SI1411477628

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN BESARNYA

BONUS KARYAWAN PADA PT. ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI

DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg



Disusun Oleh :


NIM
: 1411477628
NAMA



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN BESARNYA

BONUS KARYAWAN PADA PT. ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI

DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Disusun Oleh:

NIM
: 1411477628
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: SISTEM INFORMASI
Konsentrasi
: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

 

 

Disahkan Oleh:

Tangerang, Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom.)
NIP: 000594
       
NIP: 078010



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN BESARNYA

BONUS KARYAWAN PADA PT. ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI

DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Dibuat Oleh:

NIM
: 1411477628
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan SISTEM INFORMASI

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh:

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Sutrisno, M.Kom)
   
(Meta Amalya Dewi, M.Kom)
NID: 10020
   
NID: 05065



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN BESARNYA

BONUS KARYAWAN PADA PT. ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI

DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Dibuat Oleh:

NIM
: 1411477628
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan SISTEM INFORMASI

Konsentrasi SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji:

Tangerang, Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______)
 
(_______)
 
(_______)
NID:
 
NID:
 
NID:



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN BESARNYA

BONUS KARYAWAN PADA PT. ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI

DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Disusun Oleh:

NIM
: 1411477628
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: SISTEM INFORMASI
Konsentrasi
: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2017

 
 
 
 
 
NIM: 1411477628

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Di era globalisasi ini, teknologi berkembang sangat pesat membuat segala kegiatan menjadi semakin mudah untuk dilakukan, terutama didalam proses bisnis. Di dalam dunia bisnis khususnya sebuah perusahaan, karyawan mempunyai andil yang cukup besar dalam pengembangan perusahaan. Untuk itu PT. Anggarda Paramitha Mandiri yang bergerak sebagai importir dari industri alat berat, truck dan parts trailer, dengan memberikan sebuah apresiasi pada karyawan berupa bonus. Tetapi dalam penentuan bonus, perusahaan selalu kebinggungan dalam menentukan besarnya bonus yang akan diberikan kepada karyawan. Akibatnya terjadilah kesalahan dalam memberikan bonus pada karyawan. Hal ini menyebabkan pihak manajemen kehilangan kepercayaan dari karyawan dan tentunya kehilangan banyak waktu. Dari permasalahan ini penulis mempertimbangkan untuk membuat sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan besarnya bonus karyawan. Metode yang dipilih yaitu simple additive weighting (saw) dengan memberikan bobot penilaian untuk kriteria absensi, masa kerja dan hasil kerja yang menjadi acuan dalam perhitungan bonus. Metode analisa yang digunakan oleh penulis yaitu metode SWOT dan PIECES yang akan dapat menganalisa apa saja yang diperlukan sistem tersebut. Tidak hanya dua metode itu, tapi juga dibuat elisitasi kebutuhan sistem, serta perancangan sistem berorientasi objek menggunakan Unified Modelling Language (UML) yang di implementasikan dalam bahasa pemrograman PHP dengan sublime text 3 dan pembuatan database pada MySQL. Dari penelitian ini tercipta sistem pendukung keputusan yang dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan bonus para karyawan sehingga tidak ada lagi kesalahan dan kekecewaan dari karyawan.


Kata kunci: penilaian, absensi, masa kerja, hasil kerja


ABSTRACT

The era of globalization, development of technology has increase rapidly make all the activities were become easy to do, especially in the business process. The business world, especially a company, employees have a big influence in the development of the company. PT. Anggarda Paramitha Mandiri which operates as an importer of heavy equipment, truck and parts trailer, to appreciate employees by giving bonuses. But to decide bonuses would gave to employees the company always distracted to decide the amount of the bonuses. As a result there was an error in giving bonuses to employees. This made the management to lose the trust of employees and certainly lost a lot of time. This problem made the authors consider to create a decision support system that can assist management to decide the amount of bonuses. The chosen methode is simple additive weighting (saw) with the quality of appraisment for the criteria of attendance, length of work and result of work to the reference in the bonus calculation. The analysis methods would used by author were SWOT method and PIECES to be able analyse what is requirement need to develop system. Not only the two methods, but also made the system requirements elicitation, and obyek oriented design system has apllyed Unified Modelling Language (UML), which is implemented in the programming language PHP with sublime text 3 and the MySQL database. This research created a decision support system that can assist management to decide employees' bonuses so that doesn’t made mistakes and disappointed of employees.


Key words: Appraisment, Attandance, lenght of work, result of work



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi. Adapun judul penulisan Laporan Skripsi ini yang diambil adalah “Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Besarnya Bonus Karyawan Pada Pt. Anggarda Paramitha Mandiri Dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW)”.

Penulisan laporan Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey, serta studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini..

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak ternilai harganya kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I (PUKET I) bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom. selaku Kepala Jurusan SISTEM INFORMASI.
  4. Bapak Sutrisno, M.Kom. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  5. Ibu Meta Amalya Dewi,M.Kom. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Ayahanda, Ibunda, dan Adik tercinta atas dukungan moril, materil, serta doa yang telah diberikan
  8. Seluruh Pimpinan dan Pegawai PT. Anggarda Paramitha Mandiri yang telah memberikan dukungan dan masukan yang berarti kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  9. Semua rekan mahasiswa-mahasiswi Perguruan Tinggi Raharja yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa dalam menambah ilmu pengetahuan.


Tangerang, Januari 2017
NURAENI SRI WULANDARI
NIM. 1411477628

Daftar isi

DAFTAR SIMBOL

Gambar 1. Simbol Use Case Diagram
Gambar 2. Simbol Activity Diagram
Gambar 3. Simbol Sequence Diagram
Gambar 3. Simbol Class Diagram


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahapan Metode Prototype

Gambar 2.1 Karakteristik sistem

Gambar 2.2 Siklus informasi (Information cycle)

Gambar 2.3 Skema Sistem Teknologi Informasi

Gambar 2.4 Contoh multiple selection

Gambar 2.5 Contoh command pallete

Gambar 2.6 Contoh Find in project

Gambar 2.7 Contoh Split Editing

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Penentuan Besarnya Bonus Karyawan

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem penentuan besarnya bonus karyawan

Gambar 4.1 Use case diagram sistem usulan

Gambar 4.2 Activity Diagram Admin Sistem Usulan

Gambar 4.3 Activity Diagram manajer personalia

Gambar 4.4 Activity Diagram Direktur

Gambar 4.5 Sequence Diagram Admin

Gambar 4.6 Sequence Diagram Manajer Personalia

Gambar 4.7 Sequence Diagram usulan Direktur

Gambar 4.8 Class Diagram

Gambar 4.9 Prototype Halaman Login

Gambar 4.10 Prototype Halaman Home

Gambar 4.11 Prototype Halaman Karyawan

Gambar 4.12 Prototype Halaman Input Karyawan

Gambar 4.13 Prototype Halaman Periode

Gambar 4.14 Prototype Halaman Input Periode

Gambar 4.15 Prototype Halaman Bonus

Gambar 4.16 Prototype Halaman Input Bonus

Gambar 4.17 Prototype Halaman Kriteria

Gambar 4.18 Prototype Halaman Input Kriteria

Gambar 4.19 Prototype Halaman Nilai

Gambar 4.20 Prototype Halaman Input Nilai

Gambar 4.21 Prototype Halaman Input Bonus Karyawan

Gambar 4.22 Prototype Halaman Data Bonus Karyawan

Gambar 4.23 Prototype Halaman Proses Bonus Karyawan

Gambar 4.24 Prototype Tampilan Data Proses Bonus

Gambar 4.25 Prototype Tampilan Print laporan bonus karyawan

Gambar 4.26 Tampilan Login

Gambar 4.27 Tampilan Home

Gambar 4.28 Tampilan Menu karyawan

Gambar 4.29 Tampilan input data karyawan

Gambar 4.30 Tampilan Periode

Gambar 4.31 Tampilan Input Periode

Gambar 4.32 Tampilan Bonus

Gambar 4.33 Tampilan Input Bonus

Gambar 4.34 Tampilan Kriteria

Gambar 4.35 Tampilan Input Kriteria

Gambar 4.36 Tampilan Nilai kriteria

Gambar 4.37 Tampilan Input Nilai Kriteria

Gambar 4.38 Tampilan Input Nilai Karyawan

Gambar 4.39 Tampilan Data Nilai Karyawan

Gambar 4.40 Tampilan Proses bonus karyawan

Gambar 4.41 Tampilan Data Proses Bonus Karyawan

Gambar 4.42 Tampilan print laporan bonus karyawan

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Strategi SWOT

Tabel 3.2 Hasil Analisa Performance

Tabel 3.3 Hasil Analisa Information

Tabel 3.4 Hasil Analisa Economy

Tabel 3.5 Hasil Analisa Control

Tabel 3.7 Hasil Analisa Service

Tabel 3.8 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.9 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.10 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.11 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Perbedaan Sistem yang berjalan dengan sistem usulan

Tabel 4.2 Spesifikasi Basis Data Tabel karyawan

Tabel 4.3 Spesifikasi Basis Data User

Tabel 4.4 Spesifikasi Basis Data File Duit

Tabel 4.5 Spesifikasi Basis Data File Rangking

Tabel 4.6 Spesifikasi Basis Data File Periode

Tabel 4.7 Spesifikasi Basis Data File Nilai

Tabel 4.8 Spesifikasi Basis Data File Bonus

Tabel 4.9 Spesifikasi Basis Data File Kriteria

Tabel 4.10 Kriteria

Tabel 4.11 Nilai kriteria absen

Tabel 4.12 Nilai kriteria masa kerja

Tabel 4.13 Nilai kriteria hasil kerja

Tabel 4.14 Penilaian karyawan menurut absen

Tabel 4.15 Penilaian karyawan menurut Masa Kerja

Tabel 4.16 Penilaian Karyawan Menurut Hasil Kerja

Tabel 4.17 Perangkingan Normalisasi

Tabel 4.18 Bonus karyawan yang didapat

Tabel 4.19 Spesifikasi Hardware Usulan

Tabel 4.20 Black Box testing SPK

Tabel 4.21 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.22 Estimasi biaya

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di zaman globalisasi ini, teknologi komputer berkembang sangat pesat membuat segala kegiatan menjadi semakin mudah untuk dilakukan, terutama didalam proses bisnis. Untuk menunjang proses bisnis yang ada, diperlukan teknologi yang dapat memberikan informasi yang baik. Dengan adanya sistem informasi yang baik maka akan memberikan kemudahan dalam mengakses berbagai hal yang berhubungan dengan perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan karyawan merupakan salah satu elemen yang penting. Oleh sebab itu banyak perusahaan yang memberikan penghargaan kepada karyawannya selain dari memberikan gaji. Penghargaan biasanya berupa bonus yang merupakan kompensasi dari kinerja seorang karyawan. Setiap instansi seringkali memberikan bonus disamping gaji pokok untuk memacu kinerja dan produktifitas kerja karyawannya. Besarnya bonus tersebut juga tergantung dari peraturan instansi masing-masing.

PT. ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI bergerak sebagai importir dari industri alat berat, truck dan parts trailer, saat ini belum mempunyai sebuah sistem penentuan pemberian bonus karyawan yang dapat berjalan secara efektif. Seringkali manajer perusahaan mengalami kebingungan dalam menentukan besarnya bonus yang layak diterima oleh karyawan. Keadaan ini membuat manajer kehilangan banyak waktu yang tersita dalam memilih, menimbang hingga memutuskan bonus para karyawan.

Pada dasarnya sebuah perusahaan ingin membuat setiap langkah menjadi semakin mudah, cepat dan efektif. Dari pertimbangan diatas penulis tertarik membuat sebuah sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode simple additive weighting (saw). Metode ini dipilih karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternate lainnya, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah yang besarnya bonus yang diterima karyawan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Dengan metode tersebut diharapkan penilaian akan lebih akurat.

Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat membantu manajer perusahaan tanpa dalam mengambil keputusan, tanpa perlu kehilangan banyak waktu dalam proses menentukan bonus karyawan dengan tepat, akurat dan efektif. Sejalan dengan permasalahan yang ada, maka penulis mengambil judul “APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN BESARNYA BONUS KARYAWAN PADA PT. ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis menuliskan beberapa permasalahan sebagai berikut;

  1. Apa saja kendala yang ada pada sistem penentuan besarnya bonus karyawan yang berjalan saat ini?

  2. Bagaimana menerapkan metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam menentukan besarnya bonus karyawan?

  3. Bagaimana merancang aplikasi untuk menentukan besarnya bonus karyawan berdasarkan metode Simple Additive Weighting (SAW)?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini adalah untuk mempermudah penulisan skripsi agar lebih terarah, dan berjalan dengan baik, maka perlu dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada sistem ini yaitu;

  1. Penelitian dilakukan di PT. Anggarda Paramitha Mandiri.

  2. Sistem yang dibuat hanya pada proses penentuan besarnya bonus karyawan PT. Anggarda Paramitha Mandiri.

  3. Metode pengujian yang digunakan pada metode penelitian skripsi ini menggunakan Black box testing.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dapat diperoleh adalah:

  1. Untuk mengetahui kendala yang ada pada sistem penentuan besarnya bonus karyawan pada perusahaan yang sedang berjalan saat ini.

  2. Untuk mengetahui cara menerapkan metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam menentukan besarnya bonus karyawan.

  3. Untuk merancang aplikasi sistem pendukung keputusan yang berfungsi menentukan besarnya bonus karyawan dengan metode Simple Additive Weighting(SAW).

Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

  1. Dapat teridentifikasinya kendala apa saja yang ada pada sistem penentuan besarnya bonus karyawan pada perusahaan yang berjalan saat ini.

  2. Dapat diterapkannya metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam menentukan besarnya bonus karyawan pada PT. Anggarda Paramitha Mandiri.

  3. Dapat dihasilkannya rancangan aplikasi sistem pendukung keputusan yang berfungsi memudahkan manager dalam menentukan besarnya bonus karyawan.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi

  2. Adalah suatu metode untuk mendapatkan data dengan jalan pengamatan secara langsung ke lokasi sumber data dengan cara mengumpulkan data, informasi dan mempelajari catatan serta dokumen yang ada dan penulis melakukan observasi langsung ke PT. Anggarda Paramitha Mandiri yang beralamat di jalan Malaka Bulak, RT.015/012, kel. Rorotan, kec. Cilincing, Jakarta Utara.

  3. Metode Wawancara

  4. Metode ini dengan cara wawancara atau tanya jawab pada stakeholder PT. Anggarda Paramitha Mandiri.

  5. Metode Studi Pustaka

  6. Metode untuk mendapatkan informasi dari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian.

Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penulisan skripsi ini bertujuan untuk membuat baru sistem dan menggantikan sistem yang lama dengan menggunakan Prototype.

Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.

Tahapan-tahapan Metode Prototype, sebagai berikut :

  1. Pengumpulan Kebutuhan

  2. Pada tahap ini penulis menganalisa apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem. Untuk mengetahuinya di maka penulis menggunakan analisa SWOT dan analisa PIECES. Analisa SWOT (Strengths Weakness Opportunities Threats) sebagai upaya untuk membantu dalam mengidentifikasi faktor luar (external) dan faktor dalam (internal) perusahaan secara sistematis, dan dijadikan indikator untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap PT. Anggarda Paramitha Mandiri, sehingga dapat membantu terbentuknya penyampaian informasi secara akurat.

    Selain metode analisa SWOT penulis juga menggunakan metode analisa PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service) yang dapat mengetahui permasalahan dari kinerja, informasi, ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan layanan sistem yang berjalan. Dari analisis ini biasanya didapatkan beberapa masalah utama. Hal ini penting karena biasanya yang muncul dipermukaan bukan masalah utama, tetapi hanya gejala dari masalah utama saja.

    Setelah penulis menganalisa dengan kedua metode tersebut, maka penulis juga melakukan analisa terhadap prosedur sistem berjalan dan menggambarkannya menggunakan diagram UML (diagram usecase dan diagram activity), selanjutnya penulis membuat elisitasi yang terdiri dari elisitasi tahap 1, elisitasi tahap 2, elisitasi tahap 3, dan final draft elisitasi. Pembuatan elisitasi tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan sistem.

  3. Membangun Prototyping

  4. Pada tahap membangun prototyping ini dibuat model diagram Unified Modelling Language (UML) seperti Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram untuk menggambarkan sistem yang akan diusulkan atau dibuat.

  5. Evaluasi Prototyping

  6. Setelah prototype dirancang maka dilakukan evaluasi prototyping untuk dilakukan menuju ketahap selanjutnya.

  7. Mengkodekan Sistem

  8. Pada tahap ini sistem yang ingin dibuat akan dibuat kedalam bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dengan menggunakan editor Sublime Text 3 dan database yang digunakan adalah MySQL. Sedangkan untuk menghubungkan aplikasi dengan database yang bersifat client server digunakan Xampp.

  9. Menguji Sistem

  10. Untuk menguji sistem penulis menggunakan black box testing, dimana pengujian perangkat lunak melalui test fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja.

  11. Evaluasi Sistem

  12. Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.

  13. Menggunakan sistem

  14. Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Gambar 1.1 Tahapan Metode Prototype

Sistematika Penulisan

Agar mendapatkan pemahaman tentang penulisan Laporan Skripsi ini, penulis mengelompokkan beberapa materi dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang definisi ilmu yang diambil dari buku yang berkaitan dengan penyusunan penelitian skripsi serta membahas mengenai teori-teori antara lain, Teori Umum, Teori Khusus, dan Literature Review.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Berisi tentang gambaran umum perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah serta user requirement yang terdiri dari elisitasi tahap 1,2,3 dan final.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisi tentang perancangan sistem baru yang lebih sistematis dan akan dijelaskan dalam bentuk usulan prosedur baru yaitu menggunakan unifield modeling language (UML), rancangan basis data, prototype dan rancangan tampilan sistem yang diusulkan sampai dengan implementasi program.

BAB V PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saransaran yang diberikan sebagai tindak lanjut yang diperlukan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisi studi pustaka yang digunakan sebagai referensi untuk menyusun laporan Skripsi.

LAMPIRAN

Lampiran ini merupakan daftar yang memuat keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Hutahaean (2014:2)[1], “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan, atau untuk melakukan sasaran tertentu”.

Menurut Sutarman (2012:13)[2], “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Menurut Taufiq (2013:2)[3], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut Djahir dan Pratita (2012:46)[4], “Sistem haruslah saling terdiri atas berbagai komponen/elemen yang saling berhubungan/berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan”.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapatkan disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan-kumpulan yang saling terhubung dan dan membentuk suatu kesatuan yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Karakteristik sistem menurut Hutahaean (2014:3)[1], terdiri dari:

  1. Komponen

  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

  3. Batasan Sistem (boundary)

  4. Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

  5. Lingkungan Luar Sistem (environment)

  6. Lingkungan Luar Sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan menganggu kelangsungan hidup dari sistem.

  7. Penghubung Sistem (interface)

  8. Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

  9. Masukan Sistem (input)

  10. Masukkan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input) dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh, dalam sistem komputer program adalah data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  11. Keluaran Sistem (Output)

  12. Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

  13. Pengolah Sistem

  14. Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data-data menjadi laporan keuangan.

  15. Sasaran Sistem

  16. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) dan sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Gambar 2.1 Karakteristik sistem
Klasifikasi Sistem

Menurut Hutahaean (2014:6)[1], sistem memiliki beberapa klasifikasikan dalam sudut pandang:

  1. Klasifikasi sistem sebagai :

    1. Sistem abstrak (abstract system)

    2. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.

    3. Sistem abstrak (abstract system)

    4. Sistem fisik adalah sistem yangada secara fisik.

  2. Sistem diklasifikasikan sebagai :

    1. Sistem Alamiyah (natural system)

    2. Sistem alamiyah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi.

    3. Sistem buatan manusia (human made sistem)

    4. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin (human machine system)

  3. Sistem diklasifikasikan sebagai :

    1. Sistem tertentu (deterministic sistem)

    2. Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.

    3. Sistem tak tentu (probabilistick sistem)

    4. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.

  4. Sistem diklasifikasikan sebagai :

    1. Sistem tertutup (close system)

    2. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkunagn luar. Sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.

    3. Sistem terbuka (open system)

    4. Sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendali yang baik.

Daur Hidup Sistem

Menurut Rusdian dan Irfan (2014:39)[5], Daur hidup sistem terbagi menjadi lima sistem, yaitu;

  1. Mengenali adanya kebutuhan

  2. Sebelum segala sesuatu terjadi, akan timbul kebutuhan yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil perkembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas sistem yang ada. Semua data ini harus didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektivitas.

  3. Pembangunan Sistem

  4. Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisis kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

  5. Pemasangan Sistem

  6. Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem sebenarnya, yang merupakan langkah akhir pembangunan sistem.

  7. Pengoperasian Sistem

  8. Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk sistem informasi semuanya bersifat stalis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk mengatasi perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki dan diperbaharui.

  9. Sistem menjadi usang

  10. Terkadang perubahan terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Dengan demikian, secara ekonomis dan teknis sistem yang ada tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Maimunah dkk. dalam jurnal CCIT Vol.5 No.3 (2012:284)[6] , “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti lagi bagi penerimanya dan bermanfaat dalam membuat keputusan”.

Menurut Tyoso (2016:21)[7], “Informasi adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada konsep kerangka kerja yang umum dan fakta-fakta yang diketahui.”

Menurut Djahir dan Pratita (2012:10)[4] , “Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan”.

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah kumpulan data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya.

Siklus Informasi

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, yang berarti menghasilkan keputusan dan melakukan tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya yang disebut dengan siklus informasi (information cycle). Siklus ini juga disebut dengan siklus pengolahan data (data processing cycle). (Jeperson Hutahaean, 2014:10)[1]

Gambar 2.2 Siklus informasi (Information cycle)
Nilai Informasi

Informasi merupakan salah satu hal yang dapat membantu proses pengambilan keputusan. Tetapi hanya informasi yang bermanfaat dan memiliki nilai yang dijadikan acuan untuk mengambil keputusan.

Menurut Sutarman (2012:14)[8] , Nilai dari informasi ditentukan oleh lima hal, yaitu:

  1. Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat.

  2. Untuk mendapatkan pengalaman.

  3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.

  4. Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merfleksikan pengalaman masa lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer dari membuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.

  5. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

Fungsi Informasi

Menurut Hutahaean (2014:9)[1], “Fungsi utamanya yaitu : menambah pengetahuan atau mengurangi ketidak pastian pemakai informasi, karena informasi berguna memberikan gambaran tentang suatu permasalahan sehingga pengambil keputusan dapat menentukan lebih cepat, informasi juga memberikan standart, aturan maupun indikator bagi pengambil keputusan”.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Hutahaean (2014:13)[1], “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang dibutuhkan”.

Menurut Jhon F. Nash dalam Djahir dan Pratita (2012:14)[4], “sistem informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengembalian yang tepat”.

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang dapat membantu manajemen dan pemakai sistem baik kebutuhan pengelolaan transaksi keseharian sampai ketingkat manajemen.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Hutahaean (2014:13)[1], komponen sistem terdiri dari 6 blok bangunan, yaitu:

  1. Blok Masukan (Input Block)

  2. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  3. Blok Model (Model Block)

  4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  5. Blok Keluaran (Output Block)

  6. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  7. Blok Teknologi (Technology Block)

  8. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

    Blok teknologi terdiri dari teknisi (Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).

  9. Blok Basis Data (Database Block)

  10. Bmerupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  11. Blok Kendali (Controls Block)

  12. Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperature tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.

Konsep Dasar Teknologi Informasi

Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Rusdian dan Irfan (2014:52)[9], “Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan”.

Dengan kata lain, adanya Teknologi Informasi membuat segala sesuatu menjadi mudah. Mendapatkan infomasi dengan cepat, akurat dan relevan.

Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Rusdian dan Irfan (2014:55)[9], Komponen utama sistem teknologi infomasi berupa:

  1. Data

  2. Perangkat Keras(Hardware)

  3. Perangkat Lunak(Software)

  4. Perangkat Jaringan(Netware)

  5. Orang(Brainware)

Gambar 2.3 Skema Sistem Teknologi Informasi
Peranan Teknologi Informasi

Menurut Rusdian dan Irfan (2014:56)[9], Peran yang dapat diberikan oleh teknologi informasi adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi, seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Peran teknologi informasi dapat dijadikan saran kerja sama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lain tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Menurut Spits Warnars, dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:84)[10], “Database baik dalam bentuk database terstruktur dan tidak terstruktur dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan tetap untuk merekam kegiatan proses transaksi bisnis. Database terstruktur merupakan organisasi kumpulan data yang menggunakan system manajemen database yang didukung konsep DML (Data Manipulation Language) dan DDL (Data Definition Language). Dimana DML merupakan proses manipulasi yang menggunakan perintah sql seperti select, insert, update, delete, dan lain-lain sedangkan DDL merupakan proses pendefinisian database yang menggunakan perintah sql seperti create, table, drop table, dan lain-lain”.

Menurut Untung Rahardja, dkk, dalam Jurnal CCIT Vol. 4 No. 3 (2011:238)[11], “Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu. Database digunakan untuk menyimpan data agar data tersebut dapat dimanipulasi dengan mudah, terjamin keakuratannya , efisien dalam penyimpanannya, dan tentu saja dapat dengan mudah untuk diakses kembali”.

Menurut Dan Michael A. Cortez, dkk, dalam International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT) Vol.6 (2) (2015:1143)[12], “A database is a collection of information that is organized so that it can easily be retrieved, managed, and updated. In one view, databases can be classified according to types of content: bibliographic, full-text, numeric, and images”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa database adalah tempat penyimpanan berupa sekumpulan tabel-tabel yang berisi data-data sebuah transaksi bisnis untuk dapat diakses dengan mudah.

Konsep Dasar Analisa Sistem

Definisi Analisa Sistem

Menurut Yakub (2012:142)[13], “Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan)”.

Menurut Henderi, dkk, dalam Journal CCIT Vol.4 No.3 (2011:322)[14], “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa analisa sistem adalah suatu proses mengindentifikasi permasalahan yang ada dan mencari solusinya sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang dapat digunakan sesuai kebutuhan.

Definisi Analisa Sistem

Menurut Tyoso (2016:18)[7], Analisis sistem memiliki contoh yang baik dari pendekatan sistem untuk memecahkan masalah. Prinsip-prinsip analisis sistem adalah :

  1. Mendefinisikan masalah. Masalah yang akan dipecahkan dengan sistem diatur berkenaan dengan lingkungan tempat sistem berinteraksi.

  2. Menyatakan sasaran sistem. Tujuan umum dan khusus yang ingin dicapai yang berkaitan dengan keefektifan ditetapkan dan diumumkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

  3. Menetapkan batas sistem (system Boundaries). Pembatas antara sistem yang baru dengan lingkungannya harus diperinci. Hubungan sistem (interface) yang berkaitan dengan masukan dan keluaran harus ditegaskan.

  4. Menetapkan kendala sistem. Kendala pada sistem dan proses pengembangannya, seperti biaya dan jangka waktu untuk pengembangan sistem, harus dipastikan.

  5. Dekomposisi sistem. Sistem dipecah kedalam sub-subsistem yang saling terkait dan berhubungan dengan lingkungannya. Hubungan antar subsistem ditentukan sehingga seorang analis sistem mampu melihat sistem dengan terinci. Subsistem yang berada pada tingkat bawah lah yang nantinya dirancang dan menjadi bagian sistem yang ditetapkan.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[15], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, yaitu pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional serta persiapan untuk rancang bangun implementasi, yakni menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Sugianto dalam Zohrahayati (2013:28)[16], ”Perancangan Sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan peran suatu sistem informasi berbasis komputer”.

