SI1322475881

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY PEMASOKAN

BARANG MENGGUNAKAN VENDOR MANAGED

INVENTORY (VMI) PADA PT. FOSTA UNGGUL

PERDANA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1322475881
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018


PERANCANGAN SISTEM INVENTORY PEMASOKAN

BARANG MENGGUNAKAN VENDOR MANAGED

INVENTORY (VMI) PADA PT. FOSTA UNGGUL

PERDANA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY PEMASOKAN

BARANG MENGGUNAKAN VENDOR MANAGED

INVENTORY (VMI) PADA PT. FOSTA UNGGUL

PERDANA

Disusun Oleh :

NIM
: 1322475881
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teiknik Informatika
Konsentrasi
: Software Eengineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Februari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,M.M)
       
(Junaidi, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 001405


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY PEMASOKAN

BARANG MENGGUNAKAN VENDOR MANAGED

INVENTORY (VMI) PADA PT. FOSTA UNGGUL

PERDANA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1322475881
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Disetujui Oleh :

Tangerang, 23 Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Nasril Sany, M.Kom)
   
(Bayu Pramono, S.Kom,. MTI)
NID : 08190
   
NID : 140233


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY PEMASOKAN

BARANG MENGGUNAKAN VENDOR MANAGED

INVENTORY (VMI) PADA PT. FOSTA UNGGUL

PERDANA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1322475881
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Februari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY PEMASOKAN

BARANG MENGGUNAKAN VENDOR MANAGED

INVENTORY (VMI) PADA PT. FOSTA UNGGUL

PERDANA

Disusun Oleh :

NIM
: 1322475881
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Sofware Engineering


 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 23 Januari 2018

 
 
 
 
NIM : 1322475881

 

*Tandatangan dibubuhi materai 6.000


ABSTRAKSI

Sistem persediaan barang yang tepat dan sesuai merupakan hal penting bagi PT Fosta Unggul Perdana dalam hal bidang persediaan barang. Dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara ini. Untuk memenangkan kompetisi, perusahaan perusahaan berlomba memperbaiki kinerja mereka. Salah satu cara yang dilakukan adalah menerapkan sistem persediaan barang yang lebih efisien yaitu dengan menerapkan manajemen supply chain yang akan memberikan keuntungan bagi pihak supplier maupun pihak retailer. VMI (Vendor Managed Inventory) merupakan salah satu metode dalam supply chain yang memberikan keuntungan bagi perusahaan melalui waktu replenishment yang singkat, perbaikan customer service level, total biaya rantai pasok yang lebih kecil dibanding metode persediaan tradisional. Proses ini penting dilakukan untuk memonitor atau memantau kondisi material yang ada tersebut. Proses sistem inventory yang masih menggunakan sistem seperti ini masih memiliki beberapa kekurangan yaitu dalam meningkatkan keuntungan. Selain itu model ini akan berdampak pada perubahan alur replenishment sehingga menyebabkan perubahan pada biaya yang dikeluarkan dan service level yang dihasilkan.

Kata Kunci : Sistem informasi, VMI(Vendor managed inventory), Inventory.'


ABSTRACT

The system supplies the right stuff and fit is important for PT Fosta Unggul Perdana in terms of field inventories. With the economic growth happening in this country. To win the competition, company companies are competing to improve their performance. One way to do is to implement a more efficient inventory system that is by applying supply chain management that will provide benefits for both suppliers and retailers. VMI (Vendor Managed Inventory) is one of the methods in supply chain that gives benefits to the company through short replenishment time, customer service level improvement, total supply chain cost smaller than traditional inventory method. This process is important to monitor or monitor the condition of the material. The process of inventory systems that still use such systems still have some drawbacks that is in increasing profits. In addition, this model will have an impact on the change of replenishment flow causing changes in the cost incurred and the service level generated.

Keywords: information systems,Vendor Managed Inventory(VMI), inventory.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga laporan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar dan selesai dengan semestinya. Adapun judul yang diambil adalah “PERANCANGAN SISTEM INVENTORY PEMASOKAN BARANG MENGGUNAKAN VENDOR MANAGED INVENTORY (VMI) PADA PT. FOSTA UNGGUL PERDANA”.

Tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) Jurusan Teknik Informatika (TI) di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja Tangeang. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, serta sumber literature yang mendukung penulisan ini.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan semua pihak maka penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., M.M selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja.
  4. Bapak Nasril Sany, M.Kom selaku Dosen Pembimbing Pertama yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Bayu Pramono, S.Kom., MTI selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang memperluas wawasan penulis.
  7. Yang tercinta Bapak, Ibu dan adik penulis, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a untuk keberhasilan penulis.
  8. Bapak Supardi, selaku Stakeholder yang telah bersedia meluangkan waktunya bagi penulis dalam proses penyusunan laporan skripsi ini.
  9. Teman-teman yang selalu memberikan masukan dan dukungan kepada penulis.
  10. Orang tua dan semua saudara dalam keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya sehingga memerlukan banyak perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata, besar harapan penulis mudah-mudahan Laporan Skripsi ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca sekalian.


Tangerang, 23 Januari 2018
GALIH PRASETYO
NIM. 1322475881

Daftar isi

DAFTAR TABEL


Tabel 3.1 Analisa Pieces

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 User

Tabel 4.2 Perusahaan

Tabel 4.3 Produksi

Tabel 4.4 Produksi Pendukung

Tabel 4.5 Struktur Barang

Tabel 4.6 Barang Masuk detail

Tabel 4.7 Barang masuk

Tabel 4.8 Barang Keluar Detail

Tabel 4.9 Barang

Tabel 4.10 Black Box Login

Tabel 4.11 Black Box Barang

'Tabel 4.12 Black Box Laporan Barang Masuk

Tabel 4.13 Schedulle Implementasi

Tabel 4.14 Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR


Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Gambar 3.2 Use Case Diagram

Gambar 3.3 Activity Diagram

Gambar 3.4 Sequence Diagram

Gambar 4.1 Usecase Diagram Sistem yang diusulkan

Gambar 4.2 Activity Diagram Operator

Gambar 4.3 Activity Diagram Admin

Gambar 4.4 Activity Diagram Perusahaan

Gambar 4.5 Sequence Diagram Operator

Gambar 4.6 Sequence Diagram Admin

Gambar 4.7 Sequence Diagram Perusahaan

Gambar 4.8 State Machine Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.9 Class Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.10 Prototype Halaman Login

Gambar 4.11 Prototype Halaman Home

Gambar 4.12 Prototype Halaman Barang

Gambar 4.13 Prototype Halaman Barang Masuk

Gambar 4.14 Prototype Halaman Input Barang Keluar

Gambar 4.15 Prototype Halaman Input Barang Produksi

Gambar 4.16 Prototype Halaman Stock perusahaan lain

Gambar 4.17 Prototype Halaman Laporan Barang Masuk

Gambar 4.18 Prototype Halaman Laporan Barang Keluar

Gambar 4.19 Prototype Halaman Stock perusahaan lain

DAFTAR SIMBOL

Gambar Simbol Use Case Diagram


Gambar Simbol Sequence Diagram


Gambar Simbol Statechart Diagram


Gambar Simbol Activity Diagram


Gambar HIPO

HIPO (Hierarchy Input-Proces-Output) mempunyai tiga bagian sebagai berikut :

  1. Index Program
  2. Merupakan nomor acuan yang menunjukan nomor layar dialog.

  3. Nama Program
  4. Merupakan nama layar dialog atau suatu program.

  5. Escape Program
  6. Merupakan nomor layar dialog sebelumnya yang akan dituju.


BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Pada umumnya perusahaan perdagangan ataupun perusahaan produksi, serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan stok barang (Inventory). Tanpa adanya persediaan barang, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggannya yang memerlukan atau meminta barang/jasa secara langsung. Persediaan diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut hendaknya lebih besar dari pada biaya-biaya yang ditimbulkannya.

Pada sistem VMI (Vendor Managed Inventory), retailer akan memberikan informasi, demand dan supplier akan membuat keputusan mengenai pemesanan yang akan mengontrol variasi dari order quantity. Hal ini dapat mengurangi biaya dalam sistem dan meningkatkan service level. Supplier mendapatkan keuntungan dimana terjadi peningkatan service level, penurunan biaya manajerial dan penurunan biaya persediaan.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis menyusun perancangan sistem ini dengan judul “Perancangan Sistem Inventory Pemasokan Barang menggunakan Vendor Managed Inventory (VMI) Pada PT Fosta Unggul Perdana”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat melakukan perumusan masalah yaitu sebagai berikut

  1. Bagaimana proses manajemen persediaan barang yang sedang berjalan saat ini di PT Fosta Unggul Perdana?
  2. Apa saja yang masih menjadi kendala pada sistem inventori yang sedang berjalan di PT Fosta Unggul Perdana?
  3. Bagaimana merancang informasi pada sistem inventory yang berjalan di PT Fosta Unggul Perdana menggunakan sistem VMI (Vendor Managed Inventory)?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Mengetahui sistem pencatatan persediaan barang yang sedang berjalan saat ini di PT Fosta Unggul Perdana menggunakan sistem VMI (Vendor Managed Inventory).
  2. Mengidentifikasikan kelemahan sistem informasi persediaan yang sedang berjalan di PT Fosta Unggul Perdana, sehingga dapat menemukan masalah yang terjadi pada sistem yang berjalan dan mampu memberikan solusi yang terbaik.
  3. Dapat memberikan solusi pemecahan masalah untuk langkah kedepan dari permasalahan yang ada di PT Fosta Unggul Perdana, sehingga dapat mempermudah transaksi.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Untuk mempermudah penulis dalam mengerjakan laporan penelitian.
  2. Untuk mempermudah pengembangan sistem informasi persediaan barang di PT Fosta Unggul Perdana dengan adanya sistem VMI (Vendor Managed Inventory).
  3. Untuk meningkatkan kualitas produksi dan pemasaran dengan adanya sistem VMI (Vendor Managed Inventory).

