TA1322377489

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI WAREHOUSE MANAGEMENT SYSTEM (WMS) STOCK SPAREPART

PADA PT. FURUKAWA OPTICAL SOLUTION INDONESIA


TUGAS AKHIR




Disusun Oleh :

NIM : 1322377489

NAMA : DESY WIRIYANTY


JURUSAN KOMPUTERISASI AKUNTANSI

KONSENTRASI KEUANGAN

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIK RAHARJA INFORMATIKA

TANGERANG

(2015/2016)







ABSTRAKSI


Gudang adalah suatu tempat/bangunan untuk penyimpanan barang yang memiliki peranan penting dalam suatu sistem produksi di perusahaan, di perlukan adanya sistem informasi manajemen gudang yang dapat meningkatkan performansi dari suatu sistem produksi agar produksi tetap berjalan sesuai yang direncanakan. PT. Furukawa Optical Soloution Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi kabel fiber optic jenis loose tube di Indonesia. Akan tetapi sistem informasi manajemen gudang saat ini untuk mengetahui data stok barang sparepart serta pembuatan laporannya masih menggunakan aplikasi sederhana yaitu Ms. Excel 2007, namun masih belum maksimal. Sehingga dilakukan pengembangan guna menciptakan sistem yang lebih cepat, tepat dan akurat dengan menggunakan aplikasi Perancangan Sistem Informasi Warehouse Management System (WMS) Stock Sparepart dengan menggunakan metodologi penelitian yaitu analisis SWOT dan perancangan yang terstruktur mulai dari sistem yang diusulkan melalui UML (Unified Modeling Language) dan pengujian program yang diusulkan menggunakan Blackbox Testing. Ada pun perancangan aplikasinya menggunakan bahasa pemrograman PHP (PHP Hypertext Preprocessor) dan pembuatan database pada MySQL. Penerapan program diharapkan dapat mengatasi permasalahan sistem berjalan diantaranya, lebih maksimal dalam proses pengolahan data dan pembuatan laporan.


Kata kunci: Warehouse Management System, Stock, Sparepart


ABSTRACT

Warehouse is a place / building for storage of goods that have an important role in a production system in the company, need the warehouse management information system to increase the performance of a production system in order to keep production running as planned. PT. Furukawa Optical Solution Indonesia is a company engaged in the production of fiber optic cable loose tube type in Indonesia. However, warehouse management information system at this time to determine the spare parts inventory data and making of the report is still using a simple application that Ms. Excel 2007, but still not optimal. So do the development in order to make the system more quickly and accurately by using the application Information System Design Warehouse Management System (WMS) Stock Sparepart using the methodology of the research is SWOT analysis and design structured starting from the proposed system through UML (Unified Modeling Language) and testing of the proposed program using Blackbox testing. There is also designing applications using the programming language PHP (PHP Hypertext Preprocessor) and MySQL database creation. Implementation of the program expected to overcome the issues such running system, more leverage in the data processing and report generation.


Keywords: Warehouse Management System, Stock, Sparepart



KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Tugas Akhir Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Dengan ridho, kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI WAREHOUSE MANAGEMENT SYSTEM (WMS) STOCK SPAREPART PADA PT. FURUKAWA OPTICAL SOLUTION INDONESIA”.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga karena bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Ibu Euis Siti Nur Aisyah, M.Kom selaku Kepala Jurusan Komputerisasi Akuntansi.
  3. Bapak Padeli, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan tugas akhir.
  4. Bapak Ilamsyah, M.kom selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu membimbing penyusunan tugas akhir.
  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  6. Orangtua tercinta yang tanpa lelah selalu memanjatkan doa dan memberikan segala dukungan moril, materil dan spritual. “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat kepada Beliau, Aamiin Allahuma Aamiin”.
  7. Sahabat yang senantiasa mengingatkan kepada Allah dan memberikan dukungan serta ilmunya yaitu Shafiyah binti huyay.
  8. Keluarga besar PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia khususnya bagian gudang dan PPIC yang selalu memberikan semangat, do’a dan ilmu.
  9. Rekan-rekan seperjuangan yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (FUMMRI).

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

   

Tangerang, Juni 2016

     





(Desy Wiriyanty)
NIM : 1322377489


DAFTAR TABEL


Tabel 3.1 Analisis SWOT

Tabel 3.2. Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3. Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5. Final Draft Elisitasi

Tabel 3.6. Perbedaan Sistem yang Berjalan dan Sistem yang diusulkan

Tabel 3.7. Tabel Data Admin

Tabel 3.8. Tabel Data Barang

Tabel 3.9. Tabel Data Location

Tabel 3.10. Tabel Item IN

Tabel 3.11. Tabel Item OUT

Tabel 3.12. Blackbox Testing

Tabel 3.13. Time Schedule

Tabel 3.14. Estimasi Biaya



DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1. Jenis-jenis Sistem

Gambar 2.2. Komponen Sebuah Sistem Informasi

Gambar 2.3. Ruang Kerja Adobe Dreamweaver CS3

Gambar 2.4. Tampilan php MyAdmin

Gambar 2.5. Cara Kerja PHP

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. FOSI

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Factory PT. FOSI

Gambar 3.3. Use Case Diagram Sistem Barang Masuk

Gambar 3.4. Use Case Diagram Sistem Barang Keluar

Gambar 3.5. Activity Diagram Barang Masuk

Gambar 3.6. Activity Diagram Barang Keluar

Gambar 3.7. Sequence Diagram Barang Masuk

Gambar 3.8. Sequence Diagram Barang Keluar

Gambar 3.9. Usecase Diagram Usulan

Gambar 3.10. Activity Diagram Sistem Usulan

Gambar 3.11. Sequence Diagram Sistem Usulan

Gambar 3.12. Class Diagram Sistem Yang Diusulkan

Gambar 3.13. Tampilan Login

Gambar 3.14. Tampilan Dashboard

Gambar 3.15. Tampilan Item List

Gambar 3.16. Tampilan Item In

Gambar 3.17. Tampilan Item Type

Gambar 3.18. Tampilan Item Out

Gambar 3.19. Tampilan Item Location

Gambar 3.20. Tampilan Stock Report Item

Gambar 3.21. Tampilan Shopping List Item

Gambar 3.22. Rancangan Login

Gambar 3.23. Rancangan Dashboard

Gambar 3.24. Rancangan Item List

Gambar 3.25. Rancangan Item In

Gambar 3.26. Rancangan Item Type

Gambar 3.27. Rancangan Item Out

Gambar 3.28. Rancangan Item Location

Gambar 3.29. Rancangan Stock Report Item

Gambar 3.30. Rancangan Shopping List Item


DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL USECASE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM




Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi ini sudah berkembang sangat pesat dan hal ini berpengaruh terhadap aspek pekerjaan. Hampir semua perusahaan dalam hal pengambilan keputusan, penyebaran informasi, peningkatan efektifitas pekerjaan dan pelayanan telah menggunakan sistem informasi komputer. Kemajuan teknologi ini mendorong suatu pemberian informasi untuk dapat memanfaatkan teknologi baru sesuai dengan kebutuhan tersebut.

PT. Furukawa Optical Solution Indonesia merupakan perusahaan yang menghasilkan kabel fiber optic jenis loose tube di Indonesia. Akan tetapi sistem informasi manajemen gudang untuk mengetahui data stok barang sparepart serta pembuatan laporannya masih menggunakan Ms. Excel dengan menggunakan rumus-rumus yang ada dalam Ms. Excel.

Oleh karena itu, admin yang mengolah data stock record mebutuhkan waktu yang lama dan ketelitian yang lebih dalam proses pengerjaannya. Dengan demikian penting untuk cepat tanggap dalam memperoleh informasi untuk memantau stock persediaan yang ada didalam gudang agar kegiatan produksi tetap berjalan sesuai yang direncanakan.

Maka dengan seiringnya perkembangan teknologi, PT. Furukawa Optical Solution Indonesia memerlukan sebuah sistem informasi yang memiliki fasilitas informasi penulis mengambil judul “Perancangan Sistem Informasi Warehouse Management System (WMS) Stock Sparepart Pada PT. Furukawa Optical Solution Indonesia”.


Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitin ini yaitu:

1. Apakah sistem informasi Warehouse Management System (WMS) stock Sparepart yang berjalan di PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia sudah memenuhi kebutuhan user ?

2. Bagaimana merancang sistem informasi Warehouse Management System (WMS) Stock Sparepart di PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang ada ?

3. Bagaimana sistem informasi Warehouse Management System (WMS) Stock Sparepart dapat menghasilkan laporan yang sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan sistem komputerisasi ?


Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini tidak melebar, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas mulai dari proses penginputan data sparepart kedatangan, pengeluaran sparepart sampai menghasilkan laporan stock sparepart.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi yang berjalan di PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan user.

2. Untuk merancang sistem Warehouse Management System (WMS) Stock Sparepart pada PT. Furukawa Optical Solution Indonesia sebagai solusi untuk pemecahan masalah.

3. Untuk menghasilkan laporan yang sesuai dengan kebutuhan.


Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian dan perancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Agar terciptanya suatu sistem informasi stock saprepart yang lebih cepat dan akurat.

2. Memberi sajian aplikasi yang mudah dengan menggunakan komputerisasi yang lebih baik sehingga menghasilkan informasi maupun laporan-laporan yang terkontrol baik.

3. Dapat membantu admin dalam pengolahan data sehingga dapat terarah serta lebih cepat waktu dalam pembuatan laporan yang sesuai dengan kebutuhan.


Metodologi Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mencari, mengumpulkan data serta mengolah informasi yang di perlukan yaitu sebagai berikut:

Metodologi Pengumpulan Data

  1. Observasi
    Merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan tinjauan langsung dengan melakukan pengamatan dan melaksanakan pencatatan sistematis terhadap unsur yang diteliti di PT. Furukawa Optical Solution Indonesia yang berlokasi Jl. Moh Toha Km 1 Kota Tangerang untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
  2. Wawancara
    Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan kepala bagian PPIC and Warehouse yaitu bapak Eko Rahadianto, ST tentang bagaimana prosedur stock saprepart yang berjalan saat ini masih terdapat kekurangan pada proses pencatatan keluar dan masuknya saprepart, penulis juga melakukan interview langsung kepada bagian admin warehouse tentang sistem stock sparepart yang sedang berjalan, apa saja yang menjadi kekurangan pada sistem tersebut, dan bagaimana langkah kedepannya untuk memperbaiki sistem tersebut, sehingga hasil dari penelitian ini dapat membantu kelancaran proses stock sparepart pada PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia.
  3. Studi Pustaka
    Pengumpulan data dengan membaca serta mempelajari dokumen-dokumen, literatur, jurnal dan buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian. Agar mendapatkan teori atau konsep yang dapat digunakan sebagai landasan teori dan kerangka pemikiran dalam penelitian, dan untuk mencari metodologi yang sesuai serta membandingkan antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan.


Metodologi Analisis

Setelah melakukan pengumpulan data-data yang diperoleh dalam penelitian kemudian diolah dan dianalisis. Metode analisis dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis SWOT dengan didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) terhadap PT. Furukawa Optical Solution Indonesia sehingga dapat membantu manajer dalam pembuatan suatu keputusan. Adapun alat bantu (tools) yang penulis gunakan di dalam melakukan analisa data adalah berupa Unified Modeling Language (UML), yang dibuat dengan menggunakan software Visual Paradigm for UML 8.0 Enterprise Edition.


Metode Perancangan

  1. Perancangan Model
    Didalam penelitian ini, penulis mengusulkan metode rancangan model yang berorientasi objek dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) 8.0 Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, dengan software Visual Paradigm.
  2. Bahasa Pemrograman
    Didalam penelitian ini, penulis mengusulkan metode rancangan bahasa pemrograman dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, pembuatan database pada MySQL, editor untuk pembuatan aplikasi penulis membuat dan membuat desain menggunakan aplikasi Adobe Dreamweaver CS 3, dan aplikasi penghubung yang menyambungkan PHP dan MySQL dengan Xampp.


Metode Pengujian (Testing)

Dalam Tugas Akhir ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya : fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.


Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini memberikan gambaran mengenai yang diteliti agar laporan dapat tersajikan dalam bentuk tertata rapi dan memenuhi standar penulisan naskah ilmiah. Adapun sistematika penulisan ini adalah, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah ruang lingkup, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori umum, teori khusus atau metode yang berhubungan tentang laporan keuangan yang dikutip dari berbagai referensi atau hasil riset yang didapat maupun media lain yang dapat menjadi masukan, serta literature review.

BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan gambaran umum instansi, sejarah singkat, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab serta analisis sistem yang berjalan dengan menggunakan tools UML (Unified Modeling Language) yang meliputi Use Case Diagram, Activity Diagram, Elisitasi tahap I, II, III dan Draf Final, perancangan dan implementasi aplikasi, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) yang diperlukan, sumber daya manusia, cara pengoperasian dan implementasi sistem yang diusulkan.

BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh penulis dari hasil penganalisisan pada bab-bab terdahulu dan saran yang akan diberikan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI


Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem
  2. Menurut Hartono (2013:9)[1], ”Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

    Menurut West Churchman dalam Krismiaji (2015:2)[2], berpendapat bahwa sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian komponen yang di koordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah serangkaian elemen yang saling berhubungan secara terorganisasi untuk mencapai serangkaian tujuan.

  3. Katrakteristik Sistem
  4. Menurut Mustakini dalam Magdalena (2013:09-25)[3], suatu sistem mempunyai karakteristik tertentu, yaitu : mempunyai komponen - komponen atau sub - subsistem, mempunyai batasan, mempunyai lingkungan luar yang mempengaruhi (environment), mempunyai penghubung dengan pengguna (user), dan mempunyai tujuan.

  5. Jenis-Jenis Sistem

Meskipun sistem memiliki bermacam-macam bentuk, sistem tersebut memiliki karakteristik yang universal. Menurut Krismiaji (2015:3)[2] konsep sistem mengelompokan sistem ke dalam 4 (empat) kelompok, seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. yaitu:

Gambar 2.1. Jenis-jenis Sistem
Sumber: Krismiaji (2015:3)[2]

  1. Sistem tertutup (closed system), Sistem yang secara total terisolasi dari lingkungannya. Tidak ada penghubung dengan pihak eksternal, sehingga sistem ini tidak memiliki pengaruh terhadap dan dipengaruhi oleh lingkungan yang berada diluar batas sistem. Sistem semacam ini hanya ada dalam teori saja, karena dalam kenyataan semua sistem berinteraksi dengan lingkungannya dengan caranya masing-masing.
  2. Sistem relatif tertutup (Relatively closed system), adalah sistem yang berinteraksi dengan lingkungannya secara terkendali. Sistem semacam ini memiliki penghubung yang menghubungkan sistem dengan lingkungannya dan mengendalikan pengaruh lingkungan terhadap proses yang dilakukan oleh sistem. Interaksinya berupa input jika input tersebut diperoleh dari lingkungan, dan output jika output tersebut ditujukan kepada pihak yang berada diluar sistem. Sistem yang dirancang dengan baik, akan membatasi, bukan mengeliminasi, pengaruh dari luar sistem.
  3. Sistem terbuka (Open system), adalah sistem yang berinteraksi dengan lingkungannya secara tak terkendali. Disamping memperoleh input dari lingkungan, dan memberikan output bagi lingkungan, sistem terbuka juga memperoleh gangguan, atau input yang tidak terkendali yang akan mempengaruhi proses dalam sistem. Sistem yang dirancang dengan baik dapat meminimumkan gangguan ini, dengan cara melakukan antisipasi terhadap kemungkinan munculnya gangguan dari lingkungan dan selanjutnya menciptakan proses dan cara-cara menanggulangi gangguan tersebut.
  4. Sistem umpan balik (Feedback Control system), adalah sistem yang menggunakan sebagian output menjadi salah satu input untuk proses yang sama di masa berikutnya. Sebuah sistem dapat di rancang untuk memberikan umpan balik guna membantu sistem tersebut untuk mencapai tujuannya. Salah satu contoh sistem yang dirancang untuk tujuan melakukan pengendalian adalah sistem pelaporan pertanggungjawaban, dimana sistem ini menghasilkan laporan pelaksanaan kegiatan yang berisi perbandingan antara target dengan realisasi kegiatan. Atas dasar informasi dalam laporan tersebut, manajmen dapat menggunakan sebagai umpan balik guna membuat rencana yang lebih baik di masa mendatang.


Konsep Dasar Data dan Informasi

  1. Definisi Data
  2. Menurut Sutarman (2012:3)[4], berpendapat bahwa “Data adalah fakta dari sesuatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, di mana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya”.

    Menurut Krismiaji (2015:14)[2], berpendapat bahwa “Data adalah fakta yang dimasukkan ke dalam, disimpan, diproses oleh sebuah sistem”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah fakta dari sesuatu, kejadian, aktifitas dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan dan disimpan berupa angka, tulisan, gambar, yang disimpan dan diproses oleh sebuah sistem.

  3. Definisi Informasi
  4. Menurut Sutarman (2012:14)[4], berpandapat bahwa “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.

    Menurut Maimunah dalam jurnal CCIT Vol. 5 No. 3 (2012:284)[5], berpendapat bahwa “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah sekumpulan fakta yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berguna bagi dalam pendukung pengambilan keputusan.

  5. Kualitas Informasi
  6. Menurut Krismiaji (2015:15)[2] kualitas suatu informasi tergantung dari 7 (tujuh) hal, antara lain sebagai berikut:

    1. Dapat dipercaya
      Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan atau bias dan secara akurat menggambarkan kejadian atau aktivitas organisasi.
    2. Tepat waktu
      Sebuah informasi yang disajikan pada saat yang tepat untuk mempengaruhi proses pembuatan keputusan.
    3. Relevan
      Sebuah informasi harus dapat menambah pengetahuan atau nilai bagi para pembuat keputusan, dengan cara mengurangi ketidakpastian, menaikan kemampuan untuk memprediksi, atau menegaskan / membenarkan ekspetasi semula.
    4. Lengkap
      Informasi yang lengkap adalah informasi yang mencantumkan seluruh informasi penting yang diperlukan oleh pengguna informasi dalam membuat keputusan.
    5. Mudah dipahami
      Sebuah informasi harus disajikan dalam format yang mudah dimengerti.
    6. Dapat diuji kebenarannya
      Informasi tersebut memungkinkan 2 (dua) orang yang kompeten untuk menghasilkan informasi yang sama secara independen.
  7. Nilai Informasi
  8. Menurut Sutarman (2012:14)[4] Nilai dari informasi ditentukan oleh 5 (lima) hal, antara lain sebagai berikut:

    1. Memperoleh pemahaman dan manfaat.
    2. Untuk mendapatkan pengalaman.
    3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.
    4. Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merfleksikan pengalaman masa lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer dari membuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.
    5. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.
  9. Ciri-ciri Informasi
  10. Menurut Yakub (2012:10)[6] Informasi dalam lingkup sistem informasi memiliki beberapa ciri yaitu sebagai berikut:

    1. Benar atau salah informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.
    2. Baru, informasi yang diberikan benar-benar baru bagi si penerima informasi.
    3. Tambahan, informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan bahan terhadap informasi yang telah ada.
    4. Korektif, informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.
    5. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.
  11. Jenis-jenis Informasi

Menurut Yakub (2012:15)[6], berpendapat bahwa “Informasi jika dilihat dari sifat dan sumbernya dapat dibedakan dari beberapa jenis. Jenis-jenis informasi tersebut dibedakan menjadi informasi manajerial, sumber dan rutinitas, serta fisik”.

  1. Informasi manajerial, yaitu informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.
  2. Sumber informasi, dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile) sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan manajerial tingkat atas.
  3. Informasi rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.
  4. Informasi fisik, dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksananya yang secara bersama-sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk, dan sistem informasi dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.


Konsep Dasar Sistem Informasi

  1. Definisi Sistem Informasi
  2. Menurut Tata Sutabri (2012:46)[7], berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

    Menurut Krismiaji (2015:16)[2], berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan memasukkan dan mengolah serta menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi merupakan sistem didalam suatu organisasi yang terdiri dari data yang saling berinteraksi untuk menyimpan, mengumpulkan, memproses, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  3. Komponen Sistem Informasi

Menurut Krismiaji (2015:16)[2] sebuah sistem informasi memiliki 8 (delapan) komponen sebagaimana terlihat pada Gambar 2.2. 8 (delapan) komponen tersebut adalah

Gambar 2.2. Komponen Sebuah Sistem Informasi
Sumber: Krismiaji (2015:16)[2]

  1. Tujuan
    Dalam setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan.
  2. Input
    Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam sistem.
  3. Output
    Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem disebut output. Output dari sebuah sistem yang dimasukkan kembali ke dalam sistem sebagai input disebut dengan umpan balik (Feedback). Output sebuah sistem informasi akuntansi biasanya berupa laporan keuangan dan laporan internal sebagai daftar umur piutang, anggaran, dan proyeksi arus kas.
  4. Penyimpanan data
    Data sering disimpan untuk dipakai lagi dimasa mendatang. Data yang tersimpan ini harus diperbarui (Updated) untuk menjaga keterkinian data.
  5. Pemroses
    Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan komponen pemroses. Saat ini sebagian besar perusahaan mengolah datanya dengan menggunakan komputer, agar dapat dihasilkan informasi secara cepat dan akurat.
  6. Instruksi dan prosedur
    Sistem informasi tidak dapat memproses data untuk menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur rinci. Perangkat lunak (software) komputer dibuat untuk menginstruksikan komputer melakukan pengolahan data. Instruksi dan prosedur untuk para pemakai komputer biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang disebut buku pedoman prosedur.
  7. Pemakai
    Orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut pemakai. Dalam perusahaan, pengertian pemakai termasuk didalamnya adalah karyawan yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan karyawan yang mengelola dan mengendalikan sistem.
  8. Pengamanan dan pengawasan
    Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem informasi harus akurat, bebas dari berbagai kesalahan, dan terlindung dari akses secara tidak sah. Untuk mencapai kualitas informasi semacam itu, maka sistem pengaman dan pengawasan harus dibuat melekat pada sistem.


Konsep Dasar Analisa Sistem

  1. Definisi Analisa Sistem
  2. Menurut Henderi dkk dalam jurnal CCIT. Vol. 4 No.3 (2011:322)[8], “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan.

  3. Tahap-Tahap Analisa Sistem
  4. Menurut Henderi dkk dalam jurnal CCIT Vol 4 No.3 (2011 : 322)[8], tahapan analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”.

    Menurut Kusrini dalam Nanda Herliana (2013:16)[9] Tahap analisa dilakukan setelah tahap perancanaan sistem dan sebelum desain sistem. Tahap analisa sistem merupakan tahap kritis dengan sangat penting karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan ditahap selanjutnya.

    Tahapan analisa sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, kerena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan ditahap selanjutnya. Tahap ini merupakan tahap yang mudah jika klien sangat paham dengan masalah yang dihadapi dalam organisasi dan tahu betul fungsional dari tahap yang paling sulit. Jika klien tidak bisa mengidentifikasi kebutuhan atau tertutup terhadap pihak luar yang ingin mengetahui detail-detail proses bisnis.

    Didalam tahap menulis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem, diantaranya adalah

    1. Indentify, yaitu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah.
    2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
    3. Analysis, yaitu melakukan analisa terhadap sistem.
    4. Report, yaitu membuat laporan dari hasil analisa yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
  5. Fungsi Analisa Sistem

Adapun fungsi dari analisa sistem adalah:

  1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai (user).
  2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.
  3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.
  4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistem.


Konsep Dasar UML (Unified Model Language)

  1. Definisi UML (Unified Model Language)
  2. Menurut Rosa (2013:133)[10], “Unified Modeling Language (UML) adalah salah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mengidentifikasi, requirement, membuat analisi & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”.

  3. Jenis-Jenis Diagram UML (Unified Modelling Language)
    1. Use Case Diagram
      Menurut Mahdiana Jurnal TELEMATIKA MKOM Vol. 3 No. 2 (2011:39)[11], “use case diagram adalah diagram yang menggambarkan sebuah sistem dari sudut pandang user, yang memperlihatkan hubungan-hubungan yang terjadi antara actors dengan use case dalam sistem”.
    2. Activity Diagram
      Menurut Murad dkk dalam Jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:53)[12], “activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses”.
    3. Sequence Diagram
      Menurut Simaremare dkk dalam Jurnal teknik POMITS Vol. 2 No. 3 (2013:471)[13], sequence diagram adalah suatu diagram yang memperlihatkan / menampilkan interaksi-interaksi antar objek di dalam sistem yang disusun pada sebuah urutan atau rangkaian waktu. Interaksi antar objek tersebut termasuk pengguna, display, dan sebagainya berupa “pesan / message”.
    4. Class Diagram
      Menurut Mahdiana dalam Jurnal TELEMATIKA MKOM Vol.3 No .2 (2011:39)[11], class diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansi akan menghasilkan sebuah obyek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class diagram menggambarkan keadaan (atribut / properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode / fungsi).
  4. Manfaat UML (Unified Modeling Language)

UML (Unified Modeling Languange) biasa digunakan untuk :

  1. Menggambarkan batasan sistem dan fungsi-fungsi sistem secara umum, dibuat dengan usecase dan actor.
  2. Menggambarkan kegiatan atau proses bisnis yang dilaksanakan secara umum, dibuat dengan interaction diagram.
  3. Menggambarkan reresentasi struktur static sebuah sistem dalam bentuk class diagram.
  4. Membuat model behavior “yang menggambarkan kebiasaan atau sifat sebuah sistem” dengan state transition diagram.
  5. Menyatakan arsitektur implementasi fisik menggunakan component dan development diagram.


Konsep Dasar Analisis SWOT

  1. Definisi Analisis SWOT
  2. Menurut Rangkuti (2011:199)[14], penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

    1. Kuadran 1
      Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).
    2. Kuadran 2
      Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).
    3. Kuadran 3
      Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.
    4. Kuadran 4
      Ini merupakan situasai yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
  3. Tujuan Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011:197)[14], tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi.


Konsep Dasar Blackbox Testing

  1. Definisi Blackbox Testing

Menurut Budiman (2012:4)[15], “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.”

Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
  2. Kesalahan interface.
  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
  4. Kesalahan performa.
  5. kesalahan inisialisasi dan terminasi.


Konsep Dasar Adobe Dreamweaver

  1. Definisi Adobe Dreamweaver
  2. Menurut Sibero (2013:384)[16], adobe Dreamwaver CS3 adalah suatu produk Web Developer yang dikembangkan oleh Adobe System Inc. Sebelumnya produk Dreamweaver dikembangkan oleh Macromedia Inc. yang kemudian sampai saat ini pengembangaannya diteruskan oleh Adobe System Inc.Setelah diambil oleh Adobe Systems Inc, dreamweaver dikembangkan dan dirilis dengan kode nama Creative Suit (CS).

  3. Ruang Kerja Adobe Dreamweaver

Menurut Sibero (2013:384)[16], “ruang kerja atau workspace adalah bagian keseluruhan tampilan Adobe Dreamweaver.

Gambar 2.3. Ruang Kerja Adobe Dreamweaver CS3

Ruang kerja Dreamweaver terdiri dari Welcome Screen, Menu, Insert Bar, Document Window, CSS Panel, Aplication Panel, Tag Inspector, Property Inspector, Result Panel, dan Files Panel. Masing-masing dari komponen tersebut memiliki fungsi dan aturan. Berikut di bawah ini penjelasannya:

  1. Document Window, berfungsi menampilkan dokumen yang sedang dikerjakan.
  2. Insert Bar, mengandung tombol-tombol untuk menyisipkan berbagai macam objek seperti image, table dan layer ke dalam dokumen.
  3. Document Toolbar berisikan tombol-tombol dan menu pop-up yang menyediakan tampilan berbeda dari Document Window.
  4. Panel Groups adalah kumpula panel yang saling berkaitan satu sama lainnya yang dikelompokkan dibawah satu judul.
  5. Tag Selector berfungsi menampilkan hirarki tag disekitar pilihan yang aktif pada Design View.
  6. Property Inspector digunakan untuk melihat dan mengubah berbagai property objek atau teks
  7. Files Panel digunakan untuk mengatur file-file dan folder-folder yang membentuk situs.


Konsep Dasar Database

  1. Definisi Database
  2. Menurut Rahardja dkk dalam jurnal CCIT Vol 4 No.3 (2011:238)[17], "database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu."

    Menurut Helmi Kurniawan dan Iwan Fitrianto Rahmad dalam jurnal CCIT Vol 5 No.2 (2012:193)[18] “database atau basis data terdiri dari semua fakta yang diperlukan, dimana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi informasi dari basis data tersebut.

  3. Jenis Database Yang Digunakan
  1. Web server
    Menurut Sibero (2013:11)[16], web server adalah sebuah komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Secara bentuk fisik dan cara kerjanya, perangkat keras web server tidak berbeda dengan komputer rumah atau PC, yang membedakan adalah kapasitan dan kapabilitasnya. Perbedaan tersebut dikarenakan web server bekerja sebagai penyedia layanan yang dapat diakses oleh banyak pengguna, sehingga dibutuhkan kapasitas dan kapabilitas yang besar dibandingkan PC. Dukungan perangkat lunak sangat dibutuhkan agar web server dapat berjalan secara optimal.
  2. XAMPP
    Menurut Ginting (2013:11)[19], XAMPP adalah perangkat lunak gratis yang mendukung banyak sistem operasi dan merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang terdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penterjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public Licence dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis. Mengenal bagian XAMPP yang biasa digunakan pada umumnya:
    • Htdoc adalah folder tempat meletakkan berkas-berkas yang akan dijalankan, seperti berkas PHP, HTML dan script lain.
    • Php MyAdmin merupakan bagian untuk mengelola basis data MySQL yang ada dikomputer. Untuk membukanya, buka browser lalu ketik kan alamat http://localhost/phpMyAdmin, maka akan muncul halaman php MyAdmin
    • Gambar 2.4. Tampilan php MyAdmin

    • Control Panel yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP. Seperti menghentikan (stop) layanan ataupun memulai (start).
  3. PHP (PHP Hypertext Preprocessor)

    Menurut Sibero (2011:49)[16], berpendapat bahwa “PHP adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan baris kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat baris kode dijalankan atau sering disebut suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau yang juga dikenal dengan istilah Open Source yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhannya”.

    Menurut Saputra (2012:5)[20], PHP merupakan bahasa Server Side Scripting, dimana PHP selalu membutuhkan web server dalam menjalankan aksinya. Secara prinsip, server akan bekerja apabila ada permintaan dari client, yaitu kode-kode PHP. Client tersebut akan dikirimkan ke server, kemudian server akan mengembalikan pada halaman sesuai instruksi yang diminta. Berikut adalah uraian per pointnya :

    Gambar 2.5. Cara Kerja PHP

    • Server membaca permintaan dari client/browser.
    • Kemudian dilanjutkan untuk mencari halaman/page pada server.
    • Server melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.
    • Selanjutnya hasil modifikasi tersebut akan dikembalikan kepada client / browser.
    • PHP digunakan untuk membuat aplikasi web.
  4. MySQL

    Menurut Budi Raharjo (2011:22)[21], dalam menjalan MySQL diperlukan berbagai perintah untuk membuat suatu database, berikut ini disebutkan beberapa perintah dasar dalam menggunakan MySQL. Untuk menjalankan MySQL pertama kali cukup dengan mengetikkan mysql pada Command Prompt. Perintah-perintahnya adalah sebagai berikut:

  • Menampilkan database : SHOW DATABASE;
  • Membuat database baru : CREATE DATABASE database;
  • Memilih database yang akan digunakan : USE database;
  • Menampilkan tabel : SHOW TABLE;
  • Membuat tabel baru: CREATE TABLE (field spesifikasi_field,...);
  • Menampilkan struktur tabel: SHOW COLUMNS FROM tabel atau DESCRIBE tabel;
  • Mengubah struktur tabel: ALTER TABLE tabel Jenis_Pengubahan;
  • Mengisikan data: INSERT INTO table (kolom1, ) VALUES („data_kolom1,); atau INSERT INTO table SET kolom1 = „data_kolom1, ;
  • Menampilkan data: SELECT kolom FROM tabel WHERE kriteria ORDER BY kolom atau SELECT * FROM tabel;
  • Mengubah data: UPDATE tabel SET kolom = pengubahan_data WHERE kriteria;
  • Menampilkan data dengan kriteria tertentu: SELECT kolom1,... FROM table WHERE kriteria;
  • Menghapus data: DELETE FROM tabel WHERE kriteria;
  • Menghapus tabel: DROP tabel;
  • Menghapus database: DROP database;
  • Keluar dari MySQL: QUIT; atau EXIT;


Konsep Dasar Elisitasi

  1. Definisi Elisitasi
  2. Menurut Rahardja, dkk dalam Jurnal CCIT Vol. 04 NO.3 (2011:302)[17] “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.”

  3. Tahap-Tahap Elisitasi

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I
    Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi Tahap II
    Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI:
    • M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    • D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    • I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi Tahap III
    Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:
    • T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?
    • O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?
    • E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    • High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.
    • Middle (M): Mampu dikerjakan.
    • Low (L): Mudah dikerjakan.
  4. Final Draft Elisitasi
    Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.


Teori Khusus

Konsep Dasar Warehouse Management System (WMS)

  1. Definisi Warehouse Management System (WMS)
  2. Wikipedia [22] mendefinisikan Warehouse Management System atau sistem Manajemen pergudangan merupakan kunci utama dalam supply chain (rantai pasok), dimana yang menjadi tujuan utama adalah mengontrol segala proses yang terjadi didalamnya seperti shipping (pengiriman), receiving (penerimaan), Putaway (penyimpanan), move (pergerakan) dan picking (pengambilan).

  3. Keuntungan penerapan Warehouse Management System (WMS)
    1. Speed up handling process
      Penerapan WMS pada suatu pergudangan dapat mempercepat lead time process yaitu dengan adanya proses yang dilakukan secara komputerisasi atau otomatis yang sebelumnya harus secara manual dan dilakukan banyak orang.
    2. Ensure Accurate Inventory data;;
      Dengan WMS kita mengetahui semua transaksi inventory dan jumlah stock dengan lebih cepat dan akurat dalam waktu kapanpun (
      real time).
    3. Optimize Your Warehouse Layout dan Space Utilization
      Dengan WMS, kita dapat mengatur lokasi penyimpanan barang dengan optimal. Jumlah tipe barang yang akan masuk ke gudang akan dapat diatur penyimpanannya dengan tool yang ada dalam sistem
  4. Fitur Standar Warehouse Management System (WMS)

Fasilitas ideal yang disediakan oleh Warehouse Management System seperti Receiving and Putaway, Dispacthing, Stock Take dan Reporting. Berikut penjelasannya :

  1. Receiving and Putaway
    Proses Receiving and Putaway dimulai ketika barang datang ke gudang. Secara fisik barang yang datang harus dimasukkan ke dalam sistem WMS, sehingga database barang di gudang akan terupdate. Prinsip utamanya adalah kesesuaian fisik yang datang dengan kebutuhan di gudang, sehingga menghindari terjadinya selisih stock pada saat melakukan cycle count atau stock opname. Setelah fisik barang diterima, selanjutnya fisik barang tersebut harus diletakkan pada lokasi tertentu di gudang (Putaway). Proses Putaway ini sangat penting untuk mengetahui informasi dimana barang yang diterima diletakkan serta bisa mensupport sistem FIFO / FEFO (First In First Out / First Expired First Out).
  2. Dispatching
    Proses dispatching ini berfungsi sebagi pendukung operasional pengeluaran barang dari gudang (picking dan delivery barang) atas barang-barang yang akan dikirimkan ke outlet-outlet atau kepada customer. Pencarian lokasi atas barang-barang yang akan di picking akan dipermudah melalui adanya informasi pada WMS.
  3. Stock Take/Stock opname
    Stock take dilakukan untuk melakukan penyesuaian stock fisik dan stock komputer sehingga tingkat persediaan yang berhubungan dengan biaya persediaan pada sebuah gudang sesuai dengan keadaan fisik. Stock take sendiri merupakan satu aktifitas yang menyedot kapasitas dan sangat menguras waktu dari operator gudang. Tidak jarang proses stock take dilakukan dengan melibatkan banyak personil gudang, dilakukan penghitungan 1, penghitungan 2 dan seterusnya untuk memastikan barang secara fisik ada di dalam gudang. WMS sudah memudahkan dengan informasi detail setiap barang dan lokasi, sehingga operator cukup mudah untuk melakukan stock take.
  4. Reporting
    Fitur reporting adalah fitur pendukung yang cukup vital. Laporan yang tersedia pada WMS harus mampu menjelaskan banyak hal kepada pemilik barang, laporan ini juga harus valid dan bisa tersedia sewaktu-waktu dimana sebuah keputusan harus ditunjang oleh adanya data historis masa lalu. Fitur reporting ini menurut saya menjadi titik vital pentingnya ada sebuah WMS pada gudang.


Literature Review

Menurut Mulyandi (2013:17-153)[23], berpendapat bahwa “Penelitian sebelumnya literature review merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian”.

Adapun beberapa studi pustaka yang berhubungan dengan topik penelitian ini antara lain:

  1. Penelitian Tugas Akhir di AMIK Raharja Informatika yang dilakukan oleh Ahmad Habibi (2014)[24], dengan judul penelitian “Perancangan Sistem Informasi Inventory Control Pada Depot Mesran Harapan Maju”. Penelitian tersebut menghasilkan aplikasi Inventory Control. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Habibi masih diperlukan adanya penambahan fasilitas pada program untuk menunjang kinerja sistem tersebut agar dapat bekerja lebih produktif dengan menerapkan pemrograman berbasis WEB pada sistem inventory control.
  2. Penelitian Skripsi di STMIK Raharja yang dilakukan oleh Khanna Tiara (2013)[25], dengan judul penelitian “Sistem Monitoring Inventory Control Pada Cv. Cihanjuang Budi Jaya” Penelitian tersebut menghasilkan aplikasi sistem monitoring inventory control. Namun dalam penelitian yang dilakukan Khanna Tiara masih perlu dibuatkan minimal stok dan maksimal yang sesuai dengan tingkat frekuensi penjualan setiap barang.
  3. Penelitian Skripsi di STMIK Raharja yang dilakukan oleh Ahmad Palda Jaya Saputra (2014)[20], dengan judul penelitian “Perancangan Sistem Quality Control Berbasis Web Pada PT. Makmur Jaya Saputra Perkasa” Penelitian tersebut menghasilkan aplikasi sistem quality control terdapat pengolahan data barang dalam bentuk grafis. Namun dalam penelitan yang dilakukan Ahmad Palda Jaya Saputra terdapat kekurangan sistem yaitu pengolahan data barang hanya dalam bentuk grafik dan diagram. Untuk itu pada penelitian ini dimana aplikasi sistem quality control pengolahan data barang tidak hanya dalam grafik tetapi dalam bentuk tabel.
  4. Penelitian Skripsi di STMIK Raharja yang dilakukan oleh Irvan Nurseha (2014)[26], dengan judul penelitian “Perancangan Sistem Informsi Quality Control Stock Expired Di PT. Catur Sentosa Anugerah” Dalam penelitian tersebut pembuatan laporan stok kadaluarsa masih menggunakan aplikasi sederhana yaitu Ms. Excel sehingga terkadang ada kesalahan dalam perselisihan stok kadaluarsa. Penelitian tersebut menghasilkan aplikasi sistem informsi quality control stock expired yang dapat menghasilkan informasi sesuai dengan kebutuhan user.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Wien Dwi Andonoputro (2013)[27], Penelitian ini berjudul “Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Quality Control Pada PT. Industri Jamu Borobudur Semarang”. PT. Industri Jamu Borobudur Semarang merupakan sebuah perusahaan yang menghasilkan produk M-Kapsul, Si Putih, Darsi, Sendi Cream, Susut Perut, Tongli, Kensi, Dara Cream, dan banyak lainnya. Proses quality control di PT. Indusri Jamu Borobudur Semarang masih menggunakan Microsoft Excel untuk menganalisa pengendalian mutu sehingga masih banyak ditemukan kelemahan-kelemahan dalam membandingkan standart bahan dengan hasil pengujian sehingga menyebabkan proses produksi menjadi lama dan tingkat kesalahanpun sangat tinggi. Dengan dibangun perancangan sistem informasi quality control sehingga dalam penanganan hasil inspeksi bisa lebih cepat tinggi, bisa lebih cepat tepat dan status Release atau Reject yang didapatkan valid. Memberikan beberapa macam infromasi yaitu Informasi group digunakan untuk mengklarifikasikan atau mengelompokkan suatu bahan, Infromasi bahan digunakan untuk material bahan, informasi parameter berguna untuk tolak ukur suatu bahan dan informasi inspeksi/quality control, digunakan untuk menampuk hasil dari proses inspeksi.


BAB III

PEMBAHASAN


Gambaran Umum Perusahaan

PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan hasil produksinya yaitu kabel fiber optic yang terletak di wilayah Kota Tangerang. Untuk menghasilkan kabel fiber optic dengan kualitas terbaik, maka PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia mendapat komposisi bahan baku natural fiber dari PT. Furukawa Electric yang berada di Jepang, sehingga fiber optic yang dihasilkan benar-benar terjaga kualitasnya. Kelebihan yang mendukung pada perusahaan ini adalah kualitas natural fiber yang sangat baik dan memiliki teknologi produksi kabel fiber optic yang terbaru, serta memilki quality assurance system. Saat ini kebutuhan kabel fiber optic sangat banyak penggunaanya karena merupakan teknologi yang memiliki kecepatan transmisi sangat tinggi sehingga merupakan primadona sebagai media transmisi, dan PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia memiliki kredibilitas sangat baik dalam produksi kabel fiber optic di Indonesia dan Asia Tenggara.

Adapun visi dan misi PT Furukawa Optical Solutions Indonesia, adalah :

  1. Visi
    Kami memproduksi dan memasok kabel-kabel optik berkualitas tinggi, dengan efisiensi yang tinggi dan harga yang bersaing, untuk kepuasan seluruh pelanggan kami, serta menjamin kepentingan para pegawai, penanam saham dan masyarakat.
  2. Misi
    1. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan berkomunikasi yang berkualitas baik di dalam lingkungan perusahaan ataupun dengan pelanggan atau pemasok untuk lebih meningkatkan sistem mutu demi kepuasan pelanggan yang sempurna.
    2. Berusaha mendorong para pemasok dan pelanggan untuk turut terlibat dalam kegiatan-kegiatan sistem manajemen mutu kami.
    3. Pelaksanaan yang mendalam dan peningkatan sistem mutu secara terus menerus dengan efisiensi dan kecepatan kerja, di dalam suasana kerja yang bersih, aman, dan sehat.
    4. Pelatihan yang efektif untuk pemahaman yang lengkap dari peranan dan tugas tanggung jawab masing-masing di dalam sistem mutu, dan meningkatkan rasa tanggap untuk mencegah kerusakan-kerusakan dan atau kecelakaan.
    5. Pemantauan terus menerus dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan sistem manajemen mutu demi terjaganya mutu produk.

Untuk menghasilkan kabel yang berkualitas, perusahaan memerlukan bahan baku yang dipasok oleh beberapa supplier diantaranya perusahaan yang bekerja sama dengan PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia antara lain:

  1. PT. Furukawa Electric Jepang dan Singapore
  2. PT. Yang Mandiri Utama Sukses
  3. PT. Walsin Lippo Industri
  4. PT. Teijin Aramid Asia
  5. PT. Tanko Prima
  6. PT. Trycera Centro Chemindo
  7. PT. Shanghai Wangxun New Material
  8. PT. Prysmian Cables Indonesia
  9. PT. OST Fibre Industries
  10. PT. Momentive UV Coatings
  11. PT. Langgeng Baja Pratama
  12. PT. JC. International Corp
  13. PT. JC. Com Corp
  14. PT. Hapete
  15. PT. Du Pont China
  16. PT. BASF South East Asia PTE LTD


Sejarah Singkat Perusahaan

Pada Mei 2001, mengingat pertumbuhan yang cepat dari kabel serat optik di Indonesia dan Asia Tenggara. Furukawa Elektric Company memutuskan untuk mendirikan sebuah Perusahaan Joint Venture dengan PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation untuk membangun PT. Furukawa Supreme Optical Cable. Dengan akta Notaris Nomor 75 yang dikeluarkan oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito,SH. Lokasi perusahaan saat ini terletak pada Jalan Moh Toha KM 1 Tangerang dengan pembagian sahamnya terdiri dari 90% Furukawa Electric Company dan 10% Supreme Cable Manufacturing Corporation.

Pada November 2001, Furukawa Electric Company berhasil membuat varian baru fiber optic yang disebut seri G655. Keberhasilan membuat varian baru menambah keunggulan dan merupakan kekayaan intelektual dalam persaingan pembuatan dan penjualan kabel serat optik di dunia.

Pada Juni 2008, kerjasama antara Furukawa Electric Company dengan PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation berakhir, dengan membeli seluruh sahamnya dari PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation.

Saat ini Furukawa bekerja sama dengan OFS dan Fitel Ltc, dengan kepemilikan saham 99% Furukawa bekerja sama dengan OFS dan 1% dimiliki oleh OFS dan Fitel Ltc. Dikarenakan saham mayoritas dimiliki oleh Furukawa, maka nama perusahaan diubah menjadi Furukawa Optical Solutions Indonesia. Perubahan nama perusahaan ini mendukung misi baru yang akan dijalankan, yaitu untuk menjadi solusi jaringan di industri telekomunikasi. Bisnis ini telah diperluas tidak hanya berurusan dengan kabel optik, tetapi juga menyediakan produk-produk terkait untuk mendukung solusi jaringan, seperti Fiber To The Home (FTTH), aksesoris dan lainnya.

PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia didukung sepenuhnya oleh Furukawa Electric Company dalam pemeliharaan produk yang berkualitas tinggi teknologi dan perkembangan pengetahuan fiber optic yang terbaru dan produk terkait halnya untuk telekomunikasi. Dengan sistem jaminan kualitas dari Furukawa Electric Company. PT. Furukawa Optical Solutions Indnesia berkomitmen untuk dapat memberikan produk yang berkulitas, tepat waktu dan harga yang sangat kompetitif.

Selain itu, untuk menjaga posisi pasar, PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia selalu berusaha memperbarui kualitas dan harga sesuai dengan permintaan pelanggan. Pada umumnya pelanggan PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi.

Beberapa contoh pelanggan kabel fiber optic yang menggunakan hasil produksi PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia antara lain: PT. Telkom, PT. Indosat, PT. First Media, PT. Lintasarata, dan lain-lain. PT Furukawa Optical Solutions Indonesia berkembang dengan sangat pesat karena telah dipercaya oleh berbagai pelanggan mampu menghasilkan kabel fiber optic dengan kualitas terbaik saat ini. Kepuasan dari pelanggan menjadi prioritas utama PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia yang mulai dengan pemilihan fiber yang baik dan mengakhirinya dengan kabel yang berkualitas terbaik saat ini.

Didukung dengan penerapan sistem ISO 9001:2000 yang dimulai Tahun 2002 dengan nomor sertifikat Q55782. ISO merupakan standar sistem manajemen mutu yang diakui secara Internasional Organization Of Standardization (IOS) yang berkantor pusat di Genewa, Swiss.


Struktur Organisasi Perusahaan

Berikut adalah bagan struktur organisasi PT. Furukawa Optical Solution Indonesia :

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Furukawa Optical Solution Indonesia

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Factory PT. Furukawa Optical Solution

Tugas dan Tanggung Jawab

  1. President Director

    Bertugas :

    1. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan dan mengkoordinir semua departemen.
    2. Menunjuk dan mengangkat semua personel untuk tugas atau jabatan sesuai dengan struktur organisasi.
    3. Menandatangani sertifikat mutu.
    4. Apabila berhalangan dapat menunjuk operational director untuk mewakili penandatanganan sertifikat mutu.
  2. Operational Director

    Bertugas :

    1. Merupakan wakil presiden director
    2. Membantu president director dalam mengerjakan tugasnya.
    3. Mengontrol dan menjamin stabilitas operational perusahaan.
    4. Mengetahui dan bertanggung jawab secara umum semua aktifitas operational.
  3. Factory Manager

    Bertugas :

    1. Mengontrol seluruh kegiatan pabrik.
    2. Bertanggung jawab dalam hal pengawasan kebenaran, ketepatan, dan kualitas produksi secara terus menerus.
    3. Memberikan tugas kepada kepala departemen.
  4. PPIC Manager

    Bertugas :

    1. Bertanggung jawab atas pembuatan master schedule produksi.
    2. Bertanggung jawab atas stok serta planning produksi.
  5. PPIC Supervisor

    Bertugas :

    1. Bertanggung jawab dalam memastikan pemakaian material.
    2. Menentukan jumlah serta spesifikasi material yang akan dipakai.
  6. Warehouse Controller

    Bertugas :

    1. Mengontrol material bahan baku yang akan dipakai untuk proses produksi.
    2. Bertanggung jawab atas pendokumenan administrasi MR (Material Received) dan BPB (Bon Pengambilan Barang)
    3. Bertanggung jawab atas pendokumenan administrasi dan kearsipan gudang.
    4. Pengecekan stock yang ada di gudang sesuai dengan data yang ada perharinya.
    5. Melakukan inventory yang ada di gudang secara berkala setiap bulannya.
  7. PPC (Planning Production Control)

    Bertugas :

    1. Pembuatan rencana produksi perharinya.
    2. Menentukan bahan baku yang akan dipakai dan set supply material yang akan digunakan
    3. Pembuatan BPB (Bon Pemakaian Barang) untuk proses produksi.


Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

  1. Prosedur Barang Masuk
    1. Bagian warehouse controller akan menerima barang beserta surat jalan dari supplier dan akan mengisi form MR (Material Received) dan menyimpan barang digudang setelah itu melakukan pemeriksaan berkala dan membuat laporan stock dan memberikannya kepada pimpinan.
  2. Prosedur barang Keluar
    1. Bagian Produksi mengisi form Bon Part dan memberikannya kepada warehouse controller.
    2. Warehouse controller akan memeriksa stock barang digudang berdasarkan bonpart yang diterima, jika stock barang masih tercukupi maka barang yang diminta akan dikeluarkan dari gudang dan mengupdate kartu stock, jika barang yang diminta sudah min. stock warehouse controller akan membuat PR (Purchasing Requestion) dan memberikannya kepada bagian purchasing.

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Usecase Diagram Sistem Berjalan

  1. Usecase Diagram Barang Masuk

    Gambar 3.3. Usecase Diagram Sistem barang masuk

    Berdasarkan gambar 3.3. Usecase diagram diatas terdapat:

    1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan yang sedang berjalan.
    2. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan yaitu warehouse controller dan pimpinan.
    3. 6 (enam) usecase yang dilakukan oleh actor yaitu : Terima barang dan surat jalan, isi form MR (Material Received), simpan barang, melakukan pemeriksaan berkala, membuat laporan stock dan menerima laporan stock.
  2. Usecase Diagram Barang Keluar

    Gambar 3.4. Usecase Diagram Sistem Barang Keluar

    Berdasarkan gambar 3.4. Usecase diagram diatas terdapat:

    1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan yang sedang berjalan.
    2. 3 (tiga) actor yang melakukan kegiatan yaitu produksi dan warehouse controller dan purchasing.
    3. 2 (dua) Include yaitu : Buat PR (Purchasing Requestion)
    4. 5 (lima) usecase yang dilakukan oleh actor yaitu : Isi BonPart, terima bonpart, memeriksa stock, mengeluarkan barang, update kartu stock.


Activity Diagram Sistem Berjalan

  1. Activity Diagram Barang Masuk

    Gambar 3.5. Activity Diagram Barang Masuk

    Berdasarkan gambar 3.5. Activity diagram diatas terdapat:

    1. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.
    2. 2 (dua) vertical swimlane yaitu warehouse controller dan pimpinan.
    3. 6 (enam) action yang menunjukan semua aliran kegiatan yaitu: Terima barang dan surat jalan, isi form MR (Material Received), menyimpan barang, melakukan pemeriksaan berkala, membuat laporan stock, menerima laporan stock.
    4. 1 (satu) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan.
  2. Activity Diagram Barang Keluar

    Gambar 3.6. Activity Diagram Barang Keluar

    Berdasarkan gambar 3.6. Activity diagram diatas terdapat:

    1. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.
    2. 3 (tiga) vertical swimlane yaitu: produksi, warehouse controller dan purchasing.
    3. 6 (enam) action yang menunjukan semua aliran kegiatan yaitu: Isi bonpart, terima bonpart, buat PR (Purchasing Requestion), terima PR (Purchasing Requestion), mengeluarkan barang, update kartu stock.
    4. 1 (satu) decision node untuk pemilihan kondisi.
    5. 2 (dua) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan.


Sequence Diagram Sistem Berjalan

  1. Sequence Diagram Barang Masuk

    Gambar 3.7. Sequence Diagram Barang Masuk

    1. 2 (dua) actor yaitu : warehouse controller dan pimpinan.
    2. 4 (empat) Lifeline yaitu: Barang & surat jalan, MR (Material Received), barang dan laporan stock.
    3. 6 (enam) Message yaitu : Terima barang dan surat jalan, isi form MR (Material Received), menyimpan barang, melakukan pemeriksaan berkala, membuat laporan stock, menerima laporan stock.
  2. Sequence Diagram Barang Keluar

    Gambar 3.8. Sequence Diagram Barang Keluar

    Berdasarkan gambar 3.8. Sequence diagram diatas terdapat:

    1. 3 (tiga) actor, yaitu : produksi, warehouse controller dan purchasing.
    2. 5 (lima) Lifeline, yaitu: Bonpart, PR (Purchasing Requstion), Stock, Barang dan kartu stock.
    3. 8 (delapan) Message yaitu : Isi bonpart, terima bonpart, buat PR (Purchasing Requestion), terima PR (Purchasing Requestion), mengeluarkan barang, update kartu stock.


Analisis Sistem Yang Berjalan

Metode Analisis Sistem

  1. Analisis SWOT

    Bedasarakan sistem yang berjalan di PT. Furukawa Optical Solution Indonesia penyusun melakukan penelitian analisis. Analisis ini digunakan untuk mencari strategi dengan menggunakan kekukuatan/strengths, peluang/opportunities, kelemahan/weaknesess, dan ancaman/threats (SWOT).

    Analisis ini juga untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan/strenghts yang ada untuk manfaat peluang/opportunities (strategi S-O) yang tersedia di PT. Furukawa Optical Solution Indonesia serta menggunakan kekuatan/strenghts yang dimiliki untuk mengatasi ancaman/threats (strategi S-T) yang ada di PT. Furukawa Optical Solution Indonesia.

    Selain itu analisis ini untuk mengurangi kelemahan/weaknesess yang dimiliki dalam meraih peluang/opportunities (strategi W-O) serta mengatasi ancaman/threats (strategi W-T) yang ada di PT. Furukawa Optical Solution Indonesia. Berikut tabel analisis SWOT.

    Tabel 3.1. Analisis SWOT

    Hasil dari analisis SWOT diatas dapat teridentifikasinya kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dipengaruhi oleh fakrtor internal maupun eksternal organisasi, dengan demikian dapat disimpulkan strategi yang dapat diciptakan sebagai berikut:

    1. Memanfaatkan teknologi informasi untuk menghindari terjadinya human error.
    2. Meningkatkan sosialisasi pemanfaatan teknologi informasi untuk kepentingan proses bisnis.
    3. Memanfaatkan sistem informasi untuk meminimalisasikan human error.
    4. Menginstall anti virus.
    5. Menciptakan aplikasi reporting tentang stock barang yang sesuai dengan kebutuhan user.


Analisis Masukan

Analisa masukan adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan terhadap semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga menghasilkan proses dan kemudian akan ada hasil dari sebuah proses itu sendiri. Data persediaan barang masuk didapat ketika supplier memberikan barang dan surat jalan kepada bagian gudang.

  1. Nama masukan : Barang masuk dan barang keluar
  2. Fungsi: Sebagai bukti pendataan barang masuk dan barang keluar
  3. Sumber : Petugas mendata barang masuk dan barang keluar
  4. Keterangan: Berisi daftar barang masuk dan barang keluar


Analisis Proses

Analisa proses adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada proses sebagai suatu hasil respect balik karena adanya data input di dalam proses inilah semua data atau informasi yang masuk akan diolah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.

  1. Nama proses : Pendataan barang masuk dan barang keluar
  2. Masukan : Form MR (Material Received) dan Form BPB/BonPart (Bon Pengambilan Barang)
  3. Keluaran : Laporan stock card sparepart warehouse
  4. Ringkasan proses : Proses ini menginput pendataan barang masuk dan barang keluar dari form yang sudah tersedia

Adapun penjelasan lebih rinci mengenai Analisa proses yang sedang berjalan digambarkan dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML).


Analisis Keluaran

Analisa keluaran adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada hasil dari keseluruhan proses yang terjadi dari mulai penginputan data sampai terjadi proses pengolahan data melalui sistem pengolahan data yang ada. Dan juga melalui proses pengecekan kembali data-data yang ada bila terjadi kesalahan atau data kurang lengkap, yaitu:

  1. Laporan Stock
    Berupa laporan pendataan barang-barang yang masuk dan keluar selama 1 (satu) bulan.


Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

  1. Spesifikasi Hardware
    1. Processor : Intel (R) Pentium (R) CPU [email protected] GHz
    2. Monitor : LED 16.0 ”
    3. RAM : 2048 MB
    4. Harddisk : 320 GB
  2. Perangkat Lunak (Software)
    1. Microsoft Windows 7
    2. Microsoft Office 2007
  3. Hak Akses (Brainware)

    Untuk mengoperasikan perangkat sistem ini dapat dilakukan langsung oleh 1 (satu) admin warehouse controller yang bertindak langsung sebagai user.


Permasalahan Yang Dihadapi dan Solusi Yang Diberikan

  1. Permasalahan Yang Dihadapi

    Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti, sistem serta proses stock sparepart yang sedang berjalan saat ini di PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia sudah berjalan baik namun masih membutuhkan waktu yang lama yaitu petugas gudang setiap saatnya harus mengontrol jumlah barang yang ada di gudang, jika persediaan yang ada jumlahnya berbeda dengan data yang tersedia maka petugas gudang harus membuat BPB (Bon Pengambilan Barang). Sedangkan penyajian data laporan stock control material harus selalu update dengan persediaan fisiknya. Disamping itu, pencatatan data stock saprepart masih menggunakan Microsoft Excel yang menyebabkan sering terjadinya salah pencatatan dan memerlukan waktu yang lama karena harus banyak membuka data yang lain.

  2. Solusi Yang Diberikan

    Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalah yang terjadi dalam sistem yang berjalan, penulis mendapatkan solusi dari permasalahan yang ada yaitu membuat aplikasi Warehouse Management System (WMS) yang mudah dioperasikan, dapat dengan cepat menghasilkan laporan, terdapatnya media penyimpanan data sehingga data yang ada tidak akan hilang.


User Requirement

Elisitasi Tahap I

Setelah melakukan observasi dan wawancara terhadap stakeholder, maka didapat beberapa poin yang dibutuhkan untuk membangun sebuah sistem yang diinginkan, kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam Elisitasi Tahap I sebagai berikut :

Tabel 3.2. Elisitasi Tahap I



Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.

  1. (M) pada MDI itu artinya Mandatory
    Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
  2. (D) pada MDI itu artinya Desirable
    Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.
  3. (I) pada MDI itu artinya Inessential
    Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II


Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.

  1. (T) artinya Technical,
    maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
  2. (O) artinya Operasional,
    maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
  3. (E) artinya Ekonomi,
    maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut :

  1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
  2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
  3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III


Elisitasi Final

Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Tabel 3.5. Elisitasi Final


Rancangan Sistem Usulan

Untuk menganalisa sistem yang diusulkan, pada penelitian ini digunakan Software Visual Paradigm for UML 8.0. Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram.


Prosedur Sistem Usulan

Sistem usulan yang akan dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut:

  1. Admin
    1. Admin melakukan login sistem.
    2. Admin membahkan user Warehouse Controller.
    3. Admin membahkan user pimpinan.
    4. Admin logout.
  2. Warehouse Controller
    1. Warehouse Controller melakukan login sistem.
    2. Sistem menampilkan menu dashboard.
    3. Warehouse Controller melakukan penginputan data barang.
    4. Warehouse Controller melakukan penginputan lokasi barang.
    5. Warehouse Controller melakukan peinputan data barang masuk.
    6. Warehouse Controller melakukan penginputan data barang keluar.
    7. Warehouse Controller dapat melihat menu laporan stock report item.
    8. Warehouse Controller dapat melihat menu laporan shopping list.
    9. Warehouse Controller melakukan logout sistem.
  3. Pimpinan
    1. Pimpinan melakukan login sistem
    2. Sistem menampilkan menu dashboard.
    3. Pimpinan dapat melihat menu laporan.
    4. Pimpinan melakukan logout sistem.


Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Setelah prosedur sistem yang diusulkan selesai dipaparkan, maka prosedur tersebut akan digambarkan ke dalam bentuk diagram agar dapat mudah dibaca dan dipahami. Usecase diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.9. Usecase Diagram Usulan

Bedasarkan gambar 3.9. usecase diagram sistem yang diusulkan terdapat:
  1. 1 (satu) system, mencakup seluruh kegiatan warehouse management system (WMS) di Pt. Furukawa Optical Solution Indonesia.
  2. 3 (tiga) actor, melakukan kegiatan diataranya: admin, warehouse controller dan pimpinan.
  3. 15 (lima belas) usecase, yang dilakukan actor diantaranya : login, tambah user warehouse controller, tambah user pimpinan, dashboard, input data barang, input lokasi barang, input barang masuk, input barang keluar, view stock report item, print, export, view shopping list, print, export, dan logout.


Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

Activity diagram memodelkan alur kerja sebuah proses dan urutan aktifitas pada suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena kita dapat memodelkan prosedur logika. Perbedaan utamanya adalah flowchart digunakan untuk menggambarkan alur kerja dari sebuah sistem, sedangkan activity diagram dibuat untuk menggambarkan aktifitas dari aktor. Activity diagram dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.10. Activity Diagram Sistem Usulan

Bedasarkan gambar 3.10. activity diagram sistem yang diusulkan terdapat:

  1. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.
  2. 3 (tiga) vertical swimlane yaitu: admin, warehouse controller dan pimpinan.
  3. 15 (lima belas) action yang menunjukan semua aliran kegiatan yaitu login, tambah user warehouse controller, tambah user pimpinan, login, dashboard, input data barang, input lokasi barang, input barang masuk, input barang keluar, print/export stock report item, print/export shopping list, login, dashboard, print/export stock report item, print, print/export shopping list.
  4. 3 (tiga) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan.


Sequence Diagram Sistem Yang Diusulkan

Sequance diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequance diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal. Sequence diagram dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.11. Sequence Diagram Sistem yang Diusulkan

Bedasarkan gambar 3.11. sequence diagram sistem yang diusulkan Admin Gudang terdapat:

  1. 3 (tiga) actor yang melakukan kegiatan yaitu admin, warehouse controller, dan pimpinan.
  2. 10 (sepuluh) lifeline yaitu login, tambah user, data barang, lokasi barang, barang masuk, barang keluar, stock report item, shopping list item dan logout.
  3. 20 (dua puluh dua) message.


Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berisi perbedaan prosedur sistem berjalan dan sistem usulan yang dibuat dalam bentuk tabel.

Tabel 3.6. Perbedaan Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan


Rancangan Basis Data

Class Diagram

Gambar 3.12. Class Diagram Sistem Yang Diusulkan

Bedasarkan gambar 3.12. class diagram sistem yang diusulkan terdapat :

  1. 6 (enam) class, himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama diantaranya admin, barang, item_in, item_out, item_type dan st_location
  2. 4 (empat) multiciply, hubungan antara objek satu dengan objek lainnya yang mempunyai nilai.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

  1. Nama file : admin
    Media : harddisk
    Isi ::admin_id + firstname + lastname + username + password + Level
    Primary Key : admin_id
    Panjang Record : 120

    Tabel 3.7. Tabel data admin

  2. Nama file : barang
    Media : harddisk
    Isi : Item_code + Type_id + Description + Spesification + Group + Unit + Min_Stok + rak_id
    Primary Key : Item Code
    Panjang Record : 113

    Tabel 3.8. Tabel data barang

  3. Nama file : data_Location
    Media : harddisk
    Isi : rak_id + Location Name
    Primary Key : rak_id
    Panjang Record : 19

    Tabel 3.9. Tabel data location

  4. Nama file : item_in
    Media : harddisk
    Isi : Id_in + Item_code + Order_Number + Part_Number + No_MR + Tgl_in + Qty_in
    Primary Key : Id_in
    Panjang Record : 42

    Tabel 3.10. Tabel Item IN

  5. Nama file : item_out
    Media : harddisk
    Isi : Id_out + Item_code + Order_Number + Part_Number + No_MR + Tgl_out + Qty_out
    Primary Key : Id_out
    Panjang Record : 42

    Tabel 3.10. Tabel Item Out

Rancangan Prototype

Tahap ini merupakan gambaran yang jelas mengenai rancang bangun yang lengkap ke seorang admin yang diteliti, juga sebagai pemenuhan kebutuhan daripada para pengguna sistem. Berikut merupakan prototype dari perancangan sistem penjualan yang akan dibuat.

  1. Tampilan Login

    Gambar 3.13. Tampilan Home

  2. Tampilan Dashboard

    Gambar 3.14. Tampilan Dashboard

  3. Tampilan Item List

    Gambar 3.15. Tampilan Item List

  4. Tampilan Item In

    Gambar 3.16. Tampilan Item In

  5. Tampilan Item Type

    Gambar 3.17. Tampilan Item Type

  6. Tampilan Item Out

    Gambar 3.18. Tampilan Item Out

  7. Tampilan Item Location

    Gambar 3.19. Tampilan Item Location

  8. Tampilan Stock Report Item

    Gambar 3.20. Tampilan Stock Report Item

  9. Tampilan Shopping List Item

    Gambar 3.21. Tampilan Shopping List Item


Rancangan Program

  1. Rancangan Login

    Gambar 3.22. Rancangan Program

  2. Rancangaan Dashboard

    Gambar 3.23. Rancangan Dashboard

  3. Rancangan Item List

    Gambar 3.24. Rancangan Item List

  4. Rancangan Item In

    Gambar 3.25. Rancangan Item In

  5. Rancangan Item Type

    Gambar 3.26. Rancangan Item Type

  6. Rancangan Item Out

    Gambar 3.27. Rancangan Item Out

  7. Rancangan Tampilan Item Location

    Gambar 3.28. Rancangan Item Location

  8. Rancangan Stock Report Item

    Gambar 3.29. Rancangan Stock Report Item

  9. Rancangan Shopping List Item

    Gambar 3.30. Rancangan Shopping List Item


Konfigurasi Sistem Usulan

  1. Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

    Perangkat keras (hardware) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain sebagai berikut:

    1. Processor : Intel (R) Pentium (R) CPU [email protected] GHz
    2. Monitor : LED 16.0 ”
    3. RAM : 2048 MB
    4. Harddisk : 320 GB
  2. Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

    Perangkat lunak (Software) yang diusulkan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain sebagai berikut:

    1. Windows 7
    2. Visual Paradigm for UML 8.0 Enterprise Edition
    3. Notepad ++
    4. XAMPP
    5. Adobe Dreamweaver
    6. Google Chrome (Browser)
    7. MySQl
  3. Hak Akses

    Pengoperasian aplikasi ini dapat dilakukan oleh:

    1. Admin : IT Support.
    2. User : Warehouse Controller dan pimpinan.


Blackbox Testing

Untuk tahap pengujian penyusun menggunakan metode blackbox, untuk memastikan bahwa program atau sistem yang dibuat masih terdapat bug (kesalahan) atau tidak. Dari setiap tes pengujian tidak menutup kemungkinan masih terdapat bug (kesalahan) dari sistem yang telah dites, namun pengujian ini setidaknya dapat meminimalisir bug (kesalahan) yang terdapat di dalam sistem.

Tabel 3.12. Blackbox Testing


Time Schedule

  1. Pembuatan Proposal
    Pada tahap ini dilakukan pembutan latar belakang masalah, tujuan, manfaat dan juga perumusan masalah secara garis besar sebagai acuan awal penelitian yang dilakukan dalam rentang waktu satu minggu/tujuh hari.
  2. Seminar Proposal
    Proses presentasi proposal yang telah dibuat berdasarkan data-data yang telah diperoleh yang dilakukan selama satu minggu/tujuh hari.
  3. Wawancara
    Pada tahap ini, wawancara dilakukan kepada pihak terkait sebagai bahan pendukung penelitian yang dilakukan selama satu minggu/tujuh hari.
  4. Analisis Data
    Melakukan pengkajian terhadap data-data yang telah diperoleh yang dilakukan selama dua minggu/empat belas hari.
  5. Elisitasi
    Pada tahap ini, merumuskan elisitasi sistem dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait.
  6. Desain Sistem
    Perancangan sistem merupakan penerapan dari suatu hasil analisa yang telah dilakukan oleh seorang analis terhadap data yang dianalisanya, sehingga menghasilkan suatu rancangan sistem program yang mudah dipahami oleh seorang membuat program. Perancangan sistem berlangsung selama dua minggu/empat belas hari.
  7. Programming Sistem
    Pada tahap ini merupakan kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh user. Pembuatan program berlangsung selama sembilan minggu.
  8. Testing Program
    Pengujian program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada dan untuk memastikan kebenaran dalam penulisan kode program kedalam komputer. Pengujian program berlangsung selama dua minggu pada perusahaan yang bersangkutan.
  9. Evaluasi
    Tahap ini, dimana evaluasi dilakukan setelah testing program dilaksanakan, dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem. Evaluasi berlangsung dua minggu beriringan dengan testing program.
  10. Pelatihan User
    Pelatihan terhadap user, admin maupun tenaga kerja yang terkait dengan program yang telah dibuat selama dua minggu.
  11. Implementasi Program
    Setelah kelayakan program telah diketahui, maka langkah selanjutnya dilakukan implementasi program pada perusahaan terkait. Implementasi program berlangsung selama dua minggu.
  12. Dokumentasi
    Proses Perekaman terhadap kegiatan yang dilakukan, berlangsung sejak awal, dimulai dari awal kegiatan yaitu pembuatan proposal hingga program diimplementasikan pada pihak stakeholder.
  13. Penyerahan Laporan
    Setelah penulisan laporan skripsi maka penyerahan dilaporan dikumpulkan di minggu ketiga bulan juni 2016.

Tabel 3.13. Time Schedule


Estimasi Biaya

Setelah adanya perancangan sistem yang dihasilkan, maka jika dilihat dari sudut pandang segi biaya memang cukup tinggi akan tetapi jika dipandang dari segi manfaat dan kegunaan, biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang dihasilkan.

Biaya penelitian rinci sesuai kebutuhan penelitian antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.14. Estimasi Biaya



BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan identifikasi masalah yang terdapat di PT. Fueukawa Optical Solution Indonesia, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. Sistem informasi Warehouse Management System (WMS) Stock Sparepart pada PT. Furukawa Optical Solution Indonesia masih kurang maksimal karena dalam pembuatan laporan stock report masih menggunakan Microsoft excel terkadang terjadi keterlambatan data dalam proses pengolahan data yang terjadi karena perbedaan jumlah stock antar data dengan fisiknya dan memerlukan waktunya yang lama dalam penyajian laporannya.
  2. Dengan dirancangnya Warehouse Management System (WMS) Stock Sparepart yang ada pada database. Perancangan dimulai dari penjabaran daftar kebutuhan yang dituangkan dalam elisitasi melalui 4 (empat) tahap, dengan menggunakan teknik MDI pada tahap ke dua, teknik TOE pada tahap ke tiga. Dilanjutkan dengan pembuatan diagram UML, yang terdiri dari empat buah diagram yaitu usecase diagram, sequence diagram, activity diagram, dan class diagram sebagai awal rancangan sistem yang akan dibuat, selanjutnya dibuatlah programming dengan bahasa pemrograman PHP dengan desain prototype yang ada. XAMPP sebagai pendukung aplikasi yang digunakan sebagai web server dan juga menggunakan MySQL sebagai database yang dibangun. Sebagai media tampilan menggunakan Dreamweaver sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.
  3. Dengan merancang sebuah sistem Warehouse Management System (WMS) Stock Sparepart yang terkomputerisasi dapat mempermudah admin gudang dalam menyajikan laporan yang sesuai dengan kebutuhan pimpinan.


Saran

Berikut ini adalah saran-saran yang perlu menjadi perhatian khusus, yang kemudian menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian lebih lanjut serta pengembangan Warehouse Management System (WMS) Stock Sparepart menjadi lebih baik lagi dikemudian hari yaitu:

  1. Setelah sistem dapat diimplementasikan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan suatu pengembangan sistem yang baru, agar kekurangan pada sistemini dapat diperbaiki dan tetap sejalan dengan perkembangan ilmu teknologi yangtumbuh pesat dan semakin canggih. Sehingga aplikasi sistem informasi Warehouse Management System (WMS) stock sparepart ini dapat dikembangkan lagi guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal dalam penggunaannya.
  2. Untuk keamanan data yang diperlukan schedule backup data secara rutin, hal ini sangat penting jika terjadi kesalahan / error pada komputer, ataupun disebabkan gangguan listrik secara menyeluruh maka dengan adanya backup data tersebut tidak terpisah atau hilang.
  3. Perlu adanya evaluasi secara berkala untuk aplikasi Warehouse Management System (WMS) stock sparepart ini untuk selanjutnya diadakan perbaikan sesuai dengan perubahan dan perkembangan.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Hartono, Bambang.2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: PT .RinekaCipta.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 Krismiaji. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta. UPP STIM YKPN
  3. Magdalena, Hilyah. 2013. Strategi Memanfaatkan Internet dalam Upaya Menerapkan Konsep Paperless Office di BAAK. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013.
  4. 4,0 4,1 4,2 Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: BumiAksara.
  5. Maimunah, Lusyani Sunarya, dan Nina Larasati. 2012. Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjang Informasi Dan Promosi. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 5, No.3 Mei 2012.
  6. 6,0 6,1 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  7. Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Informasi. Yogyakarta: Andi.
  8. 8,0 8,1 Henderi, Maimunah,dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics.Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011.
  9. Herliana, Nanda. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku Material Berbasis WEB pada PT. Pyramid Muliapak Tangerang. Tangerang. STMIK Raharja.
  10. Rosa, A.S., dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
  11. 11,0 11,1 Mahdiana, Deni.2011. Analisa Dan Rancangan Sistem Informasi Pengadaan Barang Dengan Metodelogi Berorientasi Obyek (Studi Kasus : PT. Liga Indonesia). Jurnal TELEMATIKA MKOM. Jakarta: Universitas Budi Luhur. Vol. 3 No .2, September 2011.
  12. Murad, Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpau di Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.
  13. Simaremare, YosuaP.W, Apol Pribadi S dan Radityo Prasentiato Wibowo. 2013. Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Manajemen Publikasi Ilmiah Berbasis Online Pada Jurnal SISFO. JURNAL TEKNIK POMITS. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).Vol. 2, No. 3, 2013.
  14. 14,0 14,1 Rangkuti. Freddy. 2011. Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  15. Budiman, Agustiar. 2012. Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box Pada Proses PraRegistrasi User Via Website. Makalah, halaman: 4.
  16. 16,0 16,1 16,2 16,3 Sibero, Alexander F.K, 2011, Kitab Suci Web Programing. Yogyakarta: Media Kom.
  17. 17,0 17,1 Rahardja, Untung, Hidayatidan Mia Novalia. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 4, No. 3, Mei 2011.
  18. Kurniawan, Helmi dan Iwan Fitrianto Rahmad. 2011. Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Pada Tanaman Cabe Dengan Metode Certainty Factor. Jurnal CCIT.Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 5 No. 2, Oktober 2011.
  19. Ginting, Eliza andayni. 2013. Aplikasi Penjualan Berbasis Web (E-Commerce) Menggunakan Joomla Pada Mutiara Fashion.Bandung: Universitas Widyatama.
  20. 20,0 20,1 Saputra, Agus, Ridho Taufiq Subagio, dan Saluky. 2012. MembangunAplikasi E-Library untuk Panduan Skripsi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  21. Raharjo, Budi. 2011. Belajar Otodidak Membuat Database Menggunakan MySQL. Bandung: Informatika.
  22. Kido. 2011. Sistem Manajemen Gudang (WMS). https://romailprincipe.wordpress.com/2011/11/27/sistem-manajemen-gudang-wms/. Diakses pada tanggal 5 juni 2016
  23. Mulyandi, Muhammad Rachman, Monica, Ega Mawarni, Arfiah dan Liya Jayanti. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Laporan Penggajian Guru Honor Berbasis Web pada SMA Negeri 6 Tangerang. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia.
  24. Habibi, Ahmad. 2014. “Perancangan Sistem Informasi Inventory Control Pada Depot Mesran Harapan Maju”. Tangerang. AMIK Raharja.
  25. Tiara, Khanna. 2013. “Sistem Monitoring Inventory Control Pada Cv. Cihanjuang Budi Jaya”. Tangerang. STMIK Raharja.
  26. Nurseha, Irvan. 2014.“Perancangan Sistem Informsi Quality Control Stock Expired Di PT. Catur Sentosa Anugerah”. Tangerang. STMIK Raharja.
  27. Andonoputro, Wien Dwi. 2013, Penelitian ini berjudul “Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Quality Control Pada PT. Industri Jamu Borobudur Semarang”. Tangerang. STMIK Raharja.


Category TA 2015/2016


Contributors

DesyW