Pembicaraan Pengguna:Agas: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
(Konsep Dasar Perancangan)
(Konsep Dasar Perancangan)
Baris 372: Baris 372:
 
</table>
 
</table>
 
<br>
 
<br>
 +
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">Prinsip-prinsip Desain</p></li>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut  Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:41)<ref name="Anggraini /> Pesan visual harus kreatif, asli, inovatif, komunikatif, efisien, dan efektif. Sekaligus indah secara estetis. Dalam mendesain, perlu memperhatikan beberapa prinsip kerja desain, yaitu:</p></div>
  
  

Revisi per 18 Februari 2018 15.27

Konsep Dasar Perancangan

A. Pengertian Perancangan

Menurut Maimunah dkk dalam buku Jurnal CCIT Media Informasi melalui Desain yang diterbitkan oleh STIMIK AMIKOM Yogyakarta (2017:38)[1], Perancangan adalah Perancangan adalah setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini.

Menurut Hartati dalam buku Analisis Perancangan e-Commerce oleh STMIK Prangsewu Lampung (2013:2)[2], “Perancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan. Tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benarbenar memuaskan rancangan bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisa sistem”

Menurut Soepadmo dalam buku Panduan mudah merancang bangunan oleh Niaga swadaya Jakarta (2013:10)[3], Perancangan adalah setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini.

Berdasarkan sumber teori dasar yang di sampaikan di atas, pengertian perancangan pada penelitian ini adalah, merancang sebuah media berbasis stak dengan bentuk Spanduk, Brosur dan katalog yang akan di pergunakan sebagai sarana penunjang peningkatan efektifitas tentanfg penjualan produk yang di manfaatkan kepada masyarakat.


B. Proses Perancangan Secara Umum

  1. Persiapan Data

  2. Menurut Sunarya dalam Jurnal CCIT Vol.7 No.1 Enriching Company Profile sebagai penunjang informasi dan promosi pada Perguruan Tinggi Raharja oleh Perguruan Tinggi Raharja (2013:81)[4], data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berupa suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

    Data berupa teks atau gambar terlebih dahulu harus kita pilah dan seleksi, apakah data itu sangat penting sehingga harus tampil atau kurang penting sehingga bisa ditampilkan lebih kecil, samar atau dibuang sama sekali. Data bisa berupa data informatif atau data estesis. Data informatif bisa berupa foto atau teks dan judul. Data estesis bisa berupa bingkai, background, efek grafis garis atau bidang. Untuk desain menggunakan komputer, data harus dalam format digital atau file, oleh karena itu peralatan yang diperlukan untuk merubah data analog ke digital seperti scanner, kamera digital akan sangat membantu.

  3. Ide

  4. Untuk mencari ide yang kreatif diperlukan studi banding, wawancara dan lain-lain agar desain yang dibuat bisa efektif diterima dan membangkitkan kesan tertentu yang sulit dilupakan.

  5. Konsep

  6. Hasil kerja berupa pemikiran yang menentukan tujuan-tujuan, kelayakan dan segmen yang dituju. Oleh karena itu, desain grafis menjadi desain komunikasi visual agar dapat bekerja untuk membantu pihak yang membutuhkan solusi secara visual.

  7. Media

  8. Untuk mencapai kriteria ke sasaran atau segmen yang dituju diperlukan studi kelayakan yang cocok dan efektif untuk mencapai tujuannya. Media bisa berupa cetak, elektonik, luar ruang dan lain-lain.

  9. Visualisasi

  10. Yang dimaksud visualisasi disini adalah sebuah penjabaran yang berasal dari sebuah konsep kedalam bentuk visual. Visualisasi sangat erat kaitannya dengan pemilihan warna, layout sampai finishing. Hasil akhir yang didapat dari proses ini adalah sebuah visualisasi desain yang sesuai dengan kemauan klien.

  11. Produksi

  12. Setelah visualisasi selesai dan disetujui oleh klien, maka proses terakhir yang diperlukan adalah proses produksi. Tujuannya adalah agar hasil visualisasi tersebut dapat dipergunakan sebagaimana tujuan awalnya. Apakah sebagai media cetak, media elektronik atau media luar ruang. Proses produksi memang tidak dilakukan oleh seorang desainer tetapi desainer yang baik diharuskan untuk memahami sebuah proses produksi, agar hasil visualisasinya sesuai dengan apa yang diinginkan.


C. Konsep Dasar Informasi

  1. Pengertian Informasi

  2. Menurut Hutahaean (2015:9)[5]informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah kejadian yang terjadi pada saat tertentu.

    Menurut Djahir dan Dewi Pratita (2015:10)[6] informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.

    Menurut Putu Agus dalam buku Sistem Informasi dan Implementasinya oleh Informatika (2014:8)[7], Informasi merupakan hasil pengolahan data dari suatu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat. Proses pengolahan ini memerlukan teknologi.

    Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi sesuatu kejadian yang real dan berguna bagi penerima informasi untuk mendapatkan keputusan di masa yang akan datang.

  3. Jenis-jenis Informasi

  4. Menurut O’Brien dalam Sunarya,dkk (2013:81)[8] jenis-jenis informasi dijelaskan sebagai berikut:

    1. Informasi manajerial informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.

    2. Sumber informasi, dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile), sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan manajerial tingkat atas.

    3. Informasi rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.

    4. Informasi fisik dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksanaan yang secara bersama-sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk dan sistem informasi dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.


  5. Kualitas Informasi

  6. Menurut Parker dalam Tyoso (2016:33)[9] informasi yang berkualitas harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

    1. Ketersediaan (availability), Informasi harus dapat diakses oleh orang yang membutuhkannya, maka daitu informasi harus tersedia setiap saat pada “gudang data” (database) yang terorganisasi rapi.

    2. Mudah dipahami (comprehensibility), Informasi yang berbelit-belit atau tidak jelas koneksinya bahkan bersifat rumir, maka berakibat keputusan yang akan diambil tertunda, karena lebih banyak waktu digunakan untuk membahasnya.

    3. Relevan (Relevant), Berkaitan dengan pengoperasian suatu organisasi, informasi yang dibutuhkan ialah informasi yang benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi yang bersangkutan.

    4. Bermanfaat (Benefits), Informasi sebaiknya dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang mudah dilihat dan dipelajari sehingga kepemanfaatannya terlihat jelas. Keputusan berdasarkan informasi yang dipelajari.

    5. Tepat Waktu (Being On/In time), Informasi harus tersedia tepat ada waktunya sehingga saat organisasi membutuhkannya informasi sudah tersedia. Juga harus diperhatikan kapan informasi itu diperoleh pada peristiwa apa saat itu.

    6. Keterandalan (Reliability), Informasi harus diperoleh dari sumber data yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Demikian juga dengan pengelola atau pemberi informasi juga merupakan pihak-pihak yang dapat dipercaya.

    7. Akurat (Accuracy), Informasi harus bersih dari kesalahan dan kekeliruan. Artinya informasi harus jelas dan tepat dalam mencerminkan makna yang terkandung dari data.

    8. Konsisten (Consistent), Informasi tidak bermuatan hal-hal yang kontradiktif, sehingga peristilahan atau bahasa yang digunakan


  7. Nilai Informasi

  8. Menurut Hutahaean (2015:11)[10] Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan lebih bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Biaya informasi terdiri dari :

    1. Biaya Perangkat Keras, merupakan biaya tetap atau biaya tertanam dan akan meningkat untuk tingkat–tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.

    2. Biaya Untuk Analisis, merupakan biaya tertanam, dan biasanya akan meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.

    3. Biaya Untuk Tempat dan Faktor Kontrol Lingkungan, biaya ini setengah berubah atau semi variabel. Biasanya biaya ini meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang tinggi.

    4. Biaya Perubahan, biaya ini merupakan biaya tertanam dan meliputi setiap jenis perubahan dari satu metode ke metode yang lain.

    5. Biaya Operasi, biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variable dan meliputi biaya macam–macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan sistem.


D. Konsep Dasar Data

  1. Pengertian Data

  2. Menurut Gordon B. Davis dalam Hutahaean (2015:8)[11] “Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya”.

    Menurut Irawan dan Siska Melalui Jurnal Sistem Informasi Manajemen Oleh STMIK Pringsewu Lampung (2014:49)[12] data ialah sekumpulan bahan baku yang berupa angka, huruf atau simbol dalam bentuk satu kesatuan yang dapat diolah menjadi sebuah informasi.

    Menurut Suardinata dan Amrin Lubis Melalui Jurnal Pendidikan Informatika Oleh PT. PLN Cabang Padang (2015:38)[13] data adalah bentuk jamak dari datum yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambargambar, kata-kata, angka-angka, atau hurufhuruf yang menunjukkan suatu kode, objek, kondisi, atau situasi. Data berfungsi sebagai bahan dasar yang objektif (relatif) di dalam proses penyusunan kebijaksanaan dan keputusan pimpinan organisasi.

    Berdasarkan ketiga definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah atau bahan baku menjadi informasi yang bermanfaat.

  3. Jenis-jenis Data

  4. Media dapat dikelompokkan menjadi media cetak, media elektronik, media luar ruangan dan media dalam ruangan.

    1. Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual misalnya, artikel koran, majalah dan lain-lain.

    2. Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya data yang menyatakan tanggal, jam dan nilai mata uang.

    3. Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa, grafik, foto, hasil rontgen, dan tanda tangan.

    4. Audio adalah data dalam bentuk suara misalnya, instrumen musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain.

    5. Video adalah gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas-aktivitas dalam bentuk film.


E. Konsep Dasar Media

  1. Pengertian Media

  2. Menurut Suhendar dan Mustofa (2014:1)[14] Media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

    Menurut Saifuddin (2014:129)[15] “Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan agar dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan”.

    Menurut Denis McQuail dalam Halim (2015: 38)[16] media merupakan jendela (windows) yang memungkinkan khalayak memahami lingkungannya tanpa campur tangan pihak lain, penafsir (interpreters) yang membantu khalayak memahami kejelasan atau makna sebuah peristiwa, landasan (platforms) untuk menyampaikan informasi, komunikasi interaktif (interactive communication) yang menghubungkan media dan khalayak untuk berinteraksi, penanda (signpost) yang memberikan khalayak instruksi dan petunjuk, penyaring (filters) yang memilihkan pengalaman dan fokus terhadap suatu aspek tertentu secara sadar dan sistematis atau tidak, cermin (mirrors) yang merefleksikan citra masyarakat kerap mengalami distorsi karena adanya keinginan khalayak untuk melihat sisi paling menonjol dan penghalang (barriers) yang menutupi kebenaran demi pencapaian propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan.

    Sedangkan menurut Joshua Meyrowitz dalam Halim (2015:40)[17] yakni media sebagai vessel, kendaraan untuk menyampaikan pesan (content) secara netral, media sebagai language, media laksana bahada yang memiliki unsur-unsur struktur atau tata kalimat, media sebagai environment, lingkungan yang penuh dengan berbagai informasi dan keberadaan media untuk menyebarkan secara cepat, tepat, mampu berinteraksi, memenuhi persyaratan fisik, dan kemudahaan belajar.

    Dapat disimpulkan dari beberapa definisi diatas bahwa media merupakan segala bentuk menyalurkan sebuah informasi ke dalam media cetak ataupun media elektronik dengan menggunakan unsur-unsur struktur atau tata kalimat yang mudah dipahami dan keterangan tempat dan waktu yang up to date.


  3. Waktu Media

  4. Menurut Nurudin (2016:30)[18] Media yang dilihat dari waktu terbitnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

    1. Media Periodik yaitu, media massa yang terbit secara teratur (harian, mingguan, bulanan, tri wulan, dan catur wulan). Seperti, elektronik (TV dan radio), dan cetak (surat kabar, majalah, dan tabloid) termasuk media online.

    2. Media Non periodik yaitu, media yang bersifat eventual, tergantung event tertentu. Media non periodik bisa dibedakan antara manusia (sales promotion girl, dan juru kampanye), dengan benda (poster, stiker, spanduk, leaflet, dan baliho).


  5. Prinsip Media

  6. Menurut Wibawanto (2017:22)[19] ada beberapa prinsip yang dapat diaplikasikan dalam desain media, yaitu:

    1. Prinsip Kesebandingan (Proporsi)

    2. Prinsip Penekan (Emphasis)

    3. Prinsip Keseimbangan(Balance)

    4. Prinsip Irama (Ritme)

    5. Prinsip Kesatuan(Unity)


  7. Jenis-jenis Media

  8. Menurut Wahyudi dalam Morissan (2013:11)[20] upaya menyampaikan informasi melalui media cetak, audio, dan audio visual, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyebabnya adalah sifat fisik masing-masing jenis media seperti terlihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 2.1 Jenis Media

    JENIS MEDIA

    SIFAT

    Cetak

    §  Dapat dibaca, di mana dan kapan saja.

    §  Dapat dibaca berulang-ulang.

    §  Daya rangsang rendah.

    §  Biaya relative rendah.

    §  Daya jangkau terbatas.

    Radio

    §  Dapat didengar bila siaran.

    §  Dapat didengar kembali bila diputar kembali.

    §  Daya rangsang rendah.

    §  Elektris.

    §  Relative murah.

    §  Daya jangkau luas.

     

    Televisi

    §  Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran.

    §  Dapat dilihat dan didengar kembali. Bila diputar kembali.

    §  Daya rangsang sangat tinggi.

    §  Elektris.

    §  Sangat mahal.

    §  Daya jangkau luas.


F. Konsep Dasar Desain

  1. Pengertian Desain

  2. Menurut Wibowo (2013:10)[21], “Desain adalah metode penyampaian pesan visual berbentuk teks dan gambar dari komunikator kepada komunikan,”

    Sedangkan menurut Hamzah dari Jurnal Desain dan Implementasi (2017: 1)[22], “Desain merupakan kata yang diambil dari bahasa Inggris yaitu design yang berarti rencana, jadi kalau dijabarkan arti kata desain adalah ilmu yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau suatu perancangan, biasanya berbentuk suatu gambar yang nantinya dapat diwujudkandalambentuk sebenarnya atau sebagai aturan yang hanya tertulis saja.”

    Menurut Rowland dalam Pan, dkk (2016:786)[23] "Design is a strategic or systematic method to arrange or organize existing resources and to integrate designer's intuition and imagination into creating something new pratical functional in order to achieve a goal." (Desain adalah metode yang strategis atau sistematis untuk mengatur atau mengatur sumber daya yang ada dan mengintegrasikan desainer intuisi dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu yang baru praktis fungsional untuk mencapai tujuan).

    Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, desain adalah suatu tampilan yang berupa teks dan gambar yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi biasanya terdapat pada media cetak yang bertujuan untuk memberikan informasi agar informasi yang disampaikan dapat terlihat menarik.

  3. Unsur-unsur Desain

  4. Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:32)[24] unsur-unsur desain dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

    1. Garis

    2. Garis merupakan salah satu unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain. Bentuknya dapat berupa gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun sebuah bentuk, dapat dimanfaatkan wujud itu secara fleksibel sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan. Ada pula berbagai macam bentuk garis, seperti lurus, melengkung, putus-putus, zig-zag. Meliuk-liuk, bahkan tidak beraturan. Masing-masing memiliki pencitraan yang berbeda.

      Arah garis pun dapat diatur sesuai dengan citra yang ditampilkan. Contohnya, garis lurus secara horizontal akan membuat segala sesuatu terlihat lebih tenang, formal namun tetap Professional. Berbeda dengan garis vertical, garis tersebut akan memperlihatkan kesan keseimbangan, stabil dan elegant.

    3. Bentuk (Shape)

    4. Bentuk adalah segala sesuatu yang memiliki diameter, tinggi, dan lebar. Bentuk-bentuk dasar yang pada umumnya dikenal adalah bentuk kotak (rectangle), lingkaran (circle), segitiga (triangle). Lonjong (elips), dan lain-lain. Pada kategori sifat, bentuk dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu:

      1. Bentuk Geometrik

      2. Bentuk Natural

      3. Bentuk Abstrak

    5. Texture

    6. Tekstur adalah tampilan permukaan atau corak dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Penggunaan tekstur pada desain, akan menambah pengalaman dan menjadi nilai lebih daripada sekedar estetik. Namun dalam desain grafis tidak semua tekstur bersifat nyata (tekstur semu). Tekstur semu merupakan sebuah tekstur yang dibuat secara visual dari suatu bidang. Tekstur banyak digunakan untuk mengatur keseimbangan pada desain, selain menggunakan tekstur semu masih banyak metode yang digunakan dalam membuat tekstur pada desain.

    7. Gelap Terang/Kontras

    8. Kontras merupakan warna yang berlawanan antara satu dengan lainnya, terdapat perbedaan baik warna atau titik fokus. Apabila tidak berwarna, dapat pula berupa perbedaan antara gelap dan terang. Gelap terang atau kontras ini dapat digunakan dalam desain sebagai salah satu cara untuk menonjolkan pesan atau informasi yang dapat juga menambah kesan dramatis. Dengan mengatur komposisi gelap terang suatu desain, akan membantu nilai keterbacaan, fokus, dan titik berat suatu desain.

    9. Ukuran (size)

    10. Ukuran dapat diartikan sebagai perbedaan besar kecilnya suatu objek. Dengan menggunakan unsur ini, dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada objek desain yang akan dibuat.

    11. Warna (color)

    12. Warna merupakan unsur penting dalam objek desain. Dengan warna dapat menampilkan identitas atau citra yang ingin disampaikan. Baik dalam menyampaikan pesan atau membedakan sifat dengan jelas. Warna merupakan salah satu elemen yang dapat menarik perhatian, meningkatkan mood, menggambarkan citra sebuah perusahaan, dan lainnya. Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:39)[2] teori yang menyederhanakan warna dibagi menjadi beberapa kelompok warna, yaitu:

      1. Warna Primer

      2. Merupakan warna dasar yang bukan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.

      3. Warna Sekunder

      4. Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning. Ungu adalah campuran merah dan biru.

      5. Warna Tersier

      6. Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga. Warna coklat merupakan campuran dari ketiga warna, yakni merah, kuning, dan biru.

      7. Warna Netral

      8. Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras alam. Hasil campuran yang tepat akan menuju hitam. Dalam penggunaan warna dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

        1. Additive color/RGB, warna yang ditimbulkan karena sinar yang digunakan pada warna lampu, layar monitor, televisi dan sebagainya.

        2. Substractive color/CMYK, adalah warna yang dibuat dengan menggunakan unsur-unsur tinta atau cat. Warna tersebut biasanya digunakan dalam proses percetakan ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastik, dan lain-lain.

      9. Warna merupakan faktor yang sangat penting dalam mendesain, setiap warna memiliki karakter dengan sifat yang berbeda pula. Pada setiap negara memiliki makna atau arti warna yang berbeda-beda, namun arti warna berikut ini bedasarkan lingkup yang universal.

      10. Tabel 2.2. Tabel Arti warna

        Warna

        Arti

         

        Merah

         

        Warna yang paling emosional dan cenderung ekstrem. Menyimbolkan agresivitas, keberanian, semangat, percaya diri, gairah, kekuatan, dan vitalitas.

         

         

        Orange

         

        Warna yang melambangkan sosialisasi, keceriaan, kehangatan, segar, semangat, keseimbangan, dan energi.

         

         

        Kuning

         

        Warna kuning akan meningkatkan konsentrasi, warna ini menyimbolkan warna persahabatan, optimism, santai, gembira, harapan, toleran, eksentrik.

         

         

        Hijau

         

        Hijau melambangkan alam, kehidupan, simbol fertilitas, sehat, dan natural.

         

        Pink

         

        Warna yang melambangkan sesuatu yang lembut, menenangkan, cinta, kasih sayang, dan feminin.

         

         

         

         

         

        Biru

        Warna yang tidak terlepas dari elemen langit, air, dan udara. Berasosiasi dengan alam, melambangkan keharmonisan, member kesan lapang, kesetiaan, ketenangan, sensitive, dan kepercayaan.

         

        Ungu

         

        Member kesan spiritual yang magis, mistis, misterius, dan mampu menarik perhatian kekayaan, dan kebangsawanan.

         

         

        Abu-abu

         

        Warna ini melambangkan kesederhanaan, intelek, furturistik, dan mellenium.

         

         

         

        Emas

         

         

         

        Warna emas memberikan kesan kemakmuran, aktif dan dinamis

         

        Coklat

         

        Merupakan warna netral yang natural, hangat, membumi, dan stabil. Menghadirkan kenyamanan, member kesan anggun, kesejakteraan, dan elegan.

         

        Hitam

         

        Warna hitam adalah warna yang kuat dan penuh percaya diri, penuh perlindungan, maskulin, elegan, dramatis, dan misterius.


      11. Prinsip-prinsip Desain

      12. Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:41)[24] Pesan visual harus kreatif, asli, inovatif, komunikatif, efisien, dan efektif. Sekaligus indah secara estetis. Dalam mendesain, perlu memperhatikan beberapa prinsip kerja desain, yaitu:












        Konsep Dasar Informasi

        Pengertian Data

        Menurut Yusup Pandangan Hierarki Pengetahuan dalam buku Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. (2016 : 10) “Data adalah representasi angka dan fakta yang mudah dan berstruktur, mudah ditangkap atau diambil, bersifat kuantitas, dan dapat ditransfer dengan berbagai cara”.

        Menurut Rusdiana dan Moch. Irfan dalam buku Sistem Informasi Manajemen (2014 : 68). Data adalah sesuatu yang belum mempunyi arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya pengolahan. Data bisa berupa suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa, ataupun simbol-simbol lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian, ataupun konsep.

        Sedangkan Irwansyah dan Jurike V. Moniaga mengatakan dalam buku Pengantar Teknologi Informasi (2014 : 181). Data adalah fakta – fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis. Namun dalam teknik komputer biasa dikatakan bahwa data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka matematika, bahasa ataupun simbol – simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian, ataupun suatu konsep.

        Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan di atas pengertian data adalah adalah suatu fakta atau sesuatu yang belum memiliki makna dalam arti suatu mentahan yang belum diolah. Data dapat berupa gambar, suara, huruf, bahasa ataupun simbol-simbl lainnya yang dapat digunakan untuk melihat objek, konsep, ataupun kejadian lingkungan.


        Definisi Informasi

        Menurut Suryanto dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi (2015 : 579). “informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri atas order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan”.

        Sedangkan menurut Rusdiana dan Moch. Irfan dalam buku Pengantar Teknologi Informasi (2014:74). “informasi adalah suatu data yang sudah diolah atau diproses sehingga menjadi suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima informasiyang memiliki nilai bermanfaat”.

        Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan keterangan pesan atau kabar berita dari kejadian – kejadian yang nyata kemudian dijadikan suatu kesimpulan atau sebagai alat bantu pengambil keputusan.


        Jenis-Jenis Informasi

        O’Brien, Sunarya, dkk dalam buku Pengantar Sistem Informasi (2013 : 81) menjelaskan jenis – jenis informasi dijelaskan sebagai berikut :

        1. Informasi Managerial

        2. Informasi Manajerial, informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.

        3. Sumber Informasi

        4. Sumber Informasi dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile), sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan – kegiatan manajerial tingkat atas.

        5. Informasi Rutinitas

        6. Informasi Rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.

        7. Informasi Fisik

        8. Informasi Fisik dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksanaan yang secara bersama – sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk dan sistem informasi dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.


        Kualitas Informasi

        Menurut Parker, Tyoso dalam buku Sistem Manajemen Informasi (2016:33). informasi yang berkualitas harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

        1. Ketersediaan (availability), Informasi harus dapat diakses oleh orang yang membutuhkannya, maka daitu informasi harus tersedia setiap saat pada “gudang data” (database) yang terorganisasi rapi.

        2. Mudah dipahami (comprehensibility), Informasi yang berbelit-belit atau tidak jelas koneksinya bahkan bersifat rumir, maka berakibat keputusan yang akan diambil tertunda, karena lebih banyak waktu digunakan untuk membahasnya.

        3. Relevan (Relevant), Berkaitan dengan pengoperasian suatu organisasi, informasi yang dibutuhkan ialah informasi yang benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi yang bersangkutan.

        4. Bermanfaat (Benefits), Informasi sebaiknya dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang mudah dilihat dan dipelajari sehingga kepemanfaatannya terlihat jelas. Keputusan berdasarkan informasi yang dipelajari.

        5. Tepat Waktu (Being On/In time), Informasi harus tersedia tepat ada waktunya sehingga saat organisasi membutuhkannya informasi sudah tersedia. Juga harus diperhatikan kapan informasi itu diperoleh pada peristiwa apa saat itu.

        6. Keterandalan (Reliability), Informasi harus diperoleh dari sumber data yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Demikian juga dengan pengelola atau pemberi informasi juga merupakan pihak-pihak yang dapat dipercaya.

        7. Akurat (Accuracy), Informasi harus bersih dari kesalahan dan kekeliruan. Artinya informasi harus jelas dan tepat dalam mencerminkan makna yang terkandung dari data.

        8. Konsisten (Consistent), Informasi tidak bermuatan hal-hal yang kontradiktif, sehingga peristilahan atau bahasa yang digunakan haruslah secara tetap disajikan.


        Nilai Informasi

        Menurut Sutabri dalam buku Konsep Sistem Informasi (2016:33-34) mengatakan nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.

        Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu :

        1. Mudah Diperoleh

        2. Sifat ini menunjukkan mudahnya dan cepatnya informasi dapat dipeoleh. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, berapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

        3. Luas dan Lengkap

        4. Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur dan karena itu sulit mengukurnya.

        5. Ketelitian

        6. Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

        7. Kecocokan

        8. Sifat ini menunjukkan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna, tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

        9. Ketepatan Waktu

        10. Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek daripada siklusuntuk mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada para pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur. Misalnya, berapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepadaa permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris.

        11. Kejelasan

        12. Sifat ini menunjukkan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar. Berapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.

        13. Keluwesan

        14. Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran infromasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur. Tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

        15. Dapat Dibuktikan

        16. Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

        17. Tidak Ada Prasangka

        18. Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

        19. Dapat Diukur

        20. Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.


        Konsep Dasar Promosi

        Pengertian Promosi

        Menurut Anita dan Fitri Marisa dalam Journal of Information Technology and Computer Science (JOINTECS). Vol. 1. No. 2: 1-2. (2017:2)[25] “promosi merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Oleh karena itu media promosi dituntut untuk selalu menarik. Semakin menarik media promosi yang digunakan, maka akan semakin banyak hasil penjualan yang didapatkan”.

        Sedangkan menurut Fauzi dalam Jurnal Abdimas. Vol. 3. No. 1: 159-160 (2016:159) berkata “promosi adalah upaya untuk menawarkan produk/jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi, produsen atau distributor mengharapakan adanya kenaikan angka penjualan”.

        Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu alat atau upaya dalam menginformasikan suatu produk/jasa kepada konsumen. Media promosi dituntut untuk selalu menarik karna promosi bertujuan untuk menarik minat calon konsumen dan juga diharapkan dapat meningkatkan kenaikan angka penjualan bagi produsen.


        Tujuan Promosi

        Menurut Anita dan Fitri Marisa dalam Journal of Information Technology and Computer Science (JOINTECS). Vol. 1. No. 2: 1-2. (2017:1-2) “dalam tujuan promosi pada hubungannya dengan teori ekonomi adalah untuk merubah letak dan kondisi kurva permintaan suatu produk pada suatu perusahaan”.

        Menurut Destrianti, dkk dalam Journal CCIT. Vol. 7. No. 3 ISSN: 1978 – 8282: 425-434. (2014:425)[26]. Mengatakan promosi adalah indakan menginformasikan atau meningkatkan konsumen tentang spesifikasi produk atau merek. Promosi mempunyai kekuatan untuk menyampaikan pesan, dan diperlukan perancangan khusus agar promosi tersebut memiliki visual yang kuat dan menciptakan keserasian didalam rangkaian pemasaran, karena promosi adalah berkaitan langsung dalam upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dengan memikat hati mereka melalui pemberian kesan-kesan baik, yang mampu diingat dan dirasakan oleh konsumen.

        Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan promosi adalah untuk meningkatkan angka penjualan pada produk agar dapat mencapai target yang ditentukan. Sehingga agar mencapai target yang diinginkan diperlukan strategi kreatif dalam menangani promosi.


        Bentuk Promosi

        Menurut Anggayani dalam Anita dan Fitri Marisa dalam Journal of Information Technology and Computer Science (JOINTECS). Vol. 1. No. 2: 1-2. (2017:1-2) menjelaskan beberapa alat promosi, atau yang lebih dikenal dengan bauran promosi (promotion mix) terdiri atas empat variable, yaitu :

        1. Periklanan

        2. Periklanan merupakan media promosi yang berbayar. Para pemasar menggunakan iklan untuk memenuhi tiga tujuan utama yaitu untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan kembali.

        3. Penjualan Individu (personal selling)

        4. Yang dimaksud dalam penjualan individu adalah, bertemunya 2 individu dalam suatu interaksi untuk saling menguntungkan.

        5. Publicity

        6. Kegiatan promosi dengan cara menyebarkan berita yang tidak berbayar.

        7. Promosi Penjualan

        8. Kegiatan promosi untuk menarik minat konsumen. Contohnya memberikan hadiah, doorprize atau bonus dan lain – lain untuk setiap pembelian yang dilakukan oleh konsumen.


        Konsep Dasar Multimedia

        Menurut Cangara dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi (2015 : 137) “media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak”.

        Menurut Sanjaya dalam buku Media Komunikasi Pembelajaran (2014 : 57) berkata “media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya televisi, komputer, video dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media manakala digunakan untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan”.

        Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat sarana atau penghubung pesan yang dapat berupa televisi, radio, komputer, dan lain sebagainya yang dimana digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada penerima.

        Konsep Dasar Desain

        Definisi Tipografi

        Menurut Christy dalam Jurnal Ekonomi Manajemen- UAJY. P1-14. (2015 : 8). Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang – ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Tipografi dapat juga dikatakan visual language.

        Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia dalam buku Desain Komunikasi Visual : Dasar-dasar Panduan untuk Pemula (2016:50) mengatakan “Tipografi adalah kajian tentang fitur-fitur grafis dari lembar halaman”.

        Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah suatu pemilihan dan penataan huruf dengan pengaturan tertentu untuk menciptakan kesan tertentu.


        Definisi Tentang Psikologi Warna

        1. Pengertian Warna

        2. Menurut Kiftiyah, dkk dalam Jurnal Sains dan Informatika. Vol. 1. No. 2. (2015:38)[27]“warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih)”.

          Menurut Yetri dalam E-JUPEKhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus) Vol. 3. (2014 : 231)[28] mengatakan “warna adalah salah satu unsur keindahan dan desain selain unsur visual seperti garis, bidang, bentuk, nilai dan ukuran. Warna artinya corak atau motif dalam sebuah karya seni.”

          Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa warna adalah suatu unsur visual yang sempurna dengan unsur keindahan.


        3. Makna Simbolik Warna

        4. Menurut Wibowo dalam buku Belajar Desain Grafis (2013 : 16)[29] mengenai arti dari sebuah warna sebagai berikut:

          1. Warna Merah melambangkan semangat, keberanian, amarah, bahaya, kekerasan, kekejaman, dan kesakitan.

          2. Warna Kuning melambangkan kegembiraan, keceriaan, kecemerlangan, keagungan, ciptaan.

          3. Warna Kuning Emas melambangkan kemewahan, kejayaan, kemenangan, kemuliaan, dan kekuatan spriritual.

          4. Warna Hijau melambangkan pertumbuhan, kesuburan, keremajaan, keyakinan, pengharapan, kesanggupan, kehidupan, dan penelitian.

          5. Warna Biru melambangkan kebenaran, keteguhan, ketenangan, kesejukan, kesetiaan, dan kemurnian hati.

          6. Warna Putih melambangkan kesucian, kebenaran, perdamaian, kemurnian, kejujuran, dan ketentraman.

          7. Warna Hitam melambangkan ketabahan, kekuatan, ketegasan, kejantanan, kesengsaraan.

          8. Warna Abu – Abu melambangkan ketaatan, rendah hati, kesholihan, dan modern.

          9. Warna Orange melambangkan kemajuan, semangat, perkembangan, dan energy.

          10. Warna Violet melambangkan kemuliaan, kebesaran jiwa, dan kelembutan hati.


        Definisi Layout

        1. Pengertian Layout

        2. Menurut Setiawan dalam Rancang Bangun Website Company Profile Windo Jaya Printing Untuk Mengenalkan Identitas Perusahaan. Jawa Timur: STIKOM Surabaya. (2014 : 17) mengatakan layout diartikan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang di bawanya. Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri sehingga banyak orang mengatakan melayout sama dengan mendesain.

          Menurut Hendratman dalam buku Computer Graphic Design (2015:197). mengatakan “Layout adalah usaha untuk menyusun, menata atau memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, table, dll) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik”.

          Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa layout merupakan suatu media pendukung konsep dari elemen atau unsur-unsur pada desain. Dengan memadukan unsur-unsur komunikasi grafis layout menjadi media komunikasi visual yang menarik.


        3. Jenis Layout

        4. Menurut Desrianti, dkk dalam Journal CCIT. Vol. 7. No. 3 ISSN: 1978 – 8282: 425-434. (2014:434) mengatakan jenis-jenis layout diantaranya adalah :

          1. Layout Kasar

          2. Layout kasar merupakan gambaran kerja untuk memperlihatkan komposisi tata letak naskah, gambar yang akan dibuat, pada layout kasar dibuat hitam putih, berupa coretan kasar atau sketsa dengan menggunakan pensil gambar yang dibuat secara manual.

          3. Layout Komprehensif

          4. Layout Komprehensif adalah suatu gambar yang sudah mendekati komposisi final, dalam hal ini komposisi gambar yang pada umumnya disajikan dalam bentuk warna.

          5. Final Artwork

          6. Final artwork adalah tahap akhir dimana keseluruhan unsur-unsur sudah tersusun dengan baik dan siap untuk dicetak (dipublikasikan).


        5. Elemen atau Unsur Desain

        6. Menurut Tarigan dalam Buku Merancang Corporate Identity Epic Coffee. Medan : Politeknik Negeri Media Kreatif (2014 : 14) “elemen desain adalah “alat” yang nyata dalam mewujudkan prinsip – prinsip desain. Elemen ini adalah bagian utama sebuah desain. Elemen desain tersebut adalah titik, garis, bentuk, tekstur, ruang/bidang, tipografi, warna.”


        Definisi Desain Komunikasi Visual

        Menurut Triwardani dan Kartika Ayu Ardhanariswari dalam Journal of Visual Communication Design Nirmana. Vol 16. No. 1 (2016:42)[30] “desain komunikasi visual merupakan peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Ke mana pun kita pergi, kita akan menjumpai informasi-informasi yang berkomunikasi secara visual. Tanda-tanda dan rambu-rambu lalu lintas, poster-poster promosi tentang restoran, hotel dan lain sebagainya, semua dapat memberikan informasi kepada pengamatnya yang terdiri dari berbagai kelompok usia dan berasal dari berbagai kalangan dan golongan”.

        Sedangkan menurut Purwanto dalam Perancangan Kampanye Bahaya Efek Blue Film Terhadap Otak. Bandung : Universitas Pasundan (2016 : 12) mengatakan “desain komunikasi visual (DKV) adalah ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan-pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan yang disampaikan kepada target audience, dalam upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan publikasi program pemerintah”.

        Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain komunikasi visual adalah suatu pengolah pesan atau informasi-informasi secara visual yang diberikan kepada berbagai kelompok usia. Desain komunikasi visual merupakan salah satu peranan penting dalam kehidupan sehari-hari mulai dari informasi produk, poster-poster promosi dalam berbagai macam,jasa, dan lain sebagainya.


        Fungsi Desain Komunikasi Visual

        Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia dalam Desain Komunikasi Visual: Dasar-dasar Panduan untuk Pemula. Bandung: Nuansa Cendikia (2016:15) desain komunikasi visual memiliki lima fungsi, yaitu:

        1. Sarana Identifikasi (Branding)

        2. Fungsi dasar utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Sarana identifikasi merupakan wujud perkenalan baik identitas seseorang, perusahaan, produk, maupun jasa. Di mana identitas tersebut harus mencerminkan jiwa yang sesuai dengan pribadi, perusahaan, produk, atau jasa tersebut agar lebih mudah dikenali, diingat, dan dapat menjadi pembeda satu dengan yang lain. Salah satu bentuk wujud visual yang dapat diimplementasikan sebagai sarana identifikasi adalah bentuk logo.

        3. Sarana Informasi, Pengendali, Pengawas dan Pengontrol

        4. Bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain. Baik dalam bentuk petunjuk, informasi, cara penggunaan, arah, posisi, skala, diagram, maupun simbol. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dengan menggunakan bentuk yang dapat dimengerti serta dipresentasikan secara logis dan konsisten.

        5. Sarana Motivasi

        6. Sarana komunikasi sebagai motivasi memiliki peranan dapat meningkatkan motivasi baik perseorangan, kelompok, maupun masyarakat.

        7. Sarana Pengutaraan Emosi

        8. Komunikasi dengan fungsi pengutaraan emosi biasa digunakan untuk menggambarkan situasi agar dapat menambah kepekaan terhadap pembaca. Penggunaan komunikasi ini dapat digambarkan melalui tulisan, karakter, emoticon, icon, dan lain-lain.

        9. Sarana Presentasi dan Promosi

        10. Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) sehingga pesan tersebut mudah diingat konsumen. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna, dan mengesankan. Umunnya, untuk mencapai tujuan ini, gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasive dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.


        Pengertian Analisis SWOT

        Menurut Suarto dalam Jurnal Spsial. Vol 3 No.1: 53-54 (2016:53-54)[31] analisis SWOT merupakan salah satu metode mengembangkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, poyek atau konsep bisnis yang berdasarkankan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar yaitu strengths, weakness, 0pp0rtunities dan threats, metode ini paling sering di gunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan di lakukan analisis SWOT hanya mengambarkan situasi yang terjadi bukan hanya memecahkan masalah. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor yaitu :

        1. Kekuatan (Strenght)

        2. Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada, kekutan yang di analisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek konsep bisni situ sendiri, yaitu kekuatan apa saja yang dimiliki pariwisata, dengan mengetahui kekuatan, pariwisata dapat di kembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam pasara dan mampu bersain untuk perkembangan selanjunya yang menyangkut pariwisata.

        3. Kelemahan (Weakness)

        4. Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada, kelemahan yang di analisis, merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri, yaitu segala faktor yang tidak menguntunkan atau merugikan bagi pengembangan objek wisata.

        5. Peluang (Opportunities)

        6. Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi, kondisi yang tejadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis, itu sendiri misalnya kompetitor kebijakan.

        7. Ancaman(Opportunities)

        8. Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.



Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan