SI1412481978

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SURAT PERINTAH

PERJALANAN DINAS PADA DINAS KEPENDUDUKAN

DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1412481978
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI BUSINESS INTELLIGENCE

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SURAT PERINTAH

PERJALANAN DINAS PADA DINAS KEPENDUDUKAN

DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1412481978
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Bussiness Intelligence

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja M.T.I.,MM)
       
(Nur Azizah, M.Akt M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SURAT PERINTAH

PERJALANAN DINAS PADA DINAS KEPENDUDUKAN

DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1412481978
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Infomasi

Konsentrasi Bussiness Intelligence

Tahun Akademik 2017/2018


Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Mulyati, SE.,MM.,M.Pd)
   
(Ferry Sudarto, S.Kom,M.P.d)
NID : 11003
   
NID : 10001


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SURAT PERINTAH

PERJALANAN DINAS PADA DINAS KEPENDUDUKAN

DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1412481978
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Tahun Akademik 2017/2018


Disetujui Penguji :


Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SURAT PERINTAH

PERJALANAN DINAS PADA DINAS KEPENDUDUKAN

DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1412481978
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Infomasi
Konsentrasi
: Bussiness Intelligence

 


 


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
 
NIM : 1412481978

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Sistem Informasi saat ini sangat penting di dalam Perancangan sebuah instansi. Adapun permasalahan yang saat ini terjadi pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang adalah sistem SPPD yang selama ini dilakukan masih berjalan secara manual. Hal ini menimbulkan beberapa permasalahan diantarannya penggunaan kertas sebagai bahan dokumen pengajuan SPPD yang terlalu boros, membuat duplikasi perkerjaan seperti membuat surat SPT dan SPPD terpisah Oleh karenanya dibuatlah Perancangan Sistem Informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang yang bertujuan dapat menghasilkan sebuah sistem yang dapat membantu para pegawai atau user dalam penginputan data SPPD, Memberikan kemudahan pada staff yang berwenang dalam mengolah data tersebut, Mempermudah dalam proses pencarian dan penyimpanan data SPPD ke dalam database dan yang pada akhirnya diharapakan kedepannya data yang sudah tersedia dapat diolah dengan baik. Adapun dalam metode penulisan, metode yang digunakan adalah metode wawancara dan metode observasi kemudian dalam metode peancangan, metode yang digunakan adalah menggunakan UML. Diharapkan dengan penyusunan Tugas Akhir ini dapat membantu instansi dalam mendukung proses kerja yang lebih efektif dan efisien lagi kedepannya.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Surat Perintah Perjalanan Dinas


ABSTRACT

The current information system is very important in the design of an agency. The problems that currently occur in the Department of Population and Civil Registration of Tangerang Regency is SPPD system that has been done still running manually. This raises some problems as the use of paper as a document material filing SPPD is too extravagant, making duplication of work such as making SPT and SPPD separate Letters Therefore made Information System Design Letters of Travel Officials On the Department of Population and Registrar of Civil Tangerang Regency which aims to produce a system that can help the employees or users in SPPD data entry, Provide convenience to the staff authorized in processing the data, Simplify the process of searching and storing SPPD data into the database and which in the end expected future data that is already available can be processed properly. As in the method of writing, the method used is the method of interview and the method of observation later in the method of designing, the method used is to use UML. It is expected that with the preparation of this Final Project can assist the institution in supporting the work process more effective and efficient again in the future.

Keywords: Information System, Travel Service Order Letter



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis mampu menyelesaikan penulisan Laporan Skipsi ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul dari laporan ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang”. Tujuan dari pembuatan Laporan Skripsi ini antara lain memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Strata Satu dan juga berguna untuk memperdalam kemampuan penulis dalam merancang suatu sistem agar dapat diterapkan dengan baik.

Tujuan dari penulisan laporan ini sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang Strata Satu (S1) pada Perguruan Tinggi Raharja.

Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Skripsi, penulis mendapat banyak bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM selaku Ketua STMIK Raharja;
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja;
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom.,selaku Puket I STMIK Raharja Tangerang penulis mengucapkan banyak terima kasih atas pengarahannya;
  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt.,M.Kom., selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Raharja Raharja;
  5. Ibu Mulyati, SE.,MM.,M.Pd dan Bpk Ferry Sudarto, S.Kom,M.P.d sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  6. Ibu Sri Siswanti, selaku stakeholder yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
  7. Bapak dan Ibu Dosen, Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  8. Kedua Orang tua tercinta, serta kedua adik yang selalu memberikan semangat dan yang selalu memberikan do’a serta dukungannya, baik dalam bentuk moril maupun materil dan semua kepercayaan yang diberikan kepada penulis.
  9. Teman-teman seperjuangan (Lina Febrianda, Mila tri utami karina, Devi Septiani, Mamay Humaeroh dan Novita Sari) yang senantiasa memberi semangat pada penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
  10. Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu, sehingga penulisan laporan ini dapat terwujud.

Penulis juga menyadari bahwa di dalam penyelesaian dan penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan sehingga memerlukan banyak perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga laporan penulis selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan juga orang lain yang membaca dapat memperoleh ilmu dari laporan skripsi ini.

Tangerang, Januari 2018
ATIKAH ROSALINA
NIM. 1412481978

Daftar isi



DAFTAR TABEL
  1. Tabel 3.4 Hasil Analisis Pieces
  2. Tabel 3.7 Elisitasi Tahap I
  3. Tabel 3.8 Tabel Elisitasi Tahap II
  4. Tabel 3.9 Elisitasi Tahap III
  5. Tabel 3.10 Elisitasi Draf Final
  6. Tabel 4.1 Tabel Surat Masuk
  7. Tabel 4.2 Tabel Surat keluar
  8. Tabel 4.3 Tabel Jenis Surat
  9. Tabel 4.4 Tabel Diposisi Surat Masuk
  10. Tabel 4.6 Pengujian Kesalahan
  11. Tabel 4.7 Pengujian sistem
  12. Tabel 4.8 Pengelolaan Jadwal
  13. Tabel 4.9 Tabel Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR


  1. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
  2. Gambar 3.3.1 Use Case Diagram Surat Perintah Perjalanan Dinas Gambar
  3. Gambar 3.3.3 Activity Diagram Surat Perintah Perjalanan Dinas Gambar
  4. Gambar 3.3.5 Sequence Diagram Sppd
  5. Gambar 4.1 Use case Diagram yang diusulkan
  6. Gambar 4.2 Activity Diagram yang diusulkan
  7. Gambar 4.3 Sequence Diagram yang diusulkan
  8. Gambar 4.4 Class Diagram yang diusulkan
  9. Gambar 4.4.1 Tampilan Halaman Login
  10. Gambar 4.4.2 Tampilan Halaman menu
  11. Gambar 4.4.3 Tampilan Halaman input data pegawai
  12. Gambar 4.4.4 Tampilan Halaman input SPPD
  13. Gambar 4.4.5 Tampilan menu pelaporan sppd
  14. Gambar 4.4.6 Tampilan lihat SPPD
  15. Gambar 4.4.7 Tampilan menu list user level Administrator
  16. Gambar 4.4.8 Tampilan menu administrator add user


DAFTAR SIMBOL


Gambar 1: Simbol Use Case Diagram
Gambar 2: Simbol Activity Diagram
Gambar 3: Simbol Sequence Diagram
Gambar 4: Simbol Class Diagram

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 91 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas, dan fungsi, serta tata kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang Sebagai organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang mempunyai tugas membantu bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang administrasi kependudukan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada pemerintah daerah. Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak dapat melaksanakan tugasnya tanpa berkoordinasi dengan dinas dan instansi lain di luar dinas. Koordinasi dapat berupa rapat-rapat koordinasi, rapat konsultasi, rapat pembahasan anggaran dan lain sebagainya.

Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dengan berbagai dinas, badan dan instansi dilaksanakan bisa dilingkup Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil bisa di lingkup dinas, badan dan instansi di luar Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan bisa didalam wilayah Kabupaten Tangerang (dalam daerah) dan bisa pula diluar Kabupaten Tangerang (luar daerah).

Dalam pelaksanaan rapat-rapat tersebut pegawai yang melaksanakan tugas harus memiliki dasar pelaksanaannya yaitu berupa surat undangan, Surat Perintah Tugas dan Surat Perintah Perjalanan Dinas dari kepala dinas sebagai dasar bagi pegawai melaksanakan perjalanan dinas tugas melaksanakan rapat-rapat baik dalam daerah maupun luar daerah.

Surat Perintah Perjalanan Dinas disingkat SPPD adalah naskah dinas sebagai alat pemberitahuan yang ditujukan kepada pegawai yang berdasarkan tugas dan fungsinya untuk melaksanakan perjalanan dinas dan pemberian fasilitas perjalanan serta pembiayaan.

Pegawai yang melaksanakan tugas perjalanan dinas akan mempengaruhi kehadiran/absensi pegawai pada hari tersebut. Hal ini dikarenakan pegawai tersebut tidak bisa melakukan absensi fingerprint online yang bisa mengakibatkan pegawai tersebut dianggap tidak hadir atau alpa sehingga dengan adanya Surat Perintah Tugas dan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) dapat mengintervensi ketidakhadiran pegawai yang bersangkutan dengan meng-upload Surat Perintah Tugas (SPT) ke aplikasi absensi online sehingga tidak dilakukan pemotongan penghasilan pada hari tersebut bila tidak maka pegawai tersebut dianggap tidak hadir.

Dalam pengelolaan Surat Perintah Perjalanan Dinas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang saat ini masih manual, sistem pengelolaan datanya belum terpadu dalam artian masih berdiri sendiri-sendiri seperti pengelolaan Surat Perintah Tugas (SPT), Surat Perjalanan Dinas (SPPD), daftar penerimaan biaya perjalanan dinas dan laporan rekapitulasi kegiatan SPPD dalam pembuatannya masih menggunakan aplikasi Microsoft Word dimana harus dilakukan pengeditan setiap kali akan melakukan perjalanan dinas. Selain itu pembuat SPPD harus mencari data setiap pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas pada Microsoft Excel. Dalam pembuatan SPPD yang ada saat ini ditemui kekurangan seperti terjadinya kesalahan pengetikan dalam menginputkan data sehingga pembuatan SPPD dilakukan berulang-berulang. Hal ini mengakibatkan banyaknya kertas yang terbuang, selain itu waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada maka penulis ingin mengambil judul penelitian skripsi dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana sistem informasi SPPD pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang yang berjalan saat ini?

  2. Bagaimana membuat perancangan sistem informasi SPPD agar dapat memudahkan pencatatan dan rekapitulasi biaya perjalanan dinas dan meminimalisir terhadap pembayaran pergantian uang transport pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas yang lebih dari satu kali dalam satu hari?

  3. Bagaimana membangun sebuah aplikasi sistem Pengelolaan Perjalanan Dinas secara komputerisasi dan mudah dalam pengoperasiannya pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang?

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penulisan Skripsi ini dibatasi dengan ruang lingkup penelitian terbatas hanya pada “Sistem Pengolahan Informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang”, diantaranya yaitu sistem yang dapat memudahkan proses pembuatan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) mulai dari keluarnya Surat Perintah Tugas hingga proses pembayaran Penggantian Uang Transport perjalanan dinas yang secara detailnya tertuang dalam final elisitasi.

Output yang dihasilkan memudahkan pengelolaan dan pengawasan data perjalanan dinas seperti pembuatan surat tugas lebih mudah, tersedianya database pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas, monitoring data perjalanan dinas, daftar penerimaan biaya perjalanan dinas, laporan rekapitulasi kegiatan SPPD.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulis ini yaitu sebagai berikut :

  1. Mengetahui sistem informasi SPPD pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang yang berjalan saat ini;

  2. Merancang sistem informasi SPPD agar dapat memudahkan pencatatan dan rekapitulasi biaya perjalanan dinas dan meminimalisir terhadap pembayaran pergantian uang transport pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas yang lebih dari satu kali dalam satu hari;

  3. Membangun sebuah aplikasi sistem Pengelolaan Perjalanan Dinas secara komputerisasi dan mudah dalam pengoperasiannya pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang.

Manfaat Penelitian

Ada tiga manfaat yang bisa didapat penulis yaitu:

  1. Mendapatkan informasi tentang proses pengolahan sistem pengelolaan perjalanan dinas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang;

  2. Merancang sistem informasi untuk aplikasi pengelolaan Surat Perintah Perjalanan Dinas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang.

  3. Membuat aplikasi yang membantu memudahkan pengelolaan Surat Perintah Perjalanan Dinas Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang.

Metodologi Penelitian

Dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, penulis menggunakan beberapa metode di antaranya:

Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah:

  1. Observasi

    Penulis melakukan pengamatan langsung kepada Stakeholder ibu Sri Siswanti selama tiga bulan untuk mendapatkan data SPPD seperti Surat Perintah dan Kartu Disposisi Surat pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang dimana data tersebut di analisis dan di evaluasi terhadap masalah yang berkaitan dengan topik yang akan di bahas.

  2. Wawancara

    Suatu metode yang dilakukan untuk memperoleh data dengan mengadakan wawancara. Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara langsung dengan narasumber yaitu dengan Stakeholder Ibu Sri Siswanti dan staff yang ada di bawah lingkungan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang. Mereka menyampaikan saat ini proses pengolahan SPPD masih bersifat manual dan pengerjaan satu-satu artinya membuat surat tugas sendiri, SPPD sendiri, rekapitulasi penggantian uang transport sendiri dan juga harus dilakukan pengeditan setiap kali akan menerbitkan Surat Perjalanan Dinas, selain itu pembuat SPPD harus mencari data setiap pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas dan terjadinya pembayaran double uang transport pada hari yang sama.

  3. Studi Pustaka

    Metode Study Pustaka merupakan suatu bentuk riset yang di lakukan dengan cara membaca jurnal ilmiah baik Nasional dan International serta sumber-sumber lainnya yang dapat membantu dalam pengumpulan bahan penelitian dan pengumpulan data serta literaturnya.

Metode Analisis

Setelah melalui metode pengumpulan data, metode analisis sistem merupakan salah satu bagian dari sebuah penelitian yang penting untuk dilakukan. Melanjutkan proses dari pengumpulan data, dimana data yang di dapatkan dari beberapa metode pengumpulan data di kumpulkan dan di lakukan analisis melalui metode analisis PIECES untuk mengetahui kelemahan pada sistem yang lama yang masih menggunakan microsoft excel sehingga diharapkan dengan adanya metode ini analisis yang dihasilkan nantinya dapat valid dan bisa di pertanggungjawabkan serta menggunakan elisitasi dari tahap satu hingga final draft elisitasi. Terdapat dua tinjauan dalam penyusunan elisitasi, yaitu tinjauan dari segi fungsional sistem dan non fungsional sistem. Tahap berikutnya adalah menentukan strategi yang diambil untuk mencapai keberhasilan dari sebuah sistem. Strategi yang di dapatkan dari final draft elisitasi digunakan untuk mendapatkan gambaran dan pembuktian pencapaian di dalam tahap implementasi.

Metode Perancangan

Dalam metode perancangan yang digunakan penulis melalui pembuatan diagram Unified Modelling Language (UML), pembuatan database dan perancangan program disesuaikan berdasarkan elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draft elisitasi. Sedangkan untuk kebutuhan sebuah perangkat lunak bahasa pemrograman yang digunakan menggunakan Dreamweaver CS6 (editor), XAMP, Phpmyadmin (Database).

Metode Pengujian

Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang di inginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi saat sistem di terapkan. Penulis menggunakan metode Black Box Testing karena dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang di buat dapat berfungsi dengan benar dan untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian Black Box Testing berusaha untuk menentukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya : fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan perfirma, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan Skripsi ini, penulis mengelompokan materi laporan ini menjadi beberapa sub bab den gan sistematika penyimpanannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan sistem, konsep dasar sistem informasi. konsep dasar organisasi sistem, teori perancangan basis data dan definisi-definisi yang berkaitan dengan sppd serta definisi pendukung lain seperti UML (Unified Modelling Languange), literature riview.

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Dalam bab ini, penulis menjelaskan gambaran umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten Tangerang, sejarah singkat dinas, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bidang, analisis sistem yang berjalan, konfigurasi sistem, permasalahan yang sedang dihadapi, alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi dan user requirement yang terdiri dari empat tahap elisitasi yaitu tahap elisitasi satu, elisitasi dua, elisitasi tiga, serta final draft elisitasi yang merupakan final elisitasi yang telah diusulkan.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan sistem yang akan diusulkan, diagram rancangan sistem, rancangan basis data, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi dan estimasi biaya, serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada dibab sebelumnya dijelaskan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis dan rancangan sistem yang telah dilakukan serta saran kepada pihak- pihak yang berkepentingan sehingga tujuan dan manfaat dari penelitian skripsi ini dapat disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Definisi perancangan sistem menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[1], adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancangan bangun implementasi menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

Sedangkan, menurut Soepadmo (2013:10)[2], Perancangan adalah setiap rancangannya harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini.

Dari pendapat yang dikemukakan diatas dapat di simpulkan bahwa perancangan adalah suatu sistem prosedur, komponen atau subsistem yang saling berkaitan untuk menyelesaikan kegiatan secara bersamaan demi tercapainya suatu tujuan atau sasaran tertentu.

Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan utama perancangan sistem menurut Darmawan (2013: 228)[1], yaitu;

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem;

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengap pada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Proses Perancangan Sistem Secara Umum

  1. Perisapan Data

    Menurut Davis dalam Irwansyah (2014 : 8)[3] “Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya”.

  2. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah atau bahan baku menjadi informasi yang bermanfaat.

  3. Ide

    Untuk mencari ide yang kreatif diperlukan studi banding, wawancara dan lain-lain agar desain yang dibuat bisa efektif diterima dan membangkitkan kesan tertentu yang sulit dilupakan.

  4. Konsep

    Hasil kerja berupa pemikiran yang menentukan tujuan-tujuan, kelayakan dan segmen yang dituju. Oleh karena itu, desain grafis menjadi desain komunikasi visual agar dapat bekerja untuk membantu pihak yang membutuhkan solusi secara visual.

  5. Media

    Untuk mencapai kriteria ke sasaran atau segmen yang dituju diperlukan studi kelayakan yang cocok dan efektif untuk mencapai tujuannya. Media bisa berupa cetak, elektonik, luar ruang dan lain-lain.

  6. Visualisasi

    Menentukan komponen desain, pemilihan warna, layout sampai finishing.

  7. Produksi

    Setelah desain yang dibuat selesai, sebaiknya terlebih dahulu diproofing (print preview sebelum cetak mesin). Jika warna dan komponen grafis lain tidak ada kesalahan, maka desain dapat dicetak dan diperbanyak.

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Definisi Sistem menurut Nasaruddin, dkk dalam jurnal CCIT (2013:226)[4], “Sistem adalah suatu kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan mempunyai ketergantungan satu sama lain, sistem dapat berjalan jika komponen-komponen yang ada di dalamnya bisa bekerja sama membentuk suatu lingkaran yang tidak dapat di pisahkan“, sedangkan menurut Suprihadi dkk dalam jurnal CCIT (2013:310)[5], “Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan’.

Dari pendapat yang di kemukakan di atas dapat di simpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan, kelompok dari elemen atau komponen yang saling berhubungan atau saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Hutahaean (2015:2)[6], Agar sistem itu dikatakan sistem yang baik memiliki karakteristik yaitu :

  1. Komponen Sistem (Components)

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra sistem.

  2. Batasan Sistem (Boundary)

    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkup luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

  3. Lingkup Luar Sistem (Environtment)

    Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut, yang dengan demikian lingkungan luar tersebut harus selalu di jaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

  4. Penghubung Sistem (Interface)

    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut dengan penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

  5. Masukan Sistem (Input)

    Energi yang dimasukan kedalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Sebagai contoh, didalam suatu unit sistem komputer, "program" adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara "data" adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi.

  6. Keluaran Sistem (Output)

    Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yag berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Seperti contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi, dimana informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang merupakan input bagi subsistem lainnya.

  7. Pengolahan Sistem (Procces)

    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran sebagai contoh sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  8. Sasaran Sistem (Objective)

    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tida ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, maksud dari kalimat tersebut yaitu bahwa informasi sangat penting pada suatu organisasi. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut:

Definisi Informasi Menurut Hutahaean (2015:2)[6], “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya.”

Sementara, Menurut Djahir (2014 : 8)[7], “Informasi merupakan salah satu jenis sumber daya yang paling utama yang dimiliki oleh suatu organisasi, apapun jenis organisasi tersebut.”

Berdasarkan dari definisi di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.

Fungsi Informasi

Menurut Gordon B. Davis dalam Hutahaean (2015:9)[6], Fungi utama informasi yaitu menambah pengetahuan atau mengurangi ketidak pastian pemakai informasi, karena informasi berguna memberikan gambaran tentang suatu permasalahan sehingga pengambil keputusan dapat menentukan keputusan lebih cepat, informasi juga memberikan standar aturan maupun indikator bagi pengambilan keputusan.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi Menurut Taufiq (2013:17)[8], “Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.”

Definisi Sistem Informasi Menurut Hutahaean (2015:13)[6],” Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang pertumukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organsasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan.” Hal tersebut berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan dengan menyediakan rangkuman rutin dan laporan tertentu”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan analisa sistem dapat dilakukan sebelum di buat tahapan rangcangan sistem, dan analisa sistem sangat penting dilakukan agar menghindari kesalahan yang akan timbul di tahapan selanjutnya.

Konsep Sistem Informasi

Pendapat Hutahaean (2015:13)[6], sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu :

  1. Blok masukan (input block)

    Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen dasar.

  2. Blok model (model block)

    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan metode matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertenntu untuk menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.

  3. Blok keluaran (output block)

    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4. Blok teknologi (technologi block)

    Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian diri secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari unsur utama:

    1. Teknisi (human ware atau brain ware);

    2. Perangkat lunak (software);

    3. Perangkat keras (hardware).

  5. Blok basis data (database block)

    Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainya, tersimpan diperangkat keras computer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  6. Blok kendali (control block)

    Banyak factor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperature tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, ketidak efisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat lansung diatasi.

Konsep Dasar Analisis Sistem

Definisi Analisis Sistem

Definisi Analisis Sistem menurut Whitten L. Jeffery (2013:153) analisis sistem adalah “Pelajaran sebuah sistem komponen-komponennya sebagai prasyarat sistem disain sistem, spesifikasi sebuah sistem yang baru dan diperbaiki. Analisis sistem adalah sebuah istilah yang secara kolektif mendeskripsikan langkah-langkah awal pengembangan sistem.

Definisi Analisis Sistem Menurut Rosa dan Salahudin (2013:18)[9] mendefinisikan analisis sistem adalah “Kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang di kemukakan oleh para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sistem adalah kegiatan untuk mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan sistem baru dengan memahami serta menganalisis sistem yang sudah ada.

Fungsi Analisis Sistem

Pendapat Haerudin dan Ruli Supriati, dkk (2013:117)[10] adalah:

  1. Mengidentifikasi masalah–masalah kebutuhan pemakai (user).

  2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

  3. Memilih alternatif–alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.

  4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Fungsi analisis sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Sumber informasi adalah data. Definisi data Menurut Gordon B. Davis dalam Hutahaean (2015: 8)[6], “Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai sekelompok lambang-lambang tidak acak menunjukkan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya.”

Sedangkan Menurut Tyoso (2016:22)[11], “Data adalah hanyalah bahan mentah untuk memperoleh informasi.”

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

Berdasarkan keempat definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

Jenis Data

Menurut Kuncoro pada Tamodia (2013 : 26)[12], data dapat dibedakan dalam duajenis yaitu data kualitatif dan data kuantitatif :

  1. Kuantitatif (berbentuk angka)

    Merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan atau yang terjadi dilapangan yang diperoleh dari teknik wawancara,

  2. Data Kualitatif (berbentuk kata-kata/kalimat)

    Merupakan data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi.

Sumber Data

Menurut Tamodia (2013: 26)[12], Terdapat dua sumber data, antaranya:

  1. Data Primer

    Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Uuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  2. Data Sekunder

    Data Sekuder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder diperoleh dari perusahaan yang menjadi objek penelitian.

Teori Khusus

Konsep Dasar Surat

Definisi Surat

Menurut Basir Barthos 2013:36)[13] , “Surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal dari suatu pihak dan ditujukan kepada pihak lain untuk menyampaikan warta”. Jadi berdasarkan definisi, surat merupakan suatu alat atau media yang digunakan untuk berkomunikasi secara tertulis yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap pihak lain untuk menginformasikan suatu hal yang bersifat resmi maupun tidak resmi agar tersampaikan walaupun tidak harus berhadapan secara langsung.

Berdasarkan kutipan di atas dapat di simpulkan surat adalah penyampaian informasi secara tertulis dari satu pihak ke pahak lain, berupa pemberitahuan, pernyataan, pemikiran, dan sebagainya.

Pengertian Surat Tugas

Surat tugas adalah naskah dinas dari atasan yang di tujukan kepada bawahan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan kepada bawahannya, berisi perintah untuk melaksanakan tugas tertentu. Fungsi dari surat tugas adalah sebagai surat pengantar dalam melaksanakan tugas dalam pekerjaannya, atau surat tugas berfungsi sebagai bukti bahwa oarang yang di beri surat tugas telah memiliki wewenang untuk melakukan tugas yang telah di bebankan kepadanya. Surat tugas juga bermanfaat sebagai bukti bahwa ia pernah menjalankan pekerjaan sebagaimana yang tertuang dalam surat tugas. Ada beberapa hal yang harus di miliki dalam surat tugas, yaitu:

  1. Perjalanan dinas oleh pelaksana surat tugas di lakukan sesuai dengan perintah atasan pelaksana surat tugas yang tertuang dalam surat tugas.

  2. Surat tugas yang dimaksud di terbitkan oleh Kepala satuan kerja untuk Perjalanan Dinas yang di lakukan oleh pelaksana surat tugas pada satuan kerja.

  3. Surat tugas paling sedikit mencantumkan nama pemberi tugas, jenis pelaksanaan tugas, tanggal dan waktu pelaksanaan tugas, dan tempat pelaksanaan tugas.

Pengertian Surat Perintah Perjalanan Dinas

Surat perjalanan dinas atau dikenal dengan SPPD merupakan jenis surat tugas yang di butuhkan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas kerja dan harus pergi ke daerah lain (misalnya ke luar kota). Tugas kerja tersebut dapat berupa studi banding, rapat kerja nasional maupun pekerjaan-pekerjaan lain yang di lakukan di luar kota (tidak di lingkungan kantor sendiri). Karena perjalanan kerja ke luar kota membutuhkan biaya tambahan dan itu harus di tanggung oleh dinas, maka surat ini di butuhkan sebagai bukti bahwa seorang pegawai atau karyawan melaksanakan tugas kerja ke luar kota sekaligus juga berfungsi sebagai bukti perintah dari atasan kepada bawahannya untuk melakukan tugas/pekerjaan di luar kota. Hal-hal yang di cantumkan dalam SPPD antara lain:

  1. Pejabat atau Atasan yang memberikan perintah,

  2. Pegawai atau Karyawan yang diberikan perintah berikut dengan orang-orang yang ikut dalam perjalanan dinas,

  3. Maksud dan Tujuan Perjalanan Dinas,

  4. Lamanya perjalanan dinas dilakukan,

  5. Tempat asal dan tempat tujuan dinas,

  6. Pembebanan Anggaran terhadap biaya perjalanan dinas,

  7. Tanda tangan pejabat terkait,

  8. Keterangan Perjalanan yang diisi oleh pegawai yang melakukan perjalanan dinas.

Definisi Disposisi Surat

Menurut Shodikin (2013)[14], “Disposisi adalah Tindakan atau lanjutan dari pimpinan kepada bawahan yang berupa memo atau perintah yang menjelaskan tentang pekerjaan apa yang seharusnya dikerjakan dan siapa penanggung jawabnya sesuai keinginan pimpinan”. Disposisi biasanya merupakan tindakan yang diambil pimpinan sehubungan adanya surat masuk dari luar instansi maupun dari dalam instansi itu sendiri. Meskipun bagian administrasi memahami akan isi dan maksud surat itu namun yang berhak menindaklanjuti atas surat tersebut adalah Pimpinan sehingga pimpinan perusahaan atau instansi akan mengeluarkan disposisi dalam lembar lain atau dalam lembar surat itu juga.

Konsep Dasar Pegawai

Definisi Pegawai

Menurut Harsono (2014:16), “Pegawai yang berarti orang-orang atau sekelompok yang memiliki status karena pekerjaanya”.

Berdasarkan pengertian tersebut Pegawai merupakan kelompok atau anggota di suatu organisasi dan melaksanakan perkerjaan yang telah di tetapkan dan merupakan pekerjaan yang melaksanakan kegitan-kegiatan rutin untuk mencapai hasil kerja yang di inginkan sesuai dengan apa yang akan di capai.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Menurut Budi Raharjo dalam Anggaeni dan Sujatmiko (2013: 39)[15], “Database merupakan kumpulan data-data yang terintegrasi dan diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil dan dicari secara cepat. Database terbentuk dari sekumpulan data-data yang memiliki jenis/sifat yang sama.”

Menurut Warsito 2015:29)[16], “Database adalah struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memproses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL server.”

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa database adalah struktur penyimpanan data yang digunakan untuk memperoleh informasi secara sistematik.

Definisi Tabel

Menurut Suprayitno dan Wardati (2012: 96)[17], “Tabel adalah tempat dimana data itu sesungguhnya disimpan. Data tersebut membentuk baris dan kolom dengan bagian baris disebut record dan bagian kolom disebut field.” Table terdiri dari beberapa table yaitu:

  1. Field Name : atribut dari sebuah table yang menempati bagian kolom;

  2. Record : isi dari field atau atribut yang saling berhubungan yang menempati bagian baris.

Berdasarkan definisi diatas mengenai tabel dapat disimpulkan bahwa tabel adalah kumpulan dari field dan record yang berfungsi sebagai tempat menyimpan data dalam suatu website.

Definisi MySQL

Menurut Husni dalam Mantala dkk (2015: 58)[18], “MySQL termasuk dalam kategori database management system, yaitu database yang terstruktur dalam pengolahan dan penampilan data, sejak computer dapat menangani data yang besar, database management system memegang peranan yang sangat penting dalam pengolahan data.”

Menurut Nugroho dalam Syukron (2015:29)[19], “MySQL (My Structured Query Language) adalah sebuah program pembuat dan pengelola database atau yang sering disebut dengan DBMS (Database Management System)”.

Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan MySQL adalah sebuah database program yang berfungsi untuk membuat dan mengelola data.

Definisi XAMPP

Menurut Edison T dalam Wibowo (2013 : 64)[20], “XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket. Dengan menginstal XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Aphace, PHP dan MYSQL secara manual.”

Menurut Rahman (2015 : 80)[21].” Xampp adalah “suatu bundel web server yang populer digunakan untuk coba-coba diwindows karena kemudahan instalasinya. Bundel program open source tersebut berisi antara lain server web Apche, interpreter PHP, dan basis data MySQL”.

Berdasarkan definisi diatas Xampp adalah perangkat lunak yang digunakan untuk banya sistem operasi yang digabungkan dari beberapa program.

Konsep Dasar Dreamweaver

Definisi Dreamweaver

Menurut Sadeli, Muhammad (2013:2)[22], “Dreamweaver merupakan suatu perangkat lunak web editor keluaran Adobe Sistem yang digunakan untuk membangun dan mendesain suatu website dengan fitur-fitur yang menarik dan kemudahan dalam penggunaannya”.

Berdasarkan kutipan di atas dapat di simpulkan Dreamweaver memudahkan pengembang website untuk mengelola halaman-halaman website dan aset-asetnya, baik gambar (image), animasi flash, video, suara dan lain sebagainya.

Konsep Dasar Internet

Definisi Internet

Menurut Mardison dalam Priyanto Hidayatullah, dkk (2015 : 1)[23], “Internet jaringan global yang menghubungkan komputer-komputer diseluruh dunia. Dengan internet, sebuah komputer bisa mengakses data yang terdapat pada komputer lain di benua yang berbeda. Dengan internet, sebuah toko online bisa tetep terbuka selama dua puluh empat jam sehari dan tujuh hari seminggu tanpa henti. Dengan internet, kejadian penting yang terjadi di suatu Negara bisa segera diketahui oleh orang lain di Negara yang berbeda.”

Menurut eWolf Community (2012:1)[24], “Internet merupakan singkatan dari Interconnection Networking, yaitu jaringan komputer dalam skala dunia. Internet terdiri dari banyak jaringan komputer lokal yang saling terhubung sehingga membentuk jaringan global dengan segala macam aturan (protokol). Protokol utama yang digunakan saat ini adalah TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol), yaitu sekumpulan aturan untuk komunikasi data antar komputer dalam suatu jaringan”.

Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan internet adalah seluruh jaringan komputer yang dapat terhubung untuk melayani pengguna di seluruh dunia.

Konsep Dasar Website

Definisi Website

Menurut Hidayat dalam Syukron (2015:29)[25], “Website adalah kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar, diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan –jaringan halaman.

Pernyataan Riyadi dkk (2012:3)[26], “Website adalah sekumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaring-jaring halaman.”

Berdasarkan pendapat yang telah di kemukakan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa website merupakan sebuah tempat di internet, yang mempunyai halaman-halaman yang di dalamnya terdapat teks, gambar, suara, animasi, dan video serta dapat diakses menggunakan browser.

Jenis-Jenis Website

Menurut Hidayat dalam Syukron (2015:29)[25], Jenis-jenis web berdasarkan sifat atau stylenya :

  1. Website dinamis

    Merupakan sebuah website yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah–ubah setiap saat. Bahasa pemrograman yang digunakan antara lain php, asp, net dan databse mysql atau mssql.

  2. Website statis

    Merupakan website yang kontennya jarang diubah. bahasa pemrograman yang digunakan adalah html dan belum memanfaatkan database.

Berdasarkan pendapat yang telah di kemukakan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa jenis website adalah suatu kelompok yang saling bertujuan untuk mendapatkan informasi.

Konsep Dasar Testing

Definisi Testing

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:272)[9], “Pengujian perangkat lunak adalah sebuah elemen sebuah topik yang memiliki cakupan luas dan sering di kaitkan dengan verifikasi (verification) dan validasi (validation) (V&V)”.

Pengujian merupakan proses eksekusi program yang telah selesai di buat yang bertujuan untuk menemukan kesalahan. pengujian merupakanbagian tak terpisahkan dari suatu perangkat lunak. Proses pengujian juga mempengaruhi masa penggunaan suatu perangkat lunak. Semakin rinci proses pengujian yang di lakukan, akan semakin lama rentang waktu yang di perlukan antara maintenance satu dan selanjutnya. Pengujian perangkat lunak di lakukan pada setiap tahap pengembangan hingga pada maintenance perangkat lunak.

Cara pandang terhadap perangkat lunak berkembang menjadi lebih konstruktif. Pengujian tidak lagi di pandang sebagai aktivitas yang hanya di lakukan setelah pengodean perangkat lunak selesai dengan batasan sebagai pendeteksi kegagalan perangkat lunak, melainkan sebgai aktivitas yang menuntun keseluruhan proses pengembangan perangkat lunak dan pemeliharaan. Pengujian pun menjadi bagian penting dari suatu kontruksi perangkat lunak.

Pengujian perangkat lunak merupakan aktivitas menantang yang melibatkan beberapa kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain. Di awal pengujian, hal yang perlu di lakukan adalah pemilihan dan perencanaan pengujian dengan memperhatikan teknik-teknik pengujian yang mungkin di lakukan terhadap pengujian perangkat lunak tersebut. Pemilihan dilakukan dengan metode analisis sederhana yang efektif biayanya.

Berdasarkan pendapat yang telah di kemukakan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa aktivitas pengumpulan informasi yang di butuhkan untuk melakukan evaluasi efektifitas kerja.

Black Box Testing

Definisi Black Box Testing

Menurut Pressman dalam Pratiwi (2014:99)[27], “Pengujian Black-Box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.” Dengan demikian, pengujian Black-Box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi masukan yang menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.

Menurut Mustaqbal dkk (2015:34)[28], “Pengujian Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.”

Dari definsi diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian black box adalah pengetesan perangkat lunak dengan spesifikasi fungsional program.

Kasifikasi black box testing mencakup beberapa pengujian yaitu:

  1. Pengujian fungsional (functional testing)

    Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak diuji untuk persyaratan fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi berjalan seperti yang diharapkan. Walaupun pengujian fungsional sudah sering dilakukan dibagian akhir dari siklus pengembangan, masing-masing komponen dan proses dapat diuji pada awal pengembangan, bahkan sebelum sistem berfungsi, pengujian ini sudah dapat dilakukan pada seluruh sistem. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya, termasuk perintah-perintah pengguna, manipulasi data, pencarian dan proses bisnis, pengguna layar, dan integrasi. Pengujian fungsional juga meliputi permukaan yang jelas dari jenis fungsi-fungsi, serta operasi back-end (seperti, keamanan dan bagaimana meningkatkan sistem).

  2. Pengujian tegangan (stress testing)

    Pengujian tegangan berkaitan dengan kualitas aplikasi didalam lingkungan. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah lingkungan yang lebih menurut aplikasi, tidak seperti saat aplikasi dijalankan pada beban kerja normal. Pengujian ini adalah hal yang paling sulit, cukup kompleks dilakukan, dan memerlukan upaya bersama dari semua tim.

  3. Pengujian beban (load testing)

    Pada pengujian beban, aplikasi akan diuji dengan beban berat atau masukan, seperti yang terjadi pada pengujian situs web, untuk mengetahui apakah aplikasi/situs gagal atau kinerjanya menurun. Pengujian beban beroperasi pada tingkat beban standar, biasanya beban tertinggi akan diberikan ketika sistem dapat menerima dan tetap berfungsi dengan baik. Perlu di ketahui bahwa pengujian beban tidak bertujuan untuk merusak sistem dengan banyak hal, namun mencoba untuk menjaga agar sistem selalu kuat dan berjalan dengan lancar.

  4. Pengujian khusus (ad-hoc testing)

    Jenis pengujian ini dilakukan tanpa penciptaan rencana pengujian (testplan) atau kasus pengujian (testcase). Pengujian khusus membantu dalam menentukan lingkup dan durasi dari berbagai pengujian lainnya dan juga mambantu para penguji dalam mempelajari aplikasi sebelum memulai pengujian dengan pengujian lainnya. Pengujian ini merupakan metode pengujian formal yang paling sedikit. Salah satu penggunaan terbaik dari pengujian khusus adalah untuk penemuan. Membaca persyaratan atau spesifikasi jika ada jarang memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana sebuah program benar-benar bertindak, bahkan dokumentasi pengguna tidak menangkap look and feel dari sebuah program. Pengujian khusus dapat menentukan lubang-lubang dalam pengujian strategi dan dapat mengekspos hubungan di antara subsistem lain yang tidak jelas. Dengan cara ini, pengujian khusus berfungsi sebagai alat untuk memeriksa kelengkapan yang diuji.

  5. Pengujian penyelidikan (exploratory testing)

    Pengujian penyelidikan mirip dengan pengujian khusus dan dilakukan untuk mempelajari/mencari aplikasi. Pengujian penyelidikan perangkat lunak ini merupakan pendekatan yang menyenangkan untuk pengujian.

  6. Pengujian usabilitas (usability testing)

    Pengujian ini disebut juga sebagai pengujian untuk ke akraban pengguna (testing foruser-friendliness). Pengujian ini dilakukan jika antarmuka pengguna dari aplikasinya penting dan harus spesifik untuk jenis pengguna tertentu. Pengujian usabilitas adalah proses yang bekerja denganpengguna akhir secara langsung maupun tidak langsung untuk menilai bagaimana pengguna merasakan paket perangkat lunak dan bagaimana mereka berinteraksi dengannya. Proses ini akan membongkar area kesulitan pengguna seperti hal nya area kekuatan. Tujuan dari pengujian usabilitas harus membatasi dan menghilangkan kesulitan bagi pengguna dan untuk memengaruhi area yang kuat untuk usabilitas maksimum. Pengujian ini idealnya melibatkan masukan dari pengguna secara langsung maupun tidak langsung (mengamati perilaku) dan bila memungkin akan melibatkan komputer yang di dukung umpan balik. Komputer yang didukung umpan balik sering kali (jika tidak selalu) dihilangkan untuk proses ini. Komputer yang didukung dengan umpan balik dapat berperan sebagai pengatur waktu (timer) pada dialog untuk memonitor beberapa lama waktu yang di perlukan pengguna untuk menggunakan dialog dan alat penghitung (counter) untuk menentukan seberapa sering kondisi tertentu terjadi (misalnya, pesan eror, bantuan pesan,dan lain-lain). Biasanya, proses tersebut melibatkan modifikasi sepele (trivial) dari perangkat lunak yang sudah ada, namun dapat berakibat besar terhadap laba atas investasi. Akhirnya, pengujian usabilitas mengakibatkan perubahan pada produk yang diberikan sesuai dengan penemuan yang dibuat mengenai kegunaan. Perubahan ini harus secara langsung berkaitan dengan kegunaan dunia nyata dengan pengguna pada umumnya. Dokumentasi harus ditulis sebanyak mungkin untuk mendukung perubahan sehingga mempermudah penanganan situasi yang sama di masa mendatang.

  7. Pengujian asap (smoke testing)

    Jenis pengujian ini disebut juga pengujian kenormalan (sanitytesting). Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah aplikasi tersebut sudah siap untuk pengujian yang lebih besar dan bekerja dengan baik tanpa cela sampai tingkat yang paling diharapkan. Pada sebuah pengujian baru atau perbaikan peralatan yang terpasang, jika aplikasi berasap, aplikasi tersebut tidak bekerja! Istilah ini juga merujuk kepada pengujian fungsi perangkat lunak dasar. Yang awalnya tercipta dalam manufaktur kontainer dan pipa, ketika smoke telah di perkenalkan untuk menentukan apakah ada kebocoran. Praktik umum di Microsoft dan beberapa perusahaan perangkat lunak shrink-wrap lainnya adalah proses daily build and smoke test. Setiap file di kompilasi, dihubungkan, dan digabungkan menjadi sebuah program yang dapat dieksekusi setiap hari, dan program ini kemudian dimasukkan melalui pengujian asap (smoke test) yang relatif sederhana untuk memeriksa apakah produk berasap ketika produk dijalankan.

  8. Pengujian pemulihan (recovery testing)

    Pengujian pemulihan (recovery testing) pada dasarnya dilakkan untuk memeriksa seberapa cepat dan baiknya aplikasi bisa pulih terhadap semua jenis crash atau kegagalan hardware, masalah bencana, dan lain-lain. Jenis atau taraf pemulihan ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi.

  9. Pengujian volume (volume testing)

    Pengujian volume dilakukan terhadap efisiensi dari aplikasi. Jumlah data yang besar diprosess melalui aplikasi (yang sedang diuji) untuk memerikas keterbatasan ekstrem dari sistem. Pengujian volume, seperti namanya, adalah pengujian sebuah sistem (baik perangkat keras dan perangkat lunak) untuk serangkaian pengujian dengan volume data yang diproses adalah subjek dari pengujian, seperti sistem yang dapat menangkap sistem pengolahan transaksi penjualan real-time atau dapat membarui basis data atau pengembalian data (data retrieval). Pengujian volume akan berusaha memastikan batas-batas fisik dan logis untuk sebuah kapasitas sistem dan memastikan apakah batasan dapat diterima untuk memenuhi proyek sikapasitas dari pengolahan bisnis organisasi.

  10. Pengujian domain (domain testing)

    Pengujian domain merupakan penjelasan yang paling sering menjelaskan teknik pengujian. Beberapa penulis hanya menulis tentang pengujian domain ketika mereka menulis desain pengujian. Dugaan dasarnya adalah bahwa anda mengambil ruang pengujian kemungkinan dari variable individu dan membaginya lagi ke dalam subset (dalam beberapa cara) yang sama. Kemudian, anda menguji perwakilan dari masing-masing subset.

  11. Pengujian skenario (scenario testing)

    Pengujian skenarioa dalah pengujian yang realistis, kredibel dan memotivasi stakeholders, tantangan untuk program dan mempermudah penguji untuk melakukan evaluasi. Pengujian ini menyediakan kombinasi variable-variable dan fungsi yang sangat berarti dari pada kombinasi buatan yang anda dapatkan dengan pengujian domain atau desain pengujian kombinasi.

  12. Pengujian regresi (regression testing)

    Pengujian regresi adalah gaya pegujian yang berfokus pada pengujian ulang (retesting) setelah ada perubahan. Pada pengujian regresiberorientasi risiko (risk-oriented regression testing), daerah yang sama yang sudah di uji, akan kita uji lagi dengan pengujian yang berbeda (semakin kompleks). Usaha pengujian regresi bertujuan untuk mengurangi risiko berikut ini:

    1. Perubahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki bugyang gagal;

    2. Beberapa perubahan memiliki efek samping, tidak memperbaiki bug lama atau memperkenalkan bug baru.

  13. Penerimaan pengguna (user acceptance)

    Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak akan diserahkan kepada pengguna untuk mengetahui apakah perangkat lunak memenuhi harapan pengguna dan bekerja seperti yang diharapkan. Pada pengembangan perangkat lunak, user acceptance testing (UAT), juga di sebut pengujian beta (beta testing), pengujian aplikasi (application testing),dan pengujian pengguna akhir (end user testing) adalah tahapan pengembangan perangkat lunak ketika perangkat lunak diuji pada dunia nyata yang dimaksudkan oleh pengguna. UAT dapat dilakukan dengan in-house testing dengan membayar relawan atau subjek pengujian menggunakan perangkat lunak atau, biasanya mendistribusikan perangkat lunak secara luas dengan melakukan pengujian versi yang tersedia secara gratis untuk di unduh melalui web. Pengalaman awal penggunaakan diteruskan kembali kepada para pengembang yang membuat perubahan sebelum akhirnya melepaskan perangkat lunak komersial.

  14. Pengujian alfa (alpha testing)

    Pada jenis pengujian ini, pengguna akan diundang ke pusat pengembangan. Pengguna akan menggunakan aplikasi dan pengembang mencatat setiap masukan atau tindakan yang dilakukan oleh pengguna. Semua jenis perilaku yang tidak normal dari sistem dicatat dan dikoreksi oleh para pengembang.

  15. Pengujian beta (beta testing)

    Pada jenis ini perangkat lunak didistribusikan sebagai sebuah versi beta dengan pengguna yang menguji aplikasi disitus mereka. Pengecualian/cacat yang terjadi akan dilaporkan kepada pengembang. Pengujian beta di lakukan setelah pengujian alfa. Versi perangkat lunak yang dikenal dengan sebutan versi beta dirilis untuk pengguna yang terbatas diluar perusahaan. Perangkat lunak dilepaskan ke kelompok masyarakat agar dapat memastikan bahwa perangakat lunak tersebut memiliki beberapa kesaahan atau bug.

Tujuan Metode Black Box Testing

Menurut Pratiwi (2014: 99)[27]. “Tujuan dari metode black-box testing adalah mendapatkan kesalahan sebanyak banyaknya”.

Menurut Mustaqbal dkk (2015:34)[28]. “Black Box Testing cenderung untuk menemukan hal-hal berikut :

  1. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada

  2. Kesalahan antamuka (interface errors)

  3. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data

  4. Kesalahan performansi (performance errors)

  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengujian Black Box disimpulkan bahwa metode pengujian Black Box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Analisis PIECES

Definisi Analisis PIECES

Noorhansyah (2016 : 29), mendefinisikan analisis PIECES sebagai salah satu metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi atau mengetahui kelemahan dari sistem lama. Dalam analisa PIECES digunakan enam aspek untuk mengetahui kelemahan yang ada pada sistem lama, aspek-aspek tersebut diantaranya aspek kinerja, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan pelayanan.

Menurut Rohmat Taufiq (2013:154)[8], Analisis PIECES merupakan analisis yang melihat sistem dari performance, Information, Economic, Control, Efficiency dan Service.

Istilah PIECES yang setiap hurufnya bias diterjemahkan menjadi berikut :

P : Kebutuhan Mengkoreksi atau memperbaiki performance/ performa

I : Kebutuhan Mengkoreksi atau memperbaiki Information / Informasi (dan data)

E : Kebutuhan Mengkoreksi atau memperbaiki Economic / ekonomi, mengendalikan biaya dan meningkatkan keuntungan.

C : Kebutuhan Mengkoreksi atau memperbaiki Control atau keamanan

E : Kebutuhan Mengkoreksi atau memperbaiki Efficiency / efisien orang dan proses

S : Kebutuhan Mengkoreksi atau memperbaiki service

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa elisitasi merupakan suatu usulan rancangan dari sistem baru yang diinginkan.

Menurut Siahaan dalam Dzulhaq dkk (2017:1)[29] , “Elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering)”.

Menurut Bachtiar dan Atikah (2015:74)[30], “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa elisitasi merupakan suatu usulan rancangan dari sistem baru yang diinginkan.

Tahapan Elisitasi

Menurut Atikah (2015:74)[30], Elisitasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembuatan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. “I” pada MDI itu artinya inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, sehingga requirement tersebut harus dieliminasi;

    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan;

    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Unified Modeling Language (UML)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

Menurut Wibawa dan I Gusti Made Satriya (2015:5) menyatakan bahwa “ bahasa pemodelan yang konsisten, dengan sistem arsiterkur yang bekerja dalam OOAD untuk menentukan Visualisasi, konstruksi dan mendokumentasikan artefect dari sistem software. Model yang dikerjakan dengan UML ada dua model yaitu model bisnis dan model rekayasa software. UML memiliki diagram grafis seperti usacase diagram classdiagram, statehart diagram, activity diagram, sequance diagram, collaboration diagram, component diagram dan deployment diagram”.

Menurut Rosa A.S dan M. Sihalahuddin (2014:147)[31] mengatakan bahwa UML (Unifed Modelling Language) merupakan bahasa visual untuk permodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung UML muncul karena adanya kebutuhan permodelan visual untuk menspesifikasikan dan menggambarkan serta membangun sistem dari perangkat lunak.

Berdasakan pendapat yang telah di kemukakan oleh para ahli, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa “UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemograman yang banyak digunakan dalam membuat program berorientasi objek.”

Jenis-Jenis UML

Menurut Fowler dalam Syukron (2015:30)[25], UML memiliki 6 jenis yaitu :

  1. Use Case Diagram

    Mendeskripsikan interaksi tipical antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan.

  2. Activity Diagram

    Activity diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisnis dan proses kerja. Dalam beberapa hal, diagram ini memainkan peran mirip sebuah diagram alir, tetapi perbedaan prinsip antara diagram ini dan notasi diagram alir adalah diagram ini mendukung behavior paralel.

  3. Class Diagram

    Class diagram menggambarkan jenis objek dalam sistem dan berbagai jenis hubungan statis yang ada diantara mereka. Class diagram juga menunjukan sifat-sifat dan operasi dari sebuah kelas dan kendala yang berlaku untuk cara objek yang terhubung.

  4. Sequence Diagram

    Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek didalam dan di sekitar.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Dasar Literature Review

Menurut Warsito, dkk (2015: 29)[16], Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode survei dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang di butuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang di lakukan.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat di simpulkan literature review adalah bahan yang tertulis terhadap permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

Tujuan Literature Review

Menurut warsito, dkk (2015:30)[16], tinjauan pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  1. Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan.

  2. Untuk menghubungkan suatu penelitian ke dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat megisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya.

  3. 3.Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan pentingnya penelitian yang dilakukan dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitian lain dengan topik serupa.

Manfaat Literature Review

Menurut Warsito (2015 : 29-30)[16], Manfaat dari study pustaka (literature review) sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasi kesenjangan (identify gaps) penelitian.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang dilakukan dapat dibangun diatas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Literature Review

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi. Dalam upaya menyempurnakan penelitian maka perlu dilakukan studi pustaka (Literature Review), diantaranya terdapat lima jurnal nasional dan lima jurnal internasional yaitu:

  1. Penelitian dalam sebuah Jurnal yang dilakukan oleh Iis Oktaviani dan Asri Mulyani (2016) dari Sekolah Tinggi Teknologi Garut yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Surat Perintah Perjalanan Dinas (Sppd) Beserta Rincian Perjalanan Dinas”. Permasalahan yang dihadapi pembuatan Surat Printah Perjalanan Dinas ini imasih dilakukan secara manual menggunakan microsoft word yang sebelumnya harus melihat dan menyalin dari buku agenda, sehinga memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu dibuatlah aplikasi yang menggunakan metode Unified Approach, yang diharapkan dapat membantu mempermudah pembuatan Surat Perintah Perjalanan Dinas.

  2. Penelitian dalam sebuah Jurnal yang dilakukan oleh Saprina Mamase (2016) dari Program Studi Teknik Informatika Politeknik Gorontalo yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas”. Kendala yang dialami Dalam pembuatan SPPD yang ada saat ini ditemui banyak kekurangan-kekurangan yang harus dihadapi seperti terjadinya kesalahan - kesalahan pengetikan dalam menginputkan data sehingga pembuatan SPPD dilakukan berulang – ulang. Dan diharapkan dengan adanya sistem informasi ini dapat terbukti memberikan pelayanan yang lebih mudah dan cepat dalam pembuatan surat perjalanan dinas.

  3. 3.Penelitian dalam sebuah Jurnal yang dilakukan oleh Siti Rahmawati (2017) dari Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Mataram yang berjudul “Penyalahgunaan Wewenang Dalam Perintah Perjalanan Dinas Yang Berimplikasi Korupsi”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan penyalahgunaan wewenang dalam perintah perjalanan dinas yang berimplikasi korupsi. Berdasarkan hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa: Kriteria Penyalahgunaan Wewenang dalam Tindak Pidana Korupsi tetap mengacu pada konsep Penyalahgunaan wewenang dalam hukum Administrasi, dan konsep penyalahgunaan wewenang dalam Tindak Pidana.

  4. Penelitian dalam sebuah Jurnal yang dilakukan oleh Desilia Purnama Dewi SE, MM & Catherine Indah Lestari (2016) yang berjudul “Peran Sekretaris Dalam Menangani Perjalanan Dinas Pimpinan Pada PT. Dwi Anugerah Abadi”. Permasalahan yang dihadapi pekerjaan pimpinan terbengkalai karena kesalahan dalam menyusunan jadwal atau tidak adanya jadwal yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan perjalanan dinas. Dan penelitian ini bertujuan agar perjalanan dinas dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka perlu dilakukan penjadwalan dan pengaturan pada perjalanan dinas.

  5. 5.Penelitian dalam sebuah Jurnal yang dilakukan oleh Nur Haryanti, Wina Witanti dan, Asep Id Hadiana dari Universitas Jenderal Achmad Yani yang berjudul “Sistem Pakar Perjalanan Dinas Pegawai Negeri Sipil Pada Pemerintah Kota Cimahi Dengan Metode Forward Chaining”. Dan bertujuan untuk membuat sistem yang dapat memperkirakan estimasi dalam perencanaan anggaran perjalanan dinas menggunakan metode Forward Chaining sebagai aturan yang didefinisikan dan solusi yang diharapkan dapat membuat informasi jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam perjalanan dinas secara lebih cepat.


BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN


Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang

Sejarah Singkat

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang adalah salah satu lembaga yang tujuannya untuk meningkatkan dukungan data dan informasi bagi pengambilan keputusan dan kebijakan meningkatkan komitmen Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006). Pengertian administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk dan catatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Pencatatan penduduk artinya data-data sebagai penduduk yang dicatatkan. Tetapi kalau "pencatatan sipil" artinya status sipilnya yang dicatatkan, karena adanya perubahan pada diri seseorang. Misalnya pencatatan atas kelahiran, artinya atas perubahan status sipilnya dari yang sebelumnya belum ada di dunia tetapi karena akibat kelahirannya ia menjadi mempunyai status dan berhak atas hak sipilnya. Demikian pula bagi pencatatan perkawinan adalah seseorang yang karena perubahan status sipilnya dari lajang menjadi berstatus kawin yang membawa akibat hukum karenanya. Sebaliknya pencatatan perceraian, ia merubah status kawin menjadi status janda atau duda yang juga membawa akibat-akibat hukum. Termasuk pencatatan kematian, akan membawa akibat dalam hubungan hukum antara yang meninggal dunia dengan anak-anak, suami atau istri dengan orang tua maupun saudara-saudaranya, dalam hal ini sering disebut-sebut sebagai ahli warisnya yang akan menerima segala warisan baik yang positif maupun yang negatif.

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Visi

Dikaitkan dengan eksistensi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang yang bertugas dalam melaksanakan, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan dibidang kependudukan dan catatan sipil sesuai kebijakan Pemerintah Daerah merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang pencapaian misi Pemerintah Kabupaten Tangerang, yang di dalamnya terkandung paradigma Peningkatan Pelayanan Publik yang didukung oleh birokrasi yang bersih, untuk itulah visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang diarahkan dan ditetapkan sebagai berikut, yaitu:

“Terwujudnya Tertib Administrasi Kependudukan di Kabupaten Tangerang”.

Misi

Misi organisasi dirumuskan dari penjabaran visi dengan senantiasa memperhatikan batasan tugas pokok dan fungsi organisasi, juga diarahkan untuk menjawab pemecahan masalah dan kepentingan berbagai pihak (stakeholders).

Berdasarkan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 09 Tahun 2015, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang mempunyai tugas melaksanakan, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan dibidang kependudukan dan catatan sipil sesuai kebijakan Pemerintah Daerah merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang pencapaian misi Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi, serta untuk menjawab pemecahan masalah dan menjawab kepentingan berbagai pihak, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang menetapkan misi sebagai berikut:

  1. Peningkatan sistem pelayanan administrasi kependudukan secara cepat, eksak, ramah, mudah, akurat dan transparan;

  2. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dan aparatur pelayanan administrasi kependudukan.

Dalam menjalankan misi pelayanan kepada masyarakat dan stakeholder secara efektif dan efisien tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pelayanan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tangerang mengedepankan nilai-nilai organisasi yaitu cepat, eksak, ramah, mudah, akurat dan transparan.

  1. Cepat : apabila persayaratan telah lengkap maka pelayanan diselesaikan secepatnya;

  2. Eksak : adanya ketegasan penegakan peraturan tanpa diskriminasi;

  3. Ramah : pemberian pelayanan harus berlangsung dengan ramah dan sopan santun;

  4. Mudah : tidak mempersulit yang mudah dan tidak mempermudah yang sulit;

  5. Akurat : ketelitian aparat dalam memberikan pelayanan mutlak dilaksanakan;

  6. Transparan : terbuka, jujur dan informatif dalam memberikan pelayanan. yang diakronimkan dengan kata “CERMAT”.

Tujuan

Berdasarkan visi dan misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang dalam hal ini bertujuan antara lain:

  1. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan yang berkualitas dalam memenuhi kepemilikan dokumen kependudukan;

  2. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan.

Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang berdasarkan visi dan misi dinas adalah :

  1. Meningkatnya tertib administrasi kependudukan dalam penerbitan dokumen kependudukan;

  2. Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan yang berkualitas;

  3. Sehingga bila disusun rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang.

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran adalah merupakan strategi organisasi yang berisi rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara operasional dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya organisasi. Strategi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupetan Tangerang dalam kurun lima tahun mendatang sebagai berikut:

  1. Menyediakan dan mengembangkan database kependudukan yang akurat dan mutakhir dengan berbasis Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK);

  2. Memberikan penyuluhan dan melaksanakan penegakan peraturan perundang-udangan tentang Administrasi Kependudukan;

  3. Mengoptimalkan potensi aparatur dengan pengembangan kompetensi yang berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

====Kebijakan====

Dengan memperhatikan kondisi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupetan Tangerang untuk pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan maka dirumuskan arah kebijakan sebagai berikut :

  1. Mengembangkan database kependudukan yang akurat dan mutakhir serta penataan dokumentasi akta catatan sipil secara berkesinambungan yang dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat dan Pemerintah Daerah;

  2. Melaksanakan penyuluhan dan pengawasan pelaksanaan peraturan perundangan administrasi kependudukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan;

  3. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam melaksanakan pelayanan administrasi kependudukan untuk meningkatkan rasio kepemilikan dokumen kependudukan.

Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Wewenang dan Tanggung Jawab

Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang administrasi kependudukan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah. Adapun deskripsi tugas dan wewenang tiap jabatan dalam struktur organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah sebagai berikut:

  1. Kepala Dinas

    Kepala Dinas Bertugas membina bidang pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, kerja sama, pemanfaatan data dan dokumen kependudukan serta inovasi pelayanan administrasi kependudukan.

  2. Sekretariat

    Sekretariat bertugas merencanakan perumusan kebijakan yang terkait dengan perencanaan, keuangan, umum dan kepegawaian Dinas. Sekretariat terdiri atas beberapa bagian:

    1. Subbagian Perencanaan

      Subbagian Perencanaan bagian ini bertugas merencanakan kegiatan perencanaan Dinas.

    2. Subbagian Keuangan

      Subbagian Keuangan bagian ini bertugas membuat laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Keuangan meliputi Neraca, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) cash opname.

    3. Subbagian Umum dan Kepegawaian

      Subbagian Umum dan Kepegawaian bagian ini bertugas membuat laporan pelaksanaan kegiatan umum dan kepegawaian Dinas.

  3. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk

    Pelayanan Pendaftaran Penduduk bertugas mengatur program bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk meliputi pelayanan indentitas penduduk,pindah datang penduduk dan pendataan penduduk. Pelayanan Pendaftaran Penduduk terdiri atas beberapa bagian:

    1. Seksi Identitas Penduduk

      Seksi Identitas Penduduk bagian ini bertugas menyusun prosedur dan persyaratan pendaftaran penerbitan dokumen Penduduk Warga Negara Indoensia (WNI)dan Penduduk Orang Asing (OA).

    2. Seksi Pindah Datang Penduduk

      Seksi Pindah Datang Penduduk bagian ini bertugas melaksanakan penerbitan surat keterangan pindah keluar negeri dan surat keterangan datang dari luar negeri untuk Warga Negara Indonesia (WNI), penerbitan surat keterangan Pindah dan surat keterangan datang untuk Penduduk Orang Asing (OA).

    3. Seksi Pendataan Penduduk

      Seksi Pendataan Penduduk bagian ini bertugas Melaksanakan pendataan penduduk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Penduduk Orang Asing (OA), pendataan dan pendaftaran pengungsi, pendaftaran penduduk rentan, dan penerbitan surat keterangan pengganti tanda identitas bagi pengungsi dan penduduk rentan.

  4. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil

    Merencanakan perumusan kebijakan program bidang sebagai pedoman operasional penyelenggaraan pencatatan sipil, perkawinan dan perceraian serta perubahan status anak, pewarganegaraan dan kematian. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil terdiri atas beberapa bagian:

    1. Seksi Kelahiran

      Seksi Kelahiran bagian ini bertugas Menyusun dan melaksanakan sistem dan prosedur pencatatan kelahiran, pemeriksaan kelengkapan, keabsahan persyaratan penerbitan akta kelahiran, perubahan dan pembatalan akta kelahiran dan melaksanakan penginformasian mutasi data pencatatan kelahiran.

    2. Seksi Perkawinan dan Perceraian

      Seksi Perkawinan dan Perceraian bagian ini bertugas menyusun prosedur dan persyaratan untuk akta perkawinan dan akta perceraian.

    3. Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian

      Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian bagian ini bertugas Melaksanakan pemeriksaan kelengkapan, pencatatan dan keabsahan persyaratan penerbitan akta kematian, pewarganegaraan, penetapan pengakuan dan pengesahan anak.

  5. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kepedudukan

    Penyiapan rumusan kebijakan teknis bidang pengelolaan informasi administrasi kependudukan yang meliputi sistem informasi administrasi kependudukan, pengolahan dan penyajian data kependudukan serta tata kelola dan sumber daya manusia teknologi informasi dan komunikasi. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kepedudukan terdiri atas beberapa bagian:

    1. Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

      Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan bagian ini bertugas melakukan Pembinaan dan koordinasi seksi sistem informasi administrasi kependudukan.

    2. Seksi Pengolahan dan Penyajian Data

      Seksi Pengolahan dan Penyajian Data bagian ini bertugas melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Seksi Pengolahan dan Penyajian Data meliputi indikator kependudukan, proyeksi penduduk dan analisis dampak kependudukan serta penyerasian, kebijakan kependudukan skala Kabupaten.

    3. Seksi Tata Kelola dan Sumber Daya Manusia Teknologi. dan Komunikasi

      Seksi Tata Kelola dan Sumber Daya Manusia, Teknologi, Informasi dan Komunikasi bagian ini bertugas Melaksanakan perekaman data hasil pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil serta pemutakhiran data penduduk menggunakan sistem informasi dan administrasi kependudukan.

  6. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan

    Penyiapan rencana dan program bidang pemanfaatan data dan dokumen kependudukan, kerjasama serta inovasi pelayanan administrasi kependudukan. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan terdiri atas beberapa bagian:

    1. Seksi Kerjasama

      Seksi Kerjasama bagian ini bertugas Melaksanakan koordinasi dalam rangka kerjasama antar instansi/badan/lembaga terkait dan melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan.

    2. Seksi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan

      Seksi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan bagian ini bertugas menyusun data, evaluasi, informasi, laporan mutasi data kependudukan dan melaksanakan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait dokumentasi kependudukan.

    3. Seksi Inovasi Pelayanan

      Seksi Inovasi Pelayanan bagian ini bertugas membimbing pelaksanaan kegiatan Seksi Inovasi Pelayanan, membagi tugas pelaksanaan kegiatan Seksi Inovasi Pelayanan, melaksanakan percepatan pelayanan dengan cara peningkatan pendukung pelayanan, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Seksi Seksi Inovasi Pelayanan, membuat laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Inovasi Pelayanan, dan melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

  7. Unit Pelaksana Teknis dan Jabatan Fungsional

    Unit Pelaksana Teknis dan Jabatan Fungsional Untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang dilingkungan Dinas dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis.

    1. Unit Pelaksana Teknis berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas;

    2. Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh seorang kepala;

    3. Unit Pelaksana Teknis dibentuk berdasarkan kriteria adanya pekerjaan yang bersifat teknis operasional karena wilayah kerja atau karena jam tertentu;

    4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan organisasi, tugas, fungsi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis diatur dengan Peraturan Bupati.

  8. Kelompok Jabatan Fungsional

    Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari beberapa jenis fungsional sesuai dengan bidang tugasnya.

    1. Jabatan Fungsional dalam pelaksanaan tugas pokok berpedoman kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

    2. Kelompok Jabatan Fungsional dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

    3. Setiap jenis jabatan fungsional dikoordinir oleh seseorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada dilingkungan Dinas.

    4. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, kepala dinas wajib menerapkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dilingkungan dinas maupun dengan Perangkat Daerah/instansi/lembaga terkait lainnya.

  1. Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan dinas wajib mengawasi pelaksanaan tugas setiap bawahannya dan apabila terjadi penyimpangan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  2. Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan dinas bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan setiap bawahannya dan memberikan bimbingan, pedoman serta arahan bagi pelaksanaan tugas setiap bawahannya.

  3. Setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan mengadakan rapat terbuka dalam rangka pemberian bimbingan kepada setiap bawahannya.

Pelaporan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

  1. Setiap pimpinan Satuan organisasi dilingkungan dinas wajib mengikuti, mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada setiap atasannya serta menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugasnya secara berkala atau setiap waktu apabila diperlukan.

  2. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari setiap bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dalam rangka memberikan petunjuk kepada setiap bawahannya.

  3. Kepala Dinas menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi dinas kepada bupati melalui sekretaris daerah.

Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang

Dalam upaya peningkatan pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tangerang menginventarisir kendala-kendala diantaranya yaitu :

  1. Faktor internal organisasi

    1. Masih rendahnya profesionalisme sumber daya aparatur;

    2. Sarana dan prasarana kurang memadai;

    3. Ketersedian dana pendukung kegiatan yang masih terbatas.

  2. Faktor eksternal organisasi

    1. Isu mekanisme pelayanan administrasi kependudukan yang jauh dan mahal karena terkonsentrasi di tingkat kabupaten;

    2. Isu tentang sulitnya pemenuhan kelengkapan persyaratan penerbitan dokumen kependudukan maupun pencatatan sipil;

    3. Isu tentang lamanya waktu dalam penerbitan dokumen kependudukan maupun pencatatan sipil.

Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

Adapun urutan proses Surat Perintah Perjalanan Dinas yang berjalan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang:

  1. Surat yang masuk diterima oleh bagian umum, kemudian dicatat dibuku surat masuk dan dicatat dikartu disposisi;

  2. Bagian umum memberikan surat beserta disposisinya kepada kepala dinas;

  3. Kepala dinas mengecek surat dan memberikan instruksi kepada sekertaris dinas;

  4. Sekertaris dinas memberikan perihal disposisi dari kepala dinas ke bagian umum dan kepegawaian;

  5. Bagian umum mendistribusikan surat sesuai tujuan.

Prosedur Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

Adapun urutan proses surat perintah perjalanan dinas yang berjalan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang:

  1. Bagian umum membuat konsep surat ke luar sebanyak dua rangkap usulan dari salah satu sub bagian;

  2. Konsep surat keluar sebanyak dua rangkap salah satunya diparaf bagian umum kemudian diberikan kepada seketaris dinas untuk dikoreksi dan bila konsep surat tersebut disetujui kemudian dibubuhkan paraf pada konsep surat yang sudah ada parafnya bagian umum, kemudian diserahkan kepada kepala dinas;

  3. Kepala dinas menandatangani surat keluar sebanyak dua rangkap;

  4. Surat ke luar dikembalikan ke bagian umum dan mencatatnya di buku surat ke luar, lalu bagian umum memberikan nomor dan mencatat dibuku surat keluar, kemudian surat keluar yang ada parafnya diarsipkan dan surat ke luar yang tidak ada parafnya diserahkan kepada pegawai.

Analisis Sistem Berjalan

Untuk menganalisis sistem yang sedang berjalan, penulis menggunkan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini yaitu:

Use Case Diagram Sistem yang Berjalan

Use Case Diagram Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

Gambar 3.3.1 Use Case Diagram Surat Masuk sppd

Berdasarkan Gambar 3.3.1 Sistem yang berjalan pada saat ini terdapat :

  1. Satu sistem yang mencakup seluruh kegiatan surat masuk;

  2. Empat actor yang melakukan kegiatan, yaitu: pengirim surat, bagian umum, kepala dinas, seketaris dinas dan pegawai;

  3. Tujuh use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya :

    1. Nama Use Case : memberikan surat;

    2. Aktor : pengirim surat dan bagian umum;

      Skenario : pengirim memberikan surat ke bagian umum untuk diberikan kepada tujuan surat.

    3. Nama Use Case : mencatat di buku surat masuk;

    4. Aktor : bagian umum;

      Skenario : setelah mendapat surat bagian umum mencatat dibuku surat masuk.

    5. Nama Use Case : mencatat kartu disposisi;

    6. Aktor : bagian umum;

      Skenario : setelah itu surat dicatat dikartu disposisi untuk ditanda tangani oleh Kepala Dinas.

    7. Nama Use Case : memberikan dan disposisinya;

    8. Aktor : bagian umum;

      Skenario : setelah mencatat di kartu disposisi, untuk diberikan surat dan kartu disposisi surat sesuai tujuan surat harus diberikan kartu disposisi untuk di cek oleh seketaris dinas.

    9. Nama Use Case : cek surat;

    10. Aktor : kepala dinas;

      Skenario : setelah kepala dinas menerima surat dan mengecek isi surat masuk kemudian kepala dinas endisposisikan surat dikartu disposisi.

    11. Nama Use Case : memberikan instruksi;

    12. Aktor : kepala dinas dan sekretaris dinas;

      Skenario : setelah kepala dinas mengetahui isi dan tujuan surat, selanjutnya kepala dinas memberikan instruksi kepada sekretaris dinas dan menandatangani di kartu disposisi.

    13. Nama Use Case : Menginstruksi Disposisi dari Kepala Dinas;

    14. Aktor : Sekretaris Dinas;

      Skenario : Sekretaris Dinas memberikan disposisi kepegawai.

Use case Diagram Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

Gambar 3.3.2 Use Case Diagram Surat Keluar Sppd

Berdasarkan Gambar 3.3.2 Sistem yang berjalan pada saat ini terdapat :

  1. Satu sistem yang mencakup seluruh kegiatan surat keluar;

  2. Empat actor yang melakukan kegiatan, yaitu: bagian umum, seketaris dinas, kepala dinas dan pegawai;

  3. Delapan use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya :

    1. Nama Use Case : membuat konsep surat keluar

    2. Aktor : bagian umum

      Skenario : bagian umum membuat konsep surat keluar yang diperintahkan oleh sekertaris dinas.

    3. Nama Use Case : memberikan konsep surat keluar

    4. Aktor : sekretaris dinas

      Skenario : sekertaris dinas memberikan surat keluar kepada kepala dinas.

    5. Nama Use Case : memberikan surat keluar

    6. Aktor : sekertaris dinas

      Skenario : kepala dinas menandatangani surat keluar.

    7. Nama Use Case : menandatangani surat keluar

    8. Aktor : kepala dinas

      Skenario : kepala dinas mengembalikan surat keluar kepada bagian umum.

    9. Nama Use Case : mengembalikan surat keluar

    10. Aktor : bagian umum

      Skenario : bagian umum memberikan nomor dan mencatat dibuku surat keluar.

    11. Nama Use Case : memberikan nomor surat dan mencatat dibuku surat keluar

    12. Aktor : bagian umum

      Skenario : surat keluar dikirim kepada pegawai.

    13. Nama Use Case : surat keluar

    14. Aktor : pegawai

      Skenario : pegawai meminta surat untuk diberikan kepada bagian umum.

Activity Diagram Sistem Berjalan

Activity Diagram Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

Gambar 3.3.3 Activity Diagram Surat Masuk Sppd

Berdasarkan Gambar 3.3.3 Sistem yang berjalan pada saat ini terdapat :

  1. Satu initial node untuk memulai kegiatan;

  2. Lima action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi, meliputi : memberikan surat, mencatat dibuku surat masuk, mencatat kartu disposisi, memberikan surat dan kartu disposisi, cek surat, mendisposisikan surat perihal disposisi dari Kepala Dinas untuk diberikan ke Seketaris Dinas. Seketaris Dinas meneruskan disposisi surat kepada pegawai.

Activity Diagram Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

Gambar 3.3.4 Activity Diagram Surat Keluar Sppd

Berdasarkan gambar 3.3.4 sistem yang berjalan pada saat ini terdapat :

  1. Satu initialnode untuk memulai kegiatan;

  2. 2.Sembilan action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi, meliputi : membuat konsep surat keluar, memberikan surat keluar, menerima surat, cek surat, terima (ACC) surat, megembalikan surat, memberikan nomor dan mencatatat dibuku surat keluar, mengirim surat untuk diberikan ke pegawai.

  3. Satu decision node yang mencerminkan sebagai pilihan eksekusi, yaitu : cek surat;

  4. Tiga vertical swimlane untuk membedakan actor-aktor yang melakukan kegiatan tersebut;

  5. Satu final node untuk mengakhiri kegiatan.

Sequence Diagram Sistem Berjalan

Sequence Diagram Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

Gambar 3.3.5 Sequence Diagram Surat Masuk Sppd

Berdasarkan Gambar 3.3.5 Sistem yang berjalan pada saat ini terdapat :

  1. Lima Actor diantaranya pengirim surat, bagian umum, kepala dinas, sekretaris dinas, dan pegawai;

  2. Tiga lifeline diantaranya surat masuk, buku surat masuk dan kartu disposisi;

  3. 3.Enam belas messagge diantaranya mengirim surat masuk, menerima surat, mencatat dibuku surat masuk, mencatat kartu disposisi, selesai mencatat, memberikan surat, dan kartu disposisinya, menerima surat disposisinya, mengecek surat, dan kartu disposisi, selesai mengecek, memberikan disposisi dan instruksi, menerima instruksi, menginstruksikan, menerima instruksi, dan meneruskan disposisi surat.

Sequence Diagram Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

Gambar 3.3.6 Activity Diagram Surat Keluar Sppd

Berdasarkan Gambar 3.3.6 Sistem yang berjalan pada saat ini terdapat :

  1. Tiga actor diantaranya bagian umum, kepala dinas, pegawai;

  2. Dua Lifeline diantaranya surat keluar, buku surat keluar;

  3. Sembilan message diantaranya; membuat konsep surat, memberikan surat keluar, menerima surat keluar, mengecek dan menandatangani surat keluar, memberikan surat keluar yang sudah ditandatangani, mencatat surat dibuku surat keluar, selesai mencatat, surat keluar dikirim dan menerima surat.

Metode Analisis Sistem yang Berjalan

Metode Analisis PIECES

Tahapan analisis terhadap suatu sistem atau aplikasi dilakukan sebelum tahapan perancangan dilakukan. Tujuan diterapkannya analisis terhadap suatu sistem adalah untuk mengetahui alasan mengapa sistem tersebut diperlukan, merumuskan kebutuhan-kebutuhan dari sistem tersebut untuk mereduksi sumber daya yang berlebih serta membantu merencanakan penjadwalan pembentukan sistem, meminimalisir distorsi-distorsi yang mungkin terdapat didalam sistem tersebut sehingga fungsi yang terdapat di dalam sistem tersebut bekerja secara optimal.

Metode analisis yang digunakan peneliti disini adalah menggunakan metode PIECES yaitu :

  1. Performance (Kinerja)

    Performance atau kinerja merupakan suatu analisis terhadap kemampuan sistem dan menyelesaikan tugas dengan baik.

  2. Tabel 3.4 Hasil Analisis Kinerja

  3. Information (Informasi)

    Informasi merupakan komoditas terpenting bagi seorang pengguna akhir pada suatu sistem dalam pengambilan keputusan. Dengan sistem informasi yang baik akan menghasilkan informasi yang bermanfaat serta dapat pendukung dalam menanggapi masalah dan peluang yang ada.

  4. Tabel 3.5 Hasil Analisis Informasi


  5. Economy (Ekonomi)

    Sistem yang ada saat ini masih konvensional, dilihat dari segi ekonomisnya sistem yang ada saat ini masih sendiri-sendiri, dikerjakan berulang-ulang dengan pekerjaan yang sama yaitu surat tugas dan surat perintah perjalanan dinas sehingga harus melakukan pengeditan, perubahan, data yang berbedasehingga sistem yang sedang berjalan saat ini masih kurang ekonomis.

  6. Tabel 3.6 Hasil Analisis Informasi


  7. Control (Kontrol)

    Pengendalian dalam sistem sangat diperlukan, yaitu digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data dan informasi.

  8. Tabel 3.7 Hasil Analisis Informasi

  9. Effisiency (Efisiensi)

    Terdapat perbedaan antara efisiensi dengan ekonomis. Ekonomis berkaitan dengan sesedikit mungkin jumlah sumber daya yang digunakan sehingga menghasilkan keuntungan, sedangkan efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya yang ada dapat digunakan dengan sebaik dan sehemat mungkin dengan pemborosan/ biaya yang paling minimum.

  10. Tabel 3.8 Hasil Analisis Kinerja

  11. Service (Pelayanan)

    Pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.

  12. Tabel 3.9 Hasil Analisis Kinerja

Permasalahan yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang Dihadapi

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, masalah yang dihadapi pada sistem yang berjalan saat ini sebagai berikut :

  1. Sistem informasi SPPD pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang yang berjalan saat ini masih bersifat manual karena menggunakan microsoft word dan microsoft excel;

  2. Sistem yang berjalan saat ini pengelolaan surat perintah perjalanan dinas terdapat duplikasi perkerjaan, karena pembuatan Surat Perintah Tugas dan Surat Perjalanan Dinas yang masih sendiri-sendiri;

  3. Dengan adanya duplikasi perkerjaan menyebabkan terjadinya kesalahan pada pengetikan dan pengeditan sehingga dapat mengakibatkan membuat kertas lebih banyak terbuang.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, penulis mengusulkan alternative pemecahan dari masalah yang dihadapi yaitu membuat sistem pengolahan surat perjalanan dinas yang mudah dioperasikan sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai, membangun aplikasi yang bersifat terbuka dan bisa dilihat dan diakses oleh pegawai terutama bagian Umum, dan mempunyai tempat penyimpanan data yang aman sehingga mencegah data-data yang ada tidak terjadi kesalahan posisi dalam rekapitulasi pegawai.

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Hardware

  1. Processor  : Intel Core i7-5960

  2. Monitor  : 27.0” LCD

  3. RAM  : 4 GB

  4. Hardisk  : 320 GB

  5. Mouse : Optik

  6. Printer : Inkjet Multi Function Printer

Spesifikasi Software

  1. Windows 10

  2. Visual Paradigm for UML 8.0 Enterprise Edition

  3. PHP

  4. XAMPP Control Panel v3.1.0 3.1.0

  5. Dreamweaver CS6

  6. MySQL

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.7 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.8 Tabel Elisitasi Tahap II

  1. M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting

  2. D (Desirable) : Diinginkan atau tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan

  3. I (Innessential) : Di luar sistem atau dieliminasi

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.9 Elisitasi Tahap III

  1. T : Technical

  2. O : Operational

  3. E : Economic

  4. L : Low

  5. M : Middle

  6. H : High

Final Draft Elisitasi

Tabel 3.10 Elisitasi Draf Final

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Usulan Prosedur yang Baru

Setelah melakukan analisis sistem yang berjalan pada SPPD, selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan sistem yang akan dibangun. Prosedur baru yang diusulkan bertujuan untuk memudahkan sistem pengelolaan SPPD yang berjalan saat ini, yaitu memudahkan proses SPPD yang masih manual menjadi sistem yang terkomputerisasi sehingga dapat memudahkan dalam proses perjalanan dinas. Dalam perancangan usulan sistem yang baru pada penelitian ini menggunakan program Visual Paradigm for UML 8.0 Enterprise Edition untuk menggambarkan usecase diagram, activity diagram dan sequence diagram.

Diagram Rancangan Sistem

Dalam menganalisis usulan prosedur yang baru, peneliti menggunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Version 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram.

Use Case Diagram yang Diusulkan

Berikut ini adalah usulan use case diagram yang digunakan untuk menggambarkan proses Surat Perintah Perjalanan Dinas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang.

Gambar 4.1 Use case Diagram yang diusulkan

  1. Satu system yang mencakup seluruh kegiatan pengelolaan surat perintah perjalanan dinas pada bagian umum;

  2. Dua actor yang melakukan kegiatan, actor pertama user (staff bagian umum) yang melakukan login, menu utama, input (include Dashboart, master pegawai, daftar SPPD, data SPPD, pelaporan sppd, lihat sppd dan administrator), pencarian dan data surat disposisi (include edit, view, hapus, print surat disposisi), rekap surat (extend surat masuk, surat keluar), actor kedua admin (Kasubag Umum) yang melakukan laporan (extend surat masuk, surat keluar, disposisi).

Activity Diagram yang Diusulkan

Berikut ini adalah activity diagram yang digunakan untuk melakukan proses Surat Perintah Perjalanan Dinas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang.

Gambar 4.2 Activity Diagram yang diusulkan

Berdasarkan gambar 4.2 activity diagram yang diusulkan terdapat :

  1. Satu initial node, sebagai awal objek,

  2. Dua puluh Delapan action, sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya yaitu :

    1. Login admin, verifikasi username dan password,

    2. Menampilkan menu utama,

    3. Menu Dashboard data didalamnya terdapat menu input total sppd, dan input lihat total sppd,

    4. Menu daftar pegawai termasuk data master pegawai dapat melakukan list daftar pegawai dan nama pegawai,

    5. Menu sppd terdapat daftar sppd, tambah sppd, dan data sppd dengan melakukan edit, edit dan cari sppd,

    6. Menu pelaporan sppd terdapat input data pelaporan sppd dengan melakukan edit,

    7. Menu lihat sppd terdapat input dafatr sppd dengan melakukan cari sppd,

    8. Menu administrator terdapat input user dengan melakukan list user level dan add user level,

    9. Terakhir terdapat action untuk logout.

  3. Sepuluh fork node, menjelaskan adanya beberapa aliran,

  4. Satu decision node, untuk membuat keputusan,

  5. Satu final node, objek yang diakhiri.

Sequence Diagram yang Diusulkan

Berikut ini adalah sequence diagram yang diusulkan untuk proses Surat Perintah Perjalanan Dinas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang.

Gambar 4.3 Sequence Diagram yang diusulkan

Bedasarkan gambar 4.3 Sequence diagram yang diusulkan terdapat :

  1. Delapan line antar muka yang saling berinteraksi;

  2. Satu actor yang melakukan kegiatan yaitu admin (kasubag umum);

  3. Sembilan message berhubungan antar objek yang satu dengan objek lainnya yang mempunyai nilai.

Class Diagram Sistem yang Diusulkan

Berikut ini adalah class diagram yang digunakan dalam rancangan proses Surat Perintah Perjalanan Dinas Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang.

Gambar 4.4 Class Diagram yang diusulkan

Berdasarkan gambar 4.4 class diagram sistem yang diusulkan terdapat :

  1. Empat class, himpunan dari objek-objek yang memiliki atribut-atribut serta operasi atau fungsi-fungsi.

  2. Tiga association, digunakan untuk memodelkan relasi antara masing-masing class.

Rancangan Basis Data

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis dara adalah rancangan basis data yang dianggap telah normal. Rancangan basis data ini menjelaskan tentang media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, foreign key dan panjang record. Adapun spesifikasi data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah:

  1. Nama File : surat_masuk

  2. Media : Hardisk

    Isi : id_surat_masuk + no_surat+ tgl_surat + tgl_input_surat + perihal + id_jenis_surat + pengirim + ditujukan+ deskripsi + id_petugas + berkas_surat + sifat_surat + status_disposisi

    Primary Key : id_surat_masuk

    Panjang Record : 226

    Struktur :

    Tabel 4.1 Tabel Surat Masuk

  3. Nama File : surat_keluar

  4. Media : Hardisk

    Isi : id_surat_keluar +no_surat + tgl_surat + perihal + pengirim + kepada + id_jenis_surat +sifat_surat + id_petugas + deskripsi

    Primary Key : id_surat_keluar

    Panjang Record : 198

    Struktur :

    Tabel 4.2 Tabel Surat Keluar

  5. Nama File : jenis_surat

  6. Media : Hardisk

    Isi : id_jenis_surat +jenis_surat

    Primary Key : id_jenis_surat

    Panjang Record : 43

    Struktur :

    Tabel 4.3 Tabel Jenis Surat

  7. Nama File : disposisi_surat_masuk

  8. Media : Hardisk

    Isi : id_disposisi +no_surat + tgl_disposisi + kepada + keterangan

    Primary Key : id_disposisi

    Panjang Record : 148

    Struktur :

    Tabel 4.4 Tabel Diposisi Surat Masuk

Rancangan Prototype atau rancangan yang diusulkan

Berikut ini adalah rancangan tampilan interface program yang diusulkan pada pembuatan Surat Perintah Perjalanan Dinas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang.

Gambar 4.4.1 Tampilan Halaman Login

Gambar 4.4.2 Tampilan Halaman menu

Gambar 4.4.3 Tampilan Halaman input data pegawai

Gambar 4.4.4 Tampilan Halaman input SPPD

Gambar 4.4.5 Tampilan menu pelaporan sppd

Gambar 4.4.6 Tampilan lihat SPPD

Gambar 4.4.7 Tampilan menu list user level Administrator

Gambar 4.4.8 Tampilan menu administrator add user

Implementasi Sistem yang Diusulkan

Berikut ini merupakan gambaran tampilan interface mengenai sistem informasi surat perintah perjalanan dinas dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Tampilan menu login sppd

Tampilan menu dashboard

Tampilan menu master pegawai

Tampilan menu SPPD

Tampilan menu pelaporan SPPD

Tampilan menu Lihat SPPD

Tampilan menu administrator

Rancangan Konfigurasi Sistem yang Diusulkan

Spesifikasi Hardware

  1. Processor  : Intel Core i7-5960

  2. Monitor  : 27.0” LCD

  3. RAM  : 4 GB

  4. Hardisk  : 320 GB

  5. Mouse : Optik

  6. Printer : HP Deskjet 4670 series

Spesifikasi Software

  1. Windows 10

  2. Visual Paradigm for UML 8.0 Enterprise Edition

  3. PHP

  4. XAMPP Control Panel v3.1.0 3.1.0

  5. Dreamweaver CS6

  6. MySQL

Hak Akses

Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan oleh dua orang, yaitu admin dari bagian umum yang bertugas sebagai pengendali sistem dan user dari bagian umum lain yang menggantikan admin jika admin sedang tidak ada.

Testing

Implementasi pengujian Sistem Informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang dilakukan dengan menggunakan Blackbox Testing. Black Box Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Uji coba black box testing memungkinkan pengembangan software untuk mengetahui kondisi input yang bisa melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode ini juga berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori diantaranya : fungsi-fungsi salah atau hilang, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal kesalahan tampilan, kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Tabel Pengujian Black Box

Perancangan Sistem Informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang yang dilakukan dengan menggunakan Blackbox Testing. Black Box Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Uji coba black box testing memungkinkan pengembangan software untuk mengetahui kondisi input yang bisa melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode ini juga berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori diantaranya : fungsi-fungsi salah atau hilang, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal kesalahan tampilan, kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Tabel 4.10. Tabel Black Box Testing

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input data sppd yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh Dinas/Instansi.

Schedulle Implementasi

Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi “Sistem Informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang”. Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Pengelolaan Jadwal

Estimasi Biaya

Pada estimasi biaya ini berisi rincian biaya sistem yang nantinya akan diaplikasikan ke dalam Dinas/Instansi.

Tabel 4.9 Tabel Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP


Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan :

  1. Sistem informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang proses sistem yang sedang berjalan saat ini masih bersifat manual karena menggunakan microsoft word dan microsoft axcel;

  2. Sistem Informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) dalam membuat surat tugas dan surat perintah perjalanan dinas sifatnya masih berdiri-sendiri, terpisah sehingga data dalam surat tugas dan surat perjalanan dinas bisa terjadi kesalahan dikarenakan tidak tersistem;

  3. Berdasarkan sistem informasi yang telah berjalan, maka penulis membuat Rancangan Sistem Informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas, untuk memudahkan dalam pembuatan surat perintah perjalanan dinas. Dalam perancangan sistem informasi SPPD digambarkan dengan diagram UML, Sedangkan untuk kebutuhan sebuah perangkat lunak bahasa pemrograman yang digunakan menggunakan Dreamweaver CS6 (editor), XAMP, Phpmyadmin (Database).

Saran

Berdasarkan Perancangan Sistem Informasi Surat Perintah Perjalanan Dinas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut:

  1. Perlu diadakan pelatihan kepada pengguna (user) yang akan mengunakan sistem tersebut sebagai administrator, agar dapat dimanfaatkan dengan baik;

  2. Apabila sistem baru sudah berjalan, perlu diperhatikan dan dilakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem, untuk selanjutnya diadakan perbaikan sesuai dengan perubahan dan pengembangan instansi tersebut;

  3. Di masa yang akan datang, diharapkan bagi mahasiswa atau peneliti yang mengambil judul penelitian yang sama untuk dapat mengembangkan sistem ini sesuai kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Darmawan, Deni dan Fauzi, Kunkun Nur, 2013, Sistem Informasi Manajemen, Rosda, Bandung.
  2. Soepadmo, Gatoet. 2013. Panduan Mudah Merancang Bangunan. Jakarta : Niaga Swadaya.
  3. Irwansyah. Edi. Jurike V. Moniaga. 2014. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
  4. Nasaruddin, Djafar Imran, dan Samsie Indra, “Perancangan Sistem Informasi Supply Chain Management (SCM) Pada CV Rajawali Multi Niaga Makassar.” Jurnal CCIT Vol.6 No.2,226- 227, Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang, 2013.
  5. Suprihadi, Rini Kartika Hudiono, Lina Sinatra Wijaya. 2013. "Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller". Vol.6 No.3 - Mei 2013 ISSN: 1978-8282STMIK Raharja.
  6. 6,0 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5 Hutahaean, Jeperson 2015. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
  7. Djahir, Yulia dan Dewi Pratita. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
  8. 8,0 8,1 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  9. 9,0 9,1 Rosa. A.S., dan Shalahuddin. M. 2013. Rekayasa perangkat lunak terstruktur dan berorientasi objek. Informatika : Bandung.
  10. Haerudin, dkk. (2013). Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web pada Madrasah Aliyah Negeri Balaraja Kabupaten Tangerang. CCIT Vol.7 No.1-September 2013.
  11. Tyoso, Jaluanto Suno Punjul. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
  12. 12,0 12,1 Tamodia, Widya. 2013. Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Untuk Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Laris Manis Utama Cabang Manado. Manado: Jurnal Rise.
  13. Barthos, Basir. 2013. Manajemen Kearsipan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
  14. Shodikin, A. (2013). Abductive-Deductive Strategy: How To Apply It In Improving Student Mathematics Literacy In Junior High School?. International Seminar on Mathematics, Science, and Computer Science Education, Bandung tanggal 19 Oktober 2013. Universitas Pendidikan Indonesia.
  15. Raharjo, Budi. 2013. Belajar Otodidak Membuat Database Menggunakan MySQL. Bandung: Informatika.
  16. 16,0 16,1 16,2 16,3 Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup dan Moh Iqbal Awi Makaram. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang: CCIT Journal. Vol.8, No.2.
  17. Suprayitno dan Uli Indah Wardati. 2012. Pembangunan Sistem Stok Barang Dan Penjualan Pada Toko Sero Elektronik. IJCSS-Indonesian Jurnal on Computer Science Speed. Vol.9, No.3.
  18. Mantala, Ronny. Muhammad Al Majid dan Said Fahmi Syahab. 2015. Pengembangan Sistem Informasi Inventaris Bahan Praktik Dan Tools Pada Ruang Training Aids Dan Tools Store Prodi Alat Berat Menggunakan Java Dan MySQL. Politeknik Negeri Banjarmasin: Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi. Vol. 1, No.1 : 56-60.
  19. Nugroho, Bunafit. Aplikasi Pemrograman Web Dinamis Dengan PHP & mySQL, Gava Media: Yogyakarta ,2015.
  20. Wibowo, Aan Tri. 2013. Pembuatan Aplikasi E-Commerce Pusat Oleh-Oleh Khas Pacitan Pada Toko Sari Rasa Pacitan. Indonesian Journal on Networking and Security (IJNS). Vol.2, No.4.
  21. Rahman, fauzi dan Santoso. 2015. Aplikasi Pemesanan Undangan Online. Jurnal Sains dan Informatika Volume 1, Nomor 2, Nopember 2015.
  22. Sadeli, Muhammad. 2013. 7 Jam Belajar Interaktif Dreamweaver CS6 untuk Orang Awam. Palembang : Penerbit Maxikom.
  23. Sadeli, Muhammad. 2013. 7 Jam Belajar Interaktif Dreamweaver CS6 untuk Orang Awam. Palembang : Penerbit Maxikom.
  24. Community, eWolf. (2012), Indeks Lengkap Syntax/eWolf Community, MediaKom, Yogyakarta.
  25. 25,0 25,1 25,2 Syukron, Akhmad dan Noor Hasan. 2015. Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Berbasis Web Pada Puskesmas Winong. Jurnal Bianglala Informatika. Vol.3, No.1.
  26. Riyadi, Eko Retnandi, Asep Deddy 2012. Perancangan Sistem Informasi Berbasis Website Subsistem Guru Di Sekolah Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango. Jurnal Algoritma Vol.09, No.40.
  27. 27,0 27,1 Pratiwi, Heny. 2014. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Karyawan Berprestasi Menggunakan Metode Multifactor Evaluation Process. Jurnal Sistem Informasi, Volume 5, Nomor 2.
  28. 28,0 28,1 Mustaqbal, M. Sidi, Roero Fajri Firdus, Hendra Rahmadi 2015. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Vol.1, No.3.
  29. Dzulhaq, M.Iqbal, Rahmat Tullah, Putra Satia Nugraha 2017. Sistem Informasi Akademik Sekolah Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal Sisfotek Global Vol.7, No.1.
  30. 30,0 30,1 Atikah, Dede Bachtiar 2015. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan Di Kelurahan Manis Jaya Kota Tangerang. Jurnal Sisfote Global Vo.5, No.1.
  31. Rosa. A.S., dan Shalahuddin. M. 2013. Rekayasa perangkat lunak terstruktur dan berorientasi objek. Informatika : Bandung.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A.1. Lembar Keaslian
A.2. Formulir Pendaftaran Sidang
A.3. Validasi Sidang
A.4. Syarat Pelaksanaan Pembekalan Sidang
A.5. Kartu Bimbingan
A.6. Lembar Persetujuan Pembimbing
A.7. Surat Pengantar Observasi
A.8. Surat Konfirmasi Observasi
A.9. Formulir Cek List Validasi Sidang
A.10. KSTF
A.11. Sertifikat Prospek
A.12. Sertifikat Toefl
A.13. Sertifikat Internasional
A.14. Sertifikat Nasional
A.15. Ijazah
A.16. Sertifikat Tri Darma
A.17. Foto Ijazah
A.18. Kwitansi Pembayaran

Contributors

Atikah Rosalina