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 23 Januari 2018

 
 
 
 
 
NIM : 1414480749

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;





ABSTRAKSI

....


Kata Kunci: ...


ABSTRACT

...


Keywords : ...





KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, MM selaku Ketua STMIK Raharja
  2. Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.
  3. Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja dan juga sebagai Pembimbing 2 yang telah berkenan memberi bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga laporan Skripsi ini bisa diselesaikan.
  4. Jawahir,Ir.,MM Selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah membimbing dan mendukung penulis selama proses Skripsi.
  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  6. Kedua orang tua, kakak dan saudara keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, 23 Januari 2018
Vivin Apriyanti
NIM. 1414480749





BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Teknologi informasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga hampir seluruh kegiatan baik dunia pendidikan maupun dunia kerja perlu mengikuti kemajuan di bidang teknologi informasi dalam pelaksanaanya untuk mendapatkan infomasi yang akurat, cepat, dan relevan. Namun pada implementasinya tidak semua kegiatan suatu organisasi dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi dikarenakan kemampuan baik dari segi materil maupun sumber daya yang dimiliki setiap organisasi tidaklah sama.

Informasi yang cepat, akurat, dan relevan dapat dihasilkan dengan menggunakan alat pengolah data (komputer), keuntungannya tidak hanya mengikuti era informasi tetapi juga menjadi investasi untuk organisasi tersebut sehingga sistem yang berjalan dapat dilaksanakan dengan terintegrasi secara terkomputerisasi yang tentunya akan berdampak pada efektifitas dan efisiensi suatu sistem.

Ada banyak sistem atau kegiatan yang berjalan dalam suatu organisasi, salah satunya yaitu sistem laporan keuangan yang diperlukan untuk menyediakan informasi terkait pengalokasian sumber daya tersebut atau transaksi pada suatu periode tertentu sebagai pengendali dalam pelaksanaan kegiatan di suatu organisasi. Sistem pelaporan keuangan yang baik dari segi pelayanan yaitu dalam proses pengolahan, penyajian data, dan sampai kepada siapa laporan tersebut diberikan, sehingga dapat membantu penerima informasi (stakeholder) dalam menunjang suatu keputusan yang akan diambil untuk berlangsungnya kegiatan organisasi.

Laporan keuangan sendiri dalam penyajiannya berbeda untuk setiap bentuk dari suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu, seperti organisasi biasa disebut perusahaan yang bertujuan untuk mencari keuntungan (laba), sedangkan organisasi nirlaba (non laba) yang bergerak tidak untuk mencari keuntungan melainkan dana yang didapat berasal dari sumbangan untuk memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat sekitar. Dalam hal ini penulis mengambil studi kasus pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yang merupakan salah satu contoh bentuk organisasi nirlaba, dengan laporan keuangan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 45, yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dalam pelaksanaan pengolahan data laporan keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerag, sudah menggunakan alat pengolah data (komputer), namun proses pengolahan datanya dilakukan secara semi komputerisasi, yaitu dengan menggunakan Microsoft Excell, sehingga dalam menghasilkan laporan keuangan yang akurat membutuhkan waktu yang tidak cepat, sehingga diperlukan adanya rancangan sistem yang dapat membantu dalam proses pencatatan, pengolahan, hingga penyajian laporan yang tentunya dapat menunjang kinerja pegawai dan juga memudahkan dalam evaluasi pengendalian internal organisasi, sehingga kualitas dari laporan yang dihasilkan lebih akurat, relevan dan pastinya tepat waktu.

Terkait dengan pengolahan data laporan keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, data-data yang harus diolah untuk dijadikan laporan keuangan merupakan data-data yang berasal dari internal dan eksternal organisasi. Data internal organisasi salah satunya yaitu data dari bagian Pasien Service berupa data permintaan darah, sedangkan data eksternal merupakan bukti transaksi yang berlangsung selama periode tertentu dengan pihak luar organisasi, seperti rekening koran, giro, faktur, kwitansi, bon pembelian, dll. Data tersebut yang akan diolah kedalam suatu laporan keuangan yang informatif, akurat, dan relevan.

Selain itu laporan keuangan merupakan salah satu hal yang harus dihasilkan secara cepat, tepat dan akurat sehingga diperlukan pengelolaan data yang efektif dan efisien. Karena laporan keuangan merupakan unsur yang penting dalam pengawasan serta pengendalian internal suatu organisasi, dan melalui laporan keuangan kita dapat mengetahui berada dalam posisi aman atau tidak kehidupan organisasi dapat berlangsung. Sehingga memudahkan kepala bidang keuangan dan pimpinan dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.

Pada dasarnya semua yang dilakukan bertujuan agar sistem dapat berjalan dengan baik, terutama kebutuhan akan informasi-informasi penting dalam manajemen atau administrasi menjadi lebih terkontrol. Sejalan dengan permasalahan diatas maka penulis mengambil judul “APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI KABUPATEN TANGERANG”.



Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dalam hal ini yang menjadi permasalahan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang antara lain adalah :

  1. Bagaimana sistem dapat menghasilkan dan memberikan laporan yang baik untuk bagian Keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang?

  2. Bagaimana sistem keuangan dapat terintegrasi dengan baik?

  3. Apa saja laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem tersebut?

    Ruang Lingkup Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka ruang lingkup yang akan dibahas penulis pada penelitian ini adalah proses pengolahan data laporan keuangan yang terdiri dari :

    1. Proses Penyusunan Laporan Keuangan:

        Pembuatan Chart of Account yang flexible sesuai dengan kebutuhan kantor
        Buku Kas dan Buku Bank
        Laporan buku besar
        Jurnal penyesuaian
        Laporan Keuangan Nirlaba
    2. Menghasilkan informasi mengenai fix assets

        Menginput data aktiva tetap
        Menghitung nilai penyusutan, Akumulasi Penyusutan, dan Nilai Buku.
    3. Menghasilkan Laporan keuangan Nirlaba yang periodik.

