SI1211473990

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DATA PEMBINAAN KEGIATAN

KERJA NARAPIDANA PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN

KELAS IIA PEMUDA TANGERANG


SKRIPSI



Disusun Oleh :


NIM
: 1211473990
NAMA



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI Sistem Informasi Manajemen

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

(2015/2016)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DATA PEMBINAAN KEGIATAN

KERJA NARAPIDANA PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN

KELAS IIA PEMUDA TANGERANG

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1211473990
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Februari 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
       
           
           
           
           
(Ir.Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DATA PEMBINAAN KEGIATAN

KERJA NARAPIDANA PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN

KELAS IIA PEMUDA TANGERANG

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1211473990
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2015/2016

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
( Himawan, M.Kom)
   
NID : 12012
   
NID : 06126

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DATA PEMBINAAN KEGIATAN

KERJA NARAPIDANA PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN

KELAS IIA PEMUDA TANGERANG

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1211473990
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, Februari 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
(----)
 
(----)
 
(----)
NID :----
 
NID :----
 
NID :----

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DATA PEMBINAAN KEGIATAN

KERJA NARAPIDANA PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN

KELAS IIA PEMUDA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1211473990
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, Januari 2016

 
 
 
 
NIM : 1211473990

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI


Kebutuhan akan sebuah sistem yang terkomputerisasi menjadi landasan dirancangnya sistem pengelolaan data pembinaan kegiatan kerja narapidana pada lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang. Tujuan dari perancangan sistem pengelolaan data pembinaan kegiatan kerja narapidana pada lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang adalah mempercepat cara kerja sipir dalam pengelolaan data mengenai kegiatan kerja dan juga aktifitas yang dilakukan oleh para narapidana, meningkatkan kinerja sipir dalam mengelola data narapidana dan dalam penyajian laporan dengan memanfaatkan sistem komputerisasi sehingga akan mendapatkan hasil informasi yang lebih baik. Dilakukannya perancangan sistem ini karena pada sistem yang berjalan sebelumnya menggunakan proses pencatatan masih manual karena dalam pekerjaannya masih menggunakan penulisan pada kertas, sehingga belum mempunyai sistem yang menghasilkan informasi secara cepat untuk pengelolaan data narapidana yang akan melaksanakan kegiatan kerja. Oleh karena itu kegiatan yang terkomputerisasi ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi lembaga dalam mengatasi masalah dalam pengelolaan data narapidana dan memberikan laporan secara akurat dan cepat. Metode perancangan menggunakan protoype untuk tampilan sistem agar sesuai dengan kebutuhan. Dengan adanya sistem ini diharapkan mampu membantu Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Pemuda Tangerang dalam pengelolaan data narapidana pada bagian kegiatan kerja .

Kata Kunci : Lembaga Pemasyarakatan, Pengelolaan data, Kegiatan kerja


ABSTRACT

The need for a computerized system became the foundation he designed data management system development work activities of inmates in correctional institutions IIA class youth Tangerang. The purpose of the system design data management coaching work activities of inmates in correctional institutions class IIA youth Tangerang is speeding up how the guards in the management of data on work activities and the activities performed by the inmates, increasing the performance of the warden in managing the data of prisoners and in the presentation of reports by utilizing a computerized system that will get the better information. Does the design of this system because the system is running before using the manual recording process because the work still using the writing on the paper, so it does not have a system that produces timely information for data management inmates who will carry out work activities. Therefore the computerized activity is expected to provide facilities for the institution in addressing problems in data management and reporting inmate accurately and quickly. Protoype design method used to display the system to fit the needs. With this system is expected to help Penitentiary Tangerang Youth IIA class data management inmates in the work activities.

Keywords : Penitentiary, data management, work activities

 

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Laporan ini disajikan dalam bentuk buku. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah "Perancangan Sistem Pengelolaan Data Pembinaan Kegiatan Kerja Narapidana Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pemuda Tangerang ".

Tujuan pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan sumber literature yang mendukung penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan banyak pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini, antara lain :

  1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya. .
  2. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja .
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt, M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  5. Himawan, M.Kom selaku Dosen pembimbing I saya yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  6. Giandari Maulani, M.Kom selaku Dosen pembimbing II saya yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalani perkuliahan di Perguruan Tinggi Raharja dan ilmu tersebut dapat diimplementasikan oleh penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  8. Kedua orang tua dan adik yang telah memberikan bantuan moral, materi, semangat maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  9. Bapak Hendri Astronino. P, S.H, M.Si selaku stakeholder memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  10. Rekan-rekan grup Koplak yang merupakan grup satu perjuangan yang selalu bersama dan saling mendukung satu sama lain yaitu Rizqi Eka Saputri dan Zahrotul Hayati.
  11. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penulis untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang.

    Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.



Tangerang, Januari 2016
Siti Pujianingsih
NIM. 1211473990

Daftar isi

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

Simbol Class Diagram

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identifikasi SWOT

Tabel 3.2 Tabel Analisis Silang Matriks SWOT

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1Use Case Login

Tabel 4.2Use Case Kegiatan Kerja

Tabel 4.3Use Case Halaman Persidangan

Tabel 4.4Use Case Proses Cetak Hasil Persidangan

Tabel 4.5Use Case Jadwal Kegiatan Kerja

Tabel 4.6 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Tabel 4.7 Basis Data Tahanan

Tabel 4.8 Basis Data Pidana

Tabel 4.9 Basis Data Narapidana

Tabel 4.10 Basis Data Kegiatan Kerja

Tabel 4.11 Basis Data Persidangan

Tabel 4.12 Basis Data Sipir

Tabel 4.13 Basis Data Administrator

Tabel 4.14 Pengujian Sistem

Tabel 4.15 Hasil Pengujian

Tabel 4.16 Schedulle

Tabel 4.17 Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Jaringan Komputer

Gambar 2.2 Ilustrasi Narapidana

Gambar 2.3 Lapas Kelas IIA Pemuda Tangerang

Gambar 2.4 Ilustrasi Sipir Penjara

Gambar 2.5 UML (Unified Modelling Language)

Gambar 2.6 Contoh Use Case Diagram

Gambar 2.7 Contoh Activity Diagram

Gambar 2.8 Contoh Sequence Diagram

Gambar 2.9 Contoh Class Diagram

Gambar 2.10 Konsep Ilustrasi Database Management System

Gambar 2.11 Unnormalized Form

Gambar 2.12 First Normal Form

Gambar 2.13 Second Normal Form

Gambar 2.14 Third Normal Form

Gambar 2.15 PHP

Gambar 2.16 MySQL

Gambar 2.17 Analisa SWOT

Gambar 2.18 Contoh Tampilan Prototype

Gambar 2.19 Cara Kerja Black Box

Gambar 3.1 Lapas Kelas IIA Pemuda Tangerang

Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi Bagian Kegiatan Kerja

Gambar 3.3 Illustrasi Proses Kegiatan Kerja

Gambar 3.4 Use Case Diagram Yang Berjalan

Gambar 3.5 Sequence Diagram Yang Berjalan

Gambar 3.6 Activity Diagram Yang Berjalan

Gambar 3.7 Surat Keputusan Kegiatan Kerja

Gambar 3.8 Hasil Persidangan Untuk Menentukan Lokasi Kegiatan Kerja

Gambar 4.1 illustrasi Proses Sistem Usulan Pembinaan Kegiatan Kerja

Gambar 4.2 Use Case Diagram Kegiatan Kerja

Gambar 4.3 Sequence Diagram Kegiatan Kerja

Gambar 4.4 Activity Diagram Untuk Menginput data narapidana

Gambar 4.5 Activity Diagram Untuk Persidangan

Gambar 4.6 Activity Diagram Untuk SK Hasil Persidangan

Gambar 4.7 Activity Diagram Untuk Jadwal Kegiatan Kerja

Gambar 4.8 Class Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.9 Rancangan Tampilan Login

Gambar 4.10 Rancangan Tampilan Home

Gambar 4.11 Rancangan Tampilan Form Tahanan

Gambar 4.12 Rancangan Tampilan Tahanan

Gambar 4.13 Rancangan Tampilan Form Kegiatan Kerja

Gambar 4.14 Rancangan Tampilan Kegiatan Kerja

Gambar 4.15 Rancangan Tampilan Form Sipir

Gambar 4.16 Rancangan Tampilan Daftar Sipir Kegiatan Kerja

Gambar 4.17 Tampilan Halaman Login

Gambar 4.18 Tampilan Halaman Home

Gambar 4.19 Tampilan Form Tahanan

Gambar 4.20 Tampilan Halaman Tahanan

Gambar 4.21 Tampilan Form Kegiatan Kerja

Gambar 4.22 Tampilan Halaman Kegiatan Kerja

Gambar 4.23 Tampilan Form Sipir

Gambar 4.24 Tampilan Halaman Sipir



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang


Lembaga pemasyarakatan pemuda adalah lembaga pemasyarakatan kelas IIA Pemuda Tangerang yang menampung narapidana tindak kriminal dan narkoba sejak tanggal 16 Desember 1983. Lembaga pemasyarakatan kelas IIA Pemuda Tangerang terletak didaerah yang tidak begitu jauh dari pusat kota Tangerang dan pemukiman warga. Lembaga pemasyarakatan kelas IIA Pemuda Tangerang berkapasitas maksimal 1356 warga binaan sedangkan jumlah narapidana pada tahun 2015 adalah1988 warga binaan yang terdiri dari 539 tahanan, 1449 narapidana dan kemungkinan dapat bertambah hingga tahun 2016 (sumber : KPLP, per September 2015)[1].

Karena jumlah narapidana yang terus bertambah sampai akhirnya lapas pemuda melebihi kapasitas, jumlah dalam menampung para narapidana yang melebihi jumlah kapasitas maksimalnya yang berlebih hingga 46% (sumber : KPLP)[1]. Sehingga tidak sesuai dengan jumlah sipir yang menjaga ruangan sel, sehingga ada yang menyebabkan timbulnya banyak permasalahan didalam lapas, contohnya sering terjadi keributan antarnarapidana, bisa menimbulkan tindak kriminalitas didalam penjara seperti peredaran narkoba dan tindak kejahatan pemerasan. Bahkan jumlah narapidana selalu meningkat pada 5 tahun terakhir ini dimana pada tahun 2010 jumlah narapidana nya adalah 1874 warga binaan dan pada tahun 2011 adalah 1976 warga binaan, tahun 2012 jumlah narapidana 2115 warga binaan, tahun 2013 berjumlah 2029 warga binaan tahun 2014 jumlah narapina adalah 1984 warga binaan dapat dilihat dari data berikut ini jumlah warga binaan yang begitu banyak tidak sesuai dengan jumlah sipir yang hanya berjumlah 175 (sumber : KPLP)[1].

Pada lembaga pemasyarakatan kelas IIA Pemuda Tangerang ini setiap sipir mempunyai pekerjaannya masing-masing yang behubungan dengan narapidana dimana pekerjaan itu dilakukannya dengan menggunakan teknologi komputer untuk memudahkan dalam melakukan pengolahan data yang dapat menghemat waktu yang dipakai dengan demikian pekerjaan akan lebih cepat selesai dan hasilnya pun akan baik.

Maka hasil yang didapatkan akan sangat memuaskan, berguna dan bermanfaat bagi lembaga pemasyarakatan ataupun instansi pemerintah terkait yang menggunakan laporan data narapidana tersebut. Dengan adanya teknologi komputer yang dapat membantu untukmeningkatkan kualitas dan juga profesionalisme yang dimiliki oleh sipir-nya, sehingga memiliki pekerjaan yang bagus dan baik sehingga menjadikan lembaga ataupun instansi pemerintah yang memiliki kualitas yang tinggi.

Demikian juga dirasakan oleh beberapa lembaga-lembaga pemerintahan diantaranya dilembaga pemasyarakatan kelas IIA Pemuda Tangerang yang bergerak dibidang hukum dan hak asasi manusia yang menggunakan teknologi untuk menunjang suatu kegiatan yang dikerjakan oleh para sipir nya untuk dapat memudahkan dalam pengelolaan data narapidana yang berada dilembaga pemasyarakatan kelas IIA Pemuda Tangerang.

Dengan adanya teknologi tersebut maka dibutuhkan suatu perancangan sistem untuk mengelola pendataan narapidana selama narapidana tersebut masih berada didalam tahanan dan sampai mendapatkan surat kebebasan dari lembaga pemasyarakatan kelas IIA Pemuda Tangerang, sehingga menjadi sebuah informasi yang terperinci dan akurat akan kebenaran laporan tersebut.

Didalam lapas terdapat suatu bagian-bagiannya salah satunya merupakan bagian giatja (kegiatan kerja) yang dilakukan oleh narapidana. Dimana narapidana akan melakukan kegiatan kerja tersebut apabila masa tahanan narapidananya tinggal ²/3 atau ½ dari putusan hukuman narapidana tersebut. Setelah itu maka akan diputuskan kegiatan kerja apa yang akan dilakukan oleh narapidananya, dengan demikian dukungan sistem komputerisasi sangatlah menunjang untuk kegiatan kerjanya.

Cara kerja suatu sistem yang sebelumnya masih menggunakan sistem manual dengan sistem yang digunakan tersebut akan lebih baik menggunakan sistem komputerisasi yang dapat mengubah cara kerja akan lebih baik. Dengan demikian penulis menggunakan sistem komputerisasi untuk sistem informasi data narapidana yang menggunakan komputer, dari latar belakang diatas penulis bermaksud mengangkat masalah tersebut untuk dijadikan laporan Skripsi dengan judul “PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DATA PEMBINAAN KEGIATAN KERJA NARAPIDANA PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA PEMUDA TANGERANG”.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan jalannya penelitian karenasetiap penelitian dimulai dari rumusan masalah yang dilanjutkan dengan pemecahan masalah. Rumusan masalah berbeda dengan masalah, masalah merupakan suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang diharapkan dengan fakta yang terjadi dilapangan.

