SI1211470454

Dari widuri
Revisi per 5 Oktober 2014 13.43 oleh ALdess (bicara | kontrib)


Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BEACUKAI

PADA PT ARGO PANTES

TANGERANG

SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh :

NIM : 1211470454

NAMA :Yahya Firdaus

JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2014)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BEACUKAI

PADA PT ARGO PANTES

TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1211470454
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, 2014

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Maimunah, M.Kom)
NIP : 00594
       
NIP : 07002

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BEACUKAI

PADA PT ARGO PANTES

TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1211470454
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juni 2014

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
( Maimunah, M.Kom)
   
(Oleh Soleh,S.Kom.,M.MSi)
NID : 07002
   
NID : 04043

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BEACUKAI

PADA PT ARGO PANTES

TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1211470454
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2014/2015

Disetujui Penguji :

Tangerang, Oktober 2014

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BEACUKAI

PADA PT ARGO PANTES

TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1211470454
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juni 2014

 
 
 
 
 
NIM : 1211470454

 

) *Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRACT

A computerized system in this day and age cover every field, every organization as well as the Agency Offices is in desperate need of accurate, fast, and efficient computerized system. Computer is capable of holding the most important role as a tool in data processing and can solve from a small problems until the problems that are very complicated though. As well as Customs Hangar PT Argo Pantes Tangerang often face problems logging System On document receipt of the goods and document good expenditures. The current system is still using the offline system so that the system has not been effective and efficient. Reports generated at this time can not be accessed directly by the central Customs. To create a system of information collection document receipt of goods and documents good expenditures needed an online system that can be accessed in real time so that the process of checking the report does not take a long time. First of all carried out a survey of the current system, an analysis of the survey findings, the identification of information needs, identification of system requirements and system development and to produce a system that can be accessed in real time. The results of the study reveal that the online system can improve the performance and speed up the process of reporting documents to Customs Center so that the is expected to be a better data management and more safer.

Keywords : Documents, Receipts, Spending


ABSTRAKSI

Suatu sistem komputerisasi pada zaman sekarang ini mencakup segala bidang, Setiap organisasi seperti halnya Instansi Perkantoran sangat membutuhkan sistem komputerisasi yang akurat, cepat, dan efisien. komputer mampu memegang peranan terpenting sebagai alat bantu dalam pengolahan data serta dapat memecahkan masalah yang kecil sampai dengan masalah yang sangat rumit sekalipun. Seperti halnya Hanggar Bea Cukai PT Argo Pantes Tangerang seringkali menghadapi permasalahan Pada Sistem pendataan dokumen penerimaan barang dan dokumen pengeluaran barang. Sistem yang berjalan saat ini masih menggunakan sistem offline sehingga sistem tersebut belum efektif dan efisien. Laporan yang dihasilkan saat ini belum dapat diakses secara langsung oleh Bea Cukai pusat. Untuk membuat suatu sistem informasi pendataan dokumen penerimaan barang dan dokumen pengeluaran barang yang baik dibutuhkan sebuah sistem online yang dapat diakses secara real time sehingga proses pengecekan laporan tidak membutuhkan waktu yang lama. Pertama-tama dilakukan survei atas sistem yang sedang berjalan, analisa terhadap temuan hasil survey, identifikasi kebutuhan informasi, identifikasi persyaratan sistem dan pengembangan sistem serta menghasilkan sistem yang dapat diakses secara real time. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sistem online dapat meningkatkan kinerja serta mempercepat proses pelaporan dokumen ke Bea Cukai pusat sehingga di harapkan manajemen data menjadi lebih baik dan lebih aman.

Kata kunci : Dokumen, Penerimaan, Pengeluaran


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BEACUKAI PADA PT ARGO PANTES TANGERANG” dapat diselesaikan dengan baik.

Tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan Sarjana jurusan Sistem Informasi di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil berdasarkan hasil observasi, wawancara, serta sumber literature yang mendukung penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Ibu Maimunah, M.Kom selaku pembimbing I dan Bapak Oleh Soleh, S.Kom, M.Si selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu ketua 1 STMIK Raharja
  3. Ibu Maimunah, M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi
  4. Bapak Oleh Soleh, M.M.S.I selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahannya
  5. Bapak Yusak Nugraha, S.Kom selaku Stakeholder.
  6. Bapak Andika Dwi Hartono, A.Md selaku Programmer IT PT Argo Pantes Tangerang.
  7. Seluruh rekan kerja Staff IT PT. Argo Pantes Tangerang.
  8. Seluruh Staff Hanggar Bea Cukai PT. Argo Pantes Tangerang.
  9. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
  10. Seluruh Staff Perguruan Tinggi Raharja yang telah membantu dalam kelancaran pengurusan surat-surat Skripsi penulis.
  11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan Laporan Skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Tangerang, Juni 2014
Yahya Firdaus
NIM. 1211470454

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan suatu sistem komputerisasi pada zaman sekarang ini mencakup segala bidang. Setiap organisasi seperti halnya Instansi Perkantoran sangat membutuhkan sistem komputerisasi yang akurat, cepat, dan efisien. Namun dalam kenyataannya hal tersebut terkadang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan yang hendak dicapai, karena terbatasnya sistem komputerisasi yang digunakan pada instansi perkantoran tersebut.

Perkembangan kebutuhan sistem komputerisasi juga sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat khususnya ilmu komputer, karena kita ketahui bersama bahwa komputer mampu memegang peranan penting sebagai alat bantu dalam pengolahan data serta dapat memecahkan masalah yang kecil sampai dengan masalah yang sangat kompleks sekalipun. Penggunaan komputer dapat dilengkapi dengan program aplikasi agar dapat memberikan hasil yang berkualitas. Jadi dengan demikian penanganan sistem secara terkomputerisasi pada Instansi Perkantoran sangatlah tepat.

Seperti halnya PT Argo Pantes Tangerang, untuk mendukung sistem pendataan dokumen penerimaan dan pengeluaran barang Bea Cukai yang sekarang menggunakan aplikasi offline(hanya dapat diakses di lingkungan PT Argo Pantes). Sistem yang berjalan sekarang ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah data dokumen penerimaan dan pengeluaran barang tidak dapat diakses secara real time oleh Bea Cukai Pusat, laporan masih harus dicetak untuk penyampaian ke Bea Cukai Pusat. Sehingga munculnya kebutuhan akan sistem baru untuk mengatasi masalah – masalah tersebut serta menunjang kegiatan pendataan dokumen.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis mengambil judul ”Perancangan Sistem Informasi Bea Cukai Pada PT Argo Pantes Tangerang”.

Rumusan Masalah

Sistem informasi dokumen Bea Cukai yang berjalan saat ini sering kali menghadapi permasalahan, berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut :

  1. Bagaimana sistem pendataan dokumen penerimaan barang dan dokumen pengeluaran barang pada Hanggar Bea Cukai PT Argo Pantes Tangerang yang sekarang berjalan ?

  2. Laporan - laporan apa saja yang dihasilkan dalam sistem pengendalian dokumen pada sistem yang berjalan?

  3. Bagaimana merancang sistem pendataan dokumen penerimaan barang dan dokumen pengeluaran barang agar dapat diakses secara online pada Hanggar Bea Cukai PT Argo Pantes Tangerang?

Ruang Lingkup

Agar dalam pembahasan ruang lingkup menjadi terarah dan berjalan dengan baik. Maka penulis membatasi permasalahan mulai dari input dokumen penerimaan, input dokumen pengeluaran sampai dengan pembuatan laporan. Adapun dokumen penerimaan barang Hanggar Bea Cukai PT Argo Pantes Tangerang yang berupa surat jalan(dari pengirim barang) yang diproses berdasarkan nomor PO(Purchase Order) menjadi BC 4.0, BC 2.3 dan BC 2.7. Sedangkan dokumen pengeluaran barang Hanggar Bea Cukai PT Argo Pantes Tangerang yang berupa BC 4, BC 3.0, BC 2.7 dan BC 2.5 yang diproses dari DO(Delivery Order) menjadi surat jalan(dari PT Argo Pantes).

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui apakah sistem informasi yang berjalan sekarang khususnya pendataan dokumen pada Hanggar Bea Cukai PT Argo Pantes Tangerang telah terintegrasi dan tertata dengan baik.

  2. Untuk memudahkan Pegawai dalam bekerja menginput data dokumen Bea Cukai pada PT Argo Pantes Tangerang.

  3. Agar sistem yang dihasilkan tepat guna dan tepat sasaran dan untuk memaksimalkan kinerja pegawai.

  4. Untuk meningkatkan kinerja sistem pendataan dokumen masuk dan dokumen keluar menjadi lebih baik, Perancangan ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam mengambil suatu keputusan oleh PT Argo Pantes Tangerang.

  5. Untuk mengimplementasikan ilmu yang dipelajari dan untuk mengetahui tata cara sistem dokumentasi di Hanggar Bea Cukai PT Argo Pantes Tangerang.

Manfaat Penelitian

  1. Mengimplementasikan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah kepada permasalahan yang ada di PT Argo Pantes Tangerang.

  2. Pendataan dokumen masuk dan dokumen keluar pada Hanggar Bea Cukai PT Argo Pantes Tangerang menjadi lebih efisien dan akurat.

  3. Memudahkan pelaporan data ke Bea Cukai Pusat.

  4. Memudahkan pengecekan data keluar masuk barang pada PT Argo Pantes.

  5. Menghemat waktu pengecekan dokumen Bea Cukai pada PT Argo Pantes.

Metodologi Penelitian

Dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian maka penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi

    Melakukan tinjauan langsung ke PT Argo Pantes Tangerang untuk mendapatkan data dan informasi mengenai prosedur Pendataan dokumen Bea Cukai.

  2. Metode Wawancara

    Melakukan tanya jawab dengan para pegawai PT Argo Pantes Tangerang terutama di bagian admin dan Bea Cukai untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan.

  3. Metode Studi Pustaka

    Selain melakukan observasi penulis juga melakukan pengumpulan data dengan cara studi pustaka dalam metode ini penulis berusaha untuk melengkapi data-data yang diperoleh dengan membaca dan mempelajari dari buku-buku dan data-data yang relevan dalam pemilihan judul yang penulis ajukan. Buku dan data tersebut digunakan penulis untuk membantu penganalisaan dan perancangan yang dilakukan.

Metode Analisis

  1. Melakukan survei atas sistem yang sedang berjalan

    Pada tahap ini dilakukan penelitian pada Perusahaan dengan mengamati langsung ke perusahaan dan mewawancarai pihak perusahaan yang bersangkutan dengan sistem yang sedang berjalan.

  2. Analisis terhadap temuan hasil survey

    Setelah diperoleh data dan informasi yang diperlukan, maka diadakan analisis terhadap data tersebut.

  3. Identifikasi kebutuhan informasi

    Menetapkan informasi yang masih kurang pada sistem yang sedang berjalan dari dokumen input, proses sampai output dan menentukan informasi yang dibutuhkan pada sistem yang baru.

  4. Identifikasi persyaratan system

    Mengidentifikasi dan merancang suatu sistem yang layak untuk menunjang aktivitas perusahaan.

Metode Perancangan Sistem

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai metode perancangan dengan menggunakan metode waterfall yaitu :

  1. Communication

    Pada tahapan ini pengembang dengan client saling berkomunikasi dan kolaborasi untuk mendapatkan kebutuhan sistem. Hal ini sangat penting yang dimana software berinteraksi dengan hardware dan juga database. Proses ini biasa disebut dengan project definition.

  2. Planning

    Pada proses ini menetapkan rencana untuk pengerjaan software yang meliputi : pembagian tugas-tugas teknis yang akan dikerjakan, jadwal pengerjaan, resiko yang mungkin akan terjadi serta sumber-sumber yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan software.