      Tujuan dan Manfaat Penelitian

      Tujuan Penelitian

      Tujuan Operasional

      Penelitian ini mempunyai tujuan operasional sebagai sarana untuk:

      1. Dapat mengidentifikasi semua kebutuhan yang terkait dengan pengolahan data laporan keuangan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

      2. Mengetahui masalah apa saja yang ada dalam pengolahan data laporan keuangan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

      3. Menciptakan sistem pengolahan data laporan keuangan secara optimal dari manual menjadi terkomputerisasi yang sesuai dengan kebutuhan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

      4. Menjadikan sarana untuk mempermudah kinerja manajemen keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan dan sebagai penunjang kegiatan evaluasi serta pengendalian internal dalam bidang penganggaran.

      Tujuan Fungsional

      Penelitian ini mempunyai tujuan fungsional yaitu agar mampu menyajikan informasi laporan keuangan pada suatu periode tertentu yang lebih optimal untuk menunjang pengambilan keputusan juga sebagai evaluasi pengendalian internal bagi Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dengan waktu yang cepat.

      Tujuan Individual
      1. Untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman dalam perancangan aplikasi sistem informasi yang terkomputerisasi guna untuk mempermudah dalam proses pengolahan data laporan keuangan.

      2. Agar penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat diperkuliahan.

      3. Untuk melengkapi syarat kelulusan sebagai Sarjana Komputer pada jurusan Sistem Informasi di Perguruan Tinggi Raharja.


      Manfaat Penelitian

      Manfaat Bagi Penulis
      1. Terciptanya kepuasan batin ketika menghasilkan suatu karya dan dapat bermanfaat bagi suatu organisasi.

      2. Sebagai syarat kelulusan guna mendapat gelar Sarjana Komputer.

      3. Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas waawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima di perkuliah pada kegiatan nyata.

      Manfaat Bagi Institusi
      1. Terciptanya efektifitas dan efisiensi waktu kerja dalam mengolah data laporan keuangan.

      2. Dapat teridentifikasinya kendala dan permasalahan pada sistem pengolahan data laporan keuangan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang berjalan.

      3. Memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan dengan data yang akurat dan cepat, dengan adanya bantuan sistem yang terintegrasi secara terkomputerisasi.

      Manfaat Bagi Perguruan Tinggi Raharja
      1. Dapat menjadi referensi bagi Mahasiswa atau Mahasiswi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya, terutama dalam sistem pengolahan data laporan keuangan organisasi nirlaba.

      2. Dapat memperkaya pengetahuan para Mahasiswa atau Mahasiswi dalam pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan.

      3. Dapat membuat Perguruan Tinggi Raharja dikenal oleh organisasi-organisasi yang dijadikan objek penelitian para Mahasiswa atau Mahasiswi.

      4. Menciptakan Mahasiswa dan Mahasiswi yang tidak hanya pandai dalam teori tetapi dapat mengimplementasikan di dunia nyata, baik dari segi analisa hingga pemecahan masalah tersebut.

      Metode Penelitian

      Pengumpulan Data

      Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan 3 (tiga) pendekatan yaitu sebagai berikut :

      1. Metode Observasi (Observasi Research)

        Pada metode ini penulis melakukan analisa terhadap masalah yang ada dengan cara mengamati sumber, pengumpulan dan pengolahan data di bagian keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang berhubungan dengan sistem pengolahan data laporan, baik berupa dokumen transaksi, catatan-catatan, maupun laporan.

      2. Metode Wawancara (Interview Research)

        Metode ini dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui tanya jawab langsung dengan Ibu Wiwin sebagai bendahara umum dan Ibu Reni sebagai Auditor Ekternal Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yang berhubungan dengan sistem pengolahan data laporan keuangan dan memahami hal yang akan diteliti sesuai dengan tujuan penelitian.

      3. Metode Study Pustaka (Library Research)

        Metode study kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dilakukan yaitu dengan membaca dan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan teori yang dibahas dalam laporan ini, melalui sumber-sumber dari kepustakaan dan di internet.

      Metode Analisa

      1. Semua bukti transaksi dikumpulkan lalu direkap, selanjutnya data yang sudah diperoleh dapat diolah dan dianalisa. Dalam melakukan analisa sistem pengolahan data laporan keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, disini penulis menggunakan metode analisa sistem yang dilakukan yaitu, analisa Value Chain.

      2. Analisa Value Chain digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas yang harus dicapai dengan sebuah konsep yang matang, perlunya analisa value chain sebagai aktivitas pendukung yang membantu organisasi secara keseluruhan dengan menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas-aktivitas yang dilakukan secara berkelanjutan.

      3. Selain menggunakan analisa Value Chain, penulis juga menggunakan analisa PIECES (Performance, Information/Data, Economic, Control/Security, Efficiency, dan Service), yang mana digunakan untuk menganalisa sistem yang berjalan dari segi kinerja apakah efisien dalam menghasilkan informasi sehingga dapat memberikan pelayanan yang diinginkan juga tidak memakan banyak biaya.

      4. Selain itu penulis menggunakan Unified Modeling Language (UML) sebagai salah satu alat bantu untuk memodelkan secara visual yang dapat digunakan dalam bahasa pemograman yang berorientasi objek. UML terdiri dari beberapa diagram yang saling berkaitan, antara lain Usecase Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram.

