SI1331476525

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

'

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1331476525
NAMA
: HUSEIN MUHAMMAD FAHREZY


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS


Disusun Oleh :

NIM
: 1331476525
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 20 Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I, MM)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331474559
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 20 Juli 2017


Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Jawahir, Ir., MM)
   
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom.,M.Si)
NID : 03023
   
NID : 13001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331476525
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, 20 Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS

Dibuat Oleh :

Disusun Oleh :

NIM
: 1331476525
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 20 Juli 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1331476525

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Pengairan atau irigasi merupakan faktor yang sangat penting dan juga

mempengaruhi hasil pertanian khususnya padi. Air sendiri sebagai sumber daya pokok yang menunjang berlangsungnya kegiatan pertanian, jika tidak ada air kegiatan bertani pun tidak akan berjalan. Pada umumnya pengairan air sawah menggunakan sistem pengairan irigasi atau mengaliri sawah dengan air langsung dari sumbernya, yaitu sungai. Di beberapa tempat, metode irigasi di lakukan hanya untuk pertanian yang menghasilkan kebutuhan pokok.Namun di tempat lain yang memiliki kondisi air melimpah, metode irigasi juga di berikan untuk semua jenis tanaman. Penelitian ini akan di lakukan dengan metode pengumpulan data, analisa, studi pustaka, perancangan dan juga pengujian. Dalam hal ini maka penulis melakukan penelitian tentang alat pengairan sawah otomatis dengan sebuah sensor ultrasonic yang akan membaca ketinggian air di suatu petak sawah. Dimana hasil sensor akan memberi informasi ke mikrokontroller Wemos yang nantinya mikrokontroller memerintahkan pompa air untuk berkerja atau tidak,

sehingga memudahkan dan meminimalisir waktu para petani.


Kata kunci: Pengairan , Sawah, Wemos, Irigasi

ABSTRACT

Watering or irrigation is a very important factor and also affect agricultural

output, especially rice. Air itself as the basic resources that support ongoing agricultural activities, and there is no water farming activities would not be running. In general, water irrigating the fields using a system of irrigation or flood rice fields with water directly from the source, the river. In some places, irrigation methods are done only for agriculture that produces basic needs. But in the other places that have abundant water conditions, irrigation methods are also given for all types of plants. This research will be done with data collection method, analysis, literature study, designing and also testing. In this case the authors do research on automatic irrigation fields with an ultrasonic sensor that will read the water level in a field. Where the sensor results will provide information to the microcontroller Wemos which later microcontroller ordered water pump to work or not, it will make easier and minimize the time of the

farmers.


Keywords: Watering, Rice Yield, Wemos, Irrigation

KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulisan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul “Prototype Sistem Keamanan Ruang Brankas Pada PT. BRI KCP Unit Tanah Tinggi Kota Tangerang”.

Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca. Semoga karya tulis ini dapat menjadi bahan perbandingan dalam periode selanjutnya, dan dapat menjadi suatu karya ilmiah yang baik.

Pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini, antara lain:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd., selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  4. Bapak Jawahir, Ir., MM dan Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom.,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  5. Kepada orang tua yang juga memberikan semangat dan do’anya untuk kelancaran Skripsi ini
  6. Untuk teman-teman seperjuangan yang sudah memberikan motivasi dan do’anya sehingga Skripsi penulis berjalan dengan lancar.
  7. Kepada teman-teman yang sudah memberikan semangat. Terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak dan Ibu, adik dan keluarga

tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dan tentunya Do’a restu yang tiada henti.

Akhir kata, Semoga Allah SWT memberikan balasan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan Skripsi ini.

Demikian, penulis sampaikan dengan harapan semoga Skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.


Tangerang, 20 Juli 2017
HUSEIN MUHAMMAD FAHREZY
NIM. 1331476525

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan dan saluran-saluran ke sawah-sawah atau ke ladang-ladang dengan cara teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Pengairan mengandung arti memanfaatkan dan menambah sumber air dalam tingkat tersedia bagi kehidupan tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam tanah maka perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu kehidupan tanaman. Sekitar 86% produksi beras nasional berasal dari daerah sawah beririgasi. Jadi sawah irigasi merupakan faktor utama dalam pencapaian ketahanan pangan nasional. Agar produksi beras di lahan beririgasi maksimal, maka jaringan irigasi harus dikelola dengan baik.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita sekarang hidup di jaman yang serba modern dan pesatnya peningkatan teknologi. Banyak hal yang awalnya di lakukan secara manual, sekarang sudah bisa dilakukan secara otomatis. Bagi beberapa orang yang memiliki pekerjaan berat, salah satunya adalah pekerja sebagai petani yang harus mencangkul, memupuk, mengairi dan juga mengawasi, merupakan pekerjaan yang sangat berat untuk dilakukan agar menghasilkan padi yang unggul.

Metode pengairan otomatis yang penulis teliti mungkin akan mengurangi beban pikiran petani, sehingga petani tidak harus takut kelebihan maupun kekurangan air dan juga tidak perlu khawatir apabila ada pematang yang jebol di waktu yang terjadi secara tiba – tiba, sehingga air mengurang tanpa diketahui. karena dalam alat yang penulis buat memiliki sistem untuk memantau banyaknya air yang dilihat dari ketinggian air tersebut.

Dari hasil analisa peneliti, bahwa di area persawahan yang berada di kabupaten tangerang, tepatnya berada di Desa Tari Kolot, membutuhkan suatu inovasi baru dalam sistem pengairan sawah, sebagai pengganti sistem yang terdahulu agar lebih efektif dan lebih modern. Penulis berkerja sama dengan salah satu koperasi di tangerang kabupaten yang memiliki hubungan langsung dengan beberapa petani di Desa Tari Kolot.

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “SISTEM PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS” .

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas peneliti menyimpulkan rumusan masalah dari penelitian tersebut. Berikut rumusan masalah :

  1. Bagaimana cara mengontrol sistem pengairan otomatis menggunakan Wemos ?

  2. Bagaimana merancang suatu sistem agar pengairan bisa di awasi secara realtime ?

  3. Bagaimana merancang sistem pengairan sawah otomatis yang mengurangi beban pekerjaan petani ?

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang telah di analisa oleh peneliti adalah :

A. Tujuan Individual

  1. Menciptakan suatu karya yang bermanfaat bagi peneliti dan pihak yang berhubungan.

B. Tujuan Fungsional

  1. Dapat dijadikan fasilitas untuk mempermudah para petani sehingga lebih efektif dan modern.

  2. Meminimalisir tenaga dan juga waktu para petani.

C. Tujuan Operasional

  1. Memudahkan petani dalam kegiatan bercocok tanam.

  2. Mengurangi beban fikiran para petani dalam hal pengairan sawah.

  3. Meringankan beban petani di waktu istirahatnya.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang di dapat dari hasil penelitian ini berdasarkan latar belakang laporan yang telah dianalisa oleh peneliti adalah :

A. Manfaat Individu

  1. Bermanfaat dan memperluas wawasan peneliti serta menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama di Perguruan Tinggi Raharja.

