SI1211470443

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

PENDATAAN KELUARGA TIDAK MAMPU

PADA KELURAHAN CENGKARENG BARAT

DENGAN MENGGUNAKAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1211470443
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2014)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

PENDATAAN KELUARGA TIDAK MAMPU

PADA KELURAHAN CENGKARENG BARAT

DENGAN MENGGUNAKAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)


Disusun Oleh :

NIM
: 1211470443
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juni 2014

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Maimunah, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 007002

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

PENDATAAN KELUARGA TIDAK MAMPU

PADA KELURAHAN CENGKARENG BARAT

DENGAN MENGGUNAKAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)


Dibuat Oleh :

NIM
: 1211470443
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Management Information System

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juni 2014

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Himawan, M.Kom)
   
(Asep Saefullah, S.Pd., M.Kom)
NID : 12012
   
NID : 06121

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

PENDATAAN KELUARGA TIDAK MAMPU

PADA KELURAHAN CENGKARENG BARAT

DENGAN MENGGUNAKAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Dibuat Oleh :

NIM
: 1211470443
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2013/2014

Disetujui Penguji :

Tangerang, Oktober 2014

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

PENDATAAN KELUARGA TIDAK MAMPU

PADA KELURAHAN CENGKARENG BARAT

DENGAN MENGGUNAKAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Disusun Oleh :

NIM
: 1211470443
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Juni 2014

 
 
 
 
 
NIM : 1211470443

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Cepatnya perubahan data kemiskinan yang ada di wilayah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta khususnya di Kelurahan Cengkareng Barat, merasa perlu untuk selalu menyediakan data kemiskinan terkini di wilayahnya. Data-data yang berhubungan dengan pendataan keluarga miskin ini sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dan kebijakan suatu program yang dibuat pemerintah. Sehingga tidak akan ada yang dirugikan ataupun menimbulkan hambatan terhadap pemberian bantuan dari pemerintah. Dalam menentukan kriteria keluarga miskin tersebut diperlukan adanya model pengambilan keputusan yang dikenal dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK), dengan sistem ini lurah dapat menentukan kebijakan yang dilakukan dengan cara langsung menuju kepada sasaran. Penelitian yang dilakukan di Kelurahan Cengkareng Barat menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang merupakan satu model fleksibel yang memungkinkan pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok untuk membentuk gagasan-gagasan dan membatasi masalah dengan membuat asumsi (dugaan) dan menghasilkan pemecahan yang diinginkan. Parameter pendataan kemiskinan yang dilakukan berdasarkan kriteria kondisi berupa Rumah (Luas tanah, luas bangunan, kondisi, status kepemilikan), Tingkat pendidikan (Tidak sekolah, SD/Sederajat, SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, Perguruan Tinggi) dan Penghasilan. Hasil dari sistem pendukung keputusan ini diharapkan dapat menjadi suatu sistem pendukung keputusan terkomputerisasi yang dapat membantu kinerja lurah dalam pengambilan keputusan penentuan keluarga miskin.


Kata Kunci: Kemiskinan, Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Kelurahan, Analytical Hierarchy Process (AHP), Kriteria kemiskinan

ABSTRACT

The rapid change poverty data in the region of Jakarta Provincial Government especially in Kelurahan West Cengkareng, felt the need to always provide the latest data on poverty in the region. The data relating to collection of poor families is very influential on decision making and policies made by the government program. So there will not be harmed or pose barriers to the provision of assistance from the government. In determining the criteria necessary to poor decision making model, known as Decision Support Systems (DSS), with the headman system can determine which policy is done by directly toward the target. Research conducted in the Kelurahan West Cengkareng using Analytical Hierarchy Process (AHP) which is a flexible model that allows individuals or groups to form ideas and limiting problems by making assumptions (suspicion) and generate the desired solution. Poverty data collection parameters is performed based on the criteria of the condition of a house (land area, building area, condition, ownership status), level of education (not schools, elementary / equivalent, junior high school / equivalent, senior high school / equivalent, Universities) and Income. The results of the decision support system is expected to be a computerized decision support system that can help the performance of the headman in the determination of poor decision making.


Keywords : Poverty, Decision Support Systems (DSS), Kelurahan, Analytical Hierarchy Process (AHP), criteria of poverty

KATA PENGANTAR


Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pendataan Keluarga Tidak Mampu Pada Kelurahan Cengkareng Barat Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)”.

Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan laporan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku Ketua STMIK Raharja
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I (Puket I) STMIK Raharja
  3. Ibu Maimunah, M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi jenjang Strata Satu (S1).
  4. Bapak Himawan, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu dalam meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan skripsi ini.
  5. Bapak Asep Saefullah, S.Pd., M.Kom, selaku Dosen Pembimbing II yang banyak memberikan masukan dan bimbingan
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Bapak Tarso, S.Sos, selaku Lurah Cengkareng Barat yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian.
  8. Bapak Robert R. Pardosi, S.Si., MAB selaku Kepala Seksi (Kasi) Statistik Sosial Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Administrasi Jakarta Barat yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data.
  9. Bapak Tariswan, S.KM., M.KM selaku Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan Masyarakat yang telah membimbing penulis dalam penelitian di lapangan untuk penyelesaian laporan skripsi ini.
  10. Kedua orang tua dan adik-adik yang telah memberikan dorongan dan doa baik moril maupun materil.
  11. Teman-teman yang telah banyak memberikan bantuan, saran dan masukan yang berguna, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan ilmu yang di miliki, skripsi yang dibuat ini jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi bahan acuan di kemudian hari.


