SI1331474559

Dari widuri
Ini adalah revisi disetujui dari halaman ini; bukan revisi terkini. Lihat revisi terbaru.
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN PROTOTYPE PENGUKURAN DAN MONITORING

DALAM PENGGUNAAN LISTRIK BERBASIS SMARTPHONE

PADA B2TE-BPPT


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1331474559
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)

pengesahan1_zpsn1xnjfch.jpg

perse-7an_zpsv6ooqnou.jpg



uji-LBR_zpsaa3whoxn.jpg


Asli_1_zpsvqsyfc12.jpg


 

ABSTRAKSI

Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) merupakan salah satu pusat unggulan pengembangan teknologi energi, diharapkan mampu berperan untuk mendorong pertumbuhan industri energi serta penerapan teknologi energi yang efisien, handal dan ramah lingkungan bagi pemecahan permasalahan nasional. Tugas dan Fungsi Balai Besar Teknologi Energi adalah : Pelaksanaan pengkajian, pengujian, perancangan, pengembangan, penerapan dan penyebarluasan teknologi energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi, Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program, urusan kerjasama, dan pelayanan teknologi di bidang energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi, Pelaksanaan penyiapan rumusan kebijakan pemerintah dalam bidang energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi, Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi, Pelaksanaan urusan tata usaha, sumberdaya manusia, keuangan dan rumah tangga, Pelaksanaan dan penerapan sistem mutu. Berdasarkan tugas dan fungsi B2TE tersebut diatas maka salah satu kegiatan Penerapan Manajemen Energi dalam mendukung tersedianya teknologi effisiensi energi untuk menurunkan elastisitas energi nasional, maka dilakukan kegiatan sistem monitoring energi listrik gedung perkantoran dan industri. Untuk tahap awal yang dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran penggunaan energi listrik yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok penggunaan lampu & stop kontak dan kelompok penggunaan pendingin udara (AC) dan pompa air. Monitoring energi listrik di B2TE ini akan menampilkan besaran-besaran listrik yang diperlukan untuk mengetahui keadaan kelistrikan di B2TE. Sedangkan untuk protype pengukuran penggunaan listrik ini hanya akan menampilkan besarnya total daya yang digunakan dan pengontrolan lampu ataupun peralatan listrik berbasis smartphone karena dilakukan pada listrik 1 phase.

Kata Kunci: Balai Besar Teknologi Energi, Monitoring Energi, Pengukuran energi listrik.

 

ABSTRACT

Center for Energy Technology (B2TE) is one of the leading center of energy technology development, is expected to contribute to encourage the growth of the energy industry as well as the application of energy technologies that are efficient, reliable and environmentally friendly for solving national problems. Duties and Functions of the Center for Energy Technology is: Implementation of the assessment, testing, design, development, implementation and dissemination of renewable energy technologies, fossil energy and energy efficiency, coordination and implementation of programming, business collaboration, and technology service in the field of renewable energy, fossil energy and energy efficiency, implementation of government policy preparation in the field of renewable energy, fossil energy and energy efficiency, implementation of the coordination of activities in the field of renewable energy, fossil energy and energy efficiency, implementation of administrative affairs, human resources, finances and household, implementation and application of quality system. Based on the duties and functions of the above B2TE then one of the activities of analysis and energy efficiency in order to support the realization of the national energy elasticity then conducted activity monitoring system for electrical energy and industrial office buildings. For the first phase is done by measuring the electrical energy use is divided into 2 groups: the use of lights and plugs and group use of air conditioning (AC) and the water pump. Monitoring of electrical energy in B2TE it displays electrical quantities necessary to know the state of electricity in B2TE. As for the measurement of electricity usage this protype will only show the total amount of power used and controlling the lights or electrical appliances because it is done on a smartphone-based electric 1 phase.

Keywords : Center for Energy Technology, Energy Monitoring, measurement of electrical energy.

   


KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I. selaku Ketua Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Raharja.
  2. Bapak Drs. PO. Abas Sunarya, M.Si. selaku Direktur Perguruan Tinggi Rahardja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Pembantu Ketua I (Puket I) Perguruan Tinggi Rahardja.
  4. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd. selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Perguruan Tinggi Rahardja dan juga sebagai Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Indrianto, M.T. selaku Dosen Pembimbing II Perguruan Tinggi Rahardja yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Bapak Dr. Hariyanto selaku Chief Engineer Penerapan Manajemen Energi Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT).
  8. Bapak Hadi Surachman, S.T., M.Si. selaku Kepala Bidang Pelayanan Teknologi Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT).
  9. Bapak Ir. Toorsilo Hartadi divisi Rekayasa, Instrumentasi & Kalibrasi di Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT).
  10. Bapak Rohi Edu Wenyi, S.T. selaku Grup Leader Kegiatan Manajemen Energi di Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT).
  11. Andrianshah Priyadi, S.T. selaku Pembimbing Lapangan di Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT).
  12. Dresta Aryasatya dan Bunda Ayu yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, 20 Januari 2015
Setya Sunarna
NIM. 1331474559

Daftar isi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kelebihan & Kelemahan Prototipe.

Tabel 2.2. Kemampuan Hantar Arus (KHA).

Tabel 3.1. Tabel Pegawai B2TE-BPPT Tahun 2014.

Tabel 3.2. Analisis SWOT.

Tabel 3.3. Elisitasi Tahap I.

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap II.

Tabel 3.5. Elisitasi Tahap III.

Tabel 3.6. Elisitasi Tahap Final.

Tabel 4.1. Perbedaan sistem lama dengan usulan.

Tabel 4.2. Pengujian Relay.

Tabel 4.3. Pengujian Sensor Arus ACS712

Tabel 4.4. Pengujian ADC PCF8591

Tabel 4.5. Schedule Implementasi

Tabel 4.6. Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Karakteristik Sistem

Gambar 2.2. Daur Hidup Sistem

Gambar 2.3. Mengidentifikasi peluang-peluang organisasi

Gambar 2.4. UML (Unified Modelling Language)

Gambar 2.5. Arus Listrik dan arah gerakan elektron

Gambar 2.6. Kerapatan Arus Listrik

Gambar 2.7. Resistansi Konduktor

Gambar 2.8. Rangkaian Listrik

Gambar 2.9. Hukum Ohm

Gambar 2.10. Hukum Kirchoff

Gambar 2.11. LAMP.

Gambar 2.12. Cara kerja PHP.

Gambar 2.13. Flowchart.

Gambar 2.14. Raspberry pi dan komponennya.

Gambar 2.15. Diagram blok dari IC ACS712.

Gambar 2.16. Konfigurasi pin dari IC ACS712.

Gambar 2.17. Kemasan dari IC ACS712.

Gambar 2.18. Efek Hall IC ACS 712.

Gambar 2.19. Sensor Arus ACS-712.

Gambar 2.20. Grafik tegangan keluaran sensor ACS712 terhadap arus listrik yang terukur.

Gambar 2.21. Modul ADC PCF 8591.

Gambar 2.22. Blok Diagram IC PCF8591.

Gambar 2.23. Proses konversi analog ke digital.

Gambar 2.24. Ilustrasi kecepatan pen-cuplik-an (sampling).

Gambar 2.25. Ilustrasi kecepatan peng-kuantisasi-an (Quantizing).

Gambar 2.26. Ilustrasi kecepatan peng-kode-an (Coding).

Gambar 2.27. Relay 4 Channel.

Gambar 3.1. Struktur Organisasi B2TE

Gambar 3.2. Use Case Diagram Yang Sedang Berjalan Pada Balai Besar Teknologi Energi.

Gambar 4.1. Use Case Diagram Pengukuran dan monitoring energi listrik

Gambar 4.2. Aktivity diagram pengukuran dan monitoring listrik.

Gambar 4.3. Flowchart pengukuran yang diusulkan.

Gambar 4.4. Flowchart pengendalian yang diusulkan.

Gambar 4.5. Rangkaian prototipe.

DAFTAR RUMUS

Rumus 2.1. Muatan Listrik

Rumus 2.2. Rapat Arus

Rumus 2.3. Tahanan Arus

Rumus 2.4. Tegangan/beda potensial

Rumus 2.5. Daya

Rumus 2.6. Hukum Ohm

Rumus 2.7. Hukum Kirchoff


 

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

Daftar Simbol Sequence Diagram.png

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

Daftar Simbol Use Case Diagram.png

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Daftar Simbol Activity Diagram.png


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyediaan energi yang mencukupi bisa dikatakan sebagai syarat mutlak pembangunan yang berkelanjutan. Namun demikian, masih terdapat banyak permasalahan di sektor energi yang perlu segera diselesaikan seperti misalnya terkait dengan efisiensi dan elastisitas energi. Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT) menilai konsumsi energi bangsa Indonesia masih terlalu boros dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi nasionalnya, dengan nilai elastisitas di angka 2,02. Nilai intensitas energi adalah perbandingan antara total penggunaan energi dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Sebagai contoh masyarakat Indonesia memang boros energi adalah sering membiarkan lampu menyala ketika ruangan tidak digunakan atau menggunakan AC dengan suhu 18 derajat Celcius tetapi juga menggunakan selimut. Hal tersebut tentunya memerlukan perhatian dan langkah serius dari berbagai pihak untuk mengatasinya.

Sebagai Salah satu instansi pemerintah yang bergerak dibidang energi, Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT) merupakan salah satu pusat pengembangan teknologi energi, diharapkan mampu berperan untuk mendorong pertumbuhan industri energi serta penerapan teknologi energi yang efisien, handal dan ramah lingkungan bagi pemecahan permasalahan efisiensi energi nasional. maka salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan efisiensi energi nasional, Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT) memiliki lima fokus program terkait dengan elastisitas energi yaitu pengembangan dan penerapan sistem manajemen energi, pengembangan dan penerapan teknologi hemat energi, pengujian dan standardisasi efisiensi energi, pengembangan kawasan hemat energi dan kajian strategis penurunan elastisitas energi nasional

Dari beberapa program diatas salah satu kegiatan Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT) saat ini adalah sistem monitoring energi listrik. Sebagai implementasi awal monitoring dilakukan di Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT) sendiri, monitoring energi listrik dilakukan untuk mengetahui keadaan kelistrikan di Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT) dalam rangka pengembangan dan penerapan sistem manajemen energi, monitoring energi listrik ini akan memberikan informasi berupa besaran-besaran listrik berdasarkan keadaan kelistrikan di Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT), diantaranya: tegangan, arus, daya aktif, daya reaktif, daya nyata, frekuensi, faktor daya, dan energi. monitoring energi listrik yang dilakukan di Balai Besar Teknologi Energi ini untuk listrik 3 phase dan biasanya digunakan untuk kalangan industri dan perkantoran.

Di dalam suatu gedung / perkantoran tentu tidak hanya satu ruangan saja tetapi terdapat beberapa ruangan, lantas bagaimana agar bisa mengetahui kondisi kelistrikan tiap-tiap ruangan dan ruangan mana saja yang sangat boros listrik atau yang tidak terlalu banyak menggunakan energi listrik, itu yang akan dikembangkan di Balai Besar Teknologi Energi, oleh karena itu maka penelitian kali ini bertujuan untuk melakukan monitoring energi listrik dalam suatu ruangan atau listrik 1 phase dimana hanya akan menampilkan total energi yang digunakan, dan sebagai upaya efisiensi energi maka dilakukan pengontrolan penggunaan energi listrik berbasis smartphone, agar dapat dipantau atau dikontrol dari lokasi yang berbeda (jauh), sehingga akan membuat petugas kelistrikan menjadi lebih mudah.

Dari penelitian diatas maka penulis mengambil judul "Perancangan prototipe pengukuran dan monitoring dalam penggunaan listrik berbasis smartphone pada B2TE-BPPT".

Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan pada bahasan sebelumnya, maka dilakukan kegiatan sistem monitoring energi listrik skala kecil (1 phase) untuk suatu ruangan di Balai Besar Teknologi Energi.

Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis mengambil beberapa pokok permasalahan:

    1. Bagaimana membuat sebuah perangkat yang dapat memonitoring pemakaian listrik untuk tiap-tiap ruangan.

    2. Bagaimana membuat sebuah perangkat untuk melakukan pengontrolan pemakaian listrik melalui internet.

    3. Bagaimana menampilkan hasil monitoring dan pengontrolan pemakaian listrik berbasis smartphone.

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada pengukuran dan monitoring penggunaan energi listrik 1 phase atau pada suatu ruangan dengan batas maksimal pemakaian arus 5 Ampere. Besaran energi diukur menggunakan sensor arus, data yang hasilkan dikonversi menggunakan Analog to Digital Converter, hasilnya ditampilkan dan di kontrol melalui komputer atau smartphone yang terhubung ke internet sehingga akan dapat dipantau dan dikontrol penggunaan listrik dari mana saja.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat diuraikan beberapa tujuan diantaranya:

  1. Tujuan Individu
    1. Untuk menerapkan ilmu yang penulis dapatkan selama perkuliahan.
    2. Untuk melakukan pengukuran dan memonitor penggunaan listrik .
  2. Tujuan Fungsional
    1. Untuk mengetahui besar penggunaan listrik lebih dini.
    2. Untuk meminimalkan penggunaan konsumsi listrik.
    3. Untuk memonitor penggunaan listrik pada smartphone.
  3. Tujuan Operasional
    1. Untuk memperlancar dan mempermudah kegiatan operasional.
    2. Untuk mempercepat informasi kepada petugas saat terjadi masalah.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Manfaat Individu
    1. Agar dapat mengembangkan ilmu yang penulis dapatkan selama perkuliahan.
    2. Agar dapat mengetahui dan memonitor dalam penggunaan listrik dari smartphone.
  2. Manfaat Fungsional
    1. Agar mempermudah dalam mengetahui penggunaan listrik.
    2. Agar dapat membantu dalam monitoring konsumsi listrik.
  3. Manfaat Operasional
    1. Agar dapat memantau penggunaan listrik seefisien mungkin.
    2. Agar dapat menghemat waktu dan tenaga petugas pencatat meter listrik.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)

    Merupakan metode pengumpulan data, dimana penulis melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi pemasangan kwh meter, jalur pengkabelan listrik ke masing-masing ruangan dan jenis alat elektronik yang digunakan dalam suatu ruangan agar penulis mendapatkan data-data akurat dalam penelitian ini.

  2. Wawancara

    wawancara adalah suatu metode untuk mendapatkan data dan keterangan mengenai data suatu hal dengan cara tanya jawab terhadap pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini penulis melakukan tanya jawab dengan bapak Rohi Edu Wenyi, ST., selaku Grup Leader kegiatan manajemen energi di B2TE.

  3. Studi Pustaka

    Selain menggunakan kedua metode diatas penulis juga mengumpulkan data pendukung penelitian dari browsing internet, jurnal, artikel-artikel yang berhubungan dengan monitoring dan manajemen energi kelistrikan serta studi kepustakaan.

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem

    Metode analisa yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisa SWOT, yaitu dengan melakukan identifikasi berbagai faktor diantaranya: kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), kesempatan (oppurtunities), dan yang menjadi ancaman (threats). Dengan menggunakan metode analisa SWOT ini maka penelitian terhadap monitoring energi listrik 3 phase di B2TE dapat dikembangkan untuk monitoring energi listrik 1 phase.

