SI0911463818

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS

PENYAKIT ANAK BALITA DI PUSKESMAS PANONGAN


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 0911463818
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2013/2014

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS

PENYAKIT ANAK BALITA DI PUSKESMAS PANONGAN


Disusun Oleh :

NIM
: 0911463818
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juni 2014

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Maimunah, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 007002

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS

PENYAKIT ANAK BALITA DI PUSKESMAS PANONGAN


Dibuat Oleh :

NIM
: 0911463818
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2013/2014


Disetujui Oleh :

Tangerang, Juni 2014

Pembimbing 1
   
Pembimbing 2
       
       
       
       
(Aris Martono, S.Kom,.M.M.S.I)
   
(Meta Amalya Dewi, M.Kom)
NID : 08197
   
NID : 05065


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS

PENYAKIT ANAK BALITA DI PUSKESMAS PANONGAN


Dibuat Oleh :

NIM
: 0911463818
Nama


Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2013/2014


Disetujui Penguji :

Tangerang,....2014

Ketua Penguji
 
Penguji 1
 
Penguji 2
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS

PENYAKIT ANAK BALITA DI PUSKESMAS PANONGAN


Disusun Oleh :

NIM
: 0911463818
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juni 2014

 
 
 
 
 
NIM : 0911463818

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI


Perkembangan dunia medis pun saat ini banyakyang menggunakan komputer untuk membantu diagnosis maupun pencegahan dan penanganan suatu penyakit. Puskesmas Panongan merupakan salah satu organisasi pemerintah yang bergerak dalam dunia medis. Proses diagnosis penyakit pada Puskesmas Panongan masih belum terkomputerisasi secara optimal terutama untuk mendiagnosis penyakit anak balita. Penyakit anak balita memiliki indikasi yang beragam dan gejala yang muncul hampir memiliki kemiripan. Hal ini menyebabkan banyak tenaga medis, bahkan masyarakat awam kesulitan untuk mengenali jenis penyakit yang diderita. Tanpa pengetahuan yang baik dapat menyebabkan penanganan yang salah terhadap suatu penyakit, bisa jadi semakin parah atau bahkan dapat menyebabkan kematian jika telambat tertolong. Semakin canggihnya ilmu kedokteran sangat membantu tenaga medis untuk mendiagnosa suatu penyakit dan mengobati pasien. Salah satu alat bantu yang sangat membantu dalam melakukan diagnosa terhadap penyakit anak balita adalah sistem pakar. Sistem pakar secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Aplikasi yang dikembangkan merupakan sistem pakar yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit anak balita dengan menggunakan metode Faktor Kepastian. Diagnosa dilakukan dengan cara menganalisa masukan gejala berupa pertanyaan tentang apa yang dirasakan oleh pasien. Hasil analisa kemudian diperiksa kecocokannya dengan hasil diagnosa dokter untuk mengetahui kebenarannya. Program dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basisdata MySQL. Aplikasi dapat menjadi alternatif bagi puskesmas untuk mendiagnosis pasien apabila dokter tidak ada di tempat.

Kata Kunci: Diagnosa penyakit anak balita, Sistem pakar,Faktor Kepastian


ABSTRACT


The development of the medical world today many who use the computer toaid in the diagnosis as well as prevention and treatmentof disease. Panongan Health Center is one of the government organizations engaged in the medical world. The process of diagnosis of the disease at thehealth center is still not computerizedPanongan optimally diagnose disease, especially for children under five. Diseases of children under five has a diverse indicationsand symptoms thatappear almost similar.This causes a lot of medical personnel, even ordinary people struggle to identify types of illness. Without a good knowledge of improper handling can lead to a disease, it could be worse or it can evencause death if latehelped. The growing sophistication ofmedical science is helpful medical personnel to diagnosea disease and treatpatients. One tool that is very helpful inmaking the diagnosis of diseasesof children under five are expert systems. Expert systems in general is thattrying to adopt a system of human knowledge into a computer, so thecomputer can resolve the issueas was done by theexperts. Applications developed anexpert system that is used to diagnosediseases of children under five with Certainty Factormethod. Diagnosis is done by analyzing the input symptoms of questionsabout what is perceived by the patient. The results of the analysis then checkedagainst the results of thedoctor's diagnosis to find outthe truth. Programs created usingPHP programming languageand MySQL database.Applications can be an alternativeto the health center to diagnose the patientif the doctor is not in place.

Keywords: Diagnosis of disease among children, expert systems, Certainty Factor

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan puji dan syukur pada ALLAH SWT, atas semua rahmat, bimbingan dan karunia-Nya sehingga akhirnya penulis mampu menyelesaikan Skripsi dengan baik, yang berjudul " PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT ANAK BALITA DI PUSKESMAS PANONGAN " tepat pada waktunya.

Tujuan penulisan laporan ini ialah sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan penyusunan skripsi program pendidikan Strata Satu (SI) Jurusan Sistem Informasi di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja Tangerang.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan dorongan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan dorongan tersebut, laporan ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yaitu :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si, selaku Direktur AMIK Raharja Informasi.
  3. Ibu Maimunah, M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Bapak Aris Martono,S.Kom,.M.M.S.I selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Meta Amalya Dewi, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Ata Supriyatna selaku pembimbing lapangan Puskesmas Panongan beserta Staf dan keluarga besar Puskesmas Panongan yang telah memberikan izin dan membantu penulis melakukan analisa penelitian.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Keluarga penulis khususnya kepada bapak, ibu dan adik yang tercinta yang memberikan dukungan baik moril maupun materil.
  8. Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu per satu sehingga terwujudnya penulisan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna memperbaiki penyusunan laporan–laporan selanjutnya dikemudian hari.

Akhir kata, besar harapan laporan ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi bahan acuan bagi para pembaca untuk pembuatan laporan selanjutnya.

Tangerang, 19 Juni 2014
Anjani
NIM. 0911463818

Daftar isi

DAFTAR SIMBOL


Gambar 1. Simbol Use Case Diagram



Gambar 2. Simbol Sequence Diagram

Gambar 3. Simbol Activity Diagram

Gambar 4. Simbol Class diagram

DAFTAR TABEL


Tabel 2.1. Data Penyakit Kriteria Pneumonia

Tabel 2.2. Data Penyakit Kriteria Diare

Tabel 2.3. Data Penyakit Kriteria Demam Berdarah Dongue (DBD)

Tabel 2.4. Data Penyakit Anak Balita

Tabel 2.5. Data Gejala

Tabel 2.6. Data Kombinasi Gejala

Tabel 2.7. Data Aturan Diagnosa Penyakit

Tabel 3.1. Internal Strategic Factors Analys

Tabel 3.2. Eksternal Strategic Factors Analys

Tabel 3.3. Strategi S-O

Tabel 3.4. Strategi S-T

Tabel 3.5. Strategi W-O

Tabel 3.6. Strategi W-T

Tabel 3.7. Elisitasi Tahap I

Tabel 3.8. Elisitasi Tahap II

Tabel 3.9. Elisitasi Tahap III

Tabel 3.10. Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1. Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Tabel 4.2. Tabel Login

Tabel 4.3. Tabel Diagnosa

Tabel 4.4. Tabel Gejala

Tabel 4.5. Tabel Pasien

Tabel 4.6. Tabel Penyakit

Tabel 4.7. Tabel Relasi

Tabel 4.8. Tabel Hasil Akhir Diagnosa

Tabel 4.9. Tabel Pengujian BlackBox

Tabel 4.10. Tabel Time Schedule

Tabel 4.11. Tabel Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR


Gambar 3.1. Struktur Organisasi Puskesmas Panongan

Gambar 3.2. Use case diagram sistem yang berjalan

Gambar 3.3. Activity diagram sistem yang berjalan

Gambar 4.1. Use case diagram yang diusulkan untuk admin

Gambar 4.2. Use case diagram yang diusulkan untuk petugas kesehatan

Gambar 4.3. Activity diagram yang diusulkan untuk admin

Gambar 4.4. Activity diagram yang diusulkan untuk petugas kesehatan

Gambar 4.5. Sequence diagram yang diusulkan untuk admin

Gambar 4.6. Sequence diagram yang diusulkan untuk petugas kesehatan

Gambar 4.7. Class diagram

Gambar 4.8. Rancangan layar halaman utama

Gambar 4.9. Rancangan layar halaman bantuan

Gambar 4.10. Rancangan layar halaman informasi

Gambar 4.11. Rancangan layar halaman utama pengguna

Gambar 4.12. Rancangan layar halaman ubah password admin

Gambar 4.13. Rancangan layar halaman list pasien

Gambar 4.14. Rancangan layar halaman list penyakit

Gambar 4.15. Rancangan layar halaman list gejala

Gambar 4.16. Rancangan layar halaman relasi

Gambar 4.17. Rancangan layar halaman laporan

Gambar 4.18. Tampilan halaman utama

Gambar 4.19. Tampilan halaman bantuan

Gambar 4.20. Tampilan halaman informasi

Gambar 4.21. Tampilan login admin

Gambar 4.22. Tampilan halaman utama admin

Gambar 4.23. Tampilan halaman ubah password pengguna

Gambar 4.24. Tampilan halaman list penyakit

Gambar 4.25. Tampilan halaman list pasien

Gambar 4.26. Tampilan halaman list gejala

Gambar 4.27. Tampilan halaman relasi

Gambar 4.28. Tampilan halaman laporan

Gambar 4.29. Tampilan halaman login petugas kesehatan

Gambar 4.30. Tampilan halaman utama petugas kesehatan

Gambar 4.31. Tampilan halaman ubah password petugas kesehatan

Gambar 4.32. Tampilan halaman laporan

Gambar 4.33. Tampilan halaman hail diagnosa

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan kebutuhan informasi sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, khususnya ilmu komputer. Dalam hal ini, komputer memegang peranan yang sangat penting sebagai alat bantu dalam pengolahan data. Penggunaan komputer yang dilengkapi dengan program aplikasi yang menunjang akan menghemat waktu, biaya, dan tenaga serta memudahkan dalam menghasilkan informasi berkualitas seperti yang dibutuhkan.

Perkembangan dunia medis pun saat ini banyak yang menggunakan komputer untuk membantu diagnosis maupun pencegahan dan penanganan suatu penyakit. Selain itu sebagian besar dari masyarakat tidak terlatih secara medis, sehingga apabila mengalami gejalapenyakit yang diderita belum tentu dapat memahami cara-cara penanggulangannya. Situasitersebut dapat dihindari jika masyarakat memiliki sedikit pengetahuan tentangkesehatan. Pengetahuan dapat diperoleh dari buku-buku atau situs-situs internetyang membahas tentang kesehatan. Akan tetapi untuk mempelajari hal tersebuttidaklah mudah karena selain memerlukan waktu yang cukup lamauntuk memahaminya sumber-sumber tersebut juga belum tentu dapat mendiagnosisjenis penyakit seperti yang dilakukan oleh seorang dokter.

