SI1331474510: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(Definisi Sistem)
(Karakteristik Sistem)
Baris 601: Baris 601:
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu .</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu .</p></div>
  
=====Karakteristik Sistem=====
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:20)<ref name="Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.">Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.</ref>, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud sebagai berikut :</p></div>
+
<p style="line-height: 2">'''Karakteristik Sistem'''</p></div>
<oL>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">Komponen Sistem (Components)</p></li>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:35)<ref name="rusdiana">Rusdiana, Irfan. 2014. “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung: Pustaka Setia.</ref>, mendefinisikan,karakteristik sistem sebagai berikut:</p></div>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.</p></div>
+
<ol><li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Komponen Sistem (''Components'')
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">Batas Sistem (Boundary System)</p></li>
+
<br>Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa elemen-elemen lebih kecil yang disebut subsistem, dan elemen- elemen lebih besar yang disebut suprasistem</li>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.</p></div>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Batasan Sistem (''Boundary'')
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">Lingkungan Luar Sistem (Environment System)</p></li>
+
<br>Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.</li>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.</p></div>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Lingkungan Sistem (''Environtment'')
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">Penghubung Sistem (Interface System)</p></li>
+
<br>Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.</li>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.</p></div>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Penghubung/Antarmuka (''Interface'')
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">Masukan Sistem (Input System)</p></li>
+
<br>Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.</li>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.</p></div>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Masukan Sistem (''Input'')
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">Pengolahan Sistem (Processing System)</p></li>
+
<br>Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.</li>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.</p></div>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Keluaran (''output'')
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">Keluaran Sistem (Output System)</p></li>
+
<br>Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.</li>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.</p></div>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Pengolahan Sistem (''process'')
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goals)</p></li>
+
<br>Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.</li>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.</p></div></ol>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Sasaran dan tujuan sistem  (''objective and goal'')
 +
<br>Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.</li>
 +
</li></ol>
  
<div align="center"><img width="350" height="300" style="margin:0px" src=http://i1040.photobucket.com/albums/b404/Msbintang_Youngs/Bintang_zpstbhjouvk.png></div>
+
<div align="center"><img width="400" height="300" style="margin:0px" src="https://s26.postimg.org/l4i8nw1ax/karakteristik_sistem.jpg"/></div>  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">Sumber : Sutabri ( 2012:10)<ref name= "Sutabri"> Sutabri, Tata. 2012.Analisis Sistem Informasi . Yogyakarta: CV Andi Offset. </ref></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: center;text-indent: 0.5in">
<div align="center">'''Gambar : 2.1 Karakteristik Sistem'''</div>
+
<p style="line-height: 2">'''Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:40).'''</p>
 +
<p style="line-height: 2">'''Gambar 2.1.''' Karakteristik Sistem.</p>
 +
</div>
  
 
{{pagebreak}}
 
{{pagebreak}}
 
+
 
 
=====Klasifikasi Sistem=====
 
=====Klasifikasi Sistem=====
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya (Sutabri, 2012:22)<ref name="Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.">Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.</ref> :</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya (Sutabri, 2012:22)<ref name="Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.">Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.</ref> :</p></div>

Revisi per 25 Juli 2017 10.52

'

ALAT PENGHITUNG JUMLAH LEMBAR KERTAS BERBASIS

INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN SENSOR INFRA RED

PADA PT.INDAH KIAT


SKRIPSI





Disusun Oleh :

NIM
: 1331474510
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ALAT PENGHITUNG JUMLAH LEMBAR KERTAS BERBASIS

INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN SENSOR INFRA RED

PADA PT.INDAH KIAT

Disusun Oleh :

NIM
: 1331474510
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 17 Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ALAT PENGHITUNG JUMLAH LEMBAR KERTAS BERBASIS

INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN SENSOR INFRA RED

PADA PT.INDAH KIAT

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331474510
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang,17 Juli 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(M.Ibnu Safari., M.Kom)
   
(Hendra Kusumah., S.kom)
NID : 14009
   
NID : 14017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

ALAT PENGHITUNG JUMLAH LEMBAR KERTAS BERBASIS

INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN SENSOR INFRA RED

PADA PT.INDAH KIAT

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331474510
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, 17 Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

ALAT PENGHITUNG JUMLAH LEMBAR KERTAS BERBASIS

INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN SENSOR INFRA RED

PADA PT.INDAH KIAT

Disusun Oleh :

