Pembicaraan Pengguna:Fikry Hardiyansyah

Dari widuri
Revisi per 17 Januari 2017 01.54 oleh Fikry Hardiyansyah (bicara | kontrib) (Adobe Dreamweaver)

Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI ANGGOTA

BERBASIS WEB PADA BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1211473727
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2016/2017)


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI ANGGOTA

BERBASIS WEB PADA BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1211473727
Nama
Jenjang Studi
Jurusan
Konsentrasi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt., M.Kom)
NIP : 00594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI ANGGOTA

BERBASIS WEB PADA BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1211473727
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
Sutrisno, M.Kom
   
Mulyati, SE., MM., M.Pd
NID : 10020
   
NID : 11003

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI ANGGOTA

BERBASIS WEB PADA BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1211473727
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI ANGGOTA

BERBASIS WEB PADA BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1211473727
Nama
Jenjang Studi
Jurusan
Konsentrasi

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Januari 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1211473727

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang adalah salah satu organisasi perangkat daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan terhadap masyarakat khususnya di kota Tangerang. Dalam proses kinerjanya BPBD Kota Tangerang perlu ditunjang dengan sistem-sistem agar fungsi dapat dijalankan dengan sebagaimana mestinya. Salah satunya adalah sistem absensi pada anggota, sistem absensi anggota pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang masih dilakukan secara manual dengan melakukan kegiatan absensi tanda tangan pada lembar absen kertas. Dalam setiap kegiatan absensi sering terjadi kecurangan para anggota yang menitipkan tanda tangan absensinya atau mengisi daftar hadir tidak sesuai kedatangannya, sehingga kepala instansi terkait tidak dapat mengontrol keterlambatan para anggota yang datang melebihi waktu yang telah ditetapkan, atau pulang lebih awal dari jam waktu yang telah ditentukan. Perancangan sistem absensi anggota berbasis web ini dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak (Adobe Dreamweaver CS6), (Visual Paradigm for 6.4 Enterprise Edition), (XAMPP). Dengan menggunakan (XAMPP) paket-paket aplikasi yang kita perlukan dalam merancang sebuah web yang baik seperti (Apache Web Server), (PHP), dan (MySQL) telah tersedia. Oleh karena itu sistem absensi anggota berbasis web ini dapat dipakai sebagai pengganti absensi manual dengan menggunakan kertas sekaligus dapat menjadi standar baru sistem absensi anggota pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang. Sehingga hasil yang diharapkan dapat memudahkan proses absensi agar cepat, akurat, dan keamanan data terjamin.

Kata Kunci : Perancangan Sistem Informasi, Absensi Anggota Berbasis Web

ABSTRACTION

Regional Disaster Relief Agency in Tangerang City is one of the official regional organizations which are in charge of providing public services especially in Tangerang area. To accomplish its duties effectively, the agency needs to be supported by proper systems. One of the systems needed is the attendance list system. Regional Disaster Relief Agency in Tangerang City is still doing the attendance list system manually, in which the members of the agency mark their sign on a piece of attendance list paper. This manual attendance list system has a great risk of cheating. Many members can ask their friends to sign the attendance list, even if the members are not present. Even if the members are really present, though, they can manipulate the office arriving and departing hour, so that the chief in charge cannot control the members who are coming late, going home sooner, or even do not come to the office at all. The new attendance list program will be based on web and developed by using Adobe Dreamweaver CS6, Visual Paradigm for 6.4 Enterprise Edition, and XAMPP. By using XAMPP, application packages such as Apache Web Server, PHP, and MySQL, all the application needed to make a well-made system are provided. Hopefully, this web-based program system of attendance list is able to replace the manual paper system and become the brand new attendance list system standard in the agency. This way, hopefully the new system will ease the attendance process, and make it more accurate, effective-efficient, and the safety of the data can be guaranteed.

Keywords: Keywords: Information System Design, Web-based Member Attendance List System

KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirabbil’alamin,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Anggota pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang” dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Penulisan laporan Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey, serta studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan selaksa pujian dan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  4. Bapak Sutrisno, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Ibu Mulyati, SE.,MM.,M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberi banyak masukan dalam penulisan skripsi.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. H. Mustap dan Hj. Yuliyawati selaku orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril, materil, serta doa.
  8. Keluarga besar BPBD Kota Tangerang.
  9. Lusi Intan Nuraini, istri tercinta yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
  10. Semua rekan mahasiswa-mahasiswi Perguruan Tinggi Raharja yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa dalam menambah ilmu pengetahuan.

Tangerang, Januari 2017
Fikry Hardiyansyah
NIM. 1211473727


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Faktor Strategi Internal

Tabel 3.2 Tabel Faktor Startegi Eksternal

Tabel 3.3 Tabel Elisitasi Tahap I

Tabel 3.4 Tabel Elisitasi Tahap II

Tabel 3.5 Tabel Elisitasi Tahap III

Tabel 3.6 Tabel Elisitasi Tahap Final

Tabel 4.1 Tabel Prosedur yang Berjalan dan Sistem Usulan

Tabel 4.2 Tabel Absen Hadir

Tabel 4.3 Tabel Absen Pulang

Tabel 4.4 Tabel Anggota

Tabel 4.5 Tabel Grup

Tabel 4.6 Tabel Login

Tabel 4.7 Tabel Pengujian Blackboc pada Login

Tabel 4.8 Tabel Pengujian Blackbox pada Menu Absensi, Anggota, dan Laporan

Tabel 4.9 Tabel Schedulle Implementasi

Tabel 4.10 Tabel Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Metode Prototype

Gambar 2.2 Ruang Kerja Adobe Dreamweaver

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPBD Kota Tangerang

Gambar 3.2 Use Case Diagram Absensi Anggota BPBD Kota Tangerang

Gambar 3.3 Activity Diagram Absensi Anggota BPBD Kota Tangerang

Gambar 4.1 Use Case Diagram yang Diusulkan

Gambar 4.2 Sequence Diagram yang Diusulkan untuk Absensi Anggota

Gambar 4.3 Sequence Diagram yang Diusulkan untuk Kasubag Kepegawaian

Gambar 4.4 Activity Diagram yang Diusulkan Anggota

Gambar 4.5 Activity Diagram yang Diusulkan untuk Kasubag Kepegawaian

Gambar 4.6 Class Diagram yang Diusulkan

Gambar 4.7 Prototype Halaman Login

Gambar 4.8 Prototype Menu Home

Gambar 4.9 Prototype Menu Absensi Anggota

Gambar 4.10 Prototype Menu Anggota

Gambar 4.11 Prototype Menu Grup

Gambar 4.12 Prototype Menu Report/Laporan

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

Daftar Simbol Use Case Diagram.png

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Daftar Simbol Activity Diagram.png


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

Daftar Simbol Sequence Diagram.png

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepat. Menjadikan setiap negara dari berbagai penjuru dunia berlomba–lomba mengembangkan sumber daya manusianya khususnya dalam bidang teknologi dan informasi, menjadikan teknologi memiliki peran penting dalam usaha menciptakan kemajuan disemua bidang kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi, informasi serasa lebih mudah didapat cepat, dan juga praktis.

Setiap tahun, bulan, bahkan hari, teknologi terus mengembangkan kecanggihan terbarunya. terutama teknologi yang saat ini berperan besar untuk kelangsungan hidup manusia adalah komputer. Manusia dalam mengerjakan setiap pekerjaannya selalu mengandalkan bantuan komputer. Komputer mempunyai andil penting dalam pemecahan masalah, khususnya pada pengolahan data, perancangan sistem, dan dapat menjadi alat bantu manusia untuk mengambil keputusan. karena komputer memiliki kecepatan dan tingkat akurasi yang sangat tinggi, sehingga mempermudah setiap pekerjaan manusia. Penggunaan komputer juga dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan dan mencari kemudahan dalam proses pekerjaan terutama yang menggunakan banyak data. Hampir disemua instansi-instansi baik yang bersifat negeri maupun swasta menggunakan sistem komputer dalam proses kinerjanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang merupakan instansi pemerintahan yang memiliki anggota cukup banyak, sehingga data-data anggota tersebut harus terorganisir dan terkomputerisasi, terutama dalam bidang absensi agar tingkat kedisplinan dan kinerja dapat berjalan dengan baik. Saat ini sistem absensi anggota pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang masih bersifat Manual atau tanda tangan pada lembar kertas harian, sehingga resiko manipulasi absensi sangat tinggi serta tingkat kedisiplinan pada saat hadir dan pulang kerja anggota sangat kurang. Oleh karena itu, diperlukannya sistem absensi untuk anggota yang terkomputerisasi dengan baik.

Dari uraian di atas, penulis melakukan penelitian untuk dijadikan bahan laporan skripsi yang mengambil judul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Anggota Berbasis Web Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang.”

Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan singkat di atas pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang, terutama dalam bagian absensi anggota, penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang timbul, yaitu :

  1. Bagaimanakah sistem absensi yang digunakan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang saat ini ?
  2. Apakah penyimpanan laporan data-data absensi anggota pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang terorganisir dengan baik ?
  3. Bagaimana merancang sebuah sistem absensi anggota pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang yang mudah, cepat, dan akurat ?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Operasional

  1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang sistem absensi yang digunakan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang.
  2. Mengetahui penyimpanan data–data absensi anggota pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang.
  3. Merancang sebuah sistem absensi anggota berbasis web pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang.

2. Tujuan Fungsional

  1. Agar sistem absensi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang dapat digunakan akurat, efektif, dan efisien.

3. Tujuan Individu

  1. Meningkatkan wawasan serta pengetahuan informasi bagi penulis.
  2. Sebagai syarat kelulusan dari mata kuliah skripsi pada STMIK RAHARJA Tangerang.
  3. Sebagai syarat memperoleh gelar sarjana komputer.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

  1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai sistem absensi anggota pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang.

2. Bagi Peneliti lain

  1. Memberi referensi mengenai perancangan sistem absensi anggota berbasis web sehingga tukar–menukar informasi akan sangat membantu dan menambah pengetahuan.

3. Manfaat Bagi Perusahaan

  1. Meningkatkan displin kerja anggota dalam hal absensi.
  2. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam pencatatan absensi.
  3. Menyajikan data-data absensi anggota yang tersusun secara akurat.

Ruang Lingkup Penelitian

Agar ruang lingkup penelitian lebih mengarah dan berjalan dengan baik, maka ruang lingkup yang akan dibahas dalam masalah ini adalah proses absensi anggota yang masih menggunakan sistem manual dan megembangkan sistem tersebut ke sistem yang telah terkomputerisasi, seperti login, input data anggota, input absensi anggota, input keterangan anggota, sampai ke laporan absensi bulanan anggota tersebut.

Metode Penelitian

Dalam penyusunan laporan skripsi ini, penulis mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan untuk penelitian dengan metode sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi (Pengamatan)

Peneliti melakukan tinjauan langsung ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai absensi anggota.

2. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan melalui proses tanya jawab dengan seorang narasumber di tempat atau lokasi dimana objek penelitian dilakukan. Proses tanya jawab ini dilakukan dengan kepala, kabid, kasi, kanit, danki, staf dan anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang.

3. Studi Pustaka

Penulis melakukan studi pustaka untuk mengumpulkan data-data dan informasi dengan membaca buku-buku atau melalui media internet yang berhubungan dengan sistem yang akan diteliti dalam penelitian ini.

Metode Analisis Sistem

Pada penelitian ini, metode analisis sistem dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dengan didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths, kelemahan weaknesses, peluang opportunities, dan ancaman threats terhadap sistem absensi anggota pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang.

Metode Perancangan

Dalam metode perancangan sistem yang diusulkan, penulis menggunakan metode waterfall. merupakan metode yang sering digunakan oleh penganalisa sistem pada umumnya. Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah ke-1 belum dikerjakan, maka langkah 2 tidak dapat dikerjakan. Jika langkah ke-2 belum dikerjakan maka langkah ke-3 juga tidak dapat dikerjakan, begitu seterusnya. Secara otomatis langkah ke-3 akan bisa dilakukan jika langkah ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan.

Tahap dalam menentukan proses data yang diperlukan oleh sistem baru dengan tujuan memenuhi kebutuhan user dengan alat bantu Unified Modeling Language (UML) dengan software Visual Paradigm for 6.4 Enterprise Edition yaitu Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, dan Activity Diagram. Proses ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum membuat coding. Proses ini berfokus pada struktur data menggunakan MySQL, arsitektur, presentasi interface dengan menggunakan Dreamweaver CS6, dan detail (algoritma) procedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. Dokumen inilah yang akan digunakan untuk melakukan aktivitas pembuatan sistem, konfigurasi sistem dan menyiapkan usulan implementasi.

Metode Pengujian

Metode pengujian yang di ajukan menggunakan Blackbox Testing yaitu metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian Blackbox Testing berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal dan kesalahan performa. Oleh karena itu, penulis menggunakan pengujian Blackbox Testing sehingga dapat diketahui apakah sistem sesuai dengan apa yang diharapkan oleh stakeholder. Tahap implementasi adalah tahap dimana rancangan sistem yang dibentuk menjadi suatu kode (program) yang siap untuk dioperasikan, audit sistem, penjagaan, perbaikan dan pengembangan sistem.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam membaca dan mengikuti aturan penulisan yang ada, maka penulis mengelompokkan laporan skripsi berjudul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Anggota Berbasis Web Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang” ini menjadi beberapa bab yang secara tingkat dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS SISTEM YANGBERJALAN

Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang, struktur organisasi, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, analisa proses SWOT, UML (Unified Modeling Language) sistem yang berjalan, serta alternatif pemecahan masalah.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini penulis menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti, usulan prosedur yang baru, diagram rancangan sistem, rancangan basis data yang terdiri dari normalisasi dan spesifikasi dasis data sistem yang diusulkan, rancangan prototype, konfigurasi sistem, testing evaluasi schedule, implementasi dan estimasi biaya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan simpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan

1. Definisi Perancangan

Dalam buku yang berjudul sistem informasi akuntansi definisi perancangan adalah sebagai berikut :

Perancangan adalah terdiri dari perancangan logis yaitu melengkapi eksternal level schema dan menterjemahkan persyaratan data para pemakai dan program aplikasi kedalam conceptual level schema, sedangkan perancangan fisik adalah penyimpanan hasil rancangan konsep kedalam struktur penyimpanan fisik (Krismiaji, 2005:144).

Sedangkan Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis & Desain Sistem Informasi (2005:39), menyebutkan bahwa: “Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.”

Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa perancangan merupakan suatu pola yang dibuat untuk mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan atau organisasi setelah melakukan analisis.

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Hartono dalam jurnal CCIT Dewi dan Yunita (2007:68), ada dua pendekatan dalam pendefinisian sistem. Yang pertama pendekataan sistem yang menekankan pada prosedur, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Pendekatan yang kedua, sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menenkankan urutan-urutan operasi didalam sistem.

Fredrick mendefinisikan bahwa “Suatu sistem beroperasi dan berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai sasaran tertentu, suatu sistem menunjukan tingkah lakunya melalui interaksi diantara komponen-komponen dalam sistem dan diantara lingkungannya” (Maimunah, et all, 2007: 56) Jurnal CCIT Vol.1 No. 1 September 2007.

Sedangkan Sutabri (2012:16), mengatakan bahwa, “Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20), model umum sebuah sistem adalah input, process, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Adapun karakteristik sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem, setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

b. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antar sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya, batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

c. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)

Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem, lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara, lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface, penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut, dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk suatu kesatuan.

e. Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (Signal Input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

f. Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna, keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi, informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal yang menjadi input bagi subsistem lain.

g. Pengolahan Sistem (Proses)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

h. Sasaran Sistem (Proses)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic, jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

3. Klasifikasi Sistem

Sutabri (2012:22), mengklasifikasikan sistem dari beberapa sudut pandang, di antaranya :

a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia dan lain sebagainya.

b. Sistem Alamiah dan SIstem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam; tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

c. Sistem Determinasi dan Sistem Probobalistik

Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probablistic.

d. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

Konsep Dasar Data dan Informasi

1. Definisi Data

Menurut Turban (2010:41), “Data adalah deskripsi awal dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang direkam, dikelompokan, dan disimpan tetapi belum terorganisir untuk menyampaikan arti tertentu”.

