KP1022465236

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

ANALISA SISTEM INFORMASI

PEMBELIAN BAHAN BAKU FASHION KESUPPLIER

PADA PT. METROX LIFESTYLES

JAKARTA PUSAT


LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK



Logo stmik raharja.jpg



OLEH:

1022465236 MUHAMAD NURHASAN



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

TANGERANG

(2013/2014)



LEMBAR PERSETUJUAN



ANALISA SISTEM INFORMASI

PEMBELIAN BAHAN BAKU FASHION KESUPPLIER

PADA PT. METROX LIFESTYLES

JAKARTA PUSAT



Diajukan guna melengkapi sebagian syarat untuk mengikuti Tugas Akhir/Skripsi pada Jurusan Teknik Informatika konsentrasi Software Engineering

STMIK Raharja Tahun Akademik 2013/2014.



Tangerang, 23 Mei 2014



Dosen Pembimbing




( Giandari Maulani, S.Kom )

NID. 06126



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA



LEMBAR KEASLIAN KULIAH KERJA PRAKTEK


Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM
: 1022465236
Nama
: Muhamad Nurhasan
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering


Menyatakan bahwa Kuliah Kerja Praktek ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Kuliah Kerja Praktek yang telah dipergunakan untuk melanjutkan dalam pembuatan Skripsi baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 23 Mei 2014
Muhamad nurhasan
NIM. 1022465236

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Sistem Informasi merupakan peranan sangat penting dalam kegiatan bisnis di suatu perusahaan. Untuk itu perkembangan IT (Information Technology) memacu PT. Metrox Lifestyles yang bergerak dibidang ritel dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas mutu serta produksi. Dan PT. Metrox Lifestyles juga selalu mengadakan perbaikan dan pengembangan disemua bagian. Maka di PT. Metrox Lifestyles khususnya pada Bagian Pembelian bahan baku membutuhkan suatu sistem yang dapat membantu Bagian Gudang dalam memesan bahan baku fashion secara efektif dan efisien,namun dalam hal ini sistem pembelian bahan baku pada PT. Metrox Lifestyles masih menggunakan cara manual untuk mengolah data tentang pembelian bahan baku, dimana dibutuhkan waktu yang lama serta ketelitian yang lebih dalam mengolah sistem pembelian bahan baku ini, yang dapat menyebabkan terganggunya proses produksi dalam PT. Metrox Lifestyles sendiri. Data yang diperoleh kemudian dianalisis yang dapat digambarkan dalam bentuk Use Case Diagram dengan menggunakan software atau metode UML (Unified Modelling Language). Hasil akhir penelitian ini adalah berupa analisa yang dapat dijadikan gambaran atau acuan dalam pengembangan sistem pembelian bahan baku fashion. Hasil penelitian ini akan menjadikan sistem pembelian bahan baku menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi seluruh staff dan karyawan PT. Metrox Lifestyles.

Kata Kunci: Analisa Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku

ABSTRACT

Information System is an extremely important role in business activities in an enterprise . For the development of the IT (Information Technology ) spur PT . Lifestyles Metrox engaged in retail required to always improve the quality and production quality . And PT . Lifestyles Metrox also always made repairs and development of all parts. Then in PT . Particularly in the Lifestyles Metrox Purchasing raw materials requires a system that can assist in ordering Parts Warehouse fashion raw materials effectively and efficiently , but in this case the raw material purchasing system at PT . Lifestyles Metrox still use the manual method to process the data on the purchase of raw materials , which takes a long time , and more accuracy in the processing of this raw material purchasing system , which can lead to disruption of the production process in PT . Lifestyles Metrox own . The data obtained and analyzed that can be described in the form of Use Case Diagram using the software or method UML ( Unified Modeling Language ) . The end result of this research is in the form of analysis that can be used as a picture or a reference in the development of raw material purchasing system fashion . The results of this study will make the purchase of raw materials into the system better and beneficial to all staff and employees of PT . Metrox Lifestyles .

Keywords : Analysis of Raw Material Purchasing Information System


KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas terseleseikannya penulisan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) dengan judul:”Analisa Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku Fashion Kesupplier Pada PT. METROX LIFESTYLES Jakarta Pusat”. Penulisan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini disusun sebagai salah satu syarat guna melengkapi kurikulum perkuliahan dan mengikuti Skripsi. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Selama melaksanakan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, pengarahan, petunjuk serta saran,dan fasilitas yang membantu hingga akhir penulisan ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Junaidi, S.Kom, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika
  4. Ibu Giandari Maulani, S.Kom selaku Dosen pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Kedua orang tua, adik dan saudara keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  6. Seluruh staff PT. Metrox Lifestyles yang telah membantu penulis dalam menyeleseikan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini.
  7. Rekan-rekan STMIK Raharja Tangerang

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Kuliah Kerja Praktek ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, 24 April 2014
Muhamad nurhasan
NIM. 1022465236

Daftar isi

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Struktur Organisasi PT. Metrox Lifestyles

