SI1331476525

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

'

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN

IOT BERBASIS WEMOS


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1331476525
NAMA
: HUSEIN MUHAMMAD FAHREZY


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN

IOT BERBASIS WEMOS


Disusun Oleh :

NIM
: 1331476525
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 20 Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I, MM)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN

IOT BERBASIS WEMOS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331474559
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 20 Juli 2017


Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Jawahir, Ir., MM)
   
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom.,M.Si)
NID : 03023
   
NID : 13001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN

IOT BERBASIS WEMOS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331476525
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, 20 Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN

IOT BERBASIS WEMOS

Dibuat Oleh :

Disusun Oleh :

NIM
: 1331476525
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 20 Juli 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1331476525

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Pengairan atau irigasi merupakan faktor yang sangat penting dan juga

mempengaruhi hasil pertanian khususnya padi. Air sendiri sebagai sumber daya pokok yang menunjang berlangsungnya kegiatan pertanian, jika tidak ada air kegiatan bertani pun tidak akan berjalan. Pada umumnya pengairan air sawah menggunakan sistem pengairan irigasi atau mengaliri sawah dengan air langsung dari sumbernya, yaitu sungai. Di beberapa tempat, metode irigasi di lakukan hanya untuk pertanian yang menghasilkan kebutuhan pokok.Namun di tempat lain yang memiliki kondisi air melimpah, metode irigasi juga di berikan untuk semua jenis tanaman. Penelitian ini akan di lakukan dengan metode pengumpulan data, analisa, studi pustaka, perancangan dan juga pengujian. Dalam hal ini maka penulis melakukan penelitian tentang alat pengairan sawah otomatis dengan sebuah sensor ultrasonic yang akan membaca ketinggian air di suatu petak sawah. Dimana hasil sensor akan memberi informasi ke mikrokontroller Wemos yang nantinya mikrokontroller memerintahkan pompa air untuk berkerja atau tidak,

sehingga memudahkan dan meminimalisir waktu para petani.


Kata kunci: Pengairan , Sawah, Wemos, Irigasi

ABSTRACT

Watering or irrigation is a very important factor and also affect agricultural

output, especially rice. Air itself as the basic resources that support ongoing agricultural activities, and there is no water farming activities would not be running. In general, water irrigating the fields using a system of irrigation or flood rice fields with water directly from the source, the river. In some places, irrigation methods are done only for agriculture that produces basic needs. But in the other places that have abundant water conditions, irrigation methods are also given for all types of plants. This research will be done with data collection method, analysis, literature study, designing and also testing. In this case the authors do research on automatic irrigation fields with an ultrasonic sensor that will read the water level in a field. Where the sensor results will provide information to the microcontroller Wemos which later microcontroller ordered water pump to work or not, it will make easier and minimize the time of the

farmers.


Keywords: Watering, Rice Yield, Wemos, Irrigation

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan iman serta senantiasa melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penulisan Skripsi dengan judul “PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS”. Mengenai penulisan laporan ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan tidak lepas dari kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu,dengan segala kerendahan hati peneliti selaku penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca dengan melengkapi dan menyempurnakan penulisan dalam laporan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya laporan skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:


  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM selaku Ketua STMIK Raharja.

  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.

  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.

  4. Bapak Jawahir, Ir., MM selaku Dosen pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dan ilmu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh penulisan laporan skripsi ini.

  5. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan ilmu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh penulisan laporan skripsi ini.

  6. Bapak Haris selaku stakeholder yang telah memberikan banyak arahan, masukan, dan bimbingan kepada penulis.

  7. Para Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.

  8. Orangtua serta keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.

  9. Teman-teman, para sahabat dan rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberi motivasi kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

  10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini.



Tangerang, 20 Juli 2017
HUSEIN MUHAMMAD FAHREZY
NIM. 1331476525

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan dan saluran-saluran ke sawah-sawah atau ke ladang-ladang dengan cara teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Pengairan mengandung arti memanfaatkan dan menambah sumber air dalam tingkat tersedia bagi kehidupan tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam tanah maka perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu kehidupan tanaman. Sekitar 86% produksi beras nasional berasal dari daerah sawah beririgasi. Jadi sawah irigasi merupakan faktor utama dalam pencapaian ketahanan pangan nasional. Agar produksi beras di lahan beririgasi maksimal, maka jaringan irigasi harus dikelola dengan baik.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita sekarang hidup di jaman yang serba modern dan pesatnya peningkatan teknologi. Banyak hal yang awalnya di lakukan secara manual, sekarang sudah bisa dilakukan secara otomatis. Bagi beberapa orang yang memiliki pekerjaan berat, salah satunya adalah pekerja sebagai petani yang harus mencangkul, memupuk, mengairi dan juga mengawasi, merupakan pekerjaan yang sangat berat untuk dilakukan agar menghasilkan padi yang unggul.

Metode pengairan otomatis yang penulis teliti mungkin akan mengurangi beban pikiran petani, sehingga petani tidak harus takut kelebihan maupun kekurangan air dan juga tidak perlu khawatir apabila ada pematang yang jebol di waktu yang terjadi secara tiba – tiba, sehingga air mengurang tanpa diketahui. karena dalam alat yang penulis buat memiliki sistem untuk memantau banyaknya air yang dilihat dari ketinggian air tersebut.

Dari hasil analisa peneliti, bahwa di area persawahan yang berada di kabupaten tangerang, tepatnya berada di Desa Tari Kolot, membutuhkan suatu inovasi baru dalam sistem pengairan sawah, sebagai pengganti sistem yang terdahulu agar lebih efektif dan lebih modern. Penulis berkerja sama dengan salah satu koperasi di tangerang kabupaten yang memiliki hubungan langsung dengan beberapa petani di Desa Tari Kolot.

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “SISTEM PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS” .

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas peneliti menyimpulkan rumusan masalah dari penelitian tersebut. Berikut rumusan masalah :

  1. Bagaimana cara mengontrol sistem pengairan otomatis menggunakan Wemos ?

  2. Bagaimana merancang suatu sistem agar pengairan bisa di awasi secara realtime ?

  3. Bagaimana merancang sistem pengairan sawah otomatis yang mengurangi beban pekerjaan petani ?

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang telah di analisa oleh peneliti adalah :

A. Tujuan Individual

  1. Menciptakan suatu karya yang bermanfaat bagi peneliti dan pihak yang berhubungan.

B. Tujuan Fungsional

  1. Dapat dijadikan fasilitas untuk mempermudah para petani sehingga lebih efektif dan modern.

  2. Meminimalisir tenaga dan juga waktu para petani.

C. Tujuan Operasional

  1. Memudahkan petani dalam kegiatan bercocok tanam.

  2. Mengurangi beban fikiran para petani dalam hal pengairan sawah.

  3. Meringankan beban petani di waktu istirahatnya.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang di dapat dari hasil penelitian ini berdasarkan latar belakang laporan yang telah dianalisa oleh peneliti adalah :

A. Manfaat Individu

  1. Bermanfaat dan memperluas wawasan peneliti serta menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama di Perguruan Tinggi Raharja.

  2. Menerapkan inovasi baru dalam sistem pengairan sawah.

B. Manfaat Fungsional

  1. Menambah sistem yang lebih efektif.

  2. Mempermudah dalam sistem pengairan sawah dan lebih modern.

C. Manfaat Operasional

  1. Mengurangi beban fikiran para petani dalam hal pengairan sawah.

  2. Menghemat waktu si petani juga meringankan beban fisik maupun pikiran.

Ruang Lingkup

Untuk membatasi penelitian agar lebih terarah dan fokus maka peneliti membatasi ruang lingkup, permasalahan dalam penulisan yaitu sistem pengairan air sawah otomatis yang menggunakan tinggi air sawah sebagai media monitoringnya. dengan lokasi di area persawahan Desa Tari Kolot, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang. Menggunakan Mikrokontroller Wemos D1 Mini, sensor ultrasonik sebagai pemantau ketinggian air serta led yang akan menjadi indikator apabila terjadi kejanggalan dalam volume air sawah. Dan Monitoring sebagai model IOT.

Metode Penelitian

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa metode dalam melakukan penelitian, sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

A. Pengamatan (Observation)

Peneliti mendatangkan area persawahan di Desa Tari Kolot untuk mendokumentasikan serta mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam membuat laporan hasil penelitian.

B. Wawancara (Interview)

Peneliti melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait untuk memenuhi data yang diperlukan dalam pembuatan laporan hasil penelitian.

C. Studi Pustaka

Selain dari metode diatas peneliti juga mengumpulkan data dari berbagai referensi seperti internet, buku, dan perpustakaan untuk melengkapi data yang diperlukan.

Metode Analisa

Pada metode ini, penulis menganalisa tentang proses pengairan secara otomatis. Penulis menganalisa dengan melihat faktor sebab dan akibat yang terjadi sehingga memudahkan dalam membuat penelitian.

Metode Perancangan

Dalam metode perancangan ini kita dapat mengetahui bagaimana sistem itu dibuat atau dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. Melalui tahapan pembuatan flowchart sebagai alur dari sistem yang akan dibuat dan perancangan perangkat lunak (Software) menggunakan program arduino IDE serta perangkat keras (Hardware) berupa rancangan desain diagram blok.

Metode Prototype

Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototipe bisa digunakan untuk menyampaikan berbagai macam informasi gambaran produk itu.

Penulis di sini menerapkan prototipe dengan menggunakan prototype evolutionary karena, hasil prototype tidak langsung di lupakan tetapi digunakan untuk literasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Metode Pengujian

Pada metode pengujian ini yang saya pakai adalah metode pengujian black box, karena berfokus proses kerja sistem. Metode pengujian ini berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam hal penyusunan dan dapat dipahami lebih jelas, laporan ini dibagi atas beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci.

Dengan susunan sebagai berikut:

BAB I       PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II     LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori dan literature review yang sesuai, sehingga bisa mendukung penelitian dalam penulisan sehingga menghasilkan karya tulis yang bernilai ilmiah.

BAB III     PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat analisa dan perancangan “PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS”. yang dijelaskan secara terperinci.

BAB IV     RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini membahas tentang sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur sistem berjalan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, konfigurasi sistem, pengujian, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V     PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil karya sebagai upaya untuk perbaikan dan pengembangan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototipe

A. Definisi Prototipe

[1] Menurut Rizkidiniah, dkk (2016:195), Prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, model ini harus bersifat representatif dari produk akhirnya.

[2] Menurut Nurajizah (2015:A-215), “Prototipe didefinisikan suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

[3] Menurut Rumini, dkk (2014) "Prototipe adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila disusun dalam bentuk yang lengkap”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh ataupun gambaran dari suatu sistem yang memberikan ide bagi para calon pengguna dalam bentuk sebenarnya, yang dapat dirubah sebelum direalisasikan.

B.Jenis-Jenis Prototipe

[4] Menurut Yuniarti (2014) Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)

Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.

2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)

Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual. Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu:

a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

b. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.

c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

d. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi system produksi.

Gambar 2.1. Tahapan Prototipe

Sumber : Nurajizah (2015:A-214)

Konsep Dasar Sistem

A. Definisi Sistem

Menurut Romney dan Steinbart dalam Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak.,CA. (2016:2) “sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan berhubungan mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Kamus Teknologi dan Informasi dalam Prof. Dr. Sri Mulyani, (2016:2) “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.

Menurut Hutahean (2015:2), “Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.

[5] Menurut Tiara (2013 : 10), “Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menghasilkan output yang di inginkan."

Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sebuah jaringan kerja atau elemen dari beberapa prosedur yang saling terhubung, saling mendukung dan memiliki ketergantungan yang biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (Unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.

B. Karakteristik Sistem

[6] Menurut Hutahaean (2014:3-5), Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik harus memiliki beberapa karakteristik berikut ini, yaitu:

1. Komponen.

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan Sistem (Boundary).

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan suatu istem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (environment).

Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem (interface).

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsitem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

5. Masukkan Sistem (input).

Masukkan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem yang dapat berupa perawatan (maintenace input) dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem (output).

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

7. Pengolah Sistem.

Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, system akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

8. Sasaran Sistem.

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.








Gambar 2.2. Karakteristik suatu sistem

Sumber: Jeperson Hutahaean (2014:5)

Konsep Dasar Perancangan Sistem

A. Definisi Perancangan Sistem

[7] Menurut Rianti, dkk (2016:52) “Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem”.

[8] Menurut Ekawati, dkk (2015:58) “Perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur kerja suatu sistem yang baik. Di dalamnya terdapat langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.

B. Tujuan Perancangan Sistem

[9] Menurut Yunita, dkk (2017:281). Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :

1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap untuk program dan ahli – ahli teknik terlibat.

Konsep Dasar Monitoring

A. Definisi Monitoring

[10] Menurut Rizan, dkk (2016:46) “Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input / masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan.

Menurut[11] Mardiani (2013:36) “Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/kegiatan itu selanjutnya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah proses analisa dan pengumpulan data atau informasi yang di lakukan untuk mengambil suatu tindakan untuk penyempurnaan program / kegiatan selanjutnya.

Teori Khusus

Konsep Dasar Internet Of Things (IOT)

[12] Menurut Dias (2016:569) “Internet of Things ( IoT ) adalah arsitektur sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan Web, Karena perbedaan protokol antara perangkat keras dengan protokol web, maka di perlukan sistem embedded berupa gateway untuk menghubungkan dan menjembatani perbedan protokol tersebut. Perangkat bisa terhubung ke internet menggunakan beberapa cara seperti Ethernet, WIFI, dan lain sebagainya”.

[13] Menurut Ernita (2015:85) “merupakan suatu jaringan yang menghubungkan berbagai objek yang memiliki identitas pengenal serta alamat IP, sehingga dapat saling berkomunkasi dan bertukar informasi mengenai dirinya maupun lingkungan yang diinderanya”.

[14]Menurut Chandrakanth, dkk (2014:2) “Internet of things is a network of things each embedded with sensors which are connected to the internet.” Yang artinya, “Internet of Things adalah suatu jaringan di dalam sensor yang terhubung dengan internet”.

Dari beberapa pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa Internet of Things adalah suatu sistem jaringan yang terdapat di dalam sebuah objek dimana setiap objek saling terhubung ke internet.

Konsep Dasar Pengairan

A. Definisi Pengairan (Irigasi)

[15] Menurut Sahrudin, dkk (2014:2) “Tujuan utama irigasi adalah mewujudkan kemanfaatan air yang menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani”. Tersedianya air irigasi memberikan manfaat dan kegunaan lain, seperti:

  1. . Mempermudah pengolahan lahan pertanian

  2. Memberantas tumbuhan pengganggu

  3. Mengatur suhu tanah dan tanaman

  4. Memperbaiki kesuburan tanah

  5. Membantu proses penyuburan tanah

Konsep Dasar Sawah

A. Definisi Sawah

Menurut Jonson, dkk (2016:2196) “sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija”.

Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan.Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland rice). Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah dicetak berteras untuk menghindari erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di lereng-lereng bukit atau gunung di Jawa dan Bali.

Sumber: (https://id.wikipedia.org//)

Dari pendapat diatas dan dari beberapa sumber yang tidak di cantumkan bisa disimpulkan bahwa sawah adalah sebuah lahan yang berpetak – petak dan dibatasi pematang, memiliki permukaan yang rata yang ditanami padi dengan genangan air di dalamnya.

Konsep Dasar Pompa

A. Definisi Pompa

Menurut [16] Mustakim (2015:1) “Pompa adalah peralatan mekanis yang mengubah kerja mekanis poros menjadi energi mekanis fluida dan energi yang diterima oleh fluida ini digunakan untuk menaikkan tekanan dari fluida tersebut serta digunakan untuk melawan tahanan yang terdapat pada saluran sehingga dapat dikatakan fungsi dari pompa adalah untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara manaikkan tekanan fluida tersebut.”

[17] Menurut Reinyelda, Dkk (2013:4) “Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida (zat cair) dengan berdasarkan gaya tekan dari suatu tempat ke tempat lain secara kontinue.”

Dari pendapat di atas bisa di ambil kesimpulan bahwa pompa adalah alat yang mengubah energi mekanis poros menjadi energi mekanis fluida. Yang nantinya di gunakan untuk menyalurkan zat cair dari satu tempat ke tempat lain secara kontinue.

a. Jenis – jenis Pompa

1. Pompa Perpindahan Positif

Pompa ini dikenal sesuai dengan caranya beroperasi yaitu, cairan diambil dari sisi suction, kemudian diberi gaya tekan di dalam rumah pompa dan dipindahkan ke sisi discharge, perpindahan fluida di dalam rumah pompa berlangsung secara positif. Pompa ini digunakan di berbagai macam sektor industri, terutama untuk memindahkan air maupun fluida berviskositas tinggi. Pompa perpindahan positif masih digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan cara pemindahannya, yaitu:

a. Pompa Reciprocating

Cara kerja pada pompa reciprocating saat mengalirkan fluida yaitu, mengkonversikan atau mengubah energi mekanis dari penggerak pompa menjadi energi dinamis/potensial terhadap cairan yang dipindahkan, perpindahan energi ke cairan terjadi melalui elemen berupa gear atau sering juga disebut crank/cam yang bergerak secara memutar dan memberikan dorongan terhadap piston. Piston inilah yang selanjutnya akan menekan fluida ke arah discharge sehingga dapat mengalir. Jadi dapat disimpulkan bahwa, prinsip kerja dari pompa reciprocating yakni memberikan tekanan terhadap cairan melalui jarum piston. Dalam penggunaannya di lapangan, pompa ini dominan digunakan untuk pemompaan cairan kental, contohnya untuk keperluan pengaliran minyak mentah.

b. Pompa Rotary

Pompa jenis ini memiliki prinsip kerja yang tidak jauh berbeda dengan pompa reciprocating, tetapi elemen pemindahnya tidak bergerak secara translasi melainkan bergerak secara rotasi di dalam casing (rumah pompa). Perpindahan dilakukan oleh gaya putaran sebuah gear dan baling-baling di dalam sebuah ruang bersekat, namun masih pada casing yang sama. Komponen utama pompa rotary sendiri terdiri dari: gear dalam, gear luar, lobe dan baling-baling dorong. Pompa ini umumnya digunakan untu layanan khusus dengan kondisi khusus di lokasi industri.

2. Pompa Dinamik

Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh caranya beroperasi, yaitu; impeler yang berputar akan mengubah energi kinetik menjadi tekanan maupun kecepatan yang diperlukan untuk mengalirkan fluida. Sama halnya dengan pompa perpindahan positif, pompa dinamik juga masih digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu:

a. Pompa Sentrifugal

Pompa ini merupakan pompa yang sangat umum digunakan, biasanya sekitar 70% pompa yang digunakan pada kilang minyak merupakan jenis pompa sentrifugal. Cara kerja pompa ini ialah dengan mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (tekanan) melalui suatu impeller yang berputar di dalam casing. Impeller tersebut berupa piringan berongga yang memiliki sudut-sudut melengkung dan diputar oleh motor penggerak. Putaran dari impeller akan memberikan gaya sentrifugal terhadap cairan dan diarahkan kes sisi discharge. Sebelum cairan tersebut keluar melalui discharge, sebelumnya akan ditahan oleh casing sehingga menimbulkan tekanan alir. Untuk menjaga agar didalam casing selalu terisi cairan, maka pada saluran isap harus dilengkapi dengan katup kaki (foot valve). Kosongnya cairan di dalam impeller dapat menyebabkan masuknya udara dan menimbulkan kavitasi.

b. Pompa Desain Khusus

Pompa jenis ini dirancang untuk suatu kondisi khusus di dalam berbagai bidang sesuai dengan kebutuhannya. Contohnya jet pump atau ejector, pompa jenis ini terdiri dari sebuah tabung pancar, nozzle konvergen dan venturi berbentuk diffuser. Cara kerjanya ialah, pada bagian konvergen dihubungkan dengan pipa yang berfungsi sebagai penghisap cairan. Fluida dapat terhisap oleh pompa karena adanya daya penggerak dalam bentuk energi tekanan, selanjutnya fluida akan dialirkan melalui nozzle dan masuk kedalam tabung dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan kevakuman di dalam tabung pompa. Fluida yang terhisap tadi akan menyatu dengan fluida penggerak dan kemudian ikut mengalir. Pompa desain khusus seperti jet pump umumnya digunakan di sumur-sumur minyak, dan lain – lain.

[18] Sumber: (http://www.prosesindustri.com//)

Konsep Dasar Wemos

A.Definisi Wemos

[19] Menurut Dian (2017) “Wemos D1 mini merupakan board wifi mini berbasis ESP266 yang dikenal ekonomis dan handal. ESP8266 ini yang bisa menghubungkan perangkat mikrokontroller seperti arduino dengan internet via wifi.”

[20] Menurut Eko (2016) “Wemos merupakan salah satu arduino compatible development board yang dirancang khusus untuk keperluan IoT. Wemos menggunakan chip SoC WiFi yang cukup terkenal saat ini yaitu ESP8266.

Dilihat dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa wemos adalah sebuah papan sirkuit yang bisa di hubungkan dengan mikrokontroller lain maupun sebagai perangkat mandiri, dan menyambungkannya ke internet.

Gambar 2.3. Wemos D1 Mini

[21] Sumber: (https://wiki.wemos.cc//)

B.Fitur – fitur Wemos

  1. 11 digital input/output pins, all pins have interrupt/pwm/I2C/one-wire supported (except D0)

  2. 1 analog input (3.2V max input)

  3. a Micro USB connection

  4. Compatible with Arduino

  5. Compatible with Nodemcu


C. Spesifikasi teknik


Tabel 2.1. Spesifikasi Wemos

Sumber: https://wiki.wemos.cc//

Tabel 2.2. Spesifikasi Pin Wemos

Sumber : (https://wiki.wemos.cc/)

Konsep Dasar Sensor Ultrasonik

A. Definisi Sensor Ultrasonik

Menurut[22] Magori dalam Monisha (2015) “The ultrasonic transducer is as device that converts any form of energy into ultrasonic vibration.” Yang artinya “transduser ultrasonik adalah perangkat yang mengubah suatu bentuk energi menjadi getaran ultrasonik.”

[23] Menurut Sandeep (2015) “Ultrasonic sensors are devices that use electrical – mechanical energy transformation to measure distance from the sensor to the target object”. Yang artinya “ sensor ultrasonik adalah perangkat yang menggunakan transformasi energi elektrik mekanik untuk mengukur jarak antara sensor dan objek benda”.

Gambar 2.4. Sensor Ultrasonik

Sumber : (www.sparkfun.com)

A. Karakteristik Sensor Ultrasonik

[24] Menurut Heri dan Aan (2016:100), Sensor ultrasonik memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Tegangan supply : 5 V DC

  2. Konsumsi arus : 30 mA (maksimum 35 mA)

  3. Jarak : 2 cm sampai dengan 300 cm

  4. Input Trigger : pulsa TTL positif, minimal 2 μS, 5 μS typical

  5. Echo pulse : pulsa TTL positif, 115 μS sampai dengan 18.5 ms

  6. Echo Hold-off : 750 μS

  7. Frekuensi Burst : 40 kHz untuk 200 μS

  8. Delay pengukuran selanjutnya : minimal 200 μS

Gambar 2.5. Diagram Waktu Sensor PING

Sumber : (http://www.elangsakti.com//)

A. Cara Kerja PING

1. Sensor Ping memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali ( pulsa trigger dengan tOUT min. 2 μs ). Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 340 meter per detik, mengenai objek dan memantul kembali ke sensor.

2. Sensor Ping mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ( 40 kHz ) selama tBURST ( 200 μs ) kemudian mendeteksi pantulannya.

3. Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan membuat output low pada pin SIG.

4. Lebar pulsa High ( tIN ) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan objek. Sehingga jarak dapat ditentukan menggunakan rumus berikut ini :

Jarak = ( tIN (s) ÷ 2) x 340 m/s = ( tIN (s) / 2 ÷ 29.412 µS / cm)...(2) Keterangan :

S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi.

tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang.

Gambar 2.6. Cara Kerja Sensor Ultrasonik

Sumber : http://www.elangsakti.com/

Konsep Dasar LED ( Light Emitting Dioda )

A. Definisi LED ( Light Emitting Dioda )

[25] Menurut Suhardi (2014 : 116-122), “LED adalah semikonduktor yang dapat mengubah energi listrik lebih banyak menjadi cahaya, merupakan perangkat keras dan padat (solid-state component) sehingga lebih unggul dalam ketahanan (durability). Selama ini LED banyak digunakan pada perangkat elektronik karena ukuran yang sangat kecil, cara pemasangan praktis, serta konsumsi listrik rendah. Salah satu kelebihan LED adalah usia relativ panjang. Kelemahannya pada harga per lumen (satuan cahaya) lebih mahal dibandingkan dengan lampu jenis pijar, mudah rusak jika dioperasikan pada suhulingkungan yang terlalu tinggi, misal di industri.

B. Bentuk Dan Simbol LED

[26] LED memiliki 2 buah kaki yaitu kaki anoda dan kaki katoda. kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda pada saat masih baru, kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) ditandai dengan bagian body LED yang di papas rata (Gambar 2.7). Kaki anoda dan kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) disimbolkan seperti pada gambar tersebut. Pemasangan LED (Light Emitting Dioda) agar dapat menyala adalah dengan memberikan tegangan bisa maju yaitu dengan memberikan tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki katoda.

Gambar 2.7. Bentuk Fisik dan Simbol LED

Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/

Konsep Dasar IFTTT (IF This Then That)

A. Definisi IFTTT

[27] If This Then That (IFTTT) adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan user untuk menggabungkan dua aplikasi web menjadi satu, memungkinkan data digital seperti data fisik, dimana pengguna dapat menggabungkan beberapa platform untuk membuat hal baru dengan mudah, kapan dan dimana saja. IFTTT (If This Then That) merupakan media pengkoneksi antara io.adafruit dengan aplikasi web. IFTTT mengambil data yang berada pada database io.adafruit, lalu mentransferkan data tersebut kepada aplikasi web yaitu pushover.

Sumber: (https://ifttt.com//)

Gambar 2.8. IFTTT Logo

Konsep Dasar Pushover

A. Definisi Pushover

[28] Seperti yang penulis ambil dari beberapa penjelasan tentang push over dari situs resminya bahwa Pushover adalah web dan aplikasi mobile yang memungkinkan user untuk mendapatkan pemberitahuan secara real time pada perangkat mobile. Cara kerjanya adalah user menginstall sebuah aplikasi pada perangkat smartphone dan menggunakan API (Application Programming Interface) yang berguna untuk mengirim data kepada aplikasi tersebut sebagai notifikasi. Hal yang besar tentang ini adalah bahwa hal itu terjadi kurang lebih secara real time. sebagai pushover menggunakan server Google dan Apple untuk mengirim pemberitahuan.

Sumber: (https://pushover.net//)

Gambar 2.9. Pushover Logo

Konsep Dasar Flowchart

A. Definisi Flowchart

[29] Menurut Lestari dkk (2016:44) “Flowchat adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval dan sebagainya untuk mempresentasikan langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah”.

[30] Menurut Rejeki (2013:451) “Flowchart merupakan penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa flowchart adalah diagram yang menggunakan simbol – simbol tertentu, dimana tiap simbolnya memiliki arti tersendiri untuk menjelaskan langkah-langkah kegiatan dan urutan-urutan prosedur suatu program.

B. Jenis – jenis flowchart

[31] Menurut Tri (2015:2), Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja sistem atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

Gambar 2.10. Contoh Flowchart Sistem

Sumber: Tri (2015:4)

2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri sebuah alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.

Gambar 2.11. Contoh Flowchart Dokumen

Sumber: Tri (2015:4)


3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

Flowchart skematik juga menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini tidak hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik juga digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

Gambar 2.12. Contoh Flowchart Skematik

Sumber: Tri (2015:5)

4. Flowchart Program (Program Flowchart)

Flowchart program adalah hasil dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

Gambar 2.13. Contoh Flowchart Program

Sumber: Tri (2015:6)




5. Flowchart Proses (Prosses Flowchart)

Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

Gambar 2.14. Simbol Flowchart Proses

Sumber: https://1nuy4s4.wordpress.com/


Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:

Gambar 2.15. Contoh Flowchart Proses

Sumber: Tri (2015:8)

Konsep Dasar Pengujian

Pengujian adalah sebuah proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap.

Perbedaan Black Box Testing dan White Box Testing :

Tabel 2.3. Perbedaan Black Box dan White Box

Black-box testing White-box testing Definition: Software testing method where the internal structure of the system is not known Software testing method where the internal structure of the system is known Used For: Verifying input methods and outputs of the system. Verifying internal structure of system’s components Performed By: Testers Developers Applicable To: Systems and Acceptance testing Unit testing Perspective User Developer Introspection No Yes Coding Knowledge: No Yes Implementation Knowledge: No Yes Test Cases: Based on requirements Based on detailed design

Sumber : http://Reqtest.com/

A. Definisi Black Box

[32] Menurut Ulf (2015). “Pengujian kotak hitam hanya berfokus pada fungsionalitas antarmuka perangkat lunak, memastikan bahwa input yang valid diterima, dan input yang tidak valid ditolak, dan setiap output yang benar dikembalikan.”

[33] Menurut Manish (2015) “Black Box Testing is testing without knowledge of the internal working of the application under test (AUT). Also known as functional testing or input output driven testing”. Yang artinya “Black Box Testing adalah test tanpa mengetahui apa yang bekerja di dalam aplikasi yang sedang di tes. Dikenal sebagai pengujian fungsional atau pengujian berbasis input output”.

[34] Menurut Desmira, Dkk (2015:40) “Black Box Testing yaitu menuji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”.

Di lihat dari pendapat di atas bisa di simpulkan bahwa pengujian Blackbox adalah hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional antarmuka dari sebuah perangkat lunak. Seperti melihat kotak hitam yang tertutup. Proses yang terjadi tidak dapat di lihat oleh Tester.

Gambar 2.16. Ilustrasi Pengujian Black Box

Sumber : http://reqtest.com//

A. Metode Pengujian dalam Black Box

Menurut[35] Desai dan Abhishek dalam Nina (2013), metode pengujian dalam Black Box Adalah :

1. EquivalencePartioning

Metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

2. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai metode uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji pelengkap Equivalence partitioning. Tidak hanya memfokuskan pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

3. Cause-Effect Graphing Technique

Teknik yang merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyajikan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

a. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

b. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

c. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

d. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

4. Comparison Testing

beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, Ketika softwareredundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

5. Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

6. Robustness Testing

Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metode jaminan mutu yang difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kebenaran kasus uji dalam proses pengujian.

7. Behavior Testing

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack

8. Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.


9. Requirement Testing

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

a. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

b. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

10. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

B. Kelebihan dan kekurangan Black Box

Menurut Ulf (2015), kelebihan dan kekurangan pada pengujian Black Box:

1. Kelebihan

a. Lebih mudah dilakukan karena akses kode dan pengetahuan program yang lebih spesifik tidak diperlukan.

b. Menyederhanakan proses pengujian dengan berfokus hanya pada input dan output.

c. Memungkinkan

pengembangan kasus uji lebih cepat karena penguji hanya memeriksa pada GUI (tampilan) yang biasa digunakan. </p>

2. Kekurangan

a. Pemeliharaan Script sulit dilakukan jika antarmuka pengguna terus berubah, karena berubahnya metode input.

b. Tingkat kerapuhan yang tinggi karena kemungkinan tidak ditampilkan secara konsisten pada berbagai platform atau perangkat, menyebabkan skrip pengujian gagal dalam eksekusi mereka.

c. Tidak ada introspeksi, karena penguji memiliki pengetahuan yang terbatas tentang sistem dan cara kerjanya.

d. Cakupan terbatas karena hanya sebagian kecil percobaan yang dilakukan.

C. Definisi White Box

Menurut Ulf (2015). “Anda hanya dapat mengetahui apa yang masuk dan keluar dari sistem, sehingga bisa diketahui proses di dalam sistem dan mengintegrasikan-nya dalam proses pengujian, sehingga bisa di bawa ke dalam prosedur yang selanjutnya”

Menurut [36] Nidhra dan dondetti dalam Sidi (2015:33) “White Box Testing adalah salah satu cara untuk menguji suatu aplikasi atau software dengan cara melihat modul untuk dapat meneliti dan menganalisa kode dari program yang di buat ada yang salah atau tidak. Kalau modul yang telah dan sudah di hasilkan berupa output yang tidak sesuai dengan yang di harapkan maka akan dikompilasi ulang dan di cek kembali kode-kode tersebut hingga sesuai dengan yang diharapkan”

Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa pengujian White box adalah proses pengujian dengan memeriksa input dan output. Juga mempelajari keadaan yang terjadi di dalam proses. Seperti melihat kotak putih yang terbuka, terlihat keadaan di dalam kotak putih tersebut.

Gambar 2.17. Ilustrasi Pengujian White Box

Sumber : http://reqtest.com//

A. Kelebihan dan kekurangan White Box

Menurut Ulf (2015), kelebihan dan kekurangan pada pengujian White Box:

1. Kelebihan

a. Melihat kesalahan dan masalah lebih cepat.

b. Bisa di introspeksi, atau kemampuan untuk melihat ke dalam proses perangkat lunak dan memeriksanya secara lebih teliti.

c. Menemukan bug tersembunyi lebih efisien dan stabilitas yang terjamin.

d. Kode yang optimal. Disebabkan pengetahuan kode yang sesuai

e. Mendapatkan hasil yang maksimal dengan berbagai jalur pengujian berbeda

2. Kekurangan

a. Tingkat kerumitan yang lebih tinggi terlibat karena dibutuhkan pengetahuan tentang kode yang luas.

b. Pemeliharaan Script yang lebih banyak. Karena metode input yang bisa berubah, sehingga memungkinkan rusaknya Script pengujian

c. Memerlukan alat yang memiliki integrasi yang lebih ketat dengan sistem yang sedang diuji, yang menimbulkan resiko kinerja sistem kemudian dipengaruhi oleh alat yang sama, sehingga bisa mengganggu hasil.

Konsep dasar elisitasi

A. Definisi Elisitasi

Menurut Saputra dan Alhadi dalam Agit (2016) “Elitisasi merupakan rancangan dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Menurut Tarigan dalam Andi (2014) “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak. Menurut Sommerville, Elisitasi adalah sekumpulan aktifitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem baru melalui komunikasi dengan pelanggan dan pihak yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa elisitasi adalah suatu metode analisa dalam sebuah rancangan yang di buat berdasarkan kebutuhan atau keinginan pihak terkait yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem dan disanggupi pembuat.



B. Tahapan – tahapan Elisitasi <p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Hidayati dalam Abas (2015), Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Elisitasi Tahap I. Pada tahap ini elisitasi berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

2. Elisitasi Tahap II. Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berikut penjelasan mengenai Metode MDI (Mandatory Desirable Inessential):

a. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

b. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.

c. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

3. Elisitasi Tahap III. Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :

a. T artinya Tehnikal, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?

b. O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?

c. E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

a) High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

b) Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan

c) Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.




Konsep Dasar Literature Review

A. Definisi Literature Review

Menurut Dewi, dkk (2014:125), “Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan”.

Menurut Ali (2014) [37] “literature review is used to conduct a formulation of the research problem, which is then used as the basis of research in making research logical framework in the form of a conceptual model and research paradigm”. Yang artinya “tinjauan pustaka digunakan untuk melakukan rumusan masalah penelitian, yang kemudian dijadikan dasar penelitian dalam pembuatan kerangka kerja penelitian logis berupa model konseptual dan paradigma penelitian”.

Menurut[38] Suryo dalam Munawati (2014), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa literature review adalah suatu metode untuk menunjang hasil wawancara dan observasi yang di lakukan sebelumnya. Sebagai referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.


B. Manfaat Literature Review

Menurut Dewi, dkk (2014:125), Manfaat dari literature review ini antara lain:

1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Daftar Pustaka (Literature Review)

Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi­referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain:

1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini..

2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.

4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Terdapat beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai sistem pengairan, diantaranya yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh [39]Bimo Ardi Handoko dengan dua temannya, Susanto dan Nur Wakhidah, Dari Kampus UNIVERSITAS SEMARANG, yang berjudul “SISTEM PENGAIRAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 BERDASARKAN SENSOR KELEMBAPAN TANAH DAN SUHU TANAH DENGAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM” penelitian ini membahas tentang pembuatan sistem pengairan secara otomatis, yang menggunakan metode fuzzy inference system, yang mana metode fuzzy sendiri menurut Naba (2009), biasanya seorang operator/pakar memiliki pengetahuan tentang cara kerja dari sistem yang bisa dinyatakan dalam sekumpulan IF-THEN rule, dengan melakukan fuzzy inference. pengetahuan tersebut bisa di transfer ke prangkat lunak yang selanjutnya memetakan suatu input menjadi output berdasarkan IF-THEN rule yang diberikan. Sistem fuzzy yang dihasilkan disebut fuzzy inference system.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh [40] Penelitian ini membahas tentang Simulasi pintu air otomatis berbasis ATMEGA 8535, yang bekerja secara otomatis dan memerlukan 4 buah sensor sebagai indikasi ketinggian air dan bekerja jika mendapat inputan berupa air, serta sebuah mikrokontroler sebagai pusat pengendali rangkaian ini dan menghasilkan output berupa nyala LED, bunyi [41]

buzzer pergerakan motor DC dan mikro switch sebagai pengendali motor DC.

  1. [42]

Penelitian yang dilakukan oleh Sudirman Sirait, Satyanto K. Saptomo, Muhammad Yanuar J. Purwanto “RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI PIPA LAHAN SAWAH BERBASIS TENAGA SURYA”. Rancangan irigasi untuk pemberian air yang optimal dilengkapi dengan sistem kontrol otomatis dapat menjaga permukaan air di lahan sawah pada level tertentu sesuai kebutuhan tanaman, dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan air irigasi di lahan sawah. Sistem kontrol otomatis dibangun dengan memanfaatkan teknologi digital, mikrokontroler dan jaringan sensor. Mikrokontroler Arduino Uno ATMega328P digunakan sebagai sistem kendali otomatis untuk menggerakkan sistem aktuasi kran air elektris Valworx 561086 berdasarkan kelembaban tanah dan tinggi muka air di lahan sawah yang dideteksi oleh sensor. Nilai tinggi muka air di lahan sawah diatur antara 0 cm dan 5 cm sebagai setpoint bawah dan atas untuk acuan dalam menggerakkan sistem aktuasi kran air elektris Valworx 561086. Sistem mikrokontroler membatasi durasi waktu untuk pengaturan pembukaan maupun penutupan kran air elektris Valworx 561086 selama 300 detik dengan rotasi 90 yang dapat menghemat penggunaan daya baterai. Sistem ini didukung oleh energi surya yang terdiri dari panel surya, charger contoller dan baterai, dan dapat beroperasi 24 jam tanpa pengawasan oleh operator. Ujicoba operasi di lahan sawah dilakukan dengan menerapkan irigasi terputus (intermittent) dan air irigasi tidak mengalir secara terus menerus. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem kontrol irigasi otomatis bisa menjaga tinggi muka air di lahan sawah antara rentang setpoint yang diinginkan.

  1. Penelitian yang dilakukan oleh [43]

Eryalfan Setyo Prakoso, Dari Universitas Jember yang berjudul “SISTEM IRIGASI OTOMATIS BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller)”. PLC merupakan sistem kendali berbasis digital yang hanya mengenal dua kondisi yaitu on atau off (Yulianto, 2006). PLC dapat mengendalikan multi input dan multi output, yang terdiri dari modul input, modul output, CPU (Central Processing Unit), dan programming device. Yang mana sistem di program untuk membaca kelembapan tanah.

  1. [44]

Penelitian yang dilakukan oleh Inne Septiani, Dari Politeknik Negeri Sriwijaya yang berjudul “RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK SISTEM KENDALI DAN MONITORING PENGAIRAN SAWAH MELALUI SMARTPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32”. perancangan alat ini yaitu mengontrol kebutuhan air bagi tanaman namun juga dapat digunakan untuk penghematan air yang lebih efisien dengan pengiriman informasi kondisi persawahan tersebut. Sistem perancangan dari alat rancang bangun sistem kendali dan monitoring pengairan sawah melalui smartphone berbasis mikrokontroler atmega32 ini menggunakan sensor hygrometer yang dapat mendeteksi keadaan tanah ketika kering, lalu akan mengirimkan pesan singkat kepada petani / pemilik sawah melalui smartphone dimanapun pemilik sawah berada dan pengairan sawah dapat dilakukan secara otomatis melalui control smartphone.Rangkaian ini terdiri dari bagian perangkat keras dan perangkat lunak.

  1. [45]

Sukriti, Sanyam Gupta, Indumathy K, dari Vellore Institute of Technology melakukan penelitian dengan judul “IoT based Smart Irrigation and Tank Monitoring System”. Di dalam penelitianya sukriti, sanyam dan Indumathy menilai bahwa model tank overflow control adalah metode kuno, yaitu apabila kawat yang di pasang di dalam tampungan air tersentuh ketika air sudah mengisi penuh penampungan air, maka sebuah alarm akan menyala dan alarm harus di matikan secara manual sehingga listrik dan air akan terbuang percuma. Mereka menggunakan sensor ultrasonik sebagai penghitung tinggi air di dalam penampung air, sehingga ketika air dalam ketinggian tertentu akan memberikan informasi kepada Arduino Uno yang sudah di integrasikan dengan handphone user agar bisa di kontrol dari jauh.

Dari literature review diatas, penulis mengambil acuan pada literature nomor 2, sehingga melakukan penelitian dengan judul “PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS”. Yang menggunakan sensor Ultrasonik sebagai penghitung tinggi air, LED sebagai indikator dan pompa air sebagai media penyalur air dari sungai maupun sumber air lain ke area sawah.

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Koperasi Airo Jaya Bersama

Koperasi Airo Jaya Bersama atau yang disingkat dengan (KAJB) didirikan berdasarkan akte notaris Nomer-02, tanggal 11 Oktober 2008, dengan Nama Koperasi Serba Usaha (KSU) Airo Jaya bersama.

Berdirinya KSU Airo Jaya Bersama atas Prakarsa sekaligus pencetus dan pendiri oleh 3(tiga) orang, yaitu :

1. Drs.Ramlan Sinaga, MM, Dipl.FP.

2. Irene Wahyu Budiarti, S.Pd.

3. Anthony Nugroho S, SST, MM.

Dengan Modal Setoran Awal sebesar Rp.600.000.000 (enam ratus juta rupiah).

KSU Airo Jaya Bersama, secara resmi menjalankan kegiatan operasionalnya setelah mendapat Izin Operasional dari Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, dengan Badan Hukum Nomer : 518/BH/DIS-KUKM, tanggal 18 November 2008.

KSU Airo Jaya bersama saat ini telah memiliki jaringan pelayanan sebanyak 10(sepuluh) kantor cabang yang tersebar di 3(tiga) Provinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten).

Perluasan jaringan pelayanan yang selalu di tambah tiap tahunnya sehingga mencapai seluruh wilayah Republik Indonesia.


Ruang Lingkup

KSU Airo Jaya Bersama cabang Pasar Baru yang di pimpin oleh Dra. Karlena Mariani merupakan salah satu Koperasi serba usaha yang memiliki daya saing kuat. Serta sesuai Visi dan Misi KSU Airo Jaya Bersama, untuk menunjang ekonomi kerakyatan dan meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidup rakyat Indonesia, maka Sasaran/Target Pasar layanan KAJB, sebagai berikut :

1. Bidang Kredit/Pinjaman (Lending)

a. Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah pada sektor Perdagangan, Industri, Jasa dan Pertanian.

b. Karyawan perusahaan, Pabrik dan Instansi Pemerintahan.

2. Bidang Simpanan Dana (Funding)

a. Melayani pengembangan dana masyarakat dengan menyediakan Simpanan Berjangka (deposito)

Gambar 3.1. Kantor Koperasi AJB


Visi Dan Misi

1. Visi

a. Menjadikan Koperasi Airo Jaya Bersama (KAJB) yang besar, kuat dan terpercaya.

2. Misi

a. Melakukan kegiatan perkoperasian yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada nasabah dan masyarakat untuk menunjang Ekonomi Kerakyatan.

b. Memberikan pelayanan simpan pinjam kepda nasabah dan masyarakat sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup Rakyat Indonesia

c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Stuktur Organisasi

Gambar 3.2. Struktur Perusahaan Koperasi AJB Cabang Tangerang


Wewenang Dan Tanggung Jawab

Koperasi Airo Jaya Bersama cabang Pasar Baru di dalamnya terdapat bagian – bagian atau divisi – divisi yang memiliki tanggung jawab yang berbeda di setiap divisinya, sehingga perusahaan bisa berjalan dengan baik.

Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada Koperasi Airo Jaya Bersama cabang Pasar Baru, yaitu sebagai berikut :

1. Pimpinan Cabang

a. Membuat/merencanakan kegiatan secara umum (General Planning)

b. Melaksanaan penataan Organisasi secara umum (General Organizing)

c. Menentukan kebijaksanaan umum (General Policy)

d. Menentukan instruksi-instruksi umum (general Intruction)

e. Bersama dengan Wakil Kepala mengadakan pengawasan secara umum (general Supervisor).

f. Memberikan saran dan pandangan kepada Pimpinan Pusat.

g. Bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan Pusat.

2. Wakil Pimpinan Cabang

a. Mewakili Kepala Cabang jika Kepala Cabang berhalangan.

b. Bersama-sama Kepala Cabang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

c. Merinci dan membagi tugas para Staf sesuai dengan bidangnya masing-masing.

d. Memantau/mengawasi dan mendampingi sistem dan proses kerja yang dilaksanakan oleh Staf.

e. Memberikan saran dan pandangan kepada Kepala Cabang.

f. Menerima laporan secara periodik dari staf untuk dilanjutkan kepada Kepala Cabang.

3. Kepala Bagian Operasional

a. Memberikan pengarahan dan pembinaan karyawan yang dibawahnya (AKPK, SK, KBM, KBP, SECURITY, OB).

b. Memeriksa semua transaksi dan mutasi keuangan.

c. Bertanggung jawab dalam pembuatan dan pengampaian laporan bulanan kepada direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direksi.

e. Bertanggung jawab kepada Direksi.

4. Admin Kredit Penagihan Kredit (AKPK)

a. Memeriksa perlengkapan dan aspek yuridis setiap dokumen permohonan pembiayaan atau kredit.

b. Melakukan penaksiran jaminan sesuai dengan harga pasar.

c. Melakukan pendataan Kredit dengan calon nasabah.

d. Melakukan tugas-tugas yang diberikan kepala bagian Direksi.

5. Staff Kasir

a. Sebagai pemeriksa seluruh transaksi harian teller dan semua tiket serta dokumen lainnya yang dibuat pada seksi kas.

b. Melaksanakan cash count akhir hari atau pada saat pergantian teller.

c. Mengambil atau menyetorkan uang tunai.

d. Mencatat dan membuat posisi kas setiap akhir hari.

e. Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Operasional.

6. Kepala Bagian Marketing (KBM)

a. Memberikan pengarahan, pembinaan, dan pengawasan terhadap staff yang ada dibawahnya.

b. Melaksanakan tugas dan bertanggungjawab atas laporan bulanan dan laporan berkala yang disampaikan kepada Direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Menjaga dan mengusahakan tercapainya laba yang telah ditargetkan.

d. Mengikuti pengembangan kegiatan pemasaran dan selalu memperhatikan situasi pasar serta melihat faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi perkembangannya.

e. Membawahi langsung Marketing Kredit.

7. Marketing Kredit

a. Memasarkan produk dengan melakukan solitasi dan presentasi pada calon nasabah (kredit).

b. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan KBM.

c. Bertanggung jawab kepada KBM.

8. Kepala Bagian Pendanaan (KBP)

a. Memasarkan produk dengan melakukan solitasi dan presentasi pada calon nasabah.

b. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direksi.

c. Bertanggung jawab kepada Direksi.

9. Marketing Pendanaan

a. Memasarkan produk dengan melakukan solitasi dan presentasi pada calon nasabah (tabungan).

b. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan KBP.

c. Bertanggung jawab kepada KBP.

10. Keamanan (Security)

a. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepala bagian.

b. Bertanggung jawab kepada Ketua Bagian Umum dan Personalia.

11. Office Boy (OB)

a. membantu dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh staff umum.

b. bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian kantor dan sekitarnya.

c. bertanggung jawab kepada Staff Umum.

Tujuan Perancangan

Penelitian ini di lakukan penulis sesuai dengan observasi yang di lakukan secara langsung ke lapangan. Dengan dibantu pihak KSU AJB yang memiliki hubungan kepada petani di area terkait.

Maka dari itu, penulis ingin membuat suatu alat sistem Pengairan Sawah otomatis menggunakan mikrokontroller Wemos dan IOT. Dengan dibuatnya alat tersebut di harapkan akan menciptakan suatu alat yang akan memudahkan para petani dalam melakukan tugasnya.

Konsep Perancangan Dan Pembahasan

Perancangan disini dimaksudkan adalah perancangan perangkat keras (Hardware), perangkat keras yang digunakan meliputi Wemos D1 Mini, LED, Pompa dan beberapa alat elektronika lainnya. Perancangan perangkat keras menggunakan Wemos D1 Mini sebagai media untuk di tanamkan program alat.

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur sistem pengairan sawah yang berjalan pada saat ini terdiri dari beberapa alur, yakni sebagai berikut:

1. Petani melakukan pengecekan sawah secara berkala.

2. Apakah kondisi air cukup atau tidak.

3. Jika air cukup maka akan di cek hari maupun minggu berikutnya, jika air terlalu kurang makan gerbang air akan dibuka.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Flowchart Sistem Yang Berjalan

Prosedur irigasi sawah pada Kabupaten Tangerang, khususnya Desa Tari Kolot masih dilakukan secara manual dan juga dengan proses pengecekan yang manual.

Berikut adalah flowchart pengairan sawah yang berjalan pada Desa Tari Kolot, dengan petani melakukan pengecekan dan irigasi manual. pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Flowchart Sistem Yang Berjalan

Dapat dijelaskan pada gambar 3.3 Flowchart pengairan sawah pada Desa Tari Kolot :

1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal yang berperan sebagai "Mulai” dan "Selesai” pada aliran flowchart pengairan sawah di Desa Tari Kolot.

2. Terdapat 2 (dua) simbol proses, yang menyatakan sebuah proses pengecekan air sawah.

3. Terdapat 1 (satu) simbol decision, yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika "Ya” dan "Tidak”. Yaitu : Apakah air sawah cukup. Jika "Tidak” maka Petani akan membuka gerbang air.

Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Gambar 3.4. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan Pada Gambar 3.4. flowchart sistem yang diusulkan di atas terdiri dari :

1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai "Mulai” dan "Selesai” pada aliran proses flowchart pengairan sawah Otomatis.

2. Terdapat 2 (dua) simbol Pilihan (decision) yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika "Ya” dan "Tidak”. Yaitu : apakah jarak Sensor Ultrasonik Dan Air apakah lebih dari atau sama dengan jarak di tentukan.

3. Terdapat 1 (satu) simbol input yang menyatakan sensor Ultrasonik membaca ketinggian air dan 2 (dua) simbol output yang menyatakan Proses nyala dan mati Pompa Air.

4. Terdapat 1 (satu) simbl keterangan yang memberi keterangan lebih rinci dari proses sensor ultrasonik.

Diagram Blok

Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras (Hardware), maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.5 di bawah :

Gambar 3.5. Diagram Blok Rangkaian Alat

Pada Gambar 3.5 merupakan diagram blok dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan.

Keterangan :

1. Wemos sebagai Mikrokontroller atau Otak dari keseluruhan

2. Sensor Ultrasonik merupakan komponen yang digunakan untuk membaca ketinggian Air.

3. Database Server sebagai penyimpanan data ketinggian air

4. LED merupakan komponen yang digunakan sebagai indikator ketika ketinggian air kurang dari yang dibutuhkan.

5. Relay merupakan komponen yang digunakan untuk mengatur hidup dan matinya Pompa Air.

6. Pompa air sebagai alat untuk mengaliri air kedalam Sawah.

Cara Kerja Alat

Pada bagian ini di jelaskan cara kerja alat yaitu, penggunaan mikrokontroller Wemos sebagai tempat pemrosesan data yang membaca hasil input dari Sensor Ultrasonik, dimana data tersebut akan menentukan kerja Relay dan juga LED sebagai komponen Output dan juga data tersebut di kirim ke database server sehingga user bisa mengetahui dan melakukan pemantauan (monitoring) secara langsung.

Perancangan Alat

Pada saat ini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan, berikut alat dan bahan :

A. Alat yang digunakan meliputi :

1. Personal Computer (PC) / Laptop

2. Wemos D1 Mini

3. Software Ide Arduino

4. Software Fritzing

(Untuk Menggambar Schematic)

5. Sensor Ultrasonik

6. Relay modul

7. LED

8. Kabel Jumper

9. Pompa air

10. Solder listrik

B. Bahan-bahan yang digunakan :

1. Timah Solder

2. Pipa PVC/Bambu

3. Kayu

4. Ember

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Perancangan Skematik Perangkat Keras (Hardware)

Dalam pembuatan skematik diperlukan sebuah aplikasi yaitu Fritzing. adalah salah satu dari perangkat lunak gratis yang dapat dipergunakan dengan baik untuk belajar elektronika. Perangkat lunak ini bisa bekerja baik di lingkungan sistem operasi GNU/Linux maupun Microsoft Windows. Masing-masing software memiliki keunggulannya masing-masing bagi setiap tipe pengguna dan keperluan. Untuk pelajaran elektronika ada beberapa hal yang menarik dari Fritzing yaitu, Memungkinkan para perancang skematik pemula sekalipun untuk membuat layout PCB yang bersifat custom. Tampilan dan penjelasan yang ada pada Fritzing bisa dengan mudah dipahami oleh seseorang yang baru pertama kali menggunakannya. Dan untuk memulai program Fritzing dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.6. Membuka Aplikasi Fritzing

Setelah mengklik shortcut Fritzing, akan muncul proses Loading dan halaman utama Software Fritzing, dapat dilihat seperti Gambar 3.7 dan Gambar 3.8

Gambar 3.7. Loading awal fritzing


Gambar 3.8. Halaman utama Fritzing

Sebelum memulai membuat skematik ada baiknya kita menyimpan file skematik terlebih dahulu, langkah-langkahnya adalah seperti gambar berikut.

Gambar 3.9. Menyimpan project pada Fritzing

Setelah melakukan langkah diatas akan tersedia beberapa tipe pilihan antara lain : Breadboard, Schematic, PCB, Code. Dan yang penulis gunakan adalah mode Breadboard. setelah masuk ke tampilan breadboard impor komponen yang ada toolbox di jendela Part nya. Adapun tampilannya dapat dilihat seperti gambar berikut.

Gambar 3.10. Breadboard view dalam Fritzing

1. Rangkaian Sensor Ultrasonik

Fungsi Sensor Ultrasonic adalah sebagai Input untuk membaca jarak antara Sensor dengan air apakah dalam jarak aman atau tidak. Pada gambar 3.11. merupakan skematika komponen Sensor Ultrasonic dengan Wemos.

Gambar 3.11. Rangkaian Sensor Ultrasonik


2. Rangkaian Relay dan Pompa

Rangkaian ini menggunakan Pompa sebagai alat yang berkerja, adapun Relay sebagai saklar agar Pompa bisa berkerja secara otomatis. Sehingga Relay akan menunggu Instruksi dari Wemos atau mikrokontroller untuk menyalakan Pompa. Berikut rangkaian Relay dengan Pompa Air.

Gambar 3.12. Rangkaian Relay dan pompa


3. Rangkaian LED

Lampu LED (Light Emitting Diode) adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut. Lampu led digunakan sebagai lampu sebagai indikatornya dari sistem. Cara kerja LED adalah sebagai lampu indikator aman atau tidaknya kondisi air yang di pantau Sensor Ultrasonic .Pada gambar rangkaian 3.13 tidak membutuhkan power eksternal karena daya yang dibutuhkan sangat kecil, dan cukup langsung dihubungkan dengan mikrokontroller.

Gambar 3.13. Rangkaian Led


4. Rangkaian keseluruhan

Gambar 3.14. Rangkaian Keseluruhan


Konsep Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Perancangan perangkat lunak adalah dengan melakukan penulisan listing program ke dalam software Arduino IDE versi 1.8.4 dengan menggunakan bahasa C, dimana perintah­perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang dibuat.

Penulisan Program Pada Software Arduino IDE

Pada perancangan perangkat lunak ini menggunakan program Arduino IDE untuk melakukan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi.ino. Wemos D1 Mini sebagai mikrokontroller yang akan menjadi media simpan program, sehingga mikrokontroler dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino IDE dapat dilihat seperti gambar berikut.

Gambar 3.15. Memulai Arduino IDE


Dalam pemrograman mikrokontroler yang akan dibuat, untuk menuliskan listing program dapat dilihat pada Gambar 3.16 sebagai berikut:

Gambar 3.16. Program Arduino IDE Interface


Setelah interface utama software Arduino ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah mengatur pengalamatan port koneksi melalui device manager. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut:


Gambar 3.17. Membuka Device Manager


Langkah diatas merupakan langkah-langkah untuk membuka device manager interface, dimana langkah-langkah diatas dimulai dengan melakukan pencarian melalui Search Windows, setelah itu akan muncul layar yang terdapat pada gambar 3.18. sebagai berikut:

Gambar 3.18. Memilih Port Yang Terhubung


Langkah diatas dimaksudkan untuk menentukan pada port berapa Wemos yang terpasang di alamatkan, agar pada saat upload program kedalam mikrokontroler tidak terjadi error atau kesalahan pada port koneksi. Dan setelah melakukan langkah diatas maka langkah selanjutnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.19. Menentukan Koneksi port COM5


Seting koneksi port pada Arduino IDE (Tools – Port – COM5), port disamakan seperti yang sudah di terapkan pada Device Manager, sehingga tidak akan terjadi error.

Gambar 3.20. Memilih Jenis Board WeMos D1 R2 & mini


Gambar 3.20 menunjukan pemilihan board Wemos D1 R2 & mini yang akan di gunakan, ketika hendak menggunakan board Wemos D1 R2 & mini yang perlu diperhatikan adalah tipe board Wemos D1 R2 & mini, karena Wemos memiliki banyak tipe dan jenis. Dalam pembuatan project ini penulis menggunakan board Wemos D1 R2 & mini yang dimana Wemos ini terdapat chip mikrokontroler yang di pakai dalam project ini.

Gambar 3.21. Menyimpan File Program Pada Wemos D1mini


Setelah tampilan Arduino IDE terbuka yang perlu di lakukan adalah menyimpan terlebih dahulu sebelum melakukan listing. Dan hasilnya adalah file yang telah disimpan dengan ekstensi .ino.

Gambar 3.22. Memilih Lokasi Penyimpanan Project


Jendela diatas menunjukan proses penyimpanan sebuah project di dalam sebuah folder yang bisa di tentukan sesuai kebutuhan.

Setelah melakukan penyimpanan file program, tahap selanjutnya adalah penulisan sketch program, berikut adalah gambar dari sketch program secara keseluruhan:



Gambar 3.23. Sketch Program Keseluruhan


Setelah melakukan penulisan program secara keseluruhan maka proses selanjutnya adalah melakukan proses kompilasi atau melakukan pengecekan terhadap baris program yang masih salah, adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut.


Gambar 3.24. Proses Kompilasi Sketch Program


Proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak dan pada saat yang bersamaan ketika terjadi error maka program tersebut tidak dapat di masukkan ke dalam mikrokontroler.

Gambar 3.25. Hasil Proses Kompilasi Sketch Program


Pada gambar 3.25 menunjukkan hasil dari kompilasi sketch program dan hasil proses kompilasi tidak terjadi error artinya proses penulisan listing program sudah benar, hasil dari kompilasi inilah yang nantinya akan ditanamkan kedalam sistem mikrokontroler melalui board Wemos D1mini.

Pembuatan Program Kedalam Board Wemos

Mikrokontroller bisa bekerja jika di dalamnya sudah dimasukkan listing program, program yang akan dimasukan kedalam mikrokontroller melalui board Wemos yaitu program aplikasi yang dibuat dengan aplikasi Arduino IDE. Untuk melakukan pengisian program menggunakan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

Wemos sebagai media untuk memasukan program ke dalam mikrokontroller, maka program yang ditulis pada Arduino IDE dapat langsung dimasukan kedalam mikrokontroller. Langkah selanjutnya sebelum listing program dimasukan ke dalam mikrokontroller, yang perlu diperhatikan yaitu jenis board yang akan digunakan pada saat memasukan listing program, proses pemilihan board yang digunakan untuk memasukan listing program dapat dilihat pada gambar 3.26 sebagai berikut:

Gambar 3.26. Memilih Jenis Board WeMos D1 R2 & mini


Setelah jenis board sudah dipilih, langkah selanjutnya adalah memasukan program ke dalam mikrokontroller. Adapun tahapannya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.27. Upload Sketch Program Kedalam Wemos


Pada tampilan pemrograman Arduino IDE diatas, dilakukan dengan mengklik tombol upload yang ada pada IDE Arduino, pada saat mengupload listing program secara otomatis akan menampilkan pesan bahwa proses upload program tidak terjadi error atau sukses. Proses upload listing program yang tidak terjadi error dapat dilihat pada gambar 3. 28 sebagai berikut:

Gambar 3.28. Proses Upload Sketch Program Sukses


Setelah langkah upload listing program selesai, maka sistem mikrokontroller sudah dapat bekerja sesuai dengan progam yang sudah di atur.

Perancangan Database Online Server io Adafruit

Io.Adafruit adalah sebuah online server yang bisa di sambungkan melalui jaringan internet, Setelah data di kirim melalui jaringan internet maka data tersebut disimpan di dalam data base online server bisa secara real time maupun dengan history.


Gambar 3.29. Registrasi di Situs adafruit


Jendela diatas menggambarkan proses registrasi pada iot platform, yaitu Io.Adafruit dengan mengisi form yang ada seperti di Gambar 3.29.

Selanjutnya adalah melakukan Sign In ke dalam situs adafruit, dengan memasukkan email atau username serta password yang sudah di daftarkan.

Gambar 3.30. Login Proses


Setelah berhasil login, selanjutnya membuat Feed, feed sendiri adalah suatu sistem yang akan menghubungkan server adafruit dengan mikrokontroller. Yang hasilnya akan di tampilkan di area dashboard di dalam situs Adafruit.



Gambar 3.31. Membuat Feed


Jika selesai membuat feed pada online server io.adafuit maka akan tampil sebagai berikut :

Gambar 3.32. Hasil Feed Yang Terbuat



Gambar 3.33. Dashboard Monitoring Tinggi Air Sawah


Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

A. Permasalahan yang di hadapi

Berdasarkan hasil dari observasi serta wawancara yang telah dilakukan sebelumnya pada para petani di Desa Tari Kolot, Maka dapat disimpulkan bahwa analisa permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :

1. Proses pengecekan sawah masih dilakukan di wakt tertentu atau masih hanya sekedar lihat sekilas. Karena proses pengecekan Air sawah adalah bersamaan dengan pengecekan sawah.

2. Terbatasnya waktu petani yang tidak bisa selalu di area sawah.

3. Tidak ada yang memberitahu ketika air sawah habis, jika adanya kerusakan pada pematang sawah di waktu petani tidak di tempat.

B. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisa permasalahan yang telah disebutkan, maka penulis memberikan alternatif pemecahan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Proses pengecekan air sawah dapat berlangsung secara realtime dengan sistem yang penulis buat, sehingga petani tidak perlu terlalu khawatir akan kekurangan air yang berkepanjangan.

2. Proses pengecekan air sawah menggunakan prototipe monitoring berbasis mikrokontroller Wemos D1 Mini dapat meringankan beban pikiran para petani.

User Requirement

Pada User Requirement ini berisi tabel Elisitasi I, II, III dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktikan berdasarkan pada observasi dan wawancara.

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder yang memiliki hubungan langsung dengan petani, mengenai seluruh rancangan sistem yang akan dibuat.

Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting) Maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting) Maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.

3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi) Maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II


Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE:

1. T (Technical)

Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?

2. O (Operational)

Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan elisitasi tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?

3. E (Economic)

Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

1. L (Low): Mudah untuk dikerjakan.

2. M (Middle): Mampu untuk dikerjakan.

3. H (High): Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Keterangan :

T : Technical L : Low

O : Operating M : Middle

E : Economic H : High

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan Prototype Monitoring Infus Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

Rancangan Sistem yang Diusulkan

Setelah melakukan perancangan dan perakitan komponen, selanjutnya adalah melakukan tahap uji coba pada tiap - tiap blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian hasil uji coba dilakukan pada sub bab berikut.

Metode Pengujian BlackBox

Pengujian Nilai Sensor Ultrasonik

Pada pengujian ini di lihat dari Nilai Sensor ultrasonik yang hasilnya dikirim ke database Adafruit sebagai media monitoring.






Tabel 4.1. Pengujian Nilai Sensor Ultrasonik

Pengujian ketika Jarak Air dan Sensor Melebihi Batas Nilai yang Ditentukan

Pengujian selanjutnya adalah memastikan bahwa akan ada notifikasi ke dalam smartphone ketika jarak air dan sensor melebihi batas nilai yang di tentukan. Dan juga di lakukan pengujian bahwa pompa menyala agar bisa mengaliri air secara otomatis.




Tabel 4.2. Pengujian Jarak Sensor dan Air

Pengujian Hardware

Dalam pengujian hardware ada beberapa sub pengujian. Yaitu dilihat dari nilai sensor ultrasonik yang akan menimbulkan reaksi sebab akibat komponen lainnya bisa di lihat dari gambar berikut.

Gambar 4.1. Jarak Sensor dan Benda Dekat

Gambar 4.2. Jarak Sensor dan Benda jauh

Keterangan :

1. Gambar 4.1: seperti dilihat dalam gambar 4.1 jarak antara sensor ultrasonik dan benda sangat dekat, sehingga LED dan Relay tidak menyala atau dalam kondisi OFF

2. Gambar 4.2: di dalam gambar 4.2 jarak antara sensor ultrasonik dan benda berjauhan, sehingga LED dan Relay menyala atau dalam kondisi ON


Pengujian Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik merupakan sensor yang berkerja berdasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda melalui frekuensi tertentu. Dalam penerapanya penulis menghubungkan sensor ultrasonik dengan beberapa pin di mikrokontroller Wemos D1 Mini. Seperti gambar di bawah.

Gambar 4.3. Rangkaian sensor Ultrasonik

Keterangan:

Trig Dihubungkan ke D7

Echo Dihubungkan ke D6

Vcc Dihubungkan ke 5V

Gnd Dihubungkan ke G

Adapun sketch program Arduino IDE yang digunakan pada sensor ultrasonik adalah seperti gambar berikut.


Gambar 4.4. Sketch Program Sensor Ultrasonik

Dari sketch program sebelumnya. Sensor ultrasonik di uji dalam membaca objek yang ada di depannya, dengan mengeluarkan sebuah gelombang dan akan di pantulkan kembali ke sensor. Adapun untuk hasil dari pengujian sebagaimana gambar 4.5.

Gambar 4.5. Pengujian Sensor Ultrasonik

Pengujian LED (light-emitting diode)

LED (light-emitting diode) digunakan sebagai indikator peringatan ketika sensor ultrasonik membaca tinggi air sawah apabila jaraknya melebihi batas yang di tentukan. Di dalam penerapannya bisa dilihat penjelasan berikut.

Gambar 4.6. Rangkaian LED

Keterangan:

Anoda Dihubungkan ke D5

Katoda Dihubungkan ke G

Adapun sketch program Arduino IDE yang digunakan LED adalah seperti gambar berikut.

Gambar 4.7. Sketch Program LED

Dalam sketch program sebelumnya bisa di jelaskan bahwa LED di konfigurasi sebagai OUTPUT. LED akan bereaksi pada hasil perhitungan jarak sensor ultrasonik. LED aktif jika jarak sensor dan objek lebih dari jarak yang di tentukan, dalam kasus di setting 30cm dan akan mati atau memasuki kondisi OFF apabila jarak sensor dan objek lebih kecil dari sama dengan jarak yang di tentukan. Adapun untuk hasil dari pengujian bisa di lihat pada gambar dibawah.

Gambar 4.8. kondisi LED menyala dan mati

Pengujian Relay dan Pompa

Relay disini digunakan sebagai saklar, yang berfungsi menyala dan mematikan pompa air, sehingga pompa air bisa aktif dan tidak secara otomatis. Seperti LED, relay berkerja sesuai dengan nilai baca sensor ultrasonik. Untuk penerapannya bisa dilihat sebagaimana berikut.


Gambar 4.9. Rangkaian Relay dan Pompa Air

Keterangan:

IN 1 Dihubungkan ke D2

Vcc Dihubungkan ke 5V

Gnd Dihubungkan ke G

Untuk sketch program yang mengatur relay hampir sama dengan LED, hanya kondisinya saja yang berbeda, karena relay memiliki model output yang berberda.

Gambar 4.10. Sketch Program LED

Dalam sketch program bisa di jelaskan bahwa relay di konfigurasi sebagai OUTPUT. Relay akan bereaksi pada hasil perhitungan jarak sensor ultrasonik. Untuk aktif dan tidaknya relay tergantung pada pemasangan di bagian saklar relay yang memiliki 3 titik, yaitu open, common dan close (gambar 4.9). dalam kasus sekarang digunakan titik open dan titik common . Adapun untuk hasil dari pengujian bisa di lihat pada gambar.10.

Gambar 4.11. Kondisi Relay OFF dan ON

Pengujian Online Server IOT (Internet OF Things)

Dalam pengujian ini menggunakan server io.adafruit dimana mikrokontroler wemos yang sudah terkoneksi dengan internet dan data monitoring air sawah akan di kirim ke server IoAdafruit. Data tersebut akan di simpan secara otomatis di server IoAdafruit, dimana data yang dikirim mikrokontroller bisa di akses melalui browser maupun smartphone.

Gambar 4.12. Data Monitoring Tinggi Air Pada Database Adafruit

untuk sketch yang di gunakan agar mikrokontroller terhubung dengan server adafruit adalah sebagaimana gambar berikut.

Gambar 4.13. Sketch IoAdafruit

Untuk script di gambar 4.10 adalah konfigurasi untuk menyambungkan mirokontroller ke database online IoAdafruit. Yang mana server adafruit menyediakan TOKEN API, dimana token tersebut akan di input kedalam sketch program sehingga tidak akan terjadi kesalahan. Hasil dari pengujian ini bisa dilihat dari kecocokan nilai yang terdapat pada Arduino IDE dan nilai pada server IoAdafruit, sebagaimana gambar berikut.

Gambar 4.14. kecocokan nilai pada Arduino IDE dan Server IoAdafruit

Flowchart yang di usulkan

Dalam pembuatan sistem dan perancangan dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.15. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan Pada Gambar 3.4. flowchart sistem yang diusulkan di atas terdiri dari :

1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart pengairan sawah Otomatis.

2. Terdapat 2 (dua) simbol Pilihan (decision) yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “Ya” dan “Tidak”. Yaitu : apakah jarak Sensor Ultrasonik Dan Air apakah lebih dari atau sama dengan jarak di tentukan.

3. Terdapat 3 (tiga) simbol input/output yang menyatakan sensor Ultrasonik membaca ketinggian air yang menyatakan Proses nyala dan mati Pompa Air.

4. Terdapat 1 (satu) simbol Database yang menyatakan bahwa data yang di baca sensor dikirim ke database IoAdafruit.

Rancangan Program

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, yang mana digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah dalam melakukan pembuatan alat dan program yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Perancangan Perangkat Lunak Untuk Wemos D1 Mini

Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Arduino IDE yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan sketch program Wemos D1 mini, sehingga sistem Wemos yang di buat dapat bekerja sesuai dengan apa yang di inginkan. Pada perancangan perangkat lunak untuk Wemos D1 mini programnya dapat di compile dan di upload langsung kedalam Wemos D1 mini dengan Arduino IDE, adapun interface Arduino IDE pada saat sketch program di buat seperti gambar berikut.

Gambar 4.16. Arduino IDE Interface

Untuk tahap yang di lakukan adalah memasukkan sketch program > mengecek kesalahan sketch > compile sketch > Upload Sketch, seperti gambar berikut.

Gambar 4.17. Alur Menulis Sketsa program pada Arduino IDE

Konfigurasi Sistem yang Diusulkan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware ataupun software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat di lihat pada sub bab berikut ini.


Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Pada spesifikasi perangkat keras ini menjelaskan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaan masing¬ - masing, serta dapat digambarkan secara garis besar saja dan tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras yang digunakan meliputi sebagai berikut:

1. Laptop ASUS X453MA (Processor: Intel® Bay Trail-M Dual Core Celeron N2840 Processor, RAM: 4GB, Display: 14.0 Auto HD (1366x768), 2.5” SATA 500GB)

2. Wemos D1 Mini

3. Mini BreadBoard

4. LED (light emitting diode)

5. Relay Module

6. Sensor Ultrasonik

7. Pompa Air

8. Kabel Jumper

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan aplikasi maupun software yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, dll. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

1. Microsoft Word 2016

2. Web Browser (Google Chrome, Mozilla Firefox, Internet Explorer)

3. Arduino IDE ver.1.8.4

4. Fritzing

5. Paint

6. Clickcharts Diagram Flowchart Software

Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Arduino IDE, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya

2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program

3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat

4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain

Pengujian dengan metode BlackBox testing sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan.

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data yang diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

Proses alur kerja sistem pengairan sawah otomatis

Di dalam kasus penulis memprogram jarak aman Sensor dan air adalah 60cm, jika lebih dari 60cm maka Wemos akan memerintahkan Led untuk menyala dan relay akan perintahkan pompa untuk berkerja, berikut penjelasan rincinya:

1. Sensor membaca ketinggian Air

yang pertama adalah sensor ultrasonik akan membaca ketinggian air melalui jarak di antara keduanya, di dalam kasus ketinggian air di baca cukup apabila jaraknya 60cm, jika lebih dari 60cm maka ketinggian air menurun.

Gambar 4.18. Sensor Ultrasonic Membaca ketinggian Air

2. Ketinggian air menurun (jarak > 60cm)

dalam gambar 4.19 dapat dilihat bahwa jarak antar sensor dan air lebih dari 60cm, sehingga mikrokontroller akan memerintahkan pompa dan LED untuk aktif sebagaimana di lihat pada gambar 4.20.

Gambar 4.19. jarak sensor dan air lebih dari 60cm

Gambar 4.20. Pompa dan Led Aktif

3. Ketinggian air sudah cukup (jarak <= 60cm)

selanjutnya pada gambar 4.21 dapat di lihat jarak antara sensor dan air kurang dari 60cm, yang mana air dalam level yang cukup, sehingga mikrokontroller akan memerintahkan pompa dan LED untuk nonaktif sebagaimana gambar 4.22.

Gambar 4.21. jarak sensor dan air kurang lebih sama dengan 60cm

Gambar 4.22. Pompa dan Led Nonaktif

Schedule

Berdasarkan data – data yang sudah di kumpulkan, sehingga prototipe dapat di rancang dan dibuat. Penulis melakukan beberapa pendekatan sehingga dapat tercipta sebuah sistem pengairan sawah yang dapat meringankan beban petani, di dalam pendekatan tersebut dapat di buat sebuah dokumentasi jadwal kegiatan yang sudah di lakukan, seperti di lihat pada tabel berikut:



Tabel 4.3. Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem



Estimasi Biaya

Berikut adalah estimasi biaya yang di keluarkan dalam pembuatan alat, yaitu bisa dilihat seperti tabel di bawah.

Tabel 4.4. Estimasi Biaya Yang Di Keluarkan

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisa dari bab-bab sebelumnya, dapat di ambil kesimpulan tentang laporan skripsi ini, sebagaimana berikut:

1. Dengan menggunakan Wemos sebagai Mikrokontroller yang sudah di masukkan sketsa program arduino. Kemudian komponen perangkat keras lainnya seperti sensor ultrasonik, LED, relay dan pompa air di pasangkan dengan pin-pin yang terdapat pada mikrokontroller Wemos, sehingga wemos akan memerintahkan komponen lain sesuai dengan program yang di masukkan sebelumnya.

2. Prototipe pengairan sawah otomatis yang penulis buat memanfaatkan teknologi IOT (Internet Of Things) sebagai media monitoring, di dalamnya terdapat database online server yang bersifat open source, sehingga hanya dengan membuka situsnya akan memberikan user akses kepada alat yang sudah di konfigurasi sebelumnya, agar terkoneksi antara mikrokontroller dan database online server secara kontinue dan realtime.

3. Dengan prototipe pengairan sawah otomatis, para petani tidak perlu lagi khawatir akan adanya kendala di bagian pengairan sawah, karena sistem pengairan sawah otomatis akan melakukan monitoring secara realtime dan juga memberikan peringatan atau notifikasi kepada smartphone.


Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah agar penelitian berikutnya bisa mengembangkan sistem ini lebih baik lagi, sehingga kekurangan yang ada bisa diperbaiki ataupun di lengkapi. Saran dalam pengembangan untuk kedepannya guna menghasilkan sistem yang lebih kompleks.

1. Penelitian berikutnya bisa di tambahkan kamera di sekitar alat agar area sawah lebih terpantau.

2. Penelitian berikutnya bisa di tambahkan monitoring yang lebih kompleks, seperti waktu dan petak sawah yang mana yang mengalami kendala.

3. Dapat di tambahkan dengan alat lain, seperti pendeteksi hama maupun sistem lain yang akan menunjang sistem pengairan sawah otomatis lebih kompleks lagi.

4. Sistem yang dibuat adalah bentuk sistem yang dapat di manfaatkan maupun dirubah kedalam bentuk sistem yang lain , tidak terpaku hanya pada pengairan sawah. Bisa sebagai keamanan maupun monitoring yang lain.

Kesan

kesan yang di dapat penulis dari penelitian skripsi ini adalah penulis mendapat pengetahuan serta wawasan yang lebih luas, penulis juga berharap agar pengetahuan yang di dapat bisa di terapkan di bidang yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

  1. Rizkidiniah. F, Yamin. M, Muchlis. N F. 2016. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROTOTYPE SISTEM GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) DAN SMS GATEWAY PADA PENCARIAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS ARDUINO. semanTIK, Vol.2, No.2, Jul-Des 2016, pp. 87-92 ISSN : 2502-8928 (Online)
  2. Nurajizah, Siti. 2015. Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Dengan Metode Prototype: Studi Kasus Sekolah Islam Gema Nurani Bekasi. Prosiding SNIT (Seminar Nasinonal Inovasi dan Tren) 2015: Hal. A-215
  3. Rumini dkk. 2014. Perancangan E-Learning di MTI STMIK AMIKOM YOGRAKARTA. Jurnal Teknologi Informasi, Vol. IX Nomor 25. Maret 2014 ISSN: 1907-2430.
  4. Yuniarti. Ika. 2016 Sistem Informasi Layanan Rawat Jalan Pada Puskesmas Kapuan Dengan Menggunakan Metode Prototipe. FIK. Universitas Dian Nuswantoro
  5. Tiara, Khanna. 2013. Sistem Monitoring Inventory Control Pada Cv. Cihanjuang Budi Jaya Tangerang : STMIK Raharja.
  6. Hutahaean, Jeperson. 2015. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
  7. Rianti. Eva. Pratama Noval Robby. 2016. Perancangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Peserta Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten SMPN 7 SIJUNJUNG Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process. Jurnal Sains dan Informatika Vol. 2 No. 2. 2016. ISSN : 2459-9549.
  8. Ekawati. Henny, dkk. 2015. Sistem Informasi Pengagendaan Surat Keluar Masuk Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kecamatan Polanharjo Dengan Aplikasi Multi User. Jurnal Ilmiah SINUS ISSN : 1693-1173.
  9. Yunita. Irma, Devitra. Joni. 2017. Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset Pada SMK NEGERI 4 Kota Jambi. Vol. 2, No, 1 Maret 2017. ISSN : 2528-0082
  10. Rizan. Okkita, Hamidah. 2016. Rancangan Aplikasi Monitoring Kamera CCTV Untuk Perangkat Mobile Berbasis Android. Jurnal Teknologi Informatika dan Komputer Atma Luhur Vol. 3 No. 1 Maret 2016. ISSN : 2406-7962
  11. Mardiani. Tri. Gentisya. 2013. Sistem Monitoring Data Aset Dan Inventaris PT Telkom Cianjur Berbais Web. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) Vol. 2, 1, Maret 2013, ISSN : 2089-9033.
  12. Dias Prihatmoko. 2017 PENERAPAN INTERNET OF THINGS ( IoT ) DALAM PEMBELAJARAN DI UNISNU JEPARA. Vol. 7, No. 2. November 2016. ISSN : 2252-4983
  13. Ernita Dewi Meutia.2015. Internet of Things – Keamanan dan Privasi. Jurnal Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro Vol.1, No.1, (2015) ISSN: 2088-9984
  14. Chandrakanth, S. K. Venkatesh, J. Uma Mahesh, Dr. K. V .Naganjaneyulu. 2014. INTERNET OF THINGS. International Journal of Innovations and Advancement in Computer Science (IJIACS), Vol. 3, No. 8. Oktober 2014 ISSN: 2347-8616.
  15. Sahrudin, Permana. Sulwan, Farida. Ida. 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi Untuk Daerah Irigasi Cimanuk Kabupaten Garut. Jurnal Irigasi, Vol. 12 No.1 ISSN : 2302-7312
  16. Mustakim. 2015. PENGARUH KECEPATAN SUDUT TERHADAP EFISIENSI POMPA SENTRIFUGAL JENIS TUNGGAL. TURBO Vol.4 No.2. 2015. ISSN : 2301-6663
  17. Reinyelda. D. Latuheru, Tagor Simanjuntak, 2013. PERANCANGAN KINCIR ANGIN SEBAGAI PENGERAK POMPA AIR. Jurnal ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 2 No.2, Agustus 2013. ISSN : 2089-6697
  18. Proses Industri. 2014. http://www.prosesindustri.com/2014/12/jenis-jenis-pompa-berdasarkan-cara-kerjanya-mengalirkan-fluida.html. Diakses pada tanggal : 3 Desember 2016.
  19. Dian Mustika Putri. 2017. Mengenal Wemos D1 Mini dalam dunia IOT. februari 2017. http://ilmuti.org/2017/02/23/mengenal-wemos-d1-mini-dalam-dunia-iot/. Diakses pada tanggal : 14 September 2017.
  20. Eko Rudiawan. 2016. Cara Memprogram Wemos D1 R2 Mini ESP8266 Dengan Arduino. Agustus 2016. http://eko-rudiawan.com/cara-memprogram-wemos-esp8266-dengan-arduino/ . Diakses pada tanggal : 14 September 2017.
  21. Zerolagtime. 2017. Wemos D1 mini. Juni 2017. https://wiki.wemos.cc/products:d1:d1_mini#d1_mini . Diakses pada tanggal : 14 september 2017
  22. Monisha. S. 2015. Design & Development of Smart Ultrasonic Distance Measuring Device. International Journal of Innovative Research in Electronics and Communications (IJIREC). Volume 2, Issue 3, May 2015. ISSN : 2349-4042
  23. Sandeep Kumar. 2015. Electronic sensor with accelerometer Based Smart Wheel Chair Using Microcontroller. International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET). ISSN: 2395-0056. Vol 2
  24. Heri Andriyanto dan Aan Darmawan. 2016. Arduino Belajar Cepat dan Pemrograman. Bandung. Penerbit : Informatika Bandung
  25. Suhardi, Diding. 2014. Prototipe Controller Lampu Penerangan LED (Light Emitting Diode) Independent Bertenaga Surya. Jurnal GAMMA (ISSN: 2086- 3071) Vol.10 NO.1, 2014 : 116-122
  26. Elektronika Dasar. http://elektronika-dasar.web.id/led-light-emitting-dioda/ diakses : 15 September 2015
  27. IFTTT. https://ifttt.com//. Diakses pada tanggal: 8 Oktober 2017
  28. Pushover. https://pushover.net//. Diakses pada tanggal: 8 Oktober 2017
  29. Lestari dkk. 2016. Sistem Informasi Geografis (SIG) Daerah Rawan Banjir Di Kota Bengkulu Menggunakan Arcview. Jurnal Media Infotama, Vol. 12, No. 1 Febuari 2016.
  30. Rejeki. Setyo. Muslim, Tarmuji Ali. 2013. Membangun Aplikasi Autogenerate Script Ke Flowchart Untuk Business Proses Reengeneering. Vol. 1 No. 2, Oktober 2013. E-ISSN : 2338-5197.
  31. Tri S. 2015. Analisa dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma.
  32. Ulf Eriksson. TEST DESIGN TECHNIQUES EXPLAINED #1: BLACK-BOX VS WHITE-BOX TESTING. 8 Juni 2015. http://reqtest.com/testing-blog/test-design-techniques-explained-1-black-box-vs-white-box-testing/. Diakses : 18 september 2017
  33. Manish. K, Santosh. K.S, Dr. R. K. Dwivedi. 2015. A comparative study of black box testing and white box testing techniques. International Journal of Advance Research in Computer Science And Management Studies (IJARCSMS). ISSN: 2321-7782 Vol 3
  34. Desmira, Fauzi, Rizal. 2015. Perancangan Aplikasi Pengenalan Pendidikan Islam Berbasis Android Untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Sistem informasi Vol. 2, 2015. ISSN : 2406-7768.
  35. Nina. R. 2013, PERANCANGAN EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM (EIS) DALAM BIDANG PENJUALAN PADA KARINDA CAFE DAN RESTO. Tangerang. STMIK RAHARJA.
  36. Sidi. M. M, Roeri Fajri Firdaus, Hendra Rahmadi. 2015. PENGUJIAN APLIKASI MENGGUNAKAN BLACK BOX TESTING BOUNDARY VALUE ANALYSIS. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Volume I, No 3, 10 Agustus 2015. ISSN: 2407-3911
  37. Ali. M. R, Ramdhani. A. 2014. Verification of Research Logical Framework Based on Literature Review. .International Journal of Basic & Applied Sciences (IJBAS). Vol. 03, No. 02, October 2014, pp. 1-9. ISSN: 2301-4458; E-ISSN: 2301-8038
  38. Munawati. ANALISA SISTEM INFORMASI PEMASARAN BERBASIS WEB PADA PT. EVERGREEN SENTOSA. 28 Mei 2015. STMIK RAHARJA
  39. Bimo Ardi Handoko,“SISTEM PENGAIRAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 BERDASARKAN SENSOR KELEMBAPAN TANAH DAN SUHU TANAH DENGAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM”
  40. Gani Asmoro, Dari Universitas Gunadarma, Surabaya yang berjudul “SIMULASI PINTU AIR OTOMATIS PENGAIRAN SAWAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535”.
  41. What is Buzzer. http://www.futureelectronics.com/ en/passives/ buzzers. aspx. Diakses : 15 September 2017
  42. Sudirman Sirait, Satyanto K, Saptomo, M Yanuar J P, 2015. RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI IRIGASI PIPA LAHAN SAWAH BERBASIS TENAGA SURYA. Mei 2015. Jurnal Irigasi, Vol. 10, No. 1.
  43. Eryalfan, Ardika, Agus P, Theofilus T A, Septian Gagas, 2012. SISTEM IRIGASI OTOMATIS BERBASIS PLC. Jember : Universitas Jember.
  44. Septiani, Inne. 2015. RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK SISTEM KENDALI DAN MONITORING PENGAIRAN SAWAH MELALUI SMARTPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32. Skripsi. Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya.
  45. Sukriti, Sanyam. G, Indumanthy. K. 2016. IoT based Smart Irrigation and Tank Monitoring System. International Journal of innovative Research in Computer and Communication Engineering. Vol 4, Issue 9. ISSN: 2320-9801

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

1. Surat Pengantar Skripsi

2. Kartu Bimbingan

3. Kartu Studi Tetap Final (KSTF)

4. Form Validasi Skripsi

5. Kwitansi Pembayaran Skripsi

6. Daftar Nilai

7. Sertifikat Prospek

8. Sertifikat TOEFL

9. Sertifikat IT Internasional

10. Sertifikat IT Nasional

11. Elisitasi

12. Curriculum Vitae (CV)

Lampiran B

1. Keterangan Observasi

2. Keterangan Implementasi

3. Keterangan Hibah

4. Form Wawancara


Contributors

Huseinfahrezy