TA1322377490

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY RAW MATERIAL

PADA PT. INDONESIA SYNTHETIC TEXTILE MILLS TANGERANG


TUGAS AKHIR



Disusun Oleh :

NIM : 1322377490

NAMA : YUNNY NUR'AENI


JURUSAN KOMPUTERISASI AKUNTANSI

KONSENTRASI KEUANGAN

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA INFORMATIKA

TANGERANG

(2015/2016)



AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA INFORMATIKA

 

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY RAW MATERIAL

PADA PT. INDONESIA SYNTHETIC TEXTILE MILLS TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1322377490
Nama
Jenjang Studi
: Diploma Tiga
Jurusan
: Komputerisasi Akuntansi
Konsentrasi
: Keuangan

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang,20 Juni 2016

Direktur
       
Kepala Jurusan
AMIK RAHARJA INFORMATIKA
       
Jurusan Komputerisasi Akuntansi
           
           
           
           
(Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si)
       
(Euis Siti Nur Aisyah, M. Kom)
NIP : 000603
       
NIP : 060003



AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA INFORMATIKA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY RAW MATERIAL

PADA PT. INDONESIA SYNTHETIC TEXTILE MILLS TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1322377490
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Komputerisasi Akuntansi

Konsentrasi Keuangan

Disetujui Oleh :

Tangerang, 20 Juni 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Sunar Abdul Wahid, Dr.,M.S.,Ir)
   
(Rosdiana, M.Kom)
NID : 06104
   
NID : 03035



AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA INFORMATIKA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY RAW MATERIAL

PADA PT. INDONESIA SYNTHETIC TEXTILE MILLS TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1322377490
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Komputerisasi Akuntansi

Konsentrasi Keuangan

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, 20 Juni 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :



AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA INFORMATIKA

 

LEMBAR KEASLIAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM INVENTORY RAW MATERIAL

PADA PT. INDONESIA SYNTHETIC TEXTILE MILLS TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1322377490
Nama
: Yunny Nur'aeni
Jenjang Studi
: Diploma Tiga
Jurusan
: Komputerisasi Akuntansi
Konsentrasi
: Keuangan

 

 

Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Tugas Akhir yang telah mendapatkan gelar Ahli Madya baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 20 Juni 2016

 
 
 
 
(Yunny Nur'aeni)
NIM. 1322377490

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Teknologi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, menuntut adanya akses sistem informasi yang cepat, tepat dan keakuratan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi seperti dalam penyajian laporan. Sebagai salah satu perusahaan textile ternama di luar negeri, PT. Indonesia Synthetic Textile Mills membutuhkan suatu sistem berbasis komputer khususnya dalam hal pembuatan laporan persediaan bahan baku. Aplikasi pembuatan laporan persediaan bahan baku sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan, maka dibutuhkan data yang tersusun rapih dan tersimpan pada suatu database supaya mudah dalam pembuatan laporan persediaan. Sistem yang berjalan saat ini masih menggunakan Microsoft Excel, sehingga diperlukan adanya sistem yang lebih efektif dan efisien. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat) dan menganalisa prosedur sistem yang berjalan dengan UML (Unified Modeling Language), melakukan elisitasi, serta menggambarkan sistem yang diusulkan melalui UML. Metode perancangan menggunakan Notepad++, XAMPP, PHP, MySql. Sistem ini menghasilkan informasi yang mudah dipahami dengan penyajian melalui grafik dan tabel, dengan hal tersebut maka sangat memudahkan dalam memperoleh laporan secara lebih ringkas dan tepat sesuai kebutuhan sehingga mempermudah proses analisa dan mengontrol stock material di gudang.

Kata Kunci: persediaan, bahan baku, SWOT

ABSTRACT

The current technology is progressing very rapidly, requires access to information system that is fast, precise and accurate information to solve the problems faced such as the presentation of the report. As one of the leading textile companies abroad, PT. Indonesia Synthetic Textile Mills needs a computer-based system, especially in terms of making raw material inventory report. Application-making raw material inventory reports are important in decision making, the required data is neatly arranged and stored in a database for ease in making inventory reports. The current system is still using Microsoft Excel, so we need a system that is more effective and efficient. The method used is the method of SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) and analyze procedures running system with UML (Unified Modeling Language), do elicitation, and describes the proposed system through UML. The design method using Notepad ++, XAMPP, PHP, MySql. The system generates information that is easily understood by the presentation through graphs and tables, with these conditions, very easy to get reports in a more concise and precise as needed, thus simplifying the process of analyzing and controlling the material stock in the warehouse.

Keywords : inventory, raw materials, SWOT



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam dan tak lupa shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya yang setia hingga akhir masa. Karena rahmat dan hidayat-Nya, sehingga terselesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INVENTORY RAW MATERIAL PADA PT. INDONESIA SYNTHETIC TEXTILE MILLS TANGERANG”. Meskipun banyak hambatan yang dihadapi, namun semua itu adalah sebuah proses pembelajaran yang dijadikan sebagai pengalaman dengan hasil akhir yaitu Skripsi ini terselesaikan dengan baik dan lancar.

Laporan Tugas Akhir ini disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dalam memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md), dan sekaligus sebagai implementasi ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan. Laporan Tugas Akhir ini bersumber informasi berdasarkan observasi selama di Perguruan Tinggi Raharja dan juga dari berbagai literature review yang ada untuk mendukung penulisan dalam laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Direktur AMIK Raharja Informatika.
  2. Bapak Padeli, M.Kom selaku Pudir 1 AMIK Raharja Informatika.
  3. Ibu Euis Siti Nur Aisyah, M.Kom selaku Kepala Jurusan Komputerisasi Akuntansi.
  4. Bapak Sunar Abdul Wahid, Dr.,M.,S.,Ir selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.
  5. Ibu Rosdiana, M.Kom selaku dosen pembimbing kedua yang telah membantu sistem pemrograman dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.
  6. Bapak Purwanto, selaku pembimbing lapangan di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data-data.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  8. Kedua orang tua, kakak, dan adik yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  9. Rekan - rekan seperjuangan yang tergabung dalam UKM FUMMRI

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 20 Juni 2016
Yunny Nur'aeni
NIM. 1322377490


Daftar isi


DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL STATE MACHINE DIAGRAM


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan MySQL

Tabel 3.1 Faktor – Faktor Strategi Internal

Tabel 3.2 Faktor – Faktor Strategi Eksternal

Tabel 3.3 Strategi S-O, S-T, W-O, W-T

Tabel 3.4 Diagram Elisitasi Tahap I

Tabel 3.5 Diagram Elisitasi Tahap II

Tabel 3.6 Diagram Elisitasi Tahap III

Tabel 3.7 Diagram Elisitasi Tahap Final

Tabel 3.8 Perbedaan Sistem Berjalan dengan Sistem Usulan

Tabel 3.9 Tabel User

Tabel 3.10 Tabel Yarn Spinning

Tabel 3.11 Tabel Spinning

Tabel 3.12 Tabel Spinning detail

Tabel 3.13 Tabel Yarn Sales

Tabel 3.14 Tabel Sales

Tabel 3.15 Tabel Sales Detail

Tabel 3.16 Yarn Purchase

Tabel 3.17 Purchase

Tabel 3.18 Purchase Detail

Tabel 3.19 Yarn Retur

Tabel 3.20 Retur

Tabel 3.21 Retur Detail

Tabel 3.22 Blackbox Testing

Tabel 3.23 Time Schedule

Tabel 3.24 Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

Gambar 3.1 PT. Indonesia Synthetic Textile Mills

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Indonesia Synthetic Textile Mills

Gambar 3.3 Use Case Diagram Sistem yang Berjalan

Gambar 3.4 Activity Diagram Sistem yang Berjalan

Gambar 3.5 Sequence Diagram Sistem yang Berjalan

Gambar 3.6 Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan

Gambar 3.7 Activity Diagram Sistem yang Berjala

Gambar 3.8 Sequence Diagram Sistem yang Diusulkan

Gambar 3.9 State Machine Diagram Sistem yang Diusulkan

Gambar 3.10 Class Diagram Sistem yang Diusulkan

Gambar 3.11 Tampilan login

Gambar 3.12 Tampilan Menu Home

Gambar 3.13 Tampilan Menu User

Gambar 3.14 Tampilan add user

Gambar 3.15 Tampilan Menu Yarn Spinning - Yarn

Gambar 3.16 Tampilan Input Yarn Spinning - Yarn

Gambar 3.17 Tampilan Menu Yarn Spinning - Receipt

Gambar 3.18 Tampilan Input Yarn Spinning - Receipt

Gambar 3.19 Tampilan Menu Yarn Spinning - Consumed

Gambar 3.20 Tampilan Input Yarn Spinning - Consumed

Gambar 3.21 Tampilan Menu Yarn Sales - Yarn

Gambar 3.22 Tampilan Input Yarn Sales - Yarn

Gambar 3.23 Tampilan Menu Yarn Sales - Receipt

Gambar 3.24 Tampilan Input Yarn Sales - Receipt

Gambar 3.25 Tampilan Menu Yarn Sales - Consumed

Gambar 3.26 Tampilan Input Yarn Sales - Consumed

Gambar 3.27 Tampilan Menu Yarn Purchase - Yarn

Gambar 3.28 Tampilan Input Yarn Purchase - Yarn

Gambar 3.29 Tampilan Menu Yarn Purchase - Receipt

Gambar 3.30 Tampilan Input Yarn Purchase - Receipt

Gambar 3.31 Tampilan Menu Yarn Purchase - Consumed

Gambar 3.32 Tampilan Input Yarn Purchase - Consumed

Gambar 3.33 Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Yarn

Gambar 3.34 Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Yarn

Gambar 3.35 Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Receipt

Gambar 3.36 Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Receipt

Gambar 3.37 Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Consumed

Gambar 3.38 Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Consumed

Gambar 3.39 Tampilan Menu Balance

Gambar 3.40 Tampilan Menu Daily Report

Gambar 3.41 Tampilan Menu Monthly Report

Gambar 3.42 Tampilan login

Gambar 3.43 Tampilan Menu Home

Gambar 3.44 Tampilan Menu User

Gambar 3.45 Tampilan add user

Gambar 3.46 Tampilan Menu Yarn Spinning - Yarn

Gambar 3.47 Tampilan Input Yarn Spinning - Yarn

Gambar 3.48 Tampilan Menu Yarn Spinning - Receipt

Gambar 3.49 Tampilan Input Yarn Spinning - Receipt

Gambar 3.50 Tampilan Menu Yarn Spinning - Consumed

Gambar 3.51 Tampilan Input Yarn Spinning - Consumed

Gambar 3.52 Tampilan Menu Yarn Sales - Yarn

Gambar 3.53 Tampilan Input Yarn Sales - Yarn

Gambar 3.54 Tampilan Menu Yarn Sales - Receipt

Gambar 3.55 Tampilan Input Yarn Sales - Receipt

Gambar 3.56 Tampilan Menu Yarn Sales - Consumed

Gambar 3.57 Tampilan Input Yarn Sales - Consumed

Gambar 3.58 Tampilan Menu Yarn Purchase - Yarn

Gambar 3.59 Tampilan Input Yarn Purchase - Yarn

Gambar 3.60 Tampilan Menu Yarn Purchase - Receipt

Gambar 3.61 Tampilan Input Yarn Purchase - Receipt

Gambar 3.62 Tampilan Menu Yarn Purchase - Consumed

Gambar 3.63 Tampilan Input Yarn Purchase - Consumed

Gambar 3.64 Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Yarn

Gambar 3.65 Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Yarn

Gambar 3.66 Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Receipt

Gambar 3.67 Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Receipt

Gambar 3.68 Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Consumed

Gambar 3.69 Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Consumed

Gambar 3.70 Tampilan MenuBalance

Gambar 3.71 Tampilan Menu Daily Report

Gambar 3.72 Tampilan Menu Monthly Report



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sistem pengadaan dan pemakaian bahan baku untuk proses produksi, mempunyai peranan penting dalam pengolahan data yang ada di bagian gudang dan pengambilan keputusan manajemen. Dengan demikian, penting untuk cepat dan tanggap dalam memperoleh informasi demi memantau keadaan inventory raw material. Sebagai bahan pertimbangan untuk menganalisis serta memberikan gambaran yang akan menjadi strategi persediaan kedepannya demi mencapai target pada perusahaan.

Teknologi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, menuntut adanya akses sistem informasi yang cepat, tepat dan keakuratan informasi untuk menentukan tujuan strategis jangka pendek maupun jangka panjang. Kecepatan memperoleh informasi merupakan suatu tanda meningkatnya teknologi informasi saat ini. Teknologi informasi juga merupakan hal yang penting pada suatu perusahaan, karena keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan tersebut mengembangkan teknologi informasi sebagai penunjang berjalannya proses bisnis. Komputerisasi dengan pengelompokan, perhitungan, penyimpanan dan pelaporan, apabila diterapkan secara optimal sangat bermanfaat untuk mengolah data menjadi informasi yang diperlukan dalam perusahaan.

Inventory raw material merupakan salah satu unsur kekayaan perusahaan, dalam rangka proses produksi dari bahan mentah diolah menjadi barang jadi. Dengan adanya penggunaan komputerisasi, maka diharapkan proses pengadaan dan pemakaian bahan baku dalam pengolahan datanya dapat berjalan dengan lancar, tingkat ketelitian akan lebih tinggi sehingga proses perencanaan produksi dapat lebih akurat, pencairan data akan lebih mudah dan keamanan data pun akan lebih terjamin dalam proses pengambilan keputusan oleh manajemen dalam menunjang kelancaran proses produksi.

PT. Indonesia Synthetic Textile Mills merupakan perusahaan textile terpadu yang didirikan oleh perusahaan swasta nasional Indonesia dengan perusahaan Jepang ( Toray Group). Saat ini memerlukan suatu sistem informasi persediaan bahan baku yang didukung oleh program Komputerisasi yang terdiri dari aktivitas : software, hardware, dan brainware yang merupakan satu kesatuan untuk menghasilkan informasi dan laporan yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Sistem yang telah terkomputerisasi diharapkan pengolahan data perhitungan bahan baku dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efesien. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis memilih judul “PERANCANGAN SISTEM INVENTORY RAW MATERIAL PADA PT. INDONESIA SYNTHETIC TEXTILE MILLS TANGERANG”


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

  1. Bagaimana sistem inventory raw material yang berjalan saat ini pada PT. Indonesia Synthetic Textile Mills ?

  2. Rancangan sistem inventory raw material seperti apa dalam pengolahan data supaya lebih efektif dan efesien ?

  3. Bagaimana merancang sistem inventory raw material untuk mengontrol stock material di gudang ?


Ruang Lingkup

Perlu adanya ruang lingkup dan pembatasan masalah supaya dalam pembahasan masalah nanti menjadi lebih terarah dan berjalan dengan baik. Penelitian meliputi sistem raw material masuk, penggunaan raw material, stok raw material, laporan harian dan bulanan inventory raw material di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Setiap penelitian mempunyai beberapa tujuan dan manfaat, penulis membagi tujuan dalam 3 kriteria, yaitu :

a. Tujuan Operasional

Sistem inventory raw material PT. Indonesia Synthetic Textile Mills Tangerang yang diterapkan di divisi gudang belum komputerisasi secara optimal dalam mendata laporan barang masuk dan barang keluar. Pengolahan data kurang efektif sehingga harus dibuat sistem untuk mempercepat kinerja karyawan.

b. Tujuan Fungsional

Membantu dalam mengidentifikasi masalah yang ada pada sistem yang berjalan di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills dan mengurangi terjadinya kesalahan pengolahan data sehingga laporan yang dihasilkan lebih cepat dan akurat.

c. Tujuan Individual

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk Tugas Akhir jenjang pendidikan Diploma Tiga (D3) pada Perguruan Tinggi Raharja dalam bentuk laporan Tugas Akhir (TA).

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian laporan Tugas Akhir (TA) ini antara lain :

a. Bagi Penulis

Memperluas wawasan, mengembangkan dan mengimplementasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan untuk merancang sebuah sistem inventory raw material pada PT. Indonesia Synthetic Textile Mills.

b. Bagi PT. Indonesia Synthetic Textile Mills

Untuk mengembangkan sistem inventory raw material pada PT. Indonesia Synthetic Textile Mills.


Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

a. Metode Obervasi

Penulis melakukan pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis, pengamatan dan pencatatan data-data yang dibutuhkan, melalui magang setiap dua hari dalam satu minggu selama dua bulan. Sehingga dapat mengetahui dan memahami sistem yang berjalan di Indonesia Synthetic Textile Mills.

b. Metode Wawancara

Penulis mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung dengan stakeholder di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills dan para staf di kantor gudang.

c. Studi Pustaka

Mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Informasi didapat dari berbagai sumber seperti buku, laporan penelitian, karya ilmiah, searching di internet, dan berbagai sumber lain. Dengan mempelajari berbagai sumber yang ada, penulis mendapatkan informasi secara sistematis.

Metode Analisa

Dalam teknik analisa, penulis menggunakan analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats) dengan didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

Selain itu, menggunakan UML (Unified Modeling Language) sebagai salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemograman yang berorientasi objek serta menggunakan elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan elisitasi final dengan membuat rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Metode Perancangan

a. Perancangan Model

Proses perancangan sistem inventory raw material pada PT. Indonesia Synthetic Textile Mills meliputi pembuatan model dengan alat bantu UML (Unified Modeling Language) menggunakan software Visual paradigm for UML 8.0 Enterprise Edition untuk menggambarkan sistem yang berjalan dan diusulkan yaitu Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, State Machine Diagram dan Class Diagram.

b. Bahasa Pemrograman

Di dalam penelitian ini, penulis mengusulkan metode rancangan bahasa pemrograman dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP (PHP Hypertext Preprocessor), pembuatan database pada MySQL, dan XAMPP sebagai pendukung aplikasi yang digunakan sebagai web server.

Metode Testing

Dalam hal ini proses pengujian menggunakan metode Blackbox Testing system sehingga dapat diketahui apakah sistem sesuai dengan apa yang diharapkan oleh stakeholder. Blackbox Testing system adalah metodologi uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak. Pengujian Blackbox berusaha menemukan fungsi-sungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempermudah dan memahami pembuatan laporan Tugas Akhir (TA) ini, penulis mengidentifikasikan laporan menjadi IV (empat) bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang teori yang berkaitan dengan penelitian Tugas Akhir ini, seperti landasan teori yang diambil dari kutipan buku dan beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL

Berisi tentang gambaran umum perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, user requirement yang digambarkan melalui elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, dan final draft elisitasi, rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, blackbox testing, implementasi system yang diusulkan, time schedule dan estimasi biaya.

BAB IV KESIMPULAN

Berisi mengenai kesimpulan yang telah dibahas dari bab-bab terdahulu, saran yang bersifat membangun, dan kesan selama menjalani proses Tugas Akhir (TA).

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, diantaranya :

a. Menurut Moekijat dalam Prasojo (2011:152)[1], “Sistem adalah setiap sesuatu yang terdiri dari obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan pemprosesan atau pengolahan yang tertentu.”

b. Menurut Sutarman (2012:13)[2], “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

c. Menurut Mc Leod dalam Fauzi dan Darmawan (2013:4)[3], “Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah komponen-komponen yang saling berhubungan untuk untuk mencapai tujuan.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[4], berpendapat bahwa “Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai seuatu sistem”. Adapun karakteristik yang dimaksud antara lain sebagai berikut:

a. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut "supra sistem".

b. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsitem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, "program" adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan "data" adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

f. Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

g. Pengolah Sistem (Proses)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

h. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Sumber: Sutabri (2012:14)[4]
Gambar 2.1. Karakteristik Sistem

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Yakub dalam Fauzi dan Darmawan (2013:6)[3], “sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi tersebut diantaranya :

a. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan.

b. Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik. Contohnya sistem komputerisasi, sistem akuntansi, sistem produksi, sistem pendidikan, sistem sekolah, dan lain sebagainya.

c. Sistem tertentu adalah sistem dengan operasi tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan.

d. Sistem tak tentu adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.</i>

e. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak dapat bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

f. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Contohnya sistem perdagangan.

Konsep Dasar Data dan Informasi

1. Definisi Data

Berikut ini adalah beberapa definisi data menurut beberapa ahli, diantaranya :

a. Menurut Sutarman (2012:3)[2], berpendapat bahwa “Data adalah fakta dari sesuatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, di mana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah sesuatu hasil pengukuran berupa angka untuk kemudian diolah.

2. Metode Pengolahan Data

Menurut Yakub (2012:17)[5], berpendapat bahwa “Sistem informasi dalam organisasi biasanya terdiri atas berbagai metode pengolahan data”. Metode pengolahan data terdiri dari:

a. Metode manual, merupakan pengolahan data yang semua operasi datanya dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat.

b. Metode electromechanical, merupakan pengolahan data dengan menggabungkan semua orang dan mesin.

c. Metode punched card equipment, merupakan pengolahan data yang menggunakan semua alat yang disebut sistem warkat unit (unit record system).

d. Metode electronic computer, merupakan pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi.

3. Definisi Informasi

Menurut Sutabri (2012:22)[4], berpendapat bahwa “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

4. Kualitas Informasi

Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, antara lain sebagai berikut : (Sutabri, 2012:41)[4]

a. Akurat (Accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima infromasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

b. Tepat waktu (Timeline)

Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapat, mengolah, dan mengirimkannya.

c. Relevan (Relevance)

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya. Relevansi informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musabah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

5. Nilai Informasi

Nilai dari informasi ditentukan oleh 5 (lima) hal, antara lain sebagai berikut: (Sutarman, 2012:14)[2]

a. Memperoleh pemahaman dan manfaat.

b. Untuk mendapatkan pengalaman.

c. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.

d. Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merfleksikan pengalaman masa lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer darimembuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.

e. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

6. Ciri-ciri Informasi

Informasi dalam lingkup sistem informasi memiliki beberapa ciri yaitu sebagai berikut: (Yakub, 2012:10)

a. Benar atau salah,informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.

b. Baru, informasi yang diberikan benar-benar baru bagi si penerima informasi.

c. Tambahan, informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan bahan terhadap informasi yang telah ada.

d. Korektif, informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

e. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

7. Jenis-jenis Informasi

Menurut Yakub (2012:15)[5], berpendapat bahwa “Informasi jika dilihat dari sifat dan sumbernya dapat dibedakan dari beberapa jenis. Jenis-jenis informasi tersebut dibedakan menjadi informasi manajerial, sumber dan rutinitas, serta fisik”.

a. Informasi manajerial, yaitu informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.

b. Sumber informasi,dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile) sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan manajerial tingkat atas.

c. Informasi rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.

d. Informasi fisik,dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksananya yang secara bersama-sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk, dan sistem informasi dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut :

a. Menurut Krismiaji (2010:16)[6], berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan memasukkan dan mengolah serta menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

b. Menurut O’Brian dikutip oleh Yakub (2012:17)[5], berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah cara mengumpulkan dan mengelola informasi untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi.

2. Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), dan blok kendali. Sebagi suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran yaitu: (Sutabri, 2012:47)[4]

a. Blok Masukan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

b. Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

d. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian sistem secara keseluruhan. Pada blok ini, teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

e. Basis Data (Database Block)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan lebih berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. basis data diakses atai dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

f. Blok Kendali (Controls Block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

3. Infrastruktur Informasi

Infrastruktur informasi terdiri atas fasilitas-fasilitas fisik, layanan, dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputer dalam suatu organisasi. Terdapat 5 (lima komponen utama dari infrastruktur, yaitu sebagai berikut: (Sutarman, 2012:15)[2]

a. Hardware (perangkat keras).

b. Software (perangkat lunak).

c. Network (fasilitas jaringan dan komunikasi).

d. Database (basis data).

e. Information management personnel (manajemen informasi personal).

4. Arsitektur Informasi

Menurut Sutarman (2012:15)[2], berpendapat bahwa “Arsitektur informasi adalah perencanaan kebutuhan informasi dalam organisasi dan bagaimana proses pemenuhan kebutuhan tersebut”. Dalam mempersiapkan arsitektur informasi, perancangan (designer) membutuhkan informasi yang dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:

a. Kebutuhan bisnis akan informasi.

b. Infrastruktur informasi yang telah ada dan yang direncanakan.


Konsep Dasar Metode Penelitian

1. Tahapan Pengumpulan Data

Menurut Rapina (2011:15)[7], teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Studi Lapangan

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan, dengan cara :

1) Observasi

Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian.

2) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian.

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan semua hal yang diperlukan yang dapat menunjang keberhasilan penelitian.

b. Studi Kepustakaan

Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, dan mendalami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Tahapan Analisa Sistem

Menurut Murad (2013:51)[8], tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.

3. Tahapan Implementasi Sistem

Menurut Murad (2013:52)[8], Tahap ini merupakan tahapan dalam pengimplementasikan sistem yang sudah dirancang dan dilakukan pengujian secara unit, agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem dan segera dilakukan perbaikan.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Sutabri (2012:220)[4], “Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap investigasi sistem dan sebelum tahap rancangan sistem, tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan analisa sistem dapat dilakukan sebelum dibuat tahapan rangcangan sistem, dan analisa sistem sangat penting dilakukan agar menghindari kesalahan yang akan timbul di tahapan selanjutnya.

2. Tahap Analisa Sistem

Menurut Henderi dalam jurnal CCIT Vol 4 (2011 : 322)[9] “Tahapan analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalah-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat di buat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Sutabri (2012:16)[4], Perancangan Sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem. Setelah mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada analisa sistem.

Menurut Aisyah dkk dalam jurnal Teknologi Mobile Menggunakan J2MEVol.4 No.2CCIT (2011:203)[10], pada metode analisa sistem dan perancangan yang menggunakan metode yang dikenal dengan nama ”System Develoment Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodelogi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dari usaha analisa dan desain”. Langkah-langkah SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut :

a. Perancangan Sistem

Dalam tahapan perencanaan sistem ini dijelaskan bagaimana langkah-langkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi mobile.

b. Analisa Sistem

Analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekurangannya.

c. Perancangan

Yaitu tahapan untuk melakukan perancangan aplikasi mobile, terdapat tiga tahapan perancangan, yaitu: perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Darmawan (2013:228)[3] mengemukakan pendapat bahwa, perancangan/desain sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :

a. Untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user)

b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli - ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.

Teori Khusus

Konsep Dasar Inventory

1. Definisi Inventory

Inventory berasal dari kata bahasa Inggris, dalam bahasa Indonesia artinya persediaan. Persediaan terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

a. Menurut Junaidi (2013:3)[11], berpendapat bahwa “Inventory adalah konsep yang mencerminkan sumber daya yang dapat digunakan tetapi tidak atau belum dipergunakan”.

b. Menurut Tamodia (2013:23)[12], berpendapat bahwa “Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk kemudian dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persediaan adalah pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu.

2. Fungsi Persediaan

Menurut Divianto (2011:78)[13], Fungsi-fungsi persediaan penting artinya dalam upaya meningkatkan operasi perusahhan, baik yang berupa operasi internal maupun operasi eksternal, sehingga perusahaan seolah-olah dalam posisi bebas. Fungsi persediaan pada dasarnya terdiri dari tiga fungsi, yaitu :

a. Fungsi Decoupling

Fungsi ini memungkinkan bahwa perusahaan akan dapat memenuhi kebutuhannya atau permintaan konsumen tanpa bergantung pada supplier barang. Untuk dapat memenuhi fungsi ini dilakukan cara-cara sebagai berikut :

1) Persediaan bahan mentah disiapkan dengan tujuan agar perusahaan tidak sepenuhnya tergantung penyediaannya pada supplier dalam hal kuantitas dan pengiriman.

2) Persediaan barang dalam proses ditujukan agar tiap bagian yang terlibat dapat lebih leluasa dalam berbuat.

3) Persediaan barang jadi disiapkan dengan tujuan untuk memenuhi permintaan yang bersifat tidak pasti dari langganan.

b. Fungsi Economic Lot Sizingg

Tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan persediaan agar perusahaan dapat berproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam jumlah yang cukup dengan tujuan agar dapat menguranginya biaya per unit produk. Pertimbangan yang dilakukan dalam persediaan ini adalah penghematan yang dapat terjadi pembelian dalam jumlah banyak yang dapat memberikan potongan harga serta biaya pengangkutan yang lebih murah dibandingkan dengan biaya-biaya yang akan terjadi, karena banyaknya persediaan yang dipunyai.

c. Fungsi Antisipasi

Perusahaan sering mengalami suatu ketidakpastian dalam jangka waktu pengiriman barang dari perusahaan lain, sehingga memerlukan persediaan pengamanan (safety stock), atau perusahaan mengalami fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan sebelumnya yang didasarkan pengalaman masa lalu akibat pengaruh musim, sehubungan dengan hal tersebut perusahaan mengadakan seasonal inventory (persediaan musiman).

3. Jenis-Jenis Persediaan

Menurut Rusdah (2011:52)[14], persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara, dilihat dari fungsinya, serta jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk. Menurut fungsinya, persediaan dibagi menjadi :

a. Batch Stock atau Lot Inventory

Persediaan yang dilakukan karena memiliki atau membuat barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Mendapatkan keuntungan harga pada harga pembelian efisien produksi dan penghematan biaya akomodasi.

b. Fluctuation Stock

Persediaan yang diadakan untuk melengkapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

c. Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarka pola konsumen yang terdapat dalam suatu tahun untuk menghadapi penggunaan atau penjualan (permintaan) yang meningkat.

Dilihat dari jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk :

1) Persediaan bahan baru (raw material stock)

2) Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchase parts atau component stock)

3) Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan (supplier stock)

4) Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process atau progress stock)

5) Persediaan barang jadi (finished goods stock)

4. Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Divianto (2011:82)[13], penentuan jumlah persediaan perlu ditentukan sebelum melakukan penilaian persediaan. Jumlah persediaan dapat ditentukan dengan dua sistem yang paling umum dikenal pada akhir periode yaitu:

a. Periode system, yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik agar jumlah persediaan akhir dapat diketahui secara pasti.

b. Perpectual system, atau book inventory yaitu setiap kali pengeluaran diberikan catatan administrasi barang persediaan

Dalam melaksanakan penilaian persediaan ada beerapa cara yang dapat dipergunakan yaitu :

1) Persediaan bahan mentah disiapkan dengan tujuan agar perusahaan tidak sepenuhnya tergantung penyediaannya pada supplier dalam hal kuantitas dan pengirimnya.

2) First In First Out (FIFO) atau masuk pertama keluar pertama. Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa arus harga bahan adalah sama dengan arus penggunaan bahan. Dengan demikian bila sejumlah unit bahan dengan harga beli tertentu sudah habis dipergunakan, maka penggunaan bahan berikutnya harganya akan didasarkan pada harga beli berikutnya, atas dasar metode ini maka harga atau nilai dari persediaan akhir adalah sesuai dengan harga dan jumlah pada unit pembelian terakhir.

3) Last In First Out (LIFO) atau masuk terakhir keluar pertama. Dengan metode ini perusahaan beranggapan bahwa beli terakhir dipergunakan untuk harga bahan baku yang pertama keluar sehingga masih ada (stock dinilai berdasarkan harga pembelian terdahulu.

4) Rata-Rata Tertimbang

Cara ini didasarkan atas harga rata-rata per unit bahan adalah sama dengan jumlah harga per unit yang dikalikan dengan masing-masing kuantitasnya kemudian dibagi dengan jumlah unit bahan dalam perusahaan tersebut.

5) Harga Standar

Besarnya nilai persediaan akhir dari suatu perusahaan akan sama dengan jumlah unit persediaan akhir dengan harga standar perusahaan.

Konsep Dasar Raw Material (Bahan Baku)

Jenis dan Klasifikasi persediaan barang dapat dibagi menjadi sebagai berikut :

a. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan mentah yang belum diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang bersangkutan.

b. Barang Setengah Jadi

Barang setengah jadi adalah bahan hasil olahan yang belum menjadi barang jadi yang sebagian akan diolah menjadi barang jadi.

c. Barang Jadi

Barang Jadi adalah barang yang sudah selesai diproduksi yang merupakan hasil utama perusahaan.

d. Barang Umum dan Suku Cadang

Jenis barang yang digunakan untuk operasi menjalankan perusahaan.

e. Barang Dagang

Barang dagang adalah barang yang sudah dibeli merupakan barang jadi dan disimpan digudang untuk menunggu penjualan.


Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

1. Definisi UML (Unified Modeling Language)

Menurut Widodo (2011:6)[15], berpendapat bahwa “UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.

2. Model UML (Unified Modeling Language)

Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain: (Widodo, 2011:10).[15]

a. Diagram kelas (Class diagram)

Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

b. Diagram paket (Package Diagram)

Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

c. Diagram (use-case)

Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

d. Diagram interaksi dan sequence (urutan)

Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

e. Diagram komunikasi (communication diagram)

Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

f. Diagram statechart (statechart diagram)

Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.

g. Diagram aktivitas (activity diagram)

Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

h. Diagram komponen (component diagram)

Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta ketergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

i. Diagram deployment (deployment diagram)

Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya.

Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flowdiagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.


Konsep Dasar Database

1. Definisi Database

Menurut Kustiyaningsih (2011:146)[16], berpendapat bahwa “Database adalah struktur penyimpanan data untuk menambah, mengakses dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL Server”.

Dari definisi di atas terdapat tiga hal yang berhubungan dengan basis data (database), yaitu sebagai berikut :

a. Data itu sendiri yang diorganisasikan dalam bentuk basis data (database).

b. Simpanan permanen (storage) untuk menyimpan basis data tersebut. Simpanan ini merupakan bagian teknologi perangkat keras yang digunakan di sistem informasi. Simpanan permanen yang umumnya digunakan berupa hard disk.

c. Perangkat lunak untuk memanipulasi basis datanya. Perangkat lunak ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer atau dibeli dalam bentuk suatu paket. Banyak paket perangkat lunak ini disebut dengan DBMS (Data Base Management System).

2. Istilah-istilah dalam Database

Istilah-istilah yang ada didalam database:

1. Table

Kumpulan data dalam record-record yang disatukan untuk kepentingan tertentu.

2. Field

Jenis atau tipe data dari suatu item data beserta batasan nilainya.

3. Record

Kumpulan field-field yang disatukan dalam satu baris.

Untuk dapat mengelola data di dalam database, diperlukan bahasa yang dimengerti oleh pengguna dan database yang dikelola. SQL (Structure Query Language) merupakan bahasa yang telah distandarisasi dan digunakan dalam pengolahan semua database yang ada. Di dalam SQL terdapat 3 sub bahasa, yaitu:

1. DDL (Data Definition Language) yang digunakan untuk membangun objek-objek dalam database seperti table dan index.

2. DML (Data Manipulation Language) yang digunakan untuk menambah, mencari, mengubah dan menghapus baris dan table.

3. DCL (Data Control Language) yang digunakan untuk menangani masalah security dalam database. Ketiga sub bahasa ini dapat diakses setelah database dipanggil.


Konsep Dasar HTML

1. Definisi HTML

Menurut Sutarman (2012:163)[2], berpendapat bahwa “HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa standar yang digunakan untuk pembuatan halaman web atau word wide web, dengan hypertext dan informasi lain yang akan ditampilkan pada halaman web. Dokumen hypertext bisa berisi teks, gambar, dan tipe informasi lain seperti data file, audio, video, dan program executeable”.


Konsep Dasar Website

1. Definisi Website

Menurut Murya (2012:3)[17], berpendapat bahwa “ WEB (World Wide Web) adalah suatu layanan sajian informasi yang menggunakan konsep hyperlink (tautan), media memudahkan surfer (sebutan para pemakai komputer yang melakukan browsing atau penelusuran informasi melalui internet).”

2. Jenis-jenis Website

Menurut Arief (2011:8)[18] mendefinisikan bahwa, ditinjau dari aspek content atau isi, web dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: web statis dan web dinamis. Selain dari sisi content atau isi, web statis dan web dinamis dapat dilihat dari aspek teknologi yang digunakan untuk membuat jenis web tersebut. Adapun jenis-jenis web :

a. Web statis adalah web yang isinya atau content tidak berubah-ubah. Maksudnya adalah isi dari dokumen web tersebut tidak dapat diubah secara cepat dan mudah. Ini karena teknologi yang digunakan untuk membuat dokumen web ini tidak memungkinkan dilakukan perubahan isi atau data. Teknologi yang digunakan untuk web statis adalah jenis client side scripting seperti HTML, Cascading Style Sheet (CSS). Perubahan isi atau data halaman web statis hanya dapat dilakukan dengan cara mengubah langsung isinya pada file mentah web tersebut.

b. Web dinamis adalah jenis web yang content atau isinya dapat berubah-ubah setiap saat. Web yang banyak menampilkan animasi flash belum tentu termasuk web dinamis karena dinamis atau berubah-ubah isinya tidak sama dengan animasi. Untuk melakukan perubahan data, user cukup mengubahnya langsung secara online di internet melalui halaman control panel atau administrasi yang biasanya telah disediakan untuk user administrator sepanjang user tersebut memiliki hak akses yang sesuai.


Konsep Dasar PHP (PHP Hypertext Preprocessor)

PHP terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

a. Menurut Saputra (2012:2)[19], berpendapat bahwa “PHP memiliki kepanjangan PHP Hypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi, HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya, sehingga dengan adanya PHP tersebut, sebuah web akan sangat mudah dimaintenance”.

b. Menurut Sibero (2011:49)[20], berpendapat bahwa “PHP adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan baris kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat baris kode dijalankan atau sering disebut suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau yang juga dikenal dengan istilah Open Source yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhannya”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa PHP adalah suatu bahasa pemrograman script yang dimengerti oleh komputer secara langsung dengan hak cipta terbuka (open source) yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis.

Berikut contoh umum penggunaan script PHP untuk menjelaskan tentang PHP sebagai script yang disisipkan dalam bentuk HTML:

<html>

<head>

<title>

Contoh

</title>

</head>

</body>

<?

Echo“Hello,World”

?>

</body>

</html>

Contoh script diatas berbeda dengan script yang ditulis dengan bahasa lain seperti bahasa C. Programmer tidak harus menuliskan semua dokumen HTML sebagai bagian dari keluaran dari script PHP, cukup menuliskan bagian mana saja yang berupa tag html dan bagian mana saja yang harus ditulis atau dihasilkan dari program script PHP, kode diapit dengan menggunakan tag awal tag akhir yang khusus yang memungkinkan pemprograman untuk masuk dan keluar dari mode script PHP.


Konsep Dasar MySQL

1. Definisi MySQL

MySQL terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

a. Menurut Sibero (2011:97)[20], berpendapat bahwa “MySqL atau dibaca “My Sekuel” adalah suatu RDBMS (Relational Data-base Management System) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data”.

b. Menurut Raharjo (2011:21)[21], berpendapat bahwa “MySQL adalah RDBMS atau server database yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat di akses oleh banyak user”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL adalah suatu software atau program yang bersifat open source yang digunakan untuk membuat sebuah database.

2. Kelebihan dan Kekurangan MySQL

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan MySQL antara lain sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan MySQL

3. Perintah Dasar Database MySQL

Menurut Raharjo (2011:22)[21], dalam menjalankan MySQL diperlukan berbagai perintah untuk membuat suatu database, berikut ini disebutkan beberapa perintah dasar dalam menggunakan MySQL. Untuk menjalankan MySQL pertama kali cukup dengan mengetikkan mysql pada Command Prompt. Perintah-perintahnya adalah sebagai berikut:

a. Menampilkan database : SHOW DATABASE;

b. Membuat database baru : CREATE DATABASE database;

c. Memilih database yang akan digunakan : USE database;

d. Menampilkan tabel : SHOW TABLE;

e. Membuat tabel baru: CREATE TABLE (field spesifikasi_field,...);

f. Menampilkan struktur tabel: SHOW COLUMNS FROM tabel atau DESCRIBE tabel;

g. Mengubah struktur table : ALTER TABLE tabel Jenis_Pengubahan;

h. Mengisikan data : INSERT INTO table(kolom1, ) VALUES („data_kolom1,); atau INSERT INTO table SET kolom1 = „data_kolom1, ;

i. Menampilkan data : SELECT kolom FROM tabel WHERE kriteria ORDER BY kolom atau SELECT * FROM tabel;

j. Mengubah data : UPDATE tabel SET kolom = pengubahan_data WHERE kriteria;

k. Menampilkan data dengan criteria tertentu : SELECT kolom1,... FROM table WHERE kriteria;

l. Menghapus data: DELETE FROM tabel WHERE kriteria;

m. Menghapus tabel: DROP tabel;

n. Menghapus database: DROP database;

o. Keluar dari MySQL: QUIT; atau EXIT;

Konsep Dasar XAMPP

Menurut Sopiyan (2012:13), berpendapat bahwa asal kata XAMPP adalah singkatan yang masing-masing hurufnya adalah :

X : Program ini dapat dijalankan di banyak sistem operasi, seperti Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris.

A : Apache, merupakan aplikasi web server. Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web, jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang dituliskan, maka dapat saja suatu database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk mendukung halaman web yang dihasilkan.

M : MySQL, merupakan aplikasi database server. Perkembangannya disebut SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang digunakan untuk mengolah database. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengelola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQL untuk menambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada dalam database.

P : PHP, bahasa pemrograman web. Bahasa pemrograman PHP merupakan bahasa pemrograman untuk membuat web yang bersifat server-side scripting. PHP memungkinkan kita untuk membuat halaman web yang bersifat dinamis. Sistem manajemen basis data yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQl. namun PHP juga mendukung sistem manajement database Oracle, Microsoft Access, Interbase, d-base, PostgreSQL, dan sebagainya.


Konsep Dasar Analisis SWOT

1. Definisi Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2011:64)[22], berpendapat bahwa “SWOT adalah dengan menggabungkan berbagai indikator yang terdapat dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman”.

2. Tujuan Analisis SWOT

Menurut Meta dkk (2011), berpendapat bahwa “Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari bisnis yang dilakukan oleh organisasi”.

3. Tipe-tipe Strategi SWOT

Menurut Rangkuti (2011:64)[22], berpendapat bahwa “Matriks Threats - Opportunities – Weakness - Strenghts (TOWS) merupakan penggabungan berbagai indikator untuk membantu manajer mengembangkan yang terdapat empat tipe strategi: kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Model penggabungannya menggunakan TOWS Matriks. Namun tidak semua rencana strategi yang disusun dari TOWS Matriks ini digunakan seluruhnya. Strategi yang dipilih adalah strategi yang dapat memecahkan isu strategi perusahaan”.

a. S-Ostrategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang.

b. W-Ostrategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

c. S-Tstrategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

d. W-Tstrategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.

Konsep Dasar Black Box Testing

1. Definisi Black Box Testing

Black Box Testing terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

a. Menurut Rizky (2011:264)[23], berpendapat bahwa “Black Box Testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”.

b. Menurut Budiman (2012:4)[23], berpendapat bahwa “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.”

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititikberatkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba black box bukan merupakan alternatif dari uji coba white box, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode white box testing. Black Box Testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system,<i> dan <i>acceptance.

Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

a. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

b. Kesalahan interface

c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

d. Kesalahan performa

e. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Tidak seperti metode white box yang dilaksanakan diawal proses, uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

a. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

b. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

c. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

d. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

e. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

f. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

a. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

c. Menentukan output untuk suatu jenis input.

d. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

e. Melakukan pengujian.

f. Pembandingan output yang dihasilkan dengan outputyang diharapkan.

g. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

2. Metode Pengujian Dalam Black Box Testing

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box Testing, berikut diantaranya :

a. Equivalence Partioning

Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

b. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domaininput dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Daripada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

c. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

d. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

e. Sample and Robustness Testing

1. Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

2. Robustness Testing

Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

f. Behavior Testing dan Performance Testing

1. Behavior Testing

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

2. Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

g. Requirement Testing

1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

2. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

3. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

h. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302), berpendapat bahwa “Elisitasi (elicitation) berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

2. Jenis-jenis Elisitasi

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : (Rahardja Untung dkk, 2011)

a. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

b. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.

Berikut penjelasan mengenai MDI :

1. “M” pada MDI itu berarti Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

2. “D” pada MDI itu berarti Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

3. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas tetapi bagian dari luar sistem.

c. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

1. Technical (T) : bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan ?

2. Operational (O) : bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?

3. Economic (E) : berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam system ?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.

2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

d. Final Draft Elicitation, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

3. Requirement Elicitation Planning

1. Mengidentifikasikan stakeholder

2. Mengevaluasi risk project

3. Menentukan teknik requirement elicitation paling sesuai untuk masing - masing stakeholder dan project secara keseluruhan

4. Mendasar detail implementasi pada masing - masing teknik yang dipilih. ( Rahardja, 2011 : 304 )

4. Requirement Elicitation Problems

1. Problems of Scope (Lingkup Masalah), di mana informasi requirement yang diberikan terlalu sedikit atau terlalu banyak.

a. Batasan sistem tidak digambarkan dengan baik.

b. Pemberian informasi desain yang tidak berguna.

2. Problem of Understanding, baik di dalam maupun di antara kelompok seperti user dan developer.

a. Pengguna tidak secara lengkap apa yang menjadi kebutuhan developer.

b. Pengguna yang kurang mampu memahami kemampuan dan keterbatasan komputer.

1) Analyst kurang memiliki kemampuan tentang domain.

2) Ease of omitting ‘obvious’ information.

3) Konflik dilihat dari berbagai pengguna.

4) Persyaratan yang sering samar-samar, misalnya user friendly dan “ kuat”.

3. Problem of Volatility, yaitu perubahan dasar requirements.

a. Requirement meningkat seiring waktu. ( Rahardja, 2011 : 304 )


Konsep Dasar Literatur Review

Menurut Mulyandi (2013:17-153)[24], berpendapat bahwa “Penelitian sebelumnya literature review merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian”.

Literatur Review

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini, antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nidia Herliana (2013). Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Berbasis Web Pada PT. Piramid Muliapak Tangerang”. Dalam sistem pengolahan data pada perusahaan tersebut masih bersifat manual sehinnga sering terjadi permasalahan dalam pencatatan data penyediaan stok barang, membutuhkan waktu yang cukup lama dan penyimpanan data pun tidak terjamin, sehingga sering terjadi kehilangan data.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fiqih Arzia (2014). Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Inventory Laboratorium Digital Jurusan Sitem Komputer Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan sistem yang mampu mengontrol data peminjaman barang, mengelola laporan data barang pada Lab. SK yang memudahkan pimpinan dalam mengambil suatu keputusan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nurhasan (2014). Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Stock Bahan Baku pada PT. JABATEX Tangerang Berbasis Web. Dalam penelitian tersebut menghasilkan sistem berbasis web untuk persediaan bahan baku yang berjalan pada PT. JABATEX Tangerang.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Wulaningsih (2014)[14]. Penelitian ini berjudul “Analisa Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Pada PT. Trijaya Union Tangerang”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan laporan informsi pengolahan data bahan baku sehingga nilai informasi yang dihasilkan dapat lebih cepat dan akurat.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Rifco Hermanto (2015). Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Pengolahan Persediaan Barang di PT. Jalur Sutramas”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan sistem yang berhubungan dengan sistem persediaan, pembelian, dan penjualan barang di PT. Jalur Sutramas.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia Nurhayati (2015). Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang pada Koperasi PT. So Good Food Manufacturing”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan sistem yang dapat memaksimalkan proses pengelolaan data persediaan data barang pada koperasi PT. So Good Food Manufacturing.

BAB III

PEMBAHASAN DAN HASIL

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Perusahaan

PT. Indonesia Synthetic Textile Mills merupakan perusahaan textile terpadu yang didirikan oleh perusahaan swasta nasional Indonesia dengan perusahaan Jepang (Toray Group). Pendirian perusahaan ini mempunyai latar belakang tertentu antara lain dengan masih rendahnya ekspor nasional, serta untuk meningkatkan devisa Negara dan menampung tenaga kerja di sekitar lokasi perusahaan.

PT. Indonesia Synthetic Textile Mills didirikan tanggal 12 Agustus 1970, berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. B/42/Pres/3/70, tanggal 17 Maret 1970 dn Surat keputusan Mentri Perindustrian No.261/M/SK/1970, tanggal 17 Juni 1970, dan disahkan dalam Lembaran Negara No.300, tanggal 12 Agustus 1970 dan tanggal 22 Maret 1972 diresmikan oleh Menteri Perindustrian dan Gubernur Jawa Barat.


Gambar 3.1. PT. Indonesia Synthetic Textile Mills

PT. Indonesia Synthetic Textile Mills adalah perusahaan pertama yang memproduksi kain polyester dan viscose blended dyed untuk aplikasi seragam dan celana atau jas sebaik pabrik spun polyester dyed untuk aplikasi baju. Sejak berdiri pada tahun 1970, merk PT. Indonesia Synthetic Textile Mills telah sangat dihargai oleh para pelanggan di dunia.

Sebagai salah satu perusahaan textile ternama di luar negeri, PT. Indonesia Synthetic Textile Mills siap untuk lebih memperkuat promosi dan ekspansi di masa mendatang sepenuhnya menggunakan fasilitas produksi yang terintegrasi, yaitu dari spinning, weaving, hingga dyeing menyatu dengan teknologi canggih pada bagian produksi yang didapat dari Toray.

Perusahaan saat ini dikepalai oleh H. Okawara yang merangkap jadi presiden direktur dan Manajer pabrik, memiliki 6 orang staf yang berkewarganegaraan Jepang dan 579 karyawan. Para pemegang saham merupakan perusahaan yang telah puluhan tahun bergerak di industri TPT (Tekstil dan Produk Tekstil), yang telah dikenal dan diakui oleh dunia. TORAY group memiliki banyak anak perusahaan yang bergerak di berbagai industri TPT mulai dari bahan baku tekstil, tekstil, hingga produk tekstil. Di antara perusahaan itu adalah: PT. ISTEM, PT. ITS, PT ACTEM, PT. PNR, dan PT. OST.


Tempat dan Kedudukan Perusahaan

PT. Indonesia Synthetic Textile Mills terletak di Jl. Moch. Toha Km.1 Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Propinsi Banten. Homepage : www.toray.co.id/istem/. Secara spesifik yang berbatasan langsung dengan PT. Indonesia Synthetic Textile Mills adalah :

• Sebelah utara : PT. Indonesia Toray Synthetic (PT ITS)

• Sebelah selatan : Jalan Mohammad Toha

• Sebelah timur : Pemukiman penduduk

• Sebelah barat : PT. Acryl Textile Mills (PT ACTEM)

PT. Indonesia Synthetic Textile Mills memiliki luas tanah 161.838 m2, dan luas tersebut hanya 38,8 % yang digunakan untuk bangunan yaitu seluas 61.980 m2 yang merupakan Hak Guna Bangunan (HGB) dengan sertifikat nomor: 78.79 dan 83. PT Indonesia Synthetic Textile Mills juga mempunyai fasilitas penunjang seperti lapangan basket, lapangan futsal, mesjid, kantin, koperasi, asrama karyawan, dan perumahan staff.


Visi, Misi, dan Filosofi Perusahaan

Visi perusahaan :

Visi perusahaan adalah menjadikan Group perusahaan yang sadar pada tanggung jawab sosial, dan memberikan kontribusi kepada masyarakat serta menjadi Group perusahaan dengan new corporate culture yang beretika tinggi.

Misi perusahaan :

a. Pelanggan

Menghasilkan standar terbaik dari nilai, kualitas dan pelayanan produk.

b. Karyawan

Menyediakan sesuatu yang berharga, imbalan dan keselamatan kerja dalam suatu lingkungan dimana setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan.

c. Pemegang Saham

c. Pemegang Saham

Bekerja untuk mendapatkan hasil yang jujur atas dasar prinsip keseimbangan dalam bentuk deviden.

d. Masyarakat Lingkungan

Bekerja keras untuk menjalin kelangsungan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan dengan masyarakat lingkungan sekitar perusahaan.

Filosofi perusahaan :

Filosofi PT. Indonesia Synthetic Textile Mills adalah berkeinginan dalam memberikan sumbangan kepada masyarakat melalui gerakan-gerakan yang membangun, teknologi dan produk.


Bidang Usaha Perusahaan

Di pabrik PT. Indonesia Synthetic Textile Mills mempunyai 3 Departemen yang saling mendukung dan berkesinambungan dalam proses pembuatan kain. Yang diolah dari bahan baku yaitu kapas, menjadi bahan setengah jadi, lalu menjadi bahan jadi.

1. Departmen Spinning (Departemen Pemintalan) yang dilengkapi dengan 32.20 spindel. Departemen ini memproduksi benang dengan berbagai macam jenis dan spesifikasi, yang berasal dari berbagai jenis kapas.

2. Departmen Weaving (Departemen Pertenunan) dengan jumlah perlengkapan AJL sebanyak 193 buah yang mampu menghasilkan kain 2.100.000 m/bulan. Departmen ini mengolah bahan baku benang menjadi kain mentah.

3. Departmen Dyeing (Departemen Pencelupan/Pewarnaan) memiliki 29 Tubess (CDS) dengan kapasitas total 1.800.000 /bulan. Departemen ini mengolah dan memberi warna kain mentah dari departmen pertenunan menjadi kain jadi.

Textile Integrated (pemintalan, penenunan, pencelupan benang dan kain). PT. Indonesia Synthetic Textile Mills tidak hanya memasarkan produknya berupa kain saja, tetapi berkembang meliputi produk benang tunggal dan benang rangkap. Produk yang dihasilkan oleh departemen pemintalan selain dikirim pada departemen weaving produk juga dipasarkan ke pabrik-pabrik tekstil yang ada di dalam negeri.

PT. Indonesia Synthetic Textile Mills memproduksi jenis dan jumlah produk sesuai dengan pesanan pelanggan atau made to order. Pasar untuk produk PT. Indonesia Synthetic Textile Mills lebih memfokuskan usahanya pada pangsa pasar kelas menengah kebawah, dengan pertimbangan jumlah pasarnya lebih banyak dibandingkan dengan pasar kelas menengah keatas, dan biaya produksi yang lebih murah. Manajemen mutu yang dijalankan PT. Indonesia Synthetic Textile Mills telah berhasil memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

Pendirian perusahaan ini mempunyai latar belakang antara lain karena ingin meningkatkan ekspor nasional, serta untuk meningkatkan devisa Negara dan menampung tenaga kerja di sekitar lokasi perusahaan. Produksi kain PT. Indonesia Synthetic Textile Mills yang berupa kain, 20% dipasarkan secara domestik dan 80% antara lain Negara Hongkong, Jepang, mexico, Bangladesh, Amerika, Arab, Quwait, Afganistan, Afrika, Colombo, Dominica, Singapura dan Canada. Sebagian besar kain-kain yang dipesan, digunakan sebagai bahan seragam baik seragam karyawan, polisi dan sebagainya. Merek dagang dari produk PT. ISTEM adalah “ISTEM TETREX” dan “OCEANIC”.


Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah hubungan-hubungan yang menyatakan keseluruhan, kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Struktur organisasi memegang peranan penting dalam berlangsungnya aktivitas perusahan. Struktur organisasi dalam perusahaan, dibuat agar setiap orang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang yang jelas sehingga setiap orang akan merasa nyaman dalam bekerja sekaligus tidak dapat bertindak sewenang-wenang karena terdapat batasan yang jelas.

Struktur organisasi PT. Indonesia Synthetic Textile Mills pusat berbentuk garis dan staff. Garis adalah suatu bentuk organisasi yang didalamnya merupakan garis wewenang yang saling menghubungkan langsung secara vertikal antara pemimpin dan bawahan. Pada organisasi ini garis bersama dari kekuasaan dan tanggung jawab yang bercabang pada setiap tingkat pimpinan mulai dari tingkat yang teratas sampai tingkat yang terbawah. Staff adalah tenaga ahli yang bertugas memberikan pertimbangan dan nasehat sesuai dengan keahliannya.


Gambar 3.2. Struktur Organisasi PT. Indonesia Synthetic Textile Mills

Tugas dan Tanggung Jawab

Pimpinan tertinggi PT. Indonesia Synthetic Textile Mills dipegang oleh Presiden Direktur, pada lokasi pabrik dipimpin oleh seorang kepala pabrik, yang membawahi semua Manajer Departemen. Seorang Manajer Departemen dibantu oleh dua orang Asisten Manajer yang membawahi beberapa Kepala Bagian. Untuk membedakan golongan menggunakan topi seragam dengan pita yang berbeda sesuai jabatannya. Berikut penjabaran golongan jabatan karyawan PT. Synthetic Textile Mills adalah sebagai berikut :

1. Leader/Pemimpin Operator : 1 pita merah

2. Supervisior/pengawas : 1 pita orange

3. Assistant Section Chief/Asisten Kepala Seksi : 1 pita hijau

4. Section Chief/Kepala Seksi : 2 pita hijau

5. Assisten Section Manajer/Asisten Kepala Bagian : 1 pita putih

6. Section Manager/Kepala Bagian : 2 pita putih

7. Assistant General Manager : 1 pita kuning

8. General Manager : 2 pita kuning

9. Kepala Pabrik/Factory Manager : 1 pita biru

10. Presiden Direktur : 2 pita biru

Berdasarkan struktur organisasi PT. Indonesia Synthetic Textile Mills dan struktur organisasi di setiap departemen, secara garis besar uraian tugas pada masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1. President Director

• Merupakan pimpinan tertinggi dan pemegang kebijakan perusahaan.

• Merumuskan arah dan tujuan perusahaan melalui rapat direksi serta menindak lanjutinya melalui kebijakan dan ketentuan perusahaan.

• Mengkoordinir kegiatan organisasi untuk menjaga kelancaran segala aktivitas di perusahaan.

2. Factory Manager

• Mengkoordinir semua divisi yang ada dibawahnya.

• Melaporkan hasil opersional divisi (dalam bentuk laporan) kepada Presiden Direktur secara periodik.

General Manager

• Menetapkan tugas dan wewenang dari setiap kepala bagian dan meminta pertanggung jawaban masing-masing kepala bagian.

• Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan produksi serta memberikan pengarahan kepada masing-masing kepala bagian.

• Mempertahankan dan meningkatkan kualitas serta kapasitas produksi sesuai dengan ketetapan standar yang ada dan menjaga kesinambungan kegiatan produksi.

• Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Factory Manager.

4. ASS. General Manager

• Bertanggung jawab terhadap produksi dan kualitas produk.

• Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan system manajemen mutu ditingkat departemennya.

5. Section Manager/Kepala Bagia

• Merencanakan, merumuskan dan mendiskusikan dengan atasan mengenai tujuan, program kerja jangka pendek maupun jangka panjang, kebijakan pokok dan wewenang untuk bagiannya.

• Menjaga kelancaran kerja dan memotivasi moral anggota bagiannya.

• Menjalankan proses kerja di bagiannya sesuai dengan rencana departemen.

• Mengarahkan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang bersifat khusus.

6. Section Chief/Kepala Seksi

• Merencanakan pekerjaan kegiatan kerja bagi seksinya berdasarkan rencana kerja seksinya.

• Menyusun dan menyajikan laporan berkala di unitnya sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

• Mendorong dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan khusus.

• Mengendalikan pekerjaan administratif yang ada di seksinya.

7. Supervisior/pengawas

• Merencanakan pekerjaan bagi kelompok kecil dengan pengawasan dan penegakan oleh sendiri.

• Mengendalikan pelaksanaan proses kerja bawahan di kelompoknya agar sesuai dengan standar kerja.

• Menyusun dan menyajikan data operasional kerja harian di kelompoknya sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

• Menyusun dan menyajikan data operasional kerja harian di kelompoknya sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

8. Leader

• Merencanakan pekerjaan bagi kelompok kecil dan pengawasan.

• Mengendalikan pelaksanaan proses kerja bawahan dalam kelompoknya agar sesuai dengan standar kerja.

• Menimbang dan meningkatkan motivasi bawahan dalam kelompok.

9. Operator

• Melakasanakan tugas operasional mesin.

• Menjaga agar mesin tetap berjalan.

• Mengatur pemeliharaan mesin secara rutin.


Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Adapun prosedur sistem yang berjalan di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills, diantaranya sebagai berikut:

1. Proses Penerimaan Barang

Pada proses ini, admin gudang terima benang dari Supplier berdasarkan permintaan Departemen Spinning. Kemudian dicocokkan secara visual jumlah palet benang pada WH Slip/Nota Penyerahan dari Supplier dengan barang yang diterima. Apabila sudah terpenuhi, dibuat tanda terima barang.

2. Proses Pengolahan Barang untuk Produksi

Yarn Sales mengirim produk grey yang dihasilkan dan ditaruh diatas palet kemudian dikirim ke gudang grey weaving untuk diolah dari benang menjadi grey. Kemudian proses pengolahan dari grey menjadi kain jadi (Finished Goods). Pengecekan kain di Finished Goods (Warehousing) untuk Grey Export, Domestik, dan Scraps. Penerimaan barang dari Packing Dyeing berdasarkan WH Slip. Bila ada barang yang diterima dari Packing Dyeing kwantitas dan/atau kwalitasnya tidak sesuai (atas komunikasi dari Dyeing) maka barang tersebut dikirim kembali ke Packing Dyeing untuk diperbaiki (Cancel Production).

3. Proses Pengiriman Barang

Proses pengiriman Domestik berdasarkan Delivery Order Barang Domestik. Dokumen yang diperlukan antara lain : Packing List Domestik, Delivery Slip Domestik, bukti penyerahan barang dari Agent dan palet milik PT. ISTEM harus kembali lagi, dan surat izin membawa barang.

Barang titipan atas dasar perintah dari Dept. Sales dengan persetujuan dari Customer, order Domestik dan stock Finished Goods Pass/Non Pass Domestik/Export dijadikan barang titipan. Untuk menjadi barang titipan dibuat Packing List dan Delivery Slip. Kemudian dikirim ke Customer melalui Dept. Sales. Proses pengiriman barang titipan ke Customer berdasarkan Delivery Order Barang Titipan. Dokumen yang diperlukan antara lain : surat jalan titipan, bukti penyerahan barang, dan surat izin membawa barang.

Untuk proses pengiriman Export berdasarkan Booking Shipment dan Delivery Order. Dokumen yang diperlukan antara lain : Packing List Export, Warehousing data for Shipping, Delivery Slip Export, tanda terima barang dari Gudang Finished Goods kepada pembawa barang, dan surat izin membawa barang.

4. Proses Pembuatan Laporan

Setelah mengeluarkan barang untuk sales, weaving, dan dyeing, admin gudang akan input data pengeluaran barang. Kemudian membuat laporan Receipt, Consumed, Balanced, Yarn Weaving Retur, Yarn Sales, Yarn Purchase, Daily Report dan Monthly Report laporan inventory raw material. Laporan-laporan tersebut diberikan ke Assistant General Manager (AGM) Logistics.


Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Pada sistem yang berjalan ini, berdasarkan dari prosedur sistem yang berjalan di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML) antara lain sebagai berikut :

1. Use Case Diagram

Setelah prosedur sistem yang berjalan selesai dijabarkan, maka prosedur tersebut akan digambarkan kedalam bentuk diagram agar dapat mudah dibaca. Digambarkan dalam use case diagram agar dapat menggambarkan mengenai kebiasaan yang terjadi dalam sistem yang berjalan. Use case diagram sistem yang berjalan dilihat pada gambar dibawah ini :


Gambar 3.3 Use Case Diagram Sistem yang Berjalan

Berdasarkan gambar 3.3 Use Case Diagram sistem yang berjalan diatas terdapat :

1. Nama usecase : Terima Material.

Actor : Admin Gudang dan Supplier.

Keterangan : Admin gudang terima benang dari Supplier berdasarkan permintaan Departemen Spinning. Kemudian dicocokkan secara visual jumlah palet benang pada WH Slip/Nota Penyerahan dari Supplier dengan barang yang diterima.

2. Nama usecase : Penggunaan material untuk produksi.

Actor : Admin Gudang dan Departemen Spinning.

Keterangan : Admin gudang mengirim material ke Departemen Spinning untuk diolah menjadi kain jadi dan menginput data pengeluaran material.

3. Nama usecase : Pengiriman Barang.

Actor : Admin Gudang, Departemen Salesdan Customer.

Keterangan : Admin gudang mengirim barang ke Customer melalui Departemen Sales.

4. Nama usecase : Laporan inventory raw material

Actor : Admin Gudang dan AGM Logistics.

Keterangan : Admin gudang membuat laporan Receipt, Consumed, Balanced, Yarn Weaving Retur, Yarn Sales, Yarn Purchase, Daily Report dan Monthly Report laporan inventory raw material dan diberikan ke Assistant General Manager (AGM) Logistics.

2. Activity Diagram

Activity diagram memodelkan alur kerja sebuah proses dan urutan aktifitas dalam sistem yang sedang berjalan. Berdasarkan dari use case diagram diatas dapat kita gambarkan activity diagram dari aktifitas para aktor-aktor yang ada pada sistem yang berjalan di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills sebagai berikut:


Gambar 3.4 Activity Diagram Sistem yang Berjalan

Berdasarkan gambar. 3.4 Activity Diagram sistem yang berjalan yang ada terdapat :

1. 1 (satu) initial node dimana objek pertama dimulai.

2. 6 (enam) aktor yang melakukan kegiatan, yaitu Admin Gudang, Supplier, Departemen Spinning, Customer, Departemen Sales, AGM Logistics.

3. 17 (tujuh belas) action yang menunjukan semua aliran kegiatan.

4. 1 (satu) final node yang merupakan aktivitas akhir dari semua aliran kegiatan tersebut.

3. Sequence Diagram


Gambar 3.5 Sequence Diagram Sistem yang Berjalan

1. 1 (satu) lifeline, yaitu : Barang masuk dan keluar.

2. 6 (enam) aktor yang melakukan kegiatan, yaitu Admin Gudang, Supplier, Departemen Spinning, Customer, Departemen Sales, AGM Logistics.

3. 10 (sepuluh) Message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan oleh action tersebut.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa SWOT

Analisa SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan faktor-faktor positif yang berasal dari internal organisasi, kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal, peluang atau kesempatan dan keuntungan dari faktor eksternal dan ancaman atau resiko yang dipengaruhi oleh faktor eksternal organisasi.

Analisa untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Selain itu dianalisa pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T). Pemetaan strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini :

Tabel 3.1 Faktor – Faktor Strategi Internal

Tabel 3.2 Faktor – Faktor Strategi Eksternal

Tabel 3.3 Strategi S-O, W-O, W-T, W-T

Hasil dari analisa SWOT diatas dapat teridentifikasinya kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal organisasi, dengan demikian dapat disimpulkan strategi yang dapat diciptakan sebagai berikut:

1. Memanfaatkan sistem informasi dalam mengontrol persediaan.

2. Meningkatkan sosialisasi pemanfaatan teknologi informasi untuk kepentingan proses bisnis.

3. Melakukan maintenance database server.

4. Menyiapkan modem yang digunakan saat ada gangguan jaringan internet.

5. Menciptakan aplikasi reporting sebagai upaya penyediaan informasi kepada pihak terkait untuk dapat memonitoring inventory raw material.

Analisa Masukan, Analisa Proses, dan Analisa Keluaran

a. Analisa Masukan

Masukan pada sistem adalah data-data yang diterima oleh sistem dan akan diproses oleh sistem tersebut. Adapun analisa masukan pada sistem yang sedang berjalan pada PT. Indonesia Synthetic Textile Mills adalah sebagai berikut :

a. Nama Masukan : Permintaan Pemesanan Raw Material

Sumber : Admin Gudang

Fungsi : Sebagai acuan pemesanan material untuk Departemen Spinning

Media : Kertas

Rangkap : 2 (dua)

Frekuensi : Setiap ada stock raw material yang habis

Format : Terlampir

b. Nama Masukan : Surat Jalan

Sumber : Supplier

Fungsi : Sebagai data penerimaan raw material kepada Admin gudang

Media : Kertas

Rangkap : 2 (dua)

Frekuensi : Setiap ada stock raw material yang masuk

Format : Terlampir

c. Nama Masukan : Pengambilan Raw Material untuk Departemen Spinning

Sumber : Departemen Spinning

Fungsi : Sebagai form pengambilan raw material

Media : Kertas

Rangkap : 1 (satu)

Frekuensi : Setiap ada pengambilan raw material

Format : Terlampir

b. Analisa Proses

Analisa proses yang ada pada PT. Indonesia Synthetic Textile Mills setelah mendapatkan masukan adalah sebagai berikut :

a. Nama Proses : Pembelian Raw Material

Masukan : Permintaan Raw Material

Keluaran : Purchasing Order

Ringkas Proses : Proses pembelian raw material kepada supplier

b. Nama Proses : Pengambilan Raw Material

Masukan : Memo pengambilan Raw Material

Keluaran : Memo penerimaan Raw Material

Ringkas Proses : Proses ini berjalan setelah spinning mendapatkan raw material yang dibutuhkan

c. Analisa Keluaran

Analisa keluaran dari sistem yang ada pada PT. Indonesia Synthetic Textile Mills berupa laporan pengeluaran raw material yang merupakan hasil dari analisa keluaran yang mengalami beberapa proses.

a. Nama Keluaran : Purchasing Order

Fungsi : Sebagai bukti pemesanan Raw Material

Media : Kertas

Deskripsi : Purchasing menerbitkan PO sebagai pemesanan barang

Distribusi : Supplier

b. Nama Keluaran : Memo pengambilan Raw Material Spinning

Fungsi : Sebagai bukti penerimaan Raw Material Spinning

Media : Kertas

Deskripsi : Admin gudang memberikan form penerimaan raw material

Distribusi : Departemen Spinning


Analisa Batasan Sistem

Setiap sistem mempunyai batasan sistem (boundary) yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan diluar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem.

Melihat permasalahan yang ada di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills, maka peneliti membatasi permasalahan perancangan pada Sistem Inventory Raw Material di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills yaitu mulai dari mengolah sistem raw material masuk, penggunaan raw material, stok raw material, laporan harian dan bulanan inventory raw material di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills.


Analisa Kekurangan Sistem yang Berjalan

Berdasarkan dari analisa yang dilakukan penulis, terhadap sistem yang berjalan di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills, terdapat beberapa kekurangan sistem yang berjalan diantaranya sebagai berikut:

a. Belum adanya sistem infomasi yang memudahkan untuk memantau informasi inventory raw material.

b. Pengolahan data yang menyulitkan Admin karena masih menggunakan Microsoft Excel, sehingga memakan waktu yang cukup lama.

c. Laporan yang terdapat dalam data tidak sesuai dengan yang di gudang.


Analisa Kontrol

Pengontrolan pada sistem yang sedang berjalan tersebut masih memiliki kekurangan dikarenakan sistem pengolahan yang digunakan masih manual dan semikomputerisasi. Sifat semikomputerisasi dan pencatatan yang terjadi akan menjadikan informasi menjadi lambat dan kemungkinan terjadi kesalahan dari hasil pengolahan data mengakibatkan laporan harus direvisi kembali.


Analisa Prosedur

Berdasarkan dari analisa yang dilakukan penulis, dalam hal prosedur yang berjalan saat ini masih belum berjalan baik. Hal ini bisa dilihat dengan kurangnya kontrol dari masing-masing pihak yang bersangkutan. Dimulai dari kurang telitinya Admin dalam mengolah data tanpa adanya pengecekan kembali. Hal ini menyebabkan pihak Assistant General Manager (AGM) mengalami hambatan dalam penerimaan laporan, sehingga dalam memantau dan menganalisa hasil inventory raw material.


Analisa Waktu dan Tenaga Kerja

Berdasarkan dari analisa yang dilakukan penulis, waktu yang dibutuhkan saat ini untuk menghasilkan laporan inventory raw material membutuhkan waktu ± 60 menit. Hal ini dikarenakan data yang akan diolah perlu ditarik dengan query pada aplikasi dan membutuhkan waktu ± 10 menit dan proses pengolahan data hingga menjadi laporan membutuhkan waktu ± 100 menit.

Untuk tenaga yang ada pada saat ini yaitu Admin sebanyak 1 (satu) orang dirasa sudah cukup karena dapat menginput bahan baku dan dapat mengontrol semuanya.


Analisa Kebutuhan Sistem

Dalam merancang sebuah sistem perlu adanya analisa kebutuhan sistem. Berikut ini merupakan kebutuhan sistem yang diperlukan yaitu sebagai berikut :

1. Dapat menampilkan laporan inventory raw material harian dan bulanan.

2. Dapat mengetahui raw material yang dikeluarkan untuk weaving, dyeing, dan sales.

3. Dapat menampilkan laporan dalam bentuk tabel dan grafik sehingga pihak Assistant General Manager (AGM) lebih mudah dalam membaca inventory raw material dan menyusun strategi produksi.


Konfigurasi Sistem yang Berjalan

1. Spesifikasi Hardware

a. Processor : Core 2 Duo / Intel

b. Monitor : LCD 15”

c. RAM : 4 GB

d. Harddisk : 250 GB

2. Spesifikasi Software

a. Microsoft Windows 7

b. Microsoft Office 2013

c. Database : SQL Server

d. Aplikasi : - DMS 2

- Query versi 1.20

3. Hak Akses (Brainware)

Dalam proses penginputan data inventory raw material dilakukan oleh admin gudang.


Permasalahan yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

a. Permasalahan yang Dihadapi

Berdasarkan dari analisa yang dilakukan penulis dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pengolahan data yang sedang berjalan saat ini di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills belum berjalan dengan baik karena membutuhkan waktu yang cukup lama dalam membuat laporan. Data laporan inventory raw material per hari dan per bulan juga tidak mudah dipahami oleh manager.

b. Solusi Yang Diberikan

Berdasarkan analisa terhadap sistem yang berjalan, dapat diambil kesimpulan bahwa perlu diadakan perancangan sistem atas kekurangan dan kebutuhan sistem dengan melakukan analisa terhadap alternatif pemecahan masalah, antara lain sebagai berikut :

a. Membangun sistem yang dibutuhkan oleh user dengan menciptakan aplikasi berbasis visual karena lebih mudah digunakan.

b. Membangun suatu aplikasi sistem yang berbasis web yang dinamis.

Berdasarkan beberapa alternatif pemecahan masalah diatas penulis melakukan suatu kajian untuk permasalahan maka perlu dibangun aplikasi sistem yang berbasis web karena banyak keuntungan yang diperoleh antara lain:

a. Dapat menjalankan aplikasi berbasis web di manapun kapan pun tanpa harus melakukan penginstalan.

b. Dapat dijalankan pada sistem operasi mana pun.

c. Tidak memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi untuk dapat menggunakan aplikasi berbasis web.

d. Terkait dengan isu lisensi (hak cipta), kita tidak memerlukan lisensi ketika menggunakan web-based application, sebab lisensi itu sudah menjadi tanggung jawab dari web penyedia aplikasi.

Penulis akan membuat suatu aplikasi berbasis web supaya dapat menampilkan laporan yang mudah diakses dan mudah dipahami. Aplikasi yang dirancang merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan. Perancangan sistem dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk mengelola databasenya.

Penulis akan membuat suatu aplikasi berbasis web supaya dapat menampilkan laporan yang mudah diakses dan mudah dipahami. Aplikasi yang dirancang merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan. Perancangan sistem dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk mengelola databasenya.


User Requirement

Requirement Elicitation Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder. Berikut dilampirkan Diagram Elisitasi Tahap I, antara lain sebagai berikut :

Tabel 3.4. Diagram Elisitasi Tahap I

Functional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat  :

No.

Keterangan

1

Menampilkan menu home.

2

Menampilkan logo PT. ISTEM.

3

Menampilkan visi misi PT. ISTEM.

4

Menampilkan profil PT. ISTEM.

5

Menampilkan menu user.

6

Menampilkan menu yarn spinning.

7

Menampilkan menu yarn sales.

8

Menampilkan menu yarn purchase.

9

Menampilkan menu yarn weaving retur.

10

Menampilkan menu balance.

11

Menampilkan menu daily report.

12

Menampilkan menu monthly report.

13

Menampilkan submenu yarn.

14

Menampilkan submenu receipt.

15

Menampilkan submenu consumed.

16

Dapat menginput data user.

17

Dapat menginput data yarn.

18

Dapat menginput data receipt.

19

Dapat menginput data consumed.

20

Dapat mengubah data user.

21

Dapat mengubah data yarn.

22

Dapat mengubah data receipt.

23

Dapat mengubah data consumed.

24

Dapat menghapus data user.

25

Dapat menghapus data yarn.

26

Dapat menghapus data receipt.

27

Dapat menghapus data consumed.

28

Menampilkan laporan balance.

29

Menampilkan laporan daily report.

30

Menampilkan laporan monthly report.

31

Menampilkan laporan inventory raw material dalam bentuk grafik dan tabel.

32

Menampilkan laporan sesuai periode.

33

Dapat melakukan pencarian.

34

Dapat mengurutkan data berdasarkan kategori.

35

Dapat mendownload laporan yang diinginkan.

36

Dapat mencetak laporan inventory raw material.

37

Menampilkan tanggal saat mencetak laporan.

Non Functional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat  :

No.

Keterangan

1

Terdapat login.

2

Terdapat menu logout.

3

Menampilkan lupa password.

Penyusun



Yunny Nur'aeni

NIM : 1322377490

Requirement Elicitation Tahap II

Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan elisitasi tahap I yang kemudian diklasifikasikan melalui metode MDI. Terdapat beberapa requirement yang diberi option Inessential (I) dan harus dieliminasi. Semua requirement diatas diberi option I pada Elisitasi Tahap II sesuai dengan Tabel 3.4 karena sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang terdapat pada bab sebelumnya.

Tabel 3.5. Diagram Elisitasi Tahap II

Functional

M

D

I

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat  :

No

Keterangan

1

Menampilkan menu home.

v



2

Menampilkan logo PT. ISTEM.

v



3

Menampilkan visi misi PT. ISTEM.


v


4

Menampilkan profil PT. ISTEM.



v

5

Menampilkan menu user.

v



6

Menampilkan menu yarn spinning.

v



7

Menampilkan menu yarn sales.

v



8

Menampilkan menu yarn purchase.

v



9

Menampilkan menu yarn weaving retur.

v



10

Menampilkan menu balance.

v



11

Menampilkan menu daily report.

v



12

Menampilkan menu monthly report.

v



13

Menampilkan submenu yarn.

v



14

Menampilkan submenu receipt.

v



15

Menampilkan submenu consumed.

v



16

Dapat menginput data user.

v



17

Dapat menginput data yarn.

v



18

apat menginput data receipt.

v



19

Dapat menginput data consumed.

v



20

Dapat mengubah data user.

v



21

Dapat mengubah data yarn.

v



22

Dapat mengubah data receipt.

v



23

Dapat mengubah data consumed.

v



24

Dapat menghapus data user.

v



25

Dapat menghapus data yarn.

v



26

Dapat menghapus data receipt.

v



27

Dapat menghapus data consumed.

v



28

Menampilkan laporan balance.

v



29

Menampilkan laporan daily report.

v



30

Menampilkan laporan monthly report.

v



31

Menampilkan laporan inventory raw material dalam bentuk grafik dan tabel.

v



32

Menampilkan laporan sesuai periode.


v


33

Dapat melakukan pencarian.


v


34

Dapat mengurutkan data berdasarkan kategori.


v


35

Dapat men-download laporan yang diinginkan.

v



36

Dapat mencetak laporan inventory raw material.

v



37

Menampilkan tanggal saat mencetak laporan.


v


Non Functional

M D I

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat  :

No

Keterangan

1

Terdapat login.

v



2

Terdapat menu logout.

v



3

Menampilkan lupa password.


v


Penyusun



Yunny Nur'aeni

NIM : 1322377490

Keterangan :

M : Mandatory

D : Desirable

I : Inessential

Requirement Elicitation Tahap III

Berdasarkan elisitasi tahap II diatas, dibentuklah suatu elisitasi tahap III yang kemudian diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan option HML.

Tabel 3.6. Diagram Elisitasi Tahap III

Functional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat  :

Feasibility

T

O

E

Risk

L

M

H

L

M

H

L

M

H

No

Keterangan

1

Menampilkan menu home.

v



v



v



2

Menampilkan logo PT. ISTEM.


v



v



v


3

Menampilkan visi misi PT. ISTEM.


v



v



v


4

Menampilkan menu user.


v



v



v


5

Menampilkan menu yarn spinning.


v



v



v


6

Menampilkan menu yarn sales.


v



v



v


7

Menampilkan menu yarn purchase>.


v



v



v


8

Menampilkan menu yarn weaving retur.


v



v



v


9

Menampilkan menu balance.


v



v



v


10

Menampilkan menu monthly report.


v



v



v


11

Menampilkan submenu yarn.


v



v



v


12

Menampilkan submenu yarn.


v



v



v


13

Menampilkan submenu receipt.


v



v



v


14

Menampilkan submenu consumed.


v



v



v


15

Dapat menginput data user.


v



v



v


16

Dapat menginput data yarn.


v



v



v


17

Dapat menginput data receipt.


v



v



v


18

Dapat menginput data consumed.


v



v



v


19

Dapat mengubah data user.


v



v



v


20

Dapat mengubah data yarn.


v



v



v


21

Dapat mengubah data receipt.


v



v



v


22

Dapat mengubah data consumed.


v



v



v


23

Dapat menghapus data user.


v



v



v


24

Dapat menghapus data yarn.


v



v



v


25

Dapat menghapus data receipt.


v



v



v


26

Dapat menghapus data consumed.


v



v



v


27

Menampilkan laporan balance.



v



v



v

28

Menampilkan laporan daily report.



v



v



v

29

Menampilkan laporan monthly report.



v



v



v

30

Menampilkan laporan inventory raw material dalam bentuk grafik dan tabel..



v



v



v

31

Menampilkan laporan sesuai periode.


v



v



v


32

Dapat melakukan pencarian.


v



v



v


33

Dapat mengurutkan data berdasarkan kategori.


v



v



v


34

Dapat men-download laporan yang diinginkan.


v



v



v


35

Dapat mencetak laporan inventory raw material.


v



v



v


36

Menampilkan tanggal saat mencetak laporan.


v



v



v


Non Functional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat  :

Feasibility

T

O

E

Risk

L

M

H

L

M

H

L

M

H

No

Keterangan

1

Terdapat login.

v



v



v



2

Terdapat menu logout.

v



v



v



3

Menampilkan lupa password.

v



v



v



Penyusun



Yunny Nur'aeni

NIM : 1322377490

Keterangan:

T : Technical

O : Operational

E : Economic

L : Low

M : Middle

H : Hight

Requirement Elicitation Final

Requirement Elicitation Final merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi.

Tabel 3.7. Diagram Elisitasi Tahap Final

Functional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat  :

No.

Keterangan

1

Menampilkan menu home.

2

Menampilkan logo PT. ISTEM.

3

Menampilkan visi misi PT. ISTEM.

4

Menampilkan menu user.

5

Menampilkan menu yarn spinning.

6

Menampilkan menu yarn sales.

7

Menampilkan menu yarn purchase.

8

Menampilkan menu yarn weaving retur.

9

Menampilkan menu balance.

10

Menampilkan menu daily report.

11

Menampilkan menu monthly report.

12

Menampilkan submenu yarn.

13

Menampilkan submenu receipt.

14

Menampilkan submenu consumed.

15

Dapat menginput data user.

16

Dapat menginput data yarn.

17

Dapat menginput data receipt.

18

Dapat menginput data consumed.

19

Dapat mengubah data user.

20

Dapat mengubah data yarn.

21

Dapat mengubah data receipt.

22

Dapat mengubah data consumed.

23

Dapat menghapus data user.

24

Dapat menghapus data yarn.

25

Dapat menghapus data receipt.

26

Dapat menghapus data consumed.

27

Menampilkan laporan balance.

28

Menampilkan laporan daily report.

29

Menampilkan laporan monthly report.

30

Menampilkan laporan inventory raw material dalam bentuk grafik dan tabel.

31

Menampilkan laporan sesuai periode.

32

Dapat melakukan pencarian.

33

Dapat mengurutkan data berdasarkan kategori.

34

Dapat mendownload laporan yang diinginkan.

35

Dapat mencetak laporan inventory raw material.

36

Menampilkan tanggal saat mencetak laporan.

Non Functional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat  :

No.

Keterangan

1

Terdapat login.

2

Terdapat menu logout.

3

Menampilkan lupa password.

Rancangan Sistem yang Diusulkan

Rancangan Sistem Usulan

Berdasarkan analisa sistem pada sistem yang berjalan, diketahui bahwa sistem yang lama masih berupa sistem yang belum dapat memenuhi kebutuhan didalam pengolahan data secara cepat dan tepat. Setelah kebutuhan sistem diketahui, langkah selanjutnya adalah perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak didapat dari sistem yang ada.

Untuk menganalisa sistem yang diusulkan, pada penelitian ini digunakan software Visual Paradigm for UML 8.0. Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, State Machine Diagram dan Class Diagram.


Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan


Gambar 3.6 Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 3.6. Use Case Diagram sistem yang diusulkan terdapat :

a. 1 (satu) System, mencakup seluruh kegiatan inventory raw material di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills.

b. 2 (dua) Actor, melakukan kegiatan diantaranya: admin gudang dan AGM Logistics.

c. 13 (tiga belas) Use Case, yang dilakukan diantaranya: login, home, user, raw white yarn type, receipt, consumed, balanced, yarn weaving retur, yarn sales, yarn purchase, daily report, monthly report, dan logout.

Activity Diagram Sistem yang Diusulkan


Gambar 3.7 Activity Diagram Sistem yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 3.7. Activity Diagram sistem yang diusulkan terdapat :

a. 1 (satu) Initial Node, objek yang diawali.

b. 41 (empat puluh satu) Action State, berawal dari login jika gagal maka akan kembali ke login, jika benar akan masuk pada home yang berisi user, raw white yarn type, receipt, consumed, balanced, yarn weaving retur, yarn sales, yarn purchase, daily report, monthly report, dan logout..

c. 1 (satu) Activity Final Node, objek yang diakhiri.

Sequence Diagram Sistem yang Diusulkan


Gambar 3.8 Sequence Diagram Sistem yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 3.8. Sequence Diagram sistem yang diusulkan terdapat :

a. 1 (satu) Actor yang melakukan kegiatan yaitu admin.

b. 13 (tiga belas) Lifeline yaitu login, home, user, raw white yarn type, receipt, consumed, balanced, yarn weaving retur, yarn sales, yarn purchase, daily report, monthly report, dan logout.

c. 16 (enam belas) Message antara lain melakukan melakukan login dengan membuka browser terlebih dahulu, verifikasi, konfirmasi password dan username salah, home, user, raw white yarn type, receipt, send consumed, view balanced, view yarn weaving retur, view yarn sales, view yarn purchase, view daily report, view monthly report, dan pilih logout.

State Machine Sistem yang Diusulkan


Gambar 3.9 State Machine Diagram Sistem yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 3.9. State Machine Diagram sistem yang diusulkan terdapat :

a. 1 (satu) Initial Node, objek yang diawali.

b. 45 (empat puluh lima) Action State, berawal dari login jika gagal maka akan kembali ke login, jika benar akan masuk pada home yang berisi user, raw white yarn type, receipt, consumed, balanced, yarn weaving retur, yarn sales, yarn purchase, daily report, monthly report, dan logout..

c. 1 (satu) Activity Final Node, objek yang diakhiri.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berdasarkan analisa yang dilakukan, perbedaan sistem yang sedang berjalan dengan sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8. Perbedaan Sistem Berjalan dengan Sistem Usulan

Rancangan Basis Data

Class Diagram


Gambar 3.10 Class Diagram Sistem yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 3.10. Class Diagram sistem yang diusulkan terdapat :

1. 7 (tujuh) class, himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama diantaranya user, barang, receipt, weaving, sales, dyieng, dan balance.

2. 9 (sembilan) Multiciply, hubungan antara objek satu dengan objek lainnya yang mempunyai nilai.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

  1. Nama Field : user
    Media : harddisk
    Isi : id_user+name + username+password +email
    Primary Key : id_user
    Panjang Record : 126
  2. Tabel 3.9. Tabel User
  3. Nama Field : yarn_spinning
    Media : harddisk
    Isi : y_spinning_id +name + type +balance
    Primary Key : y_spinning_id
    Panjang Record : 54
  4. Tabel 3.10. Tabel Yarn Spinning
  5. Nama Field : spinning
    Media : harddisk
    Isi : spinning_id +do_date + trans_type
    Primary Key : spinning_id
    Panjang Record : 4
  6. Tabel 3.11. Tabel Spinning
  7. Nama Field : spinning_detail
    Media : harddisk
    Isi : spinning_id + y_spinning_id + amount
    Foreign Key : spinning_id + y_spinning_id
    Panjang Record : 8
  8. Tabel 3.12. Tabel Spinning Detail
  9. Nama Field : yarn_sales
    Media : harddisk
    Isi : y_sales_id + name + type + balance
    Primary Key : y_sales_id
    Panjang Record : 54
  10. Tabel 3.13. Tabel Yarn Sales
  11. Nama Field : sales
    Media : harddisk
    Isi : sales_id + do_date + trans_type
    Primary Key : sales_id
    Panjang Record : 4
  12. Tabel 3.14. Tabel Sales
  13. Nama Field : sales_detail
    Media : harddisk
    Isi : sales_id + y_sales_id + amount
    Foreign Key : sales_id + y_sales_id
    Panjang Record : 8
  14. Tabel 3.15. Tabel Sales Detail
  15. Nama Field : yarn_purchase
    Media : harddisk
    Isi : y_purchase_id + name + type + balance
    Primary Key : y_purchase_id
    Panjang Record : 54
  16. Tabel 3.16. Tabel Yarn Purchase
  17. Nama Field : purchase
    Media : harddisk
    Isi : purchase_id + do_date + trans_type
    Primary Key : purchase_id
    Panjang Record : 4
  18. Tabel 3.17. Tabel Purchase
  19. Nama Field : purchase_detail
    Media : harddisk
    Isi : purchase_id + y_purchase_id + amount
    Foreign Key : purchase_id + y_purchase_id
    Panjang Record : 8
  20. Tabel 3.18. Tabel Purchase_Detail
  21. Nama Field : yarn_retur
    Media : harddisk
    Isi : y_retur_id + name + type + balance
    Primary Key : y_retur_id
    Panjang Record : 54
  22. Tabel 3.19. Tabel Yarn_Retur
  23. Nama Field : retur
    Media : harddisk
    Isi : retur_id + do_date + trans_type
    Primary Key : retur_id
    Panjang Record : 4
  24. Tabel 3.20. Tabel Retur
  25. Nama Field : retur_detail
    Media : harddisk
    Isi : retur_id + y_retur_id + amount
    Foreign Key : retur_id + y_retur_id
    Panjang Record : 8
  26. Tabel 3.21. Tabel Retur_Detail

Rancangan Prototype

Tampilan Login

Gambar 3.11. Tampilan Login


Tampilan Menu Home

Gambar 3.12. Tampilan Menu Home

Tampilan Menu User

Gambar 3.13. Tampilan Menu User

Tampilan Add User

Gambar 3.14. Tampilan Add User


Tampilan Menu Yarn Spinning - Yarn

Gambar 3.15. Tampilan Menu Yarn Spinning - Yarn

Tampilan Input Yarn Spinning - Yarn

Gambar 3.16. Tampilan Input Yarn Spinning - Yarn


Tampilan Menu Yarn Spinning - Receipt

Gambar 3.17. Tampilan Menu Yarn Spinning - Receipt

Tampilan Input Yarn Spinning - Receipt

Gambar 3.18. Tampilan Input Yarn Spinning - Receipt

Tampilan Menu Yarn Spinning - Consumed

Gambar 3.19. Tampilan Menu Yarn Spinning - Consumed

Tampilan Input Yarn Spinning - Consumed

Gambar 3.20. Tampilan Input Yarn Spinning - Consumed

Tampilan Menu Yarn Sales- Yarn

Gambar 3.21. Tampilan Menu Yarn Sales - Yarn

Tampilan Input Yarn Sales - Yarn

Gambar 3.22. Tampilan Input Yarn Sales - Yarn

Tampilan Menu Yarn Sales - Receipt

Gambar 3.23. Tampilan Menu Yarn Sales - Receipt

Tampilan Input Yarn Sales - Receipt

Gambar 3.24. Tampilan Input Yarn Sales - Receipt

Tampilan Menu Yarn Sales - Consumed

Gambar 3.25. Tampilan Menu Yarn Sales - Consumed

Tampilan Input Yarn Sales - Consumed

Gambar 3.26. Tampilan Input Yarn Sales - Consumed

Tampilan Menu Yarn Purchase - Yarn

Gambar 3.27. Tampilan Menu Yarn Purchase - Yarn

Tampilan Input Yarn Purchase - Yarn

Gambar 3.28. Tampilan Input Yarn Purchase - Yarn

Tampilan Menu Yarn Purchase - Receipt

Gambar 3.29. Tampilan Menu Yarn Purchase - Receipt

Tampilan Input Yarn Purchase - Receipt

Gambar 3.30. Tampilan Input Yarn Purchase - Receipt

Tampilan Menu Yarn Purchase - Consumed

Gambar 3.31. Tampilan Menu Yarn Purchase - Consumed

Tampilan Input Yarn Purchase - Consumed

Gambar 3.32. Tampilan Input Yarn Purchase - Consumed

Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Yarn

Gambar 3.33. Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Yarn

Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Yarn

Gambar 3.34. Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Yarn

Tampilan Menu Yarn Weaving Retur- Receipt

Gambar 3.35. Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Receipt

Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Receipt

Gambar 3.36. Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Receipt

Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Consumed

Gambar 3.37. Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Consumed

Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Consumed

Gambar 3.38. Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Consumed

Tampilan Menu Balance

Gambar 3.39. Tampilan Menu Balance

Tampilan Menu Daily Report

Gambar 3.40. Tampilan Menu Daily Report


Tampilan Menu Monthly Report

Gambar 3.41. Tampilan Menu Monthly Report


Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras (hardware) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain sebagai berikut :

1. Processor : Core 2 Duo / Intel

2. Monitor : 15” LCD monitor

3. RAM : 4 GB

4. Harddisk : 250 GB


Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Perangkat keras (software) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain sebagai berikut :

1. Microsoft Windows 7

2. Visual Paradigm for UML 8.0 Enterprise Edition.

3. Notepad ++

4. XAMPP

5. Mozilla Firefox (Browser)


Hak Akses

Pengoperasian aplikasi ini dapat dilakukan oleh :

1. Admin Gudang

2. Assistant General Manager (AGM) Logistics.


Blackbox Testing

Untuk tahap pengujian penulis menggunakan metode blackbox, untuk memastikan bahwa program atau sistem yang dibuat masih terdapat bug (kesalahan) atau tidak. Dari setiap tes pengujian tidak menutup kemungkinan masih terdapat bug (kesalahan) dari sistem yang telah dites, namun pengujian ini setidaknya dapat meminimalisir bug (kesalahan) yang terdapat didalam sistem.

Tabel 3.22. Tabel Blackbox Testing

Implementasi Sistem Yang Diusulkan

Tampilan Login

Gambar 3.42. Tampilan Login

Keterangan :

Tampilan diatas adalah tampilan untuk user jika ingin memasuki sistem dengan memasukan username dan password.


Tampilan Menu Home

Gambar 3.43. Tampilan Menu Home

Keterangan :

Tampilan diatas adalah halaman utama yang akan tampil ketika user memasuki sistem inventory raw material.


Tampilan Menu User

Gambar 3.44. Tampilan Menu User

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list user dalam bentuk tabel dengan dilengkapi action edit dan delete.

Tampilan Add User

Gambar 3.45. Tampilan Add User

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada user baru dan data user tersebut akan masuk kedalam list user.


Tampilan Menu Yarn Spinning - Yarn

Gambar 3.46. Tampilan Menu Yarn Spinning - Yarn

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list Yarn Spinning - Yarn dalam bentuk tabel dengan dilengkapi action edit dan delete.


Tampilan Input Yarn Spinning - Yarn

Gambar 3.47. Tampilan Input Yarn Spinning - Yarn

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada yarn baru dan data yarn tersebut akan masuk ke dalam list Yarn Spinning - Yarn..


Tampilan Menu Yarn Spinning - Receipt

Gambar 3.48. Tampilan Menu Yarn Spinning - Receipt

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list Receipt untuk menampilkan raw material produksi sendiri dalam bentuk tabel dilengkapi action edit dan delete.

Tampilan Input Yarn Spinning - Receipt

Gambar 3.37. Tampilan Input Yarn Spinning - Receipt

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada raw material produksi sendiri dan data receipt tersebut akan masuk ke dalam list receipt.


Tampilan Menu Yarn Spinning - Consumed

Gambar 3.38. Tampilan Menu Yarn Spinning - Consumed

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list Consumed untuk menampilkan raw material keluar untuk weaving, dyeing, atau sales dalam bentuk tabel dilengkapi menu edit dan delete.

Tampilan Input Yarn Spinning - Consumed

Gambar 3.39. Tampilan Input Yarn Spinning - Consumed

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada raw material keluar untuk weaving, dyeing, atau sales dan data receipt tersebut akan masuk ke dalam list receipt.


Tampilan Menu Yarn Sales - Yarn

Gambar 3.34. Tampilan Menu Yarn Sales - Yarn

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list Yarn Sales - Yarn dalam bentuk tabel dengan dilengkapi action edit dan delete.

Tampilan Input Yarn Sales - Yarn

Gambar 3.35. Tampilan Input Yarn Sales - Yarn

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada yarn baru dan data yarn tersebut akan masuk ke dalam list Yarn Sales - Yarn..


Tampilan Menu Yarn Sales - Receipt

Gambar 3.36. Tampilan Menu Yarn Sales - Receipt

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list Receipt untuk menampilkan penjualan raw material dari produksi sendiri dalam bentuk tabel dilengkapi action edit dan delete.

Tampilan Input Yarn Sales - Receipt

Gambar 3.37. Tampilan Input Yarn Sales - Receipt

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada penjualan raw material dari produksi sendiri dan data receipt tersebut akan masuk ke dalam list receipt.


Tampilan Menu Yarn Sales - Consumed

Gambar 3.38. Tampilan Menu Yarn Sales - Consumed

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list Consumed untuk menampilkan raw material yang terjual dalam bentuk tabel dilengkapi menu edit dan delete.

Tampilan Input Yarn Sales - Consumed

Gambar 3.39. Tampilan Input Yarn Sales - Consumed

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada raw material yang terjual dan data consumed tersebut akan masuk ke dalam list consumed.


Tampilan Menu Yarn Purchase - Yarn

Gambar 3.34. Tampilan Menu Yarn Purchase - Yarn

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list Yarn Purchase - Yarn dalam bentuk tabel dengan dilengkapi action edit dan delete.

Tampilan Input Yarn Purchase - Yarn

Gambar 3.35. Tampilan Input Yarn Purchase - Yarn

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada yarn baru dan data yarn tersebut akan masuk ke dalam list Yarn Purchase - Yarn..

Tampilan Menu Yarn Purchase - Receipt

Gambar 3.36. Tampilan Menu Yarn Sales - Receipt

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list Receipt untuk menampilkan penerimaan raw material dari pembelian dalam bentuk tabel dilengkapi action edit dan delete.

Tampilan Input Yarn Purchase - Receipt

Gambar 3.37. Tampilan Input Yarn Purchase - Receipt

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada penjualan penerimaan raw material dari pembelian dan data receipt tersebut akan masuk ke dalam list receipt.


Tampilan Menu Yarn Purchase - Consumed

Gambar 3.38. Tampilan Menu Yarn Purchase - Consumed

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list Consumed untuk menampilkan raw material yang digunakan untuk weaving dalam bentuk tabel dilengkapi menu edit dan delete.

Tampilan Input Yarn Purchase - Consumed

Gambar 3.39. Tampilan Input Yarn Purchase - Consumed

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada raw material yang digunakan untuk weaving dan data consumed tersebut akan masuk ke dalam list consumed.


Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Yarn

Gambar 3.34. Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Yarn

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list Yarn Purchase - Yarn dalam bentuk tabel dengan dilengkapi action edit dan delete.

Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Yarn

Gambar 3.35. Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Yarn

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada yarn baru dan data yarn tersebut akan masuk ke dalam list Yarn Weaving Retur - Yarn..


Tampilan Menu Yarn Yarn Weaving Retur - Receipt

Gambar 3.36. Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Receipt

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list Receipt untuk menampilkan raw material yang rusak atau gagal produksi dalam bentuk tabel dilengkapi action edit dan delete.

Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Receipt

Gambar 3.37. Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Receipt

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada raw material yang rusak atau gagal produksi dan data receipt tersebut akan masuk ke dalam list receipt.


Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Consumed

Gambar 3.38. Tampilan Menu Yarn Weaving Retur - Consumed

Keterangan :

Tampilan diatas adalah list Consumed untuk menampilkan raw material yang rusak atau gagal produksi dalam bentuk tabel dilengkapi menu edit dan delete.

Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Consumed

Gambar 3.39. Tampilan Input Yarn Weaving Retur - Consumed

Keterangan :

Tampilan diatas dipilih admin jika ada raw material yang rusak atau gagal produksi dan data consumed tersebut akan masuk ke dalam list consumed.


Tampilan Menu Balance

Gambar 3.44. Tampilan Menu Balance

Keterangan :

Tampilan diatas adalah Daily Report untuk menampilkan stok raw material dari receipt dikurangi consumed.

Tampilan Menu Daily Report

Gambar 3.44. Tampilan Menu Daily Report

Keterangan :

Tampilan diatas adalah Daily Report untuk menampilkan laporan harian dari Yarn Spinning, Yarn Sales, Yarn Purchase, dan Yarn Weaving Retur dalam bentuk grafik untuk mengetahui stok raw material.

Tampilan Menu Monthly Report

Gambar 3.45. Tampilan Menu Monthly Report

Keterangan :

Tampilan diatas adalah Monthly Report untuk menampilkan laporan harian dari Yarn Spinning, Yarn Sales, Yarn Purchase, dan Yarn Weaving Retur dalam bentuk grafik untuk mengetahui stok raw material.

Time Schedule

Tabel 3.23. Tabel Time Schedule

Estimasi Biaya

Tabel 3.24. Estimasi Biaya


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang terdapat di PT. Indonesia Synthetic Textile Mills, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem inventory raw material yang berjalan saat ini pada PT. Indonesia Synthetic Textile Mills belum komputerisasi secara optimal dalam mendata laporan karena masih menggunakan Ms. Excel, sehingga memungkinkan terjadinya kehilangan data dan membutuhkan waktu yang lama dalam menyajikan laporan.

2. Dengan dirancangnya sistem inventory raw material dengan pengolahan data yang ada pada database. Perancangan dimulai dari penjabaran daftar kebutuhan yang dituangkan dalam elisitasi melalui 4 (empat) tahap, dengan menggunakan teknik MDI pada tahap ke dua, teknik TOE pada tahap ke tiga. Dilanjutkan dengan pembuatan diagram UML, yang terdiri dari lima buah diagram yaitu usecase diagram, sequence diagram, activity diagram, state chart diagram, dan class diagram sebagai awal rancangan sistem yang akan dibuat, selanjutnya dibuatlah programming dengan bahasa pemrograman PHP (PHP Hypertext Preprocessor), pembuatan database pada MySQL, dan XAMPP sebagai pendukung aplikasi yang digunakan sebagai web server.

3. Untuk merancang sistem inventory raw material pada PT. Indonesia Synthetic Textile Mills yang menghasilkan informasi yang mudah dipahami dengan penyajian melalui grafik dan tabel, dengan hal tersebut maka sangat memudahkan dalam memperoleh laporan secara lebih ringkas dan tepat sesuai kebutuhan sehingga mempermudah proses analisa dan mengontrol stock material di gudang.


Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada sub tujuan penelitian sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Memudahkan staff gudang dalam menyajikan laporan kepada atasannya.

2. Mengurangi terjadinya kesalahan pengolahan data sehingga laporan yang dihasilkan lebih cepat dan akurat.

3. Sistem yang mudah dapat membatu meningkatkan kinerja staff gudang di perusahaan tersebut.

4. Menambah wawasan dan mendapatkan pengalaman di dalam dunia kerja untuk dimasa yang akan datang.

5. Sebagai syarat untuk melanjutkan tahap selanjutnya yaitu Sidang Skripsi dan sebagai bentuk implementasi dari ilmu yang telah diperoleh selama menempuh jenjang perkuliahan di Perguruan Tinggi Raharja Raharja Tangerang.


Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada sub bab manfaat penelitian sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas sebelum terjun langsung dalam dunia kerja.

2. Untuk mengembangkan sistem inventory raw material pada PT. Indonesia Synthetic Textile Mills dalam menyajikan laporan yang mudah dipahami.

Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada sub pengumpulan data sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Observasi salah satu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap perusahaan secara langsung dan penulis meminta data yang diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan.

2. Wawancara salah satu media untuk mendapatkan data dengan cara untuk mewawancarai Bapak Purwanto sebagai Stakeholder PT. Indonesia Synthetic Textile Mills untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan dari sistem yang sedang berjalan.

3. Studi Pustaka salah satu teknik atau cara yang dipergunakan untuk memperoleh data secara teoritis dengan mempelajari buku – buku, catatan-catatan serta literatur lain yang berkaitan erat dengan pembahasan laporan Tugas Akhir.


Saran

Berikut ini adalah saran-saran yang perlu menjadi perhatian khusus, yang kemudian menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian lebih lanjut serta pengembangan sistem inventory raw material menjadi lebih baik lagi dikemudian hari, yaitu:

1. Untuk keamanan data yang diperlukan schedule backup data secara rutin, hal ini sangat penting jika terjadi kesalahan / error pada komputer, ataupun disebabkan gangguan listrik secara menyeluruh maka dengan adanya backup data tersebut tidak terpisah atau hilang.

2. Perlu diperhatikan dan dilakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem inventory raw material ini untuk selanjutnya diadakan perbaikan sesuai dengan perubahan dan perkembangan.


Kesan

Penelitian yang dilakukan penulis pada PT. Synthetic Textile Mills tepatnya di bagian gudang, memberikan banyak pengalaman, berkenalan dengan teman-teman yang baru, dan pembelajaran berharga bagi penulis mengenai dunia pekerjaan dan mengetahui prosedur di dalam perusahaan. Penelitian ini juga membuat penulis lebih paham mengenai sistem inventory raw material pada PT. Synthetic Textile Mills.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Moekijat. 2011. Sistem Informasi. Prasojo.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
  3. 3,0 3,1 3,2 Darmawan, Deni. Nur Fauzi, Kunkun. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  5. 5,0 5,1 5,2 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  6. Krismiaji. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Upp Amp Ykpn.
  7. Rapina, dkk. 2011. Peranan Sistem Pengendalian Internal Dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kegiatan Operasional Pada Siklus Persediaa dan Pergudangan. Bandung: Univ.Kristen Maranatha.
  8. 8,0 8,1 Murad. Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013
  9. Henderi. Desain aplikasi E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Journal CCIT Vol-4 No.3 – Mei 2011.
  10. Aisyah, Siti dan Nawang Kalbuana. 2011. Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. Jurnal CCIT Vol.4 No.2. Januari 2011.
  11. Junaidi, Tiara. Khanna, Yuliastrie. Nenden Dewi. Sistem Pakar Monitoring Inventory Control Untuk Menghitung Harga Jual Efektif Dalam Meningkatkan Keuntungan. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan.
  12. Tamodia, Widya. 2013. Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Untuk Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Laris Manis Utama Cabang Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
  13. 13,0 13,1 Divianto. 2011. Tinjauan atas Planning, Replenishment (Skenario) Dan Activies Inventroy Control. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.
  14. Rusdah. 2011 Analisa Dan Rancangan Sistem Informasi Persediaan Obat. Jakarta : Universitas Budi Luhur.
  15. 15,0 15,1 Widodo, Prabowo Pudjo dan Heriawati. 2011. Menggunakan UML. Bandung: Informatika.
  16. Kustiyaningsih. Yeni, R. A. Devie. 2011, Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  17. Murya. 2012, PHP Menyelesaikan Website 30 juta. Yogyakarta: Jasakom.
  18. Arief . M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.
  19. Saputra, Agus. 2012. Membuat Aplikasi Absensi Dan Kuesioner untuk Panduan Skripsi. Jakarta: PT. Elex Media Koputindo.
  20. 20,0 20,1 Sibero, Alexander F.K. 2011. Kitab Suci Web Programming. Jakarta: Mediakom.
  21. 21,0 21,1 Raharjo, Budi. 2011. Membuat Database Menggunakan MySQL. Bandung: Informatika.
  22. 22,0 22,1 Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  23. 23,0 23,1 Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak (Software Reenginering). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
  24. Mulyandi, Muhammad Rachman, Monica, Ega Mawarni, Arfiah dan Liya Jayanti. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Laporan Penggajian Guru Honor Berbasis Web pada SMA Negeri 6 Tangerang. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013.


Category TA 2015/2016


Contributors

Yunny