      5. Kemudian penulis menggunakan metode Elisitasi untuk mengumpulkan dan menyeleksi kebutuhan sistem yang diharapkan stakeholder. Elisitasi merupakan rancangan sistem yang diusulkan sesuai dengan keinginan atau kebutuhkan user. Elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu Elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan draft final elisitasi.

      Metode Perancangan

      Perancangan sistem informasi akuntansi khusus untuk organisasi nirlaba yang penulis beri nama Nirafin pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang menggunakan metode Unified Modelling Language (UML) yang akan dituangkan dalam tahap : pembuatan Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram serta penjabaran rancangan basis data dan spesifikasi data, yang menggunakan beberapa software dalam perancangannya antara lain : PHP myadmin, Apache, MySQL, Visual Paradigma, dan Chrome.

      Metode Testing

      Metode testing yang dilakukan ialah dengan menggunakan Blackbox Testing, yang mana memfokuskan pada keperluan software. Sehingga memungkinkan pengembang sistem untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode testing ini berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi dan terminasi agar kemudian dapat diperbaiki untuk membuat sistem yang lebih baik.

      Sistematika Penulisan

      Agar dapat lebih memahami penjelasan dalam Laporan Skripsi ini, maka penulis mengelompokkan menjadi beberapa sub bab. Dimana antara bab yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.

      Adapun penyusunan bab-bab dengan sistematika penyampaian adalah sebagai berikut:

      BAB I PENDAHULUAN

      Pada bab ini menjelaskan antara lain yaitu latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

      BAB II LANDASAN TEORI

      Pada bab ini akan dijelaskan definisi-definisi yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang berjalan saat ini, seperti landasan teori yang membahas tentang konsep dasar sistem laporan keuangan serta membahas teori-teori pendukung lainnya yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas dalam penelitan dan literature review.

      BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

      Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori dan definisi yang berhubungan dengan penulisan Laporan Skripsi yaitu gambaran umum tinjauan organisasi, sejarah organisasi, struktur organisasi dan fungsi-fungsinya, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, UML yang digunakan seperti Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram yang menggambarkan analisa sistem yang berjalan dan permasalahan pokoknya dengan menggunakan analisa value chain, analisis PIECES, serta alternatif pemecahan masalah, elisitasi tahap 1,2,3, dan draft final.

      BAB IV HASIL PENELITIAN

      Pada bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan pada Bagian Keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yang meliputi Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram, spesifikasi basis data, kebutuhan stakeholder, rancangan layar, dan rancangna implementasi program.

      BAB V PENUTUP

      Pada bab ini berisi tentang kesimpulan hasil dari penelitian dan menjawab dari tujuan penelitian yang diajukan serta saran-saran seputar pengembangan sistem kedepan sesuai kebutuhan stakeholder yang diperlukan untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang.

      DAFTAR PUSTAKA

      LAMPIRAN




      BAB II
      LANDASAN TEORI

      Teori Umum

      Konsep Dasar Prototipe

      1. Definisi Prototipe

      Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut beberapa ahli yang dijabarkan dibawah ini.

      Menurut (Darmawan et al. 2013)[1], "Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai".

      Sedangkan berdasarkan (Darmini & Widyaningtyas 2014)[2], "Prototipe adalah satu versi dalam sistem potensial, memberikan ide para pengembang dan user, bagaimana sistem berfungsi dari bentuk sudah selesai".


      Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah simulasi dari suatu sitem yang memberikan gambaran terhadap ide peneliti bagi para user atau calon pengguna dalam bentuk sebenarnya yang dapat disempurnakan untuk di realisasikan.

      2. Jenis - Jenis Prototipe

      Menurut Simarmata dalam Saefullah (2015:408), Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

      Menurut Simarmata dalam Saefullah (2015:408), Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu:
      1. Rapid Throwaway Prototypingdarmawan 2014 Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype “quick and dirty” dibangun diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.
      2. Prototype Evolusioner Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).


      Tabel 2.1.
      Kelebihan dan Kekurangan Prototipe


      Konsep Dasar Monitoring

      1. Definisi Monitoring

      Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut beberapa ahli yang dijabarkan dibawah ini.

      Menurut Rizan, dkk (2016:46)[1], “Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input / masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan".

      Sementara Menurut Mardiani (2013:36)[2], “Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/kegiatan itu selanjutnya".


      Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah proses analisa dan pengumpulan data atau informasi yang di lakukan secara periodic yang berguna sebagai pengambilan keputusan serta tindakan untuk penyempurnaan program / kegiatan selanjutnya

      2. Tujuan Monitoring

      Terdapat beberapa tujuan sistem monitoring. Tujuan sistem monitoring dapat ditinjau dari beberapa segi, misalnya segi obyek dan subyek yang dipantau, serta hasil dari proses monitoring itu sendiri.

      Adapun beberapa tujuan dari sistem monitoring yaitu (Amsler, dkk , 2009) yaitu:
      1. Memastikan suatu proses dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Sehingga, proses berjalan sesuai jalur yang disediakan (on the track).
      2. Menyediakan probabilitas tinggi akan keakuratan data bagi pelaku monitoring.
      3. Mengidentifikasi hasil yang tidak diinginkan pada suatu proses dengan cepat (tanpa menunggu proses selesai).
      4. Menumbuh kembangkan motivasi dan kebiasaan positif pekerja.

      Konsep Dasar Rokok

      1. Definisi Merokok

      Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut beberapa ahli yang dijabarkan dibawah ini.

      menurut (Istiqomah, 2013)[1], “Merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temparatur sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar, dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok” .

