SI1221473551

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PENGEMBANGAN VIDEO PROMOSI PARIWISATA KOTA

TANGERANG PADA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA,

PARIWISATA, DAN EKONOMI KREATIF

(DISPORPAREKRAF)

SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh :

NIM
: 1221473551
NAMA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI MULTIMEDIA AUDIO VISUAL AND BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2015/2016)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN VIDEO PROMOSI PARIWISATA KOTA

TANGERANG PADA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA,

PARIWISATA, DAN EKONOMI KREATIF

(DISPORPAREKRAF)

Disusun Oleh :

NIM
: 1221473551
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Multimedia Audio Visual and Broadcasting

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, September 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom.)
NIP : 000594
       
NIP : 001405


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGEMBANGAN VIDEO PROMOSI PARIWISATA KOTA

TANGERANG PADA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA,

PARIWISATA, DAN EKONOMI KREATIF

(DISPORPAREKRAF)

Dibuat Oleh :

NIM
: 1221473551
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting

Disetujui Oleh :

Tangerang, September 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Lusyani Sunarya, S.Sn, M.Si)
   
(Giandari Maulani, M.Kom.)
NID : 06124
   
NID : 08175

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENGEMBANGAN VIDEO PROMOSI PARIWISATA KOTA

TANGERANG PADA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA,

PARIWISATA, DAN EKONOMI KREATIF

(DISPORPAREKRAF)

Dibuat Oleh :

NIM
: 1221473551
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN VIDEO PROMOSI PARIWISATA KOTA

TANGERANG PADA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA,

PARIWISATA, DAN EKONOMI KREATIF

(DISPORPAREKRAF)

Disusun Oleh :

NIM
: 1221473551
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Multimedia Audio Visual and Broadcasting

 


 


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, September 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1221473551

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRACT

The development of the information and promotion is currently very important to influential people. Proven by the large number of government agencies that use information and media promotion, television, radio, internet or telephone. Office of youth, sport, tourism and Creative Economy (DISPORPAREKRAF) the city of Tangerang, give information and promotion in the form of a video tourism through some media i.e. in the form of social media, as well as websites that still lacks sufficient to meet the needs of tourism promotion and information less up to date. Porparekraf service must have the means of media information and promotion support for advancement of tourism objects in Tangerang, Tangerang because it has a lot of tourism potential that was quite interesting to visit communities, if such potential can be managed properly and correctly. In addition, the pattern of the promotion is up to date and interesting did not escape being the problem to lack on previous promotional videos. We used in this study, namely the problems of the analysis method, data collection, analysis of the design and concept of media production (KPM) i.e.: Pre Production, Production and Post Production. The purpose of this research is to create a media information in the form of a video tourism "development of tourism promotion Video city of Tangerang Office of youth, Sport, tourism, And the Creative Economy (Disporparekraf)". Through the development of the media are expected to give the shape a more attractive tourism information, up to date and easily ditterima by people in Tangerang city and visitors alike.

Keywords: Video, Promotion, Tangerang Tourism

ABSTRAK

Perkembangan informasi dan promosi saat ini sangat berpengaruh penting untuk masyarakat luas. Terbukti dengan banyaknya instansi pemerintahan yang menggunakan media informasi dan promosi, baik televisi, radio, internet maupun telepon. Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) Kota Tangerang, memberikan informasi dan promosi berupa video pariwisata melalui beberapa media yaitu berupa media sosial, maupun website yang masih kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan promosi pariwisata dan informasinya kurang up to date. Dinas Porparekraf harus memiliki sarana media informasi dan promosi yang menunjang untuk kemajuan objek pariwisata Kota Tangerang, karena Kota Tangerang memiliki banyak potensi pariwisata yang cukup menarik untuk dikunjungi masyarakat, jika potensi tersebut bisa dikelola dengan baik dan benar. Selain itu, pola promosi yang up to date dan menarik tidak luput menjadi masalah untuk kekurangan pada Video promosi sebelumnya. Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode analisa permasalahan, pengumpulan data, analisa perancangan dan konsep produksi media (KPM) yakni: Pre Production, Production dan Post Production. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuat media informasi yang berupa video pariwisata “Pengembangan Video Promosi Pariwisata Kota Tangerang Pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Dan Ekonomi Kreatif (Disporparekraf)”. Melalui pengembangan media tersebut sangat diharapkan dapat memberikan bentuk informasi pariwisata yang lebih menarik, up to date dan mudah ditterima oleh masyarakat Kota Tangerang dan juga wisatawan.

Kata Kunci : Video, Promosi, Pariwisata Kota Tangerang

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul “PENGEMBANGAN VIDEO PROMOSI PARIWISATA KOTA TANGERANG PADA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, PARIWISATA, DAN EKONOMI KREATIF (DISPORPAREKRAF)”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini yaitu sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) jurusan Teknik Informatika konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting di Perguruan Tinggi Raharja.

Terealisasinya Skripsi ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu baik dalam segi moril, materil ataupun spiritual. Untuk itu, pada kesempatan ini mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalam nya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom. selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika.
  4. Ibu Lusyani Sunarya, S.Sn, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan untuk kelancaran penyusunan Skripsi ini.
  5. Ibu Giandari Maulani, M.Kom., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan untuk kelancaran penyusunan Skripsi ini.
  6. Ibu Katrina Iswandari, S.Stp., selaku stakeholder yang selalu memberi monitafi semangat serta pengarahan yang diberikan saat penelitian.
  7. Seluruh dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
  8. Seluruh staff dan karyawan Perguruan Tinggi Raharja atas kerjasamanya.
  9. Ayah, Ibu, dan Adik tersayang yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, dukungan moril dan materil serta do’a untuk keberhasilan penulis.
  10. Intan Fauziah beserta keluarga, yang selalu ada untuk memberikan semangat, perhatian dan masukan dalam menyelesaikan penulisan Laporan Skripsi ini.
  11. Ardi mulyana, Ray Tri Nugroho, saudara-saudara Warpang Kopi, Rizal pambudi, Zahra Baidha Syara, Aji Trianggono dan seluruh sahabat yang sudah memberikan dukungan dalam menyelesaikan penulisan Laporan Skripsi ini.
  12. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan.
  13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu pada kesempatan ini.

Dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan dalam penulisan dan penyusunan laporan ini, sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya laporan Skripsi ini, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.

Tangerang, September 2016
Noviar Jalu Sasongko
NIM. 1221473551

Daftar isi

DAFTAR TABEL

 

Tabel 3.1 Material Produk

Tabel 3.2 Budget Produksi Media

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap 1

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap 2

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap 3

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Script Writing

Tabel 4.2 Rundown

Tabel 4.3 Susunan Crew and Talent

Tabel 4.4 Time Schedule Produksi

Tabel 4.4 Anggaran / Budget Produksi

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 2.1 Tampilan Project di Adobe Premiere CS6

Gambar 2.2 Tampilan Project di Adobe After Effect CS6

Gambar 2.3 Tampilan Project di Adobe Photoshop CS6

Gambar 2.4 Tampilan Project di Adobe Illustrator CS6

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Bagan Tahap Preproduction

Gambar 4.2 Time Lapse Sun Rise Matahari

Gambar 4.3 Video Ayam Berkokok

Gambar 4.4 Video Pesawat Terbang Landing

Gambar 4.5 Video Perlombaan Beksi

Gambar 4.6 Video Perahu Cisadane

Gambar 4.7 Video Bendungan Pintu Air Sepuluh

Gambar 4.8 Video Time Lapse kubah Masjid Al-A’zhom

Gambar 4.9 Video Masjid Jami’Kalipasir

Gambar 4.10 Video Gapura Bun San Bio

Gambar 4.11 Video spanduk Benteng Haritage

Gambar 4.12 Video Icon Taman Potret

Gambar 4.13 Video spanduk Kawasan Kuliner Laksa Tangerang

Gambar 4.14 Video Green House

Gambar 4.15 Video Time Lapse Tugu Adipura

Gambar 4.16 Camera Canon 5D Mark II

Gambar 4.17 Camera Drone DJI Phantom 3 pro

Gambar 4.18 Tascam

Gambar 4.19 Shotgun Mic

Gambar 4.20 Slider

Gambar 4.21 Tripod

Gambar 4.22 Handle Rig Camera

Gambar 4.23 Bagan Tahap Production

Gambar 4.24 Bagan Tahap Postproduction

 


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang sangat cepat, khususnya di bidang teknologi informasi. Perkembangan di bidang teknologi informasi ini sangat mendukung dalam perkembangan sektor-sektor lainnya, seperti perdagangan, pendidikan, komunikasi, perindustrian, pariwisata dan lain sebagainya. Salah satu fungsi teknologi informasi bagi sektor komunikasi yaitu sebagai media iklan dan promosi. Sebagai contoh salah satu penerapan teknologi multimedia dalam bidang promosi yakni dalam bentuk Video pariwisata.

Kota Tangerang memiliki potensi pariwisata yang cukup menarik dan prospektif. Manakala potensi tersebut dapat dikelola dengan baik, termasuk pola promosi yang gigih dan canggih serta mendunia, maka mata rantai obyek-obyek pariwisata di Kota Tangerang akan dapat menjadi salah satu andalan sumber pendapatan daerah sekaligus promosi daerah yang strategis.

Kota Tangerang sedang bergerak menjadi live city, yaitu Kota yang layak di tempati, layak investasi, layak dikunjungi dan E-city (Smart City). Sebagaimana kita ketahui sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan daerah dan mewujudkan cita-cita Kota yang layak dikunjungi.

Sektor pariwisata dapat dijadikan entry point untuk mendorong aspek sektoral karena pariwisata bersinggungan dengan banyak aspek. Aspek sosial, budaya, perekonomian dan lain-lain. Maka tidak mengherankan jika sejumlah negara maju bahkan negara berkembang menempatkan sektor pariwisata sebagai salah satu lambung devisa yang memiliki value ekspektasi yang tinggi dibandingkan dengan lainnya.

Nama Tangerang, berasal dari bahasa Sunda yang berarti “Tanda”. Kota Tangerang semula merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang, seiring dengan pertumbuhan kawasan, pemerintah melalui UU. Nomor 22 Tahun 1999 tentang perubahan Kota Madya menjadi Kota Tangerang.

Letak Kota Tangerang sangat strategis karena berada di antara Ibu Kota Negara DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang, Depok, dan Bogor. Dengan luas kawasan mencapai 17.730 HA, Kota Tangerang merupakan Kota terbesar di Provinsi Banten dan Kota terbesar ketiga di kawasan perkotaan JABOTABEK setelah Kota Jakarta. Saat ini Kota Tangerang dipimpin oleh WaliKota H. Arief R. Wismansyah, B. Sc., M. Kes.

Kawasan yang memiliki sejarah panjang ini menyimpan beragam potensi Pariwisata. Baik wisata alam, wisata religi, wisata budaya, maupun wisata kuliner, yang menarik untuk menjadi tujuan destinasi wisata.

Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) Kota Tangerang merupakan Dinas yang mempunyai wewenang untuk mempromosikan aset wisata Kota Tangerang. Adapun Dinas tersebut terletak di Gedung Cisadane Lt.II yang beralamatkan di Jl. KS. Tubun No. I Kota Tangerang. Dinas ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, serta terdapat satu Sekretariat dan tiga bidang, diantaranya : Bidang Kepemudaan, Bidang Olahraga dan Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Saat ini Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) secara berkelanjutan menata dan mempromosikan aset pariwisata Kota Tangerang sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan warga Kota Tangerang dan meningkatkan peran Kota Tangerang dalam konsentrasi kepariwisataan nasional. Terbukti dengan adanya video pariwisata Kota Tangerang sebelumnya, namun seiring berkembangnya informasi mengenai Pariwisata yang ada di Kota Tangerang, Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) membutuhkan video yang baru dengan informasi yang up to date sesuai perkembangan Kota Tangerang saat ini, agar melalui pengembangan video pariwisata ini masyarakat atau wisatawan lebih mengenal obyek-obyek pariwisata yang ada di Kota Tangerang dan dapat menarik wisatawan dan investor lokal, sehingga dapat meningkatkan sumber pendapatan daerah, dimana sektor pariwisata sebagai salah satu lambung devisa yang memiliki value ekspektasi yang tinggi. Oleh karena itu, agar dapat menyampaikan informasi destinasi pariwisata terbaru yang lebih efektif setidaknya Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) harus memiliki sarana media yang dapat menunjang efektivitas dalam mempromosikan destinasi pariwisata di Kota Tangerang.

Dengan demikian, maka dalam penelitian ini dilakukan Pengembangan Video Promosi Pariwisata Kota Tangerang Pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF), sehingga melalui pengembangan media tersebut diharapkan dapat memberikan bentuk informasi pariwisata yang lebih menarik, efektif, serta mudah diterima oleh wisatawan dan khususnya oleh masyarakat Kota Tangerang.

Dari hasil analisa kebutuhan yang dilakukan terhadap DISPORPAREKRAF, dibutuhkan media informasi yang menarik dan juga up to date untuk memudahkan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) dalam memberikan informasi tentang pariwisata Kota Tangerang.

Berdasarkan analisa di atas, maka penelitian ini mengangkat tema Skripsi dengan judul: “Pengembangan Video Promosi Pariwisata Kota Tangerang Pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Dan Ekonomi Kreatif (DISPORPAREKRAF)”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada dan hasil pengamatan yang dilakukan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang ada pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) Kota Tangerang yakni, sebagai berikut :

  1. Bagaimana menyajikan sebuah video pariwisata Kota Tangerang yang informatif serta dapat menjadi media promosi untuk Kota Tangerang?

  2. Bagaimana membuat media audio visual yang terkonsep menarik dan dapat memenuhi kebutuhan promosi daerah Kota Tangerang?

  3. Target seperti apa yang dicapai melalui pengembangan video promosi pariwisata Kota Tangerang?

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam ruang lingkup penelitian ini dilakukan pembatasan masalah yang akan di teliti yaitu Pengembangan Media Video Promosi Pariwisata Kota Tangerang yang meliputi profil Kota Tangerang khususnya pada destinasi wisata yang ada di Kota Tangerang meliputi wisata alam, wisata religi, wisata budaya maupun wisata kuliner, yang menarik untuk menjadi tujuan destinasi wisata.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yakni:

  1. Untuk mempermudah Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) dalam menyajikan sebuah video pariwisata Kota Tangerang yang informatif dan untuk menunjang promosi pariwisata yang ada di Kota Tangerang.

  2. Untuk membuat media audio visual yang bermanfaat dan menjadi daya tarik wisatawan terutama dalam penyampaian informasi mengenai hal – hal yang up to date berkaitan dengan destinasi pariwisata Kota Tangerang.

  3. Untuk mencapai Target Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF), dalam hal menyampaikan informasi dan promosi pariwisata Kota Tangerang kepada masyarakat serta meningkatkan daya tarik wisatawan setiap tahunnya.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari pembuatan video pariwisata Kota Tangerang yakni:

  1. Dengan menggunakan media promosi audio visual, masyarakat akan mendapatkan informasi lebih jelas tentang apa saja destinasi pariwisata yang ada di Kota Tangerang.

  2. Sebagai media penunjang informasi dan promosi untuk menarik minat wisatawan untuk mengunjungi destinasi pariwisata Kota Tangerang.

  3. Melalui video pariwisata Kota Tangerang ini diharapkan dapat meningkatkan potensi wisatawan yang berkunjung di Kota Tangerang.

Metodologi Penelitian

Metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni Metode Analisa Permasalahan, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisa Perancangan Media dan Metode Konsep Produksi Media (KPM).

Metode Analisis Permasalahan

Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi, maka dilakukan wawancara pada hari Selasa tanggal 08 Maret 2016 pada bagian Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) Kota Tangerang dengan Ibu Katrina Iswandari, SSTP. KASI Promosi dan Destinasi Pariwisata Kota Tangerang, dengan daftar pertanyaan wawancara yang terlampir dalam penelitian Skripsi ini.

Pengumpulan Data

  1. Observasi

    Observasi adalah pengambilan data yang diperlukan untuk penyusunan penelitian Skripsi melalui pengamatan dan membuat pencatatan secara sistematik terhadap unsur – unsur yang telah diteliti dengan tujuan secara langsung pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) Kota Tangerang.

  2. Wawancara (Interview)

    Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara bertatap muka langsung dengan orang yang akan diwawancarai, untuk memperoleh informasi yang lebih jelas dan gambaran mengenai konsep video seperti apa yang diinginkan, dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada narasumber atau stakeholder untuk bidang promosi dan Destinasi Pariwisata dengan Ibu Katrina Iswandari, SSTP. pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) Kota Tangerang dan juga pihak-pihak yang terkait dengan judul penelitian.

  3. Studi Pustaka

    Selain melakukan observasi dan wawancara, pengumpulan data dengan cara studi pustaka dilakukan untuk melengkapi data-data yang relevan dalam pemilihan judul yang berkaitan dengan video promosi pariwisata Kota Tangerang pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF).

Metode Analisa Perancangan Media

Media video Pariwisata yang dibutuhkan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) Kota Tangerang, akan diproduksi dengan menggunakan aplikasi program komputer Video diantaranya : Adobe Premiere Pro Cs6, Adobe After Effects Cs6, Adobe Photoshop CS6 dan Adobe Illustrator Cs6.

Metode Konsep Produksi Media

Konsep Produksi Media yang digunakan didalam penelitian Skripsi ini adalah sebagai berikut :

  1. Pre-Production merupakan proses penyiapan semua elemen yang terlibat dalam sebuah produksi (shooting) film/ video.

  2. Production merupakan proses pelaksanaan produksi (shoting) yang mengacu pada persiapan yang dihasilkan dari proses Pre-Production.

  3. Post Production merupakan proses penyelesain akhir (finishing) dari sebuah rangkaian produksi (shoting) yang meliputi mengeditan gambar, penambahan title, grafik, animasi dan special effects, musik, sound effects, audio dubing dan output ke media video.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian Skripsi ini terbagi menjadi beberapa bagian dengan disertakan sistematika penyampaiannya, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini berisikan tentang Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan yang akan dibahas dalam penelitian Skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada Bab ini berisikan tentang konsep dan teori dasar yang melandasi permasalahan penelitian dan menjadi acuan penulisan sesuai dengan judul penelitian yang dibuat dalam penyusunan penelitian Skripsi, ini yang meliputi Konsep Dasar Teori Umum, Teori Khusus dan Literature Review.

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

Pada Bab ini berisikan tentang Gambaran Umum Obyek Yang Diteliti, meliputi Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Wewenang dan Tanggung Jawab, Informasi Tentang destinasi pariwisata yang ada di Kota Tangerang, luas wilayah Kota Tangerang, pariwisata apasaja yang baru di Kota Tangerang, Segmentasi promosi, Tujuan promosi, Strategi promosi, Budget Produksi Media, Konfigurasi Hardware, Elisitasi.

BAB IV KONSEP PRODUKSI MEDIA

Konsep produksi media dalam penelitian ini menggunakan Konsep Produksi Media MAVIB, atau konsep produksi media yang berbasis video. Dalam konsep produksi tersebut terdapat tahapan-tahapan diantaranya: Preproduction, Production dan Postproduction.

BAB V PENUTUP

Pada Bab ini berisikan tentang Kesimpulan, Saran dan Kesan yang diberikan untuk DISPORPAREKRAF sebagai salahsatu alternatif pemecahan masalah dengan pengembangan video promosi pariwisata.

DAFTAR PUSTAKA

Berisikan tentang referensi yang digunakan dalam penyusunan hasil laporan skripsi.

DAFTAR LAMPIRAN

Berisikan daftar dari keseluruhan lampiran – lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Pengembangan

Pengertian Pengembangan

Menurut Hasibuan, (2012 : 1)[1] Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konsepsual dan moral melalui pendidikan dan penelitian. Pendidikan dan penelitian yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan masa kini maupun masa depan.

Menurut Marwansyah, (2012 : 208)[2] Pengembangan adalah kegiatan – kegiatan pengembangan diri yang ditempuh oleh seseorang untuk mewujudkan rencana pribadinya.

Dari beberapa pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa pengembangan yaitu peningkatan kemampuan mental yang terjadi, yang terjadi seiring penambahan zaman.

Konsep Dasar Informasi

Pengertian Informasi

Menurut McLeod, (2012 : 8)[3]. Informasi (Information) dapat didefinisikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, informasi disebut juga data yang diproses atau data yang memiliki arti.

Menurut Maimunah, dkk (2012 : 284)[4]. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil sebuah keputusan.

Dapat disimpulkan bahwa Informasi adalah, data yang telah diolah menjadi hal yang berguna untuk penerima atau dapat memberikan wawasan pengetahuan.

Jenis - Jenis Informasi

Menurut O’Brien (2012 : 15) [5], jenis – jenis informasi dijelaskan sebagai berikut:

  1. Informasi Manajerial
    Informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.
  2. Sumber Informasi
    Sumber informasi dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile), sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan – kegiatan manajerial tingkat atas.
  3. Informasi Rutinitas
    Informasi rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.
  4. Infomasi Fisik
    Informasi fisik dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksanaan yang secara bersama – sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk dan sistem informasi dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.

Kualitas Informasi

Menurut Sutabri (2012 : 33 - 34) [6], pada buku Analisis Sistem Informasi, Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat (accurancy), tepat waktu (time lines), dan relevan (relevance):

  1. Akurat (Accurancy)
    Informasi harus bebas dari kesalahan – kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
  2. Tepat Waktu (Time Lines)
    Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.
  3. Relevan (Relevance)
    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda. Menyampaikan informasi tentang penyebab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan tentunya kurang relevan. Akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (2012 : 9) [7], nilai dari informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal yaitu, manfaat dan biaya pendapatannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan biaya mendapatkannya. Sulit untuk menggabungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya memperolehnya, karena sebagian besar informasi dipakai banyak pihak dalam perusahaan. Informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan nilai uang, tetapi dapat ditaksir dengan nilai efektifnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.

Konsep Dasar Promosi

Pengertian Promosi

Menurut Desrianti, dkk (2014 : 425) [8], Promosi adalah tindakan menginformasikan atau meningkatkan konsumen tentang spesifikasi produk atau merek. Promosi mempunyai kekuatan untuk menyampaikan pesan, dan diperlukan perancangan khusus agar promosi tersebut memiliki visual yang kuat dan menciptakan keserasian didalam rangkaian pemasaran, karena promosi adalah berkaitan langsung dalam upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dengan memikat hati mereka melalui pemberian kesan – kesan baik, yang mampu diingat dan dirasakan oleh konsumen.

Menurut Lukiati (2010 : 54) [9], Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa promosi adalah salah satu kegiatan yang dapat menarik para konsumen untuk tertarik kepada suatu produk yang kita tawarkan.

Jenis Promosi

Menurut Karlina (2011 : 60 - 64) [10], Meskipun secara umum bentuk - bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk - bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas - tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu sering disebut bauran promosi, antara lain:

  1. Personal Selling
    Komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka akan mencoba dan membelinya.
  2. Mass Selling
    Pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksibel Personal Selling namun merupakan alternative yang lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas.
  3. Promosi Penjualan
    Bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insetif yang dapat diatur untuk merancang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
  4. Public Relations
    Upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai orang yang terlibat, mempunyai kepentingan dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
  5. Direct Marketing
    Sistem pemasaran yang bersifat interatif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi.

Tujuan Promosi

Tujuan utama dari promosi adalah meginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengunggulkan produk dibandingkan produk pesaing selain itu promosi juga dapat berupa citra produk di mata konsumen sesuai keinginan, untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar, untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, juga untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit penjualan dan meningkatkan citra produk di mata konsumen.

Konsep Dasar Pariwisata

Pengertian Pariwisata

Menurut Ridwan (2012 : 6) [11], Pariwisata Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan.

Jenis - Jenis Wisata

Pengembangan industri pariwisata di Indonesia berkembang sangat cepat. Terlihat dengan semakin banyak nya jenis-jenis pariwisata yang ada. Jenis - jenis pariwisata tersebut diantara nya sebagai berikut:

  1. Wisata Budaya
    Wisata budaya yakni suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok dengan mengunjungi suatu tempat untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik budaya dengan memanfaatkan potensi budaya dari tempat yang dikunjungi tersebut.
  2. Wisata Kesehatan
    Wisata kesehatan yaitu suatu kegiatan wisata yg dirangsang oleh adanya objek atau fasilitas yg diperlukan untuk mengembalikan kesehatan di daerah tujuan wisata, misalnya tempat sejuk yang lengkap dengan tempat peristirahatan dan terdapat sumber air panas.
  3. Wisata Olahraga
    Wisata olah raga adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan melakukan aktivitas olah raga yang menyenangkan, umumnya dilakukan di kawasan obyek wisata.
  4. Wisata Alam
    Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Sedangkan kawasan konservasi sendiri adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai sistem penyangga kehidupan, peng-awetan keaneka-ragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
  5. Wisata Religi
    Wisata religi dimaknai sebagai kegiatan wisata ke tempat yang memiliki makna khusus bagi umat beragama, biasanya berupa tempat ibadah, makam ulama atau situs-situs kuno yang memiliki kelebihan. Kelebihan ini misalnya dilihat dari sisi sejarah, adanya mitos dan legenda mengenai tempat tersebut, ataupun keunikan dan keunggulan arsitektur bangunannya.

Konsep Dasar Media

Pengertian Media

Menurut Desrianti (2012 : 133) [12], Media adalah segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Pengertian media yang diberikan AECT (Association for education communication and tecnology) ini menunjukkan bahwa istilah ”media” memiliki makna yang sangat umum.

Menurut Maimunah, dkk (2012 : 284) [4], Media adalah sarana untuk menyimpan pesan atau informasi kepada public dengan menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau gambar atau foto.

Dapat disimpulkan bahwa media adalah sarana dalam berbagai unsur komunikasi grafis untuk menyampaikan informasi kepada public yang berupa media cetak maupun media visual.

Jenis-jenis Media

Menurut Soyomukti (2012 : 200) [13], terdapat jenis - jenis media sebagai berikut :

  1. Media Cetak, contoh : iklan majalah dan surat kabar.
  2. Media Audio, contoh : radio.
  3. Media Audio Visual, contoh : televisi.

Konsep Dasar Desain

Pengertian Tipografi

Menurut Maharsi (2013 : 2) [14], Tipografi adalah seni dalam memilih, menyusun, dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf untuk keperluan percetakan maupun reproduksi. Dikatakan pula, tipografi adalah seni memilih jenis huruf dari sekian banyak jumlah huruf yang tersedia untuk digabungkan dengan jenis huruf yang berbeda serta menggabungkan sejumlah kata dalam ruang yang tersedia.

Sedangkan Menurut Brewer (2013 :116) [15], Tipografi adalah pemilihan, penataan dan berbagai hal terkait pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur lain, atau susun huruf pada halaman cetak.

Dapat disimpulkan bahwa Tipografi adalah pensleksian suatu baris susunan huruf, guna dituangkan kedalam sebuah penulisan.

Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf. Gabungan dari seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan antara huruf yang satu dengan yang lain. Apabila kita telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah kita dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf. Berikut adalah anaotomi huruf:

  1. Baseline
    Baseline adalah Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian terbawah dari setiap huruf besar.
  2. Capline
    Capline adalah Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari setiap huruf besar.
  3. Meanline
    'Meanline' adalah Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan setiap huruf kecil.
  4. X-Height
    X-Height adalah Jarak ketinggian dari baseline sampai ke meanline. X-Height merupakan tinggi dari badan huruf kecil.
  5. Ascender
    Ascender adalah Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada diantara meanline dan capline.
  6. Descender
    Descender adalah Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada dibawah baseline.

Pengertian Warna

Menurut Widada (2012 : 14 – 15) [16], Secara obyektif warna adalah sifat cahaya yang dipancarkan dan terurai sebagai warna pelangi (merah, jingga, kuning, ungu). Jenis warna yang demikian disebut Spectrum atau warna cahaya. Secara Subyektif warna adalah bagian dari pengalaman indra penglihat (mata) yang diterima dari pantulan sinar atau cahaya pada suatu obyek atau benda tertentu.

Pengertian Layout

Menurut Hendratman (2015 : 197) [17], Layout adalah usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan unsur – unsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, dan menarik. Jadi, ahli layout adalah bisa dianggap seorang manager yang mampu mengatur atau mengkomposisi bentuk dan bidang sehingga tersaji dalam kesatuan yang mudah diterima audience.

Pengertian Desain Komunikasi Visual

Menurut Tinarbuko (2015 : 77) [18], Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf, warna, komposisi, dan layout. Semuanya itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual, audio, dan audio visual kepada target sasaran yang dituju.

Teori Khusus

Konsep Dasar Video

Pengertian Video

Menurut Ayunityas (2011 : 7) [19], video merupakan gabungan gambar – gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu. Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame per second). Karena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan. Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.

Menurut Desrianti (2012 : 133) [12], Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak.

Video dapat disimpulkan sebagai gambar bergerak yang digabung dalam satu waktu dengan kecepatan tertentu dan memiliki alur cerita sehingga menghasilkan sebuah tampilan audio visual yang bisa dipahami.

Macam- macam Video

Pada dasarnya terdapat dua jenis video dalam layer computer, yaitu sebagai berikut :

  1. Video Analog
    Video analog mengodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum video digital dapat dikategorikan sebagai video analog. Video Analog dalam format pengodean adalah sebagai berikut:
    1. NTSC
    2. PAL
    3. SECAM

    Sedangkan video analog dalam format elektrik adalah sebagai berikut :

    1. RF
    2. Composite Video
    3. Component Video
    4. RBG

    Dan video analog dalam format kaset adalah sebagai berikut :

    1. Ampex
    2. VERA (BBC)
    3. U-Matic (Sony)
    4. Betamax (Sony)
    5. Betacam
    6. Betacam SP
    7. VHS (JVS)
    8. S-VHS (JVS)
    9. Video 2000 (Philips)
    10. 8mm tape
    11. Hi8
  2. Video Digital
    Video digital sebenarnya terdiri atas serangkaian gambar digital yang ditampilkan dengan cepat pada kecepatan yang konstan. Dalam konteks video, gambar ini disebut frame. Satuan ukuran untuk menghitung frame rata-rata yang ditampilkan disebut frame per second (FPS). Setiap frame merupakan gambar digital yang terdiri dari raster pixel. Berikut ini merupakan video digital dalam format kaset :
    1. D1 (Sony)
    2. D2 (Sony)
    3. D3
    4. D4
    5. D5
    6. Digital Betacam (Sony)
    7. Betacam IMX (Sony)
    8. D-VHS (JVS)
    9. DV
    10. MiniDV
    11. MicroMV
    12. Digital8 (MV)

    Arsitektur video digital tersusun atas sebuah format untuk mengodekan dan memainkan kembali file video dengan computer dan menyertakan sebuah pemutar (player) yang mengenali dan membuka file yang dibuat untuk format tersebut.

Format Video

Menurut Hendratman (2012 : 401–403) [20], berbagai format yang sering dipakai dalam video editing, pertelevisian dan multimedia ada sebelas jenis yaitu sebagai berikut :

  1. AVI
    Singkatan dari Audio Video Interleaved. Format media yang dapat menyimpan data gamabar bergerak / video dan suara / audio. AVI dikembangkan oleh Microsoft untuk digunakan pada Operating System Windows. Sebuah file AVI dapat menggunakan bermacam-macam format kompresor / codecs. File AVI tidak mempunyai standar ukuran / resolusi, bitrate, dll sehingga anda bebas mengaturnya.
  2. MOV, QT
    Standar format digital video yang dikembangkan oleh Apple Computer for Macintosh (Mac Os) saingan Microsoft. Namun dapat dijalankan pula di Windows. Namun anda harus menginstal drivernya terlebih dahulu yaitu Quicktime for Windows atau Quicktime Alternative. Salah satu kelebihan format ini adalah adanya codec animation kemampuannya untuk menyimpan Alpha Chanel, sehingga video/render animasi yang dibuat di 3D Studio Max atau After Effects dapat diganti backgroundnya.
  3. MPEG-1
    Standar Internasional untuk kompresi video kualitas sedang / medium, yang dikenal dengan Motion Picture Expert Group (MPEG-1) yang digunakan untuk Video CD/ VCD. Format yang berjaya di tahun 90an sampai awal 2000 ini mempunyai kompresi 50 banding 1 sampai 100 banding 1 sehingga file yang dihasilkan jauh lebih kecil dibnadingkan aslinya yang tanpa kompresi.
  4. MPEG-2
    Pengembangan dari MPEG-1 adalah MPEG-2 sehingga dapat mentransfer data lebih dari 4,5 Mb/s dan bisa digunakan untuk dunia broadcast pertelevisian dan DVD Video. Format MPEG-2 juga mendukung multichannel surround sound seperti PCM, Dolby Digital dan DTS.
  5. ASF
    ASF merupakan singkatan dari Advanced Streaming Format. Format ini khusus dibuat untuk jaringan internet. Dengan demikian video yang dijalankan melalui internet akan berjalan mulus tanpa harus menunggu sampai data selesai diunduh / download. Teknik tersebut disebut steraming . Format ini dikembangkan oleh Microsoft. Penggunaan teknologi ASF ini digunakan pada format video lain seperti Windows Media Audio (WMA) dan Windows Media Video (WMV). ASF juga dapat menyimpan data text / metadata artist, title, album dan genre untuk audio atau sutradara pada file video track seperti file ID3 tags pada MP3 files.
  6. WMV
    WMV adalah singkatan dari Windows Media Video. Format video ini dikembangkan oleh Microsoft. Keuntungan format video ini adalah kompresi yang tinggi dan tanpa banyak mengurangi kualitas video. WMV sama seperti ASF (Advanced Sysytems Format) yang mempunyai teknologi streaming agar bisa dijalankan dengan mulus di internet.
  7. MP4
    MP4 dapat menampung berbagai format multimedia dan video stream ke sebuah file. Format yang dapat ditampung antara lain AVI (.avi), MPEG (.mpg, .mpeg), Matroska (.mkv, .mka), OGM (.ogm) Quicktime (.mov) atau Realmedia (.rm, .rmvb). MP4 telah menjadi standar (ISO 14496-14) sehingga dapat dijalankan di berbagai hardware seperti handpone, mp4 player dan multimedia player dikomputer.
  8. FLV
    FLV (Flash Video Files) sesuai namanya adalah format flash yang khusus untuk menampung vide format bitmap. Teknologi ini mulai ada sejak Macromedia Flash version 7. Tidak seperti format SWF, kelebihan format FLV adalah tidak ada batasan maksimum 16000 frames sehingga cocok untuk video dengan durasi panjang.
  9. RealMedia
    RealMedia adalah kontainer multimedia yang dibuat oleh RealNetworks yang dapat menampung data Video dan Audio. Akhiran filenya adalah *.rm dan biasanya digunakan untuk menampilkan video online secara streaming.
  10. 3GP
    3GP adalah video dengan teknologi dan kompresi tinggi seperti mpeg4, namum lebih khususkan untuk Handphone. Biasanya kualitas yang dihasilkan tidak begitu baik jika dijalankan di komputer atau televisi, karena bitrate, resolusi, chanel audio yang rendah (mono) juga processor handphone yang jauh lebih lambat dari komputer PC.
  11. Matroska
    Matroska adalah format multimedia open source gratis darirusia. Format ini sering digunakan untuk menyimpan data video kualitas HD (786) dan Full HD (1080) dengan kualitas yang sangat tinggi. Karena format ini open source maka format ini berkembang pesat dan dijuluki ‘format masa depan’. Matroska bukanlah video codec (seperti Cinepak atau Indeo) tetapi sebuah format penampung berbagai codec video seperti DivX, Xvid, RV9 dll fan codec audio seperti MP3, MP2, Ogg, AC3, AAC, DTS, PCM, juga dapat mengenal teks penterjemah / subtitles (SRT, ASS, SSA, USF dll) dalam sebuah file. Untuk mainkan file MKV diperlukan software player multimedia khusus seperti GOM Player, KMPlayer, dll. Dan kini sudah ada pula alat / hardware yang dapat menjalankan format MKV tersebut.

Konsep Dasar Multimedia Audio Visual and Broadcasting

Pengertian Multimedia

Menurut Darmawan (2011:32) [21], menyebutkan bahwa Multimedia merupakan sebagai alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan video. Jadi multimedia adalah penggabungan antara suara, teks, gambar, animasi, video untuk membuat siswa lebih jelas terhadap pembelajaran dan tidak merasa bosan

Menurut Binanto (2011 : 2) [22], Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menampilkan teks, grafik, video, animasi dan suara dalam bentuk terpadu.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa, Multimedia adalah gabungan antara visual, audio, grafik dan teks dalam suatu produksi bertingkat berbasis komputer yang dapat dialami secara interaktif ada tiga jenis multimedia, yaitu :

  1. Multimedia Interaktif
    Pengguna dapat mengontrol apa dan kapan elemen-elemen multimedia akan dikirimkan atau ditampilkan.
  2. Multimedia Hiperaktif
    Multimedia jenis ini mempunyai suatu struktur dari elemen-elemen terkait dengan pengguna yang dapat mengarahkannya. Dapat dikatakan bahwa multimedia jenis ini mempunyai banyak tautan (link) yang menghubungkan elemen – elemen multimedia yang ada.
  3. Multimedia Linear
    Pengguna hanya menjadi penonton dan menikmati produk multimedia yang disajikan dari awal hingga akhir.

Pengertian Audio

Menurut Atmohoetomo (2011 : 24) [23], perkembangan teknologi dunia audio visual telah banyak mewarnai kehidupan manusia dari berbagai aspek kehidupan. Modernisme yang dianggap sebagai puncak peradaban manusia dengan di kumandangkan rasionalisme, ternyata dengan ditemukannya “teknologi digital” menggeser “logika matematis”. Dengan demikian akan terjadi ketidak jelasan antara “akal manusia” dengan “akal buatan” dan yang terjadi adalah jarak “rohani” yang terjadi sebatas dari layar monitor ke mata, kini lebih dekat sampai ke lensa mata, dan semakin dekat lagi hingga “diri kita” masuk ke mesin-mesin canggih melalui perangkat lunak Cyber dan Virtual. Teknologi digital mulai dari perangkat perekaman gambar dan pengeditan melalui komputer grafis telah menguji kreatifitas para kreator film untuk mengukir imajinasinya melalui dunia maya, perkembangan audio visual mengalami pendekatan dengan para pemirsanya ketika diciptakannya film 3 Dimensi dengan bantuan kaca mata untuk menciptakan bentuk dimensinya disertai tata audio yang menggelegar memutar disekelilingi penonton melalui efek surround sound, seolah – olah kejadian tersebut berada ditengah – tengah mereka.

Pengertian Visual

Menurut Uchjana (2012:20) [24], pengertian visual yaitu sifat sesuatu yang berkaitan dangan penglihatan. Visual berasal dari bahasa latin ”visual (is)” atau ”visual (s)” yang berarti penglihatan. Jadi, pengertian visual adalah sesuatu hal yang berkaitan dengan penglihatan misalnya gambar, foto dan lain sebagainya, salah satu bentuk visual dalam dunia broadcasting diantaranya :

  1. Frame size 320 pixel x 240 pixel setara kualitas VCD
  2. Frame size 576 pixel x 480 pixel setara kualitas super VCD
  3. Frame size 720 pixel x 480 pixel setara kualitas super DVD
  4. Frame size 1440 pixel x 1080 pixe setara kualitas super HDTV

Pengertian Broadcasting

Menurut Arifin (2012 : 16) [25], Broadcasting adalah kegiatan dalam cara menyampaikan pesan, ide, hasrat, kepada khalayak dengan menggunakan fasilitas frequency, dengan kata lain dunia broadcasting adalah merupakan suatu kegiatan penyiaran yang dilakukan oleh seorang penyiar. Di dalam lembaga penyiaran dari stasiun radio penyiaran bersifat audio dan penyiaran broadcasting televisi bersifat audio dan video. Broadcasting merupakan dunia penyiaran, dan ini dapat dikatakan suatu kegiatan yang senantiasa selalu menarik perhatian masyarakat luas, baik secara audio dan visual.

Pengertian Sinopsis

Menurut Binanto (2011:12) [22], Sinopsis adalah ringkasan cerita media periklanan atau film, merupakan bentuk atau pendekatan dari sebuah periklanan atau film dengan tetap memperhatikan unsur-unsur pencerminan dari sebuah periklanan atau film tersebut. Sinopsis biasanya dibatasi oleh jumlah halaman, misalnya satu atau dua halaman, seperlima atau sepersepuluh dari panjang film. Tujuan membuat sinopsis adalah sebagai suatu usaha bagaimana cara meningkatkan minat audience.

Cara membuat sinopsis adalah sebagai berikut :

  1. Mencatat ide utama dengan menggaris bawahi ide yang penting.
  2. Meringkas cerita gagasan utama sebagaimana dicatat pada langkah pertama.
  3. Gunakanlah kalimat yang padat, efektif dan menarik untuk merangkai jalan cerita menjadi sebuah karangan singkat yang menggambarkan cerita.
  4. Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis garis besarnya saja.
  5. Sinopsis tidak boleh menyimpang dari jalan cerita atau naskah yang dibuat.

Pengertian Naskah

Menurut Nugroho (2014 : 202) [26], adalah hasil karya pengarang dengan beberapa pesan dari pengarang yang dituangkan kedalam tulisan – tulisan dan kemudian disajikan dalam bentuk naskah.

Naskah (Script Writting) mempunyai prinsip-prinsip umum sebagai berikut :

  1. Script Writting sebagai pembicaraan (terdapat dua karakter atau lebih).
  2. Dialek, aksen, intonasi, diksi (sangat fonetik yang mengarahkan pitch, loudness, timbre).
  3. Tidak hanya apa yang dikatakan tetapi bagaimana cara mengatakannya.
  4. Bahasa tubuh dan karakter (karena dialog menempel padanya).

Pengertian Storyboard

Menurut Rahmawati (2011 : 72) [27], Storyboard adalah rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha menjelaskan bahasa tulisan scenario kedalam bahasa visual.

Konsep Dasar Produksi

Konsep dasar produksi secara umum dibagi menjadi tiga bagian diantara nya sebagai berikut :

Pengertian Praproduksi

Menurut Rahmawati (2011 : 72) [27], Pra produksi adalah sebuah proses produksi yang merupakan tahapan awal dari seluruh kegiatan yang akan datang atau juga disebut sebagai tahapan perencanaan.

  1. Penemuan Ide
    Ide atau gagasan yang telah tercipta kemudian dikembangkan lagi dengan mengumpulkan data-data atau dengan research, selanjutnya dengan data yang telah diperoleh dituangkan kedalam sinopsis yang dibuat oleh scriptwriter atau dilanjutkan dengan melakukan rapat untuk membahas ide atau gagasan secara keseluruhan kemudian membuat rundown.
  2. Perencanaan
    Tahapan ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan sinopsis, pemilihan artis, lokasi, dan crew. Selain persiapan biaya dan rencana lokasi merupakan bagian dari perencanaan yang dibuat secara hati-hati dan teliti.
  3. Persiapan
    Tahapan ini meliputi pemberesan semua kontrak, perjanjian, dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan, semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu yang sudah ditetapkan.

Pengertian Produksi

Produksi adalah suatu upaya merubah bentuk sinopsis menjadi audio visual seperti yang telah diketahui bahwa pelaksanaan produksi sebuah program acara tergantung pada tuntutan sinopsis hal tersebut dikarenakan sinopsis merupakan hasil dari penemuan ide atau gagasan mengenai suatu program acara.

Pengertian Pasca Produksi

Setelah tahap produksi selesai maka dilakukan tahap pasca produksi yang meliputi banyak hal, seperti offline editing yaitu merangkai alur konsep tersebut menjadi sesuatu yang tersusun rapi namun masih kasar atau belum menggunakan efek-efek tertentu, baru kemudian dilanjutkan ke online editing dengan pemberian effect gambar agar lebih bernuansa bagus, diberikan narasi (dubbing) bila diperlukan, kemudian dilakukan mixing atau suara effect yang disesuaikan dengan program yang sedang diproduksi seperti suara musik serta pemberian tulisan-tulisan (titling) bila program tersebut memerlukan informasi berupa tulisan atau terjemahan.

Konsep Dasar Aplikasi Penunjang Video

Adobe Premiere Pro CS6

Menurut Ayuningtyas (2011 : 23), Adobe Premiere merupakan program untuk menyunting dan mendesain film dan video, disamping juga dapat digunakan untuk membuat desain iklan. Dengan sistem pengolahan dan daya kreasi yang tinggi, dapat menciptakan karya desain iklan dengan animasi yang indah dan eksklusif.

  1. Standar penyiaran SECAM dipergunakan di negara-negara di Perancis, Timur Tengah dan Afrika, dengan Frame Rate 25 frame/detik.
  2. Standar penyiaran PAL banyak dipergunakan di negara-negara Inggris, Indonesia, Australia, Eropa dan China, dengan Frame Rate 25 frame/detik.
  3. Standar Penyiaran NTSC sering dipergunakan oleh negara-negara Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Meksiko dan Korea, dengan Frame Rate 30 frame/detik.

Secara garis besar jendela Adobe Premiere Pro terdiri dari enam jendela, yaitu: Jendela Project, Source, Panel effect, Jendela Monitor, Jendela Timeline dan Jendela Tools.

  1. Jendela Project berguna sebagai tempat menyimpan clip/footage yang berupa image, audio, title dan video yang akan digunakan dalam proses editing. Jendela project memiliki 2 bagian yaitu tab project yang berisi daftar clip dan tab effect yang berisikan daftar efek audio, transisi audio, efek video, dan transisi video.
  2. Source adalah panel dimana bisa mengatur trim dan clip-clip sebelum masuk ke timeline dan di sebelahnya ada pengaturan untuk effect control dan audio mixer untuk clip-clip.
  3. Panel Effect berguna untuk tempat pemilihan effect yang bisa di aplikasikan kedalam video, juga terdapat audio effect dan transisi untuk video, di sebelahnya terdapat panel history dan panel info.
  4. Jendela Monitor terdiri dari Source Monitor Window dan Sequence Monitor Window, sedangkan sebelah kanan merupakan Sequnce Monitor Window. Source Monitor Window sangat berguna dalam proses trimming video, dan Sequnce Monitor Window digunakan untuk melihat preview hasil editing pada Timeline.
  5. Jendela Timeline memberikan adalah tempat untuk menyusun dan menempatkan clip/footage untuk kemudian diedit.
  6. Jendela Tools berisikan tombol Selection tool, Track Selection Tool, Ripple Edit Tool, Rate Scratch Tool, Razor Tool, Slip Tool, Slide Tool, Pen Tool, Hand Tool, Zoom Tool yang nantinya banyak digunakan dalam proses editing video.

Gambar 2.1 Tampilan Project di Adobe Premiere CS6

Adobe After Effect CS6

Menurut Waloeya, (2012 : 1) [28], Adobe After Effect merupakan software motion graphics yang dapat digunakan sebagai software compositing, animasi dan video effect. Adobe after effect adalah software animasi bukan image editing sehingga untuk image editing perlu menggunakan photoshop. After effect pun bukan software video editing, sehingga untuk merangkai video dengan durasi relative panjang perlu menggunakan adobe premiere. After effect pun bukan software animasi 3D, sehingga untuk membuat animasi 3D lebih powerfull akan lebih baik jika menggunakan 3Dstudiomax.

Adobe after effect awalnya didesain oleh CoSA (Company of Sciene and Art) sebagai software motion graphics pada desktop. Setelah di akuisisi oleh Aldus dan kemudian oleh adobe, dibuat integrasi yang baik antara software ini dengan Adobe Premiere, Photoshop dan Ilustrator. Oleh karena itu pada saat ini Adobe After Effect merupakan salah satu software multimedia terbaik, yang menyediakan semua hal yang dibutuhkan oleh para amatir dan professional untuk motion graphics atau animasi dan visual effect, yang merupakan bagian proses kreatif dari animasi multimedia.

Saull Bass adalah orang yang pertama kali mencoba mengkomunikasikan pesan melalui permainan grafik di awal pembuatan film.Dengan pendekatan simbolis, film yang dibuatnya menyampaikan esensi dan representasi dari seluruh film. Beberapa karyanya adalah Anatomy Of Murder, Vertigo dan The Age Of Innocence. R/GA (Robert And Richard Greenbreg Associates) menjadikan motion graphics sebagai industri melalui film-film seperti Wolf, Rising Sun, True Lies dan The Untouchables.

Adobe after effect merupakan aplikasi grafis dengan format bitmap. Dengan format bitmap maka perlakuan pada file sumber harus disesuaikan. Karena jika file bitmap diperbesar ukurannya maka akan terlihat kasar dan pecah.

Adobe after effect biasa dipakai untuk :

  1. Animasi pembuka atau opening tune acara TV & Opening CD Interaktif
  2. Movie intro game
  3. Bumper atau animasi jeda
  4. Video efek dan animasi teks untuk iklan
  5. Video efek untuk film layar kaca atau layar lebar.

Software pendukung Adobe After Effect diantaranya :

  1. Corel Draw, Freehand atau Adobe Illustrator
  2. Adobe Photoshop
  3. Adobe Premiere
  4. 3D Studio Max
  5. Particle Illusion
  6. Sound : Wav & Mp3 Editor
  7. Utility : TMPGencorder

Format-format yang mendukung penciptaan suatu karya kreatif dengan menggunakan Adobe After Effect adalah :

  1. Avi
    Avi video (*.avi) merupakan format standar dari file video dengan kualitas terbaik tetapi memerlukan kapasitas harddisk yang besar, karena file yang dihasilkan mempunyai kapasitas yang besar pula.
  2. Quicktime Movie
    Quicktime movie (*.mov) yang merupakan format standar apple computer untuk mendistribusikan file video, dulunya format ini hanya digunakan pada komputer Machintosh saja, tetapi kini dipergunakan oleh sebagian pengguna PC untuk distribusi video terkompresi dengan file yang berukuran kecil tapi memiliki kualitas yang bagus.
  3. Macromedia Flash
    Format Macromedia Flash (*.swf) format ini banyak dipergunakan untuk animasi web dan telah menjadi standar baru dalam animasi web, dengan ukuran file yang kecil format ini mudah sekali didistribusikan dan dijalankan secara realtime di halaman web dengan menggunakan Macromedia Flash Player.

Footage adalah sebutan untuk file-file yang dipakai dalam project untuk membangun composition, dapat berupa file gambar, file video dan file suara. Format file yang didukung oleh after effect adalah : Quicktime, Direct Show (Windows), AVI, WAV, Adobe Photoshop, JPEG, SGI, Softimage PIC, Targa, TIFF, PICT, Cineon, RLA, Electric Image, Filmstrip, FLC/FLI, EPS, Adobe Ilustrator, Adobe Premier, GIF89a, SWF dan PDF.

Gambar 2.2 Tampilan Project di Adobe After Effet CS6

Adobe Photoshop CS6

Menurut Munir (2013:15) [29], Adobe Photoshop adalah suatu program aplikasi yang bisa menunjang bagi para pemakai untuk mewujudkan bentuk desain dengan membuat dan manipulasi gambar dan juga menyimpan banyak rahasia dan trik. Pada dasarnya buku ini bertujuan untuk membantu proses belajar secara praktis dengan bimbingan yang sederhana disertai permasalahan dan cara pemecahan yang dapat membawa pemakaiannya untuk dapat mengembangkan diri terhadap pemahaman di era informasi global, khususnya dunia komputer desain grafis dan publishing saat ini.

Adobe Photoshop juga memiliki format berkas (file) yang bernama JPEG (Joint Photographic Expert Group) merupakan skema kompresi file bitmap. Awalnya, fileyang menyimpan hasil foto digital mamiliki ukuran yang besar sehingga tidak praktis. Dengan format baru ini, hasil foto yang semula berukuran besar berhasil dikompresi (dimampatkan) sehingga ukurannya kecil. Kelebihannya lebih praktis dan ukuran kecil. Kekurangannya mungkin kulaitas fotonya dapat berkurang.

Adobe Photoshop merupakan program aplikasi khusus untuk mengolah atau mendesain gambar dengan berbagai macam cara yaitu mengefek, bertransparansi pada gambar ataupun teksnya. Seiring kemajuan teknologi era masa kini, banyak sekarang hampir semua halaman web (homepage) dari seluruh dunia yang ada di internet dihiasi dengan gambar, sebelum gambar dimasukkan ke dalam internet untuk pengolahan gambarnya digunakan photoshop, demikian juga jika gambar akan dikirim kepada orang lain melalui e-mail. Photoshop juga bisa untuk mendesain cover buku, dan program lain, masing-masing perangkat lunak tersebut memiliki kelebihan sendiri.

Gambar 2.3 Tampilan Project di Adobe Photoshop CS6

Adobe Illustrator CS6

Menurut Madcoms (2011:1-2) [30], Adobe Illustrator merupakan salah satu software handal untuk membuat vector atau ilustrasi dalam desain. Adobe Illustrator banyak digunakan oleh para desainer profesional dunia dalam menciptakan berbagai hasil karya dari mulai yang sederhana hingga yang kompleks sekalipun. User Interfacenya sangat mudah dimengerti, terdiri dari beberapa pengelompokan menu. Sekalipun baru pertama kali menggunakannya, tetap dapat menggunakannya tanpa kebingungan. Dengan Illustrator akan menghasilkan desain terbaik yang pernah dilihat dalam media cetak atau web.

Tampilan program Adobe Illustrator memiliki beberapa bagian, yakni menu bar, application bar, panel, dan toolbar. Masing-masing bagian tersebut ada yang memiliki fungsi dan kegunaan sama, tetapi ada yang saling melengkapi. Seperti panel Toolbox akan dilengkapi pengaturannya dengan toolbar. Tool-tool yang terdapat pada toolbox juga akan dilengkapi pengaturannya dengan menggunakan panel-panel yang ada.

Perbedaan interface Adobe Illustrator sebelumnya adalah tampilan menu bar yang agak berada di atas. Sehingga akan terlihat tampilan program lebih kompak dan lebih luas dan lebar jika membuat objek pada sebuah dokumen kerja.

Elemen dasar dari jendela kerja Adobe Illustrator CS6 diantaranya:

  1. Menu Bar
    Berisi barisan perintah berupa menu, seperti menu File, Edit, Objek, Type, Select, Effect, View, Window dan Help.
  2. Tab Document
    Merupakan tampilan dokumen saat anda bekerja.
  3. Application Bar
    Bagian yang berada diatas terdiri dari beberapa menu dan pengaturan aplikasi.
  4. Tombol Workplace
    Digunakan untuk memilih pilihan interface program.
  5. Title Bar
    Tempat panel-panel berada pada program.
  6. Control Panel
    Menampilkan objek yang sedang terseleksi.
  7. Toolbox
    Merupakan tool-tool yang ada pada program.
  8. Icon Collapse
    Bagian pengaturan pada panel-panel.

Gambar 2.4 Tampilan Project di Adobe Illustrator CS6

Konsep Dasar Elisitasi

Menurut Hidayati, (2011 : 302) [31]. Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”. Penyusunan laporan Skripsi merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang berupa magang atau dilakukan dengan pengambilan data baik melalui cara observasi ataupun wawancara pada perusahaan atau instansi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, maka diperoleh hasil yang dicapai pada laporan Skripsi yang akan ditujukan melalui diagram pembentukan sistem. Dalam diagram tersebut akan dijelaskan bahwa elisitasi merupakan hasil yang dicapai guna dijadikan dasar pembentukan dan pengembangan suatu projek. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi tahap I, yaitu berisi seluruh rancangan media komunikasi visual yang diusulkan oleh pihak penulis melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan media yang penting dan harus ada pada rancangan media yang diusulkan tahap I dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut saya jelaskan mengenai Metode MDI :
    1. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat rancangan media yang dibutuhkan.
    2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam rancangan media, akan membuat rancangan media tersebut lebih perfect.
    3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari rancangan media yang dibahas dan merupakan bagian dari luar perancangan media.
  3. Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :
    1. T artinya Tehnical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam perancangan media yang diusulkan ?
    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?
    3. E artinya Economic, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan dalam perancangan media komunikasi visual ?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
  4. Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar perancangan media yang akan dikembangkan.

Literature Review

Literature Review adalah deskripsi hasil tinjauan pustaka yang dilakukan oleh Penulis (tugas TA/Skripsi) terhadap hasil penelitian yang telah ada dan dilakukan oleh peneliti lain mengenai objek atau tema yang sejenis dengan topik yang hendak diteliti atau dibahas pada sebuah penelitian. Literature review merupakan landasan awal dan pendukung bagi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga menghindari pengulangan membuat hal yang sama dan melakukan pengembangan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka menyempurnakan atau melengkapi hal penelitian yang sudah ada sebelumnya.

Observasi terhadap pendataan suatu kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa, wawancara dan mencari referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di ambil. Berikut beberapa referensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan Permana (2012) [32], “Perancangan Dan Pembuatan Video Promosi Wisata Alam Dan Edukasi Lingkungan Dolandeso Boro Daerah Banjar Asri Kabupaten Kulon Progo”. pendidikan lingkungan dan alam atraksi wisata Dolan deso Boro adalah tempat wisata dengan berbagai kegiatan budaya untuk pendidikan lingkungan yang rekreasi - pendidikan. Promosi wisata alam dan pendidikan lingkungan Dolan deso Boro dilakukan dengan mendekati konsumen dengan presentasi. Berdasarkan studi pendahuluan kegiatan promosi pariwisata alam dan pendidikan lingkungan Dolan deso Boro masih memiliki beberapa masalah energi boros (Karena konsumen pemasaran Dolan deso harus pergi satu per satu dan menyajikan secara manual), tidak praktis (karena promosi tidak dapat dilakukan secara bersamaan, dan yang spread lambat), tidak selalu tepat sasaran (kesulitan manual disajikan kepada sekolah / Perguruan tinggi / standar perusahaan / organisasi karena belum tentu langsung ditargetkan pada konsumen mempresentasi / media biasanya melalui perantara), kurangnya kepercayaan konsumen (seperti dalam promosi manual masih kurang bukti Objek wisata yang dipromosikan).
  2. Penelitian yang dilakukan Nastiti, (2013) [33],”Perancangan Video Promosi Surabaya Berupa TVC Sebagai Media Promosi Kota Surabaya Dengan Mengangkat Pencitraan Sparkling Surabaya”. Pamor kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua setelah Jakarta di mata Wisatawan Nusantara (wisnu) masih kurang memadai. Hal ini terlihat dari rendahnya minat wisatawan berkunjung ke daerah wisata di kota Surabaya. Sejak 2006, Surabaya memiliki identitas Sparkling Surabaya. Setidaknya terdapat 5(lima) keunggulan potensi wisata kota Surabaya. Dibutuhkan sebuah media moderen yang mampu mendongkrak promosi kota Surabaya. Berbagai media promosi yang dirancang masih sebatas media konvensional seperti brosur, peta, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah media moderen yang mampu mendongkrak promosi kota Surabaya. Video promosi menjadi salah satu media efektif dalam mempromosikan identitas Sparking Surabaya. Dengan konsep yang moderen dan semangat jiwa muda, video promosi kota Surabaya diharapkan mampu menarik minat wisnu bahkan wisatawan mancanegara (wisman) untuk mengunjungi berbagai wilayah wisata di kota Surabaya.
  3. Penelitian yang dilakukan Akbarian, (2012)[34],”Perancangan Video Promosi Wisata Jawa Timur”. Pariwisata mempunyai peranan yang sangat besar dalam pengembangan perekonomian begitu juga di Indonesia. Jawa Timur yang merupakan salah satu propinsi di Indonesia dengan segala potensinya memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat beragam. Dengan potensinya yang cukup besar Jawa Timur layak untuk mendapat apresiasi lebih dari wisatawan khususnya wisatawan mancanegara oleh karena itu dibutuhkan berbagai media promosi yang dapat mempersuasi wisatawan untuk datang ke Jawa Timur. Video merupakan salah satu media yang mempunyai banyak kelebihan dan dapat menjadi media pelengkap media lain yang dikeluarkan oleh Dinas membidangi kepariwisataan di Jawa Timur. Petualangan merasakan keragaman yang ada di Jawa Timur merupakan hal yang akan disampaikan dalam video promosi wisata Jawa Timur.
  4. Penelitian yang dilakukan Setyowati, dkk (2012) [35], “Perancangan Video Sebagai Sarana Promosi Daya Tarik Wisata Kabupaten Pasuruan”. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mengandung unsur keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Pariwisata telah menjadi industri yang mendunia, suatu bisnis yang semakin berkembang. Kabupaten Pasuruan memiliki wisata yang potensial, tetapi banyak masyarakat yang tidak mengetahui. Oleh karena itu, video tentang daya tarik wisata Kabupaten Pasuruan diharapkan menjadi sarana promosi yang efektif. Model perancangan video ini mengembangkan dari model perancangan prosedural dengan pendekatan penelitian kualitatif melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Langkah-langkah perancangan harus membentuk aliran yang harus diikuti, mulai dari latar belakang masalah sampai desain final. Desain final harus dapat menjawab latar belakang masalah dan rumusan masalah, sehingga aliran itu seolah-olah kembali ke latar belakang masalah perancangan yang dinyatakan dengan garis putus-putus. Hasil perancangan ini berupa video yang memberikan informasi serta digunakan sebagai promosi daya tarik wisata Kabupaten Pasuruan.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2015) [36],”Perancangan Video Promosi Infografis Destinasi Wisata Kota Surakarta”. Pengantar karya Tugas Akhir ini berjudul “Perancangan Video Promosi Berupa Infografis Destinasi Wisata Kota Surakarta”. adapun permasalahan yang dikaji adalah : Bagaimana merancang video promosi berupa infografis destinasi wisata Kota Surakarta yang menarik dan informatif secara konsep visual? Media pendukung apa saja yang efektif dan relevan untuk mendukung video promosi destinasi wisata Kota Surakarta? Surakarta atau yang biasa disebut Solo merupakan kota yang memiliki beragam tujuan wisata seperti, wisata sejarah, wisata seni dan budaya, wisata religi, wisata belanja dan wisata kuliner. Dengan banyaknya tujuan wisata maka diperlukan sebuah media promosi yang dapat mencakup keseluruhan informasi mengenai tujuan wisata tersebut. Video promosi merupakan salah satu bentuk media promosi yang dapat mencakup keseluruhan informasi yang ingin disampaikan. Untuk saat ini video promosi untuk mempromosikan pariwisata kota Surakarta sudah ada, namun masih berupa live shot dan dirasa sudah tidak representatif lagi untuk dijadikan media promosi wisata Surakarta. Maka dari itu diperlukan sebuah terobosan baru untuk mempromosikan tujuan wisata kota Surakarta melalui video promosi dengan cara yang berbeda. Video infografis merupakan jawaban yang menjanjikan karena disamping masih jarang digunakan di Indonesia untuk mempromosikan tempat wisata, video infografis juga memiliki keunikan tersendiri untuk menyampaikan sebuah informasi dalam bentuk audiovisual. Dengan asumsi di atas, penulis terdorong untuk mempromosikan destinasi wisata kota Surakarta melalui video promosi berupa infografis.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Cristianti (2015) [37].”Video Promosi Rockradiolive.co”. Rockradiolive.co merupakan salah satu radio streaming yang berada di Jakarta, tepatnya berada di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Rockradiolive.co memberikan wadah untuk para komunitas-komunitas pecinta musik rock untuk menyalurkan bakat mereka. Dengan menyalurkan bakat musik yang mereka miliki, Rockradiolive.co menyediakan ruang seluas-luasnya untuk para pecinta musik rock yang berada di Indonesia khususnya di Jabodetabek. Saat ini media promosi dan juga kampanye yang mengajak masyarakat untuk menunjukkan bakat musik mereka sudah sangat minim. Oleh sebab itu, tugas akhir ini akan merancang pembuatan video promosi dengan menggunakan teknik motion grafis. Perancangan motion grafis ini agar terlihat lebih menarik dan dapat mengajak masyarakat di Indonesia untuk menyalurkan bakat mereka melalui Rockradiolive.co dan juga melestarikan musik rock di Indonesia khususnya untuk wilayah Jabodetabek. Tujuan perancangan video promosi ini adalah untuk mengajak band rock dan metal untuk menyebarluaskan karyanya melalui Rockradiolive.co. Serta menciptakan sudut pandang masyarakat terhadap Rockradiolive.co sebagai sarana untuk menyebarluaskan karya musik band rock baru.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Septian (2014) [38],Penelitian yang dilakukan oleh Vikri Septian dengan judul “Perancangan Video Company Profile Pada RSIA Murni Asih Sebagai Media Promosi”. Media informasi berbentuk video merupakan sarana penting sebagai penunjang informasi dan sangat mungkin dirancang untuk pembuatan media company profile, selain sebagai penunjang informasi mengenai sejarah, kualitas, mutu serta kelebihan dan lainnya, media company profile juga bisa disesuaikan dengan tujuan serta demi kelancaran dan efektifitas penyampaian informasi seputar kesehatan sudah saatnya memiliki media informasi dalam bentuk video profile yang menarik dengan visual atau gambar-gambar yang memperjelas sebuah informasi.
  8. Penelitian yang dilakukan oleh Parmania (2014) [39], “Perancangan Video Company Profile Sebagai Media Penunjang Informasi Dan Promosi Pada PT. Telkom Akses Jakarta”. Penelitian tersebut menjelaskan tentang struktur lembaga telekomunikasi dan jaringan internet di berbagai seluruh Indonesia dan macam-macam tipe dan jenis jaringan maupun koneksi yang di kemas untuk di informasikan kepada masyarakat luas.
  9. Research conducted by Haddad (2014) [40], “Heritage Multimedia and Children Edutainment: Assessment and Recommendations”. Despite the rising commodification of heritage sites and practices, children engagement in their own cultures remains incredibly low, greatly endangering the future preservation of nations’ unique nonrenewable resource. Considering children’s very early engagement with cultural attitudes and identities, it is increasingly critical to develop a deeply rooted culture of responsibility and conservation from the earliest years, ensuring that children naturally feel invested in their surroundings. Unfortunately, heritageeducation remains largely undervalued, with most efforts relying on in-person experiences in formal cultural institutions. This paper thus aims to explore how heritage education can be redefined, using some of the most innovative virtual imaging and artificial reality technologies to at once expand access and engagement with one’s own history.Though there have been introductory applications of this edutainment multimedia technology, it will require a multidisciplinary team to create heritage programming which is as entertaining as it is intellectually challenging for young children. With the rich resources of 3D imaging and interactive programming already at our disposal, we are well-equipped to do so, given a coordinated effort.
  10. Research conducted by Huang, dkk (2015) [41], “High-Level Codewords Based on Granger Causality for Video Event Detection”. Video event detection is a challenging problem in many applications, such as video surveillance and video content analysis. In this paper, we propose a new framework to perceive high-level codewords by analyzing temporal relationship between different channels of video features. The low-level vocabulary words are firstly generated after different audio and visual feature extraction. A weighted undirected graph is constructed by exploring the Granger Causality between low-level words. Then, a greedy agglomerative graph-partitioning method is used to discover low-level word groups which have similar temporal pattern. The high-level codebooks representation is obtained by quantification of low-level words groups. Finally, multiple kernel learning, combined with our high-level codewords, is used to detect the video event. Extensive experimental results show that the proposed method achieves preferable results in video event detection.
  11. Research conducted by Puttegowda. (2015)[42], “Video Anomaly Detection Using Block Based Approach”. Nowdays it is very important both in private and public environments to monitor activities in Video surveillance applications . In this context, this paper presents a novel block-based approaches to detect abnormal event situations by analyzing the pixel-wise motion context. We proceed using motion estimation techniques to characterize the events at the pixel level. Optical flow is used to extract information such as density and velocity of motion. The proposed approaches identifies abnormal motion variations in regions of motion activity based on the entropy of Discrete Cosine Transform coefficients. We will report successful results on the detection of abnormal events in sample video.
  12. Research conducted by Kapadiya. (2014), “A Review on Video Keyframe Abstraction Techniques”. Data mining is useful for mining important data from various types of objects. Video has large amount of information so it is difficult to extract video summarization. Video data mining is a technique for mining videos. There are various techniques used for it. In this paper, various techniques are explained based on video features, patterns, motions, event, structures, textures and etc. By using these techniques, shot is generated from video for video summarization. Keyframe from multiple video is extracted that provide a summary based upon keyframe. Various algorithms are used for mining video shot and image. An advantage of it is that it requires less space and time for storing and watching.
  13. Research conducted by Oxford University Press (2014) [43], “Health Promotion In The Digital Era: A Critical Commentary”. A range of digitized health promotion practices have emerged in the digital era. Some of these practices are vol- untarily undertaken by people who are interested in im-proving their health and fitness, but many others are employed in the interests of organizations and agencies. This article provides a critical commentary on digitized health promotion. I begin with an overview of the types of digital technologies that are used for health promotion, and follow this with a discussion of the socio-political implica-tions of such use. It is contended that many digitized health promotion strategies focus on individual responsibility for health and fail to recognize the social, cultural and political dimensions of digital technology use. The increasing blurring between voluntary health promotion practices, professional health promotion, government and corporate strategies requires acknowledgement, as does the increasing power wielded by digital media corporations over digital technologies and the data they generate. These issues provoke questions for health promotion as a practice and field of research that hitherto have been little addressed.

Berdasarkan 13 (Tiga belas) literature review diatas maka dapat disimpulkan bahwa video pengembangan video promosi pariwisata Kota Tangerang memiliki keunggulan yakni penampilan fotage – fotage bauty, penyuguhan alur video yang tidak membosankan dan juga memiliki informasi pariwisata yang up to date.

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

Gambaran Umum Objek Yang Diteliti

Sejarah Singkat

Sejarah

Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) adalah suatu Lembaga Instansi Pemerintahan yang memiliki wewenang untuk mempromosikan aset wisata Kota Tangerang. Adapun Dinas tersebut terletak di Gedung Cisadane Lt.II yang beralamatkan di Jl. KS. Tubun No. I Kota Tangerang. Dinas ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, serta terdapat satu Sekretariat dan tiga bidang, diantaranya : Bidang Kepemudaan, Bidang Olahraga dan Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Adapun lembaga tersebut terletak di Gedung Pusat Pemerintahan Lt.4 yang beralamatkan di Jl.Satria Sudirman Kota Tangerang.

Saat ini Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) secara berkelanjutan menata dan mempromosikan aset pariwisata Kota Tangerang sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan warga Kota Tangerang dan meningkatkan peran Kota Tangerang dalam konsentrasi kepariwisataan nasional.

Visi dan Misi

  1. Visi
    Terwujudnya peran organisasi pemuda,olahraga, pariwisata dan ekonomi kreatif yang maju, mandiri, kreatif mengawal pembangunan dalam bingkai akhlakul karimah.
  2. Misi
    1. Meningkatkan kompetensi dan kualitas sumber daya manusia disporparekraf.
    2. Mewujudkan generasi muda Kota Tangerang yang berdaya saing dan berahlakul karimah.
    3. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana kepemudaan, keolahragaan, kepariwisataan dan ekonomi kreatif.
    4. Meningkatkan prestasi olahraga Kota Tangerang dan kesadaran masyarakat berolahraga.
    5. Menggali dan mengembangkan destinasi pariwisata Kota Tangerang.

Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Wewenang dan Tanggung Jawab

  1. Kepala Dinas
    Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, mengkoordinasikan, dan mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas dalam penyelenggaraan urusan Daerah yang berkenaan dengan komunikasi dan informatika.
  2. Sekretariat
    Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijaksaaan penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas serta menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian dan perencanaan.
  3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
    Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang administrasi umun dan administrasi kepegawaian.
  4. Sub Bagian Keuangan
    Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat dibidang administrasi keuangan
  5. Sub Bagian Perencanaan
    Sub Bagian Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang perencanaan.
  6. Bidang Kepemudaan
    Bidang Kepemudaan memiliki tugas pokok yakni menyelenggarakan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pembinaan khususnya organisasi kepemudaan dan pengembangan pemuda. Bidang kepemudaan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas melalui sekretaris.
  7. Seksi Organisasi Kepemudaan
    Seksi Organisasi Kepemudaan memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bidang kepemudaan yang berkenaan dengan pembinaan organisasi kepemudaan. Seksi Organisasi Kepemudaan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Bidang Kepemudaan.
  8. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda
    Seksi Pemberdayaan Dan Pengembangan Pemuda memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bidang kepemudaan yang berkenaan dengan pemberdayaan dan pengembangan pemuda. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kepemudaan.
  9. Seksi Sarana dan Prasarana Kepemudaan
    Seksi Sarana dan Prasarana Kepemudaan memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Kepemudaan yang berkenaan dengan pengembangan sarana dan prasarana Kepemudaan. Seksi Sarana dan Prasarana Kepemudaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kepemudaan.
  10. Bidang Olahraga
    Bidang Olahraga memiliki tugas pokok yaitu menyelenggarakan tugas Dinas dalam lingkup pembinaan, fasilitas dan pengembangan di Bidang Olahraga. Bidang Olahraga dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
  11. Seksi Peningkatan Prestasi Olahraga
    Seksi Peningkatan Prestasi Olahraga mengembang tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Olahraga yang berkenaan dengan pembinaan peningkatan prestasi Olahraga. Seksi Peningkatan Prestasi Olahraga dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Olahraga.
  12. Seksi Pemberdayaan Olahraga
    Seksi Pemberdayaan Olahraga mengembang tugas pokok yakni melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Olahraga yang berkenaan dengan pembinaan dan fasilitasi dalam rangka pemberdayaan Olahraga. Seksi Pemberdayaan Olahraga dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Olahraga.
  13. Seksi Sarana dan Prasarana Keolahragaan
    Seksi Sarana Dan Prasarana Keolahragaan mengembang tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Olahraga yang berkenaan dengan pengembangan sarana dan prasarana ke olahragaan. Seksi Sarana Dan Prasarana Keolahragaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Olahraga.
  14. Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
    Bidang Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif memiliki tugas pokok menyelenggarakan tugas dinas dalam lingkup pembinaan dan pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Bidang Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
  15. Seksi Promosi dan Destinasi Pariwisata
    Seksi Promosi Dan Destinasi Pariwisata memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang berkenaan dengan pelaksanaan promosi serta Pengembangan Destinasi Pariwisata. Seksi Promosi Dan Destinasi Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
  16. Seksi Pengembangan Potensi Pariwisata
    Seksi Pengembangan Potensi Pariwisata memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang bersinggungan dengan Pengembangan Potensi Pariwisata. Seksi Pengembangan Potensi Pariwisata dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
  17. Seksi Bina Ekonomi Kreatif
    Seksi Bina Ekonomi Kreatif tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang bersinggungan dengan pembinaan Ekonomi Kreatif. Seksi Bina Ekonomi Kreatif dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Product Information

Produk

Media Video Pariwisata Kota Tangerang berfungsi sebagai salah satu media penunjang informasi dan promosi dalam bentuk audio visual, yang biasanya dipakai oleh Instansi pemerintahan Kota untuk menunjukkan citra/image pariwisata Kota tersebut, dan untuk presentasi dalam suatu kegiatan yang dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (DISPORPAREKRAF). Video Pariwisata ini berisikan informasi tentang seluruh destinasi pariwisata yang ada di Kota Tangerang.

Melalui pengembangan video pariwisata Kota Tangerang ini masyarakat atau wisatawan lebih mengenal obyek-obyek pariwisata yang ada di Kota Tangerang, dan dapat menarik wisatawan dan investor lokal, sehingga dapat meningkatkan sumber pendapatan daerah, disetiap manfaat dan kegunaannya nanti dipengaruhi oleh menariknya tampilan audio visual. Sehingga pada dasarnya video Pariwisata yang menariklah yang akan banyak menarik perhatian wisatawan dan masyarakat Kota Tangerang.

Latar Belakang Produk

Saat ini Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (DISPORPAREKRAF) secara berkelanjutan menata dan mempromosikan aset pariwisata Kota Tangerang sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan warga Kota Tangerang dan meningkatkan peran Kota Tangerang dalam konsentrasi pariwisata nasional. Terbukti dengan adanya video pariwisata Kota Tangerang sebelumnya, namun seiring berkembangnya informasi mengenai Pariwisata yang ada di Kota Tangerang, Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) membutuhkan video yang baru dengan informasi yang up to date sesuai perkembangan Kota Tangerang saat ini, agar melalui pengembangan video pariwisata ini masyarakat atau wisatawan lebih mengenal obyek-obyek pariwisata yang ada di Kota Tangerang dan dapat menarik wisatawan dan investor lokal, sehingga dapat meningkatkan sumber pendapatan daerah, dimana sektor pariwisata sebagai salah satu lambung devisa yang memiliki value ekspektasi yang tinggi.

Perkembangan Produk

Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang sangat cepat, khususnya di bidang teknologi informasi. Sebagai contoh salah satu penerapan teknologi multimedia dalam bidang promosi yakni dalam bentuk Video pariwisata.

Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) salah satu lembaga instansi pemerintahan yang membidangi promosi Pariwisata Kota Tangerang. Oleh karena itu Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (DISPORPAREKRAF) membutuhkan pengembangan video pariwisata yang baru dengan informasi yang up to date sesuai perkembangan Kota Tangerang saat ini. Target yang diharapkan DISPOPAREKRAF melalui pengembangan video pariwisata Kota Tangerang yaitu agar DISPOPAREKRAF mencapai target promosi yang diharapkan yaitu meningkat sebanyak 30% masyarakat atau wisatawan, untuk lebih mengenal obyek-obyek pariwisata yang ada di Kota Tangerang, dan dapat menarik wisatawan dan investor lokal, dan dapat meningkatkan sumber pendapatan daerah, sehingga Kota Tangerang menjadi live city, yaitu Kota yang layak di tempati, layak investasi, layak dikunjungi, dan E-city (Smart City).

Material Produk

Dalam karyanya penulis menggunakan material produk berupa media audio visual yang didalamnya terdapat media sebagai berikut :

Tabel 3.1 Material Produk

Spesifikasi Produk

Pengembangan media audio visual berupa video pariwisata Kota Tangerang ini berdurasi lima menit yang informasinya berisikan tentang destinasi pariwisata yang ada di Kota Tangerang, sebagai sarana promosi dan informasi kepada audience khususnya wisatawan dan masyarakat Kota Tangerang. Didalam proses pembuatannya terdapat manfaat, kelebihan dan kekurangan diantaranya :

  1. Manfaat
    1. Dapat menarik wisatawan dan Investor lokal.
    2. Memperoleh kemitraan dengan instansi pemerintah di Kota-kota lain yang ada di Indonesia.
    3. Dikenal masyarakat luas.
  2. Kelebihan
    1. Menghemat waktu dalam proses penyampaian informasi
    2. Dapat diakses melalui internet dimana saja saat ingin melihat video Pariwisata Kota Tangerang.
    3. Menarik secara visualisasi, mudah dimengerti dan dipahami oleh audience.
  3. Kekurangan
    1. Besarnya biaya yang diperlukan dalam produksi video promosi Pariwisata Kota Tangerang ini.
    2. Membutuhkan waktu yang cukup lama didalam pre production, production dan postproduction.

Harga Produk

Untuk membuat video promosi pariwisata Kota Tangerang ini tidaklah murah, karena didalam produksi ini dibutuhkan seorang sutradara, camera man, assistant cameraman, DOP (Direc Of Photograph), editor, scriptwriter dan crew pembantu lain nya, dan juga membutuhkan peralatan yang memadai dari proses pengambilan gambar menggunakan camera hingga proses editing menggunakan laptop.

Market Analysis

Market analysis yakni investigasi terdokumentasi dari pasar yang bertujuan guna menginformasikan kegiatan pengembangan instansi terutama sekitar keputusan persediaan, pembelian, perluasan tenaga kerja atau kontraksi, fasilitas, pembelian peralatan modal, kegiatan informasi dan banyak aspek lain dari instansi. Di dalam market analisis terdapat dua aspek yang sangat berpengaruh terhadap instansi.

Marketing Positioning

Positioning adalah penempatan pesan dibenak audience. Untuk celah mana suatu image atau citra ”pesan” mengenai produk, jasa, ide atau gagasan akan diposisikan didalam benak konsumen, relatif terhadap penawaran pesaingnya.

Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) Kota Tangerang dalam melakukan promosi dengan cara membuat media promosi pariwisata. Kurangnya informasi dan promosi pariwisata yang up to date di Kota Tangerang, kurang menunjukkan image Kota Tangerang sebagai salah satu Kota yang memiliki banyak sektor pariwisata yang menarik untuk dikunjungi.

Adapun sasaran video promosi ini adalah masyarakat Kota Tangerang, Wisatawan, Investor lokal dan asing, yang tertarik untuk mengetahui berbagai destinasi wisata yang ada di Kota Tangerang.

Video promosi pariwisata kota Tangerang ini nantinya di implementasikan melalui DVD dan berbagai media sosial seperti Youtube, Website Kota Tangerang, dan Website DISPOPAEKRAF, dan Tangerang TV. Sehingga melalui pengembangan video pariwisata Kota Tangerang ini DISPOPAREKRAF mencapai target promosi yang diharapkan yaitu masyarakat atau wisatawan, untuk lebih mengenal obyek-obyek pariwisata yang ada di Kota Tangerang, sehingga Kota Tangerang menjadi live city, yaitu Kota yang layak di tempati, layak investasi, layak dikunjungi, dan E-city (Smart City).

Potential Market

Video promosi pariwisata Kota Tangerang ini, sebagai sarana informasi dan promosi yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Kota Tangerang, para wisatawan serta Investor lokal dan asing, selain itu video ini bertujuan untuk membantu Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) dalam mempromosikan destinasi pariwisata yang ada di Kota Tangerang.

Video ini akan menjangkau potensial market khususnya pada Kota Tangerang, wilayah Indonesia bahkan Dunia yang tertarik mengenal destinasi pariwisata yang ada di Kota tangerang, sehingga menarik wisatawan lokal ataupun asing untuk berkunjung ke Kota Tangerang, serta menarik investor lokal dan asing untuk berinvestasi di Kota Tangerang.

Target yang diharapkan DISPORPAREKRAF melalui pengembangan video pariwisata Kota Tangerang yaitu agar DISPORPAREKRAF mencapai target promosi yang diharapkan yaitu meningkat sebanyak 30% masyarakat atau wisatawan, untuk lebih mengenal obyek-obyek pariwisata yang ada di Kota Tangerang, dan dapat menarik wisatawan, investor lokal dan asing, dan dapat meningkatkan sumber pendapatan daerah, sehingga Kota Tangerang menjadi live city, yaitu Kota yang layak di tempati, layak investasi, layak dikunjungi, dan E-city (Smart City).

Agar lebih efektif dan tepat sasaran video ini nantinya akan di implementasikan melalui DVD dan berbagai media sosial seperti Youtube, Website Kota Tangerang, dan Website DISPORPAEKRAF, dan Tangerang Tv.

Market Segmentation

Geografi : Wilayah Kota Tangerang, Indonesia, Dunia

Demografi :

  1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
  2. Kelas Ekonomi : Menengah
  3. Usia : 15 tahun lebih
  4. Sasaran  :
    1. Masyarakat
    2. Wisatawan
    3. Investor lokal dan asing

Psikografi : Masyarakat Kota Tangerang, wisatawan, Investor lokal dan asing yang ingin mengetahui informasi dan promosi lebih detail tentang seluruh destinasi wisata yang ada di Kota Tangerang.

Marketing Objective

Dalam memberikan informasi tentang destinasi pariwisata Kota Tangerang kepada masyarakat dalam bentuk video pariwisata dengan konsep audio visual yang bertujuan untuk meningkatkan image Kota Tangerang serta mencapai target DISPORPAREKRAF, dalam hal menyampaikan informasi dan promosi pariwisata Kota Tangerang kepada masyarakat serta meningkatkan daya tarik wisatawan yang berkunjung dan investor lokal dan asing setiap tahunnya.

Marketing Strategy

Strategi komunikasi pemasaran disini berkaitan dengan strategi promosi pariwisata Kota Tangerang ini akan digunakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) kota Tangerang dalam rangka meningkatkan wisatawan yang berkunjung ke Kota Tangerang. Sedangkan untuk masyarakat umum video promosi pariwisata ini digunakan untuk mengetahui destinasi pariwisata apa saja yang ada di Kota Tangerang.

Budget Produksi Media

Merupakan biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk pembuatan Video pariwisata Kota Tangerang.

Tabel 3.2 Budget Produksi Media

Konfigurasi hardware

Spesifikasi Hardware

Pengembangan video promosi pariwisata Kota Tangerang tersebut menggunakan satu unit Laptop dengan spesifikasi sebagai berikut:

  1. Processor : AMD Kaveri, 17/19W (FX-7500, 19W; A10-7300, 19W; A8-7100, 19W; A6-7000B, 17W)
  2. Monitor : LCD 15.6" FHD (1920 x 1080)16:9 widescreen
  3. Mouse : Optical Mouse
  4. Keyboard : AccuType Keyboard
  5. RAM : 8.00 GB
  6. Harddisk : 1 TB
  7. Speaker : Speaker Multimedia Dolby System

Software Yang Digunakan

Dalam konsep media informasi dan promosi tersebut, penulis menggunakan software :

  1. Adobe Premiere CS6
  2. Adobe Photoshop CS6
  3. Adobe After Effect CS6
  4. Adobe Illustrator CS6

Elisitasi

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap 1

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap 2

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap 3

Final Draft Elisitasi

Tabel 3.6 Final Draft Elisitas

BAB IV

KONSEP PRODUKSI MEDIA

Preproduction

Preproduction merupakan sebuah proses tahap awal dalam membuat produk multimedia, berupa pengumpulan semua data dan elemen yang berkaitan dengan produksi. Ada tujuh langkah Preproduction dalam Konsep Produksi Media, dimulai dari Ide yang dituangkan secara sistematis, lalu diikuti dengan pembuatan sinopsis, script writting dan storyboard. Dua tahapan terakhir adalah pemilihan pemain dan crew dan setting alat. Semua tahapan yang ada harus sesuai dengan time schedule yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya di ilustrasikan pada bagan berikut ini :

Gambar 4.2 Tahap Preproduction

Ide (Gagasan)

Ide adalah merupakan realisasi dari sebuah ide pemikiran dan gagasan yang bertujuan untuk menuangkannya kedalam media visual dan audio. Media informasi dan promosi yang dibuat mengambil ide dari seluruh destinasi pariwisata meliputi wisata budaya, wisata pendidikan, wisata sejarah, wisata kuliner, wisata religi, dan wisata air yang ada di Kota Tangerang. Multimedia yang menampilkan destinasi pariwisata dan memaparkan segala sesuatu tentang pariwisata Kota Tangerang. Media informasi dan promosi yang dibuat mengambil garis besar dari ide tersebut.

Sinopsis / Cerita

Sinopsis atau synopsis berasal dari kata synopical yang artinya ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis diartikan sebagai ringkasan suatu materi tulisan yang panjang (baik fiksi maupun non-fiksi) dan sinopsis itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi. Sinopsis biasanya dibatasi oleh jumlah halaman, misalnya setengah, satu atau dua halaman, seperlima atau sepersepuluh dari panjang feature documenter. Sinopsis Pengembangan Video Pariwisata Kota Tangerang Pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (DISPORPAREKRAF) ini adalah:

“Kota Akhlakul Karimah, itulah julukan yang kini melekat pada Kota Tangerang. Sebuah Kota Metropolitan yang tumbuh dan berkembang pesat dibandingkan dua dekade lalu. Kota yang banyak melakukan terobosan dalam berbagai bidang dan meraih berbagai prestasi tingkat provinsi, Nasional, bahkan internasional. Kota Tangerang sedang bergerak menjadi Live City, yaitu kota yang layak ditempati, layak investasi, layak dikunjungi dan e-city (Smart City). Kota Tangerang layak dijadikan tujuan pilihan pariwisata, Sebagaimana di ketahui sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan daerah dan mewujudkan cita-cita kota yang layak dikunjungi. Kota yang memiliki destinasi wisata yang menarik ini dibagi menjadi beberapa destinasi pariwisata yaitu, wisata alam, wisata religi, wisata sejarah dan budaya, wisata kuliner dan wisata belanja. Hj. R. Rina Hernaningsih, SH. MH. selaku Kepala Dinas PAREKRAF mempunyai ambisi untuk mengembangkan dan mempromosikan destinasi pariwisata Kota Tangerang sebagai salah satu Kota yang memiliki potensi pariwisata yang strategis”.

Narasi

Narasi yaitu jenis pengembangan paragraf dalam suatu tulisan rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.

Berikut adalah narasi Video Promosi Pariwisata Kota Tangerang :

Kota Tangerang memiliki potensi pariwisata yang cukup menarik dan prosfektif // Manakala potensi tersebut dapat dikelola dengan baik // Termasuk pola promosi yang gigih dan canggih serta mendunia // Maka mata rantai obyek – obyek pariwisata di Kota Tangerang dapat menjadi salahsatu andalan sumber pendapatan daerah / sekaligus promosi daerah yang strategis// Untuk itu // Selamat datang di Kota Tangerang //

Pembuatan Storyboard

Storyboard yaitu sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah, storyboard dapat menyampaikan ide cerita kepada audience agar lebih mudah memahami informasi yang disampaikan, karena storyboard dapat menggiringi khayalan seseorang mengikuti illustrasi gambar yang disampaikan, sehingga menjadikan persepsi yang sama dengan ide cerita.

Gambar 4.2. Ext/Sisi Kali Cisadane/Pagi/Full Shot Time Lapse Sun Rise Matahari

Gambar 4.3. Ext/Kandang Ayam/Pagi/Tilt Shot Time Lapse Sun Rise Matahari

Gambar 4.4. Ext/Bandara Internasional Soekarno-Hatta/Pagi/Full Shot Video Pesawat Terbang Landing

Gambar 4.5. Ext/Festival Beksi/Sore/Full Shot Video Perlombaan Beksi

Gambar 4.6. Ext/Kali Cisadane/Sore/Long Shot Video Perahu Cisadane

Gambar 4.7. Ext/Bendungan Pintu Air Sepuluh/Sore/Full Shot Video Bendungan Pintu Air Sepuluh

Gambar 4.8. Ext/Masjid Al-A’zhom/Pagi/Full Shot Video Time Lapse kubah Masjid Al-A’zhom

Gambar 4.9.Ext/Masjid Jami’Kalipasir/Sore/Full Shot Video Masjid Jami’Kalipasir

Gambar 4.10. Ext/Kelenteng Bon San Bio/Sore/Full Shot Video Gapura Bun San Bio

Gambar Gambar 4.11. Int/Benteng Haritage/Sore/Full Shot Video spanduk Benteng Haritage

Gambar 4.12.Ext/Taman Potret/Sore/Full Shot Video Icon Taman Potret

Gambar 4.13. Ext/Kawasan Kuliner Laksa Tangerang/Sore/Medium Shot Video spanduk Kawasan Kuliner Laksa Tangerang

Gambar 4.14. Ext/TPA Rawa Kucing/Sore/Full Shot Video Green House

4.15. Ext/Tugu Adipura/Sore/Full Shot Video Time Lapse

Script Writing

Script Writing yakni membuat rancangan naskah penulisan yang detail supaya mempermudah proses editing.

Tabel 4.1 Script Writing

Rundown

Rundown merupakan suatu susunan inti cerita dari sebuah project yang dibatasi oleh durasi (panjang item video), segmentasi serta deskripsi atau bahasa naskah.

Tabel 4.2 Rundown

Penyusunan Crew

Untuk penyusunan crew secara garis besar dibutuhkan sutradara, cameramen, editor, script writting, dan pembaca naskah. Adapun pemain dan crew yang terlibat dalam pembuatan video pariwisata ini antara lain :

Tabel 4.3 Susunan Crew dan Talent

Time Schedule

Time schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-masing item pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek.

Tabel 4.4 Time Schedule Produksi

Anggaran / Budget

Anggaran adalah, suatu keuangan yang dikeluarkan untuk pembuatan sebuah projek atau kegiatan merekam dan menghasilkan suatu gambar gerak. Berikut ini adalah anggaran dalam pembuatan media video pariwisata :

Tabel 4.5 Anggaran / Budget Produksi

Peralatan yang Digunakan

Dalam pembuatan video pariwisata ini menggunakan alat Camera, Tripod, Slider, handle rig camera, shotgun mic, tascam dan Drone. Untuk Camera yang digunakan saat produksi video Pariwisata menggunakan Camera DSLR Canon 5D mark II dan Camera DSLR Canon 60D Kit II. Dalam video audio visual ini banyak digunakan dilokasi dalam ruangan dan luar ruangan.

Gambar 4.16 Camera Canon 5D Mark II

Gambar 4.17 Camera Drone DJI Phantom 3 Pro

Gambar 4.18 Tascam

Gambar 4.19 Shotgun Mic

Gambar 4.20 Slider

Gambar 4.21 Tripod

Gambar 4.22 Handle Rig Camera

Production

Production adalah proses pengambilan gambar atau shooting video dengan bekerjasamanya antara pemain dan crew untuk pewujudan rumusan dari tahap preproduction dalam bentuk skenario, naskah, dan story board yang telah dibuat. Pada tahap production semua unsur teknis dan kreatif seperti naskah, actor, cinematografi dan suara bergabung dibawah pengawasan kreatif sutradara. Dalam menjalankan proses production pengambilan gambar atau shooting video ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dengan baik, diataranya : desain produksi termasuk story board yang bisa menjadi panduan yang baik tentang hal-hal yang harus dikerjakan selama shooting, kesiapan crew dalam menjalankan perannya masing-masing dan kesiapan perlengkapan yang juga merupakan tanggung jawab masing-masing crew.

Gambar 4.23 Tahap Production

Perencanaan Multimedia

Perencanaan multimedia merupakan rancangan dalam mengkombinasikan tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks untuk menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif dalam hal ini berupa video promosi pariwisata. Konsep multimedia yang diajukan guna menjangkau masyarakat dengan program media prosedur yang efektif serta efisien, yaitu dalam bentuk media informasi audio visual (video) yang berisi teks, gambar, suara dan beberapa spesial efeck. Untuk menyukseskan perencanaan multimedia ini diperlukan 3 tahapan sistematis, dimulai dari tujuan multimedia, strategi multimedia dan program multimedia. Perencanaan multimedia ditujukan guna menarik masyarakat agar menjangkau lebih luas dengan menggunakan input yang telah diolah (teks, gambar, suara). Dengan dibuatnya strategi multimedia maka perancangan multimedia mempunyai arahan untuk dapat mencapai target tujuan multimedia, sedangkan untuk program multimedia berisi jabaran hasil project dalam mewujudkan tujuan dan strategi multimedia.

  1. Tujuan Multimedia
    Adapun tujuan multimedia dalam konsep perancangan media ini adalah untuk menjangkau 30% dari target audience yang diinginkan oleh pihak DISPORPAREKRAF. Adapun sasaran yang dimaksud adalah seluruh masyarakat Kota Tangerang dan tidak menutup kemungkinan terhadap wisatawan lokal dan asing yang berkunjung ke Kota Tangerang, serta investor yang tertarik untuk investasi di Kota Tangerang.
  2. Strategi Multimedia
    Media audio visual yang menyampaikan informasi dan promosi tentang sektor pariwisata Kota Tangerang, sebelum masuk proses produksi, terlebih dahulu merumuskan strategi multimedia, media yang akan dirancang, dan dipersiapkan setidaknya memenuhi 3 (tiga) aspek sasaran yaitu :

    Geografi : Wilayah Kota Tangerang, Indonesia, Dunia

    Demografi :

    1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
    2. Kelas Ekonomi : Menengah
    3. Usia : 15 tahun lebih
    4. Sasaran  :
      1. Masyarakat
      2. Wisatawan
      3. Investor lokal dan asing

    Psikografi : Masyarakat Kota Tangerang, wisatawan, Investor lokal dan asing yang ingin mengetahui informasi dan promosi lebih detail tentang seluruh destinasi wisata yang ada di Kota Tangerang.

  3. Program Multimedia
    Program multimedia media video informasi dan promosi yang dibuat ada tiga tahapan yaitu :
    1. Teks
      Teks/Tulisan awal bumper tulisan dalam video ini menggunakan type Cooper Black, sedangkan untuk bagian yang lainnya menggunakan High Tower Text.
    2. Picture
      Picture/Gambar yang dipakai dalam media informasi ini menggunakan gambar dalam bentuk jpg yang digabungkan dengan beberapa take video di tempat yang berekstensi .mov dan .avi untuk videonya.
    3. Sound
      Sound/Suara yang digunakandalam media video pariwisata ini adalah menggunakan suaraa asli manusia (dubber) dan beberapa efek suara alunan music seperti piano, gitar, drum dan bass. Penerapan dubber di sesuaikan dengan background video yang telah dibuat agar sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Perencanaan Audio

Dalam perancangan video pariwisata, audio sangat berperan penting dalam penyampaian informasi dalam bentuk suara. Jika tidak ada suara ataupun audio ini, video yang dibawakan atau di putar menjadi kurang memuaskan dan cepat bosan. Karena jika tidak ada audio maka langkah yang di tempuh adalah dengan memperbanyak tulisan, dan hal ini yang membuat video pariwisata jadi membosankan. Dalam konsep produksi ini audio memiliki tujuan audio, strategi audio, dan program audio.

  1. Tujuan Audio
    Tujuan pemberian audio pada pengembangan video pariwisata Kota Tangerang ini, agar informasi yang ingin disampaikan mudah dipahami oleh audience, karena melalui tambahan audio dapat menerangkan setiap gambar yang ditampilkan dalam video promosi yang telah di buat, sehingga dapat menjadi solusi DISPORPAREKRAF dalam menarik masyarakat Kota Tangerang, wisatawan dan investor, agar dapat mendatangi sektor-sektor pariwisata yang ada di Kota Tangerang.
  2. Strategi Audio
    Strategi Audio, media yang di gunakan setidaknya memenuhi tiga aspek yaitu geografi, demografi dan psikografi. Dalam perancangan audio ini harus memperhatikan detail suara yang dihasilkan. Dalam pembuatan audio ini menggunakan suara manusia yaitu dengan dubber, mambaca naskah sesuai dengan background gambar yang pas. Dengan memberikan suara dubber maka informasi yang disampaikan akan terlihat jelas, gambar dan suara yang sesuai memungkinkan masyarakat mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat. Media yang akan dirancang dan dipersiapkan setidaknya memenuhi tiga aspek sasaran yaitu :

    Geografi : Wilayah Kota Tangerang, Indonesia, Dunia

    Demografi :

    1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
    2. Kelas Ekonomi : Menengah
    3. Usia : 15 tahun lebih
    4. Sasaran  :
      1. Masyarakat
      2. Wisatawan
      3. Investor lokal dan asing

    Psikografi : Masyarakat Kota Tangerang, wisatawan, Investor lokal dan asing yang ingin mengetahui informasi dan promosi lebih detail tentang seluruh destinasi wisata yang ada di Kota Tangerang.

  3. Program Audio
    Audio yang telah disiapkan dalam pembuatan project ini sudah dilakukan untuk menyesuaikan dengan gambar yang sudah ada, agar tidak terlihat jumping. Audio yang digunakan seperti suara instrument musik dengan format mp3. Adapun suara audio yang di hasilkan dari suara manusia, yaitu dubber. Dubber adalah orang yang membaca naskah untuk menyesuaikan dengan background gambar atau video yang akan di putar. Dalam dubber ini biasanya suara yang di hasilkan harus jelas dan tepat pada gambar ataupun background video yang akan di putar. Dengan adanya program audio, media video pariwisata ini akan menjadi lebih baik lagi karena ada penambahan dari suara dubbing untuk memperjelas suatu gambar. Pengambilan audio yang sesuai diperlukan proses editing dari cutter video dan penyesuaian penempatan dengan gambar yang ditampilkan. Proses besar kecilnya suara audio dibuat dari volume mixing audio. Untuk lebih jelasnya, program audio yang dipakai dalam video informasi ini terdapat dua tahapan yaitu :
    1. Sound Effect
      Sound effect digunakan sebagai background effect-effect yang ada. Untuk sound effect yang dipakai pada efek bumperopening tulisan dan timelapse mengambil suara awalan musik dan di padukan dengan suara jangkrik.
    2. Music Background
      Music background yang digunakan pada Pengembangan Video Pariwisata Kota Tangerang Pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (DISPORPAREKRAF) menggunakan music The Ethnic Relaxing Music Collection.
    3. Dubbing
      Dubbing digunakan untuk menceritakan suasana video sesuai dengan naskah yang telah dibuat dan perekaman naskah tersebut menggunakan alat yang dinamakan tascam.

Perencanaan Visual

Perencanaan visual yang dihasilkan adalah keseluruhan penggabungan dari gambar, suara, dan teks yang menghasilkan satu video utuh yang digunakan untuk memberikan informasi maupun promosi pada Wisata Kota Tangerang. Dengan menggabungkan teks dengan format penulisan yang telah ditentukan,lalu gambar yang telah ditake sebelumnya dengan suara yang dihasilkan dari membaca naskah kemudian di edit dan dirender, setelah tahap render akan menghasilkan video yang siap untuk digunakan. Tampilan video yang dihasilkanpun akan lebih menarik dan tidak membosankan. Dengan adanya perencanaan visual semua tahapan akan terlaksana dengan baik dan akurat. Perencanaan visual juga ditujukan untuk memberikan kesan atau image dalam video yang ditampilkan.

  1. Tujuan Visual
    Dalam tujuan visual ini merancang sebuah media visual dalam bentuk video Pariwisata Kota Tangerang dengan kesan visual yang modern,yang didalamnya terdapat beberapa effect visual yang akan mempercantik dan memperkaya disetiap tampilan media video pariwisata Kota Tangerang.
  2. Strategi Visual
    Visual Effects dapat diciptakan dengan bantuan teknologi komputer yang sudah sangat maju sekarang ini, sehingga memberikan suatu bentuk pencitraan riil atau benar–benar nyata terhadap gambaran visualisasi pada video tersebut. Visualisasi tampilan video yang berbeda-beda dengan menampilkan beberapa unsur seperti : Bumper opening, suasana Kota Tangerang, sektor pariwisata Kota Tangerang, kebudayaan yang ada di Kota Tangerang, serta fasilitas sarana yang ada di Kota Tangerang, semua dirancang tepat, tegas, efisien dan efektif.
  3. Program Visual
    Didalam proses produksi inilah perancangan spesial effects dibuat menggunakan aplikasi adobe after effects dan adobe premiere yang merupakan hasil dari kemajuan teknologi.

Perencanaan Broadcasting

Perencanaan broadcasting yang diajukan guna menjangkau audience dengan program pendistribusian efektif serta efisien. Perencanaan broadcasting ditujukan untuk menjangkau sasaran lebih luas. Dengan dibuatnya tujuan broadcasting suatu media informasi atau media promosi menjadi arahan untuk dapat mencapai target jangkauan masyarakat. Perencanaan broadcasting terdiri dari tujuan broadcasting, strategi broadcasting dan program broadcasting.

  1. Tujuan Broadcasting
    Tujuan Broadcasting, untuk menjangkau khalayak luas tanpa ada filter atau klasifikasi khalayak mana yang cocok untuk media informasi yang dibuat. Namun Tujuan Broadcasting pembuatan media Video pariwisata ini diharapkan akan menjangkau 30% dari khalayak yang ditetapkan oleh pihak DISPORPAREKRAF.
  2. Strategi Broadcasting
    Dalam mempromosikan video pariwisata Kota Tangerang, perlu strategi khusus yang akan dilakukan yaitu Strategi Program Promosi melalui media sosial seperti Tangerang TV, Youtube dan Website dan Strategi Informasinya dengan menampilkan Media Video pariwisata yang akan ditayangkan pada saat DISPORPAREKRAF studi banding di Kota-kota besar di indonesia.
  3. Program Broadcasting
    Program broadcasting yakni Untuk menayangkan hasil dari produksi audio visual juga memanfaatkan fasilitas internet sebagai medianya. Untuk detailnya program broadcasting media informasi dan promosi yang dibuat dari hasil editing media video pariwisata Kota Tangerang akan disalurkan melalui media :
    1. DVD
      DVD secara garis besarnya sama dengan CD tetapi mempunyai kapasitas yang lebih besar. DVD biasanya untuk media penyimpanan video yang mempunyai kapasitas besar. Bentuk format yang digunakan dalam DVD bisa dalam bentuk apapun namun untuk dapat membukanya kembali dilihat bagai mana aplikasi yang ada pada komputer yang bersangkutan. Untuk itu buat format yang secara umum dapat dibuka dikomputer mana saja seperti bentuk .avi, .mov, .mpg dan .wmv.
    2. Youtube
      Youtube, media informasi yang dibuat diupload melalui Youtube, account harus dipunyai sebelum melakukan aktifitas upload, biasanya dengan secara otomatis Youtube akan meminta account aktifasi. Jika telah mempunyai account maka proses upload tinggal browse dimana video disimpan. Proses lama tidaknya upload tergantung dari besar kecilnya kapasitas pada video, semakin lama durasi dan besar kapasitas maka semakin lama proses upload.
    3. Website
      Media informasi yang dibuat diupload ke internet, namun harus mempunyai website maka proses upload selanjutnya browse dimana video disimpan. Proses lama tidaknya upload tergantung dari besar kecilnya kapasitas pada video, semakin lama durasi dan besar kapasitas maka semakin lama proses upload.

Postproduction

Adalah proses penyelesain akhir (finishing) dari sebuah rangkaian produksi (shoting) yang meliputi mengeditan gambar, penambahan title, special effects, musik, sound effects, audio dubing, dan output ke media video. Dalam proses post production semua gambar yang didapat pada proses production di satukan dan di edit oleh seorang editor. Kegitan pemutaran dan distribusi juga masuk di dalam proses post production. Tahapan proses post production, yaitu :

Gambar 4.24 Tahap Postproduction

Digitizing

Digitizing adalah pemindahan sebuah gambar dari media seperti kamera ke dalam sebuah perangkat komputer ataupun laptop. Setelah proses pengambilan gambar selesai dan lengkap selanjutnya gambar yang sudah di take lalu di pindahkan ke dalam komputer untuk melalui proses selanjutnya.

Editing

Pada tahap editing video dilakukan pemotongan, pemilihan, dan penyusunan hasil gambar shooting sesuai keinginan atau gagasan sutradara sesuai dengan naskah dan storyboard.

Mixing

Mixing adalah suatu proses percampuran gambar dan audio serta penambahan beberapa teks, selanjutnya ditambahkan efek-efek animasi agar tampilannya terlihat lebih menarik, dan sesuai dengan naskah ataupun storyboad yang telah dibuat sebelumnya. kesinambungan antara suara asli, narasi, ilustrasi musik, dan sound efek sangat diperhatikan agar serasi dan harmonis serta terdengar dengan jelas. Setelah melalui proses mixing ini, kemudian di render dan di ubah ke beberapa format file selanjutnya akan di pasarkan dan di sebarkan kepada masyarakat luas.

Finishing

Tahap finishing ini adalah tahap terakhir dalam proses pembuatan media video profile ini setelah penggabungan semua gambar, teks, suara musik, maupun suara dubber telah di masukkan ke dalam satu video.

Exporting

Tahap exporting ini merupakan tahap akhir setelah mengedit seluruh video dari adobe premiere pro Cs6 menjadi format video yang telah di tentukan. Selanjutnya hasil export video akan di burning ke CD, dan selanjutnya akan di upload ke dalam situs pemutar video yaitu Youtube.

Segmen Pasar

Pada tahap ini adalah target pasar yang akan di tuju. Untuk jangkauan luas adalah masyarakat umum dan untuk cakupan sempit adalah wisatawan lokal dan asing yang tertarik akan pariwisata Kota Tangerang, serta para investor yang tertarik untuk investasi di Kota Tangerang. Melalui pengembangan video pariwisata ini, diharapkan dapat mencapai target DISPOPAREKRAF dalam meningkatkan persentase minat Masyarakat Kota Tangerang, wisatawan, Investor lokal dan asing sebesar 30 % yang berkunjung ke Kota Tangerang.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil mengenai Pengembangan Video Promosi Pariwisata Kota Tangerang Pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (DISPORPAREKRAF) berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada ke 4 (empat) bab sebelumnya :

  1. Dalam menyajikan sebuah video pariwisata Kota Tangerang yang informatif serta dapat menjadikan media promosi maka dibutuhkan pengembangan video promosi pariwisata dengan informasi yang up to date sesuai dengan perkembangan pariwisata Kota Tangerang saat ini, karena media audio visual menampilkan rangkaian berupa gambar, video, dan musik, yang digunakan untuk keperluan seperti untuk memperkenalkan, menginformasikan dan mempromosikan Kota Tangerang yang memiliki sejarah panjang dan menyimpan beragam potensi pariwisata, baik wisata alam, wisata religi, wisata budaya, maupun wisata kuliner, yang menarik untuk menjadi tujuan destinasi wisata, guna menunjang promosi pariwisata Kota Tangerang.
  2. Untuk membuat media audio visual yang terkonsep menarik dan dapat memenuhi kebutuhan promosi Kota Tangerang maka dibutuhkan kualitas video yang baik seperti tampilan yang beresolusi tinggi dan sajian video yang menampilkan banyak pilihan gambar, dengan menyatukan berbagai effect visual, gambar dan suara yang dikemas kedalam video promosi dan ditampilkan dalam durasi yang tidak terlalu panjang, agar lebih efektif dan tepat sasaran video ini di implementasikan melalui DVD dan berbagai media sosial seperti Youtube, Website Kota Tangerang, Website DISPOPAEKRAF dan Tangerang TV.
  3. Target yang dapat dicapai melalui pengembangan video promosi pariwisata Kota Tangerang yaitu meningkat sebanyak 30% masyarakat atau wisatawan, untuk lebih mengenal obyek-obyek pariwisata yang ada di Kota Tangerang dan dapat menarik wisatawan dan investor lokal dan dapat meningkatkan sumber pendapatan daerah, sehingga Kota Tangerang menjadi live city, yaitu Kota yang layak di tempati, layak investasi, layak dikunjungi, dan E-city (Smart City).

Saran

  1. Dalam menyajikan media video pariwisata Kota Tangerang yang dikemas dalam bentuk video promosi yang informatif, maka disarankan agar pengembangan video tersebut dapat di up date setiap satu tahun sekali sesuai dengan perkembangan Kota Tangerang.
  2. Agar menampilkan video pariwisata yang terkonsep menarik, video tersebut harus dapat memperkenalkan, menginformasikan dan mempromosikan Kota Tangerang yang meliputi wisata alam, wisata religi, wisata budaya, maupun wisata kuliner, yang menarik untuk menjadi tujuan destinasi wisata, guna menunjang promosi pariwisata Kota Tangerang
  3. Agar Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) dapat mencapai target sasaran dalam menginformasikan dan mempromosikan Kota Tangerang maka diperlukan upaya dalam mengimplementasikan video tersebut melalui DVD dan sosialisasi melalui berbagai media sosial seperti Youtube, Website Kota Tangerang, Website Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan ekonomi kreatif (DISPORPAREKRAF) dan Tangerang TV, sehingga pariwisata Kota Tangerang lebih dikenal oleh wisatawan dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Hasibuan, Malayu. 2012. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Edisi Revisi. Cetakan Kelima.
  2. Marwansyah. 2012. Prespektif Integrative, Malang : UIN Malang Press.
  3. McLeod, Raymond. 2012. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.
  4. 4,0 4,1 Maimunah. Lusyani Sunarya. Nina Larasati. 2012. Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjang Informasi dan Promosi, Journal CCIT Vol. 5 No. 3, Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  5. O’Brien, James. 2012. Introducton to Information System. Jakarta : Salemba Empat
  6. Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
  7. Jogiyanto. 2012. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  8. Desrianti, Dewi Immaniar, Sudaryono, Dwi Ayu Ningrum. 2014. Enriching Media Merchandise Sarana Penunjang Promosi Studi Kasus Pada Bookstore. Journal CCIT Vol. 7 No.3, Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  9. Lukiati, Komala. 2011. Panduan Mudah Merancang Bangunan, Jakarta : Niaga Swadaya.
  10. Karlina, Siti. 2011. Komunikasi Massa Sebagai Media Promosi. Jakarta : Universitas Terbuka.
  11. Ridwan, Mohammad. 2012. Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: P.T. SOFMEDIA
  12. 12,0 12,1 Desrianti, Dewi Immaniar. Untung Rahardja. Reni Mulyani. 2012. Audio Visual As One Of The Teaching Resources On iLearning. Journal CCIT Vol. 5 No. 2, Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  13. Soyomukti, Nurani. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Ar-ruzz Media.
  14. Maharsi, Indiria. 2013. TIPOGRAFI (Tiap Font Memiliki Nyawa dan Arti), Jogjakarta : CAPS.
  15. Brewer, Roy. 2013. Pengantar Tipografi, Yogyakarta : Sudiana.
  16. Widada, Sugeng. 2012. Diktat Mata Kuliah Nirmana. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  17. Hendratman, Hendi. 2015. Computer Grapich Design, Bandung : Informatika Bandung.
  18. Tinarbuko, Sumbo. 2015. DEKAVE (Penanda Zaman Masyarakat Global). Jogjakarta : CAPS.
  19. Ayuningtyas, Melvy. 2011. Ngedit Video Dengan Adobe Premiere Pro, Bekasi : Dunia Komputer.
  20. Hendratman, Hendi. 2012. The magic of Adobe Premier Pro. Bandung: Andi Offset.
  21. Darmawan. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
  22. 22,0 22,1 Binanto, Iwan, 2011. Multimedia Digital (Dasar Teori dan Pengembangannya). Yogyakarta : Andi
  23. Atmohoetomo. 2011. Media Audio Visual Pendidikan dan Proses Produksi Programnya. Bandung : Alfabeta.
  24. Uchjana, Onong. 2012. Kamus Komunikasi. Bandung : Mandar Maju.
  25. Arifin, Eva. 2012. Broadcasting to be broadcaster. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  26. Nugroho, Sarwo, 2014. Teknik Dasar Videografi, Yogyakarta : Andi.
  27. 27,0 27,1 Rahmawati, Indah. 2011. Menjadi Sutradara Televisi : Dengan Single Dan Multi Kamera. Jakarta : Grasindo.
  28. Waloeya, Yohan Jari. 2012. Seri Belajar Kilat Adobe After Effect Premiere Pro CS6, Yogyakarta: Andi.
  29. Munir. 2013. Multimedia Konsep dan Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
  30. Madcoms. 2011. Panduan Lengkap Adobe Ilustrator Premiere Pro CS6. Yogyakarta : Andi.
  31. Hidayati. Untung Rahardja. Mia Novalia. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Methode DMQ Base Level. Jurnal CCIT Vol.4 No.3, Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  32. Permana, Yasa Sidik. 2012. Perancangan Dan Pembuatan Video Promosi Wisata Alam Dan Edukasi Lingkungan Dolan deso Boro Daerah Banjar Asri Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta : Kabupaten Kulon Progo.
  33. Nastiti, Tyas Ajeng. 2013. Perancangan Video Promosi Surabaya Berupa TVC Sebagai Media Promosi Kota Surabaya Dengan Mengangkat Pencitraan Sparkling Surabaya, Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
  34. Akbarian, Mirzza Al. 2012. Perancangan Video Promosi Wisata Jawa Timur, Jawa Timur : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
  35. Setyowati. 2012. Perancangan Video Sebagai Sarana Promosi Daya Tarik Wisata Kabupaten Pasuruan, Pasuruan : Universitas Negeri Malang.
  36. Santoso, Ahmad. 2015. Perancangan Video Promosi Infografis Destinasi Wisata Kota Surakarta, Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta.
  37. Cristianti, Siti Sofri Ayu. 2015. Perancangan Video Promosi Rockradiolive.co, Jakarta : Universitas Mercu Buana.
  38. Septian, Vikri. 2014. Perancangan Video Company Profile Pada RSIA Murni Asih Sebagai Media, Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  39. Parmania, Dwi Fitri. 2014. Perancangan Video Company Profile Sebagai Media Penunjang Informasi Dan Promosi Pada Pt. Telkom Akses Jakarta, Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  40. Haddad, Naif A. 2014. Heritage Multimedia and Children Edutainment: Assessment and Recommendations. Article ID 579182, 13 pages http://dx.doi.org/10.1155/2014/57918. Hindawi Publishing Corporation Advances in Multimedia.
  41. Huang, Shao-nian. Dong-jun Huang. Mansoor Ahmed Khuhro. (2015). “High-Level Codewords Based on Granger Causality for Video Event Detection”. Volume 2015, Article ID 698316, 10 pages http://dx.doi.org/10.1155/2015/698316. Hindawi Publishing Corporation Advances in Multimedia.
  42. Puttegowda. Anil Ku mar CJ. Anil Kumar BH. 2015. “Video Anomaly Detection Using Block Based Approach”. Volume 2,Issue 6,June-2015,e-ISSN: 2348 -4470 , print-ISSN:234-6406. International Journal of Advance Engineer ing and Research Development (IJAERD).
  43. Nasution, Ruslan Efendi. 2012. Implementation Sms Gateway In The Development Web Based Information System Schedule Seminar Thesis. Lampung : Unila.

Contributors

Noviar jalu sasongko