SI1231474043

Dari widuri
Revisi per 5 Januari 2018 00.25 oleh Khoirul (bicara | kontrib)


Lompat ke: navigasi, cari

'

PROTOTYPE SISTEM KEAMANAN RUANG BRANKAS PADA

PT BRI KCP UNIT TANAH TINGGI

KOTA TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1231474043
NAMA
: Khoirul


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTYPE SISTEM KEAMANAN RUANG BRANKAS PADA

PT BRI KCP UNIT TANAH TINGGI

KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1231474043
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 20 Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I, MM)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTYPE SISTEM KEAMANAN RUANG BRANKAS PADA

PT BRI KCP UNIT TANAH TINGGI

KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331474559
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 20 Juli 2017


Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Dendy Jonas, M.Kom)
   
(Listina Nadhia Ningsih, S.Kom, M.T.I)
NID : 14004
   
NID : 15016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTOTYPE SISTEM KEAMANAN RUANG BRANKAS PADA

PT BRI KCP UNIT TANAH TINGGI

KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1231474043
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, 20 Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PROTOTYPE SISTEM KEAMANAN RUANG BRANKAS PADA

PT BRI KCP UNIT TANAH TINGGI

KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

Disusun Oleh :

NIM
: 1231474043
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 20 Juli 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1231474043

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Aspek keamanan sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan saat ini. Merancang dan membuat sebuah sistem keamanan ruangan sangatlah penting untuk meminimalisir pencurian atau penyusup. Dalam penelitian ini saya merancang dan membuat sebuah sistem keamanan ruangan berbasis mikrokontroler Arduino yang menggabungkan beberapa alat seperti penggunaan RFID, Laser, LDR, Relay, Em Lock, Buzzer, LCD (Liquid Crystal Display). Sensor keamanan ini menggunakan beberapa sensor untuk mendeteksi keberadaan penyusup antara lain RFID sebagai alat untuk mengidentifikasi id pengguna sudah terdaftar atau belum, jika id sudah terdaftar sistem keamanan akan mati dan user dapat bebas masuk. LCD (Liquid Crystal Display) sebagagai alat penampil tulisan bahwa akses diterima atau ditolak. Laser sebagai penghantar cahaya yang akan diterima oleh LDR. Jika ada penyusup yang tidak memiliki izin melewati laser, sistem akan mengenali sebagai ancaman. perangkat output yang digunakan sebagai notifikasi peringatan adalah buzzer. Em Lock sebagai pengunci pintu yang beroperasi menggunakan arus listrik. Dan Relay sebagai pemutus arus listrik yang mengalir ke Em Lock. Rangkaian pengendali untuk semua perangkat keras yang digunakan adalah Arduino. Perangkat lunak yang digunakan adalah Bahasa C untuk Arduino. Pada penelitian ini telah berhasil dibangun sebuah sistem keamanan dengan prinsip kerja apabila ada orang yang tidak memiliki hak akses dan memaksa masuk ke dalam ruangan maka sistem akan mengaktifkan peringatan atau alarm dengan membunyikan buzzer dan mengirimkan notifikasi berupa email.


Kata Kunci: Sistem Keamanan, Arduino, Laser, LDR, LCD (Liquid Crystal Display), RFID, Relay, Buzzer, Em Lock.

ABSTRACT

The security aspect is needed in many areas of life today. Designing and creating a room security system is essential to minimize theft or intruders. In this research I designed and built a room security system based on Arduino microcontroller which combine some tools like RFID, Laser, LDR, Relay, Em Lock, Buzzer, LCD (Liquid Crystal Display). This security sensor uses several sensors to detect the presence of intruders such as RFID as a means to identify the user id is registered or not, if the id is registered security system will die and the user can free entry. LCD (Liquid Crystal Display) as a writing viewer that access is accepted or rejected. Laser as light conductor to be received by LDR. If there is an unauthorized intruder passing through the laser, the system will recognize it as a threat. The output device used as a warning notification is a buzzer. Em Lock as a door lock that operates using an electric current. And Relay as an electric current breaker that flows into Em Lock. The control circuit for all hardware used is Arduino. The software used is C for Arduino. In this research has successfully built a security system with the working principle if there are people who do not have access rights and forced entry into the room then the system will activate a warning or alarm by ringing buzzer and sending notification in the form of email.


Keywords : Security Systems, Arduino, Laser, LDR, LCD (Liquid Crystal Display), RFID, Relay, Buzzer, Em Lock.

KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulisan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul “Prototype Sistem Keamanan Ruang Brankas Pada PT. BRI KCP Unit Tanah Tinggi Kota Tangerang”.

Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca. Semoga karya tulis ini dapat menjadi bahan perbandingan dalam periode selanjutnya, dan dapat menjadi suatu karya ilmiah yang baik.

</div>

Pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini, antara lain:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd., selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  4. Bapak Dendy Jonas, M.Kom dan Ibu Listina Nadhia Ningsih, S.Kom, M.T.I selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  5. Kepada orang tua yang juga memberikan semangat dan do’anya untuk kelancaran Skripsi ini
  6. Untuk teman-teman seperjuangan yang sudah memberikan motivasi dan do’anya sehingga Skripsi penulis berjalan dengan lancar.
  7. Kepada teman-teman yang sudah memberikan semangat. Terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak dan Ibu, adik dan keluarga

tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dan tentunya Do’a restu yang tiada henti.

Akhir kata, Semoga Allah SWT memberikan balasan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan Skripsi ini.

Demikian, penulis sampaikan dengan harapan semoga Skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.


Tangerang, 20 Juli 2017
Khoirul
NIM. 1231474043
DAFTAR TABEL
  1. Tabel 2.1. Spesifikasi Arduino Uno
  2. Tabel 2.2 Komponen Elektronika PasifI
  3. Tabel 2.3 Komponen Elektronika Aktif<l/i>
  4. Tabel 3.1 Elisitasi tahap I
  5. Tabel 3.2 Elisitasi tahap II
  6. Tabel 3.3 Elisitasi tahap III
  7. Tabel 4.1 Pengujian Black Box Sistem pada RFID
  8. Tabel 4.2 Pengujian Black Box Sistem pada Relay
  9. Tabel 4.3 Pengujian Black Box Sistem Pada Em Lock
  10. Tabel 4.4 Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem
  11. Tabel 4.5 Estimasi Biaya Yang Di Keluarkan
DAFTAR GAMBAR
  1. Gambar 2.1 Tahapan Prototipe
  2. Gambar 2.2 Internet of Things (IoT)
  3. Gambar 2.3 Arduino Uno
  4. Gambar 2.4 Simbol dan Bentuk LDR
  5. Gambar 2.5 Buzzer
  6. Gambar 2.6 LCD (Liquid Crystal Display) 2x16
  7. Gambar 2.7 RFID Module
  8. Gambar 2.8 Laser Module
  9. Gambar 2.9 Relay Module
  10. Gambar 2.10 Flowchart Sistem (System Flowchart)
  11. Gambar 2.11 Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
  12. Gambar 2.12 Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
  13. Gambar 2.13 Flowchart Program (Program Flowchart)
  14. Gambar 2.14 Simbol Flowchart Proses
  15. Gambar 2.15 Flowchart Proses (Process Flowchart)
  16. Gambar 3.1 PT. BRI KCP Unit Tanah Tinggi Kota Tangerang
  17. Gambar 3.2 Struktur Organisasi
  18. Gambar 3.3 Flowchart Sistem Yang Berjalan
  19. Gambar 3.4 Flowchart Sistem Yang Diusulkan
  20. Gambar 3.5 Diagram Blok Rangkaian Sistem
  21. Gambar 3.6 Mengakses Program Fritzing
  22. Gambar 3.7 Halaman Utama Program Fritzing
  23. Gambar 3.8 Rangkaian RFID
  24. Gambar 3.9 Rangkaian Laser
  25. Gambar3.10 Rangkaian LDR
  26. Gambar 3.11 Rangkaian Buzzer
  27. Gambar 3.12 Rangkaian LCD
  28. Gambar 3.13 Rangkaian Em Lock
  29. Gambar 3.14 Rangkaian catu daya
  30. Gambar 3.15 Rangkaian Keseluruhan
  31. Gambar 3.16 Listing Program Arduino Uno
  32. Gambar 3.17 Proses Kompilasi
  33. Gambar 3.18 Proses Upload Berhasi
  34. Gambar 3.19 Flowchart Sistem Keseluruhan
  35. Gambar 4.1 Pengujian Catu Daya Untuk Arduino Uno
  36. Gambar 4.2 Laser
  37. Gambar 4.3 Sensor LDR (Light Dependent Resistor)
  38. Gambar 4.4 Listing Program Sensor LDR (Light Dependent Resistor)
  39. Gambar 4.5 Data Sistem Keamanan Ruang Brankas Pada Database
  40. Gambar 4.6 Listing Program Sistem Keamanan Ruang Brankas
  41. Gambar 4.7 Flowchart Sistem Yang Diusulkan
  42. Gambar 4.8 Tampilan Listing Program IDE Arduino
  43. Gambar 4.9 Upload Program Ke dalam Arduino Uno


Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi yang begitu pesat mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan manusia, salah satunya adalah kebutuhan manusia akan informasi. Perkembangan teknologi disegala bidang khususnya elektronika digital memungkinkan suatu rancangan bentuk fisik yang lebih sederhana, efisien, ekonomis dan kinerja yang semakin baik pula. Oleh sebab itu hal ini berpengaruh dengan situasi, kondisi dan cara hidup manusia sehari-hari dimana manusia lebih membutuhkan sesuatu yang lebih cepat, tepat dan akurat dalam memperoleh informasi. Mikrokontroler sebagai teknologi baru yaitu teknologi semi konduktor  kehadiranya sangat membantu perkembangan dunia elektronika. Microkontroler  adalah sebuah IC yang di dalamnya terdapat sebuah prosesor dan sebuah memori. Prosesor ini berfungsi untuk mengolah data, dan memori berfungsi untuk menyimpan data. Maka atas hal tersebutlah kami membuat sebuah kerja praktek yang berhubungan dengan mikrokontroler yaitu running teks, dimana cara kerjanya diatur oleh mikrokontroler tersebut. Running teks kami nantinya akan kami gunakan di Kecamatan Benda dengan tujuan untuk mempermudah pihak pemerintah dalam memberikan suatu informasi yang sifatnya umum. Prototype Sistem Pengendali Running Text Berbasis Arduino Dengan Sistem Control Melalui Bluetooth.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang dan mengimplementasikan sebuah sistem running text ?

2. Komponen apa saja yang dibutuhkan dalam merancang sistem running text ?

3. Bagaimana sistem komunikasi antara smartphone dengan perangkat arduino ?

4. Bagaimana pengujian yang dilakukan pada running text dengan sistem control melalui bluetooth ?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pokok dari penelitian ini yaitu untuk menerangkan fakta-fakta yang telah ditemukan, serta menerapkan berbagai teori yang telah didapatkan selama ini. Adapun tujuan lain adalah sebagai berikut :

1. Merancang dan mengimplementasikan sebuah sistem running text dengan sistem kontrol melalui bluetooth.

2. Mempersiapkan komponen yang dibutuhkan dalam merancang sistem running text.

3. Membuat dan mengimplementasikan antara perangkat Smartphone dengan arduino

4. Melakukan pengujian pada sistem running text dengan sistem kontrol melalui bluetooth dan terhubung dengan Smartphone .

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Manfaat atau kegunaan hasil penelitian dapat diklasifikasikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan obyek penelitian. Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan dibuat dengan dukungan beberapa kajian teoritis dan temuan sebelumnya, maka penelitian ini mempunyai manfaat teoritis. Sedangkan manfaat praktisnya tergantung pada bentuk penelitian yang dilakukan, terutama untuk penelitian evaluasi dan eksperimen.

Beberapa manfaat yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aplikasi sistem running text menggunakan media kontrol melalui bluetooth.

Ruang Lingkup

Sebagai pembatasan bahasan atas penyusunan laporan ini sehingga tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka ruang lingkup laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem pengendali ranning text dengan system control melalui bluetooth ini meliki jarak jangkauan 10m

Metode Penelitian

Dalam metode ini memanfaatkan sistem kecerdasan buatan yang diterapkan pada mikrokontroller untuk memberi informasi, sistem yang memiliki layanan dan obyek, informasi melalui perangakat digital. Ranning text ini ditetapakan untuk informasi

Dalam pembuatan laporan ini, penulis akan menggunakan 5 (lima) metode penelitian yang meliputi:

1. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam laporan SKRIPSI ini, digunakan metode sebagai berikut:

Pengamatan (Observation Research)

Merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti tidak memiliki kendali sama sekali terhadap pemunculan respon objek yang diamati, keculai dalam menentukan faktor yang diamati dan memeriksa ketelitian data. Penelitian dilaksanakan langsung di Kecamatan Benda yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan.

Metode Wawancara (Interview Research)

Metode ini dilakukan melalui proses tanya jawab dengan seorang atau beberapa narasumber di tempat atau lokasi dimana objek penelitian dilakukan. Proses tanya jawab ini dilakukan langsung Camat Benda.

Metode Studi Pustaka (Library Research)

Studi pustaka adalah metode untuk mendapatkan informasi dan data dari beberapa sumber (literature) atau buku yang diperlukan untuk kebutuhan penganalisaan dan perancangan sistem baru yang di usulkan.


Metode Analisa

Metode pengembangan adalah sebuah cara yang tersistem atau teratur yang bertujuan untuk melakukan analisa pengembangan suatu sistem agar sistem tersebut dapat memenuhi kebutuhan. Merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi sistem yang terdiri dari temuan penelitian yang berkaitan dengan sistem yang akan dikembangkan, melakukan pengujian dalam pengaturan dimana ia akan digunakan akhirnya, dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam metode ini penulis mencoba mengembangkan sistem yang telah ada dengan membuat usulan sistem yang akan dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk draf elisitasi.

Dari kedua metode penelitian yang telah dijabarkan di atas, maka penulis akan menggunakan kedua metode tersebut untuk menganalisa sistem yang berjalan. Hal ini dikarenakan dengan memakai metode observasi, penulis dapat secara langsung mengetahui kendala-kendala yang timbul dalam pemakaian sistem tersebut, dan dapat langsung mencari tahu penyelesaiannya. Dengan memakai metode studi pustaka, penulis diharapkan mendapat teori-teori maupun literatur dari penelitian sebelumnya, agar tidak terjadi pembuatan ulang dari penelitian yang sudah ada. Dan survei, penulis berharap dapat menerima penilaian terhadap sistem yang berjalan dari para pengguna kemudian dapat langsung melakukan perbaikan terhadap sistem.

Metode Analisa Perancangan Program

Dalam metode ini penulis menggunakan perancangan program dengan metode Flowchart. Flowchart adalah representasi bergambar dari suatu algoritma dimana langkah-langkah digambarkan dalam berbagai bentuk kotak dan aliran logikanya terhubung dengan garis panah.

Metode Perancangan

Pada metode ini penulis menggunakan perancangan flowchart, alasan penulis menggunakan diagram alir ( flowchart ) karena berdasarkan atas tujuan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan menggunakan simbol-simbol standart.

Metode Prototype

Alat yang dibuat bersifat prototype atau simulasi alat yang dapat dipergunakan secara nyata uji coba dan penelitian menggunakan Bluetooth,Dotmatrix dan Smartphone.

Metode Testing

Pada metode testing ini penulis ingin menggunakan Black Box pada sistem yang akan penulis bangun, dalam pengertiannya Blakc Box testing adalah metode pengujian dengan struktur internal tau kerja. pengetahuan khusus dari kode aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan.Menggunakan deskripsi eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untuk menurunkan uji kasus. Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang uji memilih input yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar. Tidak ada pengetahuan tentang struktur internal benda uji itu. Sedangkan alasan penulis memilih black box ini karena metode uji dapat diterapkan pada semua tingkat pengujian perangkat lunak: unit, integrasi, fungsional, sistem.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan penelitian ini, maka dikelompokkan materi penulisan menjadi 4 (Empat) bab yang masing-masing saling berkaitan antara bab satu dengan yang lainya, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, yaitu:

BAB I       PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, ruang lingkup, metode penelitian, dan sistematika penulisan.


BAB II     LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori-teori dasar yang akan mendukung pembahasan masalah, serta cara berfikir dalam penyusunan SKRIPSI ini. Uraian tersebut menjelaskan tentang Mikrokontroler arduino, serta beberapa komponen pendukung.

BAB III     ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum objek yang diteliti meliputi sejarah singkat, wewenang dan tanggung jawab, permasalahan yang dihadapi, dll.

BAB IV     PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI

Pada bab ini merupakan penjelasan mengenai ujicoba dan analisa pengoperasian dari sistem yang dibuat dan di kembangkan

BAB V     PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil pengamatan dan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Menurut Kusrini (2013:11), “sistem adalah sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu”.

Menjelaskan Sutarman (2012:13), “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Pendapat Diana dan Setiawati ( 2011 : 3 ), “Sistem adalah serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Yakub (2012:1), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.

Berdasarkan beberapa definisi sistem yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen atau elemen yang berkerja sama sesuai fungsinya dan saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan.

Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20), model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapaun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Komponen Sistem(Components System)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang seling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super sistem”.

2. Batasan Sistem (Boundary System)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

3. Lingkungan Luar Sistem(Environment System)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem(Interface System)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input System)Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem (Output System)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsitem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

7. Pengolahan Sistem (Processing System)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

8. Sasaran Sistem (Objective).

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:22), sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia (Interface)

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, danpergantian musim. Sedangkan sistem buatn manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

3. Sistem Determinasi dan Sistem Probabilistik(Interface)

Sistem yang berinterkasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.

4. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

Konsep Dasar Pengontrolan

A. Definisi Pengontrolan

Menurut Erinofiardi (2012:261), “Suatu system control otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tampa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

Kontrol otomatis mempenyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Pada industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai system pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka(Open-loop Control System) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup (Closed-loop Control System).

Gambar 2.1 Sistem pengendali loop terbuka Sumber : Erinofiardi (2012:261)

Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

B. Sistem Kontrol Loop Tertutup

Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.” Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

Gambar 2.2 Sistem pengendali looptertutup Sumber : Erinofiardi (2012:261)

Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalsikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

Konsep Dasar Flowchart

A. Definisi Flowchart

Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni di dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan di dalam Jurnal Sistem Informasi Vol. 6, No.2 (2011:116), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan

B. Cara Membuat Flowchart

Sebagai pembatasan bahasan atas penyusunan laporan ini sehingga tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka ruang lingkup laporan ini adalah sebagai berikut:

a. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.

b. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

c. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas

d. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.

e. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar

f. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.

g. Gunakan symbol-simbol flowchart yang standart.

C. Jenis-Jenis Flowchart

Ada lima macam bagan alir yang akan dibahas di modul ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagan Alir Sistem(Systems Flowchart)

Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam system secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem

Gambar 2.3 Bagan Alir Sistem (System Flowchart)

2. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Fungsi utamanya untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian yang lain.

Gambar 2.4. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

3. Bagan Alir Skematik(Schematic Flowchart)

Mirip dengan Flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur.

Gambar 2.5. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)

4. Bagan Alir Program (Program Flowchart)

Merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur dilaksanakan

Gambar 2.6. Bagan Alir Program (Program Flowchart)

5. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah selanjutnya dari sebuah sistem.

Gambar 2.7. Bagan Alir Proses (Process Flowchart) Gambar 2.8. Contoh Variasi Aplikasi Flowchart

Konsep Dasar White Box

A. Definisi White Box

Menurut Sodikin di dalam Jurnal Teknologi Informasi (2009:750), “Pengujian White Box berfokus pada struktur kontrol pengguna”.

Menurut Handaya dan Hakim Hartanto di dalam Jurnal Sistem Informasi (2011:204) “White Box adalah sebuah cara pengujian yang menggunakan struktur kontrol yang dideskripsikan sebagai komponen perangkat lunak untuk memperoleh uji kasus”.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa white box adalah sebuah cara pengujian yang menggunkan struktur control perangkat lunak.

B. Pendekatan Pemecahan Masalah

Menurut Puspitasari (2011:96), Penelitian ini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Product : produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

2. Price : biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang ditawarkan.

3. Place : lokasi dimana produk atau jasa tersedia.

4. Promotion : aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.

5. People : orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.

6. Process : proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk atau jasa.

7. Physical Evidence : bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa

Konsep Dasar Elisitasi

A. Definisi Elisitasi

Menurut Jalaludin (2011 : 21–23), “Elisitasi berisi usulan rancangan suatu sistem yang diinginkan oleh pihak yang terkait melalui metode wawancara dan dilakukan pada requirement elicitation tahap 1, 2, 3 dan final”.

1. Elisitasi Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara untuk menterjemahkan kebutuhan pemakai sistem baru.

2. Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untukmemisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

1) M pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

2) D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

3) I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

3. Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :

1) T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

2) O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

3) E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan

3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

4. Final Draft Elisitasi

Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Teori Khusus

Mikrokontroller

A. Definisi Mikrokontroler

[1]Menurut Sumardi (2013:1), “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”. Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus

B. Karakteristik Mikrokontroler

Menurut Sumardi (2013:2), mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multi fungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.

2. Konsumsi daya kecil.

3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.

4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.

5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Sensor.

6. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

C. Klasifikasi Mikrokontroler

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3), Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).

2. RAM berkapasitas 68 byte.

3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.

4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).

5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.

6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP =In Circuit Serial Programming).

D. Fitur-fitur Mikrokontroler

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3), ada beberapa fitur yang pada umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

1. RAM (Random Access Memory)

RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

2. ROM (Read Only Memory)

ROM disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

3. Register.

Register merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

4. Special Function Register.

Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register ini terletak di RAM.

5. Input dan Output Pin.

Pin Input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

6. Interrupt.

Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, program tersebut dapat diinterupsikan dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

Menurut Malik dan Juwana (2009:3), ada beberapa interrupt yang terdapat pada mikrokontroler adalah sebagai beriku:

1. Interrupt Eksternal.

Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin interrupt.

2. Interrupt Timer.

Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.

3. Interrupt Serial.

Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.

Definisi Dotmatrix P10

Dotmatrix P10 Adalah merupakan sebuah media elektronik yang sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai media iklan, pemberitahuan informasi serta untuk dekorasi kantor atau sentuhan keindahan perkotaan. Moving LED ataupun LED running text sangat berbeda dengan banner ataupun spanduk, karena banner dan spanduk sifatnya non permanen artinya tidak mampu bertahan lama atau cepat mengalami kerusakan. Running Text sifatnya Semi-Permanen dan isinya dapat diubah sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan selera anda. Khusus untuk desainnya, ada yang merupakan desain available, Untuk kali ini membuat running text tersebut membutuhkan modul LED matrix P10 16X30. Modul ini merupakan sebuah panel LED yang sudah jadi dan bisa Anda susun sampai sebesar yang Anda inginkan.

Pengertian Umum Dotmatrix P10

Pengartian dari Dotmarix P10 atau disebut juga sebagai tulisan berjalan ini merupakan salah satu media elektronik yang sangat berguna untuk menyampaikan pesan dan informasi yang dapat juga dapat digunakan sebagai sarana iklan. Running Text juga dikenal dengan sebutan Moving Sign. Dalam pengembangannya, Display Running text kini hadir tidak hanya menampilkan rangkaian tulisan berjalan saja, tetapi juga bisa untuk menampilkan gambar atau logo.

Running Text banyak dipilih orang sebagai sarana advertising, alasan sebagai sarana iklan karena selain tampilan yang sangat cantik, running text tersendiri ternyata memiliki daya tarik bagi orang-orang di sekitar yang melihatnya. seperti yang kita ketahui, bahwa indra penglihatan manusia berupa mata sangat tertarik terhadap suatu pandangan yang cerah, berwarna, mencolok, dan lain yang ada di sekelilingnya. Hal ini yang mendasari warna dari display running text mengundang mata orang di sekitarnya untuk melihat ke arahnya.

Pengertian Umum Dotmatrix P10

Cara Kerja Dotmatrix P10 Secara Umum LED panel P10 adalah salah satu tipe panel running text yang mempunyai kerapatan pixel 10mm. Dimensi panjang dan lebar nya adalah 32cm x 16cm. ilustrasi gambar.

Gambar 2.9. Ilustrasi Dotmatrix P10

Prinsip Kerja Dotmatrix P10

Running Text merupakan sebuah teknik elektronik yang mampu menampilkan sebuah tulisan bergerak yang terdiri dari susunan lampu LED kemudian terhubung secara matrix dengan perpaduan lampu LED antara baris dan kolomnya. Adapun beberapa contoh aplikasi Running Text LED itu sendiri adalah jam digital, tulisan open/closed, pengumuman pemerintah, update harga barang terbaru, ucapan selamat datang, papan kurs untuk valas, kombinasi gambar sederhana dan tulisan, serta display menu.