NIM
: 1331474510
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 17 Juli 2017
 
 
 
Aris Sutanto
NIM. 1331474510


 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Pemanfaatan teknologi dalam bidang industri pada era saat ini berpengaruh besar dalam pencapaian efektifitas dan efisiensi kinerja suatu usaha industri, diantaranya seperti pemanfaatan mesin perhitungan kertas secara otomatisasi. Pemanfaatan mesin industri dalam produksi kertas saat ini merupakan hal umum namun dalam segi efisiensi kinerjanya masih memiliki kendala diantaranya dalam proses perhitungan kertas pada seksi finishing. Dalam hal pengembangan teknologi ini maka harus diupayakan adanya sebuah rancangan teknologi pendukung yaitu counter otomatis yang dapat menghitung jumlah lembar kertas secara otomatis. Sistem ini terbuat dari perangkat keras, terdiri dari sensor infra red, lcd 16x2, Buzer, wemos, Routter wifi dan arduino uno.sistem ini dibuat dengan bahasa pemrograman C. Cara kerja alat ini ketika kertas berjalan diatas konveyor kemudian kertas tersebut melewati sensor Infra Red maka akan terdeteksi oleh sensor dan sensor akan mengirim sinyal data ke lcd dan hasil data jumlah penghitungan kertas tersebut dikirim secara otomatis melalaui jaringan wifi ke perangkat Android/Pc sesuai target permintaan customer. Salah satu fasilitas yang ditawarkan adalah memonitoring penghitungan jumlah lembar kertas dengan memanfaatkan layanan internet Ubidots. Ubidots dapat menjadi salah satu sarana positif untuk mengontrol jumlah lembar kertas atau mengamati pergerakan kertas. Alat ini mampu secara otomatis menampilkan jumlah lembar kertas setiap 10 menit sekali. Hasil dari rancangan sistem ini telah mampu memberikan kontribusi kepada perusahaan..


Kata kunci: Penghitungan jumlah kerta, Sensor infra red, internet of Things, Arduino Uno

ABSTRACT

Utilization of technology in the field of industry in the current era greatly affect the achievement of effectiveness and efficiency of the performance of an industrial business, such as the use of automated paper calculation machine. Utilization of industrial machinery in paper production today is common but in terms of performance efficiency still has constraints such as in the process of paper calculation in the finishing section. In the case of the development of this technology it should be pursued a design of support technology that is automatic counter that can calculate the number of sheets of paper automatically. This system is made of hardware, consists of infra red sensors, 16x2 lcd, Buzer, wemos, Router wifi and arduino uno.the system is made with programming language C. How it works when the paper goes on the conveyor then the paper passes Infra Red It will be detected by the sensor and the sensor will send the data signal to the lcd and the data results the amount of paper calculation is sent automatically melalaui wifi network to the Android / Pc devices according to customer demand targets. One of the facilities offered is to monitor the counting of sheets of paper by utilizing Ubidots internet service. Ubidots can be one positive tool for controlling the number of sheets of paper or observing paper movements. This tool is able to automatically display the number of sheets of paper every 10 minutes. The results of this system design have been able to contribute to the company.


Keywords: Calculation of kerta number, infrared sensor, internet of Things, Arduino Uno


KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.Laporan ini disajikan dalam bentuk buku. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah " ALAT PENGHITUNG JUMLAH LEMBAR KERTAS BERBASIS INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN SENSOR INFRA RED PADA PT.INDAH KIAT ".

Laporan Skripsi ini disusun yang bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), dan sekaligus sebagai implementasi ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan. Laporan Skripsi ini bersumber informasi berdasarkan observasi selama di Lapangan Raharja dan juga dari berbagai literature review yang ada untuk mendukung penulisan dalam laporan Skripsi ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir.Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Ibu Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  4. Bapak Moch.Ibnu Safari, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.
  5. Bapak Hendra Kusumah, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis.
  6. Bapak Toyib Isnayni selaku Stakeholder yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis selama melakukan observasi.
  7. Kedua orang Tua, Adik dan Saudara tercinta, yang selalu mendoakan dan memotivasi baik berupa moril maupun materil kepada penulis.
  8. Teman-teman seperjuangan Nanda dian prasetio, Agus kurniawan,Mega Agustina Margareta, Muhammad Khiabani Fakhri yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penyusun untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya.



