SI1133470018

Dari widuri
Revisi per 22 Februari 2017 07.38 oleh Muhamad (bicara | kontrib) (Konsep Dasar Kendali / Kontrol)


Lompat ke: navigasi, cari

 

PROTOTYPE SISTEM PENDETEKSI POTONGAN

LOGAM PADA ROTI MENGGUNAKAN SENSOR

PROXIMITY BERBASIS ARDUINO UNO


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM
: 1133470018
NAMA
: Muhamad Sahrudin


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY (CCIT)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTYPE SISTEM PENDETEKSI POTONGAN LOGAM

PADA ROTI MENGGUNAKAN SENSOR PROXIMITY

BERBASIS ARDUINO UNO

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NIM
: 1133470018
Nama
: Muhamad Sahrudin
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative Technology

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang,Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
((Ferry Sudarto,S.Kom.,Mpd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTYPE SISTEM PENDETEKSI POTONGAN LOGAM

PADA ROTI MENGGUNAKAN SENSOR PROXIMITY

BERBASIS ARDUINO UNO

SKRIPSI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1133470018
Nama
: Muhamad Sahrudin

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication and Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang, 16 Januari 2017

us
Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Fredy Susanto, M.kom.,CCNA.,MTCNA)
   
(Dendy Jonas, M.Kom)
NID : 04051
   
NID : 14004

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTYPE SISTEM PENDETEKSI POTONGAN LOGAM

PADA ROTI MENGGUNAKAN SENSOR PROXIMITY

BERBASIS ARDUINO UNO

Dibuat Oleh :

NIM
: 1133470018
Nama
: Muhamad Sahrudin

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication and Innovative Technology

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

NIM
: 1133470018
Nama
: Muhamad Sahrudin
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative Technology

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan

merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan

untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik dilingkungan Perguruan Tinggi

Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2017

 
 
 
 
 
(Muhamad Sahrudin)
NIM : 1133470018

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Kemajuan teknologi mendorong pola hidup masyarakat yang cenderung semakin praktis, hal tersebut juga dirasakan oleh para pengusaha, seperti pengusaha roti dalam hal keamanan pembuatan roti sering kali adanya bahan logam yang tercampur dalam bahan baku. Dengan ini dirancangnya system untuk keamana tersebut, dalam perancangan system ini menggunakan sebuah sensor proximity untuk mendeteksi adanya potongan logam yang tercampur dalam bahan baku. Pengguna hanya perlu meletakan roti pada tempatnya, kemudian sensor akan bekerja mendeteksi bahan baku. Jika terdapat potongan logam, maka roti akan terpisah dengan sendirinya. Berdasarkan gambaran yang telah dipaparkan diatas maka dalam penyusunan Laporan Skripsi ini penulis mengambil judul “Prototype system pendeteksi potongan logam pada roti menggunakan sensor proximity berbasis arduino uno pada CV. Nayla JAya”. Tujuan dari pembuatan alat ini diharapkan dapat membantu dalam mendeteksi keamanan roti yang akan dijual kepada konsumen.


Kata kunci :Sensor Proximity, ArduinoUno


ABSTRAc

Technological advances encourage lifestyle of the people who tend to be more practical, it is also felt by employers, such as bakeries making bread in terms of security is often the metal material mixed in the raw material. By this he designed for the security of the system, in the design of this system uses a proximity sensor to detect metal pieces mixed in raw materials. Users only need to put the bread in place, then the sensor will work to detect raw materials. If there is a piece of metal, then the bread will separate by itself. Based on an idea that has been described above, in the author of this thesis entitled " Prototype system using a metal detector on the bread-based proximity sensor arduino uno on the CV. NAYLA JAYA ". The objective of this tool is expected to help in detecting the security of the bread to be sold to consumers.

Keywords: Proximity Sensor, ArduinoUno

KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas Rahmat dan Hidayah yang diberikan Allah SWT kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul “PROTOTYPE SISTEM PENDETEKSI POTONGAN LOGAM PADA ROTI MENGGUNAKAN SENSOR PROXIMITY BERBASIS ARDUINO UNO”. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) jurusan Sistem Komputer konsentrasi Creative Communication and Innovative Technology (CCIT) STMIK Raharja Tangerang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis dalam mendapatkan berbagai sumber yang menjadi bahan acuan dalam penyusunan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dapat dimanfaatkan pada masa yang akan datang. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK RAHARJA.
  3. Bapak. Ferry Sudarto S.Kom,M.Pd., selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer motivasi kepada penulis sehingga Laporan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik,
  4. Bapak. Fredy Susanto,M.Kom.,CCNA.,MCNA selaku Pembimbing I, yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Dendy Jonas, M.Kom selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan motivasi untuk kelancaran penyusunan laporan skripsi ini.
  6. Bapak Sarman selaku Stakeholder dari CV. Nayla Jaya yang telah membantu dan memberikan ijin kepada penulis selama melakukan observasi.
  7. Kedua Orang tua saya Bapak H. Sahroni dan Ibu H. Ati Sumarti yang telah mendidik hingga mampu menjadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab.
  8. Teman seperjuangan, Ferry Chrisdyanto, Maulana Khadafi, Bian Pramana Putra, Achmad Kurniawan, grup Onecakfc dan Raharjafc.
  9. Teman baik yang selalu mendukung, khususnya Monikawati dan banyak lagi yang belum bisa saya sebutkan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan dalam penulisan dan penyusunan laporan ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya laporan Skripsi ini, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.

Tangerang, Januari 2017
( Muhamad Sahrudin )
NIM : 1133470018

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi komputer saat ini merupakan perkembangan yang sangat pesat dan bukan hal yang asing lagi dikalangan masyarakat. Manusia membutuhkan bantuan dari sesuatu yang dapat bekerja cepat dan tepat. Sistem otomatisasi diketahui dapat menggantikan peran manusia untuk melakukan sesuatu hal di dalam suatu lingkungan yang baik bagi kenyamanan dan keselamatan, serta mengawasi suatu daerah yang harus diamati dengan pengamatan lebih dari kemampuan panca indra manusia. Kemajuan teknologi dalam bidang elektronika akan mampu mengatasi berbagai masalah yang rumit sekalipun, dengan ketelitian dan kecepatan serta ketepatan yang sangat tinggi maka elektronika dapat menggantikan beberapa peran manusia dalam sebuah pengamatan. Di dalam suatu kegiatan khususnya yang berhubungan dengan keselamatan seseorang, dimana hal yang harus diperhatikan ialah sesuatu yang dapat mendeteksi adanya benda berbahaya yang terdapat pada makanan, sehingga dapat menjaga keselamatan seseorang. Seperti mendeteksi adanya logam pada sebuah roti, umumnya para konsumen hanya akan membeli roti yang mereka inginkan tanpa mengetahui apakah dalam makanan tersebut terdapat benda berbahaya seperti logam atau tidak, jika pada roti tersebut tidak terdapat logam maka hal tersebut tidak masalah, akan tetapi apabila dalam roti tersebut terdapat logam maka akan membahayakan orang yang memakannya..

Proses ini memanfaatkan sensor proximity sebagai pendeteksi adanya potongan logam yang terdapat pada roti. Sensor proximity akan mendeteksi logam sehingga apabila terdapat potongan logam maka sensor tersebut akan memberikan sinyal pemberitahuan. Dan sinyal tersebut akan langsung dikirimkan ke mikrokontroler yang tersambung dengan sebuah perangkat LCD. Sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh sensor proximity inilah yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan logam pada roti.

Berdasarkan uraian dan permasalahan diatas, muncul suatu pemikiran untuk membuat judul “Perancangan Sistem Pendeteksi Logam pada Roti Menggunakan Sensor Proximity Berbasis Anduino Uno”. Dengan penerapan sistem ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para konsumen.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diambil secara umum yaitu bagaimana merancang sebuah rangkaian aplikasi untuk mendeteksi potongan logam pada roti dapat dijabarkan sebagai berikut :

  1. Bagaimana cara membuat simulator alat yang dapat mendeteksi potongan logam menggunakan sebuah Mikrokrontroller?

  2. Bagaimana merancang alat menggunakan Arduino Uno serta mengkomunikasikannya dengan aplikasi atau pun software yang ada di dalam Mikrokrontroller agar alat tersebut dapat bekerja secara otomatis?

  3. Bagaimana mengetahui unjuk kerja alat pendeteksi yang akan dibuat tersebut, apakah kerjanya sesuai dengan yang telah direncanakan

  4. Bagaimana menangani pembuatan roti yang baik dan steril agar memberikan kenyaman bagi para konsumen

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai pembatasan pembahasan atas penyusunan laporan ini untuk tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka penulis memberikan ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

  1. Implementasi ini dapat dilakukan untuk semua jenis roti yang tersedian pada CV. Nayla Jaya.

  2. Sensor pendeteksi dapat berfungsi dengan baik apabila jarak antara sensor dengan roti tersebut tidak melebihi jarak maksimal yaitu 15 cm.

  3. Monitoring alat ini hanya sebatas mendeteksi adanya potongan logam yang terdapat didalam roti.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pokok dari penelitian ini yaitu untuk menerangkan fakta-fakta yang telah ditemukan, serta menerapkan berbagai teori yang penulis dapatkan selama ini. Adapun tujuan lain yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

  1. Tujuan Individual
    a. Sebagai syarat kelulusan mata kuliah SKRIPSI Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja.
    b. Menerapkan ilmu yang telah didapat selama ini, sehingga berguna bagi umat manusia.

  2. Tujuan Fungsional
    a. Membuat suatu sistem yang dapat mendeteksi potongan logam pada roti dengan menggunakan arduino uno dan monitoringnya.
    b. Membuat rangkaian software dan hardware yang meliputi rangkaian minimum arduino, rangkaian sensor, rangkaian penampil dan buzzer, yang digunakan sebagai alat pendeteksi potongan logam pada roti yang dapat diaplikasikan untuk meringankan beban kerja manusia.