      Sedangkan menurut Sitepoe (2013)[2], “merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya. Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke yang mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif”.


      Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa merokok adalah suatu kegiatan membakar tembakau kemudian menghisap asap rokok sebagai bentuk kepuasan individu yang berdampak negatif bagi lingkungan sekitar.

      2. Komposisi Asap Rokok

      Asap rokok merupakan polusi udara yang sangat memegang peranan yang cukup besar. Efek negatife yang di timbulkan dari asap rokok yang terhisap dari segi perokok aktif maupun perokok pasif sangatlah berbahaya bagi kesehatan. Hampir 80% Karbon monoksida dan karbon dioksida berperan aktif pada asap rokok. Unsur ini di hasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Zat ini sangat beracun. Jika zat ini terbawa dalam hemoglobin akan mengganggu kondisi.oksigen dalam darah. Berikut tabel rincian dari komposisi asap.


      Tabel 2.2.
      Komposisi Asap Rokok


      Konsep Dasar Elisitasi

      1. Definisi Elisitasi

      Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut beberapa ahli yang dijabarkan dibawah ini.

      Menurut Amrullah (2016:1.4-27), [1], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang di inginkan oleh pihak manajemen terkait dan di sanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

      Sedangkan menurut Prastomo (2014:166), [2], “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak”.

      Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah simulasi dari suatu sitem yang memberikan gambaran terhadap ide peneliti bagi para user atau calon pengguna dalam bentuk sebenarnya yang dapat disempurnakan untuk di realisasikan.

      2. Tahapan Elisitasi

      Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:


      1. Tahap I ,Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.


      2. Tahap II, Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.


      3. Tahap III, Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu: a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan. b. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan. c. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu: a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi. b. Middle (M) : Mampu dikerjakan. c. Low (L) : Mudah dikerjakan.


      Teori Khusus

      Konsep Dasar Mikrokontroler

      1. Definisi Mikrokontroler

      Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut beberapa ahli yang dijabarkan dibawah ini.

      Menurut Prayudha, dkk (2014:174) [1],“Mikrokontroler adalah sebuah chip yang didalamnya terdapat mikroprosesor yang telah di kombinasikan I/O dan memori RAM/ROM.”.

      Sedangkan Menurut Timotius, dkk (2014:125) [2],“Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, I/O, clock, dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan ter-organisasi dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai”.


      Dari definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa mikrokontroler adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip yang pempunyai prosesor, memori dan perlengkapan input dan output yang menjadi kendali dari sebuah program yang ditulis

      2. Karakteristik Mikrokontroler

      Menurut Saefullah, dkk (2013:2) mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut:


      1) Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.
      2) Konsumsi daya kecil.
      3) Rangkaiannya sederhana dan kompak.
      4) Harganya murah, karena komponennya sedikit.
      5) Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.
      6) Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.


      Konsep Dasar Relay

      1. Definisi Relay

      Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.


      Gambar 2.1.
      Relay

      2. Prinsip Kerja Relay

      Setelah mengetahui pengertian dan fungsi relay, berikut adalah cara kerja atau prinsip kerja relay yang juga harus anda ketahui. Namun sebelumnya anda perlu tahu bahwa dalam sebuah relay terdapat 4 buah bagian penting yakni Electromagnet (Coil), Armature, Switch Contact Point (Saklar), dan Spring. Untuk info lebih jelasnya silahkan lihat gambar di bawah ini.


      Gambar 2.2.
      Prinsip Kerja Relay

      Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh kumparan Coil, berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil dialiri arus listrik, maka akan muncul gaya elektromagnetik yang dapat menarik Armature sehingga dapat berpindah dari posisi sebelumnya tertutup (NC) menjadi posisi baru yakni terbuka (NO). Dalam posisi (NO) saklar dapat menghantarkan arus listrik. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali ke posisi awal (NC). Sedangkan Coil yang digunakan oleh relay untuk menarik Contact Poin ke posisi close hanya membutuhkan arus listrik yang relatif cukup kecil. Oh iya, buat anda yang belum tahu apa itu NO dan NC, berikut penjelasannya.
       NC atau Normally Close adalah kondisi awal relay sebelum diaktifkan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup).
       NO atau Normally Open adalah kondisi awal relay sebelum diaktifkanselalu berada di posisi OPEN (terbuka).

      Konsep Dasar Sensor MQ2

      1. Definisi Sensor MQ2

      MQ-2 adalah komponen elektronika untuk mendeteksi kadar gas hidrokarbon seperti iso butana (C4H10 / isobutane), propana (C3H8 / propane), metana (CH4 / methane), etanol (ethanol alcohol, CH3CH2OH), hidrogen (H2 / hydrogen), asap rokok (smoke), dan LPG (liquid petroleum gas). Gas sensor ini dapat digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas di rumah / pabrik, misalnya untuk membuat rangkaian elektronika pendeteksi kebocoran elpiji.


      Gambar 2.3.
      Sensor MQ2

      2. Spesifikasi Sensor MQ2

      Tingkat sensitivitas sensor MQ-2 bervariasi untuk masing-masing tipe gas hidrokarbon yang dapat dideteksi sesuai tabel berikut ini:  LPG & propana: 200 - 5000 ppm  i-butana: 300 - 5.000 ppm  metana: 5.000 - 20.000 ppm (untuk sensor yang lebih sensitif terhadap methane, gunakan gas sensor MQ-4)  hidrogen: 300 - 5.000 ppm  etanol / alkohol: 100 - 2.000 ppm (bila diperlukan sensor yang spesifik untuk alkohol, gunakan MQ-3 Alcohol Detector Sensor)



      Gambar 2.4.
      Spesifikasi Mq2


      Konsep Dasar Fan DC

      1. Definisi Fan DC

      DC Brushless Fan Motor adalah motor DC yang menggunakan Hall Sensor untuk menggantikan kerja komutator dalam system motor DC. DC Brushless Fan Motor yang sedang kita pelajari ini, adalah DC fan motor yang banyak dipakai untuk peralatan elektronik sehari-hari, dengan input tegangan (voltage 5 Volt DC, 12 Volt DC, 24 Volt DC dan 48 Volt DC.


      Gambar 2.5.
      Fan DC

      2. Prinsip Kerja Fan DC

      Cara kerja pada motor BLDC cukup sederhana, yaitu magnet yang berada pada poros motor akan tertarik dan terdorong oleh gaya elektromagnetik yang diatur oleh driver pada motor BLDC. Hal ini membedakakn motor BLDC dengan motor DC yang menggunakan sikat mekanis yang berada pada komutator untuk mengatur waktu dan memberikan medan magnet pada lilitan. Motor BLDC ini juga berbeda dengan motor AC yang pada umumnya menggunakan siklus tenaga sendiri untuk mengatur waktu dan memberi daya pada lilitan. BLDC dapat memberikan rasio daya dan beban yang lebih tinggi secara signifikan dan memberikan efisiensi yang lebih baik dibandingkan motor tanpa sikat tradisional.


      Gambar 2.6.
      Prinsip Kerja Fan DC

      Konsep Dasar Trafo Flyback

      1. Definisi Trafo flyback

      Monitor televisi dan monitor yang di dalamnya terdapat tabung sinar katoda bekerja dengan tegangan tinggi, yaitu antara 24 kilovolt sampai 30 kilovolt tergantung dari ukuran layarnya. Tegangan tinggi digunakan untuk mempercepat berkas elektron, pembelokan berkas cahaya horisontal dan untuk memfokuskan berkas pada layar.Tegangan tinggi ini dihasilkan oleh transformator khusus yang dikenal dengan transformator flyback. Skema transformator flyback dapat dilihat pada gambar 2.7. berikut ini :


      Gambar 2.8.
      Trafo Flyback

      2. Fungsi Kaki Kaki Trafo


      Gambar 2.9.
      Kaki trafo flyback

      Tabel 2.3.
      Fungsi Kaki Trafo

      Konsep Dasar LCD

      1. Definisi LCD

      Liquid Crystal Display atau disingkat LCD adalah sebuah media yang tipis dan datar yang menggunakan media cair sebagai penghasil warna. LCD sendiri tidak mengeluarkan cahaya, karena itu LCD memerlukan cahaya aktif atau pasif. Hampir semua alat elektronik pada jaman ini menggunakan LCD sebagai media informasinya, dari kalkulator sampai dengan komputer notebook. LCD berfungsi untuk menampilkan data yang telah diolah sebelumnya. elemen penampil data. LCD dibagi menjadi dua jenis, yaitu LCD karakter dan LCD grafik. Pada proyek akhir ini digunakan LCD karakter 2x16. LCD karakter adalah LCD yang dapat menampilkan karakter ASCII dengan format dot matrix. Untuk dapat mengirimkan sebuah karakter ke LCD, dapat dilakukan dengan dua cara pengiriman, yaitu pengiriman data 4 bit dan pengiriman data 8 bit. Berikut pada Gambar 2.11 adalah contoh dari LCD 2x16


      Gambar 2.10.
      LCD

      2. Prinsip Protokol I2C

      Untuk mengatasi terbatasnya jumlah PIN pada arduino, beberapa perusahaan IC mengembangkan teknik transfer data secara seri untuk menghubungkan IC prosesor ke IC pendukungnya, Sebuah IC memori dengan kapasitas 2 KiloByte yang dibentuk dengan teknik transfer data secara pararel paling tidak mempunyai 24 kaki, yaitu : ➢ 8 kaki untuk jalur data, ➢ 11 kaki untuk jalur penomoran memori (jalur alamat), ➢ kaki untuk jalur kontrol, ➢ 2 kaki untuk catu daya. Komunikasi data secara I2C dilakukan melalui dua saluran, masing-masing adalah saluran data secara seri (SDA) = Serial Data dan saluran clock (SCL) = Serial Clock, kedua saluran ini dikenal sebagai I2C Bus yang dipakai menghubungkan banyak IC I2C untuk berbagai macam keperluan. IC-IC I2C itu dibedakan menjadi induk (master) dan anak buah (slave), yang dimaksud dengan induk adalah peralatan I2C yang memulai transfer data dan yang membangkitkan clock (SCK). Gambar 2.12 merupakan contoh penggunaan protokol I2C


      Gambar 2.11.
      Prinsip Kerja I2c Pada LCD

      Konsep Dasar Rangkaian Driver dan Isolator

      1. Definisi Rangkaian Driver dan Isolator

      Rangkaian driver dan trafo isolator pulsa berfungsi untuk mengendalikan MOSFET pada rangkaian daya inverter. Rangkaian driver sendiri berfungsi untuk menguatkan pulsa keluaran dari IC 4047. Rangkaian driver yang digunakan terdiri dari sebuah kapasitor yang terhubung seri dengan keluaran rangkaian kontrol dan terdapat sebuah resistor yang terpasang paralel antara gate dan source pada MOSFET. Berikut adalah gambar rangkaian driver yang digunakan


      Gambar 2.12.
      Pulse Signal Kotak

      2. Prinsip Kerja Rangkaian Driver dan Isolator

      Trafo pulsa pada rangkaian driver ini juga dapat dipandang sebagai pelindung (isolasi) antara rangkaian kontrol dengan rangkaian daya karena memiliki kumparan primer dan sekunder yang terpisah secara elektrik dan terhubung secara magnetik. Rancangan trafo pulsa pada tugas akhir ini yaitu trafo dengan center tap pada sisi primernya dan pada sisi sekunder terdapat dua buah lilitan yang akan terhubung ke MOSFET pada rangkaian daya. Trafo pulsa yang digunakan memiliki perbandingan lilitan 1 : 1. Prinsip kerja dari rangkaian driver dan trafo pulsa cukup sederhana, kumparan primer pada trafo pulsa yang merupakan trafo dengan center tap diberi masukan tegangan 12 Volt DC. Saat MOSFET 1 on karena dipicu oleh rangkaian 4047 maka arus akan mengalir ke arah MOSFET 1 menuju ground kemudian saat MOSFET 2 terpicu maka arus akan mengalir ke arah MOSFET 2 menuju ground. Perubahan arah arus ini mengakibatkan perubahan fluksi dan menimbulkan ggl pada kumparan sekunder[9] Inti trafo terbuat dari bahan ferit karena memiliki resistifitas yang lebih besar daripada inti trafo frekuensi rendah sehingga rugi akubat arus eddy dapat ditekan. Trafo isolator pulsa ini bekerja pada frekuensi tinggi maka inti ferit sangat cocok digunakan untuk inti pada trafo pengisolasi karena rugi rugi inti yang dihasilkan cukup rendah.


      Gambar 2.13.
      Prinsip Kerja Rangkaian Driver dan Isolator


      Konsep Dasar Rangkaian Daya

      1. Definisi Rangkaian Daya

      Blok rangkaian daya pada tugas akhir yang dibuat berfungsi untuk mengubah tegangan bolak balik dengan frekuensi 50 Hz dari suplai jala – jala menjadi tegangan bolak – balik AC dengan frekuensi tinggi. Berikut adalah gambar blok diagram dari rangkaian daya yang dibuat :


      Gambar 2.14.
      Skematik Rangkaian Daya

      Konsep Dasar Rangkaian Dimmer

      1. Definisi Rangkaian Dimmer

      Rangkaian Dimmer merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai input tegangan terhadap rangkaian daya. Tegangan yang dibutuhkan dimmer ialah 220 VAC akan di control besaran tegangan yang di butuhkan rangkaian daya menggunakan potensio. Maksimal output voltage pada rangkaian dimmer adalah 210 VDC


      Gambar 2.15.
      Skematik Rangkaian Dimmer

      Konsep Dasar Corona Discharge

      1. Definisi Corona Discharge

      Korona merupakan proses pembangkitan arus di dalam fluida netral diantara dua elektroda bertegangan tinggi dengan mengionisasi fluida tersebut sehingga membentuk plasma di sekitar salah satu elektroda dan menggunakan ion yang dihasilkan dalam proses tersebut sebagai pembawa muatan menuju elektroda lainnya seperti tampak pada Gambar 2. Proses terjadinya lucutan pijar korona dalam medan listrik diawali dengan lucutan townsend kemudian diikuti oleh lucutan pijar (glow discharge) atau korona (corona discharge) dan berakhir dengan arc discharge (Reizer, 1997).


      Gambar 2.16.
      Corona Discharge

      2. Pengaplikasian Corona Discharge

      Aplikasi corona discharge untuk menghancurkan senyawa beracun dan polusi serta pengendalian bau pada umum nya telah banyak menarik perhatian. Banyaknya senyawa organik yang berbahaya seperti sisa-sisa pembakaran, polusi dapat di kendalikan dengan spesies tereksitasi, senyawa radikal bebas, elektron, ionisasi serta sinar UV ataupun rekayasa serupa yang di hasilkan oleh corona discharge. Prinsip pengaplikasian corona discharge untuk mengendalikan gas polusi sederhana yaitu lucutan dari corona discharge sebagai sumber electron yang akan bereaksi terhadap senyawa polutan. O3 (ozon) hasil dari reaksi penguraian CO2 (karbondioksida) dan CO (karbon monoksida) dapat menanggulangi pencemaran polusi serta bau yang tak sedap pada ruangan. Berikut gambaran yang terjadi pada lucutan corona discharge.


      Gambar 2.17.
      Penggambaran Teori Penguraian Carbon dengan Corona Discharge

      Literature Review

      Menurut Meta Amalya Dewi dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:125) Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain :
      1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
      2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
      3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
      4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada. Adapun Literature Review sebagai landasan dalam mendukung penelitian adalah sebagai berikut:

      1. Penelitian M. Aldiki Febriantono dari Universitas Brawijaya yang berjudul “PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGURAI ASAP ROKOK PADA SMOKING ROOM MENGGUNAKAN KONTROLER PID” Tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun alat pengurai asap rokok pada smoking room dengan menggunakan corona discharge sebagai media pengurai, serta menggunakan kontrol PID sebagai pengaturan putaran kipas DC. Peneliti menggunakan mikrokontroler ATmega 8535 sebagai pengendali system.

      2. Penelitian Muhamad Taupik Hidayatullah dari Politeknik Negeri Bandung yang berjudul “RANCANG BANGUN ALAT PENGURAI ASAP ROKOK MENGGUNAKAN METODE ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BERBASIS ARDUINO UNO” tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk membuat prototype alat yang dapat mengurai asap rokok dengan menggunakan metode Electrostatic precipitator. Serta menggunakan sensor MQ-7 dan mikrokontroler Arduino uno sebagai pengendali utama.