Ruang Lingkup

Untuk mempermudah dalam penyusunan penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas. Penulis hanya membahas sistem Inventory di PT FOSTA UNGGUL PERDANA dan Partnernya yang sedang berjalan saat ini atau yang sedang di bangun, menggunakan sistem VMI (Vendor Managed Inventory).

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

  1. Observasi
  2. Penulisan melakukan penelitan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti dan meminta data yang diperlukan dan melakukan survei sebagai bahan untuk menulis laporan analisa penelitian.

  3. Wawancara
  4. Penulis melakukan wawancara dengan narasumber yang berkaitan dengan penelitian di PT Fosta Unggul Perdana untuk mencari kelengkapan dan kebenaran suatu data.

  5. Studi Pustaka
  6. Yaitu mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian yang bersumber dari buku-buku, artikel, dokumen-dokumen berupa jurnal dan file-file yang tentunya berhubungan dengan topik.

Metode Analisa

Analisis data merupakan salah cara untuk memperoleh temuan-temuan hasil penelitian yang dilakukan. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan-temuan ilmiah, bila dianalisis dengan benar dan menggunakan teknik-teknik yang tepat. Analisis sistem dilakukan menggunakan metode analisa PIECES sebagai dasar untuk memperoleh pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik. Dalam menganalisis sebuah sistem, biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi dan pelayanan pelanggan. Analisis ini disebut dengan PIECES Analysis (Performance,Information, Economy, Control, Eficiency and Service).

Metode Perancangan

Dalam Penelitian ini metode perancangan yang digunakan adalah program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequencediagram, dan class diagram yaitu pengembangan piranti lunak berbasis “objek oriented”.

Alat yang digunakan sebagai dokumentasi program dan sebagai alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. dalam hal pembuatan sistem ini peneliti menggunakan Sublime Text sebagai penulisan list program PHP dan MySQL sebagai database .

Metode Testing

Dalam penulisan ini metode pengujian yang digunakan yaitu metode Blackbox Testing. Metode Blackbox Testing adalah suatu metode uji coba yang memfokuskan pada titik keperluan software. Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional dalam suatu program. Metode pengujian blackbox berupaya untuk menemukan kesalahan-kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya, fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Sistemmatika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Penelitian ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang perusahaan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup pe nelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN

Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum dan sejarah singkat PT Fosta Unggul Perdana, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, tata laksana sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, serta analisa sistem yang berjalan saat ini menggunakan Unified Modeling Language (UML) yang terdiri dari Use Case Diagram, Class Diagram dan Activity Diagram.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini penulis membahas bagaimana menguraikan sistem yang akan diusulkan, diagram rancangan sistem, rancangan basis data, rancangan prototype, konfigurasi sistem, testing, evaluasi, implementasi dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan sebagai tindak lanjut yang diperlukan untuk melakukan generalisasi perbaikan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Gordon B. Davis dalam Hutahean buku karya hutahaean (2014:8)[1] Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukkan jumlah- jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya.

Menurut Darmawan (2013:1)[2] Data adalah fakta atau apa pun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi”.

Menurut Taufiq (2013:13)[3] “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa data adalah kumpulan kejadian yang diterima tersebut bersifat nyata untuk bahan mentah untuk diolah menjadi informasi.

2. Klasifikasi Data

Sutabri (2012:12)[4] Data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai dibawah ini :

  1. Klasifikasi data menurut jenis data, yaitu :
    1. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) adalah hasil penghitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.
    2. Data Ukur (Measurement Data) adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka yang ditunjukan alat barometer atau termometer adalah hasil proses pengukuran.
  2. Klasifikasi data menurut sifat data, yaitu :
    1. Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan..
    2. Data Kualitatif (Qualitative Data) adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya.
  3. Klasifikasi data menurut sumber data, yaitu :
    1. Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
    2. Data external adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data external ini terdiri dari 2 (dua) jenis.

3. Pengolahan Data

Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data.

Menurut Sutabri (2012:6)[4] Pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu :

  1. Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbentuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatuunit usaha. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: file induk dan file transaksi.
  2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidak sesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance). Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi.

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Ada beberapa pendapat para ahli mengenaipengertian sistem diantaranya :

  1. Menurut Sutarman (2012:13) [5] sistem adalah kumpulan yang saling berhubungan danberinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaiansuatu tujuan utama”.
  2. Menurut Gordon B. Davis dalam Tata Sutabri (2012:12) [6] mengatakan bahwa sistem terbagi atas beberapa subsistem-subsistem.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai sistem, dapat disumpulkan bahwa suatu sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan, berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik, menurut Jogiyanto, (2012:1)[7] terdapat 5 karakteristik sistem :

  1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau subsistem-subsitem.
  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama dalam bentuk suatu kesatuan. Komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem.

  3. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary)
  4. Batasan sistem membatasi antara sistem yang satu dengan yang lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.

  5. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment)
  6. Lingkungan luar sistem adalah suatu bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut.

  7. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface)
  8. Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain, dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk suatu kesatuan.

  9. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal)
  10. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goals) atau sasaran sistem (objective). Sebuah sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya, jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Rusdiana dkk. (2014:35)[8] sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut :

  1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik
  2. Sistem abstrak adalah suatu sistem yang berupa pemikiran atau ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan.

    Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi.

  3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia
  4. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi.

    Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebutkan dengan man-machine system. Sistem informasi akutansi merupakan contoh man-machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan sesama manusia.

  5. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tentu.
  6. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan.

    Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

  7. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka.
  8. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).

    Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya.

    Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Informasi

Terdapat berbagai macam definisi Sistem Informasi, diantaranya :

  1. Minartiningtyas (2013:online)[9] Sistem informasi adalah suatu suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan”.
  2. Ginting (2013:II-1)[10] ”Sistem informasi merupakan gabungan dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan telekomunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi sehingga dapat mendukung perusahaan, pekerja, pelanggan, rekan kerja, serta supplier”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa sistem informasi merupakan sistem yang mengolah dan menyedikan informasi untuk pengambilan keputusan didalam suatu organisasi.

2. Ciri-ciri Informasi

Menurut Gordon B. Davis dalam Kadir (2014:47)[11] Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berikut :

  1. Benar atau Salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah mempercayainya, efeknya seperti kalau informasi itu benar.
  2. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.
  3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.
  4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.
  5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

Sedangkan Mc Lord dalam Darmawan dan Nur Fauzi (2013:2)[12] mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus meiliki ciri-ciri :

  1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dlakukan melaui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut akurat.
  2. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.
  3. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut.
  4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.
  5. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan yang tidak ada bulannya atau tidak ada factor.

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut pernyataan Hutahaean (2014:13)[13] Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian,mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan.

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponenyang disebut dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu :

  1. Blok masukkan (input block)
  2. Input mewakili data yang masuk ke dalam system informasi. lnput disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.

  3. Blok model (model block)
  4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan metode matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.

  5. Blok keluaran (output block)
  6. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  7. Blok teknologi (technologi block)
  8. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian diri secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari unsur utama.

    1. Teknisi (human ware atau brain uuzre).
    2. Perangkat lunak (software).
    3. Perangkat keras (hardware).
  9. Blok basis data (data base block)
  10. Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  11. Blok kendali (control block)
  12. Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperatur tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.

    Hal-hal yang biasa dikerjakan oleh system informasi tentu saja terkait dengan kemampuan yang dapat dilakukannya sebagai berikut :

    1. Melaksanakan komputasi numerik, bervolume besar, dengan kecepatan tinggi.
    2. Menyediakan komuniksi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah, akurat, dan cepat.
    3. Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah diakses.
    4. Memungkinkan pengaksesan informs yang sangat banyak di seluruh dunia dengan cepat dan murah.
    5. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam kelompik dalam suatu tempat atau pada beberapa lokasi.
    6. Menyajikan informasi dengan jelas yang menggugah pikiran manusia.
    7. Mengotomatiskan proses-proses bisnis yang semi otomatis dan tugas-tugas yang dikerjakan secara manual.
    8. Mempercepat pengetikan dan penyuntingan.
    9. Melaksanakan hal-hal di atas jauh Ieblh murah dari pada kalau dikerjakan secara manual.

    Kemampuan-kemampuan tersebut mendukung sasaran bisnis yang mencangkup :

    1. Peningkatan produktivitas.
    2. Pengurangan biaya.
    3. Peningkatan pengambilan keputusan.
    4. Peningkatan layanan ke pelanggan, dan
    5. Pengembangan aplikasi-aplikasi strategis yang baru.

Metode Penelitian

1. Tahapan Pengumpulan Data

Menurut Khanna Tiara (2014:15)[14] teknik pengumpulan data, yaitu :

  1. Studi lapangan
  2. Yaitu penelitian yang dilakukan langsung pada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan.

  3. Observasi
  4. Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian.

  5. Wawancara
  6. Wawancara suatu teknik mengumpulkan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian.

  7. Dokumentasi
  8. Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan semua hal yang diperlukan yang bisa menunjang keberhasilan dalam suatu penelitian.

  9. Studi Kepustakaan
  10. Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, dan mendalami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Tahapan Analisa Sistem

Menurut Murad (2013:51)[15] tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan cara melakukan metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari suatu pemecahan masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.

3. Tahapan Perancangan Sistem

Menurut Nasution (2012:118)[16] “Desain atau perancangan adalah tahapan dimana dimulai analisa mengenai bentuk input sistem, rancangan database, output sistem dan skema alur kerja program”.

4. Tahapan Implementasi Sistem

Menurut Murad (2013:52)[15] “Tahap ini merupakan tahapan dalam pengimplementasikan sistem yang sudah dirancang dan dilakukan pengujian secara unit, agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem dan segera dilakukan perbaikan”.