Gambar III.2 Use Case Prosedur Pemesanan Barang

Gambar III.3 Use Case Prosedur Penerimaan Barang

Gambar III.4 Use Case Prosedur Pembayaran

Gambar III.5 Use Case Prosedur Pembuatan Laporan

Gambar III.6 Activity Diagram Prosedur Pemesanan Barang

Gambar III.7 Activity Diagram Prosedur Penerimaan Barang

Gambar III.8 Activity Diagram Prosedur Pembayaran

Gambar III.9 Pembuatan Laporan

DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

Daftar Simbol Use Case Diagram.png

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Daftar Simbol Activity Diagram.png

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan teknologi akhir-akhir ini terasa begitu pesat, sehingga menuntut adanya suatu sistem yang lebih baik untuk menunjang segala pembangunan yang semakin lama semakin berkembang khususnya di bidang komputerisasi baik dalam penggunaan perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Disamping itu pula diperlukan suatu Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Semakin berkembangnya teknologi, semakin banyak juga permasalahan – permasalahan yang terjadi. Apalagi pada zaman sekarang ini kita dituntut untuk menyelesaikan segala sesuatu seefektif dan seefisien mungkin agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Dewasa ini, komputer sudah bukan merupakan barang mewah lagi bahkan oleh kalangan tertentu, komputer sudah merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam dunia usaha. Karena dapat mengolah data secara cepat, tepat, dan akurat ditambah dengan ketelitian dan keamanan yang lebih terjamin.

Begitu pula dengan sistem pembelian barang fashion pada PT. Metrox Lifestyles sendiri, mereka masih menggunakan cara manual untuk prosesnya dan masih belum terkomputerisasi dengan baik. Terkadang karyawan gudang mengalami kesulitan untuk menentukan jumlah barang yang tersedia di gudang, terlebih lagi jika aliran barang yang keluar dan masuk gudang sangat banyak.

Biasanya karyawan gudang melakukan pencatatan aliran barang secara manual, sehingga mengalami kesulitan dalam mengetahui berapa jumlah barang yang harus dibeli, apakah barang yang akan dijual tersedia. Informasi tentang persediaan barang yang up to date menjadi rumit. Dengan demikian suatu sistem yang baik diperlukan untuk mengatur siklus penjualan agar proses kegiatan dalam perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Maka dari itu penulis mengadakan sebuah analisa pada sistem pembelian bahan baku fashion kesupplier di PT. Metrox Lifestyles sebagai bahan analisa, karena sistem berjalan tersebut masih belum menggunakan sistem komputerisasi antara bagian yang terkait dalam sistem tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba untuk melakukan analisis dan kajian terhadap kelayakan sistem berjalan pada PT. Metrox Lifestyles yang penulis tuangkan dalam sebuah laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) dengan judul “Analisa Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku Fashion Kesupplier Pada PT. METROX LIFESTYLES Jakarta Pusat”.

Perumusan Masalah

Permasalahan itu muncul karena adanya kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi yang diharapkan, atau bisa juga antara target dan ketercapaiannya. Dalam penelitian tentang sistem pembelian barang ini terkait dengan kelangsungan perkembangan perusahaan yang akan datang. Terdapat beberapa permasalahan yang ada mengenai sistem pembelian ini, yaitu media yang digunakan masih menggunakan kertas, dan proses perhitungan juga masih menggunakan alat bantu kalkulator.

Rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas masih belum optimal. Disamping masih banyak kekurangan, sistem tersebut juga masih menemui beberapa kendala dalam prosesnya.

Berdasarkan uraian diatas maka didapat rumusan masalah yang terjadi didalam sistem pembelian tersebut, diantaranya:

  1. Apakah sistem pembelian bahan baku di PT. Metrox Lifestyles sudah optimal ?

  2. Bagaimana cara menerapkan proses yang tepat dalam sistem pembelian bahan baku tersebut ?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat, tentunya harus ada tujuan-tujuan yang jelas, yang telah ditetapkan sebelum pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa kendala-kendala apa saja yang ada pada sistem pembelian yang sedang berjalan tersebut.

  2. Tujuan fungsional dari penelitian ini yaitu sebagai bahan acuan dan referensi bagi mahasiswa dimasa sekarang dan yang akan datang.

  3. Tujuan individual adalah untuk menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, pengenalan dan pengamatan sebuah sistem pembelian bahan baku fashion pada PT. Metrox Lifestyles sehingga penulis melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas Kuliah Kerja Praktek (KKP).

Manfaat Penelitian

  1. Mengembangkan kemampuan penulis dalam menganalisa suatu sistem yang berjalan di suatu perusahaan.

  2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah ke dunia nyata atau kerja secara langsung.

  3. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis baik itu dari segi teori maupun praktek secara langsung sehingga mampu menyesuaikan diri apabila ditempatkan di dunia kerja.

Ruang Lingkup

Penelitian yang dilakukan dalam menyusun penelitian ini hanya menganalisa tentang sistem pembelian bahan baku fashion pada PT. Metrox Lifestyles Jakarta Barat. Mulai dari proses pesanan barang, penerimaan barang, pembayaran sampai dengan proses pembuatan laporan pembelian barang.

Metodologi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan laporan Kuliah Kerja Praktik (KKP) ini, penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan, adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi

    Penulis melakukan peninjauan langsung ke PT. Metrox Lifestyles untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dengan melakukan pengamatan dan melaksanakan pencatatan sistematis terhadap unsur yang diteliti.

  2. Wawancara

    Dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian, penulis melakukan wawancara secara lisan kepada pemilik usaha tersebut.

  3. Studi Pustaka

    Selain melakukan observasi penulis juga melakukan data dengan cara studi pustaka dalam metode ini penulis berusaha untuk melengkapi data-data yang diperoleh dengan membaca dan mempelajari dari buku-buku dan data-data yang relevan dalam pemilihan judul yang penulis ajukan. Buku dan data tersebut digunakan penulis untuk membantu penganalisaan dan perancangan yang dilakukan.

Metode Analisis

Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa teknik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisa agar mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian ini. Dalam metode analisis sistem dilakukan melalui 4 (empat) tahap, yaitu : (1) Survey terhadap sistem yang sedang berjalan, (2) Analisis terhadap temuan survey, (3) Identifikasi temuan survey, (4) Identifikasi persyaratan sistem. Hasil analisa tersebut kemudian dibuat laporan sebagai masukan dalam penggambaran sistem yang berjalan.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini, maka Penulis memandang perlu merancang sistematika penulisan pada laporan ini. Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dibagi menjadi 4 (empat) bab dan setiap bab terdiri dari beberapa bab yang satu sama lainnya saling berkaitan. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori dan definisi-definisi dari judul penelitian dan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian seperti Unified Modelling Language (UML) dan Literature Review.

BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN

Pada Bab ini penulis membahas tentang tinjauan perusahaan yang meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, tugas dan wewenang serta penggambaran sistem yang berjalan dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML).

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari bab-bab sebelumnya dan saran-saran dari penulis untuk mendukung kebijakan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Analisa Sistem

Ada beberapa pendapat yang dapat menjelaskan tentang definisi analisa sistem, yaitu:

  1. Menurut Jimmy L.Goal (2008:73), “Analisa sistem adalah sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya”.

  2. Menurut Kristanto (2003), “Analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan-kenyataan yang ada, mendiagnosa persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem.

  3. Menurut Nugroho Widjajanto (2005:5), ”Analisa sistem adalah proses pengkajian informasi yang ada (existing system) dan lingkungan dengan tujuan untuk menentukan berbagai perbaikan yang diperlukan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “analisis sistem adalah tahap yang dilakukan dengan meneliti sistem yag sedang berjalan bertujuan untuk mengetahui segala permasalahan yang terjadi dan memudahkan menjalankan tahap selanjutnya yaitu tahap perancangan sistem.

Tahap Analisa Sistem

“Tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan.”(Jurnal CCIT,2011:322)

Definisi Sistem

Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Komponen-komponen atau subsitem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri-sendiri. Komponen-komponen dan subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran dapat tercapai.

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi sistem, yaitu:

  1. Menurut Sutarman (2009:5), “sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

  2. Menurut Jimmy L.Goal (2008:9), “sistem adalah hubungan satu unit dengan unit-unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apabila suatu unit macet atau terganggu, unit lainnya pun akan terganggu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut”.

  3. “Sistem merupakan suatu kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan mempunyai ketergantungan satu sama lain, sistem dapat berjalan jika komponen-komponen yang ada di dalamnya bisa bekerja sama membentuk suatu lingkaran yang tidak dapat dipisahkan.” (Jurnal CCIT, 2013:226-227)

Terdapat dua kelompok dasar pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu berdasarkan pendekatan pada prosedurnya dan yang berdasarkan pendekatan komponennya.

  1. Pendekatan sistem pada prosedurnya

    Suatu sistem adalah suatu jaringan dan prosedur yang saling berkaitan, dan bekerjasama untuk melakukan suatu pekerjaan atau menyelesaikan suatu masalah tertentu.

  2. Pendekatan sistem pada komponennya

    Suatu sistem adalah sekumpulan dari beberapa elemen yang saling berinteraksi dengan teratur sehingga membentuk suatu totalitas untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau sub sistem-sub sistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan.

Karakteristik Sistem

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi karakteristik sistem, yaitu:

Menurut (Jogianto H.M : 2005), “Suatu sistem biasanya mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Component system)

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.

  2. Batasan Sistem(Boundary system)

    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.

  3. Lingkaran luar sistem(Environments system)

    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut.

  4. Penghubung sistem (Interface system)

    Sebagai media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lainnya.

  5. Masukan sistem(Input system)

    Merupakan sumber daya (data, bahan baku, peralatan, energi) dari lingkungan yang dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem.

  6. Keluaran sistem(Output system)

    Merupakan sumber daya atau produk (informasi, laporan, dokumen, tampilan layar komputer, barang jadi) yang disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem.

  7. Pengolah sistem(Processing system)

    Pengolahan sistem merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para pemakainya. Dalam sistem informasi manjemen,pengolahan adalah berupa program aplikasi komputer yang dikembangkan untuk keperluan khusus. Program aplikasi tersebut mampu menerima masukan, mengolah masukan, dan menampilkan hasil pengolahan sesuai dengan kebutuhan para pemakai.

  8. Sasaran sistem(Objective)dan tujuan (goal)

    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem. Sasaran berbeda dengan tujuan. Sasaran sistem adalah apa yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang relative pendek, sedangkan tujuan merupakan kondisi/hasil akhir yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang panjang. Dalam hal ini, sasaran merupakan hasil pada setiap tahapan tertentu yang mendukung upaya pencapaian tujuan.

  9. Kendali(Control)

    Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar dapat bekerja sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing. Bagian kendali mempunyai peranan penting untuk menjaga agar proses dalam sistem dapat berlangsung secara normal sesuai batasan yang telah ditetapkan sebelumnya.

  10. Umpan balik(Feed back)

    Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem untuk mengecek terjadinya proses dalam sistem dan mengembalikannya kedalam kondisi normal”.

Menurut (Edhy Sutanta : 2003). “Suatu sistem biasanya mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Komponen sistem(Component system)

    Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut subsistem., dapat berupa orang, benda, hal atau kejadian yang terlibat didalam sistem.

  2. Batas sistem(boundary system)

    Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem lain. Tanpa adanya batas sistem maka sangat sulit untuk menjelaskan suatu sistem. Batas sistem akan memberikan batasan (scope) tinjauan terhadap sistem.

  3. Lingkungan luar sistem(Environtment system)

    Lingkungan sistem adalah segala sesuatau yang berada diluar sistem. Lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya, lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan jika mungkin ditiadakan.

  4. Penghubung antar muka(interface)antar komponen

    Penghubung antar muka merupakan komponen sistem yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung antar muka merupakan sarana yang memungkinkan setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam rangka menjalankan fungsi masing-masing komponen. Dalam dunia komputer, penghubung antar muka dapat berupa berbagai macam tampilan dialog layar monitor yangmemungkinkan seseorang dapat dengan mudah mengoperasikan sistem aplikasi komputer yang digunakan.

  5. Masukan(Input)

    Masukan merupakan kompoen sistem yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukkan kedalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna.

  6. Pengolah(Processing)

    Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para pemakainya.

  7. Keluar(Output)

    Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  8. Sasaran(Objective) dan tujuan (goal)

    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem. Sasaran sistem adalah apa yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang relative pendek, sedangkan tujuan merupakan kondisi/hasil akhir yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang panjang. Dalam hal ini, sasaran merupakan hasil pada setiap tahapan tertentu yang mendukung upaya pencapaian tujuan”.

Berdasarakan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik .kesimpulan bahwa suatu “sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu diantaranya :

  1. Komponen(Component)

    Sebuah sistem akan terdiri dari komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan.

  2. Batasan sistem(Boundary)

    Batasan kemampuan komputer atau tenaga manusia yang mengoperasikannya baik itu berupa peralatan personal dan biaya yang dibutuhkan serta dikeluarkan.

  3. Lingkungan luar sistem(Environtment system)

    Adalah suatu kondisi dapat mempengaruhi kerja sebuah sistem. Kondisi ini dapat berupa kondisi yang baik atau menguntungkan dan merugikan.

  4. Penghubung(Interface)

    Adalah suatu penghubung sehingga masing-masing komponen dapat saling berinteraksi.

  5. Masukan(Input)

    Elemen pada sistem komputer yang bertugas untuk menerima data masukan melalui keyboard.

  6. Keluaran(Output)

    Elemen dari sistem komputer yang bertugas menghasilkan keluaran dalam bentuk laporan, grafik, dan lain-lain.

  7. Pengolah(Process)

    Merupakan bagian dari sistem yang bertugas memproses semua data masukan menjadi data keluaran sesuai yang diinginkan dapat berupa peringkasan.

  8. Tujuan(Goal)

    Digunakannya komputer bertujuan untuk membantu mengurangi pekerjaan yang dilakukan oleh manusia sepenuhnya dalam melakukan pengolahan data untuk mencapai tujua yang semaksimal mungkin”.

Perancangan Sistem

Menurut Jhon dan Gery Grudnitski (2007:57), ”Perancangan sistem adalah berupa penggambaran perancangan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.

“Pada metode analisa sistem dan perancangan sistem yang menggunakan metode yang dikenal dengan nama System Develoment Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodelogi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dari usaha analisa dan desain. Langkah-langkah SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut :

  1. Perancangan sistem

    Dalam tahapan perencanaan sistem ini dijelaskan bagaimana langkah-langkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi mobile.

  2. Analisa sistem

    Melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekurangannya.”(Jurnal CCIT,2011:203)

Secara garis besar tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem, dan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancangan bangun yang lengkap kepada pemogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Beberapa ahli mendefinisikan informasi sebagai berikut:

  1. Menurut Agus Mulyanto (2009 : 12), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata”.

  2. Menurut Jimmy L.Goal (2008 :8), “Informasi adalah data yang telah diproses atau diolah ke dalam bentuk yang berarti untuk penerimanya dan merupakan nilai yang sesungguhnya atau dipahami dalam tindakan atau keputusan yang sekarang atau nantinya”.

  3. “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan suatu keputusan. (Jurnal CCIT,2012:57)

Berdasarkan pendapat yang dikemukan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu”.

Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari 3 (tiga) hal (Tata 2005 : 35), yaitu:

  1. Akurat (accurate), berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan.

  2. Tepat pada waktunya (timeliness), berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

  3. Relevan (relevance), berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Fungsi Informasi

Menurut (George M.Scoot : 2003), “Fungsi informasi adalah untuk menambah pengetahuan dan mengurangi ketidak pastian pemakai informasi. Fungsi informasi tidak mengarahkan pengambilan keputusan mengenai apa yang harus dilakukan, tetapi untuk mengurangi keanekaragaman dan ketidak pastian yang menyebabkan diambilnya suatu keputusan yang baik.

Definisi Sistem Informasi

Secara umum Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.

Menurut O’Brien (2005,15), sistem informasi adalah suatu kombinasi teratur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.

Leitch Rosses (dalam Jugiyanto, 2005 : 11) mengemukakan sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Definisi perancangan sistem adalah suatu tahap setelah menganalisa suatu sistem dengan mempersiapkan komponen-komponen bagi pemenuhan kebutuhan yang diperlukan oleh suatu sistem dan persiapan untuk mewujudkannya dalam bentuk sistem yang nyata dapat menggambarkan sistem yang dibentuk berupa perencanaan sistem, pembuatan sketsa dan pengaturan-pangaturan elemen-elemen yang terkait baik berupa perangkat lunak maupun perangkat keras dari penggunaan komputer agar sistem yang dibangun dapat berfungsi secara optimal dan mempunyai manfaat yang besar.

Modal utama sebuah sistem adalah masukan (input), proses, dan keluaran (output). Merupakan sebuah sistem sederhana, sebab sebuah sistem dapat memiliki beberapa masukan dan keluaran.

Definisi Pembelian (Purchasing)

Menurut Sofjan Assauri (2008,p.223) Pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap pelaksanaan fungsi ini, karena pembelian menyangkut investasi dana dalam persediaan dan kelancaran arus bahan ke dalam pabrik.

Sedangkan menurut Mulyadi (2007,p.711) aktivitas dalam proses pembelian barang adalah:

  1. Permintaan pembelian

  2. Pemilihan pemasok

  3. Penempatan order pembelian

  4. Penerimaan barang, dan

  5. Pencatatan transaksi pembelian

Permintaan pembelian adalah contoh suatu aktivitas yang merupakan satuan pekerjaan yang ditujukan untuk memicu bagian pembelian melakukan pengadaan barang sesuai dengan spesifikasi dan jadwal sebagaimana yang dibutuhkan oleh pemakai barang. Penerimaan barang adalah contoh aktivitas tentang penerimaan kiriman dari pemasok sebagai akibat adanya order pembelian yang dibuat oleh bagian pembelian.

Beberapa pengertian tentang pembelian (Purchasing):

  1. Purchasing adalah kegiatan pengadaan barang atau jasa untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Tujuan utama dari purchasing department adalah untuk menjaga kualitas dan nilai dari produk perusahaan, meminimalisasikan perputaran modal yang dipakai untuk penyediaan stok barang, menjaga aliran barang masuk dan barang keluar, dan memperkuat daya saing organisasi atau perusahaan. Purchasing juga bisa dikatakan dalam penerimaan dan pemrosesan permintaan resmi (proses pembelian barang), membuat penawaran dan mencari barang, evaluasi penawaran, pemeriksaan atas barang yang diterima dan mengawasi atas penyimpanan dan pemakaian yang tepat.

  2. Purchasing dapat diartikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa yang diperlukan oleh perusahaan dan dapat diterima tepat pada waktunya dengan mutu yang sesuai serta harga yang menguntungkan.

  3. Purchasing adalah salah satu fungsi utama diantara fungsi-fungsi penting lainnya yang ada didalam suatu perusahaan atau perhotelan, seperti: administrasi, pembukuan, penjualan dan pemasaran. Pembelian telah banyak didefinisikan oleh para ahli dengan meninjau sudut pandang yang berbeda namun pada dasarnya memiliki pengertian yang sama.

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa purchasing atau pembelian adalah suatu usaha dalam memenuhi kebutuhan atas barang dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan dengan melihat kualitas atau mutu, kuantitas dari barang yang dikirim, serta harga dan waktu pengiriman yang tepat.

Definisi Bahan Baku

Menurut Mulyadi (2000:295), "Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau pengolahan sendiri".

Sedangkan menurut Cangemi, M. P., & Singleton, T. (2003:253), "Raw material inventory is current asset consisting of the supplies and direct to be used in manufacturing a farm's product".

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa bahan baku adalah bahan yang menjadi dasar terbentuknya suatu produk sehingga menjadi barang jadi yang menjadi persediaan bagi perusahaan dan menjadi aset lancar perusahaan, yang diperoleh dari pembelian pembelian lokal, impor atau pengolahan sendiri.


Definisi Tentang Fashion

Berbicara mengenai fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Dan berbicara tentang pakaian adalah berbicara mengenai sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita. Seperti yang di kutip oleh Idi Subandi Ibrahim (peneliti media dan kebudayaan pop dalam pengantar buku Malcolm Barnard, fashion dan komunikasi: 2007): Thomas Carlyle mengatakan,”pakaian adalah perlambang jiwa”. Masih menurut Idi, “pakaian tak bisa di pisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia”.

Studi tentang fashion adalah bukan hanya tentang pakaian, tapi juga peran dan makna pakaian dalam tindakan sosial. Dengan kata lain, fashion bisa di definisikan sebagai kulit sosial. Yang didalamnya membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu yang adalah suatu bagian dari kehidupan sosial. Di samping itu fashion juga mengekspresikan suatu identitas tertentu. pakaian adalah salah satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas dari penampilan luar, yang dengannya seseorang menempatkan diri mereka terpisah dari orang lain, yang selanjutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok tertentu.

Hal diatas sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa fashion merupakan salah satu bentuk gaya hidup yang dapat dicoba, dipertahankan, atau ditinggalkan (Piliang, 2004: 306), “kecenderungan pada trend busana baru lebih dimotifasi oleh sebuah pemikiran bagaiman mengespresikan diri lewat pakaian yang mereka pakai”.

Begitu pula halnya meski semua busana atau dandanan akan menghadirkan gaya tertentu, tapi tak semua gaya itu akan menjadi fashion. Malcolm Barnard mengatakan bahwa,”ketika suatu gaya berlalu maka bisa dikatakan ketinggalan jaman alias tidak fashion lagi”. Fashion adalah salah satu cara bagi suatu kelompok untuk mengidentifikasi dan membentuk dirinya sendiri sebagai suatu kelompok. Begitu suatu masyarakat muncul, kemudian masyarakat kapitalis muncul, fashion pun muncul. Dan fashion biasanya mengkomunikasikan atau memiliki kekuatan yang di ketahui secara umum.

Teori Khusus

Konsep Dasar Unified Modelling Language (UML)

Definisi Unified Modelling Language (UML)

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan tentang definisi (Unified Modeling Language) UML, yaitu:

  1. Menurut Nugroho (2010:6), “UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.

  2. Menurut Nugroho (2009:4), “UML (Unified Modeling Language) adalah Metodologi kolaborasi antara metoda-metoda Booch, OMT (Object Modeling Technique), serta OOSE (Object Oriented Software Enggineering) dan beberapa metoda lainnya, merupakan metodologi yang paling sering digunakan saat ini untuk analisa dan perancangan sistem dengan metodologi berorientasi objek mengadaptasi maraknya penggunaan bahasa pemrograman berorientasi objek (OOP)”.

  3. “(Unified Modeling Language) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal dalam bidang pengembangan sistem yang berorientasi objek”. Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku. Sebagai sebuah sketsa, UML berfungsi sebagai jembatan dalam mengkomunikasikan beberapa aspek dari sistem.”(Jurnal CCIT,2008:70)

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Object Oriented Programming (OOP).

Langkah-langkah Penggunaan Unified Modelling Language (UML)

Menurut Henderi (2008:6), langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.

  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

  6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.

  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.

  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detailkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan: a. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test. b. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

Konsep Pemodelan Menggunakan UML

Menurut Nugroho (2010:10), “Sesungguhnya tidak ada batasan yag tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management)”.

Bangunan Dasar Metodologi Unified Modelling Language (UML)

Menurut Nugroho (2010:117)., “Bangunan dasar metodologi UML menggunakan tiga bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu :

  1. Sesuatu (Things)

    Ada 4 (empat) Things dalam UML, yaitu:

    1. Structural things merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual. 2. Behavioral things merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML),biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu. 3. Grouping things merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem. 4. Annotational things merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML)dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).

  2. Relasi (Relationship)

    Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modelling Language (UML), yaitu:

    1. Ketergantungan merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri(independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri(dependent). 2. Asosiasi merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya. 3. Generalisasi merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi. 4. Realisasi merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

Jenis-jenis diagram UML (Unified Modeling Language)

Menurut Henderi (2008:5), Berikut ini adalah definisi mengenai 5 diagram UML:

  1. Use Case Diagram secara grafis menggambarkan interaksi antara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu. Use case secara naratif digunakan untuk secara tekstual menggambarkan sekuensi langkah-langkah dari setiap interaksi.

  2. Class Diagram menggambarkan struktur object sistem. Diagram ini menunjukkan class object yang menyusun sistem dan juga hubungan antara class object tersebut.

  3. Sequence Diagram secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi.

  4. State Chart Diagram digunakan untuk memodelkan behaviour objek khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek beralih dari satu state ke state yang lain.

  5. Activity Diagram secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Penelitian sebelumnya (literature review) merupakan survey literatur tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (emprical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian. Literatur review bukan hanya mengumpulkan jurnal atau hasil penelitian yang sesuai dengan topik penelitian. Bagian utama dari literatur review berisi tentang tujuan penelitian, model yang digunakan, data dan hasil atau kesimpulan dari sebuah penelitian. Bagian pokok yang tidak boleh dilewatkan yaitu tentang diskusi atau tanggapan penulis atau peneliti tentang literatur review.

Jika memungkinkan dan sangat dianjurkan untuk mencarikan jurnal atau hasil penelitian yang mendukung dan tidak dari jurnal yang direview dengan maksud peneliti akan mendapatkan gambaran permasalahan yang dihadapi lebih detail dan mendalam dari sisi yang se-aliran pemikiran dan berbeda pemikiran.

Langkah-langkah Melakukan Kajian Literature Review

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan kajian literature review (Suryo dkk, 2010:87), yaitu:

  1. Mengidentifikasi kesenjangan (identify gaps) penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

  5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan diarea penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya yang berharga.

Literature Review

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Kuliah Kerja Praktek ini, yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Friya Benny Utama

    Penelitian yang dilakukan oleh Friya Benny Utama dari Universitas Sebelas Maret tahun 2011 yang berjudul ”Evaluasi Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku Pada Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta” tentang evaluasi sistem pembelian bahan baku pada PT. Iskandar Indah Textile Surakarta. Penelitian ini menjelasakan bahwa sistem pembelian diperusahaan tersebut masih kurang baik, dimana tidak adanya nomor urut dokumen tercetak dan tidak ada pemisahan fungsi penerimaan barang dan penyimpanan barang dalam perusahaan. Sehingga dalam proses penerimaan dan penyimpanan barang masih banyak mengalami kendala.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Fefi Wuri Ambarwati dan Isharijadi

    Penelitian yang dilakukan oleh Fefi Wuri Ambarwati dan Isharijadi dari IKIP PGRI Madiun tahun 2012 yang berjudul ”Analisis Sistem Informasi Pembelian bahan baku Secara Tunai Guna Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Pada PT. Dwi Mulyo Lestari Madiun” yang menganalisa terjadi kesamaan fungsi pada bagian gudang, yaitu fungsi penerimaan dan penyimpanan barang. Dimana dampak dari msalah itu adalah stock bahan baku di gudang yang tidak jelas jumlah dan kapasitas yang berada di gudang.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Marisa Astania

    Penelitian yang dilakukan oleh Marisa Astania dari Universitas Andalas tahun 2010 yang berjudul ”Analisa Sistem Pengadaan Bahan Baku dan Produksi Cassiavera Pada CV.Rempahsari Padang”. Dimana pada penelitian tersebut menemui sistem pembelian bahan baku belum terkelola dengan baik, hal ini terlihat dari penentuan pembelian bahan baku dilakukan oleh pimpinan dan sebaiknya keputusan dalam melakukan pembelian ditugaskan kepada bagian gudang dan produksi sebab mereka yang lebih mengetahui jumlah bahan baku yang terpakai dan yang tersimpan di gudang.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Metrox Group didirikan pada tahun 2004 oleh seorang pengusaha yang bernama Freddie . Beliau telah memiliki pengalaman professional yang banyak, antara lain sebagai bagian dari tim editorial disalah satu majalah terkenal Singapura, dan produk anggota tim pengembang disebuah perusahaan mapan. Sekarang di Metrox Group beliau bertanggung jawab sebagai pemilik perusahaan (owner), sementara pada saat yang sama beliau juga memberikan arah dalam merchandising, kreatif dan departemen promosi.

Saat ini, Metrox Group memegang 20 lisensi merek internasional maupun lokal. Sebut saja seperti Timberland, Crocs, Superdry, SOIM, Shaga, RIMOWA, Y-3, dan concept store Mezzo. Salah satu dari perusahaan yang bergabung dengan Metrox Group adalah PT. Metrox Lifestyle. PT. Metrox Lifestyle merupakan perusahaan ritel, yang saat ini membawahi berbagai merek lokal dan internasional seperti Wakai, SLVR, D:Fuse, Porsche Design, Timberland, Crocs, dan The Little Things She Needs.


Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, PT. Metrox Lifestyles telah menerapkan pembagian tugas dan wewenang personil yang ada berdasarkan kemampuannya, hal ini dilakukan dengan harapan dapat tercapaimya organisasi yang efektif, efisien, dan dinamis.

Susunan struktur organisasi PT. Mertox Lifestyles adalah sebagai berikut:

  1. Pemilik perusahaan (Owner)

  2. Operational Manager

  3. Sekretaris

  4. Manager Bagian

  5. Assistant Manager Bagian

  6. Staff

  7. Karyawan

Untuk memperjelas persepsi tentang struktur organisasi yang tela penulis paparkan diatas, berikut ini bagian struktur organisasi pada PT. Metrox Lifestyles.


Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab dari msing-masing bagian yang ada di struktur organisasi diatas adalah sebagai berikut:

  1. Pemilik perusahaan (Owner)

    Disini pemilik perusahaan ikut berperan dalam membantu perkembangan perusahaan.

  2. Operational Manager

    Membuat laporan sebagai pertanggung jawaban kepada pemilik perusahaan (owner).

  3. Sekretaris

    Mengatur jadwal agenda rapat para pemegang saham

    Mendokumentasikan semua arsip penting perusahaan

  4. Manager Bagian

    Menangani perkembangan bagian yang bersangkutan

    Membuat laporan sebagai pertanggung jawaban kepada Operational Manager

  5. Assistant Manager Bagian

    Mengatur jalannya kegiatan pada bagian yang bersangkutan

  6. Staff

    Melakukan perhitungan, peremajaan, stabilitasi data-data perusahaan

  7. Karyawan

    Melakukan tugas dan fungsinya sesuai bagian yang telah ditentukan

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalam

Prosedur sistem pembelian barang fashion pada PT.Metrox Lifestyles adalah sebagai berikut:

  1. Prosedur Pemesanan Barang

    Pada tahap ini bagian produksi memberikan Form Indent yang berisi data barang apa saja yang dibutuhkan kepada bagian pembelian. Form Indent tersebut rangkap 2 (dua) yang putih diberikan kepada bagian purchasing dan yang merah lagi disimpan oleh bagian gudang dalam bentuk Arsip Form Indent. Setelah itu bagian pembelian membuat PO untuk memesan barang kepada supplier melalui fax. Setelah PO diterima oleh supplier dan di acc, lalu difax kembali dan diarsipkan oleh bagian pembelian dalam bentuk arsip PO.

  2. Prosedur Penerimaan Barang

    Pada tahap ini bagian pembelian menerima barang dari supplier sesuai dengan pesanan. Supplier juga mengirimkan surat jalan, yang berisikan data barang yang dipesan, data kwitansi, dan surat jalan. Bagian pembelian mencocokan antara data yang ada pada surat jalan dengan data pada arsip PO yang telah di acc sebelumnnya. Bila benar maka bagian pembelian mengcopy kwitansi dan surat jalan sebelum kwitansi diteruskan pada bagian keuangan. Data pada surat jalan juga disimpan kedalam arsip surat jalan oleh bagian pembelian.

  3. Prosedur Pembayaran

    Pada proses ini supplier memberikan kwitansi atau tanda bukti pembayaran. Dalam hal pembayaran ini dilakukan oleh bagian keuangan, setelah itu bagian keuangan melakukan pembayaran kepada supplier dan pembayaran ini dilakukan secara tunai setelah barang diterima dansesuai dengan pesanan. Setelah proses pembayaran dilakukan, maka dilakukan proses penyimpanan data pembayaran yang berupa kwitansi kedalam arsip kwitansi.

  4. Pembuatan laporan

    Merupakan proses terakhir yang dilakukan oleh bagian pembelian dan keuangan. Pembuatan laporan ini dibuat berdasarkan fakta pembelian barang yang diambil dari arsip PO dan surat jalan., yang selanjutnya akan diberikan kepada manager. Kemudian manager memberikan laporan ke owner untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Pembuatan laporan ini biasanya dibuat dalam periode bulanan.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

Konfigurasi Sistem Berjalan

Permasalahan Yang DIhadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian yang penulis paparkan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, antara lain:

  1. Sistem pembelian bahan baku fashion di PT. Metrox Lifestyles belum optimal karena dalam proses pencatatan dan proses perhitungannya masih menggunakan cara manual dan masih menggunakan media kertas untuk proses pengarsipan.

  2. Penerapan proses dalam sistem pembelian bahan baku fashion di PT. Metrox Lifestyles masih rumit dan masih banyak masalah, dimana pada bagian gudang mengalami kesulitan untuk mengetahui stock bahan baku yang ada pada gudang dikarenakan data dan barang jumlahnya berbeda.

Saran

Maju atau tidaknya suatu badan usaha terutama dunia perdagangan dalam usaha meningkatkan perekonomian harus sesuai dengan tujuan dari perusahaan itu sendiri. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis memberikan saran-saran untuk kelancaran sistem pembelian pada PT. Metrox Lifestyles sebagai berikut:

  1. Untuk mengoptimalkan sistem pembelian bahan baku fashion tersebut seharusnya sudah menggunakan sistem yang berbasis komputer. Dengan menggunakan sistem yang berbasis komputer pemesanan barang yang semula dikerjakan secara manual sekarang dapat langsung diproses dan ditampilkan hasilnya serta menghemat waktu para karyawan, karena prosesnya lebih cepat dan efisien.

  2. Cara menerapkan proses yang tepat dalam sistem pembelian bahan baku fashion tersebut seharusnya sudah menggunakan sistem yang sudah terkomputerisasi dengan baik, agar dalam proses pengolahan data bisa lebih efektif, cepat, dan akurat sehingga data-data yang ada dapat tersimpan dengan baik dan dengan sistem yang sudah terkomputerisasi ini dapat diperoleh data-data yang diperlukan dalam waktu singkat, data yang dibaca kembali untuk dilakukan perbaikan atau peng-editan apabila hal tersebut dianggap perlu dilakukan.

Contributors

Admin, Muhamadnurhasan