SI0931462775: Perbedaan revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
(→Konsep Dasar Monitoring) |
(→Konsep DasarTesting) |
||
Baris 1.172: | Baris 1.172: | ||
===Konsep Dasar''Testing''=== | ===Konsep Dasar''Testing''=== | ||
− | + | <div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2" ><b> | |
+ | 1. Definisi ''Testing''</b></p></div> | ||
+ | <div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut Desai dan Abhishek (2012:43). “Pengujian adalah kegiatan yang dilakukan selama siklus hidup perangkat lunakuntuk memvalidasidan memverifikasi bahwa perangkat lunak yang dikembangkanmemenuhi harapan yang ditetapkan di awal.” | ||
+ | </P></div> | ||
+ | <div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut Simarmata (2010:301), “Pengujianadalah proses eksekusi suatu program untuk menentukan kesalahan”. </P></div> | ||
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2"> | <div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2"> | ||
− | + | Menurut Rizky(2011:237), “Testing adalah sebuahproses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dariproses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitasdari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakatidari awal”. | |
− | Menurut | + | |
</P></div> | </P></div> | ||
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2"> | <div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2"> | ||
+ | Dari beberapa definisi di atas, makadapat disimpulkan pengujian atau testing adalah proses eksekusi selama siklus hiduppengembangan perangkat lunak secaraterintegrasi untuk memvalidasi danmemverifikasi guna menentukan kesalahandanmemenuhi harapan yang telahdisepakati di awal.</P></div> | ||
− | + | <div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2" ><b> | |
+ | 2. Tahapan ''Testing''</b></p></div> | ||
+ | <div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2"> | ||
+ | Menurut Rizky(2011:237), Detail tahapan yang harus dilampauidalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudutpandang testing perangkat lunak adalah:<br>1.Verifikasi<br> | ||
+ | Verifikasi adalah proses pemeriksaan untukmemastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukandari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.<br>2.Validasi <br>Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.Definisi dari standart yang harus dipenuhi olehkebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari ''failure'', ''fault'', dan error serta ''incident'' dijelaskan dalam detail berikut:<br>3.''Failure'' <br>''Failure'' adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yangseharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.<br>4.''Fault''<br>''Fault'' adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.<br>5. ''Error'' <br>Error adalah akibat dari adanya faultatau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.<br>6. ''Incident'' <br>Incidentatau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadiakibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksidalam proses pengembangan perangkat lunak. | ||
− | <div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2"> | + | <div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2" ><b> |
+ | 3.Acuan dan Pengukuran ''Testing''</b></p></div> | ||
+ | <div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut Rizky(2011:256), “Acuan ''testing'' adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkanpengukuran ''testing'' adalah aktivitasuntuk menentukan keluaran ''testing'' berdasarkanacuan yang telah ditetapkan dalam proses ''testing''”.</P></div> | ||
− | |||
− | |||
− | |||
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2"> | <div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2"> | ||
− | + | Menurut Rizky (2011:259), Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapattersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:<br>1.Waktu <br>Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun,bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.<br>2.Biaya <br>Dalam ''testing''juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umumini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksakembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.<br>3.Kinerja ''Testing'' <br>Yang dimaksud dengankinerja testing adalah efektivitasdan efiensi dalam pelaksanaan testing.Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dariproses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimanamestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak,atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkatlunak.<br>4.Kerusakan <br>Seperti yang telahdijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses ''testing'' tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersamauntuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yangditemukan pada saat proses ''testing'' tetapmenjadi acuan dari pelaksanaan ''testing'' tersebut.Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikanterlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif. | |
| | ||
Revisi per 22 September 2015 07.22
SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SEKOLAH
MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS
ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG
Disusun Oleh:
NIM |
: 0931462775
|
NAMA |
JURUSAN SISTEM KOMPUTER
KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM
(STMIK) RAHARJA
(2014/2015)
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SEKOLAH
MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS
ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG
Disusun Oleh :
NIM |
: 0931462775
|
Nama |
|
Jenjang Studi |
: Strata Satu
|
Jurusan |
|
Konsentrasi |
Disahkan Oleh :
Tangerang,....2015
Ketua |
Kepala Jurusan
| ||||
Jurusan Sistem Komputer
| |||||
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I) |
(Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd)
| ||||
NIP : 000594 |
NID : 10001
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SEKOLAH
MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS
ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG
Dibuat Oleh :
NIM |
: 0931462775
|
Nama |
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Komputer
Konsentrasi Computer System
Tahun Akademik 2014/2015
Disetujui Oleh :
Tangerang,....2015
Pembimbing I |
Pembimbing II
| |||||
(Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd) |
(Nurlaila Suci Rahayu Rais, Dra.,M.M.,M.H) |
|||||
NID : 10001 |
NID :
02013
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SEKOLAH
MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS
ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG
Dibuat Oleh :
NIM |
: 0931462775
|
Nama |
Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian
Komprehensif
Jurusan Sistem Komputer
Konsentrasi Computer System
Tahun Akademik 2014/2015
Disetujui Penguji :
Tangerang,....2015
Ketua Penguji |
Penguji I |
Penguji II
| ||
(---) |
(---) |
(---)
| ||
NID : --- |
NID : --- |
NID : ---
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI
SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SEKOLAH
MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS
ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG
Dibuat Oleh :
NIM |
: 0931462775
|
Nama |
|
Jenjang Studi |
: Strata Satu
|
Jurusan |
|
Konsentrasi |
Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sangksi jika pernyataan diatas tidak benar.
Tangerang,... 2015
NIM : 0931462775
|
)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;
ABSTRAK
Ruangan kepala sekolah adalah suatu tempat dimana terdapat orang-orang yang salingberkepentingan akan bertemu dan berbincang baik untuk keperluan pekerjaan atausekedar menyampaikan informasi tentang sekolah. Banyaknya orang yang memasuki ruangantersebut tidak dapat diketahui berapa lama dan kapan orang tersebut beradadidalam ruangan tersebut. Dan tidak jarang pula seseorang pegawai sekolahmemasuki ruangan kepala sekolah pada saat kepala sekolah tidak berada padaruangan tersebut. Pentingnya pengawasan lebih terhadap ruangan kepala sekolahitu sangat penting. Peran seorang penjaga sangat diandalkan dalam halpengawasan ruangan tersebut, dan tidak sepenuhnya seorang penjaga bisa melihatsecara terus menerus apakah ada orang atau tidak dalam ruangan kepala sekolahtersebut. Seiring makin berkembangnya ilmu pada bidang sains dan teknologisemakin banyak pula sistem yang dapatdigunakan untuk mengendalikan sesuatu yang bersifat perangkat hardware maupunsoftware dan yang mulai dikembangkan untuk diterapkan. Dengan memamanfaat suatusistem yang dapat dibuat dengan arduino, maka dapat dibuat sistem monitoringruangan yang dapat ditampilkan dalam sebuah interface visual basic.net.aplikasi visual basic.net adalah sebuah software yang dapat dirancang untukarduino dan dengan memanfaatkan database sql server 2008 sebagai tempatpenyimpanan database atau history ketika pada saat sensor gerak (PIR)mendeteksi seseorang yang berada didalam ruangan kepala sekolah tersebut, danproses-proses yang dilakukan oleh arduino secara otomatis akan tersimpandidalam suatu database.
Kata kunci : Arduino, Visual Basic.Net, Sensor gerak (PIR),SQL Server 2008
Bismillahirrahmanirrahiim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Laporan ini disajikan dalam bentuk buku. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah "SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SEKOLAH MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG".
Laporan ini merupakan salah satu syarat yang ditempuh oleh mahasiswa sebelum melaksanakan Skripsi dalam jenjang Sarjana jurusan Sistem Komputer pada Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan sumber literature yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya Skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
- Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
- Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
- Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer dan selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan Skripsi ini.
- Ibu Nurlaila Suci Rahayu Rais, Dra.,M.M.,M.H. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
- Bapak Wawan Hermawan, M.M. sekalu Stakeholder dalam dilakukannya skripsi ini.
- Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
- Kedua orang tua, Adik dan semua saudara dalam keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
- Sahabat HIMASIKOM, The Pillars (Muhammad Fazri, Husni),Alumni dan semua pihak yang telah membantu penulis selama ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penyusun untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.
Tangerang, ... 2015 | |
Febbie Damarriono Rendra Gunarso | |
NIM. 0931462775 |
Daftar isi
- 1 BAB I
- 2 BAB II
- 2.1 Teori Umum
- 2.2 Teori Khusus
- 2.2.1 Mikrokontroler
- 2.2.2 Operating Sistem Android
- 2.2.3 Konsep Dasar Bluetooth
- 2.2.4 Bahasa Pemrograman
- 2.2.5 Klasifikasi Bahasa Pemrograman
- 2.2.6 Bahasa Pemrograman BASCOM-AVR
- 2.2.7 Gelombang Ultrasonik
- 2.2.8 Komponen Elektronika dan Instrumentasi
- 2.2.9 Konsep Dasar Relay
- 2.2.10 Requirement Elicitation
- 2.2.11 Konsep Dasar Literature Review
- 2.3 Literature Review (Studi Pustaka)
- 3 BAB III
- 4 BAB IV
- 5 BAB V
- 6 DAFTAR PUSTAKA
- 7 DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SIMBOL
DAFTAR SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)
DAFTAR SIMBOL ELEKTRONIKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
Latar Belakang
Saat iniperalatan dirancang sedemikian rupa agar semakin efisien dan mempermudahpekerjaan manusia dan banyak diantaranya yang dirancang secara praktis dapatbekerja tanpa harus diberikan intruksi atau pengontrolan manual secaraterus-menerus oleh manusia.
Secara umum penggunaan sistem yang dapat memonitoring ruang kepalasekolah itu sangat penting agar dapat dengan segera diketahui apakah adaseseorang yang masuk atau tidak. Ketika pada saat seseorang yang hendak memasukiruang kepala sekolah harus terlebih dahulu memberikan informasi kepada penjaga agard, dan jika seseorang masuk tampa pat diketahui siapa saja yang memasukiruangan kepala sekolah tersebut. Dan ketika ada seseorang yang memasuki ruangankepala sekolah tampa ijin maka alarm akan berbunyi ketika berada didalamruangan kepala sekolah artinya seseorang tersebut tidak berhak memasuki kpalasekolah tersebut, karena sistem yang digunakan untuk memonitoring tersebutdilengkapi dengan sensor gerak dan alarm yang dapat aktif ketika seseorang masuk tampa meminta ijinterlebih dahulu pada seorang penjaga ketika ruangan tersebut tidak ada kepalasekolah, penggunaan sistem ini dimaksudkan agar tidak sembarang orang yangmemasukinya.
Dalam penerapan sistem ini dapatdiketahui kapan seseorang memasuki ruangan tersebut, karena alat ini dilengkapi dengan sensor gerak yangdapat mendeteksi seseorang ketika memasuki ruangan tersebut. Dan pada saatseseorang sudah berada didalam ruangan tersebut maka pada aplikasi yangdigunakan sebagai interface akan ada umpan balik yang diberikan oleh sistemmikrokontroler sehingga akan menjadisuatu kesatuan sistem embedded. Adapun sistem yang dirancang dengan judul “SISTEM MONITORING RUANG KEPALA SSEKOLAH MENGGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS ARDUINO UNO DI SMPN 2 RAJEG”.
Rumusan Masalah
Berdasarkanlatar belakang di atas, maka permasalahan tersebut dapat dirumuskansebagai berikut:
- Bagaimana membuat prototype sistem yang dapat mendeteksi keberadaan orang didalam ruangan kepala sekolah?
- Bagaimana membuat sistem kontrol yang bisa dimanfaatkan secara efektif melalui sebuah interface?
- Apakah sistem mikrokontroler dan aplikasi dapat terhubung dan dikomunikasikan dan mempunyai database?
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkupyang akan dibahas dalam Skripsi ini adalah alat untuk mendeteksi keberadaanorang didalam ruangan kepala sekolah menggunakan interface visual basic .net berbasis arduino. Sebagai input pada alat ini adalah perintah yangberada pada tampilan visual basic .net dengan menekan tombol pada interfacevisual basic.net yang nantinya akan dibaca pada sebuah arduino yang di dalamsudah dirancang berbagai macam perintah, setelah perintah sudah dibaca oleh arduinomaka akan ada sebuah proses yang akan dijalankan berdasarkan perintah yang di-input baik untuk mengetahui apakahsedang ada orang atau tidak didalam ruangan kepala sekolah tersebut.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Tujuan individual
- Sebagai syarat untuk lulusjenjang sarjana.
- Mengimplementasikan ilmu yangpenulis dapat selama perkuliahan .
2. Tujuan Fungsional
Menerapkan sistem pendeteksikeberadaan orang secara otomatis yang dapat ditampilkan pada sebuah interface.
Dapat diketahui apakah didalam ruangankepala sekolah tersebut terdapat orang atau tidak.
Mempermudah dalam proses pengecekanterhadap ruangan kepala sekolah tersebut.
3. Tujuan Operasional
- Agar dapat memberikan pengetahuanyang lebih luas khususnya dibidang teknologi.
- Agar penjaga tidak perlu lagi untukmengecek kedalam ruangan kpala sekolah tersebut.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini ialah :
1. Manfaat Individu
Dapat mengembangkan ilmu yangpenulis dapatkan selama di bangku perkuliahan.
Memberika kepuasan karena dapatmenciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi sekolah.
Memberikan terobosan baru pada pihak-pihakyang berkarya dalam bidang sains dan teknologi.
2. Manfaat Fungsional
- Bentuk apresiasi dan kontribusidalam perkembangan teknologi informasi dan elektronika.
- Dapat mengurangi keterlambatanwaktu pada saat melakukan pengecekan terhadap ruangan kepala sekolah tersebut.
2. Manfaat Operasional
- Dapat menghemat waktu dan tenagadalam melakukan pengecekan.
- Dapat meningkatkan pengetahuandalam mengoperasikan alat ini dan juga dapat memperluas wawasan dalam bidangilmu elektronika.
Metode Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Untuk medapatkan data yang diperlukan dalamlaporan Skripsi ini, digunakan metode sebagai berikut:
-
Metode Pengamatan (Observasi Research)
Penelitian dilakukan selama kuranglebih 1 (satu) bulan terhadap sistem yang sedang berjalan saat itu, penulismengamati sumber dan pengolahan data dari para petugas yang melakukanpengecekan terhadap ruangan kepala sekolah tersebut serta mengumpulkan dari bagian-bagianyang berhubungan dengan data yang dibutuhkan oleh penulis, yaitu data tentangberapa kali dalam sehari ruangan kepala sekolah tersebut dimasuki oleh pegawaiataupun guru.
-
Metode Wawancara (Interview Research)
Dalam hal inipenulis melakukan wawancara dengan petugas agar memperoleh data yang jelas danakurat. Dari hasil wawancara tersebut yang dikeluhkan oleh petugas adalah dalamproses pengecekan ruangan kepala skolah, pernah terjadi pada petugas lalainyadalam melakukan pengecekan sehingga banyak waktu yang terbuang dan tidakdigunakan semestinya.
-
Metode Studi Pustaka (Library Research)
Studipustaka adalah metode untuk mendapatkan informasi dan data dari beberapa sumber(literature) atau buku yangdiperlukan untuk kebutuhan penganalisaan dan perancangan sistem baru yang diusulkan.
Metode Analisa
Pada metode ini penulis menggunakan SWOT (Strategis, Weakness, Opportunities, Threatment). Alasan penulismenggunakan metode analisa ini adalah dalam eksperimen yang penulis lakukan di SMP Negeri 2 Rajeg sangatmemerlukan suatu perencanaan strategis serta struktur sasaran atau tujuan yangsaling mendukung.
Metode Perancangan
Untukmetode perancangan yang diusulkan ini, penulis menggunakan Flowchart. Alasan penulis memilih metode perancangan flowchart ini adalah dalam metodeperancangan program sebelumnya penulis menggunakan flowchart, sehingga dalam metode perancangan ini penulismenggunakan metode yang sama agar dapat saling berhubungan dan tidak ada yangberubah dari sistem yang berjalan sampai perancangan sistem yang akandiusulkan, hanya saja ada perubahan atas sistem yang akan diusulkan, namuntidak akan merubah konsep kerja pada sistem yang sedang berjalan. Untuk perancangan alat, penulis menggunakan Sistem Flowchart, dan untuk perancanganprogram, penulis menggunakan FlowchartProgram.
Metode Prototipe
Prototype model yang penulis gunakan yaitu Throw-away.Prototype di buat dan di tes. Pengelaman yang diperoleh dari pembuatanprototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai). Alasanpenulis menggunakan metode ini adalah karena memiliki suatu tujuan utamanyayaitu kegagalan dalam mendefinisikan masalah antara user dan developer dapatdikenali dari awal serta proses testing dan perbaikan dapat dilakukan secaraterus menerus sehingga mengurangi tingkat kegagalan produk.
Metode Testing
Padametode testing ini penulis menggunakan BlackBox pada sistem yang akan penulis bangun, dalam fungsinya Black Box testing digunakan untukmenemukan hal-hal yang fungsinya tidak benar atau tidak ada dan kesalahan padaperfomansi (performance errors).Karena uji coba black-box memungkinkaneksperimen software untuk membuathimpunan kondisi input yang akanmelatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.
Sistematika Penulisan
Untukmemahami lebih jelas tentang penulisan penilitian ini, maka dikelompokkanmateri penulisan menjadi 5 (lima) bab yang masing- masing saling berkaitanantara bab satu dengan yang lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh,yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentanguraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, ruanglingkup, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikanbeberapa definisi dari teori-teori pendukung analisa dan teori-teori lainnyayang digunakan untuk mendukung penelitian serta literature review.
BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Bab ini berisikantentang gambaran umum objek yang diteliti meliputi sejarah singkat, wewenangdan tanggung jawab, permasalahan yang dihadapi, dll.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini berisitentang rancangan sistem yang akan diusulkan berupa elisitasi, tampilan interface dan implementasi sistem.
BAB V PENUTUP
Padabab ini dikemukakan kesimpulan dari hasil analisis dan perancangan yang telahdilakukan dan saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga tujuan danmanfaat dari penulisan ini dapat disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
Teori Umum
Konsep Dasar Sistem
1. Definisi Sistem
Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, di antaranya:
Menurut Sutabri(2012:6)[1] “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama - sama untuk mencapai tujuan tertentu".
Menurut Hartono (2013:9)[2], “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara terorganisasi berdasar fungsi-fungsinya menjadi suatu kesatuan”.
Menurut Taufiq (2013:2)[3],“Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkansistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yangberfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Karakteristik Sistem
Menurut Sutabri (2012:13)[4], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. - Batas Sistem (Boundary System)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. - Lingkungan Luar Sistem (Environment System)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut. - Penghubung Sistem (Interface System)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan. - Masukan Sistem (Input System)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. - Pengolahan Sistem (Processing System)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen. - Keluaran Sistem (Output System)
Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain. - Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goals)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem
Sumber: Sutabri (2012:13)[4]
3. Klasifikasi Sistem
Menurut Sutabri (2012:15)[4] sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi tersebut di antaranya: sistem abstrak, sistem fisik, sistem tertentu, sistem tak tentu, sistem tertutup, dan sistem terbuka.
- Sistem Abstrak (Abstract System)
Sistem abstrak merupakan adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan. - Sistem Fisik (Physical System)
adalah sistem yang ada secara fisik. Contohnya sistem komputerisasi, sistem akuntansi, siste produksi, sistem pendidikan, sistem sekolah, dan lain sebagainya. - Sistem Tertentu (Deterministic System)
adalah sistem dengan operasi tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat di deteksi dengan pasti sehingga keluaranya dapat diramalkan. - Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsure probabilitas. - Sistem Tertutup (Closed System)
adalah sistem yang tidak dapat bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingungan. Sistem ini tidak berintraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan. - Sistem Terbuka (Open System)
lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Contohnya sistem perdagangan.
Menurut Taufiq (2013:5)[5], tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya. Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya. Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.
Menurut Sutabri (2012:27)[1], Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.
Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:
- Mengenali adanya kebutuhan
Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya. - Pembangunan sistem
Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. - Pemasangan sistem
Setalah tahap pembangunan sistem selesai,sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yan sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem. - Pengoperasian sistem
Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui. - Sistem menjadi usang
Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.
Sumber: Sutabri (2012:29)[1]
Gambar 2.2. Daur Hidup Sistem
Konsep Keamanan Sistem Informasi
1. Definisi Keamanan
Menurut Ibisa (2012:196), Tujuan dari pengamanan sistem informasi adalah untukmenyakinkan integritas, kelanjutan, dan kerahasiaan dari pengolahan data.Keuntungan dengan meminimalkan risiko harus diimbangi dengan biaya yangdikeluarkan untuk tujuan pengamanan ini. Oleh karena itu biaya untuk pengamananterhadap keamanan sistem komputer harus wajar.
Perusahaan harus dapat mengurangi risiko dan memelihara keamanan sistemkomputerisasi pada suatu tingkatan atau level yang dapat diterima. Reputasiorganisasi akan dinilai masyarakat apabila dapat diyakini oleh Integritas (Integrity) informasi, Kerahasiaan (Confisentiality) informasi danKetersediaan (Availability)informasi.
Dapat disimpulkan bahwa Keamanan Informasi adalah suatu upaya untukmengamankan aset informasi terhadap ancaman yang mungkin timbul. Sehinggakeamanan informasi secara tidak langsung dapat menjamin kontinuitas bisnis,mengurangi resiko-resiko yang terjadi, mengoptimalkan pengembalianinvestasi (return on investment).
2. Klasifikasi Informasi
Menurut Sutabri (2012:27)[4], informasi dalam menejemen diklasifikasikan sebagai berikut:
- Informasi Berdasarkan Persyaratan
Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut: - Informasi yang tepat waktu
Sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan. - Informasi yang relevan
Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang menajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian. - Informasi yang bernilai
Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan. - Informasi yang dapat dipercaya
Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis. - Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu
Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu: - Informasi masa lalu
Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage perlu disusun secara rapih dan teratur. - Informasi masa kini
Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang. - Informasi Berdasarkan Sasaran
Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:
- Informasi individual
Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya. - Informasi komunitas
Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu dimasyarakat.
Konsep Dasar Data
1. Definisi Data
Menurut Darmawan (2013:1)[6], “Data adalah fakta atau apa pun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi”.
Menurut Taufiq (2013:13)[3], “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.
2. Klasifikasi Data
Menurut Sutabri (2012:3)[7], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber:
- Klasifikasi data menurut jenis data:
- Data Hitung (enumeration/counting data)
Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu. - Data Ukur (measurement data)
Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu. - Klasifikasi data menurut sifat data:
- Data Kuantitatif (quantitative data)
Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan. - Data Kualitatif (qualitative data)
Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. - Klasifikasi data menurut sumber data:
- Data Internal (internal data)
Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain. - Data Eksternal (external data)
Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu:
a. Data Eksternal Primer (primary external data)
Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.
b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data).
Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.
3. Pengolahan Data
Menurut Sutabri (2012:6)[7] Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data. Pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:
- Penyimpanan Data (Data Storage)
Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Sebelum disimpan, suatu dta diberi kode menurut jenis kepentingannya. Peraturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah mencarinya. Pengkodean memegang peranan penting. Kode yang salah akan mengakibatkan data yang masuk ke dalam file juga salah yang selanjutnya akan mengakibatkan kesulitan dalam mencari data tersebut apabila diperlukan. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbnetuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha.Sistem yang umumnya dalam penyimpanan data (filing) ialah berdasarkan lembaga, perorangan, produksi, atau lain-lainnya, tergantung dari sifat organisasi yang bersangkutan. Kadang-kadang dijumpai kesulitan apabila menghadapi suatu data dalam bentuk surat, misalnya yang menyangkut ketiga klasifikasi tadi. Metode yang terbaik adalah referensi silang (cross reference) antara file yang satu dengan file yang lain. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: - File Induk (Master File)
File induk ini berisi data-data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. - File Transaksi (Detail File)
File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan. - Penanganan Data (Data Handling)
Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance).Pemilihan (sorting) dalam rangka kegiatan penanganan data mencakup peraturan ke dalam suatu urutan yang teratur, misalnya daftar pegawai menurut pangkatnya, dari pangkat yang tertinggi sampai terendah atau daftar pelanggan dengan menyusun namanya menurut abjad dan lain sebagainya. Peringkasan merupakan kegiatan lain dalam penanganan data. Ini mencakup keterangan pilihan, misalnya daftar pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada organisasi atau perusahaan lebih dari 10 tahun atau daftar pelanggan yang memesan beberapa hasil produksi sekaligus dan lain-lain.Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi. Kegiatan ini meliputi komplikasi tabel-tabel, statistik, ramalan mengenai perkembangan, dan lain sebagainya. Tujuan manipulasi ini adalah menyajikan informasi yang memadai mengenai apa yang terjadi pada waktu yang lampau guna menunjang manajemen, terutama membantu menyelidiki alternatif kegiatan mendatang. Jadi, hasil pengolahan data itu merupakan data untuk disimpan bagi pengunaan di waktu yang akan datang, yakni informasi yang akan disampaikan kepada yang memerlukan atau mengambil keputusan mengenai suatu hal.
Pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikan,dan lain sebagainya. Misalnya, dalam hubungan dengan file kepegawaian, sudah tentu sebuah organisasi, entah itu perusahaan atau jawatan, akan menambah pegawainya. Ini berarti ada tambahan data baru mengenai pegawai. Sementara itu, ada pula pegawai yang pensiun atau berhenti bekerja sehingga putus hubungan dengan organisasi. Dengan demikian, data mengenai pegawai yang bersangkutan akan dikeluarkan dari file tersebut. Tidak jarang pula harus dilakukan perubahan terhadap data seorang pegawai, misalnya kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, menikah, pindah alamat, dan lain sebagainya.
Konsep Dasar Analisa Sistem
1. Definisi Analisa Sistem
MenurutYakub (2012:142), “Analisa sistem dapatdiartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, denganmenganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (businessprosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencarisolusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencanaperusahaan (business plan”.
Menurut Henderi (2011:322)[8], “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.
Berdasarkan beberapapendapat yang telah dikemukakan Maka dapat disimpulkan bahwa Analisa sistemadalah tahap mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yangada pada suatu sistem, untuk memahami sistem yang ada.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sitem adalah suatu proses sistem yang secara umum digunakan sebagai landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi di dalam suatu sistem tertentu.
Menurut Taufiq (2013:159)[5], untuk melakukan analisis sistem, supaya hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.
Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa sistem Menurut Whitten L. Jeffery (2004) yang dijelaskan pada gambar dibawah ini:
Sumber: Taufiq (2013:160)[5]
Gambar 2.3. Langkah Analisis Sistem
- Definisi Lingkup
Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), fase survey (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase), komunikasi (communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan. - Analisis Masalah
Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan.
Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya. - Analisis Persyaratan
Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternatif, khususnya solusi teknis. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem.” Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sitem yang baru. - Desain Logic
Tidak semua proyek mencakup pengembangan model-driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya. - Analisa Kebutuhan
Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah unutk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hamper selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.
3. Tahap-tahap Analisa Sistem
Menurut Murad (2013:51), tahap analisis merupakan tahap dalam mencariinformasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukanmetode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangansistem serta user requirement. Selainitu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisabagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.
Menurut Sutabri (2012:52), proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakansuatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunanalternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yangbaru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi.
Menurut Sutabri (2012:52), Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:
1.Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial didalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
2.Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkanbahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.
3.Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini,baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.
4.Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data danpembuatan laporan yang baru.
5.Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya sertaperumusan langkah dan kebijaksanaan.
Selamatahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dankomite pengarah terlibat dalam titik yang penting. MenurutSutabri (2012:52), Adapunlangkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagaiberikut:
a.Mengumumkan penelitian sistem Ketika perusahaan menerapkanaplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasamadari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegarawaimengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.
b.Mengorganisasikan tim proyek Tim proyek yang akan melakukan penelitiansistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai danbukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil,pemakai perlu berperan aktif daripada hanya pasif.
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi Analisis mempelajari kebutuhaninformasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulaninformasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.
d.Mendefinisikan kriteria kerja sistem Setelah kebutuhan informasi manajerdidefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apayang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.
e.Menyiapkan usulan rancangan Analisis sistem memberikan kesempatan bagimanajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk keduakalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagikeputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.
f.Menyiapkan usulan rancangan Analisis sistem memberikan kesempatan bagimanajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk keduakalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagikeputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.
Konsep Dasar Perancangan Sistem
1. Definisi Perancangan Sistem
Menurut Mahdiana dalam Sutabri (2011:37),[9] “PerancanganSistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistemyang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang diusulkan”.
MenurutSugianto dalam Zohrahayati (2013:28),[10] “Perancangan Sistem adalah suatukegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis.Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan perancangan suatusistem informasi berbasis computer”.
Berdasarkan uraian di atas perancangan sistemmerupakan merancang sistem secararinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada dan membuat desain teknisberdasarkan kegiatan pada waktu proses analis.
2. Tahap Perancangan Sistem
Menurut Sutabri (2012:113),tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Rancangan sistem secara umum Memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru.
b.Rancangan sistem secara rinci Dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem.
Menurut Sutabri (2012:114), Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistemini adalah sebagai berikut:
1.Melakukanevaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci danmenyeluruh dari masing-masing bentukinformasi yang akan dihasilkan.
2.Mempelajaridan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratursesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalampemrograman sistem serta fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.
3.Penyusunanperangkat lunak sistem yang berfungsi sebagai sarana pengolahan data dansekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.
4.Menyusunkriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehinggadapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadapaspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.
5.Penyusunanbuku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akandilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistemsehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yangbersangkutan.
Menurut Sutabri (2012:115), Adapun langkah-langkah umum yang harus dilakukan pada tahap rancangansistem adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkanrancangan sistem yang terperinci analisbekerja sama dengan pemakai mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alatyang dijelaskan dalam modul.
b. Mengindentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi system sekarang analis harus mengidentifikasikankonfigurasi (bukan merek atau model) peralatan komputer yang akan memberikanhasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.
c. Mengevaluasiberbagai alternatif konfigurasi system analisbekerjasama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yangdipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerjadengan kendala yang ada.
d.Memilihkonfigurasi yang terbaik analismengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatansehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai,analisa membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.
e.Memilihkonfigurasi yang terbaik analismengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatansehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai,analisa membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.
f.Menyetujuiatau menolak penerapan sistem keputusanuntuk terus pada tahap penerapan ini sangat penting karena usaha ini akansangat berpengaruh terhadap jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yangdiharapkan dari sistem melebihi biaya, penerapan akan disetujui.
3. Tujuan Perancangan Sistem
Menurut Darmawan (2012:228), Tujuan Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuanutama, yaitu:
a.Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
b.Untuk memberikan gambaran yangjelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahliteknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).
Konsep DasarTesting
1. Definisi Testing
Menurut Desai dan Abhishek (2012:43). “Pengujian adalah kegiatan yang dilakukan selama siklus hidup perangkat lunakuntuk memvalidasidan memverifikasi bahwa perangkat lunak yang dikembangkanmemenuhi harapan yang ditetapkan di awal.”
Menurut Simarmata (2010:301), “Pengujianadalah proses eksekusi suatu program untuk menentukan kesalahan”.
Menurut Rizky(2011:237), “Testing adalah sebuahproses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dariproses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitasdari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakatidari awal”.
Dari beberapa definisi di atas, makadapat disimpulkan pengujian atau testing adalah proses eksekusi selama siklus hiduppengembangan perangkat lunak secaraterintegrasi untuk memvalidasi danmemverifikasi guna menentukan kesalahandanmemenuhi harapan yang telahdisepakati di awal.
2. Tahapan Testing
Menurut Rizky(2011:237), Detail tahapan yang harus dilampauidalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudutpandang testing perangkat lunak adalah:
1.Verifikasi
Verifikasi adalah proses pemeriksaan untukmemastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukandari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.
2.Validasi
Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.Definisi dari standart yang harus dipenuhi olehkebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut:
3.Failure
Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yangseharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.
4.Fault
Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.
5. Error
Error adalah akibat dari adanya faultatau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.
6. Incident
Incidentatau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadiakibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksidalam proses pengembangan perangkat lunak.
Menurut Rizky (2011:259), Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapattersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:
1.Waktu
Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun,bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.
2.Biaya
Dalam testingjuga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umumini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksakembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.
3.Kinerja Testing
Yang dimaksud dengankinerja testing adalah efektivitasdan efiensi dalam pelaksanaan testing.Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dariproses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimanamestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak,atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkatlunak.
4.Kerusakan
Seperti yang telahdijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersamauntuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yangditemukan pada saat proses testing tetapmenjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut.Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikanterlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.
Konsep Dasar Prototipe
- Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)
Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual. - Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)
dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.
- Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
- Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.
- Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.
- Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.
<p style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: center;line-height: 2">Gambar 2.2 Pembuatan Prototipe Evolusioner</p>
Konsep Dasar Flowchart
- Flowchart Sistem (System Flowchart)
Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistemsecara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk sistem.
Flowchart sistem terdiri dari tiga data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator). - Flowchart Paperwork (Document Flowchart)
Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat atau disimpan. - Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standart, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripeheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
Flowchart Skemantik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh sesorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. - Flowchart Program (Program Flowchart)
Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan Flowchart Program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analisa sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi. - Flowchart Proses (Process Flowchart)
Flowchart Proses merupakan teknikmenggambarkan rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus. Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, Flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan.
Konsep Dasar Pengujian
- Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.
- Kesalahan interface
- Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
- Kesalahan performa
- kesalahan inisialisasi dan terminasi
- Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
- Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
- Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
- Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
- Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
- Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?
- Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
- Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.
- Menentukan output untuk suatu jenis input.
- Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.
- Melakukan pengujian.
- Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
- Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.
- Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
- Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
- Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
- Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.
- Sample Testing
- Robustness Testing
- Behavior Testing
- Performance Testing
- Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
- Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.
<p style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: center;line-height: 2">Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box </p>
- Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.
- desain, tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.
- Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error, dependensi, dan tambahan kode logika / aliran intern.
- Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.
- penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat.
- Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.
- Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal. Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).
- Decision (Branch) Coverage
- Condition Coverage
- Path Analysis
- Executive Time
- Algorithm Analysis
Teori Khusus
Mikrokontroler
- Penggerak pada mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman assembly dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian sistem menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem (bahasa assembly ini mudah dimengerti karena menggunakan bahasa assembly aplikasi dimana parameter input dan output langsung bisa diakses tanpa menggunakan banyak perintah). Desain bahasa assembly ini tidak menggunakan begitu banyak syarat penulisan bahasa pemrograman seperti huruf besar dan huruf kecil untuk bahasa assembly tetap diwajarkan.
- Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem.
- Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah instruksi atau program. Langkah-langkah untuk download komputer dengan mikrokontroler sangat mudah digunakan karena tidak menggunakan banyak perintah.
- Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.
- Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.
- Mikroprosessor: unit yang mengoreksi program dan mengatur jalur data, jalur alamat, dan jalur kendali perangkat-perangkat yang terhubung dengannya.
- ROM (Read Only Memory): memori untuk menyimpan program yang dieksekusi oleh mikroprosesor. Bersifat non volatile artinya dapat mempertahankan data didalamnya walapun tak ada sumber tegangan. Saat sistem berjalan memori ini bersifat read only (hanya bisa dibaca).
- RAM (Random Access Memory): memori untuk menyimpan data sementara yang diperlukan saat eksekusi program. Memori ini bisa digunakan untuk operasi baca tulis.
- Port I/O: Port Input/Output sebagai pintu masukan atau keluaran bagi mikrokontroler. Umumnya sebuah port bisa difungsikan sebagai port masukan atau port keluaran bergantung kontrol yang dipilih.
- Timer: pewaktu yang bersumber dari oscillator mikrokontroler atau sinyal masukan ke mikrokontroler. Program mikrokontroler bisa memanfaatkan timer untuk menghasilkan pewaktuan yang cukup akurat.
- EEPROM: memori untuk menyimpan data yang sifatnya non volatile.
- ADC: converter sinyal analog menjadi data digital.
- UART: sebagai antarmuka komunikasi serial asynchronous.
- Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relative lebih kecil daripada program-program pada PC.
- Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas
- Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi
- Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak
- Sistem minimal mikrokontroler
- Software pemrograman dan kompiler, serta downloader
- Prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri.
- Rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai dari awal.
- Rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU.
- Rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumber daya.
- RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak.
- Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.
- Keluarga MCS51
- AVR
- PIC
- Arduino
- ARM Cortex-M0
- 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.
- 32 x 8-bit register serba guna.
- Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
- 32 KB flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
- Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
- Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
- Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output.
- Master / Slave SPI Serial interface.
- ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.
- OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation).
- MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi SPI.
- Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).
- ADC6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data digital.
- I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck.
- USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.
- Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi.
- XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan external clock.
- T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer 0.
- AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.
Operating Sistem Android
- Kerangka aplikasi: itu memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia.
- Dalvik mesin virtual: mesin virtual dioptimalkan untuk perangkat telepon seluler.
- Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan pustaka OpenGL.
- SQLite: untuk penyimpanan data.
- Mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)
- GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, 4G dan WiFi (tergantung piranti keras)
- Kamera, Global Positioning System (GPS), kompas, NFC dan accelerometer (tergantung piranti keras)
<p style="line-height: 2">C. Versi Android</p>
Konsep Dasar Bluetooth
Bahasa Pemrograman
Klasifikasi Bahasa Pemrograman
- Bahasa Tingkat Tinggi (high level language)
- Perintah mirip dengan bahasa manusia, khususnya bahasa inggris.
- Mudah dimengerti
- Kemampuan untuk mengakses hardware secara langsung rendah
- Bahasa Tingkat Menengah (middle level language)
- Bahasa Tingkat Rendah (low level language)
Bahasa Pemrograman BASCOM-AVR
<p style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: center;line-height: 2">Tabel 2.2 Tipe-tipe Data dalam BASCOM-AVR</p>
- Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus berupa huruf.
- Tidak boleh mengandung karakter spasi. Tidak boleh mengandung symbol-simbol khusus, kecuali garis bawah (underscore). Yang termasuk simbol khusus yang tidak boleh digunakan adalah $ ? % # ! & * , ( ) - + = @ .
- Panjang sebuah nama variabel hanya 32 karakter.
- Operator Aritmatika
- Operator relasi
- Operator logika
- Operator fungsi
Gelombang Ultrasonik
- Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik.
- Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal / gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 344 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.
- Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya.
Komponen Elektronika dan Instrumentasi
- Sensor Kedekatan (Proximity)
- Sensor Magnet
- Sensor Ultrasonik
- Sensor Efek-Hall
- Sensor Sinar
- Sensor Tekanan
- Sensor Suhu
- Thermocouple (T/C)
- Resistance Temperature Detector (RTD)
- Termistor
- IC Sensor
- Sensor Kecepatan (RPM)
- Sensor Penyandi (encoder)
- Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar.
- Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja yang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.
- Memiliki dua terminal seperti halnya resistor.
- Arus yang mengalir tergantung pada beda potensial antara kedua terminal.
- Tidak mematuhi hukum OHM.
- Sebagai pembagi arus
- Sebagai penurun tegangan
- Sebagai pembagi tegangan
- Sebagai penghambat aliran arus listrik, dll
- Fixed Resistor, yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.
- Variable Resistor, yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah.
- Resistor Non Li nier, yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya.
- Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut.
- Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor tersebut.
- Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai dayanya dibandingkan resistor dari bahan karbon.
<p style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: center;line-height: 2">Tabel 2.5 Cara Menghitung Nilai Resistor</p>
- Untuk 4 warna : pita 1 = hijau, pita 2 = Biru, pita 3 = kuning, pita 4 = perak Nilai resistansinya : 56 x 10 k0= 560 kQ, toleransi +/- 10
- Untuk 5 Warna : pita 1 = merah, pita 2 = oranye, pita 3 = ungu, pita 4 = hitam, dan pita 5 = cokelat Nilai resistansinya : 237 x 1 Q = 237 Q, toleransi +/- 1
Konsep Dasar Relay
- Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.
- Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.
- Kumparan elektromagnet
- Saklar atau kontaktor
- Swing Armatur
- Spring (Pegas)
- Relay sebagai kontrol ON/OF beban dengan sumber tegang berbeda.
- Relay sebagai selektor atau pemilih hubungan.
- Relay sebagai eksekutor rangkaian delay (tunda).
- Relay sebagai protektor atau pemutus arus pada kondisi tertentu.
<p style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: center;line-height: 2">Gambar 2.33 Relay Kaki 8</p>
Requirement Elicitation
- Unambiguous (tidak ambigu)
- Complete (lengkap)
- Consistent (konsisten)
- Modifiable (dapat diubah)
- Traceable (dapat dilacak)
- Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance
- Functional requirements
Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya ayang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. - Nonfunctional requirements
Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior, response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second. - Constraints (psudo requirement)
Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.
- Tahap I
Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara. - Tahap II
Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem. - Tahap III
Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu: - T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.
- O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
- E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.
- High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
- Middle (M) : Mampu dikerjakan.
- Low (L) : Mudah dikerjakan.
- Final Draft Elisitasi
Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.
Konsep Dasar Literature Review
- <p style="line-height: 2"> Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.</p>
- <p style="line-height: 2">Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.</p>
- <p style="line-height: 2">Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.</li>
Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.
- Penelitian Dasar
Penelitian dasar (basic research) disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research). Penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik. - Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. - Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi (evaluation research) fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja; sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga. - Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya. - Penelitian Prediktif
Penelitian prediktif (predictive research). Studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. - Penelitian Improftif
Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan, atau menyempurnakan keadaan, kegiatan, atau pelaksanaan suatu program. - Penelitian Eksplanatif
Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan. - Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat. - Penelitian Ex Post Facto
Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variable-variabel. - Penelitian Partisipatori
Bonnie J. Cain, penulis buku Parsticipatory Research;Research with Historical Consciousness, mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi. - Penelitian dan Pengembangan
Metode penelitian dan pengmebangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut. - Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Ferry Sudarto, M.Firman dan Sugeng Adi Atma (2013) [35] berjudul Tongkat Ultrasonik untuk Tunanetra sebagai Deteksi Jarak Benda dengan Output Suara ini diusulkan untuk merancang tongkat ultrasonik untuk tunanetra dengan menggunakan teknologi berbasis mikrokontroler yang dapat mendeteksi keberadaan suatu objek. Untuk bisa mendeteksi jarak benda, tongkat ultrasonik dilengkapi oleh berbagai modul diantaranya adalah sensor Ultrasonik D-Sonar untuk mengukur jarak pengguna dengan benda didepannya, mikrokontroler AT89S51 sebagai memori program, dan ISD 2590 sebagai perekam suara untuk output. Gelombang ultrasonik ini akan dipancarkan dan sinyal yang mengenai suatu objek sebagian akan dipantulkan kembali. Sinyal pantul akan diterima oleh suatu penerima untuk kemudian diolah oleh mikrokontroler. Mikrokontroler akan mengontrol dan mengolahnya, sehingga dapat dihasilkan suatu output berupa suara. Dan sebagai pencatu tegangan untuk semua rangkaian digunakan battery.
- Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Titik Muji Rahayu (2010) [36] berjudul Perancangan Dan Pembuatan Penunjuk Arah Serta Deteksi Jarak Benda Untuk Tunanetra Dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler ini diusulkan untuk merancang dan membuat alat penunjuk arah serta mendeteksi jarak benda untuk penderita tunanetra dengan menggunakan output suara berbasis mikrokontroler. Perancangan alat ini memanfaatkan teori tentang mata angin dan kecepatan gelombang bunyi di udara. Perancangan ini melalui dua tahap, yaitu tahap perancangan hardware dan software. Hardware yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah kompas digital HM55B untuk menentukan arah mata angin, sensor Ultrasonik D-Sonar untuk mengukur jarak pengguna dengan benda di depannya, mikrokontroler AT89S51 sebagai memori program, dan ISD 2590 sebagai perekam suara untuk output. Software pada alat ini menggunakan bahasa pemrograman Assembler. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dan dicari simpangannya. Pada perangkat penunjuk arah HM55B diperoleh simpangan rata-rata sebesar 3,65% dengan taraf ketelitian 96,35% dan pada perangkat pendeteksi jarak benda kesalahan relatifnya sebesar 1,92% dengan taraf ketelitan 98,08%.
- Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Dita Ditafrihil Fuadah dan Mada Sanjaya WS.Ph.D. (2013) [37] berjudul Monitoring dan Kontrol Level Ketinggian Air dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino Sensor ultrasonik adalah sensor pengukur jarak dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Sensor HY-SRF05 merupakan sensor ultrasonik yang mampu mengukur jarak dari 2cm sampai 450cm. Keluaran sensor ini memungkinkan membaca perubahan jarak pada ketinggian air menggunakan gelombang ultrasonik berbasis Arduino Uno dan dengan interfacing pada Matlab. Pengujian menggunakan bejana bulat denga ketinggian 10cm.
- Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Yoppy Bagus Budiarto (2012) [38] berjudul Pengukur Tinggi Badan Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler AT89S51 ini diusulkan untuk merangkaian Pengukur Tinggi Badan Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Adapun rangkaian ini terdiari dari beberapa blok rangkaian. Diantaranya adalah, power supply dengan keluaran sebasar 5 V, blok sensor dengan menggunakan modul sensor Ultrasonik PING, bagian control yang menggunakan mikrokontroler AT89S51, serta output yang berupa Liquid Crystal Display (LCD). Sebuah sensor PING Ultrasonik akan mendeteksi benda di sekitar sensor. Pemancar Sensor akan mengirimkan gelombang ultrasonik. Jika gelombang ultrasonik memantul kembali ke penerima, berarti ada objek di sekitar sensor. Mikrokontroler akan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menerima gelombang ultrasonik dan menentukan jarak antara sensor dengan lantai. Jarak dapat dibaca dari Liquid Crystal Display (LCD). Setelah dirakit dan diuji, perangkat ini bekerja dengan baik. Perangkat ini dapat mendeteksi objek sampai dengan jarak 255 Cm dari sensor.
- Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh A. Ejah Umraeni Salam & Cristophorus Yohannes Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (2011) [39] berjudul Pengukur Tinggi Badan Dengan Detektor Ultrasonik. Penelitian ini membahas tentang pembuatan alat untuk mengukur tinggi badan dengan memanfaatkan sensor ultrasonik. Sensor ultrasonik ini mengirimkan pulsa ultrasonik yang apabila mengenai suatu objek maka pulsa tersebut akan memantul dan diterima kembali oleh receiver sensor tersebut. Output dari sensor ultrasonik ini kemudian akan diolah dengan menggunakan mikrokontroller ATmega8535 kemudian diolah menjadi data dan data tersebut dapat dibaca dengan menggunakan alat display berupa LCD. Pengukur tinggi badan ini menggunakan pemrograman bahasa C yang berfungsi untuk mengolah dan menata sistem kerja rangkaian mikrokontroller ATmega8535 dan rangkaian sensor ultrasonik agar bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
- Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Edi Setiawan (2011) [40] berjudul Alat Ukur Tinggi Badan Digital Menggunakan Ultrasonic Berbasis Mikrokontroleratmega16 Dengan Tampilan LCD. Penelitian ini membahas tentang pembuatan alat pengukur tinggi badan dengan menggunakan sensor ultrasonic untuk mengitung data dari obyek yang diterima. Sensor ini memiliki ketelitian membaca adanya obyek yaitu 2 - 3 em, sedangkan jarak maksimal yang dapat diterima sensor adalah 300 em, sedangkan pada perancangan ini konstruksi alat yang dibuat yaitu dengan tinggi 200 em tinggi maksimalnya. Sebagai pusat kendali dari alat ukur ini menggunakan Mikrokontroler ATmega16 yang diprogram dengan menggunakan bahasa C++. Sehingga didapat sebuah alat ukur tinggi badan yang mampu mengukur sebuah obyek dengan ketelitian sensor untuk membaca data yaitu 197 em tinggi maksimal dan tinggi minimalnya yaitu 110 em. Hanya saja sistem ini masih memiliki tingkat kesalahan total rata-rata sebesar 0.37% yang dipengaruhi oleh kontruksi alatanya maupun kesalahan dari sensor ultrasonic dalam pengambilan data. Keunggulan dari alat ini yaitu sudah menggunkan teknologi sekarang yaitu mikrokontroler dan sensor, sedangkan untuk tampilan hasil pengukuranya sudah digital yaitu dengan menggunakan LCD. Sedangkan kekurangan dari alat ini yaitu dalam kontruksi alatnya dan pembacaan sensornya, sehingga hasil yang diperoleh dari pengukuran masih mengalami kesalahan.
Penerimaan guru di seleksi.
Penerimaan siswa di seleksi.
Diupayakan siswa yang tamat bisa masuk SMP Negeri sehingga dilakukan berbagai upaya pengayaan materi yang akan di UN-kan.
Pada tahun ke 3 Yayasan memprogramkan kelas 3 ada pelajaran Bahasa Inggris.
30 menit sebelum jam belajar diadakan tadarus Alquran.
Diharapkan siswa mampu menghafal Juz 30, juz 29 dan Yasin.
- Mewujudkan sekolah Al Istiqomah sebagai sekolah unggulan.
- Mewujudkan pendidikan seimbang antara IMTAQ dan IPTEK.
- Menyebarluaskan pendidikan berkualitas yang dijiwai nilai-nilai Islam.
- Mengembangkan bakat dan kreativitas siswa agar berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia.
- Terwujudnya pendidikan yang semakin berkualitas dalam ilmu pendidikan Agama Islam dan juga pendidikan umum.
- Mengembangkan bakat dan kreativitas siswa agar berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia.
- Dengan konsep Pendidikan Islam Terpadu, diharapkan dapat mengahasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dalam IMTAQ dan IPTEK.
- Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
- Menyusun perencanaan
- Mengorganisir kegiatan
- Mengarahkan kegiatan
- Mengkoordinir kegiatan
- Melaksanakan pengawasan
- Melakukan evaluasi setiap kegiatan
- Menentukan kebijaksanaan
- Mengadakan rapat
- Mengambil keputusan
- Mengatur proses belajar mengajar
- Mengatur administrasi :
- Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat
- Perencanaan
- Pengorganisasian
- Pengarahan
- Pengkoordinasian
- Pengawasan
- Kurikulum
- Kesiswaan
- Perkantoran
- Kepegawaian
- Perlengkapan
- Keuangan
- Perpustakaan
- Kegiatan belajar mengajar
- Kegiatan bimbingan dan penyuluhan
- Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler
- Kegiatan ketatausahaan
- Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha
- Tugas Pokok dan Fungsi Wakil Kepala Sekolah
- Membantu tugas Kepala Sekolah sesuai dengan tugas bidangnya
- Mewakili Kepala Sekolah bila berhalangan
- Menyusun program pengajaran (Program Tahunan dan Semester)
- Menyusun Kalender Pendidikan
- Menyusun SK pembagian tugas mengajar guru dan tugas tambahan lainnya
- Menyusun jadwal pelajaran
- Menyusun Program dan jadwal Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah / Nasional
- Menyusun kriteria dan persyaratan siswa untuk naik kelas/tidak Serta lulus/tidak siswa yang mengikuti ujian
- Menyusun jadwal penerimaan buku laporan pendidikan (Raport) dan penerimaan STTB/Ijasah dan STK
- Menyediakan silabus seluruh mata pelajaran dan contoh format RPP
- Menyediakan agenda kelas, agenda piket, surat izin masuk/keluar, agenda guru (yang berisi: jadwal pelajaran, kontrak belajar dengan siswa, absensi siswa, form catatan pertemuan dan materi guru, daftar nilai, dan form home visit) Penyusunan program KBM dan analisis mata pelajaran
- Menyediakan dan memeriksa daftar hadir guru
- Memeriksa program satuan pembelajaran guru
- Mengatasi hambatan terhadap KBM
- Mengatur penyediaan kelengkapan sarana guru dalam KBM (kapur tulis, spidol dan isi tintanya, penghapus papan tulis, daftar absensi siswa, daftar nilai siswa, dsb.)
- Mengkoordinasikan pelaksanaan KBM dan laporan pelaksanaan KBM
- Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran
- Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran secara berkala
- Menyusun program pembinaan kesiswaan/OSIS
- Menegakkan Tata Tertib Sekolah
- Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah
- Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, Kerindangan, keindahan, dan kekeluargaan (6K)
- Memberi pengarahan dan penilaian dalam pemilihan pengurus OSIS
- Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi
- Bekerjasama dengan para pembina kegiatan kesiswaan didalam menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan insidentil
- Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa penerimaan siswa baru
- Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah
- Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala
- Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua murid
- Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan siswa penerima beasiswa
- Tugas Pokok dan Fungsi Wali Kelas
- Pengelolaan kelas
- Menyelenggarakan administrasi kelas meliputi :
- Menyusun pembuatan statistik bulanan (absen).
- Mengisi Leger.
- Membuat catatan khusus.
- Mengisi dan membagi rapor.
- Membina siswa binaan didiknya dengan sebaik-baiknya.
- Membantu kelancaran proses belajar mengajar siswa di kelasnya.
- Mengetahui identitas, nama dan jumlah siswa di kelasnya.
- Mengetahui, memahami dan mengambil tindakan-tindakan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang timbul di kelasnya.
- Melakukan home visit terhadap siswa yang bermasalah dan melaporkan perkembangannya kepada guru BP.
- Bekerja sama dengan guru BP dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa dan apabila dipandang perlu mengadakan hubungan dengan orangtua/wali murid dalam rangka pembinaan siswa kelasnya.
- Melaksanakan tugas penilaian kognitif, psikomotor dan afektif siswa terutama terhadap budi pekerti, kelakuan dan kerajinan siswa di kelasnya.
- Mengawasi, memonitor serta menyampaikan laporan kepada Kepala
- Sekolah secara berkala melalui Wakil Kepala Bidang Kesiswaan mengenai pembinaan kelasnya (2 bl. sekali).
- Turut bertanggung jawab dalam kelancaran pelaksanaan Upacara Bendera.
- Koordinasi dengan Waka. Bidang Kesiswaan, Tata Usaha, BP, untuk siswa pindahan/mutasi karena sesuatu dan lain hal (ketidak hadiran) prestasi rendah dan lain-lain.
- Tugas Pokok dan Fungsi Guru Piket
- Hadir 10 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai dan membunyikan bel tanda masuk tepat pukul 07.10 WIB.
- Mengisi buku piket.
- Memeriksa pakaian seragam siswa dan kerapihannya sebelum masuk pintu gerbang sekolah.
- Menutup pintu gerbang tepat pukul 07.20 WIB, melalui bagian keamanan.
- Memberikan tugas kepada siswa apabila ada guru yang berhalangan hadir karena sesuatu dan lain hal.
- Meningkatkan dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, Kerindangan, keindahan, dan kekeluargaan (6K).
- Mengadakan pendataan/mengisi buku piket sesuai dengan hari tugasnya.
- Mencatat siswa yang masuk terlambat dan memberikan surat ijin masuk apabila masih sesuai dengan tata tertib.
- Mengawasi berlakunya tata tertib siswa-siswi, secara langsung pada waktu jam pelajaran berlangsung dan berkeliling ke kelas-kelas untuk mendata kehadiran siswa pada hari itu.
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan tertibnya upacara bendera bagi yang tugas piket pada hari Senin/peringatan hari-hari nasional.
- Melaporkan kejadian yang bersifat khusus kepada guru BP/BK, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan untuk diproses dan diselesaikan bersama-sama dengan wali kelas.
- Memberikan izin kepada siswa untuk meninggalkan sekolah setelah memperoleh izin dari guru kelas secara tertulis.
- Tugas Pokok dan Fungsi Guru Secara Umum
- Membuat program pengajaran :
- Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
- Meningkatkan Penguasaan materi pelajaran yang menjadi tanggungjawabnya.
- Memilih metode yang tepat untuk menyampaikan materi.
- Melaksanakan KBM.
- Menganalisa hasil evaluasi KBM.
- Mengadakan pemeriksaan, pemeliharaan, dan pengawasan ketertiban, keamanan, kebersihan, keindahan, dan kekeluargaan.
- Melaksanakan kegiatan penilaian (semester/tahun).
- Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.
- Membuat dan menyusun lembar kerja (Job Sheet).
- Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa.
- Mengikuti perkembangan kurikulum.
- Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.
- Tugas Pokok dan Fungsi Koordinator Kelas
- Terlaksananya pertemuan KKG intern sekolah minimal sebulan sekali.
- Penyusunan program dan pengembangan KKG mata pelajaran sejenis.
- Penyusunan program pengajaran :
a. Analisis Materi Pelajaran
b. Program Tahunan (Prota)
c. Program Semester (Prosem)
d. PSP
e. RP
- Mengkoordinasikan penyusunan naskah soal Ulangan Harian.
- Mengkoordinir pembuatan dan mengumpulkan analisis UlanganHarian, Rekap daya serap dan ketuntasan belajar dan target kurikulum untuk selanjutnya diserahkan ke bidang kurikulum.
- Membantu mengkoordinir Ulangan Harian dalam pelaksanaan UH,ketika mata pelajarannya diujikan.
- Mengadakan monitoring Ulangan Harian pelaksanaan program perbaikan dan remidial mata pelajaran sejenis.
- Mengadakan evaluasi Ulangan Umum Semester (UUS) dan KBM tiap semester.
- Tugas Pokok dan Fungsi Kaur. Tata Usaha
- Menyusun program tata usaha sekolah
- Pengelolaan keuangan sekolah
- Mengatur segala sesuatu yang terkait dengan penyediaan keperluan sekolah
- Melaksanakan penyelesaian kegiatan penggajian guru/pegawai, laporan bulanan, rencana keperluan perlengkapan kantor/sekolah dan rencana belanja bulanan
- Menyusun administrasi pegawai, guru dan siswa
- Meng-inventaris seluruh data
- Membukukan surat keluar dan masuk
- Mengajukan usulan kenaikan pangkat guru
- Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah
- Menyusun administrasi perlengkapan sekolah
- Menyusun dan menyajikan data / statistik sekolah
- Meningkatkan dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, Kerindangan, keindahan, dan kekeluargaan (6K)
- Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan Ketatausahaan secara berkala
- Bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas operasional sekolah
- Program Kerja Kepala Sekolah
- RAPBS
- Kalender Pendidikan
- Daftar Pembagian Tugas
- Struktur Organisasi Sekolah
- Jadwal Pelajaran
- Peraturan Tata Tertib Guru dan Tata Usaha
- Acara kerja Kepala Sekolah
- Jadwal Guru Piket
- Buku Piket
- Buku Pembinaan
- Himpunan Hasil supervisi
- Buku Pengumuman
- Buku Notula Rapat
- Buku Tamu Umum dan Khusus
- Dokumen Pendirian sekolah
- Daftar hadir guru, tenaga teknis kependidikan dan tenaga tata usaha
- Form monitoring kegiatan 6 K di sekolah
- Program satuan pelajaran, perangkat KBM lainnya untuk proses belajar mengajar tatap muka dikelas
- Buku agenda surat keluar / masuk
- Tugas Pokok dan Fungsi Tata Usaha - Bendahara
- Menerima RAPBS setiap awal awal tahun ajaran baru
- Membuat perencanaan anggaran bulanan dan tahunan
- Mengelola sumber dana dan pengeluarannya
- Membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan
- Membuat usulan gaji karyawan
- Membayarkan gaji guru dan karyawan
- Menerima pembayaran dana SPP atau sumber lain dari siswa
- Menyetor dana SPP atau sumber lain ke bendahara
- Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Perpustakaan
- Perencanaan program kerja perpustakaan
- Pengurusan pelaksanaan perpustakaan
- Perencanaan pengembangan perpustakaan
- Pemeliharaan dan perbaikan buku perpustakaan
- Penyimpanan buku-buku perpustakaan
- Melaksanakan inventarisai perpustakaan
- Melayani pemakai perpustakaan
- Mengatur dan menata perpustakaan
- Menyeleksi pembelian buku
- Mengusahakan pengadaan buku baru
- Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan
- Menjaga dan melaksanakan kegiatan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan
-
Siswa datang langsung ke UKS.
-
Siswa berdiri dibawah alat pengukur tinggi badan.
-
Petugas melakukan pengukuran.
-
Data hasil pengukuran didapatkan.
- 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem pengukur tinggi badan yang berjalan.
- 1 (satu) simbol manual operation yang menyatakan proses pengolahan yang tidak dilakukan oleh komputer.
- 1 (satu) simbol proses yang menyatakan sebuah proses pengukuran tinggi badan.
- 1 (satu) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu: Hasil pengukuran tinggi badan dalam satuan cm.
- 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah tinggi badan yang diukur sesuai atau tidak. Jika "Tidak" maka pengukuran akan dicek kembali, jika "Ya" maka hasil pengukuran dapat dihasilkan dalam satuan cm.
- 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem pengukur tinggi badan yang berjalan.
- 4 (empat) simbol proses yang menyatakan sebuah proses yang dimulai dari menekan tombol, mencari objek kemudian melakukan proses untuk pengukuran tinggi badan untuk dapat ditampilkan di interface andorid harus mencari perangkat bluetooth lalu kemudian output didapatkan.
- 2 (dua) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Mencari objek, jika ada abjek maka siste akan memproses pengukuran dan jika tidak ada abjek maka sistem akan kembali mencari objek. Setelah itu untuk melakukan proses pengukuran sistem akan mencari perangkat bluetooth, jika ya maka sistem akan memilih perangkat dan menghasilkan output ke interface android dan suara.
- 3 (tiga) simbol data yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu: dengan memilih perangkat bluetooth dengan hasil output pengukuran tinggi badan yaitu output di interface android dan suara.
- Rangkaian catu daya berfungsi sebagai pensuplay tegangan ke seluruh rangkaian alat.
- Rangkaian mikrokontroler berfungsi mengolah dan mengontrol hasil pembacaan yang diterima dari sensor ultrasonik, sehingga dapat dihasilkan suatu informasi tentang keberadaan objek sekaligus mengukur tinggi antara objek dengan alat.
- Rangkaian sensor ultrasonik berfungsi memancarkan gelombang melalui transmitter, Jika mengenai benda gelombang dipantulkan kembali ke sensor melalui receiver. Sensor menghitung timer antara mulai memancarnya gelombang hingga selesai dipantulkan, yang dikirimkan ke Mikrokontroler.
- Relay adalah saklar (Switch) yang berfungsi menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sehingga relay tersebut dapat membagi tegangan antara modul suara dan modul bluetooth.
- Voice Module berfungsi sebagai piranti perekam dan pemutar kembali suara dalam bentuk single chip (chip tunggal).
- Bluetooth Module berfungsi sebagai piranti penghubung dan penukar informasi berupaserial dari Bluetooth di Smartphone Android ke module bluetooth lalu di kirim ke mikrokontroler.
- Pin 2 (RXD), merupakan jalur untuk melakukan proses penerimaan data pada komunikasi serial.
- Pin 3 (TXD), merupakan jalur untuk melakukan proses pengiriman data pada komunikasi serial. Pada sistem ini menggunakan relay untuk mengirimkan perintah berupa string ke rangkaian modul bluetooth dan voice module untuk menghasilkan informasi yang sesuai.
- Pin 1 (RESET), digunakan untuk proses reset program, yaitu mengembalikan program pada kondisi awal atau baris perintah program seperti pertama kali sistem berjalan.
- Pin 9 (XTAL1), merupakan pin masukan untuk sumber clock eksternal pada rangkaian mikrokontroler sehingga mikrokontroler akan bekerja dengan kecepatan sesuai dengan nilai dari crystal dan konfigurasi nilai clock pada program.
- Pin 10 (XTAL2), merupakan keluaran clock yang dapat digunakan untuk sumber clock rangkaian lain yang di rangkai secara serial.
- Pin 8 dan 22, merupakan ground pada rangkaian mikrokontroler yang terhubung langsung dengan rangkaian ground catu daya.
- Pin 7 (VCC), 20 (AVCC), 21 (AREF), merupakan pin yang masing-masing pin dihubungkan secara bersamaan pada tegangan +5V pada rangkaian catu daya. Ini dilakukan jika pin input analog pada mikrokontroler ATmega328 tidak di fungsikan sebagai Analog to Digital Converter, sedangkan jika pin analog akan digunakan sebagai ADC maka pin 20 dihubungkan pada tegangan +5V melalui lilitan dengan nilai 100uH agar tegangan yang digunakan tidak terpengaruh oleh fluktuatif tegangan kerja pada mikrokontroler. Sedangkan pada pin 21 dihubungkan dengan komponen variabel resistor atau trimpot untuk melakukan pengaturan tegangan referensi yang sesuai dengan kebutuhan dalam aplikasinya.
- Pin 11 (T1), merupakan pin yang dihubungkan dengan rangkaian sensor ultrasonik, yang difungsikan sebagai sensor pendeteksi jarak objek yang berada tepat didepan sensor tersebut. pada pin ini merupakan pin yang digunakan sebagai sumber interupsi eksternal pertama pada mikrokontroler ATmega328.
- Pin (RXD), merupakan jalur untuk melakukan proses penerimaan data pada komunikasi serial.
- Pin (TXD), merupakan jalur untuk melakukan proses pengiriman data pada komunikasi serial. Pada sistem ini digunakan untuk mengirimkan perintah berupa string ke rangkaian voice module untuk menjalankan voice yang sesuai.
- VCC, merupakan masukan untuk tegangan kerja sensor tersebut sebesar +5V.
- GND, dihubungkan dengan kutub negatif atau ground pada rangkaian.
- OUT, sebagai keluaran yang dihubungkan pada pin PD.2 mikrokontroler ATmega328 yang akan memberikan logika high (1) dan Low (0) pada mikrokontroler untuk mendeteksi adanya objek, sensor ultrasonik bekerja dengan mentransmisikan gelombang ultrasonik dan menghasilkan pulsa keluaran yang sesuai dengan waktu tempuh untuk pemancaran dan pemantulan gelombang. Dengan menghitung waktu tempuh dari pulsa maka jarak dengan objek dapat dihitung.
- Tegangan masuk sebesar 12V didapat dari sumber tegangan.
- D, digunakan untuk memastikan pemasangan baterai tidak terbalik dan tidak membuat short rangkaian. Jika menggunakan arus AC komponen ini dapat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang (Half wave), tipe dioda yang digunakan adalah 1N4002.
- C1, merupakan komponen elektrolit capasitor (Elco) yang berfungsi sebagai perata ripple tegangan awal sebelum masuk pada komponen penurun tegangan atau lebih dikenal dengan IC regulator adapun nilai yang digunakan adalah sebesar 100uF/16V.
- Adaptor 12 volt digunakan sebagai tegangan kerja komponen relay.
- IC 7805, digunakan menurunkan tegangan menjadi +5V yang digunakan sebagai tegangan kerja komponen mikrokontroler dan modul suara.
- IC 1117, digunakan menurunkan tegangan menjadi +3,3V yang digunakan sebagai tegangan kerja komponen modul buetooth.
- C2, digunakan sama seperti pada komponen C1 akan tetapi bentuk kapasitor yang digunakan berbeda yaitu menggunakan nilai 100nF.
- Beri tegangan sebesar 3,3 volt pada pin 3,3.
- Hubungkan pin GND dengan kutub negatif baterai.
- Hubungkan pin PI011 dengan tegangan 3,3 volt.
- Hubungkan pin PI09 ke LED1 untuk indikasi bahwa modul Bluetooth dalam keadaan aktif.
- Hubungkan pin PI08 ke LED2 untuk indikasi bahwa terjadi komunikasi/pengiriman data.
- Hubungkan pin TX dan RX ke kabel USB to Serial, Kemudian koneksikan ke komputer.
- Jalankan aplikasi Hyperterminal untuk mengkonfigurasi modul Bluetooth HC-05.
- Untuk mencoba apakah modul Bluetooth dan komputer sudah terhubung dengan baik ketikkan perintah “AT” kemudian tekan enter, jika muncul “OK” pada Hyperterminal, maka koneksi telah terbentuk dengan baik.
- Untuk mengganti nama Modul Bluetooth, masukkan perintah AT+NAME=”nama” kemudian tekan enter.
- Untuk merubah password masukkan perintah AT+PSWD=”password yang diinginkan” kemudian tekan enter.
- Untuk mengetahui fungsi dari modul Bluetooth masukkan perintah AT+ROLE?, jika AT+ROLE=0 maka modul Bluetooth berperan sebagai Slave. Jika AT+ROLE=1 maka modul Bluetooth berperan sebagai Master. Yang diperlukan dalam penelitian ini adalah slave.
- Proses pengaturan telah selesai.
- M pada MDI artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru
- D pada MDI artinya Desirable Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembuatan sistem, maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
- I pada MDI artinya Inessential. Maksudnya adalah requirement tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
- T artinya Technical. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ?
- O artinya Operational. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?
- E artinya Economy. Maksudnya adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem ?
- H (High) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
- M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.
- L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.
- Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran Catu Daya, dimana idealnya tegangan keluaran dari Catu Daya adalah tepat 12 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:
- Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC-78M05, dimana idealnya tegangan keluaran dari IC-78M05 adalah tepat 5 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:
- Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC-AMS1117, dimana idealnya tegangan keluaran dari IC- AMS1117 adalah tepat 3,3 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:
- Objek berada di bawah sensor.
- Menggunakan alat ukur manual sebagai perbandingan.
- Mengukur dan mencatat jarak antara objek dan sensor.
- Sistem akan mulai melakukan pengukuran setelah tombol di tekan dan mencatat suara jarak yang terdengar dari speaker.
- Mengukur secara bertahap dari jarak 80 centi meter dan berhenti 200 centi meter, kemudian dilakukan langkah 3 dan 4.
- Melakukan pengukuran sebagaimana langkah 3 hingga 5 dengan jarak tiap 5 centi meter mendekati alat sebanyak dua puluh kali.
- 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart program pengukur tinggi badan yang berjalan.
- 1 (satu) simbol preparation (Persiapan) yang menyatakan untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan sebagai tempat pengolahan di dalam storage.
- 1 (satu) simbol proses yang menyatakan sebuah proses penyimpanan.
- 3 (tiga) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu: menerima request data, output bluetooth dan suara.
- 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah data diterima?. Jika "Tidak" maka request data kembali dilakukan, jika "Ya" maka data akan disimpan.
- Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 21 minggu dimulai dari pada saat Kuliah Kerja Praktek (KKP) dan sampai Skripsi yaitu antara 25 Oktober 2014 s/d 10 Desember 2014 dilanjutkan 30 Maret 2015 s/d tanggal 30 Mei 2015. - Analisa Sistem
Analisasistem ini dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan dalamsistem dan mendiagnosispersoalan yang ada untuk memperbaiki sistem. Analisa sistem dilakukan selama 9 minggu (30 Maret 2015 s/d tanggal 30 Mei 2015). - Perancangan Sistem
Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 4 minggu yaitu antara minggu ke 1-4 bulan Mei 2015. - Pembuatan Program
Pembuatan program dilakukan untuk menyempurnakan suatu sistem agar system yang telah dirancang dapat berjalan dengan baik. Pembuatan program dilakukan selama 4 minggu yaitu dimulai dari minggu ke 3 bulan Mei 2015 sampai minggu ke 2 bulan Juni 2015. - Testing program
Testing Program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada program pada saat program di running. Testing program dilakukan selama 4 minggu yaitu dimulai dari minggu ke 2 bulan Juni 2015 sampai dengan minggu ke 1 bulan Juli 2015. - Evaluasi Sistem
Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 3 minggu minggu ke 4 bulan Juni 2015 sampai dengan minggu ke 2 bulan Juli 2015. - Perbaikan Sistem
Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 2minggu yaitu pada bulan Juli 2015 di minggu ke 2 dan 3. - Training User
Percobaan alat yang diujicobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Testing User dilakukan selama 3 minggu yaitu antara minggu ke 4 Juli 2015 sampai minggu ke 2 Agustus 2015. - Implementasi Sistem
Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 3 minggu bersamaan dengan testing user yaitu pada minggu ke 4 Juli 2015 sampai Minggu ke 4 Agustus 2015. - Dokumentasi
Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung. - Menciptakan alat pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler ATmega328 dengan dual mode yang dirancang dan dibuat untuk mendeteksi tinggi badan seseorang sehingga ditemukan solusi terbaik bahwa mikrokontroler memiliki tingkat kehandalan dan kestabilan yang tinggi dan hasil lebih akurat.
- Proses konfigurasi program ke dalam mikrokontroler ATmega328 mempengaruhi kinerja sistem sensor ultrasonik untuk mendeteksi tinggi badan seseorang dengan menghasilkan output suara dan interface Android (dual mode).
- Dari alat pengukur tinggi badan yang telah dirancang dapat mengetahui secara langsung hasil pengukurannya melalui dual mode, pembacaan hasil yang didapat lebih akurat dan presisi jika dibanding dengan hasil pembacaan manusia.
- Sistem pengukur tinggi badan digital ini mampu dijadikan sebagai pengukur tinggi badan objek atau seseorang yang akurat di SDIT Al-Istiqomah.
- Aplikasi monitoring ini digunakan sebagai media pengukur objek pada SDIT Al-Istiqomah, karena data keluaran ditampilkan pada interface android secara otomatis dan dual mode.
- Parameter penggunaan alat pengukur tinggi badan digital yang ditampilkan pada interface android dapat dimanfaatkan oleh pengguna smartphone yang memiliki OS Android.
- Bahwa pengukur tinggi badan digital dan dual mode belum pernah ada di SDIT Al-Istiqomah, sehingga peneliti membuat penelitian ini.
- Dalam merancang pengukur tinggi badan digital dan dual mode ini menggunakan Sensor ultrasonik, mikrokontroler, modul suara, bluetooth, modul bluetooth dan smartphone android serta speaker.
- Pengujian terhadap sistem berjalan dengan baik.
- Hendaknya menggunakan sensor ultrasonik dengan kualitas yang lebih baik sehingga dalam pengukuran tinggi badan dihasilkan data yang lebih akurat dan presisi.
- Alat yang dirancang masih menggunakan Jaringan Bluetooth hendaknya menggunakan Jaringan Wifi agar jarak yang dibutuhkan lebih jauh.
- Informasi pengukuran tinggi badan dapat diintegrasikan dengan database sehingga dapat menambahkan atau menghapus data yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
- Mendapatkan banyak ilmu dan wawasan yang sebelumnya tidak terdapat di dalam perkuliahan.
- Menambah ilmu sosial terhadap masyarakat, dan instansi terkait.
- Belajar bagaimana menanggapi permasalahan dilingkungan masyarakat khususnya dibidang teknologi.
- ↑ 1,0 1,1 1,2 Sutabri, Tata. 2013.Analisis Sistem Informasi . Yogyakarta: CV Andi Offset.
- ↑ Hartono. Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. PT Asdi Mahasatya : Jakarta.
- ↑ 3,0 3,1 Taufiq. Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu : Yogyakarta.
- ↑ 4,0 4,1 4,2 4,3 Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Andi Offset : Yogyakarta.
- ↑ 5,0 5,1 5,2 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
- ↑ 6,0 6,1 6,2 6,3 Darmawan. Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
- ↑ 7,0 7,1 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Andi Offset : Yogyakarta.
- ↑ Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011.
- ↑ Sutabri. Tata. Verzello/John Reuter III. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
- ↑ Zohrahayati. 2013. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika
- ↑ 11,0 11,1 11,2 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset.
- ↑ Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
- ↑ 13,0 13,1 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan Sistem. Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
- ↑ 14,0 14,1 Rizky. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
- ↑ Archarya,Shivani. Pandya, Vidhi. 2013.Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique Internasional Journal of Electronics and Computer Science Engineering ISSN- 2277-1956 Volume 2 No.1
- ↑ 16,0 16,1 16,2 16,3 16,4 16,5 16,6 16,7 Syahwill, Mohammad.Panduan Mudah Simulasi dan Praktik Mikrokontroler Arduino. 2013. CV. Andi Offset : Yogyakarta
- ↑ Winarno. Deni, Arifianto. 2011. Bikin Robot Itu Gampang. PT Kawan Pustaka : Jakarta
- ↑ Sugeng Adi Atma dalam Bagus. 2012. Perancangan Dan Pembuatan Deteksi Jarak Benda Sebagai Alat Bantu Mobilitas Untuk Tunanetra Dengan Output Suara. Skripsi. Perguruan Tinggi Raharja
- ↑ 19,0 19,1 19,2 Syahid. 2013.
- ↑ Hidayat, Wicak. S, Sudarma. Buku Pintar Komputer Laptop Netbook & Tablet iPad & Android Plus Internet. 2011. Mediakita : Jakarta
- ↑ Wahadyo, Agus. Android 4 Untuk Pengguna Pemula Tablet & Handphone. 2013. TransMedia : Jakarta
- ↑ 22,0 22,1 22,2 22,3 22,4 22,5 Safaat H, Nazruddin. Android: Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android. 2012. Informatika : Bandung
- ↑ Irwansyah, Edy. V.Moniaga, Jurike. Android: Pengantar Teknologi Informasi. 2014. Deepublish : Yogyakarta
- ↑ Enterprise, Jubilee. Teknik Menghemat Baterai. 2010. PT Alex Media Komputindo : Jakarta
- ↑ Rajasa Fikri, Moh Fajar dkk. Rancang Bangun Prototipe Monitoring Suhu Tubuh Manusia Berbasis 0.S Android Menggunakan Koneksi Bluetooth JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2. No. I. (2013) 2337-3520. 2013. Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya
- ↑ Noersasongko. Andono. 2010. Mengenal Dunia Komputer. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo
- ↑ Studio. Farik Matamaya. 2010. Teknik Overlocking Untuk Pemula. jakarta: PT Elex Media Komputindo
- ↑ 28,0 28,1 28,2 Subandi. 2009. Alat Bantu Mobilitas Untuk Tuna Netra Berbasis Elektronik. Yogyakarta: Jurnal Teknologi. Vol 2 No 1, Juni 2009
- ↑ Parmono, Iswanto. 2011. Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter. Jakarta: J.Oto.Ktrl.Inst (J. Auto.Ctrl.Inst) Vol 3 (2), 2011
- ↑ 30,0 30,1 30,2 30,3 Kadir, Abdul. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler Dan Pemrogramannnya Menggunakan Arduino. Andi: Yogyakarta.
- ↑ 31,0 31,1 Widodo. 2010. Embedded System Menggunakan Mikrokontroler Dan Pemrogaman C. Yogyakarta: Penerbit Andi
- ↑ 32,0 32,1 32,2 32,3 32,4 32,5 Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta
- ↑ Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.
- ↑ R, Raco. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Grasindo: Jakarta.
- ↑ Sudarto, Ferry.M.Firman.Adi Atma, Sugeng. 2013. Tongkat Ultrasonik untuk Tunanetra sebagai Deteksi Jarak Benda dengan Output Suara. Informatic Technique Journal: Medan.
- ↑ Muji Rahayu, Titik. 2010. Perancangan Dan Pembuatan Penunjuk Arah Serta Deteksi Jarak Benda Untuk Tunanetra Dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler. Jurnal UIN: Malang.
- ↑ Fuadah Ditafrihil, Dita. Sanjaya, Mada WS.Ph.D. 2013. Monitoring dan Kontrol Level Ketinggian Air dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino. Jurnal Sains Fisika UIN Sunan Gunang Djati: Bandung.
- ↑ Budiarto, Yoppy Bagus. 2012. Pengukur Tinggi Badan Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Jurnal Universitas Gunadarma: Jakarta.
- ↑ A. Ejah Umraeni Salam. Cristophorus Yohannes. 2011. Pengukur Tinggi Badan Dengan Detektor Ultrasonik. Jurnal Universitas Hasanuddin: Makassar.
- ↑ Setiawan, Edi. 2011. Alat Ukur Tinggi Badan Digital Menggunakan Ultrasonic Berbasis Mikrokontroler atmega16 Dengan Tampilan LCD. Skripsi Universitas Muhammadiyah: Surakarta.
</ol>
3. Jenis Penelitian
Menurut Guritno (2011:22) [32], jenis-jenis penelitian yaitu:
1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya
Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik.
2. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya
Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu:
Literature Review (Studi Pustaka)
Banyak penelitian sebelumnya dilakukan mengenai pengukuran berbasis mikrokontroler. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan alat ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Manfaat dari studi pustaka (Literature Review) ini yaitu:
Dari enam Literature Review yang ada, telah banyak penelitian mengenai deteksi jarak benda, alat ukur tinggi badan, mikrokontoler, sensor ultrasonik, dan LCD. Di samping itu juga ada pembahasan mengenai perancangan beberapa alat pengukur tinggi badan yaitu Alat Ukur Tinggi Badan Digital Menggunakan Sensor Ultrasonic Berbasis Mikrokontroleratmega16 Dengan Tampilan LCD, dan Pengukur Tinggi Badan Dengan Detektor Ultrasonik. Maka dari itu penulis mengambil satu sample atau contoh untuk dijadikan acuan dari ke 6 (enam) literature review diatas yaitu dengan judul Pengukur Tinggi Badan Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler AT89S51 yang menggunakan jenis penelitian dan pengembangan. Pada penelitian tersebut peneliti belum menggunakan atau memanfaatkan operating system android sebagai interface dan juga secara dual mode dengan output suara.
BAB III
Gambaran Umum Instansi
Gambaran Umum SDIT AL-Istiqomah
Perumnas Karawaci Tangerang penduduknya semakin padat, kompleksitas kebutuhan semakin beragam pula, baik Prasarana Ibadah, Pendidikan dan sebagainya. Sedangkan kemampuan Pemerintah dalam hal ini pihak Perum Perumnas dikala itu, masih sangat terbatas. Kondisi inilah yang melahirkan inspirasi positif dikalangan masyarakat untuk ikut membantu program pemerintah yang salah satunya adalah Yayasan Pendidikan Insan Istiqomah dengan berbagai program kegiatan tampil menunjang pembangunan, sebagai partner pemerintah dalam membina dan menggerakkan potensi masyarakat dan lingkungannya.
Sejarah Singkat SDIT AL-Istiqomah
Gambar 3.1 SDIT AL-Istiqomah
SDIT AL-Istiqomah merupakan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) basis kegiatan dakwah umat Islam, bersamaan dengan tumbuhnya berbagai kegiatan masyarakat, maka Yayasan Pendidikan Insan Istiqomah mendirikan SDIT. Diantara penyebab timbulnya keinginan mengembangkan SDIT, terinspirasi dari kasus yang dialami Ketua Yayasan ketika masih bertugas sebagai guru agama negeri yang diperbantukan pada salah satu Yayasan Pendidikan Islam di Kota Jakarta Barat. Di kala itu Ketua Yayasan Pendidikan Insan Istiqomah menjabat Kepala Madrasah Tsanawiyah di pagi hari dan Kepala SMP di siang hari pada lembaga yang sama.
Awal Tahun 1999 berdirilah SDIT Al-Istiqomah yang berlokasi di Jl. Empu Tantular Raya No. 10 B Perumnas II Kelurahan Bencongan Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. berdirinya SDIT ini sebagai respon dari keinginan masyarakat Perum Perumnas Tangerang untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, karena ketika itu banyak masyarakat muslim yang menyekolahkan putra/putrinya ke Lembaga Pendidikan Kristen salah satunya sekolah STRADA di Tangerang. Kini SDIT Al-Istiqomah memiliki jumlah siswa dan siswi sebanyak 567 siswa.
Diantara upaya yang dilakukan oleh Yayasan Pendidikan Insan Istiqomah menjadikan SDIT Al Istiqomah Madrasah yang berkualitas antara lain :
Visi, Misi, dan Tujuan SDIT AL-Istiqomah
1. Visi SDIT AL-Istiqomah
Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa.
2. Misi SDIT AL-Istiqomah
2. Tujuan SDIT AL-Istiqomah
Struktur Organisasi
Agar setiap perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan baik dan aktivitas operasional perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar maka dibentuklah struktur organisasi yang jelas dan sistematis. Struktur organisasi sangat diperlukan dalam aktivitas perusahaan, hal tersebut dimaksudkan agar setiap karyawan mengetahui dengan pasti apa saja yang menjadi tugas, wewenangnya masing-masing dan kepada siapa karyawan tersebut harus mempertanggung-jawab kan hasil pekerjaannya. Jumlah karyawan yang ada pada SDIT Al-Istiqomah adalah sebanyak 50 karyawan yang diantaranya adalah pihak Yayasan 5 orang, Guru 38 orang, TU 2 orang, OB 3 orang, dan Security 2 orang.
Gambar 3.2 Struktur Organisasi SDIT Al-Istiqomah
Keterangan :
Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas masing-masing bagian dalam susunan organisasi SDIT Al-Istiqomah terdiri dari :
a. Kepala Sekolah Selaku Pimpinan, mempunyai tugas:
a. Kantor
b. Siswa
c. Pegawai
d. Perlengkapan
e. Keuangan
b. Kepala Sekolah Selaku Administrator, mempunyai tugas:
c. Kepala Sekolah Selaku Supervisor, mempunyai tugas supervisi terhadap:
Secara Umum
Bidang Kurikulum
Bidang Kesiswaan
Wali kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut :
a. Denah tempat duduk
b. Papan absen
c. Daftar pelajaran
d. Daftar piket kelas
e. Buku absen siswa
f. Buku kegiatan pembelajaran / jurnal
g. Tata tertib
a. Analisa materi pelajaran (AMP)
b. Program Tahunan (Prota)
c. Program Satuan Pelajaran (SP)
d. Program Rencana Pengajaran (RP)
e. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Bertanggung Jawab atas :
Kepala Tata Usaha bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas pelaksanaan ketatausahaan sekolah meliputi :
Administrasi Personal Tata Usaha
Mengadakan administrasi sekolah dengan sebaik-baiknya yang meliputi :
Tata Laksana Sistem Yang Berjalan
Prosedur Sistem Yang Berjalan
Prosedur pengukuran tinggi badan pada sistem yang berjalan saat ini terdiri dari 4 (empat) alur, yakni sebagai berikut :
Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan
1. Flowchart Sistem Yang Berjalan
Berikut adalah flowchart sistem pengukur tinggi badan yang berjalan pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Flowchart Sistem Pengukur Tinggi Badan Yang Berjalan
Dapat dijelaskan gambar 3.3 Flowchart Sistem pengukur tinggi badan yang berjalan pada SDIT Al-Istiqomah diatas yaitu terdiri dari:
2. Flowchart Sistem Yang Diusulkan
Berikut adalah flowchart sistem pengukur tinggi badan yang berjalan pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Flowchart Sistem Pengukur Tinggi Badan Yang Diusulkan
Dapat dijelaskan gambar 3.4 Flowchart Siatem pengukur tinggi badan yang diusulkan pada SDIT Al-Istiqomah diatas yaitu terdiri dari:
3. Perancangan Prototipe
Prototipe pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler ATmega328 dual mode, dalam perancangan disusun menyerupai alat ukur tinggi badan pada umumnya. Alat ini dilengkapi dengan komponen seperti: Sensor ultrasonik, mikrokontroler, modul suara, bluetooth, modul bluetooth dan smartphone android serta speaker yang dijadikan sebagai output suara untuk mendukung kinerja alat tersebut. Bahan dalam perancangan prototipe terbuat dari besi ringan yang digunakan sebagai tiang.
Gambar 3.5 Perancangan Prototipe
Metode Prototipe
Metode yang dipakai adalah metode prototyping evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.
Tabel 3.1 Perbandingan Metode Perancangan
Gambar 3.6 Perbandingan Pengukuran
4. Cara Kerja Alat
Gambar 3.7 Cara Kerja Alat
Perhatikan pada gambar diatas. TMax adalah tinggi sensor dengan tanah. Pada code nanti, TMax akan tertulis 200. Untuk JS adalah jarak antara sensor dengan kepala atau obyek. Sedangkan TB adalah hasil dari TMax - JS untuk mengetahui tinggi badan seseorang. Saat objek berdiri di bawah sensor ultrasonik tersebut, maka sensor akan mendeteksi apabila ada objek atau media lain dibawah sensor tersebut. Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal akan dipantulkan pemancar (transmitter) dan diterima oleh penerima (receiver) ultrasonik. Sinyal yang diterima oleh receiver di kirimkan ke rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya mengolah dan mengontrol hasil pembacaan yang diterima dari sensor ultrasonik, sehingga dapat dihasilkan suatu informasi tentang keberadaan objek sekaligus mengukur tinggi antara objek dengan alat sesuai dengan algoritma program yang dibuat. Serta output yang dihasilkan berupa suara dan interface di smartphone android.
5. Blok Diagram
Berikut blok diagram berserta alur kerjanya untuk sistem pengukur tinggi badan pada gambar 3.7.
Gambar 3.8 Blok Diagram
Pembuatan Alat
Pada perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan alat adalah seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.7. Perancangan sistem keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut:
a. Notebook atau Laptop
b. Software BASCOM-AVR
c. Software Basic4android
d. Software Microsoft Visio 2010
e. Progisp sebagai bootloader untuk upload program
f. Kabel downloader
g. Solder Timah
h. Tang dan Obeng
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:
a. Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega328
b. Modul Bluetooth HC-05
c. Modul Suara
d. Catu Daya
e. Relay
f. Sensor Ultrasonik
Hardware | Software | Aplikasi |
---|---|---|
Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega328 | Software BASCOM-AVR | B4A Bridge |
Modul Bluetooth HC-05 | Software Basic4android | |
Modul Suara | Software Microsoft Visio 2010 | |
Catu Daya | ||
Relay | ||
Sensor Ultrasonik |
Perangkat Keras (Hardware)
1. Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega328
Gambar 3.9 Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega328
Keterangan:
2. Rangkaian Modul Bluetooth HC-05
Dalam rangkaian ini tidak banyak pin yang digunakan, yang dibutuh kan hanya, Pin TX dan Pin RX untuk komunikasi data dengan mikrokontroler, pin PIO11 yang dihubungkan ke VCC pada saat kita akan melakukan konfigurasi, pin PIO9 dan pin PIO8 dihubungkan ke LED untuk indikasi bahwa Modul Bluetooth HC-05 dalam keadaan menyala, dan terakhir pin 3,3V ke sumber tenaga dan pin GND yang dihubungkan ke ground.
Gambar 3.10 Skema pin modul Bluetooth HC-05
3. Rangkaian Voice Module
Secara keseluruhan pada voice module ini hanya terdapat dua buah komunikasi data secara serial dengan perangkat mikrokontroler. Module ini akan mengeluarkan suara sesuai dengan string yang diterima dari rangkaian mikrokontroler yang terhubung secara serial serta file suara yang tersimpan dalam memori SD card disesuaikan dengan kebutuhan pada aplikasi yang dibuat. Adapun format untuk perangkat SD card yang digunakan adalah menggunakan FAT16 serta format suara yang tersimpan pada memori SD card tersebut dalam bentuk file WAV dan dengan masing-masing pada nama file diinisialisasikan dengan urutan sesuai abjad.
Gambar 3.11 Rangkaian Voice Module
Keterangan:
4. Rangkaian Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sebuah piranti yang didesain untuk dapat mentransmisikan gelombang ultrasonik dan menghasilkan pulsa keluaran yang sesuai dengan waktu tempuh untuk pemancaran dan pemantulan gelombang. Dengan menghitung waktu tempuh dari pulsa maka jarak sensor dengan target dapat dengan mudah dihitung, proses pengukuran jarak dilakukan hanya dengan memberikan Trigger dan mendeteksi lebar pulsa Echo seperti pada modul sensor ultrasonik pada umumnya, hasil pengukuran dalam bentuk pulsa dapat ditentukan dengan menghitung lebar pulsa yang keluar pada bagian Echo. Lebar pulsa tersebut mewakili waktu merambatnya sinyal ultrasonik dari sensor ultrasonik ke obyek dan kembali lagi. Sensor ultrasonik bekerja dengan menggunakan tegangan sumber sebesar 5 volt dc, sensor objek ditunjukan pada gambar 3.11
Gambar 3.12 Rangkaian Sensor Ultrasonik
Keterangan:
5. Rangkaian Catu Daya
Catu daya merupakan bagian yang sangat penting. Karena tanpa adanya catu daya, maka semua rangkaian tidak akan bekerja. Rangkaian ini berfungsi untuk mensuplay tegangan keseluruh rangkaian yang ada. rangkaian catu daya yang dibuat mempunyai keluaran 3,3 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke komponen modul buetooth, 5 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke komponen mikrokontroler dan modul suara, 12 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke komponen relay. rangkaian catu daya ditunjukan pada gambar 3.12
Gambar 3.13 Rangkaian catu daya
Keterangan:
Perangkat Lunak (Software)
Setelah proses rangkaian perangkat keras selesai dibuat langkah selanjutnya adalah membuat perancangan perangkat lunak, meliputi penulisan listing program yang akan disimpan atau ditanam di dalam mikrokontroler dengan menggunakan suatu software BASCOM-AVR dan bahasa pemogramannya adalah bahasa BASIC, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang di buat.
1. Perancangan Program Mikrokontroler ATmega328
Pada perancangan perangkat lunak yaitu menggunakan program BASCOM-AVR yang digunakan untuk menuliskan listing program Setelah itu program disimpan dan dibuat dengan nama file.bas dalam penelitian ini akan diberikan nama PengukurTinggiBadan untuk disimpan pada folder yang sudah ditentukan. dan kemudian akan dikompilasi menjadi file heksa yaitu dengan nama PengukurTinggiBadan.hex. File heksa yang dihasilkan setelah proses kompilasi tersebut akan dimasukkan kedalam mikrokontroler ATmega328 menggunakan isp flash programmer, sehingga mikrokontroler akan bekerja sesuai dengan perintah yang ada pada memori flash, yang digunakan untuk mengendalikan input dan output dari mikrokontroler ATmega328 untuk mengukur tinggi badan dengan output suara dan ditampilkan dalam interface android.
Gambar 3.14 Kompilasi File BAS
Untuk memasukkan program kedalam mikrokontroler menggunakan aplikasi ProgIsp. Langkah – langkah nya adalah sebagai berikut:
Mikrokontroler bisa bekerja jika didalamnya sudah dimasukkan listing program yang sudah dibuat dengan menggunakan program aplikasi BASCOM AVR. Untuk melakukan proses pengisian menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, untuk rangkaian perangkat keras yang digunakan untuk memasukkan program heksa kedalam mikrokontroler.Dengan menggunakan kabel isp flash programmer, maka file heksa yang sudah dibuat dapat langsung dimasukkan kedalam mikrokontroler ATmega328.
Siapkan downloader mikrokontroler kemudian instal. Jalankan program aplikasi progisp versi 1.72, tentukan jenis mikrokontroler dan kemudian isi memori dari mikrokontroler ATmega328 akan ditampilkan dengan melalui proses pembacaan dari isi mikrokontroler tersebut. Pengisian memori buffer ini untuk dimasukkan kedalam mikrokontroler ATmega328, pilih file PengukurTinggiBadan.Hex, lalu lakukan mode auto dan proses verifying setelah itu pengisian file heksa kedalam mikrokontroler ATmega328 siap untuk digunakan.
Gambar 3.15 Jendela Untuk Memilih File
2. Konfigurasi Modul Bluetooth HC 05
Sebelum menggunakan modul Bluetooth sebagai media komunikasi, maka yang perlu dilakukan adalah mengkonfigurasinya agar dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan sistem. Langkah pengaturan tersebut adalah sebagai berikut:
3. Perancangan Software Basic4android
Untuk membuat sebuah aplikasi android diperlukan sebuah development tools berbasis Java tetapi untuk penelitian ini penulis menggunakan Basic4Android karena development tools ini berbasis Object Oriented Programming Language yang memiliki sintaks sama persis seperti Visual Basic. Basic4Android didesain sedemikian rupa sehingga memudahkan developer untuk mengembangkan aplikasi android menggunakan bahasa Visual Basic dan IDE yang mudah untuk digunakan.
Eksekusi aplikasi Basic4Android pilih menu File → New Tuliskan kode program pada IDE Basic4Android. Save kode programnya pada Local Disk (C:). Selanjutnya hidupkan jaringan bluetooth Smartphone Android dan koneksikan pada laptop. Kemudian jalankan B4A-Bridge pada smartphone Android. Ada 2 pilihan pada aplikasi ini yaitu Tombol Start – Wireless dan Tombol Start – Bluetooth. Dalam hal ini Penulis menekan tombol Start – Bluetooth karena konfigurasi nya yang lebih mudah dan efektif. Lalu koneksikan IDE Basic 4 Android.
Gambar 3.16 Tampilan Basic 4 Android
Gambar 3.17 Tampilan B4A-Bridge pada Smartphone Android
Setelah device terhubung, maka otomatis B4A-Bridge pada IDE Basic 4 Android dan Smartphone Android berstatus “Connected”Klik menu Designer pada Basic4Android Pada kotak dialog Designer, klik menu File > Save dan ketikkan Layout Name “Menu1” kemudian klik tombol Ok. Klik menu Add View > pilih salah satu atau lebih komponen, misalnya Label dan EditText. Edit Label dan EditText tersebut sesuai keinginan lalu Save. Kemudian kembali ke program utama, jalankan kode program yang sudah dibuat pada Basic4Android. Pilih Release dan Klik tombol Run, seperti gambar berikut ini. Tunggu hingga proses Compile & Release Selesai.
Gambar 3.18 Menu Run
Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah
Permasalahan Yang Dihadapi
Prosedur sistem yang sedang berjalan saat ini pada proses pengukuran tinggi badan di SDIT Al-Istiqomah masih berjalan secara manual, yaitu siswa harus datang langsung ke UKS untuk melakukan pengukuran tinggi badan. Pihak UKS akan mengukur tinggi badan siswa dengan menggunakan alat yang ditempel pada dinding di ruang UKS dan kemudian data pengukuran tinggi badan bisa didapatkan.
Tidak akuratnya data dan lambatnya perhitungan data yang diperoleh bisa menyebabkan hasil perhitungan yang kurang tepat karena pencatatan data pengukuran yang masih manual sehingga sangat sulit untuk petugas UKS dalam mencatat semua pengukuran dalam waktu yang ditentukan. Selain itu minimnya informasi yang didapatkan oleh siswa perihal pengukuran yang dilakukan oleh petugas UKS pada SDIT Al-Istiqomah.
Dari permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pengkurukan tinggi badan yang sedang berjalan pada SDIT Al-Istiqomah masih belum efektif dan efisien.
Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diatas dijabarkan permasalahan yang sedang dihadapi, maka penulis akan membuatkan alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalahnya adalah membuatkan “Pengukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler ATmega328 Dual Mode Pada Sdit Al-Istiqomah” untuk diimplementasikan, lalu memanfaatkan kelemahan SDIT Al-Istiqomah dalam melakukan pengukuran tinggi badan yang masih manual menjadi kelebihan dengan cara memudahkan proses pengukuran secara otomatis. Menerapkan sistem pengukur tinggi badan berbasis Mikrokontroler ATmega328 dengan output suara agar data yang diperoleh lebih efektif dan efisien sehingga dapat diimplementasikan pada SDIT Al-Istiqomah serta memudahkan petugas UKS dan juga siswa dalam manjalani kegiatan pengukuran secara otomatis dan menghasilkan laporan hasil pengukuran yang lebih akurat.
User Requirement
Elisitasi Tahap I
Elisitasi tahap I berisi rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak menajemen terkait melalui proses wawancara.
Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I
Functional | |
No. | Analisa Kebutuhan |
Saya ingin sistem dapat : | |
1 |
Berjalan dengan baik |
2 |
Monitoring melalui jaringan bluetooth |
3 | Menghasilkan dual mode sebagai output |
4 | Menampilkan hasil dari monitoring secara real time, baik dari interface android dan output suara |
5 | Dapat mengakses nilai string dari sensor suara pada Android |
6 | Kompatibel dengan seluruh tipe smartphone OS android |
7 | Bekerja secara Embedded System |
8 | Menampilkan notifikasi jaringan jika tidak terhubung dengan Bluetooth |
9 | Sensor dapat mendeteksi keberadaan objek |
10 | Smartphone dapat menampilkan notifikasi jika sensor suara diterima |
11 | Menampilkan tips and trick jika user belum paham |
12 | Menampilkan form login |
13 | Diakses melalui smartphone |
14 | Menampilkan status connect dan disconnect |
15 | Memberikan informasi secara up to date |
16 | Membuat sistem pengontrolan menjadi lebih efektif dan efisien |
17 | Menampilkan tombol read untuk informasi hasil tinggi badan |
18 | Menampilkan tombol exit |
Non Functional | |
No | Saya ingin sistem dapat : |
1 | Tampilan Interface pengontrolan user friendly sehingga mudah dipahami oleh pengguna |
2 | Menampilkan tombol about |
3 | Sistem yang dibuat berbasis Mikrokontroler ATMega328 |
4 | Menampilkan hasil pengukuran secara digital |
5 | Memberikan data pengukuran secara akurat |
Penyusun
(Muhammad Khiabani Fakhri) | |
Stakeholder
(Asmah Yuniah, SE,.M.Si) |
Elisitasi Tahap II
Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai MDI :
Tabel 3.4 Elisitasi tahap II
Functional | M | D | I | |
No. | Analisa Kebutuhan | |||
Saya ingin sistem dapat: | ||||
1 |
Berjalan dengan baik | √ | ||
2 |
Monitoring melalui jaringan bluetooth | √ | ||
3 | Menghasilkan dual mode sebagai output | √ | ||
4 | Menampilkan hasil dari monitoring secara real time, baik dari interface android dan output suara | √ | ||
5 | Dapat mengakses nilai string dari sensor suara pada Android | √ | ||
6 | Kompatibel dengan seluruh tipe smartphone OS android | √ | ||
7 | Bekerja secara Embedded System | √ | ||
8 | Menampilkan notifikasi jaringan jika tidak terhubung dengan bluetooth | √ | ||
9 | Sensor dapat mendeteksi keberadaan objek | √ | ||
10 | Smartphone dapat menampilkan notifikasi jika sensor suara diterima | √ | ||
11 | Menampilkan tips and trick jika user belum paham | √ | ||
12 | Menampilkan form login | √ | ||
13 | Diakses melalui smartphone | √ | ||
14 | Menampilkan status connect dan disconnect | √ | ||
15 | Memberikan informasi secara up to date | √ | ||
16 | Membuat sistem pengontrolan menjadi lebih efektif dan efisien | √ | ||
17 |
Menampilkan tombol read untuk informasi hasil tinggi badan | √ | ||
18 |
Menampilkan tombol exit | √ | ||
Non Functional | ||||
No. | Saya ingin sistem dapat: | |||
1 |
Tampilan Interface pengontrolan user friendly sehingga mudah dipahami oleh pengguna | √ | ||
2 | Menampilkan tombol about | √ | ||
3 |
Sistem yang dibuat berbasis Mikrokontroler ATMega328 | √ | ||
4 | Menampilkan hasil pengukuran secara digital | √ | ||
5 | Memberikan data pengukuran secara akurat | √ |
Elisitasi Tahap III
Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE :
Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain :
Tabel 3.5 Elisitasi tahap III
Functional | ||||||||||
No. | Analisa Kebutuhan | T | O | E | ||||||
Saya ingin sistem : | L | M | H | L | M | H | L | M | H | |
1 | Berjalan dengan baik | √ | √ | √ | ||||||
2 | Monitoring melalui jaringan bluetooth | √ | √ | √ | ||||||
3 | Menghasilkan dual mode sebagai output | √ | √ | √ | ||||||
4 | Menampilkan hasil dari monitoring secara real time baik dari interface android dan output suara | √ | √ | √ | ||||||
5 | Dapat mengakses nilai string dari sensor suara pada andorid | √ | √ | √ | ||||||
6 | Kompatibel dengan seluruh tipe smartphone OS android | √ | √ | √ | ||||||
7 | Bekerja secara Embedded System | √ | √ | √ | ||||||
8 | Sensor dapat mendeteksi keberadaan objek | √ | √ | √ | ||||||
9 | Smartphone dapat menampilkan notifikasi jika sensor suara diterima | √ | √ | √ | ||||||
10 | Menampilkan tips and trick jika user belum paham | √ | √ | √ | ||||||
11 | Menampilkan form login | √ | √ | √ | ||||||
12 | Diakses melalui smartphone | √ | √ | √ | ||||||
13 | Menampilkan status connect dan disconnect | √ | √ | √ | ||||||
14 | Menampilkan tombol read untuk hasil tinggi badan | √ | √ | √ | ||||||
15 | Menampilkan tombol exit | √ | √ | √ | ||||||
Non Functional | ||||||||||
No. | Saya ingin sistem : | |||||||||
1 |
Tampilan interface pengontrolan userfriendly sehingga mudah dipahami oleh pengguna | √ | √ | √ | ||||||
2 | Sistem yang dibuat berbasis Mikrokontroler ATmega328 | √ | √ | √ |
Final Draft Elisitasi
Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan sistem pengukur tinggi badan berbasis Mikrokontroler ATmega328 dengan output suara pada SDIT Al-Istiqomah. Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem pengukur tinggi badan berbasis Mikrokontroler ATmega328 dengan output suara pada SDIT Al-Istiqomah.
Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi
Functional | |||||
No. | Analisa Kebutuhan | ||||
Saya ingin sistem dapat : | |||||
1 |
Berjalan dengan baik | ||||
2 |
Monitoring melalui jaringan bluetooth | ||||
3 | Menghasilkan dual mode sebagai output | ||||
4 | Menampilkan hasil dari monitoring secara real time, baik dari interface android dan output suara | ||||
5 | Dapat mengakses nilai string dari sensor suara pada Android | ||||
6 | Kompatibel dengan seluruh tipe smartphone OS android | ||||
7 | Bekerja secara Embedded System | ||||
8 | Sensor dapat mendeteksi keberadaan objek | ||||
9 | Smartphone dapat menampilkan notifikasi jika sensor suara diterima | ||||
10 | Menampilkan tips and trick jika user belum paham | ||||
11 | Menampilkan form login | ||||
12 | Diakses melalui smartphonen | ||||
13 | Menampilkan status connect dan disconnect | ||||
14 | Memberikan informasi secara up to date | ||||
15 | Menampilkan tombol exit | ||||
Non Functional | |||||
No | Saya ingin sistem dapat : | ||||
1 | Tampilan Interface pengontrolan user friendly sehingga mudah dipahami oleh pengguna | ||||
2 | Sistem yang dibuat berbasis Mikrokontroler ATMega328 | ||||
Penyusun
(Muhammad Khiabani Fakhri) | |||||
Mengetahui,
| |||||
Menyetujui,
|
BAB IV
Uji Coba
Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukuan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembagian hasil uji coba dilakukan dapat dilihat pada sub bab berikut.
Metode Black Box
Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Pengukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Atmega328 Dual Mode Pada SDIT Al-Istiqomah, untuk pengujian pada sistem, yaitu sebagai berikut:
1. Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Login
Tabel 4.1 Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Login
2. Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Connect Bluetooth
Tabel 4.2 Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Connect Bluetooth
3. Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Exit
Tabel 4.3 Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Exit
Uji Coba Hardware
Sebelum program hardware dimasukkan kedalam mikrokontroler, maka harus dilakukan sebuah uji coba. Uji coba kali ini menggunakan simulator yang tersedia pada aplikasi Proteus dan untuk memberikan input menggunakan aplikasi Hyperterminal. Program dasar yang dibuat adalah mikrokontroller menerima input “R” maka PORTD4 mengeluarkan hasil penghitungan sensor. Berikut adalah hasil dari pengujian.
Gambar 4.1 Pengujian menggunakan Proteus dan Hyperterminal
Tabel 4.4 Uji Coba Program Mikrokontroler
Setelah melakukan serangkaian uji coba dengan menggunakan simulator selanjutnya yang akan dilakukan uji coba adalah koneksi Bluetooth. Uji coba ini dilakukan berdasarkan jarak dan waktu penerimaan data serta uji coba pada ruang terbuka dan tertutup. Berikut hasil uji cobanya.
Tabel 4.5 Uji Coba Pada Ruang Terbuka
Tabel 4.6 Uji Coba Pada Ruang Tertutup
Gambar 4.2 Grafik Uji Coba Hardware
Pengujian Rangkaian Catu Daya
Gambar 4.3 Pengujian Rangkaian Catu Daya
Dalam rangkaian catu daya digunakan dua buah IC regulator, yaitu 78M05dan AMS1117. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan DC yang dihubungkanpada kaki masukan masing-masing IC tersebut. Kemudian keluaran dari ICregulator diukur dengan menggunakan voltmeter. Hasil pengukuran keluaran ICregulator dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Hasil Rangkaian Pengujian Rangkaian Catu Daya
Keterangan tabel :
Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang masih dalam batas toleransi yang diizinkan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.
Pengujian Rangkaian Sensor Ultrasonik
Prosedur pegujian:
a. Mikrokontroler diprogram agar bisa mengirim trigger dan menerima signal dari sensor ultrasonik yang merupakan informasi objek.
b. Jika sensor ultrasonik merespon dan memberikan signal ke mikrokontroler, maka sensor ultrasonik bekerja dengan baik.
Langkah-langkah pengambilan data untuk jarak objek adalah:
Sensor ultrasonik pada alat ini berfungsi untuk menentukan jarak objek di bawah sensor ultrasoik. Keluaran dari sensor ini berupa timer dengan satuan µs yang menunjukkan waktu berjalannya pulsa gelombang ultrasonik. Pemberian masukan pada sensor ini dilakukan dengan mengambil data awal dengan meletakkan benda di bawah sensor dengan jarak 80 cm. Keluaran timer dicatat pada tabel. Objek diangkat mendekati sensor dengan kelipatan tiap kali 5 cm berhenti. Objek terus diangkat hingga jaraknya 200 cm di depan sensor sambil terus dicatat timernya. Data timer dan jarak yang telah diukur ditunjukkan pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Data Hasil Pengukuran Timer dan Jarak
Jarak (cm) | Timer (µs) |
---|---|
200 | 800 |
195 | 850 |
190 | 900 |
185 | 950 |
180 | 1000 |
175 | 1050 |
170 | 1100 |
165 | 1150 |
160 | 1200 |
155 | 1250 |
150 | 1300 |
145 | 1350 |
140 | 1400 |
135 | 1450 |
130 | 1500 |
125 | 1550 |
120 | 1600 |
115 | 1650 |
110 | 1700 |
105 | 1750 |
100 | 1800 |
95 | 1850 |
90 | 1900 |
85 | 1950 |
80 | 2000 |
Data hasil pengukuran ini kemudian dibuat sistem linear berupa grafik yang ditunjukkan pada gambar 4.4. Pembuatan grafik ini bertujuan agar keluaran yang ditampilkan berupa jarak dengan satuan cm. Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara timer dalam (µs) dengan jarak (cm). data secara detail dihitung menggunakan persamaan (4.1). persamaan ini diperoleh dari rumus pembentukan grafik linier.
y = 9.99x + 0,33 (4.1)
Gambar 4.4 Grafik Linier Hubungan Timer (µs) dan Jarak Benda (cm)
Grafik pada gambar di atas menunjukkan bahwa garis penghubung titik-titik tersebut berbentuk linear. Hubungan ini menunjukkan bahwa makin besar timer (waktu) yang diperlukan, makin besar pula jarak yang ditampilkan sehingga memenuhi persamaan (4.1). Hasil pengukuran dan analisis ini menunjukkan bahwa data ini dapat digunakan sebagai input pemrograman pada sensor ultrasonik.
Alat yang telah dirangkai seperti rancangan dan telah diprogram digunakan mengukur jarak objek untuk mengetahui apakah alat tersebut bisa membaca jarak benda dengan baik. Pengukuran jarak objek sebagaimana yang telah disebutkan pada langkah-langkah pengambilan data untuk jarak objek diatas, Pada bagian penghalang menggunakan papan atau objek padat dengan bidang pantul datar yang jarak antar sensor dan penghalang tersebut telah ditentukan. Sensor akan memberikan logika 0 yang berarti sensor aktif dan mulai mengukur jarak sehingga diperoleh data jarak objek, Data jarak objek yang telah diperoleh kemudian dicari selisihnya. Selisih masing_masing data tersebut dicari simpangannya menggunakan persamaan (4.2) berikut:
Menghasilkan data yang ditunjukan pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Data Jarak Benda
Jarak Sebenarnya (cm) | Jarak Pengukuran (cm) | Simpangan (%) |
---|---|---|
200 | 200 | 0 |
195 | 195 | 0 |
190 | 190 | 0 |
185 | 185 | 0 |
180 | 180 | 0 |
175 | 175 | 0 |
170 | 170 | 0 |
165 | 165 | 0 |
160 | 160 | 0 |
155 | 155 | 0 |
150 | 150 | 0 |
145 | 145 | 0 |
140 | 140 | 0 |
135 | 135 | 0 |
130 | 130 | 0 |
125 | 124 | 1 |
120 | 120 | 0 |
115 | 115 | 0 |
110 | 110 | 0 |
105 | 104 | 1 |
100 | 100 | 0 |
95 | 94 | 1 |
90 | 90 | 0 |
85 | 84 | 1 |
80 | 79 | 1 |
Data di atas menunjukkan bahwa jarak sebenarnya dengan jarak pengukuran ada yang bernilai sama, juga ada yang berbeda. Selisih setiap jarak bernilai satu (1). Data yang diperoleh ini dicari simpangannya menggunakan persamaan (4.2). Pada data 1 hingga 25 penyimpangan yang terjadi yaitu 2%, Simpangan masing-masing data ini kemudian dicari simpangan rata-ratanya menggunakan persamaan (4.3). berikut:
Perhitungan untuk mencari simpangan ini ditunjukkan pada lampiran. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar simpangan rata-rata adalah 0,15% sehingga akurasi alat ini sebesar 99,85%.
Pengujian Voice Module
Prosedur pengujian:
a. Diberikan program pengisian dan program untuk menjalankan suara pada voice module.
b. Jika voice module dapat merekam dan menjalankan suara maka voice module berfungsi dengan baik.
Voice module menggunakan Micro SD 2 GB dan file system FAT yang diperuntukan untuk melakukan hubungan serial dengan mikrokontroler. Durasi tiap kali merakam suara tidak terbatas seberapa lama untuk masing-masing rekaman suara, selama tidak melebihi kapasitas 2 GB.
Data suara yang diperlukan pada alat ini ada 18 kata sebagaimana ditunjukan pada tabel 4.7. berikut:
Tabel 4.7 Hasil Pengujian data masukan dan keluaran Voice Module
String Data Suara | Rekaman Suara | Output Suara |
---|---|---|
A | 1 | Satu |
B | 2 | Dua |
C | 3 | Tiga |
D | 4 | Empat |
E | 5 | Lima |
F | 6 | Enam |
G | 7 | Tujuh |
H | 8 | Delapan |
I | 9 | Sembilan |
J | 10 | Sepuluh |
K | 11 | Sebelas |
L | Belas | Belas |
M | Pulus | Puluh |
N | Ratus | Ratus |
O | 100 | Seratus |
P | Centi | Centi Meter |
Q | 120 | Tinggi badan anda adalah? |
Data tersebut menampilkan data suara disimpan sesuai huruf abjad yang digunakan sebagai string, rekaman masukan dan keluaran. Pada tabel 4.7 menunjukan bahwa data suara masukan telah sesuai dengan data suara keluaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa data ini dapat digunakan untuk pemrograman sebagai ouput suara.
Pengujian Alat Pengukur Tinggi Badan
Untuk mengetahui kinerja dari alat yang telah dibuat perlu dilakukan pengujian kepada sebanyak 8 orang siswa/i di bawah ini. Hasil pengukuran berserta error-nya disajikan pada Tabel 1 sampai 8 sebagai berikut:
Orang ke-1
Nama: Arfah Muhammad Fathin, NIS: 13141003
TTD : AMF
Tabel 4.11. Data pengukuran tinggi badan orang ke-1
Tabel 4.11. Data pengukuran tinggi badan orang ke-1
Orang ke-2
Nama: Alya Nuha Itsna Iswahyudi, NIS: 13141007
TTD : ANII
Tabel 4.12 Data pengukuran tinggi badan orang ke-2
Tabel 4.12 Data pengukuran tinggi badan orang ke-2
Orang ke-3
Nama: Alytsha Said, NIS: 13141009
TTD : AS
Tabel 4.13 Data pengukuran tinggi badan orang ke-3
Tabel 4.13 Data pengukuran tinggi badan orang ke-3
Orang ke-4
Nama: Amalia Dea Arkani, NIS: 13141010
TTD : AS
Tabel 4.14 Data pengukuran tinggi badan orang ke-4
Tabel 4.14 Data pengukuran tinggi badan orang ke-4
Orang ke-5
Nama: Andrew Febrian Tan, NIS: 13141013
TTD : AFT
Tabel 4.15 Data pengukuran tinggi badan orang ke-5
Tabel 4.15 Data pengukuran tinggi badan orang ke-5
Orang ke-6
Nama: Bryan Serge De Rama, NIS: 13141019
TTD : BSDR
Tabel 4.16 Data pengukuran tinggi badan orang ke-6
Tabel 4.16 Data pengukuran tinggi badan orang ke-6
Orang ke-7
Nama: Davina Aretta, NIS: 13141023
TTD : DA
Tabel 4.17 Data pengukuran tinggi badan orang ke-7
Tabel 4.17 Data pengukuran tinggi badan orang ke-7
Orang ke-8
Nama: Dhafinda Adian Prananta, NIS: 13141025
TTD : DAP
Tabel 4.18 Data pengukuran tinggi badan orang ke-8
Tabel 4.18 Data pengukuran tinggi badan orang ke-8
Dari data pengujian alat portabel untuk mengukur tinggi badan dari ke delapan siswa/i dapat dihitung kesalahan pengukuran dari alat digital sebagaimana disajikan pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Kesalahan Pengukuran Tinggi Badan dari Alat Digital Terhadap Manual
Dari Tabel 4.16 terlihat bahwa rata-rata selisih tinggi menyeluruh sebesar 0,95 cm. Selisih tinggi menyeluruh yang relatif kecil tersebut menunjukkan bahwa alat potrabel yang dibuat sudah mampu menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur tinggi badan. Kesalahan/ ketidakakuratan hasil pengukuran disebabkan karena: cara menggunakan alat yang kurang seksama dan kurang tepatnya jarak yang direkam oleh sensor akibat dari posisi alat miring.
Flowchart Program
Gambar 4.5 Flowchart Program
Dapat dijelaskan gambar 4.5 Flowchart program pengukur tinggi badan yang berjalan pada SDIT Al-Istiqomah diatas yaitu terdiri dari:
Analisa
Dari pengujian di atas ditemukan analisa terhadap listing program dari hardware maupun software. Maka dari itu akan dijelaskan sebagai berikut :
Analisa Program Pada Mikrokontroler
Pada program yang dimasukkan kedalam mikrokontroler terdapat beberapa fungsi. Berikut adalah listing program mikrokontrolernya:
Adapun fungsi pada setiap penulisan listing program adalah sebagai berikut:
Koding ini berfungsi untuk mendeklarasikan seri mikrokontroler yang akan digunakan. Pada coding di atlas tertulis “m328def.dat” yang dimaksudkan untuk mikrokontroler tipe ATmega328.
Koding ini berisi nilai yang sesuai dengan crystal yang dipakai. Dalam hal ini menggunakan crystal 11,0592 MHz.
Koding ini menyatakan konfigurasi serial yang berfungsi untuk sistem transfer data menggunakan baudrate 9600 bps.
Koding di atas berfungsi untuk konfigurasi, dimana PORTC dijadikan sebagai output.
Koding di atas ini berfungsi untuk inisialisasi sub rutin yang dipakai.
Koding di atas berfungsi sebagai program utama yang dijalankan.
Koding diatas adalah subrutin baca dan hitung tinggi badan.
Koding di atas adalah subrutin kontrol relay.
Koding diatas berfungsi untuk mengirimkan data hasil penghitungan melalui komunikasi Bluetooth agar dapat di tampilkan pada smartphone android.
Analisa Program Aplikasi Android
Pada aplikasi android terdapat beberapa fungsi antara lain fungsi komunikasi Bluetooth dan login password. Berikut adalah listing program aplikasi android:
Koding di atas berfungsi untuk menampilkan hasil peritungan sensor pada label yang tedapat pada applikasi android.
Koding diatas berisi perintah untuk menerima masukan input sensor jika Cmd_Read ditekan. Setelah inputan masuk maka akan disimpan dalam bentuk angka dan dapat di panggil oleh button read.
Koding ini berisi variable untuk memilih device yang ingin dikoneksikan. Sebelum nya device yang ingin dikoneksikan harus sudah dalam pairing atau dikenali oleh smartphone Android.
Koding ini berisi notifikasi apabila sukses melakukan pairing pada device yang diinginkan maka akan mengubah status Disconected menjadi Connected.
Implementasi
Schedule
Tabel 4.20 Time Schedule Implementasi Program
Estimasi Biaya
No | Uraian Kegiatan | Biaya Yang Diusulkan (Rp) |
---|---|---|
1 | Pengumpulan dan Analisa Data | |
Testing dan Implementasi | 650.000 | |
2 | Bahan dan Peralatan Penelitian | |
Hardware | ||
Minimum Sistem Mikrokontroler | 100.000 | |
Sensor Ultrasonik | 250.000 | |
Modul Suara | 100.000 | |
Modul Bluetooth | 150.000 | |
Catu Daya | 40.000 | |
Relay | 10.000 | |
Software | ||
Software BASCOM-AVR | 200.000 | |
Software Basic4android | 200.000 | |
Software Microsoft Visio 2010 | 200.000 | |
3 | Transportasi Dalam Kota | 300.000 |
4 | Administrasi | |
Print Lembar Laporan | 20.000 | |
5 | Lain-Lain | |
(Internet) | 500.000 | |
Jumlah Biaya | 2.720.000 | |
1 | Hibah | (500.000) |
Total | 2.220.000 |
BAB V
Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah
Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai sistem pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik dengan dual mode pada SDIT Al-Istiqomah adalah sebagai berikut:
Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat
Berikut kesimpulan perihal tujuan dan manfaat mengenai sistem pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik dengan dual mode pada SDIT Al-Istiqomah adalah sebagai berikut:
Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian
Berikut kesimpulan perihal metode penelitian mengenai sistem pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik dengan dual mode pada SDIT Al-Istiqomah adalah sebagai berikut:
Saran
Berdasarkan perancangan dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam rangka pengembangan yaitu:
Kesan
Adapun kesan yang didapatkan setelah melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, diantaranya:
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Lampiran B
Lampiran C