SI1312475904

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PENGEMBANGAN PESSTA+ BERBASIS YII FRAMEWORK

SEBAGAI MEDIA VALIDASI WIDURI DALAM

PENILAIAN OBJEKTIF SIDANG

DI PERGURUAN TINGGI


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1312475904
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI BUSINESS INTELLIGENCE

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN PESSTA+ BERBASIS YII FRAMEWORK

SEBAGAI MEDIA VALIDASI WIDURI DALAM

PENILAIAN OBJEKTIF SIDANG

DI PERGURUAN TINGGI

Disusun Oleh :

NIM
: 1312475904
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang,19 Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt., M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGEMBANGAN PESSTA+ BERBASIS YII FRAMEWORK

SEBAGAI MEDIA VALIDASI WIDURI DALAM

PENILAIAN OBJEKTIF SIDANG

DI PERGURUAN TINGGI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1312475904
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Disetujui Oleh :

Tangerang, 19 Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 12003
   
NID : 14018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENGEMBANGAN PESSTA+ BERBASIS YII FRAMEWORK

SEBAGAI MEDIA VALIDASI WIDURI DALAM

PENILAIAN OBJEKTIF SIDANG

DI PERGURUAN TINGGI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1312475904
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang,19 Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(------------------)
 
(-------------------)
 
(--------------------)
NID : -----
 
NID : -----
 
NID : -----

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN PESSTA+ BERBASIS YII FRAMEWORK

SEBAGAI MEDIA VALIDASI WIDURI DALAM

PENILAIAN OBJEKTIF SIDANG

DI PERGURUAN TINGGI

Disusun Oleh :

NIM
: 1312475904
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 19 Januari 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1312475904

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRACT'

Assessment is An Important Component of Information Systems Management hearts, hearts HAL Obviously Singer Role of Information Technology big effect. Was PESSTA RATING System Assembly Yang applied in Higher Education Prog, but AT application Many problems Happens. In Singer Research identified three (3) The problems encountered regarding the findings of the validation widuri ASSESSMENT ON College Prog. One of Them is PO (Objective Evaluation) Trial Reports points widuri Where RATING taken by Decision Process Hearing Examiners. Development PESSTA + aims to review can be Overcoming these problems, BY based on the Decree of the Higher Education Prog No. 394 / SK-ASSESSMENT / PT / III / 2016 ON PROVISIONS Penialain Assembly Comprehensive And Assessment Course In Higher Education Prog that "The composition of the Evaluation Session comprehensive Of the 30% consisted Supervisor, Assessment Objective (PO) 20% and Tested 50% ". So, Assessment Objective (PO) RATING have weights of 20% Of the total Comprehensive Hearing Assessment TA / Skripsi. Development of validation widuri in PESSTA + singer using Yii Framework. AT Systems Research analytical methods Singer obtained using SWOT analysis and strategy development Overview 15 Implementation That will be proven accomplishments. Implementation Phase What is done is to socialize validation widuri in PESSTA + 77 addressed to the Supervisor. The singer is expected Able to increase research validation widuri in Pergururan Tinggi Raharja.

Keywords: Objective Assessment, PESSTA +, Validation Widuri.

ABSTRAK

Penilaian merupakan suatu komponen yang penting dalam pengelolaan sistem informasi, dalam hal ini jelas peran teknologi informasi berpengaruh besar. PESSTA adalah sistem penilaian sidang yang diterapkan di Perguruan Tinggi Raharja, namun pada penerapannya banyak permasalahan yang terjadi. Dalam penelitian ini teridentifikasi 3 (tiga) permasalahan yang dihadapi perihal penilaian hasil validasi widuri pada Perguruan Tinggi Raharja. Salah satunya adalah PO (Penilaian Objektif) sidang poin laporan widuri dimana proses penilaian diambil berdasarkan keputusan penguji sidang. Pengembangan PESSTA+ bertujuan untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, dengan didasari Surat Keputusan Perguruan Tinggi Raharja No. 394/SK-Penilaian/PT/III/2016 Tentang Ketentuan Penialain Sidang Komprehensif Dan Penilaian Mata Kuliah Di Perguruan Tinggi Raharja bahwa “Komposisi penilaian sidang komprehensif terdiri dari Pembimbing 30%, Penilaian Objektif (PO) 20% dan Penguji 50%”. Jadi, Penilaian Objektif (PO) memiliki bobot penilaian sebesar 20% dari keseluruhan penilaian sidang komprehensif TA/Skripsi. Pengembangan validasi widuri di PESSTA+ ini menggunakan Yii Framework. Metode analisis sistem pada penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan didapatkan gambaran 15 strategi yang akan dibuktikan implementasi pencapaiannya. Tahap Implementasi yang dilakukan adalah mensosialisasikan validasi widuri di PESSTA+ kepada 77 Dosen Pembimbing. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan mutu validasi widuri pada Perguruan Tinggi Raharja.

Kata kunci: Penilaian Objektif, PESSTA+, Validasi Widuri


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dengan karunia-Nya, sehingga Penulis berhasil menyelesaikan Skripsi dengan judul Pengembangan PESSTA+ Berbasis Yii Framework Sebagai Media Validasi Widuri dalam Penilaian Objektif Sidang pada Perguruan Tinggi.

Tujuan Penulis dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja,

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah Penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja

  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direkrur Perguruan Tinggi Raharja.

  3. Ibu Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom. selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.

  4. Ibu Hani Dewi Ariessanti, M.Kom selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada Penulis.

  5. Ibu Indri Handayani, S.Kom.,M.T.I. selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada Penulis.

  6. Ibu Khanna Tiara, S.Kom.,M.T.I. selaku Stakeholder yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada Penulis.

  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis.

  8. Kedua orang tua dan saudara dan keluarga yang telah memberikan semangat dan juga dukungan, baik moril, materi maupun doa.

  9. Rekan-rekan seperjuangan yaitu grup HOUR (Amalia Syahidah, Bambang Hermawan, Eka Marjayanti dan Siti Ela Rohilah MI)

  10. Rekan-rekan seperjuangan grup TimUR 2 ( i-Go, UVO, RUSIA dan OZBI)

  11. Seluruh anggota REC yang memberikan dukungan, arahan dan masukan yang berarti dalam menyelesaikan Skripsi ini.

  12. Rekan-rekan teman Gezreq (Ayu Suciani, Fella Megita Putri, Heni Triyani, Meisa Erawati, Novita Heriyani, Olis Rosmawati, Riska Laina Ulfa, Siti Mutmainah, Siti Nurhayati dan Tasya Novelia).

  13. Rubin Hakita Irwin yang senantiasa mendampingi, memotivasi serta memberikan semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan sangat baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, Penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 19 Januari 2017
SITI SHELATUL AULIA
NIM. 1312475904

Daftar isi


DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 1.1. Perguruan Tinggi Raharja

  2. Gambar 1.2. Alur Penilaian Validasi Widuri

  3. Gambar 2.1. Ten Pillar IT iLearning (TPi)

  4. Gambar 2.2. Logo PESSTA+

  5. Gambar 3.1. Green Campus

  6. Gambar 3.2. Pribadi Raharja

  7. Gambar 3.3. Struktur Organisasi Divisi Akademik Perguruan Tinggi Raharja

  8. Gambar 3.4. Flowchart Sistem Yang Berjalan

  9. Gambar 3.5. Use Case Diagram Yang Berjalan

  10. Gambar 3.6. Activity Diagram Yang Berjalan

  11. Gambar 3.7. Sequence Diagram Yang Berjalan

  12. Gambar 4.1. Use Case Diagram Yang Diusulkan

  13. Gambar 4.2. Activity Diagram Yang Diusulkan

  14. Gambar 4.3. Sequence Diagram Yang Diusulkan

  15. Gambar 4.4. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

  16. Gambar 4.5. HIPO Pada PESSTA+

  17. Gambar 4.6. HIPO Pada Validasi Widuri di PESSTA+

  18. Gambar 4.7. Sistem memiliki 3 button pada halaman utama

  19. Gambar 4.8. Sistem memiliki 3 sub menu pada validasi widuri

  20. Gambar 4.9. Sistem memiliki 5 menu pada fitur upload navigation

  21. Gambar 4.10. Sistem memiliki 2 menu pada fitur secret chamber navigator

  22. Gambar 4.11. Sistem memiliki 26 Faq pada sistem PESSTA+

  23. Gambar 4.12. Sistem memiliki fitur validasi yang berisikan 4 menu

  24. Gambar 4.13. Sistem memiliki fitur viewboard navigation dan memliki 3 menu

  25. Gambar 4.14. Sistem memiliki jumlah visitor count sebanyak 5467

  26. Gambar 4.15. Sistem memiliki menu data sidang dan terdapat 220 mahasiswa

  27. Gambar 4.16. Sistem memiliki 3 hak akses PESSTA+ (salah satu hak akses pada bagian Admin)

  28. Gambar 4.17. Terdapat 79 pertanyaan perihal PESSTA+ di iDuHelp!

  29. Gambar 4.18. Terdapat 300 View, like dan comment pada Video Tutorial Validasi Widuri di PESSTA+

  30. Gambar 4.19. Terdapat 8 Artikel Tutorial Validasi Widuri di PESSTA+ yang terdapat di iRan

  31. Gambar 4.20. Mensosialisasikan Validasi Widuri ke 77 Dosen Pembimbing

  32. Gambar 4.21. Terdapat 150 Mahasiswa yang telah Submit di Validasi Widuri

  33. Gambar 4.22. Tampilan Halaman Utama

  34. Gambar 4.23. Tampilan Halaman Kelola Widuri

  35. Gambar 4.24. Tampilam Halaman Submit Widuri

  36. Gambar 4.25. Tampilan Halaman My Widuri

  37. Gambar 4.26. Tampialn Halaman Validasi Widuri


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 3.1. Sejarah Perguruan Tinggi Raharja

  2. Tabel 3.2. Jurusan/Prodi Pada STMIK Raharja

  3. Tabel 3.3 Jurusan/Prodi Pada AMIK Raharja Informatika

  4. Tabel 3.4. Visi Perguruan Tinggi Raharja

  5. Tabel 3.5. Misi Perguruan Tinggi Raharja

  6. Tabel 3.6. Tujuan Perguruan Tinggi Raharja

  7. Tabel 3.7. Presiden Direktur

  8. Tabel 3.8. Direktur

  9. Tabel 3.9. Pembantu (Bidang Akademik)

  10. Tabel 3.10. Pembantu Direktur II (Administrasi)

  11. Tabel 3.11. Pembantu Direktur III (Bidang Kemahasiswaan)

  12. Tabel 3.12 Asisten Direktur Akademik

  13. Tabel 3.13. Kepala Jurusan

  14. Tabel 3.14 Asisten Direktur Finansial

  15. Tabel 3.15. Layanan Keuangan Mahasiswa (LKM)

  16. Tabel 3.16. Asisten Direktur Operasional (ADO)

  17. Tabel 3.17. Layanan Registrasi Mahasiswa (LRM)

  18. Tabel 3.18. Perkuliahan dan Ujian (PU)

  19. Tabel 3.19. Analisa SWOT

  20. Tabel 3.20. Matriks SWOT

  21. Tabel 3.21. Elisitasi Tahap I

  22. Tabel 3.22. Elisitasi Tahap II

  23. Tabel 3.23. Elisitasi Tahap III

  24. Tabel 3.24. Final Draft Elisitasi

  25. Tabel 4.1. Perbedaan Prosedure Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

  26. Tabel 4.2. Analisis SWOT Sistem Yang Diusulkan

  27. Tabel 4.3. Matriks SWOT Sistem Yang Diusulkan

  28. Tabel 4.4. Blackbox Testing Login SSO (Single Sign On)

  29. Tabel 4.5. Blackbox Testing Menu Submit Widuri

  30. Tabel 4.6. Blackbox Testing Penanganan Validasi Widuri

  31. Tabel 4.7. Blackbox Testing Newsletter

  32. Tabel 4.8. Time Schedule

  33. Tabel 4.9. Estimasi Biaya

DAFTAR SIMBOL FLOWCHART

Simbol 1. Simbol Flowchart


DAFTAR SIMBOL UML

Simbol 2. Use Case Diagram


Simbol 3. Activity Diagram

DAFTAR SIMBOL HIPO

Simbol 4. HIPO

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penilaian adalah kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 3)[1]. Penilaian bisa dikatakan objektif apabila mempunyai kejelasan tujuan yang ingin di raih, penilaian objektif senantiasa mengacu pada aturan dan keteraturan, penilaian objektif harus bersumber pada keinginan untuk menciptakan prestasi dan penilaian objektif harus bisa menciptakan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan (harmonisasi) (Endang Suryana : 2014)[2] .

Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler 2012:49)[3]. Valid adalah derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang di kumpulkan oleh peneliti (Sugiyono 2011:2)[4]. Dalam penggunaannya kata valid banyak dipakai didalam berbagai macam ilmu pendidikan, dunia yang menuntut adanya sebuah tindakan yang prosedural, yang mana hal yang berhubungan dengan kata valid tersebut akan digunakan sebagai sesuatu yang wajib di pertanggungjawabkan dan dilakukan berdasarkan informasi / data yang dapat dipercaya.


Gambar 1.1. Perguruan Tinggi Raharja
Sumber : http://raharja.ac.id/

Perguruan Tinggi Raharja adalah sebuah lembaga pendidikan yang bergerak dibidang pendidikan Teknologi Informasi (TI) yang terus melakukan pembaruan dalam menciptakan wadah sistem informasi untuk kebutuhan sehari-hari. Namun mengingat semakin meningkatnya kebutuhan mahasiswa, maka informasi yang dibutuhkan pun semakin meningkat khususnya mengenai media yang disampaikan dan media yang digunakan untuk penyebaran informasi, sehingga kualitas dan kuantitas sistem yang berjalan saat ini jauh lebih baik. Pada Perguruan Tinggi, Mahasiswa dituntut untuk menyusun sebuah karya ilmiah seperti makalah, laporan, tugas akhir maupun skripsi.

Skripsi merupakan karya ilmiah dari mahasiswa dalam menyelesaikan program sarjana. Ini adalah bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Ada dua pendapat tentang kewajiban untuk melakukan tugas akhir sebagai pendidikan akademis, yang penting dan tidak penting. Widuri (Wiki iDu Raharja iLearning) adalah salah satu dari Ten Pillar IT iLearning yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi Raharja yang digunakan oleh Pribadi Raharja sebagai tempat untuk menulis berbagai macam informasi dan menyimpan hasil karya ilmiah berupa laporan KKP/TA/Skripsi.