Tangerang, Juni 2014
Jeane Roes
NIM. 1211470443

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Berbagai program atau proyek penanggulangan kemiskinan telah banyak dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah, serta lembaga swasta. Salah satu faktor yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan suatu program atau proyek selama ini adalah menyangkut identifikasi target dan ketepatan penerimanya

Sehubungan dengan cepatnya perubahan data kemiskinan yang ada di wilayah Jakarta khususnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merasa perlu untuk selalu menyediakan data kemiskinan terkini, di mana penanganannya dibantu oleh pemerintahan yang berada diujung tombak yakni kelurahan selaku instansi pemerintahan terdekat dengan masyarakat dalam hal ini studi kasus berada di wilayah Kelurahan Cengkareng Barat – Kecamatan Cengkareng – Kota Administrasi Jakarta Barat – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik (BPS)[1] pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta mencapai 354,19 ribu orang (3,55 persen) dan Garis Kemiskinan (GK) sebesar Rp 407.437 per kapita per bulan dengan mengklasifikasikan kelompok miskin ke dalam tiga kategori, yaitu Sangat Miskin, Miskin dan Hampir Miskin. Namun pada tingkat operasional, masih terdapat masalah teknis untuk menentukan siapa yang disebut sebagai miskin.

Dalam menentukan kriteria miskin tersebut diperlukan adanya model pengambilan keputusan yang dikenal dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK), sehingga dapat membantu lurah untuk mendata dan menentukan keluarga dengan ketiga kategori tersebut secara cepat dan akurat. Penulis memutuskan untuk menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty.

Model pendukung keputusan ini merupakan satu model yang fleksibel yang memungkinkan pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok untuk membentuk gagasan-gagasan dan membatasi masalah dengan membuat asumsi (dugaan) dan menghasilkan pemecahan yang diinginkan. Diharapkan nantinya dapat membantu pembuat keputusan dalam memutuskan alternatif-alternatif terbaik dalam menentukan rumah tangga sasaran yang tepat untuk menerima bantuan.

Berdasarkan latar belakang tersebut Penulis memutuskan untuk menyusun skripsi dengan judul : “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENDATAAN KELUARGA TIDAK MAMPU PADA KELURAHAN CENGKARENG BARAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)”.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana sistem pendataan keluarga tidak mampu yang sedang berjalan saat ini di wilayah Kelurahan Cengkareng Barat ?.

  2. Kriteria-kriteria apakah yang digunakan dalam penentuan keluarga tidak mampu ini ?.

  3. Bagaimana merancang serta mengimplementasikan suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk pendataan keluarga tidak mampu dan juga menentukan jumlah rumah tangga (keluarga) yang masuk dalam kelompok kategori atau klasifikasi sangat miskin, miskin dan hampir miskin?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penulisan ini terbatas hanya dalam melakukan pendataan keluarga tidak mampu dengan berdasarkan kriteria kondisi berupa :

  1. Rumah (Luas tanah, luas bangunan, kondisi, status kepemilikan).
  2. Tingkat pendidikan (Tidak sekolah, SD/Sederajat, SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, Perguruan Tinggi).
  3. Penghasilan.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Tujuan Operasional

    Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dari kriteria yang ada dalam menentukan keluarga tidak mampu berawal dari pendataan seluruh keluargayang ada di wilayah Kelurahan Cengkareng Barat sehingga informasi yang dihasilkan dapat diproses sesuai kebutuhan.

  2. Tujuan Individual

    Tujuan Operasional

    Untuk memberikan sumbangan ide kepada Lurah Cengkareng Barat berupa rancangan sistempendukung keputusan untuk pendataan keluarga tidak mampu sebagai solusi untuk penentuan keluarga yang layak untuk diberikan bantuan.

  3. Tujuan Fungsional

    Untuk membangun sistem pendukung keputusan dalam melakukan pendataan keluarga tidak mampu sehingga diharapkan terbentuknya kelompok keluarga dengan kategori sangat miskin, miskin dan hampir miskin berdasarkan kriteria penilaian yang diberikan sehingga menghasilkan output berupa penilaian terhadap setiap keluarga.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah

  1. Manfaat Operasional

    Dapat membuat sistem pendukung keputusan yang memiliki kemampuan untukmengklasifikasikan masyarakat ke dalam kelompok sangat miskin, miskin dan hampir miskin sesuai dengan ketentuanyang berlaku serta menghitung jumlah data tersebut.

  2. Manfaat Individual

    Dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis tentang ilmu sosial ekonomi kemasyarakatan dan teknologi informasi.

  3. Manfaat Fungsional

    1. Dapat meminimalisir adanya kesalahan dalam pendataan yang dilakukan secara manual.

    2. Sebagai media informasi bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada umumnya dan juga masyarakat yang berdomisili di wilayah Cengkareng Barat khususnya.

    Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan di antaranya sebagai berikut :

    Metode Pengumpulan Data

    1. Observasi (Pengamatan)

      Dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung ke Kantor Lurah Cengkareng Barat dengan mempelajari dokumen yang ada serta mengamati sistem yang sedang berjalan.

    2. Wawancara

      Dilakukan dengan proses wawancara secara langsung dengan bertatap muka kepada Kepala Seksi (Kasi) Statistik Sosial Badan Pusat Statistika (BPS) Kota AdministrasiJakarta Barat, Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan Masyarakat kelurahan yang bertugas dalam mengelola data keluarga miskin di kelurahan dan lurah selaku pengambil keputusan.

    3. Studi Pustaka

      Dilakukan dengan mencari dan mendapatkan sumber-sumber kajian. Landasan teori yang mendukung, data-data, atau informasi yang berhubungan dengan skripsi ini.

