SI1321475956

Dari widuri
Revisi per 3 Agustus 2017 16.43 oleh AstieIdeliana (bicara | kontrib) (BAB III)


Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN VIDEO INFORMASI KINERJA DINAS

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN (DISPERINDAG)

DALAM MEMBERDAYAKAN INDUSTRI KECIL DAN

MENENGAH DI KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI


jpg

Disusun Oleh :

NIM :  1321475956
NAMA :  Astie Ideliana


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI MULTIMEDIA AUDIO VISUAL DAN BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN VIDEO INFORMASI KINERJA DINAS

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN (DISPERINDAG)

DALAM MEMBERDAYAKAN INDUSTRI KECIL DAN

MENENGAH DI KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM :  1321475956
Nama :  Astie Ideliana
Jenjang Studi :  Strata Satu
Jurusan :  Teknik Informatika
Konsentrasi :  Multimedia Audio Visual and Broadcasting


Disahkan Oleh :

  Tangerang, Juli 2017
   

Ketua
STMIK RAHARJA,

 

 

 

​​(Ir. Untung Rahardja, M.T.I.)
NIP : 000594 

Kepala Jurusan
Jurusan Teknik Informatika,

 

 

 

(Junaidi, M.Kom.)
NIP : 001405

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN VIDEO INFORMASI KINERJA DINAS

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN (DISPERINDAG)

DALAM MEMBERDAYAKAN INDUSTRI KECIL DAN

MENENGAH DI KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM :  1321475956
Nama :  Astie Ideliana

Telah dipersetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji ujian komprehensif Jurusan Teknik Informatika Konsentrasi Multimedia Audio Visual And Broadcasting Tahun Akademik 2016/2017


Disetujui Oleh :

  Tangerang, Juli 2017
   

Pembimbing I

 

 

 

​​(Wahyu Hidayat, S.I.Kom)
NID : 12002

Pembimbing II

 

 

 

(Wahyu Hidayat, S.E)
NID : 10010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN VIDEO INFORMASI KINERJA DINAS

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN (DISPERINDAG)

DALAM MEMBERDAYAKAN INDUSTRI KECIL DAN

MENENGAH DI KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM :  1321475956
Nama :  Astie Ideliana

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif Jurusan Teknik Informatika Konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting Tahun Akademik 2016/2017


Dewan Penguji,

    Tangerang, Juli 2017
     

Ketua Penguji

 

 

 

(…………………….)
NID :              

Anggota Penguji 1

 

 

 

(…………………….)
NID :              

Anggota Penguji 2

 

 

 

(…………………….)
NID :              

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN VIDEO INFORMASI KINERJA DINAS

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN (DISPERINDAG)

DALAM MEMBERDAYAKAN INDUSTRI KECIL DAN

MENENGAH DI KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM :  1321475956
Nama :  Astie Ideliana
Jenjang Studi :  Strata Satu
Jurusan :  Teknik Informatika
Konsentrasi :  Multimedia Audio Visual and Broadcasting

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi Lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sangsi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, Juli 2017
(Astie Ideliana)
1321475956

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Saat ini keterbukaan akses informasi memungkinkan informasi dapat dengan mudah diperoleh kapanpun dan dimanapun. Informasi menjadi hal penting, karena dengan informasi orang akan mendapat semua yang diinginkan. Penyebaran informasi tersebar melalui media cetak atupun media elektronik berbentuk multimedia, dari media itulah masyarakat dapat memperoleh informasi. Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) adalah salah satu instansi pemerintah bidang Perindustrian dan perdagangan, Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) yang terbilang baru dan masih mnggunakan media lisan dan tulisan, pameran pendidikan dan website namun media tersebut kurang efektif untuk menginformasikan dan memperkenalkan Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag), maka pihak Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) membutuhkan media video informasi untuk menunjang berbagai kegiatan seperti menginformasikan kepada masyarakat luas khususnya untuk usaha menegah yang berniat untuk menunjukan usaha menengah atau home industry. Pada konsep tersebut terdapat tahapan preproduction, production dan postproduction. Agar menghasilkan rancangan media berbasis video informasi yang baik dan berkualitas digunakan aplikasi penunjang adobe photoshop CS3, Adobe Premier CS3 dan afterb effek CS3 Maka dari itu karena kebutuhan tersebut penulis melakukan perancangan video yang dituangkan dalam laopran skripsi yang berjudul “PERANCANGAN VIDEO INFORMASI KINERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN (DISPERINDAG) DALAM MEMBERDAYAKAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN TANGERANG”.

Kata Kunci : media, video, informasi.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul “PERANCANGAN VIDEO INFORMASI KINERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN (DISPERINDAG) DALAM MEMBERDAYAKAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN TANGERANG”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) jurusan Teknik Informatika konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting di Perguruan Tinggi Raharja.

Terselesaikannya Skripsi ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis baik dalam segi moril, materil maupun spiritual. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM. selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Rahaja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom., selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika Perguruan Tinggi Raharja
  4. Bapak Wahyu Hidayat, S.I.Kom., selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Wahyu Hidayat, S.E selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan serta motivasi demi terselesainya laporan skripsi.
  6. Bapak R. Asep Musa Permana, SIP. Bagian Dinas Perindustrian dan Perdagangan, (Disperindag) Kabupaten Tangerang selaku Stakeholder yang telah membantu berjalannya projek skripsi.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis.
  8. Orang Tua yang selalu memberikan Do’a beserta dukugan kepada penulis.
  9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan laporan Skripsi ini.
Tangerang, Juli 2017
(Astie Ideliana)

DAFTAR TABEL

  1. [[|]]

DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1. Tampilan Project Adobe Premier Pro CS3

DAFTAR BAGAN

  1. Bagan 3.1. Struktur Organisasi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang sangat cepat, khususnya di bidang teknologi informasi. Perkembangan di bidang teknologi informasi ini sangat mendukung dalam perkembangan sektorsektor lainnya, seperti perdagangan, pendidikan, komunikasi, perindustrian, pariwisata dan lain sebagainya. Salah satu fungsi teknologi informasi bagi sektor komunikasi yaitu sebagai media informasi. Sebagai contoh salah satu penerapan teknologi multimedia dalam bidang informasi yakni dalam bentuk Video Kinerja Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag).

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang dibentuk sebagai implementasi otonomi daerah dan upaya mewujudkan visi dan misi Kabupaten Tangerang yaitu Terwujudnya usaha industri, dan dagang yang mempunyai daya saing tinggi, berwawasan lingkungan serta terciptanya iklim usaha yang sehat dan kondusif serta berkualitas dalam pengembangan perekonomian daerah melalui peraturan daerah No. 16 Tahun 2004.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2010, tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang ditetapkan sebagai salah satu Dinas di Kabupaten Tangerang. Operasionalisasi pelaksanaan dari tugas pokok dan wewenang Dinas Perindustrian dan Perdagangan tersebut secara teknis diatur dalam Peraturan Bupati Tangerang Nomor 49 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang. Mengacu kepada Peraturan Bupati tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan kewenangan dan kebijakan Pemerintah Daerah.

Berdasarkan permasalahan analisa yang ada, sehingga penulis mengambil judul “PERANCANGAN VIDEO INFORMASI KINERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN (DISPERINDAG) DALAM MEMBERDAYAKAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN TANGERANG”.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada dan hasil pengamatan yang dilakukan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang ada pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kabupaten Tangerang yakni, sebagai berikut :

  1. Bagaimana menyajikan sebuah video kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan (disperindag) yang informatif serta dapat menjadi media informasi untuk Kabupaten Tangerang?
  2. Bagaimana membuat media audio visual yang terkonsep menarik dan dapat memenuhi kebutuhan informasi daerah Kabupaten Tangerang?
  3. Target seperti apa yang dicapai melalui pengembangan video informasi kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan (disperindag) Kabupaten Tangerang?


Ruang Lingkup

Dalam ruang lingkup penelitian ini dilakukan pembatasan masalah yang akan di teliti yaitu Pengembangan Media Video kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang yang meliputi profil Kabupaten Tangerang khususnya memperdayakan usaha kecil dan menengah yang ada di Kabupaten Tangerang meliputi Pameran hasil kerajinan tangan home industri, Kunjungan Study Banding, mengadakan sidak ke pasar-pasar mengenai kadar luasa makanan.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yakni:

  1. Untuk mempermudah Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pariwisata (Disperindag) dalam menyajikan sebuah video memperdayakan usaha kecil dan menengah yang informatif dan untuk menunjang informasi yang ada di Kabupaten Tangerang.
  2. Untuk membuat media audio visual yang bermanfaat dan menjadi informasi masyarakat terutama dalam penyampaian informasi mengenai hal – hal yang up to date berkaitan dengan destinasi usaha kecil dan menengah Kabupaten Tangerang.
  3. Untuk mencapai Target Dinas Perindustrian dan Perdagangan, (Disperindag), dalam hal menyampaikan informasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, (Disperindag) Kabupaten Tangerang kepada masyarakat.


Manfaat Penelitian

Manfaat dari pembuatan video Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) yakni:

  1. Dengan menggunakan media promosi audio visual, masyarakat akan mendapatkan informasi lebih jelas tentang apa saja destinasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, (Disperindag) Kabupaten Tangerang.
  2. Sebagai media penunjang informasi untuk menarik minat usaha kecil dan menengah Kabupaten Tangerang.
  3. Melalui video Dinas Perindustrian dan Perdagangan, (Disperindag) Kabupaten Tangerang ini diharapkan dapat meningkatkan potensi usaha kecil dan menengah Kabupaten Tangerang.


Metodelogi Penelitian

Metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni Metode Analisa Permasalahan, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisa Perancangan Media dan Metode Konsep Produksi Media (KPM).


Metode Analisa Permasalahan

Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi, maka dilakukan wawancara pada hari Selasa tanggal 16 Febuari 2017 pada bagian Dinas Perindustrian dan Perdagangan, (Disperindag) Kabupaten Tangerang, dengan daftar pertanyaan wawancara yang terlampir dalam penelitian Skripsi ini.


Pengumpulan Data

  1. Observasi
    Observasi adalah pengambilan data yang diperlukan untuk penyusunan penelitian Skripsi melalui pengamatan dan membuat pencatatan secara sistematik terhadap unsur – unsur yang telah diteliti dengan tujuan secara langsung pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, (Disperindag) Kabupaten Tangerang.
  2. Wawancara (Interview)
    Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara bertatap muka langsung dengan orang yang akan diwawancarai, untuk memperoleh informasi yang lebih jelas dan gambaran mengenai konsep video seperti apa yang diinginkan, dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada narasumber atau stakeholder untuk bidang usaha kecil dan menengah dengan Bapak R. Asep Musa Permana, SIP. pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, (Disperindag) Kabupaten Tangerang dan juga pihak-pihak yang terkait dengan judul penelitian.
  3. Studi Pustaka
    Selain melakukan observasi dan wawancara, pengumpulan data dengan cara studi pustaka dilakukan untuk melengkapi data-data yang relevan dalam pemilihan judul yang berkaitan dengan video kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan, (Disperindag) Kabupaten Tangerang.


Metode Analisa Perancangan Media

Media video kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan, (Disperindag) Kabupaten Tangerang. Akan diproduksi dengan menggunakan aplikasi program komputer Video diantaranya : Adobe Premiere Pro Cs6, Adobe After Effects Cs6, Adobe Photoshop CS6.


Metode Konsep Produksi Media

Konsep Produksi Media yang digunakan didalam penelitian Skripsi ini adalah sebagai berikut :

  1. Pre-Production merupakan proses penyiapan semua elemen yang terlibat dalam sebuah produksi (shooting) film/ video.
  2. Production merupakan proses pelaksanaan produksi (shoting) yang mengacu pada persiapan yang dihasilkan dari proses Pre-Production.
  3. Post Production merupakan proses penyelesain akhir (finishing) dari sebuah rangkaian produksi (shoting) yang meliputi mengeditan gambar, penambahan title, grafik, animasi dan special effects, musik, sound effects, audio dubing dan output ke media video.


Sistematika Penulisan

Untuk dapat memahami lebih jelas laporan penelitian ini, maka penulis mengelompokan materi laporan ini menjadi beberapa Bab dengan sistematika penyampaian yang disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai definisi dari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan topik pembahasan dalam penyusunan Laporan Skripsi.

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

Pada Bab ini berisikan tentang Gambaran Umum Obyek Yang Diteliti, meliputi Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Wewenang dan Tanggung Jawab, Informasi Tentang destinasi kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan, (Disperindag) Kabupaten Tangerang, luas wilayah Kabupaten Tangerang, Segmentasi Informasi Usaha kecil dan menengah Tujuan informasi, Strategi informasi, Budget Produksi Media, Konfigurasi Hardware, Elisitasi.

