SI1411482893

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN BARANG/JASA

DENGAN METODE PELELANGAN TERBUKA SATU TAHAP DUA SAMPUL

PADA PT PLN (Persero) TJBB APP DURIKOSAMBI

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1411482893
NAMA
: Aprilia Nazla Rahmayta



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

2017/2018



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN BARANG/JASA

DENGAN METODE PELELANGAN TERBUKA SATU TAHAP DUA SAMPUL

PADA PT. PLN (Persero) TJBB APP DURIKOSAMBI

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1411482893
Nama
: Aprilia Nazla Rahmayta
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, September 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
       
           
           
           
           
(DR. Ir.Untung Rahardja, M.T.I., M.M)
       
(Nur Azizah, M.Akt, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN BARANG/JASA

DENGAN METODE PELELANGAN TERBUKA SATU TAHAP DUA SAMPUL

PADA PT PLN (Persero) TJBB APP DURIKOSAMBI

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1411482893
Nama
: Aprilia Nazla Rahmayta

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, September 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
( Aris Martono, M.Kom,. M.M.S.I)
   
(Fauzan Manafi Albar, S.Kom., MM)
NID : 08197
   
NID : 15014

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN BARANG/JASA

DENGAN METODE PELELANGAN TERBUKA SATU TAHAP DUA SAMPUL

PADA PT PLN (Persero) TJBB APP DURIKOSAMBI

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1411482893
Nama
: Aprilia Nazla Rahmayta

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, September 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_________)
 
(_________)
 
(_________)
 
NID:_________
 
NID:___________
 
NID :______________
 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN BARANG/JASA

DENGAN METODE PELELANGAN TERBUKA SATU TAHAP DUA SAMPUL

PADA PT PLN (Persero) TJBB APP DURIKOSAMBI

Dibuat Oleh:

NIM
: 1411482893
Nama
: Aprilia Nazla Rahmayta
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sangksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, September 2018

 
 
 
 
(Aprilia Nazla Rahmayta)
NIM : 1411482893

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pendukung keputusan pengadaan barang/jasa dengan menggunakan sistem berbasis web pada PT PLN (PERSERO) TJBB APP DuriKosambi(UML) pun dilakukan guna menggambarkan prosedur sistem berjalan menggunakan Walaupun para calon peserta pengadaan barang/jasa yang mempunyai data-data yang berbeda-beda namun dapat diseleksi dengan mudah, cepat dan tepat dengan menggunakan sistem yang diusulkan sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Dengan metodelogi penelitian berdasarkan metode pengumpulan data, metode analisis SWOT, metode analisis data dan metode perancangan prototype. Untuk menganalisa sistem berjalan penelitian ini menggunakan Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) 6.4 Enterprice Edition yang menggambarkan dengan use case diagram, activity diagram dansequence diagram. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini yaitu terdapat 38 butir dalam fungsional kebutuhan dan ada 2 butir nonfungsional kebutuhan dalam merancang prototypepengadaan barang/jasa dengan metode terbuka satu tahap dua sampul. Peneliti membuat tampilanya seperti pada struktur menu yaitu terdiri darimenu login, home , (tabel vendor yang lulus semua persyaratan,link download, jam dan kalender), proses (input data vendor, input data instansi,input data projek, input data download, input data pelelangan, input dokumen, input input pengumuman pemenang pelelangan) danabout us (sejarah singkat perusahaan, visi dan misi, informasi pelelangan barang/jasa). Dengan dibuatnya sitem yang terkomputerisasi berbasis web pelelangan barang/jasa dengan metode terbuka satu tahap dua sampul maka pelelangan pengadaan barang/jasa lebih tepat, cepat dan efisien.

Kata kunci  : Pelelangan Barang/Jasa, SWOT, Rancangan Prototype.


ABSTRACT

TThe purpose of this research is to support the decision of procurement of goods / services by using web-based system at PT PLN (PERSERO) TJBB APP DuriKosambi. Although the prospective participants procurement of goods / services that have different data but can be selected easily, quickly and precisely using the proposed system as a solution of the existing problems. With research methodology based on data collection method, SWOT analysis method, data analysis method and prototype design method. To analyze the system running this research using Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) 6.4 Enterprice Edition which describes with use case diagram, activity diagram and sequence diagram. Result and discussion in this research that there are 38 items in functional requirement and there are 2 nonfunctional requirement point in designing prototype of procurement of goods / services with open method one stage two cover. Researchers make the appearance as in the menu structure that consists of login menu, home (table vendors who pass all requirements, download links, hours and calendars), process (input data vendors, data input institutions, project data input, download data input, data input auctions, input documents, input auction announcement winner auction) and about us (short history of company, vision and mission, information auction of goods / services). With the creation of a computerized web-based system of auction of goods / services with the open method one stage two covers then the auction procurement of goods / services more precise, fast and efficient.

Keywords: Auction of Goods / Services, SWOT, Prototype Design .



KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan bnyak rahmat dan hidayahnya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat melaksanakan skripsi dengan baik, serta menyelesaikan pembuatan laporan skripsi ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam pelaksanaan skripsi serta penyusunan laporan ini peneliti medapatkan banyak bantuan, dukungan dan bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak DR. Ir. Untung Rahardja, M.T.I,. MM selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah, M.Akt, M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi yang telah mengarahkan penulis dalam persiapan maupun pelaksanaan skripsi.
  4. Bapak Aris Martono, M.Kom,. M.Msi selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan maupun, arahan, serta motivasi kepada penulis baik dalam pembuatan program maupun penyusunan laporan skripsi.
  5. Bapak Fauzan Manafi Albar, S.kom.MM yang senantiasa memberikan dorongan dan bimbingan dalam menyusun laporan skripsi ini hingga selesai.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Bapak Edy Sucipto,selaku supervisor pengadaan barang dan jasa yang telah menerima penulis sebagai peserta KKP serta mengizinkan untuk melanjutkanya hingga pembuatan laporan skripsi ini.
  8. Kedua orang tua Bapak, Ibu dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa yang tiada henti untuk keberhasilan penulis.
  9. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada saya.
  10. Teman-teman yang banyak memberikan dukungan moril, motivasi, juga memberikan semangat untuk terselesaikanya laporan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa di dalam pelaksanaan skripsi maupun penyusunan laporan skripsi ini masihlah terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karna itu dengan tangan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca yang budiman, guna penyempurnaan laporan peneliti di karya ilmiah yang selanjutnya agar dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi peneliti pada khususnya.


Tangerang, September 2018
Aprilia Nazla Rahmayta
NIM. 1411482893

Daftar isi


DAFTAR SIMBOL

Gambar 1. Simbol Use Case Diagram
Gambar 2. Simbol Activity Diagram
Gambar 3. Simbol Sequence Diagram
Gambar 4. Simbol Class Diagram


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1 Literature Review

  2. Tabel 3.1 SWOT

  3. Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

  4. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

  5. Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

  6. Tabel 3.5 Final Draft Elisitasi

  7. Tabel 4.1 Perbedaan Sistem Berjalan Dan Sistem Usulan

  8. Tabel 4.2 Struktur Tabel Data Vendor

  9. Tabel 4.3 Struktur Tabel Data Instansi

  10. Tabel 4.4 Struktur Tabel Data Projek

  11. Tabel 4.5 Struktur Tabel Data Download

  12. Tabel 4.6 Struktur Tabel Pekerjaan Projek

  13. Tabel 4.7 Struktur Tabel Dokumen Vendor

  14. Tabel 4.8 Struktur Tabel Data Dokumen

  15. Tabel 4.9 Struktur Tabel User

  16. Tabel 4.10 Black Box Testing Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa

  17. Tabel 4.11 Schedule Implementasi

  18. Tabel 4.12 Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Metode WaterFall

  2. Gambar 3.1 Struktur Organisasi

  3. Gambar 3.2 Use Case Diagram Pengadaan Barang/Jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul

  4. Gambar 3.3 Activity Diagram Pengadaan Barang/Jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul

  5. Gambar 3.4 Sequence DiagramPengadaan Barang/Jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul

  6. Gambar 4.1 Use Case Diagram Usulan pada siatem pelelangan pengadaan barang/jasa

  7. Gambar 4.2 Activity Diagram Laksda Usulan pada sistem pelelangan pengadaan barang/jasa

  8. Gambar 4.3 Activity Diagram Vendor usulan sistem pelelangan pengadaan barang/jasa

  9. Gambar 4.4 Sequence Diagram Usulan Laksda usulan sistem pelelangan pengadaan barang/jasa

  10. Gambar 4.5 Sequence Diagram Vendor usulan sistem pelelangan pengadaan barang/jasa

  11. Gambar 4.6 Class Diagram Usulan pada sistem pelelangan pengadaan barang/jasa

  12. Gambar 4.7 Rancangan Prototype Tampilan Login

  13. Gambar 4.8 Rancangan Prototype Tampilan Halaman Utama

  14. Gambar 4.9 Rancangan Prototype Tampilan Data Vendor

  15. Gambar 4.10 Rancangan Prototype Tampilan Data Instansi

  16. Gambar 4.11 Rancangan Prototype Tampilan Data Projek

  17. Gambar 4.12 Rancangan Prototype Tampilan Data Download

  18. Gambar 4.13 Rancangan Prototype Tampilan Data Pelelangan

  19. Gambar 4.14 Rancangan Prototype Tampilan Dokumen Vendor

  20. Gambar 4.15 Rancangan Prototype Tampilan Data Dokumen

  21. Gambar 4.16 Rancangan Prototype Tampilan About

  22. Gambar 4.17 Rancangan Prototype Tampilan Login User

  23. Gambar 4.18 Rancangan Prototype Halaman Utama

  24. Gambar 4.19 Rancangan Prototype Data Projek

  25. Gambar 4.20 Rancangan Prototype Data Pelelangan

  26. Gambar 4.21 Rancangan Prototype Dokumen Vendor

  27. Gambar 4.22 Rancangan Prototype Data Download

  28. Gambar 4.23 Tampilan Halaman Login

  29. Gambar 4.24 Tampilan Halaman Utama

  30. Gambar 4.25 Tampilan Data Vendor

  31. Gambar 4.26 Tampilan Data Instansi

  32. Gambar 4.27 Tampilan Data Projek

  33. Gambar 4.28 Tampilan Data Download

  34. Gambar 4.29. Tampilan Data Pelelangan

  35. Gambar 4.30 Tampilan Dokumen Vendor

  36. Gambar 4.31 Tampilan Data Dokumen

  37. Gambar 4.32 Tampilan Profil PLN

  38. Gambar 4.33 Tampilan Login User

  39. Gambar 4.34 Tampilan Halaman Utama

  40. Gambar 4.35 Tampilan Data Projek

  41. Gambar 4.36 Tampilan Data Pelelangan

  42. Gambar 4.37 Tampilan Dokumen Vendor

  43. Gambar 4.38 Tampilan Data Download


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi informasi saat ini semakin meningkat dan perlu mendapatkan perhatian dalam hal proses dan penanganannya agar mendapatkan informasi yang bermanfaat dan tepat sasaran. kebutuhan sistem informasi mencakup hampir di segala ruang lingkup kehidupan. PLN adalah salah satu contoh lembaga perusahaan yang terkena dampak dari kemajuan teknologi komputer. Salah satu bagian terpenting dari PLN adalah vendor dan laksda. Dalam satu perusahaan ada ratusan vendor dan masing - masing mempunyai data-data yang berbeda - beda. Tak jarang penyimpanan data- data vendor dan berkas-berkas pengadaan barang/jasa dicatat dan disimpan secara konvensional, sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama dalam pengerjaannya. Sementara hasil dari pengolahan data – data vendor dan yang lulus persyaratan atau yang tidak lulus persyaratan hanya bisa dilihat, baik oleh laksda maupun vendor hanya bisa dilihat dalam berbentuk surat . Hal ini menyebabkan para vendor atau peserta pelelangan tidak bisa setiap saat mengecek persyaratan apa saja yang dibutuhkan oleh vendor atau peserta pelelangan barang/jasa di perusahaan.

Sistem pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul belum sepenuhnya terkomputerisasi, adapun prosedur yang dilakukan adalah menerima data-data 100 vendor dari panitia pengadaan barang/jasa setelah itu tak jarang berkas-berkas atau data-data dari vendor disimpan secara manual dan dibagikan kepada setiap vendor yang telah memenuhi persyaratan atau yang tidak memenuhi persyaratan dari panitia pelaksana pengadaan barang/jasa pada waktu yang ditentukan. Dalam jangka waktu yang ditentukan oleh panitia pengadaan barang/jasa.

Selama data-data berada di vendor ataupun panitia pengadaan barang/jasa, tidak semua vendor ataupun panitia pengadaan barang/jasa bisa menjaga data-data vendor tersebut dengan baik. Masih ada juga vendor yang tidak peduli dan ceroboh, hal inilah yang dikhawatirkan bisa menyebabkan data-data pelelangan pengadaan barang/jasa hilang, basah terkena air, sobek dan hal - hal lainnya yang mengakibatkan kerusakan pada data-data pelelangan pengadaan barang/jasa. Bukan di kalangan vendor saja, panitia pelaksana pengadaan barang/jasa terkadang keliru atau lupa akan tempat penyimpanan data-data vendor ataupun data-data pelelangan yang lainya. Hal ini dikarenakan lemari tempat penyimpanan data-data vendor atau data-data pelelangan pengadaan barang/jasa yang tidak tertata rapi dan banyaknya data-data vendor dan persyaratan pelelangan pengadaan barang/jasa dalam satu lemari. Sejalan dengan permasalahan diatas maka peneliti mengambil judul “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Barang/Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul Pada PT PLN (Persero) TJBB APP DuriKosambi”.

RUMUS MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka yang menjadi permasalahan pada PT PLN DuriKosambi antara lain adalah :

  1. Kendala apa saja yang dialami sistem yang berjalan saat ini pada PT PLN Duri Kosambi ?

  2. Bagaimana kebutuhan user pada system informasi dalam pengambilan pendukung keputusan pengadaan baran/jasa pada PT PLN Duri Kosambi ?

  3. Bagaimana membuat rancangan prototype ?

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam Penelitian ini dibatasi dengan ruang lingkup penelitian terbatas pada:

  1. Tempat penelitian PT PLN (TJBB) APP DURI KOSAMBI, Cengkareng Jakarta Barat .

  2. Merancang sistem pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan metode bobot peniliaian pada pengadaan barang dan jasa

  3. Penjelasan pelelangan barang/jasa serta metode-metodenya

  4. Sebatas system pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul

Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

  1. Tujuan Operasional

  2. Penelitian ini mempunyai tujuan operasional sebagai sarana untuk mendapatkan informasi dari sistem yang sedang berjalan saat ini pada PT PLN DuriKosambi, dalam hal ini menganalisis kendala dan permasalahan yang sedang terjadi dalam sistem informasi pendukung keputusan pengadaan barang/jasa lalu memberikan solusi pemecahan masalah dalam pendukung keputusan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul pada PT PLN Durikosambi.

  3. Tujuan Fungsional

  4. Penelitian ini mempunyai tujuan fungsional yaitu hasil penelitian ini nantinya mampu menyajikan system informasi pendukung keputusan pengadaan barang/jasa yang lebih optimal sesuai kebutuhan user sehingga dapat mempermudah informasi tentang pendukung keputusan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul pada PT PLN DuriKosambi.

  5. Tujuan Individual

    1. Untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman dalam pembuatan perancangan aplikasi sistem informasi yang terkomputerisasi guna untuk mempermudah dalam proses pengambilan pendukung keputusan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul pada PT PLN DuriKosambi

    2. Agar penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat diperkuliahan.

    3. Untuk melengkapi syarat kelulusan pada jurusan Sistem Informasi di STMIK Raharja.

Manfaat Bagi Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Peneliti

    1. Terciptanya kepuasan batin ketika menghasilkan suatu karya dan dapat bermanfaat bagi suatu instansi.

    2. Sebagai syarat kelulusan guna mendapat gelar sarjana komputer.

    3. Dapat mengimplementasikan teori-teori yang dipelajari di bangku kuliah ke dalam bentuk project.

  2. Institusi

    1. Terciptanya efektifitas dan efisiensi waktu kerja dalam mengolah data-data pendukung keputusan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul pada PT PLN DuriKosambi.

    2. Dapat teridentifikasinya kendala dan permasalahan pada system informasi pendukung keputusan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul.

    3. Memudahkan dalam mendukung keputusan pengadaan barang/jasa dengan data yang akurat dan cepat.

  3. STMIK Raharja

    1. Dapat menjadi referensi bagi Mahasiswa atau Mahasiswi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya, terutama dalam sistem pendukung keputusan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul pada PT PLN Duri Kosambi.

    2. Dapat memperkaya pengetahuan para Mahasiswa atau Mahasiswi dalam pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan.

    3. Dapat membuat Perguruan Tinggi STMIK Raharja dikenal oleh instansi-instansi yang dijadikan objek penelitian para Mahasiswa atau Mahasiswi.

Metode Bagi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian skripsi ini menggunakan beberapa metode yang penelitian gunakan diantaranya

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi (Observasi Research)

  2. Pada metode ini peneliti melakukan analisa terhadap masalah yang ada dengan cara mengamati sumber dan pengolahan data serta mengumpulkan data dari bagian-bagian yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan pengadaan barang/jasa, baik berupa dokumen formulir, catatan-catatan, maupun laporan.

  3. Metode Wawancara (Interview Research)

  4. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung pada bagian pengadaan barang/jasa yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan pengadaan barang/jasa dan memahami akan hal yang akan diteliti sesuai dengan tujuan penelitian.

  5. Metode Study Pustaka (Library Research)

  6. Metode study kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dilakukan yaitu dengan membaca dan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan teori yang dibahas dalam laporan ini, melalui sumber-sumber dari kepustakaan dan diinternet.

Penyelesaian Masalah

Dalam menyelesaikan masalah penelitian ini menggunakan metode SPK Simple Additive Weighting (SAW), salah satu metode yang digunakan dalam system pengambilan keputusan adalah metode Simple Additive Weighting (SAW) atau yang dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot karena, metode ini menentukan nilai bobot untuk setiap atribut kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik yaitu kriteria yang sudah ditentukan.

Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode analisa kebutuhan (Elisitasi), tahap analisis ini merupakan tahap penelitian atas sistem yang berjalan dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru. Penelitian ini menggunakan metode Elisitasi untuk mengumpulkan dan menyeleksi kebutuhan sistem yang diharapkan oleh stakeholder. Elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu Elisitasi tahap I, elisitasi tahap II dengan cara MDI (Mandatory, Desirable, Inessential), elisitasi tahap III dengan TOE (Technical, Operational, Economic) dan Final Draft Elisitasi. Untuk menjelaskan kondisi sistem saat ini menggunakan pendekatan object oriented yaitu dengan Unified Modeling Language (UML) dengan software Visual Paradigm for UML 8.0 Enterprise Edition, dimana diagram yang digunakan dalam penelitian ini adalah Use Case diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram.

Metode Perancangan

Dalam metode perancangan sistem yang di usulkan ini, peneliti menggunakan metode perancangan Unified Modeling Language (UML) dengan menggunakan alat bantu (tools) berupa Visual paradigm for 6.4 Enteprise Edetion. Sebagai penulisan listing program PHP menggunakan Macromedia Dreamweaver dan Mysql sebagai Databasenya. Metode perancangan yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

  1. Metode Perancangan Umum dan Rincian

  2. Perancangan umum dan rinci adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Analisis sistem dan desain sistem secara umum bergantung satu sama lain. Studi menunjukan bahwa apa yang di kumpulkan, dianalisis dan dimodelkan selama fase analisis menyediakan dasar bagi desain sistem secara umum untuk dibuat fase analisis sistem merupakan investigasi dan berorientasi ke temuan.

  3. Metode Perancangan Prototipe

  4. Prototyping adalah sebuah system yang fleksibel dimana perancang bisa dengan mudah dan cepat melakukan perubahan-perubahan dan mencobanya lagi sehingga tenaga dan waktu tidak menjadi kendala berarti. Dengan demikian harus ada sebuah alat pengembangan yang membuat proses prototyping menjadi mudah

  5. Metode implementasi sistem

  6. Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu blackbox testing, blackbox testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software, karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang hilang atau salah, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Agar dapat lebih memahami penjelasan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis mengelompokkan menjadi beberapa sub bab. Dimana antara bab yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.

Adapun penyusunan bab-bab dengan sistematika penyampaian adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan antara lain yaitu latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat,metode penelitian,dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum yang terdiri dari konsep dasar perancangan,konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, konsep dasar pengadaan barang/jasa, konsep dasar pelelangan terbuka satu tahap dua sampul,konsep dasar UML, konsep dasar website, konsep dasar PHP, konsep dasar Database dan MySQL, konsep dasar XAMPP, konsep dasar testing, konsep dasar analisa Value Chain, konsep dasar studi literature dan literature review.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisikan analisis organisasi, gambaran umum perusahaan, sejarah singkat, struktur organisasi, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, analisa sistem saat ini, permasalahan yang dihadapi, serta alternatif pemecahan masalah.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisi tentang rancangan yang diusulkan diantaranya usulan prosedur yang baru, diagram rancangan sistem berupa Unified Modeling Language (UML) diantaranya use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram, rancangan spesifikasi basis data, rancangan prototype / tampilan program yang diusulkan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisa dari penelitian dan menjawab dari tujuan penelitian yang diajukan serta saran-saran seputar pengembangan sistem kedepan sesuai kebutuhan stakeholder yang diperlukan untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang refensi-referensi yang di dapat selama penelitian yang dilakukan.

LAMPIRAN

Daftar yang memuat keseluruhan data dan dokumentasi pekerjaan yang pernah dilakukan selama penelitian, untuk melengkapi yang dibuat.


BAB II
LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Mustakini (2009:34) dalam Adetria Halim dkk (2017:28) [1], bahwa sistem dapat didefenisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen “dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefenisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu” contohnya seperti sistem yang didefenisikan dengan pendekatan sistem akutansi. Sistem ini didefenisikan sebagian kumpulan dan prosedur-prosedur penerimaan, pengeluaran kas, penjualan, pembelian, dan buku besar.

Menurut Yakub (2012:1) dalam Janu Ilham Saputro dkk (2017) [2], system adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa system dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur system dapat didefinisikan sebagai kumpulan-kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu atau suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan.

Karakteristik Sistem

Menurut H.A.Rusdiana dkk (2014:35-36) dalam Otto Fajarianto dkk (2017:50) [3], karakteristik system yaitu sebagai berikut :

  1. Komponen (components), komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusun sistem.

  2. Batas (bondary), batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain.

  3. Lingkungan (environoments), lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berbeda di luar system lingkungan sistem yang dapat menguntungkan ataupu n merugikan.

  4. Penghubung/antarmuka(interface), penghubung/antar muka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem,yaitu segala sesuatu yang bertugas menjabatani hubungan antar komponen dalam sistem.

  5. Masukan (input), masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan kedalam sistem sebagia bahan yang akan diolah lebih lanjut lagi untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  6. Pengolahan (processing), pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  7. Keluaran (output), keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasikan bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  8. Sasaran (objektif) dan tujuan (goaI), setiap komponen dalam sisterm perlu juga agar cepat bekerja sesuai dengan agar mampu mencapai saran sasaran dan tujuan sistem.

  9. Kendali (control), setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  10. Umpan balik (feed back), umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Klasifikasi Sistem

Menurut Jeperson Hutahean (2015:6) [4], system dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang :

  1. Klasifikasi system sebagai :

    1. System abstrak (abstract system) merupakan system yang berubah pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.

    2. System fisik (physical system) merupakan system yang ada secara fisik.

  2. System diklasifikasikan sebagai :

    1. System alamiah (natural system) ialah system yang terjadi melalui proses alam, tidak buatan manusia.

    2. System buatan manusia (human made system) ialah system buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin (human machine system)

  3. System diklasifikasikan sebagai :

    1. System tertentu (deterministicl system) adalah system yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, sebagai keluaran system yang dapat diramalkan.

    2. System tak tentu (probalistic system) adalah system yang kondisi masa depanya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.

  4. System diklasifikasikan sebagai :

    1. System tertutup (close system) adalah system yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar, system bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoritis system tertutup ini ada, kenyataanya tidak ada system yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.

    2. System terbuka (open system) adalah system yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. System ini menerima input dan output dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena system terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendali yang baik.

Konsep Dasar Data dan Informasi

Definisi Data

Menurut Siregar (2010:9) dalam Priyo Sutopo dkk (2016:24) [5], dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan sebagai istilah yang berasal dari kata “datum” yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi. Data adalah fakta yang jelas lingkup, tempat, dan waktunya.

Menurut Agus Mulyanto (2009) dalam Aris dkk (2017) [6], sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (Event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Kesatuan nyata (fact and entity) adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang betul-betul ada dan terjadi.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi atau fakta yang jelas lingkup, tempat, dan waktunya berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang betul-betul ada dan terjadi.

Definisi Informasi

Menurut Turban et al (2008) dalam Fanny Andalia dkk (2015:93) [7], informasi adalah data yang telah diorganisir sehingga memberikan arti dan nilai kepada penerimanya.

Menurut Bonnie Soeherman & Marion Pinontoan (2004) dalam Adetria Halim dkk (2017:28-29) [1], informasi merupakan hasil pemrosesan data (fakta) menjadi sesuatu yang bermakna dan bernilai untuk pengambilan keputusan. Dalam kehidupan sehari-hari, segala aktivitas pengambilan keputusan kita juga menjadi mudah dengan adanya informasi. Informasi tidak dapat terlepas dari aspek kehidupan manusia. Siapa, kapan, dan di manapun seseorang akan membutuhkan informasi.

Berdasarkan beberapa pendapat informasi adalah data yang telah diorganisir sehingga memberikan arti dan nilai kepada penerimanya berupa hasil pemrosesan data (fakta) menjadi sesuatu yang bermakna dan bernilai untuk pengambilan keputusan. Informasi tidak dapat terlepas dari aspek kehidupan manusia siapa, kapan, dan di manapun akan membutuhkan informasi.

Siklus Informasi

Menurut Jeperson Hutahaean (2015:10) [4], siklus informasi adalah data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan model proses yang tertentu. Misalkan suhu dalam Fahrenheit diubah ke celcius.

Dalam hal ini digunakan model matematik beruba rumus konversi dari derajat Fahrenheit menjadi satuan derajat celcius. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, yang berarti menghasilkan keputusan dan melakukan tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya yang disebut dengan siklus informasi (Informasi cycle). Siklus ini juga disebut dengan siklus pengolahan data (data processing cycle).

Nilai Informasi

Menurut Nur Azizah dkk (2017) [8],suatu informasi dikatan bernilai bila informasi lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkanya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian didalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu system informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Pengukuran suatu nilai informasi biasanya dihubungkan dengan Analyisis Cost Effectiveness atau Cost Benefit. Adapun 10 (sepuluh) sifat yang dapat menentukan nilai informasi yaitu sebagai berikut :

  1. Kemudahan dalam memperoleh (Accesibility), informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.

  2. Sifat luas dan kelengkapannya (Comprehensiveness) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.

  3. Ketelitian (Accuracy) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi.informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

  4. Kecocokan dengan pengguna (Relevancy) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.

  5. Ketetapan waktu (Timelines) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila daopat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima atau using, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

  6. Kejelasan (Clarity) Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

  7. Fleksibilitas (Flexibility) Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manager atau pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

  8. Dapat dibuktikan (Verified) Nilai informasi Semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenaranya. Tidak ada prasangka (Unprejuddiced) Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

  9. Dapat diukur (Measuruble) Informasi untuk pengambilan keputusan seharus dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Khairullah dkk (2017:85) [9], system informasi adalah suatu system didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Menurut Azhar Sutanto dalam Deni Prasetiyati dkk (2016:4) [10],system informasi merupakan komponen–komponen dari subsistem yang saling berhubungan dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi.

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa system informasi adalah suatu system yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi atau laporan-laporan yang diperlukan

Komponen Sistem Informasi

Menurut Yakub (2012: 20) [11], sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen-komponen dari sistem informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut ini :

  1. Blok Masukan (Input Block), input memiliki data yang masuk ke dalam system informasi, juga metode-metode untuk menangkap data yang dimasukkan.

  2. Blok Model (Model Block), blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matemetik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.

  3. Blok Keluaran (Output Block), produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4. Blok Teknologi (Technology Block), blok teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan.Teknologi terdiri dari tiga bagian utama yaitu; Teknisi (brainware), Perangakat Lunak (software), dan Perangkat Keras (hardware).

  5. Basis Data (Database Block), basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

Konsep Dasar Analisis Sistem

Definisi Analisis Sistem

Menurut Sri Mulyani (2016:38) [12], analisis system merupakan suatu teknik penelitian terhadap sebuah system dengan menguraikan komponen-komponen pada system tersebut dengan tujuan untuk mempelajari komponen itu sendiri serta keterkaitannya dengan komponen lain yang membentuk system sehingga didapat sebuah keputusan atau kesimpulan mengenai system tersebut baik itu kelemahan ataupun kelebihan system.

Menurut Jogiyanto Hartono (1999) dalam Emy Budi Susilowati dkk (2017:11) [13], analisis system adalah suatu system informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi serta kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan dalam perbaikan system informasi.

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa analisis system ialah suatu teknik penelitian terhadap sebuah system dengan menguraikan komponen-komponen pada system dengan tujuan untuk mempelajari komponen itu sendiri dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalah, kesempatan, hambatan yang terjadi serta kebutuhan yang diharapkan sehingga didapat sebuah keputusan atau kesimpulan mengenai system tersebut terdapat baik itu kelemahan ataupun kelebihan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan dalam system informasi.

Konsep Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Mariana Purba (2015:34) [14], perancangan sistem adalah suatu perencanaan untuk elemen-elemen computer yang akan menggunakan system baru.

Menurut Menurut McLeod (2001:192) dalam Hanif Al Fattah (2015:70) [15], perancangan sistem merupakan sebuah penentuan proses data yang diperlukan oleh sistem baru.

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa perancangan system adalah suatu elemen-elem computer atau sebuah penentuan proses data yang akan digunakan oleh system baru.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Iwan Sidharta dkk (2015:98) [16], tujuan dari perancangan system yaitu untuk memenuhi kebutuhan pemakai system, memberikan gambaran secara umum tentang system yang baru. Suatu penggambaran dari kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan kemudian diolah sehingga menghasilkan informasi yang berguna dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan atau untuk mengendalikan organisasi.

Tahap-Tahap Perancangan Sistem

Menurut Menurut Yudi Wahyu Wibowo (2014: E-116) [17], Secara umum tahap perancangan sistem terbagi atas dua bagian :

  1. Perancangan spesifikasi logika : Menyatakan apa yang akan dilakukan sistem. Perancangan spesifikasi logika meliputi keluaran (output), masukan (input), antarmuka pemakai (user interface), proses, database, telekomunikasi, kontrol, keamanan dan tugas SI (sistem informasi).

  2. Perancangan spesifikasi fisik : Menyatakan bagaimana sistem akan menjalankan fungsi-fungsinya. Perancangan spesifikasi fisik meliputi hardware, software, database, alat-alat telekomunikasi, personil, dan prosedur. Dengan demikian, produk-produk yang dihasilkan pada tahap ini adalah perancangan.

  3. Keluaran (output), masukan (input), dan antar muka pemakai (user interface) sistem.

  4. Hardware, software, database, alat-alat komunikasi, personil, dan prosedur.

  5. Bagaimana komponen-komponen di atas diintegrasikan.

TEORI KHUSUS

Konsep Dasar Pengadaan Barang/Jasa

Definisi Pengadaan Barang/Jasa

Menurut Rahmawan Satriyo Nugroho (2015:1906) [18] dalam Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah (2011:h. 11), menjelaskan bahwa pengadaan adalah kegiatan untuk mendapatkan barang/jasa secara transparan, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunaanya.

Menurut Muhammad Taufik (2016:14) [19] Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 pasal 1 ayat (1), yang dimaksud dengan pengadaan barang/jasa pemerintah (yang selanjutnya disebut pengadaan barang/jasa) adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan pengadaan barang/jasa ialah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa dari kementrian/lembaga/satuan kerja perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya kegiatan untuk mendapatkan barang/jasa secara transparan, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunaanya untuk memperoleh barang/jasa.

Kebijakan Umum Pengadaan Barang/jasa

Menurut Sri Eti Wahyuningsih (2013:2) [20], kebijakan umum pengadaan barang/jasa Pemerintah bertujuan untuk mensinergikan ketentuan pengadaan barang/jasa dengan kebijakan kebijakan disektor lainnya. Langkah - langkah kebijakan yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa Pemerintah ini, akan ditempuh Pemerintah dalam pengadaan barang/jasa sebagaimana berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 meliputi :

  1. Peningkatan penggunaan produksi barang/jasa dalam negeri yang industrinya terdapat didalam negeri untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan daya saing nasional

  2. Kemandirian industri pertahanan, industri alat utama sistem senjata (Alutsista) dan industry alat material khusus (Almatsus) dalam negeri.

  3. Peningkatan peran serta usaha mikro, usaha kecil, koperasi kecil dan kelompok masyarakat dalam pengadaan barang / jasa Pemerintah.

  4. Perhatian terhadap aspek pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk menjamin pembangunan berkelanjutan.

  5. Peningkatan penggunaan teknologi informasi dan transaksi elektronik.

  6. Penyederhanaan ketentuan dan tata cara untuk mempercepat proses pengambilan keputusan dalam pengadaan barang/jasa.

  7. Peningkatan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab para pihak yang terlibat dalam perencanaan dan proses pengadaan barang/jasa.

  8. Peningkatan penerimaan negara melalui sektor perpajakan.

  9. Penumbuh kembangan peran usaha nasional.

  10. Penumbuh kembangan industri kreatif inovatif, budaya dan hasil penelitian laboraturium atau institusi pendidikan dalam negeri.

  11. Memanfaatkan sarana, prasarana penelitian dan pengembangan dalam negeri.

  12. Pelaksanaan Pengadaan Barang /Jasa didalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk di Kantor Perwakilan Republik.

  13. Pengumuman secara terbuka rencana dan pelaksanaa pengadaan barang/jasa di masing - masing Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Pemerintah Daerah/Institusi lainnya kepada masyarakat luas.

Prinsip Dasar Pengadaan Barang/Jasa

Menurut Zaenal Arifin dkk (2015:199) [21], pengadaan Barang/Jasa di PLN wajib menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

  1. Efisien

  2. Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin secara wajar dan bukan hanya didasarkan pada harga terendah.

  3. Efektif

  4. Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

  5. Kompetitif

  6. Pengadaan Barang/Jasa harus terbuka bagi Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.

  7. Transparan

  8. Semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon Penyedia Barang/Jasa, sifatnya terbuka bagi peserta Penyedia Barang/Jasa yang berminat.

  9. Adil dan wajar

  10. Memberikan perlakuan yang sama bagi semua Calon Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat.

  11. Akuntabel

  12. Harus mencapai sasaran dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga menjauhkan dari potensi penyalahgunaan dan penyimpangan.

Konsep Metode Pelelangan Terbatas, Pelelangan Umum Dan Pelelangan Sederhana

Pelelangan Terbatas

Menurut Juwarta (2016:40) [22], pelelangan terbatas adalah pelelangan yang dilakukan oleh pemilik pekerjaan dengan kontraktor tertentu yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh pemilik pekerjaan.

Pelelangan Umum

Menurut Juwarta (2016:40) [22], pengertian umum seperti ditentukan dalam pasal 18 Kepres No. 14A tahun 1980 adalah suatu pelelangan yang dilakukan secara terbuka dan diselenggarakan dengan penawaran tertulis dari pengertian tersebut proses pelaksanaan pelangan dilaksanakan secara terbuka, dengan pengertian bahwa setiap kontraktor yang berminat dapat memasukkan penawaran secara tertulis.

Pelelangan Sederhana

Menurut Sani (2013:15) [23] dalam pasal 1 (Pepres 70:2012), pelelangan sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sedangakan nilai paling rendah ialah Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).

Konsep Dasar Metode Satu Tahap Dan Metode Dua Tahap

Metode Satu Tahap

Menurut Sofyan Basir (2016: 52) [24], bahwa metode satu tahap digunakan pada vendor untuk melengkapi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh panita pengadaan barang/jasa.

Metode Dua Tahap

Menurut Sofyan Basir (2016:53) [24], metode dua tahap digunakan dalam hal pengadaan barang/jasa yang memerlukan penyetaraan penawaran teknis sebelum dilakukan penilaian harga.

Konsep Dasar Metode Satu Sampul dan Dua Sampul

Metode Satu Sampul

Menurut Gatot Nursetyo (2015:5) [25], metode satu sampul digunakan untuk pengadaan yang bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas atau pengadaan dengan standar harga yang telah ditetapkan pemerintah atau pengadaan yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam dokumen pengadaan.

Sebagai contoh : pengadaan pekerjaan konstruksi bangunan pada umumnya

Metode Dua Sampul

Menurut Sofyan Basir (2016:52) [24], metode dua sampul digunakan untuk memisahkan penilaian harga dari penilaian teknis dan administrasi, sampul satu berisi dokumen administrasi sedangkan sampul dua berisi dokumen penawaran harga. Pada pembukaan pertama dibuka sampul satu yang berisi persyaratan administrasi dan teknis, kemudian panitia melakukan penilaian terhadap dokumen administrasi dan teknisnya, barulah peserta yang lulus persyaratan sampul satu dan telah memenuhi ambang batas pada penilaian teknis akan dipanggil untuk bersama-sama membuka sampul dua yaitu penawaran harga. Metode dua sampul digunakan untuk pekerjaan jasa konsultansi dengan menggunakan metode evaluasi sistem kualitas atau sistem gabungan kualitas dan biaya. Metode dua sampul juga digunakan untuk penyampaian dokumen penawaran pada pengadaan barang dan jasa lainnya yang bersifat kompleks. Sedangkan untuk jasa konstruksi metode penyampulan ini tidak digunakan.

Konsep Metode Satu Tahap Satu Sampul Dan Metode Satu Tahap Dua Sampul

Metode Satu Tahap Satu Sampul

Menurut Sofyan Basir (2016:51) [24], metode satu tahap satu sampul digunakan dalam hal Pengadaan Barang/Jasa bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya bersifat standar dan jelas.

Cara Penyampaian Penawaran Metode Satu Tahap Satu Sampul

Menurut Sofyan Basir (2016) [24], cara penyampaian penawaran adalah sebagai berikut:

  1. Penawaran administrasi, teknis, Jaminan Penawaran asli dan harga disampaikan secara bersamaan dalam satu sampul.

  2. Pada sampul dicantumkan alamat Pejabat Pelaksana Pengadaan sesuai yang ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS dan nama paket pekerjaan.

  3. Harga penawaran dalam Dokumen Penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf.

  4. Penawaran bersifat rahasia.

  5. Jika disampaikan secara langsung, maka penawaran harus dimasukkan oleh Calon Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan ke dalam tempat yang telah disediakan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.

  6. Jika Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman, Pejabat Pelaksana Pengadaan mencatat tanggal dan jam penerimaannya.

  7. Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa untuk diambil kembali.

Metode Satu Tahap Dua Sampul

Menurut Sofyan Basir (2016:52) [24], metode satu tahap dua sampul digunakan dalam hal Pengadaan Barang/Jasa yang memerlukan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dan harga penawaran.

Cara Penyampaian Metode Satu Tahap Dua Sampul

Menurut Sri Djuniati dkk (2015:39-40) [26], cara penyampaian metode satu tahap dua sampul adalah sebagai berikut:

  1. Calon Penyedia Barang/Jasa mengajukan penawaran yang dimasukkan ke dalam dua sampul dan diserahkan secara bersamaan.

  2. Sampul Satu berisi kelengkapan data administrasi dan teknis serta Jaminan Penawaran asli yang dipersyaratkan, dan pada sampulnya ditulis “Data Administrasi dan Teknis“.

  3. Sampul Dua berisi data penawaran harga dan pada sampulnya ditulis “Penawaran Harga”.

  4. Sampul Satu dan Sampul Dua diatas dimasukkan ke dalam satu Sampul Penutup.

  5. Sampul Penutup mencantumkan alamat Pejabat Pelaksana Pengadaan sesuai yang ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS dan nama paket pekerjaan.

  6. Harga penawaran dalam Dokumen Penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf.

  7. Penawaran bersifat rahasia dan dimasukkan oleh Calon Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan ke dalam tempat yang telah disediakan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.

  8. Dokumen Penawaran wajib disampaikan pada waktu yang telah ditentukan.

  9. Dalam hal Dokumen Penawaran diterima melalui pos atau jasa pengiriman, pada Sampul luarnya diberi catatan tanggal dan jam penerimaan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.

  10. Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa untuk diambil kembali.

Konsep Dasar UML (Unified Model language)

Definisi UML

Menurut Nugroho (2010:4) dalam Yuly Rachmawati (2016:283) [27], “UML adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek”.

Menurut Hengky Tamando Sitohang (2018:8) [28], UML (Unified Modeling Languege) memiliki sintaks dan semantic”. Ketika kita membuat model menggunakan konsep UML (Unified Modeling Languege) ada aturan-aturan yang harus diikuti. Bagaimana elemen pada model-model yang kita buat berhubungan satu dengan lainnya harus mengikuti standar yang ada.

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa analisis system ialah bahasa pemodelan untuk system maupun perangkat lunak berparadigma yang berorientasi objek ada aturan-atauran yang harus diikuti dalam membuat model menggunakan konsep UML

Tipe-Tipe Diagram UML

Menurut Yasin (2012:268) [29], UML terdiri dari banyak diagram, yaitu:

  1. Use Case Diagram

  2. Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem.

  3. Activity Diagram

  4. Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem.

  5. Sequence Diagram

  6. Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirm antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram. Dalam sequence diagram terdapat dua model, yaitu: Actor dan Lifeline.

  7. Class Diagram

  8. Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan objek beserta hubungan satu, antara lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek yang lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap attribute kelas entity. Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstarisiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan orientasi objek.Class menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi).

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Rahardja, dkk (2011:302) dalam Yasin (2012:7) [29], elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tahap yaitu Elisitasi tahap 1, Elisitasi tahap ke 2, Elisitasi tahap ke 3 dan Final Draft Elisitasi.

Menurut Hendy Dwi Harfianto dkk (2018:2)[30], elisitasi merupakan aktivitas awal dalam proses rekayasa kebutuhan perangkat lunak (Software Requirements Engineering). Sebelum kebutuhan dapat dianalisis, dimodelkan, atau ditetapkan, kebutuhan harus dikumpulkan terlebih dahulu melalui proses elisitasi

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi tahap I

  2. Yaitu berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh stakeholder terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi tahap II

  4. Merupakan hasil klasifikasi dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini yang bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

    1. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.

    3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  5. Elisitasi tahap III

  6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :

    1. T artinya Tehnikal, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?

    2. O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?

    3. E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan

    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

  7. Final draft elisitasi

  8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Electronic Procurement

Definisi Electronic Procurement

Menurut Sutedi (2012:254) dalam Rahmat Hidayat (2015:122) [31], e-procurement adalah sebuah sistem l elang dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah dengan memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi berbasis internet, agar dapat berlangsung secara efektif, efisien, terbuka, dan akuntabel.

Menurut Pryzmus (2003) dalam Hedy Haryanto dkk (2013:41-45) [32], e-procurement adalah penggunaan sistem berbasis web untuk melakukan proses pemilihan vendor potensial, penawaran, pemesanan, dan pengiriman, invoice, dan pembayaran online dengan berbagai macam supplier.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa e proc adalah pengadaan barang dan jasa dengan penggunaan system berbasis web dengan memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi berbasis internet, agar dapat berlangsung secara efektif, efisien, terbuka, dan akuntabel.

Komponen E-Procurement

Menurut Mahardika Lintang Sari dkk (2017:2662) [33], komponen e-procurement.

  1. Tahapan pelaksanaan e-procurement berikut ini adalah tahapan e-procurement menurut Sutedi, yaitu :

    1. Persiapan pengadaan

    2. Pengumuman pelelangan

    3. Pendaftaran peserta lelang

    4. Penjelasan pelelangan

    5. Penyampaian penawaran

    6. Proses evaluasi

    7. Lelang gagal dan pelelangan ulang

    8. Pengumuman calon pemenang lelang

    9. Sanggah

    10. Pasca pengadaan

  2. Metode Pelaksanaan E-procurement

  3. kegiatan e-procurement terdapat empat metode pelaksanaan dari e-procurement, yaitu :

    1. e-Tendering

    2. e-Bidding

    3. e-Catalogue

    4. e-Purchasing tata cara pembelian barang dan jasa melalui sarana e-Catalogue.

Konsep Database Dan Mysql

Definisi Database

Menurut Edhy Sutanta (2011) dalam Deppi Linda (2016:63) [34], database adalah kumpulan data yang saling berelasi. Data sendiri merupakan fakta mengenai obyek, orang, dan lainlain. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau symbol).

Menurut Wahana Komputer (2010) dalam Sykuri Ali dkk (2016:33-34) [35], database (Basis Data) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di simpanan luar komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu untuk memanipulasinya.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa database adalah kumpulan data-data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya tersimpan di simpanan luar kompuer digunakan pada perangkat lunak tertentuk untuk memanipulasinya yang berupa angka, deretan karakter, atau symbol.

Definisi MYSQL

Menurut Kadir (2009) dalam Asih Mekar Sari (2013: 3-4) [36],mySQL merupakan software yang tergolong database server dan bersifat open source. Open source menyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan source (kode yang dipakai untuk membuat MySQL), selain itu tentu saja bentuk executablenya atau kode yang dapat dijalankan secara langsung dan gratis. Hal menarik lainnya adalah MySQL juga bersifat multiflatform. MySQL dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi.

Menurut Nugroho (2004) dalam Amey Indah Pratiwi (2015:2) [37], MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta menggunakan perintah standar SQL (structured Query language)

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa mysql adalah software yang tergolong database yang bersifat open source yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, MySQL dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi.

Konsep Dasar Web

Definisi Web

Menurut Hidayat (2010) dalam Gandana Akhmad Syaripudin dkk (2015:2) [38], web adalah situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.

Menurut Rulia Puji Hastanti (2013:3) [39], website adalah lokasi di internet yang menyajikan kumpulan informasi sehubungan dengan profil pemilik situs. Website adalah suatu halaman yang memuat situs-situs web page yang berada di internet yang berfungsi sebagai media penyampaian informasi, komunikasi, atau transaksi.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa web adalah suatu halaman yang memuat situs-situ web page yang berada di internet yang berfungsi sebagai media penyampaian informasi, komunikasi dan transaksi.

Definisi Web Server

Menurut Ignatius Irvin Kurniawan (2014:16) [40], web server adalah suatu perangkat lunak yang mengatur halaman web dan membuat halaman-halaman web tersebut dapat diakses di klien, yaitu melalui jaringan lokal atau melalui jaringan internet. Ada banyak web server yang tersedia diantaranya Apache, Internet Information Service dan Iplanet’s Internet Server.

Menurut Kurniawan (2008:2) dalam Deny Wiria Nugraha (2013:45) [41], web server adalah sebuah perangkat lunak server yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari client yang dikenal dengan web browser dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML. Web server yang terkenal diantaranya adalah Apache dan Microsoft Internet Information Service (IIS).

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa web server adalah suatu perangkat lunak yang mengatur halaman web dan membuat halaman-halaman web tersebut dapat diakses di klien, yaitu melalui jaringan lokal atau melalui jaringan internet yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari client yang dikenal dengan web browser dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML.

Definisi Web Browser

Menurut Saiful Nur Arif dkk (2013:30)[42]), web browser adalah perangkat lunak (software) disisi klien yang digunakan untuk mengakses informasi web, memformat teks dan menempatkan grafik pada layer.

Menurut Anonimus (2007:7) dalam Priyo Sujarwo (2013:10) [43], web browser adalah suatu program atau software yang dikhususkan untuk dapat mengakses dan melihat isi dari website yang diakses di internet.Browser yang saat ini paling banyak digunakan adalah Internet Explorer dan Mozilla Firefox.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa web browser adalah suatu program yang dikhusukan untuk dapat mengakses dan melihat isi dari website yang diakses diinternet.

Konsep Dasar HTML

Definisi HTML

Menurut Rini Sovia dkk (2017:43) [44], HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa dasar untuk web scripting bersifat client side yang memungkinkan untuk menampilkan informasi dalam bentuk teks, grafik, serta multimedia dan juga untuk menghubungkan antartampilan web page (hyperlink).

Menurut Much Azis Muslim dkk (2015:194) [45], HTML adalah sebuah bahasa untuk menampilkan halaman sebuah website. HTML merupakan singkatan dari Hyper Text Markup Language. HTML bukan termasuk dalam bahasa pemrograman, tetapi HTML adalah “markup language“, “markup language” ini merupakan sekumpulan “tag“. “Tag” inilah yang digunakan untuk menampilkan halaman website dalam tampilan tertentu.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa HTML adalah bahasa pemograman dasar untuk web scripting bersifat client side yang memungkinkan untuk menampilkan informasi.

Konsep Dasar PHP (Hypertext Preprocessor)

Definisi PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Syaifudin Ramadhani (2013:480) [46], PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.

Menurut Uswatun Hasanah (2013:41) [47], PHP adalah bahasa pemrograman web atau scripting language yang dijalankan diserver. PHP dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdorf, yang pada awalnya dibuat untuk menghitung jumlah pengunjung pada homepagenya. Pada waktu itu PHP bernama FI (Form Interpreter). Pada saat tersebut PHP adalah sekumpulan script yang digunakan untuk mengolah data form dari web.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa PHP adalah Bahasa pemograman web yang dijalankan deserver.

Kelebihan PHP

Menurut Adis Lena Kusuma Ratna (2014:3) [48], bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya.

Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana - mana dari mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah.Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis - milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah system.

Kekurangan PHP

Menurut Nurul Imam dalam websitenya Nurul Imam Studio (2013) [49], PHP juga mempunyai kekurangan. Namun masalah kekurangannya sangat sedikit. Diantaranya :

  1. PHP Tidak mengenal Package.

  2. Jika tidak di encoding, maka kode PHP dabat dibaca semua orang & untuk meng encodingnya dibutuhkan tool dari Zend yang mahal sekali biayanya.

  3. PHP memiliki kelemahan keamanan. Jadi Programmer harus jeli & berhati-hati dalam melakukan pemrograman & Konfigurasi PHP.

Konsep Dasar Xampp

Definisi Xampp

Menurut Eri Zuharso dkk (2013:50) [50], XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah tersedia database server MySQL dan dapat mendukung pemrograman PHP. XAMPP merupakan software yang mudah digunakan, gratis serta mendukung instalasi di Linux maupun Windows.

Menurut Fauzi Rahman (2015:80) [51], xampp adalah suatu software web server yang populer digunakan untuk coba-coba di windows karena kemudahan instalasinya. Bundel program open source tersebut berisi antara lain server web Apache, interpreter PHP, dan basis data MySQL.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa Xampp adalah suatu software web server apache yang bersifat open source yang berisi antara lain server web apache, interpreter PHP dan basis data My SQL.

Konsep Dasar Notepad ++

Definisi Notepad++

Menurut Ardhana (2013:24) dalam Winda Amthari dkk (2017:4) [52], notepad++ adalah salah satu program yang digunakan untuk melakukan editor seperti HTML, PHP, Java Script, CSS, dan lain-lain

Menurut Hairiandi Angga Sinnia (2013:19) [53], notepad++ adalah sebuah editor text dan kode sumber yang berjalan di sistem operasi Windows. Notepad++ menggunakan komponen Scintilla untuk dapat menampilkan dan menyuntingan teks dan berkas kode sumber berbagai bahasa pemrograman. Notepad++ digunakan pada website ini karena termasuk editor yang sangat kompetibel dan karena dapat mendukung hampir semua bahasa pemograman.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa notepad++ adalah salah satu program yang digunakan untuk melakukan editor yang menggunakan komponen Scintilla untuk dapat menampilkan dan menyuntingan teks dan berkas kode sumber berbagai bahasa pemrograman.

Konsep Dasar Bootstrap

Definisi Bootsrap

Menurut Husein (2015:1) dalam Ahmat Josi (2016:2) [54], bootstrap adalah framework ataupun tools untuk membuat aplikasi web ataupun website yang bersifat responsive secara cepat, mudah dan gratis. Kata responsive disini berarti bahwa tampilan web (lebar dan susunan isinya dapat berubah secara otomatis sesuai dengan lebar layar yang menampilkannya).

Menurut Ahmad Homaidi (2016:18) [55], bootstrap adalah merupakan sebuah framework yang digunakan untuk mempermudah pengguna dalam membuat interface sebuah website menggunakan HTML, CSS, dan Java Script. Mark Otto dan Jacob Thornton adalah orang yang mengembangkan bootstrap di Twitter pada pertengahan tahun 2010. Saat ini bootstrap telah dikembangkan Secara open source sampai versi 4, dengan licensi MIT.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahawa bootstrap adalah sebuah framework yang digunakan untuk mempermudah pengguna dalam membuat interface sebuah website menggunakan HTML, CSS, dan Java Script.

Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Definisi Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Ageng Puspita Pratidina dkk (2017:242) [56], sistem pendukung keputusan merupakan sistem yang mampu memberikan hasil dalam pemecahan masalah berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. Sistem ini sangat penting dalam membantu pemilihan terhadap pemenang lelang untuk mengambil keputusan. Pada dasarnya sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan. Sistem ini sangsat penting dalam membantu mengambil keputusan.

Menurut Haryadi (2009:35) dalam Aris Martono (2013:18-34) [57], “DSS berawal dari SIM tradisional yang menekankan kepada fungsi pendukung pembuatan keputusan diseluruh disetiap tahap-tahapannya, walaupun keputusan aktual masih wewenang eklusif si pembuat keputusan tersebut.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa system pendukung keputusan adalah adalah suatu sistem yang berbasis atau berbantuan komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Sudiyantoro (2005) dalam Heny Pratiwi (2014:96-97) [58], komponen system pendukung keputusan meliputi 8 bagian yaitu :

  1. Perangkat Keras

  2. Perangkat keras ini akan terhubung dengan computer lain dengan menggunakan system jaringan, sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan data pada organisasi tersebut.

  3. Perangkat Lunak

  4. Perangkat lunak system pendukung keputusan sering disebut juga dengan DSS Generator, berisi modul-modul untuk database, model dan dialogue management.

  5. Sumber Data

  6. Database system pendukung keputusan berisi data dan informasi yang diambil dari data organisasi, eksternal dan data manajer secara individu.

  7. Sumber Model

  8. Model ini berisi kumpulan model matematika dan teknik analisis yang disimpan dalam program dan berkas yang berbeda-beda. Komponen dari model ini dapat dikombinasikan dengan perangkat lunak tertentu untuk mendukung sebuah keputusan yang akan diambil

  9. Sumber Daya Manusia

  10. Sistem pendukung keputusan dapat digunakan oleh para manajer dan staf khusus untuk membuat keputusan alternative. System pendukng keputusan ini juga dapat dikembangkan oleh penggunanya sesuai dengan keperluan para penggunanya tersebut.

  11. Model Sistem Pendukung Keputusan

  12. Model merupakan komponen terpenting dalam SPK model memiliki pengertian yang berarti memisahkan dari dunia nyata dengan melukiskan komponen utama dan menghubungkannya dengan system dan kejadianya lainya.

  13. Lembar Kerja Elektronik

  14. Lembar kerja elektronik memudahkan pengguna membuat model dengan cara mengisi data dan menghubungkannya sesuai dengan format yang telah disediakan. Pengguna dapat melakukan beberapa perubahan dan mengevaluasi secara tampilan grafik

  15. Sistem Pendukung Keputusan Kelompok

  16. System pendukung keputussan kelompok merupakan suatus ksistem berbasis computer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas atau tujuan bersama dan menyediakan tampilan antar muka pada suatu lingkungan bersama.

Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Turban et al (2005) dalam Fajar Nugraha (2012:68) [59], karakteristik dari sistem pendukung keputusan adalah sebagai berikut:

  1. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi struktur, dan tidak terstruktur

  2. Output ditujukan bagi personil organisasi dalam semua tingkatan

  3. Mendukung di semua fase proses pengambilan keputusan: intelegensi, desain, pilihan.

  4. Adanya interface manusia atau mesin, dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan

  5. Menggunakan model-model metematis dan statistik yang sesuai dengan pembahasan

  6. Memiliki kemampuan dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.

  7. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem

  8. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen

  9. Pendekatan easy to use. Ciri suatu sistem pendukung keputusan yang efektif adalah kemudahannya untuk digunakan dan memungkinkan keleluasaan pemakai untuk memilih atau mengembangkan pendekatanpendekatan baru dalam membahas masalah yang dihadapi

  10. Kemampuan sistem untuk beradaptasi secara cepat, dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.

Konsep Dasar Waterfall

Definisi Waterfall

Menurut Sommerville (2011:29) dalam Sella Kusumaningtyas dkk (2016:73) [60], waterfall model mengambil kegiatan proses dasar spesifikasi, pengembangan, validasi, dan evolusi dan mewakili kegiatan tersebut sebagai fase terpisah seperti spesifikasi persyaratan , perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian dan sebagainya. Adapun tahap dalam metode waterfall ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Metode waterfall
Sumber : Sommerville

Konsep Dasar Simple Additive Weighting (SAW)

Definisi Simple Additive Weighting (SAW)

Menurut Kusumadewi (2006:74) dalam Wulandari dkk (2016:1.3-20) [61], metode simple additive weighting sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari kinerja setiap alternative pada semua.

Menurut Kusumadewi (2006:74) dalam Tomy Reza Adianto dkk (2017:198) [62], metode simple additive weighting sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari kinerja setiap alternative pada semua. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa simple Additive Weighting (SAW) merupakan metode penjumlahan terbobot dari kinerja setiap alternative pada semua. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan.

Kelebihan Simple Additive Weighting (SAW)

Menurut Destriyana Darmastuti (2013:3) [63], kelebihan dari model Simple Additive Weighting (SAW) dibandingkan dengan model pengambilan keputusan yang lain terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perankingan setelah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut.

Konsep Dasar BlackBox Testing

Definisi BlackBox Testing

Menurut Shalahuddin dan Rosa (2011) dalam Yogi Aditya Pratama (2015:218) [64], black box testing adalah menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Pengujian kotak hitam dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apakah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Kasus uji yang dibuat untuk melakukan pengujian black box testing harus dibuat dengan kasus benar dan kasus salah.

Menurut Muhammad Johan Wahyudi (2013:18) [65], black box test adalah metode pengujian perangkat lunak yang menguji fungsionalitas aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal/kerja.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa Black box testing adalah metode pengujian perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Kasus uji yang dibuat untuk melakukan pengujian black box testing harus dibuat dengan kasus benar dan kasus salah.

Pengujian BlackBox Testing

Menurut Manish Kumar dkk (2015:32) [66], black box testing juga dikenal dengan clear box testing, glass box testing, dan structural testing. Berikut jenis metode pengujian dengan Black Box:

  1. Build Verification Testing (BVT).

  2. Serangkaian tes yang dijalankan pada setiap membangun dari suatu produk baru untuk memverifikasi bahwa produk yang dibangun dikirim ke tim uji. Build Verification Testing umumnya serangkaian tes yang menjalankan fungsi utama dari aplikasi. Setiap yang dibangun gagal, tes verifikasi ditolak, dan pengujian terus pada membangun sebelumnya.

  3. Smoke Testing

  4. Smoke Testing dilakukan oleh pengembang sebelum membuat dirilis atau penguji belum menerima pembuatan untuk pengujian lebih lanjut. Smoke testing paling efektif untuk mengidentifikasi dan memoerbaiki cacat pada perangkat lunak. Dalam rekayasa perangkat lunak, umumnya terdiri dari kumpulan tes yang dapat diterapkan untuk program komputer yang baru dibuat atau diperbaiki.

  5. Sanity Testing

  6. Sanity Testing adalah pengujian cepat, luas dan dangkal yang dilakukan setiap kali pengujian sepintas untuk membuktikan aplikasi berfungsi sesuai dengan spesifikasi. Sanity Testing merupakan subset terkecil dari fungsi aplikasi yang diperlukan untuk menentukan apakah logika aplikasi umumnya fungsional dan benar.

  7. User Interface Testing

  8. Pengujian antarmuka pengguna yang memastikan bahwa mengikuti standar yang diterima dan memenuhi persyaratan. Biasa disebut Graphic User Interface (GUI) yaitu menguji ekstensi antarmuka aplikasi untuk pengguna.

  9. Usability Testing.

  10. Pengujian yang bertujuan untuk mengamati orang yang menggunakan produk untuk menemukan errors. Umumnya melibatkan pengukuran seberapa baik merespon dalam empat bidang, diantaranya: efisiensi, akurasi recall, emotional response.

  11. Integration Testing

  12. Salah satu aspek yang paling sulit dari pengembangan perangkat lunak, dan subsistem yang belum teruji. Sistem yang terjadi sering gagal dalam cara yang signifikan, aneh, dan sulit untuk memperbaikinya. Integration Testing dibuat menjadi beberapa unit yang digabungkan untuk membentuk sebuah modul, subsistem, atau sistem. Integration Testing berfokus pada antarmuka antar-unit, untuk memastikan unit bekerja sama.

  13. Compatibility Testing

  14. merupakan bagian dari perangkat lunak yang dilakukan pada aplikasi untuk mengevaluasi aplikasi dengan lingkungan komputasi. Lingkungan komputasi yang dimaksud, meliputi: Database (Oracle, Sybare, DB2, dll), Sistem Software (Web server, alat jaringan/messaging, dll) dan Browser Compatibility (Firefox, Internet Explorer, Netscape, Safari, dll).

  15. Retesting

  16. Retesting merupakan pengujian dimana cek tester yang cacat dalam membangun dilaporkan sebelumnya yang telah diperbaiki. Hal ini memerlukan pengujian kembali kasus yang gagal/cacat.

  17. Regression Testing

  18. Regression Testing merupakan jenis pengujian perangkat lunak dimana kita memeriksa Bug baru yang diperkenalkan untuk memperbaiki laporan atau perubahan yang dibuat dalam pembangunan sebelumnya.

  19. Performance Testing

  20. Perfomance Testing adalah bagian dari rekayasa kinerja. Praktek ilmu komputer muncul dan berupaya untuk membangun kinerja kedalam desain dan arsitektur sistem, sebelum terjadinya coding yang sebenarnya. Ini berkaitan dengan pengujian seberapa baik aplikasi untuk mengkompilasi persyaratan kinerja.

  21. Load Testing

  22. Ini merupakan bentuk paling sederhana dari pengujian. Load Testing biasanya dilakukan untuk memahami perilaku aplikasi dibawah spesifikasi yang diharapkan.

  23. Stress Testing

  24. Stress Testing merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengevaluasi sistem atau komponen pada atau diluar batas persyaratan yang ditentukan. Tujuan utamanya untuk memastikan bahwa sistem gagal.

  25. Volume Testing

  26. Volume Testing aplikasi untuk volume data tertentu. Volume ini bisa di istilahkan generik, ukuran database atau bisa juga ukuran file interface yang menjadi subjek pengujian volume.

  27. System Testing

  28. Pengujian sistem dilakukan pada sistem yang terintegrasi lengkap untuk mengevaluasi kepatuhan sistem dengan persyaratan yang ditentukan. Pengujian ini masuk ruang lingkup Black Box yang harus memerlukan pengetahuan tentang desain bagian dalam kode atau logika.

  29. Acceptance Testing

  30. Accpetance Testing adalah prosedur pengujian tingkat tinggi yang menjamin bahwa aplikasi berperilaku seperti yang diterima oleh klien.

Konsep Dasar Analisis SWOT

Definisi Analisis SWOT

Menurut Richard L Draft (2010:253) dalam Zuhrotun Nisak (2014:2) [67], analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengeni peluang dan ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankan, rekan diperusahaan lain. Banyak perusahaan menggunakan jasa lembaga pemindaian untuk memperoleh keliping surat kabar, riset di internet, dan analisis tren-tren domestik dan global yang relevan.

Menurut Freddy Rangkuti (2006:19) dalam Angga Pradikta (2013:150) [68], SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) serta lingkungan eksternal opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) yang dihadapi di dunia bisnis. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis factor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa Analisis SWOT adalah mencakup upaya-upaya untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengeni peluang dan ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber.

Unsur-Unsur Analisis SWOT

Menurut Zuhrotun Nisak (2014:3) [67], unsur – unsur SWOT Kekuatan (Strenght), Kelemahan (weakness), Peluang (Opportunity), Ancaman (Threats) Faktor eksternal dan internal Menurut (irham fahmi, 2013:260) untuk menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu: Faktor eksternal Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and threats (O dan T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial budaya. Faktor internal. Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strenghts and weaknesses (S dan W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan.

Langkah-langkah Menyusun SWOT

Menurut Arief Maulana dalam website Langkah Menyusun SWO, adapun langkah-langkah menyusun SWOT sebagai berikut : Langkah 1:

Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling penting untuk diatasi secara umum pada semua komponen.

Langkah 2:

Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk upaya mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi lebih dahulu pada Langkah 1.

Langkah 3:

Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan Langkah 2) ke dalam Pola Analisis SWOT. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan, atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk komponen masukan, proses, dan keluaran.

Langkah 4:

Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut.

Langkah 5:

Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan disusun suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan (kalau mungkin dalam bentuk Ganntchart).

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Siahaan (2012:66) dalam M.Iqbal Dzulhaq dkk (2017:1) [69], elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering). Sebelum kebutuhan dapat dianalisis, dimodelkan, atau di tetapkan, kebutuhan harus di kumpulkan melalui proses elisitasi.

Menurut Sommerville and Sawyer dalam buku Siahaan (2012:66) dalam Puput Puspito Rini (2016:64) [70],elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.”Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap dainataranya elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draft elisitasi

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap dainataranya elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draft elisitasi

Konsep Dasar Prototype

Metode Prototype

Menurut Rifa’atunnisa dkk (2014:2) [71], prototype yaitu metode yang menggunakan pendekatan untuk membangun suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai, dengan tahapan yang digunakan yaitu pengumpulan kebutuhan dan perbaikan, perancangan cepat, membentuk prototype, evaluasi pelanggan terhadap prototype, Perbaikan prototype dan produk rekayasa.

Menurut Sony Sulistyo Hadi (2013:3), Metode Prototype merupakan metode dengan menyajikan gambaran yang lengkap tentang sistemnya.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa metode prototype adalah metode yang menggunakan pendekatan untuk membangun suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Zainal A. Hasibuan (2007) dalam Khanna Tiara (2017:77) [72], literature review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang sudah diuraikan dalam sebelumnya pada perumusan masalah. Literature review berisi ulasan, rangkuman dan pemikiran penulis tantang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas dan biasanya ditempatkan pada bab awal. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain dapat juga dimasukkan sebagai pembanding dari hasil penelitian yang akan dicobakan disini.semua pernyataan atau hasil penelitian yang bukan berasal dari penuli harus disebutkan sumbernya dan tatacara mengacu sumber pustaka mengikuti kaidah yang ditetapkan. Suatu literature review yang baik haruslah bersifat relevan, mustakhir (tiga tahun terakhir) dan memadai.

Menurut Hermawan (2009:45) dalam Muhamad Irfan Sanni dkk (2017:18) [73], literature review adalah bzahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa literature review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian yang hendak diteliti.

Literature Review

Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Punta Rajamanggala dan Prihanto Ngesti Basuki (2014) [74],tentang “Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan Algoritma ID3 (Iterative Dichotomister Three)”. Metode yang digunakan adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah suatu system Informasi berbasis computer yang menghasilkan berbagai alternative keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model Unified Modelling Language (UML). Sebagai metode pemodelan dalam merancang system informasi ini, dapat dihasilkan suatu system pendukung keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Bismar Sitanggan dan Tuty Herawati (2014) [75], tentang “Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance Terhadap Tingkat Kepuasan Vendor Pada Proses Pengadaan Barang/ Jasa Di Pt Indonesia Power Kantor Pusat”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi pelaksanaan prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance yang terdapat dalam PT Indonesia Power Kantor Pusat dalam melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa. Penelitian ini juga meneliti bagaimana tingkat kepuasan vendor pada proses pengadaan barang dan jasa PT Indonesia Power Kantor Pusat yang ada saat ini. Penelitian dilakukan di PT Indonesia Power dimana konsep Good Corporat Governance yang meliputi transparancy, accountability, responsibility, independency, fairness diberlakukan sebagai tata kelola perusahaan sesuai aturan dari Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. Sampel vendor adalah 220 perusahaan dari berbagai jenis usaha yang sudah terdaftar di e-procurement. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, kuantitatif dan metode analisis data menggunakan Skala Likert.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Hidayat (2015) [31] tentang.”Penerapan e-Procurement Dalam Proses Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Guna Mendukung Ketahanan Tata Pemerintah Daerah (Studi Pada Unit Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur)”. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penarapan prinsip e-procurement pada unit layanan pengadaan barang dan jasa di pemerintah Kabupaten penajam paser utara, mengkaji kendala yang dihadapi unit layanan pengadaan dalam proses pengadaan dan jasa pemerintah melalui proses e-procurement serta untuk merumuskan strategi yang dilakukan unit layanan pengadaan dalam mengatasi kendala penaran e-procurement guna mendukung ketahanan tata pemerintahan daerah di kabupaten penajam paser utara. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode metode deskriptif dengan perpaduan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dilakukan dengan penyebaran kuesinar, wawancara, observasi dan studi pustaka.Pengukuran menggunakan skala likert kepada 32 orang petugas ULP dan wawancara kepada 3 orang informan yang mengetahui secara mendalam tentang penerapan e-procurement di kabupaten penajam paser utara.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Azwar (2016) [76] tentang “Peran Alokatif Pemerintah Melalui Pengadaan Barang/Jasa Dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia”. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dampak dari peran alokatif pemerintah melalui pengadaan barang dan jasa terhadap perekonomian Indonesia yang diwakili oleh pertumbuhan ekonomi (PDB) dan hubungan timbal balik diantara keduanya. Metode analisis yang dipakai yaitu menggunakan metode analisis kuantitatif dengan model Vector Autorergressive (VAR).Model analisis ini digunakan karena mengacu pada penelitian terdahulu terkait topik penelitian yang menggunakan pendekatan VAR. selain itu, penulis menganggap bahwa metode VAR ini cocok digunakan dalam model ekonometrika yang tidak layak bergantung pada pendekatan teori dengan tujuan agar mampu menangkap fenomena ekonomi dengan baik.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Josephine Oktavira Sembiring dkk (2017) [77] tentang. “Sistem Informasi Penjualan Barang Dan Jasa Pada Studio Photo Topaz Hexagon Medan Berbasis Web”. Tujuan penelitian bertujuan untuk mempelajari serta mengevaluasi suatu bentuk permasalahan yang ada pada sebuah system. Dalam melakukan analisa permasalahan, akan ditemukan masalah yang mungkin akan mempengaruhi kinerja system. System pengolahan data penjualan barang dan jasa pada studio photo topaz hexago medan yang berjalan sudah menggunakan teknologi computer, namun aplikasi yang digunakan masih sebatas aplikasi office, dengan penggunaan system yang ada saat ini maka akan memerlukan ketelitian yang ekstra dan waktu yang lama dan sering terjadi kesulitan dalam masalah pencarian data yang dibutuhkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut penelitian ini menggunakan metode berbasis web agar mempermudah dan mempercepat proses pengolahaan data dan informasi di studio photo topaz hexagon medan.Sistem ini menggunakan Bahasa pemograman yang digunakan adalah PHP dan Mysql serta metodologi penelitian yang dilakukan adalah metode observasi, metode wawancaran dan penelitian studi pustaka.

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Pujadi dkk (2015) [78] tentang. “Perancangan Sistem E-Procurement Pada Pt. Multi Eraguna Usaha”. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem procurement dengan melakukan analisis dan merancang aplikasi sistem e-procurement. Sedangkan metode yang digunakan dalam perancangannya menggunakan pendekatan berbasis objek (Object Oriented Analysis and Design Method) dengan pengembangan aplikasi berbasis web. Hasil yang dicapai diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pengadaan material perusahaan. Simpulan yang didapat adalah dengan adanya sistem e-procurement ini, selain dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pengadaan material, juga mampu memperkecil kemungkinan terjadinya kekosongan stock material, mengurangi biaya administrasi, dan meminimalkan proses kesalahan pencatatan dan pemasukan data dalam pemesanan. Metode analisis dan perancangan menggunakan metode berbasis objek diantaranya menggunakan metode analisis seperti Menganalisis sistem yang sedang berjalan dan identifikasi kebutuhan informasi. Hasil analisis proses bisnis digambarkan pada richpicture dimana pihak-pihak yang berkaitan dengan pengadaan material digambarkan melalui keterkaitan dengan proses dan berbagai dokumen yang digunakan untuk pelaksanaan kerjanya. Dari rich picture tersebut akan dapat diidentifikasikan objek-objek yang terkait dengannya. Objek tersebut akan dipergunakan untuk menentukan Actor dan class-data yang ada di dalam sistem. Metode perancangan yang digunakan adalah Object Oriented Analysis Design (OOAD).

  7. Penelitian yang dilakukan oleh Astrid Damayanti dkk (2016) [79] tentang. “Pengaruh Penerapan E-Procurement Sebagai Alat Pengendalian Pengadaan Barang/Jasa Pada Pemerintahan Kota Surabaya”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan e-procurement dalam masalah harga kontrak pembelian, waktu proses dan pemilihan penyedia barang/ jasa, security atau keamanan, prosedur atau SOP sebagai alat pengendalian barng/jasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan meliputi variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah harga kontrak pembelian, waktu proses pembelian, security/keamanan, dan prosedur atau SOP), sedangkan variabel dependen adalah pengendalian. Sampel penelitian adalah panitia pengadaan barang/jasa e-Procurement. Teknik analisis yang digunakan dengan statistik deskriptif dan regresi linier. Hasil deskripsi statistik menunjukkan bahwa harga kontrak pembelian, waktu proses dan pemilihan penyedia barang/jasa, keamanan, dan prosedur atau SOP menunjukkan bahwa masing-masing memiliki nilai maximum, minimum, mean, dan standar deviasi. Selain itu dilihat dari deskripsi hasil jawaban kuisioner, responden cenderung setuju dengan pertanyaan yang diajukan peneliti.Dengan kata lain, harga kontrak pembelian, waktu proses dan pemilihan penyedia barang/jasa, keamanan, dan prosedur atau SOP dapat dikatakan baik.

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Eti Wahyuningsih dkk (2016) [80] tentang.”Implementasi Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Pada Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak, Masyarakat Dan Keluarga Berencana (BP2AMKB) Provinsi Kalimantan Barat”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis factor yang menghambat dalam penyediaan pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui proses penunjukan langsung dengan pagu dana dibawah Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) berdasarkan peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 pada kantor badan pemberdayaan perempuan anak masyarakat dan keluarga berencana provinsi Kalimantan barat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa , pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan masih belum optimal dikarenakan belum terealisasinya pelaksanaan pengadaan melalui penunjukan langsung sesui dengan jadwal yang telah ditentukanpelaksanaannya. Kurangnya pemahaman baik dari pihak pegawai dilingkungan badan pemberdayaan perempempuan anak masyarakat dan keluarga berencana propinsi Kalimantan barat maupun penyedia barang/jasa atau rekan mengenai pengadaan barang/jasa melaui proses penunjukan langsung berdasarkan peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 dengan pagu dana dibawah Rp. 100.000.000,- (serratus juta rupiah), sehingga realisasi anggaran tidak tepat waktu dan mempengaruhi kinerja kantor badan pemberdayaan perempuan anak masyarakat dan keluarga berencana provinsi Kalimantan barat. Metode yang digunakan dalam Implementasi Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Pada Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak, Masyarakat Dan Keluarga Berencana (BP2AMKB) Provinsi Kalimantan Barat ialah menggunakan metode penelitian kuantitatif yang mendeskripsikan, mencatat, menganalisa dan menginterprestasikan kondisi yang sekarang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dengan alat pedoman observasi dan pedoman wawancara. Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan yang dilakukan melalui tahapan penilaian, interprestasi dan penyimpulan data.

  9. Penelitian yang dilakukan oleh Sutriatmoko dkk (2015) [81] tentang “Analisis Penerapan E-Procurement Obat Dengan Prosedur E-Purchasing Berdasar E-Catalogue Didinas Kesehatan Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah”. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana variabel manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan hubungan dengan mitra kerja berpengaruh pada kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue, dan kinerja eprocurement obat berpengaruh pada efisiensi pengadaan obat. Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif analitik melalui survei cross sectional. Variabel penelitian terdiri dari manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, hubungan dengan mitra kerja, kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing, dan efisiensi pengadaan obat.Data diambil dengan metode survei menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Sampel penelitian yaitu apoteker yang terlibat dalam implementasi eprocurement obat di dinas kesehatan kabupaten/ kota di propinsi Jawa Tengah. Penelitian dilakukan bulan Januari sampai Februari 2015. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linear. Hasil penelitian menunjukan variabel manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan hubungan dengan mitra kerja baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja eprocurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue dengan nilai signifikansi 0,000.Kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue berpengaruh terhadap efisiensi pengadaan obat dengan nilai signifikasi 0,001.

  10. Penelitian yang dilakukan oleh Siska Sofian dkk (2015) [82] tentang. “Persepsi Pengguna Pada Penerapan Lelang Pengadaan Secara Elektronik (Lpse) Salah Satu Wujud Peningkatan Kualitas Good Governance Di Kementerian Agama Se Sulawesi Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana penerimaan panitia dan rekanan pengadaan barang dan jasa terhadap Kementerian Agama e-Procurement. Penelitian menggunakan metode kualitatif secara etnografi. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Etnografi digunakan untuk meneliti perilaku-perilaku manusia berkaitan dengan perkembangan teknologi komunikasi dalam setting sosial dan budaya tertentu. Metode penelitian etnografi dianggap mampu menggali informasi secara mendalam dengan sumber-sumber yang luas. Dengan teknik “observatory participant”, etnografi menjadi sebuah metode penelitian yang unik karena mengharuskan partisipasi peneliti secara langsung dalam sebuah masyarakat atau komunitas sosial tertentu.

  11. Penelitian yang dilakukukan oleh Patrick Boetang Sarpong dkk (2017) [83]. E-procurement Adoption Barriers in Retrospect: A Structural Equation Analysis of Ghanaian Hospitals. Banyaknya perusahaan publik dan swasta dengan sistem manajemen tertutup telah ditentukan sebagai penghalang utama adopsi E-procurement di negara berkembang. Namun, manfaat eprocurement bersifat monumental dan multifaset. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hambatan rumah sakit Ghana pada keputusan adopsi e-procurement. Keadaan saat ini E-procurement di rumah sakit telah dipelajari sangat sedikit, namun rumah sakit memainkan peran penting dalam manajemen rantai pasokan global. Kuesioner diberikan kepada anggota senior dengan pengaruh signifikan pada pengadaan rumah sakit di sepuluh rumah sakit regional di Ghana. Ini ditambah dengan bukti dari pejabat Penguasa Pengadaan Publik dan staf senior Departemen Kesehatan dan Layanan Kesehatan Ghana. Kami membangun dan menggunakan model persamaan struktural yang lebih canggih (SEM) untuk menganalisis hubungan antara hambatan E-procurement dan adopsi E-procurement dan faktor mediasi dan moderasi yang mungkin di antara mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara hambatan sistem e-procurement, infrastruktur TI yang tidak memadai, kurangnya lingkungan hukum yang memadai dan korupsi pejabat publik adalah hambatan yang paling penting dalam penerapan sistem e-procurement. Mengatasi hambatan ini akan membantu mengurangi efek negatif dari semua hambatan lain dan membantu adopsi e-procurement.

  12. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Eziyi O. Ibem dkk (2015) [84]. E-Procurement Use In The South African Construction Industry. Munculnya teknologi internet telah menyebabkan meningkatnya penggunaan aplikasi e-Commerce, khususnya sistem e-Procurement dalam manajemen rantai pasokan oleh perusahaan di berbagai sektor industri. Namun, ada kekurangan studi empiris tentang penggunaan e-Procurement di sektor konstruksi negara-negara Afrika. Oleh karena itu penelitian ini menyelidiki penggunaan e-Procurement di industri konstruksi Afrika Selatan. Data berasal dari survei kuesioner online yang melibatkan 603 responden dan wawancara dengan tujuh ahli yang dilakukan di Afrika Selatan antara Maret dan Juli 2014. Analisis statistik dan konten deskriptif digunakan untuk menganalisis data. Temuan menunjukkan bahwa empat kategori e-Procurement yang digunakan adalah e-mail, situs web statis, teknologi web.2.0 dan portal yang memiliki kemampuan mendukung pelaksanaan fungsi yang terbatas pada komunikasi intra dan inter firm serta pertukaran informasi dan data proyek. Akibatnya, antara 11 persen dan 12 persen responden menggunakan teknologi e-Procurement ini untuk komunikasi informasi, pertukaran jumlah tagihan, gambar CAD dan spesifikasi proyek. Sedangkan faktor-faktor dengan dampak positif tertinggi pada penggunaan teknologi ini di perusahaan-perusahaan adalah kecepatan transaksi, biaya transaksi yang lebih rendah dan kemudahan penggunaan infrastruktur TI yang tidak dapat diandalkan, budaya yang mapan dan masalah keamanan adalah hambatan utama untuk penyerapan teknologi e-Procurement ini di industri konstruksi Afrika Selatan. Studi ini menunjukkan bahwa perusahaan konstruksi di Afrika Selatan secara dominan menggunakan e-mail dan situs web untuk mendukung pelaksanaan tahap pra-penghargaan pengadaan konstruksi dan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi e-Procurement ini di industri konstruksi Afrika Selatan dapat dijelaskan menggunakan teori inovasi difusi Rogers. Ini juga menyiratkan bahwa di samping masalah teknologi, tantangan terkait budaya menghambat adopsi e-Procurement di industri konstruksi Afrika Selatan. Studi ini menunjukkan bahwa untuk mempercepat tingkat penyerapan e-Procurement dan memaksimalkan manfaatnya di industri konstruksi Afrika Selatan, ada kebutuhan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur TIK di seluruh negeri; dan untuk memulai program-program pencerahan yang agresif, pelatihan dan pengembangan keterampilan dalam penggunaan e-Procurement dalam industri konstruksi di negara ini. Hal ini juga menunjukkan bahwa studi masa depan dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana teknologi dan alat e-Procurement yang ada dapat digunakan secara inovatif untuk memenuhi kebutuhan sektor konstruksi dan orang-orang dari beragam budaya.

  13. Penelitian yang dilakukan oleh Akram Chibania dkk (2017) [85]. Dynamic optimisation for highly agile supply chains in e-procurement context. Dalam konteks meningkatnya persaingan antar perusahaan, rantai pasokan berjuang untuk menanggapi lingkungan yang semakin tidak stabil dan kompleks. Dengan kemajuan teknologi, praktik saat ini untuk membangun rantai pasokan yang efisien telah berubah. Memang, antusiasme perusahaan dengan penggunaan internet telah mengarahkan para peneliti untuk menemukan metode yang memadai untuk mengatasi sifat jaringan logistik yang fleksibel dan dinamis, e-procurement sering digunakan. Tujuan artikel ini adalah untuk membahas ilustrasi e-procurement dinamis yang fleksibel di bawah asynchronous dan repetitive variation dari waktu ke waktu. Rantai pasokan dianggap terdiri dari dua tingkat (pembeli-pemasok) yang beroperasi di lingkungan yang sangat lincah. Pertanyaan yang dihadapi pembeli adalah berapa banyak unit produk yang harus dibeli dan dari pemasok mana yang menanggapi variasi dalam hal harga dan kapasitas. Karena lingkungan yang sangat berubah ini ditandai oleh perubahan frekuensi dalam waktu singkat, sebagian besar pendekatan optimisasi klasik tampaknya tidak memadai untuk mengatasi masalah ini. Baru-baru ini, optimisasi dinamis telah berhasil digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Namun, kami tidak memiliki pengetahuan tentang penerapannya dalam konteks rantai pasokan. Kami mengusulkan pendekatan genetik dinamis yang diterapkan pada konteks e-procurement yang bertujuan untuk mengoptimalkan proses pengadaan selama waktu.

