SI1312477395

Dari widuri
Revisi per 15 Juni 2017 10.04 oleh Samira putri srikandi saleh (bicara | kontrib) (SI1312477395)


Lompat ke: navigasi, cari


PENERAPAN SISTEM PENCARIAN

BAGASI LOST AND FOUND

PADA PENERBANGAN CITILINK SOEKARNO-HATTA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1312477395
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI BUSINESS INTELLIGENCE

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN SISTEM PENCARIAN

BAGASI LOST AND FOUND

PADA PENERBANGAN CITILINK SOEKARNO-HATTA

Disusun Oleh :

NIM
: 1312477395
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, September 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt., M.Kom)
NIP : 99001
       
NIP : 10002

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENERAPAN SISTEM PENCARIAN

BAGASI LOST AND FOUND

PADA PENERBANGAN CITILINK SOEKARNO-HATTA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1312477395
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Disetujui Oleh :

Tangerang, September 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
(Nur Azizah, M.Akt, M.Kom)
NID : 12003
   
NID : 10002

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENERAPAN SISTEM PENCARIAN

BAGASI LOST AND FOUND

PADA PENERBANGAN CITILINK SOEKARNO-HATTA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1312477395
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, September 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENERAPAN SISTEM PENCARIAN

BAGASI LOST AND FOUND

PADA PENERBANGAN CITILINK SOEKARNO-HATTA

Disusun Oleh :

NIM
: 1312477395
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain,

serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, September 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1312477395

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRACT

In this era of globalization age technology is developing very fast, many applications or systems that have sprung up to help people in their daily processes. The success of the company or the industry in the face of current challenges contrary to the ability of companies in the processing and upgrading the information system. The need for a trip is also felt by the customer in selecting the transportation services that are considered to carry on their journey to be able to get to their destination quickly, safely and affordable by its economic needs. Those things are a form of consideration that even suing ground handling and a wide range of airlines to provide solutions to a growing market demand will need to use air transport. Ground handling companies and airlines try to improve the quality of services and facilities to meet the needs of passengers. Flights have two categories, the full service airlines and Low Cost Carrier (LCC). Based on observations of the authors in the baggage handling baggage carried passengers did not escape from a variety of problems. The usual baggage services deviation occurs when the passenger arrives at the final destination station or when post flight services, it could be one measure of performance of a ground handling, good or bad in providing services to passengers. Cases relating to baggage irregularities is still using manual processes that ultimately takes quite a long time. We need a system that can meet the needs of service-based rapid computerization. Based on the above cases of irregularities baggage, ground handling companies have a unit that is responsible for assisting and providing services related to passenger baggage problems. The Unit is named Lost and Found. Therefore, this paper will explain how and how important are unit Lost and Found in passenger baggage handling cases of irregularities and the current system is, by describing the system analysis using UML (Unified Modeling Language) diagram. This is the rationale author to be able to make Baggage Tracer is not only accessible unit Citilink Penerbanagn Lost and Found in the Cengkareng area only, but can be accessed by Lost and Found unit Citilink flights throughout Indonesia as well. In order to know about the various kinds of problems in passenger baggage damaged or lost without having to wait quite a long time. Thus the author is referring to how the Baggage Tracer can be accessed by all employees in the unit Lost and Found to facilitate the employees in the process of passenger baggage handling and also provides convenience in accessing Passenger Baggage Tracer itself.
Keyword: Baggage Tracer, Lost and Found Unit, Passenger.


