SI1311475947: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(Elisitasi Tahap I)
(Elisitasi Tahap I)
Baris 1.086: Baris 1.086:
  
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="text-align: center;">'''Tabel 3.11. Elisitasi Tahap I''''' </p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="text-align: center;">'''Tabel 3.11. Elisitasi Tahap I''''' </p></div>
<div align="center"><img width="600" height="1200" style="margin:0px" src="https://s1.postimg.org/875494an73/nanda-11.jpg"/></div>  
+
<div align="center"><img width="500" height="1000" style="margin:0px" src="https://s1.postimg.org/875494an73/nanda-11.jpg"/></div>  
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: center;text-indent: 0.5in"></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: center;text-indent: 0.5in"></div>
  

Revisi per 8 November 2017 14.51

 


APLIKASI BANGUNRUANG UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN

PERMINTAAN JASA KONSTRUKSI & INTERIOR

PADA PT KES INDONESIA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1314477160
NAMA



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

 


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


APLIKASI BANGUNRUANG UNTUK PENINGKATAN

PELAYANAN PERMINTAAN JASA KONSTRUKSI & INTERIOR

PADA PT. KES INDONESIA

Disusun Oleh :

NIM
: 1311475947
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang,....2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
       
NIP : 000594
       
NIP : 078010



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


APLIKASI BANGUNRUANG UNTUK PENINGKATAN

PELAYANAN PERMINTAAN JASA KONSTRUKSI & INTERIOR

PT. KES INDONESIA

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311475947
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Tahun Akademik 2017/2018

 

Disetujui Oleh :

Tangerang,...2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
( Oleh Soleh, S.Kom.,M.MSi)
   
(Henderi, M.Kom)
NID : 04043
   
NID : 14019



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


APLIKASI BANGUNRUANG UNTUK PENINGKATAN

PELAYANAN PERMINTAAN JASA KONSTRUKSI & INTERIOR

PADA PT. KES INDONESIA

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311475947
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang,....2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


APLIKASI BANGUNRUNAG UNTUK PENINGKATAN

PELAYANAN PERMINTAAN JASA KONSTRUKSI & INTERIOR

PADA PT.KES INDONESIA

Disusun Oleh :

NIM
: 1311475947
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang,....2017
 
 
 
Nanda Dian Prasetyo
NIM. 1311475947


 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Kepuasan pelayanan konsumen dalam sebuah perusahaan terutama perusahaan bidang jasa adalah diprioritaskan, karena merupakan salah satu poin indikator penilaian keberhasilan suatu perusahaan, penilaian tersebut adalah keberlangsungan prosedur pelayanan dari produsen terhadap konsumen untuk mendukung tingkat fleksibiltas transaksi, sehingga dapat memberikan keuntungan terhadap keduanya. Melihat aktifitas konsumen yang mencari penyedia jasa maupun para ahli konstruksi dalam memperoleh pekerjaan bangunan, umumnya melalui komunikasi lisan dan lingkungan sekitar tanpa mengetahui detail kualitas kompetensi dan pembiayaan nantiya, hal tersebut dapat mengakibatkan tidak maksimalnya kebutuhan akan pelayanan. Meninjau dari permasalahan hal tersebut dan untuk meningkatkan kontribusi pelayanan perusahaan kepada konsumen yang lebih luas jangkauannya, salah satu caranya adalah merancang sebuah aplikasi sistem online yang mempermudah transaksi tersebut. PT. KES Indonesia bermaksud mengembangkan transaksi pelayanan jasa konstruksi dengan pemanfaatan teknologi digital aplikasi sistem BanngunRuang secara online, yang ditujukan untuk membantu konsumen dan penyedia jasa konstruksi dalam memperoleh atau mencari pengguna jasa bangunan maupun interior ruang dengan cepat, aman dan tentunya memenuhi dan sesuai pendanaan yang diinginkan dari suatu perusahaan jasa maupun personal yang ahli di bidang jasa konstruksi. Penelitian ini berorientasi pada objek dan menggunakan metode analisa PIECES (Performance, Information/Data, Economy, Control, Eviciency, Service), elisitasi kebutuhan sistem, serta pemodelan sistem menggunakan UML (Unified Modelling Language) yang diimplementasikan dalam bahasa pemrograman Hypertect Preprocessor (PHP) dengan basis data MySQL-Server. Dengan adanya Aplikasi Sistem BangunRuang secara online diharapkan dapat mempermudah penyedia jasa dan konsumen dalam jasa konstruksi dapat saling berinteraksi dan terpenuhi kebutuhannya dalam pelayanan yang berkualias.


Kata Kunci : Aplikasi, Pelayanan, Konstruksi, Jasa, Digital, Bangunan, PIECES.

ABSTRACT

The priority of customer service satisfaction in a company, especially service company is one of the indicators of the success assessment of a company, the assessment is the continuity of service procedure from the producer to the consumer to support the flexibility level of the transaction so that it can give advantage to both. Seeing the habits of consumers who seek service providers and construction experts in obtaining building work, generally through oral communication and the surrounding environment without knowing the detail of competency quality and financing later, it can result in not maximally the need for service. Reviewing the issues and improving the company's service contribution to a wider range of customers, one way is to design an online system application that simplifies the transaction. PT. KES Indonesia intends to develop construction service transactions with the use of digital technology with BanngunRuang system application online, which is intended to assist consumers and construction service providers in obtaining or seeking users of building and interior space services quickly, safely and of course meet and match the desired funding From a service company or personal who is an expert in the field of construction services. This research is object oriented and uses PIECES (Performance, Information / Data, Economy, Control, Eviciency, Service) analysis methods, system requirement elicitation, and system modeling using UML (Unified Modeling Language) implemented in PHP (Hypertect Preprocessor) With MySQL-Server database. With the application of System BangunRuang online is expected to facilitate service providers and consumers in construction services can interact with each other and fulfilled their needs in a service that berkuality


Keywords: Application, Service, Construction, Services, Digital, Building, PIECES.


KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Aplikasi BangunRuang Untuk Peningkatan Pelayanan Permintaan Jasa Konstruksi dan Interior Pda PT. KES Indonesia” ini dengan lancar, laporan SKRIPSI ini untuk memenuhi tahap akhir jenjang strata 1(satu) pada Program Studi Sistem Informasi STMIK Raharja Tangerang.

Dalam proses penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. 1. Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.
  2. Bapak Ir.Untung Rahardja, M.T.I.,MM. selaku Ketua STMIK Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt.,M.Kom., selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja
  5. Bapak Oleh Soleh, Skom.,M.M.S.I., selaku Dosen Pembimbing 1 yang memberikan bimbingan masukan konseptual sistem, kritik, dalam penyusuan skripsi.
  6. Bapak Henderi, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing 2 yang memberikan bimbingan, masukan dalam sistematika perencanan penelitian, saran serta kritik dalam penyusuan skripsi.
  7. Mr. Lee Ki Won selaku Presiden Direktur PT. Kes Indonesia.
  8. Mr. Kwon Tae Hee sebagai stackholder yang telah memberikan arahan pelaksanaan kegiatan penelitian dalam analisa lapangan dan implementasi.
  9. Kedua Orang Tua, Kakak dan Saudara tercinta yang selama ini telah memberi semangat motivasi dan doa hingga saat ini kepada penulis.
  10. Teman-teman Qalaqoh (Al-Fatih) Muhamad Rifai, Ahmad Rifai, Deni Widodo, Juli M Kirom, Mas Janu yg terus memberi dukungan doa terhadap diri penulis.
  11. Teman-teman dalam Tim (Raharja Accelerator Club) yang telah memberikan motivasi kretif penelitian terhadap perencanaan penelitian.
  12. Teman-teman seperjuangan Aris Sutanto, Agus Kurniawan, Yuli Agustina Lubis, Irfan Yuanda H, Agus Supriadi, Dewi Poppy R, Dede Apriansyah, Dede Supratman, Adi Suwarta Putra, Wahyu Ahmad H F yang telah berjuang bersama dalam proses penyelesaian laporan skripsi ini.

Kepada semua pihak yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu sehingga terwujudnya penulisan Proposal Penelitian Skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan bukan merupakan pembahasan yang sempurna dalam penulisan Skripsi ini, oleh sebab itu penulis pun sangat mengharapkan ide, saran dan masukan yang membangun untuk Skripsi ini, Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat untuk lingkungan pendidikan., untuk kesempurnaan penyusunan terhadap laporan penelitian nantinya

Tangerang,....2017
Nanda Dian Prasetyo
NIM. 1311475947

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan di bidang transaksi pelayanan jasa merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan dunia teknologi saat ini, karena salah satu tujuan perkembangan teknologi adalah meningkatkan kualitas komunikasi transaksi publik. Pemanfaatan perkembangan teknologi ini mempengaruhi tatanan hidup atau sebuah aturan sistem tertentu dan dapat di manfaatkan dalam berbagai bidang, salah satunya dalam interaksi transaksi pelayanan di bidang jasa konstruksi bangunan dan interior ruangan yang ada di lingkungan masyarakat.

Akses komunikasi masyarakat yang berkaitan dengan jasa konstruksi bangunan begitu dibutuhkan dalam keseharian, karena pelayanan bidang jasa konstruksi ini begitu berperan, terutama dalam kelompok pembangunan properti seperti diantaranya dalam membangun ataupun memperbaiki rumah, gedung, toko, ruangan tertentu, sampai dengan fasilitas sarana pendukung di lingkungan pemukiman. Dengan adanya hal tersebut tidak diiringi oleh perkembangan fasilitas, yang memberikan media penghubung kepada konsumen dan penyedia jasa bangunan/konstruksi untuk saling berkomunikasi dengan lebih cepat dan sesuai kualitas maupun daya keinginan konsumen atau produsen. Selain hal tersebut pihak penyedia jasa yang berkompeten dalam bidang konstruksi tidak bisa mendapatkan informasi pengguna jasa yang membutuhkannya, dan pihak penyedia jasa tidak bisa mencari ataupun mempromosikan jasa nya secara terus menerus. Adanya bentuk proses transasksi diatas dapat menimbulkan ketidak sesuaian terhadap keinginan masyarakat baik pengguna jasa maupun penyedia jasa saat ini untuk lebih cepat, tepat, dan teliti dalam mendapatkan kebutuhan transaksi pelayanan jasa konstruksi.

Melihat perkembangan aktifitas masyarakat dalam pemanfaatan jasa konstruki yang masih mengalami berbagai permasalahan diatas, PT. KES Indonesia sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor & exibition, dengan profesionalitas perusahaan dan kompetensi yang baik dalam bidang jasa pembanguan maupun interior, dengan permasalahan yang sama dalam penanganan manajemen pelayanan konsumen yang masih menggunakan penawaran jasa melalui jaringan bisnis, yaitu personal marketing sebagai tumpuan hasil maksimalilasi produktifitas perusahaan hanya kepada hubungan perkenalan secara personal atau tidak dari bagian marketing. Proses tersebut mengakibatkan tidak maksimalnya peningkatan produktifitas perusahaan terhadap pelayanan kepada konsumen yang membutuhkan jasa kontruksi, dan mengakibatkan sistem pemasaran saat ini kurang efektif, karena diperlukan waktu lama untuk mendapatkan sebuah projek, dan pihak konsumen sendiri tidak bisa mengetahui terhadap penyediaan jasa kontraktor di PT. KES Indonesia.

Inovasi penyediaan sarana pelayanan dengan pemanfaatan teknologi digital aplikasi sistem komunikasi antara konsumen dan penyedia jasa konstruksi seperti PT. KES Indonesia secara online sangat dibutuhkan. Teknologi aplikasi pendukung ini selain membantu interaksi antara konsumen terhadap penyedia jasa konstruksi, namun juga dapat mendukung peningkatan prospek produktifitas kontribusi pelayanan perusahaan maupun personal penyedia jasa, tanpa harus menunggu penawaran pihak lain, dan membantu konsumen untuk dapat melihat kompetensi penyedia jasa dan penawaran biaya yang sesuai dengan kemampuan konsumen, sehingga konsumen dan penyedia jasa konstruksi bangunan maupun interior bisa mendapatkan keuntungan lebih maksimal.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka, pada penelitian skripsi ini penulis akan mengambil judul “Aplikasi Bangunruang Untuk Peningkatan Pelayanan Permintaan Jasa Konstruksi & Interior Pada PT. KES Indonesia”, yang diharapkan kedepannya dapat memberikan inovasi komunikasi pelayanan jasa konstruksi terhadap konsumen untuk lebih cepat dan sesuai, selain itu membantu penyedia jasa kususnya PT. KES Indonesia untuk terus aktif produktif memperoleh proyek dan menawarkan jasanya tanpa menunggu konsumen yang menawarkan kebutuhannya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang diidentifikasikan dari latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

  1. Seperti apa sistem pelayanan jasa konstruksi yang saat ini sedang berjalan pada PT. KES Indonesia dan lingkungan masyarakat?