  2. Metode Analisa Perancangan Program

    Untuk menganalisa program yang dirancang, penulis menggambarkannya dengan menggunakan bagan alir program ( flowchart program ).

Metode Perancangan

Pada skripsi ini metode perancangan sistem yang penulis gunakan adalah program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram yaitu pengembangan piranti lunak berbasis object oriented..

Metode Prototipe

Pada skripsi ini penulis menggunakan metode prototipe evolusioner, karena metode ini berdasarkan pada ide pengembangan pada implementasi awal yang akan menghasilkan komentar pemakai sehingga dapat dilakukan perbaikan melalui banyak versi sampai sistem yang mencukupi dapat dikembangkan terus menerus sampai kebutuhan tercapai.

Metode Testing

Pada skripsi ini metode testing yang penulis gunakan yaitu Blackbox Testing. Metode pengujian blackbox berguna untuk menemukan fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan SKRIPSI ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, konsep dasar elisitasi dan literature review.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, sejarah singkat Balai Besar Teknologi Energi, visi dan misi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, dan user requirement tentang rancangan pada pembuatan alat sistem monitoring dan controling energi.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian, rancangan sistem usulan, rancangan basis data, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan program, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari skripsi dan saran-saran terhadap sistem yang diusulkan dan kesan dalam pembuatan laporan skripsi ini.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[1], Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: "menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk".

Menurut Al-Jufri (2011:141)[2], "Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru".

Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah suatu tahapan dari sebuah proses pendefinisian kebutuhan-kebutuhan dari siklus perkembangan sistem baru atau sistem yang akan dibentuk.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[1], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

3. Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al-Jufri (2011:141)[2], Tahapan Perancangan/Desain Sistem adalah sebagai berikut:

    1. Menyiapkan rancangan sistem yang terperinci.
    2. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.
    3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.
    4. Memilih konfigurasi terbaik.
    5. Menyiapkan usulan penerapan.
    6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem.

 

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut beberapa ahli yang dijabarkan dibawah ini:

Menurut Sutabri (2012:22)[3], "sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut". Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Menurut Jogiyanto dalam Yakub (2012:1)[4], "Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu".

Menurut McLeod dalam Yakub (2012:1)[4], "Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan".

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[3], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Components System)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
  2. Batas Sistem (Boundary System)
    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)
    Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface System)
    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input System)
    Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Pengolahan Sistem (Processing System)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  7. Keluaran Sistem (Output System)
    Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
  8. Sasaran Sistem (Objective) dan tujuan (Goals)
    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Karakteristiksistem_zps25398297.jpg

Sumber : Sutabri (2012:22)[3]

Gambar 2.1. Karakteristik Sistem

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:15)[3], Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya sebagai berikut:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
    Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu suatu sistem yang berupa pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan; sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, seperti sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.
  2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang dan malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan hubungan manusia dengan mesin, yang disebut dengan human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contohnya, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
  3. Sistem Deterministrik dan Sistem Probabilistik
    Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas.
  4. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
    Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya sedangkan sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar.

4. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5)[5], tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya

Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya.

Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunakan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

5. Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[3], Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem adalah sebagai berikut:

  1. Mengenali adanya kebutuhan
    Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
  2. Pembangunan sistem
    Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
  3. Pemasangan sistem
    Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.
  4. Pengoperasian sistem
    Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
  5. Sistem menjadi usang
    Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

daurhidupsistem_zps1b902c8a.jpg

Sumber : Sutabri (2012:29)[3]

Gambar 2.2. Daur Hidup Sistem

 

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Menurut Sutarman (2012:14)[6], "Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima".

Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8)[4], "Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya".

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.

2. Kualitas Informasi

Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan. Menurut Sutabri (2012:43)[3], penjelasan tentang kualitas informasi tersebut dipaparkan di bawah ini:

  1. Akurat (Accurate)
    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
  2. Tepat Waktu (Timelines)
    Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.
  3. Relevan (Relevance)
    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, dimana relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan. Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

3. Fungsi Informasi

Menurut Sutabri (2012:31)[3], fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.

 

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:46)[3], "Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan".

Menurut Taufiq (2013:17)[5], "Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna".

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengolah data sehingga memiliki nilai tambah untuk membantu manajer dalam mengambilan keputusan.

2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47)[3], sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari:

  1. Blok masukan (input block)
    Input mewakili data yang masuk kedalan sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
  2. Blok model (model block)
    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
  3. Blok keluaran (output block)
    Produk dari sistem informasi adalah keluarab yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
  4. Blok teknologi (technology block)
    Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
  5. Blok basis data (database block)
    Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data didalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
  6. Blok kendali (control block)
    Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

3. Tujuan Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47)[3], tujuan sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir. Produk informasi meliputi pesan, laporan, formulir, dan gambar grafis, yang dapat disediakan melalui tampilan video, respons audio, produk kertas, dan multimedia.

 

Konsep Dasar SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threaths)

1. Definisi Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threaths)

Menurut Fahmi (2010:252)[7], "SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif".

SWOT-fahmie_zps2f9b9149.jpg

Sumber : Fahmi (2010:252)[7]

Gambar 2.3. Mengidentifikasi peluang-peluang organisasi

Menurut Rangkuti (2011:64)[8], " SWOT adalah dengan menggabungkan berbagai indikator yang terdapat dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman".

Dari kedua pengertian SWOT diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Analisa SWOT adalah suatu metoda perencanaan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal atau spekulasi bisnis. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. SWOT ini sendiri merupakan singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Treats (ancaman atau kendala), dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor- faktor (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W).

2. Tujuan Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011:197),[8], " Tujuan analisa SWOT adalah membandingkan antara faktor eksternal, peluang dan ancaman dengan faktor internal, kekuatan dan kelemahan sehingga menghasilkan pendekatan yang strategis."

3. Manfaat Analisa SWOT

Analisa SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Manfaat dari analisa SWOT adalah merupakan strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sarana-sarana saat ini atau kedepan terhadap kualitas internal maupun eksternal.

4. Penyusunan Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011:8),[8]langkah mudah dalam penyusunan SWOT yaitu:

    1. Melakukan proses input untuk menyusun SWOT, tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategi apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.
    2. Mengembangkan timeline (ketepatan waktu), tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.
    3. Membentuk teamwork, tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.
    4. Kuisioner riset SWOT, tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategi berdasarkan foktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman).
    5. Identifikasi penyebab masalah, tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.
    6. Menentukan tujuan dan sasaran strategis, tujuannya dalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.
    7. Menyusun isu strategis, formulasi strategis, tema strategis dan pemetaan strategis, tujuannya dalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dalam SWOT sudah cukup baik dan mendudkung pencapai visi dan misi peruhaan berdasarkan isu strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat strategis perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategi yang ingin dicapai perusahaan.
    8. Menentukan ukuran yang dipakai dalam SWOT, tujuannya adalah menentukan ukuran apa dalam SWOT.
    9. Merumuskan strategis initiatives dan menyusunkey performance indicators dalam bentuk tag dan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kerja
    10. Memberikan bobot dan nilai untuk mengukur kinerja tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja ke dalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.
    11. Melakukan cascading SWOT, tujuannya untuk mengukur objectivies (O), cara pengukuran atau measurement (M), cara menentukan target (T), serta cara menentukan program(P) yang menjadi prioritas. Selanjutnya OMPT ini didistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu
    12. Analisa risiko menggunakan key risk indicator, tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.
    13. Analisa anggaran dan model keuangan, tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah di susun sebelumnya berikut perkiraan rasio-rasionya.

Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

1. Definisi UML (Unified Modelling Language)

UML-1_zpsa719a2ab.jpg

Sumber : Nugroho (2010:6)[9]

Gambar 2.4. UML (Unified Modelling Language)

Menurut Nugroho (2010:6)[9], ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modelling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

Menurut Widodo (2011:6)[10], "UML singkatan dari Unified Modeling Language yang berarti bahasa permodelan standar."

Menurut Chonoles dalam Widodo (2011:6)[10] mengatakan bahwa "sebagai bahasa, berarti UML memiliki sintaks dan semantik".

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan Unified Modeling Language (UML) adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemogramam untuk memvisualisasikan suatu sistem.

2. Tujuan UML (Unified Modelling Language)

Menurut Yasin (2012:268)[11] Tujuan UML (Unified Modeling Language) adalah :

    1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
    2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman dan proses rekayasa.
    3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

3. Tipe-tipe Diagram UML (Unified Modelling Language)

Berikut tipe-tipe diagram UML (Unified Modeling Language) menurut Yasin (2012:268)[11] :

  1. Use Case Diagram
    Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem.
    1. Aktor
      Aktor mewakili siapa pun atau apa saja yang harus berinteraksi dengan sistem. Aktor bisa didefinisikan sebagai berikut:
      1. Aktor hanya memberikan informasi kepada sistem.
      2. Aktor hanya menerima informasi dari sistem.
      3. Aktor memberikan dan menerima informasi ke dan dari sistem.
    2. Use case
      Use case model adalah dialog antara aktor dengan sistem yang akan menggambarkan fungsi yang diberikan oleh sistem.
      1. Use Case Relationship
        Use case relationship adalah suatu hubungan, baik itu antara aktor dan use case atau antara use case dan use case. Hubungan antara aktor dan use case disebut dengan communicate association.
      2. Association/Directed Association
        Asosiasi yaitu hubungan statis antar elemen. Umumnya menggambarkan elemen yang memiliki atribut berupa elemen lain, atau elemen yang harus mengetahui eksistensi elemen lain. Tanda panah menunjukkan arah query antar elemen.
      3. Generalization/Pewarisan
        Pewarisan merupakan hubungan hierarkis antar elemen. Elemen dapat diturunkan dari elemen lain dan mewarisi semua atribut dan metode elemen asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga disebut anak dari elemen yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.
  2. Activity diagram
    Activity Diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah sebagai berikut:
    1. Activity
      Notasi yang menggambarkan pelaksanaan dari beberapa proses dari aliran pekerjaan.
    2. Transition
      Notasi yang digunakan untuk memperlihatkan jalan aliran control dari activity ke activity.
    3. Decision
      Notasi yang menandakan control cabang aliran berdasarkan decision point.
    4. Sychromization Bar
      Aliran kerja notasi ini menandakan bahwa beberapa aktivitas dapat diselesaikan secara bersamaan (pararel).
  3. Sequence Diagram
    Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirm antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram. Dalam sequence diagram terdapat 2 model, yaitu: Actor dan Lifeline.
  4. Class Diagram
    Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan objek beserta hubungan satu, antara lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek yang lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap attribute kelas entity. Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstarisiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan orientasi objek. Class menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi).

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Menurut Simarmata (2010:62)[12], "Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan".

Menurut Wiyancoko (2010:120)[13], "Prototipe adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya".

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prototipe merupakan perancangan atau pembuatan produk skala kecil sebelum dirancangnya produk sebenarnya.

2. Jenis-jenis Prototipe

    1. Rapid Throwaway Prototyping
      Pendekatan pengembangan perangkat keras/lunak ini dipopulerkan oleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototipe "quick and dirty" dibangun, diverifikasi oleh konsumen, dan dibuang hingga Prototipe yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.
    2. Prototype Evolusioner
      Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototipe berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototipe kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototipe yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototipe ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai "chunking" pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).

3. Kelebihan & Kelemahan Prototipe

Kelebihan & Kelemahan Prototyping adalah seperti tabel berikut:

Tabel 2.1. Kelebihan & Kelemahan Prototipe.

keuntunganampkerugianprototipe_zpsae506ab0.png

Sumber : Simarmata (2010:68)[12]

Konsep Dasar Testing

1. Definisi Testing

Menurut Simarmata (2010:301)[12], "Pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk menentukan kesalahan".

Menurut Rizky (2011:237),[14], "Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal".

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian atau testing adalah proses eksekusi selama siklus hidup pengembangan perangkat lunak secara terintegrasi untuk memvalidasi dan memverifikasi guna menentukan kesalahan dan memenuhi harapan yang telah disepakati di awal.

2. Jenis Pengujian / Testing

Dalam lingkup rekayasa perangkat lunak ada dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan yaitu: White box dan Black box testing.

    1. White box testing
      White box disebut juga pengujian glass box adalah metode desain test case yang menggunakan struktur control desain procedural untuk memperoleh test case atau dengan kata lain bahwa pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa operasi internal bekerja sesuai dengan spesifikasi dan semua komponen internal telah diamati dengan baik. Dengan metode pengujian ini rekayasa sistem dapat dilakukan dengan test case yaitu:
      1. Memberi jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah digunakan paling sedikit satu kali.
      2. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false.
      3. Mengeksekusi semua loop sesuai dengan batasan.
      4. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validasi.

      Menurut Rizky (2011:262)[14], "White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap isi dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat.

      Beberapa teknik yang terdapat dalam jenis white box testing adalah:

      1. Decision (Branch) Coverage
        Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).
      2. Condition Coverage
        Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.
      3. Path Analysis
        Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.
      4. Executive Time
        Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.
      5. Algorithm Analysis
        Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.
    2. Black box testing
      Black box testing digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada. metode ini tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Oleh karena itu uji coba Black box ini memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.
    3. Menurut Simarmata (2010:316)[12], klasifikasi black box testing mencakup beberapa pengujian diantaranya:

      1. Pengujian fungsional (functional testing)
        Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak diuji untuk persyaratan fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi berjalan seperti yang diharapkan. Walaupun pengujian fungsional sudah sering dilakukan di bagian akhir dari siklus pengembangan, masing-masing komponen dan proses dapat diuji pada awal pengembangan, bahkan sebelum sistem berfungsi, pengujian ini sudah dapat dilakukan pada seluruh sistem. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya, termasuk perintah-perintah pengguna, manipulasi data, pencarian dan proses bisnis, pengguna layar, dan integrasi. Pengujian fungsional juga meliputi permukaan yang jelas dari jenis fungsi-fungsi, serta operasi back-end (seperti, keamanan dan bagaimana meningkatkan sistem).
      2. Pengujian tegangan (stress testing)
        Pengujian tegangan berkaitan dengan kualitas aplikasi didalam lingkungan. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah lingkungan yang lebih menurut aplikasi, tidak seperti saat aplikasi dijalankan pada beban kerja normal. Pengujian ini adalah hal yang paling sulit, cukup kompleks dilakukan, dan memerlukan upaya bersama dari semua tim.
      3. Pengujian beban (load testing)
        Pada pengujian beban, aplikasi akan diuji dengan beban berat atau masukan, seperti yang terjadi pada pengujian situs web, untuk mengetahui apakah aplikasi/situs gagal atau kinerjanya menurun. Pengujian beban beroperasi pada tingkat beban standar, biasanya beban tertinggi akan diberikan ketika sistem dapat menerima dan tetap berfungsi dengan baik. Perlu diketahui bahwa pengujian beban tidak bertujuan untuk merusak sistem dengan banyak hal, namun mencoba untuk menjaga agar sistem selalu kuat dan berjalan dengan lancar.
      4. Pengujian khusus (ad-hoc testing)
        Jenis pengujian ini dilakukan tanpa penciptaan rencana pengujian (test plan) atau kasus pengujian (test case). Pengujian khusus membantu dalam menentukan lingkup dan durasi dari berbagai pengujian lainnya dan juga mambantu para penguji dalam mempelajari aplikasi sebelum memulai pengujian dengan pengujian lainnya. Pengujian ini merupakan metode pengujian formal yang paling sedikit. Salah satu penggunaan terbaik dari pengujian khusus adalah untuk penemuan. Membaca persyaratan atau spesifikasi(jika ada) jarang memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana sebuah program benar-benar bertindak, bahkan dokumentasi pengguna tidak menangkap "look and feel" dari sebuah program. Pengujian khusus dapat menentukan lubang-lubang dalam pengujian strategi dan dapat mengekspos hubungan diantara subsistem lain yang tidak jelas. Dengan cara ini, pengujian khusus berfungsi sebagai alat untuk memeriksa kelengkapan yang diuji.
      5. Pengujian penyelidikan (exploratory testing)
        Pengujian penyelidikan mirip dengan pengujian khusus dan dilakukan untuk mempelajari/mencari aplikasi. Pengujian penyelidikan perangkat lunak ini merupakan pendekatan yang menyenangkan untuk pengujian.
      6. Pengujian usabilitas (usability testing)
        Pengujian ini disebut juga sebagai pengujian untuk keakraban pengguna (testing for user-friendliness). Pengujian ini dilakukan jika antar muka pengguna dari aplikasinya penting dan harus spesifik untuk jenis pengguna tertentu. Pengujian usabilitas adalah proses yang bekerja dengan pengguna akhir secara langsung maupun tidak langsung untuk menilai bagaimana pengguna merasakan paket perangkat lunak dan bagaimana mereka berinteraksi dengannya. Proses ini akan membongkar area kesulitan pengguna seperti halnya area kekuatan. Tujuan dari pengujian usabilitas harus membatasi dan menghilangkn kesulitan bagi pengguna dan untuk memengaruhi area yang kuat untuk usabilitas maksimum. Pengujian ini idealnya melibatkan masukan dari pengguna secara langsung maupun tidak langsung (mengamati perilaku) dan bila memungkinkan melibatkan komputer yang didukung umpan balik. Komputer yang didukung umpan balik sering kali (jika tidak selalu) dihilangkan untuk proses ini. Komputer yang didukung dengan umpan balik dapat berperan sebagai pengatur waktu (timer) pada dialog untuk memonitor beberapa lama waktu yang diperlukan pengguna untuk menggunakan dialog dan alat penghitung (counter) untuk menentukan seberapa sering kondisi tertentu terjadi (misalnya, pesan error, bantuan pesan, dan lain-lain). Biasanya, proses tersebut melibatkan modifikasi sepele (trivial) dari perangkat lunak yang sudah ada, namun dapat berakibat besar terhadap laba atas investasi. Akhirnya, pengujian usabilitas mengakibatkan perubahan pada produk yang diberikan sesuai dengan penemuan yang dibuat mengenai kegunaan. Perubahan ini harus secara langsung berkaitan dengan kegunaan dunia nyata dengan pengguna pada umumnya. Dokumentasi harus ditulis sebanyak mungkin untuk mendukung perubahan sehingga mempermudah penanganan situasi yang sama di masa mendatang.
      7. Pengujian asap (smoke testing)
        Jenis pengujian ini disebut juga pengujian kenormalan (sanity testing). Pengujian ini ilakukan untuk memeriksa apakah aplikasi tersebut sudah siap untuk pengujian yang lebih besar dan bekerja dengan baik tanpa cela sampai tingkat yang paling diharapkan. Pada sebuah pengujian baru atau perbaikan peralatan yang terpasang, jika aplikasi "berasap", aplikasi tersebut tidak bekerja!. Istilah ini juga merujuk kepada pengujian fungsi perangkat lunak dasar. Istilah ini awalnya tercipta dalam manufaktur kontainer dan pipa, ketika smoke telah diperkenalkan untuk menentukan apakah ada kebocoran. Praktik umum di Microsoft dan beberapa perusahaan perangkat lunak shrink-wrap lainnya adalah proses "daily build and smoke test". Setiap file dikompilasi, dihubungkan, dan digabungkan menjadi sebuah program yang dapat dieksekusi setiap hari, dan program ini kemudian dimasukkan melalui "pengujian asap" (smoke test) yang relatif sederhana untuk memeriksa apakah produk "berasap" ketika produk dijalankan.
      8. Pengujian pemulihan (recovery testing)
        Pengujian pemulihan (recovery testing) pada dasarnya dilakukan untuk memeriksa seberapa cepat dan baiknya aplikasi bisa pulih terhadap semua jenis crash atau kegagalan hardware, masalah bencana, dan lain-lain. Jenis atau taraf pemulihan ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi.
      9. Pengujian volume (volume testing)
        Pengujian volume dilakukan terhadap efisiensi dari aplikasi. Jumlah data yang besar diprosess melalui aplikasi (yang sedang diuji) untuk memeriksa keterbatasan ekstrim dari sistem. Pengujian volume, seperti namanya, adalah pengujian sebuah sistem (baik perangkat keras dan perangkat lunak) untuk serangkaian pengujian dengan volume data yang diproses adalah subjek dari pengujian, seperti sistem yang dapat menangkap sistem pengolahan transaksi penjualan real-time atau dapat membarui basis data atau pengembalian data (data retrieval). Pengujian volume akan berusaha memastikan batas-batas fisik dan logis untuk sebuah kapasitas sistem dan memastikan apakah batasan dapat diterima untuk memenuhi proyeksi kapasitas dari pengolahan bisnis organisasi.
      10. Pengujian domain (domain testing)
        Pengujian domain merupakan penjelasan yang paling sering menjelaskan teknik pengujian. Beberapa penulis hanya menulis tentang pengujian domain ketika mereka menulis desain pengujian. Dugaan dasarnya adalah bahwa anda mengambil ruang pengujian kemungkinan dari variable individu dan membaginya lagi ke dalam subset (dalam beberapa cara) yang sama. Kemudian, anda menguji perwakilan dari masing-masing subset.
      11. Pengujian scenario (scenario testing)
        Pengujian skenario adalah pengujian yang realistis, kredibel dan memotivasi stakeholders, tantangan untuk program dan mempermudah penguji untuk melakukan evaluasi. Pengujian ini menyediakan kombinasi variabel-variabel dan fungsi yang sangat berarti daripada kombinasi buatan yang anda dapatkan dengan pengujian domain atau desain pengujiann kombinasi.
      12. Pengujian regresi (regression testing)
        Pengujian regresi adalah gaya pengujian yang berfokus pada pengujian ulang (retesting) setelah ada perubahan. Pada pengujian regresi berorientasi risiko (risk-oriented regression testing), daerah yang sama yang sudah diuji, akan kita uji lagi dengan pengujian yang berbeda (semakin kompleks). Usaha pengujian regresi bertujuan untuk mengurangi risiko berikut ini:
        1. Perubahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki bug yang gagal.
        2. Beberapa perubahan memiliki efek samping, tidak memperbaiki bug lama atau memperkenalkan bug baru.
      13. Penerimaan pengguna(user acceptance)
        Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak akan diserahkan kepada pengguna untuk mengetahui apakah perangkat lunak memenuhi harapan pengguna dan bekerja seperti yang diharapkan. Pada pengembangan perangkat lunak, user acceptance testing (UAT), juga disebut pengujian beta (beta testing), pengujian aplikasi (application testing), dan pengujian pengguna akhir (end user testing) adalah tahapan pengembangan perangkat lunak ketika perangkat lunak diuji pada "dunia nyata" yang dimaksudkan oleh pengguna. UAT dapat dilakukan dengan in-house testing dengan membayar relawan atau subjek pengujian menggunakan perangkat lunak atau, biasanya mendistribusikan perangkat lunak secara luas dengan melakukan pengujian versi yang tersedia secara gratis untuk diunduh melalui web. Pengalaman awal pengguna akan diteruskan kembali kepada para pengembang yang membuat perubahan sebelum akhirnya melepaskan perangkat lunak komersial.
      14. Pengujian alfa (alpha testing)
        Pada jenis pengujian ini, pengguna akan diundang ke pusat pengembangan. Pengguna akan menggunakan aplikasi dan pengembang mencatat setiap masukan atau tindakan yang dilakukan oleh pengguna. Semua jenis perilaku yang tidak normal dari sistem dicatat dan dikoreksi oleh para pengembang.
      15. Pengujian beta (beta testing)
        Pada jenis ini, perangkat lunak didistribusikan sebagai sebuah versi beta dengan pengguna yang menguji aplikasi di situs mereka. Pengecualian/cacat yang terjadi akan dilaporkan kepada pengembang. Pengujian beta dilakukan setelah pengujian alfa. Versi perangkat lunak yang dikenal dengan sebutan versi beta dirilis untuk pengguna yang terbatas di luar perusahaan. Perangkat lunak dilepaskan ke kelompok masyarakat agar dapat memastikan bahwa perangakat lunak tersebut memiliki beberapa kesalahan atau bug.

Konsep Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66),[15], "Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem".

Menurut Jalaludin (2011 : 21–23),[16], "Elisitasi berisi usulan rancangan suatu sistem yang diinginkan oleh pihak yang terkait melalui metode wawancara dan dilakukan pada 3 tahap requirement elicitation dan final", yaitu:

    1. Elisitasi Tahap I
      Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
    2. Elisitasi Tahap II
      Merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai MDI:
      1. "M" pada MDI berarti Mandatory (penting), Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. "D" pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
      3. "I" pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
    3. Elisitasi Tahap III
      Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI.Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:
      1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
      2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
      3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

      1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
      2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
      3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
    4. Final Draft Elisitasi
      Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Listrik

1. Definisi Listrik

Listrik berasal dari bahasa Inggris, electricity atau electric, artinya adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yang mengalir melalui penghantar (induktor) dalam sebuah rangkaian.

Menurut Miller (2013:2)[17], "Listrik dengan sederhana didefinisikan sebagai aliran elektron di sepanjang konduktor, pada dasarnya ada dua jenis listrik: statis (stasioner) dan dinamis (bergerak)".

Berikut hal-hal yang berkaitan dengan listrik:

    1. Arus Listrik
      Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara kontinyu pada suatu konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. Arus listrik bergerak dari terminal positif ( + ) ke terminal negatif ( - ), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif ( - ) ke terminal positif ( + ), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron. satuan arus listrik adalah Ampere.
    2. 1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 628 x 1016 atau sama dengan 1 Coulumb per detik meliwati suatu penampang konduktor.

      aruslistrik_zps0eab4e41.jpg

      Gambar 2.5. Arus Listrik dan arah gerakan elektron

    3. Kuat Arus Listrik
      Kuat Arus Listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya electron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan detik.
    4. Definisi Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 miligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik.

      Rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu sebagai berikut:

      I = Q / t ...............(1)

      1 (satu) Coulomb = 6,28 x 1018 elektron

      Dimana:

      I = besarnya arus listrik yang mengalir (ampere)

      Q = besarnya muatan listrik, (coulumb)

      T = waktu, (detik / sec)

      Dimana kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik.

      "muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektron. Satuan muatan "coulomb (C)", muatan proton +1,6 x 10-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik".

      Contoh mengenai Kuat arus listrik.

      Sebuah batere memberikan arus 0,5 A kepada sebuah lampu selama 2 menit, Berapakah banyaknya muatan listrik yang dipindahkan

      Jawab: Diketahui: I = 0,5 amp t = 2 menit, Ditanyakan: Q (muatan listrik).

      Penyelesaian: t = 2 menit = 2 x 60 = 120 detik

      Q = I x t

      = 0,5 x 120 = 60 coulomb.

    5. Rapat Arus
      Rapat Arus dalah besarnya arus listrik tiap – tiap mm2 luas penampang kawat.
    6. rapatarus_zps3f0d0eb2.jpg

      Gambar 2.6. Kerapatan Arus Listrik

      Arus listrik mengalir dalam kawat penhantar sacara merata menurut luas penampangnya. Arus listrik 12 Ampere mengalir dalam kawat penampang 4 mm2 , maka kerapatan arusnya adalah 3 A/mm2 , ketika penampang penghantar mengecil 1,5 mm2 , maka kerapatan arusnya adalah 8 A/mm2.

      Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperature, suhu penghantar dipertahankan sekitar 300oC, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar Arus ( KHA ).

      Tabel 2.2. Kemampuan Hantar Arus (KHA)

      kha_zps5ba8989c.jpg

      Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel di atas, kabel berpenampang 4 mm2 , 2 inti kabel memiliki 30 A, memiliki kerapatan arus 8,5 A/mm2. Kerapatan arus berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil.

      Rumus – rumus di bawah ini dapat menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan penampang kawat.

      S = I/q ...............(2)

      Dimana : S = Rapat arus [ A/mm2]

      I = Kuat arus [ Amp]

      q = luas penampang kawat [ mm2]

    7. Tahanan dan Daya Hantar
      Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan alumunium memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri dari proton dan elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir ini mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron dengan atom dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat menghambat yang terjadi pada setiap bahan.
    8. Tahanan didefinikan sebagai berikut:
      "1 ohm adalah tahanan satu kolom air raksa panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm2 pada temperatur 00C ".

      Daya hantar dapat didefinisikan:
      "kemampuan penghantar arus atau daya arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus lsitrik".


      Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus:

      R = 1/G...............(3)

      Dimana : R = Tahanan kawat listrik [Ω/ohm] G = Daya hantar arus [Y/mho] Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya. Bila suatu penghantar dengan panjang l , dan penampang q serta tahanan jenis ρ (rho), maka tahanan penghantar tersebut adalah: R= ρ.L/q

      Resistansikonduktor_zpscbfa4f04.png

      Gambar 2.7. Resistansi Konduktor

      Faktor – faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, kerena tahanan suatu jenis material sangat tergantung pada:

        1. Panjang penghantar
        2. Luas penampang konduktor
        3. Jenis konduktor
        4. Temperatur
    9. Potensial atau Tegangan
      Potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang berbeda potensialnya, dari hal ini tersebut kita mengetahui adanya perbedaan potensial listrik yang sering disebut "perbedaan potensial" dengan satuan Volt (voltage).
    10. "satu volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb".

      Rumus beda potensial atau tegangan adalah:

      V = W / Q...............(4)

      Dimana:

      V = beda potensial atau tegangan (volt)

      W = usaha, (Newton Meter atau Joule)

      Q = muatan listrik (coulumb)

    11. Daya
      Daya listrik adalah besar energi listrik yang dihasilkan setiap detik. Pada setiap alat listrik selalu tercantum besarnya daya listrik tersebut. Misalkan pada sebuah lampu pijar tertulis 60 W/220 V, artinya bila lampu tersebut dipasang pada tegangan listrik 220 V akan dihasilkan daya listrik sebesar 60 W. Berdasarkan pengertian daya listrik tersebut, rumus daya listrik dapat dituliskan sebagai berikut:
    12. P = W / t...............(5)

      dimana:

      P = daya listrik (Watt)

      W = energi listrik (Joule)

      t = selang waktu (sekon)

2. Rangkaian Listrik

Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus apabila dipenuhi syarat – syarat sebagai berikut:

    1. adanya sumber tegangan
    2. adanya alat penghubung (penghantar)
    3. adanya beban

rangkaianlistrik_zps17fe4b43.jpg

Sumber : http://www.widodoonline.com[18]

Gambar 2.8. Rangkaian Listrik

Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban. Apabila sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan jarum ampere meter akan bergerak yang menunjukan adanya arus listrik.