Menurut Nasution (2012:118)[16] “Implementasi atau pengujian adalah tahapan dimana software yang telah selesai dikembangkan dilakukan pengujian dengan metode blackbox agar semua komponen sistem apakah sesuai dengan analisis kebutuhan pada awal perancangan”.

Konsep Dasar Analisa PIECES

1. Definisi Analisa PIECES

Menurut Rohmat Taufiq, S.Kom, M.Kom (2013:154)[17] “Analisa Pieces merupakan analisa yang melihat sistem dari Performance, Information/Data, Economic, Control/Security, Efficiency, dan Service.

  1. 1) Kehandalan (Performance)
  2. Kehandalan suatu sistem merupakan variabel pertama dari PIECES dimana mempunyai peran penting untuk melihat sejauh mana dan seberapa handalkah suatu sistem informasi dalam berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan.

    Variabel ini dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam mengevaluasi sistem dengan memperhatikan 2 komponen berikut :

    1. Kemampuan suatu sistem dalam mengerjakan sejumlah perintah/penugasan dalam periode waktu yang telah ditentukan, dengan baik dan tanpa hambatan (errors).
    2. Cepat atau lambatnya kemampuan sistem dalam merespon suatu perintah/program pembatalan ataupun permintaan terhadap suatu transaksi.
    3. Hal ini dapat disesuaikan juga dengan capability komputer yang digunakan dalam pemrosesan. Bila komponen dalam komputer untuk memenuhi suatu requirement sistem tinggi, maka seharusnya response time yang diperlukan cepat.

  3. Informasi (Infromation)
  4. Informasi merupakan komoditas krusial bagi pengguna akhir. Evaluasi terhadap kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat perlu dilakukan untuk menyikapi peluang dan menangani masalah yang muncul. Dalam hal ini meningkatkan kualitas informasi tidak dengan menambah jumlah informasi, karena terlalu banyak informasi malah akan menimbulkan masalah baru.

  5. Analisis Ekonomi (Economic)
  6. Alasan ekonomi barangkali merupakan motivasi paling umum bagi suatu proyek. Pijakan bagi kebanyakan manajer adalah biaya atau rupiah. Persoalan ekonomis dan peluang berkaitan dengan masalah biaya.

  7. Analisis Kemanan (Security)
  8. Tugas-tugas bisnis perlu dimonitor dan dibetulkan jika ditemukan kinerja yang di bawah standar. Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah, atau mendeteksi kesalahan sistem, menjamin keamanan data, dan persyaratan

  9. Analisis Efisiensi (Efficiency)
  10. Efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input yang sekecil mungkin.

    Berikut adalah suatu indikasi bahwa suatu sistem dapat dikatakan tidak efisien :

    1. Banyak waktu yang terbuang pada aktivitas sumber daya manusia, mesin, atau komputer.
    2. Data dimasukkan atau disalin secara berlebihan.
    3. Data diproses secara berlebihan.
    4. Informasi dihasilkan secara berlebihan.
    5. Usaha yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.
    6. Material yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.
  11. Analisis Layanan (Services)
  12. Berikut adalah keriteria penilaian dimana kualitas suatu sistem bisa dikatakan buruk :

    1. Sistem menghasilkan produk yang tidak akurat.
    2. Sistem menghasilkan produk yang tidak konsisten.
    3. Sistem menghasilkan produk yang tidak dipercaya.
    4. Sistem tidak mudah dipelajari.
    5. Sistem tidak mudah digunakan.
    6. Sistem canggung untuk digunakan.
    7. Sistem tidak fleksibel.

2. Pendekatan Pemecahan Masalah

Menurut Puspitasari dkk di dalam jurnal Teknik Industri Vol 7, No.2 (2012:96)[18] Penelitian ini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P- Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Product : produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
  2. Price : biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang ditawarkan.
  3. Place : lokasi dimana produk atau jasa tersedia.
  4. Promotion : aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.
  5. People : orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.
  6. Process : proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk atau jasa.
  7. Physical Evidence : bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.

Teori Khusus

Definisi Vendor Managed Inventory (VMI)

Menurut C. Sitompul, dkk, 2015[19] VMI (Vendor Managed Inventory) merupakan salah satu metode dalam supply chain yang memberikan keuntungan bagi perusahaan melalui waktu replenishment yang singkat, perbaikan customer service level, total biaya rantai pasok yang lebih kecil dibanding metode persediaan tradisional. Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan saat ini baru sebatas model VMI satu supplier dengan satu retailer. Padahal pada kenyataannya satu supplier dapat berhubungan dengan satu atau lebih retailer atau bahkan sebaliknya banyak supplier yang berhubungan dengan 1 retailer. Kondisi seperti ini menyebabkan perlunya pengembangan model yang melibatkan banyak retailer maupun supplier. Dalam penelitian ini, dilakukan pengembangan model VMI yang dibatasi pada kondisi satu supplier dengan banyak retailer. Dilakukan penentuan parameter, variabel keputusan, fungsi tujuan dan koefisien pembatas untuk merancang model. Model yang dirancang kemudian diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman AMPL dan solusinya didapatkan dengan penggunaan software NEOS. Datadata yang digunakan merupakan data ilustrasi. Setelah didapat hasil dari pengimplementasian model, selanjutnya dibuat analisis berdasarkan hasil serta analisis sensitivitas untuk model. Hasil penggunaan model VMI (Vendor Managed Inventory) yang dirancang kemudian dibandingkan dengan hasil penggunaan metode lain, yaitu Q System serta WagnerWithin Algorithm.

Konsep dasar UML (Unified Modeling Language)

1. Definisi UML (Unified Modeling Language)

Menurut Alim (2012:30)[20] “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menulis blue print perangkat lunak.UML dapat digunakan untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan mendokumentasikan artifak dari sistem perangkat lunak”.

Menurut Agus (2014:3)[21] UML merupakan kependekan dari Unified Modelign Language, adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standart yang digunakan untuk menjelaskan dan memvisualiasasikan proses analisis dan desain berorientasi objek. UML (Unified Modeling Language) menawarkan sebuah standar pada notasi untuk merancang model sebuah system.

UML (Unified Modeling Language) dapat digunakan untuk membuat sebuah model jenis aplikasi perangkat lunak, dimana aplikasi tersebut berjalan pada perangkat keras, system operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, “UML adalah bahasa yang digunakan untuk memvisualisasikan, mendefinisikan, membangun dan membuat dokumen dari arsitektur perangkat lunak. UML dapat digunakan pada semua proses melalui metodologi pengembangan perangkat lunak dan melakukan implementasinya pada teknologi yang berbeda”.

2. Tujuan Unified Modeling Language (UML)

Menurut Yasin (2012)[22] tujuan UML diantaranya adalah :

  1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman dan proses rekayasa.
  3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

3. Tipe-Tipe Diagram UML

Menurut Yasin (2012)[22] UML terdiri dari banyak diagram, yaitu :

1. Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem

2. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah sebagai berikut :

3. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirm antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram. Dalam sequence diagram terdapat 2 model, yaitu :

4. Class Diagram

Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan objek beserta hubungan satu, antara lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek yang lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap attribute kelas entity. Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstarisiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan orientasi objek. Class menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi).

Konsep Persediaan

1. Definisi persediaan (Inventory)

Menurut Junaidi (2013:3)[23] “Inventory merupakan sebuah konsep yang mencerminkan sumber daya yang dapat digunakan tetapi tidak atau belum dipergunakan”. Pengertian inventory dapat diartikan dalam beberapa hal yang berbeda, yaitu stok yang tersedia pada saat itu juga, daftar perincian barang yang tersedia, atau untuk keuangan dan akunting adalah jumlah stok barang yang dimiliki oleh suatu organisasi pasa suatu waktu.

Menurut Salangka (2013:1121)[24] “Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki untuk kemudiaan dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan pengendalian persediaan (inventory control) merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Persediaan memegang peranan penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik.


2. Fungsi Persediaan (Inventory) Fungsi Inventory

Menurut Rangkuti dalam Tamodia (2013 : 23-24) [25] Persediaan memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan, yaitu :

  1. Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi.
  2. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi.
  3. Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli dalam jumlah yang banyak ada diskon.
  4. Untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga.
  5. Untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, mutu, dan ketidaktepatan pengiriman.
  6. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses.

3. Jenis-Jenis persediaan (Inventory)

  1. Anticipation Stock
  2. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola konsumen yang terdapat dalam suatu tahun untuk menghadapi penggunaan atau penjualan (permintaan) yang meningkat.

  3. Batch Stock atau Lot Inventory
  4. Persediaan yang diadakan karena memiliki atau membuat barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Mendapatkan keuntungan harga pada harga pembelian efisien produksi dan penghematan biaya akomodasi.

  5. Fluctuation Stock
  6. Persediaan yang diadakan untuk melengkapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

Konsep Dasar Database

1. Definisi Database

Menurut Ary Budi, Warsito dkk (2015:29)[26] “Database adalah struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memproses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MySQL Server”.

Menurut Emi Suryadi (2016:271)[27] “Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi”.

Menurut Dr.H.A.Rusdiana,M.M dan Moch.Ifran,S.T,M.Kom (2014:302)[28] mengemukakan bahwa database adalah kumpulan informasi yang disimpan dalam komputer secara sistematik untuk memperoleh informasi dari basis data.

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa database adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk menyimpan data yang disimpan secara sistematis pada suatu komputer sehingga mampu memenuhi kebutuhan informasi yang optimal.

Konsep Dasar Blackbox Testing

1. Definisi Blackbox Testing

Menurut Shivani Acharya dan Vidhi Pandya dalam International Journal of Electronics and Computer Science Engineering Vol. 2 No. 1 dengan judul Bridge Between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique (2013:176) [29] “Black Box Testing is a software testing technique in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure, implementation details and knowledge of internal paths of the software. This type of testing is based entirely on the software requirements and specifications”.

