Pengetahuan: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Baris 2: Baris 2:
  
  
<div style="font-size: 120%;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<div style="font-size: 120%;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
<p style="line-height: 2"> Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Dalam komunikasi keseharian, kita sering menggunakan kalimat seperti, “Saya terampil mengoperasikan mesin ini”, “Saya sudah terbiasa menyelesaikan masalah itu”, “Saya menginformasikan kejadian itu”, “Saya meyakini bahwa masyarakat pasti mempercayai Tuhan”, “Saya tidak emosi menghadapi orang itu”, dan “Saya mempunyai pikiran-pikiran baru dalam solusi persoalan itu”. </p></div>
+
<p style="line-height: 2"> Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Dalam komunikasi keseharian, kita sering menggunakan kalimat seperti, “Saya terampil mengoperasikan [[mesin ini]]”, “Saya sudah terbiasa menyelesaikan masalah itu”, “Saya menginformasikan kejadian itu”, “Saya meyakini bahwa masyarakat pasti mempercayai Tuhan”, “Saya tidak emosi menghadapi orang itu”, dan “Saya mempunyai pikiran-pikiran baru dalam solusi persoalan itu”. </p></div>
  
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
Baris 9: Baris 9:
 
<p style="line-height: 2">
 
<p style="line-height: 2">
 
Ketika mengamati atau menilai suatu perkara, kita biasanya menggunakan kalimat-kalimat seperti, saya mengetahuinya, saya memahaminya, saya mengenal, meyakini dan mempercayainya. Berdasarkan realitas ini, dapat dikatakan bahwa pengetahuan itu memiliki derajat dan tingkatan. Disamping itu,  kemungkinan hal tersebut bagi seseorang adalah pengetahuan, sementara bagi yang lainnya bukan pengetahuan. Kemungkinan seseorang mengakui bahwa sesuatu itu diketahuinya dan mengenal keadaannya dengan baik, namun, pada hakikatnya, ia salah memahaminya dan ketika dia berhadapan dengan seseorang yang sungguh-sungguh mengetahui realitas tersebut, barulah dia menyadari bahwa dia benar-benar tidak memahami permasalahan tersebut sebagaimana adanya.</p></div>
 
Ketika mengamati atau menilai suatu perkara, kita biasanya menggunakan kalimat-kalimat seperti, saya mengetahuinya, saya memahaminya, saya mengenal, meyakini dan mempercayainya. Berdasarkan realitas ini, dapat dikatakan bahwa pengetahuan itu memiliki derajat dan tingkatan. Disamping itu,  kemungkinan hal tersebut bagi seseorang adalah pengetahuan, sementara bagi yang lainnya bukan pengetahuan. Kemungkinan seseorang mengakui bahwa sesuatu itu diketahuinya dan mengenal keadaannya dengan baik, namun, pada hakikatnya, ia salah memahaminya dan ketika dia berhadapan dengan seseorang yang sungguh-sungguh mengetahui realitas tersebut, barulah dia menyadari bahwa dia benar-benar tidak memahami permasalahan tersebut sebagaimana adanya.</p></div>
 +
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 +
 +
<p style="line-height: 2">
 +
Tingkat Pengetahuan
 +
Benjamin Bloom (1956), seorang ahli pendidikan, membuat klasifikasi (taxonomy) pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai untuk merangsang proses berfikir pada manusia. Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi dalam 6 kategori yaitu : </p></div>
 +
<ul>
 +
 +
<li>Pengetahuan (knowledge) </li>
 +
<p style="line-height: 2">
 +
Mencakup ketrampilan mengingat kembali faktor-faktor yang pernah dipelajari.</p>
 +
 +
<li>Pemahaman (comprehension)</li>
 +
<p style="line-height: 2">Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada.</p>
 +
 +
<li>Penerapan (application) </li>
 +
<p style="line-height: 2">Mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru.</p>
 +
 +
<li> Analisis (analysis) </li>
 +
<p style="line-height: 2"> Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan mencoba memahami struktur informasi. </p>
 +
 +
<li>Sintesis (synthesis)</li>
 +
<p style="line-height: 2"> Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola yang tidak ada sebelumnya.</p>
 +
 +
<li> Evaluasi (evaluation)</li>
 +
<p style="line-height: 2"> Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan kriteria-kriteria  yang ada biasanya pertanyaan memakai kata: pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulannya.</p>
 +
</ul>
 +
  
  

Revisi per 2 Maret 2016 23.52


Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Dalam komunikasi keseharian, kita sering menggunakan kalimat seperti, “Saya terampil mengoperasikan mesin ini”, “Saya sudah terbiasa menyelesaikan masalah itu”, “Saya menginformasikan kejadian itu”, “Saya meyakini bahwa masyarakat pasti mempercayai Tuhan”, “Saya tidak emosi menghadapi orang itu”, dan “Saya mempunyai pikiran-pikiran baru dalam solusi persoalan itu”.

Ketika mengamati atau menilai suatu perkara, kita biasanya menggunakan kalimat-kalimat seperti, saya mengetahuinya, saya memahaminya, saya mengenal, meyakini dan mempercayainya. Berdasarkan realitas ini, dapat dikatakan bahwa pengetahuan itu memiliki derajat dan tingkatan. Disamping itu, kemungkinan hal tersebut bagi seseorang adalah pengetahuan, sementara bagi yang lainnya bukan pengetahuan. Kemungkinan seseorang mengakui bahwa sesuatu itu diketahuinya dan mengenal keadaannya dengan baik, namun, pada hakikatnya, ia salah memahaminya dan ketika dia berhadapan dengan seseorang yang sungguh-sungguh mengetahui realitas tersebut, barulah dia menyadari bahwa dia benar-benar tidak memahami permasalahan tersebut sebagaimana adanya.

Tingkat Pengetahuan Benjamin Bloom (1956), seorang ahli pendidikan, membuat klasifikasi (taxonomy) pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai untuk merangsang proses berfikir pada manusia. Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi dalam 6 kategori yaitu :

  • Pengetahuan (knowledge)
  • Mencakup ketrampilan mengingat kembali faktor-faktor yang pernah dipelajari.

  • Pemahaman (comprehension)
  • Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada.

  • Penerapan (application)
  • Mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru.

  • Analisis (analysis)
  • Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan mencoba memahami struktur informasi.

  • Sintesis (synthesis)
  • Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola yang tidak ada sebelumnya.

  • Evaluasi (evaluation)
  • Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan kriteria-kriteria yang ada biasanya pertanyaan memakai kata: pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulannya.

Contributors

Erna Astriyani