SI1133466984

Dari widuri
Revisi per 1 Oktober 2016 00.12 oleh Arwan (bicara | kontrib) (DAFTAR LAMPIRAN)


Lompat ke: navigasi, cari


TOKEN PDAM BERBASIS INTERNET MENGGUNAKAN LINKIT ONE

PADA PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KAB.TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1133466984
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

TOKEN PDAM BERBASIS INTERNET MENGGUNAKAN LINKIT ONE

PADA PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KAB.TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1133466984
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
NIP : 000594
       
NIP : 079010




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

TOKEN PDAM BERBASIS INTERNET MENGGUNAKAN LINKIT ONE

PADA PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KAB.TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1133466984
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 06121
   
NID : 14009




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

TOKEN PDAM BERBASIS INTERNET MENGGUNAKAN LINKIT ONE

PADA PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KAB.TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1133466984
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juni 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

TOKEN PDAM BERBASIS INTERNET MENGGUNAKAN LINKIT ONE

PADA PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KAB.TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1133466984
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juni 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1133466984

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Penggunaan meteran air analog pada PDAM dirasakan kurang sesuai dengan perkembangan IPTEK seperti sekarang ini, dari penggunaan meteran air analog ini memunculkan beberapa masalah seperti ketidak akuratan data yang dihasilkan dan efisiensi alat. Sehingga dari permasalahan tersebut muncul sebuah ide untuk merancang sebuah meteran air digital berbasis internet Wifi dengan metode token kuota yang diberi nama Token PDAM. Token PDAM dibuat dengan menggunakan sistem rangkaian minimum Linkit One sebagai perangkat pengontrol yang dipadukan dengan sensor water flow dan solenoid valve. Alat ini menggunakan LCD 16x2 sebagai output display, Keypad 4x3 sebagai device input data, LED dan Buzzer sebagai indikator peringatan. Metode pemecahan masalah menggunakan Analisa SWOT, metode ini merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu projek. Cara kerja alat yang dibuat dengan menekan angka pemakaian pada tombol keypad lalu data pemakaian masuk ke database online perusahaan dan tampil pada LCD. Selanjutnya solenoid valve akan terbuka dan sensor water flow bekerja sampai kuota pemakaian habis, setelah kuota habis indikator peringatan menyala dan solenoid valve akan tertutup. Alat ini merupakan meteran air digital berbasis IOT dengan konsep semi otomatisasi paska bayar yang memanfaatkan web Ubidots sebagai database online atau web pengelolahan data, sehingga alat ini berperan penting dalam meringankan pekerjaan staff/karyawan PDAM serta alat ini juga dapat membantu masyarakat untuk hemat air, sehingga fungsi kerja meteran air ini lebih efektif dan efisien.

Kata Kunci : Token, PDAM, Linkit One, Wifi, Analisa SWOT, IOT, Ubidots.

ABSTRACT

The use of analog water meter on PDAM perceived lack of accordance with science and technology development as now, from the use of this analogue water meter raises several problems such as inaccurate data produced and the efficiency of the appliance. So that these problems arise from an idea to design a digital water meter with a Wifi internet-based token quota method which is named Token PDAM. Token PDAM made by using minimum circuit system Linkit One as controller device combined with water flow sensor and solenoid valve. This tool uses LCD 16x2 as output display, keypad 4x3 as a data input device, LED and Buzzer as warning indicators. Problem solving method using SWOT analysis, This method is a strategic planning method which used to evaluate the strength (strength), weaknesses (weaknesses), opportunities (opportunities) and threats (threats) in a project. How the tool works created, by pressing numbers on the keypad and then use usage data entered into an online database of companies and appear on the LCD. Furthermore, the solenoid valve will open and water flow sensor to work until exhausted usage quota, after exhausted quota warning indicator lights up and the solenoid valve will be closed. This tool is water meter digital based IOT with a semi automation postpaid concept who was important role to easing the work staff / employees PDAM and these tools also can help peoples to save water, so that the work function of this water meter is more effective and efficient.

Keywords : Token, PDAM, Linkit One, Wifi, SWOT analysis, IOT, Ubidots.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis masih diberikan kesehatan serta kekuatan sehingga laporan Skripsi penulis dapat terselesaikan dan berjalan dengan baik.

Hanya dengan kasih sayang dan kuasa-Nya lah penulis dapat meyelesaikan laporan Skripsi yang berjudul "TOKEN PDAM BERBASIS INTERNET MENGGUNAKAN LINKIT ONE PADA PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KAB.TANGERANG". Penulisan laporan Skripsi ini bertujuan sebagai syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang studi strata satu pada Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis memperoleh data dan informasi berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Penulis pun menyadari bahwa tanpa bimbingan, dukungan, dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat, pujian, dan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja dan Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku pembantu Ketua 1 STMIK Raharja.
  4. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd., selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Perguruan Tinggi Raharja.
  5. Bapak Asep Saefullah, S.Pd., M.Kom., selaku Dosen pembimbing I yang telah memberikan banyak bimbingan, masukan, dan semangat sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  6. Bapak Mochamad Ibnu Safari, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan serta pengarahan dalam penulisan Skripsi ini.
  7. Bapak Ahmad Rizal, S.Kom., selaku Stakeholder dalam penelitian Skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis.
  9. Bapak Hendra Kusumah, S.Kom., yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam pembuatan Projek Skripsi ini.
  10. Seluruh Keluarga, Adik-adik, dan kedua Orangtua tercinta yang tanpa lelah selalu memanjatkan doa dan memberikan segala dukungan baik moril, materil maupun spritual.
  11. Teman-temanku yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.
  12. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan dukungan, serta semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.
  13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai masukan agar Laporan Skripsi ini lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Skripsi ini dapat memberikan pengetahuan serta bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.


Tangerang, Juni 2016
Arwan
NIM. 1133466984



Daftar isi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Karakteristik Sistem

Gambar 2.2. Sistem Terbuka

Gambar 2.3. Sistem Tertutup

Gambar 2.4. Daur Hidup Sistem

Gambar 2.5. Siklus Informasi

Gambar 2.6. Hubungan data, informasi, dan pengetahuan

Gambar 2.7. Sistem Pengendali loop terbuka

Gambar 2.8. Sistem Pengendali loop tertutup

Gambar 2.9. Mengidentifikasi Peluang-Peluang Organisasi

Gambar 2.10. Diagram Tahap Perancangan

Gambar 2.11. Flowchart Sistem (System Flowchart)

Gambar 2.12. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

Gambar 2.13. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

Gambar 2.14. Flowchart Program (Program Flowchart)

Gambar 2.15. Simbol Flowchart Proses

Gambar 2.16. Flowchart Proses (Process Flowchart)

Gambar 2.17. Skema Linkit One

Gambar 2.18. Development Platform Linkit One

Gambar 2.19. Arsitektur Linkit One

Gambar 2.20. Perbandingan Solusi Linkit One

Gambar 2.21. Switch Linkit One

Gambar 2.22. Tipikal Aplikasi dari MT2502A

Gambar 2.23. Logo Ubidots

Gambar 2.24. Perangkat Pendukung

Gambar 2.25. Dashboard Ubidots

Gambar 2.26. Fitur Sharing

Gambar 2.27. Fitur Portal

Gambar 2.28. Fitur Triggers

Gambar 2.29. Fitur Actions

Gambar 2.30. Fitur Push

Gambar 2.31. Fitur API

Gambar 2.32. Fitur Pustaka

Gambar 2.33. Fitur Stats

Gambar 2.34. Fitur Kepedulian

Gambar 2.35. Water Flow Sensor G1/2

Gambar 2.36. Mechanic Dimensi Water Flow sensor G1/2

Gambar 2.37. Diagram Blok MT5931

Gambar 2.38. Resistor

Gambar 2.39. Skema Warna Resistor

Gambar 2.40. Kapasitor

Gambar 2.41. Dioda

Gambar 2.42. Dioda Zener

Gambar 2.43. Bentuk dan Simbol LED

Gambar 2.44. Transistor

Gambar 2.45. Negative Positive Negative (NPN)

Gambar 2.46. Positive Negative Positive (PNP)

Gambar 2.47. Transistor Bipolar

Gambar 2.48. Transistor Unipolar

Gambar 2.49. Integrated Circuit (IC)

Gambar 2.50. Membaca Kaki IC

Gambar 2.51. Bentuk Fisik LCD 16x2

Gambar 2.52. Keypad

Gambar 2.53. Solenoid Valve 12v DC ½”

Gambar 2.54. Adaptor

Gambar 2.55. Buzzer

Gambar 3.1. Logo PDAM TIRTA KERTA RAHARJA

Gambar 3.2. Struktur Organisasi PDAM TKR

Gambar 3.3. Pemilik, Dewan Pengawas, dan Direksi

Gambar 3.4. Struktur Organisasi Bagian Perencanaan

Gambar 3.5. Shortcut Software Arduino

Gambar 3.6. Tampilan Loading Software Arduino

Gambar 3.7. Tampilan Awal Software Arduino

Gambar 3.8. Preferences

Gambar 3.9. Boards Manager

Gambar 3.10. Error Messages

Gambar 3.11. Diagram Blok

Gambar 3.12. Diagram Blok Visual

Gambar 3.13. Perancangan Fisik Prototipe Token PDAM

Gambar 3.14. Flowchart Program

Gambar 3.15. Flowchart Sistem yang Berjalan

Gambar 3.16. Flowchart Sistem Usulan

Gambar 4.1. Titik Pengujian Alat

Gambar 4.2. Skematik Rangkaian Power Supply

Gambar 4.3. Skematik Rangkaian Solenoid Valve

Gambar 4.4. Skematik Rangkaian Alat Keseluruhan

Gambar 4.5. Gambar Keseluruhan Prototipe Alat

Gambar 4.6. Source Code Program Prototipe Token PDAM

DAFTAR TABEL

Tabel 2.0. Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

Tabel 2.1. Tabel Spesifikasi Linkit One

Tabel 2.2. Fungsi Switch Linkit One

Tabel 2.3. Komponen Sensor

Tabel 2.4. Spesifikasi Wi-Fi

Tabel 2.5. Konfigurasi Pin LCD 16X2

Tabel 2.6. Perbedaan Antara Penelitian Dasar, Terapan, dan Evalusai

Tabel 3.0. Marketing Mix 7P

Tabel 3.1. Analisa SWOT

Tabel 3.2. Keterangan Desain Prototipe

Tabel 3.3. Requirement Elisitasi Tahap I

Tabel 3.4. Requirement Elisitasi Tahap II

Tabel 3.5. Requirement Elisitasi Tahap III

Tabel 3.6. Requirement Final Elisitasi

Tabel 4.0. Pengujian Login Web Ubidots.

Tabel 4.1. Pengujian Black Box Koneksi Wifi.

Tabel 4.2. Pengujian Black Box Sensor Water Flow.

Tabel 4.3. Pengujian Black Box Data Ubidots.

Tabel 4.4. Pengujian Sensor Water Flow

Tabel 4.5. Pengujian Validitas Sensor Dalam 10 Menit

Tabel 4.6. Pengujian Wifi

Tabel 4.7. Pengujian Validitas Wifi Dalam 10 Menit

Tabel 4.8. Pengujian Database Ubidots

Tabel 4.9. Pengujian Validitas Database Ubidots Dalam 10 Menit

Tabel 4.10. Spesifikasi Linkit One

Tabel 4.11. Spesifikasi Laptop

Tabel 4.12. Schedule Penelitian

Tabel 4.13. Estimasi Biaya

DAFTAR SIMBOL

SIMBOL FLOWCHART ( DIAGRAM ALIR )

SIMBOL ELEKTRONIKA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat pada era globalisasi ini banyak memicu berbagai perubahan pada kehidupan bermasyarakat diantaranya adalah berkembangnya pemikiran manusia untuk menciptakan sebuah inovasi baru dalam berbagai bidang khususnya teknologi dan informasi. Dewasa ini sudah banyak alat-alat atau sistem-sistem baru yang berhasil diciptakan, alat atau sistem tersebut dapat membantu pekerjaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Sekarang ini setiap manusia dari berbagai belahan dunia berlomba-lomba untuk menciptakan suatu inovasi baru yang bermanfaat untuk kehidupan manusia mulai dari suatu sistem sampai alat-alat eletronik dan robotik.

Air merupakan sumber kehidupan manusia, jika tidak ada air manusia tidak dapat hidup. Melihat dari kebutuhan air yang meningkat setiap tahunnya dan sulitnya mencari air bersih pada beberapa wilayah sekarang ini banyak perusahaan air bersih yang menawarkan penyaluran air bersih kepada masyarakat, salah satunya adalah PDAM ( Perusahaan Daerah Air Minum ).

PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah (https://id.wikipedia.org/wiki/PDAM, diakses 21 Maret 2016). Setiap konsumen PDAM dapat menikmati air bersih dengan dikontrol oleh alat pengontrol pemakaian air di setiap rumahnya, yang disebut sebagai water meter atau yang biasa disebut sebagai meteran air PDAM/SL. Meteran air PDAM ini dapat mengidentifikasi pemakaian air dari setiap rumah dengan hasil tampilan meteran analog yang selalu berputar merubah angka setiap waktunya dan indikator pendukung lainnya seperti kompas yang selalu berputar yang menunjukan bahwa air mengalir. Biasanya meteran ini akan dikontrol oleh petugas setiap beberapa minggu sekali untuk mengecek pemakaian air setiap konsumen yang nantinya akan dijadikan sebagai bukti tagihan pemakaian air perbulanya. Sistem seperti inilah yang masih diterapkan oleh PDAM dengan sistem yang masih mengandalkan petugas untuk mengontrol, ini sangat membebani pekerjaan petugas belum lagi jika pemilik rumah sedang tidak ada di rumah. Karena keadaan seperti inilah banyak bermunculan berbagai masalah seperti ketidak akuratan data yang diperoleh, terjadinya berbagai kecurangan-kecurangan pencatatan data pemakaian, kerusakan-kerusakan yang tidak diketahui dan lain sebagainya, selain itu juga bentuk meteran air yang digunakan ini masih analog terlihat kurang mendukung di dunia globalisasi seperti sekarang ini.

Dengan melihat perkembangan teknologi dan informasi yang ada saat ini, sistem dan alat seperti ini sangatlah tertinggal dalam segi teknologi informasi yang seharusnya semua pekerjaan sudah terkomputerisasi dan mengandalkan otomatisasi peralatan elektronik.


Rumusan Masalah

Dalam rumusan masalah ini terdapat beberapa pertanyaan permasalahan yang ada pada penelitian saat ini. Dari latarbelakang diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah sistem pencatatan water meter manual dapat diubah menjadi sistem pencatatan terkomputerisasi dengan metode Token?

  2. Bagaimana cara agar data tersimpan secara otomatis dalam database PDAM TIRTA KERTA RAHARJA ?

  3. Bagaimana merancang water flow meter PDAM dengan metode Token ?

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian berisi batasan-batasan penelitian yang dilakukan. Agar penelitian tetap fokus dan terarah, maka penulis memberikan ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

  1. Perangkat atau alat yang ingin dibuat menggunakan Linkit One sebagai shield pengontrol atau perangkat pengontrolnya.

  2. Jenis water meter yang ingin dikembangkan berbentuk digital berbasis Token dengan menggunakan Lcd 16x2 dan keypad 4x3 sebagai tampilanya, menggunakan sensor water flow meter sebagai pendeteksi debit air yang mengalir, sumber tegangan atau power supply alat menggunakan sumber tegangan listrik.

  3. Pengelolahan data pemakaian air menggunakan database online Ubidots.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Individual

  1. Untuk menyelesaikan mata kuliah SKRIPSI sebagai syarat kelulusan jenjang studi Strata 1 (S1).

  2. Mengimplementasikan dan menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan yang telah di dapat dari perkuliahan selama ini.

  3. Memberikan suatu motivasi untuk menciptakan sesuatu yang berguna bagi masyarakat.

2. Tujuan fungsional

  1. Dapat menciptakan sebuah Token PDAM yang berguna untuk masyarakat.

  2. Menciptakan sebuah mekanisme pengontrolan meteran air yang dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan fungsi yang diharapkan.

3. Tujuan Operasional

  1. Mampu menciptakan sebuah inovasi baru dalam dunia industri yang dapat membantu tugas dan peran serta karyawan perusahaan serta konsumen.

  2. Merancang sebuah sistem yang terintegrasi langsung melaui internet kedalam database perusahaan untuk mempermudah pengontrolan.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Manfaat yang didapatkan bagi peneliti adalah dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, kreativitas, dan inovasi secara maksimal dalam dunia Teknologi Informasi.

2. Bagi Perusahaan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang terdapat pada perusahaan dan menjadi sebuah ide baru yang berguna bagi perusahaan.

3. Bagi Konsumen

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat mempermudah konsumen dalam menjalankan sistem yang ada.


Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian dibutuhkan beberapa metodologi penelitian yang digunakan untuk mendapatkan suatu hasil penelitian yang sesuai dengan yang diharapkan dan memenuhi prosedur penelitian. Adapun metodologi penelitian yang digunakan diantaranya :


Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian kali ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya sebagai berikut :

a. Observasi (Pengamatan)

Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian.Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 4 bulan pada PDAM TIRTA KERTA RAHARJA Kab.Tangerang yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian.

b. Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan jalanTanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007). Pada metode ini penulis melakukan proses tanya jawab kepada narasumber pada objek penelitian yaitu PDAM TIRTA KERTA RAHARJA Kab. Tangerang. Dalam hal ini proses wawancara atsu tanya jawab ini dilakukan langsung kepada Bapak Ahmad Rizal selaku Stakeholder di instansi tersebut. Pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan cara kerja sistem alat yang ada sebelumnya serta kekurangan-kekurangan sistem alat tersebut yang berhubungan dengan prototipe alat penelitian yang ingin dibuat. Data tersebut nantinya akan dijadikan sebagai user requirement dalam penelitian.

c. Study Pustaka

Study Pustaka merupakan metode pengumpulan data atau informasi dengan menghimpun dan mengumpulkan data atau informasi yang bersumber pada buku-buku, laporan penelitian, karya ilmiah, serta karya pustaka lainnya baik yang berbentuk tertulis maupun elektronik. Pada metode ini penulis mendapatkan data dan informasi dengan mempelajari buku-buku serta beberapa sumber literature yang ada seperti ICCIT Journal Perguruan Tinggi Raharja, beberapa artikel ilmiah yang bersumber dari internet, dan laporan penelitian yang terdapat pada Widuri yang relevan dengan judul penelitian.


Metode Analisa

Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Analisis sistem dilakukan menggunakan Metode Analisa SWOT, yaitu Kekuatan (Strengths),Kelemahan (Weakness), Kesempatan (Oppurtunities), dan yang menjadi Ancaman (Threats). Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah menggunakan konsep Service Marketing Mix (Bauran Pemasaran Jasa) 7P-Product, Price, Promotion, Place, People, Process,dan Physical Evidence.