BAB IV KONSEP PRODUKSI MEDIA

Bab ini membahas mengenai perencanaan (konsep media), tujuan media, strategi media, program media, konsep kreatif yang meliputi tujuan kreatif, strategi kreatif, dan konsep audio visual.

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penelitian selama observasi.

DAFTAR PUSTAKA

Berisikan tentang referensi yang digunakan dalam penyusunan hasil laporan skripsi.

LAMPIRAN

Berisikan daftar dari keseluruhan lampiran – lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan

Menurut Kusrini, dkk dalam Susano (2016 : 378)[1], “perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem. Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa perancangan adalah suatu proses untuk membuat dan mendesain sistem yang baru.”

Sedangkan menurut Bin dalam Haryanto dan Dede Koswara (2015 : 54)[2], “perancangan adalah merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan perancangan adalah wujud visual yang dihasilkan dari bentuk-bentuk kreatif yang telah direncanakan. Langkah awal dalam perancangan desain bermula dari hal-hal yang tidak teratur berupa gagasan atau ide-ide kemudian melalui proses penggarapan dan pengelolaan akan menghasilkan hal-hal yang teratur, sehingga hal-hal yang sudah teratur bisa memenuhi fungsi dan kegunaan secara baik.


Konsep Dasar Promosi

  1. Pengertian Promosi

    Menurut Swasta dalam Safrida (2015 : 4)[3], promosi adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembagalembaga non laba dan individu-individu. Dalam memasarkan produknya perusahaan perlu merangsang dan menyebarkan informasi tentang kehadiran, ketersediaan, ciri-ciri, kondisi produk, dan manfaat atau kegunaan dari produk yang dihasilkan. Kegiatan ini disebut sebagai promosi.

    Menurut Zebua (2016 : 28)[4], “promosi adalah kegiatan memberitahukan produk atau jasa yang hendak ditawarkan kepada calon konsumen atau wisatawan yang dijadikan target pasar.”

    Maka dapat disimpulkan bahwa promosi adalah salah satu bagian dari pemasaran perusahaan, yang akan memberikan informasi kepada masyarakat atau konsumen tentang produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

  2. Tujuan Promosi

    Menurut Yuliana dan Rony Ika Setiawan (2015 : 49)[5], ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu :

    1. Menginformasikan (Informing) adalah menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan cara pemakaian yang baru dengan menyampaikan perubahan harga kepada pasar.
    2. Membujuk Pelanggan Sasaran (Persuading) membentuk pilihan merk, mengalihkan pilihan ke merk tertentu, mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk dan mendorong pembeli untuk belanja saat itu.
    3. Mengingatkan (Reminding) mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat serta pembeli tetap ingat akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan walaupun tidak ada kampanye iklan.
  3. Bentuk Promosi

    Menurut Hurriyati dalam Dewi (2015 : 21 – 22)[6], ada beberapa bentuk promosi :

    1. Personal Selling
      Adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
    2. Mass Selling
      Merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Ada dua bentuk utama mass selling yaitu :
      1. Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya.
      2. Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang, dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan 22 pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan.
    3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
    4. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
      Merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.
    5. Direct Marketing
      Adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan.
    6. Word of Mouth
      Pentingnya penyerahan dan komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu ciri khusus dari promosi dalam bisnis jasa. Penelitian atas rekomendasi perseorangan melalui word of mouth menjadi salah satu sumber penting, dimana orang yang menyampaikan rekomendasi secara perseorangan sering kali lebih disukai sebagai sumber informasi.

Konsep Dasar Informasi

  1. Pengertian Data

    Menurut Webster New World Dictionary dalam Zulfikar dan I Nyoman Budiantara (2015 : 96)[7], data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data bisa juga didefinisikan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu obyek, data dapat berupa angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat.

    Menurut Irwansyah dan Jurike V. Moniaga (2014 : 181)[8], data adalah fakta – fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis. Namun dalam teknik komputer biasa dikatakan bahwa data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka matematika, bahasa ataupun simbol – simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian, ataupun suatu konsep.

    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa data merupakan sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan, berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka matematika, bahasa ataupun simbol.

  2. Definisi Informasi

    Menurut Bodnar dan Hopwood dalam Alannita dan I. Gusti Ngurah Agung Suaryana (2014 : 36)[9], menyatakan informasi merupakan suatu data yang diorganisasi yang dapat mendukung ketepatan pengambilan keputusan.

    Sedangkan menurut Hutahaean (2015 : 9)[10], informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian – kejadian (event) adalah kejadian yang terjadi pada saat tertentu.

    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.

  3. Jenis – Jenis Informasi

    Menurut O’Brien dalam Sunarya, dkk (2013 : 81)[11], jenis – jenis informasi dijelaskan sebagai berikut :

    1. Informasi Manajerial
      Informasi Manajerial, informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.
    2. Sumber Informasi
      Sumber Informasi dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile), sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan – kegiatan manajerial tingkat atas.
    3. Informasi Rutinitas
      Informasi Rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.
  4. Kualitas Informasi

    Menurut Parker dalam Tyoso (2016 : 33)[12], informasi yang berkualitas harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :

    1. Ketersediaan (Availability), informasi harus dapat diakses oleh orang yang membutuhkannya, maka dari itu informasi harus tersedia setiap saat pada “gudang data” (database) yang terorganisasi rapi.
    2. Mudah Dipahami (Comprehensibility), informasi yang berbelit – belit atau tidak jelas koneksinya bahkan bersifat rumit, maka berakibat keputusan yang akan diambil tertunda, karena lebih banyak waktu digunakan untuk membahasnya.
    3. Relevan (Relevant), berkaitan dengan pengoperasian suatu organisasi, informasi yang dibutuhkan ialah informasi yang benar – benar relevan dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi yang bersangkutan.
    4. Bermanfaat (Benefits), informasi sebaiknya dapat disajikan dalam bentuk – bentuk yang mudah dilihat dan dipelajari sehingga kepemanfaatannya terlihat jelas. Keputusan berdasarkan informasi yang dipelajari.
    5. Tepat Waktu (Being On/In time), informasi harus tersedia tepat pada waktunya sehingga saat organisasi membutuhkannya informasi sudah tersedia. Juga harus diperhatikan kapan informasi itu diperoleh pada peristiwa apa saat itu.
    6. Keterandalan (Reliability), informasi harus diperoleh dari sumber data yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Demikian juga dengan pengelola atau pemberi informasi juga merupakan pihak – pihak yang dapat dipercaya.
    7. Akurat (Accuracy), informasi harus bersih dari kesalahan dan kekeliruan. Artinya informasi harus jelas dan tepat dalam mencerminkan makna yang terkandung dari data.
    8. Konsisten (Consistent), informasi tidak bermuatan hal – hal yang kontradiktif, sehingga peristilahan atau bahasa yang digunakan haruslah secara tetap disajikan.
  5. Nilai Informasi

    Menurut Hutahaean (2015 : 11 – 12)[10], “nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan lebih bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.” Maka biaya informasi terdiri dari :

    1. Biaya Perangkat Keras
      Merupakan biaya tetap atau biaya tertanam dan akan meningkat untuk tingkat – tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.
    2. Biaya Untuk Analisis
      Merupakan biaya tertanam, dan biasanya akan meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.
    3. Biaya Untuk Tempat dan Faktor Kontrol Lingkungan
      Biaya ini setengah berubah atau semivariabel. Biasanya biaya ini meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang tinggi.
    4. Biaya Perubahan
      Biaya ini merupakan biaya tertanam dan meliputi setiap jenis perubahan dari satu metode ke metode yang lain.
    5. Biaya Operasi
      Biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variable dan meliputi biaya macam – macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan sistem.
  6. Fungsi Informasi

    Menurut Hutahaean (2015 : 9)[10], fungsi informasi utamanya adalah menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi, karena informasi berguna memberikan gambaran tentang suatu permasalahan sehingga pengambil keputusan dapat menentukan keputusan lebih cepat, informasi juga memberikan standar, aturan maupun indikator bagi pengambil keputusan.

Konsep Dasar Media

Menurut Maimunah dalam Sunarya, dkk (2013 : 80)[11], “media adalah sarana untuk menyimpan pesan atau informasi kepada public dengan menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau gambar atau foto.”

Sedangkan menurut Miarso dalam Setyono, dkk (2013 : 120)[13], mengartikan media sebagai wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.” Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah alat, sarana, perantara dan penghubung untuk menyebar, membawa atau menyampaikan suatu pesan dan gagasan kepada penerima.

Konsep Dasar Desain

  1. Definisi Tipografi

    Menurut Trisiah (2013 : 192)[14], “tipografi adalah seni memilih dan memakai huruf, dimana huruf yang tergabung di dalam kata – kata tersebut dapat menjadi suatu iklan yang menarik konsumen yang melihat dan membaca kata – kata tersebut.”

    Menurut Christy (2015 : 8)[15], “tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang – ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Tipografi dapat juga dikatakan visual language.

    Sehingga dapat disimpulkan tipografi adalah pemilihan jenis huruf dan penataan tata letak huruf sesuai dengan pengaturan penyebarannya pada ruang – ruang yang tersedia.

  2. Definisi Tentang Psikologi Warna
    1. Pengertian Warna

      Menurut Hernia (2013 : 27)[16], “warna merupakan kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang memiliki unsur keindahan dari suatu benda yang dapat membedakan.”

      Sedangkan menurut Anis dalam Yetri (2014 : 231)[17], mengungkapkan “warna adalah salah satu unsur keindahan dan desain selain unsur visual seperti garis, bidang, bentuk, nilai dan ukuran. Warna artinya corak atau motif dalam sebuah karya seni.”

      Kesimpulan yang dapat ditarik ialah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang memiliki unsur keindahan seperti garis, bidang, bentuk, nilai dan ukuran.

    2. Makna Simbolik Warna

      Menurut Setiawan (2014 : 19 – 21)[18], setiap warna memiliki makna tertentu. Ini adalah gambaran warna yang memiliki makan dan nilai perlambangan secara umum.

      1. Merah
        Dari semua warna, merah adalah warna terkuat dan paling menarik perhatian, bersifat agresif, lambang primitif. Warna ini diasosiasikan sebagai darah, marah, berani, seks, bahaya, kekuatan, kejantanan, cinta, kebahagiaan.
      2. Merah Keunguan
        Merah keunguan mempunyai arti mulia, agung, kaya, bangga (sombong), mengesankan.
      3. Ungu
        Warna ini mempunyai makna sejuk, negatif, mundur dan mempunyai karakter murung dan menyerah.
      4. Biru
        Warna ini mempunyai makna sejuk, pasif, tenang, damai. Dan melambangkan kesucian, harapan dan kedamaian.
      5. Hijau
        Warna hijau relatif lebih netral. Mengungkapkan kesegaran.
      6. Kuning
        Warna ini memiliki makna cerah, dan lambang intelektual dan merupakan warna yang paling terang setelah putih.
      7. Putih
        Memiliki arti positif dan melambangkan kesucian, polos, jujur, murni.
      8. Kelabu
        Artinya netral, ketenangan, sopan, sederhana, sabar dan rendah hati.
      9. Hitam
        Hitam mengartikan kegelapan, ketidakhadiran cahaya. Lambang misteri, sering disebut warna kehancuran atau kekeliruan.
      10. Warna Perak
        Warna perak mengartikan ketulusan, mempunyai kuasa psikis, menjelaskan gambaran kedalaman, kemurnian, ketenteraman, penuh misteri (fikirkan tentang bulan).
      11. Warna Emas
        Warna emas mengartikan hubungan terkait dengan kuasa maha tinggi, inspirasi agung, tenaga dalam, ketertarikan, kepimpinan (fikirkan tentang matahari).
      12. Merah jambu / pink
        Warna merah jambu mengartikan kasih sayang dan kasih yang romantik, belas kasihan, persahabatan, kefahaman, diplomasi, kesucian, kelembutan dan kewanitaan.
      13. Jingga (Orange)
        Warna orange mengartikan tenaga, daya tarik, kebolehan mengawal diri, organisasi, harga diri, kemesraan, kelincahan, kegembiraan, kebaikan, kepekaan, kreativiti, kematangan, harvest (think of the harvest sun and moon).
  3. Definisi Layout
    1. Pengertian Layout

      Menurut Rustan dalam Setiawan (2014 : 17)[18], layout diartikan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang di bawanya. Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisidesain itu sendiri sehingga banyak orang mengatakan melayout sama dengan mendesain.

      Menurut Maki dalam Pertiwi (2014 : 33)[19], “layout/tata letak adalah menciptakan sesuatu dari ide – ide yang ada pada kepala kita melalui berbagai proses seperti perencanaan, pengaturan dan juga pengolahan element. Dalam desain grafis, elemen – elemen tersebut biasanya berupa gambar, tulisan, grafis dan warna.”

