SI1212474171

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PENGEMBANGAN SiS+ KONSULTASI MENGGUNAKAN

QR CODE SCANNER SEBAGAI MEDIA KONSULTASI

PERKULIAHAN DAN BIMBINGAN

PADA PERGURUAN TINGGI


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1212474171
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI BUSINESS INTELLIGENCE

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN SiS+ KONSULTASI MENGGUNAKAN

QR CODE SCANNER SEBAGAI MEDIA KONSULTASI

PERKULIAHAN DAN BIMBINGAN

ADA PERGURUAN TINGGI

Disusun Oleh :

NIM
: 1212474171
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 20 Januari 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt., M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGEMBANGAN SiS+ KONSULTASI MENGGUNAKAN

QR CODE SCANNER SEBAGAI MEDIA KONSULTASI

PERKULIAHAN DAN BIMBINGAN

PADA PERGURUAN TINGGI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1212474171
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Disetujui Oleh :

Tangerang, 20 Januari 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
   
(Ary Budi Warsito, M.Kom)
NID : 99001
   
NID : 10013

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENGEMBANGAN SiS+ KONSULTASI MENGGUNAKAN

QR CODE SCANNER SEBAGAI MEDIA KONSULTASI

PERKULIAHAN DAN BIMBINGAN

PADA PERGURUAN TINGGI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1212474171
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN SiS+ KONSULTASI MENGGUNAKAN

QR CODE SCANNER SEBAGAI MEDIA KONSULTASI

PERKULIAHAN DAN BIMBINGAN

PADA PERGURUAN TINGGI

Disusun Oleh :

NIM
: 1212474171
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 20 Januari 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1212474171

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAK

Proses konsultasi bimbingan adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan bukan kegiatan yang dilakukan secara kebetulan. Namun jika tidak ada media yang memfasilitasi kegiatan tersebut dan ditambah komunikasi yang kurang baik terlebih lagi jika komunikasi tersebut dalam bentuk kode pasti akan lebih sulit untuk menyampaikannya dan riskan terjadi kesalahan karena ketika membaca kode berbeda dengan membaca sebuah kata sehingga akan terus mengulang sampai kode tersebut diterima dengan jelas. SiS+ Konsultasi merupakan sebuah media yang digunakan dalam proses konsultasi dan bimbingan antara mahasiswa dengan dosen. Pengembangan SiS+ Konsultasi menggunakan QR Code Scanner yang diharapkan dapat mempermudah komunikasi antara dosen dengan mahasiswa dalam menyebutkan kode tiket yang diberikan oleh mahasiswa. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT dengan 4 aspek yang dikelompokkan menjadi 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor external. Dengan adanya SiS+ Konsultasi menggunakan QR Code Scanner maka proses konsultasi dan bimbingan dapat berjalan dengan baik dan seluruh hasil rekam jejak dan permasalahan mahasiswa dapat terekam di dalam SiS+ Konsultasi sebagai media konsultasi dan bimbingan, selain itu dengan penambahan QR Code Scanner juga dapat mempermudah dosen dalam meng-input kode tiket yang diberikan oleh mahasiswa dan mempermudah komunikasi antara dosen dan mahasiswa dalam penyampaian kode tiket SiS+ Konsultasi.


Kata Kunci: QR Code Scanner, Bimbingan, SiS+ Konsultasi

ABSTRACT

The consultation process guidance is a continuous activity rather than activities that occur by chance. But if there is no media that facilitate such activities plus communication is not good especially if the communication is in the form of the code will certainly be more difficult to deliver it and risky because error occurred when reading the code is different from reading a Word so that it will continue to repeat until the code is accepted. SiS+ Konsultasi is a medium used in the process of consulting and mentoring between students with professors. Development of SiS+ Konsultasi using QR Code Scanner that is expected to facilitate communication between lecturer with University students in mentioned ticket code given by the student. In this study using the method of SWOT analysis with four aspects that are grouped into two factors, namely the internal factors and external factors. The existence of SiS + Consulting using QR Code Scanner then the process of consultation and guidance can be run well and the whole track record results and problem students can be recorded in the SiS + Konsultasi as a media consulting and guidance, in addition with the addition of QR Code Scanner can also facilitate lecturer in updating the ticket code input given by students and facilitate communication between professors and students in the delivery of the ticket code SiS + Konsultasi.


Keywords : QR Code Scanner, Guidance, SiS+ Konsultasi

KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Peneliti dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, peneliti mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah peneliti menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja dan juga sebagai Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ary Budi Warsito, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan serta bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
  4. Ibu Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  5. Ibu Ruli Supriati, M.T.I selaku Stakeholder.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti.
  7. Kedua Orang Tua Tercinta, Bapak H.Mutasim dan Ibu Hj.Isbandiah
  8. Special Thanks to Imam Prayogi yang telah menjadi penyemangat dan motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.
  9. Keluarga Besar Istri Sholihah (Ely Susanti, Sri Wahyani, Dwi Maya Suhainingsih, Nurhasni Rumoma) yang telah mendukung dan berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.
  10. Rekan-rekan grup Green Dragon (Muhamad Yusup, M.Kom, Ary Budi Warsito, M.Kom, Erlita Rasdiana, S.Kom, Yulianto, S.Kom, Ruli Supriati, S.Kom, Dwi Maya Suhainingsih)
  11. Teman-teman seperjuangan dari Group Hachi (Dwi Maya Suhainingsih, Eka Purnama Harahap, Ely Susanti, Nata Nael)
  12. Seluruh anggota REC yang telah mendukung dan banyak membantu peneliti.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, peneliti harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, 20 Januari 2016
Isma Damayanti
NIM. 1212474171

Daftar isi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Literarure Review

Tabel 4.1. Identifikasi SWOT

Tabel 4.2. Matriks SWOT

Tabel 4.3. Elisitasi Tahap 1

Tabel 4.4. Elisitasi Tahap II

Tabel 4.5. Elisitasi Tahap III

Tabel 4.6. Final Draft Elisitasi

Tabel 4.7. Daftar Pengujian Black Box pada SiS+ Konsultasi

Tabel 4.8. Pengujian Login SiS+ Konsultasi Skenario 1

Tabel 4.9. Pengujian Login SiS+ Konsultasi Skenario 2

Tabel 4.10.Pengujian Login SiS+ Konsultasi Skenario 3

Tabel 4.11. Pengujian Validasi QR Code Tiket SiS+ Konsultasi

Tabel 4.12. Pengujian Input Tiket SiS+ Konsultasi dengan QR Code Skenario 1

Tabel 4.13. Pengujian Input Tiket SiS+ Konsultasi dengan QR Code Skenario 2

Tabel 4.14. Pengujian Input Tiket SiS+ Konsultasi dengan QR Code Skenario 3

Tabel 4.15. Pengujian Notifikasi Hasil Konsultasi

Tabel 4.16. Schedule

Tabel 4.17. Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus Pengolahan Data

Gambar 2.2. Siklus Pengolahan Data Yang Dikembangkan

Gambar 2.3. Logo SiS+

Gambar 2.4. Contoh QR Code

Gambar 2.5. Diagram alir proses pembangkitan QR Code

Gambar 2.6. Diagram alir proses pembacaan QR Code

Gambar 2.7. Anatomi QR Code

Gambar 2.8. Versi QR Code

Gambar 2.9. Contoh QR Code Model 1

Gambar 2.10. Contoh QR Code Model 2

Gambar 2.11. Contoh Micro QR Code

Gambar 2.12. Contoh iQR Code

Gambar 2.13. Contoh LogoQ

Gambar 2.14. Struktur Statis Aplikasi Yii (Yii, 2014)

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja

Gambar 4.1. Mind Mapping

Gambar 4.2. Pembuktian Strategi 1

Gambar 4.3. Pembuktian Strategi 2

Gambar 4.4. Pembuktian Strategi 3

Gambar 4.5. Pembuktian Strategi 4

Gambar 4.6. Pembuktian Strategi 5

Gambar 4.7. Pembuktian Strategi 6

Gambar 4.8. Pembuktian Strategi 7

Gambar 4.9. Pembuktian Strategi 8

Gambar 4.10. Pembuktian Strategi 9

Gambar 4.11.Pembuktian Strategi 10

Gambar 4.12. Pembuktian Strategi 11

Gambar 4.13. Pembuktian Strategi 12

Gambar 4.14. Pembuktian Strategi 13

Gambar 4.15. Pembuktian Strategi 14

Gambar 4.16. Pembuktian Strategi 15

Gambar 4.17. Pembuktian Strategi 16

Gambar 4.18. Pembuktian Strategi 17

Gambar 4.19. Diagram HIPO

Gambar 4.20. Prototype Tampilan Login

Gambar 4.21. Prototype Tampilan Dashboard SiS+ Konsultasi

Gambar 4.22. Prototype Tampilan Input Tiket Menggunakan QR Code Scanner

Gambar 4.23. Prototype Tampilan Data Mahasiswa

Gambar 4.24. Prototype Tampilan Ruang Konsultasi

Gambar 4.25. Prototype Tampilan Hasil Konsultasi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Proses konsultasi bimbingan adalah suatu kegiatan aktivitas yang berkesinambungan bukan kegiatan yang dilakukan secara kebetulan. Sehingga dibutuhkan sebuah sistem yang digunakan sebagai media konsultasi dan bimbingan. Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak boleh memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi harus berperan sebagai fasilitator perkembangan individu.

Pada Perguruan Tinggi Raharja terdapat sebuah sistem tentang konsultasi dimana sistem tersebut digunakan untuk melakukan bimbingan antara mahasiswa dengan dosen. Dengan menggunakan sebuah tiket yang dibuat oleh mahasiswa dan diberikan kepada dosen maka hasil bimbingan dapat terekam di dalam sebuah sistem.

Namun seringkali ada faktor-faktor penghambat terjadinya komunikasi antara mahasiswa dengan dosen. Terlebih jika komunikasi tersebut dalam bentuk kode pasti akan lebih sulit untuk menyampaikannya dan sangat riskan terjadi kesalahan karena ketika membaca kode berbeda dengan membaca sebuah kata. Kode bisa gabungan dari huruf dan angka sehingga ketika menyebutkan dibaca satu persatu. Celakanya ketika menyebutkan huruf B bisa terjadi kesalahan informasi karena mirip dengan huruf D dan G.

Dari kronologis tersebut, permasalahan yang dihadapi sekarang ini adalah ketika menyebutkan satu persatu kode tiket dalam melakukan konsultasi dapat menyebabkan kesalahan informasi, sehingga tiket tersebut menjadi invalid dan tidak bisa melanjutkan input sebagai pembuktian dalam melakukan konsultasi.

Oleh karena itu dari permasalahan yang telah dikemukakan maka dilakukan pengembangan SiS+ Konsultasi yang semula input tiket dilakukan dengan cara input kode tiket yang tersedia, kini telah bisa di input menggunakan QR Code Scanner. Dengan adanya QR Code Scanner diharapkan bisa mengurangi kesalahan kode tiket yang di input serta memudahkan mahasiswa dan dosen untuk input kode tiket tersebut. Maka hal inilah yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan penelitian dan melakukan dokumentasi di dalam sebuah laporan Skripsi dengan judul “Pengembangan SiS+ Konsultasi Menggunakan QR Code Scanner Sebagai Media Konsultasi Perkuliahan dan Bimbingan Pada Perguruan Tinggi.”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka diambil beberapa pokok permasalahan. Terdapat 3 rumusan masalah diantaranya:

  1. Bagaimana menerapkan SiS+ Konsultasi sebagai media konsultasi dan bimbingan?

  2. Bagaimana penerapan QR Code Scanner di dalam SiS+ Konsultasi?

  3. Bagaimana menciptakan suatu sistem yang dapat merekam data konsultasi, informasi tentang riwayat akademik, dan permasalahan mahasiswa?

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan Skripsi ini, maka harus dibuat batasan masalah, Berikut ini merupakan ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas diantaranya menangani tiket SiS+ Konsultasi menggunakan QR Code, input tiket SiS+ Konsultasi menggunakan QR Code, menampilkan rekap bimbingan dan viewboard secara berkala, notifikasi hasil konsultasi serta tiket SiS+ Konsultasi yang secara lebih detail tertuang di dalam final elisitasi.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berikut ini merupakan tentang Tujuan dan Manfaat Penelitian yang terjadi di SiS+ Konsultasi antara lain sebagai berikut:

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini merupakan sesuatu yang penting karena sebuah penelitian tanpa tujuan itu terdengar sulit untuk dilakukan. Tujuan membuat penelitian akan lebih terarah dan mencegah penelitian melenceng dari yang direncanakan sebelumnya. Maka, peneliti mempunyai beberapa tujuan untuk penelitian ini, diantaranya:

  1. Untuk mempermudah Dosen dan Mahasiswa dalam melakukan konsultasi dan bimbingan.

  2. Untuk mempermudah dosen dalam input kode tiket yang diberikan oleh mahasiswa dengan menerapkan QR Code Scanner di dalam SiS+ Konsultasi.

  3. Menciptakan suatu sistem yang dapat merekam informasi tentang riwayat akademik dan permasalahan mahasiswa.

Manfaat Penelitian

Manfaat adalah kegunaan sistem yang diteliti. Berikut ini keuntungan sistem yang digunakan bagi dosen pengajar dan mahasiswa Perguruan Tinggi raharja.

  1. Dapat memudahkan Dosen dengan Mahasiswa dalam melakukan konsultasi dan bimbingan.

  2. Memudahkan dosen dalam input kode tiket yang diberikan oleh mahasiswa.

  3. Seluruh data tentang riwayat akademik dan permasalahan mahasiswa dapat terekam dan tersimpan dengan baik.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)

    Metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung pada lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Raharja Enrichment Center (REC) Perguruan Tinggi Raharja. Hasil yang didapat dari observasi yang dilakukan selama 2 (dua) bulan ini adalah untuk mendapatkan data-data dan keterangan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

  2. Wawancara

    Pada Metode ini terjadi proses tanya jawab dengan narasumber di objek penelitian. Dalam proses tanya jawab ini langsung kepada stakeholder yaitu Ibu Ruli Supriati, S.Kom, kajur serta dosen pengajar sehingga dapat diketahui apa yang di inginkan untuk masuk ke dalam list pengembangan SiS+ Konsultasi.

  3. Studi Pustaka

    Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data melalui buku-buku literature yang memiliki kaitan dengan penelitian sebagai bahan referensi. Buku referensi yang dipakai berhubungan dengan masalah yang dihadapi untuk membedakan dan memperoleh pendekatan teoritis juga untuk dijadikan landasan teori yang mendukung pembahasan, dan juga melalui media internet untuk mendapatkan data yang berkaitan berguna untuk menunjang kelengkapan data.

Metode Analisa

Analisa data adalah salah satu hal penting untuk memperoleh temuan hasil penelitian. Hal ini menyebabkan, data akan menuntun ke arah penemuan ilmiah, bila dianalisa dengan teknik yang tepat. Analisa sistem dilaksanakan dengan menggunakan Metode Analisa SWOT, yaitu terdiri dari 4 aspek diantaranya kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunities), dan ancaman (threats). Analisa SWOT diterapkan dengan cara menganalisa dan memilah macam-macam hal yang mempengaruhi keempat faktornya, selanjutnya diterapkan dalam gambar matriks SWOT dengan melakukan pendekatan pemecahan masalah.

Metode Perancangan

Pada penelitian ini metode perancangan yang digunakan yakni HIPO (Hierarchy Plus Input Process Output) yang merupakan alat bantu dalam pembuatan spesifikasi program berupa struktur yang berisi diagram dimana program ini berisi input yang akan diproses dengan menghasilkan output. Spesifikasi program menjelaskan mengenai cara penggunaan program yang diusulkan. VTOC atau Visual Table Of Content merupakan diagram yang menggambarkan hubungan dengan fungsi di sistem secara berjenjang, dalam pembuatan sistem ini peneliti menggunakan YII Framework.

Metode Pengembangan

Pengembangan sistem adalah suatu proyek yang melalui proses evaluasi seperti pelaksanaan proyek lainnya. Pada metode ini peneliti mencoba mengembangkan dan mengevaluasi sistem yang berkaitan dengan sistem yang akan dikembangkan. Melalui sistem yang telah ada, peneliti membuat sebuah usulan sistem yang akan dikembangkan bentuk draft elisitasi.

Menyesuaikan dengan metode penelitian yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti memakai 4 metode untuk menganalisa sistem yang sedang berjalan. Hal ini disebabkan dengan menggunakan metode observasi, peneliti dapat datang langsung dan mengetahui kendala yang terjadi pada sistem yang berjalan. Dengan menggunakan metode pengembangan dan wawancara, diharapkan dapat menerima penilaian terhadap sistem yang sedang berjalan dari para pengguna, selanjutnya dapat langsung melakukan perbaikan sistem dan dengan menggunakan metode studi pustaka, hal ini diharapkan agar mendapat teori-teori maupun literature dari penelitian sebelumnya, sehingga tidak terjadi pembuatan ulang dari penulisan yang telah ada (duplikat).

Metode Testing

Pada metode testing digunakan untuk menganalisa identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari sistem yang dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi pada saat sistem mulai diterapkan. Peneliti menggunakan metode Black Box, karena dengan metode Black Box dapat diketahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat digunakan dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Sistematika Penulisan

Penulisan terbagi menjadi 5 (lima) Bab dan setiap bab terbagi dalam sub bab-sub bab dengan urutan pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam hal ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literature review.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum Perguruan Tinggi Raharja yang terdiri dari sejarah singkat, struktur organisasi, dan tugas serta tanggung jawab. Tata laksana sistem yang berjalan, kemudian permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur yang baru, Analisa sistem yang berjalan yang terdiri dari Analisa SWOT. Untuk metode analisa berdasarkan prosedur sistem yang berjalan terdiri atas analisa masukan, analisa proses, dan analisa keluaran. Mind Mapping sebagai dasar pemikiran dan konsep pembuatan laporan. Diagram HIPO (Hierarchy Plus Input Proces Output), rancangan prototype, konfigurasi sistem, testing, evaluasi, schedule implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil analisa dan rancangan sistem yang dilakukan serta saran-saran terhadap sistem yang diusulkan.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisi studi pustaka yang digunakan sebagai referensi untuk menyusun laporan ini.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ini merupakan daftar yang memuat keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Kadir (2014:43)[1], “Data merupakan analogi sejumlah blok yang dapat difungsikan anak-anak agar membentuk berbagai macam struktur yang sesuai imajinasi mereka. Melalui sebuah proses, blok-blok yang digunakan untuk menyusun struktur/model.

Menurut Sutabri (2012:1)[2], “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi saat tertentu di dalam dunia bisnis. Bisnis adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut transaksi. Misalnya, penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan yang betul-betul ada dan terjadi. Dari definisi dan uraian data tersebut dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi.

Berdasarkan kedua pendapat yang diberikan para ahli maka dapat disimpulkan bahwa data merupakan kumpulan fakta/kejadian yang tayang dan dapat diolah sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai.

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3)[2], data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai dibawah ini:

  1. Klasifikasi data menurut jenis data, yaitu:
    1. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data)
      Data hitung adalah hasil penghitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.
    2. Data Ukur (Measurement Data)
      Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka yang ditunjukan alat barometer atau termometer adalah hasil proses pengukuran.
  2. Klasifikasi data menurut sifat data, yaitu:
    1. Data Kuantitatif (Quantitative Data)
      Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
    2. Data Kualitatif (Qualitative Data)
      Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya.
    3. Klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:
      1. Data Internal
        Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
      2. Data External
        Data external adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data external ini terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu:
        1. Data External Primary
          Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.
        2. Data External Secondary
          Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

3. Pengolahan Data

Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data.

Menurut Sutabri (2012:6)[2], pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:

1. Penyimpanan Data (Data Storage)

Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tipe, harddisk, dan lain sebagainya. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbnetuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

    1. File Induk (Master File)
      File induk ini berisi data-data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.
    2. File Transaksi (Detail File)
      File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.

Pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikan, dan lain sebagainya.

2. Penanganan Data (Data Handling)

Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance). Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi.

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Sutabri (2012:10)[2], “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Menurut Kadir (2014:61)[1], Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling berkaitan yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa sistem merupakan sebuah kumpulan bagian atau subsistem yang menjadi satu serta dirancang agar mencapai tujuan.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[2], model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components)
    Menurut Sutabri (2012:20)[2], Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang seling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super sistem”.
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Menurut Sutabri (2012:20)[2], Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)
    Menurut Sutabri (2012:20)[2], Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface)
    Menurut Sutabri (2012:20)[2], Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input)
    Menurut Sutabri (2012:20)[2], Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran Sistem (Output)
    Menurut Sutabri (2012:20)[2], Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsitem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi sub sistem lain.
  7. Pengolah Sistem (Proses)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  8. Sasaran Sistem (Objective)
    Menurut Sutabri (2012:20)[2], Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujujuan yang telah direncanakan.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:22)[2], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
    Sistem abstak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.
  2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatn manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
  3. Sistem Determinasi dan Sistem Probabilistik
    Sistem yang berinteraksi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.
  4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk sub sistem lainnya.

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Menurut Sutabri (2012:29)[2], “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.

Menurut Amin (2012:72)[3], “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima dan digunakan untuk mengambil keputusan”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu.

2. Fungsi Informasi

Menurut Sutabri (2012:31)[2], fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.

3. Siklus Informasi

Menurut Sutabri (2012:33)[2], data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menangkap informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Tindakan si penerima menjadi sebuah data baru. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).

Menurut Mustakini (2009:40), telah diketahui bahwa data perlu diolah untuk dijadikan informasi yang berguna lewat suatu siklus. Siklus ini disebut dengan siklus pengolahan data (data processing life cycle) atau disebut juga dengan nama siklus informasi (information life cycle).

Sumber: Mustakini (2009:40)
Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data

Dari gambar di atas terlihat, bahwa untuk melakukan siklus pengolahan data diperlukan tiga buah komponen, yaitu komponen input, komponen model, dan komponen output. Dengan demikian, sistem informasi yang juga melakukan proses pengolahan data juga akan membutuhkan tiga komponen ini.

Data yang masih belum diolah perlu disimpan untuk pengolahan lebih lanjut, karena tidak semua data yang diperoleh langsung diolah. Pada umumnya, data yang diperoleh disimpan terlebih dahulu yang nantinya setiap saat dapat diambil untuk diolah menjadi informasi. Data ini disimpan di simpanan (storage) dalam bentuk database. Data yang ada di basis data ini yang nantinya akan digunakan untuk menghasilkan informasi. Siklus pengolahan data yang dikembangkan ini disebut dengan extended data processing life cycle.

Sumber : Mustakini (2009:41)
Gambar 2.2 Siklus Pengolahan Data Yang Dikembangkan

Dari siklus ini data yang dikembangkan, terlihat bahwa untuk melakukan pengolahan data, maka diperlukan tambahan sebuah komponen lagi, yaitu komponen basis data. Dengan demikian, komponen-komponen sistem informasi yaitu komponen input, komponen model, dan komponen output sekarang bertambah sebuah komponen lagi, yaitu komponen basis data.

4. Jenis-Jenis Informasi

Menurut Sutabri (2012:34)[2], dapat disimpulkan bahwa informasi dalam manajemen diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek seperti yang akan dipaparkan berikut ini:

1. Informasi berdasarkan persyaratan

Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Informasi yang tepat waktu
      Pada hakekatnya makna informasi yang tepat waktu adalah sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan di muka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.
    2. Informasi yang relevan
      Sebuah informasi yang disampaikan oleh seoarang manajer kepada bawahan harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapat perhatian.
    3. Informasi yang benilai
      Yang dimaksud informasi yang bernilai adalah informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan. Seperti yang telah dijelaskan di depan, suatu keputusan adalah hasil pilihan dari sejumlah alternatif tersebut, informasi ini akan mempunyai nilai pendukung yang amat berharga dan memliki manfaat bagi suatu pengambilan keputusan.
    4. Informasi yang dapat dipercaya
      Suatu informasi harus dapat dipercaya (realiable) dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.

2. Informasi berdasarkan dimensi waktu

Informasi berdasarkan dimensi waktu ini iklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

    1. Informasi masa lalu
      Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun dalam penyimpanannya pada data storage perlu disusun secara rapih dan teratur.
    2. Informasi masa kini
      Dan sifatnya sendiri suah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang (current event). Berkat teknologi canggih dalam bentuk komputer, pengelolaan informasi jenis ini dapat dilakukan dengan cepat.

3. Informasi berdasarkan sasaran

Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Informasi individual
      Informasi individual (individual information) ialah informasi yang ditunjukan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.
    2. Informasi komunitas
      Informasi komunitas (community information) adalah infromasi yang ditunjukan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu di masyarakat.

5. Nilai Informasi

Menurut Sutabri (2012:37)[2], nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

  1. Mudah diperoleh
  2. Luas dan lengkap
  3. Ketelitian
  4. Kecocokan
  5. Ketepatan waktu
  6. Kejelasan
  7. Keluwesan
  8. Dapat dibuktikan
  9. Tidak ada prasangka
  10. Dapat diukur

6. Kualitas Informasi

Menurut Sutabri (2012:41)[2], kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu::

  1. Akurat (Accurate)
    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
  2. Tepat Waktu (Timeline)
    Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
  3. Relevan (Relevance)
    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Nugroho (2011:128)[4], “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang mempunyai fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik”.

Menurut Sutabri (2012:46)[2], “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian, dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya.

2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Jogianto dalam bukunya Yakub (2012:20)[5] sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen sistem informasi disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Komponen sistem informasi tersebut terdiri dari blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block) dan basis data (database block).

  1. Blok Masukan (Input Block)
    Input memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi juga metode-metode untuk menangkap data yang dimasukkan.
  2. Blok Model (Model Block)
    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.
  3. Blok Keluaran (Output Block)
    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
  4. Blok Teknologi (Technologi Block)
    Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan, mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan.
  5. Blok Basis Data (Database Block)
    Basis Data (database) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya

3. Tujuan Sistem Informasi

Menurut Mustakini (2010:13), Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi (Information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.

Tujuan sistem informasi terdiri dari Kegunaan (Usefulness), Ekonomi (Economic), Keandalan (Realibility), Pelayanan Langganan (Customer Service), Kesederhanaan (Simplicity), dan Fleksibilitas (Fleksibility).

  1. Kegunaan (Usefulness)
    Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam organisasi.
  2. Ekonomi (Economic)
    Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.
  3. Keandalan (Realibility)
    Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.
  4. Pelayanan Langganan (Customer Service)
    Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.
  5. Kesederhanaan (Simplicity)
    Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.
  6. Fleksibilitas (Fleksibility)
    Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

Metode Penelitian

1. Tahapan Pengumpulan Data

Menurut Rapina (2011:15)[6], teknik pengumpulan data, yaitu:

  1. Studi Lapangan
    Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan, dengan cara:
    1. Observasi
      Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian.
    2. Wawancara
      Wawancara merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian.
    3. Dokumentasi
      Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan semua hal yang diperlukan yang dapat menunjang keberhasilan penelitian.
  2. Studi Kepustakaan
    Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, dan mendalami literature-literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Tahapan Analisa Sistem

Menurut Murad (2013:51)[7], tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.

Menurut Sutabri (2012:220)[2], proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi. Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
  2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.
  3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.
  4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.
  5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

Selama tahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagai berikut:

  1. Mengumumkan penelitian sistem
    Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.
  2. Mengorganisasikan tim proyek
    Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif daripada hanya pasif.
  3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
    Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.
  4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
    Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.
  5. Menyiapkan usulan rancangan
    Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.
  6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek
    Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek akan maju ke tahap rancangan.

3. Tahapan Perancangan Sistem

Menurut Nasution (2012:118)[8], “Desain atau perancangan adalah tahapan dimana dimulai analisa mengenai bentuk input sistem, rancangan database, output sistem dan skema alur kerja program”.

Menurut Sutabri (2012:225)[2], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.
  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.
  3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.
  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.
  5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

Adapun langkah-langkah umum yang harus dilakukan pada tahap rancangan sistem adalah sebagai berikut:

  1. Menyiapkan rancangan sistem yang terperinci
    Analis bekerja sama dengan pemakai mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat yang dijelaskan dalam modul.
  2. Mengindentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem
    Sekarang analis harus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merek atau model) peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.
  3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
    Analis bekerjasama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja dengan kendala yang ada.
  4. Memilih konfigurasi yang terbaik
    Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analisa membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.
  5. Menyiapkan usulan penerapan
    Analis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.
  6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem
    Keputusan untuk terus pada tahap penerapan ini sangat penting karena usaha ini akan sangat berpengaruh terhadap jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biaya, penerapan akan disetujui.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis sistem, maka dibuat suatu rancangan dalam bentuk diagram-diagram UML, sehingga rancangan sistem lebih mudah dipahami, baik bagi pengembang sistem maupun pengguna sistem.

4. Tahap Implementasi Sistem

Menurut Murad (2013:52)[7], “Tahap ini merupakan tahapan dalam pengimplementasikan sistem yang sudah dirancang dan dilakukan pengujian secara unit, agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem dan segera dilakukan perbaikan”.

Menurut Nasution (2012:118)[8], “Implementasi atau pengujian adalah tahapan dimana software yang telah selesai dikembangkan dilakukan pengujian dengan metode blackbox agar semua komponen sistem apakah sesuai dengan analisis kebutuhan pada awal perancangan”.

Menurut Sutabri (2012:229)[2], setelah sistem dianalisis dan dirancang dengan menggunakan teknologi yang sudah diseleksi dan dipilih maka tiba saatnya bagi sistem tersebut untuk diimplementasikan. Adapun tujuan utama dari tahap implementasi sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Pengkajian mengenai rangkaian sistem, perangkat lunak, dan perangkat keras dalam bentuk sistem jaringan informasi terpusat agar dapat diperoleh sebuah bangunan atau arsitektur sistem informasi.
  2. Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

Konsep Dasar Analisa SWOT

1. Definisi Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011:199)[9], penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan external opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

  1. Kuadran 1
    Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).
  2. Kuadran 2
    Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).
  3. Kuadran 3
    Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer. .
  4. Kuadrat 4
    Ini merupakan situasai yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Menurut Yusmini (2011:68)[10], definisi analisa SWOT sebagai berikut: Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan Analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

2. Tujuan Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011:197)[9], tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi.

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Prototipe merupakan bentuk awal (contoh) atau standar ukuran dari sebuah entitas. Dalam desain, sebuah prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya atau sebelum diproduksi secara massal.

Dalam menyelesaikan proyek software akan terdapat satu pendapat bahwa masalah pertama adalah memperoleh kebutuhan dari user. Permasalahan kedua adalah berdasarkan persetujuan spesifikasi fungsional (FS). Spesifikasi fungsional mencoba untuk menggambarkan sistem yang berbasis grafik dan narasi, tetapi gambar dan penjelasan tidak dapat menerangkan cara sistem tersebut berjalan, berlaku, dan mempengaruhi bisnis user. Sebagai tambahan, spesifikasi fungsional biasanya menimbulkan kesalah pahaman.

Kesalah pahaman antara user dan analis mengakibatkan perubahan yang berarti atau sistem tidak akan pernah sempurna dalam pelaksanaannya atau sekaligus ditolak. Prototipe dapat memecahkan masalah ini untuk tipe-tipe tertentu dalam sistem.

Seperti halnya ketika akan menilai sebuah mobil tanpa mencobanya, user juga tidak dapat menilai dari spesifikasi fungsional, bagaimana sistem akan berlaku dan berjalan. Tetapi jika user dapat melihat, menyentuh dan 12 menggunakan ‘model’ atau prototipe dari tujuan sistem dapat langsung menilai kegunaan sistem. Jika perubahan diperlukan prototipe dapat dimodifikasi, memungkinkan dimodifikasi beberapa kali sampai keadaaan yang ditetapkan user.

2. Keuntungan dari Prototipe

  1. User dapat mempertimbangkan sedikit perubahan selama masih bentuk prototipe.
  2. Memberikan hasil yang lebih akurat dari pada perkiraan sebelumnya, karena fungsi yang diinginkan dan kerumitannya sudah dapat diketahui dengan baik.
  3. User merasa puas. Pertama, user dapat mengenal melalui komputer. Dengan melakukan prototipe (dengan analisis yang sudah ada), user belajar mengenai komputer dan aplikasi yang akan dibuatkan untuknya. Kedua, user terlibat langsung dari awal dan memotivasi semangat untuk mendukung analisis selama proyek berlangsung

Teori Khusus

Konsep Dasar Pengembangan

1. Definisi Pengembangan Sistem

Menurut Jogiyanto H.M (2010:59)[11], pengembangan sistem didefinisikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan (opportunities) yang timbul.

2. Tujuan Pengembangan Sistem

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap pengembangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut :

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user).
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan pengembangan yang dapat memberikan kemudahan kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengguna sistem.

Definisi SiS+

1. Definisi SiS+

Student iLearning Service Plus atau biasa disebut SiS+ adalah sebuah sistem yang dirancang khusus berbasis online untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada mahasiswa dan berfungsi untuk memberikan informasi mengenai :

  1. Jadwal perkuliahan mahasiswa.
  2. Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa.
  3. Tabel Indeks Prestasi Komulatif (IPK).
  4. Daftar Nilai.
  5. Menyediakan layanan formulir yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam mengikuti kegiatan perkuliahan dan sebagainya secara cepat dan real-time.
Gambar 2.3 Logo SiS+

2. Kelebihan SiS+

Terdapat 6 kelebihan dari SiS+, diantaranya :

  1. Dapat diakses kapanpun dan dimanapun, 24 jam 7 hari 365 hari.
  2. Single Sign On (SSO) with Email Rinfo.
  3. Simple, powerful, and easy to used.
  4. Compatible all device.
  5. Easy Get Data with Smart Searching.
  6. Data berupa daftar nilai dan formulir online dapat di download dan disimpan dalam bentuk PDF.

Definisi SiS+ Konsultasi

SiS+ Konsultasi merupakan sistem pelayanan kampus khusus untuk dosen, yang menyediakan berbagai kebutuhan dosen untuk mahasiswa yang ingin melakukan konsultasi perihal bimbingan dan perkuliahan. SiS+ Konsultasi memiliki berbagai kemudahan dan juga fitur-fitur yang sangat menarik serta berbagai fungsi yang mendukung guna terjadinya sebuah rekapan konsultasi yang baik antara dosen dan mahasiswa.

Konsep Dasar Website

1. Definisi Website

Menurut Murad (2013:49), “Web adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

Menurut Arief (2011:7)[12], “Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan protokol HTTP (hypertext transfer protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan website adalah sebuah tempat di internet, yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi client sehingga memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.

2. Jenis-Jenis Website

Menurut Arief (2011:8)[12], ditinjau dari aspek content atau isi, web dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: web statis dan web dinamis. Selain dari sisi content atau isi, web statis dan web dinamis dapat dilihat dari aspek teknologi yang digunakan untuk membuat jenis web tersebut. Adapun jenis-jenis web:

  1. Web statis adalah web yang isinya atau content tidak berubah-ubah. Maksudnya adalah isi dari dokumen web tersebut tidak dapat diubah secara cepat dan mudah. Ini karena teknologi yang digunakan untuk membuat dokumen web ini tidak memungkinkan dilakukan perubahan isi atau data. Teknologi yang digunakan untuk web statis adalah jenis client side scripting seperti HTML, Cascading Style Sheet (CSS). Perubahan isi atau data halaman web statis hanya dapat dilakukan dengan cara mengubah langsung isinya pada file mentah web tersebut.
  2. Web dinamis adalah jenis web yang content atau isinya dapat berubah-ubah setiap saat. Web yang banyak menampilkan animasi flash belum tentu termasuk web dinamis karena dinamis atau berubah-ubah isinya tidak sama dengan animasi. Untuk melakukan perubahan data, user cukup mengubahnya langsung secara online di internet melalui halaman control panel atau administrasi yang biasanya telah disediakan untuk user administrator sepanjang user tersebut memiliki hak akses yang sesuai.

3. Definisi Internet

Menurut eWolf Community (2012:1)[13], Internet merupakan singkatan dari Interconnection Networking, yaitu jaringan komputer dalam skala dunia. Internet terdiri dari banyak jaringan komputer lokal yang saling terhubung sehingga membentuk jaringan global dengan segala macam aturan (protokol). Protokol utama yang digunakan saat ini adalah TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol), yaitu sekumpulan aturan untuk komunikasi data antar komputer dalam suatu jaringan.

Menurut Ananda (2009:1)[14], Internet adalah rangkaian komputer yang terhubung satu sama lain.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa internet adalah komputer yang terhubung melalui jaringan dan saling berkomunikasi dengan waktu dan wilayah yang tak terbatas.

4. Definisi Online

Menurut Wikipedia Secara umum, online menunjukkan keadaan konektivitas. Beberapa arti kata lainnya yang lebih spesifik adalah sebagai berikut :

  1. Dalam percakapan umum, jaringan/network yang lebih besar dalam konteks ini biasanya lebih mengarah pada internet, sehingga online menjelaskan status bahwa ia dapat diakses melalui internet.
  2. Secara lebih spesifik dalam sebuah sistem yang terkait pada ukuran dalam satu aktifitas tertentu, sebuah elemen dari sistem tersebut dikatakan online jika elemen tersebut beroperasional. Sebagai contoh, Sebuah instalasi pembangkit listrik dikatakan online jika ia dapat menyediakan listrik pada jaringan elektrik.
  3. Dalam telekomunikasi, istilah online memiliki arti lain yang lebih spesifik.

Suatu alat diasosiasikan dalam sebuah sistem yang lebih besar dikatakan online bila berada dalam kontrol langsung dari sistem tersebut. Dalam arti jika ia tersedia saat akan digunakan oleh sistem (on-demand), tanpa membutuhkan intervensi manusia, namun tidak dapat beroperasi secara mandiri di luar sistem tersebut.

Konsep Dasar HTML

1. Definisi HTML

Menurut Oktavian (2010:13)[15], “HTML adalah suatu bahasa yang dikendalikan oleh web browser untuk menanpilkan informasi dengan lebih menarik dibandingkan dengan tulisan teks biasa (plain text).”

Menurut Simarmata (2010:52)[16], HTML adalah bahasa markup untuk menyebaran informasi pada web. Ketika merancang HTML, ide ini diambil dari Standart Generalized Markup Language (SGML). SGML adalah cara yang terstandarisasi dari pengorganisasian dan informasi yang terstruktur di dalam dokumen atau sekumpulan dokumen. Walaupun HTML tidak dengan mudah dapat dipahami kebanyakan orang, ketika diterbitkan penggunaanya menjadi jelas.

Menurut Arief (2011:23)[12], “HTML atau HyperText Markup Language merupakan salah satu format yang digunakan dalam pembuatan dokumen dan aplikasi yang berjalan di halaman web. Dokumen ini dikenal sebagai web page. Dokumen HTML merupakan dokumen yang disajikan pada web browser”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, HTML adalah bahasa yang sangat tepat dipakai untuk menampilkan informasi pada halaman web, karena HTML menampilkan informasi dalam bentuk hypertext dan juga mendukung sekumpulan perintah yang dapat digunakan untuk mengatur tampilnya informasi tersebut, sesuai dengan namanya, bahasa ini menggunakan tanda (markup) untuk menandai perintah-perintahnya.

2. Tag Yang Sering Digunakan

Menurut Oktavian (2010:14)[15], ada banyak ragam tag yang tersedia dalam HTML, namun disini tidak akan dibahas semuanya. Berikut adalah daftar tag yang sering digunakan dalam mempelajari pembuatan web, yaitu:

  1. Tag <!..>
    Digunakan untuk menandai sebuah komentar suatu kode (script) dengan tanda ini, maka browser tidak akan menerjemahkannya.
  2. Tag <a>
    Singkatan dari anchor, tag ini digunakan untuk membuat sebuah tautan (link) antar web. Ciri dari link adalah :
    1. Bila link belum pernah diakses (klik) maka akan berwarna biru dan bergaris bawah.
    2. Bila sudah pernah diakses (klik) maka akan berubah menjadi ungu dan tetap bergaris bawah.
    3. Bila sedang aktif (diklik) maka akan berwarna merah dan bergaris bawah.

Definisi QR Code

QR Code adalah image berupa matriks dua dimensi yang memiliki kemampuan untuk menyimpan data di dalamnya. QR Code merupakan evolusi dari kode batang (barcode). Barcode merupakan sebuah simbol penandaan objek nyata yang terbuat dari pola batang-batang berwarna hitam dan putih agar mudah untuk dikenali oleh komputer. Contoh sebuah QR Code dapat dilihat pada gambar

Gambar 2.4 Contoh QR Code

QR Code merupakan singkatan dari Quick Response Code, atau dapat diterjemahkan menjadi kode respon cepat. QR Code dikembangkan oleh Denso Corporation, sebuah perusahaan Jepang yang banyak bergerak di bidang otomotif. QR Code ini dipublikasikan pada tahun 1994 dengan tujuan untuk pelacakan kendaraan di bagian manufaktur dengan cepat dan mendapatkan respon dengan cepat pula. Prosedur pembangkitan QR Code dari sebuah teks dapat dijelaskan dengan diagram alir pada gambar

Gambar 2.5 Diagram alir proses pembangkitan QR Code

Langkah-langkah untuk untuk membaca QR Code menjadi teks aslinya merupakan reverse atau kebalikan dari langkah-langkah pada pembangkitan QR Code. Secara umum prosedur pembacaan QR Code dapat dijelaskan dengan diagram alir pada gambar

Gambar 2.6 Diagram alir proses pembacaan QR Code

Seiring berkembangnya QR Code, semakin banyak penelitian yang dilakukan mengenai kode simbol ini. Berbagai penelitian terus dilakukan, baik untuk menambah jumlah data yang dapat disimpan dalam QR Code, menambah resistensi terhadap kerusakan, dan lain-lain. Beberapa penelitian yang telah dilakukan diantaranya adalah :

  1. Pembuatan aplikasi pembacaan QR Code menggunakan perangkat mobile berbasis J2ME
  2. Pada penelitian ini dibuat aplikasi pembaca QR Code menggunakan perangkat mobile berbasis sistem operasi J2ME dengan kamera digital yang terintegrasi pada mobile tersebut. Pada penelitian ini juga di analisis tingkat akurasi pembaca QR Code tersebut sehingga ditemukan parameter yang mempengaruhi tingkat akurasinya.
  3. QR Code untuk tandatangan digital.
  4. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan QR Code untuk tanda tangan digital. Data yang di-encode adalah message digest dari artikel atau tulisan yang akan dibuat tanda tangan digitalnya. Pada penelitian ini juga dibuat sebuah perangkat lunak yang langsung men-generate QR Code dari masukan berupa tulisan/artikel yang akan dibuat tanda tangan digiltalnya.
  5. QR Code untuk autentikasi novel user.
  6. Pada penelitian ini, QR Code digunakan sebagai autentikasi user pada sebuah jaringan internet untuk mobile phone.
  7. QR Code untuk edukasi.
  8. Pada penelitian ini dijelaskan manfaat QR Code untuk edukasi, karena peneliti mengungkapkan bahwa selama ini QR Code kebanyakan hanya digunakan untuk kepentingan komersil. Contohnya adalah penggunaan QR Code untuk katalog perpustakaan. Sumber : Jurnal KNIF-2011.

1. Anatomi QR Code

Gambar 2.7 Anatomi QR Code

Beberapa penjelasan anatomi QR Code Menurut Ariadi (2011) antara lain :

    1. Finder Pattern berfungsi untuk identifikasi letak QR Code.
    2. Format Information berfungsi untuk informasi tentang error correction level dan mask pattern.
    3. Data berfungsi untuk menyimpan data yang di kodekan.
    4. Timing Pattern merupakan pola yang berfungsi untuk identifikasi koordinat pusat.
    5. QR Code, berbentuk modul hitam putih.
    6. Alignment Pattern merupakan pola yang berfungsi memperbaiki penyimpangan QR Code terutama distorsi non linier.
    7. Version Information adalah versi dari sebuah QR Code.
    8. Quiet Zone merupakan daerah kosong di bagian terluar QR Code yang mempermudah mengenali pengenalan QR oleh sensor CCD.
    9. QR Code version adalah versi dari QR Code yang digunakan.

2. Versi QR Code

Gambar 2.8 Versi QR Code

QR Code dapat menghasilkan 40 versi yang berbeda dari versi 1 (21 x 21 modul) sampai versi 40 (177 x 177 modul). Tingkatan Versi QR Code 1 dan 2 berbeda 4 modul berlaku sampai dengan versi 40. Setiap versi memiliki konfigurasi atau jumlah modul yang berbeda. Modul ini mengacu pada titik hitam dan putih yang membentuk suatu QR Code. Setiap versi QR Code memiliki kapasitas maksimum data, jenis karakter dan tingkat koreksi kesalahan. Jika Jumlah data yang ditampung banyak maka modul yang yang akan diperlukan dan menjadikan QR Code menjadi lebih besar (Denso, 2011).

3. Mengoreksi Kesalahan QR Code

Tabel 2.1 Level Koreksi

QR Code mampu mengoreksi kesalahan dan pengembalian data dalam pembacaan kode apabila QR Code kotor atau rusak. Menurut Denso (2011), Ada 4 tingkatan koreksi kesalahan dalam QR Code :

Semakin tinggi tingkat koreksi kesalahan semakin besar juga versi QR Code. Faktor lokasi dan lingkungan operasi perlu di timbangkan dalam menentukan level QR Code. Level Q dan H baik digunakan di pabrik yang kotor, sedangkan L untuk tempat yang bersih. Level yang sering digunakan adalah level M dengan perkiraan koreksi mencapai 15%.

4. Manfaat QR Code

Beberapa manfaat yang terdapat pada QR Code menurut Denso (2011) antara lain :

  1. Kapasitas tinggi dalam menyimpan data
    Sebuah QR Code tunggal dapat menyimpan sampai 7.089 angka.
  2. Ukuran yang kecil
    Sebuah QR Code dapat menyimpan jumlah data yang sama dengan barcode 1D dan tidak memerlukan ruang besar.
  3. Dapat mengoreksi kesalahan
    Tergantung pada tingkat koreksi kesalahan yang dipilih, data pada QR code yang kotor atau rusak sampai 30% dapat diterjemahkan dengan baik.
  4. Banyak jenis data
    QR Code dapat menangani angka, abjad, simbol, karakter bahasa Jepang, Cina atau Korea dan data biner.
  5. Kompensasi distorsi
    QR Code tetap dapat dibaca pada permukaan melengkung atau terdistorsi.
  6. Kemampuan menghubungkan
    Sebuah QR Code dapat dibagi hingga 16 simbol yang lebih kecil agar sesuai dengan ruang. Simbol-simbol kecil yang dibaca sebagai kode tunggal apabila di scan menurut urutan.

5. Fungsi QR Code

QR Code berfungsi bagaikan hipertaut fisik yang dapat menyimpan alamat dan URL, nomer telepon, teks dan sms yang dapat digunakan pada majalah, surat harian, iklan, pada tanda-tanda bus, kartu nama ataupun media lainnya. Atau dengan kata lain sebagai penghubung secara cepat konten daring dan konten luring. Kehadiran kode ini memungkinkan audiens berinteraksi dengan media yang itempelinya melalui ponsel secara efektif dan efisien. Pengguna juga dapat menghasilkan dan mencetak sendiri QR Code untuk orang lain dengan mengunjungi salah satu dari beberapa ensiklopedia kode QR.

    1. Kepentingan komersial
      Selain itu, desain QR memungkinkan penggunanya untuk memasukkan logo perusahaan, klip video ataupun foto ke QR Code, tanpa menghilangkan substansi informasi apapun dari sumber yang dimasukkan. Contoh penggunaan QR Code yang didalamnya memuat konten klip video adalah QR Code yang digunakan oleh kelompok penyanyi dari Inggris bernama Pet Shop Boys pada tahun 2007. Ketika kode di pindai dengan benar, maka pengguna akan diarahkan ke situs Pet Shop Boys. Selain itu pada tahun 2009 kode QR digunakan untuk kampanye pemasaran Movie 9 di San Diego Comic Con. Pada saat itu, pelanggan diberikan kartu yang menampilkan QR Code yang telah terintegrasi dengan karya seni yang bersangkutan. Jadi, pelanggan dapat mengakses cuplikan film melalui QR Code tersebut.
    2. Kepentingan umum
      Kode QR dapat dimanfaatkan sebagai keamanan makanan dengan cara menambahkan QR Code yang berisikan data-data mengenai kandungan nutrisi dan masa kadaluarsa pada tiap label makanan sehingga pelanggan dapat merasa lebih aman dalam memilih makanan yang dibeli sebab mereka dapat mengetahui informasi-informasi tentang makanan tersebut. Di Jepang, hal ini telah diterapkan oleh McDonald. Terdapat 19 jenis "sandwich" yang diberi kode QR yang mengandung informasi alergi, jumlah kalori dan nutrisi yang terkandung dalam sandwich tersebut. Selain itu kode QR juga dapat diberikan di halte bus, sehingga penumpang dapat mengetahui keberadaan bus yang sedang ditunggu. Cara kerjanya adalah dengan memberikan hipertaut ke kamera CCTV di setiap jalan melalui koneksi internet pada ponsel. Lebih lanjut lagi, kode QR dapat dipasang pada kartu pelajar, sehingga akan mempermudah proses absensi sisw dan mempermudah akses bagi para siswa, guru, dan orang tua murid kepada informasi proses belajar mengajar.

6. Cara Penggunaan QR Code

QR Code dapat digunakan pada ponsel yang memiliki aplikasi pembaca kode QR dan memiliki akses internet GPRS atau WiFi atau 3G untuk menghubungkan ponsel dengan situs yang dituju via QR Code tersebut. Pelanggan, yang dalam hal ini adalah pengguna ponsel hanya harus mengaktifkan program pembaca QR Code, mengarahkan kamera ke QR Code, selanjutnya program pembaca QR Code akan secara otomatis memindai data yang telah tertanam pada kode QR. Jika QR Code berisikan alamat suatu situs, maka pelanggan dapat langsung mengakses situs tersebut tanpa harus lebih dulu mengetikkan alamat dari situs yang dituju. Jika ingin mengakses QR Code dengan ponsel tanpa kamera, maka hal pertama yang harus dilakukan oleh pengguna adalah dengan menjalankan terlebih dahulu aplikasi peramban yang ada pada ponsel, lalu masukkan URL halaman yang bersangkutan, selanjutnya masukkan “ID” atau 7 digit nomor yang tertera dibawah kode dan klik tombol Go, maka pengguna akan memperoleh konten digital yang diinginkan. Hal ini tentu mempermudah pelanggan dalam mendapatkan informasi yang ditawarkan oleh pemilik usaha. Jenis-Jenis aplikasi yang dapat membaca QR Code antara lain misalnya Kaywa Reader, yang dapat di install pada ponsel nokia, iMatrix, aplikasi untuk iPhone dan ZXing Decoder Online yang dapat digunakan untuk mendekode kode QR berupa imaji dengan memasukkan URL image maupun dengan meng-uploadnya

7. Macam-macam QR Code

QR Code memiliki kapasitas tinggi dalam data pengkodean, yaitu mampu menyimpan semua jenis data, seperti data numerik, data alphabetis, kanji, kana, hiragana, simbol, dan kode biner. Secara spesifik, QR Code mampu menyimpan data jenis numerik sampai dengan 7.089 karakter, data alphanumerik sampai dengan 4.296 karakter, kode binari sampai dengan 2.844 byte, dan huruf kanji sampai dengan 1.817 karakter. Selain itu QR Code memiliki tampilan yang lebih kecil dari pada kode batang. Hal ini dikarenakan kode QR mampu menampung data secara horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis ukuran dari tampilannya gambar kode QR bisa hanya seperspuluh dari ukuran sebuah kode batang. Tidak hanya itu QR Code juga tahan terhadap kerusakan, sebab QR Code mampu memperbaiki kesalahan sampai dengan 30%. Oleh karena itu, walaupun sebagian simbol QR Code kotor ataupun rusak, data tetap dapat disimpan dan dibaca. Tiga tanda berbentuk persegi di tiga sudut memiliki fungsi agar simbol dapat dibaca dengan hasil yang sama dari sudut manapun sepanjang 360 derajat.

8. Model-Model QR Code

  1. Qr code model 1 dan model 2
  2. Gambar 2.9 Contoh QR Code Model 1

    Model 1 adalah QR Code asli, dapat menampung 1.167 angka dengan versi maksimum 14 (73 x 73 modul).

    Gambar 2.10 Contoh QR Code Model 2

    Model 2 adalah penyempurnaan dari model 1 dengan versi terbesar 40 (177 x 177 modules), yang mampu menyimpan sampai 7.089 angka.

  3. Micro qr code
    Versi terbesar dari kode ini adalah M4 (17 x 17 modul) yang dapat menyimpan hingga 35 angka. Fitur utama dari Micro QR Code adalah hanya memiliki itu pola deteksi posisi, dibandingkan dengan regular QR Code yang memerlukan sejumlah tempat karena pola deteksi posisi yang terletak di tiga sudut simbol. QR Code biasa membutuhkan setidaknya empat modul yang lebar di sekitar simbol, sedangkan Micro QR Code hanya membutuhkan cukup dua modul margin. Konfigurasi Micro QR Code memungkinkan pencetakan di tempat lebih kecil dari QR Code.
  4. iQR Code
    Kode yang dapat dihasilkan dari salah satu modul, persegi atau persegi panjang. Dan dapat di cetak sebagai kode inversi hitam putih atau kode pola dot (bagian penanda). Versi terbesar dari kode ini dapat mencapai 61 (422x 422 modul), yang dapat menyimpan 40.000 angka.
  5. SQRC
    Jenis QR Code ini dilengkapi dengan membaca fungsi pembatas. Ini dapat digunakan untuk menyimpan informasi pribadi untuk mengelola informasi internal perusahaan dan sejenisnya.
  6. LogoQ
    Jenis QR Code yang dapat menggabungkan fitur desain tingkat tinggi seperti ilustrasi, huruf dan logo. QR Code ini menggunakan Logika Since proprietary.

Definisi PHP

Menurut Nugroho (2009:113)[4], “PHP merupakan bahasa standar yang digunakan dalam dunia website, PHP adalah bahasa program yang berbentuk skrip yang diletakkan di dalam serve web”.

Menurut Arief (2011:43)[12], definisi PHP adalah sebagai berikut : PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena merupakan server-side scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam format HTML.

Menurut Wardana (2010:7)[17], “PHP adalah bahasa scripting yang menyatu dengan HTML (kode dasar website) dan dijalankan pada server side. Artinya, semua sintaks PHP yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan pada server, sedangkan yang dikirimkan ke browser hanya hasilnya saja”.

Menurut Prasetio (2012:122)[18], “PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa script yang ditanam di sisi server”.

Menurut Oktavian (2010:31)[15], “PHP adalah akronim dari Hypertext Preprocessor, yaitu suatu bahasa pemrograman berbasisikan kode-kode (script) yang digunakan untuk mengolah suatu data dan mengirimkannya kembali ke web browser menjadi kode HTL”. Kode PHP mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu :

  1. Hanya dapat dijalankan menggunakan web server, misal: Apache.
  2. Kode PHP diletakkan dan dijalankan di web server.
  3. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses database, seperti: MySQL.
  4. Merupakan software yang bersifat open source.
  5. Gratis untuk di-donwload dan digunakan.
  6. Memiliki sifat multipaltform, artinya dapat dijalankan menggunakan sistem operasi apapun, seperti: Linux, Unix, Windows, dan lain-lain.

Menurut Anhar (2010:3)[19], definisi PHP adalah sebagai berikut : PHP singkatan dari PHP: Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru atau up to date. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan.

Definisi YII Framework

Yii adalah framework (kerangka kerja) PHP berbasis-komponen, berkinerja tinggi untuk pengembangan aplikasi web berskala-besar. Yii adalah free software dengan lisensi BSD licence, aplikasi web framework open-source yang ditulis dengan PHP5. Yii menyediakan reusability maksimum dalam pemrograman Web dan mampu meningkatkan kecepatan pengembangan secara signifikan. Nama Yii (dieja sebagai /i:/) singkatan dari "Yes It Is!".

Yii mengimplementasikan pola desain model-view-controller (MVC), yang diadopsi secara luas dalam pemrograman Web. MVC bertujuan untuk memisahkan logika bisnis dari pertimbangan antarmuka pengguna agar para pengembang bisa lebih mudah mengubah setiap bagian tanpa mempengaruhi yang lain. Dalam MVC, model menggambarkan informasi (data) dan aturan bisnis; view (tampilan) berisi elemen antar muka pengguna seperti teks, input form; sementara controller mengatur komunikasi antar model dan view.

Selain implementasi MVC, Yii juga memperkenalkan front-controller (controller-depan), yang disebut Application, yang mengenkapsulasi konteks eksekusi untuk memproses sebuah request. Application mengumpulkan beberapa informasi mengenai request pengguna dan kemudian mengirimnya ke controller yang sesuai untuk penanganan selanjutnya. Diagram berikut memperlihatkan struktur statis sebuah aplikasi Yii :

1. Fitur Yii Framework

Menurut pengembang dan komunitas Yii Framework dari situs web resminya, berikut ini adalah fitur yang terdapat pada Yii :(Yii, 2014).

  1. Menggunakan pola MVC.Yii mengadopsi pola standar pengembangan aplikasi yang memisahkan tampilan (view), logika program (controller), dan modelnya (model).
  2. Data Access Objects (DAO), Query Builder, Active Record, dan DB Migration. Yii memungkinkan pengembang menggunakan berbagai model database dengan objek yang dapat mengurangi kompleksitas menulis pernyataan SQL berulang serta memudahkan interaksi antar database.
  3. Form input dan validasi. Yii menyediakan form input dan validasi yang memudahkan pengembang untuk bekerja dengan form dan melakukan validasi input dari form.
  4. AJAX Widget. Yii menyediakan AJAX widget yang terintegrasi dengan jQuery, berupa kontrol yang memiliki fungsi seperti auto complete, treeview, data grid dan lain-lain.
  5. Authentication dan authorization. Dukungan autentikasi dan autorisasi internal sehingga memudahkan pengembangan aplikasi dengan fitur autentikasi dan autorisasi.
  6. Skin dan theme. Yii mengimplementasikan skin dan theme yang memudahkan pengembangan aplikasi dalam merancang tampilan aplikasi.
  7. Internationalization (I18N) dan localization (L10N). Yii mendukung pengembangan aplikasi dalam multi bahasa dan lokasi seperti penggunaan waktu dan tanggal dan terjemahan antarmuka.
  8. Web Services. Yii mendukung manajemen penanganan layanan web services.
  9. Skema layer cache. Yii mendukung layer cache untuk cache data, cache halaman, dan keseluruhan aplikasi sehingga dapat meningkatan performa dengan beragam pilihan media cache. Penggunaan media cache seperti database, APC, memcache, dan sebagainya diatur tanpa melakukan perubahan besar pada kode.
  10. Penanganan error dan logging, sehingga memudahkan pengembangan dalam melakukan debug-ing aplikasi dalam masa pengembangan aplikasi.
  11. Keamanan. Yii dilengkapi dengan langkah-langkah keamanan untuk membantu mencegah aplikasi Web dari serangan seperti SQL injection, cross-site scripting (XSS), cross-site request forgery (CSRF), dan cookie tampering.
  12. Pengujian unit dan fungsional. Yii menyediakan dukungan untuk menulis dan menjalankan pengujian unit serta pengujian fungsional, menggunakan PHP Unit dan Selenium.
  13. Penghasil kode otomatis. Yii menyediakan penggunaan beragam perintah otomatis seperti meng-generate struktur dasar aplikasi, model,dan CRUD.
  14. Librari ekstension. Yii menyediakan dukungan ekstensi dan komponen tambahan sehingga beragam fitur tambahan dapat ditambahkan.

Konsep Dasar Pelayanan

Gronroos (2001:7) mendefinisikan pelayanan sebagai suatu aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi atau hal-hal yang disediakan organisasi pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan customer yang dilayani.

Sedangkan mengenai kualitas, Feigenbaum (1991) mendefinisikan bahwa kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance dimana produk dan jasa tersebut dalam pemakaianya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.

Perguruan Tinggi Raharja memiliki pelayanan kampus untuk Dosen. Yaitu sebuah pelayanan yang dilakukan untuk meningkatan mutu dosen terhadap mahasiswa yang ingin melakukan sebuah konsultasi, dimana konsultasi tersebut dilakukan oleh seorang mahasiswa kepada dosen yang ingin melakukan konsultasi perihal bimbingan dan perkuliahan.

Definisi HIPO

Menurut Praptingsih (2012:03)[20], “HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu yang digunakan untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output”.

Menurut Amsyah (2008:284)[21], bagan HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) aslinya dibuat oleh IBM sebagai alat untuk mendokumentasikan program. Bagan HIPO secara jelas memperagakan apa yang dikerjakan suatu program, data apa yang digunakan, dan keluaran yang dihasilkannya. Bagan HIPO lebih mudah dibaca dibanding dengan bagan arus, sangat rinci, fleksibel, mudah dimodifikasi, dan dikelola. Dalam membuat bagan HIPO, terdapat tiga jenis diagram, yaitu: daftar isi visual (the visual table of contents / VTOC), diagram peninjauan, dan rincian diagram.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan HIPO merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM yang sebenarnya merupakan alat dokumentasi program dan sekarang banyak digunakan sebagai alat design dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. Berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul didalam sistem digambarkan oleh fungsi utamanya.

Konsep Dasar Testing

1. Definisi Testing

Menurut Rizky (2011:237)[22], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

  1. Verifikasi
    Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.
  2. Validasi
    Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

Definisi dari standart yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut:

  1. Failure
    Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.
  2. Fault
    Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.
  3. Error
    Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.
  4. Incident
    Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.

2. Acuan dan Pengukuran Testing

Menurut Rizky (2011:256)[22], “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”.

Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

  1. Waktu
    Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.
  2. Biaya
    Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.
  3. Kinerja testing
    Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.
  4. Kerusakan
    Seperti yang telah dijelaskan di subbab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

3. Tipe dan Teknik Testing

Menurut Rizky (2011:259)[22], “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

  1. White Box Testing
    Menurut Rizky (2011:262)[22], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.
  2. Black Box Testing
    Menurut Rizky (2011:265)[22], definisi black box testing adalah sebagai berikut: Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

    1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.
    2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.
    3. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.
    4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain:

    1. Equivalence Partitioning
      Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.
    2. Boundary Value Analysis
      Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.
    3. Cause Effect Graph
      Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.
    4. Random Data Selection
      Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.
    5. Feature Test
      Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun entri data guru yang akan malakukan entri nilai.

Requirement Elicitation

1. Requirement

Menurut Guritno (2011:301)[23], “Requirement adalah sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasi software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah:

  1. Unambiguous (tidak ambigu)
  2. Complete (lengkap)
  3. Consistent (konsisten)
  4. Modifiable (dapat diubah)
  5. Traceable (dapat dilacak)
  6. Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance

Requirement diklasifikasikan sebagai berikut:u

  1. Functional requirements
    Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya ayang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
  2. Nonfunctional requirements
    Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior, response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second.
  3. Constraints (psudo requirement)
    Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.

2. Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302)[23], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Menurut Saputra (2012:51)[24], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap I
    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Tahap II
    Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya,requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Tahap III
    isi
  4. Final Draft Elisitasi
    Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Literature Review

1. Definisi Literature Review

Menurut Hermawan (2009:43)[25], “Tinjauan pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Telaah pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat”.

Menurut Semiawan (2010:104)[26], “Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan literature review adalah analisa sistem berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari peneliti yang sedang dilakukan terhadap suatu bagian keilmuan.

2. Tujuan Literature Review

Menurut Hermawan (2009:45)[25], tinjauan pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  1. Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan.
  2. Untuk menghubungkan suatu penelitian ke dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat megisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya.
  3. Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan pentingnya penelitian yang dilakukan dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitian lain dengan topik serupa.

Menurut Yuniarti (2012:3), studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolok ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu.

Literature Review

Berikut ini adalah penelitian yang sudah dilakukan dan memiliki hubungan yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini diantara nya:

tabel 2.1 Literarure Review
No Penulis Hasil Adopsi
1. Erlita Radiana (2014)Pengembangan Formulir Online Menggunakan QR Code Pada SiS+ Di Perguruan Tinggi Raharja.[27] Penelitian ini membahas mengenai pengembangan formulir mahasiswa yang sebelumnya sudah ada pada SIS ('Student Information System) dikembangkan kembali dengan konsep formulir online, sehingga mahasiswa dapat mengakses dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan koneksi internet. Peneliti mengadobsi konsep perancangan QR Code menggunakan script PHP dan Yii Framework.
2. Ary Budi Warsito, Muhamad Yusup, dan Yulianto (2014). Kajian Yii Framework Dalam Pengembangan Website Perguruan Tinggi.[28] Pembuatan sistem dibuat menggunakan Yii Framework. dengan adanya framework akan lebih mempermudah memahami mekanisme kerja dari sebuah aplikasi. Ini tentunya akan sangat membantu proses pengembangan sistem yang dilakukan secara team. Semua anggota diwajibkan untuk mempelajari proses bisnis yang dikehendaki oleh sistem untuk kemudian dituangkan ke dalam framework tersebut. Dalam artian setiap orang harus mempunyai metode yang sama dalam menyelesaikan aplikasi tersebut. Peneliti mengadopsi pembuatan sistem menggunakan YII Framework
3. Kurniati, A. (2012). Penerapan Aplikasi QR Code Reader dan QR Code Generator Secara Mobile untuk Mengelola Benda Cagar Budaya Kota Salatiga (Doctoral dissertation, Program Studi Teknik Informatika FTI-UKSW).[29] QR Code digunakan untuk menampung sebuah hyperlink sebuah alamat halaman website yang berisikan informasi mengenai benda cagar budaya. Oleh karena itu, pada penelitian ini diterapkan aplikasi QR Code Scanner dan QR Code Generator yang digabungkan dengan PHP dan MySQL untuk membangun sebuah sistem yang memanfaatkan QR Code sebagai sarana sosialisasi benda cagar budaya pada kota Salatiga. Peneliti mengadopsi konsep pembuatan QR Code Scanner yang digabungkan dengan PHP dan MySQL
4. Heribertus Ary Setyadi, Ernes Cahyo Nugroho (2014).Pengembangan Sistem Bagi Pembimbing Akademik Untuk Memantau Perkembangan Mahasiswa STMIK AUB Surakarta[30] penelitian ini menjelaskan bahwa dalam penerapan sistem ini mahasiswa dapat melakukan pengambilan mata kuliah dengan validasi prasyarat mata kuliah yang ada, memantau perkembangan mahasiswa bimbingan selama kuliah sehingga rekam jejak mahasiswa dapat dengan mudah ditelusuri. mahasiswa memasukkan nilai setelah menerima kartu hasil studi, dosen PA dapat mengetahui mata kuliah yang telah diambil mahasiswa bimbingannya serta total sks juga indeks prestasinya. Sistem ini juga dapat mencetak kartu rencana studi, transkrip nilai, rekaman akademik dan laporan bimbingan. Peneliti mengadopsi sistem yang digunakan untuk menyimpan rekam jejak yang dimiliki mahasiswa serta rekaman akademik dan hasil bimbingan.
5. Nugraha, M. Pasca, Rinaldi Munir (2011). Pengembangan Aplikasi QR Code Generator dan QR Code Reader dari Data Berbentuk Image. Institut Teknologi Bandung : Konferensi Nasional Informatika – KNIF 2011 ISSN: 2087 – 3328.[31] Penelitian ini mengimplementasikan pengembangan aplikasi QR Code Generator dan QR Code Reader, dimana data masukan berupa image, bukan teks seperti biasanya. Implementasi aplikasi ini dilakukan dengan menggunakan bahasa C# dengan framework .NET, sedangkan kakas yang digunakan adalah Microsoft Visual Studio 2008. Dan berdasarkan pengujian yang dilakukan, bahwa aplikasi QR Code dari data berbentuk image tidak fleksibel untuk diterapkan di dunia nyata, karena gambar maksimum yang dapat dijadikan QR Code terlalu kecil. Peneliti mengadopsi konsep pembuatan QR Code Reader dimana data masukan berupa gambar.
6. Sisca Rizki Aprilia, Rini Rachmawati. Penyediaan Dan Pemanfaatan Layanan Konsultasi Belajar Siswa Secara Online Dalam Sistem Pembelajaran Siswa Di Kota Yogyakarta. UGM[32] Penelitian ini menjelaskan bahwa penerapan Konsultasi Belajar Siswa (KBS) dalam sistem pembelajaran ini bertujuan untuk mengindentifikasi penyediaan dan pemanfaatan layanan KBS Online. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis data primer dan teknik pengambilan sampel yaitu kuota sampling. Pemanfaatan layanan KBS Online oleh pengguna layanan dilihat dari tujuan serta manfaat yang telah dirasakan setelah mengakses layanan menyatakan bahwa layanan tersebut bermanfaat untuk membantu proses belajar serta menambah referensi untuk belajar mandiri dengan biaya yang dikeluarkan seminim mungkin. pengembangan layanan KBS Online dari pihak pengguna layanan yaitu disediakannya layanan chat atau obrolan langsung secara online serta buku sekolah elektronik, dipercepat waktu untuk mendapatkan respon atau jawaban konsultasi secara online, ditambahkannya mata pelajaran yang dilayani. Peneliti mengadopsi konsultasi secara online agar dapat jawaban konsultasi secara online untuk membantu proses belajar dan mengajar.
7. Imam Prayogi (2015) Perancangan SiS+ Konsultasi Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Dosen dan Mahasiswa. Studi Kasus : STMIK Raharja.[33] Penelitian ini menjelaskan bahwa dibutuhkan sebuah sistem yang dapat meningkatkan mutu pelayanan dosen terhadap mahasiswa yang ingin konsultasi perihal bimbingan dan perkuliahan, serta dapat mempermudah dalam memperoleh hasil rekapan konsultasi. Dalam perancangan sistem ini menggunakan 3 (tiga) metode yakni observasi, wawancara, dan studi pustaka.. Peneliti mengambil konsep yang dimiliki penelitian sebelumnya yaitu perlu sistem yang dapat mempermudah proses konsultasi antara dosen dengan mahasiswa.

Dari 7 (tujuh) Literature review di atas, telah banyak penelitian sebelumnya mengenai Sistem informasi mengenai konsultasi, QR Code Scanner dan YII Framework. Namun dapat disimpulkan pula bahwa belum ada peneliti yang secara khusus membahas atau mengatasi masalah mengenai Pengembangan SiS+ Konsultasi Menggunakan QR Code Scanner Sebagai Media Konsultasi Perkuliahan dan Bimbingan Pada Perguruan Tinggi.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perguruan Tinggi Raharja

Dengan semakin banyaknya perguruan–perguruan tinggi yang berkembang di daerah Tangerang, khususnya di bidang ilmu komputer, semakin erat pula persaingan yang terjadi di dalamnya. Namun, banyak perguruan tinggi yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memperoleh data secara komputerisasi di setiap bidang.

Dalam dunia komputer segala sesuatunya serba canggih serta otomatis dan perkembangannya pun sangat cepat, banyak instansi yang menggunakan kecanggihan komputer seperti instansi pemerintah maupun swasta serta dunia perkantoran bahkan dunia pendidikan sudah menerapkannya, tetapi perkembangan komputer selalu berubah setiap saat. Oleh karena itu Perguruan Tinggi Raharja dengan pendiriannya mempunyai misi untuk ikut membantu program pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia serta meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi era globalisasi.

Telah menjadi tekad para pendiri perguruan tinggi ini untuk membantu pemerintah dan masyarakat Kota Tangerang dalam Perguruan Tinggi Raharja yang diselenggarakan oleh Yayasan Nirwana Nusantara dan merupakan pendidikan yang terbaik dalam bidang ilmu komputer.

Sejarah Singkat Perguruan Tinggi Raharja

Perguruan Tinggi Raharja bermula dari sebuah lembaga kursus komputer yang bernama LPPK (Lembaga Pendidikan dan Penelitian Komputer) Raharja yang terletak di Jl. Gatot Subroto km.2 Harmoni Mas Cimone Tangerang.LPPK Raharja diresmikan pada tanggal 3 Januari 1994 oleh bapak walikota Tangerang Drs. H. Zakaria Mahmud, Raharja telah terdaftar pada Depdiknas Kotamadya Tangerang dengan nomor 201/PLSM/02.4/L.93. Lembaga inilah yang mempelopori penggunaan operating system windows dan aplikasinya diwilayah Tangerang dan sekitarnya, hal tersebut mendapat respon positif dan jumlah peminatnya pun meningkat pesat seiring dengan kerjasama yang di lakukan oleh lembaga ini dengan sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang ada di Tangerang.

Karena semakin pesatnya perkembangan dan pertumbuhan akan komputerisasi dan meningkatnya peminat masyarakat Tangerang maka pada tanggal 24 Maret 1999 LPPK Raharja berkembang menjadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Raharja Informatika yang diresmikan melalui surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 56/D/O/1999 yang diserahkan langsung dari Bapak Prof. Dr. Udju D. Rusdi selaku Koordinator KOPERTIS wilayah IV Jawa Barat kepada ketua yayasan Nirwana Nusantara Ibu Kasarina Sudjono. Pada tanggal 2 Februari 2000 dengan menyelenggarakan jurusan Manajemen Informatika.

Pada tanggal 2 Februari 2000 AMIK Raharja Informatika menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang menjalankan studi formal untuk program Diploma I (DI) dengan memberikan gelar Ahli Pratama dan Program Diploma II (DII) dengan memberikan gelar Ahli Muda dan Diploma III (DIII) dengan memberikan gelar Ahli Madya kepada lulusannya, sesuai dengan surat keputusan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta wilayah IV Jawa Barat dengan Nomor 3024/004/KL/1999.

Kemudian pada tanggal 7 September 2000 sesuai dengan surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 354/Dikti/Kep/2000 menambah 2 program yakni D3 Teknik Informatika dan D3 Komputer Akuntasi.

Kini AMIK Raharja Informatika mempunyai 3 (tiga) program studi Diploma III dengan jurusan Manajemen Informatika (MI), Teknik Informatika (TI), dan Komputer Akuntansi (KA) yang masing-masing jurusan memberikan gelar Ahli Madya (A.md), Ahli Muda (AM), Ahli Pratama (AP) kepada lulusannya.

Pada tanggal 20 Oktober 2000 dalam usahanya untuk meningkatkan mutu dan kualitas dari pada lulusan AMIK RAHARJA INFORMATIKA meningkatkan statusnya dengan membuka Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) RAHARJA. Dengan surat keputusan Nomor 42/01/YNN/PR/II/200. ketua Yayasan Nirwana Nusantara mengajukan permohonan pendirian STMIK RAHARJA kepada Mendiknas KOPERTIS Wilayah IV jawa barat dengan 3 (tiga) program studi SI Jurusan Sistem Informasi (SI), Teknik Informatika(TI), dan Sistem Komputer (SK), hal tersebut telah mendapat tanggapan dari Direktur Jendral Pendidikan Tinggi dengan surat keputusan Nomor 5706/D/T/2000. Tidak hanya sampai disini, dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas lulusan RAHARJA sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan (RIP) Raharja, bahwa dalam kurun waktu tidak lebih dari 5 tahun sudah berdiri Universitas RAHARJA.

Pada saat ini, Perguruan Tinggi Raharja pun telah meningkatkan mutu dan kualitasnya melalui sertifikat Akreditasi, diantaranya yaitu sebagai berikut:

  1. Pada tanggal 5 April 2006 dengan sertifikat Akreditasi Nomor 00117/Ak-1-DIII-03/DFXMEI/IV/2002 yang berisi Badan Akreditasi nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma III Manajemen Informatika di AMIK Raharja Informatika Terakreditasi A.
  2. Pada tanggal 4 Mei 2006 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 08479/Ak-X-SI-001/CAGTLF/V/2006 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa studi Strata 1 Teknik Informatika di STMIK Raharja terakreditasi B.
  3. Pada tanggal 11 Mei 2006 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 08523/Ak-X-S1-002/CAGSIM/V/2006 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Strata 1 Sistem Informasi di STMIK Raharja terakreditasi B.
  4. Pada tanggal 3 Agustus 2007 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 006/BAN-PT/AK-VIII/DPI-III/2007 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma III Manajemen Informatika di AMIK Raharja Informatika terakreditasi B.
  5. Pada tanggal 25 Agustus 2007 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 019/BAN-PT/AK-X/SI/VIII/2007 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program Strata 1 Sistem Komputer di STMIK Raharja terakreditasi B.
  6. Pada tanggal 29 Desember 2007 sesuai surat keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 017/BAN-PT/AK-VII/Dpl-III/XII/2007 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma III Teknik Informatika di AMIK Raharja Informatika dengan terakreditasi B.
  7. Pada tanggal 18 Januari 2008 sesuai surat Keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 019/BAN-PT/AK-VII/Dpl-III/I/2008 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma Tiga Komputerisasi Akuntansi di AMIK Raharja Informatika terakreditasi A.
  8. Pada tahun 2009 Perguruan Tinggi Raharja berhasil dalam verifikasi dan tersertifikasi ISO 9001:2008 (Sistem Manajemen Mutu Raharja) dari Lloyd Register Quality Assurance (LRQA-UKAS). Untuk menambah wawasan dibidang IT serta memperkenalkan AMIK Raharja Informatika dan STMIK Raharja terhadap dunia luas, pada tahun 2009 diselenggarakan International Conference on Creative Communication and Innovative Technology 2009 (ICCIT) yang diikuti oleh para kandidat Doktor dibidang IT dari dalam dan luar negeri.Dan pada tahun ini pun Perguruan Tinggi Raharja mendapatkan penghargaan Juara II tingkat Provinsi Banten untuk Kategori Penghijauan dan Kebersihan.
  9. Pada tanggal 08 Juli 2011 sesuai surat Keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 010/BAN-PT/Ak-XIV/S1/VII/2011, menyatakan bahwa Program Studi Sarjana Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Raharja, Tangerang terakreditasi B.
  10. Pada tanggal 23 September 2011 sesuai surat Keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 025/BAN-PT/Ak-XIV/S1/IX/2011, menyatakan bahwa Program Studi Sarjana Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Raharja, Tangerang terakreditasi B.
  11. Pada tahun 2012 Program Studi Diploma Tiga Manajemen Informatika sesuai dengan SK BAN-PT No. SK.019/BAN-PT/Ak-XII/Dpl-III/III/2012 dengan nilai mendapatkan peringkat “A”. Perguruan Tinggi Raharja terus berupaya menyiapkan sarana penunjang kebutuhan Infornasi dan pengembangan Teknologi Informasi guna mendukung layanan Civitas Perguruan Tinggi Raharja, atas dedikasi ini Perguruan Tinggi Raharja mendapatkan menghargaan TESCA 2012, peringkat 60 besar perguruan tinggi skala nasional.
  12. Pada tahun 2013 Upaya untuk menjaga mutu, dengan diperolehnya ISO 9001:2008 pada tahun 2009 dan renewal tahun 2013 dengan Approval Certificate No: JKT6007007. Pada Tahun ini Perguruan Tinggi Raharja memperoleh penghargaan TESCA 2013, peringkat 3 besar kategori Sekolah Tinggi skala nasional.
  13. Pada tahun 2014 diselenggarakan MMSP 2014 di Perguruan Tinggi Raharja. MMSP 2014 merupakan workshop Internasional ke-16 Multimedia Signal Processing yang diselenggarakan oleh IEEE Signal Processing Society pada tanggal 22 – 24 September 2014. Pada tahun ini Perguruan Tinggi Raharja membuka perkuliahan iLearning Plus dan kelas karyawan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin bergabung bersama Perguruan Tinggi Raharja karena keterbatasan waktu kuliah.

1. Jurusan / Program Studi pada STMIK Raharja

Tabel 1.JPG

Gambar 3.1.Jurusan atau Program Studi pada STMIK Raharja

2. Jurusan / Program Studi pada AMIK Raharja Informatika

Tabel amik.JPG

Gambar 3.2. Jurusan atau Program Studi pada AMIK Raharja

Visi, Misi dan Tujuan Perguruan Tinggi Raharja

1. Visi dan Misi Perguruan Tinggi Raharja

Visi Raharja adalah menjadi perguruan tinggi swasta yang secara berkesinambungan meningkatkan kualitas pendidikannya, memberikan pelayanan dalam menciptakan sumber daya manusia yang tangguh, memiliki daya saing tinggi dalam era kompetisi globalisasi, terutama di bidang teknologi informasi dan komputer. Menjadikan pribadi raharja sebagai sumber daya manusia terampil dan ahli, mampu bersaing dalam dunia bisnis maupun non bisnis, menghasilakan tenaga intelektual dan professional, serta mampu berkembang dalam cakrawala yang lebih luas.

Dalam rangka mencapai visi yang digariskan, Raharja senantiasa akan berupaya untuk melaksanakan misinya sebagai berikut:

  1. Menyelenggarakan program-program studi yang menunjang perkembangan dan penerapan teknologi informasi dalam berbagai bidang ilmu.
  2. Menyediakan sarana dan lingkungan yang kondustif bagi pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien, sehingga terbentuk lulusan-lulusan yang bermoral, terampil dan kreatif.
  3. Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan akademis dengan kebutuhan pembangunan sosial-ekonomi dan industri Indonesia serta mengantisipasi semakin maraknya globalisasi kehidupan masyarakat.
  4. Melangsungkan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga ilmu dan teknologi yang diberikan selalu mutakhir serta dapat diterapkan secara berhasil guna dan tepat guna.

Visi dan misi di atas, dipahami dan didekati dengan kesadaran komitmen pada kualitas yang menjadi target dalam manajemen dan sistem pendidikan di Perguruan Tinggi Raharja. Kualitas sebagai suatu dimensi yang merupakan bagian dari apa yang disebut “Total Qualitas Manajemen”. Konsep berpikir kualitas terdiri dari : performance (kinerja), feature (fasilitas), durability (daya tahan), reliability (kehandalan), conformity (kesesuaian), esthetic (keindahan), dan easy to be repaired (kemudahan perbaikan). Ketujuh elemen itu merupakan perhatian utama manajemen dan sistem pendidikan Perguruan Tinggi Raharja yang dituangkan dalam ISO9001 : 2008 (Sistem Manajemen Mutu Raharja).

2. Tujuan Perguruan Tinggi Raharja

  1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan dapat menerapkan, mengembangkan serta memperluas informatika dan komputer secara profesional.
  2. Menghasilkan lulusan yang mampu mengadakan penelitian dalam bidang informatika dan komputer, yang hasilnya dapat diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di lapangan.
  3. Menghasilkan lulusan yang mampu mengabdikan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang informatika dan komputer secara profesional kepada masyarakat.

Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja

Sebuah organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu sktruktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha untuk menunjukkan kerangka – kerangka hubungan diantara fungsi, bagian – bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu oragnisasi.

Sama halnya dengan Perguruan Tinggi Raharja yang mempunyai struktur organisasi manajemen sebagai berikut.

Gambar 3.3. Stuktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Presiden Direktur

Wewenang :

  1. Menyelenggarakan program kerja yang berpedoman pada visi, misi, fungsi dan tujuan pendirian Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Menyelenggarakan kegiatan dan pengembangan pendidikan, penelitian serta pengabdian pada masyarakat.
  3. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan administrasi.
  4. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terwujudnya Tri Darma Perguruan Tinggi.

Tanggung Jawab :

  1. Pemimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga edukatif, mahasiswa, tenaga administrasi dan terhadap lingkungan.

2. Direktur

Wewenang:

  1. Merupakan wakil presiden direktur.
  2. membantu presiden direktur dalam berbagai kegiatan.

3.Pembantu (Bidang Akademik)

Wewenang :

  1. Menjalankan program kebijaksanaan akademik.
  2. Mengawasi dan membina serta mengembangkan program studi sesuai kebijaksanaan yang telah digariskan.
  3. Membina dan mengembangkan kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
  4. Mengadakan afiliasi.
  5. Membina dan mengembangkan kelembagaan.

Tanggung Jawab :

  1. Membantu ketua dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

4.Pembantu Direktur II (Administrasi)

Wewenang :

  1. Melaksanakan dan mengelola seluruh kegiatan administrasi dan keuangan.
  2. Membina dan mengembangkan kepegawaian.
  3. Mengadakan sarana dan prasarana kepegawaian.

Tanggung Jawab :

  1. Membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan dibidang keuangan dan administrasi.

5. Pembantu Direktur III (Bidang Kemahasiswaan)

Wewenang :

  1. Membina kegiatan kemahasiswaan.
  2. Membina kehidupan mahasiswa dalam kampus sehingga dapat mengembangkan penalaran.
  3. Membina dan mengawasi kegiatan lembaga mahasiswa serta unit kegiatan khusus akademik.

Tanggung Jawab :

  1. Membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan dibidang kemahasiswaan serta pelayanan kesejahteraan mahasiswa.

6.Asisten Direktur Akademik

Wewenang :

  1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pelaksanaan proses belajar mengajar.
  2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staff binaannya.
  3. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  4. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya.
  5. Mengusulkan kepada Direktur tentang unit layanan baru yang dibutuhkan.
  6. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.
  7. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian dosen.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan JRS yang efektif dan efisien, pengimplementasian pelaksanaan proses belajar mengajar, kemajuan kualitas pelayanan akademik yang berkesinambungan, dan kelancaran proses belajar mengajar.

7. Kepala Jurusan

Wewenang:

  1. Mengusulkan kepada Assisten Direktur Akademik tentang perubahan mata kuliah dan materi kuliah yang dianggap telah kadaluarsa bahkan perubahan kurikulum jurusan.
  2. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang kenaikan honor dosen binaannya.
  3. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang pengadaan seminar, pelatihan, penambahan kelas perkuliahan pengangkatan dosen baru dan pemberhentian dosen.
  4. Memberikan kebijakan administratif Akademik seperti cuti kuliah, perpindahan jurusan, ujian susulan, dan pembukaan semester pendek.
  5. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang pembukaan peminatan/konsentrasi baru dalam jurusannya.
  6. Memberikan sanksi Akademik kepada mahasiswa yang melanggar tata tertib Perguruan Tinggi Raharja.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan pengimplementasian kurikulum, SAP dan bahan ajar, monitoring kehadiran dosen dalam perkuliahan, jam konsultasi dan tugas-tugas yang disampaikan ke dosen, terlaksananya penelitian, seminar, pembinaan prestasi akademik mahasiswa dan peningkatan jumlah mahasiswa dalam jurusannya.

8. Asisten Direktur Finansial

Wewenang:

  1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pembuatan budget pada setiap bagian dan pelaksanaan pemakaian dana.
  2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor, pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  3. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya dan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan budgeting pada setiap bagian, dan tersedianya dana atas budget yang telah disetujui.
  2. Bertanggung jawab atas kemajuan kualitas pendanaan aktifitas yang berkesinambungan.
  3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar.

9. Layanan Keuangan Mahasiswa(LKM)

Wewenang:

  1. Mengusulkan prosedur layanan keuangan kepada Asisten Direktur Finansial
  2. Mengusulkan tentang unit baru yang dibutuhkan kepada Asisiten Direktur Finansial.

Tanggung Jawab:

  1. Bertanggung jawab atas kelancaran proses penerimaan keuangan mahasiswa
  2. Bertanggung jawab atas penagihan tunggakan mahasiswa.

10. Asisten Direktur Operasional(ADO)

Wewenang :

  1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pelaksanaan pelayanan proses belajar mengajar
  2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staff binaannya.
  3. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  4. Memberikan kebijaksanaan pelaksanaan layanan pada bidangnya.
  5. Mengusulkan kepada Direktur tentang unit layanan baru yang dibutuhkan.
  6. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan kalender akademik tahunan.
  2. Bertanggung jawab atas pengimplementasian pelaksanaan dan kualitas pelayanan yang berkesinambungan pada bidangnya.
  3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar.

11. Registrasi Perkuliahan dan Ujian(RPU)

Bagian registrasi perkuliahan dan ujian terdiri dari dua bagian antara lain:

A. Layanan Registrasi Mahasiswa (LRM)

Wewenang :

  1. Berwenang memberikan kebijakan yang berhubungan dengan proses registrasi mahasiswa.
  2. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya
  3. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan
  4. Mengusulkan kepada ADO untuk pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

Tanggung Jawab:

  1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan registrasi POM mulai dari persiapan hingga pada penutupan setiap semesternya.
  2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan registrasi batal tambah dan jumlah mahasiswa yang melakukan POM.
  3. Bertanggung jawab atas seluruh informasi mengenai registrasi mahasiswa.

B. Perkuliahan dan Ujian (PU)

Wewenang :

  1. Mengusulkan kepada ADO atas prosedur pelaksanaan pelayanan proses belajar mengajar serta kebijakan yang diambil.
  2. Mengusulkan kepada ADO tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  3. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang dianggap telah melanggar tata tertib karyawan.
  4. Mengusulkan kepada kepala jurusan untuk kelas perkuliahan yang dapat dibuka.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pendokumentasian perkuliahan dan ujian.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

  1. Prosedur Create Tiket SiS+ Konsultasi
    Pada prosedur sistem yang berjalan untuk membuat tiket SiS+ Konsultasi diawali dengan mahasiswa melakukan login SiS+, kemudian create tiket agar mendapatkan kode tiket, selanjutnya kode tiket tersebut otomatis terkirim ke email Rinfo mahasiswa.
  2. Prosedur Penanganan Tiket SiS+ Konsultasi
    Pada prosedur sistem yang berjalan untuk menangani tiket SiS+ Konsultasi diawali dengan dosen login SiS+ Konsultasi, selanjutnya dosen input kode tiket yang diberikan mahasiswa, kode tiket tersebut akan di verifikasi sistem apakah tiket tersebut telah digunakan atau belum. Kemudian dosen menentukan perihal bimbingan yang dilakukan lalu mengisi hasil konsultasi. Setelah selesai hasil konsultasi akan terkirim otomatis ke email Rinfo mahasiswa.

Permasalahan yang dihadapi

Prosedur yang sedang berjalan saat ini pada proses dosen input kode tiket yang diberikan oleh mahasiswa dilakukan secara manual dengan input kode tiket satu-persatu sehingga sering terjadi kesalahan karena miripnya beberapa huruf dan menjadikan kode tiket tersebut salah ketika di verifikasi.

Selain itu belum adanya sistem yang dapat merekam hasil konsultasi, informasi riwayat akademik dan permasalahan mahasiswa. Hasil konsultasi hanya tercatat di kartu bimbingan mahasiswa tanpa ada media sebagai tempat penyimpanan.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah penjabaran permasalahan yang sedang dihadapi diatas, maka diberikan sebuah alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalahnya yaitu dibuatkan sebuah sistem yang menggunakan QR Code Scanner guna mengurangi kesalahan pada proses input kode tiket. SiS+ Konsultasi tidak hanya dapat merekam hasil konsultasi melainkan dapat merekam informasi riwayat akademik dan permasalahan mahasiswa.


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Mind Mapping Project

Mind Mapping adalah sebuah cara untuk berinovasi ataupun mengembangkan keterampilan berfikir dalam menganalisa ide-ide kreatif dengan detail sehingga masalah dapat selesai dengan cepat dengan menggunakan pemikiran dan konsep yang saling berkomunikasi di dalam sebuah media yang berbentuk diagram dengan menggunakan gambar, kata-kata, dan warna untuk menciptakan ide yang potensial untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan perencanaan secara strategis. Berikut ini merupakan mind mapping project:

Gambar 4.1 Mind Mapping

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa SWOT

Untuk menganalisa sistem yang berjalan, peneliti menggunakan metode analisa SWOT untuk mengkaji kembali kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang terdapat pada sistem, sehingga dapat membantu dalam proses mengolah hasil konsultasi antara Dosen dengan Mahasiswa pada Perguruan Tinggi Raharja yang dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Identifikasi SWOT
Strength (S) Weakness (W)
  1. Sistem telah menggunakan jaringan online
  2. Login hanya menggunakan email Rinfo
  3. Sistem ini menerapkan proses pencatatan data konsultasi dengan lebih akurat dan jelas dibandingkan dengan metode konvensional yaitu saat mahasiswa menemui dosen untuk melakukan konsultasi akan tetapi setelah selesai konsultasi tidak terdapat jawaban yang terekam. Tetapi dengan menggunakan sistem ini hasil konsultasi dapat terekam dengan baik.
  4. Sistem ini memiliki histori tentang bimbingan apa saja yang telah dilakukan antara Dosen dengan Mahasiswa.
  5. Sistem ini dapat meminimalkan kecurangan pada saat mengisi kartu bimbingan secara manual.

  1. Memerlukan koneksi internet.
  2. Kurangnya sosialisasi kepada Dosen dan Mahasiswa
  3. Dalam meng-input tiket konsultasi masih terdapat kesalahan dalam menyebutkan kode tiket

Opportunities (O) Threats (T)
  1. Sistem dapat dikembangkan menggunakan QR Code Scanner untuk mempermudah input kode tiket.
  2. Sistem dapat dikembangan menjadi lebih user friendly.

  1. Jika sistem tidak dikembangkan maka perlahan akan usang.
  2. Jika tidak dilakukan pembaharuan terus menerus maka sistem akan mulai ditinggalkan oleh user.

Berdasarkan analisa identifikasi SWOT, maka selanjutnya dilakukan analisa untuk menemukan berbagai macam strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT akan menggambarkan peluang yang ada dengan menggunakan (strategi S-O) dan mengoperasikan kekuatan yang dimiliki untuk mengantisipasi ancaman dengan menggunakan (strategi S-T) dan menganalisa strategi untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki untuk mencapai peluang yang ada menggunakan (strategi W-O) serta mengatasi ancaman yang ada dengan menggunakan (strategi W-T) yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2 Matriks SWOT
Internal
Eksternal
Strength (S) Kekuatan Weakness (W) Kelemahan

Opportunities (O)
Peluang
SO WO
Mengembangkan sebuah sistem dengan menggunakan QR Code Scanner yang memudahkan Dosen untuk input kode tiket yang diberikan mahasiswa. Melakukan sosialisasi kepada Dosen dan Mahasiswa sehingga sistem ini dapat terus digunakan oleh seluruh Dosen dan Mahasiswa.

Threats (T)
Ancaman
ST WT
Sistem dikembangkan menggunakan QR Code Scanner sebagai pembaharuan yang dilakukan oleh sistem guna meminimalisir terjadinya kesalahan input kode tiket. Memperbaharui fitur-fitur dan informasi dari sistem, sehingga informasi yang dibutuhkan selalu up to date dan dapat selalu terpenuhi.

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan
    Analisa masukan merupakan analisa yang dilakukan terhadap semua data atau informasi yang memiliki fungsi sebagai data masukan sehingga menghasilkan proses, selanjutnya akan menghasilkan sesuatu dari sebuah proses itu sendiri. Dosen input tiket SiS+ Konsultasi yang saat melakukan bimbingan dengan mahasiswa.
    1. Nama Masukan: Kode Tiket SiS+ Konsultasi
    2. Fungsi: Sebagai tiket untuk melakukan bimbingan antara dosen dengan pembimbing
    3. Sumber: Mahasiswa
    4. Media: SiS+
    5. Distribusi: Mahasiswa ke Dosen
    6. Frekuensi: Setiap mahasiswa melakukan bimbingan dengan dosen.
    7. Keterangan: Berisi sebuah kode yang terdiri dari 6 digit berupa huruf dan angka
  2. Analisa Proses
    Analisa proses adalah analisa yang dikerjakan pada proses sebagai hasil respect balik karena adanya sebuah data yang di input di dalam proses inilah semua data ataupun informasi yang masuk akan diproses dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.
    1. Nama Modul: Pengisian hasil konsultasi
    2. Masukan: Kategori, Perihal dan solusi
    3. Keluaran: Notifikasi hasil konsultasi
    4. Ringkasan Proses: Proses ini menghasilkan notifikasi hasil konsultasi yang dikirim melalui email kepada mahasiswa
  3. Analisa Keluaran
    Analisa keluaran adalah analisa yang dilakukan pada hasil dari keseluruhan pemrosesan yang terjadi dimulai dari penginputan data sampai terjadi sebuah proses pengolahan data melewati sistem pengolahan data yang telah ada. Dan juga melewati proses pengecekan data-data kembali yang ada jika terjadi suatu kesalahan ataupun data kurang lengkap, yaitu:
    1. Nama keluaran: Kartu Bimbingan
    2. Fungsi: Sebagai kartu bimbingan mahasiswa
    3. Media: SiS+
    4. Keterangan Kartu bimbingan dapat di download dan di print melalui SiS+

User Requirement

User Requirement ini memuat tabel elisitasi dari tahap 1, 2, 3, dan final. Membuat elisitasi ini dapat dibuktikan berdasarkan pada observasi dan wawancara dengan stakeholder.

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap I yakni daftar yang didapat dari hasil pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan wawancara tentang kekurangan sistem yang berjalan, dan kebutuhan dari pengguna sistem yang belum terpenuhi.

Tabel 4.3 Elisitasi Tahap 1
Functional
No. Analisa Kebutuhan
Saya ingin sistem ini :
1. Sistem memiliki time session
2. Sistem dapat input tiket menggunakan QR Code Scanner.
3. Sistem dapat menampilkan icon favicon SiS+ konsultasi
4. Sistem dapat menampilkan site map
5. Sistem memiliki link gambar dashboard
6. Sistem dapat menampilkan daftar team greendragon
7. Sistem dapat menampilkan foto mahasiswa
8. Menampilkan reward pada mahasiswa yang paling banyak konsultasi
9. Sistem ini terdapat nama dosen keseluruhan
10. Sistem dapat menampilkan timer record konsultasi
11. Sistem dapat input tiket dengan upload QR Code.
12. Sistem dapat menampilkan verifikasi email pembuatan tiket
13. Sistem dapat terhubung ke iDu
14. Sistem dapat terhubung ke website acid
15. Sistem dapat memiliki forum dosen
16. Sistem dapat menampilkan barcode
17. Sistem dapat menampilkan emoticon
18. Sistem dapat input tiket dengan Drag and Drop QR Code.
19. Sistem dapat menampilkan data profil member
20. Sistem dapat menampilkan rekap bimbingan perbulan, perminggu dan perhari.
21. Sistem dapat menampilkan warning error saat login selain Rinfo.
22. Sistem dapat menampilkan lambang ulang tahun
23. Sistem dapat menampilkan member awal bergabung di SiS+ Konsultasi
24. Sistem dapat menampilkan foto admin
25. Sistem dapat menampilkan foto dosen
26. Sistem dapat menampilkan viewboard 5 mahasiswa dengan konsultasi terbanyak selama 1 bulan.
27. Sistem dapat menampilkan total bimbingan mahasiswa pada verifikasi tiket.
28. Menampilkan video tutorial menangani tiket SiS+ Konsultasi
29. Sistem memiliki fasilitas live chat
30. Sistem ini terdapat NIP
31. Sistem dapat menampilkan total tiket yang telah dibuat mahasiswa pada verifikasi tiket.
32. Sistem ini terdapat NIM
33. Sistem ini terdapat nama mahasiswa keseluruhan
34. Sistem dapat menampilkan slogan SiS+ Konsultasi
35. Sistem dapat menampilkan pop up untuk membuat tiket.
36. Sistem memiliki tampilan setting tema
37. Sistem memiliki tampilan login bahasa inggris
38. Sistem dapat follow/add dosen
39. Sistem dapat menampilkan IPK mahasiswa.
40. Terdapat fasilitas iDuHelp!
41. Terdapat logo SiS+ Konsultasi yang bergerak
41. Terdapat fitur share data konsultasi ke media sosial
42. Terdapat widget alexa
43. Sistem dapat menampilkan tanggal dan waktu.
44. Sistem dapat menampilkan warning tiket yang telah digunakan.
45. Terdapat fasilitas statistik online
46. Terdapat fasilitas zoom in dan zoom out
47. Terdapat fasilitas visitor
48. Terdapat foto mahasiswa pada notifikasi hasil konsultasi.
49. Terdapat nama mahasiswa, dosen dan perihal pada notifikasi hasil konsultasi.
50. Terdapat fasilitas grafik penanganan tiket konsultasi
51. Terdapat fasilitas download pdf data konsultasi
52. Terdapat roadmap Tpi
53. Terdapat informasi nama dosen yang login terakhir
54. Terdapat RSS berita iRan
55. Terdapat Fans page
56. Terdapat live music
57. Terdapat tampilan cuaca
58. Terdapat 15 kategori pada record konsultasi.
59. Menampilkan kalimat Selamat Datang pada tampilan setelah login
60. Menampilkan kalimat Terima Kasih pada tampilan setelah log out
Non Functional
No. Saya ingin sistem :
1. Tiket SiS+ Konsultasi yang dibuat lebih dari 6000.
2. Tiket SiS+ Konsultasi terlayani lebih dari 4000.
3. Dapat di akses secara online.
4. Keamanan data hasil konsultasi.
5. Sistem memiliki tampilan yang user friendly.

Penyusun


(Isma Damayanti)
NIM : 1212474171

Stakeholder


(Ruli Supriati, S.Kom)
NIP : 073009

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II yakni hasil klasifikasi dari elisitasi tahap I dengan metode MDI. Metode MDI bertujuan untuk memilah antara rancangan sistem penting dan harus ada di sistem baru menggunakan rancangan yang di sanggupi untuk diproses. Dibawah ini merupakan penjelasan tentang MDI :

  1. “M” pada MDI yakni Mandatory (penting). Artinya requirement itu harus ada serta tidak boleh dihilangkan saat membuat sistem baru.
  2. “D” pada MDI yakni Desirable Artinya requirement itu tidak begitu penting dan boleh saja dihilangkan. akan tetapi apabila requirement tersebut digunakan untuk pembuatan sistem, maka membuat sistem tersebut akan lebih sempurna.
  3. “I” pada MDI yakni Inessential. Artinya requirement itu bukan dari bagian sistem yang dibahas dan bagian dari luar sistem.
Tabel 4.4 Elisitasi Tahap II
Functional M D I
No. Analisa Kebutuhan
Saya ingin sistem ini :
1. Sistem memiliki time session

2. Sistem dapat input tiket menggunakan QR Code Scanner.

3. Sistem dapat menampilkan icon favicon SiS+ konsultasi

4. Sistem dapat menampilkan site map

5. Sistem memiliki link gambar dashboard

6. Sistem dapat menampilkan daftar team greendragon

7. Sistem dapat menampilkan foto mahasiswa

8. Menampilkan reward pada mahasiswa yang paling banyak konsultasi

9. Sistem ini terdapat nama dosen keseluruhan

10. Sistem dapat menampilkan timer record konsultasi

11. Sistem dapat input tiket dengan upload QR Code.

12. Sistem dapat menampilkan verifikasi email pembuatan tiket

13. Sistem dapat terhubung ke iDu

14. Sistem dapat terhubung ke website acid

15. Sistem dapat memiliki forum dosen

16. Sistem dapat menampilkan barcode

17. Sistem dapat menampilkan emoticon

18. Sistem dapat input tiket dengan Drag and Drop QR Code.

19. Sistem dapat menampilkan data profil member


20. Sistem dapat menampilkan rekap bimbingan perbulan, perminggu dan perhari.

21. Sistem dapat menampilkan warning error saat login selain Rinfo.

22. Sistem dapat menampilkan lambang ulang tahun

23. Sistem dapat menampilkan member awal bergabung di SiS+ Konsultasi

24. Sistem dapat menampilkan foto admin

25. Sistem dapat menampilkan foto dosen

26. Sistem dapat menampilkan viewboard 5 mahasiswa dengan konsultasi terbanyak selama 1 bulan.

27. Sistem dapat menampilkan total bimbingan mahasiswa pada verifikasi tiket.

28. Menampilkan video tutorial menangani tiket SiS+ Konsultasi

29. Sistem memiliki fasilitas live chat

30. Sistem ini terdapat NIP

31. Sistem dapat menampilkan total tiket yang telah dibuat mahasiswa pada verifikasi tiket.

32. Sistem ini terdapat NIM

33. Sistem ini terdapat nama mahasiswa keseluruhan

34. Sistem dapat menampilkan slogan SiS+ Konsultasi

35. Sistem dapat menampilkan pop up untuk membuat tiket.

36. Sistem memiliki tampilan setting tema

37. Sistem memiliki tampilan login bahasa inggris

38. Sistem dapat follow/add dosen

39. Sistem dapat menampilkan IPK mahasiswa.

40. Terdapat fasilitas iDuHelp!

41. Terdapat logo SiS+ Konsultasi yang bergerak

41. Terdapat fitur share data konsultasi ke media sosial

42. Terdapat widget alexa

43. Sistem dapat menampilkan tanggal dan waktu.

44. Sistem dapat menampilkan warning tiket yang telah digunakan.

45. Terdapat fasilitas statistik online

46. Terdapat fasilitas zoom in dan zoom out

47. Terdapat fasilitas visitor

48. Terdapat foto mahasiswa pada notifikasi hasil konsultasi.

49. Terdapat nama mahasiswa, dosen dan perihal pada notifikasi hasil konsultasi.

50. Terdapat fasilitas grafik penanganan tiket konsultasi

51. Terdapat fasilitas download pdf data konsultasi

52. Terdapat roadmap Tpi

53. Terdapat informasi nama dosen yang login terakhir

54. Terdapat RSS berita iRan

55. Terdapat Fans page

56. Terdapat live music

57. Terdapat tampilan cuaca

58. Terdapat 15 kategori pada record konsultasi.

59. Menampilkan kalimat Selamat Datang pada tampilan setelah login

60. Menampilkan kalimat Terima Kasih pada tampilan setelah log out

Non Functional


No. Saya ingin sistem :
1. Tiket SiS+ Konsultasi yang dibuat lebih dari 6000.

2. Tiket SiS+ Konsultasi terlayani lebih dari 4000.

3. Dapat di akses secara online.

4. Keamanan data hasil konsultasi.

5. Sistem memiliki tampilan yang user friendly.

Penyusun


(Isma Damayanti)
NIM : 1212474171
Stakeholder


(Ruli Supriati, S.Kom)
NIP : 073009

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III adalah hasil pengurangan dari elisitasi tahap II dengan mengeliminasi semua requirement dengan option nya "I" di metode MDI. Kemudian semua requirement yang tersisa diklasifikasikan lagi menggunakan metode TOE. Dibawah ini adalah penjelasan tentang TOE :

  1. “T” yakni Technical. Artinya yaitu pertanyaan tentang bagaimana cara/teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan?
  2. “O” yakni Operational. Artinya yaitu pertanyaan tentang bagaimana cara penggunaan requirement dalam sistem yang akan dikembangkan?
  3. “E” yakni Economy. Artinya yaitu pertanyaan tentang berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun requirement di dalam sistem?

Metode tersebut dibagi lagi menjadi beberapa pilihan, antara lain:

  1. “H” (High): Sukar untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya rumit dan biayanya juga mahal. Sehingga requirement tersebut harus di eliminasi.
  2. “M” (Middle): Mampu dikerjakan.
  3. “L” (Low): Mudah dikerjakan.
Tabel 4.5 Elisitasi Tahap III
Functional
No. Analisa Kebutuhan T O E
Saya ingin sistem ini : L M H L M H L M H
1. Sistem dapat input tiket menggunakan QR Code Scanner.





2. Sistem memiliki link gambar dashboard.





3. Sistem dapat menampilkan foto mahasiswa.





4. Sistem ini terdapat nama dosen keseluruhan.





5. Sistem dapat menampilkan timer record konsultasi.





6. Sistem dapat input tiket dengan upload QR Code.





7. Sistem dapat menampilkan verifikasi email pembuatan tiket.





8. Sistem dapat terhubung ke website acid.





9. Sistem dapat menampilkan barcode.





10. Sistem dapat menampilkan emoticon.





11. Sistem dapat input tiket dengan Drag and Drop QR Code.





12. Sistem dapat menampilkan rekap bimbingan perbulan, perminggu dan perhari.





13. Sistem dapat menampilkan warning error saat login selain Rinfo.





14. Sistem dapat menampilkan foto admin.





15. Sistem dapat menampilkan foto dosen.





16 Sistem dapat menampilkan viewboard 5 mahasiswa dengan konsultasi terbanyak selama 1 bulan.





17 Sistem dapat menampilkan total bimbingan mahasiswa pada verifikasi tiket.





18 Sistem ini terdapat NIP.





19 Sistem dapat menampilkan total tiket yang telah dibuat mahasiswa pada verifikasi tiket.





20 Sistem ini terdapat NIM.





21 Sistem dapat menampilkan pop up untuk membuat tiket.





22 Sistem dapat menampilkan IPK mahasiswa.





23 Terdapat fasilitas iDuHelp!





24 Sistem dapat menampilkan tanggal dan waktu.





25 Sistem dapat menampilkan warning tiket yang telah digunakan.





26 Terdapat foto mahasiswa pada notifikasi hasil konsultasi.





27 Terdapat nama mahasiswa, dosen dan perihal pada notifikasi hasil konsultasi.





28 Terdapat fasilitas grafik penanganan tiket konsultasi





29 Terdapat fasilitas download pdf data konsultasi





30 Terdapat 15 kategori pada record konsultasi.





Non Functional








No. Saya ingin sistem :
1. Tiket SiS+ Konsultasi yang dibuat lebih dari 6000.





2. Tiket SiS+ Konsultasi terlayani lebih dari 4000.





3. Dapat di akses secara online.





4. Keamanan data hasil konsultasi.





5. Sistem memiliki tampilan yang user friendly.





Penyusun


(Isma Damayanti)
NIM : 1212474171
Stakeholder


(Ruli Supriati, S.Kom)
NIP : 073009

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi adalah bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang menjadi acuan dasar untuk mengimplementasikan SiS+ Konsultasi Menggunakan QR Code Scanner Sebagai Media Konsultasi Perkuliahan dan Bimbingan Pada Perguruan Tinggi. Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, menghasilkan Final Draft Elisitasi yang dapat mempermudah proses implementasi SiS+ Konsultasi Menggunakan QR Code Scanner Sebagai Media Konsultasi Perkuliahan dan Bimbingan Pada Perguruan Tinggi.

Tabel 4.6 Final Draft Elisitasi
Functional
No. Analisa Kebutuhan :
1. Sistem dapat input tiket menggunakan QR Code Scanner.
2. Sistem dapat input tiket dengan upload QR Code.
3. Sistem dapat input tiket dengan Drag and Drop QR Code.
4. Sistem dapat menampilkan rekap bimbingan perbulan, perminggu dan perhari.
5. Sistem dapat menampilkan warning error saat login selain Rinfo.
6. Sistem dapat menampilkan viewboard 5 mahasiswa dengan konsultasi terbanyak selama 1 bulan.
7. Sistem dapat menampilkan total bimbingan mahasiswa pada verifikasi tiket.
8. Sistem dapat menampilkan total tiket yang telah dibuat mahasiswa pada verifikasi tiket.
9. Sistem dapat menampilkan pop up untuk membuat tiket.
10. Sistem dapat menampilkan IPK mahasiswa.
11. Sistem dapat menampilkan tanggal dan waktu.
12. Sistem dapat menampilkan warning tiket yang telah digunakan.
13. Terdapat foto mahasiswa pada notifikasi hasil konsultasi.
14. Terdapat nama mahasiswa, dosen dan perihal pada notifikasi hasil konsultasi.
15. Terdapat 15 kategori pada record konsultasi.
Non Functional
No. Saya ingin sistem :
1. Tiket SiS+ Konsultasi yang dibuat lebih dari 6000.
2. Tiket SiS+ Konsultasi terlayani lebih dari 4000.
3. Dapat di akses secara online.
4. Keamanan data hasil konsultasi.
5. Sistem memiliki tampilan yang user friendly.
Penyusun




(Isma Damayanti)
NIM : 121474171
Mengetahui,
Pembimbing I




(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
NID: 99001
Pembimbing II




(Ary Budi Warsito, M.Kom)
NID: 10013
Menyetujui,
Stakeholder




(Ruli Supriati, S.Kom)
NIP: 073009
Kepala Jurusan




(Nur Azizah, M.Akt., M.Kom)
NIP : 078010

Strategi

Strategi adalah trik yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang dibuat dalam bentuk kuantitas untuk menentukan beberapa pencapaian yang akan dicapai dalam menyelesaikan permasalahan maupun memecahkan permasalahan. Pembahasan strategi ini adalah penjabaran secara keseluruhan dengan menerapkan pembahasan satu per satu secara detail dari final elisitasi untuk dijadikan sebagai bukti atas pencapian yang dilakukan dan dapat dibuktikan kuantitasnya, sebagai berikut :

  1. Strategi 1: Sistem dapat input tiket menggunakan QR Code Scanner.
    1. Pada strategi 1 hal yang ingin dicapai adalah SiS+ Konsultasi dapat input tiket menggunakan QR Code Scanner dengan testing kepada 10 mahasiswa.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.2 Pembuktian Strategi 1
  2. Strategi 2: Sistem dapat input tiket dengan upload QR Code.
    1. Pada strategi 2 hal yang ingin dicapai adalah SiS+ Konsultasi dapat input tiket dengan upload QR Code dengan testing kepada 10 mahasiswa.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.3 Pembuktian Strategi 2
  3. Strategi 3: Sistem dapat input tiket dengan Drag and Drop QR Code.
    1. Pada strategi 3 hal yang ingin dicapai adalah SiS+ Konsultasi dapat input tiket dengan men-drag and drop QR Code dengan pembuktian komentar dari 10 mahasiswa.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.4 Pembuktian Strategi 3
  4. Strategi 4: Sistem dapat menampilkan rekap bimbingan perbulan, perminggu dan perhari.
    1. Pada strategi 4 hal yang ingin dicapai adalah dapat menampilkan rekap bimbingan perbulan, perminggu dan perhari sebanyak lebih dari 300 hasil konsultasi.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.5 Pembuktian Strategi 4
  5. Strategi 5: Sistem dapat menampilkan warning error saat login selain Rinfo.
    1. Pada strategi 5 hal yang ingin dicapai adalah sistem dapat menampilkan warning error saat login menggunakan email selain Rinfo dengan testing sebanyak lebih dari 10 email.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.6 Pembuktian Strategi 5
  6. Strategi 6: Sistem dapat menampilkan viewboard 5 mahasiswa dengan konsultasi terbanyak selama 1 bulan.
    1. Pada strategi 6 hal yang ingin dicapai adalah dapat menampilkan viewboard 5 mahasiswa dengan konsultasi terbanyak selama 1 bulan.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.7 Pembuktian Strategi 6
  7. Strategi 7: Sistem dapat menampilkan total bimbingan mahasiswa pada verifikasi tiket.
    1. Pada strategi 7 hal yang ingin dicapai adalah dapat menampilkan total bimbingan mahasiswa pada verifikasi tiket sebanyak lebih dari 10 tiket mahasiswa
    2. Pembuktian
    Gambar 4.8 Pembuktian Strategi 7
  8. Strategi 8: Sistem dapat menampilkan total tiket yang telah dibuat mahasiswa pada verifikasi tiket.
    1. Pada strategi 8 hal yang ingin dicapai adalah dapat menampilkan total tiket yang telah dibuat mahasiswa pada verifikasi tiket dengan lebih dari 10 tiket mahasiswa
    2. Pembuktian
    Gambar 4.9 Pembuktian Strategi 8
  9. Strategi 9: Sistem dapat menampilkan pop up untuk membuat tiket.
    1. Pada strategi 9 hal yang ingin dicapai adalah dapat menampilkan pop up untuk membuat tiket dengan komentar user lebih dari 10.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.10 Pembuktian Strategi 9
  10. Strategi 10: Sistem dapat menampilkan IPK mahasiswa
    1. Pada strategi 10 hal yang ingin dicapai adalah dapat menampilkan IPK mahasiswa sebanyak lebih dari 10 mahasiswa.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.11 Pembuktian Strategi 10
  11. Strategi 11: Sistem dapat menampilkan tanggal dan waktu
    1. Pada strategi 11 hal yang ingin dicapai adalah sistem dapat menampilkan 2 tampilan tanggal dan waktu pada dashboard dan ruang konsultasi.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.12 Pembuktian Strategi 11
  12. Strategi 12: Sistem dapat menampilkan warning tiket yang telah digunakan.
    1. Pada strategi 12 hal yang ingin dicapai adalah menampilkan warning tiket yang telah digunakan dengan testing sebanyak lebih dari 10 tiket.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.13 Pembuktian Strategi 12
  13. Strategi 13: Terdapat foto mahasiswa pada notifikasi hasil konsultasi.
    1. Pada strategi 13 hal yang ingin dicapai adalah terdapat foto mahasiswa pada notifikasi hasil konsultasi dengan mengirimkan hasil konsultasi sebanyak 10.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.14 Pembuktian Strategi 13
  14. Strategi 14: Terdapat nama mahasiswa, dosen dan perihal pada notifikasi hasil konsultasi.
    1. Pada strategi 14 hal yang ingin dicapai adalah terdapat nama mahasiswa, dosen dan perihal pada notifikasi hasil konsultasi dengan mengirimkan hasil konsultasi sebanyak 10.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.15 Pembuktian Strategi 14
  15. Strategi 15: Terdapat 15 kategori pada record konsultasi.
    1. Pada strategi 15 hal yang ingin dicapai adalah terdapat lebih dari 10 kategori di dalam record konsultasi
    2. Pembuktian
    Gambar 4.16 Pembuktian Strategi 15
  16. Strategi 16: Tiket SiS+ Konsultasi yang dibuat lebih dari 6000
    1. Pada strategi 16 hal yang ingin dicapai adalah tiket SiS+ Konsultasi yang dibuat lebih dari 6000 tiket.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.17 Pembuktian Strategi 16
  17. Strategi 17: Tiket SiS+ Konsultasi terlayani lebih dari 4000
    1. Pada strategi 17 hal yang ingin dicapai adalah tiket SiS+ Konsultasi yang ditangani lebih dari 4000 tiket.
    2. Pembuktian
    Gambar 4.18 Pembuktian Strategi 17

Usulan Prosedur Yang Baru

Setelah melakukan analisa dan penelitian SiS+ Konsultasi yang berjalan, maka tahap selanjutnya akan membahas tentang perancangan sistem usulan yang akan dibangun. Terdapat beberapa usulan yang bertujuan memperbaiki, melengkapi serta menyempurnakan SiS+ Konsultasi yang sedang berjalan saat ini, yaitu mengubah proses input tiket yang diberikan mahasiswa kepada dosen menggunakan QR Code. Berdasarkan perubahan yang terjadi pada SiS+ Konsultasi sesuai dengan kebutuhan sistem baru yang telah ditentukan, maka langkah berikutnya adalah perancangan ataupun design sistem usulan yang berguna untuk melengkapi sistem lama dengan memberikan sebuah gambaran ataupun pandangan yang jelas dari awal hingga akhir penelitian. Dalam melakukan analisa usulan prosedur yang baru ini menggunakan struktur navigasi atau diagram HIPO (Hierarchy Plus Input Process Output).

