Kp1214472395

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

ANALISA SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN

BARANG PADA

PT. MEVENTISCH STAR INDONESIA



LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK



Logo stmik raharja.jpg




OLEH  :

1214472395





SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

TANGERANG

2013/2014






LEMBAR PERSETUJUAN



ANALISA SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG

PADA

PT. MEVENTISCH STAR INDONESIA




Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini diajukan sebagai syarat untuk mengikuti

skripsi pada jurusan Sistem Informasi STIMIK RAHARJA


Tangerang, 10 Juni 2014

   

Dosen Pembimbing
       
Pembimbing Lapangan
           
           
           
           
(M. Roihan, MT)
       
NIP : 02026
       
NIP : 402.195






SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama
: Yulius Abanit Asa
NIM
: 1214472395
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

   

Menyatakan bahwa Laporan Kuliah Kerja Praktek ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Laporan Kuliah Kerja Praktek baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum dipublikasi.

Pernyataan ini dibuat dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan ini tidak benar.


Tangerang, Juli 2014

 
 
 
( Yulius Abanit Asa )
NIM : 1214472395

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;






ABSTRAKSI



PT. Meventisch Star Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi bangunan real estate. Pada dasarnya sebuah perusahaan baik itu perusahaan besar ataupu kecil tentu memerlukan berbagai jenis barang untuk keperluan perusahaannya. Begitu juga PT. Meventisch Star Indonesia. Berbagai macam barang dapat berbentuk bahan bahan baku ataupun barang yang digunakan untuk sebagai pendukung dalam pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan. Sistem persediaan barang yang sedang berjalan pada PT. Meventisch Star Indonesia saat ini sudah berjalan namun masih dalam tahap pengembangan dalam memberikan suatu sistem informasi yang baik.


Kata Kunci : Barang, Persediaan, Informasi


ABSTRACTION


PT. Meventisch Star Indonesia is one of the companies engaged in the field of building construction real estate. Basically, a company either a large or a small company necessarily requires different kinds of goods for the purposes of the company. So does Indonesia PT. Meventisch Star Indonesia. Various items may take the form of raw materials or goods used for the implementation of activities as support of the company.Although the inventory system is running, but Indonesia PT. Meventisch Star is constantly working to develop a better information system.


Key Words : goods, inventory, information






KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Penelitian Kuliah Kerja Praktek ini dengan baik.

Adapun judul dalam penyusunan laporan kuliah kerja praktek ini adalah “Analisa Sistem Informasi Persediaan Barang pada PT. Meventisch Star Indonesia. Tujuan penulisan laporan kuliah kerja praktek ini dibuat sebagai syarat mengikuti skripsi Jurusan Sistem Infomatika STIMIK Raharja sebagai bahan penulisan, penulis mengambil berdasarkan hasil observasi dan wawancara.

Dengan adanya bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya Laporan Penelitian Kuliah Kerja Praktek ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih secara tulus dan ikhlas, khususnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.
  3. Bapak M. Roihan, MT selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian kuliah kerja praktek ini.
  4. Para Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama perkuliahan.
  5. Bapak Ventje Jack Roman sebagai Pimpinan PT. Meventisch Star Indonesia dan seluruh jajaran karyawan dan staff PT. Meventisch Star Indonesia yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian laporan penelitian kuliah kerja praktek ini.
  6. Para sahabat dan rekan-rekan penulis yang turut serta dalam memberikan masukan dan motivasi kepada penulis.
  7. Bapak,Ibu dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu pada kesempatan ini yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, baik dari segi materi maupun teknis. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, sehingga penulis mengharapkan saran maupun kritik yang bersifat membangun.

Akhir kata penulis berharap penulisan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.


Tangerang, Juni 2014
Yulius Abanit Asa
NIM. 1214472395


Daftar isi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Meventisch Star Indonesia

Gambar 3.2. Use Case Diagram Sistem Persediaan Barang

Gambar 3.3. Sequence Diagram Sistem Persediaan Barang

Gambar 3.4. Activity Diagram Sistem Persediaan Barang


DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL STATECHART DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Di tengah arus perubahan lingkungan bisnis yang kian melaju. Setiap perusahaan industri memerlukan berbagai jenis barang untuk keperluan industrinya. Barang-barang ini dapat berbentuk bahan bahan baku, bahan sandang, atau barang yang digunakan untuk memelihara peralatan dan fasilitas maupun yang digunakan dalam pelaksanaan operasional.

Persediaan barang adalah salah satu bagian dari tugas manajemen logistik dalam suatu perusahaan, yaitu dukungan dalam pengadaan barang untuk seluruh keperluan pemeliharaan dan perawatan yang digunakan dalam proses produksi. Agar dukungan tersebut dapat dimanfaatkan secara normal perlu direncanakan dan diberikan secara terpadu.

Untuk memperoleh data yang baik dalam segi personal yaitu dalam proses pengolahan, penyajian data dan sampai kepada siapa data itu diberikan harus dapat memberikan informasi data yang akurat. Oleh karena itu penelitian ini diadakan pada PT. Meventisch Star Indonesia yang berlokasi di Bintaro Sektor 9.

Berdasarkan uraian diatas maka pelaporan ini menganalisa persediaan barang guna mempermudah, mendapatkan dan mengeluarkan sebuah informasi dengan judul “ANALISA SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA PT. MEVENTISCH STAR INDONESIA.

Perumusan Masalah

Pada analisa sistem persediaan barang yang terdapat di PT. Meventisch Star Indonesia, sering kali menghadapi permasalahan berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :”

  1. Bagaimana sistem persediaan barang yang sedang berjalan pada PT. Meventisch Star Indonesia?
  2. Apakah dokumen-dokumen yang mendukung persediaan barang pada PT. Meventisch Star Indonesia sudah akurat, sehingga jika ada masalah bisa diminimalkan?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Menganalisa sistem informasi persediaan barang yang sedang berjalan pada PT. Meventisch Star Indonesia.
  2. Menganalisa sistem informasi persediaan barang yang lebih akurat dan cepat.
  3. Untuk memberikan masukan atau solusi agar kesalahan yang terjadi dapat diminimalkan.
  4. Memberikan pengalaman untuk menerapkan, menganalisa, dan memperluas wawasan penerapan teori yang selama ini hanya dilakukan dalam perkuliahan.

Manfaat Penelitian

  1. Menambah wawasan bagi penulis mengenai sistem informasi persediaan barang pada PT. Meventisch Star Indonesia.
  2. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa mengenai kondisi suatu perusahaan.
  3. Mengetahui permasalahan praktis di dunia kerja dan pemecahan masalahnya.
  4. Mengetahui, mengerti dan memahami penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kerja yang didapat selama perkuliahan dalam bentuk kuliah kerja praktek.

Ruang Lingkup

Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar lebih terarah dan memenuhi sasaran yang diharapkan. Ruang lingkup permasalahan ini terbatas pada analisis sistem persediaan barang dan pembuatan laporan kuliah kerja praktek pada PT. Meventisch Star Indonesia.

Metodologi Penelitian

Dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian maka penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

  1. Observasi
  2. Metode observasi yang dilakukan penulis adalah terjun secara langsung ke lapangan selama 1 bulan. Adapun hasil yang didapat dari observasi adalah mengetahui sistem kerja, mengetahui cara menganalisa persediaan barang dan mengetahui jenisnya.

  3. Wawancara
  4. Metode wawancara yang dilakukan penulis adalah dengan wawancara atau interview kepada kepala bagian yang bersangkutan. Adapun hasil dari wawancara adalah mengetahui sistem kerja, mengetahui cara menganalisa persediaan barang dan mengetahui jenisnya.

  5. Studi Pustaka (Literatur)
  6. Selain melakukan observasi penulis juga melakukan pengumpulan data dengan cara studi pustaka. Dalam metode ini penulis juga berusaha melengkapi data-data dengan membaca buku, baik buku panduan, internet serta melihat penelitian sebelumnya.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini menjelaskan mengenai pokok-pokok bahasan tiap-tiap bab yang saling berkaitan. Adapun penjelasan dari bab tersebut antara lain :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar permasalahan yang dibahas, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, ruanglingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas mengenai defenisi-defenisi dari judul yang diambil seperti teori dasar dan umum, teori khusus dan literatur riview.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang analisis gambaran umum perusahaan, sejarah singkat, struktur organisasi, analisa masukan, analisa proses, analisa keluaran dan tinjauan sistem berjalan, permasalahan, serta alternatif pemecahan masalah.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini ditemukan kesimpulan dari hasilanalisis yang telah dilakukan dan saran kepada pihak-pihak yang berkepentingansehingga tujuan dan manfaat dari laporan KKP ini dapat disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Konsep Dasar Sistem

Defenisi Sistem

Menurut Jogiyanto dalam bukunya Yakub (2012:1)[1],"Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu". Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub, 2012:1)[1],”Sistem adalah Sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yangdikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah jaringan kerjaatau seperangkat elemen-elemen yang disatukan dan dirancang untuk mencapaitujuan bersama.

Elemen-elemen Sistem

Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (2012:3)[1], Ada beberapa elemen yang yang membentuk sebuah sistem yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan :

  1. Tujuan, tujuan ini menjadi motivasi yang mengarahkan pada sistem, karena tanpa tujuan yang jelas sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.
  2. Masukan, masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untukdiproses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud maupun yang tidak berwujudadalah informasi.
  3. Proses, proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukanmenjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai.
  4. Keluaran, keluaran (output) merupakan hasildari pemrosesan sistem dan keluaran dapat menjadi masukan untuk subsistem lain.
  5. Batas, batas (boundary) sistem adalahpemisah antara sistem dan daerah di luar sistem. Batas sistem menentukankonfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.
  6. Mekanisme pengendalian dan umpan balik, mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), sedangkan umpan balik inidigunakan mengendalikan masukan maupun proses. Tujuannya untuk mengatur agarsistem berjalan sesuai dengan tujuan.
  7. Lingkungan, lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem.

Klasifikasi Sistem

Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub,2012:4)[1], Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi sistem tersebut diantaranya: sistem abstrak (abstract system), sistem fisik (physical system), sistemtertentu (deterministic system), sistem tak tentu (probabilistic system),sistem tertutup (close system), dan sistem terbuka (open system).

  1. Sistem tak tentu (probabilistic system), adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Sistem arisan merupakan contoh probabilistic system karena sistem arisan tidak dapat diprediksi dengan pasti.
  2. Sistem abstrak (abstract system), adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem teologia yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan merupakan contoh abstract system.
  3. Sistem fisik (physical system), adalah sistem yang ada secara fisik. Sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi, sistem sekolah, dan sistem transportasi merupakan contoh physical system.
  4. Sistem tertentu (deterministic system), adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sistem komputer sudah diprogramkan, merupakan contoh deterministic system karena program komputer dapat diprediksi dengan pasti.
  5. Sistem tertutup (close system), adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi.
  6. Sistem terbuka (open system), adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem perdagangan merupakan contoh open system, karena dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Konsep Dasar Informasi

Defenisi Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi. Sehingga informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama dalam suatu organisasi yang digunakan oleh manager untuk mengendalikan perusahaan dalam mencapai tujuan.

Menurut Maimunah dkk. dalam jurnal CCIT (2012:57)[2], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (2012:8)[1], "Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut: “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimannya, informasi disebut juga data yang diproses atau data yang memiliki arti”. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan satuan kenyataan. Kejadian-kejadian (event) adalah suatu yang terjadi pada saat tertentu. Didalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Kesatuan nyata adalah berupa objek nyata seperti tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi".

Maka informasi adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto dalam bukunya Yakub (2012: 9)[1], "Kualitas dari informasi (quality of information) sangat tergantung dari tiga hal yaitu accurate, timelinness, dan relevance".

  1. Relevan (Relevance)
  2. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang akan berbeda-beda.

  3. Tepat Waktu (timeliness)
  4. Informasi tersebut datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

  5. Akurat (accuracy)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak informasi.

Nilai Informasi

Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakuan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat).

Menurut Mulyanto (2009:20)[3], “Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost)”. Namun, dalam kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula. Suatu informasi dikatakan bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

Nilai suatu infomasi berhubungan dengan keputusan. Hal ini berarti bahwa apabila tidak ada pilihan atau keputusan, informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang yang sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang informasi tersebut. Informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dapat dikatakan informasi tersebut memiliki nilai yang tinggi. Sebaliknya apabila informasi tersebut kurang memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan, maka informasi tersebut dikatakan bernilai rendah. Nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas. Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya.

Tentang 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :

  1. Kemudahan dalam memperoleh
  2. Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.

  3. Sifat luas dan kelengkapannya
  4. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.

  5. Ketelitian (accuracy)
  6. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi / akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

  7. Kecocokan dengan pengguna (relevance)
  8. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.

  9. Ketepatanwaktu (Timeliness)
  10. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

  11. Kejelasan (clarity)
  12. Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

  13. Fleksibilitas / keluwesannya
  14. Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer / pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

  15. Dapat dibuktikan
  16. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.

  17. Tidak ada prasangka
  18. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

  19. Dapat diukur
  20. Informasi untuk pengambilan keputusan seharusny adapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.

Pengolahan Data

Dalam pengolahan data, untuk membuat data itu berguna sesuai dengan hasil yang dinginkan sehingga dapat segera dipakai maka harus digunakan alat-alat untuk mempercepat jalannya pengolahan data beserta staf yang mampu melaksanakan seluruh fase dalam rangka pengolahan data mulai dari pengumpulan data, sampai ke pembuatan laporan atau informasi yang diinginkan, hendaknya dihasilkan sesuai dengan waktu, biaya yang ringan dan informasi yang relevan bagi pemakai.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Defenisi Sistem Informasi

Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut :

Menurut Mulyanto (2009:29)[3],“Sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan.”

Menurut James dalam Mulyanto (2009:28)[3],“Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi”.

Dari berbagai definisi sistem informasi seperti di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah sistem yang mengkoordinasikan orang orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang kemudian menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan didistribusikan kepada pemakai.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto dalam buku Yakub (2012: 20)[3], “Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen sistem informasi disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Komponen sistem informasi tersebut terdiri dari blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), dan basis data (database block).”

  1. Blok Masukan (Input Block)
  2. Input memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi. Juga metode-metode untuk menangkap data yang dimasukan.

  3. Blok Model (Model Block)
  4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.

  5. Blok Keluaran (Output Block)
  6. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  7. Blok Teknologi (Technology Block)
  8. Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan, mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

  9. Blok Basis Data (Database Block)
  10. Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya.

Tujuan Sistem Informasi

Tujuan sistem informasi pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu informasi tidak memiliki tujuan, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan oleh sistem serta keluaran yang akan dihasilkan. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Menurut Barry E. Cushing, tujuan sistem informasi yaitu kegunaan (usefulness), ekonomi (economic), keandalan (realibility), pelayanan langganan (customer service), kesederhanaan (simplicity), fleksibilitas (flexibility).

  1. Kegunaan
  2. Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat waktu dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi didalam organisasi.
  3. Ekonomi
  4. Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.
  5. Keandalan
  6. Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu harus beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.
  7. Pelayanan Langganan
  8. Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada para pelanggan.
  9. Kesederhanaan
  10. Sistem harus cukup sederhana, sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.
  11. Flekibilitas
  12. Sistem harus cukup fleksibel, untuk menangangi perubahan-perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

Analisa Terstruktur

Defenisi Analisa Sistem

Tahap analisa sistem setelah tahap perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisa sistem merupakan tahap yang sangat penting dan kritis, karena kesalahan sekecil apapun dalam analisa sistem akan menyebabkan kasalahan juga pada tahap selanjutnya yaitu desain sistem.

Analisa sistem dapat didefenisikan sebagai berikut :

Menurut Jogiyanto (2005)[4], “Analisa sistem sebagai pengurai dari sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga yang dapat diusulkan perbaikan-perbaikan".

Maka analisa sistem adalah tahapmengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang ada pada suatu sistem, sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan sistem tersebut.

Tujuan Analisa Sistem adalah :
  1. Untuk memahami kinerja sistem yang ada atau sedang berjalan.
  2. Mengidentifikasikan masalah-masalah kebutuhan pemakai (user) dengan mempelajari bentuk formulir, laporan-laporan yang telah dihasilkan oleh sistem yang sedang berjalan.
  3. Untuk mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pemakai (user) sistem yang tidak dapat dihasilkan dari sistem yang berjalan.

Pengertian Analisa Masukan

Masukan pada sistem adalah data-data yang terkirim oleh dan akan diproses oleh sistem.

Pengertian Analisa Proses

Proses pada sistem adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk dalam proses.

Pengertian Analisa Keluaran

Keluaran pada sistem adalah data-data yang dihasilkan oleh suatu proses dari masukan yang diterima oleh proses, metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern.

UML (Unified Modeling Language)

Sejarah Singkat UML (Unified Modeling Language)

UML lahir dari penggabungan banyak bahasa pemodelan grafis berorientasi objek yang berkembang pesat pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an. Sejak kehadirannya pada tahun 1997, UML menghancurkan menara Babel tersebut dengan sejarah.

Notasi-notasi UML terbentuk dari kerjasama dan upaya Graddy Booch, DR. James Rumbaugh, serta Ivar Jacobson yang sebelumnya masing-masing dikenal dengan notasi Booch, notasi OMT (Object Modelling Technique) dan OOSE (Object Oriented Software Engineering). Selain itu, UML juga diperkaya dengan adanya penemuan-penemuan Rebecca Wirfs-Brock, Peter Yourdon dan tokoh-tokoh penting yang berperan dalam pengembangan perangkat lunak berorientasi objek lainnya.

Usaha pengembangan UML dimulai pada Oktober 1994, ketika DR. Rambaugh bergabung dengan Booch di Rational Software Coorporation. Proyek pertama mereka adalah menggabungkan metoda Booch dan OMT. Kemudian Jacobson bergabung dengan Rational pada saat peluncuran UML versi 8.0 (Oktober 1995), sehingga UML diperluas untuk mengadopsi OOSE yang menghasilkan UML versi 9.0 yang dirilis pada Juni 1996.

Banyak organisasi perangkat lunak melihat bahwa UML strategis bagi bisnis mereka. Kemudian Booch, Jacobson dan Rumbaugh memapankan konsorsium UML yang dinamakan Object Management Group (OMG) dengan beranggotakan beberapa organisasi berdedikasi tinggi yang bertujuan melengkapi/memperluas konsep-konsep yang melandasi UML. Kolaborasi ini menghasilkan UML 1.0 yang dapat digunakan secara luas dalam hampir segala bentuk perancangan perangkat lunak dan sistem informasi. Demikian perkembangan berlanjut terus dengan masuknya organisasi-organisasi besar ke dalam OMG yang merupakan konsorsium yang berusaha membuat standarisasi metoda pengembangan perangkat lunak berorientasi objek.

Defenisi UML (Unified Modeling Language)

Menurut Nugroho (2010:6)[5], ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkatlunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

MenurutPadeli dkk dalam jurnal CCIT (Padeli dkk, 2008:70)[6], ”UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal dalam bidang pengembangan sistem yang berorientasi objek”. Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku. Sebagai sebuah sketsa, UML berfungsi sebagai jembatan dalam mengkomunikasikan beberapa aspek dari sistem.

Dari definisi tersebut dapat ditarikkesimpulan bahwa Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa pemodelan yang digunakan untuk visualisasi sebuah sistem software yang terkait dengan objek.

Konsepsi Pemodelan Menggunakan UML (Unified Modeling Language)

Menurut Nugroho (2010:10)[5], "Sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya dapat dibagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view". Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view yang sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management).

Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah sebuah interaksi antar actor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja dan sebagainya. Seseorang atau sebuah actor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Use case diagram dapat membantu dalam menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merangcang test case untuk semua feature yang ada pada sistem.

Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal.

Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain,sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan behavior-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.

Use case merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam pengembangan sebuah software atau sistem informasi untuk menangkap kebutuhan fungsional dari sistem yang bersangkutan, use case menjelaskan interaksi yang terjadi antara actor – inisiator dari interaksi sistem itu sendiri dengan sistem yang ada, sebuah use case dipresentasikan dengan urutan langkah yang sederhana.

Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-tringer oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behavior internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.

Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana actor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.

Sama seperti state, standar UML menggunakan segi empat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behavior pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses-proses parallel (work dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertical. Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggungjawab untuk aktivitas tertentu. (Fowler, 2005;174).

Statechart Diagram

Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram.

Dalam UML, state digambarkan berbentuk segi empat dengan sudut membulat dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya memiliki kondisi guard yang merupakan syarat terjadinya transisi yang bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku. Action yang dilakukan sebagai akibat dari event tertentu dituliskan dengan diawali garis miring. Titik awal dan akhir digambarkan berbentuk lingkaran berwarna penuh dan berwarna setengah.

Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem(termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri antar dimensi vertical (waktu) dan dimensi horizontal(objek-objek yang terkait).

Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan scenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-tringger aktivitas tersebut. Proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.

Masing-masing objek, termasuk actor, memiliki life line vertical. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek dari objek lainnya. Pada frase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi operasi/metode dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali dengan terimanya sebuah message.

Untuk objek-objek yang memiliki sifat khusus, standar UML mendefenisikan icon khusus untuk objek boundary, controller, dan persistent entity.

Class Diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/property) suatu sistem sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi).


Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containtment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.

Class memiliki tiga area pokok : (Dharwiyanti 2006:14)

  1. Nama (dan stereotype)
  2. Atribut
  3. Metoda

Atribut dan metode dapat memiliki salah satu sifat berikut :

  1. Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan.
  2. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya.
  3. Public, dapat dipanggil oleh siapa aja.

Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class abstract yang hanya memiliki metoda. Interface tidak dapat langsung diinstansikan, tetapi harus diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class. Dengan demikian interface mendukung resolusi metoda pada saat run-time.

Hubungan antar class (Dharwiyanti, 2006:15)

  1. Asosiasi yaitu hubungan statis antar class, umumnya menggambarkan class yang atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar class.
  2. Agresiasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian (terdiri atas”)
  3. Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis atar class. Class dapat diturunkan dari class lain dan mewarisi semua atribut dan metoda class asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak dari class yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.
  4. Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari suatu class kepada class lain.

Relasi UML (Unified Modeling Language)

Menurut Nugroho (2010:23)[5],"Relasi-relasi antar pengklasifikasian yang dikenal UML (Unified Modeling Language) adalah asosiasi, generalisasi, aliran, dan berbagai jenis kebergantungan termasuk didalamnya realisasi dan penggunaan. Asosiasi pada dasarnya mendeskripsikan koneksi sematik antar objek yang bersifat mandiri dalam suatu kelas tertentu. Asosiasi menyediakan dengan apa objek-objek dari berbagai kelas yang berbeda dapat berinteraksi. Relasi-relasi yang lainnya menghubungkan deskripsi-deskripsi pengklasifikasian itu sendiri, bukan instance-instance-nya. Relasi generalisasi menghubungkan dekskripsi umum dari pengkasifikasian induk ke kelas-kelas anak yang lebih terspesialisasi."

Di bawah ini contoh beberapa relasi UML beserta fungsinya, yaitu :

  1. Asosiasi (Association)
  2. Mendeskripsikan hubungan antara instance suatu kelas.
  3. Kebergantungan (Dependency)
  4. Relasi antar dua elemen model.
  5. Generalisasi (Generalization)
  6. Relasi antar pengklasifikasian yang memiliki deskripsi yang bersifat lebih umum dengan berbagai pengklasifiksian yang lebih spesifik, digunakan dalam struktur pewarisan.
  7. Realisasi (Realization)
  8. Relasi antar spesifikasi dan implementasinya.
  9. Penggunaan (Usage)
    Situasi dimana salah satu elemen membutuhkan elemen yang lainnya agar dapat berfungsi dengan baik.

Kegunaan UML (Unified Modeling Language)

  1. Menggambarkan batasan sistem dan fungsi-fungsi sistem secara umum, dibuat dengan use case dan actor.
  2. Menggambarkan kegiatan atau proses bisnis yang dilaksanakan secara umum, dibuat dengan interaction diagrams.
  3. Menggambarkan representasi struktur statik sebuah sistem dalam bentuk class diagrams.
  4. Membuat model ”behavior” yang menggambarkan kebiasaan atau sifat sebuah sistem dengan state transition diagrams.
  5. Menyatakan arsitektur implementasi fisik menggunakan component and development diagrams.
  6. Menyampaikan atau memperluas fungsionality dengan stereotypes.
Beberapa definisi yang lainnya :
  1. Actor adalah seseorang atau sesuatu yang harus berinterkasi dengan sistem atau sistem yang dibangun/dikembangkan.
  2. Use Case adalah suatu pola atau gambaran yang menunjukan kelakukan atau kebiasaan sistem. Setiap Use Case adalah suatu urut-urutan (sequence) transaksi yang saling berhubungan dan dilakukan oleh sebuah actor dan sistem dalam bentuk sebuah dialog.
  3. Use Case Diagram dibuat untuk memvisualisasikan / menggambarkan hubungan antara Actor dan Use Case.
  4. Sequence Diagram adalah suatu diagram yang memperlihatkan/menampilkan interaksi-interaksi antar objek di dalam sistem yang disusun pada sebuah urutan atau rangkaian waktu. Interaksi antar objek tersebut termasuk pengguna, display, dan sebagainya berupa “pesan/message”. Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan skrenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai sebuah respon dari suatu kejadian / event untuk menghasilkan output tertentu. Sequence Diagram diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.
  5. Collaboration Diagram adalah suatu diagram yang memperlihatkan / menampilkan pengorganisasian interaksi yang terdapat di sekitar objek (seperti halnya sequence diagram) dan hubungannya terhadap yang lainnya. Collaboration Diagram lebih menekankan kepada peran setiap objek dan bukan pada waktu penyampaian pesan / message.
  6. Class Diagram adalah diagram yang menunjukan class-class yang ada dari sebuah sistem dan hubungannya secara logika.
  7. Elemen-eleman class diagram dalam pemodelan UML terdiri dari: Class-class, struktur class, sifat class (class behavior), perkumpulan / gabungan (association), pengumpulan / kesatuan (aggregation), ketergantungan (dependency), relasi-relasi turunannya, keberagaman dan indikator navigasi, dan role name (peranan / tugas nama).
  8. Class adalah kumpulan objek-objek dengan (mempunyai) struktur umum, behavior umum, relasi umum, dan semantic (kata) yang umum. Class-class ditentukan / ditemukan dengan cara memeriksa objek-objek dalam sequence diagram dan collaboration diagram. Sebuah class digambar seperti sebuah bujur sangkar dengan tiga bagian ruangan. Class sebaiknya diberi nama menggunakan kata benda sesuai dengan domainnya (bagian / kelompoknya).
  9. State Transition Diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan kejadian pembentukan atau pemberian sebuah class, menggambarkan suatu kejadian transisi dan perubahan keadaaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat stimulasi yang diterimanya. State Transition Diagram diciptakan untuk objek-objek yang secara signifikan mempunyai sifat / behavior dinamis. Satu class dapat memiliki lebih dari satu state diagram.
  10. Activity Diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, menggambarkan bagaimana ”how” setiap alir berawal, pilihan keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana setiap alir tersebut berakhir. Activity Diagram dapat juga menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi, dan memperesentasikan satu atau lebih use case.
  11. Component Diagram adalah diagram yang menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak dan termasuk ketergantungan (dependency) diantaranya. Komponen piranti lunak yang dimaksud pada component diagram adalah modul yang berisi code (baik berisi source code maupun binary code), library maupun executable, baik yang muncul pada compile time, link time maupun run time. Komponen dapat juga berupa interface yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen untuk komponen lainnya. Komponen umumnya terbentuk dari beberapa class dan/atau package, tetapi dapat juga dari komponen-komponen yang lebih kecil.