Gambar 2.10. Susunan Dasar Dotmatrix P10

Running Text sangat berbeda dengan spanduk ataupun banner. Spanduk dan banner sifatnya non permanen yang berarti tidak mampu bertahan lama atau sangat cepat mengalami kerusakan. Sementara Moving Sign atau Running Text tersebut sifatnya permanen serta isinya dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dan selera anda. Untuk warna yang digunakan sangat bervariasi. Adapun warna-warna yang tersedia diantaranya yaitu warna hijau, warna merah, warna kuning, warna biru, dan warna putih khusus untuk LED.

Bluetooth

Pengertian bluetooth, fungsi dan cara kerjanya Bluetooth adalah suatu peralatan media komunikasi yang dapat digunakan untuk menghubungkan sebuah perangkat komunikasi dengan perangkat komunikasi lainnya, bluetooth umumnya digunakan di handphone, komputer atau pc, tablet, dan lain-lain. Fungsi bluetooth yaitu untuk mempermudah berbagi atau sharing file, audio, menggantikan penggunaan kabel dan lain-lain. Saat ini sudah banyak sekali perangkat yang menggunakan bluetooth.

Gambar 2.13. Bentuk fisik Bluetooth

Breadboard

Breadboard adalah papan khusus yang digunakan untuk membuat Prototipe atau rangkaian elektronik yang bersifat percobaan. Project Board atau yang sering disebut sebagai BreadBoard adalah dasar konstruksi sebuah sirkuit elektronik dan merupakan prototipe dari suatu rangkaian elektronik.

Gambar 2.13. Bentuk Jalur breadboard secara umum

Lampu led

Lampu LED atau kepanjangannya (light emitting diode) adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut. Misalnya pada sebuah komputer, terdapat lampu LED power dan led indikator untuk processor, atau dalam monitor terdapat juga lampu led power dan power saving. Lampu led terbuat dari plastik dan dioda semikonduktor yang dapat menyala apabila dialiri tegangan listrik rendah (sekitar 1.5 volt DC). Bermacam-macam warna dan bentuk dari lampu led, disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya. Bentuk fisik dari lampu led dapat dilihat pada gambar 2.30 sebagai berikut:

Gambar 2.14. Lampu led Sumber : diambil dari marktechopto.com

Fungsi lampu led

Led (light emitting diode) merupakan sejenis lampu yang akhir-akhir ini muncul dalam kehidupan kita. Led dulu umumnya digunakan pada gadget seperti ponsel serta komputer. Sebagai pesaing lampu bohlam dan neon, saat ini aplikasinya mulai meluas dan bahkan bisa kita temukan pada korek api yang kita gunakan, lampu emergency dan sebagainya. Led sebagai model lampu masa depan dianggap dapat menekan pemanasan global karena efisiensinya.

Resistor

Resistor atau tahanan adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang dipergunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan biasanya komponen ini terbuat dari bahan karbon. Berdasarkan hokum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol W(Omega). Untuk menghitung hambatan pada resistor dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

V = tegangan listrik (volt )

I = arus yang mengalir (ampere)

R = tahanan (ohm)

Untuk mengetahui nilai resistor berdasarkan warnanya dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut:

Penjelasan dari kode warna resistor pada Tabel 2.1. sebagai berikut:

a) Kode I, menyatakan angka ke satu

b) Kode II, menyatakan angka ke dua

c) Kode III, menyatakan faktor pengali

d) Kode IV, menyatakan nilai toleransi atau batas antara nilai tahanan terbesar dengan nilai tahanan yang terkecil.

Misalkan diketahui warna tahanan terdiri dari merah-hijau-orange-emas, berarti nilai resistansinya = 25.000 ohm ± 5% = 25 K ohm ± 5%.

Nilai maksimal dari resistansinya = 25.000 + (25.000 X 5%) = 26.250 ohm.

Nilai maksimal dari resistansinya = 25.000 - (25.000 X 5%) = 26.250 ohm.

Menurut macamnya resistor terbagi atas dua macam yaitu:

1. Resistor Tetap ( Fixed Resistor)

Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap tidak dapat diubah-ubah. Apabila nilai tahanannya semakin besar, maka arus semakin kecil. Sebaliknya bila nilai tahanannya kecil, maka arus yang mengalir semakin besar. Resistor memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1/16 watt, 1/8 watt, ¼ watt, ½ watt. Artinya resitor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan dayanya. Adapun resistor tidak tetap dapat dilihat pada gambar 2.31.

Gambar 2.15 Bentuk fisik dan simbol resistor tetap

2. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai hambatannya atau resistansinya dapat diubah-ubah. Jenisnya antara lain : hambatan geser, trimpot dan potensiometer. Yang banyak digunakan ialah trimpot dan potensimeter.

1. Tahanan Variabel

Adalah jenis tahanan yang resistansinya bisa diubah-ubah, seperti Potensiometer dengan cara diputar dan Trimpot (trimer potensiometer).

2. LDR (Light Dependent Resistance)

Adalah tahanan yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh cahaya, nilai tahananya akan mengecil apabila terkena cahaya dan membesar apabila tidak terkena cahaya.

3. NTC (negative thermal coeffisien) dan PTC (positive thermal coeffisien)

Adalah jenis tahanan yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh perubahan suhu. NTC pada suhu yang tinggi nilai tahanannya turun dan pada suhu yang rendah nilai tahananya naik, sedangkan PTC kebalikannya pada suhu yang tinggi nilai tahanannya naik dan pada suhu yang rendah nilai tahanannya turun. Adapun resistor tidak tetap dapat dilihat seperti pada gambar 2.32 sebagai berikut:

Gambar 2.16 Bentuk fisik dan simbol resistor tidak tetap

Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor berbeda dengan akumulator dalam menyimpan muatan listrik terutama tidak terjadi perubahan kimia pada bahan kapasitor, besarnya kapasitansi dari sebuah kapasitor dinyatakan dalam farad.

Pengertian lain kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas, elektrolit dan lain-lain.

Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan kapasitansi atau kapasitas. Untuk melihat kontruksi dari kapasitor, dapat dilihat pada gambar 2.16 sebagai berikut:

Gambar 2.17 Susunan lapisan kapasitor Sumber : http://elektronika-dasar.web.id

Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

Q = CV

Dimana :

Q = muatan elektron dalam C (coulomb)

C = nilai kapasitansi dalam F (farad)

V = besar tegangan dalam V (volt)

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :

C = (8.85 x 10-12) (k A/t)

Contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan seperti terlihat pada table 2.2 dibawah ini:

Tabel 2.2. Bahan dielektrik yang di sederhanakan Sumber : http://elektronika-dasar.web.id

Jenis-jenis kapasitor sesuai bahan dan konstruksinya

Kapasitor seperti juga resistor nilai kapasitansinya ada yang dibuat tetap dan ada yang variabel. Kapasitor dielektrikum udara, kapasitansinya berubah dari nilai maksimum ke minimum. Kapasitor variabel sering kita jumpai pada rangkaian pesawat penerima radio dibagian penala dan osilator. Agar perubahan kapasitansi di dua bagian tersebut serempak maka digunakan kapasitor variabel ganda. Kapasitor variabel ganda adalah dua buah kapasitor variabel dengan satu pemutar. Berdasarkan dielektrikum kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. kapasitor keramik

2. kapasitor film kapasitor elektrolit

3. kapasitor tantalum

4. kapasitor kertas

Berdasarkan polaritas kutup pada elektroda kapsitor dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu :

1. Kapasitor Non-Polar, kapasitor yang tidak memiliki polaritas pada kedua elektroda dan tidak perlu dibedakan kaki elektrodanya dalam pesangannya pada rangkaian elektronika.

2. Kapasitor Bi-Polar, yaitu kapasitor yang memiliki polaritas positif dan negatif pada elektrodanya, sehingga perlu diperhatikan pesangannya pada rangkaian elektronika dan tidak boleh terbalik. Kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum adalah kapasitor yang mempunyai kutub atau polar, sering disebut juga dengan nama kapasitor polar. Kapasitor film terdiri dari beberapa jenis yaitu polyester film, poly propylene film.

IC regulator

Salah satu tipe regulator tegangan tetap adalah 78XX. Regulator tegangan tipe 78XX adalah salah satu regulator tegangan tetap dengan tiga terminal, yaitu terminal VIN, GND dan VOUT. Tegangan keluaran dari regulator 78XX memungkinkan regulator untuk dipakai dalam sistem logika, instrumentasi dan Hifi. Regulator tegangan 78XX dirancang sebagai regulator tegangan tetap, meskipun demikian dapat juga keluaran dari regulator ini diatur tegangan dan arusnya melalui tambahan komponen eksternal. Pada umumnya catu daya selalu dilengkapi dengan regulator tegangan. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya. Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada beban.

Untuk melihat karakteristik regulator tegangan positif 78xx dapat dilihat pada tabel 2.6 sebagai berikut:

Tabel 2.3 Karakteristik IC regulator tegangan positif 78xx [Sumber : http://elektronika-dasar.web.id]

Angka xx pada bagian terakhir penulisan tipe regulator 78xx merupakan besarnya tegangan output dari regulator tersebut. Kemudian huruh L, M merupakan besarnya arus maksimum yang dapat dialirkan pada terminal output regulator tegangan positif tersebut. Untuk penulisan tanpa huruf L ataupun M (78(L/M)xx) pada regulator tegangan positif 78xx maka arus maksimal yang dapat dialirkan pada terminal outputnya adalah 1 ampere. Karakteristik dan tipe-tipe kemampuan arus maksimal output dari regulator tegangan positif 78xx dapat dilihat pada tabel diatas. Kode huruf pada bagian depan penulisan tipe regulator 78xx merupakan kode produsen (AN78xx, LM78xx, MC78xx) regulator tegangan positif 78xx. Cara pemasangan dari regulator tegangan tetap 7805 pada catu daya dapat dilihat pada gambar 2.21 sebagai berikut.

Gambar 2.18. Rangkaian dasar IC regulator tegangan positif 78xx [Sumber : http://elektronika-dasar.web.id]

1. Penggunaan IC regulator dalam rangkaian

IC 7805 merupakan IC peregulasi, dimana IC 7805 bekerja pada sumber arus searah yang menghasilkan keluaran 5 volt sedangkan pada rangkaian IC ini digunakan untuk memaksa keluaran yang kita berikan diatas 5 volt menjadi 5 volt dengan hasil positif, sesuai dengan data IC 7805 bekerja efektif antara range 7V-20V. IC 7805 terdapat beberapa macam mulai dari komponen SMD (surface mount device) sampai aplikasi umum dengan keluaran arus sampai dengan 1A.

Gambar 2.19. Rangkaian IC regulator [Sumber : http://www.ladyada.net/make/logshield/design.html]

Dioda

Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang elektronika. Dioda sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna, melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan serta parameter penggunaan. Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.

Gambar 2.20. bentuk fisik dioda [Sumber : http://www.instructables.com/id/Make-a-Solar-Panel-using-Diodes/] Gambar 2.21. Simbol diode berbagai tipe [Sumber : http://www.instructables.com/id/Make-a-Solar-Panel-using-Diodes/]

A. Jenis-jenis diode semikonduktor

Ada beberapa jenis dari dioda pertemuan yang hanya menekankan perbedaan pada aspek fisik baik ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektrode ataupun jenis pertemuan, atau benar-benar peranti berbeda seperti dioda Gunn, diode laser dan dioda MOSFET.

1. Dioda biasa

Beroperasi seperti penjelasan di atas. Biasanya dibuat dari silikon terkotori atau yang lebih langka dari germanium. Sebelum pengembangan diode penyearah silikon modern, digunakan kuprous oksida (kuprox)dan selenium, pertemuan ini memberikan efisiensi yang rendah dan penurunan tegangan maju yang lebih tinggi (biasanya 1.4–1.7 V tiap pertemuan, dengan banyak lapisan pertemuan ditumpuk untuk mempertinggi ketahanan terhadap tegangan terbalik), dan memerlukan benaman bahan yang besar (kadang-kadang perpanjangan dari substrat logam dari dioda), jauh lebih besar dari diode silikon untuk rating arus yang sama.

