SI1422477714

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

UNTUK MODEL PENGUKURAN EMPLOYEE

PERFORMANCE DEVELOPMENT PLAN SEBAGAI

DECISION SUPPORT SYSTEM

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1422477714
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2015/2016)




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

UNTUK MODEL PENGUKURAN EMPLOYEE

PERFORMANCE DEVELOPMENT PLAN SEBAGAI

DECISION SUPPORT SYSTEM

Disusun Oleh :

NIM
: 1422477714
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Maret 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom)
NID : 00594
       
NID : 05062

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

UNTUK MODEL PENGUKURAN EMPLOYEE

PERFORMANCE DEVELOPMENT PLAN SEBAGAI

DECISION SUPPORT SYSTEM

Dibuat Oleh :

NIM
: 1422477714
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, Maret 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

UNTUK MODEL PENGUKURAN EMPLOYEE

PERFORMANCE DEVELOPMENT PLAN SEBAGAI

DECISION SUPPORT SYSTEM

Disusun Oleh :

NIM
: 1422477714
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Maret 2016

 
NIM : 1422477714

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Employee Performance Development Plan (rencana pengembangan kinerja karyawan) merupakan salah satu program dari PT Parador Management International dalam melakukan penilaian kinerja setiap karyawan yang bekerja di perusahaan ini. Penilaian kinerja adalah review sistematis dari kondisi kerja karyawan yang dilakukan secara formal terkait dengan standar kerja yang telah dilakukan oleh setiap perusahaan. Penilaian ini diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan dan tindakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu model sistem penunjang keputusan dalam menentukan persoalan yang melibatkan mutli kriteria adalah dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dengan adanya kebutuhan tersebut maka pada penelitian ini membahas tentang sistem penunjang keputusan dalam penilaian kinerja karyawan dengan metode analytical hierarchy process. Penelitian ini dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap kriteria penilaian, diantaranya adalah Dependability (Kehandalan), Work Conduct (Perilaku Kerja), Appearance (Penampilan) dan Leadership (Kepemimpinan) kemudian dilakukan proses penilaian yang akan menentukan alternatif yang optimal. Penilaian kinerja berdasarkan kriteria tersebut dapat membantu management dalam pengambilan keputusan diantaranya untuk menentukan Kenaikan jabatan, perpanjang kontrak kerja dan tidak diperpanjang kontrak kerja.

Kata Kunci : analitycal hierarchy process, employee perfomance development plan, sistem penunjang keputusan


ABSTRACT

Employee Performance Development Plan is one of the program from PT Parador Management International in assessing any performance employees who worked in the company of this. Performance assessment is review systematic of working conditions employees conducted in formal relating to standards that has been carried by each company. The assessment is expected to assist decision support and action in accordance with the needs of companies. One of the models in decision support system in determining problems involving multi criteria is with the methods Analytical Hierarchy Process (AHP). With the these needs so on research discussed about decision support system in assessment of employee performance with the methods analytical hierarchy process. The study is done by seeking value weights to every assessment criteria, them is Dependability, Work conduct, Appearance, and Leadership we do the evaluation process that will determine optimal alternative. Assess performance based on these criteria can help management in decision support of them to determine promotion, renew the contract of employment, and termination contract of employment.

Keywords : Analytical Hierarchy Process, Employee Performance Development Plan, Decision Support System


KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua 1 STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi M.kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja
  4. Bapak Sandro Alfeno, M.kom selaku Pembimbing 1
  5. Bapak Junaidi, M.kom selaku Pembimbing 2
  6. Seluruh Dosen dan Asisten dosen, serta staff dan karyawan Perguruan Tinggi Raharja atas kerja samanya.
  7. Ibu Diandra Pramudita selaku Human Capital Manager di PT Parador Management International pada bisnis unit Fame Hotel Serpong telah berkenan memberikan izin dan membantu dalam penelitian ini.
  8. Keluarga saya terutama istri tercinta yang sudah memberikan motivasi, dukungan moril dan materil
  9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini


Tangerang, Maret 2016
Bayu Lesmana Putra
NIM. 1422477714

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam sebuah perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai visi dan misi perusahaan tersebut. Sumber daya itu dapat berupa sumber energi, tenaga, kekuatan yang diperlukan untuk menciptakan daya, gerakan, aktivitas, kegiatan dan tindakan. Sumber daya tersebut terdiri dari sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber daya manusia, sumber daya ilmu pengetahuan dan sumber daya teknologi. Di antara sumber daya tersebut, yang terpenting adalah sumber daya manusia / karyawan dalam sebuah perusahaan. Dimana karyawan / employee merupakan asset perusahaan yang begitu berharga karena mampu mengolah, manajemen dan menggerakan roda perusahaan untuk mencapai tujuan.

Arti penting sumber daya manusia adalah bermuara dari kenyataan bahwa manusia adalah merupakan elemen yang selalu ada dalam sebuah organisasi tidak lain dengan sebuah perusahaan juga. Tidak peduli apa keunggulan-keunggulan lainnya yang dimiliki organisasi, organisasi tidak akan dapat memaksimalkan produktivitas dan labanya tanpa adanya karyawan – karyawan kompeten yang berdedikasi terhadap keinginan perusahaan selanjutnya.

PT Parador Management International merupakan sebuah perusahaan swasta dengan fokus pada manajemen Hotel, Resort, dan Apartemen. Perusahaan yang memiliki ratusan karyawan dengan berbagai posisi jabatan yang dimiliki ini, dalam rencana pengembangan kinerja karyawan masih belum menggunakan sistem yang berbasis komputer. Salah satu alternatif dalam penilaian kinerja karyawan tersebut adalah dengan menggunakan model penentuan kinerja berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan dan diputuskan oleh manajemen. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model Analitycal Hierrchy Process (AHP).

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini difokuskan untuk membantu human capital pada PT Parador Management International dalam proses rencana pengembangan kinerja karyawan dengan model Analytical Hierrchy Process (AHP) yang diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan dalam mendapatkan informasi secara lebih obyektif. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, seperti contoh adalah Dependability (Kehandalan), Work Conduct (Perilaku Kerja), Appearance (Penampilan) dan Leadership (Kepemimpinan) kemudian dilakukan proses penilaian yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu kenaikan jabatan atau pemberian penghargaan lainnya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses dalam menilai performance (kinerja) karyawan pada PT Parador Management International?
2. Kriteria apa saja yang digunakan dalam Employee Performance Development Plan / rencana pengembangan kinerja karyawan?
3. Bagaimana membangun sistem proses Performance Measures (Penilaian Kinerja) dengan kriteria yang telah ditentukan oleh management ?

Ruang Lingkup

Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah dan adanya bias dalam pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:
1. Tempat penelitian dilakukan pada di perusahaan PT Parador Management International pada unit bisnis Fame Hotel Gading Serpong.
2. Teknik analisa pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Analityc Hierarchy Process (AHP).
3. Penelitian ini difokuskan pada Employee Performance Development Plan (rencana pengembangan kinerja karyawan) berdasarkan kriteria diantaranya Dependability (Kehandalan), Work Conduct (Perilaku Kerja), Appearance (Penampilan) dan Leadership (Kepemimpinan) yang menjadi salah satu program dari PT Parador Management International.
4. Pengujian aplikasi SPK pada localhost, dengan menggunakan beberapa data yang di peroleh dari hasil penelitian di PT Parador Management International.
5. Bahasa pemrograman dan database yang digunakan dalam pembuatan sistem pendukung keputusan ini adalah PHP dan MySQL.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian dan pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan kenaikan jabatan pada PT Parador Management International dalam menunjang penulisan skripsi ini adalah untuk :
1. Merancang sebuah sistem yang dapat digunakan dalam rencana pengembangan kinerja karyawan sesuai dengan kebutuhan pada PT Parador Management International.
2. Pemenuhan kebutuhan akan sistem penunjang keputusan yang handal, akurat dan terintegrasi serta menyeluruh dengan pendekatan pada kebutuhan langsung di lapangan.
3. Membantu human capital dalam menentukan employee training (pelatihan karyawan) secara cepat dan tepat dari hasil penilaian kinerja karyawan.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari diadakannya penelitian dan Pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan kenaikan jabatan pada PT Parador Management International dalam menunjang penulisan penelitian ini adalah :
1. Dapat Mempermudah management dalam melakukan penilaian kinerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Untuk memperoleh hasil penilaian yang lebih akurat serta obyektif sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan management.
3. Dapat mempercepat proses dan meminimalkan kesalahan dalam performance measure (penilaian kinerja).

Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang diterapkan dalam melakukan penelitian ini adalah :

Metode Pengempulan Data

Berikut beberapa proses yang dilakukan oleh peneliti dalam pengumpulan data guna membantu dalam penulisan, yaitu :
1. Studi Lapangan
Wawancara
Penulis mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan pihak Human Capital Department guna mendapatkan data-data dan keterangan yang dibutuhkan. Observasi
Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian guna memperoleh data atau gambaran serta keterangan terhadap system yang sedang berjalan.
2. Studi Pustaka
Penulis melakukan studi pustaka sebagai bahan utama dalam pembuatan skripsi ini. Pengumpulan data dengan cara mengambil dari sumber – sumber media cetak maupun elektronik yang dapat dijadikan acuan penelitian dan penulisan skripsi ini.
3. Studi Literatur
Dalam penentuan penelitian skripsi ini, diperlukan sebuah perbandingan studi literatur sejenis yang erat hubungannya dengan tema penulisan skripsi ini. Perbandingan studi sejenis ini menjadi pelengkap dan penyempurnaan dari studi – studi literatur yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Metode Analisis

Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa tehnik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisa supaya mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi peneliti. Dalam tahap ini terdapat beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan, yakni sebagai berikut :
1. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3. Analizer, yaitu menganalisa sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisa
Empat tahap metode analisa ini berdasarkan dari data kepegawaian PT. Parador Management International yang sedang berjalan. Hasil analisa kemudian dibuat laporan untuk masukan dalam perancangan sistem yang diusulkan.

Metode Perancangan Sistem

Classic Life Circle atau yang biasa dikenal dengan Waterfall Model merupakan sebuah model sequential untuk membangun sebuah perangkat lunak yang dimulai dengan mencari spesifikasi atau requirements yang dibutuhkan pengguna dan berkembang ke tahap berikutnya planning, modelling, construction dan deployment.
Berikut ini penjelasan tahapan-tahapan waterfall model:
Communication
Pada tahapan ini pengembang dengan client saling berkomunikasi dan kolaborasi untuk mendapatkan kebutuhan sistem. Hal ini sangat penting di mana software berinteraksi dengan hardware dan juga database.
Planning
Pada proses ini menetapkan rencana untuk pengerjaan software yang meliputi: pembagian tugas-tugas teknis yang akan dikerjakan, jadwal pengerjaan, resiko yang mungkin akan terjadi serta sumber-sumber yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan software.
Modelling
Proses ini meliputi pembuatan model yang akan mempermudah antara pengembang dan client dalam pemahaman kebutuhan perangkat lunak dan desain yang sesuai dengan kebutuhan (UML Desain).
Construction
Pada proses ini difokuskan pada coding dan testing. Dimana desain yang telah dibuat pada proses modelling diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman agar dapat dimengerti oleh mesin, tahapan ini disebut coding. Sedangkan testing adalah tahapan dimana software yang dibuat diuji coba agar meminimalisirkan error yang terjadi dan hasilnya sesuai dan tepat seperti kebutuhan yang telah didefinisikan.
Deployment
Pemeliharaan dan pengembangan dibutuhkan pada suatu software. Pada tahapan ini yaitu untuk memperbaiki bugs yang tidak ditemukan sebelumnya, sedangkan pada tahapan pengembangan seperti adanya penambahan-penambahan fitur yang sebelumnya tidak ada

Metode Pengujian System (Testing)

Setelah penghimpunan data dan perancangan sistem maupun software terlaksana, maka pengujian sistem dimulai dari :
1. Kebenaran dari algoritma AHP yang digunakan, untuk mengetahui apakah hasil yang didapat dengan metode AHP ini sesuai dengan hasil yang sebenarnya.
2. Pengujian kepuasan responden dengan kuisioner, diberikan kepada staff Human Capital dan Department Head, apakah aplikasi ini bermanfaat bagi mereka dalam proses penilaian kinerja karyawan.
3. Pengujian aplikasi dengan menggunakan Black box testing yaitu tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.

Sistematika Penulisan

Penulisan skrips ini dibuat dengan sistem penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang pemilihan judul Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan pada PT Parador Managemenr International dengan metode AHP, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metodelogi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam pembuatan analisa dan pemecahan dari permasalahan yang dibahas, sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan masalah.
BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Berisikan gambaran mengenai PT Parador Management International yang menjadi objek penelitian dan penulisan laporan skripsi ini. Bab ini menjelaskan gambarang umum perusahaan, sejarah singkat dan struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab pada perusahaan, analisa sistem yang berjalan, SWOT, tatalaksana sistem yang berjalan diuraikan dengan menggunakan metode UML terdiri dari Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Elisitasi tahap I, II, III dan Draf Final.
BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, UML yang diusulkan, rancangan prototipe, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sistem yang berjalan sebagai tindak lanjut yang diperlukan untuk melakukan perbaikan dimasa yang akan datang. Selain terdiri dari 5 bab yang telah disebutkan di atas, masih ditambah lagi dengan daftar pustaka dan lampiran yang berisi program aplikasi dari sistem ini.
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

  1. Definisi Sistem

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, di antaranya:

Menurut Sutarman (2012:13), “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.

Menurut Jogiyanto dalam bukunya Yakub, “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu” (Yakub,2012:1).

Menurut Sutabri (2012:10), “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Menurut Tiara (2013:10), “Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menghasilkan output yang diinginkan”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah suatu tahapan pertama yang saling berhubungan dalam satu kesatuan dan terdiri dari unsur, komponen yang terorganisir untuk mencapai suatu tujuan.

  1. Karakteristik Sistem

Menurut (Tata Sutabri, 2012:17), suatu sistem mempunyai karakteristik tersendiri diantaranya komponen (component), batas system (boundary), Lingkungan luar (environment), Penghubung (interface), Masukan (input), keluaran (output), pengolahan (processing), Sasaran atau tujuan (goal), strategi (strategy) antara lain: 1. Komponen Sistem (component), yaitu kumpulan subsistem-subsistem yang saling berinteraksi atau dengan yang lainnya serta melakukan kerja sama antar subsistem tersebut. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya yang saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi suatu sistem secara keseluruhan. Suatusistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar, yang disebut dengan “Supra Sistem”. 2. Batasan Sistem (boundary) yaitu ruang lingkup sistem, merupakan suatu daerah yang membatasi antara komponen atau subsistem yang lain, yang membatasi suatu sistem dengan sistem lain atau sistem yang berasal dari lingkungan luarnya. 3. Lingkungan Luar Sistem (environment) yaitu lingkungan luar dari suatu sistem apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luaryang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut. 4. Penghubung Sistem (interface), merupakan suatu media yang menghubungkan antara subsistem yang satu dengan yang lainnnya sehingga antar subsistem dapat saling bekerja sama. Melalui penghubungini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. 5. Masukan Sistem (input), yaitu sesuatu yang berasal dari subsistem yang digunakan sebagai data masukan yang selanjutnya dimasukan dalam suatu sistem agar dapat menghasilkan suatu keluaran yang berguna (diinginkan). Masukan dapat berupa maintenance input dan signal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistemtersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk menghasilkan keluaran. 6. Keluaran Sistem (output), adalah hasil proses dari suatu masukan yang telah dilakukan proses di dalamnya sehingga menghasilkan sebuah informasi yang berguna untuk setiap tingkatan yang ada. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem. 7. Pengolahan Sistem (processing) yaitu suatu proses yang akan merubah suatu masukan menjadi suatu keluaran. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan merubah masukan menjadi keluaran, sebagai contoh sistem akuntansi. Sistem ini mengelola data transaksi menjadi laporan yang dibutuhkan oleh semua pihak manajemen. 8. Sasaran (objective) atau tujuan (goal), suatu sistem mempunyai sasaran atau tujuan, kalua sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan. 9. Strategi (strategy), merupakan cara-cara yang digunakan dari mulai adanya input, pemrosesan hingga akhirnya terbentuk output, dan untuk mencapai sasaran yang diinginkan diperlukan suatu strategi agar sasaran tersebut dapat tercapai. Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik sistem adalah kumpulan dari sub-subsistem yang mempunyai suatu tujuan (goal), dimana untuk mencapai tujuan tersebut harus memiliki strategy yaitu dengan masukan sistem (input), proses (processing) dan keluaran sistem (output) yang objective.


  1. Klasifikasi Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:15), sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik


Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu suatu sistem yang berupa pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan; sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, seperti sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

  1. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia


Sistem alamiah adalah sistem yangterjadi karena proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang dan malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan hubungan manusia dengan mesin, yang disebut dengan human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contohnya, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.



  1. Sistem Deterministik dan Sistem probabilistik


Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program- program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat

probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas.

  1. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup


Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

  1. Daur Hidup Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20-21), Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Fase atau tahapan dari daur hidup suatu system menurut Tata Sutabri (2012:29):

  1. Mengenali adanya kebutuhan


Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.

  1. Pembangunan sistem


Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

  1. Pemasangan sistem


Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.

  1. Pengoperasian sistem


Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

e. Sistem menjadi usang


Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistemyang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.


Gambar 2.2 Daur Hidup Sistem

Konsep Dasar Informasi

  1. Definisi Data

Menurut Tata Sutabri (2012:1), “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Menurut Rohmat Taufiq (2013:13), “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

  1. Definisi Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:22), “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.

Konsep dasar informasi dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu :

  1. Informasi Strategis

Informasi ini digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, yang mencakup informasi eksternal, rencana perluasan perusahaan, dan sebagainya.

  1. Informasi Taktis

Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah, seperti informasi tren penjualan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun rencana penjualan.

  1. Informasi Teknis

Informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-hari seperti informasi persediaan stock, retur penjualan, dan laporan kas harian.

  1. Nilai Informasi

Pengertian nilai informasi menurut Gorden B. Davis (2002, 115) mengemukakan bahwa, nilai informasi adalah nilai perubahan dalam perilaku keputusan yang disebabkan oleh informasi dikurangi biaya informasi tersebut.

Sedangkan menurut Tata Sutabri (2012:30), Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

  1. Mudah diperoleh

Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

  1. Luas dan lengkap

Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya.

  1. Ketelitian

Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

  1. Kecocokan

Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

  1. Ketepatan waktu

Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barag-barang inventaris.

  1. Kejelasan

Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah- istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Beberapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.

  1. Keluwesan

Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.



  1. Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

  1. Tidak ada prasangka

Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

  1. Dapat diukur

Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

  1. Definisi Sistem Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:38) ”Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan oleh pihak luar tertentu”.


  1. Komponen Sistem Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:39-40), sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari:

  1. Blok masukan (input block)


Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  1. Blok model (model block)


Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  1. Blok keluaran (output block)


Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  1. Blok teknologi (technology block)


Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

  1. Blok basis data (database block)


Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan

informasi lebih kanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

  1. Blok kendali (control block)


Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan- kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

  1. Fungsi Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:24), fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan dari data yang dimasukkan ke dalam pengolahan. Akan tetapi dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan.

  1. Kualitas Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:33-34), kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu :

  1. Akurat (Accurate)


Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  1. Tepat Waktu (Timeline)


Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.

  1. Relevan (Relevance)


Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang suatu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musibah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi menenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

  1. Siklus Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:26), data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menerima informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang akan mengakibatkan munculnya sejumlah data lagi. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).

