SI0822462074

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

APLIKASI SISTEM PENGOLAHAN DATA ABSENSI

SEBAGAI DECISION SUPPORT SYSTEM DALAM

MENENTUKAN KINERJA KARYAWAN PADA

PT SPEKTRA SOLUSINDO

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 0822462074
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

SOFTWARE ENGINEERING (SE)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

APLIKASI SISTEM PENGOLAHAN DATA ABSENSI

SEBAGAI DECISION SUPPORT SYSTEM DALAM

MENENTUKAN KINERJA KARYAWAN PADA

PT SPEKTRA SOLUSINDO

Disusun Oleh :

NIM
: 0822462074
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, ..... 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom.)
NIP : 000594
       
NIP : 001405

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

APLIKASI SISTEM PENGOLAHAN DATA ABSENSI

SEBAGAI DECISION SUPPORT SYSTEM DALAM

MENENTUKAN KINERJA KARYAWAN PADA

PT SPEKTRA SOLUSINDO


Dibuat Oleh :

NIM
: 0822462074
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Tekik Informatika

Konsentrasi Software Engineering (SE)

Disetujui Oleh :

Tangerang,.... 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Junaidi, M.Kom.)
   
(Khanna Tiara, S.Kom.)
NID : 05062
   
NID : 14013

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

APLIKASI SISTEM PENGOLAHAN DATA ABSENSI

SEBAGAI DECISION SUPPORT SYSTEM DALAM

MENENTUKAN KINERJA KARYAWAN PADA

PT SPEKTRA SOLUSINDO

Dibuat Oleh :

NIM
: 0822462074
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology (CCIT)

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

APLIKASI SISTEM PENGOLAHAN DATA ABSENSI

SEBAGAI DECISION SUPPORT SYSTEM DALAM

MENENTUKAN KINERJA KARYAWAN PADA

PT SPEKTRA SOLUSINDO

Disusun Oleh :

NIM
: 0822462074
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, ..... 2016

 
 
 
 
 
NIM : 0822462074

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAK

Dalam perkembangan teknologi informasi saat ini, dibutuhkan suatu informasi yang berorientasi pada sistem komputer. Komputer merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai alat penghitung dan juga sebagai alat efisiensi kerja yang berguna untuk menghasilkan informasi yang cepat, tepat, dan akurat, sehingga teknologi komputer ini menjadi suatu kebutuhan yang sudah sangat mendasar dan tidak dapat dipisahkan. Namun dalam hal ini seiring dengan berjalannya sistem ternyata masih dapat kekurangan-kekurangan terhadap sistem yang sedang berjalan. Untuk saat ini PT Spektra Solusindo masih menggunakan sistem manual untuk melakukan absensi karyawan cleaning service yang kurang efisien, sehingga untuk pendataan kinerja karyawan terlalu rumit karena harus merekap absensi yang masih manual memakai buku absen. Dengan menggunakan metode PIECES dalam menentukan proses suatu sistem yang dapat dilihat dari segi kinerja sistem, analisis sistem, analisis ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan pelayanan terhadap sistem yang ada. Berdasarkan kendala di atas, penulis ingin membuat suatu aplikasi sistem absensi yang berbasis database untuk mempermudah dalam proses absensi, pembuatan laporan yang tepat dan akurat, serta menentukan kinerja karyawan.


Kata Kunci: Kata kunci : Absensi, Aplikasi Sistem, Kinerja Karyawan

ABSTRACT

In the development of information technology today, it takes an information-oriented computer systems. The computer is a tool that serves as a counter and also as a tool useful work efficiency to produce information that is fast, precise, and accurate, so that computer technology has become a necessity as it is very basic and can’t be separated. However, in this case with the passing system was still able to flaws of the current system. For the current PT spectra Solusindo still using manual systems to confirm their attendance cleaning service employee who is less efficient, so as to employee performance data collection is too complicated because it must recapitalize the manual attendance wearing attendance book. By using the method PIECES in determining the process a system that can be viewed in terms of system performance, system analysis, economic analysis, control, efficiency, and service to the existing system. Based on the above constraints, the author would like to create an application-based attendance system database to facilitate the attendance process, making reports precise and accurate, and determine employee performance.


Keywords: Attendance, Application Systems, Employee Performance

KATA PENGANTAR


Segala puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan beribu-ribu nikmat,rahmat dan anugerah-Nya serta senantiasa melimpahkan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “APLIKASI SISTEM PENGOLAHAN DATA ABSENSI SEBAGAI DECISION SUPPORT SYSTEM DALAM MENENTUKAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SPEKTRA SOLUSINDO”.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata,namun juga berkat bantuan berbagai pihak,oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja Tangerang.
  2. Bapak Sugeng Santoso , M.Kom selaku puket 1 STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi , M.Kom., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika.
  4. Bapak Junaidi , M.Kom. selaku dosen pembimbing I yang juga telah banyak membantu memberikan waktu, bimbingan dan pengarahan yang sangat berarti selama penyusunan Skripsi .
  5. Ibu Khanna Tiara, S.Kom. selaku dosen pembimbing II yang juga telah banyak membantu memberikan waktu, bimbingan dan pengarahan yang sangat berarti selama penyusunan Skripsi .
  6. Kedua Orangtua ku tercinta, yang telah memberikan dorongan moral maupun materil serta do’anya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmunya sehingga dapat di terapkan dalam skripsi ini.
  8. Sahabat - sahabatku dan teman - teman seperjuangan Skripsi CHIMRIN FAMILY, THE WOLF & RAHARJA FC yang telah banyak membantu terselesaikannya Skripsi ini, dan juga yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
  9. Semua pihak Instansi terkait yang bekerjasama membantu dan memberi masukan.

Namun demikian penulis menyadari sepenuhnya masih ada kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.


Tangerang, Juni 2016
Nurman Fhirmanda
NIM. 0822462074

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

Simbol jokosi.JPG

DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM

Class jokosi.JPG

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Activity jokosi.JPG


Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dengan berkembangnya bisnis usaha dimasa sekarang, PT Spektra Solusindo merupakan perusahaan jasa yang bergerak di bidang pelayanan kebersihan (cleaning service). Perusahaan ini sudah berpengalaman dalam melayani jasa pembersihan gedung, jasa perawatan gedung dan penyediaan alat-alat kebersihan dengan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, terlatih, dan fasilitas kebersihan serta akreditasi pelayanan yang baik. Sampai saat ini, PT Spektra Solusindo telah menjadi mitra pendukung perusahaan yang berfokus pada bisnis utamanya seperti bandara, kereta api, gedung perkantoran, dan pertokoan.

Untuk saat ini PT Spektra Solusindo masih menggunakan sistem manual untuk melakukan absensi karyawan cleaning service yang kurang efisien, sehingga untuk pendataan kinerja karyawan terlalu rumit karena harus merekap absensi yang masih manual memakai buku absen. Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis mengambil judul Skripsi “Aplikasi Sistem Pengolahan Data Absensi Sebagai Decision Support System Dalam Menentukan Kinerja Karyawan Pada PT Spektra Solusindo”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut, yaitu:

1. Bagaimana sistem pengolahan data absensi yang sedang berjalan pada PT Spektra Solusindo?

2. Apakah sistem absensi yang berjalan saat ini sudah mampu menentukan kinerja karyawan?

3. Apakah sistem absensi yang berjalan saat ini sudah mampu membuat laporan dengan cepat dan akurat?

Ruang Lingkup

Untuk membatasi ruang penelitian yang terkait dengan absensi guna mengukur kinerja karyawan sebagai penujang keputusan maka dibatasi pada pencatatan data karyawan, pembuatan jadwal shift, proses absensi, rekap absensi dan laporan kinerja karyawan yang secara detailnya tertuang dalam final elisitasi.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sistem absensi karyawan yang berjalan saat ini pada PT Spektra Solusindo di Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

2. Untuk mengetahui apakah sistem absensi yang berjalan saat ini sudah mampu menentukan kinerja karyawan.

3. Untuk mengetahui apakah sistem yang berjalan saat ini sudah mampu membuat laporan dengan cepat dan akurat.

Manfaat Penelitian

1. Memberikan solusi sistem absensi karyawan pada PT Spektra Solusindo di Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

2. Memberikan solusi sistem absensi yang mampu menentukan dan mengukur tingkat kinerja karyawan secara efektif dan efisien.

3. Memberikan solusi sistem yang mampu membuat laporan dengan cepat dan akurat.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan laporan skripsi, peneliti menggunakan beberapa metode yang digunakan, adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Metode Pengamatan Langsung (Observation)

Peneliti melakukan peninjauan langsung ke lapangan selama 2 (dua) bulan pada PT Spektra Solusindo di Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini.

2. Metode Wawancara (Interview)

Peneliti melakukan sesi tanya jawab kepada pimpinan pada PT Spektra Solusindo yaitu Bapak Ahmad Suhada selaku stakeholder pada penelitian ini, untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan lebih akurat. Dari wawancara dengan stakeholder, stakeholder menginginkan perbaikan pada sistem absensi karyawan yang sedang berjalan pada PT Spektra Solusindo.

3. Studi Pustaka

Peneliti melakukan penelitian ke perpustakaan dengan tujuan agar memperoleh data teoritis yang bersumber dari buku-buku ilmiah mengenai sistem absensi untuk mengukur kinerja karyawan tersebut.

Metode Analisa

Analisis merupakan suatu kegiatan yang dimulai dari proses awal di dalam mempelajari serta mengevaluasi suatu bentuk permasalahan. Analisis sistem yang digunakan penulis penelitian ini adalah PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Efficiency) dengan melakukan Analisis PIECES akan didapatkan masalah utama dan dapat melakukan peningkatan dari sistem yang lama.

Metode Perancangan

Tahap design yaitu tahap yang akan menerjemahkan syarat kebutuhan sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada struktur data dengan menggunakan Visual Basic 6.0 sebagai bahasa pemrograman dan Microsoft Access sebagai pembuat database. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistem dan menggunakan Visual Paradigm for UML 6.4. Enterprise Edition yaitu sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar, memvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan piranti lunak berbasis “OO” (Object Oriented) melalui tahap : Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, State Chart Diagram dan Activity Diagram, serta menggunakan tools (alat bantu) UML (Unified Modeling Language).

Metode Pengujian

Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba Blackbox memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian Blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa katagori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dibuat untuk memberikan gambaran mengenai yang diteliti dalam laporan ini pada setiap bab. Adapun sistematika penulisan ini adalah, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori pendukung penganalisaan dan pengembangan sistem, yang meliputi: pengembangan sistem, perancangan sistem, konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, pengertian UML, penggambaran sistem dengan menggunakan UML, serta teori-teori lainnya yang digunakan untuk mendukung penganalisaan dan pengembangan sistem baru yang diusulkan.

BAB III SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum PT Spektra Solusindo di Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, tata laksana sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, dan alteratif pemecahan masalah, elisitasi tahap 1, tahap 2, tahap 3, dan draf final.

BAB IV SISTEM USULAN

Bab ini menjelaskan analisa sistem yang diusulkan dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML) melalui program Visual Paradigm 6.4, yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram dan Activity Diagram, rancangan basis data, screenshot dari sistem yang diimplementasikan, serta rancangan sistem, spesifikasi basis data, rancangan program, rancangan prototype, pengujian blackbox, dan perangkat sistem yang diusulkan, terdiri dari hardware dan software.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis dari hasil penelitian yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

BAB II

Teori Umum

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Edi (2009:72), “Data terbentuk dari karakter yang dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus dan merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model untuk menghasilkan informasi”.

Menurut Sutabri (2012:1), “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi saat tertentu di dalam dunia bisnis. Bisnis adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut transaksi. Misalnya, penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan yang betul-betul ada dan terjadi. Dari definisi dan uraian data tersebut dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan data adalah hal, peristiwa, atau kenyataan lainnya yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan, atau sumber dari informasi.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan data adalah hal, peristiwa, atau kenyataan lainnya yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan, atau sumber dari informasi.

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3), data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai dibawah ini:

1. Klasifikasi data menurut jenis data, yaitu:

a. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data)

Data hitung adalah hasil penghitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.

b. Data Ukur (Measurement Data)

Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka yang ditunjukan alat barometer atau thermometer adalah hasil proses pengukuran.

2. Klasifikasi data menurut sifat data, yaitu:

a. Data Kuantitatif (Quantitative Data)

Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.

b. Data Kualitatif (Qualitative Data)

Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya.

3. Klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:

a. Data Internal

Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

b. Data External

Data external adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data external ini terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu:

1. Data External Primary

Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

2. Data External Secondary

Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

3. Pengolahan Data

Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data.

Menurut Sutabri (2012:6), pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:

1. Penyimpanan Data (Data Storage)

Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tipe, harddisk, dan lain sebagainya. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbnetuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

a. File Induk (Master File)

File induk ini berisi data-data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.

b. File Transaksi (Detail File)

File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.

Pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikan, dan lain sebagainya.

2. Penanganan Data (Data Handling)

Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance). Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi.

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Sutabri (2012:10), “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Menurut Mustakini (2009:34), “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menghasilkan output yang diinginkan.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Mustakini (2009:54), suatu sistem mempunyai karakteristik. Karakteristik sistem adalah sebagai berikut ini:

a. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau subsistem-subsistem.

b. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary).

c. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment).

d. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).

e. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal).


Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem

Menurut Sutabri (2012:20), model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang seling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super sistem”.

2. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsitem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi sub sistem lain.

7. Pengolah Sistem (Proses)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

8. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujujuan yang telah direncanakan.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:22), sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatn manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

3. Sistem Determinasi dan Sistem Probabilistik

Sistem yang berinteraksi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.

4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk sub sistem lainnya.

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Menurut Sutabri (2012:29), “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.

Menurut Amin (2012:72), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima dan digunakan untuk mengambil keputusan”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu.

2. Fungsi Informasi

Menurut Sutabri (2012:31), fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.

3. Siklus Informasi

Menurut Sutabri (2012:33), data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menangkap informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Tindakan si penerima menjadi sebuah data baru. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).

Menurut Mustakini (2009:40), telah diketahui bahwa data perlu diolah untuk dijadikan informasi yang berguna lewat suatu siklus. Siklus ini disebut dengan siklus pengolahan data (data processing life cycle) atau disebut juga dengan nama siklus informasi (information life cycle).


Gambar 2.2 Siklus Pengolahan Data


Dari gambar di atas terlihat, bahwa untuk melakukan siklus pengolahan data diperlukan tiga buah komponen, yaitu komponen input, komponen model, dan komponen output. Dengan demikian, sistem informasi yang juga melakukan proses pengolahan data juga akan membutuhkan tiga komponen ini.

Data yang masih belum diolah perlu disimpan untuk pengolahan lebih lanjut, karena tidak semua data yang diperoleh langsung diolah. Pada umumnya, data yang diperoleh disimpan terlebih dahulu yang nantinya setiap saat dapat diambil untuk diolah menjadi informasi. Data ini disimpan di simpanan (storage) dalam bentuk database. Data yang ada di basis data ini yang nantinya akan digunakan untuk menghasilkan informasi. Siklus pengolahan data yang dikembangkan ini disebut dengan extended data processing life cycle.


Gambar 2.3 Siklus Pengolahan Data Yang Dikembangkan


Dari siklus ini data yang dikembangkan, terlihat bahwa untuk melakukan pengolahan data, maka diperlukan tambahan sebuah komponen lagi, yaitu komponen basis data. Dengan demikian, komponen-komponen sistem informasi yaitu komponen input, komponen model, dan komponen output sekarang bertambah sebuah komponen lagi, yaitu komponen basis data.

4. Jenis-Jenis Informasi

Menurut Sutabri (2012:34), dapat disimpulkan bahwa informasi dalam manajemen diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek seperti yang akan dipaparkan berikut ini:

1. Informasi berdasarkan persyaratan

Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Informasi yang tepat waktu

Pada hakekatnya makna informasi yang tepat waktu adalah sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan di muka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.

b. Informasi yang relevan

Sebuah informasi yang disampaikan oleh seoarang manajer kepada bawahan harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapat perhatian.

c. Informasi yang benilai

Yang dimaksud informasi yang bernilai adalah informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan. Seperti yang telah dijelaskan di depan, suatu keputusan adalah hasil pilihan dari sejumlah alternatif tersebut, informasi ini akan mempunyai nilai pendukung yang amat berharga dan memliki manfaat bagi suatu pengambilan keputusan.

d. Informasi yang dapat dipercaya

Suatu informasi harus dapat dipercaya (realiable) dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.

Informasi berdasarkan dimensi waktu ini iklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

a. Informasi masa lalu

Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun dalam penyimpanannya pada data storage perlu disusun secara rapih dan teratur

b. Informasi masa kini

Dan sifatnya sendiri suah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang (current event). Berkat teknologi canggih dalam bentuk komputer, pengelolaan informasi jenis ini dapat dilakukan dengan cepat.

3. Informasi berdasarkan sasaran

Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Informasi individual

Informasi individual (individual information) ialah informasi yang ditunjukan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.

b. Informasi komunitas

Informasi komunitas (community information) adalah infromasi yang ditunjukan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu di masyarakat.

5. Nilai Informasi

Menurut Sutabri (2012:37), nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

1. Mudah diperoleh

2. Luas dan lengkap

3. Ketelitian

4. Kecocokan

5. Ketepatan waktu

6. Kejelasan

7. Keluwesan

8. Dapat dibuktikan

9. Tidak ada prasangka

10. Dapat diukur

6. Kualitas Informasi

Menurut Sutabri (2012:41), kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu:

1. Akurat (Accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

2. Tepat Waktu (Timeline)

Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

3. Relevan (Relevance)

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Nugroho (2011:128), “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang mempunyai fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik”.

Menurut Sutabri (2012:46), “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Menurut Mustakini (2009:33), “Sistem informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian, dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya.

2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Mustakini (2009:43), input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi. Komponen ini perlu ada karena merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi. Sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi jika tidak mempunyai komponen input. Jika sistem informasi tidak pernah mendapatkan input, tetapi dapat menghasilkan output, ini merupakan hal yang ajaib. Input yang masuk ke dalam sistem informasi dapat langsung dioalh menjadi informasi atau jika belum dibutuhkan sekarang dapat disimpan terlebih dahulu di storage dalam bentuk database.


Gambar 2.4 Komponen Dari Sistem Informasi


3. Tujuan Sistem Informasi

Menurut Mustakini (2009:36), “Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi”. Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar, sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu (timeline), dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Keluaran yang tidak didukung oleh ketiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah (garbage).


Gambar 2.5 Pilar-Pilar Informasi Yang Berguna

Metode Penelitian

1. Tahapan Pengumpulan Data

Menurut Rapina (2011:15), teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Studi Lapangan

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan, dengan cara :

a. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan semua hal yang diperlukan yang dapat menunjang keberhasilan penelitian.

2. Studi Kepustakaan

Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, dan mendalami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Tahapan Analisa Sistem

Menurut Murad (2013:51), tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.

Menurut Sutabri (2012:220), proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi. Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.

3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.

4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.

5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

Selama tahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagai berikut:

1. Mengumumkan penelitian sistem

Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.

2. Mengorganisasikan tim proyek

Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif daripada hanya pasif.

3. Mendefinisikan kebutuhan informasi

Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.

4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.

5. Menyiapkan usulan rancangan

Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.

6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek

Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek akan maju ke tahap rancangan.

3. Tahapan Perancangan Sistem

Menurut Nasution (2012:118), “Desain atau perancangan adalah tahapan dimana dimulai analisa mengenai bentuk input sistem, rancangan database, output sistem dan skema alur kerja program”.

Menurut Sutabri (2012:225), tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

Adapun langkah-langkah umum yang harus dilakukan pada tahap rancangan sistem adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan rancangan sistem yang terperinci

Analis bekerja sama dengan pemakai mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat yang dijelaskan dalam modul.

2. Mengindentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem

Sekarang analis harus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merek atau model) peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.

3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem

Analis bekerjasama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja dengan kendala yang ada.

4. Memilih konfigurasi yang terbaik

Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analisa membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.

5. Menyiapkan usulan penerapan

Analis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.

6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem

Keputusan untuk terus pada tahap penerapan ini sangat penting karena usaha ini akan sangat berpengaruh terhadap jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biaya, penerapan akan disetujui.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis sistem, maka dibuat suatu rancangan dalam bentuk diagram-diagram UML, sehingga rancangan sistem lebih mudah dipahami, baik bagi pengembang sistem maupun pengguna sistem.

4. Tahap Implementasi Sistem

Menurut Murad (2013:52), “Tahap ini merupakan tahapan dalam pengimplementasikan sistem yang sudah dirancang dan dilakukan pengujian secara unit, agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem dan segera dilakukan perbaikan”.

Menurut Nasution (2012:118), “Implementasi atau pengujian adalah tahapan dimana software yang telah selesai dikembangkan dilakukan pengujian dengan metode blackbox agar semua komponen sistem apakah sesuai dengan analisis kebutuhan pada awal perancangan”.

Menurut Sutabri (2012:229), setelah sistem dianalisis dan dirancang dengan menggunakan teknologi yang sudah diseleksi dan dipilih maka tiba saatnya bagi sistem tersebut untuk diimplementasikan. Adapun tujuan utama dari tahap implementasi sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian mengenai rangkaian sistem, perangkat lunak, dan perangkat keras dalam bentuk sistem jaringan informasi terpusat agar dapat diperoleh sebuah bangunan atau arsitektur sistem informasi.

2. Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

Definisi Absensi

1. Definisi Absensi

Menurut Frans M. Royan dalam Lindawati (2014:44), “mesin absensi adalah peralatan kantor yang juga penting”. Selain untuk mengkoordinasi para SDM distributor, alat ini juga bisa dibuat sebagai acuan dalam menghitung uang makan, uang bensin, dan uang parkir berdasarkan hari kerja.

Menurut Purwanto dalam Lindawati (2014:44), “absensi adalah suatu pendataan kehadiran, bagian dari pelaporan akrivitas suatu institusi, suatu komponen institut iti sendiri yang berisi data-data kehadiran yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan”.

Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan absensi adalah pendataan kehadiran karyawan atau pegawai yang berisi data-data kehadiran yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan.

a. Klasifikasi Absensi

Menurut Wibisono dalam Lindawati (2014:44), absensi dapat diklasifikasikan dalam empat kategori meliputi :

1. Absensi yang disebabkan karena penyakit (sakit).

2. Absensi karena seorang individu mengalami problem sendiri seperti depresi dan kecanduan alkohol.

3. Absensi karena suatu sebab yang membutuhkan kesepakatan dengan keluarga, seperti anak sakit.

4. Absensi tanpa alasan.

Konsep Dasar Sistem Pakar

Menurut Yanuar dkk, jurnal Vol 1 NO.4 (2011) “Sistem pakar adalah salah satu cabang dari AI (Artificial Intelegence) yang membuat penggunaan secara luas knowledgeyang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar”. Dijelaskan pula bahwa sistem pakar adalah salah satu cabang dari AI yang membuat pengguna secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia pakar. Adapun seorang pakar merupakan orang yang memiliki basis knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimiliki. Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukan. Konsep dasar dari sistem pakar terdiri dari dua komponen utama, yaitu knowledge-base yang berisi knowledge dan mesin inferensi yang menggambarkan kesimpulan.


Gambar 2.6 Sistem Pakar


Seorang pengguna atau user menyampaikan fakta atau informasi untuk sistem pakar. Kemudian menerima saran atau jawaban dari ahlinya.

Menurut Harris (2011), “ kecerdasan buatan adalah ilmu membuat mesin cerdas yang melakukan tugas-tugas serta lebih baik dan lebih cepat dari manusia biasa. Kecerdasan buatan tidak benar-benar tentang kecerdasan, meskipun. Ini tentang pemecahan masalah. Tapi solusi dalam keerdasan buatan selalu matematika dan berbasis komputer.

Definisi Kinerja Karyawan

Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda--beda dalam mengerjakan tugasnya. Pihak manajemen dapat mengukur karyawan atas unjuk kerjanya berdasarkan kinerja dari masing - masing karyawan. Kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh. Hal ini berarti bahwa kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam periode waktu tertentu. Timpe(1992:3).

Menurut Williams (1998:75) Performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during a specified time period. Performance on the job as a whole would be equal to the sum (or average) of performace on the critical or essential job functions. The functions have to do with the work which is performed and not with the characteristic of the person performing. Berdasarkan keterangan di atas dapat pula diartikan bahwa kinerja adalah sebagai seluruh hasil yang diproduksi pada fungsi pekerjaan atau aktivitas khusus selama periode khusus. Kinerja keseluruhan pada pekerjaan adalah sama dengan jumlah atau rata - rata kinerja pada fungsi pekerjaan yang penting. Fungsi yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut akan dilakukan dan tidak dilakukan dengan karakteristik kinerja individu. Pendapat di atas didukung oleh pernyataan dari Sunarto (2003), yaitu :

Kinerja yang tinggi dapat tercapai oleh karena kepercayaan (trust) timbal balik yang tinggi di antara anggota - anggotanya artinya para anggota mempercayai integritas, karakteristik, dan kemampuan setiap anggota lain. Untuk mencapai kinerja yang tinggi memerlukan waktu lama untuk membangunnya, memerlukan kepercayaan, dan menuntut perhatian yang seksama dari pihak manajemen.

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja :

Menurut Timpe (1992:33) faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu:

1. Kinerja baik dipengaruhi oleh dua faktor :

a. Internal (pribadi)

- Kemampuan tinggi

- Kerja keras

b. Eksternal (lingkungan)

-Pekerjaan mudah

-Nasib baik

-Bantuan dari rekan-rekan

-Pemimpin yang baik

2. Kinerja jelek dipengaruhi dua faktor :

a. Internal (pribadi)

- Kemampuan rendah

- Upaya sedikit

b. Eksternal (lingkungan)

- Pekerjaan sulit

- Nasib buruk

- Rekan-rekan kerja tidak produktif

- Pemimpin yang tidak simpatik

Cara - Cara untuk Meningkatkan Kinerja :

Berdasarkan pernyataan menurut Timpe (1993:37) cara-cara untuk meningkatkan kinerja, antara lain :

1. Diagnosis

Suatu diagnosis yang berguna dapat dilakukan secara informal oleh setiap individu yang tertarik untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengevaluasi dan memperbaiki kinerja. Teknik - tekniknya : refleksi, mengobservasi kinerja, mendengarkan komentar - komentar orang lain tentang mengapa segala sesuatu terjadi, mengevaluasi kembali dasar - dasar keputusan masa lalu, dan mencatat atau menyimpan catatan harian kerja yang dapat membantu memperluas pencarian manajer penyebab – penyebabkinerja.

2. Pelatihan

Setelah gaya atribusional dikenali dan dipahami, pelatihan dapat membantu manajemen bahwa pengetahuan ini digunakan dengan tepat.

3. Tindakan

Tidak ada program dan pelatihan yang dapat mencapai hasil sepenuhnya tanpa dorongan untuk menggunakannya. Analisa atribusi kausal harus dilakukan secara rutin sebagai bagian dari tahap - tahap penilaian kinerja formal.

Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan

Sistem menurut Gordon (1989) dalam Marimin (2004:117) dipandang sebagai suatu agresi atau kumpulan objek-objek yang terangkai dalam interaksi dan saling bergantungan yang teratur. Dilihat dari sudut pandang tujuan yang ingin dicapai, system merupakan sekumpulan elemen-eleen yang berada dalam keadaan yang saling behubungan untuk tujuan yang sama.

Turban (1990) dan Turban & Aronson (2001) dalam Marimin (2004:117) menyebutkan bahwa konsep Sistem Penunjang Keputusan (SPK) muncul pertama kali pada awal tahun 1970-an oleh Scott-Morton. Mereka mendefinisikan SPK sebagai suatu sistem interaktif berbasis komputer yang dapat membantu para pengambil keputusan dalam menggnakan data dan model untuk memecahkan persoalan yang bersifat tidak terstruktur.

Dari definisi tersebut, dapat diindikasikan empat karakteristik utama dari SPK, yaitu :

1. SPK menggabungkan data dan model menjadi satu bagian.

2. SPK dirancang untuk membantu para manajer (pengambil keputusan) dalam proses pengambilan keputusan dari masalah yang bersifat semi struktural (atau tidak terstruktur).

3. SPK lebih cenderung dipadang sebagai penunjang penilaian manajer dan sama sekali bukan untuk menggantikannya.

4. Teknik SPK dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan keputusan.

Definisi lain dari SPK menurut Minch dan Burns dalam Eriyatno (1998) adalah konsep spesifik system yang menghubungkan komputerisasi informasi dengan pengambil keputusan sebagai pemakainya. Karakteristik pokok yang melandasi teknik SPK adalah:

a. Interaksi langsung antara komputer dengan pengambilan keputusan

b. Dukungan menyeluruh dari keputusan bertahap ganda.

c. Suatu sintesa dari konsep yang diambil dari berbagai bidang, antara lain ilmu computer, psikologi, intelegensi buatan, ilmu sistem dan ilmu manajemen.

d. Mempunyai kemampuan adaptif terhadap perubahan kondisi dan kemampuan berevolusi menuju sistem yang lebih bermanfaat.

Dari beberapa definisi tentang SPK, maka SPK itu sendiri tidak lepas dari perangkat komputer sebagai alat untuk mendukung pengambilan keputusan pihak manajerial.

Secara umum, SPK terdiri dari tiga komponen, yaitu :

a. Manajemen data

Termasuk di dalamnya adalah database yang berisi data yang berhubungan dengan sistem yang diolah menggunakan perangkat lunak yang disebut sistem manajemen basis data.

b. Manajemen model

Paket perangkat lunak yang terdiri dari model financial, statistical, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lain yang menyediakan kemampuan sistem analisis.

c. Subsistem Dialog

Subsistem yang menghubungkan pengguna dengan perintah-perintah dalam SPK.

Ketiga komponen tersebut merupakan bagian dari perangkat lunak dalam SPK.

Pengembangan teknik penunjang keputusan melalui sistem ini ditujukan untuk membantu manajer dalam proses pengambilan keputusan yang umumnya bersifat struktural. SPK digunakan sebagai penunjang penilaian manajer dan sama sekali bukan utuk menggantikannya. Teknik SPK dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas dari pengambil keputusan. Efektivitas mencakup identifikasi dari apa yang harus dilakukan dan menjamin bahwa kriteria yang dipilih relevan dengan tujuan.

Penggunaan SPK di perusahaan-perusahaan bisnis, menurut Turban (1990), terutama dikarenakan oleh alasan sebagai berikut:

1. Perusahaan beroperasi di lingkungan ekonomi yang tidak stabil.

2. Perusahaan dihadapi oleh masalah peningkatan kompetisi baik di dalam maupun luar negeri.

3. Perusahaan mengalami kesulitan dalam mengatasi banyaknya operasi bisnis.

4. Sistem komputer perusahaan yang ada tidak mendukung dalam peningkatan efisiensi dan keuntungan.

SPK tidak hanya dimanfaatkan pada aktivitas bisnis tapi juga pada program pemerintah dalam mendukung pembangunan nasional. SPK dalam aplikasinya dapat mencakup berbagai sektor, antara lain pertanian, perdagangan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Dengan pendekatan ini maka permasalahan lintas sektoral dapat diselesaikan dengan komprehesif dan multi disiplin.

Konsep Dasar Analisa PIECES

Untuk mengidentifikasi masalah, maka harus dilakukan analisis terhadap

kinerja, ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan pelayanan atau juga sering disebut dengan analisis pieces. Adapun pengertian dari analisa pieces sebagai berikut (Hanif Al Fatta, Analisis & Perancngan Sistem Informasi :2007) :

1. Analisis Kinerja Sistem ( Performance )

Kinerja adalah suatu kemampuan sistem dalam menyelesaikan tugas dengan cepat sehingga sasaran dapat segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi (throughput) dan waktu yang digunakan untuk menyesuaikan perpindahan pekerjaan (response time).

2. Analisis Informasi ( Information )

Informasi merupakan hal penting karena dengan informasi tersebut pihak manajemen (marketing) dan user dapat melakukan langkah selanjutnya.

3. Analisis Ekonomi ( Economy )

Pemanfaatan biaya yang digunakan dari pemanfaatan informasi. Peningkatan terhadap kebutuhan ekonomis mempengaruhi pengendalian biaya dan peningkatan manfaat.

4. Analisis Pengendalian ( Control )

Analisis ini digunakan untuk membandingkan sistem yang dianalisa

berdasarkan pada segi ketepatan waktu, kemudahan akses, dan ketelitian data yang diproses.

5. Analisis Efisiensi ( Efficiency )

Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber tersebut dapat digunakan secara optimal. Operasi pada suatu perusahaan dikatakan efisien atau tidak biasanya didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan.

6. Analisis Pelayanan ( Service )

Peningkatan pelayanan memperlihatkan kategori yang beragam. Proyek yang dipilih merupakan peningkatan pelayanan yang lebih baik bagi manajemen (marketing), user dan bagian lain yang merupakan simbol kualitas dari suatu sistem informasi.

Teori Khusus

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

1. Definisi UML

Menurut Nugroho (2010:6), “UML (Unified Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.

Menurut Alim (2012:30), “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menulis blueprint perangkat lunak. UML dapat digunakan untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan mendokumentasikan artifak dari sistem perangkat lunak”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, “UML adalah bahasa yang digunakan untuk mem-visualisasikan, mendefinisikan, membangun dan membuat dokumen dari arsitektur perangkat lunak. UML dapat digunakan pada semua proses melalui metodologi pengembangan perangkat lunak dan melakukan implementasinya pada teknologi yang berbeda”.

2. Jenis-Jenis Diagram UML

1. Use Case

Menurut Murad (2013:57), “Diagram Use Case adalah diagram yang bersifat status yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki 2 fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user”.

Menurut Triandini (2012:18), langkah-langkah membuat diagram use case:

a. Mengidentifikasi aktor. Perhatikan bahwa aktor sebenarnya adalah peran yang dimainkan oleh pengguna. Alih-alih menyusun daftar aktor sebagai Bob, Maria, atau Tuan Hendricks, sebaiknya identifikasi peran spesifik yang dimainkan oleh orang-orang tersebut. Ingatlah orang yang sama mungkin memainkan berbagai peran karena ia menggunakan sistem. Sistem lain juga dapat menjadi aktor dari sistem.

b. Setelah peran aktor teridentifikasi, langkah berikutnya adalah menyusun tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh peran-peran tersebut dalam penggunaan sistem. Tujuan tersebut merupakan tugas yang dilakukan oleh aktor untuk mencapai beberapa fungsi bisnis yang memberikan nilai tambah bagi bisnis.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa use case diagram dibuat berdasarkan pengguna sistem serta fungsi-fungsi yang ditangani oleh sistem informasi pemesanan dan penjualan barang yang didapatkan pada tahap analisis sistem.

2. Activity Diagram

Menurut Murad (2013:53), “Activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses”.

Menurut Vidia (2013:20), “Activity diagram dibuat berdasarkan aliran dasar dan aliran alternatif pada skenario use case diagram. Pada activity diagram digambarkan interaksi antara aktor pada use case diagram dengan sistem”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa activity diagram dibuat berdasarkan use case diagram yang telah dibuat, maka dapat digambarkan activity diagram yang menggambarkan alur kerja untuk setiap use case.

3. Sequence Diagram

Menurut Vidia (2013:21), ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram. Sequence diagram menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas yang dideskripsikan pada class diagram dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut. Untuk aliran pesan, sequence diagram merujuk pada alur sistem activity diagram yang telah dibuat sebelumnya”.

Menurut Wijayanto (2013:35), ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram yang telah dibuat, maka digambarkan sequence diagram yang menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan sequence diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis, sequence diagram (diagram urutan) adalah iterasiksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

4. Class Diagram

Menurut Vidia (2013:21), “Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram”. Menurut Wijayanto (2013:33), “Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram yang telah dibuat, maka dapat diperoleh kelas-kelas yang digunakan dalam sistem”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa class diagram memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek.

Konsep Dasar Visual Basic

Menurut Halim dalam jurnal Teknomatika Vol.1 No.3 (2011), “Microsoft Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat program aplikasi berbasis GUI (Graphical User Interface). Visual basic adalah sebuah bahasa pemrograman komputer yang menggunakan pendekatan Graphical User Interface (GUI) yang mudah digunakan juga merupakan sebuah program aplikasi berbasis Windows. Beberapa kemampuan atau manfaat dari bahasa pemrograman visual basic diantaranya :

1. Untuk membuat program aplikasi berbasis windows

2. Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti misalnya control ActiveX,File, Help, aplikasi internet dan sebagainya.

3. Menguji program (Debugging) dan menghasilkan program akhir yang bersifat executable, atau dapat langsung dijalankan.

Konsep Dasar Database

Menurut Prasetio (2012:181), “Database adalah sebuah struktur yang umumnya dikategorikan dalam 2 (dua) hal, sebuah database flat dan sebuah database relasional. Database relasional lebih disukai karena lebih masuk akal dibandungkan database flat”.

Menurut Mustakini (2009:46), “Database adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasi”.

Dari definisi ini, terdapat tiga hal yang berhubungan dengan database, yaitu sebagai berikut ini:

1. Data itu sendiri yang diorganisasikan dalam bentuk database.

2. Simpanan permanen (storage) untuk menyimpan database tersebut. Simpanan ini merupakan bagian dari teknologi perangkat keras yang digunakan di sistem informasi. Simpanan permanen yang umumnya digunakan berupa harddisk.

3. Perangkat lunak untuk memanipulasi database. Perangkat lunak ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer atau dibeli dalam bentuk suatu paket. Banyak paket perangkat lunak yang disediakan untuk memanipulasi database. Paket perangkat lunak ini disebut dengan DBMS (Database Management System).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi informasi dari basis data tersebut.

Konsep Dasar Aplikasi

Menurut Hengky W. Pramana, aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktifitas seperti system berniaga, game, pelayanan masyarakat, periklanan atau semua proses yang hamper dilakukan manusia.

Menurut R Eko I dan Djokopran, aplikasi merupakan proses atau prosedur aliran data dalam infrastruktur teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan yang sesuai dengan jenjang dan kebutuhan (relevan)

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Aplikasi adalah suatu perangkat lunak yang dibuat oleh pemikiran manusia dengan bahasa pemograman tertentu yang bertujuan untuk membantu dan melayani kebutuhan manusia setiap hari.

Konsep Dasar Normalisasi

Menurut Kadir (2009:116), normalisasi terdapat beberapa tahap pembentukan normalisasi, setiap tahap mempunyai bentuk normalisasi yang berbeda. Bentuk-bentuk normalisasi tersebut antara lain:

1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form).

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkap, tidak ada keharusan untuk mengikuti suatu format tertentu, dapat saja tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

2. Bentuk Normal Kesatu (1NF atau First Normalized Form).

Bentuk normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam file datar atau rata (Flat File), data dibentuk dalam satu record demi record dan nilai field berupa atomic value. Tidak ada set atribut yang berulang atau atribut bernilai ganda (Multivalue). Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan kata sehingga artinya lain.

3. Bentuk Normal Kedua (2NF atau Second Normalized Form).

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada utama atau primary key, sehingga untuk membentuk normal kedua harus sudah ditentukan kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.

4. Bentuk Normal Ketiga (3NF atau Third Normalized Form).

Untuk menjadi normal ketiga maka relasi harus dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primer tidak mempunyai hubungan yang transitif. Maka setiap atribut dari kunci harus hanya pada primary key dan primary key secara menyeluruh.

Ada beberapa kunci yang digunakan dalam normalisasi meliputi:

1. Kunci Utama (Primary Key)

Himpunan atribut yang tidak hanya mengidentifikasikan secara unik kejadian yang spesifik tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian suatu entity.

2. Kunci Calon (Candidate Key)

Satu atribut atau satu minimal atribut yang mengidentifikasikan secara unik kejadian yang spesifik dari suatu entity.

3. Kunci Alternatif (Alternative Key)

Adalah kunci yang tidak dipakai sebagai primary key. Dimana setiap kali kunci ini dipakai sebagai kunci pengurutan dalam pembuatan laporan.

4. Kunci Tamu (Foreign Key)

Satu atribut atau satu set minimal atribut yang melengkapi satu hubungan yang menunjukkan ke induknya.

Dari bentuk normalisasi tersebut maka didapat beberapa file, antara lain:

1. Tipe File

Database dibentuk dari kumpulan file. File didalam pemrosesan aplikasi dapat dikategorikan kedalam beberapa tipe, diantaranya sebagai berikut:

a. File Induk (Master)

File ini sangat penting karena berisi data yang tetap, sehingga file ini tetap terus ada selama berjalannya sistem informasi dan dimana pemrosesan terhadap data hanya pada waktu-waktu tertentu saja. File induk dibagi menjadi dua yaitu:

1. File Referensi

File induk yang recordnya relative statis dan jarang berubah nilainya. Contoh: file gaji, file karyawan.

2. File Dinamik

File induk yang nilai dari record-recordnya sering berubah atau sering diperbaiki sebagai akibat adanya transaksi. Contoh: file barang, file customer.

b. File Transaksi (File Transaction)

Disebut juga file input yang digunakan untuk merekam data transaksi yang terjadi. Contoh: file transaksi yang berhubungan dengan transaksi penjualan, file persediaan barang.

c. File Laporan (File Report)

Disebut juga file output yang berisi informasi yang akan ditampilkan dalam sebuah laporan yang merupakan gabungan dari file master dan file transaksi.

d. File pelindung (Backup)

Merupakan salinan dari file-file yang masih aktif di database dan digunakan untuk file cadangan atau pelindung apabila file database yang aktif digunakan atau hilang.

e. File Sejarah (History)

Disebut juga file arsip yang berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi perlu disimpan untuk keperluan mendatang atau sebagai dokumentasi.

f. File Kerja (Temporary)

Disebut juga file sementara (tenmporary) atau scratch file, yang berisi data yang sifatnya sementara karena memori computer tidak mencukupi atau untuk menghemat pemakaian memori selama proses dan akan dihapus bila proses telah selesai.

g. File Library

File yang berisi program-program apikasi atau utility program yang digunakan untuk membantu dalam mengoptimalkan dan mempercepat sistem pengolahan data.

2. File Akses (Access File)

Metode yang menunjukan bagaimana suatu program computer akan membaca record-record dari suatu file:

a. Secara Urut (Sequential Access)

Metode ini melakukan proses membaca atau menulis suatu record didalam file dengan cara langsung membaca dari record awal dahulu.

b. Secara Langsung (Direct Access)

Metode yang melakukan proses membaca atau menulis satu record didalam file dengan cara langsung membaca record pada posisi yang diinginkan tanpa membaca dari record awal dahulu.

3. Organisasi File

Pengaturan dari record secara logika didalam file yang dihubungkan satu dengan yang lainnya. Ada beberapa tipe organisasi file data yang digunakan:

a. File Urut (Sequential File)

Merupakan file dengan organisasi urut dan pengaksesan secara urut.

b. File Urut Berindex (Index Sequential File)

Merupakan file dengan organisasi urut dengan pengaksesan secara langsung.

c. File Akses Langsung (Direct Akses File)

Merupakan file dengan organisasi acak dengan pengaksesan secara langsung.

Konsep Dasar HIPO

1. Definisi HIPO (Hierarchy Plus Input Process Output)

Menurut Praptingsih (2012:03), “HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu yang digunakan untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output”.

Menurut Amsyah (2008:284), bagan HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) aslinya dibuat oleh IBM sebagai alat untuk mendokumentasikan program. Bagan HIPO secara jelas memperagakan apa yang dikerjakan suatu program, data apa yang digunakan, dan keluaran yang dihasilkannya. Bagan HIPO lebih mudah dibaca dibanding dengan bagan arus, sangat rinci, fleksibel, mudah dimodifikasi, dan dikelola. Dalam membuat bagan HIPO, terdapat tiga jenis diagram, yaitu: daftar isi visual (the visual table of contents / VTOC), diagram peninjauan, dan rincian diagram.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan HIPO merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM yang sebenarnya merupakan alat dokumentasi program dan sekarang banyak digunakan sebagai alat design dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. Berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul didalam sistem digambarkan oleh fungsi utamanya.

Konsep Dasar Testing

1. Definisi Testing

Menurut Rizky (2011:237), “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

1. Verifikasi

Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

2. Validasi

Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

Definisi dari standart yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut:

1. Failure

Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.

2. Fault

Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.

3. Error

Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.

4. Incident

Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.

2. Acuan dan Pengukuran Testing

Menurut Rizky (2011:256), “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”.

Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

1. Waktu

Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.

2. Biaya

Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.

3. Kinerja testing

Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.

4. Kerusakan

Seperti yang telah dijelaskan di subbab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

3. Tipe dan Teknik Testing

Menurut Rizky (2011:259), “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

1. White Box Testing

Menurut Rizky (2011:262), “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.

2. Black Box Testing

Menurut Rizky (2011:265), definisi black box testing adalah sebagai berikut:

Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

a. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

b. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

c. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

d. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain:

a. Equivalence Partitioning

Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.

b. Boundary Value Analysis

Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.

c. Cause Effect Graph

Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.

d. Random Data Selection

Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.

e. Feature Test

Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun entri data guru yang akan malakukan entri nilai.

Requirement Elicitation

1. Requirement

Menurut Guritno (2011:301), “Requirement adalah sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasi software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah:

1. Unambiguous (tidak ambigu)

2. Complete (lengkap)

3. Consistent (konsisten)

4. Modifiable (dapat diubah)

5. Traceable (dapat dilacak)

6. Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance

Requirement diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Functional requirements

Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya ayang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

2. Nonfunctional requirements

Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior, response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second.

3. Constraints (psudo requirement)

Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.

2. Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Menurut Saputra (2012:51), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

2. Tahap II

Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

3. Tahap III

Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.

b. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

c. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement di dalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

a. High (H)  : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

b. Middle (M)  : Mampu dikerjakan.

c. Low (L)  : Mudah dikerjakan.

4. Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Literatur Review

1. Definisi Literature Review

Menurut Hermawan (2009:43), “Tinjauan pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Telaah pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat”.

Menurut Semiawan (2010:104), “Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan literature review adalah analisa sistem berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari peneliti yang sedang dilakukan terhadap suatu bagian keilmuan.

2. Tujuan Literature Review

Menurut Hermawan (2009:45), tinjauan pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan.

2. Untuk menghubungkan suatu penelitian ke dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat megisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya.

3. Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan pentingnya penelitian yang dilakukan dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitian lain dengan topik serupa.

Menurut Yuniarti (2012:3), studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolok ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu.

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini diantara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rachman Mulyandi dan Cyntia Ayu Wulan Dini pada jurnal CCIT Vol. 7 No.2 (2014) yang berjudul “Aplikasi Absensi Pegawai Kecamatan Batuceper Tangerang Dalam Meningkatkan Akurasi Informasi” ini bertujuan untuk mengetahui data apa saja yang menjadi masukan dan keluaran pada sistem yang berjalan dan sistem menjadi terkomputerisasi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Heni, Yeni Nuraeni dan Henderi pada jurnal CCIT Vol. 3 No.3 (2010) yang berjudul “Model Sistem Pendukung Keputusan untuk Monitoring dan Peningkatan Kinerja Dosen” bertujuan membantu pemimpin perguruan tinggi/ketua program studi melakukan penilaian terhadap kinerja dosen secara cepat dan akurat dan juga memotivasi dosen untuk lebih berprestasi.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Mulya Akbar, Budi Setiawan, dan Siti Saidah (2012) yang berjudul “Aplikasi Absensi Karyawan di Konsuil Bogor menggunakan GPS“. Karyawan yang melakukan absensi harus berada di area kantor, penggunaan web service dan GPS berdampak pada aplikasi untuk melakukan pembatasan area akses karyawan pada saat melakukan absensi. Proses absensi ini juga mempermudah petugas di bagian personalia dalam mengolah data absensi karyawan secara komputerisasi.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Adam Pratama (2007) yang berjudul “Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Menggunakan Metode Barcode Pada PT Kemenangan Jaya”. Sistem absensi ini akan mencatat data dan daftar kehadiran karyawan, waktu kedatangan, waktu pulang, yang akan dibuat secara sistematis dan terkomputerisasi dengan metode barcode, sehingga akan menghilangkan proses pencatatan kehadiran karyawan yang selama ini telah berjalan secara manual pada PT Kemenangan Jaya dan juga dengan penggunaan metode barcode akan mengurangi tingkat kesalahan penginputan ID Pegawai dalam proses absensi tersebut.

5. Penelitian yang dilakukan oleh V. M. Eduardo Christian S. (2014) berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Pada PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Menggunakan Metode Analityc Heararchy Proses”. Pada penelitian ini penulis mencari solusi terbaik untuk membantu mengambil keputusan kenaikan jabatan pegawai di PT Bank Central Asia Tbk.

BAB III

ANALISIS YANG BERJALAN

Gambaran Umum PT Spektra Solusindo

Sejarah Singkat PT Spektra Solusindo

PT Spektra Solusindo Menjadi perusahaan profesional dalam memberikan jasa Integrated Facility Management yang mengutamakan kualitas demi kepuasan pelanggan. Berkomitmen dalam menyediakan jasa Integrated Facility Management berkelas internasional, sehingga mampu bersaing dalam pasar Global. Menjadi perusahaan profesional dalam memberikan jasa Integrated Facility Management yang mengutamakan kualitas demi kepuasan pelanggan. Berkomitmen dalam menyediakan jasa Integrated Facility Management berkelas internasional, sehingga mampu bersaing dalam pasar Global. Menjadi perusahaan profesional dalam memberikan jasa Integrated Facility Management yang mengutamakan kualitas demi kepuasan pelanggan. Berkomitmen dalam menyediakan jasa Integrated Facility Management berkelas internasional, sehingga mampu bersaing dalam pasar Global.

Management berkelas internasional, sehingga mampu bersaing dalam pasar Global. Menjadi perusahaan profesional dalam memberikan jasa Integrated Facility Management yang mengutamakan kualitas demi kepuasan pelanggan. Berkomitmen dalam menyediakan jasa Integrated Facility Management berkelas internasional, sehingga mampu bersaing dalam pasar Global.

Struktur Organisasi PT Spektra Solusindo

Struktur organisasi merupakan suatu alat penting dalam sebuah perusahaan karena untuk menunjukan pola antara hubungan-hubungan diantaranya yaitu berdasarkan fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya masing-masing. Struktur organisasi pada PT Spektra Solusindo disusun untuk menunjang lancarnya kegiatan yang sedang berjalan. Adapun bagan struktur organisasi pada PT Spektra Solusindo adalah sebagai berikut:


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pada PT Spektra Solusindo

Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Pimpinan

a. Memimpin PT Spektra Solusindo.

b. Menerima laporan absensi.

c. Bertugas mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan operasional PT Spektra Solusindo.

d. Bertanggung jawab penuh atas segala resiko yang terjadi pada PT Spektra Solusindo.

2. Admin

a. Melakukan rekapan absensi.

b. Menerima dan mengatur form absensi.

c. Membuatkan laporan bulanan.

3. Supervisor

a. Melakukan monitoring pengontrolan absensi karyawan berdasarkan shift.

b. Menerima dan mengecek laporan absensi yang diberikan dari mandor.

c. Bertanggung jawab atas berjalannya kegiatan berdasarkan shift.

d. Bertanggung jawab atas berjalannya operasional berdasarkan shift.

4. Mandor

a. Melakukan pengawasan atau monitoring berdasarkan tempat yang sudah ditentukan (Terminal A, B, C).

b. Bertanggung jawab atas berjalannya operasional berdasarkan area yang sudah ditetukan.

c. Membuat laporan absensi untuk diberikan kepada pimpinan.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisa sistem yang berjalan, pada penelitian ini digunakan program Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

Prosedur Sistem Yang Berjalan

1. Prosedur Absensi

Proses absensi karyawan yang berjalan saat ini masih manual dimana seluruh karyawan membubuhkan tanda-tangan pada form yang telah disediakan oleh admin pada saat masuk kerja dan pulang kerja. Selama proses absen, supervisor bertugas untuk mengawasi karyawan yang akan melakukan absen. Setelah selesai proses absen, lalu form absen diserahkan oleh supervisor kepada admin untuk direkap, kemudian dibuat laporan bulanan untuk diserahkan kepada pimpinan.

2. Prosedur Pembuatan Laporan

Pada proses pembutan laporan, admin masih menggunakan cara manual untuk melakukan pembuatan laporan yang akan diserahkan ke pimpinan, yaitu admin menerima dan mengumpulkan form absensi harian dari supervisor. Kemudian admin merekap dan menyusun form absen harian tersebut untuk dibuat laporan bulanan. Setelah selesai laporan tersebut diserah kan kepada pimpinan untuk diperiksa.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan Pada Use Case Diagram

1. Use case Diagram Yang Sedang Berjalan

Gambar 3.2 Use case Diagram Yang Sedang Berjalan Pada PT Spektra Solusindo

Dapat dijelaskan pada gambar 3.2 diatas adalah use case yang sedang berjalan saat ini pada PT Spektra Solusindo, yaitu sebagai berikut:

a. Karyawan bertugas untuk melakukan absensi dengan mengisi form harian yang disediakan pada saat jam masuk dan melakukan absen ulang pada saat jam pulang.

b. Supervisor bertugas untuk melakukan pengawasan saat proses absen berlangsung, setelah selesai, supervisor menyerahkan form absensi harian kepada admin.

c. Admin bertugas menerima form absen harian yang diserahkan oleh supervisor. Setelah direkap dan disusun, admin membuat laporan bulanan.

d. Pimpinan bertugas untuk menerima dan mengecek laporan bulanan yang diberikan oleh admin.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan Pada Activity Diagram

1. Activity diagram Proses Absensi

Gambar 3.3 Activity diagram Proses Proses Absensi


Activity diagram pada proses barang masuk yang sedang berjalan saat ini, yaitu sebagai berikut:

a. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

b. 6 (enam) activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya, yaitu : Karyawan melakukan absen, absen masuk dan absen pulang, dengan melakukan tanda tangan. Supervisor mengecek form absen, lalu mengumpulkan form absen.

c. 1 (satu) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan.

2. Activity diagram Proses Laporan


Gambar 3.4 Activity diagram Proses Proses Laporan

Activity diagram pada proses laporan yang sedang berjalan saat ini, yaitu sebagai berikut:

a. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

b. 7 (Tujuh) activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya, yaitu : Admin menerima absen harian, lalu mengumpulkan absen, membuat laporan bulan lalu memberikan laporan bulanan kepaa pimpinan. Pimpinan menerima laporan bulanan, lalu mengecek, kemudian Acc. laporan.

c. 1 (satu) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan PadaSequence Diagram

Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.5 Sequence Diagram Yang Berjalan


Terdapat 4 aktor yang berfungsi sebagai :

1. Karyawan melakukan proses absensi manual dengan tandatangan pada form yang disediakan.

2. Supervisor berfungsi untuk melakukan pengawasan proses absensi lalu mengecek, setelah dicek laku supervisor menyerahkan form absen kepada admin.

3. Admin berfungsi menerima form absensi yang sudah diisi oleh karyawan,lalu merekap form tersebut. Kemudian admin membuat laporan absensi, setelah itu deserahkan kepda pimpinan.

4. Pimpinan berfungsi menerima laporan, lalu mengecek laporan. Setelah dicek lalu acc. laporan apabila laporan tersebut benar. Jika tidak, maka laporan tersebut harus diperbaiki lagi oleh admin.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa PIECES

Tahapan analisis terhadap suatu sistem atau aplikasi dilakukan sebelum tahapan perancangan dilakukan. Tujuan diterapkannya analisis terhadap suatu sistem adalah untuk mengetahui alasan mengapa sistem tersebut diperlukan, merumuskan kebutuhan-kebutuhan dari sistem tersebut untuk mereduksi sumber daya yang berlebih serta membantu merencanakan penjadwalan pembentukan sistem, meminimalisir distorsi-distorsi yang mungkin terdapat di dalam sistem tersebut sehingga fungsi yang terdapat di dalam sistem tersebut bekerja secara optimal.

Metode analisis yang digunakan peneliti di sini adalah menggunakan metode PIECES yaitu :

a. Performance (kinerja)

Performance atau kinerja merupakan suatu analisis terhadap kemampuan sistem dan menyelesaikan tugas dengan baik.


Tabel 3.1 Tabel Hasil Analisis Kinerja


b. Information (informasi)

Informasi merupakan komoditas terpenting bagi seorang pengguna akhir pada suatu sistem dalam pengambilan keputusan. Dengan sistem informasi yang baik maka akan menghasilkan informasi yang bermanfaat serta dapat pendukung dalam menanggapi masalah dan peluang yang ada.


Tabel 3.2 Tabel Hasil Analisis Informasi


c. Economy (ekonomi)

Sistem yang ada saat ini masih konvensional, dilihat dari segi ekonomisnya sistem yang ada saat ini masih mengeluarkan biaya yang tidak sedikit setiap akan melakukan pencatatan surat masuk, kartu disposisi dan surat keluar menggunakan kertas, sehingga sistem yang sedang berjalan saat ini masih kurang ekonomis.


Tabel 3.3 Tabel Hasill Analisis Ekonomi


d. Control (kontrol)

Pengendalian dalam sistem sangat diperlukan, yaitu digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data dan informasi.


Tabel 3.4 Tabel Hasill Analisis Kontrol


e. Effisiency (efisiensi)

Terdapat perbedaan antara efisiensi dengan ekonomis. Ekonomis berkaitan dengan sesedikit mungkin jumlah sumber daya yang digunakan sehingga menghasilkan keuntungan, sedangkan efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya yang ada dapat digunakan dengan sebaik dan sehemat mungkin dengan pemborosan/ biaya yang paling minimum.


Tabel 3.5 Tabel Hasill Analisis Efisiensi


f. Service (Pelayanan)

Pelayanan yang diberikan sangat mendukung dalam peningkatan profit atau laba bagi perusahaan atau instansi pemerintahan.

Tabel 3.6 Tabel Hasill Analisis Pelayanan

Metode Analisa Berdasarkan Prosedur Sistem Yang Berjalan

1. Analisa Masukan

Analisa masukan adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan terhadap semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga menghasilkan proses dan kemudian akan ada hasil dari sebuah proses itu sendiri. Data karyawan yang masuk atau pulang didapat dari form absensi yang dibuat oleh admin yang akan didistribusikan oleh supervisor.

a. Nama Masukan : Form Absensi

b. Fungsi  : Sebagai catatan absensi karyawan (absensi masuk dan absensi pulang)

c. Sumber  : Admin

d. Media  : Kertas A4

e. Distribus  : Admin ke bagian supervisor

f. Frekuensi  : Setiap sebulan sekali pemberian absensi yang di buat oleh admin yang akan didistribusikan oleh supervisor untuk absensi bulanan.

g. Format  : Lampiran B.3

h. Keterangan  : Berisi daftar nama karyawan

2. Analisa Proses

Analisa proses adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada proses sebagai suatu hasil respect balik karena adanya data input di dalam proses inilah semua data atau informasi yang masuk akan diolah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.

a. Nama modul : Form absensi harian

b. Masukan : Daftar absensi harian dari karyawan

c. Keluaran : Catatan absensi karyawan

d. Ringkasan Proses : Proses ini akan menghasilkan catatan manual Mengenai absensi masing-masing karyawan.

3. Analisa Keluaran

Analisa keluaran adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada hasil dari keseluruhan proses yang terjadi dari mulai penginputan data sampai terjadi proses pengolahan data melalui sistem pengolahan data yang ada. Dan juga melalui proses pengecekan kembali data-data yang ada bila terjadi kesalahan atau data kurang lengkap, yaitu:

a. Nama keluaran : Laporan Absensi

b. Fungsi  : Mencetak dan menampilkan laporan absensi karyawan.

c. Media  : Kertas A4

d. Rangkap  : 2 (dua) lembar

e. Distribusi  : - Lembar 1 (putih) untuk admin

- Lembar 2 (merah) untuk pimpinan

Permasalahan Yang Dihadapi

Prosedur sistem absensi karyawan yang sedang berjalan saat ini pada PT Spektra Solusindo masih berjalan secara manual, yaitu saat karyawan melakukan absensi dengan membubuhkan tanda tangan pada form absensi yang disediakan oleh admin dan dimonitor oleh supervisor, kemudian diserahkan kepada admin untuk dibuat laporan bulanan yang akan diserahkan kepada pimpinan.

Sistem pengolahan data absensi pada PT Spektra Solusindo yang masih semi komputerisasi belum dapat menentukan kinerja karyawan, maka dari itu diperlukan sebuah sistem pengolahan data absensi yang mampu untuk menentukan kinerja karyawan.

Laporan yang tidak cepat dan akurat. Sehingga belum mampu untuk menghasilkan laporan dengan baik.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diatas dijabarkan permasalahan yang sedang dihadapi, maka penulis akan membuatkan alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalahnya adalah membuatkan “Aplikasi Sistem Pengolahan Data Absensi Karyawan Sebagai Decision Support System Dalam Menentukan Kinerja Karyawan”.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi.


Tabel 3.7 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI (Mandatory Desirable Innessential). Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi, yaitu sebagai berikut:


Tabel 3.8 Elisitasi Tahap II


Keterangan :

M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting.

D (Desirable) : Diinginkan atau tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan.

I (Innessential) : Di luar sistem atau di eliminasi.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE (Technical, Operational, Economic) dengan opsi LMH (Low, Middle, High). Berikut adalah penjelasannya, yaitu:


Tabel 3.9 Elisitasi Tahap III


Keterangan :

T  : Technical L  : Low

O  : Operational M  : Middle

E  : Economic H  : High

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun sistem media informasi. Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam membuat suatu Sistem Monitoring Inventory Control Pada PT Spektra Solusindo, yaitu sebagai berikut:


Tabel 3.10 Final Draft Elisitasi


BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Usulan Prosedur Yang Baru

Setelah melakukan analisa dan penelitian sistem absensi yang berjalan pada PT Spektra Solusindo, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem absensi yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem pengolahan data absensi karyawan yang sedang berjalan saat ini, yaitu merubah proses absensi saat ini yang masih manual menjadi terkomputerisasi berbasis aplikasi yang berbasis Visual Basic 6.0 sehingga memudahkan dalam pembuatan laporan. Berdasarkan perubahan sistem pengolahan data absensi yang terjadi dan setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram.

Diagram Rancangan Sistem

Use Case Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.1 Use case diagram Sistem Pengolahan Data Absensi Pada PT Spektra Solusindo


Dapat dijelaskan gambar 4.1 Usecase Diagram Sistem Pengolahan Data Absensi Pada PT Spektra Solusindo diatas pada saat ini terdiri dari 3 actor, yaitu: Admin, Karyawan, dan Pimpinan dan juga memiliki 30 usecase diantaranya yaitu :

Prosedur : Login

Usecase : Sistem Pengolahan Data Absensi

Actor : Admin

Skenario : Admin melakukan login untuk mengakses menu utama, data master, transaksi, laporan absensi, dan logout.

Prosedur Menu Utama

Usecase : Sistem Pengolahan Data Absensi

Actor : Admin

Skenario : Bagian Admin mengakses menu utama untuk penginputan data master, transaksi, dan laporan untuk diberikan kepada pimpinan.

Prosedur Data Master

Usecase : Sistem Pengolahan Data Absensi

Actor : Admin, Karyawan

Skenario : Admin mengakses data master untuk penginputan data Area, Data Lokasi, Data Karyawan. Lalu karyawan memberikan data nya kepada Admin untuk diinput.

Prosedur Transaksi

Usecase : Sistem Pengolahan Data Absensi

Actor : Admin, Karyawan

Skenario : Admin mengakses table transaksi untuk menginput data jadwal, data shift, data jadwal karyawan, dan data absensi yang juga dilakukan oleh karyawan.

Prosedur Laporan

Usecase : Sistem Pengolahan Data Absensi

Actor : Admin dan Pimpinan

Skenario : Admin mengakses table laporan untuk merekap laporan absensi. Kemudian dicetak untuk diperiksa oleh pimpinan.

Prosedur Logut

Usecase : Sistem Pengolahan Data Absensi

Actor : Admin

Skenario : Admin mengakses logout untuk menghentikan semua proses yang sedang berjalan.

Activity Diagram Yang Diusulkan

1. Activity diagram Untuk Sistem Pengolahan Data Absensi


Gambar 4.2 Activity diagram Untuk Sistem Pengolahan Data Absensi


Activity diagram sistem untuk sistem pengolahan data absensi yang diusulkan saat ini, yaitu:

a. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

b. 33 (tiga puluh tiga) activity sebagai state dari sistem yang terdiri dari login, menu utama, master, area, input data area, view data area, lokasi, input data lokasi, view data lokasi, karyawan, input data karyawan, view data karyawan, menu transaksi, jadwal, input data jadwal, view data jadwal, shift, input data shift, view data shift, jadwal karyawan, input data jadwal karyawan, view data jadwal karyawan, absen, input data absen, view data absen, menu laporan, laporan absensi, view menu laporan absensi, cetak laporan absensi, laporan kedisiplinan, view laporan kedisiplinan, cetak laporan kedisiplinan, logout.

c. 1 (satu) choice sebagai opsi pilihan juka login gagal akan login ulang kembali, jika berhasil akan masuk menu utama.

d. 13 (tiga belas) fork node sebagai penghubung dari 1(satu) data ke banyak data atau lebih daru 1(satu).

e. 1 (satu) join node sebagai penghubung dari banyak data menjadi 1 (satu) data.

f. 1 (satu) initial final node yang merupakan akhir dari sistem.

Sequence diagram Sistem Yang Diusulkan

1. Sequence diagram Untuk Proses Absensi


Gambar 4.3 Sequence diagram Untuk Prosedur Absensi


Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk prosedur barang masuk dan keluar yang diusulkan saat ini, yaitu sebagai berikut:

a. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan, yaitu admin, dan karyawan.

b. 1(satu) boundary class yang menggambarkan sebuah penggambaran dari formlogin.

c. 1 (satu) control class yang menggambarkan penghubung antara login dengan home yang berperan sebagai server untuk validasilogin.

d. 3 (tiga) entity class yang menggambarkan hubungan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu : menu utama, master, transaksi.

e. Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu:

1) Masuk ke menu login

2) Masukan username

3) Masukan password

4) Validasi

5) Login gagal

6) Login berhasil

7) Pilih area

8) Pilih area untuk mengolah data area

9) Pilih lokasi

10) Pilih lokasi untuk mengolah data lokasi

11) Pilih karyawan

12) Pilih karyawan untuk mengolah data karyawan

13) Pilih jadwal

14) Pilih jadwal untuk mengolah data jadwal

15) Pilih shift

16) Pilih shift untuk mengolah data shift

17) Pilih jadwal karyawan

18) Pilih jadwal karyawan untuk mengolah data jadawal karyawan

19) Pilih absen

20) Pilih absen untuk mengolah data absen


2. Sequence diagram Untuk Prosedur Pembuatan Laporan

Gambar 4.4 Sequence diagram Untuk Prosedur Pembuatan Laporan


Diagram diatas menggambarkan sequencediagram untuk prosedur pembuatan laporan yang diusulkan saat ini, yaitu sebagai berikut:

a. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan, yaitu admin, dan pimpinan.

b. 1 (satu) boundary class yang menggambarkan sebuah penggambaran dari formlogin.

c. 1 (satu) control class yang menggambarkan penghubung antara login dengan home yang berperan sebagai server untuk validasilogin.

d. 3 (tiga) entity class yang menggambarkan hubungan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu: menu utama, laporan absensi harian, laporan absensi bulanan.

e. Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu:

1) Masuk ke menu login

2) Masukan username

3) Masukan password

4) Validasi

5) Login gagal

6) Login berhasil

7) Pilih laporan untuk melihat laporan-laporan yang ada

8) Pilih laporan absensi harian untuk melihat dan mencetak laporan absensi harian

9) Pilih laporan kedisiplinan untuk melihat dan mencetak laporan kedisiplinan

Rancangan Basis Data

Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data.

Hasil analisa pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data yang diawali dengan normalisasi yang akan menghasilkan class diagram dan spesifikasi basis data.

Normalisasi

Bentuk normal suatu basis data relasional dicapai melalui beberapa tahapan yang disebut proses normalisasi. Langkah-langkah Unnormalized, First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2ndNF) sampai ke bentuk Third Normal Form (3NF) akan dibahas dalam bagian berikut ini:

1. UNNORMALIZED


Tabel 4.1 Tabel Unnormal


Dapat dijelaskan gambar Unnormalized Form merupakan sebuah kumpulan data yang akan direkap, tidak ada keharusan untuk mengikuti suatu format tertentu, dapat saja tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

2. First Normal Form (INF)


Gambar 4.5 First Normal Form (1NF)


Dapat dijelaskan gambar First Normal Form (1NF) merupakan sebuah tabel tersendiri untuk setiap kelompok data yang berhubungan.

3. Second Normal Form (2NF)


Gambar 4.6 Second Normal Form (2NF)


Dapat dijelaskan gambar Second Normal Form (2ndNF) merupakan tabel untuk sekelompok nilai yang berhubungan dan terdiri dari 6 tabel, yaitu tabel Area, tabel Lokasi, tabel Absen, tabel Jadwal, tabel Karyawan, tabel Shift.

4. Third Normal Form (3NF)


Gambar 4.7 Third Normal Form (3NF)


Dapat dijelaskan gambar Third Normal Form (3NF) merupakan tabel yang telah normal dan untuk digunakan dalam sistem yang akan dibangun dan terdiri dari 7 tabel, yaitu: tabel area, tabel lokasi, tabel jadwal, tabel jadwal karyawan, tabel absen, tabel karyawan, tabel shift.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan sebuah design data yang dianggap telah normal. Design basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

1. Nama File  : Area

Akronim  : -

Fungsi  : Untuk menyimpan dan mengetahui data area

Tipe File  : File Master

Organisasi File : Index Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 24 karakter

Primary key  : Id_Area


Tabel 4.2 Tabel Area


2. Nama File : Lokasi

Akronim : -

Fungsi : Untuk menentukan lokasi tempat bertugas

Tipe File : File Master

Organisasi File: Index Sequential

Media : Harddisk

Panjang record: 30 karakter

Primary key : Id_Lokasi


Tabel 4.3 Tabel Lokasi


3. Nama File  : Karyawan

Akronim  : -

Fungsi  : Untuk mengetahui data karyawan

Tipe File  : File Master

Organisasi File : Index Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 120 karakter

Primary key  : NIK


Tabel 4.4 Tabel Karyawan


4. Nama File  : Jadwal

Akronim  : -

Fungsi  : Untuk menentukan jadwal

Tipe File  : File Transaksi

Organisasi File : Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 14 karakter

Primary key  : Id_Jadwal


Tabel 4.5 Tabel Jadwal


5. Nama File  : Jadwal Karyawan

Akronim  : -

Fungsi  : Untuk menyimpan dan mengetahui data jadwal karyawan

Tipe File  : File Transaksi

Organisasi File : Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 17 karakter

Primary key  : NIK


Tabel 4.6 Tabel Jadwal Karyawan


6. Nama File  : Shift

Akronim  : -

Fungsi  : Untuk mengetahui data Shift

Tipe File  : File Transaksi

Organisasi File : Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 1 karakter

Primary key  : -


Tabel 4.7 Tabel Shift


7. Nama File  : Absen

Akronim  : -

Fungsi  : Untuk menyimpan dan mengetahui data barang

Tipe File  : File Transaksi

Organisasi File : Sequential

Media  : Harddisk

Panjang record : 22 karakter

Primary key  : Id_Absen


Tabel 4.8 Tabel Absen

Rancangan Program

HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output. Spesifikasi program menjelaskan mengenai cara penggunaan aplikasi program yang diusulkan. Visual Table Of Content (VTOC) adalah diagram yang menggambarkan hubungan dan fungsi pada sistem secara berjenjang, yaitu seperti dibawah ini:


Gambar 4.8 HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output)


Adapun spesifikasi program yang diusulkan tersebut, yaitu:

1. Nama program : Login

Fungsi program : Untuk masuk ke dalam menu utama Aplikasi Sistem Pengolahan Data Absensi PT Spektra Solusindo.

Bahasa Pemrograman : Visual Basic

Proses Program :

a. Jalankan program.

b. Menampilkan halaman login, lalu input username dan password.

c. Klik login untuk menyatakan bahwa username dan password sudah benar dan jika benar maka akan masuk ke dalam menu utama.

d. Jika salah memasukan username dan password maka akan muncul pesan “Admin/password salah”.

2. Nama program : Menu Utama

Fungsi program : Untuk menampilkan menu pilihan program yang terdapat di dalam sistem.

Bahasa Pemrograman : Visual Basic

Proses Program : Jalankan program menu utama, lalu pilih salah satu menu utama yang beberapa menu, yaitu terdiri dari: Home, Master, Transaksi, Laporan, dan Logout.

3. Nama program : Home

Fungsi program : Sebagai tampilan awal Aplikasi Sistem Pengolahan Data Absensi setelah berhasil melakukan “Login”.

Bahasa Pemrograman : Visual Basic

Proses Program : Setelah berhasil melakukan “Login” dan dinyatakan bahwa username dan password yang digunakan adalah benar.

4. Nama program : Master

Fungsi program : Untuk mengetahui dan menyimpan data master yang berisi data area, data lokasi, data karyawan.

Bahasa Pemrograman : Visual Basic

Proses Program :

a. Pada “Menu Utama”, kemudian pilih menu “Master” yang terdapat 3 (tiga) sub menu didalamnya, diantaranya yaitu: Create Area, Manage Area, Create Lokasi, Manage Lokasi, Create karyawan, Manage karyawan.

b. Klik “Create Area” untuk input data area.

c. Klik “Manage Area” untuk dapat lihat, tambah, dan hapus data Area. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “tambah” dapat merubah data area, kemudian klik “simpan” untuk menyimpan perubah data.

- Jika “hapus” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “yakin ingin menghapus data ini?”.

d. Klik “Create Lokasi” untuk input data jenis barang.

e. Klik “Manage Lokasi” untuk dapat lihat, tambah, dan hapus data lokasi. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “tambah” dapat merubah data lokasi, kemudian klik “simpan” untuk menyimpan perubah data.

- Jika “hapus” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “yakin ingin menghapus data ini?”.

f. Klik “Create karyawan” untuk input data karyawan

g. Klik “Manage Karyawan” untuk dapat lihat, tambah, dan hapus data Karyawan. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “tambah” dapat merubah data karyawan, kemudian klik “simpan” untuk menyimpan perubah data

- Jika “hapus” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “yakin ingin menghapus data ini?”

5. Nama program : Transaksi

Fungsi program : Untuk mengetahui dan menyimpan data transaksi yang berisi data shift, data jadwal, data jadwal karyawan, data absensi.

Bahasa Pemrograman : Visual Basic

Proses Program :

a. Pada “Menu Utama”, kemudian pilih menu “Transaksi” yang terdapat 8 (delapan) sub menu didalamnya, diantaranya yaitu: Create Shift, Manage Shift, Create Jadwal, Manage Jadwal, Create Jadwal Karyawan, Manage Jadwal Karyawan, Create Absensi, dan Manage Absensi.

b. Klik “Create Shift” untuk input data shift.

c. Klik “Manage Shift” untuk dapat lihat, tambah, dan hapus data Shift. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “tambah” dapat merubah data shift, kemudian klik “simpan” untuk menyimpan perubah data.

- Jika “hapus” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “yakin ingin menghapus data ini?”.

d. Klik “Create Jadwal” untuk input data jadwal.

e. Klik “Manage Jadwal” untuk dapat lihat, tambah, dan hapus data Jadwal. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “tambah” dapat merubah data jadwal, kemudian klik “simpan” untuk menyimpan perubah data.

- Jika “hapus” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “yakin ingin menghapus data ini?”.

f. Klik “Create Jadwal Karyawan” untuk input data jadwal karyawan.

g. Klik “Manage Jadwal Karyawan” untuk dapat lihat, tambah, dan hapus data Jadwal Karyawan. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “tambah” dapat merubah data jadwal karyawan, kemudian klik “simpan” untuk menyimpan perubah data.

- Jika “hapus” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “yakin ingin menghapus data ini?”.

h. Klik “Create Absensi” untuk input data absensi.

i. Klik “Manage Absensi” untuk dapat lihat, tambah, dan hapus data absensi. Dapat dijelaskan seperti:

- Jika memilih “tambah” dapat merubah data absensi, kemudian klik “simpan” untuk menyimpan perubah data.

- Jika “hapus” yang dipilih, maka akan menampilkan pesan “yakin ingin menghapus data ini?”.

6. Nama program : Laporan

Fungsi program : Untuk menampilkan data-data laporan yang dibutuhkan oleh PT Spektra Solusindo

Bahasa Pemrograman : PHP

Proses Program :

- Pada “Menu Utama”, kemudian pilih menu “Laporan” yang terdapat 2 (dua) sub menu laporan, yang terdiri dari: Laporan Absensi, Laporan Kedisiplinan.

- Klik “Laporan Absensi”, maka akan muncul pilihan tanggal awal dan tanggal akhir, jika sudah pilih tanggal lalu klik “view” untuk melihat laporan barang masuk. Dapat klik “print untuk mencetak data laporan absensi harian yang diinginkan untuk diberikan kepada pimpinan.

- Klik “Laporan Kedisiplinan”, maka akan muncul pilihan tanggal awal dan tanggal akhir, jika sudah pilih tanggal lalu klik “view” untuk melihat laporan kedisiplinan karyawan yang terdiri dari karyawan yang tidak hadir, sakit, izin, dating terlambat atau cepat pulang. Dapat klik “print untuk mencetak data laporan kediplinan untuk diberikan kepada pimpinan sebagai informasi dalam menentukan kinerja karyawan.

7. Nama program : Logout

Fungsi program : Untuk keluar dari program menu utama

Bahasa Pemrograman : Visual Basic

Proses Program : Dapat melakukan klik pada menu “Logout” untuk dapat keluar dari Aplikasi Sistem Pengolahan Data Absensi.

Rancangan Prototype

Tahap ini merupakan gambar yang jelas mengenai rancangan bangun yang lengkap kepada para pengguna yang diteliti, juga sebagai pemenuhan kebutuhan daripada prapengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau tampilan dari aplikasi Sistem Pengolahan Data Absensi yang akan dibuat, yaitu:

1. Prototype Halaman Login Admin


Gambar 4.9 Prototype Halaman Login Admin


2. Prototype Halaman Menu Utama PT Spektra Solusindo


Gambar 4.10 Prototype Halaman Menu Utama PT Spektra Solusindo


3. Prototype Halaman Data Area


Gambar 4.11 Prototype Halaman Data Area


4. Prototype Halaman Data Lokasi


Gambar 4.12 Prototype Halaman Data Lokasi


5. Prototype Halaman Data Karyawan


Gambar 4.13 Prototype Halaman Data Karyawan


6. Prototype Halaman Data Shift


Gambar 4.14 Prototype Halaman Data Shift


7. Prototype Halaman Data Jadwal


Gambar 4.15 Prototype Halaman Data Jadwal


8. Prototype Halaman Jadwal Karyawan


Gambar 4.16 Prototype Halaman Data Jadwal Karyawan


9. Prototype Halaman Laporan Absensi


Gambar 4.17 Prototype Halaman Laporan Absensi

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu:

a. Processor : Intel Core i5

b. Monitor : Accer 14”

c. Mouse : Ps2

d. RAM : 2 GB

e. HD : 500 GB

f. Keyboard : Compatible Ps2

g. Printer : Canon Ip1800 Series

h. UPS (Uninterrupuble Power Suply)

Aplikasi Yang Digunakan

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

a. Sistem Operasi Windows 7 Profesional

b. Microsoft Office 2007

c. Microsoft VB 6.0

d. Microsoft Access

Hak Akses

Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan oleh 2 (dua) orang, yaitu admin yang bertugas sebagai kepala bagian, serta pimpinan yang memimpin PT Spektra Solusindo.

Testing

Metode Implementasi

Implementasi program Aplikasi Sistem Pengolahan Data Absensi Sebagai Decision Support System Dalam Menentukan Kinerja Karyawan Pada PT Spektra Solusindo dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Pengujian Blackbox

1. Pengujian Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Aplikasi Sistem Pengolahan Data Absensi Karyawan Pada PT Spektra Solusindo, yaitu sebagai berikut:


Tabel 4.9 Tabel Pengujian Blackbox Aplikasi Absensi

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input data barang yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.

Schedulle Implementasi

Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi “Aplikasi Sistem Pengolahan Data Absensi Karyawan PT Spektra Solusindo”. Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut:


Tabel 4.10 Schedulle Implementasi

Estimasi Biaya

Tabel 4.11 Tabel Estimasi Biaya


BAB V

KESIMPULAN

Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai Aplikasi Sistem Pengolahan Data Absensi Sebagai Decision Support System Dalam Menentukan Kinerja Karyawan Pada PT Spektra Solusindo adalah sebagai berikut:

1. Sistem pengolahan absensi yang berjalan di PT Spektra Solusindo masih berjalan secara manual menggunakan formulir absensi yang disediakan oleh perusahaan. Maka, dibuatkan aplikasi sistem pengolahan data absen masuk dan absen keluar sehingga dapat meminimalisir penumpukan form absen manual yang masih berbentuk buku dan tidak terjadi kecurangan yang dilakukan karyawan dalam proses absensi tanpa perlunya pengawasan oleh supervisor.

2. Sistem absensi yang sedang berjalan saat ini masih belum mampu menentukan kinerja karyawan karena laporan yang dibuat masih diinput secara manual pada PT Spektra Solusindo. Oleh karena itu, dibuatkan laporan kedisiplinan pada sistem absensi karyawan untuk dapat memudahkan pimpinan dalam mengambil suatu keputusan untuk mengetahui dan menentukan kinerja karyawan berdasarkan absen keluar dan absen masuk.

3. Proses pembuatan laporan absensi menjadi lebih mudah dan cepat, karena tidak perlu lagi merekap buku absensi karyawan, juga lebih akurat hanya perlu pilih laporan absensi yang ingin dilihat atau dicetak sesuai kebutuhan pimpinan PT Spektra Solusindo.

SARAN

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah agar penelitian berikutnya bisa mengembangkan sistem ini lebih baik lagi, sehingga kekurangan yang ada bisa dilengkap atau diperbaiki. Saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangannya adalah sebagai berikut:

1. Perlu diadakan pelatihan kepada pengguna (user) yang akan mengunakan aplikasi sistem tersebut sebagai administrator, agar dapat dimanfaatkan dengan baik.

2. Setelah sistem dapat diterapkan dan diimplementasikan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan suatu pengembangan sistem yang baru, agar sistem dapat selalu mengikuti perkembangan zaman khususnya dibidang teknologi informasi.

3. Dimasa yang akan datang, diharapkan bagi mahasiswa yang mengambil judul skripsi yang sama untuk dapat mengembangkan aplikasi sistem ini menjadi jauh lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Edi. Doro, dan Betshani. Stevalin. 2009. Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual Data Warehouse. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Sutabri. Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi.Yogyakarta: Andi.

Mustakini. Jogiyanto Hartono. 2009. SistemTeknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.

Amin. Zaenal, dan Santoso. Yudi. 2012. Pemodelan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada PT. Nutech Pundi Arta. Jakarta: Universitas Budi Luhur.

Nugroho, Bondan Dwi, dan Imam Azhari. Sistem Informasi Inventori FADEGORETAS!!™ Berbasis Barcode. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. Vol. 1, No. 2, September 2011.

Rapina, dkk. 2011. Peranan Sistem Pengendalian Internal Dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kegiatan Operasional Pada Siklus Persediaa dan Pergudangan. Bandung: Univ.Kristen Maranatha.

Murad. Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. Aplikasi IntelligenceWebsite Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.

Nasution, Ruslan Efendi. 2012. Implementation Sms Gateway In The Development Web Based Information System Schedule Seminar Thesis. Lampung: Unila.

Lindawati. 2014. “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI PEGAWAI PADA SMA NEGERI 15 TANGERANG BERBASIS WEB”.

Badhuruddin, Abid Yanuar. 2011. JUITA ISSN: 2086-9398 Vol 1, No 4. “Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Kerusakan Monitor CRT (Cathode Ray Tube)”. Application of Expert System to Diagnose the Damages in The CRT (Cathode Ray Tube Monitor).Purwokerto: Universitas Muhamadiyah Purwokerto.

Harris, C ,Michael. 2011. Artificial Intelligence. United States.

Timpe, Dale A. 1992. Kinerja Performance, Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia.

Levy, P. E., & Williams, J. R. (1998). The role of perceived system knowledge in predicting appraisal reactions, job satisfaction, and organizational commitment. The Journal of Organizational Behavior, 19, 75.

Sunarto. 2003. Perilaku Organisasi. Amus: Yogyakarta

Marimin. 2004. Teknik & Apl Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta : PT Grasindo.

Eriyatno . 1989. Analisa Sistem Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi, IPB, Bogor.

Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis & Perancangan Sistem Informasi

Nugroho. Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek Dengan Metode USDP. Yogyakarta: Andi.

Alim.Yadanur, dkk. 2012. Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Pemeriksaan Pasien Di Instalasi Radiologi Rsud Kajen Dengan Unified Process. Semarang: Universitas Diponegoro. Vol. 2, No. 4, ISSN 2086-4930.

Rizky. Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Murad. Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. Aplikasi IntelligenceWebsite Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.

Triandini. Evi dan Suardika. I Gede. 2012. Step by Step Desain Proyek Menggunakan UML. Yogyakarta: Andi.

Vidia. Dhanada, dkk. 2013. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya Dengan Metode Berorientasi Objek. Surabaya: Universitas Airlangga.

Wijayanto. Tegar, dkk. 2013. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Dan Penjualan Barang Dengan Metode Berorientasi Objek Di U.D. Aneka Jaya Surabaya. Surabaya: Universitas Airlangga.

Nasrul, Halim R,M. 2011. Jurnal TEKNOMATIKA Vol 1, No 3. “Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Peralatan Elektronik Dengan Bahasa Pemograman Visual Basic 6.0”. Palembang : STIKOM PalComTech

Prasetio. Adhi. 2012. Buku Pintar Pemrograman Web. Jakarta : Mediakita

Kadir. Abdul. 2009. Dasar Perancangan Dan Implementasi Database Relasional. Yogyakarta: Andi.

Pramana, W Hengky.2009.Aplikasi Inventory Berbasis Access 2003, Elex Media Komputindo. Jakarta.

Praptiningsih. Yulia Eka. 2012. Aplikasi Penyewaan Ruangan PT. Simaeru Indonesia Raya Dengan Visual Basic 6.0. Depok: Universitas Gunadarma, UG Jurnal Vol. 6 No. 01, 2012.

Amsyah. Zulkifli. 2008. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta.

Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.

Hermawan. Asep. 2009. Penelitian Bisnis. Jakarta: Grasindo.

Semiawan. Conny. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

Mulyandi, Rachman, Dini, Cyntia Ayu Wulan. 2014. Aplikasi Absensi Pegawai Kecamatan Batuceper Tangerang Dalam Meningkatkan Akurasi Informasi. Journal CCIT Vol. 7 No.2 (2014)

Nuraeni, Heni, Henderi. 2010. Model Sistem Pendukung Keputusan untuk Monitoring dan Peningkatan Kinerja Dosen. Journal CCIT Vol. 3 No.3 (2010)

Akbar, Rizky Mulya, Setiawan, Budi, Saidah, Siti. 2012. Aplikasi Absensi Karyawan di Konsuil Bogor menggunakan GPS. Universitas Gunadarma. 2012.

Pratama, Adam. 2007. Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Menggunakan Metode Barcode Pada PT Kemenangan Jaya. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2007

S., Christian, M., V. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Pada PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Menggunakan Metode Analityc Heararchy Proses. Udinas Semarang. 2014.


DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Lampiran A
Daftar Lampiran B
Daftar Lampiran C

Lampiran A:

A.1 : Validasi Skripsi
A.2 : Daftar mata kuliah yang belum diambil atau gagal
A.3 : Surat Pengantar Observasi Skripsi
A.4 : Kartu Studi Tetap Final (KSTF)
A.5 : Kartu Bimbingan Skripsi
A.6 : Formulir Permohonan Penggantian Judul Skripsi
A.7 : Daftar Nilai
A.8 : Kwitansi Skripsi, Raharja Career, dan Sidang Skripsi
A.9 : Formulir Seminar Proposal Skripsi
A.10 : Formulir Final Presentasi Skripsi
A.11 : Formulir Pertemuan Stakeholder Skripsi
A.12 : Sertifikat Prospek 2008
A.13 : Jurnal
A.14 : Sertifikat TOEFL
A.15 : Sertifikat Seminar Internasional
A.16 : Sertifikat Seminar Nasional
A.17 : Ijazah SMA
A.18 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran B :

B.1 : Hasil Wawancara PT Spektra Solusindo
B.2 : Bukti Observasi
B.3 : Buku/Kertas Absensi
B.3 : Buku/Kertas Absensi
B.4 : Surat Keterangan dari PT Spektra Solusindo
B.5 : Surat Implementasi dari PT Spektra Solusindo

Lampiran C :

C.1 : Halaman Login Admin
C.2 : Halaman Menu Utama PT Spektra Solusindo
C.3 : Halaman Data Area
C.4 : Halalan Data Lokasi
C.5 : Halaman Data Karyawan
C.6 : Halaman Data Shift
C.7 : Halaman Data Jadwal
C.8 : Halaman Jadwal Karyawan
C.9 : Halaman Laporan Absensi


Contributors

NurmanFhirmanda