  2. Menerapkan inovasi baru dalam sistem pengairan sawah.

B. Manfaat Fungsional

  1. Menambah sistem yang lebih efektif.

  2. Mempermudah dalam sistem pengairan sawah dan lebih modern.

C. Manfaat Operasional

  1. Mengurangi beban fikiran para petani dalam hal pengairan sawah.

  2. Menghemat waktu si petani juga meringankan beban fisik maupun pikiran.

Ruang Lingkup

Untuk membatasi penelitian agar lebih terarah dan fokus maka peneliti membatasi ruang lingkup, permasalahan dalam penulisan yaitu sistem pengairan air sawah otomatis yang menggunakan tinggi air sawah sebagai media monitoringnya. dengan lokasi di area persawahan Desa Tari Kolot, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang. Menggunakan Mikrokontroller Wemos D1 Mini, sensor ultrasonik sebagai pemantau ketinggian air serta led yang akan menjadi indikator apabila terjadi kejanggalan dalam volume air sawah. Dan Monitoring sebagai model IOT.

Metode Penelitian

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa metode dalam melakukan penelitian, sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

A. Pengamatan (Observation)

Peneliti mendatangkan area persawahan di Desa Tari Kolot untuk mendokumentasikan serta mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam membuat laporan hasil penelitian.

B. Wawancara (Interview)

Peneliti melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait untuk memenuhi data yang diperlukan dalam pembuatan laporan hasil penelitian.

C. Studi Pustaka

Selain dari metode diatas peneliti juga mengumpulkan data dari berbagai referensi seperti internet, buku, dan perpustakaan untuk melengkapi data yang diperlukan.

Metode Analisa

Pada metode ini, penulis menganalisa tentang proses pengairan secara otomatis. Penulis menganalisa dengan melihat faktor sebab dan akibat yang terjadi sehingga memudahkan dalam membuat penelitian.

Metode Perancangan

Dalam metode perancangan ini kita dapat mengetahui bagaimana sistem itu dibuat atau dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. Melalui tahapan pembuatan flowchart sebagai alur dari sistem yang akan dibuat dan perancangan perangkat lunak (Software) menggunakan program arduino IDE serta perangkat keras (Hardware) berupa rancangan desain diagram blok.

Metode Prototype

Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototipe bisa digunakan untuk menyampaikan berbagai macam informasi gambaran produk itu.

Penulis di sini menerapkan prototipe dengan menggunakan prototype evolutionary karena, hasil prototype tidak langsung di lupakan tetapi digunakan untuk literasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Metode Pengujian

Pada metode pengujian ini yang saya pakai adalah metode pengujian black box, karena berfokus proses kerja sistem. Metode pengujian ini berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam hal penyusunan dan dapat dipahami lebih jelas, laporan ini dibagi atas beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci.

Dengan susunan sebagai berikut:

BAB I       PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II     LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori dan literature review yang sesuai, sehingga bisa mendukung penelitian dalam penulisan sehingga menghasilkan karya tulis yang bernilai ilmiah.

BAB III     PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat analisa dan perancangan “PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS”. yang dijelaskan secara terperinci.

BAB IV     RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini membahas tentang sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur sistem berjalan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, konfigurasi sistem, pengujian, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V     PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil karya sebagai upaya untuk perbaikan dan pengembangan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototipe

A. Definisi Prototipe

Menurut [1]

Menurut [2], “Prototipe adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila disusun dalam bentuk yang lengkap”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh dari suatu sitem yang memberikan ide bagi para user atau calon pengguna dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sebelum direalisasikan.


B. Jenis-Jenis Prototipe

Menurut [3], yaitu:

  1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)
  2. Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.

  3. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)
  4. Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual. Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :

    a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

    b. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.

    c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

    d. Menggunakan prototipe, prototipe

    menjadi sistem produksi.

    2.1.jpg

Konsep Dasar Sistem

A. Definisi Sistem

Menurut [4]

B. Karakteristik Sistem

Menurut [5], karakteristik sistem sebagai berikut :

  1. Komponen (Components)

  2. Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem.

  3. Batas (Boundary)

  4. Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

  5. Lingkungan (Evinronments)

  6. Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

  7. Penghubung/Antarmuka (Interface)

  8. Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi. Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  9. Masukan (Input)

  10. Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  11. Pengolahan (Processing)

  12. Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  13. Keluaran (Output)

  14. Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  15. Sasaran (Objective) dan Tujuan (Goal)

  16. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

  17. Kendali (Control)

  18. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  19. Umpan Balik (Feed Back)

  20. Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

C. Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik</i>

  2. Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

  3. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan</i>

  4. Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

  5. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka</i>

  6. Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

  7. Sistem Manusia dan Sistem Mesin

  8. Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya. Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi, sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.

  9. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

  10. Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

  11. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi

  12. Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.

  13. Sistem Buatan Tuhan dan Sistem Buatan Manusia

  14. Sistem buatan Tuhan merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini, misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.

  15. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya

  16. Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

D. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5), Tujuan Sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya.

Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya. Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

Konsep Dasar Keamanan

A. Definisi Keamanan

[6] Keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit atau cedera tapi keamanan juga dapat membuat individu aman dalam aktifitasnya, mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan umum. Keamanan fisik (biologic safety) merupakan keadaan fisik yang aman terbebas dari ancaman kecelakaan dan cedera (injury) baik secara mekanis, thermis, elektris maupun bakteriologis. Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik, yang pada pembahasan ini akan difokuskan pada providing for safety atau memberikan lingkungan yang aman (Fatmawati, 2009).

B. Definisi Brankas

Brankas adalah sebuah lemari atau kotak besi yang tahan terhadap api dan memiliki kegunaan utama yaitu sebagai pelindung barang-barang berharga anda dari berbagai macam bahaya, seperti kebanjiran, kebakaran, pencurian, dll. Barang berharga yang biasanya disimpan di brankas adalah uang, surat-surat berharga seperti akta tanah,ijasah, akte kelahiran, perhiasan, dll.

Konsep Dasar IOT (Internet of Things)

Definisi IoT (Internet of Things)

Menurut [7]

Menurut [8]

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Internet of Things adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus untuk mengkoneksikan suatu peralatan dengan internet untuk menjalankan berbagai fungsi.

Konsep Dasar WiFi (Wireless Fidelity)

A. Definisi WiFi (Wireless Fidelity)

Menurut [9]

Menurut [10]

Dari definsi di atas dapat disimpulkan bahwa WiFi adalah teknologi Wireless Local Area Network (WLAN) jenis komunikasi wireless yang di standarisasi dalam standar IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) 802.11.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

A. Definisi Perancangan Sistem

Menurut [11]

Menurut [12] Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.

Berdasarkan definsi di atas dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem yang baik yang di dalamnya terdapat langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.

B. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut [13], yaitu:

  1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

Teori Khusus

Mikrokontroler

A. Definisi Mikrokontroler

Menurut [14]“Mikrokontroler adalah sebuah chip yang didalamnya terdapat mikroprosesor yang telah di kombinasikan I/O dan memori RAM/ROM.”

B. Karakteristik Mikrokontroler

Menurut [15] mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

  1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.

  2. Konsumsi daya kecil.

  3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.

  4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.

  5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

  6. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

C. Jenis-jenis Mikrokontroler

Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu yaitu RISC dan CISC.

  1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC yaitu Mikrokontroler AVR, PIC (Peripheral Interface Controller), Mikrokontroler ARM.

  2. CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC yaitu Mikrokontroler MCS-51.


Arduino Uno

A. Definisi Arduino Uno

Menurut[16] “The Arduino UNO microcontroller serves as the brain of the system to facilitate programming. It is a microcontroller board based on ATMega328 that comprises 14 digital pin entries (input) 6 analog production entries (output), a 16 MHz ceramic resonator, USB connection, power jack, ICSP header, and reset button. The board is equipped with the features needed to support the microcontroller by connecting it to a computer using a USB cable”.