Tangerang,17 Juli 2017
Aris Sutanto
NIM. 1331474510

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di jaman globalisasi ini, Perusahaan selalu berupaya untuk mengganti pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh manusia untuk digantikan dengan mesin-mesin dalam rangka efisiensi dan peningkatan kualitas produksinya. Dengan kata lain banyak perusahaan melakukan otomatis produksinya. Misalnya, proses produksi yang pada awalnya masih dilakukan secara manual seperti pada proses sorting. Pada proses industri manual dikerjakan oleh tenaga manusia dan membutuhkan jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit dan membuat waktu proses produksi menjadi lebih lama. Selain itu sering terjadi human error pada industri manual misalnya adanya penghitungan ganda dan tingginya angka kesalahan dalam jumlah quantity. Untuk mengatasi masalah itu, perusahaan yang menginginkan proses produksi yang lebih efektif dan efisien melakukan perubahan pola produksi dengan mengaplikasikan sistem otomatis dalam produksinya. Seperti halnya dalam perhitungan jumlah lembar kertas tersebut secara otomatis. .

Dengan adanya alat yang cerdas yang dapat dimanfaatkan sebagai pengolah data dari sensor dan menjadikannya suatu tampilan akhir dalam proses penghitungan kertas. Otomatisasi akan sangat membantu dalam proses produksi produk-produk tersebut. Dengan perkembangan teknologi dan komputer masalah pengendalian elektronis menjadi semakin mudah.

Dari berbagai permasalahan di atas penulis mencoba untuk memecahkan masalah permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dengan melakukan penelitian di PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. Alat khusus yang akan dibuat untuk perusahaan adalah “ Alat Penghitung Jumlah Lembar Kertas Berbasis Internet Of Things Menggunakan Infra Red pada PT. Indah Kiat”. Dengan penerapan sistem ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan dengan baik.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang akan penulis bahas antara lain:

  1. Bagaimana cara membuat sistem agar dapat menghitung jumlah kertas secara otomatis pada mesin cutter di PT.Indah Kiat ?

  2. Bagaimana cara membuat sistem yang dapat memberikan notifikasi kepada operator ?

  3. Bagaimana cara kerja Internet of Thing dan Arduino Uno untuk memberikan bukti hasil penghitungan jumlah kertas ? ?

Ruang Lingkup Penelitian

Agar mempermudah penulisan laporan skripsi dan memperoleh penelitian yang maksimal serta terfokus, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Untuk menghindari kekeliruan atau kesalahpahaman dan sekaligus untuk memudahkan pembaca dalam memahami penelitian ini, maka penulis perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan ketidakjelasan dalam pembahasan selanjutnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan batasan-batasan masalah.

Dalam penelitian ini yang akan dibahas mengenai Penelitian dilakukan di PT Indah Kiat Tangerang mill, tepatnya departemen produksi dan seksi finishing-packing, Penghitungan jumlah lembar kertas menggunakan sensor Infra Red,Hasil akhir dari pengaplikasian Internet of Things ini dibuktikan dengan data yang dapat diukur keberadaannya, Penelitian ini menitik beratkan pada penghitungan jumlah lembar kertas pada mesin cutter, Sistem yang dapat dengan cepat mendapatkan hasil penghitungan.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    1. Tujuan individual

      1. Memenuhi syarat kelulusan untuk Skripsi dan meningkatkan kreatifitas dalam membuat suatu program/alat sesuai dengan bidang studi Sistem Komputer.

      2. Memberikan kontribusi kepada Perusahaan PT.Indah Kiat.

    2. Tujuan Operasional

      1. Mengurangi waktu produksi untuk proses sortir.

      2. Mengurangi jumlah Customer Complain terkait jumlah kertas dalam tiap rim..

      3. Meningkatkan produktivitas perusahaan dibagian produksi seksi finishing - Sortir.

      4. Mengurangi tingkat kesalahan jumlah quantity yang diminta oleh customer.

    3. Tujuan Fungsional

      1. Membuat sistem internet of thing penghitungan jumlah lembar kertas pada mesin cutter.

      2. Merancang sebuah sistem yang dapat memberikan notifikasi suara dengan bukti berupa jumlah angka agar tidak terjadi kesalahan penghitungan jumlah lembar kertas.

      Manfaat Penelitian

      Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan dari hasil penelitian yang didapat.

        Beberapa manfaat yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah :

        1. Optimalisasi dari sensor Infra Red yang digunakan untuk menghitung jumlah lembar kertas pada mesin cutter

        2. Mengetahui seberapa besar manfaat dari sistem alat ini.

        3. Menggunakan Internet of things sebagai media data berupa angka dan akan di tampilakan melalui web ubidots dan Lcd.

        Metode Penelitian

        Metode Pengumpulan Data

        1. Metode Observasi (Pengamatan)

        Melalui pengamatan secara langsung dilapangan dibagian produksi, penulis menyimpulkan bahwa para instansi menginginkan waktu dan proses produksi yang cepat dan efisien.

        2. Metode Wawancara

        Metode ini dilakukan secara langsung dilapangan, kebetulan saya sebagai penanggung jawab hasil produksi mesin cutter pada seksi finishing, departemen produksi PT Indah Kiat Tangerang mill dan pada kesimpulanya ingin menciptakan alat penghitung jumlah lembar kertas menggunakan sistem kecerdasan buatan untuk bertujuan efesiensi waktu, Customer Complain dan peningkatan produktivitas bagian produksi.

        3. Metode Studi Pustaka

        Metode ini dilakukan untuk mencari dan Pengumpulan data-data pendukung yang berhubungan dengan judul tugas akhir ini dalam melakukan perencanaan,percobaan, pembuatan dan penyusunan laporan.

        Metode Analisa

        Pada metode analisa sistem ini penulis menggunakan metode analisa SWOT dimana dalam pengertian metode analisa SWOT ini adalah sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths), mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

        Metode Prototype

        Alat yang dibuat masih dalam bentuk Prototype atau simulasi yang dapat dipergunakan secara nyata uji coba dan peneliti menggunakan Arduino Uno, SensorInfra Red, buzzer,lcd, android dan kertas A4.

        Metode Pengujian

        Pada metode testing ini penulis ingin menggunakan Black Box pada sistem yang akan penulis bangun, dalam pengertiannya Black Box testing adalah metode pengujian dengan struktur internal atau kerja.pengetahuan khusus dari kode aplikasi atau struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan.Menggunakan deskripsi eksternal perangkat lunak,termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untuk menurunkan uji kasus.Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang uji memilih input yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar. Tidak ada pengetahuan tentang struktur internal benda uji itu. Sedangkan alasan penulis memilih black box ini karena metode uji dapat diterapkan pada semua tingkat pengujian perangkat lunak: unit, integrasi, fungsional, sistem.

        Sistematika Penulisan

        Sistematika laporan tugas akhir ini disajikan secara ringkas dan disusun dalam beberapa bab, dimana masing-masing bab akan menjelaskan hal-hal sebagai berikut.

        BAB I PENDAHULUAN

        Bab ini dijelaskan secara umum tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan. .

        BAB II LANDASAN TEORI

        Bab ini menerangkan secara singkat tentang teori-teori yang berhubungan dan berkaitan erat dengan masalah yang akan dibahas, serta merupakan tinjauan kepustakaan yang menjadi kerangka dan landasan berfikir dalam proses pemecahan masalah penelitian ini.

        BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

        Bab ini menguraikan tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, tahap penelitian,metode pengumpulan data dan metode analisa data dalam memecahkan masalah.

        BAB IV HASIL PENELITIAN

        Bab ini berisi tentang hasil penelitian memuat sesuatu yang anda buat berdasarkan analisis permasalahan pada bab 3,pada bab ini terdapat pembahasan penting yaitu : Penyajian data penelitian,Pengolahan terhadap data yang terkumpul dan Pembahasan.

        BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

        Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pengamatan dan analisa data serta saran-saran yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

        DAFTAR PUSTAKA

        LAMPIRAN-LAMPIRAN

        BAB II

        LANDASAN TEORI

        Teori Umum

        Konsep Dasar Sistem

        Definisi Sistem

        Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Ada banyak pendapat tentang pengertian dan definisi sistem yang dijelaskan oleh beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:

        Menurut Suprihadi dkk ( 2013:310 ) sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Namun menurut Rusdiana & Moch.Irfan ( 2014: 29 ) sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan sari sistem tersebut.

        Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu .

        Karakteristik Sistem

        Menurut Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:35)[1], mendefinisikan,karakteristik sistem sebagai berikut:

        1. Komponen Sistem (Components)
          Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa elemen-elemen lebih kecil yang disebut subsistem, dan elemen- elemen lebih besar yang disebut suprasistem
        2. Batasan Sistem (Boundary)
          Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
        3. Lingkungan Sistem (Environtment)
          Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.
        4. Penghubung/Antarmuka (Interface)
          Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
        5. Masukan Sistem (Input)
          Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
        6. Keluaran (output)
          Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
        7. Pengolahan Sistem (process)
          Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
        8. Sasaran dan tujuan sistem (objective and goal)
          Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

        Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:40).

        Gambar 2.1. Karakteristik Sistem.

        Klasifikasi Sistem

        Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya (Sutabri, 2012:22)[2] :

        1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

        2. Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem persediaan barang.

        3. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

        4. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

          Sistem adaptif merupakan sistem buatan, dalam Ching-Huei Chen (2014:343) [3] adaptive systems build a model that is tailored to the learner’s characteristics, knowledge, goals, learning style and preferences. sistem adaptif membangun model yang disesuaikan dengan karakteristik, pengetahuan, tujuan, gaya belajar pembelajar dan preferensi.

        5. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

        6. Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertandingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

        7. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

        8. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

        Konsep Dasar Perancangan

        Definisi Perancangan Sistem

        Menurut Velzello/John Reuter III dalam Buku Darmawan (2013:227), “Perancangan sistem merupakan suatu tahap setelah analisis dalam siklus pengembangan sistem seperti pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan suatu rancang bangun implementasi gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan dari analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu sistem itu.”

        Sedangkan menurut Mohamad Subhan (2012:109) dalam bukunya yang berjudul Analisa Perancangan Sistem mengungkapkan: “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem”.

        Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:197),[4] Pada metode analisa sistem dan perancangan yang menggunakan metode yang dikenal dengan nama System Develoment Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodelogi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dai usaha analisa dan desain. Langkahlangkah SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:

        1. Perancangan Sistem

        2. Dalam tahapan perencanaan sistem ini dijelaskan bagaimana langkahlangkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi mobile.

        3. Analisa Sistem

        4. Melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekurangannya.

        5. Perancangan Program

        6. Yaitu tahapan untuk melakukan perancangan aplikasi mobile, terdapat tiga tahapan perancangan, yaitu: perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program.

        7. Testing

        8. Setelah sistem berhasil dirancang, langkah selanjutnya adalah pengujian untuk melihat apakah sistem telah dibuat sesuai dengan kebutuhan. Dalam tahap ini, juga dilakukan penyesuaian- penyesuaian akhir.

        9. Implementasi

        10. Pada tahap ini, program yang telah diuji secara offline kemudian. diimplementasikan online dan dipublish secara resmi.

        11. Maintenance

        12. Langkah terakhir dari SDLC yaitu maintenance dimana pada tahap ini sistem secara sistematis diperbaiki dan ditingkatkan Jadi perancangan sistem dan analisa sistem merupakan satu kesatuan tahapan lanjutan yang tidak terpisahkan, karena perancangan sistem sendiri harus memenuhi kebutuhan pengguna, diharapkan user friendly, dapat memberikan gambaran jelas mengenai sistem yang akan dibentuk, memiliki rincian dari masing-masing komponen yang akan menjadi isi dari sistem itu sendiri, antara lain sistem informasi yang terdiri dari data-data yang akan ubah menjadi suatu informasi yang nantinya akan dipergunakan untuk pengambilan keputusan. Dalam 24 tahap perancangan sistem, alat bantu yang digunakan dalam mendesain program komputer antara lain bagan terstruktur.

        Tujuan Perancangan Sistem

        Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:

      1. Mengurangi jumlah Customer Complain terkait jumlah kertas dalam tiap rim.

      2. Meningkatkan produktivitas perusahaan dibagian produksi seksi finishing - Sortir.

      3. Mengurangi tingkat kesalahan jumlah quantity yang diminta oleh customer.

      4. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user).

      5. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.

      6. Konsep Dasar Monitoring

        Sebuah kegiatan monitoring didasari oleh keinginan untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian baik menyangkut siapa, mengapa dapat terjadi, sumber daya publik yang berkaitan, kebijakan dan juga dampak yang terjadi atau harus diantisipasi serta hal-hal lain yang berkaitan dengan aktivitas mencatat secara terstruktur.

        Ada beberapa definisi monitoring menurut pendapat para ahli, diantaranya yaitu:

        1. Definisi Monitoring

        Menurut Khanna (2013), “Monitoring adalah kegiatan memantau yang dilakukan dengan rutin mengenai kemajuan pada project yang akan berjalan atau kegiatan memantau sebuah perubahan proses dan output project”.

        Menurut Nikolaos (2013), “Monitoring yaitu kegiatan dalam melakukan pengawasan pada suatu program atau kinerja terhadap suatu kelompok dalam organisasi”.

        Berdasarkan dari kutipan di atas, dapat disimpulkan monitoring yaitu kegiatan memantau yang dilakukan untuk kemajuan suatu project yang sedang berjalan dengan tujuan memaksimalkan bagi sumber daya. Proses dasar untuk pemantauan (monitoring) ini, meliputi 3 tahap yaitu:

        1. Menetapkan standar pelaksanaan.
        2. Pengukuran pelaksanaan.
        3. Menentukan deviasi antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.

        Konsep Dasar Prototipe

        1. Definisi Prototipe

        Menurut Simarmata (2010:62), “Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”.

        Menurut Darmawan (2013:229), Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.

        Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

        2. Jenis-Jenis Prototipe

        Menurut Darmawan (2013:230), jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

        1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)
          Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.
        2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)
          dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.

        Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :

        1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
        2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.
        3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.
        4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.

        Sumber: Darmawan (2013:232)

        Gambar 2.2 Pembuatan PrototipeEvolusioner

        Konsep Dasar Pengujian

        1. Definisi Pengujian

        Menurut Rizky (2011:237),[5] “Testing adalah sebuah proses yangdiejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasaperangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkatlunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

        Menurut Simarmata (2010:301),[6] “Pengujian adalah proses eksekusi suatuprogram untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkankesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukansebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan.

        Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah proseterhadap aplikai yang saling terintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dansegala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan.

        Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe danteknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang palingumum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebutadalah Black box dan White box testing.

        2. Definisi Black Box

        Menurut Arie (2014),[7]“ Black Box adalah cara pengujian yang di lakukan dengan hanya menjalankan atau mengeksekusi unit atau model kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang di inginkan.”

        Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2),[8]Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure,

        (Kotak hitam pengujian adalah teknik di mana fungsi dari perangkat lunak di bawah ujian (SUT) diuji tanpa memandang struktur internal kode, pengujian perangkat lunak)

        Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian BlackBox digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

        Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba BlackBox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

        Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapakategori, diantaranya:

        1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
        2. Kesalahan interface
        3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
        4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
        5. Kesalahan performa
        6. kesalahan inisialisasi dan terminasi

        Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

        1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
        2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
        3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
        4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
        5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
        6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

        Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

        1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
        2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.
        3. Menentukan output untuk suatu jenis input.
        4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.
        5. Melakukan pengujian.
        6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
        7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

        3. Metode Pengujian dalam Black Box

        Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

        a. Equivalence Partioning

        Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

        b. Boundary Value Analysis

        Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

        c. Cause-Effect Graphing Techniques

        Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

        1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
        2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
        3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
        4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.

        d. Comparison Testing

        Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

        e. Sample and Robustness Testing

        1. Sample Testing
        2. Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

        3. Robustness Testing
        4. Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

        f. Behavior Testing dan Performance Testing

        1. Behavior Testing
        2. Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

        3. Performance Testing
        4. Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

        g. Requirement Testing

        Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

        1. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
        2. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

        h. Endurance Testing

        Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/output (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

        4. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

        Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

        Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

        5. Definisi white box

        Menurut Archarya (2013)[9]

        White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing.

        (White Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem. Metode ini dinamakan demikian karena program perangkat lunak, di mata tester, seperti kotak putih / transparan; dalam yang satu jelas melihat. Pengujian White Box adalah kontras dengan Black Box Testing).

        Keuntungan pengujian White Box

        1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.
        2. desain, tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.
        3. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error, dependensi, dan tambahan kode logika / aliran intern.
        4. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.
        5. penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat.
        6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.
        7. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal. Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

        Menurut Rizky (2011:262) [10], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap isi dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat.

        1. Decision (Branch) Coverage
        2. Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

        3. Condition Coverage
        4. Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

        5. Path Analysis
        6. Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

        7. Executive Time
        8. Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

        9. Algorithm Analysis

        Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.

        Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian white box adalah suatu pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem, dengan seperti pengujian dapat diketahui secara cepat.


Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan