PROTOTYPE DETEKSI SUHU ENGINE
LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
PROTYPE DETEKSI SUHU ENGINE
Diajukan guna melengkapi sebagian syarat untuk mengikuti Skripsi pada Jurusan Sistem Informasi Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen
STMIK Raharja Tahun Akademik 2013/2014.
Tangerang, .. ....... 2014
( FERRY SUDARTO,S.Kom.,M.Pd. )
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
LEMBAR KEASLIAN KULIAH KERJA PRAKTEK
Saya yang bertandatangan di bawah ini,
NIM |
: 1131469699
|
Nama |
: Rahmana
|
Jenjang Studi |
: Strata Satu
|
Jurusan |
: Sistem Komputer
|
Konsentrasi |
: Computer System
|
Menyatakan bahwa Kuliah Kerja Praktek ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Kuliah Kerja Praktek yang telah dipergunakan untuk melanjutkan dalam pembuatan Skripsi baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.
|
Tangerang, .. ....... 2014
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
RAHMANA
|
|
1131469699
|
)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;
Isi Abstraksi Bahasa Indonesia
Kata Kunci: .... , ..., ....
Isi abstraksi Bahasa Inggris
Keywords : ... , ... , ...
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Kuliah Kerja Praktek Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.
Penulisan laporan Kuliah KerjaPraktek ini disusun sebagai salah satu syarat guna melengkapi kurikulum perkuliahan dan mengikuti Skripsi. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.
Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :
- Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja dan juga sebagai Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
- Bapak Drs. PO. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
- Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd. selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
- Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
-
-
-
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan KKP ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan KKP ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
|
Tangerang, .. ....... 2014
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rahmana
|
|
1131469699
|
DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM
DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam era globalisasi perkembangan perusahaan penerbangan mengalami banyak kemajuan. Dengan banyaknya bermunculan perusahan-perusahaan penerbangan baik di domestik maupun internasional. Kemajuan dalam bisnis penerbangan tidak lepas dari campur tangan pihak yang dapat membantu jalannya semua operasi penerbangan, baik itu keberangkatan (departure) maupun kedatangan (arrival).
Dalam hal ini ground handling berperan sangat penting dalam sebuah maskapai penerbangan, karena ground handling ini juga sudah seperti sarana dan prasarana sebuah maskapai penerbangannya. Dan kalau tidak ada ground handling, operasional di airlines ini pasti akan terbengkalai. Tidak mungkin sebuah airlines harus membuka cabang untuk menangani operasionalnya di setiap airlines tersebut melakukan transit. Dan apabila maskapai penerbangan itu harus menyediakan pasti akan membutuhkan biaya yang sangat besar. Mengingat pentingnya ground handling ini maka PT Garuda Indonesia selaku airlines melaksanakan kegiatan ground handling sendiri untuk keperluan perusahan sendiri, mengingat kebutuhan akan pelayanan yang professional dan tuntutan hasil kerja yang optimal dan tanpa mengabaikan tuntutan keselamatan (safety), kehandalan (reliability), ketepatan waktu (punctually) dan kepuasan pelanggan (costumer satisfaction) maka PT Garuda Indonesia mempertimbangkan untuk menyerahkan kegiatan ground handling untuk semua pesawat yang dimilikinya dan bisa berkonsentrasi pada operasional pesawat saja . Dari sinilah asal mulanya PT Gapura Angkasa dibentuk, sebagai pelaksana ground handling dan pendukung kegiatan penerbangan di kawasan bandara baik penerbangan domestik maupun internasional.
PT Gapura Angkasa sebagai ground handling memilki jenis-jenis pelayanan salah satunya adalah ramp handling yang merupakan unit untuk memberikan pelayanan di bagian apron (Apron Service) yang meliputi pelayanan loading dan unloading, cargo dan mail di pesawat berdasarkan load instruction, mencatat stock terhadap pemeliharaan unit load service (ULD) milik airlines. Tujuannya yang ingin dicapai dengan adanya ramp handling ini diantaranya:
- Safety (Keselamatan)
- Reguler (Teratur)
- OTP (on Time Performance)
Salah satu kegiatan dalam ramp handling ini yaitu kegiatan Loading dan Unloading. Loading dan Unloading merupakan kegiatan yang dilakukan di Apron area yaitu kegiatan bongkar muat barang (bagasi, cargo dan lain-lain) dari dan kedalam pesawat. Untuk kegiatan Loading, dilakukan pada saat pre flight artinya kegiatan memuat barang (bagasi, cargo, dan lain-lain) dilakukan sebelum pesawat melakukan penerbangan oleh petugas-petugas ground handling. Adapun kegiatan Unloading biasanya dilakukan pada saat post flight, artinya kegiatan membongkar barang dilakukan setelah pesawat melakukan penerbangan. Tentunya para petugas dibantu dengan peralatan-peralatan canggih yang sering disebut dengan GSE (Ground Support Equipment), yang merupakan peralatan pembantu yang dipersiapkan untuk mendukung kebutuhan pesawat, salah satunya untuk kegiatan loading dan unloading. Contoh peralatannya yaitu, seperti Belt Conveyor Loader (BCL), Cargo Transporter Loader (CTL), High Lift Loader (HLL), Main Deck Loader (MDL) dan lain-lain.
Karena begitu banyaknya peralatan GSE di PT Gapura Angkasa maka dibutuhkan pengontrolan dan perawatan yang baik agar peralatan dapat berfungsi optimal sehingga mendukung kegiatan operasional ground handling. Namun ternyata masih banyak kendala yang terjadi pada peralatan GSE tersebut. Kendala tersebut berupa kerusakan komponen-komponen yang ada di equipment (GSE) tersebut. Berdasarkan data yang di dapat dari Heavy Maintenance Report yang penulis dapatkan di unit GSE, Belt Conveyor Loader (BCL) ini yang memiliki frekuensi kerusakan engine overheat (temperatur melebihi suhu yang diijinkan) lebih besar. Kerusakan yang terjadi pada unit GSE dapat mengakibatkan proses pemindahan bagasi dan cargo ke pesawat menjadi terlambat, pergerakan BCL bisa berhenti tiba-tiba sehingga bisa menyebabkan accident dan incident, biaya perawatan menjadi lebih besar karena adanya pergantian spareparts unit tersebut. Mengingat pentingnya peranan unit GSE BCL ini maka perlu menjaga realibilitas dari alat ini agar bekerja optimal dan tidak menggangu kegiatan penaikan dan penurunan bagasi penumpang maupun kargo. Namun kenyataannya di lapangan, ditemukan bahwa BCL mengalami masalah yang termasuk sering.
Berdasarkan permasalahan di atas dari maka penulis mencoba membahas ruang lingkup yang kecil dalam pendeteksian suhu panas pada mesin. Sehubungan hal tersebut maka pada Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini penulis mengambil judul :
APLIKASI PROTOTYPE DETEKSI SUHU PANAS PADA MESIN (ENGINE)
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diindetifikasikan sebagai masalah antara lain:
- Bagaimana meminimalisir tingkat kerusakan engine pada Belt Conveyor Loader (BCL)?
- Bagaimana menimimalisir biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan engine pada Belt Conveyor Loader (BCL?)
- Bagaimana mencegah keterlambatan penaikan bagasi atau cargo sehingga kinerja alat dapat ditingkatkan?
Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penulisan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dibatasi dengan ruang lingkup penilitian hanya pada
input temperature mesin ke dalam
safety device untuk membunyikan
buzzer alarm sebagai warning untuk menekan tingkat kerusakan
engine Belt Conveyor Loader (BCL) terhadap peningkatan kinerja mekanik PT Gapura Angkasa dalam pelayanan kerusakan pada GSE sehingga kegiatan
baggage handling tidak terhambat.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesa penulis sebagai berikut:
- Adanya hubungan antara tingkat kerusakan engine pada Belt Conveyor Loader (BCL) terhadap peningkatan kinerja alat.
- Adanya hubungan antara biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan terhadap peningkatan kinerja alat.
- Adanya hubungan antara tingkat kerusakan engine pada Belt Conveyor Loader (BCL) dan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan terhadap peningkatan kinerja alat.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan Penelitian
<p style="line-height: 2">
Sistematika Penulisan
<p style="line-height: 2">Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :</p>
<p style="line-height: 2">BAB I PENDAHULUAN</p>
<p style="line-height: 2">Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.</p>
<p style="line-height: 2">BAB II LANDASAN TEORI</p>
<p style="line-height: 2">Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.</p>
<p style="line-height: 2">BAB III PEMBAHASAN</p>
<p style="line-height: 2">Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat Perguruan Tinggi Raharja, struktur organisasi, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, analisa proses, UML (Unified Modelling Language) sistem yang berjalan, serta alternatif pemecahan masalah.</p>
<p style="line-height: 2">BAB IV PENUTUP</p>
<p style="line-height: 2">Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.</p>
<p style="line-height: 2">DAFTAR PUSTAKA</p>
<p style="line-height: 2">DAFTAR LAMPIRAN</p>