SI1331476525: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Baris 595: Baris 595:
 
<div style="font-size: 14pt;font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''LANDASAN TEORI'''</div>
 
<div style="font-size: 14pt;font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''LANDASAN TEORI'''</div>
 
==Teori Umum==
 
==Teori Umum==
===Konsep Dasar Prototipe===
+
===Konsep Dasar Prototipe===
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi Prototipe''' </p></div>
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Prototipe</p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[5]">Nurajizah (2015:A-215), “Prototipe didefiniskan sebagai satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.</ref></p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Rizkidiniah, dkk (2016:195), Prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, model ini harus bersifat representatif dari produk akhirnya. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Nurajizah (2015:A-215), “Prototipe didefinisikan suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Menurut Rumini, dkk (2014) "Prototipe adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila disusun dalam bentuk yang lengkap”. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh ataupun gambaran dari suatu sistem yang memberikan ide bagi para calon pengguna dalam bentuk sebenarnya, yang dapat dirubah sebelum direalisasikan. </p>
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[8]">Rumini, dkk (2014:48)</ref>, “Prototipe adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila disusun dalam bentuk yang lengkap”.</p></div>
 
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh dari suatu sitem yang memberikan ide bagi para user atau calon pengguna dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sebelum direalisasikan.</p></div>
 
  
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 
<p style="line-height: 2">'''B. Jenis-Jenis Prototipe''' </p></div>
 
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[13]">Yuniarti (2014), Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua</ref>, yaitu:</p></div>
+
<p style="line-height: 2">B.Jenis-Jenis Prototipe</p>
<ol>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Yuniarti (2014) Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu : </p>
<li>Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary) </li>
+
<p style="line-height: 2">1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary) </p>
<p style="line-height: 2">Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual. </p>
 
+
<p style="line-height: 2">2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype) </p>
<li>Prototipe Persyaratan <i>(Requirement Prototype)</i></li>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual. Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu: </p>
<p style="line-height: 2">Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual. Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem. </p>
<p style="line-height: 2">a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan. </p>
<p style="line-height: 2">b. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna. </p>
<p style="line-height: 2">c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">d. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi system produksi. </p>
<p style="line-height: 2">d. Menggunakan prototipe, prototipe  
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
<gallery>
+
<img src="https://googledrive.com/host/"/>https://lh3.googleusercontent.com/--iKUEFxeyoI/WcUTb3cplDI/AAAAAAAAAPo/sfRT18eDkcs4_OitN23wE-ChMtcNFWq0QCJoC/w530-h889-n-rw/2.1.jpg|Gambar 2.1
+
</gallery>
+
menjadi sistem produksi.</p>
+
<div align="center"><img src="https://googledrive.com/host/"/>https://lh3.googleusercontent.com/--iKUEFxeyoI/WcUTb3cplDI/AAAAAAAAAPo/sfRT18eDkcs4_OitN23wE-ChMtcNFWq0QCJoC/w530-h889-n-rw/2.1.jpg</div>
+
</ol>
+
  
 +
<p style="line-height: 2; align=center"> Gambar 2.1. Tahapan Prototipe</p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : Nurajizah (2015:A-214) </p>
 +
</div>
 
===Konsep Dasar Sistem===
 
===Konsep Dasar Sistem===
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi Sistem''' </p></div>
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Sistem</p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[12]">Taufiq (2013:2), “Sistem adalah kumpulan dari sub­sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu".</ref></p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Romney dan Steinbart dalam Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak.,CA. (2016:2) “sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan berhubungan mencapai tujuan tertentu”. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Kamus Teknologi dan Informasi dalam Prof. Dr. Sri Mulyani, (2016:2) “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Hutahean (2015:2), “Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Tiara (2013 : 10), “Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menghasilkan output yang di inginkan." </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sebuah jaringan kerja atau elemen dari beberapa prosedur yang saling terhubung, saling mendukung dan memiliki ketergantungan yang biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (Unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. </p>
 +
<p style="line-height: 2">B. Karakteristik Sistem</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Hutahaean (2014:3-5), Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik harus memiliki beberapa karakteristik berikut ini, yaitu: </p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Komponen. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem. </p>
 +
<p style="line-height: 2">2. Batasan Sistem (Boundary). </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan suatu istem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. </p>
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">3. Lingkungan Luar Sistem (environment). </p>
<p style="line-height: 2">'''B. Karakteristik Sistem''' </p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem. </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[14]">Edhi Sutanta di dalam buku A. Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:35)</ref>, karakteristik sistem sebagai berikut :</p></div>
+
<p style="line-height: 2">4. Penghubung Sistem (interface). </p>
<ol>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsitem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini  memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung. </p>
<li>
+
<p style="line-height: 2">5. Masukkan Sistem (input). </p>
<p style="line-height: 2">Komponen <i>(Components)</i></p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Masukkan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem yang dapat berupa perawatan (maintenace input) dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. </p>
</li>
+
<p style="line-height: 2">6. Keluaran Sistem (output). </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem.</p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan. </p>
<li>
+
<p style="line-height: 2">7. Pengolah Sistem. </p>
<p style="line-height: 2">Batas <i>(Boundary)</i></p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, system akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan. </p>
</li>
+
<p style="line-height: 2">8. Sasaran Sistem. </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.</p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).  Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. </p>
<li>
+
<p style="line-height: 2">Lingkungan <i>(Evinronments)</i></p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Penghubung/Antarmuka <i>(Interface)</i></p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi. Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Masukan <i>(Input)</i></p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Pengolahan <i>(Processing)</i></p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Keluaran  <i>(Output)</i></p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Sasaran <i>(Objective)</i> dan Tujuan <i>(Goal)</i></p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Kendali <i>(Control)</i></p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Umpan Balik <i>(Feed Back)</i></p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.</p></div>
+
</ol>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">'''C. Klasifikasi Sistem''' </p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut Taufiq (2013:8), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :</p></div>
+
  
<ol>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
<li>
+
<p style="line-height: 2">Sistem Abstrak dan Sistem Fisik</i></p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan</i></p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka</i></p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Sistem Manusia dan Sistem Mesin</p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya. Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi, sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks</p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi</p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Sistem Buatan Tuhan dan Sistem Buatan Manusia</p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Sistem buatan Tuhan merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini, misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.</p></div>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">Sistem Sementara dan Sistem Selamanya</p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.</p></div>
+
</ol>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">'''D. Tujuan Sistem''' </p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Menurut Taufiq (2013:5), Tujuan Sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya.</p>
+
<p style="line-height: 2">Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya. Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.</p></div>
+
  
===Konsep Dasar Keamanan===
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi Keamanan''' </p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2"><ref name="[15]">Keamanan adalah keadaan aman dan tenteram (Tarwoto dan Wartonah, 2010).</ref> Keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit atau cedera tapi keamanan juga dapat membuat individu aman dalam aktifitasnya, mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan umum. Keamanan fisik (biologic safety) merupakan keadaan fisik yang aman terbebas dari ancaman kecelakaan dan cedera (injury) baik secara mekanis, thermis, elektris maupun bakteriologis. Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik, yang pada pembahasan ini akan difokuskan pada providing for safety atau memberikan lingkungan yang aman (Fatmawati, 2009).</p></div>
 
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 
<p style="line-height: 2">'''B. Definisi Brankas''' </p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Brankas adalah sebuah lemari atau kotak besi yang tahan terhadap api dan memiliki kegunaan utama yaitu sebagai pelindung barang-barang berharga anda dari berbagai macam bahaya, seperti kebanjiran, kebakaran, pencurian, dll. Barang berharga yang biasanya disimpan di brankas adalah uang, surat-surat berharga seperti akta tanah,ijasah, akte kelahiran, perhiasan, dll.</p></div>
 
  
===Konsep Dasar IOT <i>(Internet of Things)</i>===
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 
<p style="line-height: 2">'''Definisi IoT (Internet of Things)''' </p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[10f]">Susanti, dkk (2016:401) “IoT (Internet of Things) merupakan teknologi yang dapat mengkoneksikan suatu peralatan dengan internet untuk menjalankan berbagai fungsi”.</ref></p>
 
<p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[11]">Susanto, dkk (2017:2.7-1) “Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus”.</ref></p>
 
<p style="line-height: 2">Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Internet of Things adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus untuk mengkoneksikan suatu peralatan dengan internet  untuk menjalankan berbagai fungsi.</p></div>
 
<div align="center"><img src="https://drive.google.com/drive/folders/0BxecAICD3gDqQmxyWkpxcjA0NEU"></div>
 
  
===Konsep Dasar WiFi <i>(Wireless Fidelity)</i>===
+
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
 
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi WiFi (Wireless Fidelity)''' </p></div>
+
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[16]">Adinandra, dkk (2012:161) “WiFi adalah kepanjangan  dari Wireless Fiedelity yang merupakan salah satu jenis komunikasi wireless yang sangat umum digunakan.</ref></p>
+
 
<p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[17]">Roby, dkk (2017:34) “Wireless Fedelity (Wi-Fi) merupakan teknologi Wireless Local Area Network (WLAN) yang di standarisasi dalam standar IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) 802.11.</ref></p>
+
 
<p style="line-height: 2">Dari definsi di atas dapat disimpulkan bahwa WiFi adalah teknologi Wireless Local Area Network (WLAN) jenis komunikasi wireless yang di standarisasi dalam standar IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) 802.11.</p></div>
+
 
 +
 
 +
 
 +
 
 +
 
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.2. Karakteristik suatu sistem</p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: Jeperson Hutahaean (2014:5) </p>
 +
</div>
  
 
===Konsep Dasar Perancangan Sistem===
 
===Konsep Dasar Perancangan Sistem===
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi Perancangan Sistem''' </p></div>
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Perancangan Sistem</p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[2]">Ekawati, dkk (2015:58) Perancangan sistem merupakan suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem.</ref></p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Rianti, dkk (2016:52) “Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem”. </p>
<p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[7]">Rianti, dkk (2016:52)</ref> Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Ekawati, dkk (2015:58) “Perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem”. </p>
<p style="line-height: 2">Berdasarkan definsi di atas dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem yang baik yang di dalamnya terdapat langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.</p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur kerja suatu sistem yang baik. Di dalamnya terdapat langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem. </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">B. Tujuan Perancangan Sistem</p>
<p style="line-height: 2">'''B. Tujuan Perancangan Sistem''' </p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Yunita, dkk (2017:281). Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu : </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[18]">Yunita dkk (2017:281). Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama</ref>, yaitu:</p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem. </p>
<ol>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap untuk program dan ahli – ahli teknik terlibat. </p>
<li>
+
</div>
<p style="line-height: 2">Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.</p>
+
 
</li>
+
===Konsep Dasar Monitoring===
<li>
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<p style="line-height: 2">Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.</p>
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Monitoring</p>
</li>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Rizan, dkk (2016:46) “Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input / masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan. </p>
</ol>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Mardiani (2013:36) “Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/kegiatan itu selanjutnya. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah proses analisa dan pengumpulan data atau informasi yang di lakukan untuk mengambil suatu tindakan untuk penyempurnaan program /  kegiatan selanjutnya. </p>
 +
</div>
  
 
==Teori Khusus==
 
==Teori Khusus==
===Mikrokontroler===
+
===Konsep Dasar Internet Of Things (IOT)===
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi Mikrokontroler'''</p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Dias (2016:569) “Internet of Things ( IoT ) adalah arsitektur sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan Web, Karena perbedaan protokol antara perangkat keras dengan protokol web, maka di perlukan sistem embedded berupa gateway untuk menghubungkan dan menjembatani perbedan protokol tersebut. Perangkat bisa terhubung ke internet menggunakan beberapa cara seperti Ethernet, WIFI, dan lain sebagainya”. </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Ernita (2015:85) “merupakan suatu jaringan yang menghubungkan berbagai objek yang memiliki identitas pengenal serta alamat IP, sehingga dapat saling berkomunkasi dan bertukar informasi mengenai dirinya maupun lingkungan yang diinderanya”. </p>
<p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[6]">Prayudha dkk dalam Jurnal Ilmiah SAINTIKOM (Sains dan Komputer) ISSN : 1978-6603 Vol.13, No.3, September 2014 </ref>“Mikrokontroler adalah sebuah chip yang didalamnya terdapat mikroprosesor yang telah di kombinasikan I/O dan memori RAM/ROM.</p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Chandrakanth, dkk (2014:2) “Internet of things is a network of things each embedded with sensors which are connected to the internet.” Yang artinya, “Internet of Things adalah suatu jaringan di dalam sensor yang terhubung dengan internet”. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari beberapa pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa Internet of Things adalah suatu sistem jaringan yang terdapat di dalam sebuah objek dimana setiap objek saling terhubung ke internet. </p>
 +
</div>
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
===Konsep Dasar Pengairan===
<p style="line-height: 2">'''B. Karakteristik Mikrokontroler'''</p></div>
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Pengairan (Irigasi) </p>
<p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[9]">Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2).</ref> mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :</p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Sahrudin, dkk (2014:2) “Tujuan utama irigasi adalah mewujudkan kemanfaatan air yang menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani”. Tersedianya air irigasi memberikan manfaat dan kegunaan lain, seperti: </p>
<ol>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">. Mempermudah pengolahan lahan pertanian </p>
<li>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Memberantas tumbuhan pengganggu </p>
<p style="line-height: 2">'''Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi    tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.'''</p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Mengatur suhu tanah dan tanaman </p>
</li>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Memperbaiki kesuburan tanah </p>
<li>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Membantu proses penyuburan tanah</p>
<p style="line-height: 2">'''Konsumsi daya kecil.'''</p>
+
</div>
</li>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">'''Rangkaiannya sederhana dan kompak.'''</p>
+
</li>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">'''Harganya murah , karena komponennya sedikit.'''</p>
+
</li>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">'''Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.'''</p>
+
</li>
+
<li>
+
<p style="line-height: 2">'''Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.'''</p>
+
</li>
+
</ol>
+
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
===Konsep Dasar Sawah===
<p style="line-height: 2">'''C. Jenis-jenis Mikrokontroler'''</p></div>
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Sawah
<p style="line-height: 2">Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu yaitu RISC dan CISC.</p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Jonson, dkk (2016:2196) “sawah  adalah  tanah  yang  digunakan  untuk  bertanam  padi  sawah sepanjang  tahun maupun  bergiliran  dengan  tanaman  palawija”. </p>
<ol>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan.Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland rice). Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah dicetak berteras untuk menghindari erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di lereng-lereng bukit atau gunung di Jawa dan Bali. </p>
<li>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Sumber: (https://id.wikipedia.org//) </p>
<p style="line-height: 2">'''RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC yaitu Mikrokontroler AVR, PIC (Peripheral Interface Controller), Mikrokontroler ARM.'''</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari pendapat diatas dan dari beberapa sumber yang tidak di cantumkan bisa disimpulkan bahwa sawah adalah sebuah lahan yang berpetak – petak dan dibatasi pematang, memiliki permukaan yang rata yang ditanami padi dengan genangan air di dalamnya. </p>
</li>
+
</div>
<li>
+
 
<p style="line-height: 2">'''CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC yaitu  Mikrokontroler MCS-51.'''</p>
+
===Konsep Dasar Pompa===
</li>
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
</ol>
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Pompa</p>
 +
    <p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Mustakim (2015:1) “Pompa adalah peralatan mekanis yang mengubah kerja mekanis poros menjadi energi mekanis fluida dan energi yang diterima oleh fluida ini digunakan untuk menaikkan tekanan dari fluida tersebut serta digunakan untuk melawan tahanan yang terdapat pada saluran sehingga dapat dikatakan fungsi dari pompa adalah untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara manaikkan tekanan fluida tersebut.” </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">   Menurut Reinyelda, Dkk (2013:4) “Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida (zat cair) dengan berdasarkan gaya tekan dari suatu tempat ke tempat lain secara kontinue.” </p>
 +
  <p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">  Dari pendapat di atas bisa di ambil kesimpulan bahwa pompa adalah alat yang mengubah energi mekanis poros menjadi energi mekanis fluida. Yang nantinya di gunakan untuk menyalurkan zat cair dari satu tempat ke tempat lain secara kontinue. </p>
 +
<p style="line-height: 2">a. Jenis – jenis Pompa</p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Pompa Perpindahan Positif</p>
 +
  <p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">  Pompa ini dikenal sesuai dengan caranya beroperasi yaitu, cairan diambil dari sisi suction, kemudian diberi gaya tekan di dalam rumah pompa dan dipindahkan ke sisi discharge, perpindahan fluida di dalam rumah pompa berlangsung secara positif. Pompa ini digunakan di berbagai macam sektor industri, terutama untuk memindahkan air maupun fluida berviskositas tinggi. Pompa perpindahan positif masih digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan cara pemindahannya, yaitu: </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Pompa Reciprocating</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Cara kerja pada pompa reciprocating saat mengalirkan fluida yaitu, mengkonversikan atau mengubah energi mekanis dari penggerak pompa menjadi energi dinamis/potensial terhadap cairan yang dipindahkan, perpindahan energi ke cairan terjadi melalui elemen berupa gear atau sering juga disebut crank/cam yang bergerak secara memutar dan memberikan dorongan terhadap piston. Piston inilah yang selanjutnya akan menekan fluida ke arah discharge sehingga dapat mengalir. Jadi dapat disimpulkan bahwa, prinsip kerja dari pompa reciprocating yakni memberikan tekanan terhadap cairan melalui jarum piston. Dalam penggunaannya di lapangan, pompa ini dominan digunakan untuk pemompaan cairan kental, contohnya untuk keperluan pengaliran minyak mentah. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Pompa Rotary</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Pompa jenis ini memiliki prinsip kerja yang tidak jauh berbeda dengan pompa reciprocating, tetapi elemen pemindahnya tidak bergerak secara translasi melainkan bergerak secara rotasi di dalam casing (rumah pompa). Perpindahan dilakukan oleh gaya putaran sebuah gear dan baling-baling di dalam sebuah ruang bersekat, namun masih pada casing yang sama. Komponen utama pompa rotary sendiri terdiri dari: gear dalam, gear luar, lobe dan baling-baling dorong. Pompa ini umumnya digunakan untu layanan khusus dengan kondisi khusus di lokasi industri. </p>
 +
<p style="line-height: 2">2. Pompa Dinamik</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh caranya beroperasi, yaitu; impeler yang berputar akan mengubah energi kinetik menjadi tekanan maupun kecepatan yang diperlukan untuk mengalirkan fluida. Sama halnya dengan pompa perpindahan positif, pompa dinamik juga masih digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu: </p>
 +
<p style="line-height: 2">a. Pompa Sentrifugal</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Pompa ini merupakan pompa yang sangat umum digunakan, biasanya sekitar 70% pompa yang digunakan pada kilang minyak merupakan jenis pompa sentrifugal. Cara kerja pompa ini ialah dengan mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (tekanan) melalui suatu impeller yang berputar di dalam casing. Impeller tersebut berupa piringan berongga yang memiliki sudut-sudut melengkung dan diputar oleh motor penggerak. Putaran dari impeller akan memberikan gaya sentrifugal terhadap cairan dan diarahkan kes sisi discharge. Sebelum cairan tersebut keluar melalui discharge, sebelumnya akan ditahan oleh casing sehingga menimbulkan tekanan alir. Untuk menjaga agar didalam casing selalu terisi cairan, maka pada saluran isap harus dilengkapi dengan katup kaki (foot valve). Kosongnya cairan di dalam impeller dapat menyebabkan masuknya udara dan menimbulkan kavitasi. </p>
 +
<p style="line-height: 2">b. Pompa Desain Khusus</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Pompa jenis ini dirancang untuk suatu kondisi khusus di dalam berbagai bidang sesuai dengan kebutuhannya. Contohnya jet pump atau ejector, pompa jenis ini terdiri dari sebuah tabung pancar, nozzle konvergen dan venturi berbentuk diffuser. Cara kerjanya ialah, pada bagian konvergen dihubungkan dengan pipa yang berfungsi sebagai penghisap cairan. Fluida dapat terhisap oleh pompa karena adanya daya penggerak dalam bentuk energi tekanan, selanjutnya fluida akan dialirkan melalui nozzle dan masuk kedalam tabung dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan kevakuman di dalam tabung pompa. Fluida yang terhisap tadi akan menyatu dengan fluida penggerak dan kemudian ikut mengalir. Pompa desain khusus seperti jet pump umumnya digunakan di sumur-sumur minyak, dan lain – lain. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Sumber: (http://www.prosesindustri.com//)</p>
 +
</div>
 +
 
 +
===Konsep Dasar Wemos===
 +
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 +
<p style="line-height: 2">A.Definisi Wemos</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Menurut Dian (2017) “Wemos D1 mini merupakan board wifi mini berbasis ESP266 yang dikenal ekonomis dan handal. ESP8266 ini yang bisa menghubungkan perangkat mikrokontroller seperti arduino dengan internet via wifi.” </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Menurut Eko (2016) “Wemos merupakan salah satu arduino compatible development board yang dirancang khusus untuk keperluan IoT. Wemos menggunakan chip SoC WiFi yang cukup terkenal saat ini yaitu ESP8266. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Dilihat dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa wemos adalah sebuah papan sirkuit yang bisa di hubungkan dengan mikrokontroller lain maupun sebagai perangkat mandiri, dan menyambungkannya ke internet. </p>
 +
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
 +
 
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.3. Wemos D1 Mini</p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: (https://wiki.wemos.cc//)</p>
 +
B.Fitur – fitur Wemos</p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">11 digital input/output pins, all pins have interrupt/pwm/I2C/one-wire supported (except D0) </p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">1 analog input (3.2V max input) </p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a Micro USB connection</p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Compatible with Arduino</p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Compatible with Nodemcu</p>
 +
 
 +
 
 +
<p style="line-height: 2">C. Spesifikasi teknik</p>
 +
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
  
  
===Arduino Uno===
+
<p style="line-height: 2; align=center">Tabel 2.1. Spesifikasi Wemos</p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: https://wiki.wemos.cc// </p>
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi Arduino Uno'''</p></div>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Menurut<ref name="[1]"> Ahmed S. Abd El-Hamid dkk dalam International Journal of Software & Hardware Research in Engineering (ISSN-2347-4890) Volume 3 Issue 8 August, 2015</ref>
+
“The Arduino UNO microcontroller serves as the brain of the system to facilitate programming. It is a microcontroller board based on ATMega328 that comprises 14 digital pin entries (input) 6 analog production entries (output), a 16 MHz ceramic resonator, USB connection, power jack, ICSP header, and reset button. The board is equipped with the features needed to support the microcontroller by connecting it to a computer using a USB cable”.
+
</p>
+
<p style="line-height: 2">“Mikrokontroler Arduino UNO berfungsi sebagai otak dari sistem untuk memudahkan pemrograman. Ini adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang terdiri 14 pin digital (Input) dan 6 pin analog (Output), resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, ICSP header, dan tombol reset. Papan ini dilengkapi dengan fitur yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler dengan menghubungkannya ke komputer menggunakan kabel USB”.
+
</p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[3]">Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:24) “Board Arduino Uno menggunakan mikrokontroler ATmega328.</ref> Secara umum posisi/letak pin-pin terminal I/O pada berbagai board Arduino posisinya sama dengan posisi/letak pin-pin terminal I/O dari Arduino UNO yang mempunyai 14 pin Digital yang dapat di set sebagai Input/Output (beberapa diantaranya mempunyai fungsi ganda), 6 pin input Analog.
+
</p>
+
<p style="line-height: 2">Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino Uno tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram sebagai sebuah pengubah USB ke serial. Revisi 2 dari board Arduino Uno mempunyai sebuah resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke dalam DFU mode. Revisi 3 dari board Arduino UNO memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut:
+
</p>
+
# <p style="line-height: 2;"> Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang memungkinkan shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang disediakan dari board. Untuk ke depannya, shield akan dijadikan kompatibel/cocok dengan board yang menggunakan AVR yang beroperasi dengan tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan tegangan 3.3V. Yang ke-dua ini merupakan sebuah pin yang tak terhubung, yang disediakan untuk tujuan kedepannya.</p>
+
# <p style="line-height: 2;"> RESET sirkuit yang lebih kuat. </p>
+
# <p style="line-height: 2;"> Atmega 16U2 menggantikan 8U2</p><div align="center"><img src="https://lh3.googleusercontent.com/-A5kT1Gq7vjI/WcaU1NamvcI/AAAAAAAADRs/JyxnnyJkojMmSGLeHtju4-XKmeqtYYXngCJoC/w530-h447-n-rw/Gambar%2B2.2.JPG"/></div>
+
  
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Tabel 2.2. Spesifikasi Pin Wemos</p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : (https://wiki.wemos.cc/)</p>
 
</div>
 
</div>
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">'''B. Spesifikasi Arduino Uno'''</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">Berikut adalah spesifikasi dari mikrokontroler Arduino Uno (ATmega328) :
 
</p>
 
# <p style="line-height: 2;">Mikrokontroler ATmega328. </p>
 
# <p style="line-height: 2;">Catu Daya 5V.</p>
 
# <p style="line-height: 2;">Tegangan Input rekomendasi 7­12 V. </p>
 
# <p style="line-height: 2;">Tegangan Input batasan 6­20 V</p>
 
# <p style="line-height: 2;">Pin I/O Digital berjumlah 14.</p>
 
# <p style="line-height: 2;">Pin input analog berjumlah 6.</p>
 
# <p style="line-height: 2;">Arus DC per Pin I/O 40 mA.</p>
 
# <p style="line-height: 2;">Arus DC per Pin I/O untuk pin 3.3 V 50 mA</p>
 
# <p style="line-height: 2;">Flash memori 32 KB ( Atmega 328 ), dimana 0.5 digunakan oleh bootloader.</p>
 
# <p style="line-height: 2;">SRAM 2 KB.</p>
 
# <p style="line-height: 2;">EEPROM 1 KB.</p>
 
# <p style="line-height: 2;">Clock Speed 16 MHz.</p>
 
  
===Konsep Dasar LDR (Light Dependent Resistor)===
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">'''A. Defenisi LDR (Light Dependent Resistor)'''</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[4]">Kamus, dkk (2013:2) “Light Dependent Resistor atau fotoresistor adalah sensor yang merespon intensitas cahaya dan mengubahnya menjadi tahanan.</ref> LDR sebagai sensor menggunakan bahan semikonduktor cadnium sulfide (Cds) dan cadniium selenide (CdSe) yang memiliki efek fotoresistif yakni terjadi perubahan nilai resistansinya ketika terdapat perubahan intensitas cahaya. Nilai tahanan LDR akan menurun dengan peningkatan intensitas cahaya yang mengenainya atau nilai resistansinya berbanding terbalik dengan intensitas cahaya”.
 
</p>
 
  
===Buzzer===
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi Buzzer'''</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[19]">Mulyono dalam Jurnal Teknologi Informasi & Pendidikan Vol.6 No.2 September 2013 ( ISSN : 2086 – 4981), Buzzer merupakan komponen yang berfungsi untuk mengelurkan suara</ref>, prinsip kerjanya pada dasarnya hampir sama dengan loudspeaker, jadi buzzer juga terdiri atas kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut di aliri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik kedalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
 
</p>
 
  
===LCD (Liquid Crystal Display)===
+
===Konsep Dasar Sensor Ultrasonik===
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi LCD (Liquid Crystal Display)'''</p></div>
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Sensor Ultrasonik</p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Magori dalam Monisha (2015) “The ultrasonic transducer is as device that converts any form of energy into ultrasonic vibration.” Yang artinya “transduser ultrasonik adalah perangkat yang mengubah suatu bentuk energi menjadi getaran ultrasonik.</p>
<p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[20]">Githa dkk dalam Jurnal Nasional Perndidikan Teknik Informatika (JANAPATI) ISSN 2089-8673 Vol.3, NO. 1, Maret 2014 “LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang mengubah kristal cair sebagai penampil utama.</ref> LCD dapat memunculkan tulisan karena terdapat banyak pixel yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai titik cahaya.
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Sandeep (2015) “Ultrasonic sensors are devices that use electrical – mechanical energy transformation to measure distance from the sensor to the target object”. Yang artinya “ sensor ultrasonik adalah perangkat yang menggunakan transformasi energi elektrik mekanik untuk mengukur jarak antara sensor dan objek benda”. </p>
</p>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
<p style="line-height: 2">Walau disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya didalam sebuah perangkat LCD adalah sebuah lampu nenon di bagian belakang susunan kristal cair tersebut. Titik cahaya inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnet yang timbul. Oleh karena itu, hanya beberapa saja yang diteruskan serdangkan warna lainnya tersaring.
+
</p>
+
<p style="line-height: 2">Dalam hal ini digunakan LCD 2x16. Karena LCD 2x16 ini biasa digunakan sebagai penampil karakter atau data pada sebuah rangkaian digital atau mikrokontroler.
+
</p>
+
  
===Konsep Dasar RFID===
+
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.4. Sensor Ultrasonik</p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : (www.sparkfun.com) </p>
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi RFID'''</p></div>
+
<p style="line-height: 2">A. Karakteristik Sensor Ultrasonik</p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Menurut Heri dan Aan (2016:100), Sensor ultrasonik memiliki karakteristik sebagai berikut: </p>
<p style="line-height: 2">Menurut <ref name="[21]">Satria, dkk dalam jurnal ITSMART ISSN : 2301-7201 Vol 4. No 2. Desember 2015. Radio Frequency Identification (RFID) adalah sistem identifikasi yang menggunakan radio frekuensi untuk mengidentifikasi objek dan lokasi.</ref>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Tegangan supply : 5 V DC</p>
</p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Konsumsi arus : 30 mA (maksimum 35 mA) </p>
<p style="line-height: 2">RFID merupakan salah satu jenis teknologi Automatic Identification and Data Capture (AIDC) yang cepat dan handal dalam mengidentifikasi suatu benda atau objek. Terdapat dua komponen utama dalam RFID, yakni RFID Reader yang mentransmisika dan menerima sinyal, dan RFID Tag yang melekat pada objek.
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Jarak : 2 cm sampai dengan 300 cm</p>
</p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Input Trigger : pulsa TTL positif, minimal 2 μS, 5 μS    typical</p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Echo pulse : pulsa TTL positif, 115 μS sampai dengan   18.5 ms</p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Echo Hold-off : 750 μS</p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Frekuensi Burst : 40 kHz untuk 200 μS</p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Delay pengukuran selanjutnya : minimal 200 μS</p>
 +
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
  
===Konsep Dasar Laser Module===
+
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.5. Diagram Waktu Sensor PING</p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : (http://www.elangsakti.com//)</p>
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi Laser'''</p></div>
+
<p style="line-height: 2">A. Cara Kerja PING </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">1. Sensor Ping memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali ( pulsa trigger dengan tOUT min. 2 μs ). Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 340 meter per detik, mengenai objek dan memantul kembali ke sensor. </p>
<p style="line-height: 2">Menurut Amir (2014:8-12) ”Laser (Light Amplification by Simulated Emission of Radiation) merupakan alat yang dapat memancarkan cahaya gelombang radio elektromagnetik pada daerah infrared, visible atau ultraviolet. Cahaya yang dipancarkan oleh lasesr yang dihasikan dari stimulasi emisi radiasi dari medium yang ada di laser, emisi radiasi tersebut dikuatkan sehingga menghasilkan cahaya yang mempunyai sifat monokromatis (tunggal/hanya satu), koheren, ter-arah dan brightness (sifat kecerahan tinggi).
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">2. Sensor Ping mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ( 40 kHz ) selama tBURST ( 200 μs ) kemudian mendeteksi pantulannya. </p>
</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">3. Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan membuat output low pada pin SIG. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">4. Lebar pulsa High ( tIN ) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan objek. Sehingga jarak dapat ditentukan menggunakan rumus berikut ini : </p>
  
===Konsep Dasar Relay===
+
<p style="line-height: 2">Jarak = ( tIN (s) ÷ 2) x 340 m/s = ( tIN (s) / 2 ÷ 29.412 µS / cm)...(2)
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
Keterangan : </p>
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi Relay'''</p></div>
+
<p style="line-height: 2">S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi. </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang. </p>
<p style="line-height: 2">Menurut Aziz dan Karsid dalam Jurnal Nasional Teknik Elektro ISSN: 2302-2949 Vol:4, No 2, September 2015). “Relay adalah sebuah saklar yang dioperasikan secara elektrik. Kebanyakan prinsip kerja relay menggunakan prinsip elektromagnet untuk menggerakan dan mengoperasikan switch. Penggunaan relay digunakan untuk mengendalikan rangkaian dengan sinyal dengan daya rendah (dengan isolasi listrik lengkap antara kontrol dan sirkuit yang akan dikontrol), atau dimana beberapa sirkuit harus dikontrol oleh satu sinyal.
+
 
</p>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
 +
 
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.6. Cara Kerja Sensor Ultrasonik</p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : http://www.elangsakti.com/</p>
 +
</div>
 +
 
 +
 
 +
 
 +
 
 +
 
 +
===Konsep Dasar LED ( Light Emitting Dioda )===
 +
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi LED ( Light Emitting Dioda ) </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Suhardi (2014 : 116-122), “LED adalah semikonduktor yang dapat mengubah energi listrik lebih banyak menjadi cahaya, merupakan perangkat keras dan padat (solid-state component) sehingga lebih unggul dalam ketahanan (durability). Selama ini LED banyak digunakan pada perangkat elektronik karena ukuran yang sangat kecil, cara pemasangan praktis, serta konsumsi listrik rendah. Salah satu kelebihan LED adalah usia relativ panjang. Kelemahannya pada harga per lumen (satuan cahaya) lebih mahal dibandingkan dengan lampu jenis pijar, mudah rusak jika dioperasikan pada suhulingkungan yang terlalu tinggi, misal di industri. </p>
 +
<p style="line-height: 2">B. Bentuk Dan Simbol LED</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">LED memiliki 2 buah kaki yaitu kaki anoda dan kaki katoda. kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda pada saat masih baru, kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) ditandai dengan bagian body LED yang di papas rata (Gambar 2.7). Kaki anoda dan kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) disimbolkan seperti pada gambar tersebut. Pemasangan LED (Light Emitting Dioda) agar dapat menyala adalah dengan memberikan tegangan bisa maju yaitu dengan memberikan tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki katoda. </p>
 +
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="http://elektronika-dasar.web.id/wp-content/uploads/2012/06/Bentuk-Dan-Simbol-LED.jpg"/></div>
 +
 
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.7. Bentuk Fisik dan Simbol LED</p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/</p>
 +
</div>
 +
 
 +
===Konsep Dasar IFTTT (IF This Then That)===
 +
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi IFTTT</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">If This Then That (IFTTT) adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan user untuk menggabungkan dua aplikasi web menjadi satu, memungkinkan data digital seperti data fisik, dimana pengguna dapat menggabungkan beberapa platform untuk membuat hal baru dengan mudah, kapan dan dimana saja. IFTTT (If This Then That) merupakan media pengkoneksi antara io.adafruit dengan aplikasi web. IFTTT mengambil data yang berada pada database io.adafruit, lalu mentransferkan data tersebut kepada aplikasi web yaitu pushover. </p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: (https://ifttt.com//) </p>
 +
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
 +
 
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.8. IFTTT Logo</p>
 +
</div>
 +
 
 +
 
 +
===Konsep Dasar Pushover===
 +
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi Pushover</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Seperti yang penulis ambil dari beberapa penjelasan tentang push over dari situs resminya bahwa Pushover adalah web dan aplikasi mobile yang memungkinkan user untuk mendapatkan pemberitahuan secara real time pada perangkat mobile. Cara kerjanya adalah user menginstall sebuah aplikasi pada perangkat smartphone dan menggunakan API (Application Programming Interface) yang berguna untuk mengirim data kepada aplikasi tersebut sebagai notifikasi. Hal yang besar tentang ini adalah bahwa hal itu terjadi kurang lebih secara real time. sebagai pushover menggunakan server Google dan Apple untuk mengirim pemberitahuan. </p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: (https://pushover.net//)</p>
 +
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
 +
 
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.9. Pushover Logo</p>
 +
</div>
  
 
===Konsep Dasar Flowchart===
 
===Konsep Dasar Flowchart===
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi Flowchart'''</p></div>
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Flowchart</p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Lestari dkk (2016:44) “Flowchat adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval dan sebagainya untuk mempresentasikan langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah”. </p>
<p style="line-height: 2">Menurut Lestari dkk (2016:44) “Flowchat adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval dan sebagainya untuk mempresentasikan langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah”.
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Rejeki (2013:451) “Flowchart merupakan penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”. </p>
</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa flowchart adalah diagram yang menggunakan simbol – simbol tertentu, dimana tiap simbolnya memiliki arti tersendiri untuk menjelaskan langkah-langkah kegiatan dan urutan-urutan prosedur suatu program. </p>
<p style="line-height: 2">Menurut Rejeki (2013:451) “Flowchart merupakan penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.
+
<p style="line-height: 2">B. Jenis – jenis flowchart</p>
</p>
+
<p style="line-height: 2"> Menurut Tri (2015:2), Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu: </p>
<p style="line-height: 2">Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa flowchart adalah diagram yang mempresentasikan langkah langkah beserta urutan-urutan prosedur dari suatu program yang di hubungkan menggunakan tanda panah.
+
<p style="line-height: 2">1. Flowchart Sistem (System Flowchart) </p>
</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja sistem atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">'''B. Jenis-Jenis Flowchart'''</p></div>
+
  
<p style="line-height: 2">Menurut Tri (2015:2), “Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:</p>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
<ol>
+
<li><p style="line-height: 2">Flowchart Sistem (System Flowchart)</p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan danmenjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.</p></div>
+
  
<li><p style="line-height: 2">Flowchart Dokumen (Document Flowchart)</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.10. Contoh Flowchart Sistem</p>
</li>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: Tri (2015:4) </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart) </p>
<p style="line-height: 2">Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form danlaporan diproses, dicatat dan disimpan.</p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri sebuah alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan. </p>
<li><p style="line-height: 2">Flowchart Skematik (Schematic Flowchart) </p>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.</p></div>
+
  
<li><p style="line-height: 2">Flowchart Program (Program Flowchart)</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.11. Contoh Flowchart Dokumen</p>
</li>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: Tri (2015:4) </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.</p></div>
+
<li><p style="line-height: 2">Flowchart Proses (Prosses Flowchart)</p>
+
</li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:</p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:</p></div>
+
</ol>
+
  
===Konsep Dasar Pengujian===
+
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart) </p>
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi Black Box'''</p></div>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart skematik juga menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini tidak hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik juga digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian. </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
<p style="line-height: 2">Menurut Desmira (2015:40) “Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”.</p>
+
 
<p style="line-height: 2">Menurut Silvia (2015:48) “Pengujian Black Box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak dan fungsinya”.</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.12. Contoh Flowchart Skematik</p>
<p style="line-height: 2">Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian BlackBox dilakukan hanya untuk mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: Tri (2015:5) </p>
<p style="line-height: 2">Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba BlackBox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.</p>
+
<p style="line-height: 2">4. Flowchart Program (Program Flowchart)
<p style="line-height: 2">Uji coba BlackBox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart program adalah hasil dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi. </p>
 +
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
 +
 
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.13. Contoh Flowchart Program </p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: Tri (2015:6) </p>
 +
 
 +
 
 +
 
 +
 
 +
 
 +
<p style="line-height: 2">5. Flowchart Proses (Prosses Flowchart) </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu: </p>
 +
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
 +
 
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.14. Simbol Flowchart Proses</p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: https://1nuy4s4.wordpress.com/ </p>
 +
 
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses: </p>
 +
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
 +
 
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.15. Contoh Flowchart Proses</p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: Tri (2015:8) </p>
 
</div>
 
</div>
# <p style="line-height: 2">Fungsi-fungsi yang salah atau hilang</p>
+
 
# <p style="line-height: 2">Kesalahan interface</p>
+
===Konsep Dasar Pengujian===
# <p style="line-height: 2">Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.</p>
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
# <p style="line-height: 2">Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Pengujian adalah sebuah proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. </p>
# <p style="line-height: 2">Kesalahan performa</p>
+
<p style="line-height: 2">Perbedaan Black Box Testing dan White Box Testing : </p>
# <p style="line-height: 2">Kesalahan inisialisasi dan terminasi</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Tabel 2.3. Perbedaan Black Box dan White Box</p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
Black-box testing White-box testing
<p style="line-height: 2">Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:</p>
+
Definition: Software testing method where the internal structure of the system is not known Software testing method where the internal structure of the system is known
 +
Used For: Verifying input methods and outputs of the system. Verifying internal structure    of system’s components
 +
Performed By: Testers Developers
 +
Applicable To: Systems and Acceptance testing Unit testing
 +
Perspective User Developer
 +
Introspection No Yes
 +
Coding Knowledge: No Yes
 +
Implementation Knowledge: No Yes
 +
Test Cases: Based on requirements Based on detailed design
 +
 
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : http://Reqtest.com/ </p>
 +
<p style="line-height: 2 ">A. Definisi Black Box</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Ulf (2015). “Pengujian kotak hitam hanya berfokus pada fungsionalitas antarmuka perangkat lunak, memastikan bahwa input yang valid diterima, dan input yang tidak valid ditolak, dan setiap output yang benar dikembalikan.” </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Manish (2015) “Black Box Testing is testing without knowledge of the internal working of the application under test (AUT). Also known as functional testing or input output driven testing”. Yang artinya “Black Box Testing adalah test tanpa mengetahui apa yang bekerja di dalam aplikasi yang sedang di tes. Dikenal sebagai pengujian fungsional atau pengujian berbasis input output”. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Desmira, Dkk (2015:40) “Black Box Testing yaitu menuji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Di lihat dari pendapat di atas bisa di simpulkan bahwa pengujian Blackbox adalah hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional antarmuka dari sebuah perangkat lunak. Seperti melihat kotak hitam yang tertutup. Proses yang terjadi tidak dapat di lihat oleh Tester. </p>
 +
 
 +
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
 +
 
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.16. Ilustrasi Pengujian Black Box</p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : http://reqtest.com// </p>
 +
<p style="line-height: 2">A. Metode Pengujian dalam Black Box</p>
 +
<p style="line-height: 2"> Menurut Desai dan Abhishek dalam Nina (2013), metode pengujian dalam Black Box Adalah : </p>
 +
<p style="line-height: 2">1. EquivalencePartioning</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati. </p>
 +
<p style="line-height: 2">2. Boundary Value Analysis</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai metode uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji pelengkap Equivalence partitioning. Tidak hanya memfokuskan pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output. </p>
 +
<p style="line-height: 2">3. Cause-Effect Graphing Technique</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Teknik yang merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyajikan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut: </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Pembuatan grafik Causes-Effect graph. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">d. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji</p>
 +
<p style="line-height: 2">4. Comparison Testing</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis,  Ketika softwareredundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing. </p>
 +
<p style="line-height: 2">5. Sample Testing</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu</p>
 +
<p style="line-height: 2">6. Robustness Testing</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metode jaminan mutu yang difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kebenaran kasus uji dalam proses pengujian. </p>
 +
<p style="line-height: 2">7. Behavior Testing</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack</p>
 +
<p style="line-height: 2">8. Performance Testing</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program. </p>
 +
 
 +
 
 +
<p style="line-height: 2">9. Requirement Testing</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain. </p>
 +
<p style="line-height: 2">a. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program. </p>
 +
<p style="line-height: 2">b. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix. </p>
 +
<p style="line-height: 2">10. Endurance Testing</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. </p>
 +
<p style="line-height: 2">B. Kelebihan dan kekurangan Black Box</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Ulf (2015), kelebihan dan kekurangan pada pengujian Black Box: </p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Kelebihan</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Lebih mudah dilakukan karena akses kode dan pengetahuan program yang lebih spesifik tidak diperlukan. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Menyederhanakan proses pengujian dengan berfokus hanya pada input dan output. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. Memungkinkan </p>pengembangan kasus uji lebih cepat karena penguji hanya memeriksa pada GUI (tampilan) yang biasa digunakan. </p>
 +
<p style="line-height: 2">2. Kekurangan</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Pemeliharaan Script sulit dilakukan jika antarmuka pengguna terus berubah, karena berubahnya metode input. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Tingkat kerapuhan yang tinggi karena kemungkinan tidak ditampilkan secara konsisten pada berbagai platform atau perangkat, menyebabkan skrip pengujian gagal dalam eksekusi mereka. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. Tidak ada introspeksi, karena penguji memiliki pengetahuan yang terbatas tentang sistem dan cara kerjanya. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">d. Cakupan terbatas karena hanya sebagian kecil percobaan yang dilakukan. </p>
 +
<p style="line-height: 2">C. Definisi White Box</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Ulf (2015). “Anda hanya dapat mengetahui apa yang masuk dan keluar dari sistem, sehingga bisa diketahui proses di dalam sistem dan mengintegrasikan-nya  dalam proses pengujian, sehingga bisa di bawa ke dalam prosedur yang selanjutnya” </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Nidhra dan dondetti dalam Sidi (2015:33) “White Box Testing adalah salah satu cara untuk menguji suatu aplikasi atau software dengan cara melihat modul untuk dapat meneliti dan menganalisa kode dari program yang di buat ada yang salah atau tidak. Kalau modul yang telah dan sudah di hasilkan berupa output yang tidak sesuai dengan yang di harapkan maka akan dikompilasi ulang dan di cek kembali kode-kode tersebut hingga sesuai dengan yang diharapkan” </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa pengujian White box adalah proses pengujian dengan memeriksa input dan output. Juga mempelajari keadaan yang terjadi di dalam proses. Seperti melihat kotak putih yang terbuka, terlihat keadaan di dalam kotak putih tersebut. </p>
 +
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
 +
 
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.17. Ilustrasi Pengujian White Box</p>
 +
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : http://reqtest.com// </p>
 +
<p style="line-height: 2">A. Kelebihan dan kekurangan White Box</p>
 +
<p style="line-height: 2"> Menurut Ulf (2015), kelebihan dan kekurangan pada pengujian White Box: </p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Kelebihan</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Melihat kesalahan dan masalah lebih cepat. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Bisa di introspeksi, atau kemampuan untuk melihat ke dalam proses perangkat lunak dan memeriksanya secara lebih teliti. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. Menemukan bug tersembunyi lebih efisien dan stabilitas yang terjamin. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">d. Kode yang optimal. Disebabkan pengetahuan kode yang sesuai</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">e. Mendapatkan hasil yang maksimal dengan berbagai jalur pengujian berbeda</p>
 +
<p style="line-height: 2">2. Kekurangan</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Tingkat kerumitan yang lebih tinggi terlibat karena dibutuhkan pengetahuan tentang kode yang luas. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Pemeliharaan Script yang lebih banyak. Karena metode input yang bisa berubah, sehingga memungkinkan rusaknya Script pengujian</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. Memerlukan alat yang memiliki integrasi yang lebih ketat dengan sistem yang sedang diuji, yang menimbulkan resiko kinerja sistem kemudian dipengaruhi oleh alat yang sama, sehingga bisa mengganggu hasil. </p>
 
</div>
 
</div>
# <p style="line-height: 2">Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?</p>
+
 
# <p style="line-height: 2">Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?</p>
+
===Konsep dasar elisitasi===
# <p style="line-height: 2">Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?</p>
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
# <p style="line-height: 2">Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?</p>
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Elisitasi</p>
# <p style="line-height: 2">Kesalahan performa</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Saputra dan Alhadi dalam Agit (2016) “Elitisasi merupakan rancangan dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”. </p>
# <p style="line-height: 2">Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Tarigan dalam Andi (2014) “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak. Menurut Sommerville, Elisitasi adalah sekumpulan aktifitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem baru melalui komunikasi dengan pelanggan dan pihak yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”. </p>
# <p style="line-height: 2">Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa elisitasi adalah suatu metode analisa dalam sebuah rancangan yang di buat berdasarkan kebutuhan atau keinginan pihak terkait yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem dan disanggupi pembuat. </p>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
 
<p style="line-height: 2">Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:</p>
+
 
 +
 
 +
 
 +
 
 +
<p style="line-height: 2">B. Tahapan – tahapan Elisitasi
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Hidayati dalam Abas (2015), Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">1. Elisitasi Tahap I. Pada tahap ini elisitasi berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">2. Elisitasi Tahap II. Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. </p>
 +
<p style="line-height: 2">   Berikut penjelasan mengenai Metode MDI (Mandatory Desirable Inessential): </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem. </p>
 +
<p style="line-height: 2">3. Elisitasi Tahap III. Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut : </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. T artinya Tehnikal, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan? </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ? </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem? </p>
 +
<p style="line-height: 2">   Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu: </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a) High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b) Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan</p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c) Low (L) : Mudah untuk dikerjakan</p>
 +
<p style="line-height: 2">4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan. </p>
 
</div>
 
</div>
# <p style="line-height: 2">Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.</p>
 
# <p style="line-height: 2">Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.</p>
 
# <p style="line-height: 2">Menentukan output untuk suatu jenis input.</p>
 
# <p style="line-height: 2">Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.</p>
 
# <p style="line-height: 2">Melakukan pengujian.</p>
 
# <p style="line-height: 2">Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.</p>
 
# <p style="line-height: 2">Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.</p>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">'''B. Metode Pengujian Dalam Black Box'''</p></div>
 
<p style="line-height: 2">Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:</p>
 
<p style="line-height: 2">'''1. EquivalencePartionin'''</p>
 
<p style="line-height: 2">Equivalence Partioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.</p>
 
<p style="line-height: 2">'''2. Boundary Value Analysis'''</p>
 
<p style="line-height: 2">Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary valuean alysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.</p>
 
<p style="line-height: 2">'''3. Cause-Effect Graphing Techniques'''</p>
 
<p style="line-height: 2">Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:</p>
 
<p style="line-height: 2">a) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.</p>
 
<p style="line-height: 2">b) Pembuatan grafik Causes-Effect graph.</p>
 
<p style="line-height: 2">c) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan</p>
 
<p style="line-height: 2">d) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji</p>
 
<p style="line-height: 2">'''4. Comparison Testing'''</p>
 
<p style="line-height: 2">Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant).  Ketika softwareredundant dibuat tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.</p>
 
<p style="line-height: 2">'''5. Sample and RobustnessTesting'''</p>
 
<p style="line-height: 2">a) Sample Testing</p>
 
<p style="line-height: 2">Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu</p>
 
<p style="line-height: 2">b) Robustness Testing</p>
 
<p style="line-height: 2">Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.</p>
 
<p style="line-height: 2">'''6. BehaviorTesting dan PerformanceTesting'''</p>
 
<p style="line-height: 2">1. BehaviorTesting</p>
 
<p style="line-height: 2">Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.</p>
 
<p style="line-height: 2">2. Performance Testing</p>
 
<p style="line-height: 2">Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.</p>
 
<p style="line-height: 2">'''7. Requirement Testing'''</p>
 
<p style="line-height: 2">Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.</p>
 
<p style="line-height: 2">a) RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program</p>
 
<p style="line-height: 2">b) Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.</p>
 
<p style="line-height: 2">'''8. Endurance Testing'''</p>
 
<p style="line-height: 2">Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.</p>
 
<p style="line-height: 2">Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.</p>
 
<p style="line-height: 2">'''C. Kelebihan dan Kelemahan BlackBox'''</p>
 
<p style="line-height: 2">Dalam uji coba BlackBox terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:</p>
 
<p style="line-height: 2">'''D. Definisi White Box'''</p>
 
<p style="line-height: 2">Menurut Desmira dkk (2015:40). “White Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungsi, masukkan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan”.</p>
 
<p style="line-height: 2">Menurut Silvia dkk (2015:48). “White Box adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian kedalam beberapa kasus pengujian”.</p>
 
<p style="line-height: 2">Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode pengujian White Box adalah metode pengujian yang di lakukan pada perangkat lunak dari segi desain dan kode program secara prosedural untuk mengetahui apakah sudah berjalan sesuai spesifikasi kebutuhan.</p>
 
<p style="line-height: 2">'''E. Keuntungan Pengujian White Box'''</p>
 
<p style="line-height: 2">Menurut Desmira dkk (2015:40). “White Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungsi, masukkan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan”.</p>
 
# <p style="line-height: 2">Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.</p>
 
# <p style="line-height: 2">Desain , tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.</p>
 
# <p style="line-height: 2">Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern .</p>
 
# <p style="line-height: 2">Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.</p>
 
# <p style="line-height: 2">Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat .</p>
 
# <p style="line-height: 2">Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.</p>
 
# <p style="line-height: 2">Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia)</p>
 
===Komponen Elektronika===
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">'''A. Definisi Komponen Elektronika'''</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:5), “Rangkaian elektronik adalah rangkaian listrik yang memakai komponen-komponen elektronik. Komponen elektronik dibagi menjadi dua jenis yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif, yaitu komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energy kebentuk lainnya. Contoh komponen pasif yaitu : resistor, kapasitor, dan inductor. Komponen elektronika pasif dapat dilihat pada tabel 2.2.</p></div>
 
<p style="line-height: 2">Komponen aktif adalah komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh komponen aktif : Dioda, LED, Dioda Zener, Transistor dan Operational Amplifier. Komponen aktif dapat dilihat pada tabel 2.3.</p>
 
  
  
===Konsep Dasar Elisitasi===
 
<p style="line-height: 2;"> '''A. Definisi Elisitasi'''</p>
 
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Amrullah (2016:1.4-27), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang di inginkan oleh pihak manajemen terkait dan di sanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. </p>
 
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Prastomo (2014:166), “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: </p>
 
<ol>
 
<li><p style="line-height: 2;"> Tahap I</p></li>
 
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara. </p>
 
<li><p style="line-height: 2;"> Tahap II</p></li>
 
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem. </p>
 
<li> <p style="line-height: 2;"> Tahap III</p></li></ol>
 
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu: </p>
 
# <p style="line-height: 2;"> T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan. </p>
 
# <p style="line-height: 2;"> O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan. </p>
 
# <p style="line-height: 2;"> E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem. </p>
 
<p style="line-height: 2;"> Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu: </p>
 
# <p style="line-height: 2;"> High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi. </p>
 
# <p style="line-height: 2;"> Middle (M) : Mampu dikerjakan.</p>
 
# <p style="line-height: 2;"> Low (L) : Mudah dikerjakan. </p>
 
  
===Literature Review===
+
 
<p style="line-height: 2;">'''A. Definisi Literature Review'''</p>
+
 
<p style="line-height: 2;"> Menurut Meta Amalya Dewi dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:125) Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain : </p>
+
 
# <p style="line-height: 2;"> Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini. </p>
+
===Konsep Dasar Literature Review===
# <p style="line-height: 2;"> Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain. </p>
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
# <p style="line-height: 2;"> Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini. </p>
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Literature Review</p>
# <p style="line-height: 2;"> Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Dewi, dkk (2014:125), “Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan”. </p>
<p style="line-height: 2;"> Terdapat beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai sistem keamanan ruang brankas, diantaranya yaitu : </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Ali (2014) “literature review is used to conduct a formulation of the research problem, which is then used as the basis of research in making research logical framework in the form of a conceptual model and research paradigm”. Yang artinya “tinjauan pustaka digunakan untuk melakukan rumusan masalah penelitian, yang kemudian dijadikan dasar penelitian dalam pembuatan kerangka kerja penelitian logis berupa model konseptual dan paradigma penelitian”. </p>
# <p style="line-height: 2;"> Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Ghafiqi Yamini, Pada Tahun 2015, Dari Universitas Gunadarma, Serang  yang berjudul “MERANCANG SISTEM KEAMANAN BRANKAS YANG DIDUKUNG DENGAN PENGAMAN BERBASIS RFID DAN MENGGUNAKAN SISTEM PADA ARDUINO UNO” Penelitian ini membahas tentang sebuah sistem yang di bangun menggunakan  RFID sebagai kunci utama untuk membuka berangkas dan Arduino sebagai mikrocontrollernya sebagai pusat didalam sistem yang akan memproses semua input dan output, yang nantinya akan menjadikan brankas terbuka dan tertutup dengan otomatis, ketika RFID Card di Verifikasi. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Suryo dalam Munawati (2014), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”. </p>
# <p style="line-height: 2;"> Penelitian yang dilakukan oleh IKA RETNANINGSIH, Pada Tahun 2014, Dari  Universitas Gunadarma, yang berjudul “KUNCI KEAMANAN BRANKAS BANK MENGGUNAKAN RFID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535” Penelitian ini membahas tentang kunci keamanan brankas. Maka dari itu, dibuatlah Kunci Keamanan Brankas Bank Menggunakan RFID Berbasis Mikrokontroler ATMega8535. Alat ini diproses dengan menggunakan mikrokontroler ATMega8535 sebagai komponen pengendali, bahasa pemrograman yang digunakan yaitu bahasa C. Beberapa komponen dasar elektronika yang digunakan diantaranya ialah RFID digunakan sebagai pendeteksi identitas setiap brankas - brankas dan akses untuk penjaga dengan kemampuan jarak baca maksimum yang dimiliki oleh RFID hanya kurang dari 5 cm saja, sensor terdiri dari RFID yang akan bekerja apabila ada Tag RFID yang terdeteksi oleh RFID Reader yang kemudian yang akan menentukan nomor identitas Tag RFID tersebut memiliki hak akses atau yang tidak memiliki hak akses. Yang bisa membuka hanya pihak User atau Bank saja selain itu tidak bisa membukanya. Alat ini memberikan hasil keluaran berupa “peringatan”, yang nantinya akan dinformasikan melalui media buzzer (suara), LED (indikator), dan LCD (Liquid Crystal Display 16x2). </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa literature review adalah suatu metode untuk menunjang hasil wawancara dan observasi yang di lakukan sebelumnya. Sebagai referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. </p>
# <p style="line-height: 2;"> Penelitian yang dilakukan oleh Freddy A Silaban, Pada Tahun 2012, Dari Universitas Gunadarma, yang berjudul “Sistem Pengaman Brankas Uang Mesin ATM Bank Otomatis Berbasis ATMega8535” Penelitian ini membahas tentang suatu alat pengaman untuk mencegah perampokan atau pembobolan, kemudian meringankan  kerja para petugas ataupun security,  sistem keamanan ini  kedepannya berjangka panjang. Sistem pengamanan  berbasis teknologi mungkin lebih  tepat digunakan  solusi untuk mencegah sedini mungkin perampokan , pencurian, dan pembobolan. Oleh karena itulah diperlukan suatu sistem pengaman yang memiliki kinerja yang lebih cepat dan akurat, alat ini menggunakan komponen mikrokontroler ATMega 8535 sebagai komponen pengendali, bahasa pemograman yang digunakan yaitu bahasa C. Komponen elektronika yang digunakan seperti IC 74LS00 (merupakan pembanding tegangan listrik dari blok input sensor), sensor terdiri dari fotodioda dan infrared yang akan bekerja apabila cahaya masuk pada fotodioda terhalang. Keypad merupakan inputan untuk membuka dan menutup pintu. Alat ini mengeluarkan output berupa peringatan, yang di informasikan melalui Buzzer (suara), LED (indikator), dan LCD (liquid crystal display) berupa kalimat.Hasil penelitian alat ini menunjukan bahwa kondisi brankas aman ketika ke tiga buah sensor tidak terhalang oleh tangan manusia atau benda apapun, kemudian memasukan password dengan benar dan tidak melebihi batas waktu yang sudah ditentukan. </p>
+
 
# <p style="line-height: 2;"> Penelitian yang dilakukan oleh Suparman Dari Uiversitas Gunadarma, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Indonesia, Pada Tahun 2016 yang berjudul “SISTEM KEAMANAN RUANGAN DENGAN SISTEM MONITORING DAN PENDETEKSI GERAKAN BERBASIS RASPBERRY PI” Penelitian ini membahas tentang merancang suatu alat untuk mengamankan suatu ruangan dengan sistem monitoring dan pendeteksi gerakan. Dengan menerapkan sistem monitoring dan pendeteksi gerakan pada sistem keamanan ruangan, dapat mempermudah bagi pemilik ruangan untuk mengetahui situasi atau keadaan di ruangan tersebut dan dapat mengetahui kejadian yang terjadi diruangan melalui rekaman dan foto yang tersimpan di dropbox pribadi, serta pemilik ruangan juga akan menerima pesan SMS apabila sensor yang ada diruangan mendeteksi gerakan. Selain itu pada ruangan terdapat pintu cadangan yang berfungsi secara otomatis apabila ada seseorang yang memasuki ruangan tersebut. Pada sistem keamanan ini juga, pemillik ruangan dapat mengontrol atau mengendalikan semua sistem melalui laptop dan smartphone. Dalam sistem keamanan ini terdapat beberapa perangkat diantaranya, webcam sebagai perangkat untuk memonitoring ruangan dan merekam dan memotret pada saat webcam mendeteksi gerakan, sensor PIR sebagai perangkat elektronika untuk mendeteksi gerakan, motor DC sebagai pengendali pintu, buzzer sebagai alarm dan LED sebagai cahaya indikator. Cara kerja alat dan system ini yaitu pada saat webcam dalam keadaan aktif maka webcam akan memonitoring ruangan dan apabila webcam mendeteksi gerakan maka secara otomatis webcam akan merekam dan memotret gerakan tersebut untuk dijadikan sebuah video dan foto. Dimana video dan foto tersebut akan disimpan ke dropbox pribadi dengan menggunakan jaringan internet. Untuk pendeteksi gerakan yang diterapkan pada sensor PIR, pada saat sensor PIR mendeteksi gerakan maka pintu cadangan akan tertutup secara otomatis, alarm akan berbunyi, dan cahaya indikator akan menyala, serta sistem akan mengirimkan pesan SMS. </p>
+
 
# <p style="line-height: 2;"> Penelitian yang dilakukan oleh Budi, Maconie, Windy, Satrio Dewanto, Dari Computer Engineering Departement, Faculty of Engineering, Binus University, Jakarta, Pada Tahun 2013 yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN RUANGAN BERBASISKAN MICROCONTROLLER ATMEGA8535” Penelitian ini membahas tentang sistem keamanan yang dapat diterapkan pada ruangan yang memiliki berang-barang berharga di dalamnya. Sistem ini terdiri dari microcontroller yang digunakan untuk menghubungkan setiap modul dan program untuk mengendalikan modul ini mengunakan AVR studio. Sensor mendeteksi gerakan saat seseorang memasuki ruangan dan kamera akan berputar ke arah orang tersebut, merekam acara, mengirim pesan singkat dan mengaktifkan sistem alarm suara. Sistem ini bekerja dengan baik tanpa ada masalah serius. Masalah yang dapat terjadi adalah lambat terkirimnya pesan singkat yang dipengaruhi oleh tingkat keramaian penyedia layanan GSM. Sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan beberapa fitur seperti otomatisasi dan aktivasi sistem. Aktivasi sistem dapat dikembangkan dengan mengubah RF Remote dengan RFID yang telah umum digunakannuntuk kunci akses atau identifikasi diri, sehingga dapat meningkatkan nilai dari sistem keamanan. </p>
+
<p style="line-height: 2">B. Manfaat Literature Review</p>
# <p style="line-height: 2;"> Penelitian dilakukan oleh <ref name="[22]">Ilkyu Ha dari Kyungil University, Gyeongsan, Gamasil-gil 50, 712-201, Republic of Korea dalam International Journal of Security and Its Applications Vol.9, No.8 (2015).</ref> “Security and Usability Improvement on a Digital Door Lock System based on Internet of Things”. Pada penelitian ini membahas tentang baru-baru ini, kunci pintu digital telah banyak digunakan sebagai bagian dari IoT (Internet of Things). Namun, media telah melaporkan kunci pintu digital dibuka oleh pengguna yang tidak sah untuk menyerang rumah dan kantor. Dalam penelitian ini, sistem kunci pintu digital yang bisa bekerja dengan lingkungan IoT diusulkan. Ini dirancang dan diimplementasikan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan. Sistem yang diusulkan memberikan fungsi keamanan yang diperkuat yang dapat mentransfer gambar yang direkam ke perangkat mobile pengguna saat pengguna yang tidak sah mencoba operasi ilegal, ia juga dapat mengirimkan informasi alarm ke perangkat mobile saat kunci pintu rusak secara fisik. Sistem yang diusulkan memungkinkan pengguna untuk memeriksa informasi akses dan mengoperasikan kunci pintu dari jarak jauh untuk meningkatkan kenyamanan. </p>
+
<p style="line-height: 2"> Menurut Dewi, dkk (2014:125), Manfaat dari literature review ini antara lain: </p>
# <p style="line-height: 2;"> Penelitian dilakukan oleh <ref name="[23]">Jayashri Bangali dari Kaveri Collage of Science and Commerce dan Arvind Shaligram dari Department of Electronic Science dalam International Journal of Smart Home, Vol.7, No.6 (2013), pp.201-208.</ref> “Design and Implementation of Security Systems for Smart Home based on GSM technology”. Pada penelitian ini membahas tentang sistem keamanan rumah tradisional memberi sinyal dalam hal alarm. Namun, sistem keamanan berbasis GSM (Global System for Mobile  communications) Meningkatkan keamanan kapan pun sinyal dari sensor terjadi, pesan teks dikirim ke Nomor yang diinginkan untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Makalah ini menyarankan dua metode untuk sistem keamanan rumah. Sistem pertama menggunakan web kamera. Kapan pun ada gerakan di depan kamera, ada peringatan keamanan dalam hal Suara dan pesan email dikirimkan ke pemiliknya. Metode kedua mengirim SMS yang menggunakan Modul GSM GPS (sim548c) dan mikrokontroler Atmega644p, sensor, relay dan buzzer. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini. </p>
# <p style="line-height: 2;"> Penelitian dilakukan oleh <ref name="[24]">M.S.M. Effendi, Z. Shayfull, M.S. Saad, S.M Nasir, A.H. Badrul Azmi. *School of Manufacturing  Engineering, Universiti Malaysia Perlis, Kampus Tetap Pauh Putra, 02600 Arau, Perlis, Malaysia. *Green Design Manufacture Research Group, Center of Excellence Geopolymer and Green Technology (CEGeoGTECH), Universiti Malaysia Perlis, 01000 Kangar, Perlis, Malaysia. Dalam International Journal of Engineering and Technology (IJET), Vol 8 No 1 Feb-Mar 2016.</ref> “A NEW INVENTION OF ALARM REMINDER LOCKING (ARL) SECURITY SYSTEM”. Pada penelitian ini membahas tentang Sistem Keamanan yang berfokus pada sistem keamanan pintu, yang bisa dipasang di area pintu untuk meningkatkan tingkat keamanan rumah, ruang kantor, hotel atau tempat lainnya. Sistem ini menggunakan Arduino Controller dan Global System for Mobile Communication (GSM) Teknologi, yang merupakan sumber termurah untuk menanamkan sistem keamanan untuk mentransmisikan Pesan Singkat Data peringatan layanan (SMS). Perangkat ini mengintegrasikan tiga fungsi yang mengkhawatirkan, pengingat dan terkunci untuk tujuan keamanan dan koneksi via handphone untuk mengingatkan pengguna melalui SMS. Alat ini memiliki 3 mode operasi yang sistemnya akan berfungsi saat pintu tidak ditutup dengan tidak benar untuk pengingat pertama dengan lansiran bel. Modus kedua terkunci otomatis akan diaktifkan saat Pengguna menutup pintu, tapi tidak mengunci secara manual. Intrusion mode akan aktif saat mode auto locked terganggu tanpa akses yang benar semua sistem terpadu ini akan memberikan akses keamanan yang tinggi. Kejadian intrusi Perangkat keamanan ini akan membawa manfaat baru bagi pengguna untuk mempertimbangkan aplikasi yang user friendly, konsumsi daya rendah dan biaya pemasangan yang wajar. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain. </p>
# <p style="line-height: 2;"> Penelitian dilakukan oleh <ref name="[25]">Basil Hamed. Dalam International Journal of Soft Computing and Engineering (IJSCE), Volume-1, Issue-6, January 2012.</ref> “Design & Implementation of Smart House Control Using Lab VIEW”. Pada penelitian ini membahas tentang rumah pintar adalah rumah yang menggunakan teknologi informasi untuk memantau lingkungan, mengendalikan alat listrik dan berkomunikasi dengan dunia luar. Rumah pintar adalah teknologi yang kompleks, pada saat bersamaan sedang berkembang. Sistem otomasi rumah pintar telah dikembangan untuk secara otomatis mencapai beberapa aktifitas yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan lingkungan hidup yang lebih nyaman dan mudah. Sistem pemantauan dan pengendalian rumah sampel yang merupakan salsh satu cabang rumah pintar dibahas dalam makalah ini. Sistem ini didasarkan pada perangkat lunak LabVIEW dan bisa bertindak sebagai penjaga keamanan rumah. Sistem ini dapat memantau suhu, kelembaban, pencahayaan, alarm kebakaran & pencuri, kerapatan gas rumah dan memiliki sensor inframerah untuk menjamin keamanan keluarga. Sistem ini juga memiliki koneksi internet untuk memantau dan mengendalikan peralatan rumah dari manapun di dunia. Makalah ini menyajikan implementasi perangkat keras sistem kontrol multiplatform untuk otomasi rumah menggunakan LabVIEW. Sistem seperti itu milik sebuah domain yang biasanya bernama sistem rumah pintar. Pendekatan ini menggabungkan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak. Hasil pengujian sistem telah menunjukkan bahwa aplikasi tersebut dapat dengan mudah digunakan untuk aplikasi otomasi rumah pintar. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini. </p>
# <p style="line-height: 2;"> Penelitian dilakukan oleh <ref name="[26]">Pratiksha Misal*, Madhura Karule, Dhanshree Birdawade, Anjali Deshmukh, Mrunal Pathak dari Department of Information Technology, AISSMS IOIT, University of Pune, India dalam International Journal of Electronics Communicatin and Computer Engineering, Volume 5, Issue(4) July, Technovision-2014.</ref> Pada peneliatian ini membahas tentang Konsep Door locking and unlocking system menggunakan GPRS untuk membuka dan menutup pintu. Selain itu, keamanan akan diberikan dengan menggunakan GSM jika ada akses yang tidak sah. Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk memberikan keamanan di rumah, kantor, dll. Sistem secara otomatis mengunci pintu begitu menerima pesan yang telah ditentukan sebelumnya dari pengguna. Pengguna harus mendaftar terlebih dahulu. Informasinya akan disimpan dalam database. Setiap kali pesan akan diterima untuk nomor yang terdaftar, pengontrol akan memberikan instruksi ke motor DC. Motor DC kemudian akan melakukan aksi di pintu baik penguncian maupun penguncian. Jika akses tidak sah, sensor IR akan merasakan tindakan dan mengirim pesan peringatan ke pengguna terdaftar menggunakan GSM. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada. </p></div>
 +
 
 +
===Daftar Pustaka (Literature Review)===
 +
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi­referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain: </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada. </p>
 +
<p style="line-height: 2">Terdapat beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai sistem pengairan, diantaranya yaitu : </p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Penelitian yang dilakukan oleh Bimo Ardi Handoko dengan dua temannya, Susanto dan Nur Wakhidah, Dari Kampus UNIVERSITAS SEMARANG, yang berjudul “SISTEM PENGAIRAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 BERDASARKAN SENSOR KELEMBAPAN TANAH DAN SUHU TANAH DENGAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM” penelitian ini membahas tentang pembuatan sistem pengairan secara otomatis, yang menggunakan metode fuzzy inference system, yang mana metode fuzzy sendiri menurut Naba (2009), biasanya seorang operator/pakar memiliki pengetahuan tentang cara kerja dari sistem yang bisa dinyatakan dalam sekumpulan IF-THEN rule, dengan melakukan fuzzy inference. pengetahuan tersebut bisa di transfer ke prangkat lunak yang selanjutnya memetakan suatu input menjadi output berdasarkan IF-THEN rule yang diberikan. Sistem fuzzy yang dihasilkan disebut fuzzy inference system. </p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Penelitian yang dilakukan oleh Gani Asmoro, Dari Universitas Gunadarma, Surabaya yang berjudul “SIMULASI PINTU AIR OTOMATIS PENGAIRAN SAWAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535”. Penelitian ini membahas tentang Simulasi pintu air otomatis berbasis ATMEGA 8535, yang bekerja secara otomatis dan memerlukan  4  buah  sensor  sebagai  indikasi  ketinggian  air  dan bekerja jika mendapat inputan berupa air, serta sebuah mikrokontroler sebagai pusat pengendali rangkaian ini  dan menghasilkan  output  berupa nyala LED, bunyi buzzer pergerakan motor  DC dan mikro switch sebagai pengendali motor DC. </p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Penelitian yang dilakukan oleh Sudirman Sirait, Satyanto K. Saptomo, Muhammad Yanuar J. Purwanto “RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI PIPA LAHAN SAWAH BERBASIS TENAGA SURYA”. Rancangan irigasi untuk pemberian air yang optimal dilengkapi dengan sistem kontrol otomatis dapat menjaga permukaan air di lahan sawah pada level tertentu sesuai kebutuhan tanaman, dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan air irigasi di lahan sawah. Sistem kontrol otomatis dibangun dengan memanfaatkan teknologi digital, mikrokontroler dan jaringan sensor. Mikrokontroler Arduino Uno ATMega328P digunakan sebagai sistem kendali otomatis untuk menggerakkan sistem aktuasi kran air elektris Valworx 561086 berdasarkan kelembaban tanah dan tinggi muka air di lahan sawah yang dideteksi oleh sensor. Nilai tinggi muka air di lahan sawah diatur antara 0 cm dan 5 cm sebagai setpoint bawah dan atas untuk acuan dalam menggerakkan sistem aktuasi kran air elektris Valworx 561086. Sistem mikrokontroler membatasi durasi waktu untuk pengaturan pembukaan maupun penutupan kran air elektris Valworx 561086 selama 300 detik dengan rotasi 90 yang dapat menghemat penggunaan daya baterai. Sistem ini didukung oleh energi surya yang terdiri dari panel surya, charger contoller dan baterai, dan dapat beroperasi 24 jam tanpa pengawasan oleh operator. Ujicoba operasi di lahan sawah dilakukan dengan menerapkan irigasi terputus (intermittent) dan air irigasi tidak mengalir secara terus menerus. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem kontrol irigasi otomatis bisa menjaga tinggi muka air di lahan sawah antara rentang setpoint yang diinginkan. </p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Penelitian yang dilakukan oleh Eryalfan Setyo Prakoso, Dari Universitas Jember yang berjudul “SISTEM IRIGASI OTOMATIS BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller). PLC merupakan sistem kendali berbasis digital yang hanya mengenal dua kondisi yaitu on atau off (Yulianto, 2006). PLC dapat mengendalikan multi input dan multi  output, yang terdiri dari modul  input, modul  output, CPU (Central Processing Unit), dan programming device. Yang mana sistem di program untuk membaca kelembapan tanah. </p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Penelitian yang dilakukan oleh Inne Septiani, Dari Politeknik Negeri Sriwijaya yang berjudul “RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK SISTEM KENDALI DAN MONITORING PENGAIRAN SAWAH MELALUI SMARTPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32”. perancangan  alat  ini yaitu  mengontrol  kebutuhan  air  bagi tanaman  namun  juga  dapat  digunakan  untuk penghematan  air  yang lebih efisien dengan  pengiriman  informasi  kondisi  persawahan  tersebut. Sistem perancangan dari alat rancang bangun sistem kendali dan monitoring pengairan sawah melalui smartphone berbasis mikrokontroler atmega32 ini menggunakan sensor hygrometer yang dapat mendeteksi keadaan tanah ketika kering, lalu akan mengirimkan pesan singkat  kepada  petani  /  pemilik  sawah  melalui  smartphone  dimanapun  pemilik sawah berada dan pengairan sawah dapat dilakukan secara otomatis melalui control smartphone.Rangkaian ini terdiri dari bagian perangkat keras dan perangkat lunak. </p>
 +
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Sukriti, Sanyam Gupta, Indumathy K, dari Vellore Institute of Technology melakukan penelitian dengan judul “IoT based Smart Irrigation and Tank Monitoring System”. Di dalam penelitianya sukriti, sanyam dan Indumathy menilai bahwa model tank overflow control adalah metode kuno, yaitu apabila kawat yang di pasang di dalam tampungan air tersentuh ketika air sudah mengisi penuh penampungan air, maka sebuah alarm akan menyala dan alarm harus di matikan secara manual sehingga listrik dan air akan terbuang percuma. Mereka menggunakan sensor ultrasonik sebagai penghitung tinggi air di dalam penampung air, sehingga ketika air dalam ketinggian tertentu akan memberikan informasi kepada Arduino Uno yang sudah di integrasikan dengan handphone user agar bisa di kontrol dari jauh. </p>
 +
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari literature review diatas, penulis mengambil acuan pada literature nomor 2, sehingga melakukan penelitian dengan judul “PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS”. Yang menggunakan sensor Ultrasonik sebagai penghitung tinggi air, LED sebagai indikator dan pompa air sebagai media penyalur air dari sungai maupun sumber air lain ke area sawah. </p>
 +
</div>
 +
 
 
{{pagebreak}}
 
{{pagebreak}}
  

Revisi per 24 November 2017 16.57

'

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1331476525
NAMA
: HUSEIN MUHAMMAD FAHREZY


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS


Disusun Oleh :

NIM
: 1331476525
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 20 Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I, MM)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331474559
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 20 Juli 2017


Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Jawahir, Ir., MM)
   
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom.,M.Si)
NID : 03023
   
NID : 13001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331476525
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, 20 Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS

Dibuat Oleh :

Disusun Oleh :

NIM
: 1331476525
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 20 Juli 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1331476525

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Pengairan atau irigasi merupakan faktor yang sangat penting dan juga

mempengaruhi hasil pertanian khususnya padi. Air sendiri sebagai sumber daya pokok yang menunjang berlangsungnya kegiatan pertanian, jika tidak ada air kegiatan bertani pun tidak akan berjalan. Pada umumnya pengairan air sawah menggunakan sistem pengairan irigasi atau mengaliri sawah dengan air langsung dari sumbernya, yaitu sungai. Di beberapa tempat, metode irigasi di lakukan hanya untuk pertanian yang menghasilkan kebutuhan pokok.Namun di tempat lain yang memiliki kondisi air melimpah, metode irigasi juga di berikan untuk semua jenis tanaman. Penelitian ini akan di lakukan dengan metode pengumpulan data, analisa, studi pustaka, perancangan dan juga pengujian. Dalam hal ini maka penulis melakukan penelitian tentang alat pengairan sawah otomatis dengan sebuah sensor ultrasonic yang akan membaca ketinggian air di suatu petak sawah. Dimana hasil sensor akan memberi informasi ke mikrokontroller Wemos yang nantinya mikrokontroller memerintahkan pompa air untuk berkerja atau tidak,

sehingga memudahkan dan meminimalisir waktu para petani.


Kata kunci: Pengairan , Sawah, Wemos, Irigasi

ABSTRACT

Watering or irrigation is a very important factor and also affect agricultural

output, especially rice. Air itself as the basic resources that support ongoing agricultural activities, and there is no water farming activities would not be running. In general, water irrigating the fields using a system of irrigation or flood rice fields with water directly from the source, the river. In some places, irrigation methods are done only for agriculture that produces basic needs. But in the other places that have abundant water conditions, irrigation methods are also given for all types of plants. This research will be done with data collection method, analysis, literature study, designing and also testing. In this case the authors do research on automatic irrigation fields with an ultrasonic sensor that will read the water level in a field. Where the sensor results will provide information to the microcontroller Wemos which later microcontroller ordered water pump to work or not, it will make easier and minimize the time of the

farmers.


Keywords: Watering, Rice Yield, Wemos, Irrigation

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan iman serta senantiasa melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penulisan Skripsi dengan judul “PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS”. Mengenai penulisan laporan ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan tidak lepas dari kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu,dengan segala kerendahan hati peneliti selaku penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca dengan melengkapi dan menyempurnakan penulisan dalam laporan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya laporan skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:


  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM selaku Ketua STMIK Raharja.

  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.

  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.

  4. Bapak Jawahir, Ir., MM selaku Dosen pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dan ilmu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh penulisan laporan skripsi ini.

  5. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan ilmu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh penulisan laporan skripsi ini.

  6. Bapak Haris selaku stakeholder yang telah memberikan banyak arahan, masukan, dan bimbingan kepada penulis.

  7. Para Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.

  8. Orangtua serta keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.

  9. Teman-teman, para sahabat dan rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberi motivasi kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

  10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini.



Tangerang, 20 Juli 2017
HUSEIN MUHAMMAD FAHREZY
NIM. 1331476525

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan dan saluran-saluran ke sawah-sawah atau ke ladang-ladang dengan cara teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Pengairan mengandung arti memanfaatkan dan menambah sumber air dalam tingkat tersedia bagi kehidupan tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam tanah maka perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu kehidupan tanaman. Sekitar 86% produksi beras nasional berasal dari daerah sawah beririgasi. Jadi sawah irigasi merupakan faktor utama dalam pencapaian ketahanan pangan nasional. Agar produksi beras di lahan beririgasi maksimal, maka jaringan irigasi harus dikelola dengan baik.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita sekarang hidup di jaman yang serba modern dan pesatnya peningkatan teknologi. Banyak hal yang awalnya di lakukan secara manual, sekarang sudah bisa dilakukan secara otomatis. Bagi beberapa orang yang memiliki pekerjaan berat, salah satunya adalah pekerja sebagai petani yang harus mencangkul, memupuk, mengairi dan juga mengawasi, merupakan pekerjaan yang sangat berat untuk dilakukan agar menghasilkan padi yang unggul.

Metode pengairan otomatis yang penulis teliti mungkin akan mengurangi beban pikiran petani, sehingga petani tidak harus takut kelebihan maupun kekurangan air dan juga tidak perlu khawatir apabila ada pematang yang jebol di waktu yang terjadi secara tiba – tiba, sehingga air mengurang tanpa diketahui. karena dalam alat yang penulis buat memiliki sistem untuk memantau banyaknya air yang dilihat dari ketinggian air tersebut.

Dari hasil analisa peneliti, bahwa di area persawahan yang berada di kabupaten tangerang, tepatnya berada di Desa Tari Kolot, membutuhkan suatu inovasi baru dalam sistem pengairan sawah, sebagai pengganti sistem yang terdahulu agar lebih efektif dan lebih modern. Penulis berkerja sama dengan salah satu koperasi di tangerang kabupaten yang memiliki hubungan langsung dengan beberapa petani di Desa Tari Kolot.

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “SISTEM PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS” .

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas peneliti menyimpulkan rumusan masalah dari penelitian tersebut. Berikut rumusan masalah :

  1. Bagaimana cara mengontrol sistem pengairan otomatis menggunakan Wemos ?

  2. Bagaimana merancang suatu sistem agar pengairan bisa di awasi secara realtime ?

  3. Bagaimana merancang sistem pengairan sawah otomatis yang mengurangi beban pekerjaan petani ?

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang telah di analisa oleh peneliti adalah :

A. Tujuan Individual

  1. Menciptakan suatu karya yang bermanfaat bagi peneliti dan pihak yang berhubungan.

B. Tujuan Fungsional

  1. Dapat dijadikan fasilitas untuk mempermudah para petani sehingga lebih efektif dan modern.

  2. Meminimalisir tenaga dan juga waktu para petani.

C. Tujuan Operasional

  1. Memudahkan petani dalam kegiatan bercocok tanam.

  2. Mengurangi beban fikiran para petani dalam hal pengairan sawah.

  3. Meringankan beban petani di waktu istirahatnya.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang di dapat dari hasil penelitian ini berdasarkan latar belakang laporan yang telah dianalisa oleh peneliti adalah :

A. Manfaat Individu

  1. Bermanfaat dan memperluas wawasan peneliti serta menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama di Perguruan Tinggi Raharja.

  2. Menerapkan inovasi baru dalam sistem pengairan sawah.

B. Manfaat Fungsional

  1. Menambah sistem yang lebih efektif.

  2. Mempermudah dalam sistem pengairan sawah dan lebih modern.

C. Manfaat Operasional

  1. Mengurangi beban fikiran para petani dalam hal pengairan sawah.

  2. Menghemat waktu si petani juga meringankan beban fisik maupun pikiran.

Ruang Lingkup

Untuk membatasi penelitian agar lebih terarah dan fokus maka peneliti membatasi ruang lingkup, permasalahan dalam penulisan yaitu sistem pengairan air sawah otomatis yang menggunakan tinggi air sawah sebagai media monitoringnya. dengan lokasi di area persawahan Desa Tari Kolot, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang. Menggunakan Mikrokontroller Wemos D1 Mini, sensor ultrasonik sebagai pemantau ketinggian air serta led yang akan menjadi indikator apabila terjadi kejanggalan dalam volume air sawah. Dan Monitoring sebagai model IOT.

Metode Penelitian

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa metode dalam melakukan penelitian, sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

A. Pengamatan (Observation)

Peneliti mendatangkan area persawahan di Desa Tari Kolot untuk mendokumentasikan serta mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam membuat laporan hasil penelitian.

B. Wawancara (Interview)

Peneliti melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait untuk memenuhi data yang diperlukan dalam pembuatan laporan hasil penelitian.

C. Studi Pustaka

Selain dari metode diatas peneliti juga mengumpulkan data dari berbagai referensi seperti internet, buku, dan perpustakaan untuk melengkapi data yang diperlukan.

Metode Analisa

Pada metode ini, penulis menganalisa tentang proses pengairan secara otomatis. Penulis menganalisa dengan melihat faktor sebab dan akibat yang terjadi sehingga memudahkan dalam membuat penelitian.

Metode Perancangan

Dalam metode perancangan ini kita dapat mengetahui bagaimana sistem itu dibuat atau dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. Melalui tahapan pembuatan flowchart sebagai alur dari sistem yang akan dibuat dan perancangan perangkat lunak (Software) menggunakan program arduino IDE serta perangkat keras (Hardware) berupa rancangan desain diagram blok.

Metode Prototype

Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototipe bisa digunakan untuk menyampaikan berbagai macam informasi gambaran produk itu.

Penulis di sini menerapkan prototipe dengan menggunakan prototype evolutionary karena, hasil prototype tidak langsung di lupakan tetapi digunakan untuk literasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Metode Pengujian

Pada metode pengujian ini yang saya pakai adalah metode pengujian black box, karena berfokus proses kerja sistem. Metode pengujian ini berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam hal penyusunan dan dapat dipahami lebih jelas, laporan ini dibagi atas beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci.

Dengan susunan sebagai berikut:

BAB I       PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II     LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori dan literature review yang sesuai, sehingga bisa mendukung penelitian dalam penulisan sehingga menghasilkan karya tulis yang bernilai ilmiah.

BAB III     PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat analisa dan perancangan “PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS”. yang dijelaskan secara terperinci.

BAB IV     RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini membahas tentang sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur sistem berjalan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, konfigurasi sistem, pengujian, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V     PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil karya sebagai upaya untuk perbaikan dan pengembangan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototipe

A. Definisi Prototipe

Menurut Rizkidiniah, dkk (2016:195), Prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, model ini harus bersifat representatif dari produk akhirnya.

Menurut Nurajizah (2015:A-215), “Prototipe didefinisikan suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

Menurut Rumini, dkk (2014) "Prototipe adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila disusun dalam bentuk yang lengkap”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh ataupun gambaran dari suatu sistem yang memberikan ide bagi para calon pengguna dalam bentuk sebenarnya, yang dapat dirubah sebelum direalisasikan.



B.Jenis-Jenis Prototipe

Menurut Yuniarti (2014) Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)

Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.

2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)

Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual. Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu:

a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

b. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.

c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

d. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi system produksi.

Gambar 2.1. Tahapan Prototipe

Sumber : Nurajizah (2015:A-214)

Konsep Dasar Sistem

A. Definisi Sistem

Menurut Romney dan Steinbart dalam Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak.,CA. (2016:2) “sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan berhubungan mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Kamus Teknologi dan Informasi dalam Prof. Dr. Sri Mulyani, (2016:2) “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.

Menurut Hutahean (2015:2), “Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.

Menurut Tiara (2013 : 10), “Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menghasilkan output yang di inginkan."

Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sebuah jaringan kerja atau elemen dari beberapa prosedur yang saling terhubung, saling mendukung dan memiliki ketergantungan yang biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (Unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.

B. Karakteristik Sistem

Menurut Hutahaean (2014:3-5), Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik harus memiliki beberapa karakteristik berikut ini, yaitu:

1. Komponen.

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan Sistem (Boundary).

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan suatu istem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (environment).

Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem (interface).

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsitem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

5. Masukkan Sistem (input).

Masukkan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem yang dapat berupa perawatan (maintenace input) dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem (output).

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

7. Pengolah Sistem.

Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, system akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

8. Sasaran Sistem.

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.








Gambar 2.2. Karakteristik suatu sistem

Sumber: Jeperson Hutahaean (2014:5)

Konsep Dasar Perancangan Sistem

A. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Rianti, dkk (2016:52) “Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem”.

Menurut Ekawati, dkk (2015:58) “Perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur kerja suatu sistem yang baik. Di dalamnya terdapat langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.

B. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Yunita, dkk (2017:281). Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :

1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap untuk program dan ahli – ahli teknik terlibat.

Konsep Dasar Monitoring

A. Definisi Monitoring

Menurut Rizan, dkk (2016:46) “Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input / masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan.

Menurut Mardiani (2013:36) “Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/kegiatan itu selanjutnya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah proses analisa dan pengumpulan data atau informasi yang di lakukan untuk mengambil suatu tindakan untuk penyempurnaan program / kegiatan selanjutnya.

Teori Khusus

Konsep Dasar Internet Of Things (IOT)

Menurut Dias (2016:569) “Internet of Things ( IoT ) adalah arsitektur sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan Web, Karena perbedaan protokol antara perangkat keras dengan protokol web, maka di perlukan sistem embedded berupa gateway untuk menghubungkan dan menjembatani perbedan protokol tersebut. Perangkat bisa terhubung ke internet menggunakan beberapa cara seperti Ethernet, WIFI, dan lain sebagainya”.

Menurut Ernita (2015:85) “merupakan suatu jaringan yang menghubungkan berbagai objek yang memiliki identitas pengenal serta alamat IP, sehingga dapat saling berkomunkasi dan bertukar informasi mengenai dirinya maupun lingkungan yang diinderanya”.

Menurut Chandrakanth, dkk (2014:2) “Internet of things is a network of things each embedded with sensors which are connected to the internet.” Yang artinya, “Internet of Things adalah suatu jaringan di dalam sensor yang terhubung dengan internet”.

Dari beberapa pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa Internet of Things adalah suatu sistem jaringan yang terdapat di dalam sebuah objek dimana setiap objek saling terhubung ke internet.

Konsep Dasar Pengairan

A. Definisi Pengairan (Irigasi)

Menurut Sahrudin, dkk (2014:2) “Tujuan utama irigasi adalah mewujudkan kemanfaatan air yang menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani”. Tersedianya air irigasi memberikan manfaat dan kegunaan lain, seperti:

  1. . Mempermudah pengolahan lahan pertanian

  2. Memberantas tumbuhan pengganggu

  3. Mengatur suhu tanah dan tanaman

  4. Memperbaiki kesuburan tanah

  5. Membantu proses penyuburan tanah

Konsep Dasar Sawah

A. Definisi Sawah <p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Jonson, dkk (2016:2196) “sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija”.

Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan.Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland rice). Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah dicetak berteras untuk menghindari erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di lereng-lereng bukit atau gunung di Jawa dan Bali.

Sumber: (https://id.wikipedia.org//)

Dari pendapat diatas dan dari beberapa sumber yang tidak di cantumkan bisa disimpulkan bahwa sawah adalah sebuah lahan yang berpetak – petak dan dibatasi pematang, memiliki permukaan yang rata yang ditanami padi dengan genangan air di dalamnya.

Konsep Dasar Pompa

A. Definisi Pompa

Menurut Mustakim (2015:1) “Pompa adalah peralatan mekanis yang mengubah kerja mekanis poros menjadi energi mekanis fluida dan energi yang diterima oleh fluida ini digunakan untuk menaikkan tekanan dari fluida tersebut serta digunakan untuk melawan tahanan yang terdapat pada saluran sehingga dapat dikatakan fungsi dari pompa adalah untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara manaikkan tekanan fluida tersebut.”

Menurut Reinyelda, Dkk (2013:4) “Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida (zat cair) dengan berdasarkan gaya tekan dari suatu tempat ke tempat lain secara kontinue.”

Dari pendapat di atas bisa di ambil kesimpulan bahwa pompa adalah alat yang mengubah energi mekanis poros menjadi energi mekanis fluida. Yang nantinya di gunakan untuk menyalurkan zat cair dari satu tempat ke tempat lain secara kontinue.

a. Jenis – jenis Pompa

1. Pompa Perpindahan Positif

Pompa ini dikenal sesuai dengan caranya beroperasi yaitu, cairan diambil dari sisi suction, kemudian diberi gaya tekan di dalam rumah pompa dan dipindahkan ke sisi discharge, perpindahan fluida di dalam rumah pompa berlangsung secara positif. Pompa ini digunakan di berbagai macam sektor industri, terutama untuk memindahkan air maupun fluida berviskositas tinggi. Pompa perpindahan positif masih digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan cara pemindahannya, yaitu:

a. Pompa Reciprocating

Cara kerja pada pompa reciprocating saat mengalirkan fluida yaitu, mengkonversikan atau mengubah energi mekanis dari penggerak pompa menjadi energi dinamis/potensial terhadap cairan yang dipindahkan, perpindahan energi ke cairan terjadi melalui elemen berupa gear atau sering juga disebut crank/cam yang bergerak secara memutar dan memberikan dorongan terhadap piston. Piston inilah yang selanjutnya akan menekan fluida ke arah discharge sehingga dapat mengalir. Jadi dapat disimpulkan bahwa, prinsip kerja dari pompa reciprocating yakni memberikan tekanan terhadap cairan melalui jarum piston. Dalam penggunaannya di lapangan, pompa ini dominan digunakan untuk pemompaan cairan kental, contohnya untuk keperluan pengaliran minyak mentah.

b. Pompa Rotary

Pompa jenis ini memiliki prinsip kerja yang tidak jauh berbeda dengan pompa reciprocating, tetapi elemen pemindahnya tidak bergerak secara translasi melainkan bergerak secara rotasi di dalam casing (rumah pompa). Perpindahan dilakukan oleh gaya putaran sebuah gear dan baling-baling di dalam sebuah ruang bersekat, namun masih pada casing yang sama. Komponen utama pompa rotary sendiri terdiri dari: gear dalam, gear luar, lobe dan baling-baling dorong. Pompa ini umumnya digunakan untu layanan khusus dengan kondisi khusus di lokasi industri.

2. Pompa Dinamik

Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh caranya beroperasi, yaitu; impeler yang berputar akan mengubah energi kinetik menjadi tekanan maupun kecepatan yang diperlukan untuk mengalirkan fluida. Sama halnya dengan pompa perpindahan positif, pompa dinamik juga masih digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu:

a. Pompa Sentrifugal

Pompa ini merupakan pompa yang sangat umum digunakan, biasanya sekitar 70% pompa yang digunakan pada kilang minyak merupakan jenis pompa sentrifugal. Cara kerja pompa ini ialah dengan mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (tekanan) melalui suatu impeller yang berputar di dalam casing. Impeller tersebut berupa piringan berongga yang memiliki sudut-sudut melengkung dan diputar oleh motor penggerak. Putaran dari impeller akan memberikan gaya sentrifugal terhadap cairan dan diarahkan kes sisi discharge. Sebelum cairan tersebut keluar melalui discharge, sebelumnya akan ditahan oleh casing sehingga menimbulkan tekanan alir. Untuk menjaga agar didalam casing selalu terisi cairan, maka pada saluran isap harus dilengkapi dengan katup kaki (foot valve). Kosongnya cairan di dalam impeller dapat menyebabkan masuknya udara dan menimbulkan kavitasi.

b. Pompa Desain Khusus

Pompa jenis ini dirancang untuk suatu kondisi khusus di dalam berbagai bidang sesuai dengan kebutuhannya. Contohnya jet pump atau ejector, pompa jenis ini terdiri dari sebuah tabung pancar, nozzle konvergen dan venturi berbentuk diffuser. Cara kerjanya ialah, pada bagian konvergen dihubungkan dengan pipa yang berfungsi sebagai penghisap cairan. Fluida dapat terhisap oleh pompa karena adanya daya penggerak dalam bentuk energi tekanan, selanjutnya fluida akan dialirkan melalui nozzle dan masuk kedalam tabung dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan kevakuman di dalam tabung pompa. Fluida yang terhisap tadi akan menyatu dengan fluida penggerak dan kemudian ikut mengalir. Pompa desain khusus seperti jet pump umumnya digunakan di sumur-sumur minyak, dan lain – lain.

Sumber: (http://www.prosesindustri.com//)

Konsep Dasar Wemos

A.Definisi Wemos

Menurut Dian (2017) “Wemos D1 mini merupakan board wifi mini berbasis ESP266 yang dikenal ekonomis dan handal. ESP8266 ini yang bisa menghubungkan perangkat mikrokontroller seperti arduino dengan internet via wifi.”

Menurut Eko (2016) “Wemos merupakan salah satu arduino compatible development board yang dirancang khusus untuk keperluan IoT. Wemos menggunakan chip SoC WiFi yang cukup terkenal saat ini yaitu ESP8266.

Dilihat dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa wemos adalah sebuah papan sirkuit yang bisa di hubungkan dengan mikrokontroller lain maupun sebagai perangkat mandiri, dan menyambungkannya ke internet.

Gambar 2.3. Wemos D1 Mini

Sumber: (https://wiki.wemos.cc//)

B.Fitur – fitur Wemos</p>

  1. 11 digital input/output pins, all pins have interrupt/pwm/I2C/one-wire supported (except D0)

  2. 1 analog input (3.2V max input)

  3. a Micro USB connection

  4. Compatible with Arduino

  5. Compatible with Nodemcu


C. Spesifikasi teknik


Tabel 2.1. Spesifikasi Wemos

Sumber: https://wiki.wemos.cc//

Tabel 2.2. Spesifikasi Pin Wemos

Sumber : (https://wiki.wemos.cc/)



Konsep Dasar Sensor Ultrasonik

A. Definisi Sensor Ultrasonik

Menurut Magori dalam Monisha (2015) “The ultrasonic transducer is as device that converts any form of energy into ultrasonic vibration.” Yang artinya “transduser ultrasonik adalah perangkat yang mengubah suatu bentuk energi menjadi getaran ultrasonik.”

Menurut Sandeep (2015) “Ultrasonic sensors are devices that use electrical – mechanical energy transformation to measure distance from the sensor to the target object”. Yang artinya “ sensor ultrasonik adalah perangkat yang menggunakan transformasi energi elektrik mekanik untuk mengukur jarak antara sensor dan objek benda”.

Gambar 2.4. Sensor Ultrasonik

Sumber : (www.sparkfun.com)

A. Karakteristik Sensor Ultrasonik

Menurut Heri dan Aan (2016:100), Sensor ultrasonik memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Tegangan supply : 5 V DC

  2. Konsumsi arus : 30 mA (maksimum 35 mA)

  3. Jarak : 2 cm sampai dengan 300 cm

  4. Input Trigger : pulsa TTL positif, minimal 2 μS, 5 μS typical

  5. Echo pulse : pulsa TTL positif, 115 μS sampai dengan 18.5 ms

  6. Echo Hold-off : 750 μS

  7. Frekuensi Burst : 40 kHz untuk 200 μS

  8. Delay pengukuran selanjutnya : minimal 200 μS

Gambar 2.5. Diagram Waktu Sensor PING

Sumber : (http://www.elangsakti.com//)

A. Cara Kerja PING

1. Sensor Ping memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali ( pulsa trigger dengan tOUT min. 2 μs ). Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 340 meter per detik, mengenai objek dan memantul kembali ke sensor.

2. Sensor Ping mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ( 40 kHz ) selama tBURST ( 200 μs ) kemudian mendeteksi pantulannya.

3. Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan membuat output low pada pin SIG.

4. Lebar pulsa High ( tIN ) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan objek. Sehingga jarak dapat ditentukan menggunakan rumus berikut ini :

Jarak = ( tIN (s) ÷ 2) x 340 m/s = ( tIN (s) / 2 ÷ 29.412 µS / cm)...(2) Keterangan :

S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi.

tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang.

Gambar 2.6. Cara Kerja Sensor Ultrasonik

Sumber : http://www.elangsakti.com/



Konsep Dasar LED ( Light Emitting Dioda )

A. Definisi LED ( Light Emitting Dioda )

Menurut Suhardi (2014 : 116-122), “LED adalah semikonduktor yang dapat mengubah energi listrik lebih banyak menjadi cahaya, merupakan perangkat keras dan padat (solid-state component) sehingga lebih unggul dalam ketahanan (durability). Selama ini LED banyak digunakan pada perangkat elektronik karena ukuran yang sangat kecil, cara pemasangan praktis, serta konsumsi listrik rendah. Salah satu kelebihan LED adalah usia relativ panjang. Kelemahannya pada harga per lumen (satuan cahaya) lebih mahal dibandingkan dengan lampu jenis pijar, mudah rusak jika dioperasikan pada suhulingkungan yang terlalu tinggi, misal di industri.

B. Bentuk Dan Simbol LED

LED memiliki 2 buah kaki yaitu kaki anoda dan kaki katoda. kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda pada saat masih baru, kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) ditandai dengan bagian body LED yang di papas rata (Gambar 2.7). Kaki anoda dan kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) disimbolkan seperti pada gambar tersebut. Pemasangan LED (Light Emitting Dioda) agar dapat menyala adalah dengan memberikan tegangan bisa maju yaitu dengan memberikan tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki katoda.

Gambar 2.7. Bentuk Fisik dan Simbol LED

Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/

Konsep Dasar IFTTT (IF This Then That)

A. Definisi IFTTT

If This Then That (IFTTT) adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan user untuk menggabungkan dua aplikasi web menjadi satu, memungkinkan data digital seperti data fisik, dimana pengguna dapat menggabungkan beberapa platform untuk membuat hal baru dengan mudah, kapan dan dimana saja. IFTTT (If This Then That) merupakan media pengkoneksi antara io.adafruit dengan aplikasi web. IFTTT mengambil data yang berada pada database io.adafruit, lalu mentransferkan data tersebut kepada aplikasi web yaitu pushover.

Sumber: (https://ifttt.com//)

Gambar 2.8. IFTTT Logo


Konsep Dasar Pushover

A. Definisi Pushover

Seperti yang penulis ambil dari beberapa penjelasan tentang push over dari situs resminya bahwa Pushover adalah web dan aplikasi mobile yang memungkinkan user untuk mendapatkan pemberitahuan secara real time pada perangkat mobile. Cara kerjanya adalah user menginstall sebuah aplikasi pada perangkat smartphone dan menggunakan API (Application Programming Interface) yang berguna untuk mengirim data kepada aplikasi tersebut sebagai notifikasi. Hal yang besar tentang ini adalah bahwa hal itu terjadi kurang lebih secara real time. sebagai pushover menggunakan server Google dan Apple untuk mengirim pemberitahuan.

Sumber: (https://pushover.net//)

Gambar 2.9. Pushover Logo

Konsep Dasar Flowchart

A. Definisi Flowchart

Menurut Lestari dkk (2016:44) “Flowchat adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval dan sebagainya untuk mempresentasikan langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah”.

Menurut Rejeki (2013:451) “Flowchart merupakan penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa flowchart adalah diagram yang menggunakan simbol – simbol tertentu, dimana tiap simbolnya memiliki arti tersendiri untuk menjelaskan langkah-langkah kegiatan dan urutan-urutan prosedur suatu program.

B. Jenis – jenis flowchart

Menurut Tri (2015:2), Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja sistem atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

Gambar 2.10. Contoh Flowchart Sistem

Sumber: Tri (2015:4)

2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri sebuah alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.

Gambar 2.11. Contoh Flowchart Dokumen

Sumber: Tri (2015:4)


3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

Flowchart skematik juga menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini tidak hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik juga digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

Gambar 2.12. Contoh Flowchart Skematik

Sumber: Tri (2015:5)

4. Flowchart Program (Program Flowchart) <p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart program adalah hasil dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

Gambar 2.13. Contoh Flowchart Program

Sumber: Tri (2015:6)



5. Flowchart Proses (Prosses Flowchart)

Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

Gambar 2.14. Simbol Flowchart Proses

Sumber: https://1nuy4s4.wordpress.com/

Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:

Gambar 2.15. Contoh Flowchart Proses

Sumber: Tri (2015:8)

Konsep Dasar Pengujian

Pengujian adalah sebuah proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap.

Perbedaan Black Box Testing dan White Box Testing :

Tabel 2.3. Perbedaan Black Box dan White Box

Black-box testing White-box testing Definition: Software testing method where the internal structure of the system is not known Software testing method where the internal structure of the system is known Used For: Verifying input methods and outputs of the system. Verifying internal structure of system’s components Performed By: Testers Developers Applicable To: Systems and Acceptance testing Unit testing Perspective User Developer Introspection No Yes Coding Knowledge: No Yes Implementation Knowledge: No Yes Test Cases: Based on requirements Based on detailed design

Sumber : http://Reqtest.com/

A. Definisi Black Box

Menurut Ulf (2015). “Pengujian kotak hitam hanya berfokus pada fungsionalitas antarmuka perangkat lunak, memastikan bahwa input yang valid diterima, dan input yang tidak valid ditolak, dan setiap output yang benar dikembalikan.”

Menurut Manish (2015) “Black Box Testing is testing without knowledge of the internal working of the application under test (AUT). Also known as functional testing or input output driven testing”. Yang artinya “Black Box Testing adalah test tanpa mengetahui apa yang bekerja di dalam aplikasi yang sedang di tes. Dikenal sebagai pengujian fungsional atau pengujian berbasis input output”.

Menurut Desmira, Dkk (2015:40) “Black Box Testing yaitu menuji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”.

Di lihat dari pendapat di atas bisa di simpulkan bahwa pengujian Blackbox adalah hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional antarmuka dari sebuah perangkat lunak. Seperti melihat kotak hitam yang tertutup. Proses yang terjadi tidak dapat di lihat oleh Tester.

Gambar 2.16. Ilustrasi Pengujian Black Box

Sumber : http://reqtest.com//

A. Metode Pengujian dalam Black Box

Menurut Desai dan Abhishek dalam Nina (2013), metode pengujian dalam Black Box Adalah :

1. EquivalencePartioning

Metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

2. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai metode uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji pelengkap Equivalence partitioning. Tidak hanya memfokuskan pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

3. Cause-Effect Graphing Technique

Teknik yang merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyajikan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

a. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

b. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

c. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

d. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

4. Comparison Testing

beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, Ketika softwareredundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

5. Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

6. Robustness Testing

Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metode jaminan mutu yang difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kebenaran kasus uji dalam proses pengujian.

7. Behavior Testing

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack

8. Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.


9. Requirement Testing

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

a. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

b. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

10. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

B. Kelebihan dan kekurangan Black Box

Menurut Ulf (2015), kelebihan dan kekurangan pada pengujian Black Box:

1. Kelebihan

a. Lebih mudah dilakukan karena akses kode dan pengetahuan program yang lebih spesifik tidak diperlukan.

b. Menyederhanakan proses pengujian dengan berfokus hanya pada input dan output.

c. Memungkinkan

pengembangan kasus uji lebih cepat karena penguji hanya memeriksa pada GUI (tampilan) yang biasa digunakan. </p>

2. Kekurangan

a. Pemeliharaan Script sulit dilakukan jika antarmuka pengguna terus berubah, karena berubahnya metode input.

b. Tingkat kerapuhan yang tinggi karena kemungkinan tidak ditampilkan secara konsisten pada berbagai platform atau perangkat, menyebabkan skrip pengujian gagal dalam eksekusi mereka.

c. Tidak ada introspeksi, karena penguji memiliki pengetahuan yang terbatas tentang sistem dan cara kerjanya.

d. Cakupan terbatas karena hanya sebagian kecil percobaan yang dilakukan.

C. Definisi White Box

Menurut Ulf (2015). “Anda hanya dapat mengetahui apa yang masuk dan keluar dari sistem, sehingga bisa diketahui proses di dalam sistem dan mengintegrasikan-nya dalam proses pengujian, sehingga bisa di bawa ke dalam prosedur yang selanjutnya”

Menurut Nidhra dan dondetti dalam Sidi (2015:33) “White Box Testing adalah salah satu cara untuk menguji suatu aplikasi atau software dengan cara melihat modul untuk dapat meneliti dan menganalisa kode dari program yang di buat ada yang salah atau tidak. Kalau modul yang telah dan sudah di hasilkan berupa output yang tidak sesuai dengan yang di harapkan maka akan dikompilasi ulang dan di cek kembali kode-kode tersebut hingga sesuai dengan yang diharapkan”

Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa pengujian White box adalah proses pengujian dengan memeriksa input dan output. Juga mempelajari keadaan yang terjadi di dalam proses. Seperti melihat kotak putih yang terbuka, terlihat keadaan di dalam kotak putih tersebut.

Gambar 2.17. Ilustrasi Pengujian White Box

Sumber : http://reqtest.com//

A. Kelebihan dan kekurangan White Box

Menurut Ulf (2015), kelebihan dan kekurangan pada pengujian White Box:

1. Kelebihan

a. Melihat kesalahan dan masalah lebih cepat.

b. Bisa di introspeksi, atau kemampuan untuk melihat ke dalam proses perangkat lunak dan memeriksanya secara lebih teliti.

c. Menemukan bug tersembunyi lebih efisien dan stabilitas yang terjamin.

d. Kode yang optimal. Disebabkan pengetahuan kode yang sesuai

e. Mendapatkan hasil yang maksimal dengan berbagai jalur pengujian berbeda

2. Kekurangan

a. Tingkat kerumitan yang lebih tinggi terlibat karena dibutuhkan pengetahuan tentang kode yang luas.

b. Pemeliharaan Script yang lebih banyak. Karena metode input yang bisa berubah, sehingga memungkinkan rusaknya Script pengujian

c. Memerlukan alat yang memiliki integrasi yang lebih ketat dengan sistem yang sedang diuji, yang menimbulkan resiko kinerja sistem kemudian dipengaruhi oleh alat yang sama, sehingga bisa mengganggu hasil.

Konsep dasar elisitasi

A. Definisi Elisitasi

Menurut Saputra dan Alhadi dalam Agit (2016) “Elitisasi merupakan rancangan dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Menurut Tarigan dalam Andi (2014) “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak. Menurut Sommerville, Elisitasi adalah sekumpulan aktifitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem baru melalui komunikasi dengan pelanggan dan pihak yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa elisitasi adalah suatu metode analisa dalam sebuah rancangan yang di buat berdasarkan kebutuhan atau keinginan pihak terkait yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem dan disanggupi pembuat.



B. Tahapan – tahapan Elisitasi <p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Hidayati dalam Abas (2015), Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Elisitasi Tahap I. Pada tahap ini elisitasi berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

2. Elisitasi Tahap II. Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berikut penjelasan mengenai Metode MDI (Mandatory Desirable Inessential):

a. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

b. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.

c. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

3. Elisitasi Tahap III. Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :

a. T artinya Tehnikal, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?

b. O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?

c. E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

a) High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

b) Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan

c) Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.




Konsep Dasar Literature Review

A. Definisi Literature Review

Menurut Dewi, dkk (2014:125), “Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan”.

Menurut Ali (2014) “literature review is used to conduct a formulation of the research problem, which is then used as the basis of research in making research logical framework in the form of a conceptual model and research paradigm”. Yang artinya “tinjauan pustaka digunakan untuk melakukan rumusan masalah penelitian, yang kemudian dijadikan dasar penelitian dalam pembuatan kerangka kerja penelitian logis berupa model konseptual dan paradigma penelitian”.

Menurut Suryo dalam Munawati (2014), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa literature review adalah suatu metode untuk menunjang hasil wawancara dan observasi yang di lakukan sebelumnya. Sebagai referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.


B. Manfaat Literature Review

Menurut Dewi, dkk (2014:125), Manfaat dari literature review ini antara lain:

1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Daftar Pustaka (Literature Review)

Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi­referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain:

1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini..

2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.

4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Terdapat beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai sistem pengairan, diantaranya yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Bimo Ardi Handoko dengan dua temannya, Susanto dan Nur Wakhidah, Dari Kampus UNIVERSITAS SEMARANG, yang berjudul “SISTEM PENGAIRAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 BERDASARKAN SENSOR KELEMBAPAN TANAH DAN SUHU TANAH DENGAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM” penelitian ini membahas tentang pembuatan sistem pengairan secara otomatis, yang menggunakan metode fuzzy inference system, yang mana metode fuzzy sendiri menurut Naba (2009), biasanya seorang operator/pakar memiliki pengetahuan tentang cara kerja dari sistem yang bisa dinyatakan dalam sekumpulan IF-THEN rule, dengan melakukan fuzzy inference. pengetahuan tersebut bisa di transfer ke prangkat lunak yang selanjutnya memetakan suatu input menjadi output berdasarkan IF-THEN rule yang diberikan. Sistem fuzzy yang dihasilkan disebut fuzzy inference system.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Gani Asmoro, Dari Universitas Gunadarma, Surabaya yang berjudul “SIMULASI PINTU AIR OTOMATIS PENGAIRAN SAWAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535”. Penelitian ini membahas tentang Simulasi pintu air otomatis berbasis ATMEGA 8535, yang bekerja secara otomatis dan memerlukan 4 buah sensor sebagai indikasi ketinggian air dan bekerja jika mendapat inputan berupa air, serta sebuah mikrokontroler sebagai pusat pengendali rangkaian ini dan menghasilkan output berupa nyala LED, bunyi buzzer pergerakan motor DC dan mikro switch sebagai pengendali motor DC.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Sudirman Sirait, Satyanto K. Saptomo, Muhammad Yanuar J. Purwanto “RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI PIPA LAHAN SAWAH BERBASIS TENAGA SURYA”. Rancangan irigasi untuk pemberian air yang optimal dilengkapi dengan sistem kontrol otomatis dapat menjaga permukaan air di lahan sawah pada level tertentu sesuai kebutuhan tanaman, dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan air irigasi di lahan sawah. Sistem kontrol otomatis dibangun dengan memanfaatkan teknologi digital, mikrokontroler dan jaringan sensor. Mikrokontroler Arduino Uno ATMega328P digunakan sebagai sistem kendali otomatis untuk menggerakkan sistem aktuasi kran air elektris Valworx 561086 berdasarkan kelembaban tanah dan tinggi muka air di lahan sawah yang dideteksi oleh sensor. Nilai tinggi muka air di lahan sawah diatur antara 0 cm dan 5 cm sebagai setpoint bawah dan atas untuk acuan dalam menggerakkan sistem aktuasi kran air elektris Valworx 561086. Sistem mikrokontroler membatasi durasi waktu untuk pengaturan pembukaan maupun penutupan kran air elektris Valworx 561086 selama 300 detik dengan rotasi 90 yang dapat menghemat penggunaan daya baterai. Sistem ini didukung oleh energi surya yang terdiri dari panel surya, charger contoller dan baterai, dan dapat beroperasi 24 jam tanpa pengawasan oleh operator. Ujicoba operasi di lahan sawah dilakukan dengan menerapkan irigasi terputus (intermittent) dan air irigasi tidak mengalir secara terus menerus. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem kontrol irigasi otomatis bisa menjaga tinggi muka air di lahan sawah antara rentang setpoint yang diinginkan.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Eryalfan Setyo Prakoso, Dari Universitas Jember yang berjudul “SISTEM IRIGASI OTOMATIS BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller)”. PLC merupakan sistem kendali berbasis digital yang hanya mengenal dua kondisi yaitu on atau off (Yulianto, 2006). PLC dapat mengendalikan multi input dan multi output, yang terdiri dari modul input, modul output, CPU (Central Processing Unit), dan programming device. Yang mana sistem di program untuk membaca kelembapan tanah.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Inne Septiani, Dari Politeknik Negeri Sriwijaya yang berjudul “RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK SISTEM KENDALI DAN MONITORING PENGAIRAN SAWAH MELALUI SMARTPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32”. perancangan alat ini yaitu mengontrol kebutuhan air bagi tanaman namun juga dapat digunakan untuk penghematan air yang lebih efisien dengan pengiriman informasi kondisi persawahan tersebut. Sistem perancangan dari alat rancang bangun sistem kendali dan monitoring pengairan sawah melalui smartphone berbasis mikrokontroler atmega32 ini menggunakan sensor hygrometer yang dapat mendeteksi keadaan tanah ketika kering, lalu akan mengirimkan pesan singkat kepada petani / pemilik sawah melalui smartphone dimanapun pemilik sawah berada dan pengairan sawah dapat dilakukan secara otomatis melalui control smartphone.Rangkaian ini terdiri dari bagian perangkat keras dan perangkat lunak.

  6. Sukriti, Sanyam Gupta, Indumathy K, dari Vellore Institute of Technology melakukan penelitian dengan judul “IoT based Smart Irrigation and Tank Monitoring System”. Di dalam penelitianya sukriti, sanyam dan Indumathy menilai bahwa model tank overflow control adalah metode kuno, yaitu apabila kawat yang di pasang di dalam tampungan air tersentuh ketika air sudah mengisi penuh penampungan air, maka sebuah alarm akan menyala dan alarm harus di matikan secara manual sehingga listrik dan air akan terbuang percuma. Mereka menggunakan sensor ultrasonik sebagai penghitung tinggi air di dalam penampung air, sehingga ketika air dalam ketinggian tertentu akan memberikan informasi kepada Arduino Uno yang sudah di integrasikan dengan handphone user agar bisa di kontrol dari jauh.

Dari literature review diatas, penulis mengambil acuan pada literature nomor 2, sehingga melakukan penelitian dengan judul “PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS”. Yang menggunakan sensor Ultrasonik sebagai penghitung tinggi air, LED sebagai indikator dan pompa air sebagai media penyalur air dari sungai maupun sumber air lain ke area sawah.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum PT.BANK BRI

Sejarah Singkat PT.Bank BRI

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.


Visi dan Misi

Visi

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

Misi

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Struktur Organisasi

Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan sistem ini adalah untuk merancangan sistem keamanan ruang brankas di bank dengan menggunakan Arduino sebagai media inputnya sehingga dapat dihasilkan sebuah alat yang dapat berguna untuk membantu petugas keamanan dalam menjaga ruangan di bank.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Dalam perancangan sistem yang dibutuhkan adalah seberapa jauh pihak stekholder menginginkan output yang dihasilkan dari sistem tersebut. Dalam hal ini output yang diberikan oleh stakeholder adalah membuat sebuah sistem yang dapat meminimalisir tindak pencurian pada instansi bank.

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur sistem keamanan pada sistem yang berjalan saat terdiri dari beberapa alur, yakni sebagai berikut :

  1. Petugas keamanan memeriksa cctv.

  2. Ada objek yang mencurigakan atau tidak.

  3. Jika iya petugas mendatangi objek yang mencurigakan tersebut.

  4. Teridentifikasi sebagai penjahat atau tidak.

  5. Petugas keamanan mengamankan objek tersebut.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Flowchart Sistem Yang Berjalan

Prosedur pengawasan ruang brankas pada BRI Unit Tanah Tinggi Tangerang masih dilakukan secara manual dengan cara petugas keamanan mengecek cctv dan mengecek ruang brankas.

Berikut adalah flowchart sistem keamanan ruang brankas dengan cara petugas keamanan mengecek cctv dan ruang brankas, pada Gambar 3.3.

Dapat dijelaskan pada gambar 3.3 flowchart sistem keamanan ruang brankas:

  1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem keamanan ruang brankas.

  2. Terdapat 3 (tiga) simbol proses, yang menyatakan sebuah proses dalam menjaga ruang brankas.

  3. Terdapat 2 (dua) simbol decision, yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan ”Ya” dan “Tidak”.

Yaitu : apakah ada yang mencurigakan? Jika “Ya” maka petugas keamanan akan mendatangi objek yag mencurigakan tersebut. Apakah objek teridentifikasi sebagai penjahat? Jika “Ya” maka petugas keamanan akan mengamankan objek tersebut.

Flowchart Sistem Yang Diusulkan


Diagram Blok

Pada Gambar 3.5 merupakan diagram blok dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan.

Cara Kerja Diagram Blok

Prinsip dari kerja sistem yang dirancang berdasarkan diagram blok diatas adalah Arduino Uno sebagai komponen utama sebagai inputan program untuk memberikan instruksi pada komponen yang lainnya. Breadboard sebagai penghubung antara komponen satu dengan lainnya. Lalu rfid sebagai pengidentifikasi id pengguna telah terdaftar atau belum. Kemudian Laser sebagai penghantar cahaya yang akan diterima oleh LDR. LCD 16x2 untuk menampilkan tulisan bahwa id pengguna terdaftar atau tidak. Buzzer sebagai notifikasi yang akan memberikan peringatan bahwa ada penyusup yang berusaha masuk dengan mengeluarkan suara. Dan Em lock sebagai pengunci pintu yang terhubung dengan arus listrik.

Cara Kerja Alat

Pada sistem ini dapat dijelaskan cara kerja alat yaitu, penggunaan Arduino sebagai tempat pemrosesan data yang diinput dari perangkat-perangkat yang diprogram sebagai media inputan sehingga dapat bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan, setelah data yang masuk tersebut diolah maka akan dikirimkan kembali ke perangkat-perangkat yang diprogram sebagai media output sehingga dapat bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan. Media output yaitu, LCD 16x2 display dan buzzer sedangkan media yang digunakan sebagai media input.

Perancangan Alat

Pada perancangan saat ini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang ditunjukkan pada diagram blok pada gambar 3.5 alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem “PROTOTYPE SISTEM KEAMANAN RUANG BRANKAS PADA PT. BRI KCP UNIT TANAH TINGGI KOTA TANGERANG”.

Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan, berikkut deskripsi alat dan bahan:

Alat yang digunakan meliputi :

  1. Personal Computer (PC)

  2. Arduino Uno

  3. Software Ide Arduino

  4. Software Fritzing (Untuk Menggambar Skematik)

  5. Modul Arduino Uno

  6. RFID

  7. Laser

  8. LDR

  9. Relay

  10. LCD 2x16

  11. Em Lock

  12. Buzzer

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:

  1. Kayu

  2. Engsel Pintu

  3. Paku

  4. Papan pcb

Perancangan Skematik Perangkat Keras (Hardware)

Dalam pembuatan skematik diperlukan sebuah aplikasi yaitu Fritzing. Fritzing merupakan sebuah software yang bersifat open source untuk merancang rangkaian elektronika. Software tersebut mendukung para penggemar elektronika untuk membuat prototype product dengan merancang rangkaian berbasis microcontroller Arduino. Memungkinkan para perancang elektronika pemula sekalipun untuk membuat layout PCB yang bersifat custom. Tampilan dan penjelasan yang ada pada Fritzing bisa dengan mudah dipahami oleh seseorang yang baru pertama kali menggunakannya. Dan untuk memulai program Fritzing dapat dilihat sebagai berikut:

Apabila tidak memiliki software Fritzing, bisa di download secara gratis. Setelah download, bisa langsung digunakan tanpa harus menginstal program Fritzing. Setelah melakukan langkah diatas adalah, akan muncul tampilan utama pada layar kerja fritzing, dan dapat terlihat seperti gambar berikut :

1. Rangkaian Rfid

Fungsi rfid pada rangkaian ini adalah sebagai alat pengidentifikasi id pengguna telah terdaftar atau belum.

Rfrid adalah suatu teknologi yang memanfaatkan frekuensi radio sebegai identifikasi terhadap suatu objek.

2. Rangkaian Laser

Laser (Light Amplification by Simulated Emission of Radiation) merupakan alat yang dapat memancarkan cahaya gelombang radio elektromagnetik pada daerah infrared, visible atau ultraviolet. Cahaya yang dipancarkan oleh lasesr yang dihasilkan dari stimulasi emisi radiasi dari medium yang ada di laser, emisi radiasi tersebut dikuatkan sehingga menghasilkan cahaya yang mempunyai sifat monokromatis (tunggal/hanya satu), koheren, ter-arah dan brightness (sifat kecerahan tinggi).

Fungsi laser pada alat ini adalah mentransmitkan cahaya kepada LDR.

3. Rangkaian LDR

Dalam Rangkaian ini LDR berfungsi sebagai penerima cahaya yang dihantarkan oleh laser.

4. Rangkaian Buzzer

Dalam rangkaian ini buzzer berfungsi sebagai notofikasi apabila ada seseorang yang berusaha masuk dengan paksa, seperti pada gambar berikut:

5. Rangkaian LCD

Fungsi LCD Display pada prototype ini adalah sebagai ouput untuk mengetahui apakah id pengguna diterima atau tidak, dan menampilkannya dalam bentuk tulisan.


Rangkaian Em Lock

Fungsi Em Lock (atau kunci listrik) pada rangkaian ini adalah sebagai pengunci yang beroperasi dengan menggunakan arus listrik.

7. Rangkaian Catu Daya

Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt.


8. Rangkaian Keseluruhan

Setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan yang digunakan, maka rangkaian sistem keseluruhan akan terlihat seperti gambar 3.14 sebagai berikut:

Konsep Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Perancagan perangkat lunak adalah melakukan penulisan listing program ke dalam software Arduino IDE versi 1.6.9 dengan menggunakan bahasa C, dimana perintah­perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang dibuat.

A. Penulisan Listing Program Bahasa C Pada Software Arduino

Pada perancangan perangkat lunak menggunakan program Arduino 1.6.9 untuk menuliskan listing program dan menyimpannya. Software Arduino 1.6.9 sebagai media yang digunakan mengupload program ke dalam Arduino Uno, sehingga Arduino Uno dapat bekerja sesuai dengan yang diperhatikan. Adapun langkah­langkah untuk memulai menjalankan software Arduino IDE 1.6.9 dapat dilihat seperti pada gambar sebagai berikut :

Setelah listing program ditulis semua, langkah selanjutnya adalah proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak, proses kompilasi dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Setelah hasil dari kompilasi listing program sudah selesai dan tidak terjadi error, artinya proses penulisan listing program sudah benar, hasil dari kompilasi inilah yang akan ditanamkan ke dalam sistem Arduino Uno.

Flowchart Sistem Keseluruhan

Pada tahap pembuatan sebuah kontrol diperlukan sebuah gambar yang nantinya akan menjelaskan suatu alur atau langkah langkah dari sebuah kerja sistem yang dibuat, sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar. Penjelasan yang berupa gambar proses kerja sebuah sistem yang merupakan gambar dari sistem yang dibuat. Tujuan dari pembuatan flowchart adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk memahami langkah­langkah serta cara kerja sebuah sistem yang dibuat. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan flowchart dibawah ini :

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan hasil dari observasi serta wawancara yang telah dilakukan sebelumnya mengenai sistem keamanan berbasis Arduino Uno pada PT Bank BRI unit Tanah Tinggi Kota Tangerang. Maka dapat disimpulkan bahwa analisa permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Keamanan yang digunakan pada bank masih menggunakan satpam atau petugas keamanan yang berjaga di luar ruang brankas.

  2. Terbatasnya jumlah satpam atau petugas keamanan.

Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisa permasalahan yang telah disebutkan, maka penulis memberikan alternatif pemecahan masalah yaitu sebagai berikut :

  1. Meningkatkan keamanan ruang brankas.

  2. Mempermudah pengaman agar satpam tidak repot-repot untuk selalu mengecek ruang brankas.

User Requirement

Pada User Requirement ini berisi tabel Elisitasi I, II, III dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktikan berdasarkan pada observasi dan wawancara.

Eisitasi I


Elisitasi II

Elisitasi III


Final Elisitasi


BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkain uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian hasil uji coba dilakukan pada sub bab berikut.

Metode Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian black box berdasarkan prototype Sistem Keamanan Ruang Brankas Pada PT. BRI KCP UNIT TANAH TINGGI KOTA TANGERANG, untuk pengujian pada sistem yaitu sebagai berikut :

Pengujian Black Box Sistem pada RFID


Pengujian Black Box Sistem pada Relay


Pengujian Black Box Sistem pada Em Lock

Uji Coba Hardware

Pengujian Rangkaian Catu Daya

Catu daya sebagai sumber tegangan pergerakan alat merupakan bagian yang sangat penting. Dalam merealisasi sistem alat ini dibutuhkan catu daya. untuk Wemos d1 mini dan laser membutuhkan tegangan sebesar 5v untuk dapat bekerja, sedangkan untuk sensor LDR minimal 3.3v dan untuk ESP8266 membutuhkan 3.3v.

Pengujian Catu Daya untuk Wemos d1 mini dilakukan dengan cara menggunakan multitester. Ujung multitester berwarna merah dihubungkan ke pada pin positif pada soket USB dan ujung multitester berwarna hitam dihubungkan ke pin negatif pada soket USB.

Dari hasil uji catu daya didapatkan hasil yang cukup stabil dan membuat sistem dapat bekerja sesuai dengan harapan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.

Setelah dilakukan pengujian sesuai gambar 4.1 didapatkan hasil tegangan yang keluar dari Catu Daya sebesar 3.3v dengan arus 1 Ampere. Hasil ini bisa dikatakan cukup untuk menghidupkan Wemos dan ESP8266, dan mengaktifkan fungsi dari sensor LDR.

Pengujian Laser

Pengujian dilakukan laser dengan menghubungkan pin Signal pada 5v dan pin – (minus) pada GND (Ground) Wemos D1 mini. Laser dalam pengujian ini berfungsi sebagai penghantar cahaya yang akan di terima intensitas cahayanya oleh sensor LDR.

Pengujian Sensor LDR (Light Dependent Resistor)

Pengujian dilakukan sensor LDR dengan menghubungkan salah satu pin dari LDR dihubungkan dengan resistor dan pin A0 dan pin LDR yang lainnya di hubungkan ke pin 3.3v dan pin resitor yang belum terhubung ke pin GND (Ground) Wemos. Sensor LDR pada pengujian ini berfungsi sebagai penerima cahaya yang dipancarkan oleh laser.

Adapun listing program yang digunakan pada pengujian sensor LDR ini adalah :

Pengujian Database Online Server Berbasis IOT (Internet of Things)

Dalam pengujian ini menggunakan server io.adafruit dimana mikrokontroler yang sudah terkoneksi dengan internet dan data monitoring sistem keamanan ruang brankas akan di kirim kan ke server io.adafruit. Data tersebut akan di simpan secara otomatis di server io.adafruit dimana database monitoring dari sistem keamanan ruang brankas yang tersedia dapat diakses dengan menggunakan web browser.

Adapun listing program yang digunakan pada pengujian sistem keamanan ruang brankas ini adalah :

Flowchart Yang Diusulkan

Dalam pembuatan sistem dan perancangan dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut :

Rancangan Program

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan pembuatan alat dan program yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Perancangan Perangkat Lunak Untuk Arduino Uno

Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Arduino IDE yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program Arduino Uno, sehingga sistem Aduino yang di buat dapat bekerja sesuai dengan apa yang di inginkan. Pada perancangan perangkat lunak untuk Arduino Uno menggunakan bahasa pemrograman C# yang dimana listing programnya dapat dicompile dan diupload langsung ke dalam Arduino Uno dengan Arduino IDE, adapun tampilan jendela Arduino IDE pada saat listing program ditulis seperti yang terlihat pada gambar 4.8 berikut :

Adapun tahap yang dilakukan adalah menulis listing program ¬> mengecek kesalahan terhadap listing program yang ditulis ¬> meng¬upload listing program kedalam arduino. Adapun langkah - ¬langkah tersebut dapat di lihat seperti gambar 4.9 berikut:

Konfigurasi Sistem Yang Diusulkan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware ataupun software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat di lihat pada sub bab berikut ini.

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaan masing¬ - masing, serta dapat digambarkan secara garis besar saja tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras (hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Laptop: Acer (Processor Intel(R) Core(TM) i5-3317U CPU @ 1.70GHz (4 CPUs), ~1.7GHz, Chipset : Intel HM77 Express, Memory 4096MB, Hard Disk 500GB SATA III, VGA NVIDIA GeForce GT710M 2GB Optimus

  2. Arduino Uno

  3. Adaptor Micro USB 5V 1A

  4. Sensor LDR (Light Dependent Resistor)

  5. Wifi Router

  6. Laser

  7. Resistor

  8. RFID

  9. LCD (Liquid Crystal Display)

  10. Buzzer

  11. Em Lock

  12. Relay

Spesifikasi Software

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, meng-edit program, sebagai interface, media untuk meng¬upload program dan meng¬edit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Microsoft Office 2016

  2. Mozilla Firefox

  3. IDE Arduino 1.8.1

  4. Paint

  5. Fritzing

Hak Akses

Dalam membuat sebuah sistem perangkat keras (hardware) perlu adanya sebuah hak akses baik oleh petugas yang berwenang atau seseorang yang menjabat sebagai pemegang hak akses sangat diperlukan untuk keamanan dari sistem perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang dirancang. Berikut ini yang mempunyai hak akses untuk menggunakan sistem keamanan ruang brankas pada PT. BRI KCP Unit Tanah Tinggi Kota Tangerang adalah Staf PT. BRI KCP Unit Tanah Tinggi Kota Tangerang.

Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Arduino IDE, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut

  1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya

  2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program

  3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat

  4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain

Pengujian dengan metode BlackBox sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemuka kesalahan atau error.

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data yang diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

Schedule

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga prototype sistem keamanan ruang brankas dapat dirancang dan dibuat, penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis. Hal ini dilakukan demi terciptanya suatu sistem keamanan ruang brankas yang dapat dimonitoring sehingga mempermudah petugas keamanan dalam memantau kondisi ruang brankas pada instansi, sedangkan penulis sangat perlu melakukan pendekatan tesebut karena ada beberapa hal yang akan menjadi kendala ketika dalam proses perancangan dan pembuatan. Adapaun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut :

Estimasi Biaya

Berikut ini adalah rincian biaya yang di keluarkan dari pembuatan alat ini yaitu sebagai berikut:


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan tentang Prototype Sistem Keamanan Ruang Brankas Berbasis Arduino adalah sebagai berikut :

  1. Merancang sistem keamanan ruang brankas dengan cara membuat alat sistem pengunci otomatis dan pendeteksi penyusup / pencuri menggunakan arduino, RFID, LCD 2x16, laser, LDR, buzzer, dan Em Lock.

  2. Cara kerja sistem keamanan ruang brankas menggunakan arduino sebagai otak pemrosesan, RFID sebagai pengidentifikasi objek yang akan mengakses sistem keamanan brankas, kemudian LCD sebagai penampil tulisan apakah objek tersebut sudah terdaftar atau belum ada di database, laser sebagai transmiter cahaya, LDR sebagai penerima cahaya, dan Em Lock sebagai pengunci pintu menggunakan arus listrik, dan buzzer sebagai notifikasi jika ada yang berusaha memaksa masuk.

  3. Alat yang memiliki sistem pendeteksi penyusup / pencuri dengan menggunakan laser. Jadi jika ada objek yang melewati laser maka LDR akan mendeteksi dan mengirimkan sinyal kepada mikrokontroller bahwa ada objek yang mencurigakan atau penyusup terdeteksi.

Saran

  1. Penempatan laser harus di tempat yang tepat, sehingga langsung dapat mendeteksi saat terjadi tindakan yang mencurigakan.

  2. Dapat ditambahkan baterai cadangan untuk penyuplai listrik saat listrik PLN padam.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA


Contributors

Huseinfahrezy