SI1231473292

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

Perancangan Sistem Informasi Pengendalian

Kualitas Barang Produksi

Pada PT Indonesia Toray Synthetics


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NAMA
NIM
: 1311476165


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Perancangan Sistem Informasi Pengendalian

Kualitas Barang Produksi

Pada PT Indonesia Toray Synthetics

Disusun Oleh :

NIM
: 1311476165
Nama
: Triani Widyanti
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akutansi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Perancangan Sistem Informasi Pengendalian

Kualitas Barang Produksi

Pada PT Indonesia Toray Synthetics

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311476165
Nama
: Triani Widyanti

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akutansi

Disetujui Oleh :

Tangerang,23 Juni 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Himawan, M.Kom)
   
M.Roihan, M.T
NID : 12012
   
NID : 12077

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

Perancangan Sistem Informasi Pengendalian

Kualitas Barang Produksi

Pada PT Indonesia Toray Synthetics

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311476165
Nama
: Triani Widyanti

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akutansi

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Perancangan Sistem Informasi Pengendalian

Kualitas Barang Produksi

Pada PT Indonesia Toray Synthetics

Disusun Oleh :

NIM
: 1311476165
Nama
: Triani Widyanti
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akutansi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang,23 Juni 2016

 
 
 
 
 
(Triani Widyanti)
NIM : 1311476165

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI


PT Indonesia Toray Synthetics adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri, dimana membutuhkan sistem informasi yang relevan, akurat, cepat, dan efisien untuk menunjang keberlangsungan perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi selalu ada bagian Pengendalian Kualitas yang bertugas mengontrol kualitas barang produksi,
dengan Pengendalian Kualitas  yang baik berpengaruh sekali bagi perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan. 
PT Indonesia Toray Synthetics memiliki sistem  penginputan data masih manual menggunakan kertas untuk menginput data hasil pengecekan kualitas barang produksi yang oleh bagian Pengendalian Kualitas dan penyampaian informasi tidak up to date dan sedikit lambat, mengakibatkan bagian Pengendalian Kualitas tidak mempunyai kemandirian data, dan bila terjadi komplain dari pelanggan bagian  kualitas tidak punya data hasil pengecekan barang tersebut. Dimana analisa dan penelitian ini dapat menjadi salah satu kegiatan yang kiranya dapat memberikan manfaaat positif bagi sistem yang diteliti oleh penulis, tentunya dengan memberikan hasil dari penelitian yang baik dan akurat. 

Kata kunci : Pengendalian Kualitas, Kualitas, Produksi

ABSTRACT

PT Indonesia Toray Synthetics is a company engaged in the industry, which requires a system of information that is relevant, accurate, fast, and efficient to support the sustainability of the company. In a company engaged in the production there is always a part of Quality Control in charge of controlling the quality of goods production, with a good Quality Control influential to the development and progress of a company. PT Indonesia Toray Synthetics have a system of inputting data is still using a different application each department to enter the data results of checking the quality of goods production by section Quality Control and delivery of information are not up to date, and a little slow, resulting in part of Quality Control has no independence of the data, and if occur complaints from customers quality parts do not have the data of checking the goods. Where the analysis and this research may be one of the activities that would be able to give a positive manfaaat for the system studied by the author, of course, with the results of the research are good and accurate.


Keyword : Quality Control, Quality, Production

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan anugerah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulisan Laporan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Pengendalian 
Kualitas Barang Produksi Pada PT Indonesia Toray Synthetics.

Penulis berharap

dalam karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca umumnya seta mahasiswa khususnya. 
Semoga karya tulis ini dapat menjadi bahan perbandingan dalam periode selanjutnya, dan dapat menjadi suatu karya ilmiah yang baik.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata,

namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah,M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja.
  4. Ibu Himawan, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing dan Bapak M Roihan, M.T selaku dosen pembimbing saya yang telah berkenan memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam penysusunan laporan skripsi ini.
  5. Untuk teman teman seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah susah senang bersama dalam mengerjakan skripsi ini.
  6. Kepada Staff RPU yang telah memberikan informasi dan pengarahan kepada mahasiswa/i terutama kepada penulis.

Terima kasih setinggi-tingginya kepada Bapak, Ibu, Adik dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dan tentunya doa restu yang tiada henti

Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini.

Demikian, penulis sampaikan dengan harapan semoga laporan skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak

 

 

Tangerang, 2016

 

 

 

(Triani Widyanti)
NIM : 1311476165


DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

Daftar Simbol Use Case Diagram.png

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Daftar Simbol Activity Diagram.png


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

Daftar Simbol Sequence Diagram.png

DAFTAR TABEL

Tabel 3.0. MetodeAnalisa SWOT

Tabel 3.1. ElisitasiTahap I

Tabel 3.2. ElisitasiTahap II

Tabel 3.3. ElisitasiTahap III

Tabel 3.4. FinalDraft Elisitasi

Tabel 4.1. PerbedaanSistem Berjalan dan Usulan

Tabel 4.2. Admin

Tabel 4.3. User

Tabel 4.4. Modul

Tabel 4.5. PengaturanUjian

Tabel 4.6. Soal

Tabel 4.7. Nilai

Tabel 4.8. PengujianBlackbox

Tabel 4.9. TimeSchedule

Tabel 4.10. EstimasiBiaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. .Struktur Organisasi PT. Krakatau Information Technology

Gambar 3.2. Use Case Diagram yang sedang berjalan

Gambar 3.3. Activity Diagram yang sedang berjalan

Gambar 4.1. Use Case Diagram yang diusulkan

Gambar 4.2. Activity Diagram yang diusulkan

Gambar 4.3. .Squence Diagram Admin yangdiusulkan

Gambar 4.4. Sequence Diagram Pelamar yang diusulkan

Gambar 4.5. Class Diagram yang diusulkan

Gambar 4.6. TampilanLogin User

Gambar 4.7. . Tampilan Home

Gambar 4.8. Tampilan Daftar

Gambar 4.9. Tampilan Data Form Pelamar

Gambar 4.10. TampilanTes Online

Gambar 4.11. Tampilan Hasil Tes

Gambar 4.12. Tampilan Menu Daftar

Gambar 4.13. Tampilan Menu Setelah Daftar

Gambar 4.14. Tampilan Menu Login

Gambar 4.15. Tampilan Data Form Pelamar

Gambar 4.16. Tampilan Tes Online

Gambar 4.17. Tampilan Hasil Tes Online


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kegiatan pengendalian kualitas dapat membantu perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan produknya dengan memperhatikan aspek kualitas produk. Kualitas dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ditentukan berdasarkan indikator seperti jumlah bahan baku, mesin yang digunakan, pekerja yang handal dan harga dapat menentukan kualitas produk tersebut. Suatu produk dikatakan berkualitas baik apabila dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atau dapat diterima oleh pelanggan dan juga menghindari barang yang rusak atau cacat. Berbagai program pengendalian kualitas dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menghasilkan produk yang baik dan sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan dengan melakukan pengujian di Lab di Department Quality Assurance dan juga mengadakan rapat antara department yang memproduksi dengan department Quality Assurance sampai barang tersebut layak untuk dijual.

Toray merupakan sebuah perusahaan yang sangat besar di Jepang yang bergerak dalam bidang industri, salah satu diantaranya adalah Industri Tekstil yang merupakan cikal bakal dari Toray Industri. Toray telah memperluas usahanya diberbagai negara seperti: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, China, Vietnam, USA, dan di Indonesia sendiri yaitu PT Indonesia Toray Synthetics.

Pada PT Indonesia Toray Synthetics memiliki kekurangan dalam pendataan khususnya dibidang pengendalian kualitas barang hasil produksi dimana sistem yang berjalan saat ini masih manual, seperti menggunakan kertas dalam pencatatannya pada data sampel barang dan pengecekan barang menggunakan form laporan kualitas barang sehingga memakan waktu yang lama dalam menghitung jumlah hasil pengecekan kualitas barang yang normal dan tidak normal, belum lagi laporan hasil kualitas barang produksi bisa saja hilang karena pengarsipan yang belum rapih dan juga tertundanya proses penjualan dikarenakan belum melalui tahap pengecekan bagus atau tidaknya kualitas barang tersebut.


Untuk mendukung pengendalian kualitas barang produksi perlu adanya sistem komputerisasi yang secara umum dapat memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pengguna untuk sebuah informasi lengkap yang lebih dapat mempercepat dan mempermudah dalam mengetahui kualitas suatu barang produksi tekstil seperti nylon, polyester dan cepat diketahui oleh bagian Department dan Staff Quality Assurance. Sistem komputerisasi juga dapat diproses dengan cepat dan dalam pencariannya tidak membutuhkan waktu yang lama, sehingga informasi yang dibutuhkan oleh manajer Department Quality Assurance dapat segera ditampilkan. Selain itu, penyimpanan secara komputerisasi dapat memelihara umur dokumen dalam jangka panjang karena penyimpanannya yang secara digital. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis memilih judul “Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas Barang Produksi Pada PT INDONESIA TORAY SYNTHETICS”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya penulis mengambil beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :

  1. Bagaimana sistem informasi yang berjalan saat ini pada bagian Pengendalian Kualitas di PT Indonesia Toray Synthetics ?.

  2. Bagaimana operator dapat melakukan penilaian dan juga membedakan kriteria-kriteria kualitas barang yang normal dan tidak normal ?.

  3. Bagaimanakah cara atau proses yang optimal dalam menghasilkan laporan data barang, hasil pengecekan dan juga pencetakan laporan yang sesuai dengan data-data yang ada ?.

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan Skripsi ini dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah, diantaranya:

  1. Penelitian difokuskan pada kebutuhan dalam hal pendataan kualitas barang produksi, pengecekan, penginputan data dan pencetakan hasil dari penginputan yang nantinya menghasilkan suatu laporan informasi tentang kualitas barang hasil produksi pada PT Indonesia Toray Synthetics.

  2. Penelitian ini hanya mencakup pada pengecekan atas standar yang ditentukan dengan hasil pengujian yang didapat.

  3. Penelitian ini tidak difokuskan kepada proses produksinya, seperti: polimerisasi (pelelehan bahan baku) dan spinning (pemintalan benang)

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan suatu penelitian tentunya mengarah pada hasil objek yang diteliti. Tujuan penelitian adalah menghubungkannya dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas barang pada masing-masing Department produksi yaitu : Nylon dan Polyester.

  2. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana cara menghasilkan suatu laporan yang memiliki tingkat error yang rendah (margin of error).

  3. Tujuan penelitian ini adalah dengan membangun sebuah sistem untuk mempermudah pekerjaan bagian pengendali kualitas.

Manfaat penelitian

Setiap penelitian pada prinsipnya harus bermanfaat bagi penggunanya maupun penulis. Dalam penulisan laporan Skripsi ini dikemukakan 3 (tiga) manfaat penelitian, antara lain :

  1. Mempercepat dalam proses penjualan.

  2. Dengan sedikitnya waktu pengecekan sehingga pada proses penjualan menjadi lebih banyak.

  3. Memberikan rujukan atau referensi bagi kalangan akademisi untuk keperluan studi dan penelitian selanjutnya mengenai topik penelitian yang sama.


Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi

    Penulis melakukan tinjauan langsung untuk mendapatkan berbagai keterangan yang dibutuhkan di di PT Indonesia Toray Synthetics pada Department Quality Assurance. Kemudian Penulis mengumpulkan semua data dengan objek yang ingin diteliti, hasil analisa lab dan laporan hasil kualitas produk.

  2. Wawancara

    Pada metode ini, penulis melakukan proses tanya jawab kepada stakeholder yaitu Bapak Muhammad Ribastiansyah Januar Staff bagian Department Computer and Information untuk mendapatkan informasi yang menyangkut bahasan seputar penelitian pengendalian kualitas apa saja kekurangan yang terdapat pada sistem yang telah berjalan.

  3. Studi Pustaka

    Selain melakukan observasi dan wawancara dilakukan juga pencarian data dengan cara studi pustaka. Dalam metode ini menggunakan sumber dari buku-buku, jurnal maupun karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan judul penelitian sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan Skripsi. Sehingga didapatkan gambaran secara teoritis yang berguna untuk membantu penganalisaan dan perancangan maupun penulisan dalam penelitian ini.

Metode Analisa

Metode Analisa yang digunakan dalam penelitian Skripsi ini yaitu menggunakan Metode Analisa SWOT untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Analisa SWOT diterapkan dengan cara menganalisis dan memilih berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya. Analisa SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Metode Perancangan

Metode Perancangan yang digunakan dalam penelitian Skripsi ini adalah dengan menggunakan diagram UML sebagai bentuk rancangan sistem yang menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.

Metode Prototype

Prototype merupakan proses pembuatan model sederhana software yang yang ingin dirancang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program, sehingga dengan mudah merancang software yang akan di buat oleh para pengembang. Pada penelitian Skripsi ini penulis menggunakan metode prototype karena desain protoyping ini dibangun untuk memberikan gambaran tampilan akhir sehingga dengan jelas pengguna memiliki suatu gambaran awal atau dasar tentang program tersebut.


Metode Testing

Metode pengujian yang digunakan oleh penulis dalam pengujian sistem ini yaitu Black Box testing. Black Box testing merupakan pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari interface perangkat lunak. Fokus dari pengujian menggunakan metode Black Box adalah pada pengujian fungsionalitas dan output dihasilkan aplikasi. Pengujian Black Box didesain untuk mengungkap kesalahan pada persyaratan fungsional dengan mengabaikan mekanisme internal atau komponen dari suatu program. Dapat disimpulkan bahwa apakah program menghasilkan output sesuai yang diinginkan pada saat proses penginputan.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memahami lebih jelas tentang penulisan ini, maka penulis mengelompokkan laporan Skripsi ini menjadi 5 (lima) bab yang masing-masing saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga laporan Skripsi ini menjadi satu kesatuan yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data, metode analisa, metode perancangan, metode prototype metode testing, serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori berupa pengertian dan definisi. Bab ini juga menjelaskan teori umum dan teori khusus yang berkaitan dengan analisis sistem yang dibahas dan literature review sebagai bahan perbandingan dan juga studi dengan penelitian-peneltian yang telah dilakukan sebelumnya.

BAB III : ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisi tentang uraian umum yaitu : gambaran umum perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, serta analisa kebutuhan dari stakeholder yang dihimpun kedalam bentuk lembar elisitasi I, II, III dan elisitasi final.

BAB IV : RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini penulis menguraikan sistem yang akan diusulkan, diagram rancangan sistem, rancangan basis data yang terdiri dari spesifikasi basis data, rancangan prototype, konfigurasi sistem, testing, evaluasi, implementasi dan estimasi biaya.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari poin-poin rumusan masalah yang ada dalam bab 1 hasil dan rancangan sistem yang dilakukan serta saran-saran terhadap sistem yang diusulkan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Definisi Perancangan

Menurut Pendapat Harun Al Rosyid (2011:45), “Bahwa yang dimaksud dengan perancangan sistem adalah desain sistem yang menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang seharusnya diselesaikan tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga instalasi dan sistem akan benar-benar memuaskan rancangan bangunan yang telah ditetapkan pada akhir tahapan analisis”.

Tahapan Perancangan

Menurut Mahdiana (2011:37), “Tahap Perancangan sistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang diusulkan”.

===Definisi UML ( Unified Modeling Language)

Menurut Alim (2012:30), UML (Unified Modeling Language) merupakan standar bahasa yang digunakan untuk penulisan blueprint pada perangkat lunak. UML (Unified Modeling Language) dapat digunakan untuk visualisasi, spesifikasi, pembangunan, dan pendokumentasian artifak dari sistem perangkat lunak.


===Jenis-jenis Digram UML (Unified Modelling Language)===

Menurut Widodo (2011:10), dari beberapa literature menyebutkan bahwa UML (Unified Modeling Language) terdapat 9 (sembilan) jenis diagram, yang terdiri dari Class Diagram, Package Diagram, Use Case Diagram, Sequance Diagram, Communication Diagram, State Chart Diagram, Activity Diagram, Component Diagram, Deployment Diagram. Namun berdasarkan kebutuhan yang penulis lakukan hanya menggunakan 4 jenis diagram antara lain:


  1. Diagram Kelas (Class Diagram)

    Diagram kelas bersifat statis yang memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram kelas secara umum dapat dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, diagram kelas sering pula memuat kelas-kelas aktif.


  2. Diagram Use Case (Use Case Diagram)

    Diagram use case bersifat statis yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram use case merupakan salah satu diagram penting dalam mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang diharapkan dan dibutuhkan oleh pengguna.


  3. Diagram Sequence (Sequence Diagram)

    Diagram Interaksi dan Sequence bersifat dinamis yang memperlihatkan interaksi pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.



  4. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)

  5. Diagram bersifat dinamis yang memiliki tipe khusus yang memperlihatkan alur dari suatu aktivitas ke aktivitas lain dalam suatu sistem. Diagram aktivitas merupakan salah satu diagram penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem pada alur kendali antar objek.



Definisi Sistem=

Menurut (Mudrick, R.G :2013). “Pada dasarnya, sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan atau energi dan barang”.


Definisi Informasi

Menurut McFadden dalam Kadir (2014:45), “Mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut”.


Kualitas Informasi

Menurut Raymond Mc Load dalam Taufiq (2013:15), “informasi yang berkualitas” adalah sebagai berikut :

  1. Akurasi

    Data yang dimasukkan dan proses yang digunakan dalam sistem harus sesuai dengan prosedur sehingga yang dihasilkan bisa benar-benar akurat.


  2. Relevansi

    Informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi, data yang digunakan untuk diproses seharusnya ada hubungannya dengan masalahnya sehingga informasi yang diberikan bisa sesuai dengan masalah yang dihadapi.


  3. Ketepatan Waktu

  4. Suatu informasi yang dibutuhkan bisa didapatkan pada saat ini juga, karena informasi yang dibutuhkan saat ini bisa jadi sudah tidak dibutuhkan lagi. Hampir semua pengguna membutuhkan informasi yang update (terkini), maka dari itu informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut sebisa mungkin bisa disajikan saat itu juga.


  5. Kelengkapan

  6. Kelengkapan informasi bisa ditunjukkan dari menjawab informasi tersebut terhadap pertanyaan atau kebutuhan pengguna. Jika informasi bisa menjawab apa yang dibutuhkan secara lengkap oleh pengguna maka informasi tersebut bisa dikatakan lengkap dan informasi seperti itulah yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna.


Definisi Sistem Informasi

Menurut Lippeveld, Sauerborn, dan Bodart dalam Bambang Hartono (2013:16). “Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan, yang bekerja untuk mengumpulkan dan menyimpan data serta mengolahnya menjadi informasi yang digunakan”. Contoh seperti Sistem Informasi Manajemen, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi Perpustakaan, Sistem Informasi Pemasaran


Teori Khusus

Definisi Pengendalian

Menurut Vincent Gasperz (2005:480), “Pengendalian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memantau aktifitas dan memastikan kinerja sebenarnya yang dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan”.

Contoh Produksi Air Minum Dalam Kemasan dilihat dari kejernihannya dan filtrasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilkan tidak mengandung bakteri (sterile) dan rasa serta aroma air.

Produksi pakaian, dimana ukuran kualitas untuk sebuah pakaian dapat dilihat dari bahan kain yang digunakan harus berkualitas baik, nyaman dikenakan dan menyerap keringat, serta jahitan yang rapih.


==Definisi Kualitas==

Menurut American Society For Quality (www.academia.edu) yang dikutip oleh Heizer dan Render (2006:253), Artinya kualitas adalah keseluruhan corak dan karakteristik dari produk atau jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi.

Definisi Pengendalian Kualitas

Menurut Vincent Gasperz (2005:480), pengendalian kualitas adalah “Pengendalian Kualitas adalah teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi standar kualitas yang diharapkan”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas atau tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.


Langkah-Lankah Pengendalian Kualitas

Menurut Mustofa Kamal dari (www.academia.edu) Pengendalian kualitas harus dilakukan melalui proses yang terus-menerus dan berkesinambungan. Proses pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan melalui penerapan PDCA (plan – do – check – action) yang deperkenalkan oleh Dr. W. Edwards Deming, seorang pakar kualitas ternama berkebangsaan Amerika Serikat pada tahun 1980, sehingga siklus ini disebut siklus deming (Deming Cycle/ Deming Wheel).

Siklus PDCA umumnya digunakan untuk mengetes dan mengimplementasikan perubahan-perubahan untuk memperbaiki kinerja produk, proses atau suatu sistem di masa yang akan datang. Berikut gambar siklus PDCA yang ditulis oleh Cakra Jati dari (kompasiana.com).

Menurut (M. N. Nasution, 2005:32), Penjelasan dari tahap-tahap dalam siklus PDCA adalah sebagai berikut:

  1. Mengembangkan rencana (Plan)

  2. Merencanakan spesifikasi, menetapkan spesifikasi atau standar kualitas yang baik, memberi pengertian kepada bawahan akan pentingnya kualitas produk, pengendalian kualitas dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.


  3. Melaksanakan rencana (Do)

  4. Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil dan pembagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap personil. Selama dalam melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian, yaitu mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar sasaran dapat tercapai.

  5. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (Check)

  6. Memeriksa atau meneliti merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. Membandingkan kualitas hasil produksi dengan standar yang telah ditetapkan, berdasarkan penelitian diperoleh data kegagalan dan kemudian ditelaah penyebab kegagalannya.


  7. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (Action)

  8. Penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas. Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.

Definisi Produksi

Menurut Bustian Bustami dan

Nurlela (2010:3) proses produksi: “Proses pengolahan input menjadi output yang dimaksud adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang diproses menjadi bahan produk selesai”.

Didalam proses pembuatan suatu barang tidaklah sulit hanya saja memerlukan kreatifitas dan kemauan yang tinggi,
khususnya dalam memproduksi baju harus memilih beberapa bahan baku yang siap untuk dijalankan dan beberapa
tahapan dalam menjalankan produksinya.

Definisi Tahapan Produksi

Dalam sub bab ini penulis hanya membahas sedikit tahapan proses produksi tetapi tidak termasuk dalam fokus penelitian ini, bahwa didalam proses produksi didalamnya terdapat tahapan quality control yaitu bagian dalam proses produksi.


  1. Proses Pemintalan (Spinning)

    Proses pembuatan benang, pertama kali dilakukan adalah melelehkan chips hasil dari proses polimerisasi diunit dryer sehingga terbentuk filament-filament kemudian filament diberi finish oil agar benang menjadi halus, lembut, menyatukan benang, dan melincinkan jalannya benang. Kemudian benang tersebut melalui proses takeup dan mengalami penggulungan, hasil proses ini disebut udrawn yarn yaitu benang belum melalui proses penarikan dan siap diproses lanjut pada proses after treatment.


  2. Proses Lanjutan pada proses After Treatment


    Benang hasil proses spinning selanjutnya melalui proses lanjutan agar didapat kualitas benang yang baik pada proses after treatment. Proses after treatment dilakukan pada mesin drawing dan twisting. Hasil dari proses after treatment tersebut disebut Drawn Yarn yaitu filament telah mengalami penarikan.


  3. Quality Assurance


  4. Hasil produksi benang perlu dianalisa di Lab Quality Assurance yaitu melalui proses penarikan menguji kekuatan benang apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang distandarkan.


==Hasil Produksi==

Hasil produksi dari PT Indonesia Toray Synthetics yaitu:

1. Nylon Filament Yarn, diproduksi sejak tahun 1973 menggunakan teknologi dari Toray Jepang. Produk ini memiliki keunggulan dalam menghasilkan warna yang tahan terhadap perentangan, gesekan dan bahan kimia. PT ITS memiliki penguasaan pasar terbesar untuk produk nylon di Indonesia. Aplikasi utama Nylon Filament Yarn adalah pakaian dalam, baju renang, jala ikan, benang jahit, selotip dan sebagainya.

2. Polyester Filament Yarn, diproduksi sejak tahun 1990 dengan transfer teknologi dan fasilitas dari pabrik Mishima, Toray Jepang. Keunggulan produk ini terletak pada kesejukan dan kemampuan menyerap air seperti halnya katun. Produk ini digunakan untuk pakaian wanita, bahan pakaian, gorden, jok mobil dan sebagainya.

