1214472768

Dari widuri
Revisi per 13 September 2016 10.46 oleh Aminah sri rahayu (bicara | kontrib)

(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Lompat ke: navigasi, cari

APLIKASI POINT OF SALE (POS) DALAM PEMESANAN

BARANG DISPLAY UNTUK MENGONTROL OPERASIONAL

PENJUALAN PADA PT. DUTA ABADI PRIMANTARA

SECARA EFEKTIF DAN EFESIEN


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg



NIM
: 1214472768
NAMA



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

(2015/2016)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

APLIKASI POINT OF SALE (POS) DALAM PEMESANAN

BARANG DISPLAY UNTUK MENGONTROL OPERASIONAL

PENJUALAN PADA PT. DUTA ABADI PRIMANTARA

SECARA EFEKTIF DAN EFESIEN

Disusun Oleh:

NIM
: 1214472768
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: SISTEM INFORMASI
Konsentrasi
: KOMPUTER AKUNTANSI

 

 

Disahkan Oleh:

Tangerang, Juni 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom.)
NIP: 000594
       
NIP: 001405



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

APLIKASI POINT OF SALE (POS) DALAM PEMESANAN

BARANG DISPLAY UNTUK MENGONTROL OPERASIONAL

PENJUALAN PADA PT. DUTA ABADI PRIMANTARA

SECARA EFEKTIF DAN EFESIEN

Dibuat Oleh:

NIM
: 1214472768
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan SISTEM INFORMASI

Konsentrasi KOMPUTER AKUNTANSI

Disetujui Oleh:

Tangerang, Juni 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(OLEH SOLEH, M.M.SI)
   
(RANO KURNIAWAN, M.Kom)
NID: 04043
   
NID: 09013



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

APLIKASI POINT OF SALE (POS) DALAM PEMESANAN

BARANG DISPLAY UNTUK MENGONTROL OPERASIONAL

PENJUALAN PADA PT. DUTA ABADI PRIMANTARA

SECARA EFEKTIF DAN EFESIEN

Dibuat Oleh:

NIM
: 1214472768
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan SISTEM INFORMASI

Konsentrasi Komputer AKUNTANSI

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji:

Tangerang, Januari 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______)
 
(_______)
 
(_______)
NID:
 
NID:
 
NID:



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

APLIKASI POINT OF SALE (POS) DALAM PEMESANAN

BARANG DISPLAY UNTUK MENGONTROL OPERASIONAL

PENJUALAN PADA PT. DUTA ABADI PRIMANTARA

SECARA EFEKTIF DAN EFESIEN

Disusun Oleh:

NIM
: 1214472768
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: SISTEM INFORMASI
Konsentrasi
: KOMPUTER AKUTANSI

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juni 2016

 
 
 
 
 
NIM: 1214472768

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Perkembangan teknologi informasi sekarang ini telah berkembang sangat pesat, hampir semua bidang usaha bisnis telah menggunakan teknologi informasi untuk memajukan dan mengembangkan kegiatan bisnis secara efektif dan efesien. Begitu pun juga pada PT. Duta Abadi Primantara yang membutuhkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk mempermudah pencatatan penjualan yang kemudian menghasilkan informasi yang berguna untuk kemajuan perusahaan. PT. Duta Abadi Primantara adalah sebuah perusahaan distributor perlengkapan tidur berkualitas dimana sistem Point Of Sale dalam pemesanan barang yang berjalan saat ini pada kenyataanya, masih menimbulkan berbagai hambatan yang menjadi kendala dalam perusahaan yakni, dokumen Purchase Order (POS) yang dibuat SPG masih menggunakan form manual, kurang efektifnya pada saat pengiriman dokumen melalui jasa pengiriman dan data yang dibuat pada setiap bagian divisi terkadang tidak sesuai dengan Purchase Order yang dipesan sehingga dapat menimbulkan kesalahan pada saat penerimaan barang kepada customer. Oleh karena itu penulis membutuhkan pemecahan yang dapat dipertimbangkan yaitu dengan membuat aplikasi Point Of Sale (POS) berdasarkan metode analisa dan perancangan berorientasi objek, dimulai dari analisa sistem berjalan menggunakan Value Chain yang mana data menjadi input adalah variabel-variabel aktifitas yang menjadi suatu kesatuan nilai yang memiliki rantai keterkaitan aktifitas satu dengan aktifitas yang lainnya sehingga menjadi output dari proses analisis, elisitasi kebutuhan sistem, serta penggambaran sistem yang terstruktur mulai dari sistem yang diusulkan melalui Unified Modelling Language (UML) yang diimplementasikan dalam bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP) dengan Framework Laravel dan pembuatan database pada MySQL. Dari penelitian ini kinerja setiap bagian perusahaan berjalan dengan baik sehingga pimpinan perusahaan dapat memudahkan pengontrolan operasional penjualan secara efektif dan efesien.


Kata Kunci : Aplikasi, POS, Pemesanan, Barang, Penjualan


ABSTRACT

Today The development of information technology has increase , almost all areas of the business have been using the information of technology to promote and develop the business activities effectively and efficiently. PT. Duta Abadi Primantara also require the utilization of information technology advances. The information use technology to aims facilitate for recording of sales which generate useful information for the company's progress. PT. Duta Abadi Primantara is a distributor company supplies quality bed where Point Of Sale in ordering goods that runs today , still poses various obstacles that become obstacles in the company namely, The document Purchase Order (POS) made SPG still use the form manually, at the time of delivery of documents via courier service and data less effective created in each section divisions are sometimes not in accordance with the Purchase Order were booked so could cause errors at the time of receipt of goods to the customer. Therefore, the authors needed a solution that could be considered is to make the application of Point Of Sale (POS) based on the method of analysis and object oriented design, starting from system analysis run using Value Chain which the data be input are variable and activity into a single value which has a chain link activities with each activity that otherwise make the output of the analysis process, requirements elicitation system, as well as the depiction of a structured system ranging from the proposed system through the Unified Modelling language (UML), which is implemented in the programming language Hypertext Preprocessor (PHP) with Framework laravel and manufacture of the MySQL database. From this study, the performance of any part of the company went so well that the leadership of the company to facilitate the control of sales operations effectively and efficiently.


Keywords : Applications, POS, Order, Goods, Sales



KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis yang berjudul “Aplikasi Point Of Sale (POS) Dalam Pemesanan Barang Display Untuk Mengontrol Operasional Penjualan Pada PT. Duta Abadi Primantara Secara Efektif Dan Efesien” dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Penulisan laporan Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey, serta studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini..

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak ternilai harganya kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom. selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  4. Bapak Oleh Soleh, M.M.S.I selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, masukan dalam penyusunan skripsi.
  5. Bapak Rano Kurniawan, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, masukan dalam penyusunan skripsi.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Ayahanda, Ibunda, Kakak tercinta atas dukungan moril, materil, serta doa yang telah diberikan.
  8. Seluruh Pimpinan dan Pegawai PT Duta Abadi Primantara yang telah memberikan dukungan dan masukan yang berarti kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  9. Semua rekan mahasiswa-mahasiswi Perguruan Tinggi Raharja yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa dalam menambah ilmu pengetahuan.


Tangerang, Juni 2016
AMINAH SRI RAHAYU
NIM. 1214472768

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi saat ini telah berkembang sangat pesat, hampir semua bidang usaha bisnis telah menggunakan teknologi informasi untuk memajukan dan mengembangkan kegiatan bisnis dengan baik. Penggunaan teknologi informasi dalam bidang usaha bertujuan untuk mempermudah pencatatan penjualan yang kemudian menghasilkan informasi yang berguna untuk kemajuan perusahaan.

Salah satu informasi yang banyak diperlukan oleh perusahaan adalah sistem informasi akuntansi, dan salah satu komponen dari sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi penjualan. Sistem penjualan merupakan salah satu sistem yang sangat penting, karena penjualan merupakan kunci utama yang menentukan kelangsungan pada suatu perusahaan. Tanpa adanya penjualan, maka perusahaan tidak akan mendapat dana untuk membiayai aktivitas-aktivitas perusahaan.

PT. DUTA ABADI PRIMANTARA adalah salah satu perusahaan Spring Bed yang memproduksi Kingkoil, Serta, Tempur, Florence dan Winner Spring Bed juga Bedding accessories. Setiap harinya perusahaan ini dapat mencatat banyak transaksi penjualan maupun pembelian. Dari banyaknya transaksi tersebut belum adanya aplikasi yang dapat mengelola data secara rinci, sehingga membuat perusahaan ini seringkali kesulitan dalam perekapan laporan transaksi yang ada. Dan seringkali membuat perusahaan mengalami kerugian ataupun kesalahan saat melakukan pengelolaan data yang ada.

Pada dasarnya semua yang dilakukan bertujuan agar sistem berjalan dengan baik, maka penulis tertarik untuk membangun sebuah aplikasi Point Of Sale (POS) yang dapat membantu pencatatan transaksi penjualan serta kegiatan operasional bisnis perusahaaan berjalan dengan baik. Sejalan dengan permasalahan diatas maka penulis mengambil judul “APLIKASI POINT OF SALE (POS) DALAM PEMESANAN BARANG DISPLAY UNTUK MENGONTROL OPERASIONAL PENJUALAN PADA PT. DUTA ABADI PRIMANTARA SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN“.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka yang menjadi permasalahan pada PT. Duta Abadi Primantara sebagai berikut :

  1. Bagimanakah sistem pada PT. Duta Abadi Primantara yang sedang berjalan ?
  2. Bagaimanakah kendala yang terdapat pada sistem yang berjalan ?
  3. Bagimanakah laporan yang dibuat pada sistem aplikasi Point Of Sale pada PT. Duta Abadi Primantara ?
  4. Bagaimanakah merancang sistem aplikasi Point Of Sale pada PT. Duta Abadi Primantara ?


1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini adalah untuk mempermudah penulisan skripsi agar lebih terarah, dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada kegiatan sistem Point Of Sale (POS) yaitu:

  1. Penelitian ini dilakukan pada PT. Duta Abadi Primantara.
  2. Analisa sistem yang dibuat hanya pada bagian pencatatan transaksi penjualan barang, stock barang dan laporan penjualan harian pada PT. Duta Abadi Primantara.
  3. Dapat dilihat dari laporan penjualan barang PT. Duta Abadi Primantara.


1.4 Tujuan Penelitian

  1. Individual

Penelitian ini mempunyai tujuan individual sebagai sarana untuk memenuhi persyaratan skripsi pada pada Perguruan Tinggi Raharja, serta dapat mengimplementasikan ilmu yang telah di dapat pada saat di perkuliahan.

  1. Operasional

Penelitian ini mempunyai tujuan operasional sebagai sarana untuk membangun sebuah aplikasi Point Of Sale (POS) yang dapat membantu pencatatan transaksi perusahaan serta kegiatan operasional bisnis perusahaaan pada PT. DUTA ABADI PRIMANTARA.

  1. Fungsional

Penelitian ini mempunyai tujuan fungsional yaitu hasil penelitian ini nantinya mampu menyajikan informasi untuk mengetahui kondisi internal maupun eksternal.

1.5 Manfaat Penelitian

  1. Peneliti
  1. Terciptanya kepuasan batin ketika menghasilkan suatu karya dan dapat bermanfaat bagi suatu instansi.
  2. Sebagai syarat kelulusan guna mendapat gelar sarjana komputer.
  3. Dapat mengimplementasikan teori-teori yang dipelajari di bangku kuliah ke dalam bentuk aplikasi.
    1. Institusi
  4. Terciptanya efektifitas dan efisiensi waktu kerja dalam penggunaan sistem aplikasi ini dan mengurangi tingkat kesalahan dalam pengelolaan baik data penjualan, maupun stock barang.
  5. Dapat memudahkan Manajer untuk menganalisa dan membuat laporan (penjualan), Membantu memonitoring perkembangan penjualan.
  6. Memudahkan dalam data entry dengan data yang akurat dan cepat.
    1. STMIK Raharja
  7. Dapat menjadi referensi bagi Mahasiswa atau Mahasiswi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya, terutama dalam sistem aplikasi Point Of Sale (POS) penjualan barang.
  8. Dapat memperkaya pengetahuan para Mahasiswa atau Mahasiswi dalam pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan.
  9. Dapat membuat Perguruan Tinggi STMIK Raharja dikenal oleh instansi-instansi yang dijadikan objek penelitian para Mahasiswa atau Mahasiswi.

1.6 Metode Penelitian

Untuk menunjang materi laporan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi (Observasi Research)

Pada metode ini penulis melakukan analisa terhadap masalah yang ada dengan cara mengamati sumber dan pengolahan data serta mengumpulkan data dari bagian-bagian yang berhubungan dengan sistem penjualan, baik berupa dokumen formulir, catatan-catatan, maupun laporan.

  1. Metode Wawancara (Interview Research)

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung pada bagian sales management, sales accounting.

  1. Metode Study Pustaka (Library Research)

Metode study kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dilakukan yaitu dengan membaca dan mempelajari beberapa buku yang ada.

1.6.2 Metoda Analisa

Dalam metode analisa ini penulis menggunakan analisa value chain karena dapat membantu, mengidentifikasi, serta menganalisa aktifitas - aktivitas spesifik bisnis yang terjadi, yang dapat menciptakan nilai dan keuntungan bagi organisasi.

1.6.3 Metode Perancangan

Pada metode analisa perancangan ini penulis melakukan pengembangan berdasarkan hasil analisa yang telah didapat berisi dengan merancang sistem yang diusulkan yang penulis gambarkan melalui Unified Modelling Language (UML), seperti Activity Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram dan Entity Relationship Diagram. Tampilan versi web dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Selain itu juga Software pendukung yang digunakan dalam mendesain dan membuat program aplikasi adalah Xampp, Laravel 5.0, Sublime Text 3, Balsamiq Mockups.

1.6.4 Metode Prototype

Metode Prototype digunakan sebagai pengembangan dari perancangan sistem yang telah dilakukan pada bahasan sebelumnya. Prototyping adalah proses yang digunakan untuk membantu pengembangan perangkat lunak dalam membentuk model dari perangkat lunak yang harus dibuat. Prototyping dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan. Pengembang (developer) dan pelanggan (client) bertemu untuk mendefinisikan objektif keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, kemudian dilakukan “perancangan kilat” atau disebut juga Rapid Application Design (RAD) karena mampu menyederhanakan dan mempercepat proses desain sistem.

Dalam menerapkan metode prototype ini, penulis menggunakan pendekatan Evolutionary, karena pada metode ini hasil prototype tidak dibuang tetapi tetap digunakan untuk iterasi desain berikutnya.



1.6.5 Metode Testing

Testing adalah proses menganalisa suatu entitas software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan (defects/errors/bugs) dan mengevaluasi fitur-fitur dari entitas software. Metode yang digunakan dalam tahapan testing ini adalah adalah menggunakan black box testing, dimana pengujian perangkat lunak melalui test fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja.


1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas penulisan ini, maka materi - materi yang tertera pada laporan skripsi ini dikelompokan menjadi beberapa sub bab dengan penyampaian sebagai berikut :

BAB 1  : PENDAHULUAN

Menjelaskan antara lain Latar Belakang, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Metode Pengujian Sistem dan Sistematika Penulisan yang digunakan.


BAB II  : LANDASAN TEORI

Berisi tentang definisi ilmu yang diambil dari buku yang berkaitan dengan penyusunan penelitian skripsi dan serta membahas mengenai teori-teori antara lain, Teori Umum, Teori Khusus, dan Literature Review.


BAB III  : ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Berisi tentang gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, wewenang dan tanggung jawab, struktur organisasi, analisa masukan, analisa proses, analisa keluaran, konfigurasi sistem, unifield modelling language (UML), elisitasi tahap 1,2,3, final draft.


BAB IV  : RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisi tentang perancangan sistem baru yang lebih sistematis dan akan dijelaskan dalam bentuk usulan prosedur baru yaitu menggunakan unifield modeling language (UML), rancangan basis data, prototype dan rancangan tampilan sistem yang diusulkan sampai dengan implementasi program.


BAB V  : PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan sebagai tindak lanjut yang diperlukan dimasa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA


LAMPIRAN



BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem

Terdapat beberapa pendapat menurut para ahli mengenai definisi sistem, sebagai berikut :

  1. Menurut McLeod, Jr dalam Prasojo. (2011:152),“Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”.
  2. Menurut Sutarman (2012:13), “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.
  3. Menurut Rohmat Taufiq (2013:2), “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang saling berhubungan satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.



  1. ''''Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20), “Sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem”. Adapun karakteristik sistem adalah sebagai berikut :

1. Komponen Sistem (components)

   Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia. Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.

2. Batasan Sistem (boundary)

   Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.


3. Lingkungan Luar Sistem (environment)

   Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem (interface)

   Penghubung merupakan media perantara antar sub sistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu sub sistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan sub sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (input)

   Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran Sistem (output)

   Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7. Pengolahan Sistem (process)

   Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

8. Sasaran dan tujuan sistem (objective)

   Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.


  1. Klasifikasi Sistem

Menurut Tata Sutabri (2013:8), “Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut”. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

  1. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia

  1. Sistem Determinasi dan Sistem Probabilistik

Sistem yang berinterkasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.

  1. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.



2.1.2 Konsep Dasar Informasi

  1. Definisi Data

Terdapat pengertian data menurut beberapa para ahli, adalah sebagai berikut :

  1. Menurut Rohmat Taufiq (2013:13), “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.
  2. Menurut Tata Sutabri (2012:1), “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan nyata”.
  3. Menurut McLeod dalam buku yang ditulis oleh Yakub (Yakub, 2012:5), “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai”. Data dapat berbentuk nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video.
  4. Teks, adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing masing item secara individual. Misalnya, artikel koran, majalah dan lain-lain ;
  5. Data yang terformat, adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang ;
  6. Citra (image), adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa, grafik, foto, hasil rontgen, dan tanda tangan ;
  7. Audio, adalah data dalam bentuk suara. Misalnya, instrumen musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain ;
  8. Video, adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara. Misalnya, suatu kejadian dan aktivitas-aktivitas dalam bentuk film.

Dari poin-poin diatas mengenai data dapat disimpulkan bahwa data merupakan bahan yang akan diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan bermanfaat.

  1. ''''Definisi Informasi

Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi informasi, sebagai berikut :

  1. Menurut (Sutarman, 2012:14), “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.
  2. Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya”.
  3. Menurut Tata Sutabri (2012:46), “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa “Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga mempunyai arti untuk dapat digunakan dalam membuat keputusan”.

  1. Kualitas Informasi

Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut dipaparkan di bawah ini menurut Tata Sutabri (2012:43) :

  1. Akurat (Accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  1. Tepat Waktu (Timelines)

Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usung tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.

  1. Relevan (Relevance)

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, dimana relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan. Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

  1. ''''Fungsi Informasi
Menurut Jogiyanto H.M. (2010:10) “Fungsi informasi adalah untuk menambah pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Fungsi informasi tidak mengarahkan pengambilan keputusan mengenai apa yang harus dilakukan, tetapi untuk mengurangi keanekaragaman dan ketidakpastian yang menyebabkan diambilnya suatu keputusan yang baik”.


  1. Nilai Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:22), “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”. Konsep dasar informasi dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu :

  1. Informasi Strategis

Informasi ini digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, yang mencakup informasi eksternal, rencana perluasan perusahaan, dan sebagainya.

  1. Informasi Taktis

Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah, seperti informasi tren penjualan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun rencana penjualan.

  1. Informasi Teknis

Informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-hari seperti informasi persediaan stock, retur penjualan, dan laporan kas harian.

2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

  1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:38), ”Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan oleh pihak luar tertentu”.

Menurut O’brian dalam Yakub (2012:16), bahwa “Sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”.


  1. Komponen Sistem Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:39-40), sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari:

  1. Blok masukan (input block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  1. Blok model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  1. Blok keluaran (output block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  1. Blok teknologi (technology block)

Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

  1. Blok basis data (database block)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih kanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

  1. Blok kendali (control block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatas.





Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi
Sumber: Tata Sutabri (2012:40)
  1. Fungsi Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:24), fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan dari data yang dimasukkan ke dalam pengolahan. Akan tetapi dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan.

  1. ''''Kualitas Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:33-34), kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu :

  1. Akurat (Accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  1. Tepat Waktu (Timeline)

Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.

  1. Relevan (Relevance)

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang suatu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musibah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi menenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

  1. Siklus Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:26), data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menerima informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang akan mengakibatkan munculnya sejumlah data lagi. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).










Gambar: 2.2 Siklus Informasi
Sumber: Tata Sutabri (2012:26)

2.1.4 Konsep Dasar Analisa Sistem

  1. Definisi Analisa Sistem

Terdapat beberapa pendapat menurut para ahli mengenai definisi analisa sistem, sebagai berikut :

1. Menurut Yakub (2012:142), “Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan)”.

2. Menurut Henderi, dkk (2011:322), “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa Analisa sistem adalah tahap mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang ada pada suatu sistem, untuk memahami sistem yang ada.


  1. ''''Fungsi Analisa Sistem

Menurut Tata Sutabri (2013:26), adapun fungsi analisa sistem sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai (user).
  2. Menyatakan secara fisik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.
  3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.
  4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas dan fungsi terakir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.


  1. Tahap-Tahap Analisa Sistem

Menurut Murad, Dina Fitria (2013:51),”Tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya”.

Menurut Tata Sutabri (2012:52), ”Proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi”.

Menurut Tata Sutabri (2012:52), adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
  2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.
  3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.
  4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.
  5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.


2.1.5 Konsep Dasar Perancangan Sistem

  1. Definisi Perancangan Sistem

Terdapat beberapa pendapat menurut para ahli mengenai definisi perancangan sistem, sebagai berikut :

Menurut Verzello/ John Reuter III dalam Darmawan, Deni (2013:227), “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, yaitu pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional serta persiapan untuk rancang bangun implementasi, yakni menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Sugianto dalam Zohrahayati (2013:28), ”Perancangan Sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan peransuatu sistem informasi berbasis komputer”.

Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

  1. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228), Tahap Perancangan atau Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem ;
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Menurut Tata Sutabri (2012:225), Tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan secara rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan ;
  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan;
  3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan ;
  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama ;
  5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.
  1. Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al-Jufri (2011:141), tahap-tahap rancangan sistem yaitu:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinci

Analis bekerja sama dengan user dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem.

Alat-alat dokumentasi yang populer yaitu:

  1. Kamus data (Data dictionary) ;
  2. Flowchart ;
  3. Model hubungan objek ;
  4. Spesifikasi kelas.
  5. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

  1. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

Analis bekerjasama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.



  1. Memilih Konfigurasi Terbaik

Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS (Management Information System).

  1. Menyiapkan Usulan Penerapan

Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, serta biaya yang harus dikeluarkan.

  1. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem

Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.


2.1.6 Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

  1. Definisi UML (Unified Modelling Language)

Berikut ini dikemukakan definisi UML (Unified Modelling Language) menurut beberapa ahli sebagai berikut :

  1. Menurut Nugroho (2011:119), “Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa untuk menspesifikasi, memvisualisasi, serta mengkonstruksi bangunan dasar sistem perangkat lunak, termasuk melibatkan pemodelan aturan-aturan bisnis. UML merupakan perkakas utama untuk analisis dan perancangan sistem berorientasi objek”.
  2. Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:13), “UML adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisa & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemograman berorientasi objek”.
  3. Menurut Herlawati (2011:6), “Bahwa beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis objek (Object Oriented programming)”.


  1. 'Tipe – tipe Diagram UML (Unified Modelling Language)

Menurut Yasin, Ferdi (2012:268), tipe-tipe diagram UML adalah:

  1. Use Case Diagram

Use case diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem, maintenance user dan sebagainya. Oleh karena itu, use case diagram dapat membantu menganalisa kebutuhan suatu sistem. Dalam use case diagram terdapat istilah seperti aktor, use case dan use case relationship.

  1. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktifitas, digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah sebagai berikut :

  1. 'Activity, yaitu notasi yang menggambarkan pelaksanaan dari berbagai proses dalam aliran pekerjaan ;
  2. Transaction, yaitu notasi yang digunakan untuk memperlihatkan jalan aliran kontrol dari activity ke activity ;
  3. Decision, yaitu notasi yang menandakan kontrol cabang aliran berdasarkan decision point ;
  4. Syncronitation Bars, yaitu aliran kerja notasi yang menandakan bahwa beberapa aktivitas dapat diselesaikan secara bersamaan (pararel).

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sebuah sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses pararel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram tidak menggambarkan sifat internal pada sebuah sistem dan interaksi antara beberapa sub sistem secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dari jalur aktifitas dari level atas secara umum.

  1. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirm antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram. Dalam sequence diagram terdapat 2 model, yaitu:

  1. Actor, untuk menggambarkan pengguna sistem ;
  2. Lifeline, untuk menggambarkan kelas dan objek.
  3. Class diagram

Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan objek beserta hubungan seperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap atribut class entity.


  1. Tujuan UML (Unified Modelling Language)

Menurut Yasin (2012:268), tujuan UML diantaranya adalah:

  1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum ;
  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman dan proses rekayasa ;
  3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

2.1.7 Konsep Dasar Prototyping

A. Definisi Prototyping

Menurut Rizky (2011:169), “Prototyping adalah sebuah proses yang melakukan simulasi terhadap sebuah sistem dan dapat dibuat dengan cepat. Prototyping juga merupakan sebuah teknik analisis iteratif dimana user terlibat secara aktif dalam proses desain layar dan laporan”.

Dari definisi prototyping di atas, dapat dikatakan bahwa prototyping biasanya hanya mensimulasikan beberapa aspek dari fitur program akhir, dan mungkin juga sama sekali berbeda dari pelaksanaan akhir program nantinya.

B. Jenis Pendekatan Prototyping

Menurut Husain (2014:52), terdapat 3 pendekatan utama prototyping yaitu :

  1. Throw-Away

Prototype dibuat dan di test, dan digunakan sebagai dasar untuk membuat produk akhir, sedangkan prototype-nya sendiri dibuang.

  1. Incremental

Prototype dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah-pisah. Selanjutnya prototype tersebut dapat dijadikan sebagai sistem awal yang sudah bisa digunakan oleh user. Untuk meningkatkan fungsionalitas sistem maka pengembangan sistem dilakukan secara bertingkat (incremental).

  1. Evolusionerary

Prototype dibuat mulai dari yang paling dasar dan dilakukan perbaikan terus menerus. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

C. Kelebihan dan Kekurangan Prototyping

Menurut Rizaldi (2014:31), kelebihan dan kekurangan prototype adalah sebagai berikut :

  1. Kelebihan Prototype adalah :
    1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan atau user
    2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
    3. Pelanggan dapat berperan aktif dalam pengembangan sistem
    4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
    5. Penerapan sistem menjadi lebih mudah karena pemakai sudah mengetahui seperti apa sistem yang dibangun dari prototype.
  2. Kekurangan Prototype adalah :
    1. Pelanggan kadang tidak menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas secara keseluruhan.
    2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek, sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan bahwa prototyping sebenarnya hanya cetak biru sistem.


2.1.8 Konsep Dasar Testing

  1. Definisi Testing

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:272), “Pengujian perangkat lunak adalah sebuah elemen sebuah topik yang memiliki cakupan luas dan sering dikaitkan dengan verifikasi (verification) dan validasi (validation) (V&V)”.

Menurut Rizky (2011:237), “Testing adalah sebuah proses yang diejawanahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengujian sistem dalam hal ini sistem perangkat lunak merupakan sebuah proses dari tahapan pengembangan perangkat lunak untuk memastikan kualitas dari perangkat lunak tersebut yang secara umum terbagi dalam kategori verifikasi dan validasi.




  1. ''''Verifikasi dan Validasi

Menurut Rizky (2011:239), “Verifikasi adalah proses pemeriksaaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna”.

Menurut Rizky (2011:240), Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

Sedangkan Rosa dan Shalahuddin (2013:273), Verifikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa perangkat lunak dikembangkan dengan benar dalam setiap fungsi, sedangkan validasi dimaksudkan untuk menjamin bahwa perangkat lunak yang dibangun sudah sesuai dengan yang diinginkan user. Atau dapat juga dikatakan sebagai berikut :

  1. Verifikasi : “Apakah produk dibangun dengan benar ?” (lebih ke arah apakah proses pengembangan produk sudah benar dan telah berhasil mengimplementasikan fungsi yang benar).
  2. Validasi : “Apakah sudah membangun produk yang benar ?” (lebih ke arah hasil produk apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan).

Dengan pengujian tersebut kualitas dari perangkat lunak bisa dijamin saat diimplementasikan dan di terapkan kepada pelanggan. Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:271), kualitas perangkat lunak tersebut juga perlu dijaga untuk keperluan sebagai berikut :

  1. Agar dapat “survive” bertahan di dunia bisnis perangkat lunak.
  2. Dapat bersaing dengan perangkat lunak yang lain.
  3. Penting untuk pemasaran global.
  4. Mengefektifkan biaya agar tidak banyak membuang perangkat lunak karena kegagalan pemasaran atau kegagalan produksi.
  5. Mempertahankan pelanggan (customer) dan meningkatkan keuntungan.

Menurut Sasmito (2010:41), dalam melakukan pengujian perangkat lunak, ada beberapa metode pengujian yang dapat digunakan, yaitu :

  1. Pengujian White Box 

Pengujian white box yang juga disebut pengujian glass box, yaitu metode desain test case yang menggunakan struktur kontrol desain prosedural untuk memperoleh test case. Dengan pengujian white box, perekayasa sistem dapat melakukan test case yang :

  1. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah digunakan paling tidak satu kali.
  2. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false.
  3. Mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka.
  4. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya.
  1. Pengujian Basis Path

Pengujian basis path ini memungkinkan desainer test case mengukur kompleksitas logis dari desain prosedural dan menggunakannya sebagai pedoman untuk menetapkan basis set dari jalur eksekusi.

  1. Pengujian Struktur Kontrol 

Terdapat beberapa metode dalam pengujian struktur kontrol, yaitu :

  1. Pengujian kondisi
  2. Merupakan sebuah metode desain test case yang menggunakan kondisi logis yang ada pada suatu program.
  3. Pengujian aliran data. Merupakan metode yang digunakan dalam memilih jalur pengujian dari suatu program sesuai dengan lokasi definisi dan menggunakan variabel-variabel pada program.
  4. Pengujian loop. Merupakan teknik pengujian white box yang secara eksklusif berfokus pada validitas konstruksi loop.
  1. Pengujian Black Box 

Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.

2.1.9 Konsep Dasar PHP

  1. Definisi PHP

Menurut Madcoms (2011:49), “Bahwa PHP adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemah baris kode mesin yang dimengerti computer secara langsung pada saat baris kode di jalankan atau sering disebut suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau yang dikenal dengan istilah Open Source yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhannya”.

Menurut Anhar (2010:3), “PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan dan pengembangan sebuah situs web dan bisa digunakan bersamaan dengan HTML.

  1. Cara Kerja PHP

Menurut Saputra, dkk (2012:5), PHP merupakan bahasa Server Side Scripting, dimana PHP selalu membutuhkan web server dalam menjalankan aksinya. Secara prinsip, server akan bekerja apabila ada permintaan dari client, yaitu kode-kode PHP. Client tersebut akan dikirimkan ke server, kemudian server akan mengembalikan pada halaman sesuai instruksi yang diminta. Berikut adalah uraian cara kerja PHP :

  1. Server membaca permintaan dari client / browser.
  2. Kemudian dilanjutkan untuk mencari halaman/page pada server.
  3. Server melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.
  4. Selanjutnya hasil modifikasi tersebut akan dikembalikan kepada client/browser.


2.1.10 Konsep Dasar Elisitasi

  1. Definisi Elisitasi

Menurut Guritno, dkk (2011:302), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

  1. Tujuan Elisitasi

Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan, Daniel (2012:67), elisitasi kebutuhan bertujuan untuk :

  1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem.

Proses dalam pengembangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batasan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas dan scenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.

  1. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan

Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang berinteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

  1. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran – sasaran yang harus dicapai

Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih focus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan dari pada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

  1. ''''Tahap – tahap Elisitasi

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (Rahardja Untung dkk:2011) :

  1. Elisitasi Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  1. Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai MDI:

  1. “M” pada MDI berarti Mandatory (penting)

Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

  1. “D” pada MDI berarti Desirable

Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  1. “I” pada MDI berarti Inessential

Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  1. ''''Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

  1. Technical (T), bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan?
  2. Operational (O), bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?
  3. Economic (E), berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

  • High (H), sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, maka requirement tersebut harus dieliminasi ;
  • Middle (M), mampu dikerjakan;
  • Low (L), mudah dikerjakan.
    1. Final Draft Elisitasi

Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

  1. Langkah - langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer dalam Siahaan (2012:75), berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan :

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.
  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) kemana sistem atau produk akan ditempatkan.
  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik ke ranah aplikasi.
  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok fokus, dan pertemuan tim.
  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bisa teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.








2.2 Teori Khusus

2.2.1 Konsep Dasar Aplikasi

Terdapat beberapa pengertian aplikasi menurut para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Menurut Eka Noviansyah dalam Satriya (2013), “Aplikasi adalah penggunaan dan penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melakukan tugas tertentu”.
  2. Menurut Pranama (2012), “Aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, game, pelayanan masyarakat, periklanan, atau semua proses yang hampir dilakukan manusia”.
  3. Menurut Yuhefizar (2012), “Aplikasi merupakan program yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam menjalankan pekerjaan tertentu”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi merupakan sebuah program yang dibuat dalam sebuah perangkat lunak dengan komputer untuk memudahkan pekerjaan atau tugas-tugas seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data yang dibutuhkan.





2.2.2 Konsep Dasar Point Of Sales

  1. Definisi Point Of Sales

Menurut Cipikapay (2014), Dalam dunia bisnis, Point Of Sales (POS) merujuk dalam pengertian tempat kasir (check-out counter) dengan mesin kasir (cash register). Sesuai dengan namanya, POS merupakan titik penjualan (check-out) tempat dimana transaksi selesai. Ini adalah titik di mana pelanggan melakukan pembayaran dalam pertukaran barang atau jasa. Pada Point Of Sales (POS) penjual akan menghitung seluruh jumlah harga yang dibeli konsumen dan memberikan pilihan bagi pelanggan untuk melakukan pembayaran serta akan mengeluarkan tanda terima untuk transaksi pembelian.


2.2.3 Konsep Dasar Laravel

Menurut David (2016:5), “Laravel merupakan web application framework berbasis PHP yang open source, menggunakan konsep Model-View-Controller (MVC). Laravel berada dibawah lisensi MIT License, dengan menggunakan GitHub sebagai tempat berbagi kode”.


2.2.4 Konsep Dasar PgAdmin

Dikutip dalam jurnal Universitas Gunadarma yang disusun oleh Tias (2011) PostgresSQL adalah database yang powerful dan tidak kalah dengan database komersil sekelasnya oracle, sybase, maupun Informix prostgreSQL yang mendukung standar SQL92 dan SQL99 ini juga mendukung bahasa pemrograman C, C++, Java, TCL, Perl, Python, PHP, dan seterusnya.

2.2.5 Konsep Dasar Penjualan

A. Definisi Penjualan

Berikut ini dikemukakan definisi penjualan menurut beberapa ahli sebagai berikut :

  1. Menurut Ginting (2013:7), “Penjualan adalah penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai barang pertimbangan. Pertimbangan ini dapat dalam bentuk tunai peralatan kas atau harta lainnya. Pendapatan dapat diperoleh pada saat penjualan, karena terjadi pertukaran, harga jual dapat ditetapkan oleh bebannya diketahui”.
  2. Menurut Tata Sutabri (2012:1),”Penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang”.

Dari kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah proses pertukaran barang atau jasa yang merupakan bahan pertimbangan pokok dalam pemasaran.

2.3 Literature Review

Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2011:86), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.”

Berikut adalah Literature Review yang telah dilakukan sebagai landasan dalam mendukung penelitian serta searah dengan penelitian yang sedang dilakukan saat ini, antara lain :

  1. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Haris Klana Sanie dari Universitas Jember berjudul “Pengaruh Penerapan Aplikasi POS (Point Of Sale) Berbasis Komputer Terhadap Kecepatan Proses Transaksi Penjualan dan Pembelian” pada tahun 2010. Perancangan sistem yang dibuat yaitu sebuah aplikasi sistem berbasis komputer yang bertujuan untuk mempermudah kinerja perusahaan terutama saat pengambilan keputusan seperti halnya pada sistem aplikasi POS (Point Of Sale).



  1. Penelitian Jurnal yang dilakukan oleh Gusti Syarifudin dan Sandy Kosasi dari STMIK Pontianak, yang berjudul “Perancangan Aplikasi Point Of Sale Dalam Pemesanan Menu Restoran”pada tahun 2012. Perancangan sistem yang di buat yaitu sebuah aplikasi Point Of Sale menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7 serta menggunakan database Paradox 7.0 dan Ms. Access 2003 yang dapat menggambarkan proses bisnis pada aplikasi POS.


  1. Penelitian Jurnal yang dilakukan oleh Eduardo Nikita dari Universitas Dian Nuswanto Semarang, yang berjudul “Perancangan Sistem Transaksi Kasir Point Of Sale (POS)”pada tahun 2012. Perancangan sistem yang di buat yaitu sebuah aplikasi Point Of Sale bertujuan untuk memonitoring arus transaksi barang dan ketersediaan barang (stock).


  1. Penelitian Tugas Akhir yang dilakukan oleh Sefty Sunarya dari Universitas Widyatama Bandung, yang berjudul “Aplikasi Sistem Informasi Point Of Sale dengan Menggunakan Metode Experimental Semu (Studi Kasus : Fan Jai Nugget)” pada tahun 2013. Perancangan sistem yang di buat yaitu sebuah aplikasi Point Of Sale bertujuan untuk mengelola operasional sehari – hari transaksi penjualan secara cepat dan akurat. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam sistem ini Borland Delphi 7 serta menggunakan database Paradox 7.0 dan Ms. Access 2007.


  1. Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Rendi Anatasiah dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, yang berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Point Of Sale Untuk Restourant Kebon Kota Surabaya Menggunakan PHP dan MYSQL” pada tahun 2013. Perancangan sistem yang di buat yaitu sebuah aplikasi Point Of Sale bertujuan untuk membuat aplikasi yang memberikan informasi laporan transaksi menu makanan. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam sistem ini PHP dan MySql.

Contributors

Aminah sri rahayu