KP1022465178

Dari widuri
Ini adalah revisi disetujui dari halaman ini; bukan revisi terkini. Lihat revisi terbaru.
Lompat ke: navigasi, cari

SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI MASALAH PADA

JARINGAN WIRELESS DENGAN MENGGUNAKAN

MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0


LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK


jpg


OLEH :


1022465178 RIOWALDY ARIFIN




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

TANGERANG

(2013/2014)

LEMBAR PERSETUJUAN



SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI MASALAH PADA

JARINGAN WIRELESS DENGAN MENGGUNAKAN

MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0

   

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat untuk mengikuti Skripsi pada Jurusan

Teknik Informatika Konsentrasi Software Engineering STMIK Raharja





Tangerang, 6 Juni 2014




Dosen Pembimbing




(Sugeng Santoso, M.Kom)

NID. 03009

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN KULIAH KERJA PRAKTEK (KKP)

   


Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM  : 1022465178
Nama  : Riowaldy Arifin
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Teknik Informatika
Konsentrasi  : Software Engineering



Menyatakan bahwa Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini adalah hasil karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang ada di Perguruan Tinggi Raharja maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan di atas tidak benar.





Tangerang, 6 Juni 2014
Riowaldy Arifin
NIM. 1022465178


*)Tandatangan dibubuhi materai 6.000

ABSTRAKSI


Di zaman teknologi yang canggih, maka tidak dapat dielakkan lagi akan ketergantungan kehidupan manusia terhadap informasi dan juga komunikasi. Komunikasi dan informasi ini dapat dilakukan dengan sarana internet. Komunikasi jaringan tanpa kabel juga sekarang banyak digunakan dikalangan masyarakat, baik disebuah perusahaan atai ditempat-tempat umum. Jaringan tanpa kabel yang banyak digunakan pada zaman sekarang ini adalah jaringan wireless. Namun dalam pemakaiannya, banyak gangguan-gangguan yang menghambat jaringan wireless tersebut, diantaranya sinyal dari perangkat jaringan wireless kurang bagus atau lemah karena cuaca yang kurang baik, banyaknya karyawan yang memakai wireless dengan handphone, adanya noise atau sinyal pengganggu yang beroperasi pada frekuensi, interval dan area yang sama. Oleh karena itu dibutuhkan suatu teknologi yang memungkinkan manusia mengetahui masalah-masalah yang menghambat jaringan wireless tersebut yang bernama sistem pakar. Dengan sistem pakar seseorang bisa menganalisa dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada jaringan wireless.

Kata Kunci : Wireless, Noise, Sistem pakar.


ABSTRACT


In an age of advanced technology, it is inevitable to human life dependence on information and communication. Communication and information can be done by means of the internet. Communication wireless network are also now widely used in the community, either at a company or in public places. Wireless networks are widely used in today's times is the wireless network. But in use, many disorders that impede the wireless network, such as the signal of the wireless network is not good or weak due to unfavorable weather, the number of employees who use the mobile wireless, or signal the presence of noise nuisance which operates at a frequency, interval and the same area. Therefore, we need a technology that allows people to know the problems that hinder the wireless network called expert systems. With one expert system can analyze and resolve the problems that occur in the wireless network. .

Keywords : Wireless, Noise, Expert systems.

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang merupakan prasyarat dalam kegiatan akademik ini dengan baik.

Pada kesempatan ini, besar harapan penulis agar dalam penulisan laporan Kuliah Kerja Praktek dapat menjadi tolak ukur dalam pengembangan sistem yang berjalan. Karena terbatasnya kemampuan yang penulis miliki, maka dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa mendatang.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja dan Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja dan juga sebagai dosen pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika Strata Satu.
  4. Keluarga tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan moril maupun materil yang tidak ternilai.
  5. Bapak dan Ibu dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  6. Seluruh Staff PT. Tugu Pakulonan yang memberikan data serta banyak membantu dalam pembuatan laporan ini.
  7. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu pada kesempatan ini yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini.

  8. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penulis untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dapat diterima sehingga mempunyai arti dan makna yang berarti baik bagi penulis dan terlebih bagi lingkungan sekitar





    Tangerang, 6 Juni 2014
    Riowaldy Arifin
    NIM. 1022465178

    DAFTAR GAMBAR


    Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Tugu Pakulonan

    Gambar 3.2 Use Case Diagram

    Gambar 3.3 Activity Diagram

    Gambar 3.4 Sequence Diagram

    Gambar 3.5 Tampilan Home Program

    Gambar 3.6 Tampilan Profil Perusahaan

    Gambar 3.7 Tampilan Login Admin

    Gambar 3.8 Tampilan Form Diagnosa

    DAFTAR SIMBOL

    Daftar Simbol Use Case Diagram.png

    Tabel 1 Simbol Use Case Diagram


    Daftar Simbol Activity Diagram.png

    Tabel 2 Simbol Activity Diagram


    Daftar Simbol Sequence Diagram.png

    Tabel 3 Simbol Sequence Diagram

    BAB I

    PENDAHULUAN


    Latar Belakang

    Pada zaman yang semakin canggih ini, komunikasi jaringan tanpa kabel semakin banyak digunakan di berbagai bidang. Komunikasi jaringan tanpa kabel yang sekarang banyak digunakan adalah wireless. Namun dalam pemakaian wireless pasti akan ada gangguan-gangguan yang menghambat komunikasi.

    Oleh karena itu dibutuhkan suatu teknologi yang memungkinkan manusia mengetahui masalah-masalah yang menghambat jaringan wireless tersebut. Sistem pakar (expert system) adalah program penasehat berbasis komputer yang mencoba meniru proses berpikir dan pengetahuan dari seorang pakar dalam menyelesaikan masalah-masalah spesifik. Dengan sistem pakar seseorang bisa menganalisa dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada jaringan wireless. Penulis akan melakukan penelitian di PT. Tugu Pakulonan yang terletak di daerah Serpong, dimana perusahaan tersebut sering terjadi gangguan pada jaringan wireless. Tidak hanya menghambat pekerjaan yang menggunakan internet, tapi juga menghambat komunikasi dengan customer atau supplier.

    Untuk memudahkan seseorang dalam menganalisa dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada jaringan wireless, maka penulis berinisiatif untuk membuat penelitian yang berjudul SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI MASALAH PADA JARINGAN WIRELESS DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0. Alasan penggunaan Visual Basic pada sistem pakar ini karena Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung object atau OOP (Object Oriented Programming) dan memiliki fasilitas user interface yang menarik dan mudah dipakai serta dikembangkan.


    Rumusan Masalah

    Setelah melihat latar belakang diatas, maka penulis mengambil kesimpulan rumusan-rumusan masalah yang ada yaitu sebagai berikut :

    1. Masalah apa saja yang sering terjadi pada jaringan wireless ?
    2. Bagaimana cara mengatasi masalah yang sering terjadi pada jaringan wireless agar tidak menghambat pekerjaan ?
    3. Apakah jaringan wireless dapat mempermudah proses komunikasi ?

     

    Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup yang akan dijelaskan antara lain adalah konsep dan pengertian sistem pakarnya itu sendiri. Dalam hal ini yaitu sistem pakar untuk menelusuri masalah-masalah pada jaringan wireless dan cara mengatasi masalah-masalah tersebut.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    1. Tujuan Individual

    a. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempraktekan ilmu yang sudah didapat pada mata kuliah yang telah diajarkan.

    b. Persyaratan untuk kelulusan mata kuliah kerja praktek (KKP).
    2. Tujuan Fungsional
    Dari hasil penelitian sistem pakar untuk mendeteksi masalah pada jaringan wireless menggunakan Visual Basic tersebut adalah untuk mempermudah user untuk menganalisis dan mengetahui apa saja penyebab masalah pada jaringan wireless.
    3. Tujuan Operasional
    Merupakan keinginan yang ada dalam diri sendiri dan mengukur kemampuan apakah bisa membuat suatu sistem pakar karena sistem pakar itu sendiri mempunyai banyak kelebihan.

     

    Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah :

    a. Manfaat Individual
    Dapat mengetahui cara kerja sistem tersebut dan mengetahui interaksi antara jaringan wireless dengan suatu software.
    b. Manfaat Fungsional
    Dapat mempermudah dalam pekerjaan karena jika ada masalah dalam jaringan wireless kita bisa menganalisa apa yang menjadi penyebab masalah tersebut dan bisa tahu cara mengatasinya.

     

    Metode Penelitian

    Metode Pengumpulan Data

    a. Observasi

    Merupakan cara pengumpulan data dimana penelitian dilaksanakan langsung ke PT. Tugu Pakulonan yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan.

    b. Wawancara

    Selain observasi, pennulis juga melakukan wawancara kepada karyawan bagian IT untuk mengetahui apa saja yang sering menjadi masalah pada jaringan wireless.

    c. Studi Pustaka

    Metode untuk mendapatkan informasi dengan mencatat dan mempelajari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai sumber tertulis.
     

    Metode Analisa

    a. Metode Analisa Sistem

    Metode yang digunakan untuk analisa sistem ini adalah metode analisa SWOT. SWOT adalah perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (streghts), kelemahan (weaknesses), peluang (oportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
     

    Metode Perancangan

    Dalam perancangan ini menggunakan metode flowchart atau bagan alir untuk menggambarkan tahap-tahap penyelesain masalah (prosedur) beserta aliran data dengan simbol-simbol yang mudah dipahami.

    Tujan utama penggunaan flowchart adalah untuk menyederhanakan rangkaian proses atau prosedur untuk memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi, dan design sebuah flowchart memiliki keringkasan jelas dan logis.

     

    Metode Prototype

    Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat.

    Dalam menerapkan prototype ini menggunakan Evolutionary karena pada metode ini hasil prototype tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

     

    Sistematika Penulisan

    Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan kuliah kerja praktek (KKP) ini, maka penulis mengelompokan materi penulisan menjadi 4 bab yang masing-masing saling berkaitan antara bab satu dengan lainnya sehingga menjadi kesatuan yang utuh, yaitu :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Pada bab ini dijelaskan tentang uraian teoritis mengenai pengertian-pengertian meliputi pengertian sistem pakar, jaringan wireless, metode penyusunan data serta mengenai bahasa pemrograman yang digunakan.

    BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Berisi tentang analisa organisasi, prosedur sistem, flow chart sistem, desain input output, diagram blok rangkaian dan konfigurasi sistem..

    BAB IV PENUTUP

    Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan pada Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    BAB II

    LANDASAN TEORI



    Teori Umum

    Konsep Dasar Sistem

    1. Definisi Sistem

    Ada beberapa pendapat dari para ahli yang menjelaskan mengenai definisi sistem diantaranya :

    Menurut Agus Mulyanto (2009:1)[1], "Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu kesatuan. Dalam bidang sistem informasi, sistem diartikan sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Apabila suatu komponen tidak memberikan kontribusi terhadap sistem untuk mencapai tujuan, tentu saja komponen tersebut bukan bagian dari sebuah sistem". (2009:2)"Dalam bidang sistem informasi, sistem diartikan sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan input dalam proses transformasi yang teratur".

    Menurut Tata Sutabri (2012:10)[2] Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain, dan terpadu.

    Menurut Jogiyanto H.M (2009:2)[3] Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, berkumpul bersama-sama melakukan semua kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa "Sistem adalah sekumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu".

    2. Karakteristik Sistem

    Menurut Tata Sutabri (2012:20)[4], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Komponen Sistem (Components System)
      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
    2. Batas Sistem (Boundary System)
      Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
    3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)
      Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.
    4. Penghubung Sistem (Interface System)
      Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
    5. Masukan Sistem (Input System)
      Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
    6. Pengolahan Sistem (Processing System)
      Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
    7. Keluaran Sistem (Output System)
      Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
    8. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goals)
      Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
    3. Klasifikasi Sistem

    Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya (Tata Sutabri, 2012:22)[4] :

    1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
      Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem persediaan barang.
    2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)
      Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.
    3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
      Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertadingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.
    4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)
      Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

       

    Teori Khusus

    Definisi Sistem Pakar

    Kecerdasan buatan adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berprilaku cerdas seperti manusia. Ilmu komputer tersebut mengembangkan perangkat lunak dan perangkat keras untuk menirukan tindakan manusia. Aktifitas manusia yang ditirukan seperti penalaran, penglihatan, pembelajaran, pemecahan masalah, pemahaman bahasa alami dan sebagainya.

    Martin dan Oxman dalam Kusrini (2006:11)[5] "Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah, yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu".

    1. Konsep Dasar Sistem Pakar

    Konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli atau pakar, pengalihan keahlian, mengambil keputusan, aturan, kemampuan menjelaskan.

    Keahlian

    Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau dari pengalaman. Bentuk pengetahuan yang termasuk keahlian :

    1. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.
    2. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.
    3. Aturan-aturan berkenaan dengan lingkup permasalahan tertentu.
    4. Meta-knowledge(pengetahuan tentang pengetahuan).
    Ahli/Pakar

    Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan, menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecahkan masalah dengan cepat dan tepat.

    Pengalihan Keahlian

    Tujuan dari sistem pakar adalah untuk mentransfer keahlian dari seorang pakar kedalam komputer kemudian ke masyarakat. Proses ini meliputi 4 kegiatan, yaitu perolehan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya), representasi pengetahuan ke komputer, kesimpulan dari pengetahuan dan pengalihan pengetahuan ke pengguna.

    Mengambil Keputusan

    Hal yang unik dari sistem pakar adalah kemampuan untuk menjelaskan dimana keahlian tersimpan dalam basis pengetahuan. Kemampuan komputer untuk mengambil kesimpulan dilakukan oleh komponen yang dikenal dengan mesin inferensi yaitu meliputi prosedur tentang pemecahan masalah.

    Aturan (Rule)

    Sistem pakar yang dibuat merupakan sistem yang berdasarkan pada aturan-aturan dimana program disimpan dalam bentuk aturan-aturan sebagai prosedur pemecahan masalah. Aturan tersebut biasanya berbentuk IF-THEN.

    Kemampuan Menjelaskan

    Keunikan lain dari sistem pakar adalah kemampuan dalam menjelaskan atau memberi saran atau rekomendasi serta juga menjelaskan mengapa beberapa tindakan atau saran tidak direkomendasikan.

    2. Tujuan Sistem Pakar

    Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudain dialihkan ke orang lain yang bukan ahli. Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain), menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecahkan aturan-aturan jika dibutuhkan dan menentukan relevan tidaknya keahlian mereka.

    Proses pengalihan pengetahuan membutuhkan 4 aktivitas, yaitu :

    1. Tambahkan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya).
    2. Representasikan pengetahuan (ke komputer).
    3. Lakukan inferensi pengetahuan.
    4. Pengalihan pengetahuan ke user.

    Pengetahuan yang disimpan ke dalam komputer disebut basis pengetahuan. Ada 2 tipe pengetahuan, yaitu fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan).

    3. Permasalahan Yang Dapat Diselesaikan Dengan Sistem Pakar

    Sistem pakar dapat diaplikasikan untuk memecahkan berbagai permasalahan. Umumnya kecepatan dalam memecahkan masalah pada suatu sistem pakar relatif lebih cepat dibandingkan dengan seorang pakar manusia. Hal ini sudah dibuktikan pada beberapa sistem pakar yang terkenal didunia.

    Berikut ini contoh berbagai masalah yang dapat diselesaikan dengan menggunakan sistem pakar :

    1. Interpretasi, pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal dan beberapa analisis kecerdasan lainnya.
    2. Prediksi, diantaranya peramalan, prediksi demografis, peramalan ekonomi, prediksi lalulintas, estimasi hasil, militer, pemasaran dan keuangan.
    3. Diagnosis, diantaranya medis, elektronis, mekanis dan diagnosis perangkat lunak.
    4. Perancangan: perancangan sirkuit dan bangunan.
    5. Perencanaan, seperti: perencanaan keuangan, komunikasi, produk dan manajemen proyek.
    6. Monitoring : Computer-Aided Monitoring Sistem.
    7. Debugging : memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan.
    8. Instruksi, untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja. Kontrol, terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan dan monitoring kelakuan sistem.
    4. Ciri-ciri dan Kategori Masalah Sistem Pakar

    Sistem pakar merupakan program-program praktis yang menggunakan strategi heuristik yang dikembangkan oleh manusia untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang spesifik (khusus), disebabkan oleh keheuristikannya dan sifatnya yang berdasarkan pada pengetahuan sehingga umumnya sistem pakar bersifat :

    1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-langkah maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian.
    2. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau mengahapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya.
    3. Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang sering kali tidak sempurna) untukmendapatkan penyelesaiannya.
    4. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
    5. Memiliki kemampuan beradaptasi.
    5. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar

    Suyoto (2004:183)[6] menjelaskan beberapa kelebihan dan kekurangan sistem pakar. Kelebihan sistem pakar diantaranya adalah :

    a. Membantu orang awam untuk menyelesaikan masalah tanpa bantuan para pakar.
    b. Meningkatkan kualitas dan produktivitas.
    c. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
    d. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan dan keahlian para ahli baik yang biasa maupun langka.
    e. Sebagai asisten para ahli, sehingga meringankan pekerjaan para ahli.
    f. Memiliki rebilitas.
    g. Dapat menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

    Adapun kelemahan sistem pakar diantaranya adalah :

    a. Tidak ada jaminan bahwa sistem pakar memuat 100% kepakaran yang diperlukan.
    b. Pengembangan sistem pakar tergantung ada tidaknya pakar dibidangnya sehingga pengembangannya dapat terkendala.
    c. Biaya untuk mendesain, mengimplementasikan, dan memeliharanya dapat sangat mahaltergantung seberapa lengkap dan kemampuannya.

    Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

    1. Definisi UML (Unified Modeling Language)

    Menurut Widodo (2011:6)[7] "UML adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.

    Menurut Nugroho (2009:6)[8] ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

    Menurut Henderi (2009:5)[9] “UML adalah sebuah bahasa pemodelan yang telah menjadi standar dalam industri software untuk visualisasi, merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis OOP (Object Oriented Programming).

    2. Langkah-langkah Penggunaan UML (Unified Modeling Language)

    Menurut Henderi (2010:6), langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

    1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
    2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints, dan catatan-catatan lain.
    3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
    4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harusdisediakan oleh sistem.
    5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
    6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.
    7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
    8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hierarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
    9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen bereaksi dengan baik.
    10. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:
    a. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
    b. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu
    3. Konsep Permodelan Menggunakan UML

    Menurut Nugroho (2010:10), Sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management).

    4. Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)

    Menurut Nugroho (2010:117), bangunan dasar metodologi UML menggunakan dua bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:

    1. Sesuatu (things)

    Ada 4 (empat) things dalam UML, yaitu:

    a. Structural Things

    Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

    b. Behavioral Things

    Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

    c. Grouping Things

    Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

    d. Annotational Things

    Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).

    2. Relasi (Relationship)

    Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :

    a. Ketergantungan (Dependention)

    Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).

    b. Asosiasi (Association)

    Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatubentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.

    c. Generalisasi (Generalization)

    Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor).Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.

    d. Realisasi (Realization)

    Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

    5. Diagram-diagram Unified Modeling Language (UML)

    Berikut ini adalah diagram UML menurut Henderi (2010:6) yaitu:

    a. Use Case Diagram

    Use Case Diagram secara grafis menggambarkan, interaksi secara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu. Use case secara naratif digunakan untuk secara tekstual menggambarkan sekuensi langkah-langkah dari tiap interaksi.

    b. Class Diagram

    Menggambarkan struktur object sistem. Diagram ini menunjukan class diagram yang menyusun sistem dan hubungan antara class object tersebut.

    c. Sequence Diagram

    Secara grafis menggambarkan bagaimana object berinteraksi satu sama lain melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi.

    d. State Chart Diagram

    Digunakan untuk memodelkan behaviour objek khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek dari satu state kestate yang lain.

    e. Activity Diagram

    Secara grafis untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity Diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.

    Konsep Dasar Jaringan Wireless

    1. Definisi Wireless

    Wireless merupakan jaringan tanpa kabel yang menggunakan udara sebagai media transmisinya untuk menghantarkan gelombangelektromagnetik. Perkembangan wireless sebenarnya telah dimulai sejak lama dan telah dibuktikan secara ilmiah oleh para ilmuan dengan penemuan radio dan kemudian dilanjutkan dengan penemuan radar. Kemudian dengan perkembangan kebutuhan informasi bagi manusia, maka penggunaan wireless semakin banyak dan tidak hanya untuk penggunaan radio dan radar saja.

    2. Sejarah Wireless

    Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lainseperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF. Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps.Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum (SS) pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.

    Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps. Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.

    Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebihpendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut. Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya.

    Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b, 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan “Prestandard versions of802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan throughput, keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi. Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas sehingga Anda dapat menempatkan laptop atau klien Wi-Fi sesuka hati. Access Point MIMO dapat menjangkau berbagai perlatan Wi-Fi yg ada disetiap sudut ruangan. Secara teknis MIMO lebih unggul dibandingkan saudara tuanya 802.11a/b/g. Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang dipancarkan oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas mundur dengan 802.11 a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.


    Konsep Dasar Microsoft Visual Basic 6.0

    Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan salah satu bahasa pemrograman yang memiliki banyak fasilitas sehingga sebuah program dapat dikembangkan, termasuk di dalamnya pengembangan sistem pakar. Kelebihan lain dari VB adalah kemampuannya untuk mengkompilasi program dalam bentuk Native Code, yaitu optimisasi pada saat prosesor mengkompilasi dan menjalankan program tersebut. keuntungan yang didapat dari NativeCode adalah kecepatannya dalam mengakses program, di mana hal ini hanya dapat ditemukan pada aplikasi–aplikasi yang di-kompilasi dengan bahasa pemrograman C++.

    Selain kemampuan – kemampuan di atas, VB juga menyediakan fasilitas antarmuka penulisan kode program yang lebih mudah dimengerti dan dipakai sehingga berbagai tipe program dapat dikembangkan di dalamnya, misalnya EXE, DLL, dan OCX, bahkan program-program berbasis internet.

    Semua fasilitas VB ditampilkan dalam Integrated Development Environment (IDE). Beberapa kelebihan IDE VB adalah sebagai berikut :

    1. Dapat mengembangkan beberapa project sekaligus.
    2. Mampu memanajemen project dalam bentuk form, module dan class.
    3. Fasilitas informasi yang lengkap, antara lain daftar property, informasi dan tip singkat.
    4. Editor kode program dengan fasilitas klik untuk melengkapi kode program yang ditulissehingga memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penulisan kode program.

    Konsep Dasar Literature Review

    Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain :

    1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
    3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
    4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yangsudah ada.


    Literature Review

    Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai sistem pakar dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan penelitian tentang sistem pakar ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan diantaranya yaitu :

    1. Tinjauan studi dari penelitian Irfan Budiman, 2013, Universitas Gunadarma [Irfan Budiman 2013] dalam penelitian berjudul Pembuatan Aplikasi Tes Kepribadian Berbasiskan Sistem Pakar Menggunakan Visual Studio .Net 2008. Penelitian ini berfungsi untuk mengukur kepribadian umum yang dimiliki oleh seseorang. Pada aplikasi ini user dapat memilih 12 kategori kepribadian,proses pengukuran dilakukan melalui tes yang terdiri dari serangkaian pertanyaan dan di akhir dari pertanyaan akan di dapat suatu kesimpulan mengenaikondisi kepribadian sesuai dengan kategori kepribadian yang dipilih. Aplikasi ini dibuat sebagai bentuk baru dalam pelaksanaan pengukuran kepribadian (tes kepribadian) yang dibuat dalam sebuah aplikasi perangkat lunak yang sedemikian rupa sehingga menarik, mudah dan nyaman untuk digunakan. Selain itu aplikasi ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat. Aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar ini, lebih mudah dan lebih cepat dalam proses pengukuran kepribadian dibandingkan metode terdahulu, sehingga memberikan banyak keuntungan dari segi penghematan waktu, tenaga, dan memudahkan kinerja user dalam mengukur kepribadiannya masing-masing. Selain itu aplikasi tes kepribadian ini dikemas dengan tampilan yang cukup menarik. Bagi masyarakat yang ingin mengetahui ukuran kepribadiannya, mereka dapat menggunakan aplikasi ini sebagai referensi, dan bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa psikologi, aplikasi ini dapat dijadikan tambahan untuk mendukung studi mereka terutama untuk sub bidang pengukuran kepribadian.[10]

    2. Tinjauan studi dari penelitian Dinny Wahyu Widarti dan Endah Setyowati, 2010, STMIK Pradnya Paramita, dalam Jurnal Teknologi Informasi Vol. 3 No. 2 [Dinny dan Endah 2010] dalam Jurnal Teknologi Informasi Vol.3 No.2 berjudul Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Telepon Seluler Berbasis Web. Penelitian ini membahas aplikasi yang dapat memberikan informasi apa yang menyebabkan ponsel mengalamai kerusakan seperti seorang ahli. Untuk membantu kelancaran dalam pelayanan konsumen, maka dirancang sebuah sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada telepon selular berbasis web. Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan berguna bagi para penggunatelepon selular untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada telepon selular mereka, serta mengetahui berapa banyak biaya yang harus mereka keluarkan. Dengan menggunakan sistem pakar, khususnya pada proses menentukan diagnosis kerusakan telepon selular akan lebih mudah dan cepat mendapatkan hasilnya. Dengan metode yang tepat akan membuat proses diagnosis menjadi cepat dan memiliki tingkat kesalahan yang kecil. Sistem pakar pun didesain dengan user interface yang mudah digunakan.[11]

    3. Tinjauan studi dari penelitian Irfan Sanusi, Bambang Trisno dan Maman Somantri, 2012, FPTK UPI, dalam Electrans Jurnal Vol. 11 No. 2 [Irfan, Bambang dan Maman 2012] dalam Electrans Jurnal Vol. 11 No. 2 berjudul Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Gangguan pada Generator Set Berbeban. Penelitian ini bertujuan merancang aplikasi sistem pakar yang dibuat untuk memberikan solusi kepada pengguna agar dapat mengatasi penyebab terjadinya kerusakan pada generator set berbeban. Mekanisme program ini bekerja dengan metode forward chaining (pelacakan ke depan), sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan informasi tentang kerusakan generator set dari para ahli yang disusun secara sistematis kedalam sebuah basis data dalam komputer dimana basis data tersebut akan menentukan solusi dari fakta-fakta pada generator set berbeban yang di masukan ke program ini. Hasil pengujian dari program ini akan memberikan sebuah solusi terhadap penggunadengan cepat setelah pengguna memberikan informasi pada program tentang keadaan generator set yang mengalami gangguan atau kerusakan. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosis gangguan pada generator set berbeban ini akan memberikan solusi dalam mengatasi peyebab terjadinya kerusakan pada generator set berbeban dengan cepat kepada pengguna namun kebenaran dari solusi tersebut tergantung dari basis data yang diberikan oleh para ahli dan sistem ini selain dapat menentukan solusi dari gejala-gejala yang diberikan pengguna dapat pula dikembangkan dengan bantuan pengetahuan pakar lain dengan proses masuk pengembangan sistem.[12]

    4. Tinjauan studi dari penelitian A. Haris Rangkuti dan Septi Andryana, 2009, Universitas Nasional, dalam Jurnal Artificial, ICT Research Center UNAS Artificial Vol. 3 No. 1 [Haris dan Septi 2009] dalam Jurnal Artificial, ICT Research Center UNAS Artificial Vol. 3 No. 1 berjudulDeteksi Kerusakan Notebook dengan Menggunakan Metode Sistem Pakar. Sistem pakar dengan kemampuan diagnosa notebook adalah sistem pakar yang digunakan untuk mendiagnosa berbagai macam jenis kerusakan yang terjadi pada notebook. Jenis kerusakan notebook yang dapatdidiagnosa oleh sistem pakar ini adalah kerusakan LCD, motherboard, hardisk, Fdd, CD/DVD/CDRW/DVDRAM, keyboard, modem, ethernet, processor, bluetooth, mouse, baterai dan lain sebagainya. Salah satu kelebihan dari sistem pakar diagnosa kerusakan notebook tidak membatasi penggunaan sistem, selain itu proses pemeriksaan kerusakan notebook mempertimbangkan munculnya gejala khas paska setiap kerusakan, sehingga menyebabkan proses pendiagnosaan memakan waktu yang relatif singkat dan tepat. Dalam proses penarikan kesimpulan sistem menggunakan teknik Certainty Factor (CF), dimana penentuan nilai CF dilakukan oleh pakar dari domain yang bersangkutan. Sistem dapat menghasilkan lebih dari satu diagnosa yang disusun berdasarkan bobotnya, sesuai dengan gejala-gejala masalah yang diinputkan oleh user. Sistem juga dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang mempermudah pemahaman user pada saat proses konsultasi serta animasi prosedure pengambilan sparepart yang rusak untuk diperbaiki. Sistem ini berjalan dalam lingkungan internet, sehingga dapat diakses oleh banyak orang yang memiliki kepentingan terhadap penggunaan sistemini.[13]

    5. Tinjauan studi dari penelitian Fatsyahrina Fitriastuti dan Luluk Sri Ekowati, 2009, Universitas Janabadra Yogyakarta, dalam Janateknika Vol. 11 No. 2 [Fatsyahrina dan Luluk 2009] dalam Janateknika Vol. 11 No. 2 berjudul Aplikasi Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Mendeteksi Kerusakan Perangkat Keras Komputer Dengan Metode Backward Chaining. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun suatu aplikasi berbasis sistem pakar yang dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada perangkat keras komputer dengan metode backward chaining. Perancangan aplikasi ini dibuat dengan bahasa pemrograman PHP dan database server MySQL sehingga merupakan sistem yang berbasis web supaya mudah dan cepat diakses para pengguna komputer. Melalui aplikasi ini, pengguna komputer dapat melakukan konsultasi dengan sistem layaknya berkonsultasi dengan seorang pakar untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada perangkat keras komputer serta menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Selain dapat berkonsultasi, sistem ini juga menyediakan berbagai artikel, berita dan fasilitas untuk berkomunikasi dengan admin.[14]

    6. Tinjauan studi dari penelitian Muhammad Dahria, 2011, STMIK Triguna Dharma, dalam jurnal SAINTIKOM Vol. 10 No. 3 [MuhammadDahria 2011] dalam jurnal SAINTIKOM Vol. 10 No. 3 berjudul Pengembangan Sistem Pakar Dalam Membangun Suatu Aplikasi. Penelitian ini menjelaskan tentang apa itu sistem pakar, kelebihan sistem pakar, konsep dasar sistem pakar, tujuan sistem pakar, struktur sistem pakar, dan permasalahan yang dapat diselesaikan dengan sistem pakar. Walaupun tujuan umum penyelesaian masalah masih jauh dari apa yang diharapkan, namunsistem pakar berfungsi sangat baik dalam batasan domainnya. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sistem pakar telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang yang trend saat ini, seperti bisnis, kedokteran, ilmu pengetahuan, dan teknik.[15]

    7. Tinjauan studi dari penelitian R. M. Nasrul Halim, 2011, STMIK PalComTech Palembang, dalam Jurnal Teknologi dan Informatika Vol. 1 No. 3 [R. M. Nasrul Halim 2011] dalam Jurnal Teknologi dan Informatika Vol. 1 No. 3 berjudul Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Peralatan Elektronik Dengan Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0. Penelitian ini membahas tentang deskripsi karakter yang ditekandalam identifikasi masalah oleh melibatkan seorang ahli teknisi elektronik dan buku elektronik manual untuk memberikan solusi tentang masalah yang dihadapi, baik dari sumber dan dianalisis dengan metode produksi prinsip melalui dukungan mesin inferensial yang memiliki tugas untuk melacak dan menyesuaikan satu per satu kerusakan elektronik sehingga kemudian dapat menemukan jenis kerusakan elektronik dengan solusi perbaikan yang baik. Teknologi informasi dan komputer yang terus-menerus berkembang baik hardware maupun software secara cepat, sehingga menjadi motivasi untuk mencoba mengembangkan suatu aplikasi computer yang bisa membantu pekerjaan menjadi lebih mudah. Aplikasi komputer tersebut diharapkan dapat membantu kebutuhan sesuai yang diinginkan.[16]

    8. Tinjauan studi dari penelitian Meilany Nonsi Tentua, 2010, Universitas PGRI Yogyakarta, dalam Jurnal Dinamika Informatika Vol. 4 No. 1 [Meilany Nonsi Tentua 2010] dalam Jurnal Dinamika Informatika Vol. 4 No. 1 berjudul Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kejahatan Dunia Maya. Penelitian ini memanfaatkan kemajuan teknologi di bidang komputer yang dapat membantu pengacara ataupun masyarakat yang bergerak di bidang hukum dan juga diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat pengguna internet untuk lebih mengetahui Undang-undang Informasi danTransaksi Elektronik dan sadar akan bahaya kejahatan dunia maya. Kejahatan di dunia maya atau lebih sering disebut dengan cyber crime adalah salahsatu fenomenal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti hacking, cracking, carding, cybertalking, penyebaran virus, cyber terrorism dewasa ini banyak dilakukan oleh para pengguna internet. Kejahatan di dunia maya semakin meningkat karena kurangnya kesadaran para pengguna internet akan pentingnya undang-undang cyber crime, bahkan dalam beberapa sumber media informasi telah disebutkan bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara pembobol kartu kredit terbesar di dunia serta tingkat pembajakan software tertinggi, oleh karena itu di Indonesia telah ditetapkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang digunakan sebagai aturan dan acuan penegakkan hukum dalam bidang Informasi dan Transaksi Elektronik.[17]

    Dari delapan literature review yang ada, telah banyak penelitian mengenai sistem pakar. Hasil literature review ini mendemonstrasikanlandasan yang kokoh serta alasan yang kuat untuk mengembangkan sistem informasi media penyimpanan dokumentasi menjadi lebih baik lagi. Kesenjangan (gaps) telah teridentifikasi dengan baik sehingga tidak terjadi pembuatan ulang (reinventing the wheel). Peninjauan telah dilakukan dengan matang, sehingga dipastikan akan menghasilkan project yang maksimal dan lebih efektif.

    BAB III

    ANALISA SISTEM YANG BERJALAN


    Gambaran Umum PT. Tugu Pakulonan

    Sejarah Singkat PT. Tugu Pakulonan

    PT. Tugu Pakulonan didirikan pada tahun 1981, menempati areal seluas 17.000 m2 yang terletak di Jl. Raya Serpong Km. 8,5 Pakulonan Tangerang Selatan. Bergerak dalam bidang industri kemasan yaitu corrugated carton box dengan bahan baku utama kraft liner dan medium liner. Selain itu juga memproduksi kemasan dengan offset printing menggunakan bahan baku duplex, ivory, art carton dan HVS dengan spesifikasi berbagai gramatur.

    Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, kemasan dari bahan kraft maupun duplex semakin lebih diminati karena selain bahan baku ringan juga memiliki rekomendasi ramah lingkungan. Begitu juga dengan industri grafika turut berperan mempengaruhi perkembangan industri kemasan karton dan offset. Peranan desain dan perpaduan warna melalui offset printing membuat kemasan lebih menarik dan tampil mewah.

    Dengan desain yang baik serta offset printing membuat lebih cemerlang seolah-olah dapat menggambarkan atau mewakili produk yang dikemas. Hal ini turut memberi pengaruh psikologis kepada konsumen sebelum membeli produk tersebut. Pengalaman menunjukkan di negara maju untuk high class atau barang mewah, masalah kemasan sangat sensitif bahkan turut menentukan keberhasilan pemasarannya. Dalam hal ini PT. Tugu Pakulonan sanggup menjadi mitra untuk memproduksi kemasan berbagai jenis dengan tepat mutu, tepat jumlah dan tepat waktu.

    Visi PT. Tugu Pakulonan

    Visi dari PT. Tugu Pakulonan adalah :

    1. Menjadi perusahaan setara nasional dibidangnya.
    2. Standar manajemen di bidang teknologi dan sumber daya manusia.
    3. Didasari etika bisnis, sekarang dan masa datang.

    Misi PT. Tugu Pakulonan

    Sedangkan misi dari PT. Tugu Pakulonan adalah :

    1. Melayani pelanggan secara profesional.
    2. Menghasilkan produk berkualitas, tepat waktu dan jumlah.
    3. Menghasilkan profit untuk membangun pengembangan dan kesejahteraan.
    4. Membangun hubungan baik dengan pemerintah dan kelompok profesi.
    5. Menghargai keragaman didalam maupun diluar perusahaan.

    Struktur Organisasi PT. Tugu Pakulonan

    Sebuah organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha, untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi. Berikut ini adalah struktur organisasi PT. Tugu Pakulonan :

    Tugas dan Tanggung Jawab

    Di dalam suatu manajemen terdapat bagian-bagian yang mempunyai tugas dan kewajiban dalam menyelesaikan semua pekerjaannya. Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada PT. Tugu Pakulonan, yaitu sebagai berikut :

    1. Presiden Direktur
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Dalam menetapkan proses yang dibutuhkan, menetapkan urutan dan interaksi proses serta menetapkan kriteria dan metode untuk memastikan bahwa pelaksanaan dan pengendalian berjalan secara efektif.
    2. Memastikan ketersediaan sumber daya dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung proses dan memantau proses.
    2. Management Representative
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Menetapkan dokumentasi sistem manajemen mutu.
    2. Membuat, menetapkan dan memelihara prosedur pengendalian dokumen terdokumentasi.
    3. Membuat, menentukan dan memelihara prosedur pengendalian catatan mutu.
    4. Melakukan pengendalian dokumen sesuai dengan prosedur yang berlaku.
    3. Business and Marketing Director
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Dalam mengesahkan persyaratan pelanggan dantercapainya kepuasan pelanggan.
    4. Sales Manager
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Dalam menampung semua kebutuhan dan keinginanpelanggan.
    2. Dalam mendokumentasikan hal-hal yang berkaitan dengan perhatian kepadapelanggan.
    5. Seluruh Bagian Sales
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Melaksanakan seluruh dokumentasi yang berhubungandengan perhatian kepada pelanggan dan pemenuhan terhadap kepuasan pelanggan.
    6. HRD & Personalia Staff
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Menyediakan sumber daya manusia yang sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi yang ditentukan untuk mendukung tercapainya kebijakan mutu dan sasaran mutu PT. Tugu Pakulonan.
    7. Production Manager
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Menjalankan serta mengawasi semua kegiatan produksi agar berjalan dengan baik dan berjalan sesuai prosedur.
    2. Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang berkaitan operasional produksi.
    8. Head of Production Planning & Controlling Dept
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang berkaitan operasional produksi.
    2. Merencanakan semua kegiatan produksi agar berjalan dengan baik dan tepat waktu.
    9. Head of QC Dept
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Melaksanakan prosedur yang berhubungan dengan pengukuran dan pemantauan mutu produk.
    2. Mengecek semua kualitas barang, baik bahan baku, bahan pembantu dan barang yang akan dikirim ke customer.
    10. Head of Inventory & Delivery Dept
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Melaksanakan prosedur-prosedur yang berhubungan dengan inventory.
    2. Melakukan hubungan yang baik dengan customer agar proses delivey berjalan dengan baik.
    3. Merencanakan proses delivery ke customer tepat waktu.
    11. Head of IT Dept
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Memantau, merawat dan memelihara semua kegiatan komputerisasi yang dilakukan karyawan PT. Tugu Pakulonan.
    12. Head of Maintenance Dept
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Melakukan perawatan dan memelihara mesin-mesin yang terdapat di PT. Tugu Pakulonan.
    13. Head of Purchasing
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan pembelian.
    2. Melaksanakan prosedur-prosedur yang berhubungan dengan pembelian.
    14. Head of Accounting & Finance
    Tugas dan tanggung jawab :
    1. Melaksanakan prosedur-prosedur yang berhubungan dengan keuangan.
    2. Membuat laporan keuangan perusahaan.

    Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

    Prosedur Sistem Yang Berjalan

    Prosedur pendeteksian masalah hingga cara penyelesaian masalah pada jaringan wireless dengan Microsoft Visual Basic memiliki 6 alur sebagai berikut :

    1. Pakar membuat program Microsoft Visual Basic.
    2. User pengguna internet menginput problem yang terjadi ke dalam program Microsoft Visual Basic.
    3. Kemudian program Microsoft Visual Basic mengeluarkan jawaban masalah apa yang terjadi sehingga ada masalah pada internet.
    4. Lalu Staff IT memperbaiki masalah yang terjadi.
    5. Staff IT dan user mengecek kembali internet yang sudah diperbaiki.
    6. User kembali bisa menggunakan internet.

    Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

    Untuk menganalisa sistem berjalan, penelitian ini menggunakan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

    Analisa sistem yang berjalan pada Use Case Diagram
    Gambar 3.2 Use Case Diagram

    Berdasarkan gambar 3.2 Use Case Diagram diatas terdapat :

    1. 1 system yang mencakup seluruh sistem yang berjalan pada PT. Tugu Pakulonan.
    2. 3 actor yang melakukan kegiatan, yaitu Pakar, User dan Staff IT.
    3. 6 use case yang bisa dilakukan oleh actor-actor.
    Analisa sistem yang berjalan pada Activity Diagram

    Berdasarkan gambar 3.3 Activity Diagram diatas terdapat :

    1. 1 initial node, objek yang diawali.
    2. 6 action, state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    3. 1 final state, objek yang diakhiri
    Analisa sistem yang berjalan pada Sequence Diagram

    Berdasarkan gambar 3.4 Sequence Diagram diatas terdapat :

    1. 3 actor yang melakukan kegiatan, yaitu Pakar, User dan Staff IT.
    2.5 message yang bisa menjadi alat komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

    Analisa Sistem Yang Berjalan

    Metode Analisa Sistem

    Dalam penelitian yang sedang dilakukan mengenai sistem pakar untuk mendeteksi masalah pada jaringan wireless dengan Microsoft Visual Basic ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan dalam menggunakan program tersebutadalah sebagai berikut :

    1. Dapat membantu menjawab pertanyaan dari masalah yang terjadi pada jaringan wireless dari program yang sudah dibuat oleh pakar.
    2. Meringankan pekerjaan Staff IT dalam menyelesaikan masalah pada jaringan internet.

    Sementara itu beberapa kekurangan dalam menggunakan program tersebut adalah :

    1. Minimnya pengetahuan user dalam menggunakan internet sehingga jika terjadi masalah harus selalu bergantung pada program yang dibuat oleh pakar.

    Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

    1. Analisa Masukan
    Nama Masukan : Input problem kedalam program Microsoft Visual Basic.
    Fungsi : Sebagai data awal yang akan di proses oleh program.
    Sumber : User pengguna internet.
    Media : Keyboard.
    Frekuensi : Setiap ada problem jaringan internet.
    Format : Input kedalam program secara langsung.
    Keterangan : Berisi data problem jaringan internet.
    2. Analisa Proses
    Nama Modul : Pendiagnosaan masalah.
    Masukan : User menginput masalah kedalam program.
    Keluaran : Program mengeluarkan jawaban dari masalah yang di input.
    Ringkasan Proses : Proses ini menghasilkan jawaban kepada user agar mengetahui masalah apa yang terjadi pada jaringan internet.
    3. Analisa Keluaran
    Nama Keluaran : Hasil diagnosa masalah.
    Fungsi : Mencetak atau menampilkan hasil diagnosa masalah.
    Media : Tampilan pada program atau kertas.
    Rangkap : 3 (tiga) lembar.
    Distribusi : Lembar 1 (putih), untuk User, Lembar 2 (merah), untuk Management Representative, Lembar 3 (kuning), untuk Staff IT.

    Konfigurasi Sistem Berjalan

    Di dalam membuat analisa program untuk penulisan laporan Kuliah Kerja Pratek, penulis menggunakan komputer dengan konfigurasi sebagai berikut :

    1. Spesifikasi Hardware
    a. Processor : Intel(R) Core(TM) i5-2450M.
    b. Monitor : 14” HD LED LCD.
    c. RAM : 2 GB.
    d. Harddisk : 500 GB.
    2. Spesifikasi Software
    a. Windows 7.
    b. Microsoft Office 2007.
    c. Microsoft Visual Basic 6.0.
    d. Mozzila Firefox.
    3. Hak Akses Brainware

    Yang mempunyai hak dalam mengoperasikan program Microsoft Visual Basic adalah pimpinan PT. Tugu Pakulonan, Staff IT dan para staff PT. Tugu Pakulonan yang menggunakan internet.

    Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

    1. Permasalahan yang dihadapi
    a. Analisa Permasalahan

    Berdasarkan observasi yang dilakukan sebelumnya mengenai sistem pakar untuk mendeteksi masalah pada jaringan wireless denganMicrosoft Visual Basic, dapat disimpulkan permasalahan yang ada sebagai berikut :

    1. User yang kurang paham tentang internet, sehingga terlalu bergantung dengan program yang dibuat oleh pakar untuk mencari masalah yang terjadi.
    2. Jumlah Staff IT yang sedikit, sehingga jika ada masalah pada internet dan ada masalah komputer pada departement lain, waktu kerja menjadi tidak efisien karena menunggu Staff IT memperbaiki masalah yang terjadi.

    Oleh karena itu berdasarkan analisa dari segi kekurangan serta kebutuhan saat ini, kebutuhan terhadap sistem hendaknya :

    1. Memberikan seminar kepada user-user pengguna internet agar menambah pengetahuan tentang internet dan tidak terlalu lagi bergantung kepada program yang dibuat oleh user.
    2. Menambah jumlah Staff IT agar dapat saling membantu pekerjaan, sehingga waktu kerja menjadi lebih efisien.
    b. Analisa Batasan Sistem

    Setiap sistem mempunyai batasan sistem yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan diluar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem. Melihat permasalahan yang ada pada PT. Tugu Pakulonan, maka dibatasi permasalahan mengenai sistem pada program Microsoft Visual Basic diantaranya :

    1. Melakukan analisa terhadap program Microsoft Visual Basic yang telah ada. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya jawaban masalah yang lain dari user atau Staff IT.
    2. Membuat atau memperbaharui program yang telah ada tanpa sepengetahuan pakar pembuat program.
    c. Analisa Kelebihan dan Kekurangan Sistem Yang Berjalan

    Dalam penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan kelebihan dan kekurangan pada sistem tersebut :

    1. Kelebihan dari program Microsoft Visual Basic ini diantaranya memudahkan user pengguna internet untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang biasanya terjadi pada jaringan wireless perusahaan.
    2. Meskipun program ini sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa kekurangan. Adapun kekurangan dari program ini yaitu user jadi bergantung dengan program jika ada masalah tanpa harus menganalisa sendiri masalah yang sudah sering terjadi pada koneksi internet.
    2. Alternatif Pemecahan Masalah

    Berdasarkan analisa permasalahan yang telah dijabarkan, maka ditemukan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :

    1. Menambah Staff IT agar waktu jam kerja menjadi lebih efisien.
    2. Memberikan seminar kepada user-user pengguna internet agar menambah pengetahuan tentang dunia internet dan jaringan wireless.
    1. Urutan Prosedur Sistem Yang Akan Berjalan

    Prosedur program yang akan berjalan adalah sebagai berikut :

    1. Jika ada masalah kecil atau yang sudah sering terjadi, user tidak lagi harus selalu melihat program untuk mencari masalah yang terjadi agar user tidak lagi terlalu tergantung dengan program.
    2. Staff IT akan memanfaatkan waktu kerja agar lebih efisien dalam menyelseaikan setiap masalah di semua departement.
    2. Analisa Kontrol

    Pengendalian yang diterapkan pada program sangat berguna untuk tujuan mencegah atau menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Maka pengendalian intern diperlukan untuk mengecek kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi sehingga dapat dikoreksi.

    User Requirement

    1. Elisitasi Tahap I

    Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancaramengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi.

    2. Elisitasi Tahap II

    Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi :

    3. Elisitasi Tahap III

    Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML.

    4. Final Draft Elisitasi

    Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun sistem. Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam membuat suatu sistem dokumentasi.


    Prototype

    Tujuan dalam membuat prototipe adalah untuk mempercepat dan mempermudah dalam memvisualisasikan desain alternatif dan konsep. Berikut ini adalah beberapa rancangan prototypenya :


    BAB IV

    PENUTUP


    Kesimpulan

    Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada Bab I dan Bab III dari “SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI MASALAH PADA JARINGAN WIRELESS DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0”, maka dapat disimpulkan bahwa koneksi jaringan internet menggunakan wireless di PT. Tugu Pakulonan masih banyak mengalami masalah. Kemudian dari analisa yang telah dilakukan, terdapat 3 perumusan masalah yang sebelumnya telah dijabarkan di dalam Bab I. Berikut ini hasil analisa yang penulis peroleh mengenai jawaban dari rumusan masalah yang ada, yaitu :

    1. Jaringan wireless di PT. Tugu Pakulonan memang sering terjadi masalah. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, diantaranya adalah sinyal dari perangkat jaringan wireless kurang bagus atau lemah karena cuaca yang kurang baik, banyaknya karyawan yang memakai wireless dengan handphone, adanya noise atau sinyal pengganggu yang beroperasi pada frekuensi, interval dan area yang sama.
    2. Penggunaan jaringan wireless di PT. Tugu Pakulonan belum optimal dan sering mengganggu pekerjaan. Oleh karena itu dibuat cara untuk mengatasi masalah-masalah yang sering terjadi. Adapaun cara mengatasimasalah-masalah tersebut adalah dengan membatasi karyawan yang menggunakan jaringan wireless dengan handphone pada saat jam kerja, sehingga kecepatan koneksi jaringan wireless itu sendiri bisa menjadi lebih baik. Selain itu Staff IT selalu memeriksa kabel Ethernet dankabel daya tersambung diantara model dan router Wifi dengan benar.
    3. Penggunaan jaringan wireless di PT. Tugu Pakulonan diharapkan dapat mempermudah proses komunikasi antar karyawan, supplier dan customer dalam melakukan pekerjaan. Oleh karena itu dibuatlah suatusistem oleh pakar untuk meminimalisir masalah-masalah yang ada pada jaringan wireless.

    Tujuan dan manfaat penelitian ini yaitu bisa mengidentifikasi masalah-masalah apa saja yang terjadi pada jaringan wireless dan bagaimana cara mengatasinya. Sedangkan manfaatnya yaitu dengan program yang dibuat oleh pakar, user dapat mengetahui informasi-informasi mengenai jaringan wireless dan internet, sehingga dapat menambah pengetahuan user tentang jaringan komputer.

    Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan 3 metode penelitian yang meliputi metode observasi, metode wawancara dan metode studi pustaka. Pada penjabaran sebelumnya mengenai metode penelitian sudah dijelaskan secara rinci 3 metode yang akan digunakan dalam melakukan penelitian. Namun karena metode pengembangan membutuhkkan waktu yang cukup lama, maka penulis hanya memutuskan menggunakan 3 metode penelitian saja. Tujuannya agar lebih fokus dalam menyelesaikan laporan.

    Penulis telah melakukan observasi terhadap objek secara langsung. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung di PT. Tugu Pakulonan guna memperoleh data dan keterangan. Dari hasil observasi, peneliti mendapatkan banyak data dari bagian terkait. Data-data tersebut kemudian dianalisa agar menjadi suatu rancangan sistem yang berjalan pada PT. Tugu Pakulonan. Wawancara juga dilakukan oleh peneliti kepada karyawan bagian IT untuk mengetahui masalah apa saja yang sering terjadi pada jaringan wireless. Dari hasil wawancara tersebut, masalah yang paling sering terjadi pada koneksi jaringan wireless adalah noise atau sinyal pengganggu yang beroperasi pada frekuensi, interval dan area yang sama. Hal itu terjadi karena letak PT. Tugu Pakulonan yang berada diarea banyak gedung, dimana gedung-gedung tersebut banyak yang menggunakan jaringan wireless. Sedangkan metode studi pustaka yang digunakan berperan sebagai referensi dari berbagai sumber mengenai teori-teori yang berhubungan dengan ruang lingkup penelitian. Penulis telah mempelajari beberapa jurnal ilmiah dari berbagai kampus agar tidak terjadi pembuatan ulang dari penelitian yang sudah ada. Dengan studi pustaka ini, penulis mendapatkan referensi mengenai penelitian yang berhubungan, juga pengertian-pengertian para ahli.

    Saran

    Untuk dapat meningkatkan dan menanggulangi masalah yang terjadi pada jaringan wireless di PT. Tugu Pakulonan, maka penulis bermaksud memberikan beberapa saran yaitu :

    1. Perlunya sosialisasi terhadap karyawan PT. Tugu Pakulonan agar mereka bisa mengerti banyak tentang jaringan komputer.
    2. Adanya upaya peningkatan sistem komputer di PT. Tugu Pakulonan agar bisa menunjang kinerja kecepatan jaringan wireless itu sendiri.
    3. Perlunya maintenance secara berkala pada komputer dan jaringan-jaringan komputer lainnya agar dapat meminimalisir kerusakan atau masalah.

    Kesan

    Kesan yang dirasakan oleh penulis selama menjalankan proses Kuliah Kerja Praktek di PT. Tugu Pakulonan adalah penulis mendapatkan banyak ilmu, manfaat dan informasi mengenai jaringan internet khususnya wireless. Selain itu, penulis juga mendapatkan ilmu tentang bagaimana cara penulisan format laporan yang benar.

    DAFTAR PUSTAKA


    1. Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
    2. Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.
    3. Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2009. Sistem Informasi Teknologi. Yogyakarta : Andi Offset.
    4. 4,0 4,1 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Andi Offset : Yogyakarta.
    5. Kusrini. 2006. Sistem Pakar: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Andi.
    6. Suyoto. 2004. Intelegensi Buatan: Teori dan Pemrograman. Gava Media : Yogyakarta.
    7. Herlawati, Prabowo Pudjo Widodo. 2011. Menggunakan UML. Informatika : Bandung.
    8. Nugroho, Adi. 2009. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML & Java. Andi Offset : Yogyakarta.
    9. Henderi. 2009. Unified Modeling Language: Tangerang.
    10. Budiman, Irfan. 2013. Pembuatan Aplikasi Tes Kepribadian Berbasiskan Sistem Pakar Menggunakan Visual Studio .Net 2008. Jakarta: Universitas Gunadarma.
    11. Widarti, Dinny Wahyu, dan Endah Setyowati. 2010. Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Telepon Seluler Berbasis Web. STMIK Pradnya Paramita: Jurnal Teknologi Informasi. Vol. 3 No. 2.
    12. Sanusi, Irfan, Bambang Trisno dan Maman Somantri. 2012. Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Gangguan pada Generator Set Berbeban. FPTK UPI: Electrans Jurnal. Vol. 11 No. 2.
    13. Rangkuti, A. Haris, dan Septi Andryana. 2009. Deteksi Kerusakan Notebook dengan Menggunakan Metode Sistem Pakar. Universitas Nasional: Jurnal Artificial, ICT Research Center UNAS Artificial. Vol. 3 No. 1.
    14. Fitriastuti, Fatsyahrina, dan Luluk Sri Ekowati. 2009. Aplikasi Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Mendeteksi Kerusakan Perangkat Keras Komputer Dengan Metode Backward Chaining. Universitas Janabadra Yogyakarta: Janateknika. Vol. 11 No. 2.
    15. Dahria, Muhammad. 2011. Pengembangan Sistem Pakar Dalam Membangun Suatu Aplikasi. STMIK Triguna Dharma: Jurnal SAINTIKOM. Vol. 10 No. 3.
    16. Halim, R.M. Nasrul. 2011. Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Peralatan Elektronik Dengan Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0. STMIK PalComTech Palembang: Jurnal Teknologi dan Informatika. Vol. 1 No. 3.
    17. Tentua, Meilany Nonsi. 2010. Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kejahatan Dunia Maya. Universitas PGRI Yogyakarta: Jurnal Dinamika Informatika. Vol. 4 No. 1.

    DAFTAR LAMPIRAN


Contributors

Admin, Riowaldy Arifin