    Metode Analisa

    1. Metode Analisa Sistem

      Pada metode ini penulis menganalisa sistem yang berjalan, kekurangan dari sistem dan solusi yang diusulkan untuk pembangunan dan perkembangan sistem selanjutnya.

    2. Metode Analisa Sistem

      Pada metode ini penulis menganalisa suatu sistem yang sudah ada, dengan menggunakan metode analisa SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats), critical success factor, value chain) dan beberapa tambahan elisitasi tahap I, II, III serta final draft elisitasi.

    3. Metode Analisa Data

      Metode analisa data ini digunakan untuk membaca dan mengolah dataset.

    4. Metode Analisa Perancangan Program

      Padametode analisa perancangan ini penulis menggambarkan sistem dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML),seperti Activity Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram.

    Metode Perancangan

    Metode perancangan yang digunakan adalah metode yang berorientasikan objek melalui tahapan pembuatan UMLdengan menggunakan diagram UML seperti Activity Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram, pembuatan database dan pembuatan program yangdisesuaikan berdasarkan kebutuhan stakeholder.Program yang digunakan dalam perancangan sistem menggunakan bahasa pemrogramanweb yaitu PHP, MySQL sebagai database server dan Dreamweaver yang digunakanuntuk merancang dan membuat interface aplikasi untuk mendesain tampilan sistem.

    Metode Pengujian Sistem

    Dalam proses pengujian Sistem Penunjang Keputusan untuk Pendataan Keluarga Tidak Mampu pada Kelurahan Cengkareng Barat, peneliti menggunakan metode Black box Testing, yaitu metode uji cobayang memfokuskan pada tujuan fungsional software.Metode pengujian black box digunakan untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, antara lain fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan tampilan luar, kesalahan output, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal dan kesalahan performa

    Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah dan memperjelas dalam menyusun skripsi ini, maka penulis mengelompokkannya menjadi beberapa sub-sub dengan sistematika penulisan sebagaiberikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematikapenulisan

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini menjelaskan tentang teori-teoriyang mendukung objek penelitian. Meliputi teori umum yang berisikan teori yang bersifat umum, teori khusus yang berisikan definisi-definisi dari stilah-istilah rinci yang berhubungan dengan penelitian dan literatur review sebagai pendukung kegiatan penelitian yang dilakukan.

    BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Bab ini menjelaskan gambaran umum instansi, sejarah singkat,struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yangberjalan, konfigurasi sistemberjalan, permasalahan dan solusi pemecahan masalah dan user requirement.

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    Bab ini menjelaskan tentang rancangan sistem usulan, rancangan basisdata, rancangan program, rancangan prototype,konfigurasi sistem usulan, testing, evaluasi, implementasi dan estimasi biaya

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi kesimpulan yang diambil berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya meliputi rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan metodepenelitian. Dengan disertakan saran berupa tindakan yang perlu diambil untuk tindak lanjut yang lebih baik.

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR LAMPIRAN


    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Teori umum adalah teori-teori pokok yang digunakansebagai landasan bagi teori-teori lainnya.

    Konsep Dasar Sistem

    1. Definisi Sistem

    Menurut Sutarman (2012:13)[2], “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”. Definisi lain menyebutkan “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpulan bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu” (Kristanto, 2008:1)[3]. Menurut Lili Tanti dalam jurnal CCIT (2009)[4],“Sistem secara umum merupakan tahapan pertama dari luar hidup pengembangan perangkat lunak pengajar”.

    Berdasarkan beberapa pendapat dapat penulis tarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulanbagian atau subsistem yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan.

    2. Definisi Perancangan Sistem

    Perancangan sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem,mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang dikerjakan pada analisasistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut.

    Perancangan sistem adalah suatu fase di mana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen-elemenkomputer yang akan mengunakan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru (Kristanto, 2008:61)[3].

    3. Tujuan Perancangan Sistem

    Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut: .

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user).

    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem

    Definisi Pendataan Keluarga

    Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN 2013:7)[5] Pendataan keluarga adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data Demografi, data Keluarga Berencana, data tahapan Keluarga Sejahtera dan data Individu yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah (Pemda dan BKKBN) secara serentak pada waktu yang telahditentukan (bulan Juli sampai September setiap tahun) melalui kunjungan ke keluarga dari rumah ke rumah.

    Konsep Dasar Data

    1. Definisi Data

    Sumber infromasi adalah data. Menurut MCLeod dalam bukunya Yakub (2012:5)[6], Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidakberarti bagi pemakai. Menurut Suprihadi, dkk dalam Jurnal CCIT (2013:310)[7], “Data merupakan sekumpulan keterangan atau bukti mengenai sesuatu kenyataan yang masih mentah, masih

    berdiri sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah.”.

    2. Pembagian

    Menurut Situmorang (2010:2)[8], Pembagian data sebagai berikut :

    1. Menurut sifatnya, yang selanjutnya dapat dibagi dua :

      1. Data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka.
        Misalnya : kuesioner pernyataan tentang keluarga, pendidikan, kondisi rumah, dsb.

      2. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka.
        Misalnya : besarnya pendapatan.

    2. Menurut sumber data, data yang selanjutnya dibagi dua :

      1. Data Internal yaitu data dari dalam suatu organisasi yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut.
        Misalnya: jumlah karyawannya, jumlah modalnya.

      2. Data eksternal yaitu data dari luar suatu organisasi yang dapatmenggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi.
        Misalnya : daya beli masyarakat mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan.