Demikian juga seorang dokter ahlisebagai manusia memiliki keterbatasan seperti sering lupa, lelah, stress dankadang kurang cepat dalam mengambil keputusan, disamping juga usia dokterterbatas dan meninggalnya dokter maka hilanglah pengetahuannya. Untukmengurangi keterbatasan itu perlu dibuat alat bantu berupa sistem pakar. Sesuaidengan kemampuan dari sistem pakar yang merupakan salah satu cabang dari ilmukecerdasan buatan, yaitu mampu untuk bertindak sebagaimana seorang pakar padabidang ilmu tertentu. Tujuan pengembangan sistem pakar ini sebenarnya bukanuntuk menggantikan peran manusia tetapi untuk mensubsitusikan pengetahuanmanusia ke dalam bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh petugas kesehatanpuskesmas agar tidak merasa kesulitan untuk mencari solusi dan cara mengobatipenyakit.

Dengan menggunakan sistem pakardiharapkan dapat mempercepat dalam mendiagnosa suatu jenis penyakit sehinggadapat dengan mudah diketahui jenis penyakit yang sedang menjangkit tersebut. Berdasarkanuraian tersebut di atas, maka dalam pembuatan tugas akhir ini penulis akanmembahas mengenai “Perancangan SistemPakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Anak Balita Di Puskesmas Panongan “sebagai suatu alternatif untuk mengatasi masalah yang dialami oleh petugaskesehatan puskesmas.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telahdijelaskan di atas, maka penulis merumuskan masalah adalah :

  1. Bagaimana jalannya sistem untuk mendiagnosis penyakit Anak Balita di Puskesmas Panongan?
  2. Bagaimana merancang suatu aplikasi sistem pakar penyakit Anak Balita diPuskesmas Panongan yang mudah diakses oleh petugas kesehatan?
  3. Bagaimanamerancang suatu aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit Anak Balitayang dapat menghasilkan informasi penyebab penyakit sehingga dapat menemukan solusi atas permasalahan yang ada?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui jalannya sistem yang digunakan untuk mendianogsis penyakit Anak Balita di Puskesmas Panongan.
  2. Untuk merancang suatu aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit Anak Balita yang mudah diakses oleh petugas kesehatan.
  3. Untuk merancang suatu aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit Anak Balita yang dapat menghasilkan informasi penyebab penyakit sehingga dapat menemukan solusi atas permasalahan yang ada.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Bagi Puskesmas
    Dapat membantu para dokter dan petugas kesehatan dalam mendeteksi dini gejala penyakit Anak Balita serta dapat dengan segera memberikan solusi yang tepat.
  2. Bagi Mahasiswa
    1. Dapat menerapkan ilmu Sistem Informasi yaitu dalam proses pembuatan aplikasi.
    2. Menambah pengetahuan mengenai masalah penyakitAnak Balita dan gejala-gejala yang ditimbulkan.

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk dapat menghasilkan penelitian yang lengkapdan akurat, maka perlu adanya ruang lingkup dan pembatasan masalah, penulismembatasi bahwa sistem ini menghasilkan diagnosa penyakit Anak balita antaraumur 2 bulan sampai 5 tahun. Data sampel sebagai data awal jenis penyakityang didiagnosis antara lain : Pnemonia, Diare danDemam Berdarah. Sistem ini ditujukan untuk petugas kesehatanterkait di Puskesmas.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara alamiah untuk

memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Cara ilmiah berartikegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional,

empiris dan sistematis.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan beberapa metode adalah sebagai berikut :

  1. Observasi, merupakan metode yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data dengan mengamati secara langsung sistem yang digunakan untuk mendiagnogsis penyakit pada Puskesmas Panongan.
  2. Metode Wawancara, merupakan metode untuk memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab dengan pakar penyakit yang ada di Puskesmas Panongan yaitu dr. Secunda Suswati yang tentunya sangat mempunyai peranan penting dalam sistem yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit dan tentunya untuk mencari kelengkapan dan kebenaran suatu data yang akan dibuat menjadi sebuah laporan yang benar dan akurat.
  3. Study pustaka, merupakan metode untuk mendapatkan informasi dan data dari sebuah sumber atau buku yang diperlukan yang berkaitan dengan penelitian dalam penyusunan laporan skripsi ini.

Metode Analisa

Dalam tahap analisa sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan antara lain :

  1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah sistem mengenai diagnosa penyakit anak balita yang ada pada saat ini di Puskesmas Panongan.
  2. Understand, yaitu memahami sistem diagnosa penyakit anak balita yang ada pada saat ini di Puskesmas Panongan.
  3. Analize, yaitu menganalisa sistem yang akan dibuat untuk mengatasi permasalahan yang sedang ada di Puskesmas Panongan.
  4. Report, yaitu membuat hasil laporan analisa rancangan sistem yang dibuat untuk mendiagnosis penyakit anak balita di Puskesmas Panongan.

Dalam merancang sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit anak balita, penulis menggunakan analisis SWOT dengan didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Selain itu, menggunakan Unified Modeling Language (UML) sebagai salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemogramanyang berorientasi objek serta menggunakan elisitasi yang dilakukan melalui 3(tiga) tahap, yaitu elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap IIIdan elisitasi final.

Metode Perancangan

Dalam penulisan laporan penelitian ini menggunakan metode waterfall karena memiliki kelebihan yakni sistem mudah dipahami dan dikoreksi karena dalam pengumpulan data lebih terperinci dan dalam perancangan sistem dibantu dengan menggunakan tool dan software seperti : UML (Unifed Modelling Language) yaitu Visual paradigm 6.4 Enterprise Edition.

Metode Implementasi

Untuk mengimplementasikan rancangan sistem pakar ini, penulis menggunakan softwareAdobe Dreamweaver CS 5 yang diberi fasilitas PHP, CSS dan Java dimanamenggunakan database My SQL.

Metode Testing

Dalam hal ini proses pengujian sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit anak balita di Puskesmas Panongan,peneliti menggunakan metode BlackboxTesting. Blackbox testing adalah metode uji coba yang memfokuskan padakeperluan fungsional perangkat lunak.

Sistematika Penulisan

Agar dalam penulisan skripsi ini dapat lebih terarah, maka penulis berusaha sedapat mungkin menyusun secara sistematis sehingga diharapkan tahap-tahap pembahasan akan tampak jelas kaitannya antara bab yang satu dengan bab yang lainnya. Adapun isi dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menerangkan tentang pengertian dan definsi yang meliputi konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, analisis Sistem, Unified Modelling Language (UML) dan beberapa teori- teori lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan serta Literature review yang ada.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini menjelaskan gambaran umum Puskesmas Panongan, sejarah singkat, struktur organisasi serta wewenang dan tanggung jawab kapada instansi, visi misi, serta penggambaran sistem yang berjalan menggunakan UML (Unified Modelling Language).

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini menjelaskan mengenai rancangan sistem yang diusulkan menggunakan UML yang terdiri dari usecase diagram, sequence diagram, activity diagram, dan statechart diagram, hasil perancangan keseluruhan beserta penjelasan dan penggunaan program yang telah dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dari rangkuman hasil penelitian dan saran-saran yang perlu diperhatikan bagi pengembangan sistem kedepannya.

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

LANDASAN TEORI

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Jogianto dalam bukunya Yakub (Yakub, 2012 : 1)[1] “Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu.”

Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub, 2012 : 1)[1] ”Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan.”

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah jaringan kerja atau seperangkat elemen-elemen yang disatukan dan dirancang untuk mencapai tujuan bersama.

Elemen-elemen Sistem

Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub, 2012 : 3)[1] Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan :

  1. Tujuan, tujuan ini menjadi motivasi yang mengarahkan pada sistem, karena tanpa tujuan yang jelas sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.
  2. Masukan, masukan(input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud informasi.
  3. Proses, proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai.
  4. Keluaran, keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan sistem dan keluaran dapat menjadi masukan untuk subsistem lain.
  5. Batas, batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah luar sistem. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.
  6. Mekanisme pengendalian dan umpan balik, mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feed back), sedangkan umpan balik ini digunakan mengendalikan masukan maupun proses. Tujuannya untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
  7. Lingkungan, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar sistem.

Klasifikasi Sistem

Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub, 2012 : 4)[1] Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi sistem tersebut diantaranya : sistem abstrak (abstract system), sistem fisik (physical system), sistem tertentu (deterministic system), sistem tak tentu (probabilistic system), sistem tertutup (close system), dan sistem terbuka (open system).

  1. Sistem tak tentu (probabilistic system), adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic. Sistem arisan merupakan contoh probabilistic system karena sistem arisan tidak dapat diprediksi dengan pasti.
  2. Sistem abstrak (abstract system), adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem teologia yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan merupakan contoh abstract system.
  3. Sistem fisik (physical system), adalah sistem yang ada secara fisik. Sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi, sistem sekolah dan sistem transportasi merupakan contoh physical system.
  4. Sistem tertentu (deterministic system), adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sistem komputer sudah diprogramakan, merupakan contoh deterministic system karena program komputer dapat diprediksi dengan pasti.
  5. Sistem tertutup (close system), adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya : reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi.
  6. Sistem terbuka (open system), adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem perdagangan merupakan open system, karena dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Data

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau item. Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub, 2012 : 5)[1] “ Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai”.

Data dapat berbentuk nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video.

  1. Teks adalah sederatan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual misalnya, artikel, koran, majalah dan lain-lain.
  2. Data yang terfornat adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang.
  3. Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa grafik, foto, hasil ronsten dan tanda tangan.
  4. Audio adalah data dalam bentuk suara misalnya, instrumen musik, suara orang, suara binatang, detak jantung dan lain-lain.
  5. Video adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas dalam bentuk film.

Definisi Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi. Sehingga informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama dalam suatu organisasi yang digunakan oleh manager untuk mengendalikan perusahaan dalam mencapai tujuan.

Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub, 2012 : 8)[1] Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut : “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, informasi disebut juga data yang diproses atau data yang memiliki arti.”

Kualitas Informasi

Menurut Jogianto dalam bukunya Yakub (Yakub,2012 : 9)[1] Kualitas dari informasi (quality of information) sangat tergantung dari tiga hal yaitu accurate, timeliness, dan relevance.

  1. Relevan (relevance)
    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan relavansi informasi untuk tiap-tiap orang akan berbeda-beda.
  2. Tepat Waktu (timeliness)
    Informasi tersebut datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.
  3. Akurat (accuracy)
    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Akurat juga berarti informasi harus jelas dan mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak informasi.

Nilai Informasi

Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakuan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat).

Menurut Mulyanto (Mulyanto, 2009:20)[2], “Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information ) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost).” Namun, dalam kenyataanya informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula. Suatu informasi dikatakan bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntunganya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir efektifitasnya.

Nilai suatu informasi berhubungan dengan keputusan. Hal ini berarti bahwa apabila tidak ada pilihan atau keputusan, informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang yang sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang informasi tersebut. Informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dapat dikatakan informasi tersebut memiliki nilai yang tinggi. Sebaliknya apabila informasi tersebut kurang memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan, maka informasi tersebut dikatakan bernilai rendah. Nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas. Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya.

Tentang 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :

  1. Kemudahan dalam memperoleh
    Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.
  2. Sifat luas dan kelengkapannya
    Informasi mempunyai nilai yang sempurna apabila mempunyai lingkup/cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara fisik.
  3. Ketelitian (accuracy)
    Informasi mempunyai informasi yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi dan akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kasalahan pengambilan keputusan.
  4. Kecocokan dengan pengguna (relevance)
    Informasi mempunyai informasi yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
  5. Ketepatan waktu (Timeliness)
    Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat tepat waktu. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.
  6. Kejelasan (clarity)
    Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
  7. Fleksibilitas/keluwesannya
    Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan.
  8. Dapat dibuktikan
    Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.
  9. Tidak ada prasangka
    Nilai informasi semakin sempuran apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
  10. Dapat diukur
    Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Istilah teknologi dan sistem informasi dapat digunakan secara informasi tanpa mendefinisikan masalah tersebut. “Penerapan sistem informasi pada prinsipnya lebih rumit, hal tersebut dapat dipahami secara baik dengan melihat perspektif teknologi yang berada dalam suatu organisasi. (Laudon,2008)[3]

Definisi Sistem Informasi

Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut :

Menurut Mulyanto (Mulyanto, 2009:29)[2], “Sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan.”

Menurut Mulyanto (Mulyanto, 2009:28)[2], “Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.”

Dari berbagai definisi sistem informasi seperti di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah sistem yang mengkoordinasi orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang kemudian menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan didistribusikan kepada pemakai.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Jogianto dalam bukunya Yakub (Yakub,2012:20)[1] sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen sistem informasi disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Komponen sistem informasi tersebut terdiri dari blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), dan basis data (database block).

  1. Blok Masukan (Input Block)
    Input memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi juga metode-metode untuk menangkap data yang dimasukkan.
  2. Blok Model (Model Block)
    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.
  3. Blok Keluaran (Output Block)
    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
  4. Blok Teknologi (Technologi Block)
    Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan, mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan.
  5. Blok Basis Data (Database Block)
    Basis Data (database) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya.

Analisis Sistem

Definisi Analisis Sistem

Informasi di dalam suatu organisasi sangatlah penting dan tidak dapat dikesampingkan keberadaannya, karena informasi dapat membuat suatu organisasi meraih tujuan dari didirikannya organisasi tersebut. Dengan informasi suatu organisasi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan dengan informasi juga suatu organisasi dapat mengontrol semua aktifitas yang ada di dalamnya. Organisasi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya apabila mendapatkan informasi yang benar dan tidak dibuat-buat. Oleh karena itu setiap informasi tidaklah dapat langsung digunakan sebelum di koreksi terlebih dahulu tingkat kebenarannya. Dikarenkan hal itu maka timbulah sistem informasi sebagai jawaban dari kekhawatiran penyampaian informasi yang salah.

Menurut Mulyanto (2009 : 29)[2], “ Sistem Informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai tujuan.”

Dapat ditarik kesimpulan bahwa, analisis sistem merupakan teknik pemecahan masalah dengan mempelajari suatu sistem informasi untuk merancang sistem baru atau melakukan perbaikan-perbaikan dari sistem informasi yang berjalan.

Tahap-tahap Analisis Sistem

Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Pada analisa sistem dikenal beberapa tahap yaitu: (Wahana Komputer, 2010)[4]

  1. Identifikasi masalah yang ada pada sistem informasi tersebut.
  2. Memahami cara kerja sistem.
  3. Melakukan analisis.
  4. Melaporkan hasil analisa sistem

Analisa SWOT

Analisa Sistem SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat) merupakan teknik dalam membedah kasussebagai kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness),kesempatan/peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat). Tendensi (Trend)atau terjadian dengan mengancam perkembangan atau keberlangsungannyaorganisasi. Analisis SWOT digunakan untuk mencari keuntungan dan memperbaikisituasi. Mencari keuntungan dilakukan dengan ekspansi, memperbaiki situasi dengan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Analisa SWOT terdiri darianalisa kondisi internal dan eksternal dari suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.Analisa internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Strength)dan kelemahan (Weakness). Sementara analisa eksternal mencakup faktorpeluang (Opportunity) dan tantangan (Threaths). (Yuliana dkk, 2014)[5]

Menurut Rangkuti (2011:199)[6], penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal daneksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan Weaknessserta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yangdihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternalpeluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktorinternal kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weakness). Analisaini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

Kuadran 1

Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang danyang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukungkebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

Kuadran 2

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masihmemiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalahmenggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan carastrategi diversifikasi (produk atau pasar).

Kuadran 3

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada BCGmatriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalahinternal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yangdigunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

Kuadran 4

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Menurut Yusmini (2011:68)[7], "Analisis SWOT adalah suatubentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematisterhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness)suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities)serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskanstrategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapatmemaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) danancaman (Threats)." Berdasarkan beberapa pendapat yangdikemukakandiatas, maka dapat disimpulkan Analisis SWOT menggambarkan secarajelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Black Box Testing

Menurut Rizky (2011:265)[8], "Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing dibagian luar."

Beberapa keuntungan yang diperolehdari jenis testing ini antara lain :

  1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yangmemiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.
  2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkaliditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.
  3. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan darieksekusi perangkat lunak.
  4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepatdibandingankan white box testing.

Beberapa teknik testing yangtergolong dalam tipe ini antara lain:

  1. Equivalence Partitioning
    Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu,yang kemudian dibandingkan outputnya.
  2. Boundary Value Analysis
    Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuahperangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yangmelebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan hargabarang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yangtidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasilmengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telahselesai dikatakan.
  3. Cause Effect Graph
    Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebabdari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh,pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilaihuruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilaihuruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.
  4. Random Data Selection
    Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan datadengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebutsebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.
  5. Feature Test
    Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dariperangkat lunak yang telah selesai dikerjakan.Misalkan, pada perangkat lunaksistem informasi akademik. Dapat dicek denganfitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entridata siswa maupun entri data guru yang akan malakukan entri nilai.

UML

Definisi UML (Unified Modelling Language)

Menurut Nugroho (2010:6)[9], “UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa permodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Permodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk peyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa permodelan yang digunakan untuk visualisasi sebuah sistem software yang terkait dengan objek.

Konsep Permodelan Menggunakan UML

Menurut Nugroho (2010:10)[9], “Sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan kontruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah kontruksi permodelan UML yang merepresentasikan suatu objek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural clasification), perilaku dinamis (dinamic bahaviour), serta pengolahn atau manajemen model (model management).

Definisi Bangunan Dasar Metodologi UML(Unified Modelling Language)

Bangunan dasar metodologi Unified Modeling Language (UML) menggunakan tiga bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem atau perangkat lunak yang akan dikembangkan yaitu : (Nugroho 2010:24)[9]

1. Sesuatu (things)

Ada 4 (empat) things dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :

  1. Structural things
    Merupakan bagian yang paling statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik atau konseptual.
  2. Behavioral things
    Merupakan bagian yang dinamis pada model unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.
  3. Grouping things
    Merupakan bagian pengorganisasian dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna untuk pengelompokan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.
  4. Annotational things
    Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).

Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :

  1. Kebergantungan
    Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri.
  2. Asosiasi
    Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan yang lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
  3. Generalisasi
    Merupakan hubungan dimana objek anak (descendant) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.
  4. Realisasi
    Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

2. Diagrams

Setiap elemen yang kompleks seharusnya bisa dipandang dari sudut yang berbeda-beda sehingga kita bisa mendapatkan pemahaman secara menyeluruh. Untuk upaya tersebut, UML menyediakan sembilan jenis diagram yang dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya statis atau dinamis. Kesembilan jenis diagram dalam UML itu adalah :

  1. Diagram Kelas
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.
  2. Diagram Objek
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan objek-objek serta relasi-relasi antar objek. Diagram objek memperlihatkan instansiasi statis dari segala sesuatu yang dijumpai pada diagram kelas.
  3. Use Case Diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas).
  4. Sequence Diagram
    Diagram ini bersifat dinamis. Diagram urutan merupakan diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.
  5. Collaboration Diagram
    Diagram ini bersifat dinamis. Diagram kolaborasi adalah diagram interaksi yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan (message).
  6. Statechart Diagram
    Diagram ini bersifat dinamis. Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem, memuat state, transisi, event, serta aktifitas.
  7. Activity Diagram
    Diagram ini bersifat dinamis. Diagram ini adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem.
  8. Component Diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan organisasi serta kebergantungan pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.
  9. Deployment Diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (saat run time). Diagram ini memuat simpul-simpul (node) beserta komponen-komponen yang ada di dalamnya.

Pengertian My SQL

Menurut Pratama, “Mysql adalah suatu sistem manajemen basis data relasional (RDBMS-Relation Database Management System) yang mampu bekerja dengan cepat, kokoh, dan mudah digunakan.” (Pratama,2010:10)[10]

Menurut Wahana Komputer, “Mysql merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk memanajemen suatu data dan banyak digunakan khalayak di seluruh dunia. ”Fungsi terpenting dari Mysql adalah sebagai content management suatu website, yaitu mengatur isi/informasi yang ditampilkan suatu website.(Wahana, 2010:111)[4]

Pengertian PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Rulianto Kurniawan dalam bukunya “PHP (Hypertext Preprocesor) adalah bahasa pemrograman untuk dijalankan melalui halaman web, umumnya digunakan untuk mengolah informasi di internet, sedangkan dalam pengertian lain PHP yaitu bahasa pemrograman web server side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang menyatu dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting)”. (Kurniawan,2010:1)[11]

Menurut Anhar (Anhar,2010:3)[12], “PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server side yang bersifat open source.” PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru atau up to date. Semua script dieksekusi pada server di mana script tersebut dijalankan.

Adobe Dreamweaver CS4

Pengertian Adobe Dreamweaver CS4

Adobe Dreamweaver merupakan “salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan perancangan design web secara visual atau aplikasi web editor”.(Wahana Komputer, 2011:2)[4]

Adobe Dreamweaver CS4 adalah salah satu aplikasi untuk melakukan perancangan website. Aplikasi ini merupakan versi terbaru dari versi Adobe Dreamweaver. Aplikasi ini sudah sangat banyak digunakan para programer dalam perancangan dan pembuatan website. Adapun kelebihan – kelebihan dari Adobe Dreamweaver CS4 antara lain:

  1. Tampilan Adobe Dreamweaver yang interaktif.
  2. Adanya penambahan menu pada user interface nya berupa workspace switcher yang berfungsi untuk mengatur tampilan jendela kerja sesuai dengan yang diinginkan seperti desainer, classic, coder plus, dual screen, sehingga lebih memudahkan user.
  3. Adanya penambahan fitur dan menu-menu yang sangat berguna bagi para programer seperti adobe photoshop smart objects, dsb.

Adobe Dreamweaver CS4 merupakan versi terbaru dari Adobe Dreamweaver yang sebelumnya. Adobe Dreamweaver CS5 menyertakan banyak tool yang berkaitan dengan pengkodean seperti HTML, CSS, XML dan pemrograman Client friendly. Aplikasi ini juga mendukung pemrograman Script Server Side seperti PHP, Active Server Page(ASP), ASP.NET, ASP JavaScript, ASPVBScript, ColdFusion, dan Java Server Page(JSP).

Pengertian Apache

Apache web server atau server HTTP Apache adalah server web yang dapat dijalankan di banyak sistem operasi seperti Linux, Unix, Microsoft Windows dan Novell Netware serta platform lainnya yang berguna untuk melayani dan mengfungsikan situs web. Apache merupakan perangkat lunak sumber terbuka (open source) yang dikembangkan oleh komunitas terbuka yang terdiri dari pengembangan-pengembangan dibawah naungan Apache Software Foundation. Web server inilah nantinya yang akan digunakan untuk belajar bahasa pemrograman PHP. (Rulianto Kurniawan, 2010:9)[13]

Definisi Elisitasi

Menurut Hidayati dalam Rahardja (2011:302)[14], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui empat(4) tahap, yaitu :

  1. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
    Berikut penjelasan mengenai MDI :
    1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasfikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :
    1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan?
    2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan? Requirement dalam sistem yang akan dikembangkan.
    3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi bebrapa option, yaitu :

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
    3. Low(L) : Mudah dikerjakan.
  4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Requirement Elicitation

Requirement Elicitation adalah “Proses dalam menemukan atau mendapatkan kebutuhan sistem melalui komunikasi dengan customer, system users, dan pihak lain yang berhubungan pada sistem yang akan dikembangkan”. (Rahardja, 2011:304)[14]

Requirement Elicitation didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan kebutuhan dan menjembatani perbedaan di antara kelompok-kelompok yang terlibat. Tujuannya menggambarkan dan menyaring kebutuhan untuk menemukan batasan kelompok-kelompok tersebut.

Pengertian Sistem Pakar

Menurut (Meilany Nonsi,2009)[15], “Secara umum sistem pakar (expert system)adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke dalam komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli” (Arhami, 2005). Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru cara kerjadari para ahli. Dengan sistem pakar, orang awam pun diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar juga akan membantu aktifitasnya sebagai asisten yang bisa diandalkan. Ada beberapa definisi sistem pakar (Kusumadewi, 2003), antara lain:

  1. Menurut (Durkin,1994) : Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang pakar.
  2. Menurut (Ignizo,1991) : Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan dalam suatu domain tertentu yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan kehlian seorang pakar.
  3. Menurut (Giarratano dan Reley,1994) : Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.

Komponen Utama Sistem Pakar

Menurut (Meilany Nonsi Tentua,2009)[15], berikut ini komponen utama sistempakar :

  1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
    Berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, tentu saja dalam domain tertentu, diantaranya :
    1. Kalkulus Predikat
      Merupakan cara sederhana untuk mempresentasikan pengetahuan secara deklaratif.
    2. List
      Merupakan serangkaian jenis barang-barang tertulis yang saling berhubungan, list biasanya digunakan untuk mempresentasikan hierarki pengetahuan dimana objek dikelompokkan, dikategorikan atau digabungkan sesuai dengan urutannya atau hubungannya.
    3. Bingkai (Frame)
      Merupakan blok-blok atau potongan yang berisi pengetahuan mengenai objek-objek khusus, kejadian, lokasi, situasi ataupun elemen-elemen lainnya dengan ukuran yang relatif besar. Blok-blok ini menggambarkan objek-objek tersebut secara lebih rinci.
    4. Jaringan Semantik
      Jaringan semantik merupakan cara mempresentasikan pengetahuan yang paling tua dan paling mudah. Cara ini merupakan penggambaran grafik dari pengetahuan yang memperlihatkan hubungan hirarkis dan objek-objek.
    5. Kaidah Produksi
      Biasanya dituliskan dalam bentuk jika_maka (if_then), kaidah ini dapat dikatakan sebagai hubungan implikasi dua bagian, yaitu : bagian premis (jika) dan bagian konklusi (maka). Apabila bagian premis dipenuhi maka bagian konklusi juga akan bernilai benar.
  2. Mesin Inferensi (Inference Engine)
    Mesin inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik (Sri Kusumadewi, 2003), mesin inferensi memulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data, secara deduktif mesin inferensi memilih pengetahuan yang relevan dalam rangka mencapai kesimpulan. Dengan demikian, sistem ini dapat menjawab pertanyaan pemakai meskipun jawaban tersebut tidak tersimpan secaraeksplisit didalam basis pengetahuan dan fakta-fakta yang ada dalam basis data.
    Ada dua teknik inferensi yaitu :
    1. Metode Forward Chaining (Pelacakan Kedepan)
      Penyesuaian fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (If). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.
    2. Metode Backward Chaining
      (Pelacakan Kebelakang) Penyesuaian fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (Then).Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harusdicari fakta yang ada dalam basis pengetahuan.
  3. Antarmuka (User Interface)
    Sebuah program aplikasi memiliki bagian penting yaitu antarmuka. Bagian antarmuka berfungsi sebagai sarana dialog antara program dan pemkai, untuk membuat antarmuka yang efektif dan ramah (user friendly) perangkat lunak harus mempunyai antarmuka yang bagus, mudah dioperasikan dan mudah dipelajari.

Metode Certainty Factor

Menurut (Budi Cahyo, 2012)[16] Dalam aplikasi sistem pakar terdapat suatu metode untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian data, salah satu metode yang dapat digunakan adalah faktor kepastian (certainty factor) (Kusrini, 2008). Faktor keyakinan diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Wesley). Certainty factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukan besarnya kepercayaan. Ada 2 macam faktor kepastian yang digunakan, yaitu faktor kepastian yang diisikan oleh pakar bersama dengan aturan dan faktor kepastian yang diberikan oleh pengguna. Faktor kepastian yang diisikan oleh pakar menggambarkan kepercayaan pakar terhadap hubungan antara antacedent dan konsekuen. Sementara itu faktor kepastian dari pengguna menunjukan besarnya kepercayaan terhadap keberadaan masing-masing elemen dalam antacedent.

Analisis Pembobotan Dengan Certainty Factor

Menurut (Denok P, 2010)[17] Hasil penghitungan presentase keyakinan dimulai dengan pemberian bobot / nilai keyakinan (CF) untuk masing-masing fakta pasien dan gejala oleh pakar. Pada sesi konsultasi fakta user pilihan jawaban hanya ada 2 yaitu jika mengalami atau memilih fakta tersebut (Ya) maka CF= 1, jika fakta tersebut tidak dialami atau tidak dipilih user (Tidak) maka CF = 0. Pada sesi konsultasi, user diberi pilihan jawaban yang masing-masing memiliki bobot cf sebagai berikut :

Pasti ( Definitely)  : 0.9

Hampir pasti (Almost Certainty)  : 0.8

Mungkin (Probably)  : 0.6

Penyakit Anak Balita

Menurut (Manajemen Terpadu Balita Sakit(MTBS), 2008)[18] Penyakit anak balita memiliki indikasi yang beragam dan gejala yang muncul hampir memiliki kemiripan. Sesuai dengan buku MTBS berikut akan dijelaskan mengenai jenis penyakit beserta gejala-gejala yang ditimbulkan.

  1. Pneumonia
    Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan.
  2. Tabel 2.1. Data Penyakit Kriteria Pneumonia

  3. Diare
    Diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan.
  4. Tabel 2.2. Data Penyakit Kriteria Diare

  5. Demam Berdarah
    Demam Berdarah atau DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisapdarah manusia.

Tabel 2.3. Data Penyakit Kriteria Demam Berdarah


Data Penyakit Anak Balita

Setelah dilakukan analisa data pada perancangan sistem ini telah diperoleh 9 data penyakit yang sering dialami anak balita beserta pengobatannya dan admin bisa menambahkan data penyakit baru ke dalam sistem. Pada perancangan ini daftar nama penyakit tersebut akan diberi nomor urut secara otomatis, disini digunakan kode “P-1” untuk urutan pertama, “P-2” untuk urutan kedua dan seterusnya, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada daftar penyakit anak balita pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.4. Data Penyakit Anak Balita


Data Gejala Penyakit


Dari data-data penyakit di atas didapat gejala-gejala yang menyebabkan penyakit tersebut. Untuk identifikasi gejala tersebut ke dalam sistem digunakan kode “G-1” untuk urutan pertama, “G-2” untuk urutan kedua dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya bisa diliihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.5. Data Gejala


Kombinasi Gejala

Dengan mengetahui gejala-gejala maka dapat diklasifikasikan pada jenis penyakit yang diderita anak balita sehingga dapat diketahui nilai kepercayaan terhadap penyakit tersebut. Berikut ini tabel kombinasi data gejala dengan jenis penyakit anak balita :

Tabel 2.6. Data Kombinasi Gejala


Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Kaidah Produksi, kaidah ini dapat dikatakan sebagai hubungan implikasi dua bagian, yaitu : bagian premis (jika) dan bagian konklusi (maka) (If_Then). Representasi pengetahuan ini berfungsi untuk menentukan proses pencarian atau menentukan kesimpulan akhir yang akan didapat. Dari kombinasi data gejala yang didapat yang menjadi penyebab penyakit , maka dapat disimpulkan ada 9 aturan atau rule yang bisa dijelaskan dengan tabel berikut ini :

Tabel 2.7. Data Aturan Diagnosa Penyakit

Literature Review

Metode studi pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dilakukan dengan mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, referensi dapat diperoleh dari buku-buku atau internet. Beberapa literature review dari hasil penelitian diantaranya :

  1. Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Ashtika, Widya (2011) dalam penelitiannya yakni “Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Dengan Metode Backward Chaining Untuk Mendiagnosa Penyakit Jantung Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia”. Pada penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa aplikasi ini dibuat guna membantu para masyarakat untuk mengetahui dan mencegah penyakit jantung secara dini, sistem ini dibuat karena mengingat penyakit jantung adalah penyakit yang tidak semua dokter dapat mengobati selain itu dokter ahli pada penyakit ini masih terbilang sedikit, sehingga dengan sistem ini diharapkan bisa membantu rumah sakit daerah kabupaten dan kota di Indonesia.
  2. Penelitian tentang aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit infeksi pada anak berbasis web pernah dilakukan oleh Bahar Kerti Harrifi, mahasiwa Program Studi Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro tahun 2011. Sistem ini hanya menganalisa penyakit yang disebabkan oleh bakteri (Infeksi Bakteri) yang sering menjangkit anak-anak.
  3. Penelitian mengenai perancangan sistem pakar diagnosa penyakit ayam yang pernah dilakukan oleh Meilany Nonsi Tentua Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika, Universitas PGRI Yogyakarta. Sistem ini hanya menganalisa penyebab penyakit pada ayam dengan memanfaatkan kaidah produksi if_then untuk menangani identifikasi penyakit pada ayam berdasarkan gejalanya.
  4. Penelitian mengenai sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sendi dan tulang manusia pernah dilakukan oleh Wardhani dkk mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga tahun 2011. Sistem ini hanya menganalisa penyakit sendi dan tulang pada manusia dengan memanfaatkan teknologi dongle, didapat sebuah aplikasi yang dapat memberikan hasil diagnosa dari gejala-gejala yang telah dimasukkan oleh user.[19]
  5. Penelitian mengenai sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ginjal pernah dilakukan oleh Rismawati mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan tahun 2013. Sistem ini hanya menganalisa penyebab penyakit ginjal dengan menggunakan metode Dempster Shafer dapat menentukan persentase gejala gangguan berdasarkan banyaknya gejala yang diinputkan.[20]

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Puskesmas

Sejarah Singkat Puskesmas Kecamatan Panongan

Kecamatan Panongan masih merupkan salah satu Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang yang merupakan daerah pertanian yang sebagian sudah dijadikan daerah perumahan dan perindustrian dengan luas wilayah kecamatan Panongan ± 34,93 KM2.

Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Panongan Kecamatan Panongan sebagai berikut :

  1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cikupa
  2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Curug
  3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tigaraksa
  4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Legok

Wilayah kerjanya terdiri dari 8 Pemerintahan Desa terdiri dari 1 Kelurahan dan 7 Desadi Kecamatan Panongan, yaitu : Desa Ranca Iyuh, Kelurahan Mekar Bakti, DesaRanca Kelapa, Desa Peusar, Desa Serdang Kulon, Desa Mekar Jaya, Desa Ciakar danDesa Panongan yang merupakan Ibu Kota Kecamatan yang terdiri dari 48 Dusun, 75RW dan jumlah 321 RT dan 11.661 Kepala Keluarga.

1. Visi dan Misi

Visi Puskesmas Panongan

Terlaksananya pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat Panongan.

Misi Puskesmas Panongan

  1. Memberikan Pelayanan Prima
  2. Meningkatkan budaya kerja yang optimal
  3. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral

Struktur Organisasi

Struktur organisasi sangat penting bagi sebuah organisasi manapun karena untuk menunjukkan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi, bagian-bagian manapun tugas dan wewenang dan tanggung jawab masing-masing yang berbeda-beda dalam suatu organisasi, yang merupakan suatu keharusan bagi suatu lembaga organisasi. Berikut ini gambar struktur organisasi Puskesmas Panongan :

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Puskesmas Panongan

Tugas dan Wewenang

  1. Kepala Puskesmas
    1. Merumuskan program kerja berdasarkantugas pokok dan fungsi UPT Puskesmas.
    2. Menentukan sasaran dan tujuan UPTPuskesmas sesuai program kerja yang telah ditetapkan.
    3. Membagi tugas pekerjaan kepada bawahan sesuaidengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
    4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja UPTPuskesmas.
    5. Memberikan arahan bahan petunjuk teknissecara jelas mengenai tugas yang akan dilaksanakan oleh bawahan.
    6. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas agardapat diperoleh hasil kerja yang tepat dan akurat sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan.
    7. Melaksanakan penyelenggaraanketatausahaan UPT Puskesmas.
    8. Melaksanakan pengelolaan operasionalteknis dan pembinaan upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan,pelayanan khusus dan kefarmasian.
    9. Melaksanakan pengendalian operasionaldan pembinaan pengamanan wabah penyakit, pencegahan penyakit dan pemberantasanpenyakit.
    10. Melaksanakan operasional penyehatan dankebersihan tempat umum, pengawasan kualitas air dan lingkungan, penyehatanlingkungan serta penyehatanmakanan dan minuman.
    11. Melaksanakan pengelolaan pelayanan mediskeluarga berencana, gizi, kesehatan ibu dan anak serta kesehatan usia lanjut.
    12. Melaksanakan pengelolaan penyuluhanusaha kesehatan institusi, peran serta masyarakat, sarana dan metoda sertapenyebarluasan informasi kesehatan.
    13. Melaksanakan pengelolaan pengobatanrawat jalan umum, gigi dan mulut.
    14. Melaksanakan pengelolaan kegiatanlaboratorium, kefarmasian dan alat kesehatan.
    15. Melaksanakan pengelolaan imunisasi,pengamatan penyakit dan pembinaan kemungkinan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).
    16. Melaksanakan pengelolaan perawatankesehatan masyarakat.
    17. Melaksanakan pengelolaan Program JaminanKesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
    18. Melaksanakan koordinasi dengan kecamatansebagai wilayah kerja UPT.
    19. Melaksanakan upaya pemberdayaan,menumbuhkan prakarsa, kreativitas, dan meningkatkan partisipasi masyarakatdibidang kesehatan.
    20. Mengkaji alternatif pemecahan masalahatas konsep naskah dinas yang berkaiatan dengan pelaksanaan tugas UPT Puskesmas sebagai bahan kebijaksanaan teknis pimpinan.
    21. Memaraf dan atau menandatangani konsepatau naskah dinas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas UPT Puskesmas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
    22. Melaksanakan penyusunan laporan kinerjaUPT Puskesmas.
    23. Memberikan saran dan atau pertimbangankepada kepala dinas kesehatan sebagai bahan pengambilan keputusan.
    24. Melaporkan hasil pelaksanaan tugassecara tertulis dan lisan kepada Kepala Dinas Kesehatan.
    25. Melaksanakan tugas kedinasan lain yangdiperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tulisan sesuai dengan tugas pokokdan fungsi.
  2. Kasubag TU
    1. Mengkoordinasikan penyusunan programkerja UPT Puskesmas.
    2. Melaksanakan penyusunan program kerjaberdasarkan tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Tata Usaha.
    3. Membagi tugas pekerjaan kepada bawahansesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
    4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja SubBagian Tata Usaha.
    5. Memberikan petunjuk teknis secara rinci danjelas mengenai tugas yang akan dilaksanakan bawahan.
    6. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas agardiperoleh hasil kerja yang tepat dan akurat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
    7. Melaksanakan pengelolaan administrasiumum dan kearsipan UPT Puskesmas.
    8. Melaksanakan pengelolaan administrasikeuangan kearsipan UPT Puskesmas.
    9. Melaksanakan pengelolaan administrasikepegawaian UPT Puskesmas.
    10. Mengkaji alternatif pemecahan maslahatas konsep naskah dinas yang berkaiatan dengan pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata Usaha sebagai bahan kebijakan teknis pimpinan.
    11. Memaraf dan atau menandatanagni konsepatau naskah dinas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata Usaha sesuai ketentuan yang berlaku.
    12. Menyusun laporan kinerja Sub Bagian TataUsaha.
    13. Memberikan saran dan/atau pertimbangankepada atasan sebagai bahan pengambilan keputusan.
    14. Memberikan bimbingan dan motivasi kepadabawahan dalam pencapaian kinerja yang optimal.
    15. Melaporkan hasil pelaksanaan tugassecara tertulis dan lisan kepada Kepala UPT.
    16. Melaksanakan tugas kedinasan lain yangdiperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tulisan sesuai dengan tugas pokokdan fungsi.
  3. Bagian Kepegawaian
    1. Menyusun rencana kegiatan Kepegawaianberdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undanganyang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakan pengelolaan kepegawaiansesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasi hasil kegiatan Kepegawaiansecara keseluruhan.
    4. Membuat catatan dan laporan kegiatandibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakan tugas lain yang diberikanoleh atasan.
  4. Bagian Keuangan
    1. Menyusun rencana kegiatan Bendaharaberdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakan pengelolaan Keuangan sesuaidengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasi hasil kegiatan Keuangansecara keseluruhan.
    4. Membuat catatan dan laporan kegiatandibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakan tugas lain yang diberikanoleh atasan.
  5. Apotik
    1. Menyusun rencana kegiatan Pelayanan Obatdi Apotik berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakan kegiatan Pelayanan Obat diApotik dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur danketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasi hasil kegiatan PelayananObat di Apotik secara keseluruhan.
    4. Membuat catatan dan laporan kegiatandibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakan tugas lain yang diberikanoleh atasan.
  6. Gudang
    1. Menyusunrencana kebutuhan Obat dan kegiatan distribusi Obat berdasarkan data ProgramPuskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaipedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan Gudang meliputi distribusi obat ke unit pelayanan dan koordinasilintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Gudang secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  7. Logistik
    1. Menyusunrencana kegiatan Logistik berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakanpengelolaan Logistik sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Logistik secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  8. Unit Program Wajib
    1. Menyusunrencana kegiatan Unit Program Wajib berdasarkan data program Puskesmas danketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Membagi tugaskepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedurdan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    3. Melaksanakankegiatan Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Peningkatan Gizi Masyarakat,Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk KB, Pengobatan Dasar.
    4. Mengevaluasihasil kegiatan Unit Program Wajib secara keseluruhan.
    5. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    6. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  9. Unit Program Pengembang
    1. Menyusun rencana kegiatan Unit Program Pengembangan berdasarkan data program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    3. Melaksanakankegiatan Program Pengembangan sesuai kebutuhan dan kemampuan seperti ProgramKesehatan Gigi dan Mulut, UKS / UKGS, Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa,Perkesmas, Kesehatan Lansia, Kesehatan Olah Raga dan Usaha Kesehatan Kerja.
    4. Mengevaluasi hasil kegiatan Unit ProgramPengembangan secara keseluruhan.
    5. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.
    6. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  10. Kesehatan Lingkungan
    1. Menyusunrencana kegiatan Kesehatan Lingkungan berdasarkan data Program Puskesmas danketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan Pembinaan Kesehatan Lingkungan meliputi Pengawasan dan Pembinaan SAB,Pengawasan dan Pembinaan JAGA, Pengawasan dan Pembinaan TTU / TPM / Pestisida,Pelayanan Klinik Sanitasi, penyuluhan kesehatan lingkungan dan koordinasi lintasprogram terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Pembinaan Kesehatan Lingkungan secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  11. Promosi Kesehatan (PROMKES)
    1. Menyusunrencana kegiatan Promosi Kesehatan berdasarkan data Program Puskesmas danketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan Promosi Kesehatan meliputi Penyuluhan Kesehatan, Pembinaan PSM / UKBM,Pembinaan PHBS dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur danketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Promosi Kesehatan secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  12. KIA/KB
    1. Menyusunrencana kegiatan Pelayanan KIA / KB berdasarkan data Program Puskesmas danketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan Pelayanan KIA / KB meliputi ANC, PNC, perawatan Neonatus, pelayananKB, penyuluhan KIA / KB dan koordinasi lintas program terkait sesuai denganprosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Pelayanan KIA / KB secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  13. Perbaikan Gizi
    1. Menyusunrencana kegiatan Peningkatan Gizi Masyarakat berdasarkan data Program Puskesmasdan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan Peningkatan Gizi Masyarakat meliputi Pembinaan Posyandu, PSG,Pemantauan Pola Konsumsi, Pemantauan Penggunaan Garam Beryodium, ASI Eksklusif,Pemberian kapsul Vitamin A, Pemberian tablet Fe, penyuluhan Gizi dan koordinasilintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Peningkatan Gizi Masyarakat secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  14. Upaya Pengobatan
    1. Menyusunrencana kegiatan Pelayanan Pengobatan Dasar berdasarkan data Program Puskesmasdan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan Pelayanan Pengobatan Dasar, penyuluhan kesehatan dan koordinasi lintasprogram terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Pelayanan Pengobatan Dasar secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  15. Imunisasi
    1. Menyusunrencana kegiatan Immunisasi berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan Immunisasi meliputi pemberian Immunisasi, swepping Immunisasi,penyuluhan Immunisasi, penanganan KIPI dan koordinasi lintas program terkaitsesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Immunisasi secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawabankepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  16. DBD/Surveilens
    1. Menyusunrencana kegiatan P2 DBD berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan P2 DBD meliputi penemuan penderita suspek DBD serta melakukan rujukanuntuk penanganan lebih lanjut, pemantauan jentik berkala / abatisasi selektif (PJB / AS ), pembinaan peranserta masyarakat dalam kegiatan PSN ( pemberantasansarang nyamuk ), penyuluhan DBD dan koordinasi lintas program / lintas sektorterkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan P2 DBD secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
    6. Menyusunrencana kegiatan Surveilans berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    7. Melaksanakankegiatan Surveilans meliputi pengumpulan data penyakit, penyelidikanepidemiologi, penanganan KLB dan koordinasi lintas program terkait sesuaidengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    8. Mengevaluasi hasilkegiatan Surveilans secara keseluruhan.
    9. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
  17. Kusta
    1. Menyusun rencana kegiatan Kusta berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan Kusta meliputi penemuan dini penderita Kusta, pengobatan penderitaKusta, pemeriksaan kontak penderita Kusta, pemeriksaan anak sekolah, penyuluhanKusta dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur danketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Kusta secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  18. ISPA/Diare
    1. Menyusunrencana kegiatan ISPA berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan ISPA meliputi penemuan dan pengobatan dini penderita ISPA, penyuluhanISPA dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan ISPA secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Menyusunrencana kegiatan Diare berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    6. Melaksanakankegiatan Diare meliputi penemuan dini penderita Diare, penanganan penderitaDiare, penyuluhan diare dan koordinasi lintas program terkait sesuai denganprosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    7. Mengevaluasihasil kegiatan Diare secara keseluruhan.
    8. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  19. UKS
    1. Menyusunrencana kegiatan UKS berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan UKS dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur danketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan UKS secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawabankepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  20. USILA
    1. Menyusun rencana kegiatan Pelayanan Kesehatan Lansia berdasarkan data Program Puskesmasdan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan Kesehatan Lansia meliputi pendataan sasaran lansia, penjaringankesehatan lansia, pelayanan kesehatan, penyuluhan kesehatan lansia dankoordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Pelayanan Kesehatan Lansia secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  21. Kesehatan gigi dan mulut
    1. Menyusunrencana kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut berdasarkan data ProgramPuskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaipedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut serta koordinasi lintas programterkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  22. Kesehatan Mata
    1. Menyusunrencana kegiatan Pelayanan Kesehatan Mata berdasarkan data Program Puskesmasdan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan Pelayanan Kesehatan Mata meliputi pendataan / penemuan penderitakataraks dan penderita penyakit mata lainnya, melakukan rujukan kasus penyakitmata untuk penanganan lebih lanjut, penyuluhan kesehatan mata dan koordinasilintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Pelayanan Kesehatan Mata secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  23. Perkesmas
    1. Menyusunrencana kegiatan Perkesmas berdasarkan data Program Puskesmas dan denganprosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaipedoman kerja.
    2. Melaksanakankegiatan Perkesmas meliputi pengumpulan data Perkesmas, pengkajian kasus,melakukan asuhan keperawatan / kebidanan, pembinaan keluarga kasus dankoordinasi lintas program terkait sesuai ketentuan peraturan perundang-undanganyang berlaku.
    3. Mengevaluasihasil kegiatan Perkesmas secara keseluruhan.
    4. Membuat catatandan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggungjawaban kepada atasan.
    5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
  24. Pustu
    1. Membantumelakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan PUSKESMAS dalam ruang lingkupwilayah yang lebih kecil berada dibawah dan bertanggung jawab kepada KepalaPuskesmas.
  25. Bides
    1. Melaksanakankegiatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana dan tugas-tugaslain secara profesional.
    2. Dalammelaksanakan tugas pelayanan medik baik didalam maupun diluar jam kerjabertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur ini berisikan urutan proses untuk diagnosis penyakit anak balita yang berjalan pada Puskesmas Panongan. Sebelumnya pasien harus sudah terdaftar di bagian registrasi kemudian dokter akan memanggil pasien yang sudah terdafar tersebut. Kemudian dokter akan mengecek buku statusrekam medis pasien tersebut. Setelah itu dokter mengadakan konsultasi denganmengajukan pertanyaan dan keluhan apa yang diderita pasien. Kemudian dokterakan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui diagnosis penyakit pasien.Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter menggunakan buku status rekam medisyang dimiliki setiap pasien untuk mengisi hasil diagnosa atas pemeriksaan fisiktersebut dan membackup ulang dengan mengisi buku harian. Kemudian doktermemberikan resep kepada pasien.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

1. Analisa Sistem Yang Berjalan Pada Use Case Diagram


Pada penelitian ini digunakan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan proses sistem yang berjalan saat ini sesuai prosedur dengan usecase diagram yaitu sebagai berikut :


Gambar 3.2. Usecase Diagram Sistem Yang Berjalan


Berdasarkan gambar 3.2. Usecase Diagram yang berjalan di atas, maka dapat disimpulkan :

  1. 2 Actor yaitu Dokter dan Pasien.
  2. 6 usecase yaitu Melakukan cek status rekam medis pasien, Mengadakan konsultasi, Pertanyaan dan keluhan, Pemeriksaan fisik, Membuat Laporan diagnosa,Pemberian Resep.
  3. 1 Sistem yang berjalan untuk mendiagnosis penyakit anak balita.
  4. 2 Include Pertanyaan dan keluhan, Membuat Laporan diagnosa.

2. Analisa Sistem Yang Berjalan Pada Activity Diagram


Activity diagram untuk mendianogsis penyakit anak balita yang menggambarkan behaviour/kebiasaan kegiatan pada sistem yang berjalan saat ini yaitu :

Gambar 3.3. Activity Diagram yang berjalan

Berdasarkan gambar 3.3. Activity Diagram yang berjalan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Initial Node, objek yang diawali.
  2. 7 action yaitu Mengecek buku rekam medis pasien, Mengadakan konsultasi, Menjawab pertanyaan dokter dan keluhan penyakit yang diderita, Melakukan pemeriksaan fisik, Membuat Laporan atas pemeriksaan fisik, Mencatat resep, Menerima resep dokter.
  3. Final Node, objek yang diakhiri.

Analisa Batasan Sistem

Setiap sistem mempunyai batasan sistem (boundary) yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan di luar sistem yang dapat berupa orang., organisasi, atau sistem lainnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem. Melihat permasalahan yang ada pada Puskesmas Panongan, maka peneliti membatasi permasalahan mengenai sistem tersebut dalam pengembangan mendiagnosis penyakit anak balita yaitu meningkatkan informasi dalam pendataan laporan agar lebih terarah dan rapih serta mempercepat proses pencarian data tersebut.

Metode Analisa Sistem

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor sistematis untuk merumuskan strategi perusahaaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planer) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Analisis untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Selain itu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T). Pemetaan strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini :

Tabel 3.1 Internal Strategic Factors Analys

Tabel 3.2. Eksternal Strategic Factors Analys

Tabel 3.3. Strategi S-O

Tabel 3.4. Strategi S-T

Tabel 3.5. Strategi W-O

Tabel 3.6. Strategi W-T

Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

  1. Perangkat Keras (Hardware)
    1. Processor  : Intel Core
    2. Monitor  : 14 inci
    3. Mouse  : Standar (Optical)
    4. RAM  : 512 MB
    5. Harddisk  : 60 GB
    6. Printer  : Laser jet

  2. Perangkat Lunak (Software)
    1. Windows 7
    2. Microsoft Word 2010

  3. Hak Access (Brainware)
    1. Dokter
    2. Petugas Kesehatan


Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan hasil analisa, maka permasalahan yang dihadapi penulis adalah sebagai berikut :

  1. Sistem belum terkomputerisasi dengan baik karena masih manual dalam merekap hasil diagnosa.
  2. Tidak adanya sistem pengamanan data berupa pasword apabila ada pihak lain yang ingin tahu dan tidak otomatis.
  3. Dalam pencarian data-data dan informasi yang dihasilkan membutuhkan waktu yang lama.
  4. Informasi hasil diagnosa yang dihasilkan terbatas pada jenis penyakit.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada dari sistem yang berjalan, terdapat alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi antara lain :

  1. Membangun sistem yang dibutuhkan oleh user dengan menggunakan aplikasi berbasis visual karena aplikasi yang berbasisvisual sudah familiar dikalangan instansi masyarakat.
  2. Membangun suatu aplikasi sistem yang berbasiskan web, aplikasi yang dibangun berbasiskan web memungkinkan user dapat menggunakan data secara bersama-sama di dalam waktu yang sama.

Berdasarkan beberapa alternatif pemecahan masalah di atas penulis melakukan suatu kajian untuk permasalahan maka perlu dibangun aplikasi sistem yang berbasis web karena banyak keuntungan yang diperoleh antara lain:

  1. Dapat menjalankan aplikasi berbasis webdi manapun kapan pun tanpa harus melakukan penginstalan.
  2. Dapat dijalankan pada sistem operasi mana pun.
  3. Tidak memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi untuk dapat menggunakan aplikasiberbasis web.
  4. Terkait dengan isu lisensi (hak cipta), kitatidak memerlukan lisensi ketika menggunakan web-basedapplication, sebab lisensi itu sudahmenjadi tanggung jawab dari webpenyedia aplikasi.

Penulis akan membuat suatu programberbasis web yang dapat digunakan oleh pihak eksekutif. Sistem tersebut akan menampilkan laporan yang dibutuhkan olehpihak eksekutif yang mudah diakses dan mudah dipahami.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap I yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada bagian dan pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem yang akan dikembangkan. Dalam hal ini wawancara dilakukan terhadap dokter dan petugas piket mengenai sistem pakar untuk mendianogsis penyakit anak balita yang diusulkan pihak manajemen.

ELISITASI TAHAP I


Tabel 3.7 Tabel Elisitasi Tahap 1

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential).

ELISITASI TAHAP II

Tabel 3.8. Tabel Elisitasi Tahap II

Keterangan :

M : Mandatory

D : Desirable

I : Inessential

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HTML. Terdapat 6 requirements yang opsinya High ( H ) dan harus dieliminasi.

ELISITASI TAHAP III

Tabel 3.9. Tabel Elisitasi Tahap III

Keterangan :

T : Technical

O: Operasional

E : Economy

L : Low

M : Middle

H : High


Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap – tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Anak Balita di Puskesmas Panongan. Berdasarkan elisitasi tahap III di atas, dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam membuat suatu sistem untuk mendiagnosis penyakit anak balita di puskesmas Panongan.

FINAL DRAFT ELISITASI

Tabel 3.10. Tabel Final Draft Elisitasi

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Dari analisa sistem yang berjalan sekarang, terdapat usulan prosedur yang baru. Prosedur baru yang diusulkan bertujuan untuk mempermudah sistem saat ini agar permasalahan yang timbul dapat meminimalkan dan mendapatkan hasil yang optimal. Prosedur yang diusulkan yaitu konversi mata kuliah yang dilakukan dengan berbasis web.

Berdasarkan dari urutan prosedur sistem yang berjalan menunjukkan bahwa ada beberapa kendala atau masalah yang terjadi diantaranya proses pencarian data yang manual, pengamanan data belum tersedia dan informasi yang dihasilkan terbatas pada jenis penyakit. Kemudian urutan selanjutnya adalah perancangan atau desain sistem usulan yang bertujuan untuk perbaikan serta memberikan gambaran yang jelas pada pengguna (user) tentang proses desain sistem dari awal hingga akhir.

Untuk menganalisa sistem yang diusulkan, pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML, 6.4 Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram.

Use Diagram Yang Diusulkan

Use case diagram digunakan untuk menggambarkan hubungan interaksi antara sistem dan pemakai (user).

1. Use Case Diagram untuk Admin

Gambar 4.1. Use Case Diagram yang diusulkan untuk Admin

Berdasarkan Gambar 4.1. Use Case Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 1 (Satu) Sistem yang mencakup seluruh kegiatan Sistem Pakar Untuk mendiagnosis penyakit.
  2. 1 (Satu) Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya : sebagai admin.
  3. 11 (Sebelas) Use Case yang dilakukan diantaranya : Menampilkan Login, Menampilkan Halaman Utama, Menampilkan Data Pakar, Menampilkan Data Pasien, Menampilkan Data Gejala, Menampilkan Data Penyakit, Menampilkan Bobot CF Penyakit, Menampilkan Relasi Gejala dan Penyakit, Menampilkan Relasi Penyakit dan Tindakan/Pengobatan, Menampilkan Hasil Laporan Diagnosa dan Menampilkan Logout.


2. Use Case Diagram Untuk Petugas Kesehatan

Gambar 4.2. Use Case Diagram yang diusulkan untukPetugas Kesehatan

Berdasarkan gambar 4.2. Use Case Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 1 (Satu) Sistem yang mencakup seluruh kegiatan.
  2. 1 (Satu) Actor yang melakukan kegiatan mendiagnosis penyakit anak balita.
  3. 5 (Lima) Use Case yang dilakukan diantaranya Login, Registrasi Pasien, Mengadakan Konsultasi, Membuat Laporan Hasil Diagnosa, Logout.
  4. 8 (Delapan) Include.
  5. 3 (Tiga) Ekstend

Activity Diagram Yang Diusulkan

Activity Diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity Diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.


1. Activity Diagram untuk Admin

Gambar 4.3. Activity Diagram yang diusulkan untuk Admin

Berdasarkan gambar 4.3. Activity Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali.
  2. 9 (Sembilan) action, sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 1 (Satu) Decision Node, untuk membuat keputusan.
  4. 2 (Dua) Fork Node, satu aliran yang pada tahap tertentu berubah menjadi beberapa aliran.
  5. 1 (Satu) Activity Final Node, objek yang diakhiri.


2. Activity Diagram untuk Petugas Kesehatan

Gambar 4.4. Activity Diagram yang diusulkan untuk Petugas Kesehatan

Berdasarkan gambar 4.4. Activity Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 1 (Satu) Initial Node, objek yang diawali.
  2. 12 (Duabelas) action, sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 1 (Satu) Decision Node, untuk membuat keputusan
  4. 2 (Dua) Fork Node, satu aliran yang pada tahap tertentu berubah menjadi beberapa aliran.
  5. 1 (Satu) Activity Final Node, objek yang diakhiri.

Sequence Diagram Yang Diusulkan

1. Sequnce Diagram untuk Admin

Gambar 4.5. Sequnce Diagram yang diusulkan untuk Admin

Berdasarkan gambar 4.5. Sequence Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 8 (Delapan) Lifeline antarmuka yang saling berinteraksi.
  2. 1 (Satu) Actor yang melakukan kegiatan, yaitu Admin.
  3. 18 (Delapan belas) Message yaitu menspesifikasikan dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor-actor

2. Sequence Diagram untuk Petugas Kesehatan

Gambar 4.6. Sequence Diagram yang diusulkan untuk Petugas Kesehatan

Berdasarkan gambar 4.6. Sequence Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 6 (Enam) Lifeline antarmuka yang saling berinteraksi.
  2. 1 (Satu) Actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Pakar.
  3. 13 (Tiga belas) Message yang menspesifikasikan dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor-actor.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berikut ini tabel perbedaan prosedur antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan.

Tabel 4.1. Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Rancangan Basis Data

Class Diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstalisasi akan menghasilkan sebuah objek. Class menggambarkan keadaan suatu objek, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut. Diagram kelas (class diagram) sangat membantu dalam visualisasi kelas dari suatu sistem, hal ini disebabkan karena class adalah deskripsi kelompok objek-objek dengan atribut (property), perilaku (operation), dan relasi yang sama. Disamping itu class diagram bisa memberikan pandangan global atas sebuah sistem. Hal tersebut dari class-class yang ada dan relasinya satu dengan lainya.

Berikut ini gambaran mengenai sistem dan relasi-relasi didalamnya dalam bentuk class diagram :

Gambar 4.7. Class diagram

Berdasarkan gambar 4.7. Class diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 7 (Lima) class yang melakukan kegiatan yaitu : Pengguna, Pasien, Penyakit, Gejala, Diagnosa, Relasi, dan hasil Diagnosa.
  2. 10 (Sepuluh) asosiasi (Association) untuk memodelkan relasi diantaranya objek-objek.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi database merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang telah digunakan. Spesifikasi database yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

  1. Nama File  : Login
    Akronim  : login
    Fungsi  : Hak akses untuk menggunakan sistem
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 38
    Field Kunci  : -

    Tabel 4.2. Tabel Login


  2. Nama File  : Diagnosa
    Akronim  : Diagnosa
    Fungsi  : Untuk menyimpan diagnosa
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 12
    Field kunci  : -

    Tabel 4.3. Tabel Diagnosa


  3. Nama File  : Data Gejala
    Akronim  : List Gejala
    Fungsi  : Untuk menyimpan data gejala
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 5
    Field kunci  : id_gejala

    Tabel 4.4. Tabel Gejala


  4. Nama File  : Pasien
    Akronim  : List Pasien
    Fungsi  : Untuk menyimpan data Pasien
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 83
    Field kunci  : -

    Tabel 4.5. Tabel Pasien


  5. Nama File  : Penyakit
    Akronim  : Penyakit
    Fungsi  : Untuk menyimpan data penyakit
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 8
    Field kunci  : id_penyakit dan nilai CF

    Tabel 4.6. Tabel Penyakit


  6. Nama File  : Relasi
    Akronim  : Relasi
    Fungsi  : Untuk merelasikan antara data gejala dan data penyakit
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 20
    Field kunci  : -

    Tabel 4.7. Tabel Relasi


  7. Nama File  : Hasil diagnosa
    Akronim  : tmp_diagnosa
    Fungsi  : Untuk menyimpan hasil akhir diagnosa
    Media  : Harddisk
    Panjang Record  : 12
    Field kunci  : -

    Tabel 4.8. Tabel Hasil Akhir Diagnosa

Rancangan Layar

Berikut ini akan dijabarkan mengenai rancangan layar untuk sistem yang diusulkan :

  1. Halaman Utama
    Halaman utama pada rancangan layar dapat dilihat pada gambar 4.8.

    Gambar 4.8. Rancangan Layar Halaman Utama


  2. Halaman Bantuan
    Halaman bantuan pada rancangan layar dapat dilihat pada gambar 4.9.

    Gambar 4.9. Rancangan Layar Halaman Bantuan


  3. Halaman Informasi
    Halaman informasi pada rancangan layar dapat dilihat pada gambar 4.10.

    Gambar 4.10. Rancangan Layar Halaman Informasi


  4. Halaman Utama Pengguna
    Halaman utama pengguna pada rancangan layar dapat dilihat pada gambar 4.11.

    Gambar 4.11. Rancangan Layar Halaman Utama Pengguna


  5. Halaman Ubah Password Pengguna
    Halaman ubah password pada rancangan layar dapat dilihat pada gambar 4.12.

    Gambar 4.12. Rancangan Layar Halaman Ubah Password Admin


  6. Halaman List Pasien
    Halaman list pasien pada rancangan prototype dapat dilihat pada gambar 4.13.

    Gambar 4.13. Rancangan Layar Halaman List Pasien


  7. Halaman List Penyakit
    Halaman list penyakit pada rancangan layar dapat dilihat pada gambar 4.14.

    Gambar 4.14. Rancangan Layar Halaman List Penyakit


  8. Halaman List Gejala
    Halaman list gejala pada rancangan layar dapat dilihat pada gambar 4.15.

    Gambar 4.15. Rancangan Layar Halaman List Gejala


  9. Halaman Relasi
    Halaman relasi pada rancangan layar dapat dilihat pada gambar 4.16.

    Gambar 4.16. Rancangan Layar Halaman Relasi


  10. Halaman Laporan
    Halaman laporan pada rancangan layar dapat dilihat pada gambar 4.17.

    Gambar 4.17. Rancangan Layar Halaman Laporan

Tampilan Progam

Berikut dijabarkan mengenai tampilan program yang diusulkan :

  1. Halaman Utama Sistem
    Halaman ini merupakan halaman awal yang dapat diakses pengguna dari aplikasi untuk mendiagnosis penyakit anak balita. Pada halaman utama sistem terdapat beberapa menu antara lain : menu halaman informasi, menu halaman bantuan, dan menu login user. Adapun tampilan halaman utama sistem dapat dilihat pada gambar 4.18.

    Gambar 4.18. Tampilan Halaman Utama


  2. Halaman Bantuan
    Halaman ini merupakan halaman yang menampilkan petunjuk atau cara menjalankan aplikasi ini. Adapun tampilan halaman bantuan dapat dilihat pada gambar 4.19.

    Gambar 4.19. Tampilan Halaman Bantuan


  3. Halaman Informasi
    Halaman ini berisikan sekilas informasi tentang sistem. Adapun tampilan halaman informasi dapat dilihat pada gambar 4.10.

    Gambar 4.20. Tampilan Halaman Informasi


  4. Halaman Login Admin
    Admin mempunyai hak khusus dan bertanggung jawabdalam pengolahan data basis pengetahuan sistem. Oleh karena itu, admin mempunyaihalaman khusus dan terpisah dengan halaman petugas kesehatan. Untuk menuju kehalaman admin, admin diwajibkan untuk login terlebih dahulu sebagai langkahawal verfikasi username dan password. Adapun tampilan dari halaman loginadmin dapat dilihat pada gambar 4.21.

    Gambar 4.21. Tampilan Login Admin


  5. Halaman Utama Admin
    Halaman utama admin merupakan halaman yang pertama kali tampil setelah berhasil melakukan login. Halaman ini memilkibanyak menu yang dapat diakses oleh admin khususnya yang berkaitan dengan basis pengetahuan seperti pengolahan data penyakit, pengolahan data gejala, pegolahan data relasi penyakit dan gejala serta pengolahan data bobot gejala.
    Adapun tampilan halaman utama admin dapat dilihat pada gambar 4.22.

    Gambar 4.22. Tampilan Halaman Utama Admin


  6. Halaman Ubah Pasword
    Halaman ubah password pengguna digunakan apabila ingin mengganti password lama dengan password yang baru demi keamanan data basis pengetahuan. Adapun tampilan halaman ubah password admin/petugas kesehatan dapat dilihat pada gambar 4.23.

    Gambar 4.23. Tampilan Ubah Password Pengguna


  7. Halaman List Penyakit
    Halaman list penyakit digunakan untuk mengolah data penyakit seperti tambah datapenyakit, ubah data penyakit, hapus data penyakit, pengobatan data penyakit dan nilai CF. Nilai bobot gejala inilah yang mempresentasikan tingkat keyakinan seorang pakar terhadap suatu penyakit berdasarkan gejala-gejala yang ada (Certainty Factor). Penentuan aturan yang digunakan untuk proses diagnosa juga dilakukan disini. Adapun tampilan halaman pengolahan data penyakit dapat dilihat pada gambar 4.24.

    Gambar 4.24. Tampilan Halaman List Penyakit


  8. Halaman List Pasien
    Halaman List Pasien digunakan untuk mengolah data pasien seperti tambah pasien, ubah data pasien, hapus data pasien Pada halaman ini, apabila pasien ingin melakukan proses konsultasi, maka pasien terlebih dahulu harus mendaftarkan diri yang nantinya digunakan untuk laporan hasil diagnosa. Adapun tampilan halaman pengolahan data pasien dapat dilihat pada gambar 4.25.

    Gambar 4.25. Tampilan Halaman List Pasien


  9. Halaman List Gejala
    Halaman ini digunakan untuk mengolah data gejala seperti tambah gejala, ubah gejala dan hapus gejala. Adapuntampilan halaman list gejala dapat dilihat pada gambar 4.26.

    Gambar 4.26. Tampilan Halaman List Gejala


  10. Halaman Relasi
    Halaman ini digunakan untuk merelasikan data gejala dan data penyakit. Relasiantara penyakit dan gejala perlu dilakukan agar terjadi sinkronisasi antarapenyakit dan gejala.Adapun tampilan halaman relasi data gejala dan penyakit dapat dilihat pada gambar 4.27.

    Gambar 4.27. Tampilan Halaman Relasi


  11. Halaman Laporan
    Halaman ini digunakan untuk menampilkan laporan daftar pasien per periode. Adapun tampilan halaman laporan dapat dilihat pada gambar 4.28.

    Gambar 4.28. Tampilan Halaman Laporan


  12. Halaman Login Petugas Kesehatan
    Petugas kesehatan mempunyai hak khusus dan bertanggung untuk mendiagnosis penyakit dan mengadakan konsultasi dengan pasien. Untuk menuju halaman petugas kesehatan diwajibkan untuk login terlebih dahulu sebagai langkah awal username dan password. Adapun tampilan halaman petugas kesehatan dapat dilihat pada gambar 4.29.

    Gambar 4.29. Tampilan Halaman Login Petugas Kesehatan


  13. Halaman Utama Petugas Kesehatan
    Halaman utama Petugas Kesehatan merupakan halaman yang pertama kali tampil setelah berhasil melakukan login.Halaman ini memiliki menu yang dapat diakses oleh petugas kesehatan khususnya untuk mendiagnosa penyakit. Adapun tampilan halaman utama petugas kesehatandapat dilihat pada gambar 4.30.

    Gambar 4.30. Tampilan Halaman Utama Petugas Kesehatan


  14. Halaman Ubah Password Petugas Kesehatan
    Halaman ini digunakan untuk merubah password lama apabila petugas kesehatan menghendaki password baru. Namun untuk merubah password tersebut pakar harus meminta persetujuan dari admin. Adapun tampilan halaman ubah password petugas kesehatan dapat dilihat pada gambar 4.31.

    Gambar 4.31. Tampilan Halaman Ubah Password Petugas Kesehatan


  15. Halaman Lihat Hasil Laporan daftar pasien per Periode
    Halaman ini digunakan untuk menampilkan hasil laporan dari periode tanggal yang diminta. Adapun tampilan halaman lihat hasil laporan per periode yang dapat dilihat pada gambar 4.32.

    Gambar 4.32. Tampilan Halaman LihatHasil Laporan Daftar Pasien Per Periode


  16. Halaman lihat hasil diagnosa
    Halaman lihat hasil diagnosa merupakan halaman yang menampilkan seluruh daftar pencatatan diagnosa yang pernah dilakukan oleh pakar/dokter, lengkap dengan tanggal dan waktu diagnosa beserta rincian diagnosa (detail). Adapun tampilan halaman hasil diagnosa yang dapat dilihat pada gambar 4.33.

    Gambar 4.33. Tampilan Halaman Lihat Hasil Diagnosa

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

  1. Processor  : Intel Core
  2. Monitor  : 14 inci
  3. Mouse  : Standar (Optical)
  4. RAM  : 512 MB
  5. Harddisk  : 60 GB
  6. Printer : Laser jet

Aplikasi Yang Digunakan

  1. Adobe Deamweaver CS4
  2. Xampp
  3. Mozila Firefox
  4. Microsoft Office 2007
  5. Windows 7

Hak Akses

  1. Admin
  2. Petugas Kesehatan

Testing

Pengujian program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada dan untuk memastikan kebenaran dalam penulisan kode yang terdapat sistem. Berikut ini metode pengujian sistem yang diusulkan dengan menggunakan blackbox testing :

Tabel 4.9. Pengujian Blackbox

Implementasi

Time Schedule

  1. Pembuatan Proposal
    Pada tahap ini dilakukan pembuatan latar belakang masalah, tujuan, manfaat dan juga perumusan masalah secara garis besar sebagai acuan awal penelitian yang dilakukan dalam rentang waktu satu minggu.
  2. Seminar Proposal
    Proses persentasi proposal yang telah dibuat berdasarkan data-data yang telah diperoleh yang dilakukan selama satu minggu.
  3. Wawancara
    Pada tahap ini, wawancara dilakukan kepada pihak terkait sebagai bahan pendukung penelitian yang dilakukan satu minggu.
  4. Analisis Data
    Melakukan pengkajian terhadap data-data yang telah diperoleh yang dilakukan selama satu minggu.
  5. Elisitasi
    Pada tahap ini, merumuskan elisitasi sistem dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait.
  6. Desain sistem
    Perancangan sistem merupakan penerapan dan suatu hasil analisa yang telah dilakukan oleh seorang analisis terhadap data yang dianalisanya sehingga menghasilkan suatu rancangan sistem program yang mudah dipahami oleh seorang membuat program. Perancangan sistem berlangsung selama 2 minggu.
  7. Programming Sistem
    Pada tahap ini merupakan kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh user. Pembuatan program berlangsung selama sebelas minggu.
  8. Testing Program
    Pengujian program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada untuk memastikan kebenaran dalam penulisan kode program ke dalam komputer. Pengujian program berlangsung selama dua minggu pada perusahaan yang bersangkutan.
  9. Evaluasi
    Tahap ini dimana evaluasi dilakukan setelah testing program dilaksanakan dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem. Evaluasi berlangsung dua minggu beriringan dengan testing program.
  10. Pelatihan User
    Pelatihan terhadap user, admin maupun tenaga kerja yang terkait dengan program yang telah dibuat selama dua minggu.
  11. Implementasi Program
    Setelah kelayakan prgram telah diketahui, maka langkah selanjutnya dilakukan implementasi program pada perusahaan terkait. Implementasi program berlangsung selama dua minggu.
  12. Dokumentasi
    Proses perekaman terhadap kegiatan yang dilakukan, berlangsung sejak awal kegiatan yaitu pembuatan proposal hingga program diimplementasi pada pihak stakeholder.

Tabel 4.10. Time Schedule

Estimasi Biaya

Setelah adanya perancangan sistem, maka jika dilihat dari segi biaya memang cukup tinggi akan tetapi jika dipandang dari segi manfaat dan kegunaan biaya yang dikeluarkan sebaning dengan manfaat yang dihasilkan. Biaya penelitian rinci sesuai kebutuhan peneitian antara lain:

Tabel 4.11. Tabel Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan perumusan masalah yang telah dilakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa :

  1. Sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit anak balita di Puskesmas Panongan masihmanual sehingga pengolahan hasil gejala diagnosa lambat
  2. Sistemuntuk pengamanan data dan laporan diagnosa penyakit anak balita di Puskesmas Panongan yang berjalan saat ini masih belum optimal sehingga memperlambat petugas kesehatan untuk mengakses data pada saat dibutuhkan maka diperlukan perancangan aplikasi untuk menghasilkan informasi secara cepat dan akurat.
  3. Untuk memperoleh informasi mengenai data penyakit dan solusi dari permasalahan yang ada maka dibutuhkan suatu sistem yang tidak selalu bergantung pada kecerdasan pakar maka diperlukan untuk merancang Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Anak Balita.
  4. Dengan tidak hadirnya dokter maka operasional diagnosis penyakit menjadi terhambat dibutuhkan sistem untuk menggantikan peran dokter

Saran

Untuk menanggulangi permasalahan dan mencapai hasil yang baik, maka saran dan pendapat yang penulis kemukakan adalah :

  1. Adanya pelatihan untuk petugas kesehatan mengenai sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit anak balita.
  2. Lebih ditingkatkan dalam pemanfaatan teknologi.
  3. Pengembangan sistem dengan penambahan jenis penyakit dapat meningkatkan fungsi sistem.
  4. Diperlukan perawatan sistem secara berkala.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 Yakub.2012. Pengantar Sistem Informasi.Yogyakarta: Graha Ilmu.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  3. Laudon, C, Kenneth dan Laudon, C, Jane. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
  4. 4,0 4,1 4,2 Wahana, Komputer. 2010. Shourtcourse SQL Server 2008 Express. Yogyakarta: Andi.
  5. Yuliana R.U. Sitanggang dan Widyaiswara Madya, "Penerapan Analisis SWOT dalam Penyusunan Rencana Strategik (Renstra) pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Badan Pusat Statistik"(Tanggal Akses 12 Mei 2014).
  6. Rangkuti. Freddy. 2011. Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  7. Yusmini, dkk. 2011. Analisis Finansial Kud Mandiri Mojopahit Jaya Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Raya Kabupaten Kampar. Pekanbaru: Universitas Riau.
  8. Rizky. Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.
  9. 9,0 9,1 9,2 Nugroho, Adi. 2010. Analisis Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Object. Bandung: Informatika.
  10. Pratama, Antonius Nugraha Widhi. 2010. Cara Mudah Membangun Aplikasi PHP. Jakarta: Mediakita.
  11. Kurniawan, Rulianto. 2010:1. Pengertian PHP. Graha Ilmu:Yogyakarta.
  12. Anhar, Panduan Menguasain PHP dan MySQL Secara Otodidak, mediakita, Jakarta, ( 2010:3 ).
  13. Kurniawan, Rulianto. 2010:9. Pengertian Apache. Graha Ilmu:Yogyakarta.
  14. 14,0 14,1 Rahardja Untung, Hidayati, Mia Novalia. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level. Journal CCIT Vol-4 No.3 – Mei 2011.
  15. 15,0 15,1 Meilany Nonsi Tentua, 2009. Jurnal Dinamika Informatika Volume 3, Nomor 2, September 2009 : 95 – 110.
  16. Budy Cahyo, dkk. 2012. Jurnal Dinamika Universitas Kristen Duta Wacana hal 2.
  17. Denok Puspita.2012. Sistem Pakar Diagnosa Diabetes Nefropathy Dengan Metode Certainty Factor Berbasis Web Dan Mobile.Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS,2012 jurnal hal.4.
  18. MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit).2008. Buku Bagan Kementrian Kesehatan RI.
  19. Wardhani dkk.2011. Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 8. No.2, Agustus 2011 : 101 – 200.
  20. Rismawati.2013.Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV,Nomor: 2, Agustus 2013.

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Surat pengantar skripsi
  2. Surat penugasan kerja
  3. Form penggantian judul
  4. Kartu bimbingan
  5. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
  6. Form validasi skripsi
  7. Kwitansi pembayaran skripsi
  8. Daftar nilai
  9. Formulir seminar proposal
  10. Sertifikat toefl
  11. Sertifikat prospek
  12. Sertifikat IT Internasional
  13. Sertifikat IT nasional
  14. Curriculum vitae
  15. Form observasi
  16. Form wawancara
  17. Surat keterangan implementasi
  18. Surat keterangan observasi
  19. Surat keterangan hibah penelitian
  20. Jurnal
  21. Elisitasi Program
  22. Katalog Produk
  23. Listing program

Contributors

Admin, Anjani