SI1333476540

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

PROTOTYPE RAINFALL DETECTION AND INFORMATION

SYSTEM BASE ON ESP8266 IN BMKG KLIMATOLOGI

GEOFISIKA KLAS I TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1333476540
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTYPE RAINFALL DETECTION AND INFORMATION

SYSTEM BASE ON ESP8266 IN BMKG KLIMATOLOGI

GEOFISIKA KLAS I TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1333476540
Nama
: Renaldi Edi Saputra
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
NIP : 000594
       
NIP : 079010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTYPE RAINFALL DETECTION AND INFORMATION

SYSTEM BASE ON ESP8266 IN BMKG KLIMATOLOGI

GEOFISIKA KLAS I TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476540
Nama
: Renaldi Edi Saputra

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 10001
   
NID : 14017


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTOTYPE RAINFALL DETECTION AND INFORMATION

SYSTEM BASE ON ESP8266 IN BMKG KLIMATOLOGI

GEOFISIKA KLAS I TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476540
Nama
: Renaldi Edi Saputra

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, .............

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Disusun Oleh :

NIM
: 1333476540
Nama
: Renaldi Edi Saputra
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Tangerang, ..........

 
 
 
 
 
Renaldi Edi Saputra
NIM : 1333476540

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Musim penghujan sering kali membuat kegiatan manusia menjadi terhambat, terlebih lagi untuk pengendara sepeda motor yang tidak dilengkapi pelindung hujan pada saat ingin bepergian ke suatu tempat. Sensor Ketinggian Air dan Sensor Suhu akan menginput data air hujan yang masuk kedalam wadah penampung dan suhu lalu diproses oleh Wemos D1 mini setelah diproses, Wemos D1 mini mengirimkan data supaya Relay mengaktifkan Micro Water Pump untuk membuang air yang berada di wadah penampung dan data disajikan kepada masyarakat melalui Web Ubidots. Informasi keadaan cuaca apakah terjadinya hujan atau tidak, ini sangat berguna untuk masyarakat yang ingin berpergian kesuatu tempat atau wilayah tertentu.

Kata Kunci: Internet Of Things , Ubidots, Wemos D1 mini, Sensor Ketinggian Air, Sensor DHT11, Modul relay, Pompa Air Kecil

ABSTRACT

The rainy season often make human activities become obstructed, especially to motorist who don’t come rain protector at the time wanted to travel somewhere. The data will be input Water Sensor and Temperature Sensor the rain water into the container and the temperature is then processed by the Wemos D1 Mini sends the data so that the Relay activities Micro Water Pump to remove water when on the container and the data presented to the public through the Web Ubidots. Weather information whether the onset of rain or not, this is very useful for people who want to travel to place or region specific.

Keyword: Internet Of Things , Ubidots, Wemos D1 mini, Water Level Sensor, Sensor DHT11, Relay module, Micro Water Pump

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “PROTOTYPE RAINFALL DETECTION AND INFORMATION SYSTEM BASE ON ESP8266 IN BMKG KLIMATOG GEOFISIKA KLAS I TANGERANG”

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis baik dalam materil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja serta selaku Dosen Pembimbing I Skripsi.
  4. Bapak Hendra Kusumah, S.Kom selaku Dosen Pembimbing 2 Skripsi.
  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  6. Kedua orang tua, adik, saudara serta wiwin yang selalu memanjatkan doa dan memberikan segala dukungannya. “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan lipahan rahmat kepada beliau semua, Aamiin”.
  7. Bapak Sardjono selalu stakeholder di BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang.
  8. Rekan-rekan Anggota Istimewa HIMASIKOM.
  9. Rekan-rekan yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan HIMASIKOM.
  10. Serta Kawan-kawan IKADA Majelis Nurul Hikmah, yang telah memberikan semangat kepada saya untuk menyelesaikan Skripsi ini.
  11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu pada kesempatan ini yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.

Tangerang, Juli 2017
Renaldi Edi Saputra
NIM. 1333476540

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang beriklim tropis basah (humid tropic) yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.

Adanya hubungan yang kuat antara mobilitas manusia dengan kondisi cuaca yang terjadi. Musim penghujan sering kali membuat kegiatan manusia menjadi terhambat, terlebih lagi untuk pengendara sepeda motor yang tidak dilengkapi pelindung hujan pada saat ingin bepergian. Hal tersebut tentu menjadi kendala bagi mereka, apabila mereka berhenti pada saat hujan maka waktunya akan terbuang sia-sia.

Informasi keadaan cuaca ini sangat berguna untuk masyarakat yang ingin berpergian kesuatu tempat yang masih meliputi satu daerah untuk menghidari daerah jalan yang terkena/turun hujan, sehingga perlu upaya untuk mengembangkan peralatan yang murah dan untuk memberikan informasi secara langsung mengenai keadaan cuaca didaerah tertentu. Salah satu pokok masalah yang perlu segera ditangani adalah mengenai mobilitas masyarakat di kala hujan turun. Jika terdapat sebuah sistem yang dapat memberitahukan kondisi hujan di jalan atau daerah yang ingin dilalui, maka masyarakat akan lebih mempunyai persiapan agar tidak terkena hujan.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah sistem pendeteksi cuaca saat terjadinya hujan atau tidak yang akan dipasang di suatu titik daerah atau tempat tertentu. Sistem tersebut terdiri atas Wemos D1 mini sensor curah air atau hujan, sensor kelembaban atau dht11, relay, micro water pump, sistem mikrokontroler yang berfungsi mengolah datanya, dan sebuah modul komunikasi untuk menyampaikan data informasi tersebut ke dalam web melalui jaringan internet. Sistem pendeteksi hujan pada suatu daerah tertentu atau disebut dengan “Prototype Rainfall Detection And Information System Base On ESP8266 In BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang”. Sistem ini dapat memberitahukan informasi cuaca ada atau tidaknya hujan di suatu daerah atau tempat secara real time dengan menggunakan indikator air. Dengan demikian diharapkan kegiatan masyarakat tidak menurun meski sedang terjadi hujan.

Perumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ada sebagai berikut :

  1. Bagaimana memperoleh informasi cuaca secara real time pada saat berpergian di wilayah Kota Tangerang ?
  2. Bagaimana cara mendapatkan data air hujan dan suhu disekitar secara real time ?
  3. Alat yang bagaimanakah yang dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai cuaca hujan ditempat tertentu ?

Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka akan dibahas dalam Skripsi ini adalah :

  1. Prototype dengan menggunakan ESP8266 Wemos D1 mini sebagai otak untuk menginstruksikan terhadap sensor air, sensor suhu serta relay dan micro water pump.
  2. Sensor-sensor tersebut membaca air hujan yang telah tertampung pada wadah dan membaca suhu disekitar.
  3. Memberikan informasi cuaca disuatu tempat/wilayah tertentu yang akan dilalui pengendara bermotor melalui website (sk.raharja.ac.id/2017/08/info-cuacahujan-kota-tangerang/).

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

1. Dapat mengembangkan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.

2. Untuk mendapatkan data air hujan secara real time.

3. Untuk mendapatkan data suhu disekitar secara real time.

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis terdari dari beberapa metode penelitian, yaitu sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Observation)
    Dalam metode ini peneliti melakukan observasi ke BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang, agar peneliti mendapatkan data yang dibutuhan.
  2. Wawancara (Interview)
    Adalah suatu metode untuk mendapatkan data dan keterangan-keterangan yang diinginkan dengan cara melakukan tanya jawab kepada stackholder pada BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang.
  3. Studi Pustaka
    Selain telah melakukan observasi dan wawancara, peneliti juga melakukan studi pustaka, jurnal, dan buku-buku dengan cara pengumpulan data, dengan cara ini peneliti berusaha untuk melengkapi data-data yang diperoleh sebagai referensi yang berhubungan dengan pembuatan prototype ini.

Metode Analisa

Pada metode ini penulis menganalisa sistem yang sudah ada dengan beberapa point pertibangan, seperti bagaimana cara kerja sistem, apa saja komponen yang membangun sistem tersebut dan juga kekurangan dari sistem tersebut.

Metode Perancangan

Dalam laporan skripsi ini, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart program dan flowchart sistem dengan desain hardware menggunakan diagram blok. Metode ini dimaksudkan bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.‎

Metode Prototype

Metode yang dipakai adalah metode prototype evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Metode Pengujian

Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang di inginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi saat sistem di terapkan. Penulis menggunakan metode Black Box karena metode Black Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan laporan skripsi ini, penulis membagi dan mengelompokan materi penulisan menjadi beberapa bab, dimana setiap bab akan membahas dan menguraikan pokok bahasan dengan lebih terperinci, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus berupa pengertian dan definisi yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang terdiri dari profile BMKG Klimatologi dan Geofisika Klas I Tangerag, sejarah singkat BMKG Klimatologi dan GeofisikaKlas I Tangerag, visi dan misi BMKG Klimatologi dan Geofisika Klas I Tangerag, struktur organisasi dan wewenang serta tanggung jawab, pembahasan sistem, serta cara kerja rangkaian alat secara keseluruhan.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototipe, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil karya sebagai upaya untuk perbaikan serta pengembangan untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Menurut Darmawan (2013:229)[1], “prototipe adalah suatau versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”

Menurut Widyaningtyas (2014:2)[2], “Prototipe adalah satu versi dalam sistem potensial, memberikan ide para pengembang dan user, bagaimana sistem berfungsi dari bentuk sudah selesai".

Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan prototipe adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

2. Jenis-Jenis Prototipe

Menurut Simamarta dalam Saefullah (2015:64)[3], Jenis-jenis prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu :

  1. Rapid Throwaway Prototyping
    Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

  2. Prototype Evolusioner
    Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan dari pada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993). Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

Sumber : Simarmata (2010:68)

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Darmawan (2013:4)[1]., “Sistem sebagai sebuah kumpulan/grup dari bagian/komponen apapun baik fsik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja secara harmonis untuk mencapai satu tujuan”.

Menurut Taufiq (2013:2)[4], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”..

Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai sistem, dapat disumpulkan bahwa suatu sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan, berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutanta dalam Rusdiana, dkk (2014:35)[5], karakteristik sistem sebagai berikut :

  1. Komponen (Components)
    Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem.

  2. Batas (Boundary)
    Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

  3. Lingkungan(Environment)
    Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

  4. Penghubung/Antarmuka(Interface)
    Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi.

    Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  5. Masukan (Input)
    Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  6. Pengolahan (Processing)
    Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  7. Keluaran (Output)
    Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  8. Sasaran (Objective) dan Tujuan (Goal)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

  9. Kendali (Control)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  10. Umpan Balik (Feedback)
    Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:40)
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Rusdiana dkk. (2014:35)[6], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang:

a). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik.
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi, dan sebagainya.

b). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebutkan dengan man-machine system. Sistem informasi akutansi merupakan contoh man-machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

c). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tentu. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.
Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

d). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka.
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:41)
Gambar 2.2 Sistem terbuka

usdiana dan Irfan (2014:42)
Gambar 2.3 Sistem Tertutup

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Darmawan (2013:1)[1],“Data adalah fakta atau apa pun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi”.

Menurut Susanto dalam A.Rusdiana, dkk. (2014:68)[6], “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3)[7], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber :

  1. Klasifikasi data menurut jenis data:
    a. Data Hitung (enumeration/counting data)
    Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.
    b. Data Ukur (measurement data)
    Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.

  2. Klasifikasi data menurut sifat data:
    a. Data Kuantitatif (quantitative data)
    Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
    b. Data Kualitatif (qualitative data)
    Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.

  3. Klasifikasi data menurut sumber data:
    a. Data Internal (internal data)
    Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
    b. Data Eksternal (external data)
    Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu :
    a. Data Eksternal Primer (primary external data)
    Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.
    b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data)
    Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

Konsep Dasar Wifi

1. Definisi Wifi

Menurut Sisdarmanto, dkk (2013:3)," WiFi adalah kependekan dari Wireless Fidelity yang merupakan salah satu jenis komunikasi wireless yang sangat umum digunakan. WiFi memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Wireless Local Area Network (WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11 (Wiguna et.al, 2012) Salah satu protokol yang digunakan dalam komunikasi WiFi adalah TCP/IP. TCP merupakan connection-oriented, yang berarti kedua computer yang ikut serta dalam penukaran data harus melakukan hubungan terlebih dahulu sebelum pertukaran data berlangsung. IP bertanggung jawab setelah hubungan berlangsung. IP bertugas untuk me-rute paket data di dalam jaringan diterima oleh user yang membutuhkan. Proses streaming dipengaruhi oleh: Frame size, Frame rate, dan Data rate. Frame size adalah ukuran gambar dalam pixels yang merupakan gabungan dari tinggi dan lebar. Frame rate adalah sekumpulan gambar tunggal yang bergerak tiap detik (fps) untuk membuat sebuah rangkaian video. Sedangkan Data rate adalah kecepatan pengiriman data yang diukur dalam bytes per second (bps) (Heriman et.al, 2007)”

Menurut, Wireless Fidelity (Wi-Fi) merupakan teknologi Wireless Local Area Network (WLAN) yang distandarisasi dalam standar IEEE 802.11. Wi-Fi digunakan untuk transmisi data secara wireless. Wi-Fi menggunakan jaringan radio dengan jangkauan frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz. Jaringan Wi-Fi bermula dari access point, yaitu perangkat yang menjalankan komunikasi dengan frekuensi radio dan memungkinkan perangkat wireless untuk terkoneksi jika memiliki konfigurasi dan kualifikasi keamanan yang sesuai. Wi-Fi memiliki standar-standar dengan spesifikasi tertentu yang dapat dilihat pada Tabel 2.2 :

Tabel 2.2 Spesifikasi Standar Wi-fi

Sumber : https://pengertianjaringankomputer.wordpress.com/2011/11/27/spesifikasi-wifi/

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Menurut McFadden, dkk. Dalam Kadir (2014:45)[8], Mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

Menurut Davis Dalam Kadir (2014:45)[8], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan saat ini dan saat datang.

2. Ciri-Ciri Informasi

Menurut Davis dalam Kadir (2014:47)[8], Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berikut :

  1. Benar atau Salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah mempercayainya, efeknya seperti kalau informasi itu benar.

  2. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.

  3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.

  4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

  5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

Sedangkan menurut Mc Leod dalam Darmawan dan Nur Fauzi (2013:2)[9], mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus meiliki ciri-ciri :

  1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dlakukan melaui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut akurat.

  2. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.

  3. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

  4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

  5. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan yang tidak ada bulannya atau tidak ada fakturnya.

Sumber: Kadir (2014:48)
Gambar 2.4 Hubungan Data, Informasi, dan Pengetahuan

Konsep Dasar Perancangan

1. Definisi Perancangan

Menurut Darmawan (2013:227), “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Sutabri (2012:41), “Perancangan Sistem informasi yang diterjemahkan dari information system planning (ISP) menceritakan bagaimana menerapkan pengetahuan tentang sistem informasi kedalam organisasi”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228), Tahap perancangan atau desain sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Kristanti dan Niluh Gede Redita[10], “Flowchart adalah cara penyajian visual aliran data melalui sistem informasi, operasi yang dapat dilakukan dalam sistem dan urutan dimana mereka dilakukan.” Flowchart dapat membantu menjelaskan pekerjaan yang saat ini dilakukan dan bagaimana cara meningkatkan pekerjaan tersebut."

Menurut Sagita (2013:33)[11], “flowchart merupakan bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya”.

2. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Tri (2015:2)[12], “flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
    Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

  2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
    Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.

  3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
    Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistemdengan seseorang yang tidak familia rdengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

  4. Flowchart Program (Program Flowchart)
    Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

  5. Sumber: Tri (2015:6)
    Gambar 2.5 Flowchart Program (Program Flowchart)

  6. Flowchart Proses (Process Flowchart)
    Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu :

  7. Sumber: Tri (2015:7)
    Gambar 2.6 Simbol Flowchart Proses

    Flowchart proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untu menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses :

    Tabel 2.3 Flowchart Proses (Process Flowchart)

    Sumber : Tri (2015:8)

Konsep Dasar Pengujian

1. Definisi Pengujian

Menurut Mustaqbal, dkk (2015:323)[13], “Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan”.

Menurut Amin. Zaenal, dan Santoso. Yudi (2012:72) [14], “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima dan digunakan untuk mengambil keputusan”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah proses terhadap aplikasi yang saling terintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dan menjadikan data yang telah diuji menjadi berguna bagi penerima.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah Blackbox dan White box testing.

3. Jenis-Jenis Pengujian

  1. Black Box Testing

    Menurut Siddiq (2012:4)[15], “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar”.

    Menurut Warsito (2015:32)[16], ), “black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya : fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

    Menurut Srinivas Nidhra dan Jagruthi Dondeti pada International Journal of Embedded Systems and Applications (2012:29) [17], “Black box testing is also called as functional testing, a functional testing technique that designs test cases based on the information from the specification With black box, Black box testing not concern with the internal mechanisms of a system; these are focus solely on the outputs generated in response to selected inputs and execution conditions the code”.

    Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa black box testing adalah metode pengujian atau uji coba yang memfokuskan pada keperluan software atau perangkat lunak untuk mengetahui apakah perangkat lunak sudah berfungsi dengan benar.

    2. Metode Pengujian Black Box Testing

    Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya :

    a.) Equivalence Partitioning

    Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

    b.) Boundary Value Analysis

    Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

    c.) Cause-Effect Graphing Techniques

    Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut :

    1) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

    2) Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

    3) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

    4) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.

    d.) Comparison Testing

    Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

    e.) Sample and Robustness Testing

    1.) Sample Testing

    Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

    2) Robustness Testing

    Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

    f) Behavior Testing dan Performance Testing

    1) Behavior Testing

    Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    2) Performance Testing

    Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

    3.) Requirement Testing

    Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

    Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

    Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

    g) Endurance Testing

    Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

    3. Kelebihan dan Kelemahan Black Box Testing

    Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya :

    Tabel 2.4 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

    Sumber: Siddiq (2012:14)

    4.White Box Testing

    Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya[18], “White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing”.

    (White Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem. Metode ini dinamakan demikian karena program perangkat lunak, di mata tester, seperti kotak putih / transparan dalam yang satu jelas melihat. Pengujian White Box adalahkontras dengan Black Box Testing).

    White Box Testing Advantages :.

    1. Increased Effectiveness: Crosschecking design decisions and assumptions against source code may outline a robust.

    2. Design : but the implementation may not align with the design intent.

    3. Full Code Pathway Capable: all the possible code pathways can be tested including error handling, dependencies, and additional internal code logic/flow.

    4. Early Defect Identification: Analyzing source code and developing tests based on the implementation details enables.

    5. Testers to find programming errors quickly.

    6. Reveal Hidden Code Flaws: access of program modules.

    7. No Waiting: Testing can be commenced at an earlier stage. One need not wait for the GUI to be available.

    (Keuntungan pengujian White Box).

    1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.

    2. Desain : tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.

    3. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern.

    4. Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.

    5. Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat.

    6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

    7. Tidak ada menunggu : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

    Konsep Dasar Cuaca

    1. Definisi Cuaca

    Cuaca merupakan peristiwa fisik yang berlangsung di atmosfer pada suatu saat dan tempat/ruang tertentu, yang dinyatakan dalam berbagai variable disebut unsur-unsur cuaca. Unsur-unsur ini diamati satu atau beberapa kali dalam sehari sebagai data cuaca, yang selanjutnya hasil pengamatannya dalam setahun sebagai data harian dari setahun. Jika data pengamatan dikumpulkan selama beberapa tahun yang merupakan data historis jangka panjang tentang perilaku atmosfer yang mencirikan cuaca. Sehingga hasil pengamatan data tersebut merupakan informasi penting pada berbagai bidang terutama yang berkaitan dengan kehidupan manusia seperti kehutanan dan pertanian dalam arti luas, penerbangan, hidrologi & pengairan serta kesehatan masyarakat. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari informasi cuaca adalah :

    1. Sebagai peringatan dini dari dampak negative yang ditimbulkan oleh cuaca yang ekstrim seperti banjir, kekeringan dan angin kencang.

    2. Menyelenggarakan kegiatan atau usaha dibidang teknik, ekonomi dan sosial yang sesuai dengan ciri dan sifat cuaca, sehingga dapat dihindari kerugian yang diakibatkannya.

    3. Melaksanakan kegiatan tersebut sebaiknya memamfaatkan pula tehnologi pemanfaatan sumber daya cuaca.

    2. Istilah Batasan Cuaca

    Cuaca : Semua proses/peristiwa fisik yang terjadi/berlangsung di atmosfer pada suatu saat dan tempat-tempat tertentu atau nilai sesaat dari atmosfer serta perubahannya dalam jangka pendek disuatu tempat tertentu dibumi. Pernyataan secara kuantitatif dari cuaca umumnya digunakan untuk tujuan ilmiah, sedangkan secara kualitatif merupakan pernyataan masyarakat awam seperti tiupan angin lemah, langit cerah, dan cuaca buruk. Cuaca akan dicatat terus menerus pada jam-jam tertentu secara rutin menghasilkan suatu seri data cuaca yang selanjutnya dapat digunakan.

    3. Unsur-unsur dan Pengendali Cuaca

    Cuaca merupakan ramuan dari berbagai unsur dan dalam ilmu fisika disebut besaran. Adapun unsur tersebut antara lain :

    1. pancaran surya, bumi dan atmosfer

    2. Suhu udara dan tanah,

    3. Tekanan udara,

    4. Angin

    5. Kelembaban udara dan tanah

    6. Keawanan,

    7. Presipitasi,

    8. Penguapan (Evapotranspirasi).

    Jika salah satu unsur cuaca berubah (terutama pancaran surya) maka satu atau lebih unsur lainnya akan berubah, perubahan secara menyeluruh itulah yang disebut perubahan cuaca.

    Cuaca berubah dari waktu kewaktu, oleh karena adanya rotasi dan revolusi bumi. Rotasi bumi akan menimbulkan siang dan malam hari, sedangkan revolusi bumi akan menimbulkan musim. Daerah subtropika dikenal adanya 4 musim yakni musim panas, musim salju, musim gugur dan musim semi, sedangkan daerah tropika dikenal musim hujan dan kemarau serta peralihan kedua musim.

    4. Suhu Udara

    Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul–molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda–benda lain atau menerima panas dari benda – benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi.

    1. Varian Harian Suhu Permukaan
      Selama 24 jam, suhu udara selalu mengalami perubahan–perubahan. Di atas lautan perubahan suhu berlangsung lebih banyak perlahan–lahan daripada di atas daratan. Variasi suhu pada permukaan laut kurang dari 1°C, dan dalam keadaan tenang variasi suhu udara dekat laut hampir sama. Sebaliknya diatas daerah pedalaman continental dan padang pasir perubahan suhu udara permukaan antara siang dan malam mencapai 20°C. Sedangkan pada daerah pantai variasinya tergantung dari arah angin yang bertiup. Variasinya besar bila angin bertiup dari atas daratan dan sebaliknya.

    2. Kelembaban Nisbi Udara r atau RH (%)
      Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara atau atmosfer. Besarnya tergantung dari masuknya uap air ke dalam atmosfer karena adanya penguapan dari air yang ada di lautan, danau dan sungai maupun dari air tanah. Disamping itu terjadi pula dari proses transpirasi, yaitu penguapan dari tumbuh-tumbuhan. Sedangkan banyaknya air di dalam udara bergantung kepada banyak factor, antara lain adalah ketersediaan air, sumber uap, suhu udara, tekanan udara dan angin.
      Uap air dalam atmosfer dapat berubah bentuk menjadi cair atau padat yang akhirnya dapat jatuh ke bumi antara lain sebagai hujan. Kelembaban udara yang cukup besar member petunjuk langsung bahwa udara banyak mengandung uap air atau udara dalam keadaan basah.
      Berbagai ukuran dapat digunakan untuk menyatakan nilai kelembaban udara. Salah satunya adalah kelembaban udara relative (nisbi).
      Nisbah dari nisbah campuran actual dari suatu sample udara pada suhu dan tekanan tertentu terhadap nisbah campuran jenuh yang dapat dinyatakan dalam persamaan :

      <p style="text-align: center;">

      Gambar 2.7 Sumber Klimatologi Laboratorium Pengelolaan DAS & Konservasi Sumberdaya Hutan, Tanah dan Air Makasar

      RH = kelembaban udara relative (%),

      e = tekanan uap air pada saat pengukuran (mb),

      es = tekanan uap air maksimum yang dapat dicapai pada suhu udara dan tekanan udara saat pengukuran (mb).

      Di atmosfer butir-butir air biasanya dibawah 0oC. Oleh karena itu perlu dibedakan tekanan uap jenuh diatas air dan diatas es. Perbedaannya sangat ditentukan jumlah dan jenis inti-inti kondensasi.

      Tekanan uap jenuh diatas air yang super cooled sedikit lebih tinggi daripada diatas es oleh karena L sublimasi > L evaporasi.

    Konsep Dasar Elisitasi

    1. Definisi Elisitasi

    Menurut Mohd. Arif dan Saoud Sarwar (2015:17)[19], Requirements elicitation is an important sub-process of requirement engineering . It is the process of searching, uncovering, achieving, and detailing requirements for different type of systems like computer based systems, web based systems etc. Requirements elicitation is all about attainments and understanding the needs of users and project promoters with the ultimate aim of communicating these needs to the system developers. It also commits a set of activities that must allow for communication, prioritization, consultation, and collaboration with the entire relevant stakeholders. In requirements elicitation process, requirements are analyzed as the main resources, and also on the basis of accurate analysis of the organization, the application area where the system will be disposed.

    (Persyaratan elisitasi adalah sub-proses penting persyaratan teknik. Ini adalah proses pencarian, pengungkapan, pencapaian, dan persyaratan yang merinci untuk berbagai jenis sistem seperti sistem berbasis komputer, sistem berbasis web, dll. Persyaratan pengembangan adalah tentang pencapaian dan pemahaman kebutuhan pengguna dan promotor proyek dengan tujuan akhir untuk berkomunikasi. Ini perlu pengembang sistem. Ini juga melakukan serangkaian aktivitas yang harus memungkinkan komunikasi, prioritas, konsultasi, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait. Dalam proses elisitasi persyaratan, persyaratan area dimana sistem akan dibuang).

    Menurut Saputra (2012:51)[20], "Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi.

    2. Tahap-Tahap Elisitasi

    Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

    a) Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    b) Tahap II

    Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

    c) Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu :

    1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan.

    2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

    3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement di dalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan

    3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

    d) Final Draft Elisitasi

    Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

    Teori Khusus

    Konsep Dasar Mikrokontroler

    1. Definisi Mikrokontroler

    Menurut Santoso, dkk (2013:17)[21], Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output.

    Menurut Syahwil (2013:53)[22], Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang diterima dan program yang dikerjakan.

    Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai Mikrokontroller dapat disimpulkan sebagai otak/pengatur suatu system yang telah terkomputerisasi yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang mempunyai fungsi tertentu seperti RAM, ROM, CPU, I/O,Clock dan komponen lainnya dalam sebuah keping tunggal yang mempunyai input dan output serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.

    2. Karateristik Mikrokontroler

    Karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen-komponen yaitu :

    1. CPU (Central Procesing Unit)

    2. RAM (Read Only Memory)

    3. I/O (Input/Output)

    Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter, dan lain-lain.

    3. Klasifikasi Mikrokontroler

    Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut :

    1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB)

    2. RAM berkapasitas 68 byte

    3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte

    4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit)

    5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler

    6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programing)

    Beberapa fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

    1. RAM (Random Access Memory)

    2. RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variabel. Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

    3. ROM (Read Only Memory)

    4. ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

    5. Register

    6. Merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

    7. Special Function Register

    8. Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.

    9. Input dan Output Pin

    10. Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler

    11. Interrupt

    12. Interrupt bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

    Konsep Dasar Wemos D1 mini

    1. Definisi Wemos D1 mini

    Wemos merupakan salah satu arduino compatible development board yang dirancang khusus untuk keperluan IoT. Wemos menggunakan chip SoC WiFi yang cukup terkenal saat ini yaitu ESP8266. Cukup banyak modul WiFi yang menggunakan SoC ESP8266. Namun Wemos memiliki beberapa kelebihan tersendiri yang cocok digunakan untuk Aplikasi Internet Of Things.

    Beberapa Fitur dari Wemos adalah :

    1. 11 digital input/output pins

    2. Interrupt/pwm/I2C/one-wire

    3. 1 analog input(3.2V max input)

    4. 16M bytes(128M bit) Flash

    5. External antenna connector

    6. Built-in ceramic antenna

    7. New CP2104 USB-TO-UART IC

    8. Same size as D1 mini, but more light

    Gambar 2.8 Wemos D1 mini ESP8266

    Sumber : wemos.cc

    Tabel 2.5 Spesifikasi Wemos D1 mini

    Sumber : wemos.cc

    Tabel 2.6 Fungsi Pin Wemos D1 mini ESP8266

    Sumber : wemos.cc

    Konsep Dasar Ubidots

    1. Definisi Ubidots

    Menurut Srinidhi Siddagangaiah[23], ),Ubidots is the most important component of the plant health monitoring system. When building an IoT system based on sensors, dev board sends data to the cloud platform. These platforms store data and use it to build charts. An Ubidots IoT cloud platform is like a PaaS (Platform as a service) that provides some services useful in IoT ecosystem. These services enable dev boards connecting to remote services or other service providers. It would be expensive to connect Arduino to a remote service. These platforms make the heavy work. They execute a set of custom rules based on the incoming events from Arduino sensors. These events trigger external action like sending a short message. Most of these platforms have a free account that is useful to build an IoT Project.

    (Ubidots adalah komponen terpenting dalam sistem pemantauan kesehatan tanaman. Saat membangun sistem IoT berdasarkan sensor, dewan dev mengirimkan data ke platform awan. Platform ini menyimpan data dan menggunakannya untuk membuat grafik. Platform awan Ubtots IoT seperti PaaS (Platform sebagai layanan) yang menyediakan beberapa layanan yang berguna dalam ekosistem IoT. Layanan ini memungkinkan papan dev menghubungkan ke layanan jarak jauh atau penyedia layanan lainnya. Akan sangat mahal untuk menghubungkan Arduino dengan layanan jarak jauh. Platform ini membuat pekerjaan berat. Mereka menjalankan seperangkat aturan khusus berdasarkan kejadian yang akan datang dari sensor Arduino. Peristiwa ini memicu aksi eksternal seperti mengirim pesan singkat. Sebagian besar platform ini memiliki akun gratis yang berguna untuk membangun Proyek IoT).

    Gambar 2.9 Logo Ubidots

    Konsep Dasar Water Level Sensor

    1. Definisi Water Level Sensor

    Menurut erdon.wordpress.com (2015),Water Level Sensor adalah alat yang digunakan untuk memberikan signal kepada alarm / automation panel bahwa permukaan air telah mencapai level tertentu. Sensor akan memberikan signal dry contact (NO/NC) ke panel.

    Sensor ketinggian air biasanya digunakan untuk menghitung ketinggian air disungai, danau, atau tangki air. Sensor ini sangat mudah untuk dibuat karena bahan - bahanya sederhana. Cara kerja alatnya pada saat ketinggian air naik, maka secara otomatis bandul bermagnet akan ikut terangkat juga, dan ketika magnet berada pada level sensor berikutnya maka sensor tersebut akan aktif dan menyalakan lampu atau peralatan lainya.

    Gambar 2.10 Water Level Sensor

    Tabel 2.7 Spesifikasi Water Level Sensor

    Konsep Dasar DHT11

    1. Definisi DHT11

    Menurut Srinidhi Siddagangaiah[23], ),DHT11 is a Temperature and Humidity monitoring sensor using digital signal acquisition technique and temperature & humidity sensing technology. This sensor consists of a resistive type humidity measurement component and an NTC temperature measurement component, connects to a high performance 8-bit microcontroller, offering excellent quality, fast response, anti-interference ability, low power consumption, cost-effective cheap sensor and suitable for Arduino. It has following specifications humidity measuring range 20% to 90% RH with an accuracy of 5.0% RH and temperature measuring range of 0 to 50 C with an accuracy of 2.0 C.

    (DHT11 adalah sensor pemantau Suhu dan Kelembaban dengan menggunakan teknik akuisisi sinyal digital dan teknologi penginderaan suhu & kelembaban. Sensor ini terdiri dari komponen pengukuran kelembaban tipe resistif dan komponen pengukuran suhu NTC, terhubung ke mikrokontroler 8-bit berkinerja tinggi, menawarkan kualitas yang sangat baik, respon cepat, kemampuan anti-gangguan, konsumsi daya rendah, sensor murah hemat biaya dan cocok Untuk Arduino Ini memiliki spesifikasi pengukuran kelembaban berkisar 20% sampai 90% RH dengan akurasi 5,0% RH dan rentang pengukuran suhu 0 sampai 50 C dengan akurasi 2,0 C).

    Gambar 2.11 DHT11

    Konsep Dasar Relay

    1. Definisi Relay

    Miller, Rex. 2013[24], ),"A relay is a device that can control current from a remote position through the use of a separate circuit for its own power. when the switch is closed. current flows through the electromagnet, or coil, and energizes it. The pull of the electromagnet causes the soft iron armature to be attracted toward the electromagnet core. As the armature moves toward the coil, it touches the contacts of other circuits. Thereby completing the circuit for the load. When a switch opens. The relay coil de-energizes, and the spring pulls the armature back. This action breaks the contact and removes the load from the 12-V battery, Relays are remote switches that can be controlled from almost any distance if the coil is properly wired to its power source. Many types of relays are available. They are used in telephone circuits and in almost all automated. electrical machinery".

    (Relay adalah perangkat yang dapat mengontrol arus dari posisi jauh melalui penggunaan sirkuit terpisah untuk kekuatan sendiri. ketika saklar ditutup. arus mengalir melalui elektromagnet, atau coil, dan memberikan energi itu. Tarikan elektromagnet menyebabkan angker besi lunak menjadi tertarik ke arah inti elektromagnet. Sebagai angker bergerak menuju kumparan, menyentuh kontak sirkuit lainnya. sehingga melengkapi rangkaian untuk beban. Ketika switch terbuka. kumparan relay tidak memberikan energi, dan musim semi menarik armature kembali. tindakan ini istirahat kontak dan menghilangkan beban dari baterai 12- V, Relay jarak jauh switch yang dapat dikendalikan dari jarak hampir apapun jika kumparan dengan benar kabel ke sumber listrik.Banyak jenis relay yang tersedia. Mereka digunakan dalam sirkuit telepon dan di hampir semua otomatis).

    Gambar 2.12 Relay

    2. Komponen Relay

    Relay yang ada dipasaran terdapat bebarapa jenis sesuai dengan desain yang ditentukan oleh produsen relay. Dilihat dari desain saklar relay maka relay dibedakan menjadi :

    1. Kumpalan (Koil)
      Koil/kumparan merupakan komponen utama sebuah relay yang digunakan untuk menciptakan medan magnet (elektromagnetik).

    2. Input Relay
      Input Relay merupakan bagian kontrol relay. Relay membutuhkan tegangan masukan (VDC) untuk dapat mengoperasikan kumparan.

    3. Common Relay
      Common Relay merupakan bagian keluaran relay yang tersambung dengan Normally Closed (NC) dalam keadaan normal.

    4. Normally Closed (NC)
      Normally Closed (NC) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common relay.

    5. Normally Open (NO)
      Normally Open (NO) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common relay.

    Konsep Dasar Pompa

    1. Konsep Dasar Pompa

    Pompa adalah salah satu peralatan yang dipakai untuk mangubah energi mekanik (dari mesin pengerak pompa) menjadi energi tekan pada cairan yang dipompa. Pada umumnya pompa digunakan untuk memindahkan air dari suatu tempat ke tempat yang lain yang lebih tinggi tempatnya, ataupun tekananya.

    Gambar 2.13 Pompa Micro

    Konsep Dasar Elektronika

    1. Definisi Komponen Elektronika

    Menurut Hernanto (2014:20)[25], “Komponen elektronika merupakan sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai kegunaannya”.

    2. Jenis-Jenis Komponen Elektronika

    Menurut Hernanto (2014:20)[25], komponen elektronika dibagi menjadi dua, yaitu:

    a. Komponen pasif

    Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Adapun yang termasuk komponen pasif antara lain :

    1. Resistor
      Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm. Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran dinamakan gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohm meter.

    2. Gambar 2.14 Skema Warna Resistor

      Sumber: Syahwill (2013:32)

      Contoh :
      1.Untuk 4 warna : pita 1 = hijau, pita 2 = Biru, pita 3 = kuning, pita 4 = perak Nilai resistansinya : 56 x 10 k0= 560 kQ, toleransi +/- 10
      2.Untuk 5 Warna : pita 1 = merah, pita 2 = orange, pita 3 = ungu, pita 4 = hitam, dan pita 5 = cokelat Nilai resistansinya : 237 x 1 Q = 237 Q, toleransi +/- 1

    3. Kapasitor
      Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatukapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis sebagai berikut :

    4. Gambar 2.15 Macam- Macam Kapasitor

      Sumber : Hernanto (2014:20)

    5. Kristal (XTAL)
      Kristal berfungsi untuk menghasilkan sinyal dengan tingkat kestabilan frekuensi yang sangat tinggi. Kristal pada oscilator ini terbuat dari quartz atau Rochelle salt dengan kualitas yang baik. Material ini memiliki kemampuan mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa getaran atau sebaliknya. Kristal dapat difungsikan sebagai umpan balik pada suatu frekuensi tertentu saja.

    6. Gambar 2.16 Kristal (XTAL)

      Sumber: Hernanto (2014:20)

      b. Komponen aktif

      Menurut Hernanto (2014:20)[25], komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya memerlukansumber arus atau sumber tegangan tersendiri. Yang termasuk komponen aktif antara lain :

      1. Dioda
        Dioda adalah peralatan semikonduktor bipolar yaitu kutub anoda dan kutub katoda. Dalam operasinya, dioda akan bekerja bila diberi arus bolak-balik (AC) dan berfungsi sebagai penyearah. Selain itu dioda dapat mengalirkan arus searah (DC) dari kutub anoda (+) ke kutub katoda (-). Jika kutub anoda diberi arus negatif dan kutub katoda diberi arus positif maka dioda akan bersifat menahan arus listrik. Dioda merupakan gabungan antara bahan semikonduktor tipe P dan tipe N. Bahan tipe P adalah bahan campuran yang terdiri dari germanium atau silikon dengan aluminium dan merupakan bahan yang kekurangan elektron dan bersifat positif. Bahan tipe N adalah bahan campuran yang terdiri dari germanium atau silikon dengan fosfor dan merupakan bahan yang kelebihan elektron dan bersifat negatif.

      2. Gambar 2.17 Dioda

        Sumber: Hernanto (2014:20)

      3. Transistor
        Transistor adalah merupakan komponen dasar yang paling penting dan banyak dipergunakan dalam setiap rangkaian. Transistor memiliki 3 (tiga) terminal yang dibuat dari bahan indium, germanium dan silikon. Alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor. Transistor disusun menggunakan sambungan dioda. Berdasarkan jenis sambungan transistor dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :

      1. NPN (Negative Positive Negative)
        Transistor NPN terdiri dari 1 lapisan semikondutor tipe-P di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-N. Arus kecil yang memasuki basis pada emitter dikuatkan di keluran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tengan emitter.

      2. Gambar 2.18 Simbol Transistor NPN

        Sumber: Hernanto (2014:20)

      3. PNP (Positive Negative Positive)
        Transistor PNP terdiri dari 2 lapisan semikonduktor tipe-N di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-P. arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitter dikuatkan dikeluran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter.

      4. Gambar 2.19 Simbol Transistor PNP

        Sumber: Hernanto (2014:20)

      5. IC (Integreted Circuit)
        IC (Integrated Circuit) merupakan suatu komponen semikonduktor yang dirancang dari beberapa komponen elektronika seperti transistor, dioda, resistor, kapasitor, dan komponen semikonduktor lainya, sehingga menjadi satu kesatuan yang berbentuk chip. Terdapat beberapa keuntungan dari pengguna IC diantaranya yaitu :

      1. Bentuk fisiknya kecil sehingga rangakian jadinya akan kelihatan kecil dan kompak (compo).

      2. Catu daya yang diperlukan kecil.

      3. Sistem operasional sangat praktis dan cepat.

      4. Baik pemasangan maupun pemakaiannya mudah dan praktis.

      5. Harganya relatif murah dibanding dengan menggunakan transistor.

      Konsep Dasar Literature Review

      1. Definisi Literature Review

      Menurut Meta Amalya Dewi[26], ),Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain :

      1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

      2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

      3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

      4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

      Adapun literaute review sebagai salah satu penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu :

      1. Penelitian yang dilakukan oleh Kajar Salunkhe, Sana Shaikh dan B.S Kunure dari Department Of Electrical Engineering, Savitribai Phule Pune University, Pune, yang berjudul “ Transformer Protection Using Microcontroller Based Relay & Monitoring Using GSM Technology, pada perancangan ini penulis merancang sistem Transformator, sistem ini mampu transfer energi listrik dan melindungi transformator dari overheating. Perangkat keras yang digunakan adalah Mikrokontroller, LCD Display, Relay.

      2. Penelitian yang dilakukan oleh Shiraz Pasha B.R , Dr. B Yogesha dari Dept. of Mechanical Engineering, MCE, Hassan, yang berjudul “ Microcontroller Based Automated Irrigation System, pada perancangan ini penulis merancang Sistem Irigasi Otomatis, sistem ini mampu mengontrrol debit ait yang dialiri ke lahan pertanian secara otomatis. Perangkat keras yang digunakan adalah Mikrokontroller, Soil Moisture Sensor, Selenoid Valve, Renewable Energy.

      3. Penelitian yang dilakukan oleh Rakshit, dkk. yang berjudul “ Water Level Indicator”, pada perancangan ini penulis merancang Sistem yang dapat dikendalikan oleh rangkaian elektronik yang sederhana untuk membuka dan menutup sirkuit untuk mendapatkan sinyal yang berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan pompa. Perangkat keras yang digunakan adalah Water Level Indicator.

      4. Penelitian yang dilakukan oleh Kshitij, Dr. Arti Noor, Dr. Neelam Srivastava, dan Dr. Raghuvir Singh dari Dept. of E&C Engg, Institute of Engineering & Technology yang berjudul “Intelligent Humidty Sensor For Wireless Sensor Network Agricultural Application”, pada perancangan ini penulis membuat sistem/aplikasi Nirkabel Sensor Network untuk wilayah pertanian. Perangkat keras yang digunakan adalah Humidity Sensor, Wireless Sensor Network(WSN).

      5. Penelitian yang dilakukan oleh P. Susmitha dan G. Sowmyabala dari Dept. of ECM K L University, India yang berjudul “Design and Implementation of Weather Monitoring and Controlling System”, pada perancangan ini penulis merancang Pemantauan Cuaca, sistem ini untuk pemantauan parameter cuaca di industri. Perangkat keras yang digunakan adalah LPC1786 (ARM9), Humidity Sensor, Temperature Sensor, LABVIEW, GSM Module.

      6. Penelitian oleh Asep Nugraha Permana [2016] dari STMIK Raharja sebagai bentuk skripsi dengan judul “PENDETEKSI DEBIT BENSIN BERBASIS INTERNET OF THINGS DENGAN MENGGUNAKAN ESP8266 PADA SPBU PERTAMINA” pada perancangan ini penulis menggunakan ESP8266 sebagai mikrokontroler, Sensor ultrasonic sebagai pengukur ketinggian debit bensin, dan RFID sebagai media transaksi antara pengguna dengan alat. Perangkat Keras yang digunakan adalah ESP8266, RFID, Ultrasonic, LCD Display, Water Flow.

      7. Penelitian yang dilakukan oleh Mashaler Suradam, Rifki Reinaldo, Eko Andri dan Iwan Sugiharto dari Fisika Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta, yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM TELEMETRI AKUISISI DATA CUACA XBee Pro-S2” tahun 2013. Perangkat keras yang digunakan adlaah BMP085, DHT22, Mikrokontoller.

      8. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Juhriah Novianty dari STMIK Raharja Tangerang, yang berjudul “Prototype Monitoring Ketinggian Air Pada Bak Penampung Berbasis Node MCU Pada Perguruan Tinggi Raharja” tahun 2012. Perangkat keras yang digunakan adalah Node MCU, Selenoid Valve, Relay, Sensor Ultrasonik.

      9. Penelitian yang dilakukan oleh Totok Budiok STMIK Akakom Yogyakarta, yang berjudul “SISTEM MONITORING SUHU JARAK JAUH BERBASIS INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN PROTOKOL MQTT”. Perangkat Keras yang digunakan adalah Arduino, Esp8266, MQTT, LM35.

      10. Penelitian yang dilakukan oleh Deinsyah Fakhrizal dari dari STMIK Raharja jurusan Sistem Komputer konsentrasi Computer System (COS) Tangerang, yang berjudul “PROTOTYPE WEATHER STATION BASE ON ARDUINO YUN AT PT. AMARTA SEGORO KHATULISTIWA”. Perangkat keras yang digunakan adalah Arduino Yun, BMP180, DHT.

      Dari 10 (sepuluh) literature review yang ada, belum ada penelitian yang menciptakan satu alat berupa pendeteksi dan memberikan informasi hujan di daerah tertentu secara real time. Maka dari itu penulis mengambil judul “ PROTOTYPE RAINFALL DETECTION AND INFORMATION SYSTEM BASE ON ESP8266 IN BMKG KLIMATOLOGI GEOFISIKA KLAS I TANGERANG”.

      BAB III

      PEMBAHASAN

      Gambaran Umum BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang

      Sejarah Singkat BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang

      Stasiun Geofisika Klas I Tangerang merupakan salah satu bagian dari sistem jaringan pencatat Gempa telemetri Pusat Gempa Nasional Jakarta (PGN) melalui sistem telekomunikasi LIBRA. Selain itu Stasiun Geofisika Klas I Tangerang juga memiliki peralatan pencatat gempa bumi Broadband sebagai pengganti peralatan lama yang sudah tua yaitu Seismograph Short Periot Kinemetrik SPS-1. Stasiun Geofisika Klas I Tangerang juga mempunyai peralatan Observasi magnit bumi yang telah digunakan untuk menentukan keadaan Global kemagnitan bumi di dunia dan telah tercatat di Internasional Asociation of Geomagnitic and Aeronomy (IAGA) TH.1986 dan BGS tahun 1967 .Disamping itu dalam rangka pelayanan data informasi gempa merusak Stasiun Geofisika Klas I Tangerang juga memiliki satu unit peralatan survey berupa Digital Portable Seismograph.

      Adapun Visi dan Misi dari BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang adalah sebagai berikut :

      1. Visi :

      1. Pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika yang handal ialah pelayanan BMKG terhadap penyajian data, informasi pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika yang akurat, tepat sasaran, tepat guna, cepat, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan

      2. Tanggap dan mampu dimaksudkan BMKG dapat menangkap dan merumuskan kebutuhan stakeholder akan data, informasi, dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika serta mampu memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa.

      2. Misi :

      1. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

      2. Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal dan terpercaya.

      3. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

      Struktur Organisasi BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang

      Sebuah Organisasi atau perusahan harus mempunyai struktur organisasi untuk memudahkan pengkoordinasian dan untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab.

      3.1 Stuktur Organisasi BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang.

      Tugas Dan Tanggung Jawab

      Tugas dan Tanggung Jawab dari masing-masing jabatan adalah :

      1. Kepala Stasiun Meteorologi

      Tugas dan Tanggung Jawab : Memonitor Seluruh Kinerja Pegawai.

      2. Sub Bagian Tata Usaha

      Tugas dan Tanggung Jawab :

      1. Melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan penyusunan program kerja serta laporan stasiun.
      2. Penyusunan rencana dan program.
      3. Pelaksanaan urusan persuratan dan kepegawaian.
      4. Pelaksanaan urusan keuangan.
      5. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan urusan rumah tanggaan dan
      6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

      3. Seksi Observasi

      Tugas dan Tanggung Jawab :

      1. Melakukan kegiatan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data meteorologi.
      2. Penyiapan dan pengawasan terhadap pelaksanaan operasional pengamatan, pengumpulan dan penyebaran dan
      3. Pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan, kalibrasi dan sertifikasi.

      4. Seksi Data dan Informasi

      Tugas dan Tanggung Jawab :

      1. Melakukan kegiatan pengolahan data, analisa dan prakiraan serta pelayanan informasi dan jasa meteorologi.
      2. Pengelolaan data meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika.
      3. Prakiraan meteorologi dan klimatologi dan
      4. Pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika.

      5. Kelompok Jabatan Fungsional

      Tugas dan Tanggung Jawab :

      Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

      Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

      Untuk menganalisa sistem yang berjalan, pada penelitian ini menggunakan flowchart untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

      Flowchart Sistem Yang Berjalan

      Gambar 3.2 Flowchart Sistem yang Berjalan

      Dapat dijelaskan gambar 3.2 Flowchart Sistem yang berjalan pada pengukur curah hujan :

      1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem penyampaian informasi yang berjalan.

      2. 1 (satu) simbol input, yang menyatakan proses input output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu : air hujan masuk melalui corong dan terkumpul pada wadah penampung air hujan.

      3. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah air hujan telah masuk dan memenuhi wadah penampung atau tidak. Jika "Tidak" maka akan dicek kembali, jika "Ya" maka wadah telah terisi air hujan.

      4. 1 (satu) simbol manual proses, yang menyatakan air hujan telah tertampung pada wadah penampung air lalu diukur ketinggiannya oleh user.

      Flowchart Sistem Yang Diusulkan

      Gambar 3.3 Flowchart Sistem yang Diusulkan

      Dapat dijelaskan gambar 3.3 Flowchart Sistem yang di usulkan :

      1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem Prototype Rainfall Detection and Information System yang diusulkan.

      2. 6 (enam) simbol Proses, yang menyatakan Wifi aktif, Water Level Sensor, DHT11, Relay, Micro Pump aktif telah membaca input dari air hujan dan suhu disekitar lalu di proses oleh Wemos D1 mini setelah data terproses maka di kirim ke Relay lalu hasil data dikirim ke Ubidots.

      3. 1 (satu) simbol Predifine Proses, yang berperan untuk pelaksanaan suatu bagian/prosedur untuk menyatakan Relay menginformasikan prosedu kepada Micro Water Pump untuk membuang air yang telah ditertampung.

      4. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”.

      5. 3 (tiga) simbol Input/Output, yang berperan sebagai “media masukan dan keluaran data” untuk membaca air hujan dan suhu disekitar.

      6. 2 (dua) simbol konektor, yang berperan sebagai konektor untuk menghubungkan simbol yang lain.

      Pembuatan Alat

      Pada perancangan ini, yang akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting.Karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Perancangan ini memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut :

      Software

      1. Software Arduino 1.6.12

      2. Click Charts Diagram Flowchart (aplikasi pembuatan flowchart)

      3. Friezting

      4. Microsoft Office

      5. Paint

      Hardware

      1. Personal Computer (PC) / Laptop

      2. Solder

      3. Timah

      4. Wemos D1 mini

      5. Water Level Sensor

      6. Micro Pump

      7. Papan Breadboard

      8. Kabel Jumper

      9. Relay 1 Chanel

      10. Papan Akrilik

      11. Gelas Ukur (wadah penampung)

      Perancangan Hardware

      1. Rangkaian Water Level Sensor

      Gambar 3.4 Rangkaian Water Level

      Gambar 3.5 Flowchart Rangkaian Water Level Sensor

      Keterangan:

      1. Pada jalur merah sebagai arus positif (+), yang menghubungkan Wemos D1 mini dengan tegangan sebesar 5V pada pin VCC modul Water Sensor.

      2. Pada jalur hitam sebagai arus negatif (-), yang menghubungkan Wemos D1 mini pada pin GND dengan pin GND modul Water Sensor.

      3. PIN A0, yaitu pin yang dihubungkan dari pin Wemos D1 mini ke pin data (n) modul Water Level Sensor.

      Rumus Menghitung Ketinggian Air :

      Ketinggian Air = Value/2.56

      Keterangan rumus :

      Nilai keseluruhan sensor = 1024 (Value)

      2.56=1024/400

      2. Rangkaian Catu Daya

      Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805. Arus yang masuk dari adaptor switching melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

      Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke IC regulator yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan.IC regulator ini terdiri dari dua buah IC, yaitu LM7805 yang menghasilkan tegangan +5 volt. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar tegangan DC yang dikeluarkan dapat lebih halus lagi (smooth).

      Gambar 3.6 Rangkaian Catu Daya

      Gambar 3.7 Flowchart Rangkaian Catu Daya

      1. Pada jalur merah sebagian arus positif (+), yang menghubungkan catu daya 12V dengan switch, ELCO 1000mf/25v, indikator power, resistor 10K, IC regulator LM7805, dan kapasitor 100mf/16v.

      2. Pada jalur merah sebagian arus negatif (-), yang menghubungkan catu daya 12V dengan switch, ELCO 1000 mf/25v, indikator power, IC regulator LM7805, dan kapasitor 100mf/16v.

      3. Rangkaian Micro Water Pump, Relay dan Wemos D1 mini

      Gambar 3.8 Rangkaian Micro Pump dan Relay

      Keterangan Gambar Relay dan Micro Water Pump :

      1. Pada jalur merah sebagai arus positif (+), yang menghubungkan kabel (merah) VCC pada Relay dengan Micro Water Pump.

      2. Pada jalur hitam sebagai arus negatif (-), yang menghubungkan kabel (hitam) GND pada Relay dengan Micro Water Pump.

      Keterangan gambar Relay dan Wemos D1 mini :

      1. Pada jalur merah sebagai arus positif (+), yang menghubungkan kabel (merah) VCC pada Relay dengan pin 5V pada Wemos D1 mini.

      2. Pada jalur hitam sebagai arus negatif (-), yang menghubungkan kabel (hitam) GND pada Relay dengan pin GND pada Wemos D1 mini.

      3. Pin D5 pada Wemos D1 mini dihubungkan pada kabel warna orange (data) dari Relay.

      4. Rangkaian DHT11

      Gambar 3.9 Rangkaian DHT11

      Gambar 3.10 Rangkaian Flowchart DHT11

      Keterangan gambar rangkaian DHT11 :

      1. Pada jalur merah sebagai arus positif (+), yang menghubungkan kabel (merah) VCC pada DHT11 dengan pin 3.3V pada Wemos D1 mini.

      2. Pada jalur hitam sebagai arus positif (-), yang menghubungkan kabel (hitam) GND pada DHT11 dengan pin GND pada Wemos D1 mini.

      3. Pin D4 pada Wemos D1 mini dihubungkan pada kabel warna kuning (data) ke pin DHT11.

      5. Diagram Blok Rangkaian Keseluruhan Alat

      Gambar 3.11 Diagram Blok Rangkaian Keseluruhan

      Keterangan gambar:

      1. Saat hujan turun, air hujan akan jatuh ke wadah penampung air..

      2. Pada saat wadah penampung terisi, sensor akan membaca data air hujan dan DHT11 mendapatkan data dari suhu sekitar untuk di kirim ke Wemos D1 mini.

      3. Wemos D1 mini langsung mengolah data dari sensor, setelah data di olah lalu relay mendapatkan data dari wemos D1 mini dan memberitahukan micro water pump untuk membuang air yang berada di wadah penampung, pada saat yang bersamaan data yang telah di olah wemos D1 mini akan dikirim ke web Ubidots melalui jaringan wifi dan menjadi data informasi.

      4. WiFi merupakan jaringan yang digunakan oleh Wemos D1 mini untuk mengirimkan data keluaran yang telah diproses.

      5. Ubidots adalah sebuah platform Internet of Things yang berasal dari Boston, Amerika Serikat. Platform ini yang akan menerima data yang sudah jadi dari Wemos D1 mini.

      6. Data dari Ubidots di upload kedalam “sk.raharja.ac.id” untuk menjadi media informasi cuaca hujan dan dapat dilihat di sk.raharja.ac.id/2017/08/informasihujan-curahhujan-suhu-kota-tangerang/.

      Konsep Perancangan Perangkat Lunak (Software)

      Setelah proses perancangan perangkat keras selesai, langkah selanjutnya adalah membuat perancangan perangkat lunak yang meliputi penulisan listing program ke dalam software Arduino 1.6.9 dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang di buat.

      Sebelum menggunakan wemos d1 mini pada software arduino, sebaiknya download terlebih dahulu softwarenya barulah kita install drivernya, dengan cara :

      1. 1. Download terlebih dahulu software arduino pada arduino.cc

      2. 2. Download terlebih dahulu software CH340G pada wemos.cc

      3. 3. Lakukanlah instalasi software arduino seperti biasa lalu instalasi juga driver CH340G.

      4. 4. Buka Arduino IDE kemudian masuk ke menu File -> Preference.

        <p style="text-align: center;">

        Gambar 3.12 Instalasi Wemos D1 mini</p>
      5. 5. Kemudian pada bagian Additional Board Manager URL masukan URL berikut ini :
        http://arduino.esp8266.com/stable/package_esp8266com.index.jason

        <p style="text-align: center;">

        Gambar 3.13 Add Board Manager URL</p>
      6. Kemudian masuk ke menu Tool Board Manager

        <p style="text-align: center;">

        Gambar 3.14 Masuk Ke Menu Board Manager</p>
        </p>
      7. 7. Pada kotak pencarian masukan “esp8266”, maka akan muncul pilihan dari “ESP8266 Communitiy”. Klik pada bagian more info dan install. Tunggu sampai selesai.

        <p style="text-align: center;">

        Gambar 3.15 Instalasi Board Manager ESP8266</p>
        </p>
      8. Setelah selesai maka tipe board baru akan muncul di Arduino IDE. Masuk menu Tool -> Board lalu cari Wemos D1 R2 & Mini.

        Gambar 3.16 Memilih Board Wemos D1 mini</p>

      Untuk menjalankan perangkat lunak yang menggunakan program Arduino untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Dan berikut adalah gambar listing program keseluruhan yang digunakan. Baru sistem arduino dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan.

      Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino 1.8.3

      Gambar 3.17 Menjalankan Software Arduino 1.8.3

      Kemudian akan muncul tampilan layar untuk menulis listing program dapat dilihat pada gambar 3.18

      Gambar 3.18 Tampilan Listing Program pada Arduino 1.8.3

      Penjelasan singkat memulai coding :

      1. Void setup : Untuk menetapkan nilai awal I/O suatu program.

      2. 2. Void loop : fungsi yang berjalan berulang, fungsi ini bisa di eksekusi jika program yang ditulis sudah diinisialisasi pada fungsi setup.

      Gambar 3.19 Proses Kompilasi Listing Program

      Setelah listing program semua telah ditulis, langkah selanjutnya adalah proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang telah ditulis terjadi kesalahan atau tidak, proses kompilasi dapat dilihat pada gambar 3.19 diatas.

      Ubidot adalah suatu media penyimpanan data yang open source yang dapat memproses data analog dan digital yang di kirim oleh mikrokontroler seperti arduino, raspberry Pi, dan ESP8266. Ubidot menghasilkan data analog dan statistik secara online, kelebihan ubidots dapat di pasang lebih dari 3 sensor dan maksimal 5 sensor untuk free user dan untuk menggunakan lebih dari 5 sensor harus meng-upgrade ke premium user.

      Gambar 3.20 Web Ubidots

      Pada gambar di atas dalam web ubidot terdapat data sensor kelembaban yang di kirim oleh mikrokontroler Wemos D1 mini yang di kirim ke ubidot.

      Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

      Permasalahan Yang Dihadapi

      1. Proses untuk melihat curah hujan masih manual.
      2. Petugas masih harus datang ke tempat alatnya.
      3. Terkena hujan di wilayah/jalan atau tempat tertentu saat berkendara bermotor.
      4. Hasil pengukuran tidak akurat.

      Alternatif Pemecahan Masalah

      1. Membuat suatu sitem pengontrolan dan monitoring curah hujan dan suhu disekitar secara online.
      2. Petugas tidak harus datang ke tempat alatnya melainkan melihatnya secara online menggunakan Laptop, PC, maupun Handphone.
      3. Memberikan informasi sedang terjadi hujan atau tidak di wilayah/jalan atau tempat tertentu kepada pengendara bermotor secara realtime melalui website (sk.raharja.ac.id/2017/08/informasihujan-curahhujan-suhu-kota-tangerang/).

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang di inginkan.

      Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasrifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan tabel 3.1 terdapat 1 nonfunctional opsinya Inessential (I) dan 3 functional opsinya Inessential (I) harus dieliminasi. Semua requirement tersebut adalah bagian dari sistem yang dibahas, namum sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, sistem Prototype Rainfall Detection and Information Technlogy dapat bekerja dengan baik.

      Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi sebagai berikut :

      Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

      Keterangan :

      1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting) Maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

      2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting) Maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.

      3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi) Maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

      Elisitasi Tahap III

      Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut :

      Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

      Keterangan :

      1. T (Technical)
        Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan ?

      2. O (Operational)
        Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan elisitasi tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?

      3. E (Economic)
        Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem?

      Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain :

      1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.

      2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.

      3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

      Final Draft Elisitasi

      Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat menjadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan Prototype Rainfall Detection And Information System. Berdasarkan Elisitasi Tahap III diatas, dapat dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

      Tabel 3.3 Final Elisitasi

      BAB IV

      HASIL DAN UJI COBA

      Uji Coba

      Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan uji coba yang akan dilakukan dan dapat dilihat pada sub sub berikut.

      Metode Black Box

      Berikut ini adalah tabel pengujian black Box Prototype Rainfall Detection and Information System Base On ESP8266 In BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang, untuk pengujian pada sistem sebagai berikut :

      Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Web

      Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Web

      Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Ubidots

      Tabel 4.2 Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Ubidots

      Pengujian Black Box Pada Sensor

      Tabel 4.3 Pengujian Black Box Pada Sensor

      Pengujian Black Box Upload Output pada Ubidots

      Tabel 4.4 Pengujian Black Box Upload Output pada Ubidots

      Uji Coba Hardware

      Pengujian Water Level Sensor

      Pada uji coba ini adalah pengujian Water Level Sensor, apakah Water Level Sensor berjalan sebagaimana mestinya pada Prototype Rainfall Detection and Information System Base On ESP8266 In BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang ini menggunakan 1 buah Water Level Sensor yang memiliki 3 kaki yaitu VCC, Ground dan g ta hujan dengan satuan milimeter (mm). Berfungsi untuk membaca Data ya. Dimana VCC dihubungkan pada pin 5V Wemos D1 mini, Ground dihubungkan pada pin G Wemos D1 mini, dan Data dihubungkan pada pin A0 Wemos D1 mini.

      1. Sensor tidak terendam air.

        Gambar 4.1 Pengujian Water Level Sensor tidak terendam air

        Gambar 4.2 Hasil Pengujian Water Level Sensor tidak terendam air

      2. Sensor terendam air.

        Gambar 4.3 Pengujian Water Level Sensor terendam air

        Gambar 4.4 Hasil Pengujian Water Level Sensor terendam air

        Adapun listing program yang digunakan pada pengujian Water Level Sensor adalah :

        Gambar 4.5 Listing Program Water Level Sensor

        Rumus Ketinggian Air menggunakan :
        Tinggi Air = value/25.6
        Keterangan : Value = Nilai seluruh ketinggian sensor dan 2,56 = value/tinggi sensor

      Pengujian Sensor DHT11

      Pada uji coba sensor DHT11 mempunyai 4 kaki, kaki pertama dihubungkan ke VCC, kaki kedua data, kaki ketiga null dan kaki keempat ke ground. Kaki yang digunakan sensor DHT11 yaitu :

      1. Kaki pertama sensor DHT11 dihubungkan ke pin VCC (3,3V) Wemos D1 mini.

      2. Kaki kedua dihubungkan ke pin D4 Wemos D1 mini.

      3. Mengukur dan mencatat jarak antara objek dan sensor.

      4. Kaki keempat dihubungkan ke pin ground Wemos D1 mini.

      1. Ditempatkan diruangan berAC

        Gambar 4.6 Pengujian Sensor DHT11 diruangan ber AC

        Gambar 4.7 Hasil Pengujian Sensor DHT11 diruangan ber AC

      2. Ditempatkan diruangan tidak berAC

        Gambar 4.8 Pengujian Sensor DHT11 diruangan tidak berAC

        Gambar 4.9 Hasil Pengujian Sensor DHT11 diruangan tidak

        Adapun listing program yang digunakan pada pengujian Sensor DHT11 adalah :

        Gambar 4.10 Listing Program Sensor DHT11

        Apabila terjadi kesalahan pada listing program akan mengasilkan sebagai berikut :

        Gambar 4.11 DHT11 Error

      Pengujian Relay dan Micro Water Pump

      Micro Water Pump atau sering disebut pompa air mini adalah sejenis motor dc yang digunakan sebagai pompa air untuk akuarium. Pada uji coba yang dilakukan adalah untuk mengontrol pompa air untuk membuang air yang dimana menggunakan 1 buah relay yang digunakan sebagai media saklar.

      Dari sistem kerja yang digunakan hanya untuk mengkondinisikan posisi nyala maupun mati. Uji coba dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

      Gambar 4.12 Pengujian Relay dan Micro Water Pump

      Prinsip kerja perangkat ini adalah pada saat air hujan telah tertampung pada gelas ukur, maka Wemos D1 mini menginformasikan kepada relay yang dalam kondisi “High” untuk memberitahuan Micro Water Pump untuk membuang air yang tertampung pada gelas ukur atau wadah penampung air setelah itu relay akan kembali dalam kondisi “Low”.

      Setelah melihat hasil yang didapatkan dalam pengujian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa rangkaian ini berjalan sesuai yang diinginkan. Adapun listing programmnya adalah sebagai berikut :

      Gambar 4.13 Listing Program RelayMicroPump

      Pengujian Online Berbasis IOT

      Dalam pengujian ini menggunakan server Ubidots dimana mikrokontroler yang telah terkoneksi internet dan dan data dari sensor akan di kirim ke server Ubidots. Data tersebut akan di simpan secara otomatis di server ubidots. Dimana data tersebut dapat dilihat menggunakan web browser.

      Gambar 4.14 Data Pada Ubidots

      Adapun listing program yang digunakan pada pengujian ini adalah :

      Gambar 4.15 Listing Program Prototype Rainfall Detection and Information System Base On ESP8266

      Flowchart Program Yang Diusulkan

      Adapun Flowchart program yang diusulkan bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

      Gambar 4.16 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

      Dapat dijelaskan pada gambar 4.18 Flowchart sistem yang diusulkan terdari dari :

      1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem Prototype Rainfall Detection and Information System Base On ESP8266 yang diusulkan.

      2. 6 (enam) simbol Proses, yang menyatakan Wifi aktif, Water Level Sensor, DHT11, Relay, Micro Pump aktif telah membaca input dari air hujan dan suhu disekitar lalu di proses oleh Wemos D1 mini setelah data terproses maka di kirim ke Relay lalu hasil data dikirim ke Ubidots.

      3. 1 (satu) simbol Predifine Proses, yang berperan untuk pelaksanaan suatu bagian/prosedur untuk menyatakan Relay menginformasikan prosedu kepada Micro Water Pump untuk membuang air yang telah ditertampung.

      4. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”.

      5. 3 (tiga) simbol Input/Output, yang berperan sebagai “media masukan dan keluaran data” untuk membaca air hujan dan suhu disekitar.

      6. 2 (dua) simbol konektor, yang berperan sebagai konektor untuk menghubungkan simbol yang lain.

      Rancangan Program

      Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhnan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah dalam merealisasikan pembuatan alat dan program dengan apa yang diharapkan.

      Perancangan Perangkat Lunak Wemos D1 mini

      Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Arduino IDE yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program Wemos D1 mini, sehingga sistem Wemos D1 mini yang sudah dibuat dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada perancangan perangkat lunak Wemos D1 mini ini menggunakan bahasa pemrograman C yang dimana listing programnya dapat di compile dan upload langsung kedalam Wemos D1 mini menggunakan Arduino IDE, adapun tampilan jendela Arduino IDE pada saat menuliskan listing program seperti berikut :

      Gambar 4.17 Tampilan Listing Program Arduino IDE

      Adapun tahap yang akan dilakukan adalah menuliskan listing program ► mengecek apakah ada kesalahan dalam listing program yang ditulis ► mengupload listing program ke dalam Wemos D1 mni menggunakan Arduino IDE. Adapun langkah-langkahnya dapat kita di lihat sebagai berikut :

      Gambar 4.18 Upload Listing Program Kedalam Wemos D1 mini

      Konfigurasi Sistem Usulan

      Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware maupun software yang digunakan untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut :

      Spesifikasi Hardware

      Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing, serta dapat digambarkan secara garis bersar saya tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun pperangkat keras (hardware) sebagai berikut :

      1. Laptop : Lenovo (Processor Intel (R) Celeron(R) CPU N2830 2.16 GHz - 2.2 GHz, Memory 2GB DDR 3, HardDisk 500 GB)

      2. Wemos D1 mini

      3. Sensor DHT11

      4. Water Level Sensor

      5. Relay 1 Channel

      6. Micro Water Pump

      7. Gelas Ukur Plastik

      8. Selang Kecil

      9. kabel Jumper

      Spesifikasi Software

      Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan aplikasi yang digunakan membuat program, merancang alur diagram, mengedit program, sebagai interface, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) sebagai berikut :

      1. Microsoft Office 2007

      2. Google Chrome

      3. Arduino IDE 1.8.3

      4. Paint

      5. Fritzing

      6. ClickCharts Diagram Flowchart

      Testing

      Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Arduino IDE, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut :

      1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.

      2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program.

      3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.

      4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

      Pengujian dengan metode BlackBox sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemuka kesalahan atau error.

      Implementasi

      Pada tahap ini merupakan tahan-tahap untuk merelisasikan dari sistem yang dirancang. Yang dimulai dari tahap pengumpulan data –data dan diharapkan dapat membantu dan mendukung shingga sampai tercapainya dalam penerapanya.

      Schedule

      Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga protptype rainfall detection and information system base on eps8266 in bmkg klimatologi geofisika klas I tangerang dapat dirancang dan dibuat, penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis. Adapaun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut :

      Tabel 4.5 Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem

      Estimasi Biaya

      Berikut ini adalah rincian biaya yang di keluarkan dari pembuatan alat ini yaitu sebagai berikut :

      Tabel 4.6 Estimasi Biaya Yang Di Keluarkan

      BAB V

      KESIMPULAN

      Kesimpulan

      Setelah penulis mengadakan penelitian dan mencoba memecahkan masalah yang ada, maka mendapatkan beberapa kesimpulan antara lain :

      1. Dengan cara membuka website (sk.raharja.ac.id/2017/08/info-cuacahujan-kota-tangerang/) untuk mengetahui kondisi cuaca secara Real Time diwilayah atau tertentu.

      2. Menggunakan modul Water Level Sensor untuk mendapatkan data hujan dan menggunakan modul DHT11 untuk mendapatkan data suhu disekitar.

      3. Alat seperti Prototype Rainfall Detection And Information System Base On ESP8266 petugas maupun masyarakat tidak perlu menebak-nebak apakah sedang terjadi hujan atau tidak di suatu tempat/wilayah tertentu, data prototype yang telah terpasang pada tempat/wilayah tertentu dapat dilihat melalui website sk.raharja.ac.id/2017/08/info-cuacahujan-kota-tangerang/).

      Saran

      Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut:

      1. Dapat ditambahkan sensor kecepatan arah angin.

      2. Dapat ditambahkan sensor penangkap cahaya.

      3. Dapat ditambahkan Modul GPS agar lebih akurat.

      DAFTAR PUSTAKA

      1. 1,0 1,1 1,2 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
      2. Widyaningtyas, Arinta. 2014. Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway Menggunakan Metode Prototype. SKRIPSI. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro, fakultas Ilmu Komputer.
      3. Saefullah, Asep. Nur Azizah. Andri Ansyah. 2015. Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal. Volume 9, No.1 September 2015.
      4. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
      5. Rusdiana, A., & Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
      6. 6,0 6,1 Rusdiana, A., & Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
      7. Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
      8. 8,0 8,1 8,2 Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta:Andi Offset.
      9. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
      10. Tanti Kristanti, Niluh Gede Redita A.K, 2012. Jurnal Sistem Informasi, Volume 7, No 1. Bandung : Sistem Informasi Nilai SMPN 14
      11. Sagita, Vina, Maria Irmina Prasetiyowati. 2013. Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String. ULTIMATICS, Vol. IV, No. 1, Juni 2013.
      12. Tri, S. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma.
      13. Mustaqbal. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan. Volume I.
      14. Amin. Zaenal, dan Santoso. Yudi. Pemodelan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada PT. Nutech Pundi Arta. Jakarta: Universitas Budi Luhur.
      15. Siddiq, Asep Jafar 2012. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
      16. Warsito, Ary Budi, Muhammad Yusup & Moh Iqbal. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja.CCIT Journal. Volume.8 No.2, Januari 2015.
      17. Srinivas, Nidhra. Jagruthi, Dondeti. 2012. “Black Box And White Testing Techniqeus a Literature Review”. International Journal of Embedded Systems and Applications ( IJESA, Vol.2, No.2, 2012)
      18. Shivani Acharya dan Vidhi Pandya Lecturer. Bridge between Black Box and White Box–Gray Box Testing Technique.International Journal of Electronics and Computer Science Engineering. ISSN- 2277-1956 Vol.2.
      19. Arif. Mohd, Sarwar. Saoud. 2015. Identification of Requirements using Goal Oriented Requirements Elicitation Process. Dalam Jurnal International Journal of Computer Applications. Vol 120, No.15, Juni 2015.
      20. Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.
      21. Santoso, Ari Beni, Martinus dan Sugiyanto. 2013. Pembuatan Otomatis Pengaturan Kereta Api, Pengereman, dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler. Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1
      22. Syahwil,Muhammad.2013. Panduan mudah simulasi & praktek Mikrokontroler Arduino. Yogyakarta : ANDI
      23. 23,0 23,1 Srinidhi Siddagangaiah.2016. A Novel Approach to IoT Based Plant Health Monitoring System.International Research Journal of Engineering ang Technolgy (IRJET). Volume 03 Issue 11.
      24. Miller, Rex. 2013. Industrial Electricity and Motor Controls" USA: Mc Graw Hill Education.
      25. 25,0 25,1 25,2 Hernanto, Dendi dan Nuzul Imam Fadilah. 2014. Pembuatan Gelang Ultrasonik Bantu Mobilitas Tunanetra Menggunakan Mikrokontroler ATEMEGA8. Evolusi Vol. 2 No.2, September 2014.
      26. Dewi, Meta Amalya, et al. (2014). Penggunaan Ekstention Waktu Dalam Role Online System Ticketing Raharja (Rooster) Sebagai Penunjang Pelayanan Iduhelp.Jurnal CCIT. Vol (1), 125.

    Contributors

    Dinar, Renaldi Edi Saputra