Adapun hal yang dihadapi oleh lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang dalam sistempengelolaan data narapidana untuk bagian pembinaan kegiatan kerja narapidana antara lain adalah :

  1. Bagaimana membuat suatu sistem yang dapat membantu para sipir dalam mendata narapidana yang akan melakukan pembinaan kegiatan kerja ?
  2. Bagaimana mengimplementasikan sistem pengelolaan data narapidana menjadi terkomputerisasi ?
  3. Bagaimana membuat suatu sistem yang dapat merekap semua data narapidana yang melaksanakan kegiatan kerja ?

Ruang Lingkup Penelitian

Setiap manusia pasti memiliki gagasan, pemikiran dan pemahaman yang berbeda-beda, untuk itu penulis menuliskan laporan Skripsi agar lebih terarah dan berjalan dengan baik. Dan untuk menghindari kekeliruan atau kesalahpahaman dan sekaligus untuk membantu pembaca agar memahami penelitian ini. Dimana dalam penulisan Skripsi ini hanya membatasi pada :

  1. Sistem ini hanya membahas mengenai pengolaan data narapidana pada bagian kegiatan kerja.
  2. Sistem ini hanya menangani pembuatan jadwal pada kegiatan kerja yang akan dilaksanakan oleh narapidana.
  3. Sistem ini hanya menangani proses rekap hasil data narapidana yang melaksanakan kegiatan kerja.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini berhubungan dengan hal-hal yang diperoleh dalam melakukan penelitian, dengan adanya tujuan penelitian maka dapat menemukan arah dari suatu penelitian, tujuan penelitian ini diharapkan dapat membantu lembaga pemasyarakatan kelas IIA Pemuda Tangerang dalam mempermudah sistem sehingga pengolahan dan penyajian informasi yang selama ini berjalan manual menjadi lebih mudah dengan dibuatnya sistem yang sudah terkomputerisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Untuk membantu mempermudah pekerjaan sipir yang pada awalnya menggunakan sistem manual yaitu menggunakan tulisan yang dilakukan pada buku jadwal kegiatan kerja menjadi sistem terkomputerisasi.
  2. Mempercepat cara kerja sipir dalam pengelolaan data mengenai kegiatan kerja dan juga aktifitas yang dilakukan oleh para narapidana.
  3. Meningkatkan kinerja sipir dalam mengelola data narapidana dan dalam penyajian laporan dengan memanfaatkan sistem komputerisasi sehingga akan mendapatkan hasil informasi yang lebih baik.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Manfaat atau Kegunaan hasil penelitian dapat diklasifikasikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan obyek penelitian. Manfaat praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk memperbaiki kinerja, terutama bagi Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Pemuda Tangerang dan sipir serta peneliti lain yang juga melakukan penelitian yang sama untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Dalam penulisan laporan Skripsi ini dikemukakan beberapa manfaat, yaitu :

  1. Mengubah sistem informasi pembinaan kerja menjadi jauh lebih baik dari yang telah berjalan sebelumnya.
  2. Dengan adanya hasil dari penelitian ini, maka diharapkan dapat memperoleh kemudahan pada sipir dalam melakukan pengolaan untuk kegiatan kerja yang akan dilakukan oleh narapidana.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian merupakan metode yang dipakai untuk mengumpulkan dan menggambarkan keadaan secara langsung dilapangan. Adapun penjelasan lebih rinci mengenai metode yang digunakan dalam menyusun penetian Skripsi ini sebagai berikut:

  1. Metode Pengamatan (Observation Research)

    Adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung dilapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pemuda Tangerang, khususnya dibagian pembinaan kegiatan kerja narapidana pada metode ini penulis mengumpulkan dokumen yang merupakan sumber informasi yang sangat penting yang dapat membantu dalam penelitian ini.

  2. Metode Wawancara (Interview Research)

    Melakukan tanya jawab langsung kepada kabid (kepala bagian) pembinaan kegiatan kerja yang bernama Bapak HendriAstronino P, S.H. M.Si pertanyaan ini dikhususkan pada bagian data narapidana yang akan melakukan pembinaan kegiatan kerja.

  3. Studi Pustaka

    Pada metode studi pustaka penulis mencari reverensi-reverensi yang terdapat pada buku-buku, karya ilmiah, internet dan laporan ilmiah yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Metode Analisa Sistem

Pada penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) sistem pengolahan data narapidana pada bagian kegiatan kerja. Analisa SWOT tersebut diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Alasan mengapa menggunakan metode SWOT pada penelitian Skripsi ini, karena untuk memperbaiki performa pengelolaan data narapida yang melakukan kegiatan kerja menjadi lebih baik, untuk mengurangi kesalahan dalam mengelola data narapidana, untuk memperbaiki keamanan sehingga orang lain tidak bisa membuka, merubah data dan mengurangi keterlambatan untuk memperoleh data-data laporan kegiatan kerja narapidana yang diinginkan.

Metode Perancangan

Dalam Skripsi ini metode perancangan yang digunakan adalah pendekatan object oriented yaitu dengan menggunakan UML, dimana diagram yang digunakan dalam penelitian Skripsi ini adalah use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.

Metode Prototype

Pada metode ini, sistem pengelolaan data narapidana pada bagian pembinaan kegiatan kerja dilembaga pemasyarakatan kelas IIA Pemuda Tangerang menggunakan beberapa software dalam mendukung perancangannya yaitu Prototype. Prototype merupakan aplikasi software yang digunakan untuk membuat desian pada pembuatan program. Alasan mengapa menggunakan metode prototype pada penelitian Skripsi ini, karena ingin memberikan gambaran yang jelas terhadap sistem yang akan dibuat.

Metode Pengujian

Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeleminasi kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan. Pada metode pengujian ini menggunakan metode Black Box karena metode Black Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan. metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian diprosessesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

 

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam membaca dan mengikuti aturan penulisan yang ada, maka penulis mengelompokan penelitian Skripsi ini menjadi beberapa bab yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup, metode penelitian, analisis sistem, perancangan sistem dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan dan literature review.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran umum instansi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah dan user requirement yang terdiri dari 4 (empat) tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi yang merupakan final elisitasi yang diusulkan.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini penulis menguraikan sistem yang akan diusulkan, diagram rancangan sistem, rancangan basis data yang terdiri dari spesifikasi basis data, rancangan prototype, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi dan estimasi biaya. Serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada dibab sebelumnya, dijabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisa dan rancangan sistem yang dilakukan serta saran-saran terhadap sistem yang diusulkan agar dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan dan untuk pengembangan sistem lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Ludwig Von Bertalanfly dalam Yakub (2014:2)[2], “Sistem merupakan seperangkat unsur-unsur yang terkait dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dan dengan lingkungannya”.


Gambar 2.1 Sistem Jaringan Komputer

Karakteristik Sistem

Menurut Hutahaean (2014:3-5) [3], supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik harus memiliki beberapa karakteristik berikut ini, yaitu:

  1. Komponen.
  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

  3. Batasan Sistem (Boundary).
  4. Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya.

  5. Lingkungan Luar Sistem (environment).
  6. Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

  7. Penghubung Sistem (interface).
  8. Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsitem dengan subsistem lainnya.

  9. Masukkan Sistem (input).
  10. Masukkan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem yang dapat berupa perawatan (maintenace input) dan masukkan sinyal (signal input).

  11. Keluaran Sistem (output).
  12. Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

  13. Pengolah Sistem.
  14. Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran.

  15. Sasaran Sistem.
  16. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).

 

Konsep Dasar Informasi

Definisi Data

Menurut Hartono (2013:9)[4], “Data adalah hasil pengukuran dan pencatatan data terhadap fakta tentang sesuatu, keadaan, tindakan atau kejadian”.

Metode Pengolahan Data

Menurut Yakub (2012:17)[5],“Sistem informasi dalam organisasi biasanya terdiri atas berbagai metode pengolahan data”. Metode pengolahan data terdiri dari:

  1. Metode manual, merupakan pengolahan data yang semua operasi datanya dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat.

  2. Metode electromechanical, merupakan pengolahan data dengan menggabungkan semua orang dan mesin.

  3. Metode punched card equipment, merupakan pengolahan data yang menggunakan semua alat yang disebut sistem warkat unit (unit record system).

  4. Metode electronic computer, merupakan pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi.

Definisi Informasi

Menurut George H.B & William S.H. (2014:18)[6], “Informasi adalah data diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan”.

 

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Perancangan sistem (Design System) merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem setelah mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada tahap analisa sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:203)[7].

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228) [8], tahap perancangan atau desain sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik yang terlibat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

 

Konsep Dasar Analisa Sistem

Definisi Analisa Sistem

Menurut Murad, dkk (2013:51) dalam jurnal CCIT [9], “Tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan-kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement”. Menurut Haerudin, dkk dalam jurnal CCIT (2013:117)[10], Fungsi analisa sistem adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai (user).
  2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.
  3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.
  4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

Definisi Tahapan Analisa Sistem

Menurut Henderi, dkk dalam jurnal CCIT (2011:322)[11], “Tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”.

 

Teori Khusus

Konsep Dasar Narapidana

Definisi Narapidana

Menurut Heru Susetyo dikutip dari laporan Tim Pengkajian Hukum (2012:3)[12], “Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) yaitu seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum”.

“Pengertian narapidana berasal dari dua suku kata yaitu Nara artinya orang dan Pidana artinya hukuman dan kejahatan (pembunuhan, perampokan, penganiayaan, narkoba, korupsi dan sebagainya). Jadi pengertian narapidana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai orang hukuman(orang yang menjalani hukuman) karena melakukan tindak pidana” Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010:612).[13]

Gambar 2.2 Ilustrasi Narapidana


Dalam Pasal 1 butir 2 Bab I Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan yang dimaksud dengan sistem pemasyarakatan adalah: Suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan warga binaan pemasyarakatan berdasarkan pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina yang dibina dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas warga binaan pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.

Pembinaan Narapidana

Menurut Pamudji dalam Jurnal Ahmad Saifuddin dan Nunuk Giari Murwandani (2015:128)[14], “Pembinaan berasal dari kata bina yang berarti sama dengan bangun, jadi pembinaan dapat diartikan sebagai kegunaan yaitu: merubah sesuatu sehingga menjadi baru yang memiliki nilai-nilai yang tinggi. Dengan demikian, pembinaan juga mengandung makna sebagai pembaharuan, yaitu: melakukan usaha-usaha untuk membuat sesuatu menjadi lebih sesuai atau cocok dengan kebutuhan dan menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat”.

Menurut Selanjutnya, menurut Hidayat dalam Dinar dan Farid (2014:2)[15], ”Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sadar, berencana, teratur dan terarah untuk meningkatkan sikap dan keterampilan anak didik dengan tindakan-tindakan, pengarahan, pembimbingan, pengembangan, stimulasi dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan”.

Menurut ketentuan Keputusan Menteri Kehakiman Nomor: M.02-PK.04.10 Tahun 1990 [16], tentang Pola Pembinaan Narapidana atau Tahanan, menyatakan pengertian pembinaan adalah Pembinaan meliputi tahanan, pelayanan tahanan, pembinaan narapidana dan bimbingan klien.

  1. Pelayanan tahanan adalah segala kegiatan yang dilaksanakan dari mulai penerimaan sampai dalam tahap pengeluaran tahanan.

  2. Pembinaan narapidana adalah semua usaha yang ditujukan untuk memperbiki dan meningkatkan akhlak (budi pekerti) para narapidana yang berada didalam Lembaga Pemasyarakatan.

  3. Bimbingan klien ialah semua usaha yang ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan akhlak (budi pekerti) para klien pemasyarakatan diluar tembok.

”Ditinjau dari segi bahasa, Pembinaan diartikan sebagai Proses, cara, perbuatan membina, kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik” Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010: 655)[13].

Pembinaan narapidana merupakan salah satu upaya yang bersifat Ultimum Remidium (upaya terakhir) yang lebih tertuju kepada alat, agar narapidana sadar akan perbuatannya sehingga pada saat kembali kedalam masyarakat ia akan menjadi baik, baik dari segi keagaman, sosialbudaya maupun moral sehingga akan tercipta keserasian dan keseimbangan ditengah-tengah masyarakat. Pemasyarakatan membentuk sebuah prinsip pembinaan dengan sebuah pendekatan yang lebih manusiawi hal tersebut terdapat dalam usaha-usaha pembinaan yang dilakukan terhadap pembinaan dengan sistem pemasyarakatan seperti yang diatur dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan.

Menurut Artikel Riki Afrizal (2011:5)[17], “Setelah adanya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, maka untuk pelaksanaan pembinaan narapidana selanjutnya mengacu pada undang-undang tersebut. Pembinaan narapidana dilapas dilaksanakan dengan beberapa tahapan pembinaaan yaitu tahap awal, tahap lanjutan dan tahap akhir”. Adapun pelaksanaan tahapan pembinaan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Pembinaan tahap awal bagi narapidana dilaksanakan sejak narapidana tersebut berstatussebagai narapidana hingga 1atau 3 (satu per tiga) masa pidananya.
  2. Pembinaan tahap lanjutan terbagi kedalam dua bentuk, yaitu :
    1. Tahap lanjutan pertama, dimulai sejak berakhirnya pembinaan tahap awal sampai dengan ½ (satuper dua) masa pidananya. Tahap lanjutan pertama, dimulai sejak berakhirnya pembinaan tahap awal sampai dengan ½ (satu per dua) masa pidananya

    2. Tahap lanjutan kedua, dimulai sejak berakhirnya pembinaan tahap lanjutan pertama sampai dengan 2 atau 3 (dua per tiga) masa pidananya.

  3. Pembinaan tahap akhir, dilaksanakan sejak berakhirnya pembinaan tahap lanjutan sampai dengan berakhirnya masa pidana narapidana yang bersangkutan.

Konsep Dasar Lembaga Pemasyarakatan

Definisi Lembaga Pemasyarakatan

Menurut Soedjono Dirdjosisworo dalam Skripsi Sartika Budi A (2013:16)[18], “Lembaga Pemasyarakatan sebagai tempat dimana terpidana mengalami proses pembinaan dalam menjalankan pidananya berdasarkan putusan Hakim”.

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995[19], “Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan (disingkat Lapas) adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia . Sebelum dikenal istilah lapas diIndonesia, tempat tersebut disebut dengan istilah penjara”.


Gambar 2.3 Lapas Kelas IIA Pemuda Tangerang


Penghuni Lembaga Pemasyarakatan bisa narapidana (napi) atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bisa juga yang statusnya masih tahanan, maksudnya orang tersebut masih berada dalam proses peradilan dan belum ditentukan bersalah atau tidak oleh hakim .

Definisi Sipir

“Sipir adalah penjaga penjara” Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010:670)[13]. Berdasarkan pendapat kamus besar bahasa indonesia diatas mengenai definisi sipir, dapat disimpulkan bahwa sipir merupakan pegawai pada lembaga pemasyarakatan yang kerjanya adalah menjaga sel narapidana disetiap bloknya , dimana dilapas pemuda mempunyai 6 blok yang terdiri dari blok A, blok B, blok C, blok D, blok E dan blok F dan di setiap blok dijaga hanya 2 sipir saja sedangkan di setiap blok terdapat 100-200 narapidana, sipir pun tidak hanya yang menjaga sel saja akan tetapi yang bekerja di dalam lembaga pemasyarakatan juga disebut dengan sipir..


Gambar 2.4 Ilustrasi Sipir Penjara

Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

Definisi UML (Unified Modelling Language)

Menurut Ahmad Wahyudin (2014:1)[20], ”UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan proses analysis dan desain berorientasi objek”. UML menyediakan standar pada notasi dan diagram yang bisa digunakan untuk memodelkan suatu sistem.


Gambar 2.5 UML (Unified Modelling Language)

Diagram-diagram UML (Unified Modelling Language)

Penulis hanya menyebutkan 4 dari 9 model diagram, dibawah ini beberapa diagram dalam UML:

  1. Use Case Diagram.

  2. Use case adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipeinteraksi antara user sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai.


    Gambar 2.6 Contoh Use Case Diagram

    Komponen-komponen yang terdapat didalam Use case Diagram terdiri dari:

    a.Use Case: Use case digambarkan sebagai lingkaran elips dengan nama use case dituliskan didalam elips tersebut.

    b.Actor: Actor adalah pengguna sistem. Actor tidak terbatas hanya manusia saja, jika sebuah sistem berkomunikasi dengan aplikasi lain dan membutuhkan input atau memberikan output.

    c.Association: Asosiasi digunakan untuk menghubungkan actor dengan use case.

  3. Activity diagram .

  4. Activity diagram menyediakan analis dengan kemampuan untuk memodelkan proses dalam suatu sistem informasi.


    Gambar 2.7 Contoh Activity Diagram

    Komponen-komponen yang terdapat didalam ActivityDiagram terdiri dari:

    a. Titik Awal.

    b. Titik Akhir.

    c. Activity.

  5. Sequence diagram .

  6. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram.


    Gambar 2.8 Contoh Sequence Diagram

    Komponen-komponen yang terdapat didalam 'Sequence Diagram terdiri dari:

    a. Object = Object merupakan instance dari sebuah class dan dituliskan tersusun secara horizontal.

    b. Actor = Actor juga dapat berkomunikasi dengan object maka actor juga dapat diurutkan sebagai kolom.

    c. Lifeline = Lifeline mengindikasikan keberadaan sebuah object dalam basis waktu. Notasi untuk Lifeline adalah garis putus-putus vertikal yang ditarik dari sebuah object .

    d. Activation = Activation dinotasikan sebagai sebuah kotak segi empat yang digambar pada sebuah lifeline.

    e. Message = Message digambarkan dengan anak panah horizontal antara Activation Message mengindikasikan komunikasi antara object-object.

  7. Class diagram.

  8. Class adalah dekripsi kelompok obyek-obyek dengan property, perilaku (operasi) dan relasi yang sama. Sehingga dengan adanya class diagram dapat memberikan pandangan global atas sebuah sistem. Hal tersebut tercermin dari class- class yang ada dan relasinya satu dengan yang lainnya.


    Gambar 2.9 Contoh Class Diagram

    Komponen-komponen yang terdapat didalam Class Diagram terdiri dari:

    A. Class = Class adalah blok-blok pembangun pada pemrograman berorientasi obyek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak.

    B. Association = Sebuah asosiasi merupakan sebuah relationship paling umum antara 2 class dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe-tipe relationship (Contoh: One-to-one, one-to-many, many-to-many).

 

Konsep Dasar Database Management System

Definisi Database Management System

Menurut Rosa A.S (2012:26)[21] menjelaskan ”DBMS (Database Manajement System) atau dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai Sistem Manajement Basis Data adalah suatu sistem aplikasi yang digunakan untuk menyimpan, mengelola dan menampilkan data”.

Tabel 2.10 Konsep Ilustrasi DBMS

Perkembangan Database Management System

Menurut Deni Darmawan (2013:114)[8], ”Pengembangan basis data selalu membutuhkan kerja sama dari beberapa orang dengan keahlian yang berbeda-beda”. Proses ini melibatkan pemakai, analis data, ahli komputer, database administrator serta wakil dari pihak manajemen yang akan memakai sistem. Secara garis besar proses pengembangan basis data adalah:

  1. Penentuan Tujuan.
  2. Tujuan ditetapkan berdasarkan parameter pemakai dan data. Pemakai menentukan tujuan aplikasi yang akan dipakai, sedangkan data menentukan bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai.

  3. Ikatan (bindings).
  4. Bindings merupakan ukuran tingkat fleksibilitas yang dilakukan untuk mencapai efisiensi dalam perancangan basis data.

  5. Dokumentasi.
  6. Dokumentasi yang penting adalah model basis data. Model basis data akan menentukan proses yang diperlukan untuk pembentukan file, perawatan file dan pemanggilan informasi.

  7. Pemograman.
  8. Implementasi akhir setelah proses perancangan basis data selesai adalah dengan melakukan pemrograman.

Normalisasi Database Management System

Suatu file yang terdiri dari beberapa grup elemen perlu diorganisisrkan kembali. Proses untuk mengorganisirkan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang sehingga diperoleh bentuk normal (nilai atribut sudah automic atau tunggal atau tidak ganda) disebut normalisasi.[22]

  1. Bentuk Normalisasi.

  1. Bentuk tidak normal (Unnormalized Form).
  2. Pada tahap ini, semua data yang ada direkam tanpa format tertentu, data dapat saja tidak lengkap dan terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

    Gambar 2.11 Unnormalized Form
  3. Normalisasi tahap 1 (1NF atau First Normal Form) .
  4. Pada tahap ini, setiap data dibentuk menjadi file-file data dibentuk dalam satu record demi record dan nilai fieldnya berupa anatomic value atau tunggal. Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau bernilai ganda (multi value). Bukan merupakan kumpulan data yang memiliki dua arti dan juga bukan pecahan dari beberapa kata sehingga memiliki arti yang lain.

    Gambar 2.12 First Normal Form
  5. Normalisasi tahap 2 (2NF atau Second Normal Form).
  6. Bentuk normal kedua memiliki syarat yaitu bentuk data memiliki kriteria bentuk normal pertama. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama atau primary key, sehingga membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci field. Kunci field harus unik dan bisa mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.

    Gambar 2.13 Second Normal Form
  7. Normalisasi Tahap 3 (3NF atau Third Normal Form).
  8. Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi harus sudah termasuk dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primer dan tidak punya hubungan transitif. Dengan kata lain, setiap atribut yang bukan kunci haruslah bergantung pada primary key dan pada primary key secara keseluruhan.

    Gambar 2.14 Third Normal Form

Konsep Dasar PHP (Hypertext Preprocessor)

Definisi PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Edy Winarno & Ali Zaki (2014:49)[23], “PHP atau PHP (Hypertext Preprocessor) adalah sebuah bahasa pemrograman web berbasis server (server-side) yang mampu memparsing kode PHP dari kode web dengan ekstensi .php, sehingga menghasilkan tampilan website yang dinamis disisi client (browser). Dengan PHP halaman HTML dapat menjadi lebih powerful dan bisa dipakai sebagai aplikasi lengkap, misalnya untuk beragam aplikasi cloud computing.”

PHP adalah bahasa script yang sangat cocok untuk pengembangan web dan dapat dimasukkan kedalam HTML. PHPawalnya dikembangkan oleh seorang programmer bernama Rasmus Lerdorf pada tahun 1995, namun semenjak itu selalu dikembangkanoleh kelompok independen yang disebut group PHP dan kelompok ini juga yang mendefinisikan standar de facto untuk PHP karna tidak ada spesifikasi formal.

Untuk web, PHP adalah bahasa scripting yang bias dipakai untuk tujuan apapun. Diantaranya cocok untuk pengembangan aplikasi web berbasis server, dimana PHP nantinya dijalankan di server web.

Berikut contoh untuk script dan tampilan dari script menggunakan bahasa pemrograman PHP .[23]


 

Gambar 2.15 PHP

Definisi MySQL

Menurut Edy Winarno & Ali Zaki (2014:101)[23], didalam bukunya yangberjudul “Pemrograman Web Berbasis HTML5, PHP dan JavaScript” MySQL adalah sebuah software database. MySQL merupakantipe data relasional yang artinya MySQL menyimpan datanya dalam bentuk table-tabel yang saling berhubungan. Keuntungan menyimpan data di database adalah kemudahannya dalam penyimpanan dan menampilkan data karena dalam bentuk tabel. Untuk pengolahan terhadap table, dapat digunakan perintah SQL

Gambar 2.16 MySQL

Keunggulan MySQL

Ada banyak database untuk PHP, namun MySQL merupakan software database yang paling disarankan, berikut ini adalah keunggulan MySQL: Edi Winarto & Ali Zaki (2014 : 102) [23]

  1. Gratis dan open source;
  2. Memiliki versi komersial, dan dapat digunakan ketika ingin memberikan dukungan teknis;
  3. Biaya yang dikelurkan jauh lebih murah dibandingkan dengan merek lainnya;
  4. Tersedia di banyak platform;
  5. Menggunakan standar penulisan SQL ANSI;
  6. Mudah digunakan;
  7. Kapabilitas (Mampu memproses data yang tersimpan dalam data base dengan jumlah 50 juta Record, 60.000 tabel, dan 5.000.000.000 baris, dan 32 indeks pertabel);
  8. Multi user;
  9. Kecepatan akses hingga 0.001 detik.

Konsep Dasar Analisa SWOT

Definisi Analisa SWOT

Menurut Vico Hisbanarto (2014:131)[24], “Analisi SWOT merupakan bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif atau memberi gambaran”. Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut konstribusi masing-masing. Analisis ini juga dapat digunakan untuk menilai kekuatan dan kelemahan sekaligus menilai peluang dan ancaman yang dihadapi oleh organisasi.

Gambar 2.17 Analisis SWOT

Berdasarkan penilaian terhadap faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) organisasi pendidikan, maka selanjutnya memilih strategi yang sesuai. Hasil analisis SWOT menghasilkan strategi strengths-opportunities, weaknesses-opportunities, strengths-threats dan weaknesses-threats.

  1. Strategi Strengths-Opportunities.

  2. Strategi strengths - opportunities (S-O) merupakan strategi untuk mengoptimalkan kekuatan dengan memanfaatkan peluang melalui pembudayaan dan pengembangan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Pemberdayaan sumber daya manusia.

    b. Pemeliharaan sarana dan prasarana.

    c. Mengembangkan kerja sama dengan lembaga nasional dan internasional.

  3. Strategi Weaknesses-Opportunities.

  4. Strategi weaknesses-opportunities (W-O) merupakan strategi untuk menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang melalui jaringan kerjasama dan pengembangan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia.

    b. Penyediaan sarana dan prasarana.

    c. Menjalin kerjasama dengan lembaga nasional dan internasional.

  5. Strategi Strengths-Threats.

  6. Strategi strengths-threats (S-T) merupakan strategi untuk mendaya gunakan kekuatan dalam menghadapi tantangan melalui kajian informasi hasil dan pengembangan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia.

    b. Penyediaan sarana dan prasarana.

    c. Menjalin kerjasama dengan lembaga nasional dan internasional.

  7. Strategi Weaknesses-Threats.

  8. Strategi weaknesses-threats (W-T) strategi ini digunakan untuk memperkecil kelemahan untuk menghindari tantangan atau ancaman melalui penguatan kelembagaan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Penataan sumber daya manusia secara baik.

    b. Pengadaan sarana dan prasarana secara lengkap.

    c. Pengembangan sistem informasi.

Konsep Dasar Prototype

Definisi Prototype

Menurut Deni Darmawan (2013:229)[8], ”Prototype adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”. Berikuttahapan-tahapan prototype: (Mustakini, 2009:526 dalam Winiarti Prastiwi:2014) [25]

  1. Identifikasi kebutuhan pemakai yang paling mendasar.
  2. Membangun prototype.
  3. Menggunakan prototype.
  4. Merevisi dan meningkatkan prototype.
  5. Jika prototype lengkap menjadi sistem yang dikehendaki, proses iterasi dihentikan.

Gambar 2.18 Contoh Tampilan Prototype

Kelebihan Metode Prototype

Prototype memiliki kelebihan, berikut kelebihan dari prototype : (Mustakini, 2009:526 dalam Winiarti Prastiwi:2014) [25]

  1. Prototype memudahkan komunikasi antar developer.
  2. Klien mendapat gambaran awal dari prototype.
  3. Membantu mendapatkan kebutuhan detail lebih baik.

Kekurangan Metode Prototype

Menurut Mustakini dalam Winiarti Prastiwi (2014) [25] prototype memiliki kekurangan berikut kekurangan dari prototype :

  1. Dalam membuat prototype banyak hal yang diabaikan seperti efisiensi, kualitas, kemudahan dipelihara atau dikembangkan dan kecocokan dengan lingkungan yang sebenarnya.
  2. Jika klien merasa cocok dengan prototype yang disajikan dan berkeras terhadap produk tersebut, maka developer harus kerja keras untuk mewujudkan produk tersebut menjadi lebih baik, sesuai kualitas yang seharusnya.
  3. Developer biasanya melakukan kompromi dalam beberapa hal karena harus membuat prototype dalam waktu singkat.

Konsep Dasar Testing

Definisi Testing

Menurut Rizky (2011:237)[26], ”Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telahdisepakati dari awal”.

Tipe dan Teknik Testing

Menurut Rizky (2011:237)[26], ”Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing. Namun penulis hanya menggunakan salah satu yang ada yaitu Black Box Testing . Menurut Rizky (2011:237)[26], definisi black box testing adalah sebagai berikut : Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah "kotak hitam" yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing dibagian luar. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain :

  1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis dibidang pemrograman.

  2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

  3. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

  4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white box testing.


Gambar 2.19 Cara Kerja Black box

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Jurnal CCIT Untung Rahardja, dkk (2013:302)[27], ”Elisitasi adalah berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi Tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi Tahap II

  4. Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI inibertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebihsempurna. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  5. Elisitasi Tahap III

  6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu: "T" artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan. "O" artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan. "E" artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu: High (H) artinya sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi. Middle (M) artinya Mampu untuk dikerjakan. Low (L) artinya mudah untuk dikerjakan.

  7. Final Draft Elisitasi

  8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasarpembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Deviachrista (2013:1))[28], “Literature review adalah uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusanmasalah yang ingin diteliti”.

Literature Review (Studi Pustaka)

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai penilaian serta widuri dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upayamengembangkan dan menyempurnakan penelitian ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu:

  1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Riki Afrizal ,SH (2011) Universitas Andalas [17]. Berjudul “Efektivitas Pelaksanaan Asimilasi Pada Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Dalam Mencapai Tujuan Sistem Pemasyarakatan”. Penelitian ini bertujuan mengembalikan narapidana kedalam lingkungan masyarakat sebagai warga yang baik. Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan pelaksanaan asimilasi. Adapun kendala-kendala yang ada dalam pelaksanaan pembinaan tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan kegiatan pembinaan tersebut. Diharapkan Agarkedepannya penempatan narapidana pada lapas sebagai tempat melaksanakan asimilasi bagi narapidana perlu tingkatkan lagi.
  2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kristina Sitanggang (2014) Universitas Sumatera Utara[29]. Berjudul “Pembinaan Terhadap Narapidana (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kota Langsa)”. Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam proses pembinaan narapidana dilembaga pemasyarakatan Kelas IIB Kota Langsa. Adapun Hambatan yang dihadapi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kota Langsa baik hambatan yang datang dari proses pembinaan didalam lembaga pemasyarakatan maupun hambatan dari proses pembinaan diluar lembaga pemasyarakatan adalah dilihat dari segi fasilitas.
  3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ahmad Syaifuddin dan Dra. Nunuk Giari Murwandani, M.Pd (2015) Universitas Negeri Surabaya[30].Berjudul “Pembinaan Warga Binaan Di Lembaga Pemasyarakatan Lamongan Melalui Keterampilan Kerajinan”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pembinaan keterampilankerajinan dilembaga pemasyarakatan lamongan. Diharapkan lembaga pemasyarakatan kelas IIB lamongan sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap pembinaan warga binaan agar mengembangkan lagi dalam hal jenis keterampilan.
  4. Penelitian yang telah dilakukan oleh Pramudhya Tyaswuri (2010) Universitas Negeri Yogyakarta[31]. Berjudul “Implementasi Life Skills Pelatihan Keterampilan Pertukangan Kayu Bagi Warga Binaan DiLembaga Pemasyarakatan KlasIIA Yogyakarta”. Subyek penelitian ini adalah ketua koordinator bidang kerja, instruktur atau pelatih keterampilan pertukangan kayu dan warga binaan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitianmenunjukan pelaksanaan pelatihan keterampilan pertukangan kayu bagi warga binaan dan faktor yang menghambat yaitu warga binaan mempunyai sifat yang mudah tersinggung sehingga pada proses pembelajaran sering terjadi perselisihan antar warga binaan.
  5. Penelitian yang telah dilakukan oleh Rio Pratikno (Diakses tanggal 7 Oktober 2015) Universitas Maritim Raja Ali Haji[32].Berjudul ”Evaluasi Program Pembinaan Keterampilan Kerja Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tanjungpinang”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi program pembinaan keterampilan kerja bagi warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tanjungpinang faktor penghambat dalam indikator tingkat permasalahan dalam pembinaan keterampilan kerja yaitu indikator ketersedian dana dan ketersedian tenaga ahli dalammengajarkan keterampilan kerja bagi narapidana.
  6. Penelitian yang telah dilakukan oleh Anang Cahyono Sugeng (2014) Universitas Tulungagung Bonorowo[33].Berjudul ”Pemberdayaan Dan Pengembangan Keterampilan Warga Binaan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tulugagung”. Beberapa kegiatan yang dikembangkan oleh para warga binaan dengan pihak LP merupakan upaya nyata yangdilakukan tidak hanya untuk mengisi kegiatan di lp akan tetapi kemampuan para warga binaan tersebut dapat terus berkembang ketika mereka sudah selesai menjalani masa binaan. Tujuan besar dari upaya ini adalah menciptakan sumberdaya manusia baru yang mampu melalui jalur kewirausahaan. Pada tahapan pelaksanaannya LP Kelas IIB Tulungagung memiliki beberapa kendala diantaranya keterbatasan sumber daya manusia dan modal untuk pengembangan usaha.

Adapun kesimpulan dari ke 6 (enam) literature review diatas adalah dengan adanya proses pembinaan kegiatan kerja narapidana dilembaga pemasyarakatan bertujuan untuk membantu mengembangkan keahlian dan keterampilan yang ada pada narapidana dan membantu narapidana untuk mengembalikan narapidana kedalam lingkungan masyarakat sebagai warga yang baik.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Analisa Organisasi

Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pemuda Tangerang

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIA pemuda Tangerang dibentuk berdasarkan surat keputusan menteri kehakiman republik Indonesia, tanggal 16 Desember 1983 nomor: M.03.UM.01.06 tahun 1983 tentang penetapan lembaga pemasyarakatan tertentusebagai rumah tahanan negara. Dalam lampiran II surat keputusan tersebut lapas kelas IIA pemuda Tangerang disamping sebagai lapas, juga sebagian ruangnya ditetapkan atau difungsikan sebagai rumah tahanan negara (rutan).

Seperti diketahui bahwa lapas adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap pelanggaran hukum yang sudah diputus oleh hakim dan sudah mempunyai ketetapan hukum yang tetap. Sedangkan rumah tahanan negara merupakan tempat yang diperuntukkan bagi pelanggar hukum yang masih dalam proses peradilan baik dalam tahapan penyidikan, penuntutan ataupun mereka yang masih dalam prosespemeriksaan dipengadilan.

Dalam surat edaran Direktur Jenderal pemasyarakatan tanggal 26 Juni 1985 nomor: E.PS.01.10-116 tentang penempatan narapidana, anak negara dan anak sipil dinyatakan bahwa narapidana dewasa adalah narapidana yang berumur lebih dari 21 tahun. Narapidana pemuda adalah mereka yang berumur antara 18 tahun sampai 21 tahun. Sedangkan narapidana anak adalah mereka yang berumur dibawah 18 tahun. Sedangkan berdasarkan surat kepala kantor wilayah departemen wilayah VII DKI Jaya 18 februari 1984 nomor: W7.UM.01.06.923.84, lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang juga dijadikan tempat penampungan narapidana yang berusia maksimal 27 tahun.

Namun penepatan tersebut pada saat ini tidak dapat dilaksanakan secara utuh, karena pada akhir-akhir ini ada kecenderungan makin meningkatnya jumlah penghuni diwilayah DKI Jakarta, sehingga lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang olehpimpinan wilayah difungsikan sebagai lapas penyangga dari adanya kecenderungan kapasitas berlebih dilapas cipinang, rutan salemba dan lapas kelas IA Tangerang. Akibatnya fungsi sebagai lembaga pemasyarakatan yang khusus menampung dan membina narapidana pemuda sudah tidak murni lagi. Hal itu diperkuat lagi dengan ditetapkan nya lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang sebagai rumah tahanan yang notabene tidak mengenal pengkelasifikasian ditinjau dari aspek umur.


Gambar 3.1 Lapas Kelas IIA Pemuda Tangerang

Sejarah Singkat Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pemuda Tangerang

Lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang dibangun oleh pemerintahan hindia belanda pada tahun 1942 dan selesai pada tahun 1947 dan seiring berjalannya waktu bangunan ini mengalami perubahan fungsi yaitu:

  1. Pada tahun 1927-1942 oleh pemerintah Hindia Belanda ditetapkan sebagai tempat pemenjaraan bagi pemuda bangsa belanda maupun pribumi dengan sebutan Jeugd Gevangenis.

  2. Pada tahun 1942-1945 oleh pemerintahan Jepang dijadikan tempat pelaksanaan pidana dengan sebutan Keimusho Shikubu.

  3. Pada tahun 1948 oleh pemerintah Belanda (palang merah NICA) digunakan sebagai tempat penampungan pengungsi cina pedalaman.

  4. Padatahun 1948-1950 oleh pemerintah Indonesia dijadikan tempat untuk pelaksanaan pemenjaraan bagi pemuda dengan sebutan Jeugd Gevangenis.

  5. Padatahun 1964-1965 oleh pemerintah Indonesia dijadikan tempat pelaksanaan pemasyarakatan pemuda dengan sebutan lembaga pemasyarakatan khusus pemuda.

  6. Padatahun 1965-1979 oleh pemerintah Indonesia dijadikan tempat pemidanaan narapidana pemuda dan pusat rehabilitasi tahanan G.30.S atau PKIdengan sebutan lembaga pemasyarakatan khusus pemuda.

  7. Pada tahun 1979-1984 oleh pemerintah Indonesia dijadikan tempat pelaksanaan pemasyarakatan untuk pemuda dengan sebutan lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang.

  8. Pada tahun 1984-sampai sekarang oleh pemerintah Indonesia dijadikan tempat pelaksanaan pemasyarakatan untuk pemuda merangkap sebagai rumah tahanan negara Tangerang dengan sebutan lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang.

Visi dan Misi

Lapas Pemuda Klas IIA memiliki standarisasi dalam hal visi dan misi lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang yaitu :

  1. Visi

  2. Memulihkan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan warga binaan pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan makluk Tuhan Yang Maha Esa.

  3. Misi

  4. Melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan warga binaan pemasyarakatan sertapengelolaan benda sitaan negara dalam kerangka penegak hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia.

Keadaan Bangunan

Bangunan lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang dibuat pada tahun 1924 dan diselesaikan pada tahun 1927. Bangunan ini didirikan di areal tanah seluas 385.420 m2 , dengan luas tanah bangunan 28.610 m2 dan luas bangunan sebesar 10.312 m2 . Bentuk bangunan model kipas, yang terdiri dari 6 (enam) blok A sampai blok F, pada awalnya jumlah kamar seluruhnya 428 kamar, masing-masing berukuran 2x3, 1 meter yang dihuni oleh 1 atau 3 orang penghuni, namun setelah renovasi kini lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang dapat menampung 1356 warga binaan di dalam sel kamar, jumlah isi lapas 1982 orang dengan perincian 949 narapidana dan 1033 tahanan. Dalam menanggulangi kapasitas berlebih lapas kelas IIA pemuda Tangerang mengalih fumgsikan 12 ruang rekreasi dan ruang pembinaan sebagai kamar huni atau sel penampungan narapidana dan tahanan.

Jumlah seluruh kamar pada lembaga pemasyarakatan ini sebanyak 120 ruang kamar, ditambah 12 ruang penampungan besar antara lain : 3 ruang karantina di Blok A yang dipergunakan untuk tahanan atau narapidana yang sedang sakit, 3 ruang penampungan besar diBlok B, 2 ruang penampungan di pondok pesantren di Blok C dan D, 3 ruang penampungan besar di Blok D, 1 ruang penampungan besar di blok E. Adapun penambahan ruang kamar (penampungan) adalah disebabkan karena terjadi peningkatan hunian. Yang mengharuskan sebagian ruangan yang tidak semestinya dijadikan sel kini difungsikan sebagai sel penampungan. Lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang dilengkapi dengan beberapa fasilitas antara lain:

  1. Fasilitas lapangan olahraga yang terdiri dari :

  2. a. Lapangan bulutangkis didalam Blok A.

    b. Lapangan futsal dan Voli berada di dalam Blok B, C, D dan E.

    c. Ruangan rekreasi yang dipergunakan untuk tenis meja.

    e. Lapangan tenis yang berada diluar lembaga pemasyarakatan.

  3. Ruang kunjungan para tamu dan penghuni.

  4. Masjid yang berada didalam Blok A.

  5. Ruang pendidikan agama islam yang berada didalam Blok C.

  6. Vihara yang berada di Blok E.

  7. Gereja yang berada di dalam Blok F.

  8. Ruang Pendidikan :

  9. a. Keterampilan Menjahit.

    b. Keterampilan Potong Rambut.

    c. Bengkel Keterampilan Elektronik.

  10. Bengkel kerja yang terdiri dari :

a. Bengkel Kayu (mebel).

b.Bengkel Las Listrik.

c. Pertanian.

d. Perkebunan.

e. Kaligrafi.

Lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang sejak tahun 1980 telah mengalami beberapa renovasi dan yang terakhir pada tahun 2011.

Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pemuda Tangerang

Berdasarkan keputusan menteri kehakiman republik Indonesia nomor: M.04.RK.07.03 tahun 1985 tentang organisasi tata kerja lembaga pemasyarakatan mempunyai tugas melaksanakan pemasyarakatan narapidana atau anak didik dimana disebutkan bahwa lembaga pemasyarakatan mempunyai fungsi sebagai berikut:

  1. Lapas mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pemasyarakatan narapidana atau anak didik dan melaksanakan tugas perawatan tahanan.

  2. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut lapas mempunyai fungsi:

  3. a. Melakukan pembinaan narapidana atau anak didik.

    b. Memberikan bimbingan, mempersiapkan saran dan mengelola hasil kerja.

    c. Melakukan bimbingan socialataukerohanian narapidana atau anak didik.

    d. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib lapas.

    e. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, organisasi adalah wadah kegiatan orang-orang yang bekerja dalam usaha mencapai tujuan.

Berikut ini adalah struktur organisasi pada bagian kegiatan kerja dilembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang :


Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi Bagian Kegiatan Kerja

Berikut ini adalah keterangan dari tugas-tugas dengan wewenang bagian-bagian yang adapada lapas kelas IIA pemuda Tangerangsesuai dengan struktur organisasi di atas, terutama bagian-bagian yang berhubungan langsung dengan topik atau tema penelitian yang ada dalam penulisan laporan Skripsi ini :

1. Kasubsi Registrasi.

Kasub seksi registrasi dan bimbingan kemasyarakatan mempunyai tugas melakukan pencatatan, membuat statistik, dokumentasi sidik jari serta memberikan bimbingan dan penyuluhan rohani, memberikan latihan olah raga, peningkatan pengetahuan,asimilasi, cuti dan penglepasan narapidana atau anak didik.

2. Kasie (Kepala Seksi) Kegiatan Kerja

a. Menyusun rencana kerja seksi kegiatan kerja.

b. Mengorganisasikan pemberian bimbingan kerja kepada warga binaan pemasyarakatan atau narapidana.

c. Melaksanakan pengelolaan hasil kerja narapidana dan anak didik sesuai ketentuan yang berlaku.

e. Melakukan, mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerjaan pejabat bawahan dan bawahan.

f. Melaksanakan tugas yang diberikan kalapas dalam bidang teknis pemasyarakatan.

g. Menyiapkan dan menyusun seksi kegiatan kerja.

3. Kasubsi (Kepala Sub Seksi) Sarker (Sarana Kerja)

a. Menyusun rencana kerja sub seksi sarana kerja.

b. Mengecek peralatan pelatihan keterampilan kepada WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan).

c. Memberikan bimbingan kepada WBP cara penggunaan peralatan kerja.

d. Memeriksa buku-buku laporan kegiatan sub seksi sarana kerja.

4. Petugas Kasubsi (Kepala Sub Seksi) Sarker (Sarana Kerja).

a. Menghimpun dan Mencatat semua keperluan WBP.

b. Mengeluarkan, mengumpulkan dan mencatat kembali alat-alat sarana kerja.

5. Kasubsi (Kepala Sub Seksi) Bimker (Bimbingan Kerja) dan Lohasker (Pengolahan Hasil Kerja)

a. Menyusun rencana kerja sub seksi bimbingan kerja dan pengolahan hasil kerja.

b. Memberikan bimbingan pelatihan keterampilan untuk WBP.

c. Mengelola hasil keterampilan WBP.

d. Menyusun jadwal pelatihan keterampilan untuk WBP.

6. Petugas Kasubsi (Kepala Sub Seksi) Bimker (Bimbingan Kerja) dan Lohasker (Pengolahan Hasil Kerja).

a. Menyiapkan absen kehadiran WBP.

b. Melaksanakan bimbingan, pengawalan dan pengawasan kepada WBP yang mengikuti asimilasi.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Urutan prosedur ini berisikan urutan proses menunggunya surat keputusan dari bagian registrasi, registrasi merupakan bagian yang mempunyai tugas untuk membuat surat keputusan asimilasi narapidana. Pada bagian kegiatan kerja memproses surat keputusan, memanggil nama-nama narapidana yang ada disurat keputusan, narapidana melakukan persidangan didalam ruangan kegiatan kerja, bagian kegiatan kerja membuat jadwal kegiatan kerja narapidana.

  1. Surat keputusan dari registrasi

  2. Pada bagian kegiatan kerja akan mendapatkan surat keputusan dari bagian registrasi yang berisikan nama-nama narapidana yang telah menjalankan ²/3 atau ½ tahun masa hukumannya.

  3. Bagian kegiatan kerja memproses surat keputusan registrasi

  4. Setelah mendapatkan surat keputusan bagian kegiatan kerja akan memproses data nya dengan cara menulis siapa saja narapidana yang terdata pada surat keputusan tersebut.

  5. Memanggil nama-nama narapidana yang terdapat disurat keputusan

  6. Lalu setelah menuliskan semua-nya pada bagian kerja akan memanggil satu persatu narapidana yang telah bisa melakukan kegiatan kerja. Setelah di panggil narapidana akan diberi tahukan jadwal persidangan yang akan dijalankannya.

  7. Narapidana akan melaksanakan persidangan didalam ruangan kegiatan kerja.

  8. Narapidana akan diproses terlebih dahulu apakah narapidana tersebut layak atau tidak layak melakukan kegiatan kerja ini, kemudian datanya akan diberikan lagi kepada bagian registrasi untuk dibuatkan surat keputusan lagi dan apabila layak maka narapidana akan menunggu lagi paling cepat 1 hari dan paling lama 2 hari untuk mengetahui jadwal kegiatan kerja nya.

  9. Bagian kegiatan kerja membuat jadwal kegiatan kerja narapidana.

  10. Setelah narapidana melakukan persidangan bagian kegiatan kerja harus menunggu lagi surat keputusan mengenai kelayakan narapidana tersebut. Setelah mendapatkan surat keputusan terbaru lalu bagian kegiatan kerja akan membuat jadwal kegiatan kerja nya dan pelaksanaan kerja narapidana apakah narapidana tersebut ditempatkan untuk bekerja diluar lapas atau didalam lapas.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur sistem pembinaan kegiatan kerja pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA PemudaTangerang yang berjalan saat ini sebagai berikut:

  1. Bagian Registrasi
  2. Bagian registrasi memberikan surat keputusan narapidana yang masa tahanannya tinggal ²/3atau ½ kepada bagian giatja (kegiatan kerja).

  3. Bagian Giatja (kegiatan kerja)
  4. Pada bagian kegiatan kerja memproses surat keputusan yang telah diberikan oleh bagian registrasi lalu memanggil nama-nama narapidana yang terdapat pada surat keputusan tersebut.

  5. Narapidana Menjalankan Persidangan
  6. Setelah dipanggil oleh bagian kegiatan kerja lalu narapidana akan melaksanakan persidangan . Pada persidangan ini untuk menentukan apakah narapidana ini layak untuk bisa melaksanakan kegiatan atau tidak dan menentukan lokasi dimana narapidana akan melaksanakan kegiatan kerja.

  7. Bagian Registrasi
  8. Setelah narapidana melaksanakan persidangan lalu pada bagian registrasi mengupdate surat keputusan dengan menambahkan lokasi kegiatan kerja yang akan dilakukan oleh narapidana yang sudah diputuskan saat persidangan. Lalu surat keputusan akan diberikan kembali kepada bagian giatja (kegiatan kerja).

  9. Bagian Kegiatan Kerja
  10. Disaat surat keputusan yang terbaru telah diberikan maka bagian kegiatan kerja akanmembuatkan jadwal sesuai surat keputusan yang terbaru dan menentukan kegiatan kerja apa yang akan dilakukan oleh narapidana dan jadwal tersebut akan diberitahukan oleh narapidana.

  11. Narapidana diberikan Jadwal Kegiatan Kerja
  12. Setelah mengetahui jadwal yang sudah dibuat oleh bagian kegiatan kerja berupa hasil print out dimana didalam form jadwal kegiatan kerja terdapat komponen-komponen yaitu : no, nama, blok, no. reg,pasal, hukuman (tahun dan bulan), expirasi (tanggal narapidana bebas utuh yang belum dikurangin dengan remisi dan sebagainya), ½ masa pidana, tanggal tpp (tim pengamat pemasyarakatan) atau bisa disebut dengan tanggal saat persidangan kelayakan untuk narapidana melakukankegiatan kerja, berdasarkan (no surat keputusan), keterangan kerja, alat yang dibawa, petugas pengawal dan administrator, dan tanda tangan. Lalu narapidana akan melaksanakan kegiatan kerja sesuai dengan jadwalnya sampai turunnya surat kebebasan narapidana tersebut.

Sistem Yang Berjalan

Berikut adalah sistem pembinaan kegiatan kerja pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pemuda Tangerang yang berjalan digambarkan melalui bentuk gambar ilustrasi proses kegiatan kerja :

Gambar 3.3 Ilustrasi Proses Kegiatan Kerja

Dan dibawah ini merupakan gambar dari use case diagram, sequence diagram dan activity diagram:


1. Use Case Diagram Yang Berjalan.

Gambar 3.4 Use Case Diagram Yang Berjalan

Dapat dijelaskan pada gambar 3.4 diatas adalah use case yang sedang berjalan saat ini pada bagian kerja di lapas kelas IIA pemuda Tengerang, yaitu sebagai berikut:

a. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan kerja pada lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang.

b. 3 (tiga) actor yang melakukan kegiatan yaitu: bagian registrasi, bagian kegiatan kerja dan narapidana.

c. 9 (sembilan) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya: memberikan sk (surat keputusan), memproses surat keputusan, memanggil nama narapidana yang terdapat pada surat keputusan, narapidana akan disidang, hasil sidang yang akan dikirim, memberikan surat keputusan terbaru, membuatkan jadwal kegiatan kerja, memberikan jadwal kerja kepada narapidana dan narapidana melakukan kegiatan kerja dengan dikawal oleh bagian kegiatan kerja.

2. Sequence Diagram Yang Berjalan.

Gambar 3.5 Sequence Diagram Yang Berjalan

Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk proses barang masuk yang sedang berjalan saat ini yaitu sebagai berikut:

a. 3 (tiga) actor yang melakukan kegiatan yaitu Bagian registrasi, bagian kegiatan kerja dan narapidana.

b. 3 (tiga) lifeline yang merupakan objek entity antar muka yang saling berkaitan.

c. 9 (sembilan) message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi yaitu: memberikan sk (surat keputusan), memproses surat keputusan, memanggil nama narapidana yang terdapat pada surat keputusan, narapidana akan disidang, hasil sidang yang akan dikirim, memberikan surat keputusan terbaru, membuatkan jadwal kegiatan kerja, memberikan jadwal kerja kepada narapidana dan narapidana melakukan kegiatan kerja dengan dikawal oleh bagian kegiatan kerja.

Activity Diagram Yang Berjalan.

Gambar 3.6 Activity Diagram Yang Berjalan

3. Activity diagram pada proses barang keluar yang sedang berjalan saat ini pada sistem persediaan barang, yaitu sebagai berikut:

a. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

b. 9 (sembilan) activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya yaitu: memberikan sk (surat keputusan), memproses surat keputusan, memanggil nama narapidana yang terdapat pada surat keputusan, narapidana akan disidang, hasil sidang yang akan dikirim, memberikan surat keputusan terbaru, membuatkan jadwal kegiatan kerja, memberikan jadwal kerja kepada narapidana dan narapidana melakukan kegiatan kerja dengan dikawal oleh bagian kegiatan kerja.

c. 1 (satu) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa SWOT

Penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT untuk menganalisa dan juga mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) sistem sehingga dapat membantu dalam menyampaikan informasi yang cepat keseluruh bagian kegiatan kerja dan narapidana pada lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang.

Tabel 3.1 Identifikasi SWOT




Berdasarkan analisa identifikasi SWOT yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisa untuk mencari strategi dengan menggunakan analisis silang matriks SWOT. Matriks SWOT ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang yang tersedia menggunakan (strategi S-O) dan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi suatu ancaman menggunakan (S-T) dan dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki untuk meraih peluang yang ada menggunakan (strategi W-O) serta mengatasi ancaman yang ada dengan menggunakan (strategi W-T).

Tabel 3.2 Tabel Analisis Silang Matriks SWOT



 

Metode Berdasarkan Prosedur Sistem Yang Berjalan

1. Analisa Masukan

Analisa masukan adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan terhadap semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga menghasilkan proses dan kemudian akan ada hasil dari sebuah proses itu sendiri.

    a. Nama Masukan  : Surat keputusan kegiatan kerja.

    Fungsi  : Sebagai pemberitahuan bahwa narapidana yang sisa masa hukumannya tinggal 2/3 dan 1/2.

    Sumber  : Bagian Registrasi.

    Media  : Kertas.

    Distribusi  : Bagian kegiatan kerja.

    Frekuensi  : Setiap narapidana yang telah menjalankan masa hukumannya tinggal 2/3 atau 1/2.

    Keterangan  : Berisikan data narapidana yang akan melakukan kegiatan kerja.

    Gambar 3.4 Gambar Surat Keputusan Kegiatan Kerja

    b. Nama Masukan  : Surat keputusan kegiatan kerja terbaru.

    Fungsi  : Sebagai pemberitahuan lokasi kegiatan kerja narapidana.

    Sumber  : Bagian Registrasi.

    Media  : Kertas.

    Distribusi  : Bagian kegiatan kerja.

    Frekuensi  : Setiap narapidana melakukan persidangan mengenai kelayakan untuk kegiatan kerja dilokasi dalam lapas maupun diluar lapas.

    Keterangan  : Berisikan lokasi kegiatan kerja didalam lapas maupun diluar lapas yang akan dilakukan oleh narapidana.

    Gambar 3.5 Gambar Hasil Persidangan Untuk Menentukan Lokasi Kegiatan Kerja

2. Analisa Proses

Analisa proses adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada proses sebagai suatu hasil respect balik karena adanya data input didalam proses inilah semua data atau informasi yang masuk akan diolah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.

    a. Nama proses  : Memproses nama-nama narapidana yang akan melakukan kegiatan kerja

    Masukan  : Surat keputusan kegiatan kerja.

    Keluaran  : Nama-nama narapidana yang diperbolehkan melakukan kegiatan kerja.

    Ringkasan Proses  : Narapidana akan melakukan persidangan untuk mengetahui kelayakan yang dapat dilihat dari sikap narapidana selama menjalankan masa hukumannya.

    b. Nama proses  : Memproses tempat lokasi kegiatan kerja yang akan dilakukan oleh narapidana.

    Masukan  : Surat keputusan kegiatan kerja terbaru.

    Keluaran  : Menetapkan lokasi didalam ataupun diluar lapas untuk melakukan kegiatan kerja.

    Ringkasan Proses  : Proses ini merupakan penempatan lokasi narapidana untuk melaksanakan kegiatan kerja,baik didalam lapas maupun diluar lapas.

3.Analisa Keluaran

Analisa keluaran adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada hasil dari keseluruhan proses yang terjadi dari mulai penginputan data sampai terjadi proses pengolahan data melalui sistem pengolahan data yang ada. Dan juga melalui proses pengecekan kembali data-data yang ada bila terjadi kesalahan atau data kurang lengkap, yaitu:

    a. Nama keluaran  : Surat hasil persidangan yang dilakukan oleh narapidana.

    Fungsi  : Untuk mengetahui lokasi kegiatan kerja yang akan dijalankan oleh narapidana.

    Media  : Kertas.

    Rangkap  : -

    Distribusi  : Kertas akan diberikan kepada bagian kegiatan kerja.

    b. Nama keluaran  : Jadwal kegiatan kerja narapidana.

    Fungsi  : Narapidana dapat melaksanakan kegiatan kerja sesuai dengan tempat lokasi yang sudah ditentukan.

    Media  : Kertas.

    Rangkap  : -

    Distribusi  : Kertas akan diberikan kepada sipir yang akan menjaga narapidananya nanti.

Konfigurasi Sistem

Dalam melakukan analisa program pada penulisan laporan Skripsi, penulis menggunakan komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Perangkat Keras (hardware)

a. Processor  : Azzura 3000 (1.4 GHz).

b. Monitor  : LCD 14 Inci.

c. RAM  : 2 GB.

d. Hardisk  : 120 GB HDD.

2. Perangkat Lunak (software)

a. Windows 7 Ultimate Service Pack 1 32-Bit.

b. Adobe Photoshop CS4.

c. Anti virus AVG 2015.

d. Microsoft Office 2007 .

Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap sistem yang sedang berjalan adalah sistem pengelolaan data narapidana pada bagian kegiatan kerja dilembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang masih kurang maksimal. Beberapa permasalahan tersebut diantaranya:

  1. Pada bagian kegiatan kerja harus memproses surat keputusan yang diserahkan bagian registrasi sebanyak 2 kali yang terdiri dari:
    1. Memproses surat keputusan siapa saja narapidana yang akan melakukan kegiatan kerja.

    2. Memproses surat keputusan yang telah diperbaharui untuk mengatur lokasi kegiatan kerja narapidana.

    Dengan adanya surat keputusan yang dilakukan dua kali dimana bagian kegiatan kerja tidak bisa langsung membuatkan jadwal kegiatan kerja pada narapidana secara cepat karena menunggu surat keputusan yang kedua dan surat keputusan yang kedua ini membutuhkan waktu selama 3 hari.

  2. Lamanya proses penyerahan surat keputusan kepada bagian kegiatan kerja sehingga berdampak kepada ketidak sesuaian peraturan, dimana seharusnya narapidana bisa dengan segera melaksanakan kegiatan kerja sehingga tidak tertunda.

    Dari permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pengelolaan data narapidana dilembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang masih belum optimal pada bagian kegiatan kerja.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah melakukan pengamatan dan penelitian dari beberapa permasalahan yang dihadapi, maka didapatkan alternatif pemecahan masalah yang dapat membantu dan menjadi pemecahan masalah untuk lembaga pemasyarakatan kelasIIA pemuda Tangerang. Alternatif pemecahan masalah tersebut adalah :

  1. Dengan merancang dan membangun sebuah sistem pengelolaan data narapidana pada bagian kegiatan kerja, dimana bagian kegiatan kerja tidak harus memproses surat keputusan sebanyak 2 kali dan tidak membutuhkan waktu yang lama lagi untuk membuatkan jadwal narapidana yang akan melakukan kegiatan kerja, dengan demikian akan mempermudah cara kerja sipir dalam melakukan pengelolaan data narapidana.
  2. Membuat sistem yang terkomputerisasi sehingga laporan kegiatan kerja yang dihasilkan dapat tepat waktu dan memberikan manfaat kepada para petugas untuk menjalankan tugas dengan cepat dan narapidana bisa dengan segera melaksanakan kegiatan kerja.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada stakeholder mengenai sistem yang diusulkan.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

 

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil pengkelasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untukdieksekusi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai MDI :

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II


 

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE :

  1. T artinya Technical. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ?
  2. O artinya Operational. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?
  3. E artinya Economy. Maksudnya adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem ?

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain :

  1. H (High) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
  2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.
  3. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III


 

Final Draft Elisitasi

Merupakan bentuk akhir dari tahap tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untukmembangun Sistem Pengelolaan Data Pembinaan Kegiatan Kerja Narapidana Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pemuda Tangerang. Berdasarkan Elisitasi Tahap III maka dapat dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah membuat laporan untuk membangun suatu Sistem Pengelolaan Data Pembinaan Kegiatan Kerja Narapidana Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pemuda Tangerang. Berikut lampiran final draft elisitasi yang telah dibuat :

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

 

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Berdasarkan analisa maka diketahui bahwa sistem yang lama masih bersifat manual sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam pengelolaan data secara cepat.

Setelah keutuhan sistem diketahui maka langkah selanjutnya adalah merancang sistem pengelolaan data narapidana yang akan melakukan kegiatan kerja yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sipir dalam membuatkan jadwal kegiatan kerja narapidana yang berasal dari surat keputusan asimilasi untuk narapidana sampai keluarnya jadwal kegiatan kerja untuk narapidana dalam melaksanakan kegiatan kerja.

Untuk merancang sistem yang disusulkan pada penelitian ini menggunakan UML (Unified Modeling Language) dengan menggunakan Use Case Diagram, Sequence Diagram dan Activity Diagram.

Serta menggunakan Adobe Dreamweaver CS6 dan MySQL Server sebagai database. Keuntungan dirancangnya sistem ini adalah memudahkan sipir dalam membuatkan jadwal kegiatan kerja narapidana dan merekap semua data narapidana yang melaksanakan kegiatan kerja.

Berikut adalah prosedur sistem usulan pembinaan kegiatan kerja pada lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang melalui bentuk gambar ilustrasi proses sistem usulan pembinaan kegiatan kerja :

Gambar 4.1 ilustrasi proses sistem usulan pembinaan kegiatan kerja

Prosedur sistem usulan pembinaan kegiatan kerja pada lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang yang diusulkan sebagai berikut:

  1. Bagian registrasi memberikan SK (surat keputusan) kepada bagian kegiatan kerja.
  2. Lalu bagian kegiatan kerja login kedalam sistem.
  3. Setelah login bagian kegiatan kerja memilih halaman kegiatan kerja untuk menginputkan data narapidana.
  4. Bagian kegiatan kerja memanggil nama narapidana untuk disidangkan narapidananya.
  5. Narapidana akan disidangkan untuk menentukan kelayakannya narapidana dapat melaksanakan kegiatan kerja dan pekerjaan yang akan dilakukan oleh narapidana.
  6. Pada saat persidangan bagian kegiatan memilih halaman persidangan untuk menginputkan semua data narapidana dalam menentukan kelayakan narapidana untuk melaksanakan kegiatan kerja dan pekerjaan yang akan dilakukan oleh narapidana.
  7. Setelah melakukan persidangan bagian kegiatan kerja dapat langsung mecetak surat keputusan terbaru yaitu surat keputusan hasil persidangan.
  8. Dan jadwal kegiatan kerja pun dapat langsung dicetak dengan pilih halaman persidangan.
  9. Setelah jadwal dicetak maka jadwal dapat diberikan oleh narapidana.
  10. Narapidana dapat melaksanakan kegiatan kerja dengan dikawal oleh bagian kegiatan kerja.

 

Use case Diagram Yang Diusulkan

Setelah prosedur sistem yang diusulkan selesai dipaparkan, maka prosedur tersebut akan digambarkan kedalam bentuk diagram use case agar mudah dibaca dan dipahami. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.2 Use case Diagram Kegiatan Kerja Narapidana

Berdasarkan use case diagram yang telah dibuat, berikut ini merupakan skenario (alur proses) dari setiap use case yang terdapat dalam use case diagram :

a. Use case : Memberikan SK (surat keputusan).

Actor : Bagian registrasi dan Bagian kegiatan kerja.

Description : Use case menggambarkan bagian registrasi memberikan surat keputusan yang diberikan oleh bagian kegiatan kerja dimana isi surat terdapat data-data narapidana yang akan melakukan kegiatan kerja (asimilasi).

b. Use case : Login

Actor : Bagian kegiatan kerja

Description : Use case menggambarkan sistem login kedalam sistem dengan memasukkan username dan password untuk masuk kedalam halaman home.

Skenario :

Tabel 4.1 Use Case Login


c. Use case : : Pilih Halaman Kegiatan kerja

Actor : Bagian kegiatan kerja

Description : Use case ini menggambarkan penginputan data kegiatan kerja yang akan narapidana lakukan.

Skenario :

Tabel 4.2 Use Case Kegiatan Kerja


d. Use case: Memanggil narapidana untuk disidang .

Actor: Bagian kegiatan kerja dan narapidana.

Description : Use case ini menggambarkan bagian kegiatan kerja memanggil nama-nama narapidana yang ada didalam surat keputusan untuk melaksanakan persidangan.

e. Use case: Narapidana disidangkan.

Actor : Bagian registrasi, bagian kegiatan kerja dan narapidana .

Description: Use case ini menggambarkan proses narapidana yang disidang tentang perilaku narapidana selama menjalankan masa hukuman dilapas kelas IIA pemuda Tangerang, pada proses ini menentukan kelayakan narapidana apakah narapidana dapat melakukan kegiatan kerja atau tidak dapat melakukan kegiatan kerja.

f. Use case: Pilih Halaman Persidangan.

Actor : Bagian kegiatan kerja.

Description : Use case ini menggambarkan penginputan form perilaku narapidana.

Skenario :

Tabel 4.3 Use Case Halaman Persidangan


g. Use case: Pilih Halaman Persidangan.

Actor: Bagian kegiatan kerja.

Description : Use case ini menggambarkan proses cetak surat keputusan hasil persidangan yang terdapat pada halaman persidangan.

Skenario :

Tabel 4.4 Use Case Proses Cetak Hasil Persidangan


h. Use case: Pilih Halaman Persidangan.

Actor: Bagian kegiatan kerja.

Description : Use case ini menampilkan jadwal kegiatan kerja narapidana yang akan melaksanakan kegiatan kerja dimana hak aksesnya diberikan kepada bagian kegiatan kerja.

Skenario :

Tabel 4.5 Use Case Jadwal Kegiatan Kerja


i Use case: Memberikan Jadwal Kerja.

Actor: Bagian kegiatan kerja dan Narapidana.

Description : Use case menggambarkan kegiatan kerja akan memberikan jadwal kerja kepada narapidana yang akan melaksanakan kegiatan kerja.

j. Use case: Narapidana melakukan kegiatan kerja dengan dikawal oleh bagian kegiatan kerja.

Actor: Bagian kegiatan kerja dan Narapidana.

Description : Use case menggambarkan narapidana yang akan melakukan kegiatan kerja dengan dikawal oleh bagian kegiatan kerja.

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Interaksi antara object yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah use case,, dalam menangkap interaksi objek-objek ini menggunakan sequence diagram :

Gambar 4.3 Sequence Diagram Kegiatan Kerja Narapidana

Dari gambar 4.3 Sequence Diagram akan menjelaskan skenario sebagai berikut :

1. Bagian registrasi memberikan SK (surat keputusan).

2. Bagian kegiatan kerja melakukan login dan masukan username dan password.

3. Verifikasi login, jika login berhasil maka akan masuk pada sistem, jika salah memasukan username dan password, maka bagian kegiatan kerja akan melakukan login kembali.

4. Bagian kegiatan kerja pilih halaman kegiatan kerja kemudian melakukan input data narapidana yang akan melaksanakan kegiatan kerja.

5. Bagian kegiatan kerja akan memanggil nama-nama narapidana yang akan melaksanakan persidangan dan narapidana akan melaksanakan persidangan.

6. Bagian kegiatan kerja pilih halaman persidangan kemudian melakukan input data narapidana yang akan disidang.

7. Bagian kegiatan kerja pilih halaman persidangan kemudian melakukan cetak surat keputusan hasil persidangan.

8. Bagian kegiatan kerja pilih halaman jadwal kegiatan kerja kemudian melakukan cetak jadwal kegiatan kerja.

9. Bagian kegiatan kerja memberikan jadwal kegiatan kerja dan narapidana yang akan melakukan kegiatan kerja dengan dikawal oleh bagian kegiatan kerja.

