SI1314477199

Dari widuri
Revisi per 4 September 2017 10.28 oleh Amalia rahim (bicara | kontrib) (Prototype Login)


Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING BARANG NON INVENTORY (KOMODITY)

untuk MENGETAHUI KONDISI STOK PADA WAREHOUSE FITTING

di PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk.

TANGERANG SELATAN

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM : 1314477199

NAMA : AMALIA RAHIM



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING BARANG NON INVENTORY (KOMODITY)

untuk MENGETAHUI KONDISI STOK pada WAREHOUSE FITTING

di PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk.

TANGERANG SELATAN

Disusun Oleh :

NIM
: 1314477199
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 24 Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, ,M.Akt, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING BARANG NON INVENTORY (KOMODITY)

untuk MENGETAHUI KONDISI STOK pada WAREHOUSE FITTING

di PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk.

TANGERANG SELATAN


Dibuat Oleh :

NIM
: 1314477199
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2016 / 2017

Disetujui Oleh :

Tangerang, 24 Juli 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Sugeng Santoso, M.Kom)
   
(Mulyati, SE.,MM.,M.Pd)
NID : 03009
   
NID : 11003

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING BARANG NON INVENTORY (KOMODITY)

untuk MENGETAHUI STOK pada WAREHOUSE FITTING

di PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk.

TANGERANG SELATAN


Dibuat Oleh :

NIM
: 1314477199
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, 24 Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
: 1314477199
Nama
Jurusan
: Sisteem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer vaik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 24 Juli 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1314477199

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI


Semakin berkembangnya sistem informasi diharapkan dapat mempermudah dan memperlancar pekerjaan suatu perusahaan sehingga kegiatan dapat berjalan secara optimal. PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan adalah salah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan sanitary seperti kloset, wastafel, urinal, bidet dan pembuatan fitting seperti kran dan shower. perusahaan ini harus memperhatikan pengadaan barang non inventory (komodity) karena akan berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan bagian warehouse fiiting pada PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan. Sistem monitoring barang non inventory (komodity) yang digunakan saat ini masih manual mengakibatkan jumlah barang non invcentory (komodity) yang ada di MS. Excel berbeda dengan jumlah fisik yang ada di warehouse fitting. sehingga menimbulkan kendala bagi pihak warehouse fitting, dalam mengetahui kondisi stok serta jumlah barang non inventory (komodity) yang ada pada warehouse fitting.dengan demikian peneliti merancang sistem yang dapat mempermudah pekerja dalam memonitoring barang dengan menggunakan metode analisis yang digunakan CSF (Critical Succes Factor). Perancangan sistem berorientasi menggunakan UML (Unified Modeling Language), yang diimplementasikan dalam bahasa pemrograman PHP (Hypertext) dengan Notepad++ dan pembuatan database pada MYSQL.

Kata kunci: Non Inventory, komodity dan warehouse fitting.

ABSTRACT

Growing information system are expected to facilitate the work of a company so that activities can run optimally. PT Surya Toto Indonesia Tbk. tangerang Selatan is a company engaged in the field of sanitary manufacturing industry such as a closet, urinal, bidet, sink and the manufacture of thhings such as faucets and shower. The company should pay attentiontion to procurement of non inventory (komodity) because it will directly relate to costs which should be borne by the company part warehouse fiiting in PT Surya Toto Indonesia Tbk. South Tangerang. System monitoring items of non inventory (komodity) used today are still manual resulted in quantities of non invcentory (komodity) that is in MS Excel with a different amount. the physical that is on the warehouse fittings. so that poses obstacles for party warehouse fittings, in knowing the condition of the stock and the number of items of non inventory (komodity) on warehouse fittings. Thus the researcher is designing a system that can make it easier to monitoring workers in goods by using the method of anysis used CSF ((Critical Succes Factor). The design-oriented system using UML (Unified Modeling Language¬), which is implemented tn the programming language PHP ((Hypertext) and Notepad ++ and the creation of a database on MYSQL.

Keyword: Inventory, komofity and warehouse fitting



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga laporan skripsi penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya, yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Barang Non Inventory (Komodity) untuk Mengetahui Kondisis Stok pada Warehouse Fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan”.

Tujuan dari penulisan laporan ini sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang Strata Satu (S1) pada Perguruan Tinggi Raharja.

Dalam penyusunan laporan Skripsi, penulis banyak menerima bantuan dari semua pihak. Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan dorongan tersebut, laporan Skripsi ini tidak dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. Po Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua 1 Perguruan Tinggi Raharja dan Pembimbing I yang telah membantu penyusunan laporan Skripsi.
  4. Ibu Nur Azizah, M.Kom., M.Akt selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi Informasi.
  5. Ibu Mulyati SE., MM., M.Kom selaku Pembimbing II yang telah membantu penyusunan laporan Skripsi.
  6. Bapak dan Ibu Dosen serta staff Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Bapak Irwan Budiman selaku pembimbing lapangan di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan yang telah memberikan data-data yang dibutuhkan penulis.
  8. Seluruh staff dan karyawan PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan yang telah membantu dan memperlancar kegiatan-kegiatan observasi.
  9. Bapak Sulkhan selaku “HR. Planning and Departement Head” PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan Skripsi di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan.
  10. Bapak Sudarsono, Bapak Ihsan, Bapak Kasmanto, Bapak Hartono, Bapak Agus, Bapak Rohadi, Feby Mardiansyahri, Cikal Sandi dan rekan-rekan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan divisi Warehouse Fitting yang telah membimbing dan membantu selama pelaksanaan kerja praktek serta menyelesaikan laporan kerja praktek ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
  11. Kedua orang tua dan semua saudara dalam keluarga yang telah memberikan dukungan baik moril, materi maupun doa.
  12. Teman dan sahabat yang telah membantu memberikan dukungan dan masukan bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi.

Semoga Laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang,24 Juli 2017
Amalia Rahim
1314477199

Daftar isi



DAFTAR TABEL
  1. Tabel 3.1 Analisis CSF (Critical Success Factor)
  2. Tabel 3.2 Identifikasi kebutuhan Sistem Informasi (SI)
  3. Tabel 3.3 Elisitasi tahap I
  4. Tabel 3.4 Elisitasi tahap II
  5. Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III
  6. Tabel 3.6 Final dfat elisitasi
  7. Tabel 4.1 Perbedaan prosedur antara sistem berjalan dan sistem usulan
  8. Tabel 4.2 Products
  9. Tabel 4.3 Categories
  10. Tabel 4.4 Supplier
  11. Tabel 4.5 Section
  12. Tabel 4.6 In
  13. Tabel 4.7 Out
  14. Tabel 4.8 Items_in
  15. Tabel 4.9 Items_out
  16. Tabel 4.10 Users
  17. Tabel 4.11 schedule
  18. Tabel 4.12 Estimasi biaya


DAFTAR GAMBAR
  1. Gambar 3.1 Struktur organisasi
  2. Gambar 3.2 Bagan aliran proses produksi
  3. Gambar 3.3 Alur kerja proses casting
  4. Gambar 3.4 Use case diagram barang non inventory (komodity)
  5. Gambar 3.5 Activity diagram barang non inventory (komodity)
  6. Gambar 3.6 Sequence diagram barang non inventory (komodity)
  7. Gambar 3.7 Metode analisis CSF (Critical Success Factor)
  8. Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan
  9. Gambar 4.2 Activity diagram sistem yang diusulkan
  10. Gambar 4.3 Activity diagram sistem yang diusulkan
  11. Gambar 4.4 Sequence diagram sistem yang diusulkan
  12. Gambar 4.5 Class diagram sistem yang diusulkan
  13. Gambar 4.6 Tampilan login
  14. Gambar 4.7 Menu utama (home)
  15. Gambar 4.8 Menu products
  16. Gambar 4.9 Categories
  17. Gambar 4.10 Menu supplier
  18. Gambar 4.11 Menu section
  19. Gambar 4.12 Menu barang masuk
  20. Gambar 4.13 Menu barang keluar
  21. Gambar 4.14 Menu report barang masuk
  22. Gambar 4.15 Menu report barang keluar
  23. Gambar 4.16 Black box testing pada menu login1
  24. Gambar 4.17 Black box testing pada menu login1
  25. Gambar 4.18 Blaack box testing pada menu login2
  26. Gambar 4.19 Black box testing pada menu login2
  27. Gambar 4.20 Black box testing pada menu products1
  28. Gambar 4.21 Black box testing pada menu products1
  29. Gambar 4.22 Black box testing pada menu products2
  30. Gambar 4.23 Black box testing pada menu produxts2
  31. Gambar 4.24 Black box testing pada menu categories1
  32. Gambar 4.25 Black box testing pada menu categories1
  33. Gambar 4.26 Black box testing pada menu categories2
  34. Gambar 4.27 Black box testing pada menu categories2
  35. Gambar 4.28 Black box testing pada menu supplier1
  36. Gambar 4.29 Black box testing pada menu supplier1
  37. Gambar 4.30 Black box testing pada menu supplier2
  38. Gambar 4.31 Black box testing pada menu supplier2
  39. Gambar 4.32 Black box testing pada menu section1
  40. Gambar 4.33 Black box testing pada menu section1
  41. Gambar 4.34 Black box testing pada menu section2
  42. Gambar 4.35 Black box testing pada menu section2
  43. Gambar 4.36 Black box testing pada menu In1
  44. Gambar 4.37 Black box testing pada menu In1
  45. Gambar 4.38 Black box testing pada menu In2
  46. Gambar 4.39 Black box testing pada menu In2
  47. Gambar 4.40 Black box testing pada menu Out1
  48. Gambar 4.41 Black box testing pada menu Out1
  49. Gambar 4.42 Black box testing pada menu Out2
  50. Gambar 4.43 Blacak box testing padap menu Out2
  51. Gambar 4.44 Tampilan login
  52. Gambar 4.45 Tampilan home
  53. Gambar 4.46 Tampilan products
  54. Gambar 4.47 Tampilan categories
  55. Gambar 4.48 Tampilan Supplier
  56. Gambar 4.49 Tampilan Section
  57. Gambar 4.50 Tampilan In
  58. Gambar 4.51 Tampilan Out
  59. Gambar 4.52 Tampilan report barang masuk
  60. Gambar 4.53 Tampilan report barang keluar


DAFTAR SIMBOL
  1. DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM
  2. DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
  3. DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM
  4. DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi saat ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Semakin berkembangnya sistem informasi diharapkan dapat mempermudah dan memperlancar pekerjaan suatu perusahaan sehingga kegiatan dapat berjalan secara optimal. Dengan dukungan sistem informasi yang baik, sebuah perusahaan akan memiliki berbagai keunggulan yang kompetitif sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lain. Salah satu manfaat sistem informasi bagi perusahaan adalah dapat mendukung kegiatan operasional dan dapat mengefisiensikan waktu yang dibutuhkan untuk pemasukan dan pengeluaran barang komodity dari gudang (warehouse fitting).

PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan adalah salah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan sanitary seperti kloset, wastafel, urinal, bidet dan pembuatan fitting seperti kran dan shower. perusahaan ini harus memperhatikan pengadaan persediaan non inventory (komodity) karena akan berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan persediaan (inventory). Oleh karena itu, persediaan (inventory) harus seimbang dengan kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan perusahaan menanggung resiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi di samping biaya investasi yang besar, tetapi jika terjadi kekurangan persediaan akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksinya. Tujuan pengendalian barang tambahan untuk membantu parusahaan menyediakan bahan tambahan yang diperlukan untuk membantu proses produksi sehingga dapat berjalan dengan lancar agar tidak terjadi kesalahan dalam proses barang non inventory (komodity).

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bagian warehouse fiiting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan, sistem monitoring barang non inventory (komodity) yang digunakan saat ini masih manual. Terkadang jumlah barang komodity yang ada di MS. Excel berbeda dengan jumlah fisik yang ada di warehouse fitting. Barang non inventory (komodity) datang dari supplier langsung diserahkan ke pihak warehouse fitting menggunakan surat jalan setelah barang diterima oleh warehouse fitting, seksi yang membutuhkan mengambil barang tersebut sehingga menimbulkan kendala bagi pihak warehouse fitting, dalam mengetahui kondisi stok serta jumlah barang non inventory (komodity) yang ada pada warehouse fitting.

Sistem yang sekarang masih kurang baik dalam mengontrol barang non inventory (komodity) yang masuk serta keluar sehingga jika bagian warehouse fitting ingin melakukan pengecekan barang non inventory (komodity) harus datang ke tempat penyimpanan agar tidak terjadi kesalahan dalam menghitung jumlah persediaan dan barang sama. Untuk itu, perusahaan membutuhkan sistem yang dapat membantu pekerjaan karyawan pada warehouse fitting.

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka peneliti ingin merancang sebuah sistem monitoring yang dapat menghitung jumlah stok barang non inventory (komodity) secara cepat dan akurat , sehingga memudahkan karyawan pihak warehouse fitting mendapatkan informasi tentang stok barang non inventory (komodity). Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Barang Non Inventory (Komodity) untuk Mengetahui Kondisi Stok pada Warehouse Fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan”.

Rumusan Masalah

Setelah mengetahui proses monitoring barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang timbul yaitu:

  1. Bagaimana sistem monitoring barang non inventory (komodity) yang sedang berjalan saat ini untuk mengontrol stok yang ada di warehose fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan?
  2. Apakah sistem barang non inventory (komodity) yang berjalan saat ini dapat menyelesaikan permasalahan yang ada pada bagian warehouse fitting PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan?
  3. Bagaimana merancang sistem monitoring barang non inventory (komodity) pada warehouse fittng di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan yang dapat memudahkan pihak warehouse fitting dalam mengetahui kondisi stok?


Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada monitoring barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting dari barang datang dari supplier hingga diterima pihak warehouse fitting sampai barang diserahkan ke seksi yang bersangkutan dan dapat memberikan informasi untuk memudahkan dalam mengetahui kondisi stok barang.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan peneliti sebagai berikut:

  1. Mengetahui sistem monitoring barang non inventory (komodity) yang berjalan saat ini pada bagian warehouse fitting PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan

  2. Menganalisis prosedur sistem monitoring barang non inventory (komodity) untuk mengecek kondisi stok barang pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan yang berjalan saat ini

  3. Merancang sebuah sistem informasi monitoring barang non inventory (komodity) yang dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat proses pengontrolan stok persediaan barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan saat ini.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka manfaat peneliti sebagai berikut:

  1. Dapat memudahkan pihak warehose fitting dalam pengecekan stok barang non inventory (komodity)

  2. Untuk mengurangi tingkat kesalahan dalam proses penghitungan barang non inventory (komodity)

  3. Sistem yang dirancang dapat diimplementaasikan dan mampu memberikan informasi dengan cepat dan akurat pada warehose fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan

Metodologi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

Beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:

  1. Observasi (Pengamatan Langsung)

    Suatu kegiatan dengan melakukan penelitian secara langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan pembahasan masalah.

  2. Interview (Wawancara)

    Untuk mendapatkan informasi secara lengkap maka peneliti melakukan proses tanya jawab kepada karyawan bagian warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan mengenai sistem monitoring barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting untuk mengetahui kekurangan atau masalah yang ada dalam sistem yang berjalan saat ini.

  3. Literatur Review (Studi Pustaka)

    Studi pustaka dilaksanakan peneliti dengan tujuan untuk mengumpulkan data-data melalui buku-buku literatur yang berkaitan dengan pembahasan penelitian yang digunakan untuk bahan referensi dalam penelitian yang dilaksanakan. Bahan referensi juga bisa meliputi buku, jurnal dan karya ilmiah lainnya sebagai analisis dalam perancangan sistem yang terkait dengan laporan ini.

Metode Analisis

Untuk menganalisis data, penulis menggunakan analisis CSF (Critical Sucess Factor) untuk membantu mengidentifikasikan permasalahan yang terjadi pada perusahaan secara sistematis, dalam penyusunan untuk mencapai tujuan yang baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Metode Perancangan

Pada metode perancangan ini, metode yang digunakan yaitu Visual Paradigm For UML (Unified Modelling Language) Enterprise Edision Ver 8.0 Diagram UML yang digunakan adalah use case diagram, activity diagram, sequence digram dan class diagram untuk menggambarkan suatu rancangan sistem yang akan digunakan. Pembuatan database dan pembuatan program disesuaikan dengan stakeholder yang terangkum pada elisitaasi. Serta bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dengan menggunakan MYSQL sedangkan pembuatan program disesuaikan berdasarkan kebutuhan stakeholder yang terangkum dalam elsiitasi.

Metode Pengujian

Metode pengujian ini digunakan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan. Metode pengujian yang peneliti gunakan adalah Black-Box Testing merupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak, dapat mendefinisikan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program. Alasan saya menggunakan metode ini untum melakukan pengujian tanpa pengetahuan detail struktur internal dari sistem atau komponen yang dites.

Sistematika Penulisan

Penulisan laporan Skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang akan dijelaskan secara detail. Di mana setiap bab akan membahas masalah-masalah yang berbeda, tetapi masalah yang satu dengan yang lainnya akan saling berkaitan. Adapun sistematika yang dimaksud sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis membahas tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dalam memperoleh data atau informasi, ruang lingkup dan sistematika penulisan yang dibahas dalam bab demi bab.

BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori dari hal-hal yang dibahas dalam penelitian dan tentang kinerja laporan pembelian bahan baku yang dikutip dari berbagai sumber referensi maupun dari hasil penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk penelitian ini.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Bab ini menjelaskan mengenai hal-hal yang berisi tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, pembahasan mengenai tugas dan wewenang, analisa sistem saat ini, elisitasi, permasalahan yang dihadapi

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DI USULKAN
Bab ini berisi tentang semua informasi yang berhubungan dengan rancangan sistem yang diusulkan oleh peneliti berupa rancangan database dan tampilan program yang dibuat.

BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan serta saran beserta koreksi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.agar bermanfaat bagi pihak lain yang berkepentingan untuk mengembangkan sistem lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

TEORI UMUM

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Perancangan Sistem

Definisi perancangan sistem menurut Verzello dan John Reuter III dalam Deni Darmawan (2013:227)[1], adalah “Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, dan persiapan untuk rancang bangun implementasi (menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk),”

sedangkan Dadang Haryanto dan Dede Koswara (2015:54)[2], mengatakan bahwa “Perancangan sistem yaitu marancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi”.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem merupakan tahapan dalam mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan dalam persiapan rancangan untuk mendukung sistem itu dibentuk.

Konsep Dasar Sistem

Definisi sistem menurut Juperson Hutahaean (2014:2)[3], adalah “Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu”,

sedangkan Maniah dan Dini Hamidini (2017:1)[4], mengatakan bahwa “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen berupa data, jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinteraksi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tuhuan/sasaran tertentu yang sama”.

Sementara, Muhamad Muslihudin dan Oktafianto (2016:2)[5], mendefinisikan “Sistem adalah sekumpulan komponen-komponen atau jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan saling bekerja sama membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu”.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan prosedur-prosedur yang saling berhubungan dengan sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinteraksi untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Juperson Hutahaean (2014:3)[3], sistem yang baik apabila memiliki karakteristik yaitu:

  1. Komponen

  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.

  3. Batasan sistem (boundary)

  4. Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya.

  5. Lingkungan luar sistem (environment)

  6. Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

  7. Penghubung sistem (interface)

  8. Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan sibsistem lainnya.

  9. Masukkan sistem (input)

  10. Masukkan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan sinyal (signal input).

  11. Keluaran sistem (output)

  12. Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

  13. Pengolahan sistem(input)

  14. Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran.

  15. Sasaran sistem

  16. Sasaran sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).

Konsep Dasar Informasi

Definisi Data

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:71)[6], mengatakan bahwa data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti sehubungan dengan kenyataan, simbol-simbol yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi lainnya, yang didapatkan melalui suatu observasi atau secara data diartikan sebagai keterangan tentang sesuatu.

Menurut Yanto (2016:12)[7], "Data merupakan informasi yang disimpan dalam suatu struktur tertentu yang terintegrasi".

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa "Data adalah bahan mentah bagi informasi yang menggambarkan suatu kejadian dalam suatu struktur tertentu yang terintegrasi".

Klasifikasi Data

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:71)[6], data dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Berdasarkan Sifat Data
    Berdasarkan sifat data, dikenal: 1) data kuantitatif (quantitative data), yaitu data dalam bentuk angka atau bilangan; 2) data kualitatif (qualitative data), yaitu data bukan dalam bentuk penjumlahan atau angka, melainkan dalam bentuk pernyataan dan atau kategori.

  2. Berdasarkan Sumber Data
    Berdasarkan sumber data, dikenal: 1) data internal (internal data), yaitu data yang berasal dari dalam organisasi atau data asli, data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti atau bukan dari hasil pengamatan atau karya orang lain. Data internal sering disebut sebagai data primer (primary data); 2) data eksternal (external data), yaitu data yang berasal dari luar organisasi atau institusi, atau data hasil observasi orang lain.
    Data eksternal dapat dikelompokkan manjadi: 1) data eksternal primer (primary external data), yaitu data yang dapat berbentuk lisan atau tertulis yang didapatkan langsung dari pemilik data sendiri atau orang yang melakukan observasi atau pengumpul data tersebut, biasa juga disebut directly external data; 2) data eksternal sekunder (secondary external data), yaitu data yang diperoleh dari orang yang bukan melakukan observasi langsung, biasa juga disebut indirectly external data.

Definisi Informasi

Menurut Pratama (2014:422)[8], "Informasi adalah data yang telah diolah menjadi informasi dengan memanfaatkan teknologi (baik teknologi komputer manusia), sehingga mampu memberikan nilai dan arti didalamnya".

Menurut Hidayat, dkk (2016:186)[9], "Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, informasi disebut juga data yang diproses atau data yang memiliki arti".

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa "Informasi adalah suatu data atau objek yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang memiliki arti bagi penerimanya, yang bermanfaat dan dapat membantu dalam pengampilan keputusan".

Siklus Informasi

Istilah kualitas informasi (quality of infornation) terkadang juga dipakai untuk menyatakan informasi yang baik. Dari sekian karakteristik yang telah dibahas, kualitas informasi seringkali diukur berdasarkan: (Kadir, 2014:56)[10]

  1. Relevansi

  2. Ketepatan Waktu

  3. Akurasi

Nilai Informasi

Menurut Kadir (2014:56)[10], nilai informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dianggap bernilai kalau manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Pada kenyataannya nilai informasi tidak mudah untuk dinyatakan dengan ukuran yang bersifat kuantitatif. Namun, nilai informasi dapat dijelaskan menurut skala relatif.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Krismiaji dalam Ilamsyah, dkk (2016:201)[11], mengatakan bahwa sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk menggumpulkan, memasukkan dan mengolah serta menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Indrajani (2014:3)[12], "Sistem Informasi adalah kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data, yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi".

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu prosedur dan kombinasi antara orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah serta menyimpan data agar dapat mencapai tujuan yang spesifik.

Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi mengandung komponen-komponen sebagai berikut: (Kadir, 2014:71)[10]

  1. Perangkat keras (hardware), yang mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.

  2. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras memproses data.

  3. Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

  4. Orang, yakni semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran siatem informasi.

  5. Basis Data (database), yaitu kumpulan table, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.

  6. Jaringan Komputer dan komunikasi data, yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

Konsep Dasar Analisa Sistem

Definisi Analisa Sistem

Menurut Djahir (2014:68)[13], “Analisa Sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, Analisa Sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai macam permasalahan maupun hambatan yang terjadi pada sistem serta untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui.

Fungsi Analisa Sistem

Menurut Haerudin, dkk (2013:117)[14], fungsi analisa sistem sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai (user).

  2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

  3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.

  4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Haerudin, dkk (2013:117)[14], mengatakan bahwa perancangan sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem, mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang dikerjakan pada analisa sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Perancangan sistem adalah suatu fase dimana keahlian perancangan untuk komputer yang akan menggunakan sistem”.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Haerudin, dkk (2013:117)[14], tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user).

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.

TEORI KHUSUS

Konsep Dasar Unified Modeling Language (UML)

Definisi Unified Modeling Language (UML)

Menurut Waspodo (2015:65)[15], Unified Modelling Language (UML) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal dalam dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini di sebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah di mengerti, serta di lengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain.

Menurut Hompu, dkk (2016:107)[16], mengatakan bahwa Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan didunia industri untuk mendefinisikan kebutuhan, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang berorientasi objek untuk membuat analisis dan desain, dan menggambarkan arsitektur”.

Jenis Diagram Unified Modeling Language (UML)

  1. Use Case Diagram

  2. Menurut Indrajani (2015:45)[17], use case diagram merupakan suatu diagram yang berisi use case, actor, serta relationship diantaranya. Use case diagram merupakan titik awal yang baik dalam memahami dan menganalisis kebutuhan sistem pada saat perancangan. Use case diagram dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan dari suatu sistem.

  3. Activity Diagram

  4. Menurut Indrajani (2015:46)[17], activity diagram digunakan untuk menganalisis behavior dengan use case yang lebih kompleks dan menunjukkan interaksi-interaksi di antara mereka satu sama lain. Activity diagram sebenarnya memiliki kesamaan dengan statechart diagram dalam hal menggambarkan aliran data pada model bisnis, tetapi activity diagram biasanya digunakan untuk menggambarkan aktivitas bisnis yang lebih kompleks, di mana digambarkan hubungan antar satu use case dengan use case lainnya.

    Menurut Bhute (2013:29)[18], dalam International Journal of Multimedia & Its Applications (IJMA) mengatakan bahwa, “Activity diagram is basically a flow chart to represent the flow from one activity to another activity”.

    (Activity diagram adalah bagan alir untuk mewakili arus dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya).

  5. Sequence Diagram

  6. Menurut Indrajani (2015:50)[17], “sequence diagram merupakan suatu diagram interaksi yang menggambarkan bagaimana objek-objek berpartisipasi dalam bagian interaksi (particular interaction) dan pesan yang ditukar dalam urutan waktu”.

  7. Class Diagram

  8. Menurut Indrajani (2015:49)[17], class diagram digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang mendasar antara class-class, hubungan antar-class, dan di mana sub-sistem class tersebut. Pada class diagram terdapat nama class, attributes, operations, serta association (hubungan antar-class).

Konsep Database Dan MySQL

Definisi Database

Menurut Kadir dalam Fauzi (2015:26)[19], “Basis data (database) adalah suatu data yang saling terkait sehingga memudahkan aktifitas untuk memperoleh informasi”.

Menurut Pattianakotta, dkk (2015:9)[20], “Database adalah gabungan dari elemen-elemen data yang berhubungan dan terorganisir”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Database adalah suatu data yang saling terkait dari elemen-elemen data yang berhubungan dan terorganisir”.

Definisi MySQL

Menurut Sutanto (2014:73)[21], “MySQL merupakan sistem manajemen database yang bersifat relational. Artinya, data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa table yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi jauh lebih cepat”.

Menurut Sudaryono, dkk (2013:98)[22], mengatakan, MySQL (My Structure Query Language) adalah salah satu database management system (DBMS) dari sekian banyak DBMS seperti oracle, MySQL, Postagre, dan lainnya.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “MySQL adalah salah satu data yang dikelola dalam database management system (DBMS) yang diletakkan pada beberapa table yang terpisah”.

Konsep Dasar XAMPP

Definisi XAMPP

Menurut Sutanto (2014:72)[21], “XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), apache, MySQL, PHP, dan Perl. XAMPP adalah tool yang menyediakan paket perangkat lunak dalam satu buah paket”.

Menurut Sidik (2014:72)[23], “XAMPP (X(Windows/Linux) Apache MySQL PHP dan Perl) merupakan paket server web PHP dan database MySQL yang paling populer di kalangan pengembang web dengan menggunakan PHP dan MySQL sebagai databasenya”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “XAMPP adalah paket server yang paling mudah untuk digunakan sebagai paket untuk pengembangan aplikasi web”.

Bagian-Bagian Tool XAMPP

  1. Apache

  2. Menurut Kurniawan dalam Amin (2017:115)[24], Apache adalah web server yang dapat dijalankan dibanyak sistem operasi (Unix, BSD, Linux, Microsoft windows dan Novell Netware serta Platform lainnya) yang berguna untuk menfungsikan situs web. Protokol yang digunakan untuk melayani fasilitas web ini menggunakan HTTP.

  3. PHP

  4. Menurut Sidik (2014:4)[23], PHP merupakan secara umum dikenal sebagai bahasa pemrograman script-script yang membuat dokumen HTML secara on the fly yang dieksekusi di server web, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML, dikenal juga sebagai bahasa pemrograman server side.

    Menurut Abdulloh (2016:3)[25], “PHP singkatan dari hypertext preprocessor yang merupakan server-side programming, yaitu bahasa pemrograman yang diproses disisi server”.

  5. PhpMyAdmin

  6. Menurut Kurniawan dalam Wasiyanti (2016:51)[26], phpMyAdmin adalah sebuah software yang berbentuk seperti halaman situs yang terdapat pada web server.

Konsep Dasar CodeIgniter

Menurut Basuki (2017:4)[27], “CodeIgniter adalah sebuah framework PHP yang kecil, sederhana, mudah digunakan dan cukup handal untuk membangun aplikasi berbasis web”.

Menurut Afnur, dkk (2016:76)[28], “Framework CodeIgniter merupakan sebuah bahasa pemrograman web yang dikembangkan dari bahasa pemrograman PHP yang berbasis OOP (Object Oriented Program) yang memiliki class dan fuction”.

Konsep Dasar Notepad++

Menurut Supono dan Putratama (2016:13)[29], “Notepad++ merupakan aplikasi teks editor yang gratis secara powerful yang dapat digunakan oleh seorang pengembang aplikasi (programmer) untuk menuliskan sebuah kode-kode program”.

Notepad++ mendukung banyak bahasa pemrograman, diantaranya: Assembly, C, C++, C#, CSS, HTML, Java, Javascript, Pascal, Perl, PHP, Phyton, Ruby, Shell, SQL, VB, XML dan lain sebagainya. Notepad++ ini memiliki banyak kelebihan bila dibandingkan dengan Notepad bawaan Windows yang pertama, seperti GUI yang baik dan menarik. Notepad++ juga dapat ditambahkan berbagai plugin yang bisa semakin mempermudah pekerjaan programmer.

Konsep Dasar Web

Definisi Web

Menurut Murad, dkk (2013:49)[30], “Web adalah sebuah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

Menurut Kadir dalam Kusuma dan Widodo (2016:11)[31] mengatakan bahwa website adalah suatu media publikasi elektronik yang terdiri dari halaman-halaman web (web page) yang terhubung satu dengan yang lain menggunakan link yang dilekatkan pada suatu teks atau image.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Web adalah suatu media informasi elektronik yang terdiri dari halaman-halaman dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang terhubung dengan server”.

Web Browser Dan Web Server

Menurut Wahyudi dalam Kusuma dan Widodo (2016:11)[31], Web Browser adalah program perangkat lunak pada sisi client yang bertugas mengambil serta manampilkan informasi dalam web dari server”.

Sedangkan web server merupakan server yang bertugas mengatur mekanisme layanan web.

Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Definisi Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Bonczek dalam Nofriansyah (2014:1)[32], Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi, sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen sistem pendukung keputusan lain), sistem pengetahuan (respositori pengetahuan domain masalah yang ada pada sistem pendukung keputusan atau sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan).

Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Nofriansyah (2014:1)[32], karakteristik dari sistem pendukung keputusan yaitu:

  1. Mendukung proses pengambilan keputusan suatu organisasi atau perusahaan.

  2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan.

  3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur serta mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi.

  4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.

  5. Memiliki subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai keputusan sistem.

  6. Memiliki dua komponen utama yaitu data dan model.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Nofriansyah (2014:3)[32], secara garis besar sistem pendukung keputusan dibangun oleh tiga komponen utama yaitu:

  1. Sub Sistem Data (Database)

  2. Merupakan komponen sistem pendukung keputusan yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem.

  3. Subsistem Model (ModelBase)

  4. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang model adalah model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus juga dijaga fleksibilitasnya.

  5. Subsistem Dialog (User System Interface)

  6. Subsistem dialog adalah fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog.

Konsep Dasar Simple Additive Weighting (SAW)

Definisi Simple Additive Weighting (SAW)

Menurut Supriyanti (2014:70)[33], Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Formula untuk melakukan normalisasi terebut adalah sebagai berikut:

(1)

Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; 1=1,2,….,m dan j=1,2,….,n.

Keterangan:

  • Max Xij = Nilai terbesar dari setiap kriteria i.
  • Min Xij = Nilai terkecil dari setiap kriteria i.
  • Xij = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria.
  • Benefit = Jika nilai terbesar adalah terbaik.
  • Cost = Jika nilai terkecil adalah terbaik.

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai berikut:

(2)

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

Keterangan:

  • Vi = Rangking untuk setiap alternatif.
  • Wj = Nilai bobot rangking (dari setiap kriteria).
  • rij = Nilai rating kinerja ternormalisasi.

Keunggulan Simple Additive Weighting (SAW)

Menurut Nofriansyah (2014:12)[32], Keunggulan dari metode simple additive weighting dibandingkan dengan metode sistem keputusan yang lain terletak pada kemampuannya dalam melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot tingkat kepentingan yang dibutuhkan. Dalam metode SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada kemudian dilakukannya proses perangkingan yang jumlah nilai bobot dari semua kriteria dijumlahkan setelah menentukan nilai bobot dari kriteria. Intinya bahwa pada metode SAW ini menentukan nilai bobot pada setiap kriteria untuk menentukan alternatif optimal.

Konsep Dasar Analisa Value Chain

Menurut Porter dan Milar dalam Kadir (2014:421)[10], Rantai nilai mengandung lima aktivitas utama dan empat aktivitas pendukung. Aktivitas utama adalah proses-proses bisnis yang terkait secara langsung dengan pembuatan produk atau penyampaian layanan ke pelanggan, sedangkan aktivitas pendukung adalah proses-proses bisnis yang ditujukan untuk mendukung operasi keseharian dan tidak secara langsung berpengaruh pada produk/jasa yang ditangani organisasi.

Menurut Nastiti, dkk (2014:157)[34], Analisis Value Chain, berfungsi sebagai cara untuk mengelompokkan aktivitas bisnis sesuai dengan kelompok aktivitas. Proses bisnis perusahaan berdasarkan kerangka value chain dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu proses bisnis utama (inbound sales logistic, outbound sales logistic, operation, marketing dan service) dan proses bisnis pendukung (procurement, technology development, organization and human resource management, firm infrastruktur).

Lima aktivitas utama berupa logistic masuk, operasi, logistic keluar, pemasaran dan penjualan, serta layanan. Penjelasannya seperti berikut:

  1. Logistik masuk

  2. Logistik masuk menyatakan kegiatan untuk menerima bahan-bahan yang digunakan untuk kepentingan pembuatan produk dan kemudian menyimpan digudang.

  3. Operasi

  4. Operasi menyatakan kegiatan untuk membuat produk atau layanan.

  5. Logistik keluar

  6. Logistik keluar menyatakan kegiatan yang berhubungan dengan menyampaikan produk/layanan ke pelanggan.

  7. Pemasaran dan penjualan

  8. Pemasaran dan penjualan mencakup kegiatan untuk memasarkan produk/jasa ke pelanggan dan kegiatan penjualan.

  9. Layanan

  10. Layanan menyatakan kegiatan yang dilakukan untuk melayani pelanggan setelah penjualan.

Aktivitas pendukung berupa infrastruktur perusahaan, manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan pengadaan barang. Penjelasan masing-masing adalah seperti berikut:

  1. Infratruktur perusahaan

  2. Infrastruktur perusahaan menyatakan infrastruktur yang berguna bagi perudahaan, misalnya perwujudan internet, untuk kepentingan kolaborasi para pekerja di organisasi.

  3. Manajemen sumber daya manusia

  4. Manajemen sumber daya manusia menyatakan kegiatan yang dapat meningkatkan kinerja pekerja atau mendayagunakan pekerja secara optimal.

  5. Pengembangan teknologi

  6. Pengembangan teknologi berhubungan riset dan pengembangan ataupun kerja sama dengan mitra, misalnya untuk melakukan pengembangan produk melalui extranet.

  7. Pengadaan barang

  8. Pengadaan barang berhubungan dengan aktivitas untuk mendapatkan barang dari pemasok.

Gambar 2.1. Komponen-komponen value chain

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box Testing

Menurut Sukamto dan Shalahuddin dalam Amin (2017:115)[24] mengatakan bahwa Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Menurut Rizky dalam Suryani (2014:97)[35] mengatakan bahwa Black Box Testing adalah tipe testing yang memerlukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi dikenal proses testing dibagian luar.

Kelebihan Dan Kelemahan Black Box Testing

Menurut Rizky dalam Komarudin (2017:14)[36], keunggulan dari pengujian Black Box Testing adalah bisa memilih subset tes secara efektif dan efisien, dapat menemukan cacat, memaksimalkan testing investmen. Sedangkan kelemahan dari pengujian Black Box Testing adalah tester tidak pernah yakin apakah perangkat lunak benar-benar lolos uji.

Pengujian Black Box Testing berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut:

  1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.

  2. Kesalahan interface.

  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

  4. Kesalahan kinerja.

  5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Konsep Dasar Elisitasi

Menurut Ariawan dan Wahyuni (2015:63)[37], elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi tahap II

  4. Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disaggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    • “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    • “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    • “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
  5. Elisitasi tahap III

  6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    • T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
    • O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
    • E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    • High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
    • Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
    • Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.
  7. Final Draft Elisitasi

  8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Kinerja

Definisi Kinerja

Menurut Soemohadiwidjojo (2015:10)[38], Kinerja (performance) adalah tingkat pencapaian hasil kerja seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi dalam suatu periode waktu tertentu, sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi, dan dilakukan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.

Menurut Duha (2016:218)[39], “Kinerja adalah cara atau kemampuan individu dalam bekerja untuk dapat memberikan hasil yang memuaskan di tempatnya bekerja dalam satu paket atau bagian pekerjaan tertentu atau pada suatu periode waktu tertentu”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, kinerja adalah tingkat pencapaian hasil kerja seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi di tempatnya bekerja dalam satu paket atau bagian pekerjaan tertentu atau pada suatu periode waktu tertentu.

Pengukuran Kinerja Dan Indikator Kinerja

Menurut Soemohadiwidjojo (2015:14)[38], “Pengukuran kinerja adalah alat manajemen yang digunakan untuk menilai kemampuan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, sekaligus sebagai referensi dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas”.

Menurut Soemohadiwidjojo (2015:15)[38], “Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran yang telah ditetapkan”.

Dalam menentukkan indikator kinerja yang akan dijadikan Key Performance Indicator (KPI), berikut ini beberapa persyaratan yang harus dipenuhi:

  1. Spesifik dan jelas sehingga mudah dipahami dan mengurangi kesalahan penafsiran.

  2. Dapat diukur secara objektif, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

  3. Relevan dengan sasaran yang ingin dicapai.

  4. Dapat dicapai, penting, dan berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat, dampak, serta efektivitas proses.

  5. Fleksibel dan sensitif terhadap perubahan akibat penyesuaian pelaksanaan dan hasil yang dicapai.

  6. Data atau informasi yang menunjukkan pencapaian indikator kinerja dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis secara wajar.

Konsep Dasar Penilaian Kinerja

Definisi Penilaian Kinerja

Menurut Budihardjo (2015:13)[40], penilaian kinerja adalah upaya guna mengadakan pengukuran atas kinerja dari setiap karyawan perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan tingkat produktivitas dan efektivitas kerja dari karyawan tersebut dalam menghasilkan karya tertentu, sesuai dengan Job Description (deskripsi tugas) yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Penilaian Kinerja adalah upaya guna menilai prestasi kinerja dari setiap karyawan dengan tujuan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dalam menghasilkan karya tertentu”.

Manfaat Penilaian Kinerja

Secara umum, penilaian terhadap karyawan, pegawai, ataupun staf suatu organisasi memiliki berbagai manfaat, baik bagi organisasi maupun bagi karyawan itu sendiri (Budihardjo, 2015:15)[40]:

Manfaat bagi karyawan:

  1. Terpicunya semangat berkompetisi.

  2. Peningkatan produktivitas organisasi.

  3. Peningkatan etos kerja.

Manfaat bagi organisasi perusahaan:

Secara garis besar, manfaat serta penggunaan dari penilaian karyawan adalah sebagai berikut:

  1. Proses Rekrutmen.

  2. Jenjang Karier.

  3. Kesesuaian Bidang Pekerjaan.

Konsep Dasar Organisasi

Menurut Kast dan James E Rosenzweig dalam Sudaryono (2014:34)[41] mengatakan bahwa kita membutuhkan suatu definisi umum dan sebuah model konseptual mengenai organisasi yang cocok untuk semua jenis kecil dan besar, informal dan formal, sederhana dan kompleks, dan organisasi yang melaksanakan berbagai aktivitas dan fungsi. Dalam hubungan ini didefinisikan sebagai berikut:

  1. Suatu subsistem dan lingkungannya yang lebih luas.

  2. Semua pengaturan yang berorientasi pada sasaran orang dan tujuan yang meliputi.

  3. Suatu subsistem teknik, orang yang memakai, pengetahuan, peralatan, dan fasilitas.

  4. Suatu subsistem struktur, orang yang kerja sama dalam aktivitas terpadu.

  5. Suatu subsistem psikososial, orang dalam hubungan sosial.

  6. Subsistem manajerial perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan semua usaha.

Berdasarkan definisi organisasi yang dikemukakan di atas, memberikan informasi bahwa organisasi itu terdiri atas dua bagian besar, yaitu:

  1. Organisasi sebagai wadah atau tempat, subsistem. Pemahaman ini bukan seperti kita melihat rumah, kamar, kebun, kantor, dan lain sebagainya, hanya ada dalam alam pikiran manusia.

  2. Organisasi sebagai proses yang menggabarkan aktivitas yang akan, sedang, atau telah dilaksanakan oleh manusia yang bergabung dalam sebuah organisasi sosial.

Literature Review

Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dan internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas. Adapun literature review sebagai landasan dalam mendukung penelitian tentang “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Organisasi Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Pada Kemenko Bidang Perekonomian Jakarta Pusat” sebagai berikut:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Astradanta, dkk (2016)[42] Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Bali. Penelitian ini berjudul “Pengembangan Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Tempat Kuliner Dengan Menggunakan Metode AHP Dan SAW Studi Kasus : Kecamatan Buleleng”. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Kuliner dengan Metode AHP dan SAW adalah sebuah sistem yang dikembangkan untuk membantu konsumen atau calon pelanggan rumah makan dalam menentukan rumah makan yang sesuai dengan kriterianya. Sistem ini dikembangkan dalam dua buah aplikasi yakni aplikasi android dan aplikasi website. Aplikasi android dari sistem ini diperuntukan bagi pengguna atau pelanggan, sedangkan aplikasi website diperuntukan bagi pengelola rumah makan dan administrator sistem. Sistem Penunjang Keputusan ini dirancang dan dikembangkan sesuai tahap pada Metode SDLC dengan model waterfall. Sistem Penunjang Keputusan ini diimplementasi kedalam dua aplikasi yakni aplikasi website dan aplikasi android. Aplikasi website dikembangkan dengan menggunakan PHP Storm dengan Bahasa pemrograman PHP, HTML dan Javascrpit. Aplikasi Android dikembangkan dengan menggunakan android studi dengan bahasa pemrograman java dan xml. Hasil pengujian dari Sistem penunjang keputusan pemilihan tempat kuliner dengan menggunakan metode AHP dan SAW menunjukan, Aplikasi tersebut layak digunakan. Hasil tersebut peneliti dapat melalui serangkain uji yakni uji blackbox, uji ahli media, uji usability dan uji akurasi. Tingkat akurasi dari sistem ini sebesar 82% dengan tingkat kesalahan sebanyak 18%. Tingkat akurasi tersebut didapat dengan menggunakan metode manhattan distance.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Supriyanti (2014)[33] Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa dengan Metode SAW”. Dalam setiap lembaga khususnya universitas, ada banyak beasiswa yang ditawarkan kepada mahasiswa. Ada beasiswa yang bersumber dari pemerintah serta dari pihak swasta. Beasiswa ini dapat diperoleh apabila calon penerima dinilai memenuhi syarat yang telah ditentukan, sebagai contoh: IPK, pendapatan orang tua, jumlah saudara dan jumlah tanggungan orang tua, keaktifan mengikuti organisasi mahasiswa, prestasi dan lain-lain. Saat ini diperlukan aplikasi untuk mengembangkan suatu sistem pendukung keputusan yang dapat memberikan rekomendasi beasiswa agar tepat sasaran dengan banyak kriteria yang dijadikan pertimbangan. Aplikasi yang dibangun untuk menyeleksi penerima beasiswa ini menggunakan program aplikasi lazarus. Metode yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan dengan banyak kriteria adalah Simple Additive Weighting (SAW), salah satu metode yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah Fuzzy MADM. Metode ini dipilih karena dapat menentukan bobot untuk setiap atribut, diikuti peringkat alternatif yang akan memilih penerima beasiswa berdasarkan bobot yang telah dibuat untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat yang akan menerima beasiswa.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Agustina, dkk (2013)[43] STMIK STIKOM Surabaya. Penelitian ini berjudul “Sistem Informasi Penilaian Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Dan Diklat Surabaya”. Kinerja karyawan sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu diperlukan sistem penilaian yang dapat diandalkan, kinerja akan digunakan sebagai dasar untuk penilaian kinerja dan organisasi, prestasi karyawan sesuai dengan tujuan agar karyawan menilai seberapa jauh kinerjanya telah menghasilkan suatu prestasi yang diharapkan sesuai tujuan organisasi. Penilaian kinerja dari PNS dilakukan secara berkala dari pelaksanaan pekerjaan pegawai. Penilaian kinerja yang disebut DP3 atau daftar meningkatkan pelaksanaan penilaian pekerjaan yang digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan pelatihan PNS mempertimbangkan penghapusan, antara lain di dalam peringkat, pelatihan dan pelatihan, perpindahan dan kenaikan gaji (penghargaan). DP3 dilakukan setiap tahun (pada Desember). Penyimpanan (1) kali DP3 yaitu selama lima tahun. Untuk satu waktu promosi karyawan memerlukan DP3 selama 4 tahun. Sampai saat ini nilai DP3 yang dibuat oleh pejabat Marketing dari badan kepegawaian dan pelatihan Surabaya terbatas hanya catatan lapangan. Tidak adanya bimbingan dari seorang supervisor terhadap pegawai negeri yang kurang baik kinerjanya. Tidak adanya informasi yang menjelaskan tata letak yang kurang nilainya PNS. Sehingga karyawan tidak tahu apa yang harus dilakukan dan atasan juga tidak tahu di bagian mana yang harus dilatih.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Pernadi, dkk (2015)[44] Universitas Gunadarma Yogyakarta. Penelitian ini berjudul “Implementasi Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Penilaian Kinerja pada Bagian Customer Service Representative (CSR) di PT Bank Permata Tbk”. Salah satu faktor yang diperlukan dalam meningkatkan kinerja produktivitas suatu perusahaan adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia diperlukan dengan kompetensi tinggi guna peningkatan kinerja karyawan di sebuah perusahaan. Salah satu indikator yang digunakan dalam penilaian kinerja adalah dengan prestasi yang telah dicapai setiap karyawan. Bank permata sebagai salah satu bank dengan reputasi sebagai bank dengan kualitas layanan terbaik yang menawarkan produk dan jasa inovatif serta komprehensif. Bank Permata memiliki beberapa bagian diantaranya adalah Customer Service, bagian Support dan bagian Quality Assurance. Bank Permata dalam menjalankan roda bisnisnya menerapkan proses penilaian kinerja karyawan salah satunya bagian Customer Service Representative (CSR). Proses penilaian kinerja karyawan merupakan proses rumit yang membutuhkan parameter-parameter yang digunakan diambil dari sistem lain. Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan slah satu metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah yang proses penilaian kinerja karyawan. Proses penilaian kinerja pada bagian CSR akan diimplementasikan dalam sebuah aplikasi menggunakan java dengan framework Hibernate dan MySQL. Pembuatan aplikasi ini diharapkan dapat menghasilkan nilai kinerja karyawan yang dapat dijadikan dasar alternative pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam menentukan karyawan terbaik pada bagian CSR dengan menggunakan metode AHP.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Husein (2016)[45] STMIK AMIKOM Yogyakarta. Penelitian ini berjudul “Analisa Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Tingkat SMP Kabupaten X”. Pengambilan keputusan pada kondisi semi-terstruktur merupakan hal yang sangat penting. Dinas Pendidikan seharusnya mengambil sebuah keputusan berdasarkan perhitungan dan pemikiran jangka panjang agar keputusan yang diambil menjadi tepat. Untuk menjaga kualitas kinerja kepala sekolah, setiap tahunnya Dinas Pendidikan melakukan penilaian kinerja untuk mengukur pencapaian kerja setiap kepala sekolah. Penilaian tersebut memerlukan waktu yang cukup lama karena melalui beberapa tahap perhitungan dan musyawarah. Penelitian ini menggunakan metode topsis, yaitu salah satu metode pengambilan keputusan dimana alternative yang terpilih merupakan alternatif terbaik yang mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif. Dengan sistem yang akan dibangun diharapkan dapat memberikan alternatif pada Dinas Pendidikan untuk melakukan penilaian dengan cepat dan mempengaruhi kinerja kepala sekolah untuk berkompetisi secara baik dengan menunjukkan kualitas.

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Adnan Shaout dan Jaldip Trivedi (2013)[46] The University of Michigan USA. Penelitian ini berjudul “Performance Appraisal System – Using a Multistage Fuzzy Architecture”. Evaluasi kinerja karyawan adalah yang terpenting dan mungkin tugas yang paling rumit untuk setiap penyelia atau manajer yang bekerja di organisasi. Penilaian kinerja yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja keseluruhan organisasi dengan melibatkan dan menyelaraskan setiap karyawan. Penilaian kinerja menyediakan dasar untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesenjangan dalam kinerja karyawan. Penilaian kinerja juga dapat menyediakan dasar untuk tindakan personel lain seperti bonus, pelatihan & pengembangan karir, promosi & penempatan, pengakuan & imbalan dan tindakan disiplin, sukses terutama tergantung pada sistem dan langkah-langkah (kriteria), budaya kerja, sikap dan keterlibatan peserta dalam proses penilaian kinerja. Proses penilaian kinerja dapat mencakup berbagai tahap seperti perencanaan, monitoring, pengembangan, nilai dan penghargaan. Dalam seluruh proses mungkin 'nilai' adalah langkah yang paling penting dan krusial yang melibatkan manusia dan persepsi yang inheren mengarah ke ketidakjelasan dalam mengambil keputusan atau keputusan fuzzy. Model stage-wise fuzzy reasoning untuk rating penilaian.

  7. Penelitian yang dilakukan oleh Kutlu, dkk (2014)[47] Ankara University Turkey. Penelitian ini berjudul “The Science Teacher’s Opinions About Using Performance Assessment In Elementary Science Education”. Pelaksana kurikulum disekolah guru, sangat penting bahwa pendapat guru diperlukan pada pendekatan baru dan metode seperti penilaian kinerja yang digunakan di bidang pendidikan sains. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pendapat guru sains terhadap penggunaan penilaian kinerja. Penelitian ini dilakukan dengan 148 guru sains. Menurut hasil, frekuensi penggunaan penilaian kinerja selama pelatihan adalah tidak cukup, karena besarnya persentase guru yang menggunakan penilaian kinerja sekali atau dua kali dalam tahun pendidikan adalah lebih tinggi daripada persentase guru yang hanya menggunakan sekali atau tidak. Alasan utama untuk para pengajar menggunakan penilaian kinerja adalah “Mentransfer belajar mata pelajaran sains didalam kelas untuk aplikasi dalam kehidupan nyata, dan mendorong siswa untuk melakukan riset dan mengumpulkan data”. Mereka menghadapi kesulitan sementara dengan menggunakan penilaian kinerja dapat membantu orang tua.

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Ibrohim dan Sumiati (2016)[48] University of Serang Raya Indonesia. Penelitian ini berjudul “Decision Support System for Determining the Scholarship Recipients using Simple Additive Weighting (SAW)”. Beasiswa adalah untuk membantu meringankan beban biaya seseorang yang mampu atau kurang dicapai selama pendidikan. Dalam menentukan Penerima beasiswa oleh Universitas umum maupun pribadi pasti memiliki kriteria untuk menentukan yang akan dipilih menerima beasiswa. Dalam proses pengembangan sistem penunjang keputusan untuk menentukan Penerima beasiswa menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW), dimana metode ini dapat memilih alternatif terbaik dari beberapa alternatif, dalam kasus ini alternatif berarti bahwa hak untuk menerima beasiswa berdasarkan kriteria yang ditentukan. Penelitian yang dilakukan menemukan nilai-nilai bobot untuk setiap atribut, maka proses peringkat dilakukan oleh intensitas prioritas untuk menghasilkan Skor nilai terbaik. Penelitian ini akan menganalisis penerima beasiswa dalam penentuan beasiswa. Sistem komputasi untuk membantu kerja tim penyeleksi beasiswa dalam melakukan pemilihan beasiswa, dapat mempercepat proses seleksi beasiswa, dapat mengurangi kesalahan dalam menentukan penerima beasiswa, dan dapat memfasilitasi tim penyeleksi dalam menentukan Penerima.

  9. Penelitian yang dilakukan oleh Lalit Dole and Jayant Rajurkar (2014)[49] G.H. Raisoni College of Engineering India. Penelitian ini berjudul “A Decision Support System for Predicting Student Performance”. Mengevaluasi keberhasilan akademis siswa menjadi semakin menantang, penggunaannya ditujukan untuk identifikasi dan ekstraksi pengetahuan baru dan berpotensi berharga dari data. Memprediksi hasil pendidikan adalah alternatif yang praktis lingkungan heterogen. Prediksi kinerja dapat dibangun dengan menerapkan teknik data mining untuk data pendaftaran. Dengan pendekatan Naive Bayes algorithm (NB) untuk memprediksi keberhasilan kumulatif Grade Point Average berdasarkan data pemohon yang dikumpulkan dari survei yang dilakukan selama semester musim panas di Universitas Tuzla, Fakultas Ekonomi, tahun akademik 2010-2011, antara mahasiswa tahun pertama dan data diambil selama pendaftaran. Naive Bayes algorithm digunakan untuk menemukan cara yang paling cocok untuk menentukan keberhasilan siswa.

  10. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, dkk (2016)[50] Gadjah Mada University Indonesia. Penelitian ini berjudul “The Group Decision Support System to Evaluate the ICT Project Performance Using the Hybrid Method of AHP, TOPSIS and Copeland Score”. Konsep Group Decision Support System (GDSS) untuk mengevaluasi kinerja dari Information and Communications Technology (ICT) di lembaga-lembaga pemerintah daerah untuk mengatasi inkonsistensi setiap kemungkinan yang mungkin terjadi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan mempertimbangkan aspek peraturan hukum yang berlaku, pengambil keputusan terlibat untuk memberikan penilaian dan evaluasi pelaksanaan proyek ICT di lembaga-lembaga pemerintah daerah terdiri dari mengeksekusi pihak lembaga pemerintah, unit-unit kerja pengelolaan ICT, unit pemilik proses bisnis, dan masyarakat, diwakili oleh DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah). Kontribusi mereka dalam pengambil keputusan itu dalam bentuk preferensi untuk mengevaluasi proyek yang berhubungan dengan ICT alternatif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan untuk metode Multiple Criteria Decision Making (MCDM). Penelitian ini disajikan dalam kerangka GDSS mengintegrasikan metode dari Analytic Hierarchy Process (AHP), Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) dan Copeland Score. Metode AHP digunakan untuk menghasilkan nilai untuk kriteria yang digunakan sebagai masukan dalam proses perhitungan metode TOPSIS. Hasil perhitungan TOPSIS dihasilkan peringkat proyek yang ditunjukkan oleh setiap pembuat keputusan, dan untuk menggabungkan preferensi yang berbeda dari pembuat keputusan ini, metode Copeland Score digunakan sebagai salah satu metode pemungutan suara untuk menentukan kedudukan proyek terbaik semua peringkat yang ditunjukkan oleh para pengambil keputusan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada metode yang digunakan, objek penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, dan metode pengembangan sistem yang digunakan. Pada penelitian penilaian kinerja organisasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi menggunakan metode analisa Value Chain dan metode Sistem Pendukung Keputusan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW). Perancangan sistem ini berorientasi objek dengan model Unified Modeling Language (UML), dan teknik pengujuan menggunakan Black Box Testing.


BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN


Gambaran Umum Kemenko Perusahaan

Sejarah PT Surya Toto Indonesia. Tbk

CV Surya adalah suatu usaha perdagangan bahan bangunan yang dinamis merupakan titik awal dari perusahaan PT Surya Toto Indonesia. Pada tahun 1968 untuk mencapai kedudukan terbaik di industri saniter, maka perusahaan mengawali langkahnya sebagai agen dari Toto Limited, Jepang yang merupakan perusahaan sanitary wares dan plumbing terbesar di dunia.

Dengan pertimbangan banyaknya sumber daya yang tersedia di Indonesia dan melihat adanya kesempatan yang menguntungkan di masa depan pada bidang usaha ini di Indonesia, maka pada tahun 1977 didirikan sebuah perusahaan yang diberi nama PT Surya Toto Indonesia dan berkantor pusat di Jl. Tomang Raya No. 18. Perusahaan ini adalah bentuk kerjasama antara CV Surya dengan Toto Limited dan Kashima Trading Company.

Sebagai wujud kerjasama tersebut dibangun sebuah pabrik pertama yang berlokasi di Jl. M.H. Thamrin Km. 7 Serpong, Tangerang. Pada tahun 1978 pabrik ini sudah mulai beropersai dengan jumlah karyawan sebanyak 65 orang. Sesuai perkembangannya yang cukup signifikan dengan ditandai semakin meningkatnya produk yang dihasilkan, jenis produk yang beraneka ragam disertai perekrutan karyawan yang hampir setiap tahun sehingga sekitar tahun 1980 produk yang dihasilkan sudah mendapat pengakuan internasional dan perusahaan dapat mengekspor produknya ke beberapa Negara Asia, Eropa, dan Amerika. Namun dari semua hal tersebut diatas yang terpenting adalah pembangunan pabrik yang berkesinambungan.

Karena hal tersebut di ataslah, maka pada tahun 1985, pabrik peralatan perlengkapan saniter (plumbing fitting) dibangun pada lokasi yang sama. Dengan demikian PT Surya Toto Indonesia memiliki dua divisi produksi, yaitu divisi saniter dan divisi fitting. Pada tahun 1989, divisi saniter menambah pabrik baru pada lokasi yang berbeda, yaitu di desa Bojong, Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Setahun kemudian tepatnya pada tahun 1990, PT Surya Toto Indonesia melepas sahamnya ke Bursa Efek Jakarta, sehingga namanya menjadi PT Surya Toto Indonesia Tbk. Saat ini karyawan yang bekerja pada PT Surya Toto Indonesia Tbk, mencapai ribuan dengan kapasitas produksi lebih dari 1.000.000 unit per tahun.

Guna kelancaran dalam menghadapi persaingan global dan mempermudah dalam eksport produknya PT Surya Toto Indonesia sudah mendapatkan sertfikat ISO 9001 versi ’94 yang kemudian diperbarui ke ISO 9002 versi 2000 dan saat ini sudah dilengkapi ISO 14001 mengenai lingkungan. Selain itu PT Surya Toto Indonesia juga memiliki sertifikat Japan Industrial Standard (JIS) atau standar industri Jepang.


Visi PT Surya Toto Indonesia Tbk

Adapun visi dari PT Surya Toto Indonesia Tbk sbb:

Menjadi perusahaan yang terkemuka yang dapat Memberikan Konstribusi terhadap perkembangan masyarakat.


Misi PT Surya Toto Indonesia Tbk

Adapun misi dari PT Surya Toto Indonesia Tbk sbb:

  1. Mempersembahkan produk yang bermanfaat dan berkualitas tinggi.

  2. Memberikan pelayanan prima untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

  3. Mencintai pekerjaan dengan sepenuh hati.

  4. Menghargai individu dan membina Kerjasama.

  5. Menghargai individu dan membina Kerjasama.


Pemasaran PT Surya Toto Indonesia Tbk

Dalam perkembangannya pemasaran di PT. Surya Toto Indonesia terbagi menjadi dua , yaitu :

  1. Pemasaran dalam Negeri (Lokal Sales)

  2. Adapun pemasaran produk dalam negeri dipercayakan kepada PT. Surya Pertiwi, yaitu perusahaan swasta nasional yang berpengalaman dalam menangani pemasaran barang sanitary. PT Surya Pertiwi memiliki sarana-sarana yang menunjang dalam kesuksesan pemasaran produk sanitary karena mempunyai Manajemen Administrasi yang baik, staf pemasaran yang berpengalaman dan armada transportasi yang memadai. Di samping itu PT Surya Pertiwi juga memiliki 14 agen penjualan dan 800 dealer local yang tersebar di setiap propinsi di Indonesia, sehingga hal ini dapat menjadi prospek dalam negeri yang baik.

  3. Pemasaran Luar Negeri

  4. Pada tahun 1980, PT Surya Toto Indonesia mendapatkan sertifikat untuk produk sanitary dari Singapore Institute Of Standart Industrial Research (SISIR) yang merupakan pengakuan internasional dalam mengisi pasar ekspor. Dengan mutu produk terjamin melalui 19 agen penjualan di luar negeri maka produk sanitary dan fitting telah nerjalan dengan baik. Adapun negara tujuan ekspor dari PT Surya Toto Indonesia diantaranya adalah : 1. Jepang, 2. Malaysia, 3. Cina, 4. Korea, 5. Singapura, 6. Vietnam, 7. Brunei, 8. Taiwan, 9. Kuwait, 10. Hongkong, 11. Thailand, 12. Filipina, 13. Pakistan, 14. Amerika, 15. Qatar, 16. Mesir, 17. Fiji, 18. UEA, 19. Australia, 20. Selandia Baru, 21. Kamboja, 22. Myanmar, 23. Saudi Arabia.


Falsafah Dan Trisila PT Surya Toto Indonesi Tbk

Falsafah Perusahaan

Membentuk kualitas ke segala hal yang kita buat. Tri Sila pada PT Surya Toto Indonesia Tbk adalah sbb:

  1. Keseragaman tindak

  2. Kepercayaan pelanggan

  3. Perkembangan bersama


Struktur Organisasi PT Surya Toto Indonesi Tbk

Perusahaan PT Surya Toto Indonesia mempunyai struktur organisasi campuran, yaitu gabungan antara struktur produk dan struktur fungsional. Yang dimaksud dengan struktur produk disini adalah disebabkan perusahaan terbagi atas produk sanitary dan produk fitting yang masing-masing dipimpin oleh dua direktur, yaitu Direktur Teknik dan Direktur Produksi pada masing-masing divisi baik itu divisi sanitary maupun divisi fitting, sedangkan yang dimaksud dengan struktur fungsional adalah karena perusahaan mempunyai divisi administrasi dan keuangan yang berfungsi untuk melayani urusan keuangan dan administrasi dari kedua divisi (Sanitary dan Fitting). Selain itu, perusahaan memiliki divisi pemasaran yang fungsinya melayani kedua divisi produk tersebut. Adapun puncak pimpinan perusahaan berada dibawah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang membawahi Dewan Komisasris dan memiliki kewenangan menunjuk seorang Presiden Direktur/Wakil Presiden Direktur yaitu Bapak Mardjoeki Atmadiredja dengan tanggung atas jalannya perusahaan.

Dari masing-masing direktur dalam tiap divisi terbagi lagi menjadi beberapa bagian yang terbentuk menurut tahapan proses kerjanya dengan dipimpin seorang manager dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1. Struktur Organisai PT Surya Toto Indonesia


Bidang Usaha PT Surya Toto Indonesi Tbk

PT Surya Toto Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan memproduksi beragam produk berupa barang sanitary dan fitting untuk keperluan kamar mandi dan perlengkapannya. Karena memiliki kualitas yang cukup baik, ini menyebabkan produk yang dihasilkan sering digunakan oleh golongan konsumen menengah ke atas, misalnya : real estate, perumahan eksekutif, perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, dan sebagainya.

Adapun ragam produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

  1. Divisi Sanitary

  2. Produk yang dihasilkan pada divisi saniter adalah produk-produk yang berbahan dasar keramik, yang diantaranya adalah sebagai berikut:

    a. Closet jongkok dan closet duduk

    b. Lavatory (wastafel)

    c. Bidet (tempat kencing untuk wanita)

    d. Urinal (tempat kencing untuk laki-laki)

    e. Accessories (perlengkapan kamar mandi)

    f. Sink (tangki air untuk closet duduk)

  3. Divisi Fitting

  4. Produk yang dihasilkan pada divisi fitting adalah produk-produk yang merupakan perlengkapan dari produk-produk sanitary

    dengan bahan dasar bisa dari metal ataupun plastic, yang diantaranya adalah sebagai berikut :

    a. Mixing Faucet (untuk keran pancampuran)

    b. Lavatory (untuk keran wastafel)

    c. Stop Valve (stop keran)

    d. Waste Fitting (trap pembuangan air)

    e. Jet Washer (alat pembilas)

    f. Shower Head / Hand (alat untuk mandi)

    f. Flush Urinal (alat pembilas urinal)

    f. Seat & Cover

    f. Macam-macam aksesoris.


Proses Produksi dan Non Produksi PT Surya Toto Indonesi Tbk

Mengingat kerja praktek yang dilakukan hanya pada proses-proses yang ada di Divisi Fitting, maka penjelasan mengenai proses produksi hanya pada proses-proses yang terkait dengan pembuatan part (elemen) pada divisi Fitting. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar bagan aliran proses seperti dibawah ini :

Gambar 3.2 Struktur Organisai PT Surya Toto Indonesia

Namun pada kenyataannya Divisi Fitting di PT Surya Toto Indonesia terbagi menjadi dua bagian penting yaitu, bagian produksi dan bagian non-produksi. Yang membedakan dari kedua bagian tersebut adalah pada tingkat output yang dihasilkan pada bagiannya masing-masing. Bagian produksi menghasilkan barang dan bagian non-produksi menghasilkan jasa. Agar lebih jelas maka akan disampaikan beberapa hal sebagai berikut :

  1. Proses Produksi Bagian Fitting

  2. Proses produksi di Divisi Fitting dilakukan melalui tahapan-tahapan proses yang disebut seksi. Adapun tahapan proses produksi dapat dijelaskan dengan uraian sebagai berikut :

    a. Supplier

    Supplier merupakan bagian dari sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan. Supplier sendiri berfungsi sebagai pemasok bahan-bahan atau material yang diperlukan untuk proses produksi dan harus dilibatkan untuk menjaga kelangsungan proses produksi agar dapat berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan terkait kesesuaian spesifikasi material yang dibutuhkan sehingga produk tersebut memenuhi standar yang diinginkan.

    b. Seksi Casting (C/A)

    Proses casting adalah prose pencetakan atau pengecoran logam cair kedalam cetakan untuk membentuk produk-produk Divisi Fitting. Proses casting merupakan langkah awal dari sebuah rangkaian tahapan produksi di Divisi Fitting.Proses kerja casting pada Divisi Fitting dapat digambarkan dengan bagan alur prose berikut ini:

    Gambar 3.3 Alur kerja proses casting

    1. )Core

      Proses core adalah proses untuk membuat kerangka dalam body part yang nantinya akan hancur pada saat di shot blast sehingga membentuk ruang kosong (rongga) pada body part tersebut. Adapun bahan baku utama untuk membuat padatan core ini adalah :

    2. )LPDC (Low Pressure Die Casting)

      Jika diterjemahkan secara bebas dapat diartikan pengecoran pada cetakan dengan tekanan rendah. Bahan baku yang dipakai adalah brass ingot dan zat yang perlu ditambahkan dalam peleburan bahan baku casting adalah aditive yang berguna untuk membersihkan metal dari campuran komponen lain sehingga benda-benda tersebut dapat naik ke permukaan/terpisah. Selain itu perlu dipersiapkan Graphite yang berfungsi untuk menjaga suhu mould LPDC dan senyawanya dapat menekan menempelnya cairan logam pada mould LPDC.

    3. )Shot Blast

      Shot blast adalah proses membuang sisa-sisa pasir core yang ada dalam rongga benda kerja yang baru dicetak. Istilah lain dari proses shot blast adalah pencucian pasir core. Untuk menghindari perubahan bentuk proses shot blast dilakukan pada mesin shot blast antara 600-720 detik (10-12 menit), pada saat benda kerja dalam keadaan dingin.

    4. )Cutting

      Proses cutting adalah proses yang dilakukan setelah pasir core dibersihkan, yaitu proses pemisahan benda kerja dari runnernya dengan menggunakan mesin cutting yang dilakukan secara manual.

    5. )Grinding

      Proses grinding adalah proses untuk menghaluskan hasil cutting/ membuang sisa-sisa yang tidak bisa diproses pada mesin cutting. Proses grinding disini dilakukan dengan menggunakan mesin gerinda dan dilakukan secara manual.

    c. Seksi Forging (F/O)

    Proses forging adalah proses pembetukan produk fitting dengan menggunakan bahan baku batang kuningan (brass bar) yang dimasukan kedalam tungku dengan suhu ± 750° C, kemudian logam ini dipressing pada cetakannya (Stamping). Seperti halnya pada seksi casting setelah produk dikeluarkan dari cetakan akan dilakukan proses persiapan berupa perampingan bagian-bagian produk yang diinginkan agar memudahkan proses selanjutnya.

    d. Seksi Machining (M/C)

    Proses Machining adalah proses pengerjaan produk dengan menggunakan mesin untuk mendapatkan produk-produk yang sesuai dengan gambar disain produk yang dikehendaki sehingga dapat dirakit. Hasil dari proses Machining sangat menentukan kemampuan rakit dari suatu produk, karena setiap hasil yang diproses pada seksi ini merupakan bagian-bagian/komponen dari suatu tipe produk.

    Seksi machining merupakan seksi yang paling kompleks karena keragaman dari komponen yang diproses pada Divisi Fitting dapat terlihat disebabkan seksi Machining selain menerima kelanjutan dari proses Casting dan Forging juga menampung dari supplier langsung sehingga komponen yang diproduksi pada seksi ini sangat banyak dan beraneka-ragam. Selain itu memiliki urutan proses dan waktu proses yang berbeda-beda sesuai dengan komponen yang diproduksinya.

    Berbagai macam proses Machining sebagian besar menggunakan mesin, baik yang semi otomatis maupun manual, ada pula yang hanya sekedar menggunakan mejalankan dengan dilengkapi peralatan seperti : motor, alat bantu (jig), palu, dan perkakas lainnya.

    e. Seksi Polishing

    Pada dasarnya poroses polishing adalah prose memoles produk sehingga produk tersebut halus dan terlihat mengkilap. Adapun peralatan yang digunakan pada proses ini terdapat dua macam, yaitu : belt machine dan buff machine yang kedua prosesnya dilakukan secara manual dan automatic. Yang pertama menggunakan semacam amplas berwujud sabuk, yang dikenal dengan nama Abbrasive Belt dengan tingkat kekasaran bervariasi, yaitu : 100, 400 dan 600. Ukuran kekasaran ini menunjukan banyaknya grain dalam luas amplas 1 inchi persegi, berarti semakin besar ukurannya semakin halus produk yang dihasilkan. Sedangkan Buff Machine adalah alat poles yang berputar, dimana penggunaan alat ini harus disertai dengan polishing compound (Tripoli) yang terbuat dari SiO₂, Al₂O₃, atau CrO₃.

    f. Seksi Plating

    Plating adalah proses pelapisan benda kerja menggunakan cairan kimia sebagai bahan pelapisnya dengan tujuan agar produk yang dihasilkan terlihat indah dan awet. Proses Plating di Divisi Fitting PT Surya Toto Indonesia terbagi menjadi 4 proses Plating, yaitu : Nikel Chrome Metal, Plating Plastik, Plating Emas, dan Plating Pearl (Satin/Mutiara).

    g. Seksi Assembling

    Proses Assembling adalah proses perakitan produk yang masih berupa bagian-bagian dari part/komponen menjadi tipe suatu produk dan siap kirim. Sebelum perakitan dimulai sebagian besar jenis produk, yaitu produk-produk yang terbuat dari logam harus melalui proses pemberian merk (Marking) dan masih termasuk kedalam proses ini. Pemberian merk dilakukan menggunakan alat marking, ada yang manual namun saat ini sudah terdapat alat marking dengan teknologi laser sehingga dapat meningkatkan produktivitas pada seksi ini.

    h. Injection

    Proses injection adalah proses yang digunakan untuk membuat produk-produk bebahan dasar plastik jenis resin polypropylene. Polypropylene mempunyai nilai impak dan kekuatan yang tinggi, serta tahan terhadap suhu dan bahan-bahan kimia. Polypropylene yang tadinya berbentuk butiran, dicairkan dalam ruang pemanas bersuhu antara 120°-260° C, dimana bahan itu mengalami plastisasi. Selanjutnya diinjeksikan dalam rongga cetakan (yang tertutup) dibawah tekanan yang cukup besar. Produk cetak akan mengeras dalam rongga itu dibawah pengaruh pendinginan air yang bersirkulasi melalui saluran dalam cetakan. Setelah penekanan injeksi, penekan ditarik kembali, cetakan terbuka dan produk dikeluarkan dari cetakan yang selanjutnya dilakukan pemotongan bagian-bagian yang tidak dikehendaki dengan bantuan gunting. Contoh produk dari proses injeksi diantaranya adalah : pembuatan seat dan cover yang digunakan untuk closet duduk, shower, pegangan keran, dan lain-lain.

    i. Seksi Quality Control (QC)

    Quality Control adalah serangkaian proses yang ditujukan untuk menjaga produk agar selalu dalam batas-batas standar/sesuai spesifikasi seperti yang diharapkan oleh pelanggan. Tugas dari seksi QC selain melakukan pemeriksaan, juga memberikan petunjuk atau pengarahan terhadap seksi lain mengenai kerusakan yang terjadi dan cara pemecahan masalahnya. Seksi ini juga terdapat pada setiap lini produksi untuk menjaga kualitas tetap terjamin.

  3. Proses Non-Produksi

  4. a. Seksi Planing Production and Inventory Control (PPIC)

    Seksi ini mempunyai tugas untuk merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi dan persediaan berdasarkan prosedur yang ditetapkan. Data yang dijadikan acuan untuk perencanaan produksi dan persediaan adalah data yang ada pada program SAP yang telah “link” ke seksi Warehouse.

    b. Seksi Purchasing

    Seksi ini bertugas melakukan pembelian terhadap pesanan barang dari seksi-seksi lainnya (order), dan menentukan pemasok (supplier/subkontraktor) berdasarkan standar kompetensi supplier.

Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian Tugas

  1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

  2. Bertugas mengawasi kerja yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi seta memegang kekuasaan tertinggi di perusahaan.

  3. Dewan Komisaris

  4. Bertugas mengawasi segala kebijakan perusahaan, mengambil segala keputusan yang berkenaan dengan persoalan dan masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada para pemegang saham.

  5. Tugas Presiden Direktur diantaranya adalah :

  6. Memberikan kebijakan perusahaan

    a. Mengambil sikap dalam pengembangan / perluasan perusahaan

    b. Memberi bimbingan kepada bawahan di lingkungan perusahaan(C/A)

    c. Mengadakan pertemuan dengan direksi-direksi perusahaan

  7. Tugas Wakil Presiden Direktur diantaranya adalah :

  8. a. Membantu tugas Presiden Direktur pada perusahaan

    b. Bertanggung jawab atas seluruh kelancaran kegiatan perusahaan(C/A)

    c. Atas persetujuan Presiden direktur mengangkat sekretaris dalam membantu melaksanakan tugas perusahaan

  9. Tugas Direktur Marketing diantaranya adalah :

  10. a. Membuat program perencanaan penjualan di dalam negeri maupun luar negeri

    b. Menyiapakan administrasi dan dokumen untuk penjualan

    c. Mengadakan evaluasi pasar tahunan atas hasil penjualan, bahan masukan untuk perencanaan berikutnya

    d. Mengadakan survey pasar di dalam negeri dan di luar negeri

    e. Membuat laporan tahunan kepada atasan sebagai pertanggung jawaban

  11. Tugas Direktur Keuangan dan Administrasi diantaranya adalah :

  12. a. Menyiapkan dokumen, kuitansi serta surat-surat penting lainnya yang berhubungan dengan perusahaan

    b. Menyusun data-data umum, rekaman reaksi file-file secara urut

    c. Mengontrol semua kegiatan administrasi keuangan perusahaan

    d. Membuat laporan tahunan perusahaan

  13. Tugas Direktur Sanitary diantaranya adalah sebagai berikut :

  14. a. Mengadakan penelitian untuk bahan bakar sanitary.

    b. Mengadakan perencanaan produk sanitary

    c. Mengadakan pengontrolan terhadap produk sanitary

    d. Mengadakan penggudangan terhadap hasil produk

  15. Tugas Direktur Plumbing Fitting diantaranya adalah :

  16. a. Mengadakan perencanaan produk fitting

    b. Melakukam pengontrolan terhadp produk fittingsanitary

    c. Pengadaan mesin-mesin produksi

    d. Melakukan control penggudangan

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur barang non inventory (komodity) yang berjalan saat ini pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan. Dilakukan melalui proses section menyerahkan form Permintaan barang, lalu admin gudang mengecek stok barang ke gudang, jika barang ada di gudang maka admin gudang langsung memberikan barang serta transfer slip ke bagian section. Jika barang yang diminta section kosong digudang maka admin gudang akan membuat Purchaase Request (PR) ke bagian purchasing, lalu pihak purchasing membuat Purchase Order (PO) dan mengirim ke supplier. Supplier menyerahkan barang dan surat jalan ke admin gudang, lalu admin gudang membuat good receipt untuk supplier, dan admin gudang menyerahkan barang dan bukti serah terima barang ke section. Lalu admin gudang menginputnya ke dalam Ms. Excel unyuk memberikan laporan kepada kepala gudang.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Use Case Diagram Sistem Berjalan

Berikut ini merupakan Use Case Diagram barang non inventory (komodity) yang ditunjukkan pada gambar 3.4:


Gambar 3.4. Use Case Diagram Sistem Berjalan

Berdasarkan Gambar 3.4 terdapat skenario use case sebagai berikut:

  1. Nama Use Case : menyerahkan permintaan barang

  2. Actor : section

    Skenario : section menyerahkan permintaan barang pada admin gudang

  3. Nama Use Case : mengecek stok barang

  4. Actor : admin gudang

    Skenario : admin gudang mengecek stok barang yang ada pada warehouse gudang

  5. Nama Use Case : menyerahkan barnang dan dokumen serah terima barang

  6. Actor : admin gudang

    Skenario : jika barang ada maka admin gudang memberikan barang dan dokumen serah terima barang pada section

  7. Nama Use Case : membuat purchase request

  8. Actor : admin gudang

    Skenario : jika barang tidak ada, maka admin gudang membuat purchase request jika barang yang diminta section tidak ada stok digudang

  9. Nama Use Case : membuat purchase order

  10. Actor : purchasing

    Skenario : purchasing memesan barang kepada supplier

  11. Nama Use Case : mengirim barang dan surat jalan

  12. Actor : supplier

    Skenario : supplier menyerahkan barang dan surat jalan kepada operator gudang

  13. Nama Use Case : mengecek barang sesuai dengan purchase order

  14. Actor : operator gudang

    Skenario : setelah barang datang sebelum diberikan ke admin gudang, operator gudang akan mengecek terlebih dulu barang yang dikirim sesuai dengan purchase order

  15. Nama Use Case : menginput data

  16. Actor : admin gudang

    Skenario : setelah barang diterima lalu admin menginput data ke Ms. Excel

Activity Diagram Sistem Berjalan

Berikut ini merupakan activity diagram barang non inventory (komodity) yang ditunjukkan pada gambar 3.5:


Gambar 3.5 Activity Diagram Sistem Berjalan

Berdasarkan gambar 3.5 sequence diagram barang non inventory (komodity) yang berjalan saat ini terdapat:

Section menyerahkan permintaan barang pada admin gudang, kemudian admin gudang mengecek stok barang, jika barang ada maka barang diserahkan pada section serta dokumen serah terah terima barang, jika barang tidak ada maka admin gudang akan membuat purchase request untuk purchasing, lalu purchasing membuat purchase order untuk dikirim ke supplier, supplier menyerahkan barang dan surat jalan pada operator gudang, operator gudang mengecek barang lalu diserahkan ke admin gudang untuk barang non inventory (komodity), setelah selesai admin gudang menginput data pada Ms. Excel.

Sequence Diagram Barang Non Inventory (Komodity)

Berikut ini merupakan sequence diagram barang non inventory (komodity) yang ditunjukkan pada gambar 3.6:

Gambar 3.6 Sequence Diagram Barang Non Inventory (Komodity)

    Berdasarkan gambar 3.6 activity diagram barang non inventory (komodity) yang berjalan saat ini terdapat:

Section menyerahkan permintaan barang pada admin gudang, kemudian admin gudang mengecek stok barang, jika barang ada maka barang diserahkan pada section serta dokumen serah terah terima barang, jika barang tidak ada maka admin gudang akan membuat purchase request untuk purchasing, lalu purchasing membuat purchase order untuk dikirim ke supplier, supplier menyerahkan barang dan surat jalan pada operator gudang, operator gudang mengecek barang lalu diserahkan ke admin gudang untuk barang non inventory (komodity), setelah selesai admin gudang menginput data pada Ms. Excel.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa CSF (Critical Sucess Factor)

Dalam proses ini akan dielaborasikan antara visi dan misi menjadi tujuan dari PT Surya Toto Indonesia. Tbk yang kemudian diaplikasikan menggunakan CSF analisis untuk menemukan kebutuhan organisasi. Langkah-langkah elaborasi dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.7 Metode Analisis CSF

Berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder serta hasil observasi langsung pada PT Surya Toto Indonesia. Tbk, adapun visi dan misi pada PT Surya Toto Indonesia. Tbk yaitu:

Visi

Menjadi perusahaan yang terkemuka yang dapat Memberikan Konstribusi terhadap –perkembangan masyarakat.

Pembagian Tugas

  1. Mempersembahkan produk yang bermanfaat dan berkualitas tinggi.

  2. Memberikan pelayanan prima untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

  3. Mencintai pekerjaan dengan sepenuh hati.

  4. Menghargai individu dan membina Kerjasama.

  5. Melindungi lingkungan dunia dengan penghematan penggumnaan sumber daya alam dan Energi.

  6. Tujuan Utama pada CSF PT Surya Toto Indonesia. Tbk

    Tabel 3.1 Analisa CSF

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwasannya untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi pada PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan dipengaruhi oleh business need yang tertuang dalam tabel tersebut. Untuk mengetahui kebutuhan Sistem informasi (SI) yang mendukung busines need organisasi maka perlu dilakukan elaborasi terhadap CSF organisasi dengan menentukan Key Decision yang berhubungan dengan CSF tersebut dan dari Key Decision akan diidentidikasikan kebutuhan Sistem Informasi (SI) dari organisasi. Hasil elaborasi CSF dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini:

Tabel 3.2 Identifikasi kebutuhan Sistem Informasi (SI)

Dari analisis CSF diatas dapat disimpulkan bahwa dengan melihat visi dan misi perudahaan yang mengedepankan pelayanan kepda pelanggan maka perlu adanya kelancaran penerimaan informasi dengan terwujudnya aplikasi reporting bagi pihak terkait dalam monitoring barang non inventory (komodity) demin terciptanya kesuksesan proses bisnis.

Analisis Masukan, Analisis Proses, Analisis Keluaran

  1. Analisa Masukan
    Analisis masukan adalah analisis yang dilakukan untuk semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga menghasilkan proses dan kemudian akan menghasilkan proses itu sendiri.
    1. Nama Masukan : Surat jalan dan Barang
      Fungsi : Untuk mengecek data pesanan barang sesuai dengan PO (Purchase Order)
      Sumber : Supplier
      Media : Kertas
      Frekuensi : Setiap ada pemesanan barang
      Foemat  : Format dapat dilihat pada lampiran Keterangan : Berisi No, Quantity, Item, Unit, Description
  2. Analisa Proses
    Analisis proses adalah analisis yang dilakukan pada proses sebagai umpan balik karena adanya data input di dalam proses inilah semua data atau informasi yang masuk akan diolah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.
    1. Nama Proses : Good Receipt Slip
      Masukan : Surat Jalan
      Keluaran : Tanda Terima Barang
      Media  : Kertas
      Format  : Format dapat dilihat pada lampiran
      Ringkasan proses : Ketika supplier datang menunjukkan surat jalan, lalu menginput data sesuai dengan PO (Purchase Order), sehingga keluar bukti tanda terima barang
  3. Analisa Keluaran
    Analisis keluaran adalah analisis yang dilakukan dari hasil keseluruhan proses yang terjadi dari mulai penginputan data sampai terjadi proses pengolahan data melalui sistem yang ada.
    1. Nama Keluaran : Warehouse Delivery Slip
      Fungsi : Untuk serah tanda terima barang ke section
      Media : Kertas.
      Rangkap : 2
      Distribusi : Lembar 1 warehouse fitting (untuk menginput data dan file), Lembar 2 section (untuk bukti tanda terima barang)

Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

Spesifikasi Hardware

a. Processor : Intel (R) Core (TM) 13-4150 CPU @ 3.50GHz

b. Monitor : Dell 17 Inci

c. Memory : -

d. Hardisk : 465 GB

e. Mouse  : Lenovo

f. Printer : EPSON LQ 2180

f. Printer : EPSON LQ 2180

g. Keyboard: Lenovo

Spesifikasi Software

a. Processor : Sistem Operasi Windows 7

b. Microsoft Office Word 2010

c. Microsoft Office Excel 2010

Hak Akses (Brainware)

Untuk mengoperasikan menggunakan Ms. Excel dapat dilakukan oleh admin gudang yang terkait.

Permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah

  1. Permasalahan yang Dihadapi

    Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan penulis dalam memonitoring barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. tangerang Selatan, dapat disimpulkan permasalahan yang ada sebagai berikut:

      a. Pengimputan yang dilakukan untuk barang masuk dan barang keluar dengan menggunakan Ms. Excel menimbulkan data yang dihasilkan kurang up to date

      b. Dalam laporan barang non inventory (komodity) untuk pemasukan dan pengeluaran masih menggunakan berkas surat jalan sehingga memerlukan waktu yang lama dalam mngetahui jumlah barang masuk dan barang keluar.

      c. Untuk barang keluar karena menginput masih menggunakan Ms. Excel sehingga tidak dapat melihat data pemakai dan tanggal keluar barang yang diambil sehingga masih terjadinya kesalahanan dalam penghitungan stok pada gudang.


  2. Alternatif pemecahan masalah
    Adapun alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:

      a. Membuat suatu sistem agar penginputan yang dilakukan utnuk barang masuk dan barnang keluar dapat di up date setiap saat.

      b. Membuat suatu sistem yang dapat mempermudah membuat laporan barang non inventory (komodity) sehingga cepat dalam menghitung jumlah barang masuk dan barang keluar .

      c. Membuat suatu sistem untuk mempermudah dalam mengetahui data pemakai dan tanggal barang keluar agar mengurangi kesalahan dalam penghitungan stok pada gudang.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang doperoleh melalui observasi langsung dan wawancara kepada stakeholder mengenai sistem yang diusulkan. Berikut ini merupakan tabel 3.2 data elisitasi tahap I yang berisi 59 (lima puluh sembilan) kebutuhan functional dan 3 (tiga) kebutuhan non functional

Gambar 3.6. Sitemap Usulan Sistem Penilaian Kinerja Organisasi

Dengan demikian hal ini dapat dibuat elisitasi tahap 1 seperti tabel 3.4. di bawah ini:

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement yang diberi opsi inessential (I) harus dieliminasi:

Keterangan:

  • M = Mandatory (yang diinginkan)
  • D = Desirable (diperlukan)
  • I = Inessential (yang tidak mutlak diinginkan)

Tabel 3.5. Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Requirement yang opsinya High (H) dikolom TOE harus dieliminasi.

Keterangan:

  • T = Technical H = High
  • O = Operational M = Middle
  • E = Economic L = Low

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

  • H = High
  • M = Middle
  • L = Low

Tabel 3.6. Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikerjakan. Hasil dari wawancara dan analisa dapat disusun gambar 3.7. sitemap sistem penilaian kinerja organisasi yang final seperti-berikut:

Gambar 3.7. Sitemap Final Sistem Penilaian Kinerja Organisasi

Dengan demikian hal ini dapat dibuat final draft elisitasi seperti tabel 3.7. di bawah ini:

Tabel 3.7. Final Draft Elisitasi

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Setelah melakukan analisis dan penelitian dari sistem yang sedang berjalan pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan, selanjutnya akan membahas mengenai rancangan sustem usulan yang akan dijelaskan adalah use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.

Prosedur Sistem Usulan

  1. Admin Gudang

  2. a. Dapat melakukan login.

    b. Menampilkan menu home.

    c. Menampilkan menu products. Dimana terdapat menu add products. Admin gudang memiliki hak akses dapat menginput, update dan delete data.

    d. Menampilkan menu categories. Dimana terdapat menu add categories. Admin gudang memiliki hak akses dapat menginput, update,dan delete data.

    e. Menampilkan menu suppliers. Dimana terdapat menu add suppliers. Admin gudang memiliki hak akses untuk mengedit,update, dan delete data.

    f. Menampilkan menu section. Dimana terdapat menu add section. Admin gudang memiliki hak akses untuk mengedit, update, dan delete data.

    g. Menampilkan menu in. Dimana terdapat menu add barang masuk. Admin gudang memiliki hak akses untuk view dan delete.

    h. Menampilkan menu out. Dimana terdapat menu add barang keluar. Admin gudang memiliki hak akses untuk view dan delete

    i. Menampilkan menu report. Dimana terdapat tampilan laporan barang masuk dan laporan barang keluar. Admin gudang memiliki hak akses untuk preview data.

    j. Menampilkan menu laporan. Dimana terdapat tampilan cetak laporan. Admin gudang memiliki hak untuk cetak laporan dan batal.

    k. Dapat melakukan logout.

  3. Kepala Gudang

  4. a. Dapat melakukan login.

    b. Menampilkan menu home.

    c. Menampilkan menu report. Dimana terdapat tampilan laporan barang masuk dan laporan barang keluar. Admin gudang memiliki hak akses untuk preview data.

    d. Menampilkan menu laporan. Dimana terdapat tampilan cetak laporan. Admin gudang memiliki hak untuk cetak laporan dan batal.

    e. Dapat melakukan logout.

Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Berikut ini merupakan use case diagram yang diusulkan pada gambar 4.1:

Gambar 4.1 use case diagram sistem yang diusulkan

Berdasarkan gambar 4.1 use case diagram sistem yang diusulkan terdapat:

  1. Satu sistem yang merupakan rancangan usulan sistem informasi monitoring barang non inventory (komodity).

  2. Dua ctor yang dapat melakukan kegiaran dalam sistem, diantaranya admin gudang dan kepala gudang.

  3. Dua use case yang berinteraksi antara actor dengan sistem yaitu: login dan logout.

Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

  1. Activity diagram untuk admin gudang yang diusulkan

  2. Pada gambar 4.2 pada halaman berikutnya, activity diagram untuk admin gudang yang diusulkan terdapat:

    a. Satu initial node, objek yang di awali

    b. Empat puluh actiom state, dimulai dari login, masukkan username dan password, menu home, menu products, add products, view products, delete products, update products, menu categories, add categories, view categories, delete categories, update categories,menu suppliers, add suppliers, view suppliers, delete suppliers, update suppliers, menu section, view section, delete section, update section, menu In, add barang masuk, view barang masuk, delete barang masuk, menu out, add barang keluar, view barang keluar, delete barang keluar, menu report, preview laporan barang masuk, menu report, preview laporan barang keluar, menu laporan, print, batal, logout.

    c. Satu decision node, aliran yang menentukan pilihan

    d. Satu activity final node, objek yang diakhiri

    4.2 activity diagram sistem yang diusulkan

  3. Activity diagram untuk kepala gudang yang diusulkan

  4. Pada gambar 4.3 pada halaman berikutnya, activity diagram untuk kepala gudang yang diusulkan terdapat:

    a. Satu initial node, objek yang diawali

    b. Sembilan action state, dimulai dari login, menu home, report, laporan barang masuk, preview, laporan barang keluar, preview, print

    c. Satu decision node, aliran yang menentukan pilihan’

    d. Satu activity final node, objek yang diakhiri.

    4.3 activity diagram sistem yang diusulkan

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Berikut ini merupakan sequence diagram yang diusulkan pada gambar 4.4:

Gambar 4.4 sequence diagram sistem yang diusulkan

Berdasarkan gambar sequence diagram sequence diagram yang diusulkan terdapat:

    a. Dua actor yang melakukan kegiatan yaitu admin gudang dan kepala gudang

    b. Duabelas lifeline antarmuka yang saling berinteraksi diantaranya, login, menu home, products,categories, suppliers, section, in, out, laporan barang masuk, laporan barang keluar, cetak laporan, logout.

    c. c. Dua puluh dua message antara lain input username dan password, cek validasi data, login gagal, login berhasil, add products, view products, dan delete data products, add categories, view categories, delete categories, dan update categories, add suppliers, view suppliers, delete suppliers, update suppliers, add section, view section, delete section, update section, add barang masuk, view barang masuk, delete barang masuk, add barang keluar, view barang keluar, delete barang keluar, preview laporan barang masuk, preview laporan barang keluar,cetak laporan, logout. input username dan password, cek validasi data, login gagal, login berhasil, preview laporan barang masuk, preview laporan barang keluar,cetak laporan, logout.

Class Diagram Yang Diusulkan

Class diagram yang digunakan untuk menjelaskan sepesifikasi objek-objek yang ada dalam aolikasi sistem informasi bmonitorinf barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan. Dimana class diagram yang diususlkan terdapat objek (class) yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Berikut ini merupakan class diagram yang diusulkan ditunjukkan pada gambar 4.5

Gambar 4.5 class diagram yang diusulkan

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berikut ini merupakan perbedaan antara sistem yang sedang berjalan dan sistem yang diususlkan ditunjukkan pada tabel 4.1: Tabel 4.1 perbedaan sistem yang berjalan dan sistem usulan

Rancangan Basis Data

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap normal. Desain basis data menjelaskan tentang media penyimpanan yang digunakan, isis yang disimpan, primary key dan panjang record . spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangunadalah sebagai berikut:

  1. Nama Field : Products

  2. Tipe File : File Master

    Fungsi : Untuk emnyimpan data produk

    Media : Hardisk

    Primary Key : id

    Panjang Record : 82

    Isi : id+name+kategori_id+quantity82

    Tabel 4.2 Tabel Products

  3. Nama Field : Categories

  4. Tipe File : File Master

    Fungsi : Untuk menyimpan data kategori barang

    Media : Hardisk

    Primary Key : id

    Panjang Record : 41

    Isi : id+name

    Tabel 4.3 Tabel Categories

  5. Nama Field : Supplier

  6. Tipe File : File Master

    Fungsi : Untuk menyimpan data supplier

    Media : Hardisk

    Primary Key : id

    Panjang Record : 176

    Isi : id+name+address+phone

    Gambar 4.4 Tabel Supplier

  7. Nama Field : Section

  8. Tipe File : File Master

    Fungsi : Untuk menyimpan data section

    Media : Hardisk

    Primary Key : id

    Panjang Record : 61

    Isi : id+name

    Gambar 4.5 Tabel Section

  9. Nama Field : In

  10. Tipe File : File Master

    Fungsi : Untuk menyimpan data barang masuk

    Media : Hardisk

    Primary Key : id

    Panjang Record : 42

    Isi : id+id_in+id_from+date

    Gambar 4.6 Tabel In

  11. Nama Field : Out

  12. Tipe File : File Master

    Fungsi : Untuk menyimpan data barang keluar

    Media : Hardisk

    Primary Key : id

    Panjang Record : 42

    Isi : id+id_out+id_to+date

    TGambar 4.7 Tabel Out

  13. Nama Field : Items_in

  14. Tipe File : File Master

    Fungsi : Untuk menyimpan data laporan barang masuk

    Media : Hardisk

    Primary Key : id

    Panjang Record : 52

    Isi : id+id_in+id_products+quantity

    Gambar 4.8 Tabel Items_in

  15. Nama Field : Items_out

  16. Tipe File : File Master

    Fungsi : Untuk menyimpan data laporan barang keluar

    Media : Hardisk

    Primary Key : id

    Panjang Record : 52

    Isi : id+id_out+id_products+quantity

    4.9Tabel Items_out

  17. Nama Field : Users

  18. Tipe File : File Master

    Fungsi : Untuk menyimpan data pengguna

    Media : Hardisk

    Primary Key : username

    Panjang Record : 31

    Isi : username+password+level

    4.10 Tabel Users

Rancangan Prototype

Rancangan prototype sistem barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan diantaranya yaitu:

Prototype Login

Pada saat program pertama kali dijalankan maka tampilan yang yang muncul adalah login. Tampilan login berfungsi sebagai awal dalam menggunakan sistem informasi barang non inventory (komodity), yang berhak melakukan login yaitu: admin gudang dan kepala gudang. Akses yang dapat diguanakan oleh admin gudang untuk menginput data products, data categories, data supplier, data section, data in, data out, report barang masuk dan report barang keluar. Sedangkan, kepala gudang hanya dapat mengakses untuk report barang masuk dan report barang keluar. Berikut ini adalah tampilan rancangan prototype pada login yang ditunjukkan pada gambar 4.6:

Konfigurasi Sistem Usulan

  1. Prototipe Layar Login

  2. Halaman ini berfungsi sebagai sistem keamanan bagi pengguna untuk memastikan apakah pengguna (user) memiliki hak akses untuk masuk kedalam sistem atau tidak.

    Gambar 4.20. Prototipe Layar Login

  3. Prototipe Layar Menu Home Untuk Deputi

  4. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan beberapa menu pendukung sistem penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian seperti menu cetak laporan, perjanjian kinerja, indikator capaian kinerja dan user settings.

    Gambar 4.21. Prototipe Layar Menu Home Untuk Deputi

  5. Prototipe Layar Menu Home Untuk Sekretariat

  6. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan beberapa menu pendukung sistem penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian seperti menu cetak laporan, menu perjanjian kinerja dan indikator capaian kinerja.

    Gambar 4.22. Prototipe Layar Menu Home Untuk Sekretariat

  7. Prototipe Layar Menu Home Untuk Biro Perencanaan

  8. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan beberapa menu pendukung sistem penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian seperti menu indikator capaian kinerja.

    Gambar 4.23. Prototipe Layar Menu Home Untuk Biro Perencanaan

  9. Prototipe Layar Menu Home Untuk Inspektorat

  10. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan beberapa menu pendukung sistem penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian seperti menu input data master, menu proses data dan menu cetak laporan.

    Gambar 4.24. Prototipe Layar Menu Home Untuk Inspektorat

  11. Prototipe Layar Menu Perjanjian Kinerja

  12. Menu ini berfungsi untuk upload perjanjian kinerja dari setiap organisasi pada setiap tahun.

    Gambar 4.25. Prototipe Layar Menu Perjanjian Kinerja

  13. Prototipe Layar Menu Indikator Capaian Kinerja

  14. Menu indikator capaian kinerja ini berfungsi untuk upload indikator capaian kinerja dari setiap organisasi pada setiap semester.

    Gambar 4.26. Prototipe Layar Menu Indikator Capaian Kinerja

  15. Prototipe Layar Menu User Settings

  16. Menu ini berfungsi untuk mengetahui siapa saja yang berhak untuk mengakses sistem.

    Gambar 4.27. Prototipe Layar User Settings

  17. Prototipe Layar Indikator Capaian Kinerja Untuk Biro Perencanaan

  18. Menu ini berfungsi untuk menampilkan indikator capaian kinerja dari setiap organisasi sebagai bahan untuk monitoring bagian biro perencanaan.

    Gambar 4.28. Prototipe Layar Indikator Capaian Kinerja Untuk Biro Perencanaan

  19. Prototipe Layar Menu Input Data Master

  20. Menu ini berfungsi untuk menampilkan data kriteria pada penilaian kinerja organisasi.

    Gambar 4.29. Prototipe Layar Menu Input Data Master

  21. Prototipe Layar Proses Penilaian Organisasi

  22. Pada menu proses data terdapat submenu penilaian organisasi untuk memasukkan data nilai organisasi per sub kriteria. Untuk memulai penilaian organisasi per sub kriteria harus memilih tahun dan sub kriteria untuk menampilkan seluruh nama organisasi dan mengisi nilai organisasi berdasarkan sub kriteria per organisasi yang dipilih pada bagian nilai kinerja organisasi. Kemudian untuk menyimpan data klik tombol simpan dan untuk membatalkan klik tombol batal.

    Gambar 4.30. Prototipe Layar Proses Penilaian Organisasi

  23. Prototipe Layar Proses Ranking Organisasi

  24. Pada menu proses data terdapat submenu ranking organisasi untuk menampilkan data organisasi dengan nilai matriks normalisasi. Untuk mencari dan menampilkan nama organisasi beserta nilai kinerja per organisasi, hasil normalisasi kinerja organisasi dan hasil ranking maka pilih tahun sesuai dengan tahun berjalan kemudian klik tombol tampil data. Untuk menyimpan data klik tombol simpan dan untuk membatalkan klik tombol batal.

    Gambar 4.31. Prototipe Layar Proses Ranking Organisasi

  25. Prototipe Layar Proses Rekomendasi Organisasi

  26. Menu ini berfungsi untuk menampilkan rekomendasi organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian. Dalam menu ini admin dapat melakukan input rekomendasi organisasi atas penilaian kinerja organisasi.

    Gambar 4.32. Prototipe Layar Proses Rekomendasi Organisasi

  27. Prototipe Layar Cetak Laporan Ranking Penilaian Organisasi

  28. Terdapat submenu laporan ranking penilaian organisasi pada menu cetak laporan. Begitu juga pada menu cetak laporan yang terdapat pada sisi Inspektorat, Deputi dan Sekretariat memiliki kesamaan untuk mencetak laporan ini dapat memilih tahun sesuai kebutuhan kemudian klik tombol cetak.

    Gambar 4.33. Prototipe Layar Cetak Laporan Ranking Penilaian Organisasi

  29. Prototipe Layar Cetak Laporan Nilai Evaluasi Organisasi

  30. Terdapat submenu laporan nilai evaluasi organisasi yang akan menampilkan kinerja organisasi untuk 8 organisasi terbaik pada menu cetak laporan. Begitu juga pada menu cetak laporan pada sisi Inspektorat, Deputi dan Sekretariat memiliki kesamaan untuk mencetak laporan ini dapat memilih tahun sesuai kebutuhan kemudian klik tombol cetak.

    Gambar 4.34. Prototipe Layar Cetak Laporan Nilai Evaluasi Organisasi

  31. Prototipe Layar Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik

  32. Terdapat submenu laporan cetak hasil keputusan organisasi terbaik pada menu cetak laporan. Begitu juga pada menu cetak laporan pada sisi Inspektorat, Deputi dan Sekretariat memiliki kesamaan untuk mencetak laporan ini dapat memilih tahun sesuai kebutuhan kemudian klik tombol cetak.

    Gambar 4.35. Prototipe Layar Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik

Testing

  1. Tampilan Halaman Login

  2. Dalam halaman login, terdapat field username dan password. Hal ini berguna sebagai hak akses organisasi tertentu untuk mengakses sistem penilaian kinerja organisasi. Hal ini berguna untuk menghindari terjadi perubahan data oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

    Gambar 4.36. Tampilan Halaman Login

  3. Tampilan Menu Home Untuk Deputi

  4. Tampilan akan dibuka, apabila deputi berhasil melakukan login. Menu home menampilkan pesan welcome deputi dan menampilkan logo Kemenko Bidang Perekonomian. Didalam menu home untuk deputi terdapat menu cetak laporan, perjanjian kinerja, indikator capaian kinerja dan user settings.

    Gambar 4.37. Tampilan Menu Home Untuk Deputi

  5. Tampilan Menu Home Untuk Sekretariat

  6. Tampilan dapat dibuka, apabila sekretariat dapat melakukan login. Menu home menampilkan pesan welcome sekretariat dan menampilkan logo Kemenko Bidang Perekonomian. Didalam menu home untuk sekretariat terdapat menu cetak laporan, perjanjian kinerja dan indikator capaian kinerja.

    Gambar 4.38. Tampilan Menu Home Untuk Sekretariat

  7. Tampilan Menu Home Untuk Biro Perencanaan

  8. Tampilan dapat dibuka, apabila biro perencaaan dapat melakukan login. Menu home menampilkan pesan welcome biro perencanaan dan menampilkan logo Kemenko Bidang Perekonomian. Didalam menu home untuk biro perencanaan terdapat menu indikator capaian kinerja.

    Gambar 4.39. Tampilan Menu Home Untuk Biro Perencanaan

  9. Tampilan Menu Home Untuk Inspektorat

  10. Tampilan dapat dibuka, apabila inspektorat dapat melakukan login. Menu home menampilkan pesan welcome inspektorat dan menampilkan logo Kemenko Bidang Perekonomian. Didalam menu home untuk inspektorat terdapat menu input data master, proses data dan cetak laporan.

    Gambar 4.40. Tampilan Menu Home Untuk Inspektorat

  11. Tampilan Menu Perjanjian Kinerja Untuk Deputi dan Sekretariat

  12. Didalam menu perjanjian kinerja terdapat upload perjanjian kinerja dari setiap organisasi pada setiap tahun. Dalam form perjanjian kinerja terdapat input tahun, nama organisasi dan file upload.

    Gambar 4.41. Tampilan Menu Perjanjian Kinerja Untuk Deputi dan Sekretariat

  13. Tampilan Menu Indikator Capaian Kinerja Untuk Deputi dan Sekretariat

  14. Didalam menu indikator capaian kinerja terdapat upload indikator capaian kinerja dari setiap organisasi pada setiap semester. Dalam form indikator capaian kinerja terdapat input semester, tahun, nama organisasi, file upload dan deskripsi.

    Gambar 4.42. Tampilan Menu Indikator Capaian Kinerja Untuk Deputi dan Sekretariat

  15. Tampilan Menu User Settings Untuk Deputi

  16. Didalam menu user settings terdapat fasilitas untuk tambah pengguna, ubah pengguna, hapus pengguna dan cari pengguna.

    Gambar 4.43. Tampilan Menu User Settings Untuk Deputi

  17. Tampilan Menu Indikator Capaian Kinerja Untuk Biro Perencanaan

  18. Didalam menu indikator capaian kinerja untuk biro perencanaan terdapat sub menu yaitu, semester I dan semester II. Pada menu ini biro perencanaan dapat menampilkan indikator capaian kinerja dari masing-masing organisasi.

    Gambar 4.44. Tampilan Menu Indikator Capaian Kinerja Untuk Biro Perencanaan

  19. Tampilan Menu Input Data Master Untuk Inspektorat

  20. Dalam menu input data master terdapat sub menu data kriteria, data sub kriteria, data organisasi dan data pegawai. Dimana dalam form ini terdapat fasilitas tambah, ubah, hapus dan cari.

    Gambar 4.45. Tampilan Menu Input Data Master Untuk Inspektorat

  21. Tampilan Menu Penilaian Organisasi Untuk Inspektorat

  22. Dalam menu proses data terdapat menu penilaian organisasi. Dimana dalam form ini harus memilih tahun, pilih sub kriteria lalu klik tampil data. Sistem akan menampilkan list organisasi yang akan dinilai dan inspektorat dapat melakukan penilaian kinerja organisasi.

    Gambar 4.46. Tampilan Menu Penilaian Organisasi Untuk Inspektorat

  23. Tampilan Menu Ranking Organisasi Untuk Inspektorat

  24. Setelah dilakukan penilaian organisasi inspektorat dapat langsung melihat ranking dari masing-masing organisasi yang telah dinilai. Dalam form ini inspektorat harus pilih tahun lalu klik tampil data untuk menampilkan data ranking dari penilaian organisasi.

    Gambar 4.47. Tampilan Menu Ranking Organisasi Untuk Inspektorat

  25. Tampilan Menu Rekomendasi Organisasi Untuk Inspektorat

  26. Dalam menu rekomendasi organisasi, inspektorat dapat memberikan rekomendasi organisasi kepada masing-masing organisasi yang telah dinilai sebagai dasar untuk kinerja di tahun berikutnya. Dalam form ini inspektorat dapat tambah, ubah, hapus dan cari rekomendasi organisasi.

    Gambar 4.48. Tampilan Menu Rekomendasi Organisasi Untuk Inspektorat

  27. Tampilan Menu Laporan Ranking Penilaian Organisasi

  28. Pada laporan ranking penilaian organisasi menunjukkan ranking dari masing-masing organisasi sesuai dengan hasil penilaian.

    Gambar 4.49. Tampilan Menu Laporan Ranking Penilaian Organisasi

  29. Tampilan Laporan Nilai Per Organisasi

  30. Pada laporan nilai per organisasi menunjukkan nilai dari masing-masing organisasi sesuai dengan hasil penilaian. Dalam laporan ini terdapat pula rekomendasi.

    Gambar 4.50. Tampilan Laporan Nilai Per Organisasi

  31. Tampilan Menu Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik

  32. Pada cetak hasil keputusan organisasi terbaik menunjukkan hasil dari laporan organisasi yang mendapat nilai tertinggi.

    Gambar 4.51. Tampilan Menu Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik

Implementasi

Spesifikasi Hardware

  1. Processor : Intel (R), Celeron (R) CPU

  2. Monitor : LCD Acer

  3. Mouse : Acer

  4. Keyboard : Acer

  5. RAM : 2 GB

  6. Harddisk : 500 GB

  7. Printer : Hp Deskjet f2276

Aplikasi Yang Digunakan

  1. Windows 7

  2. Database server MySQL

  3. Microsoft Office 2010

  4. Notepad++

  5. CodeIgniter-2.2.4.

  6. XAMPP v3.2.1

  7. Visual Paradigm for UML 8.0 Enterprise Edition

  8. Aplikasi Browser (Google Chrome)

Hak Akses (Brainware)

  1. Deputi

  2. Sekretariat

  3. Biro Perencanaan

  4. Inspektorat

Estimasi Biaya

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap program. Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian yaitu dengan menggunakan Blackbox Testing. Metode Blackbox Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Blackbox Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

Adapun pengujian sistem menggunakan metode Blackbox Testing sebagai-berikut:

Tabel 4.32. Metode Blackbox Testing

BAB V

PENUTUP


Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dijabarkan pada BAB I, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Sistem barang non inventory (komodity) yang sedang berjalan saat ini belum memenuhi kebutuhan admin gudang, karena masih menggunakan surat jalan untuk proses penyimpanan laporan barang masuk sehingga menyulitkan admin gudang dalam memonitoring barang non inventory (komodity) yang ada pada warehouse fitting.

  2. Sistem informasi barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan belum dapat menyelesaikan permasalahan yang ada, karena untuk penginputan barang masih menggunakan Ms. Excel.

  3. Membuat sistem yang dapat menampung proses barang non inventory (komodity) untuk memudahkan admin gudang agar dapat mengurangi kesalahan dalam penginputan data unutk pembuatan laporanbarang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan.

Saran

Berikut ini adalah saran yang penulis sampaikan untuk pengembangan sistem barang non inventory (komodity) agar menjadi lebih baik:

  1. Melakukan perawatan sistem agar sistem yang sudah berjalan selalu up to date sehingga informasi laporan barang yang dihasilkan lebih baik, selain itu perlu adanya pengembangan sistem yang baru agar dapat mengoptimalkan layanan sistem yang lebih lanjut.

  2. Agar dapat memaksimalkan sistem yang telah dirancang maka diperlukan adanya pelatihan kepada admin yang menggunakan program agar lebih dimengerti.

  3. 3. Dalam penerapan sistem informasi monitoring barang non inventory (komodity), harus didukung oleh perangkat yang memadai, baik dari segi paralatannya maupun sumber amnusia agar berjalan secara maksimal

DAFTAR PUSTAKA

  1. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
  2. Haryanto. Dadang Haryanto, Dede Koswara. 2015. Perancangan Sistem InformasiAkuntansi Terintegrasi PT Petrokimia (Studi Kasus Di Toko/ Kios Pupuk Bersubsidi Cineam, Kantor Cab. PT. Angkasa Raya Christa (ARC) Kab. Tasikmalaya). Jurnal Manajemen Informatika Vol.2 No.2. Tasikmalaya: STMIK DCI.
  3. 3,0 3,1 Hutahaean, Juperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish
  4. Maniah. Dini Hamidini. 2017. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pembahasan Secara Praktis dengan Contoh Kasus. Yogyakarta: Deepublish
  5. Muhamad, Oktafianto. 2016. Analisi dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta: CV. Andi Offset
  6. 6,0 6,1 Rusdiana, A, Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
  7. Yanto, Robi. 2016. Manajemen Basis Data Menggunakan MySQL. Yogyakarta: Deepublish.
  8. Pratama, I, Putu, dan Agus, Eka. 2014. Komputer & Masyarakat. Bandung: INFORMATIKA.
  9. Hidayat, Wahyu, Riri Mahmuriyah, dan Sri Ndayani Ratna Safitri. 2016. Media Visual Berbentuk Katalog Produk Sebagai Media Promosi. ISSN: 2461-1409. Jurnal SENSI Vol.2 No. 2-Agustus 2016. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  10. 10,0 10,1 10,2 10,3 Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
  11. Ilamsyah, Desy Wiriyanty, dan Eva Setiawati. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi Atas Siklus Pendapatan Pada PT. GMF AERO ASIA. ISSN: 2461-1409. Jurnal SENSI Vol.2 No.2-Agustus 2016. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  12. Indrajani. 2014. Database System. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  13. Djahir, Yulia. 2014. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
  14. 14,0 14,1 14,2 Haerudin, Ruli Suoriati, dan Abdul Hakim. 2013. Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada Madrasah Aliyah Negeri Balaraja Kabupaten Tangerang. ISSN: 1978-8282. Jurnal CCIT Vol.7 No.1-September 2013. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  15. Waspodo. Bayu, Ahmad Nurul Fajar, dan Noor Hadi Prayitno. 2015. Sistem Informasi Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan Dan Peruntukan Penggunaan Tanah Pada Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Sumedang. Jurnal Sistem Informasi Vol.8 No.2-Oktober 2015. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
  16. Hompu, Ummi Hidayah La, Muh Yamin, dan La Ode Hasnuddin S. Sagala. 2016. Multimedia Pembelajaran Interaktif Makhraj Huruf Hijaiah, Wudu Dan Salat Menggunakan Adobe Flash CS6 Berbasis Android. ISSN: 2502-8928. Jurnal semanTIK Vol.2 No.2-Jul-Des 2016. Kendari: Universitas Halu Oleo. http://ojs.uho.ac.id/. Diakses pada 27 Maret 2017.
  17. 17,0 17,1 17,2 17,3 Indrajani. 2015. Database Design. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  18. Bhute. Avinash. N, B B Meshram. 2013. System Analysis And Design For Multimedia Retrieval Systems. International Journal of Multimedia & Its Applications (IJMA). Mumbai: VJTI Matunga. Vol.5 No.6, Desember 2013. https://arxiv.org/ftp/arxiv/papers/1401/1401.0131.pdf. Diakses pada 05 November 2016.
  19. Fauzi, Moch. Agita, Titis Aji Wicaksono. 2015. Sistem Inventory Control Pada Laboraturium Komputer SMK Muhammadiyah Kajen Berbasis Web Dengan Framework CodeIgniter. ISSN: 2477-3042. Jurnal Surya Informatika Vol.1 No.1-November 2015. Pekalongan: Politeknik Muhammadiyah Pekalongan. http://36.78.223.213/e-jurnal/. Diakses pada 25 Maret 2017.
  20. Pattianakotta, Ade, Alicia A.E., Sinsuw, Arie S.M., dan Lumenta ST. 2015. Sistem Informasi Arsip Dokumen Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang Manado. ISSN: 2301-8402. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer Vol.4 No.7-2015. http://ejournal.unsrat.ac.id/. Diakses pada 24 Maret 2017.
  21. 21,0 21,1 Sutanto, Ery Hermawan. 2014. PAS Sistem Informasi Penjualan Online Untuk Tugas Akhir. Semarang: Wahana Komputer. Yogyakarta: Andi Offset.
  22. Sudaryono, Diah Aryani, dan Ahmad Fatwa Awaludin. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Penyewaan Alat Scoffolding (Studi Kasus CV Pesona Alam Scoffolding). ISSN: 1978-8282. Jurnal CCIT Vol.7 No.1-September 2013. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  23. 23,0 23,1 Sidik, Betha. 2014. Pemrograman Web dan PHP. Bandung: INFORMATIKA.
  24. 24,0 24,1 Amin, Ruhul. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru Pada SMK Budhi Warman 1 Jakarta. ISSN: 2527-4864. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Vol.2 No.2-Februari 2017. Jakarta: STMIK Nusa Mandiri. http://ejournal.nusamandiri.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  25. Abdulloh, Rohi. 2016. Easy & Simple Web Programming. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  26. Wasiyanti, Sri dan Roholesi Talaohu. 2016. Sistem Informasi Penjualan Obat Berbasis Web Pada Apotek Kondang Waras Depok. Jurnal Paradigma Vol.15 No.2-September 2016. http://ejournal.bsi.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  27. Basuki, Awan Pribadi. 2017. Membangun aplikasi SMS Gateway Berbasis Web dengan CodeIgniter dan Bootstrap. Yogyakarta: Lokomedia.
  28. Afnur, Radia, Titi Sri Wahyuni, dan Ahmaddul Hadi. 2016. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosis Kerusakan Sepeda Motor Matic Menggunakan Metode Forward Chaining. ISSN: 2302-3295. Jurnal VOTEKNIKA Vol.4 No.2 Juli-Desember 2016. http://ejournal.unp.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  29. Supono dan Vidiandry Putratama. 2016. Pemrograman Web dengan Menggunakan PHP dan Framework Codeigniter. Yogyakarta: Deepublish.
  30. Murad, Dina Fitria, Nia Kusniawati, dan Agus Asyanto. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada HIMPAUDI Kota Tangerang. ISSN: 1978-8282. Jurnal CCIT Vol.7 No.1-September 2013. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  31. 31,0 31,1 Kusuma, Abdi Pandu dan Tedhi Widodo. 2016. Rancang Bangun Sistem Pendataan Nilai Akademik Siswa Berbasis Web Menggunakan PHP dan MySQL Di SMA Islam Hasanuddin Kesamben. ISSN: 1978-5232. Jurnal Antivirus Vol.10 No.1-Mei 2016. Blitar: Universitas Islam Blitar. http://unisbablitar.ejournal.web.id/. Diakses pada 27 Maret 2017.
  32. 32,0 32,1 32,2 32,3 Nofriansyah, Dicky. 2014. Konsep Data Mining Vs Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Deepublish
  33. 33,0 33,1 Supriyanti, Wiwit. 2014. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa dengan Metode SAW. ISSN: 2534-5771. Citec Journal Vol.1 No.1 November 2013-Januari 2014. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://ojs.amikom.ac.id/. Diakses pada 26 Maret 2017.
  34. Nastiti, Faulinda Ely dan Sasongko Pramono Hadi. 2014. Analisis Kebutuhan Aplikasi Dengan Pemetaan Pada Business Model Canvas. ISSN: 2302-3805. Jurnal SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE Vol.2 No.1-Februari 2014. http://ojs.amikom.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  35. Suryani, Nining dan Ridho Wijayanto. 2014. Pembelajaran Interaktif Bahasa Inggris Bagi Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar (Studi Kasus MI Nurul Falah Ciater. Jurnal Paradigma Vol.16 No.1-Maret 2014. Bandung: AMIK BSI Bandung. http://ejournal.bsi.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  36. Komarudin, Rachman dan Ridha Rifiana Noor. 2017. Analisis Perancangan Media Pembelajaran Animasi Interaktif Mengenal Bahasa Jepang. ISSN: 1978-1946. Jurnal Pilar Nusa Mandiri Vol.13 No.1-Maret 2017. Jakarta: STMIK Nusa Mandiri Jakarta. http://ejournal.nusamandiri.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  37. Ariawan, Jesa dan Sri Wahyuni. 2015. Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis Web. ISSN: 2088-1762. Jurnal Sisfotek Global Vol.5 No.1-Maret 2015. Tangerang: STMIK Bina Sarana Global. http://stmikglobal.ac.id/. Diakses pada 26 Maret 2017.
  38. 38,0 38,1 38,2 Soemohadiwidjojo. Arini. Tathagati. 2015. Panduan Praktis Menyusun KPI (Key Performance Indicator). Jakarta: Penerbar Swadaya.
  39. Duha. Timotius. 2016. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish.
  40. 40,0 40,1 Budihardjo. M. 2015. Panduan Praktis Penilaian Kinerja Karyawan. Jakarta: Raih Asa Sukses.
  41. Sudaryono. 2014. Budaya dan Perilaku Organisasi. Jakarta Pusat: Lentera Ilmu Cendekia.
  42. Astradanta, Made, I Made Agus Wirawan, dan I Ketut Resika Arthana. 2016. Pengembangan Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Tempat Kuliner Dengan Menggunakan Metode AHP Dan SAW Studi Kasus: Kecamatan Buleleng. ISSN: 2252-9063. Jurnal KARMAPATI Vol.5 No.2 tahun 2016. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. http://ejournal.undiksha.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  43. Agustina, Dwi Meutia, M.J. Dewiyanti Sunarto, dan Kurniawan Jatmika. 2013. Sistem Informasi Penilaian Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Dan Diklat Surabaya. ISSN: 2338-137X. Jurnal Sistem Informasi Vol.2 No.2-2013. Surabaya: STMIK STIKOM Surabaya. http://jurnal.stikom.edu/. Diakses pada 3 April 2017.
  44. Pernadi, Dody, Andri Hanafi, Rodiah, dan Fitrianingsih. 2015. Implementasi Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Penilaian Kinerja pada Bagian Customer Service Representative (CSR) di PT Bank Permata Tbk. ISSN: 1412-9434. Jurnal Ilmiah KOMPUTASI Vol.14/No.1-Juni 2015. Yogyakarta: Universitas Gunadarma. http://ejournal.jak-stik.ac.id/. Diakses pada 3 April 2017.
  45. Husein, Muhammad. 2016. Analisa Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Tingkat SMP Kabupaten X. Cotigo Smart Journal Vol.2 No.2-Desember 2016. Yogyakarta: STMIK AMIKOM. http://cogito.unklab.ac.id/. Diakses pada 3 April 2017.
  46. Shaout, Adnan, dan Jaldip Trivedi. 2013. Performance Appraisal System – Using a Multistage Fuzzy Architecture. ISSN: 2279-0764. International Journal of Computer and Information Technology Vol.2/No.3-May 2013. USA: The University of Michigan. http://citeseerx.ist.psu.edu/. Diakses pada 3 April 2017.
  47. Kutlu, Omer, Ozen Yildirim dan Safiye Bilican Demir. 2014. The Science Teacher’s Opinions About Using Performance Assessment In Elementary Science Education. ISSN: 2328-7640. International Journal of Elementary Education Vol.3 No.6-Desember 2014. Turkey: Ankara University. http://article.sciencepublishinggroup.com/ Diakses pada 05 November 2016.
  48. Ibrohim, Muhamad, dan Sumiati. 2016. Decision Support System for Determining the Scholarship Recipients using Simple Additive Weighting (SAW). ISSN: 0975-8887. International Journal of Computer Applications Vol.151/No.2-October 2016. Indonesia: University of Serang Raya. http://www.ijcaonline.org/. Diakses pada 3 April 2017.
  49. Dole, Lalit, dan Jayant Rajurkar. 2014. A Decision Support System for Predicting Student Performance. ISSN (Online): 2320-9801. lnternational Journal of Innovative Research in Computer and Communication Engineering Vol.2/No.12-December 2014. India: G.H. Raisoni College of Engineering. https://www.rroij.com/. Diakses pada 3 April 2017.
  50. Setiawan, Herri, Retantyo Wardoyo, Jazi Eko Istiyanto, dan Purwo Santoso. 2016. The Group Decision Support System to Evaluate the ICT Project Performance Using the Hybrid Method of AHP, TOPSIS and Copeland Score. International Journal of Advanced Computer Science and Applications (IJACSA) Vol.7/No.4-2016. Indonesia: Gadjah Mada University. http://thesai.org/. Diakses pada 3 April 2017.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A.1. Kartu Bimbingan dengan Pembimbing I Skripsi
A.2. Kartu Bimbingan dengan Pembimbing II Skripsi
A.3. Kartu Studi Tetap Final (KSTF)
A.4. Validasi Skripsi
A.5. Validasi Sidang Akademik
A.6. Formulir Persetujuan dan Penugasan Pembimbing
A.7. Formulir Permohonan Usulan Penelitian Tugas Akhir/Skripsi
A.8. Formulir Permohonan Penggantian Dosen Pembimbing Tugas Akhir/Skripsi
A.9. Kwitansi Pembayaran Tugas Akhir/Skripsi
A.10. Kwitansi Pembayaran Raharja Career
A.11. Kwitansi Pembayaran Sidang
A.12. Daftar Mata Kuliah yang Belum Diambil
A.13. Daftar Nilai
A.14. Formulir Seminar Proposal Skripsi
A.15. Formulir Permohonan Pergantian Judul Skripsi
A.16. Formulir Pertemuan Stakeholder Skripsi
A.17. Sertifikat TOEFL
A.18. Sertifikat Prospek
A.19. Sertifikat IT Internasional
A.20. Sertifikat-Sertifikat IT Nasional
A.21. Surat Pengantar Skripsi
A.22. Curriculum Vitae (CV)

LAMPIRAN B

B.1. Surat Penugasan dari Kemenko Bidang Perekonomian
B.2. Form Observasi
B.3. Form Wawancara
B.4. Surat Keterangan Implementasi Program
B.5. Sertifikat dari Kemenko Bidang Perekonomian

Contributors

Amalia rahim, Amaliarahim