  3. Tujuan Operasional
    a. Untuk lebih meningkatkan tingkat efisiensi yang sebelumnya tidak menggunakan perangkat elektronika apapun di dalam sebuah sistem pendeteksian potongan logam pada roti.

Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah:

  1. Manfaat Individual

  2. Bagi peneliti, manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai interaksi antara mikrokontroller dan perangkat sensor sehingga dapat menciptakan sebuah alat yang memberikan manfaat.

  3. Manfaat Fungsional

  4. Dengan alat ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan serta ketenangan konsumen dalam membeli roti yang ingin dimakan.

  5. Manfaat Operasional

  6. Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan untuk mendeteksi apakah ada potongan logam didalam roti, sehingga memberi para konsumen kenyamanan dan ketenangan mengonsumsi makanan tersebut

Metode Penelitian

Dalam membuat laporan ini, penulis melakukan beberapa metode dalam meneliti masalah yang ada. Metode tersebut antara lain:

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi
    Melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung kelapangan pada CV. NAYLA JAYA dengan cara mengumpulkan data, informasi, dan mempelajari catatan serta dokumen yang ada. Adapun hasil yang di dapat dari observasi selama 1 bulan adalah mengetahui sistem kerja yang berjalan, sehingga penulis dapat melaporkan kegiatan langsung pada apa yang pernah dilihat dan dipelajari sehingga dapat dituangkan dalam penulisan laporan ini.

  2. Studi Pustaka
    Metode untuk mengumpulkan informasi dengan mencatat dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan penelitan ini. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pencarian melalui situs internet untuk mencari referensi materi yang bisa digunakan sebagai pemecahan masalah yang ada.

Metode Analisa

Pada metode ini penulis menganalisa sistem-sistem yang sudah ada dengan beberapa poin pertimbangan seperti bagaimana cara kerja sistem, apa saja komponen yang membangun sistem tersebut dan juga kekurangan dari sistem tersebut.

Metode Perancangan

Metode ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.

Metode Implementasi

Metode yang digunakan untuk pengujian sistem dengan melakukan uji coba test pada sistem tersebut, sehingga diperoleh hasil implementasi yang di inginkan.

Metode Penguji

Dalam metode pengujian ini penulis melakukan uji coba dengan metode Black Box terhadap prototipe yang telah dibuat agar diketahui apakah prototipe sudah berjalan sesuai ketentuan

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan SKRIPSI ini, maka penulis mengelompokan materi laporan ini menjadi beberapa bab yang masing-masing saling berkaitan antara bab satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi beberapa teori-teori dasar yang akan mendukung pembahasan masalah sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna. Uraian tersebut menjelaskan tentang sensor proximity, mikrokontroler arduino, serta beberapa komponen pendukung lainnya.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan gambaran umum dan sejarah singkat CV. Nayla Jaya, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Serta berisi tentang pembahasan, perancangan sistem dan cara kerja rangkaian alat secara keseluruhan.

BAB IV UJI COBA DAN ANALISA

Menjelaskan uji coba rangkaian dan analisa “Perancangan Sistem Pendeteksi Logam pada Roti Menggunakan Sensor Proximity Berbasis Anduino Uno”

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembuatan alat dan laporan sebagai upaya untuk perbaikan kedepan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsitem atau sistem-sistem bagian. Komponen atau subsitem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dapat tercapai. Ada banyak definisi mengenai sistem diantaranya adalah:

  1. Menurut Taufiq[1] (2013:2) “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

  2. Menurut Hartono[2] (2013:9) “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

  3. Menurut Sutarman[3] (2012:13). “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran atau tujuan tertentu.


2. Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq[4] (2013:8), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
    Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

  2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

  3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
    Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

  4. Gambar 2.1 Sistem Tertutup

    Gambar 2.2 Sistem Terbuka

  5. Sistem Manusia dan Sistem Mesin
    merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia dan ada beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya.Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi,sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.

  6. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
    Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

  7. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi
    Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.

  8. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
    Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan

3. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5), tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya. Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya. Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

Konsep Dasar Kendali / Kontrol

1. Definisi Pengontrolan

Menurut Erinofiardi (2012:261), “Suatu system control otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

Kontrol otomatis mempunyai peranan penting di dunia industri modern saat ini. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol serupa dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Pada industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan untuk mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai system pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

Jenis- jenis Pengontrolan

1. Sistem Kontrol Loop Terbuka

Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”

Gambar 2.4 Sistem pengendali loop terbuka

Sumber : Erinofiardi (2012:261)

Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

2. Sistem Kontrol Loop Tertutup

Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.” Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

Gambar 2.5 Sistem pengendali loop tertutup

Sumber : Erinofiardi (2012:261)

Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali. Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalsikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

Konsep Dasar Pengujian

1. Definisi Black Box

Menurut Siddiq (2012:4), “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar.

Menurut Budiman (2012:4) Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian Black Box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba Black Box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

  2. Kesalahan interface

  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

  4. Kesalahan performa

  5. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba Black Box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba Black Box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

  5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

  6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

  5. Melakukan pengujian.

  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji

Metode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

1. Equivalence Partioning

Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

2. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

3. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

  1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

  2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph

  3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

  4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

4. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

5. Sample and Robustness Testing

  1. Sample Testing
    Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

  2. Robustness Testing
    Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

6. Behavior Testing dan Performance Testing

  1. Behavior Testing
    Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

  2. Performance Testing
    Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

7. Requirement Testing

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

  1. Behavior Testing
    Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

  2. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix

8. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain..

9. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Tabel. 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Black Box

Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni di dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dau urutan-urutan prosedur dari suatu program.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.

2. Cara Membuat Flow Chart

Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flow chart Menurut Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8):

  1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.

  2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas

  4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.

  5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar

  6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.

  7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar

3. Jenis-Jenis Flow Chart

Ada lima macam bagan alir yang akan dibahas di modul ini, yaitu sebagai berikut:

a. Bagan Alir Sistem (Systems Flow Chart)

Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam system secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam system

Sumber: Rachman (2012:116)

Gambar 2.6 Bagan Alir Sistem (System Flow Charts)

b. Bagan Alir Dokumen (Document Flow Chart)

Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Fungsi utamanya untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian yang lain.

Sumber: Rachman (2012:117)

Gambar 2.7 Bagan Alir Dokumen (Document Flow Chart)

c. Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart)

Mirip dengan Flow Chart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur.

Sumber: Rachman (2012:117)

Gambar 2.8 Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart)

d. Bagan Alir Program (Program Flow Chart)

Merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur dilaksanakan

Sumber: Rachman (2012:117)

Gambar 2.9 Bagan Alir Program (Program Flow Chart)

e. Bagan Alir Proses (Process Flow Chart)

Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah selanjutnya dari sebuah sistem.

Gambar 2.10 Bagan Alir Proses (Process Flow Chart)

Sumber: Rachman (2012:116)

Gambar 2.11 Contoh Variasi Aplikasi Flow Chart

Konsep Dasar Prototype

1. Definisi Prototipe

Menurut Simarmata (2010:62), “Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”.

Menurut Mall (2009:43), “Prototype is a toy implementation of the system”. (Prototype adalah sebuah implementasi tiruan dari sebuah sistem)

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

2. Jenis-Jenis Prototipe

Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu: Menurut Simarmata (2010:64)

  1. Rapid Throwaway Prototyping
    Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun, diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

  2. Prototype Evolusioner
    Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

Teori Khusus

Konsep Dasar Mikrokontroler

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17), “Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output”.

Mikrokontroler merupakan sebuah prosesor yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan computer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi - instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.

Gambar 2.12 Blok Hardware Mikrokontroller

2. Karakteristik Mikrokontroler

Mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

  1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multi fungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.

  2. Konsumsi daya kecil.

  3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.

  4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.

  5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Sensor.

  6. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

3. Klasifikasi Mikrokontroler

Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

  1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB)

  2. RAM berkapasitas 68 byte

  3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte

  4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit)

  5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler

  6. Fasilitas pemrograman di dalam ias t (ICSP = In Circuit Serial Programing.

4. Arsitektur Mikrokontroller

Menurut Setiawan (2011:11) arsitektur adalah rancangan hardware internal yang berkaitan dengan: tipe, jumlah dan ukuran register serta rangkaian lainnya. Arsitektur pada sebuah mikrokontroler sangat mempengaruhi kinerja pada saat melakukan proses pengendalian (control).

Menurut Setiawan (2011:11) Semua jenis mikrokontroler didasarkan pada arsitektur Von-Neuman atau arsitektur Harvard.

a. Arsitektur Von-Neuman

Mikrokontroler yang di disain berdasarkan arsitektur ini memilik sebuah data bus 8-bit yang dipergunakan untuk "fetch" instruksi dan data. Program (instruksi) dan data disimpan pada memori utama secara bersama-sama. Ketika kontroler mengalamati suatu alamat di memori utama, hal pertama yang dilakukan dalah mengambil instruksi untuk dilaksanakan dan kemudian mengambil data pendukung dari instruksi tsb. Cara ini memperlambat operasi.

Gambar 2.13 Arsitektur Mikrokontroller Von-Neuman

b. Arsitektur Harvard

Arsitektur ini memilik bus data dan instruksi yang terpisah, sehingga memungkinkan eksekusi dilakukan secara bersamaan. Secara teoritis hal ini memungkinkan eksekusi yang lebih cepat tetapi dilain pihak memerlukan disain yang lebih kompleks.

Gambar 2.14 Arsitektur Mikrokontroller Harvard

Didalam mempelajari mikrokontroler, kita dituntut untuk dapat menguasai dua hal yang sangat pokok, berdasarkan arsitektur mikrokontroler tersebut kedua hal tersebut adalah hardware dan software. dari mikrokontroler. Hardware akan sangat kita perlukan ketika kita akan manggunakan mikrokontroler untuk berhubungan dengan device (perangkat) yang sifatnya berada diluar mikrokontroler, software (instruksi) dalam hal ini juga tidak kalah penting karena didalam mengendalikan suatu system kita juga harus memahami instruksi dari mikrokontroler yang digunakan.

5. Instruksi Mikrokontroller

Menurut Setiawan (2011:12) Instruksi pada mikrokontroler dikenal ada 2 yaitu:

  1. CISC

  2. Saat ini hampir semua mikrokontroler adalah mikrokontroler CISC (Complete Instruction Set Computer). Biasanya memiliki lebih dari 80 instruksi. Keunggulan dari CISC ini adalah adanya instruksi yang bekerja seperti sebuah makro, sehingga memungkinkan programmer untuk menggunakan sebuah instruksi menggantikan beberapa instruksi sederhana lainnya.

  3. RISC

  4. Saat ini kecenderungan industri untuk menggunakan disain mikroprosesor RISC (Reduced Instruction Set Computer). Dengan menggunakan jumlah instruksi yang lebih sedikit, memungkinkan lahan pada chip (silicon real-estate) digunakan untuk meningkatkan kemampuan chip. Keuntungan dari RISC adalah kesederhanaan disain, chip yang lebih kecil, jumlah pin sedikit dan sangat sedikit mengkonsumsi daya.

6. Input/Output Mikrokontroller

Menurut Setiawan (2011:14) Mikrokontroller mempunyai beberapa Input/Output diantaranya yaitu :

  1. UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter) adalah adapter serial port adapter untuk komunikasi serial asinkron.

  2. USART (Universal Synchronous/Asynchronous Receiver Transmitter) merupakan adapter serial port untuk komunikasi serial sinkron dan asinkron. Komunikasi serial sinkron tidak memerlukan start/stop bit dan dapat beroperasi pada click yang lebih tinggi dibanding asinkron.

  3. SPI (serial peripheral interface) merupakan port komunikasi serial sinkron.

  4. SCI (serial communications interface) merupakan enhanced UART (asynchronous serial port).

  5. I2C bus (Inter-Integrated Circuit bus) merupakan antarmuka serial 2 kawat yang dikembangkan oleh Philips. Dikembangkan untuk aplikasi 8 bit dan banyak digunakan pada consumer elektronik, otomotif dan indistri. I2C bus ini berfungsi sebagai antarmuka jaringan multi-master, multi-slave dengan deteksi tabrakan data. Jaringan dapat dipasangkan hingga 128 titik dalam jarak 10 meter. Setiap titik dalam jaringan dapat mengirim dan menerima data. Setiap titik dalam jaringan harus memiliki alamat yang unik.

  6. Analog to Digital Conversion (A/D). Fungsi ADC adalah merubah besaran analog (biasanya tegangan) ke bilangan digital. Mikrokontroler dengan fasilitas ini dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan informasi analog (misalnya voltmeter, pengukur suhu dll). Terdapat beberapa tipe dari ADC sbb:
    o Succesive Approximation A/D converters.
    o Single Slope A/D converters.
    o Delta-Sigma A/Ds converters.
    o Flash A/D.

  7. D/A (Digital to Analog) Converters. Kebalikan dar ADC seperti diatas.

  8. Comparator. Mikrokontroler tertentu memiliki ssebuah atau lebih komparator. Komparator ini bekerja seperti IC komparator biasa tetapi sinyal input/output terpasang pada bus mikrokontroller.

Konsep Dasar Arduino

1. Definisi Arduino

Arduino didefinisikan sebagai sebuah platform elektronik yang open source, berbasis pada software dan hardware yang fleksibel dan mudah digunakan, yang ditujukan untuk seniman, desainer, hobbies dan setiap orang yang tertarik dalam membuat objek atau lingkungan yang interaktif (Artanto, 2012:1).

Arduino sebagai sebuah platform komputasi fisik (Physical Computing) yang open source pada board input ouput sederhana, yang dimaksud dengan platform komputasi fisik disini adalah sebuah ias t fisik hyang interaktif dengan penggunaan software dan hardware yang dapat mendeteksi dan merespons situasi dan kondisi.

Menurut Artanto (2012:2), kelebihan arduino dari platform hardware mikrokontroler lain adalah:

  1. IDE Arduino merupakan multiplatform yang dapat dijalankan di berbagai sistem operasi, seperti Windows, Macintosh dan Linux.

  2. IDE Arduino dibuat berdasarkan pada IDE processing yang sederhana sehingga mudah digunakan.

  3. Pemrograman Arduino menggunakan kabel yang terhubung dengan port USB, bukan port serial. Fitur ini berguna karena banyak komputer yang sekarang ini tidak memiliki port serial.

  4. Arduino adalah hardware dan software open source. Pembaca bisa mendownload software dan gambar rangkaian Arduino tanpa harus membayar ke pembuat Arduino.

  5. Biaya hardware cukup murah, sehingga tidak terlalu menakutkan untuk membuat kesalahan.

  6. Proyek Arduino ini dikembangkan dalam lingkungan pendidikan, sehingga bagi pemula akan lebih cepat dan mudah mempelajarinya.

  7. Memiliki begitu banyak pengguna dan komunitas di internet yang dapat membantu setiap kesulitan yang dihadapi.

Arduino memiliki berbagai macam versi. Beberapa versi yang cukup banyak tersedia di pasaran lokal, diantaranya adalah versi Arduino Duemilanove yang disebut sebagai Arduino 2009, versi Arduino Mega, dan versi Arduino Uno yang disebut sebagai Arduino 2010.

2. Sejarah Arduino

Proyek Arduino dimulai pertama kali di Ovre, Italy pada tahun 2005. Tujuan proyek ini awalnya untuk membuat peralatan control interaktif dan modul pembelajaran bagi siswa yang lebih murah dibandingkan dengan prototype yang lain. Pada tahun 2010 telah terjual dari 120 unit Arduino. Arduino yang berbasis open source melibatkan tim pengembang. Pendiri arduino itu Massimo Banzi dan David Cuartielles, awalnya mereka memberi nama proyek itu dengan sebutan arduino dari ivrea tetapi seturut perkembangan zaman nama proyek itu diubah menjadi Arduino.

Arduino dikembangkan dari thesis hernando Barragan di desain interaksi institute Ivrea. Arduino dapat menerima masukan dari berbagai macam sensor dan juga dapat mengontrol lampu, motor dan aktuator lainnya. Mikrokontroler pada board arduino di program dengan menggunkan bahasa pemrograman arduino (based on wiring) dan IDE arduino (based on processing). Proyek arduino dapat berjalan sendiri atau juga bisa berkomunikasi dengan software yang berjalan pada komputer.

3. Hardware

Papan Arduino merupakan papan mikrokontroler yang berukuran kecil atau dapat diartikan juga dengan suatu rangkaian berukuran kecil yang didalamnya terdapat komputer berbentuk suatu chip yang kecil. Pada Gambar 2.5. dapat dilihat sebuah papan Arduino dengan beberapa bagian komponen didalamnya.

Gambar 2.15 Hardware Arduino

Pada hardware arduino terdiri dari 20 pin yang meliputi:

a. 14 pin IO Digital (pin 0–13)

Sejumlah pin digital dengan nomor 0–13 yang dapat dijadikan input atau output yang diatur dengan cara membuat program IDE.

b. 6 pin Input Analog (pin 0–5)

Sejumlah pin analog bernomor 0–5 yang dapat digunakan untuk membaca nilai input yang memiliki nilai analog dan mengubahnya ke dalam angka antara 0 dan 1023.

c. 6 pin Output Analog (pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11)

Sejumlah pin yang sebenarnya merupakan pin digital tetapi sejumlah pin tersebut dapat diprogram kembali menjadi pin output analog dengan cara membuat programnya pada IDE.

Papan Arduino Uno dapat mengambil daya dari USB port pada komputer dengan menggunakan USB charger atau dapat pula mengambil daya dengan menggunakan suatu AC adapter dengan tegangan 9 volt. Jika tidak terdapat power supply yang melalui AC adapter, maka papan Arduino akan mengambil daya dari USB port. Tetapi apabila diberikan daya melalui AC adapter secara bersamaan dengan USB port maka papan Arduino akan mengambil daya melalui AC adapter secara otomatis.

4. Software Arduino

Software arduino yang digunakan adalah driver dan IDE, walaupun masih ada beberapa software lain yang sangat berguna selama pengembangan arduino. IDE atau Integrated Development Environment suatu program khusus untuk suatu komputer agar dapat membuat suatu rancangan atau sketsa program untuk papan Arduino. IDE arduino merupakan software yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan java. IDE arduino terdiri dari:

a. Editor Program

Sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit program dalam bahasa processing

b. Compiler

Sebuah modul yang mengubah kode program menjadi kode biner bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan bisa memahami bahasa processing.

c. Uploader

Sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memory di dalam papan arduino

Dalam bahasa pemrograman arduino ada tiga bagian utama yaitu struktur, variabel dan fungsi (Artanto, 2012:27):

Gambar 2.16 Arduino Software

1. Struktur Program Arduino

A. Kerangka Program

Kerangka program arduino sangat sederhana, yaitu terdiri atas dua blok. Blok pertama adalah void setup() dan blok kedua adalah void loop.

a. Blok Void setup ()

Berisi kode program yang hanya dijalankan sekali sesaat setelah arduino dihidupkan atau di-reset. Merupakan bagian persiapan atau instalasi program.

b. Blok Void Loop ()

Berisi kode program yang akan dijalankan terus menerus. Merupakan tempat untuk program utama.

B. Sintaks Program

Baik blok void setup loop () maupun blok function harus diberi tanda kurung kurawal buka “{“ sebagai tanda awal program di blok itu dan kurung kurawal tutup “}” sebagai tanda akhir program.

2. Variabel

Sebuah program secara garis besar dapat didefinisikan sebagai instruksi untuk memindahkan angka dengan cara yang cerdas dengan menggunakan sebuah varibel.

3. Fungsi

Pada bagian ini meliputi fungsi input output digital, input output analog, advanced I/O, fungsi waktu, fungsi matematika serta fungsi komunikasi. Pada proses Uploader dimana pada proses ini mengubah bahasa pemrograman yang nantinya dicompile oleh avr-gcc (avr-gcc compiler) yang hasilnya akan disimpan kedalam papan arduino.

Avr-gcc compiler merupakan suatu bagian penting untuk software bersifat open source. Dengan adanya avr-gcc compiler, maka akan membuat bahasa pemrogaman dapat dimengerti oleh mikrokontroler. Proses terakhir ini sangat penting, karena dengan adanya proses ini maka akan membuat proses pemrogaman mikrokontroler menjadi sangat mudah.

Berikut ini merupakan gambaran siklus yang terjadi dalam melakukan pemrogaman Arduino:

  1. Koneksikan papan Arduino dengan komputer melalui USB port.

  2. Tuliskan sketsa rancangan suatu program yang akan dimasukkan ke dalam papan Arduino.

  3. Upload sketsa program ke dalam papan Arduino melalui kabel USB dan kemudian tunggu beberapa saat untuk melakukan restart pada papan Arduino.

  4. Papan Arduino akan mengeksekusi rancangan sketsa program yang telah dibuat dan di-upload ke papan Arduino.

5. Melakukan Penginstalan Arduino ke Komputer

Untuk melakukan pemrogaman pada papan Arduino, disarankan untuk men-download IDE Arduino terlebih dahulu yang dapat diperoleh dari situs: www.arduino.cc/en/Main/Software. Dan kemudian pilih versi yang tepat untuk sistem operasi komputer yang digunakan.

Setelah melakukan download, lakukanlah proses uncompress dengan cara melakukan double-click pada file tersebut. Proses ini secara otomatis akan membuat suatu folder yang bernama arduino-[version], contohnya seperti arduino-0012.

Setelah melakukan penginstalan IDE Arduino pada komputer, tahap selanjutnya adalah harus melakukan penginstalan untuk driver. Fungsi utama penginstalan driver ini adalah agar komputer dapat melakukan komunikasi dengan papan Arduino melalui USB port.

Teori kedokteran tentang kandungan logam pada tubuh manusia

Salah satu jenis bahan pencemar yang dapat membahayakan kesehatan manusia adalah logam berat. Zat yang bersifat racun dan yang sering mencemari lingkungan misalnya merkuri (Hg), timbal (Pb), kadmium (Cd),dan tembaga (Cu). Logam-logam berat Hg, Pb, dan Cd tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia, sehingga bila makanan tercemar oleh logam-logam tersebut, tubuh akan mengeluarkannya sebagian. Sisanya akan terakumulasi pada bagian tubuh tertentu, seperti ginjal, hati, kuku,jaringan lemak, dan rambut. Walaupun sampai sekarang belum diketahui berapa waktu yang dibutuhkan oleh logam berat dari masuknya ke dalam tubuh sampai terserap oleh rambut, dalam ulasan ini dicoba untuk menentukan tingkat pencemaran logam berat berdasar kadamya dalam makanan,air minum dan dalarn rambut.

Rambut adalah bagian tubuh dari makhluk hidup yang banyak mengandung protein struktural yang tersusun oleh asam-asam amino sistin yang mengandung ikatan disulfida (- S - S -) dan sistein yang mengandung gugus sulfhidril (- SH) yang berkemampuan mengikat logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerentanan tubuh terhadap logam berat,khususnya Pb adalah nutrisi, kehamilan, dan umur (Hamid,1991). Kekurangan gizi akan meningkatkan kadar Pb yang bebas dalam darah. Fergusson (1991) menyatakan bahwa kadar Ca dan Fe yang tinggi dalam makanan akan menurunkan penyerapan Pb dan sebaliknya bila tubuh kekurangan Ca dan Fe, penyerapan Pb akan meningkat. Dinyatakan juga bahwa defisiensi Fe dan P akan mengakibatkan gangguan ekskresi Pb dari tulang, sehingga meningkatkan kadarnya pada jaringan lunak dan menyebabkan hemotoksisitas.

Logam berat tertentu juga dibutuhkan dalam proses kehidupan. Misalnya dalam proses metabolisme untuk pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tubuh. Sebagai contoh Co dibutuhkan untuk pembentukan vitamin Biz, Fe dibutuhkan untuk pembuatan hemoglobin, dan Zn berfungsi dalam enzim-enzim hidrogenase (Waldichuk,1974 dalamSanusi, 1985).

Bila manusia banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung logam berat dan ikut dalam aliran darah dalam tubuh, maka akan timbul gejala tertentu dan bahkan menyebabkan kematian. Masuknya logam berat dalam jumlah yang membahayakan dapat lewat rantai pangan pendek (hewan-manusia), atau lewat rantai pangan panjang(tanaman - hewan - manusia) (Notohadiprawiro, 1995).

Pada saat ini penelitian tentang pencemaran logam berat masih dilakukan terhadap lingkungan perairan, tanah, dan udara. Penelitian ini masih jarang dilakukan terhadap kandungan logam berat yang masuk ke dalam tubuh. Agak sulit untuk mengevaluasi hubungan antara kandungan logam berat di lingkungan dengan logam berat yang diabsorpsi oleh tubuh.

Berikut ini dijelaskan rincian sifat-sifat beberapa logam berat:

1. Merkuri (Hg) :

Logam merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui bahan pangan yang dikonsumsi, baik dari tanaman maupun hewan yang telah terkontaminasi oleh logam tersebut. Merkuri mempunyai tekanan uap pada suhu kamar, sehingga uap merkuri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pemafasan. Proses ini dapat terjadi terutama pada orang-orang yang bekerja dengan merkuri, misalnya dokter dan perawat gigi pada waktu membuat amalgam. Senyawa-senyawa merkuri dapat mengalami transformasi hayati ke dalam lingkungan maupun di dalam tubuh. Ion metilmerkuri (CH3Hg') merupakan bentuk senyawa yang sangat beracun dan membahayakan kesehatan manusia. Kadar metilmerkuri yang menyebabkan keracunan pada manusia sebesar 9 - 24 ppm, yang setara dengan 0,3 mg Hg per 70 kg bobot badan per hari (Lavender dan Cheng, 1980).

Faktor makanan dapat mempengaruhi waktu retensidari metilmerkuri yang masuk melalui mulut dari makanan dan minuman. Makanan dengan kadar protein tinggi dan lemak rendah dapat menurunkan waktu retensi metilmerkuri pada tikus. Kadar vitamin E yang tinggi dapat menurunkan tingkat kematian akibat terserapnya metilmerkuri dan merkuriklorida

2. Tembaga (Cu) :

Tidak seperti logam-logam Hg, Pb, dan Cd, logam Cu merupakan unsur renik esensial untuk semua tanaman dan hewan termasuk manusia, dan diperlukan pada berbagai sistem enzim. Oleh karena itu Cu harus selalu ada pada makanan. Sehubungan dengan ha1 ini yang perlu diperhatikan adalah agar unsur ini tidak kekurangan dan juga tidak berlebih (Saeni, 1995). Batas ambang Cu untuk perikanan dan petemakan sebesar 0,02 ppm dan untuk pertanian 0,2 ppm (PP 20 tahun 1990). Pada konsentrasi yang lebih tinggi Cu akan toksik, terutama untuk bakteri,ganggang, dan jamur. Oleh karena itu CuS04 dan senyawa tembaga lain dapat digunakan sebagai pestisida (Pettrucci,1982).

Tembaga sangat dibutuhkan oleh tumbuhan maupun hewan karena Cu adalah komponen utama dalam beberapa enzim oksidasi. Teori terbaru menyatakan bahwa kekurangan Cu akan menyebabkan anemia, karena Cu diperlukan untuk absorpsi dan mobilisasi Fe yang diperlukan untuk pembuatan hemoglobin.

Logam Cu bersama-sama Fe dan Co merupakan mineral yang sangat penting dalam pembentukan set darah merah. Kobalt dapat meningkatkan jumlah hematokrit, hemoglobin, dan eritrosit dengan merangsang pembentukan eritropoetin. Eritropoetin berguna untuk meningkatkan absorpsi Fe oleh sumsum tulang. Metabolisme Fe dan Cu saling terkait, karena unsur ini terdapat dalam sitokrom oksidase. Defisiensi Cu dapat meningkatkan absorpsi Fe (Gan, 1980).

Sumber tembaga di lingkungan dapat berasal dari korosi kuningan dan pipa tembaga oleh air yang asam, limbah, penggunaan senyawa tembaga sebagai algisida perairan, fungisida tembaga dari daerah pertanian, dan pestisida pada treatmen tanah dan efluen, serta cemaran udara dari daerah industri (Canadian Council of Researchand Environment Minister, 1987).

Logam Cu memiliki mekanisme metabolisme di dalam tubuh. Pada saluran pencemaan Cu diabsorpsi dan diangkut melalui darah berikatan dengan protein albumin dan transferin ke dalam hati lewat sistem darah portal hepatis. Logam Cu dalam tubuh berikatan dengan enzim seperti seroloplasmin, sitokromoksidase, dopamin hidroksidase, tirosinase, amin oksidase, lisil oksidase, dan superoksida dismutase. lkatan tersebut memiliki tempat dan fungsi metabolisme tertentu dalam tubuh. Pada hati,hampir semua Cu berikatan dengan enzim, terutama enzim seruloplasmin yang mengandung 90 - 94% dari total kandungan Cu dalam tubuh. Ion Cu dapat mengakibatkan toksik. Gejala yang timbul pada keracunan Cu akut adalah mual, muntah, mencret, sakit perut hebat, hemolisis darah, hemoglobinuria, nefrosis, kejang dan mati. Pada keracunan kronis, Cu tertimbun dalam hati dan dapat mengakibatkan hemolisis. Kejadian hemolisis ini disebabkan oleh tertimbunnya H202 dalam sel darah, sehingga terjadi oksidasi dari lapisan sell akibatnya sel pecah (Darmono, 1995).

Persyaratan cemaran logam berat dalam pangan

  1. Produk pangan yang diproduksi, diimpor dan diedarkan di wilayah Indonesia harus memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi pangan termasuk persyaratan batas maksimum cemaran logam berat

  2. Jenis cemaran logam berat dalam pangan sebagaimana dimaksud dalam adalah arsen (As), kadmium (Cd), merkuri (Hg), timah (Sn) dan timbal (Pb) .

  3. Cemaran logam beratsebagaimana dimaksud dalam 4.2 telah dikaji keamanannya sebagaimana tercantum pada Lampiran

  4. Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan dihitung sebagai total kandungan masing-masing logam berat.

  5. Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan tercantum dalam Tabel berikut ini :

Tabel 2.3 Batas maksimum cemaran logam dalam pangan

Definisi Sensor Proximity

Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar.

Didepan disebutkan "perangkat" karena sensor proximity sudah merupakan sirkuit yang terdiri dari beberapa komponen untuk dirangkai menjadi sebuah sistem yang bekerja sebagai proximity sensor. Bandingkan dengan sensor cahaya (misalnya) : LDR yang betul-betul stand alone/ komponen bukan suatu rangkaian elektronik.

Gambar 2.17 Sensor Proximity

Konsep Dasar Motor DC

1. Definisi Motor DC

Menurut Syahrul (2014:593), Motor bekerja berdasarkan prinsip induksi magnetik. Sirkuit internal motor DC terdiri dari kumparan/lilitan konduktor. Setiap arus yang mengalir dibentuk menjadi sebuah loop sehingga ada bagian konduktor yang berada didalam magnet pada saat yang sama, Konfigurasi konduktor seperti ini akan menghasilkan distorsi pada medan magnet utama menghasilkan gaya dorong pada masing-masing konduktor. Pada saat konduktor ditempatkan pada rotor, gaya dorong yang timbul akan menyebabkan rotor berputar searah jarum jam.

Gambar 2.18 Cara Kerja Motor DC

Konsep Dasar Motor Servo

1. Definisi Motor Servo

Motor servo adalah sebuah motor DC yang dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem closed feedback yang terintegrasi dalam motor tersebut. Pada motorservo posisi putaran sumbu (axis) dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo.

Gambar 2.19 Bentuk Fisik Motor Servo Standart

Motor servo disusun dari sebuah motor DC, gearbox, variabel resistor (VR) atau potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas maksimum putaran sumbu (axis)motor servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang pada pin kontrol motor servo.

Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan CCW) dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan dengan memberikan variasi lebar pulsa (duty cycle) sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya.

2. Jenis motorservo

  1. Motor servo standar 180° Motor servojenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CWdan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan –tengah – kiri adalah 180°.

  2. Motor servo continuous Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secarakontinyu).

Pulse kontrol motor servo operasional motor servo dikendalikan oleh sebuah pulse selebar ± 20 ms, dimana lebar pulse antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum. Apabila motor servo diberikan pulse dengan besar 1.5 ms mencapai gerakan 90°, maka bila kita berikan pulse kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0° dan bila kita berikan pulse lebih dari 1.5 ms maka posisi mendekati 180°. Gambar pulse kendali motor servo dapat dilihat pada gambar 2.28 sebagai berikut:

Gambar 2.17: Pulse Kendali Motor Servo

Motor servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin kontrolnya diberikan sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz.Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50Hz tersebut dicapai pada kondisi Tonduty cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah(sudut 0°/ netral). Pada saat Ton dutycycle dari sinyal yang diberikan kurang dari 1.5 ms, maka rotor akanberputar ke berlawanan arah jarum jam (CounterClock wise, CCW) dengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut. Dan sebaliknya, jika Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar searah jarum jam (ClockWise, CW) dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya Ton duty cycle, dan bertahan diposisi tersebut.

  1. Driver Motor Servo IC L293D

  2. IC L293D adalah IC yang didesain khusus sebagai driver motor servo dan dapat dikendalikan dengan rangkaian TTL maupun mikrokontroler. motor servo yang dikontrol dengan driver IC L293D dapat dihubungkan ke ground maupun ke sumber tegangan positif karena di dalam driver L293D sistem driver yang digunakan adalah totem pool. Dalam 1 unit chip IC L293D terdiri dari 4 buah driver motor servo yang berdiri sendiri sendiri dengan kemampuan mengalirkan arus 1 Ampere tiap driver. Sehingga dapat digunakan untuk membuat driver H-bridge untuk 2 buah motor servo. konstruksi pin driver motor servo IC l293 dapat di lihat pada gambar 2.29 sebagai berikut.

    Gambar 2.18 Konstruksi pin dan rangkaian driver motor servo IC L293

Fungsi pin driver motor servo L293D

  1. Pin EN (Enable, EN1.2, EN3.4) berfungsi untuk mengijinkan driver menerima perintah untuk menggerakan motor servo.

  2. Pin In (Input, 1A, 2A, 3A, 4A) adalah pin input sinyal kendali motor servo

  3. Pin Out (Output, 1Y, 2Y, 3Y, 4Y) adalah jalur output masing-masing driver yang dihubungkan ke motor servo

  4. Pin VCC (VCC1, VCC2) adalah jalur input tegangan sumber driver motor servo, dimana VCC1 adalah jalur input sumber tegangan rangkaian kontrol driver dan VCC2 adalah jalur input sumber tegangan untuk motor servo yang dikendalikan.

  5. Pin GND (Ground) adalah jalu yang harus dihubungkan ke ground, pin GND ini ada 4 buah yang berdekatan dan dapat dihubungkan ke sebuah pendingin kecil.

Konsep Dasar Komponen Pasif dan Aktif

1. Definisi Komponen Pasif

Menurut Rusmadi (2010:10) bahwa “Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang apabila dialiri aliran listrik tidak menghasilkan tenaga seperti: perubahan tegangan, pembalikan fasa, penguatan dan lain-lain”.

Menurut Rusmadi (2010:10), Ada beberapa komponen yang termasuk dalam komponen pasif di antaranya adalah:

  1. Resistor atau Tahanan

  2. Kapasitor atau Kondensator

  3. Trafo atau Transformator

2. Definisi Komponen Aktif

Menurut Rusmadi (2010:33), bahwa “Komponen aktif adalah Komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang melaluinya”.

Menurut Rusmadi (2010:33), ada beberapa yang termasuk komponen aktif antara lain adalah:

  1. Dioda

  2. Tranistor

  3. IC

Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:302), “Elisitasi (elicitation) berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Menurut Nugroho (2010:10), Akuisisi informasi dari seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak mengungkapkan maksud dari wawancara atau percakapan. Sebuah teknik pengumpulan intelijen sumber manusia, umumnya terbuka.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa elisitasi adalah akuisi informasi dari seorang kelompok atay usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

2. Jenis-jenis Elisitasi

Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:302), Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang pentingdan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang dusanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjabaran mengenai MDI :
    1.“M” pada MDI berarti Mandatory (penting). Yakni, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.
    3. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :
    1.“T” artinya Tehnikal, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?
    2.“O” artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?
    3.“E” artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem?
    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

  4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Literature Review

Definisi Literature Review

Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Berikut adalah literature review penelitian yang berkaitan dengan judul penulis, diantaranya sebagai berikut :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Syafitri Jumianto, Anwar Mujadin dan Dewi Elfidasari [2013] dengan judul : “Rancang Bangun Alat Ukur Viskositas Dalam Rangka Pengembangan Modul Praktikum Fisika Dasar”. Penelitian ini menjelaskan tentang Pengukuran viskositas metode bola jatuh menggunakan sensor proximity sebagai detektor pencatat waktu jalannya bola.

  2. Penelitian yang dilakukan Moch. Adib Musyafa, Susijanto Tri Rasmana, dan Pauladie Susanto : [2015] dengan judul “RANCANG BANGUN SISTEM PRABAYAR PADA PDAM BERBASIS ARDUINO UNO R3”. Penelitian ini membahas tentang perancangan sistem prabayar PDAM dengan menggunakan sistem isi ulang dengan pulsa dengan pengontrolan secara otomatis dengan Arduino uno r3 sebagai device kontrol sistem.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Dita Ditafrihil Fuadah dan Mada Sanjaya WS.Ph.D. : [2013] dengan judul “Monitoring dan Kontrol Level Ketinggian Air dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino”. Sensor ultrasonik adalah sensor pengukur jarak dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Sensor HY-SRF05 merupakan sensor ultrasonik yang mampu mengukur jarak dari 2cm sampai 450cm. Keluaran sensor ini memungkinkan membaca perubahan jarak pada ketinggian air menggunakan gelombang ultrasonik berbasis Arduino Uno dan dengan interfacing pada Matlab. Pengujian menggunakan bejana bulat denga ketinggian 10cm.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Raka Prisany [2013] dengan judul : “Alat Palang Pintu Kereta Api Otomatis Menggunakan Sensor Infra merah Berbasis Mikrokontroller Arduino”. Penelitian ini berisi tentang bagaimana merancang dan mengimplementasikan alat palang pintu secara otomatis dengan menggunakan sensor infrared.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Famelian Regeista, Ary Musthofa Ahmad, Yusron Sugiarto, Agung Heru Yatmo, Halimatus Sa'diyah, Alifian Juantono Sahwal [2014] dengan judul : “ Digital Formaldehyde Meter ” Detection of Formaldehyde Content In Food.

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Marco Matteucci, Arto Heiskanen, Kinga Zór, Jenny Emnéus and Rafael Taboryski [2016] dengan judul : “Comparison of Ultrasonic Welding and Thermal Bonding for the Integration of Thin Film Metal Electrodes in Injection Molded Polymeric Lab-on-Chip Systems for Electrochemistry” The UW bonded chips showed a significantly superior electrochemical performance compared to the ones obtained using TB. Parameters such as metal thickness of electrodes, depth of electrode embedding, delivered power, and height of energy directors (for UW), as well as pressure and temperature (for TB).

  7. Penelitian yang dilakukan oleh McGrath, T. F., Buijs, J., Huet, A. C., Delahaut, P., Elliott, C. T. & Mooney, M. H. [2013] dengan judul : “Assessment of a multiplexing high throughput immunochemical SPR biosensor in measuring multiple proteins on a single biosensor chip” Multiplexed immunochemical detection platforms offer the potential to decrease labour demands, increase sample throughput and decrease overall time to result. A prototype four channel multiplexed high throughput surface plasmon resonance biosensor was previously developed, for the detection of food related contaminants.

Dari beberapa sumber Literature review yang ada, telah banyak penelitian mengenai mikrokontroller dan sensor infrared telah banyak dibahas. Namun penelitian tentang penggunaan sensor proximity masih jarang. Itulah alasannya mengapa penulis ingin merancangan sistem pendeteksi logam pada roti menggunakan sensor proximity berbasis anduino uno di CV. Nayla Jaya

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum CV. Nayla Jaya

Sejarah Singkat

CV. Nayla Jaya adalah bidang usaha industri roti dan kue dimana produk atau jasa yang ditawarkan berupa berbagai macam roti dan kue. Harga pasar dari studi kasus ini masih sebagai pemula dikarenakan bisnis ini dimulai dari tahun 2008. CV. Nayla Jaya beralamatkan di Jl.Otonom Pasar Kemis Ds. Telagasari Rt 03/01 Cikupa - Tangerang

CV. Istana Bolu berdiri pada tanggal 11 Agustus 2002 di kab. Tangerang, Provinsi Banten. Yang dipimpin langsung oleh Bpk. Sarman selaku pemilik dan penanggung jawab perusahaan yang beralamatkan, di Jl. Otonom Pasar Kemis Ds. Telagasari Rt 03/01 Cikupa - Tangerang

Dengan semangat kerja yang tidak kenal lelah, serta loyalitas karyawan yang tinggi dalam melayani para agen. CV. Nayla Jaya menjual produk dan roti yang berkualitas dan memberikan solusi praktis bagi industri bisnis dimana saja untuk mengembangkan layanan mereka terhadap para agen, khususnya dalam bidang produksi roti dan kue. Karena produk yang berkualitas dan sehat sangat di utamakan dalam kenyamanaan para pelanggan.

Dalam proses pembuatan produk roti dan kue harus dilaksanakan dengan sangat teliti. Apakah semua bahan yang digunakan sudah sesuai dengan standar.

Struktur Organisasi

Gambar 3.1. Struktur Organisasi CV. Nayla Jaya

Wewenang dan Tanggung Jawab

1. Pemilik
• Pemilik perusahaan
• Pengambil keputusan terbesar dalam setiap proses pada perusahaan
• Bertugas untuk mengatur menjalankan dan bertanggung jawab atas seluruh aktivitas perusahaan

2. Asisten
• Mengawasi dan mencatat seluruh transaksi surat masuk dan surat keluar
• Membantu pengelolaan kas kecil
• Mengawasi setiap persentase uang masuk dan keluar
• Menyelenggarakan dan merencanakan kebijakan akutansi perusahaan
• Mengontrol aset perusahaan
• Membuat laporan kepada direktur utama.

Prosedur Sisten Yang Berjalan

1. Prosedur Pemesanan

Agen memesan kepada admin kemudian admin mencatat daftar pesanan yang telah dipesan, lalu admin membuat daftar pesanan yang akan diberikan kepada bagian penjualan.

2. Prosedur Distribusi

Dilakukan apabila daftar pesanan telah diberikan oleh admin kepada bagian penjualan, lalu bagian penjualan menyiapkan barang yang dipesan untuk dikirim kepada agen.

3. Prosedur Laporan

Laporan akan diberikan kepada pimpinan setelah pendistribusian telah dilakukan, terdapat 2(dua) laporan yang akan diserahkan kepada pimpinan yaitu laporan pengiriman dan laporan stok produksi.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

1. Flowchart Sistem Yang Berjalan

Berikut adalah flowchart pembuatan roti yang sedang berjalan pada CV. Nayla Jaya lihat dan perhatikan alir flowchart.

Gambar 3.2. Flowchart sistem yang sedang berjalan

Dapat di rincikan secara jelas pada gambar 3.2 flowchart sistem pembuatan roti pada CV. Nayla Jaya.

  1. Adonan di buat dengan berbagai macam campuran dan berbagai pemberian rasa kemudian di timbang menjadi 1 kg

  2. Dr adonan 1 kg masuk kedalam Cetakan bisa menghasilkan 25 potong roti

  3. Kemudian masuk proses (ungkeb) pengembang, itu didiamkan kurang lebih sekitar 1-2 jam sampai roti mengembang

  4. Pengopenan dimna roti yang sudah mengembang masuk kedalam pengopenan atau pemanggangan itu kurang lebih sekitar 20-30 menit.

  5. Kemudian setelah pengopenan roti didinginkan atau didiamkan pada Loyang selama 2-3 jam

  6. Setelah itu masuk kedalam proses pengemasan dan dipasarkan.

Flow Chart yang di usulkan

Gambar 3.3. Flowchart yang di usulkan

Berikut ini adalah penjelasan flowchart alat pendeteksi potongan logam pada roti yang diusulkan pada CV. Nayla Jaya.

  1. Adonan di buat dengan berbagai macam campuran dan berbagai pemberian rasa kemudian di timbang menjadi 1 kg

  2. Dr adonan 1 kg masuk kedalam Cetakan bisa menghasilkan 25 potong roti

  3. Kemudian masuk proses (ungkeb) pengembang, itu didiamkan kurang lebih sekitar 1-2 jam sampai roti mengembang

  4. Pengopenan dimna roti yang sudah mengembang masuk kedalam pengopenan atau pemanggangan itu kurang lebih sekitar 20-30 menit.

  5. Kemudian setelah pengopenan roti didinginkan atau didiamkan di Loyang selama 2-3 jam

  6. Setelah itu masuk kedalam proses pendeteksian logam pada roti. Apabila roti mengandung logam maka roti tersebut diproses kembali sampai kandungan logam itu hilang.

  7. Pengemasan akan terjadi stelah roti benar-benar steril dan sudah layak untuk dikemas dan dipasarkan.

Bisnis Proses

Gambar 3.4. Bisnis Proses

Berikut ini adalah penjelasan flowchart bisnis proses adalah sebagai berikut :

Ketika mesin dinyalakan maka konveyor berjalan yang dimna konveyor itu berisikan roti diatas nya, kemudian roti berjalan masuk melalui sensor dan secara otomatis sensor akan mendeteksi roti yang mengandung kandungan logam dan mana roti yang steril atau tidak mengandung kandungan logamnya. Ketika roti yang mengandung kandungan logam maka motor servo secara otomatis akan melemparnya ke bagian roti yang mengandung kandungan logam, kemudian LCD akan memberikan laporan berupa jumlah roti yang mengandung logam (upnormal)

Diagram Blok Untuk System yang Diusulkan

Dalam perancangan perangkat keras atau Hardware ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika, perlengkapan mekanik dan device penunjang agar sistem dapat bekerja dan berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Agar mudah dipahami maka penulis membuat diagram blok dan alur kerjanya:

Gambar 3.5. Diagram Blok System

Keterangan dan penjelasan Diagram Blok diatas adalah sebagai berikut :

  1. Mikrokontroler Atmega328P akan mengontrol seluruh rangkaian yang terhubung dengan arduino uno.

  2. Power Supply merupakan catu daya untuk memberikan tegangan kepada seluruh rangkaian.

  3. Motor DC berfungsi sebagai motor penggerak untuk membantu kinerja alat.

  4. Motor Servo Berfungsi sebagai motor penggerak dalam membantu kinerja alat.

  5. Metal Detector yang sudah di program kedalam mikrokontroler akan mendeteksi sebuah objek atau roti yang di dalam nya mengandung kandungan logam maka sensor ini akan mengirim input data kedalam mikrokontroler untuk menampilkan pemberitahuan pada LCD yang berupa jumlah roti yang mengandung kadungan logam nya (upnormal)

  6. Conveyor berfungsi mentransport material dalam hal ini sebuah roti yang ada di atas belt, dimana umpan setelah sampai di head material (roti) ditumpahkan akibat belt berbalik arah. Belt digerakkan oleh drive / head pulley dengan menggunakan motor penggerak. Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan drum dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut.

  7. Liquid Crystal Display (LCD) merupakan sebuah monitor untuk menampilkan notifikasi berupa roti yang mengandung kandungan logamnya (upnormal)

Cara Kerjan Alat

Pada sistem ini dapat dijelaskan cara kerja alat pendeteksi potongan logam menggunakan sensor proximioty berbasis arduino uno dapat dibagi untuk beberapa bagian. Bagian pertama adalah bagian sistem input dimana sistem ini merupakan awal dari kerja alat, selanjutnya adalah bagian sistem peroses, sistem proses ini bekerja memperoses data yang diterima dari sistem input untuk dikeluarkan pada bagian selanjutnya yaitu sistem output sehingga dapat bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan. Media output yaitu berupa LCD (Liquid Cristal Display), aplikasi visual basic.net, conveyor, motor dc dan motor servor. Sedangkan media yang digunakan sebagai media input yaitu berupa sensor proximity (metal detector).

Pembuatan Alat

Pada perancangan di sini meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Perangkat Keras (Hardware)

Dalam perancangan perangkat keras ini di butuhkan beberapa komponen elektronika device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah :

1. Alat yang digunakan

Alat yang digunakan dalam perancangan Prototipe pendeteksi potongan logam pada roti menggunakan sensor proximity berbasis Arduino Uno ini meliputi :

  1. Personal Computer (PC) atau Laptop

  2. Software Arduino 1.0

  3. Arduino Uno sebagai bootloader untuk upload program

  4. Kabel USB

  5. Solder

  6. Tang dan obeng

  7. Sensor logam

  8. Liquid Crystal Display (LCD)

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Pada sistem yang di buat ini menggunakan 1 buah motor dc gear box Dengan sfesifikasi sebagai berikut:

o Rated Voltage : 12V
o Rated Torque : 3 N.m (30Kg.cm)
o No Load Current: 2.8 A
o No Load Speed : 65 rpm (55-75)
o Rated Current : 9.0 A
o Rated Speed: 65 rpm (55-75)
o Stall Current : 28 A
o Stall Torque: 25Kg
o Noise : 55 DB

Rangkaian pengendali driver motor dc ini di pasangkan pada pin D4 dan D5 Bisa dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.6. rangkaian Pengendali Driver Motor DC

3. Rangkaian Sistem Minimum Arduino Uno atau Mikrokontroller ATMega 328

Agar mikrokontroller ATmega328 dapat digunakan sebagai sistem kontrol perlu dibuat sistem minimumnya. Gambar 3.5 adalah gambar sistem minimum dari mikrokontroller ATmega328 dengan spesifikasi sebagai berikut :

Gambar 3.7. rangkaian mikrokontroller

1. Rangkaian Motor Servo

Pada sistem yang dibuat ini menggunakan 1 buah motor servo 180o standar dengan spesifikasi sebagai berikut :

• Control System : +Pulse Width Control 1520usec Netral
• Required Pulse : 3-5 volt peak to peak square wave
• Operating Voltage : 4.8 - 6.0 volts
• Operating Speed (4.8v) : 0.23osec/60
• Operating Speed (6.0v) : 0.19osec/60
• Torsi (4.8v) : 3.2 kg
• Torsi (6.0v) : 4.1 kg
• Dimensions : 1.6” x 0.8” x 1.4” (41 x 20 x 36mm)
• Weight :37.2g

Rangkaian motor servo ini dipasangkan pada pin D3 Bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.8. rangkaian Motor servo

2. Rangkaian Metal Detector

Sensor logam digunakan sebagi sensor gerak, dimana sensor dapat mendeteksi gerakan suatu objek yang mengandung kandungan logam. Pada sistem ini menggunakan 1 buah sensor logam

Gambar 3.9. rangkaian Metal detector

4. Rangkaian Keseluruhan

Pada Rangkaian mikrokontroler ATMega328 yang digunakan ini merupakan tempat penyimpanan program dalam hal mengolah data dan pengoperasian sistem yang dibuat, Mikrokontroler ATmega328 Memerlukan Board Arduino Uno Sebagai bootloader yang memungkinkan untuk mengupload kode baru ke ATmega328 menggunakan Software Arduino 1.0, hardware eksternal yaitu Board Arduino Uno. Mikrokontroler ini juga berfungsi sebagai otak dari seluruh sistem rancangan yang bisa disesuaikan dengan sistem yang akan dijalankan dan dikendalikan oleh User.

Adapun deskripsi pemasangan bahan-bahan atau perangkat pada Arduino Uno Board, sehingga tersusun dalam rangkaian keseluruhan pada Ardunio Uno Board. Seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.10. rangkaian keseluruhan

Perancangan Perangkat Lunak (software)

1. Perancangan Software Arduino

Untuk Memprogram Mikrokontroller ATMega328 atau Arduino Uno dibutuhkan software Arduino IDE(Integrated Development Environment) karena software ini mudah dalam membuat fungsi-fungsi logika dasar mikrokontroller dan sangat mudah di mengerti karena menggunakan bahasa C, selain Software Arduino IDE untuk memasukkan program kedalam sebuah mikrokontroler ATMega328, dibutuhkan Driver USB, IDE Arduino 1.0.5 dan Ardunio Uno Board agar program yang dibuat dapat berjalan di dalam mikrokontroler. Adapun langkah-langkahnya, yaitu :

a. Instalasi Driver USB
Instalasi driver untuk Arduino Uno dengan Windows 7, Vista atau XP:
a. Hubungkan board dan tunggu Windows untuk memulai proses instalasi driver. Setelah beberapa saat, biasanya proses ini akan gagal.
b. Klik pada Start Menu dan buka Control Panel
c. Di dalam Control Panel, masuk ke menu System and Security. Kemudian klik pada System. Setelah tampilan System muncul, buka Device Manager.
d. Lihat pada bagian Ports (COM & LPT). Anda akan melihat sebuah port terbuka dengan nama “Arduino Uno (COMxx)”
e. Klik kanan pada port “Arduino Uno (COMxx)” dan pilih opsi “Update Driver Software”.
f. Kemudian, pilih opsi “Browse my computer for Driver software”.
g. Terakhir, masuk dan pilih file driver Uno, dengan nama “ArduinoUNO.inf”.

Merupakan software yang disediakan dalam penulisan listing program yang disediakan oleh developer arduino. Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino dapat dilihat seperti gambar 3.7. sebagai berikut:

Gambar 3.11. Memulai IDE Arduino

Dalam pemrograman arduino yang akan dibuat, untuk menuliskan listing program dapat dilihat pada gambar 3.15. sebagai berikut:

Gambar 3.12. Tampilan layar program Arduino

Setelah form utama program Arduino ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi pengalamatan port koneksi yang ada pada device manager.

Gambar 3.13. Membuka Device Manager

Langkah diatas merupakan langkah-langkah untuk membuka layar device manager, dimana langkah-langkah diatas dimulai dari membuka tombol start yang ada pada sistem operasi windows, setelah itu akan muncul layar yang terdapat pada gambar 3.10. sebagai berikut:

Gambar 3.14. Memilih arduino uno pada port COM 4

Device manager digunakan untuk mengatur komunikasi serial port, ketika pada saat ingin mengatur port koneksi pada port tertentu sehingga bisa diatur sesuai dengan port yang ada pada arduino.

Gambar 3.15. Menentukan koneksi port 4 pada Arduino

Seting koneksi port pada Arduino 1.0 dilakukan agar pada saat program di upload tidak terjadi error karena kesalahan pada pengalamatan port yang sebelumnya di setting juga melalui device manager.

Gambar 3.16. Memilih Jenis Board arduino

Gambar diatas menunjukan pemilihan board arduino yang akan dipakai, ketika hendak menggunakan board arduino yang akan dipakai yang perlu diperhatikan adalah tipe board arduino, karena arduino memiliki banyak sekali jenis yang dapat digunakan dalam project mikrokontroller. Dalam pembuatan project ini penulis menggunakan board arduino dengan tipe arduino uno, yang dimana arduino uno ini terdapat chip mikrokontroller yang di pakai dalam project ini.

Gambar 3.17. Menyimpan file program pada Arduino

Setelah IDE arduino terbuka yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana hasil dari program yang ditulis pada IDE arduino dapat disimpan dengan cara dan langkah-langkah seperti diatas dan menyimpan listing program dengan nama berekstensi .pde.

Gambar 3.18. Memilih Lokasi Penyimpanan Project

Jendela diatas menggambarkan dari proses penyimpanan sebuah project baik yang akan di buat maupun yang sudah di tulis yang nantinya akan disimpan dalam sebuah folder tergantung dimana drive yang diinginkan. Setelah melakukan penyimpanan file program, selanjutnya tahap penulisan listing program, dapat di lihat pada gambar 3.16 sebagai berikut:

Gambar 3.19. Tampilan Listing Program yang ditulis

Dan berikut adalah gambar listing program keseluruhan yang digunakan dengan demikian baru sistem arduino dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Setelah langkah pada gambar di atas dilakukan, agar sistem dapat bekerja sesuai dengan yang dinginkan, selanjutnya lakukan penulisan listing program secara keseluruhan.

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Bapak Sarman selaku pimpinan CV NAYLA JAYA dapat dilihat beberapa permasalahan yang dihadapi, yaitu adanya beberapa proses pembuatan roti yang masih manual sehingga masih kurang efektif dalam pembuatan rotinya.

Setelah mengamati dan meneliti permasalahan yang ada dapat dirincikan sebagai berikut:

  1. Belum adanya sistem pendeteksi potongan logam pada roti menggunakan sensor proximity berbasis arduino uno pada CV. Nayla Jaya.

Alternatif Pemecahan Masalah

  1. Bagaimana cara membuat simulator alat yang dapat mendeteksi potongan logam menggunakan sebuah Mikrokrontroller?

  2. Bagaimana merancang alat menggunakan Arduino Uno serta mengkomunikasikannya dengan aplikasi atau pun software yang ada di dalam Mikrokrontroller agar alat tersebut dapat bekerja secara otomatis dan efektif ?

  3. Bagaimana mengetahui unjuk kerja alat pendeteksi yang akan dibuat tersebut, apakah kerjanya sesuai dengan yang telah direncanakan

User Requirement

1. Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I berisi rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak menajemen terkait melalui proses wawancara.

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap I

2. Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil klasifikasi dari tahap elisitasi I berdasarkan metode MDI. Metode tersebut bertujuan untuk memisahkan antara rancangan yang penting dan memang harus ada dalam pembuatan sistem yang baru serta rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode MDI yang dipakai dalam elisitasi tahap II:

  1. M pada metode MDI yaitu disebut Mandatory (penting). Artinya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan saat pembuatan sistem yang baru.

  2. D pada metode MDI yaitu disebut Desirable. Artinya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut ada untuk pembentukan sistem yang baru maka akan membuat sistem tersebut menjadi sempurna.

  3. I pada metode MDI yaitu disebut Inessential. Artinya, requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap II

3. Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan pengklasifikasian dari elisitasi tahap II dengan mengeliminasi semua requirement yang pilihannya I (Inessential) pada metode MDI. Dan tahap selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE seperti keterangan berikut:

  1. T (Technical), artinya adalah bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

  2. O (Operational), artinya adalah bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

  3. E (Economic), artinya adalah berapa biaya yang diperlukan untuk membangun requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi 3 (tiga) option, diantaranya:

  1. H (High), artinya sulit untuk dikerjakan, teknik dan pemakaiannya pun sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus di eliminasi.

  2. M (Middle), artinya mampu untuk dikerjakan.

  3. L (Low), artinya mudah untuk dikerjakan.

Tabel 3.6 Elisitasi Tahap III

4. Final Elisitasi

Final elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem pendeteksi poytongan logam. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkanlah 8 fucntional dan 0 nonfucntional final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem pengontrolannya. Berikut tabel final elisitasi tersebut:

Tabel 3.7 Final Elisitasi


BAB IV

HASIL DAN UJI COBA

Prosedur Sistem Usulan

System pendeteksi potongan logam ini mampu mendeteksi logam secara otomatis melalui pengontrolan arduino uno. Alat ini bekerja berdasarkan inputan variabel yang dikirim dari mikrokontroler yang dapat mendeteksi potongan logam pada roti menggunakan sensor proximity. Kemudian roti tersebut dipilah menggunakan motor servo untuk memisahkan roti yang mengandung kandungan logam dan roti yang tidak mengandung kandungan logam. Kemudian roti tersebut akan di keranjangkan sebagai proses akhir.

1. Jika rangkaian arduino diberi catu daya yaitu 12 volt dan 6 volt untuk motor dc maka motor dc akan aktif.
2. Sensor pendeteksi logam yang telah di program kedalam arduino uno untuk mendeteksi roti yang mengandung kandungan logam dan roti yang tidak mengandung kandungan logam.
3. Conveyor yang digerakan motor dc akan aktif jika objek atau roti melawati sensor pendeteksi logam.
4. Motor servo akan memilah roti yang mengandung kandungan logamnya (abnormal).
5. Motor ac yang terhubung dengan relay akan aktif dengan input tegangan 220 volt

Perbedaan Prosedur Antara Sistem yang berjalan dan Sistem Usulan

Adapun perbedaan prosedur antara sistem yang berjalan dan sistem yang akan diusulkan, bisa dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.1 Tabel Perbedaan Prosedur Sistem

Flowchart System yang diusulkan

Adapun Flowchart System yang diusulkan bisa dilihat gambar dibawah ini :

Gambar 4.1 Flowchart System yang diusulkan

Ketika mesin dinyalakan maka konveyor berjalan yang dimna konveyor itu berisikan roti diatas nya, kemudian roti berjalan masuk melalui sensor dan secara otomatis sensor akan mendeteksi roti yang mengandung kandungan logam dan mana roti yang steril atau tidak mengandung kandungan logamnya. Ketika roti yang mengandung kandungan logam maka motor servo secara otomatis akan melemparnya ke bagian roti yang mengandung kandungan logam, kemudian LCD akan memberikan laporan berupa jumlah roti yang mengandung logam dan roti yang steril dr kandungan logam.

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Adapun spesifikasi hardware yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Laptop
2. Motor Servo
3. Motor DC Gearbox
4. Motor AC
5. Sensor Proximity
6. Kabel USB
7. Catu Daya

Aplikasi yang Digunakan

Adapun aplikasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Software Arduino 1.0.5
2. Visual Paradigm
3. Ms. Office 2007
4. Ms. Visio 2007

Testing atau Pengujian

Setelah melakukan berbagai tahapan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing – masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan metode yang digunakan adalah metode Blackbox. Adapun pembahasan hasil uji coba agar lebih jelas dan dapat dipahami mengenai beberapa ragkaian sistem yang dipakai, dapat dilihat pada sub bab berikut.

Pengujian Rangkaian Sensor Proximity

Setelah pemasangan port-port modul sensor proximity pada arduino, selanjutnya pengujian perangkat sensor Proximity, apakah sensor ini dapat mendeteki potongan logam pada roti. Pada pengujian ini sudah berhasil terhubung dan menampilkan notifikasi pada LCD jumlah roti yang mengandung logam (abnormal), dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.2 Pengujian Perangkat Sensor

Pengujian Rangkaian Motor DC

Pada uji coba berikut ini adalah pengujian rangkaian motor dc, apakah motor berjalan searah jarum jam. Pada sistem kontrol ini menggunakan 1 buat motor dc gearbox yang memiliki 2 kabel berputar searah kutub utara dan selatan, untuk berfungsi menggerakan conveyor,pada arduino motor dc di konfigurasi pada pin D4 dan D5

  1. Motor Dc digunakan untuk menggerakan conveyor bergerak searah jarum jam secara continue. Bisa di lihat pengujiannya pada gambar di bawah ini:

  2. Gambar 4.3 Motor DC digunakan untuk penggerak Conveyor

Pengujian Rangkaian Motor Servo

Pada uji coba berikut ini adalah pengujian rangkaian motor servo, apakah motor servo berjalan sebagaimana mestinya. Pada sistem kontrol ini menggunakan 1 buah motor servo yang memiliki tiga kabel penghubung berwarna merah (VCC) sebagai tegangan positif, hitam (Ground) sebagai tegangan negatif dan putih (Signal) sebagai input data, yang akan di pasangkan pada arduino didalam pin D3

  1. Motor servo digunakan untuk menggerakan tangan robot, berputar 180 derajat dan berputar untuk membuka capitan dan menutup capitan tangan robot. Bisa dilihat pengujiannya pada gambar dibawah ini :

  2. Gambar 4.4 Pengujian motor servo

Pengujian Rangkaian Mikrokontroler dan LCD

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ini dilakukan dengan dihubungkan langsung dengan modul LCD. Yang kemudian diberikan tegangan kerja sebesar 5 volt. Uji coba selanjutnya yaitu dengan mencoba memasukkan listing program sederhana untuk tampilan awal LCD. Setelah listing program dimasukkan kedalam mikrokontroller langkah selanjutnya adalah melihat tampilan LCD yang sudah sesuai dengan yang diinginkan. Maka sudah dipastikan rangkaian mikrokontroller dan LCD dapat digunakan. Adapun penggalan dari listing program yang dipakai dalam serangkaian uji coba tersebut adalah sebagai berikut:

1. Listing Program Tampilan Awal LCD 1:

Gambar 4.5 Tampilan Awal LCD 1

3. Listing Program Tampilan Awal LCD 3:

Gambar 4.7 Tampilan Awal LCD 3

Analisa

Dari pengujian di atas ditemukan beberapa analisa terhadap listing program dari hardware maupun software Untuk lebih jelas lagi pada pembahasan analisa maka akan dijelaskan pada sub bab berikut.

Analisa Program Pada Mikrokontroler

Pada program yang dimasukkan kedalam mikrokontroler terdapat beberapa fungsi. Berikut ini adalah fungsi listing program pada mikrokontroler

1. Koneksi pin tombol

Coding ini berpungsi untuk koneksi pin tombol yang terhubung dengan pin D6 pada arduino

2. Koneksi pin kontrol motor

Coding ini berfungsi untuk koneksi kontrol motor yang terhubung dengan pin D4 dan D5 pada arduino

3. Koneksi pin sensor

Coding ini berpungsi untuk koneksi sensor yang terhubung dengan D2 pada arduino

4. Variabel untuk tombol

Coding ini berfungsi untuk menuntukan variabel tombol adalah 0 dan sistem adalam posisi OFF atau berhenti

5. Konfigurasi pin LCD 4X20

Coding di atas berfungsi untuk konfigurasi pin LCD 4X20 pada alamat I2C (Inter Integrated Circuit 3FH)

6. Konfigurasi Input Output

Coding di atas berfungsi untuk konfigurasi pin sebagai input dan output pin motor, tombol, dan Sensor.

Implementasi

Schedule

  1. Observasi
    Melakukan pengamatan dan pemahaman yang didapat di lapangan untuk mengetahui proses pengerjaan dan memperoleh data dan informasi tentang jenis bahan atau peralatan apa saja yang dibutuhkan, dilakukan 1 minggu.

  2. Mengumpulkan data
    Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 1 minggu .

  3. Perancangan sistem
    Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 4 minggu.

  4. Pengetesan sistem
    Pengetesan sistem dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada, dan untuk memastikan pemasangan hardware dan Software. Pengetesan dilakukan selama 4 minggu

  5. Evaluasi sistem
    Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu.

  6. Perbaikan sistem

  7. Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 2 minggu.

  8. Implementasi sistem
    Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 2 minggu bersamaan dengan training user.

  9. Dokumentasi Program
    Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

Tabel 4.3. Tabel Rencana Implementasi Program

Estimasi Biaya

Tabel 4.4 Estimasi Biaya

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Secara keseluruhan dari hasil pengamatan, percobaan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

  1. Sistem ini sangat bermanfaat untuk pemilik toko roti agar mempermudah dalam pengecekan kelayakkan roti yang di produksi. Serta dapat memberi kenyamanan bagi para konsumen.

  2. Dengan memanfaatkan sensor proximity dapat mempermudah dalam mendeteksi keberadaan logam yang mungkin saja tercampur dalam adonan roti.

Saran

Dengan melihat kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang diberikan yaitu sebagai berikut :

  1. Sebagai negara berkembang, sistem ini sangat dibutuhkan untuk memberi kenyamanan dan keamanan konsumen toko roti.

  2. Sistem ini tidak hanya dapat digunakan pada roti, bisa juga digunakan untuk makanan yang lainnya seperti makanan ringan atau makanan siap saji.

  3. Belom ada nya Database pada projek ini, bisa menjadi pengembangan dikemudian hari

DAFTAR PUSTAKA

  1. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Managemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  2. Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informas managemen Berbasis Komputer. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
  3. Sutarman. 2012. Pengantar teknologi Informasi. Jakarta : Bumi Aksara.
  4. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Managemen. Bandung : PT. Remaja Rosdakayo Offset.

Contributors

Muhamad, Siti Nurhayati