SI0931462775

Dari widuri
Revisi per 22 September 2015 10.28 oleh Rendra22 (bicara | kontrib) (Mikrokontroler)


Lompat ke: navigasi, cari

SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SEKOLAH

MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS

ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh:

NIM
: 0931462775
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SEKOLAH

MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS

ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG

 

Disusun Oleh :

NIM
: 0931462775
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

Disahkan Oleh :

Tangerang,....2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd)
NIP : 000594
       
NID : 10001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SEKOLAH

MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS

ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 0931462775
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2014/2015

 

Disetujui Oleh :

Tangerang,....2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
(Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd)
   
(Nurlaila Suci Rahayu Rais, Dra.,M.M.,M.H)
   
NID : 10001
   
NID : 02013

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SEKOLAH

MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS

ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 0931462775
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2014/2015

Disetujui Penguji :

Tangerang,....2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
(---)
 
(---)
 
(---)
NID : ---
 
NID : ---
 
NID : ---

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SEKOLAH

MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS

ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG

Dibuat Oleh :

NIM
: 0931462775
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sangksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang,... 2015

 
 
 
 
NIM : 0931462775

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAK


Ruangan kepala sekolah adalah suatu tempat dimana terdapat orang-orang yang salingberkepentingan akan bertemu dan berbincang baik untuk keperluan pekerjaan atausekedar menyampaikan informasi tentang sekolah. Banyaknya orang yang memasuki ruangantersebut tidak dapat diketahui berapa lama dan kapan orang tersebut beradadidalam ruangan tersebut. Dan tidak jarang pula seseorang pegawai sekolahmemasuki ruangan kepala sekolah pada saat kepala sekolah tidak berada padaruangan tersebut. Pentingnya pengawasan lebih terhadap ruangan kepala sekolahitu sangat penting. Peran seorang penjaga sangat diandalkan dalam halpengawasan ruangan tersebut, dan tidak sepenuhnya seorang penjaga bisa melihatsecara terus menerus apakah ada orang atau tidak dalam ruangan kepala sekolahtersebut. Seiring makin berkembangnya ilmu pada bidang sains dan teknologisemakin banyak pula sistem yang dapatdigunakan untuk mengendalikan sesuatu yang bersifat perangkat hardware maupunsoftware dan yang mulai dikembangkan untuk diterapkan. Dengan memamanfaat suatusistem yang dapat dibuat dengan arduino, maka dapat dibuat sistem monitoringruangan yang dapat ditampilkan dalam sebuah interface visual basic.net.aplikasi visual basic.net adalah sebuah software yang dapat dirancang untukarduino dan dengan memanfaatkan database sql server 2008 sebagai tempatpenyimpanan database atau history ketika pada saat sensor gerak (PIR)mendeteksi seseorang yang berada didalam ruangan kepala sekolah tersebut, danproses-proses yang dilakukan oleh arduino secara otomatis akan tersimpandidalam suatu database.

Kata kunci : Arduino, Visual Basic.Net, Sensor gerak (PIR),SQL Server 2008


KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahiim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Laporan ini disajikan dalam bentuk buku. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah "SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SEKOLAH MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG".

Laporan ini merupakan salah satu syarat yang ditempuh oleh mahasiswa sebelum melaksanakan Skripsi dalam jenjang Sarjana jurusan Sistem Komputer pada Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan sumber literature yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya Skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer dan selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan Skripsi ini.
  4. Ibu Nurlaila Suci Rahayu Rais, Dra.,M.M.,M.H. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
  5. Bapak Wawan Hermawan, M.M. sekalu Stakeholder dalam dilakukannya skripsi ini.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Kedua orang tua, Adik dan semua saudara dalam keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  8. Sahabat HIMASIKOM, The Pillars (Muhammad Fazri, Husni),Alumni dan semua pihak yang telah membantu penulis selama ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penyusun untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.



Tangerang, ... 2015
Febbie Damarriono Rendra Gunarso
NIM. 0931462775

Daftar isi


DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)

 

DAFTAR SIMBOL ELEKTRONIKA

 

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Tabel 2.2 Tipe-tipe Data dalam BASCOM-AVR

Tabel 2.3 Tabel Operasi Relasi

Tabel 2.4 Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik Dalam Medium

Tabel 2.5 Cara Menghitung Nilai Resistor

Tabel 3.1 Perbandingan Metode Perancangan

Tabel 3.2 Komponen Perancangan Sistem

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Saat Login

Tabel 4.2 Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Connect Bluetooth

Tabel 4.3 Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Exit

Tabel 4.4 Uji Coba Program Mikrokontroler

Tabel 4.5 Uji Coba Pada Ruang Terbuka

Tabel 4.6 Uji Coba Pada Ruang Tertutup

Tabel 4.7 Hasil Rangkaian Pengujian Rangkaian Catu Daya

Tabel 4.8 Data Hasil Pengukuran Timer dan Jarak

Tabel 4.9 Data Jarak Benda

Tabel 4.10 Hasil Pengujian data masukan dan keluaran Voice Module

Tabel 4.11 Data Pengukuran Tinggi Badan Orang Ke-1

Tabel 4.12 Data Pengukuran Tinggi Badan Orang Ke-2

Tabel 4.13 Data Pengukuran Tinggi Badan Orang Ke-3

Tabel 4.14 Data Pengukuran Tinggi Badan Orang Ke-4

Tabel 4.15 Data Pengukuran Tinggi Badan Orang Ke-5

Tabel 4.16 Data Pengukuran Tinggi Badan Orang Ke-6

Tabel 4.17 Data Pengukuran Tinggi Badan Orang Ke-7

Tabel 4.18 Data Pengukuran Tinggi Badan Orang Ke-8

Tabel 4.19 Kesalahan Pengukuran Tinggi Badan dari Alat Digital Terhadap Manual

Tabel 4.20 Time Schedule Implementasi Program

Tabel 4.21 Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

Gambar 2.2 Pembuatan Prototipe Evolusioner

Gambar 2.3 Blok Rangkaian Internal Mikrokontroler

Gambar 2.4Arsitektur ATmega328

Gambar 2.5 Susunan PIN ATmega328

Gambar 2.6 Android Versi 1.1

Gambar 2.7 Android Versi 1.5 (Cupcake)

Gambar 2.8 Android Versi 1.6 (Donut)

Gambar 2.9 Android Versi 2.5 (Eclair)

Gambar 2.10 Android Versi 2.2 (Froyo)

Gambar 2.11 Android Versi 2.3 (Gingerbread)

Gambar 2.12 Android Versi 3.0 (Honeycomb)

Gambar 2.13 Android Versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

Gambar 2.14 Android Versi 4.1 (Jelly Bean)

Gambar 2.15 Tools Pengembangan Android

Gambar 2.16 Android Simulator

Gambar 2.17 Basic 4 Android

Gambar 2.18 Designer GUI

Gambar 2.19 Perambatan Ultrasonik

Gambar 2.20 Interaksi Gelombang Ultrasonik Dalam Medium

Gambar 2.21 Ilustrasi Cara Kerja Ultrasonik

Gambar 2.22 Contoh Sensor Proximity

Gambar 2.23 Contoh Sensor Magnet

Gambar 2.24 Contoh Sensor Ultrasonik

Gambar 2.25 Contoh Sensor Efek-Hall

Gambar 2.26 Contoh Sensor Tekanan

Gambar 2.27 Contoh Sensor Suhu

Gambar 2.28 Transistor

Gambar 2.29 Bias arus dioda

Gambar 2.30 Kapasitor

Gambar 2.31 Resistor

Gambar 2.32 Osilator

Gambar 2.33 Relay Kaki 8

 

Gambar 3.1 SDIT AL-Istiqomah

Gambar 3.2 Struktur Organisasi SDIT Al-Istiqomah

Gambar 3.3 Flowchart Sistem Pengukur Tinggi Badan Yang Berjalan

Gambar 3.4 Flowchart Sistem Pengukur Tinggi Badan Yang Diusulkan

Gambar 3.5 Perancangan Prototipe

Gambar 3.6 Perbandingan Pengukuran

Gambar 3.7 Cara Kerja Alat

Gambar 3.8 Blok Diagram

Gambar 3.9 Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega328

Gambar 3.10 Skema pin modul Bluetooth HC-05

Gambar 3.11 Rangkaian Voice Module

Gambar 3.12 Rangkaian Sensor Ultrasonik

Gambar 3.13 Rangkaian catu daya

Gambar 3.14 Kompilasi File BAS

Gambar 3.15 Jendela Untuk Memilih File

Gambar 3.16 Tampilan Basic 4 Android

Gambar 3.17 Tampilan B4A-Bridge pada Smartphone Android

Gambar 3.18 Menu Run


Gambar 4.1 Pengujian menggunakan Proteus dan Hyperterminal

Gambar 4.2 Grafik Uji Coba Hardware

Gambar 4.3Pengujian Rangkaian Catu Daya

Gambar 4.4Grafik Linier Hubungan Timer (µs) dan Jarak Benda (cm)

Gambar 4.5 Flowchart Program


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat iniperalatan dirancang sedemikian rupa agar semakin efisien dan mempermudahpekerjaan manusia dan banyak diantaranya yang dirancang secara praktis dapatbekerja tanpa harus diberikan intruksi atau pengontrolan manual secaraterus-menerus oleh manusia.

Secara umum penggunaan sistem yang dapat memonitoring ruang kepalasekolah itu sangat penting agar dapat dengan segera diketahui apakah adaseseorang yang masuk atau tidak. Ketika pada saat seseorang yang hendak memasukiruang kepala sekolah harus terlebih dahulu memberikan informasi kepada penjaga agard, dan jika seseorang masuk tampa pat diketahui siapa saja yang memasukiruangan kepala sekolah tersebut. Dan ketika ada seseorang yang memasuki ruangankepala sekolah tampa ijin maka alarm akan berbunyi ketika berada didalamruangan kepala sekolah artinya seseorang tersebut tidak berhak memasuki kpalasekolah tersebut, karena sistem yang digunakan untuk memonitoring tersebutdilengkapi dengan sensor gerak dan alarm yang dapat aktif ketika seseorang masuk tampa meminta ijinterlebih dahulu pada seorang penjaga ketika ruangan tersebut tidak ada kepalasekolah, penggunaan sistem ini dimaksudkan agar tidak sembarang orang yangmemasukinya.

Dalam penerapan sistem ini dapatdiketahui kapan seseorang memasuki ruangan tersebut, karena alat ini dilengkapi dengan sensor gerak yangdapat mendeteksi seseorang ketika memasuki ruangan tersebut. Dan pada saatseseorang sudah berada didalam ruangan tersebut maka pada aplikasi yangdigunakan sebagai interface akan ada umpan balik yang diberikan oleh sistemmikrokontroler sehingga akan menjadisuatu kesatuan sistem embedded. Adapun sistem yang dirancang dengan judul “SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SSEKOLAH MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG”.

 

Rumusan Masalah

Berdasarkanlatar belakang di atas, maka permasalahan tersebut dapat dirumuskansebagai berikut:

  1. Bagaimana membuat prototype sistem yang dapat mendeteksi keberadaan orang didalam ruangan kepala sekolah?
  2. Bagaimana membuat sistem kontrol yang bisa dimanfaatkan secara efektif melalui sebuah interface?
  3. Apakah sistem mikrokontroler dan aplikasi dapat terhubung dan dikomunikasikan dan mempunyai database?

 

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkupyang akan dibahas dalam Skripsi ini adalah alat untuk mendeteksi keberadaanorang didalam ruangan kepala sekolah menggunakan interface visual basic .net berbasis arduino. Sebagai input pada alat ini adalah perintah yangberada pada tampilan visual basic .net dengan menekan tombol pada interfacevisual basic.net yang nantinya akan dibaca pada sebuah arduino yang di dalamsudah dirancang berbagai macam perintah, setelah perintah sudah dibaca oleh arduinomaka akan ada sebuah proses yang akan dijalankan berdasarkan perintah yang di-input baik untuk mengetahui apakahsedang ada orang atau tidak didalam ruangan kepala sekolah tersebut.


 

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan individual

  1. Sebagai syarat untuk lulusjenjang sarjana.
  2. Mengimplementasikan ilmu yangpenulis dapat selama perkuliahan .

2. Tujuan Fungsional

  1. Menerapkan sistem pendeteksikeberadaan orang secara otomatis yang dapat ditampilkan pada sebuah interface.

  2. Dapat diketahui apakah didalam ruangankepala sekolah tersebut terdapat orang atau tidak.

  3. Mempermudah dalam proses pengecekanterhadap ruangan kepala sekolah tersebut.

3. Tujuan Operasional

  1. Agar dapat memberikan pengetahuanyang lebih luas khususnya dibidang teknologi.
  2. Agar penjaga tidak perlu lagi untukmengecek kedalam ruangan kpala sekolah tersebut.

 

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini ialah :

1. Manfaat Individu

  1. Dapat mengembangkan ilmu yangpenulis dapatkan selama di bangku perkuliahan.

  2. Memberika kepuasan karena dapatmenciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi sekolah.

  3. Memberikan terobosan baru pada pihak-pihakyang berkarya dalam bidang sains dan teknologi.

2. Manfaat Fungsional

  1. Bentuk apresiasi dan kontribusidalam perkembangan teknologi informasi dan elektronika.
  2. Dapat mengurangi keterlambatanwaktu pada saat melakukan pengecekan terhadap ruangan kepala sekolah tersebut.

2. Manfaat Operasional

  1. Dapat menghemat waktu dan tenagadalam melakukan pengecekan.
  2. Dapat meningkatkan pengetahuandalam mengoperasikan alat ini dan juga dapat memperluas wawasan dalam bidangilmu elektronika.

 

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Untuk medapatkan data yang diperlukan dalamlaporan Skripsi ini, digunakan metode sebagai berikut:


  1. Metode Pengamatan (Observasi Research)

    Penelitian dilakukan selama kuranglebih 1 (satu) bulan terhadap sistem yang sedang berjalan saat itu, penulismengamati sumber dan pengolahan data dari para petugas yang melakukanpengecekan terhadap ruangan kepala sekolah tersebut serta mengumpulkan dari bagian-bagianyang berhubungan dengan data yang dibutuhkan oleh penulis, yaitu data tentangberapa kali dalam sehari ruangan kepala sekolah tersebut dimasuki oleh pegawaiataupun guru.

  2. Metode Wawancara (Interview Research)

    Dalam hal inipenulis melakukan wawancara dengan petugas agar memperoleh data yang jelas danakurat. Dari hasil wawancara tersebut yang dikeluhkan oleh petugas adalah dalamproses pengecekan ruangan kepala skolah, pernah terjadi pada petugas lalainyadalam melakukan pengecekan sehingga banyak waktu yang terbuang dan tidakdigunakan semestinya.

  3. Metode Studi Pustaka (Library Research)

    Studipustaka adalah metode untuk mendapatkan informasi dan data dari beberapa sumber(literature) atau buku yangdiperlukan untuk kebutuhan penganalisaan dan perancangan sistem baru yang diusulkan.

 

Metode Analisa

Pada metode ini penulis menggunakan SWOT (Strategis, Weakness, Opportunities, Threatment). Alasan penulismenggunakan metode analisa ini adalah dalam eksperimen yang penulis lakukan di SMP Negeri 2 Rajeg sangatmemerlukan suatu perencanaan strategis serta struktur sasaran atau tujuan yangsaling mendukung.

 

Metode Perancangan

Untukmetode perancangan yang diusulkan ini, penulis menggunakan Flowchart. Alasan penulis memilih metode perancangan flowchart ini adalah dalam metodeperancangan program sebelumnya penulis menggunakan flowchart, sehingga dalam metode perancangan ini penulismenggunakan metode yang sama agar dapat saling berhubungan dan tidak ada yangberubah dari sistem yang berjalan sampai perancangan sistem yang akandiusulkan, hanya saja ada perubahan atas sistem yang akan diusulkan, namuntidak akan merubah konsep kerja pada sistem yang sedang berjalan. Untuk perancangan alat, penulis menggunakan Sistem Flowchart, dan untuk perancanganprogram, penulis menggunakan FlowchartProgram.

 

Metode Prototipe

Prototype model yang penulis gunakan yaitu Throw-away.Prototype di buat dan di tes. Pengelaman yang diperoleh dari pembuatanprototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai). Alasanpenulis menggunakan metode ini adalah karena memiliki suatu tujuan utamanyayaitu kegagalan dalam mendefinisikan masalah antara user dan developer dapatdikenali dari awal serta proses testing dan perbaikan dapat dilakukan secaraterus menerus sehingga mengurangi tingkat kegagalan produk.

 

Metode Testing

Padametode testing ini penulis menggunakan BlackBox pada sistem yang akan penulis bangun, dalam fungsinya Black Box testing digunakan untukmenemukan hal-hal yang fungsinya tidak benar atau tidak ada dan kesalahan padaperfomansi (performance errors).Karena uji coba black-box memungkinkaneksperimen software untuk membuathimpunan kondisi input yang akanmelatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

 


Sistematika Penulisan

Untukmemahami lebih jelas tentang penulisan penilitian ini, maka dikelompokkanmateri penulisan menjadi 5 (lima) bab yang masing- masing saling berkaitanantara bab satu dengan yang lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh,yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentanguraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, ruanglingkup, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikanbeberapa definisi dari teori-teori pendukung analisa dan teori-teori lainnyayang digunakan untuk mendukung penelitian serta literature review.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikantentang gambaran umum objek yang diteliti meliputi sejarah singkat, wewenangdan tanggung jawab, permasalahan yang dihadapi, dll.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini berisitentang rancangan sistem yang akan diusulkan berupa elisitasi, tampilan interface dan implementasi sistem.

BAB V PENUTUP

Padabab ini dikemukakan kesimpulan dari hasil analisis dan perancangan yang telahdilakukan dan saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga tujuan danmanfaat dari penulisan ini dapat disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, di antaranya:

Menurut Sutabri(2012:6)[1] “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama - sama untuk mencapai tujuan tertentu".

Menurut Hartono (2013:9)[2], “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara terorganisasi berdasar fungsi-fungsinya menjadi suatu kesatuan”.

Menurut Taufiq (2013:2)[3],“Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkansistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yangberfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

 

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:13)[4], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
  2. Batas Sistem (Boundary System)
    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)
    Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface System)
    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input System)
    Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Pengolahan Sistem (Processing System)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  7. Keluaran Sistem (Output System)
    Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
  8. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goals)
    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

Sumber: Sutabri (2012:13)[4]

 

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:15)[4] sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi tersebut di antaranya: sistem abstrak, sistem fisik, sistem tertentu, sistem tak tentu, sistem tertutup, dan sistem terbuka.

  1. Sistem Abstrak (Abstract System)
    Sistem abstrak merupakan adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan.
  2. Sistem Fisik (Physical System)
    adalah sistem yang ada secara fisik. Contohnya sistem komputerisasi, sistem akuntansi, siste produksi, sistem pendidikan, sistem sekolah, dan lain sebagainya.
  3. Sistem Tertentu (Deterministic System)
    adalah sistem dengan operasi tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat di deteksi dengan pasti sehingga keluaranya dapat diramalkan.
  4. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
    adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsure probabilitas.
  5. Sistem Tertutup (Closed System)
    adalah sistem yang tidak dapat bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingungan. Sistem ini tidak berintraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan.
  6. Sistem Terbuka (Open System)
    lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Contohnya sistem perdagangan.

 

4. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5)[5], tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya. Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya. Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

5. Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:27)[1], Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.
Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:

  1. Mengenali adanya kebutuhan
    Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
  2. Pembangunan sistem
    Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
  3. Pemasangan sistem
    Setalah tahap pembangunan sistem selesai,sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yan sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.
  4. Pengoperasian sistem
    Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
  5. Sistem menjadi usang
    Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.


imagejpg1_zpse8ca7074.jpg

Sumber: Sutabri (2012:29)[1]

Gambar 2.2. Daur Hidup Sistem

Konsep Keamanan Sistem Informasi

1. Definisi Keamanan

Menurut Ibisa (2012:196), Tujuan dari pengamanan sistem informasi adalah untukmenyakinkan integritas, kelanjutan, dan kerahasiaan dari pengolahan data.Keuntungan dengan meminimalkan risiko harus diimbangi dengan biaya yangdikeluarkan untuk tujuan pengamanan ini. Oleh karena itu biaya untuk pengamananterhadap keamanan sistem komputer harus wajar.

Perusahaan harus dapat mengurangi risiko dan memelihara keamanan sistemkomputerisasi pada suatu tingkatan atau level yang dapat diterima. Reputasiorganisasi akan dinilai masyarakat apabila dapat diyakini oleh Integritas (Integrity) informasi, Kerahasiaan (Confisentiality) informasi danKetersediaan (Availability)informasi.

Dapat disimpulkan bahwa Keamanan Informasi adalah suatu upaya untukmengamankan aset informasi terhadap ancaman yang mungkin timbul. Sehinggakeamanan informasi secara tidak langsung dapat menjamin kontinuitas bisnis,mengurangi resiko-resiko yang terjadi, mengoptimalkan pengembalianinvestasi (return on investment).

2. Klasifikasi Informasi

Menurut Sutabri (2012:27)[4], informasi dalam menejemen diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Informasi Berdasarkan Persyaratan
    Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:
    1. Informasi yang tepat waktu
      Sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.
    2. Informasi yang relevan
      Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang menajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian.
    3. Informasi yang bernilai
      Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.
    4. Informasi yang dapat dipercaya
      Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.
  2. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu
    Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
    1. Informasi masa lalu
      Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage perlu disusun secara rapih dan teratur.
    2. Informasi masa kini
      Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.
  3. Informasi Berdasarkan Sasaran
    Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:
    1. Informasi individual
      Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.
    2. Informasi komunitas
      Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu dimasyarakat.




Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Darmawan (2013:1)[6], “Data adalah fakta atau apa pun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi”.

Menurut Taufiq (2013:13)[3], “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3)[7], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber:

  1. Klasifikasi data menurut jenis data:
    1. Data Hitung (enumeration/counting data)
      Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.
    2. Data Ukur (measurement data)
      Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.
  2. Klasifikasi data menurut sifat data:
    1. Data Kuantitatif (quantitative data)
      Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
    2. Data Kualitatif (qualitative data)
      Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.
  3. Klasifikasi data menurut sumber data:
    1. Data Internal (internal data)
      Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
    2. Data Eksternal (external data)
      Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu:

    a. Data Eksternal Primer (primary external data)

    Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

    b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data).

    Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

3. Pengolahan Data

Menurut Sutabri (2012:6)[7] Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data. Pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:

  1. Penyimpanan Data (Data Storage)
    Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Sebelum disimpan, suatu dta diberi kode menurut jenis kepentingannya. Peraturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah mencarinya. Pengkodean memegang peranan penting. Kode yang salah akan mengakibatkan data yang masuk ke dalam file juga salah yang selanjutnya akan mengakibatkan kesulitan dalam mencari data tersebut apabila diperlukan. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbnetuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha.Sistem yang umumnya dalam penyimpanan data (filing) ialah berdasarkan lembaga, perorangan, produksi, atau lain-lainnya, tergantung dari sifat organisasi yang bersangkutan. Kadang-kadang dijumpai kesulitan apabila menghadapi suatu data dalam bentuk surat, misalnya yang menyangkut ketiga klasifikasi tadi. Metode yang terbaik adalah referensi silang (cross reference) antara file yang satu dengan file yang lain. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
    1. File Induk (Master File)
      File induk ini berisi data-data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.
    2. File Transaksi (Detail File)
      File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.

    Pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikan,dan lain sebagainya. Misalnya, dalam hubungan dengan file kepegawaian, sudah tentu sebuah organisasi, entah itu perusahaan atau jawatan, akan menambah pegawainya. Ini berarti ada tambahan data baru mengenai pegawai. Sementara itu, ada pula pegawai yang pensiun atau berhenti bekerja sehingga putus hubungan dengan organisasi. Dengan demikian, data mengenai pegawai yang bersangkutan akan dikeluarkan dari file tersebut. Tidak jarang pula harus dilakukan perubahan terhadap data seorang pegawai, misalnya kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, menikah, pindah alamat, dan lain sebagainya.

  2. Penanganan Data (Data Handling)
    Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance).Pemilihan (sorting) dalam rangka kegiatan penanganan data mencakup peraturan ke dalam suatu urutan yang teratur, misalnya daftar pegawai menurut pangkatnya, dari pangkat yang tertinggi sampai terendah atau daftar pelanggan dengan menyusun namanya menurut abjad dan lain sebagainya. Peringkasan merupakan kegiatan lain dalam penanganan data. Ini mencakup keterangan pilihan, misalnya daftar pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada organisasi atau perusahaan lebih dari 10 tahun atau daftar pelanggan yang memesan beberapa hasil produksi sekaligus dan lain-lain.Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi. Kegiatan ini meliputi komplikasi tabel-tabel, statistik, ramalan mengenai perkembangan, dan lain sebagainya. Tujuan manipulasi ini adalah menyajikan informasi yang memadai mengenai apa yang terjadi pada waktu yang lampau guna menunjang manajemen, terutama membantu menyelidiki alternatif kegiatan mendatang. Jadi, hasil pengolahan data itu merupakan data untuk disimpan bagi pengunaan di waktu yang akan datang, yakni informasi yang akan disampaikan kepada yang memerlukan atau mengambil keputusan mengenai suatu hal.

 

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

MenurutYakub (2012:142), “Analisa sistem dapatdiartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, denganmenganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (businessprosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencarisolusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencanaperusahaan (business plan”.

Menurut Henderi (2011:322)[8], “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

Berdasarkan beberapapendapat yang telah dikemukakan Maka dapat disimpulkan bahwa Analisa sistemadalah tahap mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yangada pada suatu sistem, untuk memahami sistem yang ada.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sitem adalah suatu proses sistem yang secara umum digunakan sebagai landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi di dalam suatu sistem tertentu.

2. Langkah-langkah Analisis Sistem

Menurut Taufiq (2013:159)[5], untuk melakukan analisis sistem, supaya hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.

Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa sistem Menurut Whitten L. Jeffery (2004) yang dijelaskan pada gambar dibawah ini:

langkahanalisasistem_zps43a14017.jpg

Sumber: Taufiq (2013:160)[5]

Gambar 2.3. Langkah Analisis Sistem

  1. Definisi Lingkup
    Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), fase survey (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase), komunikasi (communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan.
  2. Analisis Masalah
    Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan.
    Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya.
  3. Analisis Persyaratan
    Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternatif, khususnya solusi teknis. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem.” Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sitem yang baru.
  4. Desain Logic
    Tidak semua proyek mencakup pengembangan model-driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
  5. Analisa Kebutuhan
    Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah unutk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hamper selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.


3. Tahap-tahap Analisa Sistem


Menurut Murad (2013:51), tahap analisis merupakan tahap dalam mencariinformasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukanmetode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangansistem serta user requirement. Selainitu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisabagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.


Menurut Sutabri (2012:52), proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakansuatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunanalternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yangbaru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi.

Menurut Sutabri (2012:52), Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:
1.Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial didalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
2.Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkanbahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.
3.Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini,baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.
4.Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data danpembuatan laporan yang baru.
5.Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya sertaperumusan langkah dan kebijaksanaan.


Selamatahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dankomite pengarah terlibat dalam titik yang penting. MenurutSutabri (2012:52), Adapunlangkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagaiberikut:


a.Mengumumkan penelitian sistem Ketika perusahaan menerapkanaplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasamadari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegarawaimengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.
b.Mengorganisasikan tim proyek Tim proyek yang akan melakukan penelitiansistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai danbukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil,pemakai perlu berperan aktif daripada hanya pasif.
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi Analisis mempelajari kebutuhaninformasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulaninformasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.
d.Mendefinisikan kriteria kerja sistem Setelah kebutuhan informasi manajerdidefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apayang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.
e.Menyiapkan usulan rancangan Analisis sistem memberikan kesempatan bagimanajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk keduakalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagikeputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.
f.Menyiapkan usulan rancangan Analisis sistem memberikan kesempatan bagimanajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk keduakalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagikeputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Mahdiana dalam Sutabri (2011:37),[9] “PerancanganSistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistemyang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang diusulkan”.

MenurutSugianto dalam Zohrahayati (2013:28),[10] “Perancangan Sistem adalah suatukegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis.Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan perancangan suatusistem informasi berbasis computer”.

Berdasarkan uraian di atas perancangan sistemmerupakan merancang sistem secararinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada dan membuat desain teknisberdasarkan kegiatan pada waktu proses analis.

2. Tahap Perancangan Sistem

Menurut Sutabri (2012:113),tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Rancangan sistem secara umum Memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru.
b.Rancangan sistem secara rinci Dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem.

Menurut Sutabri (2012:114), Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistemini adalah sebagai berikut:
1.Melakukanevaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci danmenyeluruh dari masing-masing bentukinformasi yang akan dihasilkan.
2.Mempelajaridan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratursesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalampemrograman sistem serta fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.
3.Penyusunanperangkat lunak sistem yang berfungsi sebagai sarana pengolahan data dansekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.
4.Menyusunkriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehinggadapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadapaspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.
5.Penyusunanbuku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akandilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistemsehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yangbersangkutan.

Menurut Sutabri (2012:115), Adapun langkah-langkah umum yang harus dilakukan pada tahap rancangansistem adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkanrancangan sistem yang terperinci analisbekerja sama dengan pemakai mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alatyang dijelaskan dalam modul.
b. Mengindentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi system sekarang analis harus mengidentifikasikankonfigurasi (bukan merek atau model) peralatan komputer yang akan memberikanhasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.
c. Mengevaluasiberbagai alternatif konfigurasi system analisbekerjasama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yangdipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerjadengan kendala yang ada.
d.Memilihkonfigurasi yang terbaik analismengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatansehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai,analisa membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.
e.Memilihkonfigurasi yang terbaik analismengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatansehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai,analisa membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.
f.Menyetujuiatau menolak penerapan sistem keputusanuntuk terus pada tahap penerapan ini sangat penting karena usaha ini akansangat berpengaruh terhadap jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yangdiharapkan dari sistem melebihi biaya, penerapan akan disetujui.

3. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2012:228), Tujuan Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuanutama, yaitu:
a.Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
b.Untuk memberikan gambaran yangjelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahliteknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

 

Konsep DasarTesting

1. Definisi Testing

Menurut Desai dan Abhishek (2012:43). “Pengujian adalah kegiatan yang dilakukan selama siklus hidup perangkat lunakuntuk memvalidasidan memverifikasi bahwa perangkat lunak yang dikembangkanmemenuhi harapan yang ditetapkan di awal.”

Menurut Simarmata (2010:301), “Pengujianadalah proses eksekusi suatu program untuk menentukan kesalahan”.

Menurut Rizky(2011:237), “Testing adalah sebuahproses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dariproses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitasdari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakatidari awal”.

Dari beberapa definisi di atas, makadapat disimpulkan pengujian atau testing adalah proses eksekusi selama siklus hiduppengembangan perangkat lunak secaraterintegrasi untuk memvalidasi danmemverifikasi guna menentukan kesalahandanmemenuhi harapan yang telahdisepakati di awal.

1. TahapanTesting

Menurut Rizky(2011:237), Detail tahapan yang harus dilampauidalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudutpandang testing perangkat lunak adalah:
1.Verifikasi
Verifikasi adalah proses pemeriksaan untukmemastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukandari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.
2.Validasi
Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.Definisi dari standart yang harus dipenuhi olehkebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut:
3.Failure
Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yangseharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.
4.Fault
Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.
5. Error
Error adalah akibat dari adanya faultatau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.
6. Incident
Incidentatau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadiakibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksidalam proses pengembangan perangkat lunak.

3.Acuan dan Pengukuran Testing

Menurut Rizky(2011:256), “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkanpengukuran testing adalah aktivitasuntuk menentukan keluaran testing berdasarkanacuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”.

Menurut Rizky (2011:259), Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapattersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:
1.Waktu
Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun,bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.
2.Biaya
Dalam testingjuga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umumini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksakembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.
3.Kinerja Testing
Yang dimaksud dengankinerja testing adalah efektivitasdan efiensi dalam pelaksanaan testing.Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dariproses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimanamestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak,atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkatlunak.
4.Kerusakan
Seperti yang telahdijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersamauntuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yangditemukan pada saat proses testing tetapmenjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut.Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikanterlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

4. Jenis-jenis Pengujian

a.White Box Texting

Menurut simarmata (2010:316), “White Box disebutjuga pola pengujian glass box adalah metode desain test case yang menggunakan struktur control desain proceduraluntuk memperoleh test case ataudengan kata lain bahwa pengjian dilakukan untuk memastikan bahwa operasi internal bekerja sesuai dengan spesifikasi dan semua komponen internal telahdiamati dengan baik”. Dengan menggunakan metode pengujian ini rekayasa sistem dapat melakukan test case yaitu:
1.Memberi jaminan bahwa semuajalur independent pada suatu modul telah digunakan paling sedikit satu kali.
2. Menggunakan semua keputusanlogis pada sisi true dan false.
3.Mengeksekusi semua loop sesuaidengan batasan.
4. Menggunakan struktur datainternal untuk menjamin validasi.

a.Black Box Texting

Menurut Rizky(2011:264), blackbox testing adalah tipe testingyang memperlakukan perangkatlunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.Sehingga para tester memandangperangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotakhitam” yang tidak penting dilihatisinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.

Jenis testing ini hanya memandang perangkatlunak darisisi spesifikasi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saatawalperancangan. Sebagai contoh, jika terdapat sebuah perangkat lunak yangmerupakansebuah sistem informasi inventorydi sebuah perusahaan. Maka pada jenis whiteboxtesting, perangkat lunak tersebut akan berusaha dibongkar listingprogramnyauntuk kemudian dites menggunakan teknik-teknik yang telah dijelaskansebelumnya.Sedangkan pada jenis blackbox testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusikemudian berusahadites apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yangdidefinisikan pada saatawal tanpa harus membongkar listing programnya.

MenurutSimarmata (2010:316) klasifikasi black box testing mencakup beberapa pengujian yaitu:
1.Pengujian fungsional (functional testing)
Padajenis pengujian ini, perangkat lunak diuji untuk persyaratanfungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untukmemeriksa apakahaplikasi berjalan seperti yang diharapkan. Walaupun pengujianfungsional sudah seringdilakukan di bagian akhir dari siklus pengembangan,masing-masing komponen danproses dapat diuji pada awal pengembangan, bahkansebelum sistem berfingsi,pengujian ini sudah dapat dilakukan pada seluruh sistem. Pengujian fungsionalmeliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya, termasukperintah-perintah pengguna, manipulasi data, pencarian dan proses bisnis,pengguna layar, dan integrasi. Pengujian fungsional juga meliputi permukaan yang jelas dari jenisfungsi-fungsi, serta operasi back-end (seperti, keamanan dan bagaimanameningkatkan sistem).
2.Pengujian Tegangan(stress testing)
Pengujiantegangan berkaitan dengan kualitas aplikasi didalam lingkungan. Idenya adalahuntuk menciptakan sebuah lingkungan yang lebih menurut aplikasi, tidak sepertisaat aplikasi dijalankan pada beban kerjanormal. Pengujian ini adalah hal yangpaling sulit, cukup kompleks dilakukan,dan memerlukan upaya bersama dari semuatim.
3.Pengujian Beban(load testing)
Padapengujian beban, aplikasi akan diuji dengan beban beratatau masukan, seperti yang terjadi pada pengujian situs web, untuk mengetahui apakah aplikasi/situs gagal ataukinerjanya menurun. Pengujian beban beroperasi pada tingkat beban standar,biasanya beban tertinggi akan diberikan ketika sistem dapat menerima dan tetapberfungsi dengan baik. Perlu diketahui bahwapengujian beban tidak bertujuan untuk merusak sistem dengan banyak hal, namun mencoba untuk menjaga agar sistem selalukuat dan berjalan dengan lancar.
4.Pengujian Khusus(ad-hoc testing)
Jenispengujian ini dilakukan tanpa penciptaan rencana pengujian(test plan) atau kasus pengujian (test case).Pengujian khusus membantu dalam menentukan lingkup dandurasi dari berbagai pengujian lainnyadan juga mambantu para penguji dalam mempelajari aplikasi sebelum memulai pengujian dengan pengujian lainnya.Pengujian ini merupakan metode pengujianformal yang paling sedikit. Salah satu penggunaan terbaik dari pengujian khusus adalah untuk penemuan. Membacapersyaratan atau spesifikasi (jikaada) jarang memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana sebuah program benar-benar bertindak, bahkandokumentasi pengguna tidak menangkap “lookand feel” dari sebuah program. Pengujiankhusus dapat menentukan lubang-lubang dalam pengujian strategi dan dapat mengekspos hubungan di antara subsistemlain yang tidak jelas. Dengan caraini, pengujian khusus berfungsi sebagai alat untuk memeriksa keleng kapanyang diuji.
5.Pengujian Penyelidikan(exploratory testing)
Pengujianpenyelidikan mirip dengan pengujian khusus dan dilakukan untuk mempelajari/mencari aplikasi. Pengujianpenyelidikan perangkat lunak ini merupakan pendekatan yang menyenangkan untukpengujian.
6.Pengujian Usabilitas(Usability testing)
Pengujianini disebut juga sebagai pengujian untuk keakrabanpengguna (testing foruser-friendliness).Pengujian ini dilakukan jika antarmuka pengguna dari aplikasinya penting danharus spesifik untuk jenis pengguna tertentu. Pengujian usabilitas adalahproses yang bekerja dengan pengguna akhir secara langsung maupun tidak langsunguntuk menilai bagaimana pengguna merasakan paket perangkat lunak dan bagaimanamereka berinteraksi dengannya. Proses ini akan membongkar area kesulitanpengguna seperti halnya area kekuatan. Tujuan daripengujian usabilitas harusmembatasi dan menghilangkan kesulitan bagi pengguna dan untuk memengaruhi areayang kuat untuk usabilitas maksimum. Pengujian iniidealnya melibatkan masukandari pengguna secara langsung maupun tidak langsung (mengamati perilaku) dan bila memungkinkanmelibatkan komputer yang didukung umpan balik. Komputer yang didukung umpanbalik sering kali (jika tidak selalu) dihilangkanuntuk proses ini. Komputer yang didukung dengan umpan balik dapat berperansebagai pengatur waktu (timer) padadialog untuk memonitor beberapa lama waktu yang diperlukan pengguna untuk menggunakan dialog dan alat penghitung(counter)untuk menentukan seberapa sering kondisi tertentu terjadi (misalnya,pesan eror, bantuan pesan, dan lain-lain). Biasanya,proses tersebut melibatkan modifikasi sepele (trivial) dari perangkat lunak yang sudah ada, namun dapat berakibat besar terhadap laba atas investasi. Akhirnya,pengujian usabilitas mengakibatkan perubahan padaproduk yang diberikan sesuai dengan penemuan yang dibuatmengenai kegunaan. Perubahan ini harus secara langsung berkaitan dengan kegunaandunia nyata dengan pengguna pada umumnya. Dokumentasi harus ditulis sebanyak mungkin untuk mendukung perubahansehingga mempermudah penanganan situasiyang sama di masa mendatang.
7.Pengujian Asap(Smoke testing)
Jenispengujian ini disebut juga pengujian kenormalan (sanity testing). Pengujian inidilakukan untukmemeriksa apakah aplikasi tersebut sudah siap untuk pengujian yang lebih besar dan bekerja dengan baik tanpa cela sampaitingkat yang paling diharapkan. Padasebuah pengujian baru atau perbaikan peralatan yang terpasang, jika aplikasi “berasap”, aplikasi tersebut tidak bekerja. Istilah ini juga merujuk kepada pengujian fungsi perangkat lunak dasar.Istilah ini awalnya tercipta dalammanufaktur kontainer dan pipa, ketika smoketelah diperkenalkan untuk menentukanapakah ada kebocoran. Praktik umum diMicrosoft dan beberapa perusahaanperangkat lunak shrink-wrap lainnya adalah proses ”daily build and smoke test”. Setiap file dikompilasi,dihubungkan,dan digabungkan menjadi sebuah program yang dapat dieksekusi setiaphari, danprogram ini kemudian dimasukkan melalui “pengujian asap” (smoke test) yang relatif sederhana untukmemeriksa apakah produk “berasap” ketika produkdijalankan.
8.Pengujian Pemulihan(recovery testing)
Pengujianpemulihan (recovery testing) pada dasarnya dilakkan untuk memeriksa seberapa cepat dan baiknyaaplikasi bisa pulih terhadap semuajenis crash atau kegagalan hardware, masalah bencana,dan lain-lain. Jenis atau taraf pemulihan ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi.
9.Pengujian Volume(volume testing)
Pengujianvolume dilakukan terhadap efisiensi dari aplikasi.Jumlah data yang besar diprosess melalui aplikasi (yang sedang diuji)untukmemerikas keterbatasan ekstrem dari sistem. Pengujian volume, seperti namanya, adalah pengujian sebuah sistem (baikperangkat keras dan perangkat lunak)untuk serangkaian pengujian dengan volume data yang diproses adalah subjek dari pengujian, seperti sistem yangdapat menangkap sistem pengolahan transaksipenjualan real-time atau dapat membarui basis data atau pengembaliandata (data retrieval). Pengujianvolume akan berusaha memastikan batas-batasfisik dan logis untuk sebuah kapasitas sistem dan memastikan apakah batasan dapat diterima untuk memenuhi proyeksikapasitas dari pengolahan bisnis organisasi.
10.Pengujian Domain(domain testing)
Pengujiandomain merupakan penjelasan yang paling sering menjelaskanteknik pengujian. Beberapa penulis hanya menulis tentang pengujian domain ketika mereka menulis desain pengujian.Dugaan dasarnya adalah bahwaanda mengambil ruang pengujian kemungkinan darivariable individu danmembaginya lagi ke dalam subset (dalam beberapa cara) yangsama. Kemudian, anda menguji perwakilan darimasing-masing subset.
11.Pengujian Skenario(Scenario testing)
Pengujianskenario adalah pengujian yang realistis, kredibeldan memotivasi stakeholders, tantangan untuk program dan mempermudah penguji untuk melakukan evaluasi. Pengujian inimenyediakan kombinasi variable-variable dan fungsiyang sangat berarti dari pada kombinasi buatan yang anda dapatkan dengan pengujian domain ataudesain pengujiann kombinasi.
12.Pengujian Regresi(Regression testing)
Pengujianregresi adalah gaya pegujian yang berfokus pada pengujianulang (retesting) setelah ada perubahan. Pada pengujianregresi berorientasi risiko (risk-orientedregression testing), daerah yang sama yang sudah diuji, akan kita uji lagi dengan pengujian yangberbeda (semakin kompleks). Usaha pengujian regresibertujuan untuk mengurangi risiko berikut ini:
a. Perubahan yang dimaksudkanuntuk memperbaiki bug yang gagal.
b.Beberapa perubahan memiliki efek samping, tidak memperbaikibuglama atau memperkenalkan bug baru.
13.Penerimaan Penggunaan(User Acceptance)
Padajenis pengujian ini, perangkat lunak akan diserahkan kepada pengguna untuk mengetahui apakahperangkat lunak memenuhi harapan penggunadan bekerja seperti yang diharapkan. Pada pengembangan perangkat lunak, useracceptance testing (UAT), juga disebut pengujian beta (beta testing), pengujian aplikasi (application testing),dan pengujian pengguna akhir (end usertesting) adalah tahapanpengembangan perangkat lunak ketika perangkat lunak diuji pada “dunia nyata” yang dimaksudkan olehpengguna. UAT dapat dilakukan dengan in-house testing dengan membayar relawan atau subjekpengujian menggunakan perangkat lunak atau, biasanyamendistribusikan perangkat lunak secara luas dengan melakukan pengujian versi yang tersedia secara gratisuntuk diunduh melalui web. Pengalaman awal penggunaakan diteruskan kembalikepada para pengembang yang membuat perubahan sebelumakhirnya melepaskan perangkat lunak komersial.
14.Pengujian Alfa(Alfa Testing)
Padajenis pengujian ini, pengguna akan diundang ke pusat pengembangan. Pengguna akan menggunakanaplikasi dan pengembang mencatat setiap masukan atau tindakan yang dilakukan olehpengguna. Semua jenis perilaku normaldari sistem dicatat dan dikoreksi oleh para pengembang.
15.Pengujian Beta(Beta Testing)
Padajenis ini, perangkat lunak didistribusikan sebagai sebuah versi beta dengan pengguna yang mengujiaplikasi di situs mereka. Pengecualian/cacat yangterjadi akan dilaporkan kepada pengembang. Pengujian beta dilakukan setelah pengujian alfa. Versiperangkat lunak yang dikenal dengansebutan versi beta dirilis untuk pengguna yang terbatas di luar perusahaan. Perangkat lunak dilepaskan kekelompok masyarakat agar dapat memastikanbahwa perangakat lunak tersebut memiliki beberapa kesaahan atau bug.

 

Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Wawancara

Menurut Sutabri(2012:90), ”teknik wawancara adalah suatu teknik yang paling singkat untukmendapatkan data, namun sangat tergantung pada kemampuan pribadi sistem analis untukdapat memanfaatkannya.

Menurut Guritno (2011:131), “wawancara adalah suatu cara pengumpulan datayang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”

Menurut Guritno (2011:132), berdasarkan sifat pertanyaan wawancara dapatdibedakan menjadi:
1. Wawancara Terpimpin
Dalam wawancara inipertanyaan diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah disusun.
2. Wawancara Bebas
Pada wawancaraini, terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara dan respondeen, tetapipewawancara menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman.
2. Wawancara Bebas Terpimpin
Wawancara inimerupakan perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin.

b. Teknik Observasi

Menurut Sutabri (2012:97), ”teknik observasimerupakan teknik pengumpulan data dengan langsung melihat kegiatan yangdilakukan oleh user. Salah satukeuntungan dari pengamatan langsung/observasi ini adalah bahwa sistem analisdapat lebih mengenal lingkungan fisik seperti tata letak ruangan sertaperalatan dan formulir-formulir yang digunakan sangat membantu untuk melihatproses bisnis beserta kendala-kendalanya.


Menurut Guritno (2011:134), “observasi adalahmelakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat daridekat kegiatan yang dilakukan.

b. Teknik Kuisioner

Menurutsutabri (2012:100),”Teknik Kuisioner merupakan salah satu cara yang baik untukmendapatkan data yang akurat, dimana daftar pertanyaan yang dibuat adalah daftaryang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan sistemanalis untuk berisi pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkansistem analis untuk mengumpulkan data dan pendapat dari responden-respondenyang dipilih.

Unified Modeling Language (UML)

1. Defenisi UML

Menurut Herlawati (2011:6),“bahwa beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilanjenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yangdigabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuandigabung menjadi diagram interaksi”.

Menurut Nugroho(2010:6), “UML (Unified Modeling Language) adalah ‘bahasa’ pemodelanuntuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma ‘berorientasi objek”.

Berdasarkan pendapatyang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Unified ModellingLanguage (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafikatau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun danpendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek(Object Oriented programming)”.

2. Bangunan dasar Metodologi Unified Modeling Languae

Menurut Herlawati (2011:16), Bangunan dasar metodologi UML menggunakan dua bangunan dasar untukmendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:
1. Sesuatu (things)
a. Structuralthings merupakan bagian yang relatif statis dalam model UnifiedModeling Language (UML). Bagianyang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.
b.Behavioralthings merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja darimodel Unified Modeling Language (UML), yangmencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.
c. Groupingthings merupakan bagian pengorganisasian dalam Unified ModelingLanguage (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadangdiperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket inikemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkansesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.
d. Annotationalthings merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentaryang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).
2.Relasi (Relationship)
Ada 4 (empat) macam relationship dalam unified modelling languange(UML) yaitu:
a. Ketergantungan merupakanhubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yangtidak mandiri (dependent).
b.Asosiasimerupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya,bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasiadalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
c. Asosiasimerupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya,bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasiadalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
d. Realisasi merupakan operasi yang benar-benar dilakukanoleh suatu objek.

3. Jenis-jenis Diagaram (UML) Unified Modeling Languae

Menurut Prabowo danHerlawati (2011:10) Sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagaikonsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagisejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view.Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksipemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atauperangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnyadapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structuralclassification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), sertapengolahan atau manajemen model (model management).

Beberapa literaturemenyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkandelapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misanya diagram komunikasi,diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namundemikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statisatau dinamis. Menurut Prabowo dan Herlawati (2011:10) Jenis diagram ituantara lain:
a. Diagram Klas ( Class Diagram )
Bersifat statis, Diagramini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka,kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai padapemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering puladiagram kelas memuat kelas-kelas aktif.
b. Diagram Paket ( PAckage Diagram )
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas,merupakan bagian dari diagram komponen.
c. Diagram Usecase ( Usecase Diagram )
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkanhimpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas).Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilakusuatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
d. Diagram Interaksi dan Sequence ( Sequence Diagram )
Bersifat dinamis, Diagram urutan adalah iterasiksi yang menekankanpada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
e. Diagram Komunikasi ( Communication Diagram )
Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima sertamengirim pesan.
f. Diagram Statechart ( Statechart Diagram )
Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan padasistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.
g. Diagram Aktivitas ( Activity Diagram )
Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagramstatus yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitaslainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelanfungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.
h. Diagram Komponen ( Component Diagram )
Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasiserta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telahada sebelumnya.
i. Diagram Deployment ( Deployment Diagram )
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saataplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul besertakomponen-komponen yang di dalamnya.

Kesembilan diagram ini tidak mutlak harusdigunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan.Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flowdiagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.




 

Elisitasi

1. Jenis-jenis Elisitasi

Menurut Guritno, Sudaryono dan UntungRahardja (2010:302), “Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukanmelalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:
a. Elisitasi Tahap I
Berisi seluruh rancangan sistem baru yangdiusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
b. Elisitasi Tahap II
merupakan hasil pengklasifikasianelisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkanantara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru denganrancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
Berikut penjelasan mengenai MDI :
“M” pada MDI berarti Mandatory (penting).Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkanpada saat membuat sistem baru.
“D” pada MDI berarti Desirable. Maksudnya,requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirementtersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebutlebih sempurna.
“I” pada MDI berarti Inessential. Maksudnya,requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagiandari luar sistem.


b. Elisitasi Tahap III
merupakan hasil penyusutan elisitasi tahapII dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option Ipada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisadiklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

tabel%202.2_zpshmbwvrgn.jpg
Tabel : 2.2 Metode Technical (T), Operational (O), Economic(E)
Metode TOE tersebutdibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:
tabel%202.3_zpsenama74a.jpg
Tabel 2.3 Metode High (H), Middle (M), Low (L))

d. Final Draft Elisitasi
Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yangdapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Defenisi Komputer

menurut Sanders (1985), komputeradalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat sertadirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpandata input, memprosesnya, dan menghasilkan output berdasarkaninstruksi-instruksi yang telah tersimpan di dalam memori. Dan masih banyak lagiahli yang mencoba mendefinisikan secara berbeda tentang komputer. Namun, padaintinya dapat disimpulkan bahwa komputer adalah suatu peralatan elektronik yangdapat menerima input, mengolah input, memberikan informasi, menggunakan suatuprogram yang tersimpan di memori komputer, dapat menyimpan program dan hasilpengolahan, serta bekerja secara otomatis.

Komponen-komponen Komputer

Komponen - komponen dalam sistem komputerterbagi 3, yang tidak bisa terpisahkan yaitu :
1. Hardware ( Perangkat Keras )
Menurut Rizky Dhanta(58:2009), hardware adalah perangkat komputer yang terdiri atas susunankomponen-komponen elektronik berbentuk fisik (berupa benda). Hardware atauperangkat keras adalah sebuah alat atau benda yang bisa dilihat, sentuh, pegangdan memiliki fungsi tertentu. peralatan yang secara fisik terlihat dan bisadiraba atau dipegang.


Konsep Dasar Pengontrolan

1. Defenisi Pengontrolan

Menurut Erinofiardi (2012:261), “Suatu system control otomatis dalamsuatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tampa adanya campur tanganmanusia (otomatis)”.

Kontrol otomatis mempenyaiperan penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangankemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telahmendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul disekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrolotomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalammeringankan segala aktifitasnya.

Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan,pemeriksaan dan pengendalian. Pada industri besar dan modern sangat memerlukantenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistempengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinanbahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungankarena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitanyang dijumpai pada berbagai system pengendalian yang menuntut kecepatan danketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

Dalamsistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka ( Open-loop Control System ) dan SistemPengendali Loop Tertutup ( Closed-loopControl System ).

2.Jenis-jenisPengontrolan

a. Sistem Kontrol Loop Terbuka

Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrolyang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikianpada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameterpengendalian.”

...........
Gambar 2.4. Sistem pengendali loop terbuka

Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpanbalik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jaditugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannyake alat terkendali.

a. Sistem Kontrol Loop Tertutup

Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruhlangsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.”

Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyalumpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran danturunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan danmembuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

...........
Gambar 2.5. Sistem pengendali loop tertutup

Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dankeluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkandengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahanyang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkansebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

Sinyal input berupa masukan referensi yang akanmenentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalsikan tersebut.Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

Teori Khusus

Mikrokontroler

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Sumardi (2013:1),“Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”. Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clockdan peralatan internal lainnya, danjuga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untukmembaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan carakhusus.

2. Karakteristik Mikrokontroller

Menurut Sumardi (2013:2),mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk applikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.
b.KOnsumsi daya kecil.
c.Rangkaian sederhana dan kompak.
d.Harganya murah, karena komponennya sedikit.
e. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Sensor.
f.Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan,kelembaban, dan sebagainya.

3. Klasifikasi Mikrokontroller

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3), Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:
1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
2.RAM berkapasitas 68 byte.
3.EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.
4.Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
6.Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programming).

3. Fitur-fitur Mikrokontroller

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3), ada beberapa fitur yang pada umumnya ada didalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :
a. RAM (Random Access Memory)
RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangansemua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.
b. ROM (Read Access Memory)
ROM

disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan programyang akan diberikan oleh user.
c.Register
Register merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.
d.Special Function Register
Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register initerletak di RAM.
e.Input dan Output Pin
Pin Input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalahbagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.
e.Interrupt
Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang

dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, programtersebut dapat diinterupsikan dan menjalankan program interupsi terlebihdahulu.

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3), ada beberapa interrupt yang terdapat pada mikrokontroler adalah sebagai beriku:


1. Interrupt Eksternal.
Interrupt ini akan terjadi ketika ada

inputan dari pin interrupt.
2. Interrupt Timer.
Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.
3. Interrupt Serial.
Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.

Gelombang Ultrasonik

Menurtu Subandi (2009:30) [11], Ditinjau dari arah rambat dan getarnya, gelombang bunyi termasuk dalam gelombang longitudinal, dimana arah rambatnya sama dengan arah getarnya. Karena untuk merambatnya gelombang bunyi selalu memerlukan zat antara (medium), maka selama merambatnya gelombang selalu disertai getaran zat antara yang dilaluinya. Yang dimaksud getaran zat antara ialah pergeseran atom-atom atau molekul-molekul zat dari kedudukan setimbangnya. Hal ini menyebabkan getaran tekanan, yaitu terbentuknya daerah yang tekanannya berbeda dengan daerah sekitarnya. Perubahan tekanan inilah yang dirambatkan sebagai gelombang bunyi. Keras lemahnya bunyi yang dihasilkan tergantung dari amplitudo yang dapat berupa perbedaan maksimum tekanan atmosfer.

Menurut Parmono (2011:30)[12], Gelombang ultrasonik merupakan salah satu contoh dari gelombang longitudinal yang mana arah dari getaran pertikel medium paralel atau sejajar dengan arah rambat gelombang . Gelombang ini dapat merambat melalui beberapa medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat medium tersebut. Gelombang ultrasonik ini merupakan getaran partikel-partikel yang saling beradu satu sama lain akan tetapi partikel tersebut terkoordinasi menghasilkan suatu gelombang serta mentransmisikan energi. Peristiwa yang sebenarnya terjadi adalah proses “aliran energi” dari satu tempat ke tempat lainnya. Energi ini terjadi secara mekanik di dalam medium dalam bentuk regangan dan rapatan dari partikel. Partikel medium bergerak ketika gelombang akustik melewatinya, tapi pergerakan ini terlokalisasi tanpa adanya perpindahan masa.

Gambar 2.19 Perambatan Ultrasonik

Kecepatan gelombang ultrasonik tidak dipengaruhi oleh frekuensinya, melainkan bergantung pada sifat medium yang dilewatinya. Panjang gelombang (λ) akan semakin pendek jika frekuensi (ƒ) semakin tinggi. Panjang gelombang adalah jarak tempuh gelombang dalam periode satu getaran, sedangkan frekuensi adalah banyaknya gelombang yang bergetar dalam waktu satu detik. Panjang gelombang berbanding lurus dengan kecepatan gelombang dan berbanding terbalik dengan frekuensi. Hubungan ini ditunjukkan oleh persamaan berikut:

v =λ. F

dimana v (m/s) adalah kecepatan gelombang ultrasonik dalam medium, λ (m) adalah panjang gelombang, dan ƒ (Hz) adalah frekuensi. Kecepatan gelombang ultrasonik di dalam medium diberikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.4 Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik Dalam Medium


Kecepatan gelombang ultrasonik bergantung pada temperatur dari medium tersebut. Untuk gelombang yang merambat melalui udara, hubungan antara kecepatan gelombang dan temperatur medium adalah:

dimana 331 m/s adalah kecepatan ultrasonik di udara saat 0oC, dan TC merupakan temperatur udara dalam derajat Celcius. Menggunakan persamaan ini, pada saat temperatur 29oC cepat rambat gelombang ultrasonik di udara sekitar 348.14 m/s. Apabila gelombang ultrasonik mengenai permukaan antara dua medium yang memiliki perbedaan impedansi akustik (Z), maka sebagian dari gelombang ultrasonik ini akan direfleksikan/dipantulkan dan sebagian lagi akan ditransmisikan /diteruskan. Pulsa yang mengenai suatu batas medium yang memiliki impedansi akustik berbeda akan direfleksikan dan ditangkap oleh receiver untuk diolah menjadi sinyal.

Gambar 2.20 Interaksi Gelombang Ultrasonik Dalam Medium

1. Ultrasonik Sebagai Pengukur Jarak

Menurut Subandi (2009:29-39) [11], Gelombang ultrasonik adalah gelombang mekanis yang mempunyai daerah frekuensi diatas kemampuan manusia atau diatas 20 Khz. Karena frekuensinya yang tinggi, gelombang ini lebih mudah diarahkan dari pada gelombang yang berada dibawah daerah frekuensinya. Gelombang ini biasa digunakan dalam aplikasi pengukuran jarak.

Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:

  1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik.
  2. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal / gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 344 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.
  3. Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya.

Gambar 2.21 Ilustrasi Cara Kerja Ultrasonik

Sensor Ultrasonik mendeteksi jarak obyek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik (40 kHz) kemudian mendeteksi pantulannya. Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik, mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor.

Pada bagian ini, proses pengukuran jarak dapat dilakukan hanya dengan memberikan trigger dan mendeteksi lebar pulsa Echo saja seperti pada modul ultrasonik pada umumnya. Hasil pengukuran dalam bentuk pulsa dapat ditentukan dengan menghitung lebar pulsa yang keluar pada bagian Echo. Lebar pulsa tersebut mewakili waktu merambatnya sinyal ultrasonik dari sensor ke obyek dan kembali lagi, oleh karena itu jarak dapat diperoleh dengan persamaan.

Sesuai rumus fisika:

s = v.t

Namun waktu yang dihitung adalah waktu pergi dan waktu datang sehingga jarak yang ditempuh adalah dua kali. Jadi untuk menghitung jarak

Keterangan :

s = Jarak hasil pengukuran (meter )

v = Kecepatan gelombang suara di udara (meter / sekon)

t = Waktu antara gelombang dikirim dan diterima (sekon)

 

 

Komponen Elektronika dan Instrumentasi

1. Sensor

Menurut subandi (2009:30) [11], Sensor berfungsi untuk menyediakan informasi umpan balik untuk mengendalikan program dengan cara mendeteksi keluaran. Sensor itu sendiri terdiri dari tranduser dengan atau tanpa penguat atau pengolah sinyal yang terbentuk dalam satu sistem pengindera. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya. Sensor dibedakan menjadi dua, yakni sensor pasif dan sensor aktif. Sensor pasif adalah sensor yang dalam sistem kerjanya tidak dapat menghasilkan tegangan sendiri tetapi dapat menghasilkan perubahan nilai resistansi, kapasitansi, dan induktansi pada lingkungan sekelilingnya. Perubahan ini menyebabkan perubahan tegangan atau arus yang dihasilkan tranduser. Perubahan inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan yang diukur.

  1. Sensor Kedekatan (Proximity)
  2. Sensor kedekatan (proximity), yaitu sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target (jenis logam) dengan adanya kontak fisik. Sensor jenis ini biasanya terdiri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindunginya dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor ini dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil (lunak) untuk menggerakan suatu mekanis saklar. Prinsip kerjanya adalah dengan memperhatikan perubahan amplitudo suatu lingkungan medan frekuensi tinggi.

    Gambar 2.22 Contoh Sensor Proximity

  3. Sensor Magnet
  4. Sensor magnet juga disebut relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on-off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet disekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap, ataupun uap.

    Gambar 2.23 Contoh Sensor Magnet

  5. Sensor Ultrasonik
  6. Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantarannya adalah: objek padat, cair, butiran, maupun tekstil.

    Gambar 2.24 Contoh Sensor Ultrasonik

  7. Sensor Efek-Hall
  8. Sensor efek-hall, dirancang untuk merasakan adanya objek magnetis dengan perubahan posisinya. Perubahan medan magnet yang terus menerus menyebabkan timbulnya pulsa yang kemudian dapat ditentukan frekuensinya, sensor jenis ini biasa digunakan sebagai pengukur kecepatan.

    Gambar 2.25 Contoh Sensor Efek-Hall

  9. Sensor Sinar
  10. Sensor sinar terdiri dari 3 (tiga) kategori, antara lain:

    A. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan.

    B. Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya.

    C. Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target pematulannya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima.

  11. Sensor Tekanan
  12. Sensor tekanan adalah sensor yang memiliki transdesur yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderanya pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.

    Gambar 2.26 Contoh Sensor Tekanan

  13. Sensor Suhu
  14. ada 4 (empat) jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan antara lain:

    1. Thermocouple (T/C)
    2. Thermocouple (T/C) pada pokoknya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan/dilebur bersama, perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding.

    3. Resistance Temperature Detector (RTD)
    4. Resistance temperature detector (RTD didasari pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu.

    5. Termistor
    6. Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil.

  15. IC Sensor
  16. Adalah sensor dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chip silikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat linear.

    Gambar 2.27 Contoh Sensor Suhu

  17. Sensor Kecepatan (RPM)
  18. Yaitu sensor dimana proses penginderaan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana suatu poros (object) yang berrputar pada suatu generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.

  19. Sensor Penyandi (encoder)
  20. digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi yaitu :

    1. Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar.
    2. Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja yang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.

2. Transistor

Menurut Kadir (2013) [13] Transistor merupakan komponen dengan fungsi bermacam-macam. Komponen ini dapat berfungsi seperti layaknya keran air. Arus yang dialirkan bisa diatur secara elektronis berdasarkan kategori, ada transistor yang tergolong sebagai PNP dan ada pula yang termasuk sebagai PNP. N dan P menyatakan semikonduktor .pada PNP, dua lapis semikonduktor tipe p dan satu lapis semikonduktor tipe n.. pada NPN, dua lapis semikonduktor tipe n. pada NPN, dua lapis semikonduktor tipe n dan mengapit satu lapis semikonduktor tipe p.

Gambar 2.28 Transistor

Sumber: Kadir (2013)[13]

3. Dioda

Menurut widodo (2010:41) [14], dioda adalah komponen semikonduktor yang mengalirkan arus satu arah saja. Dioda terbuat dari germanium atau silikon yang lebih dikenal dengan dioda function. Sturktur dari dioda ini sesuai dengan namanya, adalah sambungan antara semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N. semikonduktor tipe P berperan sebagai anoda dan semikondkutor tipe N berperan sebagai katoda. Dengan struktur ini arus hanya dapat mengalir dari sisi P ke sisi N.

Ada tiga kalimat kunci yang membedakan dioda dengan komponen lain:

  1. Memiliki dua terminal seperti halnya resistor.
  2. Arus yang mengalir tergantung pada beda potensial antara kedua terminal.
  3. Tidak mematuhi hukum OHM.

Gambar 2.29 Bias arus dioda

4. Kapasitor

Menurut Kadir (2013) [13] Kapasitor adalah komponen yang berguna untuk menyimpan muatan listrik ukuran muatan listrik yang bisa ditampung biasa dinamakan kapasitansi dan satuan yang digunakan adalah farad. Satuan-satuan yang lebih kecil adalah µF (baca:microfarad), dan pF(pikrofarad).

Gambar 2.30 Kapasitor

Sumber: Kadir (2013)[13]

5. Resistor

Menurut Syahwill (2013:32) [15], Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik. Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan SZ.

Fungsi dari Resistor adalah:

  1. Sebagai pembagi arus
  2. Sebagai penurun tegangan
  3. Sebagai pembagi tegangan
  4. Sebagai penghambat aliran arus listrik, dll

Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis, yaitu:

  1. Fixed Resistor, yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.
  2. Variable Resistor, yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah.
  3. Resistor Non Li nier, yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut.
  2. Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor tersebut.
  3. Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai dayanya dibandingkan resistor dari bahan karbon.

Gambar 2.31 Resistor

Sumber: Syahwill (2013:32)[15]

Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk mengenali besar resistansi, kode warna tersebut ditetapkan oleh standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic industries association). Berikut adalah cara untuk menghitung nilai Resistor seperti yang ditunjukan pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.5 Cara Menghitung Nilai Resistor

Sumber: Syahwill (2013:32)[15]

Contoh :

  1. Untuk 4 warna : pita 1 = hijau, pita 2 = Biru, pita 3 = kuning, pita 4 = perak Nilai resistansinya : 56 x 10 k0= 560 kQ, toleransi +/- 10
  2. Untuk 5 Warna : pita 1 = merah, pita 2 = oranye, pita 3 = ungu, pita 4 = hitam, dan pita 5 = cokelat Nilai resistansinya : 237 x 1 Q = 237 Q, toleransi +/- 1

6. Osilator

Menurut widodo (2010:28) [14], Osilator atau kristal merupakan pembangkit clock internal yang menentukan rentetan kondisi-kondisi (state) yang membentuk sebuah siklus mesin mikrokontroler. Siklus mesin tersebut diberi nomor S1 hingga S6, masing-masing kondisi panjangnya 2 periode osilator, dengan demikian satu siklus mesin paling lama dikerjakan dalam 12 periode osilator.

Osilator juga digunakan untuk mengetahui kecepatan percepatan dari baudrate, dimana untuk mode 0 adalah 1/12 frekuensi osilator dan mode 2 adalah 1/64 frekuensi osilator.

Gambar 2.32 Osilator

 

Konsep Dasar Relay

Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis. Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan “otak” dari rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :

  1. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.
  2. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.

Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah. Bagian utama relay elektro mekanik adalah sebagai berikut:

  1. Kumparan elektromagnet
  2. Saklar atau kontaktor
  3. Swing Armatur
  4. Spring (Pegas)

Relay dapat digunakan untuk mengontrol motor AC dengan rangkaian kontrol DC atau beban lain dengan sumber tegangan yang berbeda antara tegangan rangkaian kontrol dan tegangan beban. Diantara aplikasi relay yang dapat ditemui diantaranya adalah:

  1. Relay sebagai kontrol ON/OF beban dengan sumber tegang berbeda.
  2. Relay sebagai selektor atau pemilih hubungan.
  3. Relay sebagai eksekutor rangkaian delay (tunda).
  4. Relay sebagai protektor atau pemutus arus pada kondisi tertentu.

Gambar 2.33 Relay Kaki 8

Requirement Elicitation

1. Requirement

Menurut Guritno (2011:301)[16], “Requirement adalah sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasi software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah:

  1. Unambiguous (tidak ambigu)
  2. Complete (lengkap)
  3. Consistent (konsisten)
  4. Modifiable (dapat diubah)
  5. Traceable (dapat dilacak)
  6. Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance

Requirement diklasifikasikan sebagaiberikut:

  1. Functional requirements
    Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya ayang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
  2. Nonfunctional requirements
    Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior, response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second.
  3. Constraints (psudo requirement)
    Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.

2. Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302)[16], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Menurut Saputra (2012:51)[17], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dandisanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap I
    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Tahap II
    Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Tahap III
    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:
    1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.
    2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
    3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
    3. Low (L) : Mudah dikerjakan.
  4. Final Draft Elisitasi
    Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

3. Requirement Elicitation

Menurut Guritno (2011) [16] Requirement Elicitation adalah proses dalam menemukan atau mendapatkan kebutuhan sistem melalui komunikasi dengan customer, system users, dan pihak lain yang berhubungan pada sistem yamg akan dikembangkan. Requirement Elicitation didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan kebutuhan dan menjembatani perbedaan diantara kelompok-kelompok yang terlibat. Tujuannya menggambarkan dan menyaring kebutuhan untuk menemukan batasan kelompok-kelompok tersebut.

 

Konsep Dasar Literature Review

1. Definisi Literature Review

Menurut Semiawan (2010:104) [18], Literature review atau tinjauan pustaka adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peneliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelumnya dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat den mengnalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Menurut Guritno (2011:86) [16] Fokus utama suatu tinjauan pustaka atau literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkanLiterature Review adalah bahan yang tertulis terhadap permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

2. Kajian Literature Review

Menurut Guritno (2011:87) [16] dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

  5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

3. Jenis Penelitian

Menurut Guritno (2011:22) [16], jenis-jenis penelitian yaitu:

1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya

Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik.

  1. Penelitian Dasar
    Penelitian dasar (basic research) disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research). Penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.
  2. Penelitian Terapan
    Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.
  3. Penelitian Evaluasi
    Penelitian evaluasi (evaluation research) fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja; sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga.

2. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya

Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu:

  1. Penelitian Deskriptif
    Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya.
  2. Penelitian Prediktif
    Penelitian prediktif (predictive research). Studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.
  3. Penelitian Improftif
    Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan, atau menyempurnakan keadaan, kegiatan, atau pelaksanaan suatu program.
  4. Penelitian Eksplanatif
    Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.
  5. Penelitian Eksperimen
    Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.
  6. Penelitian Ex Post Facto
    Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variable-variabel.
  7. Penelitian Partisipatori
    Bonnie J. Cain, penulis buku Parsticipatory Research;Research with Historical Consciousness, mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.
  8. Penelitian dan Pengembangan
    Metode penelitian dan pengmebangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.

 

Literature Review (Studi Pustaka)

Banyak penelitian sebelumnya dilakukan mengenai pengukuran berbasis mikrokontroler. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan alat ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Manfaat dari studi pustaka (Literature Review) ini yaitu:

  1. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Ferry Sudarto, M.Firman dan Sugeng Adi Atma (2013) [19] berjudul Tongkat Ultrasonik untuk Tunanetra sebagai Deteksi Jarak Benda dengan Output Suara ini diusulkan untuk merancang tongkat ultrasonik untuk tunanetra dengan menggunakan teknologi berbasis mikrokontroler yang dapat mendeteksi keberadaan suatu objek. Untuk bisa mendeteksi jarak benda, tongkat ultrasonik dilengkapi oleh berbagai modul diantaranya adalah sensor Ultrasonik D-Sonar untuk mengukur jarak pengguna dengan benda didepannya, mikrokontroler AT89S51 sebagai memori program, dan ISD 2590 sebagai perekam suara untuk output. Gelombang ultrasonik ini akan dipancarkan dan sinyal yang mengenai suatu objek sebagian akan dipantulkan kembali. Sinyal pantul akan diterima oleh suatu penerima untuk kemudian diolah oleh mikrokontroler. Mikrokontroler akan mengontrol dan mengolahnya, sehingga dapat dihasilkan suatu output berupa suara. Dan sebagai pencatu tegangan untuk semua rangkaian digunakan battery.
  2. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Titik Muji Rahayu (2010) [20] berjudul Perancangan Dan Pembuatan Penunjuk Arah Serta Deteksi Jarak Benda Untuk Tunanetra Dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler ini diusulkan untuk merancang dan membuat alat penunjuk arah serta mendeteksi jarak benda untuk penderita tunanetra dengan menggunakan output suara berbasis mikrokontroler. Perancangan alat ini memanfaatkan teori tentang mata angin dan kecepatan gelombang bunyi di udara. Perancangan ini melalui dua tahap, yaitu tahap perancangan hardware dan software. Hardware yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah kompas digital HM55B untuk menentukan arah mata angin, sensor Ultrasonik D-Sonar untuk mengukur jarak pengguna dengan benda di depannya, mikrokontroler AT89S51 sebagai memori program, dan ISD 2590 sebagai perekam suara untuk output. Software pada alat ini menggunakan bahasa pemrograman Assembler. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dan dicari simpangannya. Pada perangkat penunjuk arah HM55B diperoleh simpangan rata-rata sebesar 3,65% dengan taraf ketelitian 96,35% dan pada perangkat pendeteksi jarak benda kesalahan relatifnya sebesar 1,92% dengan taraf ketelitan 98,08%.
  3. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Dita Ditafrihil Fuadah dan Mada Sanjaya WS.Ph.D. (2013) [21] berjudul Monitoring dan Kontrol Level Ketinggian Air dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino Sensor ultrasonik adalah sensor pengukur jarak dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Sensor HY-SRF05 merupakan sensor ultrasonik yang mampu mengukur jarak dari 2cm sampai 450cm. Keluaran sensor ini memungkinkan membaca perubahan jarak pada ketinggian air menggunakan gelombang ultrasonik berbasis Arduino Uno dan dengan interfacing pada Matlab. Pengujian menggunakan bejana bulat denga ketinggian 10cm.
  4. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Yoppy Bagus Budiarto (2012) [22] berjudul Pengukur Tinggi Badan Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler AT89S51 ini diusulkan untuk merangkaian Pengukur Tinggi Badan Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Adapun rangkaian ini terdiari dari beberapa blok rangkaian. Diantaranya adalah, power supply dengan keluaran sebasar 5 V, blok sensor dengan menggunakan modul sensor Ultrasonik PING, bagian control yang menggunakan mikrokontroler AT89S51, serta output yang berupa Liquid Crystal Display (LCD). Sebuah sensor PING Ultrasonik akan mendeteksi benda di sekitar sensor. Pemancar Sensor akan mengirimkan gelombang ultrasonik. Jika gelombang ultrasonik memantul kembali ke penerima, berarti ada objek di sekitar sensor. Mikrokontroler akan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menerima gelombang ultrasonik dan menentukan jarak antara sensor dengan lantai. Jarak dapat dibaca dari Liquid Crystal Display (LCD). Setelah dirakit dan diuji, perangkat ini bekerja dengan baik. Perangkat ini dapat mendeteksi objek sampai dengan jarak 255 Cm dari sensor.
  5. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh A. Ejah Umraeni Salam & Cristophorus Yohannes Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (2011) [23] berjudul Pengukur Tinggi Badan Dengan Detektor Ultrasonik. Penelitian ini membahas tentang pembuatan alat untuk mengukur tinggi badan dengan memanfaatkan sensor ultrasonik. Sensor ultrasonik ini mengirimkan pulsa ultrasonik yang apabila mengenai suatu objek maka pulsa tersebut akan memantul dan diterima kembali oleh receiver sensor tersebut. Output dari sensor ultrasonik ini kemudian akan diolah dengan menggunakan mikrokontroller ATmega8535 kemudian diolah menjadi data dan data tersebut dapat dibaca dengan menggunakan alat display berupa LCD. Pengukur tinggi badan ini menggunakan pemrograman bahasa C yang berfungsi untuk mengolah dan menata sistem kerja rangkaian mikrokontroller ATmega8535 dan rangkaian sensor ultrasonik agar bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
  6. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Edi Setiawan (2011) [24] berjudul Alat Ukur Tinggi Badan Digital Menggunakan Ultrasonic Berbasis Mikrokontroleratmega16 Dengan Tampilan LCD. Penelitian ini membahas tentang pembuatan alat pengukur tinggi badan dengan menggunakan sensor ultrasonic untuk mengitung data dari obyek yang diterima. Sensor ini memiliki ketelitian membaca adanya obyek yaitu 2 - 3 em, sedangkan jarak maksimal yang dapat diterima sensor adalah 300 em, sedangkan pada perancangan ini konstruksi alat yang dibuat yaitu dengan tinggi 200 em tinggi maksimalnya. Sebagai pusat kendali dari alat ukur ini menggunakan Mikrokontroler ATmega16 yang diprogram dengan menggunakan bahasa C++. Sehingga didapat sebuah alat ukur tinggi badan yang mampu mengukur sebuah obyek dengan ketelitian sensor untuk membaca data yaitu 197 em tinggi maksimal dan tinggi minimalnya yaitu 110 em. Hanya saja sistem ini masih memiliki tingkat kesalahan total rata-rata sebesar 0.37% yang dipengaruhi oleh kontruksi alatanya maupun kesalahan dari sensor ultrasonic dalam pengambilan data. Keunggulan dari alat ini yaitu sudah menggunkan teknologi sekarang yaitu mikrokontroler dan sensor, sedangkan untuk tampilan hasil pengukuranya sudah digital yaitu dengan menggunakan LCD. Sedangkan kekurangan dari alat ini yaitu dalam kontruksi alatnya dan pembacaan sensornya, sehingga hasil yang diperoleh dari pengukuran masih mengalami kesalahan.

Dari enam Literature Review yang ada, telah banyak penelitian mengenai deteksi jarak benda, alat ukur tinggi badan, mikrokontoler, sensor ultrasonik, dan LCD. Di samping itu juga ada pembahasan mengenai perancangan beberapa alat pengukur tinggi badan yaitu Alat Ukur Tinggi Badan Digital Menggunakan Sensor Ultrasonic Berbasis Mikrokontroleratmega16 Dengan Tampilan LCD, dan Pengukur Tinggi Badan Dengan Detektor Ultrasonik. Maka dari itu penulis mengambil satu sample atau contoh untuk dijadikan acuan dari ke 6 (enam) literature review diatas yaitu dengan judul Pengukur Tinggi Badan Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler AT89S51 yang menggunakan jenis penelitian dan pengembangan. Pada penelitian tersebut peneliti belum menggunakan atau memanfaatkan operating system android sebagai interface dan juga secara dual mode dengan output suara.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Instansi

Gambaran Umum SDIT AL-Istiqomah

Perumnas Karawaci Tangerang penduduknya semakin padat, kompleksitas kebutuhan semakin beragam pula, baik Prasarana Ibadah, Pendidikan dan sebagainya. Sedangkan kemampuan Pemerintah dalam hal ini pihak Perum Perumnas dikala itu, masih sangat terbatas. Kondisi inilah yang melahirkan inspirasi positif dikalangan masyarakat untuk ikut membantu program pemerintah yang salah satunya adalah Yayasan Pendidikan Insan Istiqomah dengan berbagai program kegiatan tampil menunjang pembangunan, sebagai partner pemerintah dalam membina dan menggerakkan potensi masyarakat dan lingkungannya.

 

Sejarah Singkat SDIT AL-Istiqomah

Gambar 3.1 SDIT AL-Istiqomah

SDIT AL-Istiqomah merupakan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) basis kegiatan dakwah umat Islam, bersamaan dengan tumbuhnya berbagai kegiatan masyarakat, maka Yayasan Pendidikan Insan Istiqomah mendirikan SDIT. Diantara penyebab timbulnya keinginan mengembangkan SDIT, terinspirasi dari kasus yang dialami Ketua Yayasan ketika masih bertugas sebagai guru agama negeri yang diperbantukan pada salah satu Yayasan Pendidikan Islam di Kota Jakarta Barat. Di kala itu Ketua Yayasan Pendidikan Insan Istiqomah menjabat Kepala Madrasah Tsanawiyah di pagi hari dan Kepala SMP di siang hari pada lembaga yang sama.

Awal Tahun 1999 berdirilah SDIT Al-Istiqomah yang berlokasi di Jl. Empu Tantular Raya No. 10 B Perumnas II Kelurahan Bencongan Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. berdirinya SDIT ini sebagai respon dari keinginan masyarakat Perum Perumnas Tangerang untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, karena ketika itu banyak masyarakat muslim yang menyekolahkan putra/putrinya ke Lembaga Pendidikan Kristen salah satunya sekolah STRADA di Tangerang. Kini SDIT Al-Istiqomah memiliki jumlah siswa dan siswi sebanyak 567 siswa.

Diantara upaya yang dilakukan oleh Yayasan Pendidikan Insan Istiqomah menjadikan SDIT Al Istiqomah Madrasah yang berkualitas antara lain :

  1. Penerimaan guru di seleksi.

  2. Penerimaan siswa di seleksi.

  3. Diupayakan siswa yang tamat bisa masuk SMP Negeri sehingga dilakukan berbagai upaya pengayaan materi yang akan di UN-kan.

  4. Pada tahun ke 3 Yayasan memprogramkan kelas 3 ada pelajaran Bahasa Inggris.

  5. 30 menit sebelum jam belajar diadakan tadarus Alquran.

  6. Diharapkan siswa mampu menghafal Juz 30, juz 29 dan Yasin.

 

Visi, Misi, dan Tujuan SDIT AL-Istiqomah

1. Visi SDIT AL-Istiqomah

Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa.

2. Misi SDIT AL-Istiqomah

  1. Mewujudkan sekolah Al Istiqomah sebagai sekolah unggulan.
  2. Mewujudkan pendidikan seimbang antara IMTAQ dan IPTEK.
  3. Menyebarluaskan pendidikan berkualitas yang dijiwai nilai-nilai Islam.
  4. Mengembangkan bakat dan kreativitas siswa agar berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia.

2. Tujuan SDIT AL-Istiqomah

  1. Terwujudnya pendidikan yang semakin berkualitas dalam ilmu pendidikan Agama Islam dan juga pendidikan umum.
  2. Mengembangkan bakat dan kreativitas siswa agar berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia.
  3. Dengan konsep Pendidikan Islam Terpadu, diharapkan dapat mengahasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dalam IMTAQ dan IPTEK.

Struktur Organisasi

Agar setiap perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan baik dan aktivitas operasional perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar maka dibentuklah struktur organisasi yang jelas dan sistematis. Struktur organisasi sangat diperlukan dalam aktivitas perusahaan, hal tersebut dimaksudkan agar setiap karyawan mengetahui dengan pasti apa saja yang menjadi tugas, wewenangnya masing-masing dan kepada siapa karyawan tersebut harus mempertanggung-jawab kan hasil pekerjaannya. Jumlah karyawan yang ada pada SDIT Al-Istiqomah adalah sebanyak 50 karyawan yang diantaranya adalah pihak Yayasan 5 orang, Guru 38 orang, TU 2 orang, OB 3 orang, dan Security 2 orang.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi SDIT Al-Istiqomah

Keterangan :

 

Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas masing-masing bagian dalam susunan organisasi SDIT Al-Istiqomah terdiri dari :

  1. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
  2. a. Kepala Sekolah Selaku Pimpinan, mempunyai tugas:

    1. Menyusun perencanaan
    2. Mengorganisir kegiatan
    3. Mengarahkan kegiatan
    4. Mengkoordinir kegiatan
    5. Melaksanakan pengawasan
    6. Melakukan evaluasi setiap kegiatan
    7. Menentukan kebijaksanaan
    8. Mengadakan rapat
    9. Mengambil keputusan
    10. Mengatur proses belajar mengajar
    11. Mengatur administrasi :
    12. a. Kantor

      b. Siswa

      c. Pegawai

      d. Perlengkapan

      e. Keuangan

    13. Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat

    b. Kepala Sekolah Selaku Administrator, mempunyai tugas:

    1. Perencanaan
    2. Pengorganisasian
    3. Pengarahan
    4. Pengkoordinasian
    5. Pengawasan
    6. Kurikulum
    7. Kesiswaan
    8. Perkantoran
    9. Kepegawaian
    10. Perlengkapan
    11. Keuangan
    12. Perpustakaan

    c. Kepala Sekolah Selaku Supervisor, mempunyai tugas supervisi terhadap:

    1. Kegiatan belajar mengajar
    2. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan
    3. Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler
    4. Kegiatan ketatausahaan
    5. Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha
  3. Tugas Pokok dan Fungsi Wakil Kepala Sekolah
  4. Secara Umum

    1. Membantu tugas Kepala Sekolah sesuai dengan tugas bidangnya
    2. Mewakili Kepala Sekolah bila berhalangan

    Bidang Kurikulum

    1. Menyusun program pengajaran (Program Tahunan dan Semester)
    2. Menyusun Kalender Pendidikan
    3. Menyusun SK pembagian tugas mengajar guru dan tugas tambahan lainnya
    4. Menyusun jadwal pelajaran
    5. Menyusun Program dan jadwal Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah / Nasional
    6. Menyusun kriteria dan persyaratan siswa untuk naik kelas/tidak Serta lulus/tidak siswa yang mengikuti ujian
    7. Menyusun jadwal penerimaan buku laporan pendidikan (Raport) dan penerimaan STTB/Ijasah dan STK
    8. Menyediakan silabus seluruh mata pelajaran dan contoh format RPP
    9. Menyediakan agenda kelas, agenda piket, surat izin masuk/keluar, agenda guru (yang berisi: jadwal pelajaran, kontrak belajar dengan siswa, absensi siswa, form catatan pertemuan dan materi guru, daftar nilai, dan form home visit) Penyusunan program KBM dan analisis mata pelajaran
    10. Menyediakan dan memeriksa daftar hadir guru
    11. Memeriksa program satuan pembelajaran guru
    12. Mengatasi hambatan terhadap KBM
    13. Mengatur penyediaan kelengkapan sarana guru dalam KBM (kapur tulis, spidol dan isi tintanya, penghapus papan tulis, daftar absensi siswa, daftar nilai siswa, dsb.)
    14. Mengkoordinasikan pelaksanaan KBM dan laporan pelaksanaan KBM
    15. Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran
    16. Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran secara berkala

    Bidang Kesiswaan

    1. Menyusun program pembinaan kesiswaan/OSIS
    2. Menegakkan Tata Tertib Sekolah
    3. Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah
    4. Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, Kerindangan, keindahan, dan kekeluargaan (6K)
    5. Memberi pengarahan dan penilaian dalam pemilihan pengurus OSIS
    6. Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi
    7. Bekerjasama dengan para pembina kegiatan kesiswaan didalam menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan insidentil
    8. Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa penerimaan siswa baru
    9. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah
    10. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala
    11. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua murid
    12. Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan siswa penerima beasiswa
  5. Tugas Pokok dan Fungsi Wali Kelas
  6. Wali kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut :

    1. Pengelolaan kelas
    2. Menyelenggarakan administrasi kelas meliputi :
    3. a. Denah tempat duduk

      b. Papan absen

      c. Daftar pelajaran

      d. Daftar piket kelas

      e. Buku absen siswa

      f. Buku kegiatan pembelajaran / jurnal

      g. Tata tertib

    4. Menyusun pembuatan statistik bulanan (absen).
    5. Mengisi Leger.
    6. Membuat catatan khusus.
    7. Mengisi dan membagi rapor.
    8. Membina siswa binaan didiknya dengan sebaik-baiknya.
    9. Membantu kelancaran proses belajar mengajar siswa di kelasnya.
    10. Mengetahui identitas, nama dan jumlah siswa di kelasnya.
    11. Mengetahui, memahami dan mengambil tindakan-tindakan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang timbul di kelasnya.
    12. Melakukan home visit terhadap siswa yang bermasalah dan melaporkan perkembangannya kepada guru BP.
    13. Bekerja sama dengan guru BP dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa dan apabila dipandang perlu mengadakan hubungan dengan orangtua/wali murid dalam rangka pembinaan siswa kelasnya.
    14. Melaksanakan tugas penilaian kognitif, psikomotor dan afektif siswa terutama terhadap budi pekerti, kelakuan dan kerajinan siswa di kelasnya.
    15. Mengawasi, memonitor serta menyampaikan laporan kepada Kepala
    16. Sekolah secara berkala melalui Wakil Kepala Bidang Kesiswaan mengenai pembinaan kelasnya (2 bl. sekali).
    17. Turut bertanggung jawab dalam kelancaran pelaksanaan Upacara Bendera.
    18. Koordinasi dengan Waka. Bidang Kesiswaan, Tata Usaha, BP, untuk siswa pindahan/mutasi karena sesuatu dan lain hal (ketidak hadiran) prestasi rendah dan lain-lain.
  7. Tugas Pokok dan Fungsi Guru Piket
    1. Hadir 10 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai dan membunyikan bel tanda masuk tepat pukul 07.10 WIB.
    2. Mengisi buku piket.
    3. Memeriksa pakaian seragam siswa dan kerapihannya sebelum masuk pintu gerbang sekolah.
    4. Menutup pintu gerbang tepat pukul 07.20 WIB, melalui bagian keamanan.
    5. Memberikan tugas kepada siswa apabila ada guru yang berhalangan hadir karena sesuatu dan lain hal.
    6. Meningkatkan dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, Kerindangan, keindahan, dan kekeluargaan (6K).
    7. Mengadakan pendataan/mengisi buku piket sesuai dengan hari tugasnya.
    8. Mencatat siswa yang masuk terlambat dan memberikan surat ijin masuk apabila masih sesuai dengan tata tertib.
    9. Mengawasi berlakunya tata tertib siswa-siswi, secara langsung pada waktu jam pelajaran berlangsung dan berkeliling ke kelas-kelas untuk mendata kehadiran siswa pada hari itu.
    10. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan tertibnya upacara bendera bagi yang tugas piket pada hari Senin/peringatan hari-hari nasional.
    11. Melaporkan kejadian yang bersifat khusus kepada guru BP/BK, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan untuk diproses dan diselesaikan bersama-sama dengan wali kelas.
    12. Memberikan izin kepada siswa untuk meninggalkan sekolah setelah memperoleh izin dari guru kelas secara tertulis.
  8. Tugas Pokok dan Fungsi Guru Secara Umum
    1. Membuat program pengajaran :
    2. a. Analisa materi pelajaran (AMP)

      b. Program Tahunan (Prota)

      c. Program Satuan Pelajaran (SP)

      d. Program Rencana Pengajaran (RP)

      e. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

    3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
    4. Meningkatkan Penguasaan materi pelajaran yang menjadi tanggungjawabnya.
    5. Memilih metode yang tepat untuk menyampaikan materi.
    6. Melaksanakan KBM.
    7. Menganalisa hasil evaluasi KBM.
    8. Mengadakan pemeriksaan, pemeliharaan, dan pengawasan ketertiban, keamanan, kebersihan, keindahan, dan kekeluargaan.
    9. Melaksanakan kegiatan penilaian (semester/tahun).
    10. Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.
    11. Membuat dan menyusun lembar kerja (Job Sheet).
    12. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa.
    13. Mengikuti perkembangan kurikulum.
    14. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.
  9. Tugas Pokok dan Fungsi Koordinator Kelas
  10. Bertanggung Jawab atas :

    1. Terlaksananya pertemuan KKG intern sekolah minimal sebulan sekali.
    2. Penyusunan program dan pengembangan KKG mata pelajaran sejenis.
    3. Penyusunan program pengajaran :

      a. Analisis Materi Pelajaran

      b. Program Tahunan (Prota)

      c. Program Semester (Prosem)

      d. PSP

      e. RP

    4. Mengkoordinasikan penyusunan naskah soal Ulangan Harian.
    5. Mengkoordinir pembuatan dan mengumpulkan analisis UlanganHarian, Rekap daya serap dan ketuntasan belajar dan target kurikulum untuk selanjutnya diserahkan ke bidang kurikulum.
    6. Membantu mengkoordinir Ulangan Harian dalam pelaksanaan UH,ketika mata pelajarannya diujikan.
    7. Mengadakan monitoring Ulangan Harian pelaksanaan program perbaikan dan remidial mata pelajaran sejenis.
    8. Mengadakan evaluasi Ulangan Umum Semester (UUS) dan KBM tiap semester.
  11. Tugas Pokok dan Fungsi Kaur. Tata Usaha
  12. Kepala Tata Usaha bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas pelaksanaan ketatausahaan sekolah meliputi :

    1. Menyusun program tata usaha sekolah
    2. Pengelolaan keuangan sekolah
    3. Mengatur segala sesuatu yang terkait dengan penyediaan keperluan sekolah
    4. Melaksanakan penyelesaian kegiatan penggajian guru/pegawai, laporan bulanan, rencana keperluan perlengkapan kantor/sekolah dan rencana belanja bulanan
    5. Menyusun administrasi pegawai, guru dan siswa
    6. Meng-inventaris seluruh data
    7. Membukukan surat keluar dan masuk
    8. Mengajukan usulan kenaikan pangkat guru
    9. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah
    10. Menyusun administrasi perlengkapan sekolah
    11. Menyusun dan menyajikan data / statistik sekolah
    12. Meningkatkan dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, Kerindangan, keindahan, dan kekeluargaan (6K)
    13. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan Ketatausahaan secara berkala
    14. Bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas operasional sekolah

    Administrasi Personal Tata Usaha

    Mengadakan administrasi sekolah dengan sebaik-baiknya yang meliputi :

    1. Program Kerja Kepala Sekolah
    2. RAPBS
    3. Kalender Pendidikan
    4. Daftar Pembagian Tugas
    5. Struktur Organisasi Sekolah
    6. Jadwal Pelajaran
    7. Peraturan Tata Tertib Guru dan Tata Usaha
    8. Acara kerja Kepala Sekolah
    9. Jadwal Guru Piket
    10. Buku Piket
    11. Buku Pembinaan
    12. Himpunan Hasil supervisi
    13. Buku Pengumuman
    14. Buku Notula Rapat
    15. Buku Tamu Umum dan Khusus
    16. Dokumen Pendirian sekolah
    17. Daftar hadir guru, tenaga teknis kependidikan dan tenaga tata usaha
    18. Form monitoring kegiatan 6 K di sekolah
    19. Program satuan pelajaran, perangkat KBM lainnya untuk proses belajar mengajar tatap muka dikelas
    20. Buku agenda surat keluar / masuk
  13. Tugas Pokok dan Fungsi Tata Usaha - Bendahara
    1. Menerima RAPBS setiap awal awal tahun ajaran baru
    2. Membuat perencanaan anggaran bulanan dan tahunan
    3. Mengelola sumber dana dan pengeluarannya
    4. Membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan
    5. Membuat usulan gaji karyawan
    6. Membayarkan gaji guru dan karyawan
    7. Menerima pembayaran dana SPP atau sumber lain dari siswa
    8. Menyetor dana SPP atau sumber lain ke bendahara
  14. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Perpustakaan
    1. Perencanaan program kerja perpustakaan
    2. Pengurusan pelaksanaan perpustakaan
    3. Perencanaan pengembangan perpustakaan
    4. Pemeliharaan dan perbaikan buku perpustakaan
    5. Penyimpanan buku-buku perpustakaan
    6. Melaksanakan inventarisai perpustakaan
    7. Melayani pemakai perpustakaan
    8. Mengatur dan menata perpustakaan
    9. Menyeleksi pembelian buku
    10. Mengusahakan pengadaan buku baru
    11. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan
    12. Menjaga dan melaksanakan kegiatan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan

 

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur pengukuran tinggi badan pada sistem yang berjalan saat ini terdiri dari 4 (empat) alur, yakni sebagai berikut :

  1. Siswa datang langsung ke UKS.
  2. Siswa berdiri dibawah alat pengukur tinggi badan.
  3. Petugas melakukan pengukuran.
  4. Data hasil pengukuran didapatkan.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

1. Flowchart Sistem Yang Berjalan

Berikut adalah flowchart sistem pengukur tinggi badan yang berjalan pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Flowchart Sistem Pengukur Tinggi Badan Yang Berjalan

Dapat dijelaskan gambar 3.3 Flowchart Sistem pengukur tinggi badan yang berjalan pada SDIT Al-Istiqomah diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem pengukur tinggi badan yang berjalan.
  2. 1 (satu) simbol manual operation yang menyatakan proses pengolahan yang tidak dilakukan oleh komputer.
  3. 1 (satu) simbol proses yang menyatakan sebuah proses pengukuran tinggi badan.
  4. 1 (satu) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu: Hasil pengukuran tinggi badan dalam satuan cm.
  5. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah tinggi badan yang diukur sesuai atau tidak. Jika "Tidak" maka pengukuran akan dicek kembali, jika "Ya" maka hasil pengukuran dapat dihasilkan dalam satuan cm.

2. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Berikut adalah flowchart sistem pengukur tinggi badan yang berjalan pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Flowchart Sistem Pengukur Tinggi Badan Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan gambar 3.4 Flowchart Siatem pengukur tinggi badan yang diusulkan pada SDIT Al-Istiqomah diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem pengukur tinggi badan yang berjalan.
  2. 4 (empat) simbol proses yang menyatakan sebuah proses yang dimulai dari menekan tombol, mencari objek kemudian melakukan proses untuk pengukuran tinggi badan untuk dapat ditampilkan di interface andorid harus mencari perangkat bluetooth lalu kemudian output didapatkan.
  3. 2 (dua) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Mencari objek, jika ada abjek maka siste akan memproses pengukuran dan jika tidak ada abjek maka sistem akan kembali mencari objek. Setelah itu untuk melakukan proses pengukuran sistem akan mencari perangkat bluetooth, jika ya maka sistem akan memilih perangkat dan menghasilkan output ke interface android dan suara.
  4. 3 (tiga) simbol data yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu: dengan memilih perangkat bluetooth dengan hasil output pengukuran tinggi badan yaitu output di interface android dan suara.

3. Perancangan Prototipe

Prototipe pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler ATmega328 dual mode, dalam perancangan disusun menyerupai alat ukur tinggi badan pada umumnya. Alat ini dilengkapi dengan komponen seperti: Sensor ultrasonik, mikrokontroler, modul suara, bluetooth, modul bluetooth dan smartphone android serta speaker yang dijadikan sebagai output suara untuk mendukung kinerja alat tersebut. Bahan dalam perancangan prototipe terbuat dari besi ringan yang digunakan sebagai tiang.


Gambar 3.5 Perancangan Prototipe

Metode Prototipe

Metode yang dipakai adalah metode prototyping evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Tabel 3.1 Perbandingan Metode Perancangan

Gambar 3.6 Perbandingan Pengukuran


4. Cara Kerja Alat

Gambar 3.7 Cara Kerja Alat

Perhatikan pada gambar diatas. TMax adalah tinggi sensor dengan tanah. Pada code nanti, TMax akan tertulis 200. Untuk JS adalah jarak antara sensor dengan kepala atau obyek. Sedangkan TB adalah hasil dari TMax - JS untuk mengetahui tinggi badan seseorang. Saat objek berdiri di bawah sensor ultrasonik tersebut, maka sensor akan mendeteksi apabila ada objek atau media lain dibawah sensor tersebut. Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal akan dipantulkan pemancar (transmitter) dan diterima oleh penerima (receiver) ultrasonik. Sinyal yang diterima oleh receiver di kirimkan ke rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya mengolah dan mengontrol hasil pembacaan yang diterima dari sensor ultrasonik, sehingga dapat dihasilkan suatu informasi tentang keberadaan objek sekaligus mengukur tinggi antara objek dengan alat sesuai dengan algoritma program yang dibuat. Serta output yang dihasilkan berupa suara dan interface di smartphone android.

5. Blok Diagram

Berikut blok diagram berserta alur kerjanya untuk sistem pengukur tinggi badan pada gambar 3.7.

Gambar 3.8 Blok Diagram

  1. Rangkaian catu daya berfungsi sebagai pensuplay tegangan ke seluruh rangkaian alat.
  2. Rangkaian mikrokontroler berfungsi mengolah dan mengontrol hasil pembacaan yang diterima dari sensor ultrasonik, sehingga dapat dihasilkan suatu informasi tentang keberadaan objek sekaligus mengukur tinggi antara objek dengan alat.
  3. Rangkaian sensor ultrasonik berfungsi memancarkan gelombang melalui transmitter, Jika mengenai benda gelombang dipantulkan kembali ke sensor melalui receiver. Sensor menghitung timer antara mulai memancarnya gelombang hingga selesai dipantulkan, yang dikirimkan ke Mikrokontroler.
  4. Relay adalah saklar (Switch) yang berfungsi menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sehingga relay tersebut dapat membagi tegangan antara modul suara dan modul bluetooth.
  5. Voice Module berfungsi sebagai piranti perekam dan pemutar kembali suara dalam bentuk single chip (chip tunggal).
  6. Bluetooth Module berfungsi sebagai piranti penghubung dan penukar informasi berupaserial dari Bluetooth di Smartphone Android ke module bluetooth lalu di kirim ke mikrokontroler.

 

Pembuatan Alat

Pada perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan alat adalah seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.7. Perancangan sistem keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut:

a. Notebook atau Laptop

b. Software BASCOM-AVR

c. Software Basic4android

d. Software Microsoft Visio 2010

e. Progisp sebagai bootloader untuk upload program

f. Kabel downloader

g. Solder Timah

h. Tang dan Obeng

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:

a. Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega328

b. Modul Bluetooth HC-05

c. Modul Suara

d. Catu Daya

e. Relay

f. Sensor Ultrasonik

Tabel 3.2 Komponen Perancangan Sistem
Hardware Software Aplikasi
Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega328 Software BASCOM-AVR B4A Bridge
Modul Bluetooth HC-05 Software Basic4android
Modul Suara Software Microsoft Visio 2010
Catu Daya
Relay
Sensor Ultrasonik

 

Perangkat Keras (Hardware)

1. Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega328

Gambar 3.9 Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega328

Keterangan:

  1. Pin 2 (RXD), merupakan jalur untuk melakukan proses penerimaan data pada komunikasi serial.
  2. Pin 3 (TXD), merupakan jalur untuk melakukan proses pengiriman data pada komunikasi serial. Pada sistem ini menggunakan relay untuk mengirimkan perintah berupa string ke rangkaian modul bluetooth dan voice module untuk menghasilkan informasi yang sesuai.
  3. Pin 1 (RESET), digunakan untuk proses reset program, yaitu mengembalikan program pada kondisi awal atau baris perintah program seperti pertama kali sistem berjalan.
  4. Pin 9 (XTAL1), merupakan pin masukan untuk sumber clock eksternal pada rangkaian mikrokontroler sehingga mikrokontroler akan bekerja dengan kecepatan sesuai dengan nilai dari crystal dan konfigurasi nilai clock pada program.
  5. Pin 10 (XTAL2), merupakan keluaran clock yang dapat digunakan untuk sumber clock rangkaian lain yang di rangkai secara serial.
  6. Pin 8 dan 22, merupakan ground pada rangkaian mikrokontroler yang terhubung langsung dengan rangkaian ground catu daya.
  7. Pin 7 (VCC), 20 (AVCC), 21 (AREF), merupakan pin yang masing-masing pin dihubungkan secara bersamaan pada tegangan +5V pada rangkaian catu daya. Ini dilakukan jika pin input analog pada mikrokontroler ATmega328 tidak di fungsikan sebagai Analog to Digital Converter, sedangkan jika pin analog akan digunakan sebagai ADC maka pin 20 dihubungkan pada tegangan +5V melalui lilitan dengan nilai 100uH agar tegangan yang digunakan tidak terpengaruh oleh fluktuatif tegangan kerja pada mikrokontroler. Sedangkan pada pin 21 dihubungkan dengan komponen variabel resistor atau trimpot untuk melakukan pengaturan tegangan referensi yang sesuai dengan kebutuhan dalam aplikasinya.
  8. Pin 11 (T1), merupakan pin yang dihubungkan dengan rangkaian sensor ultrasonik, yang difungsikan sebagai sensor pendeteksi jarak objek yang berada tepat didepan sensor tersebut. pada pin ini merupakan pin yang digunakan sebagai sumber interupsi eksternal pertama pada mikrokontroler ATmega328.

 

2. Rangkaian Modul Bluetooth HC-05

Dalam rangkaian ini tidak banyak pin yang digunakan, yang dibutuh kan hanya, Pin TX dan Pin RX untuk komunikasi data dengan mikrokontroler, pin PIO11 yang dihubungkan ke VCC pada saat kita akan melakukan konfigurasi, pin PIO9 dan pin PIO8 dihubungkan ke LED untuk indikasi bahwa Modul Bluetooth HC-05 dalam keadaan menyala, dan terakhir pin 3,3V ke sumber tenaga dan pin GND yang dihubungkan ke ground.


Gambar 3.10 Skema pin modul Bluetooth HC-05

 

3. Rangkaian Voice Module

Secara keseluruhan pada voice module ini hanya terdapat dua buah komunikasi data secara serial dengan perangkat mikrokontroler. Module ini akan mengeluarkan suara sesuai dengan string yang diterima dari rangkaian mikrokontroler yang terhubung secara serial serta file suara yang tersimpan dalam memori SD card disesuaikan dengan kebutuhan pada aplikasi yang dibuat. Adapun format untuk perangkat SD card yang digunakan adalah menggunakan FAT16 serta format suara yang tersimpan pada memori SD card tersebut dalam bentuk file WAV dan dengan masing-masing pada nama file diinisialisasikan dengan urutan sesuai abjad.

Gambar 3.11 Rangkaian Voice Module

Keterangan:

  1. Pin (RXD), merupakan jalur untuk melakukan proses penerimaan data pada komunikasi serial.
  2. Pin (TXD), merupakan jalur untuk melakukan proses pengiriman data pada komunikasi serial. Pada sistem ini digunakan untuk mengirimkan perintah berupa string ke rangkaian voice module untuk menjalankan voice yang sesuai.

 

4. Rangkaian Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik adalah sebuah piranti yang didesain untuk dapat mentransmisikan gelombang ultrasonik dan menghasilkan pulsa keluaran yang sesuai dengan waktu tempuh untuk pemancaran dan pemantulan gelombang. Dengan menghitung waktu tempuh dari pulsa maka jarak sensor dengan target dapat dengan mudah dihitung, proses pengukuran jarak dilakukan hanya dengan memberikan Trigger dan mendeteksi lebar pulsa Echo seperti pada modul sensor ultrasonik pada umumnya, hasil pengukuran dalam bentuk pulsa dapat ditentukan dengan menghitung lebar pulsa yang keluar pada bagian Echo. Lebar pulsa tersebut mewakili waktu merambatnya sinyal ultrasonik dari sensor ultrasonik ke obyek dan kembali lagi. Sensor ultrasonik bekerja dengan menggunakan tegangan sumber sebesar 5 volt dc, sensor objek ditunjukan pada gambar 3.11

Gambar 3.12 Rangkaian Sensor Ultrasonik

Keterangan:

  1. VCC, merupakan masukan untuk tegangan kerja sensor tersebut sebesar +5V.
  2. GND, dihubungkan dengan kutub negatif atau ground pada rangkaian.
  3. OUT, sebagai keluaran yang dihubungkan pada pin PD.2 mikrokontroler ATmega328 yang akan memberikan logika high (1) dan Low (0) pada mikrokontroler untuk mendeteksi adanya objek, sensor ultrasonik bekerja dengan mentransmisikan gelombang ultrasonik dan menghasilkan pulsa keluaran yang sesuai dengan waktu tempuh untuk pemancaran dan pemantulan gelombang. Dengan menghitung waktu tempuh dari pulsa maka jarak dengan objek dapat dihitung.

 

5. Rangkaian Catu Daya

Catu daya merupakan bagian yang sangat penting. Karena tanpa adanya catu daya, maka semua rangkaian tidak akan bekerja. Rangkaian ini berfungsi untuk mensuplay tegangan keseluruh rangkaian yang ada. rangkaian catu daya yang dibuat mempunyai keluaran 3,3 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke komponen modul buetooth, 5 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke komponen mikrokontroler dan modul suara, 12 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke komponen relay. rangkaian catu daya ditunjukan pada gambar 3.12

Gambar 3.13 Rangkaian catu daya

Keterangan:

  1. Tegangan masuk sebesar 12V didapat dari sumber tegangan.
  2. D, digunakan untuk memastikan pemasangan baterai tidak terbalik dan tidak membuat short rangkaian. Jika menggunakan arus AC komponen ini dapat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang (Half wave), tipe dioda yang digunakan adalah 1N4002.
  3. C1, merupakan komponen elektrolit capasitor (Elco) yang berfungsi sebagai perata ripple tegangan awal sebelum masuk pada komponen penurun tegangan atau lebih dikenal dengan IC regulator adapun nilai yang digunakan adalah sebesar 100uF/16V.
  4. Adaptor 12 volt digunakan sebagai tegangan kerja komponen relay.
  5. IC 7805, digunakan menurunkan tegangan menjadi +5V yang digunakan sebagai tegangan kerja komponen mikrokontroler dan modul suara.
  6. IC 1117, digunakan menurunkan tegangan menjadi +3,3V yang digunakan sebagai tegangan kerja komponen modul buetooth.
  7. C2, digunakan sama seperti pada komponen C1 akan tetapi bentuk kapasitor yang digunakan berbeda yaitu menggunakan nilai 100nF.

 

Perangkat Lunak (Software)

Setelah proses rangkaian perangkat keras selesai dibuat langkah selanjutnya adalah membuat perancangan perangkat lunak, meliputi penulisan listing program yang akan disimpan atau ditanam di dalam mikrokontroler dengan menggunakan suatu software BASCOM-AVR dan bahasa pemogramannya adalah bahasa BASIC, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang di buat.

1. Perancangan Program Mikrokontroler ATmega328

Pada perancangan perangkat lunak yaitu menggunakan program BASCOM-AVR yang digunakan untuk menuliskan listing program Setelah itu program disimpan dan dibuat dengan nama file.bas dalam penelitian ini akan diberikan nama PengukurTinggiBadan untuk disimpan pada folder yang sudah ditentukan. dan kemudian akan dikompilasi menjadi file heksa yaitu dengan nama PengukurTinggiBadan.hex. File heksa yang dihasilkan setelah proses kompilasi tersebut akan dimasukkan kedalam mikrokontroler ATmega328 menggunakan isp flash programmer, sehingga mikrokontroler akan bekerja sesuai dengan perintah yang ada pada memori flash, yang digunakan untuk mengendalikan input dan output dari mikrokontroler ATmega328 untuk mengukur tinggi badan dengan output suara dan ditampilkan dalam interface android.

Gambar 3.14 Kompilasi File BAS

Untuk memasukkan program kedalam mikrokontroler menggunakan aplikasi ProgIsp. Langkah – langkah nya adalah sebagai berikut:

Mikrokontroler bisa bekerja jika didalamnya sudah dimasukkan listing program yang sudah dibuat dengan menggunakan program aplikasi BASCOM AVR. Untuk melakukan proses pengisian menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, untuk rangkaian perangkat keras yang digunakan untuk memasukkan program heksa kedalam mikrokontroler.Dengan menggunakan kabel isp flash programmer, maka file heksa yang sudah dibuat dapat langsung dimasukkan kedalam mikrokontroler ATmega328.

Siapkan downloader mikrokontroler kemudian instal. Jalankan program aplikasi progisp versi 1.72, tentukan jenis mikrokontroler dan kemudian isi memori dari mikrokontroler ATmega328 akan ditampilkan dengan melalui proses pembacaan dari isi mikrokontroler tersebut. Pengisian memori buffer ini untuk dimasukkan kedalam mikrokontroler ATmega328, pilih file PengukurTinggiBadan.Hex, lalu lakukan mode auto dan proses verifying setelah itu pengisian file heksa kedalam mikrokontroler ATmega328 siap untuk digunakan.

Gambar 3.15 Jendela Untuk Memilih File

2. Konfigurasi Modul Bluetooth HC 05

Sebelum menggunakan modul Bluetooth sebagai media komunikasi, maka yang perlu dilakukan adalah mengkonfigurasinya agar dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan sistem. Langkah pengaturan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Beri tegangan sebesar 3,3 volt pada pin 3,3.
  2. Hubungkan pin GND dengan kutub negatif baterai.
  3. Hubungkan pin PI011 dengan tegangan 3,3 volt.
  4. Hubungkan pin PI09 ke LED1 untuk indikasi bahwa modul Bluetooth dalam keadaan aktif.
  5. Hubungkan pin PI08 ke LED2 untuk indikasi bahwa terjadi komunikasi/pengiriman data.
  6. Hubungkan pin TX dan RX ke kabel USB to Serial, Kemudian koneksikan ke komputer.
  7. Jalankan aplikasi Hyperterminal untuk mengkonfigurasi modul Bluetooth HC-05.
  8. Untuk mencoba apakah modul Bluetooth dan komputer sudah terhubung dengan baik ketikkan perintah “AT” kemudian tekan enter, jika muncul “OK” pada Hyperterminal, maka koneksi telah terbentuk dengan baik.
  9. Untuk mengganti nama Modul Bluetooth, masukkan perintah AT+NAME=”nama” kemudian tekan enter.
  10. Untuk merubah password masukkan perintah AT+PSWD=”password yang diinginkan” kemudian tekan enter.
  11. Untuk mengetahui fungsi dari modul Bluetooth masukkan perintah AT+ROLE?, jika AT+ROLE=0 maka modul Bluetooth berperan sebagai Slave. Jika AT+ROLE=1 maka modul Bluetooth berperan sebagai Master. Yang diperlukan dalam penelitian ini adalah slave.
  12. Proses pengaturan telah selesai.

3. Perancangan Software Basic4android

Untuk membuat sebuah aplikasi android diperlukan sebuah development tools berbasis Java tetapi untuk penelitian ini penulis menggunakan Basic4Android karena development tools ini berbasis Object Oriented Programming Language yang memiliki sintaks sama persis seperti Visual Basic. Basic4Android didesain sedemikian rupa sehingga memudahkan developer untuk mengembangkan aplikasi android menggunakan bahasa Visual Basic dan IDE yang mudah untuk digunakan.

Eksekusi aplikasi Basic4Android pilih menu File → New Tuliskan kode program pada IDE Basic4Android. Save kode programnya pada Local Disk (C:). Selanjutnya hidupkan jaringan bluetooth Smartphone Android dan koneksikan pada laptop. Kemudian jalankan B4A-Bridge pada smartphone Android. Ada 2 pilihan pada aplikasi ini yaitu Tombol Start – Wireless dan Tombol Start – Bluetooth. Dalam hal ini Penulis menekan tombol Start – Bluetooth karena konfigurasi nya yang lebih mudah dan efektif. Lalu koneksikan IDE Basic 4 Android.

Gambar 3.16 Tampilan Basic 4 Android

 

Gambar 3.17 Tampilan B4A-Bridge pada Smartphone Android

Setelah device terhubung, maka otomatis B4A-Bridge pada IDE Basic 4 Android dan Smartphone Android berstatus “Connected”Klik menu Designer pada Basic4Android Pada kotak dialog Designer, klik menu File > Save dan ketikkan Layout Name “Menu1” kemudian klik tombol Ok. Klik menu Add View > pilih salah satu atau lebih komponen, misalnya Label dan EditText. Edit Label dan EditText tersebut sesuai keinginan lalu Save. Kemudian kembali ke program utama, jalankan kode program yang sudah dibuat pada Basic4Android. Pilih Release dan Klik tombol Run, seperti gambar berikut ini. Tunggu hingga proses Compile & Release Selesai.

Gambar 3.18 Menu Run

 

Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Prosedur sistem yang sedang berjalan saat ini pada proses pengukuran tinggi badan di SDIT Al-Istiqomah masih berjalan secara manual, yaitu siswa harus datang langsung ke UKS untuk melakukan pengukuran tinggi badan. Pihak UKS akan mengukur tinggi badan siswa dengan menggunakan alat yang ditempel pada dinding di ruang UKS dan kemudian data pengukuran tinggi badan bisa didapatkan.

Tidak akuratnya data dan lambatnya perhitungan data yang diperoleh bisa menyebabkan hasil perhitungan yang kurang tepat karena pencatatan data pengukuran yang masih manual sehingga sangat sulit untuk petugas UKS dalam mencatat semua pengukuran dalam waktu yang ditentukan. Selain itu minimnya informasi yang didapatkan oleh siswa perihal pengukuran yang dilakukan oleh petugas UKS pada SDIT Al-Istiqomah.

Dari permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pengkurukan tinggi badan yang sedang berjalan pada SDIT Al-Istiqomah masih belum efektif dan efisien.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diatas dijabarkan permasalahan yang sedang dihadapi, maka penulis akan membuatkan alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalahnya adalah membuatkan “Pengukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler ATmega328 Dual Mode Pada Sdit Al-Istiqomah” untuk diimplementasikan, lalu memanfaatkan kelemahan SDIT Al-Istiqomah dalam melakukan pengukuran tinggi badan yang masih manual menjadi kelebihan dengan cara memudahkan proses pengukuran secara otomatis. Menerapkan sistem pengukur tinggi badan berbasis Mikrokontroler ATmega328 dengan output suara agar data yang diperoleh lebih efektif dan efisien sehingga dapat diimplementasikan pada SDIT Al-Istiqomah serta memudahkan petugas UKS dan juga siswa dalam manjalani kegiatan pengukuran secara otomatis dan menghasilkan laporan hasil pengukuran yang lebih akurat.

 

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I berisi rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak menajemen terkait melalui proses wawancara.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

Functional

No.

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat :

1

Berjalan dengan baik

2

Monitoring melalui jaringan bluetooth

3

Menghasilkan dual mode sebagai output

4

Menampilkan hasil dari monitoring secara real time, baik dari interface android dan output suara

5

Dapat mengakses nilai string dari sensor suara pada Android

6

Kompatibel dengan seluruh tipe smartphone OS android

7

Bekerja secara Embedded System

8

Menampilkan notifikasi jaringan jika tidak terhubung dengan Bluetooth

9

Sensor dapat mendeteksi keberadaan objek

10

Smartphone dapat menampilkan notifikasi jika sensor suara diterima

11

Menampilkan tips and trick jika user belum paham

12

Menampilkan form login

13

Diakses melalui smartphone

14

Menampilkan status connect dan disconnect

15

Memberikan informasi secara up to date

16

Membuat sistem pengontrolan menjadi lebih efektif dan efisien

17

Menampilkan tombol read untuk informasi hasil tinggi badan

18

Menampilkan tombol exit
Non Functional
NoSaya ingin sistem dapat :

1

Tampilan Interface pengontrolan user friendly sehingga mudah dipahami oleh pengguna

2

Menampilkan tombol about

3

Sistem yang dibuat berbasis Mikrokontroler ATMega328

4

Menampilkan hasil pengukuran secara digital

5

Memberikan data pengukuran secara akurat

Penyusun

 

 

(Muhammad Khiabani Fakhri)
NIM : 1133469703

Stakeholder

 

 

(Asmah Yuniah, SE,.M.Si)

 

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai MDI :

  1. M pada MDI artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru
  2. D pada MDI artinya Desirable Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembuatan sistem, maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
  3. I pada MDI artinya Inessential. Maksudnya adalah requirement tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.


Tabel 3.4 Elisitasi tahap II

Functional

M

D

I

No.

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat:

1

Berjalan dengan baik

2

Monitoring melalui jaringan bluetooth

3

Menghasilkan dual mode sebagai output  

4

Menampilkan hasil dari monitoring secara real time, baik dari interface android dan output suara

5

Dapat mengakses nilai string dari sensor suara pada Android  

6

Kompatibel dengan seluruh tipe smartphone OS android  

7

Bekerja secara Embedded System  

8

Menampilkan notifikasi jaringan jika tidak terhubung dengan bluetooth

9

Sensor dapat mendeteksi keberadaan objek

10

Smartphone dapat menampilkan notifikasi jika sensor suara diterima

11

Menampilkan tips and trick jika user belum paham

12

Menampilkan form login

13

Diakses melalui smartphone

14

Menampilkan status connect dan disconnect  

15

Memberikan informasi secara up to date

16

Membuat sistem pengontrolan menjadi lebih efektif dan efisien

17

Menampilkan tombol read untuk informasi hasil tinggi badan

18

Menampilkan tombol exit
Non Functional

No.

Saya ingin sistem dapat:

1

Tampilan Interface pengontrolan user friendly sehingga mudah dipahami oleh pengguna

2

Menampilkan tombol about

3

Sistem yang dibuat berbasis Mikrokontroler ATMega328

4

Menampilkan hasil pengukuran secara digital

5

Memberikan data pengukuran secara akurat

 

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE :

  1. T artinya Technical. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ?
  2. O artinya Operational. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?
  3. E artinya Economy. Maksudnya adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem ?

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain :

  1. H (High) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
  2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.
  3. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.


Tabel 3.5 Elisitasi tahap III

Functional

No.

Analisa Kebutuhan

T

O

E

Saya ingin sistem :

L

M

H

L

M

H

L

M

H

1

Berjalan dengan baik            

2

Monitoring melalui jaringan bluetooth            

3

Menghasilkan dual mode sebagai output            

4

Menampilkan hasil dari monitoring secara real time baik dari interface android dan output suara            

5

Dapat mengakses nilai string dari sensor suara pada andorid            

6

Kompatibel dengan seluruh tipe smartphone OS android            

7

Bekerja secara Embedded System            

8

Sensor dapat mendeteksi keberadaan objek            

9

Smartphone dapat menampilkan notifikasi jika sensor suara diterima            

10

Menampilkan tips and trick jika user belum paham            

11

Menampilkan form login            

12

Diakses melalui smartphone            

13

Menampilkan status connect dan disconnect            

14

Menampilkan tombol read untuk hasil tinggi badan            

15

Menampilkan tombol exit            
Non Functional

No.

Saya ingin sistem :

1

Tampilan interface pengontrolan userfriendly sehingga mudah dipahami oleh pengguna            

2

Sistem yang dibuat berbasis Mikrokontroler ATmega328            

 

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan sistem pengukur tinggi badan berbasis Mikrokontroler ATmega328 dengan output suara pada SDIT Al-Istiqomah. Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem pengukur tinggi badan berbasis Mikrokontroler ATmega328 dengan output suara pada SDIT Al-Istiqomah.

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

Functional

No.

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat :

1

Berjalan dengan baik

2

Monitoring melalui jaringan bluetooth

3

Menghasilkan dual mode sebagai output

4

Menampilkan hasil dari monitoring secara real time, baik dari interface android dan output suara

5

Dapat mengakses nilai string dari sensor suara pada Android

6

Kompatibel dengan seluruh tipe smartphone OS android

7

Bekerja secara Embedded System

8

Sensor dapat mendeteksi keberadaan objek

9

Smartphone dapat menampilkan notifikasi jika sensor suara diterima

10

Menampilkan tips and trick jika user belum paham

11

Menampilkan form login

12

Diakses melalui smartphonen

13

Menampilkan status connect dan disconnect

14

Memberikan informasi secara up to date

15

Menampilkan tombol exit
Non Functional
NoSaya ingin sistem dapat :

1

Tampilan Interface pengontrolan user friendly sehingga mudah dipahami oleh pengguna

2

Sistem yang dibuat berbasis Mikrokontroler ATMega328

Penyusun

 

(Muhammad Khiabani Fakhri)
NIM : 1133469703

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Ignatius Agus Supriyono, S.Kom,.MM)
NID : 09004

(Ferry Sudarto, S.Kom,.M.Pd)
NID : 10001

Menyetujui,

Stakeholder Kepala Jurusan
(Asmah Yuniah, SE,.M.Si)
NIK : 20032062
(Ferry Sudarto, S.Kom,.M.Pd.)
NIP : 079010


 

BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA


Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukuan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembagian hasil uji coba dilakukan dapat dilihat pada sub bab berikut.

Metode Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Pengukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Atmega328 Dual Mode Pada SDIT Al-Istiqomah, untuk pengujian pada sistem, yaitu sebagai berikut:

1. Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Login

Tabel 4.1 Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Login

2. Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Connect Bluetooth

Tabel 4.2 Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Connect Bluetooth

3. Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Exit

Tabel 4.3 Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Exit

Uji Coba Hardware

Sebelum program hardware dimasukkan kedalam mikrokontroler, maka harus dilakukan sebuah uji coba. Uji coba kali ini menggunakan simulator yang tersedia pada aplikasi Proteus dan untuk memberikan input menggunakan aplikasi Hyperterminal. Program dasar yang dibuat adalah mikrokontroller menerima input “R” maka PORTD4 mengeluarkan hasil penghitungan sensor. Berikut adalah hasil dari pengujian.

Gambar 4.1 Pengujian menggunakan Proteus dan Hyperterminal

 

Tabel 4.4 Uji Coba Program Mikrokontroler

Setelah melakukan serangkaian uji coba dengan menggunakan simulator selanjutnya yang akan dilakukan uji coba adalah koneksi Bluetooth. Uji coba ini dilakukan berdasarkan jarak dan waktu penerimaan data serta uji coba pada ruang terbuka dan tertutup. Berikut hasil uji cobanya.

Tabel 4.5 Uji Coba Pada Ruang Terbuka


Tabel 4.6 Uji Coba Pada Ruang Tertutup

 

Gambar 4.2 Grafik Uji Coba Hardware

Pengujian Rangkaian Catu Daya

Gambar 4.3 Pengujian Rangkaian Catu Daya

Dalam rangkaian catu daya digunakan dua buah IC regulator, yaitu 78M05dan AMS1117. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan DC yang dihubungkanpada kaki masukan masing-masing IC tersebut. Kemudian keluaran dari ICregulator diukur dengan menggunakan voltmeter. Hasil pengukuran keluaran ICregulator dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Hasil Rangkaian Pengujian Rangkaian Catu Daya

Keterangan tabel :

  1. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran Catu Daya, dimana idealnya tegangan keluaran dari Catu Daya adalah tepat 12 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:
  2. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC-78M05, dimana idealnya tegangan keluaran dari IC-78M05 adalah tepat 5 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:
  3. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC-AMS1117, dimana idealnya tegangan keluaran dari IC- AMS1117 adalah tepat 3,3 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:

Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang masih dalam batas toleransi yang diizinkan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.

Pengujian Rangkaian Sensor Ultrasonik

Prosedur pegujian:

a. Mikrokontroler diprogram agar bisa mengirim trigger dan menerima signal dari sensor ultrasonik yang merupakan informasi objek.

b. Jika sensor ultrasonik merespon dan memberikan signal ke mikrokontroler, maka sensor ultrasonik bekerja dengan baik.

Langkah-langkah pengambilan data untuk jarak objek adalah:

  1. Objek berada di bawah sensor.
  2. Menggunakan alat ukur manual sebagai perbandingan.
  3. Mengukur dan mencatat jarak antara objek dan sensor.
  4. Sistem akan mulai melakukan pengukuran setelah tombol di tekan dan mencatat suara jarak yang terdengar dari speaker.
  5. Mengukur secara bertahap dari jarak 80 centi meter dan berhenti 200 centi meter, kemudian dilakukan langkah 3 dan 4.
  6. Melakukan pengukuran sebagaimana langkah 3 hingga 5 dengan jarak tiap 5 centi meter mendekati alat sebanyak dua puluh kali.

Sensor ultrasonik pada alat ini berfungsi untuk menentukan jarak objek di bawah sensor ultrasoik. Keluaran dari sensor ini berupa timer dengan satuan µs yang menunjukkan waktu berjalannya pulsa gelombang ultrasonik. Pemberian masukan pada sensor ini dilakukan dengan mengambil data awal dengan meletakkan benda di bawah sensor dengan jarak 80 cm. Keluaran timer dicatat pada tabel. Objek diangkat mendekati sensor dengan kelipatan tiap kali 5 cm berhenti. Objek terus diangkat hingga jaraknya 200 cm di depan sensor sambil terus dicatat timernya. Data timer dan jarak yang telah diukur ditunjukkan pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Data Hasil Pengukuran Timer dan Jarak

Jarak (cm) Timer (µs)
200 800
195 850
190 900
185 950
180 1000
175 1050
170 1100
165 1150
160 1200
155 1250
150 1300
145 1350
140 1400
135 1450
130 1500
125 1550
120 1600
115 1650
110 1700
105 1750
100 1800
95 1850
90 1900
85 1950
80 2000

Data hasil pengukuran ini kemudian dibuat sistem linear berupa grafik yang ditunjukkan pada gambar 4.4. Pembuatan grafik ini bertujuan agar keluaran yang ditampilkan berupa jarak dengan satuan cm. Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara timer dalam (µs) dengan jarak (cm). data secara detail dihitung menggunakan persamaan (4.1). persamaan ini diperoleh dari rumus pembentukan grafik linier.

y = 9.99x + 0,33 (4.1)

Gambar 4.4 Grafik Linier Hubungan Timer (µs) dan Jarak Benda (cm)

Grafik pada gambar di atas menunjukkan bahwa garis penghubung titik-titik tersebut berbentuk linear. Hubungan ini menunjukkan bahwa makin besar timer (waktu) yang diperlukan, makin besar pula jarak yang ditampilkan sehingga memenuhi persamaan (4.1). Hasil pengukuran dan analisis ini menunjukkan bahwa data ini dapat digunakan sebagai input pemrograman pada sensor ultrasonik.

Alat yang telah dirangkai seperti rancangan dan telah diprogram digunakan mengukur jarak objek untuk mengetahui apakah alat tersebut bisa membaca jarak benda dengan baik. Pengukuran jarak objek sebagaimana yang telah disebutkan pada langkah-langkah pengambilan data untuk jarak objek diatas, Pada bagian penghalang menggunakan papan atau objek padat dengan bidang pantul datar yang jarak antar sensor dan penghalang tersebut telah ditentukan. Sensor akan memberikan logika 0 yang berarti sensor aktif dan mulai mengukur jarak sehingga diperoleh data jarak objek, Data jarak objek yang telah diperoleh kemudian dicari selisihnya. Selisih masing_masing data tersebut dicari simpangannya menggunakan persamaan (4.2) berikut:

Menghasilkan data yang ditunjukan pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Data Jarak Benda

Jarak Sebenarnya (cm) Jarak Pengukuran (cm) Simpangan (%)
200 200 0
195 195 0
190 190 0
185 185 0
180 180 0
175 175 0
170 170 0
165 165 0
160 160 0
155 155 0
150 150 0
145 145 0
140 140 0
135 135 0
130 130 0
125 124 1
120 120 0
115 115 0
110 110 0
105 104 1
100 100 0
95 94 1
90 90 0
85 84 1
80 79 1

Data di atas menunjukkan bahwa jarak sebenarnya dengan jarak pengukuran ada yang bernilai sama, juga ada yang berbeda. Selisih setiap jarak bernilai satu (1). Data yang diperoleh ini dicari simpangannya menggunakan persamaan (4.2). Pada data 1 hingga 25 penyimpangan yang terjadi yaitu 2%, Simpangan masing-masing data ini kemudian dicari simpangan rata-ratanya menggunakan persamaan (4.3). berikut:

Perhitungan untuk mencari simpangan ini ditunjukkan pada lampiran. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar simpangan rata-rata adalah 0,15% sehingga akurasi alat ini sebesar 99,85%.

Pengujian Voice Module

Prosedur pengujian:

a. Diberikan program pengisian dan program untuk menjalankan suara pada voice module.

b. Jika voice module dapat merekam dan menjalankan suara maka voice module berfungsi dengan baik.

Voice module menggunakan Micro SD 2 GB dan file system FAT yang diperuntukan untuk melakukan hubungan serial dengan mikrokontroler. Durasi tiap kali merakam suara tidak terbatas seberapa lama untuk masing-masing rekaman suara, selama tidak melebihi kapasitas 2 GB.

Data suara yang diperlukan pada alat ini ada 18 kata sebagaimana ditunjukan pada tabel 4.7. berikut:

Tabel 4.7 Hasil Pengujian data masukan dan keluaran Voice Module

String Data Suara Rekaman Suara Output Suara
A 1 Satu
B 2 Dua
C 3 Tiga
D 4 Empat
E 5 Lima
F 6 Enam
G 7 Tujuh
H 8 Delapan
I 9 Sembilan
J 10 Sepuluh
K 11 Sebelas
L Belas Belas
M Pulus Puluh
N Ratus Ratus
O 100 Seratus
P Centi Centi Meter
Q 120 Tinggi badan anda adalah?

Data tersebut menampilkan data suara disimpan sesuai huruf abjad yang digunakan sebagai string, rekaman masukan dan keluaran. Pada tabel 4.7 menunjukan bahwa data suara masukan telah sesuai dengan data suara keluaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa data ini dapat digunakan untuk pemrograman sebagai ouput suara.

Pengujian Alat Pengukur Tinggi Badan

Untuk mengetahui kinerja dari alat yang telah dibuat perlu dilakukan pengujian kepada sebanyak 8 orang siswa/i di bawah ini. Hasil pengukuran berserta error-nya disajikan pada Tabel 1 sampai 8 sebagai berikut:

Orang ke-1

Nama: Arfah Muhammad Fathin, NIS: 13141003

TTD : AMF

Tabel 4.11. Data pengukuran tinggi badan orang ke-1

Tabel 4.11. Data pengukuran tinggi badan orang ke-1

Orang ke-2

Nama: Alya Nuha Itsna Iswahyudi, NIS: 13141007

TTD : ANII

Tabel 4.12 Data pengukuran tinggi badan orang ke-2

Tabel 4.12 Data pengukuran tinggi badan orang ke-2

Orang ke-3

Nama: Alytsha Said, NIS: 13141009

TTD : AS

Tabel 4.13 Data pengukuran tinggi badan orang ke-3

Tabel 4.13 Data pengukuran tinggi badan orang ke-3

Orang ke-4

Nama: Amalia Dea Arkani, NIS: 13141010

TTD : AS

Tabel 4.14 Data pengukuran tinggi badan orang ke-4

Tabel 4.14 Data pengukuran tinggi badan orang ke-4

Orang ke-5

Nama: Andrew Febrian Tan, NIS: 13141013

TTD : AFT

Tabel 4.15 Data pengukuran tinggi badan orang ke-5

Tabel 4.15 Data pengukuran tinggi badan orang ke-5

Orang ke-6

Nama: Bryan Serge De Rama, NIS: 13141019

TTD : BSDR

Tabel 4.16 Data pengukuran tinggi badan orang ke-6

Tabel 4.16 Data pengukuran tinggi badan orang ke-6

Orang ke-7

Nama: Davina Aretta, NIS: 13141023

TTD : DA

Tabel 4.17 Data pengukuran tinggi badan orang ke-7

Tabel 4.17 Data pengukuran tinggi badan orang ke-7

Orang ke-8

Nama: Dhafinda Adian Prananta, NIS: 13141025

TTD : DAP

Tabel 4.18 Data pengukuran tinggi badan orang ke-8

Tabel 4.18 Data pengukuran tinggi badan orang ke-8

Dari data pengujian alat portabel untuk mengukur tinggi badan dari ke delapan siswa/i dapat dihitung kesalahan pengukuran dari alat digital sebagaimana disajikan pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19 Kesalahan Pengukuran Tinggi Badan dari Alat Digital Terhadap Manual

Dari Tabel 4.16 terlihat bahwa rata-rata selisih tinggi menyeluruh sebesar 0,95 cm. Selisih tinggi menyeluruh yang relatif kecil tersebut menunjukkan bahwa alat potrabel yang dibuat sudah mampu menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur tinggi badan. Kesalahan/ ketidakakuratan hasil pengukuran disebabkan karena: cara menggunakan alat yang kurang seksama dan kurang tepatnya jarak yang direkam oleh sensor akibat dari posisi alat miring.

Flowchart Program

Gambar 4.5 Flowchart Program

Dapat dijelaskan gambar 4.5 Flowchart program pengukur tinggi badan yang berjalan pada SDIT Al-Istiqomah diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart program pengukur tinggi badan yang berjalan.
  2. 1 (satu) simbol preparation (Persiapan) yang menyatakan untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan sebagai tempat pengolahan di dalam storage.
  3. 1 (satu) simbol proses yang menyatakan sebuah proses penyimpanan.
  4. 3 (tiga) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu: menerima request data, output bluetooth dan suara.
  5. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah data diterima?. Jika "Tidak" maka request data kembali dilakukan, jika "Ya" maka data akan disimpan.

Analisa

Dari pengujian di atas ditemukan analisa terhadap listing program dari hardware maupun software. Maka dari itu akan dijelaskan sebagai berikut :

Analisa Program Pada Mikrokontroler

Pada program yang dimasukkan kedalam mikrokontroler terdapat beberapa fungsi. Berikut adalah listing program mikrokontrolernya:

Adapun fungsi pada setiap penulisan listing program adalah sebagai berikut:

  1. Koding ini berfungsi untuk mendeklarasikan seri mikrokontroler yang akan digunakan. Pada coding di atlas tertulis “m328def.dat” yang dimaksudkan untuk mikrokontroler tipe ATmega328.

  2. Koding ini berisi nilai yang sesuai dengan crystal yang dipakai. Dalam hal ini menggunakan crystal 11,0592 MHz.

  3. Koding ini menyatakan konfigurasi serial yang berfungsi untuk sistem transfer data menggunakan baudrate 9600 bps.

  4. Koding di atas berfungsi untuk konfigurasi, dimana PORTC dijadikan sebagai output.

  5. Koding di atas ini berfungsi untuk inisialisasi sub rutin yang dipakai.

  6. Koding di atas berfungsi sebagai program utama yang dijalankan.

  7. Koding diatas adalah subrutin baca dan hitung tinggi badan.

  8. Koding di atas adalah subrutin kontrol relay.

  9. Koding diatas berfungsi untuk mengirimkan data hasil penghitungan melalui komunikasi Bluetooth agar dapat di tampilkan pada smartphone android.

 

Analisa Program Aplikasi Android

Pada aplikasi android terdapat beberapa fungsi antara lain fungsi komunikasi Bluetooth dan login password. Berikut adalah listing program aplikasi android:

  1. Koding di atas berfungsi untuk menampilkan hasil peritungan sensor pada label yang tedapat pada applikasi android.

  2. Koding diatas berisi perintah untuk menerima masukan input sensor jika Cmd_Read ditekan. Setelah inputan masuk maka akan disimpan dalam bentuk angka dan dapat di panggil oleh button read.

  3. Koding ini berisi variable untuk memilih device yang ingin dikoneksikan. Sebelum nya device yang ingin dikoneksikan harus sudah dalam pairing atau dikenali oleh smartphone Android.

  4. Koding ini berisi notifikasi apabila sukses melakukan pairing pada device yang diinginkan maka akan mengubah status Disconected menjadi Connected.

Implementasi

Schedule

  1. Pengumpulan Data
    Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 21 minggu dimulai dari pada saat Kuliah Kerja Praktek (KKP) dan sampai Skripsi yaitu antara 25 Oktober 2014 s/d 10 Desember 2014 dilanjutkan 30 Maret 2015 s/d tanggal 30 Mei 2015.
  2. Analisa Sistem
    Analisasistem ini dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan dalamsistem dan mendiagnosispersoalan yang ada untuk memperbaiki sistem. Analisa sistem dilakukan selama 9 minggu (30 Maret 2015 s/d tanggal 30 Mei 2015).
  3. Perancangan Sistem
    Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 4 minggu yaitu antara minggu ke 1-4 bulan Mei 2015.
  4. Pembuatan Program
    Pembuatan program dilakukan untuk menyempurnakan suatu sistem agar system yang telah dirancang dapat berjalan dengan baik. Pembuatan program dilakukan selama 4 minggu yaitu dimulai dari minggu ke 3 bulan Mei 2015 sampai minggu ke 2 bulan Juni 2015.
  5. Testing program
    Testing Program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada program pada saat program di running. Testing program dilakukan selama 4 minggu yaitu dimulai dari minggu ke 2 bulan Juni 2015 sampai dengan minggu ke 1 bulan Juli 2015.
  6. Evaluasi Sistem
    Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 3 minggu minggu ke 4 bulan Juni 2015 sampai dengan minggu ke 2 bulan Juli 2015.
  7. Perbaikan Sistem
    Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 2minggu yaitu pada bulan Juli 2015 di minggu ke 2 dan 3.
  8. Training User
    Percobaan alat yang diujicobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Testing User dilakukan selama 3 minggu yaitu antara minggu ke 4 Juli 2015 sampai minggu ke 2 Agustus 2015.
  9. Implementasi Sistem
    Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 3 minggu bersamaan dengan testing user yaitu pada minggu ke 4 Juli 2015 sampai Minggu ke 4 Agustus 2015.
  10. Dokumentasi
    Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

Tabel 4.20 Time Schedule Implementasi Program

 

Estimasi Biaya

Tabel 4.21 Estimasi Biaya
No Uraian Kegiatan Biaya Yang Diusulkan (Rp)
1 Pengumpulan dan Analisa Data
Testing dan Implementasi 650.000
2 Bahan dan Peralatan Penelitian
Hardware
Minimum Sistem Mikrokontroler 100.000
Sensor Ultrasonik 250.000
Modul Suara 100.000
Modul Bluetooth 150.000
Catu Daya 40.000
Relay 10.000
Software
Software BASCOM-AVR 200.000
Software Basic4android 200.000
Software Microsoft Visio 2010 200.000
3 Transportasi Dalam Kota 300.000
4 Administrasi
Print Lembar Laporan 20.000
5 Lain-Lain
(Internet) 500.000
Jumlah Biaya 2.720.000
1 Hibah (500.000)
Total 2.220.000

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Adapun beberapa kesimpulan yang melatar belakangi penelitian system pendeteksi keberadaan orang didalam kamar Menggunakan Interface Visual Basic.Net dan DatabaseSQL Server Berbasis arduino adalah.

  1. Dengan memanfaatkan sensor gerak maka keberadaan orang didalam kamar akan diketahui.
  2. Dengan memanfaatkan visual basic.net sebagai media interfacemaka kamar kosong dan terisi akan mudah diketahui.
  3. Dengan memanfaatkan komunikasi serial, maka aplikasi visual basic.net dapat dikomunikasikan dengan arduino dan memiliki history yaitusebuah database.

 

Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat

Kesimpulan Terhadap Tujuan Penelitian

  1. Terealisasinya sister monitoring ruangan kepala sekolah.
  2. Memiliki record database ketika seseorang memasuki ruangan tersebutm dan secara otomatis akan tersimpan pada database sql server.

Kesimpulan Terhadap Manfaat Penelitian

  1. Sistem yang dibuat didukung oleh aplikasi yang dapat ditampilkan dalam bentuk interface.
  2. Dengan melakukan konfigurasi antara software dan hardware dapat di buat sistem monitoring ruangan kepala sekolah.

 

Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

Dengan memanfaatkan visual basic.net sebagai media interface yang dapat mengontrol perangkat elektronika yang diprogram melalui arduino, maka sistem ini dapat mempermudah dalam memonitoring ruangan kepala sekolah ketika seseorang memasuki ruangan tersebut.

 

Saran

1. Sistem ini dapat dikembangkan dalam bentuk yang sesungguhnya dengan memanfaatkan sebuah komunikasi jaringan.

2. Sistem ini dapat kembangkan dengan berbagai aplikasi seperti webserver, android.

3. Bagi pengembang selanjutnya untuk aplikasi yang berbasis smartphone dapat dibuat dengan bahasa program basic4android, java, phyton dan lain-lain.

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 Sutabri, Tata. 2013.Analisis Sistem Informasi . Yogyakarta: CV Andi Offset.
  2. Hartono. Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. PT Asdi Mahasatya : Jakarta.
  3. 3,0 3,1 Taufiq. Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu : Yogyakarta.
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Andi Offset : Yogyakarta.
  5. 5,0 5,1 5,2 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  6. Darmawan. Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
  7. 7,0 7,1 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Andi Offset : Yogyakarta.
  8. Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011.
  9. Sutabri. Tata. Verzello/John Reuter III. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
  10. Zohrahayati. 2013. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika
  11. 11,0 11,1 11,2 Subandi. 2009. Alat Bantu Mobilitas Untuk Tuna Netra Berbasis Elektronik. Yogyakarta: Jurnal Teknologi. Vol 2 No 1, Juni 2009
  12. Parmono, Iswanto. 2011. Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter. Jakarta: J.Oto.Ktrl.Inst (J. Auto.Ctrl.Inst) Vol 3 (2), 2011
  13. 13,0 13,1 13,2 13,3 Kadir, Abdul. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler Dan Pemrogramannnya Menggunakan Arduino. Andi: Yogyakarta.
  14. 14,0 14,1 Widodo. 2010. Embedded System Menggunakan Mikrokontroler Dan Pemrogaman C. Yogyakarta: Penerbit Andi
  15. 15,0 15,1 15,2 Syahwill, Mohammad.Panduan Mudah Simulasi dan Praktik Mikrokontroler Arduino. 2013. CV. Andi Offset : Yogyakarta
  16. 16,0 16,1 16,2 16,3 16,4 16,5 Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta
  17. Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.
  18. R, Raco. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Grasindo: Jakarta.
  19. Sudarto, Ferry.M.Firman.Adi Atma, Sugeng. 2013. Tongkat Ultrasonik untuk Tunanetra sebagai Deteksi Jarak Benda dengan Output Suara. Informatic Technique Journal: Medan.
  20. Muji Rahayu, Titik. 2010. Perancangan Dan Pembuatan Penunjuk Arah Serta Deteksi Jarak Benda Untuk Tunanetra Dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler. Jurnal UIN: Malang.
  21. Fuadah Ditafrihil, Dita. Sanjaya, Mada WS.Ph.D. 2013. Monitoring dan Kontrol Level Ketinggian Air dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino. Jurnal Sains Fisika UIN Sunan Gunang Djati: Bandung.
  22. Budiarto, Yoppy Bagus. 2012. Pengukur Tinggi Badan Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Jurnal Universitas Gunadarma: Jakarta.
  23. A. Ejah Umraeni Salam. Cristophorus Yohannes. 2011. Pengukur Tinggi Badan Dengan Detektor Ultrasonik. Jurnal Universitas Hasanuddin: Makassar.
  24. Setiawan, Edi. 2011. Alat Ukur Tinggi Badan Digital Menggunakan Ultrasonic Berbasis Mikrokontroler atmega16 Dengan Tampilan LCD. Skripsi Universitas Muhammadiyah: Surakarta.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1. Surat Pengantar Skripsi
A.2. Surat Penugasan Kerja
A.3. Form Validasi Skripsi
A.4. KSTF (Kartu Studi Tetap Final)
A.5. Daftar Nilai
A.6. Kartu Bimbingan Skripsi (Pembimbing I)
A.7. Kartu Bimbingan Skripsi (Pembimbing II)
A.8. Form Seminar Proposal Skripsi
A.9. Form Final Presentasi Skripsi
A.10. Form Pendaftaran Sidang Skripsi
A.11. Form Validasi Sidang Akademik
A.12. Kwitansi Pembayaran Skripsi
A.13. Kwitansi Pembayaran Sidang Skripsi
A.14. Kwitansi Pembayaran Raharja Career
A.15. Kwitansi Pembayaran Poster Session Skripsi
A.16. Kwitansi Pembayaran Wisuda
A.17. Sertifikat Prospek (Piagam Pengukuhan)
A.18. Sertifikat TOEFL
A.19. Sertifikat IT Internasional
A.20. Sertifikat IT Nasional
A.21. Sertifikat Tri Dharma (Operator iDuHelp!)
A.22. Sertifikat Raharja Career
A.23. CV (Curriculum Vitae)

   

Lampiran B

B.1. Bukti Uraian Pekerjaan
B.2. Rencana Pertemuan Dengan Stakeholder
B.4. Bukti Wawancara

   

Lampiran C

C.1.
C.2.
C.3.
C.4.
C.5.
C.6.

 

Contributors

Rendra22