  2. Apa sajakah kendala yang dialami dalam proses interaksi penggunaan sistem pelayanan jasa konstruksi yang berjalan?

  3. Bagaimanakah proses pembuatan aplikasi transaksi pelayanan jasa BangunRuang menjadi media penghubung antara penyedia jasa seperti PT.KES Indonesia terhadap konsumen dan sebaliknya?

  4. Fungsional aplikasi sistem seperti apa yang dapat membantu pengguna untuk mempermudah interaksi penggunaan jasa konstruksi?

  5. Seperti apakah pemanfaatan sistem aplikasi BangunRuang sehingga dapat meningkatkan angka aktifitas pemanfaatan jasa konstruksi?

Ruang Lingkup

Berdasarkan permasalahan dan identifikasi masalah di atas, Agar mempermudah penulisan serta terfokus penelitian, maka batasan masalah pada skripsi ini, antara lain :

  1. Aplikasi pelayanan jasa konstruksi BangunRuang ini berfokus pada memfasilitasi media interaksi dari konsumen kepada penyedia jasa,. Tidak sampai pada tahap transaksi pembayaran jasa, namun tetap adanya fasilitas validasi konfirmasi data pembayaran jasa.

  2. Target pengguna sistem adalah konsumen pencari jasa konstruksi, developers perumahan, pelaku usaha kontraktor, penyedia jasa bangunan, arsitek.

  3. Sistem akan bertujuan pada fungsional fasilitas interaksi diantaranya,
    a.User konsumen ataupun penyedia jasa, dapat memberikan komentar/pesan terhadap setiap penawaran pekerjaan yang ada.
    b.User dapat memonitor interaksi terakhir, dengan melihat informasi pada dashboard
    c.Sistem memperlihatkan sistem lock apabila telah adanya transaksi pekerjaan antara konsumen dan penyedia jasa, sehingga tidak dapat di akses oleh user lain.
    d.Laporan kesepakan hasil diskusi kerja yang dikeluarkan sistem sebagai bentuk keamanan pelayanan jasa perlindungan kinerja pada konsumen dan penyedia jasa..

  4. Adanya pengelompokan bentuk infrastruktur diantaranya (Gedung, Rumah, Ruangan, Failitas Umum).

  5. Adanya bentuk monitoring interaksi Aplikasi sistem BangunRuang untuk penggunaan aplikasi dan keamanan transaksi antara konsumen dan penyedia jasa.

  6. Menyediakan fitur informasi yang berfokus dan bersinggungan pada pelayanan jasa konstruksi bangunan maupun interior ruang.

Hipotesis

Berdasarkan bentuk analisa dan kajian penelitian yang dilakukan, dengan meninjau dari data lapangan, penulis menyatakan hipotesis penelitian ini adalah:

  1. Model Pelayanan permintaan jasa konstruksi lebih efektif dengan menggunakan sistem aplikasi BangunRuang dari pada penggunaan pelayanan secara konfensional.

  2. Tingkat pemanfataan teknologi pada bidang konstruksi lebih meningkat dalam pengenalan ke masyarakat.

  3. Adanya interaksi antara model pelayanan BangunRuang dan pemanfaatan teknologi dalam bidang konstruksi untuk permintaan jasa konstruksi.

  4. Sistem Aplikasi BangunRuang menjadi solusi bagi konsumen pencari jasa konstruksi, untuk berinteraksi dengan penyedia jasa di lingkungan sekitar maupun dengan penyedia jasa lain yang sesuai dengan permintaan

  5. Tingkat interaksi pelayanan jasa konsturksi dengan menggunakan system aplikasi BangunRuang dapat lebih terkontrol oleh konsumen maupun penyedia jasa.

Tujuan Dan Manfaat

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin di capai oleh penulis dalam penelitian skripsi ini dibagi menjadi 3 bagian diantaranya:

  1. Tujuan Operasional:
    a.Menjadikan sarana memperoleh informasi dari sistem transaksi pelayanan jasa konstruksi & interor yang terjadi saat ini pada PT. KES Indonesia, dan umumnya di lingkungan masyarakat.
    b.Mengadakan analisis terhadap permasalah yang sedang terjadi pada kegiatan transaksi pelayanan jasa konstruksi & interior.
    c.Menentukan dan memberikan solusi terbaik atas permasalahan yang ada dalam pengambilan keputusan.
    d.Melakukan inovasi pengembangan terhadap sistem transaksi pelayanan jasa konstruksi yang sedang berjalan untuk mengikuti perkembangan dunia digital ekonomi.

  2. Tujuan Fungsional:
    a.Membangun dan mengimplementasikan inovasi aplikasi pelayanan jasa konstruksi bangunan BangunRuang secara online yang dikembangkan pada PT. KES Indonesia, dan bisa digunakan oleh masyarakat umum.
    b.Menyajikan aktifitas interaksi jasa pelayanan dari masyarakat ke produsen penyedia jasa atau sebaliknya yang lebih fleksibel dan lebih terjaga kualitas kinerja dan datanya.
    c.Mempermudah user pengguna jasa maupun penyedia jasa untuk lebih update terhadap perkembangan data pasar mengenai informasi bangunan dan data pendukungnya.

  3. Tujuan Individu :
    a.Mendapatkan lebih banyak pengalaman dalam tindakan menganalisa suatu permasalahan yang ada dilingkungan sekitar, untuk bisa di berikan solusi bermanfaat yang berkaitan terhadap pemanfaatan teknologi informasi.
    b.Mengimplentasikan ilmu yang sudah di dapatkan dalam proses perkuliahan dalam membantu perkembangan sosial masyarakat.
    c.Membantu masyarakat dalam akses kebutuhan jasa konstruksi dengan membuat fasilitas system BangunRuang secara online.
    d.Sebagai perbandingan antara teori yang telah didapat diperkuliahan terhadap kondisi yang ada pada kondisi lingkungan sekitar atau lapangan kerja.
    e.Sebagai bentuk laporan kelengkapan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana komputer di STMIK Raharja - Tangerang.

Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat penelitian yang ingin di capai oleh penulis dalam penelitian ini di bagi menjadi 3 bagian diantaranya sebagai berikut:

  1. Manfaat bagi Individu:
    a.Berkontribusi bagi perkembangan sistem infomasi yang ada untuk memecahkan permasalah dalam bidang pelayanan jasa konstruksi kususnya pada PT. KES INDONESIA dan masyarakat umumnya.
    b.Adanya rasa kepuasan setelah menghasilkan sebuah karya yang dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi masyarakat maupun suatu instansi.
    c.Menambah pengetahuan mengenai bidang transaksi pelayanan konstruksi dan Interior ruang, walaupun diluar lingkup keilmuan yang dipelajari di perkuliahan.

  2. Manfaat bagi Institusi Perusahaan dan Masyarakat:
    a.Terciptanya efektifitas dan efisiensi kinerja dalam manajemen project kususnya dalam menghimpun dan mengolah data-data konsumen.
    b.Timbulnya inovasi pemasaran, pelayanan dan peningkatan kontribusi produksi bagi PT. KES Indonesia dalam memperoleh konsumen dengan jangkaun lebih luas.
    c.Sistem BangunRuang ini dapat membantu masyarakat dalam memperoleh informasi penyedia jasa kontruksi yang ada di sekitarnya dengan lebih cepat, akurat, dan teliti dalam manajemen datanya.
    d.Adanya sarana system BangunRuang yang dapat memberikan control informasi bagi pengguna dalam aktifitas jasa konstruksi, sehingga pencapaian kerja yang lebih terukur oleh penyedia jasa dan konsumen.

  3. Manfaat Bagi Kampus Perguruan Tinggi Raharja:
    a.Masukan maupun evaluasi atas hasil penelitian ini terhadap kurikulum yang ada dan sudah diterapkan dalam perkuliahan untuk adanya kesesuaian dengan kebutuhan tenaga kerja yang trampil dan kompeten di bidangnya maupun yang dibutuhkan perusahaan/instansi.
    b.Kegiatan penelitian yang dilakukan diluar lingkungan kampus menunjukan kontribusi pendidikan perguruan tinggi terhadap masyarakat dalam bentuk nyata
    c.Bentuk referensi penelitian yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh Mahasiswa Perguruan Tinggi Raharjas sebagai pengembangan pada penelitian selanjutnya.
    d.d. STMIK Raharja dikenal oleh instansi-instansi lebih luas atas karya penelitian mahasiswanya yang berdampak luas, dan sebagai media promosi Perguruan Tinggi Raharja atas proses manajemen pendidikan yang baik.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik metode pengumpulan data yang di terapkan penulis dalam penelitian skripsi ini sebagai berikut:

  1. Pengamatan (Observasi)
    Untuk kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan/observasi langsung di PT. KES INDONESIA Tangerang yang berfokus pada interaksi proses komunikasi pelayanan jasa pada setiap bagian, yang ditawarkan kepada pihak konsumen untuk pengambilan sample data-data terkait dengan objek penelitian.

  2. Wawancara (Interview)
    Kegiatan ini akan dilakukan tanya jawab kepada personal komponen penentu kinerja manajemen di PT. KES INDONESIA, yang merupakan personal user terkait aktifitas jalur komukasi manajemen pemasaran atau publishing dalam perusahaan. Personal komponen tersebut adalah Presiden Directur, GM, Manager Marketing, Tim Marketing, dan perwakilan karyawan pekerja dari masing-masing divisi. Kegiatan interview yang dilakukan pada komponen tersebut bertujuan untuk menentukan analisa prosedural komunikasi pelayanan jasa terhadap customer yang ada pada sistem yang sudah berjalan, untuk kegiatan ekternal managemen perusahaan proses pengambilan data wawancara akan melibatkan konsumen pengguna jasa sebagai sample wawancara terhadap customer.

  3. Studi Pustaka
    Kegiatan pada tahap mengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari paper/tulisan, makalah ataupun referensi lain yang berhubungan dengan masalah yang dibahas pada penelitian, seluruh bahan penelitian tersebut didapat dengan ketenetuan sumber-sumber dari kepustakaan dan media internet.

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem
    Pelaksanaan analisa pada penelitian pelayanan jasa konstruksi pada PT. KES Indonesia dan kasus yang berkaitan, metode yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan metode PIECES (Performance, Information/Data, Economy, Control, Eviciency, Service).
    Tujuan penggunaan metode analisa ini untuk mengoreksi atau memperbaiki sistem dalam hal akses interaksi komunikasi pelayanan, dari hal-hal yang telah diidentifikasi dapat diambil beberapa masalah yang dihadapi oleh organisasi, kemudian dideskripsikan sehingga masalah dapat segera dipahami dengan baik dan dapat ditindaklanjuti untuk sebuah solusi.
    Beberapa manfaat dari penggunaan Metode PIECES yang diharapkan pada pelaksanaan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
    a.Analisa PIECES dapat menerapkan metode efektif dalam kegiatan analisa permasalahan yang terdapat pada inti kegiatan penelitian ini, yaitu terhadap solusi bagi sistem pelayanan jasa konstruksi untuk peningkatan permintaan jasa yang ada pada PT. KES INDONESIA.
    b.Analisa PIECES menghubungkan dalam pengembangan aplikasi sistem pelayanan jasa konstruksi BangunRuang yang akan diimplementasikan sesuai tujuan sebagai solusi penelitian, dengan aplikasi sistem BangunRuang nantinya akan dapat direalisasikan agar sejalan dengan strategi pengembangan mutu kinerja manajement perusahaan dan permintaan konsumen pasar atau masyarakat.
    c.Penerapan metode PIECES nantinya dapat menjadi perantara yang baik dalam mengetahui informasi dan kebutuhan apa yang diperlukan oleh setiap individu pengguna aplikasi sistem.
    d. Analisa PIECES sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi pada saat startegi bisnis tidak berjalan sesuai tujuan perusahaan, dengan memfokuskan pada masalah-masalah yang ada untuk mengetahui solusi terbaik dalam penanganannya.
    Analisa PIECES sangat maksimal apabila digunakan sejalan dengan analisa value chain dalam mengidentifikasi proses keseluruhan aktifitas, serta memberikan gambaran luas pada pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan yang paling tepat untuk dilaksanakan

  2. Metode Analisa Data
    Proses analisa data pada penelitian yang dilaksanakan, mengambil sampling data dengan menggunakan proses analisa terhadap penyebaran pertanyaan dan pernyataan dalam bentuk kuisioner terhadap beberapa masyarakat diantaranya, dilingkungan perumahan sekitar tempat tinggal peneliti, dilingkungan customer PT. KES Indonesia, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui data permasalahan dan keinginan kebutuhan masyarakat yang pasti sebagai data pendukung pengembangan pelaksanaan penelitian pelayanan terkait jasa konstruksi yang akan dijalankan.


Metode Perancangan

Proses perancangan aplikasi sistem digambarkan dengan menggunakan program aplikasi pendukung yaitu visual paradigm berdasarkan hasil analisa data lapangan yang ada, sehingga nantinya menghasilkan suatu model baru yang bisa diusulkan sebagai bentuk solusi akhir. Pada Visual Paradigm For UML Interprise Edition adanya sub fungsional sistem yaitu UML (Uniefied Modeling Language) yang diperuntukan untuk membuat desain arsitekture sebuah sistem, bentuk bagan arsitektur ini bekerja dalam OOAD (Object Oriented Analysis and Design) dengan kepemilikan bahasa yang konsisten untuk penentuan visualisasi, mengkonstruksi, dan membantu mendokumnetasikan artifact yang terdapat dalam sebuah aplikasi software.

Selain metode diatas yang digunakan peneliti dalam kegiatan pemodelan aplikasi sistem dalam penelitian ini, bahasa pemrogramman yang digunakan adalah PHP, dengan perancangan basis data menggunakan MySQL-Server, XAMPP sebagai tool server lokal, sebagai software pendukung desain grafis mengunakan Adobe Collection, dan editor text program menggunakan kolaborasi Notepadd++, Sublime Text 3.

Metode Prototype

Pada pelaksanaan penelitian ini, mengimplementasikan solusi rancangan aplikasi sistem yang telah diusulkan dan disesuaikan dengan permasalahan yang ada, untuk mengetahui bentuk tampilan interface dan teta letak fungsional fitur aplikasi dengan menggunakan beberapa software pendukung perancangannya, salah satunya yaitu Justinmind dan Prototype. Kedua software tersebut merupakan beberapa aplikasi pendukung yang dapat digunakan untuk mengimplementasi desain sketsa sebuah program aplikasi kedalam tampilan digital interface.

Dalam pelaksanaan hal ini bertujuan menampilkan gambaran yang lebih jelas terhadap tampilan aplikasi sistem kususnya tampilan siklus fungsional yag akan dibuat oleh sistem.

Metode Pengujian

Pelaksanaan pengamatan atas hasil solusi penelitian yang akan dicapai, dalam penelitian ini akan melaksanakan pengujian pada aplikasi sistem yang nantinya menggunakan metode pengujian Blackbox Testing. Penggunaan metode pengujian blackbox dilatarbelakangi adanya upaya untuk menemukan adanya kesalahan dalam beberapa fungsional kategori, diantaranya: fungsi-fungsi penggunaan fitur yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa sistem reading, kesalahan inisialisasi, dan terminasi

Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan ini diuraikan dalam empat bab, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang pendahuluan dimana menguraikan latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan dalam laporan ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan beberapa definisi materi pustaka yang sesuai dengan penelitian dan beberapa literature review yang dapat mendukung dan berhubungan dengan proses penelitian.
BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Pada bab ini menjelaskan tentang analisa gambaran umum perusahaan yang terdiri dari profil perusahaan, uraian sistem yang berjalan dalam manajement perusahaan, bentuk permasalahan yang dihadapi, bentuk alternative pemecahan masalah yang ada, serta uraian user reqirement manajemen perusahaan yang terdiri dalam bentuk elisitasi tahap I sampai III, dan draft final elisitasi yang merupakan bentuk elisitasi akhir sebagai acuan pembuatan sistem untuk penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini menjabarkan hasil rancangan yang diusulkan setelah menjalankan analisa penelitian permasalah yang ada. menerangkan usulan sistem yang akan digambarkan dalam bentuk rancangan sistem UML (Unified Modeling Language), flowchart sistem yang diusulkan, rancangan basis data sistem, penyesuaian rancangan program, penyusunan rancangan prototype yang nantinya menggambarkan rancangan sistem yang diusulkan dalam penelitian, penyesuaian konfigurasi sistem yang akan dibuat, pelaksanaan testing yang digunakan, pelaksanaan evaluasi penggunaan sistem yang dibuat, pelaksanaan implementasi sistem kepada user, serta adanya estimasi biaya penelitian dalam pengembangan sistem yang nantinya akan diaplikasikan dalam perusahaan maupun masyarakat umum.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil analisa dan implementasi penelitian, serta saran yang dapat diberikan peneliti dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya agar bentuk permasalahan yang ada dapat terselesaikan secara maksimal dalam penelitian selanjutnya, sehingga tujuan dan manfaat utama dari penelitian skripsi ini dapat disampaikan secara baik
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Definisi Aplikasi

Menurut Nazrudin (2012:9)[1],“perangkat lunak aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak kompter yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna”. Pada sumber berbeda Asropudin (2013:6)[2], “aplikasi adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misal Ms.World, Ms.Excel”.


Berdasarkan beberapa pengertian itu, aplikasi bisa dinyatakan sebagai suatu perangkat atau software yang merupakan turunan dari suatu alat terapan yang dibuat untuk difungsikan dalam menangani tugas pekerjaan tertentu sesuai kemampuan yang telah disesuaikan.

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Hartono (2013:9)[3], “sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara terorganisasi berdasarkan fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”. Berbeda dengan pendapat Taufiq (2013:154)[4], “sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai satu tujuan tertentu”.

Dari perbagai pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwasannya pengertian sistem merupakan sekumpulan elemen-elemen yang saling menyatu dan berkerja sama untuk mengubah masukan menjadi keluaran sesuai sasaran yang ingin dicapai.

Klasisfikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8)[4],sistem dapat di klasifikasikan dari beberapa sudut penilaian diantaranya:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
    Sistem abstrak (abstract system) merupakan sistem yang berisi gagasan atau konsep, misalnya sistem konsep hubungan manusia dan tuhan. Sedangkan sistem fisik (physical system) merupakan bentuk sistem yang secara fisik dapat dilihat, misal sistem komputer, sistem akuntansi dan sistem transportasi.

  2. Sistem Terbuka (Open System) dan Sistem Tertutup (Close System)
    Sistem terbuka (Open System) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan, contohnya sistem perusahaan dagang. Sedangkan sitem tertutup (Close System) merupakan bentuk sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan, sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan yang ada.

  3. Sistem Manusia dan Sistem Mesin
    Sistem manusia dasar proses kerjanya dilakukan oleh manusia secara langsung, sebagai contoh pelaku sistem transaksi pengalihan data informasi disebagian perusahaan yang masih konvensional, dll. Sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan secara langsung oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.

  4. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
    Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen yang di pergunakan dalam kinerja sistem. Sedangkan sistem kompleks merupakan sistem yang banyak memiliki sub sistemnya dalam kinerja sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

  5. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
    Klasifikasi ini merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari object/pemakainya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan dalam jangka waktu yang pendek atau sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan pemimpin negara. Sistem selamanya yang dapat di pakai untuk jangka waktu yang lama atau digunakan selamanya, salah satu contohnya adalah sistem pencernaan pada tubuh manusia

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Taufiq (2013:17)[4], “sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Disumber berbeda Sutarman (2012:13)[5], berpendapat sistem informasi adalah sistem yang dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan dapat dinyatakan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem dimana seluruh komponen yang ada di dalam nya saling terintegrasi dan berkolaborasi satu sama lain untuk memecahkan masalah salam proses pengolahan data dengan alat pendukung sehingga tercapai sebuah informasi akhir yang dapat mendukung pengambilan keputusan didalamnya sesuai dengan sasaran dan tujuannya.

Konsep Dasar Perancangan

Definisi Perancangan Sistem

Velzello/John Reuter III dalam Buku Darmawan (2013:227)[6], perancangan sistem merupakan suatu tahapan analisis dalam siklus pengembangan sistem seperti pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan suatu rancang bangun implementasi gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan dari analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu system itu

Berdasarkan kutipan dapat dinyatakan, perancangan sistem merupakan proses setelah adanya analisa terhadap pengembangan suatu sistem untuk mendefinisikan kebutuhan fungional maupun nonfungional untuk dapat menjadi gambaran jelas sebelum melakukan proses pengerjaan pengembangan sistem.

Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan perancangan sistem menurut Darmawan (2013:228)[6] terbagi menjadi 2 alasan utama diantaranya:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem dalam proses kegiatan yang dijalankan.

  2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun kepada pemogram komputer atau developer sistem yang lebih lengkap dan terperinci dalam pengembangan sebuah sistem.

Konsep Dasar Prototyping

Definisi Prototyping

Darmawan (2013:229)[6], “prototype adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

Pendapat lain Uzzaman (2015:71)[7], prototype adalah produk demonstrasi. Pada tahap ini tidak semua fitur sudah diletakkan, pengembang sering memproduksi prototype semacam ini untuk mempresentasikan contoh produk kepada investor. Dengan demikian, investor bisa melihat produk asli dan membuktikan bahwa produk tersebut menarik dan berguna.

Berdasarkan definisi, maka dapat dinyatakan bahwa prototype adalah bentuk produk atau sistem yang berfungsi terhadap demonstrasi tahap awal untuk kelengkapan jalan fungsi sistem yang digunakan sebagai ide para pengembang dan calon pengguna.

Tujuan Utama Prototyping

Menurut Indrajani (2017:264)[8] Tujuan utama pada tahap identifikasi yang bisa menentukan maksimalisasi fungsional dari tahap Prototyping ini adalah:

  1. Untuk mengidentifikasi fitur sistem yang sedang berjalan.

  2. Untuk memberikan perbaikan atau penambahan fitur baru

  3. Untuk klarifikasi kebutuhan user.

  4. Untuk evaluasi kelayakan dan kemungkinan apa yang terjadi dari desain sistem.

Jenis – Jenis Prototyping

Dalam tahapan prototyping terdapat 2 macam yang digunakan menurut Indrajani (2017:264)[8] yaitu:

  1. Requirements prototyping
    Untuk menentukan kebutuhan dari aplikasi basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan tersebut terpenuhi, maka prototype akan dibuang.

  2. Evolutionary prototyping
    Digunakan untuk tujuan yang sama, Perbedaannya adalah prototype ini tidak dibuang, tetapi digunakan untuk pengembangan selanjutnya menjadi aplikasi basis data.

Konsep Dasar Pengujian (Testing)

Definisi Testing (Pengujian)

Indrajani (2017:12)[8], “pengujian merupakan suatu proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan dengan scenario tes yang direncanakan dan data yang sesungguhnya. pengujian ini hanya akan terlihat jika terjadi kesalahan pada sistem maupun perangkat software yang akan di uji”.

Dapat dinyatakan berdasarkan pendapat tersebut pengujian adalah, proses dimana untuk memastikan eksekusi final suatu sistem untuk mengetahui kesalahan fungsional maupun non fungsional, sebelum sistem dipublikasi kepada pengguna.

Black Box Testing

Nidhra dan Dondeti (2012:1)[9], “black box testing juga disebut functional testing, sebuah teknik pengujian fungsional yang merancang test case berdasarkan informasi dari spesifikasi”.

Dengan sumber lain Sutanto (2017:20)[10], “metode black box adalah metode pengujian yang digunakan untuk menguji system dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada”.

Berdasarkan definisi black box di atas dapat dinyatakan, metode black box testing merupakan metode pengujian yang digunakan untuk menguji fungsional kinerja pada sistem secara langsung tanpa melihat desain kode program pada sistem, hal ini untuk melihat fungsional berjalan sesuai dengan desain rancangan.

Shivani Archarya dan Vidhi P (2013:175)[11], “berpendapat dalam pegujian metode black box testing terdapat banyak metode teknis, diantaranya Equivalence Partitioning, Boundary Value Analysis/ Limit Testing, Couse Effect Graphing, Comparison Testing, Fuzz Testing , Model-baset Training”.

Teori Khusus

Konsep Dasar Pelayanan Publik

Definisi Pelayanan Publik

Sugandi (2011:121)[12], “dijelaskan bahwa pelayanan publik (service) adalah penyampaian produk layanan dan interaksi personal”.

Dalam sumber lain Sinambela (2011:5)[13] , “pelayanan publik diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tatacara yang ditetapkan”.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka dapat dinyatakan pelayanan publik merupakan serangkaian proses yang dilakukan oleh perorangan maupun instansi guna memberikan kepuasan akan keterlibatan pelanggan maupun konsumen dalam memperoleh segala bentuk infomasi yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur yang ada.

Pengukur Kualitas Pelayanan Publik

Pendapat Sedarmayanti (2013:253-254),[14], terdapat lima prinsip indikator pelayanan publik agar kualitas pelayanan tercapai, diantaranya:

  1. Handal (reliability), merupakan kemampuan untuk memberi secara tepat dan benar, jenis pelayanan yang telah di janjikan kepada konsumen atau pelanggan.

  2. Pertanggung-jawaban (responsiveness) adalah kesadaran atau keinginan membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang tepat dan terbaik bagi konsumennya.

  3. Jaminan (assurance) merupakan pengetahuan atau wawasan, sikap yang baik, kepercayaan diri dari pemberi layanan, respect terhadap konsumen.

  4. Empati (emphaty) merupakan keinginan penyedia layanan untuk melakukan pendekatan, memberi perlindungan, berusaha mengetahui keinginan setiap kebutuhan yang diperlukan konsumen.

  5. Terjamah (tangible) merupakan bentuk penampilan pegawai dan fasilitas fisik lainnya, seperti peralatan atau perlengkapan yang menunjang segala bentuk pelayanan.

Dapat dinyatakan pemanfaatan pelayanan publik dilihat dari kualitas bentuk pelayanan setiap penyedia jasa pelayanan publik, memiliki standar pelayanan yang telah ditetapkan atau di atur dalam suatu peraturan maupun prosedur khusus.

Konsep Dasar Jasa

Definisi Jasa

Lupiyoadi (2013:7)[15], jasa merupakan aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang umumnya dikomunikasi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (misalnya, kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) atau pemecahan bentuk solusi atas masalah yang dihadapi oleh konsumen.

Dalam kajian lain Kolter & Keller (2012;214)[16], mereka berpendapat bahwasannya jasa merupakan setiap aktivitas, manfaat ataupun performance yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang bersifat intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun dimana dalam memproduksinya dapat terikat maupun tidak dengan produk fisik.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat dinyatakan bahwasannya jasa merupakan aktifitas yang tidak berbentuk fisik melainkan berbentuk penawaran kerja yang dapat dijalankan dengan kondisi terikat maupun tidak terikat.

Kualitas Jasa

Parasuraman (1998) dalam Lupiyoadi (2014:216)[15], “menjelaskan kualitas jasa dapat di definisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima”.

Dalam kajian ISO9000 kualitas jasa adalah, “degree to which a set of inherent characteristics fulfils requirements” (derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan). Persyaratan dalam hal ini adalah “need or expectation that is stated, generally implied or abligatory” (yaitu, kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, biasanya tersirat atau wajib). Sehingga, kualitas sebagaimana yang di interpretasikan ISO9000 merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan.

Berdasarkan uraian dapat dinyatakan ungkapan bahwasannya kualitas jasa merupakan bentuk penilaan atas apa yag telah diberikan dalam suatu produk atau layanan sehingga dapat memenuhi keinginan dari pelanggan dan memenuhi kebutuhannya.

Transaksi

Mursyidi (2010:39)[17], “transaksi merupakan kejadian yang terjadi dalam dunia bisnis tidak hanya jual beli, pembayaran dan permintaan uang namun juga akibat adanya kehilangan, kebakaran, arus dan peristiwa lain yang dapat dinilai dengan uang”.

Dalam pendapat lain Azhar Susanto (2013:8)[18], “transaksi merupakan peristiwa terjadinya aktivitas bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau instansi”.

Melihat dari beberapa pendapat diatas dapat dinyatakan bahwasannya Transaksi merupakan suatu peristiwa proses bisnis yang dimana terdapat aktifitas pertukaran benda, baik material maupun nonmaterial yang dilakukan oleh suatu instansi atau personal.

Permintaan

Konsep permintaan David R. Henderson dalam buku Priyono Zainuddin (2012:49)[19], menjelaskan salah satu blog bangunan yang paling penting dari analisis ekonomi adalah konsep permintaan. Ketika ekonom mengacu pada permintaan, mereka biasanya ada dalam pikiran bukan hanya kuantitas tunggal menuntut, tetapi kurva permintaan, yang menelusuri kuantitas pelayanan yang baik atau yang dituntut dengan harga berturut-turut yang berbeda.

Dengan demikian dapat dinyatakan, permintaan adalah suatu tindakan mengetahui tingkatan perbandingan atau perbedaan antara kenaikan dan jumlah yang dituntut untuk sebuah barang yang dimita.

Konsep Dasar E-Commerce

Definisi E-Commerce

Jony Wong (2010:33)[20], “E-Commerce (Perdagangan Elektronik) adalah pembelian, penjualan dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektroini, seperti televise, radio dan jaringan computer ataupun internet”.

Pendapat lain diungkapkan E. Turban, David K,Dkk (2012:38)[21], “perdagangan elektronik (electronic commerce, disingkat EC, atau e-commerce) mencakup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan computer, termasuk internet”.

Dari beberapa pendapat dapat dinyatakan bahwasannya perdagangan elektronik atau e-commerce merupakan proses transaksi jual beli dari proses penwaran hingga proses pembayaran yang seluruh aktifitasnya melibatkan layanan informasi jaringan computer dan internet.

Kelebihan E-Commerce

E. Turban, David K, J. Lee, T. Liang, D. Turban (2012:67)[21] dalam pelaksanaan transaksi e-commerce terdapat beberapa kelebihan yang dibagi dalam 3 bagian utama yaitu:

  1. Kelebihan e-commerce bagi peruahaan/institusi.
    a. Ketersedian pasar nasional dan internasional.
    b. Penurunan biaya pemprosesan, distribusi dan penarikan informasi.

  2. Kelebihan e-commerce bagi pelanggan, Akses ke sejumlah besar produk dan jasa dapat dilaksanakan dalam 24 jam sehari.

  3. Kelebihan e-commerce bagi masyarakat, Dengan mudah dan nyaman nya dalam memberikan layanan infomasi dan komunikasi transaksi, serta berbagai produk jasa yang ditawarkan ke konsumen di kota, di desa, dan di berbagai Negara.

Kekurangan E-Commerce

E. Turban, David K, J. Lee, T. Liang, D. Turban (2012:68)[21], “dalam penggunaan e-commerce memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya secara teknologi dan nonteknologi, yang telah memperlambat pertumbuhan dan penerimaannya”.

Dalam keterbatasan secara terknologi yaitu meliputi tidak adanya standar keamanan pelayanan yang diterima secara universal, dalam bentuk keterbatasan nonteknologi dapat meliputi persepsi bahwasannya e-commerce belum aman, dapat dilihat dalam segi hukumnya yang belum lengkap dan paten, serta kurangnya penjual dengan brand besar dan penting.

Kekurangan E-Commerce

Sarwiji (2008:71)[22] , “makna konstruksi dapat diartikan sebagai makna berhubungan dengan kalimat atau kelompok kata yang ada didalam sebuah kata dalam kajian kebahasaan , kontruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya”.

Apabila di lihat dari segi pandang konstruksi bangunan, bahwa konstruksi sendiri merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana, dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area dan dalam kondisi tetap tidak bergerak.

Definisi Interior

Interior dalam pendapat Francis D. K. Ching, Corky Binggeli (2012:35)[23] , “adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang dalam di dalam bangunan. mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi aspirasi dan mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan”. Oleh karena itu tujuan dari perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan psikologi ruang interior.

Dalam penjelasan dapat dinyatakan bahwasannya interior merupakan bagian sebuah arsitektur yang di bangun untuk melengkapi fungsional suatu bangunan baik dalam segi estetika ruang maupun manfaatnya sesuai dengan kepuasan dan kebutuhan pemakai.

Definisi Pelanggan

Greenberg (2010:8)[24] , berpendapat bahwa pelanggan atau customer adalah individu atau kelompok yang terbiasa membeli sebuah produk atau jasa berdasarkan keputusan mereka dengan pertimbangan atas manfaat maupun harga yang kemudian menimbulkan sikap untuk melakukan hubungan dengan perusahaan melalui telepon, surat, dan fasilitas transaksi lainnya untuk mendapatkan suatu penawaran baru dari perusahaan.

Datap dinyatakan bahwasannya pelanggan merupakan individu masyaratakat yang berperan sebagai pembeli dengan melakukan aktifitas pembelian sebuah produk dari peusahaan atau penyedia jasa secara berulang dengan melakukan hubungan terhadap instansi tersebut seghingga mendapat suatu penawaran baru untuk memenuhi kebutuhannya.

Kepuasan Pelanggan

Normasari (2013:2)[25] , “kepuasan pelanggan dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara layanan atau hasil yang diterima konsumen dengan harapan yang diinginkan konsumen tersebut”.

Dalam tinjauan lain Tse dan Wilton dalam Nugroho (2015:2)[26] , “menyatakan, kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya (norma kinerja lainnya) dan kinerja actual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya”.

Dapat dinyatakan bahwasannya kepuasan pelanggan merupakan penilaian bentuk pelayanan yang diberikan dalam aktifitas terhadap nilai harapan yang ingin di terima dalam proses pelayanan tersebut.

Konsep Dasar Analisa PIECES

Definisi Analisa PIECES (Performance Information, Economy, Contol, Eficieny and Service)

Metode Analisa PIECES Wukil Ragil (2010:17)[27] adalah “metode analisis yang digunakan sebagai dasar untuk memperoleh pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik. menentukan pengelompokan fokus masalah utama maupun bersifat penyebab dan gejala dari masalah utama”.

Metode analisa PIECES Wukil Ragil (2010:17)[27] terdapat enam variable evaluasi yang diterapkan diantaranya:

  1. Perfomance (Kinerja)
    Menilai apakah prosedur yang saat ini ada masih mungkin ditingkatkan kinerjanya dan melihat seberapa handalkah suatu sistem berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan

  2. Information (Informasi)
    Menilai apakah prosedur informasi yang ada saat ini masih dapat diperbaiki, sehingga kualitas informasi dapat di tingkatkan dan yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik

  3. Economic (Ekonomi)
    Tahap ini berfungsi untuk menilai apakah prosedur yang berjalan masih dapat ditingkatkan manfaatnya atau diturunkan biaya penyelenggaraan pemanfaatannya

  4. Control (Pengendalian)
    Fase ini ditujukan untuk menilai kelayakan prosedur pada sistem saat ini apakah masih dalam keadaan dapat diperbaiki, sehingga dapat di tingkatkan kualitas pengendalian menjadi baik untuk mendeteksi kesalahan menjadi semakin baik.

  5. Efficiency (Efisiensi)
    Menentukan apakah prosedur sistem saat ini masih dapat dikembangkan, untuk peningkatan efisiensi operasi dan harus lebih baik dari pada sistem manual.

  6. Service (Pelayanan)
    Tahap variable ini merupakan aspek menilai kemampuan untuk pencapaian peningkaan kualitas pelayanan.

Konsep Dasar Kuesioner

Sugiyono (2010:199)[28] , “berpendapat kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya”.

Dapat dinyatakan bahwa kuesioner merupakan metode awal sebuah kegiatan dengan teknik pengumpulan data dengan menguji data lapangan melalui pertanyaan maupun pernyataan yang diberikan pada responden untuk mendapatkan data nyata.

Penyusunan Kuesioner Likert Scale

Skala likert Sugiyono (2010:134)[28] , “adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dinyatakan Skala Likert adalah suatu skala yang umum digunakan dalam kuesioner, Dengan skala penilaian kuantitatif atas urutan skala ditentukan berdasarkan besaran nilai data dalam aspek penelitian. Dalam menentukan alternatif pemilihan jawaban yang mempunyai tingkatan gradasi nilai untuk keperluan analisa data kuantitatif penelitian, dengan kategori penilaian seperti tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

Shelly & Rosenblatt (2012:151)[29] , Unified Modeling Language adalah metode visualisasi yang banyak digunalan dan mendokumentasi perancangan sistem perangkat lunak. UML menggunakan rancangan dengan konsep object-oriented, tetapi terlepas dari bahasa pemograman tertentu dan dapat digunakan untuk menggambarkan proses bisis dan persyaratan umumnya.

Dapat dinyatakan berdasarkan kutipan Unified Modeling Language merupakan bahasa pemograman standar yang digunakan untuk pemodelan perancangan visualisasi berbasis object-oriented tetapi terlepas dari penggunaan bahasa pemograman tertentu.