      3. Penelitian Radhitya Pujosakti dari Universitas Diponegoro yang berjudul “PERANCANGAN KONTROLER PID BERBASIS ATMEGA 8535 UNTUK PENGENDALIAN KADAR ASAP GAS CO PADA RUANGAN KONTAMINASI ASAP” Tahun 2013. Penelitian ini bertujuan memaksimalkan proses penguraian asap rokok melalui metode corona discharge dan mengkontrol putaran kipas DC dengan metode PID agar kipas dapat bekerja lebih responsif terhadap gas CO. Menggunakan sensor MQ-7 sebagai pendeteksi asap rokok dan menggunakan mikrokontroler ATmega 8535 sebagai pengontrolan kerja system.
      4. Penelitian Agung Budi Handoko, Yudha Rohman, Tri Satya P dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang berjudul “PENETRALISIR CO PADA RUANG SMOKING AREA MENGGUNAKAN CORONA DISCHARGE)” tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat penetralisir CO pada ruang merokok dengan corona dischare sebagai media penguraiannya. Lalu peneliti menggunakan sensor PIR untuk mendeteksi keberadaan perokok dalam ruangan dam DC-DC converter guna menghasilkan corona discharge.

      5. Penelitian Slachsa Dikman dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya yang berjudul “ PROTOTYPE PEMBERSIH DAN MONITORING ASAP ROKOK PADA RUANG TERTUTUP MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER” tahun 2016. Penelitian ini bertujuan membersihkan asap rokok dengan menggunakan proses ionisasi untuk mengendapkan asap rokok serta memonitoring asap rokok dengan fuzzy logic controller. Peneliti menggunakan sensor AF 30 dan TGS 2442 untuk mendeteksi asap rokok.

      6. G Horv´ath, J D Skaln´y and N J Mason from Open University, UK 2017. “FTIR study of decomposition of carbon dioxide in dc corona discharges”. This study discusses the carbon dioxide decomposition using corona discharge method through FTIR (Fourier-transform infrared spectroscopy). The decomposition rate of carbon dioxide and the generation of ozone and carbon monoxide in coaxial corona discharges fed by pure CO2 has been investigated in a dc corona discharge operated in both positive and negative polarities using FTIR spectroscopy. The degree of CO2 decomposition is found to be dependent on the voltage, U, with a maximum CO2 decomposition of nearly 10% found in a negative corona discharge for U = 7.5 kV. In all cases the amount of CO2 decomposition was lower in positive polarity discharges than in negative polarity discharges operated under same conditions. CO and ozone were found to be the main products observed in the discharges. “Penelitian yang dilakukan oleh G Horvath, J D Skalny and N J Mason dari Universitas Open, UK 2017. “FTIR study of decomposition of carbon dioxide in dc corona discharges”. Pada penelitian ini membahas tentang melihat penguraian carbon dioksida menggunakan metode corona discharge melalui FTIR (Fourier-transform infrared spectroscopy). Tingkat dekomposisi karbon dioksida dan pembangkitan ozon dan karbon monoksida dalam pelepasan korona koaksial yang diberi makan oleh CO2 murni telah diteliti dalam debit korona dc yang dioperasikan pada polaritas positif dan negatif menggunakan spektroskopi FTIR. Derajat dekomposisi CO2 ditemukan bergantung pada voltase, U, dengan dekomposisi CO2 maksimum hampir 10% yang ditemukan pada pelepasan korona negatif untuk U = 7.5 kV. Dalam semua kasus, jumlah dekomposisi CO2 lebih rendah pada pelepasan polaritas positif daripada pelepasan polaritas negatif yang dioperasikan pada kondisi yang sama. CO dan ozon ditemukan sebagai produk utama yang diamati dalam pembuangan.

      7. F. Pontiga, K. Hadji, M. Guemou,K. Yanallah, A. Fernandez-Rueda and H. Moreno from Universidad de Sevilla, Spain 2014. “Ozon Production by corona discharge using a hollow needle-plat electrode system”. In this study discusses about producing ozone (O3) using corona discharge method which is produced from two electrode that is needle and plate . Ozone generation using a hollow needle-to-plate corona reactor has been investigated using both positive and negative polarities and various flow rates. Oxygen could be introduced in the reactor either through the needle electrode or through a port on the lateral wall. This configuration al-lowed studying the effect of the flow direction on ozone production.. “Penelitian yang dilakukan oleh F. Pontiga, K. Hadji, M. Guemou,K. Yanallah, A. Fernandez-Rueda and H. Moreno dari univesitas sevilla, spain 2014. “Ozon Production by corona discharge using a hollow needle-plat electrode system”. Pada penelitian ini membahas tentang menghasilkan ozon (O3) menggunakan metode corona discharge yang di hasilkan dari dua elektroda yaitu jarum dan papan besi. Generasi ozon menggunakan reaktor korona jarum-ke-piring berongga telah diteliti dengan menggunakan polaritas positif dan negatif dan berbagai laju alir. Oksigen bisa diperkenalkan di reaktor baik melalui elektroda jarum atau melalui port pada dinding lateral. Konfigurasi ini al-lowed mempelajari pengaruh arah aliran pada produksi ozon”.

