SI1131469730

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

ALAT SELECTOR JUS DENGAN SMARTPHONE ANDROID

BERBASIS MICROCONTROLER ATMEGA8

KOPKAR GMF


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1131469730
NAMA


JURUSAN Sistem Komputer

KONSENTRASI Computer System

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ALAT SELECTOR JUS DENGAN SMARTPHONE ANDROID

BERBASIS ATMEGA8 PADA KOPKAR GMF

Disusun Oleh :

NIM
: 1131469730
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 28 Januari 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd.)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 



LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ALAT SELECTOR JUS DENGAN SMARTPHONE ANDROID

BERBASIS MICROCONTROLER ATMEGA8

PADA KOPKAR GMF


Dibuat Oleh :

NIM
: 1131469730
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Computer System

Tahun Akademik 2015 / 2016

Disetujui Oleh :

Tangerang, 28 Januari 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Indrianto, M.T.)
   
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom.,Msi)
NID : 05061
   
NID : 13001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA



LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

ALAT SELECTOR JUS DENGAN SMARTPHONE ANDROID BERBASIS MICROCONTROLER ATMEGA

PBERBASIS MICROCONTROLER ATMEGA8

PADA KOPKAR GMF

Dibuat Oleh :

NIM
: 1131469730
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, 28 Januari 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 



LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
: 1131469730
Nama
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Laporan Skripsi ini dari awal sampai akhir merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikasi dari Laporan Skripsi yang telah dipergunakan untuk memenuhi persyaratan mengambil Skripsi guna mendapatkan gelar Sarjana Komputer di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan sebelumnya.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, 28 Januari 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1131469730

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI


Smartphone android pada jaman sekarang ini sudah banyak di gunakan oleh banyak kalangan. smartphone juga dapat di manfaatkan juga sebagai alat pengontrol pada suatu alat. contoh nya pada alat selector jus yang saat ini ada cafe, restauran, warung ataupun warung masih menggunakan alat secara manual. dijaman sekarang teknologi sudah semakin canggih sehingga bisa di padukan satu samalain. sehingga dapat dipadukan antara smartphone dengan alat selector jus yang menggunakan bluetooth sebagai penghubungnya. Alat ini dirancang menggunakan android sebagai interface dengan berbasis microkontroler. Juga menggunakan sonsor inframerah dan buzzer sebagai pengingat bahwa jus akan habis. dan alat selector ini akan memudahkan dan menarik dalam penggunaan dan menjadi inovasi alat canggih di jaman sekarang ini pada kopkar GMF.


Kata Kunci: Atmega8, Smartphone, Bluetooth

ABSTRACT

Android smartphone in this day and age has been widely used by many people. smartphone also can be utilized also as a means of controlling the device. Her example of the selector tools that currently exist juice cafe, restaurant, shop or stall still use the tool manually. in today's increasingly sophisticated technologies that can be in the mix to one another. so it can be integrated between smartphone with juice selector tool that uses Bluetooth as a liaison. This tool was designed using android as an interface with microkontroler based. Also use infrared sonsor and buzzer as a reminder that the juices will run out. and a selector tool will make it easy and attractive to use and become powerful tools of innovation in today's on Kopkar GMF.


Keywords: Atmega8, Smartphone, Bluetooth

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Laporan ini disajikan dalam bentuk buku. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah "ALAT SELECTOR JUS DENGAN SMARTPHONE ANDROID BERBASIS MICROCONTROLER ATMEGA8 PADA KOPKAR GMF". Laporan ini merupakan salah satu syarat yang ditempuh oleh mahasiswa sebelum melaksanakan Skripsi dalam jenjang Sarjana jurusan Sistem Komputer pada Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan sumber literature yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya Skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.

2. Bapak Sugeng Santoso,M.Kom selaku Puket I Bidang Akademik STMIK Raharja.

3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer..

4. Bapak Indrianto, M.T. selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan Skripsi ini.

5.Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom.,Msi selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Bapak Yuyun Zaenudin, selaku Stakeholder dalam pelaksanaan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada saya.

8. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.

9.Sahabat FUMMRI, The Trio ustad (Derry Prasetyo, Isdiarto, dan Sefanda Yusyad Nusa), Mentoring Salahuddin Al Ayyubi (Khiabani Fakhri, Agil, Anang, Derry, Isdiarto, Sefanda), , Alumni dan semua pihak yang telah membantu penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.

Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.

Tangerang,20 Januari 2016
Nama. Yasin Nur Hidayat
NIM. 1131469730

Daftar isi



DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)

 

DAFTAR SIMBOL ELEKTRONIKA

 

DAFTAR TABEL


Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Tabel 2.2 Konfigurasi Port B

Tabel 2.3 Konfigurasi Port C

Tabel 2.4 Konfigurasi Port D

Tabel 2.5 Tipe-tipe Data dalam BASCOM

Tabel 2.6 Tabel Operasi Relasi

Tabel 2.7 Cara Menghitung Nilai Resistor

Tabel 3.1 Komponen Perancangan Sistem

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap IV

Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Sistem

Tabel 4.2 Uji coba program Mikrokontroler

Tabel 4.3 Uji coba pada ruang terbuka

Tabel 4.4 Uji coba pada ruang tertutup

Tabel 4.5 Hasil Rangkaian Catu Daya

Tabel 4.6 Estimasi Biaya



DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karakter Sistem

Gambar 2.2 Sistem Pengendali Loop Terbuka

Gambar 2.3 Sistem Pengendali Loop Terbuka

Gambar 2.4 Pembuatan Prototipe Evolusioner

Gambar 2.5 Blok Rangkaian Internal Mikrokontroler

Gambar 2.6 Diagram Blok Arsitektur Mikrokontroler ATmega8

Gambar 2.7 Konfigurasi Pin ATmega8

Gambar 2.8 Android Versi 1.1

Gambar 2.9 Android Versi 1.5 (Cupcake)

Gambar 2.10 Android Versi 1.6 (Donut)

Gambar 2.11 Android versi 2.5 (Eclair)

Gambar 2.12 Android Versi 2.2 (Froyo)

Gambar 2.13 Android Versi 2.3 (Gringerbread)

Gambar 2.14 Android Versi 3.0 (Honeycomb)

Gambar 2.15 Android Versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

Gambar 2.16 Android Versi 4.1 (Jelly Bean)

Gambar 2.17 Tools Pengembangan Android

Gambar 2.18 Android Simulator

Gambar 2.19 Basic 4 Android

Gambar 2.21 Contoh Sensor Proximity

Gambar 2.22 Contoh Sensor Magnet

Gambar 2.23 Contoh Sensor Ultrasonik

Gambar 2.24 Contoh Sensor Efek-Hall

Gambar 2.25 Contoh Sensor Tekanan

Gambar 2.26 Contoh Sensor Suhu

Gambar 2.27 Transistor

Gambar 2.28 Bias Arus Dioda

Gambar 2.29 Kapasitor

Gambar 2.30 Resistor

Gambar 2.31 Osilator

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Gambar 3.2 Flowchart Sistem Selector Jus

Gambar 3.3 Perancangan Prototipe

Gambar 3.4 Cara Kerja Alat

Gambar 3.5 Blok Diagram

Gambar 3.6 Rangkaian Minimum Mikrokontroler ATmega8

Gambar 3.7 Pin modul Bluetooth HC-05

Gambar 3.8 Rangkaian Catu Daya

Gambar 3.9 Rangkaian Module Bluetooth HC-05

Gambar 3.10 Tampilan Basic 4 Android

Gambar 3.11 Tampilan B4A-Bridge pada Smartphone Android

Gambar 3.12 Menu Run

Gambar 4.1 Pengujian menggunakan Proteus dan Hyperterminal

Gambar 4.2 Grafik Uji Coba Hardware

Gambar 4.3 Pengujian Rangkaian Catu Daya

Gambar 4.4 Flowchart Program


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Peralatan dan tekhnologi saat ini sudah maju dan di rancang sedemikian rupa. Sehingga dapat memudahkan pekerjaan manusia dan banyak di antaranya yang dirancang secara otomatis dan pengontrolan manual yang di ubah menjadi lebih praktis oleh manusia. Teknologi smartphone android banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk membantu mengolah suatu pekerjaan jadi lebih mudah. Selain itu, smartphone telah menjadi kebutuhan manusia yang sangat penting yang digunakan untuk melakukan komunikasi, sebagai media hiburan, membantu memudahkan melakukan pekerjaan, dan juga dapat digunakan sebagai kontroling sebuah alat.

Sedangkan saat ini teknologi berkembang pesat yang dapat digunakan sebagai solusi masalah. Di dalam dunia kuliner dan penjualan saat ini masih dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu sedikit lama. Sebagai contoh dalam penjualan jus di sebuah warung, toko, kantin, kantor, atau cafe, sebagian masih menggunakan cara yang manual, ada juga yang menggunakan jus yang sudah dalam kemasan dan di letakan di sebuah tempat seperti dispenser untuk menuangkan jus tersebut dan masih melakukan penuangan jus kedalam gelas secara manual. Jadi dengan smartphone android sebagai alat kontrol interface dengan berbasis mikrokontroler ATmega8 yang telah dikonfigurasi untuk mempengaruhi kinerja sistem sensor bluetooth agar dapat mengontrol dan menjalankan alat selector jus. Dari uraian di atas diperlukan teknologi yang dapat membantu dalam membantu memberikan kemudahan dalam pemilihan jus, maka penulis membuat “ALAT SELECTOR JUS DENGAN SMARTPHONE ANDROID BERBASIS MICROCONTROLER ATMEGA8 PADA KOPKAR GMF”.


Perumusan Masalah

Dalam melakukan pengontrolan jus dibutuhkan alat yang menarik dan mudah melalui smartphone android. Yang melakukan pengontrolan melalui smartphone, memberi kan informasi level jus pada pengguna.

Berdasarkan uraian diatas maka di dapatkan rumusan masalah yang terjadi didalam penggunaan alat selektor jus, didapat beberapa pokok permasalahan, diantaranya:

  1. Bagaimana menggunakan Smartphone sebagai pengontrolan alat selector jus terhadap pengguna?

  2. Bagaimana mengkonfigurasi ATmega8 melakukan pengontrolan alat jus?

  3. Bagaimana perancangan software dan hardware dalam selector jus?

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai pembatasan atas penyusunan laporan ini untuk tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka penulis memberikan ruang lingkup penelitian sebagai berikut: Melakukan controling menggunakan Smartphone Android, Menggunakan arsitektur mikrokontroler ATmega8, Menggunakan mode bluetooth sebagai output interface android.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

Tujuan Individual

  1. Memenuhi syarat kelulusan untuk Skripsi dan meningkatkan kreatifitas dalam membuat suatu program/alat.

  2. Memberikan kepuasan karena dapat meciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi pegawai Kopkar GMF.

Tujuan Fungsional

  1. Untuk menciptakan alat selektor jus dengan smartphone sebagai alat controlnya.

  2. Untuk menghasilkan program ATmega8 untuk dapat dijalankan sebagai selektor jus.

  3. Untuk menjalankan alat selector jus dengan output interface android module bluetooth yang di konfigurasi oleh ATmega8.

Tujuan Operasional

  • Mengontrol alat selector jus dengan menggunakan bluetooth dan memanfaatkan andorid sebagai interface.


    Manfaat penelitian

    Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

    Manfaat Individu

    1. Dapat mengembangkan ilmu yang penulis dapatkan selama di bangku perkuliahan.

    2. Memberika kepuasan karena dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

    3. Memberikan terobosan baru pada pihak-pihak yang berkarya dalam bidang sains dan teknologi.

    Manfaat Fungsional

    1. Bentuk apresiasi dan kontribusi dalam perkembangan teknologi informasi dan elektronika.

    2. Memberika kepuasan karena dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

      Maanfaat Operasional

      1. Dapat menghemat waktu dan tenaga dalam melakukan pengoperasian alat.

      2. Dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengoperasikan alat ini dan juga dapat memperluas wawasan dalam bidang ilmu elektronika.

        Metode Penelitian

        Metode Pengumpulan Data

        1. Wawancara Pada metode ini penulis melakukan proses tanya jawab kepada seorang atau nara sumber di tempat atau dimana lokasi objek penelitian yang dilakukan.

        2. Observasi (Pengamatan) Adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan terhitung dari bulan September sampai Oktober 2015 di kopkar GMF yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian.

        3. Studi Pustaka Adalah segala upaya yang dilakukan oleh penyusun untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi ini diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, tesis/disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber lain. Pada metode ini penulis akan mendapatkan informasi dengan mempelajari buku-buku dan literature yang ada. Pada metode ini penulis akan mendapatkan informasi dengan mempelajari buku-buku dan literature yang ada seperti CCIT Journal Perguruan Tinggi Raharja.

        Metode Perancangan

        Dalam laporan skripsi ini, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart program dan flowchart sistem dengan desain hardware menggunakan diagram blok . Metode ini dimaksudkan untuk bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.

        Metode Perancangan

        Dalam metode perancangan ini, menggunakan UML ( Unified Modelling Language) sebagai modelling tools untuk menggambarkan rancangan sistem yang ada saat ini, diantaranya yang digunakan Usecase Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Activity diagram, state diagram, spesifikasi basis data.

        Metode Pengujian

        Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeleminisi kesalahan yang terjadi saat sistem di terapkan. Penulis menggunakan metode Black Box dan White Box karena metode Black Box dan White Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

        Metode Prototipe

        Metode yang dipakai adalah metode prototyping evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

        Sistematika Penulisan

        Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada laporan skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:

        BAB I : PENDAHULUAN

        Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi penelitian, dan sistematika penulisan.

        BAB II : LANDASAN TEORI

        Bab ini berisikan pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku dan jurnal yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

        BAB III : ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

        PBab ini berisikan gambaran umum instansi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, dan user requirement yang terdiri dari 4 (empat) tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi yang merupakan final elisitasi yang diusulkan.

        BAB IV : HASIL PENELITIAN

        Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototipe, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya. Serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan.

        BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

        Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

        DAFTAR PUSTAKA

        LAMPIRAN



        BAB II

        LANDASAN TEORI

        Teori Umum

        Konsep Dasar Sistem

        1. Definisi Sistem

        Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, di antaranya:

        Menurut Mc Leod (2004) dalam Darmawan (2013:4)[1], sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan.

        Menurut Nasaruddin, dkk dalam Jurnal CCIT Vol.6 No.2 (2013),[2] “Sistem merupakan suatu kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan mempunyai ketergantungan satu sama lain, sistem dapat berjalan jika komponen-komponen yang ada di dalamnya bisa bekerja sama membentuk suatu lingkaran yang tidak dapat dipisahkan”.

        Menurut Hartono (2013:9)[3], “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara terorganisasi berdasar fungsi-fungsinya menjadi suatu kesatuan”.

        Menurut Suprihadi, Rini Kartika Hudiono dan Lina Sinatra Wijaya dalam Jurnal CCIT (2013:310),[4] ”Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan”.

        Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai sistem, dapat disimpulkan bahwa suatu sistem merupakan Kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

         

        2. Karakteristik Sistem

        Menurut Sutabri (2012:13),[5] sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

        1. Komponen Sistem (Components)
          Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
        2. Batas Sistem (Boundary System)
          Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
        3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)
          Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.
        4. Penghubung Sistem (Interface System)
          Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
        5. Masukan Sistem (Input System)
          Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
        6. Pengolahan Sistem (Processing System)
          Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
        7. Keluaran Sistem (Output System)
          Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
        8. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goals)
          Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

        Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

        Sumber: Sutabri (2012:13)[6]

         

        3. Klasifikasi Sistem

        Menurut Sutabri (2012:15)sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi tersebut di antaranya: sistem abstrak, sistem fisik, sistem tertentu, sistem tak tentu, sistem tertutup, dan sistem terbuka.

        1. Sistem Abstrak (Abstract System)
          Sistem abstrak merupakan adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan.
        2. Sistem Fisik (Physical System)
          adalah sistem yang ada secara fisik. Contohnya sistem komputerisasi, sistem akuntansi, siste produksi, sistem pendidikan, sistem sekolah, dan lain sebagainya.
        3. Sistem Tertentu (Deterministic System)
          adalah sistem dengan operasi tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat di deteksi dengan pasti sehingga keluaranya dapat diramalkan.
        4. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
          adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsure probabilitas.
        5. Sistem Tertutup (Closed System)
          adalah sistem yang tidak dapat bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingungan. Sistem ini tidak berintraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan.
        6. Sistem Terbuka (Open System)
          lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Contohnya sistem perdagangan.

        Konsep Dasar Pengontrolan

        1. Definisi Pengontrolan

        Menurut Erinofiardi (2012:261), “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanoa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

        Kontrol otomatis mempunyai peran penting dalam industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

        Pada industri besar dan modern sengat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa poengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan kerena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang di jumpai pada berbagai sistem pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

        Dalam sistem pengendalian kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka (Open-loop Control System) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup (Closed-Loop Control System).

        2. Jenis – jenis Pengontrolan

      3. a. Sistem Kontrol terbuka
        Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop terbuka adalah “suatu sistem kontrol yang keluaranya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”

      4. Gambar 2.2 Sistem Pengendali Loop Terbuka

        Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan baik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

      5. b. Sistem Kontrol Loop Tertutup
        Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.”

      6. Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umoan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang di umpamakan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

        Gambar 2.3Sistem Pengendali Loop Tertutup

        Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal Input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan kedalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim kealat terkendali.

        Sinyal Input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal Input dihasilkan oleh microkontroler.

         

        Konsep Dasar Analisa Sistem

        1. Definisi Analisa Sistem

        Menurut Wahana Komputer (2010:27)[7] Analisa sistem adalah sebuah proses penelaahan sebuah sistem, informasi dan rnembaginya ke dalam komponen-komponen penyusunnya untuk kemudian dilakukan penelitian sehingga diketahui permasalahan-permasalahan serta kebutuhan-kebutuhan yang akan timbul, sehingga dapat dilaporkan secara lengkap serta diusulkan perbaikan-perbaikan pada sistem tersebut.

        Menurut Darmawan (2013:210)[1] Analisa Sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan-kenyataan yang ada, mendiagnosis persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem.

        Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sitem adalah suatu proses sistem yang secara umum digunakan sebagai landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi di dalam suatu sistem tertentu.

        2. Fungsi Analisa Sistem

        Adapun fungsi analisa sistem adalah sebagai berikut:

        1. Mengidentifikasi masalah–masalah kebutuhan pemakai (user).
        2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.
        3. Memilih alternatif–alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.
        4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

        2.1.4. Konsep Dasar Perancangan Sistem

        1. Definisi Perancangan Sistem

        Menurut Darmawan (2013:227)[1], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

        Menurut Al-Jufri (2011:141)[8], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

        Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

        2. Tahap Perancangan Sistem

        Menurut Darmawan (2013:228)[1], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

        1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
        2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

        2.1.5. Konsep Dasar Prototipe

        1. Definisi Prototipe

        Menurut Simarmata (2010:62)[9], “Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”.

        Menurut Darmawan (2013:229)[1], Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.

        Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

        2. Jenis-Jenis Prototipe

        Menurut Darmawan (2013:230)[1], jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

        1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)
          Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.
        2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)
          dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.

        Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :

        1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
        2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.
        3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.
        4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.

        Gambar 2.2 Pembuatan Prototipe Evolusioner

        Sumber: Darmawan (2013:232)[1]

        2.1.6. Konsep Dasar Flowchart

        1. Definisi Flowchart

        Menurut Adelia (2011:116)[10], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”. Flowchart menolong analyst dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

        Menurut Sulindawati (2010:8)[11], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengopersian.

        Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan flowchart atau diagram alur adalah suatu alat yang banyak digunakan untuk membuat algoritma, yakni bagaimana rangkaian pelaksanaan suatu kegiatan. Suatu diagram alur memberikan gambaran dua dimensi berupa simbol-simbol grafis. Masing-masing simbol telah ditetapkan terlebih dahulu fungsi dan artinya.

        2. Jenis-jenis Flowchart

        Menurut Sulindawati (2010:8)[11], Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

        1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
          Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistemsecara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk sistem.
          Flowchart sistem terdiri dari tiga data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).
        2. Flowchart Paperwork (Document Flowchart)
          Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat atau disimpan.
        3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
          Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standart, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripeheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
          Flowchart Skemantik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh sesorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.
        4. Flowchart Program (Program Flowchart)
          Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan Flowchart Program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analisa sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.
        5. Flowchart Proses (Process Flowchart)
          Flowchart Proses merupakan teknikmenggambarkan rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus. Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, Flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan.

        2.1.7. Konsep dasar Pengujian

        1. Definisi Pengujian

        Menurut Rizky (2011:237)[12], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

        Menurut Simarmata (2010:301) [9], “Pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan.

        Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah prose terhadap aplikai yang saling terintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan.

        Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah Black box dan White box testing.

        2. Definisi Black Box

        Menurut Simanjuntak, dkk (2010:1), black box pengujian adalah metode pengujian perangkat lunak yang tes fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja (lihat pengujian white-box). pengetahuan khusus dari kode aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan.

        Menurut Shiddiq (2012:4), “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar.

        Menurut Budiman (2012:4), Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.

        Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian Black Box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

        Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba Black Box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

        Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

        1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.
        2. Kesalahan interface
        3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
        4. Kesalahan performa
        5. kesalahan inisialisasi dan terminasi

        Uji coba Black Box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba Black Box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

        1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
        2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
        3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
        4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
        5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
        6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

        Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

        1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
        2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.
        3. Menentukan output untuk suatu jenis input.
        4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.
        5. Melakukan pengujian.
        6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
        7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

        3. Metode Pengujian dalam Black Box

        Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

        a. Equivalence Partioning

        Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

        b. Boundary Value Analysis

        Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

        c. Cause-Effect Graphing Techniques

        Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

        1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
        2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
        3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
        4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.

        d. Comparison Testing

        Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

        e. Sample and Robustness Testing

        1. Sample Testing
        2. Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

        3. Robustness Testing
        4. Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

        f. Behavior Testing dan Performance Testing

        1. Behavior Testing
        2. Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

        3. Performance Testing
        4. Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

        g. Requirement Testing

        Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

        1. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
        2. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

        h. Endurance Testing

        Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/output (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

        4. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

        Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

        Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

        5. Definisi White Box

        Menurut Archarya (2013)[13]

        White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing.

        (White Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem. Metode ini dinamakan demikian karena program perangkat lunak, di mata tester, seperti kotak putih / transparan; dalam yang satu jelas melihat. Pengujian White Box adalah kontras dengan Black Box Testing).

        Keuntungan pengujian White Box

        1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.
        2. desain, tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.
        3. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error, dependensi, dan tambahan kode logika / aliran intern.
        4. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.
        5. penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat.
        6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.
        7. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal. Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

        Menurut Rizky (2011:262) [12], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap isi dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat.

        1. Decision (Branch) Coverage
        2. Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

        3. Condition Coverage
        4. Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

        5. Path Analysis
        6. Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

        7. Executive Time
        8. Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

        9. Algorithm Analysis

        Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.

        Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian white box adalah suatu pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem, dengan seperti pengujian dapat diketahui secara cepat.

        Teori Khusus

        Mikrokontroler

        1. Definisi Mikrokontroler

        Menurut Syahwill (2013:53) [14], “Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip yang di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program atau keduanya), dan perlengkapan input-output”.

        Menurut Winarno (2011:127) [15], “Mikrokontroler adalah alat elektronika digital yang memiliki masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus”.

        Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

        2. Pengenalan Mikrokontroler

        Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah banyak) membuat harganya menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu bahkan mainan yang lebih baik dan canggih.

        Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja (hanya satu program saja yang bisa disimpan). Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada Mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar, artinya program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

        Adapun kelebihan dari mikrokontroler adalah sebagai berikut :

        1. Penggerak pada mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman assembly dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian sistem menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem (bahasa assembly ini mudah dimengerti karena menggunakan bahasa assembly aplikasi dimana parameter input dan output langsung bisa diakses tanpa menggunakan banyak perintah). Desain bahasa assembly ini tidak menggunakan begitu banyak syarat penulisan bahasa pemrograman seperti huruf besar dan huruf kecil untuk bahasa assembly tetap diwajarkan.
        2. Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem.
        3. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah instruksi atau program. Langkah-langkah untuk download komputer dengan mikrokontroler sangat mudah digunakan karena tidak menggunakan banyak perintah.
        4. Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.
        5. Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.

        Menurut Sugeng (2012:1-2)[16], Mikrokontroler digunakan jika proses yang dikontrol melibatkan operasi yang kompleks baik itu aritmetika. Logika, pewaktuan, atau lainnya yang akan sangat rumit bila diimplementasikan dengan komponen-komponen diskrit. Salah satu keunggulan dari mikrokontroler adalah fleksibilitas dalam merangkai komponen-komponen diskrit karena dilakukan secara software. Prosesor didalam mikrokontroler mengerjakan instruksi sesuai software yang didalam memorinya (ROM). software tersebut berupa bahasa assembler yang sebenarnya mewakili kode-kode (opcode) yang diterjemahkan dan dieksekusi oleh prosesor.

        Sinyal yang bisa diolah oleh mikrokontroler adalah sinyal digital, untuk sinyal analog diperlukan konversi dengan menggunakan ADC (analog to digital converter) untuk mendapatkan nilai digital setaranya, sebaiknya jika menginginkan keluaran sinyal analog dari data digital maka diperlukan DAC (digital to analog converter).

        Gambar 2.3 Blok Rangkaian Internal Mikrokontroler

        Sumber: pemrograman mikrokontroler dengan bahasa c

        Gambar 2.3 memperlihatkan contoh blok rangkaian internal sebuah mikrokontroler beserta jalur datanya. Didalamnya selain ada Mikroprosessor, ROM, RAM, dan Port I/O bisa juga peripheral lain seperti UART, ADC, EEPROM, Timer dan lainnya.

        1. Mikroprosessor: unit yang mengoreksi program dan mengatur jalur data, jalur alamat, dan jalur kendali perangkat-perangkat yang terhubung dengannya.
        2. ROM (Read Only Memory): memori untuk menyimpan program yang dieksekusi oleh mikroprosesor. Bersifat non volatile artinya dapat mempertahankan data didalamnya walapun tak ada sumber tegangan. Saat sistem berjalan memori ini bersifat read only (hanya bisa dibaca).
        3. RAM (Random Access Memory): memori untuk menyimpan data sementara yang diperlukan saat eksekusi program. Memori ini bisa digunakan untuk operasi baca tulis.
        4. Port I/O: Port Input/Output sebagai pintu masukan atau keluaran bagi mikrokontroler. Umumnya sebuah port bisa difungsikan sebagai port masukan atau port keluaran bergantung kontrol yang dipilih.
        5. Timer: pewaktu yang bersumber dari oscillator mikrokontroler atau sinyal masukan ke mikrokontroler. Program mikrokontroler bisa memanfaatkan timer untuk menghasilkan pewaktuan yang cukup akurat.
        6. EEPROM: memori untuk menyimpan data yang sifatnya non volatile.
        7. ADC: converter sinyal analog menjadi data digital.
        8. UART: sebagai antarmuka komunikasi serial asynchronous.

        3. Pemanfaatan Mikrokontroler

        Menurut Syahwill (2013:54) [14], Mikrokontroler ada pada perangkat elekronik di sekeliling kita. Misalnya handphone, MP3 player, DVD, televise, AC, dll. Mikrokontroler juga dipakai untuk keperluan mengendalikan robot. Baik robot mainan, maupun robot industri. Mikrokontroler juga digunakan dalam produck dan alat yang dikendalikan secara otomatis, seperti sistem kontrol mesin, remote control, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikrokontroler memori, dan alat alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses men-j adi lebih ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini, maka:

        1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relative lebih kecil daripada program-program pada PC.
        2. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas
        3. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi
        4. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak

        Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi komponen IC TTL dan CMOS yang sering kali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi atau sekadar menambah jumlah saluran masukan dan keluaran (I/O). Dengan kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikro-kontroler sudah mengandung beberapa periferal yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital dan sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau kom-pleks.

        Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, mikrokontroler tersebut memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem minimum. Untuk membuat sistem minimal paling tidak di-butuhkan sistem clock dan reset, walaupun pada beberapa mikrokon-troler sudah menyediakan sistem clock internal, sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah beroperasi.

        Untuk merancang sebuah sistem berbasis mikrokontroler, kita memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu:

        1. Sistem minimal mikrokontroler
        2. Software pemrograman dan kompiler, serta downloader

        Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler tidak akan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip yang sama, yang terdiri dari 4 bagian, yaitu:

        1. Prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri.
        2. Rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai dari awal.
        3. Rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU.
        4. Rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumber daya.

        Pada mikrokontroler jenis-jenis tertentu (AVR misalnya), poin no 2, 3 sudah tersedia di dalam mikrokontroler tersebut dengan frekuensi yang sudah diseting dari vendornya (biasanya 1MHz, 2MHz, 4MHz, 8MHz), sehingga pengguna tidak memerlukan rangkaian tambahan. Namun bila ingin merancang sistem dengan spesifikasi tertentu (misal ingin komunikasi dengan PC atau handphone), pengguna harus menggunakan rangkaian clock yang sesuai dengan karakteristik PC atau HP tersebut, biasanya menggunakan kristal 11,0592 MHz, untuk menghasilkan komunikasi yang sesuai dengan baud rate PC atau HP tersebut.

        4. Perkembangan Mikrokontroler

        Menurut Syahwill (2013:57) [14] Mikrokontroler pertama kali dikenalkan oleh Texas Instrument dengan seri TMS 1000 pada tahun 1974 yang merupakan mikrokon-troler 4 bit pertama Mikrokontroler ini mulai dibuat sejak 1971. Merupakan mikrokomputer dalam sebuah chip, lengkap dengan RAM dan ROM. Kemudian, pada tahun 1976 Intel mengeluarkan mikro-kontroler yang kelak menjadi populer dengan nama 8748 yang merupakan mikrokontroler 8 bit, yang merupakan mikrokontroler dari keluarga MCS 48. Sekarang di pasaran banyak sekali ditemui mikrokontroler mulai dari 8 bit sampai dengan 64 bit, sehingga perbedaan antara mikrokontroler dan mikroprosesor sangat tipis. Masing-masing vendor mengeluarkan mikrokontroler dengan dileng-kapi fasilitas yang cenderung memudahkan user untuk merancang sebuah sistem dengan komponen luar yang relatif lebih sedikit.

        Saat ini mikrokontroler yang banyak beredar di pasaran adalah mikrokontroler 8 bit varian keluarga MCS51 (CISC) yang dikeluarkan oleh Atmel dengan seri AT89Sxx, dan mikrokontroler AVR yang merupakan mikrokontroler RISC dengan seri ATMEGA8535 (walau-pun varian dari mikrokontroler AVR sangatlah banyak, dengan masing-masing memiliki fitur yang berbeda-beda). Dengan mikro-kontroler tersebut pengguna (pemula) sudah bisa membuat sebuah sistem untuk keperluan sehari-hari, seperti pengendali peralatan rumah tangga jarak jauh yang menggunakan remote control televisi, radio frekuensi, maupun menggunakan ponsel, membuat jam digital, termometer digital, dan sebagainya.

        5. Jenis-Jenis Mikrokontroler

        Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu, yaitu RISC dan CISC serta masing-masing mempunyai keturunan atau keluarga sendiri-sendiri.

        1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak.
        2. Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.

        Jenis-jenis Mikrokontroler Umum Digunakan

        1. Keluarga MCS51
        2. Mikrokontroler ini termasuk dalam keluarga mikrokontroler CISC. Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock. Mikrokontroler ini berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun awalnya dirancang untuk aplikasi mikrokontroler chip tunggal, sebuah mode perluasan telah mengizinkan sebuah ROM luar 64 KB dan RAM luar 64 KB diberikan alamat dengan cara jalur pemilihan chip yang terpisah untuk akses program dan memori data. Salah satu kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin pemroses boolean yang mengizinkan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat dilakukan secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan RAM. Karena itulah MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC (Programmable Logic Control).

        3. AVR
        4. Mikrokontroler Alv and Vegard's RISC processor atau sering disingkat AVR merupakan mikrokontroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan dalam 4 kelas. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, periferal dan fungsinya. Keempat kelas tersebut adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90S,oc, keluarga ATMega, dan AT86RFxx.

        5. PIC
        6. Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable Interface Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah men-jadi Programmable Intelligent Computer. PIC termasuk keluarga mikrokontroler berarsitektur Harvard yang dibuat oleh Microchip Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik General Instruments dengan nama PIC1640. Sekarang Microhip telah mengumumkan pembuatan PIC-nya yang keenam PIC cukup populer digunakan oleh para developer dan para penghobi ngoprek karena biayanya yang rendah, ketersediaan dan penggunaan yang luas, database aplikasi yang besar, serta pemrograman (dan pemrograman ulang) melalui hubungan serial pada komputer.

        7. Arduino
        8. Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama, yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.

        9. ARM Cortex-M0
        10. Menurut Syahwill (2013:58-59) [14] ARM adalah prosesor dengan arsitektur set instruksi 32bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM merupakan singkatan dari Advanced RISC Machine (sebelumnya lebih dikenal dengan kepanjangan Acorn RISC Machine).

        6. Mikrokontroler AVR ( Alf and Vegaard’s RISC Processor)

        Menurut Syahwill (2013:58)[14], Mikrokontroler Alf and Vegaard’s RISC Processor atau sering disingkat AVR merupakan mikrokontroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi.

        Secara umum, AVR dapat dikelompokan dalam 4 kelas. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, periferal dan fungsinya. Keempat kelas tersebuat adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan keluarga AT86RFFxx.

        7. ATmega328

        1. Definisi ATmega328

        Menurut Syahid (2012:33) [17], "ATmega328 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8 bit. Beberapa tipe mikrokontroler yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega32, ATmega328, yang membedakan antara mikrokontroler antara lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripherial (USART, timer, counter, dll)".

        Dari segi ukuran fisik, ATmega328 memiliki ukuran fisik lebih kecil dibandingkan dengan beberapa mikrokontroler diatas. Namun untuk segi memori dan periperial lainnya ATmega328 tidak kalah dengan yang lainnya karena ukuran memori dan periperialnya relatif sama dengan ATMega8535, ATMega32, hanya saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan mikrokontroler diatas.

        Mikrokontroler ini memiliki beberapa fitur antara lain :

        1. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.
        2. 32 x 8-bit register serba guna.
        3. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
        4. 32 KB flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
        5. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
        6. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
        7. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output.
        8. Master / Slave SPI Serial interface.

        Mikrokontroler ATmega328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan paralelisme. Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock.

        32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU (Arithmatic Logic unit) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ).

        Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register Control Timer/Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya.

        Berikut ini adalah tampilan arsitektur ATmega 328 :

        Gambar 2.4 Arsitektur ATmega328

        Sumber: Data Sheet Mikrokontroler: ATmega328







        2. Konfigurasi PIN ATmega328

        Gambar 2.5 Susunan PIN ATmega328

        Sumber: Jurnal Syahid (2012:34) [17]

        Menurut Syahid (2012:34) [17] ATmega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperial lainnya.

        1. Port B

        Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini.

        1. ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.
        2. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation).
        3. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi SPI.
        4. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).

        2. Port C

        Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output digital. Fungsi alternatif PORTC antara lain sebagai berikut.

        1. ADC6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data digital.
        2. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck.
        3. 3. Port D

          Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga memiliki fungsi alternatif dibawah ini.

        4. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.
        5. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi.
        6. XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan external clock.
        7. T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer 0.
        8. AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.

         

        Operating Sistem Android

        A. Definisi Android

        Menurut Hidayat (2011:193)[18], “android adalah sistem operasi untuk perangkat mobile yang pengembangannya dipimpin oleh google.”

        Menurut Wahadyo (2013:2)[19] Android adalah sistem operasi disematkan pada gadget, baik itu handphone, tablet, juga sekarang sudah merambah ke kamera digital dan jam tangan.

        Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Android adalah sistem operasi untuk perangkat handphone, tablet dan perangkat lainnya.

        B. Sejarah Android

        Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.

        Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android.Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).

        Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android.Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).

        Fitur-fitur yang dimiliki android adalah:

        1. Kerangka aplikasi: itu memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia.
        2. Dalvik mesin virtual: mesin virtual dioptimalkan untuk perangkat telepon seluler.
        3. Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan pustaka OpenGL.
        4. SQLite: untuk penyimpanan data.
        5. Mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)
        6. GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, 4G dan WiFi (tergantung piranti keras)
        7. Kamera, Global Positioning System (GPS), kompas, NFC dan accelerometer (tergantung piranti keras)




        C. Versi Android

        Menurut Safaat (2012:10-12)[20] Adapun versi-versi android yang pernah dirilis diantaranya sebagai berikut:

        a. Android versi 1.1

        Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.

        Gambar 2.6 Android Versi 1.1

        b. Android Versi 1.5 (Cupcake)

        Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon seluler dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headsetBluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.

        Gambar 2.7 Android Versi 1.5 (Cupcake)

        c. Android Versi 1.6 (Donut)

        Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan, CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, gestures, kemampuan dial kontak, teknologi text to change speech, pengadaan resolusi VWGA.

        Gambar 2.8 Android Versi 1.6 (Donut)

        d. Android Versi 2.1 (Eclair)

        Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1.

        Untuk bergerak cepat dalam persaingan perangkat generasi berikutnya, Google melakukan investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile terbaik. Dengan semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah handset Android, semakin banyak pihak ketiga yang berminat untuk menyalurkan aplikasi mereka kepada sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah ke dalam sistem operasi Android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug. Sistem operasi Android dalam situs internet juga dianggap penting untuk menciptakan aplikasi Android asli, contohnya oleh MySpace dan Facebook.

        Gambar 2.9 Android Versi 2.5 (Eclair)

        e. Android Versi 2.2 (Froyo: Frozen Yogurt)

        Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan. Perubahan-perubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain dukungan Adobe Flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi 2 sampai 5 kali lebih cepat, intergrasi V8 JavaScript engine yang dipakai Google Chrome yang mempercepat kemampuan rendering pada browser, pemasangan aplikasi dalam SD Card, kemampuanWiFi Hotspot portabel, dan kemampuan auto update dalam aplikasi Android Market.

        Gambar 2.10 Android Versi 2.2 (Froyo)

        f. Android Versi 2.3 (Gingerbread)

        Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3 (Gingerbread) diluncurkan. Perubahan-perubahan umum yang didapat dari Android versi ini antara lain peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi copy paste, layar antar muka (User Interface) didesain ulang, dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near Field Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu.

        Gambar 2.11 Android Versi 2.3 (Gingerbread)

        g. Android Versi 3.0 (Honeycomb)

        Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar. User Interface pada Honeycomb juga berbeda karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis.

        Gambar 2.12 Android Versi 3.0 (Honeycomb)

        h. Android Versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

        Ice Cream Sandwich didesain untuk baik itu telepon ataupun tablet. Android ICS menawarkan banyak peningkatan dari apa yg sudah ada di Gingerbread dan Honeycomb dengan pada saat yang sama memberikan inovasi-inovasi baru. Beberapa peningkatan itu antara lain kemampuan copy paste yang lebih baik, data logging dan warnings, dan kemampuan utk mengambil screenshot dengan menekan power dan volume bersamaan. Selain itu keyboardnya dan kamus juga mendapat perbaikan. Inovasi-inovasi baru di ICS antara lain penggunaan font “Roboto”. di Android 4.0 Ice Cream Sandwich System Bar dan Action Bar. adanya Android 4.0 Ice Cream Sandwich voice control yang memungkinkan kita mendikte teks yang ingin kita ketik. Selain itu Face Unlock merupakan salah satu hal yang menonjol di Android versi baru ini. Juga ada NFC based app yang disebut Android Bump, yang memungkinkan pengguna untuk bertukar informasi/data hanya dengan menyentuhkan gadget.

        Gambar 2.13 Android Versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

        i. Android Versi 4.1 (Jelly Bean)

        Android Jelly Bean yaang diluncurkan pada acara Google I/O lalu membawa sejumlah keunggulan dan fitur baru. Penambahan baru diantaranya meningkatkan input keyboard, desain baru fitur pencarian, UI yang baru dan pencarian melalui Voice Search yang lebih cepat.

        Tidak ketinggalan Google Now juga menjadi bagian yang diperbarui.Google Now memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula.Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil pertandingan olahraga. Sistem operasi Android Jelly Bean 4.1 muncul pertama kali dalam produk tablet Asus, yakni Google Nexus 7.

        Gambar 2.14 Android Versi 4.1 (Jelly Bean)

        D. Android SDK

        Menurut Safaat (2012:15)[20], “SDK (Software Development Kit) adalah tools API (Application Programming Interface) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform android menggunakan bahasa pemrograman JAVA”.

        SDK Android sebenarnya adalah kumpulan tools yang di sediakan oleh google untuk para pengembang yang ingin mencoba mengembangkan aplikasi android nya. Sdk sendiri merupakan kependekan dari system development kits, dalam sdk ini terdapat tools tools yang di butuhkan dalam pengembangan android, diantaranya adalah:

        Gambar 2.15 Tools Pengembangan Android

        Sumber: Safaat (2012:15)[20]

        a. Adb Shell

        Adb sendiri merupakan bagian dari android developmentbridge yang dapat menjalankan terminal android seperti anda menjalankan terminal pada sistem operasi linux, dan command yang terdapat adalam adb shell sendiri sama seperti command linux pada umumnya, dan sistem yang berjalan pun juga hampir sama seperti linux pada umumnya.

        b. Android Simulator

        Fungsi dari android simulator ini berguna untuk para programer yang ingin melakukan testing aplikasi yang di buat nya kedalam sistem operasi android secara virtual sebelum mengaplikasikanya kedalam handset android sebenarnya, bila kita menjalankan android virtual ini, yang kita lihat sama seperti kita menjalankan handset android yang sesungguh nya, dan versi versi android terdahulu juga bisa kita jalankan apabila kita menginstal dan mendownload nya pada situs resmi google

        Gambar 2.16 Android Simulator

        Sumber: Safaat (2012:15)[20]

        c. DDMS

        DDMS dapat mencatat semua log yang aktif yang di lakukan pada ponsel android, hal ini memungkinkan para pengembang juga dapat melakukan benchmark terhadap aplikasi yang dibuatnya apabila sudah di terapkan langsung dalam ponsel android.

        E. Basic4 Android

        Basic4android adalah development tool sederhana yang powerful untuk membangun aplikasi Android. Bahasa Basic4android mirip dengan bahasa Visual Basic dengan tambahan dukungan untuk objek. Aplikasi Android (APK) yang dicompile oleh Basic4Android adalah aplikasi Android native/asli dan tidak ada extra runtime seperti di Visual Basic yang ketergantungan file msvbvm60.dll, yang pasti aplikasi yang dicompile oleh Basic4Android adalah NO DEPENDENCIES (tidak ketergantungan file oleh lain). IDE Basic4Android hanya fokus pada development Android.

        Gambar 2.17 Basic 4 Android

        Sumber: Safaat (2012:15)[20]

        Basic4Android termasuk designer GUI untuk aplikasi Android yang powerful dengan dukungan Built -in untuk multiple screens dan orientations, serta tidak dibutuhkan lagi penulisan XML yang rumit, dapat di develop dan debug dengan Emulator Android atau dengan real device (koneksi ke USB atau melalui local network).

        Gambar 2.18 Designer GUI

        Sumber: Safaat (2012:15)[20]

        Konsep Dasar Bluetooth

        A. Definisi Bluetooth

        Menurut Irwansyah (2014:85)[21], ” Bluetooth adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim/menerima data dari device pertama ke device kedua.

        Menurut Enterprise (2010:62)[22], ” Bluetooth adalah alat komunikasi tanpa kabel yang mampu menyediakan layanan transfer data dengan jarak jangkauan yang terbatas”.

        Dari kedua definisi diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Bluetooth adalah alat komunikasi tanpa kabel yang digunakan untuk mentransfer data atau untuk mengirim dan menerima data dalam jangkauan jarak tertentu.

        B. Cara Kerja Bluetooth

        Menurut Rajasa (2013)[23], ” Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz (antara 2.402 GHz sampai 2.480 GHz) yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real-time antara host to host Bluetooth dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas. Bluetooth dapat berupa card yang bentuk dan fungsinya hampir sama dengan card yang digunakan untuk wireless local area network (WLAN) di mana menggunakan frekuensi radio standar IEEE 802.11 , hanya saja pada bluetooth mempunyai jangkauan jarak layanan yang lebih pendek dan kemampuan transfer data yang lebih rendah. Pada dasarnya bluetooth diciptakan bukan hanya menggantikan atau menghilangkan penggunaan kabel di dalam melakukan pertukaran informasi, tetapi juga mampu menawarkan fitur yang baik untuk teknologi mobile wireless dengan biaya yang relatif rendah, konsumsi daya yang rendah, interoperability yang menjanjikan, mudah dalam pengoperasian dan mampu menyediakan layanan yang bermacam-macam. Bluetooth bekerja menggunakan frekuensi radio. Beda dengan inframerah yang mendasarkan diri pada gelombang cahaya. Jaringan Bluetooth bekerja pada frekuensi 2.402 Giga Hertz sampai dengan 2.480 Giga Hertz. Dibangkitkan dengan daya listrik kecil sehingga membatasi daya jangkaunya hanya sampai 10 meter. Penetapan frekuensi ini telah distandardisasi secara internasional untuk peralatan elektronik yang dipakai untuk kepentingan industri, ilmiah, dan medis. Kecepatan transfer data Bluetooth rilis 1.0 adalah 1 megabit per detik (Mbps), sedangkan versi 2.0 mampu menangani pertukaran data hingga 3 Mbps. Sepasang peralatan Bluetooth yang telah tersambung akan membentuk Personal Area Network, disebut juga piconet dan mengacak frekuensi. Akan terjadi transaksi dan percakapan antar peralatan secara otomatis apakah ada data yang hendak dipertukarkan dan pihak manakah yang akan mengontrol komunikasi. Jika dikaitkan dengan masalah keamanan data, maka dapat dikatakan bahwa banyak hal yang perlu mendapat perhatian ekstra pada penggunaan Bluetooth. Koneksi antar peralatan Bluetooth tidak memerlukan campur tangan dari pengguna, melainkan terjadi secara otomatis. Begitu peralatan Bluetooth terdeteksi dan koneksi terbentuk, maka siapa saja dapat mengirimkan data ke peralatan Bluetooth. Beberapa manufaktur peralatan mobile saat ini telah mulai menerapkan teknologi secure Bluetooth, yaitu dengan menggunakan password pada perangkat Bluetooth tersebut.”

        Bahasa Pemrograman

        Pengertian bahasa pemograman Menurut Simarmata (2010;394) [9], “bahasa pemograman adalah teknik komando/instruksi standar untuk memerintah komputer”.

        Menurut Noersasongko (2010:116) [24], “bahasa pemograman adalah suatu bahasa maupun suatu tata cara yang dapat digunakan oleh manusia (programmer) untuk berkomunikasi secara langsung dengan komputer”.

        Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa pemograman adalah suatu bahasa yang digunakan untuk berinteraksi dengan komputer.


        Klasifikasi Bahasa Pemrograman

        Menurut Farik (2010:16) [25], klasifikasi bahasa pemograman secara umum terbagi menjadi 3 yaitu:

        1. Bahasa Tingkat Tinggi (high level language)
        2. Ciri-ciri bahasa tingkat tinggi adalah:

          1. Perintah mirip dengan bahasa manusia, khususnya bahasa inggris.
          2. Mudah dimengerti
          3. Kemampuan untuk mengakses hardware secara langsung rendah

          Contoh pemrogaman tingkat tinggi adalah BASIC (beginner all-purpose symbolic interchange code), PASCAL(common bussiness oriented language) pascal (Nama Penemu).

        3. Bahasa Tingkat Menengah (middle level language)
        4. Penggolongan bahasa tingkat menengah ini baru muncul pada jangka waktu tak terlalu lama. Ciri khas dari bahasa tingkat menengah adalah kecepatan akses dan kemampuannya yang cukup dapat diandalkan. Keistimewaan lainnya adalah perintah yang digunakan hampir sama dengan bahasa manusia. Contoh bahasa pemograman tingkat menengah Bahasa C.

        5. Bahasa Tingkat Rendah (low level language)
        6. Bahasa tingkat rendah cukup sulit dipelajari karena perintahnya tidak sama dengan bahasa manusia. Keistimewaan bahasa tingkat rendah adalah kecepatan yang paling tinggi ketika dijalankan dan kemampuan untuk mengakses hardware secara langsung. Untuk membuat program dalam bahasa rendah tidak diperlukan struktur program. Contoh bahasa pemograman tingkat rendah adalah bahasa mesin atau yang biasa disebut Bahasa Assembly.




        Bahasa Pemrograman BASCOM-AVR

        Menurut Agfianto, Bahasa BASCOM-AVR menggunakan bahasa pemrograman BASIC. Bahasa BASIC adalah bahasa pemrograman yang dapat dikatakan bahasa pemrograman berlevel tinggi. Bahasa pemrograman berlevel rendah berarti bahasa pemrograman yang berorientasi pada mesin, misalnya bahasa assembly. Sedangkan bahasa pemrograman berlevel tinggi merupakan bahasa pemrograman yang berorientasi pada manusia. Bahasa pemrograman berlevel rendah merupakan bahasa pemrograman dengan sandi yang hanya dimengerti oleh mesin, sehingga untuk memprogram dalam bahasa ini diperlukan tingkat kecermatan yang tinggi. Bahasa pemrograman berlevel tinggi relatif mudah digunakan, karena ditulis dengan bahasa manusia yang lebih mudah dimengerti dan tidak tergantung pada mesin.

        Penulisan program dalam bahasa BASCOM-AVR ini tidak mengenal aturan penulisan di kolom tertentu. Jadi bisa dimulai dari kolom manapun. Namun demikian, untuk mempermudah dalam pembacaan program dan untuk keperluan dokumentasi, sebaiknya penulisan program dalam bahasa BASCOM-AVR ini diatur sedemikian rupa sehingga mudah dibaca.

        1. Tipe Data

        Tipe data merupakan bagian program yang penting karena tipe data mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan komputer. Pemilihan tipe data yang tepat akan membuat operasi data menjadi lebih efisien dan efektif.










        Tabel 2.2 Tipe-tipe Data dalam BASCOM-AVR

        2. Variabel

        Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili suatu nilai tertentu di dalam proses program. Berbeda dengan konstanta yang nilainya selalu tetap, nilai dari suatu variabel bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Nama dari suatu variabel mempunyai ketentuan sebagi berikut:

        1. Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus berupa huruf.
        2. Tidak boleh mengandung karakter spasi. Tidak boleh mengandung symbol-simbol khusus, kecuali garis bawah (underscore). Yang termasuk simbol khusus yang tidak boleh digunakan adalah $ ? % # ! & * , ( ) - + = @ .
        3. Panjang sebuah nama variabel hanya 32 karakter.

        Untuk dapat menggunakan variabel, maka variabel tersebut harus dideklarasikan terlebih dahulu pada program yang dibuat. Berikut ini merupakan cara mendeklarasikan variabel pada BASCOM-AVR.

        DIM Nama_variabel AS Nama_tipe

        Contoh:

        dim x as integer : ‘Deklarasi x bertipe integer

        dim a as long  : ‘Deklarasi a bertipe long

        3. Operasi-operasi dalam BASCOM-AVR

        Bahasa pemrograman BASCOM-AVR ini dapat digunakan untuk menggabungkan, membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan dengan menggunakan operator-operator yang tersedia di BASCOM-AVR.

        1. Operator Aritmatika
        2. Operator ini adalah operator yang digunakan dalam perhitungan. Operator aritmatika meliputi + (tambah), - (kurang), / (bagi), dan * (kali).

        3. Operator relasi
        4. Operator ini berfungsi membandingkan nilai sebuah angka. Hasilnya dapat digunakan untuk membuat keputusan yang sesuai dengan program yang kita buat. Operator relasi meliputi:

          Tabel 2.3 Tabel Operasi Relasi

        5. Operator logika
        6. Operator logika digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi bit dan operasi Boolean. Dalam BASCOM-AVR ada 4 buah operator logika, yaitu AND, OR, NOT, dan XOR.

        7. Operator fungsi
        8. Operator fungsi digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana.

        Gelombang Ultrasonik

        Menurtu Subandi (2009:30) [26], Ditinjau dari arah rambat dan getarnya, gelombang bunyi termasuk dalam gelombang longitudinal, dimana arah rambatnya sama dengan arah getarnya. Karena untuk merambatnya gelombang bunyi selalu memerlukan zat antara (medium), maka selama merambatnya gelombang selalu disertai getaran zat antara yang dilaluinya. Yang dimaksud getaran zat antara ialah pergeseran atom-atom atau molekul-molekul zat dari kedudukan setimbangnya. Hal ini menyebabkan getaran tekanan, yaitu terbentuknya daerah yang tekanannya berbeda dengan daerah sekitarnya. Perubahan tekanan inilah yang dirambatkan sebagai gelombang bunyi. Keras lemahnya bunyi yang dihasilkan tergantung dari amplitudo yang dapat berupa perbedaan maksimum tekanan atmosfer.

        Menurut Parmono (2011:30)[27], Gelombang ultrasonik merupakan salah satu contoh dari gelombang longitudinal yang mana arah dari getaran pertikel medium paralel atau sejajar dengan arah rambat gelombang . Gelombang ini dapat merambat melalui beberapa medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat medium tersebut. Gelombang ultrasonik ini merupakan getaran partikel-partikel yang saling beradu satu sama lain akan tetapi partikel tersebut terkoordinasi menghasilkan suatu gelombang serta mentransmisikan energi. Peristiwa yang sebenarnya terjadi adalah proses “aliran energi” dari satu tempat ke tempat lainnya. Energi ini terjadi secara mekanik di dalam medium dalam bentuk regangan dan rapatan dari partikel. Partikel medium bergerak ketika gelombang akustik melewatinya, tapi pergerakan ini terlokalisasi tanpa adanya perpindahan masa.

        Gambar 2.19 Perambatan Ultrasonik

        Kecepatan gelombang ultrasonik tidak dipengaruhi oleh frekuensinya, melainkan bergantung pada sifat medium yang dilewatinya. Panjang gelombang (λ) akan semakin pendek jika frekuensi (ƒ) semakin tinggi. Panjang gelombang adalah jarak tempuh gelombang dalam periode satu getaran, sedangkan frekuensi adalah banyaknya gelombang yang bergetar dalam waktu satu detik. Panjang gelombang berbanding lurus dengan kecepatan gelombang dan berbanding terbalik dengan frekuensi. Hubungan ini ditunjukkan oleh persamaan berikut:

        v =λ. F

        dimana v (m/s) adalah kecepatan gelombang ultrasonik dalam medium, λ (m) adalah panjang gelombang, dan ƒ (Hz) adalah frekuensi. Kecepatan gelombang ultrasonik di dalam medium diberikan dalam tabel berikut:












        Tabel 2.4 Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik Dalam Medium

        Kecepatan gelombang ultrasonik bergantung pada temperatur dari medium tersebut. Untuk gelombang yang merambat melalui udara, hubungan antara kecepatan gelombang dan temperatur medium adalah:

        dimana 331 m/s adalah kecepatan ultrasonik di udara saat 0oC, dan TC merupakan temperatur udara dalam derajat Celcius. Menggunakan persamaan ini, pada saat temperatur 29oC cepat rambat gelombang ultrasonik di udara sekitar 348.14 m/s. Apabila gelombang ultrasonik mengenai permukaan antara dua medium yang memiliki perbedaan impedansi akustik (Z), maka sebagian dari gelombang ultrasonik ini akan direfleksikan/dipantulkan dan sebagian lagi akan ditransmisikan /diteruskan. Pulsa yang mengenai suatu batas medium yang memiliki impedansi akustik berbeda akan direfleksikan dan ditangkap oleh receiver untuk diolah menjadi sinyal.

        Gambar 2.20 Interaksi Gelombang Ultrasonik Dalam Medium

        1. Ultrasonik Sebagai Pengukur Jarak

        Menurut Subandi (2009:29-39) [26], Gelombang ultrasonik adalah gelombang mekanis yang mempunyai daerah frekuensi diatas kemampuan manusia atau diatas 20 Khz. Karena frekuensinya yang tinggi, gelombang ini lebih mudah diarahkan dari pada gelombang yang berada dibawah daerah frekuensinya. Gelombang ini biasa digunakan dalam aplikasi pengukuran jarak.

        Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:

        1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik.
        2. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal / gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 344 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.
        3. Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya.

        Gambar 2.21 Ilustrasi Cara Kerja Ultrasonik

        Sensor Ultrasonik mendeteksi jarak obyek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik (40 kHz) kemudian mendeteksi pantulannya. Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik, mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor.

        Pada bagian ini, proses pengukuran jarak dapat dilakukan hanya dengan memberikan trigger dan mendeteksi lebar pulsa Echo saja seperti pada modul ultrasonik pada umumnya. Hasil pengukuran dalam bentuk pulsa dapat ditentukan dengan menghitung lebar pulsa yang keluar pada bagian Echo. Lebar pulsa tersebut mewakili waktu merambatnya sinyal ultrasonik dari sensor ke obyek dan kembali lagi, oleh karena itu jarak dapat diperoleh dengan persamaan.

        Sesuai rumus fisika:

        s = v.t

        Namun waktu yang dihitung adalah waktu pergi dan waktu datang sehingga jarak yang ditempuh adalah dua kali. Jadi untuk menghitung jarak

        Keterangan :

        s = Jarak hasil pengukuran (meter )

        v = Kecepatan gelombang suara di udara (meter / sekon)

        t = Waktu antara gelombang dikirim dan diterima (sekon)

         

        Komponen Elektronika dan Instrumentasi

        1. Sensor

        Menurut subandi (2009:30) [26], Sensor berfungsi untuk menyediakan informasi umpan balik untuk mengendalikan program dengan cara mendeteksi keluaran. Sensor itu sendiri terdiri dari tranduser dengan atau tanpa penguat atau pengolah sinyal yang terbentuk dalam satu sistem pengindera. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya. Sensor dibedakan menjadi dua, yakni sensor pasif dan sensor aktif. Sensor pasif adalah sensor yang dalam sistem kerjanya tidak dapat menghasilkan tegangan sendiri tetapi dapat menghasilkan perubahan nilai resistansi, kapasitansi, dan induktansi pada lingkungan sekelilingnya. Perubahan ini menyebabkan perubahan tegangan atau arus yang dihasilkan tranduser. Perubahan inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan yang diukur.

        1. Sensor Kedekatan (Proximity)
        2. Sensor kedekatan (proximity), yaitu sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target (jenis logam) dengan adanya kontak fisik. Sensor jenis ini biasanya terdiri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindunginya dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor ini dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil (lunak) untuk menggerakan suatu mekanis saklar. Prinsip kerjanya adalah dengan memperhatikan perubahan amplitudo suatu lingkungan medan frekuensi tinggi.

          Gambar 2.22 Contoh Sensor Proximity

        3. Sensor Magnet
        4. Sensor magnet juga disebut relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on-off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet disekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap, ataupun uap.

          Gambar 2.23 Contoh Sensor Magnet

        5. Sensor Ultrasonik
        6. Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantarannya adalah: objek padat, cair, butiran, maupun tekstil.

          Gambar 2.24 Contoh Sensor Ultrasonik

        7. Sensor Efek-Hall
        8. Sensor efek-hall, dirancang untuk merasakan adanya objek magnetis dengan perubahan posisinya. Perubahan medan magnet yang terus menerus menyebabkan timbulnya pulsa yang kemudian dapat ditentukan frekuensinya, sensor jenis ini biasa digunakan sebagai pengukur kecepatan.

          Gambar 2.25 Contoh Sensor Efek-Hall

        9. Sensor Sinar
        10. Sensor sinar terdiri dari 3 (tiga) kategori, antara lain:

          A. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan.

          B. Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya.

          C. Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target pematulannya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima.

        11. Sensor Tekanan
        12. Sensor tekanan adalah sensor yang memiliki transdesur yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderanya pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.

          Gambar 2.26 Contoh Sensor Tekanan

        13. Sensor Suhu
        14. ada 4 (empat) jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan antara lain:

          1. Thermocouple (T/C)
          2. Thermocouple (T/C) pada pokoknya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan/dilebur bersama, perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding.

          3. Resistance Temperature Detector (RTD)
          4. Resistance temperature detector (RTD didasari pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu.

          5. Termistor
          6. Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil.

        15. IC Sensor
        16. Adalah sensor dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chip silikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat linear.

          Gambar 2.27 Contoh Sensor Suhu

        17. Sensor Kecepatan (RPM)
        18. Yaitu sensor dimana proses penginderaan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana suatu poros (object) yang berrputar pada suatu generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.

        19. Sensor Penyandi (encoder)
        20. digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi yaitu :

          1. Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar.
          2. Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja yang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.

        2. Transistor

        Menurut Kadir (2013) [28] Transistor merupakan komponen dengan fungsi bermacam-macam. Komponen ini dapat berfungsi seperti layaknya keran air. Arus yang dialirkan bisa diatur secara elektronis berdasarkan kategori, ada transistor yang tergolong sebagai PNP dan ada pula yang termasuk sebagai PNP. N dan P menyatakan semikonduktor .pada PNP, dua lapis semikonduktor tipe p dan satu lapis semikonduktor tipe n.. pada NPN, dua lapis semikonduktor tipe n. pada NPN, dua lapis semikonduktor tipe n dan mengapit satu lapis semikonduktor tipe p.

        Gambar 2.28 Transistor

        Sumber: Kadir (2013)[28]

        3. Dioda

        Menurut widodo (2010:41) [29], dioda adalah komponen semikonduktor yang mengalirkan arus satu arah saja. Dioda terbuat dari germanium atau silikon yang lebih dikenal dengan dioda function. Sturktur dari dioda ini sesuai dengan namanya, adalah sambungan antara semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N. semikonduktor tipe P berperan sebagai anoda dan semikondkutor tipe N berperan sebagai katoda. Dengan struktur ini arus hanya dapat mengalir dari sisi P ke sisi N.

        Ada tiga kalimat kunci yang membedakan dioda dengan komponen lain:

        1. Memiliki dua terminal seperti halnya resistor.
        2. Arus yang mengalir tergantung pada beda potensial antara kedua terminal.
        3. Tidak mematuhi hukum OHM.

        Gambar 2.29 Bias arus dioda

        4. Kapasitor

        Menurut Kadir (2013) [28] Kapasitor adalah komponen yang berguna untuk menyimpan muatan listrik ukuran muatan listrik yang bisa ditampung biasa dinamakan kapasitansi dan satuan yang digunakan adalah farad. Satuan-satuan yang lebih kecil adalah µF (baca:microfarad), dan pF(pikrofarad).

        Gambar 2.30 Kapasitor

        Sumber: Kadir (2013)[28]

        5. Resistor

        Menurut Syahwill (2013:32) [14], Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik. Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan SZ.

        Fungsi dari Resistor adalah:

        1. Sebagai pembagi arus
        2. Sebagai penurun tegangan
        3. Sebagai pembagi tegangan
        4. Sebagai penghambat aliran arus listrik, dll

        Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis, yaitu:

        1. Fixed Resistor, yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.
        2. Variable Resistor, yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah.
        3. Resistor Non Li nier, yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya.

        Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

        1. Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut.
        2. Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor tersebut.
        3. Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai dayanya dibandingkan resistor dari bahan karbon.

        Gambar 2.31 Resistor

        Sumber: Syahwill (2013:32)[14]

        Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk mengenali besar resistansi, kode warna tersebut ditetapkan oleh standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic industries association). Berikut adalah cara untuk menghitung nilai Resistor seperti yang ditunjukan pada tabel dibawah ini:







        Tabel 2.5 Cara Menghitung Nilai Resistor

        Sumber: Syahwill (2013:32)[14]

        Contoh :

        1. Untuk 4 warna : pita 1 = hijau, pita 2 = Biru, pita 3 = kuning, pita 4 = perak Nilai resistansinya : 56 x 10 k0= 560 kQ, toleransi +/- 10
        2. Untuk 5 Warna : pita 1 = merah, pita 2 = oranye, pita 3 = ungu, pita 4 = hitam, dan pita 5 = cokelat Nilai resistansinya : 237 x 1 Q = 237 Q, toleransi +/- 1

        6. Osilator

        Menurut widodo (2010:28) [29], Osilator atau kristal merupakan pembangkit clock internal yang menentukan rentetan kondisi-kondisi (state) yang membentuk sebuah siklus mesin mikrokontroler. Siklus mesin tersebut diberi nomor S1 hingga S6, masing-masing kondisi panjangnya 2 periode osilator, dengan demikian satu siklus mesin paling lama dikerjakan dalam 12 periode osilator.

        Osilator juga digunakan untuk mengetahui kecepatan percepatan dari baudrate, dimana untuk mode 0 adalah 1/12 frekuensi osilator dan mode 2 adalah 1/64 frekuensi osilator.

        Gambar 2.32 Osilator

         

        Konsep Dasar Relay

        Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis. Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan “otak” dari rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :

        1. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.
        2. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.

        Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah. Bagian utama relay elektro mekanik adalah sebagai berikut:

        1. Kumparan elektromagnet
        2. Saklar atau kontaktor
        3. Swing Armatur
        4. Spring (Pegas)

        Relay dapat digunakan untuk mengontrol motor AC dengan rangkaian kontrol DC atau beban lain dengan sumber tegangan yang berbeda antara tegangan rangkaian kontrol dan tegangan beban. Diantara aplikasi relay yang dapat ditemui diantaranya adalah:

        1. Relay sebagai kontrol ON/OF beban dengan sumber tegang berbeda.
        2. Relay sebagai selektor atau pemilih hubungan.
        3. Relay sebagai eksekutor rangkaian delay (tunda).
        4. Relay sebagai protektor atau pemutus arus pada kondisi tertentu.

        Gambar 2.33 Relay Kaki 8

        Requirement Elicitation

        1. Requirement

        Menurut Guritno (2011:301)[30], “Requirement adalah sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasi software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah:

        1. Unambiguous (tidak ambigu)
        2. Complete (lengkap)
        3. Consistent (konsisten)
        4. Modifiable (dapat diubah)
        5. Traceable (dapat dilacak)
        6. Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance

        Requirement diklasifikasikan sebagaiberikut:

        1. Functional requirements
          Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya ayang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
        2. Nonfunctional requirements
          Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior, response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second.
        3. Constraints (psudo requirement)
          Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.

        2. Elisitasi

        Menurut Guritno (2011:302)[30], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

        Menurut Saputra (2012:51)[31], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dandisanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

        1. Tahap I
          Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
        2. Tahap II
          Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
        3. Tahap III
          Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:
          1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.
          2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
          3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

          Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

          1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
          2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
          3. Low (L) : Mudah dikerjakan.
        4. Final Draft Elisitasi
          Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

        3. Requirement Elicitation

        Menurut Guritno (2011) [30] Requirement Elicitation adalah proses dalam menemukan atau mendapatkan kebutuhan sistem melalui komunikasi dengan customer, system users, dan pihak lain yang berhubungan pada sistem yamg akan dikembangkan. Requirement Elicitation didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan kebutuhan dan menjembatani perbedaan diantara kelompok-kelompok yang terlibat. Tujuannya menggambarkan dan menyaring kebutuhan untuk menemukan batasan kelompok-kelompok tersebut.

         

        Konsep Dasar Literature Review

        1. Definisi Literature Review

        Menurut Semiawan (2010:104) [32], Literature review atau tinjauan pustaka adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peneliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelumnya dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat den mengnalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

        Menurut Guritno (2011:86) [30] Fokus utama suatu tinjauan pustaka atau literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

        Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkanLiterature Review adalah bahan yang tertulis terhadap permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

        2. Kajian Literature Review

        Menurut Guritno (2011:87) [30] dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :

        1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

        2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

        3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

        4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

        5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

        3. Jenis Penelitian

        Menurut Guritno (2011:22) [30], jenis-jenis penelitian yaitu:

        1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya

        Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik.

        1. Penelitian Dasar
          Penelitian dasar (basic research) disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research). Penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.
        2. Penelitian Terapan
          Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.
        3. Penelitian Evaluasi
          Penelitian evaluasi (evaluation research) fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja; sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga.

        2. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya

        Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu:

        1. Penelitian Deskriptif
          Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya.
        2. Penelitian Prediktif
          Penelitian prediktif (predictive research). Studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.
        3. Penelitian Improftif
          Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan, atau menyempurnakan keadaan, kegiatan, atau pelaksanaan suatu program.
        4. Penelitian Eksplanatif
          Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.
        5. Penelitian Eksperimen
          Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.
        6. Penelitian Ex Post Facto
          Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variable-variabel.
        7. Penelitian Partisipatori
          Bonnie J. Cain, penulis buku Parsticipatory Research;Research with Historical Consciousness, mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.
        8. Penelitian dan Pengembangan
          Metode penelitian dan pengmebangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.

         




        2.3 Literature Review

        Banyak penelitian sebelumnya dilakukan mengenai pengukuran berbasis mikrokontroler dan menggunakan smartphone dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan alat ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Manfaat dari studi pustaka (Literature Review) ini yaitu:

        1. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Yoppy Bagus Budiarto (2012) berjudul “Pengukur Tinggi Badab Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis MikrokontrolerAT89S51” ini diusulkan untuk merangkaian Pengukur Tinggi Badan Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Adapun rangkaian ini terdiari dari beberapa blok rangkaian. Diantaranya adalah, power supply dengan keluaran sebasar 5 V, blok sensor dengan menggunakan modul sensor Ultrasonik PING, bagian control yang menggunakan mikrokontroler AT89S51, serta output yang berupa Liquid Crystal Display (LCD). Sebuah sensor PING Ultrasonik akan mendeteksi benda di sekitar sensor. Pemancar Sensor akan mengirimkan gelombang ultrasonik. Jika gelombang ultrasonik memantul kembali ke penerima, berarti ada objek di sekitar sensor. Mikrokontroler akan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menerima gelombang ultrasonik dan menentukan jarak antara sensor dengan lantai. Jarak dapat dibaca dari Liquid Crystal Display (LCD). Setelah dirakit dan diuji, perangkat ini bekerja dengan baik. Perangkat ini dapat mendeteksi objek sampai dengan jarak 255 Cm dari sensor.
        2. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Fiqih Akbari, Beni Irawan, Yulrio Brianorman (2015) berjudul “Perancangan Aplikasi Remote control untuk perangkat elektronik menggunakan hp berbasis sistem operasi android via Bluetooth” ini diusulkan sebagai remote control untuk digunakan mengendalikan perangkat elektronik dari jarak tertentu. Perangkat elektronik yang digunakan pada sistem ini yaitu AC dan TV menggunakan aplikasi hp berbasis sistem android dengan komunikasi Bluetooth. Pada system ini terdapat perancangan yaitu softwere dan hardwere. Dari perancangan softwere pembuatan aplikasi mengggunakan Basic for Android dan android SDK AP110. Kemudian perancangan Hardwere menggunakan Z3 bluetooth board yang telah dilengkapi Bluetooth hc-6, microcontroller ATMega8 dan IC MIC4424. Data pulsa perangkat remote yang tersimpan pada aplikasi android dikirim melalui Bluetooth dan diminta oleh Z3 bluetooth board kemudian data pulsa tersebut di encoder dan di pancarkan melalui ir LED transceiver.
        3. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Titik Muji Rahayu (2010) berjudul “Perancangan dan Pembuatan Petunjuk Arah Serta Deteksi Jarak Benda Untuk Tunanetra Dengan Output Suara Berbasis Microkontroler” ini diusulkan untuk merancang dan membuat alat penunjuk arah serta mendeteksi jarak benda untuk penderita tunanetra dengan menggunakan output suara berbasis mikrokontroler. Perancangan alat ini memanfaatkan teori tentang mata angin dan kecepatan gelombang bunyi di udara. Perancangan ini melalui dua tahap, yaitu tahap perancangan hardware dan software. Hardware yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah kompas digital HM55B untuk menentukan arah mata angin, sensor Ultrasonik D-Sonar untuk mengukur jarak pengguna dengan benda di depannya, mikrokontroler AT89S51 sebagai memori program, dan ISD 2590 sebagai perekam suara untuk output. Software pada alat ini menggunakan bahasa pemrograman Assembler. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dan dicari simpangannya. Pada perangkat penunjuk arah HM55B diperoleh simpangan rata-rata sebesar 3,65% dengan taraf ketelitian 96,35% dan pada perangkat pendeteksi jarak benda kesalahan relatifnya sebesar 1,92% dengan taraf ketelitan 98,08%.
        4. Penelitian yang dilakukan dalam sebuah jurnal yang dilakukan oleh Andri Saputra, Dwi Febriansyah dan Haris Kuswan dari STMIK PalComTeck yang berjudul “Alat Kendali Rumah Menggunakan Bluetooth Berbasis Android” alat ini digunakan oleh manusia untuk mengendlikan lampu rumah yang di ubah dengan beberapa teknologi yang semakin berkembang. Dalam perancangannya menggunakan microkontroler, smartphone android dan module Bluetooth. Mikrokontroler dapat menjadi otak dari alat-alat yang lain sedangkan smartphonen android sebagai remote control yang mengendalikan lampu, serta Bluetooth yang ada pada mikrokontroler sebagai pengguhubung
        5. Penelitian yang dilakukan oleh Ai Fitri Silvia, Erik Haritman, dan Yuda Muladi yang berjudul ”Rancang Bangun Akses Kontrol Pintu Gerbang Berbasis Arduino Dan Android” Pembuatan alat ini dilakukan sebagai salah satu usaha dalam kemajuan teknologi untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan melalui pengembangan system otomasi pada rumah berupa pintu gerbang otomatis. Komponen yang digunakan untuk perancangan system adalah modul microkontroler Arduino Uno R3, Module Bluetooth HC-05, sensor getar Piezoelektrik, Motor Dc, Power Bank dengan kapasitas 5600 mAh dan Smartphone Android. Sedangkan perancangan softwere Menggunakan Arduino IDE, Android SDK dan Eclipse IDE.

        Dari beberapa sumber literature review diatas, dapat diketahui bahwa penelitian tentang mikrokontroler dan smartphone. Dalam beberapa sumber literature review tersebut saya mengambil dari literature nomor 4 karena kesamaan dalam pengontrolan dengan menggunakan smartphone dan bluetooth, pengembangan saya dengan menggunakan sensor infrared, bluetooth dan menggunakan android sebagai interface tampilan menu Jusnya. Untuk itu dibuatlah penelitian yang berjudul “Alat Selector Jus Dengan Smartphone Berbasis ATMega8 Pada Kopkar GMF”.

        BAB III

        PEMBAHASAN

        3.1. Gambaran Umum Instansi

        3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

        Bermula dari dipisahnya SBU GMF sebagai salah satu profit center PT. Garuda Indonesia menjadi perusahaan mandiri dan diberi nama PT. GMF AERO ASIA berkedudukan di Soekarno – Hatta International Airport P.O. Box 1303, BUSH 19130 Cengkareng Indonesia, sesuai dengan ketentuan pasal 1 dari anggaran dasarnya yang dimuat dalam akta nomor 93 yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris Arry Supratno, S.H. dan telah didaftarkan di Kantor Daftar Perusahaan Tangerang nomor 300615101196 tanggal 02 Agustus 2002 telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman RI nomor C-11685 HT.01.01.TH.2002 tanggal 28 Juni 2002 dan telah diumumkan dalam Berita Negara nomor 78 tanggal 27 / 9 –2002. Semangat karyawan yang tercermin pada amanah Musyawarah Besar Forum Komunikasi Teknik Garuda Indonesia tahun 2002 yang tertuang pada Pokok-pokok Program Kerja pada Anggaran Dasar dan Anggaran rumah Tangga.

        Pada tanggal 28 April 2003 Forum Komunikasi Teknik (Sekarang menjadi Serikat Pekerja) melalui Surat Keputusan nomor : FKT / SKEP / 002 /IV / 03 menunjuk team adhok sebanyak 9 orang yang diberi tugas untuk : Mempersiapkan, merancang kebutuhan organisasi sampai dengan melaksanakan Rapat Anggota Tahunan.

        Sehingga pada tanggal 22 Desember 2003 terselenggara Rapat Anggota Tahunan Pertama Koperasi Karyawan GMF Aero Asia yang akhirnya diberi nama KOPERASI KARYAWAN GMF AEROASIA SEJAHTERA, yang tercantum pada akta pendirian Koperasi melalui keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor : 518/26-BH/PERINDAGKOPKAR/2003 tanggal 29 Desember 2003 ditetapkan di Tangerang, hal ini dikuatkan pula dengan keterangan domisili yang tercantum pada Surat Keterangan Domisili Usaha nomor : 500 / 56 / Kec Ben / 2004 pada Kecamatan Benda pada tanggal 17 Maret 2004; Koperasi ini juga sudah dilengkapi dengan perizinan usaha dari Dinas Perindustrian , Perdagangan, Koperasi dan Pariwisata Tangerang yang tercantum pada Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil dengan nomor : 0353 / PK / IV / 2004 tanggal 19 April 2004 dan telah pula mendapatkan Tanda Daftar Perusahaan Koperasi dengan nomor :30.06.2.65.00160 yang berlaku s/d tanggal 23 April 2009, serta telah pula dilengkapi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dikuatkan dengan Surat Keterangan Terdaftar nomor : PEM-299 / WPJ.08 / KP.0203 / 2004 dan mendapatkan nomor NPWP : 02.362.994.2-402.000.


        3.1.2 Perkembangan Koperasi

        1. Jumlah karyawan PT. GMF AeroAsia lebih kurang sebanyak 3000 orang dengan sebaran pendapatan rata-rata 4 s/d 12 juta rupiah perbulan, tentunya hal ini merupakan pasar potensial bagi Koperasi.

        2. Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera sampai saat ini berangotakan lebih kurang 2787 orang dan terus bergerak lebih sejalan dengan produk-produk yang ditawarkan, dimana setiap transaksi yang disepakati kedua pihak antara Koperasi dengan Karyawan akan diikat dengan kewajiban mendaftar terlebih dahulu sebagai anggota

        3. Saat ini bisnis yang dijalankan masih seputar Simpan Pinjam dan Pengadaan barang umum memasok ke perusahaan dan masih menggunakan modal sendiri.

        4. Pengadaan kendaraan roda dua dan roda empat bagi anggota, kerja sama dengan lembaga keuangan Bank.


        Kelembagaan Perusahaan

        1. Badan Hukum

        Nomor : 518/26-BH/PERINDAGKOPKAR/2003

        Tanggal : 29 Desember 2013

        Alamat : Ged. GMF AeroAsia , Bandara soekarno Hatta International Airport

        Ijin yang dimiliki :

        • SIUP  : 0020/PB/II/2007, TGL. 15 FEB 2007

        • TDP  : 30.06.2.65.00160, TGL 23 APRIL 2014

        • NPWP  : 02.362.994.2-402.000

        • DOMISILI  : 503/55-Ekbane/2013

        • AKTA BERDIRI  : 518/26-BH/PERINDAGKOPKAR/2003

        2. Keanggotaan

        Dengan jumlah anggota Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera sebanyak 2667 Orang.

        3. Susunan Pengurus

        Susunan Pengurus Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera Tahun 2013-2016, yaitu :

        1. Ketua : Siswadi Utomo, SE

        2. Wakil Ketua : Yuyun Zaenudin

        3. Sekertaris : Muhamad Idris

        4. Bendahara : Ruddie wijarnaka

        5. Humas & Bisnis Develompent : Zaenal Fanani

        4. Susunan Pengawas

        Susunan Pengawas Koperasi Karyawan GMf AeroAsia Sejahtera tahun 2013-2016, yaitu :

        1. Amsari Tambunan

        2. Agus Prihartono

        3. Jok Sunarso

        5. Manajer

        Manajer Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera : 1. Bpk. Purwadi Untuk Unit Bisnis Umum dan Bisnis Khusus.

        6. Pegawai

        Jumlah Karyawan Koperasi Karyawan GMF Aero Asia Sejahtera 50 Orang.

        Bidang Usaha dan Ruang Gerak

        Bidang usaha dan ruang gerak yang digeluti Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera adalah pelayanan jasa dan usaha dagang, yang meliputi :

        1. Klinik TMC,

        2. Simpanan Sukarela,

        3. Asuransi Kesehatan Pensiun,

        4. Umroh/ Haji,

        5. Kredit Pinjaman Tanpa Agunan Koperasi Karyawan GMF Aero Asia Sejahtera,

        6. Pinjaman Instant/ Emergency,6. Pinjaman Instant/ Emergency,

        7. Transaksi ATK ke GMF Aero Asia Sejahtera,

        8. Transaksi Solar Industri ke GMF Aero Asia Sejahtera,

        9. Transaksi Penjualan Barang di Koperasi Karyawan GMF Aero Asia Sejahtera,

        10. Transaksi Biro Jasa,

        11. Transaksi Rent Car Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera untuk Para Anggota dan GMF AeroAsia Sejahtera,

        12. Usaha Sewa Mobil untuk Perusahaan,

        13. Transaksi Kantin Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera,

        14. Transaksi dengan Indopelita,

        15. Ambulance,

        16. Aircraft Cleaning Service, dan

        17. Usaha Air Mineral.

        Visi dan Misi Perusahaan

        Visi Perusahaan

        Menjadikan Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera sebagai koperasi yang berperan aktif menciptakan masyarakat sejahtera.

        Misi Perusahaan

        1. Mengutamakan pelayanan, kenyamanan dan kepuasan anggota maupun mitra usaha untuk hasil yang optimal.

        2. Memberikan pelayanan yang ramah, cepat, dan akurat.

        3. Membangun dan mengembangkan potensi usaha untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan semua pihak.

        4. Memberikan layanan dan solusi yang prima kepada anggota dan mitra usaha.

        5. Membangun dan mengembangkan usaha yang kompetitif

        6. Meningkatkan produktifitas melalui pengembangan organisasi, sumber daya manusia, teknologi, danunit-unit usaha.

        7. Memberikan Kontribusi yang optimal kepada anggota, karyawan, pemengang saham, mitra usaha dan bangsa guna menunjang pembagunan nasional di bidang ekonomi .

        8. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan anggota dan masyarakat.

        9. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kualitas dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

        10. Menjadi salah satu koperasi terbaik dan terbesar di Indonesia.

        Struktur Organisasi Perusahaan

        Dalam pencapaian tujuan perusahaan baik secara umum maupun secara khusus Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera didukung dengan struktur organisasi yang jelas sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangannya. Organisasi yang dibuat dapat menunjang kebijakan tersebut dapat dilihat dari gambar, sebagai berikut:

        Gambar 3.1 Struktur Organisasi

        Deskripsi Kerja

        Adapun deskripsi kerja di Koperasi Karyawan GMF AeroAsia :

        1. Unit Simpan Pinjam dan Asuransi

          a. Menyiapkan format pengajuan simpan pinjam kepada anggota calon peminjam.

          b. Menghitung kelayakan anggota calon peminjam (saldo pinjaman uang dan barang dari slip gaji).

          c. Membukukan tabungan anggota (Penerimaan dan Pengeluaran).

          d. Menerima dan mengadministrasikan tabungan anggota (penyetoran dan pengambilan).

          e. Menerima dan mengadministrasikan pembayaran angsuran pinjaman.

          f. Mengasuransikan pinjaman anggota (pinjaman barang atau barang) ke perusahaan asuransi yang bekerja sama dengan Koperasi karyawan GMF AeroAsia Sejahtera.

          g. Membantu mengerjakan proses penagihan piutang

          h. Menyiapkan administrasi dan penghitungan SHU bagi anggota.

          i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan oleh Pengurus.


        2. Unit Bisnis Umum

          a. Melaksanakan pemesanan barang-barang pada produsen/ distributor/ supplier dengan persetujuan pengurus.

          b. Melayani pembuatan pengantar nota pengambilan barang ke rekanan dan membuat daftar harga barang-barang toko.

          c. Melayani penjualan barang tunai/ kredit barang-barang toko.

          d. Mengkoordinasikan jasa layanan SIM, STNK, dan pengurus surat berharga lainnya.

          e. Merekap data penjualan tunai/ kredit barang-barang toko.

          f. Menyetorkan uang beserta bukti kuitansi ke kasir Koperasi Karyawan GMF AeroAsia Sejahtera.

          g. Menyiapkan kegiatan bazar dengan pihak-pihak terkait

          h. Melakukan stock opname barang-barang di toko setiap bulan

          i. Menyiapkan barang-barang kebutuhan dcari hasil tender.

          j. Membuat rekapitulasi keuangan hasil penjualan barang-barang toko.


        3. Unit Bisnis Khusus dan Jasa

          a. Mengelola usaha kantin dan klinik milik koperasi karyawan GMF AeroAsia Sejahtera.

          b. Mengelola SDM untuk tenaga kerja ke PT. GMF AeroAsia (Outsourcing).

          c. Mewawancara SDM untuk bekerja di PT. GMF AeroAsia (Outsourcing).

          d. Melakukan perhitungan gaji untuk karyawan outsourcing PT. GMF AeroAsia.

          e. Membuat Surat Kontrak Kerja (SK) untuk karyawan outsourcing PT. GMF AeroAsia .


        4. Staf Keuangan

          a. Menyetor dan mengambil uang di bank

          b. Melaksanakan penerimaan dan pengeluaran uang sesuai dengan kebutuhan dan prosedur yang telah ditetapkan pengurus

          c. Merekap data tagihan anggota.

          d. Merekap transaksi keuangan harian.

          e. Menerima bukti transaksi dan bukti kas harian dari kasir.

          f. Mengerjakan jurnal harian.

          g. Mengerjakan buku besar harian.

          h. Mengerjakan neraca dan rugi laba bulanan.

          i. Melakukan pembayaran angsuran bank.

          j. Mengarsipkan semua bukti transaksi dengan tertib dan tersistem.

        5. Staf Sekretaris

          a. Mengusulkan SK kenaikan gaji karyawan koperasi.

          b. Merekap data gaji karyawan.

          c. Up date data absensi karyawan koperasi.

          d. Menghitung lembur karyawan.

          e. Membuat pengumuman-pengumuman terkait kegiatan koperasi.

          f. Menyiapkan kelengkapan rapat-rapat.

          g. Melaksanakan proses surat menyurat sesuai instruksi dari pengurus.

          h. Melaksanakan pengarsipan surat menyurat.

          3.2. Tata Laksana Sistem yang Berjalan

          3.2.1. Prosedur Sistem yang Berjalan

          Prosedur dispenser pengisi gelas otomatis pada sistem yang berjalan saat ini terdiri dari 4 (empat) alur, yakni sebagai berikut :

          1. Pegawai mengambil gelas.

          2. Pegawai meletakkan gelas dibawah dispenser.

          3. Pegawai menekan keran dispenser hingga jus terisi penuh pada gelas.

          4. Pegawai melepas keran.

          3.2.2. Rancangan Prosedur Sistem yang Berjalan

          1. Flowchart Sistem yang Berjalan

          Berikut adalah flowchart sistem dispenser pengisi gelas otomatis yang berjalan pada gambar 3.2.

          Gambar 3.2Flowchart Sistem Selector Jus

          Dapat dijelaskan gambar 3.2 Flowchart sistem Selector Jus pada Kopkar GMF Aeroasia Sejahtera diatas yaitu terdiri dari:

          1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem dispenser pengisi gelas yang berjalan.

          2. 1(satu) simbol manual operation yang menyatakan proses pengolahan yang tidak dilakukan oleh komputer.

          3. 1(satu) simbol proses yang menyatakan sebuah proses dispenser pengisi gelas.

          4. 1(satu) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu: Hasil selector jus pengisi gelas.

          5. 1(satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah dispenser pengisi gelas sesuai atau tidak. Jika "Tidak" maka pengisian akan dicek kembali, jika "Ya" maka hasil pengisian dapat dilihat pada gelas.

          2. Perancangan Prototipe

          Prototipe Selector Jus menggunakan Smartphone Android berbasis mikrokontroler ATmega8, dalam perancangan disusun menyerupai alat penjualan Jus pada umumnya. Alat ini dilengkapi dengan komponen seperti: Sensor Inframerah, mikrokontroler, Buzzer, bluetooth, modul bluetooth dan smartphone android untuk mendukung kinerja alat tersebut. Bahan dalam perancangan prototipe terbuat dari plastik ringan yang digunakan sebagai tempat jus.

          Gambar 3.3Perancangan Prototipe

          Metode Prototipe

          Metode yang dipakai adalah metode prototyping evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

          Gambar 3.4Cara Kerja Alat

          Perhatikan pada gambar diatas. Sensor bluetooth (1) berfungsi untuk menghubungkan antara smartphone dan alat selector jus. Dan water solenoid valve akan membuka ketika ketika ada perintah dari microkontroler (2) Lalu jus akan keluar dari dispenser, air tersebut akan berhenti ketika sensor real time clock (rtc) membaca ketinggian air telah berada ± 10 mm diujung bibir gelas. Sensor real time clock (rtc) memberikan sinyal ke mikrokontroler, lalu mikrokontroler akan memberikan perintah kepada water solenoid valve untuk menutup valve agar laju air berhenti. Saat air berhenti, maka buzzer akan berbunyi untuk menandakan air sudah siap untuk di minum.

          4. Blok Diagram

          Metode yang dipakai adalah metode prototyping evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.Berikut blok diagram berserta alur kerjanya untuk alat selector jus pada gambar 3.5.

          Gambar 3.5Blok Diagram

          1. Rangkaian catu daya berfungsi sebagai pensuplay tegangan ke seluruh rangkaian alat.

          2. Rangkaian mikrokontroler berfungsi mengolah dan mengontrol hasil pembacaan yang diterima dari sensor infra merah, sehingga dapat dihasilkan suatu informasi tentang keberadaan objek sekaligus air pada dispenser akan keluar dan mengisi gelas.

          3. Rangkaian sensor infra merah (infrared obstacle avoidance sensor) berfungsi untuk membaca sisa level jus pada kotak isi jus.

          4. Water solenoid valve berfungsi untuk membuka keran agar jus pada dispenser dapat mengisi gelas yang berada tepat dibawah. Water solenoid valve akan membuka ketika ada perintah dari mikrokontroler yang telah dikonfirmasi oleh sensor bluetooth bahwa objek telah berada diposisi.

          5. Bluetooth Module berfungsi sebagai piranti penghubung dan penukar informasi berupaserial dari Bluetooth di Smartphone Android ke module bluetooth lalu di kirim ke mikrokontroler.

          6. Buzzer berfungsi untuk memberikan tanda suara saat level jus pada kotak isi sudah mau habis.

          3.3. Pembuatan Alat

          Pada perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan alat adalah seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.4. Perancangan sistem keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut:

          a. Notebook atau Laptop

          b. Software BASCOM-AVR

          c. Software Basic4android

          d. Software Microsoft Visio 2007

          e. Progisp sebagai bootloader untuk upload program

          f. Kabel downloader

          g. Solder Timah

          h. Tang dan Obeng

          Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:

          a. Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega8

          b. Modul Bluetooth HC-05

          c. Inframerah

          d. Catu Daya

          e. Relay

          Tabel 3.1 Komponen Perancangan Sistem
          Hardware Software Aplikasi
          Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega8 Software BASCOM-AVR B4A Bridge
          Modul Bluetooth HC-05 Software Basic4android
          Buzzer & driver buzzer switching Software Microsoft Visio 2007
          Power supply/catu daya
          Driver motor & motor dc gearbox high torque
          Smartphone Android
          Relay

          3.3.1. Perangkat Keras (Hardware)

          1. Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega8

          Gambar 3.6 Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega8

          Keterangan:

          1. Pin 2 (RXD), merupakan jalur untuk melakukan proses penerimaan data pada komunikasi serial.
          2. Pin 3 (TXD), merupakan jalur untuk melakukan proses pengiriman data pada komunikasi serial. Pada sistem ini menggunakan relay untuk mengirimkan perintah berupa string ke rangkaian modul bluetooth untuk menghasilkan informasi yang sesuai.
          3. Pin 1 (RESET), digunakan untuk proses reset program, yaitu mengembalikan program pada kondisi awal atau baris perintah program seperti pertama kali sistem berjalan.
          4. Pin 8 dan 22, merupakan ground pada rangkaian mikrokontroler yang terhubung langsung dengan rangkaian ground catu daya.
          5. Pin 7 (VCC) dan 20 (AVCC) merupakan pin yang masing-masing pin dihubungkan secara bersamaan pada tegangan +5V pada rangkaian catu daya. Ini dilakukan jika pin input analog pada mikrokontroler ATmega8 tidak di fungsikan sebagai Analog to Digital Converter, sedangkan jika pin analog akan digunakan sebagai ADC maka pin 20 dihubungkan pada tegangan +5V melalui lilitan dengan nilai 10uH agar tegangan yang digunakan tidak terpengaruh oleh fluktuatif tegangan kerja pada mikrokontroler.
          6. Pin 8 dan 22, merupakan ground pada rangkaian mikrokontroler yang terhubung langsung dengan rangkaian ground catu daya.
          7. Pin 7 (VCC), 20 (AVCC), 21 (AREF), merupakan pin yang masing-masing pin dihubungkan secara bersamaan pada tegangan +5V pada rangkaian catu daya. Ini dilakukan jika pin input analog pada mikrokontroler ATmega328 tidak di fungsikan sebagai Analog to Digital Converter, sedangkan jika pin analog akan digunakan sebagai ADC maka pin 20 dihubungkan pada tegangan +5V melalui lilitan dengan nilai 100uH agar tegangan yang digunakan tidak terpengaruh oleh fluktuatif tegangan kerja pada mikrokontroler. Sedangkan pada pin 21 dihubungkan dengan komponen variabel resistor atau trimpot untuk melakukan pengaturan tegangan referensi yang sesuai dengan kebutuhan dalam aplikasinya.
          8. Pin 6 (PD.4), Pin 11(PD.5), Pin 12 (PD.6), Pin 13(PD.7), Pin 14(PB.0), Pin 15(PB.1), Pin 16(PB.2), Pin 17(PB.3), Pin 18(PB.4) dan Pin 19(PB.) merupakan pin yang dihubungkan dengan rangkaian driver motor DC. Rangkaian mikrokontroler ini terhubung dengan 3 buah driver motor DC. Satu driver motor DC dapat mengontrol pergerakan 2 buah motor DC gearbox high torque.
          9. Pin 4 (PD.2) merupakan pin yang dihubungkan dengan rangkaian coin selector, yang berfungsi untuk menerima input logika 1 atau 0 dari coin selector. Apabila coin yang dimasukkan sesuai dengan yang diminta maka coin selector akan mengirimkan input logika 1 sehingga mikrokontroler mengeluarkan output ke driver motor DC yang selanjutnya akan memutar motor DC gearbox high torque.
          10. Pin 23 (PC.0), merupakan pin yang dihubungkan dengan output suara (buzzer), yang berfungsi untuk mengeluarkan suara sebagai notifikasi bahwa makanan yang dibeli dapat diambil.

          2. Rangkaian Modul Bluetooth HC-05

          Dalam rangkaian ini tidak banyak pin yang digunakan, yang dibutuh kan hanya, Pin TX dan Pin RX untuk komunikasi data dengan mikrokontroler, pin PIO11 yang dihubungkan ke VCC pada saat kita akan melakukan konfigurasi, pin PIO9 dan pin PIO8 dihubungkan ke LED untuk indikasi bahwa Modul Bluetooth HC-05 dalam keadaan menyala, dan terakhir pin 3,3V ke sumber tenaga dan pin GND yang dihubungkan ke ground.

          Gambar 3.7Skema pin modul Bluetooth HC-05

          2. Rangkaian Modul Bluetooth HC-05

          Catu daya merupakan bagian yang sangat penting. Karena tanpa adanya catu daya, maka semua rangkaian tidak akan bekerja. Rangkaian ini berfungsi untuk mensuplay tegangan keseluruh rangkaian yang ada. rangkaian catu daya yang dibuat mempunyai keluaran 3,3 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke komponen modul buetooth, 5 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke komponen mikrokontroler dan modul suara, 12 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke komponen relay. rangkaian catu daya ditunjukan pada gambar 3.8.

          Gambar 3.8Rangkaian Catu Daya

          Keterangan:

          1. Tegangan masuk sebesar 12V didapat dari sumber tegangan.
          2. C1, merupakan komponen elektrolit capasitor (Elco) yang berfungsi sebagai perata ripple tegangan awal sebelum masuk pada komponen penurun tegangan atau lebih dikenal dengan IC regulator adapun nilai yang digunakan adalah sebesar 100uF/16V.
          3. Adaptor 12 volt digunakan sebagai tegangan kerja komponen relay.
          4. IC 78M05, digunakan menurunkan tegangan menjadi +5V yang digunakan sebagai tegangan kerja komponen mikrokontroler.
          5. IC 1117, digunakan menurunkan tegangan menjadi +3,3V yang digunakan sebagai tegangan kerja komponen modul bluetooth.
          6. C2, digunakan sama seperti pada komponen C1 akan tetapi bentuk kapasitor yang digunakan berbeda yaitu menggunakan nilai 10uF.

          3.3.2. Perangkat Lunak (Software)

          Setelah proses rangkaian perangkat keras selesai dibuat langkah selanjutnya adalah membuat perancangan perangkat lunak, meliputi penulisan listing program yang akan disimpan atau ditanam di dalam mikrokontroler dengan menggunakan suatu software BASCOM-AVR dan bahasa pemogramannya adalah bahasa BASIC, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang di buat.

          1. Perancangan Program Mikrokontroler ATmega8

          Pada perancangan perangkat lunak yaitu menggunakan program BASCOM-AVR yang digunakan untuk menuliskan listing programSetelah itu program disimpan dan dibuat dengan nama file.bas dalam penelitian ini akan diberikan nama Selectorjus untuk disimpan pada folder yang sudah ditentukan. dan kemudian akan dikompilasi menjadi file heksa yaitu dengan nama Selectorjus.hex. File heksa yang dihasilkan setelah proses kompilasi tersebut akan dimasukkan kedalam mikrokontroler ATmega8 menggunakan isp flash programmer, sehingga mikrokontroler akan bekerja sesuai dengan perintah yang ada pada memori flash, yang digunakan untuk mengendalikan input danoutput dari mikrokontroler ATmega8 untuk mengukur tinggi badan dengan output suara dan ditampilkan dalam interface android.

          2. Konfigurasi Modul Bluetooth HC-05

          Gambar 3.9Rangkaian Module Bluetooth HC- 05

          Sebelum menggunakan modul Bluetooth sebagai media komunikasi, maka yang perlu dilakukan adalah mengkonfigurasinya agar dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan sistem. Langkah pengaturan tersebut adalah sebagai berikut:

          1. Beri tegangan sebesar 3,3 volt pada pin 3,3.

          2. Hubungkan pin GND dengan kutub negatif baterai.

          3. Hubungkan pin PI011 dengan tegangan 3,3 volt.

          4. Hubungkan pin PI09 ke LED1 untuk indikasi bahwa modul Bluetooth dalam keadaan aktif.

          5. Hubungkan pin PI08 ke LED2 untuk indikasi bahwa terjadi komunikasi/pengiriman data.

          6. Hubungkan pin TX dan RX ke kabel USB to Serial, Kemudian koneksikan ke komputer.

          7. Jalankan aplikasi Hyperterminal untuk mengkonfigurasi modul Bluetooth HC-05.

          8. Untuk mencoba apakah modul Bluetooth dan komputer sudah terhubung dengan baik ketikkan perintah “AT” kemudian tekan enter, jika muncul “OK” pada Hyperterminal, maka koneksi telah terbentuk dengan baik.

          9. Untuk mengganti nama Modul Bluetooth, masukkan perintah AT+NAME=”nama” kemudian tekan enter.

          10. Untuk merubah password masukkan perintah AT+PSWD=”password yang diinginkan” kemudian tekan enter.

          11. Untuk mengetahui fungsi dari modul Bluetooth masukkan perintah AT+ROLE?, jika AT+ROLE=0 maka modul Bluetooth berperan sebagai Slave. Jika AT+ROLE=1 maka modul Bluetooth berperan sebagai Master. Yang diperlukan dalam penelitian ini adalah slave.

          12. Proses pengaturan telah selesai.

          3. Perancangan Software Basic4android

          Untuk membuat sebuah aplikasi android diperlukan sebuah development tools berbasis Java tetapi untuk penelitian ini penulis menggunakan Basic4Android karena development tools ini berbasis Object Oriented Programming Language yang memiliki sintaks sama persis seperti Visual Basic. Basic4Android didesain sedemikian rupa sehingga memudahkan developer untuk mengembangkan aplikasi android menggunakan bahasa Visual Basic dan IDE yang mudah untuk digunakan.

          Eksekusi aplikasi Basic4Android pilih menu File → New Tuliskan kode program pada IDE Basic4Android. Save kode programnya pada Local Disk (C:). Selanjutnya hidupkan jaringan bluetooth Smartphone Android dan koneksikan pada laptop. Kemudian jalankan B4A-Bridge pada smartphone Android. Ada 2 pilihan pada aplikasi ini yaitu Tombol Start – Wireless dan Tombol Start – Bluetooth. Dalam hal ini Penulis menekan tombol Start – Bluetooth karena konfigurasi nya yang lebih mudah dan efektif. Lalu koneksikan IDE Basic 4 Android.

          Gambar 3.10Tampilan Basic 4 Android

          Gambar 3.11Tampilan B4A-Bridge pada Smartphone Android

          Setelah device terhubung, maka otomatis B4A-Bridge pada IDE Basic 4 Android dan Smartphone Android berstatus “Connected”Klik menu Designer pada Basic4Android Pada kotak dialog Designer, klik menu File > Save dan ketikkan Layout Name “Menu1” kemudian klik tombol Ok. Klik menu Add View > pilih salah satu atau lebih komponen, misalnya Label dan EditText. Edit Label dan EditText tersebut sesuai keinginan lalu Save. Kemudian kembali ke program utama, jalankan kode program yang sudah dibuat pada Basic4Android. Pilih Release dan Klik tombol Run, seperti gambar berikut ini. Tunggu hingga proses Compile & Release Selesai.

          Gambar 3.12Menu Run

          3.4. Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

          Berdasarkan analisis yang dilakukan pada PT. Yuasa Battery Indonesia saat ini proses perekrutan karyawan membutuhkan waktu yang lama dikarenakan harus penyortiran surat lamaran yang masuk. Kemudian melakukan tes seleksi secara langsung jika calon karyawan sudah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan perusahaan dan mendapat panggilan dari perusahaan.

          3.4.1. Permasalahan Yang Dihadapi

          Prosedur sistem yang sedang berjalan saat ini pada proses pengisi jus ke gelas adalah secara manual. Yaitu dengan menekan keran pada dispenser jus sehingga air akan keluar pada keran.

          3.4.2. Alternatif Pemecahan Masalah

          Setelah diketahui permasalahan diatas, maka dibuatlah dispenser otomatis pengisi gelas. Tujuannya yaitu agar user tidak perlu lagi menekan keran secara manual. Semuanya dilakukan secara praktis, hanya perlu perlu dengan membuka aplikasi selector jus pada smartphone yang telah terpasang , memilih menu buah dan menunggu jus keluar dari keran dan sampai gelasnya terisi penuh dengan jus.

          3.5 User Requirement

          3.5.1 Elisitasi Tahap I

          Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder mengenai seluruh rancangan sistem. Berikut adalah hasil Elisitasi Tahap I:

          Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

          Functional

          No.

          Analisa Kebutuhan

          Saya ingin sistem :

          1

          Berjalan dengan baik

          2

          Monitoring melalui jaringan bluetooth

          3

          Menampilkan hasil dari monitoring secara real time, baik dari sisi layar smartphone android

          4

          Menampilkan hasil dari monitoring secara real time, baik dari sisi layar PC (Personal Computer)

          5

          Kompatibel dengan seluruh tipe smartphone OS android

          6

          Bekerja secara Embedded System

          7

          Menampilkan notifikasi jaringan jika tidak terhubung dengan Bluetooth

          8

          Sensor mengatur takaran jus pada gelas

          9

          Menampilkan tips and trick jika user belum paham.

          10

          Menampilkan form login

          11

          Diakses melalui smartphone

          12

          Diakses melalui Personal Computer

          13

          Menampilkan status connect dan disconnect

          14

          Membuat sistem pengontrolan menjadi lebih efektif dan efisien

          15

          Menampilkan tombol exit
          Non Functional
          NoSaya ingin sistem :

          1

          Tampilan Interface pengontrolan user friendly sehingga mudah dipahami oleh pengguna.

          2

          Jarak pengontrolan dengan alat cukup jauh.about

          3

          Sistem yang dibuat berbasis Mikrokontroler ATMega8

          Penyusun

           

           

          (Yasin Nur Hidayat)
          NIM : 1131469730

          Stakeholder

           

           

          (Yuyun Zaenudin)

          Elisitasi tahap II

          Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada gambar elisitasi berikut ini :

          Tabel 3.3. Elisitasi Tahap II

          Elisitasi Tahap III

          Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut adalah gambar elisitasi tersebut:

          Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III

          Keterangan

          T : Technical

          O : Operational

          E : Economic

          L : Low

          M : Middle

          H : High

          3.5.4 Final Elisitasi

          Gambar 3.9Rangkaian Module Bluetooth HC- 05

          BAB IV

          RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

          UJI COBA DAN ANALISA

          4.1. Uji Coba

          Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan, dapat di lihat pada sub bab berikut.

          4.1.1. Metode Black Box

          Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Penggunaan alat selector Berbasis Mikrokontroler Atmega8 Dual Mode Pada pada Kopkar GMF, untuk pengujian pada alat, yaitu sebagai berikut:

          Tabel 4.1Pengujian Black Box Pada Sistem

          4.1.2. Uji Coba Hardware

          Sebelum program hardware dimasukkan kedalam mikrokontroler, maka harus dilakukan sebuah uji coba. Uji coba kali ini menggunakan simulator yang tersedia pada aplikasi Proteus dan untuk memberikan input menggunakan aplikasi Hyperterminal. Program dasar yang dibuat adalah mikrokontroller menerima input “R” maka PORTD4 mengeluarkan hasil penghitungan sensor. Berikut adalah hasil dari pengujian.

          Gambar 4.1 Pengujian menggunakan Proteus dan Hyperterminal

           

          Tabel 4.4 Uji Coba Program Mikrokontroler

          Setelah melakukan serangkaian uji coba dengan menggunakan simulator selanjutnya yang akan dilakukan uji coba adalah koneksi Bluetooth. Uji coba ini dilakukan berdasarkan jarak dan waktu penerimaan data serta uji coba pada ruang terbuka dan tertutup. Berikut hasil uji cobanya.

          Tabel 4.5 Uji Coba Pada Ruang Terbuka


          Tabel 4.6 Uji Coba Pada Ruang Tertutup

           

          Gambar 4.2 Grafik Uji Coba Hardware






          4.1.3. Pengujian Rangkaian Catu Daya

          Gambar 4.3 Pengujian Rangkaian Catu Daya

          Dalam rangkaian catu daya digunakan dua buah IC regulator, yaitu 78M05dan AMS1117. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan DC yang dihubungkanpada kaki masukan masing-masing IC tersebut. Kemudian keluaran dari ICregulator diukur dengan menggunakan voltmeter. Hasil pengukuran keluaran ICregulator dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini.

          Tabel 4.7 Hasil Rangkaian Pengujian Rangkaian Catu Daya

          Keterangan tabel :

          1. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran Catu Daya, dimana idealnya tegangan keluaran dari Catu Daya adalah tepat 12 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:
          2. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC-78M05, dimana idealnya tegangan keluaran dari IC-78M05 adalah tepat 5 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:
          3. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC-AMS1117, dimana idealnya tegangan keluaran dari IC- AMS1117 adalah tepat 3,3 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:

          Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang masih dalam batas toleransi yang diizinkan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.


          4.2. Flowchart Program

          Gambar 4.4Flowchart Program

          Dapat dijelaskan gambar 4.3 Flowchart program alat selector jus menggunakan smartphone pada kopkar GMF yaitu terdiri dari:</p>
        1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart program selector jus yang berjalan.

        2. 1 (satu) simbol preparation (Persiapan) yang menyatakan untuk mempersiapkan sambungan dengan mengaktifkan perangkat bluetooth.

        3. 1 (satu) simbol proses yang menyatakan sebuah proses penyimpanan.

        4. 3 (tiga) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu: menerima request data, output Bluetooth.

        5. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah data diterima?. Jika "Tidak" maka request data kembali dilakukan, jika "Ya" maka data akan disimpan.

        Analisa

        Dari pengujian di atas ditemukan analisa terhadap listing program dari hardware maupun software. Maka dari itu akan dijelaskan sebagai berikut :

        4.3.1. Analisa Program Pada Mikrokontroler

        Pada program yang dimasukkan kedalam mikrokontroler terdapat beberapa fungsi. Berikut adalah listing program mikrokontrolernya:

        Adapun fungsi pada setiap penulisan listing program adalah sebagai berikut:

        1. Koding ini berfungsi untuk mendeklarasikan seri mikrokontroler yang akan digunakan. Pada coding di atlas tertulis “m328def.dat” yang dimaksudkan untuk mikrokontroler tipe ATmega328.

        2. Koding ini berisi nilai yang sesuai dengan crystal yang dipakai. Dalam hal ini menggunakan crystal 11,0592 MHz.

        3. Koding ini menyatakan konfigurasi serial yang berfungsi untuk sistem transfer data menggunakan baudrate 9600 bps.

        4. Daftar Nama lain pin I/O

        5. Koding di atas berfungsi Subrutin Kontrol Solenoid

        6. Koding diatas adalah Subrutin kontrol Buzzer

        7. Koding diatas adalah subrutin kontrol relay

          Koding diatas berfungsi untuk mengirimkan data hasil penghitungan melalui komunikasi Bluetooth agar dapat di tampilkan pada smartphone android.

          4.3.2. Analisa Program Aplikasi Android

          Pada aplikasi android terdapat beberapa fungsi antara lain fungsi komunikasi Bluetooth dan login password. Berikut adalah listing program aplikasi android:

          1.

          Koding di atas berfungsi untuk menampilkan hasil peritungan sensor pada label yang tedapat pada applikasi android.

          2.

          Koding diatas berisi perintah untuk menerima masukan input sensor jika Cmd_Read ditekan. Setelah inputan masuk maka akan disimpan dalam bentuk angka dan dapat di panggil oleh button read.

          3.

          Koding ini berisi variable untuk memilih device yang ingin dikoneksikan. Sebelum nya device yang ingin dikoneksikan harus sudah dalam pairing atau dikenali oleh smartphone Android.

          4.

          Koding ini berisi notifikasi apabila sukses melakukan pairing pada device yang diinginkan maka akan mengubah status “Disconected” menjadi “Connected”.



          4.4. Implementasi

          4.4.1. Schedule

          1. Pengumpulan Data

            Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama minggu dimulai Skripsi yaitu antara 25 Agustus 2015 s/d 10 September 2015.

          2. Analisa Sistem

            Analisa sistem ini dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan dalam sistem dan mendiagnosis persoalan yang ada untuk memperbaiki sistem. Analisa sistem dilakukan selama 3 minggu (11 September 2015 s/d tanggal 30 September 2015).

          3. Perancangan Sistem

            Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 4 minggu yaitu antara minggu ke 1-4 bulan Oktober 2015.

          4. Pembutan Program

            Pembuatan program dilakukan untuk menyempurnakan suatu sistem agar system yang telah dirancang dapat berjalan dengan baik. Pembuatan program dilakukan selama 4 minggu yaitu dimulai dari minggu ke 3 bulan Oktober 2015 sampai minggu ke 2 bulan November 2015.

          5. Testing Program

            Testing Program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada program pada saat program di running. Testing program dilakukan selama 4 minggu yaitu dimulai dari minggu ke 2 bulan November 2015 sampai dengan minggu ke 2 bulan Desember 2015.

          6. Evaluasi Sistem

            Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu dari minggu pertama bulan Desember 2015 sampai dengan minggu ke 2 bulan Desember 2015.

          7. Perbaikan Sistem

            Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 2 minggu yaitu pada awal minggu ke 2 sampai minggu ke 3 bulan Desember 2015.

          8. Training User

            Percobaan alat yang diujicobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Testing User dilakukan selama 2 minggu yaitu antara minggu Pertama bulan Januari 2016 sampai minggu ke 2 Januari 2016.

          9. Implementasi Sistem

            Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 1 minggu bersamaan dengan testing user yaitu pada minggu ke 2 Januari 2016 sampai Minggu ke 3 Januari 2016.

          10. Dokumentasi

            Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

          4.5. Estimasi Biaya

          Gambar 3.6Tabel Estimasi Biaya

          BAB V

          KESIMPULAN DAN SARAN

          Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

          Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai alat selector jus menggunakan smartphon android berbasis microkontroler ATmega8 pada Kopkar GMF:

          1. Menciptakan alat selector jus menggunakan smartphone android berbasis mikrokontroler ATmega8 dengan menggunakan module Bluetooth sebagai penghubung dengan smartphon android agar pengontrolan bisa lebih modern.

          2. Proses konfigurasi program ke dalam mikrokontroler ATmega8 mempengaruhi kinerja module bluetooth untuk bisa terhubung antara alat selector jus dan smartphone.

          3. Dari alat selector jus yang telah dirancang dengan aplikasi android dengan tampilan menarik sehingga lebih dapat memudahkan dalam menggunakan dan lebih modern dalam penggunaannya.

          Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat

          Berikut kesimpulan perihal tujuan dan manfaat mengenai alat selector jus menggunakan smartphone android pada kopkar GMF adalah sebagai berikut:

          1. Alat selector jus ini mampu dijadikan sebagai alat dengan pengontrolan yang lebih modern.

          2. Aplikasi android sebagai monitoring ini digunakan sebagai media pengontrolan alat pada kopkar GMF, karena penggunaan tampilkan pada interface android secara praktis dan mudah.

          3. Parameter penggunaan alat selector jus yang ditampilkan pada interface android yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna smartphone yang memiliki OS Android.

          Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

          Berikut kesimpulan perihal metode penelitian mengenai alat selector jus menggunakan smartphone android berbasis ATmega8 pada kopkar GMF adalah sebagai berikut:

          1. Bahwa alat selector jus me ]nggunakan smartphone android belum pernah ada di kopkar GMF, sehingga peneliti membuat penelitian ini.

          2. Dalam merancang alat selector jus ini menggunakan Sensor inframerah, mikrokontroler, modul bluetooth, dan smartphone android.

          3. Pengujian terhadap sistem berjalan dengan baik.

          Saran

          Berdasarkan perancangan dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam rangka pengembangan yaitu:

          1. Hendaknya menggunakan bluetooth dengan kualitas yang lebih baik sehingga dalam terkoneksi dengan alat bisa lebih jauh lagi.

          2. Perlu diperhatikan dan dilakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem untuk selanjutnya diadakan perbaikan sesuai dengan perubahan dan perkembangan

          3. Dalam pembuatan selector jus pengontrolan menggunakan smartphone saja kurang maksimal karena apa bila ada gangguan pada smartphone atau komponen serta sensor pada alat selector jus alat tidak bisa di gunakan. Maka diperlukan penambahan mode kontrol manual agar bisa di gunakan apa bila ada gangguan pada alat selector jus maupun smartphone android.

          Kesan

          Adapun kesan yang didapatkan setelah melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, diantaranya:

          1. Mendapatkan banyak ilmu dan wawasan yang sebelumnya tidak terdapat di dalam perkuliahan.

          2. Menambah ilmu sosial terhadap masyarakat, dan instansi terkait.

          3. Belajar bagaimana menanggapi permasalahan dilingkungan masyarakat khususnya dibidang teknologi


          DAFTAR PUSTAKA

          1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 Darmawan. Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
          2. .Nasaruddin, Djafar Imran dan Samsie Indra. 2013. Perancangan Sistem Informasi Supply Chain Management (SCM) Pada CV Rajawali Multi Niaga Makassar. Tangerang: Jurnal CCIT Vol.6 No.2, 226-227.
          3. Hartono. Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. PT Asdi Mahasatya : Jakarta.
          4. Suprihadi, Rini Kartika Hudiono dan Lina Sinatra Wijaya. 2013. "Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller". CCIT Jurnal Vol.6 No.3 - Mei 2013 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
          5. Sutabri, Tata. 2012. “Konsep Sistem Informasi”. Yogyakarta: Andi Offset
          6. Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Andi Offset : Yogyakarta.
          7. Wahana Komputer. 2010. Short Course : SQL Server 2008 Express. Yogyakarta: Andi.
          8. Al-Jufri. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika
          9. 9,0 9,1 9,2 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset.
          10. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
          11. 11,0 11,1 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan Sistem. Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
          12. 12,0 12,1 Rizky. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
          13. Archarya,Shivani. Pandya, Vidhi. 2013.Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique Internasional Journal of Electronics and Computer Science Engineering ISSN- 2277-1956 Volume 2 No.1
          14. 14,0 14,1 14,2 14,3 14,4 14,5 14,6 14,7 Syahwill, Mohammad.Panduan Mudah Simulasi dan Praktik Mikrokontroler Arduino. 2013. CV. Andi Offset : Yogyakarta
          15. Winarno. Deni, Arifianto. 2011. Bikin Robot Itu Gampang. PT Kawan Pustaka : Jakarta
          16. Sugeng Adi Atma dalam Bagus. 2012. Perancangan Dan Pembuatan Deteksi Jarak Benda Sebagai Alat Bantu Mobilitas Untuk Tunanetra Dengan Output Suara. Skripsi. Perguruan Tinggi Raharja
          17. 17,0 17,1 17,2 Syahid. 2013.
          18. Hidayat, Wicak. S, Sudarma. Buku Pintar Komputer Laptop Netbook & Tablet iPad & Android Plus Internet. 2011. Mediakita : Jakarta
          19. Wahadyo, Agus. Android 4 Untuk Pengguna Pemula Tablet & Handphone. 2013. TransMedia : Jakarta
          20. 20,0 20,1 20,2 20,3 20,4 20,5 Safaat H, Nazruddin. Android: Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android. 2012. Informatika : Bandung
          21. Irwansyah, Edy. V.Moniaga, Jurike. Android: Pengantar Teknologi Informasi. 2014. Deepublish : Yogyakarta
          22. Enterprise, Jubilee. Teknik Menghemat Baterai. 2010. PT Alex Media Komputindo : Jakarta
          23. Rajasa Fikri, Moh Fajar dkk. Rancang Bangun Prototipe Monitoring Suhu Tubuh Manusia Berbasis 0.S Android Menggunakan Koneksi Bluetooth JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2. No. I. (2013) 2337-3520. 2013. Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya
          24. Noersasongko. Andono. 2010. Mengenal Dunia Komputer. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo
          25. Studio. Farik Matamaya. 2010. Teknik Overlocking Untuk Pemula. jakarta: PT Elex Media Komputindo
          26. 26,0 26,1 26,2 Subandi. 2009. Alat Bantu Mobilitas Untuk Tuna Netra Berbasis Elektronik. Yogyakarta: Jurnal Teknologi. Vol 2 No 1, Juni 2009
          27. Parmono, Iswanto. 2011. Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter. Jakarta: J.Oto.Ktrl.Inst (J. Auto.Ctrl.Inst) Vol 3 (2), 2011
          28. 28,0 28,1 28,2 28,3 Kadir, Abdul. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler Dan Pemrogramannnya Menggunakan Arduino. Andi: Yogyakarta.
          29. 29,0 29,1 Widodo. 2010. Embedded System Menggunakan Mikrokontroler Dan Pemrogaman C. Yogyakarta: Penerbit Andi
          30. 30,0 30,1 30,2 30,3 30,4 30,5 Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta
          31. Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.
          32. R, Raco. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Grasindo: Jakarta.


          LAMPIRAN-LAMPIRAN

          Lampiran 5: Uraian Pekerjaan
          Lampiran 6: Formulir Wawancara
          Lampiran 7: Surat Pengantar Observasi
          Lampiran 8: Surat Keterangan Implementasi Program
          Lampiran 9: Sertifikat IT
          Lampiran 10: Sertifikat TOEFL
          Lampiran 12: Sertifkat Prospek
          Lampiran 13: Katalog Produk
          Lampiran 14: Final Presentasi
          Lampiran 15: Daftar Riwayat Hidup
  • Contributors

    Yasin Nurhidayat

    Diperoleh dari "https://widuri.raharja.info/index.php?title=SI1131469730&oldid=171626"