  3. Modelling

    Proses ini meliputi pembuatan model yang akan mempermudah antara pengembang dan client dalam pemahaman kebutuhan perangkat lunak dan desain yang sesuai dengan kebutuhan.

  4. Construction

    Pada proses ini difokuskan pada coding dan testing. Dimana desain yang telah dibuat pada proses modeling di terjemahkan kedalam bahasa pemrograman agar dapat dimengerti oleh mesin, tahapan ini disebut cooding. Software – software yang digunakan pada proses cooding :

    1. Macromedia Dreamweaver (HTML Cooding)
    2. XAMPP (Web Server)
    3. MySQL (Database)
    4. Adobe Photoshop (Desain gambar untuk tampilan Web)

    Sedangkan testing adalah tahapan dimana software yang dibuat di ujicoba agar menimalisirkan error yang terjadi dan hasilnya sesuai dan tepat seperti kebutuhan yang telah didefinisikan.

  5. Deployment

    Pemeliharaan dan pengembangan dibutuhkan pada suatu software. Pada tahapan pemeliharaan disini yaitu untuk memperbaiki bugs yang tidak ditemukan sebelumnya sedangkan pada tahapan pengembangan seperti adanya penambahan-penambahan fitur yang sebelumnya tidak ada.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas mengenai Laporan SKRIPSI, penulis mengelompokkan laporan ini menjadi beberapa sub–sub dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang beberapa definisi ilmu yang berkaitan dengan penyusunan SKRIPSI dan berhubungan dengan teori-teori yang digunakan dalam penulisan SKRIPSI ini.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan tentang analisa organisasi, gambaran umum Instansi Perkantoran, sejarah singkat, struktur organisasi,dan analisis perangkat sistem yang berjalan saat ini

menggunakan unified modeling language (UML)serta elisitasi tahap 1, tahap 2, tahap 3 dan elisitasi draf final.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini menjelaskan perancangan sistem, analisa database, rancangan database, rancangan layout, prototype sampai dengan implementasi program.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sehingga tujuan dan manfaat dari laporan SKRIPSI ini dapat di sampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan, tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir analisis. (Jogiyanto, 2008:196).

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Sistem (system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu (Jogiyanto, 2009 : 34).

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem adalah kumpulan bagian-bagian prosedur atau komponen subsistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan”.

Tujuan Sistem Informasi

Tujuan dari informasi adalah menghasilkan informasi. Informasi (information) adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya (Jogiyanto, 2009 : 36-39).

Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness) dan relevan (relevance) (Jogiyanto, 2005 : 10)


Gambar 2.1 Pilar Pilar Informasi
(Sumber : Jogiyanto, 2005 : 10, Analisis dan Desain Sistem Informasi)

Keluaran yang tidak didukung oleh ketiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah (garbage).

Komponen Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto (2004 : 697) sistem informasi dapat terdiri dari komponen – komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building blok), yaitu blok masukan (input blok), blok model (model blok), blok dasar data (database blok) dan blok kendali (control blok). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut saling berintegrasi satu sama lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

  1. Blok Masukan

    Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi, termasuk dokumen dasar.

  2. Blok Model

    Terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi/mentransformasi data masukan dan data yang tersimpan dalam basis data untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  3. Blok Keluaran

    Produk dari sistem informasi adalah keluaran berupa informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4. Blok Teknologi

    Merupakan kotak alat (tool-box) dalam sistem informasi. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya beroperasi (operator komputer, pemrogram, operator pengolah data, spesialis telekomunikasi, analis sistem). Teknologi perangkat lunak berupa aplikasi-aplikasi perangkat lunak (program).

  5. Blok Basis Data

    Merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  6. Blok Kendali

    Merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

Klasifikasi Sistem

Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstak system) lawan sistem fisik (phisical system), sistem alamiah (natural system), lawan sistem buatan manusia (human made system), sistem pasti (deterministic system) lawan sistem probabilistik (probobalistic system), dan sistem tertutup (closed system) melawan sistem terbuka (open system) (Jogiyanto, 2009 : 53).

  1. Sistem abstrak (abstrac system) dan sistem fisik (physical system)

    Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tempak secara fisik, misalnya sistem teknologi yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sitem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

  2. Sistem alami (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system)

    Sistem alami adalah sistem yang keberadaannya terjadi secara alami/natural tanpa campuran tangan manusia. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sebagai hasil kerja manusia. Contoh sistem alamiah adalah sistem tata surya yang terdiri dari atas sekumpulan planet, gugus bintang dan lainnya. Contoh sistem abstrak dapat berupa sistem komponen yang ada sebagai hasil karya teknologi yang dikembangkan manusia.

  3. Sistem pasti (deterministic system) dan sistem tidak tentu (probobalistic system)

    Sistem tertentu adalah sistem yang tingkah lakunya dapat ditentukan/diperkirakan sebelumnya. Sedangkan sistem tidak tentu sistem tingkah lakunya tidak dapat ditentukan sebelumnya. Sistem aplikasi komputer merupakan contoh sistem yang tingkah lakunya dapat ditentukan sebelumnya. Program aplikasi yang dirancangdan dikembangkan oleh manusia dengan menggunakan prosedur yang jelas, terstruktur dan baku.

  4. Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system)

    Sistem tertutup merupakan sistem yang tingkah lakunya tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sebaliknya, sistem terbuka mempunyai prilaku yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Sistem aplikasi komputer merupakan sistem relative tertutup, karena tingkah laku sistem aplikasi komputer tidak dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi diluar sistem.

Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik.
Karakteristik sistem adalah sebagai berikut ini (Jogiyanto, 2009 : 54) :

  1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau subsistem-subsistem.

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama dalam membentuk suatu kesatuan. Komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem.

  2. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary).

    Batasan sistem membatasi antara sistem yang satu dengan yang lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.

  3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment).

    Lingkungan luar sistem adalah suatu bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut.


    Gambar 2.2 Karakteristik Suatu Sistem
    (Sumber : Jogiyanto, 2005 : 4, Analisis dan Desain Sistem Informasi)

  4. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).

    Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain, dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk suatu kesatuan.

  5. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal).

    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goals) atau sasaran sistem (objective). Sebuah sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya, jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

Pengertian Yang Berhubungan Dengan Penelitian

Pengertian Pendataan

Menurut Kamus Istilah Teknis Kebudayaan (1999 : 10) pendataan adalah proses mengubah data menjadi informasi melalui serangkaian kegiatan yang teratur. Pendataan dokumen beacukai pada PT Argo Pantes bertujuan untuk mengetahui kegiatan keluar masuk barang.

Pengertian Dokumen

Dokumen merupakan sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan,artefak,peninggalan-peninggalan terlukis dan petilasan - petilasan arkeologis, Dokumen diperuntukan untuk surat-surat resmi dan surat-surat Negara seperti surat perjanjian,undang-undang,hibah dan konsesi, Dokumen dalam ari luas merupakan proses pembuktian yang didasarkan atas sumber jenis apapun,baik yang bersifat tulisan,lisan,gambaran atau arkeologis (Louis Gottschalk, 1986:38).

Pengertian Penerimaan dan Pengeluaran Barang

Penerimaan Barang adalah menerima fisik barang dari pabrik, prinsipal atau distributor yang disesuaikan dengan dokumen pemesanan dan pengiriman dan dalam kondisi yang sesuai dengan persyaratan penanganan barangnya ( Penerbit PPM & Asosiasi Logistik Indonesia, 2011).

Pengeluaran adalah pengeluaran barang dari kawasan pabean atau tempat penimbunan berikat ke peredaran bebas dengan persetujuan pejabat bea dan cukai (Abdul Sani, 2007:2).

Pengertian Bea Cukai

Bea Cukai adalah nama dari sebuah instansi pemerintah yang bertugas dibidang kepabeanan dan cukai yang berada digaris depan wilayah Republik Indonesia.
Pengertian kepabeanan berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 adalah sebagai berikut “kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar.”

Pengertian cukai berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 adalah sebagai berikut “Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam undang-undang ini”

Pengertian Hanggar Bea Cukai

Pos Pengawasan Pabean(Hanggar Bea Cukai) adalah tempat yang digunakan oleh pejabat bea dan cukai untuk melakukan pengawasan terhadap lalu lintas barang impor dan ekspor (Henricus W. Ismanthono, 2003:200).

Pengertian Yang Berhubungan Dengan Web dan Jaringan

Pengertian Web / Website

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi website, diantaranya :

Website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video, dan atau gabungan dari semuanya baik yang bersifat statis maupun dinamisyang membentuk suatu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan halaman (Hyperlink) (Jurnal CCIT. 2012: 112).

Pendapat lain mengatakan World Wide Web (WWW) / website adalah fasilitas di internet yang menampilkan informasi dalam bentuk teks, gambar, dan suara secara multimedia yang sangat interaktif (Erima Oneto dan Yosep, 2009 : 2).

World Wide Web (www) lebih dikenal dengan web / website merupakan file teks yang berisi tag-tag dengan format Hyper Text Markup Language (HTML), link ke file-file grafik atau halaman web yang lain. File ini disimpan pada server web dan dapat diakses oleh komputer lain yang terhubung ke server, baik melalui Internet maupun LAN (Intranet).

Web Browser

Browser merupakan software yang diinstal di mesin client, berfungsi untuk menterjemahkan tag HTML menjadi halaman web (Anhar, 2010 : 6).

Web browser yaitu program aplikasi yang digunakan untuk mengakses halaman web di internet (Erima Oneto dan Yosep, 2009 : 19).

Intranet

Intranet adalah suatu teknik jaringan dimana aplikasi yang berjalan disembunyikan oleh pihak tertentu untuk kalangan internal perusahaan atau instansi tertentu (M. Syukrie dan Aretanet, 2008 : 46).

Intranet memungkinkan karyawan perusahaan atau institusi mengakses data atau sumber daya dari perusahaan atau institusi lain. Media penghubung intranet ada yang menggunakan kabel saja dan ada yang menggunakan kabel dan komputer server. Komputer server berfungsi melayani komputer yang terdapat dalam jaringan tersebut. Jaringan komputer termasuk dalam intranet adalah LAN (Local Area Network), MAN (Metropolitan Area Network).

Internet

Internet dapat dikatakan sebagai jaringan komputer yang menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber informasi, yang semuanya dapat kita dapatkan dari internet (Feri Indayudha, 2008 : 107).

Internet merupakan kependekan dari inter-network. Internet adalah jaringan komputer yang sangat luas. Jaringan ini menghubungkan jutaan komputer yang tersebar di seluruh dunia, baik itu LAN (Local Area Network), MAN (Metropolitan Area Network), atau WAN (World Area Network) yang terhubung dengan menggunakan TCP/IP (Transmition Control Protocol/Internet Protocol).

XAMPP

XAMPP merupakan sebuah tool yang menyediakan beberapa paket perangkat lunak kedalam satu buah paket. Dengan menginstal XAMPP, sehingga tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP, dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasinya secara otomatis. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU (General Public License) dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis.PHPMyAdmin adalah sebuah aplikasi dimana orang-orang dapat mengontrol data merekan dan isi web mereka untuk ditampilkan dalam sebuah website yang mereka buat (Mozes Sugiarto, 2009 : 62).

Pengertian PHP

PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman yang dinamis (up to date) (Anhar, 2010 : 3).