ABSTRAK

Zaman era globalisasi ini teknologi berkembang sangat cepat, banyak aplikasi atau sistem yang bermunculan guna membantu manusia dalam proses kesehariannya. Keberhasilan perusahaan atau industri dalam menghadapi tantangan saat ini bertolak pada kemampuan perusahaan dalam pengolahan dan peningkatan sistem informasi tersebut. Kebutuhan akan suatu perjalanan juga dirasakan pelanggan dalam memilih jasa transportasi yang dianggap bisa membawa perjalanan mereka untuk dapat sampai ke tempat tujuan dengan cepat, aman serta terjangkau oleh kebutuhan ekonominya. Hal-hal tersebut merupakan suatu bentuk pertimbangan yang bahkan menuntut perusahaan ground handling dan berbagai maskapai penerbangan untuk memberikan solusi terhadap permintaan pasar yang semakin banyak akan kebutuhannya menggunakan transportasi udara. Perusahaan ground handling dan airlines berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan penumpang. Penerbangan memiliki dua kategori yaitu kategori penerbangan full service dan Low Cost Carier (LCC). Berdasarkan pengamatan penulis dalam penanganan bagasi-bagasi yang dibawa penumpang tidak luput dari berbagai masalah. Penyimpangan layanan bagasi tersebut biasa terjadi pada saat penumpang tiba di stasiun tujuan akhir atau saat post flight services, hal tersebut bisa menjadi salah satu tolak ukur kinerja suatu ground handling, baik atau tidaknya dalam memberikan layanan kepada penumpang. Kasus-kasus yang berhubungan dengan penyimpangan bagasi tersebut masih menggunakan proses manual yang pada akhirnya memakan waktu yang cukup lama. Maka diperlukan suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pelayanan yang cepat berbasis komputerisasi. Berdasarkan latar belakang diatas kasus penyimpangan bagasi tersebut, perusahaan ground handling memiliki suatu unit yang bertanggung jawab membantu dan memberikan pelayanan terkait dengan masalah bagasi penumpang. Unit tersebut bernama Lost and Found. Oleh karena itu penulisan ini akan dijelaskan bagaimana dan seberapa pentingkah peran unit Lost and Found dalam menangani kasus penyimpangan bagasi penumpang dan sistem yang berjalan saat ini, dengan menggambarkan analisa system menggunakan UML (Unified Modeling Language) diagram. Hal ini menjadi dasar pemikiran Penulis untuk dapat membuat Baggage Tracer tidak hanya dapat diakses unit Lost and Found Penerbanagn Citilink di wilayah Cengkareng saja, melainkan dapat diakses oleh unit Lost and Found Penerbangan Citilink di seluruh indonesia juga. Sehingga dapat mengetahui mengenai berbagai macam permasalahan bagasi penumpang yang rusak atau hilang tanpa harus menunggu waktu yang cukup lama. Dengan demikian Penulis lebih mengacu kepada bagaimana Baggage Tracer dapat diakses oleh seluruh pegawai di unit Lost and Found agar memudahkan para pegawai dalam proses penanganan bagasi penumpang dan juga memberikan kemudahan Penumpang dalam mengakses Baggage Tracer itu sendiri.
Kata kunci: Kata Kunci: Baggage Tracer, Unit Lost and Found, Penumpang

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan judul “Penerapan Sistem Bagasi Lost and Found Pada Penerbangan Citilink Soekarno-Hatta”. Sekalipun banyak kesulitan yang penulis hadapi, namun semua itu adalah sebuah proses belajar dan pengalaman dengan hasil akhir yaitu Skripsi ini terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Laporan Skripsi ini ditulis dan tersusun rapi untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang, dan sekaligus sebagai implementasi ilmu yang di dapat oleh Penulis setelah dipelajari selama masa perkuliahan dan Skripsi.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya doa, bimbingan dan dukungan dari semua pihak yang tercinta, maka penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom., selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja.
  5. Ibu Hani Dewi Ariessanti, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing Pertama yang dari awal telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta ilmu dengan penuh cinta serta semangat kepada penulis selama Skripsi.
  6. Ibu Nur Azizah, M.Akt, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak meluangkan waktu memberikan bimbingan serta motivasi kepada Penulis selama Skripsi.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis.
  8. Bapak Tigor Sarumpaet selaku VP. SBU BISNIS PT Gapura Angkasa Gapura Learning Center (GLC)
  9. Bapak I Gusti Bagus Parta D selaku Manager Administrasi & Umum PT Gapura Angkasa, Cab. Cengkareng.
  10. Bapak Budi Arifianto selaku Station Manager LCC Service PT Gapura Angkasa, Cab. Cengkareng.
  11. Bapak Farhan Said selaku Duty Manager LCC Service PT Gapura Angkasa, Cab. Cengkareng.
  12. Ibu Faradina Andin selaku Supervisor HRD PT Gapura Angkasa, Cab. Cengkareng dan pembimbing di penerbangan Citilink.
  13. Bapak Agung Bagus selaku Stakeholder yang telah memberikan masukan dan arahan serta ilmu di unit Lost and Found Citilink.
  14. Para Staff Citilink Airlines Cengkareng dari mulai Check-in, Gate, Lost and Found yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan masukan selama proses penulisan skripsi.
  15. Kakak Senior Staff Citilink Kak Fitri, Kak Putri, Bang Aryo, Bang Afif, Bang Oki, Bang Iqbal, Kak Vivi, Bang Aryanto, Bang Deri, dan Bang Agus yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan selama magang sampai penulisan skripsi selesai.
  16. Kedua Orang Tua, serta kedua Adik tercinta dan juga Oppung boru yang ada di Porsea yang telah memberikan semangat, dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  17. Teman-teman bimbingan YKS yang telah berjuang mencapai keberhasilan Skripsi dengan baik.
  18. Teman-teman OJT Aceh, Padang dan Nasa yang telah menjadi partner selama proses observasi berlangsung.
  19. Sahabat-sahabat Muhammad Kaffi Nurul Fajri, Florenzya K, Kak Etti, Ulan, Rara, dan Aswati yang telah menemani dan memberi keceriaan selama proses observasi berlangsung baik di Citilink maupun di rumah.
  20. Bobby Alkehzi Babeheer yang selalu setia memberi semangat serta dukungan selama penulisan Skripsi untuk kesuksesan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu Penulis harapkan kritik dan saran yang membangun, agar jadi pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, September 2017
Samira Putri Srikandi Saleh
NIM. 1312477395

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisa SWOT

Tabel 3.2 Matriks SWOT

Tabel 3.3 Elistasi Tahap I

Tabel 3.4 Elistasi Tahap II

Tabel 3.5 Elistasi Tahap III

Tabel 3.6 Elistasi Tahap Final


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Citilink Soekarno-Hatta

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Yang Baerjalan

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.4 Sequence Sistem Yang Berjalan

Gambar 4.1 Use Case Diagram yang diusulkan

Gambar 4.2 Activity Diagram Yang Diusulkan


DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

   

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

   

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka mememnuhi kebutuhan orang laindisertai kemudahan-kemudahan untuk memenuhi segala kebutuhan mereka. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain agar kebutuhan orang tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan harapan mereka. Karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan kesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan. Dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantug kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi kebutuhan. Pemberian pelayanan yang baik merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menciptakan kepuasan bagi orang lain. Jika konsumen merasa telah mendapatkan pelayanan yang baik berarti perusahaan mampu memberikan pelayanan yang baik pula. Demikian pula sebaliknya, pelayanan tidak dapat diuraikan secara obyektif seperti sebuah produk, melainkan merupakan interaksi sosial dengan subyektivitas, lebih tergantung pada nilai, perasaan dan perilaku.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini berkembang sangat pesat dan nyata dirasakan dalam dunia penerbangan domestik maupun internasional. Kebutuhan akan suatu perjalanan juga dirasakan pelanggan dalam memilih jasa transportasi yang dianggap bisa membawa perjalanan mereka untuk dapat sampai ke tempat tujuan dengan cepat, aman serta terjangkau oleh kebutuhan ekonominya. Hal-hal tersebut merupakan suatu bentuk pertimbangan yang bahkan menuntut perusahaan ground handling dan berbagai maskapai penerbangan untuk memberikan solusi terhadap permintaan pasar yang semakin banyak akan kebutuhannya menggunakan transportasi udara.

Perusahaan ground handling dan airlines berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan penumpang. Berbagai macam langkah strategis dilakukan kedua pihak tersebut guna mendapatkan kepercayaan dan kepuasan penuh dari penumpang yang memang memiliki kebutuhan akan transportasi udara.

Penerbangan memiliki dua kategori yaitu kategori penerbangan Full Service dan Low Cost Carier (LCC) tidak sedikit pula pelanggan yang berminat dengan penerbangan LCC tersebut. Selain memberikan tarif yang cukup terjangkau, penerbangan Low Cost Carier pun tetap mengutamakan pelayanan keselamatan dan keamanan yang tidak kalah dengan penerbangan Full Service. Permintaan pasar yang banyak akan kebutuhannya memakai transportasi udara dipacu oleh salah satu alasan yang efisien waktu, namun tidak semua pelanggan memilih untuk menggunakan jasa transportasi Low Cost Carier. Masih banyak pula masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan penerbangan Full Service karena dianggap lebih secure.

Banyak masyarakat yang memiliki kebutuhan untuk menggunakan jasa transportasi udarra inipun memiliki suatu dampak yang bagus, diantaranya memperoleh atau mendapatkan keuntungan yang sangat besar, selain peminat jasa transportasi ini akan semakin bertambah, hal tersebut juga berpengaruh dengan jumlah bagasi atau barang bawaan yang dibawa penumpang tersebut.

Berdasarkan pengamatan penulis dalam penanganan bagasi-bagasi yang dibawa penumpang tidak luput dari berbagai masalah. Penyimpangan layanan bagasi tersebut biasa terjadi pada saat penumpang tiba di stasiun tujuan akhir atau saat post flight services, hal tersebut bisa menjadi salah satu tolak ukur kinerja suatu ground handling, baik atau tidaknya dalam memberikan layanan kepada penumpang.

Kasus-kasus yang berhubungan dengan penyimpangan bagasi tersebut masih menggunakan proses manual yang pada akhirnya memakan waktu yang cukup lama. Maka diperlukan suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pelayanan yang cepat berbasis komputerisasi.

Hakikatnya pengangkutan merupakan perjanjian timbale balik antara pengangkut dengan penumpang dan atau pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat.

Menurut pasal 1 angka 3 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Udara, tanggung jawab pengangkut adalah kewajiban perusahaan angkutan udara untuk mengganti kerugian yang diderita oleh penumpang dan atau pengirim barang serta pihak ketiga. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan tanggung jawab itu dimulai sebelum masa penerbangan (pre-flight service), pada saat penerbangan (in-flight service), dan setelah penerbangan (post-in flight service). Kerugian sbelum masa penerbangan (pre-flight service) misalnya berkaitan dengan pembelian tiket, penyerahan bagasi, penempatan bagasi pada rute yang salah atau terjadinya keterlambatan. Kerugian pada saat penerbangan (in-flight service) misalnya tidak mendapatkan pelayanan yang baik atau rasa aman untuk sampai di tuijuan dengan selamat. Sedangkan kerugian setelah penerbangan (post-in flight service) antara lain sampai di tujuan terlambat, bagasi hilang atau rusak.

Tanggung jawab maskapai penerbangan bagi penumpang yang mengalami kehilangan bagasi, terlambat serta rusak bagasi maskapai penerbangan udara Citilink adalah memberikan pelayanan yang baik serta bertanggung jawab dalam hal terjadi kerugian pada penumpang, maka penumpang mempunyai hak untuk mendapatkan ganti kerugian terutama dalam objek penelitian ini adalah apakah baggage tracer dapat lebih efektif untuk menangani kasus penyimpangan bagasi tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengkaji melalui skripsi yang berjudul “Penerapan Sistem Pencarian Bagasi Lost and Found Pada Penerbangan Citilink Soekarno-Hatta”.

Rumusan Masalah

Setiap penelitian dimulai dari rumusan masalah yang dilanjutkan dengan pemecahan masalah. Rumusan masalah ini dikategorikan sebagai pertanyaan utama yang dicari dan yang akan dijawab melalui pemecahan masalah. Rumusan masalah itu muncul karena adanya kesenjangan antara kondisi realitas atau nyata dengan kondisi yang nantinya diharapkan. Uraian tumusan masalah ini harus didukung dengan teori, survey, dan juga data yang relevan. Adanya rumusan masalah merupakan salah satu faktor penting yang menentukan jalannya penelitian. Suatu masalah perlu diteliti untuk menguraikan masalah-masalah yang ada, untuk menggambarkan atau mendeskripsikan masalah tersebut, dan untuk menemukan solusi atas masalah tersebut. Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara apa yang seharusnya (harapan) dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan tersebut dapat mengacu ke ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan lain sebagainya. Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi kesenjangan-kesenjangan tersebut . masalah yang perlu dijawab melalui penelitian cukup banyak dan bervariasi misalnya masalah dalam bidang pendidikan saja dapat dikategorikan menjadi beberapa sudut tinjauan yaitu masalah kualiitas, pemerataan, relevansi dan efisiensi pendidikan.

Dalam hal ini, sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan pada 1.1, penelitian ini secara jelas berkaitan dengan pelayanan pada Perguruan Tinggi. Beberapa hal akan dikemukakan dan dijelaskan tentang pelayanan yang ada pada sistem perguruan tinggi. Disini akan diberikan contoh tentang pelayanan yang berjalan saat ini, serta adanya masalah-masalah yang terjadi pada pelayanan. Selanjutnya, akan dinyatakan dan dijelaskan mengapa masalah ini penting dan menarik untuk dipecahkan. Dinilai juga dari kerugian yang akan muncul akibat masalah ini tidak terpecahkan, atau keuntungan yang akan didapatkan akibat masalah ini terpecahkan. Studi elistasi akan dilakukan dalam rangka pembuktian dan inventarisasi terhadap masalah-masalah yang muncul pada pelayanan ini. Melalui literature review juga akan dibuktikan bahwa belum ada solusi jawaban yang tepat atau pemecahan masalah yang memuaskan atas penelitian yang akan dilakukan ini. Observasi lapangan melalui studi survey juga dilakukan demi mengukuhkan akar permasalahan dari pendokumentasian ini.

Berdasarkan analisa yang dilakukan dalam latar belakang diatas maka di dapat masalah yang terjadi didalam penggunaan sistem pelayanan yang berjalan saat ini:

  1. Apakah sistem baggage tracer bisa lebih efektif ?
  2. Seberapa pentingkah peran unit Lost and Found Citilink dalam menagani kasus penyimpangan bagasi penumpang ?
  3. Langkah apa saja yang dilakukan unit Lost and Found Citilink untuk menyelesaikan kasus penyimpangan bagasi penumpang ?

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi ini dan lebih terarah, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini yaitu hanya pada sistem pencarian bagasi Lost and Found di penerbangan citilink. Berikut ini adalah ruang lingkupnya:

  1. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada sistem penanganan bagasi (Baggage Tracer) pada penerbangan citilink.
  2. Peneliti mengobservasi sistem yang digunakan dalam penanganan bagasi penumpang citilink tersebut.
  3. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana prosesnya memakai sistem website dalam penanganan pencarian bagasi penumpang.
  4. Mengawasi bagasi penumpang yang datang maupun akan di berangkatkan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berkaitan dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian. Tujuan penilitian dijabarkan, biasanya menggunakan kata-kata kerja antara lain: Menemukan, Menjelaskan, Menganalisis, Menguraikan, Menilai, Menguji, Membandingkan, Menemukan hubungan antara, Memperoleh data atau pengetahuan, Keterangan peneliti.

Ketajaman peneliti dalam merumuskan tujuan penelitian akan sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena tujuannya adalaha merupakan titik tolak dan tujuan yanga akan dicapai melalui kegiatan penelitian:

  1. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi masalah sistem manual dalam pencarian bagasi penumpang ke dalam sistem website baggage tracer.
  2. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh pihak Citilink Airlines sebagai informasi maupun sebagai dasar untuk mengambil langkah suatu kebijaksanaan.
  3. Menerangkan langkah-langkah yang dilakukan dalam menangani baggage tracer di unit Lost and Found Citilink.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Manfaat penelitian harus dapat dibedakan antara manfaat teoritis dan manfaat praktisnya. Dalam manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi studi komunikasi dan informasi yang akhir-akhir ini semakin banyak memperoleh kajian dari berbagai disiplin ilmu baik melalui kajian teoritis maupun melalui kajian riset dibidang terapan. Dan didalam manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat mendefinisikan kebetulan-kebetulan untuk meningkatkan sistem baggage tracer, serta mengatasi kendala-kendala yang muncul pada sistem manual dalam pencarian bagasi dipenerbangan citilink, kemudian dapat memberikan informasi seputar perguruan tinggi raharja yang akurat:

  1. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi raharja dengan membuat laporan penelitian secara ilmiah dan sistematis.
  2. Dengan adanya sistem pencarian bagasi Lost and Found yang secara baggage tracer, maka diharapkan karyawan citilink dapat memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat, selain itu dapat melakukan proses pelayanan dimanapun dengan sistem pencarian bagasi dengan baggage tracer.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan kumpulan peraturan, prosedurdan kegiatan yang digunakan agar dapat disiplin penelitian merupakan suatu penyelidikan umtuk mendapatkan sebuah pengetahuan juga suatu penyelidikan agar mendapatkan sebuah masalah yang terdapat jawabannya dalam pembuatan laporan skripsi penulis menggunakan metode sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

Pada metode pengumpulan data, penulis melakukan beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

Metode Observasi

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengamati langsung berjalannya sistem yang telah diterapkan. Untuk mengamati berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan dan meminta data yang diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan skripsi. Kemudian dari pengamatan tersebut, peneliti mengumpulkan data yang diperlukan didalam sebuah pelayanan tersebut untuk dilakukan penngamatan terhadap sistem yang akan dikembangkan.