3. Polyester staple fiber diproduksi sejak tahun 1974 dan terus berkembang seiring perkembangan pasar. Keunggulan produk ini adalah volume yang ideal, mudah dalam perawatan dan kenyamanan saat dikenakan. Bahan baku utama adalah Pure Terepphtalic Acid Ethyline Glycal. Aplikasi utama produk ini sarana tidur hingga industri, konstruksi dan bahan interior termasuk kawat ban, jok mobil, sabuk pengaman dan bahan non-oven.


Tujuan Produksi

Menurut Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto ( 2006 : 60 ) memberikan pengertian produksi sebagai berikut : Produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi.

Dengan adanya tujuan produksi ini, akan menjadi mudah dalam perencanaan dan pengembangan selanjutnya yang akan dijalankan. Jika dalam bagian produksi juga terdapat skema atau sistem yang mengatur berjalannya suatu produksi. Tanpa adanya sistem atau skema ini proses berjalannya produksi menjadi tidak maksimal.

Jenis-Jenis Produksi

Dilihat dari jenis proses produksi terus-menerus menurut Agus Ahyari (2002;72), proses produksi terdiri dari, yaitu :


1. Jadwal produksi Di dalam penyelesaian produk dalam sebuah perusahaan dikenal adanya penentuan jadwal (schedule) produksi. Dengan adanya schedule produksi ini para karyawan akan mendapat memenuhi dengan pasti tentang apa yang segera harus dikerjakannya dan pekerjaan apa saja yang dapat ditangguhkan tanpa mengganggu penyelesaian proses produksi dalam perusahaan. Penyusunan schedule produksi dalam suatu perusahaan disebut scheduling. Scheduling dikenal ada dua macam, yaitu master schedule dan schedule.

2. Urutan produksi Di dalam pelaksanaan proses produksi, dapat diketahui bahwa masing-masing penyelesaian pekerjaan dari bahan mentah (bahan baku) sampai dengan menjadi produk akhir (barang jadi) akan mempunyai pola atau urutan tertentu. Urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi dari perusahaan yang bersangkutan. Urutan penyelesaian pekerjaan ini sangat penting di dalam suatu perusahaan agar pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan efektif, efesien, serta pula dapat memperkecil dari terdapatnya beberapa kemungkinan kesalahan yang akan terjadi didalam pelaksanaan proses produksi. Urutan pelaksanaan perusahaan ini akan selalu sama antara pelaksanaan produksi pada waktu yang lalu (periode yang telah lalu), pada saat sekarang dan pada waktu yang akan datang. Urutan proses produksi merupakan pedoman dari pelaksanaan proses produksi yang disebut routing, dan dibagi menjadi dua macam routing, yaitu master route dan route.

3. Waktu produksi Jumlah waktu yang dipandang sebagai jumlah waktu yang semestinya atau yang selayaknya untuk menghasilkan barang dan menyelesaikan suatu pekerjaan tepat pada waktunya.

Untuk menjaga kelancaran proses produksi, maka perusahaan harus menyediakan bahan baku yang cukup dan merencanakannya dari jauh-jauh hari sebelum proses produksi dimulai. Untuk dapat mengatur persediaan dalam tingkat yang tepat memenuhi kebutuhan dalam jumlah, mutu dan waktu yang tepat serta biaya yang rendah seperti yang diharapkan, maka diperlukan bahan baku yang baik.


Perencanaan Produksi

Menurut Agus Ahyari (2002;115), menyatakan bahwa: “Perencanaan Produksi adalah perencanaan tentang produk apa dan berapa jumlah masing-masing yang segera akan diproduksi pada periode yang akan datang”.

1. Desain Produk (Product Design) Desain produk harus disiapkan sebelum perusahaan beroperasi dalam jangka pendek. Dan sesuai dengan perubahan selera pasar, desain barang akan selalu diperbaharui agar barang yang dibuat selalu dibutuhkan konsumen atau pasar.

2. Teknologi dan Fasilitas Produksi (Technology and Production Facility) Desain barang yang akan diproduksi, selanjutnya dapat ditentukan hal-hal sebagai berikut :

a. Teknologi dengan jenis mesin yang akan digunakan

b. Besar kecilnya kapasitas mesin yang harus dibeli tergantung kepada ramalan penjualan yang akan menjadi dasar perencanaan produksi.

3. Bentuk Bangunan dan Fasilitas Produksi (Plant Design and Production Facility) Besar kapasitas dan jenis teknologi akan mempengaruhi bentuk dan dasar kecilnya bangunan pabrik yang harus didirikan. Selanjutnya akan menentukan rencana letak mesin dan rencana kegiatan pemeliharaan mesin dan sebagainya.

4. Jumlah Jenis Tenaga Kerja Desain produk, teknologi dan fasilitas produksi, bentuk bangunan dan fasilitas produksi akan mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja. Bukan hanya jumlah tenaga kerja tetapi juga jenis dan mutu tenaga kerja.

5. Akhirnya bentuk dan mutu produk akan menentukan jenis dan jumlah persediaan.

Dengan adanya perencanaan produksi maka proses penyelesaian suatu produk akan lebih terarah dengan baik dan meningkatkan kualitas produk itu sendiri. Tujuan perencanaan produksi juga meramalkan permintaan produk sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen.



Diagram Pareto

Diagram Pareto dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia yang bernama Vilredo Pareto pada abad ke 19. Diagram Pareto adalah suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan hal-hal atau kejadian-kejadian penting. Diagram Pareto digunakan untuk memperbandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar disebelah kiri ke yang paling kecil disebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu kita untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji. Dengan bantuan Diagram Pareto tersebut kegiatan akan lebih efektif dengan memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak yang paling besar terhadap kejadian daripada meninjau berbagai sebab suatu waktu.

1. Fungsi Diagram Pareto

a. Menunjukkan persoalan utama.

b. Menyatakan perbandingan masing masing persoalan terhadap keseluruhan.

c. Menunjukkan perbandingan sebelum dan setelah perbaikan

d. Untuk prioritas penyelesaian persoalan

2. Pareto diagram dibagi menjadi 2

a. Diagram Pareto mengenai Fenomena Yaitu yang berkaitan dengan hasil-hasil yang tidak diinginkan dan digunakan untuk mengetahui masalah utama yang ada. Misalnya: Kualitas: kerusakan, kegagalan, keluhan, perbaikan dan lain-lain. Delivery: penundaan delivery, keterlambatan pembayaran dan lain-lain.

b. Diagram Pareto mengenai Penyebab Yaitu yang berkaitan dengan penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk mengetahui apa penyebab utama dari masalah yang ada. Misalnya: Operator: umur, pengalaman, ketrampilan, sifat individual dan lain-lain.