“Mikrokontroler Arduino UNO berfungsi sebagai otak dari sistem untuk memudahkan pemrograman. Ini adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang terdiri 14 pin digital (Input) dan 6 pin analog (Output), resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, ICSP header, dan tombol reset. Papan ini dilengkapi dengan fitur yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler dengan menghubungkannya ke komputer menggunakan kabel USB”.

Menurut [17] Secara umum posisi/letak pin-pin terminal I/O pada berbagai board Arduino posisinya sama dengan posisi/letak pin-pin terminal I/O dari Arduino UNO yang mempunyai 14 pin Digital yang dapat di set sebagai Input/Output (beberapa diantaranya mempunyai fungsi ganda), 6 pin input Analog.

Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino Uno tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram sebagai sebuah pengubah USB ke serial. Revisi 2 dari board Arduino Uno mempunyai sebuah resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke dalam DFU mode. Revisi 3 dari board Arduino UNO memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut:

  1. Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang memungkinkan shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang disediakan dari board. Untuk ke depannya, shield akan dijadikan kompatibel/cocok dengan board yang menggunakan AVR yang beroperasi dengan tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan tegangan 3.3V. Yang ke-dua ini merupakan sebuah pin yang tak terhubung, yang disediakan untuk tujuan kedepannya.

  2. RESET sirkuit yang lebih kuat.

  3. Atmega 16U2 menggantikan 8U2

B. Spesifikasi Arduino Uno

Berikut adalah spesifikasi dari mikrokontroler Arduino Uno (ATmega328) :

  1. Mikrokontroler ATmega328.

  2. Catu Daya 5V.

  3. Tegangan Input rekomendasi 7­12 V.

  4. Tegangan Input batasan 6­20 V

  5. Pin I/O Digital berjumlah 14.

  6. Pin input analog berjumlah 6.

  7. Arus DC per Pin I/O 40 mA.

  8. Arus DC per Pin I/O untuk pin 3.3 V 50 mA

  9. Flash memori 32 KB ( Atmega 328 ), dimana 0.5 digunakan oleh bootloader.

  10. SRAM 2 KB.

  11. EEPROM 1 KB.

  12. Clock Speed 16 MHz.

Konsep Dasar LDR (Light Dependent Resistor)

A. Defenisi LDR (Light Dependent Resistor)

Menurut [18] LDR sebagai sensor menggunakan bahan semikonduktor cadnium sulfide (Cds) dan cadniium selenide (CdSe) yang memiliki efek fotoresistif yakni terjadi perubahan nilai resistansinya ketika terdapat perubahan intensitas cahaya. Nilai tahanan LDR akan menurun dengan peningkatan intensitas cahaya yang mengenainya atau nilai resistansinya berbanding terbalik dengan intensitas cahaya”.

Buzzer

A. Definisi Buzzer

Menurut [19], prinsip kerjanya pada dasarnya hampir sama dengan loudspeaker, jadi buzzer juga terdiri atas kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut di aliri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik kedalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

LCD (Liquid Crystal Display)

A. Definisi LCD (Liquid Crystal Display)

Menurut [20] LCD dapat memunculkan tulisan karena terdapat banyak pixel yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai titik cahaya.

Walau disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya didalam sebuah perangkat LCD adalah sebuah lampu nenon di bagian belakang susunan kristal cair tersebut. Titik cahaya inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnet yang timbul. Oleh karena itu, hanya beberapa saja yang diteruskan serdangkan warna lainnya tersaring.

Dalam hal ini digunakan LCD 2x16. Karena LCD 2x16 ini biasa digunakan sebagai penampil karakter atau data pada sebuah rangkaian digital atau mikrokontroler.

Konsep Dasar RFID

A. Definisi RFID

Menurut [21]

RFID merupakan salah satu jenis teknologi Automatic Identification and Data Capture (AIDC) yang cepat dan handal dalam mengidentifikasi suatu benda atau objek. Terdapat dua komponen utama dalam RFID, yakni RFID Reader yang mentransmisika dan menerima sinyal, dan RFID Tag yang melekat pada objek.

Konsep Dasar Laser Module

A. Definisi Laser

Menurut Amir (2014:8-12) ”Laser (Light Amplification by Simulated Emission of Radiation) merupakan alat yang dapat memancarkan cahaya gelombang radio elektromagnetik pada daerah infrared, visible atau ultraviolet. Cahaya yang dipancarkan oleh lasesr yang dihasikan dari stimulasi emisi radiasi dari medium yang ada di laser, emisi radiasi tersebut dikuatkan sehingga menghasilkan cahaya yang mempunyai sifat monokromatis (tunggal/hanya satu), koheren, ter-arah dan brightness (sifat kecerahan tinggi)”.

Konsep Dasar Relay

A. Definisi Relay

Menurut Aziz dan Karsid dalam Jurnal Nasional Teknik Elektro ISSN: 2302-2949 Vol:4, No 2, September 2015). “Relay adalah sebuah saklar yang dioperasikan secara elektrik. Kebanyakan prinsip kerja relay menggunakan prinsip elektromagnet untuk menggerakan dan mengoperasikan switch. Penggunaan relay digunakan untuk mengendalikan rangkaian dengan sinyal dengan daya rendah (dengan isolasi listrik lengkap antara kontrol dan sirkuit yang akan dikontrol), atau dimana beberapa sirkuit harus dikontrol oleh satu sinyal.

Konsep Dasar Flowchart

A. Definisi Flowchart

Menurut Lestari dkk (2016:44) “Flowchat adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval dan sebagainya untuk mempresentasikan langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah”.

Menurut Rejeki (2013:451) “Flowchart merupakan penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa flowchart adalah diagram yang mempresentasikan langkah langkah beserta urutan-urutan prosedur dari suatu program yang di hubungkan menggunakan tanda panah.

B. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Tri (2015:2), “Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

  2. Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan danmenjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

  3. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

  4. Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form danlaporan diproses, dicatat dan disimpan.

  5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

  6. Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

  7. Flowchart Program (Program Flowchart)

  8. Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

  9. Flowchart Proses (Prosses Flowchart)

  10. Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

    Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:

Konsep Dasar Pengujian

A. Definisi Black Box

Menurut Desmira (2015:40) “Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”.

Menurut Silvia (2015:48) “Pengujian Black Box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak dan fungsinya”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian BlackBox dilakukan hanya untuk mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba BlackBox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba BlackBox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

  2. Kesalahan interface

  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

  4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

  5. Kesalahan performa

  6. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

  5. Kesalahan performa

  6. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

  7. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

  5. Melakukan pengujian.

  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

B. Metode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

1. EquivalencePartionin

Equivalence Partioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

2. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary valuean alysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

3. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

a) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

b) Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

c) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

d) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

4. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuat tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.

5. Sample and RobustnessTesting

a) Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

b) Robustness Testing

Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

6. BehaviorTesting dan PerformanceTesting

1. BehaviorTesting

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

2. Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

7. Requirement Testing

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

a) RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program

b) Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

8. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

C. Kelebihan dan Kelemahan BlackBox

Dalam uji coba BlackBox terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

D. Definisi White Box

Menurut Desmira dkk (2015:40). “White Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungsi, masukkan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan”.