Metode Perancangan

Dalam melakukan perancangan penulis menggunakan metode Sistem Flowchart dimana tahap demi tahap proses pembuatan Token PDAM Berbasis Internet Menggunakan Linkit One diuraikan dengan jelas. Flowchart yang dibuat terdiri dari Flowchart Program, Flowchart Sistem Yang Berjalan dan Flowchart Sistem Usulan.


Metode Prototipe

Metode prototipe yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode prototype evolutionary, karena metode prototipe ini secara terus menerus dikembangkan atau diperbaharui hingga prototipe tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan oleh pengguna. Metode prototype evolutionary menciptakan suatu produk akhir yang berkualitas sesuai dengan kriteria yang diinginkan pengguna dan dapat direalisasikan.


Metode Pengujian

Pada metode pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian blackbox testing, blackbox testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian blackbox testing berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori perangkat lunak, diantaranya fungsi-fungsi yang salah atau hilang pada program.


Sistematika Penulisan

Penulisan laporan Skripsi dikelompokkan menjadi beberapa bab dengan sistematika penyampaiannya dan dari bab-bab tersebut diuraikan kembali dalam beberapa sub-sub bab untuk menjelaskan permasalahan serta teori yang lebih terperinci. Adapun sistematika penulisan laporan Skripsi adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan yang digunakan dalam penyusunan Laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang Teori Umum yang terdiri dari beberapa definisi, teori, dan istilah-istilah umum yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian Skripsi.Teori Khusus berisi definisi, teori, dan istilah-istilah yang bersifat khusus atau mendetail yang memiliki relevansi dengan judul penelitian,dan Literature Review yang merupakan beberapa referensi penelitian sejenis dan relevan dengan judul penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM DAN PERANCANGAN

Bab ini berisikan Gambaran Umum Perusahaan terdiri dari profile PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KAB.TANGERANG, sejarah singkat PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KAB.TANGERANG, visi dan misi PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KAB.TANGERANG, struktur organisasi dan wewenang serta tanggung jawab, Analisa Sistem, Permasalahan Yang Dihadapi, Alternatif Pemecahan Masalah, Perancangan Prototipe/Alat, Diagram Blok, Flowchart Program, Flowchart Sistem, dan Requirement Elisitasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini berisikan Metode Pengujian Alat, Pengujian Black Box Sistem Yang Diusulkan, Pengujian Prototipe Alat, Konfigurasi Sistem Usulan, Implementasi, Hak Akses, Schedule, dan Estimasi Biaya Penelitian atau Pembuatan Alat.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi Kesimpulan dari hasil penelitian dan pengujian alat, beberapa Saran untuk pengembangan lebih lanjut, serta Kesan dalam menjalankan Skripsi.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Jogianto di dalam buku A.Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:29)[1],mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda, serta orang-orang yang ada dan terjadi.

Menurut Murdick R.G. di dalam buku A.Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:29)[1], “Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu tertentu untuk menghasilkan informasi”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling terhubung atau berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Edhi Sutanta di dalam buku A.Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:35)[1], karakteristik sistem sebagai berikut :

a. Komponen (Components)

Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem.

b. Batas (Boundary)

Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

c. Lingkungan (Evinronments)

Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

d. Penghubung/Antarmuka (Interface)

Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi.

Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

e. Masukan (Input)

Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

f. Pengolahan (Processing)

Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

g. Keluaran (Output)

Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

h. Sasaran (Objective) dan Tujuan (Goal)

Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

i. Kendali (Control)

Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

j. Umpan Balik (Feed Back)

Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:40). [1]

Gambar 2.1. Karakteristik Sistem.


3. Klasifikasi Sistem

Menurut A.Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:35)[1], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut :

a. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik.

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi, dan sebagainya.

b. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia.

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebutkan dengan man-machine system. Sistem informasi akutansi merupakan contoh man-machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

c. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tentu. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.

Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

d. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka.

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

Sumber : Rusdiana dan Irfan (2014:41). [1]

Gambar 2.2. Sistem Terbuka.

Sumber : Rusdiana dan Irfan (2014:42). [1]

Gambar 2.3. Sistem Tertutup.


4. Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:27)[2], Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:

  1. Mengenali adanya kebutuhan

  2. Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.

  3. Pembangunan sistem

  4. Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

  5. Pemasangan sistem

  6. Setalah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yan sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.

  7. Pengoperasian sistem

  8. Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

  9. Sistem menjadi usang

  10. Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

    Sumber: Sutabri (2012:29) [2]

    Gambar 2.4. Daur Hidup Sistem

Konsep Dasar Data Dan Informasi

Konsep Dasar Data

1. Definis Data

Menurut Tata Sutabri di dalam buku A.Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:68)[1], “Data adalah bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi”.

Menurut Susanto di dalam buku A.Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:68)[1], “Data adalah fakta yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang berbentuk fakta yang dapat diolah dan disajikan menjadi sebuah informasi.

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3)[2],data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber :

  1. Klasifikasi data menurut jenis data:

    1. Data Hitung (enumeration/counting data)

    2. Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.

    3. Data Ukur (measurement data)

    4. Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.

  2. Klasifikasi data menurut sifat data:

    1. Data Kuantitatif (quantitative data)

    2. Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.

    3. Data Kualitatif (qualitative data)

    4. Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.

  3. Klasifikasi data menurut sumber data:

    1. Data Internal (internal data)

    2. Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

    3. Data Eksternal (external data)

    4. Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu :

    a. Data Eksternal Primer (primary external data)

    Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

    b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data)

    Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Menurut McFadden, dkk. Dalam Kadir (2014:45)[3], Mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

Menurut Kroenke Dalam Kadir (2014:45)[3],“informasi adalah “jumlah ketidakpastian yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima”. Artinya, dengan adanya informasi, tingkat kepastian menjadi meningkat”.

Menurut Davis Dalam Kadir (2014:45)[3], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”.

Dari Ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Informasi adalah data yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan saat ini dan saat mendatang.

Sumber: Kadir (2014:46)[3]

Gambar 2.5. Siklus Informasi


2. Ciri-Ciri Informasi

Menurut Davis dalam Kadir (2014:47),[3] Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berikut :

  1. Benar atau Salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah mempercayainya, efeknya seperti kalau informasi itu benar.

  2. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.

  3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.

  4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

  5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

Sedangkan Mc Leod dalam Darmawan dan Nur Fauzi (2013:2)[4], mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus meiliki ciri-ciri :

  • Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dlakukan melaui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut akurat.

  • Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.

  • Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

  • Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan yang tidak ada bulannya atau tidak ada fakturnya.

Sumber: Kadir (2014:48) [3]

Gambar 2.6. Hubungan Data, Informasi, dan Pengetahuan.

Konsep Dasar Sistem Kontrol

1. Definisi Sistem Kontrol

Dalam buku Ardiansyah (2012:1)[5], mengemukakan bahwa ada beberapa pengertian untuk memahami sistem kontrol secara keseluruhan, yaitu: Sistem, Proses, Kontrol, dan Sistem Kontrol dengan masing-masing definisi yang dijelaskan, sebagai berikut:

  1. Sistem kombinasi dari beberapa komponen yang akan bekerja bersama-sama dan melakukan suatu sasaran tertentu.

  2. Proses adalah perubahan berurutan dan berlangsung continue yang tetap mengarahkan pada keadaan akhir tertentu (result).

  3. Kontrol adalah suatu kerja untuk mengawasi, mengendalikan mengatur, menguasai sesuatu, dan juga untuk tujuan tertentu.

  4. Sistem Kontrol adalah suatu proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran variable atau parameter sehingga berada pada suatu harga atau range tertentu, contoh variable atau parameter fisik yaitu tekanan (pressure), aliran (flow), suhu (temperature), ketinggian (level), pH, kepadatan dan kecepatan, serta masih banyak parameter fisik yang lain. Variable-variable itulah merupakan output yang harus dijaga tetap sesuai dengan keinginan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu oleh operator, yang disebut dengan set point. Sistem kontrol diperlukan pada banyak bidang keilmuan diantaranya adalah sistem komputer, mekanik, elektronik, teknik elektrik, dan sistem pneumatik di dalam dunia pekerjaan atau industri.

2. Jenis – Jenis Sistem Kontrol

Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka (Open-loop Control System) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup ( Closed-loop Control System ).

a. Sistem Kontrol Loop Terbuka

Menurut Erinofiardi (2012:261)[6], ”sistem kontrol loop terbuka adalah suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian”.

Sumber : Erinofiardi (2012:261).[6]

Gambar 2.7. Sistem Pengendali Loop Terbuka.

Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

b. Sistem Kontrol Loop Tertutup

Menurut Erinofiardi (2012:261)[6], sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan”. Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

Sumber : Erinofiardi (2012:262).[6]

Gambar 2.8. Sistem Pengendali Loop Tertutup.

Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

3. Sistem Kontrol Otomatis

Menurut Erinofiardi (2012:261)[6], “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

Konsep dasar pengontrolan sudah ada sejak abad-18 yang dipelopori James Watt yang membuat kontrol mesin uap, Nyquis (1932) membuat sistem pengendali uang tertutup, Hazem (1943) membuat Servo mekanik dan masih banyak yang lainnya.

Kontrol otomatis mempunyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

Konsep Dasar Analisa SWOT

1. Analisa Swot

Menurut Hendro (2011:289)[7], ”Analisa SWOT adalah analisis masalah terhadap kegiatan penting yang sama pentingnya dengan proses pengambilan keputusan itu sendiri”.

Menurut Fahmi (2013:252) [8], “SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan thereats (ancaman), dimana SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif.

Sumber: Fahmi (2013:252) [8]

Gambar 2.9. Mengidentifikasi Peluang-Peluang Organisasi

Menurut Gaspersz (2012:34)[9], “Analisis SWOT merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi :

a. Kekuatan-kekuatan (strengths)

b. Kelemahan-kelemahan (weaknesses)

c. Kesempatan-kesempatan (opportunities)

d. Ancaman-ancaman (threats)

Dalam suatu proyek, program, atau unit-unit organisasi. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, dimana aplikasinya adalah :

a. Bagaimana kekuatan-kekuatan (strengths) yang ada dapat dipergunakan untuk menciptakan kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ada ?

b. Bagaimana cara mengatasi kelemahan-kelemahan (weaknesses) yang ada agar meningkatkan atau menciptakan kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ada ?

c. Selanjutnya bagaimana kekuatan-kekuatan (strengths) mampu menghadapi atau menangkal ancaman-ancaman (threats) yang ada ?

d. Dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan-kelemahan (weaknesses) yang mampu menghindarkan dari ancaman (threats) yang mungkin terjadi ?

Berdasarkan definisi atas, maka dapat disimpulkan, analisa SWOT adalah analisis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, kesempatan, ancaman dalam setiap organisasi.

2. Tujuan Penerapan SWOT di Perusahaan

Menurut Fahmi (2013:254)[8], penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan penempatan analisa SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.

3. Penerapan Analisa SWOT

Menurut Hendro (2011:291)[7], Analisa digunakan dalam :

a. Memasuki sebuah industri baru.

b. Memutuskan untuk meluncurkan produk baru.

c. Menganalisa posisi perusahaan dalam persaingan saat ini.

d. Untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan.

e. Membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang akan terjadi sehubungan dengan ancaman yang akan datang dan peluang yang bisa diambil.

4. Manfaat Analisa SWOT

Menurut Hendro (2011:289)[7], Banyak manfaat bila kita melakukan analisa masalah secara SWOT yaitu Strength, Weakness, Oppurtunity, and Threats sebelum diambil keputusan untuk dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa mempertimbangkan dan melakukan analisa masalah, manfaatnya adalah :

a. Dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi.

b. Untuk membuat rekomendasi.

c. Informasi lebih akurat.

d. Untuk mengurangi resiko akibat dilakukannya keputusan yang berkali-kali (double decision).

e. Menjawab hal yang bersifat intutif atas keputusan yang bersifat emosional.

5. Langkah-Langkah Penyusunan SWOT

Menurut Rangkuti (2011:8)[10], Langkah–langkah mudah penyusunan SWOT yaitu :

a. Melakukan Proses Input Untuk Menyusun SWOT

Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.

b. Mengembangkan Timeline (Ketepatan Waktu)

Tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.

c. Membentuk Team work Berdasarkan Metode OCAI

Tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam team work dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.

d. Kuisioner Riset SWOT

Tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor faktor eksternal (peluang dan ancaman).

e. Identifikasi Penyebab Masalah

Tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.

f. Menentukan Tujuan Dan Sasaran Strategis

Tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.

g. Menyusun Isu Strategis, Formulasi Strategis, Tema Strategis, Dan Pemetaan Strategis

Tujuannya adalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakai dalam SWOT sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Berdasarkan isu strategis dan tema strategis ini disusun pemetaan strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai perusahaan.

h. Menentukan Ukuran Yang Dipakai Dalam SWOT

Tujuannya adalah menentukan ukuran apa saja yang ingin dipakai dalam SWOT, berikut bagaimana cara mengukurnya.

i. Merumuskan Strategis Initiatives Dan Key Performance Indicators Dalam Bentuk Tag Dan Lead Indicator

Tujuannya adalah untuk merumuskan strategi cinitiatives dan menyusun key performance indicator dalam bentuk lag dan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kinerja.

j. Memberikan Bobot Dan Nilai Untuk Mengukur Kinerja

Tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja kedalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.

k. Melakukan Cascading SWOT

Tujuannya untuk mengukur objectivies (O), cara pengukuran atau measurement (M), cara menentukan target (T), serta cara menentukan program (P) yang menjadi prioritas. Selanjutnya OMTP ini didistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu.

l. Analisa Risiko Menggunakan Key Risk Indicators

Tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.

m. Analisis Anggaran Dan Model Keuangan

Tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun sebelumnya berikut perkiraan rasio-rasio keuangan yang akan diperoleh dalam rencana anggaran perusahaan.

n. Analisis Kasus Corporate Strategy Menggunakan SWOT

Pada bagian ini pembaca akan memperoleh contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan, sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang ia jalankan.

6. Pendekatan Pemecahan Masalah

Menurut Puspitasari (2011:96)[11], Penelitian ini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product, Price, Promotion, Place, People,Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut :

a. Product : Produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

b. Price : Biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang ditawarkan.

c. Place : Lokasi dimana produk atau jasa tersedia.

d. Promotion : Aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.

e. People : Orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.

f. Process : Proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk atau jasa.

g. Physical Evidence : Bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[4], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Al-Jufri (2011:141)[12], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[4], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Menurut Sutabri (2012:225)[2], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.

  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

  3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

  5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

3. Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141)[12], Langkah-langkah tahap rancangan yaitu:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinci Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:

    1. Diagram arus data (data flow diagram)

    2. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram)

    3. Kamus data (Data dictionary)

    4. Flowchart

    5. Model hubungan objek

    6. Spesifikasi kelas

  2. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

  3. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem Analis bekerja sama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

  4. Memilih Konfigurasi Terbaik Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mnyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui. Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.

  5. Menyiapkan Usulan Penerapan Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.

  6. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem Keputuasan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.

Sumber: Al-Jufri (2011:141) [12]

Gambar 2.10. Diagram Tahap Perancangan

Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Sulindawati (2010:8)[13], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

Menurut Adelia (2011:116)[14], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Flowchart adalah bentuk gambar diagram/grafik yang menggambarkan langkah-langkah atau urutan dari suatu program atau sistem.

2. Cara Membuat Flowchart

Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flowchart Menurut Sulindawati(2010:8).[13]

  1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.

  2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

  4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.

  5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.

  6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.

  7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

3. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Tri (2015:2)[15], flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

  2. Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

    Sumber: Tri (2015:3).[15]

    Gambar 2.11. Flowchart Sistem (System Flowchart).

  3. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

  4. Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.

    Sumber: Tri (2015:4).[15]

    Gambar 2.12. Flowchart Dokumen (Document Flowchart).

  5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

  6. Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

    Sumber: Tri (2015:5).[15]

    Gambar 2.13. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart).

  7. Flowchart Program (Program Flowchart)

  8. Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

    Sumber: Tri (2015:6).[15]

    Gambar 2.14. Flowchart Program (Program Flowchart).

  9. Flowchart Proses (Process Flowchart)

  10. Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

    Sumber: Tri (2015:7).[15]

    Gambar 2.15. Simbol Flowchart Proses.

    Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:

    Sumber: Tri (2015:8).[15]

    Gambar 2.16. Flowchart Proses (Process Flowchart).

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Menurut Simarmata (2010:62)[16], “Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”.

Menurut Widyaningtyas (2014:2)[17], “Prototipe adalah satu versi dalam sistem potensial, memberikan ide para pengembang dan user, bagaimana sistem berfungsi dari bentuk sudah selesai".

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

2. Jenis-Jenis Prototipe

Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu: Menurut Simarmata (2010:64)[16]

  1. Rapid Throwaway Prototyping

  2. Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun, diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

  3. Prototype Evolusioner

  4. Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).

    Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut :

Sumber : Simarmata (2010:68)[16]

Tabel 2.0. Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

Konsep Dasar Pengujian

1. Definisi Pengujian

Menurut Simarmata (2010:323)[16], “Pengujian adalah proses terhadap aplikasi. Program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan”.

Menurut Rizky (2011:237)[18], “ “Testing" adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah suatu proses sebagai siklus hidup dan proses rekayasa terhadap aplikasi program secara terintegrasi untuk menemukan kesalahan program demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis sebelum diserahkan kepada pelanggan.

2. Proses-Proses Pengujian

Menurut Simarmata (2010:312)[16], pengujian dapat dilakukan pada tingkatan berikut:

  1. Pengujian Unit (Unit Testing)

  2. Menguji komponen perangkat lunak komponen atau modul. Setiap unit (komponen dasar) dari perangkat lunak yang diuji harus dipastikan bahwa desain terperinci untuk unit telah dilakukan dengan benar. Dalam sebuah lingkungan yang berorientasi objek, pengujian ini biasanya terjadi di tingkat kelas dan unit pengujian minimal, termasuk constructors dan destructors.

  3. Pengujian Integrasi (Integration Testing)

  4. Menjelaskan kecacatan dalam antarmuka dan interaksi antar komponen terpadu (modul). Semakin besar kelompok komponen perangkat lunak yang diuji terkait dengan elemen-elemen dari desain arsitekturnya akan dipadukan dan diuji sampai perangkat lunak bekerja sebagai sistem.

  5. Pengujian Sistem (System Testing)

  6. Menguji sistem terpadu secara penuh untuk memastikan bahwa sistem telah memenuhi persyaratan.

  7. Pengujian Sistem Integrasi (System Integration Testing)

  8. Memverifikasi sistem terpadu untuk semua sistem eksternal atau pihak ketiga yang telah ditetapkan di dalam persyaratan sistem.