Pendapat lain menjelaskan PHP adalah akronim dari Hypertext Preprocessor, yaitu satu bahasa pemrograman berbasiskan kode-kode (script) yang digunakan untuk mengolah suatu data dan mengirimnya kembali ke web browser menjadi kode HTML. Kode PHP mempunyai cirri-ciri khusus, yaitu (Diar Puji Oktavian, 2010 : 31) :

  1. Hanya dapat dijalankan menggunakan web server, misal : Apache
  2. Kode PHP diletakkan dan dijalankan di web server
  3. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses database, seperti : MySQL, PostgreSQL, Oracle, dan lain-lain
  4. Merupakan software yang bersifat open source
  5. Gratis untuk di-donwload dan digunakan
  6. Memiliki sifat multipaltform, artinya dapat dijalankan menggunakan sistem operasi apapun, seperti : Linux, Unix, Windows, dan lain-lain.

Berikut contoh umum penggunaan script PHP untuk menjelaskan tentang PHP sebagai script yang disisipkan dalam bentuk HTML.
<html>
<head>
<title>
Contoh
</title>
</head>
</body>
<?
Echo “Hello, World”
?>
</body>
</html>

Contoh script diatas berbeda dengan script yang ditulis dengan bahasa lain seperti bahasa C atau bahasa Perl. Programmer tidak harus menuliskan semua dokumen HTML sebagai bagian dari keluaran dari script PHP, cukup menuliskan bagian mana saja yang berupa tag html dan bagian mana saja yang harus ditulis atau dihasilkan dari program script PHP, kode diapit dengan menggunakan tag awal tag akhir yang khusus yang memungkinkan pemprograman untuk masuk dan keluar dari mode script PHP.

Pengertian MySQL

MySQL merupakan program database server sebagai tempat penyimpanan dan mengolah data (Diar Puji Oktavian, 2010 : 32).

Pendapat lain menjelaskan MySQL adalah salah satu software sistem manajemen database (DBMS) Structured Query Language (SQL) yang bersifat open source. SQL adalah bahasa standar untuk mengakses database dan didefinisikan dengan standar ANSI/ISO SQL (Woro Widya, 2010 : 26)
Beberapa kelebihan database MySQL antara lain :

  1. MySQL merupakan database server, jadi dapat diakses dari jauh karena dapat tersambung ke media internet selain itu juga dapat berperan sebagai client.
  2. MySQL adalah sebuah software data open source artinya software ini bebas digunakan oleh siapa saja tanpa harus membeli lisensinya kepada pembuat.
  3. MySQL adalah database menggunakan enkripsi password, jadi cukup aman karena memiliki password untuk mengaksesnya.
  4. MySQL merupakan database yang multi user, artinya database ini tidak hanya digunakan oleh sepihak orang akan tetapi dapat digunakan oleh banyak pengguna.
  5. MySQL menggunakan suatu bahas permintaan standar yaitu SQL (Structured Query Language) yaitu sebuah perintah yang di standarkan pada database server.

Pengertian Macromedia Dreamweaver 8

Apa itu Macromedia Dreamweaver 8 ?

Macromedia Dreamweaver 8 dari Adobe adalah industri terkemuka pengembangan web alat yang memungkinkan Anda secara efisien merancang, mengembangkan dan mempertahankan standar berbasis website dan aplikasi. Dreamweaver 8 menyediakan kombinasi yang kuat dari alat tata letak visual, fitur pengembangan aplikasi, dan dukungan mengedit kode.

Macromedia Dreamweaver merupakan sebuah software yang menangani tata letak (layout) halaman web. Macromedia Dreamweaver adalah program aplikasi professional untuk merubah HTML secara visual dan mengelola Website serta pages. Karena tampil secara visual, aplikasi Macromedia Dreamweaver 8 mudah dioperasikan. Program ini menyediakan banyak perangkat yang dapat meningkatkan kemampuan user di dalam membuat Web (Bunafit, 2008 : 1).

Apa yang Baru di Dreamweaver 8 ?

Dreamweaver 8 mencakup banyak fitur baru untuk membantu anda membuat dan memelihara situs web yang berkisar dari halaman rumah dasar untuk aplikasi canggih yang mendukung praktek-praktek terbaik dan teknologi terbaru.

Dengan menggunakan macromedia dreamweaver, seorang programer web dapat dengan mudah membuat dan mendesain web-nya, karena bersifat WYSIWYG (What You See Is What You Get). Dreamweaver selain editor yang komplit juga dapat digunakan untuk membuat animasi sederhana yang berbentuk layer dengan bentuk Javascript yang didukungnya. Dengan adanya program ini kita tidak akan susah-susah untuk mengetik script-script format HTML, PHP, JSP, Asp, JavaScript, CSS maupun kode program lainnya.

Versi terakhir Macromedia Dreamweaver sebelum Macromedia dibeli oleh Adobe System yaitu versi 8. versi terakhir Dreamweaver keluaran Adobe System adalah Adobe Dreamweaver CS5 yang ada dalam Adobe Suite 5.

Konsep Dasar Basis Data (Database)

Definisi Basis Data (Database)

Menurut Connolly dan Begg (2010:65), database adalah sekumpulan data tersebar yang berhubungan secara logis, dan penjelasan dari data ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.

Menurut Inmon (2005:493), database adalah sekumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan (biasanya dengan redudansi yang terkontrol dan terbatas) berdasarkan skema. Sebuah database dapat melayani single atau multiple applications.

Menurut Gottschalk dan Saether dalam jurnal (2010:41), database adalah sekumpulan data yang terorganisir untuk mendukung banyak aplikasi secara efisien dengan memusatkan data dan mengontrol data redundant.

Berdasarkan definisi-definisi yang dijabarkan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan database adalah sekumpulan data yang saling berhubungan dan terorganisir yang disimpan berdasarkan skema dengan memusatkan data dan mengontrol data redundant untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.

Istilah-istilah Basis Data (Database)

Bebrapa terminology dalam database diantara lain :

  1. Basis data (Database) adalah kumpulan file – file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file yang lain sehingga membentuk satu bangunan data untuk menginformasikan satu perusahaan, instansi dalam batasan tertentu. (Harianto Kristanto, 2004 : 3)
  2. Data adalah fakta-fakta yang dapat disimpan dan mempunyai arti tertentu.
    Input Data dapat dikelompokkan menjadi 3, antara lain (Jurnal CCIT. 2009 : 307) :
    1. Data master meliputi : data pencari kerja, dan data lowongan kerja.
    2. Data transaksi meliputi : penempatan tenaga kerja, status pencaker, status lowongan kerja, rekapitulasi ke IPK kab/ kota dan rekapitulasi ke IPK provinsi.
    3. Table referensi meliputi : table-tabel pendukung untuk data master dan transaksi.
  3. Tabel adalah Tempat untuk menyimpan data, tabel terdiri dari field dan record.
  4. Field biasa disebut juga dengan kolom, yaitu bagian tabel tempat menyimpan sebuah item data.
  5. Record biasa disebut juga dengan baris, yaitu satu bagian informasi yang disimpan dalam tabel, misal data seorang mahasiswa akan disimpan dalam satu record yang terdiri dari beberapa kolom / field.

Kriteria Basis Data (Database)

Menurut Kusrini (2007 : 2-5) syarat sebuah basis data yang baik adalah tidak adanya redudansi dan inkonsistensi, memiliki fasislitas untuk melakukan pencarian informasi (kesulitan pengaksesan data), memungkinkan penggunaan data berasama-sama oleh banyak pengguna (multiple user).

Database adalah kumpulan datanya, sedangkan program pengelolaannya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data dan melaporkan data dalam database.

Dalam satu file atau table terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, yang merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu record (umumnya digambarkan sebagai baris data) terdiri dari field yang saling berhubungan menunjukkan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan disimpan dalam satu record. Adapun struktur database adalah File/Table.

Record adalah kumpulan elemen – elemen yang saling berkaitan menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap (Harianto Kristanto, 2004 : 3). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa basis data mempunyai beberapa kriteria penting, yaitu :

  1. Bersifat data Oriented dan bukan program Oriented.
  2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya.
  3. Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.
  4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah.
  5. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.

Rancangan Basis Data (Database)

Rancangan database adalah sebagai kumpulan data dari penempatan tenaga kerja yang saling terkait dan mempengaruhi sesuai dengan tingkat kepentingannya sehingga data tersebut terintegrasi dan independence (Jurnal CCIT. 2009 : 307).

Basis Data (Database) Terdistribusi

Database terdistribusi merupakan sebuah database yang berada di bawah kontrol DBMS di multiple komputer dalam lokasi fisik yang sama atau di sebarkan melalui jaringan komputer yang saling terkoneksi (Jurnal CCIT. 2009 : 33).

UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan tentang Unified Modeling Language UML, diantaranya :

UML singkatan dari Unified Modeling Language yang berarti bahasa pemodelan standar. Menurut Chonoles (2003 : bab 1) mengatakan sebagai bahasa, berarti UML memiliki sintaks dan semantik. Ketika kita membuat model menggunakan konsep UML ada aturan-aturan yang harus diikuti. Bagaimana elemen pada model-model yang harus kita buat berhubungan satu dengan yang lainnya harus mengikuti standar yang ada. UML bukan hanya sekedar diagram, tetapi juga menceritakan konteksnya. Ketika pelanggan memesan sesuatu dari sistem, bagaimana transaksinya? Bagaimana sistem mengalami error yang terjadi? bagaimana keamanan terhadap sistem yang kita buat? Dan sebgainya dapat dijawab dengan UML (Prabowo Pudjo Widodo, 2011 : 8).

Dan pendapat lain menjelaskan UML adalah suatu alat bantu yang sangat handal dalam bidang pengembangan yang berorientasi objek. Hal ini disebabkan karena uml menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan pengembang sistem untuk membuat cetak cetak biru atas visi mereka dalam bentuk baku (Jurnal CCIT 2008 : 70).

Definisi Diagram UML (Unified Modeling Language)

Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain (Prabowo Pudjo Widodo, 2011 : 10-12) :

  1. Diagram kelas. Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.
  2. Diagram paket (Package Diagram). Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.
  3. Diagram use-case. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan actor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
  4. Diagram interaksi dan sequence (urutan). Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah iterasiksi yang menekannkan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
  5. Diagram komunikasi (communication diagram). Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.
  6. Diagram statechart (statechart diagram). Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.
  7. Diagram aktivitas (activity diagram). Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.
  8. Diagram komponen (component diagram). Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.
  9. Diagram deploymen (deployment diagram). Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya.

Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flow diagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.

Langkah-Langkah Penggunaan UML (Unified Modeling Language)

Berikut adalah langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) (Afif Amrullah, 2011 : 4) :

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
  6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan / atau collaboration untuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.
  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antamuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Kemudiam juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan :
    1. Pendekatan use case dengan meng-assign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
    2. Pendekatan komponen yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
  12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta code-nya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
  13. Perangkat lunak siap dirilis.

Fokus UML (Unified Modeling Language)

“Dalam kerangka spesifikasi, Unified Modeling Language (UML) menyediakan model-model yang tepat, tidak mendua arti (ambigu) serta lengkap. Secara khusus, Unified Modeling Language (uml menspesifikasikan langkah-langkah penting dalam pengambilan keputusan analisis, perancangan serta implementasi dalam sistem yang sangat bernuansa perangkat lunak (software intensive sistem)” (Adi Nugroho, 2008 : 26).

Dalam hal ini, Unified Modeling Language (UML) bukanlah merupakan bahasa pemprograman tetapi model-model yang tercipta berhubungan langsung dengan berbagai macam bahasa pemprograman, sehingga adalah mungkin melakukan pemetaan (mapping) langsung dari model-model yang dibuat dengan Unified Modeling Language (UML) dengan bahasa-bahasa pemrograman berorientasi obyek, seperti Java, Borland Delphi, Visual Basic, C++, dan lain-lain.

Pemetaan (mapping) Unified Modeling Language (UML) bersifat dua arah yaitu :

  1. Generasi kode bahasa pemrograman tertentu dari Unified Modeling Language (UML) forward engineering.
  2. Generasi kode belum sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna, pengembang dapat melakukan langkah balik bersifat iterative (yang berulang) dari implementasi ke Unified Modeling Language (UML) hingga didapat sistem / peranti lunak yang sesuai dengan harapan pengguna dan pengembang”.

Bangunan Dasar Metodologi UML (Unified Modeling Language)

“Bangunan dasar metodologi Unified Modeling Language (UML) menggunakan tiga bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu (Adi Nugroho, 2008 : 18) :

  1. Sesuatu (things)
    Ada 4 (empat) things dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:
    1. Structural things
      Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.
    2. Behavioral things
      Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.
    3. Grouping things
      Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.
    4. Annotational things
      Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).
  2. Relasi (Relationship)
    Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :
    1. Kebergantungan
      Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (independent).
    2. Asosiasi
      Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
    3. Generalisasi
      Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas kebawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah keatas dinamakan generalisasi.
    4. Realisasi
      Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.
  3. Diagram
    Ada 5 (lima) macam diagram dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :
    1. Use Case Diagram
      Use Case yaitu suatu deksripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara pengguna sebuah sistem (aktor) dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai (Jurnal CCIT. 2008 : 71).

      Diagram ini memperihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
    2. Class Diagram
      Class Diagram yaitu suatu spesifikasi yang jika diintansikan akan menghasilkan sebuah objek. Class menggambarkan keadaan (atribut / property) suatu sistem, sekaligus menawarkan pelayanan untuk memanipulasi keadaan tersebut ( metode / fungsi) (Jurnal CCIT. 2008 : 71).

      Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi-relasi antar objek.
    3. Sequence Diagram
      Diagram ini memperlihatkan interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.
    4. State Chart Diagram
      Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem, memuat state, transisi, event, dan aktifitas. Diagram ini terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka, kelas, kolaborasi dan terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang reaktif.
    5. Activity Diagram
      Diagram ini memperlihatkan aliaran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

Elisitasi

Elisitasi (elicitation) menurut Hidayati (2007) adalah berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut, (Suryo Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja 2010 : 302) :

Elisitasi Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara (Suryo Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja 2010 : 303).

Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi (Suryo Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja 2010 : 303).

  1. (M) pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
  2. (D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.
  3. (I) pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE (Suryo Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja 2010 : 303) :

  1. (T) artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
  2. (O) artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
  3. (E) artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut :

  1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
  2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
  3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

Final Draft Elisitasi

Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan (Suryo Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja 2010 : 304).

Literatur Riview

Literature review adalah suatu survey literature tentang penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian (Warsito, 2009 : 42).

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini, antara lain:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Erika Widi Astuti [2007]. Penelitian ini berjudul “Analisis Penetapan Nilai Pabean Dalam Rangka Pengawasan Pabean di KPBC Tanjung Priok I, Jakarta” dalam laporannya penulis melakukan penelitian tentang ideal atau tidaknya penerapan nilai pabean.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Totok Sucahyo [2004]. Penelitian ini berjudul “Strategi Kebijakan Optimalisasi Sistem Pelayanan dan Pengawasan Kepabeanan Pada KPBC Tipe A Khusus Tanjung Perak” dalam laporannya penulis melakukan penelitian tentang sistem dan prosedur kepabeanan yang dilakukan di KPBC tipe A khusus tanjung perak.
  3. Penelitian yang dilakukan Any Miami [2008]. Penelitian ini berjudul “Analisis Penetapan Tingkat Pengawasan Pabean dan Penetapan Tingkat Resiko di Bidang Impor” dalam laporannya penulis melakukan penelitian tentang pengawasan pabean sebagai satu metode untuk mencegah dan mendeteksi adanya pelanggaran kepabeanan.
  4. Penelitian yang dilakuakn oleh Bambang Semedi [2013]. Penelitian ini berjudul “Pengawasan Kepabeanan” dalam laporanya penulis menganalisis tentang fungsi dan peranan pengawasan kepabeanan.


BAB III

PEMBAHASAN

Analisa Organisasi

Sejarah SIngkat

PT Argo Pantes Tbk. merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia yang bergerak di bidang industri tekstil. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1961 oleh bapak The Ning King dan bapak Musa yang berlokasi di Salatiga, Jawa Tengah dengan nama awal PT. Daya Manunggal. Pada tanggal 22 Juli 1972 perusahaan meresmikan PT. Daya Manunggal Tangerang, yaitu pabrik tenun baru dengan luas tanah 44,5 hektar yang berkantor pusat di Jalan Pintu Kecil no. 42 Jakarta. Dengan beberapa pertimbangan mengapa mereka memilih kota Tangerang, antara lain :

  1. Tangerang adalah salah satu kota industri di Jawa Barat yang saat ini masuk dalam Provinsi Banten dan pada saat itu tersedia lahan yang cukup untuk dibangun tempat industri.
  2. Tersedianya lahan yang cukup dan murah untuk mendirikan sebuah pabrik.
  3. Berada di jalan utama kota Tangerang.
  4. Lokasi dekat dengan sungai Cisadane, sehingga memudahkan dalam pengambilan air dan pembuangan limbah yang sudah diolah kembali.
  5. Lokasi dekat dengan ibukota negara yang menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan.

PT. Daya Manunggal Tangerang berfokus pada pertenunan (weaving) yang menghasilkan kain mentah atau umumnya disebut dengan kain grey, dimana bahan baku benang diperoleh dari supplier dari daerah lain. Agar lebih mandiri, maka pada tanggal 11 Januari 1975 didirikan PT. Dharma Manunggal yang ditunjukan untuk memproduksi benang untuk pertenunan, dengan demikian hasilnya dapat langsung dikirim ke PT. Daya Manunggal. Cara ini ditunjukkan untuk mempercepat proses penyaluran bahan baku. Karena pada saat itu, prospek pabrik pemintalan sangat baik, maka pada tanggal 12 Juli 1977 perusahaan mendirikan pabrik spinning sebanyak 2 unit dan berganti nama menjadi PT. Argo Pantes. Kedua unit tersebut diberi nama Argo Pantes 1 dan Argo Pantes 2. PT Argo Pantes Tbk didirikan berdasarkan akta No. 30 tanggal 12 Juli 1977 dari Darwanti Sidi Bakaroedin, S.H., dengan notaris Ibu Winanti Wiryomartini, S.H. Pada tahun 1980 PT. Argo Pantes membangun kembali pabrik Weaving (pertenunan) dan Dyeing Finishing (pencelupan kain) dengan nama Argo Pantes 3 dan Argo Pantes 4.

Pada tahun 1985, unit weaving Daya Manunggal melakukan rekondisi mesin dari mesin tenun shuttle menjadi mesin tenun yang menggunakan tenaga udara (Air Jet Loom) dan juga dilakukan perubahan dimana PT. Daya Manunggal (tenun) diambil alih oleh PT. Dharma Manunggal, sehingga PT. Dharma Manunggal memproduksi benang tenun, dimana unitnya disebut dengan Dharma Manunggal 1 dan Dharma Manunggal 2 untuk memproduksi kain grey. Pada tahun yang sama pun didirikan 1 unit pencelupan benang untuk bahan baku benang berwarna yang manajemennya dikelola langsung oleh PT. Dharma Manunggal, kemudian unit tersebut disebut dengan Dharma Manunggal 3. Pada tahun 1987 didirikan 1 unit baru yaitu unit printing yang akan memproduksi kain kain bermotif, dengan manajemen yang dikelola oleh PT. Argo Pantes, kemudian unit tersebut disebut dengan Argo Pantes 5.Selesainya pembangunan unit-unit produksi yang dilakukan oleh PT. Argo Pantes dan PT. Dharma Manunggal, maka diatas area tanah 52 ha tersebut telah berdiri perusahaan tekstil terpadu, dimana kegiatan produksinya dimulai dari produksi benang sampai pada produksi kain jadi. Karena lokasi pabrik ini terdiri dari dua perusahaan yang berbadan hukum berbeda, maka atas kesepakatan dewan komisaris pada tanggal 1 Juni 1990 dilakukan merger, dimana seluruh aset PT. Dharma Manunggal dilebur pada PT. Argo Pantes dengan berkantor pusat di Wisma Argo Manunggal Jalan Gatot Subroto No. 59 Kav. 22 Jakarta Selatan. Dimana dalam kepengurusan perusahaannya dipegang oleh Dewan Komisaris : bapak The Ning King, Presiden Direktur : bapak The Nicholas dan Sekretaris : ibu Tini.

Unit-unit yang tersedia diadakan perubahan sebagai berikut :

  1. Unit Argo Pantes 1 menjadi unit Spinning 1
  2. Unit Argo Pantes 2 menjadi unit Spinning 2
  3. Unit Argo Pantes 3 menjadi unit Weaving 2
  4. Unit Argo Pantes 4 menjadi unit Dyeing Finishing
  5. Unit Argo Pantes 5 menjadi unit Printing (Tetapi saat ini unit printing ditiadakan, karena hasil produksinya tidak laku di pasaran).
  6. Unit Dharma Manunggal 1 menjadi unit Spinning 3
  7. Unit Dharma Manunggal 2 menjadi unit Weaving 1
  8. Unit Dharma Manunggal 3 menjadi Yarn Dyeing

Mengingat sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan perluasan area pabrik di Tangerang, maka pada tanggal 31 Mei 1990. PT Argo Pantes mendirikan pabrik baru di Bekasi, Jawa Barat, di daerah Industrial Town MM 2100, Kavling B di desa Ganda Mekar, Cibitung, Bekasi dengan mengkhususkan produksi dibidang spinning (pemintalan) sebanyak 2 unit produksi atau yang saat ini disebut dengan spinning 4 dan spinning 5. Kini Argo Pantes merupakan suatu nama yang menyatu dengan mutu produksi tekstil serta memiliki jaringan yang luas baik dalam negeri maupun luar negeri. Perseroan merupakan salah satu penyumbang terpenting dalam pendapatan hasil ekspor Indonesia dalam sektor non migas selain dasar untuk memudahkan pengelolaan dan manajemennya. Guna memudahkan pengelolaan manajemen dan memperluas usaha, pimpinan PT. Argo Pantes merasa terpanggil untuk mengikutsertakan sumber dana dari masyarakat baik nasional maupun internasional, dimana itu merupakan administrasi menuju Go Publik atau Tbk.

PT. Argo Pantes Tbk merupakan bagian dari Argo Manunggal Group telah mencatatkan sahamnya pada bursa efek Jakarta dan Surabaya tanggal 7 Januari 1991. Dalam rangka pengembangan jenis produk guna memenuhi tuntutan pasar serta pemanfaatan tanah semaksimal mungkin maka tanggal 11 Mei 1991 diresmikan PT. Argo Beni dan PT. Argo Fajar yang menempati area di sebelah utara PT. Argo Pantes.

Pabrik tekstil PT. Argo Pantes Tbk terdiri dari :

  1. Pemintalan 5 unit produksi (Tangerang 3 unit dan Bekasi 2 unit)
  2. Pertenunan 1 unit produksi
  3. Pencelupan benang (Yarn Dyeing) 1 unit produksi
  4. Pencelupan kain (Dyein Finishing) 1 unit produksi

Struktur Organisasi


Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Argo Pantes Tangerang

Uraian Tugas dan Fungsi

Bagi Perseroan, penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dilaksanakan secara dinamis dan menyesuaikan perkembangan yang ada serta berpegang teguh pada prinsip keadilan, tanggung jawab, akuntabilitas dan transparansi yang meliputi:

  1. Dewan Komisaris
    Dewan Komisaris Perseroan terdiri atas 1 (satu) Komisaris Utama dan 4 (empat) Komisaris yang 2 (dua) diantaranya adalah Komisaris Independen.
    Tugas dan wewenang Dewan Komisaris sesuai dengan mandat yang diberikan oleh para Pemegang Saham adalah sebagai berikut:
    1. Melakukan tugas dan wewenang serta tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Anggaran Dasar Perseroan, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Undang- Undang yang berlaku.
    2. Melakukan pengawasan jalannya pengurusan Perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi.
    3. Aktif dalam mengikuti perkembangan Perseroan.
    4. Memberikan pendapat dan saran yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi Perseroan.
    5. Memberikan persetujuan yang terkait dengan rencana bisnis yang dilakukan Perseroan yang telah disetujui dalam RUPS.
    6. Melaporkan dengan segera kepada RUPS jika terjadi penyalahgunaan wewenang hingga menyebabkan turunnya kinerja Perseroan.
    7. Memantau pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik yang telah dilakukan Perseroan.
    8. Melakukan pengawasan atas rencana kerja dan anggaran Perseroan yang telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris.
    9. Melakukan kajian yang menyeluruh terhadap rencana kerja serta strategi bisnis yang akan dilaksanakan Perseroan.
    10. Melakukan pertemuan dengan Dewan Komisaris dan atau dengan Dewan Direksi secara periodik untuk membahas laporan berkala Perseroan.
  2. Dewan Direksi
    Pada tahun 2012, jajaran Direksi yang dimiliki Perseroan terdiri atas 1 (satu) Direktur Utama dan 3 (tiga) Direktur. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi senantiasa mengacu pada ketentuan Undang-Undang, Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku serta telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
    Tanggung jawab Direksi adalah sebagai berikut:
    1. Memastikan pelaksanaan setiap kegiatan usaha sesuai dengan visi dan misi Perseroan.
    2. Menyiapkan secara menyeluruh rencana kerja, anggaran tahunan serta rencana bisnis yang akan dilakukan Perseroan, yang selanjutnya akan dimintakan persetujuannya di dalam RUPS.
    3. Menjalankan setiap kegiatan usaha dengan selalu menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
    4. Menyediakan serta memelihara sistem administrasi Perseroan dengan baik dan benar.
    5. Mengelola sumber daya yang tersedia dengan melakukan perbaikan sistem secara periodik hingga mencapai hasil yang lebih baik.
    6. Melaporkan secara berkala jalannya kepengurusan Perseroan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham sesuai dengan cara yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perseroan.
    7. Menghindari setiap benturan kepentingan yang bisa terjadi dalam hal praktik penyelenggaraan Perseroan.
    8. Menjalankan kepengurusan Perseroan dengan menerapkan nilai keterbukaan dalam segala bidang usaha yang terkait dengan rencana kerja Perseroan.
  3. Komite Audit
    Agar dapat membantu pelaksanaan tugas-tugas Dewan Komisaris, Perseroan juga telah membentuk Komite Audit yang beranggotakan 3 (tiga) orang dengan 1 (satu) Ketua.
  4. Sekretaris Perusahaan
    Perseroan memiliki 1 (satu) orang Sekretaris Perusahaan. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada Direksi Perseroan.
    Tugas utama Sekretaris Perusahaan adalah :
    1. Memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan-ketentuan Pasar Modal.
    2. Memberikan pelayanan kepada investor atas informasi yang diperlukan tentang Perseroan.
    3. Sebagai penghubung antara Perseroan dengan BAPEPAM dan Bursa serta instansi yang berkaitan dengan bidang usaha Perseroan, dan yang berkaitan dengan status Perseroan sebagai perusahaan terbuka.
    4. Sekretaris Perusahaan berkewajiban untuk mengikuti perkembangan di bidang Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku.
  5. General Manager
    1. Menetapkan tugas wewenang kepala departemen serta meminta pertanggungjawaban dari kepala departemen.
    2. Menentukan keputusan mengenai langkah kerja.
    3. Memberikan pertanggungjawaban dan laporan dari direktur.
  6. Kepala Departemen HR dan GA
    1. Melakukan perekrutan, pengangkatan dan pemberhentian karyawan.
    2. Bertanggungjawab mengatur stok barang yang tidak terpakai lagi karena rusak.
    3. Membawahi dan mengawasi kinerja kepala bagian.
    4. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
  7. Kepala Departemen IT
    1. Membuat, mengembangkan dan menjaga aplikasi yang ada di perusahaan.
    2. Bertanggungjawab atas software dan hardware yang ada di perusahaan.
    3. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
  8. Kepala Departemen Keuangan, Akunting dan Perpajakan (Finance, Accounting & Tax)
    1. Membuat pembukuan atas stok barang masuk dan keluar.
    2. Membuat invoice untuk pelanggan.
    3. Melakukan penagihan atas pembayaran kepada pelanggan.
    4. Tanggungjawab dalam menentukan dana sesuai dengan kebutuhan.
    5. Bertanggung jawab dalam aktivitas perbankan dan mengenai pajak perusahaan.
    6. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
  9. Kepala Departemen Produksi (Production)
    1. Melaksanakan kegiatan produksi berdasarkan order produksi atau penawaran.
    2. Bertanggungjawab atas kegiatan produksi perusahaan.
    3. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
  10. Kepala Departemen Sekretaris Perusahaan dan Hukum (Corporation Secretary & Legal)
    1. Bertanggungjawab atas menjalankan fungsi kepatuhan dan administrasi pengambilan keputusan di dalam perusahaan dan melakukan fungsi komunikasi dalam rangka membangun goodwill keluar perusahaan.
    2. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
  11. Kepala Departemen Pemasaran dan Pengembangan produk (Marketing & Product Development)
    1. Bertanggungjawab atas pemasaran produk perusahaan serta melakukan pengembangan terhadap produk yang akan diproduksi selanjutnya.
    2. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
  12. Kepala Departemen Operasional Komersil (Commercial Operation)
    1. Bertanggungjawab atas pengadaan kerja bagi outsourcing di dalam perusahaan.
    2. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
  13. Kepala Departemen Pergudangan
    1. Bertanggungjawab atas penerimaan, penyimpanan barang perusahaan berupa bahan baku, barang jadi dan barang suku cadang.
    2. Mendukung proses pengiriman barang kepada pelanggan.
    3. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
  14. Kepala Bagian
    1. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kerja pada bagiannya masing-masing.
    2. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada kepala departemen.
  15. Staff
    1. Melaksanakan tugas langsung dari atasan.
    2. Memberi arahan tentang pekerjaan kepada karyawan.
    3. Bertanggungjawab terhadap kepala bagian.
  16. Pengatur
    1. Mengkoordinir tugas kerja karyawan.
    2. Menyampaikan instruksi kepada bawahan dari atasan.
    3. Memberikan bimbingan serta petunjuk dalam melaksanakan pekerjaan kepada karyawan.
  17. Karyawan
    1. Mengoperasikan mesin sesuai standar kerja.
    2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi kerja pada standar operasi produksi.

Visi Dan Misi PT Argo Pantes Tangerang

Visi PT Argo Pantes Tbk.

  1. Menjadi pabrik Tekstil kaliber dunia dengan Sumber Daya Manusia dan Teknologi terbaik.
  2. Menghasilkan produk dan pelayanan berkualitas.
  3. Menjadi produsen tekstil terpadu dan terkemuka di Indonesia yang menghasilkan produk berkualitas, ramah lingkungan dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

Misi PT Argo Pantes Tangerang

  1. Meningkatkan keuntungan secara maksimal dengan menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi.
  2. Memberikan pelayanan yang terbaik.
  3. Pemanfaatan seluruh sumber daya.
  4. Pengawasan biaya.
  5. Memperkuat kerjasama dan meningkatkan pangsa pasar.
  6. Mempertahankan kepemimpinan di bidang industri pertekstilan.
  7. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas dengan menerapkan prinsip “Best Practice”.
  8. Menyediakan produk dan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan.
  9. Memaksimalkan pengembalian nilai investasi para stakeholder.
  10. Meningkatkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance).
  11. Berperan aktif bagi pertumbuhan ekonomi Nasional

Karena perusahaan ini sudah bertaraf internasional, maka mereka menerapkan nilai-nilai perusahaan, antara lain :

  1. Integritas : Ketulusan / Kesetiaan / Kepercayaan
    Bersikap tulus dalam segala permasalahan yang berkaitan dengan seluruh pihak terkait dan berkepentingan. Menghargai karyawan, pemasok dan pelanggan.
  2. Kredibilitas : Pertanggungjawaban / Ketetapan Hati
    Senantiasa dapat dipercaya untuk mewujudkan apa yang telah diucapkan.
  3. Bekerja Demi Keunggulan
    Tidak pernah menjadi nomor dua, selalu menjadi yang terbaik.
  4. Bekerjasama : Bersinergi
    Menghargai keanekaragaman dalam organisasi yang meliputi keterampilan, latar belakang, pendidikan, tanggungjawab dan kemampuan.
  5. Professional
    Cakap dalam tindakan, perkataan dan perbuatan serta sekata dalam sikap pribadi dan lingkungan kerja demi terciptanya hasil yang efektif dan efisien.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Dokumen Penerimaan Barang

Dokumen Bea Cukai yang masuk kategori penerimaan barang :

  1. Barang Masuk Lokal / Import (B.C 4.0 / B.C 2.3)
    • (B.C 4.0) Penerimaan Barang Lokal
    • (B.C .2.3) Penerimaan Barang Import

    Bagian purchasing membuat Dokumen Bea Cukai (B.C 4.0 / B.C 2.3) berdasarkan Purchase Order (PO), ketika barang datang Hanggar Bea Cukai mencocokkan data Surat Jalan (SJ) dari supplier dengan dokumen yang dibuat bagian purchasing dan fisik barang yang datang, jika sesuai maka Hanggar Bea Cukai akan melakukan penomoran dokumen (B.C 4.0 / B.C 2.3) kemudian barang dan surat jalan diproses ke bagian gudang yang kemudian membuat Bukti Penerimaan Barang (BPB). Setiap akhir bulan Hanggar Bea Cukai mencetak laporan dokumen penerimaan untuk disampaikan ke Bea Cukai Pusat.


    Gambar 3.2 Flow Of Document (FOD) Barang Masuk Lokal/Import (B.C 4.0/B.C 2.3)

  2. Barang Masuk Antar Kawasan Berikat (B.C 2.7 Masuk)
    • (B.C 2.7 Masuk) Penerimaan Barang Dari Kawasan Berikat

    Hanggar Bea Cukai menerima data Surat Jalan (SJ) dan B.C 2.7dari supplier mencocokkan dengan fisik barang yang datang, jika sesuai maka Hanggar Bea Cukai akan melakukan input data B.C 2.7 ke sistem kemudian barang dan surat jalan diproses ke bagian gudang yang kemudian membuat Bukti Penerimaan Barang (BPB). Setiap akhir bulan Hanggar Bea Cukai mencetak laporan dokumen penerimaan untuk disampaikan ke Bea Cukai Pusat.


    Gambar 3.3 Flow Of Document (FOD) Barang Masuk Antar Kawasan Berikat (B.C 2.7)

Dokumen Pengeluaran Barang

Dokumen Bea Cukai yang masuk kategori pengeluaran barang :

  1. (B.C 2.5) untuk penjualan lokal dengan bahan baku import (dari B.C 2.3).
  2. (B.C 2.7 Keluar) untuk penjualan antar kawasan berikat.
  3. (B.C 3.0) untuk penjualan eksport.
  4. (B.C 4.1) untuk penjualan lokal.

Bagian admin/trade membuat dokumen bea cukai berdasarkan Delivery Order (DO) kemudian Hanggar Bea Cukai memberikan penomoran dokumen, dokumen yang sudah dinomori diproses ke bagian gudang untuk dibuatkan Surat Jalan (SJ) dan disiapkan barangnya, setelah itu surat jalan, dokumen bea cukai dan barang dikirim kepada customer. Setiap akhir bulan Hanggar Bea Cukai mencetak laporan dokumen pengeluaran untuk disampaikan ke Bea Cukai Pusat.


Gambar 3.4 Flow Of Document (FOD) Barang Keluar

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Use Case Diagram Dokumen Penerimaan Barang


Gambar 3.5 Use Case Diagram Dokumen Penerimaan Barang

Berdasarkan gambar 3.5 Use Case Diagram dokumen penerimaan barang yang berjalan digambarkan dengan use case diagram diatas, yang memiliki kegiatan sebagai berikut :

  1. 1 sistem yang mencakup seluruh kegiatan pendataan dokumen penerinmaan barang bea cukai.
  2. 3 actor di antaranya : Bagian Purchasing, Hanggar Bea Cukai dan Bea Cukai Pusat.
  3. 4 Use case di antaranya : MembuatDokumen Penerimaan (B.C 2.3, B.C 2.7, B.C 4.0), memberi nomor Dokumen Penerimaan dan membuat laporan.

Use Case Diagram Dokumen Pengeluaran Barang


Gambar 3.6 Use Case Diagram Dokumen Pengeluaran Barang

Berdasarkan gambar 3.6 Use Case Diagram dokumen pengeluaran barang yang berjalan digambarkan dengan use case diagram diatas, yang memiliki kegiatan sebagai berikut :

  1. 1 sistem yang mencakup seluruh kegiatan pendataan dokumen pengeluaran barang bea cukai.
  2. 3 actor di antaranya : Bagian Admin/Trade, Hanggar Bea Cukai dan Bea Cukai Pusat.
  3. 4 Use case di antaranya : Membuat Delivery Order (DO), membuat Dokumen Pengeluaran (B.C 2.7, B.C 2.5, B.C 3.0, B.C 4.1), memberi nomor Dokumen Bea Cukai dan membuat laporan.

Activity Diagram Dokumen Penerimaan Barang


Gambar 3.7 Activity Diagram Dokumen Penerimaan Barang

  1. 1 Initial Node, Objek yang diawali
  2. 8 Action State dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 2 Deciosion Node
  4. 1 End Node, Objek yang diakhir
  5. dan 1 Swimlane.

Activity Diagram Dokumen Pengeluaran Barang


Gambar 3.8 Activity Diagram Dokumen Pengeluaran Barang

  1. 1 Initial Node, Objek yang diawali
  2. 8 Action State dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 2 Deciosion Node
  4. 1 End Node, Objek yang diakhiri
  5. dan 1 Swimlane.

Sequence Diagram Dokumen Penerimaan dan Pengeluaran Barang


Gambar 3.9 Sequence Diagram Dokumen B.C

  1. 3 Actor yang melakukan kegiatan : Pembuat Dokumen, Hanggar Bea Cukai dan Bea Cukai Pusat
  2. 2 Lifeline : Penomoran Dokumen, Laporan
  3. 3 Boundary : Form Dokumen B.C, Validasi, Proses Dokumen
  4. 10 Message : Membuat dokumen B.C, Penyerahan Dokumen B.C, Cek Kecocokan Dokumen dan Barang, Memberi Nomor Dokumen, Dokumen Sudah Dinomori, Poses Data Dokumen B.C, Membuat Laporan, Penyerahan Laporan, Cek Keakuratan Laporan, Acc Laporan.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa Sistem

Analisa SWOT

Guna mengetahui kondisi Hanggar Bea Cukai di PT Argo Pantes maka dilakukan pemetaan melalui analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (analisa SWOT) dengan memperhitungkan dan mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal.

  1. Kondisi Internal
    1. Strength (Kekuatan)
      1. Memiliki letak yang strategis
      2. Adanya pengawasan yang ketat dari Bea Cukai Pusat
      3. Sistem yang sudah terkomputerisasi
      4. Peralatan yang lengkap
    2. Weakness (Kelemahan)
      1. SDM yang sedikit
      2. Ruangan yang kecil
      3. Teknologi informasi belum dikuasai
      4. Tingkat pendidikan SDM rendah
  2. Kondisi Eksternal
    1. Opportunity (Peluang)
      1. Peraturan Mentri keuangan Republik Indonesia Nomor 147/PMK.04/2011 Tentang Kawasan Berikat
      2. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER 57/BC/2011 tentang Kawasan Berikat
      3. Standarisasi dokumen kepabeanan
    2. Threat (Ancaman)
      1. Dokumen yang tidak lengkap
      2. Keterlambatan penyerahan dokumen
      3. Kesalahan pada dokumen

Matriks Analisis SWOT

Berdasarkan penelaahan bobot pengaruh masing-masing faktor-faktor eksternal dan internal Hanggar Bea Cukai, maka disusun matriks analisa SWOT dari masing-masing komponen sebagai berikut :

Bobot (%) ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama seluruh pelaku kegiatan dan jumlah total bobot masing-masing faktor internal (S-W) = 100 % atau 1. Demikian pula jumlah bobot faktor eksternal (O-T) = 100 % atau 1. Rating ditetapkan dengan skala likert (1, 2, 3 dst) yang berisi pernyataan sikap / dukungan / kecenderungan dari setiap responden atas isu-isu dalam setiap fakor yang dianalisis. Score adaah hasil perkalian antara bobot dengan rating. Jumlah total score masing-masing faktor (S-W-O-T) merupakan titik koordinat yang nantinya dipetakan dalam salib sumbu kartesius dengan 4 kuadran. Hasilnya dipetakan dalam sumbu X (faktor internal) dan sumbu Y (faktor eksternal) sehingga akan diketahui posisi perusahaan yang dianalisis.

  • Matriks Pembobotan Faktor Internal


    Tabel 3.1 Matriks Pembobotan faktor Internal

  • Matriks Pembobotan faktor Eksternal


    Tabel 3.2 Matriks Pembobotan faktor Eksternal

  • Perhitungan Analisa SWOT


    Tabel 3.3 Perhitungan Analisa SWOT

Berdasarkan hasil perhitungan analisa SWOT posisi saat ini adalah sebagaimana diagram berikut :


Gambar 3.10 Posisi Berdasarkan Analisa SWOT

Hasil analisis kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman (SWOT) yang dipetakan memperlihatkan posisi pada kuadran I yang mengindikasikan bahwa Hanggar Bea Cukai memiliki peluang yang besar untuk terus mengambangkan kinerjanya, walaupun masih memiliki kelemahan dalam beberapa hal.

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan
    1. Purchase Order (PO)
      Nama Masukan  : Purchase Order
      Fungsi  : Sebagai data awal proses pembelian barang
      Sumber  : Bagian Purchasing
      Media  : Kertas
      Frekuensi  : Setiap ada instruksi pengiriman barang
      Format  : Lampiran C1
      Keterangan  : Berisi data barang yang dibeli
    2. Delivery Order (DO)
      Nama Masukan  : Delivery Order
      Fungsi  : Sebagai data awal proses pengiriman barang
      Sumber  : Bagian PPC
      Media  : Kertas
      Frekuensi  : Setiap ada instruksi pengiriman barang
      Format  : Lampiran C2
      Keterangan  : Berisi data barang yang akan dikirm
    3. Surat Jalan Masuk (SJ)
      Nama Masukan  : Surat Jalan
      Fungsi  : Tanda bukti pengiriman barang
      Sumber  : Supplier Barang
      Media  : Kertas
      Frekuensi  : Setiap ada barang masuk
      Format  : Lampiran C3
      Keterangan  : Berisi data pengiriman barang
    4. Dokumen Bea Cukai Masuk (B.C 2.7)
      Nama Masukan  : B.C 2.7
      Fungsi  : Bukti pembelian barang antar kawasan berikat
      Sumber  : Supplier Barang
      Media  : Kertas
      Frekuensi  : Setiap ada barang masuk dari kawasan berikat
      Format  : Lampiran C4
      Keterangan  : Berisi data pembelian barang
  2. Analisa Proses
    Dalam analisa proses ini akan dijelaskan semua aktivitas yang dilakukan pada sistem berjalan melalui activity diagram dibawah ini :
    1. Penerimaan Barang
      Nama Modul  : Penerimaan Barang
      Masukan  : Purchase Order, Surat Jalan Masuk
      Keluaran  : B.C 2.3, B.C 2.7, B.C 4.0
      Ringkasan Proses  : Proses ini akan menghasilkan form bea cukai yang dibutuhkan untuk pelaporan ke bea cukai pusat.
    2. Pengeluaran Barang
      Nama Modul  : Pengeluaran Barang
      Masukan  : Delivery Order
      Keluaran  : B.C 2.5, B.C 2.7, B.C 3.0, B.C 4.1, Surat Jalan Keluar
      Ringkasan Proses  : Proses ini akan menghasilkan form bea cukai yang dibutuhkan untuk pelaporan ke bea cukaiusat.
  3. Analisa Keluaran
    1. Dokumen Bea Cukai Keluar (B.C 2.3)
      Nama Masukan  : B.C 2.3
      Fungsi  : Bukti pembelian barang import
      Sumber  : Bagian Purchasing
      Media  : Kertas
      Frekuensi  : Setiap ada barang masuk import
      Format  : Lampiran C5
      Keterangan  : Berisi data pembelian barang
    2. Dokumen Bea Cukai Keluar (B.C 2.5)
      Nama Masukan  : B.C 2.5
      Fungsi  : Bukti penjualan lokal (Bahan baku import)
      Sumber  : Bagian Admin/Trade
      Media  : Kertas
      Frekuensi  : Setiap ada penjualan barang lokal
      Format  : Lampiran C6
      Keterangan  : Berisi data penjualan barang
    3. Dokumen Bea Cukai Keluar (B.C 2.7)
      Nama Masukan  : B.C 2.7
      Fungsi  : Bukti penjualan antar kawasan berikat
      Sumber  : Bagian Admin/Trade
      Media  : Kertas
      Frekuensi  : Setiap ada barang keluar ke kawasan berikat
      Format  : Lampiran C4
      Keterangan  : Berisi data penjualan barang
    4. Dokumen Bea Cukai Keluar (B.C 3.0)
      Nama Masukan  : B.C 3.0
      Fungsi  : Bukti penjualan eksport
      Sumber  : Bagian Admin/Trade
      Media  : Kertas
      Frekuensi  : Setiap ada penjualan barang eksport
      Format  : Lampiran C7
      Keterangan  : Berisi data penjualan barang
    5. Dokumen Bea Cukai Keluar (B.C 4.0)
      Nama Masukan  : B.C 4.0
      Fungsi  : Bukti pembelian barang lokal
      Sumber  : Bagian Purchasing
      Media  : Kertas
      Frekuensi  : Setiap ada barang masuk lokal
      Format  : Lampiran C8
      Keterangan  : Berisi data pembelian barang
    6. Dokumen Bea Cukai Keluar (B.C 4.1)
      Nama Masukan  : B.C 4.1
      Fungsi  : Bukti pengiriman antar kawasan berikat
      Sumber  : Supplier Barang
      Media  : Kertas
      Frekuensi  : Setiap ada penjualan barang lokal
      Format  : Lampiran C9
      Keterangan  : Berisi data penjualan barang
    7. Surat Jalan Keluar (SJ)
      Nama Masukan  : Surat Jalan
      Fungsi  : Tanda bukti pengiriman barang
      Sumber  : Bagian Gudang
      Media  : Kertas
      Frekuensi  : Setiap ada barang keluar
      Format  : Lampiran C3
      Keterangan  : Berisi data pengiriman barang
  4. Analisa Batasan Sistem
    Setiap sistem mempunyai batasan sistem (boundary)yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan diluar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem. Melihat permasalahan yang ada pada Hanggar Bea Cukai PT Argo Pantes, maka dibatasi permasalahan mengenai sistem pendataan dokumen penerimaan dan pengeluaran di antaranya:
    1. Membatasi pengguna hanya untuk bagian terkait dokumen bea cukai.
    2. Membatasi peng-edit-an dokumen bea cukai hanya untuk administrator.
    3. Memudahkan akses data dan laporan dari dan ke bea cukai pusat.

Konfigurasi Sistem Berjalan

Spesifikasi Hardware

        1. Processor  : Intel Pentium Dual Core
        2. Monitor  : LED 15”
        3. Mouse  : Optical
        4. Keyboard  : USB
        5. RAM  : 1 GB
        6. HardDisk  : 150 GB
        7. Printer  : Dot Matrix

Spesifikasi Software

  1. Microsoft Office 2007
  2. Visual Foxpro 9.0
  3. Mozilla Firefox

Hak Akses (Brainware)

  1. Pimpinan
  2. Bagian IT
  3. Hanggar Bea Cukai
  4. Bea Cukai Pusat

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Analisa Kelebihan dan Kekurangan Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh penulis, Sistem pendataan dokumen penerimaan dan pengeluaran barang yang sedang berjalan saat ini, dapat disimpulkan bahwa proses pengolahan data antara lain :

  1. Kelebihan dari sistem yang berjalan saat ini diantaranya sudah dapat terintegrasi dengan program – program lain di PT Argo Pantes terutama untuk bagian yang terkait dan memiliki kepentingan dengan dokumen beacukai.
  2. Meskipun sistem yang berjalan saat ini sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa kekurangan. Adapun kekurangan sistem yang telah berjalan saat ini yaitu laporan pendataan dokumen belum bisa diakses secara real time karena sistem masih menggunakan aplikasi offline dan untuk penyampaian ke Bea Cukai Pusat laporan masih harus dicetak dan diantarkan langsung.

Alternatif Pemecahan masalah

Setelah mengamati dan menganalisis dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, Penulis mengusulkan beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain :

  1. Membuat aplikasi pengolahan data Dokumen Bea Cukai yang mudah dioperasikan, cepat, tepat dan akurat.
  2. Membangun aplikasi yang bersifat online yang dapat diakses oleh Bea Cukai Pusat, merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah diatas.
  3. Aplikasi yang akan dibuat harus terintegrasi dengan database sehingga dapat diupdate jika ada perubahan informasi serta aman dalam penyimpanan data.

User Requirment

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan hanggar bea cukai. Berikut dilampirkan Diagram Elisitasi Tahap I.

Elisitasi Tahap I


Tabel 3.4 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi:

Elisitasi Tahap II


Tabel 3.5 Elisitasi Tahap II

Keterangan :
M (Mandatory)   = Penting
D (Desireable) = Tidak Terlalu Penting
I (Inessential) = Tidak Penting

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML.Berikut adalah requirement tersebut:

Elisitasi Tahap III


Tabel 3.6 Elisitasi Tahap III

Keterangan :
Metode             Option
T  : Tehnikal        L  : Low
O  : Operasional        M  : Middle
E  : Ekonomi        H  : High

Final Draft Elisitasi Tahap

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap – tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi.

Final Draft Elisitasi


Tabel 3.7 Final Draft Elisitasi


BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Berdasarkan analisis sistem yang sudah berjalan, maka diketahui bahwa sistem yang saat ini sedang berjalan masih berupa sistem yang belum dapat memenuhi kebutuhan didalam pengolahan data laporan dari Hanggar Bea Cukai PT. Argo Pantes ke Bea Cukai Pusat. Untuk itu efisiensi dan efektivitas pada pengolahan data menjadi hal yang sangat diharapkan.

Setelah diketahui masalah dan kebutuhan yang dihadapi sebuah sistem, langkah selanjutnya adalah perancvangan atau desain sistem usulan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa didapat dari sistem yang lama. Pada dasarnya sistem yang diusulkan adalah sebuah sistem baru yang didapat dari proses analisis pada sistem lama, untuk mengurangi atau menghilangkan permasalahan yang sering terjadi.

Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Untuk menganalisa sistem yang diusulkan, pada penelitian ini digunakan software Visual Paradigm for UML 6.4. Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram.

Use Case Diagram Sistem Usulan


Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Usulan

Berdasarkan Gambar rancangan use case diagram sistem yang diusulkan terdapat:

  1. 1 sistem yang digunakan
  2. 1 actor yang digunakan yaitu : User
  3. 4 use case yang digunakan diantaranya : Login, Home, Transaksi, Laporan
  4. 7 extended diantaranya : Login Benar, Login Salah, Logout, Dokumen Penerimaan, Dokumen Pengeluaran, Laporan Penerimaan, Laporan Pengeluaran.

Activity Diagram Yang Diusulkan

Activity Diagram Sistem Usulan


Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Usulan

Berdasarkan gambar rancangan activity diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 1 initial node, objek yang diawali dari login yang dilakukan oleh User
  2. 1 decision node, digunakan untuk pilihan kondisi gagal / berhasil
  3. 11 action, state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya : Login, Verifikasi Login, Menu Utama, Home, Transaksi, Laporan, Logout, Dokumen Penerimaan, Dokumen Pengeluaran, Laporan Penerimaan, Laporan Pengeluaran
  4. 4 fork node, yang digunakan untuk memisahkan action
  5. 3 join node, yang digunakan untuk menghubungkan action
  6. 1 activity final node, untuk mengakhiri sebuah kegiatan.

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Sequence Diagram Sistem Usulan


Gambar 4.3 Sequence Diagram Sistem Usulan

Berdasarkan gambar rancangan sequence diagram sistem yang diusulkan terdapat :

  1. 3 actor yaitu : Pembuat Dokumen, Hanggar Bea Cukai, Bea Cukai Pusat
  2. 2 Lifeline : Penomoran Dokumen, Laporan
  3. 3 Boundary : Form Dokumen B.C, Validasi, Proses Dokumen
  4. 9 message diantaranya : Membuat dokumen B.C, Penyerahan dokumen B.C, Cek kecocokan dokumen dan Barang, Memberi nomor dokumen, Dokumen sudah dinomori, Proses data dokumen B.C, Cek laporan melalui program, Validasi laporan, Acc laporan.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara prosedur sistem berjalan dan sistem usulan :


Rancangan Basis Data

Pada bab ini menjelaskan secara terperinci rancangan-rancangan yang diusulkan pada bagian basis data yang merupakan penjabaran diagram-diagram di atas.

Normalisasi

Normalisasi file adalah proses penyederhanaan file, sehingga file yang dibutuhkan dapat lebih efektif dan lebih efisien. Dimana tidak akan terjadi lagi duplikasi data yang berulang. Ini sangat dibutuhkan dalam proses manipulasi data dan penyimpanan data pada database . Informasi data yang jelas dan akurat sangat dibutuhkan. Adapun proses normalisasi file pada perancangan program ini diantaranya, yaitu:

Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)


Gambar 4.4 Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)

Bentuk Normal Pertama (1 NF / First Normal Form)


Gambar 4.5 Bentuk Normal Pertama (1 NF / First Normal Form)

Bentuk Normal Kedua (2 NF / Second Normal Form)


Gambar 4.6 Bentuk Normal Kedua (2 NF / Second Normal Form)

Bentuk Normal Ketiga (3 NF / Thrid Normal Form)


Gambar 4.7 Bentuk Normal Ketiga (3 NF / Thrid Normal Form)

Class Diagram Sistem Usulan


Gambar 4.8 Class Diagram Sistem Usulan

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi database merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, panjang record, dan struktur. Spesifikasi database yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

  1. Nama File  : Master User
    Akronim  : user_login
    Fungsi  : Untuk menyimpan data user
    Tipe  : File Master
    Organisasi File  : Indexed Sequential
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 86 Karakter
    Field Kunci  : id_user


    Tabel 4.1 Master User

  2. Nama File  : Master PO
    Akronim  : data_po
    Fungsi  : Untuk menyimpan data purchase order
    Tipe  : File Master
    Organisasi File  : Indexed Sequential
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 124 Karakter
    Field Kunci  : no_po


    Tabel 4.2 Master PO

  3. Nama File  : Master Customer
    Akronim  : data_customer
    Fungsi  : Untuk menyimpan data customer
    Tipe  : File Master
    Organisasi File  : Indexed Sequential
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 130 Karakter
    Field Kunci  : id_cus


    Tabel 4.3 Master Customer

  4. Nama File  : Master Supplier
    Akronim  : data_supplier
    Fungsi  : Untuk menyimpan data supplier
    Tipe  : File Master
    Organisasi File  : Indexed Sequential
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 131 Karakter
    Field Kunci  : id_supp


    Tabel 4.4 Master Supplier

  5. Nama File  : Dokumen Penerimaan
    Akronim  : dok_penerimaan
    Fungsi  : Untuk menyimpan data dokumen
    Tipe  : File Transaksi
    Organisasi File  : Indexed Sequential
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 99 Karakter
    Field Kunci  : no_aju


    Tabel 4.5 Dokumen Penerimaan

  6. Nama File  : Dokumen Pengeluaran
    Akronim  : dok_pengeluaran
    Fungsi  : Untuk menyimpan data dokumen pengeluaran bea cukai
    Tipe  : File Transaksi
    Organisasi File  : Indexed Sequential
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 199 Karakter
    Field Kunci  : no_pngju


    Tabel 4.6 Dokumen Pengeluaran

  7. Nama File  : Penomoran Dokumen Penerimaan
    Akronim  : nmr_dok_masuk
    Fungsi  : Untuk menyimpan data dokumen penerimaan yang sudah diberi nomor dokumen
    Tipe  : File Transaksi
    Organisasi File  : Indexed Sequential
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 70 Karakter
    Field Kunci  : no_dok_msk


    Tabel 4.7 Penomoran Dokumen Penerimaan

  8. Nama File  : Penomoran Dokumen Pengeluaran
    Akronim  : nmr_dok_keluar
    Fungsi  : Untuk menyimpan data dokumen pengeluaran yang sudah diberi nomor dokumen
    Tipe  : File Transaksi
    Organisasi File  : Indexed Sequential
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 70 Karakter
    Field Kunci  : no_dok_klr


    Tabel 4.8 Penomoran Dokumen Pengeluaran

Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Flowchart Login


Gambar 4.8 Flowchart Login

Flowchart Menu Utama


Gambar 4.9 Flowchart Menu Utama

Flowchart Menu PO


Gambar 4.10 Flowchart Menu PO

Flowchart Menu Customer


Gambar 4.11 Flowchart Menu Customer

Flowchart Menu Supplier


Gambar 4.12 Flowchart Menu Supplier

Flowchart Dokumen Penerimaan


Gambar 4.13 Flowchart Dokumen Penerimaan

Flowchart Dokumen Pengeluaran


Gambar 4.14 Flowchart Dokumen Pengeluaran

Flowchart Penomoran Dokumen


Gambar 4.15 Flowchart Penomoran Dokumen

Flowchart Laporan


Gambar 4.16 Flowchart Laporan

Rancangan Program


Gambar 4.17 Diagram HIPO (Hierarchy plus Input-Process-Output)

Pada perancangan program ini terdiri dari menu utama dan sub-sub menu yang akan digunakan untuk input dan proses serta keluaran data. Spesifikasi-spesifikasi program akan penulis uraikan sebagai berikut:

Form Login

Nama Program  : Form Login
Akronim Program  : user_login
Fungsi Program  : Untuk keamanan program
Bentuk Tapilan  : Lampiran D1

Menu Utama

Nama Program  : Menu Utama
Akronim Program  : menu_utama
Fungsi Program  : Menampilkan menu pilihan program
Bentuk Tapilan  : Lampiran D2

Menu Home

Nama Program  : Home
Akronim Program  : home
Fungsi Program  : Kembali ke menu utama
Bentuk Tapilan  : Lampiran D3

Menu Master

PO (Purchase Order)

Nama Program  : PO
Akronim Program  : data_po
Fungsi Program  : Untuk menambah, mengubah, menyimpan dan menghapus data PO.
Bentuk Tapilan  : Lampiran D4

Customer

Nama Program  : Master Customer
Akronim Program  : data_customer
Fungsi Program  : Untuk menambah, mengubah, menyimpan dan menghapus data customer.
Bentuk Tapilan  : Lampiran D5

Supplier

Nama Program  : Master Supplier
Akronim Program  : data_supplier
Fungsi Program  : Untuk menambah, mengubah, menyimpan dan menghapus data supplier.
Bentuk Tapilan  : Lampiran D6

Menu Transaksi

Dokumen Peneriaman

Nama Program  : Dokumen Penerimaan
Akronim Program  : dok_penerimaan
Fungsi Program  : Untuk menambah, mengubah, menyimpan dan menghapus data dokumen penerimaan.
Bentuk Tapilan  : Lampiran D7

Dokumen Pengeluaran

Nama Program  : Dokumen Pengeluaran
Akronim Program  : dok_pengeluaran
Fungsi Program  : Untuk menambah, mengubah, menyimpan dan menghapus data dokumen pengeluaran.
Bentuk Tapilan  : Lampiran D8

Penomoran Dokumen

Nama Program  : Penomoran Dokumen
Akronim Program  : penomoran_dok
Fungsi Program  : Untuk melakukan penomoran pada dokumen B.C.
Bentuk Tapilan  : Lampiran D9

Menu Laporan

Laporan Penerimaan

Nama Program  : Laporan Penerimaan
Akronim Program  : lap_penerimaan
Fungsi Program  : Untuk melihat dan mencetak laporan penerimaan.
Bentuk Tapilan  : Lampiran D10

Laporan Pengeluaran

Nama Program  : Laporan Pengeluaran
Akronim Program  : lap_pengeluaran
Fungsi Program  : Untuk melihat dan mencetak laporan pengeluaran.
Bentuk Tapilan  : Lampiran D11

Menu Logout

Nama Program  : Menu Logout
Akronim Program  : user_logout
Fungsi Program  : Untuk keluar dari program
Bentuk Tapilan  : Lampiran D12

Rancangan Prototype

Tampilan Prototype Menu Login


Gambar 4.18 Tampilan Prototype Menu Login

Tampilan Prototype Menu Utama


Gambar 4.19 Tampilan Prototype Menu Utama

Tampilan Prototype Master PO


Gambar 4.20 Tampilan Prototype Master PO

Tampilan Prototype Master Customer


Gambar 4.21 Tampilan Prototype Master Customer

Tampilan Prototype Master Supplier


Gambar 4.22 Tampilan Prototype Master Supplier

Tampilan Prototype Dokumen Penerimaan


Gambar 4.23 Tampilan Prototype Dokumen Penerimaan

Tampilan Prototype Dokumen Pengeluaran


Gambar 4.24 Tampilan Prototype Dokumen Pengeluaran

Tampilan Prototype Pendaftaran Dokumen Penerimaan


Gambar 4.25 Tampilan Prototype Pendaftaran Dokumen Penerimaan

Tampilan Prototype Pendaftaran Dokumen Pengeluaran


Gambar 4.26 Tampilan Prototype Pendaftaran Dokumen Pengeluaran

Tampilan Prototype Laporan


Gambar 4.27 Tampilan Prototype Cetak Laporan

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

a. Processor  : Intel Pentium Dual Core
b. Monitor  : LED 15”
c. Mouse  : Optical
d. Keyboard  : USB
e. RAM  : 1 GB
f. Harddisk  : 150 GB
g. Printer  : Dot Matrix

Aplikasi Yang Digunakan

a. Windows 7
b. Microsoft Office 2007
c. Mozilla Firefox

Hak Akses

a. Pimpinan
b. Bagian IT
c. Hanggar Bea Cukai
d. Bea Cukai Pusat

Testing

Metode testing yang dipakai untuk sistem usulan adalah metode black-box. Pengujian black-box (blackbox testing) adalah salah satu metode pengujian perangkat lunak yang berfokus pada sisi fungsionalitas, khususnya pada input dan output aplikasi (apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum).

  • Pengujian black-box pada validasi login


  • Pengujian black-box pada proses dokumen penerimaan


  • Pengujian black-box pada proses dokumen pengeluaran


  • Pengujian black-box pada proses laporan


Evaluasi Sistem

Evaluasi sistem merupakan proses dimana nilai sistem, biaya dan keuntungan (cost & benefit) dibandingkan dan salah satu dipilih untuk perancangan yang lebih rinci. Fase ini menjadi proses pengoptimasian yang melihat apakah suatu sistem dapat dikerjakan dan juga memenuhi permintaan user.

Keputusan untuk mengubah ke sistem baru cukup sulit. Evaluasi sistem informasi dan keputusan pemilihan bersumber dari :

  • Nilai sistem : diukur dengan TELOS (feasibility factor)


    Nilai akhir adalah 39. Nilai ini dibagi lima jumlah kelayakan faktor, sehingga nilai akhir adalah 7.8, yang berarti bahwa alternatif rancangan sistem yang sedang dievaluasi cukup mungkin, dengan resiko pengembangan sistem yang cukup rendah. Atau dilihat dengan cara lain, jika diberikan nilai huruf untuk alternatif ini , maka alternatif ini adalah “B” baik tapi tidak baik sekali.

  • Analisa biaya & keuntungan : mengukur biaya, keuntungan yang tangible dan intangible (masuk akal & tidak) dari sistem yang diusulkan.

Implementasi Sistem

Fase Implementasi

  1. Pemrograman Perangkat Lunak
    Proses konversi dari desain logika pemrograman menjadi kode-kode instruksi, menggunakan berbagai bahasa pemrograman. Dimana bahasa pemrogramman yang digunakan adalah HTML.
  2. Uji Coba Perangkat Lunak
    Rangkaian ujicoba yang dirancang untuk mendeteksi kesalahan dan memvalidasi logika dalam program secara bersamaan. Metode yang digunakan adalah metode pengujian alpha dimana sistem diuji secara keseluruhan apakah sistem sudah memenuhi kebutuhan.
  3. Dukumentasi Sistem
    Penjabaran proses kerja bagian dalam sistem, untuk mendukung operasi dan pemeliharaan sistem.
  4. Dokumentasi Untuk Pengguna
    Bantuan bagi pengguna untuk memahami tujuan dan penggunaan sistem berupa :
    • Petunjuk penggunaan (User and Reference Guides) – berisi tahapan keterangan mengenai instruksi-instruksi untuk penggunaan fitur dan fungsi sistem.
  5. Pelatihan
    proses untuk melatih pengguna dalam penggunaan proses bisnis baru dan fitur serta fungsi sistem baru dengan tujuan pengembangan kompetensi untuk menjamin keberhasilan operasional sistem baru. Dimana pelatihan menggunakan tenaga ahli khusus yang siap dipanggil setiap dibutuhkan oleh pengguna.
  6. Pendekatan Konversi
    Proses penghentian operasi sistem lama dan instalasi sistem baru. Konversi yang dipakai dalam sistem usulan adalah :
    • Konversi Bertahap (Pahse-In)
      Pendekatan konversi bertahap dilakukan dengan mengganti sistem yang lama satu persatu dengan sistem yang baru. Pada fase awal yang dijalankan pada sistem yang baru adalah sub menu laporan, kemudian sub menu master, dan terakhir sub menu transaksi. Pada setiap fase jika sistem yang baru sudah berjalan dengtan baik maka sub menu pada sistem yang lama tidak digunakan lagi.
  7. Dukungan Sistem (System Support)
    Bantuan pelatihan dan pemecahan masalah bagi pengguna
    • Help desk
    • Pusat informasi (information center)
    • Personal pendukung

Pemeliharaan Sistem

Proses dimana dilakukan pengembangan minor terhadap sistem yang sedang berjalan. Berikut ini ditunjukkan beberapa bentuk pemeliharaan sistem. Jenis pemeliharaan yang diterapkan adalah “Preventif” dimana pengubahan sistem untuk memperkecil peluang terjadinya kesalahan dimasa yang akan datang.

Time Schedule


Estimasi Biaya



BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Beberdasarkan analisa yang telah diuraikan pada rumusan masalah sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  1. Sistem yang berjalan saat ini belum efektif dan efisien dikarenakan laporan masih harus dicetak dan disampaikan langsung ke Bea Cukai Pusat.
  2. Pada sistem yang berjalan saat ini Bea Cukai Pusat tidak dapat secara real time memerikasa data dokumen di Hanggar Bea Cukai sehingga apabila ada kekurangan akan menyebabkan keterlambatan perbaikan.
  3. Dalam merancang sistem yang efektif dan efisien yang dapat diakses secara real time oleh Bea Cukai Pusat, yang mana sistem tersebut haruslah dapat diakses secara online.

Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Kesimpulan Terhadap Tujuan Penelitian
    Beberdasarkan analisa yang telah diuraikan pada tujuan penelitian sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
    1. Menganalisa sistem informasi beacukai pada PT. Argo Pantes Tangerang.
    2. Sebagai syarat untuk melanjutkan tahap selanjutnya yaitu siding skripsi dan sebagai bentuk implementasi dari ilmu yang telah dipelajariselama menempuh jenjang perkuliahan di STMIK Raharja Tangerang.
  2. Kesimpulan Terhadap Manfaat Penelitian
    Beberdasarkan analisa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai untuk mengetahui kekurangan dan keleberikut :
    1. Terpenuhinya kebutuhan yang menjadi kendala pada sistem informasi beacukai PT. Argo Pantes Tangerang.
    2. Dapat memberikan saya pengalaman serta pengetahuan yang lebih luas tentang perancangan sistem informasi.

Kesimpulan Terhadap metode Penelitian

Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada sub pengumpulan data sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  1. Observasi adalah satu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan kepada karyawan secara langsung serta mengumpulkan data yang diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan.
  2. Wawancara adalah salah satu media untuk mendapatkan data dengan cara mewawancarai Stakeholder PT. Argo Pantes untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari sistem yang sedang berjalan.
  3. Studi Pustaka adalah salah satu cara yang penulis gunakan untuk memperoleh data secara teoritis dengan mempelajari buku-buku, catatan-catatan serta literature lain yang berkaitan erat dengan pembahasan laporan skripsi.

Saran

Adapun saran yang dapat penulis sajikan diantaranya :

  1. Diperlukan pengembangan sistem lebih lanjut agar Hanggar Bea Cukai PT. Argo Pantes dapat berjalan secara maksimal diantaranya sistem yang terintegrasi disetiap bagian pada PT.Argo Pantes yang dapat menghemat waktu dalam penyampaian dokumen.
  2. Diperlukan pengembangan SDM untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan pada saat penginputan data ke sistem.

Contributors

ALdess, Admin