Menurut Silvia dkk (2015:48). “White Box adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian kedalam beberapa kasus pengujian”.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode pengujian White Box adalah metode pengujian yang di lakukan pada perangkat lunak dari segi desain dan kode program secara prosedural untuk mengetahui apakah sudah berjalan sesuai spesifikasi kebutuhan.

E. Keuntungan Pengujian White Box

Menurut Desmira dkk (2015:40). “White Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungsi, masukkan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan”.

  1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.

  2. Desain , tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.

  3. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern .

  4. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.

  5. Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat .

  6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

  7. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia)

Komponen Elektronika

A. Definisi Komponen Elektronika

Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:5), “Rangkaian elektronik adalah rangkaian listrik yang memakai komponen-komponen elektronik. Komponen elektronik dibagi menjadi dua jenis yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif, yaitu komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energy kebentuk lainnya. Contoh komponen pasif yaitu : resistor, kapasitor, dan inductor. Komponen elektronika pasif dapat dilihat pada tabel 2.2.

Komponen aktif adalah komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh komponen aktif : Dioda, LED, Dioda Zener, Transistor dan Operational Amplifier. Komponen aktif dapat dilihat pada tabel 2.3.


Konsep Dasar Elisitasi

A. Definisi Elisitasi

Menurut Amrullah (2016:1.4-27), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang di inginkan oleh pihak manajemen terkait dan di sanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Menurut Prastomo (2014:166), “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Tahap II

  4. Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  5. Tahap III

Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

  1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan.

  2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

  3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

  1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

  2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

  3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

Literature Review

A. Definisi Literature Review

Menurut Meta Amalya Dewi dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:125) Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Terdapat beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai sistem keamanan ruang brankas, diantaranya yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Ghafiqi Yamini, Pada Tahun 2015, Dari Universitas Gunadarma, Serang yang berjudul “MERANCANG SISTEM KEAMANAN BRANKAS YANG DIDUKUNG DENGAN PENGAMAN BERBASIS RFID DAN MENGGUNAKAN SISTEM PADA ARDUINO UNO” Penelitian ini membahas tentang sebuah sistem yang di bangun menggunakan RFID sebagai kunci utama untuk membuka berangkas dan Arduino sebagai mikrocontrollernya sebagai pusat didalam sistem yang akan memproses semua input dan output, yang nantinya akan menjadikan brankas terbuka dan tertutup dengan otomatis, ketika RFID Card di Verifikasi.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh IKA RETNANINGSIH, Pada Tahun 2014, Dari Universitas Gunadarma, yang berjudul “KUNCI KEAMANAN BRANKAS BANK MENGGUNAKAN RFID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535” Penelitian ini membahas tentang kunci keamanan brankas. Maka dari itu, dibuatlah Kunci Keamanan Brankas Bank Menggunakan RFID Berbasis Mikrokontroler ATMega8535. Alat ini diproses dengan menggunakan mikrokontroler ATMega8535 sebagai komponen pengendali, bahasa pemrograman yang digunakan yaitu bahasa C. Beberapa komponen dasar elektronika yang digunakan diantaranya ialah RFID digunakan sebagai pendeteksi identitas setiap brankas - brankas dan akses untuk penjaga dengan kemampuan jarak baca maksimum yang dimiliki oleh RFID hanya kurang dari 5 cm saja, sensor terdiri dari RFID yang akan bekerja apabila ada Tag RFID yang terdeteksi oleh RFID Reader yang kemudian yang akan menentukan nomor identitas Tag RFID tersebut memiliki hak akses atau yang tidak memiliki hak akses. Yang bisa membuka hanya pihak User atau Bank saja selain itu tidak bisa membukanya. Alat ini memberikan hasil keluaran berupa “peringatan”, yang nantinya akan dinformasikan melalui media buzzer (suara), LED (indikator), dan LCD (Liquid Crystal Display 16x2).

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Freddy A Silaban, Pada Tahun 2012, Dari Universitas Gunadarma, yang berjudul “Sistem Pengaman Brankas Uang Mesin ATM Bank Otomatis Berbasis ATMega8535” Penelitian ini membahas tentang suatu alat pengaman untuk mencegah perampokan atau pembobolan, kemudian meringankan kerja para petugas ataupun security, sistem keamanan ini kedepannya berjangka panjang. Sistem pengamanan berbasis teknologi mungkin lebih tepat digunakan solusi untuk mencegah sedini mungkin perampokan , pencurian, dan pembobolan. Oleh karena itulah diperlukan suatu sistem pengaman yang memiliki kinerja yang lebih cepat dan akurat, alat ini menggunakan komponen mikrokontroler ATMega 8535 sebagai komponen pengendali, bahasa pemograman yang digunakan yaitu bahasa C. Komponen elektronika yang digunakan seperti IC 74LS00 (merupakan pembanding tegangan listrik dari blok input sensor), sensor terdiri dari fotodioda dan infrared yang akan bekerja apabila cahaya masuk pada fotodioda terhalang. Keypad merupakan inputan untuk membuka dan menutup pintu. Alat ini mengeluarkan output berupa peringatan, yang di informasikan melalui Buzzer (suara), LED (indikator), dan LCD (liquid crystal display) berupa kalimat.Hasil penelitian alat ini menunjukan bahwa kondisi brankas aman ketika ke tiga buah sensor tidak terhalang oleh tangan manusia atau benda apapun, kemudian memasukan password dengan benar dan tidak melebihi batas waktu yang sudah ditentukan.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Suparman Dari Uiversitas Gunadarma, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Indonesia, Pada Tahun 2016 yang berjudul “SISTEM KEAMANAN RUANGAN DENGAN SISTEM MONITORING DAN PENDETEKSI GERAKAN BERBASIS RASPBERRY PI” Penelitian ini membahas tentang merancang suatu alat untuk mengamankan suatu ruangan dengan sistem monitoring dan pendeteksi gerakan. Dengan menerapkan sistem monitoring dan pendeteksi gerakan pada sistem keamanan ruangan, dapat mempermudah bagi pemilik ruangan untuk mengetahui situasi atau keadaan di ruangan tersebut dan dapat mengetahui kejadian yang terjadi diruangan melalui rekaman dan foto yang tersimpan di dropbox pribadi, serta pemilik ruangan juga akan menerima pesan SMS apabila sensor yang ada diruangan mendeteksi gerakan. Selain itu pada ruangan terdapat pintu cadangan yang berfungsi secara otomatis apabila ada seseorang yang memasuki ruangan tersebut. Pada sistem keamanan ini juga, pemillik ruangan dapat mengontrol atau mengendalikan semua sistem melalui laptop dan smartphone. Dalam sistem keamanan ini terdapat beberapa perangkat diantaranya, webcam sebagai perangkat untuk memonitoring ruangan dan merekam dan memotret pada saat webcam mendeteksi gerakan, sensor PIR sebagai perangkat elektronika untuk mendeteksi gerakan, motor DC sebagai pengendali pintu, buzzer sebagai alarm dan LED sebagai cahaya indikator. Cara kerja alat dan system ini yaitu pada saat webcam dalam keadaan aktif maka webcam akan memonitoring ruangan dan apabila webcam mendeteksi gerakan maka secara otomatis webcam akan merekam dan memotret gerakan tersebut untuk dijadikan sebuah video dan foto. Dimana video dan foto tersebut akan disimpan ke dropbox pribadi dengan menggunakan jaringan internet. Untuk pendeteksi gerakan yang diterapkan pada sensor PIR, pada saat sensor PIR mendeteksi gerakan maka pintu cadangan akan tertutup secara otomatis, alarm akan berbunyi, dan cahaya indikator akan menyala, serta sistem akan mengirimkan pesan SMS.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Budi, Maconie, Windy, Satrio Dewanto, Dari Computer Engineering Departement, Faculty of Engineering, Binus University, Jakarta, Pada Tahun 2013 yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN RUANGAN BERBASISKAN MICROCONTROLLER ATMEGA8535” Penelitian ini membahas tentang sistem keamanan yang dapat diterapkan pada ruangan yang memiliki berang-barang berharga di dalamnya. Sistem ini terdiri dari microcontroller yang digunakan untuk menghubungkan setiap modul dan program untuk mengendalikan modul ini mengunakan AVR studio. Sensor mendeteksi gerakan saat seseorang memasuki ruangan dan kamera akan berputar ke arah orang tersebut, merekam acara, mengirim pesan singkat dan mengaktifkan sistem alarm suara. Sistem ini bekerja dengan baik tanpa ada masalah serius. Masalah yang dapat terjadi adalah lambat terkirimnya pesan singkat yang dipengaruhi oleh tingkat keramaian penyedia layanan GSM. Sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan beberapa fitur seperti otomatisasi dan aktivasi sistem. Aktivasi sistem dapat dikembangkan dengan mengubah RF Remote dengan RFID yang telah umum digunakannuntuk kunci akses atau identifikasi diri, sehingga dapat meningkatkan nilai dari sistem keamanan.