Menurut Himawan dkk (2016:342)[30] menemukakan bahwa metode blackbox testing berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya :

  1. fungsi-fungsi yang salah atau hilang.
  2. kesalahan dalam struktur data atau akses database internal.
  3. kesalahan performa.
  4. kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Menurut Harson Kapoh dkk (2016:23)[31] mengemukakan “Tests on a model using black box method is a method of testing the model or program without considering the structure of the program. Black box method used in this study was to determine whether the program can receive data input, process the data and generate the appropriate information and the program was not error “. (Blackbox testing adalah metode pengujian program tanpa mempertimbangkan struktur program. Hal ini untuk menentukkan apakah program dapat menerima data input, proses data dan menghasilkan informasi yang tepat tanpa adanya error).

Menurut Asrin Hosseini dan Amir Sheikh-Ahmadi, Phd (2015:44)[32] mengemukakan “The black box test is a test that does not pay attention to the inner mechanism of a system or tool; it is only focused on the produced outputs based on the selected inputs and running conditions “ (Blackbox Testing adalah pengujian yang mengabaikan mekanisme internal sistem atau komponen dan fokus semata-mata pada output yang dihasilkan yang merespon input yang dipilih dan kondisi eksekusi).

2. Teknik Pengujian Blackbox Testing

Menurut Asrin Hosseini dan Amir Sheikh-Ahmadi, Phd (2015:44)[32] mengemukakan ada 3 teknik dalam melakukan pengujian menggunakan blackbox testing, yaitu :

  1. Analisis dari jumlah kisaran (Analysis of the range amount)

  2. “This technique is used for decreasing the Test Cases. In this technique, the first and the final amounts are investigated, which means a greater amount than the allowable maximum amount and a smaller amount than the allowable minimum amount will be selected.“ (Teknik ini digunakan untuk mengurangi kasus teks. Dalam teknik ini, pertama dan jumlah akhir diselidiki, yang berarti jumlah yang lebih besar dari jumlah maksimum yang diijinkan dan jumlah yang lebih kecil dari jumlah minimum yang diijinkan akan dipilih).

  3. Divisi (Division)

  4. “In this technique, data by limiting Test Case are divided into two allowable and un-allowable classes which are both used in the test process. “ (Dalam teknik ini, data dengan membatasi uji kasus dibagi menjadi dua kelas yang diijinkan dan tidak diijinkan yang baik dalam proses uji).

  5. Kesalahan Menebak (Fault guess)

  6. “In this technique, previous experiences, and human weaknesses are used” (Dalam teknik ini, pengalaman sebelumnya dan kelemahan manusia digunakan).

3. Tujuan Penggunaan blackbox Testing

Berikut ini adalah tujuan dalam penggunaan metode blackbox testing, yaitu :

  1. Digunakan untuk menguji fungsi-fungsi khusus dari perangkat lunak yang dirancang.
  2. Kebenaran perangkat lunak yang diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau kondisi masukan yang diberikan untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana proses untuk mendapatkan keluaran tersebut.
  3. Dari keluaran yang dihasilkan, kemampuan program dalam memenuhi kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus dapat diiketahui kesalahan-kesalahannya.

4. Kelebihan Dan Kekurangan Blackbox Testing

Kelebihan pengujian blackbox testing, antara lain :

  1. Spesifikasi program dapat ditentukan di awal.
  2. Dapat digunakan untuk menilai konsistensi program.
  3. Testing dilakukan berdasarkan spesifikasi.
  4. Tidak perlu melihat kode program secara detail.

Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Mohd. Arif dan Saoud Sarwar (2015:17)[33] Mengemukakan “Requirements elicitation is an important sub-process of requirement engineering . It is the process of searching, uncovering, achieving, and detailing requirements for different type of systems like computer based systems, web based systems etc. Requirements elicitation is all about attainments and understanding the needs of users and project promoters with the ultimate aim of communicating these needs to the system developers. It also commits a set of activities that must allow for communication, prioritization, consultation, and collaboration with the entire relevant stakeholders. In requirements elicitation process, requirements are analyzed as the main resources, and also on the basis of accurate analysis of the organization, the application area where the system will be disposed.”

Menurut Saputra (2012:51)[34] “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

  1. Tahap I
  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Tahap II
  4. Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  5. Tahap III
  6. Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu :

    1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.
    2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
    3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement di dalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
    3. Low (L) : Mudah dikerjakan.
    4. Final Draft Elisitasi
    5. Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Literature Review (Studi Pustaka)

Metode studi pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dilakukan dengan mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, referensi dapat diperoleh dari buku-buku atau internet.

Manfaat dari studi pustaka (Literature Review) ini antara lain :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
  3. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah capai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas landasan (platform) dari pengetahuan.
  4. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, Berikut ini adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan dan memiliki hubungan kolerasi yang searah dengan penelitian yang akan di bahas dalam laporan ini antara lain :

Tabel 2.1 Literature Review

NO

Judul Penelitian

Nama Peneliti

Metode

GAP

1.

Penentuan Kebijakan Pemenuhan Pesanan Dengan Model Vendor Managed Inventory

Hartini, Sri, and ANDRIE MUSTAFA KAMAL. " Jurnal Teknik Industri11.2 (2010): 95-100.

Perhitungan LRP-VMI Tiap Distributor, Perhitungan Parameter Sistem dalam Spreadsheet Template, dan Perhitungan LRP-VMI untuk Supplier.)

Kelebihan kebijakan pengisian pesanan usulan dibandingkan dengan kebijakan lama, yaitu: informasi yang jelas mengenai permintaan konsumen akhir, kebijakan VMI ini dapat membantu vendor dalam melakukan perencanaan pengisian produk ke gudang dengan lebih efektif dan efisien.

2.

Penurunan Biaya Inventori di PT SEMB PEL Menggunakan Metode Vendor Managed Inventory.

Sugianto, Y. K., & Octavia, T. (2014). Penurunan Biaya Inventori di PT SEMB PEL Menggunakan Metode Vendor Managed Inventory. Jurnal Titra, 2(2), 199-204.

Klasifikasi ABC dan FMR digunakan untuk memprioritaskan part yang diajukan untuk VMI dan analisa lead time digunakan untuk menentukan part yang diajukan untuk VMI, dan Analisa perbandingan biaya inventori.

Implementasi VMI dapat mengurangi lead time dari pemesanan bahan baku antara 65% hingga 95% dari lead time awal. Berkurangnya lead time menyebabkan berkurangnya safety stock bahan baku antara 77% hingga 100%. Penurunan lead time menyebabkan biaya inventori juga berkurang dan menuju ke arah target yang ditetapkan. Sebanyak 30 parts VMI mengalami penurunan rata-rata biaya inventori setelah implementasi VMI dilakukan.

3.

Perancangan Model VMI (Vendor Managed Inventory) dengan Satu Pemasok dan Banyak Retailer yang Meminimasi Ongkos Total Rantai Pasok.

Sitompul, Carles. "Perancangan Model VMI (Vendor Managed Inventory) Dengan Satu Pemasok Dan Banyak Retailer Yang Meminimasi Ongkos Total Rantai Pasok." Jurnal Rekayasa Sistem Industri 4.2.

Q System, Wagner Within Algorithm,dan Model Optimasi.

Solusi yang dihasilkan model optimasi lebih baik dibandingkan solusi yang dihasilkan oleh Q System maupun WagnerWithin Algorithm. Model yang dikembangkan telah valid dikarenakan batasanbatasan yang digunakan pada modelsesuaidengankendalayangadapadakasus nyata. Batasan tersebut dapat diklasifikasi menjadi 3 jenis, yaitu: inventory balanced constraint, binary constraint serta nonnegativity constraint.

4.

ANALISIS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG VENDOR MANAGED INVENTORY TERHADAP SUPPLY CHAIN PT SEMEN GRESIK Tbk.

Ngatilah, Yustina." JURNAL TEKMAPRO 1.2 (2006).

perhitungan profit dari buyer maupun supplier, dan menghitung pengaruh jangka pendek dan jangka panjang dari kedua konsep tersebut, dan melakukan analisis dan interpretasi terhadap hasil perhitungan.

dapat disimpulkan buyer mendapatkan keuntungan dengan menerapkan sistem VMI. Dilihat dari sudut pandang perubahan biaya inventori, dalam jangka pendek biaya inventory buyer akan berkurang, sedangkan biaya inventori supplier akan bertambah Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan VMI dalam jangka pendek hanya akan menguntungkan buyer, akan tetapi dalam jangka panjang kedua pihak tersebut pun akan diuntungkan.

5.

Sistem kontrol inventori pemasokan barang Secara Real Time Menggunakan Vendor-Managed Inventory (VMI) dan Short Message Service (SMS).

Turang, Rinaldo, and Djatmiko Endro Suseno. JSINBIS (Jurnal Sistem Informasi Bisnis) 4.2 (2014): 139-147.

Vendor-Managed Inventory (VMI), dan Reorder Point (Titik Pesan Kembali), dan Metode Forward-Chaining, dan Rapid Application Development (RAD), dan Sistem Barcode.

1. Sistem kontrol inventori pemasokan barang yang dihasilkan ini sejalan dengan tujuan penelitian.

2. Sistem kontrol yang diterapkan di tingkat pengecer dapat terintegrasi secara mandiri.

3. Metode inferensi forward-chaining berbasis aturan yang diterapkan dapat mengolah fakta yang terjadi menyangkut perubahan stok di tingkat pengecer dan menghasilkan peringatan pembaharuan stok yang dibedakan menjadi peringatan stok aman, stok cadangan dan stok awas.

6.

PENENTUAN KEBIJAKAN ORDER PRODUK SKINCARE DAN PLASTER DENGAN PENDEKATAN VENDOR MANAGED INVENTORY (Studi Kasus: PT Beiersdorf Indonesia).

Renitasari, Retty, Yeni Sumantri, and Ratih Ardia Sari. " Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri2.3 (2014): p516-527.

Mengidentifikasi supply chain perusahaan, dan Generate demand dengan pendekatan probabilistik Monte Carlo, dan Running simulasi yaitu memasukkan input awal untuk mencari nilai kombinasi parameter terbaik dari produk yang diteliti.

1. Berdasarkan hasil simulasi kebijakan VMI didapatkan rentang nilai ROP dan nilai maksimum yang dapat digunakan sebagai kebijakan order.


2. Perbandingan total cost inventory dan service level kebijakan eksisting dengan simulasi kebijakan VMI dapat dilihat dari rentang peningkatan atau penurunan total cost inventory dan rentang peningkatan atau penurunan service level.

7.

STUDI LOYALITAS TOKO BANGUNAN YANG DIKAITKAN DENGAN FAKTOR KESEDIAAN TOKO BANGUNAN UNTUK MELAKSANAKAN VMI PT SEMEN GRESIK DI JAWATIMUR DENGAN PENDEKATAN SEM.

Duparman, Dadan, and Bambang Syairudin.

Penyusunan Model dan Hipotesis Penelitian.

1. Tujuan penelitian adalahmengidentifikasi dan mengukur variabel-variabel atau dimensi yang mempengaruhi loyalitas Toko bangunan.

2. Kepuasan Toko bangunan terhadap kinerja PT Semen Gresik, persepsi Toko bangunan terhadap benefit yang diperoleh dari PT Semen Gresik

3. Persepsi Toko bangunan terhadap kesetaraan (equty) dalam berkoordinasi dan bekerjasama, dan persepsi kewajaran (fairness) atas benefit yang diperoleh Toko bangunan dengan PT Semen Gresik.

8.

Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang pada PT. Gema Sarana Media

Makrothymia Hia (2013)

Adapun metodologi yang dipergunakan lalu digambarkan dalam bentuk Use Case dengan menggunakan UML versi 6.4.

Rancangan sistem ini memberikan banyak kemudahan, yaitu memudahkan proses pembuatan laporan, memudahkan dalam pencarian data, dan memudahkan staf bagian gudang untuk mengetahui stok barang yang masuk dan barang yang keluar.

9.

Perancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku pada PT. Surya Siam Keramik.

Indra Purnama (2010).

pengembangan sistem agar sistem yang ada tidak hanya memperlihatkan stok akhirnya saja.

sistem ini akan dilengkapi dengan keterangan pemakaian dan pemasukan bahan baku yang ada di gudang, sehingga akan menghasilkan laporan stok yang lebih lengkap dan mempermudah dalam pencarian data.

10.

Rancang Bangun Sistem Informasi Perencanaan Persediaan Barang

Wijaya, A., Arifin, M., & Subiyanto, T. (2013).

metode Economic Order Quantity atau biasa disebut dengan EOQ.

Metode EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya penyimpanan dan pemesanan barang persediaan. Diharapkan dengan adanya perencanaan pemenuhan persediaan yang baik, perusahaan tidak lagi menghadapi permasalahan dalam menentukan jumlah pemesanan barang persediaan sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat PT FOSTA UNGGUL PERDANA

Pada bulan November 1982, empat orang berlatar belakang pendidikan Teknik yaitu Tonny Widjajapranata – Benny W. Pranata, David Budhiredja dan E. Rizal, sepakat untuk mendirikan sebuah perusahaan engineering dibidang pemanas dengan nama FOSTA ENGINEERING, yang merupakan cikal bakal PT FOSTA UNGGUL PERDANA.

Kata FOSTA merupakan singkatan dari Four Old stagers yang berarti Empat Orang Yang Berpengalaman.

Pada awalnya perusahaan ini membuat mesin pengering textile dengan sasaran marketnya pabrik-pabrik batik diwilayah Jakarta. Selama hampir 2 tahun FOSTA menguasai hampir seluruh pabrik – pabrik batik kelas menengah atas di wilayah Karet, Palmerah dan Kebayoran Lama.

Dipertengahan tahun 1983 FOSTA mulai mengembangkan usahanya ke industry Teh, baik industry the wangi di Jawa Tengah maupun industry the hijau di Jawa Barat. Suatu inovasi besar dicapai saat itu, dengan rancangan HEAT EXCHANGER FOSTA yang dapat menghemat bahan bakar solar menjadi 17 lt/jam dari sebelumnya 37 lt/jam dengan menggunakan Heat Exchanger buatan Taiwan. Karena efisiensi pembakaran yang tinggi ini FOSTA berhasil memasok lebih dari 100 unit HEAT EXCHANGER dan menjaring seluruh perusahaan the Di Tegal, Slawi dan Pekalongan mulai dari perusahaan teh besar seperti TEH DUA TANG dan TEH GOPEK sampai perusahaan the menengah dan kecil.

Melihat prospeknya yang makin baik, pada bulan November 1984 dibentuklah perusahaan dengan Badan Hukum bernama PT FOSTA UNGGUL PERDANA dengan 3 orang pemegang sahamnya Tonny – Benny dan David dengan jumlah karyawan saat itu sekitar 30 orang.

Saat ini PT FOSTA UNGGUL PERDANA dengan 300 karyawan telah demikian berakar sehingga berhasil meraih Market Share terbesar di industry PAINT SHOP di Indonesia.

Visi Misi dan Kebijakan Mutu Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan Paintshop terbaik di Indonesia.

2. Misi Perusahaan

Memberikan pelayanan terbaik sesuai harapan pelangan atau lebih untuk mencapai kepuasan pelanggan.

3. Kebijakan Mutu Perusahaan

1) Mengembangkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara berkelanjutan guna memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan dan peraturan perundagan yang berlaku.

2) Melakukan perbaikan secara berkelanjutan guna meningkatkan keefektifan Sistem Manajemen Mutu dan daya saing perusahaan.

3) Membuat produk yang berkualitas sesuai keinginan pelanggan, pengiriman produk tepat waktu, pelayanan yang prima, dan harga yang kompetitif.

4) Menyediakan pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.

Struktur Organisasi

Sebuah organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha, untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi.

Sama halnya dengan PT FOSTA UNGGUL PERDANA yang mempunyai struktur organisasi manajemen sebagai berikut :


STRUKTUR ORGANISASI PT FOSTA UNGGU PERDANA
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT FOSTA UNGGUL PERDANA

Tugas dan Tanggung Jawab

Seperti halnya dengan perusahaan lain, PT Fosta Unggul Perdana dalam manajemenya terdapat bagian-bagian yang mempunyai Tugas dan tanggung jawab dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Berikut adalah tugas dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada PT Fosta Unggul Perdana yaitu sebagai berikut :

1) General Manager

General Manager adalah manajer yang memiliki tanggung jawab kepada seluruh bagian / fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi.

2) Marketing

Bertanggung jawab atas efisiensi dan efektivitas kerja di Departemen Marketing.

3) Manufacturing

Mengatur dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan penjualan, pengiriman barang, target penjualan perusahaan.

4) Project

Project adalah pimpinan kelompok, pekerjaan, proyek, komunitas, atau organisasi. Pimpinan memiliki tugas, fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan yang jelas atas organisasi yang dipimpinnya dengan batas wilayah dan periode waktu yang ditentukan.

5) Purchasing

Purchasing merupakan bagian yang mempunyai tugas dan wewenang untuk menyediakan material untuk keperluan produksi.

6) Fin & Adm

Bertanggungjawab kepada Kepala Staf Administrasi atas pelaksanaan bebagai kegiatan dan pelayanan, Menggunakan semua sarana dan prasarana yang ada di dan bagi demi efektivitas dan efisiensi kerja serta pelayanan.

7) Pers & GA

Melayani seluruh unit kerja di perusahaan (bersifat shared service) dalam hal administrasi dan pengelolaan pelayanan rutin kantor.

8) Sales

Melaksanakan kegiatan penjualan melalui telepon terhadap target konsumen (perusahaan-perusahaan perdagangan dan industri, kantor-kantor pemerintah, asosiasi perkumpulan keagamaan, olahraga, sosial, konsulat) secara sistematik, serta melengkapi laporan kegiatan untuk setiap hubungan yang dilakukan.

9) Production

Fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi.

10) Engineering

Bertugas untuk mengawasi, memperbaiki dan mengontrol alat-alat yang di butuhkan dalam perusahaan.

11) Accounting

Merencanakan strategi akunting perusahaan secara tepat sesuai strategi bisnis perusahaan.

12) IT

Menerima, memprioritaskan dan menyelesaikan permintaan bantuan IT.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Berjalan

Untuk menganalisis sistem yang berjalan, penelitian ini menggunakan program Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) 6.4 Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case diagram, Activity diagram, Sequence diagram.

Analisa Informasi Sistem Yang Berjalan

Adapun sistem informasi persediaan dari pemeriksaan barang yang masuk, pengeluaran persediaan, hingga pelaporan persediaaan yang berjalan di PT Fosta Unggu Perdana adalah :

1) Admin gudang memeriksa barang yang masuk ke gudang.

2) Admin gudang menginput barang yang masuk pada form barang masuk yang tersedia.

3) Admin gudang menerima PO permintaan barang dari bagian penjualan.

4) Admin gudang memeriksa item barang yang diminta.

5) Admin gudang memeriksa jumlah barang yang tersedia.

6) Admin gudang mengirim barang yang diminta kepada customer.

7) Admin gudang merekap seluruh transaksi barang yang masuk dan barang keluar gudang.

8) Admin gudang memberikan laporan persediaan barang kepada manajer produksi.

Rancangan Sistem Yang Berjalan

1. Use Case Diagram Sistem yang Berjalan

Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan actor, use case dan relasinya sebagai suatu urutan tindakan yang memberikan nilai terukur untuk aktor. Sebuah use case digambarkan sebagai elips horizontal dalam suatu diagram UML use case. Haviluddin (2013:97)

Gambar 3.2. Use Case Diagram

Berdasarkan gambar 3.2. Use Case Diagram sistem yang berjalan diatas terdapat :

1) 1(satu) sistem yang mencangkup seluruh sistem persediaan barang

2) 4 (dua) actor yang melakukan kegiatan, diantaranya : Admin gudang, penjualan customer dan manajer produksi

3) 9 (Sembilan) use case, diantaranya : cek barang masuk, input barang masuk, menerima PO, cek item barang, cek jumlah barang, kirim barang, input barang keluar, rekap barang masuk dan keluar dan memberikan laporan

2. Activity Diagram Sistem yang Berjalan

Activity diagram adalah diagram yang Menggambarkan aktifitas-aktifitas, objek, state, transisi state dan event. Dengan kata lain kegiatan diagram alur kerja menggambarkan perilaku sistem untuk aktivitas. Haviluddin (2013:97)

Berikut merupakan Activity diagram sistem persediaan yang sedang berjalan :

Gambar 3.3. Activity Diagram

Berdasarkan gambar 3.5. Activity Diagram sistem yang berjalan diatas terdapat :

1) Initial node, objek yang diawali.

2) 11 (sebelas) action state, diantaranya : cek barang masuk, input barang masuk, menerima permintaan barang, membuat PO, menerima PO, cek item barang, cek jumlah barang, kirim barang, input barang keluar, rekap barang masuk dan keluar dan memberikan laporan.

  1. 1 (satu) decision node
  2. DFinal State, objek yang diakhiri

3. Sequence Diagram Sistem yang Berjalan

Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap, termasuk kronologi (urutan) perubahan secara logis yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram. Haviluddin (2013:97)

Berikut merupakan Squence diagram sistem persediaan yang sedang berjalan :

Gambar 3.4. Sequence Diagram

Berdasarkan gambar 3.4. Squence Diagram sistem yang berjalan terdapat :

1) 4 (empat) Actor yang melakukan kegiatan, yaitu admin gudang, penjualan, customer, dan manajer produksi.

2) 9 (Sembilan) message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitasyang terjadi. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor-actor.

3) 5 (lima) LifeLine mengidentifikasi kehadiran objek pada saat terakhir/ akhir waktu.

Analisa Masalah

Berdasarkan analisa yang dilakukan peneliti, sistem manajemen inventory yang saat ini berjalan kurang maksimal, sistem manajemen inventory masih dikerjakan secara manual serta belum mempunyai sistem yang terkomputerisasi sehingga di khawatirkan terjadi kesalahan pencatatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, sistem manajemen inventory yang sedang berjalan masih kurang efektif dan efisien. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem informasi yang sudah terkomputerisasi, yang akan mengurangi kendala yang terjadi, sehingga akan mempermudah memanajemen inventory pada PT Fosta Unggul Perdana, maka kebutuhan sistem seperti :

a. Terdapat basis data, sehingga dapat mengontrol ketersediaan bahan produksi.

b. Menghasilkan kejelasan data, kecepatan proses yang dilakukan dan keakuratan data yang tersimpan dengan mudah dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

Alternatif Pemecahan masalah

Berdasarkan analisa dari segi kekurangan dan kebutuhan dari bagian IT di PT. Fosta Unggul Perdana saat ini, pengembangan terhadap sistem hendaknya menganalisa kebutuhan tersebut dan dapat di ambil beberapa alternatif pemecahan masalah antara lain :

a. Dibangun sistem yang dibutuhkan oleh user dengan menggunakan aplikasi berbasis visual karna aplikasi berbasis visual sudah familiar dikalangan instansi masyarakat.

b. Dibangun aplikasi sistem berbasis web, karena aplikasi yang dibangu berbasiskan web memungkinkan user dapat menggunakan data secara bersamaan di waktu yang sama.

Berdasarkan beberapa alternative pemecahan masalah di atas penulis melakukan kajian untuk permasalahan, maka perlu dibangun aplikasi sistem yang berbasis web karena banyak keuntungan yang diperoleh antara lain :

a) Sharing data secara realtime.

b) Dapat menjalankan aplikasi berbasis web dimanapun kapanpun tanpa harus melakukan penginstalan.

c) Dapat berjalan di sistem oprasi manapun.

d) Tidak perlu spesifikasi komputer yang tinggi untuk menjalankan aplikasi berbasis web.

e) Terkait lisensi (hak cipta) kita tidak memerlukan lisesnsi ketika menggunakan web-based application, sebab lisensi telah menjadi tanggung jawab dari web penyedia aplikasi.

Memang aplikasi berbasis web belum familiar, untuk mengatasi hal tersebut penulis mengusulkan perlu diadakannya transfer of knowledge kepada para user, seingga dapat mengoprasikan secara baik dan benar. Berdasarkan analisa yang dilakukan, pada proses sistem yang berjalan saat ini mendapatkan informasi masih kurang cepat dan sistem pengolahan data masih dilakukan secara manual. Sehingga penulis memeberikan solusi yaitu dengan mendesain sisitem pengendalian manajemen inventory yang lebih baik, yang akan digunakan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan menghasilkan data yang akurat dan tepat waktu.

Selain itu penulis akan membuat suatu program berbasis web yang biasa digunakan oleh bagian IT di PT. Fosta Unggul Perdana untuk melakukan pengendalian persediaan bahan baku, barang proses produksi dan barang jadi yang sudah di proses.

Penggunaan sistem pengendalian manajemen inventori yang akan penulis rancang ini merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi kendala-kendala dalm mengendalikan manajemen infentory, dibuat dengan menggunakan bahasapemrograman PHP dan MySQL untuk mengelola databenya dan mampu merekam seluruh data transaksi.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa PIECES

1. Performance (Kinerja)

Performance atau kinerja merupakan suatu analisis terhadap kemampuan sistem dan menyelesaikan tugas dengan baik.

2. Information (Informasi)

Informasi merupakan komoditas terpenting bagi seorang pengguna akhir pada suatu sistem dalam pengambilan keputusan. Dengan sistem informasi yang baik maka akan menghasilkan informasi yang bermanfaat serta dapat pendukung dalam menanggapi masalah dan peluang yang ada.

3. Economy (Ekonomi)

Sistem yang ada saat ini masih konvensional, dilihat dari segi ekonomisnya sistem yang ada saat ini masih mengeluarkan biaya yang tidak sedikit setiap akan melakukan pencatatan data transaksi pembayaran, sehingga sistem yang sedang berjalan saat ini masih kurang ekonomis.

4. Control (Kontrol)

Pengendalian dalam sistem sangat diperlukan, yaitu digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data dan informasi.

5. Efficiency (Efisiensi)

Terdapat perbedaan antara efisiensi dengan ekonomis. Ekonomis berkaitan dengan sesedikit mungkin jumlah sumber daya yang digunakan sehingga menghasilkan keuntungan, sedangkan efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya yang ada dapat digunakan dengan sebaik dan sehemat mungkin dengan pemborosan/ biaya yang paling minimum.

6. Service (Pelayanan)

Pelayanan yang diberikan sangat mendukung dalam peningkatan profit atau laba bagi perusahaan. Suatu perusahaan akan berusaha meningkatkan pelayanannya terhadap konsumen sehingga konsumen merasa puas, hal itu yang menjadi tujuan utama dari perusahaan berkualitas.

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

Analisa Masukan

  1. Analisa masukan adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan terhadap semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga menghasilkan proses dan kemudian akan ada hasil dari sebuah proses itu sendiri.
    1. Nama Masukan : Mengatur pesanan
    2. Fungsi : Untuk catatan pemesanan
    3. Sumber : Perusahaan
    4. Media : Print out
    5. Frequensi : Setiap bagian produksi
    6. Frequensi : Setiap bagian produksi

Analisa Proses

  1. Analisa proses adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada proses sebagai suatu hasil respect balik karena adanya data input di dalam proses inilah semua data atau informasi yang masuk akan diolah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.
    1. Nama Modul  : Permintaan pengecekan material
    2. Masukan : Daftar untuk produksi
    3. Keluaran : Catatan produksi
    4. Media : Print out
    5. Ringkasan : Proses ini akan menghasilkan catatan manual ketika saat proses produksi berjalan terhadap material yang dibutuhkan

Analisa Keluaran

  1. Analisa keluaran adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada hasil dari keseluruhan proses yang terjadi dari mulai penginputan data sampai terjadi proses pengolahan data melalui sistem pengolahan data yang ada. Dan juga melalui proses pengecekan kembali data-data yang ada bila terjadi kesalahan atau data kurang lengkap, yaitu :
    1. Nama Kluaran : Pembuatan laporan
    2. Fungsi : Mencetak dan Menampilkan hasil pengecekan
    3. Media : Print out
    4. Rangkap : 2 lembar untuk bagian ppic dan manager produksi
    5. Distribusi  : 1 untuk bagian ppic dan 1 manager produksi.

Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

Dalam pembuatan analisa laporan penulis menggunakan computer dengan konfigurasi sebagai berikut :

1. Perangkat Keras (hardware)

  1. Processor : Intel® Pentium® CPU N350 @ 2.16 GHz 2.16 GHz
  2. Monitor : 14”
  3. RAM : 4 GB
  4. Harddisk : 500 GB

2. Perangkat Lunak (software)

  1. Windows 2010
  2. Ms. Word 2010

Analisa Sistem Yang Berjalan dan Alternatif Pemecahan Masalah

Analisa Masalah Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan analisis yang telah penulisa lakukan, sistem informasi persediaan barang di PT Fosta Unggul Perdana saat ini udah berjalan cukup baik. Namun, masih banyak kekurangan atau kesulitan yang dapat menjadikan data sulit untuk dicari bahkan hilang. hal tersebut dikarenakan beberapa permasalahan diantaranya adalah :

  1. Pencatatan dan monitoring yang masih menggunakan sistem manual. Hanya dibantu dengan Ms. Excel, dan Ms. Word dalam pembuatan laporan, hal tersebut menurut penulis kurang efisien dan memakan banyak waktu.
  2. Penyimpanan data masih menggunakan sistem pengarsipan sehingga mengakibatkan penumpukan berkas, hal ini dapat menyulitkan pencarian data ketika dibutuhkan.
  3. Dikarnakan banyaknya penumpukan berkas, maka kemungkinan berkas yang hilang atau rusak sangatlah besar, sehingga dapat membuat sulitnya untuk mengaudit pada waktu tertentu.

Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada sistem yang sedang berjalan, penulis memberikan solusi pemecahan masalah yang diusulkan penulis antara lain:

  1. 1) Memanfaatkan sistem informasi berbasis computer dan mengembangkan sistem yang telah ada sebelumnya secara maksimal sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang sistem persediaan yang efektif.
  2. 2) Mengembangkan sistem informasi persediaan yang berjalan dengan terkomputerisasi berbasis web yang lebih kompleks namun mudah untuk digunakan, sehingga dapat mempermudah pengaksesan informasi yang diinginkan dan dapat mempermudah dalam pengelolaan data atau berkas.
Tabel 3.1 Analisa PIECES

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

TTabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Tabel 3.5 Final Draft Elisitasi

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DI USULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Usulan Prosedur Yang Baru

Setelah mengadakan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan pada PT Fosta Unggul Perdana, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem inventory yang sedang berjalan saat ini, yaitu merubah proses pengecekan barang saat ini yang masih manual menjadi terkomputerisasi menggunakan sistem (Vendor Managed Inventory) VMI berbasis web sehingga memudahkan dalam pembuatan laporan. Berdasarkan perubahan sistem inventory yang terjadi dan setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 13 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram.

Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.1 Use Case Diagram

Dapat dijelaskan pada gambar 4.1 diatas adalah use case diagram sistem yang diusulkan, yaitu sebagai berikut :

a. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan Sistem Informasi Inventory Barang pada PT Fosta Unggul Perdana.

b. 3 (dua) actor yang melakukan kegiatan, yaitu: Admin, dan Perusahaan Lain.

c. 13 (tigabelas) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya: melakukan login, ke menu home, lihat profil perusahaan, operator, lihat barang, lihat stock perusahaan lain, input barang masuk, input barang keluar, input produksi, laporan, laporan barang masuk, laporan barang keluar, laporan stok.

Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

1. Activity Diagram Operator

Gambar 4.2 Activity Diagram Operator

Activity diagram operator sistem untuk proses pembuatan laporan yang diusulkan saat ini, yaitu :

1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

17 (tujuh belas) activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi pihak operator melakukan proses seperti pada gambar yang tertera di atas.

3 (tiga) fork node membuat Satu aliran yang pada tahap tertentu berubah menjadi aliran.

1 (satu) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan dari prosedur barang masuk.

2 (lima) Swimlanes vertikal, menunjukkan siapa yang bertanggung jawab melakukan aktivitas dalam suatu diagram

2. Activity Admin

Gambar 4.3 Activity Diagram Admin

Activity diagram admin sistem untuk proses pembuatan laporan yang diusulkan saat ini, yaitu :

1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

29(dua puluh sembilan) activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi pihak admin melakukan proses seperti pada gambar yang tertera di atas.

4 (empat) fork node membuat Satu aliran yang pada tahap tertentu berubah menjadi aliran.

1 (satu) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan dari prosedur barang masuk.

2 (lima) Swimlanes vertikal, menunjukkan siapa yang bertanggung jawab melakukan aktivitas dalam suatu diagram.

3. Activity Perusahaan

Gambar 4.4 Activity Diagram Perusahaan

Activity diagram perusahaan sistem untuk proses pembuatan laporan yang diusulkan saat ini, yaitu :

1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

49(empatpuluhsembilan) activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi pihak perusahaan melakukan proses seperti pada gambar yang tertera di atas.

5 (lima) fork node membuat Satu aliran yang pada tahap tertentu berubah menjadi aliran.

1 (satu) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan dari prosedur barang masuk.

2 (lima) Swimlanes vertikal, menunjukkan siapa yang bertanggung jawab melakukan aktivitas dalam suatu diagram.

Sequence Diagram Sistem Yang Diusulkan

1. Sequence Diagram Operator

Gambar 4.5 Sequence Diagram Operator

Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk operator.

1 (sistem) yang mencakup seluruh kegiatan.

1 (satu) actor yang melakukan kegiatan, yaitu operator.

7 (tujuh) Lifeline, diantaranya: Form login, Home, Operator, Perusahaan, Profil, Change Password, Logout.

22 (dua puluh dua) Message yang menggambarkan pengiriman pesan.

2. Sequence Diagram Admin

Gambar 4.6 Sequence Diagram Admin

Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk admin :

1 (sistem) yang mencakup seluruh kegiatan.

1 (sistem) yang mencakup seluruh kegiatan.

1 (satu) actor yang melakukan kegiatan, yaitu pimpinan.

7 (tujuh) Lifeline, diantaranya: Form login, Home, Operator, Perusahaan, Profil, Change Password, Logout.

22 (dua puluh dua) Message yang menggambarkan pengiriman pesan.

3. Squence Diagram Perusahaan

Gambar 4.7 Squence Diagram Perusahaan

Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk Perusahaan.

1 (sistem) yang mencakup seluruh kegiatan.

1 (satu) actor yang melakukan kegiatan, yaitu perusahaan.

15 (tujuh) Lifeline, diantaranya: Form login, Home, Barang, Stock Perusahaan Lain, Input, Barang masuk, Barang keluar, produksi, laporan, barang masuk, barang keluar, stock, profil, change password, logout.

46 (empat puluh enam) Message yang menggambarkan pengiriman pesan.

4. State Machine Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.8 State Machine Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.8 state machine diagram yang diusulkan, terdapat :

1 initial pseudo state, untuk memulai kegiatan.

27 state, untuk menggambarkan situasi dimana beberapa kondisi invariant tetap.

1 freehand shape verifikasi, untuk melakukan verifikasi pada username dan password.

1 final state, untuk menandai bahwa kegiatan telah selesai.

Rancangan Basis Data

Class Diagram

Class diagram sangat membantu dalam visualisasi kelas dari suatu sistem. Hal ini di sebabkan karena class adalah deskripsi kelompok objek-objek dengan atribut (property) dan relasi yang sama. Disamping itu class diagram bisa memberikan pandangan global atas sebuah sistem. Hal tersebut tercermin dari class-class yang ada dan relasinya satu dengan yang lain. Berikut ini adalah Class Diagram sistem Vendor Managed Inventory (VMI) pada PT Fosta Unggul Perdana.

Gambar 4.9 Class Diagram Sistem Inventory

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan sebuah design data yang dianggap telah normal. Design basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

1.     Nama File    : User
  Akronim  : user
  Fungsi  : Untuk menyimpan data user
  Tipe File  : File Master
  Organisasi File  : Index Sequential
  Media  : Harddisk
  Panjang record  : 313 karakter
  Primary Key   : kode_user
Tabel 4.1 Tabel User
2.     Nama File    : Perusahaan
  Akronim  : perusahaan
  Fungsi  : Untuk menyimpan data Perusahaan
  Tipe File  : File Master
  Organisasi File  : Index Sequential
  Media  : Harddisk
  Panjang record  : 196 karakter
  Primary Key   : id_perusahaan
Tabel 4.2 Tabel Perusahaan
3.     Nama File    : Produksi
  Akronim  : produksi
  Fungsi  : Untuk mengetahui data produksi
  Tipe File  : File Master
  Organisasi File  : Index Sequential
  Media  : Harddisk
  Panjang record  : 26 karakter
  Primary Key   : kode_produksi
Tabel 4.3 Tabel Produksi
4.     Nama File    : Produksi Pendukung
  Akronim  : produksi_pendukung
  Fungsi  : Untuk menyimpan hasil produksi
  Tipe File  : File Master
  Organisasi File  : Index Sequential
  Media  : Harddisk
  Panjang record  : 26 karakter
  Primary Key   : -
Tabel 4.4 Tabel Produksi Pendukung
5.     Nama File    : Barang
  Akronim  : barang
  Fungsi  : Untuk mengetahui data Barang
  Tipe File  : File Master
  Organisasi File  : Index Sequential
  Media  : Harddisk
  Panjang record  : 226 karakter
  Primary Key   : tbl_barang
Tabel 4.5 Tabel Barang
6.     Nama File    : Barang Masuk
  Akronim  : barang_masuk
  Fungsi  : Untuk mengetahui data Barang Masuk
  Tipe File  : File Master
  Organisasi File  : Index Sequential
  Media  : Harddisk
  Panjang record  : 26 karakter
  Primary Key   : tbl_barang_masuk_dtl
Tabel 4.6 Tabel Barang Masuk Detail
7.     Nama File    : Barang Masuk
  Akronim  : barang_masuk
  Fungsi  : Untuk mengetahui data Barang Masuk
  Tipe File  : File Master
  Organisasi File  : Index Sequential
  Media  : Harddisk
  Panjang record  : 26 karakter
  Primary Key   : kode_barang_masuk
Tabel 4.7 Tabel Barang Masuk
8.     Nama File    : Barang Keluar
  Akronim  : barang_keluar
  Fungsi  : Untuk mengetahui data Barang Keluar
  Tipe File  : File Master
  Organisasi File  : Index Sequential
  Media  : Harddisk
  Panjang record  : 26 karakter
  Primary Key   : id_barang_keluar_dtl
Tabel 4.8 Tabel Barang Keluar Detail
7.     Nama File    : Barang Keluar
  Akronim  : barang_keluar
  Fungsi  : Untuk mengetahui data Barang Keluar
  Tipe File  : File Master
  Organisasi File  : Index Sequential
  Media  : Harddisk
  Panjang record  : 26 karakter
  Primary Key   : kode_barang_keluar
Tabel 4.9 Tabel Barang

Rancangan Prototype

Tahap ini merupakan gambar yang jelas mengenai rancangan bangun yang lengkap kepada para pengguna dan website yang diteliti, juga sebagai pemenuhan kebutuhan daripada prapengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau tampilan dari perancangan sistem Vendor Managed Inventory (VMI) yang akan dibuat, yaitu:

Prototype Halaman Login

Gambar 4.10 Prototype Halaman Login

Prototype Halaman Home

Gambar 4.11 Prototype Halaman Home

Prototype Halaman Barang

Gambar 4.12 Prototype Halaman Barang

Prototype Halaman Input Barang Masuk

Gambar 4.13 Prototype Halaman Barang Masuk

Prototype Halaman Input Barang Keluar

Gambar 4.14 Prototype Halaman Barang Keluar

Prototype Halaman Input Barang Produksi

Gambar 4.15 Prototype Halaman Barang Produksi

Prototype Halaman Stock Perusahaan Lain

Gambar 4.16 Prototype Halaman Stock Perusahaan Lain

Prototype Halaman Laporan Barang Masuk

Gambar 4.17 Prototype Halaman Laporan Barang Masuk

Prototype Halaman Laporan Barang Keluar

Gambar 4.18 Prototype Halaman Laporan Barang Keluar

Prototype Halaman Stock Perusahaan

Gambar 4.19 Prototype Halaman Stock Perusahaan

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan,yaitu :

a. Processor : Intel ® Pentium ® CPU N3540 @ 2.16GHz

b. Monitor : Dell 16”

c. Mouse : X7

d. RAM : 2 GB

e. HD : 500 GB

f. Keyboard : Compatible Ps2

g. UPS (Uninterrupuble Power Suply)

Aplikasi Yang Digunakan

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut :

a. Sistem Operasi Windows 8.1 Single Language with Bing

b. Microsoft Office 2010

c. Xampp

d. Dreamweaver CS6

Hak Akses

Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan oleh 3 (tiga) orang, yaitu admin yang bertugas sebagai pihak Supervisor IT, Staff IT yang menggantikan admin jika admin sedang tidak ada, dan Manager PT. Fosta Unggul Perdana.

Testing

Metode Implementasi

Implementasi program Sistem Pemasokan Barang menggunakan Vendor Managed Inventory (VMI) Pada PT. Fosta Unggul Perdana dilakukan dengan menggunakan metode Black BoxTesting. Metode Black BoxTesting merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black BoxTesting ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

Pengujian dengan metode Black BoxTesting dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Pengujian Black Box

1. Pengujian Black Box Login

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Sistem Informasi Inventory barang Pada PT. Fosta Unggul Perdana untuk fungsi login, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.10 Tabel Black box Login

2. Pengujian Black Box Input Barang

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Sistem Informasi Inventory barang Pada PT. Fosta Unggul Perdana untuk fungsi Input Barang, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.11 Tabel Black box Barang

3. Pengujian Black Box Laporan

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Sistem VMI barang Pada PT. Fosta Unggul Perdana untuk fungsi Laporan Bahan, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.12 Tabel Black box Laporan Barang Masuk

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada beberapa menu dan sub menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input data barang yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.

Schedulle Implementasi

Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi “Sistem Informasi Inventory Barang Pada PT. Fosta Unggu Perdana”. Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13 Schedulle Implementasi

Estimasi Biaya

Tabel 4.14 Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah di uraikan pada bab sebelumnya, perihal sistem Vendor Managed Inventory (VMI) maka dapat di simpulkan sebagai berikut :

  1. Sistem Inventory barang yang masih berjalan secara manual menjadi terkomputerisasi sehingga dapat meminimalisir kekurangan stok bahan produksi dengan cara monitoring langsung stok-stok persediaan barang yang ada pada Partnernya menggunakan sistem VMI ini tanpa harus mengecek secara manual sehingga dapat memaksimalkan produktifitas pada perusahaan.
  2. Proses pengecekan barang secara manual sering kali memakan waktu dan biaya. Dengan adanya sistem Vendor Managed Inventory (VMI) ini diharapkan akan menjadi peningkatan yang signifikan terutama di bagian produksi.
  3. Menciptakan Sistem Informasi Inventory Barang yang mampu membantu perusahaan dalam menjaga persediaan barang yang layak pakai dan ketersediaan barang dapat terjaga sehingga mampu membantu perusahaan dalam mengurangi tingkat kerugian.

Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini untuk pengembangan selanjutnya dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut :

  1. Untuk pengembangan sistem kedepannya, lebih mendetail terhadap perbandingan sistem inventory biasa dengan VMI..
  2. Mengembangkan sistem agar dapat melakukan proses keluaran barang ke customer.
  3. Mengengembangkan sistem agar dapat melakukan retur. Hal tersebut untuk menjaga tingkat kepuasan pada masing-masing perusahaan yang saling terkait dalam sistem ini.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
  2. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offser: Bandung.
  3. Taufiq. Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu:Yogyakarta.
  4. 4,0 4,1 Sutabri, Tata. 2012. Analisa Sistem Informasi. Andi Offset:Yogyakarta
  5. Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
  6. Sutabri, Tata. 2012. Analisa Sistem Informasi. Andi Offset:Yogyakarta.
  7. Jogiyanto Bukunya Yakub. 2012. “Pengantar Sistem Informasi”.Graha Ilmu.
  8. Rusdiana, A. dan Moch Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung:Pustaka Setia.
  9. Minartiningtyas.(2013).Dari http://informatika.web.id/data-informasi-sistem-informasi.htm#more-1974
  10. Ginting, ElizaAndyani.(2013). Aplikasi Berbasis Web E-Commerge Menggunakan Joomla pada Mutiara Fashion. Universitas Widyatama.
  11. Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi edisi Revisi. Yogyakarta:Andi Offset.
  12. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offser: Bandung.
  13. Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
  14. Khanna Tiara (2014), Sistem Monitoring Inventory Control Pada CV. Cihanjuang Budi Daya.
  15. 15,0 15,1 Murad. Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. Aplikasi IntelligenceWebsite Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.
  16. 16,0 16,1 Nasution, Ruslan Efendi. 2012. Implementation Sms Gateway In The Development Web Based Information System Schedule Seminar Thesis. Lampung: Unila.
  17. Taufiq. Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu:Yogyakarta.
  18. Menurut Puspitasari dkk di dalam jurnal Teknik Industri Vol 7, No.2 (2012:96).
  19. Sitompul, Carles dkk 2015. "Perancangan Model VMI (Vendor Managed Inventory).
  20. Alim.Yadanur, dkk. 2012. Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Pemeriksaan Pasien Di Instalasi Radiologi Rsud Kajen Dengan Unified Process. Semarang: Universitas Diponegoro. Vol. 2, No. 4, ISSN 2086-4930.
  21. AGUS, P. W. (2014). PERANCANGAN SISTEM INFORMASI RENTAL MOBIL BERBASIS WEBSITE PADA AMIEN RENT CAR CEPU. Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer.
  22. 22,0 22,1 Yasin, Ferdi. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Jakarta: Mitra Wacana Media.
  23. Junaidi , Tiara. Khanna, Yuliastrie. Nenden Dewi. Sistem Pakar Monitoring Inventory Control Untuk Menghitung Harga Jual Efektif Dalam Meningkatkan Keuntungan. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
  24. Sitompul, Carles dkk 2015. "Perancangan Model VMI (Vendor Managed Inventory).
  25. Tamodia, Widya. 2013. Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Untuk Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Laris Manis Utama Cabang Manado. Manado: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi (EMBA). Vol.1, No.3 : 20-29.
  26. Warsito, A. B., Yusup, M., & Makaram, I. (2015). Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal.
  27. Suryadi, E. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KENDARAAN DALAM MENDISTRIBUSIKAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH.
  28. Dr.H.A.Rusdiana,M.M dan Moch.Ifran,S.T,M.Kom.
  29. Acharya, Shivani dan Vidhi Pandya. 2013. Bridge between Black Box and White Box - Gray Box Testing Technique. International Journal of Electronics and Computer Science Engineering Vol. 2 No. 1 2013. ISSN: 2277-1956.
  30. Himawan, Cahyadi. Dede, Munawati. 2016. Prototype Sistem Informasi Perhitungan Nilai Poin Pelanggaran Tata Tertib Pada SMK Yuppentek 1 Tangerang. Tangerang: Jurnal CCIT Vol.9 No.3. Agustus 2016.
  31. Kapoh. Harson, Lumunon. Edwin Stephanus, Melo. Olga. 2016. Material Requirement Model of Coconut Flour Production and Performance Testing based Multi User in North Sulawesi. International Journal of Computer Applications. Vol 152, No.7, October 2016
  32. 32,0 32,1 Hosseini. Asrin, Ahmadi. Amir Sheikh. 2015. Predicting Fault in the Process of Producing Important Android Aplications using Data Mining Techniques. International Journal of Computer Applications. Vol.131, No.13, December 2015.
  33. Arif. Mohd, Sarwar. Saoud. 2015. Identification of Requirements using Goal Oriented Requirements Elicitation Process. International Journal of Computer Applications. Vol 120, No.15, Juni 2015.
  34. Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung. Vol.13, No.2, Juni 2012.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A:
A.1 Surat Pengantar Skripsi
A.2 Surat Penugasan Kerja
A.3 Kartu Bimbingan Skripsi
A.4 Karti Study Tetap Final (KSTF)
A.5 Form Validasi Skripsi
A.6 Kwitansi Pembayaran Skripsi
A.7 Kwitansi Pembayaran Raharja Career
A.8 Kwitansi Pembayaran Sidang Komprhenshif
A.9 Validasi Sidang Akademik
A.10 Daftar Matakuliah Yang Belum Diambil
A.11 Daftar Nilai
A.12 Formulir Seminar Proposal Skripsi
A.13 Formulir Pertemuan Stakeholder Skripsi
A.14 Formulir Final Presentasi Skripsi
A.15 Sertifikat TOEFL
A.16 Sertifikat Prospek
A.17 Sertifikat IT Internasional
A.18 Sertifikat IT Nasional

LAMPIRAN B:
B.1 Form Wawancara Stakeholder
B.2 Katalog Produk
B.3 Final Draft Elisitasi
B.4 Slide Presentasi

Contributors

Galih Prasetyo