      Sehingga kesimpulan yang dapat diambil layout adalah usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan unsur – unsur komunikasi grafis, sehingga gabungan dari beberapa elemen atau unsur tersebut menjadi satu kesatuan yang dapat membuat orang tertarik untuk melihatnya.

    2. Jenis Layout

      Menurut Desrianti, dkk (2014 : 434)[20], jenis – jenis layout diantaranya adalah :

      1. Layout Kasar merupakan gambaran kerja untuk memperlihatkan komposisi, tata letak naskah, gambar yang akan dibuat. Biasanya pada layout kasar dibuat hitam putih, berupa coretan kasar atau sketsa dengan menggunakan pensil gambar yang dibuat secara manual.
      2. Layout Komprehensif adalah suatu gambar yang sudah mendekati komposisi final, dalam hal ini komposisi gambar yang pada umumnya disajikan dalam bentuk warna.
      3. Final Artwork adalah tahap akhir dimana keseluruhan unsurunsur sudah tersusun dengan baik dan siap untuk dicetak (dipublikasikan).
  4. Elemen Desain

    Menurut Tarigan (2014 : 14)[21], “elemen desain adalah “alat” yang nyata dalam mewujudkan prinsip – prinsip desain. Elemen ini adalah bagian utama sebuah desain. Elemen desain tersebut adalah titik, garis, bentuk, tekstur, ruang/bidang, tipografi, warna.”

  5. Definisi Desain Komunikasi Visual

    Menurut Setiawan (2016 : 106)[22], desain komunikasi visual adalah aktifitas motorik yang melibatkan panca indera penglihatan dalam merangsang unsur-unsur visual sehingga terbentuk interaksi yang menekankan pada bahasa visual sebagai kekuatan utama. Persepsi-persepsi visual yang dibangun setidaknya dapat memberikan dampak positif, tidak hanya berdampak pada perilaku konsumtif saja. Komunikasi visual berkaitan dengan komunikasi kepada audiens melalui tanda. Melalui tanda ini dapat mempengaruhi dan membentuk diferensiasi sebuah, produk atau jasa.

    Menurut Purwanto (2016 : 12)[23], desain komunikasi visual (DKV) adalah ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan yang disampaikan kepada target audience, dalam upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan publikasi program pemerintah.

    Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa desain komunikasi visual atau biasa disebut desain grafis memiliki peran mengkomunikasikan sesuatu dengan kekuatan visual dan dengan bantuan teknologi.

Pengertian Analisis SWOT

Menurut Marimin dalam Suhudi, dkk (2014 : 54)[24] analisis SWOT adalah suatu cara mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumusukan strategi perusahaan. Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal strengths dan weaknesses serta lingkungan eksternal oportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT didahului dengan indentifikasi posisi perusahaan melalui evaluasi nilai faktor eksternal. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu :

  1. Strengths (Kekuatan), merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
  2. Weakness (Kelemahan), merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
  3. Opportunities (Peluang), merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
  4. Threats (Ancaman), merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Menurut Rangkuti dalam Saputro, dkk (2016 : 164)[25] menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah kegiatan membandingkan antara faktor eksternal Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman) dengan faktor internal Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan).

Menurut dua pegertian diatas maka dapat disimpulkan analisis SWOT adalah cara mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis, ada empat faktor dalam analisis SWOT diantaranya faktor eksternal Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman) dengan faktor internal Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan).

Teori Khusus

Konsep Dasar Video

Menurut Effendy (2014 : 12)[26], video merupakan format berbahan dasar pita magnetik yang digunakan untuk keperluan profesional seperti stasiun televisi maupun keperluan pribadi. Pita magnetik yang terdapat dalam kaset video bisa merekam gambar dan suara dengan baik, sementara film hanya dapat merekam gambar.

Menurut Smaldino, dkk dalam Sari dan Sahat Siagian (2013 : 7)[27], “video adalah “the storage of audio visuals and their display on televisiontype screen” yang diartikan penyimpanan atau perekaman gambar dan suara yang penayangannya pada layar televisi.”

Video dapat disimpulkan sebagai gambar bergerak yang digabung dalam satu waktu dengan kecepatan tertentu dan memiliki alur cerita sehingga menghasilkan sebuah tampilan audio visual yang bisa dipahami.


Konsep Dasar Multimedia Audio Visual and Broadcasting

  1. Pengertian Multimedia

    Menurut Vaughan dalam Saputro dan Dhanar Intan Surya Saputra (2014 : 157)[25], multimedia merupakan kombinasi teks, seni, suara gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif.

    Menurut Diartono dalam Hartono dan Daniel Rudjiono (2015 : 3)[28], multimedia adalah kombinasi dari penggunaan beberapa media seperti film, slide, musik, penerangan dengan text, image, khususnya untuk tujuan pendidikan, dan hiburan. Unsur-unsur seperti teks, audio (narasi, dialog, sound effect), musik, film, video, fotografi, animasi dan grafik merupakan media pendukung yang tergantung dan terintegrasi menjadi satu kesatuan karya multimedia.

    Maka dapat disimpulkan multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, audio, dan video yang tergantung dan terintegrasi menjadi satu kesatuan karya multimedia.

  2. Pengertian Audio Visual

    Menurut Rahman dalam Hastuti dan Yudi Budianti (2014 : 34 – 35)[29], “audio visual adalah suatu peralatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep, gagasan dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran.”

    Menurut Sanjaya dalam Siamsih (2014 : 21)[30], audio visual adalah jenis media yang mengandung unsur suara dan unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.

    Dapat disimpulkan bahwa audio visual mengandung arti media yang mengandung unsur suara dan unsur gambar yang dapat dilihat atau ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran.

  3. Pengertian Broadcasting

    Menurut Faradiba (2015 : 28)[31], penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.

    Menurut Budiman (2015 : 111)[32], penyiaran bersifat tersebar kesemua arah (broad) yang dikenal sebagai omnidirectional. Dari definisi sifat penyiaran tersebut dapat diketahui bahwa semua sistem penyiaran yang alat penerima siarannya harus dilengkapi dengan satu unit decorder, adalah kurang sejalan dengan definisi broadcasting.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa broadcasting adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa bersifat tersebar kesemua arah (broad) yang dikenal sebagai omnidirectional.

  4. Pengertian Sinopsis

    Menurut Rahmania (2013 : 9)[33], sinopsis adalah ringkasan cerita dari alur yang panjang menjadi cerita singkat namun dapat menjelaskan secara keseluruhan cerita tersebut. Suatu sinopsis yang berkualitas adalah suatu rangkaian ringkasan yang singkat namun mampu menjelaskan cerita secara keseluruhan, sehingga meski hanya singkat orang akan lebih mudah memahami alur cerita yang sesungguhnya.

    Sedangkan menurut Iskandar, dkk (2014 : 12)[34], “sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar dari cerita film.”

    Kesimpulan dari dua pengertian diatas ialah sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar namun dapat menjelaskan secara keseluruhan cerita tersebut.

  5. Pengertian Naskah

    Menurut Maryati dan Bambang Eka Purnama (2013 : 23)[35], “naskah dalam bahasa latin manuscript berisi spesifikasi suatu penyajian dalam setiap medium. Script terdiri dari rincian naskah siap produksi yang berisi sudut pengambilan secara rinci dan spesifik serta bagian “ bagian kegiatan.”

    Menurut Sutrisno dan Aziz Ahmadi (2014 : 26)[36], “naskah (script) dalam pembuatan video, sangat diperlukan untuk mempermudah dan memperlancar pembuatan video. Naskah dibuat sebelum proses pengambilan gambar dan pengeditan gambar.”

    Kesimpulan dari dua pengertian diatas naskah terdiri dari rincian naskah siap produksi yang berisi sudut pengambilan secara rinci dan spesifik serta bagian – bagian kegiatan yang dibuat sebelum proses pengambilan gambar dan pengeditan gambar.

  6. Pengertian Storyboard

    Menurut Irawan dalam Rahman (2015 : 8)[37], “storyboard adalah coretan gambar/sketsa seperti gambar komik yang menggambarkan kejadian dalam film. Di dalam gambar tersebut berisi catatan mengenai adegan, sound, sudut dan pergerakan kamera.”

    Menurut Javandalasta dalam Yuliastomo dan Ramadhian Agus Triono (2014 : 13)[38], storyboard adalah gambar ilustrasi adegan. Merupakan salah satu bentuk upaya sutradara menerjemahkan bahasa tulisan skenario kedalam bahasa gambardan untuk memudahkan kegiatan shooting itu sendiri dengan dijelaskannya posisi adegan, dialog, serta pekerjaan-pekerjaan lainnya. Gambar ilustrasi ini dirancang oleh sutradara bekerjasama dengan kru yang lain (missal penata fotografi), dan dilakukan oleh seorang juru gambar yang disebut storyboard artist. Sketsa yang menggambarkan adegan dalam film digunakan untuk mempermudah pengambilan gambar.

    Dilihat dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan storyboard adalah coretan gambar/sketsa ilustrasi adegan digunakan untuk mempermudah pengambilan gambar serta berisi catatan mengenai adegan, sound, sudut dan pergerakan kamera.

Konsep Dasar Produksi

Menurut Tino dalam Fatimah (2015 : 38 – 40)[39], proses produksi sebuah film terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

  1. Preproduction (Praproduksi)

    Tahap praproduksi merupakan tahap persiapan dalam membuat sebuah film. Hal-hal yang harus disiapkan dalam tahap ini adalah : menetapkan sebuah skenario yang disepakati bersama sebagai draf skenario akhir; pembedahan skenario (scenario breakdown); pembuatan papan produksi (production strip board); pembuatan jadwal; membuat perkiraan anggaran; memanggil kru (recruitment); pencarian lokasi; perijinan; pencarian pemain (casting); tanda tangan kontrak kerja; latihan; dan pembuatan call sheet (jadwal shooting).

  2. Production (Produksi)

    Tahap produksi merupakan tahap eksekusi sesuai dengan persiapan yang ada. Tahap ini terdiri dari pengambilan gambar (shooting), membuat laporan harian produksi, serta pengecekan hasil gambar dan suara yang diambil. Semua kru produksi dalam tahap produksi menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai kesepakatan. Fokus atau target dari tahap produksi adalah bahan atau materi, seperti gambar dan suara, untuk editing pada tahap pascaproduksi.

  3. Postproduction (Pascaproduksi)

    Tahap yang dilakukan setelah proses produksi berlangsung adalah pascaproduksi. Hasil dari produksi tersebut diproses kembali dalam tahap ini. Pascaproduksi terdiri dari proses penyuntingan (editing) dan pendistribusian.

Konsep Dasar Aplikasi Penunjang Video

1. Adobe Premiere Pro CS 6 Menurut Sastrawan, dkk (2017 : 4)[40], Adobe Premiere Pro adalah program Video Editing yang dikembangkan oleh Adobe. Program ini sudah umum digunakan oleh rumah-rumah produksi, televisi dan praktisi di bidangnya Adobe Premiere Pro merupakan program pengolah video pilihan bagi kalangan profesional, terutama yang suka bereksperimen. Program ini banyak digunakan oleh perusahaan Pembuatan Film/Sinetron, Broadcasting, dan Pertelevisian.

Gambar 2.1. Tampilan Jendela Adobe Premiere CS 6

2. Adobe After Effect CS 6 Menurut Daniel (2015 : 23 - 24)[41], Adobe After Effect adalah program pengolah video editing. Adobe After Effect adalah digunakan untuk mengolah dan menambahkan efek – efek khusus dalam pembuat video acara -acara seperti pernikahan, maupun pembuatan iklan di industri. Berikut ini cara membuat lembar kerja baru di Adobe After Effect pada Windows Klik Start >> All Program >> Adobe After Effect maka anda akan melihat tampilan seperti ini : 1. Menu Utama Tempat kumpulan menu – menu untuk mengakses fitur yang ada di After Efect terdiri dari File, Edit, Composite, Layer, Effect, Animation, dll. 2. Tool Bar Tempat alat – alat untuk Edit Video nantinya seperti Zoom, Teks, Shape, Clone. 3. Library dan Effect View Tempat file source dan juga tampilan efek yang akan dimunculkan di Video anda. Ini adalah tempat semua import Komposisi, Video, Audio, Graphics. 4. Kumpulan Pallete Ada beberapa seperti Time, Audio, Efek dll. Ini panel yang besar namun tidak sepenuhnya diperlukan untuk pengguna dasar. 5. Komposisi Menampilkan isi frame untuk komposisi yang dipilih. 6. Detail Efek dan Layer Seperti halnya program desain grafis lainnya, palette ini digunakan untuk navigasi anda dalam mengedit video serta memberikan sentuhan permainan layer mode, blends mode maupun masking untuk menggabungkan dua gambar atau lebih sehingga terlihat menjadi satu tampilan animasi. 7. Timeline Timeline adalah fungsinya menampilkan durasi dan panjang video serta tampilan layer dan keyframe.