  14. Penelitian yang dilakukan Francesco Testa dkk (2016) [86]. Drawbacks and opportunities of green public procurement: an effective tool for sustainable production. Karena "pengadaan publik hijau" (GPP) memainkan peran yang semakin penting dalam merangsang permintaan untuk produk dan layanan yang ramah lingkungan, ada kebutuhan yang sangat kuat untuk menganalisis faktor mana yang mendorong masuknya kriteria lingkungan dalam tender publik. Bekerja pada data dari kotamadya Italia, analisis statistik kami menegaskan bahwa mengintensifkan informasi dan meningkatkan kesadaran tentang teknik GPP dapat sangat mendukung pengembangan tender hijau publik. Selain itu, pekerjaan kami menunjukkan bahwa kinerja GPP yang baik tidak dapat dicapai hanya dengan adopsi dari Sistem Pengelolaan Lingkungan (EMS) yang disahkan oleh otoritas publik saja, tetapi melalui tingkat kedewasaan EMS yang bersertifikat yang memberikan "nilai" yang sedang tumbuh. ditambahkan "ke praktik GPP. Akhirnya, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keterbatasan terkait yang terkait dengan ukuran kecil otoritas publik dapat diatasi dengan kemajuan dalam GPP yang dibawa oleh beberapa inisiatif pendukung Eropa, nasional dan lokal.

  15. Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Nurmandi dan Sunhyuk Kim (2015) [87]. Making e-procurement work in a decentralized procurement system A comparison of three Indonesian cities. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menginvestigasi implementasi inisiatif e-procurement dalam sistem terdesentralisasi pada sistem pemerintah lokal Indonesia. Desain / metodologi / pendekatan - Para penulis menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa sumber daya manusia adalah faktor penting yang menentukan kinerja e-procurement lokal di tiga kota. Penelitian ini berfokus pada tiga pemerintah daerah di Indonesia - Kota Yogyakarta, Kota Tangerang, dan Kabupaten Kutaikartanegara. Temuan - Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa sumber daya manusia adalah faktor penting yang menentukan kinerja e-procurement lokal di tiga kota. Namun, Kota Tangerang akan memasuki fase institusionalisasi dalam inisiatif e-procurement untuk memastikan regulasi lokal yang sehat. Keterbatasan / implikasi penelitian - Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini termasuk sifat baru dari pengadaan yang terdesentralisasi di Indonesia, terbatasnya data terstandardisasi dan terpilah pada pengeluaran dan kinerja pengadaan pemerintah daerah. Implikasi praktis - Studi ini merekomendasikan bahwa manajemen sumber daya manusia dalam pengadaan perlu ditangani oleh pemerintah lokal dan pusat. Orisinalitas / nilai - e-Procurement merupakan instrumen penting untuk mencegah korupsi dalam pengadaan barang dan jasa. Indonesia telah menerapkan kebijakan e-procurement sejak 2008 berdasarkan Keputusan Presiden. Presiden telah mengeluarkan perintah tahunan (instruksi presiden), dan semua kementerian pusat dan pemerintah daerah yang telah diminta secara konsisten dengan mereka untuk mendapatkan dana mereka melalui sistem e-procurement. Namun, pada tahun fiskal 2012, hanya sekitar 10,26 persen dari anggaran belanja lembaga pemerintah pusat dan 10 persen dari anggaran pengadaan pemerintah daerah di Indonesia melalui sistem e-procurement, dengan variasi yang luas di antara kota-kota.

Rangkuman Dapat Dilihat Pada Table 2.1. Di Bawah Ini

Dari kelimabelas literature review diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang berjudul Perancangan System Pendukung Keputusan Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul Pada PT PLN (PERSERO) TJBB APP DuriKosambi menggunakan objek penelitian diantaranya : Unified Model Language (UML), metode analisis data, swot dan prototype). Maka dari kesepuluh literature review dijadikan pedoman agar penelitian yang dilakukan dapat lebih baik lagi dari penelitian sebelumnya.


BAB III
ANALISA SISTEM BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Bidang ketenagalistrikan di Indonesia dimulai oleh Belanda sebelum masa kemerdekaan Indonesia dengan mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan berbagai perusahaan Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula, dan pabrik teh. Setelah Indonesia merdeka, para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat menghadap Presiden Sukarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan bekas milik Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Pada 1 Januari 1965, perusahaan negara tersebut dipecah menjadi dua yakni Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN). Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status PLN ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.

PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Persero berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan sesuai dengan Undang-Undang No.19/2000.

Sebelum dikeluarkannya Sk (Surat Keputusan) organisasi di tahun 2015. TJBB berawal dari P3BJB. PLN Transmisi Mencangkup wilayah seluruh pulau Jawa dan Bali dari ujung wilayah Banten sampai dengan seluruh pulau Bali. setelah terbentuk TJBB (transmisi jawa bagian barat) dibagi perwilayah:

  1. TJBB (Transmisi Jawa Bagian Barat)

  2. TJBT (Transmisi Jawa Bagian tengah)

  3. TJBTB (Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali)

TJBB APP Duri Kosambi merupakan salah satu unit pelaksana PLN yang berada di wilayah kerja PLN TJBB Jawa Bali. Berlokasi di JL Raya Duri Kosambi No 1 Kel. Duri Kosambi, Cengkareng Jakarta Barat 11750.

Kegiatan usaha PLN meliputi:

  1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang meliputi kegiatan pembangkitan, penyaluran, distribusi tenaga listrik, perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik.

  2. Menjalankan usaha penunjang dalam penyediaan tenaga listrik yang meliputi kegiatan konsultasi, pembangunan, pemasangan, pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan, pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik.

  3. Menjalankan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi lainnya untuk kepentingan penyediaan tenaga listrik

  4. Melakukan pemberian jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran, distribusi dan retail tenaga listrik

  5. Menjalankan kegiatan perindustrian peangkat keras dan perangkat lunak bidang ketenagalistrikan dan peralatan lain yang terkait dengan tenaga listrik

  6. Melakukan kerjasama dengan badan lain atau pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik di dalam negeri maupun luar negeri di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan informasi yang berkaitan dengan ketenagalistrikan.

Visi dan Misi

Berikut ini merupakan visi dan misi PLN antara lain :

Visi pada PT PLN APP DuriKosambi adalah Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh Kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani

Misi pada PT PLN APP DuriKosambi sebagai berikut :

  1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham
  2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

  3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi

  4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

Dari visi dan misi tersebut dapat dilihat bahwa PLN bercita-cita menjadi perusahaan kelas dunia. Untuk dapat meraihnya diperlukan strategi yang tepat. Kenneth R. Andrews (sebagaimana dikutip dalam Anthony & Govindarajan, 2013) mengatakan bahwa suatu perusahaan membuat strategi dengan menyesuaikan antara core kompetensi yang dimiliki dengan industry opportunities-nya. Salah satu indikator keberhasilannya adalah jika perusahaan tersebut mampu membuat struktur organisasi yang sesuai dengan bisnis proses perusahaan.

Unit Bisnis PLN

Secara garis besar unit bisnis PLN terdiri dari :

  1. PLN Wilayah

  2. PLN Distribusi

  3. PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan

  4. PLN Pembangkitan

  5. PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban

  6. PLN Jasa Pendidikan dan Pelatihan

  7. PLN Jasa Enjinering

  8. PLN Jasa Produksi

  9. PLN Penelitian dan Pengembangan

  10. PLN Jasa Manajemen dan Konstruksi

  11. PLN Jasa Sertifikasi

Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada PT PLN APP DuriKosambi dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini :

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT PLN APP Duri Kosambi
Sumber :Sofyan Basir (2016:32)[24]

Tugas dan Tanggung jawab

  1. Manajer mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu :

    1. Mempertahankan staf dengan merekrut, memilih, mengorientasi, dan melakukan pelatihan karyawan, menjaga lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan tertib.
    2. Menyelesaikan dan mengevaluasi kinerja staf dengan berkomunikasi, perencanaan, monitoring, dan menilai hasil pekerjaan.

    3. Melakukan coaching, konseling, dan mendisiplinkan karyawan, mengembangkan, mengkoordinasikan sistem, kebijakan, prosedur, dan standar produktivitas.

    4. Menetapkan tujuan strategis dengan mengumpulkan bidang bisnis yang bersangkutan, keuangan, layanan, dan informasi.

    5. Mengidentifikasi dan mengevaluasi tren, memilih tindakan, mendefinisikan tujuan dan mengevaluasi hasil.

    6. Menyelesaikan tujuan keuangan dengan perencanaan kebutuhan, mempersiapkan anggaran tahunan, pengeluaran, menganalisis varians dan memulai tindakan korektif.

    7. Mempertahankan kualitas layanan dengan menegakkan standar kualitas dan layanan pelanggan, menganalisis dan menyelesaikan kualitas dan layanan masalah pelanggan, merekomendasikan perbaikan sistem.

    8. Pengambilan keputusan, membuat rencana, menyusun organisasi, pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan.

    9. Menyelesaikan tujuan organisasi atau perusahaan dengan mengelola staf sesuai dengan departemen yang dia pimpin, bertanggung jawab tentang perencanaan dan evaluasi kegiatan sebuah organisasi atau perusahaan. Seseorang yang tanggungjawab utamanya adalah menjalankan proses atau fungsi manajemen, dengan membuat perencanaan serta mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, serta melakukan fungsi pengawasan terhadap manusia/pekerja, keuangan, aset fisik, serta informasi. Dalam pelaksanaan kegiatannya, seorang manajer harus dapat mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama dengan banyak orang (staf).

  2. Analis Hukum Dan Hubungan Masyarakat

  3. Bagian analisis hukum dan hubungan masyarakat menyelenggarakan fungsi :

    1. Pelaksanaan hubungan dengan masyarakat
    2. Pelaksanaan hubungan antar lembaga

    Bagian Hubungan Masyarakat dan Hubungan Antar Lembaga terdiri dari ;

    1. Subbagian Hubungan masyarakat, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan hubungan dengan masyarakat.
    2. Subbagian Hubungan antar Lembaga, mempunyai tugas melakukan urusan hubungan antar lembaga.

  4. Asisten Manajer Aset

  5. Asman aset merupakan sebutan lain untuk seorang asisten manajer aset tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

    1. Memberikan pengarahan dan pengetahuan tentang pengelolaan asset
    2. Bertanggung jawab atas kinerja pegawai

    3. Membantu tugas manajer dalam mengawasi kegiatan pengelolaan aset dan membuat laporan kegiatan serta berkoordinasi untuk pengambilan keputusan dengan manajer.

    4. Asset harus dikontrol oleh entitas. Pada bagian ini, entitas didefenisikan sebagai departemen atau bagian organisasi pemerintah yang didanai sebagai atau seluruhny dari APBN/APBD. Menejer di entitas pelaporan diharapakan menggunakan laporan keuangan dan asset untuk membantu mereka dalam mengevaluasi dan membuat keputusan mengenai alokasi sumber daya.

    5. Mengontrol aset tersebut agar memiliki kapasitas untuk mendapatkan potensi palayanan atau manfaat ekonomi di masa mendatang potensi pelayanan atau manfaat ekonomi di masa mendatang dari asset, dan dapat meniadakan atau mengatur akses entitas lain atas manfaat tersebut. Bagaimanapun, suatu entitas yang bertanggung jawab atas pengawasan terhadap asset-aset public itu sendiri namun juga termasuk dalam konteks menguasai asset-aset tersebut.

    6. Seorang asisten manajer aset bertanggung jawab atas perencanaan, manajemen dan kinerja dari asset-aset yang mereka control.

  6. Asisten Manajer Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan

  7. Asisten manajer Pekerjaan Dalam keadaan bertegangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

    1. Bertanggung jawab terhadap pekerja Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan bila terjadi kecelakaan kerja
    2. Memonitori kinerja pekerja Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan saat bekerja

    3. Membantu tugas manajer dalam mengawasi jalur kerja Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan.

  8. Asisten Manajer Jaringan

  9. Asisten manajer jaringan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

    1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Unit.
    2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pemasaran, pelayanan pelanggan,pengelolaan administrasi pelanggan, pencetakan rekening, penagihan danpengawasan piutang.

    3. Mengkoordinir pengelolaan pembacaan meter, evaluasi dan analisa hasil pembacaan meter serta pengolahan hasil pembacaan meter.

    4. Mengkoordinir pelaksanaan pendistribusian tenaga listrik, pelayanan komplainpelanggan, kecepatan penyambungan dan pemutusan, perubahan daya sertakegiatan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).

    5. Menganalisa dan Mengevaluasi kinerja operasi jaringan distribusi

    6. Bertanggung jawab atas pelaksanaan manajemen asset distribusi.

    7. Mengkoordinir pelaksanaan konstruksi untuk mendukung program pemasaran,mutu keandalan dan efisiensi.

    8. Bertanggung jawab atas penyusunan Tingkat Mutu Pelayanan.

    9. Melaksanakan Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka meningkatkanpenyaluran tenaga listrik.

    10. Bertanggung jawab atas pelaksanaan K3 dan peralatan kerja.

    11. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan administrasi personalia, pengelolaan kesekretariatan,kehumasan dan pengendalian keuangan.

  10. Asisten Manajer Administrasi Umum

  11. Asisten manajer administrasi dan umum memiliki tugas serta tangung jawab sebagai berikut :

    1. mengawasi Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan sumber daya Manusia
    2. mengawasi Tata usaha secretariat, rumah tangga, keamanan, keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja dan kegiatan umum lainnya

    3. pengawasan Pengendalian tenaga kerja tata laksana perbekalan.

    4. mengawasi Pelaksanaan bidang kehumasan serta penanganan masalah hukum.

    5. Menyusun program kerja dan anggaran fungsi sumber daya manusia dan Administrasi sebagaipedoman kerja.

    6. Mengelola, memonitor dan mengevaluasi proses dan biaya pegawai, administrasi,kesekretariatan dan pencapaian target HOP untuk mendapatkan efisiensi biayaperusahaan.

    7. Mengevaluasi kinerja dan mengusulkan peningkatan kompetensi staf untukmeningkatkan kinerja perusahaan.

    8. Menyusun usulan formasi tenaga kerja (FTK) termasuk tenaga Outsourcing.

    9. Mengelola, memonitor dan mengevaluasi usulan peningkatan kompetensi SDM danmerencanakan usulan diklat / kursus untuk meingkatkan kompetensi staf untukmeningkatkan kompetensi SDM.

    10. Memverifikasi perhitungan pajak penghasilan (PPh Ps.21) pegawai dan pensiunanserta rekonsiliasi tagihan dana pensiun PLN.

    11. Melaksanakan administrasi perkantoran sesuai dengan ketentuan.

    12. Mengelola gedung, kebutuhan sarana kerja serta peralatan kantor.

    13. Melaksanakan kegiatan rumah tangga kantor.

    14. Mengelola, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan keamanan, keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan kerja.

    15. Membuat laporan rutin dan berkala sesuai dengan bidang tugasnya.

    16. Melaksanakan pembinaan terhadap UPJ sesuai dengan bidang tugasnya.

    17. Melaksanakan hubungan dengan mitra kerja, lembaga pemerintah, swasta, tokoh masyarakat serta mass media sesuai dengan bidang tugasnya.

    18. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasannya.

  12. Supervisor Pemeliharaan

  13. Supervisor Pemeliharaan membawahi beberapa teknisi yang meliputi teknik mesin, teknisi listrik, teknisi kontrol dan teknisi sipil. Tugas supervisor pemeliharaan adalah melaksanakan supervise dan koordinasi pada bidang pemeliharaan sehingga PLTA selalu handal dengan melaksanakan kegiatan prediksi, pemeliharaan dan monitoring peralatan – peralatan mesin, listrik, kontrol dan lingkungan serta melaporkan kerjanya kepada Supervisor Senior.

  14. Supervisor Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan

  15. PDKB adalah singkatan dari Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan. Seorang supervisor Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan memiliki tugas dan tanggung jawb sebagai berikut :

    1. Melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada Instalasi Saluran udara Tegangan Tinggi pada tegangan 150 kilo Volt (150.000 Volt) secara bertegangan dan tanpa dilakukan pemadaman. Hal ini dilakukan untuk menjaga pasokan energi listrik agar tetap tersalurkan.
    2. Menginstalasi jalur listrik di seluruh bagian Jawa barat, yaitu pada Tower SUTT / SUTET yang tingginya kurang lebih 50 meter.

    3. Menghadapi Resiko yang sangatlah besar, selain ketinggian, adanya listrik yang tidak padam juga menjadi perhatian. Dibutuhkan konsentrasi dan skill untuk itu. Dalam melakukan tugasnya, PDKB memegang Tegangan 150.000 dan 500.000 Volt secara langsung menggunakan Pakaian konduktif yang fungsinya adalah menyamakan beda potensial antara Kawat penghantar listrik dengan pekerja PDKB.

  16. Supervisor pengolahan data

  17. Berikut ini adalah tugas tanguung jawab supervisor pengolahan data antara lain :

    1. Mengontrol jalannya proses pengolahan data.
    2. Bertanggung jawab secara menyeluruh atas jalannya proses pengolahan, terutama entri data. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh supervisor harus mendapatkan persetujuan dari administrator sebagai petugas yang mempunyai otoritas penuh atas jalannya pengolahan. Tugas administrator ini biasa dipegang oleh pelaksana seksi Integrasi Pengolahan Data.

    3. Supervisor pengolahan data tersebut mempunyai peran kunci dalam pengolahan data. Dari peran tugas dan tanggung jawab.

    4. Menanggulangi perbaikan kembali terhadap data yang telah diolah. Kondisi perbaikan program olah akan menjadi masalah apabila perbaikannya menyangkut validasi data yang mengakibatkan data itu menjadi error dan harus diperbaiki di lapangan, sehingga hal ini memaksa data untuk dikembalikan lagi untuk dilakukan perbaikan. Padahal, seperti yang telah disampaikan pada identifikasi masalah, proses pengiriman membutuhkan waktu yang lama.

    5. menganalisis data dan disajikan secara menarik dalam bentuk publikasi. Seperti yang dikenal saat ini ada publikasi ketenagakerjaan yang merupakan hasil dari Sakernas, Indikator Kesejahteraan Masyarakat hasil dari Susenas, Analisis Ketengakerjaan hasil SE06, dan lain sebagainya.

    6. Mengolah Data yang disajikan dalam publikasi, biasanya berupa tabel dan ulasan deskripsinya. Selain itu juga ditampilkan dalam bentuk grafik supaya mudah dipahami oleh konsumen data.

  18. Supervisor Administrasi dan Sumber Daya Manusia

  19. Memilki tanggung jawab serta tugas – tugas pokok sebagai berikut :

    1. Merencanakan dan mengkordinasikan tenaga kerja perusahaan yang hanya mempekerjakan karyawan yang berbakat
    2. Menjadi penghubung antara Manajemen dengan karyawannya

    3. Melakukan pelayanan karyawan

    4. Memberi masukan pada manajer mengenai kebijakan perusahaan, seperti kesempatan yang sama pada karyawan atau apabila terjadi pelecehan seksual.Mengkordinir dan mengawasi pekerjaan para pegawai khusus dan staf pendukung

    5. Mengawasi proses perekrutan, wawancara kerja, seleksi, dan penempatan karyawan baru.

    6. Menangani isu-isu ketenagakerjaan, seperti memediasi pertikaian dan mengarahkan prosedur kedisiplinan.

  20. Supervisor Pengadaan barang dan jasa

  21. Memiliki tugas serta tanggung jawab sebagai berikut :

    1. Menganalisa total kebutuhan barang dan mengatur penyediaan, pengadaan, dan pengiriman barang sedemikian rupa agar alokasi barang di setiap tempat dapat memenuhi kebutuhan dengan efisien, efektif dan tepat waktu.
    2. Mengumpulkan informasi tingkat persediaan stock di setiap tempat, melakukan stock opname secara berkala dan juga dapat menganalisa jumlah dan jenis persediaan barang di gudang untuk mengontrol akurasidata persediaan dan tingkat persediaan yang sehat di setiap tempat.

    3. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengiriman barang dari pemasok dan atau gudang, termasuk menentukan ekspedisi dan rute,untuk memastikan pengiriman dilakukan dengan tepat waktu dan efisien, serta barang diterima oleh setiap cabang sesuai dengan yangtelah ditentukan.

    4. Menerima dan memproses permintaan barang dari setiap tempat, dan mengontrol pengiriman barang dari pemasok (supplier) agar barang dapat diterima oleh gudang, sesuai dengan waktu, kuantitas, kualitasdan biaya yang telah ditetapkan.

  22. Supervisor Anggaran dan Akuntansi

  23. Supervisor anggaran dan akuntansi memiliki tanggung jawab serta tugas – tugas yang di emban sebagai berikut :

    1. Melakukan verifikasi kelengkapan dokumen pembayaran.
    2. Melakukan verifikasi dokumen pembayaran atas ketersediaan budget dan kode budget

    3. Melakukan verifikasi atas pemotongan PPh 21, PPh 23, 4(2) terhadap tagihan vendor

    4. Melakukan verifikasi atas AP/AR terhadap pembayaran vendor dan staff

    5. Ikut serta mempersiapkan dan melakukan verifikasi atas data payroll

    6. Bertanggungjawab melakukan rekonsiliasi atas bank, petty cash dan AP/AR

    7. Bertanggung jawab atas system dokumentasi yang baik

  24. Supervisor logistic dan umum

    1. Menjadi Penanggung jawab Logistik di semua area, kebijakan dan strategi logistik perusahaan untuk menjadi acuan dalam pengelolaan data logistik guna untuk menunjang pengadaan kebutuhan barang di setiap tempat.
    2. Menyusun anggaran biaya logistik dan menjaga agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan efisien dan efektif sesuai anggaran yang telah dialokasikan.

  25. Supervisor lingkungan

  26. Supervisor lingkungan memiliki peranan tugas pokok serta tanggung jawab sebagai berikut :

    1. Membuat kegiatan/event secara periodik dan berkesinambungan dengan klien
    2. Membuat detil mekanisme konsep event

    3. Menyusun bujet estimasi

    4. Menyusun dan menerapkan manajemen event dan proyek yang sesuai untuk memastikan proyek berjalan sesuai timeline

    5. Menyusun tim, mengatur, dan melaksanakan proyek

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem

Untuk menganalisis sistem yang berjalan, penelitian ini menggunakan Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) Enterprice Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram dan Sequence Diagram.

Unified Modelling Language (UML)

Use Case Diagram

Sebuah Use Case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan “bagaimana”. Berikut penjelasan use case diagram pada gambar 3.2 dibawah ini. :

Gambar 3.2. Use Case Diagram Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul

Berdasarkan gambar 3.2 use case diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 1 system yang mencakup seluruh kegiatan Pengadaan barang dan jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul
  2. 5 actor yang melakukan kegiatan diantaranya : Divisi Engineering, Laksda, vendor, Manager vendor dan manger PLN DuriKosambi

  3. 30 use case yang biasa dilakukan actor – actor tersebut diantaranya :

    1. mulai melakukan pelelangan;

    2. Div Engineering membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);

    3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) diterima;

    4. Membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS);

    5. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);

    6. Membuat pengumuman pelelangan barang dan jasa;

    7. Vendor membeli dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) pada Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    8. Yang berisi : penjelasan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Addendum Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), berita acara penjelasan Rencana Kerja dan Syarat-syara;

    9. Laksda membuat dokumen penawaran sampul 1 (satu) dan sampul 2 (dua) untuk vendor;

    10. Pemasukkan dokumen penawaran sampul 1 (satu) dan sampul 2 (dua) oleh vendor ke Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    11. Laksda membuka dokumen penawaran sampul 2 (dua);

    12. Vendor membuka dokumen penawaran sampul 2 (dua) kepada Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    13. Evaluasi dokumen penawaran sampul 2 (dua) oleh vendor;

    14. Hasil evaluasi dokumen penawaran sampul 2 (dua) dari vendor ke Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    15. Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda) membuat pengumuman pemenang pelelangan untuk vendor;;

    16. Hasil penguman pemenang pelelangan untuk vendor;

    17. Vendor membuat jaminan pelaksana pekerjaan ke Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    18. Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda) membuat draft kontrak kerja;

    19. Vendor menerima draft kontrak kerja dari Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    20. Vendor menyerahkan draft kontrak kerja ke manager vendor;

    21. Manager vendor menyetujui draft kontrak kerja;

    22. Manager PLN DuriKosambi menerima draft kontrak kerja dan menandatanganinya sebagai pihak kedua;

    23. Manager PLN DuriKosambi menyerahkan draft kontrak kerja besrta tandatanganya;

    24. Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda) memerima draft kontrak kerja yang sudah ditanda tangani oleh manager PLN DuriKosambi;

    25. Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda) menyerahkan draft kontrak kerja kemanger PLN DuriKosambi;

    26. Vendor menyerahkan draft kontrak kerja ke Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    27. Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda) menyerahkan draft kontrak kerja yang telah ditandatangani oleh manager PLN DuriKosambi;

    28. Draft kontrak kerja yang sudah ditandatangani oleh manager vendor sebagai pihak pertama;

    29. Manager PLN DuriKosambi menyerahkan draft kontrak kerja beserta tandatangannya ke manager vendor;

    30. Manager vendor vendor menerima draft kontrak kerja beserta tanda tangannya dari Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda) dan dari manager PLN DuriKosambi;

Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Berikut penjelasan activity diagram pada gambar 3.3 dibawah ini :

Gambar 3.3. Activity Diagram Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul


Berdasarkan gambar 3.3 activity diagram pengadan barang dan jasa dengan metode terbuka satu tahap dua sampul yang sedang berjalan saat ini terdapat:

  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 30 Action State dari sistem diantaranya:

    1. Mulai melakukan pelelangan;

    2. Divisi Engineering membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat;

    3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) diterima;

    4. Membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS);

    5. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);

    6. Membuat pengumuman pelelangan barang dan jasa;

    7. Vendor membeli dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) pada Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    8. Yang berisi : penjelasan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Addendum Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), berita acara penjelasan Rencana Kerja dan Syarat-syara;

    9. Laksda membuat dokumen penawaran sampul 1 (satu) dan sampul 2 (dua) untuk vendor;

    10. Pemasukkan dokumen penawaran sampul 1 (satu) dan sampul 2 (dua) oleh vendor ke Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    11. Laksda membuka dokumen penawaran sampul 2 (dua);

    12. Vendor membuka dokumen penawaran sampul 2 (dua) kepada Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    13. Evaluasi dokumen penawaran sampul 2 (dua) oleh vendor;

    14. Hasil evaluasi dokumen penawaran sampul 2 (dua) dari vendor ke Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    15. Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda) membuat pengumuman pemenang pelelangan untuk vendor;;

    16. Hasil penguman pemenang pelelangan untuk vendor;

    17. Vendor membuat jaminan pelaksana pekerjaan ke Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    18. Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda) membuat draft kontrak kerja;

    19. Vendor menerima draft kontrak kerja dari Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    20. Vendor menyerahkan draft kontrak kerja ke manager vendor;

    21. Manager vendor menyetujui draft kontrak kerja;

    22. Manager PLN DuriKosambi menerima draft kontrak kerja dan menandatanganinya sebagai pihak kedua;

    23. Manager PLN DuriKosambi menyerahkan draft kontrak kerja besrta tandatanganya;

    24. Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda) memerima draft kontrak kerja yang sudah ditanda tangani oleh manager PLN DuriKosambi;

    25. Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda) menyerahkan draft kontrak kerja kemanger PLN DuriKosambi;

    26. Vendor menyerahkan draft kontrak kerja ke Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda);

    27. Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda) menyerahkan draft kontrak kerja yang telah ditandatangani oleh manager PLN DuriKosambi;

    28. Draft kontrak kerja yang sudah ditandatangani oleh manager vendor sebagai pihak pertama;

    29. Manager PLN DuriKosambi menyerahkan draft kontrak kerja beserta tandatangannya ke manager vendor;

    30. Manager vendor vendor menerima draft kontrak kerja beserta tanda tangannya dari Panitia Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa (Laksda) dan dari manager PLN DuriKosambi;

    31. 1 Final State, objek yang diakhir.

Sequence Diagram

Sequence diagram dapat menggambarkan pergerakan sebuah objek dan pesan yang terjadi didalam sistem pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul yang berjalan saat ini. Berikut penjelasan sequence diagram pada gambar 3.4 dibawah ini :

Gambar 3.4. Sequence Diagram Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul

Berdasarkan gambar 3.4 Sequence Diagram pengadaan barang dan jasa dengan metode terbuka satu tahap dua sampul yang sedang berjalan saat ini, terdapat:

  1. 5 Actor yang melakukan kegiatan, yaitu Divisi Engineering, panitia pelaksana pengadaan barang dan jasa, vendor, manager vendor dan manager PLN DuriKosambi
  2. 30 message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi - informasi tentang aktifitas yang terjadi. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor – actor.

  3. 9 LifeLine mengidentifikasi kehadiran objek pada saat terakhir/ akhir waktu.

Analisa System Yang Berjalan

Metode Analisa Value Chain

Dalam menyelesaikan masalah ini peneliti menggunakan metode analisa value chain. Analisa value chain berfungsi untuk mengelompokkan aktivitas sesuai dengan kelompok aktivitas. Analisa value chain menjelaskan mengenai seluruh aktivitas yang termasuk dalam aktivitas utama dan aktivitas pendukung keputusan pengadaan barang dan jasa dapat dilihat pada tabel 3.5 dibawah ini :

Gambar 3.4. Sequence Diagram Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul

Bobot Penilaian Pengadaan Barang/Jasa

Evaluasi penawaran dilakukan sesuai dengan yang ditetapkan pada dokumen pelelangan/RKS Barang/Jasa ini yang penyusunan berpedoman kepada surat keputusan direksi PT PLN (Persero) Nomor 0620.K/DIR/2013, tanggal 03 Oktober 2013 Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero) dan Nomor 500.K/DIK/2013 tanggal 26 Juli 2013 tentang Penyerahan sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain di Lingkungan PT PLN (Persero)

Koreksi aritmatik dilakukan sebagai berikut :

  1. Volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen penawaran disesuaikan dengan yang tercantum dalam dokumen pelelangan/RKS.
  2. Apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan dana tau penjumlahannya, maka dilakukan pembetulan dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah.

  3. Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan harga satuan pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong. Pekerjaan tersebut harus tetap dikerjakan sesuai dengan volume yang tercantum dalam Dokuemen Pelelangan /RKS.

  4. Untuk jenis perjanjian/Kontrak hrga satuan, hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran menjadi lebih tinggi atau lebih rendah terhadap penawaran semula.

  5. Bila penawar tidak dapat menerima jumlah penawaran hasil koreksi aritmatik, maka penawar ditolak dan jaminan penawarannya disita dan disetorkan ke kas PT PLN (Persero) Kantor Pusat.

Evaluasi Harga Penawaran

  1. Dalam hal terdapat penawaran yang tidak wajar yaitu dengan nilai penawaran 80% (delapan puluh persen) di bawah HPS, maka Pelaksana Pengadaan harus meminta Penjelasan/klarifikasi secara tertulis kepada Calon Penyedia Barang/jasa;

  2. Hasil penjelasan/klarifikasi tertulis tersebut disampaikan oleh Pelaksana Pengadaan untuk dikaji oleh Value for Money Committee untuk menentukan menerima atau menolak penawaran yang disampaikan oleh Calon Penyedia Barang/Jasa.

  3. Dalam hal semua penawaran di atas HPS, proses pengadaan barang/jasa dapat dilanjutkan dengan melakukan negosiasi kepada penawar terendah untuk mendapatkan harga Perjanjian/Kontrak di bawah HPS, dengan tetap memperhatikan aspek Good Corporate Governance (GCG). Apabila proses negosiasi kepada penawar terendah tidak mencapai kesepakatan, maka dilanjutkan dengan melakukan negosiasi kepada penawar terendah berikutnya.

  4. Harga penawaran ditulis dalam angka dan huruf, apabila terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf

  5. Dalam hal terjadi perbedaan antara harga penawaran yang tercantum dalam surat penawaran dengan rincian penawaran, maka yang berlaku adalah harga penawaran yang tercantum pada surat penawaran bermaterai cukup

Klarifikasi Penawaran

  1. Pelaksana Pengadaan dalam pengadaan kategori Strategis atau lainnya, melakukan klarifikasi secara tertulis dan jika diperlukan Calon Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan presentasi, baik di kantor PLN atau teleconference, dihadapan Pengguna Barang/Jasa atau Wakil Pengguna Barang/Jasa yang ditunjuk dan dapat mengundang pihak lain sesuai disiplin keahlian dari internal atau eksternal PLN.
  2. Klarifikasi tidak mengubah substansi penawaran atau harga dan bersifat rahasia.

  3. Untuk pengadaan kategori Strategis/Complex, jika diperlukan dapat dilakukan site visit atau inspeksi ke lokasi Calon Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat.

METODE EVALUASI

Metode evaluasi untuk pengadaan Barang/Jasa memakai metode weighted scoring / system nilai.

  1. Penggunaan Sistem Nilai dilakukan untuk barang dan jasa, dimana tingkat kepentingan tiap kriteria evaluasi diberi bobot dan sesuai dengan SK 500.K/DIR/2013 tanggal 26 Juli 2013
  2. Pada Sistem Nilai, harga merupakan salah satu kriteria evaluasi, dengan pengertian semakin komplek persyaratan dan semakin sulit di perbandingkan proposal penawaran, maka bobot harga akan semakin berkurang, biasanya total nilai untuk penawaran teknis lebih tinggi dibandingkan harga.

KRITERIA EVALUASI

Kriteria evaluasi meliputi penilaian terhadap data administrasi dan penilaian penawaran dengan ketentuan sebagai berikut :

  1. Penilaian data administrasi dilaksanakan dengan meneliti dan memeriksa kelengkapan serta keabsahan dokumen penawaran yang meliputi :
  2. Penyampaian persyaratan (lampiran penawaran) sesuai butir 1.9.3.1 s.d 1.9.3.4

  3. Kepemilikan surat ijin usaha perdagangan pada bidang usahanya yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang yang masih berlaku.

  4. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak pengadaan.

  5. Bahwa Penyedia barang/jasa tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau tidak sedang menjalani sanksi pidana.

  6. Kelengkapan dan keabsahan bukti dokumen perjanjian kerjasama operasi/kemitraan antara penyedia barang/jasa yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan, dalam hal penyedia barang/jasa akan melakukan kemitraan.

  7. Dalam hal bermitra, yang diperhitungkan adalah kemampuan dasar dari perusahaan yang mewakili (lead firm).

  8. Pelunasan kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir ;

  9. Tentang pengalaman selama 5 (lima) tahun terakhir dalam menyediakan barang/jasa baik di lingkungan PT PLN (Persero) termasuk pengalaman sub kontrak, kecuali penyedia barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

  10. Kinerja baik penyedia barang/ jasa dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam di suatu instansi;

  11. Menyerahkan Dukungan Bank dari bank pemerintah untuk mengikuti pengadaan barang/jasa minimal sebesar 10% ( atau sebutkan nominalnya) dari pagu anggaran;

  12. Kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

  13. Kesesuaian klasifikasi penyedia barang/jasa dengan paket pekerjaan;

  14. Penyampaian daftar perolehan pekerjaan yang sedang dilaksanakan;

  15. Kebenaran pernyataan tentang kompetensi dan kemampuan usaha yang dimiliki.

Terhadap peserta lelang yang tidak memiliki salah satu dokumen dan atau tidak memenuhi yang dipersyaratkan, dinyatakan gugur.

Penilaian penawaran meliputi unsur teknis penawaran dan biaya yang meliputi:

  1. Penilaian Keuangan mempunyai nilai bobot maksimum 35, dengan nilai minimal 5. Faktor-faktor yang dinilai adalah Surat Dukungan Bank (SD), Jaminan Bank (JB), Jaminan Asuransi (JA) dan Referensi Bank (RB) dengan rincian sebagai berikut :
  2. SD sama dengan JB sama dengan RB diberi nilai perolehan 35;

    SD tidak sama dengan JB tetapi sama dengan RB diberi nilai perolehan 20;

    SD sama dengan JB tetapi tidak sama dengan RB diberi nilai perolehan 15;

    SD tidak sama dengan JB dan tidak sama dengan RB diberi nilai perolehan 10;

    SD sama dengan RB dan JB menggunakan JA diberi nilai perolehan 10;

    SD tidak sama dengan RB dan JB menggunakan JA diberi nilai perolehan 5.

  3. Penilaian Pengalaman mempunyai nilai bobot 25, Faktor-faktor yang dinilai :

  4. Bidang Pekerjaan, diberi nilai maksimum 5.

    Pengalaman pekerjaan sub bidang yang sama, diberi nilai 5;

    Pengalaman pekerjaan bidang yang sama, diberi nilai 2,5.

  5. Nilai Pengalaman pekerjaan sub bidang yang sama, nilai 10:

  6. Pengalaman pekerjaan > dengan nilai pekerjaan (nilai HPE 1 tahun), diberi nilai 10;

    0,5 Nilai pekerjaan < Pengalaman Pekerjaan < Nilai Pekerjaan (nilai HPE 1 tahun), diberi nilai 5;

    Pengalaman pekerjaan < 0,5 nilai pekerjaan (nilai HPE 1 tahun), diberi nilai 0.

  7. Pengalaman pekerjaan bidang yang sama, nilai 5.

  8. Pengalaman pekerjaan > dengan nilai pekerjaan (nilai HPE 1 tahun), diberi nilai 5;

    0,5 Nilai pekerjaan < Pengalaman Pekerjaan < Nilai Pekerjaan (nilai HPE 1 tahun), diberi nilai 2.5;

    Pengalaman pekerjaan < 0,5 nilai pekerjaan (nilai HPE 1 tahun), diberi nilai 0.

  9. Pengalaman pekerjaan sejenis yang sedang berjalan, nilai 5.

  10. Pekerjaan sejenis yang sedang berjalan di Luar PLN diberi nilai 5;

    Pekerjaan sejenis yang sedang berjalan di lingkungan PLN diberi nilai 2,5.

  11. Status Badan Usaha, nilai maksimum 10.

  12. Sebagai kontraktor utama, diberi dinilai 10;

    Berbentuk KSO/Joint Operation , diberi dinilai 2,5.

  13. Penilaian Harga Penawaran, unsur-unsur yang diteliti dan dinilai meliputi penilaian terhadap proporsi dan kewajaran harga penawaran yang disampaikan oleh peserta lelang.

  14. Nilai Proporsi dan kewajaran harga mempunyai nilai bobot maksimum 30. Faktor-faktor yang dinilai :

    Proporsi harga penawaran, diberi nilai 15 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    Berdasarkan hasil keseluruhan evaluasi penawaran Pelaksana Pengadaan menyusun penawar yang memperoleh bobot nilai tertinggi yang dianggap Lulus dengan Nilai Minimal 80 (delapan puluh).

KERAHASIAAN PROSES EVALUASI

  1. Pelaksanaan evaluasi penawaran dilakukan oleh Pelaksana Pengadaan terhadap semua penawaran yang masuk dan dapat dibantu oleh pihak lain sesuai keahlian baik internal maupun eksternal PLN;
  2. Informasi yang berhubungan dengan penelitian, evaluasi, klarifikasi, konfirmasi dan usulan Calon Pemenang Pengadaan Barang/Jasa tidak boleh diberitahukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa atau pihak lain yang tidak terkait dengan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa sampai dengan saat penanda-tanganan Kontrak;

  3. Setiap usaha Calon Penyedia Barang/Jasa untuk mencampuri proses evaluasi dokumen penawaran atau keputusan pemenang akan mengakibatkan ditolaknya penawaran peserta yang bersangkutan

CARA PENENTUAN URUTAN PEMENANG

Calon Penyedia Barang/Jasa yang diusulkan oleh Pelaksana Pengadaan adalah maksimal 3 peserta dengan urutan penawaran mulai dari harga terendah yang memenuhi persyaratan (responsive/compliant/acceptable).

PEMBUKTIAN KUALIFIKASI

Pelaksana Pengadaan dapat melakukan due diligence (uji tuntas) sebagai pembuktian kualifikasi, sebagai berikut :

  1. Wawancara dengan pihak manajemen Penyedia Barang/Jasa, pihak yang ditunjuk manajemen Penyedia Barang/Jasa serta pihak terkait lainnya sehubungan dengan kualifikasi yang hendak diteliti;
  2. Kunjungan ke lokasi (site visit);

  3. Konfirmasi silang dengan perusahaan dan/atau lembaga dan/atau organisasi profesi dan/atau organisasi lainnya yang mengetahui kualifikasi dan dokumen yang hendak diteliti.

USULAN PENETAPAN PEMENANG

Hasil penilaian tersebut di atas pada butir 1.17 berikut usulan urutan calon-calon Pemenang Pengadaan Barang/Jasa dalam bentuk Berita Acara akan dilaporkan oleh Pelaksana Pengadaan kepada Pengguna Barang/Jasa untuk menetapkan Pemenang Pengadaan Barang/Jasa.

Harga lelang 100 juta dari kantor PT PLN (persero) untuk membeli computer

Evaluasi

Analisis SWOT

Untuk menemukan masalah - masalah yang akan ditemui maka diadakan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan untuk menemukan faktor - faktor yang berpengaruh terhadap kelemahan dan kekuatan sistem sehingga sistem baru dapat mengatasi kelemahan tersebut. Faktor - faktor yang terdapat pada analisis SWOT dapat berupa Kekuatan (Strenghts), Kelemahan (Weaknesses) ,Kesempatan (Opportunity) dan Ancaman (Threat). Berikut penjelasan analisis SWOT pada tabel 3.1. dibawah ini :

Dari hasil analisis SWOT diatas dapat teridentifikasinya strengths/kekuatan, opportunities/peluang, weaknesess/kelemahan dan threats/ancaman yang dipengaruhi oleh faktor ekternal maupun internal organisasi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi yang dapat diciptakan sebagai berikut :

  1. Pembuatan system berbasis website yang sesuai dengan kebutuhan user agar system yang dibutuhkan bisa seimbang dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat saat ini.

  2. Memanfaatkan jaringan internet dan semi komputerisasi sehingga system dapat digunakan oleh user.

  3. Dibuatnya system berbasis website agar dapat memberikan informasi mengenai pelelangan pengadaan barang/jasa serta data-data para calon peserta pelelangan pengadaan barang/jasa bisa tersimpan dengan rapih dan bisa dipertanggung jawabkan.

Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Adapun perangkat keras yang digunakan dalam sistem adalah sebagai berikut :

  1. Processor : Intel i7
  2. Monitor : 20” Lenovo LED LCD

  3. Mouse : Optik

  4. Harddisk : 500 GB HDD

  5. Keyboard : Standart

  6. Printer : hp deskjet 1000

  7. RAM : 8 GB

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Adapun software yang digunakan dalam system diantaranya sebagai berikut :

  1. Microsoft Windows 2010
  2. Microsoft Office Word 2016

  3. Microsoft Office Excel 2016

  4. Visual paradigm for UML 6.4 Enterpise Edition

  5. Paint 2016

Pemecahan Masalah Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Proses penginputan data-data vendor ini dilakukan secara manual. Permasalahan yang terdapat dalam system yang berjalan saat ini sebagai berikut :

  1. Dalam penginputan data-data para vendor di PT PLN (Persero) APP DuriKosambi masih menggunakan Ms Word ataupun Ms Excel, belum menggunakan system berbasis website sehingga proses pengerjaan membutuhkan waktu yang sangat lama.
  2. Proses pengiriman informasi yang didapat dari laksda dan manager untuk vendor masih manual yaitu pengiriman via pos belum up to date

  3. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa system yang berjalan saat ini masih terbilang belum terkomputerisasi.

Alternatif Pemecahan Masalah

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa alternative pemecahan masalah pada proses pelelangan terbuka pada PT PLN (Persero) APP DuriKosambi diperlukan system yang terkomputerisasi dan up to date. Ada 3 (tiga) alternative pemecahan masalah yang dihadapi yaitu :

  1. Dibuatnya system berbasis website agar proses penginputan data-data vendor menjadi menjadi lebih terkomputerisasi.
  2. System pelelangan terbuka pada PT PLN (Persero) APP DuriKosambi mempermudah para vendor untuk dapat mengetahui pengumuman-pengumuman serta informasi-informasi yang diberikan secara up to date

  3. Pembuatan system terdapat menu laporan untuk manager agar bisa memonitoring pelelangan terbuka yang sedang berjalan.

User Requirment

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan bagian pelaksana barang dan jasa. Berikut dijelaskan Elisitasi Tahap I seperti pada tabel 3.2 dibawah ini :

ELISITASI TAHAP I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasi melalui metode MDI yang dimana metode ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan system yang sangat penting, yang tidak terlalu penting dan yang tidak penting. Berikut penjelasan dari beberapa requirement diantaranya :

  1. Opsi Mandatory (M) yaitu Requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat system baru

  2. Opsi Desirable (D) yaitu Requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan pada saat membuat system baru. Maka jika opsi ini dipilih maka pembentukan system terlihat lebih sempurna

  3. Opsi Inessential (I) yaitu Requirement tersebut bukanlah system yang dibahas atau tidak penting merupakan bagian dari luar system .

Berikut dijelaskan Elisitasi Tahap II seperti pada tabel 3.3 dibawah ini:

ELISITASI TAHAP II

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut penjelasan metode TOE diantaranya :

  1. Technical (T) yaitu bagaimana teknik pembuatanya pada system yang baru

  2. Operational (O) yaitu bagaimana cara penggunaanya pada system yang baru

  3. Economic (E) yaitu Berapa biaya pada system yang baru

Berikut penjelasan dari beberapa requirement diantaranya :

  1. Low (L) yaitu mudah dikerjakan pada system yang baru

  2. Middle (M) yaitu mampu dikerjakan pada system yang baru

  3. High (H) yaitu sulit dikerjakan pada system yang baru

Berikut dijelaskan Elisitasi Tahap III seperti pada tabel 3.4 dibawah ini:

ELISITASI TAHAP III

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap – tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi:

REQUIREMENT ELTITATION-FINAL DRAFT

BAB IV
RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan System Usulan

Setelah mengadakan penelitian dan analisis system yang berjalan maka, selanjutnya yang akan dibahas mengenai rancangan usulan system yang akan dibuat. Prosedur yang diusulkan merubah proses pelelangan barang atau jasa secara konvensional dirubah menjadi system pelelangan barang atau jasa secara online. Sustem usulan ini menggunakan program visual paradigm for 4.0 untuk menggambarkan usecase diagram, sequence diagram dan activity diagram.

Prosedur Sistem Usulan

  1. Admin

    1. Melakukan login
    2. Menampilkan menu halaman utama

    3. Menampilkan sub menu pada master data

    4. Menampilkan menu data vendor pada sub menu master data

    5. Melakukan penginputan data vendor pada menu data vendor

    6. Menampilkan menu data instansi pada sub menu master data

    7. Melakukan penginputan data instansi pada menu data instansi

    8. Menampilkan menu data projek pada sub menu data

    9. Melakukan penginputan data projek pada menu projek

    10. Menampilkan menu data download pada sub menu master data

    11. Melakukan penginputan data download pada menu data download

    12. Menampilkan menu data pelelangan pada sub menu master data

    13. Melakukan penginputan data pelelangan pada menu data pelelangan

    14. Menampilkan menu dokumen vendor pada sub menu master data

    15. Melakukan penginputan dokumen vendor pada menu dokumen vendor

    16. Menampilkan menu data dokumen pada sub menu data

    17. Melakukan penginputan data dokumen pada menu data dokumen

    18. Menampilkan hasil pengumuman pemenang pelelangan

    19. Menampilkan sejarah perusahaan PT PLN (Persero) TJBB APP Durikosambi.

  2. Vendor

    1. Melakukan login
    2. Menampilkan menu halaman utama

    3. Menampilkan hasil pengumuman pemenang pelelangan

    4. Menampilkan sejarah PT PLN (Persero) TJBB APP Durikosambi

Diagram Rancangan Sistem Yang Diusulkan

Use Case Diagram Yang Diusulkan

Use Case Diagram menggambarkan fungsional yang diharapkan dari sebuah sistem yang dibangun. Berikut penjelasan use case diagram pada gambar 4.1 dibawah ini :

Gambar 4.1. Use Case Diagram Usulan pada Sistem Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa

Berdasarkan gambar 4.1 use case diagram terdiri atas:

  1. Satu sistem yang mencakup system kegiatan pelelangan pengadaan barang/jasa

  2. Terdapat dua aktor yang melakukan kegiatan didalam sistem, yaitu panitia pelaksana pengadaan barang/jasa (Laksda), walikelas dan Vendor.

  3. Terdapat empat belas use case yang dapat dilakukan aktor tersebur yaitu login, halaman utama, menampilkan Master Data, Menginput data vendor, menginput data instansi, menginput data projek, menginput data download, menginput data pelelangan, menginput dokumen vendor, menginput data dokumen, menginput pengumuman pemenang pelelangan, menampilka hasil pengumuman pemenang pelelangan, menampilkan sejarah PLN, logout

Activity Diagram Yang Diusulkan

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Berikut penjelasan activity diagram pada gambar 4.2 dan 4.3 dibawah ini :

Gambar 4.2. Activity Diagram Laksda Usulan Pada Sistem Pelelangan Terbuka Pengadaan Barang/Jasa

Berdasarkan gambar 4.2 activity diagram terdiri atas :

  1. Satu initial node, sebagai awal objek.

  2. Terdapat 78 action state dari sistem yang dilakukan oleh panitia pelaksana pengadaan barang/jasa (Laksda).

  3. Enam fork node

  4. Satu final node, objek yang diakhiri.

Gambar 4.3. Activity Diagram Vendor Usulan pada sistem pelelangan pengadaan barang/jasa

Berdasarkan gambar 4.3 activity diagram terdiri atas:

  1. Satu initial node, sebagai awal objek.

  2. Terdapat 7 action, state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

  3. Satu final node, objek yang diakhiri.

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Sequence diagram dapat menggambarkan pergerakan sebuah objek dan pesan yang terjadi didalam sistem usulan ini. Berikut penjelasan sequence diagram pada gambar 4.4 dan 4.5. dibawah ini :

Gambar 4.4. Sequence Diagram Usulan laksda pada sistem pelelangan pengadaan barang/jasa.

Berdasarkan gambar 4.4 sequence diagram laksda pada sistem pelelangan pengadaan barang/jasa terdapat :

  1. Dua belas lifeline antar muka yang saling berinteraksi.

  2. Satu aktor yang melakukan kegiatan yaitu admin (Laksda).

  3. 14 message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

Gambar 4.5. Sequence Diagram Vendor Usulan Pada Sistem Pelelangan Barang/Jasa

Berdasarkan gambar 4.5 sequence diagram usulan pada sistem penilaian raport :

  1. Terdapat 4 linelife antar muka yang saling berinteraksi.

  2. Satu aktor yang melakukan kegiatan yaitu vendor.

  3. Terdapat 6 message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Yang Berjalan Dan Sistem Usulan

Secara garis besar perbedaan antara prosedur sistem yang berjalan dengan prosedur system usulan dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1. perbedaan prosedur system berjalan dan sistem usulan

Rancangan Basis Data

Class Diagram Yang Diusulkan

Class diagram merupakan diagram yang menjelaskan hubungan antar class dalam sebuah sistem yang sedang dibuat dan bagaimana caranya agar mereka saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan. Berikut adalah class diagram sistem usulan sistem pendukung keputusan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul pada PT PLN (Persero) TJBB APP DuriKosambi

Berikut class diagram Sistem Pelelangan dibawah ini :

Gambar 4.6. class diagram usulan pada sistem pelelangan pengadaan barang/jasa

Keterangan:

  1. Terdapat 7 (tujuh) class yaitu : data_vendor ,data_instansi, data_projek, data_download, data_pelelangan, dokumen_vendor, data_dokumen

  2. Terdapat 8 (delapan) association, yaitu relasi yang menghubungkan antar class.

Spesifikasi Basis Data

Pada database digunakan tabel-tabel dan pada tabel-tabel ini akan dijelaskan nama field, type dan size menngenai data tersebut.

  1. Nama File : Data Vendor

  2. Tipe file : File Master Data

    Fungsi : Untuk menyimpan dan menampilkan data vendor

    Media : Hard Disk

    Primary Key : kd_vendor

    Tabel 4.2 Struktut Tabel Data Vendor

    Dapat dijelaskan dari tabel yaitu struktur tabel dari vendor yang terdiri dari 12 (dua belas) Field dengan kata kunci utama primary Keynya adalah kd_vendor

  3. Nama File : Data Instani

  4. Tipe File : file master data

    Fungsi untuk menyimpan dan menampilkan data instansi

    Media : hard disk

    Primary Key : instansi_kode

    Tabel 4.3. Struktur Tabel Data Instansi

    Dapat dijelaskan dari tabel yaitu struktur tabel dari data instansi terdiri dari 3 (tiga) field dengan kata kunci utama primary keynya adalah instansi_kode

  5. Nama file : Data Projek

  6. Tipe file : File Master Data

    Fungsi : Untuk menyimpan dan menampilkan data Projek

    Media : Hard Disk

    Primary Key : kd_project

    Tabel 4.4 Struktur Tabel Data Projek

    Dapat dijelaskan dari tabel yaitu struktur tabel dari data instansi terdiri 6 (enam) field dengan kata kunci utama primary keynya adalah kd_project

  7. Nama : data download

  8. Tipe file : file master data

    Fungsi : untuk menyimpan dan menampilkan data download

    Media : Hard Disk

    Primary Key : id_download

    Tabel 4.5 Struktur Tabel Data Download

    Dapat dijelaskan dari tabel yaitu struktur tabel dari data instansi terdiri dari 3 (tiga) field dengan kata kunci utama primary keynya adalah id_download

  9. Nama : pekerjaan_project

  10. Tipe file : file master data

    Fungsi : untuk menyimpan dan menampilkan data download

    Media : Hard Disk

    Primary Key : kd_project

    Tabel 4.6. Struktur Tabel Pekerjaan Projek

    Dapat dijelaskan dari tabel yaitu struktur tabel dari data pelelangan terdiri dari 5 (lima) field dengan kata kunci utama primary keynya adalah kd_projec t

  11. Nama : Dokumen Vendor

  12. Tipe file : file master data

    Fungsi : untuk menyimpan dan menampilkan data download

    Media : Hard Disk

    Primary Key : kd_lelang

    Tabel 4.7. Struktur Tabel Dokumen Vendor

    Dapat dijelaskan dari tabel yaitu struktur tabel dari dokumen vendor terdiri dari (lima) field dengan kata kunci utama primary keynya adalah kd_lelang

  13. Nama : data dokumen

  14. Tipe file : file master data

    Fungsi : untuk menyimpan dan menampilkan data download

    Media : Hard Disk

    Primary Key : id_dokumen

    Tabel 4.8 Struktur Tabel Data Dokumen

    Dapat dijelaskan dari tabel yaitu struktur tabel dari data dokumen terdiri dari 4 (empat) field dengan kata kunci utama primary keynya adalah id_dokumen

  15. Nama : hak akses

  16. Tipe file : file master data

    Fungsi : untuk mengakses atau menyimpan data user

    Media : Hard Disk

    Primary Key : kd_user

    Tabel 4.9. Struktur Tabel User

    Dapat dijelaskan dari tabel yaitu struktur tabel dari user terdiri dari 4 (empat) field dengan kata kunci utama primary keynya adalah kd_user

Rancangan Prototype Sistem Yang Diusulkan

Untuk menggambarkan sistem yang diusulkan dan akan dibuat digunakan lah prototype sebagai gambaran dari hasil akhir sistem yang nantinya dibuat seperti berikut :

Rancangan Prototype Tampilan Login

Gambar 4.7. Rancangan prototype tampilan login

Dari gambar diatas, dapat diketahui bahwa dalam rancangan tampilan login terdapat field form login yang wajib diisi dengan 2 (dua) field didalamnya, taitu usernme dan password. Fasilitas yang disediakan pada form login yaitu tombol login yang berfungsi sebagai submit dan signup yang berfungsi untuk mengarahkan user melakukan pendaftaran akun.

Rancangan Prototype Tampilan Halaman Utama

Gambar . 4.8. Rancangan prototype tampilan halaman utama

Pada gambar diatas, dijelaskan bahwa rancangan tampilan halaman utama berisi foto-foto kegiatan kinerja PT PLN DuriKosambi

Rancangan Prototype Tampilan Data Vendor

Gambar 4.9. Rancangan prototype tampilan data vendor

Rancangan tampilan pada gambar diatas berisi data-data para vendor yang memiliki hak akses untuk mengolah data-data para vendor. Terdapat fasilitas fungsi tambah data vendor, edit data vendor, detail data vendor dan hapus yang terdapat di opsi menu

Rancangan Prototype Tampilan Data Instansi

Gambar 4.10. Rancangan Prototype Tampilan Data Instansi

Rancangan tampilan pada gambar diatas berisi data-data instansi para vendor yang memiliki hak akses untuk mengolah data instansi para vendor. Terdapat fasilitas fungsi tambah data instansi, edit data instansi, detail data instansi dan hapus yang terdapat di opsi menu

Rancangan Prototype Tampilan Data Projek

Gambar .4.11. Rancangan Prototype Tampilan Data Projek

Rancangan tampilan pada gambar diatas berisi data-data projek para vendor yang memiliki hak akses untuk mengolah data projek para vendor. Terdapat fasilitas fungsi tambah data projek, edit data projek, detail data projek dan hapus yang terdapat di opsi menu

Rancangan Prototype Tampilan Data Download

Gambar 4.12 . Rancangan Prototype Tampilan Data Download

Rancangan tampilan pada gambar diatas berisi data-data download untuk para vendor yang memiliki hak akses untuk mengolah data download untuk para vendor. Terdapat fasilitas fungsi tambah data download, edit data download, detail data download dan hapus yang terdapat di opsi menu tersebut.

Racangan Prototype Tampilan Data Pelelangan

Gambar 4.13. Rancangan Prototype Tampilan Data Pelelangan

Rancangan tampilan pada gambar diatas berisi data-data pelelangan para vendor yang memiliki hak akses untuk mengolah data pelelangan para vendor. Terdapat fasilitas fungsi tambah data pelelangan, edit data pelelangan, detail data pelelangan dan hapus yang terdapat di opsi menu tersebut

Rancangan Prototype Tampilan Dokumen Vendor

Gambar 4.14 Rancangan Prototype Tampilan Dokumen Vendor

Rancangan tampilan pada gambar diatas berisi dokemen vendor yang memiliki hak akses untuk mengolah dokumen vendor. Terdapat fasilitas fungsi tambah dokumen vendor, edit dokumen vendor, detail dokumen vendor dan hapus yang terdapat di opsi menu tersebut

Rancangan Prototype Tampilan Data Dokumen

Gambar 4.15 Rancangan Prototype Tampilan Data Dokumen

Rancangan tampilan pada gambar diatas berisi data dokumen yang memiliki hak akses untuk mengolah data dokumen yang terdapat fasilitas fungsi tambah data dokumen, edit data dokumen, detail data dokumen dan hapus yang terdapat di opsi menu tersebut.

Rancangan Prototype Tampilan About

Gambar 4.16. Rancangan Prototype Tampilan About
Pada rancangan tampilan about berisikan sejarah PLN dan profil PLN

Implementasi Sistem Yang Diusulkan

Tampilan Halaman Login

Gambar 4.17. Tampilan Halaman Login

Tampilan Halaman Utama

Gambar 4.18. Tampilan Halaman Utama

Tampilan Data Vendor

Gambar 4.19. Tampilan Data Vendor

Tampilan Data Instansi

Gambar 4.20. Tampilan Data Instansi

Tampilan Data Projek

Gambar 4.21. Tampilan Data Projek

Tampilan Data Download

Gambar 4.22. Tampilan Data Download

Tampilan Data Pelelangan

Gambar 4.23. Tampilan Data Pelelangan

Tampilan Dokumen Vendor

Gambar 4.24. Tampilan Dokumen Vendor

Tampilan Data Dokumen

Gambar 4.25. Tampilan Data Dokumen

Tampilan Profil PLN

Gambar 4.26. Tampilan Profil PLN

Black Box Testing

Pengujian Black Box

Pengujian dengan metode Black Box Testing ini dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada system. Kemudian, input tersebut diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program atau aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai dengan fungsi dasar dari system tersebut, apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila hasil output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maksa masih terdapat kesalahan pada system tersebut dan selanjutnya perlu dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi didalam system pelelangan pengadaan barang/jasa.

Berikut tabel 4.10 Blackbox Testing pelelangan barang/jasa dibawah ini :

Tabel 4.10. Testing Black Box Sistem Pelelangan

Spesifikasi Sistem Yang Diusulkan

Perangkat Keras

Spesisifikasi perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem agar dapat di akses pada website adalah sebagai berikut :

  1. Processor  : Pentium IV
  2. Monitor  : 17”

  3. Mouse  : Optical

  4. Keyboard  : Standard PS/2

  5. RAM  : 4 GB

  6. Hardisk  : 500 GB

  7. Printer  : Laser Jet 5M

Perangkat Lunak

  1. Office 2016
  2. Internet Explore

  3. Google Chrome

  4. Foxit Reader

Hak Akses

  1. Panitia Pelaksana Pengadaan Barang/jasa (Laksda)
  2. Vendor

Implementasi

Schedule Implementasi

Tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time tabel yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.11. Schedule Implementasi

Estimasi Biaya

Berikut adalah beberapa perincian biaya yang penulis butuhkan untuk melakukan penelitan dalam Laporan Penulisan Skripsi:

Tabel 4.12. Estimasi Biaya

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

  1. Sistem pelelangan pengadaan barang dan jasa pada PT PLN (PERSERO) TJBB APP DuriKosambi yang berjalan saat ini belum terkomputerisasi. Mekanisme pengerjaannya adalah menerima data-data dari seluruh calon peserta pelelangan pengadaan barang dan jasa dicatat dalam buku dokumen atau diketik dalam Ms. Word. Setelah penyalinan data-data dari seluruh calon peserta pelelangan pengadaan barang dan jasa maka laksda bisa menentukan yang lulus persyaratan atau yang tidak lulus persyaratan kepada vendor. Jika vendor itu lulus semua persyaratan yang di tentukan oleh laksda maka vendor tersebut berhak mendapat dan menerima barang atau jasa yang dibutuhkan oleh vendor setelah mendapatkan tanda tangan kontrak oleh manajer vendor, dan manager PT PLN(Persero) TJBB APP DuriKosambi.

  2. Kendala dalam pelelangan barang dan jasa yang sedang berjalan di PT PLN (PERSERO) TJBB APP DuriKosambi adalah adanya seluruh calon peserta pelelangan pengadaan barang dan jasa mempunyai pekerjaan yang berbeda-beda, nama vendor yang berbeda-beda, Nilai HPS (Harga Perkiraan Sendiri) yang berbeda-beda dan nomor kontrak yang berbeda-beda. Sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama dalam pengerjaanya. Tak jarang penyimpanan data-data para calon peserta pelelangan pengadaan barang dan jasa dicatat atau disimpan secara konvensional oleh laksda.

  3. Dalam perancangan sistem pendukung keputusan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul yang diusulkan peneliti menggunakan beberapa metodelogi yaitu metode pengumpulan data, metode analisis swot, orientasi objek (Unified Modeling Language),metode prototype dan implementasinya menggunakan bahasa pemoggraman PHP serta database mysql

Saran

Dalam penerapan sistem yang berjalan penulis ingin mengemukakan saran – saran agar sistem bisa berjalan dengan baik, diantaranya :

  1. Untuk mengoptimalkan pekerjaan sebaiknya sistem pelelangan barang dan jasa yang dilakukan secara manual diperbaharui dengan menerapkan sistem yang terkomputerisasi.

  2. Untuk menerapkan sistem sebaiknya didukung oleh perangkat yang memadai, baik dari segi peralatannya (hardware atau software) maupun sumber daya manusia agar sistem dapat berjalan secara maksimal.

  3. Peneliti mengusulkan untuk menerapkan sistem berbasis website agar sistem dapat diakses dimana saja.


DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Halim, Adetria dkk. (2017). Sistem Informasi Pengelolaan Uang Komite Menggunakan Borland Delphi 7 Pada SMA Negri 5 Kota Ternate. Maluku Utara : Indonesian Journal On Information Sytem Vol 2 No 1 April 2017.
  2. Ilham Saputro, Janu dkk.(2017).Rancang Bangun Sistem Informasi Persediaan ATK Pada PD Bank Perkreditan Rakyat Kerta Raharja Kab. Tangerang. Tangerang: Journal SENSEI Vol 3 No 1 Februari 2017.
  3. Fajarianto, Otto dkk .(2017). Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan Dengan Metode Weigted Product. Kota Tangerang : Jurnal SISFOTEK Global Vol 7 No 1 Maret 2017.
  4. 4,0 4,1 Hutehean, Jeperson.(2015). Konsep Sistem Informasi .Yogyakarta: Deepublish.
  5. Sutopo, Priyo dan Arifin, Zainal dan Cahyadi, Dedi. 2016. “Sistem Informasi Eksekutif Sebaran Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 2 Di Kalimantan Timur Berbasis Web”. Kalimantan Timur: Universitas Mulawarman. Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 11 No. 1 Februari 2016.
  6. Aris dkk.(2017). Aplikasi Sistem Penjualan Perlengkapan Taekwondo Berbasis Online Pada Toko Sport Taekwondo Mawar Hitam Kab. Tangerang. Tangerang : Journal SENSI Vol 2 No 2 Februari 2016.
  7. Andalia, Fanny dkk.(2015).Pengembangan Sistem Informasi Pengelolahan Data Pencari Kerja Pada Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Padang. Kota Padang: Jurnal Ilmiah Komputer Dan Informatika Vol 4 No 2 Oktober 2015.
  8. Azizah, Nur.(2017).Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian Karyawan Harian Lepas Pada PT Flex Indonesia.Tangerang: Journal SENSI Vol 3 No 1. Dilihat pada 06 Maret 2018
  9. Khairullah dkk.(2017). Pengukuran Kualitas Sistem Informasi Inventaris Aset Universitas Muhammadiyah Bengkulu Menggunakan Metode MCC All. Yogyakarta: Jurnal Informasi Interaktif Vol 2 No 2 September 2017.
  10. Prasetyati, Deny dkk.(2016). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Di PT Eka Timur Raya Purwodadi Pasuaruan.Malang: Journal Riset Mahasiswa Akuntansi Vol 4 No 1.
  11. Yakub.2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  12. Mulyani, Sri.(2016). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit : Analisis Dan Perancangan. Bandung: Abdi Sistematika.
  13. Susilowati, Emy Budi.(2017).Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pasien Rumah Sakit Umum Nirmala Suri Sukoharjo. Sukoharjo: Journal SPEED-Sentra Penelitian Engineering Dan Edukasi Vol 3 No 4 .
  14. Purba, Mariana. (2015). Sistem informasi menengah kejuruan (SMK) teknologi informasi dan bisnis Indonesians Palembang berbasis web. Palembang: Journal Informatika Vo.1 No.2 Juli-Desember 2015.
  15. Alfatta, Hanif dkk.(2015). Analisis Pengembangan Dan Perancangan System Informasiakademik Smart Berbasis Cloud Computering Pada Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) Didaerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Jurnal Telematika Vol 8 No 2 Agustus 2015.
  16. Sidharta, Iwan dkk.(2015).Perancangan Dan Implementasi Sistem Informasi Urunan Desa (URDES) Berdasarkan Pada Pajak Bumi Dan Bangunan. Bandung: Jurnal Computech & Bisnis Vol 9 No 2 Desember 2015.
  17. Wibowo, Yudi Wahyu dkk.(2014). Perancangan Sistem Informasi Posyandu Online. Yogyakarta: Simposium Nasional RAPI XIII ISSN 1412-9612.
  18. Nugroho, Rahawan Satriyo.(2015).Pengaruh Implementasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (E-Procurement) Terhadap Fraud Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Magetan). Malang: Jurnal Elektronik Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik Vol 3 No 11.
  19. Taufik, Muhammad.(2016).Pengaruh Penerapan E-Procurement Dan Kompetensi Pejabat Pembuat Komitmen Terhadap Pelaksanaan Pengadaan Brang Dan Jasa Dan Implikasinya Terhadap Penyerapan Belanja Modal (Studi Pada Satuan Kerja Lingkup Pembayaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Banda Aceh).Banda Aceh: Jurnal Magister Akuntasi Vol 5 No 1.
  20. Wahyuningsih, Sri Eti dkk.(2016).Implementasi Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Pada Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak, Masyarakat Dan Keluarga Berencana (BP2AMKB) Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak: Jurnal Ilmiah Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tajung Pura.
  21. Arifin, Zaenal dkk.(2014).Analisis Pengadaan Barang dan Jasa.Jakerta: Epigram Vol 11 No 2 Oktober 2014.
  22. 22,0 22,1 Arifin, Zaenal dkk.(2014).Analisis Pengadaan Barang dan Jasa.Jakerta: Epigram Vol 11 No 2 Oktober 2014.
  23. Sani, Santi.(2013). Kajian Terhadap Kesiapan Pelaksanaan E-Procurement Di Pemerintahan Daerah Berdasarkan Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010. Yogyakarta: E-Journal. Diakses pada link http://e-journal.uajy.ac.id/336/. Tanggal akses 09 Maret 2018
  24. 24,0 24,1 24,2 24,3 24,4 24,5 24,6 Basir, Sofyan.(2016).Pengadaan Barang Dan Jasa (Kepdir 620 & SE 00100). Jakarta : Edaran Direksi PT PLN (Persero) 24 Nopember 2016. Dilihat pada 11 Maret 2018
  25. Nursetyo, Gatot.(2015).Kajian Ulang Manajemen Pengadaan Jasa Pekerjaan Kontruksi.Surakarta: Jurnal Teknil Sipil Dan Arsitektur Vol 17 No 21.
  26. Djuniati, Sri dkk.(2016). Analisa Variabel Kegagalan Dalam Proses Pengadaan Pemilihan Penyedia Jasa Pelaksana Kontrusksi Secara Elektronik (E-Procurement) Di Kota Pekanbaru.Pekanbaru: Annual Civil Engineering Seminar.
  27. Rachmawati, Yuly dkk.(2016). Sistem Informasi Penjualan Alat Tulis Kantor Berbasis Web Pada CV Sumber Rezeki Jakarta. Jakarta : Open Journal System.
  28. Sitohang, Hengki Tamando.(2018).Sistem Informasi Pengagendaan Surat Berbasis Web Pada Pengadilan Tinggi Medan. Sumatera Utara: Journal Of Informatic Pelita Nusantara Vol 3 No 2 Maret 2018.
  29. 29,0 29,1 Yasin, Fendi.(2012). Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Jakarta: Mitra Wacana Media.
  30. Harfianto, Hendy Dwi dkk.(2018). Kakas Bantu Sistem Rekomendasi Kebutuhan Perangkat Lunak.Surabaya : Engineering Requirements Vol. 1 No. 1
  31. 31,0 31,1 Hidayat, Rahmat.(2015). Penerapan E-Procurement Dalam Proses Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Guna Mendukung Ketahanan Tata Pemerintahan Daerah ( Studi Pada Unit Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur). Kalimantan Timur: Journal Ketahanan Nasional Vol 2 No 2 Agustus 2015.
  32. Haryanto, Hedy dkk.(2013). Rancang Bangun Sistem Informasi E-Procurement Pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Kota Surabaya: Jurnal JSIKA Vol 2 No 1..
  33. Lintangsari, Mahardika dkk.(2017). Pengaruh Implementasi E-procurement Dan Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Fraud (Studi Empiris Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten). Bandung: E-Proceeding Of Management Vol 4 No 3. Desember 2017
  34. Linda, Deppi.(2016). Analisis Sistem Informasi Pengawas Keamanan Dan Kesehatan Makan Pada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung: Jurnal Management Sistem Informasi Dan Teknologi Vol 06 No 2 Desember 2016.
  35. Ali, Syukri dkk.(2016). Sistem Informasi Data Barang Inventaris Berbasis Web Pada Kejaksaan Negeri Ternate. Maluku Utara: Indonesian Journal on Information System Vol 1 No 1 April 2016.
  36. Sari, Asih Mekar.(2013). Pemberdayaan Sistem Pemerintahan Dan Potensi Desa Pada Kabupaten Pringsewu Berbasis Web. Lampung: Konferensi Mahasiswa Sistem Informasi Vol 1 No 1.
  37. Pratiwi, Amey Indah.(2015). Perancangan Sistem Informasi Pemetaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Kota Pontianak Berbasis Web. Pontianak: Jurnal Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Vol 3 No 1.
  38. Syaripudin, Gandana Akhamad.(2015). Pengembangan Aplikasi Web Untuk Pengujian Cuti Pegawai Secara Online. Garut: Jurnal Algoritma Vol 13 No 1.
  39. Hastanti, Rulia Puji.(2015). Sistem Penjualan Berbasis Web (E-Commerce) Pada Tata Distro Kabupaten Pacitan. Jakarta: Jurnal Bianglala Informatika Vol 3 No 2 Septemper 2015
  40. Kurniawan, Ignatius Irvin.(2014). Pembangunan Sistem Informasi Desa Berbasis Web. Yogyakarta: E-Journal.
  41. Nugraha, Deny Wiria.(2013). Membangun Sistem Informasi Pengelolaan Alat Tulis Kantor (ATK) Berbasis Web. Palu: Jurnal UNTAD Vol 14 No 2 .
  42. Arif, Saiful Nur dkk.(2013). Aplikasi Administrasi Perpustakaan Berbasis Web SMK Swasta Brigjend Katamso Medan. Medan: Jurnal SAINTIKOM Vol 12 No 1.
  43. Sujarwo, Priyo.(2013).Pembuatan Website Penjualan Barang Pada CV Anandam Computer Yogyakarta.Yogyakarta: EPUB-Website Vol 1 No 1
  44. Sovia, Rini dkk.(2017). Membangun Aplikasi E-Library Menggunakan HTML, PHP Script Dan Mysql Database. Jambi: Jurnal Processor Vol 6 No 2.
  45. Muslim, Much Aziz dkk.(2015). Penyajian Data Pelanggan Pada Lima Area PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Kandatel Pekalongan Menggunakan Google Earth. Semarang: Scientific Journal Of Informatics Vol 1 No 2.
  46. Ramadhani, Syarifudin dkk.(2013). Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Layanan Kesehatan Di Kecamatan Lamongan Dengan PHP Mysql. Lamongan: Jurnal Teknika Vol 5 No 2.
  47. Hasanah, Uswatun.(2013).Sistem Informasi Penjualan On_Line Pada Toko Kreatif Suncom Pacitan. Pacitan: Indonesian Journal On Networking And Security Vol 2 No 4.
  48. Ratna , Adis Lena Kusuma.(2014).Pengertian PHP Dan MySQL.Tangerang: IMULTI
  49. Imam, Nurul.(2013). Nurul Imam Studio Diakses Pada Link https://www.nurulimam.com/2013/09/Kelebihan-Kekurangan-PHP.html. Tanggal akses 25 Maret 2018
  50. Zuharso, Eri dkk.(2013). Sistem Informasi Perpustakaan Buku Elektronik Berbasis Web. Kota Semarang: Jurnal Teknologi Informasi Dinamik Vol 18 No 1.
  51. Rahman, Fauzi dkk.(2015). Aplikasi Pemesanan Undangan Online. Kalimantan Selatan: Jurnal Sains Dan Informatika Vol 1 No 2.
  52. Amthari, Winda.(2017). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Website Menggunakan Notepad ++ Pada Materi Protozoa Untuk Kelas X SMA. Jambi: Artikel Ilmiah.
  53. Angga Sinnia, Hairiandi.(2013). Analisis Batang Tekan Pada Struktur Baja Menggunakan Program PHP.Lampung: Digital Repository UNILA.
  54. Josi, Ahmat.(2016). Implemtasi Framwork Bootstrap Pada Website STMIK Prabumulih .Sumatera Selatan: Jurnal Matrik Penusa Vol 20 No 1.
  55. Homaidi, Ahmad.(2016). Sistem Informasi Akademik AMIK IBRAHIMY Berbasis Web. Jawa Timur: Jurnal Ilmiah Informatika Vol 1 No 1.
  56. Pratidina, Ageng Puspita dkk.(2017). Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Peserta Untuk Mengikuti Proses Pelelangan Baranag Dan Jasa Pada Pegadaian Menerapkan Metode Exprom II. Medan: KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi Dan Komputer) Vol 1 No 1.
  57. Martono, Aris dkk. (2013). Rancang-Bangun Business Intelligence Pada Perpustakaan Sekolah Studi Kasus di SMP Negeri 1 Cisoka. Yogyakarta: Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2013. ISSN: 2302-3805 19 Januari 2013
  58. Pratiwi, Amey Indah.(2015). Perancangan Sistem Informasi Pemetaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Kota Pontianak Berbasis Web. Pontianak: Jurnal Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Vol 3 No 1.
  59. Nugraha, Fajar dkk.(2012). Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Pemilihan Pemenang Pengadaan Aset Dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Jawa Tengah: Jurnal Ssitem Informasi Bisnis.
  60. Kusumaningtyas, Sella dkk.(2016). Identifikasi Kematangan Buah Tomat Berdasarkan Warna Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Malang: Jurnal Informatika Polinema Vol 2 Edisi 2.
  61. Wulandari dkk.(2016). Decision Support System Pemetaan Lahan Pertanian Yang berkualitas Untuk Meningkatkan Hasil Produksi Padi Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Lampung: Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Multimedia.
  62. Adianto, Tomy Reza dkk.(2017). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Rumah Tinggal Di Perumahan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) (Studi Kasus :Kota Samarinda). Kalimantan Timur: Prosiding SAKTI (Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi) Vol 2 No 1 Maret 2017.
  63. Darmastuti, Destriyana.(2013). Implementasi Metode Simple Additive Weigthing (SAW) Dalam Sistem Informasi Lowongan Kerja Berbasis Web Untuk Rekomendasi Pencari Kerja Terbaik. Kalimantan Barat: Jurnal Sistem Dan Teknologi Informasi Vol 1 No 1.
  64. Pratama,Yogi Aditya dkk.(2015). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal Dan Saluran Kemih Dengan Metode Breadth First Seacrh. Bandung: Jurnal Informatika Vol 2 No 1.
  65. Wahyudi, Muhammad Johan dkk.(2013). Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Penyakit Udang Galah Dengan Metode Theorema Bayes. Yogyakarta: Jurnal Sarjana Teknik Informatika Vol 1 No 1.
  66. Kumar, Manish dkk.(2015). A Comparative Study Of Black Box Testing And White Box Testing Techniques. India: International Journal Of Advance Research In Computer Science And Management Studies Vol 3 Issue 10.
  67. 67,0 67,1 Nisak, Zuhrotun.(2014). Analisa SWOT Untuk Menentukan Strategi Kompetitif. Jurnal EKBIS.
  68. Pradikta, Angga.(2013). Strategi Pengembangan Obyek Wisata Waduk Gunung Rawo Indah Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pati. Semarang: Economics Development Analyisis Journal Vol 2 No 4.
  69. Dzulhaq, Muhammad Iqbal dkk (2017). Sistem Informasi Akademik Sekolah Berbasis Kurikulum 2013. Kota Tangerang: Jurnal Sisfotek Global Vol 7 No 1.
  70. Rini, Puput Puspito dkk.(2016). Rancangan Sistem Informasi Konversi Nilai Mahasiswa Pindahan Dan Lanjutan (Studi Kasus Di STMIK Bina Sarana Global). Tangerang: Jurnal Sisfotek Vol 6 No 1.
  71. Rifa’atunnisa dkk.(2014). Pengembangan Aplikasi Zakat Berbasis Android Menggunakan Metode Prototype. Garut: Jurnal Algoritma Vol 11 No 1.
  72. Tiara, Khanna dkk.(2017). Optimalisasi Dream Innovation Day Sebagai Media Penunjang Penilaian Raharja Career. Kota Tangerang: Journal ICIT Vol 3 No 1
  73. Irfan Sanni, M dkk.(2017). Implementasi Sistem Pemungutan Suara (Voting) Pada Event Ilearning Idol Dengan Menggunakan Media Rinfo Form. Kota Tangerang: Journal ICIT Vol 3 No 1 Februari 2017.
  74. Rajamanggala, Punta Wahyu.2014. Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pengadaan Barang Dan Jasa Dengan Menggunakan Al-Goritma ID3 (Iterative Dichotomister Three). Jawa Tengah.
  75. Sitanggan, Bismar dkk.2014. Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance Terhadap Tingkat Kepuasan Vendor Pada Proses Pengadaan Barang /Jasa Di PT Indonesia Power Kantor Pusat.Jakarta Selatan: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Humanior A Vol 11 No 2.
  76. Azwar. (2016). Peran Alokatif Pemerintah Melalui Pengadaan Barang/Jasa Dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia. Makassar: Kajian Ekonomi Dan Keuangan. Vol.20 No.2 Agustus 2014
  77. Sembiring, Josephine Oktavira dkk.(2017). Sistem Informasi Penjualan Barang Dan Jasa Pada Studio Photo Topaz Hexagon Medan Berbasis Web.Medan: Journal MEANS (Media Informasi Analisa dan Sistem) Vol 2 No 2 Desember 2017.
  78. Pujadi, Tri dkk.(2015). Perancangan Sistem E-Procurement Pada PT Multi Eraguna Usaha. Jakarta Barat: Seminar Nasional Informatika 2009 (semnasIF 2009) ISSN: 1979-2328.
  79. Damayanti, Astrid dkk.(2016). Pengaruh Penerapan E-Procurement Sebagai Alat Pengendalian Pengadaan Barang/Jasa Pada Pemerintahan Kota Surabaya. Kota Surabaya: Jurnal Infestasi Vol 4 No 2 Desember 2016.
  80. Wahyuningsih, Sri Eti dkk.(2016).Implementasi Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Pada Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak, Masyarakat Dan Keluarga Berencana (BP2AMKB) Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak: Jurnal Ilmiah Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tajung Pura.
  81. Sutriatmoko dkk.(2015). Analisis Penerepan E-Procurement Obat Dengan Prosedur E-Purchasing Berdasarkan E-Catalague Di Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Di Jawa Tengah. Yogyakarta: Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi Vol 5 No 4 Desember 2015.
  82. Sofian, Siska dkk.(2015). Persepsi Penggunaan Pada Penerapan Lelang Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Salah Satu Wujud Peningkatan Kualitas Good Governance Di Kementrian Agama SE Sulawesi Utara. Manado: JURNAL RISET AKUNTANSI dan AUDITING Goodwill Vol 4 No 2 Desember 2015
  83. Sarpong, Patrick Boateng dkk.(2017). E-procurement Adoption Barriers in Retrospect: A Structural Equation Analysis of Ghanaian Hospitals. China : Canadian Journal Of Applied Science And Technology Vol 5 Issue 2 July 2017
  84. Dr. Eziyi O. Ibem dkk.(2015). E-Procurement Use In The South African Construction Industry. South Africa : Journal Of Information Technology in Construction-ISSN 1874-4753 Vol 20 January 2015
  85. Chibani, Akram dkk.(2017). Dynamic optimisation for highly agile supply chains in e-procurement context. France : International Journal Of Production Research March 2017
  86. Testa, Francesco dkk.(2014). Drawbacks and opportunities of green public procurement: an effective tool for sustainable production. Italy : Journal Of Cleaner Production September 2014
  87. Nurmandi, Achmad dkk.(2015). Making e-procurement work in a decentralized procurement system A comparison of three Indonesian cities. England: International Journal of Public Sector Management Vol.28 No.3

Contributors

Aprilia Nazla R