2. Dioda bandangan

Dioda yang menghantar pada arah terbalik ketika tegangan panjar mundur melebihi tegangan dadal dari pertemuan P-N. Secara listrik mirip dan sulit dibedakan dengan diode Zener, dan kadang-kadang salah disebut sebagai diode Zener, padahal diode ini menghantar dengan mekanisme yang berbeda yaitu efek bandangan. Efek ini terjadi ketika medan listrik terbalik yang membentangi pertemuan p-n menyebabkan gelombang ionisasi pada pertemuan, menyebabkan arus besar mengalir melewatinya, mengingatkan pada terjadinya bandangan yang menjebol bendungan. Dioda bandangan didesain untuk dadal pada tegangan terbalik tertentu tanpa menjadi rusak. Perbedaan antara diode bandangan (yang mempunyai tegangan dadal terbalik diatas 6.2 V) dan diode Zener adalah panjang kanal yang melebihi rerata jalur bebas dari elektron, jadi ada tumbukan antara mereka. Perbedaan yang mudah dilihat adalah keduanya mempunyai koefisien suhu yang berbeda, diode bandangan berkoefisien positif, sedangkan Zener berkoefisien negatif.

3. Dioda Cat's whisker

Ini adalah salah satu jenis diode kontak titik. Dioda cat's whisker terdiri dari kawat logam tipis dan tajam yang ditekankan pada kristal semikonduktor, biasanya galena atau sepotong batu bara[5]. Kawatnya membentuk anode dan kristalnya membentuk katode. Dioda Cat's whisker juga disebut diode kristal dan digunakan pada penerima radio kristal.

4. Dioda arus tetap

Ini sebenarnya adalah sebuah JFET dengan kaki gerbangnya disambungkan langsung ke kaki sumber, dan berfungsi seperti pembatas arus dua saluran (analog dengan Zener yang membatasi tegangan). Peranti ini mengizinkan arus untuk mengalir hingga harga tertentu, dan lalu menahan arus untuk tidak bertambah lebih lanjut.

5. Esaki atau diode terobosan

Dioda ini mempunyai karakteristik resistansi negatif pada daerah operasinya yang disebabkan oleh quantum tunneling, karenanya memungkinkan penguatan isyarat dan sirkuit dwimantap sederhana. Dioda ini juga jenis yang paling tahan terhadap radiasi radioaktif.

6. Dioda Gunn

Dioda ini mirip dengan diode terowongan karena dibuat dari bahan seperti GaAs atau InP yang mempunyai daerah resistansi negatif. Dengan panjar yang semestinya, domain dipol terbentuk dan bergerak melalui dioda, memungkinkan osilator gelombang mikro frekuensi tinggi dibuat.

7. Demodulasi radio

8. Penggunaan pertama diode adalah demodulasi dari isyarat radio modulasi amplitudo (AM). Dioda menyearahkan isyarat AM frekuensi radio, meninggalkan isyarat audio. Isyarat audio diambil dengan menggunakan tapis elektronik sederhana dan dikuatkan.

9. Penyearah arus

Penyearah arus dibuat dari diode, dimana diode digunakan untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Contoh yang paling banyak ditemui adalah pada rangkaian adaptor. Pada adaptor, diode digunakan untuk menyearahkan arus bolak-balik menjadi arus searah. Sedangkan contoh yang lain adalah alternator otomotif, dimana diode mengubah AC menjadi DC dan memberikan performansi yang lebih baik dari cincin komutator dari dinamo DC.

Konsep Dasar Literrature Riview

Definisi Literrature Review

Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:86), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai memanfaatkan mikrokontroler dan teknologi sensor Asap yang saat ini masih belum banyak yang menggunakan.literature review sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Herdian.[2015] dengan judul : PROTOTYPE ROBOT PENYIRAM TANAMAN MENGGUNAKANSMARTPHONE ANDROID BERBASIS ARDUINO PADAKELURAHAN DS. SUKA ASIH KEC. PASAR KEMIS KAB. TANGERANG penelitian ini memiliki tujuan untuk memudahkan Memberikan kemudahan dalam penyiraman tanaman, dan Mengimplementasikan sebuah system control robot penyiram tanaman menggunakan Bluetooth yang berbasis mikrokontroller ATmega2560 sehingga pekerjaan penyiraman di KELURAHAN DS. SUKA ASIH KEC. PASAR KEMIS KAB. TANGERANG akan sangat terbantu karena robot ini.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Meidy Surya Hadi Putra.[2014] dengan judul :HOMESMART AUTOMATIC MENGGUNAKAN MEDIABLUETOOTH BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 328 penelitian ini memiliki tujuan untuk membantu rutinitas dalam kehidupan sehari – hari, menciptakan suatu sistem pengontrolan peralatan rumah yang berguna bagi masyarakat dan mampu berjalan dengan mudah serta dapat membantu meringankan seseorang dalam pengontrolan peralatan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Haryati.[2014] dengan judul :PROTOTIPE ROBOT PEMBERSIH LANTAI BERBASIS ARDUINOUNO MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROIDPADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA. Penelitian ini memiliki tujuan Mempermudah dalam melakukan pekerjaan rumah khususnya membersihkan lantai dan Mengganti pekerjaan manusia dengan prototype robot pembersih lantai.

4. Penelitian yang dilakukan Septiyan Madza Zaman pada tahun (2013). Dari Perguruan Tinggi Raharja yang berjudul PENGGONTROLAN PERALATAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN SENSOR ASAP DAN MIKROKONTROLLER AT89S2051. pada penelitian ini pengontrolan menggunakan mikrokontroller AT89S2051. untuk menggontrol benda atau objek menggunakan media android.

5. Penelitian yang dilakukan M. Aldiki Febriantono (2013), dari Universitas Brawijaya yang berjudul PANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGURAI ASAP ROKOK PADA SMOKING ROOM MENGGUNAKAN KONTROLER PID. Untuk menguraian asap rokok menggunakan peristiwa korona untuk menghasilkan proses ionisasi. Dimana mikrokontroler ATMega8535 sebagai pengendali utama dengan mengunakan metode Proporsional Integral Deferensial (PID) untuk mengatur kecepatan kipas exhaust.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototipe

A. Definisi Prototipe

Menurut [2]

Menurut [3], “Prototipe adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila disusun dalam bentuk yang lengkap”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh dari suatu sitem yang memberikan ide bagi para user atau calon pengguna dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sebelum direalisasikan.


B. Jenis-Jenis Prototipe

Menurut [4], yaitu:

  1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)
  2. Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.

  3. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)
  4. Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual. Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :

    a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

    b. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.

    c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

    d. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.

    2.1.jpg

Konsep Dasar Sistem

A. Definisi Sistem

Menurut [5]

B. Karakteristik Sistem

Menurut [6], karakteristik sistem sebagai berikut :

  1. Komponen (Components)

  2. Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem.

  3. Batas (Boundary)

  4. Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

  5. Lingkungan (Evinronments)

  6. Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

  7. Penghubung/Antarmuka (Interface)

  8. Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi. Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  9. Masukan (Input)

  10. Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  11. Pengolahan (Processing)

  12. Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  13. Keluaran (Output)

  14. Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  15. Sasaran (Objective) dan Tujuan (Goal)

  16. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

  17. Kendali (Control)

  18. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  19. Umpan Balik (Feed Back)

  20. Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

C. Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik</i>

  2. Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

  3. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan</i>

  4. Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

  5. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka</i>

  6. Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

  7. Sistem Manusia dan Sistem Mesin

  8. Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya. Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi, sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.

  9. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

  10. Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

  11. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi

  12. Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.

  13. Sistem Buatan Tuhan dan Sistem Buatan Manusia

  14. Sistem buatan Tuhan merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini, misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.

  15. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya

  16. Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

D. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5), Tujuan Sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya.

Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya. Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

Konsep Dasar Keamanan

A. Definisi Keamanan

[7] Keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit atau cedera tapi keamanan juga dapat membuat individu aman dalam aktifitasnya, mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan umum. Keamanan fisik (biologic safety) merupakan keadaan fisik yang aman terbebas dari ancaman kecelakaan dan cedera (injury) baik secara mekanis, thermis, elektris maupun bakteriologis. Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik, yang pada pembahasan ini akan difokuskan pada providing for safety atau memberikan lingkungan yang aman (Fatmawati, 2009).

B. Definisi Brankas

Brankas adalah sebuah lemari atau kotak besi yang tahan terhadap api dan memiliki kegunaan utama yaitu sebagai pelindung barang-barang berharga anda dari berbagai macam bahaya, seperti kebanjiran, kebakaran, pencurian, dll. Barang berharga yang biasanya disimpan di brankas adalah uang, surat-surat berharga seperti akta tanah,ijasah, akte kelahiran, perhiasan, dll.

Konsep Dasar IOT (Internet of Things)

Definisi IoT (Internet of Things)

Menurut [8]

Menurut [9]

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Internet of Things adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus untuk mengkoneksikan suatu peralatan dengan internet untuk menjalankan berbagai fungsi.

Konsep Dasar WiFi (Wireless Fidelity)

A. Definisi WiFi (Wireless Fidelity)

Menurut [10]

Menurut [11]

Dari definsi di atas dapat disimpulkan bahwa WiFi adalah teknologi Wireless Local Area Network (WLAN) jenis komunikasi wireless yang di standarisasi dalam standar IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) 802.11.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

A. Definisi Perancangan Sistem

Menurut [12]

Menurut [13] Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.

Berdasarkan definsi di atas dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem yang baik yang di dalamnya terdapat langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.

B. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut [14], yaitu:

  1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

Teori Khusus

Mikrokontroler

A. Definisi Mikrokontroler

Menurut [15]“Mikrokontroler adalah sebuah chip yang didalamnya terdapat mikroprosesor yang telah di kombinasikan I/O dan memori RAM/ROM.”

B. Karakteristik Mikrokontroler

Menurut [16] mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

  1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.

  2. Konsumsi daya kecil.

  3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.

  4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.

  5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

  6. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

C. Jenis-jenis Mikrokontroler

Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu yaitu RISC dan CISC.

  1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC yaitu Mikrokontroler AVR, PIC (Peripheral Interface Controller), Mikrokontroler ARM.

  2. CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC yaitu Mikrokontroler MCS-51.


Arduino Uno

A. Definisi Arduino Uno

Menurut[17] “The Arduino UNO microcontroller serves as the brain of the system to facilitate programming. It is a microcontroller board based on ATMega328 that comprises 14 digital pin entries (input) 6 analog production entries (output), a 16 MHz ceramic resonator, USB connection, power jack, ICSP header, and reset button. The board is equipped with the features needed to support the microcontroller by connecting it to a computer using a USB cable”.

“Mikrokontroler Arduino UNO berfungsi sebagai otak dari sistem untuk memudahkan pemrograman. Ini adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang terdiri 14 pin digital (Input) dan 6 pin analog (Output), resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, ICSP header, dan tombol reset. Papan ini dilengkapi dengan fitur yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler dengan menghubungkannya ke komputer menggunakan kabel USB”.

Menurut [18] Secara umum posisi/letak pin-pin terminal I/O pada berbagai board Arduino posisinya sama dengan posisi/letak pin-pin terminal I/O dari Arduino UNO yang mempunyai 14 pin Digital yang dapat di set sebagai Input/Output (beberapa diantaranya mempunyai fungsi ganda), 6 pin input Analog.

Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino Uno tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram sebagai sebuah pengubah USB ke serial. Revisi 2 dari board Arduino Uno mempunyai sebuah resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke dalam DFU mode. Revisi 3 dari board Arduino UNO memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut:

  1. Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang memungkinkan shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang disediakan dari board. Untuk ke depannya, shield akan dijadikan kompatibel/cocok dengan board yang menggunakan AVR yang beroperasi dengan tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan tegangan 3.3V. Yang ke-dua ini merupakan sebuah pin yang tak terhubung, yang disediakan untuk tujuan kedepannya.

  2. RESET sirkuit yang lebih kuat.

  3. Atmega 16U2 menggantikan 8U2

B. Spesifikasi Arduino Uno

Berikut adalah spesifikasi dari mikrokontroler Arduino Uno (ATmega328) :

  1. Mikrokontroler ATmega328.

  2. Catu Daya 5V.

  3. Tegangan Input rekomendasi 7­12 V.

  4. Tegangan Input batasan 6­20 V

  5. Pin I/O Digital berjumlah 14.

  6. Pin input analog berjumlah 6.

  7. Arus DC per Pin I/O 40 mA.

  8. Arus DC per Pin I/O untuk pin 3.3 V 50 mA

  9. Flash memori 32 KB ( Atmega 328 ), dimana 0.5 digunakan oleh bootloader.

  10. SRAM 2 KB.

  11. EEPROM 1 KB.

  12. Clock Speed 16 MHz.

1.jpg

Konsep Dasar LDR (Light Dependent Resistor)

A. Defenisi LDR (Light Dependent Resistor)

Menurut [19] LDR sebagai sensor menggunakan bahan semikonduktor cadnium sulfide (Cds) dan cadniium selenide (CdSe) yang memiliki efek fotoresistif yakni terjadi perubahan nilai resistansinya ketika terdapat perubahan intensitas cahaya. Nilai tahanan LDR akan menurun dengan peningkatan intensitas cahaya yang mengenainya atau nilai resistansinya berbanding terbalik dengan intensitas cahaya”.

Buzzer

A. Definisi Buzzer

Menurut [20], prinsip kerjanya pada dasarnya hampir sama dengan loudspeaker, jadi buzzer juga terdiri atas kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut di aliri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik kedalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

LCD (Liquid Crystal Display)

A. Definisi LCD (Liquid Crystal Display)

Menurut [21] LCD dapat memunculkan tulisan karena terdapat banyak pixel yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai titik cahaya.

Walau disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya didalam sebuah perangkat LCD adalah sebuah lampu nenon di bagian belakang susunan kristal cair tersebut. Titik cahaya inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnet yang timbul. Oleh karena itu, hanya beberapa saja yang diteruskan serdangkan warna lainnya tersaring.

Dalam hal ini digunakan LCD 2x16. Karena LCD 2x16 ini biasa digunakan sebagai penampil karakter atau data pada sebuah rangkaian digital atau mikrokontroler.

Konsep Dasar RFID

A. Definisi RFID

Menurut [22]

RFID merupakan salah satu jenis teknologi Automatic Identification and Data Capture (AIDC) yang cepat dan handal dalam mengidentifikasi suatu benda atau objek. Terdapat dua komponen utama dalam RFID, yakni RFID Reader yang mentransmisika dan menerima sinyal, dan RFID Tag yang melekat pada objek.

Konsep Dasar Laser Module

A. Definisi Laser

Menurut Amir (2014:8-12) ”Laser (Light Amplification by Simulated Emission of Radiation) merupakan alat yang dapat memancarkan cahaya gelombang radio elektromagnetik pada daerah infrared, visible atau ultraviolet. Cahaya yang dipancarkan oleh lasesr yang dihasikan dari stimulasi emisi radiasi dari medium yang ada di laser, emisi radiasi tersebut dikuatkan sehingga menghasilkan cahaya yang mempunyai sifat monokromatis (tunggal/hanya satu), koheren, ter-arah dan brightness (sifat kecerahan tinggi)”.

Konsep Dasar Relay

A. Definisi Relay

Menurut Aziz dan Karsid dalam Jurnal Nasional Teknik Elektro ISSN: 2302-2949 Vol:4, No 2, September 2015). “Relay adalah sebuah saklar yang dioperasikan secara elektrik. Kebanyakan prinsip kerja relay menggunakan prinsip elektromagnet untuk menggerakan dan mengoperasikan switch. Penggunaan relay digunakan untuk mengendalikan rangkaian dengan sinyal dengan daya rendah (dengan isolasi listrik lengkap antara kontrol dan sirkuit yang akan dikontrol), atau dimana beberapa sirkuit harus dikontrol oleh satu sinyal.

Konsep Dasar Flowchart

A. Definisi Flowchart

Menurut Lestari dkk (2016:44) “Flowchat adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval dan sebagainya untuk mempresentasikan langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah”.

Menurut Rejeki (2013:451) “Flowchart merupakan penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa flowchart adalah diagram yang mempresentasikan langkah langkah beserta urutan-urutan prosedur dari suatu program yang di hubungkan menggunakan tanda panah.

B. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Tri (2015:2), “Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

  2. Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan danmenjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

  3. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

  4. Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form danlaporan diproses, dicatat dan disimpan.

  5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

  6. Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

  7. Flowchart Program (Program Flowchart)

  8. Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

  9. Flowchart Proses (Prosses Flowchart)

  10. Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

    Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:

Konsep Dasar Pengujian

A. Definisi Black Box

Menurut Desmira (2015:40) “Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”.

Menurut Silvia (2015:48) “Pengujian Black Box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak dan fungsinya”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian BlackBox dilakukan hanya untuk mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba BlackBox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba BlackBox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

  2. Kesalahan interface

  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

  4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

  5. Kesalahan performa

  6. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

  5. Kesalahan performa

  6. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

  7. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

  5. Melakukan pengujian.

  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

B. Metode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

1. EquivalencePartionin

Equivalence Partioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

2. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary valuean alysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

3. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

a) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

b) Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

c) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

d) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

4. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuat tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.

5. Sample and RobustnessTesting

a) Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

b) Robustness Testing

Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

6. BehaviorTesting dan PerformanceTesting

1. BehaviorTesting

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

2. Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

7. Requirement Testing

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

a) RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program

b) Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

8. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

C. Kelebihan dan Kelemahan BlackBox

Dalam uji coba BlackBox terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

D. Definisi White Box

Menurut Desmira dkk (2015:40). “White Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungsi, masukkan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan”.

Menurut Silvia dkk (2015:48). “White Box adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian kedalam beberapa kasus pengujian”.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode pengujian White Box adalah metode pengujian yang di lakukan pada perangkat lunak dari segi desain dan kode program secara prosedural untuk mengetahui apakah sudah berjalan sesuai spesifikasi kebutuhan.

E. Keuntungan Pengujian White Box

Menurut Desmira dkk (2015:40). “White Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungsi, masukkan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan”.

  1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.

  2. Desain , tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.

  3. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern .

  4. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.

  5. Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat .

  6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

  7. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia)

Komponen Elektronika

A. Definisi Komponen Elektronika

Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:5), “Rangkaian elektronik adalah rangkaian listrik yang memakai komponen-komponen elektronik. Komponen elektronik dibagi menjadi dua jenis yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif, yaitu komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energy kebentuk lainnya. Contoh komponen pasif yaitu : resistor, kapasitor, dan inductor. Komponen elektronika pasif dapat dilihat pada tabel 2.2.

Komponen aktif adalah komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh komponen aktif : Dioda, LED, Dioda Zener, Transistor dan Operational Amplifier. Komponen aktif dapat dilihat pada tabel 2.3.

Konsep Dasar Elisitasi

A. Definisi Elisitasi

Menurut Amrullah (2016:1.4-27), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang di inginkan oleh pihak manajemen terkait dan di sanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Menurut Prastomo (2014:166), “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Tahap II

  4. Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  5. Tahap III

Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

  1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan.

  2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

  3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

  1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

  2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

  3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

Literature Review

A. Definisi Literature Review

Menurut Meta Amalya Dewi dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:125) Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Terdapat beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai sistem keamanan ruang brankas, diantaranya yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Ghafiqi Yamini, Pada Tahun 2015, Dari Universitas Gunadarma, Serang yang berjudul “MERANCANG SISTEM KEAMANAN BRANKAS YANG DIDUKUNG DENGAN PENGAMAN BERBASIS RFID DAN MENGGUNAKAN SISTEM PADA ARDUINO UNO” Penelitian ini membahas tentang sebuah sistem yang di bangun menggunakan RFID sebagai kunci utama untuk membuka berangkas dan Arduino sebagai mikrocontrollernya sebagai pusat didalam sistem yang akan memproses semua input dan output, yang nantinya akan menjadikan brankas terbuka dan tertutup dengan otomatis, ketika RFID Card di Verifikasi.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh IKA RETNANINGSIH, Pada Tahun 2014, Dari Universitas Gunadarma, yang berjudul “KUNCI KEAMANAN BRANKAS BANK MENGGUNAKAN RFID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535” Penelitian ini membahas tentang kunci keamanan brankas. Maka dari itu, dibuatlah Kunci Keamanan Brankas Bank Menggunakan RFID Berbasis Mikrokontroler ATMega8535. Alat ini diproses dengan menggunakan mikrokontroler ATMega8535 sebagai komponen pengendali, bahasa pemrograman yang digunakan yaitu bahasa C. Beberapa komponen dasar elektronika yang digunakan diantaranya ialah RFID digunakan sebagai pendeteksi identitas setiap brankas - brankas dan akses untuk penjaga dengan kemampuan jarak baca maksimum yang dimiliki oleh RFID hanya kurang dari 5 cm saja, sensor terdiri dari RFID yang akan bekerja apabila ada Tag RFID yang terdeteksi oleh RFID Reader yang kemudian yang akan menentukan nomor identitas Tag RFID tersebut memiliki hak akses atau yang tidak memiliki hak akses. Yang bisa membuka hanya pihak User atau Bank saja selain itu tidak bisa membukanya. Alat ini memberikan hasil keluaran berupa “peringatan”, yang nantinya akan dinformasikan melalui media buzzer (suara), LED (indikator), dan LCD (Liquid Crystal Display 16x2).

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Freddy A Silaban, Pada Tahun 2012, Dari Universitas Gunadarma, yang berjudul “Sistem Pengaman Brankas Uang Mesin ATM Bank Otomatis Berbasis ATMega8535” Penelitian ini membahas tentang suatu alat pengaman untuk mencegah perampokan atau pembobolan, kemudian meringankan kerja para petugas ataupun security, sistem keamanan ini kedepannya berjangka panjang. Sistem pengamanan berbasis teknologi mungkin lebih tepat digunakan solusi untuk mencegah sedini mungkin perampokan , pencurian, dan pembobolan. Oleh karena itulah diperlukan suatu sistem pengaman yang memiliki kinerja yang lebih cepat dan akurat, alat ini menggunakan komponen mikrokontroler ATMega 8535 sebagai komponen pengendali, bahasa pemograman yang digunakan yaitu bahasa C. Komponen elektronika yang digunakan seperti IC 74LS00 (merupakan pembanding tegangan listrik dari blok input sensor), sensor terdiri dari fotodioda dan infrared yang akan bekerja apabila cahaya masuk pada fotodioda terhalang. Keypad merupakan inputan untuk membuka dan menutup pintu. Alat ini mengeluarkan output berupa peringatan, yang di informasikan melalui Buzzer (suara), LED (indikator), dan LCD (liquid crystal display) berupa kalimat.Hasil penelitian alat ini menunjukan bahwa kondisi brankas aman ketika ke tiga buah sensor tidak terhalang oleh tangan manusia atau benda apapun, kemudian memasukan password dengan benar dan tidak melebihi batas waktu yang sudah ditentukan.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Suparman Dari Uiversitas Gunadarma, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Indonesia, Pada Tahun 2016 yang berjudul “SISTEM KEAMANAN RUANGAN DENGAN SISTEM MONITORING DAN PENDETEKSI GERAKAN BERBASIS RASPBERRY PI” Penelitian ini membahas tentang merancang suatu alat untuk mengamankan suatu ruangan dengan sistem monitoring dan pendeteksi gerakan. Dengan menerapkan sistem monitoring dan pendeteksi gerakan pada sistem keamanan ruangan, dapat mempermudah bagi pemilik ruangan untuk mengetahui situasi atau keadaan di ruangan tersebut dan dapat mengetahui kejadian yang terjadi diruangan melalui rekaman dan foto yang tersimpan di dropbox pribadi, serta pemilik ruangan juga akan menerima pesan SMS apabila sensor yang ada diruangan mendeteksi gerakan. Selain itu pada ruangan terdapat pintu cadangan yang berfungsi secara otomatis apabila ada seseorang yang memasuki ruangan tersebut. Pada sistem keamanan ini juga, pemillik ruangan dapat mengontrol atau mengendalikan semua sistem melalui laptop dan smartphone. Dalam sistem keamanan ini terdapat beberapa perangkat diantaranya, webcam sebagai perangkat untuk memonitoring ruangan dan merekam dan memotret pada saat webcam mendeteksi gerakan, sensor PIR sebagai perangkat elektronika untuk mendeteksi gerakan, motor DC sebagai pengendali pintu, buzzer sebagai alarm dan LED sebagai cahaya indikator. Cara kerja alat dan system ini yaitu pada saat webcam dalam keadaan aktif maka webcam akan memonitoring ruangan dan apabila webcam mendeteksi gerakan maka secara otomatis webcam akan merekam dan memotret gerakan tersebut untuk dijadikan sebuah video dan foto. Dimana video dan foto tersebut akan disimpan ke dropbox pribadi dengan menggunakan jaringan internet. Untuk pendeteksi gerakan yang diterapkan pada sensor PIR, pada saat sensor PIR mendeteksi gerakan maka pintu cadangan akan tertutup secara otomatis, alarm akan berbunyi, dan cahaya indikator akan menyala, serta sistem akan mengirimkan pesan SMS.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Budi, Maconie, Windy, Satrio Dewanto, Dari Computer Engineering Departement, Faculty of Engineering, Binus University, Jakarta, Pada Tahun 2013 yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN RUANGAN BERBASISKAN MICROCONTROLLER ATMEGA8535” Penelitian ini membahas tentang sistem keamanan yang dapat diterapkan pada ruangan yang memiliki berang-barang berharga di dalamnya. Sistem ini terdiri dari microcontroller yang digunakan untuk menghubungkan setiap modul dan program untuk mengendalikan modul ini mengunakan AVR studio. Sensor mendeteksi gerakan saat seseorang memasuki ruangan dan kamera akan berputar ke arah orang tersebut, merekam acara, mengirim pesan singkat dan mengaktifkan sistem alarm suara. Sistem ini bekerja dengan baik tanpa ada masalah serius. Masalah yang dapat terjadi adalah lambat terkirimnya pesan singkat yang dipengaruhi oleh tingkat keramaian penyedia layanan GSM. Sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan beberapa fitur seperti otomatisasi dan aktivasi sistem. Aktivasi sistem dapat dikembangkan dengan mengubah RF Remote dengan RFID yang telah umum digunakannuntuk kunci akses atau identifikasi diri, sehingga dapat meningkatkan nilai dari sistem keamanan.