Gambar 2.2. Tampilan Jendela Adobe After Effect CS 6

3. Adobe Photoshop CS6 Menurut Agustina dan Ade Chandra (2017 : 25)[42], Adobe Photoshop adalah software (perangkat lunak) buatan Adobe Systems yang digunakan untuk pengeditan foto/gambar, termasuk pembuatan efek grafis. Adobe Photoshop sering digunakan oleh fotografer digital dan perusahaan iklan (advertising). Saat pertama kali menjalankan Photoshop CS6, maka akan ditampilkan sebuah jendela program seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2.3. Tampilan Jendela Adobe Photoshop CS6

Panel Tools merupakan bagian yang memuat tool – tool untuk menggambar, menyeleksi, memodifikasi, dan memanipulasi objek foto atau gambar.  Panel Control/Option Bar merupakan bagian yang menampilkan daftar tombol perintah tambahan untuk memaksimalkan kinerja dari peranti terpilih. Tombol – tombol perintah yang ditampilkan pada bagian ini berubah – ubah menyesuaikan dengan tool yang dipilih pada bagian panel Tools.  Menu Bar merupakan bagian yang memuat menu – menu perintah yang pada dasarnya untuk menjalankan perintah – perintah manajemen file', perintah untuk mengaolah layer dan dokumen, serta memuat perintah lain untuk memberi efek filter dan mengatur tampilan panel.  Workspace Switcher merupakan bagian yang digunakan untuk mengubah tampilan lembar kerja sesua dengan kebutuhan kerja, seperti untuk keperluan Essentials, Photography, Painting, dan Typography. Dapat juga mengatur format tampilan lembar kerja sendiri sesuai kebutuhan dan kenyamanan kerja, serta menyimpan tampilan lembar kerja tersebut.  Dock Panel merupakan bagian yang menampung panel – panel yang berisi serangkaian perintah dan parameter untuk mengolah dan memanipulasi objek gambar. Tidak semua panel yang dimiliki oleh Photoshop CS6 tampil pada bagian dock panel ini. Dapat menampilkan/menyembunyikan panel – panel Photoshop CS6 dengan menggunakan perintah menu Windows dan pilih nama panel yang ingin di tampilkan/disembunyikan.  Jendela Dokumen merupakan lembar kerja utama yang menampilkan objek gambar atau foto yang sedang dimanipulasi. Jendela dokumen ini memiliki elemen yang disebut dengan tab dokumen yang terletak pada bagian atas dan berisi nama – nama dokumen yang sedang aktif.  Tab dokumen merupakan bagian yang menampung nama – nama dokumen yang sedang aktif, dimana dapat mengklik nama dokumen tersebut untuk membuka dokumen yang akan dikerjakan.  Jendela Timeline merupakan bagian yang digunakan untuk membuat animasi dan mengatur jalannya animasi yang sedang dikerjakan.


Konsep Dasar Elisitasi

Menurut Sommerville dalam Prastomo (2014 : 166)[43], “elisitasi adalah sekumpulan aktifitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem baru melalui komunikasi dengan pelanggan dan pihak yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.” Elisitasi didapat melalui proses wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu :

  1. Elisitasi Tahap I, Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait oleh pihak wawancara.
  2. Elisitasi Tahap II, Merupakan hasil dari pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI, Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem. Berikut penjelasan mengenai metode MDI :
    1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat pembuatan sistem baru.
    2. D pada MDI berarti Desireable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah termasuk bagian sistem dibahas.
  3. Elisitasi Tahap III, Merupakan penyusutan elisitasi tapah II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu :
    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?
    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?
    3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem?

Konsep Dasar Literature Review

  1. Pengertian Literature Review

    Menurut Find dalam Mwanga (2015 : 20)[44], a literature review is a systematic, explicit, and reproducible method for identifying, evaluating, and synthesizing the existing body of completed and recorded work produced by researchers, scholars, and practitioners.

    (Kajian pustaka adalah metode sistematis, eksplisit dan diulang untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan sintesis tubuh yang ada pekerjaan selesai dan rekaman yang diproduksi oleh para peneliti, sarjana dan praktisi). Menurut Machi dalam Kargbo (2015 : 12)[45], a literature review is a sensibly argued case based on a broad understanding of a state of knowledge about a study topic. It is a well thought-out way to re-search a topic.

    (Kajian pustaka adalah kasus bijaksana dikatakan didasarkan pada pemahaman yang luas dari negara pengetahuan tentang topik penelitian. Itu adalah dipikirkan cara untuk penelitian topik dengan baik).

    Dari dua pengertian diatas maka literature review adalah metode sistematis, eksplisit dan diulang untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan didasarkan pada pemahaman tentang topik penelitian.

  2. Jenis Penelitian

    Menurut Abdullah (2015 : 19)[46], belum ada kesepakatan dikalangan para ahli penelitian berkenaan dengan jenis penelitian ini, sebab perbedaan sudut pandang menyebabkan berbeda jenis penelitian. Diantara pengelompokan dan jenis penelitian yang sudah ada adalah :

    1. Menurut bidangnya jenis penelitian terbagi atas : penelitian pendidikan, penelitian sejarah, penelitian bahasa, dan sebagainya.
    2. Menurut tempatnya : penelitian labolatorium, penelitian perpustakaan, penelitian kancah.
    3. Berdasarkan penggunaannya : penelitian murni dan penelitian terapan.
    4. Menurut tujuan umumnya : penelitian eksploratif, penelitian development, dan penelitian verifikatif.
    5. Menurut pendekatannya : penelitian longitudinal, dan penelitian cross sectional.
    6. Menurut tarafnya : penelitian deskriptif dan inferensial.
    7. Menurut paradigmanya : penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Literature Review

Dari beberapa hasil tinjauan peneliti mendapatkan beberapa literature review, di antaranya sebagai berikut :

  1. Penelitian oleh Ramadhan, dkk (2015 : 3)[47] “Citra Pariwisata Kota Bandung Sebagai Kota Art Deco : Studi Kasus Kawasan Asia Afrika dan Braga”. Bandung memiliki potensi melalui wisata budaya warisan dalam bentuk bangunan tua pariwisata besar berseni Belanda kolonial arsitektur Art Deco yang banyak di Asia Afrika dan Braga. Art Deco mencirikan identitas atau merek Asia Afrika dan Braga. Perbaikan infrastruktur dan revitalisasi budaya dibawa keluar oleh pemerintah kota Bandung baru – baru ini, penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi merek pengetahuan yang terdiri dari kesadaran merek dan citra merek dari Art Deco di kawasan cagar budaya (warisan budaya) Asia-Afrika dan Barga untuk mengukur bagaimana gambar atau identitas pariwisata Bandung sebagai kota Art Deco sebagaimana dinyatakan dalam rencana induk Pariwisata Nasional 2010 – 2025. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, contoh yang digunakan adalah 100 wisatawan yang berkunjung ke Asia Afrika dan Braga dengan distribusi kuesioner online. Selain analisis data juga didukung oleh studi sastra dan observasi langsung di situs studi. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dari wisata Art Deco pada kategori tengah yang berarti wisatawan tidak begitu akrab dengan seni Deco ini adalah karena kurangnya instruksi atau papan informasi tentang Art Deco di sekitar Asia Afrika dan Braga, selain banyak wisatawan sendiri yang tidak tahu ada Art Deco, tapi hasil analisis menunjukkan gambar citra merek dalam kategori baik. Bangunan warisan arsitektur Art Deco terlihat unik dan indah ini memberikan nilai lebih untuk Asia Afrika dan Braga, berdasarkan hal ini dianggap sesuai dengan citra pariwisata di kota Bandung sebagai kota Art Deco.
  2. Penelitian oleh Maulani, dkk (2016 : 207 – 220)[48] “Pengembangan Media Promosi Pariwisata Kota Tangerang Dalam Bentuk Video Digital Pada Dinas PORPAREKRAF”. Saat ini Dinas PORPAREKRAF, memberikan informasi dan promosi berupa video pariwisata melalui beberapa media yaitu berupa media sosial, maupun website yang dirasa masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan promosi pariwisata yang dirasa kurang uptodate. Dinas PORPAREKRAF harus memiliki sarana media informasi dan promosi yang dapat menunjang kemajuan pariwisata Kota Tangerang.
  3. Penelitian oleh Hayati (2014 : 1)[49] “Pemanfaatan Bangunan Bersejarah Sebagai Wisata Warisan Budaya Di Kota Makassar”. Zaman kolonial di Indonesia mewariskan sejumlah bangunan sekolah, bank dan kantor. Bangunan yang memiliki nuansa arsitektur Belanda, oleh karena itu menjadi warisan budaya dan atraksi pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah pemanfaatan bangunan di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Namun dalam penelitian ini dipilih tiga bangunan yang dikembangkan sebagai cagar budaya, yaitu Benteng Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar. Ketiga bangunan bersejarah dipilih sebagai lokasi penelitian karena potensi fisik bangunan arsitektur yang dilengkapi dengan potensi bebas fisik nilai sejarah dan budaya. Penelitian yang diterapkan manajemen objek wisata ini, siklus hidup kawasan pariwisata oleh pelayan pribadi dan pemasaran pariwisata teori untuk mengetahui siklus hidup evolusi setiap bangunan kemudian mengatur strategi yang efektif untuk mengembangkan Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian sebagai cagar budaya di kota Makassar. Artikel berpendapat bahwa pemanfaatan Fort Rotterdam sebagai daya tarik turis diklasifikasikan ke dalam tahap pengembangan. Fort Rotterdam telah beberapa kali direnovasi dengan mengembangkan La Galigo Museum untuk meningkatkan daya tarik. Pemerintah daerah juga memiliki banyak promosi. Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar diklasifikasikan ke dalam tahap eksplorasi sejak dua bangunan bersejarah perlu perbaikan fisik, penataan ruang pamer dan fasilitas menangani koleksi Museum Kota dan jaminan bangunan pengelolaan dan pemeliharaan Gedung Kesenian. Berdasarkan hasil penelitian Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar tidak hanya memiliki potensi fisik bangunan dan nilai sejarah tetapi juga untuk menjadi daya tarik wisata yang menarik yang perlu ditingkatkan dengan mempertahankan identitas arsitektur sebanyak mungkin, memberikan fasilitas pendukung yang diperlukan oleh wisatawan dan meningkatkan promosi oleh pemerintah daerah.
  4. Penelitian yang dilakukan Goenawan, dkk (2013)[50] “Perancangan Video Promosi Pulau Bawean Beserta Media Pendukungnya”. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pulau – pulau terpencil di pelosok Indonesia, menyebabkan tidak banyak masyarakat yang tau akan keberadaan serta potensi yang dimiliki dari tiap – tiap pulau tersebut. Pulau Bawean yang merupakan salah satu pulau terpencil yang berada ditengah perairan laut jawa, adalah pulau yang memiliki banyak sekali potensi dibidang pariwisata. Keindahan alam yang eksotis, masih alami dan belum banyak dijamah orang, sehingga dibuatlah media yang mempromosikan pulau ini dalam bentuk video promosi, masyarakat menjadi tau akan keberadaan serta potensi dari pulau ini, sehingga dapat berimbas pula terhadap jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke pulau yang sedang berkembang ini.
  5. Penelitian yang dilakukan Imam, dkk (2017)[51]Perancangan Media Promosi Video Youtube Koleksi Sanggar Gubug Wayang Mojokerto Berbasis Budaya Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness”. Tujuan dari desain media promosi Sanggar Gubug Wayang Mojokerto di video youtube berbasis budaya adalah untuk meningkatkan kesadaran merek sebagai sumber informasi agar publik dapat mengetahui dan melestarikan budaya Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis penelitian dengan deskriptif kualitatif yang terdiri dari observasi, wawancara, dan sastra studi untuk mendapatkan data yang digunakan untuk mendukung produksi desain media promosi Sanggar Gubug Wayang Mojokerto di video youtube. Dan dianalisa menggunakan beberapa tahapan, yaitu pengamatan memperpanjang, meningkatkan kegigihan, triangulasi, negatif analisiskasus, penggunaan bahan referensi, dan menggunakan check.
  6. Research conducted by Nuansa, dkk (2014 : 82 – 85)[52]Designing Promotion Strategy of Malang Raya’s Tourism Destination Branding Through Audio Visual Media”. This study examines the suitability concept of destination branding with existing models of Malang tourism promotion. This research is qualitative by taking the data directly in the form of existing promotional models of Malang, namely : information portal sites, blogs, social networking, and video via the internet. This study used SWOT analysis to find strengths, weaknesses, opportunities, and threats on existing models of the tourism promotion. The data is analyzed based on destination branding’s concept indicators. Results of analysis are used as a basis in designing solutions for Malang tourism promotion through a new integrated tourism advertising model. Through the analysis we found that video is the most suitable media that used to promote Malang tourism in the form of advertisements. Videos are able to show the objectivity of the fact that intact better through audiovisual form, making it easier to associate the viewer thoughts on the phenomenon of destination. Moreover, video creation of Malang tourism as well as conceptualized advertising is still rare. This is an opportunity, because later models of audio-visual advertisements made of this study is expected to be an example for concered parties to conceptualize the next Malang tourism advertising.(Studi ini meneliti konsep kesesuaian tujuan branding dengan model promosi pariwisata Malang. Penelitian kualitatif dengan mengambil data secara langsung dalam bentuk model promosi Malang, yaitu : situs portal informasi, blog, jaringan sosial, dan video melalui internet. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di model yang ada pada promosi pariwisata. Data dianalisis berdasarkan konsep indikator tujuan branding. Hasil analisis yang digunakan sebagai dasar dalam merancang solusi untuk promosi pariwisata Malang melalui model iklan pariwisata terpadu baru. Melalui analisis kami menemukan bahwa video adalah media yang paling cocok yang digunakan untuk mempromosikan pariwisata Malang dalam bentuk iklan. Video mampu menunjukkan objektivitas fakta dengan utuh yang lebih baik melalui audio-visual, membuatnya lebih mudah untuk mengaitkan tujuan dari pikiran penampil fenomena. Selain itu, penciptaan video pariwisata Malang dikonseptualisasikan iklan masih jarang. Ini adalah kesempatan, karena kemudian model iklan audiovisual dari penelitian ini diharapkan menjadi contoh bagi pihak – pihak yang bersangkutan dengan iklan pariwisata Malang berikutnya).
  7. Research conducted by Lupton (2014 : 1 – 10)[53]Health Promotion In The Digital Era : A Critical Commentary”. This article provides a critical commentary on digitized health promotion. I begin with an overview of the types of digital technologies that are used for health promotion, and follow this with a discussion of the socio-political implications of such use. It is contended that many digitized health promotion strategies focus on individual responsibility for health and fail to recognize the social, cultural and political dimensions of digital technology use. The increasing blurring between voluntary health promotion practices, professional health promotion, government and corporate strategies requires acknowledgement, as does the increasing power wielded by digital media corporations over digital technologies and the data they generate. These issues provoke questions for health promotion as a practice and field of research that hitherto have been little addressed. (Artikel ini memberikan komentar kritis tentang promosi kesehatan digitized. Ikhtisar dari jenis teknologi digital yang digunakan untuk promosi kesehatan dan dengan sebuah diskusi tentang implikasi sosial-politik dari penggunaan tersebut. Itu berpendapat bahwa strategi promosi kesehatan digitized banyak fokus pada tanggung jawab individu untuk kesehatan dan gagal untuk mengenali dimensi sosial, budaya, dan politik penggunaan teknologi digital. Meningkatkan garis kabur antara praktik promosi kesehatan sukarela, promosi kesehatan profesional, pemerintah dan strategi perusahaan membutuhkan pengakuan, seperti halnya meningkatkan kekuatan dikerahkan oleh perusahaan – perusahaan digital, media teknologi digital dan data yang mereka hasilkan. Isu – isu ini memprovokasi pertanyaan untuk promosi kesehatan sebagai praktek dan bidang penelitian yang sampai sekarang telah sedikit dibahas).
  8. Research conducted by Murgul (2014 : 1)[54]Features Of Energy Efficient Upgrade Of Historic Buildings (Illustrated With The Example Of Saint-Petersburg)”. In most European countries, including Russia, the requirements for building heat insulation are increasingly stringent. Historic buildings have become “energy inefficient” in terms of walling thermal upgrading aimed at reduced energy consumption. However, unlike the mass series of buildings, the historic ones are of cultural and architectural value. The energy efficient upgrade must not result in the lost of their historical authenticity. The article questions the applicability of existing standards for the thermal insulation of historic buildings, in particular, the “pros” and “cons” of walling thermal insulation. It discusses the need to preserve the exterior of the buildings that are monuments of history and culture as well as the historically-formed construction system. It puts forward the idea of improving the quality of indoor climate in residential buildings instead of energy savings at all costs. (Di kebanyakan negara Eropa, termasuk Rusia, persyaratan untuk membangun isolasi panas semakin ketat. Bangunan bersejarah telah menjadi “energi efisien” dalam hal walling termal upgrade bertujuan untuk mengurangi konsumsi energi. Namun, tidak seperti serial massa bangunan, orang – orang yang bersejarah adalah nilai budaya dan arsitektur. Upgrade energi efisien tidak harus mengakibatkan hilang dari keaslian sejarah mereka. Artikel pertanyaan penerapan standar yang ada untuk isolasi termal bangunan bersejarah, khususnya, "Pro" dan "Kontra" walling isolasi termal. Ini membahas kebutuhan untuk mempertahankan eksterior bangunan monumen sejarah dan budaya serta bentuk sistem konstruksi historis. Itu mengemukakan ide untuk meningkatkan kualitas iklim di bangunan indoor perumahan bukan penghematan energi di semua biaya).
  9. Research conducted by Sinclair, et al (2015)[55]Participatory Video Making For Research And Health Promotion In Remote Australian Aboriginal Communities: Methodological And Ethical Implications”. The study explains that making a video pertisipatif as supporting health promotion to improve health in aboriginal tribes that reside in Australia. The study also describes a method of participatory video (PV) as a means to attract children in remote Aboriginal communities as participants in health research. Method of PV piloted at two remote communities in Western Australia Goldfields region. There is wide public acceptance of this approach and the initial findings are discussed with reference to the key themes of perspectives on health, the benefits to participants and the benefits for the community. PV method has a number of advantages, including flexibility to respond to community priorities, the lack of dependence on oral or written data collection, and the ability to generate direct benefits for participants. While methodological problems, without pilot projects shows that the method of PV is suitable for remote Aboriginal communities that participated. (Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pembuatan video pertisipatif sebagai penunjang promosi kesehatan untuk meningkatkan kesehatan pada suku Aborigin yang berada di Australia. Penelitian ini juga menjelaskan metode (PV) video partisipatif sebagai sarana untuk menarik anak-anak di masyarakat Aborigin terpencil sebagai peserta dalam penelitian kesehatan. Metode PV mengujicobakan di dua masyarakat terpencil di wilayah Goldfields Australia Barat. Ada penerimaan masyarakat luas pendekatan ini dan temuan awal dibahas dengan mengacu pada tema-tema perspektif pada kesehatan, manfaat kepada peserta dan manfaat bagi masyarakat. Metode PV memiliki sejumlah kelebihan, termasuk fleksibilitas untuk menanggapi prioritas masyarakat, kurangnya ketergantungan pada pengumpulan data lisan atau tertulis, dan kemampuan untuk menghasilkan manfaat langsung bagi peserta. Sementara tanpa masalah metodologis, proyek-proyek percontohan ini menunjukkan bahwa metode PV cocok untuk masyarakat Aborigin terpencil yang berpartisipasi.)
  10. Research conducted by Azizi, et al (2014 : 1 – 14)[56]Recurring Issues in Historic Building Conservation”. Historic building conservation is often challenged by a number of issues in its process. This paper reviews past studies about challenges of heritage building conservation, then goes on to describe a small pilot study carried out in Malaysia to measure the number of significant issues faced among local conservators. A total of 46 issues were identified from literature and classified into five themes of technical, environmental, organisational, financial and human issues. Tentative findings showed that technical issues such as limited availability of specialists, availability of original components, labour and skill shortages, and lack of personnel training, were the biggest challenges in conservation projects. (Konservasi bangunan bersejarah sering ditantang oleh sejumlah isu. Tinjauan studi makalah ini tentang tantangan gedung konservasi, warisan kemudian meneruskan dengan menggambarkan studi kecil dilakukan di Malaysia untuk mengukur jumlah isu – isu signifikan yang dihadapi antara conservators lokal. Total 46 masalah diidentifikasi dari literatur dan diklasifikasikan ke lima tema masalah teknis, lingkungan, organisasi, keuangan dan manusia. Tentatif temuan menunjukkan bahwa teknis isu – isu seperti ketersediaan terbatas spesialis, ketersediaan komponen asli, kekurangan tenaga kerja dan keterampilan, dan kurangnya pelatihan personil adalah tantangan terbesar dalam proyek – proyek konservasi).

Tabel 2.1. Literature Review

No.

Penulis,

Judul Penelitian

Tujuan Penelitian

Metode Penelitian

1.

Ramadhan, dkk (2015 : 3)[47] “Citra Pariwisata Kota Bandung Sebagai Kota Art Deco : Studi Kasus Kawasan Asia Afrika dan Braga”

Untuk mengidentifikasi kesadaran merek dan citra merek dari Art Deco di kawasan cagar budaya (warisan budaya) Asia-Afrika dan Barga untuk mengukur bagaimana pariwisata Bandung sebagai kota Art Deco sebagaimana dinyatakan dalam rencana induk Pariwisata Nasional 2010 – 2025.

Dengan menggunakan metode kuantitatif, contoh yang digunakan adalah 100 wisatawan yang berkunjung ke Asia Afrika dan Braga dengan distribusi kuesioner online. Selain analisis data juga didukung oleh studi sastra dan observasi langsung di situs studi.

2.

Maulani, dkk (2016 : 207 – 220)[48] “Pengembangan Media Promosi Pariwisata Kota Tangerang Dalam Bentuk Video Digital Pada Dinas PORPAREKRAF”

Tujuan penelitian ini untuk memberikan informasi dan promosi pariwisata di Kota Tangerang yang lebih uptodate. Karena Kota Tangerang memiliki potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi masyarakat mulai dari Wisata Alam, Wisata Budaya, Wisata Kuliner, Wisata Religi, dan lainnya.

Metodologi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini antara lain metode analisa permasalahan, pengumpulan data, analisa perancangan, dan Konsep Produksi Media (KPM). Dimana KPM sendiri terdiri dari, preproduction, production, dan postproduction.

3.

Hayati (2014 : 1)[49] “Pemanfaatan Bangunan Bersejarah Sebagai Wisata Warisan Budaya Di Kota Makassar”

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah pemanfaatan bangunan di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Namun dalam penelitian ini dipilih tiga bangunan yang dikembangkan sebagai cagar budaya, yaitu Benteng Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar.

Dengan melakukan direnovasi untuk meningkatkan daya tarik dengan melakukan promosi dan mengklasifikasikan ke dalam tahap eksplorasi apabila perlu perbaikan fisik, penataan ruang pamer dan fasilitas menangani koleksi, pengelolaan dan pemeliharaan.

4.

Goenawan, dkk (2013)[50] “Perancangan Video Promosi Pulau Bawean Beserta Media Pendukungnya”.

Untuk mempromosikan Pulau Bawean dalam bentuk video promosi mengenai objek – objek wisata di Pulau Bawean. Diharapkan dengan adanya video promosi ini, masyarakat menjadi tau akan keberadaan pulau ini.

Menggunakan beberapa metode perancangan diantaranya sebagai berikut, Metode Pengumpulan Data (Data Primer & Sekunder), Metode Analisa Data.

5.

Imam, dkk (2017)[51] “Perancangan Media Promosi Video Youtube Koleksi Sanggar Gubug Wayang Mojokerto Berbasis Budaya Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness”

 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran merek sebagai sumber informasi agar publik dapat mengetahui dan melestarikan budaya Indonesia.

Penelitian ini menggunakan analisis penelitian dengan deskriptif kualitatif yang terdiri dari observasi, wawancara, dan sastra studi untuk mendapatkan data.

6.

Nuansa, dkk

 (2014 : 82 – 85)[52] “Designing Promotion Strategy of Malang Raya’s Tourism Destination Branding Through Audio Visual Media”

 

Untuk merancang solusi promosi pariwisata Malang melalui model iklan pariwisata terpadu. Video adalah media yang paling cocok digunakan untuk mempromosikan pariwisata Malang.

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di model yang akan dibuat. Data di analisis berdasarkan tujuan branding konsep indikatornya.

7.

Lupton (2014 : 1 – 10)[53] “Health Promotion In The Digital Era : A Critical Commentary”

Untuk mempromosikan kesehatan digitized di era modern diperlukan promosi kesehatan digitized karena banyak yang hanya berfokus pada tanggung jawab individul dan gagal untuk mengenali dimensi sosial, budaya, dan politik penggunaan teknologi digital untuk promosi.

Dengan menggunakan metode reviewer, melihat kembali penelitian sebelumnya yang bersangkutan dengan promosi kesehatan.

 

8.

Murgul (2014 : 1)[54] “Features Of Energy Efficient Upgrade Of Historic Buildings (Illustrated With The Example Of Saint-Petersburg)”

Tujuan penelitian ini membahas kebutuhan untuk mempertahankan eksterior monumen bangunan sejarah dan budaya serta terbentuknya sistem konstruksi historis.

Dilakukan pemeriksaan visual bangunan dan pengukuran parameter geometris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan bangunan bersejarah St Petersburg yang ditandai dengan tinggi ketebalan dinding.

9.

Sinclair, et al (2015)[57]“Participatory Video Making For Research And Health Promotion In Remote Australian Aboriginal Communities: Methodological And Ethical Implications”

Untuk meningkatkan kesehatan pada suku Aborigin yang berada di Australia. Metode (PV) video partisipatif sebagai sarana untuk menarik anak-anak di masyarakat Aborigin terpencil sebagai peserta dalam penelitian kesehatan.

Metode yang dilakukan yaitu studi pengaturan yang merupakan bagian dari sebuah proyek yang lebih luas melalui kompakan komunitas seniman disediakan, GoPro sebuah kamera digital yang mudah dioperasikan dan peralatan mengedit video untuk digunakan masyarakat.

10.

Azizi, et al (2014 : 1 – 14)[56] “Recurring Issues in Historic Building Conservation”

Untuk mengetahui tantangan gedung konservasi, warisan kemudian meneruskan dengan menggambarkan studi kecil dilakukan di Malaysia untuk mengukur jumlah isu – isu signifikan yang dihadapi antara conservators lokal.

Metode teknik penelitian dan analisis isi arsip dari sumber – sumber literatur diadopsi untuk membuat database isu – isu konservasi.


Keunggulan Project Peneliti dan Referensi Literature Review Yang Digunakan :
Penelitian yang dilakukan dengan judul “ Perancangan Video Informasi Seni dan Bangunan Bersejarah Kota Tangerang Pada Dinas Kominfo Kota Tangerang ” memiliki tampilan yang lebih menarik dalam bentuk video informasi mengenai kesenian dan bangunan bersejarah. Dalam perancangan ini membuat video informasi yang menggabungkan antara kesenian dan bangunan bersejarah yang memiliki nilai historis menjadi satu kesatuan. Kemudian dalam penyajiannya pun lebih singkat, padat dan jelas dalam memberikan informasi tentang keindahan, keunikan, kebudayaan, nilai historis, dan lainnya. Memiliki manfaat sebagai media penunjang informasi dan promosi untuk menarik minat wisatawan baik lokal maupun asing berkunjung ke Kota Tangerang serta bertujuan untuk menarik perhatian, mempromosikan, dan memperkenalkan kepada masyarakat yang belum mengenal dan mengetahui kesenian dan bangunan bersejarah apa saja yang ada di Kota Tangerang.

Kelebihan dari project yang dibuat oleh peneliti adalah menyajikan informasi video objek wisata kesenian dan objek – objek wisata bangunan bersejarah nya yang menjadi andalan di Kota Tangerang. Menampilkan cuplikan video dari setiap objek kesenian serta fasilitas – fasilitas bangunan bersejarah itu sendiri yang tersedia, dan didukung dengan backsound yang sesuai dengan konsep video yang ingin dibuat. Transisi perpindahan gambar pun dibuat semenarik mungkin, dan dari segi gambar yang ditampilkan pun memanjakan mata.

Berdasarkan literature review diatas maka penelitian ini mengambil referensi pada literature review nomor 2 yang ditulis oleh Maulani, dkk (2016 : 207 – 220)[27] dengan judul “Pengembangan Media Promosi Pariwisata Kota Tangerang Dalam Bentuk Video Digital Pada Dinas PORPAREKRAF”. Dikarenakan metodologi penelitian yang digunakan sama diantaranya metode analisa permasalahan, pengumpulan data, analisa perancangan, dan Konsep Produksi Media (KPM). Dimana KPM sendiri terdiri dari, preproduction, production, dan postproduction.

Perbedaan project yang dibuat dengan project yang menjadi referensi dalam literature review diatas adalah pada isi dari konten video. Pada project yang dibuat oleh peneliti, isi dari konten video yang dibuat mencakup kesenian – kesenian tradisional yang ada di Kota Tangerang dan gambaran nyata dari bangunan – bangunan bersejarah yang sudah ada di Kota Tangerang dari dulu hingga sekarang. Sehingga masyarakat yang menyaksikan video ini lebih terfokus pada konten berupa Kesenian dan Bangunan Bersejarah yang ada di Kota Tangerang yang mungkin selama ini belum banyak diketahui. Potensi – potensi wisata Bangunan Bersejarah tersebut diantaranya Bangunan Boen Tek Bio, Bangunan Museum Benteng Heritage, Bangunan Masjid Jami Kalipasir , Bangunan Masjid Pintu Seribu, Bangunan Bendungan Pintu Air 10, dan Bangunan Lapas Anak wisata Kesinian meliputi Kesenian Tari Lenggang Cisadane, Kesenian Barongsai, dan Kesenian Silat Beksi. Sedangkan project yang menjadi referensi peneliti dalam literature review diatas menyajikan video promosi Pariwisata Kota Tangerang yang kontennya lebih luas tentu mengacu pada objek – objek yang berupa wisata unggulan di Kota Tangerang, sehingga cakupan wilayah dan durasi video yang ditampilkan menjadi lebih panjang.

BAB III

PENDAHULUAN

Gambaran Umum Objek Yang Diteliti

Sejarah Singkat Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang dibentuk sebagai implementasi otonomi daerah dan upaya mewujudkan visi dan misi Kabupaten Tangerang yaitu Terwujudnya usaha industri, dan dagang yang mempunyai daya saing tinggi, berwawasan lingkungan serta terciptanya iklim usaha yang sehat dan kondusif serta berkualitas dalam pengembangan perekonomian daerah melalui peraturan daerah No. 16 Tahun 2004. Dalam kegiatan penelitian dilaksanakan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang yang berlokasi di Komplek Perkantoran Pemda Kabupaten Tangerang Gedung Usahausaha Daerah Lantai 3 Jalan KH. Somawinata No. 4 Tigaraksa Tangerang-Banten 15720.


Visi dan Misi Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag)

  1. Visi

    Terwujudnya perindustrian dan perdagangan yang maju serta memiliki daya saing menuju masyarakat Kabupaten Tangerang yang sejahtera. Yang dimaksud adalah:

    1. Daya Saing adalah memiliki kemampuan untuk menyamai atau mengatasi keunggulan di Bidang Industri dan perdagangan;
    2. Maju adalah melangkah menuju keadaan yang berkembang lebih baik;
    3. Sejahtera adalah keadaan aman sentosa dan makmur.
  2. Misi

    Untuk mewujudkan Visi tersebut diatas maka ditetapkan 4 (empat) misi yang memuat strategi pembangunan perindustrian dan perdagangan yang bersinergi dengan visi dan misi Kabupaten Tangerang dalam periode 2013-2018 sebagai berikut :

    1. Mengawasi dan mengendalikan kelancaran arus barang dan jasa serta mewujudkan pelaku usaha yang tertib dan jujur dalam rangka perlindungan konsumen;
    2. Meningkatkan akses pasar dan informasi usaha;
    3. Menerapkan standarisasi produk, teknologi tepat guna dan memanfaatkan potensi wilayah untuk mewujudkan kemandirian industri kecil dan menengah serta menumbuhkan wirausaha baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
    4. Mewujudkan kegiatan industri, dagang, dan pengelolaan energi dan sumber daya mineral yang ramah lingkungan.


Struktur Organisasi

Sebuah instansi atau perusahaan harus mempunyai suatu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha, untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan di antara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi.

Sama halnya dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang yang mempunyai struktur organisasi manajemen sebagai berikut :

Bagan 3.1. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang


Wewenang dan Tanggung Jawab

Seperti halnya sebuah perusahaan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang dalam struktur manajemen terdapat bagian–bagian yang mempunyai wewenang serta tanggung jawab dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Berikut wewenang serta tanggung jawab bagian–bagian yang ada pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

  1. Kepala Dinas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan bertugas membina, memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan dinas sebagaimana dimaksud, memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan staf, pelaksana dan kelompok jabatan fungsional.
  2. Sekretariat Dinas
    Sekretariat Dinas mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian bidang perencanaan, umum dan kepegawaian serta keuangan dinas. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi:
    1. Perencanaan dan pengelolaan bahan perumusan kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan, umum dan kepegawaian serta keuangan dinas.
    2. Pelaksanaan pemberian fasilitas dan dukungan pelayanan teknis administrasi dilingkungan dinas;
    3. Pelaksanaan penyusunan program kegiatan bidang perencanaan, umum dan kepegawaian, serta keuangan dinas;
    4. Pelaksanaan pengelolaan surat menyurat, tata naskah dinas, kearsipan,perlengkapan, rumah tangga dan pemeliharaan sarana dan prasarana dinas;
    5. Pelaksanaan tertib administrasi pengelolaan inventarisasi barang, pemeliharaan sarana dan prasarana, perlengkapan dan aset dinas;
    6. Pelaksanaan pengelolaan administrasi dan penatausahaan keuangan;
    7. Pelaksanaan dan pembinaan organisasi dan tatalaksana di lingkup dinas;
    8. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait kegiatan dinas;
    9. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan dinas;
    10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugasnya.

    Dalam melaksanakan tugas pokoknya Sekretariat dibantu oleh 3 Sub Bagian, yaitu:

    1. Sub Bagian Perencanaan.
    2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
    3. Sub Bagian Keuangan.
  3. Sub Bagian Perencanaan
    Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi, serta pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang perencanaan meliputi inventarisasi dan identifikasi data, perumusan dan penyusunan program evaluasi kegiatan dinas. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Sub Bagian Perencanaan mempunyai fungsi :
    1. Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan kebijakan Dinas;
    2. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data dinas;
    3. Pelaksanaan penyusunan pedoman dan program kerja dinas;
    4. Pelaksanaan kegiatan dinas sesuai perencanaan yang telah ditetapkan meliputi penyusunan Lakip, Renstra, rencana kegiatan, keorganisasi dan tatalaksana dinas;
    5. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi /lembaga lainnya terkait perencanaan dinas;
    6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan dinas;
    7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya;
    8. Perencanaan kegiatan pengelolaan administrasi keuangan meliputi penyusunan anggaran, pencairan, pembukuan dan pelaporan pertanggungjawaban anggaran;
    9. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi penyusunan anggaran, pencairan, pembukuan dan pelaporan pertanggungjawaban anggaran;
    10. Pelaksanaan usulan perbaikan dan perubahan anggaran kegiatan dinas;
    11. Pelaksanaan penyusunan laporan neraca keuangan;
    12. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lain terkait dengan kegiatansub bagian keuangan;
    13. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan sub bagiankeuangan;
    14. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
  4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
    Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, pembinaan dan koordinasi, serta pengawasan dan pengendalian, surat menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga dan perlengkapan, penyusunan rencana kebutuhan serta pengelolaan administrasi kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:
    1. Perencanaan persiapan bahan pelaksanaan kegiatan tata usaha, aset, perlengkapan dan kepegawaian dilingkugan dinas;
    2. Pelaksanaan pengelolaan kegiatan surat menyurat yang meliputi pengetikan, penggandaan, pengiriman dan pengarsipan;
    3. Pelaksanaan pengurusan administrasi perjalanan dinas;
    4. Pelaksanaan inventarisasi, pembelian, pendistribusian dan pemeliharaan barang-barang inventaris kantor;
    5. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian meliputi data pegawai, perpindahan, kepangkatan dan pemberhentian pegawai dilingkungan dinas;
    6. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan pegawai di lingkungan dinas;
    7. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait sub bagian umum dan kepegawaian;
    8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
  5. Sub Bagian Keuangan
    Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, pembinaan dan koordinasi, serta pengawasan dan pengendalian penyusunan rencana anggaran dan belanja dinas, pembukuan, perhitungan anggaran dan verifikasi serta pengurusan keuangan dinas. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi:
    1. Perencanaan kegiatan pengelolaan administrasi keuangan meliputi penyusunan anggaran, pencairan, pembukuan dan pelaporan pertanggungjawaban anggaran;
    2. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi penyusunan, anggaran, pencairan, pembukuan dan pelaporan pertanggungjawaban anggaran;
    3. Pelaksanaan usulan perbaikan dan perubahan anggaran kegiatan dinas;
    4. Pelaksanaan penyusunan laporan neraca keuangan;
    5. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lain terkait dengan kegiatan sub bagian keuangan;
    6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan sub bagian keuangan;

    Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

  6. Bidang Perindustrian

    Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian program bidang industri. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Industri mempunyai fungsi :

    1. Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan data industry kimia, tekstil, agro, hasil hutan, aneka industri logam, mesin, elektronika, telematika dan aneka yang menyangkut penyediaan modal, pemanfaatan fasilitas berusaha, penggunaan bahan baku, pencegahan pencemaran;
    2. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data-data industri kimia, tekstil, agro, hasil hutan, aneka industri logam, mesin, elektronika dan telematika yang menyangkut penyediaan modal, pemanfaatan fasilitas berusaha, penggunaan bahan baku, pencegahan pencemaran;
    3. Pelaksanaan kegiatan pembinaan industri kimia, tekstil, agro, hasil hutan, industri logam, mesin, elektronika dan telematika yang menyangkut penyediaan modal, pemanfaatan fasilitas berusaha, penggunaan bahan baku, pencegahan pencemaran;
    4. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi /lembaga lainnya terkait pembinaan industri kimia, tekstil, agro, hasil hutan, aneka industri logam, mesin, elektronika dan telematika yang menyangkut penyediaan modal, pemanfaatan fasilitas berusaha, penggunaan bahan baku, pencegahan pencemaran dan pemberian tanggapan teknis terkait penerbitan perijinan oleh instansi penerbit ijin, serta koordinasi terkait pemberian ijin kawasan industri;
    5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan;
    6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

    Bidang Industri, terdiri dari:

    1. Seksi Industri Hasil Hutan, Agro Dan Aneka;
    2. Seksi Industri Logam, Mesin, Elektronika Dan Telematika.
    3. Seksi Industri Kimia Dan Tekstil.

    Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab Kepada kepala Bidang.

  7. Bidang Perdagangan Dalam Negeri
    Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian program perdagangan dalam negeri. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Perdagangan Dalam Negeri mempunyai fungsi:br>
    1. Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan program perdagangan barang, Jasa dan perdagangan dalam Negeri, pengembangan sarana dan memantau persediaan dan distribusi barang dan jasa, standarisasi, pemantauan harga, peningkatan pembinaan dunia usaha, memantau penyediaan sarana, prasarana, usaha, pemantauan serta evaluasi pelaksanaan kebijaksanaan teknis di bidang usaha perdagangan dan penyaluran barang, jasa;
    2. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data bahan perumusan program perdagangan barang, Jasa dan perdagangan dalam Negeri, pengembangan sarana dan memantau persediaan dan distribusi barang dan jasa, standarisasi dan metrologi, pemantauan harga, peningkatan pembinaan dunia usaha, memantau penyediaan sarana, prasarana, usaha, pemantauan serta evaluasi pelaksanaan kebijaksanaan teknis di bidang usaha perdagangan dan penyaluran barang dan jasa;
    3. Pelaksanaan kegiatan pembinaan perdagangan barang, Jasa dan perdagangan dalam Negeri, pengembangan sarana dan memantau persediaan dan distribusi barang dan jasa, standarisasi dan metrologi, pemantauan harga, peningkatan pembinaan dunia usaha, memantau penyediaan sarana, prasarana, usaha, pemantauan serta evaluasi pelaksanaan kebijaksanaan teknis dibidang usaha perdagangan dan penyaluran barang dan jasa;
    4. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi /lembaga lainnya terkait program perdagangan barang, Jasa dan perdagangan dalam Negeri, pengembangan sarana dan memantau persediaan dan distribusi barang dan jasa, standarisasi, pemantauan harga, peningkatan pembinaan dunia usaha;
    5. Pelaksanaan Pelayanan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), BAP dan Promosi serta Informasi Usaha;
    6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan ;
    7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya;

    Bidang Perdagangan Dalam Negeri.terdiri dari :

    1. Seksi Bina Usaha;
    2. Seksi Bina Pasar dan Distribusi;
    3. Seksi Pengawasan dan Perlindungan Konsumen;

    Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

  8. Bidang Perdagangan Luar Negeri
    Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengendalian program Perdagangan Luar Negeri. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Perdagangan Luar Negeri mempunyai fungsi:
    1. Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan perdagangan Luar Negeri, pendataan aktivitas perdagangan luar negeri, bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan luar negeri, sarana, prasarana, usaha ekspor-impor, kerjasama dengan dunia usaha di bidang usaha perdagangan luar negeri menyangkut komoditas dan jasa perdagangan dan Promosi Usaha;
    2. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data perumusan perdagangan Luar Negeri, pendataan aktivitas perdagangan luar negeri, bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan luar negeri, sarana, prasarana, usaha ekspor-impor, kerjasama dengan dunia usaha di bidang usaha perdagangan luar negeri menyangkut komoditas dan jasa perdagangan dan Promosi Usaha;
    3. Pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan luar negeri, pendataan aktivitas perdagangan luar negeri, sarana dan prasarana, usaha eksporimpor, kerjasama dengan dunia usaha di bidang usaha perdagangan luar negeri menyangkut komoditas dan jasa perdagangan;
    4. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi /lembaga lainnya terkait pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan Luar Negeri, pendataan aktivitas perdagangan luar negeri, sarana dan prasarana, usaha ekspor-impor, kerjasama dengan dunia usaha di bidang usaha perdagangan luar negeri menyangkut komoditas dan jasa perdagangan;
    5. Pemberian rekomendasi dan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA) kepada dunia Usaha untuk keperluan ekspor-impor;
    6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan;
    7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

    Bidang Perdagangan terdiri dari :

    1. Seksi Ekspor dan Impor;
    2. Seksi Promosi dan Informasi;

    Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

  9. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
    Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian program pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai fungsi :
    1. Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan program pengelolaan kelistrikan, sumber daya mineral, pertambangan, minyak dan gas bumi;
    2. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data pengelolaan kelistrikan, sumber daya mineral, pertambangan, minyak dan gas bumi;
    3. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan kelistrikan, sumber daya mineral, pertambangan, minyak dan gas bumi;
    4. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait pengelolaan kelistrikan, sumber daya mineral, pertambangan, minyak dan gas bumi;
    5. Pelaksanaan Fasilitasi/rekomendasi perijinan di bidang sumber daya mineral/air bawah tanah, pertambangan, minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan;
    6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan;
    7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

    Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral terdiri dari :

    1. Seksi Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral;
    2. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Mineral;

    Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab Kepada kepala Bidang.

  10. Unit Pelaksana Teknis (UPT)
    1. UPT dibentuk berdasarkan kreteria adanya pekerjaan yang bersifat teknis, operasional, tertentu karena wilayah kerja atau karena jam kerja.
    2. UPT dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
  11. Jabatan Fungsional
    Mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan dinas secara profesional sesuai dengan kebutuhan. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud, dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Product Information (Informasi Produk)

Produk

BAB IV

PENDAHULUAN


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang dilakukan pada penelitian dengan judul Perancangan Video Informasi Kinerja Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) Dalam Memberdayakan Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Tangerang, sesuai dengan point – point permasalahan yang disampaikan pada rumusan masalah yang terdapat pada laporan BAB I, adapun beberapa kesimpulan terhadap rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Media yang dibutuhkan Disperindag Kabupaten Tangerang dalam menginformasikan dan mempromosikan industry kecil dan menengah yaitu berupa media video informasi, karena menyajikan video yang informatif dan efektif mengenai industri dan usaha menengah Kabupaten Tangerang yang memiliki sejarah panjang dan menyimpan beragam potensi Dalam Memberdayakan Industri Kecil Dan Menengah di Kabupaten Tangerang disertai voice over dengan penyampaian bahasa yang jelas, lugas, dan menarik. Selain itu tampilan visual yang selaras dengan audio dan efek visual yang disajikan, sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami oleh wisatawan.
  2. Dalam merancang media informasi dan promosi yang menarik dan dapat dikenal oleh masyarakat menggunakan video informasi yang dapat menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung dan mengenal beragam potensi industri dan usaha menengah di Kabupaten Tangerang ialah video yang menyatukan antara gambar, audio, musik dan berbagai effect visual yang menarik dan dinamis. Agar lebih efektif dan tepat sasaran video ini di implementasikan melalui DVD dan berbagai media sosial seperti youtube, website, dan beberapa acara seni dan kebudayaan.
  3. Target yang ingin dicapai melalui perancangan video informasi industri dan usaha menengah pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang yaitu meningkatkan kunjungan wisatawan sebanyak 50% serta dapat meningkatkan sumber pendapatan daerah, sehingga kabupaten Tangerang menjadi Kota yang Investable, Liveable, Visitable.


Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan, peneliti mengemukakan saran yaitu sebagai berikut :

  1. Dalam menyajikan media video informasi tentang industri dan usaha menengah kabupaten Tangerang yang dikemas dalam bentuk video informasi, maka disarankan agar pengembangan video tersebut dapat di up date setiap satu tahun sekali sesuai dengan perkembangan kabupaten Tangerang.
  2. Disarankan kepada pihak pemasaran Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) kabupaten Tangerang untuk selalu menggunakan video informasi seni dan bangunan bersejarah kabupaten Tangerang ini pada event – event yang terselenggara didaerah kabupaten Tangerang untuk dapat menarik kunjungan wisatawan lebih banyak lagi.
  3. Agar Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang dapat mencapai target sasaran dalam menginformasikan dan mempromosikan Perindustrian Dan Perdagangan maka diperlukan upaya dalam mengimplementasikan video tersebut melalui DVD dan sosialisasi melalui berbagai media sosial seperti Youtube, Website Kota Tangerang, Website Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Susano, Adhi. 2014. Rancang Bangun Aplikasi Berbasis Android Untuk Pengolahan Data Pengurus Masjid. E – Journal Universitas Indraprasta PGRI Faktor Exacta 9 (4) : 377 – 385 P – ISSN : 1979 – 276X, E – ISSN : 2502 – 339X. Jakarta : Universitas Indraprasta PGRI.
  2. Haryanto, Dadang dan Dede Koswara. 2015. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Terintegrasi PT. Petrokimia (Studi Kasus Di Toko/Kios Pupuk Bersubsidi Cineam, Kantor Cab. PT. Angkasa Raya Christa (ARC) Kab.Tasikmalaya). Jurnal Manajemen Informatika STMIK DCI Vol. 2 No. 2 ISSN: 2541-6316. Jawa Barat : Tasikmalaya.
  3. Safrida, Siti Rizqi Nur. 2015. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Pada Usaha Emping Garut Bu Sami Di Kabupaten Bantul. Yogyakarta : Universitas PGRI Yogyakarta.
  4. Zebua, Manahati. 2016. Pemasaran Pariwisata : Menuju Festival Sail Daerah. Yogyakarta : Deepublish.
  5. Yuliana, Ika dan Rony Ika Setiawan. 2015. Pelayanan Dan Promosi Penjualan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada UD. Kelapa Sari Blitar). Jurnal Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2 No. 2 ISSN : 2407 – 2680. Blitar : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesuma Negara (STIEKEN).
  6. Dewi, Irna Kartina. 2015. Strategi Promosi Dalam Upaya Meningkatkan Produk Tabungan Tandamata My First Pada Bank BJB Kantor Cabang Pembantu Rancaekek. Bandung : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) EKUITAS.
  7. Zulfikar dan I Nyoman Budiantara. 2015. Manajemen Riset Dengan Pendekatan Komputasi Statistika. Yogyakarta : Deepublish.
  8. Irwansyah, Edy dan Jurike V. Moniaga. 2014. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
  9. Alannita, Ni Putu dan I. Gusti Ngurah Agung Suaryana. 2014. Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Partisipasi Manajemen, Dan Kemampuan Teknik Pemakai Sistem Informasi Akuntansi Pada Kinerja Individu. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.1 (2014) : 33 – 45 ISSN : 2302 – 8556. Bali : Universitas Udayana.
  10. 10,0 10,1 10,2 Hutahaean, Jeperson. 2015. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
  11. 11,0 11,1 Sunarya, Lusyani. Radiyanto dan Erna Susanti. 2013. Enriching Company Profile Sebagai Penunjang Media Informasi dan Promosi Pada Perguruan Tinggi Raharja. Journal CCIT Vol. 7 No. 6. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  12. Tyoso, Jaluanto Sunu Punjul. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Deepublish.
  13. Setyono, Yulian Adi. Sukarmin dan Daru Wahyuningsih. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berupa Buletin Dalam Bentuk Buku Saku Untuk Pembelajaran Fisika Kelas VIII Materi Gaya Ditinjau Dari Minat Baca Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman 118. ISSN: 2338 – 0691. Surakarta
    Universitas Sebelas Maret.
  14. Trisiah, Anita. 2013. Media Iklan Banner Sebagai Media Kampanye Pemilu Legislatif 2014. Jurnal Dakwah Dan Kemasyarakatan Vol. 14, No. 2. ISSN : 1412 – 3711. Palembang : UIN Raden Fatah.
  15. Christy, Priscilla. 2015. Pengaruh Desain Kemasan (Packaging) Pada Impulsive Buying. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
  16. Hernia, Hesti. 2013. Kemampuan Mengenal Warna Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di TK Segugus III Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
  17. Yetri, Yunita Handa. 2014. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Melalui Permainan Finger Painting Bagi Anak Tunagrahita Ringan. E-JUPEKhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus) Vol. 3, No. 1 Halaman : 227 – 233. Padang : Universitas Negeri Padang.
  18. 18,0 18,1 Setiawan, Daniel Okta. 2014. Rancang Bangun Website Company Profile Windo Jaya Printing Untuk Mengenalkan Identitas Perusahaan. Jawa Timur : STIKOM Surabaya.
  19. Pertiwi, Suci Rahmadiah. 2014. Analisis Semiotika KPK Adalah Kita Pada Cover Majalah TEMPO. Bandung : Universitas Pasundan.
  20. Desrianti, Dewi Immaniar. Sudaryono dan Dwi Ayu Ningrum. 2014. Enriching Media Merchandise Sarana Penunjang Promosi Studi Kasus Pada Bookstore. Journal CCIT Vol. 7, No. 3 ISSN: 1978 – 8282. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  21. Tarigan, Adelina Suciati. 2014. Merancang Corporate Identity Epic Coffee. Medan : Politeknik Negeri Media Kreatif.
  22. Setiawan, Agus. 2016. Pencapaian Sense Of Design Dalam Perancangan Desain Komunikasi Visual. Semarang : Universitas Dian Nuswantoro.
  23. Purwanto, Toni. 2016. Perancangan Kampanye Bahaya Efek Blue Film Terhadap Otak. Bandung : Universitas Pasundan.
  24. Suhudi dan Anggit Dwi Hartanto. 2014. Perancangan Sistem Informasi Perkemi Daerah Istimewa Yogyakarta Berbasis Web. Jurnal Ilmiah DASI Vol. 15 No. Yogyakarta : STMIK AMIKOM Yogyakarta.
  25. 25,0 25,1 Saputro, Alfredo Slamet. Kadarisman Hidayat dan Edy Yulianto. 2016. Perencanaan Strategi Pemasaran Paket Data Kampus Dalam Persaingan Di Bidang Paket Data Internet (Studi Kasus Pada PT. Telkomsel Cabang Malang). Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 36 No. 1. Malang : Universitas Brawijaya.
  26. Effendy, Heru. 2014. Mari Membuat Film. Jakarta : PT Gramedia.
  27. Sari, Dian Maya dan Sahat Siagian. 2013. Pengembangan Media Video Pembelajaran Pangkas Rambut Lanjutan Berbasis Komputer Program Studi Tata Rias Rambut. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 6, No. 1 ISSN : 1979 – 6692. Medan : Universitas Negeri Medan.
  28. Hartono, Dody Saputro dan Daniel Rudjiono. 2015. Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Mata Pelajaran Bahasa Inggris "Theme I Have a Pet" untuk Kelas 4 SD Negeri Randungunting. Semarang : STEKOM Press.
  29. Hastuti, Ari dan Yudi Budianti. 2014. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas II SDN Bantargebang II Kota Bekasi. Jurnal PEDAGOGIK Vol. II, No. 2. Jawa Barat : Universitas Pendidikan Indonesia.
  30. Siamsih, Murni. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Dilem Gunungkidul. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
  31. Faradiba, Lupita. 2015. Perlindungan Konsumen Melalui Gambar Peringatan Dalam Iklan Rokok Ditinjau Dari Undang-Undang No 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Dan Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Jawa Timur : Universitas Jember.
  32. Budiman, Ahmad. 2015. Model Pengelolaan Digitalisasi Penyiaran Di Indonesia. Jurnal Politica Vol. 6 No. 2. Jakarta : Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI.
  33. Rahmania, Trisna. 2013. Analisis Novel Periode Balai Pustaka Secara Sinkronik Dari Segi Tema, Tokoh, dan Latar/Setting. Palembang : Universitas Sriwijaya.
  34. Iskandar. Panji Novantara dan Tito Sugiharto. 2014. Rancang Bangun Animasi Film Kartun Sejarah Dan Kemajuan Universitas Kuningan Sebagai Media Informasi Dan Promosi Berbasis Adobe Flash CS3. Jurnal LOGIKA Vol. 5 No. 1 ISSN : 2085 – 9970. Jawa Barat : Universitas Kuningan.
  35. Maryati, Sri dan Bambang Eka Purnama. 2013. Pembuatan Video Profil Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo Dengan Menggunakan Komputer Multimedia. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 5 No 1 ISSN : 1979 – 9330 (Print) – 2088 – 0154 (Online). Solo : Indonesian Journal On Networking and Security.
  36. Sutrisno dan Aziz Ahmadi. 2014. Pembuatan Video Profil Sekolah Dasar Negeri Menadi Kabupaten Pacitan Berbasis Multimedia. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 6 No 2 ISSN : 1979 – 9330 (Print) – 2088 – 0154 (Online). Solo : Indonesian Journal On Networking and Security.
  37. Rahman, Abdul. 2015. Produksi Video Feature “Ibu Rusmini Penjual Getuk Di Taman Pancasila Karanganyar”. Surakarta : Universitas Surakarta.
  38. Yuliastomo dan Ramadhian Agus Triono. 2014. Pembuatan Film Dokumenter Jangan Pandang Kami Sebelah Mata. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 6 No 2 ISSN : 1979 – 9330 (Print) – 2088 – 0154 (Online). Solo : Indonesian Journal On Networking and Security.
  39. Fatimah, Nur. 2015. Produksi Film Dokumenter Religi “Bukan Seperti Miskin Tidak Seperti Kaya”. Semarang : Universitas Islam Negeri Walisongo.
  40. Sastrawan, Putu Virgo. I Ketut Resika Arthana dan I Gede Partha Sindu. 2017. Pengembangan SOP Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha Berbasis Animasi. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1 ISSN 2252 – 9063. Bali : Universitas Pendidikan Ganesha.
  41. Daniel. 2015. Pembuatan Video Profil Perguruan Swasta Buddhis Bodhicitta Medan. Medan : STMIK TIME.
  42. Agustina, Rini dan Ade Chandra. 2017. Analisis Implementasi Game Edukasi “The Hero Diponegoro” Guna Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Mts. Attaroqie Malang. Jurnal Teknologi Informasi ISSN 2086 – 2989 Vol. 8 No. 1. Jawa Timur : Universitas Kanjuruhan Malang.
  43. Prastomo, Andi. 2014. Prototipe Sistem E-Learning Dengan Pendekatan Elisitasi Dan Framework Codeigniter : Studi Kasus Smp Yamad Bekasi. Faktor Exacta 7(2) : 165 – 175, 2014 ISSN : 1979 – 276X. Jakarta Selatan : Universitas Budi Luhur.
  44. Mwanga, Vivian. 2015. Fast-Track (Enhanced Recovery Program) in Colorectal Surgery. Finland : Universities of Applied Sciences (UAS).
  45. Kargbo, Fatima. 2015. Nurses' Role In Prevention Of Infant And Under- Five Child Mortality In Africa. Finland : Universities of Applied Sciences (UAS).
  46. Abdullah, Ma’ruf. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Aswaja Pressindo.
  47. 47,0 47,1 Ramadhan, Rizky. Muhammad Wahyu Anhaza Lubis, Muhammad Musyafa Syahbid, Saut Sagala dan Ayu Krishna. 2015. Citra Pariwisata Kota Bandung Sebagai Kota Art Deco : Studi Kasus Kawasan Asia Afrika dan Braga. Tourism and Cultural Heritage. Bandung : Resilience Development Initiative.
  48. 48,0 48,1 Maulani, Giandari. Noviar Jalu Sasongko. Ardi Mulyana. 2016. Pengembangan Media Promosi Pariwisata Kota Tangerang Dalam Bentuk Video Digital Pada Dinas PORPAREKRAF. Journal ICIT (Innovative Creative and Information Technology) Vol. 2, No. 2. ISSN : 2356 – 5195. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  49. 49,0 49,1 Hayati, Rafika. 2014. Pemanfaatan Bangunan Bersejarah Sebagai Wisata Warisan Budaya Di Kota Makassar. Journal Master in Tourism Studies : JUMPA Volume 01, Nomor 01. Bali : Universitas Udayana.
  50. 50,0 50,1 Goenawan, Johan Christian. Arief Agung Suwasono. Daniel Kurniawan Salamoon. 2013. Perancangan Video Promosi Pulau Bawean Beserta Media Pendukungnya. Jurnal DKV Adiwarna Vol.1, No.2. Surabaya : Universitas Kristen Petra.
  51. 51,0 51,1 Imam, Choirul. Ir. Hardman Budiarjo dan Wahyu Hidayat. 2017. Perancangan Media Promosi Video Youtube Koleksi Sanggar Gubug Wayang Mojokerto Berbasis Budaya Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness. Jurnal ArtNouveau Vol. 6 No. 1. Jawa Timur : STIKOM Surabaya.
  52. 52,0 52,1 Nuansa, Chanira. Suryadi. dan Darsono Wisadirana. 2014. Designing Promotion Strategy Of Malang Raya’s Tourism Destination Branding Through Audio Visual Media. Journal of Indonesian Tourism and Development Studies Vol. 2, No. 2. E-ISSN : 2338 – 1647. Indonesia : University of Brawijaya.
  53. 53,0 53,1 Lupton, Deborah. 2014. Health Promotion In The Digital Era : A Critical Commentary. Journal Health Promotion International Advance Access. Australia : University of Canberra.
  54. 54,0 54,1 Murgul, Vera. 2014. Features Of Energy Efficient Upgrade Of Historic Buildings (Illustrated With The Example Of Saint-Petersburg). Russia : St. Petersburg State Polytechnical University.
  55. Sinclair, Craig. Peter Keelan. Samuel Stokes. Annette Stokes and Christine Jeffries-Stokes. 2015. Participatory Video Making For Research And Health Promotion In Remote Australian Aboriginal Communities: Methodological And Ethical Implications. International Journal of Critical Indigenous Studies Volume 8 Number 1. Australia : University of Western Australia Albany Centre.
  56. 56,0 56,1 Azizi, Nurul Zahirah Mohd. Arman Abdul Razak, Mokhtar Azizi Mohd Din, Nasyairi Mat Nasir. 2016. Recurring Issues in Historic Building Conservation. Procedia - Social and Behavioral Sciences. Belanda : Elsevier B.V.
  57. Sinclair, Craig. Peter Keelan. Samuel Stokes. Annette Stokes and Christine Jeffries-Stokes. 2015. Participatory Video Making For Research And Health Promotion In Remote Australian Aboriginal Communities: Methodological And Ethical Implications. International Journal of Critical Indigenous Studies Volume 8 Number 1. Australia : University of Western Australia Albany Centre.

DAFTAR LAMPIRAN

  1. [ Kartu Bimbingan Skripsi Perguruan Tinggi Raharja]
  2. [ Formulir Seminar Proposal Skrpisi]
  3. [ Formulir Pertemuan Stakeholder Skripsi]
  4. [ Formulir Final Presentasi Skripsi]
  5. [ Surat Pengantar Observasi / Penelitian Skripsi]
  6. [ Formulir Validasi Skripsi]
  7. [ Formulir Permohonan Usulan Penelitian Skripsi]
  8. [ Formulir Persetujuan dan Penugasan Pembimbing]
  9. [ Formulir Pergantian Judul]
  10. [ Surat Keterangan Observasi Penelitian]
  11. [ Surat Keterangan Implementasi Program]
  12. [ Surat Keterangan Hibah]
  13. [ Jurnal Yang Sudah Diterima Pessta+]
  14. [ Hibah Yang Sudah Diterima Pessta+]
  15. [ Elisitasi Tahap I,II,III & Final]
  16. [ Sertifikat Prospek]
  17. [ Sertifikat TOEFL RCEP]
  18. [ Fotocopy Sertifikat Juara]
  19. [ Fotocopy Sertifikat Tri Darma]
  20. [ Sertifikat Seminar IT National dan International]
  21. [ Surat Undangan Stakeholder]
  22. [ Daftar Wawancara]
  23. [ KSTF Mahasiswa]
  24. [ Daftar Nilai]
  25. [ Matakuliah Cocok dan Tidak Cocok]
  26. [ Bimbingan Email]
  27. [ Tiket Konsultasi]
  28. [ Kwintansi]
  29. [ X-Banner & Kartu Nama]
  30. [ Slide Presentasi]
  31. [ Katalog Produk dan Daftar Riwayat Hidup]



Contributors

AstieIdeliana