Langkah-langkah Penggunaan UML (Unified Modeling Language)

Menurut Afif Amrullah (2002;42)[7]”Langkah-langkah penggunaan UML (Unified Modelling Language) sebagai berikut :

  1. Buatlah daftar bussiness process dari level tertinggi untuk mendefenisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
  2. Petakan use case untuk setiap bussiness process untuk mendefenisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constrains dan catatan-catatan lain.
  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefenisikan arsitektur fisik sistem.
  4. Defenisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
  6. Defenisikan objek-objek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.
  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hierarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionality class dan interaksi dengan class lain.
  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, defenisikan test interaksi untuk setiap komponen meyakinkan utuk bereaksi dengan baik.
  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakkan komponen ke dalam node.
  11. Mulailah membangun sistem. Ada 2 pendekatan yang tepat digunakan yaitu:
    • Pendekatan use case dengan meng-assign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
    • Pendekatan komponen yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
  12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta kodenya. Model harus selalu sesuai dengan kode yang aktual.
  13. Perangkat lunak siap dirilis.

Fokus UML (Unified Modeling Language)

Menurut Adi Nugroho (2005;21)[8] ”Dalam kerangka spesifikasi, UML (Unified Modeling Language) menyediakan model-model yang tetap, tidak mendua arti (ambigu) serta lengkap." Secara khusus, UML (Unified Modeling Language) menspesifikasikan langkah-langkah penting dalam pengambilan keputusan analisis, perancangan serta implementasi dalam sistem yang sangat bernuansa perangkat lunak (Software Intersive System). Dalam hal ini, UML (Unified Modeling Language) bukanlah merupakan bahasa pemprograman tetapi model-model yang tercipta berhubungan langsung dengan berbagai macam bahasa pemprograman, sehingga adalah mungkin melakukan pemetaan (mapping) langsung dari model-model yang dibuat dengan UML (Unified Modeling Language) dengan bahasa-bahasa pemprograman berorintasi objek, seperti Java, Borland Delphi, Visual Basic, C++, dan lain-lain."

Pemetaan (mapping) UML (Unified Modeling Language) bersifat 2 arah yaitu :

  1. Generasi kode bahasa pemprograman tertentu dari UML (Unified Modeling Language) forward engineering.
  2. Generasi kode belum sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna, pengembang dapat melakukan langkah balik bersifat iterative dari implementasi ke UML (Unified Modeling Language) hingga didapat sistem atau piranti lunak yang sesuai dengan harapan pengguna dan pengembang.

Bangunan Dasar Metodologi UML (Unified Modeling Language)

Bangunan dasar metodologi Unified Modelling Language (UML) menggunakan 3 (tiga) bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan yaitu :

  1. Sesuatu (things)
  2. Ada 4 (empat) things dalam Unified Modelling Language (UML), yaitu :

    • Structural things
    • Merupakan bagian yang relative statis dalam model Unified Modelling Language (UML). Bagian yang relative statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

    • Behavior things
    • Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

    • Grouping things
    • Merupakan bagian pengorganisasian dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

    • Annontational things
    • Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modelling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modelling Language (UML).

  3. Relasi (relationship)
  4. Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modelling Language (UML), yaitu :

    • Ketergantungan
    • Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).

    • Asosiasi
    • Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.

    • Generalisasi
    • Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.

    • Realisasi
    • Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

  5. Diagram
  6. Ada 5 (lima) macam diagram dalam Unified Modelling Language (UML), yaitu :

    • Use Case Diagram
    • Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

    • Class Diagram
    • Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi antar objek.

    • Sequence Diagram
    • Diagram ini memperlihatkan interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.

    • State Chart Diagram
    • Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem, memuat state, transisi, event, dan aktifitas. Diagram ini terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka, kelas, kolaborasi dan terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang reaktif.

    • Activity Diagram
    • Diagram ini memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

Persediaan Barang

Defenisi Persediaan Barang

Pengertian persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang yang dimiliki perusahaan. Persediaan juga dapat didefenisikan sebagai bahan yang disimpan dalam gudang untuk kemudian digunakan atau dijual.

Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah, dan kemudian dijual kembali.

Faktor yang Menentukan Persediaan

Yang menjadi masalah bagi perusahaan adalah bagaimana menentukan persediaan yang optimal, oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecil persediaan. Sebenarnya perlu dibedakan antara persediaan bahan baku dan bahan jadi, namun yang dimaksud dengan persediaan dalam kaitannya dengan kegiatan produksi adalah bahan baku dan penolong.

Besar kecil persediaan bahan baku dan bahan penolong dipengaruhi oleh faktor :

  1. Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yaitu yang dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan (kontinuitas) proses produksi. Semakin banyak jumlah bahan baku yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat persediaan bahan baku.
  2. Kontinuitas produksi yang terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan baku yang tinggi dan sebaliknya.
  3. Sifat bahan baku, apakah cepat rusak (durable goods) atau tahan lama (undurable good).

Sedangkan untuk bahan baku yang memiliki sifat tahan lama, maka tidak ada salahnya menyimpannya dalam jumlah besar. Agar kontiniutas produksi tetap terjaga, maka untuk berjaga-jaga perusahaan sebaiknya memiliki apa yang dinamakan dengan persediaan cadangan (safety stock). Persediaan cadanganatau disebut pula persediaan pengaman adalah persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk menjaga kontinuitas produksi.

Jenis-jenis Persediaan

Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara. Dilihat dari fungsinya, persediaan dapat dibedakan atas :

  1. Batch stock, yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli dalam jumlah lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.
  2. Fluctuation stock, adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
  3. Anticipation stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan yang meningkat.

Fungsi-fungsi Persediaan

  1. Fungsi Decoupling
  2. Yaitu persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier, perusahaan tidak sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman, agar departemen-departemen dan proses individual dalam perusahaan terjaga kebebasannya, dapat menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut dengan fluctuation stock.

  3. Fungsi Economic Lot Sizing
  4. Yaitu persediaan dengan mempertimbangkan biaya penghematan (efisiensy) atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya.