  6. Penelitian dilakukan oleh [22] “Security and Usability Improvement on a Digital Door Lock System based on Internet of Things”. Pada penelitian ini membahas tentang baru-baru ini, kunci pintu digital telah banyak digunakan sebagai bagian dari IoT (Internet of Things). Namun, media telah melaporkan kunci pintu digital dibuka oleh pengguna yang tidak sah untuk menyerang rumah dan kantor. Dalam penelitian ini, sistem kunci pintu digital yang bisa bekerja dengan lingkungan IoT diusulkan. Ini dirancang dan diimplementasikan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan. Sistem yang diusulkan memberikan fungsi keamanan yang diperkuat yang dapat mentransfer gambar yang direkam ke perangkat mobile pengguna saat pengguna yang tidak sah mencoba operasi ilegal, ia juga dapat mengirimkan informasi alarm ke perangkat mobile saat kunci pintu rusak secara fisik. Sistem yang diusulkan memungkinkan pengguna untuk memeriksa informasi akses dan mengoperasikan kunci pintu dari jarak jauh untuk meningkatkan kenyamanan.

  7. Penelitian dilakukan oleh [23] “Design and Implementation of Security Systems for Smart Home based on GSM technology”. Pada penelitian ini membahas tentang sistem keamanan rumah tradisional memberi sinyal dalam hal alarm. Namun, sistem keamanan berbasis GSM (Global System for Mobile communications) Meningkatkan keamanan kapan pun sinyal dari sensor terjadi, pesan teks dikirim ke Nomor yang diinginkan untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Makalah ini menyarankan dua metode untuk sistem keamanan rumah. Sistem pertama menggunakan web kamera. Kapan pun ada gerakan di depan kamera, ada peringatan keamanan dalam hal Suara dan pesan email dikirimkan ke pemiliknya. Metode kedua mengirim SMS yang menggunakan Modul GSM GPS (sim548c) dan mikrokontroler Atmega644p, sensor, relay dan buzzer.

  8. Penelitian dilakukan oleh [24] “A NEW INVENTION OF ALARM REMINDER LOCKING (ARL) SECURITY SYSTEM”. Pada penelitian ini membahas tentang Sistem Keamanan yang berfokus pada sistem keamanan pintu, yang bisa dipasang di area pintu untuk meningkatkan tingkat keamanan rumah, ruang kantor, hotel atau tempat lainnya. Sistem ini menggunakan Arduino Controller dan Global System for Mobile Communication (GSM) Teknologi, yang merupakan sumber termurah untuk menanamkan sistem keamanan untuk mentransmisikan Pesan Singkat Data peringatan layanan (SMS). Perangkat ini mengintegrasikan tiga fungsi yang mengkhawatirkan, pengingat dan terkunci untuk tujuan keamanan dan koneksi via handphone untuk mengingatkan pengguna melalui SMS. Alat ini memiliki 3 mode operasi yang sistemnya akan berfungsi saat pintu tidak ditutup dengan tidak benar untuk pengingat pertama dengan lansiran bel. Modus kedua terkunci otomatis akan diaktifkan saat Pengguna menutup pintu, tapi tidak mengunci secara manual. Intrusion mode akan aktif saat mode auto locked terganggu tanpa akses yang benar semua sistem terpadu ini akan memberikan akses keamanan yang tinggi. Kejadian intrusi Perangkat keamanan ini akan membawa manfaat baru bagi pengguna untuk mempertimbangkan aplikasi yang user friendly, konsumsi daya rendah dan biaya pemasangan yang wajar.

  9. Penelitian dilakukan oleh [25] “Design & Implementation of Smart House Control Using Lab VIEW”. Pada penelitian ini membahas tentang rumah pintar adalah rumah yang menggunakan teknologi informasi untuk memantau lingkungan, mengendalikan alat listrik dan berkomunikasi dengan dunia luar. Rumah pintar adalah teknologi yang kompleks, pada saat bersamaan sedang berkembang. Sistem otomasi rumah pintar telah dikembangan untuk secara otomatis mencapai beberapa aktifitas yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan lingkungan hidup yang lebih nyaman dan mudah. Sistem pemantauan dan pengendalian rumah sampel yang merupakan salsh satu cabang rumah pintar dibahas dalam makalah ini. Sistem ini didasarkan pada perangkat lunak LabVIEW dan bisa bertindak sebagai penjaga keamanan rumah. Sistem ini dapat memantau suhu, kelembaban, pencahayaan, alarm kebakaran & pencuri, kerapatan gas rumah dan memiliki sensor inframerah untuk menjamin keamanan keluarga. Sistem ini juga memiliki koneksi internet untuk memantau dan mengendalikan peralatan rumah dari manapun di dunia. Makalah ini menyajikan implementasi perangkat keras sistem kontrol multiplatform untuk otomasi rumah menggunakan LabVIEW. Sistem seperti itu milik sebuah domain yang biasanya bernama sistem rumah pintar. Pendekatan ini menggabungkan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak. Hasil pengujian sistem telah menunjukkan bahwa aplikasi tersebut dapat dengan mudah digunakan untuk aplikasi otomasi rumah pintar.

  10. Penelitian dilakukan oleh [26] Pada peneliatian ini membahas tentang Konsep Door locking and unlocking system menggunakan GPRS untuk membuka dan menutup pintu. Selain itu, keamanan akan diberikan dengan menggunakan GSM jika ada akses yang tidak sah. Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk memberikan keamanan di rumah, kantor, dll. Sistem secara otomatis mengunci pintu begitu menerima pesan yang telah ditentukan sebelumnya dari pengguna. Pengguna harus mendaftar terlebih dahulu. Informasinya akan disimpan dalam database. Setiap kali pesan akan diterima untuk nomor yang terdaftar, pengontrol akan memberikan instruksi ke motor DC. Motor DC kemudian akan melakukan aksi di pintu baik penguncian maupun penguncian. Jika akses tidak sah, sensor IR akan merasakan tindakan dan mengirim pesan peringatan ke pengguna terdaftar menggunakan GSM.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum PT.BANK BRI

Sejarah Singkat PT.Bank BRI

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.