Metode Wawancara

Dalam metode ini peneliti dapatkan data dengan metode wawancara atau tanya jawab secara lisan pada sumber yang diteliti. Proses tanya jawab ini dilakukan langsung kepada stackholder dipenerbangan citilink bandara soekarno hatta.

Metode Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi ini dapat diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, karangan ilmiah, buku tahunan dan sumber-sumber lain. Serta melakukan searching pada internet. Dalam hal ini seorang peneliti berkewajiban mempelajari teori-teori yang mendasar masalah dan bidang penelitiannya. Selain itu, peneliti juga perlu memanfaatkan hasil penelitian dan pemikiran yang relevan dengan masalah penelitiannya untuk mengindari terjadinya pengulangan penelitian serupa atau duplikasi yang tidak diinginkan. Dengan melakukan kajian bahan-bahan pustaka yang ada, peneliti dapat memperoleh informasi secara sistematis, kemudian menuangkannya dalam bentuk rangkuman yang utuh. Melalui metode studi pustaka ini penulis mencari teori-teori yang berkaitan dengan ruang lingkup penelitian dan mempelajari referensi yang berhubungan dengan cara pengamatan bagasi di terminal kedatangan.

Analisa Data

Merupakan suatu kegiatan yang dimulai dari proses awal didalam mempelajari serta mengevaluasi suatu bentuk permasalahan. Dalam tahap ini terdapat langkah-langkah dasara yang harus dilakukan sistem sebagai berikut :

  1. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah.
  2. Understand, yaitu memahami sistem yang ada.
  3. Analizer, yaitu menganalisa sistem.
  4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisa.

Metodologi Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem sangat dibutuhkan dalam perancangan sistem karena sebelum memulai pembuatan koding-koding hendaknya merancang terlebih dahulu metode pemodelan seperti apa yang harus digunakan dengan memprioritaskan ketepatan waktu selesai dan efektifitas dalam perancangan sebuah sistem.

Metodologi Pendekatan Sistem

Menurut Prof. Dr. JogiyantoHM,MBA,Akt. (2010:53) dalam bukunya Analisis dan Desain, menjelaskan bahwa: Pendekatan tersruktur ini dimulai dari awal tahun 1970. Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehinggahasilakhir darisistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

Metodologi Pengembangan Sistem

Menurut Prof. Dr. JogiyantoHM,MBA,Akt. (2010:59) dalam bukunya Analisis dan Desain, menjelaskan bahwa “Metodologi Pengembangan Sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konseppekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi”.

Lokasi Penelitian

Penelitian yang berjudul Penerapan Sistem Pencarian Bagasi Lost and Found pada penerbangan Citilink Soekarno-Hatta.

Sistematika Penulis

Dalam penyusunan laporan skripsiini terdiri dari 5 (lima) bab, masing-masing bab mempunyai pembahasan yang berbeda tapimerupakan satu kesatuan. Sistematika penulisan ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang akan dibahas masing-masing bab secara garis besarnya, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulis.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori-teori dasar atau umum dan teori-teori yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, literature review.
BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat PT Gapura Angkasa sebagai ground handling, struktur organisasi, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, Adapun metode analisa yang digunakan adalah analisa SWOT dan user requirement yang terdiri 4 (empat) tahap elistasi, yaitu elistasi tahap I, elistasi tahap II, elistasi tahap III dan elistasi tahap final.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan analisa sistem yang diusulkan dengan menggunakan flowchart dan mind mapping. Menjelaskan perancangan sistem yang digunakan adalah UML (Unified Modelling Language) yang terdiri dari Use case, Sequence diagram danactivity diagram. Digambarkan satu persatu degan menerapkan konsep sesudah adanya sistemyang diusulkan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil analisa dan rancangan sistem yang dilakukan serta saran berdasarkan tujuanpenelitian yang dilakukanoleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk mendukung penulisan laporan ini maka perlu menguraikan kerangka teori yang merujuk dengan permasalahan dan ruang lingkup sebagai landasan pembuatan laporan ini. Disamping itu utuk membuat karya ilmiah menjadi relevan dengan apa yang tengah dibahas.