Suranta (2004:4) mendefinisikan data adalah “Bahan keterangan tentang kejadian-kejadian nyata atau fakta-fakta tertentu yang tidak acak yang menunjukan jumlah, tindakan, atau hal”.

Sedangkan Sutabri (2012:1) mengatakan, “Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu di dalam dunia bisnis”.

Berdasarkan teori para ahli di atas penulis menyimpulkan data adalah fakta-fakta yang menggambarkan benda, aktivitas, peristiwa, atau transaksi yang terekam, tersimpan dan dikelompokan tetapi belum berupa arti tertentu.

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3), data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai di bawah ini :

a. Klasifikasi Data Menurut Jenis Data

1) Data Hitung (enumeration/counting data)

Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu. Mencatat jumlah mahasiswa dalam suatu kelas atau presentase dari mahasiswa/i dalam kelas akan menghasilkan suatu data hitung.

2) Data ukur (measurement data)

Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka tertentu atau huruf tertentu yang diberikan oleh seorang dosen kepada seorang mahasiswa setelah memeriksa hasil tentamennya merupakan data ukur. Angka yang ditunjukan alat barometer atau termometer adalah hasil proses pengukuran.

b. Klasifikasi Data Menurut Sifat Data

1) Data Kuantitatif (quantitative data)

Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan. Jika jumlah universitas negeri di Indonesia dibagi dalam dua golongan maka ada golongan pertama yang jumlah mahasiswanya lebih dari 5000 orang dan golongan yang lain kurang dari 5000 orang. Ini merupakan penggolongan kuantitatif.

1) Data Kualitatif (qualitative data)

Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat tertentu. penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya. Penggolongan mahasiswa pada fakultas yang menggunakan sistem kredit kedalam penilaian studi dengan grade A, B, C, D didasarkan pada pemisah sifat-sifat kualitatifnya.

c. Klasifikasi Data Menurut Sumber Data

1) Data Internal (internal data)

Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

2) Data Eksternal (external data)

Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain.

3. Pengolahan Data

Sutabri (2012:6) mengatakan, data merupakan bagian mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan nilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data. untuk lebih jelasnya akan diuraikan seperti dibawah ini.

a. Penyimpanan Data (data storage)

Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searcing), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Sebelum disimpan, suatu data diberi kode menurut jenis kepentingannya. Pengaturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah mencarinya. Pengkodean memegang peranan penting. Kode yang salah dapat mengakibatkan data yang masuk kedalam file juga salah yang selanjutnya akan mengakibatkan kesulitan dalam mencari data tersebut apabila diperlukan. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbentuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha.

Sistem yang umum dalam penyimpanan data (faling) ialah bedasarkan lembaga, perorangan, produksi, atau lain-lainnya, tergantung dari sifat organisasi yang bersangkutan. Kadang-kadang dijumpai kesulitan apabila menghadapi suatu data dalam bentuk surat misalnya, yang menyangkut ketiga klasifikasi tadi. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1) File Induk

File induk ini berisi data-data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.

2) File Transaksi

File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.

b. Penanganan Data (data handling)

Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance).

Pemilihan atau sorting dalam rangka kegiatan penanganan data mencakup peraturan kedalam suatu urutan yang teratur, misalnya daftar pegawai menurut pangkatnya, dari pangkat yang tertinggi sampai yang terendah atau daftar pelanggan dengan menyusun namanya menurut abjad dan lain sebagainya. Peringkasan merupakan kegiatan lain dalam penanganan data. Ini mencakup pilihan, misalnya daftar pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada organisasi/perusahaan lebih dari 10 tahun atau daftar pelanggan yang memesan beberapa hasil produksi sekaligus dan lain-lain.

Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi. Kegiatan ini meliputi komplikasi tabel-tabel, statistik, ramalan mengenai perkembangan, dan lain sebagainya. Tujuan manipulasi ini adalah menyajikan informasi yang memadai mengenai apa yang terjadi pada waktu yang lampau guna menunjang manajemen, terutama membantu menyelidiki alternatif kegiatan mendatang.

4. Bentuk Data

Yakub (2012:5) mengatakan, data dapat dibentuk menjadi lima, antara lain sebagai berikut :

a. Teks

Teks adalah sederatan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual misalnya, artikel, koran, majalah, dan lain-lain.

b. Data yang Terformat

Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya, data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang.

c. Citra (Image)

Citra atau Image adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontsen, dan tanda tangan.

d. Audio

Audio adalah data dalam bentuk suara misalnya, instrumen musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain.

e. Video

Video adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas-aktivitas dalam bentuk film.

5. Hirarki Data

Yakub (2012:6) juga mengatakan, hirarki data dapat diorganisasikan menjadi beberapa level, antara lain sebagai berikut :

a. Elemen Data

Elemen data adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. Istilah lain dari elemen data dalam basis data relasional adalah field, kolom, item, dan atribut.

b. Record

Record adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait. Istilah lain dari rekaman dalam basis data relasional adalah baris atau tupel.

c. File

File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang atribut sama, namun berbeda isinya. Istilah lain dari file dalam basis data relasional adalah berkas, tabel, dan relasi.

6. Definisi Informasi

Menurut Maimunah dkk dalam jurnal CCIT Vol. 5 No. 3 (2012:284), ”Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil sebuah keputusan”.

Sedangkan Sutabri (2012:29) Mengatakan, “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”. Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi atau tepatnya mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi penerimanya.

Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya.

7. Nilai Informasi

Menurut Sutabri (2012:38), pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analsis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi didasarkan atas 10 sifat, yaitu :

a. Mudah Diperoleh

Sifat ini menunjukan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat, kecepatan memperoleh dapat diukur misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

b. Luas dan Lengkap

Sifat ini menunjukan lengkapnya isi informasi, hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, karena itu sulit mengukurnya.

c. Ketelitian

Sifat ini menunjukan minimnya kesalahan dalam informasi, dalam hubungannya dengan volume data yang besar terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

d. Kecocokan

Sifat ini menunjukan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai, isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya, sifat ini sulit mengukurnya.

e. Ketepatan waktu

Menunjukan tak ada keterlambatan jika ada yang sedang ingin mendapatkan informasi masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu.

f. Kejelasan

Sifat ini menunjukan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas, membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.

g. Keluwesan

Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambilan keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

h. Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

i. Tidak ada prasangka

Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

j. Dapat diukur

Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.

8. Kualitas Informasi

Sutabri (2012:41) berpendapat, kualitas suatu informasi tergantung tiga hal, yaitu :

a. Akurat (accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

b. Tepat Pada Waktunya (timeline)

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan tersebut terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.

c. Relevan (relevance)

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap–tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

9. Fungsi Informasi

Sutabri (2012:31) juga mengatakan, fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.

Konsep Dasar SIstem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Sutabri (2012:46) mengatakan, “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu”.

2. Komponen Dasar Sistem Informasi

Sutabri (2012:47) juga berpendapat, sistem informasi terdiri dari beberapa komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), diantaranya :

a. Blok Masukan (input block)

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi, input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

b. Blok Model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanispulasi dati input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Blok Keluaran (technology block)

Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

d. Blok Basis Data (database block)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa agar informasi yang dihasilkan berkualitas.

e. Blok Kendali (control block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, termperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.

3. Infrastruktur Informasi

Menurut Sutarman (2012:15), “Infrastruktur informasi terdiri atas fasilitas-fasilitas fisik, layanan, dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputer dalam suatu organisasi”. Terdapat empat komponen utama dari infrastruktur, yaitu sebagai berikut:

  1. Hardware (perangkat keras)
  2. Software (perangkat lunak)
  3. Database (basis data)
  4. Information management personnel (manajemen informasi personal)

Konsep Dasar Prototype

Definisi Prototype

Janner (2010:64) mendefinisikan prototype, “Prototype adalah perubahan cepat di dalam perancangan dan pembangunan prototype”. Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan model produk dalam perancangan.

1. Prototype Jenis I

Prototype jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Pendekatan ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototype memuat semua elemen penting dari sistem baru. Langkah-langkah pengembangan prototype jenis I adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.
  2. Mengembangkan prototype
  3. Menentukan apakah prototype dapat diterima.
  4. Menggunakan prototype

2. Prototype Jenis II

Prototype jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika prototype tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting. Tiga langkah pertama dalam pengembangan prototype jenis II sama seperti untuk prototype jenis I. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut :

  1. Mengkodekan sistem operasional.
  2. Menguji sistem operasional.
  3. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima.
  4. Menggunakan sistem operasional.

Gambar 2.1 Metode Protoype


Menurut Sasankar dan Vinay Chavan di dalam jurnal International Journal of Computer Science & Technology Vol 10 No.3 (2012:195), Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu :

a. Throw-away

Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

b. Incremental

Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

c. Evolutionary

Pada metode ini, prototype-nya tidak dibuang tetapi digunakan untuk literasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Teori Khusus

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

1. Definisi UML

Menurut Nugroho (2010:6), “UML (Unified Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.

UML dapat pula diartikan sekumpulan permodelan konvensi yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek. (Whitten, 2004:430).

2. Konsep Pemodelan Menggunakan UML

Nugroho (2010:10) juga mengatakan, sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management).

3. Bangunan dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)

Pada hal ini Nugroho (2010:117) berpendapat, Bangunan dasar metodologi UML menggunakan tiga bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu :

a. Sesuatu (Things)

Ada empat things dalam UML, yaitu :

  1. Structural things merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.
  2. Behavioral things merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.
  3. Grouping things merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem
  4. Annotational things merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).

b. Relasi (Relationship)

Nugroho (2010:24) juga berpendapat, ada empat macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML) yaitu :

  1. Pengklasifikasi (classifier) pada prinsipnya merupakan konsep perilaku (behavior), serta relasi dengan mengklasifikasi yang lainnya (relationship). Diskret dalam model yang memiliki identitas (identity).
  2. Asosiasi pada dasarnya mendeskripsikan koneksi diskret antara objek atau antar instance lain dalam sistem atau perangkat lunak yang sedang dikembangkan.
  3. Generalisasi, menggambarkan hubungan antara use case yang bersifat umum dengan use case-use case yang bersifat lebih spesifik.
  4. Realisasi (realitation) menghubungkan elemen-elemen model, misalnya kelas, ke elemen-elemen model lainnya, seperti suatu antarmuka, yang menyediakan spesifikasi perilaku tetapi bukan strukturnya atau implementasinya.

4. Jenis-Jenis Diagram UML

Nurhasanah (2012:22) mengatakan, setiap sistem yang komplek seharusnya bisa dipandang dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga bisa dilakukan pemahaman secara menyeluruh. Dalam upaya-nya tersebut, UML menyediakan sembilan jenis diagram yang dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yang statis ataupun dinamis. Kesembilan jenis diagram untuk UML adalah :

  1. Class Diagram, Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.
  2. Diagram Objek, Diagram ini bersifat statis, memperlihatkan objek-objek serta serta relasi-relasi antar-objek. Selain itu juga memperlihatkan instansiasi statis dari segala sesuatu yang dijumpai pada diagram kelas.
  3. Use Case Diagram, Diagram ini bersifat statis, memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor. Diagram ini sangat penting terutama untuk memodelkan ataupun mengorganisasikan perilaku dari sistem yang dibutuhkan pengguna. Murad dkk didalam dari Jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:57) mengatakan, “Diagram Use Case adalah diagram yang bersifat status yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki dua fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user”. Sedangkan Nugroho (2010:34) menambahkan, use case digunakan untuk memodelkan fungsional–fungsionalitas sistem/perangkat lunak dilihat dari pengguna yang ada diluar sistem. Use case pada dasarnya merupakan unit fungsionalitas koheren yang diekspresikan sebagai transaksi–transaksi yang terjadi antara actor dengan system.
  4. Sequence Diagram, Diagram ini bersifat dinamis yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu. Menurut Nugroho (2010:42), sequence diagram memperlihatkan interaksi sebagai diagram dua matra (dimensi). Matra vertikal adalah sumbu waktu sedang kan matra horizontal memperlihatkan peran pengklasifikasi yang mempresentasikan objek–objek mandiri yang terlibat dalam kolaborasi. Dalam sequence diagram sering disebut garis waktu (lifeline). Selama aktivasi pada prosedur pada objek aktif, garis waktu digambarkan sebagai garis ganda.
  5. Collaboration Diagram, Diagram ini bersifat dinamis yang memperlihatkan state–state dari sistem, memuat state, transisi, event, serta aktivitas. Penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka (interface), kelas, kolaborasi, terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang reaktif.
  6. Activity Diagram, Diagram ini bersifat dinamis. Merupakan tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Menurut Murad dkk dalam dari Jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:53), “Activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses”.
  7. Component Diagram, Diagram ini bersifat statis. Diagram ini berhubungan dengan diagram kelas dimana komponen secara tipikal dipetakan ke dalam satu atau lebih kelas-kelas, antarmuka (interface) ataupun kolaborasi.
  8. Deployment Diagram, Diagram ini bersifat statis, diagram memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Digram ini sangat berguna saat aplikasi kita berlaku sebagai aplikasi yang dijalankan pada banyak mesin (distributed computing).

Web Browser

Web browser adalah aplikasi perangkat lunak yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dengan teks, image, video, animasi dan informasi lainnya yang berlokasi pada halaman web pada World Wide Web (WWW) atau Local Area Network (LAN).

Teks dan image pada halaman web dapat berisi hyperlink ke halaman web lainnya pada website yang sama maupun berbeda. Dengan web browser, seorang pengguna bisa mengakses informasi yang disediakan pada banyak website secara cepat dan mudah. Meskipun browser pada umumnya digunakan untuk mengakses World Wide Web, browser juga bisa digunakan untuk mengakses informasi yang disediakan web server pada jaringan privat atau pada sistem file. (Hans S.Limantara, 2009:1)

Adobe Dreamweaver

1. Definisi Adobe Dreamweaver

Untung Raharja dkk dalam dari Jurnal CCIT Vol. 4, No. 3, (2011:223) mengatakan, "Macromedia Dreamwaver yaitu sebuah program web editor yang dapat digunakan untuk membuat dan mendesain web". Dreamwaver mempunyai kehandalan dalam membuat dan desain web tanpa harus menuliskan tag-tag HTML satu persatu, dreamwaver juga memiliki kemampuan untuk mendukung pemrograman Server Side dan Client Side.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web.

2. Ruang Kerja Adobe Dreamweaver

Sibero (2011:384) mengatakan, “Ruang Kerja atau Workspace adalah bagian keseluruhan tampilan Adobe Dreamweaver. Ruang kerja Dreamweaver terdiri dari Welcome Screen, Menu, Insert Bar, Document Window, CSS Panel, Aplication Panel, Tag Inspector, Property Inspector, Result Panel, dan Files Panel. Masing-masing dari komponen tersebut memiliki fungsi dan aturan. Berikut di bawah ini penjelasannya :

Gambar 2.2 Ruang Kerja Adobe Dreamweaver

  1. Document Window, berfungsi menampilkan dokumen yang sedang dikerjakan.
  2. Insert Bar mengandung tombol-tombol untuk menyisipkan berbagai macam objek seperti image, table dan layer ke dalam dokumen.
  3. Document Toolbar berisikan tombol-tombol dan menu pop-up yang menyediakan tampilan berbeda dari Document Window.
  4. Panel Groups adalah kumpulan panel yang saling berkaitan satu sama lainnya yang dikelompokkan dibawah satu judul.
  5. Tag Selector berfungsi menampilkan hirarki tag disekitar pilihan yang aktif pada Design View.
  6. Property Inspector digunakan untuk melihat dan mengubah berbagai property objek atau teks.
  7. Files Panel digunakan untuk mengatur file-file dan folder-folder yang membentuk situs.