Visi dan Misi

Visi

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

Misi

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Struktur Organisasi

Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan sistem ini adalah untuk merancangan sistem keamanan ruang brankas di bank dengan menggunakan Arduino sebagai media inputnya sehingga dapat dihasilkan sebuah alat yang dapat berguna untuk membantu petugas keamanan dalam menjaga ruangan di bank.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Dalam perancangan sistem yang dibutuhkan adalah seberapa jauh pihak stekholder menginginkan output yang dihasilkan dari sistem tersebut. Dalam hal ini output yang diberikan oleh stakeholder adalah membuat sebuah sistem yang dapat meminimalisir tindak pencurian pada instansi bank.

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur sistem keamanan pada sistem yang berjalan saat terdiri dari beberapa alur, yakni sebagai berikut :

  1. Petugas keamanan memeriksa cctv.

  2. Ada objek yang mencurigakan atau tidak.

  3. Jika iya petugas mendatangi objek yang mencurigakan tersebut.

  4. Teridentifikasi sebagai penjahat atau tidak.

  5. Petugas keamanan mengamankan objek tersebut.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Flowchart Sistem Yang Berjalan

Prosedur pengawasan ruang brankas pada BRI Unit Tanah Tinggi Tangerang masih dilakukan secara manual dengan cara petugas keamanan mengecek cctv dan mengecek ruang brankas.

Berikut adalah flowchart sistem keamanan ruang brankas dengan cara petugas keamanan mengecek cctv dan ruang brankas, pada Gambar 3.3.

Dapat dijelaskan pada gambar 3.3 flowchart sistem keamanan ruang brankas:

  1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem keamanan ruang brankas.

  2. Terdapat 3 (tiga) simbol proses, yang menyatakan sebuah proses dalam menjaga ruang brankas.

  3. Terdapat 2 (dua) simbol decision, yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan ”Ya” dan “Tidak”.

Yaitu : apakah ada yang mencurigakan? Jika “Ya” maka petugas keamanan akan mendatangi objek yag mencurigakan tersebut. Apakah objek teridentifikasi sebagai penjahat? Jika “Ya” maka petugas keamanan akan mengamankan objek tersebut.

Flowchart Sistem Yang Diusulkan


Diagram Blok

Pada Gambar 3.5 merupakan diagram blok dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan.

Cara Kerja Diagram Blok

Prinsip dari kerja sistem yang dirancang berdasarkan diagram blok diatas adalah Arduino Uno sebagai komponen utama sebagai inputan program untuk memberikan instruksi pada komponen yang lainnya. Breadboard sebagai penghubung antara komponen satu dengan lainnya. Lalu rfid sebagai pengidentifikasi id pengguna telah terdaftar atau belum. Kemudian Laser sebagai penghantar cahaya yang akan diterima oleh LDR. LCD 16x2 untuk menampilkan tulisan bahwa id pengguna terdaftar atau tidak. Buzzer sebagai notifikasi yang akan memberikan peringatan bahwa ada penyusup yang berusaha masuk dengan mengeluarkan suara. Dan Em lock sebagai pengunci pintu yang terhubung dengan arus listrik.

Cara Kerja Alat

Pada sistem ini dapat dijelaskan cara kerja alat yaitu, penggunaan Arduino sebagai tempat pemrosesan data yang diinput dari perangkat-perangkat yang diprogram sebagai media inputan sehingga dapat bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan, setelah data yang masuk tersebut diolah maka akan dikirimkan kembali ke perangkat-perangkat yang diprogram sebagai media output sehingga dapat bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan. Media output yaitu, LCD 16x2 display dan buzzer sedangkan media yang digunakan sebagai media input.

Perancangan Alat

Pada perancangan saat ini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang ditunjukkan pada diagram blok pada gambar 3.5 alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem “PROTOTYPE SISTEM KEAMANAN RUANG BRANKAS PADA PT. BRI KCP UNIT TANAH TINGGI KOTA TANGERANG”.

Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan, berikkut deskripsi alat dan bahan:

Alat yang digunakan meliputi :

  1. Personal Computer (PC)

  2. Arduino Uno

  3. Software Ide Arduino

  4. Software Fritzing (Untuk Menggambar Skematik)

  5. Modul Arduino Uno

  6. RFID

  7. Laser

  8. LDR

  9. Relay

  10. LCD 2x16

  11. Em Lock

  12. Buzzer

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:

  1. Kayu

  2. Engsel Pintu

  3. Paku

  4. Papan pcb

Perancangan Skematik Perangkat Keras (Hardware)

Dalam pembuatan skematik diperlukan sebuah aplikasi yaitu Fritzing. Fritzing merupakan sebuah software yang bersifat open source untuk merancang rangkaian elektronika. Software tersebut mendukung para penggemar elektronika untuk membuat prototype product dengan merancang rangkaian berbasis microcontroller Arduino. Memungkinkan para perancang elektronika pemula sekalipun untuk membuat layout PCB yang bersifat custom. Tampilan dan penjelasan yang ada pada Fritzing bisa dengan mudah dipahami oleh seseorang yang baru pertama kali menggunakannya. Dan untuk memulai program Fritzing dapat dilihat sebagai berikut:

Apabila tidak memiliki software Fritzing, bisa di download secara gratis. Setelah download, bisa langsung digunakan tanpa harus menginstal program Fritzing. Setelah melakukan langkah diatas adalah, akan muncul tampilan utama pada layar kerja fritzing, dan dapat terlihat seperti gambar berikut :

1. Rangkaian Rfid

Fungsi rfid pada rangkaian ini adalah sebagai alat pengidentifikasi id pengguna telah terdaftar atau belum.

Rfrid adalah suatu teknologi yang memanfaatkan frekuensi radio sebegai identifikasi terhadap suatu objek.

2. Rangkaian Laser

Laser (Light Amplification by Simulated Emission of Radiation) merupakan alat yang dapat memancarkan cahaya gelombang radio elektromagnetik pada daerah infrared, visible atau ultraviolet. Cahaya yang dipancarkan oleh lasesr yang dihasilkan dari stimulasi emisi radiasi dari medium yang ada di laser, emisi radiasi tersebut dikuatkan sehingga menghasilkan cahaya yang mempunyai sifat monokromatis (tunggal/hanya satu), koheren, ter-arah dan brightness (sifat kecerahan tinggi).

Fungsi laser pada alat ini adalah mentransmitkan cahaya kepada LDR.

3. Rangkaian LDR

Dalam Rangkaian ini LDR berfungsi sebagai penerima cahaya yang dihantarkan oleh laser.

4. Rangkaian Buzzer

Dalam rangkaian ini buzzer berfungsi sebagai notofikasi apabila ada seseorang yang berusaha masuk dengan paksa, seperti pada gambar berikut:

5. Rangkaian LCD

Fungsi LCD Display pada prototype ini adalah sebagai ouput untuk mengetahui apakah id pengguna diterima atau tidak, dan menampilkannya dalam bentuk tulisan.


Rangkaian Em Lock

Fungsi Em Lock (atau kunci listrik) pada rangkaian ini adalah sebagai pengunci yang beroperasi dengan menggunakan arus listrik.

7. Rangkaian Catu Daya

Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt.


8. Rangkaian Keseluruhan

Setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan yang digunakan, maka rangkaian sistem keseluruhan akan terlihat seperti gambar 3.14 sebagai berikut:

Konsep Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Perancagan perangkat lunak adalah melakukan penulisan listing program ke dalam software Arduino IDE versi 1.6.9 dengan menggunakan bahasa C, dimana perintah­perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang dibuat.

A. Penulisan Listing Program Bahasa C Pada Software Arduino

Pada perancangan perangkat lunak menggunakan program Arduino 1.6.9 untuk menuliskan listing program dan menyimpannya. Software Arduino 1.6.9 sebagai media yang digunakan mengupload program ke dalam Arduino Uno, sehingga Arduino Uno dapat bekerja sesuai dengan yang diperhatikan. Adapun langkah­langkah untuk memulai menjalankan software Arduino IDE 1.6.9 dapat dilihat seperti pada gambar sebagai berikut :

Setelah listing program ditulis semua, langkah selanjutnya adalah proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak, proses kompilasi dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Setelah hasil dari kompilasi listing program sudah selesai dan tidak terjadi error, artinya proses penulisan listing program sudah benar, hasil dari kompilasi inilah yang akan ditanamkan ke dalam sistem Arduino Uno.

Flowchart Sistem Keseluruhan

Pada tahap pembuatan sebuah kontrol diperlukan sebuah gambar yang nantinya akan menjelaskan suatu alur atau langkah langkah dari sebuah kerja sistem yang dibuat, sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar. Penjelasan yang berupa gambar proses kerja sebuah sistem yang merupakan gambar dari sistem yang dibuat. Tujuan dari pembuatan flowchart adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk memahami langkah­langkah serta cara kerja sebuah sistem yang dibuat. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan flowchart dibawah ini :

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan hasil dari observasi serta wawancara yang telah dilakukan sebelumnya mengenai sistem keamanan berbasis Arduino Uno pada PT Bank BRI unit Tanah Tinggi Kota Tangerang. Maka dapat disimpulkan bahwa analisa permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Keamanan yang digunakan pada bank masih menggunakan satpam atau petugas keamanan yang berjaga di luar ruang brankas.

  2. Terbatasnya jumlah satpam atau petugas keamanan.

Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisa permasalahan yang telah disebutkan, maka penulis memberikan alternatif pemecahan masalah yaitu sebagai berikut :

  1. Meningkatkan keamanan ruang brankas.

  2. Mempermudah pengaman agar satpam tidak repot-repot untuk selalu mengecek ruang brankas.

User Requirement

Pada User Requirement ini berisi tabel Elisitasi I, II, III dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktikan berdasarkan pada observasi dan wawancara.

Eisitasi I


Elisitasi II

Elisitasi III


Final Elisitasi


BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkain uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian hasil uji coba dilakukan pada sub bab berikut.

Metode Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian black box berdasarkan prototype Sistem Keamanan Ruang Brankas Pada PT. BRI KCP UNIT TANAH TINGGI KOTA TANGERANG, untuk pengujian pada sistem yaitu sebagai berikut :

Pengujian Black Box Sistem pada RFID


Pengujian Black Box Sistem pada Relay


Pengujian Black Box Sistem pada Em Lock

Uji Coba Hardware

Pengujian Rangkaian Catu Daya

Catu daya sebagai sumber tegangan pergerakan alat merupakan bagian yang sangat penting. Dalam merealisasi sistem alat ini dibutuhkan catu daya. untuk Wemos d1 mini dan laser membutuhkan tegangan sebesar 5v untuk dapat bekerja, sedangkan untuk sensor LDR minimal 3.3v dan untuk ESP8266 membutuhkan 3.3v.

Pengujian Catu Daya untuk Wemos d1 mini dilakukan dengan cara menggunakan multitester. Ujung multitester berwarna merah dihubungkan ke pada pin positif pada soket USB dan ujung multitester berwarna hitam dihubungkan ke pin negatif pada soket USB.

Dari hasil uji catu daya didapatkan hasil yang cukup stabil dan membuat sistem dapat bekerja sesuai dengan harapan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.

Setelah dilakukan pengujian sesuai gambar 4.1 didapatkan hasil tegangan yang keluar dari Catu Daya sebesar 3.3v dengan arus 1 Ampere. Hasil ini bisa dikatakan cukup untuk menghidupkan Wemos dan ESP8266, dan mengaktifkan fungsi dari sensor LDR.

Pengujian Laser

Pengujian dilakukan laser dengan menghubungkan pin Signal pada 5v dan pin – (minus) pada GND (Ground) Wemos D1 mini. Laser dalam pengujian ini berfungsi sebagai penghantar cahaya yang akan di terima intensitas cahayanya oleh sensor LDR.

Pengujian Sensor LDR (Light Dependent Resistor)

Pengujian dilakukan sensor LDR dengan menghubungkan salah satu pin dari LDR dihubungkan dengan resistor dan pin A0 dan pin LDR yang lainnya di hubungkan ke pin 3.3v dan pin resitor yang belum terhubung ke pin GND (Ground) Wemos. Sensor LDR pada pengujian ini berfungsi sebagai penerima cahaya yang dipancarkan oleh laser.

Adapun listing program yang digunakan pada pengujian sensor LDR ini adalah :

Pengujian Database Online Server Berbasis IOT (Internet of Things)

Dalam pengujian ini menggunakan server io.adafruit dimana mikrokontroler yang sudah terkoneksi dengan internet dan data monitoring sistem keamanan ruang brankas akan di kirim kan ke server io.adafruit. Data tersebut akan di simpan secara otomatis di server io.adafruit dimana database monitoring dari sistem keamanan ruang brankas yang tersedia dapat diakses dengan menggunakan web browser.

Adapun listing program yang digunakan pada pengujian sistem keamanan ruang brankas ini adalah :

Flowchart Yang Diusulkan

Dalam pembuatan sistem dan perancangan dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut :

Rancangan Program

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan pembuatan alat dan program yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Perancangan Perangkat Lunak Untuk Arduino Uno

Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Arduino IDE yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program Arduino Uno, sehingga sistem Aduino yang di buat dapat bekerja sesuai dengan apa yang di inginkan. Pada perancangan perangkat lunak untuk Arduino Uno menggunakan bahasa pemrograman C# yang dimana listing programnya dapat dicompile dan diupload langsung ke dalam Arduino Uno dengan Arduino IDE, adapun tampilan jendela Arduino IDE pada saat listing program ditulis seperti yang terlihat pada gambar 4.8 berikut :

Adapun tahap yang dilakukan adalah menulis listing program ¬> mengecek kesalahan terhadap listing program yang ditulis ¬> meng¬upload listing program kedalam arduino. Adapun langkah - ¬langkah tersebut dapat di lihat seperti gambar 4.9 berikut:

Konfigurasi Sistem Yang Diusulkan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware ataupun software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat di lihat pada sub bab berikut ini.

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaan masing¬ - masing, serta dapat digambarkan secara garis besar saja tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras (hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Laptop: Acer (Processor Intel(R) Core(TM) i5-3317U CPU @ 1.70GHz (4 CPUs), ~1.7GHz, Chipset : Intel HM77 Express, Memory 4096MB, Hard Disk 500GB SATA III, VGA NVIDIA GeForce GT710M 2GB Optimus

  2. Arduino Uno

  3. Adaptor Micro USB 5V 1A

  4. Sensor LDR (Light Dependent Resistor)

  5. Wifi Router

  6. Laser

  7. Resistor

  8. RFID

  9. LCD (Liquid Crystal Display)

  10. Buzzer

  11. Em Lock

  12. Relay

Spesifikasi Software

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, meng-edit program, sebagai interface, media untuk meng¬upload program dan meng¬edit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Microsoft Office 2016

  2. Mozilla Firefox

  3. IDE Arduino 1.8.1

  4. Paint

  5. Fritzing

Hak Akses

Dalam membuat sebuah sistem perangkat keras (hardware) perlu adanya sebuah hak akses baik oleh petugas yang berwenang atau seseorang yang menjabat sebagai pemegang hak akses sangat diperlukan untuk keamanan dari sistem perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang dirancang. Berikut ini yang mempunyai hak akses untuk menggunakan sistem keamanan ruang brankas pada PT. BRI KCP Unit Tanah Tinggi Kota Tangerang adalah Staf PT. BRI KCP Unit Tanah Tinggi Kota Tangerang.

Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Arduino IDE, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut

  1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya

  2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program

  3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat

  4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain

Pengujian dengan metode BlackBox sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemuka kesalahan atau error.

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data yang diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

Schedule

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga prototype sistem keamanan ruang brankas dapat dirancang dan dibuat, penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis. Hal ini dilakukan demi terciptanya suatu sistem keamanan ruang brankas yang dapat dimonitoring sehingga mempermudah petugas keamanan dalam memantau kondisi ruang brankas pada instansi, sedangkan penulis sangat perlu melakukan pendekatan tesebut karena ada beberapa hal yang akan menjadi kendala ketika dalam proses perancangan dan pembuatan. Adapaun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut :

Estimasi Biaya

Berikut ini adalah rincian biaya yang di keluarkan dari pembuatan alat ini yaitu sebagai berikut:


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan tentang Prototype Sistem Keamanan Ruang Brankas Berbasis Arduino adalah sebagai berikut :

  1. Merancang sistem keamanan ruang brankas dengan cara membuat alat sistem pengunci otomatis dan pendeteksi penyusup / pencuri menggunakan arduino, RFID, LCD 2x16, laser, LDR, buzzer, dan Em Lock.

  2. Cara kerja sistem keamanan ruang brankas menggunakan arduino sebagai otak pemrosesan, RFID sebagai pengidentifikasi objek yang akan mengakses sistem keamanan brankas, kemudian LCD sebagai penampil tulisan apakah objek tersebut sudah terdaftar atau belum ada di database, laser sebagai transmiter cahaya, LDR sebagai penerima cahaya, dan Em Lock sebagai pengunci pintu menggunakan arus listrik, dan buzzer sebagai notifikasi jika ada yang berusaha memaksa masuk.

  3. Alat yang memiliki sistem pendeteksi penyusup / pencuri dengan menggunakan laser. Jadi jika ada objek yang melewati laser maka LDR akan mendeteksi dan mengirimkan sinyal kepada mikrokontroller bahwa ada objek yang mencurigakan atau penyusup terdeteksi.

Saran

  1. Penempatan laser harus di tempat yang tepat, sehingga langsung dapat mendeteksi saat terjadi tindakan yang mencurigakan.

  2. Dapat ditambahkan baterai cadangan untuk penyuplai listrik saat listrik PLN padam.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

  1. Nurajizah (2015:A-215), “Prototipe didefiniskan sebagai satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.
  2. Rumini, dkk (2014:48)
  3. Yuniarti (2014), Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua
  4. Taufiq (2013:2), “Sistem adalah kumpulan dari sub­sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu".
  5. Edhi Sutanta di dalam buku A. Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:35)
  6. Keamanan adalah keadaan aman dan tenteram (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
  7. Susanti, dkk (2016:401) “IoT (Internet of Things) merupakan teknologi yang dapat mengkoneksikan suatu peralatan dengan internet untuk menjalankan berbagai fungsi”.
  8. Susanto, dkk (2017:2.7-1) “Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus”.
  9. Adinandra, dkk (2012:161) “WiFi adalah kepanjangan dari Wireless Fiedelity yang merupakan salah satu jenis komunikasi wireless yang sangat umum digunakan.
  10. Roby, dkk (2017:34) “Wireless Fedelity (Wi-Fi) merupakan teknologi Wireless Local Area Network (WLAN) yang di standarisasi dalam standar IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) 802.11.
  11. Ekawati, dkk (2015:58) Perancangan sistem merupakan suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem.
  12. Rianti, dkk (2016:52)
  13. Yunita dkk (2017:281). Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama
  14. Prayudha dkk dalam Jurnal Ilmiah SAINTIKOM (Sains dan Komputer) ISSN : 1978-6603 Vol.13, No.3, September 2014
  15. Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2).
  16. Ahmed S. Abd El-Hamid dkk dalam International Journal of Software & Hardware Research in Engineering (ISSN-2347-4890) Volume 3 Issue 8 August, 2015
  17. Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:24) “Board Arduino Uno menggunakan mikrokontroler ATmega328.
  18. Kamus, dkk (2013:2) “Light Dependent Resistor atau fotoresistor adalah sensor yang merespon intensitas cahaya dan mengubahnya menjadi tahanan.
  19. Mulyono dalam Jurnal Teknologi Informasi & Pendidikan Vol.6 No.2 September 2013 ( ISSN : 2086 – 4981), Buzzer merupakan komponen yang berfungsi untuk mengelurkan suara
  20. Githa dkk dalam Jurnal Nasional Perndidikan Teknik Informatika (JANAPATI) ISSN 2089-8673 Vol.3, NO. 1, Maret 2014 “LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang mengubah kristal cair sebagai penampil utama.
  21. Satria, dkk dalam jurnal ITSMART ISSN : 2301-7201 Vol 4. No 2. Desember 2015. Radio Frequency Identification (RFID) adalah sistem identifikasi yang menggunakan radio frekuensi untuk mengidentifikasi objek dan lokasi.
  22. Ilkyu Ha dari Kyungil University, Gyeongsan, Gamasil-gil 50, 712-201, Republic of Korea dalam International Journal of Security and Its Applications Vol.9, No.8 (2015).
  23. Jayashri Bangali dari Kaveri Collage of Science and Commerce dan Arvind Shaligram dari Department of Electronic Science dalam International Journal of Smart Home, Vol.7, No.6 (2013), pp.201-208.
  24. M.S.M. Effendi, Z. Shayfull, M.S. Saad, S.M Nasir, A.H. Badrul Azmi. *School of Manufacturing Engineering, Universiti Malaysia Perlis, Kampus Tetap Pauh Putra, 02600 Arau, Perlis, Malaysia. *Green Design Manufacture Research Group, Center of Excellence Geopolymer and Green Technology (CEGeoGTECH), Universiti Malaysia Perlis, 01000 Kangar, Perlis, Malaysia. Dalam International Journal of Engineering and Technology (IJET), Vol 8 No 1 Feb-Mar 2016.
  25. Basil Hamed. Dalam International Journal of Soft Computing and Engineering (IJSCE), Volume-1, Issue-6, January 2012.
  26. Pratiksha Misal*, Madhura Karule, Dhanshree Birdawade, Anjali Deshmukh, Mrunal Pathak dari Department of Information Technology, AISSMS IOIT, University of Pune, India dalam International Journal of Electronics Communicatin and Computer Engineering, Volume 5, Issue(4) July, Technovision-2014.


Contributors

Huseinfahrezy