  5. Fungsi Antisipasi
  6. Yaitu perusahaan dapat menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman serta dapat mengantisipasi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang selama periode tertentu.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Analisa Organisasi

PT. Meventisch Star Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yang berdiri yaitu sejak tahun 2012. Perusahaan ini berlokasi di Bintaro Jaya berdiri dengan suatu prinsip dasar idealisme dan selalu berkeinginan untuk menunjukkan pengabdian dari beberapa tenaga profesional, dimana profesional dapat berkembang di dalam arti adanya keseimbangan faktor-faktor kepengusahaan dan idealisme profesi. PT. Meventisch Star Indonesia selalu berpegang teguh pada prinsip di atas, selalu berkeinginan untuk terus berkembang demi mewujudkan visi dan misi perusahaan. Sampai dengan saat ini PT. Meventisch Star Indonesia masih mengerjakan dalam hal ini konstruksi bangunan real estate serta renovasi bangunan.

Sejarah Singkat Perusahaan

Latar belakang berdirinya perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain pastilah berbeda-beda. Hal ini tersebut dikarenakan adanya perbedaan di dalam bidang yang ditangani antar sebuah perusahaan dengan perusahaan yang lain. Awal mula berdirinya PT. Meventisch Star Indonesia adalah karena adanya kesepakatan dan persetujuan bersama oleh para pendiri untuk mendirikan sebuah perseroan terbatas dengan anggaran dasar yang semuanya termuat dalam akte pendirian.

PT. Meventisch Star Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi yang didirikan oleh para pendirinya pada tahun 2012 dan berkedudukan di Daerah Tangerang Selatan yang anggaran dasarnya dibuat dihadapan Notaris Wijanarti Prastowo, Sarjana Hukum dengan akte Nomor 3 Tanggal 2 Desember 2012. Akte tersebut mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia No. C22487 HT.01.01.TH.2012. Motivasi didirikan perusahaan ini adalah karena pada saat itu pendiri perusahaan melihat adanya peluang yang menjanjikan dimasa yang akan datang karena pangsa pasar yang ditawarkan usaha ini sangat besar.

PT. Meventisch Star Indonesia menyediakan produk dan layanan dalam bidang terkait konstruksi perumahan real estate.

Kebijakan Mutu

PT. Meventisch Star Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi bertekad untuk memberikan :

Pelayanan yang tepat waktu dan harga yang kompetetif serta berusaha menyediakan sumber daya yang berkualitas dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan kebijakan yang terkait agar tercapainya tujuan pelanggan.

Visi dan Misi

Visi

  1. Memberikan jasa konstruksi yang memenuhiharapan konsumen dan pihak-pihak terkait.
  2. Meningkatkan proses bisnis yang melalui mekanisme peningkatan berkelanjutan.
  3. Mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan disetiap proses bisnis inti dan melakukan evaluasi secara periodik.

Misi

  1. Peningkatan kinerja perusahaan dalam rangka peningkatan benefit bagi konsumen.
  2. Menjadikan perusahaan yang selalu mengutamakan ketepatan mutu dan waktu dalam setiap pekerjaan serta mengedepankan kepuasan pelanggan dengan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional dan dedikasi.

Struktur Organisasi

PT. Meventisch Star Indonesia dalam melakukan kegiatan operasionalnya memiliki struktur organisasinya. Adapun gambaran umum struktur organisasi pada PT. Meventisch Star Indonesia berdasarkan departemen yang ada. Gambar 3.1 adalah struktur organisasi PT. Meventisch Star Indonesia

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Meventisch Star Indonesia

Tugas dan Wewenang

Seperti halnya dengan sebuah perusahaan, PT. Meventisch Star Indonesia terdapat bagian-bagian yang mempunyai wewenang serta tanggung jawab dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Wewenang serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada PT. Meventisch Star Indonesia adalah sebagai berikut :

Direktur

Tugas dan Wewenang :

  1. Sebagai pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas kelancaran dan pelaksanaan kegiatan perusahaan, mengkoordinir serta membimbing kegiatan perusahaan sehari-hari.
  2. Mempertanggungjawabkan semua kewajiban yang menyangkut rugi laba perusahaan, produksi, keuangan dan pemasaran.
  3. Menunjuk dan mengangkat semua personel untuk tugas atau jabatan sesuai dengan struktur organisasi.

Manager Teknik

Membawahi dan mengawasi sistem kerja Departemen Sipil dan Konstruksi, Departemen Drafter, Departemen Purchasing, Departemen Gudang dan Pelaksana.

Departement Sipil dan Konstruksi

Tugas dan Wewenang :

  1. Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan yang menjadi kewajibannya.
  2. Melakukan persiapan lapangan, termasuk pengukuran.
  3. Membuat laporan realisasi quantity pekerjaan yang telah dilaksanakan.
  4. Memberikan perintah kepada pembantu pelaksana / mandor.
  5. Dapat membuat opname borongan dan membuat rekapitulasi kebutuhan material di proyek.

Departement Drafter

Tugas dan Wewenang :

Bertugas untuk membantu arsitek merealisasikan hasil rancangan pengembangan kawasan sehingga dapat berfungsi sesuai keinginan semua pihak.

Departement Purchasing

Tugas dan Wewenang :

  1. Mencari barang dengan kualitas dan speck sesuai dengan kubutuhan perusahaan.
  2. Mencari supplier yang handal dalam hal hasil dan delivery.
  3. Melakukan negosiasi harga.
  4. Memilih supplier untuk barang yang akan dipesan.
  5. Menentukan pengiriman barang yang ekonomis.

Departement Gudang

Tugas dan Wewenang :

  1. Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik barang langsung maupun barang/alat yang dipasok pelanggan termasuk memberi label keterangan setiap barang,
  2. Bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan mencatat keluar masuknya barang-barang yang tersedia di penyimpanan/gudang,
  3. Membuat/menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya,
  4. Membuat berita acara penerimaan/penolakan bahan/material setelah pengontrolan kualitas oleh quality control dan kuantitas,
  5. Mengeluarkan barang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan proyek,
  6. Membuat mengenai stok barang.
  7. Selalu berkoordinasi dengan bagian teknik dan pelaksana dalam pengiriman bahan/material termasuk berkoordinasi ke pihak terkait serta mengamankan aktiva perusahaan berikut bukti-bukti kerjanya.

Pelaksana

Tugas dan Wewenang :

  1. Menyimpan gambar kerja dengan baik, tidak boleh merubah/ mencoret tanpa seizin atasan langsung,
  2. Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana mutu proyek (instruksi kerja), speksifikasi teknis dari pelanggan, dan gambar kerja yang diterimanya dengan mengarahkan tukang/sub kontraktor dan pekerjanya hingga didapat pekerjaan yang bermutu, tepat waktu, dan biaya yang seefisien mungkin,
  3. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan,
  4. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program harian / mingguan / bulanan yang adan serta melaporkan prestasi kerja ke kepala proyek,
  5. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek dan sub kontraktor (bila ada) yang bersangkutan untuk keperluan tagihan dan lain-lain,
  6. Menyelenggarakan pencatatan-pencatatan atas tindakan yang telah dikerjakan baik qualitatif maupun quantitatif untuk dapat membuat laporan mingguan mengenai:
    • Pemakaian bahan, mesin-mesin / alat-alat dalam pekerjaan yang sedang dilaksanakan,
    • Penggunaan persekot karya yang dipercayakan kepadanya,
    • Ihktisar upah dan hari perkerjaan,
    • Kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan,
    • Mengumpulkan bukti-bukti penerimaan/pengeluaran tertulis akibat bahan / material, alat, dan keperluan lainnya kepada kepala proyek sehingga pertanggungjawaban akan terlihat di dalam cash flow perusahaan.

Manager Accounting

Tugas dan Wewenang :

  1. Secara struktural membawahi dan mengawasi sistem kerja Departemen Marketing dan Project Administrasi
  2. Menangani semua masalah yang menyangkut segi dana, dengan cara merencanakan, mengatur dan mengawasi penerimaan dan pengeluaran dana sehubungan dengan transaksi-transaksi yang terjadi.
  3. Menyediakan informasi kepada bagian-bagian yang lain mengenai kedudukan keuangan perusahaan.
  4. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pembayaran yang terjadi.
  5. Melakukan dan membuat laporan perhitungan pajak.

Departement Marketing dan Project Administrasi

Tugas dan Wewenang :

  1. Menyusun program dan strategi pemasaran, baik jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
  2. Menawarkan hasil produksi
  3. Membuat penawaran produk
  4. Mencari customer
  5. Mengurus semua hal yang menyangkut administrasi dan surat-surat rumah yang siap dijual.

Masalah yang Dihadapi

Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti mengingat kehadiran material merupakan suatu hal yang penting agar pelaksanaan setiap item pekerjaan dapat berjalan sesuai waktu yang telah dijadwalkan maka peran logistik proyek pembangunan merupakan kunci ketepatan waktu pelaksanaan proyek. Terlalu cepat mendatangkan bahan ke area proyek disatu sisi dapat memberikan keuntungan untuk mengindari kenaikan harga diwaktu yang akan datang namun terjadi penambahan biaya penyimpanan material serta resiko kerusakan pada material yang tidaktahan, terlambat mendatangkan material bangunan bisa jadi terjadi penundaan pekerjaan dilapangan sehingga terjadi kemunduran waktu pelaksanaan oleh karenai tu dibutuhkan kecakapan dan profesionalitas dalam menjalankan setiap tugas logistik proyek pembangunan.

Saat ini sistem serta proses persediaan barang yang sedang berjalan saat ini di PT. Meventisch Star Indonesia ini sudah berjalan dengan baik namum masih menggunakan sistem secara manual. Namun arus keluar masuknya barang bahan material mulai dari pencacatan stok material yang tidak lain adalah invoice-invoice dari supplier maupun berkas order dari lapangan ke gudang pun masih bersifat manual berupa buku catatan manual dan aplikasi komputer sederhana menggunakan Microsoft Excel sehingga untuk pengecekan stok barang material masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam pencatatan.

Sejalan dengan perkembangan jaman dan berkembangnya kebutuhan atas informasi mengenai penerimaan dan pengadaan barang terhadap sistem yang lama memerlukan peningkatan agar lebih baik lagi dan informasi yang dihasilkan memenuhi kebutuhan akan permintaan dari lapangan serta dari bagian-bagian yangberhubungan laporan-laporan yang berkaitan dengan jalannya kegiatan perusahaan guna menghemat waktu secara efisien. Pengembangan yang dilakukan yaitu dengan cara merancang sebuah sistem informasi penyediaan barang, yang diharapkan dapat memberikan informasi dengan mudah, cepat dan akurat sesuai dengan keinginan perusahaan.

Oleh karena itu berdasarkan analisa dari segi kekurangan serta kebutuhan manajemen, khususnya administrasi saat ini kebutuhan pengembangan terhadap sistem hendaknya :

  1. Sistem yang berjalan pada saat ini belum menghasilkan data yang akurat, karena masih bersifat manual yaitu masih menggunakan media kertas, dan aplikasi Microsoft Excel maka memungkinkan dalam pengolahan data masih ada kesalahan-kesalahan baik dari proses penginputan dan penyimpanan data.
  2. Sistem yang berjalan saat ini belum menghasilkan data yang cepat, tepat dan akurat. Hal ini disebabkan karena cara penyediaan data-data yang dilakukan oleh oleh bagian lapangan ke bagian gudang maupun dari bagian gudang ke bagian accounting ataupun lainnya belumber jalan secara maksimal sehingga bisa dikatakan belum efisien.
  3. Dalam sistem ini terdapat masalah yang dihadapi yaitu masih lambatnya dalam mencari dan membuat laporan penyediaan maupun sisa atau banyaknya stok barang digudang.
  4. Untuk mengatasi hal tersebut di atas, dibutuhkan suatu sistem baru untuk mengelola data penyediaan dan stok barang dikarenakan jumlah permintaan dan stok barang yang begitu banyak serta aset perusahaan yang semakin besar.

Analisa Batasan Sistem

Setiap sistem mempunyai batasan (boundary) yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luarnya merupakan kesatuan di luar sistem yang dapat berupa orang orang, organisasi, ataupun sistem lainnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem.

Melihat permasalahan yang ada pada PT. Meventisch Star Indonesia, maka peneliti membatasi permasalahan mengenai pengembangan sistem informasi penyediaan barang yaitu untuk membuat sistem baru yang menghasilkan laporan-laporan penyediaan barang yang dibutuhkan oleh bagian finance dan accounting dan bagian pergudangan yang lebih rapih guna mempercepat sistem yang ada akan kebutuhan informasi untuk manajemen di PT. Meventisch Star Indonesia secara mudah, cepat dan akurat.

Analisa Sistem Berjalan

Adapun prosedur dari sistem persediaan barang yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :

  1. Bagian gudang membuat laporan persediaan barang berdasarkan jumlah stok yang tersisa. Laporan persediaan dibuat dua rangkap, rangkap pertama diberikan kepada bagian purchasing sedangkan rangkap kedua diarsipkan oleh bagian gudang.
  2. Laporan persediaan digunakan untuk bahan acuan sebagai surat permintaan barang, sebelum diserahkan ke supplier, surat tersebut harus ditandatangani terlebih dahulu oleh bagian purchasing.
  3. Setelah supplier mengirimkan barang serta faktur pembelian. Bagian gudang akan mencocokan terlebih dahulu sebelum membuat laporan barang masuk.
  4. Laporan barang yang masuk dibuat rangkap tiga, rangkap pertama diserahkan kepada </i>purchasing, rangkap kedua diserahkan kepada bagian accounting sebagai acuan pembayaran kepada supplier dan rangkap ketiga diarsipkan di bagian gudang.
  5. </ol>

    Analisa Masukan

    1. Nama Masukan  : Purchase Order
    Fungsi  : Sebagai data permintaan proyek dibangunnya rumah real estate
    Sumber  : Customer
    Media  : Kertas
    Frekuensi  : Setiap ada permintaan proyek
    Format  : Format data masuk dapat dilihat pada lampiran
    Keterangan  : Berisi jumlah data barang yang diminta, harga barang dan tanggal kirim

    2. Nama Masukan  : Kartu Stock
    Fungsi  : Sebagai data menunjukkan jumlah stock barang yang ada di gudang penyimpanan
    Sumber  : Departement Gudang
    Media  : Kertas
    Frekuensi  : Mingguan
    Format  : Format data masuk dapat dilihat pada lampiran
    Keterangan  : Berisi nama barang dan jumlah stock yang ada di gudang penyimpanan

    3. Nama Masukan  : Surat Permintaan Barang
    Fungsi  : Untuk mengeluarkan barang dari gudang
    Sumber  : Teknik dan Operasi
    Media  : Kertas
    Frekuensi  : Setiap ada permintaan proyek
    Format  : Format data masuk dapat dilihat pada lampiran
    Keterangan  : Berisi item barang yang diminta, quantity barang.

    Analisa Proses

    1. Nama Modul (Proses)  : Sistem Persediaan Barang
    Masukan  : Purchase Order, Kartu Stock, Surat Permintaan Barang
    Keluaran  : Kartu Stock Barang
    Ringkasan Proses  : Proses ini akan menghasilkan stock barang yang ada

    Analisa Keluaran

    1. Nama Keluaran  : Surat Pengeluaran Barang
    Fungsi  : Untuk mengeluarkan barang dari gudang
    Media  : Kertas
    Format  : Format dapat dilihat pada lampiran
    Deskripsi  : Surat pengeluaran barang dari produksi

    Konfigurasi Sistem

    1. Perangkat Keras (Hardware)
    a. Processor  : Intel Pentium IV
    b. Monitor  : Samsung Samtron 15"
    c. RAM  : 512 MB
    d. Harddisk  : 40 GB
    e. Mouse  : PS/2
    f. Keybord  : PS/2
    g. Printer  : Laser Jet

    2. Perangkat Lunak Software
    a. Windows XP Profesional Version 2002 SP 3 (Service Pack 3)
    b. Microsoft Office 2003

    Hak Akses (Brainware)

    Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan oleh pegawai pada bagian purchasing dan gudang.

    Tata Laksana Sistem yang berjalan saat ini

    Use Case Diagram

    Analisa sistem yang sedang berjalan pada Use Case Diagram


    Gambar 3.2 Use Case Diagram Persediaan Barang

    Berdasarkan gambar 3.2. Use Case Diagram yang ada terdapat :

    1. 1 (satu) Sistem persediaan stok barang.
    2. 4 (empat) Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya : Accounting, Purchasing, Supplier dan Gudang.
    3. 5 (lima) Use Case yang dilakukan oleh actor-actor tersebut, diantaranya : membuat laporan sisa stok barang oleh bagian gudang, membuat laporan barang masuk, pengorderan barang sesuai laporan stok barang, pengiriman barang dan faktur oleh supplier, dan pembayaran sesuai barang yang masuk ke gudang oleh accounting.

    Sequence Diagram

    Gambar 3.3 Sequence Diagram Persediaan Barang

    Berdasarkan gambar 3.3. Sequence Diagram yang ada terdapat :

    1. 4 (Empat) actor yang melakukan kegiatan : Gudang, Purchasing, Supplier, dan Accounting.
    2. 5 (Lima) message spesifikasi dari komunikasi antar obyek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

    Activity Diagram

    Gambar 3.3 Activity Diagram Persediaan Barang

    Berdasarkan gambar 3.4. Activity Diagram yang ada terdapat :

    1. 1 (Satu) Initial Node, obyek yang diawali
    2. 4 (Empat) Action, State dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    3. 1 (Satu) Final State, obyek yang diakhiri.

    BAB IV

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka hasil dari laporan ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut  :

    1. Sistem informasi persediaan barang yang berjalan pada PT. Meventisch Star Indonesia saat ini masih dilakukan secara manual, dengan terlalu banyak melibatkan form-form yang digunakan untuk pencatatan. Ketelitian bagian gudang adalah faktor utama dalam pemantauan karena yang berjalan saat ini teknologi informasi tidak mengambil peranan didalamnya.
    2. Dengan pemantauan sistem informasi saat ini keakuratan hasil pemantauan sangat mengandalkan kejelian dari bagian gudang, akan tetapi apabila sistem ini dibantu oleh sebuah sistem yang terkomputerisasi maka tingkat keakuratan dapat lebih ditingkatkan karena pada proses pemantauan bagian gudang akan dibantu oleh sistem untuk mengambil keputusan dengan lebih cepat dan akurat.

    Manajemen tingkat atas dapat menerima informasi mengenai kualitas sebuah produk setelah laporan-laporan tersebut disusun dan diperiksa oleh bagian purchasing, sehingga manajemen tidak dapat memantau langsung mengenai kualitas hasil finishing akan tetapi manajemen dapat melihat kulitas laporan yang dikumpulkan setiap pagi dihari berikutnya.

    Saran

    Untuk dapat menanggulangi permasalahan yang ada pada sistem persediaan barang pada PT. Meventisch Star Indonesia, maka saran dan pendapat yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

    1. Diharapkan dapat mengembangkan sistem yang telah ada menjadi terorganisir agar tidak terjadi kekeliruan dalam hal pemantauan kualitas sehingga penerapan sistem informasi pemantauan dapat lebih berjalan secara efektif dengan memaksimalkan kemampuan sistem yang ada sehingga dapat menghasilkan suatu sistem informasi yang cepat, akurat dan efisien.
    2. Untuk memaksimalkan kinerja sistem, maka sumber daya yang ada dimanfaatkan secara maksimal dan diadakan pelatihan khusus kepada orang-orang yang berada pada bagian gudang agar dapat memaksimalkan dan mengembangkan kemampuan individu masing-masing dalam hal pemantauan stok barang.
    3. Untuk mengurangi kesalahan yang terjadi diharapkan sistem yang ada dikembangkan kearah komputerisasi sehingga kemampuan bagian gudang dan manajemen dapat mengambil keputusan dapat didukung oleh kemampuan sistem yang sudah terkomputerisasi.
    4. Untuk menghasilkan sistem informasi persediaan barang yang lebih baik, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. (Hasil KKP ini dapat dijadikan sebagai landasan untuk lebih mengembangkan sistem yang ada).

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 Yakub : “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu”.
    2. Maimunah dkk. : “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”.
    3. 3,0 3,1 3,2 3,3 Mulyanto : “Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost)”.
    4. Jogiyanto : “Analisa sistem sebagai pengurai dari sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga yang dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
    5. 5,0 5,1 5,2 Nugroho: ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkatlunak yang berparadigma (berorientasi objek).”
    6. Padeli dkk : ”UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal dalam bidang pengembangan sistem yang berorientasi objek”.
    7. Afif Amrullah: ”Langkah-langkah penggunaan UML (Unified Modelling Language) sebagai berikut :
    8. Adi Nugroho: “Dalam kerangka spesifikasi, UML (Unified Modeling Language) menyediakan model-model yang tetap, tidak mendua arti (ambigu) serta lengkap."