  6. Penelitian dilakukan oleh [23] “Security and Usability Improvement on a Digital Door Lock System based on Internet of Things”. Pada penelitian ini membahas tentang baru-baru ini, kunci pintu digital telah banyak digunakan sebagai bagian dari IoT (Internet of Things). Namun, media telah melaporkan kunci pintu digital dibuka oleh pengguna yang tidak sah untuk menyerang rumah dan kantor. Dalam penelitian ini, sistem kunci pintu digital yang bisa bekerja dengan lingkungan IoT diusulkan. Ini dirancang dan diimplementasikan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan. Sistem yang diusulkan memberikan fungsi keamanan yang diperkuat yang dapat mentransfer gambar yang direkam ke perangkat mobile pengguna saat pengguna yang tidak sah mencoba operasi ilegal, ia juga dapat mengirimkan informasi alarm ke perangkat mobile saat kunci pintu rusak secara fisik. Sistem yang diusulkan memungkinkan pengguna untuk memeriksa informasi akses dan mengoperasikan kunci pintu dari jarak jauh untuk meningkatkan kenyamanan.

  7. Penelitian dilakukan oleh [24] “Design and Implementation of Security Systems for Smart Home based on GSM technology”. Pada penelitian ini membahas tentang sistem keamanan rumah tradisional memberi sinyal dalam hal alarm. Namun, sistem keamanan berbasis GSM (Global System for Mobile communications) Meningkatkan keamanan kapan pun sinyal dari sensor terjadi, pesan teks dikirim ke Nomor yang diinginkan untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Makalah ini menyarankan dua metode untuk sistem keamanan rumah. Sistem pertama menggunakan web kamera. Kapan pun ada gerakan di depan kamera, ada peringatan keamanan dalam hal Suara dan pesan email dikirimkan ke pemiliknya. Metode kedua mengirim SMS yang menggunakan Modul GSM GPS (sim548c) dan mikrokontroler Atmega644p, sensor, relay dan buzzer.

  8. Penelitian dilakukan oleh [25] “A NEW INVENTION OF ALARM REMINDER LOCKING (ARL) SECURITY SYSTEM”. Pada penelitian ini membahas tentang Sistem Keamanan yang berfokus pada sistem keamanan pintu, yang bisa dipasang di area pintu untuk meningkatkan tingkat keamanan rumah, ruang kantor, hotel atau tempat lainnya. Sistem ini menggunakan Arduino Controller dan Global System for Mobile Communication (GSM) Teknologi, yang merupakan sumber termurah untuk menanamkan sistem keamanan untuk mentransmisikan Pesan Singkat Data peringatan layanan (SMS). Perangkat ini mengintegrasikan tiga fungsi yang mengkhawatirkan, pengingat dan terkunci untuk tujuan keamanan dan koneksi via handphone untuk mengingatkan pengguna melalui SMS. Alat ini memiliki 3 mode operasi yang sistemnya akan berfungsi saat pintu tidak ditutup dengan tidak benar untuk pengingat pertama dengan lansiran bel. Modus kedua terkunci otomatis akan diaktifkan saat Pengguna menutup pintu, tapi tidak mengunci secara manual. Intrusion mode akan aktif saat mode auto locked terganggu tanpa akses yang benar semua sistem terpadu ini akan memberikan akses keamanan yang tinggi. Kejadian intrusi Perangkat keamanan ini akan membawa manfaat baru bagi pengguna untuk mempertimbangkan aplikasi yang user friendly, konsumsi daya rendah dan biaya pemasangan yang wajar.

  9. Penelitian dilakukan oleh [26] “Design & Implementation of Smart House Control Using Lab VIEW”. Pada penelitian ini membahas tentang rumah pintar adalah rumah yang menggunakan teknologi informasi untuk memantau lingkungan, mengendalikan alat listrik dan berkomunikasi dengan dunia luar. Rumah pintar adalah teknologi yang kompleks, pada saat bersamaan sedang berkembang. Sistem otomasi rumah pintar telah dikembangan untuk secara otomatis mencapai beberapa aktifitas yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan lingkungan hidup yang lebih nyaman dan mudah. Sistem pemantauan dan pengendalian rumah sampel yang merupakan salsh satu cabang rumah pintar dibahas dalam makalah ini. Sistem ini didasarkan pada perangkat lunak LabVIEW dan bisa bertindak sebagai penjaga keamanan rumah. Sistem ini dapat memantau suhu, kelembaban, pencahayaan, alarm kebakaran & pencuri, kerapatan gas rumah dan memiliki sensor inframerah untuk menjamin keamanan keluarga. Sistem ini juga memiliki koneksi internet untuk memantau dan mengendalikan peralatan rumah dari manapun di dunia. Makalah ini menyajikan implementasi perangkat keras sistem kontrol multiplatform untuk otomasi rumah menggunakan LabVIEW. Sistem seperti itu milik sebuah domain yang biasanya bernama sistem rumah pintar. Pendekatan ini menggabungkan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak. Hasil pengujian sistem telah menunjukkan bahwa aplikasi tersebut dapat dengan mudah digunakan untuk aplikasi otomasi rumah pintar.

  10. Penelitian dilakukan oleh [27] Pada peneliatian ini membahas tentang Konsep Door locking and unlocking system menggunakan GPRS untuk membuka dan menutup pintu. Selain itu, keamanan akan diberikan dengan menggunakan GSM jika ada akses yang tidak sah. Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk memberikan keamanan di rumah, kantor, dll. Sistem secara otomatis mengunci pintu begitu menerima pesan yang telah ditentukan sebelumnya dari pengguna. Pengguna harus mendaftar terlebih dahulu. Informasinya akan disimpan dalam database. Setiap kali pesan akan diterima untuk nomor yang terdaftar, pengontrol akan memberikan instruksi ke motor DC. Motor DC kemudian akan melakukan aksi di pintu baik penguncian maupun penguncian. Jika akses tidak sah, sensor IR akan merasakan tindakan dan mengirim pesan peringatan ke pengguna terdaftar menggunakan GSM.

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Kecamatan Benda

Benda adalah sebuah nama salah satu kecamatan di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Kecamatan Benda merupakan perbatasan Provinsi Banten dengan DKI Jakarta (Jakarta Barat). Bahkan hampir sebagian besar wilayah Bandara Internasional Soekarno-Hatta berada di kecamatan ini. Tahukah mengapa daerah tersebut diberi nama Benda? Menurut Ketua RT 04/01 Rawa Bokor, Kelurahan Benda, Kecamatan Benda Burhanudin, konon hampir seluruh wilayah daerah ini ditumbuhi pohon Benda. Dulunya kan di sini banyak pohon Benda, buahnya mirip nangka. Hampir semua daerah ini ditumbuhi pohon Benda bahkan sampai dengan Rawa Kompeni sana,” ujar pria yang akrab disapa RT Subur ini ketika berbincang dengan  di Rawa Bokor, Benda, Tangerang. Dikarenakan banyak ditumbuhi pohon Benda, nama daerah ini diberi nama Benda, bahkan nama Kelurahan dan Kecamatan pun diberi nama Benda. Kenapa diberi nama Benda, karena di daerah ini  dipenuhi dengan pohon Benda, bisa dimakan juga itu buahnya. Tapi, sekarang sudah jarang ditemui pohon itu,

Tempat Dan Kedudukan Kecamatan Benda

Kecamatan Benda berlokasi di: Jl. Husein Sastra Negara No. 153 Kelurahan benda Kota Tangerang.

Bentuk Dan Badan Hukum Kecamatan Benda

Kecamatan Benda merupakan OPD yang dikelola oleh, sebuah pemerintahan kota tangerang dimana kecamatan benda tersebut salah satu OPD Se-Kota Tangerang Bagian Barat Kota Tangerang

Pelayanan Masyarakat Kecamatan Benda

Kecamatan Benda merupakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan yang bergerak untuk melayani Pembutan E-KTP ( Kartu Tanda Pengenal) KK ( Kartu Keluarga ) Dll

Bidang Pekerjaan, Divisi/Departemen Tempat Pkl

Kecamatan Benda tempat penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bergerak dibagian Umum dan Kepegawaian (UMPEG) Yaitu mengelola Data-Data Pegawai PNS dan THL, Dan pasilitan kantor (UMUM )

Struktur Organisasi Kecamatan Benda

Struktur organisasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu Kecamatan. Adapun struktur organisasi yang ada di OPD Kecamatan Benda.

Gambar 3.1. Bagan Struktur Organisasi Kecamatan Benda

Konsep Perancangan dan Pembahasan

Untuk menganalisa sistem yang akan diusulkan, pada penelitian ini digunakan beberapa program, untuk menggambarkan sistem dalam bentuk flowchart. Usulan sistem akan dibuat berdasarkan latar belakang masalah pada bab I, yaitu sistem pengendali running text berbasis arduino dengan control melalui bluetooth.

Diagram Block

Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras, maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.2 bawah ini:

Gambar 3.2. Diagram Blok Hardware

Pada gambar 3.2 merupakan alur dari diagram blok, yang dimana terdapat alur hubungan dari seluruh rangkaian yang digunakan. Prinsip dari kerja sistem yang akan di rancang adalah sensor asap menjadi media inputan pada mikrokontroller Atmega328P.

Adapun alat lat yang digunakan sebagai berikut :

A. Alat yang digunakan meliputi :

1. Laptop

2. Handphone Android

3. Solder Timah

4. Software Arduino

5. Arduino UNO sebagai bootloader upload program

B. Bahan-bahan yang digunakan meliputi :

1. Microcontroller ATmega328.

2. Timah Solder

3. Kabel Jumper

4. Kabel Flat 16 Pin

5. Dot-Matrix P10

6. Bluetooth HC-06

7. Frame Kayu

8. Power Supply 5v

9. Converter DMD P10

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Pada perancangan di sini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang akan digunakan meliputi Dot-matrix P10, Bluetooth HC06 dan arsitektur mikrokontroller Atmega328P. Perancangan perangkat kerasnya menggunakan Arduino Uno sebagai modul mikrokontroller Atmega328P dan perancangan perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan program Ide Arduino 1.8.2.

Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram blok pada gambar 3.1. Alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem “Prototype System Pengendali Ranning Text Berbasis Arduino Dengan System Control Melalui Bluetooth”.

Rangkaian Dot-Matrix P10

Dot matrix adalah susunan titik-titik dua dimensi yang digunakan untuk menampilkan karakter-karakter, simbol atau gambar. Dot matrix banyak digunakan untuk menampilkan informasi pada mesin-mesin, jam, indikator keberangkatan kereta api dan perangkat lainnya yang membutuhkan display sederhana untuk resolusi yang terbatas. Display ini terdiri dari LED yang tersusun secara matrix berbentuk segi empat (bentuk selain segi empat juga ada) sehingga dengan menyalakan/mematikan lampu yang diinginkan, teks atau grafik yang dapat ditampilkan. Pengendali dot matrix mengkonversi instruksi dari decoder ke dalam sinyal elektris yang dapat menyalakan atau mematikan lampu sehingga tampilan yang diinginkan dapat terjadi. 

Gambar 3.3. Rangkaian Dot-Matrix P10

Rangkaian Catu Daya

Catu Daya atau sering disebut dengan Power Supply adalah sebuah peranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk peranti lain, terutama daya listrik.