Rancangan Program

Pada perancangan program ini terdapat gambaran tampilan program yang dirancang. Pada perancangannya bisa dalam bentuk struktur navigasi atau diagram HIPO (Hierarchy Plus Input Process Output). HIPO adalah alat bantu untuk menciptakan spesifikasi program yang berupa struktur yang berisikan diagram di dalam program ini berisikan input yang diproses dan membentuk output. Spesifikasi program menjelaskan tentang tata cara menggunakan aplikasi program yang diusulkan. VTOC atau Visual Table Of Content merupakan diagram yang menerangkan hubungan serta fungsi pada sistem dengan cara berjenjang, yaitu seperti berikut ini:

Gambar 4.19 Diagram HIPO

Spesifikasi dari rancangan program yang telah diusulkan yaitu sebagai berikut :

  1. Login SiS+ Konsultasi
    1. Nama Program : Login SiS+ Konsultasi.
    2. Fungsi: Untuk masuk ke dashboard SiS+ Konsultasi.
    3. Proses: Login menggunakan email Rinfo.
  2. Menu Utama
    1. Nama Program: Menu Utama.
    2. Fungsi: Menampilkan menu program yang terdapat pada sistem.
    3. Proses: Menjalankan program menu utama, kemudian pilih salah satu menu utama dari beberapa menu, yang terdiri dari: Dashboard, Konsultasi, Mutu Konsultasi, FAQ Konsultasi, Kritik & Saran, dan Logout Konsultasi, seperti dibawah ini:
    1. Dashboard
      1. Nama Program: Dashboard
      2. Fungsi: Sebagai tampilan awal SiS+ Konsultasi
      3. Proses: Setelah berhasil login menggunakan email Rinfo
    2. Konsultasi
      1. Nama Program: Konsultasi
      2. Fungsi: Untuk mengakses Formulir Konsultasi, Data Konsultasi dan Konsultasi
      3. Proses: Pada dashboard pilih konsultasi yang terletak di menu sebelah kiri di bawah tanggal dan waktu.
    3. Mutu Konsultasi
      1. Nama Program: Mutu Konsultasi.
      2. Fungsi: Untuk mengakses Viewboard Mutu Mahasiswa dan Mutu Dosen.
      3. Proses: Pada dashboard pilih Mutu Konsultasi yang terletak di menu sebelah kiri.
    4. FAQ Mahasiswa
      1. Nama Program: FAQ Mahasiswa.
      2. Fungsi: Untuk menampilkan pertanyaan seputar SiS+ Konsultasi.
      3. Proses: Pada dashboard pilih FAQ Mahasiswa yang terletak di menu sebelah kiri.
    5. Kritik & Saran
      1. Nama Program: Kritik & Saran.
      2. Fungsi: Untuk mengisi Kritik & Saran dari pengguna.
      3. Proses: Pada dashboard pilih Kritik & Saran yang terletak pada menu sebelah kiri paling bawah.
    6. Logout Konsultasi
      1. Nama Program: Logout Konsultasi.
      2. Fungsi: Keluar dari SiS+ Konsultasi.
      3. Proses: Pada dashboard pilih menu yang terletak pada pojok kanan atas.

Rancangan Prototype

Pada tahap ini merupakan sebuah gambar yang jelas tentang rancangan bangun yang lengkap untuk para pengguna dan website yang diteliti dan juga untuk memenuhi kebutuhan dari para pengguna sistem. Berikut ini adalah prototype atau tampilan dari rancangan sistem SiS+ Konsultasi menggunakan QR Code Scanner yang akan dibuat, yaitu:

  1. Prototype Tampilan Login
  2. Gambar 4.20 Prototype Tampilan Login
  3. Prototype Tampilan Dashboard SiS+ Konsultasi
  4. Gambar 4.21 Prototype Tampilan Dashboard SiS+ Konsultasi
  5. Prototype Tampilan Input Tiket Menggunakan QR Code Scanner
  6. Gambar 4.22 Prototype Tampilan Input Tiket Menggunakan QR Code Scanner
  7. Prototype Tampilan Data Mahasiswa
  8. Gambar 4.23 Prototype Tampilan Data Mahasiswa
  9. Prototype Tampilan Ruang Konsultasi
  10. Gambar 4.24 Prototype Tampilan Ruang Konsultasi
  11. Prototype Tampilan Hasil Konsultasi
  12. Gambar 4.25 Prototype Tampilan Hasil Konsultasi

Testing

Metode Implementasi

Implementasi program ini dengan menggunakan metode Black box Testing. Metode Black box Testing yakni pengujian program dengan mengutamakan pengujian terhadap fungsi dari program. Tujuannya adalah agar menemukan kesalahan pada fungsi program. Pengujian menggunakan Metode Black box Testing dilakukan dengan beberapa input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai kebutuhan fungsional agar terlihat apakah program aplikasi telah menghasilkan output yang sesuai dengan apa yang diinginkan serta sesuai dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila input yang diberikan, proses bisa menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program tersebut sudah benar, akan tetapi jika output yang dihasilkan belum sesuai kebutuhan fungsional, maka tengah terdapat kesalahan pada program tersebut, dan kemudian dilakukan penelusuran kembali untuk mengoreksi dan memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Black box Testing

Dibawah ini terdapat 4 pengujian sistem yang dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing:

Tabel 4.7 Daftar Pengujian Black Box pada SiS+ Konsultasi
  1. Login SiS+ Konsultasi
    Berikut ini merupakan tabel pengujian Black Box berdasarkan Pengembangan SiS+ Konsultasi Menggunakan QR Code Scanner Sebagai Media Konsultasi Perkuliahan dan Bimbingan Pada Perguruan Tinggi untuk fungsi Login. Login SiS+ Konsultasi menggunakan email Rinfo yang dimiliki Dosen dan pengujian ini dilakukan dengan skenario sebagai berikut:
    1. Login SiS+ Konsultasi menggunakan email selain Rinfo
    2. Tabel 4.8 Pengujian Login SiS+ Konsultasi Skenario 1
    3. Login SiS+ Konsultasi menggunakan email Rinfo Mahasiswa
    4. Tabel 4.9 Pengujian Login SiS+ Konsultasi Skenario 2
    5. Login SiS+ Konsultasi menggunakan email Rinfo Dosen
    6. Tabel 4.10 Pengujian Login SiS+ Konsultasi Skenario 3
  2. Validasi QR Code Tiket SiS+ Konsultasi
    Pengujian pada fitur QR Code pada SiS+ Konsultasi, dilakukan dengan skenario berikut ini:
      Tabel 4.11 Pengujian Validasi QR Code Tiket SiS+ Konsultasi
  3. Input Tiket SiS+ Konsultasi dengan QR Code
    1. Pengujian Input Tiket menggunakan QR Code yang salah, dilakukan dengan skenario berikut ini:
    2. Tabel 4.12 Pengujian Input Tiket SiS+ Konsultasi dengan QR Code Skenario 1
    3. Pengujian Input Tiket SiS+ Konsultasi yang telah digunakan, dilakukan dengan skenario berikut ini:
    4. Tabel 4.13 Pengujian Input Tiket SiS+ Konsultasi dengan QR Code Skenario 2
    5. Pengujian Input Tiket menggunakan QR Code yang benar dilakukan dengan skenario berikut ini:
    6. Tabel 4.14 Pengujian Input Tiket SiS+ Konsultasi dengan QR Code Skenario 3
  4. Notifikasi Hasil Konsultasi
    Pengujian notifikasi hasil konsultasi, dilakukan dengan skenario berikut ini:
      Tabel 4.15 Pengujian Notifikasi Hasil Konsultasi

Evaluasi

Setelah selesai dilakukan pengujian menggunakan Metode Black box Testing yang dilakukan dengan memberikan beberapa input pada program dengan contoh pengujian pada masing-masing menu serta dan sub menu. Apabila input data tidak lengkap maka sistem akan memunculkan dan menyampaikan pesan yang membantu admin apabila admin terdapat kesalahan saat input data yang tidak lengkap, selanjutnya akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsional dan mendapatkan hasil output yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan.

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Hardware

Penanganan Tiket SiS+ Konsultasi menggunakan QR Code Scanner ini dijalankan menggunakan komputer dengan spesifikasi perangkat keras (hardware) sebagai berikut:

  1. Processor : 2.58 GHz Intel Dual Core
  2. Monitor : 14.0” HD LED
  3. RAM : 2 GB 1333 Mhz DDR3
  4. Hard disk : 500 GB

Aplikasi Yang Digunakan

Penanganan Tiket SiS+ Konsultasi menggunakan QR Code Scanner ini dijalankan menggunakan komputer dengan spesifikasi perangkat lunak (software) sebagai berikut:

  1. Microsoft Windows 8.1 Pro
  2. Mozilla Firefox
  3. Google Chrome
  4. YII Framework
  5. Filezilla
  6. Notepad++

Hak Akses

Yang memiliki hak akses penggunaan SiS+ Konsultasi menggunakan QR Code Scanner ini adalah seluruh Dosen yang telah memiliki email Rinfo pada Perguruan Tinggi Raharja.

Schedule Implementasi

Schedule implementasi adalah sebuah rencana yang menerangkan mengenai hal-hal yang diperlukan untuk proses implementasi "sistem". Pada tahap ini diperlukan rencana implementasi yang sangat berguna untuk melaksanakan langkah-langkah kegiatan dalam penerapannya. Langkah-langkah yang dikerjakan untuk mewujudkan sistem yang direncanakan dalam bentuk Schedule Implementasi sebagai berikut:

Tabel 4.16 Schedule Implementasi

Estimasi Biaya

Estimasi Biaya merupakan rincian biaya sistem yang akan diaplikasikan untuk perusahaan ataupun masyarakat.

Tabel 4.17 Estimasi Biaya


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai Pengembangan SiS+ Konsultasi Menggunakan QR Code Scanner Sebagai Media Konsultasi Perkuliahan dan Bimbingan Pada Perguruan Tinggi. sebagai berikut :

  1. Dengan menggunakan tiket yang telah dibuat oleh mahasiswa dan diberikan kepada dosen SiS+ Konsultasi berhasil diterapkan sebagai media konsultasi dan bimbingan antara mahasiswa dengan dosen. Sampai akhir Januari 2016 sudah lebih dari 6000 tiket SiS+ Konsultasi yang dibuat dan lebih dari 4000 tiket SiS+ Konsultasi yang dilayani oleh dosen.
  2. Dengan menerapkan QR Code Scanner pada SiS+ Konsultasi dapat membantu komunikasi antara mahasiswa dengan dosen dalam penyampaian kode tiket SiS+ Konsultasi agar tidak terjadi kesalahan, selain itu juga dapat mempermudah dosen dalam proses input tiket karena saat ini proses input tiket pada SiS+ Konsultasi memiliki 4 cara diantaranya scan QR Code, upload QR Code dan drag and drop QR Code serta input kode tiket.
  3. Dengan menggunakan SiS+ Konsultasi semua hasil konsultasi, informasi tentang riwayat akademik, rekam jejak dan permasalahan mahasiswa tersimpan di dalam SiS+ Konsultasi, sehingga semua data terhimpun di dalam satu tempat dengan keamanan data yang terjamin kualitasnya agar jika sewaktu-waktu diperlukan dapat diperoleh dengan mudah. Selain itu, hasil konsultasi juga dikirim melalui email kepada mahasiswa tersebut sehingga mahasiswa dapat melihat kembali hasil konsultasi yang telah dilakukan.

Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah agar pada penelitian berikutnya dapat mengembangkan sistem ini menjadi lebih baik lagi, sehingga jika terdapat kekurangan dapat dilengkapi atau diperbaiki. Saran yang bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut:

  1. Perlu adanya proses refresh otomatis saat scan QR Code sehingga tidak perlu lagi klik cek tiket.
  2. Perlu adanya pengembangan ke tahap selanjutnya agar sistem ini dapat support ke semua browser tidak hanya browser tertentu saja.
  3. Perlu adanya sosialisasi agar seluruh dosen di Perguruan Tinggi Raharja dapat menggunakan SiS+ Konsultasi.
  4. Perlu adanya penambahan grafik penggunaan SiS+ Konsultasi dengan QR Code Scanner.

Kesan

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Kadir. Abdul. 2009. Dasar Perancangan Dan Implementasi Database Relasional. Yogyakarta: Andi.
  2. 2,00 2,01 2,02 2,03 2,04 2,05 2,06 2,07 2,08 2,09 2,10 2,11 2,12 2,13 2,14 2,15 2,16 2,17 2,18 2,19 2,20 2,21 2,22 Sutabri. 2012. Konsep Dasar Informasi. Yogyakarta: Andi.
  3. Amin. 2012. Pemodelan Sistem Informasi Persedian Barang Pada PT. Nutech Pundi Artha. Jakarta: Universitas Budi Luhur
  4. 4,0 4,1 Nugroho. 2011. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML dan Java. Yogyakarta: Andi Offset.
  5. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  6. Rapina. dkk. 2011.Peranan Sistem Pengendalian Internal Dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kegiatan Operasional Pada Siklus Persediaan dan Pergudangan. Bandung: Univ.Kristen Maranatha.
  7. 7,0 7,1 Murad. 2013. Aplikasi Intelligence Penunjang Laporan PAUD Pada Himpau di Kota Tangerang.
  8. 8,0 8,1 Nasution. Ruslan Efendi. 2012.Implementation Sms Gateway In The Development Web Based Information System Schedule Seminar Thesis. Lampung: Unila
  9. 9,0 9,1 Rangkuti. Freddy. 2011. Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  10. Yusmini. dkk. 2011. Analisis Finansial Kud Mandiri Mojopahit Jaya Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Raya Kabupaten Kampar. Pekanbaru: Universitas Riau.
  11. Jogiyanto.H.M. 2010. Sistem Informasi Teknologi.Andi Offset: Jakarta
  12. 12,0 12,1 12,2 12,3 Arief. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.
  13. eWolf Community.
  14. Ananda. 2009. Buku Pintar Menguasai Internet. Jakarta: Mediakita.
  15. 15,0 15,1 15,2 Oktavian. 2010. Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan PHP. Yogyakarta: Mediakita
  16. Simarmata. 2010. Rekayasa Web. Yogyakarta: Andi.
  17. Wardana. 2010. Menjadi Master PHP Dengan Framework Codeigniter. Jakarta: Elex Media Komputindo.
  18. Prasetio. 2012. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi
  19. Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP dan MySQL Secara Otodidak. Media Kita: Jakarta Selatan
  20. Praptingsih. Yulia Eka. 2012. Aplikasi Penyewaan Ruangan PT. Simaeru Indonesia Raya Dengan Visual Basic 6.0. Depok: Universitas Gunadarma, UG Jurnal Vol. 6 No. 01, 2012.
  21. Amsyah. Zulkifli. 2008. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  22. 22,0 22,1 22,2 22,3 22,4 Rizky. Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.
  23. 23,0 23,1 Suryo Guritno. Sudaryono, dan Untung Rahardja. 2011. Teory and Application of IT Research: Metodelogi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET
  24. Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN
  25. 25,0 25,1 Hermawan. Asep. 2009. Penelitian Bisnis. Jakarta: Grasindo.
  26. Semiawan. Conny. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
  27. Rasdiana, Erlita. 2014. Pengembangan Formulir Online Menggunakan QR Code Pada SiS+ Di Perguruan Tinggi Raharja. Laporan Skripsi. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja
  28. Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup, Yulianto. 2014. Kajian Yii Framework Dalam Pengembangan Website Perguruan Tinggi. Jurnal CCIT Vol.7 No.3 Mei 2014. ISSN: 1978 - 8282. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja
  29. Kurniati, A. 2012. Penerapan Aplikasi QR Code Reader dan QR Code Generator Secara Mobile untuk Mengelola Benda Cagar Budaya Kota Salatiga (Doctoral dissertation, Program Studi Teknik Informatika FTI-UKSW)
  30. Ary Setyadi, Heribertus. Cahyo Nugroho, Ernes. 2014. Pengembangan Sistem Bagi Pembimbing Akademik Untuk Memantau Perkembangan Mahasiswa STMIK AUB Surakarta
  31. Nugraha, M. Pasca, Rinaldi Munir. 2011. Pengembangan Aplikasi QR Code Generator dan QR Code Reader dari Data Berbentuk Image. Institut Teknologi Bandung : Konferensi Nasional Informatika – KNIF 2011 ISSN: 2087 – 3328
  32. Aprilia, Sisca Rizki. Rachmawati, Rini. Penyediaan Dan Pemanfaatan Layanan Konsultasi Belajar Siswa Secara Online Dalam Sistem Pembelajaran Siswa Di Kota Yogyakarta UGM
  33. Prayogi, Imam. 2015. Perancangan SiS+ Konsultasi Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Dosen dan Mahasiswa. Studi Kasus : STMIK Raharja. Laporan Tugas Akhir. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A:

Pada “Lampiran A” ini berisi tentang berkas-berkas yang diperlukan sebagai persyaratan Skripsi, diantaranya yaitu:

A.1. Validasi Skripsi
A.2. Surat Penugasan Kerja
A.3. Daftar mata kuliah yang belum diambil atau gagal
A.4. Formulir Permohonan Usulan Penelitian Skripsi
A.5. Surat Pengantar Observasi Skripsi
A.6. Kartu Studi Tetap Final (KSTF)
A.7. Kartu Bimbingan Skripsi
A.8. Formulir Permohonan Penggantian Judul Skripsi
A.9. Daftar Nilai
A.10. Kwitansi Skripsi, Raharja Career, dan Sidang Skripsi
A.11. Formulir Seminar Proposal Skripsi
A.12. Formulir Final Presentasi Skripsi
A.13. Formulir Pertemuan Stakeholder Skripsi
A.14. Sertifikat Prospek
A.15. Sertifikat Toefl
A.16. Sertifikat Seminar Nasional
A.17. Sertifikat Seminar Internasional
A.18. Sertifikat Raharja Career
A.19. Katalog Product
A.20. Ijazah SMA
A.21. CV (Curiculum Vitae)


Lampiran B:

Pada “Lampiran B” ini berisi tentang berkas-berkas yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan sebagai persyaratan Skripsi, diantaranya yaitu:

B.1. Bukti Uraian Pekerjaan
B.2. Rencana Pertemuan dengan Stakeholder
B.3. Form Pertemuan Stakeholder Skripsi
B.4. Bukti Wawancara
B.5. Surat Keterangan Implementasi Program

Contributors

Isma Damayanti