SI1331474510

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


ALAT PENGHITUNG JUMLAH LEMBAR KERTAS BERBASIS

INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN SENSOR INFRA RED

PADA PT.INDAH KIAT

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NIM
: 1331474510
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ALAT PENGHITUNG JUMLAH LEMBAR KERTAS BERBASIS

INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN SENSOR INFRA RED

PADA PT.INDAH KIAT

Disusun Oleh :

NIM
: 1331474510
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang,....2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ALAT PENGHITUNG JUMLAH LEMBAR KERTAS BERBASIS

INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN SENSOR INFRA RED

PADA PT.INDAH KIAT

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331474510
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang,....2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(M.Ibnu Safari., M.Kom)
   
(Hendra Kusumah., S.kom)
NID : 14009
   
NID : 14017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

ALAT PENGHITUNG JUMLAH LEMBAR KERTAS BERBASIS

INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN SENSOR INFRA RED

PADA PT.INDAH KIAT

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331474510
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang,....2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

ALAT PENGHITUNG JUMLAH LEMBAR KERTAS BERBASIS

INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN SENSOR INFRA RED

PADA PT.INDAH KIAT

Disusun Oleh :

NIM
: 1331474510
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang,....2017
 
 
 
Aris Sutanto
NIM. 1331474510


 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Pemanfaatan teknologi dalam bidang industri pada era saat ini berpengaruh besar dalam pencapaian efektifitas dan efisiensi kinerja suatu usaha industri, diantaranya seperti pemanfaatan mesin perhitungan kertas secara otomatisasi. Pemanfaatan mesin industri dalam produksi kertas saat ini merupakan hal umum namun dalam segi efisiensi kinerjanya masih memiliki kendala diantaranya dalam proses perhitungan kertas pada seksi finishing. Dalam hal pengembangan teknologi ini maka harus diupayakan adanya sebuah rancangan teknologi pendukung yaitu counter otomatis yang dapat menghitung jumlah lembar kertas secara otomatis. Sistem ini terbuat dari perangkat keras, terdiri dari sensor infra red, lcd 16x2, Buzer, Led, Microcontroler wemos. Sistem ini dibuat dengan bahasa pemrograman C. Cara kerja alat ini ketika kertas berjalan diatas konveyor kemudian kertas tersebut melewati sensor Infra Red maka akan terdeteksi oleh sensor untuk dilakukan penginputan dan sensor akan mengirim hasil inputan ke lcd kemudian LED Indikator akan menyala ketika sensor melakukan penginputan dan Buzer akan mengeluarkan,fungsi Buzer ini sebagai notifikasi ketika sensor bekerja dengan baik. Hasil penginputan jumlah penghitungan kertas tersebut dikirim oleh Microcontroler Wemos secara otomatis melalaui jaringan wifi ke perangkat Device sesuai jumlah permintaan customer. Salah satu fasilitas yang ditawarkan adalah memonitoring penghitungan jumlah lembar kertas dengan memanfaatkan layanan internet Web Ubidots. Web Ubidots dapat menjadi salah satu sarana positif untuk mengontrol jumlah lembar kertas atau mengamati pergerakan kertas. Alat ini mampu secara otomatis menampilkan jumlah lembar kertas secara realtime. Hasil dari rancangan sistem ini telah mampu memberikan kontribusi kepada perusahaan.


Kata kunci: Penghitungan jumlah kertas, Sensor infra red, internet of Things, Microcontroler Wemos

ABSTRACT

Utilization of technology in the field of industry in the current era greatly affect the achievement of effectiveness and efficiency of the performance of an industrial business, such as the use of automated paper calculation machine. Utilization of industrial machinery in paper production today is common but in terms of performance efficiency still has constraints such as in the process of paper calculation in the finishing section. In the case of the development of this technology it should be pursued a design of support technology that is automatic counter that can calculate the number of sheets of paper automatically. This system is made of hardware, consists of infra red sensors, 16x2 lcd, Buzer, wemos, Router wifi and arduino uno.the system is made with programming language C. How it works when the paper goes on the conveyor then the paper passes Infra Red It will be detected by the sensor and the sensor will send the data signal to the lcd and the data results the amount of paper calculation is sent automatically melalaui wifi network to the Android / Pc devices according to customer demand targets. One of the facilities offered is to monitor the counting of sheets of paper by utilizing Ubidots internet service. Ubidots can be one positive tool for controlling the number of sheets of paper or observing paper movements. This tool is able to automatically display the number of sheets of paper every 10 minutes. The results of this system design have been able to contribute to the company.


Keywords: Calculation of Paper number, infrared sensor, internet of Things, Mikrokontroler Wemos


KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.Laporan ini disajikan dalam bentuk buku. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah " ALAT PENGHITUNG JUMLAH LEMBAR KERTAS BERBASIS INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN SENSOR INFRA RED PADA PT.INDAH KIAT ".

Laporan Skripsi ini disusun yang bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), dan sekaligus sebagai implementasi ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan. Laporan Skripsi ini bersumber informasi berdasarkan observasi selama di Lapangan Raharja dan juga dari berbagai literature review yang ada untuk mendukung penulisan dalam laporan Skripsi ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir.Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Ibu Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  4. Bapak Moch.Ibnu Safari, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.
  5. Bapak Hendra Kusumah, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis.
  6. Bapak Ir.Harijadi yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis selama perkuliahan
  7. Bapak Toyib Isnayni selaku Stakeholder yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis selama melakukan observasi.
  8. Kedua orang Tua, Adik dan Saudara tercinta, yang selalu mendoakan dan memotivasi baik berupa moril maupun materil kepada penulis.
  9. Teman-teman seperjuangan Nanda dian prasetio, Agus kurniawan,Mega Agustina Margareta, Muhammad Khiabani Fakhri yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penyusun untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya.



Tangerang,....2017
Aris Sutanto
NIM. 1331474510

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di jaman globalisasi ini, Perusahaan selalu berupaya untuk mengganti pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh manusia untuk digantikan dengan mesin-mesin dalam rangka efisiensi dan peningkatan kualitas produksinya. Dengan kata lain banyak perusahaan melakukan otomatis produksinya. Misalnya, proses produksi yang pada awalnya masih dilakukan secara manual seperti pada proses sorting. Pada proses industri manual dikerjakan oleh tenaga manusia dan membutuhkan jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit dan membuat waktu proses produksi menjadi lebih lama. Selain itu sering terjadi human error pada industri manual misalnya adanya penghitungan ganda dan tingginya angka kesalahan dalam jumlah quantity. Untuk mengatasi masalah itu, perusahaan yang menginginkan proses produksi yang lebih efektif dan efisien melakukan perubahan pola produksi dengan mengaplikasikan sistem otomatis dalam produksinya. Seperti halnya dalam perhitungan jumlah lembar kertas tersebut secara otomatis.

Dengan adanya alat yang cerdas yang dapat dimanfaatkan sebagai pengolah data dari sensor dan menjadikannya suatu tampilan akhir dalam proses penghitungan kertas. Otomatisasi akan sangat membantu dalam proses produksi produk-produk tersebut. Dengan perkembangan teknologi dan komputer masalah pengendalian elektronis menjadi semakin mudah. Dari berbagai permasalahan di atas penulis mencoba untuk memecahkan masalah permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dengan melakukan penelitian di PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. Alat khusus yang akan dibuat untuk perusahaan adalah “Alat Penghitung Jumlah Lembar Kertas Berbasis Internet Of Things Menggunakan Infra Red pada PT. Indah Kiat”. Dengan penerapan sistem ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan dengan baik.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang akan penulis bahas antara lain:

  1. Bagaimana cara membuat sistem agar dapat menghitung jumlah kertas secara otomatis pada mesin cutter di PT.Indah Kiat ?

  2. Bagaimana cara membuat sistem yang dapat memberikan notifikasi kepada operator?

  3. Bagaimana cara kerja Internet of Thing untuk memberikan bukti hasil penghitungan jumlah kertas?

Ruang Lingkup

Agar mempermudah penulisan laporan skripsi dan memperoleh penelitian yang maksimal serta terfokus, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Untuk menghindari kekeliruan atau kesalahpahaman dan sekaligus untuk memudahkan pembaca dalam memahami penelitian ini, maka penulis perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan ketidakjelasan dalam pembahasan selanjutnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan batasan-batasan masalah.

Dalam penelitian ini yang akan dibahas mengenai Penelitian dilakukan di PT Indah Kiat Tangerang mill, tepatnya departemen produksi dan seksi finishing-packing, Penghitungan jumlah lembar kertas menggunakan sensor Infra Red,Hasil akhir dari pengaplikasian Internet of Things ini dibuktikan dengan data yang dapat diukur keberadaannya, Penelitian ini menitik beratkan pada penghitungan jumlah lembar kertas pada mesin cutter, Sistem yang dapat dengan cepat mendapatkan hasil penghitungan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan Individual
  1. Memenuhi syarat kelulusan untuk Skripsi dan meningkatkan kreatifitas dalam membuat suatu program/alat sesuai dengan bidang studi Sistem Komputer.
  2. Memberikan kontribusi kepada Perusahaan PT Indah Kiat.
Tujuan Operasional
  1. Mengurangi waktu produksi untuk proses sortir.
  2. Mengurangi jumlah Customer Complain terkait jumlah kertas dalam tiap rim.
  3. Meningkatkan produktivitas perusahaan dibagian produksi seksi finishing - Sortir.
  4. Mengurangi tingkat kesalahan jumlah quantity yang diminta oleh customer.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan dari hasil penelitian yang didapat.
Beberapa manfaat yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah :

  1. Optimalisasi dari sensor Infra Red yang digunakan untuk menghitung jumlah lembar kertas pada mesin cutter.
  2. Mengetahui seberapa besar manfaat dari sistem alat ini.
  3. Menggunakan Internet of things sebagai media data berupa angka dan akan di tampilakan melalui web ubidots dan Lcd.

Metodologi Penelitian

Dalam metode ini memanfaatkan kecerdasan buatan yang di terapkan pada Mikrokontroler Wemos untuk memberi informasi berupa data .Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode antara lain :

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam laporan skripsi ini, digunakan metode sebagai berikut :

Metode Observasi

Melalui pengamatan secara langsung dilapangan dibagian produksi, penulis menyimpulkan bahwa para instansi menginginkan waktu dan proses produksi yang cepat dan efisien.

Metode Wawancara

Metode ini dilakukan secara langsung dilapangan, kebetulan saya sebagai penanggung jawab hasil produksi mesin cutter pada seksi finishing, departemen produksi PT Indah Kiat Tangerang mill dan pada kesimpulanya ingin menciptakan alat penghitung jumlah lembar kertas menggunakan sistem kecerdasan buatan untuk bertujuan efesiensi waktu, Customer Complain dan peningkatan produktivitas bagian produksi.

Metode Studi Pustaka

Metode ini dilakukan untuk mencari dan Pengumpulan data-data pendukung yang berhubungan dengan judul tugas akhir ini dalam melakukan perencanaan,percobaan, pembuatan dan penyusunan laporan.

Metode Analisa

Pada metode analisa sistem ini penulis menggunakan metode analisa SWOT dimana dalam pengertian metode analisa SWOT ini adalah sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths), mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Metode Prototype

Alat yang dibuat masih dalam bentuk Prototype atau simulasi yang dapat dipergunakan secara nyata uji coba dan peneliti menggunakan Mikrokontroler Wemos, Sensor Infra Red, buzzer,lcd, Papan Kayu dan kertas A4.

Metode Pengujian

Pada metode testing ini penulis ingin menggunakan Black Box pada sistem yang akan penulis bangun, dalam pengertiannya Black Box testing adalah metode pengujian dengan struktur internal atau kerja.pengetahuan khusus dari kode aplikasi atau struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan.Menggunakan deskripsi eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untuk menurunkan uji kasus.Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang uji memilih input yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar. Tidak ada pengetahuan tentang struktur internal benda uji itu. Sedangkan alasan penulis memilih black box ini karena metode uji dapat diterapkan pada semua tingkat pengujian perangkat lunak: unit, integrasi, fungsional, sistem.

Sistematika Penulisan

Sistematika laporan tugas akhir ini disajikan secara ringkas dan disusun dalam beberapa bab, dimana masing-masing bab akan menjelaskan hal-hal sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini dijelaskan secara umum tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menerangkan secara singkat tentang teori-teori yang berhubungan dan berkaitan erat dengan masalah yang akan dibahas, serta merupakan tinjauan kepustakaan yang menjadi kerangka dan landasan berfikir dalam proses pemecahan masalah penelitian ini.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini menguraikan tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, tahap penelitian,metode pengumpulan data dan metode analisa data dalam memecahkan masalah.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian memuat sesuatu yang anda buat berdasarkan analisis permasalahan pada bab 3,pada bab ini terdapatbpembahasan penting yaitu : Penyajian data penelitian,Pengolahan terhadap data yang terkumpul dan Pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PBab ini berisi kesimpulan dari hasil pengamatan dan analisa data serta saran-saran yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Ada banyak pendapat tentang pengertian dan definisi sistem yang dijelaskan oleh beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:

Menurut Suprihadi dkk ( 2013:310 )[1] sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Namun menurut Rusdiana & Moch.Irfan ( 2014: 29 )[2] sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan sari sistem tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu .

Karakteristik Sistem

Menurut Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:35)[2], mendefinisikan,karakteristik sistem sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components)
    Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa elemen-elemen lebih kecil yang disebut subsistem, dan elemen- elemen lebih besar yang disebut suprasistem
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Sistem (Environtment)
    Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.
  4. Penghubung/Antarmuka (Interface)
    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input)
    Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran (output)
    Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
  7. Pengolahan Sistem (process)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  8. Sasaran dan tujuan sistem (objective and goal)
    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:40)[2].

Gambar 2.1. Karakteristik Sistem.

Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya (Sutabri, 2012:22)[3] :

  1. Sistem Abstrak (Abstract System)

  2. Sistem abstrak merupakan adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan.

  3. Sistem Fisik (Physical System)

  4. Adalah sistem yang ada secara fisik. Contohnya sistem komputerisasi, sistem akuntansi, siste produksi, sistem pendidikan, sistem sekolah, dan lain sebagainya.

  5. Sistem Tertentu (Deterministic System)

  6. Adalah sistem dengan operasi tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat di deteksi dengan pasti sehingga keluaranya dapat diramalkan.

  7. Sistem Tak Tertentu (Probabilistic System)

  8. Adalah sistem dengan operasi tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat di deteksi dengan pasti sehingga keluaranya dapat diramalkan.

  9. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

  10. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

Konsep Dasar Perancangan

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Velzello/John Reuter III dalam Buku Darmawan (2013:227)[4], “Perancangan sistem merupakan suatu tahap setelah analisis dalam siklus pengembangan sistem seperti pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan suatu rancang bangun implementasi gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan dari analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu sistem itu.”

Sedangkan menurut Mohamad Subhan (2012:109)[5], dalam bukunya yang berjudul Analisa Perancangan Sistem mengungkapkan: “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem”.

Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:197),[6] Pada metode analisa sistem dan perancangan yang menggunakan metode yang dikenal dengan nama System Develoment Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodelogi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dai usaha analisa dan desain. Langkahlangkah SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:

  1. Perancangan Sistem

  2. Dalam tahapan perencanaan sistem ini dijelaskan bagaimana langkahlangkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi mobile.

  3. Analisa Sistem

  4. Melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekurangannya.

  5. Perancangan

  6. Yaitu tahapan untuk melakukan perancangan aplikasi mobile, terdapat tiga tahapan perancangan, yaitu: perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program.

  7. Testing

  8. Setelah sistem berhasil dirancang, langkah selanjutnya adalah pengujian untuk melihat apakah sistem telah dibuat sesuai dengan kebutuhan. Dalam tahap ini, juga dilakukan penyesuaian- penyesuaian akhir.

  9. Implementasi

  10. Pada tahap ini, program yang telah diuji secara offline kemudian. diimplementasikan online dan dipublish secara resmi.

  11. Maintenance

  12. Langkah terakhir dari SDLC yaitu maintenance dimana pada tahap ini sistem secara sistematis diperbaiki dan ditingkatkan. Jadi perancangan sistem dan analisa sistem merupakan satu kesatuan tahapan lanjutan yang tidak terpisahkan, karena perancangan sistem sendiri harus memenuhi kebutuhan pengguna, diharapkan user friendly, dapat memberikan gambaran jelas mengenai sistem yang akan dibentuk, memiliki rincian dari masing-masing komponen yang akan menjadi isi dari sistem itu sendiri, antara lain sistem informasi yang terdiri.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[7], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Monitoring

Sebuah kegiatan monitoring didasari oleh keinginan untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian baik menyangkut siapa, mengapa dapat terjadi, sumber daya publik yang berkaitan, kebijakan dan juga dampak yang terjadi atau harus diantisipasi serta hal-hal lain yang berkaitan dengan aktivitas mencatat secara terstruktur.

Menurut Khanna Tiara (2013:10)[8], “Monitoring adalah kegiatan memantau yang dilakukan dengan rutin mengenai kemajuan pada project yang akan berjalan atau kegiatan memantau sebuah perubahan proses dan output project”.

Menurut Nikolaos (2013)[9],“Monitoring yaitu kegiatan dalam melakukan pengawasan pada suatu program atau kinerja terhadap suatu kelompok dalam organisasi”.

Berdasarkan dari kutipan di atas, dapat disimpulkan monitoring yaitu kegiatan memantau yang dilakukan untuk kemajuan suatu project yang sedang berjalan dengan tujuan memaksimalkan bagi sumber daya. Proses dasar untuk pemantauan (monitoring) ini, meliputi 3 tahap yaitu:

  1. Menetapkan standar pelaksanaan.
  2. Pengukuran pelaksanaan.
  3. Menentukan deviasi antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Menurut Uzzaman (2015:71)[10], “Prototype adalah produk demonstrasi. Pada tahap ini tidak semua fitur sudah diletakkan. Pengembang sering memproduksi Prototype semacam ini untuk mempresentasikan contoh produk kepada investor. Dengan demikian, investor bisa melihat produk asli dan membuktikan bahwa produk tersebut menarik dan berguna”.

Menurut Darmawan (2013:229)[7], Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

2. Jenis-Jenis Prototipe

Menurut Darmawan (2013:229)[7], jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)
    Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.
  2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)
    dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.

Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :

  1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
  2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.
  3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.
  4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.

Gambar 2.2 Pembuatan Prototype Evolisioner

Sumber: Darmawan (2013:232)[7]

Konsep Dasar Pengujian

1. Definisi Pengujian

Menurut Rizky (2011:237),[11] “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasaperangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkatlunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

2. Definisi Black Box

Pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Jadi dianalogikan seperti kita melihat suatu kotak hitam, kita hanya bisa melihat penampilan luar nya saja, tanpa tau ada apa dibalik bungkus hitam nya.

Menurut Arie (2014),[12]“ Black Box adalah cara pengujian yang di lakukan dengan hanya menjalankan atau mengeksekusi unit atau model kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang di inginkan.”

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2)[13],Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure,

Menurut Srinivas Nidhra dan Jagruthi Dondeti pada International Journal of Embedded Systems and Applications ( IJESA, Vol.2, No.2, 2012)[14],Black box testing is also called as functional testing, a functional testing technique that designs test cases based on the information from the specification With black box, Black box testing not concern with the internal mechanisms of a system; these are focus solely on the outputs generated in response to selected inputs and execution conditions the cod.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program

Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapakategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
  2. Kesalahan interface
  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
  4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
  5. Kesalahan performa
  6. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
  5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
  6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.
  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.
  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.
  5. Melakukan pengujian.
  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

3. Metode Pengujian dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

a. Decision Tablel

Decision Tablel adalah cara yang tepat belum kompak untuk model logika rumit, seperti diagram alur dan jika-then-else dan switch-laporan kasus, kondisi mengaitkan dengan tindakan untuk melakukan, tetapi dalam banyak kasus melakukannya dengan cara yang lebih elegan

b. All-pairs testing

All-pairs testing atau pairwise testing adalah metode pengujian perangkat lunak kombinatorial bahwa, untuk setiap pasangan parameter masukan ke sistem (biasanya, sebuah algoritma perangkat lunak), tes semua kombinasi yang mungkin diskrit parameter tersebut. Menggunakan vektor uji dipilih dengan cermat, hal ini dapat dilakukan jauh lebih cepat daripada pencarian lengkap semua kombinasi dari semua parameter, dengan “parallelizing“ pengujian pasangan parameter. Jumlah tes biasanya O (nm), dimana n dan m adalah jumlah kemungkinan untuk masing-masing dua parameter dengan pilihan yang paling.

c. State Transition Table

Dalam teori automata dan logika sekuensial, state transition table adalah tabel yang menunjukkan apa yang negara (atau negara dalam kasus robot terbatas non deterministic) suatu semiautomaton terbatas atau mesin finite state akan pindah ke, berdasarkan kondisi saat ini dan masukan lainnya. Sebuah tabel negara pada dasarnya adalah sebuah tabel kebenaran di mana beberapa input adalah kondisi saat ini, dan output termasuk negara berikutnya, bersama dengan keluaran lain. state transition table adalah salah satu dari banyak cara untuk menentukan mesin negara, cara lain menjadi diagram negara, dan persamaan karakteristik.

d. Equivalence partitioning

Equivalence partitioning adalah pengujian perangkat lunak teknik yang membagi data masukan dari unit perangkat lunak menjadi beberapa partisi data dari mana test case dapat diturunkan. Pada prinsipnya, uji kasus dirancang untuk menutupi setiap partisi minimal sekali. Teknik ini mencoba untuk mendefinisikan kasus uji yang mengungkap kelas kesalahan, sehingga mengurangi jumlah kasus uji yang harus dikembangkan.

e. Boundary value analysis

Boundary value analysis merupakan suatu teknik pengujian perangkat lunak di mana tes dirancang untuk mencakup perwakilan dari nilai-nilai batas. Nilai-nilai di tepi sebuah partisi kesetaraan atau sebesar nilai terkecil di kedua sisi tepi. Nilai dapat berupa rentang masukan atau keluaran dari komponen perangkat lunak. Karena batas-batas tersebut adalah lokasi umum untuk kesalahan yang mengakibatkan kesalahan perangkat lunak mereka sering dilakukan dalam kasus-kasus uji.

Dokumentasi komponen software, mencangkup pemeriksaan dokumen dari software itu sendiri, yaitu :

  1. BF lowchart yang dibuat
  2. Deskripsi input yang digunakan
  3. Deskripsi output yang digunakan
  4. Deskripsi output yang dihasilkan

4. Strategi Black Box System

a. Batasan nilai untuk testing, meliputi beberapa nilai, yaitu:

- Nilai minimum variabel input

- Nilai di atas nilai minimum

- Nilai normal

- Nilai di bawah nilai maksimum

- Nilai maksimum

b. Equivalent Class Testing, yaitu mengelompokkan input yang direpresentasikan sebagai hasil yang valid atau invalid.

c. Kesalahan yang dapat terdeteksi melalui testing ini ialah :

- kebenaran dokumentasi

- akses basis data

- hasil akhir program

d. Kelebihan black box testing :

- Spesifikasi program dapat ditentukan di awal

- Dapat digunakan untuk menilai konsistensi program

- Testing dilakukan berdasarkan spesifikasi

- Tidak perlu melihat kode program secara detail

e Kekurangan black box testing :

- Bila spesifikasi program yang dibuat kurang jelas dan ringkas, maka akan sulit membuat dokumentasi setepat mungkin

5. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

6. Definisi white box

Menurut Archarya (2013)[15]

White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing.

(White Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem. Metode ini dinamakan demikian karena program perangkat lunak, di mata tester, seperti kotak putih / transparan; dalam yang satu jelas melihat. Pengujian White Box adalah kontras dengan Black Box Testing).

Keuntungan pengujian White Box

  1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.
  2. desain, tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.
  3. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error, dependensi, dan tambahan kode logika / aliran intern.
  4. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.
  5. penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat.
  6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.
  7. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal. Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

Menurut Rizky (2011:262) [16], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap isi dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat.

  1. Decision (Branch) Coverage
  2. Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

  3. Condition Coverage
  4. Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

  5. Path Analysis
  6. Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

  7. Executive Time
  8. Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

  9. Algorithm Analysis

Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian white box adalah suatu pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem, dengan seperti pengujian dapat diketahui secara cepat.

Teori Khusus

Konsep Dasar IDE Arduino

Definisi Dasar IDE Arduino

Menurut Eka Mulyana dan Rindi Kharisman di dalam Citec Journal Vol. 1, No. 3 (2014:173)[17] , Integrate Development Enviroment ( IDE) yaitu berupa software processing yang digunakan untuk menulis program kedalam Arduino Uno, merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java”. Software Arduino dapat di-install di berbagai sistem operasi seperti Linux, Mac OS, Windows.

Bagian - Bagian IDE Arduino

Menurut Eka Mulyana dan Rindi Kharisman di dalam Citec Journal Vol. 1, No. 3 (2014:173)[17], Integrate Development Enviroment ( IDE) Arduino Uno terdiri dari tiga bagian yaitu :

  1. Editor Program
    Untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing Listing program pada Arduino disebut Sketch.

  2. Compiler
    Modul yang berfungsi mengubah bahasa processing' (kode program) ke dalam kode biner, karena kode biner adalah bahasa satu-satunya bahasa program yang dipahami oleh mikrokontroler.

  3. Uploader
    Modul yang berfungsi memasukan kode biner kedalam memori Mikrokontroler.

Gambar 2.3 Tampilan Software Ide Arduino

Struktur perintah pada arduino secara garis besar terdiri dari dua bagian yaitu Void Seutp dan void Loop. Void Seutp berisi perintah yang akan dieksekusi hanya satu kali sejak arduino dihidupkan, Sedangkan void Loop Berisi perintah yang akan dieksekusi berulang ulang selama arduino dinyalakan.

Konsep Dasar Mikrokontroler

Definisi Mikrokontroller

Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17)[18], Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output.

Menurut Syahwil (2013:53)[19], Mikrokontroler adalah sebuah system computer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu system Komputer.

Mikrokontroler merupakan sebuah processor yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen –elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi –instruksi yang diberikan kepadanya.Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan

Karakteristik Mikrokontroller

Karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen yaitu:

  1. CPU (Central Procesing Unit)

  2. RAM (Read Only Memory)

  3. I/O (Input/Output)

Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter),Timer/Counter, dan lain-lain.

Fitur-Fitur Mikrokontroler

5. Fitur Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2012:15), [20], ada beberapa fitur-fitur yang umum ada pada mikrokontroler yang bisa dijelaskan, berikut ini:

  1. RAM (Random Access Memory)

    RAM digunakan mikrokontroler sebagai media simpan variabel/Memori dan bersifat volatile artinya bisa kehilangan semua atau seluruh data, jika tidak dapat catu daya.

  2. ROM (Read Only Memory)

    ROM digunakan sebagai kode memori karena terdapat fungsi tempat menyimpan program yang diberikan oleh user.

  3. Register

    Register berfungsi untuk media simpan nilai-nilai yang digunakan dari proses yang telah disediakan mikrokontroler. ex: variabel program, I/O, dan komunikasi serial.

  4. Special Funtion Register

    Adalah register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalan mikrokontroler dan register ini terletak di bagian RAM.

  5. Input dan Output Pin

    Pin Input adalah bagian yang memiliki fungsi sebagai penerima sinyal luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media input. Ex: keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Sedangkan, pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk keluarkan sinyal, pada hasil proses algoritma mikrokontroler.

  6. Interrupt

    Interrupt merupakan suatu bagian pada mikrokontroler yang memiliki fungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi sehingga ketika program sedang running (berjalan), nantinya program tersebut, akan diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan sebuah program melalui alamat yang ditunjukkan sampai selesai, untuk nanti dijalankan lagi.

  7. Menurut Malik dan dkk (2010:3)[21], terdapat beberapa jenis atau macam-macam interrupt yang terdapat pada suatu mikrokontroler yang diantaranya adalah: Interrupt Eksternal, Interupt timer, Interrupt serial, dapat dijelaskan dibawah ini:

    1. Interrupt Eksternal: terjadi saat ada input di pin interrupt.
    2. Interrupt Timer: terjadi saat waktu tertentu telah dicapai.
    3. Interrupt Serial: Interrupt ini, dapat terjadi ketika adanya penerimaan data atau data receipt bagi komunikasi serial.

Pemrograman C

Definisi Pemrograman C

Menurut Alfith di dalam Jurnal Momentum Vol. 17, No. 1 (2015)[22], “Bahasa C memiliki keuntungan-keuntungan yang di miliki bahasa assembler (bahasa mesin), hampir semua operasi yang dapat dilakukan oleh bahasa mesin, dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan mudah. Bahasa C terletak di antara bahasa pemrograman tingkat tinggi dan assembly”.

Sejarah Pemrograman C

Menurut Joni (2011:3)[23], Lahirnya bahasa pemograman diawali oleh terbentuknya bahasa assembly yang dikembangkan oleh IBM dalam tahun 1956-1963. Bahasa ini termasuk dalam bahasa tingkat rendah. Pada tahun 1957, sebuah tim yang dipimpin oleh John W. Backus berhasil mengembangkan sebuah bahasa poemograman baru yang lebih diarahkan untuk proses analisa numerik. Bahasa pemograman tersebut dinamai dengan bahasa FORTRAN (Formula Translation). Setahun kemudian, yaitu tahun 1958, para ilmuan komputer dari Eropa dan Amerika yang tergabung dalam sebuah komite menciptakan bahasa pemograman baru yang lebih bersifat struktual dan dinamakan dengan bahasa ALGOL (Algorithmic Languange). Kemudian pada tahun 1964, IBM kembali menciptakan bahasa pemograman baru dengan nama PL/I (Programming Languange 1) yang lebih ditujukan untuk keperluan bisnis dan penelitian.

Alasan Menggunakan Bahasa C
  1. Bahasa C tersedia hampir disemua jenis komputer.

  2. Kode bahasa C bersifat Portable dan bahas kompiler.

  3. Bahasa C hanya menyediakan sedikit Reserved Word. Keandalan C dicapai dengan fungsi-fungsi pustaka.

  4. Proses executable program dalam bahasa C lebih cepat.

  5. Dukungan pustaka yang banyak.

  6. C merupakan bahasa terstruktur.

  7. Selain bahasa tingkat tinggi, C juga dianggap sebagai bahasa tingkat menengah.

Konsep Dasar Internet

Definisi Internet

Menurut Andy (2014:1)[24] Internet adalah salah satu bentuk media komunikasi dan informasi interaktif. Wujud internet adalah jaringan komputer yang terhubung di seluruh dunia. Internet digunakan untuk mengirim informasi anat komputer diseluruh dunia sehingga kita dapat bertukar informasi secara cepat.

Sedangkan menurut Jubilee Enterprise dalam buku (2014:25) Internet adalah teknologi yang menghubungkan satu komputer dengan jutaan komputer lainnya di seluruh dunia sehingga bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi, mengirim surat elektronik, berkirim foto, serta banyak lagi. Internet sering juga disebut dengan istilah dunia maya karena dengan internet kita bisa berhubungan dengan banayak orang dari seluruh dunia tanpa harus mengunjungi orang-orang itu satu demi satu.

Sejarah Internet

Menurut Wikipedia,Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek lembaga ARPA yang mengembangkan jaringan yang dinamakan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX.

Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu pada tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.

Konsep Komunikasi Data dan Jaringan

Definisi Komunikasi data

Menurut pintar komputer, Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data dua komputer yang terhubung dalam sebuah jaringan baik jaringan lokal (LAN) maupun jaringan maupun internet yang lebih luas, seperti MAN.Internet merupakan sebuah jaringan komputer yang sangat Ketika terjadi pengiriman data antardua komputer melalui jaringan internet, data yang dikirim tidak langsung sampai di komputer itu melainkan harus melalui satu komputer ke komputer yang dari satu jaringan ke jaringan yang lain sampai akhirnya mencari komputer yang dituju.

Sebagai contoh ketika kamu memasukan user ID dan password dari account email di Yahoo Mail, data user dan password yang dikirim tidak langsung sampai di server nya, melainkan harus melalui jaringan komputer di mana komputer digunakan berada, kemudian dikirim ke komputer ISP (Internet Senvice Provider), kemudian melalui jaringan komputer-jaringan komputer yang lain yang ada di internet sampai akhirnya tiba di server yahoo. Komunikasi data antara dua komputer dilakukan dengan menggunakan protokol-protokol. Protokol adalah aturan-aturan yang membuat dua buah komputer saling mengerti satu sama lain. Elemen-elemen yang terkandung dalam proses komunikasi data, tidak terlepas dari elemen-elemen dasar pada proses komunikasi secara umum, yang dapat digambarkan pada model komunikasi, seperti terlihat pada gambar dibawah iniKomponen Komunikasi Data

Gambar 2.4 Proses Komunikasi Data
Sumber : Zhara Destiara 2013

Protokol dapat juga disebut bahasa komunikasi komputer. Sama halnya seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain jika menggunakan bahasa yang sama, komputer juga dapat berkomunikasi satu sama lain jika kedua komputer menggunakan protokol yang sama. Protokol-protokol tersebut bekerja bersama-sama untuk menangani proses pengiriman data. Bentuk protokol tersebut dapat berupa perangkat lunak maupun perangkat keras komputer.

Salah satu protokol komunikasi data yang banyak digunakan untuk menangani komunikasi data dalam area yang luar adalah TCPI IP atau transfer Control Protocol/ lnternet Protocol.

TCP/IP merupakan sebuah kumpulan protokol-protokol yang bekerja bersama untuk menangani proses pengiriman data. Setiap protokol mempunyai fungsi masing-masing dan secara keseluruhan dapat memastikan data yang dikirimkan sampai ke alamat dan aplikasi yang benar dan dalam keadaan tidak rusak. TCP/IP mempunyai kelebihan yaitu dapat mengkomunikasikan dua buah komputer yang berbeda jenis.dan sistem operasi yang digunakan.TCP/IP memungkinkan komunikasi antara komputer PC dengan Macintosh atau antara sistem operasi Windows dengan Unix atau Linux. TCP/IP terdiri dari empat lapis kumpulan protokol atau biasa disebut layer, dan setiap protokol dalam setiap lapis mempunyai fungsi masing-masing. Keempat lapis kumpulan protokol yang ada di TCP/IP dan fungsi masing-masing protokol sebagai berikut.

  1. Application layer
    Lapisan ini berfungsi sebagai interface (antarmuka) antara pengguna dengan data. Pada lapisan ini terdapat semua aplikasi-aplikasi yang menggunakan protokol TCP/IP.

  2. Transport layer
    Transport layer berfungsi untuk mengadakan komunikasi antara dua host/komputer. Protokol yang ada pada lapisan ini adalah TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol).

  3. Internet layer
    Internet layer terdiri dari protokol IR ARP, dan ICMP. Protokol IP berfungsi untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. Protokol ARP berfungsi untuk menemukan alamat hardware dari komputer yang terletak pada jaringan yang sama. Adapun protokol ICMP digunakan untuk mengirimkan pesan dan melaporkan kegagalan pengiriman data sehingga data yang gagal dikirim akan dikirimkan kembali.

  4. Network interface layer
    Lapisan ini berfungsi mengirimkan dan menerima data dari media fisik jaringan. Media fisik yang dimaksud dapat berupa kabel jaringary serat optik, atau gelombang radio (jika jaringan merupakan jaringan nirkabel).

Dasar Komunikasi data
  1. Pengiriman
    Sistem harus mengirimkan data ke tujuan yang sesuai. Data harus diterima oleh perangkat yang dimaksudkan atau pengguna dan hanya oleh perangkat atau pengguna.

  2. akurasi
    Sistem harus memberikan data yang akurat. Data yang telah diubah dalam transmisi dan meninggalkan sumber,data yang tidak dikoreksi tidak dapat digunakan.

  3. ketepatan waktu
    Sistem harus mengirimkan data pada waktu yang tepat. Terlambat nya dikirimkannya data maka tidak akan berguna. Dalam kasus video dan audio, pengiriman waktu yang tepat berarti memberikan data seperti yang diproduksi atau seperti aslinya, dalam urutan yang sama ketika dibuat, dan tanpa penundaan yang signifikan. Semacam ini disebut pengiriman transmisi real-time.

  4. jitter
    Jitter mengacu pada variasi waktu kedatangan paket. Ini adalah keterlambatan yang tidak merata dalam pengiriman paket audio atau video. Sebagai contoh, mari kita asumsikan bahwa paket video yang dikirim setiap 3D ms. Jika beberapa dari paket datang dengan delay 3D ms dan yang lain dengan delay 4D ms, akan menghasilkan kualitas yang tidak merata dalam video tersebut.

Representasi Data
  1. Teks
    Dalam komunikasi data, teks direpresentasikan sebagai pola bit, urutan bit.Pola Set bit yang berbeda telah dirancang untuk merepresentasikan simbol teks. Setiap set disebut kode, dan proses yang merepresentasikan simbol-simbol disebut coding. Hari ini, sistem pengkodean umum disebut Unicode, yang menggunakan 32 bit untuk merepresentasikan sebuah simbol atau karakter yang digunakan dalam setiap bahasa di dunia. American Standard Code for Information Interchange ( ASCII ),beberapa dekade yang lalu dikembangkan di Amerika Serikat, sekarang merupakan 127 karakter pertama dalam Unicode dan juga disebut sebagai Dasar Latin

  2. Bilangan
    Bilangan juga direpresentasikan dengan pola bit. Namun, kode seperti ASCII tidak digunakan untuk merepresentasikan angka, dengan menggunakan nomor yang langsung dikonversi ke bilangan biner untuk menyederhanakan operasi matematika.

  3. Gambar
    Gambar juga diwakili oleh pola bit. Dalam bentuk yang paling sederhana, gambar terdiri dari matriks piksel ( elemen gambar ), di mana setiap pixel adalah titik kecil. Ukuran pixel tergantung pada resolusi. Sebagai contoh, sebuah gambar dapat dibagi menjadi 1000 pixel atau 10.000 piksel. Dalam kasus kedua, ada representasi yang lebih baik dari gambar ( baik resolusi), tetapi lebih banyak memori yang dibutuhkan untuk menyimpan gambar. Setelah gambar dibagi menjadi pixel, setiap pixel diberikan sebuah pola bit. Ukuran dan pola nilai tergantung pada gambar. Untuk gambar yang terbuat dari hanya titik hitam-putih ( misalnya, papan catur ), pola I-bit dapat merepresentasikan pixel. Jika gambar tidak terbuat murni piksel hitam putih dan murni, Anda dapat meningkatkan ukuran pola bit untuk memasukkan skala abu-abu. Misalnya, untuk menunjukkan empat tingkat skala abu-abu, Anda dapat menggunakan pola 2-bit. Sebuah pixel hitam dapat dirpresentasikan dengan 00, piksel abu-abu gelap dengan 01, piksel abu-abu terang dengan 10, dan piksel putih oleh 11.

  4. Ada beberapa metode untuk mewakili gambar berwarna. Salah satu metode ini disebut RGB, disebut demikian karena setiap warna terbuat dari kombinasi dari tiga warna primer: red,green dan blue. Intensitas warna masing-masing diukur, dan pola bit dibuat untuk itu. Metode lain adalah disebut YCM, di mana warna terbuat dari kombinasi tiga warna primer lain: yellow, cyan, dan magenta.

  5. Audio

  6. Audio mengacu pada rekaman atau penyiaran suara atau musik. Audio dengan sifat yang berbeda dari teks, angka, atau gambar. Hal ini terus menerus, tidak terpisah. Bahkan ketika kita menggunakan mikrofon untuk mengubah suara atau musik ke sinyal elektrik, kita membuat sinyal secara kontinu.

  7. Video

  8. Video mengacu pada rekaman atau penyiaran gambar atau film. Video yang baik dapat diproduksi dengan entitas kontinu ( misalnya, oleh kamera TV ), atau dapat berupa kombinasi gambar, setiap entitas yang diskrit, diatur untuk menyampaikan gagasan yang bergerak.

Sinyal Komunikasi Data
  1. Sinyal Analog

  2. Sinyal adalah suatu isyarat untuk melanjutkan atau meneruskan suatu kegiatan. Biasanya sinyal ini berbentuk tanda-tanda, lampu-lampu, suara-suara, dll. Dalam kereta api, misalnya, sinyal berarti suatu tanda untuk melanjutkan atau meneruskan perjalanan ke tempat/stasiun berikutnya, dan biasanya sinyal ini dikirimkan oleh stasiun yang terkait.

    Sinyal analog bekerja dengan mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk gelombang kontinu (continous varying). Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi.

    Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase. Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog. Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik. Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

    Berikut ini gambar dari sinyal analog.

    Gambar 2.5 Sinyal Analog
    Sumber : ebookservicekomputer ( 2014 )
  3. Sinyal Digital

  4. Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1.

    Berikut ini gambar dari sinyal digital.

    Gambar 2.6 Sinyal Digital

Definisi Online

Secara umum, sesuatu dikatakan online adalah bila ia terkoneksi/terhubung dalam suatu jaringan ataupun sistem yang lebih besar. Beberapa arti kata online lainnya yang lebih spesifik yaitu :

  1. Dalam percakapan umum, jaringan/network yang lebih besar dalam konteks ini biasanya lebih mengarah pada internet, sehingga online lebih pada menjelaskan status bahwa ia dapat diakses melalui internet.

  2. Secara lebih spesifik dalam sebuah sistem yang terkait pada ukuran dalam satu aktivitas tertentu, sebuah elemen dari sistem tersebut dikatakan online jika elemen tersebut beroperasional. Sebagai contoh, Sebuah instalasi pembangkit listrik dikatakan online jika ia dapat menyediakan listrik pada jaringan elektrik.

  3. Dalam telekomunikasi, Istilah online memiliki arti lain yang lebih spesifik. Suatu alat diasosiasikan dalam sebuah sistem yang lebih besar dikatakan online bila berada dalam kontrol langsung dari sistem tersebut. Dalam arti jika ia tersedia saat akan digunakan oleh sistem (on-demand), tanpa membutuhkan intervensi manusia, namun tidak bisa beroperasi secara mandiri di luar dari sistem tersebut.

  4. Dengan Internet kita dapat menerima dan mengakses informasi dalam berbagai format dari seluruh penjuru dunia. Kehadiran internet juga dapat memberikan kemudahan dalam dunia pendidikan, hal ini terlihat dengan begitu banyaknya situs web yang menyediakan media pembelajaran yang semakin interaktif serta mudah untuk dipelajari.

Konsep Dasar Elektronika

Komponen Pasif Elektronika

Menurut Hakiem (2014:33)[25], komponen elektronika adalah sebagai elemen terkecil dari rangkaian sistem/ekronis di bagi menjadi dua kelompok yaitu :

  1. Definisi Resistor

    Menurut Istianto (2014:16)[26], “Resistor berfungsi sebagai perendam tegangan DC (direct current, arus searah) atau AC (alternating current, arus bolak-balik).”Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon . Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Waktu penulis masuk pendaftaran kuliah elektro, ada satu test yang harus dipenuhi yaitu diharuskan tidak buta warna. Belakangan baru diketahui bahwa mahasiswa elektro wajib untuk bisa membaca warna gelang resistor (barangkali).


    Tabel 2.7 Resistor Tetap

    Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya. Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas adalah gelang toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, gelang pertama berwarna kuning, gelang kedua berwana violet dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang ke empat tentu saja yang berwarna emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansisnya dihitung sesuai dengan urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini. Karena resitor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui gelang kuning nilainya = 4 dan gelang violet nilainya = 7. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan toleransinya adalah 5%.Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya 100W5W.

    Gambar 2.8 gelang resistor

    Resistor memiliki nilai restitansi , sebagai nilainya ada yang diacantumkan langsung pada badannya dan sebagian lagi karena bentuk fisiknya kecil

    Menurut Rusmadi ( 2010 : 15 ), resistor dibagi menjadi 6, yaitu:

    1. Resistor kawat

    2. Resistor kawat ini adalah jenis resistor pertama yang lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektroni masih menggunakan tabung hampa ( vacuum tube ), bentuknya bervariasi dan fisik agak besar. Resistor ini biasanya banyak digunakan dalam rangkaian daya karena memiliki ketahanan yang tinggi yaitu disipasi terhadap panas yang tinggi.

    3. Resistor batang karbon ( arang )

    4. Pada awalnya resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan untuk pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna.

    5. Resistor keramik atau porselin

    6. Dengan adanya perkembangan teknologi elektronika, saat ini telah dikembangakan jenis resitor yang dibuat dari bahan keramik atau porselin. Jenis resistor ini banyak dipergunakan dalam rangkaian-rangkaian modern seperti sekarang ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki ketahanan yang tinggi. Di pasaran kita akan menjumpai resistor jenis ini dengan ukuran bervariasi mulai dari 1/4 watt, 1/3 watt, ½ watt, 1 watt, dan 2 watt.

    7. Resistor film karbon

    8. Sejalan dengan perkembangan teknologi para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai restitansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna seperti pada resistor karbon.

  2. Definisi Kapasitor

    Kapasitor yaitu suatu komponen elektronika yang akan menyimpan dan melepaskan energi listrik. Kemampuan dari menyimpan muatan listrik di dalam kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Seperti halnya resistor atau dalam hambatan, kapasitor dapat terbagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu:

    1. Kapasitor Tetap

    2. Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang memiliki nilai kapasitas tetap. Berikut adalah simbol kapasitas tetap:



      Gambar 2.9 Kapasitor

      Kapasitor bisa dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-lempeng logam disebut, dielektrikum. Dielektrikum tersebut, bisa berupa: keramik, mika, mylar, kertas, polyster atau film. Biasanya, kapasitor dari bahan diatas nilainya kurang dari 1 mikrofarad (1mF).

    3. Kapasitor Tidak Tetap

    4. Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitas dapat diubah-ubah.

    5. Kapasitor Trimer

    Kapasitor yang nilai kapasitas dapat diubah-ubah dengan jalan memutar sebuah porosnya, dengan obeng.

    Gambar 2.10 Kapasitor Trimer
    Sumber: Dickson Kho (2014)
  3. Definisi Relay

    Relay adalah sebuah komponen-komponen (rangkaian) elektronika yang bersifat elektronis dan juga sederhana serta tersusun oleh suatu saklar, lilitan dan poros besi. Penggunaan relay ini di dalam perangkat-perangkat elektronika sangatlah banyak. Terutama dari peralatan yang bersifat elektronis atau automatis. Misalnya: TV, Lampu, AC otomatis dan lain-lain.


    Gambar 2.11 Relay

    Cara kerja komponen ini diawali dari mengalirnya arus listrik melalui koil, lalu membuat medan magnet sekitarnya, sehingga mampu merubah posisi saklar yang ada di relay itu, sehingga itu memberikan arus listrik lebih besar. Keutamaan komponen sederhana ini yaitu dari bentuknya yang minimal, seperti pemakaian yang dapat menghasilkan arus lebih besar.

    Pemakaian rangkaian relay dalam perangkat-perangkat elektronika mempunyai keuntungan yaitu, dapat mengontrol sendiri arus dan juga tegangan listrik yang diinginkan, dapat memaksimalkan besarnya tegangan listrik hingga mencapai batas maksimalnya, Dapat menggunakan baik saklar maupun untuk koil lebih dari satu, disesuaikan dengan kebutuhannya.

Komponen Aktif Elektronika

Komponen Aktif adalah komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energy dari satu bentuk ketempat yang lain. Macam-macam komponen aktif :

Dioda (PN Junction)

Dioda adalah suatu semikonduktor dengan hanya dapat menghantarkan arus listrik dan tegangan pada satu arah saja. Bahan pokok untuk pembuatan dioda yaitu germanium (Ge), silium/silikon (Si).

    Gambar 2.12 Dioda
Transistor

TMenurut Istianto (2014:26), “ Transistor merupakan komponen semikonduktor yang berfungsi sebagai penguat arus, pemutus dan penyambung (switching) sirkuit, sebagai regulator tegangan, atau sebagai pemodulasi sinyal. Pada transistor terdapat 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Colektor (C). Pada rangkaian analog, Transistor digunakan sebagai penguat arus (amplifier) seperti rangkaian pengeras suara, penstabil tegangan listrik (stabilizer) dan penguat gelombang radio (radio amplifier). Pada aplikasi digital sebagai saklar berkecapatan tinggi, sebagai gerbang logika (logic gate), atau sebagai penyimpan data bit”.

Gambar 2.13 Transistor

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu basis ( b ), emitor ( e ), dan kolektor ( c ), tegangan yang di satu terminalnya misalnya emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar dari pada arus input basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output kolektor.

Transisitor disusun menggunakan sambungan dioda, berdasarkan jenis sambungan transistor dibedakan menjadi dua jenis diantaranya : transistor bipolar dan transisto unipolar.

Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki 2 persambungan kutub, sedangkan untuk transistor unipolar, adalah transistor yang hanya terdapat 1 buah kutub. Transistor bipolar dapat diibaratkan dengan dua buah dioda yang tergambar dari gambar 2.14 yang terllihat, dibawah ini:

Gambar 2.14 Transistor Bipolar

Transistor unipolar yang juga disebut dengan FET (Field Effect Transistor), dengan terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P, MOSFET kanal N dan juga MOSFET kanal P.


Gambar 2.15 Transistor Unipolar
IC (Integrated Circuit)

Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bahan utama yang membentuk sebuah Integrated Circuit (IC) adalah Bahan Semikonduktor. Silicon merupakan bahan semikonduktor yang paling sering digunakan dalam Teknologi Fabrikasi Integrated Circuit (IC). Dalam bahasa Indonesia, Integrated Circuit atau IC ini sering diterjemahkan menjadi Sirkuit Terpadu.


Gambar 2.16 Integrated Circuit (IC)
Sumber : elektronika-dasar.web.id

Definisi Sensor Infra Red

Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan terlihat pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Radiasi inframerah memiliki panjang gelombang antara 700 nm sampai 1 mm dan berada pada spektrum berwarna merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah tidak akan terlihat oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih dapat dirasakan/dideteksi.

Pada dasarnya komponen yang menghasilkan panas juga menghasilkan radiasi infra red termasuk tubuh manusia maupun tubuh binatang. Cahaya infra red, walaupun mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang tetap tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya yang nampak sehingga cahaya infra red tetap mempunyai karakteristik seperti halnya cahaya yang nampak oleh mata. Pada pembuatan komponen yang dikhususkan untuk penerima infra merah, lubang untuk menerima cahaya (window) sudah dibuat khusus sehingga dapat mengurangi interferensi dari cahaya non-infra merah. Oleh sebab itu sensor infra red yang baik biasanya memiliki jendela (pelapis yang terbuat dari silikon) berwarna biru tua keungu-unguan. Sensor ini biasanya digunakan untuk aplikasi infra merah yang digunakan diluar rumah (outdoor).(http://zonaelektro.net/infra-merah-media-komunikasi-cahaya/ ).

Sinar infra Red yang dipancarkan oleh pemancar infra merah tentunya mempunyai aturan tertentu agar data yang dipancarkan dapat diterima dengan baik pada penerima. Oleh karena itu baik di pengirim infra merah maupun penerima infra merah harus mempunyai aturan yang sama dalam mentransmisikan (bagian pengirim) dan menerima sinyal tersebut kemudian mendekodekannya kembali menjadi data biner (bagian penerima). Komponen yang dapat menerima infra merah ini merupakan komponen yang peka cahaya yang dapat berupa dioda (photodioda) atau transistor (phototransistor). Komponen ini akan merubah energi cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra red, menjadi pulsa-pulsa sinyal listrik. Komponen ini harus mampu mengumpulkan sinyal infra red sebanyak mungkin sehingga pulsa-pulsa sinyal listrik yang dihasilkan kualitasnya cukup baik.

Karakteristik Infra Red
  1. Tidak dapat dilihat oleh manusia

  2. Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang

  3. Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas

  4. Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang berlawanan atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan, maka panjang gelombang mengalami penurunan

  5. Gambar 2.17 Sensor Infra Red
    ( www.Tokopedia.com )

Definisi LCD (Liquid Crystal Display) 16x2

Menurut Amitesha Sachdeva, Mahesh Gupta, Manish Pandey, Prabham Khandelwal dalam Jurnal Internasional Teknik dan Ilmu Pengetahuan(2017: 56-59)[27] “Layar kristal cair (liquid crystal display / LCD) adalah layar panel datar, tampilan visual elektronik, atau tampilan video yang menggunakan sifat modulasi cahaya kristal cair. Kami menggunakan layar LCD 16x2 yang memiliki 2 garis horizontal yang terdiri dari 16 karakter tampilan yang dapat dilihat pada gambar 2.18, dibawah ini:

Gambar 2.18 LCD (Liquid Crystal Display)

Definisi Buzer

Menurut Sulistyowati dan Dedi Dwi Febriantorodi dalam Jurnal IPTEK (2012:5)[28], “Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara”.

Gambar 2.19 Buzzer

Microcontroller Wemos

Microcontroller Wemos merupakan Microcontroller pengembangan berbasis modul microcontroller ESP 8266. Microcontroller Wemos dibuat sebagai solusi dari mahalnya sebuah sistem wireless berbasis Microcontroller lainnya. Dengan menggunakan Microcontroller Wemos biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem WiFi berbasis Microcontroller sangat murah, hanya sepersepuluhnya dari biaya yang dikeluarkan apabila membangun sistem WiFi dengan menggunakan Microcontroller Arduino Uno dan WiFi Shield.

Gambar 2.20 Microcontroller Wemos

Konsep Dasar LED (Light Emitting Dioda)

Gambar 2.21 LED (Light Emitting Dioda
Sumber : Alfith (2015:3)[22]

Menurut Alfith di dalam Jurnal Momentum Vol. 17, No. 1 (2015)[22],Perancangan Traffic Light Berbasis Microcontroller ATmega 16. Jurnal Momentum Vol. 17, No. 1, Februari 2015. Perancangan Traffic Light Berbasis Microcontroller ATmega 16. Jurnal Momentum Vol. 17, No. 1, Februari 2015. LED (Light Emitting Dioda) merupakan komponen aktif bipolar semikonduktor, karena itu hanya mampu mengalirkan arus dalam satu arah saja. Untuk menyalakan LED, cukup dengan mengalirkan arus dari anoda ke katoda (forward bias) dengan beda potensial minimum berkisar antara 1,5 hingga 2 volt dan arusnya berkisar di 20mA.

Menurut Ramadhan (2013:15)[29],Implementasi Visible Light Communication (VLC) Pada Sistem Komunikasi. Jurnal Teknik Elekro Itenas No.1 Vol. 1, Januari – Juni 2013.LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mempu mengeluarkan cahaya.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat mendapat arus bias maju (forward bias).

Definisi Platforms Ubidots

Ubidots menawarkan platform untuk pengembang yang memungkinkan mereka untuk dengan mudah menangkap data sensor dan mengubahnya menjadi informasi yang berguna. Menggunakan platform Ubidots untuk mengirim data ke awan dari perangkat berkemampuan Internet. Selain itu, dapat mengkonfigurasi berupa tindakan dan alert berdasarkan data real-time dan membuka nilai dari data Sensor melalui alat visual. Ubidots menawarkan fitur API yang memungkinkan Sensor untuk membaca dan menulis data ke sumber daya yang tersedia: sumber data, variabel, nilai-nilai, peristiwa dan wawasan. API mendukung HTTP dan HTTPS dan Key API diperlukan.

Ubidots adalah tentang membantu dunia memahami data yang dihasilkan oleh ribuan sensor di sekitar kita. Memiliki menyediakan layanan rekayasa untuk kesehatan, makanan dan industri minyak & gas di Amerika Latin selama lebih dari 5 tahun, tim Ubidots dirancang layanan awan untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar Hal Internet proyek

Ubidots adalah startup muda dan alumni Mass Challenge Accelerator 13 (Boston, MA), dunia startup accelerator terbesar. Produk kami dikembangkan dari AtomHouse Medellín dan Bogota, dengan kehadiran pengembangan bisnis di Boston. Kami didukung oleh lembaga inovasi Innpulsa dan Rutan.

Gambar 2. 22 Ubidots

Definisi Internet of Things ( IoT )

Menurut Mariana Hartono Kalbuana dalam jurnal CCIT(2011:197), Internet of Things atau dikenal juga dengan singkatan IoT, merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.

Gambar 2.23 Internet of Things

Requirement Elisitasi

Requirement

Menurut Guritno (2011:301)[30], “Requirement adalah sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasi software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah:

  1. Unambiguous (tidak ambigu)

  2. Complete (lengkap)

  3. Consistent (konsisten)

  4. Modifiable (dapat diubah)

  5. Traceable (dapat dilacak)

  6. Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance.

Requirement diklasifikasikan sebagaiberikut:

  1. Functional requirements

  2. Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya ayang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

  3. Nonfunctional requirements

  4. Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior, response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second.

  5. Constraints (psudo requirement)

  6. Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.

Elisitasi

Menurut Saputra (2012:51)[31] , “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap I
    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Tahap II
    Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  3. Tahap III
    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

  4. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.

  5. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

  6. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:
  1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

  2. Middle (M) : Mampu dikerjakan

  3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi : Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Requirement Elisitasi

Menurut Guritno (2011)(Guritno dkk, 2011:86)[32] .Requirement Elicitation adalah proses dalam menemukan atau mendapatkan kebutuhan sistem melalui komunikasi dengan customer, system users, dan pihak lain yang berhubungan pada sistem yamg akan dikembangkan. Requirement Elicitation didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan kebutuhan dan menjembatani perbedaan diantara kelompok-kelompok yang terlibat. Tujuannya menggambarkan dan menyaring kebutuhan untuk menemukan batasan kelompok-kelompok tersebut.

Literature Review

Literature review ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal dan sebagai pendukung bagi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sehingga menghindari pengulangan hal yang sama dalam penelitian dan dapat melakukan pengembangan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka menyempurnakan / melengkapi penelitian yang nantinya akan dikembangkan lagi utnuk kedepannya. Penelitian ini yang saya tulis dengan judul “Rancang Bangun Alat Penghitung Kertas Untuk Peningkatan Produktifitas Dengan Menggunakan Arduino Uno Pada Departemen Produksi Pt Indah Kiat Pulp And Paper.Tbk".

Dalam upaya pengembangan penelitain sebelumnya perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakuakn, meneruskan penelitain sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang ahli dan area penelitiannya sama di bidang ini. Beberapa literature review tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Peneliti Program sarjana Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya yang di lakukan oleh Andy Suryowinoto , Titiek Suheta dan Andrianto (2015 ) yang berjudul “ Rancang bangun alat penghitung bakso dengan motor induksi satu fasa berbasis mikrokontroler Atmega8535 ” penelitian ini membahas tentang menghitung bakso secara otomatis yang bekerjanya menggunakan sistem konveyor,pada ujung konveyor diletakkan sensor infra merah yang berfungsi untuk mendeteksi setiap bakso yang melewati sensor tersebut. Jumlah bakso tersebut telah diatur dengan menggunakan Mikrokontroller ATmega8535 sebanyak 25 biji setiap kemasan. Dengan alat penghitung bakso secara otomatis di peroleh waktu 19,22 detik lebih cepat daripada dengan menggunakan tenaga manusia yang membutuhkan 57,8 detik.

  2. program sarja Fakultas Universitas Udayana Indonesia yang di lakukan oleh Raka Agung, I Made Irwan Susanto ( 2012 ) yang berjudul “Rancang bangun Prototype penghitung jumlah orang dalam ruangan terpadu berbasis mikrokontroler Atmega328p” penelitian ini membahas tentang menghitung jumlah orang yang masuk dan keluar pada sebuah ruangan menggunakan sensor infrared dengan mikrokontroler ATMega 328P sebagai pengendalinya.Peralatan ini akan memadukan kehadiran atau jumlah orang dalam ruangan dengan hidup matinya lampu penerangan dan pengkondisi udara ruangan (AC) sehingga ruangan tetap layak digunakan dan pemakaian energinya bisa dikurangi. Jumlah orang yang ada dalam ruangan didapat dengan mengurangi jumlah orang yang masuk dengan jumlah orang yang ke luar dari ruangan tersebut. Jumlah orang yang ada dalam ruangan dan waktu saat itu ditampilkan pada layar LCD. Sistem ini juga dilengkapi rangkaian pengendali hidup matinya lampu penerangan di depan ruangan (di luar ruangan) dengan menggunakan RTC DS 1307. Dengan pengendalian ini lampu penerangan dapat menyala otomatis pada sore hari dan mati saat pagi hari pada waktu yang sudah disetting sebelumnya.

  3. Penelitian program Diploma III Politeknik Negeri Medan yang di lakukan oleh Parly Ananda Simaringga,Ronal H.A Sihombing,Jordi Mangatur Sirait ( 2014 ) yang berjudul “Rancang bangun miniatur penghitung jumlah kendaraan pada parkiran secara otomatis berbasis mikrokontroler AT89S51” penelitian ini membahas tentang pemantauan dan menghitung jumlah kendaraan yang masuk dan keluar.Desain sensor menghitung jumlah kendaraan terdiri dari sensor inframerah photodioda sebagai input data,dan LCD sebagai layar untuk menampilkan Jumlah kendaraan

  4. Penelitian Perguruan Tinggi Teknik Mahasiswa PDDC, Departemen EC L.D. yang di lakukan oleh Kadam Shah, Prakash Savaliya dan Mitesh Patel ( 2015 ) yang berjudul “Kendaraan Kendaraan Otomatis Dengan Counter Pengujung Khusus” dengan keluaran sebuah LCD sebagai Pemantau Jumlah angka. Automatic Room Light Controller dengan bidirectional Visitor Counter adalah rangkaian yang andal yang mengambil alih tugas mengendalikan lampu ruangan serta menghitung jumlah orang / pengunjung di ruangan sangat akurat. Kapan seseorang masuk ke ruangan maka konter bertambah satu dan lampu di ruangan akan dinyalakan ON dan kapan ada yang meninggalkan ruangan maka counter dikurangi oleh satu. Cahaya hanya akan dinyalakan sampai semua orang di dalam ruangan padam. Jumlah seluruhnya jumlah orang di dalam ruangan juga ditampilkan di seven segment display. Mikrokontroler melakukan pekerjaan di atas. Itu menerima sinyal dari sensor, dan sinyal ini dioperasikan di bawah kendali program yang tersimpan dalam ROM. Mikrokontroler SST89E516RD terus memantau Penerima Inframerah. Bila ada benda yang melewati IR Receiver maka sinar IR jatuh Pada receiver terhalang.

  5. Penelitian dalam sebuah jurnal internasional yang telah dilakukan oleh Amitesha Sachdeva, Mahesh Gupta, Manish Pandey, Prabham Khandelwal (Vol. 6 Issue 04, May-2017) berjudul “Pengembangan Sortir Multi Warna Industri Otomatis dan menghitung Mesin Menggunakan Arduino Nano Microcontroller dan TCS3200 Color Sensor Makalah ini menyajikan solusi untuk menyortir benda berwarna dengan bantuan lengan robot. Benda saat ditempatkan pada ban berjalan yang diurutkan berdasarkan penginderaan warna dan dipindahkan ke lokasi tertentu. Bila benda bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain di ban berjalan, sensor memberi masukan pada mikrokontroler yang kemudian memberikan perintah ke lengan robot untuk melakukan tugasnya. Sensor warna TCS3200 digunakan untuk deteksi warna objek. Motor DC digunakan untuk menggerakkan ban berjalan, gripper dan pengangkatnya. Arduino Nano mikrokontroler digunakan untuk memberi perintah. Driver motor L293D digunakan untuk menggerakkan motor dan layar LCD membuat sistem user friendly.


BAB III

ANALISA SISTEM BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) merupakan bentuk perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) yang didirikan atas joint venture sebuah perusahaan Indonesia (PT. Berkat Indah Agung) dan dua perusahaan Taiwan (Chung Hwa Pulp International Corporation dan Yuen Foung Yue Global Investment Corporation). Di dalam prakteknya, perusahaan Taiwan bertindak sebagai penyedia teknologi untuk proses pembuatan kertas, sedangkan perusahaan Indonesia bertindak sebagai penyedia akses. IKPP didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja di Tangerang pada tanggal 7 Desember 1976

Pada awalnya, di tahun 1977, perusahaan ini hanya memiliki dua buah paper machine yang masing – masing berkapasitas produksi 100 ton/hari. Pada April 1979, IKPP mulai menghasilkan produk komersial, hingga pada bulan Juni 1982, IKPP menambah sebuah paper machine untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga meningkat menjadi 150 ton/hari. Pada bulan Maret 1984, IKPP mencapai kesuksesan dalam memproduksi produk komersial; kemudian pada bulan April 1988 dilakukan modifikasi dan reparasi mesin kertas sehingga total produksi kertas menjadi 250 ton/hari. Pada bulan Januari 1986, grup Sinar Mas membeli 67% total saham IKPP, sedangkan Chung Hwa Pulp International Corporation dan Yuen Foung Yue Global Investment Corporation sebesar 23% dan 10%. Beberapa tahun kemudian, yaitu, pada bulan Juni 1990, IKPP mulai mempublikasikan diri dengan melakukan penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan harga US$ 326 juta yang mewakili 13% total sahamnya. Pada bulan Desember 1992, IKPP resmi mengakuisisi PT. Sinar Dunia Makmur, sebuah perusahaan kertas yang menjadi anggota manajemen PT. Sinar Mas Group dengan lokasi Desa Kragilan, Serang - Banten. Kemudian pada bulan Oktober 1996, IKPP menambah dyer pada salah satu mesinnya untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 135.000ton/tahun.

Pada tahun 2006, kepemilikan saham IKPP dipegang oleh empat perusahaan, antara lain PT. Puri Nusa Eka Persada (57.25%), Chung Hwa Pulp Int (BUI), Co (16.11%), Yuen Fuon Yue Invest Co (7.62%) dan publik (19.02%). Saat ini, PT. IKPP memiliki tiga pabrik yang terletak di tiga lokasi yang berlainan; antara lain pabrik pulp dan kertas terintegrasi di Perawang - Riau, industri pabrik kertas di Serang - Banten, serta IKPP Tangerang yang memiliki kapasitas terkecil di antara dua pabrik lainnya, namun merupakan pabrik yang paling menguntungkan, sedangkan pabrik yang terletak di Perawang merupakan pabrik terbesar dengan kapasitas terbesar 500.000 ton/tahun dengan proses terkomputerisasi. IKPP Tangerang memiliki tiga mesin kertas "Foudrinier", yang memiliki lebar trim 2,75 m dan total kapasitas produksi sekitar 120.000 ton/tahun. Jenis kertas yang diproduksi di sini adalah kertas dan karton berwarna, kertas fotokopi, alat-alat kantor, dan produk - produk lainnya. Kertas-kertas tersebut diproduksi menggunakan bahan baku pulp LBKP (pulp serat pendek) dan pulp NBKP (pulp serat panjang). IKPP Tangerang mengimplementasikan Chain of Custody of Forest Based Product (PEFC) sehingga bahan baku pulp yang digunakan dapat dilacak hingga ke hutan asal kayunya.

Visi dan Misi perusahaan

Visi Perusahaan

  1. Menjadi perusahaan bubur kertas ( pulp ) dan kertas nomor satu di dunia dengan standart internasional.

  2. Berdedikasi memberikan yang terbaik bagi pelanggan,pemegang saham, karyawan, dan masyarakat sekitar.

Misi Perusahaan

  1. Meningkatkan pangsa pasar di seluruh dunia.

  2. Menggunakan teknologi mutakhir dalam pengembangan produk baru serta penerapan efisiensi pabrik.

  3. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan.

  4. Mewujudkan komitmen usaha berkelanjutan disemua kegiatan Operasional.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari PT. IKPP Tangerang berbentuk struktur organisasi fungsional dimana pendelegasian tugas dari pimpinan ke bawahan dan tanggung jawab hasil bawahan kepada pimpinan berjalan vertikal sesuai dengan tugas dan wewenang masing masing. PT. IKPP Tangerang dipimpin oleh seorang Kepala Pabrik yang membawahi 2 (dua) divisi yaitu operasional dan komersil serta 7 departemen dan 26 seksi. Tugas dan fungsi masing–masing diantaranya sebagai berikut:

  1. Kepala Pabrik (Mill Head)
    Bertanggungjawab sebagai pengawas serta menilai jalannya organisasi secara keseluruhan.

  2. Divisi Operasional
    Membawahi seluruh proses operasional terkait produksi kertas mulai bagian produksi, bagian quality dan engineering.

  3. Divisi Komersil
    Membawahi seluruh proses terkait penjualan/marketing, logistic dan gudang serta Mill Service (HR, GA,Procurement didalamnya).

  4. Departemen Produksi
    Departemen produksi terdiri dari:

    1. Seksi Stock Preparation
      Bertanggung jawab menyiapkan bahan baku pulp dengan melakukan penambahan bahan–bahan serta kimia tertentu sehingga dapat memenuhi standard untuk proses Paper Machine.

    2. Seksi Paper Machine (ada 3 seksi PM1, PM2 dan PM3)
      Bertanggung jawab melaksanakan dan mengawasi proses pembuatan lembaran kertas.

    3. Departemen Finishing-Converting
      Departemen Finishing-Convertingter diri dari:

      1. Seksi Finishing
        Bagian Cutter–Rewinder bertanggung jawab dalam pemotongan kertas dalam bentuk roll dan ukuran lembaran besar (big sheet).
        Bagian Sortir–Packing bertugas memisahkan lembaran kertas cacat dan proses packing kertas yang telah selesai disortir.

      2. Seksi Converting A
        Bertanggung jawab untuk memotong dan proses packing kertas dalam bentuk cutsize atau kertas ukuran internasional A4, Folio dll.

      3. Seksi Converting B
        Bertanggung jawab untuk memotong dan proses packing kertas dengan jenis produk HVA (High Value Added) misal Sticky note, kokoru, loose leaf, dll.

  5. Departemen Engineering
    Tanggung jawab kepala departemen engineering adalah:

    1. Koordinasi untuk melakukan maintenance.

    2. Koordinasi masalah operasional seperti : listrik, steam dan air..

    Departemen Engineering terdiri dari :

    1. Seksi Electrical Maintenance.

    2. Seksi Instrument Automation.

    3. Seksi Mechanical Maintenance.

    4. Seksi Project & Manufacturing.

    5. Departemen Compliance and Development
      Departemen Compliance and Development terdiri dari:

      1. Seksi Quality Assurance
        Bertanggung jawab mengadakan pengujian terhadap produk kertas yang diproduksi.

      2. Seksi Enviromental Protection
        Bertanggung jawab terhadap implementasi sistem manajemen mutu dan lingkungan serta operasional pengolahan air bersih, pengolahan air limbah agar tidak berbahaya bagi lingkungan.

      3. Seksi Research and Development
        Bertanggung jawab dalam pengujian bahan baku (raw material) dan bahan kimia untuk pembuatan kertas serta proses research pengembangan produk.

  6. Departemen Business
    Departemen Business terdiri dari:

    1. Departemen Business terdiri dari:
      Seksi BU (Business Unit)
      Bertanggung jawab terhadap perencanaan produksi dan pemasaran produk HVA (High Value Added).

    2. Seksi Sales and Marketing
      Bertanggung jawab terhadap penjualan produk agar mencapa target yang diinginkan.

    3. Seksi Export Document
      Bertanggung jawab terhadap seluruh proses dokumen terkait ekspor kertas.

    4. Seksi S&M Sticky Note
      Bertanggung jawab meningkatkan pemasaran dan penjualan khusus produk Sticky Note.

  7. Departemen PPIC (Production Planning & Inventory Control)
    Departemen PPIC terdiri dari:

    1. Seksi PPIC
      Bertanggung jawab terhadap seluruh proses perencanaan dan pengaturan produksi.

    2. Seksi Logistic and Delivery
      Bertanggung jawab terhadap pengiriman produk yang akan di ekspor mulai pengaturan trucking dan pelayaran (vessel).

    3. Seksi Finished Good Warehouse
      Bertanggung jawab atas inventori produk jadi dan proses loadingcontainer produk yang akan diekspor.

    4. Seksi Material Management
      Bertanggung jawab terhadap bahan baku dan bahan penunjang yang dibutuhkan, packaging dan spare part agar inventori tidak berlebih.

  8. Departemen Mill Service
    Departemen Mill Service terdiri dari:

    1. Seksi General Affairs
      Bertanggung jawab mengenai kondisi di dalam dan diluar pabrik, mulai dari perijinan dan humas, keselamatan dan kesehatan kerja, keamanan , kebersihan fasilitas bangunan dan lingkungan. Seksi GA juga menangani kendaraan, mess karyawan dan tamu. Bagian Pallet Workshop dimana penelitian dilakukan juga berada dibawah seksi General Affairs.

    2. Seksi Human Resource
      Bertanggung jawab terhadap masalah yang berhubungan dengan karyawan mulai dari proses penerimaan karyawan baru, pelatihan/training bagi karyawan dan kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan perusahaan.

    3. Seksi Procurement.
      Bertanggung jawab dalam proses pengadaan dan pembelian barang yang dibutuhkan untuk operasional pabrik.

    4. Seksi Finance dan Accounting
      Seksi ini bertanggung jawab mengenai seluruh administrasi pembukuan, cash flow perusahaan ,biaya produksi dan pajak.

Tujuan Perancangan

  1. Tujuan pembuatan alat ini untuk merubah alat alat konfensional menjadi otomatisasi bertujuan untuk efesiensi waktu kerja dan meningkatkan produktivitas produksi.

  2. Tujuan Pembuatan alat ini di buat untuk dapat memberikan kemudahan dalam melakukan penghitungan secara otomtatis dan dapat di lakukan pengawasan ketika berada di luar ruangan.

Langkah Langkah

Langkah langkah perancangan sistem sebagai berikut :

  1. Analisa dalam perancangan ini, penulis melakukan terobosan sistem yang belum di terapkan di perusahaan ini,bagaimana sistem ini agar berjalan sesuai harapan perusahaan.

  2. Metode perancangan ini peneliti melakukan penelitian di lapangan agar mengetahui sistem tersebut dapat dibuat atau dirancang dan alat apa sajakah yang dibutuhkan. Melalui tahapan pembuatan flowchart dari sistem yang akan dibuat dan berupa perancangan perangkat bagi (hardware dan software).

  3. Metode pengujian ini yang dipakai adalah metode pengujian Black Box.dan pengujian ini akan dibahas pada BAB IV.

Sistem Yang Berjalan

Sistem berjalan saat ini masih menggunakan cara manual dimana penghitunga kertas masih menggunakan tenaga manusia serta dapat mengakibatkan kesalahan penghitungan sehingga efiensi waktu kurang maksimal .

Gambar 3. 1 Flowchart Sistem Berjalan ( Proses Manual )
Sumber : Sumber PT Indah Kiat 2016

Berikut ini sistem yang berjalan di PT.Indah Kiat Pulp anda Paper Tbk Sebagai berikut :

  1. Proses produksi kertas

    Proses produksi kertas di PT Indah Kiat pada dasarnya sama seperti prusahaan kertas pada umumnya, yaitu dimulai dari pengolahan bahan baku pembuat kertas yang diolah pada mesin pembuat kertas (paper machine), setelah itu dilanjutakan proses pada pemotongan kertas (cutting paper) sesuai dengan pesanan order, lalu diteruskan kebagian sortir untuk dihitung ulang jumlah kertas ditiap rim sesuai dengan permintaan order, selanjutnya kertas tersebut memasuki area pengepakan (packing) untuk dikemas sebelum memasuki gudang (warehouse) terlebih dahulu sebelum dikirim kepada customer atau langsung dikirim kepada customer.

    Gambar 3. 2 Paper machine
  2. Finishing-Cutter rewinder ( Proses Pemotongan Kertas )
    Cutter rewinder merupakan proses pemotongan kertas sesuai dengan ukuran yang dipesan oleh customer ( ukuran big sheet ). Selanjutnya melalui proses sortir, kertas tersebut akan dihitung jumlahnya dalam tiap rim sesuai dengan permintaan customer sebelum dikemas (packing). Berikut ini adalah tampilan cutting paper machine di PT Indah Kiat Tangerang Mill.

  3. Gambar 3. 3 Cutting paper machine

    Bagian-bagian dari mesin cutting paper beserta prosesnya:

    1. Unreelstand: Area penempatan jumbo roll yang akan dipotong di mesin potong, pada tiap unreelstand terdapat brake / rem yang berfungsi supaya jumbo roll tidak loss

    2. Lead In: Proses penarikan kertas menggunakan worm roll yang merupakan komponen mesin potong, yang kemudian kertas akan terdorong melewati pisau potong

    3. Cutting unit : Proses pemotongan kertas dengan menggunakan pisau potong (cross cutter )

    4. Conveyor : Proses penyaluran kertas yang terpotong menuju ke layboy

    5. Layboy : Tempat penampungan kertas yang telah terpotong di mesin

      Gambar 3. 4 Layout Cutting paper machine
      Sumber : Sumber PT Indah Kiat 2016
  4. Proses sortir ( Penghitungan Kertas ) Secara Manual

    Pada tahap ini kertas yang telah dipotong oleh mesin cutting paper, disortir oleh para karyawan untuk dihitung jumlahnya tiap rim kertas secara manual sesuai dengan permintaan customer.

    Proses kerja sortir di area finishing-sortir sudah ada sejak awal berdirinya perusahaan dan tidak dapat dihindari sebagai salah satu dari proses produksi kertas di PT indah kiat, sebab pada saat kertas selesai dipotong sesuai dengan ukuran permintaan customer, kertas tersebut tentunya ada yang cacat. Oleh karena itu proses sortir merupakan suatu langkah yang penting untuk menyaring produk-produk yang cacat jangan sampai masuk kedalam area packing dan terlebih lagi sampai pada customer. Dalam kasus ini cacat produk ( selisih hitung jumlah kertas di tiap rim ), namun tidak hanya berhenti pada produk cacat saja namun seiring berjalannya waktu dan semakin meningkatnya target produksi ternyata juga membawa permasalahan baru khususnya di area sortir tersebut, antara lain: lama proses proses produksi di area sortir, penggunaan tenaga kerja yang terlalu banyak, tinggi biaya tenaga kerja ( labur cost ). Berikut ini akan dijelaskan pada gambar 3.5 tentang system sortir secara manual dihalaman selanjutnya.

    Gambar 3. 5 Proses Sortir
  5. ''Proses packing
    Cutter rewinder merupakan proses pemotongan kertas sesuai dengan ukuran yang dipesan oleh customer ( ukuran big sheet ). Selanjutnya melalui proses sortir, kertas tersebut akan dihitung jumlahnya dalam tiap rim sesuai dengan permintaan customer sebelum dikemas (packing). Berikut ini adalah tampilan cutting paper machine di PT Indah Kiat Tangerang Mill.

  6. Pada proses ini, kertas yang telah disortir kemudian dikemas sebelum dikirim ke gudang sementara atau langsung dikirim kepada customer

    Gambar 3.6 Proses packing
    Gambar 3.7 Layout Proses Produksi Sistem Berjalan ( proses manual )

Rancangan Sistem Usulan

Gambar 3.8 Layout Proses Produksi Sistem Usulan ( Non Sorting )

Untuk menganalisa sistem yang akan diusulkan, pada penelitian ini digunakan kecerdasan buatan dengan sistem otomatisasi pada satu alat yang diusulkan yaitu fokus penelitian ini mengarah kepada teknologi apa saja yang digunakan untuk menjadikan proyek ini menjadi berbasis Otomatisasi.

Gambar 3. 9 flowchart sistem usulan

Metode Prototype

Pembuatan Alat

Penelitian ini berfungsi untuk Meningkatkan Produktivitas Pada Departemen Produksi PT Indah Kiat , didahului dengan mempelajari proses produksi di PT indah kiat secara langsung di lapangan dan meneliti permasalahan yang berkaitan dengan efisiensi produksi. Serta memikirkan alternatif pemecahannya. Untuk itu maka metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan secara langsung di PT Indah Kiat pulp and paper tbk.

Pada perancangan alat yang penulis buat disini meliputi perancangan perangkat keras (Hardware), perangkat lunak (Software) dan interface. Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan alat yang dijabarkan dan perancangan sistem secara keseluruhan membutuhkan beberapa alat dari bahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam pembuatan sistem, adapun deskripsi komponen untuk alat dan bahan, sebagai berikut:
Peralatan dan Bahan yang di gunakan meliputi :

  1. Alat
    komponen yang digunakan pada pembuatan alat ini ialah sebagai berikut

    1. a.Seperangkat alat penyolderan ; solder, obat solder, timah solder

    2. b. Laptop dengan spesifikasi ;
      Processor : AMD.
      Memory ( ram ) : 4096 Mb.
      Operating system : windows 7 32bit ultimite edition
      Harddisk : 500 Gb.

  2. Bahan
    a.Mikrokontroler Wemos
    b.Sensor Infra Red
    c.LCD 16x2.
    d.Buzzer
    e.LED
    f.Adaptor
    g.Kabel Jumper
    h.Wifi

  3. Gambar 3.10 Perancangan Prototype

Diagram Blok

Gambar 3. 11 Diagram Blok


Tabel 3. 1 Cara Kerja Masing-Masing Komponen

Perancangan perangkat keras ( Hardware )

  1. Rangkaian sistem Wemos D1 Mini

    Gambar 3.12 Rangkaian Wemos

      Keterangan :
      1.Pin 2, 3, 4, 5, 6, 7. Berfungsi untuk mengirimkan data ke LCD 16x2.
      2.Pin 0. Berfungsi sebagai jalur penerimaan data ke LED dan Buzer berupa Notifikasi.
      3.Pin 8. Berfungsi sebagai input data digital dari sensor Infra Red.

  2. Sensor Infra Red

    Cahaya infra Red merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra Red akan terlihat pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Radiasi infra Red memiliki panjang gelombang antara 700 nm sampai 1 mm dan berada pada spektrum berwarna merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra Red tidak akan terlihat oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih dapat dirasakan/dideteksi.Sensor infra Red ini berfungsi sebagai input data atau mengirim sinyal pada Mikrokontroler Wemos. pada rangkaian ini sensor infra red dihubungkan ke pin digital 8 pada Mikrokontroler Wemos.

    Gambar 3. 13 Rangkaian Sensor Infra Red
  3. LCD 16 x 2

    Untuk menampilkan hasil dari inputan TSOP dan Keypad, maka dibutuhkan sebuah display untuk menampilkannya. Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD ( Liquid Crystal Display) 16*2. Rangkaian Display LCD ditunjukkan pada Gambar dim bawa ini:

    Gambar 3. 14 Rangkaian LCD 16x2

    Pada gambar diatas dijelaskan bahwa rangkaian LCD menggunakan pin RS, E, DB4, DB5, DB6 dan DB7 yang masing – masing terhubung ke pin digital Arduino Uno 2, 3, 4, 5, 6 & 7. LCD ini nantinya akan menampilkan karakter huruf yang menyatakan status sensor Infra Red.

  4. Rangkaian catu daya

    Rangkaian catu daya berfungsi untuk mensupplay arus dan tegangan keseluruh rangkaian yang ada. Rangkaian catu daya ini terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian yang berkapasitas 5 volt, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensupplay tegangan kerangkaian LED infrared , karena rangkaian LED infrared memerlukan tegangan input sebesar 12 volt. Berikut ini rangkaian gambar catu daya :

    Gambar 3.15 Rangkaian Power Suply

Perancangan perangkat lunak ( Software )

Setelah proses rangkaian perangkat keras selesai dibuat langkah selanjutnya adalah membuat perancangan perangkat lunak, meliputi penulisan listing program yang akan disimpan atau ditanam di dalam mikrokontroler dengan menggunakan suatu software Arduino, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang di buat.

  1. Memprogram Mikrokontroler Wemos dengan IDE Arduino
    Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino 1.8.3 digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Dan berikut adalah gambar listing program keseluruhan yang digunakan dengan demikian baru sistem Arduino dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan.

  2. Gambar 3.16 Tampilan listing program

      Adapun bahasa pemrograman yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
      1.include LiquidCrystal.h : berfungsi untuk memanggil library liqiud crystal
      2.LiquidCrystal lcd : menetapkan pin dari LCD
      3.onst int switchPin : D8 untuk menetapkan pin dari Infra Red
      4.int hits : 0 untuk menetapkan pin dari LED dan Buzer
      5.#include "UbidotsMicroESP8266.h" : untuk menetapkan dari wemos
      6.#define TOKEN : untuk menetapkan dari Token Ubidots
      7.#define ID : untuk menetapkan dari ID Ubidots
      8.#define WIFISSID : untuk menetapkan dari Nama Jaringan Wifi
      9.#define PASSWORD : untuk menetapkan dari Nama Pasword Wifi
      Berikut Program yang di akan Upload pada Mikrokontroler Wemos.

      Gambar 3.17 Tampilan listing program wemos


      Gambar 3.18 Tampilan listing program Ubidots
  3. Konsep Perancangan Web Ubidots.
    Web Ubidot adalah suatu media penyimpanan data yang open scout yang memproses data analog dan digital yang di kirim oleh mikrokontroler seperti arduino dan raspberry. Ubidots menghasilkan data statistik dan analog secara online, kelebihan ubidots dapat di pasang lebih dari 3 sensor dan maksimal 5 sensor untk free user dan untuk lebih dari 5 sensor harus upgrade ke premium user. Pada pengujian ubidot ini menggunakan 1 buah sensor, yaitu sensor infra red seperti yang di tunjukan pada gambar di bawah ini.

  4. Gambar 3.19 Konsep Perancangan Web Ubidots

    Pada gambar di atas dalam web ubidot terdapat data jumlah kertas dari sensor infra merah yang di kirim oleh mikrokontroler Wemosyang di kirim ke ubidots setiap 10 menit sekali.

Cara Kerja Alat

Alat ini di buat untuk dapat memberikan kemudahan dalam melakukan penghitungan secara otomatatis dan dapat di lakukan pengawasan ketika berada di luar ruangan serta untuk memberikan kontribusi kepada perusahaan. Berikut ini adalah sebuah kerja suatu alat berdasarkan dari input, proses dan output yang diinginkan:

  1. Masukan ( Input )
    Input data akan di lakukan secara otomatis oleh sensor infra red untuk mendeteksi pergerakan kertas atau menghitung kertas yang melewati sensor yang ada pada konveyor.

  2. Proses ( Process )
    Selanjutnya dari sensor infra red di proses oleh Mikrokontroler Wemos untuk menghubungkan jaringan internet wifi yang akan dikirim keparangkat Device ( Android /PC ) berupa tampilan wabsite/Iot secara real time dengan format waktu saat ini, Proses pengambilan data penghitungan di lakukan oleh sensor Infra Red secara terus menerus ketika sistem input sensor menghitung kertas kemudian akan di kirim ke LCD untuk menampilkan jumlah angka kemudian LED Indikator akan menyala ketika sensor melakukan penghitungan kertas dan Buzer mengeluarkan bunyi sebagai notifikasi ketika sensor bekerja dengan baik pada saat penghitungan.

  3. Keluaran ( Output )
    Jika sensor infra red mendeteksi adanya pergerakan kertas untuk memulai penghitungan maka output akan menampilkan angka pada layar LCD dan LED Indikator akan menyala ketika sensor melakukan proses penghitungan kemdian Buzer akan mengeluarkan suara sebagai notifikasi ketika sensor bekerja dengan baik. Sebaliknya jika sensor tidak mendeteksi pergerakan kertas atau tidak menghitung maka LED dan Buzer tidak akan merespon.

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

permasalahan Yang Dihadapi

Selama masa penelitian, penulis mengidentifikasi penyebab dari beberapa permasalahan yang dihadapi di area sortir.

  1. Faktor Manusia
    Kurangnya ketelitian dari operator sortir dalam menghitung Kertas.
    Cara penghitungan kertas belum maksimal.
    Kurang efisiensi waktu

  2. Faktor Mesin
    Kurangnya teknologi penunjang proses produksi bagian Finishing
    Penggunaan sistem masih manual

Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghapus permasalahan di area finishing-sortir adalah sebagai berikut:

  1. Faktor Manusia: dalam hal ini faktor manusia menjadi penyebab terjadinya customer complain terkait selisih jumlah kertas disetiap rim kertas, karena tingkat ketelitian operator sortir yang rendah dalam menghitung kertas karena menyesuaikan dengan tingginya target produksi.Solusi dari factor manusia ini adalah dengan pemanfaatan tenaga kerja sortir dalam menghitung kertas secara manual seminimal mungkin.

  2. Faktor Mesin: dalam hal ini faktor mesin juga menjadi penyebab permasalahan diarea sortir terkait tingginya angka selisih hitung jumlah kertas dan lamanya proses produksi di area finishing-sortir. Sebab apabila ada teknologi yang dapat menggantikan tenaga kerja sortir dalam menghitung kertas secara manual, tentunya akan mengurangi angka kesalahan cutomer complain terkait selisih hitung kertas ditiap rim dan mempersingkat proses waktu produksi di area finishing-sortir. Solusi dari factor mesin ini adalah dengan menggunakan alat bantu Counting dengan Arduino Uno melalui project non sorting.

Alternatif Pemecahan Masalah

Dari rangkuman permasalahn-permasalahan diatas, penulis memberikan beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang ada, antara lain ;

  1. Mengkaji lebih dalam mengenai sistem yang akan dibuat, sehingga menjadikan sistem ini menjadi solusi di area finishing-sortir agar terhindar dari customer complain terkait selisih jumlah kertas ditiap rim kertas.

  2. Mengkaji lebih dalam tentang pembuatan sistem ini, sehingga sistem ini tidak dianggap abstrak dan juga dapat diwujudkan menjadi nyata.

  3. Sistem yang dibuat diharapkan memiliki kemampuan yang dibutuhkan dalam mempersingkat proses produksi di area finishing-sortir. adapun sistem yang diusulkan dan alternatif dalam pemecahan masalah dapat dilihat pada flowchart sistem.

  4. Membuat sistem yang bekerja secara otomatis pada sensor infra red yang dapat mendeteksi pergerakan kertas kemudian dikirirm pada LCD berupa data angka sesuai target produksi.

  5. Membuat sistem yang akan melakukan monitoring secara real-time dan akan memberikan notifikasi kepada operator atau managemen dalam format waktu sekarang.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder mengenai seluruh rancangan sistem. Berikut adalah hasil Elisitasi Tahap I:

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan Tabel 3.4. terdapat 3 requirement yang optionnya Inessential (I) dan harus dieliminasi. Semua requirement tersebut merupakan bagian dari sistem yang dibahas, namun sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, sistem masih dapatrunning tanpa error. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada gambar elisitasi berikut ini :

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Keterangan :
1. M= Mandatory , D = Desirable , I =Inessential M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting)Maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting)Maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi) Maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut adalah gambar elisitasi tersebut.

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Keterangan :
1. T:Technical dan O:Operational
2. E:Economic dan L: Low
3. M:Middle dan H:High

  1. T (Technical)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?

  2. O (Operational)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan elisitasi tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?

  3. E(Economic)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem?

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:
1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.
2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.
3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

Final Elisitasi

Final elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem penghitung jumlah kertas. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkanlah 11 functional dan 1 nonfunctional final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem pengontrolannya. Berikut tabel final elisitasi tersebut:

Tabel 3.5 Final Elisitasi

BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Rancangan Sistem Usulan

Rancangan sistem usulan ini bertujuan untuk memberi alternatif pemecahan masalah problematika yang ada pada PT Indah Kiat Seksi Finishing. Setelah melakukan perancangan dan pemasangan terhadap komponen, Selanjutnya melakukan serangkaian uji coba untuk masing-masing blok rangkaian yang sudah dibangun. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil seperti yang diharapkan. Untuk lebih jelas tentang pembahasan hasil uji coba, maka dapat dilihat pada sub bab, berikut:

Pengujian Black box

pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

Tabel 4. 1 Pengujian Black Box

Pengujian Rangkaian Catu Daya

Catu daya sebagai sumber tegangan pergerakan alat merupakan bagian yang sangat penting. Dalam merealisasi sistem alat ini dibutuhkan catu daya cukup besar untuk melakukan pergerakan. Mikrokontroler Wemos hanya membutuhkan tegangan sebesar 5v untuk dapat bekerja, sedangkan untuk sensor Infra Red minimal 3.5v dan bisa menerima tegangan sampai dengan 5v.

Pengujian Catu Daya untuk Mikrokontroler wemos dilakukan dengan cara menggunakan multitester. Ujung multitester berwarna merah dihubungkan ke pada pin positif pada soket USB dan ujung multitester berwarna hitam dihubungkan ke pin negatif pada soket USB.


Setelah dilakukan pengujian sesuai gambar 4.1 didapatkan hasil tegangan yang keluar dari Catu Daya sebesar 5v dengan arus 3 Ampere. Hasil ini bisa dikatakan cukup untuk menghidupkan Mikrokontroler Wemos dan sensor Infra Red.

Pengujian Sensor Infra Red

Pengujian terhadap sensor Infra Red ini untuk mengetahui apakah sensor dapat mendeteksi pergerakan benda berada di depanya atau tidak, jika dihubungkan pada sebuah port arduino :

Gambar 4.2 Pengujian Sensor Infra Red


Tabel 4. 2 Pengujian Sensor Infra Red
  1. Keterangan :
    pengujian diatas, ketika sensor dalam kondisi normal atau tidak ada objek kertas di hadapan sensor maka tegangan yang dihasilkan adalah logika high, sedangkan ketika sensor diberikan objek kertas, tegangan yang dihasilkan adalah low. Karena prinsip kerja dari rangkaian ini adalah aktif low, maka dapat diambil kesimpulan bahwa semua sensor bekerja dengan baik dan dapat digunakan.

  2. Hasil Pengujian Listing Program Sensor Infra Red :

    Gambar. 4. 3 Listing Pengujian Sensor Infra Red

Pengujian Microcontroler Wemos

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Microcontroler Wemos dapat berfungsi menghubungkan wifi ke perangkat Device dengan baik.

Gambar. 4. 4 Pengujian Microcontroler Wemos



Gambar. 4. 5 Listing Program Microcontroler Wemos

Pengujian LCD 16 X 2

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah port arduino dapat berfungsi menampilkan karakater seperti yang di tuliskan dalam program.

    Alat yang digunakan pengujian LCD :
    a. Catu Daya 9 volt
    b.LCD 16 X 2
    c.Ide Arduino
    d.Variabel Resistor

    Gambar. 4.6 Pengujian LCD 16 x 2


    Gambar. 4.7 Listing Program LCD

Pengujian Ubidots Terkirim

Pada pengujian Ubidots ini dimana Hasil penghitungan oleh sensor akan di kirimkan dari Microcontroler Wemos yang akan di kirimkan otomatis ke Ubidots.
Adapun listing program yang digunakan pada pengujian Email ini adalah :

Gambar 4.8 Hasil pengujian statistic Ubidots



Gambar. 4.9 Hasil Pengujian Penghitungan Ubidots


Gambar. 4.10 Listing program Pemanggilan Ubidots

Pengujian LED Indikator

Pengujian terhadap lampu LED Indikator yang bertujuan untuk mengetahui apakah sensor terhalang oleh kertas atau tidak.Ketika sensor terhalang oleh kertas lampu LED akan menyala dan ketika sensor tidak terhalang oleh kertas lampu LED tidak menyala. Berikut ini pengujian LED Indikator :

Gambar. 4.11 Pengujian LED ketika sensor terhalang kertas

Pengujian Buzer

Pengujian Buzer ini dapat mengeluarkan suara menjadi gelombang getaran berupa suara. Proses dari perubahan gelombang elektromagnet menuju ke gelombang bunyi tersebut bermula dari aliran listrik yang ada pada penguat audio (suara) kemudian dialirkan ke dalam kumparan.

Dalam kumparan ini terjadilah pengaruh gaya magnet pada Buzer yang sesuai dengan kuat-lemahnya arus listrik yang diperoleh maka getaran yang dihasilkan yaitu pada membran akan mengikuti. Dengan demikian, terjadilah gelombang bunyi.

Pengujian Buzer ini berfungsi sebagai notifikasi ketika sensor terhalang oleh kertas atau tidak, jika kertas tidak terhalang oleh kertas maka buzer tidak akan mengeluarkan bunyi begitupun sebaliknya.

Gambar. 4.12 Pengujian Buzer


Gambar. 4.13 Listing Program Pengujian Buzer

Estimasi Biaya

Berikut ini Perincian pembuatan alat penghitung jumlah lembar kertas Adalah :

BAB V

PENUTUP


Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai sistem penghitungan jumlah kertas menggunakan sensor infra red dengan tiga mode output pada PT Indah Kiat seksi finishing adalah sebagai berikut:

  1. Menciptakan alat penghitung jumlah lembar kertas menggunakan sensor Infra Red dengan tiga mode output yang dirancang otomatisasi dan dibuat untuk menghitung jumlah lembar kertas sehingga dapat memberikan penghitungan yg lebih akurat dari pada menggunakan tenaga manusia.

  2. Proses konfigurasi program ke dalam mikrokontroler wemos mempengaruhi kinerja sistem sensor infra red untuk mendeteksi kertas di atas konveyor mesin melalui tiga mode output yaitu LCD,Buzer,LED indikator sehingga alat ini dapat memberikan notifikasi kepada manusia ( Operator ).

  3. Dari alat penghitung jumlah lembar kertas yang telah dirancang dapat dilihat secara langsung hasil penghitungan kertas melalui perangkat device dilokasi manapun, dimana perangkat device (pc.android ) akan memberikan data jumlah kertas dengan tampilan Web Ubidots yang telah diterima dari sensor infra Red (Input).

Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat

Berikut kesimpulan perihal tujuan dan manfaat mengenai sistem penghitungan jumlah lembar kertas pada PT Indah Kiat seksi finishing adalah sebagai berikut:

  1. Sistem penghitungan jumlah lembar kertas ini mampu dijadikan sebagai penghitungan secara otomatisasi yang lebih akurat di PT Indah kiat seksi finishing.

  2. Sistem monitoring ini menggunakan perangkat Device, karena data keluaran ditampilkan melalui Web Ubidot yang dapat di akses dimanpun berada sesuai jangkauan internet wifi.

  3. Parameter penggunaan alat dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan PT Indah Kiat terutama pada bagian seksi finishing.

Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

Berikut kesimpulan perihal metode penelitian mengenai alat penghitung jumlah lembar kertas ini menggunakan Sensor Infra Red pada PT Indah Kiat adalah sebagai berikut:

  1. Bahwa alat penghitung jumlah lembar kertas ini belum pernah ada di PT Indah Kiat, sehingga peneliti membuat penelitian ini.

  2. Dalam merancang alat penghitungan ini menggunakan Sensor Infra Red, mikrokontroler wemos, LCD, Buzer, LED dan perangkat Device.

  3. Pengujian terhadap sistem berjalan dengan baik.


Saran

Berdasarkan perancangan dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam rangka pengembangan yaitu:

  1. Hendaknya menggunakan jaringan internet dengan kualitas yang lebih baik sehingga jaringan wifi lebih stabil untuk di terima oleh perangkat device.

  2. Agar dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan, Pihak perusahaan khususnya seksi finishing diharapkan dapat melakukan pemasangan alat penghitung kertas secara otomatis.

  3. Dalam kondisi sesungguhnya alat penghitung kertas secara otomatis ini memerlukan daya yang cukup besar, maka untuk monitoring LCD lebih baik menggunakan Programable Logic Control ( PLC ).

  4. Informasi hasil penghitungan jumlah kertas dapat diintegrasikan dengan database sehingga dapat berfungsi untuk data rekapitulasi hasil jumlah kertas bagian seksi finishing.

Kesan

Adapun kesan yang didapatkan setelah melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, diantaranya:

  1. Mendapatkan banyak ilmu dan wawasan yang sebelumnya tidak terdapat di dalam perkuliahan.

  2. Menambah ilmu sosial terhadap masyarakat, dan instansi terkait.

  3. Belajar bagaimana menanggapi permasalahan dilingkungan masyarakat khususnya dibidang teknologi

DAFTAR PUSTAKA

  1. Suprihadi. 2013. Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller. Vol.6 No.3 - Mei 2013 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
  2. 2,0 2,1 2,2 Rusdiana, Irfan. 2014. “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung: Pustaka Setia.
  3. Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  4. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
  5. Subhan, Mohamad. 2012 Analisa Perancangan Sistem. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia.
  6. Aisyah, Siti dan Nawang Kalbuana. 2011."Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME". Jurnal CCIT Vol-4 No.2 – Januari 2011.
  7. 7,0 7,1 7,2 7,3 Darmawan. Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
  8. Tiara,Khanna. 2013. “Sistem Monitoring Inventory Control Pada Cv. Cihanjuang Budi Jaya”.Tangerang: STMIK RAHARJA
  9. Nikolaos Bourbakis, Konstantina S. Nikita and Ming Yang. 2013. International Journal of Monitoring and Surveillance Technology Resarch. Vol 1:2, ISSN:2166-7241, EISSN:2166-725X. IGI PA, USA.
  10. Uzzaman. Anis. 2015. Panduan Membangun Starup Ala Sillicon Valey. Yogyakarta
  11. Rizky, Soetam.2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.
  12. Sastra Hadiprawira,Arie.2014.”Pembangunan Aplikasi Game Cerita Rakyat Fabel”.Skripsi.Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,Universitas Komputer Indonesia.Bandung.
  13. Shivani Acharya dan Vidhi Pandya Lecturer.Bridge between Black Box and White Box–Gray Box Testing Techniqu. International Journal of Electronics and Computer Science Engineering. ISSN- 2277-1956 Vol.2.
  14. Srinivas, Nidhra. Jagruthi, Dondeti. 2012. “Black Box And White Testing Techniqeus a Literature Review”. International Journal of Embedded Systems and Applications ( IJESA, Vol.2, No.2, 2012)
  15. Archarya,Shivani. Pandya, Vidhi. 2013.Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique Internasional Journal of Electronics and Computer Science Engineering ISSN- 2277-1956 Volume 2 No.1
  16. Rizky. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
  17. 17,0 17,1 Mulyana, Eka dan Rindi Kharisman. 2014. Perancangan Alat Peringatan Dini Bahaya Banjir Dengan Mikrokontroler Arduino Uno R3. Citec Journal Vol. 1, No. 3, Mei 2014-Juli 2014.
  18. Santoso, Ari Beni, Martinus dan Sugiyanto. 2013. Pembuatan Otomasi Pengaturan Ketera Api, Pengereman, dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler. Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1, Januari 2013.
  19. Syahwil,Muhammad.2013."panduan mudah simulasi & praktek Mikrokontroler Arduino".Yogyakarta:ANDI
  20. Syahrul. 2012. Perancangan Sistem Kontrol Robot Pemindah Barang Menggunakan Aplikasi Android Berbasis Arduino Uno.. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. diakses dari: (widuri.raharja.info, tanggal: 04 September 2015).
  21. Malik, Ibnu dan Mohammad Unggul Juwana. 2010. ANEKA PROYEK Mikrokontroler PIC16F84/A. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  22. 22,0 22,1 22,2 Alfith. 2015. “Perancangan Traffic Light Berbasis Microcontroller ATmega 16”. Jurnal Momentum Vol.17, No.1, Februari 2015.
  23. Joni, I Made, Budi Raharjo. 2011. Pemrograman C dan Implementasinya. Informatika Bandung.
  24. Krisianto, Andy. 2014. Internet Untuk Pemula. Jakarta : PT. Elex Media Koputindo.
  25. Hakiem, Ilmiawan. 2014. “Toko Teknologi Electronic Design And Repair”. Porbolinggo: PT Toko Teknologi Mikro Elektronik Nusantara
  26. Istianto, Jazi Eko. 2014. “Pengantar Elektronika Dan Instrumentasi (Pendekatan Project Arduino Dan Android)”. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
  27. Sachdeva, Amitesha. 2017. Pengembangan Mesin Pengambilan dan Pencocokan Warna Multi-Industri Otomatis Menggunakan Mikrokontroler Arduino Nano dan Sensor Warna TCS3200.
  28. Sulistyowati dan Dedi Dwi Febriantorodi.2012.”Perancangan Prototype sistem kontrol dan monitoring pembatas daya listrik berbasis mikrokontroler”.Jurnal IPTEK Vol.16, No.1
  29. Ramadhan, Arsyad. 2013. Implementasi Visible Light Communication (VLC) Pada Sistem Komunikasi. Jurnal Teknik Elekro Itenas No.1 Vol. 1, Januari - Juni 2013.
  30. Guritno. 2011. "Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi." Yogyakarta : CV Andi Offset.
  31. Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.
  32. Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A.1. Surat Pengantar SKRIPSI

A.2 Surat Penerima Observasi

A.3. Form Penggantian Judul

A.4. Kartu Bimbingan

A.5. Kartu Study Tetap Final (KSTF)

A.6. Form Validasi SKRIPSI

A.7. Kwitansi Pembayaran SKRIPSI

A.8. Daftar Mata kuliah yang Belum di Ambil

A.9. Daftar Nilai

A.10. Formulir Seminar Proposal

A.11. Formulir Pertemuan Stakholder

A.12. Sertifikat TOEFL

A.13. Sertifikat PROSPEK

A.14. Sertifikat IT Internasional Minimal 1

A.15.Sertifikat IT Nasional (Minimal 5 sertifikat IT)

A.17.Curiculum Vitae

A.18.Ijazah SMK/SMA

A.19.Katalog Produk