Gambar 3.4. Rangkaian catu daya

Rangkaian Sistem Minimum ATmega328

Agar mikrokontroller ATmega328 dapat digunakan sebagai sistem kontrol perlu dibuat sistem minimumnya. Gambar 3.5 adalah gambar sistem minimum dari mikrokontroller ATmega328.


Gambar 3.5. Rangkaian sistem minimum ATmega328

Pada rangkaian di atas merupakan minimum system yang digunakan dalam project ini, rangkaian diatas memerlukan Bootloader arduino yang digunakan sebagai media untuk mengupload program kedalam mikrokontroller ATmega328, karena minimum system diatas belum memiliki USBasp, dimana USBasp tersebut adalah salah satu cara penanaman program kedalam mikrokontroller dengan mode USB downloader.

Rangkaian Module Bluetooth

Dalam rancangan ini tidak banyak pin yang digunakan, yang dibutuhkan hanya, Pin TX dan Pin RX untuk komunikasi data dengan mikrokontroler melalui Smartphone menggunakan komunikasi serial.sedangkan sumber tegangan kerjanya menggunakan tegangan paositif sebesar 5 volt dc, yang didapatkan dari keluaran IC Regulator LM7805.

Pin TX yang berada pada bluetoth dihubungkan dengan dengan pin RX yang ada pada mikrokontroller, sedangkan pin RX yang ada pada bluetooth dihubungkan dengan pin TX yang ada pada mikrokontroller sehingga jalur komunikasi serial dapat terhubung dengan baik karna proses komunikasi serial itu sendiri adalah proses pengiriman dan penerimaan data melalui jalur RX dan TX yang ada pada bluetooth dan mikrokontroler. Sedangkan pin RX yang ada pada mikrokontroller terletak pada pin 0, sedangkan pin TX berada pada pin 1.


Gambar 3.6. Rangkaian module bluetooth

Rangkaian Sistem Keseluruhan

Setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan yang digunakan, maka rangkaian sistem keseluruhan akan terlihat seperti gambar sebagai berikut: 


Gambar 3.7. Skema Rangkaian Keseluruhan

Perangkat Lunak (Software)

Perancangan perangkat lunak, adalah melakukan penulisan listing program ke dalam suatu Software Arduino 1.8.2 dengan menggunakan bahasa pemrograman C, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang di buat.

Penulisan Listing Program Bahasa C

Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino 1.8.2 digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroler dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. 

Penulisan Program pada Mikrokontroller

Untuk memasukan program kedalam sebuah mikrokontroler ATMega 328, di butuhkan Driver USB.IDE Arduino 1.8.2 dan Arduini Uno Board agar program yang dibuat dapat berjalan di dalam mikrokontroler. Adapun lankah – langkahnya yaitu:

A. Instalasi Driver Arduino

1. Hubungkan board dan tunggu Windows untuk memulai proses instalasi driver. Setelah beberapa saat. Biasa proses ini akan gagal. 

2. Klik pada Star Menu dan buka Control Panel. 

3. Di dalam Control Panel masuk ke menu System and Security. Kemudian klik pada System. Setelah tampilan System muncul.buka Device Manager. 

4. Lihat pada bagian Ports (COM dan LPT) anda akan melihat sebuah port terbuka dengan nama “Arduino Uno (COMxx)”. 

5. Klik kanan pada port “Arduino Uno (COMxx)” dan pilih opsi “Update Driver Software”. 

6. Kemudian, pilih opsi “Browse my computer for Driver software”. 

7. Terakhir, masuk dan pilih file driver Uno. Dengan nama “ArduinoUNO.inf”. 

Pengisian Program ke dalam IC ATmega328

Mikrokontroller bisa bekerja jika di dalamnya sudah dimasukkan listing program, program yang akan dimasukan kedalam mikrokontroller Atmega328P yaitu listing program yang dibuat dengan aplikasi Arduino 1.8.5 Untuk melakukan pengisian program menggunakan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

Arduino Uno sebagai media untuk memasukan program ke dalam mikrokontroller Atmega328P, maka program yang ditulis pada Arduino 1.8.5 dapat langsung dimasukan kedalam mikrokontroller Atmega328P.

Arduino IDE dibuat dari bahasa pemrograman JAVA. Arduino IDE juga dilengkapi dengan library C/C++ yang biasa disebut Wiring yang membuat operasi input dan output menjadi lebih mudah. Arduino IDE ini dikembangkan dari software Processing yang dirombak menjadi Arduino IDE khusus untuk pemrograman dengan Arduino.

Langkah selanjutnya sebelum listing program dimasukan ke dalam mikrokontroller, yang perlu diperhatikan yaitu jenis board yang akan digunakan pada saat memasukan listing program.

Buka software Arduno 1.8.2 yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.8 Memulai IDE Arduino

Setelah menjalankan aplikasi Arduino IDE, langkah selanjutnya proses verify untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak. 

Gambar 3.9. Verify listing program

Pada tampilan pemrograman Arduino 1.8.2 diatas, dilakukan dengan mengklik tombol verify yang ada pada Arduino 1.8.2, pada saat verify listing program secara otomatis akan menampilkan pesan bahwa proses verify program tidak terjadi error atau sukses.

Gambar 3.10. Upload listing program

Setelah langkah upload listing program selesai, maka sistem mikrokontroller ATmega328 yang berjudul “Prototype System Pengendali Ranning Text Berbasis Arduino Dengan System Control Melalui Bluetooth” sudah siap digunakan.

Perangkat Lunak yang digunakan

Pada perancangan kali ini penulis memanfaatkan aplikasi Boarduino, Program ini bisa didownload free via Android Market. maka Selanjutnya kita buka program Boarduino pada Android gadget

Lalu Pastikan bluetooth pada smartphone sudah aktif, selanjutnya klik icon Boarduino, tekan Menu Text dan pilih icon bluetooth

Pilih nama device HC-06 yang terpasang pada Arduino, selanjutnya Dot-Matrix P10 akan menyala konstan jika proses pairing berhasil dilakukan. Jika Boarduino yang terpasang belum pernah pairing dengan HC-06, maka akan ditanyakan PIN CODE, masukkan 4 digit pin code (defaultnya 1234).

Jika sudah terkoneksi selanjutnya masukan informasi yang akan ditampilkan pada Dot-Matrix P10.

Flowchart Sistem

Pada pembuatan sebuah sistem pengontrolan diperlukan sebuah gambar yang dapat menjelaskan alur ataupun langkah-langkah dari suatu sistem yang dibuat. Sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar.

Penjelasan yang berupa proses merupakan gambar dari flowchart sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan flowchart ini adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk dapat memahami langkah-langkah serta kemungkinan-kemungkinan dari beberapa keputusan. Dalam pembuatan Prototype System Pengendali Ranning Text Berbasis Arduino Dengan Control Melalui Bluetooth digunakan flowchart program sebagai berikut:


Gambar 3.11. Flowchart sistem

Permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah

Permasalahan yang dihadapi

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan dengan orang bertanggung pada Kecamatan Benda, perlunya system yang dapat menampilkan informasi.

Dikarenakan Kecamatan Benda masih menggunakan cara konvensional dalam mengupload infoarmasi, maka pada Kecamatan Benda ingin memiliki system pengendali ranning text berbasis arduino dengan control melalui bluetooth:

1. Belum adanya sistem pengendali ranning text berbasis arduino dengan control melalui bluetooth pada Kecamatan Benda.

2. Petugas Kecamatan Benda sebagai orang yang bertanggung jawab pada lingkungan Kecamatan Benda tidak dapat sepenuhnya dapat mengupload informasi dengan cara konvensional tersebut.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapai, antara lalin:

1. Membuat sistem yang dapat di control melalui Bluetooth.

2. Meminimalisir sistem yang digunakan saat ini

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder mengenai seluruh rancangan sistem.

Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitas Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitas Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan Tabel 3. Terdapat 3 requirement yang option-nya Inessential (I) dan harus dieliminasi.

Tabel 3.2. Elisitasi Tahap II

Keterangan :

M = Mandatory

D = Desirable

I = Inessential

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitas Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut ini adalah tabel elisitasi tersebut :

</div

Tabel 3.3. Elisitasi Tahap III

Keterangan :

T : Technical L : Low

O : Operational M : Middle

E : Economi H : High

Final Elisitasi

Final elisitasi ini merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap yang dapat dijadikan acuan dan dasar pembuatan sistem. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkan 14 functional dan 1 non functional final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem pengontrolannya. Berikut ini tabel final elisitasi tersebut

Tabel 3.4. Final Elisitasi

BAB IV

PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI
== Konsep Uji Coba ==

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing -masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan dapat di lihat pada sub bab berikut.

Pengujian Rangkaian Mikrokontroller dan Bluetooth

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ini dilakukan dengan di hubungkan langsung dengan bluetooth. Yang kemudian diberikan tegangan kerja sebesar 5 volt yang di ambil dari arduino uno.

Gambar. 4.1. Pengujian Bluetooth

Pengujian Rangkaian Mikrokotnroller dan Dot Matrix P10

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ini dilakukan dengan di hubungkan langsung dengan modul Dot-matrix P10. Yang kemudian diberikan tegangan kerja sebesar 5 volt yang di ambil dari power supply.

Gambar 4.2. Pengujian Dot-Matrix P10

Analisa

Proses analisa dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras yang sudah di uji coba dengan perangkat lunak yang telah di masukkan kedalam mikrokontroler AT328P. Hasil analisa dari listing program dan akan di berikan lampu sebagai indikator alat yang sedang bekerja bahwa lampu menyala.

Gambar 4.3. Prototype Tampak Samping
Gambar 4.4. Prototype Tampak depan

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Hardware

a. Processor : AMD A4-6300 APU with Radeon(tm)

b. Monitor : Acer

c. Mouse : Logitech

d. Keyboard : Logitech

e. RAM : 8 GB

f. OS : Windows 7 Ultimate 64 Bit

Aplikasi yang digunakan

a. MS Office 2017

b. Arduino 1.8.2.

c. Inkscape 0.92.2

d. Adobe Photoshop CS6

Implementasi

Schedule

1. Mengumpulkan data

Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem. 

2. Perancangan sistem

Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user.

3. Pengujian sistem

Pengetesan sistem dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada dan untuk memastikan pemasangan Hardware dan Software.

 

4. Perbaikan sistem

Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. 

5. Training user

Percobaan alat yang sudah di buat apakah benar-benar dapat berjalan atau tidak. 

6. Implementasi sistem

Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program.

7. Dokumentasi sistem

Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung


Implementasi sistem

Setelah melakukan uji coba alat, selanjutnya implementasi sistem. Kebutuhan aplikasi dan prototype untuk sistem yang akan diimplementasikan adalah sebagai berikut: 

1. Kebutuhan peralatan pembuatan alat Pengendali Ranning Text Berbasis Arduino Dengan System Control Melalui Bluetooth

* Arduino Uno R3

Sebagai Platform untuk memasukkan program dan mengolah data pada mikrokontroler ATmega 328P. 

* Modul Dot-matrix P10

Sebagai media penampil text.

* Bluetooth HC-06

Untuk komunikasi antara android dan Arduino.

* Power supply

Untuk menyuplai teganangan listrik .

* Maket Kayu

Untuk prototype alat pengendali ranning text berbasis arduino dengan system control melalui bluetooth

Estimasi biaya

Adapun Estimasi biaya sistem keseluruhan yang dibuat dan yang dibutuhkan. 

Tabel 4.4. Estimasi Biaya yang di keluarkan

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan tentang Prototype Sistem Keamanan Ruang Brankas Berbasis Arduino adalah sebagai berikut :

  1. Merancang sistem keamanan ruang brankas dengan cara membuat alat sistem pengunci otomatis dan pendeteksi penyusup / pencuri menggunakan arduino, RFID, LCD 2x16, laser, LDR, buzzer, dan Em Lock.

  2. Cara kerja sistem keamanan ruang brankas menggunakan arduino sebagai otak pemrosesan, RFID sebagai pengidentifikasi objek yang akan mengakses sistem keamanan brankas, kemudian LCD sebagai penampil tulisan apakah objek tersebut sudah terdaftar atau belum ada di database, laser sebagai transmiter cahaya, LDR sebagai penerima cahaya, dan Em Lock sebagai pengunci pintu menggunakan arus listrik, dan buzzer sebagai notifikasi jika ada yang berusaha memaksa masuk.

  3. Alat yang memiliki sistem pendeteksi penyusup / pencuri dengan menggunakan laser. Jadi jika ada objek yang melewati laser maka LDR akan mendeteksi dan mengirimkan sinyal kepada mikrokontroller bahwa ada objek yang mencurigakan atau penyusup terdeteksi.

Saran

  1. Penempatan laser harus di tempat yang tepat, sehingga langsung dapat mendeteksi saat terjadi tindakan yang mencurigakan.

  2. Dapat ditambahkan baterai cadangan untuk penyuplai listrik saat listrik PLN padam.

BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkain uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian hasil uji coba dilakukan pada sub bab berikut.

Metode Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian black box berdasarkan prototype Sistem Keamanan Ruang Brankas Pada PT. BRI KCP UNIT TANAH TINGGI KOTA TANGERANG, untuk pengujian pada sistem yaitu sebagai berikut :

Pengujian Black Box Sistem pada RFID


Pengujian Black Box Sistem pada Relay


Pengujian Black Box Sistem pada Em Lock

Uji Coba Hardware

Pengujian Rangkaian Catu Daya

Catu daya sebagai sumber tegangan pergerakan alat merupakan bagian yang sangat penting. Dalam merealisasi sistem alat ini dibutuhkan catu daya. untuk Wemos d1 mini dan laser membutuhkan tegangan sebesar 5v untuk dapat bekerja, sedangkan untuk sensor LDR minimal 3.3v dan untuk ESP8266 membutuhkan 3.3v.

Pengujian Catu Daya untuk Wemos d1 mini dilakukan dengan cara menggunakan multitester. Ujung multitester berwarna merah dihubungkan ke pada pin positif pada soket USB dan ujung multitester berwarna hitam dihubungkan ke pin negatif pada soket USB.

Dari hasil uji catu daya didapatkan hasil yang cukup stabil dan membuat sistem dapat bekerja sesuai dengan harapan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.

Setelah dilakukan pengujian sesuai gambar 4.1 didapatkan hasil tegangan yang keluar dari Catu Daya sebesar 3.3v dengan arus 1 Ampere. Hasil ini bisa dikatakan cukup untuk menghidupkan Wemos dan ESP8266, dan mengaktifkan fungsi dari sensor LDR.

Pengujian Laser

Pengujian dilakukan laser dengan menghubungkan pin Signal pada 5v dan pin – (minus) pada GND (Ground) Wemos D1 mini. Laser dalam pengujian ini berfungsi sebagai penghantar cahaya yang akan di terima intensitas cahayanya oleh sensor LDR.

Pengujian Sensor LDR (Light Dependent Resistor)

Pengujian dilakukan sensor LDR dengan menghubungkan salah satu pin dari LDR dihubungkan dengan resistor dan pin A0 dan pin LDR yang lainnya di hubungkan ke pin 3.3v dan pin resitor yang belum terhubung ke pin GND (Ground) Wemos. Sensor LDR pada pengujian ini berfungsi sebagai penerima cahaya yang dipancarkan oleh laser.

Adapun listing program yang digunakan pada pengujian sensor LDR ini adalah :

Pengujian Database Online Server Berbasis IOT (Internet of Things)

Dalam pengujian ini menggunakan server io.adafruit dimana mikrokontroler yang sudah terkoneksi dengan internet dan data monitoring sistem keamanan ruang brankas akan di kirim kan ke server io.adafruit. Data tersebut akan di simpan secara otomatis di server io.adafruit dimana database monitoring dari sistem keamanan ruang brankas yang tersedia dapat diakses dengan menggunakan web browser.

Adapun listing program yang digunakan pada pengujian sistem keamanan ruang brankas ini adalah :

Flowchart Yang Diusulkan

Dalam pembuatan sistem dan perancangan dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut :

Rancangan Program

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan pembuatan alat dan program yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Perancangan Perangkat Lunak Untuk Arduino Uno

Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Arduino IDE yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program Arduino Uno, sehingga sistem Aduino yang di buat dapat bekerja sesuai dengan apa yang di inginkan. Pada perancangan perangkat lunak untuk Arduino Uno menggunakan bahasa pemrograman C# yang dimana listing programnya dapat dicompile dan diupload langsung ke dalam Arduino Uno dengan Arduino IDE, adapun tampilan jendela Arduino IDE pada saat listing program ditulis seperti yang terlihat pada gambar 4.8 berikut :

Adapun tahap yang dilakukan adalah menulis listing program ¬> mengecek kesalahan terhadap listing program yang ditulis ¬> meng¬upload listing program kedalam arduino. Adapun langkah - ¬langkah tersebut dapat di lihat seperti gambar 4.9 berikut:

Konfigurasi Sistem Yang Diusulkan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware ataupun software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat di lihat pada sub bab berikut ini.

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaan masing¬ - masing, serta dapat digambarkan secara garis besar saja tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras (hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Laptop: Acer (Processor Intel(R) Core(TM) i5-3317U CPU @ 1.70GHz (4 CPUs), ~1.7GHz, Chipset : Intel HM77 Express, Memory 4096MB, Hard Disk 500GB SATA III, VGA NVIDIA GeForce GT710M 2GB Optimus

  2. Arduino Uno

  3. Adaptor Micro USB 5V 1A

  4. Sensor LDR (Light Dependent Resistor)

  5. Wifi Router

  6. Laser

  7. Resistor

  8. RFID

  9. LCD (Liquid Crystal Display)

  10. Buzzer

  11. Em Lock

  12. Relay

Spesifikasi Software

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, meng-edit program, sebagai interface, media untuk meng¬upload program dan meng¬edit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Microsoft Office 2016

  2. Mozilla Firefox

  3. IDE Arduino 1.8.1

  4. Paint

  5. Fritzing

Hak Akses

Dalam membuat sebuah sistem perangkat keras (hardware) perlu adanya sebuah hak akses baik oleh petugas yang berwenang atau seseorang yang menjabat sebagai pemegang hak akses sangat diperlukan untuk keamanan dari sistem perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang dirancang. Berikut ini yang mempunyai hak akses untuk menggunakan sistem keamanan ruang brankas pada PT. BRI KCP Unit Tanah Tinggi Kota Tangerang adalah Staf PT. BRI KCP Unit Tanah Tinggi Kota Tangerang.

Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Arduino IDE, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut

  1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya

  2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program

  3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat

  4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain

Pengujian dengan metode BlackBox sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemuka kesalahan atau error.

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data yang diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

Schedule

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga prototype sistem keamanan ruang brankas dapat dirancang dan dibuat, penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis. Hal ini dilakukan demi terciptanya suatu sistem keamanan ruang brankas yang dapat dimonitoring sehingga mempermudah petugas keamanan dalam memantau kondisi ruang brankas pada instansi, sedangkan penulis sangat perlu melakukan pendekatan tesebut karena ada beberapa hal yang akan menjadi kendala ketika dalam proses perancangan dan pembuatan. Adapaun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut :

Estimasi Biaya

Berikut ini adalah rincian biaya yang di keluarkan dari pembuatan alat ini yaitu sebagai berikut:


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan tentang Prototype Sistem Keamanan Ruang Brankas Berbasis Arduino adalah sebagai berikut :

  1. Merancang sistem keamanan ruang brankas dengan cara membuat alat sistem pengunci otomatis dan pendeteksi penyusup / pencuri menggunakan arduino, RFID, LCD 2x16, laser, LDR, buzzer, dan Em Lock.

  2. Cara kerja sistem keamanan ruang brankas menggunakan arduino sebagai otak pemrosesan, RFID sebagai pengidentifikasi objek yang akan mengakses sistem keamanan brankas, kemudian LCD sebagai penampil tulisan apakah objek tersebut sudah terdaftar atau belum ada di database, laser sebagai transmiter cahaya, LDR sebagai penerima cahaya, dan Em Lock sebagai pengunci pintu menggunakan arus listrik, dan buzzer sebagai notifikasi jika ada yang berusaha memaksa masuk.

  3. Alat yang memiliki sistem pendeteksi penyusup / pencuri dengan menggunakan laser. Jadi jika ada objek yang melewati laser maka LDR akan mendeteksi dan mengirimkan sinyal kepada mikrokontroller bahwa ada objek yang mencurigakan atau penyusup terdeteksi.

Saran

  1. Penempatan laser harus di tempat yang tepat, sehingga langsung dapat mendeteksi saat terjadi tindakan yang mencurigakan.

  2. Dapat ditambahkan baterai cadangan untuk penyuplai listrik saat listrik PLN padam.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

  1. Saefullah, Sumardi Sadi, Yugo Bayana. 2009. “Smart Wheeled Robotic (SWR) Yang Mampu Menghindari Rintangan Secara Otomatis”. CCIT, Vol.2 No.3 – Mei 2009.
  2. Nurajizah (2015:A-215), “Prototipe didefiniskan sebagai satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.
  3. Rumini, dkk (2014:48)
  4. Yuniarti (2014), Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua
  5. Taufiq (2013:2), “Sistem adalah kumpulan dari sub­sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu".
  6. Edhi Sutanta di dalam buku A. Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:35)
  7. Keamanan adalah keadaan aman dan tenteram (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
  8. Susanti, dkk (2016:401) “IoT (Internet of Things) merupakan teknologi yang dapat mengkoneksikan suatu peralatan dengan internet untuk menjalankan berbagai fungsi”.
  9. Susanto, dkk (2017:2.7-1) “Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus”.
  10. Adinandra, dkk (2012:161) “WiFi adalah kepanjangan dari Wireless Fiedelity yang merupakan salah satu jenis komunikasi wireless yang sangat umum digunakan.
  11. Roby, dkk (2017:34) “Wireless Fedelity (Wi-Fi) merupakan teknologi Wireless Local Area Network (WLAN) yang di standarisasi dalam standar IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) 802.11.
  12. Ekawati, dkk (2015:58) Perancangan sistem merupakan suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem.
  13. Rianti, dkk (2016:52)
  14. Yunita dkk (2017:281). Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama
  15. Prayudha dkk dalam Jurnal Ilmiah SAINTIKOM (Sains dan Komputer) ISSN : 1978-6603 Vol.13, No.3, September 2014
  16. Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2).
  17. Ahmed S. Abd El-Hamid dkk dalam International Journal of Software & Hardware Research in Engineering (ISSN-2347-4890) Volume 3 Issue 8 August, 2015
  18. Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:24) “Board Arduino Uno menggunakan mikrokontroler ATmega328.
  19. Kamus, dkk (2013:2) “Light Dependent Resistor atau fotoresistor adalah sensor yang merespon intensitas cahaya dan mengubahnya menjadi tahanan.
  20. Mulyono dalam Jurnal Teknologi Informasi & Pendidikan Vol.6 No.2 September 2013 ( ISSN : 2086 – 4981), Buzzer merupakan komponen yang berfungsi untuk mengelurkan suara
  21. Githa dkk dalam Jurnal Nasional Perndidikan Teknik Informatika (JANAPATI) ISSN 2089-8673 Vol.3, NO. 1, Maret 2014 “LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang mengubah kristal cair sebagai penampil utama.
  22. Satria, dkk dalam jurnal ITSMART ISSN : 2301-7201 Vol 4. No 2. Desember 2015. Radio Frequency Identification (RFID) adalah sistem identifikasi yang menggunakan radio frekuensi untuk mengidentifikasi objek dan lokasi.
  23. Ilkyu Ha dari Kyungil University, Gyeongsan, Gamasil-gil 50, 712-201, Republic of Korea dalam International Journal of Security and Its Applications Vol.9, No.8 (2015).
  24. Jayashri Bangali dari Kaveri Collage of Science and Commerce dan Arvind Shaligram dari Department of Electronic Science dalam International Journal of Smart Home, Vol.7, No.6 (2013), pp.201-208.
  25. M.S.M. Effendi, Z. Shayfull, M.S. Saad, S.M Nasir, A.H. Badrul Azmi. *School of Manufacturing Engineering, Universiti Malaysia Perlis, Kampus Tetap Pauh Putra, 02600 Arau, Perlis, Malaysia. *Green Design Manufacture Research Group, Center of Excellence Geopolymer and Green Technology (CEGeoGTECH), Universiti Malaysia Perlis, 01000 Kangar, Perlis, Malaysia. Dalam International Journal of Engineering and Technology (IJET), Vol 8 No 1 Feb-Mar 2016.
  26. Basil Hamed. Dalam International Journal of Soft Computing and Engineering (IJSCE), Volume-1, Issue-6, January 2012.
  27. Pratiksha Misal*, Madhura Karule, Dhanshree Birdawade, Anjali Deshmukh, Mrunal Pathak dari Department of Information Technology, AISSMS IOIT, University of Pune, India dalam International Journal of Electronics Communicatin and Computer Engineering, Volume 5, Issue(4) July, Technovision-2014.


Contributors

Khoirul