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Ada beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli diantaranya:

  1. Menurut Gordon B. Davis (2012:12), “Sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi yang saling bergantung. Sedangkan sistem yang bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.”
  2. Menurut Norman L. Enger (2012:12), “Suatu sistem dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi.”
  3. Menurut Mustakini (2009:34), “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu.
  4. Dengan demikian pengertian sistem dapat disimpulkan sebagai suatu prosedur atau elemen yang saling berhubungan satu sama lain dimana dalam sebuah sistem terdapat suatu masukan, proses dan keluaran, untuk mencapai tujuan yang diharapkan. (Agus Mulyanto 2009:2).

Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20), Sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen sistem (Components System) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses suatu sistem secara keseluruhan.
  2. Batas Sistem (Boundary System) Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System) Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut. Dan lingkungan luar yang menguntungkan energi bagi sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface System) Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem lain. Bentuk keluaran dari subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input System) Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer. “Program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Pengolahan Sistem (Processing System) Hasil energi yang diolah dan diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Contoh, sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.
  7. Keluaran Sistem (Output System) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh manajemen.
  8. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goals)Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Menurut Agus Mulyono (2009 : 8) mengatakan bahwa sistem pun dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang, sebagai berikut:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
  2. a. Sistem Abstrak (abstact system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Misalnya, sistem agama/ teologi.

    b. Sistem Fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata. Misalnya, sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.

  3. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan
  4. a. Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena proses alam, bukan buatan manusia. Misalnya, sistem tatasurya, sistem rotasi bumi.

    b. Sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia. Misalnya, sistem komputer, sistem transportasi.

  5. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system)
  6. a. Sistem tertentu (deterministic system) adalah sistem yang operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Misalnya, sistem komputer karena operasinya dapat diprediksi berdasarkan program yang dijalankan.

    b. Sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya, sistem persediaan.

    c. Sistem Tertutup Dan Sistem Terbuka

    d. Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan di luar sistem. Sebenarnya sistem tertutup tidak ada, yang ada adalah relatif tertutup.

    e. Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar dan dapat terpengaruh dengan keadaan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan output untuk subsistem yang lain.

Konsep Dasar Data dan Informasi

Definisi Data

Untuk memahami informasi, tidak dapat dipisahkan dengan adanya data. Untuk itu sebelum memahami konsep dasar informasi, dalam hal ini akan dibahas mengenai data. Berikut ini adalah beberapa definisi data menurut para ahli.

Menurut Yakub dan Vico Hisbanarto (2014 : 13) Data merupakan satu kesatuan yang menggambarkan suatu kejadian (event) atau kesatuan nyata (fact). Fakta merupakan segala sesuatu yang tertangkap oleh panca indra manusia. Fakta dalam istilah keilmuan merupakan hasil observasi yang obyektif dan dapat dilakukan verifikasi oleh siapapun.

Menurut McLeod J.R (2014), data adalah suatu kenyataan yang menggambarkan adanya kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara related tidak berarti bagi pemakai.

Data dapat berupa angka, ukuran, kata, kalimat, tulisan uraian cerita, gambar, bahan mentah seperti kejadian, fenomena atau peristiwa yang belum memiliki cirri-ciri informative dan belum diinformasikan keberadaannya, sehingga diperlukan pengolahan.

Dengan demikian untuk dapat memahaminya maka diperlukan prosedur pengolahan misalnya perhitungan pengukuran terhadap data-data yang dimilikinya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai data, maka dapat disimpulkan bahwa data merupakan bahan yang akan diolah menjadi suatu yang lebih bermanfaat dan berguna.

Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3), data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai dibawah ini :

  1. Klasifikasi data menurut jenis data yaitu:
  2. a. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.

    b. Data Ukur (Measurement Data) Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka yang ditunjukkan alat barometer atau thermometer adalah hasil proses pengukuran.

  3. Klasifikasi data menurut sifat data, yaitu:
  4. a. Data Kuantitatif (Quantitative Data) Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.

    b. Data Kualitatif (Qualitative Data) Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya.

  5. Klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:
  6. a. Data Internal Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

    b. Data External Data external adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakandata untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain.

Pengolahan Data

Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data.

Menurut Sutabri (2012:6), pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu :

  1. Penyimpanan Data (Data Storage) Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat dibentuk map, ordner, disket, tipe, hardisk, dan lain sebagainya. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbentuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) didalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
  2. a. File Induk (Master File) File induk ini berisi dat-data permanen yang biasanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.

    b. File Transaksi (Detail File) File transaksi ini berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikkan, dan lain sebagainya.

  3. Penanganan Data (Data Handling) Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekkan data yang muncul pada berbagai daftar yang diberikan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidak sesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance). Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi.

Definisi Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, maksud dari kalimat tersebut yaitu bahwa informasi sangat penting pada suatu organisasi. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut:

  1. Menurut Mustakini (2009:36), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi pemakaiannya”.
  2. Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.

Kualitas Informasi

Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu akurasi (accuracy), relevansi (relevancy), dan tepat waktu (timeliness). (Agus Mulyanto, 2009:247).

a. Akurasi (accuracy)

Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya.

Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah data-data asli tersebut.

Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:

  1. Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.
  2. Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut.
  3. Informasi harus aman dari segala gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak akurasi informasi tersebut dengan tujuan utama.
  4. b. Tepat Waktu (timeliness)

    Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Kesalahan dalam mengambil keputusan akan berakibat fatal bagi perusahaan. Mahalnya informasi disebabkan harus cepat dan tepat informasi tersebut didapat. Hal itu disebabkan oleh kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi tersebut memerlukan bantuan teknologi-teknologi terbaru. Dengan demikian diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan informasi tersebut.

    c. Relevansi (relevancy)

    Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya, informasi mengenai kerusakan infrastruktur laboratorium komputer ditujukan kepada rektor universitas. Tetapi akan lebih relevan apabila ditujukan kepada penanggung jawab laboratorium.

Nilai Informasi

Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Namun, dalan kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. (Agus Mulyanto. 2009:247).

Konsep DasarSistem Informasi dan Teknologi Informasi

Definisi Sistem Informasi

Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut:

Menurut Agus Mulyanto (Mulyanto, 2009:29), “Sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan”.

Menurut Sutarman (2012:13), “Sistem informasi adalah sistem yang dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, intruksi) dan output (laporan, kalkulasi)”.

Menurut Sutabi (2012 : 46), Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan–laporan yang diperlukan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukkan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat ,mencapai sasaran dan tujuannya”.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Yakub dan Vico Hisbanarto (2014 : 36), sistem informasi merupakan susunan yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen sistem informasi terdiri dari:

  1. Blok Masukan (Input Block) Blok masukan memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi, dan metode–metode untuk menangkap data yang dimasukkan.
  2. Blok Teknologi (Technology Block) Blok teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan, mengakses data, menghasilkan data mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan. Pada blok ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
  3. Blok Model (Model Block) Blok model terdiri dari kombinasi prosedur logika dan model matematik untuk memanipulasi data input dan data yang tersimpan.
  4. Blok Keluaran (Output Block) Blok keluaran merupakan keluaran atau informasi yang berkualitas dan berguna untuk semua kegiatan manajemen.
  5. Blok Data (Database Block) Blok basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan diperangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya.
  6. Blok Kendali (Controls Block) Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Klasifikasi Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing–masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan dan evaluasi sesuai keinginan masing– masing organisasi. Klasifikasi sistem informasi tersebut sebagai berikut:

  1. Sistem informasi berdasarkan level organisasi Dikelompokkan menjadi level operasional, level fungsional dan level manajerial.
  2. Sistem informasi berdasrkan aktifitas manajemen Dikelompokkan menjadi sistem informasi, informasi perbankan, sistem informasi akademik, informasi kesehatan, sistem informasi asuransi dan sistem informasi perhotelan.
  3. Sistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis Dikelompokkan menjadi sistem informasi akuntatansi, sistem informasi keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran dan sistem informasi sumber daya manusia.

Tujuan Sistem Informasi

Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi (information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya (Jogiyanto H.M., 2010:13).

Tujuan sistem informasi terdiri dari Kegunaan (Usefulness), Ekonomi (Economic), Keandalan (Realibility), Pelayanan Langganan (Customer Service), Kesederhanaan (Simplicity), dan Fleksibilitas (Fleksibility).