Activity Diagram

Satzinger, et al (2010:14)[30] , “Activity Diagram merupakan gambaran berbagai pengguna (sistem) kegiatan, orang yang melakukan akivitas masing-masing, dan arus sekuensial dari kegiatan tersebut”.

Dalam pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa Activity Diagram merupakan gambaran aktivitas yang akan dilakukan oleh pengguna dalam menjalankan masing-masing tindakannya, dengan menunjukkan oleh urutan-urutan dimana tindakan tersebut berlangsung.

Use Case Diagram

Use Case Diagram menurut A.S Rosa dan M. Shalahudin (2014:155)[31] , merupakan diagram pemodelan untuk tindakan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat, dengan kata lain, use case juga di manfaatkan untuk mengetahui fungsional apa saja yang akan di munculkan atau aka nada dalam sebuah siste informasi dan yang berhak untuk dipergunakan.

Dapat dinyatakan bahwasannya use case diagram merupakan aktivitas yang dilakukan oleh aktor dalam sebuah sistem yang menghasilkan sebuah respon untuk tanggapan atas permintaan yang di pergunakan dalam sistem.

Sequance Diagram

Satzinger et al (2010:168)[30], “class diagram merupakan variabel diagram dalam UML yang digunakan untuk menunjukan objek class untuk sistem, notasinya dari UML yang telah menjadi standar model yang digunakan dengan pengembangan system object oriented”.

Dapat disimpulkan bahwa class diagram merupakan variabel diagram yang menggambarkan pengelompokan kelas-kelas aktivitas yang terjadi pada pembangunan sebuah sistem.

Database Management System (DBMS)

Connoly dan Begg (2010:17)[32] , “Database Management System (DBMS) adalah suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan penggunanya untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengatur akses ke basis data”.

Menurut Connoly dan Begg (2010:17)[32] DBMS memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

  1. Fasilitas mendefinisikan basis data, menggunakan Data Definition Language (DDL). DDL mengizinkan pengguna untuk menspesifikasikan struktur mengenai data yang bisa

  2. Fasilitas untuk mengizinkan pengguna dalam menambah, mengedit, menghapus dan mendapatkan kembali data dari basis data, biasanya menggunakan Data Manipulation Language (DML), degan penggunaan query language.

  3. Fungsi DMBS
    a. Keuntungan DBMS adalah sebagai berikut:
    - Kontrol atas redudansi atau pengulangan data.
    - Konsistensi data.
    - Informasi yang diperoleh dari data yang sama lebih banyak.
    - Data dapat dibagikan.
    - Meningkatkan integrasi data.
    b. Kerugian DBMS sebagai berikut:
    - Kompleksitas.
    - Ukuran.
    - Biaya dan penggunaan DBMS.
    - Biaya konversi.
    - Kinerja.

Konsep Dasar XAMPP

Bunafit Nugroho (2013:1)[33] , “program aplikasi XAMPP merupakan salah satu paket program web yang dapat dipakai untuk pemrograman web, khususnya PHP dan MySQL”.

Fungsi dalam folder-folder pada aplikasi XAMPP Bunafit Nugroho (2013:1)[33] diantaranya:

  1. Apache, merupakan folder utama dari apache web server.

  2. Htdocs, salah satu folder utama untuk menyimpan data-data, baik PHP atau HTML biasa. Pada folder ini, kita dapat membuat subfolder sendiri untuk mengelompokkan file dan bisa diakses seperti PHP dan HTML programe language.

  3. Manual, berisikan subfolder yang didalamnya terdapat beberapa subfolder manual program dan database

  4. MySQL, merupakan folder utama yang dilengkapi di dalamnya terdapat subfolder data untuk merekam semua nama database, serta subforlder bin yang berisikan tools client dan server MySQL.

  5. PHP, folder ini merupakan folder utama untuk program PHP.

MySQL

Bunafit Nugroho (2013:26)[33], “Database MySQL adalah program berbasis DOS, yang memiliki perintah dasarnya SQL (Structured Query Languge), dengan cara akses dari jendela DOS promt atau juga bisa dengan command prompt”.

Dalam kutipan yg berbeda Kustiyahningsih (2011:145)[34] , “MySQL adalah sebuah basis data yang mengundang satu atau sejumlah table. Table terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa tabel”.

Konsep Dasar PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Madcom (2013:206)[35] , “Hypertext Preprocessor adalah salah satu bahasa pemrograman yang berjalan dalam sebuah webserver dan berfungsi sebagai pengolah data pada sebuah server”.

Dapat dinyatakan dalam pembuatan sebuah website yang dinamis dan mudah, untuk dilakukan proses pembaharuan pada setiap saat dari aplikasi browser, dibutuhkan sebuah program yang dapat mengolah data dari computer client atau dari computer server itu sendiri sebingga mudah dan nyaman untuk ditampilkan sebagai output dalam tampilan browser.

CSS ( Cascading Style Sheet )

Elizabeth Carto (2012:179)[36] , “Cascading Style Sheet CSS merupakan struktur dasar pemrograman yang mendefinisikan penampilan sebuah bentuk lembar dengan melalui teks”.

Elizabeth Carto (2012:179)[36], bentuk CSS juga memiliki beberapa aturan yang menentukan bagaimana elemen tampilan dalam suatu web harus di tampilkan, diantaranya bentuk aturan struktur menampilkan ukuran huruf dan warna, tata letak buttom yang menjadi fitur suatu website, dan bagaimana menentukan tampilan yang di tuju setelah pengunjung web melakukan aktifitas.

Bootstrap

Sopian Hadianto (2014:6)[37] , “bootstrap merupakan sebuah framework css yang memudahkan pengembang untuk membangun website yang menarik dan responsive. Bentuk aplikasi ini adalah css tetapi dibentuk dengan LESS, yang memberikan fleksibilitas dari css biasa”.

Dapat dinyatakan bahwasannya Bootstrap merupakan framework yang dapat mempermudah pengembang dalam membangun sebuah website dan memberikan tampilan yang lebih responsive kepada pengggunannya.

Terdapat beberapa kelemahan dan kelebihan dalam penggunaan Bootstrap, menurut Wahyu Widyanto (2014:12-13)[38] sebagai berikut:

  1. Kelebihan Bootstrap
    a. Bootstrap dapat menggunakan LESS preprosessor sebuah teknologi yang mengefektifkan penulisan kode CSS 3.
    b. Bootstrap dapat diintegrasikan dengan JavaScript untuk menjadikan tampilan antarmuka lebih menarik dengan tambahan efek-efek multimedia.
    c. Compatible di semua browser, ini merupakan salah satu kelebihan yang ditawarkan oleh Bootstrap, yang membantu pengguna Website, dikarenakan hasil tampilan di browser yang berbeda akan menampilkan tampilan antarmuka yang sama.

  2. Kelemahan Bootstarp
    a. Dengan adanya penggunaan bootstrap menjadi tidak adanya keunikan didalam website karena akan samanya tampilan yang diberikan secara dasar interfece.
    b. Terdapat juga laporan bahwa sistem pada bootstrap tidak responsif.

Konsep dasar Requirement Elisitasi

Requirement

Requirement menurut Guritno dkk (2011:301)[39] , “menyatakan requirement adalah sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”.

Dalam Requirement sendiri dibagi berdasarka klasifikasi tersendiri diantaranya sebagai berikut:

  1. Functional Requiremenst
    Klasifikasi ini menjelaskan bentuk interaki antara sistem dan lingkungan yang terpisah dari bentuk implementasi.

  2. Nonfunctional Requirements
    Bentuk ini merupakan aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secra langsung berhubungan dengan functional behavior.

  3. Contraints (psudo requirement)
    Bentuk requirement yang ini merupakan bentuk yang dipaksakan untuk dipergunakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan diimplementasikan.

Elisitasi

Saputra (2015:51)[40] , “merupakan rancagan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi biasanya dilakukan dengan proses wawancara pada pihak yang memberikan projek, elisitasi dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

  1. Elisitasi Tahap 1
    Proses ini berisi keseluruhan perencanaan rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen pemberi projek terkait, dengan point-point yang diususlkan melalu proses wawancara langsung.

  2. Elisitasi Tahap 2
    Pada tahap ini hasil pengklasifikasian tahap I berdasarkan seleksi penilaian proses MDI, MDI ini sendiri bertujuan untuk memisahkan kebutuhan pada sistem dengan rancangan yang penting dalam sistem dengan point yang harus di seleksi untuk di eksekusi.
    MDI sendiri singkatan dari M (Mondatory) yang berarti point rencana yg masuk dalam kelompok, M merupakan hal penting yang harus ada pada sistem, D (Desirable) merupakan aspek yang boleh dihilangkan pada penilaian karena tidak terlalu penting untuk digunakan, namun apabila di pergunakan dalam sistem akan membuat lebih sempurna, sedangkan I (Inessential) tidak penting untuk di prioritaskan dalam rancangan sistem.

  3. Elisitasi Tahap 3
    Hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:
    a. T (teknikal), penentuan teknik pembuatan program.
    b. O (operasional), menentukan penggunaan sistem.
    c. E (ekonomi), menentukan biaya pengembangan sistem. klasifikasi TOE dibagi dalam kelompok HML (High, Middle, Low) dengan penjelasan fungsi yaitu:
    a. High (H) : pada penilaian ini klasifikasi sulit untuk dikerjakan, Maka requirement tersebut harus di eliminasi
    b. Middle (M) : Penilaian terharap requirement mampu dikerjakan, yaitu pada tingkatan sedang.
    c. Low (L) : Mudah dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi
    Proses ini menentukan hasil akhir penyeleksian dan eliminasi data requirement yang ingin dicapai, dan pada tahap ini lah proses pengembangan sistem mengacu sebagai data utama pemodelan sistem.

Literature Review

Dalam upaya mengembangkan pemanfaatan kegiatan pengaplikasian ini lebih maksimal perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari bentuk penerapan penelitian yang akan dilakukan, bentuk literature review sebagai pertimbangan yang diambil sebagai berikut:

Tabel 2.2 Literatur Review

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

PT. KES INDONESIA Tangerang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang exibition & interior berfokus pada industri furniture interior. Perusahaan ini didukung oleh tenaga profesional yang berkompeten dibidangnya masing–masing. Perusahaan didirikan tahun 2006 usaha patungan tiga orang pengusaha dari Korea Selatan yaitu, Tuan Park Mansik sebagai Direktur Utama, Tuan Lee Kwang Sun sebagai Direktur, dan Tuan Hwang Suk Ju sebagai Komisaris. Pertama berdiri perusahaan ini berlokasi di Kawasan Industri Daan Mogot Blok E/5 Jl. Daan Mogot Km. 19,8, Kelurahan Porisgaga Baru, Kecamatan Batuceper, Tangerang. Seiring berjalan perusahaan ini setiap tahun mengalami peningkatan dalam pelayanan produksi maka pemilik memutuskan untuk berpindah alamat pada tahun 2009 yaitu di Jl. Pembangunan III No. 16, Kelurahan Batusari, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang 15121. Berdasarkan keputusan bersama pada tahun 2015 terjadi perubahan pemegang saham yaitu menjadi Lee Ki Won sebagai pemegang saham utama selaku CEO/direktur Utama PT. KES Indonesia.

Fokus sebagai kontraktor mobile dan electronic kontraktor di PT Samsung Electronic Indonesia, PT LG Electronic Indonesia, dan PT SONY Indonessia, setelah berkembang pesat ketiga perusahaan tersebut di dunia elektornik indonesia, PT.KES Indonesia pun mengikuti dengan semakin melonjak produksi interior pendukung perusahaan terkemuka tersebut di Indonesia, tentu saja memberikan perkembangan pesat pula bagi PT KES Indonesia sehingga dapat terus meningkatkan produktifitas kinerja perusahaan untuk semakin berkembang.

PT. KES Indonesia saat ini telah mengerjakan berbagai pendukung project display elektronik interior terhadap ketiga perusahaan di seluruh indonesia, bahkan tidak hanya ketiga perusahaan tersebut, dengan kualitas kerja dan produksi yang bagus, kini PT. KES Indonesia juga merambah ke bidang konstruksi bangunan diantaranya, interior apartemen, gedung bioskop dan tenan-tenan store produk di berbagai mall di seluruh Indonesia

Visi dan Misi Perusahaan

  1. Visi Perusahaan
    Melayani dan memenuhi kebutuhan permintaan konsumen akan kualitas produk/ jasa yang diberikan serta menyelesaikan produksi dan pemasangan produk tepat waktu dan harga terjangkau.

  2. Misi Perusahaan
    PT KES Indonesia akan selalu meningkatkan kejujuran, kesetiaan dan kreatifitas dalam menjalankan kegiatan industrial untuk memberikan nilai tambah kepada para pelanggan.

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi manajemen perusahaan pada PT. KES Indonesia merupakan hierarki dalam mendeskripsikan komponen-komponen yang ada dalam PT. KES Indonesia. Dalam bentuk susunan struktural komponen-komponen tersebut akan dijelaskan pada bagan gambar 3.1 dibawah ini :

Sumber: PT. KES Indonesia, 2014
Gambar 3.1. Struktur Organisasi dan Managemen Perusahaan PT. KES Indonesia

Dari bagan sistem organisasi manajemen tersebut, jelas bahwa PT KES INDONESIA memilki beberapa komponen personil yang bergerak di dalamnya, diantaranya:
a. 1 Orang CEO (Chief Executive officer) atau Presiden Direktur.
b. 1 Orang General Manager
c. 4 Orang Manager Departement.
d. 5 Team Support Manager Departement.
e. 6 Ka.Div Produksi.
f. 6 Team Support Ka.Div Produksi

Dari komponen personil di atas menjalankan kinerja yang saling terhubung satu sama lain dan memiliki keterikatan terhadap komunikasi data project.

Tugas dan Tanggung Jawab

Pada pola struktural organisasi manajemen perusahaan PT. KES Indonesia ini banya berbagai tugas dan tanggung jawab di masing-masing lini berdasarkan dari struktural yang penulis analisa yaitu dijelaskan sebagai berikut:

  1. CEO (Chief Executive Officer) atau Direktur Utama pada PT.KES Indonesia yaitu pimpinan tertinggi yang mengatur jalannya manajemen perusahaan PT. KES Indonesia.
    Tugas dan tanggung jawab Direktur sebagai berikut:
    a. Sebagai koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pemimpin, pengelola dan eksekutor dalam menjalankan dan memimpin perusahaan Perseroan Terbatas (PT).
    b. Memimpin perusahaan dengan membuat kebijakan-kebijakan perusahaan.
    c. Memilih, menentukan, mengawasi pekerjaan karyawan.
    d. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan dan melaporkan laporan pada pemegang saham.
    e. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi perusahaan.
    f. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.
    g. Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk juga keuntungan perusahaan.
    h. Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan pembelanjaan kekayaan perusahaan.
    i. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan dunia luar perusahaan.
    j. Menetapkan strategi-strategi untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
    k. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan, mulai bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.
    l. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan.

  2. GM (General Manager) yaitu seorang pimpinan manager yang membantu CEO dalam pengambilan keputusan terhadap requirement dari client yang ada, atau bisa di sebut sebagai pihak yang menghubungkan dalam hal pengambilan keputusan dalam pengelolaan pelayanan terhadap permintaan client.
    Tugas dan tanggung jawab General Manager sebagai berikut:
    a. Menentukan strategi pelayaan terhadap konsumen, untuk peningkatan pemasukan.
    b. Memonitor, menguji dan memeriksa seluruh proses alur produksi yang terlibat dalam proses produksi barang itu sendiri.
    c. Memastikan standar kualitas dipenuhi oleh setiap komponen produk atau layanan yang disediakan oleh perusahaan.
    d. Memantau perkembangan semua produk yang di produksi perusahaannya.
    e. Bertanggung jawab untuk memperoleh kualitas suatu produk yang bervariasi.

  3. MD (Manager Departement) tugas utama seorang manager departemen disini yaitu seorang yang memimpin setiap departemen yang dinaunginya, untuk memastikan jalannya proses kinerja sesuai dengan departemennya masing-masing.
    a. MD Finance, bertugas mengawasi segala bentuk transaksi keuangan yang berlangusung dalam manajemen perusahaan di bawah pengawasan CEO, tugas dan tanggung jawab MD Finance sebagai berikut:
    - Mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi.
    - Mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelanjaan.
    - Mengambil keputusan yang berkaitan dengan deviden.
    - Merencanakan, mengatur dan mengontrol perencaaan, laporan dan pembiayaan perusahaan.
    - Merencanakan, mengatur dan mengontrol arus kas perusahaan.
    - Merencanakan, mengatur dan mengontrol anggaran perusahaan.
    - Merencanakan, mengatur dan mengontrol pengembangan sistem dan prosedur keuangan perusahaan.
    -Merencanakan, mengatur dan mengontrol analisis keuangan.
    - Merencanakan, mengatur dan mengontrol untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
    - Memeriksa laporan rekonsiliasi keuangan untuk memastikan data terinput dengan benar.
    b. MD Marketing, bertugas melakukan koordinasi kepada team departemennya terhadap penyelenggaraan pemasaran maupun penawaran terhadap pihak yang membutuhkan jasa perusahaan. Tugas dan tanggung jawab MD Marketing:
    - Memimpin seluruh jajaran Staff Marketing sehingga tercipta tingkat efisiensi, efektifitas, dan produktifitas setinggi mungkin.
    - Menciptakan, menumbuhkan, dan memelihara kerjasama yang baik dengan konsumen
    - Merumuskan target penjualan
    - Merumuskan standar harga jual dengan koordinasi bersama Direktur serta Departemen terkait.
    - Menanggapi permasalahan terkait keluhan pelanggan jika tidak mampu ditangani oleh bawahan.
    - Mengesahkan prosedur dan instruksi kerja di Departemen Marketing.
    - Melakukan pengendalian terhadap rencana-rencana yang sudah disusun untuk menjamin bahwa sasaran yang ditetapkan dapat terwujud, misalnya: volume penjualan dan tingkat keuntungan.
    - Melakukan langkah antisipatif dalam menghadapi penurunan order.
    - Memberikan persetujuan kredit pelanggan dalam batas-batas yang wajar.
    - Melakukan demarketing jika terjadi overload produksi.
    - Melakukan analisa pelanggan yang mengalami kecenderungan kredit macet.
    - Melakukan analisa perilaku pasar/ konsumen sebagai dasar dalam menentukan kebijakan pemasaran.
    - Melakukan analisa peraturan pemerintah berkenaan dengan tata niaga sebagai dasar dalam menentukan kebijakan pemasaran.
    - Memantau potensi bawahan untuk dilakukan pembinaan sehingga menjadi lebih baik.
    c. MD Production, memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap seluruh proses pelaksanaan produksi yang ada dalam menjalankan sebuah proyek, baik dalam sisi internal maupun eksternal. Tugas dan tanggung jawab Manager Production sebagai berikut:
    - Memberikan penjelasan setiap pesanan barang ke bagian produksi.
    - Menindaklanjuti perkembangan setiap saat ke bagian produksi.
    - Mengatur waktu pekerjaan agar sesuai dengan waktu pengiriman
    - Mengatur posisi pengawas kualitas di masing-masing titik pekerjaan.
    d. MD Designer, memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap seluruh proses kinerja departemen perancangan desain interior maupun exterior yang telah sesuai dengan permintaan customer. Tugas dan tanggung jawab Manager Designer sebagai berikut:
    - Membuat janji dengan pihak client.
    - Membuat konsep serta ide design.
    - Memeriksa setiap gambar 2D dan 3D dari staff designer serta drafter.
    - Berkoordinasi dengan Manajer Produksi dan Supervisor mengenai kesesuaian gambar terhadap kondisi lapangan.
    e. Team SPD (Support Manager Departement) tugas utama dan tanggungjawab pada SPD yaitu menjalankan seluruh prosedur perintah kerja sesuai dengan jobdisk sesuai dengan departemennya untuk mendukung setiap kinerja MD. Selain itu bentuk komunikasi antar departemen ini saling berhubungan untuk kelangsungan proses kinerja proyek yang ada.
    f. Ka. Div Acrilik, memiliki tugas dan tanggung jawab mengkordinir semua yang berhubungan interior aksesoris berupa media akrilik
    g. Ka. Div Laser, memiliki tugas dan tanggung jawab mengkordinir semua yang berhubungan dengan interior desain aksesoris berupa media teknologi laser.
    h. Ka. Div Glass, memiliki tugas dan tanggung jawab mengkordinir semua yang berhubungan interior aksesoris berupa media Glass.
    i. SPV. Side Project Manajer. memiliki tugas dan tanggung jawab mengkordinir semua yang berhubungan dengan tata laksana kinerja yang bersinggungan dengan lapangan/ proyek secara nyata.
    j. Ka. Div Warehouse, memiliki tugas dan tanggung jawab mengkordinir semua yang berhubungan tata kelola warehouse yang ada dalam manajemen produksi perusahaan.
    k. Ka. Div Firelass, memiliki tugas dan tanggung jawab mengkordinir semua yang berhubungan interior aksesoris berupa media Firelass.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur sistem yang berjalan pada proses pelayanan transaksi jasa konstruksi dan interiore exibition pada PT. KES Indonesia saat ini anatara lain:

Prosedur transaksi pelayanan jasa dan pencarian client yang ada masih berfokus pada komunikasi mobile melalui media email, chatting whatsapp, dan komunikasi lisan atau rapat secara langsung. Prosedur ini dinilai kurang efektif untuk peningkatan pendapatan bagi perusahaan karena jangkauan perusahaan dalam mengerjakan project masih dalam bidang elektronik exibition, selain hal tersebut dikarenakan perusahaan harus berkompetisi dengan jenis perusahaan serupa untuk dapat memperoleh client. Hal ini lah yang menjadi permasalahan utama dalam perolehan pendapatan pada PT. KES Indoensia, belum adanya inovasi pengembangan sistem marketing dan pelayanan jasa bagi customer.

Sehingga manajemen PT. KES Indoensia bermaksud mengembangkan model transaksi marketing dan pelayanan kepada customer dengan mengembangkan fokus customer tidak hanya melayani interiore exhibition, tetapi memberikan fasilitas kepada seluruh masyarakat baik penyedia jasa kontruksi ruang dan pengguna jasa, untuk dapat berinteraksi dan transaksi dengan mudah melalui penyediaan platform website.

Pada analisa prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa yang berjalan terdiri dari beberapa prosedur diantaranya sebagai berikut:

  1. Prosedur BMP 1 (Big Meeting Point)
    PT. KES Indonesia merupakan perusahaan yang berorientasi kinerja pada project kerja yang memiliki siklus project yang berbeda-beda. Pada tahapan ini memiliki penjabaran bentuk kegiatan sebagai berikut:
    - Pelaksana : Customer, Marketing
    - Kegiatan :
    Penawaran tender, (BMP 1) yang dijalankan oleh Marketing terhadap Customer, melaksanakan pembahasan project diantaranya penawaran tender yang akan dikerjakan nantinya, dan dilanjutkan dengan tahap berikutnya.

  2. Prosedur BMP 2 (Big Meeting Point)
    - Pelaksana : CEO, GM, Marketing
    - Kegiatan  :
    Pengajuan biaya produksi, (BMP 2) oleh CEO, GM, Marketing yang bertujuan mempersatukan sesuai dengan kesepakatan bersama, memberikan racangan perencanaan awal biaya project, apabila di setujui oleh customer selanjutnya prosedur kinerja dimulai pada divisi yang ada.

  3. Prosedur survei lapangan
    - Pelaksana : SPV site mannager, Customer, Marketing
    - Kegiatan :
    Marketing dan SPV site manager menjalankan prosedur sesuai dengan kesepakatan project yang diterima dan disetujui di BMP 1 dan BMP 2, pengecekan lokasi proyek yang telah di ajukan oleh pihak client untuk menentukan tata letak lokasi lapangan project. Bentuk pengecekan tempat tersebut diantaranya berupa pengamatan lokasi, bentuk struktur ruang bangunan dan ukuran. Semua hasil dari kegiatan survei lapangan tersebut akan di bawa dan dilaporkan pada manajemen PT. KES Indonesia untuk di tindak lanjuti.

  4. Prosedur Desain Rancangan
    - Pelaksana : Customer, CEO, MD Design,Marketing
    - Kegiatan :
    Pembuatan desain rancangan interior dilaksanakan oleh divisi design sesuai dengan proposal tender, hasil survei lokasi lapangan, dan requirement yang diajukan oleh client dan hasil survei lapangan. Pada tahap ini semua dibawah kordinasi perencanaan MD Design dan dimonitor oleh CEO.

  5. Approval Project
    - Pelaksana : Customer, CEO, Marketing
    - Kegiatan :
    Hasil dari kegiatan design di tindak lanjuti oleh persetujuan Marketing dan Customer dalam pengawasan CEO, apabila sesuai kegiatan selanjutnya akan menuju ke bagian departemen produksi untuk di implementasikan. Apabila desain layout yang telah diajukan dari PT. KES Indonesia kepada Customer sesuai lapangan tidak diterima, dan diputuskan oleh Customer untuk pembatalan, dapat di tentukan pelayanan proyek bagi Customer berhenti.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Dalam metode untuk memperjelas dari prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa pada manajemen PT. KES Indonesia, sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang dilakukan, dapat dibatasi pada pembahasan proses transaksi dari penerimaan penawaran project sampai dengan laporan persetujuan kelayakan pelaksanaan project yang ada pada manajemen perusahaan PT. KES Indonesia.

Perdasarkan kondisi tersebut diatas, maka di gambarkan prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa yang berjalan untuk peningkatan pelayanan yang ada, maka akan dijelaskan lebih lanjut dengan memakai tools UML (Unified Modelling Language) yaitu sebagai berikut:

Use Case Diagram yang Sedang Berjalan

Use case diagram sistem yang berjalan saat ini yang menunjukkan prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa pada manajemen PT. KES Indonesia dapat dilihat seperti gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.2. Use Case Diagram sistem yang berjalan

Berdasarkan skema gambar diagram di atas, maka penjelasannya diuraikan dalam skenario berikut ini:
a.) Nama Use Case : BMP 1 (Penawaran Project)
Actor : Customer dan Marketing
Skenario :
Perusahaan produksi elektornik (LG, SAMSUNG, SONY, dst) mengajukan penawaran project kepada Marketing manajemen PT. KES Indonesia untuk pengerjaannya.
b.) Nama Use Case : BMP 2/ Penawaran Project Cost
Actor : Client/Customer, CEO, GM, Marketing
Skenario :
- Pihak manajemen PT. KES Indonesia melakukan penentuan perencanaan biaya project, untuk kemudian di berikan kepada Customer.
- Customer menerima perencanaan biaya project, bila menyetujui customer melakukan persetujuan kerja yang di forward ke CEO PT. KES Indonesia, apabila tidak menerima, pelayanan jasa dapat berhenti
c.) Nama Use Case : Survei Lapangan
Actor : Client/Customer, SPV. Site, Marketing
Skenario :
- Pihak Marketing dan SPV Site melakukan proses peninjauan lapangan untuk menentukan pelaksanaan implementasi project nantinya (ukuran tempat).
- Customer memberikan masukan mengenai data lapangan.
d.) Nama Use Case : Design Rancangan Project
Actor : CEO dan Manajer Design
Skenario :
- Manajer design menindaklanjuti hasil survei lapangan dengan membuat layout gambar secara nyata sesuai dengan permintaan customer.
- CEO memonitor dan mereview atas laporan layout yang akan diberikan kepada customer
e.) Nama Use Case : Approval Project
Actor : Customer, CEO, GM
Skenario :
- Pelaksanaan persetujuan layout design project kepada customer yang dilakukan oleh CEO

Customer menerima laporan, apabila di terima proses selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh GM, dan dilanjutkan ke proses produksi sampai finishing. Apabila tidak diterima, pengerjaan project selesai atau di batalkan.

Sequance Diagram yang Sedang Berjalan

Sequance diagram sistem yang berjalan saat ini yang menunjukkan prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa di manajemen PT. KES Indonesia menunjukan hubungan antara user dengan komponen sistem yang berjalan dan umpan balik pada aktifitas transaksi

Untuk menujukan hal tersebut sequance diagram pada sistem yang berjalan pada prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa di PT. KES Indonesia dapat dilihat pada gambar 3.3 di bawah ini:

Gambar 3.3. Sequance Diagram sistem yang berjalan

Berdasarkan skema gambar diagram tersebut di atas, maka dapat uraikan di dalam penjelasan berikut ini:

  1. Terdapat 6 Actor yaitu: Customer, CEO, GM, Marketing, M Design, SPV Site.

  2. Terdapat 5 Lifeline Procedure yaitu: BMP 1, BMP 2, Survei lapangan, Design Rancangan Project, Approval Project.

  3. Penjelasan Skenario gambar diagram di atas yaitu:
    a. Proses awal yaitu client menawarkan tender project kepada Marketing PT. KES Indonesia yg disebut dalam proses (BMP1), selanjutnya Marketing manajemen perusahaan menerima tender tersebut, dan memberitahukan penawaran project ke CEO.
    b. CEO melanjutkan dengan kordinasi kepada GM dan Marketing melakukan (BMP2), untuk perhitungan biaya project yang akan diambil dan selanjutnya di ajukan pada pihak Customer. Dengan adanya persetujuan final estimasi biaya yang ada dari BMP2, CEO mengajukan penawaran biaya tersebut ke Customer.
    c. Apabila mendapatkan persetujuan dari client pihak manajement langsung melakukan proses survei lapangan yang di pimpin oleh SPV Site Manager dengan di monitor oleh Marketing dan Customer untuk penyesuaian data.
    d. Hasil laporan dari survei lapangan di berikan ke pada manajement (Manajer Design) untuk dilanjutkan pada pembuatan layout gambar project yg dikerjakan sesuai dengan permintaan customer, CEO PT. KES Indonesia memonitor kinerja dan menerima laporan design.
    e. Hasil laporan layout gambar kemudian di serahkan ke CEO untuk di berikan ke Customer. Apabila Customer menyetujui layout yang dibuat dan menjalankan Approval Project tahap selanjutnya perngerjaan project dibawah kordinator GM, dan GM berkewajiban untuk memberikan detai laporan project ke Customer. Apabila customer tidak mensetujui layout project dinyatakan pelayanan jasa kepada Customer selesai.

Activity Diagram yang Sedang Berjalan

Pada prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa di PT. KES Indonesia dapat dilihat pada beberapa Activity diagram dibawah ini:
a. Prosedur BMP 1 (Big Meeting Point)

Gambar 3.4. Activity Diagram Big Meeting Point (BMP1)

Uraikan penjelasan diagram sebagai berikut:
- Terdapat 3 Swimlane yaitu: Customer, Marketing, dan CEO
- Skenario: Customer memberikan penawaran project ke PT. KES Indonesia diterima oleh Marketing, marketing memberikan informasi ke CEO, CEO menerima dan selesai.
b. Prosedur BMP 2 (Big Meeting Point)

Gambar 3.5. Activity Diagram Big Meeting Point (BMP2)

Uraikan penjelasan diagram sebagai berikut:
- Terdapat 4 Swimlane yaitu: CEO, GM, Marketing, Customer.
- Skenario: CEO, GM, Marketing menentukan biaya project, menghasilkan data perencanaan biaya project yang diberikan CEO kepada Customer. Customer menerima dan menentukan setuju atau tidak penawaran biaya project, bila setuju dan tidak dilaporkan ke marketing, dan marketing menyampaikan ke CEO. Pada keputusan tidak setuju, proses pelayanan jasa dapat berhenti di sisi Marketing dan Customer.
c. Prosedur survey lapangan

Gambar 3.6. Activity Diagram Survey Lapangan


Uraikan penjelasan diagram sebagai berikut:
- Terdapat 3 Swimlane yaitu: SPV. Site, Marketing, Customer.
- Skenario: SPV. Site, Marketing melakukan peninjauan lokasi project akan diimplementasikan, dengan dukungan data dari Customer, Marketing juga melakukan monitoring data lapangan, semua data digabung menjadi sebuah laporan oleh SPV. Site.
d. Prosedur Desain Rancangan Layout Project

Gambar 3.7. Activity Diagram Design Rancangan Layout Project

Uraikan penjelasan diagram sebagai berikut:
- Terdapat 3 Swimlane yaitu: SPV. Site, M.Design, CEO.
- Skenario: SPV. Site memberikan data lapangan, M.Design menerima data final survey yang selanjutnya sebagai data design layout project dibawah kordinasinya dan dimonitor oleh CEO, kemudian M.Design membuat laporan final design dan diberikan kepada CEO.
e.Approval Project

Gambar 3.8. Activity Diagram Approval Project

Uraikan penjelasan diagram sebagai berikut:
- Terdapat 3 Swimlane yaitu: CEO, Customer, GM.
- Skenario: CEO memberikan hasil layout design project kepada Customer, Customer menerima dan menentukan apakah setuju atau tidak dengan rancangan design layout, apabila tidak setuju CEO menerima informasi pembatalan dan pelayanan project selesai, namun apabila setuju GM menerima informasi persetujuan project dan menjalankan kordinasi produksi project ke manajemen kerja di bawahnya, dan meminta persetujuan kerja ke CEO, dan proses marketing pelayanan jasa selesai.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa Sistem

Analisa sistem ini untuk mengetahui dasar mengapa sistem tersebut diperlukan untuk dibuat atau diperbarui, merumuskan kebutuhan-kebutuhan dari sistem tersebut untuk mereduksi sumber daya yang berlebih serta membantu merencanakan meminimalisir distorsi sehingga fungsi yang bekerja lebih optimal.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yang bisa mempresentasikan terhadap sistem yaitu menggunakan metode PIECES, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Performance (Kinerja)
Performnce merupakan analisis terhadap dasar kemampuan ssistem yang berjalan terhadap kemampuan sistem dalam menyelesaikan tugas dengan baik. Terlihat analisa aspek ini pada sistem berjalan pada tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1. Analisa Performance Sistem Berjalan


2. Information (Informasi)
Informasi merupakan aspek penting dalam penyampaian fungsi akhir sebuah sistem kepada penggunanya dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu sangan penting proses penyampaian sebuah informasi, dalam sistem yang berjalan analisa terhadap tahap ini terlihat pada tabel 3.2 dibawah ini:

Tabel 3.2. Analisa Information Sistem Berjalan

3. Economy (Ekonomi)
Pada prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa yang saat ini berjalan dalam segi penilaian ekonomisnya masih mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, dikarenakan proses persetujuan kerja dan perolehan project yang tidak sebanding dengan pengeluaran yang diperoleh perusahaan. Dengan analisa dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3. Analisa Economy Sistem Berjalan

4. Control (Kontrol)
Pengendalian pada sebuah sistem sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja sistem dan mecegah penyalahgunaan atau kesalahan da menamin data transaksi pada lingkungan sistem. terlihat pada tabel 3.4 dibawah ini:

Tabel 3.4. Analisa Control Sistem Berjalan

5. Efficiensy (Efisiensi)
Aspek efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya yang ada dapat digunakan dengan sebaik dan sehemat mungkin dalam pelaksanaan kinerjanya, dalam sistem yang berjalan analisa terhadap aspek ini terlihat pada tabel 3.5 dibawah ini:


Tabel 3.5. Analisa Efficiensy Sistem Berjalan

6. Service (Pelayanan)
Proses pada sebuah pelayanan haruslah dapat mendukung dalam peningkatan profit, dalam prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa yang saat ini berjalan terdapat analisa seperti terlihat pada tabel 3.6 dibawah ini:

Tabel 3.6. Analisa Service Sistem Berjalan

Metode Analisa Data (Kuesioner)

Analisa data sistem berjalan dalam penelitian ini menggunakan metode analisa kuesioner dengan metode analisa data menggunakan metode Likert. Kuesioner ditujukan untuk menilai aspek prosedur pelayanan jasa kosntruksi bangunan sistem berjalan pada PT. KES Indonesia yang ingin dikembangkan untuk meningkatkan pola marketing dan pendapatan usaha.

Kuesioner ini melibatkan 50 responden untuk menentukan keperluan data yang nantinya hasil dari data ini sebagai acuan perlunya perbaikan maupun pengembangan pada sistem yang berjalan.

Adapun akumulasi hasil penilaian responden menggunakan variable-variabel pertanyaan berjumlah 30 pertanyaan (terlampir) yang telah ditentukan melalui interview dan requirement dengan stakeholder sebagai berikut:

Tabel 3.7. Data Penilaian Responden

1. Perhitungan Akumulatif Penilaian Likert
Dalam penentuan pengambilan data dengan menggunakan metode kuesioner Likert, langkah pertama yaitu menentukan nilai akumulatif data keseluruhan dengan rentang ketentuan nilai Likert dengan rumus:

Gambar 3.9. Rumus Penilaian Akumulatif Likert

Tabel 3.8. Data Akumulatif Penilaian Responden terhadap Likert

2. Interpretasi Skor Perhitungan
Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui skor tertinggi (X) dan angka terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut:

Gambar 3.10. Rumus Interpretasi Skor Likert

Tabel 3.9. Penilaian Interpretasi Skor Likert

3. Penyelesaian ( Rumus Interval & Final )
Tahap akhir analisa data lapangan dengan pengimplementasian menggunakan metode kuesioner likert untuk mengetahui respon pengembangan penelitian, yang dibutuhkan Interval (Jarak) dan Interpretation Persen agar mengetahui penilaian dengan metode interval skor persen (I). item penilaian dengan rumus sebagai berikut:

Gambar 3.11. Rumus Interval Skor

Maka dapat di tentukan interval skor pada kuesioner yang di lakukan untuk penelitian ini adalah: 100 / 5 = 20, hasil ini merupakan interval jarak dari nilai terendah 0 % hingga 100 %. tabel interval skor presentase sesuai nilai interval terlihat pada tabel 3.10 dibawah ini:

Tabel 3.10. Interval Skor Presentase

Nilai interval dapat membantu menentukan hasil akhir, untuk Hasil Akhir Penilaian data dapat di hitung dengan rumus:

Gambar 3.10. Rumus Index Data Likert'

Dengan penggunaan rumus tersebut dapat dinyatakan:
= Total Skor / Y x 100
= 174,62 / 250 x 100
= 69,84 %, dengan kategori interval SETUJU
Presentase index di atas dapat dinyatakan hasil dari analisa data yang dilaksanakan terhadap objek penelitian, dengan data pernyataan-pernyataan untuk menilai sistem berjalan dan untuk pengembangan sistem, dengan hasil terhadap data diperlukannya pembaharuan sistem yang lebih dapat meningkatkan kontribusi objek untuk peningkatan permintaan jasa kontruksi.

Analisa Kebutuhan

Prosedur marketing dan pelayanan jasa konstruksi pada PT. KES Indonesia, dalam peningkatan pelayanan permintaan jasa yang lebih efektif bagi perusahaan, maka sistem yang ada harus dapat menunjang terutama dalam segi mobilitas dan jangkauan customer yang ada, selain hal tersebut harus bisa di perbaharui mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu sistem informasi jasa pelayanan terasa sangat penting dan diperlukan dalam menunjang kelancaran transaksi pemasaran, sehingga lebih efektif da efisien serta optimal terhadap pelayanan yang diberikan kepada customer.

Dalam Peningkatan hal tersebut diperlukan beberapa aspek kebutuhan yang diperlukan diantaranya, infrastruktur teknis maupun non teknis, Sumber daya, lingkungan, dan dukungan dari lingkungan, untuk terciptanya pengembangan sistem sesuai tujuan yang diinginkan.

Konfigurasi Sistem Berjalan

Spesifikasi Hardware

Adapun perangkat keras/hardware yang digunakan pada sistem yang sudah berjalan dalam mendukung pada prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa PT. KES Indonesia diantaranya Notebook (all departement) Lenovo dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Proccesor : Intel (R) core (TM) i5- 5200U
b. Monitor : LCD 14”
c. Mouse : Optic wireless Logitech
d. Keyboard: Standart
e. RAM : 4Gb
f. Harddisk: 500Gb

g. Printer : Laserjet & Inkjet

Spesifikasi Software

Adapun perangkat lunak/software yang digunakan saat ini pada sistem yang sudah berjalan dalam mendukung pada prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa PT. KES Indonesia diantaranya:
a. Windows 7
b. Microsoft Office 2010 Package (Outlook,word,excel)
c. Mozila Firefox & Google Chrome (email @keskor.com)
d. Adobe Ilustrator CS5 (Dept. Design)
e. Coreldrow X3 (Dept. Design)
f. Autocad (Dept. Design)
g. Mobile Aplication (Whatsapp, BBM)


Spesifikasi Hak Akses (Brainware)

Pada prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa PT. KES Indonesia yang berperan sebagai aktor/brainware, karena masih berfokus pada beberapa customer maka dapat di tentukan diantara:
a. Pimpinan/ CEO
b. General Manager
c. Marketing
d. Manager Departemen Design
e. SPV. Site
f. Customer

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi

Dalam hal permasalahan yang dihadapi pada prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa di PT. KES Indonesia, untuk dapat meningkatkan pemasukan keuntungan dan memaksimalkan pelayanan jasa pada masyarakat adalah:

  1. Belum membuka pelayanan jasa secara umum di lingkungan konsumen/ masyarakat

  2. Masih berfokus pada menyediakan pelayanan kepada beberapa perusahaan elektronik ternama.

  3. Belum maksimalnya penggunaan strategi marketing untuk memperoleh project lebih banyak.

  4. Tidak adanya media informasi penghubung dari perusahaan kepada customer begitu pun sebaliknya.

  5. Belum maksimalnya pemanfaatan tekologi dalam peningkatan pelayanan jasa konstruksi dan interior dalam lingkungan manajemen PT. KES Indonesia

Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam menanggapi dari beberapa bentuk analisa permasalahan yang ada di dalam sistem berjalan, usulan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi untuk pengembangan prosedur marketing dan peningkatan permintaa jasa konstuksi dengan customer yang lebih luas yaitu:

  1. Membuat sistem informasi aplikasi atau sebuah platform online sebagai media transaksi antara customer dan penyedia jasa kosnturksi bangunan untuk dapat bertransakis jasa pembangunan konstruksi secara lebih luas.

  2. Memeberikan fasilitas fitur-fitur transaksi pelayanan yang lebih efektif dan terdokumentasi dengan baik.

  3. Adanya bentuk panduan kinerja pelayanan dalam sistem informasi pendukung terkait pemasaran dan permintaan jasa konstruksi bangunan.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap 1 merupakan daftar requirement yang disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengembangan penggunaan sistem yang belum terpenuhi. Berikut adalah hasil elisitasi tahap 1

Tabel 3.11. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberikan opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi :

Tabel 3.12. Elisitasi Tahap II

Keterangan :
M (Mandatory) = Yang diinginkan
D (Desirable) = Diperlukan
I(Inessential) = Yang tidak mutlak diinginkan

Elisitasi Tahap III

Merupakan hasilpenyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:
a.) T artinya Technical, bagaimana tata cara/tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
b.) O artinya Operational, bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
c.) E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

Metode TOE di atas dibagi kembali menjadi beberapa pilihan yaitu option LMH (Low, Midle, High) dengan penjelasan sebagai berikut:
a.) Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.
b.) Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
c.) High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulitbserta biayanya mahal. Sehingga requirementtersebut harus dieliminasi.

Tabel 3.13. Elisitasi Tahap III

Keterangan : Metode
T = Technical
O = Operational
E = Economic

Keterangan : Option
L = Low
M = Middle
H = High

Final Elisitasi

Final Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk, komponen-komponen yang terdapat di tahap ini lah yang harus ada dalam fungsional sistem yang akan diimplementasikan. Berikut bentuk tabel final draft elisitasi untuk pengembangan pada prosedur sistem marketing dan pelayanan jasa PT. KES INDONESIA.

Tabel 3.14. Elisitasi Tahap Final

DAFTAR PUSTAKA

  1. H, Nazrudin Safaat. 2012. “Sistem Infromasi Manajemen Pendidikan”. Jakarta: PT. Smart Grafika.
  2. Asropudin. 2013. Kamus Teknologi Informasi Komunikasi. Bandung: CV. Titian Ilmu.
  3. Hartono, Bambang. (2013), “Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer”. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
  4. 4,0 4,1 4,2 Taufiq, Rohmat. (2013). “Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  5. Sutarman. 2012. “Buku Pengantar Teknologi Informasi”. Jakarta : Bumi Aksara.
  6. 6,0 6,1 6,2 Darmawan, Deni. 2013. “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
  7. Uzzaman. Anis. 2015. “Panduan Membangun Starup Ala Sillicon Valey”. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
  8. 8,0 8,1 8,2 Indrajani. 2017. “Database Design (Theory, Practice, and Case Study)”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
  9. Nidhra, S. Jagruthi Dondeti. 2012. “Black Box and White Box Testing Techniques – A Literature Review”. Jurnal International Journal of Embedded System and Application (IJESA). Vol.2, No.2.
  10. Sutanto, Aris. 2017. “Alat Penghitungan Jumlah Lembar Kertas Berbasis Internet Of Things Menggunakan Sensor Infrared Pada PT. Indah Kiat”. SKRIPSI. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  11. Archarya, Shivani. Pandya, Vidhi. 2013. “Bridge between Black Box and White Box – Gray ” Box Testing Technique”. Internasional Journal of Electronics and Computer Science Engineering ISSN- 2277-1956 Vol.2, Issue 1, p.175.
  12. Sugandi,Yogi Suprayogi. 2011. “Administrasi Publik (Konsep dan Perkembangan Ilmu di Indonesia)”. Bandung: Graha Ilmu.
  13. Sinambela
  14. Sedarmayanti,36. Sedarmayanti. 2013. “Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi Manajemen Pegawai Negeri Sipil”. Bandung: Rafika Aditama.
  15. 15,0 15,1 Lupiyoadi,Rahmat. 2013. “Manajemen Pemasaran Jasa”. Jakarta: Salemba Empat.
  16. Kolter & Keller,Kotler Philip, Kevin L. Keller. 2012. “Marketing Management 14th Edition”. New Jersey: Prentice Hall.
  17. Mursyidi 2010. “Akuntansi Dasar”. Bogor: Ghalia Indonesia.
  18. Azhar Susanto 2013,Akuntansi Dasar”. Bogor: Ghalia Indonesia.
  19. Priyono Zainuddin dan Zainuddin. I. 2012. “Teori Ekonomi”. Sidoarjo: Zifatama.
  20. Jony Wong 2010,Internet Marketing for Beginners”. Jakarta: Elex Media Komputindo.
  21. 21,0 21,1 21,2 E. Turban, David K,Dkk 2012,Electronic Commerce (A Managerial and Social Network Perspective)”. 7th Edition. United State: Pearson.
  22. Sarwiji 2008, Semantik Pengantar Kajian Makna”. Yogyakarta: Media Perkasa.
  23. Francis D. K. Ching, Corky Binggeli 2012,Interior Design Illustratored”. New York: John Wiley & Sons.
  24. Greenberg Paul. 2010. “Customer Relationship Management at the Speed of Light : Sosial CRM Strategies, Tool, and Techniques for Engaging Your Customers”. 4th Edition. New York: McGraw-Hill.
  25. Normasari 2013,Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasa Pelanggan, Citra Perusahaan Dan Loyaitas Pelanggan (Survei Pada Tamu Pelanggan Yang Menginap Di Hotel Pelangi Malang)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Universitas Brawijaya. Malang. Vol.6, No.2.
  26. Nugroho 2015,Pengaruh Atribut Produk Terhadap Kepuasan Peanggan Dan Loyalitas Pelanggan (Survei pada Couter Perdana di Gresik)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Universitas Brawijaya. Malang. Vol.20, No.1.
  27. 27,0 27,1 Wukil Ragil 2010, “Pedoman Sosialisasi Prosedur Operasi Standar”. Jakarta: Mitra Wacana Media.
  28. 28,0 28,1 Sugiyono 2010, Membuat Scoring Menggunakan Skala Likert”. Bandung: Alfabeta.
  29. Shelly & Rosenblatt 2010,Systems Analysis and Design”. 9th Edition. United States: Course Technology.
  30. 30,0 30,1 Satzinger, et al 2010,Systems Analysis and Design in a Changing World”. Boston: Course Technology.
  31. A.S Rosa dan M. Shalahudin 2014,Rekayasa Peragkat Lunak”. Edisi 2. Bangung: Informatika.
  32. 32,0 32,1 Connoly dan Begg 2010,Database System: A practical Approach to Design, Implementation, and Management. Fifth Edition. Addison Wesley.
  33. 33,0 33,1 33,2 Bunafit Nugroho 2013, Dasar Pemograman Web PHP – MySQL dengan Dreamweaver”. Yogyakarta: Gava Media.
  34. Kustiyahningsih 2011, Pemrograman Basis Data. Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  35. Madcom 2013, Kupas Tuntas Adobe Dreamweaver CS6 Dengan Pemrograman PHP & MYSQL”. Yogyakarta: Andi Publisher.
  36. 36,0 36,1 Elizabeth Carto 2012, HTML, XHTML, and CSS: Visual Quick Guide (6th Edition)”. New York: Peach Press.
  37. Sopian Hadianto 2014, Membangun Responsive Website dengan Twitter Bootstrap 2.0+PHP dan MySQL”. Diakses 10 Oktober 2017. Dari https://www.slideshare.net/sopianhadianto1/membangun-responsive-website-dengan-twitter-bootstrap-20-php-dan-mysql-by-sopian-hadianto.
  38. Wahyu Widyanto 2014, Buku Panduan Bootstrap”. Jakarta: Margotek.
  39. Guritno, dkk 2011, Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi”. Yogyakarta: Andi Offset.
  40. Saputra 2015, Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung”. Bandung: LAPAN.

Contributors

Nanda Dian Prasetyo