    3. Menurut cara memperolehnya, juga bisa dibagi dua :

      1. Data primer (primary data)yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti.

      2. Datasekunder (secondary data)yaitu data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.

    4. Menurut waktu pengumpulannya, dapat dibagi dua :

      1. Cross section ialah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut.
        Misalnya: data penelitian yang menggunakan kuesioner.

      2. Data Berkala (time series data) ialah data yangdikumpulkan dari waktu untuk melihat perkembangan suatu kepentingan studi untukbersangkutan.
        Misalnya: Data penelitian menggunakan interview dan observasi

    Teori Khusus

    Teori khusus adalah teori-teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam laporan skripsi ini.

    Sistem Pendukung Keputusan

    1. Definisi Keputusan

    Menurut Vercellis (2009: 24)[9], keputusan merupakan suatu pilihan dari berbagai macam alternatif yang diambil berdasarkan kriteria dan alasan yang rasional. Proses pengambilan keputusan sering disebut juga sebagai penyelesaian suatu masalah. Diagram alir dari proses pengambilan keputusan dapat dilihat pada gambar 2.1.

    Gambar 2.1. Diagram alir proses pengambilan keputusan

    2. Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

    Menurut Vercellis (2009: 36) [9], Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan aplikasi interaktif berbasis komputer yang mengkombinasikan data dan model matematis untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam menangani suatu masalah.

    Menurut Vercellis (2009: 36)[9], menyebutkan bahwa ada tiga aspek utama dalam SPK yaitu :

    1. Data, data yang digunakan dalam SPK adalah data yang diambil dari data warehouse pada organisasi yang telah dikategorikan berdasarkan kebutuhan.

    2. Model matematis, merupakan bagian untuk menganalisis data dan berfungsi untuk merubah data menjadi informasi dan knowledge yang berguna untuk pengambilan keputusan.

    3. Antarmuka pengguna (user interface). Aspek ini merupakan aspek yang secara langsung dilihat dan berinteraksi dengan end user atau dalam hal ini pemegang keputusan. Data yang ditampilkan harus memberikan informasi yang valid, reliable dan dapat mendukung untuk pengambilan keputusan.

    Gambar 2.2 Aspek utama SPK (Vercellis, 2009: 36)

    3. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

    Menurut Turban (2005:12)[10], ada berbagai alasan mengapa sistem pendukung keputusan diperlukan, antara lain :

    1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.

    2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.

    3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang di ambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya.

    4. Kecepatan komputasi.

    5. Peningkatan produktifitas.

    6. Dukungan kualitas.

    7. Berdaya saing.

    8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.

    4. Jenis Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

    Menurut Steven, L Alter dalam (Materi ajar mata kuliah Sistem Penunjang Keputusan (SPK) STMIK Raharja : Dedy Alamsyah, 2012)[11], SPK dapat dipilah sejalan dengan tingkat dukungannya terhadap pemecahan masalah. Ada 6 jenis Sistem Pendukung Keputusan yaitu :

    1. Retrieve information element (memanggil elemaninformasi).

    2. Analyze entries files (menganalisa semua file).

    3. Prepare reports form multiple files (laporan beberapa file).

    4. Estimate decisions consequences (meramalkan akibat dari keputusan).

    5. Propose decision (menawarkan keputusan).

    6. Make decisions (membuat keputusan).

    5. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

    Berikut ini beberapa di antaranya karakteristik yang diharapkan ada di SPK/DSS menurut Turban (2005 : 140-143) [10]:

    1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semi terstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi.

    2. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial.

    3. Dukungan disemua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, desain, pilihan dan implementasi.

    4. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.

    5. Adaptivitas sepanjang waktu.

    6. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan(akurasi, timelines, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya).

    7. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.

    8. Pengguna akhir (end user) dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana.

    6. Fase-Fase Proses Pengambilan Keputusan

    Adatiga (3) fase proses pengambilan keputusan menurut Simon dalam (Hilyah Magdalena, 2012) [12], yaitu :

    1. Intelligence : pengumpulan informasi untuk mengindetifikasikan permasalahan.

    2. Design : tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif pemecahan masalah.

    3. Choice : melakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan.


    Konsep Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

    1. Definisi Analytical Hierarchy Process (AHP)

    AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurutSaaty (1993)[13], hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level di mana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria,dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.

    Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

    AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut:

    1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih,sampai pada subkriteria yang paling dalam

    2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan

    3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan

    2. Kelebihan dan Kekurangan model AHP

    1. Kelebihan model AHP terletak pada :
      1. Kesatuan (Unity)

        AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.

      2. Kompleksitas (Complexity)

        AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem danpengintegrasian secara deduktif

      3. Saling ketergantungan (Inter Dependence)

        AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier

      4. Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)

        AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.

      5. Pengukuran (Measurement)

        AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas

      6. Konsistensi (Consistency)

        AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.

      7. Sintesis (Synthesis)

        AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.

      8. Trade Off

        AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik

      9. Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)

        AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.

      10. Pengulangan Proses (Process Repetition)

        AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.

    2. Kelemahan model Analytical Hierarchy Process (AHP) :
    3. Kelemahan model AHP terletak pada :

      1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.

      2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

    Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.

    3. Prinsip Analytical Hierarchy Process AHP

    Ada beberapa prinsip yang harus dipahami dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP, diantaranya adalah : decomposition, comparative judgement, synthesis of priority dan logical consistency (Sri Mulyono, 2007 : 220)[14].

    1. Decomposition

      Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan decompositionyaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini, maka proses analisisini dinamakan hirarki (hierarchy). Ada dua jenis hirarki yaitu lengkap dan tak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada suatu tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak, dinamakan hirarki tak lengkap.

      Gambar 2.3 Model Struktur Hirarki

    2. Comparative Judgement

      Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas elemen- elemen. Dalam penyusunan skala kepentingan ini, digunakan acuan seperti pada tabel 2.1 berikut:

      Tabel 2.1 Skala prioritas dalam AHP

    3. Synthesis of Priority

      Dari setiap pairwise comparison kemudian dicari eigen vectornya untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiaptingkat, maka untuk mendapatkanglobal priority harus dilakukan sintesa diantara local priority. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesa dinamakan priority setting.

    4. Logical Consistency

      Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman. Kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

    4. Perhitungan Analytical Hierarchy Process

    Elemen-Elemen pada setiap baris dari matriks persegi merupakan hasil perbandingan berpasangan. Setiap matriks pairwise comparison dicari eigen vektornya untuk mendapat local priority. Skala perbandingan berpasangan didasarkan pada nilai-nilai fundamental Analitycal Hierarcy Process dengan pembobotan dari 1 untuk sama penting, sampai dengan 9 untuk sama penting sekali. Penyimpanan dari konsistensi dinyatakan dalam indeks konsistensi yang didapat dari rumus:

    Menghitung nilai maksimum eigen / maximum Eigen Value ( λ max), sebagai berikut :

    5. Tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP

    Tahapan – tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP pada dasarnya adalah sebagai berikut :

    1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

    2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria yang ingin di rangking.

    3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat-tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

    4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.

    5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual.

    6. Mengulangi langkah, 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

    7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintetis pilihan dalam penentuan prioritas elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.

    8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0,100 maka penilaian harus diulangi kembali.

    Database

    a. Istilah-istilah Database

    Beberapa terminology dalam database diantara lain :

    1. Basis data (Database) adalah sekumpulan data yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Untung Rahardja, dkk dalam jurnal CCIT (2011:238)[15] Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu.

    2. Data adalah fakta-fakta yang dapat disimpan dan mempunyai arti tertentu. Input Data dapat dikelompokkan menjadi 3, antara lain (Jurnal CCIT. 2009:307)[16] :

      1. Data master, contohnya meliputi : data pencari kerja

      2. Data transaksi, contohnya meliputi : penempatan tenaga kerja, status pencaker,status lowongan kerja, rekapitulasi ke IPK kab/kota dan rekapitulasi ke IPK provinsi.

      3. Tabel referensi meliputi : tabel-tabel pendukung yang digunakan untuk data master dan transaksi.

    3. Tabel adalah Tempat untuk menyimpan data, tabel terdiri dari field dan record.

    4. Field biasa disebut juga dengan kolom, yaitu bagian tabel tempat menyimpan sebuah item data.

    5. Record biasa disebut juga dengan baris, yaitu satu bagianinformasi yang disimpan dalam tabel, misal data seorang mahasiswa akan disimpandalam satu record yang terdiri dari beberapa kolom atau field.
      Berikut ini adalah contoh gambar dari database dan struktur tabel :

    6. Gambar 2.4 Struktur Database

      b. Kriteria Database

      Databaseadalah kumpulan datanya, sedangkan program pengelolaannya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data danmelaporkan data dalam database.

      Dalam satu file atau table terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, yang merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu record(umumnya digambarkan sebagai baris data) terdiri dari field yang saling berhubungan menunjukkan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan disimpan dalam satu record.Adapun struktur database adalah File atau Table.

      Record adalah elemen data atau field. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa basis data mempunyai beberapa kriteria penting, yaitu:

      1. Bersifat data oriented dan bukan program oriented

      2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya

      3. Dapat dikembangkan dengan mudah, volume maupun strukturnya.

      4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah

      5. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.

    Definisi Keluarga

    Menurut BKKBN (1992) dalam Setyowati (2007)[17] Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri atau suami isteri dan anak-anaknya atau ibu dan anak-anaknya.

    Menurut Jhonson R-Leny R, (2010[18]) keluarga berasal dari bahasa sansekerta yang artinya kula dan warga: “kulawarga“ yang berarti “anggota“ “kelompok kerabat“. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang masih memiliki hubungan darah.

    Kemiskinan

    a. Definisi Kemiskinan

    Menurut Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS, 2001)[19], Kemiskinan adalah situasi/kondisi yang dialami seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang manusiawi.

    a. Kriteria Keluarga Miskin

    Menurutdata yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS))[20], ada 14 kriteria untuk menentukan keluarga/rumah tangga miskin, yaitu :

    1. Seorang kepala keluarga usia 18-59 tahun

    2. Luas bangunan tempat tinggal < 8 meter persegi per orang

    3. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan

    4. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester

    5. Tidakmemiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain

    6. Sumberpenerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik

    7. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/ sungai/air hujan

    8. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/minyak tanah

    9. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam 1 kali dalam seminggu

    10. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun

    11. Hanya sanggup makan hanya satu/dua kali dalam sehari

    12. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan

    13. Pendidikan tertinggi kepala keluarga : tidak bersekolah/tidak tamat SD/hanya SD

    14. Penghasilan rendah atau berada dibawah garis kemiskinan

    Konsep Dasar Kelurahan

    Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.73 Tahun 2005[21] tentang pemerintahan kelurahan menyebutkan bahwa Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Lurah sebagaimana dimaksud mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan disesuaikan dengan kebutuhan kelurahan yang memperhatikan prinsip efisiensi dan peningkatan akuntabilitas.

    Dengan pelimpahan wewenang seperti itu kelurahan sebagai ujung tombak dihadapkan kepada tanggungjawab dan beban kerja yang cukupberat karena berperan selaku penyelenggara fungsi pelayanan publik secara umumdan pembangunan. Selain itu kelurahan diberikan hak untuk menggali berbagai sumber potensi daerah guna menunjang pembangunan di wilayahnya.

    Konsep Dasar Unified Modelling Language UML

    Elisitasi

    Metode Analisis CSF dan Value Chain

    Pengujian Black box

    Literature Review

    Adapun hasil penelitian terdahulu yang memiliki korelasi searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu .

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Afiat Triyuniarta, SriWiniarti, Ardi Pujiyanta (2009)[22]

      Penelitian ini menjelaskan mengenai aplikasi logika fuzzy untuk Pendukung Keputusan Penentuan Keluarga Miskin di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan logika fuzzy. Masalah dalampenelitian ini karena penentuan keluarga miskin yang belum optimal sehinggapemerintah dalam memberikan bantuan kemiskinan masih belum sesuai denganrealita yang ada. Hasil penelitian ini berupa perangkat lunak aplikasi logika fuzzy untuk pendukung keputusan penentuan keluarga miskin di Kota Yogyakarta. Kelebihan dalam penelitian iniadalah implementasi yang menyajikan persentase keluarga miskin berdasarkantahun pendataan sehingga pemerintah dapat mengetahui keberhasilan pengentasankemiskinan dari tahun ke tahun. Kekurangan dari penelitian ini adalah kriteria yang diberikan kurang spesifik terlalu melebar cakupannya

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Idam Kusumo W (2011)[23]

      Penelitian ini membahas tentang Pengembangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan dalam Pemilihan Fakultas di Perguruang Tinggi Berbasis Web.Penelitian ini menggunakan pendekatan metode AHP. Masalah dalam penelitian ini karena banyak siswa yang masih bingung dalam memilih fakultas yang cocok denganmereka. Hasil penelitian ini berupa system pendukung keputusan yang berbasis mobile web sehingga memudahkan siswa untuk mengaksesnya. Kelebihan dari penelitian ini menggunakan teknologi mobileweb. Kekurangan dari penelitian ini pembahasan dibatasi hanya dengan menggunakan metode AHP dan pendekatan psikologis dalam penentuan jurusan kuliah di perguruan tinggi

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Irma, dkk (2012)[24]

      Penelitian ini membahas tentang Analisa Keluarga Miskin dengan Menggunakan Metode FuzzyC-means Clustering. Penelitian ini menggunakan pendekatan fuzzy metode clustering. Masalah yang dihadapi penulis adalah bagaimana clusteryang akan dihasilkan dan penentuan pelabelan data nantinya. Hasil penelitianyang diharapkan penulis adalah adanya pelabelan pada data keluarga miskin dengan katagori sangat miskin, miskin, mendekati miskin dan mampu. Kelebihan dari penelitian ini semakin banyak jumlah clusteryang diinginkan maka semakin sedikit jumlah iterasi yang dibutuhkan. Kekurangan dari penelitian ini pada saat terjadinya error pada saat sistem tersebut dijalankan

    4. Penelitian yang dilakukan oleh Suryati dan Bambang E.P (2012)[25]

      Penelitian ini membahas tentang Pembangunan sistem informasi pendataan rakyat miskin untuk program beras miskin (raskin)pada Desa Mantren Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan. Dalam laporanpenelitiannya, penulis menjabarkan masalah yang dihadapi adalah pendataanrakyat miskin yang belum terkomputerisasi. Hasil penelitian yang diharapkanpenulis adalah terbentuknya pembangunan sistem informasi berbasis pemrograman.Kelebihan dari penelitian ini dapat mempermudah kinerja pegawai dalammemasukkan data secara akurat. Kekurangandari penelitian ini adalah kriteria yang diberikan kurang spesifik terlalumelebar cakupannya sehingga mengakibatkan banyaknya masyarakat yang mendapat raskin.

    5. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Winda Istara, Andharini Dwi Cahyani, FikaHastarita Rachman (2012)[26]

      Penelitian ini membahas tentang Sistem Pendukung Keputusan PenentuanPemberian Bantuan Raskin Menggunakan Metode Smarter.Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah SMARTER (Simple MultiAttribute Rating Technique Exploiting Ranks). Metode ini merupakan suatubentuk model pendukung keputusan yang digunakan dalam pengambilan keputusandengan kriteria yang beragam yang nantinya dapat digunakan untuk memecahkanmasalah pengambilan keputusan. Masalah yang dihadapi adanya ketidak akuratandata yang ada mengakibatkan pemberian bantuan yang tidak sesuai dengan tujuan.Hasil penelitian yang diharapkan terancangnya sistem berupa suatu informasipenentuan penerima bantuan. Kelebihan dari penelitian ini sistem pendukungkeputusan yang dibangun dapat menentukan prioritas dalam penerimaan bantuanyang ada untuk mendukung pengambilan keputusan dalam penentuan penerimaanbantuan RASKIN.

    6. Penelitian yang dilakukan oleh Dita Monita (2013)[27]

      Penelitianini membahas tentang sistem pendukung keputusan untuk penerimabantuan langsung tunai. Penelitian inimenggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Penelitian ini diharapkan dapat membantu memutuskan kelayakan seorang calon penerimaBLT berdasarkan kategori penilaian yang diinputkanke dalam sistem

    Berdasarkan literature review yang ada di atas dapat diketahui, yaitu belum adanyapenelitian terhadap pendataan keluarga tidak mampu pada Kelurahan CengkarengBarat dengan menspesifikasikan dan menerapkan 3 kriteria dari 14 kriteria yangada pada Badan Pusat Statistik (BPS), dengan merujuk dari beberapa penelitiansejenis yang sebelumnya telah dilakukan.

    BAB III

    ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Gambaran Umum Instansi

    Kelurahan Cengkareng Barat merupakan satu dari enam kelurahan diwilayah Kecamatan Cengkareng Kota Administrasi Jakarta Barat, yang memilikiluas lahan sebesar 360,59 Ha yang terdiri dari 16 Rukun Warga (RW) dan 171 Rukun Tetangga (RT). Secara administratif Kelurahan Cengkareng Barat dibatasi oleh :

    1. Sebelah Utara  : berbatasan dengan Kelurahan Tegal Alur Kecamatan Kalideres.

    2. Sebelah Timur  : berbatasan dengan Kelurahan Cengkareng Timur Kecamatan Cengkareng

    3. Sebelah Barat  : berbatasandengan Kelurahan Kalideresdan Pegadungan Kecamatan Kalideres

    4. Sebelah Selatan  : berbatasan dengan Kelurahan Duri Kosambi Kecamatan Cengkareng

    Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

    Prosedur Sistem Yang Berjalan

    Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

    Analisa Sistem Yang Berjalan

    Metode Analisa Sistem

    Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

    Konfigurasi Sistem Berjalan

    Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    Elisitasi Tahap II

    Elisitasi Tahap III

    Final Draft Elisitasi


    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    Rancangan Sistem Usulan

    Prosedur Sistem Usulan

    Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

    Activity Diagram Yang Diusulkan

    Sequence Diagram Yang Diusulkan

    Class Diagram Yang Diusulkan

    Gambar 4.6 Class Diagram

    Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

    Rancangan Basis Data

    Spesifikasi Basis Data

    Flowchart System yang diusulkan

    Rancangan Program

    Rancangan Prototipe

    Konfigurasi Sistem Usulan

    Spesifikasi Hardware

    Aplikasi Yang Digunakan

    Hak Akses

    Testing

    Evaluasi

    Implementasi

    Schedule

    Penerapan

    Estimasi Biaya


    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yangpenulis susun dalam penulisan skripsi ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

    Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

    1. Permasalahan dalam penentuan keluarga tidak mampu yang ada saat ini padaKelurahan Cengkareng Barat terletak pada proses pengolahan danpengambilan keputusan dalam menentukan keluarga miskin masih belum optimalkarena belum terkomputerisasi sehingga tidak adanya basis data yang berfungsisebagai tempat penyimpanan data-data, khususnya pada data keluarga tidak mampu.Data keluarga tidak mampu yang didapat adalah hasil olahan dari data BadanPusat Statistika (BPS) yang juga hanya berKTP Cengkareng Barat.

    2. Kriteria keluarga tidak mampu yang saat ini digunakan terbatas hanyadengan 3 kriteria di antaranya perumahan, penghasilan dan pendidikan dari 14kriteria yang ada bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistika).

    3. Perancangan sistem pendukung keputusan keputusan yang akan dibuat hendaknya memiliki formula ataurumusan yang dapat mengklasifikasikan data-data jumlah keluarga yang masuk kedalam klasifikasi baik sangat miskin, miskin dan hampir miskin.

    Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Kesimpulan terhadap tujuan penelitian

      1. Tujuan Operasional
        Untuk mengetahui sejauh mana proses pendataan keluarga tidak mampu padaKelurahan Cengkareng Barat sehingga dapat diusulkan suatu perancangan sistem pendukung keputusan untuk melakukan pendataan dan penentuan terhadap keluargadengan kriteria sesuai dengan kebutuhan
      2. Tujuan Individual
        Untuk mendapatkan pengetahuan baru mengenai teknik pengambilan keputusandengan menggunakan metode AHP (AnalyticalHierarchy Process)
      3. Tujuan Fungsional
        Membantu pegawai dalam memperoleh informasi yang cepat, tepat dan up to date pada data keluarga khususnya mengenai keluarga dengan kategori sangat miskin, miskin dan hampir miskin
    2. Kesimpulan terhadap manfaat penelitian

      1. Manfaat Operasional
        Melakukan percepatan informasi yang dihasilkan dari pendataan yangdilakukan secara terkomputerisasi
      2. Manfaat Individual
        Meningkatkan wawasan dan pengalaman penulis tentang ilmu sosial ekonomikemasyarakatan dan teknologi informasi
      3. Manfaat Fungsional
        Minimalisir adanya kesalahan dalam pendataan yang dilakukan secara manual. dan Memudahkan penyebarluasan informasi mengenai keluarga secara cepat dan up to date pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta khususnya KelurahanCengkareng Barat

    Kesimpulan terhadap metode penelitian

    1. Metode Pengumpulan Data

    2. Metode yang dilakukanbersifat langsung di antaranya dengan observasike lokasi dan dilakukan proses wawancara dengan pihak stakeholder. Kemudian dilanjutkan dengan pencarian studi pustakaagar didapatkan data dan informasi yang memiliki hubungan dengan penelitian ini

    3. Metode Analisa

    4. Metode analisa yang dilakukan adalah metode analisasistem, analisa data dan analisa perancangan program. Pada analisa sistemdigunakan metode analisa SWOT, (Strengths, Weakness,Opportunities, Threats), criticalsuccess factor, value chain danbeberapa tambahan elisitasi tahap I, II, III serta final draft elisitasi di mana pada analisa ini didapatkan kebutuhan yang diinginkanoleh stakeholder.Pada analisa data hanya digunakan untuk mengolah data keluarga yang ada.Selanjutnya dilakukananalisa perancangan program dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML), seperti ActivityDiagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram.

    5. Metode Perancangan

    6. Metode perancangan yang digunakan adalah metode yang berorientasikan objek melalui tahapan pembuatan UML dan pembuatan program yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan stakeholder

    7. Metode Pengujian Sistem

    8. Dalam proses pengujian Sistem Penunjang Keputusan untuk Pendataan Keluarga Tidak Mampu pada Kelurahan Cengkareng Barat, penelitimenggunakan metode Black box Testing, yaitu metode uji coba yang memfokuskan pada tujuan fungsional software

    Saran

    Saran yang dapat diberikan sehubungan denganpenelitian ini dan untuk dapat menunjang keberhasilan sistem pendukungkeputusan penentuan keluarga miskin yaitu :

    1. Untuk pengembangan lebih lanjut maka disarankan agar aplikasi yang akandikembangkan nantinya hendaknya ditambah menu GIS (Geographic Information System) agar informasi mengenai ketigakriteria keluarga miskin dapat dipetakan dan jelas sasaran

    2. Melakukan back-up data secaraberkala untuk meminimalisasikan kemungkinan hilangnya data dari kejadian yangtidak diharapkan


      DAFTAR PUSTAKA

      1. [1]www.bps.go.id, diakses pada bulan Oktober 2013.
      2. Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
      3. 3,0 3,1 Kristanto, Andi. 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Edisi Revisi. Cet. 1. Yogyakarta : Gava Media.
      4. Tanti, Lili. 2009. Pengembangan Perangkat Ajar Berbantuan Komputer Untuk Mempelajari Tata Bahasa Inggris. Journal CCIT Vol.3 No.2-Januari 2009:208 : Tangerang.
      5. [www.bkkbn.go.id], www.bkkbn.go.id, diakses pada bulan Oktober2013.
      6. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
      7. Suprihadi, Rini Kartika Hudiono, Lina Sinatra Wijaya. 2013. Rancang Bangun Sistem Jejaring KlasterBerbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller. Journal CCIT Vol.6No.3 - Mei 2013 STMIK Raharja.
      8. Situmorang. 2010. Buku Analisis Data. Medan: Katalog Dalam Terbitan (KDT).
      9. 9,0 9,1 9,2 Vercellis, Carlo. (2009). Business intelligence : Datamining and optimization for decision making. Chichester: John Wiley& Sons.
      10. 10,0 10,1 Turban,Efraim, et al. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems 7th Ed. New Jersey : Pearson Education.
      11. Alamsyah, Dedi. 2012. Materi ajar mata kuliah Sistem Penunjang Keputusan STMIK Raharja.
      12. Magdalena,Hilyah. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Mahasiswa Lulusan Terbaik di Perguruan Tinggi (Studi kasus STMIK Atma Luhur Pangkalpinang). Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA2012). Yogyakarta, 10 Maret 2012.
      13. Saaty, T. Lorie. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Seri Manajemen No. 134. Jakarta : PT. Pustaka Binaman pressindo.
      14. Mulyono,Sri. 2007. Riset Operasi. Edisi Revisi (2007). Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
      15. Rahardja, Untung, dkk. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database melalui Metode DMQ Base Level. Journal CCIT Vol-4 No. 3 Mei 2011.
      16. Journal CCIT 2009 : 70.
      17. SetyowatiSri. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga,Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
      18. Johnson,L., Leny, R. 2010. Keperawatan Keluarga.Nuha Medika, Yogyakarta..
      19. www.bappenas.go.iddiakses pada bulan Oktober 2013.
      20. PaparanBPS Kota Adm. Jakarta Barat tentang Pendataan Program Perlindungan Sosial(PPLS) 2011, tanggal 27 Maret 2012 di Kantor Walikota Jakarta Barat.
      21. PeraturanPemerintah Republik Indonesia No 73 Tahun 2005 tentangPemerintahanKelurahan.
      22. Afiat Triyuniarta, Sri Winiarti, Ardi Pujiyanta. 2009. Aplikasi logika fuzzy untuk PendukungKeputusan Penentuan Keluarga Miskin di Kota Yogyakarta. Seminar Nasional Informatika 2009 (semnasIF 2009) UPNVeteran Yogyakarta, 23 Mei 2009.
      23. W Kusumo, Idam. 2010. Skripsi Pengembangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusandalam Pemilihan Fakultas di Perguruang Tinggi Berbasis Web. Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah.
      24. Irandha, Irma, dkk. 2012. Analisa Keluarga Miskindengan Menggunakan Metode Fuzzy C-meansClustering, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
      25. Suryati, Bambang Eka Purnama. 2012. PembangunanSistem Informasi Pendataan Rakyat Miskin UntukProgram Beras Miskin (Raskin)Pada De. sa Mantren Kecamatan KebonagungKabupaten PacitanJurnalSpeed 13 FTI UNSA Vol 9 No 2 – Agustus 2012. Fakultas Teknologi InformatikaUniversitas Surakarta.
      26. Istara,Ayu Winda, dkk. 2012. Sistem PendukungKeputusan Penentuan Pemberian Bantuan Raskin Menggunakan Metode Smarter. Jurnal Sarjana TeknikInformatika Vol. 1, No. 1 Februari 2013, halaman 1-8 Universitas Trunojoyo.
      27. Monita, Dita. 2013. Sistem Pendukung KeputusanPenerima Bantuan Langsung Tunai Dengan Menggunakan Metode Analytical HierarcyProcess. Jurnal Pelita Informatika Budi Darma. Vol. III, No. 2, April 2013. STMIK BudiDarma Medan.


      DAFTAR LAMPIRAN

Contributors

Admin, Jeaneroes