SK1031465510: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(Konsep Dasar Pengendali)
(Konsep Dasar Perangkat)
Baris 470: Baris 470:
  
 
===Konsep Dasar Perangkat===
 
===Konsep Dasar Perangkat===
 +
<ol><li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">1.  Definisi Perangkat Mobile</p></li></ol><div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut purnama (2010:5), ”Perangkat mobile (juga dikenal dengan istilah cellphone, handheld device, handheld computer, ”Palmtop”, atau secara sederhana disebut dengan handheld) adalah alat penghitung (computing device) yang berukuran saku, ciri khasnya mempunyai layar tampilan (display screen) dengan layar sentuh atau keyboard mini”.</p></div> <div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Untuk mendapatkan pelayanan dan kenyamanan dari sebuah komputer konvensional yang dapat dibawa-bawa dan praktis adalah smartphone dan PDA. Kedua peralatan ini yang paling populer, selain itu ada Enterprise Digital Assistants yang dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan bisnis, yang menawarkan peralatan yang mampu me-ngambil data terintegrasi seperti Bar Code, RFID dan Smart Card.</p></div>
 +
 
===Konsep Dasar Signal===
 
===Konsep Dasar Signal===
 
===Metode Penelitian===
 
===Metode Penelitian===

Revisi per 1 Maret 2015 09.40

KONTROLING OTOMATIS TRAFO

LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR

SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1031465510
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COS

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2014/2015

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

KONTROLING OTOMATIS TRAFO

LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR

SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16


Disusun Oleh :

NIM
: 1031465510
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System (COS)

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

KONTROLING OTOMATIS TRAFO

LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR

SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16

Dibuat Oleh :

NIM
: 1031465510
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System (COS)

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Radiyanto, Drs.,M.Pd)
   
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom.,M.Si)
NID : 08183
   
NID : 13001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

KONTROLING OTOMATIS TRAFO

LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR

SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16


Dibuat Oleh :

NIM
: 1031465510
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System (COS)

Tahun Akademik 2014/2015

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

KONTROLING OTOMATIS TRAFO

LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR

SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16

Disusun Oleh :

NIM
: 1031465510
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System (COS)

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2015

 
 
 
 
 
NIM : 1031465510

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Trafo merupakan alat listrik yang digunakan untuk menaikan atau menurunkan daya listrik. Dalam proses bekerjanya trafo akan menghasilkan panas. Maka diperlukan alat yang dapat mendinginkan dan mengontrol suhu trafo. Dengan sistem elektrik kipas akan berputar apabila diberi perintah dan diatur suhunya kapan kipas harus berputar, kita dimudahkan untuk mengontrol trafo secara otomatis. Dengan kemajuan teknologi khususnya dalam bidang mikrokontroller, sehingga dapat dibuat sistem akses kontrol yang dapat mengendalikan suhu trafo. Dengan memanfaatkan mikrokontroller Atmega 16 sebagai pengolahan data terciptalah pemikiran untuk membuat perancangan kontroling otomatis trafo listrik menggunakan wi-fi Dengan Sensor Suhu LM35 Berbasis Mikrokontroller Atmega 16 . Dengan menggunakan mikrokontroller Atmega 16 sebagai otak untuk mengolah data yang masuk berupa inputan dari sensor suhu lm35, kemudian data dikirim kerangkaian mikrokontroller Atmega 16 yang kemudian suhu ditampilkan pada lcd.Suhu dapat dikontrol melalui smartphone android yang dapat melihat lcd menggunakan sinyal wi-fi dan mengaktifkan kipas agar bisa bekerja untuk mendinginkan suhu pada trafo. Untuk sistem pengturan kipas menggunakan rangkaian relay 12 volt.

Kata kunci :Perancangan kontroling otomatis, trafo listrik, Smartphone Android, sinyal wi-fi, Rangkain Mikrokontroller Atmega16, sensor LM 35.

ABSTRACT

Transformer is an electrical device that is used to increase or decrease power . In the process of the operation of the transformer will generate heat . It would require a tool that can cool and control the temperature of the transformer . With the electric system fan will spin when given the command and set the temperature when the fan should spin , we are permitted to control the transformer automatically . With technological advances, especially in the field of microcontroller , so it can be made in access control system which can control the temperature of the transformer . By utilizing the microcontroller ATMEGA 16 as data processing creates a thought to make automatic kontroling electrical transformer design using wi - fi With Microcontroller Based Temperature Sensor LM35 Atmega 16 . By using microcontroller ATMEGA 16 as the brain to process the incoming data in the form of input from LM35 temperature sensor , then the data is sent kerangkaian ATMega microcontroller 16 which is then displayed on lcd.Suhu temperature can be controlled via android smartphone that can see the lcd using wi - fi signal and activate the fan to be able to work to cool the temperature of the transformer . For fans pengturan system uses a 12 volt relay circuit.

Keywords : Design kontroling automatic , electric transformer , Android Smartphone , Wi - Fi signal , Schematic microcontroller ATmega16 , LM35 sensor .


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan anugerah-Nya serta senantiasa melimpahkan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERANCANGAN KONTROLING OTOMATIS TRAFO LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16”. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku ketua STMIK Raharja.
  2. Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I (PUKET I) STMIK Raharja.
  3. [[Bapak Ferry Sudarto, S.Kom.], M.Pd, selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.
  4. Bapak Radiyanto, Drs.,M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan skripsi.
  5. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu membimbing penyusunan skripsi.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmunya.
  7. Kedua orang tua tercinta yang tanpa lelah selalu memanjatkan doa dan memberikan segala dukungan moril, materil dan spritual. “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat kepada Beliau, Amin“.
  8. Bapak GB Kurniawan selaku QA Manager PT Trafoindo Prima Perkasa yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi.
  9. Teman-teman PT Trafoindo Prima Perkasa yang telah banyak membantu memberikan ide-ide dan inspirasi kepada saya tentang pembuatan projek skripsi.
  10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, diharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.

  
Tangerang, Januari 2015
  
(Wisnu Dwi Andoyo)
NIM : 1031465510

Daftar isi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sistem Pengendali Loop Terbuka

Gambar 2.2. Sistem Pengendali Loop Tertutup

Gambar 2.3. Metode Prototype

Gambar 2.4. Konfigurasi Pin ATmega

Gambar 2.5. Sensor LM35

Gambar 2.6. Grafik Akurasi LM35 Terhadap Suhu

Gambar 2.7. Resistor

Gambar 2.8. Lambang Kondensator

Gambar 2.9. Lambang Kapasitor

Gambar 2.10. Dielektrikum

Gambar 2.11. Trafo

Gambar 2.12. Dioda

Gambar 2.13. Transistor

Gambar 2.14. Simbol Transistor NPN

Gambar 2.15. Simbol Transistor PNP

Gambar 2.16. Kipas

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Trafoindo Prima Perkasa

Gambar 3.2. Diagram Blok Perancangan Perangkat Keras

Gambar 3.3. Sensor LM35

Gambar 3.4. Rangkaian Mikrokontroller

Gambar 3.5. Rangkaian Relay

Gambar 3.6. Rangkaian Catu Daya

Gambar 3.7. Halaman Utama Bascom-Avr

Gambar 3.8. New File Bascom-AVR

Gambar 3.9. Contoh Penulisan Listing Program

Gambar 3.10. Compiler dalam Bascom-AVR

Gambar 3.11. Proses Compile

Gambar 3.12. File Hex Bascom-AVR

Gambar 3.13. Halaman Utama Progisp

Gambar 3.14. Select Mikrokontroller

Gambar 3.15. Load File

Gambar 3.16. Select File

Gambar 3.17. Flash Program

Gambar 3.18. Successfully Flash

Gambar 3.19. Flowchart Program

Gambar 4.1. Flowchart software yang diusulkan

Gambar 4.2. Flowchart hardware yang diusulkan

Gambar 4.3. Perancangan prototype

Gambar 4.4. Perancangan prototype

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi khusus PORT A

Tabel 2.2 Fungsi khusus PORT B

Tabel 2.3 Fungsi khusus PORT C

Tabel 2.4 Fungsi khusus PORT D

Tabel 2.5 Skema warna Resistor

Tabel 2.6 Nilai Kapasitansi

Tabel 2.7 Daftar Konstanta Bahan Dielektrum

Tabel 3.1 Keterangan Catu Daya

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5 Final Elisitasi

Tabel 4.1 Prosedur sistem berjalan dan sistem usulan

Tabel 4.2 Uji Coba Program Mikrokontroller

Tabel 4.3 Schedule

Tabel 4.4 Estimasi Biaya

DAFTAR SIMBOL

Gambar 1. SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)

2. SIMBOL ELEKTRONIKA



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi belakangan ini, sistem kendali memiliki peranan yang sangat vital, karena dapat menunjang segala aktifitas yang dilakukan oleh manusia. Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita lihat adalah penggunaan televisi dengan remote control, penggunaan alat kendali tersebut dirasa efisien bagi manusia. Selain itu kita bisa lihat aplikasi kontrol yang lebih besar yaitu pada perusahaan dalam bidang manufaktur serta pengendali proses seperti tekanan, suhu/temperatur, dll.

Untuk pengendalian alat alat listrik seperti Trafo maka dibutuhkan alat yang menunjang agar dapat di optimalkan sehingga dapat memperpanjang usia pemakaian alat tersebut. Karena pada umumnya alat alat listrik seperti Trafo pada saat bekerja akan menghasilkan energi panas yang apabila jika terjadi terus menerus akan terjadi suhu panas berlebih dan dapat merusak alat alat tersebut sehingga usia penggunaannya menjadi lebih cepat rusak. Maka dibuatlah sistem pendingin yang bekerja untuk mendinginkan atau menjaga agar suhu pada alat alat listrik stabil. Pada proses tersebut juga dibuat sistem kontroling suhu yang dapat kita lihat pada layar LCD dan menghasilkan sebuah output kipas yang akan bekerja pada suhu yang telah ditentukan. Kontroling juga dilakukan menggunakan smartphone berbasis Android. Dari semua sistem pengontrolan tersebut dilakukan menggunakan mikrokontroller Atmega 16 yang akan mengatur sistem kendali kipas yang bekerja sesuai suhu dan pemantauan menggunakan smartphone .

Dalam kesempatan ini penulis mencoba mempersembahkan sebuah karya dengan judul “PERANCANGAN KONTROLING OTOMATIS TRAFO LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16”. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan kontribusi terhadap perkembangan COS (computer system) yang merupakan salah satu konsentrasi yang membahas mengenai hardware dari jurusan Sistem Komputer di Perguruan Tinggi Raharja.


Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana membuat sistem perancangan otomatis pendingin trafo menggunakan sensor suhu LM35 berbasis Mikrokontroller Atmega 16 ?

  2. Bagaimana cara kerja perancangan otomatis pendingin trafo listrik menggunakan sensor suhu LM35 berbasis Mikrokontroller Atmega 16 ?

  3. Apa saja hardware dan software yang digunakan untuk membuat perancangan otomatis pendingin trafo listrik menggunakan sensor suhu LM35 berbasis Mikrokontroller Atmega 16 ?

Ruang Lingkup

Sebagai pembatasan-pembatasan atas penyusunan laporan ini sehingga tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka penulis memberikan ruang lingkup laporan sebagai berikut:

Interface menggunakan smartphone android yang dapat di gunakan untuk memantau suhu pada Trafo listrik. Membuat kipas berputar sesuai dengan suhu perubahan suhu pada Trafo . Jika terjadi kenaikan suhu maka kipas akan berputar lebih cepat, dan jika terjadi penurunan suhu maka kipas akan berputar melambat. Pada perancangannya digunakan Mikrokontroller Atmega 16 sebagai pembaca suhu dan menggerakkan kipas.

Tujun dan Manfaat

Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Tujuan Individual

  2. a. Menerapkan dan menambah ilmu secara terpadu dan terperinci sehingga berguna bagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi khususnya dilingkungan sekitar.

    b. Persyaratan untuk kelulusan mata Kuliah Skripsi

  3. Tujuan Fungsional

  4. a. Untuk membantu pengembang teknologi mengembangkan sistem perancangan otomatis pendingin Trafo .

    b. Untuk ketahanan sebuah Trafo agar daya pakainya lebih awet dan lebih lama masa kerjanya.

Manfaat

Sebuah karya yang baik adalah karya yang memiliki banyak manfaat. Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah:

  1. Manfaat Individual

  2. a. Bentuk apresiasi dan kontribusi bagi pengembang teknologi aplikasi dibidang teknologi informasi.

    b. Memaksimalkan sensor suhu yang di padukan dengan kipas sebagai output pada Trafo listrik dan pemanfaatan mikrokontroler yang saling bersinergi menghasilkan sebuah alat yang creative dan inovative.

  3. Manfaat Fungsional

  4. Dapat mendeteksi suhu Trafo listrik sebagai tolak ukur terjadinya peningkatan atau penurunan suhu yang terjadi, kemudian suhu di sesuaikan oleh kipas untuk menyesuaikan suhu trafo berdasarkan putaran kipas yang terjadi.

Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, maka metode yang penulis gunakan untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:

a. Observasi

    Melalui pengamatan dan pengalaman yang didapat untuk mengetahui proses pengerjaan untuk menghasilkan prototype aplikasi dan rancangan device yang digunakan sebagai pendeteksi suhu trafo.

    Melalui pengamatan lapangan untuk memperoleh informasi tentang jenis bahan atau peralatan apa saja yang dibutuhkan, tentunya ekonomis dan terjangkau, namun tetap memenuhi kriteria.

b. Wawancara

Metode wawancara kepada beberapa orang yang berkompeten dibidang yang diambil oleh penulis.

c. Studi Pustaka

Metode untuk mendapatkan informasi dengan mencatat dan mempelajari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai sumber yang tertulis maupun elektronik. Sebagian besar penulis melakukan pengumpulan data dan metode diambil dari situs-situs internet, dan sisanya dari buku cetak.

d. Metode Perancangan

Dalam melakukan perancangan penulis menggunakan metode perancangan menggunakan flowchart yang menjelaskan langkah demi langkah pembuatan perancangan otomatis pendingin trafo listrik.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dan pembahasan pada laporan skripsi ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, ruang lingkup, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang landasan teori sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan laporan sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna.

BAB III PEMBAHASAN

Bagian ini berisi tentang langkah-langkah dalam perancangan sistem yang akan dibuat mulai dari hardware sampai dengan perancangan software pendukung sistem monitoring data suhu dan kelembaban ruangan.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Berisi tentang ujicoba serta analisa pengoperasian dari sistem yang telah dibuat.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan mengenai penelitian dari sistem yang dibuat serta saran-saran untuk pengembangan sistem selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan

  1. Definisi Perancangan

  2. Perancangan sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem, mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang dikerjakan pada analisa sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut.

    Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen-elemen komputer yang akan mengunakan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru. (Kristanto, 2008 : 61).

  3. Tujuan Perancangan Sistem

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan system mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user).

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.

Konsep Dasar Pengendali

  1. Definisi Pengendali

    Menurut Hombar Pakpahan (2013:5), “Istilah pengendali sering diterjemahkan dengan kata controling. Kedua istilah ini acapkali penggunaannya dipertukarkan terutama di dalam dunia teknologi. Istilah pengendali didefinisikan sebagai seluruh proses kegiatan penilaian terhadap obyek kontrol dan atau kegiatan tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan fungsi obyek kontrol dan atau kegiatan tersebut telah sesuai dengan yang ditetapkan.

  2. Konsep Dasar

    Konsep dasar yang memberikan kerangka bagi perancangan dan penerapan sistem pengendalian meliputi:

    a. komponen operasi atau kegiatan yang terpasang secara terus menerus

    b. pengendalian system alat yang dipengaruhi oleh manusia, dan

    c. memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak.

    Menurut Erinofiardi (2012:261), “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

    Kontrol otomatis mempunyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

    Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian.

    Sedangkan pengontrolan itu sendiri adalah proses, cara pembuatan mengontrol (mengawasi, memeriksa), pengawasan, pemeriksaan.

    Industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai sistem pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

    Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka ( Open-loop Control System ) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup ( Closed-loop Control System ).

  3. Jenis – Jenis Pengontrolan

a. Sistem Kontrol Loop Terbuka

Menurut Erinofiardi dan dkk (2012:261) sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”

Gambar 2.1. Sistem Pengendali Loop Terbuka

(Sumber : jurnal Erinofiardi dan dkk tahun 2012 halaman 261)

Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

b. Sistem Kontrol Loop Tertutup

Menurut Erinofiardi dan dkk (2012:261) sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan".

Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

Gambar 2.2. Sistem Pengendali Loop Tertutup

(Sumber : jurnal Erinofiardi dan dkk tahun 2012 halaman 262)

Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

Konsep Dasar Perangkat

  1. 1. Definisi Perangkat Mobile

Menurut purnama (2010:5), ”Perangkat mobile (juga dikenal dengan istilah cellphone, handheld device, handheld computer, ”Palmtop”, atau secara sederhana disebut dengan handheld) adalah alat penghitung (computing device) yang berukuran saku, ciri khasnya mempunyai layar tampilan (display screen) dengan layar sentuh atau keyboard mini”.

Untuk mendapatkan pelayanan dan kenyamanan dari sebuah komputer konvensional yang dapat dibawa-bawa dan praktis adalah smartphone dan PDA. Kedua peralatan ini yang paling populer, selain itu ada Enterprise Digital Assistants yang dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan bisnis, yang menawarkan peralatan yang mampu me-ngambil data terintegrasi seperti Bar Code, RFID dan Smart Card.

Konsep Dasar Signal

Metode Penelitian

Teori Khusus

Pengertian Sistem Komputer

Mikrokontroler

AVR Atmega 16

Sensor LM35

Konsep Dasar Komponen Elektronika

Konsep Dasar Resistor

Konsep Dasar Kapasitor atau Kondensator

Konsep Dasar Trafo atau Transformator

Konsep Dasar Dioda

Konsep Dasar Transistor

Konsep Dasar Wi-Fi

2Operating System Android

Konsep Dasar Kipas

Konsep Dasar Suhu

Konsep dasar Elisitasi

Literatur Review

BAB III

USULAN SISTEM BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Perusahaan

PT . Trafoindo Prima Perkasa didirikan pada tahun 1982 dengan nama PT . TRAFINDO Perkasa . Sejak awal , kami fokus pada pembuatan tegangan menengah trafo distribusi direndam minyak .

Dalam tahun-tahun berikutnya , kami secara bertahap diperluas dan diversifikasi lingkup manufaktur dan kegiatan untuk menutupi peralatan listrik tegangan menengah lainnya .

Saat ini, barang-barang yang diproduksi Trafoindo incude :

- Trafo distribusi tegangan menengah minyak tenggelam

- Tegangan menengah cor kering trafo distribusi resin

- Listrik tegangan tinggi transformator

- Transformator instrumen tegangan menengah

- Transformer khusus ( scott transformer , transformator otomatis , dll ).

Trafoindo sekarang salah satu produsen terbesar transformator di Indonesia . Untuk mengatasi kebutuhan global yang terus meningkat untuk standar kualitas , kami terus meningkatkan manajemen kami dan kami bangga telah terakreditasi ISO 9001 : 2000 , ISO 14001 : 2004 , OHSAS 18001 : 1999 , sertifikasi oleh SAI Global Kualitas Terdaftar pada tahun 2003 .


Struktur Organisasi

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Trafoindo Prima Perkasa


Tugas dan Tanggung Jawab

  1. Direktur Teknik

  2. a. Melakukan pengawasan atas jalannya usaha PT Trafoindo Prima Perkasa.

    b. Dalam melakukan tugas, dewan direksi berdasarkan kepada kepentingan PT Trafoindo Prima Perkasa dan sesuai dengan maksud dan tujuan PT Trafoindo Prima Perkasa.

    c. Melaporka kepada PT Trafoindo Prima Perkasa mengenai kepemilikan saham dan/ atau keluarga atas saham PT Trafoindo Prima Perkasa dan saham PT lainnya.

  3. Deputy Factory Manager

  4. a. Menetapkan dan mengesahkan struktur organisasi perusahaan.

    b. Menyediakan sumber daya yang cukup untuk mengelola Sistem Manajemen Mutu, lingkungan dan kepedulian sosisal terhadap karyawan.

    c. Menetapkan tanggung jawab dan wewenang yang terkait dengan mutu, lingkungan dan kepedulian sosial terhadap karyawan.

  5. Departemen Engineering

  6. a. Membuat rancangan desain produk apa yang akan dibuat

    b. Menentukan bahan apa yang digunakan

    c. Membuat proses jalannya produk tahap demi tahap

  7. Depertemen PPIC

  8. a. Melaporkan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk pembuatan produk.

    b. Membuat rencana kerja

    c. Perkiraan waktu pembuatan

    d. Menyiapkan desain untuk pembuatan produk

  9. Depertemen Produksi

  10. a. Membuat produk yang telah ditentukan engineering

    b. Menggunakan material yang sudah ditentukan oleh engineering

    c. Bekerja sesuai target yang ditentukan

  11. Depertemen Perbaikan

  12. a. Melakukan perbaikan apabila terjadi kerusakan

    b. Melakukan penggantian bagian bagian produk apabila terjadi revisi

  13. Depertemen Quality Control

  14. a. Melakukan pengetestan produk yang telah dibuat

    b. Memastikan apakah produk tersebut layak digunakan atau tidak

    c. Menjamin mutu sampai produk tersebut dikirim ke pemesan

Tujuan Perancangan

Pada tujuan perancangan di sini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting karena ingin menghasilkan sebuah sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dan perangkat lunak.

Penelitian untuk perancangan dan pembuatan sistem kontroling otomatis trafo listrik didahului dengan mempelajari dan meneliti permasalahan yang berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, serta memikirkan alternatif pemecahannya. Untuk itu tujuan yang dingunakan pada penelitian ini adalah:

a. Tujuan individual

b. Tujuan Fungsional

c. Tujuan Operasional

Langkah-langkah Perancangan

Untuk langkah-langkah dalam perancangan sistem pendeteksi suhu trafo menggunakan kipas secara otomatis ini menggunakan metode perancangan sebagai berikut.

a. Perancangan Sistem Mekanik

Dalam perancangan ini, dibuat simulasi berupa trafo yaitu alat yang akan dideteksi suhunya kemudian didinginkan menggunakan kipas.

b. Perancangan Sistem Elektronik

Perancangan yang digunakan adalah melalui tahap analisa rangkaian elektronik seperti rangkaian yang sudah ada yaitu rangkaian Mikrokontroller Atmega 16, dalam perancangan rangkaian Mikrokontroller Atmega 16 menggunakan aplikasi Proteus.

c. Perancangan Program

Perancangan program menggunakan bahasa pemrograman basic yaitu menggunakan program Basic Compiller dengan cara yang sistematis atas pengembangan, pengguna dan pemeliharaan program.


Diagram Blok

Agar mudah dipahami maka penulis membuat diagram blog dan alur kerjanya:

Gambar 3.2. Diagram Blok Perancangan Perangkat Keras

Cara Kerja Alat

Untuk cara kerja alat dijelaskan Smartphone Android menjadi input untuk mengirimkan data berupa perintah untuk menyalakan kipas, inputan tersebut akan menghasilkan output kipas yang berputar dan suhu dapat terlihat pada lcd.


Pembuatan Alat

Perangkat Keras (Hardware)

Dalam perancangan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika dan device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini alat dan bahan yang dibutuhkan adalah

  1. Sensor LM35

  2. Rangkaian Mikrokontroler Atmega 16

  3. Relay 12 V

  4. Motor DC 12 V

  5. Catu Daya

  6. Rangkaian Voltage Regulator (LM7805)

a. Rangkaian Sensor LM35

Sensor suhu LM35 merupakan sensor solid state yang dapat mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik berupa tegangan. IC LM35 memiliki kelebihan dibandingkan sensor suhu linier karena pemakaiannya tidak dituntut untuk mengurangi sejumlah besar tegangan konstan pada output yang mencapai pensaklaran centigrade yang sesuai. IC ini tidak membutuhkan penyesuaian atau pengurangan eksternal apapun untuk memberikan akurasi-akurasi khusus sebesar ± ¼oC, dalam sebuah cakupan suhu penuh antara -55 sampai 15 oC.

IC LM35 merupakan sensor suhu dimana tegangan keluarannya proporsional linier untuk suhu dalam oC, mempunyai perubahan keluaran secara linier dan juga dapat dikalibrasi dalam satuan Kelvin. Di dalam udara, sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1oC. Sensor ini dapat dipakai dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan ke rangkaian kontrol dengan sangat mudah.

Gambar3.3 Sensor LM35 Sumber: datasheet LM35

Gambar di atas merupakan bentuk fisik dari sensor LM35 beserta fungsi dari masing-masing pin. Pin 1 sebagai sumber tegangan kerja, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV/oC. Sehingga dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :

VLM35 = T x K(2.2)

Keterangan :

VLM35 = Tegangan kerja LM35

T = Suhu Terbaca (oC)

K = Konstanta (10 mV/oC)

Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1ºC akan menunjukan perubahan tegangan sebesar 10 mV. Penempatan LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya.

b. Rangkaian Mikrokontroler ATmega 16

Rangkaian mikrokontroler ini merupakan tempat pengolahan data dan pengoperasian alat. Untuk perancangan ini, mikrokontroler berfungsi sebagai otak dari seluruh sistem rancangan. Mikrokontroller ATmega 16 ini memiliki 4 buah port dan berbagai pin yang digunakan untuk menampung input dan output data dan terhubung langsung dengan rangkaian-rangkaian pendukung lainnya. Port yang akan digunakan dalam pembuatan:

  1. PORTD.0 – Port D.5, digunakan sebagai output yang dihubungkan dengan rangkaian lcd yang berfungsi untuk menampilkan suhu yang di baca sensor LM35.

  2. PORTC.0, berfungsi untuk menerima inputan dari sensor LM35 untuk membaca suhu kemudian menampilkan ke lcd.

  3. Port B.0, digunakan untuk memutar kipas yang berfungsi untuk mendinginkan trafo yang akan berfungsi sesuai suhu yang telah ditentukan.

  4. Pin reset pada mikrokontroler ATmega 16 terletak pada PORTC.6. Rangkaian Power On Reset ini menggunakan kapasitor 10 µF dan resistor 10KΩ. Yang membentuk rangkaian power on reset di mana rangkaian ini akan mereset rangkaian mikrokontroler, sehingga mikrokontroler tersebut kembali menjalankan program yang ada di dalamnya dari awal.

Gambar 3.4. Rangkaian Mikrokontroller

c. Rangkaian Relay

Pada rangkaian relay ini, relay berfungsi sebagai pengatur motor dc yang diberikan oleh mikrokontroller dari hasil pengolahan dari sensor LM35 yang membuat kipas berputar sesuai suhu yang telah ditentukan.

Gambar 3.5. Rangkaian Relay

d. Rangkaian Catu Daya

Catu daya merupakan bagian yang sangat penting. Karena tanpa adanya catu daya, maka semua rangkaian tidak akan bekerja. Sumber catu daya yang digunakan pada umumnya bertegangan 110 V sampai dengan 220 V dengan frekuensi 50 Hz sampai dengan 60 Hz.

Sumber AC (arus bolak-balik) dimasukkan ke bagian input transformator (trafo), sehingga menghasilkan tegangan output AC yang besarnya tergantung pada jumlah lilitan kawat sekunder, jumlah lilitan kawat primer, dan besarnya tegangan primer trafo. Tegangan output dari trafo sekunder akan menentukan tegangan output DC akhir dari catu daya setelah penyearah dan filter dipasang.

Gambar 3.6. Rangkaian Catu Daya

Prinsip kerja dari rangkaian catu daya ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Keterangan Catu Daya



Perancangan Perangkat Lunak (Software)

a. Perancangan Listing Program BASCOM

Pada perancangan perangkat lunak yaitu menggunakan software BASCOM-AVR yang digunakan untuk menuliskan listing program dan mengkompilasi file program menjadi file hexa. File hexa yang dihasilkan setelah proses kompilasi tersebut akan dimasukkan ke dalam mikrokontroler, sehingga mikrokontroler akan bekerja sesuai dengan perintah yang ada pada memori flash. Sehingga dapat mengontrol motor DC untuk memutarkan kipas sesuai suhu yang telah ditentukan.

Gambar 3.7. Halaman Utama Bascom-Avr

Setelah form utama program BASCOM-AVR ditampilkan, maka selanjutnya adalah membuat new file dengan nama Pendeteksi suhu.

Gambar 3.8. New File Bascom-AVR

Contoh penulisan listing program dengan nama file Program Pendeteksi suhu LM35 kipas.bas dapat dilihat pada gambar 3.9.

Gambar 3.9. Contoh Penulisan Listing Program

Langkah selanjutnya adalah mengkompile program, dengan cara memilih icon Compile Program atau tekan F7 pada keyboard agar listing program yang dibuat dikompile menjadi file dengan extention hex.

Gambar 3.10. Compiler dalam Bascom-AVR

Proses kompilasi akan terlihat seperti pada gambar 3.11.

Gambar 3.11. Proses Compile

Setelah dikompile maka penyimpanan listing program yang telah dibuat kemudian disimpan pada folder yang sudah ditentukan dengan extention file “.hex”.

Gambar 3.12. File Hex Bascom-AVR

a) Pengisian Program Mikrokontroler ATmega 16

Mikrokontroler bisa bekerja jika didalam sudah dimasukan listing program yang sudah dibuat dengan meggunakan software BASCOM-AVR. Untuk melakukan proses pengisian program kedalam mikrokontroler ATmega16 dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut:

1) Perangkat Keras (Hardware)

Pada perangkat keras menggunakan USB-ASP (USB Downloader) yang berfungsi untuk memasukan program yang telah dibuat kedalam mikrokontroler ATmega16.

2) Perangkat Lunak (Software)

Pada perancangan perangkat lunak yaitu menggunakan software Progisp 1.72. Adapun tampilan program Progisp adalah sebagai berikut:

Gambar 3.13. Halaman Utama Progisp

Pemilihan tipe mikrokontroler yang akan dimasukan program. Klik Select Chip, pilih jenis mikrokontroler ATmega16.

Gambar 3.14. Select Mikrokontroller

Langkah selanjutnya, melakukan pengambilan file yang sudah tersimpan pada folder yang ditentukan. Klik File -> Load Flash -> Pilih File dengan extention .hex -> Open.

Gambar 3.15. Load File

Gambar 3.16. Select File

Sebagai contoh file extention yang akan diambil adalah LM35_KIPAS.HEX. Setelah selesai memilih file, langkah selanjutnya adalah flash. Klik Button Auto.

Gambar 3.17. Flash Program

Ketika selesai proses flash, maka akan muncul status seperti gambar 3.18.

Gambar 3.18. Successfully Flash


Flowchart Sistem

Pada pembuatan sebuah sistem pengontrolan diperlukan sebuah gambar yang dapat menjelaskan alur ataupun langkah-langkah dari suatu sistem yang dibuat. Sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar.

Penjelasan yang berupa proses merupakan gambar dari flowchart sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan flowchart ini adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk dapat memahami langkah-langkah serta kemungkinan-kemungkinan dari beberapa keputusan. Dalam pembuatan PERANCANGAN KONTROLING OTOMATIS TRAFO LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 digunakan flowchart program sebagai berikut:

Gambar 3.19. Flowchart Program


Permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah

Permasalahan yang dihadapi

- Permasalahan yang dihadapi pada sistem berjalan, kurangnya proteksi pada trafo saat beroperasi yangmenimbulkan suhu panas.

- Tidak adanya penunjuk suhu yang menampilkan realita suhu yang terjadi pada trafo.

- Trafo menjadi lebih cepat rusak dan memperpendek usia penggunaan.

Alternatif pemecahan masalah

- Membuat sistem kontrol yang dapat dikendalikan secara otomatis.

- Membuat aplikasi yang dapat mengontrol suhu trafo dengan menggunakan kipas sebagai outputnya.

- Mengintegrasikan monitoring suhu pada smartphone android menggunakan wi fi untuk pemantauan pada sistem pendeteksi suhu dengan mikrokontroller ATMega16 sebagai pengendali kipas.


User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap 1 disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder dan security PT. Trafoindo Prima Perkasa mengenai seluruh Perancangan Kontroling Otomatis Trafo Listrik Menggunakan Wi-Fi Dengan Sensor Suhu LM35 Berbasi Mikrokontroller Atmega 16. Berikut tebel Elisitasi Tahap 1:

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap 2 dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap 1 yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan Tabel 3.5. Semua requirement tersebut merupakan bagian dari sistem yang dibahas, namun sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, sistem pengendalian dapat berjalan tanpa error.

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi berikut ini:

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Keterangan:

M: Midetori

D: Desirable

I :Nessential

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut tabel elisitasi tahap III tersebut.

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Keterangan:

T : Technical

O: Operational

E: Economic

L: Low

M: Middle

H: High

Final Elisitasi

Final elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan perancangan kontroling otomatis trafo listrik menggunakan wi-fi dengan sensor suhu LM35 berbasis mikrokontroller Atmega 16. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkanlah 10 fucntional, final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem pengontrolannya. Berikut tabel final elisitasi tersebut:

Tabel 3.5 Final Elisitasi



BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Sistem kontroling otomatis suhu trafo dengan simulasi prototype ini dibuat menyerupai trafo listrik yang akan dikontrol suhunya menggunakan kipas sesuai suhu yang telah ditentukan, dengan pengontrolan suhu melalui lcd yang dimonitoring pada smartphone android dengan media jaringan wi-fi sebagai interface. Prosedur system yang diusulkan antara lain:

  1. Untuk mengaktifkan rangkaian mikrokontroller ATMega 16 dengan memberikan catu daya sebesar 5 volt dan untuk mengaktifkan kipas rangkaian relay diberi catu daya 12 volt.

  2. Sebagai media pengontrolannya alat akan dikonfigurasikan menggunakan wi-fi sebagai pembaca suhu melalui smartphone

  3. Kipas akan bekerja jika diberikan instruksi oleh mikrokontroller saat suhu telah mencapai titik minimum dan maksimum yang telah ditentukan .

  4. Motor akan berputar secara otomatis yang telah diinstruksikan oleh mikrokontroler yang mendapat input dari sensor lm35 sebagai pembaca suhu.

  5. Dan suhu dapat dikontrol melalui smartphone sebagai media pembaca suhu pada lcd yang terdapat pada trafo.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sisitem Usulan

Adapun perbedaan prosedur antara system yang berjalan dan system yang akan diusulkan, bisa dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 4.1 Prosedur sistem berjalan dan sistem usulan

Flowchart System Yang Disusulkan

Adapun Flowchart system yang diusulkan terdiri dari flowchart perangkat lunak (Software) dan Flowchart Perangkat Keras (Hardware), bisa dilihat gambar dibawah ini:

Flowchart Perangkat Lunak (Software)

Gambar 4.1. Flowchart software yang diusulkan

Flowchart Perangkat Keras (Hardware)

Gambar 4.2. Flowchart hardware yang diusulkan


Rancangan Program

Rancangan Program Mikrokontroller

Proses rancangan ini dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras yang sudah di uji coba dengan perangkat lunak yang telah diprogram ke dalam mikrokontroler ATmega16. Penulisan listing program menggunakan software BASCOM-AVR dengan bahasa basic. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan analisa program pada mikrokontroler yang akan dilakukan dapat dilihat sebagai berikut :

$regfile = "m8def.dat"

$crystal = 11059200

'==========================

Config Lcdpin = Pin , E = Portd.1 , Rs = Portd.0 ,

Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portd.2 , Db5 = Portd.3 , Db6 = Portd.4 , Db7 = Portd.5

Config Lcd = 16 * 2

Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc

'--------------------------

Start Adc

'--------------------------

Dim Suhu_ref As Word

Dim Suhu As Word

'--------------------------

Deflcdchar 0 , 12 , 18 , 18 , 12 , 32 , 32 , 32 , 32

'--------------------------

Cls

Cursor Off

'--------------------------

Do

Suhu_ref = Getadc(0)

Suhu = Suhu_ref * 5

Suhu = Suhu / 10

Locate 1 , 1

Lcd "WISNU DWI ANDOYO"

Locate 2 , 1

Lcd "Suhu="

Locate 2 , 6

Lcd " "

Locate 2 , 6

Lcd Suhu

Locate 2 , 9

Lcd Chr(0)

Locate 2 , 10

Lcd "C"

Locate 2 , 11

Lcd " "

Wait 1

Loop

Rancangan Prototype

Prototipe kontroling otomatis trafo listrik. Dalam perancangan trafo dibuat menyerupai trafo sungguhan. Kipas yang digunakan adalah 12volt, menggunakan lcd sebagai pembaca suhu trafo secara otomatis yang mendapat inputan melalui sensor lm35.

Gambar 4.3. Perancangan prototype

Gambar 4.4. Perancangan prototype


Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

a. Smartphone Android

b. PC/ Laptop

c. Rangkaian Mikrokontroller ATMega 16

d. Rangkaian Relay 12V

e. Motor Dc 12V

f. Sensor LM35

g. USB Asp Downloader

Aplikasi yang digunakan

a. Android OS 4.2 Jelly Bean

b. Windows 7

c. BASCOM AVR (Basic Commpiler)

d. Prog ISP

Testing

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan uji coba yang akan dilakukan dapat dilihat pada sub bab berikut.

Uji Coba Hardware

Sebelum program hardware dimasukkan kedalam mikrokontroler, maka harus dilakukan sebuah uji coba. Uji coba kali ini dengan memberikan input menggunakan aplikasi Hyperterminal. Program dasar yang dibuat adalah mikrokontroller menerima input “o” maka PORTC.0 bernilai 1, dan mikrokontroller menerima input “c” maka PORTC.1 bernilai 1.

Tabel 4.2 Uji Coba Program Mikrokontroller

Evaluasi

Dalam pembahasan evaluasi ini untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program.

Implementasi

Schedule

  1. Observasi

  2. Melalui pengamatan dan pengalaman yang didapat untuk mengetahui proses pengerjaan suatu bahan juga peralatan yang digunakan dalam menghasilkan model atau desain trafo yang biasa digunakan sebagai pendistribusian pasokan listrik. Observasi dilakukan 1 minggu.

  3. Pengumpulan data

  4. Melalui proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan system selama 3 minggu.

  5. Desain system

  6. Dalam desain system ini dibagi menjadi tiga, yaitu desain mekanik, desain electronik dan desain aplikasi / software. Desain ini dilakukan selama 3 minggu.

  7. Perancangan system

  8. Setelah hasil desain system telah didapatkan, barulah dengan perancangan system proses ini dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan system dilakukan selama 2 minngu.

  9. Uji Coba Sistem

  10. Uji coba system dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada dan untuk memastikan pemasangan system mekanik, Elektronik, dan aplikasi. Uji Coba dilakukan selama 1 minggu.

  11. Evaluasi Sistem

  12. Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu.

  13. Perbaikan Sistem

  14. Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 4 minggu.

  15. Dokumnetasi Program

  16. Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

Tabel 4.3 Schedule

Penerapan

Setelah melakukan uji coba alat, selanjutnya penerapan alat. Kebutuhan aplikasi dan system mekanik yang akan diimplementasikan adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan Sistem Mekanik dan Elektronik

- USB ASP : sebagai Platform untuk memasukkan program dan mengolah data pada mikrokontroler ATMega 16.

- Rangkaian relay 5 kaki NC dan NO yang berada di Port C.0 dan Port C.1.

- Kipas 12V : 3 buah sebagai pendingin suhu.

- Catu daya : untuk memberikan tegangan pada alat.

- Bahan besi plat, heatsink, kipas dan bushing: untuk mekanik prototype trafo listrik.

Aplikasi android memiliki beberapa fungsi :

1) Pembaca suhu pada lcd yang telah dihubungkan melalui jaringan wi-fi.

2) Mengontrol kipas untuk berputar.

Aplikasi di pasang pada smartphone yang berbasis Android dalam penelitian ini menggunakan Samsung Galaxy Grand dengan operating system Jelly Bean. Aplikasi yang dibuat dapat berkomunikasi dengan rangkain mikrokontroller atmega 16 menggunakan koneksi wi-fi. Motor yang dikontrol berupa kipas dengan voltase 12 Volt.

Etimasi Biaya

Tabel 4.4 Estimasi Biaya


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

  1. Cara mengetahui naik turunnya suhu yang di control melalui sensor LM35 yang ditampilkan melalui LCD pada trafo sehingga pengguna dapat mengetahui realita suhu yang terjadi saat trafo bekerja. Kemudian suhu dapat dikontrol melalui smartphone android yang sudah diprogram menggunakan mikrokontroller melalui input dari sebuah kamera untuk dapat menampilkan suhu ke smartphone yang dikoneksikan melalui sinyal wifi dan dapat dilihat pada smartphone sebagai pengendali alat yang dibuat untuk mengontrol suhu trafo.

  2. Cara membuat aplikasi yang mampu mengontrol informasi pendeteksi suhu pada trafo dan memberikan output berupa kipas yang dikendalikan dengan mikrokontroller Atmega 16 yang suhu pada trafo tersebut dapat dilihat melalui lcd. Kemudian smartphone android dapat digunakan sebagai kontroling trafo yang akan bekerja saat suhu trafo naik dan memberikan perlindungan terhadap trafo agar trafo dapat bekerja dengan baik serta usia trafo jadi lebih lama.

  3. Untuk membuat alat pengontrol suhu trafootomatis diperlukan mikrokontroller yang dapat diprogram secara embedded sehingga alat dapat dikendalikan, selain itu diperlukan sebuah program yang dapat mengkomunikasikan mikrokontroler dengan kipas dan trafo dalam hal ini menggunakan bahasa pemrograman basic compiler yang biasa digunakan untuk mikrokontroller Atmega 16. Webcam akan memberikan informasi pada smartphone yang kemudian dapat dilihat dan dikontrol sebagai monitoring dan pengendali alat pendeteksi suhu trafo.


Saran

Untuk menanggulangi permasalahan dan mencapai hasil yang baik, maka saran dan pendapat yang penulis kemukakan adalah:

  1. Sistem ini masih banyak kekurangan sehingga perlu selalu dilakukan perbaikan dan pengembangan terus menerus terhadap sistem pengontrol suhu trafo yang sedang akan berjalan.

  2. Sistem ini disarankan untuk dapat dikembangkan sebagai sistem yang berjalan beriringan dengan pengendali alat yang berhubungan dengan suhu yang akan meningkat karena proses penggunaan alat , sehingga dapat meminimalisir permasalahan alat yang cepat panas dan dapat memperpanjang usia alat yang menimbulkan suhu panas.