Suatu sumber energi (energi listrik) yang ada tidak akan ada arus yang mengalir apabila tidak ada yang menghubungkan (penghantar) dan beban yang akan menggunakan energi tersebut. Dari gambar diatas dijelaskan bahwa arus akan mengalir bila suatu sumber tegangan dimana kutub – kutubnya dihubungkan ke beban dengan suatu penghantar, sehingga arus listrik akan mengalir dari satu kutub ke kutub lainnya.

    1. Cara memasang alat ukur
      Pemasangan alat ukur sensor arus tidak boleh sembarangnya, hal ini bisa berakibat fatal pada jaringan atau device (peralatan eletronika) maupun alat ukur itu sendiri. Dapat dilihat pada gambar 4 dimana alat ukur AVO meter dipasang secara parallel untuk mengetahui berapa besar tegangan yang ada, sedangkan alat ukur ampere meter harus dipasang secara seri karena untuk mengetahui arus yang mengalir pada penghatar (tahanan dalam ampere meter harus sekecil mungkin) dan ke beban.
    2. Hukum OHM
      Pada suatu rangkaian tertutup, besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dapat dinyatakan dengan rumus:
    3. V = I x R...............(6)

      Dimana:

      V = tegangan, (volt)

      I = arus listrik, (ampere)

      R = tahanan atau resistansi, (ohm)

      Dari persamaan di atas yang mana bila tegangan konstan (tetap), maka besarnya arus yang ada akan berbanding terbalik dengan hambatan yang ada. Semakin besar hambatannya semakin kecil arus yang mengalir.

      HUKUMOHM_zps30310249.jpg

      Gambar 2.9. Hukum Ohm

      Sebagai contoh beban listrik yang digunakan oleh pelangan PLN yang paling kecil daya yang disalurkan ke pelangan adalah 450 Watt dengan pembatas arus 2 ampere, dimana tegangan yang didistribusikan adalah 220 V ac. Bagaimana daya / beban 450 watt dapat diasumsikan dengan pembatas arus 2 Ampere (MCB atau fuse ). Hubungan hukum ohm dengan daya dapat dilihat dari persamaan di bawah ini:

      P = V x I

      Dimana V = I x R, Sehingga:

      P = (I x R) x I atau P = I2 x R

      P = daya (watt)

      V = Tegangan (volt)

      I = arus (ampere)

      R = hambatan (ohm)

      Jadi bila sebuah rumah memiliki daya 450 Watt, maka arus yang mengalir adalah maksimum sebesar 2 Ampere. Bagaimana tengangan 220 V ac dengan arus 2 ampere menghasilkan daya 450 watt ? padahal sesuai persamaan di atas bahwa P = V x I , sehingga 220 V x 2 A adalah 440 watt. Dijelaskan pada bahasan selanjutnya.

    4. Hukum KIRCHOFF
      Pada hukum Kirchoff pertama ini adalah pada setiap rangkaian jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu pada satu titik pertemuan adalah nol ( jumlah I = 0 ). Dapat dijelaskan bahwa besar arus yang masuk pada suatu titik pertemuan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik pertemuantersebut.

    Looparuskirchoff_zps7c96ab82.png

    Sumber : http://www.widodoonline.com[18]

    Gambar 2.10. Hukum Kirchoff

    Dari rangkaian di atas dapat dituliskan persamaan sebagai berikut:

    I1 + I4 = I2 + I3 + I5...............(7)

Konsep Dasar LAMP (Linux Apache Mysql Php)

LAMP merupakan sebuah singkatan dari Linux Apache Mysql Php yang artinya adalah sebuah paket program linux yang berisikan web server (Apache), database server (Mysql), dan bahasa pemrograman web (PHP). Paket-paket ini adalah paket yang digunakan untuk membuat sebuah website yang berada pada server. LAMP ini hanya dapat berjalan di sistem operasi Linux tapi ada juga yang berjalan di Windows namanya adalah XAMPP.

lamp_zpsaaf9549f.jpg

Sumber : http://www.newbielinux.com[19]

Gambar 2.11. LAMP

Konsep Dasar PHP

1. Definisi PHP

Menurut Madcoms (2013:309)[20], "PHP adalah sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML".

Menurut Arief (2011:43)[21], "PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis".

Menurut Anhar (2010:3)[22], "PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru atau up to date. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PHP adalah sebuah bahasa pemograman yang bersifat open source dan dapat digunakan secara luas untuk pembuatan situs website.

2. Cara Kerja PHP

Menurut Saputra (2012:5)[23],PHP merupakan bahasa Server Side Scripting, dimana PHP selalu membutuhkan web server dalam menjalankan aksinya. Secara prinsip, server akan bekerja apabila ada permintaan dari client, yaitu kode-kode PHP. Client tersebut akan dikirimkan ke server, kemudian server akan mengembalikan pada halaman sesuai instruksi yang diminta. Berikut adalah uraian per pointnya:

    1. Server membaca permintaan dari client/browser.
    2. Kemudian dilanjutkan untuk mencari halaman/page pada server.
    3. Server melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.
    4. Selanjutnya hasil modifikasi tersebut akan dikembalikan kepada client/browser.

carakerjaphp_zps7becee26.jpg

Sumber : Saputra (2012:5)[23]

Gambar 2.12. Cara kerja PHP

Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Sulindawati (2010:8)[24] "Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program".

Menurut Adelia (2011:116)[25] "Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program".

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

2. Cara Membuat Flowchart


Menurut Sulindawati (2010:8)[24] Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flowchart yaitu:

    1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.
    2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
    3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
    4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
    5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.
    6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
    7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

contohflowchart_zpsc9f69f04.jpg

Sumber : Sulindawati (2010:8)[24]

Gambar 2.13. Flowchart

Konsep Dasar Raspberry pi

1. Definisi Raspberry pi

Menurut Monk (2013:1)[26], "The Raspberry Pi is a computer that runs the Linux operating system. It has USB sockets you can plug a keyboard and mouse into and HDMI (High-Definition Multimedia Interface) video output you can connect a TV or monitor into".
Raspberry Pi adalah komputer yang berjalan dengan sistem operasi Linux. Memiliki soket USB yang bisa di pasang untuk keyboard dan mouse, dan keluaran video HDMI (High-Definition Multimedia Interface) dapat dihubungkan ke TV atau monitor.

Menurut Richardson dan Wallace (2013)[27], "The Raspberry Pi is a credit sized computer that plug into your TV and a keyboard. It is a capable little computer which can be used in electronics prjocects, and for many things that your desktop PC does, like spreadsheets, word-processing and games. It also plays high definiton video".
Raspberry Pi adalah sebuah komputer sebesar kartu kredit yang terhubung ke televisi dan sebuah keyboard. Komputer kecil ini bisa digunakan untuk proyek-proyek elektronik, dan hal lainnya yang bisa dilakukan oleh desktop komputer seperti sebagai mesin pengolah kata, games, dan perangkat ini juga mampu memainkan video beresolusi tinggi.

Raspberry Pi merupakan sebuah Single Board Computer (SBC) atau komputer mini, yang dikembangkan oleh Raspberry Pi Foundation yang berbasis di Inggris. Ide awal dari pembuatan Raspberry Pi adalah menyediakan komputer yang murah untuk anak-anak sebagai media mereka untuk mempelajari bahasa pemograman komputer. Raspberry Pi diluncurkan pertama kali pada 29 Februari 2012.

Dalam Raspberry Pi sudah dilengkapi dengan prosesor ARM1176JZF-S 700 MHz, RAM sebesar 256 MB dan juga sebuah GPU VideoCore IV. Dan untuk penyimpanan data, Raspberry Pi tidak menggunakan Hard Disk namun Raspberry Pi dapat menggunakan SD Card untuk menyimpan data, baik itu data sistem operasinya ataupun untuk media penyimpanan data jangka panjang. Raspberry Pi memiliki dua model, model A dan model B. Perbedaan model A dan B terletak pada memori yang digunakan. Model A menggunakan memori 256 MB dan model B 512 MB. Selain itu model B juga sudah dilengkapai dengan ethernet port (kartu jaringan) yang tidak terdapat di model A.

Berikut ini gambar raspberry pi beserta komponen yang ada didalamnya:

raspberry-pi_zpsa8cf775b.jpg

Sumber : http://www.pcmag.com[28]

Gambar 2.14. Raspberry pi dan komponennya


Keterangan:

    1. Prosesor ARM11 700 MHz: ARM11 adalah keluarga dari ARM architecture 32-bit RISC microprocessor cores. Dan didukung denganRAM 256MB.
    2. Port USB : Port standart komputer untuk menghubungkannya dengan piranti lain. Port ini mempunyai kecepatan tinggi sesuai dengan versinya, bila dibandingkan dengan port serial maupun port paralel. Contohnya digunakan untuk camera digital, hardisk eksternal, keyboard mouse usb, modem dan peralatan tambahan komputer lainnya.
    3. Port HDMI : HDMI (High-Definition Multimedia Interface) adalah port yang sering digunakan pada berbagai perangkat audio visual dan mampu mengalirkan bandwidth hingga hitungan Gigabyte. Port HDMI bisa digunakan untuk mengkoneksikan seluruh sumber audio/video berbentuk digital seperti Blu-ray Disc Player, PC, Video game Console, telivisi digital dan smartphone.
    4. Port RCA untuk Video output.
    5. Port Audio 3.5mm: Port audio atau soundcard adalah periferal yang terhubung ke slot ISA atau PCI pada motherboard, yang memungkinkan komputer untuk memasukkan input, memproses dan menghantarkan data berupa suara. Digunakan untuk menghasilkan output suara (speaker, headphone) dan juga input suara dengan microfon.
    6. Port SDCARD: Port yang digunakan untuk menghubungkan memori SDCARD dengan komputer.
    7. Port RJ 45 (Ethernet LAN Port) : Port LAN atau lan card digunakan untuk menghubungkan komputer satu dengan lainnya yang membentuk jaringan komputer dalam suatu wilayah. Jaringan LAN biasanya hanya mencakup satu gedung rumah, misalnya jaringan LAN di kantor, hotel, bandara, warnet dll.
    8. 8x GPIO UART,SPI BUS :
    9. Konsumsi listrik: 750maH/ 5VDC/ mini usb charge yang di pakai di charger blackberry.

Sistem Operasi yang sesuai dan mendukung untuk raspberry pi ini adalah:

    1. Arch Linux Arm
    2. Debian GNU linux
    3. Gentoo
    4. Fedora
    5. Free BSD
    6. Net BSD
    7. Plan
    8. Raspbian OS
    9. RISC OS
    10. Slackware Linux

2. Project-project Raspberry pi

Berikut implementasi Raspberry pi yang digunakan untuk project-project misalnya:

    1. NAS (Network Attached Storage),
      yaitu sebagai file server berbasis IP. pemakai rumahan skrg bisa memiliki NAS yang bisa berjalan 24-jam sehari dengan konsumsi listrik sekitar 50rb/tahun
    2. Media Server,
      Jika ingin punya HD Media player ,alat yang bisa memainkan file-file music, gambar, dan video di dalam hardisk, Raspberry Pi ini bisa di jadikan Media player dengan menggunakan port HDMI ataupun RCA untuk menonton Streaming TV online, bisa nonton Youtube ataupun memutar film.
    3. Print Server,
      Print Server adalah Alat yang di hubungkan dengan Printer, sehingga printer bisa di gunakan bersama-sama dalam sebuah jaringan LAN. Raspberry Pi juga bisa di jadikan print server ,dengan menghubungkan printer yang ingin di jadikan printer Jaringan.
    4. Server Torent -Bittorent,
      Raspberry Pi juga bisa di jadikan Server untuk download Torent.
    5. Download manager,
      Raspberry Pi bisa dijadikan sebagai Komputer yang mendownload file-file film yang bisa kita tinggal tanpa mengkhawatirkan konsumsi listrik.
    6. Wifi Internet Radio Player,
      Raspberry bisa juga di gunakan untuk memainkan music yang di streaming dari Internet Radio, anda bisa mengatur volume,mengatur list lagu dari handphone anda(android,Blackberry).
    7. Reporting Dashboard,
      Bayangkan di ruangan Manager,CEO anda, ada satu monitor dengan kemampuan Screen touch, dan dibelakang monitor di pasang Raspberry+ Usb Wifi Mini, Lalu anda install browser Chromium, dan setting setiap kali Raspberry menyala maka langsung otomatis membuka website internal anda yaitu berisi Dashboard Report misalnyaReport Piutang /Hutang Bulan ini,, Sales yang terjadi pada hari ini, semua yang online bisa di rekap menjadi satu window browser.
    8. Home Automation,
      Home Automation untuk mengontrol lampu ,penyiraman taman, kipas angin,AC dan lain nya, dan bisa di atur baik dari layar LCD maupun Handphone.
    9. Server Hosting website,
      Raspberry juga bisa digabung lagi (cluster) untuk mendapatkan performance yang lebih baik.

Konsep Dasar Sensor Arus ACS 712

1. Definisi Sensor Arus ACS712

Allegro ® ACS712 menyediakan solusi ekonomis dan tepat untuk pengukuran arus AC atau DC di dunia industri, komersial, dan sistem komunikasi. Perangkat terdiri dari rangkaian sensor efek-hall yang linier, low-offset, dan presisi. Saat arus mengalir di jalur tembaga pada bagian pin 1-4, maka rangkaian sensor efek-hall akan mendeteksinya dan mengubahnya menjadi tegangan yang proporsional seperti yang dapat dilihat pada digram blok fungsi berikut.

acs712-blok-diagram_zpsbafbf806.jpg

Gambar 2.15. Diagram blok dari IC ACS712

acs712-konfigurasi-pins_zpsd7f0a807.jpg

Sumber : http://www.allegromicro.com[29]

Gambar 2.16. Konfigurasi pin dari IC ACS712

2. Spesifikasi/karakteristik sensor Arus ACS712.

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor Arus ACS712.

    1. Memiliki sinyal analog dengan sinyal-ganguan rendah (low-noise)
    2. Ber-bandwidth 80 kHz (low-noise)
    3. Total output error 1.5% pada Ta = 25°C
    4. Memiliki resistansi dalam 1.2 mΩ
    5. Tegangan sumber operasi tunggal 5V
    6. Sensitivitas keluaran: 66 sd 185 mV/A
    7. Tegangan keluaran berubah secara linear mulai dari 2,5 Volt ( 1/2 × VCC )
    8. Perubahan tingkat tegangan berkorelasi linear terhadap besar arus sebesar 83,333 mV / Ampere
    9. Tegangan offset keluaran yang sangat stabil
    10. Fabrikasi kalibrasi
    11. Hysterisis akibat medan magnet mendekati nol
    12. Rasio keluaran sesuai tegangan sumber

ACS712 dibuat dalam satu bentuk kemasan saja:

acs712-kemasan_zps1e3eecd8.jpg

Sumber : http://www.allegromicro.com[29]

Gambar 2.17. Kemasan dari IC ACS712

Efek Hall adalah fenomena fisika dimana aliran listrik / elektron dalam pelat konduktor terpengaruh oleh paparan medan magnet. Secara sederhana, pemanfaatan efek Hall oleh IC ACS712 ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Hall-Effect-ACS712_zpsb1238bae.png

Gambar 2.18. Efek Hall IC ACS 712

acs712_zpsa9ce2f97.jpg

Sumber : http://www.vcc2gnd.com[30]

Gambar 2.19. Sensor Arus ACS-712

Besar arus maksimum yang dapat dideteksi sebesar 5A di mana tegangan pada pin keluaran akan berubah secara linear mulai dari 2,5 Volt ( 1/2 × VCC, tegangan catu daya VCC = 5V) untuk kondisi tidak ada arus hingga 4,5V pada arus sebesar +5A atau 0,5V pada arus sebesar −5A (positif/negatif tergantung polaritas, nilai di bawah 0,5V atau di atas 4,5V dapat dianggap lebih dari batas maksimum). Perubahan tingkat tegangan berkorelasi linear terhadap besar arus sebesar 83,333 mV / Ampere.

acs712-grafik-vout-vs-iin_zps665493ae.jpg

Sumber : http://www.allegromicro.com[29]

Gambar 2.20. Grafik tegangan keluaran sensor ACS712 terhadap arus listrik yang terukur.

Konsep Dasar ADC (Analog to Digital Converter)

1. Definisi ADC ( Analog to Digital Converter)

ADC = Analog to Digital Converter adalah suatu perangkat yang mengubah suatu data kontinu terhadap waktu (analog) menjadi suatu data diskrit terhadap waktu (digital) sehingga data tersebut dapat diolah oleh komputer.

PCF8591 AD/DA Converter Board adalah modul elektronika untuk mengkonversi signal analog ke digital dan digital ke analog. IC PCF8591 memiliki 4 (empat) masukan analog (empat kanal ADC / Analog-to-Digital Converter) dan satu keluaran analog (output dari DAC / Digital-to-Analog Converter). PCF8591 berguna untuk pengumpulan data (data acquisition) analog seperti masukan dari sensor arus ACS712. Sebagai tambahan, modul ini dapat pula difungsikan sebagai sensor cahaya (memiliki built-in photoresistor) dan sensor suhu (memiliki built-in thermistor).

adc8591_zpsae2145e8.jpg

Sumber : http://www.vcc2gnd.com[30]

Gambar 2.21. Modul ADC PCF 8591.

Modul ini dapat dikendalikan oleh mikrokontroler lewat antarmuka I2C dua arah (bidirectional).

2. Spesifikasi / karakteristik ADC PCF8591

Spesifikasi / karakteristik dari PCF8591 adalah:

    1. 4 Masukan analog, dapat disetel sebagai single-ended atau differential input
    2. 1 keluaran analog dengan output DAC gain
    3. Antarmuka I2C
    4. Kecepatan sampling dapat diatur
    5. Pemilih kanal otomatis (automatic incremental channel selection)
    6. Rentang tegangan analog dari VSS hingga VDD
    7. Memiliki sirkuit track-and-hold secara terintegrasi
    8. 8-bit successive approximation A / D converter
    9. Catu daya tunggal (rentang tegangan DC 2.5V ~ 6V) yang fleksibel, dapat dihubungkan dengan mikrokontroler / development board bertegangan 2v7, 3v3, atau 5 Volt.
    10. Memiliki LDR / photoresistor secara built-in untuk mengukur intensitas cahaya lingkungan (ambient light intensity) secara digital
    11. Memiliki thermistor secara built-in untuk mengukur suhu lingkungan (ambient temperature)
    12. Tegangan referensi masukan dapat diatur menggunakan potensiometer yang sudah terpasang
    13. LED indikator catu daya
    14. LED indikator D/A, saat tegangan pada DAC mencapai ambang batas tertentu, lampu akan menyala (semakin tinggi tegangan, semakin terang).

Berikut ini adalah blok diagram dari IC PCF8591:

PCF8591_BlockDiagram_zps9394f81c.png

Sumber : http://www.nxp.com [31]

Gambar 2.22. Blok Diagram IC PCF8591.

Pada modul terdapat 3 jumper yang berfungsi sebagai berikut:

    1. P4: mengaktifkan sensor cahaya ambien internal
    2. P5: mengaktifkan sensor suhu internal
    3. P6: menyetel besar tegangan referensi (saat diaktifkan tegangan referensi dapat diatur dengan memutar wiper pada potensiometer).

Proses yang terjadi dalam ADC adalah:

    1. Pen-cuplik-an (Sampling).
    2. Peng-kuantisasi-an (Quantizing).
    3. Peng-kode-an (Coding).

adc1_zps530f5898.jpg

Sumber : http://depokinstruments.com[32]

Gambar 2.23. Proses konversi analog ke digital

    1. Pen-cuplik-an (Sampling)
      Pen-cuplik-an adalah proses mengambil suatu nilai pasti (diskrit) dalam suatu data kontinu dalam satu titik waktu tertentu dengan periode.
    2. adc2_zpscd4dd336.jpg

      Gambar 2.24. Ilustrasi kecepatan pen-cuplik-an (sampling)

      Semakin besar frekuensi pen-cuplik-an, berarti semakin banyak data diskrit yang didapatkan, maka semakin cepat ADC tersebut memproses suatu data analog menjadi data digital.

    3. Peng-kuantisasi-an
      Peng-kuantisasi-an adalah proses pengelompokan data diskrit yang didapatkan pada proses pertama ke dalam kelompok-kelompok data. Kuantisasi, dalam matematika dan pemrosesan sinyal digital, adalah proses pemetaan nilai input seperti nilai pembulatan.
    4. adc3_zps03d6eb92.jpg

      Gambar 2.25. Ilustrasi kecepatan peng-kuantisasi-an (Quantizing)

      Semakin banyak kelompok-kelompok dalam proses kuantisasi, berarti semakin kecil selisih data diskrit yang didapatkan dari data analog, maka semakin teliti ADC tersebut memproses suatu data analog menjadi data digital.

    5. Pen-kode-an
      Peng-kode-an adalah meng-kode-kan data hasil kuantisasi ke dalam bentuk digital (0/1) atau dalam suatu nilai biner.

    adc4_zps51aa8adb.jpg

    Sumber : http://depokinstruments.com[32]

    Gambar 2.26. Ilustrasi kecepatan peng-kode-an (Coding)

    Dengan: X1 = 11, X2 = 11, X3 = 10, X4 = 01, X5 = 01, X6 = 10.

    Secara matematis, proses ADC dapat dinyatakan dalam persamaan:

    Data ADC = (Vin/Vref) x Maksimal Data Digital...........(16)

    Dengan Vref adalah jenjang tiap kelompok dalam proses kuantisasi,kemudian maksimal data digital berkaitan proses ke-3 (peng-kode-an). Sedangkan proses ke-1 adalah seberapa cepat data ADC dihasilkan dalam satu kali proses.

Konsep Dasar Relay

1. Definisi Relay

Menurut Miller (2013:24)[17], "A relay is a device that can control current from a remote position through the use of a separate circuit for its own power. when the switch is closed. current flows through the electromagnet, or coil, and energizes it. The pull of the electromagnet causes the soft iron armature to be attracted toward the electromagnet core. As the armature moves toward the coil, it touches the contacts of other circuits. Thereby completing the circuit for the load. When a switch opens. The relay coil de-energizes, and the spring pulls the armature back. This action breaks the contact and removes the load from the 12-V battery, Relays are remote switches that can be controlled from almost any distance if the coil is properly wired to its power source. Many types of relays are available. They are used in telephone circuits and in almost all automated. electrical machinery".

Relay adalah perangkat yang dapat mengontrol arus dari posisi jauh melalui penggunaan sirkuit terpisah untuk kekuatan sendiri. ketika saklar ditutup. arus mengalir melalui elektromagnet, atau coil, dan memberikan energi itu. Tarikan elektromagnet menyebabkan angker besi lunak menjaditertarik ke arah inti elektromagnet. Sebagai angker bergerak menuju kumparan, menyentuh kontak sirkuit lainnya. sehingga melengkapi rangkaian untuk beban. Ketika switch terbuka. kumparan relay tidak memberikan energi, dan musim semi menarik armature kembali. tindakan ini istirahat kontak dan menghilangkan beban dari baterai 12- V, Relay jarak jauh switch yang dapat dikendalikan dari jarak hampir apapun jika kumparan dengan benar kabel ke sumber listrik.Banyak jenis relay yang tersedia. Mereka digunakan dalam sirkuit telepon dan di hampir semua otomatis. mesin listrik.

Relay merupakan switch yang dioperasikan secara listrik. Definisi ini tidak membatasi cakupan antara solid state (semikonduktor) relay dan elektromagnetik relay atau gabungan keduanya.

The National Association of Relay Manufacturers (NARM) mendifinisikan Relay adalah sebuah alat kontrol listrik untuk membuka dan menutup kontak-kontak listrik yang mempengaruhi operasi dari suatu alat lain yang dikontrolnya dalam rangkaian yang sama atau rangkaian lain. Solid State Relay (SSR) adalah suatu alat tanpa ada bagian yang bergerak yang mempunyai fungsi seperti relay atau switch.

Elektromagnetik relay didefinisikan sebagai sebuah relay yang beroperasi atau reset selama ada pengaruh elektromagnetik yang disebabkan oleh aliran arus pada coil yang membuat beroperasinya kontak-kontak kontrol.

Relay4channel_zpsa7c01f26.jpg

Sumber : http://www.dx.com[33]

Gambar 2.27. Relay 4 Channel.

2. KOMPONEN PENYUSUN RELAY

Berikut adalah komponen-komponen penyusun relay:

    1. Kumparan (Koil)
      Koil/kumparan merupakan komponen utama sebuah relay yang digunakan untuk menciptakan medan magnet (elektromagnetik).
    2. Input Relay
      Input Relay merupakan bagian kontrol relay. Relay membutuhkan tegangan masukan (VDC) untuk dapat mengoperasikan kumparan.
    3. Common Relay
      Common Relay merupakan bagian keluaran relay yang tersambung dengan Normally Closed (NC) dalam keadaan normal.
    4. Normally Closed (NC)
      Normally Closed (NC) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal ( relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common relay.
    5. Normally Open (NO)
      Normally Open (NO) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common relay.

3. JENIS-JENIS RELAY

Relay yang ada dipasaran terdapat bebarapa jenis sesuai dengan desain yang ditentukan oleh produsen relay. Dilihat dari desain saklar relay maka relay dibedakan menjadi:

    1. Single Pole Single Throw (SPST), relay ini memiliki 4 terminal yaitu 2 terminal untuk input kumparan elektromagnet dan 2 terminal saklar. Relay ini hanya memiliki posisi NO (Normally Open) saja.
    2. Single Pole Double Throw (SPDT), relay ini memiliki 5 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 3 terminal saklar. relay jenis ini memiliki 2 kondisi NO dan NC.
    3. Double Pole Single Throw (DPST), relay jenis ini memiliki 6 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 4 terminal saklar untuk 2 saklar yang masing-masing saklar hanya memilki kondisi NO saja.
    4. Double Pole Double Throw (DPDT), relay jenis ini memiliki 8 terminal yang terdiri dari 2 terminal untuk kumparan elektromagnetik dan 6 terminal untuk 2 saklar dengan 2 kondisi NC dan NO untuk masing-masing saklarnya.

Konsep Dasar Literature View

1. Definisi Literature Review

Menurut Raharja, Sudaryono, Guritno (2011:86)[34], "Literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan".

Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

2. Langkah-langkah Literature Review

Menurut Raharja, Sudaryono, Guritno (2011:87)[34],dalam melakukan kajian literature review, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi kesenjangan (indentify gaps) penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.
  4. Menerusakan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.

Literature Review

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain:

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Kanzil Muhid dan Irfan Mustofa (2010) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dengan judul "Monitoring dan Pengendalian Penggunaan Listrik pada Ruangan Gedung Bertingkat Menggunakan Internet". menjelaskan sistem monitoring dan pengendalian listrik pada ruangan gedung bertingkat menggunakan mikrokontroler ATmega 16 dan rangkaian elektronik berupa rangkaian sistem minimum, serial RS232, power supply, driver sensor (arus dan PIR) dan driver relay, bahasa pemrograman yang digunakan pada mikrokontroler adalah bahasa C, Software pada komputer menggunakan Visual Basic.
    2. Pengukur Arus Listrik AC dan DC dengan Luaran Tampilan 7 Ruas, oleh Abdul Somad dan Aziz AffyFadhli dari Politeknik Negeri Semarang, Alat ukur yang digunakan adalah pendeteksi arus ACS712 sebagai masukan dengan referensi arus listrik AC maupun DC sesuai sumber Arduino dan menggunakan luaran tampilan 7 ruas dengan diberi IC 74LS138 sebagai multiplexer yang dapat memproses data dari arduino menjadi tampilan angka maupun huruf tertentu.
    3. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Priya Pratama dari Politeknik Kota Malang (2012), dengan judul "DESAIN SISTEM KENDALI LAMPU PADA RUMAH DENGAN MINI WEBSERVER AVR", menjelaskan bahwa AVR webserver yang dihubungkan ke ethernet switch, modem dan router juga ke pengendali transistor dapat dikendalikan melalui laptop, komputer atau hp untuk mematikan dan menghidupkan lampu atau perangkat elektronik lain melalui web/internet.
    4. Penelitian yang dilakukan oleh HERY KUSWANTO dari UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (2010), dengan judul "ALAT UKUR LISTRIK AC (ARUS, TEGANGAN, DAYA) DENGAN PORT PARALEL". Pada penelitian ini dijelaskan mengenai pemanfaatan sistem pengukuran peralatan listrik menggunakan port paralel untuk membaca data dari Sensor arus ACS712, Sensor tegangan, ADC 0804 dan data ditampilkan ke komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman Delphi.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Instansi

Sejarah Singkat Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT)

Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) adalah suatu unit organisasi yang melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan serta pengkajian di bidang teknologi energi, yang akan diaplikasikan di Indonesia, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Balai Besar Teknologi Energi ( B2TE ) merupakan salah satu pusat unggulan pengembangan teknologi energi, diharapkan mampu berperan untuk mendorong pertumbuhan industri energi serta penerapan teknologi energi yang efisien, handal dan ramah lingkungan bagi pemecahan permasalahan nasional.

Pendirian B2TE diawali dengan terbentuknya Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Sumberdaya dan Energi (UPT-LSDE) pada 1987 sebagai pusat sumberdaya teknologi konversi dan pemanfaatan energi untuk melayani kebutuhan nasional yang merupakan hasil kajian BPPT dan Battelle Columbus Laboratories berupa Master Plan for The Indonesian Energy Institute, Serving The Nation Through Energy Technology. Operasional B2TE diresmikan pada 21 April 2004 sebagai pengembangan dari UPT-LSDE berdasarkan SK No. 047/Kp/KA/IV/2004.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh B2TE antara lain kegiatan penelitian dan pengkajian teknologi konversi dan konservasi energi, pengujian-pengujian serta pengembangan sarana dan prasarana.

Kegiatan penelitian dan pengkajian banyak dilakukan dalam penerapan teknologi konversi energi, baik energi yang terbarukan (renewable energy) seperti solar dan biomasa, maupun energi yang tidak terbarukan (non-renewable energy) seperti batubara. Selain itu dilakukan juga penelitian dan pengkajian di bidang lingkungan yang berkaitan dengan pembangkit energi. Kegiatan yang berhubungan dengan prasarana seperti pengembangan sistem informasi dan perpustakaan juga dilakukan guna menunjang kegiatan pokok B2TE.

Disamping itu B2TE juga menjalin kerjasama di dalam negeri baik swasta maupun pemerintah, untuk kerjasama dengan luar negeri antara lain dengan pemerintah Jerman, Jepang, Australia dan Bank Dunia. Dari kerjasama ini telah diwujudkan hasil-hasil nyata berupa bantuan dana, peningkatan keahlian, serta fasilitas perangkat lunak dan keras. Institusi ini telah menjadi pusat unggulan dari teknologi energi yang efisien, handal dan ramah lingkungan di Indonesia.

B2TE berada di dalam kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) tepatnya gedung 620-624 Kaawasan Puspiptek Setu, Muncul, Serpong, Tangerang Selatan 15314.

B2TE-1_zpsbe76b874.jpg

Gambar 3.1. Gedung B2TE

Pada tahun 2014 ini jumlah pegawai di B2TE sebanyak 131 orang, yang terdiri dari 121 orang pegawai tetap dan 10 orang pramubakti, berdasarkan strata pendidikan terdapat 11 orang lulusan S3, 30 orang lulusan S2, 51 orang lulusan S1, 7 orang lulusan S0 dan sisanya 32 orang adalah lulusan dibawah S0, berdasarkan golongan terdiri dari 37 orang golongan IV, 68 orang golongan III, 16 orang golongan II dan 10 orang golongan I.

Tabel 3.1. Tabel Pegawai B2TE-BPPT Tahun 2014.

TABELPEGAWAIB2TE-BPPT2014_zpsb5509c53.jpg

Visi & Misi Balai Besar Teknologi Energi

Visi Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT)

Sebagai pusat unggulan teknologi yang efisien, handal dan ramah lingkungan

Misi Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT)

    1. Menyiapkan teknologi & kepakaran yang unggul dalam bidang energi.

    2. Memasyarakatkan teknologi energi yang efisien, handal dan ramah lingkungan.

    3. Menjadi mitra industri yang handal dan terpercaya.

    4. Memberikan masukan untuk kebijakan pemerintah di bidang teknologi energi yang bersih dan berkelanjutan

Tugas dan Fungsi Balai Besar Teknologi Energi

1. Tugas Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT)

B2TE mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan dan penyebarluasan teknologi energi yang efisien, handal dan berwawasan lingkungan.

2. Fungsi Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT)

Balai Besar Teknologi Energi ( B2TE - BPPT ) mempunyai fungsi sebagai berikut:

    1. Pelaksanaan pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan dan penyebarluasan teknologi energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi.

    2. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program, urusan kerjasama dan pelayanan teknologi di bidang energi terbarukan, energi fosil dan efesiensi energi.

    3. Pelaksanaan penyiapan rumusan kebijakan pemerintah dalam bidang energi terbarukan, energi fosil dan efesiensi energi.

    4. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang energi terbarukan, energi fosil dan efesiensi energi.

    5. Pelaksanaan urusan tata usaha, sumberdaya manusia, keuangan dan rumah tangga.

    6. Pelaksanaan dan penerapan sistem mutu.

Struktur Organisasi Balai Besar Teknologi Energi

Manajemen B2TE terdiri atas Pejabat Struktural mulai dari Eselon II sampai Eselon IV. Selain itu dibentuk Manajemen Kendali Mutu (MKM) yang berfungsi melakukan peningkatan dan pengendalian mutu kegiatan di B2TE dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala B2TE. Sejak tanggal 22 April 2008, dibentuk jabatan fungsional Manajemen Energi yang bertugas antara lain menyusun dan merencanakan program – program konservasi energi di B2TE dan melaksanakan penerapannya.

fe70237c-a523-4b74-b3aa-d54cba2316c1_zpsb40850fa.png

Sumber : Balai Besar Teknologi Energi [35]

Gambar 3.2. Struktur Organisasi B2TE


Tugas dan Tanggung Jawab

    1. Kepala Balai Besar Teknologi Energi
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Balai adalah:
      1. Merumuskan program kerja pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan, dan penyebarluasan teknologi energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi berdasarkan Renstra Kedeputian sebagai pedoman pencapaian sasaran dan target kegiatan
      2. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan, dan penyebarluasan teknologi energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi berdasarkan Renstra Kedeputian sebagai pedoman pencapaian sasaran dan target kegiatan
      3. Membina bawahan di lingkungan unit kerja B2TE secara berkala; sesuai dengan prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
      4. Mengarahkan pelaksanaan tugas ketata-usahaan, sumberdaya manusia, keuangan, rumah tangga, informasi dan pelaporannnya sesuai dengan prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
      5. Melaksanakan tindak kerja berupa pembagian tugas kepegawaian, keuangan, tata persuratan, dan kearsipan, perlengkapan, pemeliharaan sarana dan prasarana, serta rumah tangga dan pelaporan kepada bawahan sesuai uraian tug lakukas masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
      6. Melaporkan pelaksanaan tugas ketata-usahaan, sumberdaya manusia, keuangan, rumah tangga, informasi dan pelaporannnyasecara berkala sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai akuntabilitas unit kerja B2TE secara berkala sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai akuntabilitas unit kerja B2TE.
      7. Bertanggung Jawab terhadap:
        1. Kelancaran operasioanal.
        2. Koordinasi Kegiatan Mendukung tujuan strategis BPPT.
        3. Mutu/presentasi dalam program perekayasaan.
        4. Keselamatan kerja.
    2. Kepala Bagian Umum
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Bagian Umum adalah:
      1. Merencanakan operasional urusan tata usaha, sumber daya manusia, keuangan dan rumah tangga sesuai dengan kemampuan sumber daya yang ada (manusia, dana, waktu, sistem) dan rencana yang telah ditetapkan oleh Satuan Kerja agar dapat dicapai hasil yang memuaskan.
      2. Mendistribusikan tugas kepada Kepala Sub Unit dibawahnya tentang urusan tata usaha, sumber daya manusia, keuangan dan rumah tangga sesuai dengan acuan operasional serta kemampuan sumber daya yang ada agar dapat dicapai hasil yang diinginkan sesuai dengan perencanaan operasional.
      3. Memberi petunjuk kepada Ka. Unit dibawahnya dalam pelaksanaan kegiatan penata usahaan, pengembangan sumberdaya manusia, proses keuangan dan kegiatan kerumahtanggaan berdasarkan peraturan perundang-undangan agar tidak terjadi penyimpangan.
      4. Menyelia urusan tata usaha, sumber daya manusia, keuangan dan rumah tangga berdasarkan rencana yang telah disusun agar tidak terjadi penyimpangan.
      5. Mengevaluasi urusan tata usaha, sumber daya manusia, keuangan dan rumah tangga berdasarkan rencana kegiatan operasional yang telah disusun agar tidak terjadi penyimpangan.
      6. Membuat laporan urusan tata usaha, sumber daya manusia, keuangan dan rumah tangga berdasarkan rencana yang telah disusun agar tidak terjadi penyimpangan.
    3. Kepala Bidang Pelayanan Teknologi
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Bidang Pelayanan Teknologi adalah:
      1. Merencanakan operasional kegiatan pelaksanaan penyusunan program, pelayanan teknologi dan kerjasama di bidang teknologi energi meliputi energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
      2. Membagi tugas dan mengkordinasikan kegiatan pelaksanaan penyusunan program, pelayanan teknologi dan kerjasama di bidang teknologi energi meliputi energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
      3. Memberi petunjuk dan mengarahkan kegiatan pelaksanaan penyusunan program, pelayanan teknologi dan kerjasama di bidang teknologi energi meliputi energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
      4. Menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan bidang layanan jasa teknologi energi setiap saat sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku untuk mencapai target kinerja yang diharapkan.
      5. Membuat laporan pelaksanaan tugas di bidang layanan jasa teknologi energi secara berkala sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai akuntabilitas unit kerja bidang.
      6. Memberikan dukungan kepada organisasi kerekayasaan dalam perekayasaan Teknologi dibidangnya sesuai prosedur dan metode yang berlaku serta berdasarkan data sebagai bahan pertimbangan atasannya.
    4. Kepala Bidang Energi Terbarukan
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Bidang Energi Terbarukan adalah:
      1. Merencanakan operasional kegiatan pengkajian, pengujian system, perancangan, pengembangan, penerapan, penyebar luasan dan pengelolaan lab di bidang teknologi energi baru dan terbarukan meliputi termal & mekanik, fotovoltaik & elektrokimia berdasarkan rencana program unit kerja dan petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku di lingkungan unit kerja untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
      2. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pembinaan di bidang teknologi energi baru dan terbarukan meliputi termal & mekanik, fotovoltaik & elektrokimia berdasarkan rencana program unit kerja dan petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku di lingkungan unit kerja untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
      3. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas unit kerja, pelaksanaan kegiatan bidang teknologi energi baru dan terbarukan meliputi termal & mekanik, fotovoltaik & elektrokimia secara berkala melalui rapat, konsinyasi untuk pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan sesuai dengan program dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan agar tercapai sasaran sesuai rencana.
      4. Bimbingan pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan unit kerja bidang teknologi energi baru dan terbarukan meliputi termal & mekanik, fotovoltaik & elektrokimia sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas.
      5. Menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan bidang teknologi energi baru dan terbarukan setiap saat meliputi termal & mekanik, fotovoltaik & elektrokimia sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku untuk mencapai target kinerja yang diharapkan.
      6. Menganalisis dan mengkaji teknologi di bidang teknologi energi baru dan terbarukan meliputi termal & mekanik, fotovoltaik & elektrokimia sesuai prosedur dan metode yang berlaku serta berdasarkan data sebagai bahan pertimbangan pimpinan.
    5. Kepala Bidang Energi Fosil
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Bidang Energi Fosil adalah:
      1. Merencanakan operasional kegiatan pengkajian, pengujian sistem, perancangan, pengembangan, penerapan, penyebar luasan dan pengelolaan lab di bidang teknologi energi fosil sesuai dengan rencana program unit kerja dan petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas di lingkungan unit kerja untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
      2. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pembinaan di bidang teknologi energi fosil berdasarkan rencana program unit kerja dan petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku di lingkungan unit kerja untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
      3. Mengelola pembagian penugasan operasional kegiatan pengkajian, pengujian system, perancangan,pengembangan, penerapan, penyebar luasan dan pengelolaan lab sesuai dengan rencana kegiatan unit kerja di bidang teknologi energi fosil kepada bawahan sesuai dengan tupoksi masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
      4. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan kegiatan unit kerja bidang teknologi energi fosil secara berkala melalui rapat, konsinyasi sesuai dengan program dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan agar tercapai sasaran sesuai rencana.
      5. Menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan bidang teknologi energi fosil setiap saat sesuai dengan program dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan untuk mencapai target kinerja yang diharapkan.
      6. Menganalisis dan mengkaji di bidang teknologi energi fosil sesuai prosedur dan metode yang berlaku serta berdasarkan data sebagai bahan pertimbangan pimpinan.
    6. Kepala Bidang Efisiensi Energi
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Bidang Efisiensi Energi adalah:
      1. Membuat rencana operasional kegiatan di bidang teknologi efisiensi energi sesuai dengan rencana program unit kerja dan petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas di lingkungan unit kerja.
      2. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pembinaan di bidang teknologi efisiensi energi.
      3. Mengelola pembagian penugasan operasional kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan unit kerja di bidang teknologi efisiensi energi kepada bawahan sesuai dengan tupoksi masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
      4. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas/kegiatan unit kerja bidang teknologi efisiensi energi secara berkala melalui rapat, konsinyasi untuk pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkansesuai dengan program dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan agar tercapai sasaran sesuai rencana.
      5. Menganalisis dan mengkaji teknologi di bidang teknologi efisiensi energi sesuai prosedur dan metode yang berlaku serta berdasarkan data sebagai bahan pertimbangan pimpinan.
      6. Menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan bidang teknologi efisiensi energi setiap saat untuk mencapai target kinerja yang diharapkan.
    7. Kepala Sub. Bagian Tata Usaha dan Sumberdaya Manusia
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Sub. Bagian Tata Usaha dan Sumberdaya manusia adalah:
      1. Merencanakan kegiatan surat menyurat, kearsipan, penggandaan, perjalanan dinas, pengembangan pegawai, mutasi, tata-usaha kepegawaian, kesejahteraan pegawai serta dokumentasi dan urusan protokol.
      2. Membagi tugas urusan surat menyurat, kearsipan, penggandaan, perjalanan dinas, pengembangan pegawai, mutasi, tata-usaha kepegawaian, kesejahteraan pegawai serta dokumentasi dan urusan protokol.
      3. Membimbing bawahan melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, penggandaan, perjalanan dinas, pengembangan pegawai, mutasi, tata-usaha kepegawaian, kesejahteraan pegawai serta dokumentasi dan urusan protokol.
      4. Memeriksa hasil urusan surat menyurat, kearsipan, penggandaan, perjalanan dinas, pengembangan pegawai, mutasi, tata-usaha kepegawaian, kesejahteraan pegawai serta dokumentasi dan urusan protokol.
      5. Mengevaluasi hasil kegiatan urusan surat menyurat, kearsipan, penggandaan, perjalanan dinas, pengembangan pegawai, mutasi, tata-usaha kepegawaian, kesejahteraan pegawai serta dokumentasi dan urusan protokol.
      6. Melaporkan hasil kegiatan. urusan surat menyurat, kearsipan, penggandaan, perjalanan dinas, pengembangan pegawai, mutasi, tata-usaha kepegawaian, kesejahteraan pegawai serta dokumentasi dan urusan protokol.
    8. Kepala Sub. Bagian Keuangan
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Sub. Bagian Keuangan adalah:
      1. Merencanakan kegiatan penganggaran perbendaharaan, verifikasi dan pelaporan keuangan.
      2. Membagi tugas melakukan urusan penganggaran perbendaharaan, verifikasi dan pelaporan keuangan.
      3. Membimbing bawahan melakukan urusan penganggaran perbendaharaan, verifikasi dan pelaporan keuangan.
      4. Memeriksa hasil melakukan urusan penganggaran perbendaharaan, verifikasi dan pelaporan keuangan.
      5. Mengevaluasi hasil kegiatan melakukan urusan penganggaran perbendaharaan, verifikasi dan pelaporan keuangan.
      6. Melaporkan hasil melakukan urusan penganggaran perbendaharaan, verifikasi dan pelaporan keuangan.
    9. Kepala Sub. Bagian Rumah Tangga
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Sub. Bagian Rumah tangga adalah:
      1. Merencanakan kegiatan administrasi perlengkapan, pengelolaan kendaraan, pemeliharaan sarana dan prasarana, keamanan dan keselamatan kerja.
      2. Membagi tugas urusan administrasi perlengkapan, pengelolaan kendaraan, pemeliharaan sarana dan prasarana, keamanan dan keselamatan kerja.
      3. Membimbing bawahan melakukan urusan administrasi perlengkapan, pengelolaan kendaraan, pemeliharaan sarana dan prasarana, keamanan dan keselamatan kerja.
      4. Memeriksa hasil urusan administrasi perlengkapan, pengelolaan kendaraan, pemeliharaan sarana dan prasarana, keamanan dan keselamatan kerja.
      5. Mengevaluasi hasil kegiatan urusan administrasi perlengkapan, pengelolaan kendaraan, pemeliharaan sarana dan prasarana, keamanan dan keselamatan kerja.
      6. Melaporkan hasil kegiatan. urusan administrasi perlengkapan, pengelolaan kendaraan, pemeliharaan sarana dan prasarana, keamanan dan keselamatan kerja.
    10. Kepala Sub. Bidang Pelayanan Jasa
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Sub. Bidang Pelayanan Jasa adalah:
      1. Melaksanakan Koordinasi Pelayanan Teknologi dan Kerja sama.
      2. Melaksanakan Koordinasi Kegiatan Pemasaran dan Pengembangan Usaha.
      3. Melakukan analisa aspek Legal pada kegiatan kontrak dan Nota Kesepakatan.
      4. Melaksanakan Kegiatan Kehumasan.
    11. Kepala Sub. Bidang Program
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Sub. Bidang Program adalah:
      1. Merencanakan kegiatan sesuai dengan Daftar Kegiatan yang telah ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan tahun anggaran berjalan.
      2. Membagi tugas sesuai dengan kemampuan personil untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal.
      3. Membimbing bawahan dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan beban kerja yang telah ditetapkan.
      4. Memeriksa hasil pekerjaan sesuai dengan beban kerja yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa tujuan tercapai.
      5. Mengevaluasi hasil kegiatan operasional anggaran sesuai dengan Daftar Kegiatan yang telah ditetapkan.
      6. Melaporkan hasil kegiatan selama satu tahun anggaran sesuai dengan Daftar Kegiatan yang telah ditetapkan.Melaporkan hasil kegiatan selama satu tahun anggaran sesuai dengan Daftar Kegiatan yang telah ditetapkan.
    12. Kepala Sub. Bidang Photovoltaik & Elektrokimia
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Sub. Bidang Photovoltaik & Elektrokimia adalah:
      1. Melaksanakan pekerjaan administratif di sub.bidangnya sesuai tugas yang diberikan oleh kepala bidangnya.
      2. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan teknis penelitian/ pengembangan sesuai dengan hirarki dari ka.bid Energi terbarukan untuk mengembangkan sistem photovoltaik dan elektrokimia.
      3. Melakukan Fungsi Kontrol terhadap pekerjaan teknis maupun non teknis kepada bawahan.
      4. Menginstruksikan dan mendistribusikan kegiatan PNBP (pengujian sistem PV dan elektrokimia, dll) kepada bawahan sesuai fungsional/umum masing-masing.
      5. Mengontrol progress kegiatan pengujian baik pelaksanaan maupun laporan akhir.
      6. Mengelola/melakukan kegiatan pengembangan sel bahan bakar, meliputi perencanaan, dan pengembangan lab.sel bahan bakar (fuelcell) , serta melakukan koordinasi penelitian dengan satker/institusi lain yang melakukan riset di bidang sel bahan bakar.
      7. Melakukan sosialisasi teknologi photovoltaik, batere, sel bahan bakar, melalui seminar/media masa, dll.
    13. Kepala Sub. Bidang Termal & Mekanik
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Sub. Bidang Termal & Mekanik adalah:
      1. Menyusun rencana kegiatan pelaksanaan kegiatan pengkajian, pengembangan, perekayasa dan operasi di bidang sistem konversi energi langsung yang menggunakan teknologi energi terbarukan sesuai dengan rencana operasional Balai Besar Teknologi Energi dan petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
      2. Mengelola pembagian penugasan kegiatan sesuai penugasan operasional bidang teknologi energi baru dan terbarukan di Sub Bidang termal dan mekanik kepada bawahan sesuai tugas pokok masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
      3. Memberi bimbingan dan petunjuk kepada bawahan di lingkungan sub bidangnya sesuai dengan prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
      4. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas kegiatan pengkajian, pengembangan, perekayasa dan operasi di sub bidang termal dan mekanik energi baru terbaru sesuai dengan penugasan yang telah ditetapkan agar tercapai sasaran sesuai rencana.
      5. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan sub bidangnya setiap saat untuk mencapai target kinerja yang diharapkan.
      6. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pengkajian, pengembangan, perekayasa dan operasi di sub bidang termal dan mekanik secara berkala sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
    14. Kepala Sub. Bidang Rekayasa, Instrumentasi dan Kalibrasi
      Tugas dan tanggungjawab Kepala Sub. Bidang Rekayasa, Instrumentasi dan Kalibrasi adalah:
      1. Merencanakan kegiatan perekayasaan, kalibrasi dan instrumentasi di bidang efisiensi energy sesuai kemampuan sumberdaya yang ada dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh Satuan Kerja agar dapat dicapai hasil yang memuaskan.
      2. Membagi tugas kepada Staft dibawahnya tentang urusan rekayasa, kalibrasi dan instrumentasi di bidang efisiensi energy sesuai dengan kemampuan sumberdaya yang ada agar dapat dicapai hasil sesuai dengan telah direncanakan.
      3. Memberi petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan perekayasaan, kalibrasi dan pengembangan instrumentasi serta pengembangan sumberdaya manusia untuk mendukung program efisiensi energi, berdasarkan peraturan perundang-undangan agar tidak menyimpang.
      4. Menyelia Kegiatan perekayasaan teknologi efisiensi energi dan kalibrasi peralatan dan instrumentasi berdasarkan rencana yang telah disusun agar tidak terjadi penyimpangan.
      5. Mengevaluasi kegiatan perekayasaan teknologi efisiensi energy dan kalibrasi peralatan dan instrumentasi berdasarkan rencana yang telah disusun agar tidak terjadi penyimpangan.
      6. Membuat laporan kegiatan perekayasaan teknologi efisiensi energi dan kalibrasi peralatan dan instrumentasi berdasarkan rencana yang telah disusun agar tidak terjadi penyimpangan.

Bidang Pelayanan dan Kompetensi

Balai Besar Teknologi Energi mempunyai beberapa aktivitas berupa penerapan maupun pelayanan teknologi yang tentunya berkaitan dengan kompetensi inti yang dimiliki. Jenis pelayanan teknologi yang diberikan terdiri dari:

    1. Pengujian.
    2. Pelatihan.
    3. Konsultansi.

yang mencakup kegiatan sebagai berikut:

    1. Kontrak penelitian di bidang teknologi energi.
    2. Menyediakan bantuan teknis, perancangan, dan perekayasaan.
    3. Memberikan audit energi dan konsultasi di bidang konservasi energi.
    4. Pelatihan teknis studi kelayakan tekno-ekonomis.

Balai Besar Teknologi Energi memiliki tiga kompetensi yaitu:

    1. Teknologi Efisiensi Energi.
      Melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan, penyebarluasan dan penyiapan rumusan kebijakan teknologi efisiensi energi dalam bidang analisis dan optimasi energi, rekayasa, instrumentasi dan kalibrasi, pelayanan jasa yang ditawarkan adalah:
      1. Audit energi di industri dan banguna komersial.
      2. Analisis dan optimasi pemanfaatan energi.
      3. Pengujian kinerja peralatan konversi energi.
      4. Pengujian peralatan listrik rumah tangga.
      5. Pelatihan audit dan manajemen energi.
      6. Rekayasa dan rancang bangun sistem teknologi energi.
    2. Teknologi Energi Terbarukan.
      Melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan, penyebarluasan dan penyiapan rumusan kebijakan teknologi efisiensi energi dalam bidang thermal dan mekanik, fotovoltaik dan elektrokimia, pelayanan jasa yang ditawarkan adalah:
      1. Sertifikasi uji komponen dan sistem fotovoltaik.
      2. Pengujian kolektor dan pemanas air tenaga surya.
      3. Rekayasa dan rancang bangun sistem energi terbarukan.
      4. Pengujian Outdoot Modul dan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
      5. Pelatihan sistem PLTS dan PLTH.
    3. Teknologi Energi Fosil.
      Melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan, penyebarluasan dan penyiapan rumusan kebijakan teknologi efisiensi energi dalam bidang pengolahan dan karakterisasi, konversi dan pengendalian polusi, pelayanan jasa yang ditawarkan adalah:
      1. Pengujian karakterisasi pembakaran batubara.
      2. Pengujian karakteristik bahan bakar (kimia dan fisika).
      3. Pengujian emisi gas dan partikulat di industri.
      4. Pengujian kualitas udara ambient.
      5. Rekayasa dan rancang bangun sistem PLTU skala kecil mulut tambang.
      6. Rekayasa kompor/tungku briket dan pabrik briket batubara.
      7. Pelatihan teknologi briket batubara, teknologi pembakaran batubara dan pengkuran emisi gas dan partikulat untuk industri.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi mengenai sistem manajemen energi atau sistem yang berjalan saat ini pada B2TE adalah sebagai berikut:

    1. Prosedur pengambilan data
      Pada setiap gedung telah dipasang CT ( Current Tranformer) yang berfungsi untuk mendeteksi arus dengan sistem isolasi sehingga arus primer tidak terhubung langsung dengan sekunder atau sebagai pengukur arus, kemudian data pengukuran dari CT di ambil dan dikirim ke KWH Meter, seperti kita ketahui bahwa kwh meter adalah berfungsi untuk melakukan perhitungan pemakaian energi listrik berdasarkan data yang telah diambil/dikirim oleh CT, setelah terjadi perhitungan energi listrik yang digunakan maka untuk pengambilan/pembacaan data dari kwh meter ke komputer digunakan sebuah perangkat protokol komunikasi yaitu sebuah modbus, kemudian semua data penggunaan listrik disimpan di komputer server.
    2. Prosedur penampilan informasi
      Pada komputer server telah tersimpan semua data penggunaan energi listrik untuk masing-masing gedung, menggunakan sebuah software/aplikasi khusus data diolah dan proses ke bentuk informasi yaitu besaran-besaran energi listrik berupa: nilai arus, tegangan, daya, faktor energi dan ditampilkan ke layar monitor yang terpasang di lobi gedung utama atau melalui internet dengan menggunakan browser internet explorer.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem

sistemberjalan_zps784cfa46.png

Gambar 3.3. Use case Diagram Yang Sedang Berjalan Pada Balai Besar Teknologi Energi

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa SWOT

Pada metode ini penulis melakukan analisis untuk menemukan masalah dari 4 (empat) sisi yang berbeda, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari sebuah peluang (opportunities) yang ada, kemudian bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru, berikut tabel analisis tersebut:

Tabel 3.2. Analisis SWOT

ANALISASWOT_zpsc3fca692.jpg

Konfigurasi Sistem Berjalan

  1. Spesifikasi Hardware
    1. Processor: Pentium 4 , 3.0 GHz
    2. Monitor: LCD
    3. Mouse: Optical
    4. Keyboard: USB
    5. RAM: 3GB
    6. Harddisk: 500GB
  2. Spesifikasi Software
    1. Office 2007
    2. Smartdraw
    3. Internet explorer dan chrome
    4. Python
    5. Notepad++
    6. Putty
  3. Hak Akses (Brainware)
    Hak akses diberikan kepada petugas yang berwenang dan Admin

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

  1. 1. Permasalahan yang dihadapi
    Prosedur sistem yang sedang berjalan saat ini pada sistem manajemen energi yang terdapat pada B2TE, merupakan detail penjabaran dari rumusan masalah diantaranya adalah:
    1. Bagaimana membuat sebuah perangkat yang dapat memonitoring pemakaian listrik tiap-tiap ruangan karena pada sistem yang berjalan saat ini adalah untuk monitoring pemakaian listrik dalam suatu gedung atau energi listrik 3 phase sehingga perlu dibutuhkan suatu sistem untuk mengurai tingkat pemakaian energi listrik tiap-tiap ruangan sehingga akan diketahui ruangan mana yang sedikit penggunaan listriknya dan ruangan mana yang butuh energi listrik yang sangat besar.
    2. Bagaimana membuat sebuah perangkat untuk melakukan pengontrolan pemakaian listrik yang dapat dilakukan secara online atau melaluiwebsite sehingga dapat menghemat waktu dan mempermudah petugas dalam bekerja.
    3. Bagaimana menampilkan hasil monitoring dan pengontrolan pemakaian listrik berbasis smartphone karena pada sistem yang berjalan saat ini baru dapat ditampilkan pada browser tertentu yaitu internet explorer sedangkan pada firefox maupun aplikasi yang lain tidak dapat berfungsi sehingga perlu dibutuhkan sistem yang dapat menampilkan pengukuran maupun pengontrolan energi listrik dari berbagai macam browser dan juga dari smartphone.
  2. 2. Alternatif pemecahan masalah
    Setelah mengetahui dan mengurai permasalahan yang dihadapi , maka penulis akan membuatkan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut yaitu:
    1. Membuat sebuah perangkat yang dapat memonitoring pemakaian listrik tiap-tiap ruangan atau untuk listrik 1 'phase sehingga dapat diketahui rata-rata penggunaan energi listrik tiap ruangan.
    2. Membuat sebuah perangkat untuk melakukan pengontrolan pemakaian listrik berbasis internet dan smartphone untuk mempermudah petugas dalam bekerja.
    3. Membuat sistem untuk menampilkan hasil monitoring dan pengontrolan pemakaian listrik berbasis smartphone sehingga semua pegawai dapat ikut memonitor dan juga melakukan pengontrolan listrik.

User Requirement

Elasitasi Tahap I

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak B2TE, menghasilkan beberapa kebutuhan untuk membangun sistem yang diinginkan, kebutuhan-jebutuhan tersebut disusun ke dalam elasitasi tahap I yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3. Elisitasi Tahap I

elisitasi_1_zpsdbe45aa4.jpg

Elasitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasi menggunakan metode MDI. Requirement yang diberi opsi I (Inessential) akan dieliminasi.

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap II

elisitasi_2_zps842df666.jpg

Keterangan :

M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting

D (Desirable) : Diinginkan atau tidak perlu penting

I (Innessential) : Di luar sistem atau di eliminasi

Elasitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III. Requirement yang lolos akan diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi LMH. Yang diberi opsi H (High) akan dieliminasi.

Tabel 3.5. Elisitasi Tahap III

elisitasi_3_zpsf940173d.jpg

Keterangan :

T : Technical

O : Operating

E : Economic

L : Low

M : Middle

H : High

Final Elasitasi

Tabel 3.6. Elisitasi Tahap Final

elisitasifinal_zps86a1e289.jpg

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Rancangan Sistem Usulan

Setelah mengadakan analisa dan penelitian Sistem Informasi Manajemen Energi yang sedang berjalan pada Balai Besar Teknologi Energi (B2TE-BPPT), maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun.

Prosedur Sistem Usulan

Sistem pengukuran dan monitoring penggunaan energi listrik pada ruangan ini akan memberikan informasi tentang besar energi yang digunakan pada saat semua lampu dinyalakan melalui internet yang dapat diakses melalui aplikasi browser maupun smartphone.

  1. Prosedur pengukuran energi listrik
    1. Raspberry pi sebagai server akan membaca data dari sensor arus melalui ADC pada saat lampu menyala.
    2. Server akan melakukan perhitungan besarnya arus yang terukur
    3. Server akan melakukan perhitungan besarnya daya efektif dimana diasumsikan bahwa sumber dari PLN adalah = 220V
  2. Prosedur pengendalian lampu
    1. Raspberry pi akan mengecek data dan port GPIO yang terhubung ke relay.
    2. Setelah perangkat teridentifikasi maka akan dilihat status terakhirnya.
    3. Apabila ada perubahan status maka raspberry pi akan memberikan instruksi berupa logika 1 dan 0 ke relay.
    4. Relay akan menyalakan lampu apabila mendapat masukan 5V untuk logika 1 dan akan mematikan lampu dengan masukan 0V atau logika 0

Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

sistemususlan_zpsfdd4964a.png

Gambar 4.1. Usecase Pengukuran dan monitoring energi listrik

Activity Diagram Yang Diusulkan

Activity_001_zps5a469bed.jpg

Gambar 4.2. Aktivity diagram pengukuran dan monitoring listrik

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Tabel 4.1. Perbedaan sistem lama dengan usulan

Tabelperbedaansistem_001_zps92c3c650.jpg

Flowchart System yang diusulkan

Adapun flowchart program adalah sebagai berikut:

1. Flowchart Pengukuran

flow-1_zps8cd907c4.jpg

Gambar 4.3. Flowchart pengukuran yang diusulkan

2. Flowchart Pengendalian/pengontrolan

Flowchartkontrolrelay_zps962148cd.jpg

Gambar 4.4. Flowchart pengendalian yang diusulkan

Rancangan Prototipe

skema_rangkaian_zpsncvgx6pk.jpg

Gambar 4.5. Rangkaian prototipe

Dari gambar rangkaian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Raspberry Pi sebagai pengendali utama dan web server yang dapat dikontrol melalui internet dan smartphone Android
    2. Sensor arus ACS712 untuk mengukur arus yang digunakan pada saat semua perangkat dinyalakan
    3. Konverter Analog ke digital ADC PCF 8591 yang berfungsi sebagai penterjemah keluaran tegangan dari sensor arus agar dapat dibaca oleh raspberry pi
    4. Relay yang terdiri 4 channel berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus listrik sehingga akan mematikan atau menyalakan perangkat listrik yang terhubung dalam hal ini adalah lampu.
    5. 4 buah lampu sebagai beban atau objek yang akan diukur.
    6. Modem berfungsi sebagi sumber koneksi ke internet.
    7. USB wifi adapter berfungsi untuk menghubungkan raspberry pi ke jaringan nirkabel.
    8. Smartphone atau komputer berfungsi sebagai sarana untuk mengakses aplikasi.

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Spesifikasi Hardware yang digunakan adalah sebagai berikut:

    1. Raspberry pi
    2. Modul Relay 4 channel
    3. Sensor arus ACS712
    4. ADC PCF8591
    5. Wifi Adapter
    6. Modem
    7. 4 buah lampu
    8. Processor: Core (TM)2 Duo , 2.20 GHz
    9. Monitor: LCD
    10. Mouse: Optical
    11. Keyboard: USB
    12. RAM: 3GB
    13. Harddisk: 500GB
    14. Printer: HP Laserjet 1000

Aplikasi Yang Digunakan

Sedangkan aplikasi/Software yang digunakan adalah:

    1. Office 2007
    2. Smartdraw
    3. Internet explorer dan chrome
    4. Python
    5. Notepad++
    6. Putty

Hak Akses

Hak akses diberikan kepada petugas yang berwenang dan Admin

Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode Black Box, pengujian dilakukan pada beberapa perangkat atau komponen yang digunakan, pengujian dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman python untuk komunikasi ke perangkat atau komponen, pengujian ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai harapan, tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan dari beberapa tahap yaitu.

1. Pengujian Modul Relay

Pengujian pada program penggerak relay untuk menggerakkan relay, program ini akan memberikan logika 0 atau 1 untuk menggerakkan relay, pada saat logika 0 maka listrik akan diputus sehingga lampu akan mati sedangkan pada saat logika 1 maka listrik akan disambungkan sehingga lampu akan menyala.

Tabel 4.2. Pengujian Relay

PengujianRelay_zps7d4bfc45.jpg

2. Pengujian Sensor Arus ACS 712

Pengujian sensor arus ACS712 dilakukan dengan cara mengukur keluaran yang terdapat pada pin VOUT dengan menggunakan multimeter dan perhitungan setelah melalui ADC. Setelah itu diberikan beban dari sumber AC yang bervariasi pada sensor tersebut, lalu dilakukan perhitungan estimasi besar daya listrik. Beban berasal dari lampu dan adaptor (yang digunakan untuk menyalakan raspberry pi dan modul relay).

Tabel 4.3. Pengujian Sensor Arus ACS712

tabel%20acs712_zpszwvwvjaj.jpg

3. Pengujian Konverter ADC PCF8591

Pengujian konverter analog ke digital ADC PCF8591 dilakukan dengan cara mengukur keluaran yang terdapat pada pin SDA dengan menggunakan multimeter dan ditriger dengan tegangan antara 0 - 3.28 volt, sehingga dapat diketahui nilai analog yang terbaca pada ADC yang tercatat seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.4. Pengujian ADC PCF8591

kalibrasiADC_zps592fcbf7.jpg

Evaluasi

Dari beberapa pengujian yang dilakukan pada sistem dengan menggunakan metode black box pada masing-masing komponen yaitu pada modul relay, sensor arus dan konverter ADC. Pada saat satu atau semua lampu dinyalakan maka secara otomatis sensor arus akan membaca arus yang digunakan oleh lampu tersebut kemudian dari sensor arus data dikonversi melalui ADC PCF8591 kemudian akan diolah pada raspberry pi kemudian ditampilkan dalam total daya yang terpakai.

Implementasi

Setelah melakukan perancangan prototipe, agar perancangan sistem dapat digunakan oleh pengguna maka peneliti mengimplementasikan pada tempat penelitian. Untuk lebih jelasnya tentang waktu implementasi sistem akan dijelaskan pada sub bab berikut ini :

Schedule

Rencana untuk perancangan sistem hingga proses implementasi diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 3 bulan dengan rincian seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.5. Schedule Implementasi

Schedule_zpsa5224a5e.jpg

Estimasi Biaya

Adapun rincian estimasi biaya yang diperlukan penulis untuk perancangan prototipe dalam penelitian ini adalah seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.6. Estimasi Biaya

ESTIMASIBIAYA_zps8d4b848d.jpg

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Kesimpulan terhadap rumusan masalah

    1. Penggunaan sensor arus ACS712-5A adalah untuk mengukur arus listrik AC/DC dengan batas maksimum 5 Ampere. Dalam pengujian ini ACS712-5A memiliki keakuratan di bawah 25% jika dilakukan pengukuran kalibrasi sesuai dengan kriteria keluaran tegangan yang proporsional terhadap besar arus pada sensor ACS712-5A.

    2. Untuk membangun sebuah sistem yang dapat melakukan pengontrolan pemakaian listrik melalui internet dengan cara menggunakan raspberry pi sebagai server yang terhubung ke modem dan modul penggerak relay.

    3. Untuk dapat menampilkan hasil pengukuran dan monitoring pemakaian listrik berbasis internet ataupun smartphonedengan cara melakukan pemrograman menggunakan bahasa pemrograman python dan php.

Kesimpulan terhadap tujuan dan manfaat penelitian

    1. Dengan menggunakan alat akan mempermudah dalam pengontrolan pemakaian listrik.

    2. Petugas yang bertanggung jawab juga dapat mengetahui besarnya daya yang digunakan dengan mudah.

    3. Dengan adanya alat ini pengontrolan dan pengukuran pemakaian listrik dapat dilakukan dimana saja melalui smartphone ataupun komputer yang terhubung ke internet.

Kesimpulan terhadap metode penelitian

    1. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dengan pengamatan langsung kondisi dan realita yang ada di B2TE dan metode wawancara yaitu bertanya langsung terhadap Group Leader kegiatan manajemen energi serta menggunakan studi kepustakaan sehingga data dapat akurat.

    2. Metode pengujian yang penulis gunakan adalah metode Black Box dengan menguji semua perangkat atau komponen menggunakan bahasa pemrograman python sehingga hasilnya maksimal.

Saran

    1. Agar perhitungan daya listrik pada perangkat ini menjadi lebih akurat perlu ditambahkan penggunaan sensor tegangan yang mampu mengukur tegangan pada arus AC .

    2. Untuk menghasilkan aplikasi yang lebih komplek dapat digabungkan antara Raspberry Pi dengan Arduino.

Kesan

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Darmawan, Deni. 2013. "Sistem Informasi Manajemen". Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
  2. 2,0 2,1 Al-Jufri, Hamid. 2011. "SistemInformasiManajemenPendidikan". Jakarta: Smart Grafika.
  3. 3,00 3,01 3,02 3,03 3,04 3,05 3,06 3,07 3,08 3,09 3,10 Sutabri, Tata. 2012. "Konsep Sistem Informasi". Yogyakarta: Andi Offset
  4. 4,0 4,1 4,2 Yakub. 2012. "Pengantar Sistem Informasi". Graha Ilmu
  5. 5,0 5,1 Taufiq, Rohmat. 2013. "Sistem Informasi Manajemen". Yogyakarta: Graha Ilmu
  6. Sutarman. 2012. "Pengantar Teknologi Informasi". Jakarta: Edisi Pertama. Bumi Aksara
  7. 7,0 7,1 Fahmi, Irham. 2010. "Manajemen Risiko: Teori, Kasus, dan Solusi" .Bandung: CV. Alfabeta
  8. 8,0 8,1 8,2 Rangkuti, Freddy. 2011. "SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko" .Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  9. 9,0 9,1 Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML dan Java. Yogyakarta: Andi Offset
  10. 10,0 10,1 Widodo, Prabowo Pudjo dan Herlawati. 2011. Menggunakan UML. Informatika. Bandung.
  11. 11,0 11,1 Yasin, Ferdi. 2012. "Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek". Jakarta: Mitra Wacana Media.
  12. 12,0 12,1 12,2 12,3 Sinarmata, Janner.2010. "Rekayasa Perangkat Lunak". Yogyakarta. CV. Andi Offset
  13. Wiyancoko, Dudy. 2010. "Desain Sepeda Indonesia". Jakarta: PT Dumedia Desain
  14. 14,0 14,1 Rizky, Soetam. 2011. "Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak". Jakarta: Prestasi Pustaka.
  15. Siahaan, Daniel. 2012. "Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak". Yogyakarta: Andi Offset.
  16. Jalaludin, Soetam. 2011. "Definisi Elisitasi". Yogyakarta: Pustaka Belajar.
  17. 17,0 17,1 Miller, Rex. 2013. "Industrial Electricity and Motor Controls" USA: Mc Graw Hill Education.
  18. 18,0 18,1 18,2 18,3 18,4 18,5 18,6 http://www.widodoonline.com ;(28-11-2014)
  19. http://www.newbielinux.com ;(12-12-2014)
  20. Madcoms. 2013. "Kupas Tuntas Adobe Dreamweaver CS6 dengan Pemograman PHP & MySQL". Yogyakarta: CV Andi Offset.
  21. Arief, M. Rudyanto. 2011. "Pemograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL". Yogyakarta: CV Andi Offset.
  22. Anhar. 2010. "Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak. Jakarta: Mediakita.
  23. 23,0 23,1 Saputra, Agus, Ridho Taufiq Subagio, dan Saluky. 2012. "Membangun Aplikasi E-Library untuk Panduan Skripsi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  24. 24,0 24,1 24,2 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan "Sistem". Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
  25. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasis Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
  26. Monk, Simon. 2013. "Programming the Raspberry Pi, Getting Started with Python" USA: Mc Graw Hill Companies.
  27. Richardson, Matt dan Wallace, Shawn. 2013. "Programming the Raspberry Pi, Getting Started with Python" USA: Mc Graw Hill Companies.
  28. http://www.pcmag.com ;(18-11-2014)
  29. 29,0 29,1 29,2 http://www.allegromicro.com ;(18-11-2014)
  30. 30,0 30,1 http://www.vcc2gnd.com ;(18-11-2014)
  31. http://www.nxp.com ; (18-11-2014)
  32. 32,0 32,1 32,2 32,3 http://depokinstruments.com; (11-11-2014)
  33. http://www.dx.com ; (18-11-2014)
  34. 34,0 34,1 Untung Rahardja, Sudaryono, Suryo Guritno.2011. "IT Research".Yogyakarta: Andi Offset
  35. http://b2te.bppt.go.id; (07-11-2014)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Pada lampiran A in berisi berkas-berkas yang diperlukan sebagai persyaratan skripsi, yaitu:

    1. Form Validasi Skripsi
    2. Form Penggantian Judul
    3. Kartu Bimbingan
      1. Pembimbing I
        1. Depan
        2. Belakang
      2. Pembimbing II
        1. Depan
        2. Belakang
    4. Kartu Study Tetap
    5. Kwitansi Pembayaran Skripsi
    6. Kwitansi Pembayaran Sidang Konprehensif & Raharja Career
    7. Validasi Sidang Akademik
    8. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
    9. Daftar Nilai
    10. Formulir Seminar Proposal Skripsi
    11. Formulir Final Presentasi Skripsi
    12. Formulir Pertemuan dengan Stakeholder
    13. Sertifikat TOEFL
    14. Sertifikat Prospek
    15. Sertifikat Raharja Career
    16. Sertifikat Internasional
    17. Sertifikat Nasional
      1. Pemanfaatan e-Voting untuk Pemilu di Indonesia
      2. Foxboro
      3. Inovasi TIK untuk Pelayanan Publik
      4. Enterprise Linux Dekstop
      5. RENSTRA & LAKIP berbasis web
    18. Curriculum Vitae (CV)

LAMPIRAN B

Pada lampiran B ini berisi berkas-berkas yang berhubungan dengan penelitian, yaitu:

    1. Surat Keterangan dari Balai Besar Teknologi Energi
    2. Surat Keterangan Implementasi Program
    3. Surat Keterangan Hibah Program
    4. Kwitansi Hibah
    5. Bukti Observasi

LAMPIRAN C

Pada lampiran C ini berisi berkas-berkas berupa foto atau printscreen hasil rancangan yang ada pada bab IV, yaitu:

    1. Tampilan awal
    2. 1 lampu menyala
    3. 2 lampu menyala
    4. 3 lampu menyala
    5. 4 lampu menyala
    6. Grafik pengukur & garis

Contributors

Admin, Setya