 

Activity Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan dari use case diagram maka dapat digambarkan aktivitas-aktivitas yang terjadi atau alur kerja dalam use case. Aliran kerja tersebut digambarkan secara grafis dengan activity diagram. Berikut ini adalah activity diagram dari masing-masing use case :

Gambar 4.4 Activity Diagram Untuk Menginput Data Narapidana

Berdasarkan gambar 4.4 Activity Diagram untuk menginputkan data narapidana terdapat:

Actor : Bagian registrasi dan Bagian kegiatan kerja.

Skenario: Bagian registrasi memberikan SK (surat keputusan) kepada bagian kegiatan kerja lalu bagian kegiatan kerja melakukan login dan menginput username dan password pada halaman login. Jika username dan password salah, maka sistem akan menampilkan pesan “Login Gagal”. Jika benar maka sistem akan menampilkan halaman utama. Lalu bagian kegiatan kerja menginputkan data narapidana yang terdapat pada surat keputusan tersebut jika data lengkap maka akan tersimpan kedalam database dan jika data yang diinput tidak lengkap maka tidak akan tersimpan.

Gambar 4.5 Activity Diagram Untuk Persidangan

Berdasarkan gambar 4.5 Activity Diagram untuk menginputkan data narapidana yang akan melaksanakan persidangan terdapat:

Actor : Bagian kegiatan kerja dan Narapidana.

Bagian kegiatan kerja akan memanggil nama-nama narapidana yang akan melaksanakan persidangan untuk melakukan kegiatan kerja lalu narapidana akan disidangkan. Bagian kegiatan kerja akan membuka halaman persidangan dan menginputkan data narapidana yang disidang jika data lengkap maka akan tersimpan kedalam database dan jika data yang diinput tidak lengkap maka tidak akan tersimpan.

Gambar 4.6 Activity Diagram Untuk SK Hasil Persidangan

Berdasarkan gambar 4.6 Activity Diagram untuk melakukan cetak surat keputusan hasil persidangan terdapat:

Actor : Bagian kegiatan kerja.

Bagian kegiatan kerja akan memilih halaman persidangan lalu klik gambar printnan yang terdapat pada tabel persidangan lalu akan muncul surat keputusan hasil persidangan dan bagian kegiatan kerja dapat cetak surat keputusan hasil persidangan tersebut.

Gambar 4.7 Activity Diagram Untuk Jadwal Kegiatan Kerja

Berdasarkan gambar 4.7 Activity Diagram untuk melakukan jadwal kegiatan kerja terdapat:

Actor : Bagian kegiatan kerja dan narapidana.

Bagian kegiatan kerja akan memilih halaman jadwal kegiatan kerja lalu bagian kegiatan kerja dapat melakukan cetak pada jadwal kegiatan kerja dan memberikan jadwal kegiatan kerja tersebut kepada narapidana dan narapidana yang akan melakukan kegiatan kerja dengan dikawal oleh bagian kegiatan kerja.


Class Diagram Yang Diusulkan

Visualisasi dari struktur object sistem yang diusulkan, digambarkan dalam class diagram. Berdasarkan gambar 4.8 class diagram yang diusulkan pada kegiatan kerja narapidana terdapat 7 (tujuh) class, yaitu: tahanan, pidana, narapidana, kegiatan_kerja, persidangan, sipir dan administrator. Dibawah ini merupakan class diagram yang diusulkan:

Gambar 4.8 Class Diagram Yang Diusulkan


Perbedaan Prosedur antara Sistem yang Berjalan dan Sistem yang Diusulkan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada sistem kegiatan kerja narapidana yang berjalan dan sistem yang diusulkan, ditemukan beberapa perbedaan dan akan dijabarkan melalui Tabel 4.6, berikut adalah tabel yang telah dibuat :

Tabel 4.6 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem yang diusulkan dapat membantu kinerja kerja petugas dalam menginput data narapidana yang akan melaksanakan kegiatan kerja menjadi lebih mudah dan sudah tidak ada lagi menunggu 2 hari untuk menunggu keluaran surat keputusan terbaru. Dan narapidana bisa melaksanakan kegiatan kerja dengan tepat waktu tanpa harus menunggu beberapa proses seperti keluaran surat keputusan terbaru dan jadwal kegiatan kerja.

Rancangan Basis Data

Rancangan basis data merupakan media penyimpanan data yang digunakan dalam aplikasi dan database untuk membantu pemrograman dalam menampilkan data berikut ini adalah rancangan basis data yang digunakan dalam merancang sistem.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan isi yang tersimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

1.Nama field : tahanan.

Fungsi: untuk menyimpan data tahanan.

Tipe file: tabel master.

Media : harddisk.

Primary key : id_tahanan.

Panjang record : 144.

Isi : id_tahanan + no_registrasi + nama_tahanan + alamat + pasal + tindak pidana + tgl_tahanan + status_pidana

Struktur :

Tabel 4.7 Basis Data Tahanan

2. Nama field: pidana.

Fungsi: untuk memasukan data pidana.

Tipe file: tabel master.

Media : harddisk.

Primary key : id_pidana.

Panjang record : 125.

Isi : id_pidana + no_registrasi + no_surat + wkt_registrasi + lama_thn + lama_bln + tgl_keputusan + denda + subsider + kebangsaan + status_tahanan

Struktur :

Tabel 4.8 Basis Data Pidana


3. Nama field: narapidana.

Fungsi: untuk memasukan data narapidana.

Tipe file: tabel master.

Media : harddisk.

Primary key : id_narapidana.

Panjang record : 129.

Isi : id_narapidana + no_registrasi + nama_alias + nama_bin + tgl_lahir + tempat_lahir + agama + blok + foto

Struktur :

Tabel 4.9 Basis Data Narapidana


4. Nama field: kegiatan_kerja.

Fungsi: untuk memasukan data narapidana yang akan melaksanakan kegiatan kerja.

Tipe file: tabel master.

Media : harddisk.

Primary key : no_reg_kerja.

Panjang record : 133.

Isi : no_reg_kerja + id_narapidana + no_sk + tgl_asimilasi + tgl_kebebasan

Struktur :

Tabel 4.10 Basis Data Kegiatan Kerja

5. Nama field: persidangan.

Fungsi: untuk memasukan data narapidana yang akan melaksanakan persidangan.

Tipe file: tabel transaksi.

Media : harddisk.

Primary key : no_registrasi.

Panjang record : 149.

Isi : no_registrasi + id_narapidana + no_sk_kerja + tgl_sidang + hasil_sidang + pekerjaan + nip + bentuk_asimilasi + sidang + keterangan

Struktur :

Tabel 4.11 Basis Data Persidangan

6. Nama field: sipir.

Fungsi: untuk memasukan data sipir.

Tipe file: tabel master.

Media : harddisk.

Primary key : nip.

Panjang record : 110.

Isi : nip + nama_sipir + alamat + jabatan + bagian_pekerjaan

Struktur :

Tabel 4.12 Basis Data Sipir

7. Nama field: Administrator.

Fungsi: untuk login.

Tipe file: tabel transaksi.

Media : harddisk.

Primary key : idAdministrator.

Panjang record : 90.

Isi : id_Administrator + nama + username + password + level + waktu_login + terakhir_login

Struktur :

Tabel 4.13 Basis Data Administrator

 

Rancangan Prototype

Tahap ini merupakan tampilan mengenai rancang bangun yang lengkap kepada para pengguna dari sistem pengelolaan data narapidana yang akan melaksanakan kegiatan kerja yang telah diteliti, juga sebagai kebutuhan pemenuhan dari pada para pengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau tampilan dari rancangan sistem pengelolaan data narapidana yang akan melaksanakan kegiatan kerja pada lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang.

Prototype Login

Tampilan login merupakan tampilan utama dari sistem, setiap user yang ingin masuk kedalam sistem maka harus melakukan login terlebih dahulu dengan memasukan username dan password yang benar. Dalam login ini terdapat 2 komponen yaitu :

a. Username : admin harus memasukan username terlebih dahulu agar dapat masuk kedalam sistemnya.

b. Password  : admin pun harus memasukan password yang telah ditentukan agar dapat masuk kedalam sistem.

Setelah memasukan username dan password maka klik tombol login jika username dan password benar maka dapat masuk kedalam sistem sedangkan kalau username dan passwordnya salah maka tidak akan dapat masuk kedalam sistem. Berikut adalah tampilan dari login dapat dilihat pada gambar 4.9:

Gambar 4.9 Rancangan Tampilan Login

Prototype Home

Setelah berhasil login maka akan masuk kedalam halaman home. Pada tampilan home ini tedapat 3 halaman yaitu:

a. Halaman Data Penghuni.

b. Halaman Kegiatan Kerja.

c. Halaman Rekap Hasil Kegiatan Kerja .

Dalam halaman home juga terdapat 3 menu yang terdiri dari:

a. Menu gambaran umum yang berfungsi untuk melihat gambaran umum lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang.

b. Menu visi yang berfungsi untuk melihat visi yang ada pada lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang.

c. Menu misi yang berfungsi untuk melihat misi yang ada pada lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang.

Berikut adalah tampilan dari home dapat dilihat pada gambar 4.10:

Gambar 4.10 Rancangan Tampilan Home

Prototype Halaman Data penghuni

Pada halaman data penghuni terdiri dari 3 halaman yaitu : halaman tahanan, berkas pidana dan narapidana. Berikut adalah tampilan dari form tahanan dapat dilihat pada gambar 4.11:

Gambar 4.11 Rancangan Tampilan Form Tahanan

Form tahanan ini digunakan untuk menambahkan tahanan baru. Komponen-komponen yang terdapat pada form tahanan sebagai berikut:

a. No registrasi (menggunakan text field dengan tipe data varchar panjang data 20) : no registrasi ini merupakan no registrasi tahanan yang dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan.

b. Nama Lengkap (mengunakan text field dengan tipe data varchar dan panjang data 30) : nama ini untuk mengisi nama lengkap tahanan.

c. Pasal (menggunakan text field dengan tipe data varchar dan panjang data 10) : pasal ini untuk mengisi pasal yang terkait dengan tindak kejahatan tahanan.

d. Nama tindak pidana (menggunakan text field dengan tipe data varchar dan panjang data 30) : tindak pidana ini untuk mengisi tindak pidana yang dilakukan oleh seorang tahanan.

f. Tanggal putusan (menggunakan text field dengan tipe data date) : untuk mengisi tanggal saat diputus menjadi seorang tahanan.

g. Alamat (menggunakan text area dengan tipe data varchar dan panjang data 40) : untuk mengisi alamat tahanan.

Catatan : Bila admin lupa mengisi salah satu data yang terdapat pada form tahanan maka data tidak akan tersimpan dan tampil pada halaman tampil tahanan. Dan berikut ini adalah tampilan dari halaman tahanan dapat dilihat pada gambar 4.12 :

Gambar 4.12 Rancangan Tampilan Tahanan

Pada halaman tahanan ini terdapat 9 komponen yang terdiri dari :

a. No : no ini untuk mengurutkan nama-nama tahanan yang terdapat dalam daftar tahanan.

b. Status pidana : ini merupakan status dari seorang tahanan apakah dia sudah menjadi seorang pidana atau belum.

c. No. Registrasi : no.registrasi ini merupakan no.registrasi tahanan yang dipindahkan kedalam Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang.

d. Nama : nama ini merupakan nama para tahanan.

e. Pasal : pasal ini merupakan tindak kejahatan yang dilakukan oleh tahanan yang nantinya disesuaikan oleh pasal yang terdapat dalam undang-undang dan juga masa atau periode hukuman yang harus dijalani oleh masing-masing narapidana.

f. Alamat : alamat ini merupakan alamat tahanan.

g. Keterangan : keterangan ini merupakan suatu fungsi yang nantinya bila tahanan telah menjadi seorang pidana maka admin hanya tinggal mengklik tulisan pidana dan secara langsung masuk kedalam form berkas pidana yang nantinya setelah disimpan datanya maka nama seorang tahanan akan langsung pindah kedaftar berkas pidana.

h. Input Tahanan Baru : pada tombol tambah yang terdapat diatas kotak tabel tahanan itu berfungsi untuk menambahkan data nama tahanan.

i. Terdapat search : search ini berfungsi untuk mencari nama tahanan secara lebih cepat pencarian ini bisa dilakukan dengan menggunakan no registrasi dan nama tahanan.

Catatan : apabila tahanan sudah berubah status menjadi pidana maka namanya sudah disimpan pada form pidana dan masuk kedalam database pidana dan masuk juga kedalam halaman tampil berkas pidana.

Prototype Halaman Kegiatan Kerja

Pada halaman kegiatan kerja terdiri dari 2 halaman yaitu : halaman kegiatan kerja dan persidangan kegiatan kerja. Berikut adalah tampilan dari form kegiatan kerja dapat dilihat pada gambar 4.13:

Gambar 4.13 Rancangan Tampilan Form Kegiatan Kerja

Dan berikut ini adalah tampilan dari halaman kegiatan kerja dapat dilihat pada gambar 4.14:

Gambar 4.14 Rancangan Tampilan Kegiatan Kerja

Pada halaman kegiatan kerja ini terdapat 8 komponen yaitu terdiri dari :

a. No : no ini untuk mengurutkan nama-nama narapidana pada daftar narapidana.

b. No.registrasi : no registrasi ini didapatkan dari surat keputusan asimilasi (surat kegiatan kerja).

c.Nomor SK : nomor SK ini merupakan nomor yang terdapat pada surat keputusan kegiatan kerja yang nantinya dengan adanya surat ini narapidana akan melaksanakan kegiatan kerja. Yang nantinya admin kegiatan kerja hanya mengklik tulisan belum ada pada no sk kegiatan kerja bila narapidana sudah mendapatkan surat keputusan kegiatan kerja.

d. Nama Narapidana : nama narapidana ini merupakan nama-nama narapidana yang terdapat pada lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang.

e. Tanggal Asimilasi : tanggal asimilasi adalah tanggal dari ½ masa hukuman yang sudah dijalankan oleh narapidana selama.

f. Tanggal Kebebasan : tanggal kebebasan ini adalah tanggal narapidana akan dibebaskan.

g. Tampil Data : dalam keterangan ini terdapat info detail data narapidana yang akan melaksanakan kegiatan kerja.

h. Pilihan : untuk melakukan update dan delete.