Menurut Renstra Manajemen Perguruan Tinggi Raharja Tahun 2015-2016 pada Rencana Kegiatan Divisi REC Tahun Akademik 2015-2016 pada poin ke-empat memerlukan sebuah sistem yang berupaya mengoptimalkan Rencana Pengembangan PESSTA untuk menyempurnakan proses Penilaian Objektif (PO) Sidang seputar pendataan proposal/laporan hibah penelitin, sertifikat nasional dan internasional serta widuri. Dan sesuai dengan SK PTR No. 394/SK-Penilaian/PT/III/2016 Tentang Ketentuan Penialain Sidang Komprehensif Dan Penilaian Mata Kuliah Di Perguruan Tinggi Raharja bahwa “Komposisi penilaian sidang komprehensif terdiri dari Pembimbing 30%, Penilaian Objektif (PO) 20% dan Penguji 50%”. Jadi, Penilaian Objektif (PO) memiliki bobot penilaian sebesar 20% dari keseluruhan penilaian sidang komprehensif TA/Skripsi.

Salah satu ketentuan pada penilaian sidang skripsi yang terdapat pada point ke-3 yaitu Laporan TA/Skripsi yang terdokumentasi di Widuri dengan baik dan memiliki nilai 10. Sistem penilaian validasi widuri yang berjalan saat ini yaitu saat awal sidang berjalan, penguji memeriksa laporan widuri apakah sudah terdokumentasi dengan baik dan apakah sudah mengikuti sesuai pedoman widuri.

Rumusan Masalah

Salah satu sistem informasi yang dimiliki Perguruan Tinggi Raharja adalah sistem Penilaian Sidang Skripsi dan Tugas Akhir (PESSTA+). PESSTA+ difokuskan untuk membantu para dosen dalam memberikan penilaian akan setiap mahasiswa yang dibimbing atau diujinya.


Gambar 1.2. Alur Penilaian Validasi Widuri

Pada Gambar 1.2. menjelaskan sistem yang sedang berjalan saat ini, untuk menyatakan bahwa peserta sidang sudah memenuhi poin widuri pada penilaian objektif mahasiswa menulis laporan widuri, penguji harus mengecek laporan widuri dari awal sampai akhir, penguji input nilai poin widuri untuk dimasukkan ke dalam sistem PESSTA (Penilaian Sidang Skripsi Dan Tugas Akhir). Hal tersebut masih dirasa kurang maksimal karena pengecekan laporan widuri yang masih manual dan memerlukan cukup banyak waktu.

Dari beberapa penjelasan yang sudah diuraikan secara jelas di atas maka dapat ditarik 3 rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana proses penilaian laporan widuri pada pelaksanaan sidang saat ini di Perguruan Tinggi Raharja?

  2. Bagaimana cara Perguruan Tinggi Raharja dapat memiliki wadah untuk memberikan hasil penilaian laporan penelitian TA/Skripsi yang valid ?

  3. Bagaimana menampilkan sebuah informasi hasil validasi widuri di PESSTA+?

Berdasarkan permasalahan-permasalahan sudah dibahas melalui latar belakang dan juga perumusan masalah, maka dari itu penulis mengambil judul “Pengembangan PESSTA+ Berbasis Yii Framework Sebagai Media Validasi Widuri dalam Penilaian Objektif Sidang di Perguruan Tinggi” untuk jadi penelitian Skripsi.

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan Skripsi ini, maka harus ada yang namanya batasan atau ruang lingkup masalah, berikut merupakan ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas diantaranya, Penelitian ini berfokus pada Perguruan Tinggi Raharja

  1. Penelitian ini berfokus pada mahasiswa aktif yang sedang melakukan TA/Skripsi pada Perguruan Tinggi Raharja

  2. Diimplementasikan hanya untuk para pengguna Rinfo (Pribadi Raharja)

  3. Login pada sistem PESSTA+ tidak menggunakan username dan password tetapi sudah single sign on dengan menggunakan Rinfo (Pribadi Raharja).

  4. Penelitian ini berfokus pada validasi widuri

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adanya tujuan penelitian yaitu untuk menentukan arah dari suatu penelitian. Tujuan dapat diketahui setelah rumusan masalah telah terperinci, sehingga dengan terperincinya rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian di atas dapat tercapai. Berikut tujuan penelitian yang telah dirincikan dari sebuah perumusan masalah, yaitu diantaranya:

  1. Mengembangkan proses penilaian objektif pengecekan laporan widuri pada pelaksanaan sidang komprehensif di Perguruan Tinggi Raharja.

  2. Membuat sebuah wadah untuk memberikan hasil penilaian laporan penelitian TA/Skripsi yang valid pada Perguruan Tinggi Raharja.

  3. Menampilkan sebuah informasi hasil validasi widuri di PESSTA+ dalam bentuk Viewboard, agar menghasilkan data yang valid dan mempermudah Penguji, peserta sidang, maupun Mahasiswa dalam mengecek laporan pada validasi widuri di PESSTA+.

Manfaat Penelitian

  1. Mempermudah sistem penilaian laporan widuri pada pelaksanaan sidang komprehensif sehingga waktu sidang berjalan lebih optimal.

  2. Dengan adanya sistem Validasi Widuri PESSTA+ maka diharapkan agar seluruh laporan penelitian mahasiswa TA/Skripsi di Perguruan Tinggi Raharja dapat tervalidasi dengan baik.

  3. Dengan adanya Viewboard validasi widuri dapat menghasilkan data yang valid dan mempermudah Penguji, peserta sidang, maupun Mahasiswa dalam mengecek laporan pada validasi widuri di PESSTA+.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan Skripsi ini, maka digunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut, yaitu:

Metode Observasi (Pengamatan)

Observasi (pengamatan) adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi sebuah instansi akademik tepatnya pada Raharja Enrichment Center (REC) Perguruan Tinggi Raharja sebagai lokasi penelitian untuk mengamati berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan dan meminta data yang diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan penelitian. Kemudian dari pengamatan lapangan yang dilakukan selama 3 (tiga) minggu tersebut dijadikanlah pedoman untuk dilakukan pengamatan terhadap sistem yang akan dikembangkan. Beberapa data yang diambil seperti akses domain raharja.me, akses FTP, akses email official Rinfo PESSTA+, berkas Renstra, dan landasan hukum dalam Surat Keputusan Direktur Perguruan Tinggi Raharja. Dengan cara ini peneliti diharapkan dapat mengetahui dan memahami sistem yang akan peneliti analisa.

Metode Wawancara

Metode wawancara adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data-data pendukung dengan cara berkomunikasi langsung dengan pihak terkait di dalam Perguruan Tinggi Raharja mengenai sistem yang akan dirancang. Dalam penelitian kali ini penulis melakukan wawancara kepada Ibu Khanna Tiara, S.Kom,.MTI selaku Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang menjadi stakeholder penulis di dalam penelitian ini.

Metode Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi dapat diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, karangan ilmiah, buku tahunan dan sumber- sumber lain. Serta melakukan pencarian pada Internet. Dalam hal ini seorang peneliti berkewajiban mempelajari teori-teori yang mendasar masalah dan bidang penelitiannya. Selain itu, peneliti juga perlu memanfaatkan hasil penelitian dan pemikiran yang relevan dengan masalah penelitiannya untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian serupa atau duplikasi yang tidak diinginkan. Dengan melakukan kajian bahan-bahan pustaka yang ada, peneliti dapat memperoleh informasi secara sistematis, kemudian menuangkannya dalam bentuk rangkuman yang utuh. Melalui metode studi pustaka ini penulis mencari teori-teori yang berkaitan dengan ruang lingkup penelitian dan mempelajari referensi yang ada di dalam Jurnal Nasional/Internasional dan laporan tugas akhir atau skripsi dari kampus lain.

Metode Analisis Sistem

Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Melanjutkan proses dari pengumpulan data, dimana data yang didapatkan dari beberapa metode pengumpulan data dikumpulkan dan dianalisia dengan Metode SWOT yang kemudian dijadikan sebagai sebuah strategi yang akan dibuktikan implementasi pencapaiannya. Untuk mencapai sebuah strategi, perlu didasari atas adanya sebuah pengelompokan yang ditinjau dari beberapa hal. Pengelompokan tersebut terekam ke dalam sebuah elisitasi kebutuhan dari tahap satu hingga final draft elisitasi yang diambil untuk mendapatkan sebuah strategi. Terdapat dua tinjauan dalam penyusunan elisitasi, yaitu tinjauan dari segi fungsional sistem dan non fungsional sistem.

Metode Perancangan

Penelitian tidak hanya mengenai analisa, tetapi sebuah sistem yang baik adalah sistem yang juga memiliki desain antarmuka (interface) yang baik. Di dalam penelitian ini, digunakan satu metode yang mendukung proses perancangan yaitu metode HIPO (Hirarchy Plus Input Proses Output). Dan juga menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai modelling tools untuk menggambarkan rancangan sistem yang ada saat ini,diantaranya yang digunakan Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, spesifikasi basis data.

Metode Pengujian

Metode pengujian ini digunakan untuk menganalisis suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur- fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeliminasi suatu kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan. Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat- syarat fungsional suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, di antaranya fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematis Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, waktu dan tempat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literature review.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum Perguruan Tinggi Raharja yang terdiri dari sejarah singkat, struktur organisasi, dan tugas serta tanggung jawab. Tata laksana sistem yang berjalan yang terdiri dari prosedur sistem yang berjalan. Kemudian permasalahan yang dihadapi, dan alternatif pemecahan masalah.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini penulis menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti Analisa sistem yang berjalan yang terdiri dari Analisis SWOT. Untuk metode analisa berdasarkan prosedur sistem yang berjalan terdiri atas analisa masukan, analisa proses, dan analisa keluaran. User Requirement kemudian strategi dari rancangan sistem, diagram HIPO (Hierarchy Plus Input Proces Output), rancangan prototype, pengujian sistem, evaluasi sistem, konfigurasi sistem, schedulle implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil analisa dan rancangan sistem yang dilakukan serta beberapa saran yang berguna bagi kenlanjutan penelitian yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisi studi pustaka yang digunakan sebagai referensi untuk menyusun laporan ini.

LAMPIRAN

Lampiran ini merupakan daftar yang memuat keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Definisi Pengembangan

Menurut Seels & Richey (Alim Sumarno, 2012)[5] “pengembangan berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fitur fisik. Pengembangan secara khusus berarti proses menghasilkan bahan-bahan pembelajaran”.

Menurut Tessmer dan Richey (Alim Sumarno, 2012)[5] “pengembangan memusatkan perhatiannya tidak hanya pada analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal-akhir, seperti analisi kontekstual. Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan uji lapangan”.

Menurut (Iskandar Wiryokusumo, 2011)[6] “Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri”.

Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya untuk menciptakan mutu yang lebih baik.

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Sutabri (2012 : 10)[7], “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Dikutip dari buku Bambang Hartono (2013 : 10)[8], Menurut Schrode dan Voich (1974) dalam bukunya yang berjudul Organization and Management: Basic Systems Concept Misalnya, menyatakan bahwa sistem adalah “whole compounded of several parts” (Suatu kesatuan yang tersusun dari sejumlah elemen).

Dikutip dari buku Bambang Hartono (2013 : 10)[8]. Menurut Elias M. Awad (1979) dalam bukunya yang berjudul System and Design menyatakan bahwa sistem adalah “an organized functioning relationship among units or components” (hubungan fungsional yang terorganisasi/teratur, yang berlangsung di antara bagian-bagian atau elemen-elemen).

Dari berbagai definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah golongan dari komponen dan elemen yang disatukan untuk menggapai tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012 : 20)[7], model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components)

  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang seling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super system”.

  3. Batasan Sistem (Boundary)

  4. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  5. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)

  6. Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

  7. Penghubung Sistem (Interface)

  8. Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.

  9. Masukan Sistem (Input)

  10. Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  11. Keluaran Sistem (Output)

  12. Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsitem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi sub sistem lain.

  13. Pengolah Sistem (Procces)

  14. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  15. Sasaran Sistem (Objective)

  16. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka ioperasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012 : 22)[7], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System).

  2. Sistem abstak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

  3. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System).

  4. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

  5. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System).

  6. Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertadingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

  7. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System).

  8. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luar nya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

Definisi Media

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)[9], media adalah alat; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk; yang terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya): wayang bisa dipakai sebagai -- pendidikan; perantara; penghubung; -- cetak sarana media massa yang dicetak dan diterbitkan secara berkala seperti surat kabar, majalah; sebagai contoh :

  1. Elektronik, sarana media massa yang mempergunakan alat-alat elektronik modern, misalnya radio, televisi, dan film;

  2. Film, sarana media massa yang disiarkan dengan menggunakan peralatan film (film, proyektor, layar); alat penghubung yang berupa film;

  3. Massa, sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas;

  4. Pendidikan, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran;

  5. Periklanan, sarana komunikasi massa yang menyediakan beberapa bentuk periklanan, misalnya surat kabar, televisi, dan radio

Kemudian berdasarkan pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah sebuah sarana yang digunakan untuk melakukan sesuatu, dapat juga dikatakan sebagai wadah atau perangkat yang menampung dimana dalam penelitian ini.

Konsep Dasar Validasi

Definisi Validasi

Istilah Validasi pertama kali dicetuskan oleh Dr. Bernard T. Loftus, Direktur Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada akhir tahun 1970-an, sebagai bagian penting dari upaya untuk meningkatkan mutu produk industri farmasi. Hal ini dilatar belakangi adanya berbagai masalah mutu yang timbul pada saat itu yang mana masalah-masalah tersebut tidak terdeteksi dari pengujian rutin yang dilaksanakan oleh industri farmasi yang bersangkutan. Selanjutnya, validasi juga diadopsi oleh negara-negara yang tergabung dalam the Pharmaceutical Inspection Coperation/Scheme (PIC/S), Uni Eropa (EU) dan World Health Organization (WHO). Bahkan, validasi merupakan aspek kritis (substantial aspect) dalam penilaian kualitas industri farmasi yang bersangkutan.

Terdapat banyak definisi dan pengertian tentang validasi. US FDA (Badan pengawasan Obat dan Makanan, Amerika Serikat) dalam The FDA’s 1987 Guideline mendefinisikan validasi sebagai:”Establishing documented evidence, which provides a high degree of assurance that a spesific process will consistently produce a product meeting its predetermined spesifications and quality characteristics.” Sedangkan WHO mendefinisikan sebagai:”A documented act of providing that any procedure, process, equipment, material, activity or system, actually leads to the expected result.” (Samuel, 2011). Badan POM RI (Anonim, 2006) memberikan definisi validasi sebagai: ”Tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi maupun pengawasan mutu akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.” (CPOB: 2006).

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Validasi adalah tindakan pembuktian yang dilakukan sesuai dengan prosedur bahwa suatu data/dokumen benar-benar sesuai dengan data/dokumen asli yang sah. Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.

Dari definisi-definisi tersebut diatas membawa pengertian, bahwa :

  1. Validasi adalah suatu tindakan pembuktian, artinya validasi merupakan suatu pekerjaan “dokumentasi”.

  2. Tata cara atau metode pembuktian tersebut harus dengan “cara yang sesuai”, artinya proses pembuktian tersebut ada tata cara atau metodenya, sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam CPOB.

  3. “Obyek” pembuktian adalah tiap-tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawsan mutu (ruang lingkup).

  4. Sasaran/target dari pelaksanaan validasi ini adalah bahwa seluruh obyek pengujian tersebut akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara terus menerus (konsisten).

Langkah-Langkah Pelaksanaan Validasi

Begitu luasnya cakupan validasi, terkadang membingungkan kalangan praktisi di industri farmasi untuk melaksanakan validasi. FDA dalam “Guideline on General Principles of Process Validation”, memberikan panduan langkah-langkah dalam pelaksanaan validasi, yang tertuang dalam “validation life cycle” berikut ini, yaitu:

  1. Membentuk Validation Comitee (Komite Validasi) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan validasi di industri farmasi yang bersangkutan.

  2. Menyusun Validation Master Plan (Rencana Induk Validasi), yaitu dokumen yang menguraikan (secara garis besar) pedoman pelaksanaan validasi di industri farmasi yang bersangkutan.

  3. Membuat Dokumen validasi, yaitu protap (prosedur tetap), protokol serta laporan validasi.

  4. Pelaksaan validasi.

  5. Melaksanakan Peninjauan Periodik, change control dan validasi ulang (revalidation).

Definisi Penilaian Objektif

Penilaian Objektif adalah penilaian yang diyakini keabsahan nya. Penelitian Objektif meliputi poin-poin penting yang harus dikerjakan mahasiswa secara invidual untuk penilaian sidang nanti. Untuk menyelesaikan Penilaian Objektif tersebut mahasiswa dapat di bimbing oleh masing-masing dosen pembimbing.

Definisi Sidang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)[10], sidang adalah pertemuan untuk membicarakan sesuatu ; rapat –itu dihadiri oleh semua anggota; segenap anggota dewan dan sebagainya (hakim, pengarang, pengurus) orang banyak; publik; para (untuk menyatakan banyak); sekalian: -- jemaah; pembaca (pendengar). Persidangan adalah perihal bersidang: - kemarin dianggap selesai; pertemuan untuk membicarakan sesuatu.

Kemudian berdasarkan pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa sidang adalah sebuah media diskusi yang melibatkan lebih dari 2 (dua) orang dengan materi pembahasan yang telah disepakati bersama, dan merupakan pertemuan formal untuk menghasilkan suatu putusan dengan menggunakan aturan-aturan yang jelas.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Sutarman (2012: 13)[11], Sistem Informasi adalah sistem dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan, informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi).

Menurut Atyanto Mahatmyo (2014: 6), “Sistem Informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke pengguna”.

Menurut Taufiq (2013: 17)[12], “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Dari ketiga definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu data yang dihimpun, dikategorikan, dan diproses sampai menjadi satu kesatuan informasi yang saling berkesinambungan satu sama lain dan saling mendukung sampai menjadi sebuah informasi yang bermanfaat bagi si penerimanya.

Klasifikasi Sistem Informasi

Sistem informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masing -masing organisasi. Klasifikasi sistem informasi tersebut sebagai berikut :

  1. Sistem informasi berdasarkan level organisasi.

  2. Dikelompokkan menjadi level operasional, level fungsional dan level manajerial.

  3. Sistem informasi berdasarkan aktivitas manajemen.

  4. Dikelompokan menjadi sistem informasi perbankan, sistem informasi akademik, sistem informasi kesehatan, sistem informasi asuransi dan sistem informasi perhotelan.

  5. Sistem informSistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis.

  6. Dikelompokan menjadi sistem informasi akuntansi, sistem informasi keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran dan sistem informasi sumber daya manusia.

Definisi Business Intelligence

Dikutip dari jurnal Muhammad Arifin yang berjudul Business Intelligence Untuk Prediksi Customer Churn Telekomunikasi (2014 : 2)[13], Menyatakan bahwa Business Intelligence merupakan salah satu bentuk implementasi teknologi informasi yang digunakan untuk membantu kegiatan seperti mengumpulkan data, menyediakan akses, serta menganalisa data dan informasi mengenai kinerja perusahaan. Dengan kegiatan BI tersebut maka sebuah organisasi atau perusahaan akan dengan mudah dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Singkatnya BI dapat diartikan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan (usaha) suatu organisasi. BI biasanya dikaitkan dengan upaya untuk memaksimalkan kinerja suatu organisasi.

Business Intelligence dapat membantu suatu organisasi mendapatkan pengetahuan yang jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi sehingga dapat membantu organisasi dalam pengambilan keputusan serta sekaligus meningkatkan keunggulan (competitive advantage). BI juga dapat membantu suatu organisasi dalam menganalisis perubahan tren yang terjadi sehingga akan membantu organisasi menentukan strategi yang diperlukan dalam mengantisipasi perubahan tren tersebut. Upaya memaksimalkan kinerja organisasi merupakan hal yang prioritas saat ini. Organisasi yang secara jelas mampu mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengimplementasikan strategi nya akan mampu berkembang dan berkompetisi lebih baik.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Business Intelligence adalah kumpulan teknik dan alat untuk mentransformasi dari data mentah menjadi sebuah informasi yang bermakna dan bermanfaat untuk tujuan analisis bisnis. Teknologi BI dapat mengatasi data yang tak berbentuk dalam kuantitas yang sangat besar untuk mengembangkan, mengidentifikasi, membantu dan selain itu membuat kemungkinan strategi bisnis yang baru. Tujuan dari BI adalah untuk mempermudah interpretasi dari jumlah data yang besar tersebut. Mengidentifikasi kesempatan yang baru dan mengimplementasikan sebuah strategi yang efektif bersumber pengetahuan dapat menyediakan bisnis suatu keuntungan pasar yang kompetitif dan stabilitas dalam jangka panjang.

Teori Khusus

Konsep Dasar Yii Framework

Definisi Yii Framework

Menurut Winesett (2012:9)[14], web framework digunakan untuk membantu proses pembuatan aplikasi berbasis web dengan menggunakan fungsi yang telah disediakan dalam framework tersebut. Aplikasi yang dibangun menggunakan suatu framework akan memiliki sifat-sifat dan kelebihan dariframework tersebut. Terdapat banyak framework untuk setiap bahasa pemrograman, salah satunya dari pemrograman PHP adalah Yii Framework.

Yii merupakan singkatan dari Yes It Is adalah framework yang diciptakan oleh Qiang Xue mulai tanggal 1 Januari 2008 dan dirilis tanggal 3 Desember 2008. Menurut Winesett (2012:9)[14], Yii merupakan framework aplikasi berbasis web yang dibangun dengan dasar PHP 5 sehingga memiliki kinerja yang tinggi, mudah, efisien dan extensible. Konsep yang digunakan Yii Framework adalah DRY (Don’t Repeat Yourself) yang berarti bahwa tidak ada duplikasi kode dan fungsi dalam Yii sehingga suatu fungsi yang telah dibuat dapat digunakan oleh kelas-kelas lain.

Berbagai macam kelebihan tersebut menjadikan Yii Framework sebagai framework PHP yang tepat digunakan untuk pengembangan softwareberbasis web dengan mudah, cepat dan efisien karena konsep DRY dalam Yii Framework. Konsep DRY dalam Yii Framework tersebut menyebabkan kode program dapat tersusun dengan rapi karena tidak terdapatnya duplikasi kode dan fungsi yang sama.

Konsep Dasar Website

Definisi Website

Menurut Arief (2011: 7)[15], “Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan protokol HTTP (hypertext transfer protocol) dan untuk mengakses nya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser”.

Menurut Murad (2013: 49)[16], “Web adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

Menurut Murad (2013: 49)[16], Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan website adalah sebuah tempat di internet, yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi client sehingga memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.

Jenis-Jenis Website

Menurut Arief (2011: 8)[15], ditinjau dari aspek content atau isi, web dapat dibagi menjadi 2 jenis,yaitu: web statis and web dinamis. Selain dari sisi content atau isi, web statis and web dinamis dapat dilihat dari aspek teknologi yang digunakan untuk membuat jenis web tersebut. Adapun jenis-jenis web:

  1. Web statis adalah web yang isinya atau content tidak berubah-ubah. Maksudnya adalah isi dari dokumen web tersebut tidak dapat diubah secara cepat dan mudah. Ini karena teknologi yang digunakan untuk membuat dokumen web ini tidak memungkinkan dilakukan perubahan isi atau data. Teknologi yang digunakan untuk web statis adalah jenis client side scripting seperti HTML, Cascading Style Sheet (CSS). Perubahan isi atau data halaman web statis hanya dapat dilakukan dengan cara mengubah langsung isinya pada file mentah web tersebut.

  2. Web dinamis adalah jenis web yang content atau isinya dapat berubah-ubah setiap saat. Web yang banyak menampilkan animasi flash belum tentu termasuk web dinamis karena dinamis atau berubah-ubah isinya tidak sama dengan animasi. Untuk melakukan perubahan data, user cukup mengubahnya langsung secara online di internet melalui halaman control panel atau administrasi yang biasanya telah disediakan untuk user administrator sepanjang user tersebut memiliki hak akses yang sesuai.

Konsep Dasar Ten Pillar IT iLearning (TPi)

Definisi Ten Pillar IT iLearning (TPi)

Dikutip dari Situs IT Roadmap, untuk memudahkan pengelolaan dan meningkatkan kepuasan pelayanan kepada sivitas akademika Perguruan Tinggi Raharja terutama dalam mendukung perkuliahan menggunakan metode iLearning maka perlu adanya 10 Pillar IT iLearning Perguruan Tinggi Raharja. Output yang diperoleh adalah merupakan hasil dari penelitian Tridharma Perguruan Tinggi antara dosen dengan mahasiswa yang diwadahi oleh Raharja Enrichment Centre.[17]


Gambar 2.1. Ten Pillar IT iLearning (TPi)
Sumber: http://roadmap.ilearning.me/
Jenis-jenis Ten Pillar IT iLearning (TPi)
  1. iRme (iLearning Raharja Multimedia e-Portfolio)

  2. Rinfo (Email Raharja.info)

  3. iDu (iLearning Education)

  4. iRan (iLearning Raharja Ask & News)

  5. iDuHelp!

  6. Widuri (Wiki iDu Raharja iLearning)

  7. Rooster (Role Online System Ticketing Raharja)

  8. iMe (iLearning Media)

  9. Magics (Multimedia Audio Gallery iLearning Community and Services)

  10. iSur (iLearning Survey)

Konsep Dasar Single Sign On

Definisi Single Sign On

Single Sign On (SSO) adalah suatu mekanisme dimana masing-masing user hanya memiliki satu akun yang berfungsi sebagai identitas user satu-satunya. Satu akun ini dapat digunakan untuk meminta izin dari sistem supaya user dapat mengakses berbagai aplikasi dengan username dan password yang sama dalam sesi tertentu. Single Sign Onmengurangi jumlah human error yang merupakan alasan kegagalan utama dari sebuah sistem.

Kategori SSO
  1. SSO untuk autentikasi (eg: OpenId, fbconnect, twitter signin) Intinya SSO server hanya memberikan service apakah user A sudah terautentikasi atau belum, SSO servertidak melakukan proses otorisasi atas user yang sedang aktif tersebut. Proses otorisasi sendiri dilakukan di setiap aplikasi. Sekarang kita lihat contoh yang sudah ada. OpenId dan fbconnect. OpenId adalah contoh yang sangat jelas mendeskripsikan SSO autentikasi ini. Pada saat kita akan memberikan komentar pada sebuah blog dan kita bisa menggunakan OpenId. Dimana OpenId hanya memberi tahu wordpress bahwa user ini sudah terautentikasi. dan wordpress sendiri bisa memiliki data user contohnya seperti nama dan alamat email. Sama halnya pada saat kita menggunakan fbconnect untuk hal yang sama. Apabila kita sudah terautentikasi di facebook, facebook tidak akan mengatur otorisasi user di aplikasi client, jadi hanya sebatas proses autentikasi.

  2. SSO untuk otorisasi (eg: OAuth, fbconnect, twitter signin) berbeda halnya dengan autentikasi, tugas SSO server untuk SSO-otorisasi sedikit lebih berat, karena sesudah memastikan user telah terautentikasi, tugas SSO server belum selesai sampai disitu. Karena SSO server masih mempunyai tugas yaitu harus menghandle otorisasi untuk user tersebut. Seperti pada kasus twitter API yang menggunakan OAuth. Proses autentikasi user dan otorisasi untuk update status/timeline dilakukan oleh OAuth. Sejauh ini aplikasi jadi untuk SSO yang free adalah CAS & Josso. Keduanya hanya untuk authentication dan keduanya sama-sama jalan di atas JSP. Kenapa aplikasi SSO, sejauh ini seperti yang kita ketahui semuanya dibangun di atas JSP, belum pernah ditemukan yang dibangun di atas PHP.

Konsep Dasar Widuri

Definisi Widuri

Dikutip dari iMe Widuri, Widuri (Wiki iDu Raharja iLearning) merupakan sistem pelayanan informasi dengan menggunakan Wiki. Dimana pembaca dapat secara bebas mengakses dan membaca artikel serta informasi didalamnya. Dan pengguna terdaftar dapat membuat artikel baru yang belum tersedia serta memperbaiki artikel yang telah ada atau dibuat oleh orang lain. Sehingga Widuri mendukung pembuatan artikel yang terkolaborasi. Artikel yang ada di Widuri selalu dalam tahap penyempurnaan, karena informasi yang terdapat didalamnya selalu berkembang.

Widuri dalam menunjang sistem pelayanan yang kolaboratif pada Perguruan Tinggi Raharja juga diharapkan dapat memberikan informasi yang terpercaya, sehingga mahasiswa tidak meragukan informasi yang didapatkan serta memudahkan dalam mengakses informasi.

Adapun artikel yang terdapat di Widuri antara lain :

  1. Artikel mengenai Perguruan Tinggi Raharja.

  2. Artikel mengenai profil Pribadi Raharja, baik mahasiswa maupun dosen pengajar Raharja.

  3. Artikel mengenai Laporan KKP/TA/Skripsi pada Perguruan Tinggi Raharja.

Dikutip dari iRAN, WIDURI itu kepanjangan dari Wiki iDu Raharja iLearning. Dilihat dari namanya wiki, WIDURI ini menggunakan media dari Wiki. Istilah Wiki yang dikutip dari Wikipedia adalah sebuah situs web (atau koleksi dokumen hiperteks lainnya) yang memperbolehkan penggunanya menambah atau mengubah isi situs tersebut. Istilah ini juga dapat merujuk kepada software kolaboratif yang digunakan untuk menciptakan situs web semacam itu. Konsepnya mirip seperti Wikipedia. Istilah Wikipedia yang dikutip dari situs Wikipedia sendiri yaitu proyek ensiklopedia multibahasa dalam jaringan yang bebas dan terbuka. Namun Widuri memiliki arti dan keistimewaan sendiri.

Dikutip dari IT Roadmap Widuri adalah media sharing dan kolaborasi yang disediakan oleh Perguruan Tinggi Raharja yang bisa digunakan oleh seluruh Pribadi Raharja. Widuri bisa digunakan untuk membuat laporan penelitian, CV, dan keperluan lainnya yang nantinya bisa menjadi sarana kolaborasi.[18]

Keistimewaan Widuri

Widuri memiliki keistimewaan karena dapat mereview CV (Curriculum Vitae) dan artikel sehingga mengurangi kesalahan penulisan dan plagiarisme dengan bantuan FGR (First Generation Resources) sehingga mengurangi terjadinya kesalahpahaman dalam menangkap informasi yang ada pada artikel dan dapat mengetahui seberapa besar tingkat plagiarisme yang terdapat dalam suatu artikel.

Logo Widuri

Logo merupakan gambar yang digunakan sebagai tanda pengenal yang mewakili suatu produk yang digunakan untuk memudahkan seseorang untuk menghafal dan mengenali suatu produk dan juga agar tidak tertukar produk yang satu dengan yang lainnya.

Logo juga memiliki filosofi yang sesuai dengan gambarnya. Seperti Widuri ini memiliki logo beserta filosofinya sebagai berikut :

  1. Tulisan Widuri berwarna hijau dapat diartikan seperti tanaman dan pohon, kesuburan, pertumbuhan, muda, pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan dan persahabatan. Jadi widuri ini bisa menjadi pertumbuhan dan pembaharuan yang lebih baik lagi.

  2. Lambang globe yang berwarna biru-putih, karena globe itu melambangkan dunia, sehingga widuri dapat mencangkup wawasan yang luas seperti Wikipedia.

  3. Lambang globe yang berwarna cerah melambangkan Pribadi Rraharja memiliki personal yang power full dan optimis dalam membuat artikel ilmiah secara luas.

  4. Garis yang berwarna hijau diartikan bahwa Pribadi Raharja tetap pada ruang lingkup yang seharusnya menjadi dasar Pribadi Raharja.

Konsep Dasar Future IT Raharja (FIR)

Definisi FIR

FIR adalah kepanjangan dari Future IT Raharja, yang berisi kumpulan dari project-project IT masa depan yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi Raharja yang bermanfaat untuk menunjang kegiatan perkuliahan serta pembelajaran para Pribadi Raharja. Tak hanya itu FIR juga menopang jalannya kegiatan TPi (Ten Pilar IT iLearning). Project FIR juga terus di lakukan pengembangan demi penyempurnaan untuk setiap project nya agar bisa bergabung menjadi salah satu dari anggota TPi.

Jenis-jenis FIR

Adapun jenis-jenis FIR, diantaranya:

  1. SIS+

  2. RhjFox

  3. Magics Channel

  4. PEN+

  5. Airzone

  6. GO+ (Green Orchestra Plus)

  7. Virtual Account

  8. ZPreneur

  9. Zford

  10. iLP (iLearning Plus)

  11. DID (Dream Innovation Day)

  12. PESSTA+

  13. HKI (Hak Kekayaan Intelektual)

Konsep Dasar PESSTA+

Definisi PESSTA+

PESSTA+ (Penilaian Sidang Skripsi dan Tugas Akhir Plus) merupakan sebuah perkembangan dari sistem PESSTA. PESSTA+ adalah sebuah sistem validasi jurnal dan hibah yang dilakukan oleh mahasiswa secara online dan mandiri. Guna membuktikan bahwa mahasiswa atau Pribadi Raharja telah membuat artikel ilmiah yang lolos atau telah terbit di jurnal yang diakui oleh SK No 821 Tentang Ketentuan Jurnal Ilmiah Untuk Penilaian Objektif yang Diakui di Perguruan Tinggi Raharja maka perlu dilakukan validasi jurnal di PESSTA+.

Keistimewaan PESSTA+

PESSTA+ menjadi sangat istimewa karena hal-hal yang terdapat pada sistem PESSTA+ membuat pelaksanaan sidang menjadi lebih efektif karena nilai validasi jurnal sudah tidak perlu dicek manual oleh penguji melainkan penguji hanya perlu mengakses sistem PESSTA+ dan mencari nama peserta sidang tersebut apakah sudah layak atau belum. Peserta sidang bisa submit sendiri validasi jurnalnya kapanpun dan dimanapun tanpa perlu menunggu pelaksanaan sidang berlangsung.

Dengan hadirnya PESSTA+ maka ketentuan jurnal ilmiah yang diakui pada Perguruan Tinggi Raharja pun diterapkan kembali, karena sistem PESSTA+ hanya meloloskan jurnal yang diakui di Perguruan Tinggi Raharja.

Logo PESSTA+

Logo adalah sebuah gambar atau sekedar sketsa yang memiliki arti tertentu, dan juga mewakili arti dari perusahaan, organisasi, daerah, lembaga, negara, produk, dan hal lainnya yang membutuhkan sesuatu yang singkat dan juga mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya.

Logo harus mempunyai kerangka dasar dan filosofi berupa konsep dengan tujuan membentuk sifat yang berdiri sendiri atau mandiri. Logo pada umumnya dikenal oleh penglihatan atau visual, seperti ciri khas berbentuk warna dan rupa logo tersebut.

Gambar 2.2. Logo PESSTA+
Sumber : http://pesstaplus.raharja.me/

PESSTA+ terdiri dari 4 warna yaitu hijau, biru, coklat, dan emas.

  1. Filosofi warna Hijau merupakan warna pertumbuhan, berhubungan dengan kehidupan yang baru dan pembaharuan. Membantu dalam hal pengambilan keputusan, membantu dalam melihat semua sisi dengan jelas. Warna hijau juga melambangkan kampus Raharja.

  2. Filosofi warna emas memiliki arti kesan aktif, kemakmuran dan dinamis. Seperti PESSTA+ yang sangat dinamis.

  3. Filosofi warna biru menghadirkan kesan kekuatan teknologi, air, udara, kebersihan.

  4. Warna hitam memiliki arti warna misteri karena sangat susah untuk didefinisikan secara pasti, yaitu mempunyai dua makna yang tidak selaras dan bertentangan. Dalam satu sisi, hitam menjadi warna yang solid, tegas, dan kuat, yang menggambarkan tentang kekuatan dan kecanggihan sistem PESSTA+ tersebut.

Tujuan PESSTA+
  1. Mempersingkat waktu pelaksanaan yang terbuang percuma hanya untuk pengecekan validasi jurnal.

  2. Menerapkan Surat Keputusan Perguruan Tinggi Raharja No 821 tentang ketentuan jurnal ilmiah yang diakui di Perguruan Tinggi Raharja.

  3. Mahasiswa bisa submit validasi jurnal secara mandiri dan online kapanpun dan dimanapun, bahkan bisa submit validasi jurnal sejak semester 1 jika memang sudah ada.

Konsep Dasar SWOT

Definisi SWOT

Menurut Rangkuti (2011: 199)[19], penelitian memastikan bahwa kinerja perusahaan bisa ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut perlu dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness dan juga lingkungan eksternal opportunities dan threats yang berada di dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

  1. Kuadran 1

  2. Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Organisasi perusahaan tersebut mempunyai peluang dan kekuatan sehingga bisa memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang perlu ditetapkan dalam situasi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

  3. Kuadran 2

  4. Walaupun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan/organisasi masih mempunyai kekuatan dari segi internal. Strategi yang perlu diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

  5. Kuadran 3

  6. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini serupa dengan question mark pada BCG matriks. Fokus dari strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga bisa merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi penelitian kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

  7. Kuadran 4

  8. Ini merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Menurut Kadir (2014: 416)[20] Analisa SWOT mengandung 4 (empat) bagian :1) strengths (S) atau kekuatan, 2) weaknesses (W) atau kelemahan, 3) opportunities (O) atau peluang, 4) threats (T) atau ancaman.

  1. Kekuatan menyatakan karakteristik yang memberi keuntungan untuk organisasi.

  2. Kelemahan menyatakan karakteristik yang harus diperbaiki supaya memberikan keuntungan bagi organisasi.

  3. Peluang menyatakan karakteristik yang apabila dimanfaatkan bisa memberikan.

  4. Ancaman menyatakan karakteristik yang memberikan masalah bagi organisasi sehingga perlu dilakukan penanganan untuk mengatasinya.

Tujuan Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011: 197)[19], tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Guritno dkk (2011: 302)[21], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Jenis - Jenis Elisitasi

Menurut Guritno dkk (2010:302)[21], “Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap”, yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi Tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi Tahap II

  4. Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.

    1. (M) pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. (D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.

    3. (I) pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  5. Elisitasi Tahap III

  6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.

    1. (T) artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. (O) artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    3. (E) artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut:

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

    2. (M) : Mampu untuk dikerjakan.

    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

  7. Final Draft Elicitation

  8. Menurut Guritno dkk (2010:304)[21], “Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan".

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML

Menurut Widodo, (2011:6)[22], “UML adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.

Menurut Nugroho (2010:6)[23], ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan UML adalah bahasa pemodelan yang digunakan sebagai penyederhana permasalahan yang komplek.

Jenis - Jenis UML

Menurut Widodo (2011:10)[22], Berikut ini adalah definisi mengenai 3 diagram UML :

  1. Use Case Diagram : Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas).

  2. Sequence Diagram : Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam waktu tertentu.

  3. Activity Diagram : Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Sulindawati (2011:8)[24], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengopersian.

Menurut Adelia (2011:116)[25], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”. Flowchart menolong analyst dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian.Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa flowchart atau diagram alur adalah bagan yang menggambarkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya, langkah awal dalam pembuatan program sehingga dengan adanya flowchart urutan proses kegiatan menjadi lebih jelas.

Jenis-jenis Flowchart

Menurut Sulindawati (2011:8)[24], Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

  2. Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk sistem. Flowchart sistem terdiri dari tiga data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).

  3. Flowchart Paperwork (Document Flowchart)

  4. Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem.Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat atau disimpan.

  5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

  6. Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standart, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripeheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skemantik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh sesorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.

  7. Flowchart Program (Program Flowchart)

  8. Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem.Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan.Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi.Programmer menggunakan Flowchart Program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer.Analisa sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

  9. Flowchart Proses (Process Flowchart)

  10. Flowchart Proses merupakan teknik menggambarkan rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus. Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, Flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan.

Konsep Dasar HIPO

Definisi HIPO

Menurut Praptiningsih (2012:03)[26], “HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu yang digunakan untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output”.

Menurut Amsyah (2008:284)[27], bagan HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) aslinya dibuat oleh IBM sebagai alat untuk mendokumentasikan program. Bagan HIPO secara jelas memperagakan apa yang dikerjakan suatu program, data apa yang digunakan, dan keluaran yang dihasilkannya. Bagan HIPO lebih mudah dibaca dibanding dengan bagan arus, sangat rinci, fleksibel, mudah dimodifikasi, dan dikelola. Dalam membuat bagan HIPO, terdapat tiga jenis diagram, yaitu: daftar isi visual (the visual table of contents/VTOC), diagram peninjauan, dan rincian diagram.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan HIPO merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM yang sebenarnya merupakan alat dokumentasi program dan sekarang banyak digunakan sebagai alat design dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. Berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul didalam sistem digambarkan oleh fungsi utamanya.

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box Testing

Menurut pandangan beberapa ahli Black Box Testing dapat diartikan, antara lain sebagai berikut:

Menurut Soetam Rizky (2011:264)[28], berpendapat bahwa “Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”.

Menurut Agustiar Budiman (2012:4)[29], berpendapat bahwa “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.”

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang di titik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba black box bukan merupakan alternatif dari uji coba white box, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode white box testing. Black Box Testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.

Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

  2. Kesalahan interface

  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

  4. Kesalahan performa

  5. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Tidak seperti metode white box yang dilaksanakan diawal proses, uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

  5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

  6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

  5. Melakukan pengujian.

  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

Motode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

  1. Equivalence Partioning

  2. Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

  3. Boundary Value Analysis

  4. Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

  5. Cause-Effect Graphing Techniques

  6. Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

    1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

    2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

    3. Grafik dikonversikan ke dalam tabel keputusan.

    4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

  7. Comparison Testing

  8. Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

  9. Sample and Robustness Testing

    1. Sample Testing

    2. Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

    3. Robustness Testing

    4. Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

    5. Behavior Testing dan Performance Testing

      1. Behavior Testing

      2. Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

      3. Performance Testing

      4. Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

    6. Requirement Testing

      1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

      2. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

      3. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

    7. Endurance Testing

    8. Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

      Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Literature Review

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Aminudin (2014)[30] yang berjudul “Implementasi Single Sign On (SSO) Untuk Mendukung Interaktivitas Aplikasi E-Commerce Menggunakan Protocol Oauth”. Penelitian ini mengulas tentang teknologi Single Sign On yang merupakan teknologi yang diminati, terutama di jaringan yang sangat besar dan heterogen (dalam sistem operasi saat ini dan aplikasi yang digunakan oleh komputer berasal dari banyak vendor diminta untuk mengisi informasi itu sendiri ke setiap platform yang berbeda untuk diakses oleh pengguna). Dengan menggunakan SSO, pengguna hanya cukup berusaha untuk otentikasi hanya sekali untuk mendapatkan izin, akses ke semua layanan yang terdapat dalam jaringan.

  2. Penelitian yang di lakukan oleh Muftia Alfian (2016)[31] yang berjudul “Sistem Informasi Seminar dan Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura”. Penelitian ini membahas tentang Tugas Akhir (TA) yang merupakan mata kuliah yang berisi kegiatan berupa penyusunan karya ilmiah oleh mahasiswa di setiap program studi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara seksama dengan bimbingan dosen pembimbing. Pelaksanaan TA di Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura terdiri dari empat tahap, yaitu pengajuan judul, seminar proposal, seminar hasil dan sidang skripsi.Tahap pengajuan judul telah dilaksanakan melalui Sistem Pendukung Outline Tugas Akhir (SPOTA).

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Slamet Arif Billah dan Selamet Hariadi (2010)[32] dengan judul “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Sidang Skripsi Menggunakan Metode Object Oriented”. Penelitian ini berisi masalah pada sistem yang telah ada, yaitu kurang terintegrasinya data terkait sidang skripsi, pelaporan yang masih dikerjakan secara manual, dan databasing yang kurang sistematis. Solusi dari permasalahan yang ada adalah dengan implementasi OOP sebagai metodologi dalam analisis, perancangan dan pemrograman sistem sidang skripsi mulai dari pembimbingan skripsi, pelaksanaan sidang, penilaian hasil sidang, sampai pada pelaporan-pelaporan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan implementasi OOP pada aplikasi sistem sidang skripsi yang diharapkan menjadi solusi dari keterbatasan-keterbatasan sistem yang ada. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa aplikasi sidang skripsi yang menggunakan metode OOP memiliki banyak keunggulan, diantaranya adalah sifat reusability program, maintenance yang tidak rumit, dan mudah untuk dikembangkan.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Meilla Dwi Nurmala, Tri Hartiti Retnowati (2013)[33] yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Skripsi Mahasiswa”. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan instrumen penilaian yang sahih dan handal untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam membuat karya ilmiah.Melalui instrumen tersebut para dosen dapat melakukan penilaian secara objektif. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.Penetapan konstruk instrumen penilaian dokumen (skripsi) dan performance dilakukan melalui pendapat para dosen, pakar pengukuran. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa dari jurusan Bahasa Inggris, Ilmu Keolahragaan, dan Tarbiyah dan dosen dari UPI Kampus Serang, STKIP Situs Banten, dan IAIN Sultan Hasanuddin Serang. Penentuan Validitas instrumen penilaian skripsi mahasiswa telahteruji melalui expert judgment, Teknik Delphi dan focus group discussion sebanyak 1 kali dan perhitungan statistik validitas menggunakan formula Aiken’s V yang memiliki hasil rata -rata keseluruhan 0,80. Penentuan koefisien reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan alpha Cronbach dan Anova tiga jalur (three way anova). Alpha Cronbach memiliki hasil rata-rata koefisien secara keseluruhan sebesar 0,98 dan Anova tiga jalur (three way anova), rata-rata koefisien three way anova secara keseluruhan sebesar 0,87. Kedua nilai rata-rata ini telah memenuhi kriteria minimum yang disyaratkan yaitu 0,70. Dengan demikian Instrumen yang telah dikembangkan ini dapat dipergunakan oleh pihak universitas, karena telah memenuhi syarat valid dan reliabel.

  5. Penelitian yang di lakukan oleh Arni Retno Mariana, Agus Budiman, Nina Septiana (2013)[34] yang berjudul “Sistem Informasi Aplikasi Penilaian Sidang Berbasis Web di STMIK BINA SARANA GLOBAL” penelitian ini membahas tentang Sistem yang berjalan saat ini yaitu dalam penginputan nilai skripsi dan pembuatan berita acara sidang skripsi masih menggunakan Ms.Excel. Kesulitan lain yang dihadapi adalah keterlambatan dosen pembimbing dalam pemberian nilai bimbingan skripsi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diupayakan penyelesaiannya, dan menurut penulis, mengembangkan suatu sistem informasi. Pemodelan yang digunakan adalah pemodelan UML yang berisi perancangan dan analisa dari sistem sebelumnya. Dalam pengembangan sistem Informasi penilaian sidang skripsi akan menggunakan Aplikasi berbasis Web guna mengoptimalkan pengelolaan informasi terutama untuk permasalahan penyimpanan data mahasiswa dan nilai sidang skripsi, karena lemahnya pengelolaan sistem informasi data mahasiswa dan nilai sidang skripsi tentunya akan merugikan bagian prodi.

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Indri Handayani, Qurotul Aini, Fanni Oktaviani (2016) yang berjudul “Penerapan Sistem Validasi Jurnal di PESSTA+ Sebagai Penilaian Artikel Ilmiah dalam Mendukung Kegiatan Civitas Akademika” penelitian ini membahas tentang PESSTA (Penilaian Sidang Skripsi dan Tugas Akhir) adalah sebuah sistem pelayanan kampus yang ditujukan bagi dewan penguji dalam menyusun alur pelaksanaan sidang, peserta sidang maupun penonton sidang dalam pelaksanaan sidang skripsi dan tugas akhir pada Perguruan Tinggi Raharja. Untuk sistem PESSTA ini belum bisa secara otomatis mengakses poin validasi jurnal dan juga belum diberlakukan SK (Surat Keputusan) yang menentukan jurnal yang diakui dan tidak diakui di Perguruan Tinggi Raharja. Maka dari itu penulis melakukan metode pengumpulan data dan rumusan masalah yang sering terjadi saat ini. Hasil akhir penelitian ini adalah menggunakan sebuah sistem baru yang bernama PESSTA+ (Penilaian Sidang Skripsi dan Tugas Akhir Plus) yang saat ini sedang dalam tahap pembuatan. Dalam implementasinya terdapat beberapa poin salah satunya adalah validasi jurnal. Dengan adanya sistem ini diharapkan mahasiswa dapat dengan mudah melakukan validasi jurnal dan mendapatkan nilai yang valid sebagai salah satu syarat kelulusan pada Perguruan Tinggi Raharja.[35]

  7. Penelitian yang dilakukan oleh Christopher J. Roy dan William L. Oberkampf pada tahun 2011 penelitian ini berjudul “A Comprehensive Framework For Verification, Validation, and Uncertainty Quantification in Scientific Computing”. Approaches for propagating both types of uncertainties through the model to the system response quantities of interest are briefly discussed. Numerical approximation errors (due to discretization, iteration, and computer round off) are estimated using verification techniques, and the conversioon of these errors into epistemic uncertainties is discussed. Model form uncertainty is quantified using (a) model validation procedures, i.e., statistical comparisons of model predictions to available experimental data, and (b) extrapolation of this uncertainty structure to points in the application domain where experimental data do not exist. Finally, methods for conveying the total predictive uncertainty to decision makers are presented. The different steps in the predictive uncertainty framework are illustrated using a simple example in computational fluid dynamics applied to a hypersonic wind tunnel.[36]

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Gabriel Tamura Norha M. Villegas dan Hausi A. Muller pada tahun 2011 penelitian ini berjudul “Towards Practical Runtime Verification And Validation Of Self-Adaptive Software Systems”. Software validation and verification (V&V) ensures that software products satisfy user requirements and meet their expected quality attributes throughout their lifecycle. While high levels of adaptation and autonomy provide new ways for software systems to operate in highly dynamic environments, developing certifiable V&V methods for guaranteeing the achievement of self-adaptive software goals is one of the major challenges facing the entire research field. In this chapter we (i) analyze fundamental challenges and concerns for the development of V&V methods and techniques that provide certifiable trust in self-adaptive and self-managing systems; and (ii) present a proposal for including V&V operations explicitly in feedback loops for ensuring the achievement of software self-adaptation goals. Both of these contributions provide valuable starting points for V&V researchers to help advance this field.[37]

  9. Penelitian yang dilakukan oleh Ashirwad J. Chowriappa pada tahun 2013 penelitian ini berjudul “Development and Validation of a composite scoring system for robot-assisted surgical training-the Robotic skills Assessment Score”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh sebuah sistem penilaian standar tidak ada dalam penilaian maya berbasis realitas metrik untuk menggambarkan keterampilan bedah aman dan penting dalam operasi dibantu oleh robot. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan mencetak penilaian bersama dengan validasi konstruk. Robotic Keterampilan Penilaian terutama berfokus pada keselamatan di bidang operasi, kesalahan kritis, ekonomi, bimanual ketangkasan, dan waktu. Berikut, RSA-Score yang dievaluasi lebih lanjut untuk validasi konstruk dan kelayakan. uji korelasi Spearman dilakukan antara tugas menggunakan RSA-Skor menunjukkan tidak ada korelasi silang. Hasil penelitian diusulkan RSA-Score ini dievaluasi ahli bedah non-robot (n ¼ 15) dan ahli bedah ahli-robot (n ¼ 12). Kelompok ahli menunjukkan secara signifikan lebih baik kinerja pada semua empat tugas dibandingkan dengan kelompok pemula. Validasi RSAScore yang dalam penelitian ini dilakukan pada Simulator Bedah Robotic. Kesimpulan: RSA-Score adalah sistem penilaian yang valid yang dapat dimasukkan dalam maya berbasis realitas simulator bedah untuk mencapai standar penilaian fundamental tenda bedah selama operasi dibantu oleh robot.[38]

  10. Penelitian ini dilakukan oleh Victor Naroditskiy pada tahun 2012, penelitian ini berjudul “Verification in Referral-Based Crowdsourcing”. Penelitian ini membahas mengenai pada tugas-tugas pengumpulan informasi di mana informasi yang jarang dicari melalui "crowdsourcing berdasarkan rujukan-": permintaan informasi disebarkan secara rekursif melalui undangan antara anggota jaringan sosial. Sedangkan pekerjaan sebelumnya dianalisis insentif bagi proses rujukan dalam pengaturan dengan hanya laporan yang benar, sebuah contoh untuk memotivasi adalah DARPA Red Balloon Tantangan mana tingkat misreporting sangat tinggi. Dalam rangka untuk melakukan studi formal verifikasi, kami memperkenalkan model di mana agen dapat mengerahkan usaha mahal untuk melakukan verifikasi dan laporan palsu bisa dikenakan sanksi. Ini adalah model pertama dari verifikasi dan menyediakan berbagai arah untuk penelitian masa depan, yang kita tunjukkan. Hasil teoritis utama kami adalah skema kompensasi yang meminimalkan biaya mengambil jawaban yang benar.[39]


BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Banyaknya perguruan tinggi yang ada di Kota Tangerang khususnya di bidang IT (Information Technology) nyata nya masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan sebuah data secara terkomputerisasi pada setiap bidang.

Dalam dunia perkantoran, baik instansi pemerintah maupun swasta sangat dekat dengan dunia komputer, alat-alat canggih, serta teknologi lainnya sangatlah berkembang dengan pesat sehingga setiap saat selalu berubah-ubah. Maka dari itu, Perguruan Tinggi Raharja yang mempunyai misi tersendiri, turut ikut serta dalam membantu program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa Indonesia dan juga meningkatkan sumber daya manusia untuk menghadapi blue ocean.

Para pendiri Perguruan Tinggi Raharja berambisi membantu pemerintah dan masyarakat Kota Tangerang dengan hadirnya Perguruan Tinggi Raharja yang didirikan oleh Yayasan Nirwana Nusantara (YRI). Perguruan Tinggi Raharja tercatat sudah berdiri sejak tahun 2001 dan merupakan perguruan tinggi dalam bidang pendidikan komputer terbaik.

Sejarah Singkat Perguruan Tinggi Raharja

Awal mula berdirinya Perguruan Tinggi Raharja hanyalah sebuah lembaga kursus komputer yang diberi nama LPPK (Lembaga Pendidikan dan Penelitian Komputer) Raharja. Pada saat itu, LPPK berada di Jalan Gatot Subroto KM.2 Harmoni Mas Cimone, Tangerang. Lika-liku perjalanan Perguruan Tinggi Raharja bisa dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1. Sejarah Perguruan Tinggi Raharja

Tak hanya sampai disitu, dalam meningkatkan kualitas lulusan Perguruan Tinggi Raharja yang sudah disesuaikan dengan Rencana Induk Pengembangan (RIP) Raharja, selama kurun waktu kurang dari 5 tahun sudah berdiri Universitas Raharja.

  1. Jurusan/Program Studi Perguruan Tinggi Raharja

  2. Tabel 3.2. Jurusan/Prodi Pada STMIK Raharja

    Raharja yang terdiri dari 3 (tiga) jurusan, diantaranya Sistem Informasi, Teknik Informasi, dan Sistem Komputer.

  3. Jurusan/Prodi AMIK Raharja Informatika

  4. Tabel 3.3 Jurusan/Prodi Pada AMIK Raharja Informatika

    Tabel 3.3. Merupakan tabel jurusan/prodi yang ada pada AMIK Raharja Informatika yang terdiri dari 3 (tiga) jurusan, diantaranya Manajemen Informatika, Teknik Informasi, dan Komputer Akuntansi.

Visi, Misi dan Tujuan Perguruan Tinggi Raharja

Visi Perguruan Tinggi Raharja

Tabel berikut ini merupakan Visi Perguruan Tinggi Raharja:

Tabel 3.4. Visi Perguruan Tinggi Raharja


Misi Perguruan Tinggi Raharja

Demi mencapai visi yang sudah di targetkan sejak awal, Perguruan Tinggi Raharja selalu berusaha untuk melaksanakan misinya seperti tabel di bawah ini :

Tabel 3.5. Misi Perguruan Tinggi Raharja

Visi dan misi yang sudah dijelaskan di atas harus dimengerti dan juga dipahami dengan kesadaran komitmen pada mutu yang menjadi tujuan dalam manajemen dan pada sistem pendidikan di Perguruan Tinggi Raharja. Kualitas bisa disebut dengan sebuah dimensi yang merupakan bagian dari apa yang disebut “Total Qualitas Manajemen”. Konsep berfikir kualitas terdiri dari: performance (kinerja), feature (fasilitas), durability (daya tahan), reliability (kehandalan), conformity (kesesuaian), esthetic (keindahan), dan easy to be repaired (kemudahan perbaikan). Pada ketujuh elemen tersebut, merupakan perhatian utama bagi manajemen dan sistem pendidikan Perguruan Tinggi Raharja yang tertulis dalam ISO9001 : 2008 (Sistem Manajemen Mutu Raharja)

Tujuan Perguruan Tinggi Raharja

Demi melaksanakan apa yang menjadi motto sebuah instansi, maka dari itu Perguruan Tinggi Raharja mempunyai tujuan yang sudah dirangkum tabel 3.6. di bawah ini:

Tabel 3.6. Tujuan Perguruan Tinggi Raharja

Arti Nama Raharja

Arti nama Raharja terinspirasi dari motto kota dan kabupaten Tangerang, yaitu Bhakti Karya Adhi Kerta Raharja dan Setya Karya Kerta Raharja yang artinya adalah kesejahteraan dan dalam arti luas nya adalah niat dan keinginan pendiri demi membantu pemerintah ikut andil dalam membangun masyarakat yang sejahtera melalui ilmu teknologi informasi dan komputer. Get The Better Future By Computer Science (meraih sukses yang gemilang dengan ilmu komputer) adalah motto dari Perguruan Tinggi Raharja.

Arti Green Campus

Gambar 3.1. Green Campus
Sumber : Identitas Raharja, raharja.ac.id

Sesuai dengan namanya, Green Campus berarti Kampus Hijau. Sehingga arti dari Kampus Hijau itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu Green atau biasa disebut dengan Green Leaves yang bisa diartikan ‘masih hijau’. Dalam arti luas nya menjadi generasi muda Indonesia adalah bibit unggul yang masih hijau dan Green Campus memberi potensi untuk melahirkan generasi pribadi yang matang dan juga berguna bagi bangsa dan negara. Sedangkan Green dalam konteks Green Power memiliki arti financial. Sebagai instansi pendidikan, Green Campus dapat memberi kekuatan untuk menunjang seluruh aktifitas perkuliahan untuk mewujudkan pribadi raharja yang mandiri secara financial (financially independent).

Arti Pribadi Raharja

Gambar 3.2. Pribadi Raharja
Sumber : Identitas Raharja, raharja.ac.id

Pribadi Raharja adalah cerminan almamater Perguruan Tinggi Raharja yang wajib mempunyai keyakinan bahwa perguruan tinggi benar-benar harus merupakan lembaga ilmiah dan kampus benar-benar harus merupakan masyarakat ilmiah. Perguruan tinggi sebagai almamater (ibu asuh) merupakan suatu kesatuan yang bulat dan mandiri.

Pribadi Raharja meliputi empat unsur Civitas Akademika, yaitu Dosen, Staff/Karyawan Administratif, mahasiswa dan juga alumni. Dimana civitas tersebut mesti berbakti kepada almamater dan mengabdi kepada rakyat, bangsa dan negara melalui almamater dengan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Struktur Organisasi

Dalam organisasi, instansi, maupun perusahaan patut memiliki sebuah struktur organisasi yang digunakan demi memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha untuk menunjukkan kerangka hubungan di antara fungsi, bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab anggota organisasi. Disamping itu pula untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan penggandaan fungsi yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi. Hal tersebut sama halnya dengan Perguruan Tinggi Raharja yang mempunyai struktur organisasi divisi akademik sebagai berikut:


Gambar 3.3. Struktur Organisasi Divisi Akademik Perguruan Tinggi Raharja

Tugas dan Tanggung Jawab

Berikut merupakan tabel wewenang serta tanggung jawab bagian yang ada pada Perguruan Tinggi Raharja:

  1. Presiden Direktur

  2. Tabel 3.7. Presiden Direktur
  3. Direktur

  4. Tabel 3.8. Direktur
  5. Pembantu (Bidang Akademik)

  6. Tabel 3.9. Pembantu (Bidang Akademik)
  7. Pembantu Direktur II (Administrasi)

  8. Tabel 3.10. Pembantu Direktur II (Administrasi)
  9. Pembantu Direktur III (Bidang Kemahasiswaan)

  10. Tabel 3.11. Pembantu Direktur III (Bidang Kemahasiswaan)
  11. Asisten Direktur Akademik

  12. Tabel 3.12 Asisten Direktur Akademik
  13. Kepala Jurusan

  14. Tabel 3.13. Kepala Jurusan
  15. Asisten Direktur Finansial

  16. Tabel 3.14 Asisten Direktur Finansial


  17. Layanan Keuangan Mahasiswa (LKM)

  18. Tabel 3.15. Layanan Keuangan Mahasiswa (LKM)
  19. Asisten Direktur Operasional (ADO)

  20. Tabel 3.16. Asisten Direktur Operasional (ADO)
  21. Registrasi Perkuliahan Ujian (RPU)

  22. Bagian dari Registrasi Perkuliahan Ujian (RPU) terdiri dari:

    1. Layanan Registrasi Mahasiswa (LRM)

    2. Tabel 3.17. Layanan Registrasi Mahasiswa (LRM)
    3. Perkuliahan dan Ujian (PU)

    4. Tabel 3.18. Perkuliahan dan Ujian (PU)

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan tentang prosedur sistem yang berjalan.

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur sistem yang sedang berjalan saat ini, untuk menyatakan bahwa peserta sidang sudah memenuhi poin widuri pada penilaian objektif mahasiswa menulis laporan widuri, penguji harus mengecek laporan widuri dari awal sampai akhir, penguji input nilai poin widuri untuk dimasukkan ke dalam sistem PESSTA (Penilaian Sidang Skripsi Dan Tugas Akhir).

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisa sistem berjalan, penelitian ini menggunakan Flowchart dan Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan rancangan prosedur dan proses yang berjalan saat ini yaitu sebagai berikut :

Flowchart Sistem Yang Berjalan
Gambar 3.4. Flowchart Sistem Yang Berjalan

Dapat dijelaskan gambar 3.4. flowchart sistem yang berjalan, yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “start” dan “finish” pada aliran proses flowchart program pada menu search validasi.

  2. 1 (satu) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu: "Input Poin Widuri”.

  3. 2 (dua) simbol proses yaitu menyatakan suatu tindakan (proses) yang dilakukan oleh komputer. Simbol proses tersebut adalah “Pengecekan Laporan dari Awal s/d Akhir” dan "Poin Widuri Terpenuhi".

  4. 1 (satu) simbol decision, sebagai simbol untuk menunjukkan sebuah langkah pengambilan suatu keputusan untuk mengecek validasi widuri yang dinyatakan valid.

Use Case Diagram Yang Berjalan
Gambar 3.5. Use Case Diagram Yang Berjalan

Dapat dijelaskan gambar 3.5. Use Case diagram yang berjalan, yaitu terdiri dari 2 actor, yaitu : Mahasiswa dan Penguji. Dan juga mempunyai 4 behavior atau kebiasaan diantaranya yaitu :

  1. Menulis laporan diwiduri

  2. Mengecek laporan dari awal sampai akhir

  3. Input nilai PO laporan widuri

  4. Lock nilai PO laporan widuri

Activity Diagram Yang Berjalan
Gambar 3.6. Activity Diagram Yang Berjalan

Dapat dijelaskan Gambar 3.6. diatas Activity diagram yang berjalan, yaitu sebagai berikut :

  1. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

  2. 4 (empat) activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya, yaitu : menulis laporan diwiduri, mengecek laporan dari awal sampai akhir, input nilai PO laporan widuri, lock nilai PO laporan widuri.

  3. 1 (satu) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan.

Sequence Diagram Yang Berjalan
Gambar 3.7. Sequence Diagram Yang Berjalan

Gambar 3.7. Sequence Diagram yang berjalan diatas menggambarkan sequence diagram yang berjalan, yaitu sebagai berikut :

  1. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan, yaitu mahasiswa dan penguji.

  2. 2 (dua) lifeline yang menggambarkan suatu object/sistem, yaitu widuri dan pessta.

  3. 5 (lima) Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu :

    1. Mahasiswa menulis laporan diwiduri.

    2. Menerima laporan dari mahasiswa.

    3. Mengecek laporan dari awal sampai akhir.

    4. Input nilai PO laporan widuri.

    5. Lock nilai PO laporan widuri.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa SWOT

Penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) pada sistem yang mampu menyampaikan informasi yang diinginkan pada Perguruan Tinggi Raharja yang dapat dilihat pada Tabel 4.1. dibawah ini:

Tabel 3.19. Analisa SWOT

Berdasarkan identifikasi SWOT yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisa untuk mencari strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang yang tersedia menggunakan (strategi S-O) dan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi suatu ancaman dengan menggunakan (strategi S-T) dan dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki untuk meraih peluang yang ada menggunakan strategi (W-O) serta mengatasi ancaman yang ada dengan menggunakan (strategi W-T). Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 4.2. dibawah ini:

Tabel 3.20. Matriks SWOT

Permasalahan Yang Dihadapi dan Altetrnatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap sistem yang sedang berjalan adalah pada saat awal pelaksanaan sidang berlangsung, Penguji harus mengecek laporan widuri dari awal sampai akhir, menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit lamanya untuk proses pengecekan. Sehingga membuat dewan penguji tidak fokus untuk melihat hasil presentasi peserta sidang.

Prosedur sistem yang berjalan saat ini dalam proses penilaian validasi widuri yang ada di Perguruan Tinggi Raharja masih menggunakan jaringan lokal yaitu hanya dapat dilakukan pada saat pelaksanaan sidang berlangsung sehingga penilaian poin widuri dirasa masih kurang efisien. Tidak adanya nya wadah untuk memberikan hasil penilaian laporan penelitian TA/Skripsi yang valid di Perguruan Tinggi Raharja. Tidak adanya sebuah informasi hasil validasi widuri dalam bentuk viewboard, sehingga Penguji tidak mengetahui secara otomatis penilaian objektif sidang laporan widuri.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah dilakukan nya observasi dari berbagai permasalahan yang sedang dihadapi saat ini, maka dicarikan alternatif pemecahan masalah yang seumpama bisa mendukung dan bisa menjadi referensi bagi Perguruan Tinggi Raharja. Terdapat 3 alternatif pemecahan masalah, diantaranya:

Dengan dibuatnya sistem validasi widuri di PESSTA+ diharapkan mahasiswa bisa submit laporan widuri secara mandiri kapanpun dan dimanapun tanpa perlu menunggu pelaksanaan sidang berlangsung dan juga memudahkan dewan penguji dalam melihat validasi widuri tanpa perlu mengecek laporan apakan sudah terdokumentasi dengan baik atau tidak.

Dengan hadirnya validasi widuri di PESSTA+, laporan widuri seluruh Mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja akan terdokumentasi dan tervalidasi dengan baik di PESSTA+.

Dengan dibuatnya viewboard validasi widuri dapat menghasilkan data yang valid dan mempermudah Penguji, peserta sidang, maupun Mahasiswa dalam mengecek laporan pada validasi widuri di PESSTA+.

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

Analisa Masukan

Analisa masukan merupakan penguraian masalah yang dilakukan terhadap semua data/informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga menghasilkan proses.

  1. Nama Masukan  : Validasi Widuri

  2. Fungsi  : Sebagai pembuktian bahwa peserta sidang tersebut sudah menulis laporan pada widuri dan terdokumentasi dengan baik.

  3. Sumber  : Dewan Penguji

  4. Media  : Widuri

  5. Distribusi  : Peserta sidang kepada dewan penguji

  6. Frekuensi  : Setiap pelaksanaan sidang berlangsung

  7. Keterangan  : Dewan penguji mengecek validasi widuri peserta sidang.

Analisa Proses

Analisa proses merupakan penguraian yang dilakukan pada proses sebagai suatu hasil respect balik karena adanya data input di dalam proses inilah semua data/informasi yang masuk akan di olah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.

  1. Nama Masukan  : Pengolahan nilai

  2. Masukan  : Nilai validasi widuri

  3. Keluaran  : Nilai berupa poin 10

  4. Ringkasan Proses  : Proses ini akan menghasilkan nilai validasi widuri berupa poin mutu yang akan disampaikan kepada peserta sidang.

Analisa Keluaran

Analisa keluaran merupakan penguraian masalah yang dilakukan pada hasil dari keseluruhan proses yang terjadi dari mulai penginputan data sampai terjadi proses pengolahan data melalui sistem pengolahan data yang ada.

  1. Nama Keluaran  : Nilai validasi widuri di sistem PESSTA

  2. Fungsi  : Menampilkan nilai

  3. Media  : Sistem PESSTA (Penilaian Sidang Skripsi Dan Tugas Akhir)

  4. Keterangan  : Poin validasi widuri peserta sidang sudah di input ke dalam sistem PESSTA.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Menurut Guritno (2011 : 302)[21], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Menurut Saputra (2012 : 51), “Elisitasi merupakan rancangan yang di buat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi“ Elisitasi tahap 1 merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, sebuah rancangan sistem yang diusulkan oleh manajemen terkait dengan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan dan kebutuhan sistem yang belum terpenuhi.

Wawancara pada elisitasi ini dilakukan bersama stakeholder dengan menghasilkan 60 (enam puluh) kebutuhan functional dan 5 (lima) kebutuhan non functional

Tabel 3.21. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Menurut Saputra (2012 : 51) Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode MDI yang dipakai dalam elisitasi tahap II:

M pada metode MDI yaitu disebut Mandatory (penting). Artinya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan saat pembuatan sistem yang baru.

D pada metode MDI yaitu disebut Desirable. Artinya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut ada untuk pembentukan sistem yang baru maka akan membuat sistem tersebut menjadi sempurna.

I pada metode MDI yaitu disebut Inessential. Artinya, requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Berikut ini adalah tabel 3.22. yang berisikan elisitasi tahap II berdasarkan klasifikasi metode MDI. Pada elisitasi tahap II ini berisikan 60 (enam puluh) kebutuhan functional dan 5 (lima) kebutuhan non functional.

Tabel 3.22. Elisitasi Tahap II

Keterangan:

M (Mandatory)  : Penting

D (Desirable)  : Tidak Terlalu Penting

I (Inessential)  : Tidak Mutlak Ada

Elisitasi Tahap III

Menurut Saputra (2012 : 51) Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Dan tahap selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE seperti keterangan berikut:

  1. T (Technical), artinya adalah bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

  2. O (Operational), artinya adalah bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

  3. E (Economic), artinya adalah berapa biaya yang diperlukan untuk membangun requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi 3 (tiga) option, diantaranya:

  1. H (High), artinya sulit untuk dikerjakan, teknik dan pemakaiannya pun sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus di eliminasi.

  2. M (Middle), artinya mampu untuk dikerjakan.

  3. L (Low), artinya mudah untuk dikerjakan.

Berikut ini adalah tabel 3.23. yang berisikan elisitasi tahap III berdasarkan klasifikasi metode TOE. Pada elisitasi tahap III ini menghasilkan 30 (tiga puluh) kebutuhan functional dan 5 (lima) kebutuhan non functional.

Tabel 3.23. Elisitasi Tahap III

T (Technical) H (High)

O (Operational) M (Middle)

E (Economic) L (Low)

Final Draft Elisitasi

Menurut Saputra (2012 : 51), Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk Pengembangan PESSTA+ Berbasis Yii Framework Sebagai Media Validasi Widuri Dalam Penilaian Objektif Sidang Di Perguruan Tinggi. Berikut ini merupakan tabel 3.24 yang berisikan final draft elisitasi yang berisikan 15 (lima belas) kebutuhan functional dan 5 (lima) kebutuhan non functional.

Tabel 3.24. Final Draft Elisitasi

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Yang Diusulkan

Prosedur Sistem Yang Diusulkan

Berdasarkan analisis serta penelitian yang dilakukan di dalam sistem yang berjalan saat ini di Perguruan Tinggi Raharja yaitu sistem PESSTA, maka tahap selanjutnya adalah membahas mengenai sistem usulan. Adapun sistem yang akan di usulkan pada penilaian validasi widuri ini akan mengubah proses berjalannya pelaksanaan sidang. Dimana mahasiswa tetap akan di cek validasi widuri nya oleh dewan penguji hanya dengan mengakses sistem PESSTA+ dan nilai PO widuri mahasiswa tersebut sudah langsung ada di sistem PESSTA.

Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan sistem tersebut maka perlu adanya tindak lanjut untuk merancang sistem yang bertujuan sebagai penyempurnaan sistem yang lama. Dan dalam menganalisa usulan prosedur yang baru dalam penelitian ini menggunakan Flowchart dan Unified Modelling Language (UML), HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) dan rancangan prototype untuk menggambarkan rancangan prosedur dan proses yang akan diusulkan.