==Definisi Database==

Menurut Warsito, dkk (2015:29), “Database adalah struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memproses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MySQL Server”.


Komponen Database

Menurut Oktavian (2010:62), “database terbentuk dari beberapa komponen”. Berikut adalah komponen-komponen pembentuk database.


1. Table Table atau tabel adalah sekumpulan data dengan struktur yang sedemikian rupa, terbentuk dari record dan field. Istilah tabel disini berbeda dengan istilah penggunaan tag

pada HTML, walaupun secara visual hampir sama. </p></div>

2. Field Field adalah atribut dari objek yang memiliki tipe data tertentu. Sebuah tabel dapat terdiri dari beberapa field dan record. Apabila digambarkan secara visual, maka hubungan tabel, field dan record.


3. Record Record adalah sekumpulan field yang membentuk suatu objek tertentu.


==Definisi PHP (Hypertext Preprocessor)==

Menurut Alexander F.K. Sibero (2011:49) “PHP (Hypertext Preprocessor) adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan baris kode sumber menjadi kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat baris kode dijalankan. PHP disebut sebagai pemrograman Server Side Programming, hal ini dikarenakan seluruh prosesnya dijalankan pada server. PHP adalah suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau juga dikenal dengan istilah open Source, yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhan.”

Berikut contoh script dan tampilan script menggunakan bahasa pemrograman PHP.


Berikut contoh tampilan output dari source code PHP pada gambar 2.13:


Contoh-contoh website yang menggunakan teknologi PHP, antara lain:

  1. www.wikipedia.org

  2. www.jurnalweb.com

  3. www.techno.id

  4. www.wordpress.com

==Kelebihan dan Kekurangan bahasa pemrograman PHP==

PHP adalah bahasa pemrograman yang paling banyak dipakai saat ini, terutama banyak dipakai untuk membuat situs web yang dinamis. Pada umumnya bahasa pemrograman PHP juga memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain:

1. Kelebihan PHP Menurut Winarno dan Ali (2011:9), “ada beberapa keunggulan PHP dibandingkan bahasa pemograman lain”, diantaranya:

1. Bahasa pemograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya.

2. Web server dari PHP dapat ditemukan dimana-mana antara lain apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang mudah.

3. Dalam sisi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak.

4. PHP merupakan bahasa open source yang dapat digunakan diberbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta dapat menjalankan perintah-perintah sistem.

2. Kekurangan PHP Menurut Yusuf dikutip dari (www.jejaring.web.id), berikut beberapa kekurangan PHP :

1. Bukan bahasa pemrograman yang ideal untuk pengembangan aplikasi web yang berskala besar.

2. Tidak bisa memisahkan antara tampilan dengan logik dengan baik.

3. Tidak memiliki sistem pemrograman berorientasi objek yang sesungguhnya


Definisi MySql

Menurut Alexander F.K. Sibero (2011:97), MySQL atau dibaca “My Sekuel” dengan adalah suatu RDBMS (Relational Database Management system) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data MySQL pertama dikembangkan oleh MySQL AB yang kemudian diakuisisi oleh Sun Microsystem dan terakhir dikelola oleh Oracle Coorporation.

Sejarah Singkat MySql

Menurut artikel (www.nurulfikri.ac.id) yang ditulis oleh Ratih Septia Giri. MySQL dibuat oleh sebuah perusahaan Swedia MySQL AB pada tahun 1995. Para pengembang platform milik Michael Widenius, David Axmark dan Allan Larsson. Tujuan utamanya adalah memberikan pilihan manajemen data yang efisien dan dapat diandalkan untuk pengguna dan profesional. Lebih dari setengah lusin alpha dan beta versi platform yang dirilis pada tahun 2000. Versi ini kompatibel dengan hampir semua platform utama.

Pada tahun 2005, Oracle membeli Innobase, perusahaan yang dikelola MySQL Innobase. Mesin penyimpanan ini memungkinkan MySQL melaksanakan fungsi penting seperti transaksi dan foreign keys. Di tahun yang sama, Jaringan MySQL dikembangkan pada baris Jaringan RedHat dan diluncurkan. Hal ini mengakibatkan MySQL 5 yang secara signifikan memperluas fitur-set yang tersedia untuk pengguna perusahaan. Setelah itu, kontrak antara MySQL dan Innabose diperbaharui.

Januari 2008, MySQL diakuisisi oleh Sun Microsystems sebesar $1 miliar. Keputusan itu dikritik oleh Michael Widenius dan David Axmark, co-pendiri MySQL AB. Pada saat itu MySQL sudah menjadi pilihan pertama dari perusahaan besar, bank dan perusahaan telekomunikasi. CEO Sun Microsystems, Jonathan Schwartz, yang disebut MySQL "stok root" ekonomi web.

Akuisisi Sun MySQL tidak terbukti sangat bermanfaat dan pada bulan April 2009, sebuah kesepakatan dicapai antara Sun Microsystems dan Oracle Corporation sesuai dengan Oracle adalah untuk membeli Sun Microsystems bersama dengan hak cipta dan merek dagang MySQL . Kesepakatan itu disetujui oleh pemerintah AS pada 20 Agustus 2009. Sebagai hasil dari petisi online yang dimulai oleh salah satu pendiri dari MySQL Monty Widenius, Oracle menghadapi komplikasi hukum dengan beberapa Komisi Eropa. Namun, masalah diselesaikan dan pada bulan Januari 2010 akuisisi MySQL oleh Oracle menjadi resmi.

Fitur-fitur yang dimiliki MySQL Seri 3.23. Di seri 3.23 MySQL menambahkan tiga jenis tabel baru: pertama MyISAM, yang sampai sekarang menjadi tipe tabel default; kedua BerkeleyDB, yang pertama kali menambahkan kemampuan transaksi pada MySQL; dan ketiga InnoDB, primadona baru yang potensial. Seri 4.x. Di seri yang baru berjalan hingga 4.0 tahap alfa ini, pengembang MySQL berjanji akan menjadikan MySQL satu derajat lebih tinggi lagi. Fitur-fitur tersebut antara lain :

1. Sub-select (di 4.1)

2. Union (4.0), union sendiri berfungsi untuk menggabungkan hasil dari dua atau lebih pernyataan (query) ‘select’.

3. Foreign key constraint (4.0 atau 4.1—meski InnoDB sudah menyediakan ini di 3.23.x), foreign key adalah salah satu jenis constraint yang digunakan untuk merelasikan antar dua tabel atau lebih. Foreign key digunakan pada tabel kedua (detail) yang mereferensi ke tabel utama (master) yang mempunyai constraint primary key.

4. Stored procedure (4.1), Stored procedure adalah salah satu objek routine yang tersimpan pada database MySQL dan dapat digunakan untuk menggantikan berbagai kumpulan perintah yang sering kita gunakan, seperti misalkan sejumlah row ke table lain dengan filter tertentu. Stored procedure sangat berguna ketika kita tidak ingin user mengakses table secara langsung, atau dengan kata lain membatasi hak akses user dan mencatat operasi yang dilakukan. Dengan demikian resiko kebocoran dan kerusakan data dapat lebih diminimalisir.

5. View (4.2), View adalah perintah query yang disimpan pada database dengan suatu nama tertentu, sehingga bisa digunakan setiap saat untuk melihat data tanpa menuliskan ulang query tersebut.

6. Cursor (4.1 atau 4.2),

7. Trigger (4.1), pernyataan CREATE TRIGGER digunakan untuk membuat trigger, termasuk aksi apa yang dilakukan saat trigger diaktifkan. Trigger berisi program yang dihubungkan dengan suatu tabel atau view yang secara otomatis melakukan suatu aksi ketika suatu baris di dalam tabel atau view dikenai operasi INSERT, UPDATE atau DELETE.


Definisi Analisa SWOT

Menurut Fahmi (2013:252), “SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif.



==Tipe-tipe Strategi SWOT==

Menurut Rangkuti (2011:64), “matriks Threats–Opportunities–Weakness–Strenghts (TOWS) merupakan penggabungan berbagai indikator untuk membantu manajer mengembangkan yang terdapat empat tipe strategi: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Model penggabungannya menggunakan TOWS Matriks. Namun tidak semua rencana strategi yang disusun dari TOWS Matriks ini digunakan seluruhnya. Strategi yang di pilih adalah strategi yang dapat memecahkan isu strategi perusahaan”.


1. S-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang.

2. W-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

3. S-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

4. W-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.

Manfaat Analisa SWOT

Menurut Hendro (2011:289), Banyak manfaat bila kita melakukan analisa masalah secara SWOT yaitu Strength, Weakness, Oppurtunity, and Threats sebelum diambil keputusan untuk dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa mempertimbangkan dan melakukan analisa masalah, manfaatnya adalah :

  1. Dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi.

  2. Untuk membuat rekomendasi.

  3. Informasi lebih akurat.

  4. Untuk mengurangi resiko akibat dilakukannya keputusan yang berkali-kali.

  5. Menjawab hal yang bersifat intutif atas keputusan yang bersifat emosional.


Penerapan Analisa SWOT

Menurut Hendro (2011:291), Analisa SWOT dapat digunakan dalam :

1. Memasuki sebuah industri baru.

2. Memutuskan untuk meluncurkan produk baru.

3. Menganalisa posisi perusahaan dalam persaingan saat ini.

4. Untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan.

5. Membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang akan terjadi sehubungan dengan ancaman yang akan datang dan peluang yang bisa diambil.


Definisi Prototype

Menurut Darmawan (2013:229), ”Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat. Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu:

1. Throw-away Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

2. Incremental Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

3. Evolutionary Pada metode ini, prototipenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Dari ketiga pendekatan prototipe penulis hanya menggunakan pendekatan prototipe evolutionary, karena pengembang dapat memfokuskan diri untuk mengembangkan bagian-bagian dari sistem yang telah ada dalam perusahaan, kemudian bagian sistem yang dimengerti dari awal sampai proses akhir.

Tahapan-tahapan dalam prototyping adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.


2. Membangun prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan.

3. Evaluasi prototyping Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka prototyping direvisi dengan mengulang langkah 1, 2 dan 3.

4. Mengkodekan sistem Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.


5. Menguji sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.


6. Evaluasi Sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.

7. Menggunakan sistem Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.


Definisi Testing

Menurut Rizky (2011:237), ”Testing adalah sebuah proses yang digunakan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak telah terpenuhi baik dari kebutuhan teknis pengguna yang telah disepakati dari awal”.

Tujuan Testing

Menurut Rizky (2011:262), ada 4 tujuan testing, antara lain :

a. Untuk melakukan verifikasi, validasi dan deteksi error untuk menemukan sebuah masalah atau error kemudian dibenahi.

b. Mencari error dan kelemahan atau keterbatasan.

c. Mencari sejauh apa kemampuan yang dimiliki dari sebuah sistem.

d. Menyediakan informasi untuk kualitas dari product software.

Tujuan utama dari pengujian sistem yang dilakukan adalah untuk meminimalkan tenaga dan waktu yang digunakan untuk menemukan kesalahan pada tahap pengembangan, desain dan dokumen lain atau program yang dirancang untuk menguji struktur internal dan menjalankan program untuk mendeteksi kesalahan


Tahapan Testing

Menurut Rizky (2011:237), “Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

1. Verifikasi Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

2. Validasi Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

1. Failure Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangkat lunak tesebut.

2. Fault Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.

3. Error Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.

4. Incident Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.


Definisi Elisitasi

Menurut Hidayati dalam Rahardja, (2011:302), “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.” Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Elistasi Tahap 1 Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melaui proses wawancara.


2. Elisitasi Tahap 2 Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembangperangkat lunak dan pengguna.

a. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

b. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalampembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

c. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.


3. Elisitasi Tahap 3 Elisitasi tahap III, merupakan hasil pernyataan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa dikalasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik, bagiamana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?.

b. O artinya operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistemakan dikembangkan ?.

c. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem ?.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

a. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pemakaiannya dan pembuatannya sulit serta berbiaya mahal.

b. Middle (M) :Mampu dikerjakan.

c. Low (L) : Mudah Dikerjakan.

4. Final Draft Elisitasi Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Definisi Literature Review

Menurut Guritno, dkk. (2011:86), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.”


Literature Review (Study Pustaka)

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini, antara lain :

1. Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Muhammad Nur Ilham, S.E (2012) Universitas Hasanuddin Makassar. Berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan Statistical Processing Control (SPC) Pada PT Bosowa Media Grafika”. Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah Statistical Process Control , yaitu sebuah metode statistik yang digunakan untuk mengukur sejauh mana proses pengendalian kualitas yang dilakukan pada suatu perusahaan, dimana hasilnya dibandingkan dengan standar yang diterapkan oleh perusahaan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengendalian kualitas produk pada PT Bosowa Media Grafika masih belum terkendali, dengan rata-rata kerusakan produk sebesar 4.47 % per hari.

2. Penelitian Tugas Akhir yang dilakukan oleh Evy Ari Kurniawati, A.Md (2012) Universitas Sebelas Maret. Berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Benang 100% Rayon Dengan Metode C-Chart Pada PT Adikencana Mahkotabuana. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode C-Chart, teknik analisis data yang digunakan adalah dengan batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah (LCL). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kerusakan dan jenis kerusakan atau kecatatan yang terjadi produk benang yang mengalami out of control. Dengan adanya kerusakan produk yang berada diluar batas kendali atau out of control maka perusahaan harus lebih menjaga proses produksi agar tidak terjadi lagi kerusakan diluar batas kendali. Sehingga produk yang dihasilkan pada periode berikutnya dapat memenuhi standart kualitas produk yang telah ditetapkan perusahaan.

3. Penelitian Tugas Akhir yang dilakukan oleh Dewi Puji Lestari, A.Md (2010) Universitas Sebelas Maret. Berjudul “Pengendalian Kualitas Produk Benang Polyester Cotton Dengan Metode C-Chart Pada PT Panca Bintang Tunggal Sejahtera. Penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk mengetahui batas kendali atas (UCL) dan batas pengendali bawah (LCL) pada produk benang Polyester Cotton, mengetahui rata-rata kerusakan produk, mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan produk. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah analisis C-chart, diagram pareto, diagram sebab akibat. Dari hasil analisis dengan metode c-chart dapat diketahui bahwa kerusakan produk masih berada dalam batas kendali. Dengan batas atas (UCL) sebesar 209,29 dan batas bawah (LCL) sebesar 131,03. Berdasarkan data dan analisis dengan diagram pareto dapat diketahui ada lima jenis kerusakan yaitu tebal tipisnya benang sebesar 66,60%, benang berserabut sebesar 16,75%, permukaan benang tidak rata sebesar 7,64%, benang kotor sebesar 6,12% dan benang kurang elastis sebesar 2,89 %. Berdasarkan dari analisis dengan diagram sebab akibat dapat diketahui ada beberapa penyebab kerusakan benang polyester cotton yang ditinjau dari 4 faktor.

4. Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Muhammad Eka Pramudita, S.E (2014) Universitas Kristen Satya Wacana. Berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Metode Six Sigma Produk Sarung Gajah Duduk Pada PT Pismatex Pekalongan. Teknik analisis menggunakan metode six sigma dengan DMAIC untuk melakukan proses pengendalian kualitas produk ekspor dan sebelum DMAIC memerlukan tahap dimana perusahaan harus mencari dan mengetahui kriteria kecatatan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan solusi yang diterapkan untuk mengatasi hambatan yang dialami dalam proses pengendalian kualitas dengan metode six sigma menggunakan DMAIC untuk mengurangi produk cacat. Langkah terpenting dalam tahap DMAIC. Sistem pengendalian kualitas dengan metode Six Sigma dengan DMAIC dilakukan dengan diagram pareto tersebut perusahaan dapat menekan angka kecatatan secara menyeluruh dengan rata-rata kecatatan 0,094487085 dan level sigma mencapai target selama 5 tahun terakhir.

5. Penelitian jurnal ilmiah yang dilakukan oleh Candra Gunawan (2014) Universitas Surabaya. Berjudul “Implementasi Pengendalian Kualitas Dengan Metode Statistik Pada Proses Produksi Pakaian Bayi Di PT Dewi Murni Solo. Untuk melakukan pengendalian kualitas dengan menggunakan metode dan teori yang telah diadaptasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa alat pengendali kualitas , yaitu: Check Sheet, Diagram Pareto, Control Chart, Diagram sebab akibat, FMEA dan Matriks Pugh. Hasil penelitian menunjukan terdapat kecatatan produk pakaian bayi yang melebihi batas toleransi perusahaan, jenis kecatatan tertingggi terletak pada proses pattern dan cutting sebesar 33%, prioritas utama perbaikan pada faktor manusia dengan Risk Priority Number sebesar 504.

6. Penelitian jurnal ilmiah yang dilakukan oleh Hamzah Asadullah, Hari Adianto, Dwi Novirani (2015) Institut Teknologi Nasional Bandung. Berjudul “Implementasi Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Jumlah Produk Cacat Tekstil Kain Katun Menggunakan Metode Six Sigma Pada PT SSP. Metode Six Sigma merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi dan memperbaiki produk dengan menggunakan tahapan-tahapan Define, Measure, Analayze, Improve, dan Control. Untuk melengkapi metode Six Sigma maka digunakan alat bantu yaitu seven tools. Seven Tools disini dengan menggunakan diagram fishbone, diagram pareto, dan hitogram. Alat-alat tersebut untuk menganalisa dan mengidentifikasi penyebab-penyebab cacat suatu produk. Pembebanan tugas baru menjadi salah satu implementasi yang dirasa berpengaruh cukup besar pada perbaikan.

Adapun kesimpulan dari literature review tersebut adalah pengendalian kualitas dilakukan agar dapat mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan produk cacat. Dalam ke enam literature review yang telah dibahas belum adanya menghitung jumlah barang output yang ingin dihasilkan untuk mempertahankan kualitas dan menghasilkan grafik dalam bentuk digital.