Konsep Dasar Pengembangan Sistem=

  1. Definisi Pengembangan Sistem


Menurut Tata Sutabri (2012:50), ”pengembangan sistem berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada. Menurut para ahli sistem yang lama perlu diperbaiki karena beberapa hal, yaitu:

  1. Munculnya masalah pada sistem yang lama

Permasalahan yang timbul dapat berupa:

  1. Ketidakberesan pada sistem yang menyebabkan sistem tidak perlu beroperasi sesuai dengan harapan.
  2. Pertumbuhan dalam kebutuhan organisasi yang menyebabkan sebuah sistem baru harus disusun. Kebutuhan organisasi diantaranya adalah informasi yang semakin luas, sehingga volume pengolahan data menjadi semakin meningkat.
  3. Untuk meraih kesempatan

Teknologi komputer berkembang dengan cepat sehingga organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi. Fungsi penggunaan teknologi informasi ini adalah supaya dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.

  1. Adanya instruksi-instruksi

Bisa juga sistem baru dibuat karena adanya instruksi dari pimpinan atau kekuatan dari luar organisasi, misalnya peraturan pemerintah. Jadi sistem baru dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang timbul, agar dapat meraih kesempatan atau untuk memenuhi instruksi yang diberikan.


Teori Khusus

Manajemen Risiko Berdasarkan ISO 31000:2009

  1. Definisi Risiko


Menurut ISO 31000:2009 Risiko adalah dampak dari ketidakpastian dari pencapaian obyektif. Dampak menurut ISO 31000 adalah deviasi dari apa yang diharapkan, bisa bersifat positif dan/atau negatif.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.

  1. Definisi Manajemen Risiko


Menurut ISO 31000:2009 definisi manajemen risiko adalah aktivitas yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan sebuah organisasi dalam menangani risiko.

  1. Prinsip Pengelolaan Risiko


ISO 31000:2009 mensyaratkan bahwa penerapan manajemen risiko yang efektif harus patuh pada 11 prinsip:

  1. Manajemen risiko memberi nilai tambah dan melindungi nilai perusahaan.

Manajemen risiko memberikan kontribusi melalui peningkatan kemungkinan pencapaian sasaran perusahaan secara nyata. Selain itu memberikan perbaikan dalam aspek keselamatan, kesehatan kerja, kepatuhan terhadap peraturan perundangan, perlindungan lingkungan hidup, persepsi publik, kualitas produksi, reputasi, corporate goverment, efisiensi, dan lain-lain

  1. Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi.

Manajemen risiko merupakan bagian dari tanggung jawab manajemen dan merupakan bagian tak terpisahkan dari proses organisasi, proyek, dan manajemen perubahan.

  1. Manajemen risiko adalah bagian dari pengambilan keputusan.

Manajemen risiko membantu para pengambilan keputusan untuk mengambil keputusan atas pilihan-pilihan yang tersedia dengan informasi yang selengkap mungkin.

  1. Manajemen risiko secara khusus menangani ketidakpastian.

Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan. Ia memperkirakan bagaiman sifat ketidakpastian dan bagaimanakah hal tersebut harus ditangani.

  1. Manajemen risiko bersifat sistematis, terstruktur, dan tepat waktu.

Digunakan dalam pendekatan menajemen risiko inilah yang memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan konsistensi manajemen risiko.

  1. Manajemen risiko berdasarkan informasi terbaik yang ada.

Masukan dan informasi yang digunakan dalam proses manajemen risiko didasarkan pada sumber informasi yang tersedia, seperti pengalaman,observasi, perkiraan, penilaian ahli, dan data lain yang tersedia.

  1. Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya (tailored). Manajemen risiko harus diselaraskan dengan konteks internal dan eksternal organisasi, serta sasaran organisasi dan profil risiko yang dihadapi organisasi tersebut.
  2. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya.

Penerapan manajemen risiko haruslah menemukenali kapabilitas organisasi, persepsi dan tujuan masing-masing individu di dalam serta di luar organisasi, khususnya yang menunjang atau menghambat pencapaian sasarana organisasi.

  1. Manajemen risiko harus transparan dan inklusif.

Untuk memastikan bahwa manejemen risiko tetap relevan dan terkini, para pemangku kepentingan dan pengambil keputusan disetiap tingkatan organisasi harus dilibatkan secara efektif.

  1. Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan responsif terhadap perubahan.

Ketika terjadi peristiwa baru, baik didalam maupun di luar organisasi, kontek manajemen risiko dan pemahaman yang ada juga mengalami perubahaan.

  1. Manajemen risiko harus memfasilitasi perbaikan sinambung dan peningkatan organisasi.

Manajemen organisasi harus senantiasa mengembangkan dan menerapkan perbaikan strategi manajemen risiko serta meningkatkan kematangan pelaksanaan manajemen risiko, sejalan dengan aspek laindari organisasi.

  1. Kerangka Manajemen Risiko.

Kerangka kerja manajemen risiko ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines dimulai dengan pemberian mandat dan komitmen. Pemberian mandat dan komitmen merupakan hal yang sangat penting karena menentukan akuntabilitas, kewenangan, dan kapabilitas dari pelaku manajemen risiko. Hal-hal penting yang harus dilakukan pada pemberian mandat dan komitmen adalah (sumber ISO 31000:2009 risk management-principles and guidelines):

  1. Membuat dan menyetujui kebijakan manajemen risiko;
  2. Menyesuaikan indikator kinerja manajemen risiko dengan indikator kinerja perusahaan;
  3. Menyesuaikan kultur organisasi dengan nilai-nilai manajemen risiko;
  4. Menyesuaikan sasaran manajemen risiko dengan sasaran strategis perusahaan;
  5. Memberikan kejelasan peran dan tanggung jawab;
  6. Menyesuaikan kerangka kerja manajemen risiko dengan kebutuhan organisasi.

Setelah pemberian mandat dan komitmen, kerangka kerja ISO 31000: 2009 dilanjutkan dengan kerangka implementasi “Plan, Do, Check, Act”, yaitu dengan melakukan:

  1. Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko;
  2. Penerapan manajemen risiko;
  3. Monitoring dan review terhadap kerangka kerja manajemen risiko;
  4. Perbaikan kerangka kerja manajemen risiko secara berkelanjutan.

Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko mencakup pemahaman mengenai organisasi dan konteksnya, menetapkan kebijakan manajemen risiko, menetapkan akuntabilitas manajemen risiko, mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam proses bisnis organisasi, alokasi sumber daya manajemen risiko, dan menetapkan mekanisme komunikasi internal dan eksternal.

Setelah melakukan perencanaan kerangka kerja, maka dilakukan penerapan proses manajemen risiko. Dalam penerapan manajemen risiko, perlu dilakukan monitoring dan review terhadap kerangka kerja manajemen risiko. Setelah itu, kerangka kerja manajemen risiko perlu diperbaiki secara berkelanjutan untuk memfasilitasi perubahan yang terjadi pada konteks internal dan eksternal organisasi. Proses-proses tersebut kemudian berulang kembali untuk memastikan adanya kerangka kerja manajemen risiko yang mengalami perbaikan berkesinambungan dan dapat menghasilkan penerapan manajemen risiko yang andal.



  1. Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko merupakan kegiatan kritikal dalam manajemen risiko, karena merupakan penerapan daripada prinsip dan kerangka kerja yang telah dibangun. Proses manajemen risiko terdiri dari tiga proses besar (sumber CRMS indonesia), yaitu:

  1. Penetapan konteks (establishing the context)

Penetapan konteks bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan sasaran organisasi, lingkungan dimana sasaran hendak dicapai, stakeholders yang berkepentingan, dan keberagaman kriteria risiko, dimana hal-hal ini akan membantu mengungkapkan dan menilai sifat dan kompleksitas dari risiko.

Terdapat empat konteks yang perlu ditentukan dalam penetapan konteks, yaitu konteks internal, konteks eksternal, konteks manajemen risiko, dan kriteria risiko.

  1. Konteks internal memperhatikan sisi internal organisasi yaitu struktur organisasi, kultur dalam organisasi, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi.
  2. Konteks eksternal mendefinisikan sisi eksternal organisasi yaitu pesaing, otoritas, perkembangan teknologi, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi.
  3. Konteks manajemen risiko memperhatikan bagaimana manajemen risiko diberlakukan dan bagaimana hal tersebut akan diterapkan di masa yang akan datang.
  4. Terakhir, dalam pembentukan manajemen risiko organisasi perlu mendefinisikan parameter yang disepakati bersama untuk digunakan sebagai kriteria risiko.
  5. Penilaian risiko (risk assessment)

Penilaian risiko terdiri dari:

  1. Identifikasi risiko: mengidentifikasi risiko apa saja yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi.
  2. Analisis risiko: menganalisis kemungkinan dan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi.
  3. Evaluasi risiko: membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan bagaimana penanganan risiko yang akan diterapkan.
  4. Penanganan risiko (risk treatment)

Dalam menghadapi risiko terdapat empat penanganan yang dapat dilakukan oleh organisasi:

  1. Menghindari risiko (risk avoidance);
  2. Mitigasi risiko (risk reduction), dapat dilakukan dengan mengurangi kemungkinan atau dampak;
  3. Transfer risiko kepada pihak ketiga (risk sharing);
  4. Menerima risiko (risk acceptance).

Ketiga proses besar tersebut didampingi oleh dua proses (sumber CRMS indonesia) yaitu:

  1. Komunikasi dan konsultasi

Komunikasi dan konsultasi merupakan hal yang penting mengingat prinsip manajemen risiko yang kesembilan menuntut manajemen risiko yang transparan dan inklusif, dimana manajemen risiko harus dilakukan oleh seluruh bagian organisasi dan memperhitungkan kepentingan dari seluruh stakeholders organisasi. Adanya komunikasi dan konsultasi diharapkan dapat menciptakan dukungan yang memadai pada kegiatan manajemen risiko dan membuat kegiatan manajemen risiko menjadi tepat sasaran.

  1. Monitoring dan review

Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa implementasi manajemen risiko telah berjalan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Hasil monitoring dan review juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan terhadap proses manajemen risiko.

Manajemen risiko merupakan proses esensial dalam organisasi untuk memberikan jaminan yang wajar terhadap pencapaian tujuan organisasi. ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines merupakan standar yang dibuat untuk memberikan prinsip dan panduan generik dalam penerapan manajemen risiko.

Standar ini menyediakan prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko. Prinsip manajemen risiko merupakan fondasi dari kerangka kerja dan proses.


2.2.2 Analisa Value Chain

Menurut Michael E. Porterya(2011:56) untuk mendeskripsikan cara melihat bisnis sebagai rantai aktifitas yang mengubah input menjadi output sehingga memiliki nilai bagi pelanggan. Value Chain membagi dalam dua kategori (Michael E. Porterya, 2011 : 56), yaitu:

  1. Primary activities, (line functions) merupakan aktifitas utama dari organisasi yang melibatkan aktifitas-aktifitas sebagai berikut:

a. Inbound Logistics, pada bagian ini terkait dengan penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian input menjadi produk.

b. Operations, semua aktifitas yang terkait dengan pengubahan input menjadi bentuk akhir dari produk, seperti produksi, pembuatan, pemaketan, perawatan peralatan, fasilitas, operasi, jaminan kualitas, proteksi terhadap lingkungan.

c. Outbond Logistics, aktifitas yang terkait dengan pengumpulan, penyimpanan, distribusi secara fisik atau pelayanan terhadap pelanggan.

d. Marketing and Sales, aktifitas yang terkait dengan pembelian produk dan layanan oleh pengguna dan mendorong untuk dapat membeli produk yang dibuat. Memiliki rantai nilai khusus, antara lain: Marketing Management, Advertising, Sales force administration, Sales force operations, Technical literature, promotion.

e. Service, aktifitas yang terkait dengan penyediaan layanan untuk meningkatkan atau merawat nilai dari suatu produk, seperti instalasi, perbaikan, pelatihan, suplai bahan, perawatan dan perbaikan bimbingan teknis.

  1. Support activities, (staff atau fungsi overhead) merupakan aktifitas pendukung yang membantu aktifitas utama. Secondary activities melibatkan beberapa bagian/fungsi, antara lain:

a. Firm infrastructure, merupakan aktifitas, biaya, dan aset yang berhubungan dengan manajemen umum, accounting, keuangan, keamanan dan keselamatan sistem informasi, serta fungsi lainnya.

b. Human Resources Management, terdiri dari aktifitas yang terlibat seperti penerimaan, dengar pendapat, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi untuk semua tipe personil, dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja.

c. Research, Technology, and System Development, aktifitas yang terkait dengan biaya yang berhubungan dengan produk, perbaikan proses, perancangan peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, dan pengembangan dukungan sistem berbantuan komputer.

d. Procurement, terkait dengan fungsi pembelian input yang digunakan dalam value chain organisasi.

Konsep Dasar Prototipe

Jenis-Jenis Prototipe

Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu: Menurut Janner Simarmata (2010:64)

  1. Rapid Throwaway Prototyping

Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun, diverifikasi oleh konsumen, dan dibuang hingga Prototypeyang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

  1. Prototype Evolusioner

Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).


UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

UML singkatan dari Unified Modeling Language yang berarti bahasa pemodelan standar. Menurut Chonoles dalam widodo dan Herlawati (2011:6) mengatakan sebagai bahasa, berarti UML memiliki sintaks dan semantic. Ketika membuat model menggunakan konsep UML ada aturan- aturan yang harus diikuti. Elemen pada model-model yang dibuat berhubungan satu dengan yang lainnya harus mengikuti standar yang ada. UML bukan sekedar diagram, tetapi juga menceritakan konteksnya.


Diagram – Diagram UML

Menurut (Widodo dkk, 2011:10-12) Diagram - Diagram UML antara lain:

1. Diagram Kelas

Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka- antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi - relasi.

2. Diagram Diagram Paket (Package Diagram)

Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

3. Diagram Use Case

Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor. Diagram ini sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

4. Diagram interaksi dan Sequence (urutan)

Diagram interkasi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

5. Diagram Komunikasi (Communication Diagram)

Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

6. Diagram Statechart (Statechart Diagram)

Status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktifitas.

7. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)

Diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

8. Diagram Komponen (Component Diagram)

Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

9. Diagram Deployment (Deployment Diagram)

Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run time).

Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai dengan kebutuhan.

Tujuan UML

UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk : (Widodo dkk, 2011:6-7)

  1. Merancang perangkat lunak.


  1. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.
  2. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem.
  3. Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya.

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box Testing

Black box testing terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

Menurut Soetam Rizky (2011:264), berpendapat bahwa “Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.

Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenal proses testing di bagian luar”.

Menurut Agustiar Budiman (2012:4), berpendapat bahwa “pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antar muka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Uji coba black box bukan merupakan alternative dari uji coba white box, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode white box testing. Black box testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance. Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang;
  2. Kesalahan interface;
  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal;
  4. Kesalahan performa;
  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.
  6. Metode Pengujian Dalam Black Box

Menurut Soetam Rizky (2011:265), Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, diantaranya:

a. Equivalence Partioning


Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

b. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba.

BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.


c. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

  1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
  2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
  3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
  4. Aturan tabel keputusan dikonversikan ke dalam kasus uji

d. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan

data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

e. Sample and Robustness Testing

  1. Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai- nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

  1. Robustness Testing

Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

f. Behavior Testing dan Performance Testing

  1. Behavior Testing

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

  1. Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

g. Requirement Testing

  1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
  2. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
  3. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

h. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Konsep Dasar Pengertian PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman yang dinamis (up to date) (Anhar, 2010 : 3).

Pendapat lain menjelaskan PHP adalah akronim dari Hypertext Preprocessor, yaitu satu bahasa pemrograman berbasiskan kode-kode (script) yang digunakan untuk mengolah suatu data dan mengirimnya kembali ke web browser menjadi kode HTML. Kode PHP mempunyai cirri-ciri khusus, yaitu (Diar Puji Oktavian, 2010 : 31) :

  1. Hanya dapat dijalankan menggunakan web server, misal : Apache
  2. Kode PHP diletakkan dan dijalankan di web server
  3. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses database, seperti : MySQL, PostgreSQL, Oracle, dan lain-lain
  4. Merupakan software yang bersifat open source
  5. Gratis untuk di-donwload dan digunakan
  6. Memiliki sifat multipaltform, artinya dapat dijalankan menggunakan sistem operasi apapun, seperti : Linux, Unix, Windows, dan lain-lain.

Berikut contoh umum penggunaan script PHP untuk menjelaskan tentang PHP sebagai script yang disisipkan dalam bentuk HTML.

<html>

<head>

<title>

Contoh

</title>

</head>

</body>

<?

Echo “Hello, World”

?>

</body>

</html>

Contoh script diatas berbeda dengan script yang ditulis dengan bahasa lain seperti bahasa C atau bahasa Perl. Programmer tidak harus menuliskan semua dokumen HTML sebagai bagian dari keluaran dari script PHP, cukup menuliskan bagian mana saja yang berupa tag html dan bagian mana saja yang harus ditulis atau dihasilkan dari program script PHP, kode diapit dengan menggunakan tag awal tag akhir yang khusus yang memungkinkan pemprograman untuk masuk dan keluar dari mode script PHP.


Konsep Dasar Cascading Style Sheet (CSS)

Menurut Sulistyawan, Rubianto, Saleh (2008, P32), CSS adalah suatu bahasa stylesheets yang mengatur tampilan suatun dokumen. Pada umumnya CSS digunakan untuk mengatur tampilan dokumen. CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda. CSS dapat mengubah besar kecilnya text, mengganti warna background pada sebuah halaman, atau dapat pula mengubah warna border pada tabel, dan masih banyak lagi hal yang dapat dilakukan oleh CSS. Dengan CSS, tampilan website akan lebih cantik dan konsisten. Ada dua cara untuk menuliskan kode CSS. Pertama secara internal, yaitu menuliskan langsung diantara tag HTML/XHTML. Kedua secara eksternal, yaitu kode CSS disimpan dalam file yang terpisah kemudian dipanggil saat halaman web dibuka, CSS sendiri merupakan sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh W3C (World Wide Web Consortium) dan diperkenalkan pada tahun 1996.

Konsep Dasar MySQL

Definisi MySQL

MySQL terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

Menurut Budi Raharjo (2011:21), berpendapat bahwa “MySQL adalah RDBMS atau server database yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat diakses oleh banyak user”.

Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:97), berpendapat bahwa “MySqL atau dibaca “My Sekuel” adalah suatu RDBMS (Relational Data-base Management System) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data”.

Menurut Achmad Solichin (2010:8), berpendapat bahwa MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris : database management system)

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL adalah sebuah perangkat lunak atau program yang bersifat open source yang digunakan untuk membuat sebuah database.

Fitur-fitur My SQL

Fitur-fitur MySQL menurut Achmad Solichin (2010:8):

  1. Relational Database System. Seperti halnya software database lain yang ada dipasaran, MySQL termasuk RDBMS.
  2. Arsitektur Clien-Server. My SQL memiliki arsitektur clien-server dimana server database MySQL terinstal di server. Client MySQL dapat berada di komputer yang sama dengan server, dan dapat juga di komputer lain yang berkomunikasi dengan server melalui jaringan bahkan internet.
  3. Mengenal perintah SQL standar. SQL (Structured Query Language) merupakan suatu bahasa standar yang berlaku di hampir semua software database. MySQL mendukung SQL versi SQL:2003.
  4. Mendukung Sub Select. Mulai versi 4.1 MySQL telah mendukung select dalam select (sub select).
  5. Mendukung Views. MySQL mendukung views sejak versi 5.0.
  6. Mendukung Stored Prosedured (SP). Mendukung SP sejak versi 5.0.
  7. Mendukung Triggers. My SQL mendukung trigger pada versi 5.0
  8. Mendukung replication.
  9. Mendukung transaksi.
  10. Mendukung foreign key.
  11. Tersedia fungsi GIS.
  12. Free (bebas didownload).
  13. Stabil dan Tangguh.
  14. Fleksibel dengan berbagai pemrograman.
  15. Security yang baik.
  16. Dukungan dari banyak komunitas.
  17. Perkembangan software yang cukup cepat.

Konsep Dasar XAMPP

Definisi XAMPP

Menurut Puspitasari (2011:1), berpendapat bahwa “XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah tersedia database server MySQL dan support PHP programming.

”Xampp merupakan software yang mudah digunakan gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows. Keuntungan lainya adalah cuma menginstal 1 kali sudah tersedia apache web server, mysql database server, php support (php4 dan php5) dan beberapa modul lainya hanya bedanya kalau versi windows selalu dalam bentuk instalasi grafis dan yang linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz. kelebihan lain yang berbeda dari versi untuk windows adalah memiliki fitur untuk mengaktifkan sebuah server secara grafis, sedangkan linux masih berupa perintah-perintah didalam console. oleh karena itu versi untuk linux sulit untuk dioperasikan”.

Menurut Sopiyan (2012:13), berpendapat bahwa asal kata XAMPP adalah singkatan yang masing-masing hurufnya adalah :

X: Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi, seperti

Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris.

A: Apache, merupakan aplikasi web server. Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang dituliskan, maka dapat saja suatu database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk mendukung halaman web yang dihasilkan

M: MySQL, merupakan aplikasi database server. Perkembangannya disebut SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang digunakan untuk mengolah database. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengelola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQL untuk menambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada dalam database.

P: PHP, bahasa pemrograman web. Bahasa pemrograman PHP merupakan bahasa pemrograman untuk membuat web yang bersifat server-side scripting. PHP memungkinkan kita untuk membuat halaman web yang bersifat dinamis. Sistem manajemen basis data yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQl. Namun PHP juga mendukung sistem manajement database Oracle, Microsoft Access, Interbase, d- base, PostgreSQL, dan sebagainya.

Konsep Dasar Adobe Dreamweaver

Definisi Adobe Dreamweaver

Menurut Wahana Komputer (2011:2), “Adobe Dreamweaver merupakan salah satu program aplikasi yang digunakan untuk membangun sebuah website, baik secara grafis maupun dengan menuliskan kode sumber secara langsung.” Adobe Dreamweaver merupakan program untuk membuat atau mengedit web yang dikeluarkan oleh Adobe Systems yang juga dikenal sebagai Macromedia Dreamweaver. Software ini digunakan karena memiliki fitur-fitur yang menarik dan cenderung mudah dalam penggunaannya. Versi terakhir Adobe Dreamweaver adalah Adobe Dreamweaver CS5. Macromedia Dreamweaver berubah menjadi Adobe Dreamweaver karena Macromedia diakuisisi oleh Adobe System sehingga seluruh produk yang dibuat oleh Macromedia kini diawali dengan kata Adobe.

Adobe Dreamweaver memudahkan pengembang website untuk mengelola halaman-halaman website dan aset-asetnya, baik gambar (image), animasi flash, video, suara dan lain sebagainya. Selain itu Adobe Dreamweaver juga menyediakan fasilitas untuk melakukan pemrograman scripting, baik ASP (Active Server Page), JSP (Java Server Page), PHP (Hypertext Preprocessor), JavaScript (js), Cold Fusion, CSS (Cascading Style Sheet), XML (Extensible Markup Language) dan lainnya

Elisitasi

  1. Definisi Elisitasi


Menurut Hidayati dalam Journal CCIT Vol-4 No.3 – Mei 2011 (2011:302), ”Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.”

  1. Jenis-jenis Elisitasi


Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: Menurut Suryo Guritno, (2010:302)

  1. Elisitasi Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  1. Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.

  1. (M) pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
  2. (D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.
  3. (I) pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
  4. Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.

  1. (T) artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
  2. (O) artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
  3. (E) artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut:

  1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
  2. Middle (M): Mampu untuk dikerjakan.
  3. Low (L): Mudah untuk dikerjakan.
  4. Final Draft Elicitation

Menurut Suryo Guritno (2010:304), berpendapat bahwa “Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.


Literature Review

  1. Definisi Literature Review

Menurut Semiawan (2010:104),“Literaturereview adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentangtopik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan di analisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan denganpenelitian-penelitian sebelumnya

Menurut Mulyandi (2013:17-153), “Penelitian sebelumnya (literature review) merupakan survey literature tentang penemuan - penemuan yang di lakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topic penelitian”.

Berdasarkan beberapa pendapat yangdikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan literature review adalah analisa sistem berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari peneliti yang sedangdilakukan terhadap suatu bagian keilmuan.

  1. Tujuan Literature Review

Menurut Yuniarti (2012:3), studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolak ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaantertentu.

  1. Manfaat dari literature review ini antara lain :
  2. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
  3. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  4. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
  5. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah capai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  6. Untuk mendapatkan informasi tentang orang lain yang melakukan penelitian di area yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

Terdapat beberapa penelitian/jurnal sebelumnya yang memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas, yaitu :

  1. Tinjauan dari jurnal ilmiah yang dilakukan oleh Arif Lokabal, Martin D.J.Sumajouw, Bonny F. Sompie (2014).

Jurnal yang berjudul Manajemen Risiko Pada Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi di Provinsi Papua bertujuan untuk manganalisa risiko-risiko yang dihadapi oleh perusahaan jasa konstruksi. Dalam hal ini manajemen risiko akan melibatkan proses-proses, metode untuk mengidentifikasikan, menganalisa, dan merespon risiko-risiko yang ada dalam suatu proyek.

  1. Tinjauan dari jurnal ilmiah yang dilakukan oleh Muhamad Fitrah Kurniawan (2014).

Jurnal yang berjudul Manajemen Risiko yang di hadapi PT Telekomunikasi Indonesia TBK. Dalam pembuatan Jurnal ini penulis melakukan penelitian Kualitatif karena tidak adanya perhitungan dalam isi jurnal ini. Penulis melakukan penelitian secara observasi untuk mendapatkan informasi langsung di PT Telekomunikasi Indonesia. Penulis mendapatkan data dengan cara tanya jawab dengan pihak perusahaan langsung sehingga penulis mendapatkan data langsung dari perusahaan. Tujuan pembuatan jurnal ini agar kita bisa memahami apa risiko yang terjadi di perusahaan Telekomunikasi Indonesia, baik itu terjadi di Operasional, SDM, Keuangan maupun yang lainnya.

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ahsan (2015)

Penelitian yang berjudul Penerapan Manajemen Risiko Untuk Meminimalkan Kredit Bermasalah pada Bank Jatim Cabang Bondowoso penelitian ini menggunakan mix method (kualitatif & kuantitatif). Data kualitatif diperoleh dengan melakukan wawancara kepada beberapa karyawan bagian kredit, obsevasi non-partisipan dan dokumentasi tentang implementasi manajemen risiko. Data kuantitatif diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada nasabah kredit bermasalah. Analisis data dilakukan dengan regresi linier ganda dengan bantuan SPSS 16 for windows. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan penyebab kredit bermasalah terdapat pada karakter nasabah, usaha nasabah dan jaminan.

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Nisa Mustikawati, Topowijino, Dwiatmanto (2013).

Penelitian yang berjudul Penerapan Manajemen Risiko Untuk Meminimalisir Risiko Kredit Macet Pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BPTN) Cabang Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan manajemen risiko agar dapat menekan kredit macet dengan menggunakan metode kualitatif yang berfokus:

  1. pada Pengawasan Dewan Komisaris dan Dierksi
  2. kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit pinjaman
  3. kecukupan proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko kredit
  4. pengendalian risiko kredit.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Heidy Anggraini Putri (2012)

Penelitian yang berjudul Manajemen Risiko Proyek Penyediaan Air Minum bertujuan untuk mengidentifikasikan & assesmen risiko, Alokasi risiko dan mitigasi risiko. Dari penelitian ini diperoleh tujuh risiko tinggi, tujuh risiko medium dan enam risiko rendah.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai penerapan Analytical Hierarchy Process untuk model pengukuran Employee Peformance Development Plan sebagai Decision System Support adalah sebagai berikut :
1. Sistem yang berjalan dalam proses penilaian kinerja karyawan yaitu dilakukan dengan mengisi formulir oleh department head masing-masing, basis data yang diperoleh tanpa terintegrasi oleh sistem komputer, serta masih membutuhkan perhitungan secara manual untuk mengetahui hasil dari penilaian kinerja karyawan tersebut. Hal ini berakibat hasil penilaian yang berupa angka tidak tepat karena belum menggunakan metode dalam penilaiannya dan juga memerlukan waktu lama dalam proses penilaian kinerja karyawan.
2. Kriteria yang digunakan dalam proses pengukuran Employee Performance Development Plan adalah Dependability (Kehandalan), Work Conduct (Perilaku Kerja), Appearance (Penampilan) dan Leadership (Kepemimpinan).
3. Sistem ini dirancang menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dengan kriteria - kriteria tertentu dalam pengambilan keputusan sehingga diharapkan mampu memberikan informasi secara cepat dalam proses penilaian kinerja karyawan. Serta membantu dalam keakuratan data yang diperoleh sebagai penunjang keputusan dalam program Employee Performance Development Plan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.


5.2 Saran Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah: 1. Perlunya diadakan sosialisasi dalam pengoperasian sistem penunjang keputusan dalam penilaian kinerja karyawan ini terhadap user yang menggunakannya. 2. Perlu ditambahkan kriteria – kriteria baru dalam penilaian kinerja karyawan untuk level Manager dan supervisor ke dalam sistem ini yang terintegrasi.


5.3 Kesan Kesan yang didapat oleh penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Penulis dapat mengerti proses penilaian kinerja karyawan khususnya di PT Parador Management International sehingga dapat dijadikan sebuah pembelajaran dan pengalaman yang akan bermanfaat nantinya. 2. Penulis memperoleh pengetahuan baru khususnya didunia kerja yang selama ini tidak diperoleh selama masa kuliah.

DAFTAR PUSTAKA


1. Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2009. Sistem Informasi Teknologi. Yogyakarta: Andi Offset. 2. Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara 3. Maulana, Ihsan. 2014. Penetapan AHP Sebagai Model Penunjang Keputusan Penerimaan Mahasiswa Program Studi Ground Handling Airlines Pada Universitas Muhammadiyah Tangerang. Tangerang: STMIK Raharja. 4. Rangkuti, Freddy. 2011. Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 5. Yusmini, Didi Muwardi dan Ade Indragunawan. 2011. Analisis Finansial Kud Mandiri Mojopahit Jaya Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Raya Kabupaten Kampar. Pekanbaru: Universitas Riau. 6. Vercellis, Carlo. (2010). Business intelligence : Data mining and optimization for decision making. Chichester: John Wiley & Sons. 7. Dwi hapsari, Rika. 2014. Perancangan Sistem Informasi Arsip Digital Di Bagian Program dan Pelaporan Direktorat Jenderal Imigrasi. Tangerang: STMIK Raharja. 8. Turban, Efraim, et al. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems 7th Ed. New Jersey : Pearson Education. 9. Alamsyah, Dedi. 2012. Materi ajar mata kuliah Sistem Penunjang Keputusan STMIK Raharja. 10. Nofriansyah, Dicky. 2014. Konsep Data Mining Vs Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta. Deepublish 11. Magdalena, Hilyah. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Mahasiswa Lulusan Terbaik di Perguruan Tinggi (Studi kasus STMIK Atma Luhur Pangkalpinang). Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012). Yogyakarta, 10 Maret 2012. 12. Saaty, T. Lorie. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. 13. Seri Manajemen No. 134. Jakarta : PT. pustaka Binaman pressindo Mulyono, Sri. 2007. Riset Operasi. Edisi Revisi (2007). Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta 14. Rahardja, Untung, dkk. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database melalui Metode DMQ Base Level. Journal CCIT Vol-4 No. 3 Mei 2011. Journal CCIT 2009 : 70 15. Sibero, F.X Alexander. 2011. Kitab Suci Web Programming. Jakarta:MediaKom. 16. Community, eWolf. 2012. Panduan Internet Paling Gampang. Yogyakarta: Cakrawala. 17. Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP dan MySQL Secara Otodidak. Media Kita : Jakarta Selatan. 18. Oktavian, Diar Puji. 2010. Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan PHP. Yogyakarta: Mediakom. 19. Arief, M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi. 20. Murad, Dina Fitria, Nia Kusniawati dan Agus Asyanto. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013. 21. Handoyo , Singgih., dan Dudi Sudibyo. 2011. AVIAPEDIA Ensiklopedia Umum Penerbangan. Jakarta. PT Kompas Media Nusantara. Nugroho, Bondan Dwi, dan Imam Azhari. Sistem Informasi Inventori FADEGORETAS!!™ Berbasis Barcode. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. Vol. 1, No. 2, September 2011. 22. Alim, Yadanur dan Priyo Sidik Sasongko. 2012. Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Pemeriksaan Pasien Di Instalasi Radiologi Rsud Kajen Dengan Unified Process. Semarang: Universitas Diponegoro. Vol. 2, No. 4, ISSN 2086-4930. 23. Prabowo Pudjo Widodo. 2011. “Menggunakan UML”. Informatika. Bandung. Nugroho, Adi. 2010. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Object. Bandung: Informatika. 24. Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak. Jakarta: Mediakita. 25. Arief. M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi. 26. Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.

27. Rizky. Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka Institute of Electrical and electronics Engineers (IEEE) Standard 610.12-1990.

Contributors

Bayu lesmana