Use Case Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.1. Use Case Diagram Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan gambar 4.1.Use Case diagram yang diusulkan, yaitu terdiri dari 2 actor, yaitu : Mahasiswa dan Admin. Dan juga mempunyai 8 behavior atau kebiasaan diantaranya yaitu :

  1. Login SSO

  2. Submit Widuri

  3. Form Submit Widuri

  4. Submit

  5. Menerima Email Notifikasi “akan diproses”

  6. Mengecek Data Validasi Widuri

  7. Mengirim Email Notifikasi “Valid atau Tidak Valid”

  8. Cek Validasi

Activity Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.2. Activity Diagram Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan Gambar 4.2. diatas Activity diagram yang diusulkan, yaitu sebagai berikut :

  1. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

  2. 8 (delapan) activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya, yaitu : login SSO, submit widuri, isi form submit widuri, submit, menerima email notifikasi “akan diproses”, mengecek data validasi widuri, mengirim email notifikasi “valid atau tidak valid”, cek validasi.

  3. 1 (satu) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan.

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.3. Sequence Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.3. Sequence Diagram yang diusulkan diatas menggambarkan sequence diagram yang berjalan, yaitu sebagai berikut :

  1. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan, yaitu mahasiswa dan admin.

  2. 2 (dua) lifeline yang menggambarkan suatu sistem, yaitu submit widuri dan cek validasi

  3. 2 (dua) boundary line menggambarkan database sistem, yaitu login SSO dan form submit widuri.

  4. 8 (delapan) Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu :

    1. Mahasiswa melakukan Login menggunakan Rinfo

    2. Mahasiswa klik submit widuri pada sistem PESSTA+

    3. Mahasiswa melakukan pengisian form submit widuri

    4. Submit

    5. Menerima hasil Submit Widuri

    6. Mengecek data validasi widuri

    7. Mengirim Email Notifikasi berisi "valid/tidak valid

    8. Mahasiswa melakukan cek validasi

Perbedaan Prosedure Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berikut ini adalah tabel perbedaan prosedur antara sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan :

Tabel 4.1. Perbedaan Prosedure Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Analisa Sistem Yang Diusulkan

Metode Analisa SWOT

Berikut akan dijelaskan analisis SWOT di mana pada analisis ini mengidentifikasi kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness) yang merupakan faktor lingkungan internal serta faktor lingkungan eksternal yaitu kesempatan (opportunities) dan ancaman (threat).

Berikut ini tabel analisis SWOT pada sistem Validasi Widuri yang diusulkan :

Tabel 4.2. Analisis SWOT Sistem Yang Diusulkan


Berdasarkan identifikasi SWOT yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisa untuk mencari strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang yang tersedia menggunakan (strategi S-O) dan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi suatu ancaman dengan menggunakan (strategi S-T) dan dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki untuk meraih peluang yang ada menggunakan strategi (W-O) serta mengatasi ancaman yang ada dengan menggunakan (strategi W-T). Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 4.5. dibawah ini:

Tabel 4.3. Matriks SWOT Sistem Yang Diusulkan

Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.4. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan gambar 4.4. flowchart sistem yang diusulkan, yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “start” dan “finish” pada aliran proses flowchart program pada menu search validasi.

  2. 3 (tiga) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu: "Username atau Password Salah” kemudian “Submit Jurnal, Hibah, Serifikat dan Widuri”, dan terdapat isi form Submit Widuri yaitu : Input Judul Widuri, Input Link Widuri, dan Input Link FGR.

  3. 3 (tiga) simbol proses yaitu menyatakan suatu tindakan (proses) yang dilakukan oleh komputer. Simbol proses tersebut adalah Halaman Depan PESSTA+, Login, dan proses dari Submit Widuri.

  4. 2 (dua) simbol decision, sebagai simbol untuk menunjukkan sebuah langkah pengambilan suatu keputusan untuk mengecek login, dan menu submit widuri.

Rancangan Program

Dalam membuat sistem Validasi Widuri di PESSTA+ maka dibutuhkan rancangan program yang akan menjelaskan penggunaan dari sistem tersebut. Rancangan program yang digunakan pada sistem yang akan diusulkan yaitu menggunakan HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output). HIPO merupakan teknik pendokumentasian program yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam diagram program ini berisi input yang akan diproses dan akan menghasilkan output. Spesifikasi program akan menjelaskan mengenai cara penggunaan aplikasi program yang diusulkan, seperti yang tertera pada gambar 4.6. dan gambar 4.7. berikut ini:

Gambar 4.5. HIPO Pada PESSTA+

Berikut ini merupakan spesifikasi program PESSTA+, yaitu:

  1. Menu Login

  2. Fungsi Program  : Untuk masuk ke dalam sistem PESSTA+.

    Hak Akses  : Seluruh Pribadi Raharja.

    Proses Program  :

  3. Menu Utama

  4. Nama Program  : Menu Utama.

    Fungsi  : Untuk menampilkan tampilan utama yang ada pada program.

    Proses  : Pada Menu Utama terdapat 6 (enam) menu pilihan yaitu;

    1. Jurnal

    2. Nama Program : Jurnal

      Fungsi : Untuk melakukan submit jurnal, mengecek status jurnal di My Jurnal dan mengecek validasi jurnal.

      Proses : Pada menu utama arahkan kursor pada Jurnal.

    3. Hibah

    4. Nama Program  : Hibah

      Fungsi  : Untuk melakukan submit hibah, mengecek status hibah di My hibah dan mengecek validasi hibah.

      Proses : Pada menu utama, arahkan kursor pada Hibah.

    5. Sertifikat

    6. Nama Program : Sertifikat

      Fungsi : Untuk melakukan submit sertifikat, mengecek status sertifikat di My sertifikat dan mengecek validasi sertifikat.

      Proses : Pada menu utama, arahkan kursor pada Sertifikat.

    7. Widuri

    8. Nama Program : Widuri

      Fungsi : Untuk melakukan submit widuri, mengecek status widuri di My widuri dan mengecek validasi widuri.

      Proses : Pada menu utama, arahkan kursor pada Widuri.

    9. Viewboard PESSTA+

    10. Nama Program : Viewboard PESSTA+

      Fungsi : Untuk menampilkan seluruh rank jurnal, hibah, sertifikat dan widuri di PESSTA+

      Proses : Pada menu utama, arahkan kursor pada viewboard PESSTA+

    11. Logout PESSTA+

    12. Nama Program : Logout PESSTA+.

      Fungsi : Untuk keluar dari dalam sistem PESSTA+.

      Proses : Pada menu utama, arahkan kursor pada Logout PESSTA+.

      Gambar 4.6. HIPO Pada Validasi Widuri di PESSTA+

      Berikut ini merupakan spesifikasi program Validasi Widuri di PESSTA+, yaitu:

      1. Menu Login

      2. Fungsi Program  : Untuk masuk ke dalam sistem PESSTA+.

        Hak Akses  : Seluruh Pribadi Raharja.

        Proses Program  :

      3. Menu Utama

      4. Nama Program  : Menu Utama.

        Fungsi  : Untuk menampilkan tampilan utama yang ada pada program.

        Proses  : Pada Menu Utama terdapat 6 (enam) menu pilihan yaitu;

      5. Widuri

      6. Nama Program : Widuri

        Fungsi : Untuk melakukan submit widuri, mengecek status widuri di My Widuri dan mengecek validasi widuri.

        Proses : Pada menu utama arahkan kursor pada Widuri.

      7. Submit

      8. Nama Program  : Submit

        Fungsi  : Untuk mengisi form submit widuri, dengan mengisi Nama, Nim, Alamat Email, Judul Widuri, Link Widuri dan Link FGR.

        Proses : Pada menu utama, arahkan kursor pada Submit .

      9. My Widuri

      10. Nama Program : My Widuri

        Fungsi : Untuk mengecek status Widuri dan terdapat fitur date submit, judul widuri dan status konfirm

        Proses : Pada menu utama, arahkan kursor pada My Widuri.

      11. Validasi

      12. Nama Program : Validasi

        Fungsi : Untuk menampilkan hasil validasi widuri di PESSTA+.

        Proses : Pada menu utama, arahkan kursor pada Validasi.

      13. Viewboard PESSTA+

      14. Nama Program : Viewboard PESSTA+

        Fungsi : Untuk menampilkan seluruh rank jurnal, hibah, sertifikat dan widuri di PESSTA+

        Proses : Pada menu utama, arahkan kursor pada viewboard PESSTA+

      15. Logout PESSTA+

      16. Nama Program : Logout PESSTA+.

        Fungsi : Untuk keluar dari dalam sistem PESSTA+.

        Proses : Pada menu utama, arahkan kursor pada Logout PESSTA+.

Strategi

Strategi adalah cara untuk mencapai sebuah tujuan tertentu yang bersifat kuantitatif untuk menentukan berapa banyak pencapaian yang akan di raih dalam menyelesaikan sebuah permasalahan atau memecahkan permasalahan tersebut.

Setelah melakukan identifikasi kebutuhan dan solusi sistem informasi yang telah dianalisis menggunakan Analisis SWOT, maka didapatkan gambaran rencana strategi-strategi PESSTA+. Pembahasan strategi ini merupakan penjabaran yang dilakukan secara keseluruhan dengan menerapkan pembahasan secara satu per satu dengan detail dari final draft elisitasi yang didapatkan yaitu 15 strategi untuk jadikan sebagai pembuktian atas pencapaian yang ditelah dilakukan dan dapat dibuktikan kuantitasnya, yaitu sebagai berikut :

  1. Strategi 1: Sistem memiliki 1 button pada halaman utama

    1. Dalam sebuah sistem di butuhkan Button pada halaman utama, yang awalnya memiliki 1 Button kini menjadi 3 Button pada halaman utama.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.

    Gambar 4.7. Sistem memiliki 3 button pada halaman utama
  2. Strategi 2: Sistem memiliki menu validasi widuri untuk mahasiswa dan memiliki 2 sub menu didalamnya

    1. Dalam sebuah sistem di butuhkan menu validasi widuri untuk mahasiswa melakukan submit widuri, yang awalnya memiliki 2 sub menu, kini menjadi 3 sub menu didalamnya.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.

    Gambar 4.8. Sistem memiliki 3 sub menu pada validasi widuri
  3. Strategi 3: Sistem memiliki fitur upload navigation untuk mahasiswa dan memuliki 3 menu didalamnya

    1. Dalam sebuah sistem di butuhkan fitur upload navigation untuk mahasiswa melakukan validasi yang awalnya memiliki 3 menu, kini menjadi 5 menu didalamnya.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.


    Gambar 4.9. Sistem memiliki 5 menu pada fitur upload navigation
  4. Strategi 4: Sistem memiliki fitur secret chamber navigator untuk admin dan memuliki 2 sub menu didalamnya

    1. Dalam sebuah sistem di butuhkan fitur secret chamber navigator untuk admin melakukan pengecekan dan memverifikasi yang awalnya memiliki 1 menu, kini menjadi 2 menu didalamnya.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.


    Gambar 4.10. Sistem memiliki 2 menu pada fitur secret chamber navigator
  5. Strategi 5: Sistem memiliki 15 Faq pada sistem PESSTA+

    1. Dalam sebuah sistem diperlukan Faq untuk mengetahui pertanyaan pertanyaan dan dibuat tutorialnya, yang awalnya memiliki 15 Faq kini menjadi 27 Faq.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.


    Gambar 4.11. Sistem memiliki 27 Faq pada sistem PESSTA+
  6. Strategi 6: Sistem memiliki fitur validasi yang berisikan 3 menu didalamnya.

    1. Dalam sebuah sistem diperlukan fitur validasi untuk mengetahui poin apa saja yang sudah tervalidasi pada PESSTA+ yang awalnya memiliki 3 menu kini menjadi 4 menu didalamnya.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.


    Gambar 4.12. Sistem memiliki fitur validasi yang berisikan 4 menu
  7. Strategi 7: Sistem memiliki fitur viewboard navigation untuk mahasiswa dan memiliki 1 menu didalamnya.

    1. Dalam sebuah sistem di butuhkan fitur viewboard navigation untuk mahasiswa mengetahui poin validasi yang awalnya memiliki 1 menu kini menjadi 3 menu didalamnya.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.


    Gambar 4.13. Sistem memiliki fitur viewboard navigation dan memliki 3 menu
  8. Strategi 8: Sistem memiliki jumlah visitor count sebanyak 3000.

    1. Untuk membuktikan sebuah sistem berguna dan menarik respon atau tidak maka dari itu sistem menampilkan visitor count pengunjung pada sistem PESSTA+. Kini terdapat 7981 pengujung melebihi target awal yang hanya 3000 pengunjung.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.


    Gambar 4.14. Sistem memiliki jumlah visitor count sebanyak 7981
  9. Strategi 9: Sistem memiliki menu data sidang dan terdapat 150 mahasiswa didalamnya.

    1. Pada sistem PESSTA+ terdapat menu data sidang yang berguna untuk mengecek mahasiswa yang sudah melakukan validasi yang awalnya terdapat 150 mahasiswa kini terdapat 184 mahasiswa.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.


    Gambar 4.15. Sistem memiliki menu data sidang dan terdapat 184 mahasiswa
  10. Strategi 10: Sistem memiliki 3 hak akses PESSTA+.

    1. Dalam sistem PESSTA+ terdapat 3 hak akses PESSTA+ yaitu : Public, Admin , dan Pribadi Raharja.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.


    Gambar 4.16. Sistem memiliki 3 hak akses PESSTA+
  11. Strategi 11: Terdapat 50 pertanyaan perihal PESSTA+ di iDuHelp!.

    1. Pada iDuHelp! terdapat pertanyaan perihal PESSTA+ yang awalnya memiliki target 50 pertanyaan kini melebihi target yaitu 79 pertanyaan perihal PESSTA+.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.


    Gambar 4.17. Terdapat 79 pertanyaan perihal PESSTA+ di iDuHelp!
  12. Strategi 12: Terdapat 200 View, like dan comment pada Video Tutorial Validasi Widuri di PESSTA+.

    1. Pencapaian yang ingin dicapai pada strategi 12 ini adalah Terdapat 200 view, like dan comment pada video Video Tutorial Validasi Widuri di PESSTA+ yang terdapat di Youtube dan kini melebihi target menjadi 300 view like comment

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.


    Gambar 4.18. Terdapat 300 View, like dan comment pada Video Tutorial Validasi Widuri di PESSTA+
  13. Strategi 13: Terdapat 5 Artikel Tutorial Validasi Widuri di PESSTA+ yang terdapat di iRan.

    1. Terdapat 5 Artikel Tutorial Validasi Widuri di PESSTA+ yang terdapat di iRan kini melebihi target yaitu terdapat 8 Artikel Tutorial Validasi Widuri di PESSTA+ yang terdapat di iRan.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.

    Gambar 4.19. Terdapat 8 Artikel Tutorial Validasi Widuri di PESSTA+ yang terdapat di iRan
  14. Strategi 14: Mensosialisasikan Validasi Widuri ke 50 Dosen Pembimbing.

    1. Strategi yang dicapai pada strategi 14 ini adalah melakukan sosialisasi tentang validasi widuri di PESSTA+ pada 50 Dosen pembimbing, dan berhasil melebihi target semula dan berhasil melakukan sosialisasi ke 77 dosen pembimbing.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.

    Gambar 4.20. Mensosialisasikan Validasi Widuri ke 77 Dosen Pembimbing
  15. Strategi 15: Terdapat 100 Mahasiswa yang berhsil Submit dan lolos di Validasi Widuri.

    1. Pencapaian yang ingin dicapai pada strategi 15 (lima belas) ini adalah Terdapat 100 Mahasiswa yang berhasil Submit dan lolos di Validasi Widuri dan melebihi target kini menjadi 169 mahasiswa yang berhasil submit dan lolos pada validasi widuri.

    2. Pembuktian berupa gambar dari hasil pencapaian strategi yang telah dijalankan.


    3. Gambar 4.21. Terdapat 169 Mahasiswa yang berhasil Submit dan lolos di Validasi Widuri

Testing

Metode Implementasi

Implementasi program pada sistem validasi widuri PESSTA+ dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing adalah pengujian program dengan mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program. Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan memberikan input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsional nya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsional nya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsional nya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Blackbox Testing

  1. Login SSO (Single Sign On)

  2. Pengujian ini bertujuan untuk menguji keabsahan Pribadi Raharja dalam melakukan proses login. Pengujian login dilakukan dengan skenario sebagai berikut:

    Tabel 4.4. Blackbox Testing Login SSO (Single Sign On)
  3. Menu Submit Widuri

  4. Pengujian ini bertujuan untuk menguji keabsahan menu submit widuri. Dimana setiap Pribadi Raharja yang ingin melakukan submit widuri bisa langsung memasukan data-data jurnalnya pada field yang tersedia. Pengujian menu submit widuri dilakukan dengan skenario sebagai berikut:

    Tabel 4.5. Blackbox Testing Menu Submit Widuri
  5. Penanganan Validasi Widuri

  6. Pengujian ini bertujuan untuk menguji keabsahan validasi widuri yang sudah di submit oleh Pribadi Raharja. Pengujian penanganan validasi widuri dilakukan dengan skenario sebagai berikut:

    Tabel 4.6. Blackbox Testing Penanganan Validasi Widuri
  7. Log out

  8. Pengujian ini bertujuan untuk menguji keabsahan menu log out. Dimana ketika Pribadi Raharja mengklik log out otomatis akan kembali ke halaman awal dengan keadaan tidak login. Pengujian logout dilakukan dengan skenario sebagai berikut:

    Tabel 4.7. Blackbox Testing Newsletter

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian berdasarkan tahapan testing melalui blackbox dengan memberikan beberapa input pada beberapa menu dan submenu. Maka jika input data tidak lengkap sistem akan menampilkan pesan serta menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika terjadi kesalahan. Kemudian akan di proses sesuai kebutuhan fungsional sehingga dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh Pribadi Raharja tersebut.

Konfigurasi Sistem Yang Diusulkan

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem yaitu berupa unit personal komputer, tablet, smartphone, serta iPad. Selain itu, perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem yang akan digunakan oleh brainware dalam mengakses sistem di masa yang akan datang. Berikut ini konfigurasi sistem perangkat keras yang dibutuhkan:

  1. Processor  : Minimal 2.6 GHz

  2. Monitor  : Minimal VGA

  3. RAM  : Minimal 1 GB

  4. Modem USB  : Minimal Kecepatan 14.4 Mbps

  5. Hardisk  : Minimal 320 GB HDD

Spesifikasi Software

Perangkat lunak yaitu penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan dalam menghubungkan instruksi-instruksi yang diinginkan oleh brainware saat mengakses sistem agar dapat menghasilkan informasi yang diharapkan. Berikut ini konfigurasi sistem perangkat lunak yang dibutuhkan:

  1. Operasi sistem yang digunakan bisa berupa Windows, Linux, MacOS, iOS, dan Android.

  2. Browser Google Chrome, Safari, Opera Mini, UC Browser dan Mozila Firefox

  3. Wifi

Hak Akses (Brainware)

Dalam sistem yang diusulkan yaitu pada validasi widui PESSTA+ ini harus memiliki user untuk menjalankan sistem tersebut. Maka dari penjelasan tersebut, user yang dapat mengakses validasi widuri PESSTA+ ini terdiri dari:

  1. Publik

  2. Admin

  3. Pribadi Raharja

Implementasi

Tampilan Layar Sistem Yang Diusulkan

  1. Tampilan Halaman Utama

  2. Gambar 4.22. Tampilan Halaman Utama

    Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa tampilan halaman awal setiap user (mahasiswa TA/Skripsi) masuk ke dalam halaman http://pesstaplus.raharja.ac.id/

  3. Tampilan Halaman Kelola Widuri

  4. Gambar 4.23. Tampilan Halaman Kelola Widuri

    Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa tampilan halaman Kelola Widuri PESSTA+ berfungsi agar admin dapat mengecek dan memverifikasi status validasi widuri.

  5. Tampilam Halaman Submit Widuri

  6. Gambar 4.24. Tampilam Halaman Submit Widuri

    Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa tampilan halaman submit widuri PESSTA+ berfungsi agar setiap user (mahasiswa TA/Skripsi) dapat melakukan submit widuri.

  7. Tampilan Halaman My Widuri (status widuri)

  8. Gambar 4.25. Tampilan Halaman My Widuri

    Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa tamilan halaman My Widuri PESSTA+ berfungsi agar mahasiswa dapat mengecek status validasi widurinya.

  9. Tampilann Halaman Validasi Widuri

  10. Gambar 4.26. Tampialn Halaman Validasi Widuri

    Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa tampilan halaman validasi widuri PESSTA+ berfungsi agar setiap user (mahasiswa TA/Skripsi) dapat melihat status dan poin validasi widuri nya.

Time Schedule

Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time table yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.8. Time Schedule


Estimasi Biaya

Dalam penelitian ini tentu dibutuhkan biaya kebutuhan administrasi. Biaya tersebut terangkum dalam tabel berikut:

Tabel 4.9. Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari analisa yang sudah dijelaskan pada BAB I dalam rumusan masalah terhadap sistem yang ada saat ini di ruang lingkup Perguruan Tinggi Raharja, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

  1. Dengan pengembangan sistem validasi widuri di PESSTA+ ini tentunya menjadi pembaharuan yang sangat efektif, karena dalam pelaksanaan sidang komprehensif tidak membutuhkan cara manual yang dilakukan penguji dalam pemberian poin widuri untuk penilaian objektif. Sehingga penguji bisa lebih fokus pada presentasi dan tanya jawab dengan peserta sidang.

  2. Sistem validasi widuri di PESSTA+ hadir sebagai sebuah sistem yang bisa menampung laporan widuri, terdokumentasi dan tervalidasi dengan baik seluruh laporan widuri Mahasiswa TA/Skripsi di Perguruan Tinggi Raharja.

  3. Dan dengan dibuatnya viewboard validasi widuri dapat menghasilkan data yang valid dan mempermudah Penguji, peserta sidang, maupun Mahasiswa dalam mengecek laporan pada validasi widuri di PESSTA+.

Saran

Untuk memajukan sistem tersebut diperoleh beberapa saran yang kemungkinan besar bisa dijadikan sebagai referensi demi memajukan sistem tersebut, diantaranya:

  1. Dalam proses pengembangan yang dapat dilakukan pada validasi widuri di PESSTA+ untuk selanjutnya dapat coba untuk diimplementasikan untuk dapat memenuhi keseluruhan penilaian objektif sidang yang ada.

  2. Demi menaikkan mutu pelaksanaan sidang alangkah baiknya menggunakan sistem komputerisasi yang memiliki kemampuan menyimpan seluruh laporan widuri Mahasiswa TA/Skripsi di Perguruan Tinggi Raharja, sehingga lapran widuri terdokumentasi dan tervalidasi dengan baik.

  3. Dan diharapkan seluruh Mahasiswa TA/Skripsi dapat melakukan submit Validasi Widuri dengan benar sehingga memudahkan penguji dalam melakukan pengecekan laporan widuri.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Widoyoko, Eko Putro. (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
  2. Suryana, Endang. (2014). Penilaian Objektif (PO) http://ends.ilearning.me/penilaian-objektif-po/
  3. Kotler, Philip and Gary Amstrong, 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
  4. Sugiyono.(2011).Metode penelitian pendidikan. Bandung:Alfabeta
  5. 5,0 5,1 Sumarno, Alim. (2012). Perbedaan Penelitian dan Pengembangan. http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/perbedaan-penelitian-danpengembangan. Diakses tanggal 16 Juli 2012
  6. Wiryokusumo, Iskandar. (2011). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
  7. 7,0 7,1 7,2 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Informasi. Yogyakarta: Andi.
  8. 8,0 8,1 Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Rineka Cipta. Jakarta
  9. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Media. Diakses pada tanggal 15 Desember 2016. Tersedia di http://kbbi.web.id/media
  10. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sidang. Diakses pada tanggal 27 November 2016. Tersedia di http://kbbi.web.id/sidang
  11. Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
  12. Taufiq. 2013. Analisis Sistem adalah pembelajaran sebuah sistem dan komponen-komponennya sebagai prasyarat sistem desain sistem, spesifikasi sebuah sistem yang baru dan diperbaiki. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  13. Arifin, Muhammad. " Business Intelligence Untuk Prediksi Customer Churn Telekomunikasi." Universitas Muria Kudus.
  14. 14,0 14,1 Winesett, Jeffrey. 2012. Web Application Development with Yii and PHP, Second Edition. Birmingham : Packt Publishing Minneapolis, Minnesota.
  15. 15,0 15,1 Arief. M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.
  16. 16,0 16,1 Murad. Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013
  17. IT Roadmap. 2013. Ten Pillar IT. RoadMap Pilar iLearning (Tanggal Akses 22 Juni 2016).
  18. iRAN. 2013. Apa itu Widuri?. Dikutip dari: http://iran.raharja.info/index.php?action=artikel&cat=30&id=64&artlang=id (Tanggal Akses 22 Juni 2016).
  19. 19,0 19,1 Rangkuti. Freddy. 2011. Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  20. Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
  21. 21,0 21,1 21,2 21,3 Guritno, dkk. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta
  22. 22,0 22,1 Widodo, Prabowo Pudjo 2011. Menggunakan UML, Informatika. Bandung.
  23. Nugroho, Adi 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML & Java. Yogyakarta : Andi Offset.
  24. 24,0 24,1 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. PengantarAnalisa Perancangan “Sistem”. Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010
  25. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
  26. Praptiningsih, Yulia Eka. 2012. Aplikasi Penyewaan Ruangan PT. Simaeru Indonesia Raya Dengan Visual Basic 6.0. Depok: Universitas Gunadarma, UG Jurnal Vol. 6 No. 01, 2012
  27. Amsyah, Zulkifli. 2008. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  28. Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.
  29. Budiman, Agustiar. 2012. Pengujian Perangkat Lunak denganMetode Black Box Pada Proses Pra Registrasi UserVia Website. Makalah, halaman: 4.
  30. Aminudin. Implementasi Single Sign On (SSO) Untuk Mendukung Interaktivitas Aplikasi E-Commerce Menggunakan Protocol Oauth. Universitas Muhammadiyah Malang. Vol. 10, No. 1, 2014
  31. Alfian, Muftia. "Sistem Informasi Seminar dan Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura." Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JustIN) 1.1 (2015).
  32. Billah, Slamet Arif dan Selamet Hariadi. 2010. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Sidang Skripsi Menggunakan Metode Object Oriented. MATICS (Vol. 4 No. 1; 03-2010)
  33. Nurmala, Meilla Dwi, and Tri Hartiti Retnowati. "PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SKRIPSI MAHASISWA." JURNAL EVALUASI PENDIDIKAN 1.1 (2013): 25-33.
  34. Mariana, Arni Retno, Agus Budiman, and Nina Septiana. "Sistem Informasi Aplikasi Penilaian Sidang Skripsi Berbasis Web di STMIK Bina Sarana Global." JURNAL SISFOTEK GLOBAL 3.2 (2013).
  35. Handayani, Indri, Qurotul Aini, and Fanni Oktaviani. "PENERAPAN SISTEM VALIDASI JURNAL DI PESSTA+ SEBAGAI PENILAIAN ARTIKEL ILMIAH DALAM MENDUKUNG KEGIATAN CIVITAS AKADEMIKA." CSRID (Computer Science Research and Its Development Journal) 8.3 (2016): 177-190.
  36. Roy, Christopher J., and William L. Oberkampf. "A comprehensive framework for verification, validation, and uncertainty quantification in scientific computing." Computer Methods in Applied Mechanics and Engineering 200.25 (2011): 2131-2144.
  37. Tamura, Gabriel, et al. "Towards practical runtime verification and validation of self-adaptive software systems." Software Engineering for Self-Adaptive Systems II. Springer Berlin Heidelberg, 2013. 108-132.
  38. Chowriappa, Ashirwad J., et al. "Development and validation of a composite scoring system for robot-assisted surgical training—the Robotic Skills Assessment Score." journal of surgical research 185.2 (2013): 561-569.
  39. Naroditskiy, Victor, et al. "Verification in referral-based crowdsourcing." PloS one 7.10 (2012): e45924.

LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Pada “Lampiran A” ini berisi tentang berkas-berkas yang diperlukan sebagai persyaratan Skripsi, diantaranya yaitu:

Lampiran A.1  : Validasi Skripsi
Lampiran A.2  : Surat Penugasan Kerja
Lampiran A.3  : Daftar mata kuliah yang belum diambil atau gagal
Lampiran A.4  : Formulir Permohonan Usulan Penelitian Skripsi
Lampiran A.5  : Surat Pengantar Observasi Skripsi
Lampiran A.6  : Kartu Studi Tetap Final (KSTF)
Lampiran A.7  : Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran A.8  : Formulir Permohonan Penggantian Judul Skripsi
Lampiran A.9  : Daftar Nilai
Lampiran A.10  : Validasi Sidang Akademik
Lampiran A.11  : Kwitansi Skripsi, Raharja Career, dan Sidang Skripsi
Lampiran A.12 : Sertifikat Prospek
Lampiran A.13 : Sertifikat Toefl
Lampiran A.14 : Sertifikat DID 3MT
Lampiran A.15 : Sertifikat Seminar Nasional
Lampiran A.16 : Sertifikat Seminar Internasional
Lampiran A.17 : Katalog Produk
Lampiran A.18 : Ijazah SMA
Lampiran A.19 : CV (Curiculum Vitae)
Lampiran A.20 : Sertifikat Jurnal dan Pemberitahuan Penerimaan Makalah
Lampiran A.21 : Formulir Seminar Proposal Skripsi
Lampiran A.22 : Formulir Final Presentasi Skripsi


LAMPIRAN B

Pada “Lampiran B” ini berisi tentang berkas-berkas yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan sebagai persyaratan Skripsi, diantaranya yaitu:

Contributors

Siti Shelatul Aulia