Prototype Halaman Rekap Hasil Kegiatan Kerja.

Pada halaman kegiatan kerja terdiri dari 2 halaman yaitu : halaman nama narapidana yang akan melaksanakan kegiatan kerja dan daftar sipir kegiatan kerja. Berikut adalah tampilan dari form kegiatan kerja dapat dilihat pada gambar 4.15 :

Gambar 4.15 Rancangan Tampilan Form Sipir

Dan berikut ini adalah tampilan daftar sipir kegiatan kerja dilihat pada gambar 4.16:

Gambar 4.16 Rancangan Tampilan Daftar Sipir Kegiatan Kerja

Pada halaman daftar sipir kegiatan kerja terdapat 8 komponen yang terdiri dari :

a. No : no ini merupakan nomor untuk mengurutkan nama-nama sipir.

b. NIP : NIP merupakan nomor induk pegawai.

c. Nama sipir : nama sipir ini merupakan nama sipir yang bekerja pada bagian kegiatan kerja.

d. Alamat : alamat ini merupakan alamat dari sipir.

e. Jabatan : jabatan dari pegawainya.

f. Bagian kerja : bagian kegitan kerja ini merupakan bagian kegiatan kerja ini merupakan bagian pekerjaan dari pekerjaan sipirnya contohnya kepala staff, staff dan pengawas. Pada bagian ini merupakan bagian yang akan dikerjakan menurut bagian pekerjaannya.

g. Input Sipir : input data sipir ini digunakan untuk menambahkan daftar sipir.

h. Update : tombol update berfungsi untuk memperbaharui data-data sipir pada bagian kegiatan kerja.

 

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan dimasa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan yaitu:

1. Processor : Intel Core i3 2.10 GHz.

2. Monitor : 10” LCD Monitor.

3. RAM : 2 GB.

4. Harddisk : 320 GB .

5. Printer : Canon Ip1800 Series.

Spesifikasi Software

Perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem Operasi Windows 7 Ultimate.

2. Microsoft Office 2007 (Ms. Word 2007, Ms. Excel ).

3. Xampp V3.1.0.3.1.0 yaitu PHP, APACHE dan MySQL .

4. Browser Mozilla firefox versi 43.0.1 .

5. Printer : Canon Ip1800 Series.

Pengujian Black Box Testing

Analisa Pengujian

Metode black box merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi (functional requirement) dari suatu program. Tujuan dari metode black box testing ini adalah untuk menguji fungsi-fungsi yang terdapat dalam sebuah aplikasi dan juga menemukan kesalahan.

Pengujian dengan metode black box testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut.

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Sistem Pengelolaan Data Pembinaaan Kegiatan Kerja Narapidana Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pemuda Tangerang, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.14 Pengujian Sistem


Kesimpulan Hasil Pengujian

Setelah melakukan pengujian sistem pengelolaan data narapidana pada bagian kegiatan kerja dengan metode pengujian black box, dimana pengujian dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program, seperti pengujian terhadap login sistem dan pengujian terhadap halaman utama, jika input data tidak lengkap atau tidak sesuai dengan jenis data yang harus diinput maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan yang dapat membantu admin. Hasil dari pengujian sistem menunjukan sistem sudah berjalan sesuai dengan rancangan. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan status hasil pengujian sistem yang telah dilakukan :

Tabel 4.15 Hasil Pengujian


 

Implementasi

Implementasi yang Diusulkan

Berikut ini merupakan gambar tampilan interface mengenai sistem perancangan pengelolaan data narapidana yang akan melakukan kegiatan kerja dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

1. Tampilan Halaman Login


Gambar 4.17 Tampilan Halaman Login

Gambar diatas merupakan halaman utama sistem yang berisikan tampilan login user dengan menggunakan username dan password yang telah ditentukan.

2. Tampilan Halaman Home


Gambar 4.18 Tampilan Halaman Home

Gambar diatas merupakan halaman utama sistem setelah admin berhasil login dengan menggunakan username dan password yang telah ditentukan.

3. Tampilan Form Tahanan.


Gambar 4.19 Tampilan Form Tahanan

Tampilan form tahanan berfungsi untuk menambahkan daftar tahanan baru.

4. Tampilan Halaman Tahanan.


Gambar 4.20 Tampilan Halaman Tahanan

Halaman Tahanan adalah halaman yang berisikan daftar data tahanan.

5. Tampilan Form Kegiatan Kerja.


Gambar 4.21 Tampilan Form Kegiatan Kerja

Tampilan form kegiatan kerja berfungsi untuk menambahkan daftar narapidana yang akan melaksanakan kegiatan kerja.

6. Tampilan Halaman Kegiatan Kerja.


Gambar 4.22 Tampilan Halaman Kegiatan Kerja

Halaman kegiatan kerja adalah halaman yang berisikan daftar nama narapidana yang akan melaksanakan kegiatan kerja.

7. Tampilan Form Sipir.


Gambar 4.23 Tampilan Form Sipir

Tampilan form sipir berfungsi untuk menambahkan daftar sipir yang bekerja pada bagian kegiatan kerja.

8. Tampilan Halaman Sipir.


Gambar 4.24 Tampilan Halaman Sipir

Halaman sipir adalah halaman yang berisikan daftar nama sipir pada bagian kegiatan kerja.

Schedulle

Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapan sistem. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time tabel yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.16 Schedulle

Estimasi Biaya

Estimasi biaya yang dibuat sebagai prosposal hibah merupakan bentuk apresiasi nyata yang diberikan oleh perusahaan berdasarkan rekapitulasi kebutuhan dana yang diperlukan selama proses pembuatan sistem, berikut adalah perincian biaya yang diperlukan :

Tabel 4.17 Estimasi Biaya

 

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk menjawab perumusan masalah yang telah dijabarkan pada BAB I, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Untuk membuat suatu sistem yang dapat membantu para sipir dalam mendata narapidana yang akan melakukan pembinaan kegiatan kerja yaitu dengan menggunakan sistem ini dalam melaksanakan asimilasi(pembinaan kegiatan kerja) dapat dikerjakan dengan lebih cepat, sehingga dalam penyajian laporan data narapidana yang sedang melaksanakan kegiatan kerja akan menghasilkan laporan yang lebih baik.

2. Dalam mengimplementasikan sistem pengelolaan data narapidana menjadi terkomputerisasi ini perlu melakukan masa pengenalan dan percobaan selama melakukan implementasi pada sipir dibagian kegiatan kerja sehingga sipir akan menjalankan sistem dengan baik.

3. Untuk membuat suatu sistem yang dapat merekap semua data narapidana yang melaksanakan kegiatan kerja, dengan menggunakan sistem ini sipir dapat menggunakan sistem untuk merekap semua data mengenai narapidana yang lagi melaksanakan kegiatan kerja dimana narapidana yang akan melakukan kegiatan kerja baik didalam lapas maupun diluar lapas sesuai dengan bagian pekerjaan yang dilakukan oleh narapidana secara lebih lengkap.

 

Saran

Berikut ini adalah saran yang penulis sampaikan untuk pengembangan sistem agar menjadi lebih baik :

1. Apabila sistem yang baru sudah berjalan maka perlu diperhatikan dan dilakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem untuk selanjutnya diadakan maintenence oleh SDM yang sesuai dengan bidangnya, agar sistem tersebut dapat berjalan dengan baik.

2. Dengan adanya implementasi pada sistem diharapkan sipir dapat menggunakan sistem dengan baik dan untuk kedepannya disarankan adanya pengembangan lebih lanjut untuk sistem ini yang sesuai dengan kebutuhan dari pihak lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang.

3. Setiap data dalam merekap semua data narapidana yang melaksanakan kegiatan kerja, harus mempunyai data cadangan (back-up data) untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, jadi setiap sipir harus mempunyaidata cadangan selain dihard disk misalnya flask disk.

 

Kesan

Selama melakukan penelitian yang hasilnya ditulis pada laporan Skripsi ini, banyak pengalaman-pengalaman yangtelah penulis dapatkan. Suka dan duka tentu dirasakan selama melakukan penelitian ini. Itu semua berhasil dilalui berkat perjuangan dan do'a yangterus dilakukan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Tanggal 10 September 2015)
  2. Von Bertalanfly, Ludwig.dalam Yakub.2014."Sistem Informasi Manajemen".Yogyakarta:Graha Ilmu
  3. Hutahean, Jeperson.2014."Konsep Sistem Informasi".Yogyakarta: Deepublish
  4. Hartono, Bambang.2013."Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer".Jakarta:Rineka Cipta.
  5. Yakub.2012."Penghantar Sistem Informasi".Yogyakarta: Graha Ilmu.
  6. H.B, George, William S.H.2014.”Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta:Graha Ilmu.
  7. Aisyah, S, &Kalbuana, N. 2010.“Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME”. Jurnal CCIT. Vol.4 No.2.
  8. 8,0 8,1 8,2 Darmawan, Deni. 2013."Sistem Informasi Manajemen".Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  9. Murad, D. F., dkk.2013.”Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD HIMPAU di KotaTangerang”. Jurnal CCIT Perguruan Tinggi Raharja Vol.7 No.1.
  10. Haerudin, dkk.2013.”Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada Madrasah Aliyah Negeri Balaraja Kabupaten Tangerang”. Jurnal CCIT. Vol.7 No.1.
  11. Henderi, dkk. 2011.“Desain Apliksie-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics”. Jurnal CCIT. Vol.4, No.3.
  12. Susetyo, Heru.2012.”Laporan Tim Pengkajian Hukum Tentang Sistem Pembinaan Narapidana Berdasarkan Prinsip Restorative Justice”.Jakarta
  13. 13,0 13,1 13,2 Kamus Besar Bahasa Indonesia.2010.”Kamus Bahasa Indonesia”.Jakarta: Balai Pustaka.
  14. Pamudji.2015.”Pembinaan Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Melalui Keterampilan Kerajinan”. Jurnal Pendidikan Seni Rupa. Vol.03 No. 02.
  15. Dinar, M dan Farid, M. 2014. “Pembinaan Anak Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial diUnit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kampung Anak Negeri Kota Surabaya”. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
  16. Surat Keputusan Menteri Kehakiman Nomor  : M.02-PK.04.10
  17. 17,0 17,1 Afrizal, Riki.2011.”Efektivitas Pelaksanaan Asimilasi Pada Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Dalam Mencapai Tujuan Sistem Pemasyarakatan”. http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/ARTIKEL-RIKI-AFRIZALSH-_PDF_.pdf.
  18. Budi A, Sartika.2013.” Evaluasi Model Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wanita Semarang”.Universitas Negeri Semarang
  19. UU No. 12 Tahun 1995.Diakses Tanggal 1 September 2015
  20. Wahyudin, Ahmad.2014.”Konsep Dasar UML”.Jakarta:Salemba.
  21. A.S, Rosa.2012.”Sistem Informasi Akuntansi”.Jakarta:Salemba Empat.
  22. Normalisasi Database http://library.gunadarma.ac.id diakses pada tanggal 05 Oktober 2015.
  23. 23,0 23,1 23,2 23,3 Winarto Edy, Zaki Ali.2014. “Pemrograman Web Berbasis HTML5, PHP, dan JavaScript”. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  24. Hisbanarto, Vico.2014.”Sistem InformasiManajemen”.Yogyakarta: Graha Ilmu.
  25. 25,0 25,1 25,2 Prastiwi, Winiarti.2014. “Penerapan Pedoman WIDURI Sebagai Penunjang Penilai Sidang Skripsi Dan Tugas Akhir Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Tangerang: STMIK Raharja.
  26. 26,0 26,1 26,2 Rizky, Soetam. 2011.”Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak”. Jakarta: Prestasi Pustaka
  27. Rahardja Untung, Hidayati, Mia Novalia.2011.” Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Methode DMQ Base Level”.Jurnal CCIT. Vol.4 No.3
  28. Deviachrista. 2013. “Dasar Literature Review”. Jakarta:Salemba Empat.
  29. Sitanggang, Kristina.2014.” Pembinaan Terhadap Narapidana (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa)”.Jurnal Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
  30. Syaifuddin, Ahmad & Nunuk Giari Murwandani.2015.”Pembinaan Warga Binaan Di Lembaga Pemasyarakatan Lamongan Melalui Keterampilan Kerajinan”. Jurnal Pendidikan Seni Rupa. Volume 03 Nomor 02
  31. Tyaswuri,Pramudhya.2010.”Implementasi Life Skills Pelatihan Keterampilan Pertukangan Kayu Bagi Warga Binaan Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Yogyakarta”.Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta
  32. Pratikno, Rio.”Evaluasi Program Pembinaan Keterampilan Kerja Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan DiLembaga Pemasyarakatan Kelas II A Tanjungpinang”.Universitas Maritim Raja Ali Haji.Diakses tanggal 7 Oktober 2015
  33. Sugeng Cahyono,Anang.2014.”Pemberdayaan Dan Pengembangan Keterampilan Warga Binaan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tulugagung”. Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo Vol. 2.No.1

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Diperoleh dari "https://widuri.raharja.info/index.php?title=SI1211473990&oldid=173199"