SI1421479034

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


VIDEO INFOGRAFIS EKONOMI KREATIF

PADA DINAS PARIWISATA KOTA

TANGERANG SELATAN

 

SKRIPSI

 

 

Disusun Oleh :

 

NIM
: 1421479034
NAMA

 

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI MULTIMEDIA AUDIO VISUAL AND BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2017/20118)

 


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

VIDEO INFOGRAFIS EKONOMI KREATIF

PADA DINAS PARIWISATA KOTA

TANGERANG SELATAN

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1421479034
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Multimedia Audio Visual and Broadcasting

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., M.M)
       
(Junaidi, M.Kom.)
NIP : 000594
       
NIP : 001405

 


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

VIDEO INFOGRAFIS EKONOMI KREATIF

PADA DINAS PARIWISATA KOTA

TANGERANG SELATAN

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1421479034
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting

Tahun Akademik 2017 / 2018

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Dewi Immaniar Desrianti, S.Kom., M.T.I)
   
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.Si)
NID : 11006
   
NID : 13001

 


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

 

VIDEO NFOGRAFIS EKONOMI KREATIF

PADA DINAS PARIWISATA KOTA

TANGERANG SELATAN

 

Dibuat Oleh :

 

NIM
: 1421479034
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting

Tahun Akademik 2017/2018

 

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

VIDEO INFOGRAFIS EKONOMI KREATIF

PADA DINAS PARIWISATA KOTA

TANGERANG SELATAN

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1421479034
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Multimedia Audio Visual and Broadcasting

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
NIM : 1421479034

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

 

ABSTRAK

Perkembangan media komunikasi saat ini menjadi media audio visual yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat luas dalam menyajikan informasi yang lebih menarik dan interaktif. Permasalahan yang terdapat pada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan Bidang Ekonomi Kreatif adalah belum adanya media video promosi yang secara lengkap mengenai Ekonomi Kreatif dan dikemas secara menarik. Media video infografis adalah media yang tepat untuk menjelaskan beberapa informasi tentang pengertian ekonomi kreatif. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya : metode pengumpulan data, metode analisa perancangan media, dan metode Konsep Produksi Media (KPM) diantaranya : preproduction meliputi beberapa tahapan yaitu ide, sinopsis dan storyboard , production meliputi shooting dan ostproduction editing, mixing dan segmen pasar.. Pada postproduction yang dipakai untuk pengolahan grafis maupun pengolahan audio visual dengan menggunakan Adobe Illustrator CS6, Adobe After Effect CS6, Adobe Premiere CS6 dan Adobe Audition CS6 .Tujuan dari peneitian ini adalah untuk membantu Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan dalam menyampaikan dan mensosialisasikan informasi mengenai ekonomi kreatif kepada masyarakat dan para pelaku usaha ekonomi kreatif. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi secara jelas dan akurat mengenai Ekonomi Kreatif. Dengan demikian, penelitian ini bermaksud untuk membuat media penunjang informasi dan promosi berupa “Video Infografis Ekonomi Kreatif Pada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan”, sehingga melalui media video infografis ini dapat memberikan informasi dan promosi mengenai ekonomi kreatif yang lebih menarik, efektif dan mudah di terima oleh masyarakat, serta dapat membantu Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan dalam mencapai target kenaikan pelaku ekonomi kreatif.

Kata Kunci : Informasi, Ekonomi Kreatif, Video Infografis.

ABSTRACT

The development of the current communication media into audio visual media that can meet the needs of the wider community in presenting more interesting and interactive information. The problem contained in the Tourism Office of South Tangerang City in the field of Creative Economy is the absence of a complete video promotion media on the Creative Economy and packaged in an interesting way. Video media infographics is the right medium to clarify some information about the creative economy sense. The methodology used in this study including data collection methods, methods of analysis of the design of the media, and the method of the concept of Media Production (KPM) including preproduction includes several stages, namely the idea, synopsis and storyboard, production include shooting and post production editing, mixing and market segment. In postproduction used for graphics processing and audio visual processing using Adobe Illustrator CS6, Adobe After Effect CS6, Adobe Premiere CS6 and Adobe Audition CS6. The purpose of this research is to help Tourism Office of South Tangerang City in presenting and disseminating information about creative economy to the community and the creative economy business. The benefit of this research is to provide clear and accurate information about the Creative Economy. Thus, this research intends to create information and promotional media in the form of 'Video Infographic of Creative Economy at Tourism Office of South Tangerang City', so through this infographic video media can provide information and promotion about creative economy more interesting, effective and easy to receive by the community, and it can help South Tangerang City tourism office in achieving the target of a rise in creative economy.

Keyword : Information, Creative Economy, Infographics Video.

 

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul “Video Infografis Ekonomi Kreatif Pada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulisan Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) jurusan Teknik Informatika konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting di Perguruan Tinggi Raharja. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, dan saran serta kerjasama dari berbagai pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi dengan baik.

Terselesaikannya Skripsi ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis baik dalam segi materil, moril, maupun spiritual. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., M.M selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom., selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja.
  4. Ibu Dewi Immaniar, S.Kom., M.T.I selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis untuk kelancaran penyusunan Skripsi ini.
  5. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis untuk kelancaran penyusunan Skripsi ini.
  6. Ibu Ratih Endang Yuningsih, SE selaku Stakeholder di Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan Bidang Ekonomi Kreatif yang telah membrikan masukan dan ilmu yang bermanfaat.
  7. Seluruh dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
  8. Seluruh dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
  9. Rasa terima kasih yang terdalam untuk Bapak, Mama, dan Adik yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan moril dan materil, semangat dan selalu mendo’akan untuk kelancaran dan keberhasilan dalam melakukan penelitian ini.
  10. Untuk Hanafiah Yunan Putri, Restu Amalia, dan Dinda Safitri sebagai teman seperjuangan pada saat penulisan Laporan Skripsi.
  11. Tubagus Indra Pratama sebagai orang terkasih beserta keluarga, yang selalu ada untuk memberikan perhatian, semangat dan masukan dalam menyelesaikan penulisan Laporan Skripsi ini.
  12. Untuk Muhammad Ihsan Majied, Muhammad Aziz Fikri, Edo Satria Winata dan Adrian Syahputra yang telah memberikan semangat, masukan dan pendapat serta dukungan dalam penulisan Laoran Skripsi.
  13. Untuk Rindang Kusumaninggar, S.Kom yang telah bersedia menjadi pengisi suara dalam hasil penelitian ini.
  14. Teman – teman Komunitas MAVIB serta sahabat – sahabat dan seluruh mahasiswa STMIK Raharja yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan sudah memberikan dukungan kepada saya.
  15. Teman-teman seperjuangan yang sedang sama – sama mengerjakan skripsi.
  16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu pada kesempatan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan dalam penulisan dan penyusunan laporan ini, penulis sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun.Dalam melakukan penyusunan skripsi ini menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan dalam penulisan dan penyusunan laporan ini, sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya laporan Skripsi ini, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.

Tangerang, Januari 2018
(Siti Aisah Febriani)
NIM. 1421479034

Daftar isi


DAFTAR TABEL

 

Tabel 2.1 Literature Review

Tabel 3.1 Material Produk

Tabel 3.2 Matriks SWOT

Tabel 3.3 Budget Produksi Media

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap 1

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap 2

Tabel 3.6 Elisitasi Tahap 3

Tabel 3.7 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Script Writing

Tabel 4.2 Rundown

Tabel 4.3 Susunan Crew and Talent

Tabel 4.4 Time Schedule

Tabel 4.5 Anggaran Biaya

Tabel 4.5 Kesan Visual Effect


DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 2.1 Anatomi Huruf

Gambar 2.2 Munsell System

Gambar 2.3 Prang System

Gambar 2.4 Tampilan Adobe Premiere CS6

Gambar 2.5 Tampilan Adobe After Effect CS6

Gambar 2.6 Tampilan Adobe Illustrator CS6

Gambar 2.7 Tampilan Adobe Audition CS6

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.1 Pre Production

Gambar 4.2 Menampilkan Logo kota Tangerang selatan dan Tulisan Dinas

Pariwisata Kota Tangerang Selatan beserta Ekonomi Kreatif

Gambar 4.3 Menampilkan Tulisan “Apa Itu Ekraf?”

Gambar 4.4 Menampilkan PNS yang menjelaskan ekonomi kreatif”

Gambar 4.5 Menampilkan Logo BEKRAF dan tulisan 16 subsektor ekonomi kreatif

Gambar 4.6 Menampilkan Icon Subsektor Ekonomi Kreatif Bagian 1

Gambar 4.7 Menampilkan Icon Subsektor Ekonomi Kreatif Bagian 2

Gambar 4.8 Menampilkan Icon Subsektor Ekonomi Kreatif Bagian 3

Gambar 4.9 Menampilkan presentase ekonomi kreatif pada setiap kecamatan

Gambar 4.10 Menampilkan presentase ekonomi kreatif pada setiap subsektor

Gambar 4.11 Menampilkan bagaimana alur pendaftaran ekonomi kreatif

Gambar 4.12 Menampilkan alur pendaftaran

Gambar 4.13 Menampilkan alur pendaftaran dengan mendatangi staff ekonoi kreatif

Gambar 4.14 Menampilkan Form pendaftaran ekonomi kreatif

Gambar 4.15 Menampilkan untuk menyerahkan form pendaftaran ekonomi kreatif

Gambar 4.16 Menampilkan beberapa subsector yang sudah terdaftar

Gambar 4.17 Menampilkan subsektor yang sudah terdaftar bagian 1

Gambar 4.18 Menampilkan subsektor yang sudah terdaftar bagian 2

Gambar 4.19 Menampilkan Ajakan untuk mendaftarkan usaha kepada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.20 Menampilkan informasi alamat Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.21 Laptop Asus A455L

Gambar 4.22 3D Logitech Optical Mouse

Gambar 4.23 Toshiba 1 TB

Gambar 4.24 Asus Sonic Master Speaker

Gambar 4.25 Canon 1200D

Gambar 4.26 Boom Mic

Gambar 4.27 Qwerty SK 900

Gambar 4.28 Production

Gambar 4.29 Menampilkan Logo kota Tangerang selatan dan Tulisan Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan beserta Ekonomi Kreatif

Gambar 4.30 Menampilkan Tulisan “Apa Itu Ekraf?”

Gambar 4.31 Menampilkan PNS yang menjelaskan ekonomi kreatif

Gambar 4.32 Menampilkan Logo BEKRAF dan tulisan 16 subsektor ekonomi kreatif

Gambar 4.33 Menampilkan Icon Subsektor Ekonomi Kreatif Bagian 1

Gambar 4.34 Menampilkan Icon Subsektor Ekonomi Kreatif Bagian 2

Gambar 4.35 Menampilkan Icon Subsektor Ekonomi Kreatif Bagian 3

Gambar 4.36 Menampilkan presentase ekonomi kreatif pada setiap kecamatan

Gambar 4.37 Menampilkan presentase ekonomi kreatif pada setiap subsektor

Gambar 4.38 Menampilkan bagaimana alur pendaftaran ekonomi kreatif

Gambar 4.39 Menampilkan alur pendaftaran

Gambar 4.40 Menampilkan alur pendaftaran dengan mendatangi staff ekonomi kreatif

Gambar 4.41 Menampilkan Form pendaftaran ekonomi kreatif

Gambar 4.42 Menampilkan untuk menyerahkan form pendaftaran ekonomi kreatif

Gambar 4.43 Menampilkan beberapa subsektor yang sudah terdaftar

Gambar 4.44 Menampilkan subsektor yang sudah terdaftar bagian 1

Gambar 4.45 Menampilkan subsektor yang sudah terdaftar bagian 2

Gambar 4.46 Menampilkan Ajakan untuk mendaftarkan usaha kepada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.47 Menampilkan informasi alamat Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.48 Proses Editing Video

Gambar 4.49 Post Production

Gambar 4.50 Proses Editing pada tahap post production

Gambar 4.51 Proses Mixing pada tahap post production

Gambar 4.52 Proses Finishing pada tahap post production

Gambar 4.53 Proses Exporting pada tahap post production

 




BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Informasi adalah sekumpulan fakta yang telah diolah menjadi sebuah data, sehingga dapat menjadi informasi yang lebih berguna dan dapat digunakan bagi siapa saja yang membutuhkan data-data tersebut sebagai pengetahuan atau dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.Tidak bisa dipungkiri bahwa informasi memiliki kaitan erat dengan bidang multimedia.

Pemanfaatan multimedia sebagai bentuk teknologi informasi, multimedia adalah teknologi yang menggabungkan gambar, teks, video, animasi untuk menjadi sistem informasi. Sehingga informasi yang diberikan kepada masyarakat senantiasa digunakan untuk menciptakan informasi yang jelas dan bercitra positif terhadap pihak terkait.

Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan adalah sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak dalam bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, oleh karena itu untuk memberikan informasi tentang pariwisata khususnya ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan dibutuhkannya media informasi yang cocok dengan penyampaian yang mudah disampaikan. Melalui video infografis yang menarik dan inovatif masyarakat dapat lebih mudah menerima informasi tentang ekonomi kreatif yang disampaikan.

Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan bagian Ekonomi Kreatif. Berpusat di Balai Kota Tangerang Selatan Gedung SKPD 1 Lt. 5 Jl. Maruga Raya No. 1 Serua-Ciputat , Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan, Banten 15321 yang dipimpin atau diwakili oleh Drs. Chaerudin, MM, M.Si sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan dan Drs. H. Kuswanda sebagai Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Kota Tangerang Selatan.

Menurut pihak Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif ibu Ratih Endang Yuningsih, SE perkembangan ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan sendiri masih tergolong baru. Ekonomi kreatif pada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan baru didirikan Januari 2017 mengingat peningkatan dan peminat dari para pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan. Menurut data statistik dan hasil survei ekonomi kreatif PBD (Produk Domestik Bruto) ekonomi kreatif yang tercipta pada tahun 2014 sebesar 784,82 Triliun rupiah sedangkan pada tahun 2015 PBD ekonomi kreatif meningkat sebesar 4,38 persen atau sekitar 852,54 Triliun rupiah dan ekonomi kreatif sendiri memberi kontribusi sebesar 7,38% terhadap total perekonomian nasional.

Namun, sangat disayangkan sampai saat ini belum adanya media informasi yang digunakan oleh Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan bagian Ekonomi Kreatif untuk memberikan informasi tentang penjelasan yang lebih efisien serta perkembangan pada bidang ekonomi kreatif, selama ini penyampaian informasi tentang ekonomi kreatif hanya berupa slide presentasi yang disampaikan disetiap acara penyuluhan atau sosialisasi Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan bagian Ekonomi Kreatif, tanpa adanya penyampaian informasi yang inovatif sehingga tidak membuat masyarakat merasa bosan.

Maka dari itu media yang tepat untuk penyampaian informasi tentang ekonomi kreatif berupa video infografis, dengan video infografis informasi yang disampaikan lebih akurat serta lebih inovatif untuk disampaikan kepada masyarakat. Ruang lingkup dari video infografis ini berisi penjelasan ekonomi kreatif, alur pendaftaran ekonomi kratif, pelaku usaha ekonomi kreatif, perkembangan ekonomi kreatif, sosialisasi serta subsektor yang ada di ekonomi kreatif. Infographic sendiri menurut Saptodewo, (2014 : 195) adalah teknik menyajikan informasi secara visual atau grafis dengan representasi visual yang mempunyai kekuatan menarik atensi secara langsung dan memiliki peran persuasi visual yang besar dalam tampilan sehingga mudah dipahami.

Untuk itu video infografis menjadi sebuah solusi dalam pemecahan masalah pada penyampaian informasi tentang ekonomi kreatif dimana video infografis ini akan dipakai atau dipublikasikan dalam setiap acara yang diadakan oleh Dinas Pariwsata Kota Tangerang Selatan bagian ekonomi kreatif sebagai sarana untuk menginformasikan dan mensosialisasikan ekonomi kreatif. Dari kondisi tersebut sesuai dengan tujuan menginformasikan kepada masyarkat sebagai pelengkap media informasi disela acara ekonomi kreatif dalam bentuk video infografis yang telah dirancang media interaktif yang dipergunakan oleh bidang ekonomi kreatif Kota Tangerang Selatan. Dari pembuatan video infografis ini diharapkan dapat meningkatkan angka pelaku usaha ekonomi kreatif di sektor pariwisata Kota Tangerang Selatan.

Dari hal tersebut, mengangkat penelitian skripsi dengan judul : “VIDEO INFOGRAFIS EKONOMI KREATIF PADA DINAS PARIWISATA KOTA TANGERANG SELATAN”.


Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang disampaikan, dapat dirumuskan beberapa point yang menjadi permasalahan pada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan di Bidang Ekonomi Kreatif sebagai berikut :

  1. Media dalam bentuk apa yang efektif menyampaikan informasi secara inovatif dan menarik untuk bidang ekonomi kreatif ?

  2. Berapa target peningkatan pelaku usaha ekonomi kreatif dari disosialisasikannya media video infografis ?

  3. Bagaimana merancang media yang mudah dipahami untuk mendukung Ekonomi kreatif?

Ruang Lingkup Penelitian

Agar pembahasan masalah yang ada lebih terarah, maka diperlukan pembatasan ruang lingkup dari pembuatan video infografis yang akan dibuat. Adapun pembuatan video infografis meliputi informasi – informasi seputar ekonomi kreatif, grafik perkembangan ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan, subsektor ekonomi kreatif, alur pendaftaran ekonomi kreatif serta pelaku usaha ekonomi kretaif yang ada di Tangerang Selatan.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Membuat media infografis yang berisi informasi seputar ekonomi kreatif di sektor pariwisata Kota Tangerang Selatan.

  2. Untuk mencapai target peningkatan kurang lebih 50% para pelaku usaha ekonomi kreatif dalam memajukan ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan.

  3. Dengan menggunakan efek motion graphic dapat memudahkan penyampaian informasi tentang ekonomi kreatif.

Manfaat Penelitian

  1. Memberikan informasi yang lebih jelas kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan tentang pengertian dan ekonomi kreatif di Tangerang Selatan.

  2. Meningkatnya angka pelaku usaha ekonomi kreatif di sektor pariwisata Kota Tangerang Selatan.

  3. Dengan efek motion graphic Masyarakat Kota Tangerang Selatan dapat memahami lebih baik 16 subsektor Ekonomi kreatif lalu mendaftarkan usaha ekonomi kreatifnya ke Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan.

Metodologi Penelitian

Guna memperoleh dan melengkapi data – data yang dibutuhkan dalam laporan skripsi terkait dengan pembuatan video infografis ini, menggunakan beberapa metode penelitian. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

Analisa Permasalahan

Analisis permasalahan didapatkan dengan melakukan pertemuan dengan stakeholder Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan yaitu Ibu Ratih Endang Yuningsih, SE sebagai Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif dan dari hasil wawancara yang telah dilakukan maka didapatkan permasalahan mengenai ekonomi kreatif yang belum adanya media yang mudah dipahami dan mudah disosialisasikan untuk menyampaikan informasi mengenai ekonomi kreatif, yang sebelumnya hanya baru berupa slide presentasi powerpoint. sehingga diperlukan media infografis untuk memecahkan permasalahan yang ada. Kantor Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan beralamat di Balai Kota Tangerang Selatan Gedung SKPD 1 Lt. 5 Jl. Maruga Raya No. 1 Serua-Ciputat , Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan, Banten 15321.

Pengumpulan Data

  1. Observasi

  2. Observasi dilakukan guna pengambilan data yang diperlukan dalam pembuatan video infografis ini, melalui pengamatan dan pencatatan terhadap unsur yang telah diteliti di Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan.

  3. Wawancara (Interview)

  4. Merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara nara sumber dan pewawancara, guna memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai informasi yang akan dituangkan dalam pembuatan video infografis yang diinginkan oleh Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan.

  5. Studi Pustaka

  6. Studi Pustaka merupakan data-data yang diperoleh dari mempelajari dan memahami buku-buku atau jurnal. Penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akurat berdasarkan pada buku-buku, jurnal dan media tertulis yang berkaitan dengan penulisan Laporan Skripsi konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting (MAVIB), sebagai panduan secara teoritis.

Analisa Perancangan Media

Perancangan video infografis sebagai penunjang pada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan berdasarkan analisa terhadap pembuatan video infografis yang telah digunakan pada media sebelumnya, selain itu juga terdapat analisa kebutuhan yang diajukan kepada stakeholder. Dalam pembuatan video infografis ini menggunakan aplikasi program komputer grafis. Media-media yang digunakan sebagai sarana penunjang informasi pada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan menggunakan aplikasi Adobe Premiere Pro CS6, Adobe After Effect CS6, Adobe Audition CS6 dan Adobe Illustrator CS6.

Konsep Produksi Media (KPM)

Berikut merupakan tahapan-tahapan konsep produksi media :

  1. Pre Production

  2. Pre production adalah tahapan perencanaan dalam proses pembuatan video atau film yang terdiri dari ide atau gagasan, sinopsis, narasi, storyboard, script writing, rundown, penyusunan crew, time schedule, anggaran/budget serta peralatan yang digunakan.

  3. Production

  4. Productionadalah proses pengambilan gambar video atau film dengan kerjasama antara pemain dan crew.

  5. Post Production

  6. Post production adalah proses penyelesaian akhir dalam suatu pembuatan video atau film untuk menjadi sebuah karya yang sempurna dan mampu menceritakan sebuah cerita serta pesan kepada audience.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Skripsi terbagi menjadi beberapa bagian dengan disertakan sistematika penyampaiannya, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan yang akan dibahas dalam laporan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan konsep dan teori yang diambil dari beberapa kutipan buku yang melandasi permasalahan penelitian serta menjadi acuan penulisan sesuai dengan topik pembuatan dalam penyusunan laporan skrips, yang meliputi pengertian dan definisi, Teori Umum, Teori Khusus, dan Literature Review.

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

Bab ini berisikan Gambaran Umum yang diteliti, Product Information, Market Analisis,, Potensial Market, Marke Segmentation, Marketing Objective (Tujuan pemasaran), Marketing Strategi (Strategi Pemasaran), Budget Produksi Media dan Konfigurasi Hardware.

BAB IV KONSEP PRODUKSI MEDIA

Konsep Produksi Media (KPM) adalah tahapan-tahapan mencapai efisiensi produk dengan menggunakan teknik MAVIB (Multimedia Audio Visual and Broadcasting) sehingga menjadi lebih baik dalam segi produksi maupun teori. Dalam bab ini diuraikan tentang : Pre production, Production, dan Post Production.

BAB V PENUTUP

Pada Bab ini berisikan tentang Kesimpulan, Saran yang diberikan kepada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan di Bidang Ekonomi Kreatif sebagai pemecahan masalah dalam perancangan yang telah dibuat.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan

Pengertian Perancangan

Menurut Nadeak, dkk (2016 : 54)[1] , menjelaskan bahwa perancangan adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan, satu proses atau sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik.

Menurut Kausar, dkk (2016 : 22)[2] , Perancangan merupakan pengembangan sistem dari sistem yang sudah ada atau sistem yang baru, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru. Tahap perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu: untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem, untuk memberiakan gambaran yang jelas dan rancangan desain yang lengkap kepada ahli-ahli teknis lainnya yang terlibat.

Adapun kesimpulannya adalah bahwa setiap tahap dari sebuah perancangan harus mempunyai prinsip serta melalui beberapa tahapan dan proses demi menghadapi masalah yang akan diatasi dalam suatu rancangan.

Konsep Dasar Informasi

Pengertian Informasi

Menurut Ramadhan, dkk (2016 : 67)[3] , informasi adalah sekumpulan fakta-fakta yang telah diolah menjadi bentuk data, sehingga dapat menjadi lebih berguna dan dapat digunakan oleh siapa saja yang membutuhkan data-data tersebut sebagai pengetahuan ataupun dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.

Menurut Nurhayati (2016 : 59)[4] , informasi adalah kegiatan untuk menghasilkan sebuah temuan atau informasi yang relevan, akurat dan tepat. Begitu juga proses dan penggunaan alat yang tepat akan menghasilkan informasi yang tepat pula.

Adapun kesimpulan dari informasi adalah sekumpulan fakta yang relevan untuk diolah menjadi sebuah bentuk data sehingga menjadi sebuah informasi yang tepat bagi siapa saja yang membutuhkan.

Nilai Informasi

Menurut Hutahaean (2014 : 11 – 12)[5], Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan lebih bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Biaya informasi terdiri dari :

  1. Biaya Perangkat Keras
    Merupakan biaya tetap atau biaya tertanam dan akan meningkat untuk tingkat – tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.
  2. Biaya Untuk Analisis
    Merupaan biaya tertanam, dan biasanya akan meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.
  3. Biaya Untuk Tempat dan Faktor Kontrol Lingkungan
    Biaya ini setengah berubah/semivariabel. Biasanya biaya ini meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang tinggi.
  4. Biaya Perubahan
    Biaya ini merupakan biaya tertanam dan meliputi setiap jenis perubahan dari satu metode ke metode yang lain.
  5. Biaya Operasi
    Biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variabel dan meliputi biaya macam – macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan sistem.

Konsep Dasar Promosi

Pengertian Promosi

Menurut Tama, (2017 : 99)[6] , Promosi merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu pemasaran. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk ysng ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Desrianti, (2014 : 425-426)[7] , Promosi adalah tindakan menginformasikan atau meningkatkan konsumen tentang spesifikasi produk atau merek. Promosi mempunyai kekuatan untuk menyampaikan pesan, dan diperlukan perancangan khusus agar promosi tersebut memiliki visual yang kuat dan menciptakan keserasian didalam rangkaian pemasaran.

Dari kedua teori tersbut dapat disimpulkan bahwa promosi adalah sebuah kegiatan untuk meningkatkan pemasaran suatu perusahaan. Dengan menggunakan visual yang menarik sehingga pemasaran suatu produk berhasil.

Bentuk Promosi

Bentuk Promosi Menurut Desrianti (2014 : 425- 426)[8], antara lain :

  1. Personal Selling
    adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka akan mencoba dan membelinya.
  2. Mass Selling
    adalah pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksibel personal selling, namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas.
  3. Promosi Penjualan
    adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
  4. Public Relations (Hubungan Masyarakat)
    adalah upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai orang yang terlibat, mempunyai kepentingan dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
  5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung)
    Biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variabel dan meliputi biaya macam – macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan sistem.

Konsep Dasar Media

Pengertian Media

Menurut Harahap, (2015 : 117)[9], Menjelaskan media adalah suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi sebagai alat bantu untuk memperlancar penyelenggaraan.

Menurut Sunarya, (2015 : 79)[10], Media adalah saluran penyimpanan pesan komersil kepada khalayak sasaran atau dapat dikatakan salah satu komunikasi periklanan yang dilakukan melalui saluran tertentu, seperti televisi, surat kabar, majalah, radio, internet, buku profil, media luar ruangan, iklan transit dan direct email.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala bentuk sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak sebagai bentuk pembelajaran.

Konsep Dasar Desain

Pengertian Typography

Menurut Sitorus, (2015 : 79)[11], Tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin”.

Menurut Sooyeon, (2016 : 42)[12], Kinetic typography is that it improves the emotional presentation and delivery of information through the text. In particular, it has been widely used in the fields of media art, music video and advertising that require effective delivery and expression of a text. (Tipografi adalah teknik untuk meningkatkan kinetik emosional yang presentasi dan pemberian informasi melalui teks. Tipografi telah banyak digunakan khususnya dibidang seni media dan iklan yang membutuhkan video musik yang efektif dan ekspresi suatu teks).

Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan tipografi merupakan seni dalah memilih huruf dan jenis kata sehingga menjadi suatu susunan baris yang tertata rapih.

Dalam mempelajari tipografi langkah awal yang harus dipelajari adalah memahami anatomi huruf. Gabungan dari komponen suatu huruf merupakan identitas visual yang dibedakan antara huruf yang satu dengan yang lainnya, Setelah kita memahami anatomi huruf secara baik, maka dengan mudah kita dapat mengenal karakter dan sifat dari setiap jenis huruf.

Menurut Sihombing, (2015 : 162)[13], anatomi huruf dibagi menjadi 6 diantaranya :

  1. Baseline
    Garis maya horisontal yang menetapkan huruf – huruf dalam posisi sejajar. Garis maya ini merupakan batas dari bagian terbawah huruf besar dan badan huruf kecil (tanpa ascender dan descender).
  2. Cap Height
    Garis maya horizontal yang menjadi batas dan bagian teratas huruf besar. Desain huruf umumnya memiliki tinggi ascender sedikit diatas cap height, oleh karenanya terdapat terminologi ascender height yang menjadi garis batas ascender.
  3. Meanline
    Garis maya horizontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan huruf kecil.
  4. X-Height
    Tinggi dari badan huruf kecil, tanpa ascender dan descender. X-Height dimulai dari baseline hingga meanline. Cara yang termudah melihat ketinggian badan huruf kecil adalah dengan menggunakan huruf kecil ‘x’.
  5. Ascender
    Bagian dari anatomi huruf kecil yang mengarah ke atas dan posisinya berada diatas meanline.
  6. Descender
    Bagian dari anatomi huruf kecil yang mencegah kebawah dan posisinya berada dibawah baseline.

Gambar 2.1 Anatomi Huruf

Definisi Warna

  1. Pengertian Warna

    Rosyadi (2017 : 577)[14], Warna adalah sebuah unsur visual yang berasal dari gelombang atau getaran yang ditangkap oleh indra penglihat serta keberadaannya sangat mempengaruhi penikmat visual.

    Menurut Agustina, (2017 : 20 )[15], “Warna dapat diartikan sebagai adalah sebuah spektrum tertentu yang terdapat di dalam cahaya yang sempurna / putih. Dalam dunia disain, Warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda”.

    Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa warna adalah suatu perpaduan cahaya yang dihasilkan dari suatu gelombang atau getaran yang bisa dilihat oleh indra penglihatan.

  2. Dimensi Warna
    Secara garis besar dikenal adanya 2 dasar teori tentang warna :

    Secara garis besar dikenal adanya 2 dasar teori tentang warna :

    1. Munsell System

      Gambar 2.2 Munsell System

    2. Prang System
      Menurut teori Prang system warna dapat dibagi berdasarkan:
      1. HUE (nama warna) : panas atau dinginnya warna
        1. Menunjukkan nama-nama warna : merah, biru, hijau.
        2. Perbedaan warna adalah perbedaan HUE.
        3. Bila hijau menjadi kebiruan dapat dikatakan berubah HUE nya.
      2. VALUE : Terang atau gelapnya warna.
      3. INTENSITY : Cerah atau suranya warna.

      Gambar 2.3 Prang System

Definisi Layout

  1. Pengertian Layout

    Sedangkan menurut Sari (2013 : 51)[16], “Layout adalah meramu semua unsur grafis, meliputi merek, ilustrasi, warna, tipografi, menjadi satu kesatuan dan ditempatkan pada halaman kemasan secara utuh dan terpadu”.

    Sedangkan menurut Darmawan, (2015 : 51)[17], “Layout adalah sebuah penataan visual. Penataan visual ini yang menjadi bentuk penyeimbang antara konten dan konteks, saling bersinergi dalam suatu harmoni yang tinggi”.

    Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa layout adalah sebuah penataan visual yang mempunyai unsur grafis dan menjadi satu kesatuan dalam kemasan secara utuh.

  2. Elemen Layout
    Menurut Sari (2015 : 6 – 7)[18], Didalam suatu layout terdapat elemen – elemen yang digunakan untuk menyusun menjadi satu kesatuan layout, diantaranya :
    1. Elemen Teks
      1. Judul
        Suatu artikel biasanya diawali oleh sebuah atau beberapa kata singkat yang disebut judul.
      2. Byline
        Byline berisi nama penulis, kadang disertai dengan jabatan atau keterangan singkat lainnya. Byline letaknya sebelum bodytext atau juga diakhir naskah.
      3. Body Text
        Isi/naskah/artikel merupakan elemen layout yang paling banyak memberikan informasi terhadap topik bacaan tersebut.
      4. Sub Judul
        Artikel yang cukup panjang biasanya dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai topiknya. Subjudul berfungsi sebagai judul segmen – segmen tersebut.
      5. Pull Quotes
        PullQuotes merupakan satu atau lebih kalimat singkat yang mengandung informasi penting yang ingin ditekankan. Pull quotes bisa diambil dari isi bodytext yang dianggap sebagai pokok pikiran naskah tersebut.
      6. Initial Caps
        Huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada paragraf.
      7. Spasi
        Untuk membedakan paragraf satu dengan yang lainnya, antar paragraf diberi spasi.
      8. Header and Footer
        Header adalah area disisi atas kertas dan margin atas. Footer adalah area diantara sisi bawah kertas dan margin bawah. Header dan Footer bisa berisi Running head, catatan kaki, nomor halaman dan informasi lainnya.
      9. Running Head
        Judul buku, bab/topik yang sedang dibaca, nama pengarang dan informasi lainnya yang berulang-ulang pada tiap halaman dan posisinya tidak berubah.
      10. Catatan Kaki
        Catatan kaki berisi detail informasi dari sebagian tulisan tertentu dalam naskah. Informasi tersebut dapat berupa referensi atau bahan acuan tulisan tersebut, rekomendasi bacaan selanjutnya dan lain – lain, (Letaknya di Footer).
      11. Nomor Halaman
        Nomor halaman mempunyai manfaat yang sangat banyak. Utamanya untuk mengetahui kuantitas lembar halaman dan menemukan bab tertentu.
      12. Signature
        Umumnya dijumpai di flyer, brosur, poster dan lain – lain. Berisi alamat, nomor telepon atau orang yang bisa dihubungi atau informasi tambahan lainnya.
      13. Mast Head
        Area yang berisi informasi tentang penerbitnya seperti nama-nama staff, contributor, cara berlangganan, alamat, logo penerbit dan lain-lain.
    2. Elemen Visual
      1. Foto
        Kekuatan terbesar dari fotografi pada media periklanan khususnya adalah kredibilitasnya atau kemampuannya untuk memberi kesan sebagai “dapat dipercaya”.
      2. Artwork
        Artworks adalah segala jenis karya bukan fotografi baik itu berupa kartun, ilustrasi, sketsa dan lain-lain.
      3. Infographics
        Fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari survey dan penelitian yang disajikan dalam bentuk grafik, tabel, diagram, bagan, peta dan lain-lain.
      4. Garis
        Garis merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis pada suatu karya desain. Di dalam suatu layout, garis mempunyai sifat yang fungsional antara lain membagi suatu area penyeimbang berat dan sebagai elemen pengikat sistem desain supaya terjaga kesatuannya.
      5. Kotak
        Berisi artikel yang bersifat tambahan dari artikel utama.Bila letaknya berada dipinggir halaman disebut sidebar.
      6. Inzet
        Elemen visual berukuran kecil yang diletakan didalam elemen visual yang lebih besar. Fungsinya memberi informasi pendukung.
      7. Poin
        Suatu daftar atau list yang mempunyai beberapa baris berurutan kebawah, biasanya didepan tiap barisnya diberi penanda angka atau poin.
    3. Invisible Elemen
      1. Margin
        Margin merupakan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati elemen – elemen layout. Namun ada yang memang sengaja meletakan elemen desain ke pinggir sebagai konsepnya.
      2. Grid
        Grid mempermudah kita menentukan di mana harus meletakan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terutama untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman.

Definisi Desain Komunikasi Visual

Menurut Sugiharjanto, (2017 : 20) [19], Desain Komunikasi Visual adalah perancangan bahasa visual mengenai pengungkapan ide atau pesan yang disampaikan melalui bentuk-bentuk visual kepada penerima pesan (target audience). Bentuk visual tersebut diantaranya adalah gambar, simbol, lambang, warna, ilustrasi dan seni menulis (typography)

Menurut Septarina, (2014 : 78-79) [20],Desain Komunikasi Visual (DKV) adalah suatu perancangan untuk menyampaikan pola pikir dari penyampaian pesan ke penerima pesan, berupa bentuk visual yang efektif, efisien, komunikatif dan juga tepat, terpola, terpadu, melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran.

</div>

Secara garis besar desain komunikasi visual mepunyai elemen tersendiri Elemen desain komunikasi visual berupa gambar atau foto, huruf, warna, dan tata letak dalam berbagai media, baik media cetak, elektronik, massa, maupun audio visual.

Dari kedua teori diatas dapat disimpulkan bahwa desain komunikasi visual yaitu sebuah perancangan yang menuangkan berbagai ide dan konsep dalam bentuk visual dengan penyampaian yang sangat efisien terhadap sebuah media.

Teori Khusus

Konsep Dasar Video

Pengertian Video

Menurut Maulani dkk, (2016 : 230) [21],"video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan, dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video juga bisa dikatakan sebagai gabungan gambar – gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu."

Menurut Hidayat dkk, (2016 : 50)[22],“Video adalah teknologi pemrosesan sinyal elektronik yang mewakilkan gambar bergerak. Aplikasi umum dari teknologi video adalah televisi. Video juga dapat digunakan dalam aplikasi teknik, keilmuan, produksi dan keamanan.”

Dapat ditarik kesimpulan bahwa video adalah sebuah teknik pengambilan gambar melalui kamera dan diproses melalui sinyal elektronik sehingga menghasilkan sebuah gambar.

Konsep Dasar Motion Graphics

Pengertian Motion Graphics

Menurut Maerkle, (2017 : 2) [23],“Motion graphics is a field of animation, yet, it focuses on the creation of icons, logos, text, characters and graphics that appear to move. This puts many of the aspects accepted as motion graphics in the realm of graphic design forms and techniques.” (Grafis adalah sebuah bidang animasi yang memfokuskan atas terciptanya banyak ikon, logo, teks, karakter, dan grafis yang muncul untuk bergerak. Grafis ini menempatkan banyak aspek yang diterima sebagai gerakan teknik grafis dalam dunia desain grafis.)

Penjelasan menurut Sukarno, (2014 : 2) [24],“Motion graphic adalah potongan-potongan media visual berbasis waktu yang menggabungkan film dan desain grafis. Hal tersebut bisa dicapai dengan menggabungkan berbagai elemen-elemen seperti animasi 2D dan 3D, video, film, tipografi, ilustrasi, fotografi, dan music.”

Dapat ditarik kesimpulan bahwa video adalah sebuah teknik pengambilan gambar melalui kamera dan diproses melalui sinyal elektronik sehingga menghasilkan sebuah gambar.

Konsep Dasar Infografis

Menurut Wardana, (2016 : 1) [25],Infografis merupakan informasi yang disampaikan dengan gambar atau ilustrasi, yang dibuat menarik dan sederhana. Infografis dapat membangun kesempatan dalam penyampaian masalah dan kemungkinan yang terjadi dalam organisasi, sehingga dapat menjadi sumber yang tepat dan kreatif agar penyampaian informasi atau masalah menjadi lebih tepat.

Menurut Sastrawan, (2017 : 2-3) [26],Istilah infografis mengacu pada penggunaan perangkat visual dengan maksud untuk mengkomunikasikan informasi yang kompleks secara cepat dan jelas. Perangkat yang dimaksud dapat berupa grafik, diagram, tabel, peta, dan daftar. infografis merupakan visualisasi data untuk memberikan informasi kepada pembaca yang direpresentasikan melalui objek grafis sehingga menarik dan mudah dimengerti.

Dari pengertian infografis disimpulkan bahwa infografis adalah sebuah bentuk penyampaian informasi yang lebih mudah disampaikan dalam bentuk visualisasi yang menarik sehingga informasi yang disampaikan kepada khalayak dapat tersampaikan secara mudah.

Konsep Dasar Ekonomi Kreatif

Pengertian Ekonomi Kreatif

Menurut Purnomo (2016 : 8) [27],Menyimpulkan bahwa ekonomi kreatif adalah suatu konsep untuk merealisasikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berbasis kreatifitas.

Menurut Hidayat (2016 : 198) [22],Ekonomi kreatif erat kaitannya dengan industri kreatif, namun ekonomi kreatif memiliki cakupan yang lebih luas dari industri kreatif. Ekonomi kreatf terdiri dari core creative Industri, forward and backward linkage creative Industri. Industri kreatif merupakan bagian atau subsistem dari ekonomi kreatif yang disebut Core creative Industri. Core creative Industri adalah Industri kreatif yang penciptaan nilai tambah utamanya adalah dengan memanfaatkan kreativitas orang kreatif.

Dapat disimpulkan pengertian ekonomi kreatif dari kedua teori diatas adalah perekonomian yang lebih mengedepankan ide dan kreatifitas sebagai faktor utama guna meningkatkan perekonomian Negara.

Subsektor Ekonomi Kreatif

Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (2015) [27],menjelaskan bahwa ekonomi kreatif mempunyai 16 subsektor, diantaranya adalah :

  1. Periklanan (Advertising)
    Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan, yakni komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu. Meliputi proses kreasi, operasi, dan distribusi dari periklanan yang dihasilkan, misalnya riset pasar, perencanaan komunikasi periklanan, media periklanan luar ruang, produksi material periklanan, promosi dan kampanye relasi publik. Selain itu, tampilan periklanan di media cetak (surat kabar dan majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan media reklame sejenis lainnya, distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom.
  2. Arsitektur
    Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan sejarah, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.
  3. Seni Rupa
    Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni dan sejarah yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan dan internet, meliputi barang-barang musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film.
  4. Kriya (Craft)
    Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai proses penyelesaian produknya. Antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu dan besi), kaca, porselen, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).
  5. Desain Komunikasi Visual (DKV)
    Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, tipografi, ilustrasi, simbolisme dan animasi.
  6. Fesyen (Fashion)
    Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultasi lini produk berikut distribusi produk fesyen.
  7. Video, Film dan Animasi
    Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau festival film.
  8. Aplikasi Pengembangan Permainan (Game)
    Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub-sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.
  9. Musik
    Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukkan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.
  10. Seni Pertunjukkan (Showbiz)
    Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukkan. Misalnya, pertunjukkan wayang, balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukkan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
  11. Penerbitan dan Percetakan
    Kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi, saham dan surat berharga lainnya, paspor, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film.
  12. Desain Interior
    Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan kreativitas yang meliputi, desain ruang tamu, desain rumah, desain kamar, desain gedung perpustakaan, desain taman ramah anak.
  13. Televisi & Radio (Broadcasting)
    Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar) siaran radio dan televisi.
  14. Kuliner
    Kegiatan kreatif terkait dengan usaha paling inovatif yang menawarkan keragaman rasa, keunikan tampilan dan seni memasak.
  15. Desain Produk
    Kegiatan kreatif pengembangan ide-ide yang efektif dan efisien melalui proses yang mengarah ke produk-produk baru.
  16. Fotografi
    Kegiatan kreatif terkait dengan kemampuan dalam menghasilkan foto terbaik, konsep foto, keunikan studio dan kemampuan dalam teknik kamera.

Konsep Dasar Produksi

Preproduction (Pra Produksi)

Penjelasan Menurut Sucitra, dkk (2017 : 8) [28],Tahap pra produksi merupakan tahapan persiapan atau perencanaan dalam pembuatan sebuah film. Tahapan ini berguna untuk mengurangi kesalahan dan meminimalisir kurang koordinasinya komunikasi antar personil yang bertugas agar mampu melaksanakan tugasnya masing-masing. Pada tahapan produksi dibuat ide cerita , sinopsis, skenario dan storyboard.

Production (Produksi)

Produksi merupakan upaya membentuk sinopsis menjadi audio visual yang didalam pelaksanaan produksi, sebuah program acara bergantung kepada tuntutan synopsis dikarenakan sinopsis merupakan hasil dari ide atau gagasan mengenai suatu program acara.

Postproduction (Pasca Produksi)

Setelah tahap produksi selesai, tahap selanjutnya yaitu pasca produksi. Pasca produksi meliputi banyak hal, seperti offline editing, merangkai alur suatu konsep mejadi konsep yg tersusun rapih.berikut susunan pasca produksi :

  1. Editing Video
    Pada tahap ini dilakukan editing terhadap video yang telah dibuat. Editing ini berupa penggabungan seluruh hasil pembuatan video, pengisian musik latar, transisi antar video, penambahan efek animasi.
  2. Editing Audio
    Pada editing audio dilakukan DAW (Digital Audio Workstation). Kegiatan utama pada tahap ini ialah proses pembersihan suara-suara yang dirasa menggangu dan tidak diperlukan (noise) yang didapatkan saat perekaman. mempergunakan Audition cs6 sebagai software DAW.
  3. Mixing
    Tahap editing sudah dilakukan, tahapan selanjutnya adalah mixing. Pada tahap ini dilakukan penggabungan dari video dan audio.

Konsep Dasar Analisis SWOT

Menurut Pearce didalam jurnal Retnasari (2016 : 41) [29],mengemukakan Analisis SWOT adalah metode manajemen strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

  1. Strength (Kekuatan)
    Merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu organisasi yang membuat organisasi relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya.
  2. Weakness (Kelemahan)
    Merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
  3. Opportunity (Peluang)
    Merupakan situasi atau tren yang menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya segmen pasar baru dan membaiknya hubungan antara pembeli dan pemasok adalah contoh faktor yang dapat menjadi peluang bagi organisasi.
  4. Threat (ancaman)
    Merupakan situasi atau tren yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya pesaing baru adalah contoh faktor yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi.

Konsep Dasar Aplikasi Penunjang Video

Adobe Premiere CS6

Menurut Bentelu, dkk (2016 : 4)[30], Adobe Premier adalah salah satu software yang populer dan digunakan secara luas dalam pengeditan video. Ada antarmuka yang sama dengan Adobe Photoshop. Adobe Premiere dan Adobe After Effect adalah untuk memberikan kemudahan penggunaan, gambar – gambar dapat dibuat dengan Adobe Photoshop dan efek – efek khusus juga dapat disiapkan dari Adobe After Effect.

Gambar 2.4 Tampilan Jendela Adobe Premiere

Adobe After Effect CS6

Menurut M Atep (2016 : 2) [31], Adobe After Effect adalah sebuah software yang sangat professional untuk kebutuhan motion graphics design. Dengan perpaduan dari bermacam – macam software desain yang telah ada. Adobe After Effects menjadi salah satu software desain yang handal. Efek – efek standar yang mencapai sekitar 50 macam lebih untuk mengubah dan menganimasikan objek. Disamping itu, membuat animasi dengan Adobe After Effects, juga dapat dilakukan dengan hanya mengetikan beberapa kode script yang biasa disebut Expression untuk menghasilkan pergerakan yang lebih dinamis.

Gambar 2.5 Tampilan Jendela Adobe After Effects

Adobe After Effects memiliki fitur-fitur penting, misalnya alat untuk membuat Shape (seperti yang terdapat pada Adobe Photoshop). Pada Adobe After Effects terdapat Keyframe seperti yang terdapat pada Adobe Flash (cara menganimasikannya juga hampir sama). Terdapat juga expression yang hamper mirip dengan Action Script pada Flash.

Adobe Illustrator CS6

Menurut Wahana Komputer (2013 : 3 – 12) [32], Adobe Illustrator CS6 adalah software pengolah vektor dan gambar serta ilustrasi yang dapat digunakan untuk menciptakan suatu gambar imajinasi atau tokoh karakter. Revisi Illustrator CS6 yang paling jelas adalah user interface yang lebih halus.User interface ini telah terbebas dari menu aqua glossy dan mengadopsi kontras rendah dan chic grayscale. Dengan adanya hal ini, Adobe memiliki ikon, toolbar, dan panel yang lebih rapi. Pengguna dapat menyesuaikan antarmuka bertahap dari terang ke gelap, dan desain baru kontras rendah membuat mode antar muka gelap lebih menyenangkan mata daripada CS6. Adobe Illustrator CS6 memungkinkan kita menerapkan gradasi pada garis lurus, lengkung, ataupun spiral. Kita dapat menggunakan fasilitas stroke dan gradient secara bergantian atau bersamaan. Selain itu, dapat mengatur opacity gradient seperti yang kita inginkan. Adobe Illustrator CS6 mampu bekerja dengan presisi, kecepatan dan stabil, walaupun file desinnya kompleks. Dengan dukungan 64-bit pada Mac iOS dan Windows dapat mengakses semua RAM pada komputer, dan dengan mudah membuka, menyimpan dan mengekspor file besar dan preview. Adobe Illustrator CS6 terasa lebih cepat dan lebih responsif.

Gambar 2.6 Tampilan Jendela Adobe Illustrator

Adobe Audition CS6

Menurut Wahana Komputer (2014 : 2 – 3) [33], Adobe Audition adalah aplikasi multimedia untuk mengolah file audio. Aplikasi ini secara khusus digunakan untuk membantu pengguna komputer yang ingin mengolah dan membuat komposisi audio dengan cepat. Tidak hanya itu, dengan Adobe Audition, pengguna komputer dapat merekam audio, memperbaiki kualitas audio, menambahkan bermacam efek suara, menggabungkan beberapa file audio hingga pengguna dapat menyimpan audio dengan beberapa format suara.

Adobe Audition merupakan multitrack digital audio recording, editor, dan mixer yang digunakan serta memiliki bermacam – macam fasilitas pengolahan audio. Adobe Audition memberikan fasilitas perekaman audio hingga 128 track hanya dengan satu sound card. Hal ini tentunya memberikan kemudahan bagi seorang sound editor untuk bereksperimen lebih jauh. Pengeditan audio dapat dilakukan dalam bentuk .wav dan file outputnya dapat dikonversi dalam berbagai bentuk format audio, seperti .wma, .mp3, .mp3pro, dan lain sebagainya. Dalam mengaransemen sebuah audio dapat dilakukan dengan menambah beberapa alat musik, serta dihubungkan dengan line in atau microphone dari sound card.

Gambar 2.7 Tampilan Jendela Adobe Audition

Konsep Dasar Elisitasi

Menuru Sommerville dalam prastomo (2015 : 166) [34],Elisitasi adalah sekumpulan aktifitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem baru melalui komunikasi dengan pelanggan dan pihak yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem..

Elisitasi didapat melalui proses wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

  1. Elisitasi tahap I, , Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait oleh pihak wawancara.
  2. Elisitasi tahap II, Merupakan hasil dari pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI, Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem. Berikut penjelasan mengenai metode MDI :
    1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat pembuatan sistem baru.
    2. D pada MDI berarti Desireable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah termasuk bagian sistem dibahas.
  3. Elisitasi Tahap III, Merupakan penyusutan elisitasi tapah II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu:
    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?.
    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?.
    3. E artinya Economi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.
  4. Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar perancangan media yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Jatana, dkk (2017 : 60)[35], A literature review is an objective study done to thoroughly summarize and critically analyse the available relevant research, and to enable the researcher to gather up to date information, to gain insight into the current literature that forms a basis of a goal to be achieved and also justifies the future research in that area. (Literature Review adalah studi objektif yang dilakukan untuk meringkas secara menyeluruh dan menganalisis secara kritis penelitian relevan yang ada. Dan untuk memungkinkan peneliti mengumpulkan informasi terkini yang membentuk dasar dari sebuah tujuan yang ingin dicapai dan juga membenarkan penelitian didaerah terserbut).

Menurut Suwandi (2017 : 136)[36], Literatur dapat diartikan sebagai sumber ataupun acuan yang digunakan dalam berbagai macam aktivitas di dunia pendidikan ataupun aktivitas lainnya. Literatur juga dapat diartikan sebagai rujukan yang digunakan untuk mendapatkan informasi tertentu. Literatur dapat berupa buku ataupun berbagai macam tulisan lainnya.

Dari kedua teori diatas dapat disimpulkan bahwa literature review adalah sebuah metode pengumpulan data yang dipakai untuk sebuah penelitian guna mendapatkan informasi yang tepat.

Jenis - Jenis Penelitian

Menurut John didalam Seema (2014: 39)[37], Research is a more systematic activity directed towards discovery and the development of an organized body of knowledge (Penelitian adalah kegiatan yang lebih sistematis yang diarahkan pada penemuan dan pengembangan badan pengetahuan yang terorganisir)

  1. Penelitian Kualitatif
    Penelitian kualitatif adalah penelitian kualitatif adalah penelitian yang data utamanya merupakan data – data yang berupa bukan angka, misalnya survey, opini, dan lain – lainnya. Data – data yang bukan berupa angka ini dapat juga direpresentasikan menjadi angka yang kemudian dapat diolah secara matematis untuk kemudian diambil suatu kesimpulan yang seharusnya merupakan solusi dari permasalahan yang diteliti.
  2. Penelitian Kuantitatif
    Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang data utamanya merupakan data – data yang berupa angka yang dapat diolah secara sistematis. Hasil analisis dari data – data kuantitatif ini kemudian dijadikan dasar untuk mengambil suatu kesimpulan yang diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang diteliti.

Literature Review

Dari beberapa hasil tinjauan dari perpustakaan serta Jurnal Internasional, penulis mendapatkan beberapa Literature Review diantaranya sebagai berikut :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Zulfah (2016)[38] “PEMBUATAN VIDEO INFOGRAFIS TIPS MEMILIH PRODI TEMPAT KULIAH DENGAN TEKNIK ANIMASI 2D”. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap orang untuk menunjang karir masa depannya. Semakin banyaknya pendaftar calon mahasiswa baru baik negeri maupun swasta membuktikan bahwa kesadaran masyarakat akan pendidikan meningkat. Ada di antara calon mahasiswa yang sudah yakin untuk memilih suatu program studi. Namun, tidak sedikit pula yang mengalami kesusahan untuk menentukan pilihan. Maka dari itu, dengan membuat tips tentang bagaimana memilih program studi di tempat kuliah akan memberikan pencerahan bagi calon mahasiswa baru. Dengan perkembangan teknologi multimedia, sebuah media baru yaitu video animasi untuk menjelaskan sebuah informasi menjadi media yang efektif untuk menangani masalah tersebut. Video tersebut dikenal dengan video infografis dengan menggunakan teknik animasi 2D dan penambahan audio. Hal tersebut mendorong penulis untuk membuat sebuah tips memilih program studi tempat kuliah dengan media video infografis. Video ini merupakan suatu alternatif media penyampaian informasi sebuah tips memilih program studi tempat kuliah dengan audio visual.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Imamy (2015)[39] “PERANCANGAN VIDEO INFOGRAFIS GENDHONG MENDONG WAJAK SEBAGAI MEDIA INFORMASI PROSES PEMBUATAN TIKAR MENDONG”. Kerajinan tikar mendong merupakan salah satu sentra agroindustri yang terletak di Desa Blayu, Kecamatan Wajak yang berpotensial untuk dikembangkan. Nilai produksi yang dihasilkan oleh sentra agroindustri Kerajinan Mendong tersebut mencapai Rp 3,48 milyar. Melihat perkembangan tikar mendong yang pesat ini, setiap upaya pengembangannya akan membawa dampak baik terhadap perekonomian masyarakat. Maka dari itu, Kecamatan Wajak sebagai sentra industri kerajinan mendong membutuhkan sebuah media informasi sekaligus promosi untuk membantu memasarkan hasil kerajinan tikar mendong dan meningkatkan harga jual mendong. Produk yang dihasilkan berupa video informasi berbasis infografis. Produk ini berupa video infografis dengan konsep gaya desain sederhana dan modern. Terdiri dari tiga sekuen dengan ukuran resolusi video adalah 1280 pixel x 720 pixel. Video dikerjakan menggunakan piranti lunak komputer yaitu After Effect CC 2015 (pemberian efek visual dan tipografi), Adobe Premiere CC 2015 (perangkaian video), dan Adobe Illustrator CC 2015 (pembuatan elemen grafis).
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Fauzian (2016)[40] “PERANCANGAN VIDEO INFOGRAFIS STEP BY STEP DIET OCD UNTUK REMAJA”. Perancangan Video Infografis Animasi Step By Step Diet OCD Untuk Remaja adalah pengembangan salah satu usaha penanggulangan mengatasi obesitas atau kegemukan melalui program diet OCD yang di perkenalkan oleh Deddy Corbuzier secara spesifik. Saat ini, program diet OCD sedang popular dari pada program diet-diet lainnya karena diet OCD itu sendiri memiliki penerapan yang berbeda yaitu dengan puasa dan boleh makan apa saja dengan batasan waktu yang sudah ditentukan. Maka dari itu penulis mempunyai ide untuk mengembangkan media informasi yang berupa video infografis animasi tentang step by step diet OCD khususnya dikalangan remaja yang sedang diet berdiet agar video infografis animasi juga sangat membantu pengguna dalam mempelajarinya.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Arigia (2016)[41] Infografis Sebagai Media Dalam Meningkatkan Pemahaman Dan Keterlibatan Publik Bank Indonesia”. Suatu studi eksploratif mengenai penggunaan infografis sebagai media komunikasi kebijakan dapat membentuk ketertarikan situasi, pemahaman situasi, dan cara berperilaku publik non-ahli ekonomi terhadap informasi kebijakan ekonomi Bank Indonesia yang kompleks. Studi ini menggunakan metode penelitian gabungan dan konsep teori ‘Medium is The Message’ dari Marshall McLuhan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak lima belas (15) orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian dan simpulan penelitian yaitu infografis Bank Indonesia sudah cukup baik dalam membentuk ketertarikan situasional publik.
  5. Penelitian oleh Maulani, dkk (2016 : 207 – 220)[42]“Pengembangan Media Promosi Pariwisata Kota Tangerang Dalam Bentuk Video Digital Pada Dinas PORPAREKRAF”. Saat ini Dinas PORPAREKRAF, memberikan informasi dan promosi berupa video pariwisata melalui beberapa media yaitu berupa media sosial, maupun website yang dirasa masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan promosi pariwisata yang dirasa kurang uptodate. Dinas PORPAREKRAF harus memiliki sarana media informasi dan promosi yang dapat menunjang kemajuan pariwisata Kota Tangerang.
  6. Research conducted by Pisarenko (2016)[43] “INFOGRAPHICS USE IN TEACHING FOREIGN LANGUAGES FOR SPESIFIC PURPOSES”. The paper is devoted to the problem of modernization of teaching foreign languages in high school. The existing education system, its structure, the maintenance, and current methods, also described in various patents, do not correspond to an increase in the information stream that demands search of new approaches to a solution of a problem for increase in efficiency of educational technologies. The application of the infographics-based educational technologies results in quantitative increase of factor of mastering; it is expressed in qualitative increase of the level the students’ foreign language communicative competence.
  7. Research conducted by Maerkle(2017)[44] “ASSESSING THE MARKET FOR MOTION GRAPHICS IN JEDDAH, SAUDI ARABIA”. Motion graphics, as a field, has been developed and utilized most in Western broadcast television markets. As an attention-grabbing device, and as a means to communicate information, it appears in all aspects and modes. The Western markets value these techniques, and how they support the promotion of products and the understanding of complex, multi-layered information in relativity short amounts of time. This research demonstrates a deficiency in the utilization of these techniques in the Middle Eastern market, especially in Jeddah, Saudi Arabia, through a content analysis of television commercials and public service announcements created and aimed at the region and through interviews with well-known advertising firms and how the Jeddawi audience responds positively to, and would benefit from more application of motion graphics in local television commercials and public service announcements based on audience testing.
  8. Research conducted by Dontcheva (2015)[45] “LEARNING STYLE SIMILARITY FOR SEARCHING INFOGRAPHICS”. Infographics are complex graphic designs integrating text, images, charts and sketches. Despite the increasing popularity of infographics and the rapid growth of online design portfolios, little research investigates how we can take advantage of these design resources. In this paper we present a method for measuring the style similarity between infographics. Based on human perception data collected from crowdsourced experiments, we use computer vision and machine learning algorithms to learn a style similarity metric for infographic designs. We evaluate different visual features and learning algorithms and find that a combination of color histograms and Histograms-of-Gradients (HoG) features is most effective in characterizing the style of infographics. We demonstrate our similarity metric on a preliminary image retrieval test.
  9. Research conducted by Siricharoen (2013)[46] “Infographics: The New Communication Tools in Digital Age”. Infographics were used to support the work of journalism back in 1980s. It may be used to accommodate newsletters, newspapers, magazines, and reports. Now the infographics have been applied for telling the story. Additionally, the changing lifestyle in digital age, data and information need to be quicker and easier processed. People scan for the headlines and graphics (usually in pictures, graphs, charts) that attract their interest. They spend less time to consider whether it is worth further reading. Multimedia infographic can be created in 3D to make it more appreciative than regular illustrative pictures and text, especially for the difficult and complicated contents.
  10. Research conducted by Zhuo (2014)[47] “Infographics Retrieval: A New Methodology”. Information graphics (infographics), such as the one in Figure 1, are effective visual representations of complex information. Moreover, the overwhelming majority of information graphics from popular media appear to be designed to convey an intended message. For example, the intended message of the graphic in Figure 1 is ostensibly that Toyota has the highest profit among the car manufacturers listed. Although much research has addressed the retrieval of documents, very little attention has been given to the retrieval of infographics. But infographics are an important knowledge resource that should be accessible from a digital library.

Tabel 2.1 Literature Review

Keunggulan Project Peneliti dan Referensi Literature Review Yang Digunakan :

Penelitian yang dilakukan dengan judul “Video Infografis Ekonomi Kreatif Pada Dinas Kota Tangerang Selatan” memiliki tampilan yang menarik dalam menyampaikan informasi dalam bentuk video infografis ekonomi kreatif padadinas pariwisata kota tangerang selatan. Dalam pembuatan video infografis ini menggabungkan seluruh informasi ekonomi kreatif agar menjadi satu kesatuan sehingga menjadi sebuah informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan. Dalam penyajian video infografis ini pun lebih singkat, padat dan jelas dalam penyampaian informasi. Video infografis ini memiliki manfaat sebagai salah satu penunjang informasi sekaligus promosi terhadap para pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan agar mendaftarkan usahanya kepada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan.

Kelebihan dari project yang dibuat adalah menyajikan informasi mengenai ekonomi kreatif dan grafik perkembangan ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan. Selain itu, video infografis ini menampilkan video yang lebih berfokus kepada 16 subsektor ekonomi kreatif yang dimana banyak para pelaku usaha belum mengetahui apa saja 16 subsektor yang ada di ekonomi kreatif. Video infografis ini pn didukung dengan animasi yang semenarik mungkin, dari segi gambar, transisi perpindahan gambar serta backsound yang ceria.

Berdasarkan Literature Review diatas penelitian ini mengambil referensi pada literature review nomor 2 yang ditulis oleh Imamy (2016)[14] dengan judul “Perancangan Video Infografis Gendhong Mendong Wajak Sebagai Media Informasi Proses Pembuatan Tikar Mendong”. Dikarenakan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini sama, diantaranya yaitu dengan metode perancangan desain yang sederhana ukuran resolusi video adalah 1280 pixel x 720 pixel piranti lunak seperti adobe after effects, adobe illustrator, adobe premiere dan adobe audition.

Perbedaan dari project yang dibuat dengan project yang menjadi referensi didalam literature review adalah konsep pembuatan video. Pada project yang dibuat oleh peneliti menggunakan konsep video infografis dan ditambahkan motion graphic yang dimana keseluruhannya menggunakan animasi motion graphic serta subsektor khusus ekonomi kreatif. Sedangkan project yang menjadi referansi penelitian diatas menampilkan video informasi yang hanya mengacu terhadap proses pembuat tikar mendong, sehingga cakupan informasi yang disampaikan masih kurang.

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

Gambaran Umum Objek Yang Diteliti

Sejarah Singkat

  1. Sejarah Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan

    Pembangunan kepariwisataan diarahkan kepada peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan yang tidak hanya semata-mata berorientasi kepada aspek ekonomi, tetapi kegiatan sektor lain yang berkaitan, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Langkah kebijakan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, salah satunya adalah menjadikan sektor pariwisata sebagai prioritas dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui peningkatan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan mancanegara dan nusantara, dengan tetap memperhatikan segala aspek pembangunan kepariwisataan yaitu tetap terjaga dan terpeliharanya kepribadian bangsa serta pelestarian lingkungan.

    Pembangunan dan pengembangan kepariwisataan di Kota Tangerang Selatan bertumpu pada keunikan dan kekhasan serta kelokalan sehingga menempatkan keanekaragaman sebagai suatu yang prinsip dan hakiki. Keberhasilan pembangunan sektor pariwisata di Kota Tangerang Selatan merupakan upaya pemerintah daerah (Pemda) dan instansi/dinas terkait lainnya yang mendapat dukungan dan peran serta dunia usaha pariwisata serta masyarakatnya.

    Kantor Kebudayaan dan Pariwisata dibentuk Berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan nomor 26 Tahun 2011 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan, menyatakan “Rincian tugas, Fungsi dan Tata Kerja diatur Lebih Lanjut dengan Peraturan Walikota”.

    Pada tahun 2016 Kantor Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Organisasi Perangkat Daerah berubah menjadi Dinas Pariwisata, sedangkan untuk urusan kebudayaan dialihkan ke Dinas Pendidikan.

    Dinas Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kantor sesuai dengan visi dan misi Walikota di Bidang Pariwisata.

    Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dibantu oleh Sekretaris Dinas yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan pelayanan administrasi dan teknis yang meliputi umum dan kepegawaian, keuangan dan Perencanaan. Untuk urusan pelayanan adminitrasi perkantoran dibantu oleh dua Sub Bagian. Yaitu Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan dan Sub Bagian Perencanaan, serta tiga Kepala Bidang yaitu :

  1. Kepala Bidang Pengelolaan Destinasi Kepariwisataan
    1. Kepala Seksi Pengelolaan Daya Tarik Kepariwisataan.
    2. Kepala Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis Pariwisata dan Sarana prasarana Zona Kreatif Kepariwisataan.
    3. Kepala Seksi Pengelolaan Destinasi Kepariwisataan.
  2. Kepala Bidang Pembinaan Usaha Kepariwisataan dan Pemasaran
    1. Kepala Seksi Pembinaan Usaha Kepariwisataan.
    2. Kepala Seksi Promosi Pariwisata dan Data Informasi Kepariwisataan.
  3. Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Kelembagaan Kepariwisataan
    1. Kepala Seksi Pengembangan SDM Kepariwisataan.
    2. Kepala Seksi Promosi Pariwisata dan Dwata Informasi Kepariwisataan.

Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan

Wewenang dan Tanggung Jawab

  1. Kepala Dinas
    1. Kepala Dinas mempunyai tugas yaitu :
      1. Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis bidang pelayanan pariwisata.
      2. Perumusan, penetapan, pelaksanaan program dan anggaran di bidang pelayanan pariwisata.
      3. Pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan pariwisata.
      4. Pembinaan kawasan strategis dan zona kreatif dan destinasi kepariwisataan.
      5. Pembinaan jejaring komunitas penyelenggara strategis dan zona kreatif kepariwisataan, sinergis pengembangan daya tarik kepariwisataan.
      6. Pelaksanaan rekomendasi, event pariwisata Daerah, event/acara promosi pariwisata dalam dan luar Daerah, pameran promosi potensi pariwisata.
      7. Pengoordinasian pembinaan, dan invetarisasi terhadap sanggar, studio musik, rumah produksi, event organizer pelaku usaha sumber daya manusia dalam pengembangan ekonomi kreatif.
      8. Pengoordinasian pelaksanaan pembinaan terhadap pengembangan sumber daya manusia kepariwisataan untuk mendapatkan sertifikasi profesi kepariwisataan dalam pengembangan ekonomi kreatif.
      9. Pengoordinasian pemilihan dan pembinaan duta wisata dalam pengembangan ekonomi kreatif.
      10. Pelaksanaan kerjasama di bidang pariwisata.
      11. Penyelenggaraan evaluasi, pelaporan tugas, dan fungsi lingkup Dinas.
  2. Sekretariat
    1. Kepala Dinas mempunyai tugas yaitu :
      1. Pengoordinasian bahan penyusunan perumusan, pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis norma, standar, prosedur dan kriteria di lingkup sekretariat dan Dinas.
      2. Pengoordinasian penyusunan, perumusan dokumen perencanaan program dan anggaran di lingkup Dinas.
      3. Pelaksanaan penyusunan, perumusan dan analisa dokumen Perencanaan program dan anggaran di lingkup secretariat.
      4. 4. Pengoordinasian pelaksanaan penelitian/ asistensi/ pembahasan program, kegiatan dan anggaran dengan Unit Kerja internal/ kementerian/ lembaga/ instansi terkait.
      5. Pengoordinasian penyusunan, perumusan dokumen pelaporan kinerja, program dan kegiatan serta pertanggungjawaban pemerintah lingkup sekretariat dan Dinas.
      6. Pengoordinasian, penyusunan, perumusan dokumen hasil monitoring dan evaluasi bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan.
      7. Pengoordinasian, penyusunan, perumusan dokumen pelaporan monitoring dan evaluasi bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan.
      8. Pengoordinasian, penyusunan, perumusan dokumen pelaporan penatausahaan keuangan bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan Dinas.
      9. Pengoordinasian, penyusunan, perumusan dokumen catatan atas laporan keuangan Dinas.
      10. Pengoordinasian kesejahteraan pegawai, hukuman disiplin pegawai, permasalahan yang dihadapi pegawai yang berdampak pada kinerja pegawai dengan Unit Kerja/ lembaga/ instansi terkait.
      11. Pengoordinasian penyusunan dan analisa kebutuhan pegawai/ pengadaan barang/pemeliharaan aset Dinas/ perjalanan Dinas/ penyelenggaraan rapat Dinas.
      12. Pengordinasian penyusunan analisa jabatan, analisa beban kerja, evaluasi jabatan dan standar kompetensi jabatan di lingkup Dinas.
  3. Kepala Subbagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan
    1. Kepala Subbagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan mempunyai tugas yaitu :
      1. Menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan teknis norma, standar, prosedur dan kriteria di lingkup urusan umum, kepegawaian dan keuangan di lingkup Dinas.
      2. Menyiapkan bahan penyusunan dokumen perencanaan program, kegiatan dan anggaran pada Subbagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan.
      3. Menyiapkan dokumen pendukung pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran pada Subbagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan.
      4. Menyelenggarakan layanan administrasi ketatausahaan di lingkup Dinas.
      5. Menyelenggarakan layanan administrasi kepegawaian di lingkup Dinas.
      6. Menyelenggarakan layanan kerumahtanggaan di lingkup Dinas
      7. Menyelenggarakan pengelolaan Barang Milik Daerah di lingkup Dinas.
      8. Menyelenggarakan pengadaan dan pencatatan kebutuhan perlengkapan kantor barang pakai habis di lingkup Dinas.
      9. Melaksanakan kehumasan dan informasi publik.
      10. Melaksanakan peningkatan kemampuan dan kapasitas pegawai.
      11. Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan kearsipan lingkup Dinas.
      12. Melaksanakan pelayanan dan pengelolaan perjalanan Dinas.
      13. Memfasilitasi penyusunan analisa jabatan, analisa beban kerja, evaluasi jabatan dan standar kompetensi jabatan di lingkup Dinas.
      14. Menyelenggarakan survei kepuasan masyarakat terhadap jenis pelayanan yang dilaksanakan Dinas.
      15. Menyelenggarakan penatausahaan keuangan di lingkup Dinas.
      16. Menyelenggarakan pembinaan administrasi keuangan di lingkup Subbagian Keuangan dan Dinas.
      17. Menghimpun/ menyusun/ menganalisa/ merumuskan dokumen pelaporan keuangan bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan di lingkup Dinas.
      18. Menghimpun/ menyusun/ menganalisa/ merumuskan dokumen catatan atas laporan keuangan di lingkup Dinas.
  4. Kepala Bidang Pengelolaan Destinasi Kepariwisataan
    1. Kepala Bidang Pengelolaan Destinasi Kepariwisataan mempunyai tugas yaitu :
      1. Pengoordinasian bahan penyusunan perumusan, pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis norma, standar, prosedur dan kriteria di lingkup Bidang Pengelolaaan Destinasi Kepariwisataan.
      2. Pengoordinasian perumusan, pelaksanaan program dan anggaran di lingkup Bidang Pengelolaaan Destinasi Kepariwisataan.
      3. Pengoordinasian pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan pelayanan pengelolaan daya tarik kepariwisataan, pengelolaan kawasan strategis kepriwisataan dan zona kreatif, serta pengelolaan destinasi kepriwisataan.
      4. Pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai di lingkup Bidang Pengelolaaan Destinasi Kepariwisataan.
      5. Pengoordinasian pelaksanaan tugas pelayanan lingkup Seksi Pengelolaan Daya Tarik Kepariwisataan, Pengelolaan Kawasan Strategis Kepariwisataan dan Zona Kreatif, dan Pengelolaan Destinasi Kepariwisataan.
      6. Pengoordinasian data kawasan strategis dan zona kreatif kepariwisataan.
      7. Pengoordinasian pembangunan/ revitalisasi dan kerja sama pengelolaan destinasi kepariwisataan.
      8. Pengoordinasian dan penataan kawasan strategis dan zona kreatif kepariwisataan.
      9. Pengoordinasian membentuk jejaring komunitas penyelenggara strategis dan zona kreatif kepariwisataan.
      10. Pengoordinasian sinergis pengembangan daya tarik kepariwisataan secara terpadu dengan kabupaten/kota, pemangku kepentingan pariwisata lainnya dan instansi terkait.
      11. Pengoordinasian dan memfasilitasi event pariwisata Daerah.
      12. Melaksanakan pelayanan dan pengelolaan perjalanan Dinas.
      13. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaaan destinasi kepariwisataan.
  5. Kepala Seksi Pengelolaan Daya Tarik Kepariwisataan
    1. Kepala Seksi Pengelolaan Daya Tarik Kepariwisataan mempunyai tugas yaitu :
      1. Menyusun perumusan dan pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria pada Seksi Pengelolaan Daya Tarik Kepariwisataan.
      2. Menyusun perumusan dan pelaksanaan program dan anggaran di lingkup Seksi Pengelolaan Daya Tarik Kepariwisataan.
      3. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan pelayanan pengelolaan daya tarik kepariwisataan.
      4. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Pengelolaan Daya Tarik Kepariwisataan.
      5. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas pada Seksi Pengelolaan Daya Tarik Kepariwisataan.
      6. Melaksanaan sinergis pengembangan daya tarik kepariwisataan secara terpadu dengan kabupaten/kota, pemangku kepentingan pariwisata lainnya dan instansi terkait.
      7. Menyelenggarakan dan memfasilitasi event pariwisata Daerah.
      8. Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan arsip di lingkup Seksi Pengelolaan Daya Tarik Kepariwisataan.
      9. Menyusun laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Pengelolaan Daya Tarik Kepariwisataan.
  6. Kepala Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis Kepariwisataan dan Zona Kreatif
    1. Kepala Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis Kepariwisataan dan Zona Kreatif mempunyai tugas yaitu :
      1. Menyusun perumusan dan pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria pada Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis Kepriwisataan dan Zona Kreatif.
      2. Menyusun perumusan dan pelaksanaan program dan anggaran di lingkup Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis Kepariwisataan dan Zona Kreatif.
      3. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan pengelolaan kawasan strategis kepariwisataan dan zona kreatif.
      4. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis Kepariwisataan dan Zona Kreatif.
      5. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas pada Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis Kepariwisataan dan Zona Kreatif.
      6. Menyiapkan data dan kajian kawasan strategis zona kreatif kepariwisataan.
      7. Menyelenggarakan penataan kawasan strategis dan zona kreatif kepariwisataan.
      8. Membentuk jejaring komunitas penyelenggara strategis dan zona kreatif kepariwisataan.
      9. Menyelenggarakan pengelolaan naskah Dinas dan arsip di lingkup Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis Kepariwisataan dan Zona Kreatif.
      10. Menyusun laporan dan melakukan evaluasi kegiatan pegawai pada Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis Kepariwisataan dan Zona Kreatif.
  7. Kepala Seksi Pengelolaan Destinasi Kepariwisataan
    1. Kepala Seksi Pengelolaan Destinasi Kepariwisataan mempunyai tugas yaitu :
      1. Menyusun perumusan dan pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria pada Seksi Pengelolaan Destinasi Kepariwisataan.
      2. Menyusun perumusan dan pelaksanaan program dan anggaran di lingkup Seksi Pengelolaan Destinasi Kepariwisataan.
      3. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan pengelolaan destinasi kepariwisataan.
      4. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Pengelolaan Destinasi Kepariwisataan.
      5. Menyiapkan data dan memfasilitasi pengembangan destinasi wisata.
      6. Melaksanakan pengelolaan dan memfasilitasi kerja sama pengelolaan destinasi kepariwisataan.
      7. Melaksanakan dan memfasilitasi pembangunan/ revitalisasi destinasi.
      8. Menyelenggarakan pengelolaan naskah Dinas dan arsip di lingkup Seksi Pengelolaan Destinasi Kepariwisataan.
  8. Kepala Bidang Pembinaan Usaha Kepariwisataan dan Pemasaran
    1. Kepala Bidang Pembinaan Usaha Kepariwisataan dan Pemasaran mempunyai tugas yaitu :
      1. Pengoordinasian, perumusan, pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis norma, standar, prosedur dan kriteria di lingkup Bidang Pembinaan Usaha Kepariwisataan dan Pemasaran.
      2. Pengoordinasian perumusan, pelaksanaan program dan anggaran di lingkup Bidang Pembinaan Usaha Kepariwisataan dan Pemasaran.
      3. Pengoordinasian pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan pembinaan usaha kepariwisataan, promosi, data dan informasi kepariwisataan
      4. Pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas di lingkup Bidang Pembinaan Usaha Kepariwisataan dan Pemasaran.
      5. Pengoordinasian pelaksanaan tugas di lingkup Bidang Pembinaan Usaha Kepariwisataan dan Pemasaran.
      6. Pengoordinasian event acara promosi pariwisata dalam dan luar Daerah.
      7. Pengoordinasian data, rekomendasi dan informasi wisata dalam rangka meningkatkan investasi usaha pariwisata.
      8. Pengoordinasian penyelenggaraan pameran promosi potensi pariwisata.
      9. Pengoordinasian data dan informasi kepariwisataan dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan.
  9. Kepala Seksi Pembinaan Usaha Kepariwisataan memiliki tugas
    1. Kepala Seksi Pembinaan Usaha Kepariwisataan mempunyai tugas yaitu :
      1. Menyusun perumusan dan pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria pada Seksi Pembinaan Usaha Kepariwisataan.
      2. Menyusun perumusan dan pelaksanaan program dan anggaran di lingkup Seksi Pembinaan Usaha Kepariwisataan.
      3. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan pembinaan usaha kepariwisataan.
      4. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Pembinaan Usaha Kepariwisataan.
      5. Mengoordinasi pelaksanaan tugas pada Seksi Pembinaan Usaha Kepariwisataan.
      6. Menyiapkan data dan informasi kepariwisataan dalam rangka meningkatkan investasi kepariwisataan.
      7. Meyiapkan rekomendasi pertimbangan teknis atas pemberian ijin di bidang usaha pariwisata.
      8. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan monitoring penyelenggaraan usaha kepariwisataan.
      9. Melaksanakan sosialisasi usaha kepariwisataan berkelanjutan
      10. Menyelenggarakan pengelolaan naskah Dinas dan arsip di lingkup Seksi Pembinaan Usaha Kepariwisataan.
      11. Menyusun laporan dan melakukan evaluasi kegiatan pegawai pada Seksi Pembinaan Usaha Kepariwisataan.
  10. Kepala Seksi Promosi, Data dan Informasi Kepariwisataan
    1. Kepala Seksi Promosi, Data dan Informasi Kepariwisataan mempunyai tugas yaitu :
      1. Menyusun perumusan dan pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria pada Seksi Promosi, Data dan Informasi Kepariwisataan.
      2. Menyusun perumusan dan pelaksanaan program dan anggaran di lingkup Seksi Promosi, Data dan Informasi Kepariwisataan.
      3. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan promosi, data dan informasi kepariwisataan.
      4. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Promosi, Data dan Informasi Kepariwisataan.
      5. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas pada Seksi Promosi, Data dan Informasi Kepariwisataan.
      6. Menyelenggarakan dan memfasilitasi event acara promosi pariwisata dalam dan luar Daerah.
      7. Menyiapkan data dan informasi wisata dalam rangka pengembangan kepariwisataan dan meningkatkan kunjungan wisatawan.
      8. Menyelenggarakan pameran dan ikut serta dalama pameran promosi potensi pariwisata dan budaya.
      9. Menyelenggarakan pengelolaan naskah Dinas dan arsip di lingkup Seksi Promosi, Data dan Informasi Kepariwisataan.
      10. Menyusun laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Promosi, Data dan Informasi Kepariwisataan dan
      11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas.
  11. Kepala Bidang Ekonomi Kreatif
    1. Kepala Bidang Ekonomi Kreatif mempunyai tugas yaitu :
      1. Pengoordinasian, perumusan, pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis norma, standar, prosedur dan kriteria di lingkup Bidang Ekonomi Kreatif.
      2. Pengoordinasian perumusan, pelaksanaan program dan anggaran di lingkup Bidang Ekonomi Kreatif.
      3. Pengoordinasian pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan ekonomi kreatif.
      4. Pengoordinasian pelaksanaan tugas di lingkup Bidang Ekonomi Kreatif.
      5. Pengoordinasian pembentukan dan pengembangan kemitraan usaha dan kelembagaan ekonomi kreatif.
      6. Pengoordinasian pendampingan dan pengembangan pelaku ekonomi kreatif karya seni, pertunjukan, festival , pameran, konser, seni perfilman dalam mendapatkan pengakuan hak atas kekayaan intelektual.
      7. Pengoordinasian pembinaan, dan invetarisasi terhadap sanggar, studio musik, rumah produksi, event organizer pelaku usaha sumber daya manusia dalam pengembangan ekonomi kreatif.
      8. Pengoordinasian pelaksanaan pembinaan terhadap pengembangan sumber daya manusia kepariwisataan untuk mendapatkan sertifikasi profesi kepariwisataan dalam pengembangan ekonomi kreatif.
      9. Pengoordinasian pemilihan dan pembinaan duta wisata dalam pengembangan ekonomi kreatif.
      10. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkup Bidang Ekonomi Kreatif dan.
      11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsi.
  12. Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif
    1. Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas yaitu :
      1. Menyusun perumusan dan pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria pada Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.
      2. Menyusun perumusan dan pelaksanaan program dan anggaran di lingkup Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.
      3. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.
      4. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.
      5. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas pada Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.
      6. Melaksanakan inventarisasi data pelaku usaha sumber daya manusia dalam pengembangan ekonomi kreatif.
      7. Melaksanakan pembinaan pengembangan sumber daya manusia kepariwisataan dan memfasilitasi penerbitan sertifikasi profesi kepariwisataan dalam pengembangan ekonomi kreatif.
      8. Melaksanakan pemilihan dan pembinaan duta wisata dalam pengembangan ekonomi kreatif.
      9. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kepariwisataan dan ekonomi kreatif.
      10. Menyelenggarakan pengelolaan naskah Dinas dan arsip di lingkup Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.
      11. Menyusun laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai pada seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.
  13. Kepala Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Hak Atas Kekayaan Intelektual Ekonomi Kreatif
    1. Kepala Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Hak Atas Kekayaan Intelektual Ekonomi Kreatif mempunyai tugas yaitu :
      1. Menyusun perumusan dan pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria pada Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Hak Atas Kekayaan Intelektual Ekonomi Kreatif.
      2. Menyusun perumusan dan pelaksanaan program dan anggaran di lingkup Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Hak Atas Kekayaan Intelektual Ekonomi Kreatif.
      3. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan pengembangan kelembagaan dan hak atas kekayaan intelektual ekonomi kreatif.
      4. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.
      5. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Hak Atas Kekayaan Intelektual Ekonomi Kreatif.
      6. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas pada Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Hak Atas Kekayaan Intelektual Ekonomi Kreatif.
      7. Menyiapkan bahan koordinasi pengembangan kelembagaan pariwisata.
      8. Memfasilitasi bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan dan program ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, animasi, dan video, fotografi, seni pertunjukan, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, dan seni rupa.
      9. Melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan kepada semua pemangku kepentingan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual desain produk, fashion, animasi dan video fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, dan seni rupa.
      10. Melaksanakan fasilitasi, pembentukan dan pengembangan kemitraan usaha dan kelembagaan kepariwisataan dan ekonomi kreatif.
      11. Melaksanakan fasilitasi, pendampingan dan pengembangan pelaku ekonomi kreatif karya seni, pertunjukan, festival, pameran, konser, seni perfilman dalam mendapatkan pengakuan hak atas kekayaan intelektual.
      12. Melaksanakan pendataan kelembagaan ekonomi kreatif, sanggar, studio musik, rumah produksi, event organizer dalam pengembangan ekonomi kreatif.
      13. Melakukan pembinaan terhadap sanggar, studio musik, rumah produksi, event organizer.
      14. Menyelenggarakan pengelolaan naskah Dinas dan arsip di lingkup Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Hak Atas Kekayaan Intelektual Ekonomi Kreatif.
      15. Menyusun laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Hak Atas Kekayaan Intelektual Ekonomi Kreatif.


Informasi Produk

Produk

Media Video Infografis ekonomi kreatif ini merupakan salah satu bentuk media komunikasi dalam bentuk audio visual, yang pada umumnya sebagai media informasi dalam bentuk video. Dalam video infografis ini dipakai untuk menunjukkan beberpa informasi mengenai ekonomi kreatif, perkembangan ekonomi kreatif, informasi mengenai 16 subsektor ekonomi kreatif dan untuk presentasi dalam mencari para pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan.

Video infografis ini diproduksi berdasarkan permintaan stakeholder sebagai salah satu media informasi terbaru dalam menyampaikan informasi yang akurat tentang ekonomi kreatif dan sebagai daya tarik para pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan guna mendaftarkan usaha kreatifnya kepada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan bagian Ekonomi Kreatif.

Latar Belakang Produk

Pada sebelumnya, informasi yang disampaikan tentang ekonomi kreatif sebelumnya menggunakan selembaran kertas dan hanya berupa slide presentasi saja yang yang kurang efektif dalam penyampaian informasi itu sendiri. Adapun dengan media sebelumnya belum bisa menjelaskan atau menyampaikan informasi mengenai ekonomi kreatif secara jelas. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud membuat salah satu transformasi baru dalam memberikan informasi – informasi yang up to date tentang ekonomi kreatif melalui video infografis ini, tujuannya agar informasi yang disampaikan bisa secara mudah diterima oleh masyarakat serta para pelaku usaha ekonomi kreatif. Dengan menampilkan visualisasi berbentuk 2D (dua dimensi) yang menarik dan informasi yang baik, video infografis ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan pihak seksi SDM Kepariwisataan dan Ekonomi kreatif dalam memaksimalkan penyampaian informasi tentang ekonomi kreatif dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan.

Material Produk

Didalam proses pembuatan video infografis ini, menggunakan beberapa material produk, yaitu :

Tabel 3.1 Material Produk

Spesifikasi Produk

Pembuatan Video infografis ini berupa motion graphics yang berdurasi 3 menit yang memberikan informasi seputar ekonomi kreatif sebagai sarana penyuluhan terhadap para pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan. Didalam proses pembuatan terdapat manfaat, kelebihan, dan kekurangannya, berikut diantarnya :

  1. Manfaat
    1. Dapat menarik para pelaku usaha ekonomi kreatif untuk mendaftarkan usahanya ke Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan.
    2. Memperoleh data pelaku usaha ekonomi yang telah terdaftar.
    3. Meningkatkan angka pendaftaran calon mahasiswa/i baru
    4. Peningkatan para pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan.
  2. Kelebihan
    1. Menghemat waktu dalam penyampaian informasi.
    2. Tampilan yang menarik sehingga mudah dipahami.
    3. Memiliki karya yang efektif dalam penyampaian informasi
  3. Kekurangan
    1. Penyampaian informasi ini hanya di wilayah Kota Tangerang Selatan.
    2. Besarnya biaya produksi dalam pembuatan video infografis ini.
    3. Sulitnya proses produksi

Market Analysis

Market Analisis adalah salah satu investigasi yang masuk kedalam pelaksanaan marketing untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal serta respon positif dari hasil tersebut dalam marketing. Dengan market analysis dapat membantu perencanaan untuk menyajikan sebuah informasi yang akan disampaikan. Analisa ini dilakukan guna mendapatkan data para pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan. Sehingga nantinya dapat merumuskan berbagai strategi bagaimana cara yang tepat untuk menjalankan marketing selanjutnya

Market Positioning

Market Positioning merupakan salah satu tindakan untuk merancang dan menampilkan sebuah produk agar dapat dinilai dengan baik oleh para pelaku usaha ekonomi kreatif. Dengan adanya video infografis ini diharapkan para ibu rumah tangga, mahasiwa/i, pengusaha dan masyarakat di Kota Tangerang Selatan dapat mengetahui informasi mengenai ekonomi kreatif.

Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan bagian ekonomi kreatif adalah suatu lembaga pemerintahan yang membidangi kepariwisataan serta ekonomi kreatif yang menjadi salah satu kebutuhan bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Bidang ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan merupakan bidang baru yg dibentuk padah Januari 2017 di Kota Tangerang Selatan sendiri ekonomi kreatif tangerang masih tergolong baru dan penyampaian informasi akan ekonomi kreatif masih kurang. Untuk itu media video infografis ini dibuat guna menyampaikan informasi yang lebih jelas terhadapat masyarakat Kota Tangerang Selatan mengenai ekonomi kreatif beserta unsur yang ada di ekonomi kreatif itu sendiri.

Video infografis ini nantinya akan diimplementasikan dalam berbagai acara ekonomi kreatif dan berbagi media sosial seperti Youtube (Ekonomi Kreatif) dengan target 4.000 views, acara car free day dan acara pelatihan pengembagan sumber daya manusia ekonomi kreatif . Sehingga perancangan media video infografis ini dapat mencapai target yang diharpakan dalam mendapatkan data para pelaku usaha ekonomi kreatif.

Potential Market

Perancangan media video infografis ini sebagai sarana guna menginformasikan tentang ekonomi kreatif untuk meningkatkan data pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan. Daerah Serpong, Alam Sutera, BSD City, Bintaro merupakan salah satu tempat yang memiliki potensial untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan. Dengan adanya video infografis ini diharapkan mampu meningkatkan data pelaku usaha ekonomi kreatif sebanyak 50% atau sekitar 50 data para pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan.

Market Sigmentation

Geografi : Wilayah Kota Tangerang Selatan

Demografi :

  1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
  2. Kelas Ekonomi : Menengah
  3. Usia : 20 - 75 tahun
  4. Sasaran  :
    1. Ibu Rumah Tangga
    2. Mahasiswa/i
    3. Pengusaha
    4. Masyarakat

Psikografi : Para pelaku usaha ekonomi kreatif yang ada di Kota Tangerang Selatan yang ingin mengetahui informasi dan pendaftaran mengenai ekonomi kreatif.

Marketing Objective (Tujuan Pemasaran)

Adanya media video infografis ekonomi kreatif ini dapat membantu pihak Dinas Pariwisata dibidang ekonomi kreatif dalam menyampaikan informasi yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan data para pelaku usaha ekonomi kreatif. Target yang ingin dicapai oleh pihak Dinas Pariwisata Kota Tangerang selatan bagian ekonomi kreatif sebesar 50 % = 50 data para pelaku ekonomi kreatif dari sebelumnya yaitu hanya 100 data yang diperoleh.

Marketing Strategy (Strategi Pemasaran)

Dalam pembuatan video infografis ekonomi kreatif ini menggunakan analisis SWOT yang digambarkan sebagai berikut :

Tabel.3.3. Matriks SWOT


Budget Produksi Media

Tabel 3.3 Budget Produksi Media

Konfigurasi Hardware

Spesifikasi Hardware

Pembuatan video infografis ekonomi kreatif ini menggunakan satu unit laptop dengan spesifikasi sebagai berikut :

  1. Processor : Processor Intel Core i5-5200U CPU @ 2.20Ghz 941 Mhz
  2. Monitor : 14 inchi TFT LCD LED Backlight
  3. Mouse : Logitech 3D Optical Mouse
  4. Keyboard : Keyboard Chiclet Egronomis
  5. RAM : 4.00 GB
  6. Harddisk : 500 GB
  7. Speaker : Asus Sonic Master Speaker

Software yang Digunakan

Dalam konsep media informasi dan promosi menggunakan software :

  1. Adobe Premiere Pro CS6
  2. Adobe Illustrator CS6
  3. Adobe After Effect CS6
  4. Adobe Audition CS6

Elisitasi

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.6 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Tabel 3.7 Final Draft Elisitasi

BAB IV

KONSEP PRODUKSI MEDIA

Preproduction

Preproduction atau pra produksi adalah merupakan langkah awal dari sebuah proses atau persiapan dalam melakukan perencanaan untuk memperisapkan hal – hal yang dibutuhkan dalam sebuah proses produksi. Beberapa langkah dalam tahap preproduction yaitu, tahap awal yang dilakukan yaitu menemukan ide atau gagasan sebagai langkah awal menentukan konsep, dilanjutkan dengan pembuatan sinopsis dan narasi, lalu pembuatan Storyboard, kemudian Script Writing, lalu pembuatan Rundown. Tahapan berikutnya yaitu Penyusunan Crew, Time Schedule, Anggaran atau Budget serta peralatan yang digunakan. Untuk lebih jelasnya di ilustrasikan pada gambar berikut ini :

Gambar 4.1 Pre Production

Ide dan Gagasan

Langkah awal dalam pra produksi yaitu menemukan ide atau gagasan yang akan dituangkan kedalam bentuk sebuah video. Ide atau gagasan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam perancangan sebuah video. Suatu ide atau gagasan harus memiliki orisionalitas, kreatif dan menarik. Konsep yang diperlukan dalam pembuatan video infografis ekonomi kreatif ini mengambil informasi mengenai ekonomi kreatif, subsektor yang ada diekonomi kreatif, data statistiik ekonomi kreatif serta para pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan. Ide yang dituangkan dalam pembuatan video infografis ini dibuat dan dirancang semenarik mungkin. Tidak hanya berupa video melainkan tampilan visual berbasis motion graphics yang dapat menarik audience.

Sinopsis

Dalam pembuatan video pastinya harus membuat suatu sinopsis. Sinopsis adalah sebuah kerangka cerita yang terdiri dari judul, tokoh, latar, konflik, serta alur. Kemudian dirangkai menjadi sebuah cerita yang menggunakan kalimat – kalimat yang dipadu kedalam sebuah paragraph. Berikut sinopsi dari Video Infogafis Ekonomi Kreatif Pada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan.

“Menampilkan Logo Kota Tangerang selatan dengan motto “cerdas, modern, religious” berserta judul, meunujukan bahwa infografis ini menjelaskan tentang Ekonomi Kreatif Kota Tangerang Selatan. Kemudian dijelaskan apa itu ekonomi kreatif dengan latar belakang visual yang menarik berupa gedung-gedung pencakar langit dan pohon-pohon yang rindang yang dijelaskan oleh staff PNS Kota Tangerang Selatan. Setelah itu dijelaskan pula bahwa Ekonomi Kreatif mempunyai 16 Subsektor, dengan desain yang tidak monoton dan Backsound yang menarik membuat penjelasan tentang sub sekotor ekonomi kreatif tidak jenuh untuk di tonton. Menunjukkan peningkatan grafik untuk ke 16 subsektor ekonomi kreatif di Kota Tangerang selatan terhitung per tahun 2017 langkah langkah atau cara untuk melakukan pendaftaran ekonomi kreatif kepada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan serta menampilkan beberapa para pelaku usaha ekonomi kreatif yang sudah terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan, kemudian, tampilan slide dan transisi yang menarik dengan effect yang unik menjelaskan ajakan kepada pelaku usaha ekonomi kreatif untuk bergabung dan mendaftar ke dinas pariwisata Kota Tangerang Selatan.”

Narasi

Narasi ialah sebuah proses merekam atau menggantikan suara untuk suatu tokoh karakter. Sebuah narasi dipakai untuk menjalankan suatu proses tertentu yang ada dalam sebuah presentasi. Berikut teks dubbing pada video infografis ekonomi kreatif :

“Apa itu ekraf?//Ekonomi kreatif atau ekraf adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagi faktor produksi yang utama//Menurut badan ekonomi kreatif Indonesia ekonomi kreatif mempunyai 16 subsektor//berikut 16 subsektor ekonomi kreatif/periklanan/arsitektur/seni rupa/kriya/desain komunikasi visual/mode atau fashion/kuliner/aplikasi pengembangan permainan/music/televisi dan radio/ fotografi/desain produk/ desain interior/seni pertunjukkan/penerbitan/film,video dan animasi//Berdasarkan survei yang telah dilakukan/kecamatan serpong menempati urutan tertinggi/dengan pelaku usaha ekonomi kreatif mencapai dua puluh enam koma enam persen//Dari keenam belas subsektor/kuliner menempati urutan tertinggi dengan pelaku usaha ekonomi kreatif mencapai tga pulah sembilan koma dua persen// lalu/bagaimana cara mendaftarkan usaha ekonomi kreatif?//Anda hanya perlu datang/kepusat pemerintahan Kota Tangerang Selatan/dijalan maruga raya/serua/ciputat Kota Tangerang Selatan/dengan mendatangi gedung SKPD satu lantai lima//Setelah itu/anda akan diarahkan oleh staff bidang ekonomi kreatif untuk mengisi form pendaftaran//Isi form pendaftaran sesuai arahan petugas//Lalu/form pendaftaran/akan diproses oleh staff ekonomi kreatif//Dan berikut beberapa pelaku usaha ekonomi kreatif yang sudah terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan//Ayo daftarkan usaha ekonomi kreatif anda di Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan//

Storyboard

Storyboard merupakan sebuah visualisasi berupa sketsa untuk menggambarkan suatu karya yang dihasilkan. Selama proses pra produksi, perencanaan yang berhubungan dengan visualisasi yang dibuat membutuhkan storyboard sebagai media bantuannya.

Gambar 4.2 Scene 1 Menampilkan Logo kota Tangerang selatan dan Tulisan Dinas Periwisata Kota Tangerang Selatan beserta Ekonomi Kreatif

Gambar 4.3 Scene 2 Menampilkan Tulisan “Apa Itu Ekraf?”

Gambar 4.4 Scene 3 Menampilkan PNS yang menjelaskan ekonomi kreatif

Gambar 4.5 Scene 4 Menampilkan Logo BEKRAF dan tulisan 16 subsektor ekonomi kreatif

Gambar 4.6 Scene 5 Menampilkan Icon Subsektor Ekonomi Kreatif Bagian 1

Gambar 4.7 Scene 6 Menampilkan Icon Subsektor Ekonomi Kreatif Bagian 2

Gambar 4.8 Scene 7 Menampilkan Icon Subsektor Ekonomi Kreatif Bagian 3

Gambar 4.9 Scene 8 Menampilkan presentase ekonomi kreatif pada setiap kecamatan

Gambar 4.10 Scene 9 Menampilkan presentase ekonomi kreatif pada setiap subsektor

Gambar 4.11 Scene 10 Menampilkan bagaimana alur pendaftaran ekonomi kreatif

Gambar 4.12 Scene 11 Menampilkan alur pendaftaran

Gambar 4.13 Scene 12 Menampilkan alur pendaftaran dengan mendatangi staff ekonomi kreatif

Gambar 4.14 Scene 13 Menampilkan Form pendaftaran ekonomi kreatif

Gambar 4.15 Scene 14 Menampilkan untuk menyerahkan form pendaftaran ekonomi kreatif

Gambar 4.16 Scene 15 Menampilkan beberapa subsektor yang sudah terdaftar

Gambar 4.17 Scene 16 Menampilkan subsektor yang sudah terdaftar bagian 1

Gambar 4.18 Scene 17 Menampilkan subsektor yang sudah terdaftar bagian 2

Gambar 4.19 Scene 18 Menampilkan Ajakan untuk mendaftarkan usaha kepada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.20 Scene 19 Menampilkan informasi alamat Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan

Script Writing

Script Writing adalah sebuah naskah yang menguraikan urutan dialog audio yang dirangcang untuk menyesuaikan alur.

4.1 Script Writing

Rundown

Rundown adalah susunan suatu program dari sebuah acara yang dibatasi oleh durasi yang sudah ditentukan.

4.2 Rundown

Penyusunan Crew

Pembuatan video infografis ini dilakukan secara mandiri, dimana crew merupakan personal yang dibantu beberapa orang diantaranya :

Tabel 4.3 Penyususan Crew

Time Schedule

Proses pembuatan video infografis ini ditargetkan selama 4 bulan. Dalam proses pelaksanaan pembuatan video infografis ini dikerjakan di setiap bagian masing – masing sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

Tabel 4.4 Time Schedule

Anggaran/Budget

Dalam proses pembuatan sebuah video pastinya ada biaya yang dikeluarkan selama pembuatan video. Berikut anggaran yang dikeluarkan dalam pembuatan video infografis ini :

Tabel 4.5 Anggaran/Budget Produksi

Peralatan yang Digunakan

Dalam pembuatan video infografis ini menggunakan beberapa peralatan seperti, Laptop Azuz A455L, 3D Logitech Optical Mouse, Qwerty SK 900, Toshiba 1 TB, Asus Sonic Master Speaker maupun di luar ruangan.

Gambar 4.21 Laptop Asus A455L

Gambar 4.22 3D Logitech Optical Mouse

Gambar 4.23 Toshiba 1 TB

Gambar 4.24 Asus Sonic Master Speaker

Gambar 4.25 Canon 1200D

Gambar 4.26 Boom Mic

Gambar 4.27 Qwerty SK 900

Production

Production yaitu suatu proses pengambilan gambar atau shooting dengan bekerjasama antara para pemain dan crew sebagi bentuk perwujudan dari rumusan tahap preproduction baik dalam bentuk skenario, naskah dan storyboard yang sudah dibuat. Perencanaan visual dalam bentuk visualisasi yang akan dihasilkan berupa karya visual dalam bentuk video. Perencanaan visual digunakan untuk memberikan penyampaian informasi yang ingin ditampilkan. Dalam mencapai suatu perencanaan visual yang baik harus dibuta tujuan visual yang terkonsep dengan matang. Tujuan visual itu sendiri merupakan acuan untuk menampilkan image serta kesan yang akan disampaikan dari video infografis ini. Untuk mencapai tujuan visual perlunya strategi visual sebagai langkah dalam mencapai tujuan visual, strategi visual sendiri meliputi berbagai teknik dan metode yang nantinya akan digunakan dalam video infografis ekonomi kreatif, sedangkan untuk program visual merupakan bagian dalam mewujudkan perencanaan visual dengan diproduksinya program visual maka perencanaan visual telah tercapai. Berikut merupakan bagan dari proses production.

Gambar 4.28 Production

Program visualisasi, proses produksi inilah yang nantinya perancangan special effect akan dibuat, dengan menggunakan aplikasi dari kemajuan teknologi. Acuan dari storyboard yang nantinya akan diubah menjadi animatrix yaitu semacam slide show yang diisi dengan dialog yang belum diedit. Ada beberapa tahap dalam program visual diantaranya :

Gambar 4.29 Scene 1 Menampilkan Logo kota Tangerang selatan dan Tulisan Dinas Periwisata Kota Tangerang Selatan beserta Ekonomi Kreatif

Gambar 4.30 Scene 2 Menampilkan Tulisan “Apa Itu Ekraf?”

Gambar 4.31 Scene 3 Menampilkan PNS yang menjelaskan ekonomi kreatif

Gambar 4.32 Scene 4 Menampilkan Logo BEKRAF dan tulisan 16 subsektor ekonomi kreatif

Gambar 4.33 Scene 5 Menampilkan Icon Subsektor Ekonomi Kreatif Bagian 1

Gambar 4.34 Scene 5 Menampilkan Icon Subsektor Ekonomi Kreatif Bagian 2

Gambar 4.35 Scene 5 Menampilkan Icon Subsektor Ekonomi Kreatif Bagian 3

Gambar 4.36 Scene 8 Menampilkan presentase ekonomi kreatif pada setiap kecamatan

Gambar 4.37 Scene 9 Menampilkan presentase ekonomi kreatif pada setiap subsektor

Gambar 4.38 Scene 15 Menampilkan beberapa subsector yang sudah terdaftar

Gambar 4.39 Scene 11 Menampilkan alur pendaftaran

Gambar 4.40 Scene 12 Menampilkan alur pendaftaran dengan mendatangi staff ekonomi kreatif

Gambar 4.41 Scene 13 Menampilkan Form pendaftaran ekonomi kreatif

Gambar 4.42 Scene 14 Menampilkan untuk menyerahkan form pendaftaran ekonomi kreatif

Gambar 4.43 Scene 15 Menampilkan beberapa subsector yang sudah terdaftar

Gambar 4.44 Scene 16 Menampilkan subsektor yang sudah terdaftar bagian 1

Gambar 4.45 Scene 16 Menampilkan subsektor yang sudah terdaftar bagian 2

Gambar 4.46 Scene 18 Menampilkan Ajakan untuk mendaftarkan usaha kepada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.47 Scene 19 Menampilkan informasi alamat Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan

Perencanaan Multimedia

Untuk melakukan perencanaan multimedia memerlukan tiga tahapan yang sistematis dengan menggabungkan berupa teks, gambar, serta suara menjadi satu file yang berbentuk video. Perencanaan multimedia ini didasari oleh konsep yang sudah dibuat untuk menjangkau masyarakat dalam memperoleh informasi yang jelas dan efisien. Didalam bentuk perencanaan multimedia ini, sebuah audio visual menggabungkan beberapa elemen seperti suara, teks dan gambar dan dengan ditambahkan beberapa special efek untuk membuat tampilan menjadi lebih menarik dan jelas dengan informasi yang tepat. Untuk menyelesaikan sebuah perencanaan multimedia tentunya diperlukan 3 tahapan yang sistematis, dimulai dari tujuan multimedia, strategi multimedia serta program multimedia. Perencanaan multimedia ini ditunjukkan guna menarik masyarakat agar menjangkau lebih luar dengan input yang telah diolah (teks, gambar, suara). Di harapkan dengan adanya perencanaan multimedia dapat tercapainya target yang telah ditentukan.

Tujuan Multimedia

Tujuan multimedia adalah sebagai penunjang untuk media informasi dan promosi dalam memberikan suatu sajian media yang dapat menarik para audience yaitu masyarakat Kota Tangerang Selatan. Tujuan dari multimedia ini sendiri adalah sebagai sarana informasi terhadap para pelaku usaha ekonomi kreatif dan masyarakat Kota Tangerang Selatan yang ingin mengetahui tentang ekonomi kreatif dan memberikan informasi tentang ekonomi kreatif serta unsur yang terdapat didalam ekonomi kreatif. Melalui berbagai penyuluhan dan acara serta media pendukung yaitu youtube tidak menutup kemungkinan akan memperoleh peningkatan sebesar 50% data para pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan.

Strategi Multimedia

Sebelum masuk kepada tahap proses produksi harus melewati beberapa tahap strategi multimedia, yang mencangkup strategi multimedia adalah :

Geografi : Wilayah Kota Tangerang Selatan

Demografi :

  1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
  2. Kelas Ekonomi : Menengah
  3. Usia : 20 - 75 tahun ke atas
  4. Sasaran  :
    1. Ibu Rumah Tangga
    2. Mahasiwa/i
    3. Pengusaha
    4. Masyarakat

Psikografi : Para pelaku usaha ekonomi kreatif yang ada di Kota Tangerang Selatan yang ingin mengetahui informasi dan pendaftaran mengenai ekonomi kreatif.

Program Multimedia

Proses program multimedia video informasi dan promosi yang dibuat melalui tiga tahapan yaitu :

  1. Teks
    Penggunaan teks pada pembuatan video infografis ini memakait type Myriad Pro dan diterapkan dalam media informasi dengan beberapa efek.
  2. Picture
    Format gambar yang digunakan dalam pembuatan video infografis ini
  3. Sound
    Media video infografis ini menggunakan suara asli dari seorang (dubber) serta beberapa efek suara alunan musik. Penerapan dubber ini disesuaikan dengan background dari video yang telah dibuat agar sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Perencanaan Audio

Dalam pembuatan video infografis, perencanaan audio sangatlah berperan penting dalam penyampaian sebuah informasi berupa suara. Jika tidak menggunakan audio, video yang dibawakan atau diputar menjadi kurang memuaskan dan bosan. Karena jika audio tidak diterapkan maka langkah yang ditempuh adalah dengan memperbanyak tulisan, hal ini dapat membuat sebuah video akan terasa membosankan. Dalam konsep produksi, audio memiliki tujuan audio, strategi audio dan program audio.

Tujuan Audio

Tujuan audio dapat diartikan sebagai penerapan dalam bidang video infografis. Agar video yang telah dibuat mudah dimengerti oleh masyarakat dan dapat menjadi sarana komunikasi antara masyarkat dengan Dinas Pariwisata Kota Tangerang selatan. Tujuan dari audio adalah sebagai alat untuk menerangkan dan menjelaskan sebuah gambar bergerak yang sedang diputar, sehingga video yang sedang diputar atau ditayangkan dapat lebih hidup dan memberikan informasi dan promosi kepada para pelaku usaha ekonomi kreatif dan masyarakat di Kota Tangerang Selatan. Video infografis ini dapat menjadi acuan untuk mendapatkan informasi mengenai ekonomi kreatif. Audio berperang besar terhadap pembentukkan dan penempatan sebuah suara dengan latar background gambar yang sesuai, sehingga pesan yang disampaikan lebih jelas.

Strategi Audio

Strategi Audio yang digunakan seharusnya memenuhi tiga aspek yaitu Geografi, Demografi dan Psikografi. Perancangan audio ini harus memperhatikan suara yang dihasilkan. Pembuatan audio ini menggunakan suara manusia (dubber) membaca naskah sesuai dengan background gambar yang pas. Kemudian ditambahkan suara dubber maka informasi yang ingin disampaikan terlihat jelas, gambar serta suara yang pas memungkinkan para pelaku usaha ekonomi kreatif dan masyarakat mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat. Media yang dirancang dan dipersiapkan setidaknya memenuhi tigas aspek sasaran yaitu :

Geografi : Wilayah Kota Tangerang Selatan

Demografi :

  1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
  2. Kelas Ekonomi : Menengah
  3. Usia : 20 - 75 tahun ke atas
  4. Sasaran  :
    1. Ibu Rumah Tangga
    2. Mahasiwa/i
    3. Pengusaha
    4. Masyarakat

Psikografi : Para pelaku usaha ekonomi kreatif yang ada di Kota Tangerang Selatan yang ingin mengetahui informasi dan pendaftaran mengenai ekonomi kreatif.

Program Audio

Program Audio sangatlah penting untuk merancang sebuah media informasi dan promosi, karena dengan adanya audio maka informasi yang akan disampaikan dapat diterima dengan jelas. Audio yang sudah disiapkan dalam peracangan video infografis ini sudah dilakukan dan disesuaikan dengan gambar yang sudah tersedia. Audio yang digunakan seperi suara instrument musik dengan nama Jungle Spring dalam format mp3 serta audio suara yang dihasilkan dari suara manusia, yaitu seorang dubber. Dubber merupakan sebutan untuk seseorang yang membaca naskah dan menyesuaikan dengan gambar atau video yang nantinya akan diputar. Didalam dubber biasanya suara yang dihasilkan harus jelas dan tepat dengan adanya program audio diharpakan video infografis ini akan menjadi lebih baik karena adanya penambahan dari suara dubber. Pengambilan suatu audio haruslah sesuai agar dalam proses editing dari cutter video dapat menyesuaikaan penempatan dengan gambar yang akan ditampilkan. Besar kecilnya suatu audio termasuk proses dari dibuatnya volume mixing audio.

Gambar 4.48 Proses Editing Audio

Perencanaan Visual

Proses perencanaan visual merupakan proses dimana merancang suatu image dan kesan yang ingin ditampilkan didalam video. Dengan penggabungan gambar, suara dan teks akan menghasilkan suatu video utuh yang digunakan untuk memberikan suatu informasi. Suatu teks dengan format penulisan yang telah ditentukan kemudian gambar yang sudah diproduksi sebelumnya serta suara yang dihasilkan dari membaca naskah kemudian di edit dan di render lalu menghasilkan video yang menarik. Sehingga melalui perencanaan visual serta tahapan yang dilaksanakan dengan baik dan benar maka perencanaan visual akan memberikan kesan dan image baik terhadap suatu instansi melalui video yang ditampilkan.

Tujuan Visual

Dalam hal tujuan visual yang telah dibuat pada video infografis yang telah dirancang sebagai media informasi yang merupakan penggabungan antara gambar, suara dan teks. Dengan ditambahkan efek – efek animasi yang berhubungan dengan teknologi. Perpindahan gambarpun menggunakan efek beberapa tipe seperti slide sehingga, dapat menciptakan bentuk visualisasi yang menarik.

Tabel 4.6 Kesan Visual Effect

Strategi Visual

Kemajuan teknologi yang modern saat ini, komputer menjadi canggih sehingga dapat membantu pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. Efek – efek yang dihasilkan dalam video infografis ini seperti, rill dan cukup menarik. Dengan tampilan beberapa visualisasi yang berbeda dalam setiap scenenya menjadikan sebuah daya tarik tersendiri untuk setiap opening, dubber, visual gambar.

Program Visual

Program visual yang akan dihasilan atau diancang menggunakan visual efek yang sangat mendukung dari hasil kemajuan teknologi. Didalam program visual ini perancangannya menggunakan aplikasi software Adobe After Effect CS6, Adobe illustrator CS6, Adobe Premiere CS6, Adobe Auditon CS6. Storyboard sendiri menjadi acuan yang diubah animatrix yang diisi dengan dubbing yang telah dibuat, serta suara music ataupun backsound dari instrument

Perencanaan Broadcasting

Tujuan dari perencanaan broadcasting ini bertujuan untuk menjangkau masyarakat dengan program pendistribusian yang efektif serta efisien. Dengan perencanaan broadcasting ini tentunya dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan media video infografis agar mencapai target yang jangkauan informasinya dapat mengenai sasaran. Sehingga perencanaan broadcasting yang dibuat sebagai media informasi ataupun promosi menjadi salah satu arahan yang dapat mencapai target dengan jangkauan audience. Perencanaan broadcasting terdiri kedalam tiga tahapan diantaranya, tujuan broadcasting, strategi broadcasting, dan program broadcasting.

Tujuan Broadcasting

Pada tahapan ini tujuan broadcasting adalah untuk menjangkau khalayak yang luas tanpa membandingkan khalayak yang ingin mendapat informasi tentangekonomi kreatif. Tujuan broadcasting yaitu menyampaikan informasi dan promosi kedalam bentuk video infografis, dengan harapan semua informasi yang disampaikan dapat bermanfaat dan diterima baik oleh para pelaku usaha ekonomi kreatif dan masyarakat. Dalam hal ini semua khalayak berhak mendapatkan informasi yang bermanfaat guna untuk dijadikan acuan untuk mendaatkan suatu pandangan yang lebih baik.

Tujuan Broadcasting

Strategi broadcasting yang digunakan pada media video infografis ini yaitu memanfaatkan fasilitas yang sudah ada seperti, menggunakan internet sebagai bentuk penyebaran informasi. Media internet untuk penyebaran informasi megenai ekonomi kreatif yaitu youtube serta media non internet berupa dvd dan kegiatan penyuluhan. Dengan strategi yang digunakan nantinya informasi yang didapat mudah untuk diakses.

Program Broadcasting

Program broadcasting dilakukan untuk menunjukkan kepada para pelaku usaha ekonomi kreatif dan masyarakat untuk bias mendapatkan informasi yang berkaitan dengan video infografis tentang ekonomi kreatif. Penayangan hasil dari produksi audio visual juga memanfaatkan internet sebagai medianya. Detail dari program broadcasting media informasi yang telah dibuat dari hasil editing media video infografis ekonomi kreatif pada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan yang akan disalurkan melalui :

  1. Youtube, merupakan salah satu sarana yang menyalurkan berbagai macam video dengan konteks baik streaming maupun live streaming yang memanfaatkan koneksi internet yang cukup cepat agar tidak terjadi buffering. Dengan menyebarluaskan video infografis yang diupload ke youtube maka informasi yang diterima oleh masyarkat akan menjadi lebih mudah di akses dan efisien. Namun untuk mengupload ke youtube haruslah mempunyai akun untuk log in, format video yang berkapasitas besar cukup menyita waktu yang lama tergantung dengan kondisi koneksi internet itu sendiri.
  2. DVD merupakan media yang menggunakan format file MP4 yang hanya mempunyai kapasitas sebesar 4gb, media ini dipergunakan sebagai salah satu media informasi apabila file di burning ke dalam sebuah DVD yang sesuai dengan kategori DVD diatas.
  3. Penyuluhan ekonomi kreatif merupakan salah satu kegiatan ekonomi kreatif dengan mengundang masyarakat dari beberapa golongan seperti, mahasiswa/i, pengusaha, ibu rumah tangga serta masyarakat Kota Tangerang Selatan. Dimana dalam kegiatan acara ini nantinya setiap peserta akan diberikan informasi mengenai ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan serta diberikan fasilitas untuk membuat suatu karya yang difasilitasi oleh para pelaku usaha ekonomi kreatif yang telah terdaftar di Dina Pariwisata Kota Tangerang Selatan.


Post Production

Post Production adalah proses finishing dimana sebuah karya yang mentah menjadi sebuah video yang sempurna dan mampu menceritakan cerita unik serta pesan kepada audience. Di dalam proses post production semua isi yang didapat pada proses production diedit menjadi satu kesatuan oleh editor, termasuk aktivitas pemutaran dan distribusi masuk kedalam proses post production.

Gambar 4.49 Post Production

Editing

Editing adalah proses editing yang dimana dilakukan proses pemotongan, pemilihan serta penyusunan gambar produksi sesuai dengan keinginan atapun gagasan sutradara sesuai naskah dan storyboard.

Gambar 4.50 Proses Editing pada tahap post production

Mixing

Mixing suatu proses yang mencampurkan gambar, audio serta penambahan teks, selanjutnya dengan menambahkan efek – efek animasi agar tampilan terlihat lebih menarik sesuai naskah dan storyboard yang sudah dirancang. Perpaduan suara asli, narasi, ilustrasi, musik dan sound efek harus diperhatikan agar menciptakan harmonisasi sehingga terdengar jelas. Setelah tahapan proses mixing ini, dilanjutkan dengan proses render dan diubah kedalam format file kemudian akan dipasarkan dan disebarkan kepada masyarakat luas.

Gambar 4.51 Proses Mixing pada tahap post production

Finishing

Proses finishing merupakan tahapan penyelesaian dari segala proses pembuatan media video infografis ini setelah melakukan pemotongan, pemilihan dan penggabungan antara gambar, teks, suara dan musik maupun suara dubber yang sudah dimasukkan kedalam satu video.

Gambar 4.52 Proses Finishing pada tahap post production

Exporting

Exporting adalah tahap akhir suatu proses perancangan media video infografis ini. Video yang sudah dibuat nantinya akan di export dari Adobe Premiere Pro CS6 menjadi format video yang telah ditentukan. Kemudian hasil dari export video akan di burning ke DVD, dan tahap selanjutnya akan di upload ke situs pemutar video yaitu Youtube.

Gambar 4.53 Proses Exporting pada tahap post production

Segmen Pasar

Dalam tahap segmen pasar, dimana pada tahapan ini menentukan target yang akan dituju dalam jangkauan yang cukup luas di masyarakat. Hasil dari video infografis ini nantinya akan di upload kedalam situs youtube dengan channel Ekonomi Kreatif milik Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan. diharapkan dengan melalui rancangan video infografis ini nantinya dapat mencapai target pasar ekonomi kreatif di Kota Tangerangn Selatan sebesar 50%.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian selama tujuh bulan di Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan, Video infografis ekonomi kreatif pada sektor pariwisata Kota Tangerang Selatan ternyata sangat diperlukan untuk media informasi penyampaian tentang ekonomi kreatif serta perkembangannya.

Adapun beberapa point kesimpulan terhadap rumusan masalah mengenai video infografis ini adalah sebagai berikut :

  1. 1. Media video infografis merupakan media yang tepat untuk menyampaikan Informasi yang mengenai pengertian dari ekonomi kreatif, perkembangan ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan, alur pendaftaran usaha ekonomi kreatif serta sosialisasi tentang 16 subsektor yang ada di ekonomi kreatif.
  2. Target yang dicapai melalui video infografis ini pada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan adalah memperoleh data para pelaku usaha ekonomi kreatif yang diharapkan bertambah sebesar 50% atau mencapai angka 100 para pelaku usaha ekonomi kreatif dari perolehan data pelaku usaha ekonomi kreatif yang sebelumnya hanya 130 pelaku usaha ekonomi kreatif. Dalam meningkatkan data pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan pihak Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan bagian ekonomi kreatif, akan melakukan beberapa strategi dalam mensosialisasikan informasi dalam video infografis ini dalam kegiatan penyuluhan kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan.
  3. Video infografis ini ditampilkan dalam bentuk motion graphic, dengan tampilan lebih menarik yang dipadupadankan dengan menggunakan visual juga menggunakan motion (pergerakan) dan audio dalam bentuk musik atau sound effect yang dapat memperkuat informasi atau pesan yang disampaikan. Selain itu, video infografis ini menampilkan beberapa produk yang termasuk kedalam ekonomi kreatif serta beberapa pelaku usaha yang sudah bergabung bersama ekonomi kreatif.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah disimpulkan, terdapat beberapa saran untuk Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan diantaranya :

  1. Dengan melalui video infografis ini diharapkan Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan bagian Ekonomi Kreatif memberikan informasi mengenai ekonomi kreatif dan perkembangan ekonomi kreatif secara jelas dan rinci agar dapat meningkatkan daya tarik terhadap para pelaku usaha ekonomi kreatif yang ada di Kota Tangerang Selatan.
  2. Disarankan untuk penyampaian informasi dalam pencapaian target data pelaku usaha ekonomi kreatif, disarankan konsisten dalam melakukan penyuluhan agar video infografis ini dapat terus dijalankan dan pemberian materi secara langsung guna menyampaikan dan menjelaskan tentang ekonomi kreatif. Materi dan informasi yang disampaikan dapat berpengaruh terhadap peningkatan para pelaku usaha ekonomi kreatif yang ada di Kota Tangerang Selatan.
  3. Dengan menggunakan konsep motion graphic yang digunakan pada Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan bagian Ekonomi Kreatif diharap kan untuk mengupdate video infografis ini terutama dalam informasi perkembangam ekonomi kreatif, karena seiring berjalannya waktu perkembangan ekonomi kreatif di Kota Tangerang Selatan semakin meningkat, mengingat perekonomian Kota Tangerang Selatan yang tergolong dalam perekonomian tingkat menengah ke atas.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Nadaek, Berto, Abbas Parulian, Pristiwanto dan Saidi Ramadan Siregar. 2016. PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN INTERNET DENGAN MENGGUNAKAN METODE COMPUTER BASED INSTRUCTION, Jurnal Riset Komputer (JURIKOM) Medan : STMIK Budi Darma. Vol. 3 No. 4.
  2. Kausar, Ahmad, Yusuf Fazri Setiawan dan Vidila Rosalina. 2015. PERANCANGAN VIDEO COMPANY PROFILE KOTA SERANG DENGAN TEKNIK EDITING MENGGUNAKAN ADOBE PREMIER PRO CS 5, Jurnal PROSISKO. Serang : Universitas Serang Raya, Kota Serang. Vol. 2 No. 1.
  3. Ramadhan, Azim, Ika Purwati Ningrum dan Muh. Yamin. 2016. SIASET FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN METODE WEIGHTED PRODUCT DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB, semanTIK. Kendari : Universitas Halu Oleo. Vol. 2. No. 2
  4. Nurhayati, Siti dan Arfah Elly. 2016. TERBITAN BIBLIOGRAFI SEBAGAI ALAT BANTU PENELUSURAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Jurnal Pari Kementrian Kelautan dan Perikanan. Vol. 2. No. 2.
  5. Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
  6. Tama, Adi Kusuma Widya, Maria Dingi Novena dan Sefty Lestari. 2017. Perancangan Merchandise Guna Menunjang Efektivitas Promosi, Jurnal SENSI. Tangerang : STMIK Raharja. Vol. 3. No. 1.
  7. Desrianti, Dewi Immaniar, Sudaryono dan Dwi Ayu Ningrum. 2014. Enriching Media Merchandise Sarana Penunjang Promosi Studi Kasus Pada Book-Store. CCIT journal. Tangerang : Perguruan Tinggi raharja. Vol. 7. No.3.
  8. Desrianti, Dewi Immaniar, Sudaryono dan Dwi Ayu Ningrum. 2014. Enriching Media Merchandise Sarana Penunjang Promosi Studi Kasus Pada Book-Store. CCIT journal. Tangerang : Perguruan Tinggi raharja. Vol. 7. No.3.
  9. Harahap, Baikuni. 2015. METODE DAN MEDIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM. Padang : Institut Agama Islam Negeri Padang
  10. Sunarya, Lusyani, Mukti Budiarto dan Jasmine Darra Assyifa. 2015. Keefektifan Media Komunikasi Visual Sebagai Penunjang Promosi Pada Perguruan Tinggi Raharja, CCIT Journal. Tangerang : STMIK Raharja. Vol. 9. No. 1.
  11. Sitorus, Johanes. 2015. PERANCANGAN APLIKASI PENGENALAN POLA HURUF AKSARA BATAK TOBA MENERAPKAN METODE DIRECTION FEATURE EXTRACTION (DFE), Jurnal Riset Komputer (JURIKOM). Medan : STMIK Budi Darma. Vol. 2 No. 6.
  12. Sooyeon Lim. 2016. Design of Kinetic Typography Interaction based on the Structural Characteristics of Hangul, International Journal of Contents. South Korea : Dongyang University. Vol. 12. No. 3.
  13. Sihombing, Danton. 2017. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
  14. Rosyadi, Moh.Ghufron dan Winarno. 2017. KOMPOSISI WARNA PADA LUKISAN MAKHFOED YANG BERJUDUL PERJALANAN PERIODE 2001-2016, Jurnal Seni Rupa. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. Vol. 5. No. 3.
  15. Agustina, Made Nina Putri, I Ketut Pudjawan dan Luh Ayu Tirtayani. 2016. PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA ANAK KELOMPOK A DI PAUD PRADNYA PARAMITA, e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini. Bali  : Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja. Vol. 4. No. 2.
  16. Sari, Ni Luh Desi In Diana. 2013. Elemen Visual Kemasan Sebagai Strategi Komunikasi Produk. Jurnal Komunikasi PROFETIK Vol. 6 No. 1. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
  17. Darmawan, Deni, Pipih Septiawati dan Didi Supriadie. 2017. PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ENGLISHSIMPLE SENTENCESPADA MATA KULIAH BASIC WRITING DI STKIP GARUT. PEDAGOGIA Jurnal Ilmu Pendidikan. Bandung  : Universitas Pendidikan Indonesia. Vol. 15, No. 1.
  18. Sari, Debby Novita. Wibowo dan Rika Febriani. 2015. Perancangan Buku Wisata Budaya Kota Tua Jakarta. Jurnal DKV Adiwarna Vol. 1 Creative and Original. Jawa Timur : Universitas Kristen Petra.
  19. Sugiharjanto, Asto Adi. 2017. PERUBAHAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI SURAKARTA. Canthing Jurnal. Surakarta : Universitas Sahid Surakarta. Vol. 4, No. 1.
  20. Septrarina, Sri Wahyuning dan Nila Noviati. 2014. MENGENAL PERMAINAN TRADISIONAL INDONESIA DALAM BENTUK SEBUAH BUKU EDUKASI SERI : KETANGKASAN OUTDOOR. JURNAL RUPARUPA. Jakarta : Universitas Bunda Mulia. Vol. 3, No. 1.
  21. Maulani, Giandari, Untung Rahardja dan Lalita Tri Adila. 2016. Video Sebagai E-Portofolio Mahasiswa Untuk Meningkatkan Keterampilan Mahasiswa. CCIT Journal Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 9. No. 2.
  22. 22,0 22,1 Hidayat, Wahyu, Listina Nadia Ningsih dan Muhammad Husni Farid. 2016. Perancangan Video Profile Sebagai Media Promosi dan Informasi Di SMK Avicena Rajeg Tangerang. CERITA Journal Tangerang : Perguruaan Tinggi Raharja. Vol. 2. No. 1.
  23. Maerkle, Rae and Afsina Abbasi. 2017. Assessing The Market For Motion Graphics In Jeddah, Saudi Arabia. Journal Of Media and Communication Studies. Saudi Arabia : Dar Al Hekma University. Vol. 9. No. 5.
  24. Sukarno, Iman Satriaputra, dan Pindi Setiawan. 2014. PERANCANGAN MOTION GRAPHIC ILUSTRATIF MENGENAI MAJAPAHIT UNTUK PEMUDA-PEMUDI. Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Vol. 3, No. 1,
  25. Wardana, Decky Dewantara. 2016. Perancangan e-Book Infografis Interaktif Standar Operasional Prosedur untuk Pendakian. Salatiga  : Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
  26. Sastrawan, Putu Virgo, I Ketut Resika Arthana dan I Gede Partha Sindu. 2017. Pengembangan SOP Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha Berbasis Animasi. Jurnal KARMAPATI. Bali : Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja. Vol. 6. Vol. 1.
  27. 27,0 27,1 Purnomo, Rochmat Aldy. 2016. Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, Ponorogo : Nulis Buku.
  28. Sucitra, I Gede Herri Yudiana, I Gede Mahendra Darmawiguna dan Gede Aditra Pradnyana. 2017. PENGEMBANGAN FILM DOKUMENTER TRADISI DEWA MESRAMAN DI PURA PANTI TIMRAH KLUNGKUNG. Jurnal KARMAPATI. Bali : Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja. Vol. 6, Vol. 1.
  29. Retnasari, Tri. 2016. IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA STRATEGI PEMASARAN AGRIBISNIS PETERNAKAN UNGGAS MENGGUNAKAN ANALISA SWOT. PRESPEKTIF Jurnal. Jakarta : STMIK Nusamandiri. Vol. 14. No. 2.
  30. Bentelu, Alan Stevenres. Steven Sentinuwo dan Oktavian Lantang. 2016. Animasi 3 Dimensi Pencegah Cyber Crime (Studi Kasus : Kota Ambon). E-Journal Teknik Informatika. Manado : Universitas Sam Ratulangi. Vol. 8, No. 1.
  31. M Atep. 2016. Kreasi Animasi Menggunakan Adobe After Effect. Yogyakarta : Andi.
  32. Wahana Komputer. 2013. Shortcourse Mudah Menguasai Adobe Illustrator CS6. Yogyakarta : Andi.
  33. Wahana Komputer. 2014. Shortcourse Adobe Audition CS6. Yogyakarta : Andi.
  34. Prastomo, Andi. 2014. PROTOTIPE SISTEM E-LEARNING DENGAN PENDEKATAN ELISITASI DAN FRAMEWORK CODEIGNITER: STUDI KASUS SMP YAMAD BEKASI. Jakarta : Universitas Budi Luhur
  35. Jatana, Nishtha, Bharti Suri and Shweta Rani. 2017. Systematic Literature Review on Search Based Mutation Testing. E-informatics Engineering journals, New Delhi : GGS Indraprastha University. Vol. 11. No. 1.
  36. 2017. Literasi Abu – Abu Dalam Perpustakaan. Jurnal Iqra Perpustakaan dan Informasi. Medan : Universitas Islam Negeri Sumatra Utara. Vol. 11. No. 1.
  37. Seema. 2014. Research Methodologies and Role of GIS in Social Science Research. International Journals Of Scientific Engineering and Research. India : University of Delhi. Vol. 2, No. 2.
  38. Zulfah, Naufanti. 2016. PEMBUATAN VIDEO INFOGRAFIS TIPS MEMILIH PRODI TEMPAT KULIAH DENGAN TEKNIK ANIMASI. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
  39. Imamy, Auliya. 2015. Perancangan Video Infografis Gendhong Mendong Wajak Sebagai Media Informasi Proses Pembuatan Tikar Mendong. Malng : Universitas Negeri Malang.
  40. Fauzian, Muhammad Rifki. 2016. Perancangan Video Infografis Step By Step Diet OCD Untuk Remaja. Malang : Universitas Negeri Malang.
  41. Arigia, Muhammad Bintang, Tri Damayanti dan Anwar Sani. 2016. Infografis Sebagai Media Dalam Meningkatkan Pemahaman Dan Keterlibatan Publik Bank Indonesia. Jurnal Komunikasi. Jatinangor : Universitas Padjadjaran. Vol. 8. No.2.
  42. Maulani, Giandari. Noviar Jalu Sasongko dan Ardi Mulyana. 2016. Pengembangan Media Promosi Pariwisata Kota Tangerang Dalam Bentuk Video Digital Pada Dinas PORPAREKRAF. SENSI JURNAL Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 2. No. 2.
  43. Pisarenko, Veronika dan Bondarev Maxim. 2016. INFOGRAPHICS USE IN TEACHING FOREIGN LANGUAGES FOR SPESIFIC PURPOSES. Recent Patents On Computer Science Journals Kazakhstan : Atyrau State University. Vol. 9 No. 2.
  44. Maerkle, Rae and Afsina Abbasi. 2017. Assessing The Market For Motion Graphics In Jeddah, Saudi Arabia. Journal Of Media and Communication Studies. Saudi Arabia : Dar Al Hekma University. Vol. 9. No. 5.
  45. Dontcheva, Mira. Aaron Hertzmann and Zhicheng Liu. 2015. LEARNING STYLE SIMILARITY FOR SEARCHING INFOGRAPHICS. Proceedings Graphics Interface Conference. Rutgers University : Unites State Of America
  46. Waralak V. 2013. Infographics: The New Communication Tools in Digital Age. Bangkok : University of the Thai Chamber of Commerce
  47. Zhuo Li, Kathleen F and Kelly Peterson. 2014. Infographics Retrieval: A New Methodology. Computer and Information Science Journals Newark USA : University Of Delaware. Vol. 6 No. 3.


Contributors

Siti Aisah Febriani