Berdasarkan definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah pembuatan desain dari tahapan setelah menganalisa sistem berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan pada sistem yang akan dibuat.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[15], Tahap Perancangan atau Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem ;

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al-Jufri (2011:141)[17], tahap-tahap rancangan sistem yaitu:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinci

  2. Analis bekerja sama dengan user dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem.

    Alat-alat dokumentasi yang populer yaitu:

    1. Kamus data (Data dictionary) ;

    2. Flowchart ;

    3. Flowchart ;

    4. Model hubungan objek ;

    5. Spesifikasi kelas.

  3. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

  4. Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

  5. 3. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

  6. Analis bekerjasama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

  7. Memilih Konfigurasi Terbaik

  8. Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS (Management Information System).

  9. Menyiapkan Usulan Penerapan

  10. Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, serta biaya yang harus dikeluarkan.

  11. Menyetujui atau menolak penerapan sistem

  12. Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modelling Language)

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:13)[18], “UML adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisa & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemograman berorientasi objek”.

Menurut Herlawati (2011:6)[19], “Bahwa beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi”.

Menurut Nugroho (2011:119)[20], “Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa untuk menspesifikasi, memvisualisasi, serta mengkonstruksi bangunan dasar sistem perangkat lunak, termasuk melibatkan pemodelan aturan-aturan bisnis. UML merupakan perkakas utama untuk analisis dan perancangan sistem berorientasi objek”.

Menurut Maddirala Jagadish, dkk, dalam International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT) Vol.5 (6) (2014:7245)[21], “UML is a general-purpose visual modelling language that is used to specify, visualize, construct, and document the artifacts of the software system. UML is a method for describing the system architecture in detail using the blueprint. UML represents a collection of best engineering practices that have proven successful in the modelling of large and complex systems. UML is a very important part of developing objects oriented software and the software development process”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk permodelan untuk menspesifikasikan aturan-aturan bisnis dalam program berorientasi objek.

Tipe – tipe Diagram UML (Unified Modelling Language)

Menurut Widodo (2011:10)[22], “Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misanya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi”.

Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain:

  1. Diagram kelas (Class Diagram)

  2. Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

  3. Diagram paket (Package Diagram)

  4. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

  5. Diagram use-case (Usecase Diagram)

  6. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

  7. Diagram interaksi dan sequence (Sequence Diagram)

  8. Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah iterasiksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

  9. Diagram komunikasi (Communication Diagram)

  10. Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

  11. Diagram statechart (Statechart Diagram).

  12. Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.

  13. Diagram aktivitas (Activity Diagram).

  14. Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

  15. Diagram komponen (Component Diagram).

  16. Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

  17. Diagram deployment (deployment diagram).

  18. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya. Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flow diagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.

Tujuan UML (Unified Modelling Language)

Menurut Yasin (2012:268)[23], tujuan UML diantaranya adalah:

  1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum ;

  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman dan proses rekayasa ;

  3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

Konsep Dasar Prototyping

Definisi Prototyping

Menurut Rizky (2011:169)[24], “Prototyping adalah sebuah proses yang melakukan simulasi terhadap sebuah sistem dan dapat dibuat dengan cepat. Prototyping juga merupakan sebuah teknik analisis iteratif dimana user terlibat secara aktif dalam proses desain layar dan laporan”.

Dari definisi prototyping di atas, dapat dikatakan bahwa prototyping biasanya hanya mensimulasikan beberapa aspek dari fitur program akhir, dan mungkin juga sama sekali berbeda dari pelaksanaan akhir program nantinya.

Kelebihan dan Kekurangan Prototyping

Menurut Rizaldi (2014:31)[25], kelebihan dan kekurangan prototyping adalah sebagai berikut :

  1. Kelebihan Prototyping adalah :

    1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan atau user

    2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.

    3. Pelanggan dapat berperan aktif dalam pengembangan sistem

    4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem

    5. Penerapan sistem menjadi lebih mudah karena pemakai sudah mengetahui seperti apa sistem yang dibangun dari prototype.

  2. Kekurangan Prototyping adalah :

    1. Pelanggan kadang tidak menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas secara keseluruhan.

    2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek, sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan bahwa prototyping sebenarnya hanya cetak biru sistem.

Testing

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:272)[18], “Pengujian perangkat lunak adalah sebuah elemen sebuah topik yang memiliki cakupan luas dan sering dikaitkan dengan verifikasi (verification) dan validasi (validation) (V&V)”.

Menurut Rizky (2011:237)[24], “Testing adalah sebuah proses yang diejawanahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.”.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa testing atau pengujian adalah proses rekayasa perangkat lunak yang terintegrasi dan memiliki cakupan yang luas untuk memastikan kualitas dari kebutuhan yang telah disepakati dari awal.

Teori Khusus

Aplikasi

Menurut Mulia dalam jurnal Pelita Informatika Budi Darma Vol.8 No.3 (2014:130)[26], “Aplikasi adalah suatu program komputer untuk pemakai tertentu dan untuk dapat menyelesaikan masalah tertentu atau melakukan kegiatan tertentu, contoh menghasilkan kuitansi, bon, mencetak laporan atau memasukkan data-data baru kedalam file”.

Menurut Walse, dalam International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT) Vol.7 (5) (2016:2281)[27], “Applications: The major uses of information systems for the operations, Management, and competitive advantage of an enterprise, including electronic commerce and collaboration using the Internet”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah suatu program komputer yang dapat menolong manusia dalam melakukan suatu aktivitas sesuai kebutuhan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.

Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Definisi Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Bonczek, dkk dalam Nofriansyah (2014:1)[28], “Mendefinisikan sistem pendukung keputusan sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi, sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen sistem pendukung keputusan lain), sistem pengetahuan (repository pengetahuan domain masalah yang ada pada sistem pendukung keputusan atau sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan)”.

Menurut Nofriansyah (2014:1)[28],“Sistem Pendukung Keputusan (SPK) biasanya dibangun untuk mendukung solusi atau masalah atau untuk suatu peluang”.

Menurut Rindi Savitri, dalam jurnal Pelita Informatika Budi Darma Vol. 8 No. 3 (2014:168)[29]), “Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan yang terstruktur maupun yang semi terstruktur dengan menggunakan data atau model”.

Menurut Ramanathan dan Jadhav, dalam International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT) Vol.7 (5) (2016:2356)[30], “The tools and techniques that supports managerial decision making with the help of information and techniques to handle complex, semi-structured and unstructured problems is called as Decision Support System (DSS)”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan (spk) adalah sebuah sistem berbasis komputer yang dibangun bertujuan untuk membantu pihak manajemen dalam pengambilan sebuah keputusan.

Karakteristik Sistem pendukung Keputusan

Menurut Valverde, dalam International Journal of Information and Communication Technology Research (IJICT) Vol.1 No.3 (2011:2223)[31] , “A decision support system can be described as an interactive, computer based system designed to help decision-makers to solve poorly structured problems”.

Dengan kata lain, sistem pendukung keputusan dibuat untuk membantu memecahkan suatu masalah. Sehingga terdapat beberapa karakteristik untuk menjadi sebuah sistem pendukung keputusan (spk).

Karakteristik sistem pendukung keputusan (spk) ada 6 menurut Nofriansyah (2014:1), sebagai berikut :

  1. Mendukung proses pengambilan keputusan suatu organisasi atau perusahaan.

  2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan.

  3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur serta mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi.

  4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.

  5. Memiliki subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai suatu kesatuan sistem.

  6. Memiliki dua komponen utama yaitu data dan model.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Nofriansyah (2014:3)[28], sistem pendukung keputusan dibangun oleh tiga komponen utama, yaitu:

  1. Sub sistem Data (Database)

  2. Subsistem data merupakan komponen sistem pendukung keputusan yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan untuk diorganisasikan dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis data (Database Management System).

  3. Subsistem Model (ModelBase)

  4. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variable alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang harus diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.

  5. Subsistem Dialog (User System Interface)

  6. Subsistem dialog adalah fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.

Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Nofriansyah (2014:4)[28], sistem pendukung keputusan memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  1. Membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah yang terstruktur atas masalah yang terstruktur.

  2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.

  3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil lebih dari pada perbaikan efesiensinya.

  4. Kecepatan komputasi computer memungkinkan para pengambil keputusan untuk banyak melakukan komputasi secara cepat dengan biaya rendah.

  5. Peningkatan produktivitas membangun suatu kelompok pengambilan keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal.

Konsep Dasar Bonus

Menurut Somadinata (2010:86)[32], “Bonus adalah tambahan gaji yang diberikan perusahaan karena sesuatu hal/prestasi”.

Bonus dapat ditentukan oleh masing-masing instansi perusahaan. Menurut Menurut Somadinata (2010:86)[32], Bentuk bonus dapat bermacam-macam, antara lain:

  1. Uang tunai

  2. Biaya umroh gratis

  3. Tur dalam atau luar negeri

  4. Pinjaman lunak

  5. Tunjangan Hari Raya, yang dibayarkan lebih dari ketentuan.

  6. Gaji ke-13 atau ke-14

  7. Pemberian lainnya.

Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Menurut Nofriansyah (2014:11))[28], “Metode simple additive weighting sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan berbobot. Konsep dasar metode simple additive weighting adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode simple additive weighting membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) kesuatu skala yang didapat diperbandingkan dengan semua ratingn alternative yang ada”.

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut:

Dimana dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj : 1,2…..,m dan j = 1,2…..,n

Keterangan :

  • Max Xij = Nilai terbesar dari setiap kriteria i.
  • Min Xij = Nilai terkecil dari setiap kriteria i.
  • Xij = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria.
  • Benefit = Jika nilai terbesar adalh terbaik.
  • Cost = Jika nilai terkecil adalah terbaik.

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

  • Vi= Rangking untuk setiap alternative
  • Wj= Nilai bobot rangking (dari setiap kriteria).
  • rij = Nilai rating kinerja ternomalisasi

Nilai V, yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif A, lebih terpilih.

Metode ini tentu saja memiliki keunggulan dari metode algoritma yang lain. Keunggulan dari metode simple additive weighting dibandingkan dengan metode sistem keputusan yang lain terletak pada kemampuannya dalam melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot tingkat kepentingan yang dibutuhkan. Dalam metode SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada kemudian dilakukannya proses perangkingan yang jumlah nilai bobot dari kriteria dijumlahkan setelah menentukan nilai bobot dari setiap kriteria (Nofriansyah, 2014:12).

Konsep Dasar SWOT

Definisi SWOT

Menurut Fahmi (2013:252)[33] , mengemukakan bahwa “SWOT dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif”.

Menurut Rangkuti (2011:199)[34], “penelitian ini menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor interna ldan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strength, dan weakness serta lingkungan external opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor external peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahannya.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Analisa SWOT adalah Sebuah metode analisa untuk mengetahui keadaan organisasi baik dari faktor internal maupun eksternal.

Tujuan Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011:19)[34], “tujuan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organanisasi”

Manfaat Analisa SWOT

Menurut Hendro (2011:289)[35], banyak manfaat yang bila kita melakukan analisa masalah secara SWOT yaitu Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats sebelum diambil keputusan untuk dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa mempertimbangkan dan melakukan analisa masalah, manfaatnya adalah:

  1. Dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi.

  2. Untuk membuat rekomendasi.

  3. Informasi lebih akurat.

  4. Untuk mengurangi resiko akibat dilakukannya keputusan yang berkali-kali.

  5. Menjawab hal yang bersifat intuitif atas keputusan yang bersifat emosional.

Konsep Dasar Metode Analisa PIECES

Definisi Analisa Pieces

Menurut Ragil dalam Rizal, dkk (2013:20)[36], “Metode PIECES adalah metode analisis sebagai dasar untuk memperoleh pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik. Dalam menganalisis sebuah sistem, biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi dan pelayanan pelanggan”.

Menurut Susena, dkk dalan jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta Vol.1 No.3 (2015)[37], “Analisis PIECES digunakan untuk melakukan pemotretan terhadap sistem yang sedang berjalan. Dengan menggunakan analisis PIECES ini akan diperoleh kelebihan dan kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, sehingga dapat disimpulkan untuk perbaikan”.

Dengan kata lain Metode Analisa PIECES adalah metode analisa sebuah sistem yang sedang berjalan dengan mencari kelebihan dan kekurangan dengan spesifik, sehingga dapat mengetahui apa kebutuhan sistem yang dianalisa.

Variabel Metode Pieces

Menurut Taufiq (2013:154)[3], “Analisa PIECES merupakan analisa yang melihat sistem dari Performance, Information/Data, Economic, Control/Security, Efficiency, dan Services.

  1. Kehandalan (Performance)

  2. Kehandalan suatu sistem merupakan variabel pertama dari PIECES dimana mempunyai peran penting untuk melihat sejauh mana dan seberapa handalkah suatu sistem informasi dalam berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan.

    Variabel ini dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam mengevaluasi sistem dengan memperhatikan 2 komponen berikut :

    1. Kemampuan suatu sistem dalam mengerjakan sejumlah perintah/penugasan dalam periode waktu yang telah ditentukan, dengan baik dan tanpa hambatan (errors).

    2. Cepat atau lambatnya kemampuan sistem dalam merespon suatu perintah/program pembatalan ataupun permintaan terhadap suatu transaksi.

    Hal ini dapat disesuaikan juga dengan capability komputer yang digunakan dalam pemrosesan. Bila komponen dalam komputer untuk memenuhi suatu requirement sistem tinggi, maka seharusnya response time yang diperlukan cepat.

  3. Informasi (Infromation)

  4. Informasi merupakan komoditas krusial bagi pengguna akhir. Evaluasi terhadap kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat perlu dilakukan untuk menyikapi peluang dan menangani masalah yang muncul. Dalam hal ini meningkatkan kualitas informasi tidak dengan menambah jumlah informasi, karena terlalu banyak informasi malah akan menimbulkan masalah baru.

  5. Analisis Ekonomi (Economic)

  6. Alasan ekonomi barangkali merupakan motivasi paling umum bagi suatu proyek. Pijakan bagi kebanyakan manajer adalah biaya atau rupiah. Persoalan ekonomis dan peluang berkaitan dengan masalah biaya.

  7. Analisis Keamanan (Security)

  8. Tugas-tugas bisnis perlu dimonitor dan dibetulkan jika ditemukan kinerja yang di bawah standar. Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah, atau mendeteksi kesalahan sistem, menjamin keamanan data, dan persyaratan.

  9. Analisis Efisiensi (Efficiency)

  10. Efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input yang sekecil mungkin. Berikut adalah suatu indikasi bahwa suatu sistem dapat dikatakan tidak efisien :.

    1. Banyak waktu yang terbuang pada aktivitas sumber daya manusia, mesin, atau komputer.

    2. Data dimasukkan atau disalin secara berlebihan.

    3. Data diproses secara berlebihan.

    4. Informasi dihasilkan secara berlebihan.

    5. Usaha yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.

    6. Material yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.

  11. Analisis Layanan (Services)

  12. Berikut adalah keriteria penilaian dimana kualitas suatu sistem bisa dikatakan buruk :

    1. Sistem menghasilkan produk yang tidak akurat.

    2. Sistem menghasilkan produk yang tidak konsisten.

    3. Sistem menghasilkan produk yang tidak dipercaya.

    4. Sistem tidak mudah dipelajari.

    5. Sistem tidak mudah digunakan.

    6. Sistem canggung untuk digunakan

    7. Sistem tidak fleksibel.

Konsep Dasar MySQL

Definisi MYSQL

Menurut Kadir (2013:15)[38], “MySQL adalah nama database server. Database server adalah server yang berfungsi untuk menangani database. Database adalah suatu pengorganisasian data dengan tujuan memudahkan penyimpanan dan pengaksesan data. Dengan menggunakan MySQL, kita bisa menyimpan data dan kemudian data bisa diakses dengan cara mudah dan cepat”.

Menurut Anisya, dalam Jurnal Momentum Vol.15 No.2 (2013:15)[39], “MySQL adalah suatu perangkat lunak database relasi (Relational Database Management System atau DBMS), seperti halnya ORACLE, POSTGRESQL, MSSQL, dan sebagainya. SQL merupakan singkatan dari Structure Query Language, didefinisikan sebagai suatu sintaks perintah-perintah tertentu atau bahasa program yang digunakan untuk mengelola suatu database. Jadi MySQL adalah softwarenya dan SQL adalah bahasa perintahnya”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa MYSQL adalah sebuah software yang dapat mengelola sebuah database untuk dapat diakses dengan cepat dan mudah.

Perintah Dasar Membuat MYSQL

Budi Raharjo (2011:22)[40], berkata bahwa dalam menjalan MySQL diperlukan berbagai perintah untuk membuat suatu database, berikut ini disebutkan beberapa perintah dasar dalam menggunakan MySQL. Untuk menjalankan MySQL pertama kali cukup dengan mengetikkan MYSQL pada Command Prompt. Perintah-perintahnya adalah sebagai berikut:

  1. Menampilkan database : SHOW DATABASE;

  2. Membuat database baru : CREATE DATABASE database;

  3. Memilih database yang akan digunakan : USE database;

  4. Menampilkan tabel : SHOW TABLE;

  5. Membuat tabel baru: CREATE TABLE (field spesifikasi_field,...);

  6. Menampilkan struktur tabel: SHOW COLUMNS FROM tabel atau DESCRIBE tabel;

  7. Mengubah struktur tabel: ALTER TABLE tabel Jenis_Pengubahan;

  8. Mengisikan data: INSERT INTO table(kolom1, ) VALUES („data_kolom1,); atau INSERT INTO table SET kolom1 =„data_kolom1, ;

  9. Menampilkan data: SELECT kolom FROM tabel WHERE kriteria ORDER BY kolom atau SELECT * FROM tabel;

  10. Mengubah data: UPDATE tabel SET kolom = pengubahan_data WHERE kriteria;

  11. Menampilkan data dengan kriteria tertentu: SELECT kolom1,... FROM table WHERE kriteria;

  12. Menghapus data: DELETE FROM tabel WHERE kriteria;

  13. Menghapus tabel: DROP tabel;

  14. Menghapus database: DROP database;

  15. Keluar dari MySQL: QUIT; atau EXIT;

Konsep Dasar Xampp

Definisi Xampp

Menurut Kartini (2013:27-26)[41], Dalam paketnya sudah terdapat Apache (web server), MySQL (database), PHP (server side scripting), Perl, FTP server, Php MyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasi-kannya secara otomatis untuk anda. XAMPP adalah sebuah web server. Asal kata dari XAMPP sendiri adalah:

  1. (X): Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi.

  2. (A): Apache merupakan suatu aplikasi web server.

  3. (M): MySQL digunakan untuk aplikasi database server.

  4. (P): PHP bahasa pemrograman yang dipakai.

  5. (P): Perl bahasa pemrograman yang dipakai.

XAMPP merupakan sebuah tool yang menyediakan beberapa paket perangkat lunak kedalam satu buah paket.

Xampp merupakan singkatan dari x (empat operasi apapun), Apache, MySQL, PHP, dan Perl. XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket. Dalam paketnya sudah terdapat Apache (web server), MySQL (database), PHP (server side scripting), Perl, FTP server, phpMyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan menginstal XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web serverApache, PHP dan MySQL secara manual, XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis.

Sublime Text

Menurut Faridl (2015:3)[42], “Sublime text adalah teks editor berbasis Python, sebuah teks editor yang elegan, kaya fitur, cross platform, mudah dan simpel yang cukup terkenal di kalangan developer (pengembang), penulis dan desainer. Para programmer biasanya menggunakan sublime text untuk menyunting source code yang sedang ia kerjakan”.

Berikut keunggulan-keunggulan fitur yang dimiliki Sublime Text, adalah: (Faridl, 2015:3)[42]

  1. Multiple Selection

  2. Multiple Selection mempunyai fungsi untuk membuat perubahan pada sebuah kode pada waktu yang sama dan dalam baris yang berbeda. Multiple selection ini juga merupakan salah satu fitur unggulan dari Sublime Text. Kita dapat meletakkan kursor pada kode yang akan di ubah/edit, lalu tekan Ctrl+klik atau blok kode yang akan diubah kemudian Ctrl+D setelah itu kita dapat merubah kode secara bersamaan.</ref>

    Gambar 2.4 Contoh multiple selection
  3. Command Pallete

  4. Command Pallete mempunyai fungsi yang berguna untuk mengakses file shortcut dengan mudah. Untuk mencari file tersebut kita dapat tekan Ctrl+Shift+P, kemudian cari perintah yang kita inginkan.

    Gambar 2.5 Contoh command pallete
  5. Distraction Free Mode

  6. Fitur ini mempunyai fungsi untuk merubah tampilan layar menjadi penuh dengan menekan SHIFT + F11. Fitur ini sangat dibutuhkan ketika pengguna ingin fokus pada pekerjaan yang sedang dikerjakannya.

  7. Find in project

  8. Fitur ini kita dapat mencari dan membuka file di dalam sebuah project dengan cepat dan mudah. Hanya dengan menekan Ctrl+P anda dapat mencari file yang diinginkan.

    Gambar 2.6 Contoh Find in project
  9. Plugin API Switch

  10. Sublime Text mempunyai keunggulan dengan plugin yang berbasis Python Plugin API. Teks editor ini juga mempunyai plugin yang sangat beragam, dan ini dapat memudahkan pengguna dalam mengembangkan softwarenya.

  11. Drag and Drop

  12. Dalam teks editor ini pengguna dapat menyeret dan melepas file teks ke dalam editor yang akan membuka tab baru secara otomatis.

  13. Split Editing

  14. Di dalam fitur ini pengguna dapat mengedit file secara berdampingan dengan klik File->New menu into file.

    Gambar 2.7 Contoh split editing
  15. Multi Platform

  16. Sublime Text juga mempunyai keunggulan dalam berbagai platform. Sublime text sendiri sudah tersedia dalam berbagai platform sistem operasi, yaitu Windows, Linux, dan MacOS.

Visual Paradigm

Menurut Setiawan (2015)[43], “Visual Paradigm, Aplikasi Untuk Membuat UML. Aplikasi ini memberikan kemudahan bagi pengguna yang akan memulai sebuah proyek pengembangan perangkat lunak. Sehingga sangat disarankan ketika akan mengembangkan sebuah aplikasi perangkat lunak juga mempertimbangkan aplikasi pendukung lain dalam proses penciptaannya”.

Konsep Dasar Black Box Testing

Black Box Testing

Menurut Rizky (2011:264)[44], Black Box Testing adalah “tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak peting dilihat isinya tapi cukup dikenal proses testing dibagian luar”.

Menurut Budiman (2012:4[45]), “pengujian black box testing merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan”.

Berdasarkan definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Black box testing adalah tipe metode testing dengan penggunaan seperti “kotak hitam” yang ditujukan untuk menguji sebuah perangkat lunak/sistem agar dapat menentukan sudah sesuai atau belum sistem tersebut dari yang diharapkan.

Metode Pengujian Black Box Testing

Menurut Rizky (2011:265)[44], Ada beberapa metode pengujian black box testing, sebagai berikut :

  1. Equivalence Partioning

  2. Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

  3. Boundary Value Analysis

  4. Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

  5. Cause-Effect Graphing Techniques

  6. Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

    1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

    2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

    3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

    4. Aturan tabel keputusan dikonversikan ke dalam kasus uji

  7. Comparison Testing

  8. Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

  9. Sample and Robustness Testing

    1. Sample Testing adalah Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

    2. Robustness Testing adalah Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

  10. Behavior Testing dan Performance Testing

    1. Testing adalah Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    2. Performance Testing adalah Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

  11. Requirement Testing

  12. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan trace ability matrix.

  13. Endurance Testing

  14. Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Konsep Dasar PHP

Definisi PHP

Menurut Suprianto dalam Hikmah dkk (2015)[46], “PHP merupakan kependekan dari kata Hypertext Preprocessor. PHP tergolong sebagai perangkat lunak open source yang diatur dalam aturan general purpose licenses (GPL) ”.

Menurut Adelheid dan Khairil (2012:2)[47], “PHP atau Hypertext Preprocessor merupakan bahasa berbentuk script yang ditempatkan dalam server dan dieksekusi di dalam server untuk selanjutnya ditransfer dan dibaca oleh client".

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atasdapat disimpulkan bahwa PHP adalah bahasa pemrograman yang berbentuk script HTML yang prosesnya terjadi pada client-server dan bersifat open source.

Cara Kerja PHP

Menurut Saputra, dkk (2012:5)[48], PHP merupakan bahasa Server Side Scripting, dimana PHP selalu membutuhkan webserver dalam menjalankan aksinya. Secara prinsip, server akan bekerja apabila ada permintaan dari client, yaitu kode-kode PHP. Client tersebut akan dikirimkan ke server, kemudian server akan mengembalikan pada halaman sesuai instruksi yang diminta.

Berikut adalah uraian cara kerja PHP :

  1. Server membaca permintaan dari client / browser.

  2. Kemudian dilanjutkan untuk mencari halaman/page pada server.

  3. Server melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.

  4. Selanjutnya hasil modifikasi tersebut akan dikembalikan kepada client/browser.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Guritno dkk (2010:302)[49], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Menurut Leffingwel dalam Siahaan (2012:67)[50], elisitasi kebutuhan bertujuan untuk :

  1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem.

  2. Proses dalam pengembangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan pengembangakan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batasan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuandan tugas dan scenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.

  3. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan

  4. Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang berinteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

  5. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran–sasaran yang harus dicapai

  6. Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih fokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan dari pada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

Tujuan Elisitasi

Menurut Sommerville dan Sawyer dalam Siahaan (2012:66)[50], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.”

Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa elisitasi adalah rancangan yang dibuat berdasarkan keinginan pelanggan atau pengguna untuk dibuat sistem sesuai keinginan pelanggan.

Tahap – tahap Elisitasi

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (Rahardja Untung, dkk, dalam jurnal CCIT Vol.4 No.3:2011)[51]  :

  1. Elisitasi Tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi Tahap II

  4. Merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    Berikut penjelasan mengenai MDI:

    1. “M” pada MDI berarti Mandatory (penting)

    2. Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    3. “D” pada MDI berarti Desirable

    4. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    5. “I” pada MDI berarti Inessential

    Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  5. Elisitasi Tahap III

  6. Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

    1. Technical (T), bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan?

    2. Operational (O), bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?

    3. Economic (E), berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H), sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, maka requirement tersebut harus dieliminasi ;

    2. Middle (M), mampu dikerjakan;

    3. Low (L), mudah dikerjakan.

  7. Final Draft Elisitasi

  8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Langkah - langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer dalam Siahaan (2012:75)[50], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan :

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) kemana sistem atau produk akan ditempatkan.

  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik ke ranah aplikasi.

  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok fokus, dan pertemuan tim.

  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bisa teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

Literature Review

Menurut Guritno, dkk (2011:86)[49], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaanpertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.”

Berikut adalah Literature Review yang telah dilakukan sebagai landasan dalam mendukung penelitian serta searah dengan penelitian yang sedang dilakukan saat ini, antara lain :

  1. Penelitian jurnal yang dilakukan oleh Rindy Savitri dari Pelita Informatika Budi Darma yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Bonus Dengan Metode Simple Additive Weighting” pada tahun 2014. Perancangan sistem ini di tunjukkan untuk penetuan bonus yang akan diberikan PT. Perkebunan Nusantara III pertahunnya. Perancangan ini hanya membahas 36 karyawan. Bahasa pemograman yang digunakan adalah Visual Basic.Net 2008 dan menggunakan database MYSQL.

  2. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Yuke Permatasari dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer AMIKOM Yogyakarta yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Pegawai Pada Hotel Alamanda Klaten Dengan Menggunakan Metode Weighted Product” pada tahun 2013. Perancangan sistem ini menggunakan metode Weighted product dengan menghitung perbaikan bobot pada setiap kriteria penilaian terlebih dahulu. Baru dilakukan proses perhitungan untuk menentukan pegawai mana yang layak diberikan bonus.

  3. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Sofyan Alfiansyah dari Universitas Nusantara PGRI Kediri yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Karyawan Dengan Metode AHP” pada tahun 2015. Perancangan sistem ini ditunjukan untuk menentukan karyawan mana yang berhak dalam penerimaan bonus. Perancangan sistem ini menggunakan metode AHP yaitu perhitungan matriks perbandingan.

  4. Penelitian jurnal yang dilakukan oleh Nurhadi Ganda Mulia dari Pelita Informatika Budi Darma yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Tahunan Pada Karyawan Dengan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW)” pada tahun 2014. Penelitian ini dibuat menggunakan Visual Basic 6.0 dan pembuatan databasenya menggunakan MYSQL.

  5. Penelitian jurnal yang dilakukan oleh Harun Hardiana, dkk dari PKN LPKIA yang berjudul “Sistem Pendukung keputusan Perhitungan Bonus Karyawan Menggunakan Metode Merit berbasis Web Di CV Fujiyama Teknik Bandung” pada tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode merit yang berpaku pada prestasi kerja. Bahasa pemograman yang digunakan PHP dan pembuatan database menggunakan MYSQL.

  6. Penelitian jurnal yang dilakukan oleh Putra Jaya dari Pelita Informatika Budi Darma yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Bonus Karyawan Menggunakan Metode Weighted Product (WP)” pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 2008 dan MYSQL sebagai databasenya.

Dari literature review diatas dapat disimpulkan bahwa yang mendekati dengan penelitian yang saat ini penulis buat adalah penelitian jurnal dari Rindy Savitri dan Nurhadi Ganda Mulia karena mempunyai kesamaan dengan metode yang digunakan yaitu metode Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan kesamaan pada penggunaan software dalam pembuatan database yaitu MYSQL.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umun PT. Anggarda Paramitha Mandiri

Sejarah Singkat PT. Anggarda Paramitha Mandiri

PT. Anggarda Paramitha Mandiri berdiri pada tangal 07 Juni 2013, berdasarkan NPWP yang terdaftar dengan nomor 31.463.760.4-045.000 dan SIUP pemerintah tentang perusahaan nomor 03126-02/PM/1.824.271 dengan nama PT. Anggarda Paramitha Mandiri. Pendiri perusahaan ini adalah Bapak Zulfikar sebagai Direktur. Perusahaan beralamat di kota Jakarta tepatnya Jl. Malaka Bulak, RT.015, RW 012, Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

PT. Anggarda Paramitha Mandiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan importir alat berat yaitu seperti spare part alat berat, spare part truk , spare part mobil, kepala truk (head trailer) dan keperluan barang-barang berat lainnya. Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan jasa importir berskala Nasional dengan melayani bisnis grosir maupun retail.

Adapun visi-misi dari PT. Anggarda Paramitha Mandiri, yaitu:

  1. Visi

  2. Adapun visi-misi dari PT. Anggarda Paramitha Mandiri, yaitu:

  3. Misi

  4. Memberikan kepuasan pelanggan setia dengan memberikan suatu jaminan kualitas barang, ketepatan pengiriman, dan pelayanan yang baik serta memberikan harga yang bersaing.

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan berhubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Berikut ini gambar struktur organisasi PT. Anggarda Paramitha Mandiri.

Struktur Organisasi PT. Anggarda Paramitha Mandiri

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Tugas dan Tanggung Jawab

Dari struktur organisasi diatas maka dapat kita lihat tugas maupun fungsi-fungsi dari masing-masing bagian, yaitu sebagai berikut :

  1. Komisaris

    1. Mengawasi jalannya perusahaan secara berkala, serta mempunyai kewajiban untuk mengevaluasi tentang hasil yang diperoleh perusahaan.

    2. Menyetujui planning yang akan di ajukan oleh Direktur.

    3. Menentukan siapa yang menjadi Direktur.

    4. Memberikan masukan-masukan yang berguna bagi perusahaan.

  2. Direktur

    1. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan.

    2. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer).

  3. Manajer Operasional

    1. Mengelola dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan.

    2. Mengawasi barang impor dari tiba di pelabuhan sampai ketangan pelanggan.

    3. Mengawasi persediaan dan pendistribusian barang impor.

    4. Meningkatkan sistem operasional, proses dan kebijakan dalam mendukung visi dan misi perusahaan.

    5. Mengelola program jaminan kualitas barang impor.

  4. Manajer Pemasaran

    1. Membuat laporan perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi

    2. Membina bagian pemasaran dan membimbing seluruh karyawan dibagian pemasaran.

    3. Membuat laporan pemasaran kepada direksi.

    4. Merumuskan target penjualan.

    5. Melakukan langkah antisipatif dalam menghadapi penurunan order.

  5. Manajer Personalia.

    1. Membuat anggaran tenaga kerja yang diperlukan.

    2. Membuat job analysis, job description, dan job specification.

    3. Menentukan dan memberikan sumber-sumber tenaga kerja.

    4. Mengurus seleksi tenaga kerja.

    5. Mengurus soal-soal pemberhentian (pensiun).

    6. Mengurus soal-soal kesejahteraan.

  6. Staff Operasional

    1. Mengatur pengelolaan barang dan distribusi barang impor.

    2. Mengecek ulang kualitas barang impor yang akan dikirim ke pelanggan.

  7. Admin E.D.I

  8. Melakukan proses yang berkaitan dengan system e.d.i (Electronic Data Interchange) untuk proses kepabeanan.

  9. Staff Finance & Accouting

    1. Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan.

    2. Menyusun dan membuat laporan keuangan perusahaan.

    3. Menyusun dan membuat laporan perpajakan perusahaan.

    4. Menyusun dan membuat anggaran pendapatan perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan).

    5. Menyusun dan membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbankan dan kemampuan keuangan perusahaan.

  10. Staff Pemasaran

    1. Melakukan pemasaran ke pelanggan atau distributor.

    2. Melakukan segala kegiatan penjualan kepada Manajer pemasaran.

  11. Staff Administrasi

    1. Menjawab dan melakukan panggilan telepon

    2. Penjadwalan acara dan kegiatan kantor.

    3. Entri data ke dalam database perusahaan.

    4. Melakukan komunikasi dengan pihak rekanan perusahaan mewakili perusahaan.

    5. Melakukan order barang ke pihak eksportir.

  12. Sopir

  13. Mengantar barang dari pelabuhan ke perusahaan dan mengantar pesanan barang ke pelanggan.

Analisa Batasan Sistem

Batasan sistem yang akan dibahas adalah hanya tentang perhitungan besarnya bonus karyawan dalam menentukan bonus karyawan agar dapat mempermudah pihak manajemen dalam menentukan besarnya bonus karyawan dimana sistem yang berjalan saat ini masih menggunakan Microsoft Excel dan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga masih belum terasa efektif dan efesien apabila proses pemberian bonus dari mulai Manajer personalia mengajukan permohonan bonus karyawan sampai tahap perhitungannya.

Analisa SWOT

Bedasarakan sistem yang berjalan pada PT. Anggarda Paramitha Mandiri, penulis melakukan penelitian analisis. Analisis ini digunakan untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan/ Strengths, peluang/opportunities, kelemahan/weaknesess, dan ancaman/threats (SWOT). Analisis ini juga untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan/strenghts yang ada untuk manfaat peluang/opportunities (strategi S-O) yang tersedia di pada PT. Anggarda Paramitha Mandiri. serta menggunakan kekuatan/strenghts yang dimiliki untuk mengatasi ancaman/threats (strategi S-T) yang ada pada perusahaan. Selain itu analisis ini untuk mengurangi kelemahan/weaknesess yang dimiliki dalam meraih peluang/opportunities (strategi W-O) serta mengatasi ancaman/threats (strategi W-T) yang ada pada perusahaan.

Berikut hasil analisa SWOT yang penulis teliti, yaitu :

Tabel 3.1 Strategi SWOT

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa sistem yang berjalan pada penentuan besarnya bonus untuk diberikan kepada karyawan yaitu :

  1. Manajer Personalia Mengajukan formulir permohonan bonus karyawan kepada Direktur.

  2. Setelah menerima formulir pengajuan, Direktur dalam hal ini berperan menentukan dilanjutkannya atau tidak pengajuan permohonan bonus yang diajukan oleh Manajer Personalia. Direktur berhak menolak atau menyetujui pengajuan tersebut.

  3. Jika permohonan disetujui oleh Direktur, maka Manajer Personalia meminta data karyawan kepada Staff Administrasi untuk dilakukan perhitungan besarnya bonus yang akan diterima oleh masing-masing karyawan.

  4. Setelah menerima data karyawan, Manajer Personalia mulai menghitung bonus para karyawan.

  5. Perhitungan yang telah selesai lalu diberikan kepada Direktur.

  6. Jika Direktur menyetujui hasil perhitungan dari Manajer personalia, maka Direktur memberikan perintah kepada Staff Finance & Accounting untuk menyiapkan bonus para karyawan.

  7. Staff Finance & Acoounting memberikan bonus kepada karyawan.

Use Case Diagram Yang Sedang Berjalan

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Penentuan Besarnya Bonus Karyawan

Berdasarkan gambar diatas, Sistem Pengiriman barang yang berjalan memiliki kegitan seperti berikut:

  1. Nama Use Case : Mengajukan permohonan bonus karyawan.

  2. Aktor  : Manajer Personalia, Direktur.

    Keterangan  : Manajer Personalia memberikan formulir permohonan bonus karyawan kepada Direktur.

  3. Nama Use Case : Tidak Setuju.

  4. Aktor  : Direktur

    Keterangan  : Jika Manajer Tidak menyetujui maka proses tidak akan dilanjutkan.

  5. Nama Use Case : Setuju.

  6. Aktor  : Direktur

    Keterangan  : Jika Direktur menyetujui maka proses dilanjutkan.

  7. Nama Use Case  : Meminta Data Karyawan.

  8. Aktor  : Manajer Personalia, Staff Administrasi

    Keterangan  : Manajer Personalia meminta Data Karyawan kepada Staff Administrasi

  9. Nama Use Case : Memberikan Data Karyawan.

  10. Aktor  : Staff Administrasi, Manajer Personalia

    Keterangan  : Staff Administrasi memberikan data karyawan kepada Manajer Personalia.

  11. Nama Use Case : Cek Data Karyawan.

  12. Aktor  : Manajer Personalia.

    Keterangan  : Manajer Personalia mengecek data karyawan yang akan diberikan bonus.

  13. Nama Use Case : Menghitung bonus karyawan.

  14. Aktor  : Manajer Personalia.

    Keterangan  : Menghitung besarnya bonus karyawan.

  15. Nama Use Case : Tidak Setuju.

  16. Aktor  : Direktur.

    Keterangan  : Jika Direktur tidak menyetujui hasil perhitungan dari Manajer Personalia maka Direktur berhak menolak dan memerintahkan manajer personalia untuk menghitung ulang kembali.

  17. Nama Use Case : Setuju

  18. Aktor  : Direktur

    Keterangan  : Jika Direktur menyetujui hasil perhitungan dari manajer maka proses bisa di lanjutkan

  19. Nama Use Case : Menyerahkan hasil laporan perhitungan

  20. Aktor  : Direktur, Staff Finance & Accounting

    Keterangan  : Direktur menyerahkan hasil laporan perhitungan yang telah disetujui kepada Staff Finance & Accounting

  21. Nama Use Case : Memberikan Bonus.

  22. Aktor  : Staff Finance & Accounting

    Keterangan  : Staff Finance & Accounting memberikan bonus dari hasil laporan perhitungan kepada karyawan.

Activity Diagram Yang Sedang Berjalan

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem penentuan besarnya bonus karyawan

Berdasarkan gambar 3.3 Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 1 initial node sebagai mengawali objek.

  2. 5 Vertical Swimline, yaitu Manajer Personalia, Direktur, Staff Administrasi, Staff Finance & Accounting, dan Karyawan.

  3. 11 State, yaitu Mengajukan permohonan bonus karyawan, setuju dan tidak setuju, meminta data karyawan, memberikan data karyawan, cek data karyawan, menghitung bonus karyawan, memberikan hasil perhitungan bonus, setuju dan tidan setuju, menerima hasil perhitungan bonus, memberikan bonus, menerima bonus.

  4. 1 activity final node objek yang diakhiri.

Analisa PIECES

Metode Analisa PIECES yang dibuat bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa sistem tersebut diperlukan, merumuskan kebutuhan-kebutuhan dari sistem yang akan dibuat serta membantu merencanakan penjadwalan pembentukan sistem, meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin terdapat di dalam sistem tersebut sehingga fungsi yang terdapat di dalam sistem tersebut bekerja secara optimal. Berikut hasil analisa PIECES yang penulis teliti, yaitu :

  1. Performance (Kinerja)

  2. Performance atau kinerja merupakan suatu analisis terhadap kemampuan sistem dan menyelesaikan tugas dengan baik.

    Tabel 3.2 Hasil Analisa Performance
  3. Information (Informasi)

  4. Informasi merupakan komoditas terpenting bagi seorang pengguna akhir pada suatu sistem dalam pengambilan keputusan. Dengan sistem informasi yang baik maka akan menghasilkan informasi yang bermanfaat serta dapat mendukung dalam menanggapi masalah dan peluang yang ada.

    Tabel 3.3 Hasil Analisa Information
  5. Economy (Ekonomi)

  6. Sistem yang ada saat ini masih membutuhkan biaya, dilihat dari segi ekonomisnya sistem yang ada saat ini masih mengeluarkan biaya yang tidak sedikit setiap akan melakukan pencatatan data aset, sehingga sistem yang sedang berjalan saat ini masih kurang ekonomis.

    Tabel 3.4 Hasil Analisa Economy
  7. Control (Kontrol)

  8. Pengendalian dalam sistem sangat diperlukan, yaitu digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data dan informasi.

    Tabel 3.5 Hasil Analisa Control
  9. Effisiency (Efisiensi)

  10. Terdapat perbedaan antara efisiensi dengan ekonomis. Ekonomis berkaitan dengan sesedikit mungkin jumlah sumber daya yang digunakan sehingga menghasilkan keuntungan, sedangkan efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya yang ada dapat digunakan dengan sebaik dan sehemat mungkin dengan pemborosan/biaya yang paling minimum.

    Tabel 3.6 Hasil Analisa Effisiency


  11. Service (Pelayanan)

  12. Pelayanan yang diberikan sangat mendukung dalam peningkatan profit atau laba bagi perusahaan. Dengan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen maka akan terciptanya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen, hal itu yang menjadi tujuan utama dari perusahaan yang berkualitas.

    Tabel 3.7 Hasil Analisa Service

Konfigurasi Sistem Yang Berjalann

Spesifikasi Hardware

  1. Processor intel (R), pentium (R)

  2. Monitor LED

  3. Mouse standar

  4. Keyboard standar

  5. Keyboard standar

  6. RAM 1 GB

  7. Hardisk 500 GB

  8. Printer : Laserjet

Spesifikasi Software

  1. Sistem Operasi Windows 10

  2. Microsoft Office 2010

  3. Mozilla Firefox

Hak Akses (Brainware)

  1. Manajer Personalia

  2. Staff Administrasi

  3. Direktur

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan analisa yang dilakukan, berikut ini beberapa masalah yang teridentifikasi pada PT. Anggarda Paramitha Mandiri yaitu sebagai berikut:

  1. Sistem penentuan besarnya bonus yang ada saat ini masih berjalan semi terkomputerisasi, artinya masih terdapat kegiatan manual seperti pembuatan formulir pengajuan permohonan bonus karyawan untuk diberikan kepada direktur dan proses pelaporan perhitungan bonus yang masih menggunakan Microsoft word dengan hasil yang dicetak media kertas.

  2. Proses perhitungan yang masih menggunakan Microsoft Excel membuat pihak manajemen kehilangan banyak waktu untuk proses perhitungan besar bonus yang akan diterima karyawan, sehingga hal ini di anggap kurang efektif.

  3. Dengan proses perhitungan yang masih mengandalkan Microsoft Excel membuat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam perhitungan semakin besar. Kesalahan yang terjadi disebabkan karena data yang digunakan untuk perhitungan di masukan secara manual.

Analisa Kebutuhan Sistem

PBerdasarkan hasil analisa yang dilakukan penulis dapat diketahui bahwa kebutuhan sistem pendukung keputusan penentuan besarnya bonus karyawan pada PT. Anggarda Paramitha Mandiri adalah sebagai berikut:

  1. Dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mengakses data karyawan dengan cepat dan akurat sehingga tidak terjadi kesalahan dalam proses perhitungan.

  2. Dibutuhkan sebuah sistem yang dapat membuat perhitungan bonus karyawan secara tepat dan akurat.

  3. 3. Dibutuhkan sistem yang dapat mengolah data dan memelihara data dengan menggunakan database sehingga data dapat dengan mudah diupdate.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah meneliti dan mengamati permasalahan pada sistem yang sedang berjalan, maka untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada PT. Anggarda Paramitha Mandiri penulis mengusulkan beberapa pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut:

  1. Membuat aplikasi sistem pendukung keputusan menggunakan metode SWOT yang berbasis web dengan menggunakan bahasa pemograman PHP dan database MySQL, dimana data selalu dapat diperbaharui secara otomatis.

  2. Membuat sistem terkomputerisasi berbasis dekstop untuk semua proses perhitungan bonus agar hasil perhitungan bonus tepat dan akurat.

Berdasarkan analisa terhadap permasalahan yang telah penulis lakukan, maka penulis memilih alternatif yang ke 1 yaitu membuat aplikasi sistem pendukung keputusan perhitungan bonus berbasis web agar memudahkan pihak manajemen dalam menghitung bonus karyawan dan penggunaan database MySQL agar keamanan data tetap terjaga dan terpelihara.

User Requirement

Eliaitasi Tahap I

Setelah melakukan observasi dan wawancara terhadap stakeholder, maka didapat beberapa kebutuhan yang diperlukan guna membangun sebuah sistem yang diinginkan, kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam Elisitasi Tahap I sebagai berikut :

Tabel 3.8 Elisitasi Tahap I


Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas yang diberi opsi I (Inessential) harus dieliminasi.

Tabel 3.9 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

M = Mandatory

D = Desirable

I = Innessential

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali menggunakan metode TOE (Technical, Operational, Economy) dengan Opsi HML (High, Middle, Low). Pada Elisitasi Tahap III, terdapat requirement yang opsinya High (H) dan harus dielminasikan. Berikut adalah requirement tersebut :

  1. T artinya Technical. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ?

  2. O artinya Operational. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?

  3. E artinya Economy. Maksudnya adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem ?

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa pilihan, antara lain:

  1. H (High) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

  2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.

  3. L (Low)  : Mudah untuk dikerjakan.

Tabel 3.10 Elisitasi Tahap III

Keterangan :

T = Tecnical

L = Low

O = Operatioanal

M=Medium

E = Economy

H= High

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun sistem pendukung keputusan penentuan besarnya bonus karyawan pada PT. Anggarda Paramitha Mandiri. Berdasarkan Elisitasi Tahap III diatas, dihasilkan Requirement Final Draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam membuat sistem.

Tabel 3.11 Final Draft Elisitasi

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Setelah melakukan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan pada PT. Anggarda Paramitha Mandiri, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Prosedur yang diusulkan bertujuan untuk menyempurnakan dan memberikan alternatif dalam proses perhitungan besarnya bonus karyawan agar menjadi lebih cepat dan hasil yang di dapatkan lebih akurat.

Berdasarkan sistem yang baru telah di tentukan, maka langkah berikutnya yaitu perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru, pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML 6.4 untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram.

Prosedur yang diusulkan menjadi beberapa prosedur-prosedur yaitu sebagai berikut:

  1. Prosedur Admin

    1. Melakukan login.

    2. Isi username dan password.

    3. Menginput data karyawan di menu karyawan.

    4. Menginput data periode di menu periode

    5. Menginput data bonus di menu bonus

    6. Menginput data kriteria.

    7. Menginput data nilai kriteria di menu nilai kriteria

    8. Logout.

  2. Prosedur Manajer Personalia

    1. Melakukan login.

    2. Isi username dan password

    3. Menginput data nilai dan mengeksekusi perhitungan yang ada di menu hitung bonus

    4. Logout

  3. Prosedur Direktur

    1. Melakukan login.

    2. Isi username dan password

    3. Melihat laporan hasil perhitungan bonus

    4. Print laporan hasil perhitungan bonus

    5. logout.

Use case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Use case sistem usulan aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan besarnya bonus karyawan.


Gambar 4.1. Use case diagram sistem usulan

Berdasarkan Gambar 4.1 use case sistem usulan aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan besarnya bonus karyawan yang terdiri dari :

  1. Satu sistem mencakup seluruh kegiatan sistem usulan aplikasi spk penentuan besarnya bonus.

  2. Tiga actor yaitu Admin, Manajer Personalia, dan Direktur.

  3. Empat use case yaitu Login, Menu Master, Menu Proses Perhitungan, Menu Laporan, Logout.

  4. Empat include yaitu verifikasi login, menu master, menu perhitungan bonus, dan menu laporan perhitungan bonus.

  5. Delapan extend yaitu karyawan, periode, bonus, nilai, kriteria, hitung bonus, lihat laporan, print laporan.

Deskripsi dari use case diagram tersebut adalah sebagai berikut :

Admin melakukan proses login, sistem kemudian melakukan verifikasi login. Setelah proses login berhasil, admin menginput menu master yaitu data karyawan, periode, bonus, Kriteria dan nilai kriteia yang akan menjadi salah satu proses perhitungan bonus.

Manajer Personalia melakukan proses login, sistem kemudian melakukan verifikasi login. Setelah proses login berhasil, Manajer personalia masuk kemenu hitung bonus untuk proses perhitungan bonus dimenu hitung bonus.

Direktur melakukan proses login, sistem kemudian melakukan verifikasi login. Setelah proses login berhasil, Direktur masuk kemenu laporan. Dimenu laporan, Direktur dapat melihat atau mencetak hasil perhitungan bonus.

Activity Diagram Sitem Yang Diusulkan

Activity Diagram Untuk Admin
Gambar 4.2 Activity Diagram Admin Sistem Usulan

Berdasarkan Gambar 4.2 Activity Diagram Admin di atas, terdapat:

  1. Satu initial node yang merupakan awal kegiatan.

  2. Duapuluh lima activity yang dilakukan oleh admin.

  3. Satu decision node.

  4. Lima fork node.

  5. Satu join node.

  6. Satu activity final node yang merupakan akhir kegiatan.

Activity Diagram Untuk Manajer Personalia
Gambar 4.3 Activity Diagram manajer personalia

Berdasarkan Gambar 4.3 Activity Diagram Manajer Personalia di atas terdapat:

  1. Satu initial node yang merupakan awal kegiatan.

  2. Sembilan activity yang dilakukan oleh actor.

  3. Satu decision node.

  4. Satu fork node.

  5. Satu join node.

  6. Satu activity final node yang merupakan akhir kegiatan.

Activity Diagram Untuk Direktur
Gambar 4.4 Activity Diagram Direktur

Berdasarkan Gambar 4.4 Activity Diagram Direktur di atas, terdapat:

  1. Satu initial node yang merupakan awal kegiatan.

  2. Delapan activity yang dilakukan oleh actor.

  3. Satu decision node.

  4. Satu fork node.

  5. Satu join node.

  6. Satu activity final node yang merupakan akhir kegiatan.

Sequence Diagram Sistem Yang Diusulkan

Sequence Diagram Untuk Admin
Gambar 4.5 Sequence Diagram Admin

Berdasarkan Gambar 4.5 Sequence Diagram Admin, terdapat :

  1. Satu Actor, yaitu Admin.

  2. Delapan Lifeline, yaitu: Login, Home, Menu Karyawan, Menu Periode, Menu Bonus, Menu Kriteria, Menu Nilai Kriteria dan Logout.

  3. Sepuluh Messages yang memuat informasi tentang aktifitas yang terjadi maupun kegiatan yang dilakukan oleh actor tersebut.

  4. Satu Self messages yang merepresentasikan pemanggilan operasi yang recursif atau pemanggilan metode yang dimiliki oleh object itu sendiri.

=====Sequence Diagram usulan untuk Manajer Personalia

Gambar 4.6 Sequence Diagram Manajer Personalia

Berdasarkan Gambar 4.6 di atas, Sequence Diagram usulan untuk Manajer Personalia tersebut terdiri dari :

  1. Satu Actor, yaitu Manajer Personalia.

  2. Empat Lifeline, yaitu: Login, Home, Menu Hitung Bonus dan Logout..

  3. Enam Messages yang memuat informasi tentang aktifitas yang terjadi maupun kegiatan yang dilakukan oleh actor tersebut.

  4. Satu Self messages yang merepresentasikan pemanggilan operasi yang recursif atau pemanggilan metode yang dimiliki oleh object itu sendiri.

Sequence Diagram usulan untuk Direktur
Gambar 4.7 Sequence Diagram usulan Direktur

Berdasarkan Gambar 4.7 Sequence Diagram usulan untuk Direktur tersebut terdiri dari :

  1. Satu Actor, yaitu Direktur.

  2. Empat Lifeline yaitu Login, Home, Menu Laporan dan Logout.

  3. Enam Messages yang memuat informasi tentang aktifitas yang terjadi maupun kegiatan yang dilakukan oleh actor tersebut.

  4. Satu Self messages yang merepresentasikan pemanggilan operasi yang recursif atau pemanggilan metode yang dimiliki oleh object itu sendiri.

Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dengan Sistem Usulan

Secara garis besar perbedaan antara prosedur sistem berjalan dengan prosedur sistem usulan dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah.

Tabel 4.1 Perbedaan Sistem yang berjalan dengan sistem usulan

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur sistem yang diusulkan tersebut memiliki manfaat lebih, yaitu:

  1. Semua tahapan dalam proses perhitungan bonus karyawan sudah melalui sistem pendukung keputusan.

  2. Memudahkan Manajer Personalia dalam melakukan penentuan besarnya bonus karyawan dengan adanya sistem pendukung keputusan ini.

  3. Meningkatkan keamanan data dengan adanya database server.

Rancangan Basis Data

Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data. Analisa pada sistem menghasilkan beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya.

Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data yang diawali dengan normalisasi yang akan menghasilkan class diagram dan spesifikasi basis data.

Class Diagram

Gambar 4.8 Class Diagram

Berdasarkan Gambar 4.8 Class Diagram sistem yang diusulkan terdapat delapan Class yaitu terdiri dari :

  1. Class Karyawan

  2. Class User

  3. Class Duit

  4. Class Rangking

  5. Class Periode

  6. Class Nilai

  7. Class Bonus

  8. Class Kriteria

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record.

Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

  1. Nama file : Karyawan

  2. Akronim  : Karyawan

    Fungsi  : Untuk menyimpan data karyawan

    Tipe file : File master

    Media  : Hard disk

    Panjang record : 119 karakter

    Primary key : id_karyawan

    Tabel 4.2 Spesifikasi Basis Data Tabel karyawan
  3. Nama file : User

  4. Akronim  : User

    Fungsi  : Untuk menyimpan data user

    Tipe file : File master

    Media  : Hard disk

    Panjang record : 78 karakter

    Primary key : id

    Tabel 4.3 Spesifikasi Basis Data User
  5. Nama file : Duit

  6. Akronim  : Duit

    Fungsi  : Untuk menyimpan data hasil perhitungan

    Tipe file : File transaksi

    Media  : Hard disk

    Panjang record : 60 karakter

    Primary key : id_duit

    Tabel 4.4 Spesifikasi Basis Data File Duit
  7. Nama file : Rangking

  8. Akronim  : Rangking

    Fungsi  : Untuk menyimpan data perangkingan

    Tipe file : File transaksi

    Media  : Hard disk2

    Panjang record : 65 karakter

    Primary key : id_rangking

    Tabel 4.5 Spesifikasi Basis Data File Rangking
  9. Nama file : Periode

  10. Akronim  : Periode

    Fungsi  : Untuk menyimpan data periode bonus

    Tipe file : File master

    Media  : Hard disk

    Panjang record : 40 karakter

    Primary key : id_periode

    Tabel 4.6 Spesifikasi Basis Data File Periode


  11. Nama file : Nilai

  12. Akronim  : Nilai

    Fungsi  : Untuk menyimpan data Nilai Karyawan

    Tipe file : File transaksi

    Media  : Hard disk

    Panjang record : 40 karakter

    Media  : Hard disk

    Panjang record : 40 karakter

    Primary key : id_niai

    Tabel 4.7 Spesifikasi Basis Data File Nilai


  13. Nama file : Bonus

  14. Akronim  : Bonus

    Fungsi  : Untuk menyimpan data bonus

    Tipe file : File master

    Media  : Hard disk

    Panjang record : 30 karakter

    Primary key : id_bonus

    Tabel 4.8 Spesifikasi Basis Data File Bonus


  15. Nama file : Kriteria

  16. Akronim  : Kriteria

    Fungsi  : Untuk menyimpan data kriteria

    Tipe file : File master

    Media  : Hard disk

    Panjang record : 30 karakter

    Primary key : id_kriteria

    Tabel 4.9 Spesifikasi Basis Data File Kriteria

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Langkah-langkah penerapan metode simple additive weighting (saw) pada sistem pendukung keputusan penentuan besarnya bonus karyawan yaitu:

  1. Membuat kriteria yang akan dijadikan acuan dalam perhitungan bonus dan memberikan bobot nilai pada kriteria.

  2. Tabel 4.10 Kriteria

    Pada tabel 4.10 yaitu tabel kriteria terdapat 4 kolom dan 4 baris yang terdiri dari kolom nomor, kode kriteria, nama kriteria dan bobot dari kriteria.

  3. Menentukan bobot nilai dari masing-masing kriteria yang telah ditentukan.

  4. Tabel 4.11 Nilai kriteria absen

    Pada tabel 4.11 yaitu tabel kriteria terdapat 3 kolom dan 3 baris yang terdiri dari nomor, presentase absen, dan nilai.

    Tabel 4.12 Nilai kriteria masa kerja

    Pada tabel 4.12 yaitu nilai kriteria masa kerja terapat 3 kolom dan 3 baris yang terdiri dari nomor, masa kerja, dan nilai.

    Tabel 4.13 Nilai kriteria hasil kerja

    Pada tabel 4.13 yaitu nilai kriteria hasil kerja terdapat 3 kolom dan 3 baris yant terdiri dari nomor, hasil kerja dan nilai.

  5. Melakukan penilaian terhadap karyawan yang akan mendapatkan bonus.

  6. Pada langkah ini penulis mengambil tiga sample karyawan untuk dijadikan bahan dalam perhitungan bonus.

    Tabel 4.14 Penilaian karyawan menurut absen

    Pada tabel 4.14 merupakan penilaian absensi dari ketiga karyawan diatas.

    Tabel 4.15 Penilaian karyawan menurut Masa Kerja

    Pada tabel 4.15 diatas merupakan penilaian dari masa kerja karyawan tersebut.

    Tabel 4.16 Penilaian karyawan menurut hasil kerja

    Pada tabel 4.16 diatas merupakan penilaian dari hasil kerja yang dilakukan oleh ketiga karyawan tersebut.


  7. Membuat Matriks keputusan untuk perhitungan, dan menghitung normalisasi.

  8. Dengan rumus dibawah ini :

    Keterangan

    • Max Xij = Nilai terbesar dari setiap kriteria i.

    • Min Xij = Nilai terkecil dari setiap kriteria i.

    • Xij = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria.

    • Benefit = Jika nilai terbesar adalh terbaik.

    • Cost = Jika nilai terkecil adalah terbaik.

    yaitu untuk matrils awal adalah:

    1. perhitungan normalisasi ferdi kurniawan.

    2. Perhitungan normalisasi karyawan Dimas Sadio

    3. Perhitungan normalisasi Mega Anandita

    Hasil Matriks dari normalisasi adalah :

  9. Menghitung perangkingan dengan mengkalikan hasil perhitungan normalisasi dengan bobot kriteria yang telah dibuat pada tabel 4.10 diatas.

  10. Rumus perhitungan rangking seperti dibawah ini:

    Keterangan

    Vi= Rangking untuk setiap alternative

    Wj= Nilai bobot rangking (dari setiap kriteria)

    rij = Nilai rating kinerja ternomalisasi

    Tabel 4.17 Perangkingan normalisasi
  11. Menghitung bonus maximal yang akan diberikan oleh perusahaan.

  12. Dengan rumus sebagai berikut :
    Tabel 4.18 Bonus karyawan yang didapat
    Dari perhitungan bonus yang diambil dari sampel tiga karyawan diatas dapat diketahui bahwa bonus tertinggi didapat oleh Ferdi Kurniawan dengan bonus sebesar Rp 2.790.000,00 (dua juta tujuh ratus Sembilan puluh ribu rupiah).

Rancangan Prototype

Pada tahap ini merupakan gambaran yang jelas mengenai rancangan bangun yang lengkap kepada para pengguna dan sebagai pemenuhan kebutuhan dari pengguna sistem.

Berikut ini merupakan prototype atau tampilan dari perancangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan yang akan dibuat.

  1. Prototype Halaman Login

  2. Gambar 4.9 Prototype Halaman Login

    Keterangan : Tampilan menu login akan muncul jika telah masuk ke Web browser. User harus memasukkan Username dan Password terlebih dahulu, sistem dapat digunakan oleh Admin, Manajer Personalia, dan Direktur.

  3. Prototype Halaman Home

  4. Gambar 4.10 Prototype Halaman Home

    Keterangan : Setelah verifikasi login berhasil, user akan masuk ke menu Home yang terdapat Menu Data Karyawan, Kriteria, Periode dan Bonus.

  5. Prototype Halaman Karyawan

  6. Gambar 4.11 Prototype Halaman Karyawan

    Keterangan : Tampilan menu Karyawan terdapat Data karyawan. Di menu ini data karyawan dapat di edit dan dihapus serta tombol untuk ambah data karyawan.

  7. Prototype Halaman Input Karyawan

  8. Gambar 4.12 Prototype Halaman Input Karyawan

    Keterangan : Tampilan menu input karyawan dilengkapi dengan NIP, Nama karyawan, tgl lahir, jenis kelamin, alamat, jabatan, status, foto. Untuk menambah data karyawan harus dilengkapi seluruh data tersebut. Lalu klik tombol simpan untuk memyimpan data.

  9. Prototype Halaman Periode

  10. Gambar 4.13 Prototype Halaman Periode

    Keterangan : Tampilan Menu periode terdapat data periode yang dapat diedit dan dihapus serta tombol untuk menambahkan periode.

  11. Prototype Halaman Input Periode

  12. Gambar 4.14 Prototype Halaman Input Periode

    Keterangan : Tampilan halaman input periode yang terdiri dari nama periode dan keterangan. Untuk memasukkan menambahkan data periode harus melengkapi seluruh data tersebut.

  13. Prototype Halaman Bonus

  14. Gambar 4.15 Prototype Halaman Bonus

    Keterangan : Tampilan halaman bonus yang berisi data bonus apa saja yang diberikan. Untuk menambah jenis bonus dapat mengklik tombol tambah bonus.

  15. Prototype Halaman Input Bonus

  16. Gambar 4.16 Prototype Halaman Input Bonus

    Keterangan : Tampilan menu input periode terdapat keterangan bonus yang harus diisi untuk menambahkan periode bonus, lalu klik simpan untuk menyimpan penambahan periode.

  17. Prototype Halaman Kriteria

  18. Gambar 4.17 Prototype Halaman Kriteria

    Keterangan : Tampilan halama kriteria menampilkan apa saja kriteria yang menjadi salah satu pertimbangan perhitungan bonus. Disamping itu terdapat tombol tambah kriteria untuk menambahkan kriteria.

  19. Prototype Halaman Input Kriteria

  20. Gambar 4.18 Prototype Halaman Input Kriteria

    Keterangan : Tampilan halaman input kroteria terdiri dari kode kriteria, nama kriteria, dan bobot yang harus diisi untuk menambahkan kriteria. Klik tombol simpan untuk menyimpan data.

  21. Prototype Halaman Nilai

  22. Gambar 4.19 Prototype Halaman Nilai

    Keterangan : Tampilan halaman nilai terdiri dari tabel yang berisi kriteria lalu yang dapat dipilih melalui combo box.

  23. Prototype Halaman Input Nilai

  24. Gambar 4.20 Prototype Halaman Input Nilai

    Keterangan : Tampilan menu input nilai terdapat combo box nama kriteria, ket.nilai dan nilai yang harus dilengkapi untuk menyimpan nilai.

  25. Prototype Halaman Input Bonus Karyawan

  26. Gambar 4.21 Prototype Halaman Input Bonus Karyawan

    Keterangan : Tampilan menu input bonus karyawan terdapat pilihan nama karyawan, kriteria, nilai, ket bonus, tahun periode untuk menyimpan input perhitungan bonus.

  27. Prototype Halaman Data Nilai Karyawan

  28. Gambar 4.22 Prototype Halaman Data Bonus Karyawan

    Keterangan : Tampilan halaman data nilai karyawan menampilkan seluruh data penilaian karyawan berupa table yang berisi nama karyawan, kriteria, nilai, keterangan periode, keterangan bonus, edit dan hapus.

  29. Prototype Halaman Proses Bonus Karyawan

  30. Gambar 4.23 Prototype Halaman Proses Bonus Karyawan

    Keterangan : Tampilan menu proses bonus karyawan terdiri dari table yang berisi penilaian bobot kriteria, normalisasi yaitu perhitungan nilai, dan perangkingan serta tombol input untuk memproses perhitungan besarnya bonus karyawan.

  31. Prototype Tampilan Data Proses Bonus

  32. Gambar 4.24 Prototype Tampilan Data Proses Bonus

    Keterangan : Tampilan menu data proses bonus karyawan menampilan hasil bonus yang didapatkan karyawan.

Tampilan Sistem Yang Diusulkan

Tampilan layar pada halaman berfungsi sebagai hak akses terhadap user yang masing-masing memiliki tugasnya tersendiri.

  1. Tampilan Login

  2. Halaman ini berisi Username dan Password yang berfungsi sebagai verifikasi pengguna untuk memastikan apakah pengguna yang login memiliki akses terhadap aplikasi atau tidak.


    Gambar 4.25 Tampilan Login
  3. Tampilan Home

  4. Tampilan ini akan keluar setelah user berhasil melakukan login. Menu home ini menampilkan menu data karyawan, menu kriteria, menu periode, dan menu bonus.

    Gambar 4.26 Tampilan Home
  5. Tampilan Halaman Karyawan

  6. Tampilan ini terdapat data karyawan terdapat tabel yang berisi NIP, nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, jabatan dan status. Menu ini difasilitasi dengan adanya tombol tambah karyawan, edit, dan hapus.

    Gambar 4.27 Tampilan Menu karyawan
  7. Tampilan Input Data Karyawan

  8. Tampilan ini terdiri dari data-data yang harus diisi untuk menyimpan data karyawan.

    Gambar 4.28 Tampilan input data karyawan
  9. Tampilan Periode

  10. Tampilan ini terdiri dari data periode yang ada dan terdapat edit, hapus serta tambah periode.

    Gambar 4.29 Tampilan Periode
  11. Tampilan Input Periode

  12. Tampilan ini terdiri dari data yang harus diisi untuk menambahkan periode.

    Gambar 4.30 Tampilan Input Periode
  13. Tampilan Bonus

  14. Tampilan ini terdiri dari data bonus yang berupa tabel dan terdapat fasilitas edit, hapus dan tambah bonus.


    Gambar 4.31 Tampilan Bonus
  15. Tampilan Input Bonus

  16. Tampilan ini terdiri dari keterangan bonus yang harus diinput untuk menambahkan macam-macam bonus.


    Gambar 4.32 Tampilan Input Bonus
  17. Tampilan Kriteria

  18. Tampilan ini terdapat tabel yang berisi data kriteria dengan fasilitas edit, hapus dan tambah kriteria.

    Gambar 4.33 Tampilan Kriteria


  19. Tampilan Input Kriteria

  20. Tampilan ini terdiri data yang harus diisi untuk menambahkan data kriteria sebagai salah satu pertimbangan perhitungan bonus.


    Gambar 4.34 Tampilan Input Kriteria


  21. Tampilan Nilai kriteria

  22. Tampilan ini terdiri dari data nilai dari kriteria yang ada. Terdapat fasilitas edit, hapus dan tamhan nilai.


    Gambar 4.35 Tampilan Nilai kriteria
  23. Tampilan Input Nilai Kriteria

  24. Tampilan ini terdiri data yang harus diisi untuk menambahkan nilai kriteria yang sudah ada.


    Gambar 4.36 Tampilan Input Nilai Kriteria
  25. Tampilan Input Nilai Karyawan

  26. Tampilan ini merupakan submenu dari hitung bonus. Terdapat data perhitungan yang harus diisi untuk menghitung bonus pada menu proses bonus karyawan.


    Gambar 4.37 Tampilan Input Nilai Karyawan
  27. Tampilan Data Nilai Karyawan

  28. Tampilan ini merupakan data yang sudah dimasukan pada menu input nilai karyawan. Dalam menu ini terdapat fasilitas edit dan hapus.


    Gambar 4.38 Tampilan Data Nilai Karyawan
  29. Tampilan Proses bonus karyawan

  30. Tampilan ini terdiri dari data penilaian, hasil perhitungan normalisasi dan penginputan jumlah maksimal bonus yang akan dihitung.


    Gambar 4.39 Tampilan Proses bonus karyawan

Konfigurasi Sistem Usulan

4.6.1 Spesifikasi Hardware

Perangkat keras (hardware) yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada spesifikasi perangkat keras yang diusulkan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.19 Spesifikasi Hardware Usulan

Aplikasi Yang Digunakan

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan. Perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Windows 10

    1. MYSQL

    2. Xampp

    3. Sublime text 3

    4. Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprise

    5. Aplikasi browser (Chrome / Firefox)

    Hak Akses

    Hak akses untuk mengoperasikan Sistem Pendukung Keputusan dapat dilakukan oleh :

    1. Admin

    2. Manajer Personalia

    3. Direktur

    Testing

    Untuk tahap pengujian penulis menggunakan metode Black Box testing. Metode ini merupakan proses rekayasa perangkat lunak yang terintegrasi dan memiliki cakupan yang luas untuk memastikan kualitas dari kebutuhan yang telah disepakati dari awal.

    Dari setiap tes pengujian tidak menutup kemungkinan masih terdapat kesalahan dari sistem yang telah dites, namun pengujian ini setidaknya dapat meminimalkan kesalahan fungsionalitas program yang terdapat di dalam sistem.

    Hasil Black Box Testing pada pengujian Aplikasi sistem pendukung keputusan adalah :

    Tabel 4.20 Black Box testing SPK

    Jadwal Kegiatan

    Berikut ini adalah jadwal penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan penelitian. Hal ini memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut.

    Tabel 4.21 Jadwal Kegiatan

    Dari tabel 4.21 diatas dapat dirinci sebagai berikut :

    1. Pengumpulan data

    2. Pada pengumpulan data penulis membutuhkan waktu tiga minggu untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini.

    3. Analisa sistem

    4. Setelah melakukan pengumpulan data selama seminggu, penulis juga melakukan analisa sistem yang berjalan. Pada kegiatan ini penulis membutuhkan waktu tiga minggu.

    5. Perancangan Sistem

    6. Perancangan sistem imi dilakukan selama tiga minggu setelah pengumpulan data selesai dan analisa sistem sudah berjalan selama dua minggu.

    7. Pembuatan Program

    8. Pada kegiatan ini penulis melakukan pembuatan program pada minggu ke enam setelah pengumpulan data, analisa sistem selesai dan perancangan program yang sudah berjalan selama dua minggu. Kegiatan ini memerlukan waktu tujuh minggu.

    9. Test Program

    10. Pada test program dilakukan selama dua minggu dan bersamaan dengan evaluasi program dan perbaikan program.

    11. Evaluasi Program

    12. Sama halnya dengan test program yang dilakukan selama dua minggu secara bersamaan dengan test program dan perbaikan program.

    13. Perbaikan Program

    14. Pada kegiatan ini dilakukan setelah ada evaluasi program dan dalam waktu yang hamper bersamaan.

    15. Pelatihan User

    16. Pelatihan user dilakukan selama seminggu

    17. Implementasi

    18. Pengimplementasian dilakukan dalam waktu lima bulan setelah pembuatan program selesai dibuat.

    19. Dokumentasi

    20. Dokumentasi dilakukan selama proses penelitian berlangsung yaitu delapan belas minggu.

      Estimasi Biaya

      Adapun estimasi biaya yang dibutuhkan untuk sistem yang diusulkan, diantaranya:

      Tabel 4.22 Estimasi biaya


      BAB V

      PENUTUP

      Kesimpulan

      Dari hasil analisa yang dilaksanakan tentang sistem penentuan besarnya bonus karyawan pada PT. Anggarda Paramitha Mandiri dapat ditarik beberapa kesimpulan berupa :

      1. Kendala yang dihadapi pada sistem penentuan besarnya bonus karyawan pada PT. Anggarda Paramitha Mandiri yang sedang berjalan saat ini yaitu masih adanya kesalahan perhitungan bonus karyawan dan proses pemberian bonus mulai dari pengajuan bonus sampai persetujuan direktur membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga pihak manajemen kehilangan banyak waktu.

      2. Penerapan metode simple additive weighting (SAW) dalam sistem pendukung keputusan perhitungan bonus, yaitu dengan cara :

        1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam perhitungan bonus. Kemudian memberikan bobot pada setiap kriteria.

        2. Memberikan nilai karyawan pada masing-masing kriteria untuk proses perhitungan normalisasi yang dilakukan oleh sistem.

        3. Sistem akan melakukan proses peratingan dengan mengkalikan bobot kriteria dengan hasil perhitungan normalisasi.

        4. Hasil peratingan yang didapat akan dikalikan dengan jumlah maksimal bonus yang akan diberikan oleh perusahaan. Hasil tersebut merupakan final perhitungan besarnya bonus karyawan.

      3. Untuk merancang sistem pendukung keputusan penentuan besarnya bonus karyawan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) pada PT. Anggarda Paramitha Mandiri yaitu tahap awal dalam merancang sistem adalah mendesign sistem dalam bentuk gambar dengan menggunakan software Visual Paradigm versi 6.4 Enterprise, dalam pembuatan database menggunakan software MySQL sebagai tempat penyimpanan database, menggunakan PHP (Hypertext Preprsessor) sebagai bahasa pemrograman dan Sublime Text sebagai editornya, untuk koneksi database pada Jaringan Local Area Network (LAN) menggunakan Xampp, dan pada metode pengujian sistem menggunakan Black Box Testing.

    Saran

    Beberapa saran yang dapat penulis berikan sebagai bahan pertimbangan bagi PT. Anggarda Paramitha Mandiri, antara lain :

    1. 1. Penggunaan sistem yang baru ini hendaknya dilakukan sosialisasi kepada pihak yang berhubungan dengan sistem ini sehingga dapat digunakan dengan baik.

    2. Perlu dilakukan pelatihan bagi user untuk pengelolaan data pada sistem kas kecil ini.

    3. Pada waktu penginputan data perlu ditingkatkan ketelitian agar kesalahan data dapat diminimalkan.

    4. Jika terdapat kekurangan pada sistem yang sedang diusulkan, hendaknya dicatat oleh user dan admin atau pihak manajemen, hal ini ditujukan untuk perbaikan sistem agar menjadi lebih sempurna.


    DAFTAR PUSTAKA

    1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 Hutahaean, Jeperson. 2015. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta:Deepublish.
    2. Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta:Bumi Aksara.
    3. 3,0 3,1 Taufiq, Rahmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen, Konsep Dasar, Analisa Dan Metode Pengembangan. Yogyakarta:Graha Ilmu.
    4. 4,0 4,1 4,2 Djahir, Yulia dan Dewi Pratita. 2015. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:Deepublish.
    5. Rusdiana, H., dan Moch.Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
    6. Maimunah, Lusyani Sunarya, dan Nina Larasati. 2012. Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjang Informasi dan Promosi. Tangerang:Jurnal CCIT (Vol 5 No.3)
    7. 7,0 7,1 Tyoso, Jaluanto Sunu Punjul. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:Deepublish.
    8. Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta:Bumi Aksara.
    9. 9,0 9,1 9,2 Rusdian, H., dan Moch.Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung:Pustaka Setia.
    10. Warnars, Spits. 2014. “Perbandingan Penggunaan Database OLTP Dan Data Warehouse”. Tangerang: Jurnal CCIT VOL.8 NO.1 –September 2014
    11. Rahardja Untung, Hidayati, dan Mia Novalia. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Methode DMQ Base Level. Tangerang: Jurnal CCIT Vol.4 No.3 – Mei 2011.
    12. Cortez, Dan Michael A, dkk. 2015. Improving Customer Satisfaction through Smart Shopping: A Prototype. International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT). Philippines:Computer Studies Department/ Graduate School of Engineering. Vol. 6 (2).
    13. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
    14. Henderi, dkk. 2011. Desain Aplikasi E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Journal CCIT Vol-4 No.3. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
    15. 15,0 15,1 Darmawan, Deni. 2013. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.
    16. Zohrahayati. 2013. Perancangan Sistem Informasi Penjualan Pada Butik Luwes Fashion Kecamatan Tulakan. Surakarta : Universitas Fakultas Teknik Informatika. Universitas Gajah Mada.
    17. Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Infromasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
    18. 18,0 18,1 Rosa, A.S., Shalahuddin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung:Informatika.
    19. Herlawati. 2011. Menggunakan UML. Jakarta : Elex Media Komputindo.
    20. Nugroho, Adi. 2011. Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    21. Jagadish, Maddirala, dkk. 2014. Avance Bibliothek Management System. International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT). India:Kakinada University. Vol.5 (6).
    22. Widodo, P.Pudjo.,dan Herlawati. 2011. Menggunakan UML. Bandung: Informatika
    23. Yasin, Ferdi. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objektif. Jakarta: Mitra Wacana Media.
    24. 24,0 24,1 Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta : Prestasi Pustaka.
    25. Rizaldi, Adrian. 2014. Sistem Pakar Identifikasi Karakter Siswa dalam Menentukan Konsentrasi Belajar dengan Metode Forward Chaining pada SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang. Skripsi. Tangerang : STMIK Raharja
    26. Mulia, Nurhadi Ganda. 2014. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Tahunan Pada Karyawan Dengan Simple Additive Weighting (SAW). Jurnal Pelita Informatika Budi Darma. Medan:STMIK Budidarma Medan. Vol.8 No.3, Agustus 2014.
    27. Walse, R.S. 2016. Business Applications of Information Technology in Dairy Industry. International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT). Maharashtra Animal and Fishery Sciences University.Vol.7 (5).
    28. 28,0 28,1 28,2 28,3 28,4 Nofriansyah, Dicky. 2014. Konsep Data Mining VS Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:Deepublish.
    29. Savitri, Rindy. 2014. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Bonus Dengan Metode Simple Additive Weighting. Jurnal Pelita Informatika Budi Darma. Medan:STMIK Budi darma Medan. Vol.8 No.3, Desember 2014.
    30. Ramanathan, Krishnan dan Dr. Anil Jadhav. 2016. Intelligent Decision Support Systems - A Tool for Human Resource Allocation in Information Technology Projects. International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT). India:Symbiosis Centre for Information Technology. Vol.7 (5).
    31. Valverde, Raul. 2011. A Risk Management Decision Support System for the Real Estate Industry. International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT). Canada:Concordia University. Vol.1 No.3.
    32. 32,0 32,1 Somadinata, Yusuf. 2010. Ilmu Naik Gaji 3 Kali Setahun.Jakarta:PT Elex Media Komputindo.
    33. Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategi Teori dan Aplikasi. Bandung. CV. Alfabeta.
    34. 34,0 34,1 Rangkuti, Freddy. 2011. Teknik menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Resiko SWOT Balanced Scorecard. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
    35. Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta:Erlangga.
    36. Rizal, Irhas Chaerur. 2013. Analisis Sistem Informasi Akademik Online Di Universitas Diponegoro Semarang Laporan Kuliah Kerja Praktek. Skripsi. Palembang:Universitas Bina Darma.
    37. Susena, Edy, dkk. 2015. Perencanaan Strategis Sistem Informasi Smart Campus Untuk Meningkatkan Pelayanan Di Politeknik Indonusa Surakarta. Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta. Surakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta. Vol.1 No.3
    38. Kadir, Abdul. 2013. Pemograman Database MySQL untuk Pemula. Yogyakarta:MediaKom.
    39. Anisya. 2013. Aplikasi Sistem Database Rumah Sakit Terpusat Pada Rumah Sakit Umum (RSU) ‘Aisyiyah Padang Dengan Menerapkan Open Source (PHP-MYSQL). Padang. Jurnal Momentum Vol.15 No.2. Agustus 2013.
    40. Raharjo, Budi. 2011. Belajar Otodidak Pemrograman Web Dengan PHP + Oracle. Bandung:Informatika Bandung.
    41. Kartini, Budi, dan Pertiwi. 2013. Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Tiket Konser Musik Online Berbasis Lokasi. Yogyakarta:Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013.
    42. 42,0 42,1 Faridl, Miftah. 2015. Fitur Dahsyat Sublime Text 3. Surabaya:Lug STIKOM.
    43. Setiawan, Soni. “Visual Paradigm, Aplikasi Untuk Membuat UML”. 29 May 2015. http://www.sonisetiawan.com/2015/05/visual-paradigm-aplikasi-pas-untuk.html.
    44. 44,0 44,1 Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta:Prestasi Pustaka.
    45. Budiman, Agustiar. 2012. Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box Pada Proses Pra Registrasi User Via Website, Makalah, halaman: 4.
    46. Hikmah, Agung Baitul, dkk. 2015. Cara Cepat Membangun Website Dari Nol. Yogyakarta:Andi Offset.
    47. Adelheid, Andrea dan Khairil Nst. 2012. Buku Pintar Menguasai PHP MYSQL. Jakarta:Mediakita.
    48. Saputra, Agus, Ridho Taufiq Subagio, dan Saluky. 2012. Membangun Aplikasi E-Library untuk Panduan Skripsi. Jakarta:PT Elex Media Komputindo.
    49. 49,0 49,1 Guritno, Suryo., Sudaryono, dan Untung Rahardja.2011.Theory and Application Of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi.Tangerang.
    50. 50,0 50,1 50,2 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta:Andi Offset.
    51. Rahardja Untung, Hidayati, dan Mia Novalia. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Methode DMQ Base Level. Tangerang:Jurnal CCIT Vol.4 No.3 – Mei 2011


    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran A:

    A.1 : Surat Pengantar Skripsi
    A.2 : Form Permohonan Penggantian Judul Skripsi
    A.3 : Kartu Bimbingan Dengan Pembimbing I
    A.4 : Kartu Bimbingan Dengan Pembimbing II
    A.5 :Kartu Study Tetap Final (KSTF)
    A.6 : Daftar Nilai
    A.7 : Form Validasi Skripsi
    A.8 : Kwitansi Pembayaran Skripsi
    A.9 : Kwitansi Pembayaran Sidang
    A.10 : Kwitansi Pembayaran Raharja Career
    A.11 : Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
    A.12 : Validasi Sidang Akademik
    A.13 : Formulir Seminar Proposal Skripsi
    A.14 : Formulir Final Presentasi Skripsi
    A.15 : Formulir Pertemuan Stakeholder
    A.16 : Sertifikat TOEFL
    A.17 : Sertifikat Prospek
    A.18 : Sertifikat IT Internasional
    A.19 : Surat Pengantar Skripsi
    A.20 : Hibah
    A.21 : Curriculum Vitae (CV)


    Lampiran B:

    B.1 : Surat Keterangan Observasi
    B.2 : Form Observasi
    B.3 : Form Wawancara