3. Jenis-Jenis Pengujian

a. Black Box Testing

1. Definisi Black Box Testing

Menurut Siddiq (2012:4)[19], “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak”. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar."

Menurut Warsito (2015:32)[20], "black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa black box testing adalah metode pengujian atau uji coba yang memfokuskan pada keperluan software atau perangkat lunak untuk mengetahui apakah perangkat lunak sudah berfungsi dengan benar.

2. Metode Pengujian Black Box Testing

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

  1. Equivalence Partioning

  2. Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

  3. Boundary Value Analysis

  4. Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

  5. Cause-Effect Graphing Techniques

  6. Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

    1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

    2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

    3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

    4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.

  7. Comparison Testing

  8. Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

  9. Sample and Robustness Testing

    1. Sample Testing

    2. Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

    3. Robustness Testing

    4. Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

  10. Behavior Testing dan Performance Testing

    1. Behavior Testing

    2. Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    3. Performance Testing

    4. Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

    5. Requirement Testing

    6. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

    1. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

    2. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

  11. Endurance Testing

  12. Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

3. Kelebihan dan Kelemahan Black Box Testing

Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Tabel 2.1. Kelebihan dan Kelemahan Black Box.

Sumber: Siddiq (2012:14).[19]

b. White Box Testing

1. Deinisi White Box Testing

Handaya dan Hakim Hartanto dari Jurnal Sistem Informasi (2011:204)[21], “ White Box adalah sebuah cara pengujian yang menerapkan struktur kontrol untuk dideskripsikan sebagai komponen perangkat lunak untuk memperoleh suatu uji kasus."

Menurut Rizky (2011:261)[18], " white box testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri".

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa white box testing adalah jenis atau cara pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail isi perangkat lunak untuk memperoleh suatu uji kasus.

2. Langkah-Langkah White Box

Adapun langkah-langkah pengujian terhadap white box, yaitu:

  1. Mendefinisikan semua alur logika.

  2. Membangun kasus untuk digunakan dalam pengujian.

  3. Melakukan Pengujian

3. Pengujian White Box

Pengujian white box adalah pengujian yang didasarkan kepada pengecekkan ke dalam detail perancangan, penggunaan yang dilakukan struktur kontrol pada suatu desain pemograman untuk dapat membagi pengujian ke beberapa kasus pengujian. Metode pengujian dengan white box ini sering dilakukan untuk:

  1. Memberikan dan membuatkan suatu jaminan bahwa seluruh jalur yang independen hanya pakai modul minimal satu kali.

  2. Keputusan yang sifatnya logis bisa digunakan untuk seluruh kondisi true (benar) atau untuk seluruh kondisi false (salah).

  3. Mengeksekusi seluruh perulangan yang ada kepada batasan nilai dan operasionalnya terhadap setiap situasi dan kondisi.

  4. Syarat yang dilakukan menjalani strategi white box testing.

  5. Mendefinisikan tentang seluruh alur-alur logika yang ada.

  6. Membuat kasus yang akan digunakan terhadap tahapan uji.

  7. Hasil pengujian akan di lakukan evaluasi kembali.

  8. Pengujian yang dilakukan haruslah secara menyeluruh.

Berdasarkan konsep pengujian white box ini, memeriksa kalkulasi dalam internal path untuk mengidentifikasi kesalahan. Adapun keungulan dan kelemahan dari pengujian white box ini, Keunggulanya adalah dapat mendeteksi kesalahan logika. ketidaksesuaian asumsi, case sensitive. Sedangkan, kelemahan dari pengujian white box testing ini adalah melibatkan sumber daya besar atau menjadikan uji coba white box testing ini boros.

Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66)[22], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Menurut Guritno (2011:302)[23], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

2. Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno dan kawan-kawan (2011:302)[23], elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

a. Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

b. Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan Metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

  1. M pada MDI berarti Mandatory (Penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

  2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

b. Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

  1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan ?

  2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan ?

  3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem ?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

  1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.

  2. Middle (M): Mampu dikerjakan.

  3. Low (L): Mudah dikerjakan.

3. Final Draft Elisitasi

Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.

4. Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67)[22], .elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

a. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries)

Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan olehseberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkupdan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.

b. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan

Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagiandari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

c. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai

Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan dari pada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

5. Langkah-Langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75)[22], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan :

a. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

b. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

c. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik keranah aplikasi.

d. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.

e. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

f. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

g. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan atau pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

6. Masalah Dalam Elisitasi

Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000) dalam Siahaan (2012:68)[22], tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni :

a. Masalah ruang lingkup

Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

b. Masalah pemahaman

Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikitdan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.

c. Masalah perubahan

Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.

Teori Khusus

Konsep Dasar Internet

1. Definisi Internet

Menurut Andy Krisianto (2014:1)[24], “Internet adalah salah satu bentuk media komunikasi dan informasi interaktif”.

Menurut Ananda (2009:1)[25],“Internet adalah rangkaian komputer yang terhubung satu sama lain”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa internet adalah rangkaian komputer yang terhubung melalui jaringan dan saling berkomunikasi dengan waktu dan wilayah yang tak terbatas sebagai media komunikasi dan informasi yang interaktif.

2. Sejarah Internet

Sejarah internet dimulai pada 1969. Ketika itu, Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), memutuskan untuk mengadakan riset tentang cara menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama Arpanet. Perkembangan internet dapat dibagi dalam empat aspek yaitu:

  1. Adanya aspek evolusi teknologi yang dimulai dari riset packet switching Arpanet (berikut teknologi perlengkapannya) yang pada saat itu dilakukan riset lanjutan untuk mengembangkan wawasan terhadap infrastruktur komunikasi data yang meliputi beberapa dimensi seperti skala, performance/kehandalan, dan kefungsian tingkat tinggi.

  2. Adanya aspek pelaksanaan dan pengelolaan sebuah infrastruktur yang global dan kompleks.

  3. Adanya aspek sosial yang dihasilkan dalam sebuah komunitas masyarakat besar yang terdiri dari para Internauts yang bekerja sama membuat dan mengembangkan terus teknologi ini.

  4. Adanya aspek komersial yang dihasilkan dalam sebuah perubahan ekstrim namun efektif dari sebuah penelitian yang mengakibatkan terbentuknya sebuah infrastruktur informasi yang besar dan berguna. Internet sekarang sudah merupakan sebuah infrastruktur informasi global (wide spread information infrastructure), yang awalnya disebut “The National Information Infrastructure” di Amerika Serikat.

Konsep Dasar Database

1. Definisi Database

Menurut A.Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:302)[1], “Database adalah kumpulan informasi yang disimpan dalam komputer secara sistematik untuk memperoleh informasi dari basis data”.

Menurut Budi Raharjo (2011:3)[26], “Database adalah kumpulan data yang terintegrasi dan diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan dicari secara cepat”.

Menurut Kustiyaningsih (2011:146)[27], “Database adalah Struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL Server”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Database adalah sekelompok data yang tersimpan di dalam komputer secara sistematis yang dapat dikelola sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan sebuah format data yang baru yang dapat diakses secara cepat.

2. Jenis Database yang Digunakan

a. Appserv

Menurut Kadir (2009:4)[28], AppServ merupakan sebuah paket web service yang bersifat open source, yang membuat proses instalasi semua web service dengan mudah, dan juga membantu Anda ketika mengkonfigurasikan server”.

Menurut Kadir (2009:4)[28], Beberapa aplikasi yang terdapat di dalam Appserv, antara lain:

  1. Apache

  2. Menurut Sibero, (2011:374)[29], “Apache adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mengakses dan mengatur konfigurasi Apache web server”.

    Menurut Kadir (2009:360)[28], “Apache adalah otak dari web server Anda. Aplikasi web server ini bertugas untuk mengkoordinasikan server Anda, dan akan menangani semuanya”.

    Apache menangani koneksi HTTP yang masuk, mengirimkan file yang di-request, kembali kepada komputer yang memintanya, menangani perlindungan direktori dengan menggunakan password, dan dapat berisi modul add-in yang digunakan untuk memperluas kemampuan standar. Apabila dibandingkan dengan IIS, maka Apache jauh lebih unggul.

  3. PhpMyAdmin

  4. Menurut Kadir (2009:4)[28], dengan menggunakan PhpMyAdmin, maka aplikasi ini dapat membantu Anda dalam menavigasi beberapa database, table, log, dan beberapa hal lainnya.

  5. MySQL

  6. Menurut Raharjo (2011:21)[26], “MySQL merupakan RDBMS (atau server database) yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat diakses oleh banyak user".

    Menurut Kadir (2008:2)[30], “MySQL adalah sebuah software open source yang digunakan untuk membuat sebuah database.”

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL adalah suatu software atau program yang digunakan untuk membuat sebuah database yang bersifat open source.

Konsep Dasar Cloud Computing

Menurut Wikipedia[31], “ Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis Internet.”

Menurut Peter Meel dan Timothy Grance (NIST) didalam buku I Putu Agus Eka Pratama (2014:52)[32], mendefinisikan Cloud Computing sebagai sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan sumber daya (resource) secara bersama-sama dan mudah. Menyediakan jaringan akses di mana - mana, dapat dikonfigurasi, dan layanan digunakan sesuai keperluan (on demand).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan cloud computing adalah sebuah pemanfaatan dan pengembangan teknologi komputer berbasis internet yang memungkinkan sebuah sumber daya (resource) dapat digunakan secara bersama-sama dan mudah.

Konsep Dasar Mikrokontroller

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17)[33] , Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output.

Menurut Syahwil (2013:53)[34] , Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang diterima dan program yang dikerjakan.

2. Perkembangan Mikrokontroler

Mikrokontroler pertama kali dikenalkan oleh texas intrument dengan seri TM S 1000 pada tahun 1974 yang merupakan mikrokontroler 4 bit pertama. Mikrokontroler ini mulai dibuat sejak 1971 merupakan mikrokomputer dalam sebuah chip, lengkap dengan RAM dan ROM. Kemudian, pada tahun 1976 intel mengeluarkan mikrokontroler yang kelak menjadi populer dengan nama 8748 yang merupakan mikrokontroler 8 bit, yang merupakan mikrokontroler dari keluarga MCS 48. sekarang dipasaran banyak sekali ditemui mikrokontroler mulai dari 8 bit sampai dengan 64 biit, sehingga perbedaan antara mikrokontroler dan mikroprosesor sangat tipis. Masing-masing vendor mengeluarkan mikrokontroler dengan dilengkapi fasilitas yang cendrung memudahkan user untuk merancang sebuah sistem dengan komponen luar yang relatif lebih sedikit.

Saat ini mikrokontroler yang banyak beredar dipasaran adalah mikrokontroler 8 bit carian keluarga MCS51 (CISC) yang dikeluarkan oleh Atmel dan seri AT89Sxx dan mikrokontroler AVR yang merupakan varian dari mikrokontroler RISC dengan seri ATMEGA8535 (walaupun varian dari mikrokontroler AVR sangatlah banyak, dengan masing-masing memiliki fitur yang berbeda-beda).

3. Jenis-jenis Mikrokontroler

Secara teknis hanya ada dua macam mikrokontroler. Pembagian ini di dasarkan pada kompleksita intruksi-intruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu, yaitu RISC dan CISC serta masing-masing keturunan atau keluarga sendi-sendiri.

a. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Intruksi yang dimiki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC diantaranya adalah AVR. Arduino, ARM, PIC, dll

b. Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Intruction Set Computer. Intruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC diantaranya MCS51.

Dengan mengetahui jenis-jenis mikrokontroller pada pembahasan diatas, maka penulis dapat mengetaui bahwa dalam pembuatan projek skripsi. Penulis menggunakan jenis mikrokontroller berarsitektur RISC yang termasuk dalam keluarga ARM yang terdapat pada Linkit One.

Konsep Dasar Linkit One

1. Definisi Linkit One

LinkIt One merupakan platform pengembangan open source, Papan kinerja tinggi untuk prototipe perangkat produk IOT. Hal ini didasarkan pada SoC (System On Chip). MediaTek Aster (MT2502) dikombinasikan dengan kinerja tinggi Wi-Fi (MT5931) dan GPS (MT3332) chipset untuk memberikan akses ke semua fitur dari MediaTek LinkIt. Linkit One juga menyediakan fitur pin-out yang sama dengan Arduino, sehingga mudah untuk menghubungkan berbagai sensor, peripheral, dan Shileds Arduino.

LinkIt One adalah prototipe papan all-in-one untuk produk IOT dengan mengintegrasikan fitur GSM, GPRS, Wi-Fi, GPS, Bluetooth.

LinkIt ONE adalah produk co-desain oleh Seeed Studio dan MediaTek. Ini bersama-sama membawa teknologi kedua belah pihak dalam hardware terbuka dan referensi desain industri terkemuka untuk produk perangkat IOT dalam membuat papan pengembangan yang kuat.

Sumber : http://www.seeedstudio.com/wiki/LinkIt_ONE. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.17. Skema Linkit One

Keterangan Pin-pin Linkit One:

IOREF : merupakan singkatan dari (Input Output Reference) Ini adalah pin tegangan yang sesuai dengan i / o dari papan.

RESET : Pin yang digunakan untuk mengembalikan/Mereset suatu sistem.

3V3 : Pin untuk menyambungkan tegangan 3,3 volt.

5V : Pin yang digunakan untuk menghubungkan tegangan 5 volt.

GND : merupakan singkatan dari Ground yaitu Pin yang digunakan sebagai sumber tegangan negative.

GPIO : merupakan singkatan dari General Purpose Input/Output. Pin generik pada sirkuit terpadu (chip) yang perilakunya (termasuk apakah pin itu input atau output) dapat dikontrol (diprogram) oleh pengguna saat berjalan.

ADC : Merupakan singkatan dari Analog to Digital Converter. Yaitu pin perubah data analog ke digital.

D : merupakan singkatan dari Digital. Yaitu pin untuk penghubung data digital.

SDA : (Serial Data) untuk mentransaksikan data.

SCL : (Serial Clock) untuk menghantarkan sinyal clock.

NC : (Not Connection) merupakan pin yang tidak terhubung secara internal ke papan sirkuit. Sehingga pin ini tidak difungsikan dan hanya dijadikan sebagai pelengkap suatu rangkaian pin.

SCK : (Serial Clock) merupakan pin yang digunakan untuk sinkronisasi data slave.

MISO : (Master In Slave Out) Data Master dikeluarkan melalui pin MOSI Master dan diterima oleh pin MOSI Slave.

MOSI : (Master Out Slave In) Data Slave dikeluarkan melalui pin MISO Slave dan diterima oleh pin MISO Master.

EINT : (Eksternal Interrupt) mengontrol dukungan interrupt untuk memicu interupsi dari sumber eksternal.

RX : (Receiver) Pin untuk penerimaan data (perpindahan data).

TX : (Transmiter) Pin untuk mengirim data/mengeluarkan data.

2. Fitur dan Spesifikasi Linkit One

Termasuk ARM7 EJ-S ™, GSM, GPRS, Wi-Fi, Bluetooth BR / EDR / BLE, GPS, Audio codec, dan konektor kartu SD pada papan pengembangan tunggal.

Pin-out yang sama dengan papan Arduino, termasuk Digital I / O, Analog I / O, PWM, I2C, SPI, UART dan power supply, kompatibel dengan Arduino.

Menyediakan berbagai antarmuka untuk menghubungkan ke sebagian besar sensor, peripheral, Groves, dan widget lainnya.


Sumber : http://labs.mediatek.com/. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.18. Development Platform Linkit One


Sumber :http://www.seeedstudio.com/wiki/LinkIt_ONE. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Tabel 2.2. Tabel Spesifikasi Linkit One


3. Linkit One Arsitektur

Berjalan di atas MT2502 (Aster) dan, di mana digunakan, pendamping GNSS dan Wi-Fi chipset, platform LinkIt ONE pengembang didasarkan pada kernel RTOS. Di atas kernel ini adalah satu set driver, middleware dan protokol tumpukan yang mengekspos fitur dari chipset untuk Framework. Sebuah run-time Lingkungan kemudian menyediakan layanan ke layer porting Arduino yang memberikan LinkIt ONE API untuk Arduino. API yang digunakan untuk mengembangkan Arduino Sketsa dengan LinkIt ONE SDK (untuk Arduino).


Sumber : http://labs.mediatek.com/. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.19. Arsitektur Linkit One

Sumber : http://labs.mediatek.com/. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.20. Perbandingan Solusi Lnkit One


4. Konfigurasi Switch

Disini terdapat 3 buah slide switch yang digunakan untuk mengkonfigurasikan fungsi / tipe pekerjaan :


Sumber :http://www.seeedstudio.com/wiki/LinkIt_ONE. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.21. Switch Linkit One


Sumber :http://www.seeedstudio.com/wiki/LinkIt_ONE. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Tabel 2.3. Tabel Fungsi Switch Linkit One

Definisi MT2502 (Aster)

MT2502A adalah chip monolitik mengintegrasikan unit manajemen daya tepi terkemuka, analog baseband dan radio sirkuit berdasarkan CMOS proses daya rendah.

MT2502A adalah kaya fitur dan solusi, chip tunggal untuk high-end GSM / GPRS (2G) memiliki kemampuan sangat kuat. Berdasarkan 32-bit ARM7EJ-S Prosesor RISC, MT2502A ini kekuatan pemrosesan yang luar biasa, bersama dengan tinggi arsitektur bandwidth dan hardware dukungan khusus TM, menyediakan platform Kinerja tinggi untuk MODEM aplikasi GPRS Class 12 dan aplikasi multimedia terdepan.

MT2502A juga memiliki fitur:

  • Sebuah transceiver Bluetooth sangat terintegrasi yang sepenuhnya kompatibel dengan Bluetooth Spesifikasi v4.0.

  • Sebuah penerima FM yang mendukung baik audio disiarkan de-modulasi dan RDS / RBDS decoding data

Diagram aplikasi khas ditunjukan pada Gambar 2.22.

Sumber : https://labs.mediatek.com/fileMedia/download/a6883a0a-710e-42cc-8c53-c1ae990d83e3. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.22. Tipikal Aplikasi dari MT2502A.

Konsep Dasar Bahasa C

1. Defenisi Bahasa C

Bahasa C adalah salah satu dari banyak bahasa pemrograman desktop yang cukup populer dan mempunyai cukup banyak keunggulan. Ada banyak aplikasi-aplikasi yang dirancang dalam bahasa C,atau mungkin paling tidak struktur utama programnya ditulis dalam bahasa C. Bahasa C adalah sebuah bahasa dasar tingkat Menengah yang sifatnya kompleks dan membangun logika atau algoritma. Kenapa dikatakan tingkat menengah karena C bisa masuk ke tingkat Tinggi maupun rendah. Software Development Kit untuk Windows juga dirancang / tulis dalam bahasa C. Bahasa C berifat portable, yaitu dengan sedikit atau tanpa perubahan, suatu program yang dirancang / tulis dengan bahasa C dapat dijalankan pada komputer lain.

2. Sejarah Bahasa C

Bahasa C dikembangken di Bell lab pada tahun 1972 ditulis pertama kali oleh Brian W. Kernighan dan Denies M .Ricth merupakan bahasa turunan atau pengembangan dari bahasa B yang ditulis oleh Ken Thompson pada tahun 1970 yang diturunkan oleh bahasa sebelumnya, yaitu BCL. Bahasa C, pada awalnya dirancang sebagai bahasa pemrograman yang dioperasikan pada sistem operasi UNIX . Bahasa C merupakan bahasa pemrograman tingkat menengah yaitu diantara bahasa tinggat rendah dan tingkat tinggi yang biasa disebut dengan Bahasa Tingkat Menengah. Bahasa C mempunyai banyak kemampuan yang sering digunakan diantaranya kemampuan untuk membuat perangkat lunak, misalnya dBASE, Word Star dan lain-lain.

3. Kelebihan Bahasa C

Tabel 2.4. Kelebihan dan Kekurangan Bahasa C

Sumber : http://afrizalsyahputra94.blogspot.co.id/2013/04/kelebihan-dan-kelemahan-bahasa-c.html (Diakses Tanggal 24 Juli 2016).

Konsep Dasar Ubidots

1. Definisi Ubidots

Ubidots adalah tentang membantu dunia memahami data yang dihasilkan oleh ribuan sensor di sekitar kita.

Ubidots menyediakan layanan rekayasa untuk kesehatan, makanan, industri minyak & gas di Amerika Latin. Selama lebih dari 5 tahun tim Ubidots merancang layanan awan untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar proyek Internet.

Ubidots adalah startup muda dan alumni Mass Challenge Accelerator '13 (Boston, MA), startup accelerator terbesar di dunia. Produk ubidots dikembangkan dari Atom House Medellín dan Bogota, dengan kehadiran pengembangan bisnis di Boston. Ubidots didukung oleh lembaga inovasi Inpulsa dan Ruta n.

Sumber : http://www.ubidots.com/. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.23. Logo Ubidots

2. Perangkat-perangkat yang mendukung

Ubidots mendukung beberapa perangkat seperti Arduino, Raspberry Pi, Microchip, Spak Core, Electric Imp, dll.

Sumber : http://ubidots.com/features-data-capturing.html#arduino. (Diakses Tanggal 8 Mei 2016).

Gambar 2.24. Perangkat Pendukung.

3. Analisis nyata dan Visualisasi

Analisis nyata dan Visualisasi menyajikan ekstrak lengkap nilai data.

a. Live Dashboards

Menampilkan data sensor melalui kustom widget seperti grafik garis, alat pengukur, grafik multi-line, plot pencar atau peta. Menyesuaikan yang terlihat dari dashboard melalui gerakan drag-n-drop sederhana, atau mengubah ukuran widget.

Sumber : http://ubidots.com/features-create-custom-insights.html#live-dashboards. (Diakses Tanggal 8 Mei 2016).

Gambar 2.25. Dashboard Ubidots.

b. Share Your Insights

Semua widget dapat berbagi melalui URL publik yang tertanam di web eksternal atau aplikasi mobile. Setelah URL terhubung, widget ini akan memperbarui secara real-time.

Sumber : http://ubidots.com/features-create-custom-insights.html#live-dashboards. (Diakses Tanggal 8 Mei 2016).

Gambar 2.26. Fitur Sharing.

c. Compute Data From Different Sources

Sebuah mesin matematika yang kuat untuk membuat data baru dari variabel yang ada menggunakan ekspresi. Sangat berguna untuk grafik skala logaritmik, pertukaran antara metrik sistem, menghitung rumus kompleks atau hanya menambahkan offset ke variabel (on-site sensor kalibrasi).

. Sumber : http://ubidots.com/features-create-custom-insights.html#live-dashboards. (Diakses Tangal 8 Mei 2016).

Gambar 2.27. Fitur Portal.

4. Trigger Actions

Menyajikan berbagai macam Trigger yang didukung oleh Ubidots.

a. Membuat Custom Triggers

Mudah mengkonfigurasi dalam kondisi apa peringatan harus dipicu. Dapat mengatur semua jenis ambang batas melalui pernyataan sederhana "IF ... THEN". Sebagai contoh: jika suhu terlalu rendah, jika mobil drive terlalu cepat, jika tangki air penuh, jika jendela rumah Anda yang tersisa dibuka, dll.

Sumber : http://ubidots.com/features-trigger-custom-alerts.html. (Diakses Tangal 8 Mei 2016).

Gambar 2.28. Fitur Triggers.

b. Mengirim Pesan, Email, atau Trigger Eksternal Web Services

Setelah event Triggers, tindakan tertentu dapat dieksekusi. Dalam kebanyakan kasus, jika ingin untuk mengirimkan seseorang Email atau SMS peringatkan tentang peristiwa tertentu atau dapat juga meminta URL kustom yang dapat terhubung ke aktuator atau memicu tindakan dalam aplikasi lain (seperti ERP atau sistem CRM).

Sumber : http://ubidots.com/features-trigger-custom-alerts.html. (Diakses Tangal 8 Mei 2016).

Gambar 2.29. Fitur Actions.

c. Kontrol Jarak Jauh

Kadang-kadang tidak cukup untuk menunggu pemicu otomatis muncul. Oleh karena itu untuk "ON / OFF" widget di dashboard Ubidots dan mulai mengendalikan sesuatu melaui jarak jauh hanya dengan klik tombol.

Sumber : http://ubidots.com/features-trigger-custom-alerts.html. (Diakses Tangal 8 Mei 2016).

Gambar 2.30. Fitur Push.

5. API untuk Sensor Data

Menyediakan, membaca dan menulis sensor data melaui API.

a. API yang Kuat dan Fleksibel.

API pada Ubidots dapat menyederhanakan penyimpanan dan pengambilan data sensor di beberapa platform hardware. Selain itu dapat pula menambahkan jenis meta data dan atribut ke sumber data, seperti "Jenis: mobil" atau "kota: Boston", membangun hubungan yang kuat dalam data.

Sumber : http://ubidots.com/features-powerful-api.html. (Diakses Tangal 8 Mei 2016).

Gambar 2.31. Fitur API.

b. Menghemat Waktu Pembangunan.

Tersedia Python, Java, C, PHP, Node dan perpustakaan Ruby untuk membangun proyek-proyek besar, dan dengan itu dapat mengurangi waktu pengembangan aplikasi.

Sumber : http://ubidots.com/features-powerful-api.html. (Diakses Tangal 8 Mei 2016).

Gambar 2.32. Fitur Pustaka.

c. Analisis Data.

Mengambil dataset apapun dari rentang tanggal, atau menghitung angka statistik selama periode waktu. Pada saat ini mendukung: mean, max, min, count, sum dan variance.

Sumber : http://ubidots.com/features-powerful-api.html. (Diakses Tangal 8 Mei 2016).

Gambar 2.33. Fitur Stats.

d. Kepedulian Data

Dari otentikasi API, dapat digunakan untuk lalu lintas data, penyimpanan data, dan untuk mematuhi keamanan web. Data akan mencapai Cloud dengan aman berkat otentikasi berbasis token dan opsional HTTPS / SSL lapisan enkripsi, oleh karena itu maka akan tetap ada cloud renowed.

Sumber : http://ubidots.com/features-powerful-api.html. (Diakses Tangal 8 Mei 2016).

Gambar 2.34. Fitur Kepedulian.

Konsep Dasar Sensor

Menurut Chandra (2011:32)[35], “Sensor (transduser) adalah peralatan yang digunakan untuk memggubah suatu besaran fisik menjadi listrik”. Sensor harus memiliki syarat-syarat berikut ini:

  1. Sensitivitas tinggi sesuai besaran yang diukur.

  2. Tidak sensitive pada besaran lain yang tidak diukur di sekitar tempat pegukuran.

  3. Sifat objektif tidak berubah karena penggunaan sensor

Berikut macam-macam sensor:

  1. Sensor Mekanik

  2. Sensor mekanik adalah sensor yang digunakan untuk megubah besaran mekanik menjadi listrik. Pada sensor mekanik, keluaran sensor berubah sesuai perubahan gaya atau perubahan jarak (perpindahan), linear maupun rotasi. Fungsi sensor mekanik bermacam-macam antara lain untuk mengukur panjang, luas aliran masa, gaya, torsi, tekenan, kecepatan,percepata dan panjang gelombang akustik.

  3. Sensor Optik

  4. Sensor optik adalah sensor yang digunkan untuk mengubah besaran optik menjadi besaran listrik. Pada sensor optik, keluaran sensor berubah sesuai perubahan cahaya yang jatuh kepermukaan sensor. Fungsi sensor optik bermacam-macam, antara lain untuk mengukur intensitas cahaya, warna dan deteksi objek.

Definisi Water Flow Meter G1/2

Water Flow sensor terdiri dari tubuh katup plastik, rotor air, dan sensor hall efek. Ketika air mengalir melalui, gulungan rotor-rotor. Kecepatan perubahan dengan tingkat yang berbeda aliran. Sesuai sensor hall efek output sinyal pulsa. Kelebihan sensor ini adalah hanya membutuhkan 1 sinyal (SIG) selain jalur 5V dc dan Ground. Perhatikan gambar di bawah ini.

Sumber: http://www.seeedstudio.com/wiki/G1/2_Water_Flow_sensor. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.35. Water Flow Sensor G1/2.

Sumber: http://www.seeedstudio.com/wiki/G1/2_Water_Flow_sensor. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.36. Mechanic Dimensi Water Flow sensor G1/2.

Tabel 2.5. Komponen Sensor.

Sumber: http://www.seeedstudio.com/wiki/G1/2_Water_Flow_sensor. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

1. Spesifikasi Sensor Flow

  1. Bekerja pada tegangan 5V DC-24VDC

  2. Arus Maksimum saat ini 15mA(DC5V)

  3. Berat sensor 43 g

  4. Tingkat Aliran rentang 0,5~ 60L / menit

  5. Suhu Pengoperasian 0°C~ 80°

  6. Operasi kelembaban 35% ~ 90% RH

  7. Operasi tekanan bawah1.75Mpa

  8. Store temperature -25°C~+80°

  9. Store humidity 25%~90%RH

Water flow sensor ini terdiri atas katup plastik, rotor air, dan sebuah sensor hall-effect. Prinsip kerja sensor ini adalah dengan memanfaatkan fenomena efek Hall. Efek Hall ini didasarkan pada efek medan magnetik terhadap partikel bermuatan yang bergerak. Ketika ada arus listrik yang mengalir pada device efek Hall yang ditempatkan dalam medan magnet yang arahnya tegak lurus arus listrik, pergerakan pembawa muatan akan berbelok ke salah satu sisi dan menghasilkan medan listrik. Medan listrik terus membesar hingga gaya Lorentz yang bekerja pada partikel menjadi nol. Perbedaan potensial antara kedua sisi device tersebut disebut potensial Hall. Potensial Hall ini sebanding dengan medan magnet dan arus listrik yang melalui device.

Konsep Dasar Wireless

1. Definisi Wireless (Nirkabel)

Menurut Darma, dkk (2009:417)[25], “Wireless atau dalam bahasa indonesia disebut nirkabel, adalah teknologi yang menghubungkan dua piranti untuk bertukar data tanpa media kabel. Data dipertukarkan melalui media gelombang cahaya tertentu (seperti teknologi infra merah pada remote TV) atau gelombang radio (seperti bluetooth pada komputer dan ponsel) dengan frekuensi tertentu”.

2. WiFi (Wireless Fidelity)

Wi-Fi (Wireless Fidelity) memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks disingkat WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya. Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Local (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) dapat terhubung dengan internet melalui access point (atau dikenal dengan hotspot) terdekat.

Jaringan Wifi memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini,perkembangan teknologi wifi sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus-kampus maupun perkantoran sudah mulai memanfaatkan wifi pada jaringan masing masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Hal ini membuat para hacker menjadi tertarik untuk mengexplore keamampuannya untuk melakukan berbagai aktifitas yang biasanya ilegal menggunakan wifi.

Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Empat variasi dari 802.11, yaitu:

a. 802.11a

b. 802.11b

c. 802.11g

d. 802.11n

Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.

Sumber : (Kholis 2013:9)[36]

Tabel 2.6. Spesifikasi Wi-Fi.

Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama.

Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz).

3. Keamanan Jaringan WiFi

Peralatan sinyal yang ditranmisikan oleh jaringan wifi menggunakan frekuensi secara bebas, sehingga dapat ditangkap oleh komputer lain sesame user wifi. Keamanan jaringan wifi secara umum terdiri dari nonsecure dan share key (secure):

A. On secure: komputer yang mempunyai wifi dapat menangkap transmisi pancaran dari sebuah wifi dan langsung dapat masuk kedalam jaringan tersebut

B. Share key: untuk dapat masuk ke jaringan wifi diperlukan kunci atau password, contohnya sebuah network yang menggunakan WEP.

C. Selain menggunakan WEP, dapat ditambahkan WPA ( wifi protected access ).

D. Membatasi akses dengan mendaftarkan MAC Address dari koomputer klien yang berhak mengakses jaringan.

4. Keunggulan dan Kelemahan Jaringan WiFi

A. Keunggulan jaringan WiFi yaitu sebagai berikut:

a. Infrastruktur berdimensi kecil

b. Pembangunannya cepat

c. Mudah dan murah untuk direlokasi

d. Mendukung portabilitas.

B. Kelemahan jaringan WiFi adalah:

a. Delay yang sangat besar

b. Kesulitan karena masalah propagasi radio

c. Mudah untuk terinterferensi

d. Kapasitas jaringan kecil, karena keterbatasan spectrum

e. Keamanan atau kerahasian data kurang aman.

Definisi Wifi (MT5931)

MT5931 adalah perangkat Wi-Fi yang mencakup

  • 802.11 b / g / n

  • PA (Pennsylvania)

  • LNA (Low Noise Ampilfier)

  • TR-Beralih

MT5931 memberikan fungsi konektivitas yang terbaik dan paling nyaman. Alat MT5931 maju dan canggih dalam algoritma koeksistensi radio dan mekanisme hardware. Penigkatan secara keseluruhan kualitas suara simultan, data, dan transmisi audio / video pada ponsel dan Tablet PC dapat dicapai. Ukuran paket kecil dengan konsumsi daya yang rendah mengurangi layout daerah PCB.

Fitur :

  • Tertanam inti RISC untuk manajemen tingkat sistem yang lebih baik

  • Koeksistensi: IEEE 802.15.2 eksternal skema koeksistensi tiga kabel untuk mendukung nirkabel tambahan teknologi seperti 3G, GPS dan WiMAX

  • kalibrasi diri.

  • Terpadu regulator switching memungkinkan koneksi langsung ke baterai.

  • Terbaik di kelasnya saat kinerja konsumsi

  • Skema BT / WLAN koeksistensi Cerdas yang melampaui PTA signaling (misalnya, mengirimkan jendela dan durasi yang memperhitungkan urutan protokol pertukaran, frekuensi, dll)

  • TFBGA (5.1x5.3mm2) dan WLCSP (2.93x3.17mm2) paket

  • 2.4GHz aliran tunggal 802.11 b / g / n MAC / BB / RF

  • 802.11 d / h / k compliant

  • Keamanan: APK WPA / WPA2 pribadi, WPS2.0, WAPI (hardware)

  • QoS: APK WMM, WMM PS

  • Mendukung 802.11n fitur opsional: STBC, A-MPDU, Blk-Ack, RIFS, MCS Feedback, 20/40 MHz koeksistensi (PCO), terjadwal PSMP

  • Mendukung dilindungi 802.11w frame berhasil

  • Mendukung Wi-Fi Direct

  • Interface: SDIO 2.0 (4-bit & 1-bit), SPI (TFBGA saja), EHPI-8/16 (TFBGA saja)

  • Per paket Tx power control

https://labs.mediatek.com/fileMedia/download/849a1f28-c8ca-44be-8af8-090480b578e1. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.37. Diagram Blok MT5931.

Konsep Dasar Komponen Elektronika

1. Definisi Elektronika

Menurut Chandra (2011:9)[35], “Komponen-komponen elektronika dibagi dalam jenis komponen pasif dan komponen aktif”.

Menurut Rusmadi (2009:10)[37], komponen elektronika dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

1. Komponen Elektronika Pasif

Menurut Rusmadi (2009:10)[37], bahwa “Komponen elektronika pasif adalah komponen-komponen elektronika yang apabila dialiri aliran listrik tidak menghasilkan tenaga seperti: Perubahan Tegangan, Pembalikan Fasa, Penguatan dan lain-lain”. Komponen elektronika pasif meliputi

a. Resistor

Gambar 2.38. Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance. Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah:

1. Resistor yang nilainya tetap.

2. Resistor yang nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.

3. Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor.

4. Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).

Dalam rumusannya dapat ditulis sebagai berikut :

V = I . R

Keterangan :

V = Tegangan listrik (volt)

I = Arus yang mengalir (ampere)

R = Tahanan (ohm)

Sumber : Rusmadi (2009:13)[37]

Gambar 2.39. Skema Warna Resistor

b. Kapasitor

Gambar 2.40. Kapasitor

Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tunersebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F).

Rumus Kapasitor

Q = C.V

Keterangan :

Q : Muatan yang satuannya Coulumb

C : Kapasitas yang satuannya Farad

V : Tegangan yang satuannya Volt

(1 Coulumb = 6,3*1018 elektron)

Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :

1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.

2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum.

3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.

c. Induktor

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H). Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :

1. Induktor yang nilainya tetap

2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.

2. Komponen Elektronika Aktif

Menurut Rusmadi (2009:33)[37], bahwa “Komponen aktif adalah Komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang melaluinya”. Komponen elektronika aktif meliputi:

a. Dioda

Gambar 2.41. Dioda

Dioda (Diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah:

  1. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.

  2. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.

  3. Gambar 2.42. Dioda Zener.

  4. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.

  5. Gambar 2.43. Bentuk dan Simbol LED.

  6. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya.

  7. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali.

  8. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser.

b. Transistor

Gambar 2.44. Transistor

Transistor merupakan salah satu Komponen Elektronika Aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian Elektronika, baik rangkaian Elektronika yang paling sederhana maupun rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks. Transistor pada umumnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Germanium, Silikon, dan Gallium Arsenide. Secara umum, Transistor dapat dibagi menjadi 2 kelompok Jenis yaitu Transistor Bipolar (BJT) dan Field Effect Transistor (FET). Pada dasarnya, Transistor adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari 3 Lapisan Semikonduktor dan memiliki 3 Terminal (kaki) yaitu Terminal Emitor yang disingkat dengan huruf “E”, Terminal Base (Basis) yang disingkat dengan huruf “B” serta Terminal Collector atau Kolektor yang disingkat dengan huruf “C”.

Rumus Transistor

IB = Vb.0,6V/Rb

IC = Vcc/Rc

VB = IB.RB-0,6 Volt

Keterangan :

Vb : Tegangan Basis

Ic : Arus Colektor

Ib : Arus Basis

Rb : Hambatan Basis

Fungsi transistor diantaranya adalah:

  1. Sebagai Penyearah

  2. Sebagai Penguat tegangan dan daya

  3. Sebagai Stabilisasi tegangan

  4. Sebagai Mixer

  5. Sebagai Osilator

  6. Sebagai Switch (Pemutus dan Penyambung Sirkuit)

Berdasarkan strukturnya, Transistor sebenarnya merupakan gabungan dari sambungan 2 dioda. Dari gabungan tersebut , Transistor kemudian dibagi menjadi 2 tipe yaitu Transistor tipe NPN dan Transistor tipe PNP yang disebut juga dengan Transistor Bipolar. Dikatakan Bipolar karena memiliki 2 polaritas dalam membawa arus listrik.

1. Negative Positive Negative


Gambar 2.45. Negative Positive Negative (NPN)

Transistor NPN terdiri dari 1 lapisan semikondutor tipe-p di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-n. Arus kecil yang memasuki basis pada emitter dikuatkan di keluran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tengan emitter.

2. PNP (Positive Negative Positive)


Gambar 2.46. Positive Negative Positive (PNP)

Transistor PNP terdiri dari 2 lapisan semikonduktor tipe-n di antara 2 alpisan semikonduktor tipe-p. arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitter dikuatkan dikeluran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

Gambar 2.47. Transistor Bipolar.

Transistor unipolar yang juga disebut dengan FET (Field Effect Transistor), dengan terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P, MOSFET kanal N dan juga MOSFET kanal P.

Gambar 2.48. Transistor Unipolar.

c. IC (Integrated Circuit)

IC dapat didefinisikan sebagai kumpalan dari beberapa komponen hingga ribuan komponen elektronika yang berupa transistor, resistor dan komponen elektronika yang lain dan membentuk rangkaian elektronika dan juga fungsi rangkaian elektronika tertentu, dikemas dengan kemasan yang kompak dan kecil dalam suatu pin atau kaki sesuai dengan fungsinya. Kemasan itu kemudian dapat disebut Integrated Circuit (IC).

Gambar 2.49. Integrated Circuit (IC).

Untuk mempermudah pemakaian IC maka dibentuklah suatu bentuk standard, seperti: SIP (Single Inline Package) dan DIP (Dual Inline Package). Untuk kaki IC seperti DIP susunannya terdiri dari: dua jalur simetris yaitu: 8, 14, 16 dll.

Kaidah pembacaan kaki IC sama semua dari produsen seperti dari gambar pembacaan susunan kaki IC dibawah ini:

Gambar 2.50. Membaca Kaki IC.

Definisi LCD 16x2

Menurut Kadir (2013:196)[38], “ Liquid Crystal Display (LCD) adalah Komponen yang dapat menampilkan tulisan. Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam belas karakter.LCD seperti itu biasa disebut LCD 16x2”.

Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :

  1. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris

  2. Mempunyai 192 karakter tersimpan.

  3. Terdapat karakter generator terprogram.

  4. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.

  5. Dilengkapi dengan back light.

Sumber: Heryanto (2008)[39]

Gambar 2.51. Bentuk Fisik LCD 16x2.

Tabel 2.7. Konfigurasi Pin LCD 16x2

Definisi Keypad 4x3

Menurut Kadir (2013:222)[38], “keypad adalah komponen yang berisi tombol 0 sampai dengan 9 dan ditambah dengan beberapa tombol lain, misalnya # dan *”.Contoh Keypad diperlihatkan di Gambar 2.51. Pada contoh tersebut, terdapat 4 baris dan 3 kolom.Keypad seperti itu biasa disebut sebagai keypad 4x3.”.

Sumber : Kadir (2013:222)[38].

Gambar 2.52. Keypad.

Definisi Solenoid Valve

Sebuah solenoid valve adalah electromechanically dioperasikan katup. Katup dikendalikan oleh arus listrik melalui solenoid. Dalam kasus dua-port katup aliran diaktifkan on atau off, dalam kasus katup tiga-port, keluar diaktifkan antara dua port stopkontak. Beberapa katup solenoid dapat ditempatkan bersama-sama pada berjenis

Katup solenoid adalah elemen kontrol yang paling sering digunakan di fluidics. Tugas mereka adalah untuk mematikan, melepaskan, mendistribusikan campuran cairan. Mereka ditemukan di banyak area aplikasi. Solenoid menawarkan switching cepat dan aman, keandalan yang tinggi, umur panjang, kompatibilitas media yang baik dari bahan yang digunakan, daya kontrol rendah dan desain yang kompak.

Selain plunger-jenis aktuator yang digunakan paling sering, aktuator berputar-angker dan aktuator rocker juga digunakan.

Sumber : http://www.google.com/. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.53. Solenoid Valve 12v DC ½”.

Definisi Adaptor

Menurut Wikipedia[40], “Adaptor adalah sebuah rangkaian yang berguna untuk mengubah tegangan AC yang tinggi menjadi DC yang rendah”. Adaptor merupakan sebuah alternatif pengganti dari tegangan DC (seperti :baterai,Aki) karena penggunaan tegangan AC lebih lama dan setiap orang dapat menggunakannya asalkan ada aliran listrik di tempat tersebut.”

Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Adaptor. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.54. Adaptor.

Definisi Buzzer

Menurut Dadang (2011:36)[41], “Buzzer adalah sebuah speaker dengan nilai impedansi yang rendah, sehingga menghasilkan nada yang lebih keras dari pada speaker.”

Menurut Sulistyowati dan Dedi Dwi Febriantorodi dalam Jurnal IPTEK (2012:5)[42], bahwa “Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara”.

Sumber : http://www.google.com/. (Diakses Tanggal 7 Mei 2016).

Gambar 2.55. Buzzer.

Konsep Dasar Literature Review

1. Definisi Literatur Review

Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011:86)[23],“ Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

Menurut Semiawan (2010:104)[43], mendefinisikan Literature Review sebagai berikut:

Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Literature Review adalah bahan yang tertulis terhadap permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

2. Langkah-Langkah Literatur Review

Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011:87)[23],dalam melakukan kajian literature review, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi kesenjangan (indentify gaps) penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.

  4. Menerusakan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

  5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.

3. Jenis-Jenis Penelitian

Menurut Guritno (2011:22)[23],jenis-jenis penelitian yaitu:

  1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinyaSecara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik.

    1. Penelitian Dasar

    2. Penelitian dasar (basic research) disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research). Penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.

    3. Penelitian Terapan

    4. Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.

    5. Penelitian Evaluasi

    6. Penelitian evaluasi (evaluation research) fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja; sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga.

    Sumber: Guritno (2011:26)[23]

    Tabel 2.8. Perbedaan Antara Penelitian Dasar, Terapan, dan Evaluasi.

  2. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu:

    1. Penelitian Deskriptif

    2. Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya

    3. Penelitian Prediktif

    4. Penelitian prediktif (predictive research). Studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.

    5. Penelitian Improftif

    6. Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan, atau menyempurnakan keadaan, kegiatan, atau pelaksanaan suatu program.

    7. Penelitian Eksplanatif

    8. Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.

    9. Penelitian Eksperimen

    10. Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.

    11. Penelitian Ex Post Facto

    12. Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variable-variabel.

    13. Penelitian Partisipatori

    14. Bonnie J. Cain, penulis buku Parsticipatory Research; Research with Historical Consciousness, mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.

    15. Penelitian dan Pengembangan

    16. Metode penelitian dan pengembangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.

4. Tujuan Literatur Review

Menurut Swarjana (2012:33)[44],Literature review dibuat dengan bersumber pada buku, jurnal, serta publikasi lainnya terkait dengan topik yang diteliti. Tinjauan pustaka atau literaturer review adalah bagian penting dalam proses penelitian. Adapun tujuan dari literature review adalah sebagai berikut :

  1. Identifikasi masalah penelitian dan mengembangkan rumusan masalah dan hipotesis

  2. Orientasi apa yang sudah dan belum diketahui tentang area penelitian serta mendeterminasi atau inkonsistensi dalam a body of knowledge.

Berikut ini adalah alasan mengapa kia perlu membuat tinjauan pustaka atau literature review (Bryman, 2012):

  1. Kita perlu mengetahui apa yang sudah diketahui atau yang sudah terkait dengan penelitian kita, agar kita tidak menghasilkan atau mengulang hal yang sudah ada.

  2. Kita dapat belajar dari kesalahan penelia yang lain dan menghindari untuk melakukan hal yang sama.

  3. Kita dapat belajar tentang teori yang berbeda dan pendekatan methodologis ke area riset kita.

  4. Dapat membantu kita dalam mengembangkan kerangka kerja analitis.

  5. Mengarahkan kita untuk memperambangkan variable inklusi dalam riset kita.

  6. Lebih jauh dapat dijadikan sebagai research question untuk kita.

  7. Membantu interpretasi tentang penemuan kita.

Literature Review

Literature Review ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal dan sebagai pendukung bagi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Banyak penelitian sebelumnya yang membuat sistem pengontrolan yang sejenis dengan penelitian penulis. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan penelitian ini dibutuhkan study pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Beberapa Penelitian yang ada diantaranya yaitu :

  1. Penelitian ini dilakukan oleh Hendra Syafliadi, Eddy Soesilo, dan Mirza Zoni, pada tahun 2015 dari Fakultas Teknologi Industri-Universitas Bung Hatta, Indonesia yang berjudul . "PERANCANGAN METERAN AIR BERSIH PRABAYAR PADA RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLER”. Penelitian ini membahas tentang perancangan sistem meteran air digital berbasis prabayar voucher dengan yang menggunakan mikrokontroller ATMega16 sebagai pengontrolnya. Perancangan sistem ini bertujuan agar konsumen atau pemakai air bersih dapat membatasi pemakaian air bersih untuk efisiensi pemakaian atau penghematan air.[45]

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Hamid, Firmansyah, Satria Rinaldi Reza, dan Novia Anggraini Ika, pada tahun 2015 dari Universitas Bengkulu yang berjudul “PROTOTYPE METERAN AIR DIGITAL DENGAN SISTEM PRABAYAR BERBASIS PENGISIAN KODE TOKEN”. Penelitian ini membahas tentang pembuatan prototype meteran air digital prabayar berbasis TOKEN menggunaan Arduino uno r3 sebagai unit pengontrol sistem dengan memanfaatkan sensor pengukur debit air water flow g1/2.[46]

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Asep Saefullah, Abas Sunarya, dan Deinsyah Fakhrizal, pada tahun 2014 dari Perguruan Tinggi Raharja yang berjudul “PROTOTYPE WEATHER STATION BERBASIS ARDUINO YUN”. Penelitian ini membahas pembuatan prototype pengontrolan parameter cuaca berbasis Arduino yun yang terkoneksi via internet untuk menampilkan data atau informasi cuaca pada jejaring social facebook.[47]

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Ageng Setiani Rafika, Mukti Budiarto, dan Wahyu Budianto, pada tahun 2014 dari Perguruan Tinggi Raharja yang berjudul “APLIKASI MONITORING SISTEM ABSENSI SIDIK JARI SEBAGAI PENDUKUNG PEMBAYARAN BIAYA PEGAWAI TERPUSAT DENGAN SAP”. Penelitian ini membahas tentang pembuatan aplikasi monitoring absensi sidik jari terpusat berbasis database yang menggunakan Bahasa pemograman visual basic 6.0 dan database SQL Server.[48]

  5. Penelitian yang dilakukan oleh I Kadek Juniastha, I Made Agus Wirawan, I Ketut Resika Arthana, pada tahun 2014 dari Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali yang berjudul “PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENCATATAN REKENING AIR MINUM BERBASIS ANDROID DENGAN QUICK RESPONSE CODE DI KABUPATEN BULELENG CABANG KABUTAMBAHAN”. Penelitian ini membahas tentang pengembangan aplikasi sistem pencatatan rekening air minum dengan berbasis android QR Code menggunakan Bahasa pemograman java dengan editor eclipse dan plug-in ADT (Android Development Tools)[49]

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Moch. Adib Musyafa, Susijanto Tri Rasmana, dan Pauladie Susanto pada tahun 2015 dari STMIK STIKOM Surabaya yang berjudul “RANCANG BANGUN SISTEM PRABAYAR PADA PDAM BERBASIS ARDUINO UNO R3”. Penelitian ini membahas tentang perancangan sistem prabayar PDAM dengan menggunakan sistem isi ulang dengan pulsa dengan pengontrolan secara otomatis dengan Arduino uno r3 sebagai device kontrol sistem.[50]

  7. Penelitian yang dilakukan oleh Hendhi Hermawan, Endang Suryawati Ningrum, Ali Husein Alasiry, dan Rizky Yuniar Hakkun pada tahun 2010 dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya yang berjudul “PENERAPAN TEKNOLOGI WIRELESS RF DAN SMS GATEWAY PADA SISTEM MONITORING PEMAKAIAN AIR PDAM SKALA RUMAH TANGGA YANG TERINTEGRASI DATABASE VIA INTERNET”. Penelitian ini membahas tentang pembuatan sistem monitoring pemakaian air PDAM berbasis wireless dan sms yang terkoneksi langsung ke database PDAM dengan metode enkripsi data Caesar chipper dan pengecekan FCS.[51]

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Armaini pada tahun 2011 dari Universitas Andalas dengan judul “RANCANG BANGUN ALAT UKUR VOLUME AIR PDAM BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 DENGAN SENSOR FOTODIODA”. Penelitian ini membahas tentang pembuatan alat ukur volume air PDAM berbasis mikrokontroller AT89S51 dengan sensor fotodioda. Sistem ini dirancang agar dapat mendeteksi/ mengukur volume air serta dan menampilkan hasil pengukuran pada LCD 2 x 16 karakter. Sistem sensor alat ini mengukur putaran piringan untuk mendapatkan nilai frekuensi. Sehingga dari nilai frekuensi yang didapatkan dapat dihitung nilai volume yang terukurnya.[52]

Dari beberapa sumber literature review di atas, dapat diketahui bahwa penelitian tentang pembuatan meteran air digital berbasis token yang memanfaatkan penggunaan media internet pada wifi masih jarang ada. Oleh karena itu pada penelitian kali ini penulis ingin mengembangkan sebuah penelitian mengenai pembuatan meteran air digital berbasis token yang terkoneksi dengan internet melaui wifi dan database online sebagai pengembangan dari penelitian yang ada pada beberapa sumber literature review di atas. Sistem meteran air yang ingin penulis buat berbasis token dengan menggunakan koneksi internet sebagai penghubung data pemakaian ke database online sehingga pengontrolan meteran air dapat terotomatisasi, terintegrasi, dan up to date, atau dapat dikatakan meteran air ini berbasis ioT.

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KAB.TANGERANG

Profile PDAM TIRTA KERTA RAHARJA Kab. Tangerang

Sumber : http://www.pdamtkr.co.id/. (Diakses Tanggal 8 Mei 2016).

Gambar 3.1. Logo PDAM TIRTA KERTA RAHARJA

Arti Logo PDAM TIRTA KERTA RAHARJA :

Titik Air, Menggambarkan azas dari Manajemen Kebersamaan dan merupakan material yang dikelola.

Tiga Air bergelombang, Menggambarkan 3 misi perusahaan yaitu : Penyelenggara pelayanan air bersih bagi masyarakat, salah satu sumber pendapatan asli daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan perusahaan.

Tiga air bergelombang yang tidak sama besar dengan bloking yang tidak horisontal namun disusun secara harmonis juga berarti merupakan komposisi yang kompak dan membawa efek karakter yang dinamis.

Tulisan TIRTA KERTA RAHARJA sebagai motto nilai keluhuran kemapanan dan kemantapan.

TIRTA berarti air, merupakan kekhususan dan kekhasan. KERTA berarti aman dan tentram. RAHARJA berarti kesejahteraan.

Biru tua pada titik air menggambarkan sifat kooperatif dan keteguhan hati. Sedangkan biru muda pada tiga air bergelombang mempunyai karakter cerah dan menggambarkan kegembiraan dan kebanggaan dalam melayani masyarakat serta gambaran air yang bersih.

Biru tua pada tulisan TIRTA KERTA RAHARJA menggambarkan sifat dan sikap yang teguh.

Sejarah Singkat PDAM TIRTA KERTA RAHARJA Kab.Tangerang

Pada tahun 1923 dibangun sebuah bangunan tempat pengelolahan air oleh pemerintah hindia belanda pada daerah babakan udjung yang diberi nama Water Leideng Bedrif. Ini merupakan tempat pengelohanan air pertama di kawasan Tangerang. Setelah tahun 1945 dimana setelah Indonesia merdeka Water Leideng Bedrif ini pindah tangan dikelola oleh pemerintah Indonesia. Dan pada tahun 1976 barulah didirikan PDAM Kabupaten Tangerang yang berdasarkan pada Perda No. 10/HUK/1976. Setelah tahun 1983 dibentuk Unit Pengelola Air Minum (UPAM) di Kabupaten Tangerang, dan berlanjut pada tahun 1985 terjadilah Penggabungan UPAM kedalam PDAM Kabupaten Tangerang. Pada tahun 2001 PDAM Kabupaten Tangerang berubah nama menjadi PDAM Tirta Kerta Raharja Kab. Tangerang berdasarkan Perda No. 16 tahun 2001. Dan pada tahun 2008 muncul Perda No. 10 tahun 2008 & Perda No. 1 tahun 2013 sebagai peraturan daerah penetapan PDAM Tirta Kerta Raharja Kab. Tangerang sebagai perusahaan daerah air minum kabupaten tangerang. Dan sampai saat ini tanggal 13 April 1976 diperingati sebagai hari jadi PDAM TKR.

Visi Dan Misi PDAM TIRTA KERTA RAHARJA Kab.Tangerang

1. Visi PDAM TKR

Menjadi Perusahaan Air Minum yang sehat dan senantiasa memberikan Pelayanan yang Terbaik kepada masyarakat, demi mewujudkan keinginannya dalam memperoleh kehidupan yang lebih baik.

2. Misi PDAM TKR

  1. Menyediakan kebutuhan air minum bagi masyarakat secara berkesinambungan, melalui pelayanan prima.

  2. Memproduksi air minum sesuai dengan standar yang berlaku.

  3. Menyelenggarakan pengelolaan air minum dengan menerapkan teknologi yang tepat.

  4. Memberikan kontribusi yang optimal bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

  5. Memberikan pelayanan air minum dengan tarif yang terjangkau.

  6. Meningkatkan kualitas SDM agar mampu berkreasi dan berinovasi secara profesional.

  7. Menjalankan aktivitas usaha dengan selalu menjaga keseimbangan lingkungan.


Struktur Organisasi Dan Wewenang Serta Tanggung Jawab

1. Struktur Organisasi PDAM TKR

Sumber : Dokumen Gambaran Umum PDAM TKR 2015

Gambar 3.2. Struktur Organisasi PDAM TKR

Sumber : Dokumen Gambaran Umum PDAM TKR 2015

Gambar 3.3. Pemilik, Dewan Pengawas, dan Direksi

Sumber : Dokumen Bagian Perencanaan 2015

Gambar 3.4. Struktur Organisasi Bagian Perencanaan

2. Wewenang dan Tanggung Jawab

Berikut ini akan diuraikan mengenai wewenang dan tanggung jawab bagian dan sub-sub bagian dalam struktur organisasi Bagian Perencanaan :

Bagian Perencanaan

Wewenang :

Melaksanakan perencanaan dan pengawasan dalam pengembangan fasilitas instalasi/distribusi dan sambungan langganan serta fasilitas penunjang lainnya, agar penggunaan fasilitas tersebut memenuhi syarat secara teknis maupun secara ekonomis.

Tanggung Jawab :

a. Perencanaan dan pengembangan seluruh pekerjaan teknik baik yang berbentuk program tahunan maupun yang berkaitan dengan kegiatan harian sebagai realisasi dari program PDAM TKR.

b. Pengkoordinasian dengan unit kerja lain, baik bagian-bagian di Direktorat Umum maupun di Direktorat Teknik serta pihak-pihak ketiga sesuai dengan spesifikasi teknis.

c. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan fisik, baik yang dilakukan secara swakelola maupun yang dilaksanakan pihak ketiga sesuai dengan spesifikasi teknis.

d. Pengadministrasian dan pengarsipan dokumen-dokumen teknik.

e. Membuat dan menyampaikan laporan perkembangan unit kerjanya dilengkapi dengan evaluasinya.

f. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

Sub bagian Perencanaan Teknik

Wewenang :

Melaksanakan perencanaan dan pengembangan fasilitas produksi, fasilitas transmisi dan distribusi, sambungan langganan, dan fasilitas penunjang lainnya serta membuat, menyimpan dan memelihara dokumen-dokumen teknik dan informasi lainnya sebagai bahan yang setiap waktu dibutuhkan dalam perencanaan teknik.

Tanggung Jawab :

a. Perencanaan teknik pengembangan sarana produksi, sarana instalasi transmisi dan distribusi, sarana sambungan langganan dan fasilitas fisik lain serta penyiapan dan penyimpanan dokumen-dokumen teknik yang dibutuhkan untuk pengembangan fasilitas teknik.

b. Pengkoordinasian dengan unit kerja, terutama dengan bagian-bagian di Direktorat Teknik untuk mendapatkan masukan mengenai spesifikasi teknis yang dibutuhkan.

c. Penyiapan dokumen-dokumen teknik seperti gambar terpasang, peta jaringan pipa transmisi/distribusi dan gambar perencanaan yang dibutuhkan untuk seluruh pekerjaan perencanaan teknik yang dibutuhkan oleh PDAM TKR.

d. Penyimpanan dan pemeliharaan seluruh dokumen teknik sebagai aset PDAM TKR yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk kebutuhan operasi dan pemeliharaan teknis.

e. Membuat dan menyampaikan laporan perkembangan unit kerjanya dilengkapi dengan evaluasinya.

f. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian.

Sub bagian Pengawasan Kontruksi

Wewenang :

Melakukan pengawasan Konstruksi, agar realisasi dari perencanaan yang sudah ditetapkan dapat dipertanggung jawabkan baik secara teknis maupun secara ekonomis.

Tanggung Jawab :

a. Perencanaan pelaksanaan seluruh kegiatan pengawasan konstruksi baik sebagai kegiatan tahunan yang dituangkan dalam program kerja tahunan dan anggaran PDAM TKR maupun rencana program harian sebagai penjabaran program tahunan.

b. Pengkoordinasian dengan unit kerja lain, terutama dengan bagian-bagian di Direktorat Teknik untuk mendapatkan masukan mengenai spesifikasi teknis yang dibutuhkan.

c. Pelaksanaan pengawasan konstruksi bangunan fisik, baik yang dilakukan sendiri oleh PDAM TKR maupun yang dilakukan oleh pihak ketiga.

d. Membuat dan menyampaikan laporan perkembangan unit kerjanya dilengkapi dengan evaluasinya.

e. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian.

Sub bagian Sistem Informasi Jaringan Perpipaan

Wewenang :

Menginventarisasi dan mengolah (editing, monitoring, evaluasi) seluruh data-data jaringan pipa dan accessories (valve, reducer, hydrant, dll) serta data-data pelanggan (Sambungan Langganan).

Tanggung Jawab :

a. Menyusun program kerja GIS yang tercantum dalam RKAP meliputi prosedur kerja, anggaran biaya dan lain-lain.

b. Melaksanakan koordinasi dengan pihak internal di PDAM seperti Bagian Perencanaan, Distribusi, Hubungan Langganan, Sistem Informasi Manajemen (SIM), Pengolahan Data Elektronik (EDP), Cabang, Wilayah, IKK dan lain-lain yang berkaitan dengan implementasi program kerja yang telah disusun.

c. Melaksanakan koordinasi dengan pihak eksternal seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN), Dinas Tata Ruang dan lain-lain yang berkaitan dengan pengadaan Peta Dasar Digital.

d. Mendata/inventarisir seluruh data-data jaringan pipa dan accessories yang telah terpasang (as built drawing) dari Bagian Perencanaan, Bagian Distribusi lain yang menangani pemasangan jaringan pipa, Wilayah dan Cabang yang melaksanakan pemasangan jaringan pipa.

e. Mendata/inventarisir seluruh data-data jaringan pipa dan accessories yang telah terpasang namun tidak termuat dalam as built drawing (visible) dari personil PDAM (pusat, cabang, wilayah, IKK) yang mengetahui data jaringan maupun pihak kontraktor dan developer yang menangani pemasangan jaringan pipa.

f. Evaluasi dan koreksi data-data yang telah di inventarisir langsung ke lapangan berupa kegiatan Toponimi, field sketches dan up date.

g. Mendata/inventarisir seluruh data-data pelanggan langsung ke lapangan yang pelaksanaannya dibantu oleh Pembaca Meter.

h. Mendigitasi dan mengolah seluruh data berupa peta dasar digital, data jaringan pipa dan accessories serta data pengukuran dilapangan (field sketches) kedalam sistim Komputer GIS.

i. Membuat laporan bulanan mengenai data-data dan kegiatan-kegiatan GIS.

j. Menyampaikan informasi seluruh data-data yang telah didigitasi tersebut ke bagian-bagian yang membutuhkan informasi jaringan dan pelanggan dalam membantu pelaksanaan kegiatan operasional bagian tersebut.

Analisa Sistem

Faktor internal yang mencakup produk yang tersedia, sumber daya manusia, dan fasilitas yang tersedia yang sedang berjalan saat ini. Sedangkan faktor eksternal yang mencakup aspek masyarakat persaingan terhadap perusahaan lainnya, promosi kepada pelanggan. Untuk mendukung proses analisa, maka terlebih dahulu akan dilakukan Marketing Mix 7P untuk mengetahui lebih jelas strategi yang akan dibahas dan kemudian dilanjutkan dengan analisa SWOT, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.0. Marketing Mix 7P

Tabel 3.1. Analisa SWOT

Permasalahan Yang Dihadapi

Permasalahan yang ada adalah tertinggalnya perkembangan teknologi yang diterapkan oleh perusahaan khususnya dalam pengontrolan pemakaian air konsumen yang masih menggunaan sistem meteran analog yang pencatatan data pemakaiannya masih dilakukan secara manual dengan petugas mendatangi setiap rumah satu per satu. Sistem ini dirasakan kurang sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini, dan dirasakan sangat membebani petugas dalam bekerja. Sehingga sering terjadinya ketidaksesuaian atau ketidak akuratan data yang dihasilkan. Dan dapat disimpulkan sistem yang ada kurang efektif dan efisien.

Alternatif Pemecahan Masalah

Dari permasalahan yang ada, maka dilakukanlah penelitian tentang pembuatan sistem meteran air digital berbasis Token dengan menggunakan internet yang bertujuan untuk menciptakan sebuah teknologi baru yang inovatif dan berguna bagi perusahaan dan masyarakat. Sehingga dari pembuatan sistem ini pencatatan data pemakaian air dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan koneksi internet, dan data yang didapatkan pun akan teruji keakuratannya. Selain dari pada itu sistem ini pun dapat meringankan beban petugas atau karyawan perusahaan dalam pekerjaannya. Dan dapat dikatakan sistem ini merupakan sistem yang efektif dan efisien.


Perancangan Prototipe/Alat

Perangkat Keras (Hardware)

Dalam perancangan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika, device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah :

a. Alat-alat yang digunakan

  1. Laptop

  2. Software Arduino

  3. Website Ubidots

  4. Obeng plus

  5. Solderan

  6. Gergaji besi

  7. Bor

  8. Modem Wifi

b. Bahan-bahan yang digunakan

  1. Linkit One

  2. LCD 16x2

  3. Keypad 4x3

  4. Kabel Jumper

  5. Sensor Water Flow G1/2

  6. Baterai

  7. PCB Bolong

  8. Baut PCB

  9. Dioda 1N4002

  10. TIP 122

  11. Solenoid Valve

  12. Resistor 2,2 KΩ, 470Ω, 10KΩ, 220Ω

  13. Breadboard

  14. Header pin female

  15. Buzzer

  16. LED

  17. IC LM7805

  18. Jack 5,5mm Power Supply.

  19. I2C Serial Shield

  20. Micro SD V-GEN Class 10 8GB

  21. Kapasitor 470µF, 220µF,1000µF

Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang digunakan adalah software Arduino IDE. Software ini merupakan software yang khusus dibuat oleh Developer Arduino untuk menuliskan program-program Arduino. Karena Linkit One ini merupakan device pengontrolan yang menggunakan platform berbasis Arduino maka Lnkit One juga kompatibel dengan Software Arduino IDE ini. Software Arduino IDE digunakan untuk menuliskan source code program-program alat yang nantinya akan di flash/upload kedalam Linkit One, sehingga rancangan alat yang dibuat dapat bekerja sesuai apa yang diinginkan.

Berikut ini merupakan tampilan software Arduino :

Gambar 3.5. Shortcut Software Arduino

Jika di double klik kiri shortcut maka akan muncul tampilan seperti berikut ini :

Gambar 3.6. Tampilan Loading Software Arduino

Gambar 3.7. Tampilan Awal Software Arduino

Keterangan :

  • void setup() { }, Digunakan untuk menempatkan program persiapan yang hanya dijalankan sekali.

  • void loop() { }, Digunakan untuk menempatkan program utama yang dijalankan berulang kali.

a. Instalasi Linkit One di Software Arduino

Pada mulanya board Linkit One ini tidak terdaftar dalam software Arduino. Maka dari pada itu untuk menampilkan Board Linkit One pada software Arduino harus menambah Library Board pada software Arduino ini. Sebelumnya Komputer atau laptop harus terkoneksi internet terlebih dahulu. Untuk menambah library board harus memasukan link khusus pada Preferences untuk menampilkan hasil pencarian library. Caranya klik file lalu pilih dan klik Preferences dan akan muncul tampilan seperti berikut.

Gambar 3.8. Preferences

Lalu setelah itu tambahkan link dengan paste link berikut ini : http://download.labs.mediatek.com/package_mtk_linkitone_index.json pada Additional Board Manager URLs dan klik Ok. Setelah memasukan link selanjutnya pilih dan klik menu Tools pilih Board dan klik Boards Manager dan akan tampil tampilan berikut ini :

Gambar 3.9. Boards Manager

Setelah itu cari Linkit One dan klik install tunggu beberapa saat sampai proses instalasi selesai dan jika sudah selesai dapat pilih Board Linkit One dari menu Tools. Dan Linkit One sudah dapat terhubung dengan Software Arduino untuk memulai memprogram.

b. Upload Program ke Linkit One

Setelah program berhasil dibuat dengan mengetikan program pada Software Arduino, tahap selanjutnya adalah mengupload program ke dalam Linkit One. Sebelum di upload biasanya program yang dibuat di compile/verify dahulu untuk mengecek apakah masih terdapat kesalahan pada program atau tidak. Caranya dengan klik ikon ini pada menu di atas dan tunggu sampai proses compile selesai sampai muncul “Done Compiling” jika berhasil muncul kata Done Compiling berarti program yang dibuat sudah benar, tetapi jika yang muncul kalimat dengan background orange seperti di bawah ini :

Gambar 3.10. Error Messages

Berarti terdapat kesalahan pada program. Untuk mengecek kesalahan dapat dilakukan dengan menerjemahkan kalimat tersebut. Dan jika proses compile/verify' sudah selesai, proses selanjutnya adalah mengupload program. Untuk megupload program ke dalam Linkit One yang harus dilakukan adalah memastikan Board yang digunakan adalah Board Linkit One, dan setelah itu pastikan apakah Linkit One sudah terhubung ke komputer/Laptop dengan menentukan Port COM berapa yang digunakan untuk mengupload program. Jika Port sudah terdeteksi itu berarti Linkit One sudah terhubung ke Komputer/Laptop. Biasanya untuk Linkit One itu terdeteksi dua Port COM, dan untuk menentukan Port mana, harus membuka Device Manager dan melihat bagian Ports(COM&LPT). Di situ terdapat COM berapa untuk Debug dan COM berapa untuk Modem. Yang digunakan adalah COM Debug. Setelah tahu port mana yang digunakan, kembali ke menu Tools dan pilih port yang digunakan. Selanjutnya setelah memilih port juga harus memilih jenis Programmer yang digunakan pada menu Tools. Untuk jenis programmer yang biasa digunakan Linkit One adalah LinkIt Firmware Updater. Jika sudah menyesuaikan settingan-settingan tahap selanjutnya upload program ke Linkit One dengan klik ikon ini yang terdapat di atas, dan tunggu sampai proses upload selesai. Sampai di bawah ada keterangan “Done Uploading”. Jika sudah terdapat keterangan seperti itu berarti proses upload berhasil dan selesai. Linkit One sudah terprogram dapat dirangkai dan digunakan.

Diagram Blok

Pada umumnya sistem pengendalian praktis terdiri dari banyak komponen. Maka untuk menyederhanakan dalam menganalisa dipakai Blok Diagram. Dimana tiap-tiap komponen digambarkan oleh sebuah kotak yang mempunyai input dan output, sedangkan di dalamnya dituliskan bentuk transfer fungsion dan komponennya. Agar mudah dipahami maka penulis membuat diagram blok dan alur kerjanya.

Gambar 3.11. Diagram Blok.

Gambar 3.12. Diagram Blok Visual.

Alur diagram blok diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

Ada sebuah water meter digital berbasis Token yang terdiri dari interface LCD 16x2, dan Keypad 4x4 yang menggunakan sumber tegangan lisrik melalui adaptor untuk mengidupkannya. Dan terdapat pula komponen indikator pada Interface tersebut seperti Lampu LED dan Buzzer. LCD 16x2, Keypad 4x3, LED, dan Buzzer tersebut dihubungkan dengan kontrol device Linkit One. Selain itu terdapat beberapa perangkat tambahan yang dikontrol dengan Linkit One, seperti Water Flow Meter Sensor, dan Solenoid Valve dimana benda-benda ini merupaan komponen pendukung dari Water meter Digital tersebut. Device pengontrolan Linkit One membutuhkan sumber tegangan yang mana pada diagram blok diatas menggunakan sumber tegangan listrik melaui adaptor untuk menghidupkannya. Data pemakaian dari Token tersebut akan dikirimkan via internet ke dalam database Online perusahaan (Ubidots) dengan modul wifi yang terdapat pada Linkit One. Data pemakaian tersebut akan diolah oleh staff perusahaan dan akan menjadi kwitansi tagihan pemakaian per bulan untuk pelanggan.

Rancangan Prototipe Token PDAM

Berikut ini merupaan bantuk perancangan fisik Prototipe Token PDAM. Di dalam rancangan ini terdapat keseluruhan gambaran rangkaian elektronika dan perangkat keras yang digunakan yang disusun secara rapih sesuai dengan fungsinya.

Gambar 3.13. Perancangan Fisik Prototipe Token PDAM

Agar lebih mudah memahami rancangan gambar di atas keterangannya dapat dilihat pada Tabel 3.2. Keterangan Desain Prototipe.

Tabel 3.2. Keterangan Desain Prototipe

Cara Kerja Prototipe Token PDAM :

Ada sebuah gelas ukur yang digunakan sebagai tempat air sebelum air dialirkan (wadah indikator ukuran/batas air mengalir) yang diletakan diatas meja yang sudah dilubangi tengahnya untuk saluran pipa air (pipa ½ inci). Mengalirnya air pada gelas ukur dikontrol oleh Token PDAM (Water meter digital berbasis Token) yang menggunakan sumber tegangan adaptor dc 12volt, dan di bawahnya terdapat sensor water flow meter untuk membaca debit air yang mengalir. Token PDAM ini digunakan untuk menentukan jumlah pemakaian air yang diinginkan sebelumnya (kuota per liter). Setelah Proses penginputan jumlah pemakaian air yang diinginkan selesai, maka solenoid valve akan terbuka dan air mengalir sampai jumlah pemakaian telah terpenuhi (kuota habis) dan solenoid valve akan tertutup kembali. Air yang mengalir tersebut akan ditampung pada ember plastik.

Flowchart Program

Dalam merancang sebuah alat pengontrolan dibutuhkan sebuah flowchart program yang berfungsi sebagai sebuah rangkaian diagram berhubungan yang dapat menunjukan cara kerja alat melalui program yang digunakan. Berikut ini merupakan flowchart program yang digunakan. Sebagai berikut :

Gambar 3.14. Flowchart Program.


Dari Gambar 3.14. Flowchart program, dapat diuraikan sebagai berikut :

Saat program dijalankan LED Biru berstatus "On", LED Merah berstatus "Off", LED Kuning berstatus "Off", Solenoid berstatus "Off", dan Buzzer berstatus "Off" setelah itu yang akan tampil adalah Perkenalan alat dan pembuat alat pada LCD, seperti text : "Token PDAM By Arwan". Lalu setelah itu akan muncul text instruksi pada LCD "Set Pemakaian :" yang merupakan instruksi agar pemakai memasukan angka pemakaian. Jika pemakai sudah memasukan input akan tampil sebuah kondisi yang menyatakan bahwa apakah angka yang diinput lebih besar dari nol dan beserta tombol "=". Jika iya maka proses akan berlanjut dan jika tidak maka akan tampil kondisi kedua yang menyatakan apakah angka yang diinput lebih besar sama dengan nol dan beserta tombol "*" atau hanya input keypad "*", jika iya maka proses akan mengulang ke tampilan text LCD "Set Pemakaian :", dan jika tidak maka akan tampil kondisi ketiga yang menyatakan apakah input keypad hanya "=" jika iya maka LED Kuning "On", Buzzer "On", Solenoid "Off" serta akan tampil perintah pada text LCD "Mohon Ulangi!" dan tampilan akan kembali pada tampilan text "Set Pemakaian :" indikator LED dan Buzzer akan terus "On" sampai angka berhasil di set. Jika input benar dan berhasil di set maka akan ada beberapa kondisi diantaranya adalah jika angka yang diinput merupakan angka 1-5 dan tombol keypad “=” maka akan tampil sebuah keterangan text “Harga : Rp.3000,-“ dan jika salah maka akan beralih kepada kondisi jika angka yang diinput merupakan angka 6-15 dan tombol keypad “=” maka akan tampil sebuah keterangan text “Harga : Rp.5000,-“ dan jika salah maka akan beralih kepada kondisi jika angka yang diinput merupakan angka 16-25 dan tombol keypad “=” maka akan tampil sebuah keterangan text “Harga : Rp.7000,-“ dan jika salah maka akan beralih kepada kondisi jika angka yang diinput merupakan angka 26-35 dan tombol keypad “=” maka akan tampil sebuah keterangan text “Harga : Rp.9000,-“ dan jika salah maka akan beralih kepada kondisi jika angka yang diinput merupakan angka 36-50 dan tombol keypad “=” maka akan tampil sebuah keterangan text “Harga : Rp.11000,-“ dan jika salah maka akan beralih kepada kondisi jika angka yang diinput merupakan angka 51-100 dan tombol keypad “=” maka akan tampil sebuah keterangan text “Harga : Rp.13000,-“ dan jika salah maka akan kembali lagi pada kondisi angka yang diinput merupakan angka 1-5 dan tombol keypad “=”, dan jika salah satu kondisi angka tersebut sudah terpenuhi atau benar maka proses selanjutnya adalah angka yang telah berhasil diinput akan diterjemahkan oleh Linkit One lalu data akan terkirim ke database (Ubidots) dan data tersebut akan ditampilkan pada LCD. Karena proses input data pemakaian telah berhasil maka solenoid akan terbuka “On” dan water flow sensor akan bekerja menghitung jumlah aliran air yang mengalir melewatinya. Angka hasil pembacaan sensor akan diterjemahkan oleh Linkit One dan ditampilkan pada LCD. Angka pemakaian akan terus bertambah sampai angka pemakaian sama dengan angka yang pertama di set. Jika angka pemakaian sama dengan angka yang di set akan tampil text peringatan pada LCD “Air Habis!”, LED merah akan menyala “On” bersamaan dengan buzzer “On” serta solenoid akan tertutup “Off” dan akan kembali pada tampilan text LCD "Set Pemakaian :" jika tidak ada angka yang di input, indikator LED merah akan terus “On” dan Buzzer akan "On" beberapa detik lalu “Off” dan proses selesai.

Flowchart Sistem

Pada pembuatan sebuah kontrol diperlukan sebuah gambar yang akan menjelaskan alur atau langkah-langkah dari sebuah kerja sistem yang dibuat, sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar diagram. Penjelasan yang berupa gambar diagram proses kerja sebuah sistem merupakan gambar dari sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan flowchart adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk memahami langkah-langkah serta cara kerja sebuah sistem yang dibuat. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan flowchart sebagai berikut :

Gambar 3.15. Flowchart Sistem yang Berjalan


Dari Gambar 3.15. Flowchart Sistem yang Berjalan, dapat diuraikan sebagai berikut :

Tahap awal dalam proses ini adalah Air diolah, setelah itu air didistribusikan lalu air akan mengalir pada pipa-pipa besar dan mengakibatkan sensor water meter pipa besar bekerja dan meterannya akan berjalan. Data dari water meter pipa besar ini akan dikirim ke database perusahaan dan akan menjadi data pemakaian harian per wilayah. Proses selanjutnya setelah water meter pipa besar bekerja dan berjalan maka air akan mengalir pada pipa-pipa kecil yang akan terhubung ke setiap rumah. Karena di setiap rumah sudah tersedia SL (Meteran Rumahan) air yang mengalir mengakibatkan kincir kecil pendekteksi air mengalir pada SL bekerja. Cara kerjanya jika kincir berputar maka SL berjalan dan air mengalir, dan jika kincir tidak berputar maka SL berhenti dan air tidak mengalir. Setelah SL berhenti maka data pemakaian terlihat pada SL dan petugas dapat mencatatnya setiap seminggu sekali. Setelah data di catat lalu data di input melalui komputer ke database perusahaan. Dan data tersebut lalu diolah menjadi informasi dan akan menghasilkan kwitansi tagihan pemakaian air perbulan. Dan proses berakhir.

Gambar 3.16. Flowchart Sistem Usulan

Dari Gambar 3.16. Flowchart Sistem Usulan dapat diuraikan sebagai berikut :

Tahap awal dari proses ini adalah counter input data atau set pemakaian yang diinginkan, setelah data diset maka data tersebut akan terkirim ke linkit one dan akan diproses terjemahkan oleh linkit one menjadi angka pemakaian pada LCD. Data pemakaian yang sudah di set di awal tersebut akan terkirim secara otomatis via internet ke database perusahaan untuk nantinya data tersebut diolah menjadi informasi dan akan menghasilkan kwitansi tagihan pemakaian air per bulan. Dan untuk cara kerja alat ini adalah Jika angka yang di set atau angka pemakaian lebih besar dari nol maka solenoid valve akan terbuka dan sensor akan bekerja. Data dari sensor akan terkirim ke linkit one untuk diterjemahkan menjadi angka pemakaian pada LCD, angka pemakaian pada LCD akan terus berjalan sampai angka yang di set sama dengan angka pemakaian dari sensor. Dan jika angka telah sama maka solenoid valve akan tertutup dan proses berakhir.

Requirement Elisitasi

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukam dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi.

Tabel 3.3. Requirement Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan Metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi :

Tabel 3.4. Requirement Elisitasi Tahap II

Keterangan :

M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting.

D (Desiarable) : Diinginkan atau tidak terlalu penting.

I (Innessential) : Diluar sistem atau dieliminasi.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali menggunakan Metode TOE dengan Opsi LMH.

Tabel 3.5. Requirement Elisitasi Tahap III

Keterangan :

T : Technical

O : Operational

E : Economic

L : Low

M : Middle

H : High

Final Elisitasi

Tabel 3.6. Requirement Final Elisitasi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Metode Pengujian Alat

Untuk metode pengujian kali ini penulis menggunakan metode pengujian Black Box Testing. Dimana metode ini merupakan metode pengujian yang memfokuskan pada keperluan Software atau perangkat lunak untuk menemukan kesalahan pada beberapa kategori. Sehingga dapat diketahui apakah perangkat lunak sudah berfungsi dengan benar.

Berikut ini merupakan beberapa tabel pengujian Black Box sistem yang diusulkan dan pengujian beberapa perangkat keras yang digunakan :

Gambar 4.1. Titik Pengujian Alat.

Keterangan :

TP 1 = Titik Pengujian Ke-1.

TP 2 = Titik Pengujian Ke-2.

TP 3 = Titik Pengujian Ke-3.

Pengujian Black Box Sistem Yang Diusulkan

Tabel 4.0. Pengujian Login Web Ubidots.

Pada Tabel 4.0. Pengujian Login Web Ubidots menjelaskan pengujian black box testing pada web ubidots dengan dua kondisi/skenario, yaitu pertama dengan user name atau password yang salah menghasilkan login gagal dan muncul suatu keterangan yang menunjukan bahwa user name atau password yang dimasukan salah, maka pengujian valid. Kedua dengan user name atau password yang benar hasilnya login berhasil dan masuk ke tampilan dashboard ubidots, maka pengujian valid. Dari dua pengujian diatas dapat disimpulkan sistem web ubidots dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan.

Tabel 4.1. Pengujian Black Box Koneksi Wifi.

Pada Tabel 4.1. Pengujian Black Box Koneksi Wifi menjelaskan pengujian black box testing pada koneksi wifi dengan dua kondisi/skenario, yaitu pertama dengan program wifi yang salah menghasilkan perangkat wifi Linkit One tidak tedeteksi oleh smartphone (tidak ada perangkat yang tersambung), maka pengujian valid. Kedua dengan program wifi yang benar hasilnya perangkat wifi Linkit One terdeteksi oleh smartphone (1 perangkat tersambung), maka pengujian valid. Dari dua pengujian diatas dapat disimpulkan program Arduino IDE untuk koneksi wifi dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan.

Tabel 4.2. Pengujian Black Box Sensor Water Flow.

Pada Tabel 4.2. Pengujian Black Box Sensor Water Flow menjelaskan pengujian black box testing pada sensor water flow dengan dua kondisi/skenario, yaitu pertama dengan program sensor yang salah menghasilkan angka pemakaian dan Flow pada LCD tidak berubah/berjalan, maka pengujian valid. Kedua dengan program sensor yang benar hasilnya angka pemakaian dan Flow pada LCD berubah/berjalan, maka pengujian valid. Dari dua pengujian diatas dapat disimpulkan program sensor dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan.

Tabel 4.3. Pengujian Black Box Data Ubidots.

Pada Tabel 4.3. Pengujian Black Box Data Ubidots menjelaskan pengujian black box testing pada data ubidots dengan dua kondisi/skenario, yaitu pertama saat prototipe alat tidak terkoneksi dengan wifi hasilnya data tidak masuk di ubidots, maka pengujian valid. Kedua saat prototipe alat terkoneksi dengan wifi hasilnya data masuk di ubidots, maka pengujian valid. Dari dua pengujian diatas dapat disimpulkan penyimpanan data di ubidots dapat berjalan dengan baik menggunakan koneksi wifi dan ubidots dapat digunakan sebagai web pengolahan data.

Pengujian Prototipe Alat

Tabel 4.4. Pengujian Sensor Water Flow.

Pada Tabel 4.4. Pegujian Sensor Water Flow diatas dapat diketahui tingkat keakuratan sensor membaca debit air yang mengalir, dimana pada pengujian kali ini penulis menggunakan botol air mineral untuk alat bantu ukur pengujian, dan sensor bekerja dalam satuan Liter/detik. Dari hasil pengujian pada Tabel 4.4. dapat diketahui bahwa dari 5 hari uji coba dengan media ukur yang memiliki volume yang berbeda sensor water flow memiliki tingkat akurasi 90% akurat dengan acuan volume media ukur harus memenuhi volume yang ditentukan.

Tabel 4.5. Pengujian Validitas Sensor Dalam 10 Menit.

Dari Tabel 4.5. diatas dapat disimpulkan bahwa pada tingkat pengujian dengan volume terendah yang tercapai, toleransi ketidak sesuaian volume dalam 10 menit pengujian adalah 50 – 100ml. Maka sensor memiliki tingkat akurasi sekitar 90% dan Valid.

Tabel 4.6. Pengujian Wifi Berdasarkan Jarak.

Pada Tabel 4.6. Pengujian Wifi merupakan hasil pengujian wifi dalam jangkauan jarak tertentu. Dari hasil pengujian pada Tabel 4.6. dapat diketahui bahwa untuk jarak minimum wifi dapat terbaca oleh alat dalam range jarak ± 5 Meter. Ini merupakan jarak standar minimum sehingga dapat disimpulkan alat ini reliable untuk digunakan.

Tabel 4.7. Pengujian Validitas Wifi Dalam 10 Menit.

Dari Tabel 4.7. diatas dapat disimpulkan bahwa pada tingkat pengujian Wifi dengan jarak maksimum yang tercapai, toleransi kesalahan koneksi dalam 10 menit pengujian adalah 4 dari 10 kali. Maka Wifi mempunyai tingkat kestabilan 60% dan Valid.

Tabel 4.8. Pengujian Database Ubidots.

Pada Tabel 4.8. Pengujian Database Ubidots merupakan hasil pengujian output alat yang dapat menyimpan data dalam database online pada saat terkoneksi internet atau tidak. Dari hasil pengujian pada Tabel 4.8. dapat diketahui bahwa pengaruh signal provider sangat besar dalam pengiriman data. Namun dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa batas signal provider yang efektif berada dalam range 3-5 signal. Ini merupakan standar batas range minimum signal. Sehingga alat ini masih reliable untuk digunakan.

Tabel 4.9. Pengujian Validitas Database Ubidots Dalam 10 Menit.

Dari Tabel 4.9. diatas dapat disimpulkan bahwa pada tingkat pengujian Database Ubidots dengan signal maksimum yang tercapai, toleransi kesalahan pengiriman data dalam 10 menit pengujian adalah 3 dari 10 kali yang berarti keberhasilan pengiriman data bukan hanya dipengaruhi oleh kekuatan signal saja tetapi pula pada bandwith yang ada. Dari pengujian diatas didapat Wifi mempunyai tingkat kestabilan 70% dan Valid.

Konfigurasi Sistem Usulan

Pada konfigurasi sistem usulan terdapat beberapa komponen perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software) yang digunakan dalam perancangan alat Skripsi. Adapun komponen perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software) dapat dilihat pada sub-sub bab berikut ini:

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi hardware berikut ini merupakan beberapa perangkat keras yang digunakan dalam perancangan alat baik yang berupa device tunggal maupun modul yang mempunyai fungsi masing-masing. Perangkat keras tersebut antara lain :

  1. Mediatek Linkit One

  2. Tabel 4.10. Spesifikasi Linkit One.

  3. Laptop

  4. Tabel 4.11. Spesifikasi Laptop.

  5. LCD 16x2

  6. Keypad Matrik 4x3

  7. Water Flow Sensor

  8. Solenoid Valve

  9. TIP122

  10. IC LM7805

  11. Adaptor

  12. LED

  13. Buzzer

Gambar 4.2. Skematik Rangkaian Power Supply.

Gambar 4.2. merupakan rangkaian skematik Power Supply yang digunakan dalam perancagan alat. Dimana Power Supply yang digunakan dalam perancangan alat adalah tegangan DC 12 Volt dalam bentuk Adaptor. Akan tetapi kebutuhan beberapa komponen elektronika yang berbeda-beda mengharuskan adanya penyesuaian tegangan menjadi ±5 Volt DC untuk tegangan utama pada Linkit One. Sehingga rangkaian Power Supply digambarkan seperti gambar diatas. Untuk komponen-komponen elektronika yang digunakan diantaranya : Adaptor 12Volt sebagai sumber tegangan DC, Kapasitor 1000 µF sebagai penyimpanan tegangan DC 12V, IC 7805 sebagai IC Transformer/Perubah tegangan 12V menjadi 5V, Kapasitor 470 µF sebagai penyimpan tegangan 5V, Resistor 10KΩ sebagai penghambat tegangan.

Gambar 4.3. Skematik Rangkaian Solenoid Valve.

Gambar 4.3. merupakan rangkaian skematik solenoid valve dimana solenoid valve merupakan perangkat otomatisasi yang digunakan dalam perancangan alat. Dimana perangkat ini digunakan untuk penghubung valve yang dapat membuka dan menutup valve secara otomatis dengan diprogram. Komponen-komponen elektronika yang dibutuhkan diantaranya : Adaptor 12V sebagai sumber tegangan DC, Solenoid valve sebagai device otomatikal, Dioda 1N4002 sebagai penyearah tegangan 12V untuk Solenoid valve, TIP 122 sebagai Relay, Resistor 2,2 KΩ sebagai penghambat tegangan. Pin yang digunakan untuk solenoid valve adalah PIN D4 (Pin Digital 4) dan PIN GND (Ground).

Gambar 4.4. Skematik Rangkaian Alat Keseluruhan.

Gambar 4.4. merupakan rangkaian skematik keseluruhan alat dimana rangkaian ini tergabung dari beberapa rangkaian, seperti rangkaian Power Supply, rangkaian solenoid valve, rangkaian Keypad, rangkaian LCD, rangkaian Water Flow Sensor, rangkaian LED, dan rangkaian Buzzer. Rangkaian Power Supply dapat dilihat pada Gambar 4.3. Rangkaian Solenoid Valve dapat dilihat pada Gambar 4.4. Rangkaian Keypad menggunakan PIN D7-D13 dan PIN GND pada Linkit One. Rangkaian LCD menggunakan PIN SCL, SDA, 5V, dan GND pada Linkit One. Rangkaian Water Flow sensor menggunakan PIN D2, PIN 5V dan PIN GND pada Linkit One. Rangkaian LED menggunakan PIN D3 untuk LED Merah, PIN D1 untuk LED Kuning, PIN D5 untuk LED Biru dan PIN GND. Rangkaian Buzzer Menggunkan PIN D6 dan PIN GND.

Gambar 4.5. Gambar Keseluruhan Prototipe Alat.

Spesifikasi Software

Spesifikasi software berikut ini merupakan beberapa perangkat lunak (software) program yang digunakan untuk perancangan diagram, perancangan sketsa alat, mengupload program, dan lain sebagainya. Perangkat lunak tersebut diantaranya sebagai berikut :

  1. Software Arduino IDE versi 1.6.5

  2. Digunakan untuk menuliskan program, mengcompile, dan mengupload program ke dalam device pengontrolan.

  3. Microsoft Visio 2013

  4. Digunakan untuk membuat rancangan diagram, dan skematik yang dibutuhkan dalam penulisan laporan Skripsi.

  5. Adobe Photosop CS6

  6. Digunakan untuk membuat rancangan Prototipe alat.

  7. YED Graph Editor

  8. Digunakan untuk membuat rancangan Flowchart Sistem.

  9. Website Ubidots

  10. Digunakan untuk mengelola data pemakaian atau sebagai database online perusahaan.

  11. Google Chrome

  12. Digunakan sebagai Browser Pencarian.

Source Code Program Yang Digunakan

Berikut ini merupakan Source Code Program yang digunakan untuk perancangan Prototipe Token PDAM. Diantaranya sebagai berikut :


Gambar 4.6. Source Code Program Prototipe Token PDAM.

Hak Akses

Dalam menjalankan suatu sistem atau alat dibutuhkan hak akses. Diamana hak akses ini diperlukan untuk keamanan suatu sistem atau alat yang dibuat. Dengan adanya hak akses ini tidak dapat sembarangan orang yang dapat mengakses sistem atau alat yang dibuat.

Schedule

Dalam melakukan suatu penelitian dibutuhkan sebuah rencana atau Schedule. Hal ini dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan dapat dijalankan secara terarah sesuai dengan Schedule yang dibuat. Berikut ini terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian. Diantaranya sebagai berikut :

  1. Observasi

  2. Observasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada awal penelitian. Dengan peneliti memantau langsung tempat penelitian.

  3. Mengumpulkan Data

  4. Mengumpulkan data merupakan proses dimana peneliti mengumpulkan data atau bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian.

  5. Perancangan Sistem

  6. Perancangan sistem merupakan tahap dimana peneliti membuat sebuah rancangan sistem, tahap ini dilakuakan setelah peneliti mendapatkan data dan mengetahui permasalahan yang ada.

  7. Pengujian Sistem

  8. Pengujian sistem merupakan tahap dimana peneliti menguji sistem yang dibuat stelah peneliti berhasil menyelesaikan perancangan sistem.

  9. Evaluasi Sistem

  10. Evaluasi sistem merupakan tahap dimana peneliti harus dapat melakukan evaluasi atau peninjauan catatan-catatan yang didapatkan pada tahap pengujian sistem.

  11. Perbaikan Sistem

  12. Perbaikan sistem merupakan tahapan selanjutnya dari evaluasi sistem. Dari tahap evaluasi sistem dapat peneliti ketahui dimana kekurangan-kekurangan dari sistem yang dibuat. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah perbaikan sistem agar sistem tersebut dapat bekerja lebih baik.

  13. Training User

  14. Training User merupakan tahapan dimana setelah sistem telah berhasil dibuat dan dinyatakan lolos atau layak digunakan. Dibutuhkan sebuah pengarahan kepada pengguna tentang bagaimana cara mengoprasikan atau mengunakan sistem yang dibuat dengan baik dan benar.

  15. Implementasi Sistem

  16. Implementasi sistem merupakan tahap dimana sistem/alat yang berhasil dibuat dapat disesuaikan dengan cara kerja nyata dari sistem sebelumnya pada instansi terkait.

  17. Dokumentasi Sistem

  18. Dokumentasi sistem meupakan tahapan terakhir dimana peneliti membutuhkan sebuah dokumentasi yang diperlukan sebagai data atau bukti bahwa peneliti telah menjalankan penelitian dengan baik dan benar sesuai prosedur.

Berikut ini merupakan Tabel 4.12. yang berisi Schedule penelitian yang dilakukan selama 4 bulan. Semenjak awal bulan Mei 2016 sampai dengan akhir bulan Agustus 2016, sebagai berikut :

Tabel 4.12. Schedule Penelitian.

Penerapan/Implementasi

Penerapan atau impelementasi dibutuhkan agar sistem atau alat yang dibuat dapat sesuai dengan harapan peneliti dan instansi yang bersangkutan. Dalam penerapan alat atau sistem ini peneliti menerapkannya pada PDAM Tirta Kerta Raharja Kab. Tangerang yang merupakan instansi tempat peneliti melakukan riset. Dalam hal ini peneliti ditempatkan pada Divisi Distribusi.

Estimasi Biaya

Berikut ini merupakan tabel estimasi biaya dalam perancangan dan pembuatan alat. Dapat dibuktikan pada Tabel 4.13. berikut ini :

Tabel 4.13. Estimasi Biaya.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian dan mencoba memecahkan masalah yang ada, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

  1. Sistem pencatatan data pemakaian air pada PDAM TKR masih manual. Sistem pencatatan ini dirasakan kurang efektif dan efisien serta tertinggal dalam perkembangan dunia teknologi yang sudah maju seperti sekarang ini. Oleh karena itu peneliti menciptakan suatu konsep untuk membuat suatu sistem yang terintegrasi via internet dengan menggunakan metode sistem meteran air berbasis Token yang dimaksudkan agar pencatatan data dapat dilakukan secara otomatis dan terkomputerisasi.

  2. Token PDAM merupakan water meter digital Token berbasis internet yang merupakan pengembangan teknologi yang ada dengan menggunakan sistem otomatisasi, dimana data pemakaian akan secara otomatis tersimpan ke dalam database Online Ubidots dengan memanfaatkan media wifi yang di dukung oleh Linkit One untuk terhubung ke internet. Token PDAM mempunyai tingkat akurasi penyimpanan data sekitar 90% akurat sesuai waktu setting, dapat dibuktikan dari beberapa tahap uji coba yang dilakukan selama 6 hari dengan berbagai macam kondisi koneksi internet. Dan juga mempunyai tingkat akurasi pembacaan sensor yang berkerja sekitar 90% dengan melakukan 5 hari pengujian pada beberapa media ukur.

  3. Token PDAM dirancang dengan menggunakan Flowchart untuk memahami alur kerja sistem alat atau program, menggunakan diagram blok untuk memahami perangkat-perangkat keras dalam kategori input, proses, dan Output. Serta menggunakan metode perancangan dengan Prototipe untuk membuat ilustrasi atau gambaran minimum alat (Miniatur Alat).

Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat

  1. Token PDAM dapat mempermudah petugas dalam melakukan pengecakan data pemakaian air.

  2. Token PDAM merupakan salah satu solusi dalam perkembangan teknologi yang ada. Menggunakan konsep alat pengontrolan semi otomatisasi dengan memanfaatkan media internet melaui wifi.

  3. Konsep semi otomatisasi yang digunakan pada Token PDAM dapat dirasakan manfaatnya untuk masyarakat. Dan juga dengan adanya alat ini dapat membiasakan masyarakat untuk hidup hemat air. Sehingga Token PDAM dapat dijadikan perangkat yang dapat mengatasi atau menawarkan solusi dalam menghadapi krisis air bersih.

Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

  1. Sistem Meteran air digital berbasis Token ini belum pernah dikembangkan pada PDAM Tirta Kerta Raharja Kab. Tangerang. Sehingga penulis membuat penelitian tentang ini.

  2. Token PDAM dibuat dengan memenuhi standar penelitian yang ada. Mulai dari tahap observasi sampai implementasi alat pada isntansi terkait. Dengan melaui tahap uji coba pada divisi khusus untuk uji coba alat.

Saran

Dari hasil penelitian, analisa, dan implementasi yang dilakukan penulis pada PDAM Tirta Kerta Raharja Kab.Tangerang, dapat diketahui masih terdapatnya banyak kekurangan pada sisem kerja alat yang dibuat. Oleh karena itu terdapat beberapa saran yang dapat diberikan dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan sistem kerja alat, diantaranya sebagai berikut :

  1. Diharapkan masih dibutuhkannya pembaruan atau pengembangan sistem yang ada, seperti sistem berbasis voucher atau lain sebagainya agar menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan efisiensi kerja sistem.

  2. Diharapkan Token PDAM dapat menyimpan sumber daya agar jika terjadi pemadaman listrik masih terdapat daya yang tersimpan sehingga alat masih dapat bekerja dan tidak menggangu kebutuhan konsumen.

  3. Diharapkan dapat mengganti shiled pengontrolan dengan yang lebih ekonomis agar sistem atau alat yang dibuat lebih terjangkau dan ekonomis bagi konsumen.

  4. Diharapkan sistem atau alat yang dibuat dapat bermanfaat dan berguna untuk instansi terkait dan masyarakat serta dapat di realisasikan.

  5. Diharapkan agar menggunakan metode baru dalam koneksi internet seperti menggunakan GPRS atau SIM Card. Sehingga koneksi internet tidak lagi mengandalkan koneksi wifi.

Kesan

Adapun kesan yang didapatkan setelah penulis melakukan penelitian dan penulisan Skripsi ini, diantaranya :

  1. Mendapatkan banyak wawasan dan ilmu pengetahuan yang tidak didapat dalam perkuliahan.

  2. Menambah ilmu sosial terhadap masyarakat, dan instansi terkait.

  3. Memberikan pengalaman yang berharga selama penelitian.

  4. Dapat belajar menganalisa dan memecahkan suatu masalah dalam penerapan teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 Rusdiana, Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  3. 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi.Yogyakarta: Andi Offset.
  4. 4,0 4,1 4,2 Darmawan, Nur Fauzi. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT.Remaja ROSDA KARYA
  5. Ardiansyah, Andi. 2012. Pengantar Sistem Kontrol: "Dasar Sistem Kontrol". 2012. Modul: Pusat Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Mercu Buana (UMB)
  6. 6,0 6,1 6,2 6,3 6,4 Erinofiardi, Nurul Iman Supardi, Redi. 2012. PLC Dalam Pengontrolan Temperatur, Simulasi Pada Prototype Ruangan”. Jurnal Mekanikal, Vol.3 No.2 – Juli 2012.
  7. 7,0 7,1 7,2 Hendro, M.M. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Surabaya: Erlangga.
  8. 8,0 8,1 8,2 Fahmi, dkk. 2013. Analisis SWOT. Jakarta: Gramedia.
  9. Gasperz 2012. All-in-one Startegic Management. Bogor: Vinchristo Publication.
  10. Rangkuti, Freddy. 2011. "SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko" .Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  11. Puspitasari. Nia, dkk. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pemakaian Produk Layanan Seluler Dengan Mempertimbangkan TAspek 7p’s Of Marketing (Studi Kasus : PY. Telkom Area Blora). Semarang: Universitas Diponegoro.
  12. 12,0 12,1 12,2 Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
  13. 13,0 13,1 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan “Sistem”. Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
  14. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
  15. 15,0 15,1 15,2 15,3 15,4 15,5 15,6 Tri, S. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma.
  16. 16,0 16,1 16,2 16,3 16,4 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset
  17. Widyaningtyas, Arinta. 2014.Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway Menggunakan Metode Prototype. SKRIPSI. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro, fakultas Ilmu Komputer.
  18. 18,0 18,1 Rizky. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
  19. 19,0 19,1 Siddiq, Asep Jafar 2012. REKASA PERANGKAT LUNAK. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
  20. Warsito, Ary Budi, Muhammad Yusup, Moh Iqbal. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. Vol.8 No.2 – Januari 2015.
  21. Handaya, W.B.T. dan Hakim Hartanto. 2011. Pengembangan Aplikasi berbasis Website untuk Jejaring dan Komunikasi dalam Organisasi Majelis Agama Konghucu Indonesia (MAKIN). Jurnal Sistem Informasi, Vol. 6, No. 2, September 2011: 199-206.
  22. 22,0 22,1 22,2 22,3 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  23. 23,0 23,1 23,2 23,3 23,4 23,5 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  24. Krisianto, Andy. 2014. Internet Untuk Pemula. Jakarta : PT. Elex Media Koputindo.
  25. 25,0 25,1 Ananda, Shenia, Jarot, Darma. 2009. Buku Pintar Menguasai Internet. Jakarta: Mediakita.
  26. 26,0 26,1 Raharjo,Budi. 2011. “Belajar Otodidak Membuat Database Menggunakan MySQL”. Bandung: Informatika.
  27. Kustiyahningsih, Yeni. 2011. Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL. Jakarta : Graha Ilmu.
  28. 28,0 28,1 28,2 28,3 Kadir,Abdul. 2009.“Membuat Aplikasi Web dengan PHP dan Database MySQL”. Yogyakarta: Andi Offset.
  29. Sibero,Alexander F.K. 2011. “Kitab Suci Web Programing”. Jakarta: Mediakom.
  30. Kadir, Abdul. 2008.“Tuntunan praktis: Belajar Database menggunakan MySQL”. Yogyakarta: Andi Offset
  31. Wikipedia. Komputasi Awan. Diakses pada tanggal 12 Juni 2016. Tersedia di https://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan#cite_ref-5
  32. IPutu Agus Eka Pratama. 2014. Smart City Beserta Cloud Computing Dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya. Bandung : Informatika.
  33. Santoso, Martinus, dan Sugiyanto. 2013. Pembuatan Otomasi Pengaturan Kereta Api, Pengereman, Dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler. Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1, Januari 2013. Di unduh tanggal 18 April 2015
  34. Syahwil,Muhammad.2013."panduan mudah simulasi & praktek Mikrokontroler Arduino".Yogyakarta:ANDI
  35. 35,0 35,1 Franky Chandra, Deni Arifianto. 2011. Jago Elektronika Rangkaian Sistem Otomatis. Jakarta : PT Kawan Pustaka.
  36. Kholis. 2013. Wi-Fi (Wireless Fidelity) dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan, Khususnya di Lingkungan Mahasiswa. Merujuk pada alamat : http://sunandar-nur-kholis.blogspot.co.id/2013/06/makalah-wifi-dan-pengaruhnya-terhadap.html
  37. 37,0 37,1 37,2 37,3 Rusmadi, Dedy. 2009. Mengenal Komponen Elektronika. Bandung: Pionir Jaya.
  38. 38,0 38,1 38,2 Kadir, Abdul. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroller dan Pemogramannya Menggunakan Arduino.Yogyakarta: Andi Offset.
  39. Ari Heryanto, M dan Wisnu Adi P. 2008. Pemrograman Bahasa C UntukMikrokontroler ATMEGA8535. Yogyakarta: Andi.
  40. Wikipedia. Adaptor. https://id.wikipedia.org/wiki/Adaptor . (Diakses Tanggal 26 April 2016).
  41. Sriwijaya, M.Si, Dedi Karsadi dan Drs.Dadang Subagja. 2011. “Solusi Cerdas Servis Ponsel”.Jakarta Selatan:PT Kawan Pustaka
  42. Sulistyowati dan Dedi Dwi Febriantorodi.2012.”Perancangan Prototype sistem kontrol dan monitoring pembatas daya listrik berbasis mikrokontroler”.Jurnal IPTEK Vol.16, No.1
  43. Semiawan, Conny. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
  44. Swarjana. I Ketut. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.
  45. Syafliadi, Hendra, Eddy Soesilo, and Mirza Zoni. "PERANCANGAN METERAN AIR BERSIH PRABAYAR PADA RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLER". ABSTRACT OF UNDERGRADUATE RESEARCH, FACULTY OF INDUSTRIAL TECHNOLOGY, BUNG HATTA UNIVERSITY 5.1 (2015).(Tanggal Akses 20 Oktober 2015).
  46. Hamid, Firmansyah, Satria Rinaldi Reza, and Novia Anggraini Ika.PROTOTYPE METERAN AIR DIGITAL DENGAN SISTEM PRABAYAR BERBASIS PENGISIAN KODE TOKEN. Diss. Universitas Bengkulu, 2015.(Tanggal Akses 20 Oktober 2015).
  47. Saefullah, Asep, S.Abas, F.Deinsyah. 2014. "PROTOTYPE WEATHER STATION BERBASIS ARDUINO YUN". Jurnal CCIT Vol.8 No.2 Indonesia: Perguruan Tinggi Raharja.(Tanggal Akses 20 Oktober 2015).
  48. Rafika, Ageng Setiani, B.Mukti, B.Wahyu. 2014. "APLIKASI MONITORING SISTEM ABSENSI SIDIK JARI SEBAGAI PENDUKUNG PEMBAYARAN BIAYA PEGAWAI TERPUSAT DENGAN SAP".Jurnal CCIT Vol.8 No.3 Indonesia : Perguruan Tinggi Raharja.(Tanggal Akses 20 Oktober 2015).
  49. Juniastha, I. K., Wirawan, I. M. A., Kom, S., Arthana, I. K. R., & ST, M. (2015). PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENCATATAN REKENING AIR MINUM BERBASIS ANDROID DENGAN QUICK RESPONSE CODE DI PDAM KABUPATEN BULELENG CABANG KUBUTAMBAHAN. KARMAPATI (Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika) ISSN: 2252-9063, 4(1).(Tanggal Akses 20 Oktober 2015).
  50. Musyafa, M. A., Rasmana, S. T., & Susanto, P. (2015). RANCANG BANGUN SISTEM PRABAYAR PADA PDAM BERBASIS ARDUINO UNO R3. Journal of Control and Network Systems (JCONES), 4(1).(Tanggal Akses 20 Oktober 2015).
  51. Ningrum, E. S. (2010). Penerapan Teknologi Wireless RF Dan SMS Gateway pada Sistem Monitoring Pemakaian Air PDAM Skala Rumah Tangga yang Terintegrasi Database via Internet. In Industrial Electronic Seminar.(Tanggal Akses 20 Oktober 2015).
  52. Armaini, Fitria. 2011. RANCANG BANGUN ALAT UKUR VOLUME AIR PDAM BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 DENGAN SENSOR FOTODIODA. SKRIPSI Program Studi Fisika. Indonesia: UNIVERSITAS ANDALAS.(Tanggal Akses 20 Oktober 2015).

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A:

Pada lampiran A ini berisi berkas-berkas yang diperlukan sebagai persyaratan SKRIPSI.

A.1. Surat Pengantar SKRIPSI

A.2. Surat Penugasan Kerja

A.3. Kartu Bimbingan

A.4. Kartu Study Tetap Final (KSTF)

A.5. Form Validasi SKRIPSI

A.6. Kwitansi Pembayaran SKRIPSI

A.7. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil

A.8. Daftar Nilai

A.9. Formulir Seminar proposal

A.10. Formulir Final Presentasi

A.11. Formulir Penilaian Objektif

A.12. Formulir Pendaftaran Sidang

A.13. Formulir Pertemuan Stakeholder

A.14. Kwitansi Pembayaran Raharja Career

A.15. Kwitansi Pembayaran Sidang

A.16. Formulir Pendaftaran Sidang

A.17. Sertifikat TOEFL

A.18. Sertifikat Prospek

A.19. Sertifikat IT Internasional

A.20. Sertifikat IT Nasional

A.21. Sertifikat Pelatihan/Training STMIK RAHARJA

A.22. Sertifikat Tri Dharma

A.23. Sertifikat Organisasi

A.24. Sertifikat Partisipasi Raharja Career 2016

A.25. Sertifikat Prestasi

A.26. Curriculum Vitae (CV)

Lampiran B:

Pada lampiran B ini berisi berkas-berkas yang berhubungan dengan penelitian dll.

B.1. Form Observasi

B.2. Form Wawancara

B.3. Surat Keterangan Implementasi Program

B.4. Laporan Widuri

B.5. Katalog Produk

B.6. Kartu Nama

B.7. Poster Session

B.8. Slide Presentasi

Lampiran C:

Pada lampiran C ini berisi tentang berkas / bukti pada saat observasi dari sub bab 3.1. yang ada pada BAB III, dan berkas-berkas pendukung lainnya.

C.1. SOP Bagian Perencanaan

C.2. Gambaran Umum PDAM TKR 2015

C.3. Brosur PDAM

C.4. Data Sheet Linkit One

Contributors

Arwan