      8. Marcela Marvova from institute of physics Comenius University , Slovak republic 1998“Dc corona discharges in CO2–air and CO–air mixtures for various electrode materials”. Positive and negative dc corona discharges in CO–air and CO2–air mixtures were applied. Natural humid air was used. The step by step development with time of the formation of gas products after the action of the corona discharge was measured in situ . The discharge tube was situated in an IR gas cell. The IR absorption spectra were scanned from the area of the inter-electrode distance in successive time steps of the action of the discharge (about 1 min). Measurements were performed for three combinations of electrode materials, namely Mo–stainless steel, Mo–brass and Cu–brass. Reflection IR absorption spectra from the surfaces of the electrodes used were scanned after the action of the discharge. The influence of the electrode material on the development with time of the reaction products was observed. Polymer–metal complexes with possible catalytic activity are formed on the surfaces of electrodes. From measurements it resulted that the discharge processes consist of simultaneously acting volume processes of plasmochemical nature (probably initiated by electrons) and electrocatalytic surface processes on electrodes (probably initiated by photons). “Penelitian yang dilakukan oleh Marcela Marvova dari institute fisika Universitas Comenius, republic Slovakia 1998 “Dc corona discharges in CO2–air and CO–air mixtures for various electrode materials”. Pada penelitian ini membahas tentang dc corona discharge dalam pencampuran CO2 dan udara melalui material elektroda yang bervariasi. Cairan korona positif dan negatif dc di udara CO-udara dan CO2 campuran yang diterapkan. Udara lembab alami yang digunakan. Perkembangan selangkah demi selangkah dengan waktu pembentukan produk gas setelah aksi pelepasan korona diukur secara in situ Tabung pelepasannya terletak di sel gas infra merah. IR spektrum serapan dipindai dari daerah jarak antar elektroda di Langkah waktu berurutan dari tindakan pelepasan (sekitar 1 menit). Pengukuran dilakukan untuk tiga kombinasi bahan elektroda, yaitu baja Mo-stainless, Mo-kuningan dan Cu-kuningan. Refleksi penyerapan IR spektra dari permukaan elektroda yang digunakan dipindai setelah aksi debit. Pengaruh bahan elektroda terhadap perkembangan dengan waktu dari produk reaksi diamati. Kompleks polimer logam dengan kemungkinan Aktivitas katalitik terbentuk pada permukaan elektroda. Dari pengukuran itu. mengakibatkan proses pelepasan terdiri dari volume akseptor secara bersamaan proses sifat plasmokimia (mungkin diprakarsai oleh elektron) dan Proses permukaan elektrokatalitik pada elektroda (mungkin diprakarsai oleh foton).

      9. Irma Aleknaviciute,from Brunel University,London 2013 “plasma assisted decomposition of methane and propane and cracking of liquid hexadecane” In this project she performed a parametric study for methane and propane decomposition under a corona discharge for COx free hydrogen generation. For methane and propane a series of experiments were performed for a positive corona discharge at a fixed inter-electrode distance (15 mm) to study the effects of discharge power (range of 14 - 20 W and 19 – 35 W respectively) and residence time (60 - 240 s and 60 – 303 s respectively). A second series of experiments studied the effect of inter-electrode distance on hydrogen production, with distances of 15, 20, 25, 30 and 35 mm tested. The analysis of the results shows that both discharge power and residence time, have a positive influence on gaseous hydrocarbon conversion, hydrogen selectivity and energy conversion efficiency for methane and propane decomposition. Longer discharge gaps favour hydrogen production for methane and propane decomposition. A final series of experiments on corona polarity showed that a positive discharge was preferable for methane decomposition. “penelitian yang di lakukan Irma Aleknaviciute dari Universitas Brunel, London 2013 “plasma assisted decomposition of methane and propane and cracking of liquid hexadecane “ Dalam proyek ini dia melakukan studi parametrik untuk metana dan propana dekomposisi di bawah pelepasan korona untuk pembangkitan hidrogen bebas COx. Untuk metana dan propana serangkaian percobaan dilakukan untuk korona positif debit pada jarak antar elektroda tetap (15 mm) untuk mempelajari efek dari debit daya (masing-masing berkisar antara 14 - 20 W dan 19 - 35 W) dan tempat tinggal waktu (60 - 240 s dan 60 - 303 s). Percobaan kedua mempelajari pengaruh jarak antar elektroda pada produksi hidrogen, dengan jarak 15, 20, 25, 30 dan 35 mm diuji. Hasil analisis menunjukkan bahwa baik debit daya dan waktu tinggal, memiliki pengaruh positif pada gas konversi hidrokarbon, selektifitas hidrogen dan efisiensi konversi energi dekomposisi metana dan propana. Kelongsong yang lebih panjang disukai hidrogen produksi untuk dekomposisi metana dan propana. Seri terakhir eksperimen Pada polaritas korona menunjukkan bahwa pelepasan positif lebih disukai untuk dekomposisi metana”.

      10. Stuart Greig,in his research from corona supplies Ltd, UK “CORONA GENERATED OZONE-IN-HOUSE DESTRUCTION”. In this study discuss about the effective management of ozone generated during corona discharge treatment has long since been a major concern to the industry. As Health and Safety and Environmental pressures grow, the necessity to contain and destroy ozone close to source intensifies. This paper discusses the dangers of ozone and how it can be successfully prevented from polluting the workplace and the local environmental atmosphere by using a catalytic decomposition unit. "Penelitian yang di lakukan oleh Stuart Greig, di corona supplies Ltd, UK “CORONA GENERATED OZONE-IN-HOUSE DESTRUCTION”. Dalam studi ini membahas tentang pengelolaan ozon yang efektif yang dihasilkan selama perawatan debit corona telah lama menjadi perhatian utama industri ini. Seiring tekanan Kesehatan dan Keselamatan dan Lingkungan, kebutuhan untuk mengandung dan menghancurkan ozon yang dekat dengan sumber meningkat. Makalah ini membahas bahaya ozon dan bagaimana hal itu dapat berhasil dicegah untuk mencemari lingkungan kerja dan lingkungan lokal dengan menggunakan unit dekomposisi katalitik.”


Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan